Anda di halaman 1dari 25

PERATURAN WALIKOTA BATU

NOMOR TAHUN 2019

Tentang

PEDOMAN PENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN WALIKOTA


BATU TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN
EVALUASI PELAPORAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BATU

2019
WALIKOTA BATU
PROVINSI JAWA TIMUR
PERATURAN WALIKOTA BATU
NOMOR TAHUN 2019

TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI


PELAPORAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI LINGKUNGAN
PEMERINTAH KOTA BATU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU,

Menimbang : a. bahwa agar Perencanaan, Penganggaran, Pelaksanaan dan


Evaluasi Pengendalian Pembangunan dapat berjalan
efektif, efisien dan tepat waktu serta sesuai dengan
rencana yang disusun, dipandang perlu untuk
menyempurnakan dan menetapkan kembali ketentuan-
ketentuan tentang penyusunan, pengendalian dan
evaluasi pelaksanaan program Pembangunan di
lingkungan Pemerintah Kota Batu;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


pada huruf a dan menindaklanjuti Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Perda Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta
Tata Cara Perubahan Rencana Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah dan Peraturan Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional nomor 1 tahun 2017
tentang Pedoman Evaluasi Pembangunan Nasional Perlu
Menetapkan Peraturan Walikota Batu Tentang Pedoman
Penyusunan Rancangan Peraturan Walikota Batu Tentang
Pedoman Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi
Pelaporan Perencanaan Pembangunan Di Lingkungan
Pemerintah Kota Batu

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2001 tentang


Pembentukan Kota Batu di Provinsi Jawa Timur (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 91,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4118);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia, Nomor 4287);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355)
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4400);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4700);
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4739);
9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5588) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
12. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran
Negara Tahun 2014Nomor 80);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan
Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4817);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
Sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
15.
16. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tatacara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017
tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan
Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Perda Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
18. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 7 Tahun 2012 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Batu
Tahun 2005–2025 (Lembaran Daerah Kota Batu Tahun
2012 Nomor 9);
19.
20.
21. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 4 Tahun 2018 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun
2017–2022 (Lembaran Daerah Kota Batu Tahun 2018
Nomor 1);

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN,
PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAPORAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI LINGKUNGAN
PEMERINTAH KOTA BATU.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam peraturan daerah ini yang dimaksud dengan:

1. Kota adalah Kota Batu;

2. Walikota adalah Walikota Batu;

3. Wakil Walikota adalah Wakil Walikota Batu;


4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disingkat DPRD adalah
lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah Kota Batu;

5. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur


penyelenggara pemerintahan daerah;

6. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh


pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;

7. Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki


untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam
aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap
pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks
pembangunan manusia;

8. Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan


tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku
kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian
sumberdaya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial
dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu;

9. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional yang selanjutnya


disingkat RPJPN adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional
untuk periode 20 (dua puluh) tahun;

10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang selanjutnya


disingkat RPJMN adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional
untuk periode 5 (lima) tahunan;

11. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota yang selanjutnya


disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan pembangunan Kota untuk
periode 20 (dua puluh) tahun;

12. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota yang selanjutnya


disingkat RPJMD Kota adalah dokumen perencanaan Kota untuk periode
5 (lima) tahun;
13. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD
adalah dokumen perencanaan Kota untuk periode 1 (satu) tahun atau
disebut dengan rencana pembangunan tahunan daerah;

14. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan SKPD
adalah unsur Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Pengguna Anggaran
yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Peraturan
Daerah tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah;

15. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota selanjutnya disebut RTRW Kota adalah
rencana struktur tata ruang yang mengatur struktur dan pola tata ruang
yang meliputi penyusunan, penetapan rencana tata ruang yang
merupakan penjabaran RPJPD dan mengacu pada RTRW Nasional;

16. Rencana Strategis SKPD yang selanjutnya disebut dengan Renstra SKPD
adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun;

17. Rencana Kerja SKPD yang selanjutnya disingkat Renja SKPD adalah
dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu) tahun;

18. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat


APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang
dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD yang
ditetapkan dengan Peraturan Daerah;

19. Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah


yang selanjutnya disebut Bappelitbangda adalah lembaga teknis daerah
yang mempunyai tugas dan fungsi koordinasi dalam perumusan kebijakan
perencanaan pembangunan daerah Kota;

20. Pemangku kepentingan adalah pihak yang langsung atau tidak langsung
mendapatkan manfaat atau dampak dari perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan daerah;

21. Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang
selanjutnya disingkat KUA adalah dokumen yang memuat kebijakan
bidang pendapatan, belanja dan pembiayaan serta asumsi yang
mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun;
22. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang selanjutnya disingkat PPAS
adalah rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal
anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai
acuan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah sebelum disepakati dengan DPRD;

23. Rencana Kerja dan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat RKA-SKPD
adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana
pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan prioritas SKPD serta
rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD;

24. Isu-isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena
dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat
penting, mendasar, mendesak, berjangka panjang dan menentukan tujuan
penyelenggaraan pemerintahan daerah dimasa yang akan datang;

25. Kemampuan keuangan daerah adalah kemampuan keuangan daerah


untuk mendanai pembangunan daerah;

26. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada
akhir periode perencanaan;

27. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan


dilaksanakan untuk mewujudkan visi;

28. Tujuan adalah pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk
mencapai visi dan melaksanakan misi dalam upaya menjawab isu strategis
daerah dan memecahkan permasalahan pembangunan daerah;

29. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang
diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai dan rasional
untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu;

30. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif


untuk mewujudkan visi dan misi;

31. Arah kebijakan adalah pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi


yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran dari
waktu ke waktu;
32. Prioritas dan sasaran pembangunan adalah fokus atau agenda
pembangunan tahunan yang berasal dari arah kebijakan RPJMD pada
tahun berkenaan;

33. Pokok-pokok pikiran DPRD adalah pandangan dan pertimbangan DPRD


mengenai prioritas dan sasaran pembangunan daerah tahunan untuk
mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam rencana
pembangunan jangka menengah daerah;

34. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD atau masyarakat, yang
dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk mencapai sasaran dan
tujuan pembangunan daerah;

35. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau
beberapa SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada
suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber
daya baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal
termasuk peralatan dan teknologi dana, atau kombinasi dari beberapa
atau kesemua jenis sumber daya tersebut, sebagai masukan (input) untuk
menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa;

36. Program prioritas adalah program yang ditetapkan untuk mencapai


sasaran pembangunan daerah;

37. Kegiatan prioritas adalah kegiatan yang ditetapkan untuk mencapai secara
langsung target kinerja program prioritas;

38. Prakiraan maju adalah perhitungan kebutuhan dana untuk tahun-tahun


berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan, guna memastikan
kesinambungan kebijakan yang telah disetujui untuk setiap program dan
kegiatan prioritas;

39. Bersifat indikatif adalah bahwa data dan informasi, baik tentang sumber
daya yang diperlukan maupun keluaran dan dampak yang tercantum di
dalam dokumen rencana, hanya merupakan indikasi yang hendak dicapai
dan tidak kaku;
40. Analisis standar belanja adalah penilaian kewajaran atas beban kerja dan
biaya yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan;
41. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau
telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas
dan kualitas yang terukur;

42. Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau
kualitatif untuk masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat dan/atau
dampak yang menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu program atau
kegiatan;

43. Indikator kinerja pembangunan daerah adalah tolak ukur keberhasilan


penyelenggaraan pembangunan daerah sebagai bagian dari kondisi umum
daerah yang diukur dari aspek kesejahteraan masyarakat, aspek
pelayanan umum dan aspek daya saing daerah;

44. Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah


ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan
urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal;

45. Sistem Pengukuran Kinerja adalah sistem yang digunakan untuk


mengukur, menilai dan membandingkan secara sistematis dan
berkesinambungan atas capaian kinerja perencanaan pembangunan
daerah;

