Anda di halaman 1dari 19

Pengantar

Sistem Hukum (Indonesia)


Radian Salman
Pelatihan Paralegal MHH PWM Jawa Timur
Hukum

• Serangkaian pedoman untuk mencapai keadilan


• ius (Latin), droit (Perancis), recht (Belanda, Recht (Jerman), hukum
(Indonesia)
• Seperangkat aturan tingkah laku untuk mengatur ketertiban masyarakat
• lex (Latin), loi (Perancis), wet (Belanda), Gesetz (Jerman), undang-
undang (Indonesia)
Sistem Hukum :
Apa Dasar/ Kriteria untuk mengelompokkan sistem hukum?

Keluarga sistem hukum merupakan produk historis, yakni wujud pergumulan


nilai- nilai budaya, sosial, politik, ekonomi, dan berbagai aspek nilai lainnya
yang diakomodasi ke dalam sistem hukum suatu negara atau bagian dari suatu
negara.

Sistem hukum Indonesia, misalnya, terbentuk dari pergumulan nilai- nilai yang
sebagian besar disokong oleh corak keluarga Eropa Kontinental (Romawi-
Jerma atau Civil Law System). Kehadiran corak keluarga sistem hukum ini
merupakan produk historis yang dibawa oleh Kolonial Belanda, yang kemudian
mengejawantah ke dalam aspek substansi, struktur, dan budaya hukum
Indonesia itu sampai sekarang.
lanjutan

Keluarga sistem hukum meletakkan dasar bagi pola perkembangan


(pembangunan) selanjutnya dari suatu sistem hukum (the visions of law).
Sebagai contoh, ada keluarga sistem hukum yang lebih memberi tekanan
pada pembangunan substansi hukumnya dalam bentuk peraturan
perundang-undangan daripada yurisprudensi, dan hal ini dengan
sendirinya membawa pengaruh pada pola pembangunan hukum
(khususnya hukum positif) suatu negara yang berada dalam keluarga
sistem hukum tersebut.
(Sidharta)
Kriteria

a. latar belakang sejarah dan pembangunan sistem hukumnya (the


historical background and development of the system);
b. karakteristik khas dari cara berpikirnya (its characteristic [typical]
mode of thought);
c. pranata-pranatanya yang berbeda (its distinctive institutions);
d. jenis-jenis sumber hukum yang dikenal dan penggunaannya (the types
of legal sources it acknowledges and its treatment of these);
e. ideologinya (its ideology).
(Zweigert and Kotz 1998: 68-73)
Sistem Hukum : Zweigert and Kotz

• Romanistic,
• Germanic,
• Anglo-American,
• Nordic,
• Far East, and
• religious (Islamic, Hindu).
Common Law – Civil Law
Aspek Common Law Civil Law
Pola Pikir Konkrit, Kasuistik, Pragmatis Abstrak
Pendekatan Penyelesaian Masalah Beranjak dari problem konkrit Abstrak-Sistematis
(court-based) kebutuhan para pihak

Pola Penalaran Problematik-sistemik


Pembentukan Perundang- Disusun sbg respon atas kebutuhan Rule-based
undangan case law.
Karakter Putusan Hakim Judge Made-Law Putusan pengadilan sebagai salah
Berlaku asas preseden yang satu sumber hukum.
mengikat
Unsur-Unsur Sistem Hukum

1. Hukum
2. Pranata Hukum
Hukum

1. Sumber Hukum (termasuk pluralisme hukum)


2. Pembentukan Hukum
a. Peraturan Perundang-Undangan
b. Putusan Pengadilan
3. Lapangan Hukum
Sumber Hukum

• Asas Hukum  sebagai sesuatu yang merupakan permulaan hukum


contoh: kehendak Tuhan, akal manusia, jiwa bangsa
• Menunjukkan hukum terdahulu yang memberi bahan hukum pada hukum yang
sekarang berlaku
• Sumber berlakunya  yang memberi kekuatan berlaku secara formal kepada
peraturan hukum
• Sumber dimana kita dapat mengenal hukum
(dokumen, uu, daun lontar)
• Sumber terjadinya hukum
Sumber Hukum

• Peraturan perundang-undangan
• Kebiasaan
• Perjanjian internasional
• Yurisprudensi
• Doktrin
• Perjanjian
• Kesadaran hukum
Jenis dan Hierarkhi

UU No. 12 Tahun 2011, Pasal 7 ayat (1) :

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;


2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
4. Peraturan Pemerintah;
5. Peraturan Presiden;
6. Peraturan Daerah Provinsi; dan
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
pengujian peraturan perundang-undangan

• UU No. 14 Tahun 1970 tentang Pokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman, Pasal 26


mengatur pengujian peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang yang
diberikan kekuasaanya kepada MA. Dalam penjelasan pasal tersebut dinyatakan:
“Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia hak menguji Undang-undang dan
peraturan pelaksanaan Undang-undang terhadap Undang-undang Dasar sebagai fungsi
pokok tidak terdapat pada Mahkamah Agung. Oleh karena Undang-undang Dasar 1945
tidak mengaturnya, maka tidak dengan sendirinya hak menguji Undang-undang
terhadap Undang-undang Dasar oleh Mahkamah Agung dapat diletakkan dalam
Undang-undang ini. Hak menguji tersebut apabila hendak diberikan kepada
Mahkamah Agung seharusnya merupakan ketentuan Konstitutionil”
Pengujian Peraturan Per-UU-an oleh MK

• Pasal 24C ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 :


“Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama
dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-
undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa
kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh
Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan
memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum”
Pengujian Peraturan Per-UU-an oleh MA

• Pasal 24A UUD NRI Tahun 1945 :

“ Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi,


menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-
undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang
lainnya yang diberikan oleh undang-undang”
Putusan Pengadilan : Civil Law Bersifat
Inkuisitorial

• Hakim mempunyai peranan yang besar dalam mengarahkan dan


memutus perkara
• Hakim aktif dalam menemukan fakta dan cermat dalam menilai alat
bukti
• Hakim berusaha untuk mendapatkan gambaran lengkap dari peristiwa
yang dihadapinya sejak awal
• Mengandalkan profesionalisme dan kejujuran hakim
Yurisprudensi

1. putusan atas suatu peristiwa hukum yang belum jelas peraturan


perundang-undangannya.
2. sudah berkekuatan hukum tetap, berulang kali dijadikan dasar
hukum untuk memutus perkara yang sama;
3. putusan hakim itu telah memenuhi rasa keadilan masyarakat; dan
4. putusan itu telah dibenarkan oleh Mahkamah Agung RI.
BPHN ; 1995
Lapangan Hukum

Publik Privat

- Peran Negara Aktif - Peran para pihak bersifat merdeka


- Berkarakter Wewenang - Berkarakter hak
- Untuk dan atas nama publik - Untuk dan atas nama individu/
badan hukum
Pranata Hukum

1. Pembentuk Peraturan Perundang-Undangan


2. Badan Peradilan/ Kekuasaan Kehakiman
3. Penegakan Hukum
4. Penyelesaian Sengketa Hukum

Anda mungkin juga menyukai