Anda di halaman 1dari 113

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

GAMBARAN UMUM
PENGELOLAAN KEUANGAN
NEGARA/DAERAH
BIODATA
Nama : Dede Waldi, S. Sos., MH
TTL : Serang, 04 Mei 1967
Jabatan : Widyaiswara
Instansi : Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri
Alamat Kantor : Jln. Taman Makam Pahlawan No. 08
Kalibata Jakarta Selatan
Alamat Tinggal : No. 51-A RT 04/06 Cilodong
Depok – Jawa Barat
No. HP : 081253178198
Email : dedewaldi1967@gmail.com
Yel-yel
APA KABAR  Luar Biasa !
SEMANGAT PAGI  Pagi Pagi Pagi!
PENGELOLAAN KEUANGAN
~~~~~~~~ Efektif, Efisien, Transparan, Akuntabel !
Kompetensi PKTBT
1. Memahami Profil Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia
2. Memahami Hubungan Kementerian Dalam
Negeri dan Pemerintah Daerah
3. Memahami Reformasi Birokrasi Indonesia
4. Memahami Gambaran Umum Pengelolaan
Keuangan Negara/Daerah
5. Memahami Tata Naskah Dinas di Lingkungan
Kementerian Dalam Negeri
(10 JP)
KOMPETENSI DASAR
Setelah mengikuti
pembelajaran ini, Peserta dapat
menjelaskan Gambaran Umum
Pengelolaan Keuangan
Negara/Daerah
Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta
dapat:
1. Menjelaskan Pengertian Keuangan Negara
2. Menjelaskan Ruang Lingkup Pengelolaan
Keuangan Negara
3. Menjelaskan Pengelolaan Keuangan Negara
4. Menjelaskan Pengawasan Pengelolaan
Keuangan Negara
5. Menjelaskan Pengertian Keuangan Daerah
6. Menjelaskan Hubungan Keuangan Negara
dan Keuangan Daerah
7. Menjelaskan Ruang Lingkup Pengelolaan
Keuangan Daerah
8. Menjelaskan Pengelolaan Keuangan Daerah
9. Menjelaskan Pengawasan Pengelolaan
Keuangan Daerah
Aku niatkan setiap
langkahku untuk-Mu.

Semoga kami mampu


membantu mewujudkan
Pengelolaan Keuangan
yang efektif, efisien,
transparan dan akuntabel,
untuk kebaikan negeri
kami.
DASAR HUKUM
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 18A (2)
dan pasal 23
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Negara;
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
7. Undang-undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang,
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah.
Lanjutan...
DASAR
DASARHUKUM
HUKUM
1. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2004 tentang Tata Cara Penyampaian
Rencana dan Laporan Realisasi PNBP;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, beserta Buletin Teknis Standar Akuntansi yang terkait;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja
Anggaran – Kementerian Lembaga;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Keuangan Daerah;

1. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 12
Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun
2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
Lanjutan...
DASAR
DASARHUKUM
HUKUM

Peraturan Menteri Keuangan

1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.05/2013


tentang Kedudukan dan Tanggungjawab Bendahara pada
Satuan Kerja Pengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 230/PMK.05/2016 tentang Perubahan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.05/2013
tentang Kedudukan dan Tanggungjawab Bendahara pada
Satuan Kerja Pengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara;
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214/PMK.05/2018
Lanjutan...
DASAR
DASARHUKUM
HUKUM
Peraturan Menteri Dalam Negeri

1.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang
Milik Daerah;
2.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah, Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah;
3.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi Pemerintahan
Daerah;
4.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi, dan
Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah;
5.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan;
6.Setiap tahun Kementerian Dalam Negeri menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
I. KEUANGAN NEGARA
A.Pengertian Keuangan Negara
Pengertian Keuangan Negara dalam
UUDNRI Tahun 1945, pasal 23

Sebelum amandemen, keuangan negara hanya ditafsirkan


sebatas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Sesudah amandemen, keuangan negara tidak lagi hanya terbatas
APBN, tapi juga termasuk Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD).
