SALINAN
PERATURAN BUPATI BANGKA
NOMOR 4 TAHUN 2023
TENTANG
PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH,
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH DAN
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN BANGKA
BUPATI BANGKA,
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PELAKSANAAN
MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH,
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
DAERAH DAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN
DAERAH KABUPATEN BANGKA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Bangka.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Bupati adalah Bupati Bangka.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan
DPRD adalah DPRD Kabupaten Bangka.
5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan
SKPD adalah perangkat daerah pada Pemerintah Daerah Kabupaten
Bangka selaku pengguna anggaran/pengguna barang.
6. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bangka yang
selanjutnya disingkat dengan Bappeda atau dengan sebutan lain unsur
perencana penyelenggaraan pemerintahan yang melaksanakan tugas
dan mengkoordinasikan penyusunan, pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan daerah.
7. Pemangku kepentingan adalah pihak yang langsung atau tidak langsung
mendapatkan manfaat atau dampak dari perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan daerah antara lain unsur DPRD Kabupaten Bangka, TNI,
POLRI, Kejaksaan, akademisi, LSM/Ormas, tokoh masyarakat
kabupaten/desa, pengusaha/investor, pemerintah pusat, pemerintah
provinsi, kabupaten, pemerintahan desa, dan kelurahan serta
keterwakilan perempuan dan kelompok masyarakat rentan
termajinalkan.
8. Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki
untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam
aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses
terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan
indeks pembangunan manusia.
9. Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan
tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku
kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber
daya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam
suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.
10. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya
disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode
20 (dua puluh) tahun.
11. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya
disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5
(lima) tahun.
12. Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD
adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau
disebut dengan rencana pembangunan tahunan daerah.
13. Rencana strategis SKPD yang selanjutnya disingkat dengan Renstra
SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima)
tahun.
14. Rencana kerja SKPD yang selanjutnya disingkat Renja SKPD adalah
dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu) tahun.
15. Rencana kerja adalah dokumen rencana yang memuat program dan
kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan dalam
bentuk kerangka regulasi dan kerangka anggaran.
16. Kerangka regulasi adalah sekumpulan pengaturan yang diterbitkan oleh
pemerintah daerah dalam bentuk perundang-undangan untuk mencapai
sasaran hasil pembangunan, sebagai bagian integral dari upaya
pembangunan daerah secara utuh.
17. Kerangka anggaran adalah rencana kegiatan pengadaan barang maupun
jasa yang akan didanai APBD untuk mencapai tujuan pembangunan
daerah.
18. Kerangka pendanaan adalah program dan kegiatan yang disusun untuk
mencapai sasaran hasil pembangunan yang pendanaannya diperoleh
dari anggaran pemerintah/daerah, sebagai bagian integral dari upaya
pembangunan daerah secara utuh.
19. Isu-isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena
dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat
penting, mendasar, mendesak, berjangka panjang dan menentukan
tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah dimasa yang akan
datang.
20. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada
akhir periode perencanaan.
21. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
22. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif
untuk mewujudkan visi dan misi.
23. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah
untuk mencapai tujuan.
24. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD atau masyarakat, yang
dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk mencapai sasaran dan
tujuan pembangunan daerah.
25. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau
beberapa SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada
suatu program, dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan
sumber daya baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang
modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari
beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut, sebagai masukan
(input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk
barang/jasa.
26. Sub kegiatan adalah merupakan bentuk aktivitas kegiatan dalam
pelaksanaan kewenangan daerah sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
27. Kegiatan prioritas adalah kegiatan yang ditetapkan untuk mencapai
secara langsung sasaran program prioritas.
28. Prakiraan maju adalah perhitungan kebutuhan dana untuk tahun-
tahun berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan, guna
memastikan kesinambungan kebijakan yang telah disetujui untuk
setiap program dan kegiatan.
29. Bersifat indikatif adalah bahwa data dan informasi, baik tentang sumber
daya yang diperlukan maupun keluaran dan dampak yang tercantum di
dalam dokumen rencana, hanya merupakan indikasi yang hendak
dicapai dan tidak kaku.
30. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau
telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan
kuantitas dan kualitas yang terukur.
31. Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau
kualitatif untuk masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau
dampak yang menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu program
atau kegiatan.
32. Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah
ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan
urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara
minimal.
33. Sasaran adalah target atau hasil yang diharapkan dari suatu program
atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.
34. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh
kegiatan, yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran
dan tujuan program dan kebijakan.
35. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.
36. Musyawarah Perencanaan Pembangunan yang selanjutnya disingkat
musrenbang adalah forum antarpemangku kepentingan dalam rangka
menyusun rencana pembangunan daerah.
37. Narasumber adalah pihak pemberi informasi yang perlu diketahui
peserta musrenbang untuk proses pengambilan keputusan hasil
musrenbang.
38. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangka yang selanjutnya
disebut RTRW Kabupaten adalah rencana tata ruang yang memuat
tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah, serta
menetapkan kawasan-kawasan yang harus dilindungi dan kawasan-
kawasan yang dapat dibudidayakan, termasuk di dalamnya kawasan-
kawasan produksi, kawasan permukiman, sistem prasarana dan sarana
serta wilayah-wilayah dalam Daerah yang akan diprioritas
pengembangannya dalam kurun waktu perencanaan.
39. Koordinasi adalah kegiatan yang meliputi pengaturan hubungan
kerjasama dari beberapa instansi/pejabat yang mempunyai tugas dan
wewenang yang saling berhubungan dengan tujuan untuk
menghindarkan kesimpangsiuran dan duplikasi.
BAB II
RUANG LINGKUP, PRINSIP DAN PENDEKATAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bagian Pertama
Ruang Lingkup
Pasal 2
Ruang lingkup perencanaan pembangunan daerah meliputi tahapan, tata
cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana
pembangunan daerah terdiri atas:
a. RPJPD;
b. RPJMD;
c. Renstra SKPD;
d. RKPD; dan
e. Renja SKPD.
Bagian Kedua
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
Pasal 3
Prinsip-prinsip perencanaan pembangunan daerah meliputi:
a. merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan
nasional;
b. dilakukan pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan
berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing;
c. mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan
daerah; dan
d. dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki masing-
masing daerah, sesuai dinamika perkembangan daerah dan nasional.
Pasal 4
Perencanaan pembangunan daerah dirumuskan secara:
a. transparan;
b. responsif;
c. efisien;
d. efektif;
e. akuntabel;
f. partisipatif;
g. terukur;
h. berkeadilan; dan
i. berwawasan lingkungan; dan
j. berkelanjutan.
Pasal 5
(1) Transparan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a yaitu
membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi
yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah dengan tetap memperhatikan perlindungan atas
hak asasi pribadi, golongan dan rahasia negara.
(2) Responsif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b yaitu dapat
mengantisipasi berbagai potensi, masalah dan perubahan yang terjadi di
daerah.
(3) Efisien sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c yaitu pencapaian
keluaran (output) tertentu dengan masukan terendah atau masukan
terendah dengan keluaran (output) maksimal.
(4) Efektif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf d merupakan
kemampuan mencapai target dengan sumber daya yang dimiliki dengan
cara atau proses yang paling optimal.
(5) Akuntabel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf e yaitu setiap
kegiatan dan hasil akhir dari perencanaan pembangunan daerah harus
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
(6) Partisipatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf f merupakan
hak masyarakat untuk terlibat dalam setiap proses tahapan
perencanaan pembangunan daerah dan bersifat inklusif terhadap
kelompok masyarakat rentan termarginalkan, melalui jalur khusus
komunikasi untuk mengakomodasi aspirasi kelompok masyarakat yang
tidak memiliki akses dalam pengambilan kebijakan.
(7) Terukur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf g adalah
penetapan target kinerja yang akan dicapai dan cara-cara untuk
mencapainya.
(8) Berkeadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf h adalah
prinsip keseimbangan antarwilayah, sektor, pendapatan, gender dan
usia.
(9) Berwawasan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf i
yaitu untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur tanpa harus
menimbulkan kerusakan lingkungan dalam mengoptimalkan manfaat
sumber daya alam dan sumber daya manusia.
(10)Berkelanjutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf j yaitu
pembangunan yang mewujudkan keutuhan lingkungan serta
keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi
masa kini dan generasi masa depan dengan memperhatikan potensi
dampak pembangunan dalam mengoptimalkan sumber daya alam dan
sumber daya manusia.
