Konstitusi Court
Konstitusi
Karena:
1. Jenis Perkara di MK adalah perkara-perkara konstitusional
2. Dasar pemeriksaan perkara adalah konstitusi.
HUKUM MATERIIL HUKUM FORMIL
TENTANG TATACARA
MEMPERTAHANKAN HUKUM
MENGENAI ISI/MATERI YANG
MATERIIL ATAU TATACARA
DIATUR DALAM PERATURAN;
PENYELESAIAN PERKARA
PERBUATAN YANG DAPAT
APABILA ADA PELANGARAN
DIHUKUM DAN BENTUK
HUKUM MATERIIL DISEBUT
HUKUMANNYA
JUGA DENGAN “HUKUM
ACARA”
Ada beberapa istilah Hukum Acara MK
- HUKUM ACARA MK
- HUKUM ACARA PERADILAN KONSTITUSI
- HUKUM ACARA PERADILAN TATA NEGARA
YAITU:
Hukum yang mengatur prosedur dan tata cara pelaksanaan
wewenang yang dimiliki oleh MK atau Hukum formil yang berfungsi
untuk menegakkan hukum materiilnya, yaitu bagian dari hukum
konstitusi yang menjadi wewenang MK meliputi Hukum Acara
Pengujian Undang-Undang, Hukum Acara Perselisihan Hasil
Pemilihan Umum, Hukum Acara Sengketa Kewenangan Lembaga
Negara, Hukum Acara Pembubaran Partai Politik, dan Hukum Acara
Memutus Pendapat DPR mengenai Dugaan Pelanggaran Hukum
Presiden dan/atau Wakil Presiden.
Asas Hukum Acara
1. Dasar atau prinsip yang bersifat umum yang menjadi titik
tolak pengertian atau pengaturan.
2. Landasan atau alasan pembentukan suatu aturan hukum
yang memuat nilai, jiwa, atau cita-cita sosial yang ingin
diwujudkan.
3. Asas hukum merupakan jantung yang menghubungkan
antara aturan hukum dengan cita-cita dan pandangan
masyarakat di mana hukum itu berlaku (asas hukum
objektif).
4. Norma umum yang dihasilkan dari pengendapan hukum
positif (asas hukum subjektif).
Asas Hukum Acara MK
Prinsip-prinsip dasar yang bersifat umum sebagai panduan
atau bahkan ruh dalam penyelenggaraan peradilan konstitusi.
Asas Hukum Acara MK:
(1) ius curia novit;
(2) Persidangan terbuka untuk umum;
(3) Independen dan imparsial;
(4) Peradilan dilaksanakan secara cepat, sederhana, dan bebas
biaya;
(5) Hak untuk didengar secara seimbang (audi et alteram partem);
(6) Hakim aktif dan juga pasif dalam persidangan
(7) Praduga Keabsahan (praesumptio iustae causa).
Ius Curia Novit
Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili
dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih
bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas