Anda di halaman 1dari 271

p

WALIKOTA PONTIANAK
PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK


NOMOR 17 TAHUN 2020

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2019


TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA
PONTIANAK TAHUN 2020-2024

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PONTIANAK,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 342 ayat (1) huruf c Peraturan


Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang
Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah, Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah dapat
dilakukan apabila terjadi perubahan yang mendasar,
salah satunya perubahan kebijakan nasional terkait
kewenangan daerah dan perubahan perangkat daerah;

b. bahwa berdasarkan hasil pengendalian dan evaluasi


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota
Pontianak Tahun 2020-2024, maka Peraturan Daerah
Nomor 7 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kota Pontianak Tahun 2020-
2024 perlu dilakukan perubahan;

1
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Daerah tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2019 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota
Pontianak Tahun 2020-2024;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang


Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun
1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di
Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1953 Nomor 9) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1965 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II Tanah Laut, Daerah
Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II Tabalong dengan
Mengubah Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959
tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3
Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di
Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1965 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2756);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang


Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun
2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4700);

5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang


Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725);

2
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5038);

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang


Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang


Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4817);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang


Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4833);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang


Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

3
12. Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 10);

13. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2020-2024 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 3);

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017


tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan
Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Serta Tata
Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 1312);

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018


tentang Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
459);

16. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 7


Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2007-2027 (Lembaran
Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2008 Nomor
7, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan
Barat Nomor 6);

17. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 2


Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun
2018-2023 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan
Barat Tahun 2019 Nomor 2);

4
18. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPD) Kota
Pontianak Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Daerah Kota
Pontianak Tahun 2008 Nomor 9 Seri E Nomor 9);

19. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2013 tentang


Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pontianak Tahun
2013-2033 (Lembaran Daerah Kota Pontianak Tahun
2013 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kota
Pontianak Nomor 117);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PONTIANAK

dan

WALIKOTA PONTIANAK

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS


PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2019 TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KOTA PONTIANAK TAHUN 2020-2024.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 7 Tahun 2019
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Pontianak Tahun
2020-2024 (Lembaran Daerah Kota Pontianak Tahun 2019 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Daerah Kota Pontianak Nomor 171) diubah sebagai berikut:

1. Ketentuan Pasal 3 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 3

Sistematika Perubahan RPJMD Tahun 2020-2024 meliputi:


a. pendahuluan;
b. gambaran umum kondisi daerah;
c. gambaran keuangan daerah;
d. permasalahan dan isu strategis daerah;
e. visi, misi, tujuan dan sasaran;
f. strategi, arah kebijakan dan program pembangunan daerah;

5
g. kerangka pendanaan pembangunan dan program perangkat daerah;
h. kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah; dan
i. penutup.

2. Ketentuan Lampiran diubah, sehingga berbunyi sebagaimana tercantum


dalam Lampiran dimaksud merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.

Pasal II

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Pontianak.

Ditetapkan di Pontianak
pada tanggal 21 Desember 2020

WALIKOTA PONTIANAK,

EDI RUSDI KAMTONO

Diundangkan di Pontianak
pada tanggal 21Desember 2020

SEKRETARIS DAERAH KOTA PONTIANAK,

MULYADI

LEMBARAN DAERAH KOTA PONTIANAK TAHUN 2020 NOMOR 17

NOREG PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN


BARAT : (17/2020)

6
PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK

NOMOR 17 TAHUN 2020

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2019 TENTANG


RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KOTA PONTIANAK TAHUN 2020-2024

I. UMUM

Dokumen RPJMD Kota Pontianak Tahun 2020-2024 telah ditetapkan


dengan Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 7 Tahun 2020 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Pontianak Tahun
2020-2024 yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Walikota
dan Wakil Walikota dalam penyusunannya berpedoman pada Peraturan
Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Kota Pontianak Tahun 2005-2025 serta dengan
memperhatikan dokumen perencanaan lainnya di tingkat Provinsi dan
Nasional maupun dokumen perencanaan strategis lainnya di tingkat Kota
Pontianak. Selain visi dan misi, RPJMD Tahun 2020-2024 memuat tujuan,
sasaran, strategi, arah kebijakan dan program-program beserta pagu
indikatifnya yang disusun dalam rangka pencapaian visi dan misi Walikota dan
Wakil Walikota. RPJMD selanjutnya digunakan sebagai pedoman penetapan
Renstra Perangkat Daerah dan penyusunan RKPD serta digunakan sebagai
instrumen evaluasi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Pasal 264 ayat (5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, menyatakan
bahwa RPJMD dapat diubah apabila berdasarkan hasil pengendalian dan
evaluasi tidak sesuai dengan perkembangan keadaan atau penyesuaian
terhadap kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Selain itu dalam
Pasal 342 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata
Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata
Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

7
Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah diatur tentang perubahan
RPJMD yang dapat dilakukan apabila:

a. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses perumusan


tidak sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan rencana
pembangunan daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

b. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa substansi yang


dirumuskan tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan
Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah; dan

c. terjadi perubahan yang mendasar. Perubahan mendasar mencakup


terjadinya bencana alam, goncangan politik, krisis ekonomi, konflik sosial
budaya, gangguan keamanan, pemekaran daerah dan perubahan
kebijakan nasional.

Berdasarkan hasil evaluasi dan pengendalian terhadap Peraturan Daerah


Nomor 7 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kota Pontianak Tahun 2020-2024, maka diketahui hal-hal sebagai
berikut:

a. perlu dilakukan Penyelarasan Dokumen Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Nasional yang telah ditetapkan dengan Peraturan Presiden
Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024;
b. perlu dilakukan penyelarasan dengan dokumen Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Barat yang telah
ditetapkan dengan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 2
Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018-2023;

8
c. perlu dilakukan restrukturisasi dan beberapa penyesuaian terhadap
tujuan, sasaran dan indikator dalam RPJMD sebagai hasil dari
asistensi/pembahasan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
yang dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi;
d. perlu dilakukan penyesuaian sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi dan
Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah; dan
e. dengan adanya kondisi darurat menghadapi Pandemi Covid-19 di Tahun
2020, baik tingkat pusat maupun daerah mengakibatkan perlunya
dilakukan penyesuaian terhadap target kinerja, kebijakan keuangan,
rencana program dan hal-hal lain yang dianggap perlu.

Terkait akuntabilitas kinerja daerah, saat ini nilai Akuntabilitas Kinerja


Instansi Pemerintah Kota Pontianak Tahun 2019 adalah Sangat Baik (BB).
Dalam rangka peningkatan akuntabilitas kinerja, perlu dilakukan:

a. sinkronisasi kebijakan daerah RPJMD dengan kebijakan Perangkat


Daerah Renstra Perangkat Daerah; dan
b. penjabaran (cascading) kinerja dituangkan secara berjenjang dalam
indikator kinerja RPJMD.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka RPJMD Kota


Pontianak Tahun 2020-2024 perlu diubah dengan Peraturan Daerah dan
selanjutnya dijadikan pedoman dalam menyusun Perubahan Renstra
Perangkat Daerah. Pelaksanaan Perubahan RPJMD dijabarkan lebih lanjut
dalam RKPD sebagai dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Kota
Pontianak.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 191

9
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN I.1
1.1. LATAR BELAKANG I.1
1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN I.3
1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN I.4
1.4. TUJUAN I.5
1.5. SISTEMATIKA PENULISAN I.6

BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II.1
2.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI II.1
2.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrarif II.1
2.1.2. Letak dan Kondisi Geografis II.2
2.1.3. Topografi II.2
2.1.4. Geologi II.2
2.1.5. Hidrologi II.3
2.1.6. Klimatologi II.4
2.1.7. Penggunaan Lahan II.4
2.1.8. Demografi II.11
2.2. ANALISA INDIKATOR KESEJAHTERAAN MASYARAKAT II.14
2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi II.14
2.2.2. Fokus Kesejahteraaan Sosial II.22
2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga II.29
2.3. ASPEK PELAYANAN UMUM II.30
2.3.1. Layanan Urusan Wajib Dasar II.30
2.3.2. Layanan Urusan Wajib Non Dasar II.54
2.3.3. Layanan Urusan Pilihan II.70
2.3.4. Penunjang Urusan II.75
2.4. ASPEK DAYA SAING DAERAH II.80
2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah II.80
2.4.2. Fokus Fasilitas dan Infrastruktur Wilayah II.82
2.4.3. Fokus Iklim Investasi II.86
2.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia II.87

BAB III
GAMBARAN KEUANGAN DAERAH III.1
3. 1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU III.1
3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD III.2
3.1.2. Neraca Daerah III.8
3.2. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN MASA LALU III.17
3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran III.17

i
Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Grafik dan Daftar Gambar
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

3.2.2 Analisis Pembiayaan III.19


3.3. KERANGKA PENDANAAN III.21
3.3.1 Proyeksi Pendapatan dan Belanja III.21
3.3.2 Perhitungan Kerangka Pendanaan III.28

BAB IV
PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGI DAERAH IV.1
4.1. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN IV.1
4.2.1. Bidang Fisik Prasarana dan Infrastruktur IV.1
4.2.2. Bidang Sosial Budaya dan Kependudukan IV.10
4.2.3. Bidang Ekonomi, Kesejahteraan Masyarakat dan Tenaga Kerja IV.20
4.2.4. Bidang Pemerintahan IV.23
4.2. ISU STRATEGIS IV.27
4.2.1. Bidang Ekonomi, Kesejahteraan Masyarakat dan Tenaga Kerja IV.34
4.2.2. Bidang Sosial Budaya dan Kependudukan IV.37
4.2.3. Bidang Fisik Prasarana dan Infrastruktur IV.39
4.2.4. Bidang Tata Kelola Pemerintahan dan Pelayanan Publik IV.39
4.2.5. Isu Global dan Nasional serta keterkaitannya dengan Visi Kota Pontianak IV.42
4.2.6. Analisis Lingkungan Strategis IV.44

BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.1
5.1. VISI V.2
5.2. MISI V.2
5.3. TUJUAN DAN SASARAN V.3

BAB VI
STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH VI.1
6. 1. STRATEGI VI.1
6. 2. ARAH KEBIJAKAN VI.7
6. 3. PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH VI.8

BAB VII
KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH VII.1
7.1. KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAERAH VII.1
7.2. RENCANA PROGRAM PERANGKAT DAERAH VII.3

BAB VIII
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH VIII.1

BAB IX
PENUTUP IX.1

ii
Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Grafik dan Daftar Gambar
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1. Batas Wilayah Administrasi Kota Pontianak II.2


Tabel 2. 2. Sungai/Parit Menurut Kecamatan di Kota Pontianak II.4
Tabel 2. 3. Perkembangan Penggunaan Lahan di Kota Pontianak Tahun 2010-2017 II.5
Tabel 2. 4. Dinamika Pembangunan Aspek Fisik dan Penggunaan Lahan II.6
Tabel 2. 5. Peta Lokasi Gambut Kota Pontianak dan Sekitarnya II.8
Tabel 2. 6. Jenis dan Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik di Kota Pontianak Tahun 2018 II.9
Tabel 2. 7. Peta Penggunaan Lahan di Kota Pontianak II.10
Tabel 2. 8. Jumlah Penduduk Kota Pontianak Tahun 2015-2019 II.11
Tabel 2. 9. Jumlah, Persentase dan Sex Ratio Penduduk Kota Pontianak Menurut Kecamatan Tahun 2019 II.12
Tabel 2. 10. Kepadatan Penduduk Kota Pontianak Menurut Kecamatan Tahun 2019 II.13
Tabel 2. 11. Laju Inflasi Gabungan (Nasional) di Kota Pontianak Menurut Kelompok Pengeluaran Tahun 2015-
2019 II.16
Tabel 2. 12. PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun Kota
Pontianak Tahun 2015-2019 II.16
Tabel 2. 13. Gini Ratio Kota Pontianak Tahun 2015-2019 II.17
Tabel 2. 14. PDRB Kecamatan di Kota Pontianak Tahun 2015-2018 II.18
Tabel 2. 15. PDRB Per Kapita Kecamatan di Kota Pontianak Tahun 2015-2018 II.19
Tabel 2. 16. Jumlah Penduduk Per Kecamatan di Kota Pontianak Tahun 2015-2018 II.19
Tabel 2. 17. Angka dan Garis Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin dan Persentase Penduduk di atas Garis
Kemiskinan Kota Pontianak Tahun 2015-2019 II.21
Tabel 2. 18. Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga Kota Pontianak, Tahun 2015-2019 II.30
Tabel 2. 19 . Jumlah Tenaga Pendidik (Guru) Dinas Pendidikan II.35
Tabel 2. 20 Jumlah Tenaga Kependidikan (Tata Usaha, Laboran, Pustakawan, Dll) II.35
Tabel 2. 21 . Jumlah Siswa Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kota Pontianak II.35
Tabel 2. 22. Ketersediaan Fasilitas Kesehatan di Kota Pontianak II.41
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pontianak, 2020 Tabel 2. 238 II.42
Tabel 2. 24. Kondisi Jalan di Kota Pontianak Tahun 2019 II.43
Tabel 2. 25. Panjang Saluran Drainase Kota Pontianak 2019 II.43
Tabel 2. 26. Jumlah Laporan Persidangan Tipiring Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak Tahun 2015-2019
II.48
Tabel 2. 27. Jumlah Penertiban Gerobak, Kios/Pondok, Lapak Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak II.49
Tabel 2. 28. Kegiatan Bintibmas Yang Dilaksanakan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak II.50
Tabel 2. 29. Razia Layang-Layang Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak II.51
Tabel 2. 30. Jumlah Pengamanan dan Perlindungan Masyarakat Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak II.51
Tabel 2. 31. Tenaga Linmas Dan Poskamling Kota Pontianak II.52
Tabel 2. 32. Jumlah Kejadian Kebakaran Kota Pontianak II.52
Tabel 2. 33. Kondisi Ketenagakerjaan Kota Pontianak Tahun 2014 – 2019 II.54
Tabel 2. 34. Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Urusan Ketenagakerjaan II.55
Tabel 2. 35. Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Urusan KetenagakerjaanData Pengaduan Kasus Anak Kota
Pontianak II.56
Tabel 2. 36. Data Pengaduan Kasus Perempuan Kota Pontianak II.56
Tabel 2. 37. Perkembangan Kasus dan Penyelesaian Pencemaran di Kota Pontianak Tahun 2015-2019 II.60
Tabel 2. 38. Jumlah Rata-Rata Parameter Pencemar Udara di Kota Pontianak Tahun 2015 – 2019 II.61
Tabel 2. 39. Perkembangan Pengelolaan Kebersihan Di Kota Pontianak Tahun 2015 – 2019 II.61

iii
Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Grafik dan Daftar Gambar
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 2. 40. Realisasi Indikator Kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pontianak Tahun 2015
hingga 2019 II.62
Tabel 2. 41. Jumlah Peserta KB Baru Dan KB Aktif Kota Pontianak II.64
Tabel 2. 42. Perkembangan Pasangan Usia Subur (PUS) II.65
Tabel 2. 43. Perbandingan Realisasi Capaian Kinerja Tahun 2017- 2019 II.66
Tabel 2. 44. Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Urusan Komunikasi dan Informatika II.66
Tabel 2. 45. Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah II.67
Tabel 2. 46. Indikator Kinerja Urusan Penanaman Modal II.68
Tabel 2. 47. Indikator Kinerja Urusan Statistik II.68
Tabel 2. 48. Data Peminjaman, Judul Buku, Jumlah Koleksi dan Data Pengunjung di Perpustakaan dan Tempat
Baca Yang Dikelola dan Dibina Pemerintah Kota Pontianak Tahun 2015 – 2019 II.69
Tabel 2. 49. Indikator Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan II.74
Tabel 2. 50. Indikator Kinerja Urusan Keuangan Tahun 2017-2019 II.76
Tabel 2. 51. Jumlah Pegawai Pemerintah Kota Pontianak Tahun 2014-2018 II.77
Tabel 2. 52. Jumlah Pegawai Pemerintah Kota Pontianak Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2014-2018 II.77
Tabel 2. 53. Jumlah Pegawai Pemerintah Kota Pontianak Berdasarkan Eselon Tahun 2014-2018 II.78
Tabel 2. 54. Jumlah Peserta Diklatpim, Diklat Teknis, Tugas Belajar, Izin Belajar, Beasiswa Dan Ikatan Dinas II.78
Tabel 2. 55. Indikator Kinerja urusan Penelitian dan pengambangan II.79
Tabel 2. 56. Indikator Kinerja Urusan Pengawasan II.79
Tabel 2. 57 Indikator Kinerja Urusan Sekretariat Dewan II.80
Tabel 2. 58. Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan di Kota Pontianak (Km) Tahun 2015-2019 II.83
Tabel 2. 59. Jenis dan Jumlah Bank dan Cabangnya di Kota Pontianak Tahun 2015-2018 II.84
Tabel 2. 60. Jumlah Pelanggan PLN Area Pontianak Menurut Jenisnya Tahun 2019 II.85
Tabel 2. 61. Banyaknya Pelanggan Air PDAM Menurut Jenis Konsumen di Kota Pontianak Tahun 2015-2019 II.85
Tabel 2. 62. Jumlah Kejahatan/Pelanggaran yang Dilaporkan dan Diselesaikan Menurut Satuan Kepolisian di Kota
Pontianak Tahun 2015-2019 II.86
Tabel 2. 63. Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas di Kota Pontianak Menurut Ijazah Tertinggi yang Dimiliki
Tahun 2018 II.87

Tabel 3. 1. Rata-Rata Pertumbuhan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Pontianak
Tahun 2016 s/d Tahun 2020 III.3
Tabel 3. 2. Neraca Aset Pemerintah Kota Pontianak, Per 31 Desember 2015 – 31 Desember 2019 III.9
Tabel 3. 3. Neraca Kewajiban Pemerintah Kota Pontianak Per 31 Desember 2015 – 31 Desember 2019 III.14
Tabel 3. 4. Rasio Lancar Neraca Keuangan Pemerintah Kota Pontianak Tahun 2015-2019 III.16
Tabel 3. 5. Rasio Quick Neraca Keuangan Pemerintah Kota Pontianak Tahun 2015-2019 III.17
Tabel 3. 6. Rasio Utang Terhadap Total Aset Neraca Keuangan Pemerintah Kota Pontianak
Tahun 2015-2019 III.18
Tabel 3. 7. Rasio Utang Terhadap Modal Neraca Keuangan Pemerintah Kota Pontianak
Tahun 2015 - 2019 III.19
Tabel 3. 8 . Perhitungan Rasio Aktivitas Realisasi Anggaran Pada Kota Pontianak
Periode Tahun 2015-2019 III.20
Tabel 3. 9. Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Daerah 2016-2020 III.21
Tabel 3. 10. Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan AparaturKota Pontianak Tahun 2016-2020 III.22
Tabel 3. 11. Surplus/Defisit Riil Anggaran Kota Pontianak Tahun 2016-2020 III.22
Tabel 3. 12. Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kota Pontianak Tahun 2016-2020 III.23
Tabel 3. 13. Pembiayaan Kota Pontianak Tahun 2015-2019 III.23
Tabel 3. 14 . Proyeksi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota Pontianak Tahun 2020 s/d Tahun 2024 III.29

iv
Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Grafik dan Daftar Gambar
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 3. 15. Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kota Pontianak
Tahun 2020-2024 III.32
Tabel 3. 16. Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kota PontianakTahun 2020-
2024 III.34

Tabel 4. 1. Daftar Panjang Issue Pembangunan Berkelanjutan IV.27


Tabel 4. 2. Perumusan Skenario Pembangunan Berkelanjutan IV.29

Tabel 5. 1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Kota Pontianak Tahun 2020-2024 V.4

