Anda di halaman 1dari 52

BUPATI BANGKA

SALINAN
PERATURAN BUPATI BANGKA
NOMOR 4 TAHUN 2023

TENTANG
PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH,
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH DAN
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN BANGKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Peraturan Menteri


Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang tata cara
perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan
Daerah, tata cara evaluasi rancangan peraturan daerah
tentang rencana pembangunan jangka panjang daerah dan
Rencana pembangunan jangka menengah daerah, serta
tata cara perubahan rencana pembangunan jangka
panjang daerah, Rencana pembangunan jangka menengah
daerah, dan rencana kerja pemerintah daerah, dipandang
perlu menetapkan Peraturan Bupati Bangka tentang
Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana
Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Bangka;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kotapraja di
Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 1821);
2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4033);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2022 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 238, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6841);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022
Nomor 238, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6841);
8. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang
Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 4, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6757);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4815);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4817);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 14, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5888) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72
Tahun 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 187, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6402);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang
Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6056);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2017 tentang
Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 225, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6133);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
17. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2020–2024 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 10);
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017
tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan
Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata
Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 1312);
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019
tentang Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1114);
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019
tentang Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur
Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
1447);
21. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Nomor 2 Tahun
2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi
Kewenangan Kabupaten Bangka (Lembaran Daerah
Kabupaten Bangka Tahun 2008 Nomor 2 Seri D);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Nomor 1 Tahun
2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Kabupaten Bangka Tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Tahun 2009
Nomor 1 Seri D);
23. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Nomor 1 Tahun
2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Bangka Tahun 2010-2030 (Lembaran Daerah
Kabupaten Bangka Tahun 2013 Nomor 1 Seri D);
24. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Nomor 9 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Pemerintah Kabupaten Bangka (Lembaran
Daerah Kabupaten Bangka Tahun 2016 Nomor 6 Seri
D) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Bangka Nomor 3 Tahun 2019 (Lembaran
Daerah Tahun 2019 Nomor 2 Seri D);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PELAKSANAAN
MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH,
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
DAERAH DAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN
DAERAH KABUPATEN BANGKA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Bangka.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Bupati adalah Bupati Bangka.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan
DPRD adalah DPRD Kabupaten Bangka.
5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan
SKPD adalah perangkat daerah pada Pemerintah Daerah Kabupaten
Bangka selaku pengguna anggaran/pengguna barang.
6. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bangka yang
selanjutnya disingkat dengan Bappeda atau dengan sebutan lain unsur
perencana penyelenggaraan pemerintahan yang melaksanakan tugas
dan mengkoordinasikan penyusunan, pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan daerah.
7. Pemangku kepentingan adalah pihak yang langsung atau tidak langsung
mendapatkan manfaat atau dampak dari perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan daerah antara lain unsur DPRD Kabupaten Bangka, TNI,
POLRI, Kejaksaan, akademisi, LSM/Ormas, tokoh masyarakat
kabupaten/desa, pengusaha/investor, pemerintah pusat, pemerintah
provinsi, kabupaten, pemerintahan desa, dan kelurahan serta
keterwakilan perempuan dan kelompok masyarakat rentan
termajinalkan.
8. Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki
untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam
aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses
terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan
indeks pembangunan manusia.
9. Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan
tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku
kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber
daya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam
suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.
10. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya
disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode
20 (dua puluh) tahun.
11. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya
disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5
(lima) tahun.
12. Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD
adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau
disebut dengan rencana pembangunan tahunan daerah.
13. Rencana strategis SKPD yang selanjutnya disingkat dengan Renstra
SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima)
tahun.
14. Rencana kerja SKPD yang selanjutnya disingkat Renja SKPD adalah
dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu) tahun.
15. Rencana kerja adalah dokumen rencana yang memuat program dan
kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan dalam
bentuk kerangka regulasi dan kerangka anggaran.
16. Kerangka regulasi adalah sekumpulan pengaturan yang diterbitkan oleh
pemerintah daerah dalam bentuk perundang-undangan untuk mencapai
sasaran hasil pembangunan, sebagai bagian integral dari upaya
pembangunan daerah secara utuh.
17. Kerangka anggaran adalah rencana kegiatan pengadaan barang maupun
jasa yang akan didanai APBD untuk mencapai tujuan pembangunan
daerah.
18. Kerangka pendanaan adalah program dan kegiatan yang disusun untuk
mencapai sasaran hasil pembangunan yang pendanaannya diperoleh
dari anggaran pemerintah/daerah, sebagai bagian integral dari upaya
pembangunan daerah secara utuh.
19. Isu-isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena
dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat
penting, mendasar, mendesak, berjangka panjang dan menentukan
tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah dimasa yang akan
datang.
20. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada
akhir periode perencanaan.
21. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
22. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif
untuk mewujudkan visi dan misi.
23. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah
untuk mencapai tujuan.
24. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD atau masyarakat, yang
dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk mencapai sasaran dan
tujuan pembangunan daerah.
25. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau
beberapa SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada
suatu program, dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan
sumber daya baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang
modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari
beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut, sebagai masukan
(input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk
barang/jasa.
26. Sub kegiatan adalah merupakan bentuk aktivitas kegiatan dalam
pelaksanaan kewenangan daerah sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
27. Kegiatan prioritas adalah kegiatan yang ditetapkan untuk mencapai
secara langsung sasaran program prioritas.
28. Prakiraan maju adalah perhitungan kebutuhan dana untuk tahun-
tahun berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan, guna
memastikan kesinambungan kebijakan yang telah disetujui untuk
setiap program dan kegiatan.
29. Bersifat indikatif adalah bahwa data dan informasi, baik tentang sumber
daya yang diperlukan maupun keluaran dan dampak yang tercantum di
dalam dokumen rencana, hanya merupakan indikasi yang hendak
dicapai dan tidak kaku.
30. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau
telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan
kuantitas dan kualitas yang terukur.
31. Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau
kualitatif untuk masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau
dampak yang menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu program
atau kegiatan.
32. Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah
ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan
urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara
minimal.
33. Sasaran adalah target atau hasil yang diharapkan dari suatu program
atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.
34. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh
kegiatan, yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran
dan tujuan program dan kebijakan.
35. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.
36. Musyawarah Perencanaan Pembangunan yang selanjutnya disingkat
musrenbang adalah forum antarpemangku kepentingan dalam rangka
menyusun rencana pembangunan daerah.
37. Narasumber adalah pihak pemberi informasi yang perlu diketahui
peserta musrenbang untuk proses pengambilan keputusan hasil
musrenbang.
38. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangka yang selanjutnya
disebut RTRW Kabupaten adalah rencana tata ruang yang memuat
tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah, serta
menetapkan kawasan-kawasan yang harus dilindungi dan kawasan-
kawasan yang dapat dibudidayakan, termasuk di dalamnya kawasan-
kawasan produksi, kawasan permukiman, sistem prasarana dan sarana
serta wilayah-wilayah dalam Daerah yang akan diprioritas
pengembangannya dalam kurun waktu perencanaan.
39. Koordinasi adalah kegiatan yang meliputi pengaturan hubungan
kerjasama dari beberapa instansi/pejabat yang mempunyai tugas dan
wewenang yang saling berhubungan dengan tujuan untuk
menghindarkan kesimpangsiuran dan duplikasi.

BAB II
RUANG LINGKUP, PRINSIP DAN PENDEKATAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bagian Pertama
Ruang Lingkup
Pasal 2
Ruang lingkup perencanaan pembangunan daerah meliputi tahapan, tata
cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana
pembangunan daerah terdiri atas:
a. RPJPD;
b. RPJMD;
c. Renstra SKPD;
d. RKPD; dan
e. Renja SKPD.

Bagian Kedua
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
Pasal 3
Prinsip-prinsip perencanaan pembangunan daerah meliputi:
a. merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan
nasional;
b. dilakukan pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan
berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing;
c. mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan
daerah; dan
d. dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki masing-
masing daerah, sesuai dinamika perkembangan daerah dan nasional.

Pasal 4
Perencanaan pembangunan daerah dirumuskan secara:
a. transparan;
b. responsif;
c. efisien;
d. efektif;
e. akuntabel;
f. partisipatif;
g. terukur;
h. berkeadilan; dan
i. berwawasan lingkungan; dan
j. berkelanjutan.

Pasal 5
(1) Transparan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a yaitu
membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi
yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah dengan tetap memperhatikan perlindungan atas
hak asasi pribadi, golongan dan rahasia negara.
(2) Responsif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b yaitu dapat
mengantisipasi berbagai potensi, masalah dan perubahan yang terjadi di
daerah.
(3) Efisien sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c yaitu pencapaian
keluaran (output) tertentu dengan masukan terendah atau masukan
terendah dengan keluaran (output) maksimal.
(4) Efektif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf d merupakan
kemampuan mencapai target dengan sumber daya yang dimiliki dengan
cara atau proses yang paling optimal.
(5) Akuntabel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf e yaitu setiap
kegiatan dan hasil akhir dari perencanaan pembangunan daerah harus
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
(6) Partisipatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf f merupakan
hak masyarakat untuk terlibat dalam setiap proses tahapan
perencanaan pembangunan daerah dan bersifat inklusif terhadap
kelompok masyarakat rentan termarginalkan, melalui jalur khusus
komunikasi untuk mengakomodasi aspirasi kelompok masyarakat yang
tidak memiliki akses dalam pengambilan kebijakan.
(7) Terukur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf g adalah
penetapan target kinerja yang akan dicapai dan cara-cara untuk
mencapainya.
(8) Berkeadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf h adalah
prinsip keseimbangan antarwilayah, sektor, pendapatan, gender dan
usia.
(9) Berwawasan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf i
yaitu untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur tanpa harus
menimbulkan kerusakan lingkungan dalam mengoptimalkan manfaat
sumber daya alam dan sumber daya manusia.
(10)Berkelanjutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf j yaitu
pembangunan yang mewujudkan keutuhan lingkungan serta
keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi
masa kini dan generasi masa depan dengan memperhatikan potensi
dampak pembangunan dalam mengoptimalkan sumber daya alam dan
sumber daya manusia.

