Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KEPEMIMPINAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Disusun oleh :
1. Nurlita Aulia Putri 12040121269
2. Luthfiatul Hasanah 12040121550
Psikologi Sosial

DOSEN PENGAMPU:
Ginda harahap dr. M.agginda harahap dr. M.ag

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, Desember 2021

Penyusun Makalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1. Latar Belakang..........................................................................................1
2. Rumusan Masalah.....................................................................................2
3. Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
1. Term-term kepemimpinan dalam perspektif islam...................................3
1.1 Term Kepemimpinan Ro`in...................................................................5
1.2 Term Kepemimpinan Amir....................................................................5
1.3 Term Kepemimpinan Khalifah..............................................................5
1.4 Term Kepemimpinan Imam...................................................................6
2. Tugas Dan Fungsi Kepemimpinan............................................................7
3. Kelemahan-Kelemahan Kepemimpinan Dalam Islam............................11
BAB III PENUTUP..............................................................................................12
1. Kesimpulan..............................................................................................12
2. Saran........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Allah swt. menciptakan manusia adalah untuk menyembah kepada-Nya (QS


al-Zariyat/51: 56). Bahagian dari perwujudan ibadah adalah semua manusia
dituntut antara lain hidup teratur dan damai dalam rangka kemasla-hatannya.
Mewujudkan hidup teratur dan damai, diantaranya dibutuhkan pemimpin yang
bisa mengyomi dan menjembatani antar manusia, baik antar individu maupun
antar kelompok yang ada dalam masyarakat. Persoalan pemimpin adalah salah
satu misi yang diamanatkan Allah swt. kepada manusia (QS al-Baqarah/2: 30).
Ayat ini memberi informasi bahwa penciptaan Nabi Adam AS.yang diyakini umat
Islam sebagai manusia pertama di alam raya ini adalah untuk menjadi pemimpin
yang diambil dari salah satu makna khalifah seperti salah satu kata yang
disebutkan dalam ayat tersebut. Misi yang diimbang oleh manusia sejak lahirnya
manusia pertama adalah persoalan kepemimpinan yang berlaku umum untuk
semua manusia, baik yang diberi amanah sebagai pemimpin maupun bagi umat
yang dipimpinnya pada semua aspek kehidupannya. Itulah sebabnya memilih
pemimpin sebagai bahagian dari masalah kepemimpinan yang diamanatkan
kepada manusia adalah hal sangat penting.

1
2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah, antara lain:
 Apakah term-term kepemimpinan dalam perspektif islam ?
 Apakah tugas dan fungsi kepemimpinan ?
 Apakah kelemahan-kelemahan kepemimpinan dalam islam ?

3. Tujuan

Makalah ini dibuat dengan empat tujuan pembelajaran sebagai berikut :


 Untuk mengetahui term-term kepemimpinan dalam perspektif islam
 Untuk mengetahui tugas dan fungsi kepemimpinan
 Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan kepemimpinan dalam islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Term-term kepemimpinan dalam perspektif islam

Ada beberapa term yang sudah lazim dipakai dalam khazanah Islam dalam
hal kepemimpinan, yaitu: khalifah, ulul amri, imam dan malik. Khalifah
sebagaimana didefinisikan oleh Ibnu Khaldun memiliki dua tuntutan
kemaslahatan dunia dan akhirat. Dalam satu sisi, pemimpin merupakan pengganti
kepemimpinan yang mendapat mandate dari langit setelah Rasul tiada. Sedangkan
pada sisi yang lain, pemimpin mengatur manusia di bumi yang barang tentu
rasionalitas pemimpin harus berjalan dengan kondisi objektif di bumi (Baharuddin
dan Umiarso, 2012: 82). Istilah ulul amri dapat diartikan sebagai pemilik
kekuasaan dan pemilik hak untuk memerintahkan sesuatu. Seseorang yang
memiliki kekuasaan untuk memerintahkan sesuatu berarti yang bersangkutan
memiliki kekuasaan untuk mengatur dan mengendalikan keadaan (Salim, 2004:
231).