Bagian Ketiga
Pendekatan Perencanaan Pembangunan Daerah
Pasal 6
Perencanaan pembangunan daerah yang berorientasi pada proses,
menggunakan pendekatan:
a. teknokratis;
b. partisipatif;
c. politis; dan
d. top-down dan bottom-up.
Pasal 7
(1) Pendekatan teknokratis dalam perencanaan pembangunan daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a, dilaksanakan dengan
menggunakan metoda dan kerangka berpikir ilmiah untuk mencapai
tujuan dan sasaran pembangunan daerah.
(2) Metoda dan kerangka berpikir ilmiah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara
sistematis terkait perencanaan pembangunan berdasarkan bukti fisik,
data dan informasi yang akurat, serta dapat dipertanggungjawabkan.
(3) Metoda dan kerangka berpikir ilmiah sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), antara lain digunakan untuk:
a. mereview menyeluruh kinerja pembangunan daerah periode yang
lalu;
b. merumuskan capaian kinerja penyelenggaraan urusan wajib dan
pilihan pemerintahan daerah masa kini;
c. merumuskan peluang dan tantangan yang mempengaruhi capaian
sasaran pembangunan daerah;
d. merumuskan tujuan, strategi, dan kebijakan pembangunan daerah;
e. memproyeksikan kemampuan keuangan daerah dan sumber daya
lainnya berdasarkan perkembangan kondisi makro ekonomi;
f. merumuskan prioritas program dan kegiatan SKPD berbasis kinerja;
g. menetapkan tolok ukur dan target kinerja keluaran dan hasil
capaian, lokasi serta kelompok sasaran program/kegiatan
pembangunan daerah dengan mempertimbangkan SPM;
h. memproyeksikan pagu indikatif program dan kegiatan pada tahun
yang direncanakan, serta prakiraan maju untuk satu tahun
berikutnya; dan
i. menetapkan SKPD penanggungjawab pelaksana, pengendali, dan
evaluasi rencana pembangunan daerah.
Pasal 8
Pendekatan partisipatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b,
dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan
(stakeholders) dengan mempertimbangkan:
a. relevansi pemangku kepentingan yang dilibatkan dalam proses
pengambilan keputusan, disetiap tahapan penyusunan dokumen
perencanaan pembangunan daerah;
b. kesetaraan antara para pemangku kepentingan dari unsur
pemerintahan dan non pemerintahan dalam pengambilan keputusan;
c. adanya transparasi dan akuntabilitas dalam proses perencanaan serta
melibatkan media massa;
d. keterwakilan seluruh segmen masyarakat, termasuk kelompok
masyarakat rentan termarjinalkan dan pengarusutamaan gender;
e. terciptanya rasa memiliki terhadap dokumen perencanaan
pembangunan daerah; dan
f. terciptanya konsensus atau kesepakatan pada semua tahapan penting
pengambilan keputusan, seperti perumusan prioritas isu dan
permasalahan, perumusan tujuan, strategi, kebijakan dan prioritas
program.
Pasal 9
Pendekatan politis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c, bahwa
program-program pembangunan yang ditawarkan masing-masing calon
kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih pada saat kampanye
disusun ke dalam rancangan RPJMD melalui:
a. penerjemahan yang tepat dan sistematis atas visi, misi, dan program
kepala daerah dan wakil kepala daerah ke dalam tujuan, strategi,
kebijakan dan program pembangunan daerah selama masa jabatan;
b. konsultasi pertimbangan dari landasan hukum, teknis penyusunan,
sinkronisasi dan sinergi pencapaian sasaran pembangunan nasional
dan pembangunan daerah; dan
c. pembahasan dengan DPRD dan konsultasi dengan pemerintah untuk
penetapan produk hukum yang mengikat semua pemangku
kepentingan.
Pasal 10
Pasal 11
Perencanaan pembangunan daerah yang berorientasi pada substansi,
menggunakan pendekatan:
a. holistik-tematik;
b. integratif; dan
c. spasial.
Pasal 12
Bagian Keempat
Pendekatan Penyusunan Program, Kegiatan,
Alokasi Dana Indikatif dan Sumber Pendanaan
Pasal 13
(1) Program, kegiatan, sub kegiatan, alokasi dana indikatif dan sumber
pendanaan yang dirumuskan dalam RPJMD dan RKPD disusun
berdasarkan:
a. pendekatan kinerja, kerangka pengeluaran jangka menengah serta
perencanaan dan penganggaran terpadu;
b. kerangka pendanaan dan pagu indikatif; dan
c. urusan wajib yang mengacu pada SPM sesuai dengan kondisi nyata
daerah dan kebutuhan masyarakat, atau urusan pilihan yang
menjadi tanggungjawab SKPD.
(2) Pendekatan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
bahwa program, kegiatan dan sub kegiatan yang direncanakan
mengutamakan keluaran/hasil yang terukur, dan pengalokasian
sumberdaya dalam anggaran untuk melaksanakannya secara efektif
dan efisien telah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
(3) Kerangka pengeluaran jangka menengah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, bahwa pengambilan keputusan terhadap program,
kegiatan dan sub kegiatan prioritas pembangunan, mempertimbangkan
perspektif penganggaran lebih dari satu tahun anggaran dan implikasi
terhadap pendanaan pada tahun berikutnya yang dituangkan dalam
prakiraan maju.
(4) Perencanaan dan penganggaran terpadu sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, bahwa pengambilan keputusan penetapan program,
kegiatan dan sub kegiatan yang direncanakan, merupakan satu
kesatuan proses perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi,
konsisten dan mengikat untuk menjamin tercapainya tujuan dan
sasaran program, kegiatan dan sub kegiatan pembangunan daerah.
(5) Pagu indikatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan
jumlah dana yang tersedia untuk mendanai program, kegiatan dan sub
kegiatan tahunan yang penghitungannya berdasarkan standar satuan
harga yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(6) Mengacu pada SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c bahwa
perumusan capaian kinerja setiap program, kegiatan dan sub kegiatan,
harus berpedoman pada rencana pencapaian SPM berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang disesuaikan dengan
kemampuan daerah.
Pasal 14
Pasal 16
(1) Data dan informasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 15 ayat (1),
mencakup kondisi geografis, demografi, potensi sumber daya, ekonomi
dan keuangan, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan
umum, aspek daya saing, serta data dan informasi yang dimuat dalam
dokumen perencanaan lainnya sesuai dengan kebutuhan.
(2) Data dan informasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
menggambarkan capaian kinerja pembangunan daerah dan perangkat
daerah dalam menyelenggarakan urusan dan fungsi penunjang Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.
(3) Urusan Pemerintahan yang telah diserahkan kepada daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas Urusan Pemerintahan
Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan.
(4) Gambaran capaian kinerja pembangunan daerah dan perangkat daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan melalui sinkronisasi
dan harmonisasi indikator urusan pemerintah daerah terhadap target
pembangunan nasional yang ditetapkan dalam dokumen rencana
pembangunan nasional.
(5) Sinkronisasi dan harmonisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah
Kementerian Dalam Negeri.
(6) Capaian kinerja pembangunan Daerah sebagaimana dimaksud dalam
ayat (5) memperhatikan indikator yang tercantum dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri.
BAB III
PELAKSANAAN MUSRENBANG RPJPD
Pasal 17
Pasal 18
BAB IV
PELAKSANAAN MUSRENBANG RPJMD
Pasal 19
Pasal 20
BAB V
PELAKSANAAN MUSRENBANG RKPD
Pasal 21
(1) Musrenbang RKPD dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Bappeda.
(2) Musrenbang RKPD sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dihadiri oleh
para pemangku kepentingan
(3) Pelaksanaan Musrenbang RKPD terdiri atas:
a. Musrenbang RKPD kabupaten; dan
b. Musrenbang RKPD kabupaten di kecamatan.
(4) Musrenbang RKPD dilaksanakan paling lambat pada minggu keempat
Bulan Maret dan dilaksanakan dengan menggunakan SIPD.
Pasal 22
(1) Musrenbang RKPD dilaksanakan untuk membahas rancangan RKPD
setelah mendapat persetujuan dari Kepala Daerah melalui Sekretaris
Daerah.