Bagian Ketiga
Pendekatan Perencanaan Pembangunan Daerah
Pasal 6
Perencanaan pembangunan daerah yang berorientasi pada proses,
menggunakan pendekatan:
a. teknokratis;
b. partisipatif;
c. politis; dan
d. top-down dan bottom-up.

Pasal 7
(1) Pendekatan teknokratis dalam perencanaan pembangunan daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a, dilaksanakan dengan
menggunakan metoda dan kerangka berpikir ilmiah untuk mencapai
tujuan dan sasaran pembangunan daerah.
(2) Metoda dan kerangka berpikir ilmiah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara
sistematis terkait perencanaan pembangunan berdasarkan bukti fisik,
data dan informasi yang akurat, serta dapat dipertanggungjawabkan.
(3) Metoda dan kerangka berpikir ilmiah sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), antara lain digunakan untuk:
a. mereview menyeluruh kinerja pembangunan daerah periode yang
lalu;
b. merumuskan capaian kinerja penyelenggaraan urusan wajib dan
pilihan pemerintahan daerah masa kini;
c. merumuskan peluang dan tantangan yang mempengaruhi capaian
sasaran pembangunan daerah;
d. merumuskan tujuan, strategi, dan kebijakan pembangunan daerah;
e. memproyeksikan kemampuan keuangan daerah dan sumber daya
lainnya berdasarkan perkembangan kondisi makro ekonomi;
f. merumuskan prioritas program dan kegiatan SKPD berbasis kinerja;
g. menetapkan tolok ukur dan target kinerja keluaran dan hasil
capaian, lokasi serta kelompok sasaran program/kegiatan
pembangunan daerah dengan mempertimbangkan SPM;
h. memproyeksikan pagu indikatif program dan kegiatan pada tahun
yang direncanakan, serta prakiraan maju untuk satu tahun
berikutnya; dan
i. menetapkan SKPD penanggungjawab pelaksana, pengendali, dan
evaluasi rencana pembangunan daerah.

Pasal 8
Pendekatan partisipatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b,
dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan
(stakeholders) dengan mempertimbangkan:
a. relevansi pemangku kepentingan yang dilibatkan dalam proses
pengambilan keputusan, disetiap tahapan penyusunan dokumen
perencanaan pembangunan daerah;
b. kesetaraan antara para pemangku kepentingan dari unsur
pemerintahan dan non pemerintahan dalam pengambilan keputusan;
c. adanya transparasi dan akuntabilitas dalam proses perencanaan serta
melibatkan media massa;
d. keterwakilan seluruh segmen masyarakat, termasuk kelompok
masyarakat rentan termarjinalkan dan pengarusutamaan gender;
e. terciptanya rasa memiliki terhadap dokumen perencanaan
pembangunan daerah; dan
f. terciptanya konsensus atau kesepakatan pada semua tahapan penting
pengambilan keputusan, seperti perumusan prioritas isu dan
permasalahan, perumusan tujuan, strategi, kebijakan dan prioritas
program.
Pasal 9
Pendekatan politis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c, bahwa
program-program pembangunan yang ditawarkan masing-masing calon
kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih pada saat kampanye
disusun ke dalam rancangan RPJMD melalui:
a. penerjemahan yang tepat dan sistematis atas visi, misi, dan program
kepala daerah dan wakil kepala daerah ke dalam tujuan, strategi,
kebijakan dan program pembangunan daerah selama masa jabatan;
b. konsultasi pertimbangan dari landasan hukum, teknis penyusunan,
sinkronisasi dan sinergi pencapaian sasaran pembangunan nasional
dan pembangunan daerah; dan
c. pembahasan dengan DPRD dan konsultasi dengan pemerintah untuk
penetapan produk hukum yang mengikat semua pemangku
kepentingan.

Pasal 10

Pendekatan perencanaan pembangunan daerah bawah-atas (bottom-up) dan


atas-bawah (top-down) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf d,
hasilnya diselaraskan melalui musyawarah yang dilaksanakan mulai dari
desa, kecamatan, kabupaten, provinsi dan nasional sehingga tercipta
sinkronisasi dan sinergi pencapaian sasaran rencana pembangunan
nasional dan rencana pembangunan daerah.

Pasal 11
Perencanaan pembangunan daerah yang berorientasi pada substansi,
menggunakan pendekatan:
a. holistik-tematik;
b. integratif; dan
c. spasial.

Pasal 12

1) Pendekatan holistik-tematik dalam perencanaan pembangunan Daerah


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a, dilaksanakan dengan
mempertimbangkan keseluruhan unsur/bagian/ kegiatan
pembangunan sebagai satu kesatuan faktor potensi, tantangan,
hambatan dan/atau permasalahan yang saling berkaitan satu dengan
lainnya.
2) Pendekatan integratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf b,
dilaksanakan dengan menyatukan beberapa kewenangan kedalam satu
proses terpadu dan fokus yang jelas dalam upaya pencapaian tujuan
pembangunan Daerah.
3) Pendekatan spasial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf c,
dilaksanakan dengan mempertimbangkan dimensi keruangan dalam
perencanaan

Bagian Keempat
Pendekatan Penyusunan Program, Kegiatan,
Alokasi Dana Indikatif dan Sumber Pendanaan
Pasal 13
(1) Program, kegiatan, sub kegiatan, alokasi dana indikatif dan sumber
pendanaan yang dirumuskan dalam RPJMD dan RKPD disusun
berdasarkan:
a. pendekatan kinerja, kerangka pengeluaran jangka menengah serta
perencanaan dan penganggaran terpadu;
b. kerangka pendanaan dan pagu indikatif; dan
c. urusan wajib yang mengacu pada SPM sesuai dengan kondisi nyata
daerah dan kebutuhan masyarakat, atau urusan pilihan yang
menjadi tanggungjawab SKPD.
(2) Pendekatan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
bahwa program, kegiatan dan sub kegiatan yang direncanakan
mengutamakan keluaran/hasil yang terukur, dan pengalokasian
sumberdaya dalam anggaran untuk melaksanakannya secara efektif
dan efisien telah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
(3) Kerangka pengeluaran jangka menengah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, bahwa pengambilan keputusan terhadap program,
kegiatan dan sub kegiatan prioritas pembangunan, mempertimbangkan
perspektif penganggaran lebih dari satu tahun anggaran dan implikasi
terhadap pendanaan pada tahun berikutnya yang dituangkan dalam
prakiraan maju.
(4) Perencanaan dan penganggaran terpadu sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, bahwa pengambilan keputusan penetapan program,
kegiatan dan sub kegiatan yang direncanakan, merupakan satu
kesatuan proses perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi,
konsisten dan mengikat untuk menjamin tercapainya tujuan dan
sasaran program, kegiatan dan sub kegiatan pembangunan daerah.
(5) Pagu indikatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan
jumlah dana yang tersedia untuk mendanai program, kegiatan dan sub
kegiatan tahunan yang penghitungannya berdasarkan standar satuan
harga yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(6) Mengacu pada SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c bahwa
perumusan capaian kinerja setiap program, kegiatan dan sub kegiatan,
harus berpedoman pada rencana pencapaian SPM berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang disesuaikan dengan
kemampuan daerah.

Pasal 14

(1) Kerangka pendanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1)


huruf b, diutamakan untuk penyusunan RPJMD.
(2) Pagu indikatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf b,
digunakan untuk penyusunan RKPD.
Bagian Kelima
Data dan Informasi Pembangunan Daerah
Pasal 15

(1) Penyusunan rencana pembangunan daerah didasarkan pada data dan


informasi yang dikelola dalam Sistem Informasi Pemerintahan Daerah
yang selanjutnya disingkat SIPD.
(2) SIPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pengelolaan informasi
pembangunan daerah, informasi keuangan daerah, dan informasi
pemerintah daerah lainnya yang saling terhubung untuk dimanfaatkan
dalam penyelenggaraan pembangunan daerah.
(3) Informasi Pembangunan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
paling sedikit memuat:
a. Data perencanaan pembangunan daerah;
b. Analisis dan profil pembangunan daerah; dan
c. Informasi perencanaan pembangunan daerah.
(4) Informasi Pembangunan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dikelola oleh Bappeda sebagai bagian dari proses penyelenggaraan
pembangunan daerah.

Pasal 16
(1) Data dan informasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 15 ayat (1),
mencakup kondisi geografis, demografi, potensi sumber daya, ekonomi
dan keuangan, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan
umum, aspek daya saing, serta data dan informasi yang dimuat dalam
dokumen perencanaan lainnya sesuai dengan kebutuhan.
(2) Data dan informasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
menggambarkan capaian kinerja pembangunan daerah dan perangkat
daerah dalam menyelenggarakan urusan dan fungsi penunjang Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.
(3) Urusan Pemerintahan yang telah diserahkan kepada daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas Urusan Pemerintahan
Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan.
(4) Gambaran capaian kinerja pembangunan daerah dan perangkat daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan melalui sinkronisasi
dan harmonisasi indikator urusan pemerintah daerah terhadap target
pembangunan nasional yang ditetapkan dalam dokumen rencana
pembangunan nasional.
(5) Sinkronisasi dan harmonisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah
Kementerian Dalam Negeri.
(6) Capaian kinerja pembangunan Daerah sebagaimana dimaksud dalam
ayat (5) memperhatikan indikator yang tercantum dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri.