Di dalam al-Qur’an Surat An-Nisa’: 83 mengidentifikasi akan eksistensi


kepemimpinan yang sangat terkait dengan kepemimpinan Tuhan dan Rasul-Nya
sehingga setelah Nabi wafat maka ulil amri sebagai rujukan dalam menghadapi
masalah serta menjadi kewajiban untuk selalu ditaati. Selanjutnya, kata imam
yang berakar dari huruf hamzah dan mim, kedua huruf tersebut mempunyai
banyak arti, diantaranya ialah pokok, tempat kembali, jama’ah, waktu dan maksud
(Zakariyya, 1989: 21). Para ulama mendefinisikan kata imam sebagai setiap orang
yang dapat diikuti dan ditampilkan ke depan dalam berbagai permasalahan.
Sedangkan untuk term al-Malik bermakna seseorang yang mempunyai
kewenangan untuk memerintahkan sesuatu dan melarang sesuatu dalam kaitan
dengan sebuah pemerintahan (Zakariyya, 1989: 351). Sehingga inti dari pada
term-term kepemimpinan di atas mengandung persamaan pada ranah menuntun
3
atau memobilisasi sejumlah manusia untuk mencapai tujuan bersama yang
diridhai oleh Allah SWT. Artinya, term-term tersebut bermuara pada pengabdian
manusia terhadap Sang Pencipta-nya dalam menggapai kebahagiaan dunia dan
akhirat. Dalam hal ini, Islam mengarahkan kepemimpinan pada prinsip-prinsip
kepemimpinan Islam, yaitu amanah, adil, syura (musyawarah), dan amr ma’ruf
nahi munkar yang harus diaplikasikan dalam perilaku kepemimpinan. Dalam
keterangan yang lain (Rivai dan Arifin, 2009: 136) disebutkan salah satu prinsip
kepemimpinan Islami adalah: Pertama, berpegang teguh amanah sebagaimana
ditegaskan dalam Surat Al-Hajj Ayat 41:

ُ‫ة‬Eَ‫ر َوهّٰلِل ِ عَاقِب‬E


ِ ۗ E‫وْ ا َع ِن ْال ُم ْن َك‬EEَ‫ف َونَه‬ ْ Eِ‫ رُوْ ا ب‬E‫ ُوا ال َّزكٰ وةَ َواَ َم‬Eَ‫ ٰلوةَ َو ٰات‬E‫الص‬
ِ ْ‫ال َم ْعرُو‬E ٰ
ِ ْ‫اَلَّ ِذ ْينَ اِ ْن َّم َّكنّهُ ْم فِى ااْل َر‬
َّ ‫ا ُموا‬EEَ‫ض اَق‬
‫ااْل ُ ُموْ ِر‬

“(Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di bumi, mereka


melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang makruf dan
mencegah dari yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan”.

Kedua, melaksanakan amar al-makruf dan nahyu al-munkar sebagaimana


dalam Surat Ali Imran ayat 110:

‫هّٰلل‬
َ‫ب لَ َكان‬ ِ ْ‫اس تَْأ ُمرُوْ نَ بِ ْال َم ْعرُو‬
ِ ‫ف َوتَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َوتُْؤ ِمنُوْ نَ بِا ِ ۗ َولَوْ ٰا َمنَ اَ ْه ُل ْال ِك ٰت‬ ِ َّ‫ت لِلن‬ ْ ‫ُك ْنتُ ْم خَ ي َْر اُ َّم ٍة اُ ْخ ِر َج‬
َ‫خَ ْيرًا لَّهُ ْم ۗ ِم ْنهُ ُم ْال ُمْؤ ِمنُوْ نَ َواَ ْكثَ ُرهُ ُم ْال ٰف ِسقُوْ ن‬

“(Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di bumi, mereka


melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat yang makruf dan
mencegah dari yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan”.