Tabel 6. 1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah VI.2


Tabel 6. 2. Arah Kebijakan Pembangunan Kota Pontianak Tahun 2020-2024 VI.7
Tabel 6. 3. Program Pembangunan Daerah yang disertai Pagu Indikatif Kota Pontianak 2020 – 2024 VI.11

Tabel 7. 1. Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Kota Pontianak Tahun 2020-2024 VII.2
Tabel 7. 2. Indikasi rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan Kota Pontianak Tahun 2022 –
2024 VII.4

Tabel 8. 1. Penetapan Indikator Kinerja Utama Kota Pontianak Tahun 2020-2024 VIII.1
Tabel 8. 2. Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Kota Pontianak Tahun 2020-2024 VIII.3

v
Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Grafik dan Daftar Gambar
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

DAFTAR GRAFIK / GAMBAR

Gambar 1. 1. Hubungan Antar Dokumen RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I.5

Grafik 2. 1. Kepadatan Penduduk Kota Pontianak Menurut Kecamatan Tahun 2019 II.13
Grafik 2. 2. Pertumbuhan Ekonomi Kota Pontianak 2015-2019 II.14
Grafik 2. 3. Indeks Williamson Kota Pontianak Tahun 2015-2018 II.20
Grafik 2. 4. Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (Poverty
Severity Index) Kota Pontianak Tahun 2015-2019 II.22
Grafik 2. 5. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Pontianak tahun 2015-2019 II.23
Grafik 2. 6. Angka Melek Huruf Di Kota Pontianak Periode 2015-2018 II.24
Grafik 2. 7. Angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) Di Kota Pontianak Tahun 2015-2019 II.24
Grafik 2. 8. Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) Di Kota Pontianak Tahun 2015-2019 II.25
Grafik 2. 9. Angka Usia Harapan Hidup di Kota Pontianak Tahun 2015-2019 II.26
Grafik 2. 10. Persentase Balita Gizi Buruk di Kota Pontianak Tahun 2015-2019 II.26
Grafik 2. 11. Prevalensi Balita Gizi Kurang di Kota Pontianak Tahun 2015-2019 II.27
Grafik 2. 12. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Kota Pontianak tahun 2015-2019 II.28
Grafik 2. 13. Tingkat Pengangguran di Kota Pontianak tahun 2015-2019 II.28
Grafik 2. 14. Rasio Penduduk yang Bekerja di Kota Pontianak tahun 2015-2019 II.29
Grafik 2. 15. Angka Partisipasi Murni (APM) Kota Pontianak Tahun 2014-2019 II.31
Grafik 2. 16. Angka Partisipasi Kasar (APK) II.32
Grafik 2. 17. Angka melek huruf penduduk usia 15 tahun keatas tahun 2018-2019 II.32
Grafik 2. 18. Angka Putus Sekolah di Kota Pontianak Tahun 2014 – 2018 II.33
Grafik 2. 19 . Angka Lulus Sekolah di Kota Pontianak Tahun 2014-2018 II.33
Grafik 2. 20. Angka Melanjutkan (AM) II.34
Grafik 2. 21. Trend Kasus kematian Ibu Maternal Kota Pontianak tahun 2015- 2019 II.36
Grafik 2. 22. Jumlah Kasus Penyebab Kematian Ibu Maternal Kota Pontianak Tahun 2019 II.36
Grafik 2. 23. Tren Kasus Kematian Bayi Kota Pontianak Tahun 2015-2019 II.37
Grafik 2. 24. Jumlah Kasus Penyebab Kematian Bayi Kota Pontianak Tahun 2019 II.37
Grafik 2. 25. Tren Prevalensi Balita Kurang Gizi tahun 2013-2019 II.38
Grafik 2. 26. Prevalensi Balita Kurang Gizi (Indikator BB/U) Menurut Wilayah Kelurahan di Kota Pontianak Tahun
2019 II.39
Grafik 2. 27. Prevalensi Baduta Stunting Kota Pontianak tahun 2019 II.40
Grafik 2. 28. Tren DBD di Kota Pontianak tahun 2015 - 2019 II.41
Grafik 2. 29. Trend HIV di Kota Pontianak tahun 2015 - 2019 II.42
Grafik 2. 30. Prosentase Jalan dengan Kondisi Baik II.42
Grafik 2. 31. Prosentase Panjang Saluran Drainase dengan Kualitas Baik II.43
Grafik 2. 32. Prosentase Rumah Tangga Bersanitasi II.44
Grafik 2. 33. Prosentase Cakupan Pelayanan Air Bersih II.44
Grafik 2. 34. Prosentase Kesesuaian Bangunan dan Lingkungan dengan RTRW II.45
Grafik 2. 35. Prosentase Ruang Terbuka Hijau II.45
Grafik 2. 36. Persentase Rumah Layak Huni II.46
Grafik 2. 37. Persentase Kawasan Tidak Kumuh II.46

vi
Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Grafik dan Daftar Gambar
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Grafik 2. 38. Persentase Tanah Asset Pemerintah Kota Pontianak yang Telah Dimanfaatkan Sesuai Ketentuan
II.47
Grafik 2. 39. Persentase Penyandang Masalah II.53
Grafik 2. 40. Persentase Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial Yang Aktif Dalam Penanganan Permasalahan
Kesejahteraan Sosial II.54
Grafik 2. 41. Persentase Ketersediaan Energi dan Protein Perkapita II.57
Grafik 2. 42. Persentase Peningkatan Skor Pola Pangan Harapan II.58
Grafik 2. 43. Produktivitas Tanaman Pangan II.58
Grafik 2. 44. Persentase Penurunan Konflik, Sengketa dan Masalah Pertanahan II.59
Grafik 2. 45. Prosentase Berkurangnya Volume Pembuangan Sampah ke Lokasi TPA II.62
Grafik 2. 46. Produksi Tanaman Hortikultura II.71
Grafik 2. 47. Produksi Tanaman Hortikultura Produktifitas Lidah Buaya II.72
Grafik 2. 48. Jumlah Usaha Mikro II.72
Grafik 2. 49. Persentase Bulan II.73
Grafik 2. 50. Jumlah Pasar Rakyat II.73
Grafik 2. 51. Persentase Koperasi Aktif II.73
Grafik 2. 52. Persentase Pertumbuhan Industri Kreatif II.74
Grafik 2. 53. Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan II.77
Grafik 2. 54. Pengeluaran Perkapita yang Disesuaikan di Kota Pontianak (Rp/tahun) tahun 2015-2019 II.81
Grafik 2. 55. Persentase Rata-Rata Pengeluaran Konsumsi Makanan/Pangan dan Non Makanan/Non Pangan Per
Kapita Sebulan di Kota Pontianak Tahun 2015-2019 II.81
Grafik 2. 56. Rasio Ekspor + Impor terhadap PDRB Kota Pontianak tahun 2015-2019 II.82
Grafik 2. 57. Rasio Pinjaman terhadap Simpanan di Bank Umum Kota Pontianak tahun 2015-2019 II.82
Grafik 2. 58. Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan Tahun 2019 (km) II.83
Grafik 2. 59. Jumlah Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang Telah Diterbitkan di Kota Pontianak Tahun 2015-
2018 II.87
Grafik 2. 60. Rasio Ketergantungan Kota Pontianak Tahun 2015-2019 II.88

Gambar 2. 1. Peta Wilayah Administrasi Kota Pontianak II.1

Grafik 3. 1. Komposisi Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Pada APBD Tahun 2016-2020 III.2
Grafik 3. 2. Perkembangan Pendapatan Daerah Kota Pontianak Tahun 2016-2020 III.6
Grafik 3. 3. Perkembangan Belanja Daerah Kota Pontianak Tahun 2016-2020 III.7
Grafik 3. 4. Perkembangan Pembiayaan Daerah Kota Pontianak Tahun 2016-2020 III.8

vii
Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Grafik dan Daftar Gambar
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

R
encana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Pontianak Tahun 2020 – 2024
selanjutnya di singkat RPJMD Kota Pontianak Tahun 2020 – 2024 telah ditetapkan dengan
Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 7 tahun 2019 yang merupakan penjabaran dari visi dan
misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih dengan mempertimbangkan isu strategis,
permasalahan aktual di daerah, mandatory peraturan perundangan yang ada serta pemenuhan janji
politik pada saat kampanye pemilihan kepala daerah. RPJMD ini telah diimplementasikan dan menjadi
rujukan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran tahun 2020 dan 2021 yang sedang dalam
proses perencanaan.

Dalam perjalanannya, dengan adanya beberapa kebijakan dan peraturan yang baru serta untuk
menyesuaikan dengan kondisi riil yang terjadi pada saat ini, maka dianggap perlu untuk melakukan
perubahan atas RPJMD Kota Pontianak Tahun 2020-2024, sehingga dokumen perencanaan
selanjutnya dapat selaras dengan peraturan perundangan yang ada dan dapat menjawab
permasalahan aktual yang terjadi pada saat ini sampai batas tahun yang direncanakan.

Pasal 342 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah menyebutkan bahwa Perubahan RPJMD dapat dilakukan apabila :
a. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses perumusan tidak sesuai dengan
tahapan dan tatacara penyusunan pembangunan daerah yang diatur dalam Peraturan Mentreri No
86 tahun 2017.
b. Hasil Pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa substansi yang dirumuskan, tidak sesuai
dengan Permendagri No. 86 tahun 2017.
c. Terjadi perubahan mendasar
Perubahan mendasar mencakup terjadinya bencana alam, goncangan politik, krisis ekonomi,
konflik social budaya, gangguan keamanan, pemekaran daerah dan perubahan kebijakan nasional.

Adapun beberapa hal mendasar yang menjadi pertimbangan untuk melakukan perubahan atas
RPJMD Kota Pontianak adalah sebagai berikut:
1. Perlu dilakukannya penyelarasan dengan dokumen RPJMN yang telah ditetapkan dengan
Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2020-2024.

I.1
Pendahuluan
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

2. Perlu dilakukannya penyelarasan dengan dokumen RPJMD Provinsi Kalimantan Barat yang telah
ditetapkan dengan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 2 tahun 2019 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018-2023.
3. Perlu dilakukannya restrukturisasi dan beberapa penyesuaian terhadap tujuan, sasaran dan
indikator dalam RPJMD sebagai hasil dari asistensi/pembahasan SAKIP yang dilakukan oleh
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
4. Perlu dilakukannya penyesuaian terhadap klasifikasi, kodefikasi dan nomenklatur program,
keuangan dan hal lainnya untuk menyesuaikan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 90
tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan
Keuangan Daerah.
5. Dengan adanya kondisi darurat menghadapi Pandemi Covid-19 di tahun 2020 ini baik di tingkat
pusat maupun daerah mengakibatkan perlunya dilakukan penyesuaian terhadap target kinerja,
kebijakan keuangan, rencana program dan hal lain yang dianggap perlu.

Dari sisi waktu pelaksanaan penyusunan perubahan RPJMD ini, maka Perubahan RPJMD ini
berlaku efektif sebagai pedoman penyusunan RKPD untuk tiga tahun anggaran berikutnya yaitu tahun
anggaran 2022, 2023 dan 2024.

Adapun tahapan penyusunan perubahan RPJMD Kota Pontianak Tahun 2020 – 2024 sesuai
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 adalah sebagai berikut:
1. Persiapan Penyusunan
Termasuk di tahapan ini adalah pembentukann Tim Penyusun, orientasi RPJMD, penyusunan
agenda kerja, penyiapan data dan informasi, serta penyusunan rancangan teknokratik RPJMD.
Pada proses penyusunan dokumen teknokratik dilakukan oleh Bappeda dan dibahas bersama
dengan Perangkat Daerah di lingkungan Kota Pontianak.
2. Penyusunan Rancangan Awal.
Pada tahapan ini dilakukan forum konsultasi publik (bersama para pemangku kepentingan) ,
pembahasan dengan DPRD, dan mengkonsultasikan rancangan awal tersebut kepada Gubernur
Kalimantan Barat.
3. Penyusunan Rancangan.
Pada tahapan ini dilakukan penyempurnaan rancangan awal RPJMD berdasarkan rancangan
Rencana Strategis Perangkat Daerah yang telah di verifikasi
4. Musrenbang RPJMD
Pelaksanaan Musrenbang RPJMD dilakukan bersama para pemangku kepentingan dalam rangka
untuk penajaman, penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan terhadap tujuan, sasaran, strategi,
arah kebijakan dan program pembangunanyang telah dirumuskan dalam rancangan awal RPJMD.
5. Perumusan Rancangan Akhir.
Pada tahapan ini dilakukan penyiapan dan finalisasi rancangan Peraturan Daerah tentang
Perubahan RPJMD bersama bagian hukum di Sekretariat Daerah. Selanjutnya Kepala Bappeda
melakukan pemaparan terhadap Raperda Perubahan RPJMD kepada Kepala Daerah sebelum
disampaikan kepada DPRD untuk pembahasan Raperda.
6. Penetapan RPJMD.
Penetapan dilakukan oleh Walikota Pontianak setelah dilakukan pembahasan Raperda bersama
DPRD dan dilakukan Evaluasi oleh Gubernur Kalimantan Barat.

I.2
Pendahuluan
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Sebagai implementasi untuk perencanaan tahunan Kota Pontianak, selanjutnya dokumen


Perubahan RPJMD Kota Pontianak tahun 2020-2024 ini akan menjadi pedoman dalam penyusunan
dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2022, 2023 dan 2024.

1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN

Dasar hukum yang menjadi landasan dan acuan dalam penyusunan RPJMD Kota Pontianak Tahun
2020-2024 adalah sebagai berikut:
1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4275;
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5887);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6178);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6322);
9. Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2020 – 2024 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 10)
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1312);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 tahun 2019 tentang Klasifikasi Kodefikasi dan
Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah (Berita Negara Tahun 2019
Nomor 1447)

I.3
Pendahuluan
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

12. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 2 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018-2023 (Lembaran Daerah
Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2019 Nomor 2);
13. Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 10 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Kota Pontianak 2005-2025 (Lembaran Daerah Kota Pontianak Tahun 2008 Nomor 9 Seri
E Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kota Pontianak Nomor 73);
14. Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 2 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Pontianak Tahun 2013-2033 (Lembaran Daerah Kota Pontianak Tahun 2013 Nomor 2);
15. Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota Pontianak Tahun 2016 Nomor 7, Tambahan Lembaran
Daerah Kota Pontianak Tahun 2016 Nomor 49).
16. Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 7 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kota Pontianak Tahun 2020-2024 (Lembaran Daerah Kota Pontianak Tahun
2019 Nomor 7, Tambahan Lembaran daerah Kota Pontianak Nomor 171).
17. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-3708 tahun 2020 tentang Hasil Verifikasi dan Validasi
Pemutakhiran Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan
Daerah

1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN

Penyusunan RPJMD merupakan penjabaran lima tahunan terhadap Rencana Pembangunan


Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Pontianak Tahun 2005-2025 dan merupakan RPJMD terakhir
dalam periode RPJPD tersebut . RPJMD juga digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana
Strategis (Renstra) Perangkat Daerah yang menjabarkan program dalam RPJMD untuk menangani isu
strategis dalam rangka mencapai visi dan misi untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. RPJMD dijabarkan ke
dalam RKPD sebagai dokumen perencanaan tahunan Pemerintah yang memuat prioritas program dan
kegiatan dari Rencana Kerja Perangkat Daerah. Adapun hubungan antar dokumen perencanaan dapat
dilihat pada Gambar 1.1 berikut:

I.4
Pendahuluan
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Gambar 1. 1. Hubungan Antar Dokumen RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

20 TAHUN 5 TAHUN 1 TAHUN


DIJABARKAN PEDOMAN
PEDOMAN RKP RAPBN
RPJPN RPJMNRPJMN
PEDOMAN DIACU
RTRWN

DIPERHATIKAN

DISERASIKAN
DIACU DAN
RENSTRA PEDOMAN RENJA
DIACU

K/L K/L

PEDOMAN
RPJPD PEDOMAN RPJMD DIJABARKAN RKPD RAPBD
PROV PROV PROV PROV
PEDOMAN DIACU
RTRW

DISERASIKAN
PROV

DIACU DAN
DIPERHATIKAN

PEDOMAN
RENSTRA RENJA
1.1. MAKSUD DAN TUJUAN PD PROV PD PROV
DIACU

MAKSUD
DIJABARKAN RKPD PEDOMAN RAPBD
RPJPD PEDOMAN RPJMD K/K K/K
K/K K/K
RTRW PEDOMAN DIACU
K/K
RENSTRA PEDOMAN RENJA
PD K/K PD K/K

1.4. TUJUAN

Adapun tujuan dari disusunnya Perubahan RPJMD Kota Pontianak Tahun 2020-2024 tidak berbeda
jauh dengan dokumen awalnya yaitu sebagai berikut:
1. Menterjemahkan visi dan misi Kepala Daerah terpilih ke dalam tujuan, sasaran dan strategi
pembangunan untuk periode tahun 2020-2024, disertai dengan program-program prioritas dengan
berpedoman kepada RPJPD Kota Pontianak Tahun 2005-2025 serta mengacu kepada agenda
jangka menengah Provinsi dan Nasional, yang selanjutnya menjadi landasan penyusunan Rencana
Strategis (Renstra) Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Pontianak;
2. Menyiapkan rancangan arah pembangunan tahunan sebagai acuan penyusunan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) dalam periode tahun 2020-2024 dan selanjutnya menjadi pedoman
penyusunan Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah di Pemerintah Kota Pontianak;
3. Merumuskan rancangan kerangka perekonomian Daerah serta pembiayaan pembangunan di Kota
Pontianak untuk periode Tahun Anggaran 2020-2024;
4. Menetapkan rumusan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan Daerah dalam
bentuk program-program prioritas yang disertai dengan indikasi pagu anggaran dan target indikator
kinerja yang akan dilaksanakan pada tahun 2020-2024. Indikator kinerja tersebut selanjutnya
menjadi tolok ukur keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan Daerah di bawah kepemimpinan

I.5
Pendahuluan
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Walikota dan Wakil Walikota, serta tolok ukur penilaian keberhasilan kepala Perangkat Daerah dalam
melaksanakan pembangunan sesuai dengan tugas, fungsi, kewenangan dan tanggung jawab
masing-masing dalam upaya mewujudkan visi, misi dan program Kepala Daerah;
5. Menyiapkan instrumen pelaksanaan fungsi pengawasan dan pengendalian dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di Kota Pontianak untuk periode tahun 2020-2024.
Perubahan yang terjadi hanya untuk penyelarasan dan penyesuaian dokumen akibat adanya aturan,
kebijakan serta kondisi darurat pada saat ini , tetapi tidak merubah tujuan penyusunan RPJMD.

1.5. SISTEMATIKA PENULISAN

Substansi penulisan Perubahan RPJMD Kota Pontianak Tahun 2020-2024 secara garis besar dibagi
menjadi 9 (sembilan) bab, dengan ringkasan isi masing-masing bab sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan gambaran umum penyusunan rancangan awal RPJMD agar substansi pada bab-
bab berikutnya dapat dipahami dengan baik meliputi latar belakang, dasar hukum, hubungan antar
dokumen lainnya serta sistematika penulisan RPJMD.

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH


Bab ini menjelaskan dan menyajikan gambaran umum kondisi Daerah yang meliputi aspek geografi dan
demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan pemerintahan Daerah.

BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH


Bab ini menyajikan gambaran hasil pengolahan data dan analisis terhadap pengelolaan keuangan
Daerah meliputi kinerja keuangan masa lalu serta kebijakan pengelolaannya, kemudian menyajikan
kerangka pendanaan untuk periode 5 (lima) tahun kedepan.

BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS DAERAH


Bab ini menjelaskan berbagai permasalahan terkait pembangunan yang berkembang serta menjelaskan
butir-butir penting isu-isu stratgeis yang akan menentukan kinerja pembangunan dalam 5 (lima) tahun
mendatang.

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN


Bab ini menguraikan visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah disepakati serta nilai pengertian yang
terkandung di dalamnya.

BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH


Bab ini menguraikan strategi yang dipilih dalam mencapai tujuan dan sasaran serta arah kebijakan dari
setiap strategi terpilih, menjelaskan hubungan setiap strategi dengan arah dan kebijakan dalam rangka
pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan.

BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH


Bab ini memuat program prioritas dalam pencapaian visi dan misi serta seluruh program yang
dirumuskan dalam Renstra Perangkat Daerah beserta indikator kinerja, pagu indikatif target, Perangkat
Daerah penanggungjawab berdasarkan bidang urusan.

I.6
Pendahuluan
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH


Bab ini memuat penetapan indikator kinerja Daerah yang bertujuan untuk memberikan gambaran
tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang
ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) Daerah dan indikator kinerja penyelenggaraan
pemerintahan Daerah.

BAB IX PENUTUP
Bab ini berisikan penutup RPJMD Kota Pontianak Tahun 2020-2024 dan penjelasan tambahan yang
dianggap perlu.
[]

I.7
Pendahuluan
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI

2.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrarif

Gambar 2. 1. Peta Wilayah Administrasi Kota Pontianak


Kota Pontianak merupakan Ibukota
Provinsi Kalimantan Barat yang
dikenal juga sebagai Kota
Khatulistiwa karena dilintasi oleh
garis khatulistiwa. Kota Pontianak
memiliki luas wilayah mencapai
107.82 Km2.

Sebagaimana Peraturan Walikota


Pontianak Nomor 55 Tahun 2008,
secara administrasi Kota Pontianak
dibagi menjadi 6 Kecamatan dan 29
Kelurahan. Ke-enam Kecamatan di
Kota Pontianak tersebut yakni
Kecamatan Pontianak Barat
dengan luas wilayah 16,94 Km2,
Kecamatan Pontianak Kota dengan
luas wilayah 15,51 Km2,
Kecamatan Pontianak Selatan
dengan luas wilayah 14,54 Km2,
Kecamatan Pontianak Tenggara
dengan luas wilayah 14,83 Km2,
Kecamatan Pontianak Timur
dengan luas wilayah 8,78 Km2, dan
Kecamatan Pontianak Utara
dengan luas wilayah 37,22 Km2.

Kota Pontianak secara keseluruhan


berbatasan dengan wilayah
Kabupaten Mempawah dan
Kabupaten Kubu Raya, dengan
rincian sebagai berikut:
Sumber: RTRW Kota Pontianak Tahun 2013-
2033

II.1
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 2. 1. Batas Wilayah Administrasi Kota Pontianak

No Uraian Batas Wilayah


1 Bagian Utara Berbatasan dengan Desa Wajok Hulu Kecamatan Siantan Kabupaten
Mempawah

2 Bagian Selatan Berbatasan dengan Desa Pal IX dan Desa Punggur Kecil Kecamatan
Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya, Kecamatan Sungai Raya
Kabupaten Kubu Raya, dan Kecamatan Siantan Kabupaten
Mempawah
3 Bagian Timur Berbatasan dengan Desa Mega Timur dan Desa Ambawang Kuala
Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya, Desa Kapur
dan Desa Sungai Raya Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten
Kubu Raya
4 Bagian Barat Berbatasan dengan Desa Sungai Rengas Kecamatan Sungai Kakap
Kabupaten Kubu Raya dan Desa Wajok Hulu Kecamatan Siantan
Kabupaten Mempawah
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak.”Pontianak Dalam Angka 2019”

2.1.2. Letak dan Kondisi Geografis

Kota Pontianak secara astonomis terletak diantara 00 02’ 24” Lintang Utara dan 00 05’ 37” Lintang
Selatan dan antara 1090 16’ 25” Bujur Timur sampai dengan 1090 23’ 04” Bujur Timur. Berdasarkan
letak geografis yang spesifik ini, Kota Pontianak berada tepat dilalui oleh garis Khatulistiwa, sehingga
menjadikan Kota Pontianak sebagai salah satu daerah tropis dengan suhu udara cukup tinggi dan
kelembaban yang tinggi pula.

2.1.3. Topografi

Dilihat dari sisi topografi nya, Kota Pontianak terletak di Delta Suangi Kapuas dengan kontur topografis
yang relatif datar dengan ketinggian permukaan tanah berkisar antara 0,1 sampai dengan 1,5 meter di
atas permukaan laut. Hampir seluruh wilayah Kota Pontianak dan sekitarnya dalam radius 15 km dari
muara sungai Landak terletak pada daratan rendah yang secara rata-rata ketinggian tanahnya adalah
1-2 meter di atas permukaan laut dan kelandaian kurang dari 2 persen.
Kota Pontianak terdiri dari tiga daratan yang dipisahkan oleh Sungai Kapuas Besar, Sungai Kapuas Kecil
dan Sungai Landak dengan lebar masing-masing kurang lebih 400 meter. Kedalaman sungai-sungai
tersebut berkisar antara 12 sampai dengan 16 meter. Sedangkan cabangnya mempunyai lebar 250
meter. Sungai-sungai ini selain sebagai pembagi wilayah fisik kota juga berfungsi sebagai pembatas
perkembangan wilayah yang mempunyai karakteristik berbeda dan menjadi jalur transportasi orang dan
barang.

2.1.4. Geologi

Kondisi geologi di Kota Pontianak termasuk ke dalam kategori wilayah peneplant dan sedimen alluvial
yang secara fisik merupakan jenis tanah liat. Jenis tanah ini berupa gambut bekas endapan lumpur
sungai Kapuas. Dengan kondisi tersebut, tanah yang ada sangat labil dan mempunyai daya dukung
sangat rendah.
Kondisi geologi di Kota Pontianak terdiri dari jenis batuan endapan Alluvium dan Litoral yang masing-
masing memiliki karakteristik sedikit berbeda. Batuan endapan Alluvium tersusun dari sediment, clastic

II.2
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

dan alluvium dan merupakan hasil dari endapan terrestrial alluvium. Sedangkan batuan endapan litoral
tersusun dari sediment, clastic dan fine dan merupakan hasil dari endapan litoral dan estuary. Dari tabel
dapat dilihat bahwa sebagaian besar wilayah kota tersusun dari formasi jenis batuan alluvial, hanya
bagian Pontianak Utara yang sebagian wilayahnya tersusun dari formasi tanah litoral.
Jenis-jenis tanah disepanjang dungai-sungai beru merupakan pengendapan yang menghasilkan
daerah tropaquent dibarengi dengan tropofluevent dan dalam kondisi tersaturasi
permanen fluvaquent. Tropofluevent danfluvaquent berasal dari endapan akresi baru dari berbagai
komposisi dan bentuk termasuk materi organik. Sabuk tropaquent melebar ke arah selatan mencapai
pusat Kota Pontianak dan sungai Kapuas di dekatnya.
Jenis tanah di Kota Pontianak terdiri dari jenis tanah Organosol, Gley, Humus dan Aluvial dengan
karateristik masing-masing berbeda satu dengan yang lainnya. Pada wilayah tanah yang bergambut
ketebalan gambut dapat mencapai 1 – 6 meter, sehingga menyebabkan daya dukung tanah yang
kurang baik apabila diperuntukkan untuk mendirikan bangunan besar ataupun untuk menjadikannya
sebagai lahan pertanian.

2.1.5. Hidrologi

Kota Pontianak terdiri dari tiga daratan yang dipisahkan oleh sistem jaringan drainase regional yang
terbentuk oleh 3 sungai besar yakni Sungai Kapuas Besar, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Landak
dengan lebar masing-masing kurang lebih 400 meter. Bagian utara meliputi wilayah Kecamatan
Pontianak Utara, bagian timur meliputi wilayah Kecamatan Pontianak Timur dan bagian selatan meliputi
wilayah Kecamatan Pontianak Selatan, Kecamatan Pontianak Kota dan Kecamatan Pontianak Barat.
Kedalaman sungai-sungai tersebut berkisar antara 12 sampai dengan 16 meter, sedangkan cabangnya
mempunyai karakteristik berbeda dan menjadi jalur transportasi orang dan barang, dimana dalam
wilayah Kota Pontianak sungai dan parit keseluruhannya berjumlah 61 sungai/parit yang sebagian besar
masih dipergunakan masyarakat untuk keperluan sehari-hari. Adapun dalam sistem drainase regional
bagian selatan terdapat saluran primer yang cukup banyak, maka dibagian selatan dibagi menjadi 4
subsistem jaringan drainase yaitu subsistem Sungai Beliung, subsistem Sungai Jawi, subsistem Sungai
Tokaya dan subsistem Sungai Raya.
Subsistem Sungai Beliung adalah subsistem paling barat yang berbatasan dengan subsistem Sungai
Jawi disebelah timurnya. Batas antara subsistem ini dengan subsistem Sungai Jawi adalah Jl.
Hasanuddin, Jl. HRA Rahman dan Jl. Husein Hamzah. Subsistem Sungai Jawi ini berbatasan dengan
subsistem Parit Tokaya disebelah timurnya yang mana batasnya adalah Jl. HA Salim, Jl. Gst Sulung
Lelanang, Jl. Sultan Abdurahman, Jl. Sutan Syahril dan Jl. Prof. M. Yamin. Batas antara subsistem Parit
Tokaya dengan subsistem Sungai Raya adalah pertengahan lahan Universitas Tanjungpura dan
terusannya.

II.3
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 2. 2. Sungai/Parit Menurut Kecamatan di Kota Pontianak

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak.”Pontianak Dalam Angka 2020”

2.1.6. Klimatologi

Pada tahun 2019, keadaan iklim Kota Pontianak berdasarkan catatan dari Stasiun Meteorologi Maritim
Pontianak sumber Statistik Daerah Kota Pontianak-BPS Kota Pontianak bahwa temperatur rata-rata di
Kota Pontianak berkisar antara 27,80 0C dengan temperatur minimum rata-rata 23,0 0C dan
temperatur maksimum rata-rata 35,40 0C. Rata-rata kelembaban usara 81,30 persen dengan
kelembaban tertinggi pada bulan Oktober yaitu 87 persen dan kelembaban udara paling rendah 75
persen pada bulan Juli dan Agustus. Disisi lain, jumlah hari hujan terbanyak adalah pada bulan Oktober
yakni sebanyak 30 hari dengan curah hujan sebanyak 579,4 mm.

2.1.7. Penggunaan Lahan

Kota Pontianak dengan luas 107,82 km², dari luas wilayah 43,62% merupakan lahan terbangun dengan
berbagai fungsi. Dari tabel dapat dilihat bahwa lahan dominasi perkembangan penggunaan lahan kota
adalah dengan fungsi permukiman dan perkembangan di wilayah Kota Pontianak.

II.4
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 2. 3. Perkembangan Penggunaan Lahan di Kota Pontianak Tahun 2010-2017

No Jenis Penggunaan Lahan 2010 2017 Perkembangan (%)

1. Permukiman 3.685,72 3.975,15 7,85%


2. Perdagangan dan Jasa 458,4 696,08 51,85%
3. Perkantoran Pemerintah dan Pelayanan 39,74 113,26 185,00%
Umum
4. Militer 17,04 17,04 0,00%
5. Industri dan Pergudangan 156,46 266,1 70,08%
6. Pariwisata, Rekreasi dan Seni Budaya 10,41 72,06 592,22%
7. Pertanian dan Peternakan 2.263,47 926,21
8. Fasilitas Kesehatan 22,69 35,27 55,44%
9. Fasilitas Pendidikan 195,18 295,41 51,35%
10. Fasilitas Peribadatan 27,23 27,23 0,00%
11. Fasilitas Sosial 3,73 3,73 0,00%
12. Lapangan Olahraga 68,24 69,25 1,48%
13. Pemakaman Umum 35,71 57,52 61,08%
14. Taman 19,39 390,68 1914,85%
15. SPBU 4,41 358,09 8019,95%
16. Pembangkit Listrik 6,05 6,05 0,00%
17. Prasarana Transportasi/Terminal 10,85 5,93 -45,35%
18. Pelabuhan2 46,55 46,55 0,00%
19. Tempat Pengolahan Akhir Sampah 4,22 16,91 300,71%
20. Semak 3061,51 2758,00
21. Sungai 645,00 645,00 0,00%
Jumlah 10.782 10.782
Sumber : Hasil Survey Lapangan Tahun 2017, Tahun 2010 Hasil Perhitungan Basis Data
Arc GIS PT. Krinotek

Data di atas menunjukan bahwa perkembangan kawasan terbangun diantaranya perkembangan


kawasan permukiman meningkat sebesar 7,85%; kawasan perdagangan dan jasa meningkat sebesar
51,85%; kawasan industri dan pergudangan meningkat sebesar 70,08%; serta kawasan pariwisata,
rekreasi dan seni budaya meningkat sebesar 592,22%. Perkembangan penggunaan lahan terbangun
mengindikasikan bahwa kegiatan penduduk Kota Pontianak meningkat cukup pesat. Terkait aspek fisik
dalam perkembangan penggunaan lahan menunjukkan fenomena frekuensi bencana yang tinggi dan
perubahan iklim. Dinamika wilayah kota terkait dengan kondisi fisik dan penggunaan lahan dapat dilihat
pada tabel berikut ini:

II.5
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 2. 4. Dinamika Pembangunan Aspek Fisik dan Penggunaan Lahan

Kondisi Saat Indikasi Dampak


Penyusunan Perubahan terhadap
No Dinamika Pembangunan Keterangan
RTRW Muatan RTRW
1. Terdapat beberapa lokasi di luar Luas wilayah Sumber BPN • Perlu pertimbangan di
batas administrasi kota tetapi kota Pontianak Kota Pontianak bidang Tata
secara administrasi pertanahan adalah 107,82 Pemerintahan untuk
menjadi bagian Kota Pontianak. Km2 klarifikasi batas kota
• Perlu adanya
sinkronisasi dan
koordinasi antar
lembaga yang
berkepentingan untuk
mencegah konflik
agraria batas wilayah
dan penataan batas
wilayah kota
Pontianak
2. Kota Pontianak mempunyai skor Sudah Sumber Buku Mempersiapkan
Rawan bencana 47 dengan diidentifikasi dan Indeks Rawan infrastruktur
klasifikasi rawan bencana tinggi diarahkan Bencana, Tahun kebencaaan agar Kota
dengan indeks rawan bencana kawasan yang 2011 Pontianak dapat
Rawan banjir kelas sedang dan menjadi rawan tanggap terhadap
indeks Rawan bencana Kebakaran banjir dan rawan bencana
hutan dan lahan kelas tinggi kebakaran
3. Perkembangan Kawasan - Perumahan dan -
permukiman meningkat sebesar Permukiman
2,16 persen;

4. - luas kawasan kumuh Kota Penyediaan lokasi


Pontianak sebesar 79,06 ha dan hunian vertikal yang
pada akhir tahun 2015 luasan dapat mengatasi
kawasan kumuh menurun menjadi permasalahan kumuh
66,06 Ha. serta mengarahkan
- Jumlah bangunan yang terdapat di infrastruktur
kawasan kumuh kota Pontianak permukimannya
sebanyak 5.007 unit dengan
kapadatan bangunan 71 unit/Ha
dan kualitas bangunan dengan
persentase ketidakteraturan
sebesar 25-75 persen.
5. Terbangunnya rumah susun di Lokasi Hasil survey Perlu pertimbangan
Harapan Jaya ditetapkan primer dalam struktur jaringan
sebagai terminal angkutan dan
tipe C pengkajian terkait
intensitas kawasan
permukiman di tepian
kota.
6. Perkembangan kawasan - Perdagangan Mengkaji ulang konsep
Perdagangan dan jasa meningkat dan Jasa simpul perdagangan
sebesar 44,68 %; yang aplikatif dalam

II.6
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Kondisi Saat Indikasi Dampak


Penyusunan Perubahan terhadap
No Dinamika Pembangunan Keterangan
RTRW Muatan RTRW
7. Perkembangan Hotel mulai terjadi - Hasil survey Pengendalian
pada kawasan permukiman dan primer pemanfaatan ruang
jalan-jalan lokal
8. Perkembangan Industri dan - Industri dan
pergudangan meningkat sebesar Pergudangan
89,54 %;
9. Perkembanganpergudangansampa - Hasil survey Pengendalian
ipadajalanlokaldantidakdiikutidenga primer pemanfaatan ruang
npenyediaanruangbongkarmuat
10. Perkembangan Pariwisata, rekreasi - Pariwisata -
dan seni budaya meningkat sebesar
26,51 persen
11. Fasilitas kesehatan, pendidikan dan - Pelayanan -
peribadatan meningkat lebih dari 20 Umum
persen
12. Ploting ruang terbuka hijau adalah Penyediaan Indikasi RTH
anwarga menjadi dilemma Ruang terbuka Hijau menurun
Hijau dengan dari sasaran
skema terpusat yang akan
dan tersebar dicapai RTRW
Sumber : Hasil Inventaris Tahun 2017

Dalam perkembangan penggunaan lahan di wilayah Kota Pontianak, sebagian besar lahannya
mempunyai komposisi gambut. Komposisi lahan ini yang menyebabkan sebagian besar diwilayah Kota
Pontianak mudah terbakar jika bersamaan dengan musim kemarau. Kebakaran ini terjadi di Kecamatan
Pontianak Selatan, Kecamatan Pontianak Tenggara dan Kecamatan Pontianak Utara.

A. Kawasan Lindung

Pengembangan kawasan lindung meliputi kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya, kawasan perlindungan setempat, ruang terbuka hijau (RTH) Kota, kawasan suaka alam
dan cagar budaya, dan kawasan rawan bencana alam. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pontianak
Nomor 2 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Pontianak Tahun 2012-2033,
pengembangan kawasan lindung di Kota Pontianak yang direncanakan adalah:
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan dibawahnya, meliputi kawasan bergambut
dengan kedalaman gambut lebih dari 4 (empat) meter seluas kurang lebih 641 (enam ratus empat puluh
satu) hektar. Kawasan yang termasuk dalam kawasan lindung gambut di Kota Pontianak kurang lebih
sebesar 1.607 hektar atau sekitar 14,9 persen dari luas keseluruhan Kota Pontianak yang meliputi
kawasan lindung gambut di Kelurahan Batu Layang dan Kelurahan Siantan Hulu Kecamatan Pontianak
Utara, Kelurahan Parit Tokaya Kecamatan Pontianak Selatan, dan Kelurahan Bansir Darat Kecamatan
Pontianak Tenggara.
Adapun peraturan zonasi untuk rencana pengelolaan penggunaan lahan pada kawasan bergambut
disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Melakukan rehabilitasi lahan pada kawasan yang telah rusak;
2. Pemanfaatan ruang untuk wisata alam tanpa merubah bentang alam;
3. Ketentuan pelarangan seluruh kegiatan yang berpotensi merubah tata air dan ekosistem unik;
4. Pengendalian material sedimen yang masuk ke kawasan bergambut melalui badan air.