Pengertian Keuangan Negara dalam
UU Nomor 17 Tahun 2003

Keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang


dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang
maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara
berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Pengertian keuangan negara (dari sisi pendekatan perumusan
keuangan negara) sebagaimana tercantum pada penjelasan
umum Undang-Undang Keuangan Negara

• keuangan negara meliputi semua hak dan kewajiban negara yang dapat
Dari sisi dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal,
moneter, dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, serta segala
objek sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan milik negara
berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut

• keuangan negara meliputi seluruh objek sebagaimana tersebut di atas yang


Dari sisi dimiliki negara, dan/atau dikuasai oleh pemerintah pusat, pemerintah
subjek daerah, perusahaan negara/daerah, dan badan lain yang ada kaitannya
dengan keuangan negara

Dari
• keuangan negara mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan
sisi pengelolaan objek sebagaimana tersebut di atas mulai dari perumusan
proses kebijakan dan pengambilan keputusan sampai dengan pertanggungjawaban
• keuangan negara meliputi seluruh kebijakan, kegiatan, dan hubungan hukum
Dari sisi yang berkaitan dengan pemilikan dan/atau penguasaan objek sebagaimana
tujuan tersebut di atas dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara

Penjelasan UU 17/2003
Asas-Asas Umum Pengelolaan Keuangan
Asas-Asas Umum Pengelolaan Keuangan
Negara
Negara

5. pemeriksaan
1. Akuntabilitas keuangan oleh
berorientasi pada badan pemeriksa
hasil; yang bebas dan
2. profesionalitas; mandiri
3. proporsionalitas;
4. keterbukaan
dalam
pengelolaan
keuangan negara;

Penjelasan UU 17/2003
Ruang Lingkup Pengelolaan Keuangan Negara
1.hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan
melakukan pinjaman;
2.kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara
dan membayar tagihan pihak ketiga;
3.penerimaan negara;
4.pengeluaran negara;
5.penerimaan daerah;
6.pengeluaran daerah;
7.kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa
uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan
uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/perusahaan daerah;
8.kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas
pemerintahan dan/atau kepentingan umum;
9.kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan
pemerintah”

Penjelasan UU 17/2003
Bidang pengelolaan keuangan negara yang demikian luas dapat
dikelompokkan dalam sub bidang pengelolaan fiskal, sub bidang
pengelolaan moneter, dan sub bidang pengelolaan kekayaan negara
yang dipisahkan.
1. Pengelolaan moneter
Hal ini dilakukan melalui serangkaian kebijakan di bidang moneter. Kebijakan moneter adalah
kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah agar ada keseimbangan yang dinamis antara jumlah
uang yang beredar dengan barang dan jasa yang tersedia di masyarakat.
2. Pengelolaan Fiskal
Pengelolaan fiskal meliputi fungsi-fungsi pengelolaan kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi
makro, penganggaran, administrasi perpajakan, administrasi kepabean, perbendaharaan, dan
pengawasan keuangan. Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah berkaitan
dengan penerimaan (pendapatan) dan pengeluaran (belanja pemerintah
 3. Pengelolaan Kekayaan Negara
Untuk Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. Khusus untuk proses pengadaan
barang/jasa instansi pemerintah yang termasuk pengeluaran negara telah diatur secara khusus
dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden
Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi
Pemerintah. Di samping itu terdapat pula kekayaan negara yang dipisahkan (pengelolaannya
diserahkan kepada perusahaan yang seluruh modalnya/ sahamnya dimiliki oleh negara).
Perusahaan semacam ini biasa di sebut Badan Usaha Milik Negara dan Lembaga-Lembaga
Keuangan Negara (BUMN/BUMD). Penjelasan UU 17/2003,
PP 27/2014, Perpres 21/2021
C. Pengelolaan Keuangan Negara

• a. perencanaan keuangan negara;


• b. pelaksanaan keuangan negara;
• d. pertanggungjawaban keuangan negara.

Penjelasan UU 17/2003
1. Perencanaan Keuangan Negara
Pendekatan Perencanaan Penganggaran
1. Performance Based Budgeting (Penganggaran Berbasis Kinerja). Mengacu
pada Indikator Kinerja, Standar Biaya dan Evaluasi kinerja yang tercermin
dalam satuan output terukur.
2. Medium Term Expenditure Framework (Kerangka Pengeluaran Jangka
Menengah). Untuk memberikan kerangka yang menyeluruh dan
meningkatkan proses perencanaan dan penganggaran
3. Pendekatan Penganggaran Terpadu
Pendekatan Sistem Perencanaan dan Penganggaran Terpadu (Planning,
Programming, and Budgeting System-PPBS)

Penjelasan UU 17/2003
Proses Penganggaran
PP 71/2010
Tujuan BAS

• Memastikan rencana keuangan (anggaran),


realisasi dan pelaporan keuangan dinyatakan
dalam istilah yang sama;
• Meningkatkan kualitas informasi keuangan;
• Memudahkan pengawasan.

