Anda di halaman 1dari 58

Waktu : 6 x 45 Menit (Keseluruhan KD)

Standar Kompetens i:
Menampilkan sikap positif ter-hadap sistem hu-kum dan pera-dilan nasional

Kompetensi Dasar :
2.1. Mendeskripsikan pengertian sistem hukum dan peradilan nasional. 2.2. Menganalisis peranan lembagalembaga peradilan. 2.3. Menunjukkan sikap yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku 2.4. Menganalisis upaya pemberantasan korupsi di Indonesia

Waktu : 4 x 45 Menit
Standar Kompetensi :
Menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum dan peradilan nasional

Kompetensi Dasar : 2.1. Mendeskripsikan pengertian sistem hukum dan peradilan nasional.

(Indikator) Hasil Yang Diharapkan :

Menguraikan pengertian sistem, hukum dan sistem hukum. Mendeskripsikan tujuan hukum dan sumber hukum. Menganalisis penggolongan hukum dan sanksi hukum Menganalisis sistem peradilan nasional.

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL

1.SISTEM HUKUM & PERADILAN INTERNASIONAL


Kata sistem dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia mengandung arti susunan kesatuan-kesatuan yang masing-masing tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi berfungsi membentuk kesatuan secara keseluruhan. Unsur-unsur dalam sistem Seperangkat komponen, elemen, bagian. Saling berkaitan dan tergantung. Kesatuan yang terintergrasi. Memiliki peranan dan tujuan tertentu.

a.PENGERTIAN SISTEM

mencakup :

b. PENGERTIAN HUKUM
1.Prof. Mr. E.M. Meyers, hukum adalah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan menjadi pedoman bagi penguasa negara dalam melaksanakan tugasnya. 1.Leon Duguit, hukum adalah aturan tingkah laku anggota masyarakat, aturan yang daya penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama & yang pelanggaran terhadapnya akan menimbulkan reaksi bersama terhadap pelakunya.

Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat ; Peraturan itu diadakan oleh badanbadan resmi yang berwenang; Peraturan itu bersifat memaksa;dan Adanya sanksi yang tegas terhadap pelanggaran peraturan tersebut. Bertolak dari pengertian sistem & hukum yang telah dikemukakan di atas, yang dimaksudkan dengan sistem hukum adalah satu kesatuan hukum yang berlaku pada suatu negara tertentu yang dipatuhi dan ditaati oleh setiap warganya.

UNSUR-UNSUR DALAM PENGERTIAN HUKUM :

c. TUJUAN HUKUM Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa. Tujuan dibuatnya hukum menurut sebagian pakar adalah sbb : No Tokoh/ Pendapat Yang Dikemukakan Pakar 1. Subekti, Hukum itu mengabdi pada tujuan S.H. negara, yang mendatangkan atau ingin mencapai kemakmu-ran dan kebahagiaan pada rakyatnya.
2. Van Mengatur pergaulan oleh hukum Apeeldoor dengan melin-dungi kepentingann kepentingan hukum manusia tertentu, (kehormatan, kemerdekaan jiwa, harta benda) dari pihak yang merugikan. Tujuan hukum adalah untuk menjaga agar kepentingan tiap-tiap

3. Y. Van Kant

d. SUMBER HUKUM
Sumber hukum adalah segala yang menimbulkan aturan yang mempu-nyai kekuatan memaksa, yakni aturanaturan yang pelanggarannya dikenai sanki yang tegas dan nyata. Sumber hukum dibedakan antara sumber MACAM-MACAM SUMBER hukum material dan sumber hukum formal . HUKUM : 1.Undang-undang, 2.Traktat, 3.Kebiasaan (hk tidak tertulis), 4.Doktrin, dan

Tata Urutan Peraturan PerundangUndangan, merupakan pedoman pembuatan aturan hukum di bawahnya. Tata urutan peraturan perundang-undangan Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Undang-undang Dasar 1945 2. Ketetapan MPR-RI 3. Undang-undang 4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) 5. Peraturan Pemerintah

TATA URUTAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN (TAP MPR No. III/MPR/2003)