II.7
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 2. 5. Peta Lokasi Gambut Kota Pontianak dan Sekitarnya

Kawasan Perlindungan Setempat, yakni kawasan-kawasan yang harus dilindungai karena fungsinya
yang sangat penting untuk menjaga kelestarian unsur alamiah tertentu seperti garis sempadan sungai,
sempadan pantai, daerah sekitar waduk atau danau dan daerah sekitar mata air. Sesuai dengan
Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung bahwa kriteria yang
dipakai untuk menentukan batas kawasan sempadan sungai adalah kawasan sepanjang sungai
sekurang-kurangnya 15 meter di tepi kanan-kiri sungai besar dan 10 meter di tepi kanan-kiri sungai kecil
dihitung dari titik pasang terendah sungai tersebut.
Sebagaimana kriteria tersebut di atas, kawasan yang termasuk kawasan sempadan sungai di Kota
Pontianak adalah kawasan sepanjang tepi kanan-kiri Sungai Kapuas, Sungai Landak, Sungai Malaya
dan parit-parit primer seperti Sungai Nipah Kuning, Sungai Jawi, Sungai Raya dan lain-lain. Mengingat
sudah banyaknya permukiman penduduk yang berada pada kawasan sempadan sungai, maka kawasan
terbangun pada sempadan sungai dan parit primer direkomendasikan sebagai kawasan dengan
intensitas kegiatan rendah dengan pembangunan terbatas misalnya pembangunan jalan inspeksi pada
sempadan sungai serta pengembangan tembok/tanggul penahan daya rusak air. Sedangkan untuk
lahan kosong yang berada pada kawasan sempadan sungai diarahkan sebagai jalur hijau yang bebas
dari pembangunan kecuali untuk pembangunan yang mendukung fungsi perlindungan setempat
misalnya penanaman vegetasi/penghijauan pada sempadan sungai sebagai ruang terbuka hijau serta
penataan, pengamanan dan penertiban pemanfaatan lahan pada sempadan sungai sesuai
peruntukannya.
Ruang Terbuka Hijau (RTH), yakni area memanjang atau jalur dan/atau mengelompok yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah
maupun sengaja ditanam. Secara fisik RTH dapat dibedakan menjadi RTH Alami (habitat liar alami,
kawasan lindung dan taman-taman nasional) serta RTH Non Alami atau Binaan (taman,
lapanganolahraga, pemakaman atau jalur-jalur hijau jalan).
Sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 2 Tahun 2013 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pontianak Tahun 2013-2033, RTH Kota terbagi menjadi dua yaitu
RTH Privat dan RTH Publik. RTH Privat meliputi perkarangan rumah, halaman perantoran, pelayanan

II.8
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

umum, pertokoan, tempat usaha dan taman atap bangunan. Sedangkan RTH Publik meliputi taman
kota, hutan kota, lapangan olahraga, jalur hijau pada median jalan dan tepi jalan, pemakaman umum,
serta agrowisata/kawasan Sentra Agro Bisnis. Adapun jenis dan luas RTH Privat di Kota Pontianak dapat
dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. 6. Jenis dan Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik di Kota Pontianak Tahun 2018

Luas

No. Jenis RTH Wilayah Kota Persentase (%)


RTH
Pontianak
(Km2)
(Km2)

1 Taman Kota 107,82 4,9 4,5

2 Jalur Hijau 107,82 1,6 1,5

3 Lapangan Olah Raga 107,82 0,65 0,6

4 Pemakaman Umum 107,82 0,45 0,4

5 Hutan Kota 107,82 2,56 2,4

6 Agrowisata/KSA 107,82 10 9,3

Jumlah 107,82 20,16 18,7

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pontianak

Kawasan Perlindungan Cagar Budaya, yakni kawasan yang melindungi kekayaan budaya bangsa yang
penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan,
sehingga perlu dilindungi dan lestarikan demi pemupukan kesadaran jati diri bangsa dan kepentingan
maksimal.
Sebagaimana ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor:
PM.26/PW007/MKP/2008 tentang Penetapan Istana Kadriah dan Masjid Jami' Kesultanan Pontianak
sebagai Benda Cagar Budaya, Situs atau Kawasan Cagar Budaya yang dilindungi Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.
Kawasan Rawan Bencana meliputi kawasan rawan banjir dan genangan,kawasan rawan kebakaran
permukiman dan kawasan kebakaran hutan dan lahan serta kawasan rawan bencana puting beliung,
Secara geografis Kota Pontianak dilalui oleh Sungai Kapuas dan secara topografinya sebagian besar
wilayah Kota Pontianak merupakan lahan yang datar dengan kemiringan lahan 0-2 persen, sehingga
tidak tergambarkan kawasan rawan bencana longsor, akan tetapi terdapat beberapa lokasi yang
memiliki potensi tergenang air yakni:
1. Kelurahan Parit Tokaya dan sekitarnya, meliputi kawasan jalan KS. Tubun, Sutoyo, Suprapto
dan Ahmad Yani
2. Kelurahan Sungai Bangkong dan sekitarnya, meliputi jalan Alianyang dan jalan Gusti Hamzah
3. Kelurahan Siantan Hulu, wilayah Parit Bentasan sekitar Sungai Malaya
Kawasan rawan kebakaran permukiman sebagaimana dimaksud terdapat di bagian wilayah kota yang
mempunyai tingkat kepadatan dan kerapatan bangunan yang tinggi terutama kawasan pusat palayanan
kota dan sub pusat pelayanan kota semisal pusat perbelanjaan/pasar tradisional serta kebakaran hutan

II.9
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

yang sering terjadi pada musim kemarau yang cenderung mengakibatkan polusi asap tebalsedangkan
kawasan yang berpotensi rawan kebakaran Hutan dan Lahan sebagaimana sebagaimana dimaksud
antara lain :
1. Kecamatan Pontianak Utara meliputi Kelurahan Batu Layang, Kelurahan Siantan Hilir dan
Siantan Tengah;
2. Kecamatan Pontianak Selatan, meliputi Kelurahan Akcaya, Kelurahan Kota Baru dan Kelurahan
Parit Tokaya; dan
3. Kecamatan Pontianak Tenggara, meliputi Kelurahan Bangka Belitung Darat dan Kelurahan
Bansir Darat.
Sedangkan Kawasan Rawan Bencana Puting Beliung meliputi seluruh wilayah Kota Pontianak.

B. Kawasan Budidaya

Sebagai salah satu implementasi terhadap daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup kota,
Pemerintah Kota Pontianak menaruh perhatian lebih terhadap pengembangan kawasan budidaya
dengan tetap memperhatikan Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1989 tentang Kawasan Budidaya
dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Kriteria Teknis
Kawasan Budidaya. Adapun rencana pengembangan kawasan budidaya di Kota Pontianak adalah
diarahkan pada upaya untuk mengendalikan alih fungsi guna lahan yang tidak sesuai dengan
peruntukannya yang telah ditetapkan dalam RTRW Kota Pontianak Tahun 2013-2033, dimana kawasan
budidaya tersebut adalah terdiri dari kawasan perumahan, pemerintahan, perdagangan, jasa,
pendidikan, kesehatan, industri dan pergudangan, pariwisata dan rekreasi serta militer. Secara garis
besar, kondisi penggunaan lahan Kota Pontianak dapat dilihat sebagaimana gambar berikut:

Tabel 2. 7. Peta Penggunaan Lahan di Kota Pontianak

Sumber: BAPPEDA Kota Pontianak

II.10
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa kawasan budidaya didominasi untuk peruntukan lahan
pertanian dengan luas 49,9% dari total luas wilayah Kota Pontianak, kemudian diikuti dengan
peruntukan perumahan dan permukiman yang luasnya mencapai 34,2%, dan sisanya kurang lebih
15,9% terbagi untuk peruntukan fasilitas perkantoran, perdagangan dan jasa, kesehatan, pendidikan,
kesenian dan olahraga, rumah ibadah, perdagangan dan jasa, industry dan pergudangan, serta sarana
dan prasarana perkotaan.

2.1.8. Demografi

A. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Pertumbuhan jumlah penduduk selama kurun waktu lima tahun terakhir, dari tahun 2015 sampai dengan
tahun 2019, dapat dilihat pada tabel 2.2. Dalam tabel terlihat bahwa jumlah penduduk Kota Pontianak
meningkat dari 607.438 jiwa pada tahun 2015 menjadi 646.661 jiwa pada tahun 2019, meningkat
sebesar 6,46 persen. Penduduk laki-laki meningkat dari 302.711 jiwa pada tahun 2015 menjadi 322.256
jiwa pada tahun 2019, meningkat sebesar 6,46 persen. Sementara itu, penduduk perempuan meningkat
dari 304.727 jiwa pada tahun 2015 menjadi 324.405 jiwa pada tahun 2019, meningkat sebesar 6,46
persen. Peningkatan jumlah penduduk Kota Pontianak disamping disebabkan oleh kelahiran, tentu juga
disebabkan oleh migrasi yang dalam hal ini urbanisasi.

Tabel 2. 8. Jumlah Penduduk Kota Pontianak Tahun 2015-2019

No Tahun Jumlah Laki-Laki % Perempuan %


Penduduk

1 2015 607.438 302.711 49,83 304.727 50,17


2 2016 618.388 308.596 49,90 309.792 50,10
3 2017 627.021 312.904 49,90 314.117 50,10
4 2018 637.723 318.112 49,88 319.611 50,12
5 2019 646.661 322.256 49,83 324405 50,17
Sumber : Hasil Tabulasi Data BPS

Dilihat dari jumlah penduduk menurut wilayah, Kecamatan Pontianak Barat merupakan wilayah yang
paling banyak penduduknya yaitu sebanyak 143.060 jiwa atau sekitar 22,12 persen dari total penduduk
Kota Pontianak. Kemudian jumlah penduduk terbanyak kedua adalah Kecamatan Pontianak Utara yaitu
sebanyak 130.344 jiwa atau sekitar 20,16 persen dari total penduduk Kota Pontianak. Wilayah
Kecamatan Pontianak Tenggara merupakan wilayah dengan jumlah penduduk yang paling sedikit yaitu
52.326 jiwa atau sekitar 8,09 persen dari total penduduk Kota Pontianak.

II.11
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 2. 9. Jumlah, Persentase dan Sex Ratio Penduduk Kota Pontianak Menurut Kecamatan Tahun
2019

Jumlah Penduduk
Kecamatan Sex Ratio
Laki-Laki Perempuan Jumlah Persentase
Pontianak Selatan 48.191 49.011 97.202 15,03 98,60
Pontianak Tenggara 25.473 26.853 52.326 8,09 95,13
Pontianak Timur 48.101 47.928 96.029 14,85 100,63
Pontianak Barat 71.418 71.642 143.060 22,12 99,97
Pontianak Kota 63.226 64.474 127.700 19,75 98,33
Pontianak Utara 65.847 64.497 130.344 20,16 102,38
Kota Pontianak 322.256 324405 646.661 100,00 99,34
Sumber : Hasil Tabulasi Data BPS

Sex ratio penduduk Kota Pontianak pada Tahun 2019 adalah 99,34 persen. Arti dari angka tersebut
adalah terdapat 99 perempuan dari 100 laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Kota
Pontianak relatif berimbang antara laki-laki dan perempuan. Sex ratio penduduk tiap kecamatan juga
menunjukkan hal yang tidak berbeda, dapat dikatakan bahwa jumlah penduduk laki-laki relatif
berimbang dengan jumlah penduduk perempuan. Walaupun demikian, jika dilihat lebih rinci, maka
Kecamatan Pontianak Tenggara adalah kecamatan yang perbandingan antara jumlah penduduk laki-
laki dan jumlah penduduk perempuan terkecil yaitu 95,13 persen. Sementara itu, kecamatan yang sex
rationya paling besar adalah Kecamatan Pontianak Utara, yaitu 102,38 persen.

B. Kepadatan penduduk

Kepadatan penduduk Kota Pontianak tahun 2019 adalah 5.998 jiwa per Km2. jika dibandingkan dengan
tahun 2018 dengan kepadatan penduduk sekitar 5.915 jiwa per Km2, kepadatan penduduk Kota
Pontianak meningkat sekitar 83 jiwa per km2-nya. Hal ini seiring dengan pertumbuhan penduduk
dengan luas wilayah yang tetap maka terjadi peningkatan kepadatan. Kepadatan penduduk per
kecamatan di Kota Pontianak relatif tidak merata. Dilihat dari kepadatan menurut kecamatan,
Kecamatan Pontianak Timur merupakan kecamatan paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya,
dengan luas wilayah 8,78 km2, Kecamatan Pontianak Timur dihuni oleh 96.029 jiwa sehingga tingkat
kepadatan penduduk mencapai 10.937 jiwa tiap km2-nya. Kecamatan Pontianak Utara merupakan
kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk paling rendah, dengan luas wilayah 37,22 km2, dihuni
oleh 130.344 jiwa, sehingga tingkat kepadatan penduduk mencapai 3.502 jiwa tiap km2-nya.
Sementara itu kepadatan penduduk di kecamatan-kecamatan lain dapat dilihat pada tabel 2.4, yaitu,
Kecamatan Pontianak Barat (8.686 jiwa/km2), Kecamatan Pontianak Kota (7.991 jiwa/km2), Kecamatan
Pontianak Selatan (6.420 jiwa/km2).

II.12
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 2. 10. Kepadatan Penduduk Kota Pontianak Menurut Kecamatan Tahun 2019

Luas Penduduk
Kepadatan Penduduk
No Kecamatan
(jiwa/km2)
Km2 % Jumlah %
1 Pontianak Selatan 14,54 13,49 97.202 15,03 6.420
2 Pontianak Tenggara 14,83 13,75 52.326 8,09 3.680
3 Pontianak Timur 8,78 8,14 96.029 14,85 10.937
4 Pontianak Barat 16,94 15,71 143.060 22,12 8.686
5 Pontianak Kota 15,51 14,39 127.700 19,75 7.991
6 Pontianak Utara 37,22 34,52 130.344 20,16 3.502
Kota Pontianak 2019 107,82 100 646.661 100 5.998
Kota Pontianak 2018 107,82 100 637.723 100 5.915
Sumber : Hasil Tabulasi Data BPS

C. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Penduduk menurut kelompok umur menggambarkan distribusi penduduk berdasarkan kelompok umur.
Untuk negara-negara berkembang, seperti Indonesia, penduduk cenderung banyak di usia muda dan
semakin kecil seiring dengan kelompok umur di atasnya. Kota Pontianak, sebagai wilayah dari
Indonesia, distribusi penduduk juga mengikuti kecenderungan penduduk muda. Jumlah penduduk
berdasarkan kelompok umur di Kota Pontianak dapat dilihat pada gambar berikut:

Grafik 2. 1. Kepadatan Penduduk Kota Pontianak Menurut Kecamatan Tahun 2019

35,000
Penduduk Sesuai Kelompok Umur
30,000
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
-
0-4 5-910- 15- 20- 25- 30- 35- 40- 45- 50- 55- 60- 65- 70- 75+
14 19 24 29 34 39 44 49 54 59 64 69 74
Laki-laki 28,8 27,9 26,1 28,9 31,5 27,4 25,2 24,6 23,6 20,8 17,0 14,0 10,7 7,09 4,45 3,67
Perempuan 27,6 26,8 25,3 30,4 32,4 27,8 25,6 25,7 23,1 20,0 16,7 14,3 10,6 7,28 5,12 5,24

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak 2020

Penduduk usia 20-24 tahun adalah kelompok umur dengan jumlah terbanyak yaitu 63.969 jiwa, yang
terdiri atas penduduk laki-laki sebanyak 31.515 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 32.454 jiwa.
Kelompok umur dengan jumlah terbanyak kedua adalah kelompok umur 15-19 tahun dengan jumlah
59.413 jiwa, yang terdiri atas penduduk laki-laki sebanyak 28.935 jiwa dan penduduk perempuan
sebanyak 30.478 jiwa. Kelompok umur 25-29 tahun dengan jumlah 55.215 jiwa merupakan kelompok
umur terbanyak ketiga. Kelompok umur dengan jumlah terkecil adalah kelompok umur 75 tahun ke atas
dengan jumlah sebanyak 8.915 jiwa.
Grafik penduduk Kota Pontinak juga menggambarkan dinamika penduduk berdasarkan kelompok umur.
Dari grafik dapat diamati bahwa kelompok umur produktif (usia 15-64 tahun) mendominasi jumlah

II.13
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

penduduk Kota Pontianak, jumlahnya mencapai 450.998 jiwa atau mendekati 70 persen. Sedangkan
kelompok umur tidak produktif yaitu kelompok 0-14 dan kelompok diatas 64 tahun berjumlah 195.663
jiwa atau sekitar 30 persen.
Beban ketergantungan (Dependency Ratio) penduduk tidak produktif terhadap penduduk produktif
sebesar mencapai 43,38 persen, artinya secara rata-rata 100 orang produktif menanggung 43 orang
tidak produktif. Komposisi umur penduduk yang demikian menunjukkan bahwa Kota Pontianak sudah
memasuki bonus demografi dimana angka beban ketergantungan dibawah 50, yang berarti setiap lebih
dari dua orang produktif menanggung satu orang usia tidak produktif.

2.2. ANALISA INDIKATOR KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

A. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makro untuk melihat kinerja perekonomian
secara riil di suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai pertambahan jumlah
barang dan jasa yang dihasilkan oleh semua lapangan usaha kegiatan ekonomi yang ada di suatu
wilayah selama kurun waktu setahun.

Grafik 2. 2. Pertumbuhan Ekonomi Kota Pontianak 2015-2019

5.08

4.99
4.96
4.91

4.81

2015 2016 2017 2018 2019

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak, Tahun 2020, diolah

Selama kurun waktu tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 perekonomian Kota Pontianak
menunjukkan pertumbuhan dengan tren yang cenderung menurun. Pertumbuhan Ekonomi tahun 2019
tercatat sebesar 4,81% cenderung melambat 0,1 poin dari pertumbuhan ekonomi tahun 2018 yang
tumbuh sebesar 4,91% sedangkan tahun 2015 Pertumbuhan Ekonomi tercatat sebesar 4,99%. PDRB
Kota Pontianak atas dasar harga konstan tahun 2010 pada tahun 2019 sebesar 25,16 triliun rupiah,
meningkat sebanyak 1,15 triliun rupiah dari tahun 2018 yang hanya sebesar 24,01 triliun rupiah.

Dari 17 lapangan usaha, lapangan usaha yang memiliki laju pertumbuhan tertinggi dalam pertumbuhan
ekonomi Kota Pontianak tahun 2019 adalah Informasi dan Komunikasi dengan laju pertumbuhan
sebesar 9,00%. Kemudian diikuti oleh lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib yang mengalami pertumbuhan 8,91% dan lapangan usaha Jasa Lainnya dengan
pertumbuhan 8,21%. Sementara itu, 3 lapangan usaha dengan pertumbuhan terendah pada tahun

II.14
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

2019 yakni lapangan usaha Jasa Keuangan dan Asuransi (-2,23%), lapangan usaha Konstruksi
(1,17%), dan lapangan usaha Real Estate (3,23%).

Lapangan usaha dengan laju pertumbuhan yang lebih lambat dari tahun sebelumnya yakni lapangan
usaha Pengadaan Listrik dan Gas; Konstruksi; Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Jasa Keuangan dan Asuransi; dan Real
Estate. Sementara sepuluh lapangan usaha lainnya mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi
daripada tahun sebelumnya.

B. Laju Inflasi

Inflasi adalah meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus dan menyebabkan
kecenderungan turunnya nilai mata uang di suatu wilayah. Indikator yang sering digunakan untuk
mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu
menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat.

