Anda di halaman 1dari 41

C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


BAB I
PENDAHULUAN

Laporan keuangan merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban pemerintah atas


penggunaan keuangan daerah dalam kerangka pelaksanaan otonomi daerah dan
penyelenggaraan operasional pemerintahan, hal tersebut menjadi tolak ukur kinerja
pemerintahan untuk dipertanggungjawabkan pada setiap akhir Tahun Anggaran. Tujuan
umum Laporan Keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi
anggaran, arus kas dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para
pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya.

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN


Maksud penyusunan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan
mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten Cianjur selama satu periode pelaporan, terutama digunakan untuk
membandingkan realisasi pendapatan, belanja, dan pembiayaan dengan anggaran yang
telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi
Pemerintah Daerah, dan membantu menentukan ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan.
Tujuan penyusunan laporan keuangan Pemerintah Daerah adalah menyajikan informasi
yang bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam menilai akuntabilitas dan
transparansi pengelolaan keuangan daerah serta bermanfaat dalam membuat keputusan
baik keputusan ekonomi, sosial maupun politik dengan:
a. Menyediakan informasi mengenai apakah penerimaan periode berjalan cukup untuk
membiayai seluruh pengeluaran;
b.Menyediakan informasi mengenai apakah cara memperoleh sumber daya ekonomi dan
alokasinya telah sesuai dengan anggaran yang ditetapkan dengan peraturan
perundang-undangan;
c. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan
dalam kegiatan Pemerintah Daerah serta hasil-hasil yang telah dicapai;
d.Menyediakan informasi mengenai bagaimana Pemerintah Daerah mendanai seluruh
kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;
e. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi Pemerintah Daerah
berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun
jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak, retribusi dan
pembiayaan;
f. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan Pemerintah Daerah,
apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan
selama periode pelaporan.

1.2 LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN


1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggungjawab Keuangan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah;
6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah;

1
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

7. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan


Badan Layanan Umum, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23
Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan layanan Umum;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi
Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
65 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun
2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/ Daerah,sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
38Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Pertanggungjawaban Kepala
Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/
Daerah;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan kepada
Partai Politik;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan;
19. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah;
20. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/ Jasa Instansi
Pemerintah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden
Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/ Jasa Instansi Pemerintah;
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubahbeberapa kali terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2012 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta
Penyampaiannya;
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata
Cara Perhitungan, Penganggaran Dalam APBD, Pengajuan, Penyaluran, dan
Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan
Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

2
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 2016 Tentang Penyisihan
Piutang dan Penyisihan Piutang dan Penyisihan Dana Bergulir pada Pemerintah
Daerah;
26. Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 02 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
27. Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 07 Tahun 2014 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Cianjur Tahun Anggaran 2016;
28. Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 09 Tahun 2016 tentang Perubahan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Cianjur Tahun Anggaran
2016;
29. Peraturan Bupati Cianjur Nomor 12 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Daerah;
30. Peraturan Bupati Cianjur Nomor 13 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi
Pemerintah Daerah dan Bagan Akun Standar di Lingkungan Pemerintah Daerah
Kabupaten Cianjur;
31. Peraturan Bupati Cianjur Nomor 32 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan
Bupati Cianjur No. 31 Tahun 2016 tentang Perubahan Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016.

1.3 SISTEMATIKA PENULISAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


Bab I Pendahuluan
1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
1.3 Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan
Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja
APBD
2.1 Ekonomi Makro
2.2 Kebijakan Keuangan
2.3 Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD
Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan
3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan
3.2 Hambatan dan Kendala yang Ada Dalam Pencapaian Target yang Telah
Ditetapkan
Bab IV Kebijakan Akuntansi
4.1 Entitas Pelaporan Keuangan Daerah
4.2 Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
4.3 Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
4.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang Ada
Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan
Bab V Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
5.1Penjelasan Atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran
5.1.1 Penjelasan Umum Pos-pos Laporan Realisasi APBD
5.1.2 Penjelasan Per Pos Laporan Realisasi APBD
5.1.3 Catatan Penting Lainnya

5.3Penjelasan Atas Pos-pos Neraca


5.3.1 Posisi Keuangan Secara Umum

3
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

5.3.2 Penjelasan Per Pos Neraca


5.3.3 Catatan Penting Lainnya
5.4 Penjelasan Atas Pos-pos Laporan Operasional
5.4.1 Posisi Laporan Operasional Secara Umum
5.4.2 Penjelasan Per Pos Laporan Operasional
5.4.3 Catatan Penting Lainnya
5.6 Penjelasan Atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas
5.3.1 Posisi Laporan Perubahan Ekuitas Secara Umum
5.3.2 Penjelasan Per Pos Laporan Perubahan Ekuitas
5.3.3 Catatan Penting Lainnya
Bab VI Penjelasan atas Informasi-Informasi Non Keuangan
Bab VII Penutup

BAB II
EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET

4
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

KINERJA APBD

2.1 EKONOMI MAKRO


Aspek perekonomian dalam RPJMD Kabupaten Cianjur Tahun 2011-2016, strategi
yang ditetapkan adalah peningkatan daya beli masyarakat, melalui penetapan berbagai
kebijakan sebagai berikut:
1 Pengembangan agribisnis yang mampu menghasilkan produk dan industri
pertanian yang berdaya saing;
2 Peningkatan produksi dan ketersediaan pangan serta pengembangan mekanisme
distribusi dan aksesibilitas pangan;
3 Peningkatan pariwisata daerah berbasis alam dan budaya yang mampu bersaing
memenuhi kebutuhan wisatawan dengan tetap berprinsip pada pembangunan
berkelanjutan;
4 Peningkatan aksebilitas KUKM terhadap modal, teknologi dan pasar;
5 Perwujudan pengelolaan industri dan perdagangan yang berdaya saing didukung
oleh SDA, SDM, sarana dan prasarana serta teknologi tepat guna;
6 Peningkatan promosi dan kerjasama investasi;
7 Perwujudan iklim investasi yang sehat;
8 Pengembangan pemanfaatan dan pengelolaan pesisir dan kelautan secara optimal
dan berkelanjutan;
9 Penguatan implementasi rencana tata ruang daerah dalam pemanfaatan ruang
untuk pengembangan wilayah Kabupaten Cianjur;
10 Perwujudan pemanfaatan ruang yang berhasil guna dan berdaya guna serta mampu
mendukung pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan;
11 Pengembangan wilayah didukung oleh ketersediaan dan pembangunan
infrastruktur yang handal;
12 Perwujudan keseimbangan fungsi lahan untuk menjaga kelestarian lingkungan
hidup.
Kondisi Ekonomi Daerah dapat dilihat dari indikator makro ekonomi diantaranya
perkembangan nilai PDRB Kabupaten Cianjur, Laju Pertumbuhan ekonomi daerah,
struktur PDRB, Tingkat Pengangguran dan tingkat kemiskinan. Nilai Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Cainjur secara nominal dari tahun ke tahun
senantiasa mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 nilai PDRB berdasar harga
konstan Tahun 2000 mencapai Rp.8,29 trilyun sementara harga berlaku Rp.17,67
Trilyun, sedangkan berdasarkan angka BPS Kabupaten Cianjur pada Tahun 2012 PDRB
berdasar harga konstan 2000 meningkat menjadi Rp.9,09 Trilyun dan PDRB harga
berlaku menjadi Rp.22,52 Trilyun.
Stabilitas ekonomi yang didukung oleh daya beli masyarakat mendorong terjaga
momentum pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2010 sampai dengan tahun
2013. Perekonomian Indonesia rata-rata tumbuh sebesar 6,2 % dalam periode empat
tahun pertama pelaksanaan RPJMN 2010-2014 dengan pertumbuhan ekonomi Tahun
2010, Tahun 2011, Tahun 2012, Tahun 2013 dan Tahun 2014 berturut-turut sebesar 6,2
%, 6,5 %, 6,3 %, 5,8 %, dan 6,4%.
Namun, di sisi lain Ekspor barang dan jasa Indonesia mengalami perlambatan dalam
dua tahun terakhir. Ekspor barang dan jasa pada Tahun 2013 melambat menjadi 5,3 %,
meskipun dalam periode Tahun 2010 sampai dengan 2013, ekspor barang dan jasa
dapat tumbuh rata-rata sebesar 9,1 %.
Masih cukup tingginya inflasi dan nilai tukar rupiah pada awal Tahun 2014, serta BI
rate dan suku bunga perbankan, akan memperlambat pertumbuhan kredit perbankan
(Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi dan Kredit Konsumsi). Tingginya suku bunga

5
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

perbankan, yang berkaitan dengan tingkat pengembalian obligasi juga membuat


penerbitan obligasi rupiah masih kurang menarik, dibanding obligasi dalam valuta
asing. Di pihak lain, penerbitan saham dalam Tahun 2014 diharapkan dapat meningkat
signifikan untuk memenuhi kebutuhan dana investasi baik badan usaha swasta maupun
BUMN/BUMD.
Dalam situasi ini, berbagai hambatan di dalam negeri yang belum terealisasikan serta
kemungkinan cuaca ekstrem di dalam negeri akan dihadapi dengan berbagai langkah
yang tepat, antara lain: (i) penguatan ekonomi domestik melalui investasi agar daya beli
meningkat: (ii) meningkatkan efektivitas belanja negara. baik dari arah belanja negara
tersebut maupun dari penyerapannya, terutama yang terakit dengan prioritas belanja
negara infrastruktur; serta (iii) peningkatan efektivitas penerimaan negara dengan
sekaligus pengurangan defisit anggaran. Denganlangkah-langkah ini, secara
keseluruhan momentum pembangunan yang sudah dicapai pada Tahun 2013 secara
keseluruhan dapat dipertahankan pada Tahun 2014, dan dapat ditingkatkan pada Tahun
2016.
Dengan memperhatikan pencapaian kemajuan Tahun 2011 sampai dengan Tahun
2013 dan mempertimbangkan masalah yang dihadapi hingga Tahun 2014, maka
tantangan dan kebijakan pokok yang dihadapi pada Tahun 2016 adalah sebagai berikut:
- Memantapkan perekonomian nasional;
- Menjaga stabilitas ekonomi;
- Mempercepat pengurangan pengangguran dan kemiskinan.
Dengan arah kebijakan ekonomi makro di atas serta dengan memperhatikan
lingkungan eksternal dan internal, pertumbuhan ekonomi nasional Tahun 2016
ditargetkan untuk tumbuh sekitar 5,8 %. Dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih
tinggi dan stabilitas ekonomi yang terjaga tersebut, maka sasaran kuantitatif tingkat
pengangguran terbuka Tahun 2016 diperkirakan sebesar 5,5-5,7 pesen pada Tahun 2016
dan jumlah penduduk miskin menjadi berkisar antara 9,0-10,0 % pada Tahun 2016
untuk tingkat nasional.
Di Tahun 2014, kondisi ekonomi makro di tingkat Nasional yang berdampak
terhadap ekonomi makro regional Jawa Barat dan Kabupaten Cianjur diperkirakan akan
membaik sejalan dengan membaiknya kinerja ekonomi global di Tahun 2013-2016,
perbaikan kinerja ekonomi global, nasional dan regional dalamTahun 2016 tersebut,
diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi kabupaten cianjur yang
berkualitas serta memperkuat landasan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan
upaya penanganan kemiskinan, berbasis pada sumber daya yang ada. Demikian pula
diharapkan APBD tahun 2016 akan menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Cianjur, terutama pertumbuhan sektor riil yang terdorong perkembangannya melalui
belanja daerah langsung dan tidak langsung yang diharapkan mampu menggerakan
semua sektor produksi, terutama pertanian dan perdagangan.

2.2 KEBIJAKAN KEUANGAN


Keuangan Daerah mencerminkan daya dukung manajemen pemerintahan daerah
terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi tanggungjawabnya
karena merupakan faktor strategis yang turut menentukan kualitas penyelenggaraan
pemerintahan daerah. Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat diukur dari kapasitas
pendapatan asli daerah, rasio pendapatan asli daerah terhadap jumlah penduduk dan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Untuk memahami tingkat kemampuan
keuangan daerah, maka perlu dicermati kondisi kinerja keuangan daerah berikut
kebijakan yang melandasi pengelolaannya.