PP 71/2010
PMK 214/PMK.05/2013
PMK 214/PMK.05/2013
PMK 214/PMK.05/2013
PMK 214/PMK.05/2013
PMK 91/PMK.05/2007
PMK 101/PMK.02/2011
PMK 171/PMK.02/2013
2. Pelaksanaan Anggaran
Pendelegasian Kewenangan dalam Pelaksanaan Anggaran

Penjelasan UU 17/2003
Tugas Menteri Keuangan sebagai Pengelola Fiskal

UU 17/2003
Tugas Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai
Pengguna Anggaran

UU 17/200
Pemisahan Kewenangan Menteri Teknis dan
Menteri Keuangan

UU 1/2004
Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Dokumen Pelaksanaan Anggaran
• Setelah APBN ditetapkan, Menteri Keuangan memberitahukan kepada semua
menteri/pimpinan lembaga agar menyampaikan dokumen pelaksanaan anggaran;
• Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun dokumen pelaksanaan anggaran
berdasarkan alokasi anggaran yang ditetapkan oleh Presiden;
•Di dalam dokumen pelaksanaan anggaran, diuraikan:
- Sasaran yang hendak dicapai,
- Fungsi,
- Program dan rincian kegiatan,
- Anggaran yang disediakan untuk mencapai sasaran tersebut,
- Rencana penarikan dana tiap-tiap satuan kerja, serta
- Pendapatan yang diperkirakan diterima
• Pada dokumen pelaksanaan anggaran dilampirkan rencana kerja dan anggaran
Badan Layanan Umum dalam lingkungan kementerian negara yang bersangkutan;
• Dokumen pelaksanaan anggaran yangtelah disahkan oleh Menteri Keuangan
disampaikan kepada:
- Menteri/Pimpinan Lembaga,
- Kuasa Bendahara Umum Negara,
- Badan Pemeriksa Keuangan

PP 45/2013
Tahapan Pembuatan Komitmen

• Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran melaksanakan


kegiatan sebagaimana tersebut dalam dokumen pelaksanaan
anggaran yang telah disahkan.
• Untuk keperluan pelaksanaan kegiatan tersebut dalam dokumen
pelaksanaan anggaran, Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran berwenang mengadakan ikatan/perjanjian dengan
pihak lain dalam batas anggaran yang telah ditetapkan.

PP 45/2013
Tahapan Pengujian dan Perintah Pembayaran
•Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran berhak untuk:
- menguji,
- membebankan pada mata anggaran yang telah disediakan,
- memerintahkan pembayaran tagihan-tagihan atas beban APBN/APBD
• Untuk melaksanakan ketentuan tersebut, Pengguna Anggaran/Kuasa pengguna
Anggaran berwenang:
- menguji kebenaran material surat-surat bukti mengenai hak pihak
penagih;
- meneliti kebenaran dokumen yang menjadi persyaratan/kelengkapan
seubungan dengan ikatan/perjanjian pengadaan barang/jasa;
- meneliti tersedianya dana yang bersangkutan;
- membebankan pengeluaran sesuai dengan mata anggaran pengeluaran
yang bersangkutan;
- memerintahkan pembayaran atas beban APBN/APBD.
• Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan dokumen yang
berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar pengeluaran atas beban
APBN/APBD bertanggung jawab atas kebenaran material dan akibat yang
timbul dari penggunaan surat bukti dimaksud.
PP 45/2013
Tahapan Pembayaran
•Pembayaran atas tagihan yang menjadi beban APBN dilakukan oleh
Bendahara Umum Negara (BUN)/Kuasa BUN.
•Dalam rangka pelaksanaan pembayaran BUN/Kuasa BUN
berkewajiban untuk:
- meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang
diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran;
- menguji ketersediaan dana yang bersangkutan;
- memerintahkan pencairan dana sebagai dasar
pengeluaran negara;
- menolak pencairan dana, apabila perintah pembayaran yang
diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

PP 45/2013
Pembayaran oleh Bendahara Pengeluaran

•Pembayaran atas beban APBN/APBD tidak boleh dilakukan sebelum barang dan/atau jasa
diterima.
•Untuk kelancaran pelaksanaan tugas kementerian negara/lembaga/satuan kerja perangkat
daerah kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dapat diberikan uang
persediaan (UP) yang dikelola oleh Bendahara Pengeluaran.
•Bendahara Pengeluaran melaksanakan pembayaran dari uang persediaan yang dikelola
setelah :
- meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran;
- menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam perintah
pembayaran;
- menguji ketersediaan dana yang bersangkutan.
•Bendahara Pengeluaran wajib menolak perintah bayar dari Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran apabila persyaratan tidak dipenuhi.
•Bendahara Pengeluaran bertanggung jawab secara pribadi atas pembayaran yang
dilaksanakannya.
•Pengecualian dari ketentuan ini diatur dalam peraturan pemerintah.