Perkembangan inflasi Kota Pontianak dari tahun 2015 hingga tahun 2019 cenderung mengalami
penurunan, yakni dari 6,17% pada tahun 2015 turun menjadi 3,88% pada tahun 2016, dan 3,86% pada
tahun 2017, sedikit mengalami kenaikan pada tahun 2018 menjadi 3,99%, namun kembali menurun
pada tahun 2019 menjadi 2,64%. Angka inflasi tahun 2019 merupakan inflasi terendah selama lima
tahun kebelakang.

Apabila dilihat dari inflasi tahunan perkelompok pengeluaran, terdapat kenaikan dan penurunan di setiap
kelompok pengeluaran pada tahun 2019 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kelompok
Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan yang pada tahun 2018 mengalami inflasi hingga 6,09%,
pada tahun 2019 mengalami deflasi sebagaimana yang pernah terjadi pada tahun 2015 dan 2016, yakni
sebesar -0,47%. Penurunan besaran inflasi tersebut dikarenakan terjadinya deflasi pada subkelompok
pengeluaran Transportasi serta Komunikasi dan Pengiriman. Kelompok pengeluaran yang mengalami
inflasi tahunan tertinggi pada tahun 2019 adalah kelompok Kesehatan, yang mengalami kenaikan dari
4,31% pada tahun 2018 menjadi 7,60% pada tahun 2019. Kenaikan tersebut didorong oleh inflasi yang
terjadi pada subkelompok obat-obatan serta jasa kesehatan.

Sejak tahun 2014, IHK dihitung berdasarkan Survei Biaya Hidup (SBH) di 82 kota tahun 2012 yang
mencakup sekitar 225–462 komoditas. IHK mencakup 7 kelompok, yaitu: bahan makanan; makanan
jadi, minuman, rokok, dan tembakau; perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar; sandang;
kesehatan; pendidikan, rekreasi, dan olahraga; transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.

II.15
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 2. 11. Laju Inflasi Gabungan (Nasional) di Kota Pontianak Menurut Kelompok Pengeluaran
Tahun 2015-2019

2015 2016 2017 2018 2019


1. Umum 6,17 3,88 3,86 3,99 2,64
2. Bahan Makanan 9,98 5,31 0,77 3,82 4,08
3. Makanan Jadi 8,42 6,12 3,59 2,59 3,54
4. Perumahan 8,35 3,37 6,64 3,51 1,14
5. Sandang 3,75 4,95 4,48 2,84 4,77
6. Kesehatan 8,09 3,24 5,20 4,31 7,60
7. Pendidikan, Rekreasi dan 3,15 4,98 8,14 5,49 2,35
Olahraga
8. Transportasi, Komunikasi dan -1,62 -0,18 2,68 6,09 -0,47
Jasa Keuangan
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak. 2019

C. PDRB Per Kapita

PDRB per Kapita atau juga sering disebut Pendapatan per Kapita merupakan gambaran pendapatan
yang diterima oleh masing-masing penduduk dalam suatu daerah sebagai keikutsertaannya dalam
proses produksi. Besaran PDRB per kapita diperoleh dari output yang dihasilkan pada tahun tertentu
dibagi jumlah penduduk pada tahun tersebut. Pendapatan perkapita ini sering digunakan oleh para ahli
perencanaan wilayah, pengembangan wilayah, studi pembangunan, ekonomi, dan lainnya untuk
mengkaji kemajuan suatu wilayah. Semakin besar pendapatan perkapitanya, maka semakin besar juga
kemungkinan wilayah itu memiliki tingkat pembangunan dan pendapatan rata-rata penduduk yang
tinggi. Berikut rangkuman data yang menggambarkan tingkat pendapatan perkapita penduduk di Kota
Pontianak dari tahun 2015 hingga tahun 2019.

Tabel 2. 12. PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun
Kota Pontianak Tahun 2015-2019

URAIAN 2015 2016 2017 2018* 2019**


PDRB (Juta
27.920.136,59 30.474.535,15 33.416.835,37 36.226.460,04 38.932.491,95
Rupiah)
PDRB per Kapita
45.879.171,00 49.280.606,00 53.294.603,00 56.805.949,00 60.205.412,00
(Rupiah)
Jumlah
Penduduk
607.618 618.388 627.021 637.723 646.660
Pertengahan
Tahun (jiwa)

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak Tahun 2020, diolah ( *) Angka Sementara **) Angka sangat
sementara )

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Pontianak, kenaikan PDRB Kota Pontianak setiap
tahunnya diikuti dengan bertambahnya jumlah penduduk Kota Pontianak. Namun demikian,
pertambahan jumlah penduduk mampu diimbangi oleh peningkatan PDRB sehingga PDRB per kapita
Kota Pontianak juga menunjukkan terjadinya peningkatan setiap tahunnya. PDRB per kapita penduduk
Kota Pontianak meningkat dari 45,88 juta rupiah per tahun pada tahun 2015 menjadi 60,21 juta rupiah

II.16
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

per tahun pada tahun 2019. Hal ini menggambarkan terjadinya peningkatan pendapatan Penduduk Kota
Pontianak. Kendatipun demikian, peningkatan PDRB per kapita harus diiringi dengan peningkatan dan
pemerataan pendapatan penduduk sehingga kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan.

D. Indeks Gini

Peningkatan PDRB Perkapita serta pertumbuhan ekonomi yang positif tidak menjamin adanya sebuah
pemerataan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu untuk mengukur peningkatan
pembangunan suatu daerah selain melihat dari faktor pertumbuhan ekonomi perlu dilihat pula tingkat
pemerataannya yang dapat dilihat salah satunya melalui Indeks Gini (Gini Rasio). Indeks Gini secara
luas digunakan untuk mengukur ketimpangan dan distribusi pendapatan. Cara untuk menganalisis
distribusi pendapatan perorangan adalah menggunakan kurva Lorenz. Kurva Lorenz menunjukkan
hubungan kuantitatif antara persentase pemduduk dengan persentase pendapatan yang mereka
terima. Semakin jauh kurva Lorenz dari garis diagonal (pemerataan sempurna), maka semakin tinggi
pula derajat ketidakmerataan ditunjukkan. Keadaan yang paling ekstrim dari ketidakmerataan
sempurna, misalnya keadaan dimana seluruh pendapatan hanya diterima oleh satu orang, akan
ditunjukkan oleh berimpitnya kurva Lorenz tersebut dengan sumbu horizontal bagian bawah dan sumbu
vertikal sebelah kanan.

Nilai Gini Rasio berkisar antara 0 hingga 1. Semakin tinggi nilai gini rasio mendekati 1 maka
menunjukkan ketimpangan pendapatan penduduk makin melebar, atau mendekati ketimpangan
sempurna. Berdasarkan nilai gini rasio, terdapat tiga kelompok ketimpangan yaitu: ketimpangan tinggi
jika nilai koefisien gini rasio 0,5 atau lebih, sedang jika nilainya antara 0,30-0,49 dan rendah jika kurang
dari 0,30.

Gini Rasio Kota Pontianak selama tahun 2015-2019 menunjukkan nilai yang cenderung meningkat dari
kisaran 0,32 hingga 0,37 yang bila dilihat dari pengelompokan ketimpangannya masih tergolong dalam
kategori sedang. Namun, bila dilihat dari perkembangannya, gini rasio di tahun 2018 tercatat sebagai
gini rasio tertinggi selama lima tahun terakhir. Hal ini menggambarkan semakin lebarnya kesenjangan
di Kota Pontianak. Pada Tahun 2015 Gini Rasio Kota Pontianak tercatat 0,32, meningkat menjadi 0,33
di tahun 2016. Indeks tersebut terus meningkat di tahun 2017 dan 2018 menjadi 0,34 dan 0,37. Gini
rasio Kota Pontianak pada tahun 2019 mengalami perbaikan yang ditunjukkan dengan menurunnya
indeks menjadi 0,34. Hal tersebut mengindikasikan adanya penurunan kesenjangan di Kota Pontianak
pada tahun 2019 dibandingkan dengan tahun 2018. Penurunan indeks ini diharapkan terus terjadi di
tahun-tahun kedepan sehingga peningkatan kesejahteraan dapat dirasakan merata oleh seluruh
masyarakat Kota Pontianak.

Tabel 2. 13. Gini Ratio Kota Pontianak Tahun 2015-2019

TAHUN INDEKS GINI


2015 0,32
2016 0,33
2017 0,34
2018 0,37
2019 0,34
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak Tahun 2020

II.17
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

E. Indeks Ketimpangan Wilayah (Indeks Ketimpangan Williamson)

Ketimpangan pembangunan antar wilayah merupakan aspek yang umum terjadi dalam kegiatan
ekonomi suatu daerah. Ketimpangan ini pada dasarnya disebabkan oleh adanya perbedaan kandungan
SDA dan perbedaan kondisi geografi yang terdapat pada masing-masing wilayah. Akibat dari perbedaan
ini, kemampuan suatu daerah dalam mendorong proses pembangunan juga menjadi berbeda.

Terjadinya ketimpangan antar wilayah ini membawa implikasi terhadap tingkat kesejahteraan
masyarakat antar wilayah. Karena itu, aspek ketimpangan pembangunan antar wilayah ini juga
mempunyai implikasi pula terhadap formulasi terhadap kebijakan pembangunan wilayah dan
infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah daerah.

Untuk mengukur tingkat kesenjangan ekonomi antar wilayah dalam hal ini antar kecamatan yang ada di
Kota Pontianak dapat menggunakan berbagai macam pendekatan. Salah satunya adalah
menggunakan Indeks Williamson. Dasar perhitungannya adalah dengan menggunakan PDRB per kapita
dalam kaitannya dengan jumlah penduduk per daerah.

Tabel 2. 14. PDRB Kecamatan di Kota Pontianak Tahun 2015-2018

NO. KECAMATAN 2015 2016 2017 2018

1 Pontianak Selatan 5.712.416,56 6.005.385,49 6.329.079,10 6.659.205,35


2 Pontianak Tenggara 1.622.800,60 1.704.968,32 1.811.757,73 1.907.443,43
3 Pontianak Timur 1.325.410,24 1.393.951,05 1.437.057,59 1.504.180,27
4 Pontianak Barat 3.519.493,18 3.697.326,03 3.924.309,17 4.124.968,26
5 Pontianak Kota 5.120.454,18 5.382.334,5 5.712.297,16 6.013.205,46
6 Pontianak Utara 3.446.920,01 3.622.223,14 3.688.297,97 3.845.368,87
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak Tahun 2018

Pada dasarnya Indeks Williamson merupakan koefisien persebaran (coefficient of variation) dari rata-
rata nilai sebaran dihitung berdasarkan estimasi dari nilai-nilai PDRB dan penduduk daerah-daerah yang
berada pada lingkup wilayah yang dikaji dan dianalisis dimana dalam hal ini adalah wilayah kecamatan-
kecamatan di Kota Pontianak. Rumus Indeks Williamson ini akan menghasilkan angka indeks yang lebih
besar atau sama dengan nol dan lebih kecil dari satu. Ekstrimnya jika angka indeks = nol maka
menandakan tidak terjadi kesenjangan ekonomi antar kecamatan. Angka indeks yang lebih besar dari
nol menunjukkan adanya kesenjangan antar kecamatan. Semakin besar indeksnya berarti semakin
besar pula tingkat kesenjangan ekonomi antar kecamatan.

II.18
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 2. 15. PDRB Per Kapita Kecamatan di Kota Pontianak Tahun 2015-2018

NO. KECAMATAN 2015 2016 2017 2018


1 Pontianak Selatan 63.758.918,71 64.607.383,29 67.152.032,89 69.469.479,33
2 Pontianak Tenggara 33.048.909,43 34.073.470,55 35.708.806,79 36.963.808,89
3 Pontianak Timur 14.690.380,98 15.179.691,30 15.433.645,39 15.883.467,65
4 Pontianak Barat 26.129.546,82 27.026.249,29 28.290.445,66 29.237.883,09
5 Pontianak Kota 42.475.066,16 44.074.869,83 46.132.763,38 47.748.105,86
6 Pontianak Utara 27.961.905,42 29.060.316,43 29.183.035,72 29.915.271,82
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak Tahun 2018

Selama kurun waktu 2015 – 2018, PDRB per Kapita setiap kecamatan di Kota Pontianak nilainya
bervariasi yaitu ada yang diatas angka PDRB per Kapita Kota Pontianak dan ada juga yang dibawah.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan kesenjangan ekonomi antar kecamatan, yang
dalam hal ini ditunjukkan oleh perbedaan pendapatan per kapitanya diduga disebabkan oleh perbedaan
penyerapan investasi serta kesenjangan infrastruktur yang ada.

Tabel 2. 16. Jumlah Penduduk Per Kecamatan di Kota Pontianak Tahun 2015-2018

NO. KECAMATAN 2015 2016 2017 2018


1 Pontianak Selatan 89.594 92.952 94.250 95.858
2 Pontianak Tenggara 49.103 50.038 50.737 51.603
3 Pontianak Timur 90.223 91.830 93.112 94.701
4 Pontianak Barat 134.694 136.805 138.715 141.083
5 Pontianak Kota 120.552 122.118 123.823 125.936
6 Pontianak Utara 123.272 124.645 126.385 128.542
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak Tahun 2018

Dengan demikian dapat diduga lebih tingginya angka pendapatan regional per kapita di Kecamatan
Pontianak Kota lebih disebabkan oleh lebih tingginya investasi yang diserap di Kecamatan Pontianak
Kota serta relatif lebih baik nya infrastruktur yang ada dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan
yang lain. Untuk melihat lebih jauh tingkat kesenjangan ekonomi antar kecamatan di Kota Pontianak
maka dapat dilihat dari hasil penghitungan Indeks Williamson berikut.

II.19
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Grafik 2. 3. Indeks Williamson Kota Pontianak Tahun 2015-2018

Indeks Williamson

0.432
0.4306
0.43
0.4294
0.4287
0.428

0.426

0.424
0.4230
0.422

0.42

0.418
2015 2016 2017 2018

Sumber: Hasil Perhitungan Tahun 2019

Dari Hasil penghitungan, terlihat bahwa kesenjangan ekonomi antar kecamatan di Kota Pontianak tidak
terlampau besar, ditunjukkan dengan angka indeks yang berkisar dari 0,42 sampai dengan 0,43. Namun
bila dilihat dari trennya, ada kecenderungan terjadinya peningkatan indeks. Kondisi ini mengindikasikan
tingkat kesenjangan antar wilayah di Kota Pontianak semakin melebar.

F. Persentase Penduduk di Atas Garis Kemiskinan

Garis Kemiskinan atau batas kemiskinan menurut BPS adalah representasi dari jumlah rupiah minimum
yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum makanan yang setara dengan 2.100
kkal/kapita/hari dan kebutuhan pokok bukan makanan. Garis Kemiskinan setiap Kabupaten dan Kota
berbeda satu dengan yang lain, mengingat setiap kabupaten kota memiliki harga bahan pokok makanan
dan non makanan yang berbeda-beda sehingga uang yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
dasar makanan dan non makanan juga akan menjadi berbeda di setiap kabupaten dan kota yang ada
di seluruh NKRI.

Dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019, Garis Kemiskinan Kota Pontianak selalu mengalami
peningkatan, dari 403.905 rupiah di tahun 2015 menjadi 523.736 rupiah di tahun 2019. Hal ini berarti
terdapat peningkatan harga makanan maupun non makanan yang tergolong sebagai kebutuhan dasar
dari tahun ke tahun di Kota Pontianak. Pada tahun 2019, dibutuhkan biaya sebesar 523.736 rupiah
untuk setiap orang memenuhi kebutuhan dasar baik kebutuhan makanan maupun kebutuhan non-
makanan setiap bulannya. Sehingga, apabila terdapat penduduk yang memiliki pendapatan kurang dari
523.736 rupiah setiap bulannya pada tahun 2019 akan digolongkan sebagai penduduk miskin.

II.20
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 2. 17. Angka dan Garis Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin dan Persentase Penduduk di atas
Garis Kemiskinan Kota Pontianak Tahun 2015-2019

NO. KEMISKINAN 2015 2016 2017 2018 2019

1 Garis Kemiskinan (Rp/Kap/bulan) 403.905 427.783 439.648 483.618 523.736


2 Jumlah Penduduk Miskin (ribu jiwa) 31,56 34,13 33,18 31,76 31,46
3 Angka Kemiskinan (persen) 5,22 5,55 5,31 5,00 4,88
Persentase Penduduk di atas Garis
4 94,78 94,45 94,69 95,00 95,12
Kemiskinan (persen)
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak Tahun 2020

Jumlah penduduk miskin di Kota Pontianak dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 cenderung
mengalami penurunan. Pada tahun 2016, jumlah penduduk miskin mengalami peningkatan menjadi
34.130 jiwa dari tahun sebelumnya yang tercatat berjumlah 31.560 jiwa. Kondisi sebaliknya terjadi di
tahun berikutnya, jumlah penduduk miskin mengalami penurunan menjadi 33.180 jiwa pada tahun 2017
dan 31.761 jiwa di tahun 2018. Pada tahun 2019 jumlah penduduk miskin di Kota Pontianak kembali
mengalami penurunan 300 jiwa menjadi 31.460 jiwa.

Sama halnya dengan jumlah penduduk miskin, angka kemiskinan di Kota Pontianak juga cenderung
menurun. Dari tahun 2015 hingga tahun 2016, angka kemiskinan di Kota Pontianak sempat mengalami
peningkatan dari 5,22% menjadi 5,55% di tahun 2016. Angka kemiskinan tersebut kemudian secara
perlahan-lahan mengalami penurunan di tahun 2017 dan 2018 menjadi 5,31% dan 5%, hingga akhirnya
mencapai 4,88% pada tahun 2019.

Untuk mengetahui Persentase Penduduk di atas Garis Kemiskinan dapat dilihat dari angka
kemiskinannya, yakni dengan mengurangkan angka 100 dengan angka kemiskinan. Hasilnya
menunjukkan Persentase Penduduk di atas Garis Kemiskinan di Kota Pontianak dari tahun 2015 hingga
tahun 2016 memperlihatkan adanya penurunan yakni dari 94,78% di tahun 2015 menjadi 94,45% di
tahun 2016. Sementara untuk tahun 2017 hingga tahun 2019 Persentase Penduduk di atas garis
Kemiskinan meningkat menjadi 94,69 persen pada tahun 2017 dan 95 persen pada tahun 2018, terus
mengalami peningkatan hingga mencapai 95,12% pada tahun 2019.

G. Rasio Kesenjangan Kemiskinan

Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan
pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap Garis Kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks
berarti semakin dalam tingkat kemiskinan karena semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk miskin
terhadap Garis Kemiskinan.

Indeks Kedalaman Kemiskinan Kota Pontianak berada pada angka 0,52 pada tahun 2015. Angka
tersebut meningkat di tahun 2016 dan 2017 menjadi 0,71 dan 1,01, namun kemudian kembali menurun
di tahun 2018 menjadi 0,62. Ini menandakan adanya perbaikan pada tingkat kedalaman kemiskinan di
Kota Pontianak pada tahun 2018 dikarenakan rata-rata pengeluaran penduduk miskin mendekati Garis
Kemiskinan. Pada tahun 2019 indeks ini sedikit mengamai kenaikan dari tahun 2018 menjadi 0,70 yang
mengindikasikan rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan semakin jauh
dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2018.