46. Musyawarah perencanaan pembangunan yang selanjutnya disingkat


Musrenbang adalah forum antar pemangku kepentingan dalam rangka
menyusun rencana pembangunan daerah;
47. Musrenbang Kelurahan adalah fórum antar pemangku kepentingan dalam
rangka menyusun rencana pembangunan tahunan di tingkat kelurahan;
48. Musrenbang Kecamatan adalah fórum antar pemangku kepentingan
dalam rangka menyusun rencana pembangunan tahunan di tingkat
kecamatan;
49. Musrenbang RKPD adalah fórum antar pemangku kepentingan dalam
rangka membahas, memverifikasi, memvalidasi dan menetapkan prioritas
program dan kegiatan pembangunan yang tertuang dalam rancangan
RKPD;
BAB II

MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

Pasal 2

Maksud disusunnya Peraturan Walikota ini adalah sebagai pedoman bagi


Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam penyusunan, pengendalian dan
evaluasi perencanaan pembangunan daerah

Pasal 3

Tujuan disusunnya Peraturan Walikota Batu ini adalah untuk mewujudkan


perencanaan pembangunan yang baik, berkualitas serta memastikan
kesesuaian capaian pembangunan daerah dengan indikator kinerja yang telah
ditetapkan dalam rangka meningkatkan akuntabilitas kinerja pemerintah Kota
BATU.

Pasal 4

(1) Ruang lingkup penyusunan perencanaan pembangunan daerah


meliputi:
a. Penyusunan Rencana Strategis Perangkat Daerah;
b. Penyusunan Rencana Kerja Perangkat Daerah;
c. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perangkat Daerah
(2) Ruang lingkup pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan
daerah meliputi :
a. pengendalian dan evaluasi kebijakan perencanaan


 pembangunan daerah; 


b. pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan 
 rencana

pembangunan daerah; dan 


c. evaluasi terhadap hasil rencana pembangunan 
 daerah. 


(3) Perencanaan pembangunan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat


(2) terdiri dari :


a. RPJPD;


b. RPJMD; 


c. Renstra SKPD;

d. RKPD; dan


e. Renja SKPD. 


(4)
(5) Dokumen Reviu RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sebagaimana tertuang dalam lampiran 1 (satu) yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari peraturan walikota ini.

BAB III

TATA CARA DAN PELAKSANA PENGENDALIAN DAN EVALUASI

Bagian Kesatu


Kebijakan Perencanaan Pembangunan Daerah


Pasal 5

(1) Kepala Bappelitbangda melaksanakan pengendalian dan evaluasi


terhadap kebijakan perencanaan pembangunan jangka panjang
daerah pada saat penyusunan RPJPD, mulai dari tahap penyusunan
rancangan awal sampai dengan rancangan akhir, menggunakan

Formulir K1.1. 


(2) Kepala Bappelitbangda melaporkan hasil pengendalian dan evaluasi


terhadap kebijakan perencanaan pembangunan jangka panjang

daerah kepada Walikota. 


(3) (3) Walikota menyampaikan hasil pengendalian dan evaluasi terhadap


kebijakan perencanaan pembangunan jangka panjang daerah,
bersamaan dengan penyampaian rancangan akhir RPJPD untuk
dikonsultasikan kepada Gubernur. 
 Pasal 6 


(1) Kepala Bappelitbangda melaksanakan pengendalian dan evaluasi


kebijakan perencanaan pembangunan jangka menengah daerah pada saat
penyusunan RPJMD, yaitu mulai dari tahap penyusunan rancangan awal
RPJMD sampai dengan rancangan akhir RPJMD, menggunakan Formulir
K1.2.
. (2) Kepala Bappelitbangda melaporkan hasil pengendalian dan evaluasi
terhadap kebijakan perencanaan pembangunan jangka menengah

daerah kepada Walikota. 