PP 45/2013
Menteri/pimpinan lembaga selaku
Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang
kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya, berwenang :
a. menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;
b. menunjuk Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang;
c. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan
penerimaan negara;
d. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan
piutang;
e. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja;
f. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian dan perintah
pembayaran;
g. menggunakan barang milik negara;
h. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang
milik negara;
i. mengawasi pelaksanaan anggaran;
j. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kementerian
negara/lembaga yang dipimpinnya. UU 1/2004
Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran berwenang :

a. menguji kebenaran material surat-surat bukti mengenai hak


pihak penagih;
b. meneliti kebenaran dokumen yang menjadi per-
syaratan/kelengkapan sehubungan dengan ikatan/ perjanjian
pengadaan barang/jasa;
c. meneliti tersedianya dana yang bersangkutan;
d. membebankan pengeluaran sesuai dengan mata anggaran
pengeluaran yang bersangkutan;
e. memerintahkan pembayaran atas beban APBN/APBD.

UU 1/2004
Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara
berkewajiban untuk:

a. meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan


oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran;
b. menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APBN
yang tercantum dalam perintah pembayaran;
c. menguji ketersediaan dana yang bersangkutan;
d. memerintahkan pencairan dana sebagai dasar pengeluaran
negara;
e. menolak pencairan dana, apabila perintah pembayaran yang
diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran tidak memenuhi persyaratan yangditetapkan.

UU 1/2004
Struktur Pengelola Keuangan Negara pada
Satuan Kerja

UU 1/2004
Pejabat Perbendaharaan Satuan Kerja
Pejabat Perbendaharaan Satker ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri
• Kepala Satker/KPA/KPB
• Pejabat Pemungut Penerimaan Negara
• Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
• Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PP-SPM)
• Bendahara Penerimaan
• Bendahara Pengeluaran
Pembantu Pejabat Inti Satker, ditetapkan oleh Atasan Langsung

PP 45/2013
Penetapan Pejabat Perbendaharaan Satuan Kerja

• Menteri menyampaikan Surat Edaran ke Eselon I tentang


pengusulan Pejabat Perbendaharaan Satker berikut
kompetensi Teknis dan Persyaratan Administrasi.
• Pejabat Eselon I Kementerian menyusun usulan Pejabat
Perbendaharaan
• Usulan disampaikan kepada Menteri u.p. Sekretaris
Jenderal
• Biro Keuangan mengevaluasi dan memproses SK Pejabat
Perbendaharaan Satker yang akan ditetapkan oleh Menteri

UU 1/2004
Tugas dan Wewenang PA/KPA
a. Menyusun DIPA
b. Menetapkan PPK untuk melakukan tindakan yang
mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara
c. Menetapkan PPSPM untuk melakukan pengujian tagihan
dan menerbitkan SPM atas beban anggaran belanja Negara
d. Menetapkan panitia/pejabat yang terlibat dalam pelaksanaan
kegiatan dan pengelola anggaran/keuangan
e. Menetapkan rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana
penarikan dana Memberikan supervisi dan konsultasi dalam
pelaksanaan kegiatan dan penarikan dana
g. Mengawasi penatausahaan dokumen dan transaksi yang
berkaitan pelaksanaan kegiatan dan anggaran
h. Menyusun laporan keuangan dan kinerja atas pelaksanaan
anggaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan
PP 45/2013
Tugas dan Wewenang PPK
a. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan
dana berdasarkan DIPA
b. Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
c. Membuat, menandatangani dan melaksanakan perjanjian/kontrak
dengan Penyedia Barang/Jasa
d. Melaksanakan kegiatan swakelola
e. Memberitahukan kepada Kuasa BUN atas perjanjian/kontrak yang
dilakukannya
f. Mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak
g. Menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak tagih
kepada negara

PP 45/2013
Lanjutan.... Tugas dan Wewenang PPK
h. Membuat dan menandatangani SPP
i. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan kepada KPA
j. Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada KPA
dengan Berita Acara Penyerahan
k. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen
pelaksanaan kegiatan
l. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan
dengan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

PP 45/2013
Tugas dan Wewenang PPSPM
a. Menguji kebenaran SPP beserta dokumen pendukung
b. Menolak dan mengembalikan SPP, apabila SPP tidak
memenuhi persyaratan untuk dibayarkan
c. Membebankan tagihan pada mata anggaran yang telah
disediakan
d. Menerbitkan SPM
e. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen hak
tagih
f. Melaporkan pelaksanaan pengujian dan perintah
pembayaran kepada KPA
g. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan
dengan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran

PP 45/2013
Tugas dan Wewenang
Bendahara Penerimaan
a. Menerima dan menyimpan uang pendapatan negara
b. Menyetorkan uang pendapatan negara ke rekening Kas Negara
secara periodik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
c. Menatausahakan transaksi uang pendapatan negara di
lingkungan K/L/Satker
d. Menyelenggarakan pembukuan transaksi uang pendapatan negara
e. Mengelola rekening tempat penyimpanan uang pendapatan
negara
f. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban bendahara kepada
Badan Pemeriksa Keuangan dan Kuasa BUN

PP 45/2013
Tugas dan Wewenang
Bendahara Pengeluaran
a. Menerima dan menyimpan uang persediaan
b. Melakukan pengujian tagihan yang akan dibayarkan melalui
uang persediaan
c. Melakukan pembayaran yang dananya berasal dari uang
persediaan berdasarkan perintah KPA
d. Menolak perintah pembayaran apabila tagihan tidak memenuhi
persyaratan untuk dibayarkan
e. Melakukan pemotongan/pemungutan dari pembayaran yang
dilakukannya atas kewajiban kepada negara

PP 45/2013
Lanjutan.....Tugas dan Wewenang
Bendahara Pengeluaran
f. Menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada
Negara ke Rekening Kas Umum Negara
g. Menatausahakan transaksi uang persediaan
h. Menyelenggarakan pembukuan transaksi uang persediaan
i. Mengelola rekening tempat penyimpanan uang persediaan
j. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban bendahara
kepada Badan Pemeriksa Keuangan dan Kuasa BUN
k. Menjalankan tugas kebendaharaan lainnya

PP 45/2013
3. Pelaporan dan Pertanggungjawaban
Reformasi Akuntansi dan Pelaporan
• Filosofi: Akuntabilitas dan Transparansi
• Setiap Pengguna/Kuasa Pengguna Anggaran Wajib
selenggarakan Akuntansi
• Menkeu tetapkan sistem akuntansi berdasarkan Standar
Akuntansi Pemerintahan yang disusun oleh komite
independen (KSAP)
• Laporan keuangan (LRA, LO, LPE, Neraca, Calk, LPSAL, LAK)
• Kalender akuntansi dan pelaporan yang timeliness
• Pernyataan tanggung jawab oleh Kasatker/Menteri
• Merger Laporan Kinerja pada Laporan Keuangan
PP 71/2010
SAI dirancang untuk Menghasilkan Laporan
Keuangan Satker

1. Laporan Kuangan
LRA, LO, LPE, Neraca, Calk, LAK, LPSAL

2. Laporan Barang Milik Negara


Laporan BMN, Catatan atas Laporan BMN

PP 71/2010
Pelaporan Keuangan Selain SAI

Kewajiban Satker menyampaikan:


• LPJ Bendahara
• Laporan Realisasi PNBP
• e-monitoring

PP 1/2004 dan PP 45/2013


D. Pengawasan Pengelolaan Keuangan
Negara

Pengawasan keuangan negara adalah ”Segala


kegiatan untuk menjamin agar pengumpulan
penerimaan-penerimaan negara, dan
penyaluran pengeluaran-pengeluaran  
negara tidak menyimpang dari rencana yang
telah digariskan di dalam Anggaran“.

UU 15/2004
Tujuan Pengawasan Pengelolaan Keuangan
Negara

• Untuk menjaga agar anggaran yang disusun


benar-benar dapat dijalankan,
• Untuk menjaga agar kegiatan pengumpulan
penerimaan dan pembelanjaan pengeluaran
negara sesuai dengan anggaran yang telah
digariskan,
• Untuk menjaga agar pelaksanaan APBN benar-
benar dapat dipertanggungjawabkan.

UU 15/2004
Peran dan fungsi Aparat Pengawasan Internal Pemerintah
(APIP) yang efektif melalui assurance dan consulting dalam
setiap tahapan pengelolaan keuangan negara dan
implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
dapat memberikan jaminan yang memadai bahwa tujuan
organisasi dicapai dengan efisien, efektif, asset terjaga,
laporan keuangan andal dan taat kepada peraturan
perundang-undangan.

Praktek pengawasan pengelolaan keuangan negara secara
internal dilakukan oleh Inspektorat dan Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP),
sedangkan pengawasan eksternal dilakukan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan  (BPK) dan Dewan Perwakilan
Rakyat/Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sesuai dengan
kewenangan masing-masing.
UU 23/2014 dan PP 60/2008
II. KEUANGAN DAERAH
A. Pengertian Keuangan Daerah
Pasal 1 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019
Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban Daerah dalam
rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dinilai dengan
uang serta segala bentuk kekayaan yang dapat dijadikan milik Daerah
berhubung dengan hak dan kewajiban Daerah tersebut.
Pasal 1 ayat 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020
Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang
meliputi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan penatausahaan,
pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah.
B. Ruang Lingkup Pengelolaan Keuangan Daerah

1.hak Daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta
melakukan pinjaman;
2.kewajiban Daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan
daerah dan membayar tagihan pihak lain;
3. penerimaan Daerah;
4. pengeluaran Daerah;
5. kekayaan Daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa
uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak lain yang dapat dinilai
dengan uang, termasuk kekayaan daerah yang dipisahkan; dan/atau
6. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam
rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau
kepentingan umum.