BAB III
PELAKSANAAN MUSRENBANG RPJPD
Pasal 17

(1) Musrenbang RPJPD dilaksanakan untuk membahas rancangan RPJPD


setelah mendapat persetujuan dari Kepala Daerah melalui Sekretaris
Daerah.
(2) Musrenbang RPJPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
untuk penajaman, penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan terhadap
visi, misi, arah kebijakan dan sasaran pokok yang telah dirumuskan
dalam RPJPD.
(3) Rancangan RPJPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disajikan
dengan sistematika paling sedikit memuat:
a. pendahuluan;
b. gambaran umum kondisi daerah;
c. permasalahan dan isu srategis daerah;
d. visi dan misi daerah;
e. arah kebijakan dan sasaran pokok daerah;
f. penutup.
(4) Bappeda melaksanakan dan mengkoordinasikan Musrenbang RPJPD
(5) Musrenbang RPJPD sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dihadiri oleh
para pemangku kepentingan
(6) Musrenbang RPJPD dilaksanakan paling lambat 6 (enam) bulan sejak
penyusunan rancangan awal RPJPD
(7) Pimpinan DPRD atau anggota DPRD, pejabat dari kementerian/lembaga
tingkat pusat atau dari unsur lain terkait, dapat diundang menjadi
peserta atau narasumber dalam Musrenbang RPJPD.

Pasal 18

Hasil musrenbang RPJPD dirumuskan dalam berita acara kesepakatan dan


ditandatangani oleh yang mewakili setiap unsur pemangku kepentingan
yang menghadiri musrenbang RPJPD.

BAB IV
PELAKSANAAN MUSRENBANG RPJMD
Pasal 19

(1) Musrenbang RPJMD dilaksanakan untuk membahas rancangan RPJMD


setelah mendapat persetujuan dari Kepala Daerah melalui Sekretaris
Daerah.
(2) Musrenbang RPJMD dilaksanakan untuk penajaman, penyelarasan,
klarifikasi dan kesepakatan terhadap tujuan, sasaran, strategi, arah
kebijakan, dan program pembangunan Daerah yang telah dirumuskan
dalam rancangan RPJMD.
(3) Rancangan RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disajikan
dengan sistematika sebagai berikut:
g. pendahuluan;
h. gambaran umum kondisi daerah;
i. gambaran pengelolaan keuangan daerah;
j. permasalahan dan isu srategis daerah;
k. visi, misi, tujuan dan sasaran;
l. strategi, arah kebijakan dan program pembangunan daerah;
m. kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah;
n. kinerja pemyelenggaraan pemerintahan daerah; dan
o. penutup.
(4) Musrenbang RPJMD dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Bappeda.
(5) Musrenbang RPJMD sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dihadiri oleh
para pemangku kepentingan
(6) Musrenbang RPJMD dilaksanakan paling lambat 75 (tujuh puluh lima)
hari setelah pelantikan Kepala Daerah
(7) Pejabat dari kementerian/lembaga tingkat pusat atau dari unsur lain
terkait, dapat diundang menjadi narasumber dalam musrenbang
RPJMD.

Pasal 20

Hasil musrenbang RPJMD dirumuskan dalam berita acara kesepakatan dan


ditandatangani oleh yang mewakili setiap unsur pemangku kepentingan
yang menghadiri musrenbang RPJMD.

BAB V
PELAKSANAAN MUSRENBANG RKPD
Pasal 21
(1) Musrenbang RKPD dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Bappeda.
(2) Musrenbang RKPD sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dihadiri oleh
para pemangku kepentingan
(3) Pelaksanaan Musrenbang RKPD terdiri atas:
a. Musrenbang RKPD kabupaten; dan
b. Musrenbang RKPD kabupaten di kecamatan.
(4) Musrenbang RKPD dilaksanakan paling lambat pada minggu keempat
Bulan Maret dan dilaksanakan dengan menggunakan SIPD.

Pasal 22
(1) Musrenbang RKPD dilaksanakan untuk membahas rancangan RKPD
setelah mendapat persetujuan dari Kepala Daerah melalui Sekretaris
Daerah.
(2) Pembahasan rancangan RKPD kabupaten dilaksanakan dalam rangka:
a. Menyepakati permasalahan pembangunan daerah;
b. Menyepakati prioritas pembangunan daerah;
c. Menyepakati program, kegiatan, pagu indikatif, indikator dan target
kinerja serta lokasi;
d. Penyelarasan program dan kegiatan pembangunan daerah dengan
sasaran dan prioritas pembangunan provinsi; dan
e. Klarifikasi program dan kegiatan yang merupakan kewenangan
Daerah kabupaten/kota dengan program dan kegiatan desa yang
diusulkan berdasarkan hasil Musrenbang kecamatan.

Pasal 23
Hasil Musrenbang RKPD dirumuskan dalam berita acara kesepakatan dan
ditandatangani oleh unsur yang mewakili pemangku kepentingan yang
menghadiri Musrenbang RKPD kabupaten.

Pasal 24
(1) Musrenbang RKPD kabupaten di kecamatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 ayat (3) huruf b merupakan forum pembahasan hasil
daftar usulan desa/kelurahan di lingkup kecamatan.
(2) Setiap desa/kelurahan menyampaikan usulan prioritas desa/kelurahan
sebanyak 5 usulan prioritas yang dientri melalui SIPD dengan akun
perangkat desa/kelurahan.
(3) Camat melaksanakan Musrenbang RKPD kabupaten di kecamatan
setelah berkoordinasi dengan BAPPEDA kabupaten. Camat melakukan
validasi atas usulan prioritas desa/kelurahan yang dientri melalui SIPD
dan menetapkan maksimal 3 usulan prioritas desa/kelurahan melalui
akun kecamatan.
(4) Musrenbang RKPD kabupaten di kecamatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dilaksanakan paling lambat minggu kedua pada bulan
Februari. Usulan hasil musrenbang RKPD kabupaten di kecamatan
dientri kedalam SIPD.
(5) Tata cara pengajuan daftar usulan desa/kelurahan berpedoman pada
Peraturan Menteri mengenai pedoman pembangunan desa.
(6) Untuk efisiensi dan efektifitas, pelaksanaan Musrenbang RKPD
kabupaten di kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dapat
diselenggarakan dengan menggabungkan beberapa kecamatan yang
ditetapkan oleh bupati

Pasal 25
(1) Musrenbang RKPD kabupaten di kecamatan bertujuan untuk
penajaman, penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan usulan rencana
kegiatan pembangunan desa/kelurahan, yang diintegrasikan dengan
prioritas pembangunan Daerah di wilayah kecamatan.
(2) Penajaman, penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), mencakup:
a. usulan rencana kegiatan pembangunan desa/kelurahan yang
tertuang dalam daftar usulan desa/kelurahan yang akan menjadi
kegiatan prioritas pembangunan di wilayah kecamatan yang
bersangkutan harus sesuai dengan sasaran dan prioritas
pembangunan;
b. kegiatan prioritas pembangunan di wilayah kecamatan yang belum
tercakup dalam prioritas kegiatan pembangunan desa; dan
c. pengelompokan kegiatan prioritas pembangunan di wilayah
kecamatan berdasarkan tugas dan fungsi Perangkat Daerah
kabupaten.
(3) Kegiatan prioritas pembangunan Daerah di wilayah kecamatan mengacu
pada rencana program dalam rancangan RKPD kabupaten.

Pasal 26
(1) Hasil musrenbang RKPD kabupaten di kecamatan dirumuskan ke dalam
berita acara kesepakatan dan ditandatangani oleh yang mewakili setiap
unsur pemangku kepentingan yang menghadiri musrenbang RKPD di
kecamatan.
(2) Berita acara kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijadikan
sebagai bahan pembahasan dalam Musrenbang daerah kabupaten dan
masukan penyempurnaan rancangan RKPD kabupaten.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 27

Tata cara pelaksanaan Musrenbang RPJPD, RPJMD, dan RKPD, masing-


masing tercantum dalam Lampiran I, Lampiran II dan Lampiran III yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

Pasal 28

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.


Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten Bangka.

Ditetapkan di Sungailiat
pada tanggal 10 Januari 2023
BUPATI BANGKA,

Cap/dto

MULKAN
Diundangkan di Sungailiat
pada tanggal 10 Januari 2023
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN BANGKA,

Cap/dto

ANDI HUDIRMAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANGKA TAHUN 2023 NOMOR 4

Salinan Sesuai Dengan Aslinya


KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HAM,

SRI ELLY SAFITRI, SH


PEMBINA
NIP. 19741008 200501 2 007
LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI BANGKA
NOMOR TAHUN 2023 TENTANG
PELAKSANAAN MUSYAWARAH
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
PANJANG DAERAH, RENCANA
PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
DAERAH DAN RENCANA KERJA
PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN BANGKA
.

Pelaksanaan Musrenbang
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) merupakan forum
pertemuan antar pihak-pihak yang langsung atau tidak langsung
mendapatkan manfaat atau dampak dari program dan kegiatan
pembangunan daerah kabupaten sebagai perwujudan dari pendekatan
partisipatif perencanaan pembangunan daerah dalam rangka membahas
rancangan dokumen rencana pembangunan daerah menjadi rancangan
akhir dokumen rencana pembangunan daerah.

I. Musrenbang RPJPD

1. Musrenbang RPJPD dilaksanakan paling lambat 6 (enam) bulan sejak


penyusunan rancangan awal RPJPD.

2. Unsur-unsur yang dilibatkan dalam musrenbang RPJPD provinsi dan


kabupaten/kota sebagai berikut:

A. Peserta
Peserta musrenbang kabupaten terdiri dari bupati dan wakil bupati,
pimpinan dan anggota DPRD kabupaten, unsur pemerintah pusat,
pejabat BAPPEDA dan Perangkat Daerah kabupaten, para camat, para
delegasi mewakili peserta musrenbang kecamatan, akademisi,
LSM/Ormas, tokoh masyarakat, unsur pengusaha/investor,
keterwakilan perempuan dan kelompok masyarakat rentan
termajinalkan serta unsur lain yang dipandang perlu.

B. Narasumber
Pimpinan atau anggota DPRD kabupaten, pejabat dari
kementerian/lembaga ditingkat pusat, pejabat Perangkat Daerah
provinsi dan pejabat Perangkat Daerah kabupaten atau dari unsur lain
yang dipandang perlu, dapat diundang menjadi narasumber musrenbang
RPJPD kabupaten.
C. Fasilitator
Tenaga terlatih atau berpengalaman yang memiliki kompetensi dan
kemampuan memandu pembahasan dan proses pengambilan keputusan
dalam kelompok diskusi musrenbang RPJPD kabupaten.