. (3) Walikota menyampaikan hasil pengendalian dan evaluasi terhadap


kebijakan perencanaan pembangunan jangka menengah daerah,
bersamaan dengan penyampaian rancangan akhir RPJMD untuk

dikonsultasikan kepada Gubernur. 
 Pasal 7 


. (1) Kepala Bappelitbangda melaksanakan pengendalian dan evaluasi


terhadap kebijakan perencanaan pembangunan tahunan daerah, pada
saat penyusunan RKPD mulai dari tahap penyusunan rancangan awal

sampai dengan rancangan akhir, menggunakan Formulir K1.3. 


. (2) Kepala Bappelitbangda melaporkan hasil pengendalian dan evaluasi


terhadap kebijakan perencanaan pembangunan tahunan daerah kepada

Walikota. 


. (3) Walikota menyampaikan hasil pengendalian dan evaluasi terhadap


kebijakan perencanaan pembangunan tahunan daerah kepada
Gubernur, bersamaan pada saat penyampaian rancangan Peraturan

Daerah tentang APBD untuk dievaluasi. 
 Pasal 8 


. (1) Kepala Bappelitbangda melaksanakan pengendalian dan evaluasi


terhadap kebijakan Renstra SKPD mulai dari tahap penyusunan
rancangan awal sampai dengan rancangan akhir, dengan menggunakan

Formulir K1.4. 


. (2) Kepala SKPD melaporkan hasil rancangan akhir Renstra SKPD kepada
Kepala Bappelitbangda. 


. (3) Kepala Bappelitbangda melakukan verifikasi akhir terhadap rancangan


akhir Renstra SKPD untuk menjamin kesesuaian visi, misi, tujuan,
strategi, kebijakan, program, dan kegiatan SKPD dengan RPJMD, dan

keterpaduan dengan rancangan akhir Renstra SKPD lainnya. 


. (4) Kepala Bappelitbangda menghimpun seluruh rancangan akhir Renstra


SKPD yang telah diteliti melalui verifikasi akhir, untuk diajukan kepada
Walikota guna memperoleh pengesahan dengan menggunakan Formulir

K1.5. 
 Pasal 9 


. (1) Kepala Bappelitbangda melaksanakan pengendalian dan evaluasi dalam


penyusunan kebijakan Renja SKPD mulai dari tahap penyusunan
rancangan awal sampai dengan rancangan akhir menggunakan

Formulir K1.6. 


. (2) Kepala SKPD melaporkan hasil rancangan Renja SKPD kepada Kepala

Bappelitbangda. 


. (3) Kepala Bappelitbangda melakukan verifikasi terhadap rancangan Renja


SKPD untuk memastikan bahwa rancangan Renja SKPD telah disusun

sesuai dengan RKPD. 


. (4) Kepala Bappelitbangda menghimpun seluruh rancangan akhir Renja


SKPD yang telah diteliti melalui verifikasi, untuk diajukan kepada
Walikota guna memperoleh pengesahan dengan menggunakan Formulir

K1.7. 
 Bagian Kedua
 Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

Pasal 10 


(1) Kepala Bappelitbangda melaksanakan pengendalian dan evaluasi


pelaksanaan RPJPD menggunakan Formulir P1.1.
Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi ditemukan adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan, Kepala Bappelitbangda melakukan tindakan
perbaikan/penyempurnaan.
(3) Kepala Bappelitbangda melaporkan hasil pengendalian dan evaluasi
terhadap pelaksanaan RPJPD kepada Walikota.
Pasal 11
(1) Kepala Bappelitbangda melaksanakan pengendalian dan evaluasi terhadap
pelaksanaan RPJMD menggunakan Formulir P1.2.
(2)Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi ditemukan adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan, Kepala Bappelitbangda melakukan tindakan
perbaikan/penyempurnaan.
(3) Kepala Bappelitbangda melaporkan hasil pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan RPJMD kepada Walikota.
Pasal 12
(1)Kepala SKPD melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan
Renstra SKPD menggunakan Formulir P1.3.
. (2) Kepala SKPD melaporkan hasil pengendalian dan evaluasi Renstra SKPD

kepada Walikota melalui Kepala Bappelitbangda. 


. (3) Dalam hal evaluasi terhadap laporan hasil pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan Renstra SKPD ditemukan adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan, Walikota melalui Kepala
Bappelitbangda menyampaikan rekomendasi langkah-langkah

penyempurnaan untuk ditindaklanjuti oleh Kepala SKPD. 


11
(4) Kepala SKPD menyampaikan hasil tindak lanjut
perbaikan/penyempurnaan kepada Walikota melalui Kepala Bappelitbangda.
Pasal 13
. (1) Kepala Bappelitbangda melaksanakan pengendalian dan evaluasi

terhadap pelaksanaan RKPD menggunakan Formulir P1.4. 


. (2) Dalam hal berdasarkan hasil telaahan pengendalian dan evaluasi


pelaksanaan RKPD ditemukan adanya ketidaksesuaian/penyimpangan,

Kepala Bappelitbangda melakukan perbaikan/penyempurnaan. 


. (3) Kepala Bappelitbangda melaporkan hasil pengendalian dan evaluasi

terhadap pelaksanaan RKPD kepada Walikota. 
 Pasal 14 


(1) Kepala SKPD melaksanakan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Renja


SKPD menggunakan Formulir P1.5.
(2)Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi ditemukan adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan, Kepala SKPD mengambil langkah-langkah
penyempurnaan agar penyusunan RKA SKPD sesuai dengan Renja SKPD.
(3) Kepala SKPD melaporkan hasil pemantauan dan supervisi kepada Walikota
melalui Kepala Bappelitbangda.
(4)Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi ditemukan adanya
ketidaksesuaian atau penyimpangan, Walikota melalui Kepala Bappelitbangda
menyampaikan rekomendasi dan langkah penyempurnaan untuk
ditindaklanjuti oleh Kepala SKPD.
(5) Kepala SKPD menyampaikan hasil tindak lanjut perbaikan atau
penyempurnaan kepada Walikota melalui Kepala Bappelitbangda.

Bagian Ketiga
 Hasil Rencana Pembangunan Daerah Pasal 15

. (1) Kepala Bappelitbangda melaksanakan evaluasi hasil RPJPD

menggunakan Formulir H1.1. 


. (2) Kepala Bappelitbangda melakukan penilaian
 capaian kinerja dan

predikat kinerja pada Formulir H1.1 dengan menggunakan kriteria yang

tercantum dalam Tabel A. 


. (3) Kepala Bappelitbangda melaporkan evaluasi terhadap hasil RPJPD

kepada Walikota paling kurang 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun. 


. (4) Walikota menyampaikan laporan evaluasi hasil RPJPD kepada

Gubernur. 
 Pasal 16 


. (1) Kepala Bappelitbangda melaksanakan evaluasi terhadap hasil RPJMD

menggunakan Formulir H1.2. 


. (2) Kepala Bappelitbangda melakukan penilaian rata-rata capaian kinerja


dan predikat kinerja pada Formulir H1.2 dengan menggunakan kriteria

tercantum dalam Tabel A. 


. (3) Kepala Bappelitbangda melaporkan evaluasi terhadap hasil RPJMD

kepada Walikota paling kurang 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun. 



. (4) Walikota menyampaikan laporan evaluasi hasil RPJMD kepada

Gubernur . 


Pasal 17
. (1) Kepala Bappelitbangda melaksanakan evaluasi terhadap hasil RKPD

menggunakan Formulir H1.3. 


. (2) Kepala Bappelitbangda melakukan penilaian rata-rata capaian kinerja


dan predikat kinerja pada Formulir H1.3 dengan menggunakan kriteria

tercantum dalam Tabel A. 


. (3) Kepala Bappelitbangda melaporkan hasil pengendalian dan evaluasi

terhadap pelaksanaan RKPD kepada Walikota. 


. (4) Walikota setiap bulan Januari menyampaikan hasil pengendalian dan

evaluasi terhadap pelaksanaan RKPD kepada Gubernur. 
 Pasal 18 


. (1) Kepala SKPD melaksanakan evaluasi terhadap hasil Renstra SKPD

menggunakan Formulir H1.4. 