PP 12/2019
Pengelolaan Barang Milik Daerah merupakan bagian dari
Pengelolaan Keuangan Daerah. Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah,
dan secara teknis diatur melalui Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan
Barang Milik Daerah. Khusus untuk proses pengadaan
barang/jasa instansi pemerintah yang termasuk pengeluaran
negara telah diatur secara khusus dalam Peraturan Presiden
Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah

UU 1/2004, PP 27/2014, Perpres 12/2021,


Permendagri 19/2016
C. Hubungan Keuangan Negara dan Keuangan Daerah

UUD NRI 1945 pasal 18A (2) mengatur Hubungan keuangan,


pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan
sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan
selaras berdasarkan undang-undang.

• Presiden selaku kepala pemerintahan memegang kekuasaan


pengelolaan negara yang merupakan bagian kekuasaan pemerintah;
• Presiden kemudian menyerahkan kekuasaan tersebut kepada
kepala daerah (gubernur/bupati/walikota) selaku wakil pemerintah
pusat.

UUD NRI 1945 pasal 18A (2),


UU 17/2003
UU 33/2014
UU 33/2014
Semua Penerimaan Daerah dan Pengeluaran Daerah dalam bentuk uang
dianggarkan dalam APBD. APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri atas:
a. Pendapatan Daerah;
b. Belanja Daerah; dan
c. Pembiayaan daerah.
 
Pendapatan Daerah terdiri atas:
a. Pendapatan Asli Daerah;
b. Pendapatan Transfer; dan
c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah.
 
Mengacu pada Pasal 34 sampai dengan Pasal 45 Peraturan Pemerintah
Nomor 12 tahun 2019, ketentuan terkait Pendapatan Transfer meliputi:
1) transfer Pemerintah Pusat
2) transfer antar-daerah
 
PP 12/2019
Transfer Pemerintah Pusat, terdiri atas:
a. Transfer Pemerintah Pusat terdiri atas Dana Perimbangan, Dana Insentif
Daerah, Dana Otonomi Khusus, Dana Keistimewaan, dan Dana Desa.
Pengalokasian transfer Pemerintah Pusat dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
b. Dana Perimbangan terdiri atas Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum dan
Dana Alokasi Khusus. DBH dan DAU merupakan kategori dari Dana
Transfer Umum, sedangkan DAK merupakan kategori dari Dana Transfer
Khusus.
1) DBH terdiri atas Bagi hasil Pajak dan Bagi Hasil Sumber Daya Alam;
2) DAU yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah
untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan
Desentralisasi;
3) DAK bersumber dari APBN yang dialokasikan pada Daerah untuk
mendanai Kegiatan khusus yang merupakan Urusan
Pemerintahanyang menjadi kewenangan daerah yang ditetapkan
oleh Pemerintah Pusat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. DAK terdiri atas Dana Alokasi Khusus Fisik dan
Dana Alokasi Khusus Non Fisik.
PP 12/2019
 
c. Dana Insentif Daerah (DID) bersumber dari APBN
yang dialokasikan kepada Daerah tertentu berdasarkan
kriteria tertentu dengan tujuan untuk memberikan
penghargaan atas perbaikan dan/atau pencapaian
Kinerja tertentu.
d.Dana otonomi khusus dialokasikan kepada Daerah yang
memiliki otonomi khusus sesuai dengan ketentuan
peraturan undang- undangan.
e.Dana keistimewaan dialokasikan kepada Daerah
istimewa sesuai dengan ketentuan peraturan undang-
undangan.
f. Dana desa diatur sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
PP 12/2019
D. Pengelolaan Keuangan Daerah
PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

PP 12/2019
Tugas dan Wewenang
Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah
1. Sekretaris Daerah selaku Koordinator Pengelolaan
Keuangan Daerah, bertugas:
a. Koordinasi dalam Pengelolaan Keuangan Daerah;
b. Koordinasi dibidang penJrusunan rancangan APBD,
rancangan perubahan APBD, dan rancangan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
c. Koordinasi penyiapan pedoman pelaksanaan APBD;
d. Memberikan persetujuan pengesahan DPA SKPD;
e. Koordinasi pelaksanaan tugas lainnya di bidang
Pengelolaan Keuangan Daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perurndang-undangan;
f. Memimpin TAPD
PP 12/2019
Tugas dan Wewenang
Lanjutan ....

Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah


2. Kepala SKPD selaku PPKD, bertugas:
a. menyusun dan melaksanakan kebijakan Pengelolaan
Keuangan Daerah;
b.Menyusun rancangan Perda tentang APBD, rancangan
Perda tentang perubahan APBD, dan rancangan Perda
tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
c. Melaksanakan pemungutan Pendapatan Daerah yang
telah diatur dalam Perda;
d. melaksanakan fungsi BUD;
e. Melaksanakan tugas lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
PP 12/2019
Tugas dan Wewenang
Lanjutan ....

Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah


PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD berwenang:
a. Menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;
b. Mengesahkan DPA SKPD;
c. Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;
d. Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan
pengeluaran kas umum daerah;
e. Melaksanakan pemungutan pajak daerah;
f. Menetapkan SPD;
g. Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas nama
Pemerintah Daerah;
h. Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan Keuangan Daerah;
i. Menyajikan informasi keuangan daerah; dan
j. Melakukan pencatatan dan pengesahan dalam hal penerimaan dan
Pengeluaran Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, tidak dilakukan melalui Rekening Kas Umum Daerah. PP 12/2019
Tugas dan Wewenang
Lanjutan ....

Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah


Kuasa BUD mempunyai tugas:
a. Menyiapkan Anggaran Kas;
b. Menyiapkan SPD;
c. Menerbitkan SP2D;
d. Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank
dan/atau lembaga keuangan lainnya yang telah ditunjuk;
e. Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan
APBD;
f. Menyimpan uang daerah;
g. Melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/menatausahakan
investasi;
h. Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan PA/KPA atas Beban APBD;
i. Melaksanakan Pemberian Pinjaman Daerah atas nama Pemerintah Daerah;
j. Melakukan pengelolaan Utang dan Piutang Daerah;
k. Melakukan penagihan Piutang Daerah. PP 12/2019
Tugas dan Wewenang
Lanjutan ....

Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah


3. Kepala SKPD selaku PA mempunyai tugas:
a. Menyusun RKA SKPD;
b. Menyusun DPA SKPD;
c. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas Beban anggaran belanja;
d. Melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya;
e. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;
f. Melaksanakan pemungutan retribusi daerah;
g. Mengadakan ikatan/perjanjian kerja sama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang
telah ditetapkan;
h. Menandatangani SPM;
i. Mengelola Utang dan Piutang Daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD yang
dipimpinnya;
J. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya;
k. Mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya;
1. Menetapkan PPTK dan PPK SKPD;
m.Menetapkan pejabat lainnya dalam SKPD yang dipimpinnya dalam rangka Pengelolaan
Keuangan Daerah;
n. Melaksanakan tugas lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PP 12/2019
Tugas dan Wewenang
Lanjutan ....

Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah


3. KPA mempunyai tugas:
a. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas Beban
anggaran belanja;
b. Melaksanakan anggaran Unit SKPD yang dipimpinnya;
c. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;
d. Mengadakan ikatan/perjanjian kerja sama dengan pihak lain dalam
batas anggaran yang telah ditetapkan;
e. Melaksanakan pemungutan retribusi daerah;
f. mengawasi pelaksanaan anggaran yang menjadi tanggung jawabnya;
g. Melaksanakan tugas KPA lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PP 12/2019
Tugas dan Wewenang
Lanjutan ....

Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah


4. PPTK
PA/KPA dalam melaksanakan Kegiatan
menetapkan pejabat pada SKPD/Unit SKPD
selaku PPTK.

PP 12/2019
Tugas dan Wewenang
Lanjutan ....

Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah


5. PPK SKPD mempunyai tugas dan wewenang:
a. Melakukan verifikasi SPP-UP, SPP-GU,SPP-TU, dan SPP-LS
beserta bukti kelengkapannya yang diajukan oleh
Bendahara Pengeluaran;
b. Menyiapkan SPM;
c. Melakukan verifikasi laporan pertanggungjawaban
Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran;
d. Melaksanakan fungsi akuntansi pada SKPD;
e. Menyusun laporan keuangan SKPD.

PP 12/2019
Tugas dan Wewenang
Lanjutan ....

Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah


6. PPK Unit SKPD mempunyai tugas:
a. Melakukan verifikasi SPP-TU dan SPP-LS beserta bukti
kelengkapannya yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran
pembantu;
b. Menyiapkan SPM-TU dan SPM-LS, berdasarkan SPP-TU dan
SPP-LS yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran
pembantu;
c. Melakukan verifikasi laporan pertanggungiawaban
Bendahara Penerimaan pembantu dan Bendahara
Pengeluaran pembantu.

PP 12/2019
Tugas dan Wewenang
Lanjutan ....

Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah

7. Bendahara Penerimaan memiliki tugas dan wewenang


menerima, menyimpan, menyetor ke Rekening Kas
Umum Daerah, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan Pendapatan Daerah yang
diterimanya.