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Sistem Hukum, dilanjutkan Penugasan dengan menjawab pertanyaan sbb : 1. Tuliskan pengertian hukum berdasarkan pendapat para ahli yang anda ketahui dan berikan intisari pendapatnya !
No 1 2 3 Tokoh Hukum

Intisari Pendapat

2. Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa, oleh sebab itu perlu dibuat tujuan hukum. Berikan pendapat dari tokoh ybs. ! S.H. Prof. Subekti, Prov. Y. Van Kant

3. Berikan tanggapan penjelasan, mengapa setiap warga negara di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara harus berpedoman pada hukum/aturan ! .............................................................. ..................

e. PENGGOLONGAN HUKUM
Wuju d Ruan g Wakt u Priba di Tertilis Tidak Tertulis Ius Contitutum Ius Contituendu Hukum Antar m Waktu Hk. Tata Negara Hk. Adm. Negara Hk. Pidana Hk. Acara Lokal Nasional Internasio nal Satu Golongan Semua Golongan Antar Gol.

Hukum

Publik

Isi Privat/Pe rdata Tuga s dan Fung si Material Formal Pidana Formal Perdata Formal

Hk. Perorang Hk. n Keluarga Hk. Kekayaan Hk. Waris

f. SANKSI HUKUM
Macam-macam sanksi Pidana (Pasal 10 KUHP) :
1.Hukuman Pokok, yang terdiri dari : a. Hukuman Mati b. Hukuman Penjara, yang terdiri dari : 1) Hukuman seumur hidup 2) Hukuman sementara waktu (setinggitingginya 20 tahun dan sekurang-kurangnya 1 tahun) c. Hukuman Kurungan (setinggi-tingginya 1 tahun dan sekurangkurangnya 1 hari). 1.Hukuman Tambahan, yang terdiri dari : a. Pencabutan hak-hak tertentu. b. Perampasan (penyitaan) barang-barang

g. PERBEDAAN HUKUM PIDANA DAN PERDATA

1.Jelaskan, apa yang mendasari pemikiran penulis dengan judul Hukuman Mati Bukan Solusi Tapi Problem ! 2.Menurut pendapat anda, sudah benarkah negara Indonesia menerapkan hukuman mati bagi mereka yang bersalah (seperti terhadap kasus Tibo Cs. di Poso). Berikan alasan ! 3.Tuliskan bagaimana proses peninjauan kembali (PK) oleh Mahkamah Agung dan pemberian grasi oleh Presiden !

h. PERADILAN NASIONAL
Pasal 1 UU No. 4/2004, bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh MA dan badan peradilan di bawahnya dalam lingkungan ; Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Mahkama
h Agung

Pengadilan Tinggi Umum/Sipil Pengadilan Negeri Umum/Sipil

Pengadilan Tinggi

Pengadilan Tinggi Militer Pengadilan Militer

Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Pengadilan Tata Usaha Negara

Pengadilan Negeri

Waktu : 2 x 45 Menit Standar Kompetensi :


Menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum dan peradilan nasional
Kompetensi Dasar : 2.2. Menganalisis peranan lembaga-lembaga Peradilan 2.3. Menunjukkan sikap yg sesuai dengan ketentuan hukum yg berlaku

(Indikator) Hasil Yang Diharapkan :


Menguraikan fungsi pengadilan negeri, tinggi dan MA. Mendeskripsikan tugas dan kewenangan pengadilan negeri, tinggi dan MA. Menganalisis wewenang dan kewajiban Mahkamah Konstitusi. Mendeskripsikan dengan memberi contoh bentuk sikap terbuka, objektif atau rasional, dan mengutamakan kepentingan umum

Pengadilan Negeri Pengadilan Tinggi

Fungsi Tugas Wewena ng

Fungsi Tugas Wewena ng

Peranan LembagaLembaga Peradilan

Fungsi/Tugas

Mahkamah Agung

Wewenang

Mahkamah Konstitusi

Wewena ng Kewajiba n

2. PERANAN LEMBAGA-LEMBAGA PERADILAN a. PENGADILAN NEGERI (TINGKAT PERTAMA)


Fungsi pengadilan negeri adalah memeriksa tentang sah atau tidaknya suatu penangkapan atau penaha-nan yg diajukan oleh tersangka, keluarga atau kuasanya kpd Ketua Pengadilan dengan menyebutkan alasan-alasannya. Tugas dan wewenang pengadilan negeri adalah memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata di tingkat pertama. Tindak pidana yg pemeriksaannya hrs didahulukan, yaitu : Korupsi, Terorisme, Narkotika/psikotropika, Pencucian uang, atau yang ditentukan oleh UU dan perkara yang terdakwanya berada

Tugas dan kewenangannya, mencakup :


Menyatakan sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyelidikan, atau penghentian tuntutan. Tentang ganti kerugian dan/atau rehabilitasi bagi seseorang yang perkaranya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan. Memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat tentang hukum kepada instansi Pemerintah di daerahnya, apabila diminta. Mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris, dan Juru Sita di daerah hukumnya. Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan dan menjaga agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya. Memberikan teguran dan peringatan yg

b.PENGADILAN TINGGI (TINGKAT KEDUA)

Pengadilan Tinggi berkedudukan di ibukota Provinsi, dan daerah hukumnya meliputi wilayah Provinsi (Pengadilan Tingkat Banding). Fungsi Pengadilan Tinggi adalah. Menjadi pemimpin bagi pengadilanpengadilan Negeri di dalam daerah hukumnya. Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan di dalam daerah hukumnya dan menjaga supaya peradilan itu diselesaikan dengan seksama dan sewajarnya. Mengawasi dan meneliti perbuatan para hakim pengadilan negeri di daerah hukumnya. Untuk kepentingan negara dan keadilan,

Wewenang Pengadilan Tinggi adalah :


Mengadili perkara yang diputus oleh pengadilan negeri dalam daerah hukumnya yang dimintakan banding. Berwenang untuk memerintahkan pengiriman berkas-berkas perkara dan surat-surat untuk diteliti dan memberi penilaian tentang kecakapan dan kerajinan para hakim.

3. Mahkamah Agung (Tingkat Kasasi)


Daerah hukum MA meliputi seluruh Indonesia dan kewajiban utamanya adalah melakukan pengawasan tertinggi atas tindakan-tindakan segala pengadilan lainnya diseluruh Indonesia, dan menjaga/menjamin agar hukum Tugas atau Fungsi Mahkamah Agung : dilaksanakan dengan sepatutnya. Melakukan pengawasan tertinggi thd penyelenggaraan peradilan di semua lingkungan peradilan dlm menjalankan kekuasaan kehakiman. Mengawasi tingkah laku dan perbuatan para Hakim disemua lingku-ngan peradilan dalam menjalankan tugasnya. Mengawasi dengan cermat semua perbuatanperbuatan para hakim di semua lingkungan

Wewenang Mahkamah Agung :


Memeriksa dan memutus permohonan kasasi, (terhadap putusan Pengadilan Tingkat Banding atau Tingkat Terakhir dari semua Lingkungan Peradilan), Memeriksa dan memutus sengketa tentang kewenangan mengadili, Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan kembali putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, Menguji secara materiil hanya terhadap peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang, Meminta keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan teknis peradilan dari semua Lingkungan Peradilan, Memberi teguran, atau peringatan yang

Dalam hal kasasi, yg menjadi wewenang MA,dikarenakan :


Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang, Salah menerapkan atau karena melanggar hukum yang berlaku, Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundangPermohonan kasasi, undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan. dapat Asas-asas dilakukan dalam penuntutan bagi perkara : seseorang yang Perdata dianggap Pidana bersalah,

Asas

d.MAHKAMAH KONSTITUSI
Mahkamah Konstitusi sesuai UU No. 24/2003, memiliki wewenang dan kewajiban : Wewenang, mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji UU terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan Pemilihan Umum.

e.SIKAP SESUAI KETENTUAN HUKUM


Sikap Terbuka

Contoh : Mau mengatakan benar atau salah, dan berupaya selalu jujur dalam memahami ketentuan hukum.
Sikap Obyektif/Rasional

Contoh : sanggup menyatakan ya atau tidak dalam ketentuan hukum dengan segala konsekuensinya.
Sikap Mengutamakan Kepentingan