II.21
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Grafik 2. 4. Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index) dan Indeks Keparahan Kemiskinan
(Poverty Severity Index) Kota Pontianak Tahun 2015-2019

1.01

0.71 0.70
0.62
0.52

0.35

0.16 0.14 0.16


0.10

2015 2016 2017 2018 2019

Indeks Kedalaman Kemiskinan Indeks Keparahan Kemiskinan

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak Tahun 2020

Sementara Indeks Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index) merupkan indeks yang memberikan
gambaran mengenai penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks,
semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin. Indeks Keparahan Kemiskinan
Kota Pontianak tahun 2015-2019 mengalami tren yang sama Indeks Kedalaman Kemiskinan. Pada
tahun 2015, Indeks Keparahan Kemiskinan berada pada 0,10 sempat mengalami kenaikan yang cukup
signifikan pada tahun 2017 menjadi 0,35, kemudian turun menjadi 0,14 pada tahun 2018 yang
menggambarkan semakin berkurangnya ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin. Namun
pada tahun 2019, indeks ini sedikit mengalami peningkatan menjadi 0,16. Kendatipun tidak setinggi
kenaikan pada tahun 2017, indeks tersebut mengindikasikan adanya kenaikan ketimpangan
pengeluaran diantara penduduk miskin di Kota Pontianak dibandingkan dengan keadaan di tahun
sebelumnya.

2.2.2. Fokus Kesejahteraaan Sosial

A. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) merupakan indeks yang
menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh
pendapatan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya. IPM dibentuk oleh tiga aspek, meliputi aspek
kesehatan melalui pengukuran angka harapan hidup saat lahir, pendidikan melalui pengukuran angka
harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah, serta aspek hidup layak melalui pengukuran
kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata
besarnya pengeluaran per kapita. IPM merupakan indikator yang sangat penting untuk mengukur
keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup masyarakat dan menentukan peringkat atau level
pembangunan suatu wilayah.

II.22
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Grafik 2. 5. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Pontianak tahun 2015-2019

79.35

78.56

77.93
77.52 77.63

2015 2016 2017 2018 2019

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak Tahun 2020

IPM Kota Pontianak menunjukkan tren yang meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2015, IPM Kota
Pontianak sebesar 77,52 meningkat menjadi 79,35 pada tahun 2019. Nilai IPM yang terus meningkat
dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa kualitas hidup masyarakat semakin baik dan pembangunan
Kota Pontianak semakin meningkat dari tahun sebelumnya. Bila dibandingkan dengan kabupaten/kota
lainnya di Kalimantan Barat, Indeks Pembangunan Manusia Kota Pontianak berada pada peringkat
pertama, indeks ini bahkan berada di atas IPM Provinsi Kalimantan Barat dan Nasional yang masing-
masing hanya mencapai 67,65 dan 71,92 pada tahun 2019.

Pendidikan

B. Angka Melek Huruf

Pemerintah memberlakukan program wajib belajar yang mengharuskan penduduk usia sekolah 6-17
tahun untuk mengikuti pendidikan formal SD sampai SLTP. Program Pemerintah tersebut membuat
angka melek huruf menjadi semakin tinggi. Angka melek huruf adalah proporsi penduduk usia 15 tahun
keatas yang mempunyai kemampuan membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya tanpa harus
mengerti apa yang dibaca dan ditulisnya.

Sebenarnya angka melek huruf ini sudah tidak lagi sensitif untuk menggambarkan keberhasilan
implementasi kebijakan di bidang pendidikan karena sebagian besar di Indonesia termasuk Kota
Pontianak angka melek huruf tahun 2018 untuk usia 15-24 tahun sudah mencapai 100 persen,
sedangkan angka melek huruf untuk usia 15-55 tahun mencapai 98,73 persen. Hal ini menggambarkan
bahwa tidak ada lagi penduduk usia produktif yang buta huruf, dan hanya tersisa sedikit saja yang belum
melek huruf untuk penduduk usia tua.

II.23
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Grafik 2. 6. Angka Melek Huruf Di Kota Pontianak Periode 2015-2018

99.95 100.00 100.00


99.85

99.07
98.73
98.40 98.36

2015 2016 2017 2018

Usia 15-24 th Usia 15-55 th

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak Tahun 2019

C. Rata-Rata Lama Sekolah (RLS)

Rata-Rata Lama Sekolah (Mean Years School) didefinisikan sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh
penduduk dalam menjalani pendidikan formal. Angka ini dapat digunakan untuk mengetahui kualitas
pendidikan dalam suatu wilayah. Penduduk yang tamat Sekolah Dasar diperhitungkan lama sekolah
selama 6 (enam ) tahun, tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP) diperhitungkan lama sekolah selama
9 (sembilan) tahun, tamat Sekolah Menengah Atas (SMA) diperhitungkan lama sekolah selama 12 (dua
belas) tahun tanpa memperhitungkan apakah pernah tinggal kelas atau tidak.

Rata-Rata Lama Sekolah di Kota Pontianak mengalami peningkatan setiap tahunnya dari 9,77 tahun
pada tahun 2015 meningkat menjadi 10,14 tahun pada tahun 2019 yang artinya secara rata-rata jumlah
tahun yang digunakan oleh penduduk Kota Pontianak (usia 25 tahun ke atas) dalam menjalani
pendidikan formal sebanyak/hingga 10,14 tahun, atau jika dirata-ratakan pada jenjang pendidikan
setara dengan SMA dikelas sebelas.

Grafik 2. 7. Angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) Di Kota Pontianak Tahun 2015-2019

10.14

9.90

9.78 9.79
9.77

2015 2016 2017 2018 2019

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak Tahun 2020

II.24
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

D. Angka Harapan Lama Sekolah (HLS)

Angka Harapan Lama Sekolah adalah lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan
oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Diasumsikan bahwa peluang anak tersebut akan
tetap bersekolah pada umur-umur berikutnya sama dengan peluang penduduk yang bersekolah per
jumlah penduduk untuk umur yang sama saat ini. Angka Harapan Lama Sekolah dihitung untuk
penduduk berumur 7 tahun ke atas, dimana angka tersebut dapat digunakan untuk mengetahui kondisi
pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya
pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak.

Angka Harapan Lama Sekolah Kota Pontianak mengalami peningkatan 0,51 poin selama kurun waktu
lima tahun, yaitu dari 14,48 pada tahun 205 menjadi 14,99 pada tahun 2019. Hal ini berarti secara rata-
rata anak berusia 7 tahun yang masuk ke jenjang pendidikan diharapkan mampu bersekolah hingga
14,99 tahun atau setara Diploma III.

Grafik 2. 8. Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) Di Kota Pontianak Tahun 2015-2019

14.99

14.81
14.72

14.48 14.49

2015 2016 2017 2018 2019

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak Tahun 2020

Kesehatan

E. Angka Usia Harapan Hidup

Angka (Usia) Harapan Hidup didefinisikan sebagai rata-rata tahun hidup yang akan dijalani oleh
seseorang yang telah berhasil mencapai umur tersebut dalam situasi kematian yang berlaku di
lingkungan masyarakatnya. Semakin tinggi kematian maka semakin rendah Angka Harapan Hidup.
Angka Harapan Hidup dapat digunakan sebagai indikator pembangunan ekonomi. Semakin tinggi
Angka Harapan Hidup di suatu wilayah, maka semakin baik pembangunan ekonominya.

II.25
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Grafik 2. 9. Angka Usia Harapan Hidup di Kota Pontianak Tahun 2015-2019

72.80

72.41

72.14 72.17
72.11

2015 2016 2017 2018 2019

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak Tahun 2020

Selama periode tahun 2015 hingga tahun 2019, angka usia harapan hidup Kota Pontianak menunjukkan
tren peningkatan dari 72,11 tahun pada tahun 2015 meningkat menjadi 72,80 pada tahun 2019. Hal ini
mengindikasikan semakin meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Pontianak.

F. Persentase Balita Gizi Buruk

Gizi buruk adalah kondis i gizi kurang hingga tingkat yang berat dan disebabkan oleh rendahnya
konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama.

Grafik 2. 10. Persentase Balita Gizi Buruk di Kota Pontianak Tahun 2015-2019

2.3

0.44 0.47
0.33 0.34

2015 2016 2017 2018 2019

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Pontianak Tahun 2020

Presentase balita gizi buruk di Kota Pontianak selama empat tahun terakhir menujukkan tren
berfluktuatif. Pada tahun 2017, persentase balita gizi buruk sedikit mengalami kenaikan dari 0,33 persen
di tahun 2016 meningkat menjadi 0,47 persen, namun kemudian dapat diturunkan menjadi 0,34 persen
di tahun 2018. Pada tahun 2019 persentase balita gizi buruk di Pontianak kembali mengalami
peningkatan, namun peningkatan ini lebih dikarenakan semakin baiknya sistem surveilans gizi sehingga
semakin banyak kasus yang bisa dilaporkan. Surveilans gizi adalah proses pengamatan masalah dan
program gizi secara terus menerus baik situasi normal maupun darurat, meliputi pengumpulan,
pengolahan, analisis dan pengkajian data secara sistematis serta penyebarluasan informasi untuk
pengambilan tindakan sebagai respon segera dan terencana.

II.26
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

G. Prevalensi Balita Gizi Kurang

Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau ketidakseimbangan zat gizi yang
diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas berfikir dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan.
Kekurangan zat gizi adaptif bersifat ringan sampai dengan berat.

Grafik 2. 11. Prevalensi Balita Gizi Kurang di Kota Pontianak Tahun 2015-2019

15.60

12.51 12.50

9.80
8.59

2015 2016 2017 2018 2019

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Pontianak Tahun 2020

Prevalensi balita gizi kurang di Kota Pontianak sepanjang tahun 2015 hingga tahun 2019
memperlihatkan angka yang berfluktuasi. Pada tahun 2015 prevalensi balita gizi kurang berada pada
angka 12,51%. Angka ini sempat mengalami penurunan pada tahun 2016 dan 2017, namun selanjutnya
kembali meningkat dengan angka yang cukup signifikan menjadi 15,60% pada tahun 2018. Pada tahun
2019 angka tersebut kembali mengalami penurunan sebesar 3,10% dari tahun sebelumnya menjadi
12,50%.

Ketenagakerjaan

H. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja merupakan perbandingan antara angkatan kerja dengan jumlah
seluruh penduduk usia kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja memberikan gambaran tentang
penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari. Semakin tinggi Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja menunjukkan bahwa semakin tinggi pula pasokan tenaga kerja (labour supply) yang
tersedia untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu perekonomian.

II.27
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Grafik 2. 12. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Kota Pontianak tahun 2015-2019

63.66

61.89
61.62
61.19

2015 2017 2018 2019

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak Tahun 2020

Data Tingkatan Partisipasi Angkatan Kerja diperoleh dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas).
Pada tahun 2016 kegiatan Sakernas tidak dilakukan sehingga data ketenagakerjaan tidak tersedia
untuk tahun 2016. Dari tahun 2015 hingga tahun 2017 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Kota
Pontianak mengalami peningkatan dari 61,89% menjadi 63,66%, namun di tahun 2018 terjadi
penurunan menjadi 61,19%. Pada tahun 2019 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Pontianak sedikit
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi 61,62%. Angka ini menunjukkan dari 100
penduduk Kota Pontianak usia 15 tahun ke atas, sebanyak hampir 62 orang tersedia untuk
memproduksi pada tahun 2019.

I. Tingkat Pengangguran

Tingkat Pengangguran merupakan persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja.
Pengangguran terjadi karena berbagai macam faktor, diantaranya karena terbatasnya lapangan kerja
sementara jumlah penduduk tinggi, pendidikan dan keterampilan yang rendah, angkatan kerja tidak
dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja, teknologi yang semakin modern, dan berbagai
macam faktor lain.

Grafik 2. 13. Tingkat Pengangguran di Kota Pontianak tahun 2015-2019

10.37

9.44 9.36
9.13

2015 2017 2018 2019

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak Tahun 2020

II.28
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tingkat pengangguran di Kota Pontianak dari tahun 2015 hingga tahun 2019 menunjukkan adanya
fluktuasi. Pada tahun 2015 tingkat pengangguran Kota Pontianak menunjukkan angka 9,44%, angka ini
sedikit mengalami penurunan menjadi 9,36% pada tahun 2017, namun kemudian mengalami kenaikan
signifikan menjadi 10,37% pada tahun 2018. Pada tahun 2019 tingginya tingkat pengangguran di Kota
Pontianak dapat dikurangi sebesar 1,24% menjadi 9,13%.

J. Rasio Penduduk yang Bekerja

Rasio Penduduk yang Bekerja merupakan perbandingan antara jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas
yang bekerja dengan angkatan kerja. Rasio ini menggambarkan hubungan antara angkatan kerja
dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja atau bisa disebut sebagai gambaran permintaan tenaga
kerja.

Grafik 2. 14. Rasio Penduduk yang Bekerja di Kota Pontianak tahun 2015-2019

90.87

90.64
90.56

89.63

2015 2017 2018 2019

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak Tahun 2020

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang bekerja setiap tahunnya dari tahun
2015 hingga tahun 2019 berfluktuasi. Pada tahun 2015 rasio penduduk yang bekerja berada pada
angka 90,56%. Rasio ini sedikit mengalami peningkatan di tahun 2017 menjadi 90,64%, namun
kemudian menurun hingga mencapai 89,63% pada tahun 2018. Pada tahun 2019 rasio penduduk yang
bekerja di Kota Pontianak meningkat kembali menjadi 90,87%, dimana angka ini merupakan yang
tertinggi selama lima tahun terakhir. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa 90,87% dari angkatan kerja
yang ada memperoleh pekerjaan sedangkan sisanya masih mencari kerja atau belum mendapatkan
pekerjaan.

2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Pembangunan seni, budaya dan olahraga merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
pembinaan dan pembangunan bangsa dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia,
terutama diarahkan pada peninkatan kesehatan jasmani dan rohani, serta untuk membangun watak dan
keribadian yang memiliki disiplin dan sportivitas yang tinggi. Di samping itu, pembangunan seni, budaya
dan olahraga juga dijadikan sebagai media untuk memperlihatkan eksistensi bangsa melalui pembinaan
prestasi yang setinggi-tingginya. Data perkembangan seni, budaya dan olahraga Kota Pontianak dapat
dilihat pada tabel berikut ini.

II.29
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 2. 18. Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga Kota Pontianak, Tahun 2015-2019

Realisasi Kinerja
No Aspek/Fokus/Indikator Kinerja Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
1 Kebudayaan
1.1 Jumlah Kelompok Seni Budaya Kelompok 167 169 136 137 137
Cagar Budaya dan Warisan Budaya Tak
1.2 Buah 2 2 2 2 2
Benda yang ditetapkan
1.3 Dokumentasi Budaya Buah 1 1 0 1 2
Pagelaran/Festival Seni Budaya yang
1.4 Kegiatan 9 11 11 13 16
Dilaksanakan
Kelompok Seni/Budaya yang
1.5 Kelompok 20 12 12 12 33
berpartisipasi dalam Pagelaran/Festival
2 Kepemudaan dan Olahraga
2.1 Jumlah Organisasi Pemuda Organisasi 160 165 170 175 72
2.2 Jumlah Organisasi Olahraga Organisasi 32 35 37 37 72
2.3 Jumlah Atlet Orang 650 660 665 710 637
2.4 Jumlah Gedung Olahraga Unit 32 32 36 36 26
2.5 Jumlah Lapangan Olahraga Unit 114 118 118 118 253

Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Dinas Kepemudaan Olahraga dan
Pariwisata Kota Pontianak, 2020. diolah

Data di atas menunjukkan adanya penurunan pada jumlah kelompok seni budaya dari tahun 2015 ke
tahun 2019. Sementara jumlah cagar budaya dan warisan budaya tak benda yang ditetapkan,
dokumentasi budaya, pagelaran/festival seni budaya yang dilaksanakan, dan kelompok seni/budaya
yang berpartisipasi dalam pagelaran/festival mengalami peningkatan pada tahun 2019. Dari indikator
kepemudaan dan olahraga jumlah organisasi pemuda, jumlah atlet dan jumlah gedung olahraga
mengalami penurunan pada tahun 2019, sedangkan jumlah organisasi olahraga dan lapangan olahraga
mengalami peningkatan.

2.3. ASPEK PELAYANAN UMUM

Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk
barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah provinsi dan
kabupaten/kota dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.

2.3.1. Layanan Urusan Wajib Dasar

A. Urusan Pendidikan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Satuan
pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal,
nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Pendidikan formal adalah jalur
pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah,

II.30
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

dan pendidikan tinggi. Dalam penyelenggaraan Pendidikan di Kota Pontianak, pendidikan diarahkan
pada perluasan dan pemerataan pendidikan. Hal tersebut diketahui melalui indikator-indikator yang
digunakan untuk mengukur perluasan dan pemerataan pendidikan seperti: Angka Partisipasi Murni,
Angka Partisipasi Kasar, Angka Melek Huruf, Angka Putus Sekolah, dan Angka Lulus Sekolah.

A.1. Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka Partisipasi Murni adalah Proporsi dari penduduk kelompok usia sekolah tertentu yang sedang
bersekolah tepat di jenjang pendidikan yang seharusnya (sesuai antara umur penduduk dengan
ketentuan usia bersekolah di jenjang tersebut) terhadap penduduk kelompok usia sekolah yang
bersesuain. Sejak tahun 2007, Pendidikan Non Formal (Paket A, Paket B, Paket C) turut diperhitungkan.

Grafik 2. 15. Angka Partisipasi Murni (APM) Kota Pontianak Tahun 2014-2019

SD/MI SLTP/MTs SMA/SMK/MA

350

300

94.04 94.1 96.52 96.61


250
87.03
77.17
200

103.38 104.19 104.85 106.84


150 82.37
76.6
100

50 106.49 107.06 107.45 109.55 96.75 107.75

0
2014 2015 2016 2017 2018 2019

Sumber:Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak, 2020 dan BPS Kota Pontianak, 2020

Angka Partipasi Murni di Kota Pontianak untuk tingkat SD/MI selama 6 tahun terakhir cukup stabil
dengan angka 106,49% ditahun 2014, 109,55% pada tahun 2017 hanya sedikit menurun pada tahun
2018 dengan angka 96,75% dan namun meningkat kembali menjadi 107,75% ditahun 2019.
Angka Partipasi Murni di Kota Pontianak untuk tingkat SLTP/MTs agak menurun pada 2tahun terakhir
yang sebelumnya 103,38% ditahun 2014, 106,84% ditahun 2017 turun menjadi 76,6% pada tahun
2018 dan sedikit meningkat ditahun 2019 menjadi 82,37%.
Sedangkan Angka Partipasi Murni di Kota Pontianak untuk tingkat SMA/SMK/MA terus meningkat
ditahun 2014 dengan angka 94,04%, 94,1% ditahun 2015, 96,52% tahun 2016 dan puncaknya 96,61
ditahun 2017, namun terjadi penurunan ditahun 2018 menjadi 77,17% dan meningkat kembali ditahun
2019 menjadi 87,03%.

A.2. Angka Partisipasi Kasar (APK)

Angka partisipasi kasar adalah Perbandingan antara jumlah penduduk yang masih bersekolah di jenjang
pendidikan tertentu (tanpa memandang usia penduduk tersebut) dengan jumlah penduduk yang
memenuhi syarat resmi penduduk usia sekolah di jenjang pendidikan yang sama. Sejak tahun 2007
Pendidikan Non Formal (Paket A, Paket B, dan Paket C) turut diperhitungkan.