6
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

Tujuan utama penyelenggaraan otonomi daerah adalah untuk meningkatkan pelayanan


publik dan memajukan perekonomian daerah. Pada dasarnya terkandung tiga misi
utama pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, yaitu:
a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik dan kesejahteraan
masyarakat;
b. Menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya daerah;
c. Memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam
proses pembangunan.
Pengelolaan Keuangan daerah yang baik menghasilkan keseimbangan antara
optimalisasi pendapatan daerah, efisiensi dan efektivitas belanja daerah serta ketepatan
dalam memanfaatkan potensi pembiayaan daerah.
Pendapatan Daerah
Kebijakan Anggaran Pendapatan Daerah Tahun 2016 diarahkan kepada
upaya peningkatan pendapatan daerah dari Pendapatan Asli Daerah, Dana
Perimbangan dan Lain-lain pendapatan yang sah. Peningkatan pendapatan daerah
dilakukan melalui optimalisasi pendapatan daerah dengan tetap memperhatikan
efektifitas dan efisiensi pelaksanaanya serta mendapat dukungan dari masyarakat
yang dilakukan secara terencana, dengan memperhatikan kondisi perkembangan
perekonomian dan segala kendala, potensi dan cakupan pelayanan yang ada.
Dengan demikian, upaya peningkatan pendapatan yang direncanakan tidak
membebani masyarakat dan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Disamping itu, dengan berhasilnya optimalisasi pendapatan ini diharapkan akan
meningkatkan kemandirian daerah dalam penyediaan anggaran, sehingga
ketersediaan pembiayaan mandiri (Self Financing) diharapkan semakin meningkat
dan tingkat ketergantungan terhadap dana perimbangan setiap tahun anggaran
makin berkurang. Oleh karena itu, peningkatan kemandirian dalam penyediaan
anggaran daerah merupakan kebijakan dalam perencanaan pendapatan daerah.
Kebijakan lain, terkait dengan anggaran pendapatan adalah mengenai rasionalisasi
pungutan pajak dan retribusi. Rasionalisasi pungutan pajak dan retribusi penting
untuk diperhatikan agar pungutan yang dilakukan akan menciptakan iklim kegiatan
usaha yang kondusif bagi dunia usaha serta menjadi faktor insentif (pendorong)
kegiatan produksi masyarakat secara luas, terutama produk unggulan daerah, baik
yang berorientasi pasar domestic (local, regional, nasional) maupun internasional.
Dengan demikian, kebijakan dalam anggaran pendapatan yang ditetapkan
diharapkan menjadi faktor insentif (pendorong) yang akan menstimulasi pada
pertumbuhan perekonomian daerah Cianjur, yang pada akhirnya akan menciptakan
perluasan kegiatan usaha dan perluasan kesempatan kerja, serta peningkatan
kegiatan investasi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
2. Belanja Daerah
Belanja daerah disusun untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan
daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Cianjur, yang terdiri dari
urusan wajib dan urusan pilihan. Kebijakan Belanja Daerah tahun 2016
diselenggarakan melalui pengaturan pola pembelanjaan yang proposional, efisien
dan efektif, antara lain melalui:
a. Peningkatan program program yang berorientasi pada masyarakat dan
berupaya melaksanakan realisasi belanja daerah secara tepat waktu dengan
mendorong proses penetapan PERDA APBD secara tepat waktu;
b. Peningkatan kualitas anggaran belanja daerah melalui pola penganggaran yang
berbasis kinerja dan sistem pelaporan yang akuntabel.
c. Pengalokasian kebutuhan belanja fixed cost, regular cost dan variabel cost
secara terukur dan terarah, yaitu:

7
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

1) Pemenuhan kebutuhan dasar dalam menjamin keberlangsungan operasional


kantor (biaya listrik, telepon, air bersih, BBM, internet dan service
kendaraan bermotor;
2) Pengalokasian kebutuhan belanja kegiatan yang bersifat rutin sebagai
pelaksanaan Tupoksi OPD, yang meliputi kegiatan perencanaan,
koordinasi, fasilitasi, konsultasi, sosialisasi, serta pengendalian dan
evaluasi;
3) Pengalokasian kebutuhan belanja kegiatan yang mendukung program-
program pembangunan yang menjadi prioritas dan unggulan OPD.
d. Alokasi anggaran bidang ekonomi diarahkan pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat;
e. Penentuan anggaran belanja dengan memperhatikan belanja tidak langsung dan
belanja langsung sesuai dengan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Cianjur;
f. Peningkatan efektivitas belanja bantuan keuangan dan bagi hasil kepada Desa
dengan pola alokasi yang bersifat block grant secara proporsional, guna
memperkuat kapasitas finansial Desa dalam melaksanakan tugas-tugas
pelimpahan wewenang.
A. Belanja Tidak Langsung
1. Belanja Pegawai
a. Besarnya penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan PNSD
disesuaikan dengan hasil rekonsiliasi jumlah pegawai dan belanja
pegawai dalam rangka perhitungan DAU Tahun Anggaran 2016 serta
memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan PNSD
dan pemberian gaji ketiga belas;
b. Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan kenaikan gaji berkala,
kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi pegawai dengan
memperhitungkan acress yang besarnya maksimum 2,5% (dua setengah
persen) dari jumlah belanja pegawai untuk gaji pokok dan tunjangan;
c. Penganggaran penyelenggaraan jaminan kesehatan yang dibebankan
pada APBD berpedoman pada Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004,
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 dan Peraturan Presiden Nomor
111 Tahun 2013, sedangkan penganggaran penyelenggaran jaminan
kecelakaan kerja dan kematian ynag dibebankan pada APBD
berpedoman pada Undang-undang nomor 40 Tahun 2004, Undang-
undang Nomor 24 Tahun 2011, Peraturan Pemerintah Nomor 84 tahun
2013 dan Peraturan Presiden Nomor 109 tahun 2013 tentang jaminan
kesehatan.

B. Belanja Langsung
Alokasi belanja langsung dalam APBD mengutamakan pelaksanaan urusan
pemerintah daerah, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Belanja
langsung dituangkan dalam bentuk program dan kegiatan, yang manfaat capaian
kinerjanya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dalam rangka peningkatan
kualitas pelayanan publik. Belanja Langsung Tahun Anggaran 2016 lebih
dialokasikan untuk anggaran sebagai berikut:
1. Belanja Pegawai
Dalam rangka meningkatkan efisiensi anggaran daerah, penganggaran
honorarium bagi PNSD dan Non PNSD memperhatikan atas kepatutan,
kewajaran dan rasionalitas dalam pencapaian sasaran program dan
kegiatan. Berkaitan dengan hal tersebut, pemberian honorarium bagi PNSD
dan Non PNSD dibatasi dan hanya didasarkan pada pertimbangan bahwa
keberadaan PNSD dan Non PNSD dalam kegiatan benar-benar memiliki

8
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

peranan dan kontribusi nyata terhadap efektifitas pelaksanaan kegiatan


dimaksud.
2. Belanja Barang dan Jasa
a) Penganggaran belanja barang pakai habis disesuaikan dengan
kebutuhan nyata yang didasarkan atas pelaksanaan tugas dan fungsi
OPD, jumlah pegawai dan volume pekerjaan serta memperhitungkan
sisa persediaan barang Tahun Anggaran 2014;
b) Mengutamakan produksi dalam negeri dan melibatkan usaha mikro,
kecil dan menengah serta Koperasi tanpa mengabaikan prinsip
efisiensi, persaingan sehat, kesatuan sistem dan kualitas kemampuan
teknis;
c) Penganggaran untuk pengadaan barang (termasuk berupa aset tetap)
yang akan diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat pada tahun
anggaran berkenaan, dianggarkan pada jenis belanja barang dan jasa;
d) Penganggaran belanja perjalanan dinas dalam rangka kunjungan kerja
dan studi banding, baik perjalanan dinas dalam negeri maupun
perjalanan dinas luar negeri, dilakukan secara selektif, frekuensi dan
jumlah harinya dibatasi serta memperhatikan target kinerja dari
perjalanan dinas dimaksud sehingga relevan dengan substansi
kebijakan pemerintah daerah. Hasil studi banding dilaporkan sesuai
peraturan perundang-undangan;
e) Penganggaran untuk menghadiri pendidikan dan pelatihan, bimbingan
teknis atau sejenisnya yang terkait dengan pengembangan sumber
daya manusia yang tempat penyelenggaraannya di luar daerah, sangat
selektif dengan mempertimbangkan aspek-aspek urgensi dan
kompetensi serta manfaat yang akan diperoleh dari kehadiran dalam
pelatihan/bimbingan teknis dalam rangka pencapaian efektifitas
penggunaan anggaran daerah;
f) Penganggaran untuk penyelenggaraan kegiatan diprioritaskan
menggunakan fasilitas aset daerah, seperti ruang rapat atau aula yang
sudah tersedia milik pemerintah daerah;
g) Dalam rangka optimalisasi Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan (PBB-P2) yang menjadi kewenangan daerah, Pemerintah
Kabupaten Cianjur memprioritaskan penganggaran untuk program dan
kegiatan, baik aspek regulasi, kelembagaan, pendataan, sistem, standar
pengelolaan, dan pengembangan sumber daya manusia serta
penyiapan sarana dan prasarana maupun faktor lain yang terkait.

3. Belanja Modal
a) Penganggaran belanja modal tidak hanya sebesar harga beli/bangun
aset tetap, tetapi ditambah seluruh belanja yang terkait dengan
pengadaan/pembangunan aset tetap tersebut sampai siap digunakan;
b) Belanja Modal diarahkan sekurang-kurangnya mencapai 30% dari
belanja daerah;
c) Pengadaan kebutuhan barang milik daerah, menggunakan dasar
perencanaan kebutuhan barang milik daerah sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah dan
memperhatikan standar barang berdasarkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan
Prasarana Kerja Pemerintah Daerah, sebagaimana diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2007 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun
2006.

9
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

2.3 INDIKATOR PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD


Ringkasan realisasi APBD Tahun Anggaran 2016 dapat diuraikan secara singkat pada
Tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Ringkasan Laporan Realisasi APBD


Per 31 Desember 2016
(dalam rupiah)

ANGGARAN REALISASI
URAIAN ( %)
2016 2016

PENDAPATAN 2.919.346.250 2.926.124.679 100,23%

BELANJA 3.275.542.829 3.019.925.203 92,2

JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER 3.275.542.829 3.019.925.203 92,17

SURPLUS/DEFISIT (356.196.579) (93.800.524) 26,33%

SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (356.196.579) (93.800.524) 26,33%

Realisasi Pendapatan Daerah sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar Rp


2.926.124.679 atau 100,23% dari target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp 2.919.346.250, hal ini dikarenakan tidak
tercapainya Pendapatan Daerah dari pendapatan Pajak Reklame, PBB, pendapatan
pengelolaan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan dan pendapatan Transfer dari
Pemerintah Pusat.
Tidak tercapainya pendapatan Pajak Reklame terutama dari pajak reklame rokok,
disebabkan terbitnya Perda nomor 3 Tahun 2016tentang Kawasan tanpa Asap Rokok
sehingga perizinan untuk reklame rokok pada kawasan tertentu tidak bisa diterbitkan.
Tidak tercapainya pendapatan PBB dikarenakan belum dilakukannya validasi data PBB-
P2 yang diserahkan KPP Pratama pada Tahun 2014 sehingga masih terjadi selisih antara
jumlah ketetapan wajib pajak dengan objek pajak.
Tidak tercapainya pendapatan pada pendapatan pengelolaan kekayaan daerah yang tidak
dipisahkan dikarenakan menurunnya deviden yang diterima pemda cianjur dari Bank
BJB.