8. Bendahara Penerimaan Pembantu memiliki tugas dan


wewenang sesuai dengan lingkup penugasan yang
ditetapkan Kepala Daerah untuk membantu Bendahara
Penerimaan agar meningkatkan efektifitas pengelolaan
Pendapatan Daerah.

PP 12/2019
Tugas dan Wewenang
Lanjutan ....

Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah


9. Bendahara Pengeluaran memiliki tugas dan wewenang:
a. Mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP UP, SPP GU,
SPP TU, dan SPP LS;
b. menerima dan menyimpan UP, GU, dan TU;
c. Melaksanakan pembayaran dari UP, GU, dan TU yang dikelolanya;
d. Menolak perintah bayar dari PA yang tidak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
e. meneliti kelengkapan dokumen pembayaran;
f. Membuat laporan pertanggungjawaban secara administratif kepada PA
dan laporan pertanggungjawaban secara fungsional kepada BUD secara
periodik;
g. Memungut dan menyetorkan pajak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PP 12/2019
Tugas dan Wewenang
Lanjutan ....

Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah


10. Bendahara Pengeluaran Pembantu memiliki tugas dan wewenang:
a. Mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP TU dan SPP LS;
b. Menerima dan menyimpan pelimpahan UP dari Bendahara Pengeluaran;
c. Menerima dan menyimpan TU dari BUD;
d. Melaksanakan pembayaran atas pelimpahan UP dan TU yang
dikelolanya;
e. Menolak perintah bayar dari KPA yang tidak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
f. meneliti kelengkapan dokumen pembayaran;
g. Memungut dan menyetorkan pajak sesuai dengan ketentuan peraturan
perulndang-undangan;
h. membuat laporan pertanggungjawaban secara administratif kepada KPA
dan laporan pertanggungjawaban secara fungsional kepada Bendahara
Pengeluaran secara periodik.
PP 12/2019
Tugas dan Wewenang
Lanjutan ....

Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah


11. TAPD mempunyai tugas:
a. membahas kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah;
b. menJrusun dan membahas rancangan KUA dan rancangan perubahan KUA;
c. menJrusun dan membahas rancangan PPAS dan rancangan perubahan PPAS;
d. Melakukan verifikasi RKA SKPD;
e. Membahas rancangan APBD rancangan perubahan APBD, dan rancangan
pertanggungjawaban APBD;
f. Membahas hasil evaluasi APBD, perubahan APBD, dan Pertanggungjawaban
APBD ;
g. melakukan verifikasi rancangan DPA SKPD dan rancangan perubahan DPA
SKPD;
h. Menyiapkan surat edaran Kepala Daerah tentang pedoman penyusunan RKA;
i. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
PP 12/2019
PP 12/2019
LRA, Neraca,
LAK, Calk,
LPE, LO, LPSAL

PP 12/2019
Permendagri 77/2020
Permendagri 77/2020
Permendagri 77/2020
Permendagri 77/2020
Permendagri 77/2020
Permendagri 77/2020
Permendagri 77/2020
Permendagri 77/2020
Permendagri 77/2020
Permendagri 77/2020
Permendagri 77/2020
Permendagri 77/2020
Permendagri 77/2020
Permendagri 77/2020
Permendagri 77/2020
Permendagri 77/2020
Permendagri 77/2020
Permendagri 77/2020
Permendagri 77/2020
Permendagri 77/2020
Permendagri 77/2020
Permendagri 77/2020
E. Pengawasan Pengelolaan Keuangan Daerah

Pembinaan dan pengawasan ditujukan untuk menciptakan


sistem Pengelolaan Keuangan Daerah yang sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan setempat dengan tetap mentaati
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi serta
meninjau sistem tersebut secara terus menerus dengan
tujuan mewujudkan Pengelolaan Keuangan Daerah yang
efektif, efisien, dan transparan.

PP 12/2019
Berdasarkan Pasal 216, Pasal 217, Pasal 218, Pasal 219 dan Pasal 222
Pemerintah Nomor 12 tahun 2019, ketentuan umum pembinaan dan pengawasan
sebagai berikut:
1.Pembinaan dan pengawasan Pengelolaan Keuangan Daerah secara nasional
dikoordinasikan oleh Menteri.
2.Pembinaan dan pengawasan Pengelolaan Keuangan Daerah dilaksanakan oleh:
a. Menteri bagi Pemerintah Daerah provinsi;
b. Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat bagi Pemerintah Daerah
kabupaten/kota; dan
c. Kepala Daerah bagi perangkat daerah.
3.Pembinaan dilakukan dalam bentuk fasilitasi, konsultansi, pendidikan dan
pelatihan, serta penelitian dan pengembangan.
4.Pengawasan dilakukan dalam bentuk audit, reviu, evaluasi, pemantauan,
bimbingan teknis, dan bentuk pengawasan lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

PP 12/2019
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai