Tentang
2019
WALIKOTA BATU
PROVINSI JAWA TIMUR
PERATURAN WALIKOTA BATU
NOMOR TAHUN 2019
TENTANG
WALIKOTA BATU,
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN,
PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAPORAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI LINGKUNGAN
PEMERINTAH KOTA BATU.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
14. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan SKPD
adalah unsur Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Pengguna Anggaran
yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Peraturan
Daerah tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah;
15. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota selanjutnya disebut RTRW Kota adalah
rencana struktur tata ruang yang mengatur struktur dan pola tata ruang
yang meliputi penyusunan, penetapan rencana tata ruang yang
merupakan penjabaran RPJPD dan mengacu pada RTRW Nasional;
16. Rencana Strategis SKPD yang selanjutnya disebut dengan Renstra SKPD
adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun;
17. Rencana Kerja SKPD yang selanjutnya disingkat Renja SKPD adalah
dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu) tahun;
20. Pemangku kepentingan adalah pihak yang langsung atau tidak langsung
mendapatkan manfaat atau dampak dari perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan daerah;
21. Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang
selanjutnya disingkat KUA adalah dokumen yang memuat kebijakan
bidang pendapatan, belanja dan pembiayaan serta asumsi yang
mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun;
22. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang selanjutnya disingkat PPAS
adalah rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal
anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai
acuan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah sebelum disepakati dengan DPRD;
23. Rencana Kerja dan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat RKA-SKPD
adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana
pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan prioritas SKPD serta
rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD;
24. Isu-isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena
dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat
penting, mendasar, mendesak, berjangka panjang dan menentukan tujuan
penyelenggaraan pemerintahan daerah dimasa yang akan datang;
26. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada
akhir periode perencanaan;
28. Tujuan adalah pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk
mencapai visi dan melaksanakan misi dalam upaya menjawab isu strategis
daerah dan memecahkan permasalahan pembangunan daerah;
29. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang
diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai dan rasional
untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu;
34. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD atau masyarakat, yang
dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk mencapai sasaran dan
tujuan pembangunan daerah;
35. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau
beberapa SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada
suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber
daya baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal
termasuk peralatan dan teknologi dana, atau kombinasi dari beberapa
atau kesemua jenis sumber daya tersebut, sebagai masukan (input) untuk
menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa;
37. Kegiatan prioritas adalah kegiatan yang ditetapkan untuk mencapai secara
langsung target kinerja program prioritas;
39. Bersifat indikatif adalah bahwa data dan informasi, baik tentang sumber
daya yang diperlukan maupun keluaran dan dampak yang tercantum di
dalam dokumen rencana, hanya merupakan indikasi yang hendak dicapai
dan tidak kaku;
40. Analisis standar belanja adalah penilaian kewajaran atas beban kerja dan
biaya yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan;
41. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau
telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas
dan kualitas yang terukur;
42. Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau
kualitatif untuk masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat dan/atau
dampak yang menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu program atau
kegiatan;
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
pembangunan daerah;
a. RPJPD;
b. RPJMD;
c. Renstra SKPD;
d. RKPD; dan
e. Renja SKPD.
(4)
(5) Dokumen Reviu RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sebagaimana tertuang dalam lampiran 1 (satu) yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari peraturan walikota ini.
BAB III
Bagian Kesatu
Formulir K1.1.
Walikota.
Formulir K1.4.
. (2) Kepala SKPD melaporkan hasil rancangan akhir Renstra SKPD kepada
Kepala Bappelitbangda.
K1.5. Pasal 9
Formulir K1.6.
. (2) Kepala SKPD melaporkan hasil rancangan Renja SKPD kepada Kepala
Bappelitbangda.
Pasal 10
. (3) Dalam hal evaluasi terhadap laporan hasil pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan Renstra SKPD ditemukan adanya
ketidaksesuaian/penyimpangan, Walikota melalui Kepala
Bappelitbangda menyampaikan rekomendasi langkah-langkah
11
(4) Kepala SKPD menyampaikan hasil tindak lanjut
perbaikan/penyempurnaan kepada Walikota melalui Kepala Bappelitbangda.
Pasal 13
. (1) Kepala Bappelitbangda melaksanakan pengendalian dan evaluasi
Gubernur. Pasal 16
Gubernur .
Pasal 17
. (1) Kepala Bappelitbangda melaksanakan evaluasi terhadap hasil RKPD
. (3) Dengan menggunakan hasil evaluasi Renja SKPD tahun ke-1 sampai
dengan tahun ke-5 pelaksanaan Renstra SKPD Kepala SKPD setiap
bulan Januari melaporkan hasil pengendalian dan evaluasi kepada
. (3) Kepala SKPD setiap bulan Januari melaporkan hasil pengendalian dan
evaluasi hasil Renja SKPD kepada Walikota melalui Kepala
Bappelitbangda.
BAB IV
. (2) Laporan bulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima paling
. (3) Jika pada tanggal 5 hari libur, penerimaan laporan diundur pada hari
kerja berikutnya.
BAB V
PERAN SERTA MASYARAKAT
Bagian Kesatu Pelaporan Masyarakat Pasal 21
. (1) Masyarakat dapat melaporkan program atau kegiatan yang dianggap
. (3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disertai dengan data
masyarakat.
dapat berupa:
keuangan negara.
berjalan
Pasal 23
. (1) SKPD yang terlambat menyampaikan Laporan Bulanan, diberikan
teguran.
. (2) Dalam hal setelah jangka waktu 3 (tiga) hari setelah menerima surat
teguran, SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum
menyampaikan laporan, maka SKPD tersebut dikenai sanksi berupa
BAB VII
LAMPIRAN
Pasal 24
Contoh, bentuk dan format pengendalian dan evaluasi kebijakan,
pelaksanaan, hasil perencanaan, tabel A serta laporan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 sampai dengan Pasal 20 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Walikota ini.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 7
Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan Agar setiap
orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Batu.
WALIKOTA BATU,
DEWANTI RUMPOKO