3. Mekanisme penyelenggaraan musrenbang meliputi:


1) Acara pembukaan;
2) Rapat Pleno I, pemaparan materi dari para nara sumber (Pusat dan
Daerah);
3) Pembahasan materi dalam sidang kelompok berdasarkan
misi/sasaran/bidang/urusan pemerintahan daerah, dapat
melibatkan pejabat kementerian/lembaga serta provinsi bagi
kabupaten/kota;
4) Rapat Pleno II, pemaparan hasil sidang kelompok oleh setiap ketua
sidang kelompok, dan tanggapan, penajaman, dan klarifikasi dari
seluruh peserta musrenbang RPJPD untuk disepakati menjadi
keputusan musrenbang RPJPD;
5) Perumusan rancangan berita acara musrenbang RPJPD oleh tim
perumus yang dipimpin oleh Kepala BAPPEDA berdasarkan
rangkuman hasil rapat pleno II musrenbang RPJPD;
Rancangan berita acara kesepakan hasil musrenbang RPJPD yang
memuat rumusan kesepakatan hasil musrenbang RPJPD, antara lain
terdiri dari lampiran-lampiran sebagai berikut:
a. daftar hadir peserta musrenbang RPJPD;
b. kesepakatan visi dan misi jangka panjang RPJPD; dan
c. kesepakatan arah kebijakan dan sasaran pokok pembangunan 20
(dua puluh) tahun yang dibagi menjadi 4 (empat) periodesasi
RPJMD.
6) Acara penutupan musrenbang RPJPD.

II. Musrenbang RPJMD

1. Musrenbang RPJMD dilaksanakan paling lambat 75 (tujuh puluh


lima) hari sejak pelantikan kepala daerah.

2. Unsur-unsur yang dilibatkan dalam musrenbang RPJMD kabupaten


sebagai berikut:

A. Peserta

Peserta musrenbang kabupaten terdiri dari bupati dan wakil bupati,


pimpinan dan anggota DPRD kabupaten, unsur pemerintah pusat,
pejabat BAPPEDA dan Perangkat Daerah kabupaten, para camat,
para delegasi mewakili peserta musrenbang kecamatan, akademisi,
LSM/Ormas, tokoh masyarakat, unsur pengusaha/investor,
keterwakilan perempuan dan kelompok masyarakat rentan
termajinalkan serta unsur lain yang dipandang perlu.

B. Narasumber
Pimpinan atau anggota DPRD kabupaten, pejabat dari
kementerian/lembaga ditingkat pusat, pejabat Perangkat Daerah
provinsi dan pejabat Perangkat Daerah kabupaten atau dari unsur
lain yang dipandang perlu, dapat diundang menjadi narasumber
musrenbang RPJMD kabupaten.

C. Fasilitator
Tenaga terlatih atau berpengalaman yang memiliki kompetensi dan
kemampuan memandu pembahasan dan proses pengambilan
keputusan dalam kelompok diskusi musrenbang RPJMD kabupaten.
3. Mekanisme penyelenggaraan

1) Acara pembukaan musrenbang


2) Rapat Pleno I, pemaparan materi dari para nara sumber (Pusat dan
Daerah);
3) Pembahasan materi dalam sidang kelompok berdasarkan
misi/sasaran/bidang/urusan pemerintahan daerah dapat
melibatkan pejabat kementerian/lembaga serta provinsi bagi
kabupaten;
4) Rapat Pleno II, pemaparan hasil sidang kelompok oleh setiap ketua
sidang kelompok, dan tanggapan, penajaman, dan klarifikasi dari
seluruh peserta musrenbang RPJMD untuk disepakati menjadi
keputusan musrenbang RPJMD.
5) Perumusan rancangan berita acara musrenbang RPJMD oleh tim
perumus yang dipimpin oleh Kepala BAPPEDA berdasarkan
rangkuman hasil rapat pleno II musrenbang RPJMD.
Rancangan berita acara kesepakan hasil musrenbang RPJMD yang
memuat rumusan kesepakatan hasil musrenbang RPJMD, antara
lain terdiri dari lampiran-lampiran sebagai berikut:
a) daftar hadir peserta musrenbang RPJMD.
b) kesepakatan terhadap misi, tujuan dan sasaran pembangunan
daerah;
c) kesepakatan terhadap strategi dan arah kebijakan
pembangunan daerah
d) serta perangkat daerah; dan
e) kesepakatan terhadap program perangkat daerah yang disertai
kebutuhan pendanaan.
6) Acara penutupan musrenbang RPJMD.

III. Musrenbang RKPD

1. Musrenbang RKPD dilaksanakan paling lambat pada minggu keempat


bulan Maret bagi kabupaten.

2. Unsur-unsur yang dilibatkan dalam musrenbang RKPD kabupaten


adalah sebagai berikut:

A. Peserta
Peserta musrenbang kabupaten terdiri dari bupati dan wakil bupati,
pimpinan dan anggota DPRD kabupaten, unsur pemerintah pusat,
pejabat BAPPEDA dan Perangkat Daerah provinsi, pejabat Perangkat
Daerah kabupaten, para camat, para delegasi mewakili peserta
musrenbang kecamatan, akademisi, LSM/Ormas, tokoh masyarakat,
unsur pengusaha/investor, keterwakilan perempuan dan kelompok
masyarakat rentan termajinalkan serta unsur lain yang dipandang
perlu.

B. Narasumber
Pimpinan atau anggota DPRD kabupaten, pejabat dari
kementerian/lembaga ditingkat pusat, pejabat Perangkat Daerah
provinsi dan pejabat Perangkat Daerah kabupaten atau dari unsur
lain yang dipandang perlu, dapat diundang menjadi narasumber
musrenbang RKPD kabupaten.

C. Fasilitator
Tenaga terlatih atau berpengalaman yang memiliki kompetensi dan
kemampuan memandu pembahasan dan proses pengambilan
keputusan dalam kelompok diskusi musrenbang RKPD kabupaten.

3. Mekanisme penyelenggaraan

1) Acara pembukaan musrenbang;


2) Rapat Pleno I, pemaparan materi dari para nara sumber (Pusat dan
Daerah);
3) Pembahasan materi dalam sidang kelompok berdasarkan
misi/sasaran/bidang/urusan pemerintahan daerah dapat
melibatkan pejabat kementerian/lembaga serta provinsi sebagai
pendamping bagi kabupaten;
4) Materi yang dibahas antara lain terdiri dari:
a) hasil berita acara koordinasi teknis pembangunan tingkat
pusat/provinsi;
b) berita acara musrenbang kabupaten untuk musrenbang
provinsi; dan
c) kesepakatan pokok-pokok pikiran DPRD.
5) Rapat Pleno II, pemaparan hasil sidang kelompok oleh setiap ketua
sidang kelompok, dan tanggapan, penajaman, dan klarifikasi dari
seluruh peserta musrenbang RKPD untuk disepakati menjadi
keputusan musrenbang RKPD;
6) Perumusan rancangan berita acara musrenbang RKPD oleh tim
perumus yang dipimpin oleh Kepala BAPPEDA berdasarkan
rangkuman hasil rapat pleno II musrenbang RKPD;
Rancangan berita acara kesepakan hasil musrenbang RKPD yang
memuat rumusan kesepakatan hasil musrenbang RKPD, antara
lain terdiri dari lampiran-lampiran sebagai berikut:
a) daftar hadir peserta musrenbang RKPD;
b) kesepakatan terhadap sasaran dan prioritas pembangunan
daerah;
c) kesepakatan terhadap program dan kegiatan perangkat daerah;
dan
d) kesepakatan terhadap program dan kegiatan yang belum
diakomodir dalam rancangan RKPD.
7) Acara penutupan musrenbang RKPD.

IV. Pelaksanaan Musrenbang RKPD Kabupaten di Kecamatan


1. Musrenbang Kecamatan merupakan forum musyawarah antar para
pemangku kepentingan untuk membahas dan menyepakati langkah-
langkah penanganan program kegiatan prioritas yang tercantum
dalam Daftar Usulan Rencana Kegiatan Pembangunan
Desa/Kelurahan yang diintegrasikan dengan prioritas pembangunan
daerah kabupaten di wilayah kecamatan
2. Musrenbang RKPD kabupaten di kecamatan dikoordinasikan oleh
BAPPEDA kabupaten dan dilaksanakan oleh Camat.
3. Tujuan penyelenggaraan musrenbang RKPD kabupaten di kecamatan
antara lain:
a. Membahas dan menyepakati usulan rencana kegiatan
pembangunan desa/kelurahan yang menjadi kegiatan prioritas
pembangunan di wilayah kecamatan yang bersangkutan;
b. Membahas dan menyepakati kegiatan prioritas pembangunan di
wilayah kecamatan yang belum tercakup dalam prioritas kegiatan
pembangunan desa; dan
c. Menyepakati pengelompokan kegiatan prioritas pembangunan di
wilayah kecamatan berdasarkan tugas dan fungsi Perangkat Daerah
kabupaten.
d. RKPD kabupaten di kecamatan selambat-lambatnya minggu kedua
bulan Februari.

4. Unsur-unsur yang dilibatkan dalam musrenbang kecamatan


sekurangkurangnya terdiri dari:
A. Peserta
Peserta musrenbang kecamatan terdiri atas para kepala desa dan
lurah, delegasi musrenbang desa, delegasi kelurahan, pimpinan dan
anggota DPRD kabupaten asal daerah pemilihan kecamatan
bersangkutan, perwakilan Perangkat Daerah, tokoh masyarakat,
keterwakilan perempuan dan kelompok masyarakat rentan
termarginalkan dan pemangku kepentingan lainnya skala kecamatan.

B. Narasumber
Narasumber musrenbang kecamatan dapat terdiri dari pejabat
BAPPEDA, perwakilan DPRD, camat, dan perwakilan Perangkat Daerah
kabupaten dan unsur lain yang diperlukan.

C. Fasilitator
Fasilitator adalah tenaga terlatih atau berpengalaman yang
memiliki persyaratan kompetensi dan kemampuan memandu
pembahasan dan proses pengambilan keputusan dalam kelompok
diskusi.