BAB III

10
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

3.1 IKHTISAR REALISASI PENCAPAIAN TARGET KINERJA KEUANGAN


APBD Kabupaten Cianjur Tahun Anggaran 2016 ditetapkan dengan Peraturan Daerah
Nomor 7 Tahun 2014 dan APBD Perubahan ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah
Nomor 09 Tahun 2016 tanggal 13 Oktober 2016.
Dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah mengacu padaPeraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerahyang
dimulai dari perencanaan, perumusan arah dan kebijakan umum, perumusan kebijakan
dan strategi APBD, penyusunan rencana kerja dan anggaran organisasi perangkat
daerah (RKA-OPD) dan rencana strategi sKabupaten Cianjur.
Laporan Realisasi APBD ini menggambarkan perbandingan antara anggaran dan
realisasinya dalam satu periode pelaporan. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran dapat
dilihat padaTabel 2 berikut ini:

Tabel 2. Ringkasan Laporan Realisasi APBD Tahun Anggaran 2016


(dalam rupiah)

URAIAN ANGGARAN REALISASI ( %)

PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH 2.919.346.250,00 2.926.124.679,00 100,23
JUMLAH PENDAPATAN 2.919.346.250,00 2.926.124.679,00 100,23
BELANJA
BELANJA OPERASI 2.870.654.095,00 2.652.316.233,00 92,39%
BELANJA MODAL 404.888.734,00 367.608.970,00 90,79%
JUMLAH BELANJA 3.275.542.829,00 3.019.925.203,00 92,2%
SURPLUS/DEFISIT (356.196.579) (93.800.524) 26,33%
SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (356.196.579) (93.800.524) 26,33%

3.1.1 PENDAPATAN( khusus dinas penghasil)


Realisasi Pendapatan Daerah sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar Rp
2.926.124.679,00 atau 100,23 % dari target yang ditetapkan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp 2.919.346.250,00 Pada
Realisasi Pendapatan Daerah lebih target sebesar Rp 6.778.429,00
Realisasi Pendapatan Asli Daerah sampai dengan 31 Desember 2016 adalah
sebesar Rp 2.926.124.679,00 atau 100,23 % dari target yang ditetapkan sebesar
Rp 2.919.346.250,00 Realisasi Pendapatan Asli Daerah ini terdiri dari :
a. Pendapatan BLUD sebesar Rp 179.665.708,00 atau 106,8% dari target yang
ditetapkan sebesar Rp 168.185.000,00;
b. Pendapatan Dana KApitasi JKN sebesar Rp 2.746.458.971,00 Atau 99,8%
dari target yang ditetapkan sebesar Rp 2.751.161.250,00;
3.1.2 BELANJA
Realisasi Belanja sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar Rp
3.019.925.203,00 Atau 92,2% dari anggaran yang ditetapkan sebesar
Rp3.275.542.829,00 Hal ini terjadi karena efisensi dan adanya belanja program
yang tidak dapat dilaksanakan, dengan rincian per jenis belanjanya adalah
sebagai berikut :

11
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

a. Belanja Operasi sebesar Rp 2.652.316.233,00 Atau 92,39% dari anggaran


yang ditetapkan sebesar Rp 2.870.654.095,00 terdiri dari:
a) Belanja Pegawai sebesar Rp 59.100.000,00 atau 97 % darianggaran
yang ditetapkan sebesar Rp 60.925.000,00
b) Belanja Barang sebesar Rp 2.593.216.233,00 atau 92,29 %
darianggaran yang ditetapkan sebesar Rp 2.809.729.095,00;
b. Belanja Modal sebesar Rp 367.608.970,00 atau 90,79% dari anggaran yang
ditetapkan sebesar Rp 404.888.734,00 terdiri dari:
a) Belanja Peralatan dan Mesin sebesar Rp 367.608.970,00 atau 90,79%
dari anggaran yang ditetapkan sebesar Rp 404.888.734,00;
Realisasi Belanja Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp 367.608.970,00 Sedangkan
Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp 2.814.562.836 terjadi peningkatan sebesar Rp
111.561.843 Atau 96,19% .

3.2 HAMBATAN DAN KENDALA YANG ADA DALAM PENCAPAIAN TARGET


YANG TELAH DITETAPKAN
Realisasi Pendapatan Puskesmas Cipeuyeum Tahun Anggaran 2016 sebesar 100,23
% pencapaian tersebut bertambah dari target sebesar 0,23% dari anggaran yang
ditetapkan,
Realisasi Belanja mencapai 92,2%, terdapat kurang penyerapan anggaransebesar 7,8%
dari anggaran yang ditetapkan,hal ini disebabkan antara lain:
a. Adanya Efisiensi belanja;
b. Adanya belanja program yang tidak dapat dilaksanakan.

BAB IV

12
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

KEBIJAKAN AKUNTANSI

Kebijakan akuntansi Pemerintah Daerah adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-


konvensi, aturan-aturan, dan praktik-pratik spesifik yang dipilih oleh pemerintah daerah
sebagai pedoman dalam menyusun dan menyajikanlaporan keuangan pemerintah daerah
untuk memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan dalam rangka meningkatkan
keterbandingan laporan keuangan terhadap anggaran, antar periode maupun antar entitas.

4.1 ENTITAS PELAPORAN KEUANGAN DAERAH


Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih entitas
akuntansi atau entitas pelaporan yang menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.
Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna Anggaran/Pengguna Barang yang
wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk
digabungkan pada entitas pelaporan.

4.2 BASIS AKUNTANSI YANG MENDASARI PENYUSUNAN LAPORAN


KEUANGAN
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan Pemerintah Kabupaten
Cianjur adalah Basis Akrual.
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2016 telah mengacu
pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

4.3 BASIS PENGUKURAN YANG MENDASARI PENYUSUNAN LAPORAN


KEUANGAN
(1) Pendapatan-LO
Pendapatan-LO adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah
ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar
kembali
a. Pendapatan-LOdilaksanakanberdasarkanasasbruto,yaitudengan membukukan
pendapatanbruto,dantidakmencatatjumlahnetonya (setelah dikompensasikan
dengan pengeluaran).
b. Dalamhalbesaranpengurangterhadappendapatan-LObruto(biaya)
bersifatvariabel terhadap pendapatandimaksud dantidak dapat
diestimasiterlebih dahuludikarenakanprosesbelumselesai,maka asas bruto
dapat dikecualikan.
c. Pendapatandalammatauangasingdiukurdandicatatpada
tanggaltransaksimenggunakan kurstengahBankIndonesia.
Pendapatan-LO disajikan dalam Laporan Operasional (LO) sesuai dengan
klasifikasi dalam BAS. Rincian dari Pendapatan dijelaskan dalam Catatan atas
Laporan Keuangan (CaLK) sesuai dengan klasifikasi sumber pendapatan.

(2) Pendapatan-LRA
Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Daerah yang
menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh
pemerintah.
a. Pendapatan-LRA diukur dan dicatat berdasarkan azas bruto, yaitu dengan

13
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah


dikompensasikan dengan pengeluaran).
b. Dalam hal besaran pengurang terhada ppendapatan-LRA bruto (biaya) bersifat
variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarkan terlebih
dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.
c. Pendapatandalammatauangasingdiukurdandicatatpada
tanggaltransaksimenggunakan kurstengahBankIndonesia.
Pendapatan-LRA disajikandalamLaporanRealisasiAnggarandenganbasis kas sesuai
dengan klasifikasi dalam BAS.

(3) Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset
atau timbulnya kewajiban
Bebandiukur sesuai dengan:
a. Harga perolehan atas barang/jasa atau nilai nominal atas kewajiban beban yang
timbul, konsumsi aset, dan penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
Beban diukur dengan menggunakan mata uang rupiah.
b. Menaksir nilai wajar barang/jasa tersebut pada tanggal transaksi jika
barang/jasa tersebut tidak diperoleh harga perolehannya.
Beban disajikan dalam Laporan Operasional (LO). Rincian dari Beban dijelaskan
dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) sesuai dengan klasifikasi ekonomi,
yaitu:
a. Beban Operasi, yang terdiri dari: Beban Pegawai, Beban Barang dan Jasa, Beban
Bunga, Beban Subsidi, Beban Hibah, Beban Bantuan Sosial, Beban Penyusutan dan
Amortisasi, Beban Penyisihan Piutang serta Beban lain-lain;
b. Beban Transfer;
c. Beban Non Operasional;
d. Beban Luar Biasa.

(4) Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang
mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan
yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
a. Pengukuran belanja berdasarkan realisasi klasifikasi yang ditetapkan dalam
dokumen anggaran.
b. Pengukuran belanja dilaksanakan berdasarkan azas bruto dan diukur
berdasarkan nilai nominal yang dikeluarkan dan tercantum dalam dokumen
pengeluaran yang sah.
Belanja disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA)sesuai dengan
klasifikasi ekonomi, yaitu:
a. Belanja Operasi
b. Belanja Modal
c. Belanja Tak Terduga
dan dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

(5) Aset

14
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

Asetadalahsumberdayaekonomi yangdikuasai dan/atau dimiliki


olehpemerintahsebagaiakibatdariperistiwamasalaludandari manamanfaat ekonomi
dan/atau sosialdimasadepandiharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah
maupun oleh masyarakat, sertadapatdiukur dalamsatuanuang,termasuk
sumberdayanon- keuangan yangdiperlukan untukpenyediaan jasabagimasyarakat
umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
Aset dapat diakui ketika:
a. pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh pemerintah
daerah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat di ukur dengan andal;
b. Pada saat diterima atau kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.
AsetdiklasifikasikanmenjadiAsetLancardanAsetNon Lancar.
a. Aset Lancar
Kas adalahuang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat
digunakan untukmembiayai kegiatan pemerintahdaerah
yangsangatlikuidyangsiapdijabarkan/dicairkan
menjadikassertabebasdaririsikoperubahan nilaiyangsignifikan.
Kas meliputi seluruh UangYangHarus Dipertanggungjawabkan (UYHD)/Uang
Persediaanyangwajib dipertanggungjawabkandandilaporkandalam neraca.
Saldosimpanandibankyang setiapsaatdapatditarikatau digunakan untuk
melakukan pembayaran.
Setarakasadalahinvestasi jangkapendek yangsangatlikuidyang siap dijabarkan
menjadi kas serta bebas dari risiko perubahan nilai yang signifikan.
Setara kas pada pemerintah daerah ditujukan untuk memenuhi kebutuhan kas
jangka pendek atau untuk tujuan lainnya. Untuk memenuhi persyaratan setara
kas, investasi jangka pendek harus segera dapat diubah menjadi kas dalam
jumlah yang dapat diketahui tanpa ada risiko perubahannilai yang signifikan.
Oleh karena itu, suatu investasi disebut setara kas kalau investasi
dimaksudmempunyaimasajatuhtempokurangdari3(tiga)bulan dari tanggal
perolehannya.
Kasdansetarakaspadapemerintahdaerahmencakup kasyang dikuasai, dikeloladan
dibawah tanggungjawab Bendahara Umum
Daerah(BUD)dankasyangdikuasai,dikeloladandibawahtanggungjawabselainBen
dahara Umum Daerahmisalnyabendahara pengeluaran.
KasdanSetaraKas diukurdandicatatsebesarnilainominal. Nilai
nominalartinyadisajikansebesarnilairupiahnya.Apabilaterdapat kas dalambentuk
valuta asing,dikonversimenjadirupiahmenggunakan
kurstengahBankIndonesiapadatanggalneraca.
Investasi Jangka Pendekadalah investasi yang dapat segera dicairkan dan
dimaksudkan untuk dimiliki selama 12 (dua belas) bulan atau kurang. Investasi
jangka pendek memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Dapat segera diperjualbelikan/dicairkan dalam waktu 3 bulan sampai
dengan 12 bulan.
b. Ditujukan dalam rangka manajemen kas dimana pemerintah daerah dapat
menjual/mencairkan investasi tersebut jika timbul kebutuhan kas.
c. Investasi jangka pendek biasanya berisiko rendah.
Deposito berjangka waktu tiga sampai dua belas bulan dikategorikan sebagai
investasi jangka pendek. Sedangkan deposito berjangka waktu kurang dari tiga
bulan dikategorikan sebagai Kas dan Setara Kas.
Piutangadalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada pemerintah daerah
dan/atau hak pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat
perjanjian/atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan atau

15
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

akibat lainnya yang sah.