4
1.1 Term Kepemimpinan Ro`in

Istilah al-rā'in pada dasarnya berarti penggembala yang bertugas memelihara


binatang, baik yang terkait dengan pemberian makanan maupun dengan
perindungan dari bahaya. Dalam perkembangan selanjutnya, kata tersebut juga
dimaknai pemimpin, karena tugas pemimpin sebenarnya hampir sama dengan
tugas penggembala yaitu memelihara, mengawasi dan melindungi orangorang
yang dipimpinnya.

1.2 Term Kepemimpinan Amir

Kata amir merupakan bentuk isim fa'il yang berarti memerintahkan atau
menguasai. Pada dasarnya kata tersebut memiliki lima makna pokok, yaitu
antonim kata larangan, tumbuh atau berkembang, urusan, tanda, dan sesuatu yang
menakjubkan.

1.3 Term Kepemimpinan Khalifah

Dalam al-Qur'an, kata khalifah disebut pada dua konteks. Pertama, dalam
konteks pembicaraan tentang Nabi Adam as. Konteks ayat ini menunjukkan
bahwa manusia dijadikan khilafah di atas bumi ini bertugas memakmurkannya
atau membangunnya sesuai dengan konsep yang ditetapkan oleh Allah. Kedua, di
dalam konteks pembicaraan tentang Nabi Daud as. Konteks ayat ini menunjukkan
bahwa Daud menjadi khalifah yang diberi tugas untuk mengelola wilayah yang
terbatas. Melihat penggunaan kata khalifah di dalam kedua ayat tersebut, dapat
dipahami bahwa kata ini lebih dikonotasikan pada pemimpin yang diberi
kekuasaan untuk mengelola suatu wilayah di bumi. Dalam mengelola wilayah
kekuasaan itu, seorang khalifah tidak boleh berbuat sewenangwenang atau
mengikuti hawa nafsunya.

5
1.4 Term Kepemimpinan Imam

Imam berasal dari akar kata amma-yaummu-ammun yang berarti al- qasdu
yaitu sengaja, al-taqaddum yaitu berada di depan atau mendahului, juga bisa
berarti menjadi imam atau pemimpin (memimpin). Imam di sini berarti perihal
memimpin. Sedangkan kata imam merupakan bentuk ism fa’il yang berarti setiap
orang yang memimpin suatu kaum menuju jalan yang lurus ataupun sesat. Bentuk
jamak dari kata imam adalah a’immah. Imam juga berarti bangunan benang yang
diletakkan di atas bangunan, ketika membangun, untuk memelihara kelurusannya.
Kata ini juga berarti orang yang menggiring unta walaupun ia berada di
belakangnya.

6
2. Tugas Dan Fungsi Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah keperluan yang azasi dalam kehidupan manusia.


Tugas kepemimpinan adalah memimpin jiwa-jiwa manusia untuk tunduk dan taat
kepada Allah dan rasul-Nya, bukan sekedar hal-hal yang bersifat material, atau
dengan kata lain mendidik iman dan taqwa.Pemimpin dalam Islam memiliki
fungsi ganda yang harus dilaksanakan secara integral. Pertama, adalah
melaksanakan fungsi sebagai leader, yakni untuk menggantikan misi kenabian
dalam rangka menjaga al-din (likhilafati al-nubuwah fi kharosati al-din). Kedua,
fungsi manajerial, yaitu mengatur organisasi untuk urusan duniawi (fi syiyasati al-
dunya) (Imam al-Mawardi).Manusia dihadirkan ke bumi adalah sebagai abdullah
dan khalifatullah fi al ardh. Kedua peran tak bisa dipisahkan, sebagai abdullah
tugasnya menjadi khalifah dan menjadi khalifah adalah dalam rangka abdullah.
The two faces of the same coin.