II.31
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Grafik 2. 16. Angka Partisipasi Kasar (APK)

SD/MI SLTP/MTs SMA/SMK/MA

400
350
300 101.14 104.41 103.65
101 107.29
250
200 61.39
111.12 114.82 111.27 114.5
150 105.74
68.32
100
50 114.47 127.78 126.06 124.36 112.95 95.69
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019

Sumber:Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak dan BPS Kota Pontianak, 2020

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK) di Kota Pontianak Tahun 2014-
2018 untuk seluruh tingkat pendidikan cukup stabil dengan angka diatas 100%, namun terjadi
penurunan ditahun 2019 menjadi 95,69% untuk tingkat SD/MI, 68,32% untuk tingkat SMP/MTs dan
61,39% untuk tingkat SMA/SMA/MA.

A.3. Angka Melek Huruf

Pemerintah memberlakukan program wajib belajar yang mengharuskan penduduk usia sekolah 6-17
tahun untuk mengikuti pendidikan formal SD sampai SLTP. Program Pemerintah tersebut membuat
angka melek huruf menjadi semakin tinggi. Angka melek huruf adalah proporsi penduduk usia 15 tahun
keatas yang mempunyai kemampuan membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya tanpa harus
mengerti apa yang dibaca dan ditulisnya.

Grafik 2. 17. Angka melek huruf penduduk usia 15 tahun keatas tahun 2018-2019

2018 2019
99.40%
99.27%

98.67%
100%

100%
100%

100%

100%
100%

100%
100%

100%

98.28%
96.57%

87.89%
86.94%

15-19 20-24 25-29 30-34 35-30 40-44 45-49 50+

Sumber: Diolah dari Data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak, 2020 dan BPS
Kota Pontianak, 2020

Sebenarnya angka melek huruf ini sudah tidak lagi sensitif untuk menggambarkan keberhasilan
implementasi kebijakan di bidang pendidikan karena sebagian besar di Indonesia termasuk Kota
Pontianak angka melek huruf tahun 2019 untuk usia 15-34 tahun sudah mencapai 100 persen,
sedangkan angka melek huruf untuk usia 35-49 tahun mencapai rata-rata diatas 90% persen. Hal ini

II.32
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

menggambarkan bahwa tidak ada lagi penduduk usia produktif yang buta huruf, dan hanya tersisa
sedikit saja yang belum melek huruf untuk penduduk usia tua (50+) dan jumlahnya tersebut sedikit yaitu
86,94% pada tahun 2019.

A.4. Angka Putus Sekolah

Angka putus sekolah menunjukkan tingkat putus sekolah di suatu jenjang pendidikan, misalnya angka
putus sekolah SD menunjukkan persentase anak yang berhenti sekolah sebelum tamat SD yang
dinyatakan dalam persen.

Grafik 2. 18. Angka Putus Sekolah di Kota Pontianak Tahun 2014 – 2018

SD/MI SLTP/MTs SMA/MA/SMK

1.09
0.82
0.66
0.44

0.21
0.19

0.18
0.15

0.09
0.07
0.06
0.04

0.04
0

2014 2015 2016 2017 2018

Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak, 2019

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa Angka Putus Sekolah terendah di Kota Pontianak terjadi pada
tahun 2016 dengan angka 0 untuk jenjang SD/MI dan SMP/MTs sedangkan pada tingkat SMA/SMK/MA
sebesar 0,04%. Dan mulai terjadi peningkatan ditahun 2017 dan 2018 dengan angka masing-masing
0,09% dan 0,21 untuk tingkat SD/MI, 0,44% dan 0,82% untuk tingkat SMP/MTs serta 0,66% dan 1,09%
untuk tingkat SMA/SMK/MA.

A.5. Angka Kelulusan

Grafik 2. 19 . Angka Lulus Sekolah di Kota Pontianak Tahun 2014-2018

SD/MI SLTP/MTs SMA/MA/SMK


12,276

12,000
11,868

11,601
11,474

11,462
11,210
10,910

10,676

10,580
10,422
10,411

10,394
10,174
9,935

2013/2014 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018

Sumber: Diolah dari Data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak, 2020 dan BPS Kota Pontianak, 2020

II.33
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Grafik diatas memperlihatkan jumlah kelulusan SD/MI sebanyak 11.601 siswa pada tahun
2017/2018mengalami penurunan bila dibandingkan tahun 2015/2016 sebanyak 12.276 siiswa dan
tahun 2016/2017 sebanyak 12.000 siswa.Sedangkan tingkat kelulusan SMP mengalami peningkatan
sejak 5 tahun terakhir yaitu dari 9.935 siswa pada tahun 2013/2014menjadi 11.462 siswa pada tahun
2017/2018. Sedangkan tingkat kelulusan SMA/SMK/MA mengalami peningkatan dari tahun 2013/2014
sebanyak 10.174 siswa dibandingkan dengan tahun 2017/2018 meningkat menjadi sebesar 10.580
siswa. Jika dilihat secara keseluruhan total jumlah kelulusan tahun 2014 sebanyak 31.583 siswa
dibandingkan tahun 2017/2018 sebanyak 33.643 siswa.

A.6. Angka Melanjutkan (AM)

Angka melanjutkan siswa SD/MI ke SMP/MTs berada pada rata-rata 46,49 persen dimana angka 57,72
persen ditahun 2015, 51,83 persen ditahun 2016, namun ditahun 2017 menurun jadi 26,19 persen dan
naik lagi ke angka 50,2 persen pada tahun 2018. Sedangkan angka melanjutkan siswa SMP/MTs ke
SMA/SMK/MA sangat baik berada pada angka 100,7 persen ditahun 2015, 100,23 persen ditahun
2016, 100,95 persen ditahun 2017 dan 96,43 persen ditahun 2018.

Grafik 2. 20. Angka Melanjutkan (AM)

100.7 100.23 100.95 96.43

57.72
51.83 50.2

26.19

2015 2016 2017 2018


SD/MI ke SMP/MTs 57.72 51.83 26.19 50.2
SMP/MTs ke SMA/SMK/MA 100.7 100.23 100.95 96.43

Sumber :Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak, 2020

A.7. Tenaga Pendidik Dan Kependidikan

Adapun jumlah guru di Kota Pontianak pada tahun 2019 mengalami peningkatan jika dibandingkan
tahun 2018. Jumlah seluruh guru dari tingkat TK-SD-SMP sederajat baik PNS maupun non PNS pada
tahun 2019 sebanyak 6.686 guru pada tahun 2018 sebanyak 5.704 guru, bertambah 982 guru atau
sebesar 17,22%.
Jika dilihat dari rasio PNS dan NON-PNS, jumlah guru di Kota Pontianak pada tingkat TK/PAUD lebih
banyak guru NON-PNS yaitu sebesar 88,6% atau 780 guru dari guru PNS sebanyak 11,4% atau 100
guru. Ini disebabkan karena jumlah sekolah swasta ditingkat PAUD/TK di Kota Pontianak lebih banyak
dibandingkan dengan sekolah PAUD/TK Negeri.
Untuk tingkat SD, perbandingan guru PNS dan NON PNS adalah sebesar 46,1% untuk guru PNS dan
53,9% untuk guru Non PNS. Untuk tingkat SMP guru PNS sebanyak 38,9% dan guru Non PNS
sebanyak 61,1%.

II.34
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 2. 19 . Jumlah Tenaga Pendidik (Guru) Dinas Pendidikan

TK / PAUD SD / MI (Setingkat) SMP / Mts (Setingkat)


NO Tahun Jumlah
PNS NON PNS PNS NON PNS PNS NON PNS
1 2015 132 823 2.025 1.633 1.016 1.324 6.953
2 2016 130 817 2.021 1.610 993 1.315 6.886
3 2017 125 811 1.901 1.720 928 1.268 6.753
4 2018 82 945 1.491 1.470 775 941 5.704
5 2019 100 780 1.686 1.968 838 1.314 6.686

Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020

Untuk tenaga kependidikan, tahun 2018 secara umum mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun
2016. Jika pada tahun 2017 jumlah tenaga kependidikan seluruhnya dari tingkat PAUD, SD, dan SMP
dederajat adalah 1.288 orang, maka menurun sebesar 13,28% atau sebanyak 171 orang pada tahun
2018 menjadi 1.117 orang.

Tabel 2. 20 Jumlah Tenaga Kependidikan (Tata Usaha, Laboran, Pustakawan, Dll)

TK / PAUD SD / MI (Setingkat) SMP / Mts (Setingkat)


NO Tahun
PNS NON PNS PNS NON PNS PNS NON PNS
1 2015 3 113 79 571 137 302
2 2016 4 141 78 557 137 278
3 2017 7 156 76 616 138 295
4 2018 7 148 157 426 135 244

Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020 (data 2019 belum tersedia)

A.8. Data Murid

Pada tahun 2019 jumlah siswa di Kota Pontianak mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun
2018. Penurunan yang terjadi sebesar 2,16% atau sebanyak 2.594 siswa, terbanyak dari tingkat
TK/PAUD.

Tabel 2. 21 . Jumlah Siswa Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kota Pontianak

SMP / Mts
TK / PAUD SD / MI (Setingkat)
NO Tahun (Setingkat) Jumlah
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
1 2015 212 8.331 52.687 22.307 19.306 16.232 119.075
2 2016 406 8.308 57.347 23.717 21.292 17.740 128.810
3 2017 404 8.792 49.314 21.804 17.287 12.489 110.090
4 2018 445 10.802 49.961 23.488 20.848 14.626 120.170
5 2019 391 7.026 50.774 24.115 20.545 14.725 117.576
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020

II.35
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

B. Urusan Kesehatan

B.1. Angka Kematian Ibu per 100.000 KH

Capaian Indikator Kinerja pada Angka Kematian Ibu per 100.000 KH di Tahun 2019 mengalami
penurunan sebesar 42,09% jika di bandingkan dengan capaian di Tahun 2018 yaitu sebesar 49,66%.
Dan Angka ini juga lebih lebih rendah dari target tahun 2019 yang ditentukan yaitu sebesar 60/100.000
KH. Berikut Grafik Trend Kasus Kematian Ibu empat (4) tahun terakhir, sebagai berikut:

Grafik 2. 21. Trend Kasus kematian Ibu Maternal Kota Pontianak tahun 2015- 2019

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Pontianak, 2020

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa kematian ibu maternal tahun 2019 terjadi penurunan 1
(satu) kasus dibanding tahun 2018, dengan penyebab kematian adalah Hipertensi Dalam Kehamilan
(HDK), Infeksi, perdarahan dan lain-lain. Berikut Grafik presentasi Jumlah Kasus penyebab kematian
Ibu:

Grafik 2. 22. Jumlah Kasus Penyebab Kematian Ibu Maternal Kota Pontianak Tahun 2019

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Pontianak, 2020

II.36
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

B.2. Angka Kematian Bayi per 1000 KH

Capaian Indikator Kinerja Angka Kematian Bayi per 1000 KH tahun 2019 sebesar 1,85%, mengalami
penurunan tahun 2018 dengan capaian sebesar 2,48% dan lebih rendah dari target yang ditentukan
yaitu 10/ 1000 KH untuk tahun 2019.Atau terjadi penurunan jumlah kasus yaitu 22 kasus tahun 2019
sedangkan tahun 2018 sebanyak 30 kasus. Berikut Grafik trend Kasus Kematian bayi 4 (Empat) tahun
terakhir, sebagai berikut:

Grafik 2. 23. Tren Kasus Kematian Bayi Kota Pontianak Tahun 2015-2019

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Pontianak, 2020

Berdasarkan trend diatas tahun 209 kematian bayi terbanyak disebabkan oleh Asfeksia, Prematur dan
Bayi dengan Berat badan Lahir Rendah , Infeksi serta Kelainan bawaan. Berikut Grafik presentasi
Jumlah Kasus penyebab kematian bayi.

Grafik 2. 24. Jumlah Kasus Penyebab Kematian Bayi Kota Pontianak Tahun 2019

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Pontianak, 2020

B.3. Prevalensi Kekurangan Gizi (Underweight) pada Anak Balita

Pada tahun 2019 Dinas Kesehatan Kota Pontianak melaksanakan survey Pemantauan Status Gizi (PSG)
dengan jumlah sampel balita sebanyak 6670 orang tersebar di 29 kelurahan, dimana setiap kelurahan

II.37
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

meliputi 23 kluster dan tiap kluster diambil sampel sebanyak 10 balita, sehingga total sampel balita per
kelurahan sebanyak 230 orang. Selain untuk memberikan gambaran status gizi balita di tingkat Kota
Pontianak, hasil PSG ini juga dapat menggambarkan kondisi status gizi balita di tingkat Kecamatan dan
Kelurahan. Prevalensi Kekurangan Gizi (Underweight) pada Anak Balita ditentukan berdasarkan jumlah
status gizi balita buruk dan kurang atau KEP Total (indikator BB/U). Hasil Kekurangan Gizi (Underweight)
pada Anak Balita di Kota Pontianak diperoleh sebesar 12,52% (mengalami perbaikan) dibanding tahun
2018 (15,51%), dan beradadi bawah target RPJMD yaitu 15%. Untuk mengetahui perkembangan
prevalensi balita Kekurangan Gizi (Underweight) pada Anak Balita di Kota Pontianak dapat dilihat pada
gambar sebagai berikut:

Grafik 2. 25. Tren Prevalensi Balita Kurang Gizi tahun 2013-2019

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Pontianak, 2020

Hasil survey PSG Kota Pontianak menunjukkan bahwa masalah kurang gizi di Kota Pontianak masih
berada pada masalah ringan (range 10 – 15%) tetapi jika dilihat di tingkat Kelurahan, terdapat 2
kelurahan yang masuk dalam kategorimasalah gizi berat (>20%) yaitu Parit Mayor dan Bansir Laut.
Distribusi kekurangan gizi per kelurahan seperti pada gambar 2 di bawah ini.

II.38
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Grafik 2. 26. Prevalensi Balita Kurang Gizi (Indikator BB/U) Menurut Wilayah Kelurahan di Kota
Pontianak Tahun 2019

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Pontianak, 2020

B.4. Prevalensi Stunting (Pendek dan Sangat Pendek) pada anak di bawah Dua Tahun

Realisasi Indikator Kinerja Utama pada Prevalensi Stunting (Pendek dan Sangat Pendek) pada anak di
bawah Dua Tahun di Tahun 2019 sebesar 14,77%, dan masih berada di bawah Target Pemerintah
sebesar 28%.
Adapun Prevalensi Stunting (Pendek dan Sangat Pendek) pada anak di bawah Dua Tahun beserta
Target Indikator Kinerjanya dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

II.39
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Grafik 2. 27. Prevalensi Baduta Stunting Kota Pontianak tahun 2019

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Pontianak, 2020

B.5. Persentase Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang memenuhi Persyaratan sesuai
standar

Persentase FKTP yang memenuhi Persyaratan sesuai standar ditentukan apabila 7 (tujuh) Parameter
besar dari FKTP terpenuhi, diantaranya lokasi, bangunan, prasarana, peralatan, ketenagaan, perijinan
dan penyelenggaraan). Realisasi Indikator Persentase FKTP yang memenuhi Persyaratan sesuai
standar di Tahun 2019 sebesar 100%.

II.40
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 2. 22. Ketersediaan Fasilitas Kesehatan di Kota Pontianak

JENIS FASILITAS KESEHATAN 2014 2015 2016 2017 2018 2019


Rumah Sakit Umum 9 9 9 10 10 10
Rumah Sakit Khusus 1 1 1 1 1 1
Rumah Sakit Bersalin 3 3 3 2 2 2
Puskesmas 23 23 23 33 23 23

Klinik/Balai Kesehatan 23 31 38 38 38 36

Posyandu 268 273 284 284 290 293


Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak.”Pontianak Dalam Angka 2019”

B.6. Menurunnya Kesakitan Penderita DBD

Realisasi Indikator Kinerja Utama pada Menurunnya kesakitan Penderita DBD di Tahun 2019 sebesar
16,39 per 100.000 Penduduk dan masih berada di bawah Target Dinas Kesehatan sebesar < 49 per
100.000 Penduduk.

Grafik 2. 28. Tren DBD di Kota Pontianak tahun 2015 - 2019

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Pontianak, 2020

B.7. Menurunnya Kesakitan Penderita HIV

Realisasi Indikator Kinerja Utama pada Menurunnya kesakitan Penderita HIV di Tahun 2019 sebesar
0,0201 per % penduduk dan lebih dari target Dinas Kesehatan Kota Pontianak sebesar < 0,015 per %
penduduk. Hal ini disebabkan karena peningkatan upaya sosialisasi Pencegahan HIV yang dilakukan
oleh Dinas Kesehatan Kota Pontianak secara terus menerus untuk dapat menurunkan jumlah kesakitan
Penderita HIV di Kota Pontianak.

II.41
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Grafik 2. 29. Trend HIV di Kota Pontianak tahun 2015 - 2019

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Pontianak, 2020

B.8. Persentase Rumah Sakit di Kota Pontianak yang Terakreditasi

Indikator Persentase Rumah Sakit di Kota Pontianak yang Terakreditasi memiliki Realisasi di Tahun 2019
sebesar 92.31%. Dan sudah melebihi Target sebesar 75%.
Akreditasi RS di Kota Pontianak berjalan cukup baik didukung oleh komitmen manajemen RS dan
kerjasama dengan Dinas Kesehatan. Pembinaan yang dilakukan kepada 13 RS pada tahun 2019 terus
mendorong upaya percepatan akreditasi RS untuk mempercepat proses peningkatan mutu dan
pelayanan rujukan di Kota Pontianak dengan capaian kinerja Akreditasi RS tahun 2019 adalah 123,08%.
Adapun untuk RS yang belum terakreditasi terus didorong oleh Dinas Kesehatan dengan upaya kegiatan
kunjungan lapangan maupun pertemuan dengan RS yang ada diKota Pontianak.
Dari 13 Rumah Sakit Kota Pontianak yang ada terdapat 12 Rumah sakit yang terakreditasi dengan
pencapian Realisasi 92.31%, Hal ini sudah diatas target tahun 2019 sebesar 75%. Adapun Rumah Sakit
Yang belum terakreditasi adalah RS. Promedika. Yang direncanakan akan diakreditasi tahun 2020.

C. Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

C.1. Prosentase Jalan dengan Kondisi Baik

Grafik 2. 30. Prosentase Jalan dengan Kondisi Baik

97.05
95.63
93.61
90.05
87.69

2015 2016 2017 2018 2019

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pontianak, 2020 Tabel 2. 238

II.42
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 2. 24. Kondisi Jalan di Kota Pontianak Tahun 2019

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pontianak, 2020

Prosentase jalan dalam kondisi baik terus meningkat dari 87,69% ditahun 2015 menjadi 97,05% ditahun
2018 namun menurun lagi menjadi 90,05% ditahun 2019 atau sepanjang 167,850 Km. Hal ini terjadi
karena ada perubahan asumsi/kriteria dan kondisi jalan kota banyak mengalami kerusakan akibat
genangan (banjir) sedangkan penanganan jalan tidak hanya fokus pada kondisi jalan kota.

C.2. Prosentase Panjang Saluran Drainase dengan Kualitas Baik

Grafik 2. 31. Prosentase Panjang Saluran Drainase dengan Kualitas Baik

46.62 48.48
43.41
41.2
34.7

2015 2016 2017 2018 2019

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pontianak, 2020

Tabel 2. 25. Panjang Saluran Drainase Kota Pontianak 2019

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pontianak, 2020

II.43
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Prosentase panjang saluran drainase denga kuliatas baik terus meningkat dari 34,7% pada 2015
menjadi 48,48% pada 2019 atau sepanjang 604,808. Peningkatannya tidak terlalu tinggi karena
pembangunan saluran drainase mulai lebih fokus kepada parit-parit besar (penurapan) yang biayanya
besar namun outputnya kecil.