Piutang diakui pada saat penyusunan laporan keuangan ketika timbul klaim/hak
untuk menagih uang atau manfaat ekonomi lainnya kepada entitas, yaitu pada
saat:
a. Terdapat surat ketetapan/dokumen yang sah yang belum dilunasi ;
b. Terdapat surat penagihan dan telah dilaksanakan penagihan dan belum
dilunasi
Pengukuran piutang pendapatan yang berasal dari peraturan perundang-
undangan, adalah sebagai berikut:
a. Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan
dari setiap tagihan yang ditetapkan berdasarkan surat ketetapan kurang bayar
yang diterbitkan; atau
b. Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan
dari setiap tagihan yang telah ditetapkan terutang oleh Pengadilan Pajak
untuk Wajib Pajak (WP) yang mengajukan banding; atau
c. Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan
dari setiap tagihan yang masih proses banding atas keberatan dan belum
ditetapkan oleh majelis tuntutan ganti rugi.
Piutang disajikan dan diungkapkan secara memadai. Informasi mengenai akun
piutang diungkapkan secara cukup dalam Catatan Atas Laporan Keuangan.
Informasi dimaksud dapat berupa:
a. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penilaian, pengakuan dan
pengukuran piutang;
b. rincian jenis-jenis, saldo menurut umur untuk mengetahui tingkat
kolektibilitasnya;
c. penjelasan atas penyelesaian piutang;
d. jaminan atau sita jaminan jika ada.
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah daerah, dan
barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat
Metode pencatatan persediaan dilakukan secara periodik, maka pengukuran
persediaan pada saat periode penyusunan laporan keuangan dilakukan
berdasarkan hasil inventarisasi dengan menggunakan harga perolehan
terakhir /harga pokok produksi terakhir/nilai wajar.
Persediaan disajikan sebesar:
a. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian. Biaya perolehan
persediaan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya
penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada
perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan lainnya yang serupa
mengurangi biaya perolehan.
b. Harga pokok produksi apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri.
Harga pokok produksi persediaan meliputi biaya langsung yang terkait
dengan persediaan yang diproduksi dan biaya tidak langsung yang
dialokasikan secara sistematis.
Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi. Harga/nilai
wajar persediaan meliputi nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban antar
pihak yang memahami dan berkeinginan melakukan transaksi wajar (arm length
transaction).

b. Aset Tetap

16
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

Asettetapadalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12


(dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Aset Tetap terdiri dari:
a. Tanah;
b. Peralatan dan Mesin;
c. Gedung dan Bangunan;
d. Jalan, Irigasi dan Jaringan;
e. Aset Tetap Lainnya;
f. Konstruksi Dalam Pengerjaan; dan
g. Aset lainnya
Untuk poin a sampai dengan f dicatat dalam Kartu Inventaris Barang (KIB) dan
Buku Inventaris Barang (BIB), sedangkan poin g dicatat dalam Buku Inventaris
Barang dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi
kriteria:
(1) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
(2) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
(3) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan
(4) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan
Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan
menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap
didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.
c. Aset Lainnya
Aset lainnya adalah aset pemerintah daerah yang tidak dapat diklasifikasikan
sebagai aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap, dan dana cadangan.
Aset Lainnya terdiri dari:
a) Aset Tidak Berwujud;
b) Aset Lain-lain.
Aset tidak berwujud adalah aset yang secara fisik tidak dapat dinyatakan atau
tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam
menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk
hak atas kekayaan intelektual. Contoh aset tidak berwujud adalah hak paten,
hak cipta, hak merek, serta biaya riset dan pengembangan. Aset tidak berwujud
dapat diperoleh melalui pembelian atau dapat dikembangkan sendiri oleh
pemerintah daerah. Aset tidak berwujud meliputi:
1. Software Komputer yang dipergunakan dalam jangka waktu lebih dari satu
tahun;
2. Lisensi dan franchise;
3. Hak cipta (copyright), paten, dan hak lainnya;
4. Hasil Kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang.
Aset Lain-lain digunakan untuk mencatat aset lainnya yang tidak dapat
dikelompokkan ke dalam Aset Tak Berwujud, Tagihan Penjualan Angsuran,
Tuntutan Perbendaharaan, Tuntutan Ganti Rugi, dan Kemitraan dengan Pihak
Ketiga.
Contoh dari aset lain-lain adalah aset tetap yang dihentikan dari penggunaan
aktif pemerintah daerah.
(6) Kewajiban

17
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah daerah.
Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena:
penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan,
entitas pemerintahan lain, atau lembaga internasional
perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah
kewajiban kepada masyarakat luas yaitu kewajiban tunjangan, kompensasi, ganti
rugi, kelebihan setoran pajak dari wajib pajak, alokasi/realokasi pendapatan ke
entitas lainnya
kewajiban dengan pemberi jasa lainnya.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing
dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing
menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.
Dalam Neraca pemerintah daerah, kewajiban disajikan berdasarkan likuiditasnya
dan terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu: Kewajiban Jangka Pendek dan
Kewajiban Jangka Panjang.
a) Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika
diharapkan dibayar (atau jatuh tempo) dalam waktu 12 bulan. Kewajiban
jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Utang Perhitungan Fihak
Ketiga (PFK), Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, Utang Bunga (accrued
interest) dan Utang Jangka Pendek Lainnya.
b) Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban jangka panjang biasanya muncul sebagai akibat dari pembiayaan
yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk menutup defisit anggarannya.
Secara umum, kewajiban jangka panjang adalah semua kewajiban pemerintah
daerah yang waktu jatuh temponya lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan.
Kewajiban Jangka Panjang meliputi Utang Dalam Negeri dan Utang Luar
Negeri.
(7) Ekuitas
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih antara
aset dan kewajiban daerah.

4.4 PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI BERKAITAN DENGAN


KETENTUAN YANG ADA DALAM STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Kebijakan akuntansi yang diterapkan di Pemerintah Kabupaten Cianjur dalam
pengelolaan keuangan Tahun Anggaran 2016 sudah mengacu pada Standar Akuntansi
Pemerintahan, yaitu:
a. Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh
pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
b. Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi
akan dilakukan atau telah dilakukan atau telah dilakukan untuk menyelesaikan
kewajiban yang ada sekarang, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai
nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal. Kewajiban diakui pada saat dana
pinjaman diterima atau pada saat kewajiban timbul.
c. Pendapatan-LO diakui pada saat timbul hak atas pendapatan (earned) atau
pendapatan direalisasi yaitu aliran masuk sumber daya ekonomi (realized)

d. Pendapatan menurut-LRA diakui:

18
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

- Kas atas pendapatan tersebut telah diterima pada RKUD.


- Kas atas pendapatan tersebut telah diterima oleh Bendahara Penerimaan dan
hingga tanggal pelaporan belum disetorkan ke RKUD, dengan ketentuan
Bendahara Penerimaan tersebut merupakan bagian dari BUD.
- Kas atas pendapatan tersebut telah diterima satker/SKPD dan digunakan langsung
tanpa disetor ke RKUD, dengan syarat entitas penerima wajib melaporkannya
kepada BUD.
- Kas atas pendapatan yang berasal dari hibah langsung dalam/luar negeri yang
digunakan untuk mendanai pengeluaran entitas telah diterima, dengan syarat
entitas penerima wajib melaporkannya kepada BUD.
- Kas atas pendapatan yang diterima entitas lain diluarentitaspemerintah berdasarkan
otoritas yang diberikan oleh BUD, dan BUD mengakuinya sebagai pendapatan.
e. Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, saat terjadinya konsumsi aset dan
saat terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
f. Belanja diakui:
- Terjadinya pengeluaran dari RKUD;
- Khusus pengeluaran melalui Bendahara Pengeluaran pengakuannya terjadi pada
saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang
mempunyai fungsi perbendaharaan denganterbitnya SP2D GU atau SP2D Nihil;
- Dalam hal Badan Layanan Umum, belanja diakui dengan mengacu pada
peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum.

BAB V
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

19
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

5.1. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN


5.1.1. PENJELASAN UMUM POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN
( khusus dinas penghasil) Realisasi Pendapatan Daerah sampai dengan 31
Desember 2016 sebesar Rp 2.926.124.679,00 atau 100,23% dari target yang
ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp
2.919.346.250,00 Pada Realisasi Pendapatan Daerah lebih dari target sebesar
Rp 6.778.429,00 atau 0,23% dari target yang ditetapkan, hal ini dikarenakan
adanya peningkatan penerimaan dana BLUD.
Pendapatan Daerah sebesar Rp 2.926.124.679,00 Ini terdiri dari Pendapatan
Asli Daerah sebesar Rp 179.665.708,00. Pendapatan Dana kapitasi JKN sebesar
Rp 2.746.458.971,00
Realisasi Pendapatan Daerah pada Tahun Anggaran 2016 adalah sebesar Rp
Rp2.926.124.679.sedangkan pada Tahun Anggaran 2015 sebesar
Rp2.814.562.836. terjadi peningkatan sebesar Rp111.561.843 atau 3,8.%.
Perkembangan realisasi Pendapatan Daerah selama 2 (dua) tahun terakhir (2015
dan 2016) dapat dilihat dalam Tabel 3 dan grafik 1 berikut ini:
Tabel 3. Perkembangan Pendapatan Daerah 4 (empat) Tahun Terakhir
(dalam rupiah)
Uraian Tahun 2015 Tahun 2016
PAD 2.814.562.836,00 2.926.124.679,00
LAIN-LAIN 0,00 0,00
PAD
Jumlah 2.814.562.836,00 2.926.124.679,00

Rp3,500,000,000.00

Rp3,000,000,000.00

Rp2,500,000,000.00

Rp2,000,000,000.00
PAD
Rp1,500,000,000.00 PAD LAIN
Rp1,000,000,000.00

Rp500,000,000.00

Rp-
Tahun 2015 Tahun 2016

Grafik 1. Komposisi Perkembangan Pendapatan Puskesmas Cipeuyeum

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan realisasi


pendapatan daerah mengalami kenaikan, dengan rata-rata kenaikan sebesar
3,8.%, . Hal ini dikarenakan adanya peningkatan penerimaan Dana jasa layanan
umum BLUD dan dana kapitasi JKN
Realisasi Pendapatan Asli Daerah sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar
Rp2.926.124.679. berasal dari Pendapatan jasa layanan umum BLUD sebesar
Rp179.665.708., dana kapitasi JKN sebesar Rp2.746.458.971,,
Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2016 sebesar
Rp2.926.124.679. Sedangkan Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp2.814.562.836
terjadi peningkatan sebesar Rp111.561.843 atau 3,8.%.hal ini dikarenakan
peningkatan dana jasa layanan BLUD dan Dana Kapitasi JKN.
Realisasi Belanja sa mpai dengan 31 Desember 2016 sebesar

20
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

Rp3.019.925.203 Atau 92,2.% dari anggaran yang ditetapkan sebesar


Rp3.275.542.829 Terjadi kurang penyerapan karena adanya belanja program
yang tidak dapat dilaksanakan, adapun rincian realisasi belanja adalah sebagai
berikut:
a. Belanja Operasi sebesar Rp2.652.316.233. atau 92,39.% dari anggaran yang
ditetapkan sebesar Rp2.870.654.095 terdiri dari:
a) Belanja Pegawai sebesar Rp59.100.000. atau 97.% dari anggaran yang
ditetapkan sebesar Rp60.925.000.;
b) Belanja Barang sebesar Rp2.593.216.233. atau 92,9.% dari anggaran
yang ditetapkan sebesar Rp2.809.729.095.;
b. Belanja Modal sebesar Rp367.608.970 atau90,79.% darianggaran
yangditetapkan sebesar Rp 404.888.734., terdiri dari:
a) Belanja Peralatan dan Mesin sebesar Rp367.608.970. atau 90,79.%
darianggaran yang ditetapkan sebesar Rp404.888.734.;
Realisasi total Belanja untuk Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp
Rp3.019.925.203, sedangkan Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp2.760.799.984,
terjadi peningkatan sebesarRp 259.125.219 atau 8,58% .