Di bumi ada tanah, air, udara, flora, fauna, dan sebagainya, dan manusia.
Jadi tugas manusia adalah mengelola alam dan memimpin sesama manusia. Dan
setiap individu harus bertanggung jawab.Firman Allah :“Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau
dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui.” (QS 2:30)

Dan Hadits :“Dari Abdillah bin Umar berkata : Aku mendengar Rasulullah
saw bersabda: Kamu sekalian adalah pemimpin, dan kamu bertangbertangggung
jawab atas apa yang kamu pimpin, seorang Imam adalah pemimpin, dan dia
bertanggung jawab dengan kepemimpinannya, Seorang Laki-laki adalah
pemimpin di dalam keluarganya, dan dia bertanggung jawab atas keluarganya,
Seorang Perempuan adalah pemimpin di dalam rumah suaminya, dan dia
bertanggung jawab atas rumah suaminya, dan seorang budak adalah pemimpin

7
atas harta tuannya, dan bertanggung atas harta tuannya, dan seseorang adalah
penjaga atas harta bapaknya dan bertanggung jawab atas harta bapaknya. Maka
kamu sekalian adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas apa yang kalian
pimpin.

Menjadi khalifah adalah karena tugas mengabdi kepada Allah (abdullah),


karena itu pemimpin sejatinya adalah Allah. Ketundukan dan ketaatan sejatinya
kepada Allah. Manusia ditakdirkan sebagai mahluk sosial, maka harus dan hanya
bisa bekerja dalam jama’ah (kelompok). Tak ada sukses sendiri. Di setiap
kelompok diharuskan ada pemimpinnya.Kelompok kecil misalnya keluarga atau
kelompok dalam bepergian, maupun kelompok besar misalnya institusi, suku atau
bangsa harus ada satu orang menjadi pemimpinnya. Untuk mendapatkan
pemimpin yang tepat, maka harus mengikuti tuntunan Allah dan Rasul-
Nya.Muhammad Rasulullah Saw adalah Pemimpin Agung umat manusia yang
harus diikuti dengan kepatuhan dan ketaatan seluruh manusia dan semua
kelompok manusia.

Maka semua pemimpin kelompok manusia haruslah taat kepada Allah dan
Rasul-Nya. Pemimpin kelompok yang tunduk dan taat kepada Allah dan Rasul-
Nya harus ditaati semua anggota kelompoknya. Firman Allah :“Hai orang-orang
yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kamu.
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama dan lebih baik
akibatnya.” (QS. 4: 59). Siapa saja yang mengambil sebagai pemimpinnya selain
Allah dan Rasul-Nya maka pemimpinnya adalah iblis. Siapa saja yang menjadikan
orang-orang kafir sebagai sahabatnya maka mereka termasuk golongan
mereka.Memilih orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin adalah
terlarang,Firman-Nya:“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu);
sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa

8
diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang
itu termasuk golongan mereka.

Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang


zalim.” (QS 5: 51)Menjadikan orang-orang kafir sebagai wali, pelindung,
penolong, teman setia juga terlarang. (QS 3:28; 3:118; 4:89; 4:139; 4:144; 9:16).
Dalam hal kepemimpinan Muhammad Rasulullah Saw, setidaknya ada dua hal
yang penting yang bisa dipakai sebagai standar kepemimpinan Islami, yaitu Al
Amin dan Uswah. Al Amin akan lebih mudah dijelaskan bila kita fahami sebagai
credible, yaitu sebagai pemimpin yang dapat dipercaya untuk melaksanakan tugas
apapun dengan sukses.

Pemimpin yang ideal, yang memiliki pemimpin Islam, adalah hasrat untuk
semua orang. Karena pemimpin ini akan membawa organisasi, pendiri, tanah dan
ibu, dan oleh karena itu pemimpin mutlak diperlukan untuk kebaikan rakyat.
Imam al-Mawlawi menyinggung hukum dan tujuan kepemimpinan dalam
keputusan Tentara Salib. Dia mengatakan bahwa membangun peran
kepemimpinan dalam pendapat Islam adalah suatu keharusan dalam kehidupan
sosial. Selain itu, katanya, kehadiran pemimpin dalam kepemimpinannya sangat
penting. Misalnya, ini berarti bahwa kepemimpinan memiliki dua tujuan: (1)
Nilai-nilai dalam agama dan ini merupakan alternatif dari misi kenabian untuk
melindungi agama; (2) dan Siyasati ad Dun untuk menjalankan atau memerintah
urusan dunia. Dengan kata lain, tujuan kepemimpinan adalah menciptakan rasa
aman, keadilan, dan ketenaran, menegakkan Ammar Maarouf Nahi Munkar,
peduli terhadap orang, dan mengatur serta memecahkan masalah masyarakat. (3)
Berbicara tentang pertanyaan hukum dalam kepemimpinan Islam, adanya
kepemimpinan hukumnya adalah wajib.