Penugasan Praktik Kewarganegaraan

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Peradilan Nasional, lakukan Strategi Pembelajaran dengan Penugasan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) atau Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis. Langkah-langkah : 1. Bentuk kelompok dengan anggotanya antara 3 4 orang. 2. Diberikan wacana atau kliping sesuai dengan topik pem-belajaran. 3. Setiap kelompok bekerja sama saling membacakan & menemukan ide pokok serta

Waktu : 2 x 45 Menit Standar Kompetensi :


Menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum dan peradilan Kompetensi Dasar : nasional 2.4. Menganalisis upaya
pemberantasan korupsi di Indonesia 2.5. Menampilkan peran serta dalam upaya pemberantasan korupsi

(Indikator) Hasil Yang Diharapkan :

Menguraikan pengertian korupsi dan persepsi masyarakat tentang korupsi. Menganalisis fenomena korupsi di Indonesia. Mendeskripsikan upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Menampilkan sikap peran serta masyarakat dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.

Pengertian Korupsi Gambaran Umum Korupsi

Korupsi DI Indone sia

Persepsi Masyarakat Fenomena Korupsi


Upaya Pencegahan Upaya Penindakan Upaya Edukasi Masyarakat Upaya Edukasi LSM

Peran Serta Upaya Pemberantasan

3. UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI a.Pengertian Korupsi


Kata KORUPSI mrpk penyelewengan atau penggelapan (uang negara atau perusahaan) dsb. untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Perbuatan korupsi selalu mengandung unsur penyelewengan atau ketidak jujuran. KOLUSI, adalah NEPOTISME, adalah permufakatan atau setiap perbuatan kerja sama secara penyelenggara melawan hukum antar negara secara penyelenggaraan melawan hukum yang negara atau antara menguntungkan penyelenggara negara kepentingan keluarga dan lain yang dan atau kroninya di

Pengertian Gratifikasi Menurut Penjelasan Pasal 12B UU No. 20 Tahun 2001 Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan,fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik. Pengecualian, yaitu sesuai Pasal 12 C ayat (1) :

b.GAMBARAN UMUM KORUPSI


Tuntutan masyarakat untuk megakkan supremasi hukum dan pembe-rantasan KKN, dituangkan dalam TAP MPR No.IV/MPR/1999 dan UU No. 28/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Beberapa perusahaan dan pejabat Indonesia yang menerima suap dari perusahaan Jepang sehingga mampu memenangkan proyek milyaran yen (Media Indonesia, 15/10/1999), Berdasarkan audit Price Waterhouse Cooper (PWC),

Bebera pa contoh kasus :

INDEKS PERSEPSI KORUPSI (IPK) 2004 TRANSPARENCY INTERNATIONAL


Rank 1 2 3 4 5 6 7 8 9 16 24 30 Negara Finlandia New Zealand Denmark Islandia Singapura Swedia Swiss Norwegia Australia Hongkong Jepang Uni Emirat Arab IPK 9,7 9,6 9,5 9,5 9,3 9,2 9,1 8,9 8,8 8,0 6,9 6,1 Rank 47 50 66 70 71 72 92 103 104 106 132 137 Negara Korea Selatan Suriname Thailand Srilanka China Saudi Arabia India Papua N. Guinea Philipina Vietnam Pakistan Indonesia IPK 4,5 4,3 3,6 3,5 3,4 3,4 2,8 2,6 2,6 2,6 2,1 2,0

PRAKTEK-PRAKTEK KORUPSI DALAM URUSAN BISNIS

Ijin-ijin usaha (ijin domisili, ijin usaha, ijin ekspor, angkut barang, ijin bongkar muat barang, dll.). Pajak (restitusi pajak, penghitungan pajak, dispensasi pajak). Pengadaan barang dan jasa pemerintah (prosedur tender, penunjukan langsung, mark up dll.). Proses pengeluaran dan pemasukan barang di pelabuhan (bea cukai). Pungutan liar oleh oknum polisi, imigrasi, tenaga kerja. Proses pembayaran termin proyek dari

Korupsi pada Januari - Agustus 2004

AKTOR PELAKU KORUPSI

Tidak kurang dari 2,7 triliun rupiah uang negara yang dikorupsi pada tahun 2004 (Lap. Cawu II ICW).

c. PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KORUPSI


1.Kelompok mahasiswa sering menanggapi masalah korupsi dengan protes-protes terbuka. Mereka sangat sensitif terhadap perbuatan korup dan yang merugikan negara dan masyarakat luas. 2.Pada umumnya, mereka masih memiliki idealisme tinggi dan berfikir jauh kedepan. 3.Kritik-kritik mahasiswa, pada umumnya karena faktor ketidak

d.FENOMENA KORUPSI DI INDONESIA


Pada kehidupan masyarakat yang mengalami proses perubahan, selalu muncul kelompokkelompok sosial baru yang ingin berpartisipasi dalam bidang politik, namun sesungguhnya banyak diantara mereka yang tidak mampu. Di lembaga-lembaga politik, mereka (politikus instan) sering hanya ingin memuaskan ambisi pribadinya dengan dalih kepentingan rakyat. Tapi tidak jarang diantara

Sebagai akibatnya, terjadilah hal-hal berikut :


Munculnya oknum pemimpin yang lebih mengedepankan kepentingan-kepentingan pribadi daripada kepentingan umum, sehingga kesejahteraan umum mudah dikorbankan. Lembaga-lembaga politik cenderung dimanipulir oleh oknum-oknum pemimpinnya. Pada sebagian oknum pemimpin politik, partisipan dan kelompoknya, berlombalomba untuk mencapai obyek politik dalam bentuk keuntungan materiil, sehingga terjadi kehampaan motivasi perjuangan.

PENYEBAB UTAMA KORUPSI DI INDONESIA


Lemahnya komitmen dan konsistensi penegakan hukum; Rendahnya integritas dan profesionalisme ; Adanya peluang di lingkungan kerja, karena jabatan dan lingkungan masyarakat; Merasa selalu kurang dalam memperoleh penghasilan (gaji PNS); Sikap yang tamak, lemah iman, kejujuran dan rasa malu.

SEGITIGA KORUPSI

e.UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI 1) Upaya Pencegahan, antara lain :


Para pemimpin dan pejabat selalu dihimbau untuk memberikan keteladanan, dengan mematuhi pola hidup sederhana, dan memiliki rasa tanggungjawab sosial yang tinggi. Menanamkan aspirasi, semangat dan spirit nasional yang positif dengan mengutamakan kepentingan nasional, kejujuran serta pengabdian pada bangsa dan negara melalui sistem pendidikan formal, non formal dan pendidikan agama. Melakukan sistem penerimaan pegawai

RENCANA AKSI NASIONAL (RAN) PEMBERANTASAN KORUPSI


Pencanangan sebuah Rencana Aksi Nasional yang efektif, terpadu, dan menyeluruh (national integrity system) dalam mencegah dan memberantas korupsi dengan melibatkan seluruh komponen bangsa (masyarakat madani, swasta, eksekutif, legislatif, yudikatif, media dan pemuka agama) RAN diharapkan dapat mengidentifikasi gap antara Konvensi PBB menentang Korupsi dan situasi dalam negeri saat ini.

2) Upaya Penindakan, antara lain :


UU No. 30/2002 merupakan amanat dari UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pasal 43 yang mengatakan perlu dibentuk Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi melalui Undang-Undang sehingga lahirlah .

a.Tahap Putusan Pengadilan Tipikor dan Sekarang Kasasi Kasus pembelian tanah yang merugikan Keuangan Negara Rp10M lebih, atas nama Tersangka M.H. (Kabag. Keu Ditjend Hubla) dan T.W. (mantan Sekditjen Hubla, masingmasing diputuskan 8 dan 7 tahun Penjara;
Tahap Penuntutan

Strategi Penindakan Kasus Ditangani Sendiri Oleh KPK & Yang & Dilimpahkan

KPU (MWK) a.Tahap Penyidikan Kasus PLCC Pertamina Kasus di KPU (Buku Panduan, Asuransi Kecelakaan) Penjualan aset negara (indosat) a.Dilimpahkan ke Kepolisian dan Kejaksaan b.Dihentikan Penyelidikannya