(2) Pembahasan rancangan RKPD kabupaten dilaksanakan dalam rangka:
a. Menyepakati permasalahan pembangunan daerah;
b. Menyepakati prioritas pembangunan daerah;
c. Menyepakati program, kegiatan, pagu indikatif, indikator dan target
kinerja serta lokasi;
d. Penyelarasan program dan kegiatan pembangunan daerah dengan
sasaran dan prioritas pembangunan provinsi; dan
e. Klarifikasi program dan kegiatan yang merupakan kewenangan
Daerah kabupaten/kota dengan program dan kegiatan desa yang
diusulkan berdasarkan hasil Musrenbang kecamatan.
Pasal 23
Hasil Musrenbang RKPD dirumuskan dalam berita acara kesepakatan dan
ditandatangani oleh unsur yang mewakili pemangku kepentingan yang
menghadiri Musrenbang RKPD kabupaten.
Pasal 24
(1) Musrenbang RKPD kabupaten di kecamatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 ayat (3) huruf b merupakan forum pembahasan hasil
daftar usulan desa/kelurahan di lingkup kecamatan.
(2) Setiap desa/kelurahan menyampaikan usulan prioritas desa/kelurahan
sebanyak 5 usulan prioritas yang dientri melalui SIPD dengan akun
perangkat desa/kelurahan.
(3) Camat melaksanakan Musrenbang RKPD kabupaten di kecamatan
setelah berkoordinasi dengan BAPPEDA kabupaten. Camat melakukan
validasi atas usulan prioritas desa/kelurahan yang dientri melalui SIPD
dan menetapkan maksimal 3 usulan prioritas desa/kelurahan melalui
akun kecamatan.
(4) Musrenbang RKPD kabupaten di kecamatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dilaksanakan paling lambat minggu kedua pada bulan
Februari. Usulan hasil musrenbang RKPD kabupaten di kecamatan
dientri kedalam SIPD.
(5) Tata cara pengajuan daftar usulan desa/kelurahan berpedoman pada
Peraturan Menteri mengenai pedoman pembangunan desa.
(6) Untuk efisiensi dan efektifitas, pelaksanaan Musrenbang RKPD
kabupaten di kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dapat
diselenggarakan dengan menggabungkan beberapa kecamatan yang
ditetapkan oleh bupati
Pasal 25
(1) Musrenbang RKPD kabupaten di kecamatan bertujuan untuk
penajaman, penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan usulan rencana
kegiatan pembangunan desa/kelurahan, yang diintegrasikan dengan
prioritas pembangunan Daerah di wilayah kecamatan.
(2) Penajaman, penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), mencakup:
a. usulan rencana kegiatan pembangunan desa/kelurahan yang
tertuang dalam daftar usulan desa/kelurahan yang akan menjadi
kegiatan prioritas pembangunan di wilayah kecamatan yang
bersangkutan harus sesuai dengan sasaran dan prioritas
pembangunan;
b. kegiatan prioritas pembangunan di wilayah kecamatan yang belum
tercakup dalam prioritas kegiatan pembangunan desa; dan
c. pengelompokan kegiatan prioritas pembangunan di wilayah
kecamatan berdasarkan tugas dan fungsi Perangkat Daerah
kabupaten.
(3) Kegiatan prioritas pembangunan Daerah di wilayah kecamatan mengacu
pada rencana program dalam rancangan RKPD kabupaten.
Pasal 26
(1) Hasil musrenbang RKPD kabupaten di kecamatan dirumuskan ke dalam
berita acara kesepakatan dan ditandatangani oleh yang mewakili setiap
unsur pemangku kepentingan yang menghadiri musrenbang RKPD di
kecamatan.
(2) Berita acara kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijadikan
sebagai bahan pembahasan dalam Musrenbang daerah kabupaten dan
masukan penyempurnaan rancangan RKPD kabupaten.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 27
Pasal 28
Ditetapkan di Sungailiat
pada tanggal 10 Januari 2023
BUPATI BANGKA,
Cap/dto
MULKAN
Diundangkan di Sungailiat
pada tanggal 10 Januari 2023
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN BANGKA,
Cap/dto
ANDI HUDIRMAN
Pelaksanaan Musrenbang
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) merupakan forum
pertemuan antar pihak-pihak yang langsung atau tidak langsung
mendapatkan manfaat atau dampak dari program dan kegiatan
pembangunan daerah kabupaten sebagai perwujudan dari pendekatan
partisipatif perencanaan pembangunan daerah dalam rangka membahas
rancangan dokumen rencana pembangunan daerah menjadi rancangan
akhir dokumen rencana pembangunan daerah.