D. Musrenbang RKPD kabupaten di kecamatan dilakukan dengan


tahapan, sebagai berikut:
1. Persiapan musrenbang RKPD kabupaten di kecamatan; dan
2. Penyelenggaraan musrenbang RKPD kabupaten di kecamatan.

D.1.Persiapan Musrenbang RKPD Kabupaten di Kecamatan dilakukan


dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Pembentukan Tim
Camat menetapkan Tim Penyelenggara Musrenbang Kecamatan
dengan anggota terdiri dari: unsur kecamatan dan unsur masyarakat
(akademisi, tokoh masyarakat, LSM, dan keterwakilan
perempuan) dengan mempertimbangkan kemampuan dan
komitmen untuk aktif terlibat dalam seluruh tahap penyelenggaraan
musrenbang kecamatan.
b. Penyusunan jadwal dan agenda musrenbang kecamatan
Penyiapan data dan informasi dan bahan-bahan yang diperlukan
untuk dibahas dalam musrenbang kecamatan. Data dan informasi
yang disiapkan oleh Tim Penyelenggara dan bahan pembahasan
musrenbang dokumen rencana daerah kabupaten di kecamatan
antara lain:
a) Daftar Kegiatan Prioritas Kecamatan
Daftar kegiatan prioritas pembangunan daerah
kabupaten/kota di kecamatan disesuaikan dengan prioritas
dan sasaran pembangunan daerah yang telah dirumuskan dalam
rancangan awal dokumen rencana daerah yang dikelompokkan
menurut Perangkat Daerah sesuai dengan tugas dan fungsi
masing-masing.
Bahan diperoleh dari BAPPEDA kabupaten, yang dapat disusun
dan disajikan kedalam format tabel sebagai berikut:

Tabel T-D.1.
Daftar Rencana Kegiatan Prioritas Kecamatan
Tahun.....

Prioritas Sasaran Kegiatan Pagu Perangkat


Daerah Daerah Indikatif Indikatif Daerah
No. Program
Penanggung
jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

*) Isi sesuai dengan nama kecamatan

Cara Pengisian Tabel Daftar Rencana Kegiatan Prioritas Kecamatan,


sebagai berikut:
Kolom (1) diisi dengan nomor urut prioritas pembangunan daerah
untuk tahun rencana.
Kolom (2) diisi dengan uraian nama/rumusan prioritas
pembangunan. Kolom (3) diisi dengan uraian judul/rumusan
sasaran pembangunan daerah. Kolom (4) diisi dengan uraian nama
program dari masing-masing prioritas.
Kolom (5) diisi dengan rincian indikatif kegiatan prioritas yang
menunjang prioritas program dengan memperhatikan apa yang
diusulkan oleh Perangkat Daerah berdasarkan prakiraan maju
pada dokumen rencana daerah tahun sebelumnya.
Kolom (6) diisi dengan jumlah pagu indikatif untuk setiap program
prioritas, yang dihitung berdasarkan indikasi jenis dan besaran
kegiatan yang dibutuhkan sesuai program prioritas dan
kemampuan fiskal daerah. Kolom ini cukup diisi untuk pagu
indikatif program saja.
Kolom (7) diisi dengan nama satuan kerja perangkat daerah
yang akan bertanggungjawab dan melaksanakan program
dan/atau kegiatan yang direncanakan sesuai dengan tugas dan
fungsi Perangkat Daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah j.o Peraturan Daerah
tentang Perangkat Daerah

b) Kompilasi Hasil Musrenbang Desa

Kompilasi hasil musrenbang desa menurut urutan prioritas


yang disepakati di musrenbang desa/kelurahan, dan dikelompokkan
menurut Perangkat Daerah, yang disajikan seperti dalam format
tabel sebagai berikut:

Tabel T-D.2.
Daftar Prioritas Desa menurut Perangkat Daerah
Kecamatan :
.........................................
Kabupaten :
*)
.........................................
Tahun :
*)
.........................................
*) Keterangan
Lokasi
No Kegiatan Volume
Desa
Kesesuaian Dengan Status
Prioritas Daerah Ke... Usulan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

*)Isi disesuaikan dengan nama kecamatan/kabupaten dan tahun rencana.

Cara Pengisian Form sebagai berikut:


Kolom (1) diisi dengan nomor urut kegiatan prioritas usulan desa/
kelurahan di kecamatan tersebut pada tahun rencana.
Kolom (2) diisi dengan uraian nama/rumusan kegiatan
prioritas dari desa/ kelurahan.
Kolom (3) diisi dengan uraian lokasi pelaksanaan kegiatan tersebut.
Kolom (4) diisi dengan jumlah dan satuan target sasaran
kegiatan beserta satuannya,contoh: 10 km2, 100 orang, dan
sebagainya.
Kolom (5) diisi dukungan langsung kegiatan tersebut pada urutan
prioritas daerah , misalnya: prioritas ke 1, 2, dan seterusnya.
Kolom (6) diisi status usulan kegiatan prioritas, status 0 adalah
usulan tahun n (tahun rencana, misalnya 2017); status 1 adalah
usulan tahun n1 yang perlu percepatan
Catatan:
Kriteria kegiatan prioritas yang diusulkan menjadi prioritas
kecamatan, ditetapkan oleh camat setelah disetujui BAPPEDA
kabupaten.

1) Penyiapan daftar berbagai unsur yang akan dilibatkan dalam


musrenbang kecamatan yaitu narasumber, fasilitator, dan peserta.
2) Pemberitahuan jadwal dan tempat pelaksanaan musrenbang
kepada BAPPEDA kabupaten. Dalam hal ini camat menyampaikan
surat pemberitahuan kepada BAPPEDA dengan dilampiri bahan
pembahasan musrenbang sebagaimana dimaksud pada nomor D.1
(jadwal dan agenda musrenbang kecamatan) diatas.
3) Mengumumkan secara terbuka perihal jadwal, tempat, dan agenda
musrenbang kecamatan minimal 7 (tujuh) hari sebelum acara
musrenbang dilakukan.
4) Penyampaian undangan kepada peserta musrenbang RKPD kabupaten di
kecamatan, yang dilampiri dengan bahan musrenbang.

D.2.Penyelenggaraan Musrenbang RKPD kabupaten di Kecamatan dilakukan


dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Pendaftaran peserta;
2. Acara pembukaan musrenbang;
3. Sidang Pleno I Pemaparan materi dari narasumber dan materi
musrenbang; dan
4. Sidang Kelompok.
a. Pemilihan unsur pimpinan kelompok diskusi terdiri dari ketua,
sekretaris dan notulen yang dipilih dari dan oleh anggota
kelompok diskusi yang difasilitasi oleh fasilitator;
b. Penyerahan kelompok diskusi dari fasilitator kepada Ketua
kelompok diskusi yang terpilih untuk memimpin jalannya
pemaparan dan pembahasan materi dalam kelompok diskusi;
c. Verifikasi usulan kegiatan prioritas desa/kelurahan oleh
peserta musrenbang kecamatan dan dinilai kesesuaiannya dengan
prioritas dan sasaran daerah sesuai tugas dan fungsi Perangkat
Daerah yang bersangkutan oleh peserta kelompok; dan
d. Setelah dilakukan penyepakatan kegiatan-kegiatan yang sesuai
dengan prioritas, selanjutnya dilakukan skoring dan rating untuk
menentukan urutan prioritas. skoring dan rating dilakukan
untuk tiap kelompok kegiatan dari masing-masing prioritas
pembangunan daerah. Kriteria yang digunakan sebagai dasar
penilaian prioritas ditetapkan oleh camat. Kriteria penilaian dapat
dikembangkan sesuai kondisi setempat.
Sebagai contoh kriteria: (1) Kesesuaian dengan rancangan awal
dokumen rencana daerah; (2) kepentingan lintas desa/kelurahan;
(3) Dukungan pada pencapaian target prioritas pembangunan
kabupaten/kota; (3) Dukungan pada pemenuhan hak dasar rakyat
lintas desa/kelurahan; (4) dukungan pada nilai tambah pendapatan
lintas desa/kelurahan.
Hasil prioritisasi kegiatan berdasar kriteria, disajikan dalam format
tabel sebagai berikut:

Tabel T-D.3.
Prioritisasi Kegiatan Berdasar Kriteria

Kriteria
Kontribusi Dukungan
pada pada
Kesesuaian Pencapaian pemenuhan Total Urutan
No Kegiatan Dukungan
dengan Target hak dasar Lain- Skor Prioritas
nilai
Ranwal Prioritas rakyat lain
tambah
RKPD pembangunan
kabupaten

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Cara Pengisian Tabel Prioritisasi Kegiatan Berdasar Kriteria:


Kolom (1) diisi dengan nomor urut program dan kegiatan.
Kolom (2) diisi dengan kegiatan prioritas desa/kelurahan yang
diusulkan.
Kolom (3) diisi dengan angka 1 jika kurang sesuai dengan
rancangan awal dokumen rencana daerah, angka 2 jika cukup
sesuai dengan rancangan awal dokumen rencana daerah, dan angka
3 jika sangat sesuai dengan rancangan awal dokumen
rencana daerah. Kesesuaian dengan rancangan awal dokumen
rencana daerah dinilai dari kesesuaian dengan rancangan
kegiatan Perangkat Daerah.
Kolom (4) diisi dengan angka 1 jika kurang berkontribusi, angka 2
jika cukup berkontribusi, dan angka 3 jika sangat berkontribusi.
Kolom (5) diisi dengan angka 3 jika sangat sesuai, angka 2 jika
cukup sesuai, angka 1 jika sama sekali tidak sesuai.
Kolom (6) diisi dengan angka 3 jika sangat mendukung
peningkatan nilai tambah, angka 2 jika cukup mendukung
peningkatan nilai tambah, angka 1 jika kurang mendukung
peningkatan nilai tambah Peningkatan nilai tambah dinilai
dari penerima sasaran dan outcome yang direncanakan apakah
meningkatkan kemampuan memperoleh pendapatan masyarakat,
meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan sejenisnya.
Kolom (7) diisi dengan kriteria lain yang disepakati forum.
Kolom (8) diisi dengan dengan total skor. Semakin tinggi skor yang
diperoleh suatu kegiatan pelayanan, semakin tinggi prioritas
kegiatan tersebut untuk ditangani di tahun rencana.
Kolom (9) diisi dengan nomor urut prioritas kegiatan tersebut.

e. Setelah diperoleh urutan prioritas usulan kegiatan dari desa/


kelurahan, forum diskusi menyepakati kegiatan yang akan dijadikan
kegiatan prioritas kecamatan, untuk selanjutnya diselaraskan
dengan rancangan rencana program dan kegiatan Perangkat
Daerah yang tercantum dalam rancangan awal dokumen rencana
daerah.
f. Selanjutnya dilakukan langkah penyelarasan rancangan kegiatan
pada rancangan awal dokumen rencana daerah dengan Daftar
Kegiatan Prioritas Kecamatan yang dihasilkan dari langkah pada
huruf d diatas.