9
Tetapi para ahli masih terbagi pada apakah itu wajib atau sah. Beberapa
kelompok mengatakan bahwa mereka berkomitmen karena mereka masuk akal
untuk menyerang untuk menghilangkan korupsi, kerugian, dan perpecahan yang
disebabkan oleh suatu kelompok atau kelompok. Yang lain berpendapat bahwa
penghakiman adalah wajib karena komandan direkrut langsung dari Syariah
dalam perintahnya, seperti pada QS. An-Nisa’ ayat 59 (Iswanto dkk., 2014).

Kesuksesan itu dilandasi sikap dan karya profesional sebagai perwujudan


kesalihan, dan juga karena kepemimpinan visioner, karena kemampuannya
memandang situasi jauh ke depan.Uswah adalah gambaran sebagai pemimpin
yang integritas dirinya keseluruhannya dapat dipercaya dan dapat ditiru oleh
siapapun, dan siapapun yang menirunya dijamin akan sukses dunia akhiratnya.
Termasuk integritasnya sebagai pemimpin, dia adalah guru (Jawa : bisa digugu
lan ditiru), panutan, dan trendsetter.Dunia kini dalam situasi chaos, penjajahan,
perampokan, pemaksiatan, ketidakadilan, dan sebagainya merambah ke seluruh
pelosok bumi, tak terkecuali di negeri kita.

Umat Islam sudah terhinggapi penyakit hubb ad dunya, karena itu semakin
tertindas, susah mencari figur pemimpin yang credible (Al Amin) dan dapat
menjadi panutan (Uswah). Dunia Islam sedang mengalami krisis kepemimpinan.
Saatnya kita di dunia pendidikan Islam mempersiapkan kader-kader
kepemimpinan Indonesia dan dunia. Peradaban mulia hanya akan hadir dalam
kepemimpinan Islam. Kepemimpinan Islam adalah kepemimpinan yang tunduk
patuh dan taat kepada kepemimpinan Allah dan Rasul-Nya, Muhammad Saw.

10
3. Kelemahan-Kelemahan Kepemimpinan Dalam Islam

Adapun kelemahan dari seorang pemimpin pada teori sifat diantaranya :


 Terlampau banyak sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin
 Mengabaikan unsur Follower dan Situasi serta pengaruhnya terhadap
efektivitas pemimpin
 Tidak semua ciri cocok untuk segala situasi
 Terlampau banyak memusatkan pada sifat-sifat kepemimpinan dan
mengabaikan apa yang sebenarnya dilakukan oleh pemimpin.

Untuk menyukseskan pelaksanaan tugas para pemimpin belakangan ini


telah banyak dilakukan penelitian oleh para ahli dengan harapan dapat ditemukan
model kepemimpinan yang baik atau efektif. Namun kesimpulan dari hasil studi,
ternyata tidak ada satu model tunggal yang memenuhi harapan. Dalam kaitannya
dengan ciri-ciri pemimpin, J. Slikboer menyatakan bahwa setiap pemimpin
hendaknya memiliki tiga sifat, yaitu sifat dalam bidang intelektual, berkaitan
dengan watak, dan berhubungan dengan tugasnya sebagai pemimpin. Ciri-ciri lain
yang berbeda dikemukakan oleh Ruslan Abdulgani (1958) bahwa soerang
pemimpin harus mempunyai kelebihan dalam hal menggunakan pikiran, rohani
dan jasmani.