I. Musrenbang RPJPD
A. Peserta
Peserta musrenbang kabupaten terdiri dari bupati dan wakil bupati,
pimpinan dan anggota DPRD kabupaten, unsur pemerintah pusat,
pejabat BAPPEDA dan Perangkat Daerah kabupaten, para camat, para
delegasi mewakili peserta musrenbang kecamatan, akademisi,
LSM/Ormas, tokoh masyarakat, unsur pengusaha/investor,
keterwakilan perempuan dan kelompok masyarakat rentan
termajinalkan serta unsur lain yang dipandang perlu.
B. Narasumber
Pimpinan atau anggota DPRD kabupaten, pejabat dari
kementerian/lembaga ditingkat pusat, pejabat Perangkat Daerah
provinsi dan pejabat Perangkat Daerah kabupaten atau dari unsur lain
yang dipandang perlu, dapat diundang menjadi narasumber musrenbang
RPJPD kabupaten.
C. Fasilitator
Tenaga terlatih atau berpengalaman yang memiliki kompetensi dan
kemampuan memandu pembahasan dan proses pengambilan keputusan
dalam kelompok diskusi musrenbang RPJPD kabupaten.
A. Peserta
B. Narasumber
Pimpinan atau anggota DPRD kabupaten, pejabat dari
kementerian/lembaga ditingkat pusat, pejabat Perangkat Daerah
provinsi dan pejabat Perangkat Daerah kabupaten atau dari unsur
lain yang dipandang perlu, dapat diundang menjadi narasumber
musrenbang RPJMD kabupaten.
C. Fasilitator
Tenaga terlatih atau berpengalaman yang memiliki kompetensi dan
kemampuan memandu pembahasan dan proses pengambilan
keputusan dalam kelompok diskusi musrenbang RPJMD kabupaten.
3. Mekanisme penyelenggaraan
A. Peserta
Peserta musrenbang kabupaten terdiri dari bupati dan wakil bupati,
pimpinan dan anggota DPRD kabupaten, unsur pemerintah pusat,
pejabat BAPPEDA dan Perangkat Daerah provinsi, pejabat Perangkat
Daerah kabupaten, para camat, para delegasi mewakili peserta
musrenbang kecamatan, akademisi, LSM/Ormas, tokoh masyarakat,
unsur pengusaha/investor, keterwakilan perempuan dan kelompok
masyarakat rentan termajinalkan serta unsur lain yang dipandang
perlu.
B. Narasumber
Pimpinan atau anggota DPRD kabupaten, pejabat dari
kementerian/lembaga ditingkat pusat, pejabat Perangkat Daerah
provinsi dan pejabat Perangkat Daerah kabupaten atau dari unsur
lain yang dipandang perlu, dapat diundang menjadi narasumber
musrenbang RKPD kabupaten.
C. Fasilitator
Tenaga terlatih atau berpengalaman yang memiliki kompetensi dan
kemampuan memandu pembahasan dan proses pengambilan
keputusan dalam kelompok diskusi musrenbang RKPD kabupaten.
3. Mekanisme penyelenggaraan
B. Narasumber
Narasumber musrenbang kecamatan dapat terdiri dari pejabat
BAPPEDA, perwakilan DPRD, camat, dan perwakilan Perangkat Daerah
kabupaten dan unsur lain yang diperlukan.
C. Fasilitator
Fasilitator adalah tenaga terlatih atau berpengalaman yang
memiliki persyaratan kompetensi dan kemampuan memandu
pembahasan dan proses pengambilan keputusan dalam kelompok
diskusi.
Tabel T-D.1.
Daftar Rencana Kegiatan Prioritas Kecamatan
Tahun.....
Tabel T-D.2.
Daftar Prioritas Desa menurut Perangkat Daerah
Kecamatan :
.........................................
Kabupaten :
*)
.........................................
Tahun :
*)
.........................................
*) Keterangan
Lokasi
No Kegiatan Volume
Desa
Kesesuaian Dengan Status
Prioritas Daerah Ke... Usulan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Tabel T-D.3.