Langkah penyelarasan dapat dilakukan antara lain dengan cara


sebagai berikut:
1) Memeriksa apakah semua kegiatan prioritas kecamatan tersebut
sudah tercantum pada rancangan kegiatan prioritas Perangkat
Daerah yang ada dirancangan awal dokumen rencana daerah;
2) Apabila kegiatan prioritas kecamatan sudah tercakup dalam
rancangan kegiatan Perangkat Daerah dirancangan awal
dokumen rencana daerah, maka diser asikan lokasi dan
tar get volume kegiatan, dengan mempertimbangkan
ketersediaan pagu indikatif;
3) Apabila kegiatan prioritas tersebut belum tercakup, maka
ditambahkan pada daftar rencana kegiatan Perangkat Daerah
yang ada dirancangan awal dokumen rencana daerah; dan
4) Kegiatan prioritas kecamatan yang tidak dapat dilakukan hanya
oleh satu Perangkat Daerah, dikelompokkan sebagai kegiatan lintas
Perangkat Daerah.

g. Langkah selanjutnya dilakukan penajaman rumusan sasaran dari


kegiatan Perangkat Daerah, berdasarkan prioritas kecamatan yang
telah disepakati dalam diskusikelompok musrenbang kecamatan
h. Langkah selanjutnya dilakukan penyepakatan usulan pagu
indikatif masing-masing kegiatan dalam wilayah kecamatan,yang
disesuaikan dengan ketersediaan pagu indikatif yang dialokasikan
untuk kecamatan tersebut.
i. Hasil kesepakatan kegiatan prioritas kecamatan menurut
Perangkat Daerah selanjutnya dapat dituangkan dalam contoh
tabel sebagai berikut:

Tabel T-D.4.
Daftar Urutan Kegiatan Prioritas Kecamatan berdasar Perangkat Daerah
Kecamatan:
Tahun :
Perangkat
Lokasi
Prioritas Sasaran Kegiatan Sasaran Daerah
No Program (desa/ Volume Pagu
Daerah Daerah Prioritas Kegiatan Penanggung
kel)
jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Cara Pengisian Tabel Daftar Urutan Kegiatan Prioritas Kecamatan
berdasar Perangkat Daerah :
Kolom (1) diisi dengan nomor urut prioritas pembangunan daerah
untuk tahun rencana.
Kolom (2) diisi dengan uraian nama/rumusan prioritas
pembangunan.
Kolom (3) diisi dengan uraian judul/rumusan sasaran pembangunan
daerah.
Kolom (4) diisi dengan uraian nama program dari masing-masing
prioritas.
Kolom (5) diisi dengan rincian indikatif kegiatan prioritas yang
menunjang prioritas program dengan memperhatikan apa yang
diusulkan oleh Perangkat Daerah berdasarkan prakiraan maju pada
dokumen rencana daerah tahun sebelumnya.
Kolom (6) diisi dengan uraian judul/rumusan sasaran kegiatan.
Kolom (7) diisi dengan uraian lokasi pelaksanaan kegiatan tsb.
Kolom (8) diisi dengan jumlah, dan satuan target sasaran kegiatan
beserta satuannya,contoh: 10 km2, 100 orang, dan sebagainya
Kolom (9) diisi dengan jumlah pagu indikatif untuk setiap program
prioritas, yang dihitung berdasarkan indikasi jenis dan besaran
kegiatan yang dibutuhkan sesuai program prioritas dan kemampuan
fiskal daerah. Kolom ini cukup diisi untuk pagu indikatif program saja
Kolom (10) diisi dengan nama Perangkat Daerah yang
bertanggungjawab melaksanakan program dan/ atau kegiatan yang
direncanakan sesuai dengan tugas dan fungsi.

j. Kegiatan yang belum dapat disepakati sebagai kegiatan


prioritas kecamatan untuk dilakukan dalam tahun rencana
berdasar alasannya, perlu didokumentasikan sebagai bahan
pertimbangan untuk diusulkan dalam perencanaan tahun
berikutnya.
Beberapa kemungkinan alasan pertimbangan antara lain:
1) daya ungkit terhadap capaian prioritas daerah kurang tinggi;
2) keterbatasan anggaran tahun rencana, sehingga kemungkinan
ditunda untuk diusulkan tahun berikutnya;
3) termasuk kewenangan lintas kabupaten/kota sehingga
diusulkan ke provinsi; dan
4) alasan lainnya.

k. Pendokumentasian kegiatan yang belum diakomodir disusun dengan


cara disajikan dalam contoh tabel sebagai berikut:

Tabel T-D.5
Daftar Kegiatan yang Belum Disepakati
Tahun *)

Kecamatan :
No Kegiatan Lokasi (Desa/Kelurahan) Volume Alasan
(1) (2) (3) (4) (5)

*) isi sesuai dengan tahun/nama kecamatan dan nama Perangkar Daerah

Cara Pengisian Tabel Daftar Kegiatan yang Belum Disepakati sebagai


berikut:
Kolom (1) diisi dengan nomor urut kegiatan prioritas usulan desa/
kelurahan di kecamatan tersebut pada tahun rencana.
Kolom (2) diisi dengan uraian nama/rumusan kegiatan prioritas
dari desa/ kelurahan.
Kolom (3) diisi dengan uraian lokasi pelaksanaan kegiatan tsb.
Kolom (4) diisi dengan jumlah, dan satuan target sasaran kegiatan
beserta satuannya, contoh: 10 km2, 100 orang, dsb
Kolom (5) diisi dengan alasan yang menjadi pertimbangan keputusan
forum sehingga kegiatan tersebut belum dapat diakomodir pada tahun
rencana.

l. Pengambilan keputusan kesepakatan terhadap kegiatan yang diusulkan


melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.
m. Apabila pengambilan keputusan tidak dapat ditetapkan melalui
musyawarah untuk mencapai mufakat, pengambilan keputusan
ditetapkan dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari
jumlah kelompok diskusi.
n. Perumusan hasil kelompok diskusi dipimpin oleh ketua, sekretaris dan
notulis dibantu fasilitator dan narasumber.

5. Sidang Pleno II
Sidang Pleno II dipimpin oleh Camat. Dalam sidang Pleno II bertujuan
untuk:
1) Pemaparan kegiatan prioritas kecamatan beserta sasarannya, yang
merupakan hasil kesepakatan dari masing-masing kelompok dihadapan
seluruh peserta musrenbang dokumen rencana daerah
kabupaten/kota di kecamatan; dan
2) Memperoleh tanggapan, penajaman, dan klarifikasi dari seluruh
peserta musrenbang kecamatan terhadap materi yang dipaparkan
oleh ketua kelompok diskusi, dan pengambilan keputusan
menyepakati kegiatan prioritas pembangunan daerah
kabupaten/kota dikecamatan.

6. Rangkuman hasil kesepakatan dalam sidang pleno II, dirumuskan


kedalam rancangan berita acara kesepakatan hasil musrenbang
dokumen rencana daerah kabupaten/kota di kecamatan oleh tim
perumus yang dipimpin oleh Camat.

7. Rancangan berita acara kesepakatan hasil musrenbang kecamatan,


dibacakan kembali dalam sidang pleno II untuk disepakati dan
ditandatangani oleh yang mewakili setiap unsur pemangku
kepentingan yang menghadiri musrenbang dokumen rencana daerah
kabupaten/kota di kecamatan.

8. Camat menyampaikan salinan berita acara kesepakatan hasil


musrenbang kecamatan kepada bupati sebagai bahan penyusunan
dokumen rencana daerah kabupaten, dan kepada Kepala Perangkat
Daerah kabupaten sebagai bahan penyusunan rancangan Renja
Perangkat Daerah yang akan dibahas di forum Perangkat
Daerah/Lintas Perangkat Daerah.

9. Rancangan berita acara kesepakatan hasil musrenbang dokumen rencana


daerah di kecamatan:
a) Kegiatan Prioritas Kecamatan menurut Perangkat Daerah;
b) Daftar usulan yang belum disetujui Musrenbang dokumen
rencana daerah di kecamatan; dan
c) Daftar hadir peserta musrenbang dokumen rencana daerah di
kecamatan.

V. Format Berita Acara Kesepakatan Hasil Musrenbang


Format Rancangan Berita Acara Kesepakatan Hasil Musrenbang
dokumen rencana daerah.
RANCANGAN BERITA ACARA
HASIL KESEPAKATAN MUSRENBANG RPJPD
KABUPATEN BANGKA
Tahun ... - .....