. (2) Kepala SKPD melakukan penilaian rata-rata capaian kinerja dan


predikat kinerja pada Formulir H1.4 dengan menggunakan kriteria yang

tercantum dalam Tabel A. 


. (3) Dengan menggunakan hasil evaluasi Renja SKPD tahun ke-1 sampai
dengan tahun ke-5 pelaksanaan Renstra SKPD Kepala SKPD setiap
bulan Januari melaporkan hasil pengendalian dan evaluasi kepada

Walikota melalui Kepala Bappelitbangda. 
 Pasal 19 


. (1) Kepala SKPD melaksanakan evaluasi terhadap hasil Renja SKPD

menggunakan Formulir H1.5. 


. (2) Kepala SKPD melakukan penilaian rata-rata capaian kinerja dan


predikat kinerja pada Formulir H1.5 dengan menggunakan kriteria yang

tercantum dalam Tabel A. 


. (3) Kepala SKPD setiap bulan Januari melaporkan hasil pengendalian dan
evaluasi hasil Renja SKPD kepada Walikota melalui Kepala
Bappelitbangda. 


. (4) Kepala Bappelitbangda menggunakan laporan hasil pengendalian dan


evaluasi hasil Renja SKPD sebagai bahan evaluasi hasil Renstra SKPD.

. (5) Dalam hal penilaian laporan Kepala SKPD ditemukan adanya


ketidaksesuaian/penyimpangan, Walikota melalui Kepala
Bappelitbangda menyampaikan rekomendasi langkah-langkah

penyempurnaan untuk ditindaklanjuti oleh Kepala SKPD. 


. (6) Kepala SKPD menyampaikan hasil tindaklanjut


perbaikan/penyempurnaan kepada Walikota melalui Kepala

Bappelitbangda paling lampat pada bulan Maret. 


BAB IV

. BAB V LAPORAN Pasal 20 


. (1) Kepala SKPD setiap bulannya melaporkan realisasi pelaksanaan


program dan kegiatan SKPD kepada Kepala Bappelitbangda melalui
kepala bidang yang membidangi dan kepada Sekretaris Daerah c.q.
Kepala Bagian Administrasi Pemerintahan Umum dengan menggunakan

Format Laporan Bulanan. 


. (2) Laporan bulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima paling

lambat tanggal 5 bulan berikutnya pada hari dan jam kerja. 


. (3) Jika pada tanggal 5 hari libur, penerimaan laporan diundur pada hari

kerja berikutnya. 


. (4) Bappelitbangda setiap triwulan melakukan analisis dan evaluasi laporan


bulanan dari SKPD dengan menggunakan Format Analisis dan Evaluasi.

BAB V
PERAN SERTA MASYARAKAT
Bagian Kesatu Pelaporan Masyarakat Pasal 21
. (1) Masyarakat dapat melaporkan program atau kegiatan yang dianggap

tidak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. 


. (2) Penyampaian laporan dari masyarakat dilakukan secara tertulis, disertai

identitas pelapor yang jelas dikirim kepada Kepala Bappelitbangda. 


. (3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disertai dengan data

dan informasi yang akurat. 
 Bagian Kedua Tindak Lanjut Pasal 22 


(1)Bappelitbangda melakukan koordinasi dengan SKPD yang mempunyai


kewenangan urusan yang dilaporkan oleh masyarakat.
. (2) Bappelitbangda dan SKPD melakukan verifikasi terhadap program atau

kegiatan yang dilaporkan oleh masyarakat. 


. (3) SKPD menindaklanjuti programa atau kegiatan yang dilaporkan oleh

masyarakat. 