Prioritisasi Kegiatan Berdasar Kriteria
Kriteria
Kontribusi Dukungan
pada pada
Kesesuaian Pencapaian pemenuhan Total Urutan
No Kegiatan Dukungan
dengan Target hak dasar Lain- Skor Prioritas
nilai
Ranwal Prioritas rakyat lain
tambah
RKPD pembangunan
kabupaten
Tabel T-D.4.
Daftar Urutan Kegiatan Prioritas Kecamatan berdasar Perangkat Daerah
Kecamatan:
Tahun :
Perangkat
Lokasi
Prioritas Sasaran Kegiatan Sasaran Daerah
No Program (desa/ Volume Pagu
Daerah Daerah Prioritas Kegiatan Penanggung
kel)
jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Cara Pengisian Tabel Daftar Urutan Kegiatan Prioritas Kecamatan
berdasar Perangkat Daerah :
Kolom (1) diisi dengan nomor urut prioritas pembangunan daerah
untuk tahun rencana.
Kolom (2) diisi dengan uraian nama/rumusan prioritas
pembangunan.
Kolom (3) diisi dengan uraian judul/rumusan sasaran pembangunan
daerah.
Kolom (4) diisi dengan uraian nama program dari masing-masing
prioritas.
Kolom (5) diisi dengan rincian indikatif kegiatan prioritas yang
menunjang prioritas program dengan memperhatikan apa yang
diusulkan oleh Perangkat Daerah berdasarkan prakiraan maju pada
dokumen rencana daerah tahun sebelumnya.
Kolom (6) diisi dengan uraian judul/rumusan sasaran kegiatan.
Kolom (7) diisi dengan uraian lokasi pelaksanaan kegiatan tsb.
Kolom (8) diisi dengan jumlah, dan satuan target sasaran kegiatan
beserta satuannya,contoh: 10 km2, 100 orang, dan sebagainya
Kolom (9) diisi dengan jumlah pagu indikatif untuk setiap program
prioritas, yang dihitung berdasarkan indikasi jenis dan besaran
kegiatan yang dibutuhkan sesuai program prioritas dan kemampuan
fiskal daerah. Kolom ini cukup diisi untuk pagu indikatif program saja
Kolom (10) diisi dengan nama Perangkat Daerah yang
bertanggungjawab melaksanakan program dan/ atau kegiatan yang
direncanakan sesuai dengan tugas dan fungsi.
Tabel T-D.5
Daftar Kegiatan yang Belum Disepakati
Tahun *)
Kecamatan :
No Kegiatan Lokasi (Desa/Kelurahan) Volume Alasan
(1) (2) (3) (4) (5)
5. Sidang Pleno II
Sidang Pleno II dipimpin oleh Camat. Dalam sidang Pleno II bertujuan
untuk:
1) Pemaparan kegiatan prioritas kecamatan beserta sasarannya, yang
merupakan hasil kesepakatan dari masing-masing kelompok dihadapan
seluruh peserta musrenbang dokumen rencana daerah
kabupaten/kota di kecamatan; dan
2) Memperoleh tanggapan, penajaman, dan klarifikasi dari seluruh
peserta musrenbang kecamatan terhadap materi yang dipaparkan
oleh ketua kelompok diskusi, dan pengambilan keputusan
menyepakati kegiatan prioritas pembangunan daerah
kabupaten/kota dikecamatan.
MENYEPAKATI
KESATU :
visi dan misi jangka panjang daerah, dalam
rancangan RPJPD Kabupaten Bangka Tahun....-....
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II berita acara
ini.
KEDUA : arah kebijakan dan sasaran pokok dalam
rancangan RPJPD Kabupaten Bangka Tahun....-....
sebagaimana tercantum dalam Lampiran III berita
acara ini.
KETIGA : rumusan yang tercantum dalam lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari hasil
kesepakatan Musrenbang RPJPD Kabupaten Bangka
Tahun....-.... untuk dijadikan s e b a g ai b a h a n
penyusunan rancangan a k h ir RP JPD
Kabupaten Bangka Tahun....-....
Demikian berita acara ini dibuat dan disahkan untuk
digunakan sebagaimana mestinya.
.........................., tanggal.................