Pada hari .............. Tanggal............ , sampai dengan tanggal .........


bulan ............. tahun ......... bertempat di .............. , telah diselenggarakan
musrenbang RPJPD Provinsi/Kabupaten/Kota yang dihadiri oleh
pemangku kepentingan sebagaimana tercantum dalam daftar hadir peserta
dalam Lampiran I berita acara ini.
Setelah memperhatikan, mendengar dan mempertimbangkan:
1. Sambutan-sambutan yang disampaikan oleh ............ (dijelaskan secara
berurutan pejabat yang menyampaikan) pada acara pembukaan
musrenbang RPJPD.
2. Pemaparan materi (disesuaikan dengan materi dan nama pejabat yang
menyampaikan).
3. Tanggapan dan saran dari seluruh peserta musrenbang RPJPD
terhadap materi yang dipaparkan oleh masing-masing ketua kelompok
diskusi sebagaimana telah dirangkum menjadi hasil keputusan
kelompok diskusi musrenbang RPJPD, maka pada:
Hari dan Tanggal :
Jam :
Tempat :
Seluruh peserta musrenbang RKPD Kabupaten Bangka :

MENYEPAKATI

KESATU :
visi dan misi jangka panjang daerah, dalam
rancangan RPJPD Kabupaten Bangka Tahun....-....
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II berita acara
ini.
KEDUA : arah kebijakan dan sasaran pokok dalam
rancangan RPJPD Kabupaten Bangka Tahun....-....
sebagaimana tercantum dalam Lampiran III berita
acara ini.
KETIGA : rumusan yang tercantum dalam lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari hasil
kesepakatan Musrenbang RPJPD Kabupaten Bangka
Tahun....-.... untuk dijadikan s e b a g ai b a h a n
penyusunan rancangan a k h ir RP JPD
Kabupaten Bangka Tahun....-....
Demikian berita acara ini dibuat dan disahkan untuk
digunakan sebagaimana mestinya.
.........................., tanggal.................
BUPATI BANGKA
(selaku pimpinan sidang musrenbang
RPJPD Kabupaten Bangka)
Tandatangan
(Nama)

Mewakili peserta musrenbang RPJPD provinsi/kabupaten/kota

Jabatan/ Tanda
NO Nama Lembaga/instansi Tangan
Alamat
1.
2.
3.
Dst.
.
A. Format Daftar Hadir Peserta Musrenbang RPJPD Kabupaten Bangka

LAMPIRAN I : BERITA ACARA KESEPAKATAN


HASIL MUSRENBANG RPJPD
KABUPATEN BANGKA
NOMOR :
TANGGAL :

DAFTAR HADIR PESERTA MUSRENBANG RPJPD KABUPATEN BANGKA


PROVINSI :
TANGGAL :
TEMPAT :

Alamat & no
No Nama Lembaga/Instansi Tanda tangan
telp.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
dst
B. Format kesepakatan visi dan misi jangka panjang daerah dalam
RPJPD Kabupaten Bangka

LAMPIRAN II: BERITA ACARA KESEPAKATAN HASIL


MUSRENBANG RPJPD KABUPATEN BANGKA
NOMOR :
TANGGAL :

VISI DAN MISI JANGKA PANJANG RPJPD


KABUPATEN BANGKA TAHUN .... - ....

VISI MISI
C. Format kesepakatan Arah Kebijakan dan Sasaran jangka panjang
daerah dalam RPJPD Kabupaten Bangka

LAMPIRAN III: BERITA ACARA KESEPAKATAN HASIL


MUSRENBANG RPJPD KABUPATEN BANGKA
NOMOR :
TANGGAL :

ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN POKOK RPJPD


KABUPATEN BANGKA TAHUN... - ....
Arah Kebijakan Pembangunan dan Sasaran
Indikator Target Kinerja Pembangunan Ket
Pokok
Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Periode I

1. Sasaran Pokok ......


2. Dst ..............................
3. Dst ..........................
4. Dst ..........................

Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Periode II

1. Sasaran Pokok ......


2. Dst ..............................
3. Dst ..........................
4. Dst ..........................

Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Periode III

1. Sasaran Pokok ......


2. Dst ..............................
3. Dst ..........................
4. Dst ..........................

Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Periode IV

1. Sasaran Pokok ......


2. Dst ..............................
3. Dst ..........................
4. Dst ..........................
RANCANGAN BERITA ACARA
HASIL KESEPAKATAN MUSRENBANG RPJMD
KABUPATEN BANGKA
Tahun ... - .....

Pada hari .............. Tanggal............ , sampai dengan tanggal .........


bulan ............. tahun ......... bertempat di .............. , telah diselenggarakan
musrenbang RPJMD Kabupaten Bangka yang dihadiri oleh
pemangku kepentingan sebagaimana tercantum dalam daftar hadir peserta
dalam Lampiran I berita acara ini.
Setelah memperhatikan, mendengar dan mempertimbangkan:

1..Sambutan-sambutan yang disampaikan oleh (dijelaskan secara


berurutan pejabat yang menyampaikan) pada acara pembukaan
musrenbang RPJMD.
2..Pemaparan materi (disesuaikan dengan materi dan nama pejabat yang
menyampaikan).
3..Tanggapan dan saran dari seluruh peserta musrenbang RPJMD
terhadap materi yang dipaparkan oleh masing-masing ketua kelompok
diskusi sebagaimana telah dirangkum menjadi hasil keputusan
kelompok diskusi musrenbang RPJMD, maka pada:
Hari dan Tanggal :
Jam :
Tempat :
Seluruh peserta musrenbang RKPD Kabupaten Bangka :

MENYEPAKATI

KESATU : Tujuan dan Sasaran dalam rancangan RPJMD


Kabupaten Bangka Tahun....-.... sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II berita acara ini.
KEDUA : Strategi dan program pembangunan dalam
rancangan RPJPD Kabupaten Bangka Tahun....-....
sebagaimana tercantum dalam Lampiran III berita
acara ini.
KETIGA : rumusan yang tercantum dalam lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari hasil
kesepakatan Musrenbang RPJMD Kabupaten Bangka
Tahun....-.... untuk dijadikan s e b a g ai b a h a n
penyusunan rancangan a k h ir RPJ MD
Kabupaten Bangka Tahun....-....
Demikian berita acara ini dibuat dan disahkan untuk
digunakan sebagaimana mestinya.
.........................., tanggal.................
BUPATI BANGKA
(selaku pimpinan sidang musrenbang
RPJMD Kabupaten Bangka)

Tandatangan

(Nama)
Mewakili peserta musrenbang RPJMD Kabupaten Bangka

Jabatan/ Tanda
NO Nama Lembaga/instansi Tangan
Alamat
1
2
3
Dst.
.
A. Format Daftar Hadir Peserta Musrenbang RPJMD Kabupaten Bangka

LAMPIRAN I : BERITA ACARA KESEPAKATAN


HASIL MUSRENBANG RPJMD
KABUPATEN BANGKA
NOMOR :
TANGGAL :

DAFTAR HADIR PESERTA MUSRENBANG RPJMD KABUPATEN BANGKA


PROVINSI :
TANGGAL :
TEMPAT :

Alamat & no
No Nama Lembaga/Instansi Tanda tangan
telp.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
dst
B. Format Kesepakatan Misi, Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Bangka

LAMPIRAN II :BERITA ACARA KESEPAKATAN


HASIL MUSRENBANG RPJMD
KABUPATEN BANGKA
NOMOR :
TANGGAL :

MISI, TUJUAN DAN SASARAN RPJMD


KABUPATEN BANGKA TAHUN .... - ...

No Misi Tujuan Sasaran Indikator


C. Format Kesepakatan Strategi dan Arah Kebijakan RPJMD Kabupaten
Bangka

LAMPIRAN III : BERITA ACARA KESEPAKATAN


HASIL MUSRENBANG RPJMD
KABUPATEN BANGKA
NOMOR :
TANGGAL :

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RPJMD


KABUPATEN BANGKA TAHUN .... - ....

Strategi Pencapaian Visi dan Misi :


1. ..
2. ...
3. Dst

Arah Kebijakan
No
Tahun n Tahun n + 1 Tahun n+2 Tahun n+3 Tahun n+4
D. Format Kesepakatan Program Perangkat Daerah yang disertai Kebutuhan
Pendanaan RPJMD Kabupaten Bangka

LAMPIRAN IV : BERITA ACARA KESEPAKATAN


HASIL MUSRENBANG RPJMD
KABUPATEN BANGKA
NOMOR :
TANGGAL :

REKAPITULASI HASIL PEMBAHASAN SIDANG-SIDANG KELOMPOK


MUSRENBANG RPJMD TERHADAP PROGRAM PERANGKAT DAERAH YANG
DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN KABUPATEN BANGKA TAHUN .... - ....

TANGGAL :
TEMPAT :

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Kondisi
Bidang Urusan Indikator Perangkat
Kode Kinerja Kondisi Kinerja
Pemerintahan Kinerja Daerah
Awal Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5 pada akhir
dan Program Program Penanggung
RPJMD periode RPJMD
Pembangunan Daerah (outcome) Jawab
(Tahun 0)
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Urusan Wajib

Pendidikan

Program.........

Program.........

Dst

Kesehatan

Program.........

Dst

Dst .....

Urusan Pilihan

Pertanian

Program.........

Program.........

Dst

Dst .....

Fungsi Penunjang Urusan

Perencanaan

Program ........

Program

TOTAL
RANCANGAN BERITA ACARA
HASIL KESEPAKATAN MUSRENBANG RKPD
KABUPATEN BANGKA
TAHUN ...