5.1.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN REALISASI APBD


5.1.2.1. Pendapatan Daerah( khusus dinas penghasil)
Realisasi Pendapatan sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar Rp
Rp2.926.124.679.atau 100,23% dari target yang ditetapkan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp2.919.346.250,hal ini
dikarenakan ada peningkatan pendapatan jasa layanan umumBLUD dan dana
Kapitasi JKN.
Komposisi Realisasi Sumber Pendapatan Pemerintah Kabupaten Cianjur sampai
dengan 31 Desember 2016 dapat dilihat pada Tabel4 dan grafik 3.

Tabel 4.PerbandinganKomposisi Realisasi Sumber Pendapatan


(dalam rupiah)
JUMLAH
NO URAIAN
2016 2015
1 Pendapatan Asli Daerah Rp2.926.124.679 Rp2.814.562.836
2 Lain-lain Pendapatan yang Sah 0,00 0,00
JUMLAH Rp2.926.124.679 Rp2.814.562.836
.
5.1.2.1.1 Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah terdiri dari Pendapatan jasa layanan umum BLUD dan
dana Kapitasi JKN.
Realisasi Pendapatan Asli Daerah sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar
Rp Rp2.926.124.679.atau 100,23% dari target yang ditetapkan sebesar
Rp2.919.346.250 hal ini dikarenakan ada peningkatan pendapatan jasa
layanan umum BLUD dan dana Kapitasi JKN.

1. Pendapatan Retribusi BLUD


Realisasi Pendapatan Retribusi Daerah sampai dengan 31 Desember 2016

21
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

sebesar Rp 168.350.000.atau 100,1% dari target yang ditetapkan sebesar


Rp168.185.000., hal ini dikarenakan meningkatnya jasa layanan BLUD
Besaran realisasi masing-masing komponen Retribusi Daerah dan
Perbandingan Realisasi Pendapatan Retribusi dapat dilihat pada Tabel 7
sebagai berikut:
Uraian 2016

1. Retribusi Pelayanan Kesehatan- 147.035.000,00

2. Retribusi KIR- 4.670.000,00

3. Retribusi Pelayanan Gigi- 7.335.000,00

4. Retribusi Persalinan - 8.100.000,00

5. Retribusi USG- 150.000,00

6. Retribusi Praktek Pendidikan- 1.060.000,00

Jumlah 168.350.000,00

5.1.2.1 Belanja Daerah


Realisasi Belanja sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar Rp
Rp3.019.925.203 Atau 92,2..% dari anggaran yang telah ditetapkan sebesar
Rp3.275.542.829 Pada realisasi Belanja terjadi kurang penyerapan hal ini
dikarenakan adanya belanja program yang tidak dapat dilaksanakan. Komponen
realisasi Belanja terdiri dari:

5.1.2.2.1 Belanja Operasi


Belanja Operasi Terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang, Hibah, Bantuan
Sosial dan Bantuan Keuangan.
Realisasi Belanja Operasi sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar
Rp2.652.316.233 atau 92,39.% dari anggaran yang telah ditetapkan sebesar
Rp2.870.654.095
Rincian realisasi komponen Belanja Operasi adalah sebagai berikut:
1. Belanja Pegawai
Realisasi Belanja Pegawai sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar
Rp59.100.000. atau 97.% dari anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp
Rp60.925.000.Pada realisasi Belanja Pegawai tidak tercapai target hal ini
dikarenakan adanya belanja program yang tidak dapat dilaksanakan
Besaran realisasi masing-masing komponen Lain-Lain Pendapatan yang Sah
dan Perbandingan Realisasi Pendapatan Lain-Lain Pendapatan yang Sah
dapat dilihat pada Tabel 25 sebagai berikut:

Tabel 25.Realisasi Komponen Belanja Pegawai


(dalam rupiah)

22
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

N
URAIAN ANGGARAN REALISASI LEBIH/(KURANG) %
O

Honorrarium
1 pengelola 28.750.000,00 28.750.000,00 (0,00) 100,00
kegiatan

Honorarium
2 8.952.000,00 7.100.000,00 (1.825.000) 80,00
pegawai honorer

Honorarium
Pejabat
3 9.750.000,00 9.750.000,00 0,00 100,00
Pengadaan
Barang dan Jasa

Honorarium Tim
4 Pemeriksa 13.500.000,00 13.500.000,00 (0,00) 100,00
Barang dan Jasa

Jumlah 60.952.000,00 59.100.000,00 1.825.000,00 96,95

2. Belanja Barang
Realisasi Belanja Barang sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar Rp
2.593.216.233 atau 92,9.% dari anggaran yang telah ditetapkan sebesar
Rp2.809.729.095 Pada realisasi Belanja Barang terjadi kurang penyerapan
hal ini dikarenakan adanya belanja program yang tidak dapat dilaksanakan
Besaran realisasi masing-masing komponen Belanja Barang yang Sah dan
Perbandingan Realisasi Pendapatan Belanja Barang dapat dilihat pada Tabel
27 sebagai berikut:

Tabel 27.Realisasi Komponen Belanja Barang


(dalam rupiah)
NO. URAIAN ANGGARAN REALISASI LEBIH/(KURANG) %
1 Belnja telepon 480.000,00 477.564 (2.436) 99,49

2 Belanja Listrik 1.768.405.650,00 1.759.392.049,00 (9.013.601,00) 99,5

3 Belanja Jasa Pelayanan 74.001.400,00 74.001.400,00 (0,00) 99,5

Belanja Surat Tanda Nomor


4 2.0000.000,00 2.000.000,00 (0) 100
Kendaraan
5 Belanja Makan Minum 41.750.000,00 27.779.000,00 (13.971.000,00) 66,54

Belanja Pakaian Dinas


6 18.000.000,00 18.000.000,00 (000) 100
Harian
Belanja Perjalan dinas
7 151.440.000,00 151.440.000,00 (,00) 100
dalam daerah
Belanja Pemeliharaan
8 9.418.000,00 9.418.000,00 (,00) 100
Gedung Tempat Kerja
9 Belanja ATK 63.452.804,00 63.202.200,00 (250.604,00) 99,61

BelanjaPerangko Matrai dan


10 4.500.000,00 3.031.500,00 (1.468.500,00) 67,37
Benda pos lainnya
Belanja Obat dan ALat
11 241.718.416,00 95.237.662,00 (146.480.754,00) 39,4
Kesehatan
Belanja Bahai Kimia dan
12 5.000.000,00 5.000.000,00 (0) 100
Pupuk

13 Belanja Jasa Listrik 2.159.800,00 2.159.800,00 (0) 100

14 Belanja Intenet/wifi 6.000.000,00 4.713.523,00 (1.286.477,00) 78,56

23
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

15 Belanja Tenaga ahli 14.800.000,00 10.700.000,00 300.000,00 72,3

16 Belanja Kebersihan Kantor 8.600.000,00 6.100.000,00 (2.500.000,00) 96,32

17 Belanja service 15.000.000,00 11.090.000,00 (3.910.000,00) 72,3

Belanja Pengggantian suku


18 35.000.000,00 34.880.0000,00 (120.000,00) 99,66
cadang

19 Belanja BBM dan Pelumas 55.000.000,00 52.000.000,00 (3.000.000,00) 94,55

20 Belanja Cetak 75.362.500,00 74.490.000,00 (872.500,00) 98,84

21 Belanja Penggandaan 40.000.000,00 28.730.000,00 (11.270.000,00) 71,83

Belanja Pakaian khusus dan


22 18.000.000,00 18.000.000,00 (0,00) 100
hari hari tertentu

23 Belanja Pakaian Olah Raga 21.000.000,00 21.000.000,00 (0,00) 100

Belanja kursus singkat /


24 44.000.000,00 43.100.000,00 (900.000) 93,47
pelatihan

Belanja Pemeliharaan
25 10.000.000,00 9.960.000,00 (40.000,00) 99,6
Jaringan komputer

Belanja perjalanan dinas


26 24.080.000,00 23.960.000,00 (120.000,00) 99,5
luar daerah

27 Belanja sewa ruang rapat 29.250.000,00 24.750.000,00 4.500.000,00 84,62

282 Belanja Jasa Pengaman


7.500.000,00 2.500.000,00 5.000.000,00 33,33
9 kantor

Belanja jasa tenaga non


30 50.000.000,00 50.000.000,00 0,00 100
pegawai

Belnja jasa pelayanan non


31 97.131.250,00 97.131.250,00 0,00 100
kapitasi

Belanja pemeliharaan alat


32 5.000.000,00 5.000.000,00 0,00 100
kedokteran dan kesehatan

33 Belanja Pakaian Muslim 18.811.925 18.811.925 0,00 100,00

Jumlah 2.809.729.095 2.593.216.233 216.512.862 92,29

Tabel 28. Perbandingan Realisasi Komponen Belanja Barang


(dalam rupiah)
Jumlah
Uraian
2016 2015

1. Belanja Barang 2.593.216.233,00 2.424.854.859,00

Jumlah 2.593.216.233,00 2.424.854.859,00

5.1.2.2.2 Belanja Modal


Belanja Modal terdiri dari Belanja Tanah, Belanja Peralatan dan Mesin,
Belanja Gedung dan Bangunan, Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan, Belanja
Aset Tetap Lainnya dan Belanja Aset Lainnya.
Realisasi Belanja Modal sampai dengan 31 Desember2016 sebesar
Rp 367.608.970,00 atau 90,79 % dari anggaran yang telah ditetapkan
sebesar Rp 404.888.734,00. Pada realisasi Belanja Modal terjadi kurang

24
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

penyerapan hal ini dikarenakan adanya belanja program yang tidak dapat
dilaksanakan.

Rincian realisasi komponen Belanja Modal adalah sebagai berikut:


1. Belanja Peralatan dan Mesin
Realisasi Belanja Peralatan dan Mesin sampai dengan 31 Desember 2016
sebesar Rp 367.608.970,00 atau 90,79 % dari anggaran yang telah ditetapkan
sebesar Rp 404.888.734,00 Pada realisasi Belanja Peralatan dan Mesin terjadi
kurang penyerapan hal ini dikarenakan adanya belanja program yang tidak
dapat dilaksanakan.
Rincian realisasi komponen Belanja Perlatan dan Mesindapat dilihat dalam
Tabel 32 berikut ini:

Tabel 32. Rincian Belanja Peralatan dan Mesin


(dalam rupiah)
NO
URAIAN ANGGARAN REALISASI LEBIH/(KURANG) %
.

Belanja Modal Peralatan dan


1 Mesin - Pengadaan Alat kantor 4.500.000,00 4.200.000,00 (300.000,00) 93,33
lainnya

Belanja Modal Peralatan dan


Mesin - Pengadaan Alat
2 872.600,00 872.600,00 0,00 0,00
Rumah Tangga Lainnya (home
Use)

Belanja Modal Peralatan dan


3 Mesin - Pengadaan Alat 1.000.000,00 465.300,00 (534.700,00) 46,53
Bengkel Tak Bermesin

Belanja Modal Peralatan dan


4 Mesin - Pengadaan Mesin 1.000.000,00 0,00 (1.000.000,00) 0,00
Hitung/Jumlah

Belanja Modal Peralatan dan


Mesin - Pengadaan Alat
5 11.000.000,00 10.760.000,00 (240.000,00) 97,82
Penyimpanan Perlengkapan
Kantor