BUPATI BANGKA
(selaku pimpinan sidang musrenbang
RPJPD Kabupaten Bangka)
Tandatangan
(Nama)
Jabatan/ Tanda
NO Nama Lembaga/instansi Tangan
Alamat
1.
2.
3.
Dst.
.
A. Format Daftar Hadir Peserta Musrenbang RPJPD Kabupaten Bangka
Alamat & no
No Nama Lembaga/Instansi Tanda tangan
telp.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
dst
B. Format kesepakatan visi dan misi jangka panjang daerah dalam
RPJPD Kabupaten Bangka
VISI MISI
C. Format kesepakatan Arah Kebijakan dan Sasaran jangka panjang
daerah dalam RPJPD Kabupaten Bangka
MENYEPAKATI
Tandatangan
(Nama)
Mewakili peserta musrenbang RPJMD Kabupaten Bangka
Jabatan/ Tanda
NO Nama Lembaga/instansi Tangan
Alamat
1
2
3
Dst.
.
A. Format Daftar Hadir Peserta Musrenbang RPJMD Kabupaten Bangka
Alamat & no
No Nama Lembaga/Instansi Tanda tangan
telp.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
dst
B. Format Kesepakatan Misi, Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Bangka
Arah Kebijakan
No
Tahun n Tahun n + 1 Tahun n+2 Tahun n+3 Tahun n+4
D. Format Kesepakatan Program Perangkat Daerah yang disertai Kebutuhan
Pendanaan RPJMD Kabupaten Bangka
TANGGAL :
TEMPAT :
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Wajib
Pendidikan
Program.........
Program.........
Dst
Kesehatan
Program.........
Dst
Dst .....
Urusan Pilihan
Pertanian
Program.........
Program.........
Dst
Dst .....
Perencanaan
Program ........
Program
TOTAL
RANCANGAN BERITA ACARA
HASIL KESEPAKATAN MUSRENBANG RKPD
KABUPATEN BANGKA
TAHUN ...
Tandatangan
(Nama)
Mewakili peserta musrenbang RKPD Kabupaten Bangka
Jabatan/ Tanda
NO Nama Lembaga/instansi Tangan
Alamat
1
2
3
Dst.
.
-2-
A. Format Daftar Hadir Peserta Musrenbang RKPD Kabupaten Bangka
Alamat & no
No Nama Lembaga/Instansi Tanda tangan
telp.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
dst
-3-
B. Format Kesepakatan Sasaran dan Prioritas Pembangunan Daerah RKPD
Kabupaten Bangka
-4-
C. Format Kesepakatan Program dan Kegiatan Perangkat Daerah RKPD
Kabupaten Bangka
Urusan ......
Bidang Urusan
Program
Kegiatan
Kegiatan
dst ...
Program .......
Kegiatan ......
Kegiatan ......
Bidang Urusan
Program .......
dst ...
-5-
D. Format Kesepakatan Program dan Kegiatan yang Belum Diakomodir Dalam
Rancangan RKPD Kabupaten Bangka
-6-
RANCANGAN BERITA ACARA
HASIL KESEPAKATAN MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA
DI KECAMATAN ..........TAHUN ...........
MENYEPAKATI
Tandatangan
(Nama)
-7-
Mewakili peserta musrenbang RKPD Kabupaten Bangka
Jabatan/ Tanda
NO Nama Lembaga/instansi Tangan
Alamat
1
2
3
Dst..
-8-
A. Format Daftar Hadir Peserta Musrenbang Kecamatan
Alamat & no
No Nama Lembaga/Instansi Tanda tangan
telp.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
dst
-9-
C. Format Daftar Urutan Kegiatan Prioritas Kecamatan Menurut Perangkat Daerah
Perangkat
Program Kegiatan Lokasi
Prioritas Sasaran Sasaran Daerah
No (desa/ Volume Pagu
Daerah Daerah Prioritas Kegiatan Penanggun
kel)
g jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
- 10 -
D.Format Daftar Kegiatan Yang Belum Disepakati
Lokasi
No Kegiatan Volume Alasan
(Desa/ Kelurahan)
(5)
(1) (2) (3) (4)
Ditetpakan di : Sungailiat
Pada Tanggal :
BUPATI BANGKA
MULKAN
- 11 -