Beberapa contoh penanganan kasus & penindakan yg sudah dilakukan oleh pemerintah melalui KPK :
Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2 Merk Ple Rostov Rusia milik Pemda NAD (2004). Dugaan korupsi dalam pengadaan Buku dan Bacaan SD, SLTP, yang dibiayai oleh Bank Dunia (2004), Dugaan penyalahgunaan jabatan oleh Kepala Bagian Keuangan Dirjen Perhubungan Laut dalam pembelian tanah yang merugikan keuangan negara Rp10

CONTOH KASUS KORUPSI YANG TELAH DIPUTUSKAN PENGADILAN Kasus Pembelian Helikopter MI-2 merk PLC (Rusia) dgn terdakwa A.P. (Gub. NAD). Putusan PN = divonis 10 tahun, denda Rp 500 jt & membayar uang pengganti Rp 3,683 M PT = divonis 10 tahun, denda Rp 500 jt & membayar uang pengganti Rp 3,683M MA = divonis 10 tahun, denda Rp 500 jt & membayar uang pengganti Rp 6,4 M

3) Upaya Edukasi Masyarakat, antara lain :


1.Memiliki rasa tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan kontrol sosial, terkait dengan kepentingan-kepentingan publik, 2.Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh, karena hal ini justru akan merugikan masyarakat itu sendiri, 3.Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan, terutama yang dilaksanakan oleh pemerintahan desa, kecamatan dan seterusnya sampai tingkat pusat/nasional, 4.Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang penyeleng-garaan pemerintahan negara

4) UPAYA EDUKASI MASYARAKAT, antara lain : INDONESIA CORRUPTION WATCH atau


disingkat ICW adalah sebuah organisasi non-pemerintah (NGO) yang mempunyai misi untuk mengawasi dan melaporkan kepada publik mengenai aksi korupsi yang terjadi di Indonesia. ICW memiliki komitmen untuk memberantas korupsi melalui usaha-usaha pemberdayaan rakyat TRANSPARENCY INTERNATIONAL (TI), untuk terlibat/berpartisipasi aktif melakukan perlawanan terhadap praktek adalah sebuah organisasi internasional korupsi. yang bertujuan memerangi korupsi politik. Publikasi tahunan terkenal yang diluncurkan TI adalah Laporan Korupsi Global. Survei Tahun 2005, IPK Indonesia adalah 2,2, sejajar dengan Azerbaijan,

Makin meningkatnya beban masyarakat akibat badan usaha milik Negara kurang efisien dalam mengelola kebutuhan publik seperti telekomunikasi, bahan bakar minyak, listrik dan lain sebagainya. Rendahnya kualitas pelayanan publik; Rendahnya kualitas sarana dan prasarana yang dibangun pemerintah,

SOAL ESSAY/URAIAN
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas !

1. Jelaskan perbedaan Hukum Pidana dan Hukum Perdata di tinjau dari Proses Hukumnya ! 2. Apakah yg dimaksud dengan Yurisprudensi. Mengapa keputusan Hakim terdahulu dijadikan landasan hukum bagi Hakim dalam memutuskan suatu perkara. Jelaskan Jawaban Anda ! 3. Mengapa suatu Perkara dilanjukan ke Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi. Hal apasajakah yang menyebabkan seseorang melakukan proses Kasasi di Mahkamah Agung ! 4. Identifikasikan faktor-faktor apasajakah yang menyebabkan gejala korupsi tumbuh subur di dalam suatu negara ! 5. Sebutkan upaya apasajakah yang dapat dilakukan

INQUI RI Bagilah kelas anda ke dalam 8

kelompok. Masing-

masing kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang, kemudian kerjakan tugastugas sebagai berikut ! 1. Susunlah daftar pertanyaan terbuka (10 pertanyaan) dengan topik bahasan sekitar perbuatan-perbuatan yang sesuai dan yang bertentangan dengan ketentuan hukum ! 2. Tentukan sendiri lokasi atau tempat yang akan dijadikan obyek observasi dan wawancara (misalnya : sekitar pasar, sekolah, terminal atau masyarakat sekitar anada) ! 3. Setelah wawancara, identifikasikanlah perbuatanperbuatan yang sesuai dan yang bertentangan dengan hukum ! 4. Buatlah kesimpulan dari hasil analisis kelompok anda, dan berikan tanggapan dengan berpedoman pada dua

Anda mungkin juga menyukai