11
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Fenomena yang terjadi sekarang ini di zaman yang dikatakan modern


dengan berbagai jenis fasilitas yang telah diciptakan, dengan akses informasi yang
serba cepat membuat kehidupan ini membuat kehidupan ini seakan mudah. seakan
mudah. Selain hal tersebut, pada Selain hal tersebut, pada zaman ini dengan
slogan zaman ini dengan slogan demokrasi setiap demokrasi setiap orang bebas
unt orang bebas untuk membuat uk membuat perkumpulan,ormas
perkumpulan,ormas ataupun parta ataupun partai yang terkategorikan kelompok
kecil ataupun besar. Ada beberapa term yang sudah lazim dipakai dalam khazanah
Islam dalam hal kepemimpinan, yaitu: khalifah, ulul amri, imam dan malik.
Khalifah sebagaimana didefinisikan oleh Ibnu Khaldun memiliki dua tuntutan
kemaslahatan dunia dan akhirat. Dalam satu sisi, pemimpin merupakan pengganti
kepemimpinan yang mendapat mandate dari langit setelah Rasul tiada. Sedangkan
pada sisi yang lain, pemimpin mengatur manusia di bumi yang barang tentu
rasionalitas pemimpin harus berjalan dengan kondisi objektif di bumi (Baharuddin
dan Umiarso, 2012: 82). Istilah ulul amri dapat diartikan sebagai pemilik
kekuasaan dan pemilik hak untuk memerintahkan sesuatu. Seseorang yang
memiliki kekuasaan untuk memerintahkan sesuatu berarti yang bersangkutan
memiliki kekuasaan untuk mengatur dan mengendalikan keadaan (Salim, 2004:
231).
Di dalam al-Qur’an Surat An-Nisa’: 83 mengidentifikasi akan eksistensi
kepemimpinan yang sangat terkait dengan kepemimpinan Tuhan dan Rasul-Nya
sehingga setelah Nabi wafat maka ulil amri sebagai rujukan dalam menghadapi
masalah serta menjadi kewajiban untuk selalu ditaati. Selanjutnya, kata imam
yang berakar dari huruf hamzah dan mim, kedua huruf tersebut mempunyai
banyak arti, diantaranya ialah pokok, tempat kembali, jama’ah, waktu dan maksud
(Zakariyya, 1989: 21). Para ulama mendefinisikan kata imam sebagai setiap orang
12
yang dapat diikuti dan ditampilkan ke depan dalam berbagai permasalahan.
Sedangkan untuk term al-Malik bermakna seseorang yang mempunyai
kewenangan untuk memerintahkan sesuatu dan melarang sesuatu dalam kaitan
dengan sebuah pemerintahan (Zakariyya, 1989: 351). Kepemimpinan adalah
keperluan yang azasi dalam kehidupan manusia. Tugas kepemimpinan adalah
memimpin jiwa-jiwa manusia untuk tunduk dan taat kepada Allah dan rasul-Nya,
bukan sekedar hal-hal yang bersifat material, atau dengan kata lain mendidik iman
dan taqwa.Pemimpin dalam Islam memiliki fungsi ganda yang harus dilaksanakan
secara integral.

2. Saran

Setelah membahas dan mempelajari tentang kepemimpinan dalam


perspektif islam diharapkan makalah ini dapat berfungsi sebagai bahan acuan atau
referensi bagi pelajar. Kritik dan saran sangat kami butuhkan dalam makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. (2019). Kepemimpinan dalam Islam. Resolusi: Jurnal Sosial


Politik, 2(2), 121-127.

Bahruddin, E. (2016). Kepemimpinan dalam Perspektif


Islam. FIKRAH, 8(1).

Hermawansyah, H. (2020). MANAJEMEN MADRASAH:(Kepemimpinan


Kepala Madrasah Dalam Pengembangan Lembaga Pendidikan
Islam). Fitrah: Jurnal Studi Pendidikan, 11(1), 14-34.

https://media.neliti.com/media/publications/246559-none-0dca8fb9.doc

https://www.scribd.com/doc/95983968/Kepemimpinan-Menurut-Prespektif-
Islam-Final

14

Anda mungkin juga menyukai