Belanja Modal Peralatan dan


6 23.000.000,00 18.800.000,00 (4.200.000,00) 81,74
Mesin - Pengadaan Meubelair

Belanja Modal Peralatan dan


7 Mesin - Pengadaan Alat 3.000.000,00 3.000.000,00 0,00 100,00
Pembersih

Belanja Modal Peralatan dan


8 Mesin - Pengadaan Alat 750.000,00 714..000,00 (36.000,00) 95,20
Pemadam Kebakaran

Belanja Modal Peralatan dan


9 Mesin - Pengadaan Alat 74.500.000,00 74.050.000,00 (450.000,00) 99,40
computer personal

Belanja Modal Peralatan dan


10 Mesin - Pengadaan peralatan 17.500.000,00 14.843.000,00 (2.657.000,00) 84,82
Mini Komputer

11 Belanja Modal Peralatan dan 11.850.000,00 10.170.870,00 (1.679.130,00) 85,83

25
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

Mesin - Pengadaan Perlatan


personal komputer

Belanja Modal Peralatan dan


12 Mesin pengadaan meja kerja 10.000.000,00 9.798.000,00 (202.000,00) 97,98
pejabat

Belanja Modal Peralatan dan


13 Mesin Lemari dan arsip 3.500.000,00 2.750.000,00 (750.000,00) 78,57
Pejabat

Belanja Modal Peralatan dan


14 Mesin Pengadaan alat 11.000.000,00 10.652.000,00 (348.000,00) 96,84
Komunikasi Telepon

Belanja Modal Peralatan dan


15 Mesin - Pengadaan Alat 46.280.000,00 45.590.000,00 (690.000,00) 98,51
Kedokteran Umum

Belanja Modal Peralatan dan


16 Mesin - Pengadaan Alat 1.500.000,00 1.500.000,00 0,00 100,00
Kebidanan

Belanja Modal Peralatan dan


Mesin - Pengadaan Alat
17 3.500.000,00 1.940.000 (1.560.000,00) 55,43
Kedokteran Bagi Penyakit
Dalam
Belanja Modal Peralatan dan
0,00
18 Mesin - Pengadaan Alat 1.750.000,00 (1.750.000,00) 0,00
Kedokteran Gawat Darurat
Belanja Modal Peralatan dan
Mesin - Pengadaan Alat
19 2.500.000,00 2.468.000,00 (32.000,00) 98,72
Penyimpanan Perlengkapan
Kantor
Belanja Modal Peralatan dan
20 23.000.000,00 22.985.000,00 (15.000,00) 99,93
Mesin Pengadaan Mebeler
Belanja Modal Peralatan dan
21 Mesin - Pengadaan Alat 6.000.000,00 5.670.000,00 (330.000,00) 94,50
Pembersih
Belanja Modal Peralatan dan
22 Mesin - Pengadaan Alat 5.000.000,00 3.950.000,00 (1.505.000,00) 69,90
Pendingin
Belanja Modal Peralatan dan
23 7.597.654,00 7.420.000,00 (177.654,00) 97,66
Mesin - Pengadaan Alat Dapur
Belanja Modal Peralatan dan
24 Mesin Alat Rumah Tangga 12.500.000,00 11.850.000,00 650.000,00 94,80
LAinnya
Belanja Modal Peralatan dan
25 Mesin -Pengadaan Alat 500.000,00 0,00 (500.000,00) 0,00
Pemadam kebakaran
Belanja Modal Peralatan dan
26 mesin pengadaan alat 38.250.000,00 35.150.000,00 (3.100.000,00) 91,90
kedokteran umum
Belanja Modal Peralatan dan
27 mesin pengadaan alat 4.900.000,00 4.750.000,00 (150.000,00) 96,94
kedokteran GIgi
28 Belanja Modal Peralatan dan 3.250.000,00 2.400.000,00 (850.000,00) 73,85
mesin pengadaan alat

26
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

kedokteran THT
Belanja Modal Peralatan dan
29 mesin pengadaan alat 3.000.000,00 96.000,00 2.904.000,00 3,20
Farmasi
Belanja Modal Peralatan dan
30 mesin pengadaan alat 5.000.000,00 3.500.000,00 (1.500.000,00) 70,00
kedokteran Bedah
Belanja Modal Peralatan dan
mesin pengadaan alat
31 8.000.000,00 5.500.000,00 (2.500.000,00) 68,75
Kesehatan Kebidanan dan
penyakit Kandungan
Belanja Modal Peralatan dan
mesin Pengadaan alat
32 2.600.000,00 2.600.000,00 0,00 100,00
kedokteran bagian penyakit
dalam
Belanja Modal Peralatan dan
33 mesin Pengadaan alat 3.750.000,00 3.375.000,00 (375.000,00) 90,00
poliklinik set
Belanja Modal Peralatan dan
34 mesin Pengadaan alat 10.000.000,00 4.965.200,00 (5.034.800,00) 49,65
kedokteran Gawat Darurat
Belanja Modal Peralatan dan
35 mesin Pengadaan alat 24.000.000,00 23.000.000,00 (1.000.000,00) 95,83
Kesehatan Keperawatan
Belanja Modal Peralatan dan
36 mesin Pengadaan alat 750.000,00 750.000,00 0,00 100,00
Labolatorium Fisika
Belanja Modal Peralatan dan
37 mesin Pengadaan alat 1.500.000,00 1.500.000,00 0,00 100,00
Labolatorium Penunjang
Jumlah 404.888.734,00 367.608.970,00 (37.279.764) 90,79

5.1.2.4 Surplus/(Defisit) Anggaran


Berdasarkan realisasi Pendapatan Daerah dan realisasi Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2016 sebagaimana telah di uraikan di atas, maka Surplus anggaran
Tahun Anggaran 2016 adalah sebesar Rp 2.926.124.679,00
Rincian perhitungan Surplus Anggaran dapat dilihat dalam Tabel 39berikut ini:
Tabel 39.Perbandingan Rincian Perhitungan Surplus Anggaran
(dalam rupiah)
Jumlah
No. Uraian
2016 2015

1. Pendapatan Daerah 2.926.124.679,00 2.814.562.836,00

2. Belanja dan Transfer

Surplus Anggaran 2.926.124.679,00 2.814.562.836,00

27
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

5.3 PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA


5.3.1POSISI KEUANGAN SECARA UMUM
Ringkasan Neraca per 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2015 dapat dilihat
pada Tabel 47 berikut:

Tabel 47. Ringkasan Neraca


(dalam rupiah)
Jumlah
Uraian
2016 2015

Aset

Aset Lancar 471.408.745,00 631.555.091,00

Investasi Jangka Panjang 0,00 0,00

Aset Tetap 1.986.691.749,00 1.968.467.933,00

(Akumulasi Penyusutan Aset Tetap) (1.306.511.095,00) 0,00

Aset Lainnya 0,00 2.035.715,00

(Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset


(0,00) 0,00
Lainnya)

Jumlah Aset 2.458.100.494,00 2.602.058.739,00

Kewajiban

Kewajiban Jangka Pendek 908.006.754,00 373.868.727,00

Kewajiban Jangka Panjang 0,00 0, 00

Jumlah Kewajiban 908.006.754,00 373.868.727,00

Ekuitas

Ekuitas 1.550.093.740,00 2.228.190.012,00

Ekuitas Dana Lancar 0,00 0,00

Ekuitas Dana Investasi 0,00 0,68

Jumlah Ekuitas 1.550.490.890,00 2.228.190.012,00

Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Dana 2.458.100.494,00 2.602.058.739,00

5.3.2PENJELASAN PER POS NERACA


5.3.2.1 ASET LANCAR
5.3.2.1.2Kas di Bendahara Penerimaan
Saldo Kas di Bendahara Penerimaan adalah merupakan saldo seluruh kas baik
saldo rekening di bank maupun saldo uang tunai, yang berada di bawah
tanggung jawab Bendahara Penerimaan berupa penerimaan pendapatan yang
belum disetor ke Kas Daerah dan atau uang yang belum dipertanggungjawabkan.
Posisi per 31 Desember 2016 sebesar Rp 224.000,00
Posisi per 31 Desember 2015 sebesar Rp 217.000,00
Rincian Kas di Bendahara Penerimaan dapat dilihat dalam Tabel 49 berikut ini :

28
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

Tabel 49.Rincian Kas di Bendahara Penerimaan

(dalam rupiah)

Uraian 2016 2015

1. PUSKESMAS CIPEUYEUM

- Retribusi 224.000,00 217.000,00

Jumlah 224.000,00 217.000,00

5.3.2.1.3 Kas di Bendahara Pengeluaran Per 31 Desember 2016


Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran adalah merupakan kas yang dikuasai dan
dikelola di bawah tanggung jawab bendahara pengeluaran yang berasal dari sisa
Uang Persediaan (UP)/uang kegiatan, yang sampai dengan akhir Tahun
Anggaran belum disetor/dipertanggungjawabkan ke Kas Daerah atau Kas
Negara.
Posisi per 31 Desember 2016 sebesar Rp 262.396.055
Posisi per 31 Desember 2015 sebesar Rp 356.196.579
Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran yang berasal dari Uang Persediaan
(UP)/uang kegiatan sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar RP 0. dan telah
disetorkan ke Rekening Kas Umum Daerah pada Tahun Anggaran 2016.Rincian
Kas di Bendahara Pengeluaran dapat dilihat pada Tabel50 berikut ini:

Tabel 50.Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran


(dalam rupiah)

NO SKPD JUMLAH Tanggal Setor Nomor STS Nominal

I. Sisa UP/TU

1 0,00 0,00

2
0,00 0,00

5.3.2.1.3 Kas di Bendahara Pengeluaran Lainnya


Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran Lainnya adalah merupakan kas yang
dikuasai dan dikelola di bawah tanggung jawab bendahara pengeluaran yang
berasal dari jasa giro dan pajak (PFK) yang sampai dengan akhir Tahun
Anggaran belum disetor/dipertanggungjawabkan ke Kas Daerah atau Kas
Negara.
Posisi per 31 Desember 2016 sebesar Rp 0
Posisi Per 31 Desember 2015 sebesar Rp 0
Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran lainya berasal dari jasa giro sebesar Rp0
dan dari pajak (PFK) sebesar Rp 0 telah disetorkan ke Rekening Kas Umum
Daerah dan Kas Umum Negara pada Tahun Anggaran 2016.

5.3.2.1.4 Kas di Bendahara Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)

Saldo Kas di Bendahara BLUD merupakan saldo kas yang berada di bawah
tanggung jawab Bendahara BLUD.
Posisi per 31 Desember 2016 sebesar Rp 262.396.055

29
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

Posisi per 31 Desember 2015 sebesar Rp 356.196.579

Rincian Kas di Bendahara BLUD dapat dilihat pada Tabel 52 berikut ini:

Tabel 52.Rincian Kas di Bendahara BLUD


(dalam rupiah)

No. Nama SKPD 2016 2015

262.396.055 356.196.579
- Saldo Kas Tunai 0 12.457.364

Jumlah 262.396.055 356.196.579

5.3.2.1.10. Piutang Pajak

Saldo Piutang Pajak adalah piutang yang timbul atas pendapatan pajak daerah
yang belum dilunasi sampai dengan 31 Desember 2016.
Posisi per 31 Desember 2016 sebesar RP 0
Posisi per 31 Desember 2015 sebesar Rp 0

5.3.2.1.12 Beban Dibayar Dimuka


Saldo Beban dibayar dimuka adalah merupakan beban yang telah dibayar pada
tahun berjalan tapi pemanfaatnya masih bisa dirasakan tahun anggaran
berikutnya seperti Sewa, dan Premi Asuransi yang dapat dirasakan manfaatnya
pada tahun anggaran berikutnya yaitu sebesar Rp 0

5.3.2.1.14 Piutang Lain-lain


Saldo Piutang Lain-lain adalah merupakan piutang yang menjadi
tanggungjawab OPD yang harus ditagih.
Posisi per 31 Desember 2016 sebesar Rp 0
Posisi per 31 Desember 2015 sebesar Rp 0

5.3.2.1.15 Persediaan
Saldo Persediaan adalah merupakan nilai persediaan berdasarkan berita acara
Stock Opname Persediaan, yang secara fisik masih terdapat di gudang atau
tempat penyimpanan per 31 Desember 2016 yang dinilai berdasarkan harga
perolehan terakhir, yang terdapat di Puskesmas Cipeuyeum.
Posisi per 31 Desember 2016 sebesar Rp 208.788.690
Posisi per 31 Desember 2015 sebesar Rp 223.222.262

5.3.2.2 Aset Tetap


Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp 1.986.691.749
sedangkan saldo per 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp1.968.467.933 atau
naik sebesar Rp 18.223.816 Atau 1,01 %.
Kenaikan jumlah Aset Tetap sebesar Rp 18.223.816 dikarenakan adanya
penambahan dari berbagai kegiatan. Lebih jelasnya mengenai penambahan aset
tetap ini dapat dilihat dalam Tabel 76 di bawah ini:
Tabel 76.Rincian Aset Tetap dan Penyusutannya
(dalam rupiah)

30
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

No Jumlah Aset Tetap Bertambah/


Jenis Aset Tetap
. 2016 2015 Berkurang

1 Tanah 118.800.000 118.800.000

2 Peralatan dan Mesin 1.907.819.686 1.641.819.725 bertambah

3 Gedung dan Bangunan 1.216.583.158 1.216.583.158

Jalan, Jaringan dan


4 50.000.000 50.000.000
Irigasi

5 Aset Tetap Lainnya

Konstruksi dalam
6
pengerjaan

Jumlah 3.293.202.844 3.027.202.883 bertambah

Akumuluasi Penyusutan (1.306.511.095 ) ( 1.058.734.950 ) bertambah

Nilai Buku Aset Tetap 1.986.691.749 1.968.467.933

Rincian Aset Tetap per OPD dan Akumulasi Penyusutan Aset Tetap dapat dilihat
pada lampiran 9.1 9.7
Kenaikan ini dipengaruhi adanya mutasi selama periode1 Januari 2016
sampai dengan 31 Desember 2016 dengan rincian sebagai berikut:
Saldo Awal per 31 Desember 2015 Rp 1.968.467.933
Penambahan Tahun 2016 Rp 18.223.816
Pengurangan Tahun2016 Rp 0 +
Saldo Akhir per 31 Desember 2016 Rp 1.986.691.749.

