(Keseluruhan KD)
Kompetensi Dasar :
Standar 2.1. Mendeskripsikan pengertian sistem
hukum dan peradilan nasional.
Kompetensi : 2.2. Menganalisis peranan lembaga-
Menampilkan sikap lembaga peradilan.
positif ter-hadap 2.3. Menunjukkan sikap yang sesuai de-
sistem hu-kum dan ngan ketentuan hukum yang berlaku
pera-dilan nasional
2.4. Menganalisis upaya pemberantasan
korupsi di Indonesia
2.5. Menampilkan peran serta dalam upaya
pemberantasan korupsi di Indonesia.
Waktu : 4 x 45 Menit
Standar Kompetensi :
Menampilkan sikap positif terhadap
sistem hukum dan peradilan nasional
Kompetensi Dasar :
2.1. Mendeskripsikan penger-
tian sistem hukum dan
peradilan nasional.
(Indikator)
Hasil Yang Diharapkan :
Menguraikan pengertian sistem,
hukum dan sistem hukum.
Mendeskripsikan tujuan hukum dan
sumber hukum.
Menganalisis penggolongan hukum dan
sanksi hukum
Menganalisis sistem peradilan nasional.
Sistem
1. Mr. E.M. Meyers
Hukum 2. E. Utrecht, SH
3. S.M Amin, SH. dll
Sistem Hukum
Tujuan Hukum
Sumber Hukum
SISTEM 1. Wujud
1. Undang-undang 2. Ruang
HUKUM DAN
2. Kebiasaan 3. Waktu
PERADILAN
3. Yurisprudensi 4. Pribadi
NASIONAL
4. Traktat 5. Isi
5. Doktrin 6. Tugas & Fungsi
1. P. Umum
Penggolongan
2. P. Agama
Hukum
3. P. Militer
4. P. T. Ush Negara
Peradilan Nasional 5. M. Konstitusi
1. Sistem Hukum & Peradilan Internasional
a. Pengertian Sistem
Ruang Nasional
Ius Contitutum Internasional
Waktu Ius Contituendum
Satu Golongan
Hukum Antar
Pribadi Waktu Semua
Hukum Hk. Tata Golongan
Antar Gol.
Negara
Hk. Adm.
Publik Negara
Hk. Pidana
Hk. Acara Hk. Perorangn
Isi
Hk. Keluarga
Privat/
Perdata Hk. Kekayaan
Hk. Waris
Tugas Material
dan Pidana Formal
Fungsi Formal
Perdata
Formal
f. Sanksi Hukum
Macam-macam sanksi Pidana (Pasal 10 KUHP) :
1. Hukuman Pokok, yang terdiri dari :
a. Hukuman Mati
b. Hukuman Penjara, yang terdiri dari :
1) Hukuman seumur hidup
2) Hukuman sementara waktu (setinggi-tingginya 20 tahun
dan
sekurang-kurangnya 1 tahun)
c. Hukuman Kurungan (setinggi-tingginya 1 tahun dan sekurang-
kurangnya 1 hari).
2. Hukuman Tambahan, yang terdiri dari :
a. Pencabutan hak-hak tertentu.
b. Perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu.
c. Pengumuman keputusan hakim.
g. Perbedaan Hukum Pidana Dan Perdata
BERDA-
SARKAN
ISI
Hukum Perdata, pelanggar hukum perdata baru dapat
disikapi oleh pengadilan setelah ada pengaduan dari pihak
yang merasa dirugikan. Di sini, ada pihak yg mengadu
(penggugat) dan pihak yang diadukan (tergugat).
h. Peradilan Nasional
Pasal 1 UU No. 4/2004, bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan
oleh MA dan badan peradilan di bawahnya dalam lingkungan ;
Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, Peradilan
Tata Usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
Mahkamah
Agung
Standar Kompetensi :
Menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum dan
peradilan nasional
Kompetensi Dasar :
2.2. Menganalisis peranan
lembaga-lembaga
Peradilan
2.3. Menunjukkan sikap yg
sesuai dengan keten-
tuan hukum yg berlaku
(Indikator)
Hasil Yang Diharapkan :
Menguraikan fungsi pengadilan negeri, tinggi dan MA.
Mendeskripsikan tugas dan kewenangan pengadilan
negeri, tinggi dan MA.
Menganalisis wewenang dan kewajiban Mahkamah
Konstitusi.
Mendeskripsikan dengan memberi contoh bentuk
sikap terbuka, objektif atau rasional, dan
mengutamakan kepentingan umum
Fungsi
Pengadilan Negeri Tugas
Wewenang
Fungsi
Pengadilan Tinggi Tugas
Wewenang
Fungsi/Tugas
Peranan Lembaga- Mahkamah Agung
Lembaga Peradilan
Wewenang
Wewenang
Mahkamah Konstitusi
Kewajiban
2. Peranan Lembaga-lembaga Peradilan
Standar Kompetensi :
Menampilkan sikap positif terhadap sistem
hukum dan peradilan nasional
Kompetensi Dasar :
2.4. Menganalisis upaya pemberantasan
korupsi di Indonesia
2.5. Menampilkan peran serta dalam
upaya pemberantasan korupsi di
Indonesia
(Indikator)
Hasil Yang Diharapkan :
Menguraikan pengertian korupsi dan persepsi
masyarakat tentang korupsi.
Menganalisis fenomena korupsi di Indonesia.
Mendeskripsikan upaya pemberantasan korupsi di
Indonesia.
Menampilkan sikap peran serta masyarakat dalam
pemberantasan korupsi di Indonesia.
Pengertian Korupsi
Persepsi Masyarakat
Korupsi
DI Fenomena Korupsi
Indonesia
Upaya Pencegahan
Upaya Penindakan
Peran Serta Upaya
Pemberantasan Upaya Edukasi Masyarakat
a. Pengertian Korupsi
Kata “korupsi” mrp penyelewengan atau penggelapan (uang negara
atau perusahaan) dsb. untuk keuntungan pribadi atau orang lain.
Perbuatan korupsi selalu mengandung unsur “penyelewengan” atau
“ketidak jujuran”.
Tidak kurang
dari 2,7 triliun
rupiah uang
negara yang
dikorupsi pada
tahun 2004
(Lap. Cawu II
ICW).
c. Persepsi Masyarakat Tentang Korupsi
lingkungan masyarakat;
Merasa selalu kurang dalam
memperoleh penghasilan (gaji
PNS); Kesempatan Rasionalisasi
Sikap yang tamak, lemah iman,
kejujuran dan rasa malu.
e. Upaya Pemberantasan Korupsi
1) Upaya Pencegahan, antara lain :