Pada hari .............. Tanggal ........... , sampai dengan tanggal .........


bulan ............. tahun ..........bertempat di .............. , telah diselenggarakan
musrenbang RKPD Kabupaten Bangka yang dihadiri oleh pemangku
kepentingan sebagaimana tercantum dalam daftar hadir peserta dalam
Lampiran I berita acara ini.
Setelah memperhatikan, mendengar dan mempertimbangkan:
1. Sambutan-sambutan yang disampaikan oleh (dijelaskan secara
berurutan pejabat yang menyampaikan) pada acara pembukaan
musrenbang RKPD.
2. Pemaparan materi (disesuaikan dengan materi dan nama pejabat yang
menyampaikan).
3. Tanggapan dan saran dari seluruh peserta musrenbang RKPD
terhadap materi yang dipaparkan oleh masing-masing ketua kelompok
diskusi sebagaimana telah dirangkum menjadi hasil keputusan
kelompok diskusi musrenbang RKPD, maka pada:
Hari dan Tanggal :
Jam :
Tempat :
Seluruh peserta musrenbang RKPD Kabupaten Bangka :
MENYEPAKATI

KESATU : sasaran dan prioritas pembangunan daerah, serta


rencana program dan kegiatan yang disertai indikator dan
target kinerja d a n k e b u t u h a n p e n d a n a n d a l a m
r a n c a n g a n R K P D Kabupaten Bangka Tahun...
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II berita acara ini.
KEDUA :program dan kegiatan yang belum diakomodir dalam
rancangan RK P D Kabupaten Bangka Tahun...
sebagaimana tercantum dalam Lampiran III berita acara
ini.
KETIGA : rumusan yang tercantum dalam lampiran yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari hasil kesepakatan
Musrenbang RKPD Kabupaten Bangka Tahun....untuk
dijadikan se b a g ai b a h a n pe n y u s u n a n r a n c a n g a n
a k h ir RKPD Kabupaten Bangka Tahun....-....
Demikian berita acara ini dibuat dan disahkan untuk digunakan
sebagaimana mestinya.
.........................., tanggal.................
BUPATI BANGKA
(selaku pimpinan sidang musrenbang
RKPD Kabupaten Bangka)

Tandatangan
(Nama)
Mewakili peserta musrenbang RKPD Kabupaten Bangka

Jabatan/ Tanda
NO Nama Lembaga/instansi Tangan
Alamat
1
2
3
Dst.
.

-2-
A. Format Daftar Hadir Peserta Musrenbang RKPD Kabupaten Bangka

LAMPIRAN I : BERITA ACARA KESEPAKATAN


HASIL MUSRENBANG RPJMD
KABUPATEN BANGKA
NOMOR :
TANGGAL :

DAFTAR HADIR PESERTA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA


PROVINSI :
TANGGAL :
TEMPAT :

Alamat & no
No Nama Lembaga/Instansi Tanda tangan
telp.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
dst

-3-
B. Format Kesepakatan Sasaran dan Prioritas Pembangunan Daerah RKPD
Kabupaten Bangka

LAMPIRAN II : BERITA ACARA KESEPAKATAN


HASIL MUSRENBANG RPJMD
KABUPATEN BANGKA
NOMOR :
TANGGAL :

SASARAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH RKPD


KABUPATEN BANGKA TAHUN .... - ...

No Sasaran Prioritas Pembangunan Daerah

-4-
C. Format Kesepakatan Program dan Kegiatan Perangkat Daerah RKPD
Kabupaten Bangka

LAMPIRAN III : BERITA ACARA KESEPAKATAN


HASIL MUSRENBANG KRPD
KABUPATEN BANGKA
NOMOR :
TANGGAL :

PROGRAM DAN KEGIATAN PERANGKAT DAERAH


KABUPATEN BANGKA TAHUN .... - ....

Urusan/Bidang Indikator kinerja Keterangan


Urusan
Prioritas Sasaran Hasil Keluaran Hasil Pagu Prakiraan Perangkat Jenis
Nomor Pemerintahan Lokasi
Daerah Daerah Program Kegiatan Kegiatan Indikatif Maju Daerah Kegiatan
Daerah Dan
Tolok Tolok Tolok
Program/Kegiatan Target Target Target 1/2/3 1/2/3
Ukur Ukur Ukur
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Urusan ......
Bidang Urusan

Program

Kegiatan

Kegiatan

dst ...

Program .......

Kegiatan ......

Kegiatan ......
Bidang Urusan

Program .......
dst ...

-5-
D. Format Kesepakatan Program dan Kegiatan yang Belum Diakomodir Dalam
Rancangan RKPD Kabupaten Bangka

LAMPIRAN IV : BERITA ACARA KESEPAKATAN


HASIL MUSRENBANG RKPD
KABUPATEN BANGKA
NOMOR :
TANGGAL :

PROGRAM DAN KEGIATAN YANG BELUM DIAKOMODIR


DALAM RANCANGAN
KABUPATEN BANGKA TAHUN .... - ....

No Permasalahan Judul Kegiatan Lokasi Alasan


(1) (2) (3) (4) (5)
Kegiatan .....
Kegiatan .....
dst ....

Cara Pengisian Form sebagai berikut:


Kolom (1) diisi dengan nomor urut Kegiatan Prioritas pada Tahun
Rencana. Kolom (2) diisi dengan permasalahan.
Kolom (3) diisi dengan judul kegiatan dari musrenbang kecamatan
atau Perangkat Daerah.
Kolom (4) diisi dengan uraian lokasi pelaksanaan kegiatan tsb.
Kolom (5) diisi dengan alasan yang menjadi pertimbangan keputusan forum
sehingga kegiatan tersebut belum dapat diakomodir pada tahun rencana

1. Rancangan berita acara kesepakatan hasil musrenbang dokumen


rencana daerah, selanjutnya dibacakan dalam Rapat Pleno III untuk
mendapat tanggapan dan persetujuan ditetapkan menjadi kesepakan hasil
musrenbang dokumen rencana daerah.
2. Rancangan berita acara kesepakatan hasil musrenbang dokumen
rencana daerah yang telah disetujui, selanjutnya ditandatangani oleh
yang mewakili setiap unsur pemangku kepentingan yang menghadiri
musrenbang dokumen rencana daerah.
3. BAPPEDA menyampaikan salinan berita acara kesepakatan
hasil musrenbang dokumen rencana daerah antara lain kepada DPRD,
Perangkat Daerah, kepada bupati untuk kesepakatan hasil
musrenbang RKPD provinsi dan kepada camat dan kepala desa atas
kesepakatan hasil musrenbang RKPD kabupaten atau kepada pihak lain
yang dianggap perlu untuk mengetahuinya dan mempublikasikannya
secara luas kepada masyarakat melalui media masa

-6-
RANCANGAN BERITA ACARA
HASIL KESEPAKATAN MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA
DI KECAMATAN ..........TAHUN ...........

Pada hari tanggal sampai dengan tanggal bulan tahun


bertempat di t e l a h d i s e l e n g g a r a n m u s r e n b a n g dokumen
rencana daerah kabupaten/kota yang dihadiri pemangku kepentingan sesuai
dengan daftar hadir peserta yang tercantum dalam LAMPIRAN I berita acara
ini.
Setelah memperhatikan, mendengar dan mempertimbangkan:
1. Sambutan-sambutan yang disampaikan oleh ...... (dijelaskan secara
berurutan pejabat yang menyampaikan) pada acara pembukaan
musrenbang kecamatan.
2. Pemaparan materi lainnya (disesuaikan dengan materi dan nama
pejabat yang menyampaikan).
3. Tanggapan dan saran dari seluruh peserta musrenbang kecamatan terhadap
materi yang dipaparkan oleh masing-masing ketua kelompok diskusi
sebagaimana telah dirangkum menjadi hasil keputusan kelompok diskusi
musrenbang kecamatan, maka pada:
Hari dan Tanggal :
Jam :
Tempat :
Seluruh peserta musrenbang RKPD Kabupaten Bangka :

MENYEPAKATI

KESATU : Kegiatan Prioritas, Sasaran, yang disertai target dan kebutuhan


pendanan dalam Daftar Prioritas Kecamatan
Kabupaten Bangka Tahun... sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II berita acara ini.
KEDUA : Usulan program dan kegiatan yang belum dapat diakomodir
dalam rancangan dokumen rencana daerah Kabupaten Tahun.....
beserta alasan penolakannya sebagaimana tercantum dalam
Lampiran III berita acara ini.
KETIGA : Hasil kesepakatan sidang -sidang kelompok Musrenbang
Kecamatan Kabupaten Bangka Tahun..
dan daftar hadir peserta musrenbang sebagaimana
tercantum dalam Lampiran IV merupakan satu kesatuan
dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari berita
ini.
KEEMPAT : Berita Acara ini dijasikan sebagai bahan penyusunan
rancangan dokumen rencana daerah Kabupaten Bangka
Tahun...

Demikian berita acara ini dibuat dan disahkan untuk digunakan


sebagaimana mestinya.
.........................., tanggal.................
BUPATI BANGKA
(selaku pimpinan sidang musrenbang
RKPD Kabupaten Bangka)

Tandatangan
(Nama)

-7-
Mewakili peserta musrenbang RKPD Kabupaten Bangka

Jabatan/ Tanda
NO Nama Lembaga/instansi Tangan
Alamat
1
2
3
Dst..

-8-
A. Format Daftar Hadir Peserta Musrenbang Kecamatan

LAMPIRAN I : BERITA ACARA KESEPAKATAN


HASIL MUSRENBANG KECAMATAN
KABUPATEN BANGKA
NOMOR :
TANGGAL :

DAFTAR HADIR PESERTA MUSRENBANG KECAMATAN


KABUPATEN BANGKA
KECAMATAN :
TANGGAL :
TEMPAT :

Alamat & no
No Nama Lembaga/Instansi Tanda tangan
telp.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
dst

-9-
C. Format Daftar Urutan Kegiatan Prioritas Kecamatan Menurut Perangkat Daerah

LAMPIRAN II : BERITA ACARA KESEPAKATAN


HASIL MUSRENBANG KECAMATAN
KABUPATEN BANGKA
NOMOR :
TANGGAL :

DAFTAR URUTAN KEGIATAN PRIORITAS KECAMATAN


MENURUT PERANGKAT DAERAH
Kecamatan:
Tahun :

Perangkat
Program Kegiatan Lokasi
Prioritas Sasaran Sasaran Daerah
No (desa/ Volume Pagu
Daerah Daerah Prioritas Kegiatan Penanggun
kel)
g jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

- 10 -
D.Format Daftar Kegiatan Yang Belum Disepakati

LAMPIRAN III : BERITA ACARA KESEPAKATAN


HASIL MUSRENBANG KECAMATAN
KABUPATEN BANGKA
NOMOR :
TANGGAL :

DAFTAR KEGIATAN YANG BELUM DISEPAKATI


TAHUN ....

Lokasi
No Kegiatan Volume Alasan
(Desa/ Kelurahan)
(5)
(1) (2) (3) (4)

Ditetpakan di : Sungailiat
Pada Tanggal :

BUPATI BANGKA

MULKAN

- 11 -

Anda mungkin juga menyukai