Uraian mutasi aset tetap di Tahun Anggaran 2016, dapat dilihat pada Tabel 77
berikut ini:
Tabel 77. Mutasi Aset Tetap Tahun Anggaran 2016
(dalam rupiah)
NO. URAIAN JUMLAH

SALDO AWAL 3.027.202.883

1. MUTASI PENAMBAHAN KARENA:

Belanja Modal 482.936.554

SUB JUMLAH 482.936.554

SELISIH PENAMBAHAN/PENGURANGAN 265.999.961

SALDO AKHIR 3.293.202.844

Rincian mutasi Aset tetap per OPD dapat dilihat pada lampiran 9.8 9.9 dan
rincian kapitalisasi biaya umum dan koreksi Aset Tetap ke Aset Lainnya dapat
dilihat pada lampiran 9.10 9.11.
Dari Realisasi Belanja Modal Tahun Anggaran 2016 sebesar
Rp 367.608.970 yang diakui sebagai Aset Tetap sebesar Rp 224.879.870
sisanya sebesar Rp 142.729.100 tidak diakui sebagai Aset Tetap, dikarenakan
ada yang masuk kategori ektracountable, barang habis pakai/pakai habis,
persediaan, koreksi ke Aset Lainnya dan Hibah, dengan rincian sebagaimana
dapat dilihat pada Tabel 78 di bawah ini:

Tabel 78. Rincian atas Pengakuan Realisasi Belanja Modal TA.2016


yang tidak masuk Aset Tetap Tahun 2016

31
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

(dalam rupiah)

No. Pengakuan atas Realisasi Belanja Modal Nilai (Rp)

1 Ekstracountable 142.729.100

2 Barang Habis Pakai/Pakai Habis 0

3 Persediaan 0

4 Aset Tak Berwujud 0

5 Hibah 0

JUMLAH 142.729.100
Rincian Mutasi Belanja Modal selama periode1 Januari 2016 sampai dengan 31
Desember 2016 adalah sebagai berikut:
Realisasi Belanja Modal TA 2016 Rp 367.608.970
Belanja Modal yang tidak masuk aset tetap Rp 142.729.100
Belanja Modal Aset Tetap TA 2016 Rp Rp 224.879.870
Untuk saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Dersember 2016 dan per
31 Dersember 2015 masing-masing sebesar Rp (1.306.511.095,00) dan Rp(
1.058.734.950 )
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan kontra akun Aset Tetap yang
disajikan berdasarkan pengakumulasian atas penyesuaian nilai sehubungan
dengan penurunan kapasitas dan manfaat aset tetap selain untuk Tanah dan
Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP). Penghitungan dan pencatatan Penyusutan
Aset Tetap dilakukan setiap bulan tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.
Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu
dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetapsecara
merata setiap bulan selama masa manfaat. Masa manfaat Aset Tetap ditentukan
dengan berpedoman kepada Peraturan Bupati Cianjur Nomor 12 Tahun 2014
tentang Kebijakan Akutansi Berbasis Akrual.
Rincian atas akumulasi penyusutan per tanggal 31 Desember 2016 dan 31
Desember 2015 dapat dilihat seperti pada Tabel 79 di bawah ini :
Tabel 79. Aset Tetap dan Akumulasi Penyusutannya Tahun 2016
(dalam rupiah)
No. Jenis Aset Tetap Nilai Perolehan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku

1 Tanah 118.800.000 0,00 118.800.000

2 Peralatan dan Mesin 1.907.819.686 1.122.416.560 785.403.126

Gedung dan
3 1.216.583.158 175.827.685 1.040.755.473
Bangunan

No. Jenis Aset Tetap Nilai Perolehan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku

Jalan, Jaringan dan


4 50.000.000 1.083.333 48.916.667
Irigasi

5 Aset Tetap Lainnya 0,00 0,00 2.035.714

Konstruksi dalam
6 0,00 0,00 0,00
pengerjaan

32
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

TOTAL 3.293.202.844 1.299.327.578 195.838.449

5.3.2.3.1 Aset Tetap Tanah


Saldo Aset Tetap Tanah per 31 Desember 2016 sebesar Rp118.800.000 dan per 31
Desember 2015 sebesar Rp118.800.000 tidak terjadi kenaikan.

5.3.2.3.2 Peralatan dan Mesin


Saldo Aset Tetap Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2016 sebesar Rp
1.907.819.686 dan per 31 Desember 2015 sebesar Rp 1.641.819.725.Terjadi
kenaikan aset peralatan dan mesin sebesar Rp 265.999.961 atau 1,29.%.
Kenaikan ini dipengaruhi oleh adanya mutasi selama periode1 Januari
2016sampai dengan 31 Desember 2016 dengan rincian sebagai berikut:

Saldo per 31 Desember 2015 1.641.819.725


Mutasi Tambah 2016 482.936.554
Mutasi Kurang 2016 216.936.593,00
Saldo per 31 Desember 2016 1.907.819.686

Akumulasi Penyusutan 2015 -


Akumulasi penyusutan 2016 (1.122.416.560)
Nilai Buku 2015
Nilai Buku 2016 785.403.126

Rincian atas Tabel mutasi aset Peralatan dan Mesin Tahun Anggaran 2016 dapat
dilihat pada Tabel 83 di bawah ini:

Tabel 83. Mutasi Aset Peralatan Mesin Tahun Anggaran 2016


(dalam rupiah)
NO
URAIAN JUMLAH
.

SALDO AWAL 1.641.819.725

1. MUTASI PENAMBAHAN KARENA:

Belanja Modal 482.936.554


SALDO AKHIR 1.907.819.686

5.3.2.3.3 Gedung dan Bangunan


Saldo Aset Tetap Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2016 sebesar Rp
1.216.583.158 dan per 31 Desember 2015 sebesar Rp 1.216.583.158
terjadi kenaikan sebesar Rp 0 atau 0 .%.

5.3.2.3.4 Jalan, Irigasi dan Jaringan


Saldo Aset Tetap Jalan, Jaringan dan Irigasi per 31 Desember 2016 sebesar
Rp 50.000.000 dan per 31 Desember 2015 sebesar Rp 50.000.000, terjadi
kenaikan sebesar Rp 0 atau 0 %. Kenaikan dipengaruhi adanya mutasi selama
periode1 Januari 2016sampai dengan 31 Desember 2016 dengan rincian sebagai
berikut:

Saldo per 31 Desember 2015 50.000.000

33
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

Mutasi Tambah 2016 0


Mutasi Kurang 2016 0
Saldo per 31 Desember 2016 50.000.000
Akumulasi Penyusutan 2015 0
Akumulasi penyusutan 2016 (1.083.333)
Nilai Buku 2015 50.000.000
Nilai Buku 2016 50.000.000

5.3.2.3.5 Aset Tetap Lainnya


Saldo Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2016 sebesar Rp 0 dan per 31
Desember 2015 sebesar Rp 0 terjadi kenaikan sebesar Rp 0 (0.%). Kenaikan
tersebut adalah mutasi selama periode1 Januari 2016sampai dengan 31
Desember 2016 dengan rincian sebagai berikut:
Saldo per 31 Desember 2015 Rp 0,00 .
Mutasi Tambah 2016 Rp 0,00
Mutasi Kurang 2016 Rp 0,00
Saldo per 31 Desember 2016 Rp 0,00
Akumulasi Penyusutan 2015 Rp 0,00 .
Akumulasi penyusutan 2016 Rp 0,00
Nilai Buku 2015 Rp 0,00 .
Rp 0,00
Nilai Buku 2016 Rp 0,00

5.3.2.3.6 Konstruksi Dalam Pengerjaan


Saldo Konstruksi dalam Pengerjaan per 31 Desember 2016 sebesar Rp 0,00
dan per 31 Desember 2015 sebesar Rp 0,00 terjadi penurunan sebesar
Rp(0,00), atau 0,00%. rincian sebagai berikut:

Saldo per 31 Desember 2015 0,00 .


Mutasi Tambah 2016 0,00
Mutasi Kurang 2016 0,00
Saldo per 31 Desember 2016 0,00
Akumulasi Penyusutan 2015 0,00 .
Akumulasi penyusutan 2016 0,00
Nilai Buku 2015 0,00 .
Nilai Buku 2016 0,00

5.3.2.4 Aset Lainnya

34
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

5.3.2.4.3 Aset Tak Berwujud


Saldo Aset Tak berwujud adalah merupakan aset yang secara fisik tidak dapat
dinyatakan atau tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan
dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya. Aset
tidak berwujud di atas meliputi: Software komputer dan Hasil Kajian/Penelitian
yang memberikan manfaat jangka panjang.
Posisi per 31 Desember 2016 sebesar Rp 0,00
Posisi per 31 Desember 2015 sebesar Rp 0,00

5.3.2.4.5 Aset Lain-lain

Saldo Aset Lain-lain adalah merupakan aset tetap yang telah diajukan
permohonan penghapusannya namun belum ada SK Bupati tentang Penghapusan
Aset tersebut. Berdasarkan Buletin Teknis SAP no.09 Tentang Akuntansi Aset
Tetap disebutkan bahwa Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif
pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos
aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya. Aset tetap ini akan tercatat di
Neraca sampai dilepaskan atau dihentikan secara permanen setelah mendapatkan
persetujuan penghapusan (SK Bupati). Aset tersebut berupa Peralatan dan
Mesin, Gedung dan Bangunan, Jalan, Irigasi dan jaringan dan aset Tetap lainnya.
Posisi per 31 Desember 2016 sebesar Rp 0,00
Posisi per 31 Desember 2015 sebesar Rp 2.035.715,00
Saldo per 31 Desember 2015
Mutasi Tambah 2016 Rp 0,00
Mutasi Kurang 2016 Rp 0,00
Saldo per 31 Desember 2016 Rp 0,00
Akumulasi Penyusutan 2015
Akumulasi penyusutan 2016 (12.214.286)
Nilai Buku 2015 Rp 2.035.715,00
Nilai Buku 2016 Rp 0,00

.5.3.2.5.3 Utang Beban


Saldo Utang Beban Puskesmas Cipeuyeum sebesar Rp1.414.899 terdiri dari:
1. Utang Beban Barang dan Jasa adalah merupakan utang pembayaran tagihan
listrik, telephone, dan internet yang belum terbayarkan sampai dengan 31
desember 2016 sebesar Rp1.414.899;
2. Utang Beban Barang dan Jasa BLUD adalah merupakan utang pembayaran
tagihan listrik, tagihan telepon., tagihan internet. Rp1.414.899;
.

Tabel . Komposisi Saldo utang Beban

35
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

(dalam rupiah)

JUMLAH
NO. URAIAN
2016 2015

1 Beban Listrik 934.329 504.275

2 Beban Telpon 34.570 34.570

3 Beban Internet 446.000 0.00

JUMLAH Rp 1.414.899 Rp 538.845

5.3.3. CATATAN PENTING LAINNYA


CATATAN PENTING LAINNYA ASET TETAP
I. Pada Tahun 2016 Pemerintah Kabupaten Cianjur sesuai dengan ketentuan Pasal 6
ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, telah menyusun Peraturan Bupati Cianjur Nomor 12 Tahun 2014
tentang Kebijakan Akuntansi Berbasis Akrual. Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD) Tahun 2016 telah menyajikan informasi penyusutan, yang berisi
tentang nilai penyusutan, metode penyusutan, masa manfaat atau tarif penyusutan
yang digunakan dan nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan
akhir periode. Penyusutan Aset Tetap merupakan kontra akun Aset Tetap yang
disajikan berdasarkan pengakumulasian atas penyesuaian nilai sehubungan dengan
penurunan kapasitas dan manfaat Aset Tetap selain untuk Tanah dan Konstruksi
dalam Pengerjaan (KDP). Penyusutan Aset Tetap adalah penyesuaian nilai
sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu Aset Tetap.
Kebijakan PenyusutanAset Tetap didasarkan pada Peraturan Bupati Cianjur Nomor
12 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Berbasis Akrual. Penyusutan Aset
Tetap tidak dilakukan terhadap:
a. Tanah (KIB A);
b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP) (KIB F)
Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap bulan tanpa
memperhitungkan adanya nilai residu. Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan
menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat
disusutkan dari Aset Tetapsecara merata setiap bulan selama masa manfaat.

5.4. PENJELASAN ATAS POSPOS LAPORAN OPERASIONAL


5.4.1 Penjelasan Umum Pos-Pos Laporan Operasional

Laporan Operasional adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai seluruh


kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercermin dalam Pendapatan-
LO, Beban dan Surplus/Defisit Operasional dari suatu entitas pelaporan yang
penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya. Informasi yang terdapat
dalam Laporan Operasional dapat mencerminkan seberapa efektif dan efisien kinerja
Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur.
Surplus/ Defisit Laporan Operasional pada Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur
Tahun Anggaran 2016 adalah sebesar Rp (628.358.797).Jumlah tersebut merupakan
selisih dari:
Pendapatan LOsebesar Rp 2.874.212.429 dikurangi dengan:
- Beban LO sebesar Rp 3.502.571.226 00;
- Surplus/Defisit dari kegiatan non operasional sebesar 0,00;
- Pos Luar Biasa sebesar 0,00.

Tabel 123. Ringkasan Laporan Operasional

36
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

(dalam rupiah)

No. URAIAN REALISASI 2016

1 Pendapatan LO 2.874.212.429

2 Beban LO 3.502.571.226

3 Surplus/ Defisit dari Kegiatan Opersional ( 628.358.797,00 )

4 Surplus /Defisit dari Kegiatan Non Opersional 0,00

5 Pos Luar Biasa 0,00

Surplus Defisit LO ( 628.358.797,00 )

Tabel 124. Perbandingan Laporan Operasional dan LRA

(dalam rupiah)

No. URAIAN LO2016 LRA 2016

1 Pendapatan 2.874.212.429 2.926.124.679

2 Beban/Belanja 3.502.571.226 3.019.925.203

3 Surplus Defisit ( 628.358.797,00 ( 93.800.542 )

Pendapatan LO adalah pendapatan yang menjadi hak Pemerintah Kabupaten Cianjur


dan telah diklasifikasi menurut asal dan jenis pendapatan yaitu Pendapatan Asli
Daerah (PAD), Pendapatan transfer, dan Lain-Lain Pendapatan yang Sah.
Adapun realisasi masing-masing akun Pendapatan-LO dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Saldo Pendapatan Asli Daerah-LO sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar
Rp 2.874.212.429 terdiri dari:
1) Pendapatan Pajak Daerah-LO sebesar Rp 0,00;
2) Pendapatan Retribusi Daerah-LO sebesar Rp 0,00;
3) Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sebesar
Rp 0,00;
4) Lain-lain PAD yang sah sebesar Rp291yang sah sebesar Rp 2.874.212.429.
2. Saldo Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah sebesar .Rp0,00. Saldo Lain-lain
Pendapatan Daerah yang dipisahkan-LO terdiri dari:
1) Pendapatan Hibah dari Pemerintah Daerah-LO sebesar .Rp0,00
2) Pendapatan Hibah dari Pemerintah Daerah Lainnya-LO sebesar Rp0,00
3) Pendapatan Lainnya-LO sebesar Rp0,00
Saldo Beban LO sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar Rp3.081.693.028..
terdiri dari Beban Pegawai, Beban Persediaan, Beban Jasa, Beban Pemeliharaan,
Beban Perjalanan Dinas, Beban Hibah, Beban Bantuan Sosial, Beban Penyusutan,
Beban Penyisihan Piutang, Beban Transfer dan Beban lain-lain.
Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional sampai dengan 31 Desember
2016 sebesarRp 0,00.
Beban Luar Biasa sa mpai dengan 31 Desember 2016 sebesar Rp 0,00

37
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

5.4.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN OPERASIONAL


5.4.2.1. Pendapatan Daerah-LO
Saldo Pendapatan-LO sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar Rp 2.874.212.429.
Komposisi Saldo Pendapatan Daerah-LO Pemerintah Kabupaten Cianjur sampai
dengan 31 Desember 2016 dapat dilihat pada Tabel 125.

Tabel 125. Komposisi Saldo Pendapatan-LO


(dalam rupiah)
JUMLAH
NO. URAIAN
2016 2015

1 Pendapatan Asli Daerah-LO 2.874.212.429,00 2.863.275.772,00

2 Pendapatan Transfer-LO 0,00 0,00

3 Lain-lain Pendapatan yang Sah-LO 2.874.212.429,00 2.863.275.772,00

JUMLAH 2.874.212.429,00 2.863.275.772,00

5.4.2.1.1. Penjelasan Pos Pendapatan Asli Daerah-LO


Saldo Pendapatan Asli Daerah-LOsampai dengan 31 Desember 2016 sebesar Rp
2.874.212.429,00.
Pendapatan Asli Daerah-LO terdiri dari Pendapatan Pajak Daerah-LO, Pendapatan
Retribusi Daerah-LO, Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan-LO dan Lain-lain PAD yang Sah-LO.
.
5.4.2.1.1.2. Pendapatan Retribusi Daerah-LO
Realisasi Pendapatan Retribusi sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar Rp 0,00. ..
.
5.4.2.1.1.3. Beban
Saldo Beban Puskesmas Cipeuyeum Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp3.502.571.226
Komposisi Saldo Beban Pemerintah Kabupaten Cianjur Tahun Anggaran 2016 dapat
pada Tabel 132 sebagai berikut:
Tabel 132. Komposisi Saldo Beban
(dalam rupiah)

JUMLAH
NO. URAIAN
2016 2015

1 Beban Pegawai 0,00 0.00

2 Beban Persediaan 0,00 0.00

3 Beban Barang dan Jasa 3.087.978.247,00 2.424.854.859

4 Beban Pemeliharaan 0,00 0.00

5 Beban Perjalanan Dinas 0,00 0.00

6 Beban Penyusutan dan Amortisasi 269.978.436,00 0.00

7 Beban Penyisihan Piutang 0,00 0.00

38
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

8 Beban Lain-lain 144.614.543 0.00

JUMLAH Rp3.502.571.226 2.424.854.859


5.6. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
5.6.1 Penjelasan Umum Laporan Perubahan Ekuitas
Saldo Akhir Ekuitas Akhir Sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar Rp
1.550.093.740,00 adalah merupakan hasil penjumlahan dari Ekuitas awal ditambah
Surplus Defisit LO ditambah Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan Kesalahan
Mendasardapat dilihat .
5.6.2 Penjelasan Per Pos Laporan Perubahan Ekuitas
5.6.2.2 SURPLUS/DEFISIT-LO
Surplus/defisit LO merupakan akumulasi dari komponen-komponen Laporan
Operasional dimana Puskesmas Cipeuyeum untuk Tahun Anggaran 2016 mengalami
defisit sebesar Rp (628.358.797) baik dari transaksi yang dianggarkan melalu Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah maupun diluar APBD yang diterima dari entitas
pelaporan lain.

39
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

BAB VI
PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN
1.1 BENTUK HUKUM DAN DOMISILI
Kabupaten Cianjur dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950
tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa
Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 34) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten
Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-undang Nomor 14
Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan
Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851)
Kabupaten Cianjur terletak di tengah Provinsi Jawa Barat, berjarak sekitar 65 km dari
ibukota Provinsi Jawa Barat (Bandung) dan 120 km dari ibukota Negara (Jakarta).
Secara geografis Kabupaten Cianjur terletak antara 6 0 21 70 25 Lintang Selatan dan
1060 42 1070 42 Bujur Timur.
Pemerintah Kabupaten Cianjur merupakan daerah otonom yang berada di wilayah
Propinsi Jawa Barat, secara administratif terbagi ke dalam 32 Kecamatan dan 6
Kelurahan, dengan batas-batas administratif:
1.Sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bogor dan Kabupaten
Purwakarta;
2.Sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sukabumi;
3.Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia;
4.Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bandung dan Kabupaten
Garut.
Secara Geografis wilayah Kabupaten Cianjur terbagi ke dalam 3 (tiga) bagian, yaitu
Cianjur Bagian Utara, Tengah dan Selatan.
1. Wilayah Utara
Meliputi 16 Kecamatan: Cianjur, Cilaku, Warungkondang,Gekbrong, Cibeber,
Karangtengah, Sukaluyu, Ciranjang, Bojongpicung, Mande, Cikalongkulon,
Cugenang , Sukaresmi, Cipanas, Pacet, dan Haurwangi.
2. Wilayah Tengah
Meliputi 9 Kecamatan: Sukanagara, Takokak, Campaka, Campaka Mulya,
Tanggeung, Pagelaran, Leles, Cijati, dan Kadupandak.
3. Wilayah Selatan
Meliputi 7 Kecamatan: Cibinong, Agrabinta, Sindangbarang, Cidaun, Naringgul,
Cikadu, dan Pasirkuda.

6.2 VISI DAN MISI


Visi Pemerintah Kabupaten CianjurTahun 2011 2016 adalah:Cianjur Lebih
Sejahtera dan Berakhlakul Karimah
Untuk mewujudkan visi yang ditetapkan, telah dirumuskan beberapa misi dengan
rincian sebagaimana berikut:
1. Meningkatkan Ketersediaan dan Keterjangkauan Pelayanan Pendidikan yang
Bermutu;
2. Meningkatkan Ketersediaan dan Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan yang
Bermutu;
3. Meningkatkan Daya Beli Masyarakat;
4. Memantapkan Pelaksanaan Repormasi Birokrasi;

40
C A TATA N ATA S L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 6

PUSKESMAS CIPEUYEUM K A B U P AT E N C I A N J U R

5. Aktualisasi Nilai-Nilai Akhlakul Karimah dalam kehidupan Bermasyarakat,


Berbangsa dan Bernegara.
BAB VII
PENUTUP

Dari uraian di atas dapat kami simpulkan sebagai berikut:


1. Laporan Realisasi Puskesmas Cipeuyeum Tahun Anggaran 2016 menunjukan:
a. Pada sisi pendapatan realisasi sebesar Rp 2.926.124.679 atau (100,23%) dari target
yang telah ditetapkan dalam APBD sebesar Rp 2.919.346.250;
b. Realisasi Belanja dan Transfer sebesar Rp 3.019.925.203 atau (92,2%) dari anggaran
yang telah ditetapkan sebesar Rp 3.275.542.829;

2. Neraca Puskesmas Cipeuyeum per 31 Desember 2016 menunjukan:


a. Aset sebesar Rp 2.458.100.494;
b. Kewajiban sebesar Rp 908.006.754;
c. Ekuitas sebesar Rp 1.550.490.890;
3. Laporan Operasional
a. Pendapatan LO Rp 2.874.212.429;
b. Beban Rp 3.502.571.226;
c. Surplus/Defisit dari kegiatan non Operasional Rp 0
d. Surplus/Defisit dari pos luar biasa Rp 0
e. Surplus/Defisit LORp ( 628.358.797,00 )

Laporan Keuangan ini merupakan hasil dari proses akuntansi yang dilaksanakan pada
entitas akuntansi.

41

Anda mungkin juga menyukai