. (4) Bappelitbangda dan SKPD melaporkan hasil tindak lanjut kepada


Walikota.
BAB VI
PENGHARGAAN DAN SANKSI

5.1 Ketentuan mengenai Penghargaan
 Kriteria yang digunakan dalam

penilaian anugerah E-Monev Award yaitu dengan 3

kategori yaitu:
 a. kategori kepatuhan;
 b. kategori pencapaian; dan
 c.

kategori inovasi.
 Kategori Kepatuhan dinilai dengan kriteria, menilai jumlah

pelaporan/Kelengkapan Data pada periode tahun sebelumnya.
 Kategori

Pencapaian dinilai dengan kriteria, penilaian rata-rata pencapaian Kinerja

setiap Triwulan pada tahun sebelumnya.
 Kategori Inovasi dinilai dengan

Kriteria, Kerja sama Unit Kerja Eselon I Kementerian Kesehatan untuk


bersinergi dalam pelaksanaan pelaporan Peraturan Pemerintah Nomor 39

tahun 2006 dan kerja sama dalam pengembangan penerapan aplikasi E-


Monev dalam mendukung pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 39
Tahun 2006.

Pemberian Penghargaan diberikan dengan ketentuan capaian kinerja


penganggaran tahun anggaran sebelumnya:

. Persen (%) penyerapan anggaran paling sedikit 95%; 


. Persen (%) realisasi capaian output paling sedikit 95%; dan 


. Laporan keuangan unit kerja berpredikat wajar tanpa pengecualian (WTP).

5.2 Bentuk Penghargaan
 Penghargaan yang diberikan kepada unit kerja

dapat berupa:

a. Penghargaan e-monev award sebagai apresiasi kepada Unit Eselon I


sebagai pembina program dan Satuan Kerja (Kantor Pusat, Daerah dan
Dekonsentrasi) yang memenuhi kriteria pemenuhan kepatuhan

pelaporan, capaian kinerja dan ketepatan waktu pelaporan sesuai dengan.

. Penambahan formasi Jabatan Fungsional Perencana untuk Unit Eselon I


dan/atau Satuan Kerja yang secara konsisten mendapat penghargaan
e-monev award secara tiga tahun berturut-turut namun tetap
mempertimbangkan keuangan negara dan analisis jabatan yang ada.

. Penambahan alokasi anggaran secara proporsional untuk Unit Eselon I


dan/atau Satuan Kerja yang secara konsisten mendapat penghargaan
e-monev award secara lima tahun berturut-turut namun tetap
mempertimbangkan capaian kinerja rencana dan anggaran dan

keuangan negara. 


2. Ketentuan mengenai Sanksi:
 Sanksi dikenakan paling banyak sebesar

sisa anggaran yang dapat dipertanggungjawabkan (SAYTD) kepada unit kerja


dengan ketentuan:

. Tidak boleh menghambat pencapaian 
 target pembangunan; 


. Tidak boleh menurunkan pelayanan 
 kepada publik; dan 


. Memperhatikan arah kebijakan 
 penganggaran pada tahun anggaran

berjalan 


Pasal 23
. (1) SKPD yang terlambat menyampaikan Laporan Bulanan, diberikan
teguran. 


. (2) Dalam hal setelah jangka waktu 3 (tiga) hari setelah menerima surat
teguran, SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum
menyampaikan laporan, maka SKPD tersebut dikenai sanksi berupa

pengurangan pagu anggaran. 


(3)Pengurangan pagu anggaran dikenakan sebesar 1% (satu per seratus) setiap


keterlambatan penyampaian laporan bulanan.
(4) Pengurangan pagu anggaran dilaksanakan pada periode penyusunan
perencanaan kegiatan Tahun Anggaran berikutnya.

BAB VII
LAMPIRAN
Pasal 24
Contoh, bentuk dan format pengendalian dan evaluasi kebijakan,
pelaksanaan, hasil perencanaan, tabel A serta laporan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 sampai dengan Pasal 20 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Walikota ini.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 7

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan Agar setiap
orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Batu.

Ditetapkan di Kota Batu


pada tanggal

WALIKOTA BATU,
DEWANTI RUMPOKO

Diundangkan di Kota Batu


pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH KOTA
BATU,

Drs. ZADIM EFFISIENSI, M.Si

Anda mungkin juga menyukai