C.3. Prosentase Rumah Tangga Bersanitasi

Grafik 2. 32. Prosentase Rumah Tangga Bersanitasi

92.14

91.75 91.75

91.34 91.34

2015 2016 2017 2018 2019

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pontianak, 2020

Dari grafik diatas prosentase rumah tangga bersanitasi terus meningkat dari 91,34% ditahun 2015
hingga 92,14% ditahun 2019.

C.4. Prosentase Cakupan Pelayanan Air Bersih

Grafik 2. 33. Prosentase Cakupan Pelayanan Air Bersih

91.34
87.86
85.6

80.08
77.23

2015 2016 2017 2018 2019

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pontianak, 2020

Prosentase cakupan pelayanan air bersih Kota Pontianak terus meningkat sebesar 77,23% di tahun
2015 telah mencapai 91,34% ditahun 2019. Peningkatan cakupan layanan air bersih ini tergantung
ketersediaan dana untuk pembangunan jaringan air bersih.

II.44
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

C.5. Prosentase Kesesuaian Bangunan dan Lingkungan dengan RTRW

Grafik 2. 34. Prosentase Kesesuaian Bangunan dan Lingkungan dengan RTRW

85

82

79

2017 2018 2019

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pontianak, 2020

Prosentase Kesesuaian Bangunan dan Lingkungan dengan RTRW Kota Pontianak terus meningkat
sejak pembenahan data dan perumusan indikator yang dilkasanakan pada tahun 2017 dan dilanjutkan
dengan pengawasan dan pengendalian RTRW yang lebih baik. Dengan capaian 79% ditahun 2017,
82% ditahun 2018 dan 85% ditahun 2019.

C.6. Prosentase Ruang Terbuka Hijau

Grafik 2. 35. Prosentase Ruang Terbuka Hijau

18.75 18.75
18.6

18.3

18

2015 2016 2017 2018 2019

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pontianak, 2020

Prosentase Ruang Terbuka Hijau Kota Pontianak terus meningkat dari 18% ditahun 2015 telah
mencancapai 18,75% ditahun 2018 dan 2019. Peningkatanyang terjadi dapat dikatakan lambat karena
RTH yang bisa dikelola semakin sedikit dan ketersediaan dana untuk penanganan dan pengelolaannya
masih terbatas.

II.45
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

D. Urusan Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman

D.1. Persentase Rumah Layak Huni

Grafik 2. 36. Persentase Rumah Layak Huni

105

100 99.5
98.64 99.07

95

90
86.61
85

80
2016 2017 2018 2019
Persentase Rumah
86.61 98.64 99.07 99.5
Layak Huni

Sumber: Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Pontianak, 2020

Persentase Rumah Layak Huni Kota Pontianak terus meningkat dari 86,61% ditahun 2016 telah
mencapai 99,50% ditahun 2019. Persentase Rumah Layak Huni mencapai 99,50%, realisasi ini lebih
tinggi dibandingkan Target yaitu 99%. Pada tahun 2019 berdasarkan update data yang dilakukan
Bidang Perumahan, jumlah rumah se-Kota Pontianak sebanyak 152.994 unit dengan jumlah rumah tidak
layak huni sebanyak 1.587 unit, dengan bantuan dari pemerintah sebanyak 671 unit dan perbaikan dari
masyarakat itu sendiri sebanyak 154 unit, maka jumlah rumah tidak layak huni berkurang menjadi 762
unit maka rumah layak huni Kota Pontianak sampai dengan tahun 2019 adalah 152.232 unit. Sehingga
Persentase Rumah Layak Huni diperoleh dengan membandingkan antara jumlah Rumah Layak Huni
(152.232) dengan jumlah Rumah se-Kota Pontianak (152.994 unit), maka persentasenya sebesar
99,50%.

D.2. Persentase Kawasan Tidak Kumuh

Grafik 2. 37. Persentase Kawasan Tidak Kumuh

100.10
100.00 99.97
99.90
99.80 99.77
99.70
99.60
99.55
99.50
99.40 99.40
99.30
99.20
99.10
2016 2017 2018 2019
Persentase Kawasan Tidak Kumuh 99.40 99.55 99.77 99.97

Sumber: Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Pontianak, 2020

II.46
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Berkurangnya Luas kawasan kumuh di Kota Pontianak pada Tahun 2015 dari 70,51 Ha menjadi 66,06
Ha (99,38%), Tahun 2016 berkurang menjadi 64,62 Ha (99,40%), tahun 2017 berkurang menjadi 48,42
Ha (99,55%) dan pada tahun 2018 Luas kawasan kumuh di Kota Pontianak 24,62 Ha dari luas Kota
Pontianak 10.782 Ha dengan kata lain, luas Kawasan Tidak Kumuh sebesar 10.757,38 atau sebesar
99,77%. Tahun 2019 luas kawasan kumuh tersisa sebesar 3,49 Ha atau luas kawasan tidak kumuh
menjadi 10.778,76 Ha atau 99,97%. Perbandingan realisasi dari tahun 2015 (99,38%), tahun 2016
(99.40%), tahun 2017 (99,55%), tahun 2018 (99,77%), dan tahun 2019 (99,97%), hal ini menunjukkan
adanya peningkatan realisasi, yang berarti terjadinya peningkatan kinerja dari tahun ke tahun.

Grafik 2. 38. Persentase Tanah Asset Pemerintah Kota Pontianak yang Telah Dimanfaatkan Sesuai
Ketentuan

Indikator Kinerja 2017 2018 2019

Persentase tanah asset Pemerintah Kota Pontianak yang telah


95,55 95,81 95,23
dimanfaatkan sesuai ketentuan

Sumber: Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Pontianak, 2020

Pada Tahun 2017 sebelum pemeriksaan BPK, data jumlah tanah asset yang dimiliki Pemerintah Kota
Pontianak sebanyak 1.225 persil, dengan tanah kosong yang belum dimanfaatkan sebanyak 242 persil
dan yang telah dimanfaatkan sebanyak 983 persil, setelah dilakukannya pemeriksaan BPK yang
dilakukan pada triwulan II, maka diketahui berdasarkan hasil audited bahwa jumlah tanah asset yang
dimiliki Pemerintah Kota Pontianak sebanyak 1.238 persil, dengan tanah kosong yang belum
dimanfaatkan sebanyak 55 persil dan tanah aset yang telah dimanfaatkan sebanyak 1.183 persil
(95,55%). Pada Tahun 2018 jumlah tanah asset yang dimiliki Pemerintah Kota Pontianak sebanyak
1.314 persil, dengan tanah kosong yang belum dimanfaatkan sebanyak 55 persil dan yang telah
dimanfaatkan sebanyak 1.259 persil (95,81%). Untuk tahun 2019, jumlah tanah aset yang dimiliki
Pemerintah Kota Pontianak sebanyak 1.365 persil, dengan tanah kosong yang belum dimanfaatkan
sebanyak 53 persil dan yang telah dimanfaatkan sebanyak 1.300 persil (95,23%).

E. Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat

Sesuai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan bahwa urusan penyelenggaraan ketertiban
umum dan ketentraman masyarakat merupakan urusan wajib yang menjadi kewenangan daerah, yang
secara teknis dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja. Sebagai implementasinya berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja,
Pemerintah Kota Pontianak telah membentuk Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak dengan
Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 1 Tahun 2005.
Fungsi utama dari Satpol PP adalah sebagai garda depan penengakkan aturan daerah khususnya
Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2004 tentang Ketertiban Umum. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan
kaitan dengan penenggakan aturan daerah ini adalah berupa Penertiban/razia terhadap pelanggaran
permainan layang-layang, penginapan, tempat hiburan, senjata tajam dan lain-lain. Selain itu juga
dilaksanakan kegiatan terpadu penertiban bekerjasama dengan dengan Dinas/Instansi terkait yaitu
penertiban PKL (gerobak, gubuk liar, kios, lapak dan lain-lain), pembinaan/razia gepeng dan PSK,
razia/penertiban tempat kost, penertiban bangunan yang melanggar ijin bangunan,
penyuluhan/sosialisasi Perda tentang ketertiban umum serta pembinaan dan penataan PKL di Kota
Pontianak.

II.47
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Upaya penertiban bangunan/kios liar merupakan langkah terakhir yang ditempuh, setelah melakukan
pendekatan dengan pemilik bangunan dan diberikan penjelasan dan penyuluhan. Setelah upaya
tersebut tidak berhasil maka bagi pemilik bangunan/kios liar diberikan Surat Perintah Membongkar (SP).
Surat Perintah 1 (SP-1) diberikan kesempatan kepada pemilik bangunan/kios liar selama 7 hari untuk
membongkar sendiri bangunannya.
Surat Peringatan 2 (SP-2) diberikan kepada pemilik bangunan agar membongkar sendiri bangunannya
dalam tempo 5 (lima) hari, apabila dalam waktu 5 (lima) hari pemilik bangunan tidak membongkar
bangunannya, maka diberikan surat peringatan ke 3 (SP-3). Surat Peringatan ke 3 (SP-3) memberikan
kesempatan kepada pemilik bangunan untuk membongkar sendiri dalam tempo waktu selama 3 hari.
Apabila dalam jangka waktu kesempatan selama 3 hari pemilik bangunan belum juga membongkar
bangunannya sendiri, maka dilakukan pembongkaran oleh petugas Satuan Polisi Pamong Praja yang
dibantu dan di back up oleh Kepolisian sektor, Koramil maupun unsur/instansi terkait seperti Dinas
Pekerjaan Umum dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Berikut informasi mengenai kegiatan
penertiban yang dilakukan dalam rangka menjaga ketertiban dan ketentraman umum.

E.1. Tipiring dan Penertiban

Tipiring adalah perkara yang diancam dengan pidana penjara atau kurungan paling lama 3(tiga) bulan
dan/denda atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 7.500 (dengan penyesuaian) dan pengbinaan ringan,
kecuali pelanggaran lalu lintas.
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak secara berkala melakukan Tipiring di wilayah Kota
Pontianak. Pada tahun 2019 Jenis pelanggaran terbanyak adalah pelaku perbuatan asusila yang
berjumlah 555 laporan. Jenis pelanggaran kedua terbanyak adalah warga yang membuang sampah
tidak sesuai dengan jadwal yang ditetapkan pemerintah daerah sebanyak 57 laporan, naik 24 laporan
dari tahun 2018 sebesar 33 laporan. Pelanggaran ketiga yang paling banyak adalah pedagang/PKL
berjualan di Fasum/Fasos sebanyak 23 laporan.
Beberapa pelanggaran yang masih ditemukan pada tahun 2019 adalah Warga yang tidak memiliki
indentitas/KTP , Merokok di kawasan tanpa rokok, Warnet tanpa izin dan melewati jam operasional,
orang bermain layang-layang tanpa izin, pelaku usaha tidak memilki Instalasi Pengelolaan Air Limbah
(IPAL) dan lainnya.
Dengan dilaksanakannya Tipiring secara berkala di Kota Pontianak oleh Satuan Polisi Pamong Praja,
diharapkan kedepannya masyarakat Kota Pontianak dapat lebih patuh lagi terhadap hukum yang
berlaku di Kota Pontianak terutamanya untuk Peraturan Daerah (PERDA) Kota Pontianak.

Tabel 2. 26. Jumlah Laporan Persidangan Tipiring Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak Tahun
2015-2019

Jumlah Pelaku yang Diproses


No Jenis Pelanggaran
2015 2016 2017 2018 2019
1 Warga yang tidak memiliki indentitas/KTP 16 84 22 7 20
2 Warga pendatang dari luar daerah yg
beraktivitas dan tinggal tidak menetap tidak 24 13 0 0 0
punya kipem
3 Pelaku perbuatan asusila 105 440 394 556 555
4 Orang mencuci kendaraan bermotor di tepi
sungai,parit & saluran umum tanpa izin 13 0 0 0 2

5 Merokok di kawasan tanpa rokok - 1 0 1 8

II.48
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Jumlah Pelaku yang Diproses


No Jenis Pelanggaran
2015 2016 2017 2018 2019
6 Warnet tanpa izin dan melewati jam
6 105 63 29 5
operasional
7 Pemilik usaha tidak memiliki tempat sampah 19 0 0 0 0
8 warga yang membuang sampah tidak sesuai
dgn jadwal yang ditetapkan Pemerintah 4 55 79 33 57
Daerah
9 Pelaku usaha tidak memiliki intalasi
7 22 2 5 2
pengolaan air limbah (IPAL)
10 Orang bermain layang-layang tanpa izin 8 0 4 6 4
11 pedagang/PKL berjualan di Fasum/Fasos 10 49 19 18 23
12 Bangunan tanpa Surat Izin Mendirikan
0 1 0 4 0
Bangunan (IMB)
13 Pedagang / PKL yang menumpuk atau
- - - 13 2
mendirikan bangunan di atas fasilitas umum
14 Orang / Badan menebang pohon pelindung
tanaman penghijauan di taman/fasum/fasos - - - 2 2
tanpa izin Pemda
15 Bertingkah laku asusila - 9 19 8 0
Jumlah 212 778 602 682 680
Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak

Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak dalam menertibkan pedang kaki lima pada Tahun 2018
mengalami penurunan sebesar 496 PKL, dimana pada Tahun 2017 berjumlah 2818 PKL turun menjadi
2322 PKL di Tahun 2018. Hal ini dikarenakan ada komitmen dari Pemerintah Kota Pontianak untuk
melakukan pembersihan pedagang kaki lima setiap tahunnya.

Tabel 2. 27. Jumlah Penertiban Gerobak, Kios/Pondok, Lapak Satuan Polisi Pamong Praja Kota
Pontianak

Tahun
No Uraian
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 Penertiban Gerobak 154 81 125 88 65 42
Pontianak Barat 45 9 26 10 9 7
Pontianak Kota 39 26 64 16 21 15
Pontianak Selatan 57 26 27 26 18 11
Pontianak Tenggara 5 6 - 12 5 3
Pontianak Timur 8 4 2 11 7 4
Pontianak Utara 0 10 6 13 5 2

2 Penertiban Kios/ Pondok 121 79 1 299 42 24


Pontianak Barat 54 17 - 33 5 2
Pontianak Kota 8 20 - 54 6 4
Pontianak Selatan 12 9 - 52 6 4
Pontianak Tenggara 10 14 - 46 7 5

II.49
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tahun
No Uraian
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pontianak Timur 15 9 - 87 8 6
Pontianak Utara 22 10 1 21 10 3

3 Penertiban Lapak 391 149 118 236 249 102


Pontianak Barat 89 53 9 63 38 24
Pontianak Kota 102 37 42 49 57 16
Pontianak Selatan 97 35 33 32 26 18
Pontianak Tenggara 2 3 - 20 36 15
Pontianak Timur 56 3 2 33 79 23
Pontianak Utara 45 18 32 39 13 6

4 Lain-lain 153 2625 1144 2201 1966 1028


Pontianak Barat 29 655 228 219 237 87
Pontianak Kota 30 1,515 460 570 453 205
Pontianak Selatan 36 341 223 668 552 364
Pontianak Tenggara 37 50 - 292 321 201
Pontianak Timur 5 30 12 229 196 87
Pontianak Utara 16 34 221 223 207 84
Jumlah Penertiban PKL 819 2934 1388 2818 2322 1196
Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak

Kegiatan Pembinaan Ketertiban Masyarakat (BIMTIBMAS) merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak setiap tahunnya untuk melakukan patroli. Kegiatan patroli
tersebut terdiri dari Operasi rutin, operasi gabungan dengan instansi terkait serta pengawalan pejabat.
Kegiatan BIMTIBMAS yang dilaksanakan pada tahun 2018 meningkat dari tahun sebelumnya. Dimana
tahun 2018 berjumlah 609 kegiatan sedangkan tahun 2017 hanya berjumlah 447 kegiatan

Tabel 2. 28. Kegiatan Bintibmas Yang Dilaksanakan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak

Tahun
No. Kegiatan
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah operasi rutin (patrol) yang
1 53 200 160 240 223 239
dilaksanakan
Jumlah operasi gabungan (penertiban
2 53 150 138 103 223 257
dengan Instansi terkait) yang dilaksanakan
Jumlah pengawalan pejabat yang
3 52 73 59 104 163 168
dilaksanakan
Jumlah 158 423 357 447 609 664
Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak

Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak secara berkala melakukan razia terhadap masyarakat yang
bermain layang-layang bukan ditempat yang seharusnya dan bermain layang-layang tidak boleh
dimainkan disembarang tempat. Peraturan Daerah yang telah dibuat oleh Pemerintah Kota Pontianak
tentang bermain layang-layang adalah harusnya di tempat terbuka dan jauh dari jaringan listrik. Salah
satu penyebab terbesar untuk kerusakan jaringan listrik di Kota Pontianak adalah layang-layang.

II.50
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Pada tahun 2018 razia layang-layang yang dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak paling
banyak terletak di Kecamatan Pontianak Kota berjumlah 46 razia. Jumlah ini meningkat dari tahun 2017
yang hanya berjumlah 19 razia. Untuk lebih jelasnya data razia yang dilakukan oleh Satuan Polisi
Pamong Praja Kota Pontianak dapat dilihat pada table 2.23. dibawah ini.

Tabel 2. 29. Razia Layang-Layang Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak

Tahun
No Kecamatan
2015 2016 2017 2018 2019
1 Pontianak Barat 2 2 18 35 1
2 Pontianak Timur 2 2 14 12 3
3 Pontianak Selatan 1 1 20 33 7
4 Pontianak Utara 1 1 12 11 1
5 Pontianak Kota 20 30 19 46 6
6 Pontianak Tenggara 20 30 13 16 3
Jumlah 46 66 96 153 21
Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak

E.2. Pengamanan Pada Masyarakat

Didalam melaksanakan pengamanan dan perlindungan kepada masyarakat pada saat event-event
tertentu seperti pengamanan Ramadhan dan Idul Fitri, acara Cap Go Meh pengawalan pejabat serta
pengawalan-pengawalan lainnya, Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak selalu bekerjasama
dengan pihak Kepolisian Daerah untuk melakukan pengamanan dan perlidungan kepada masyarakat.
Untuk lebih jekasnya lagi kegiatan pengamanan dan perlindungan kepada masyarakat dapat dilihat
pada table 14.9 dibawah ini.

Tabel 2. 30. Jumlah Pengamanan dan Perlindungan Masyarakat Satuan Polisi Pamong Praja Kota
Pontianak

Tahun Anggaran
No. Program dan Kegiatan
2014 2015 2016 2017 2018
1. Pengamanan Ramadhan dan Idul Fitri 25 23 26 25 10
2. Pengamanan Idul Adha 1 1 - 1 1
3. Pengamanan Cap Go Meh/Liong 2 2 2 2 2
4. Pengamanan Natal dan Tahun Baru 2 2 - 2 2
5. Pengamanan dan Pengawalan Pejabat,tamu VIP dan
89 80 52 104 166
Lain-lain
6. Pengamanan Gubernur dan Wakil Gubernur - - - - 1
7. Pengamanan PILLEG - - - - -
8. Pengamanan Hari Jadi Kota Pontianak 4 5 4
8 titik -
titik titik titik
9. Pengamanan HUT RI 1 1 1
2 titik -
titik titik titik
10. Pembinaan Poskamling dan Linmas - - - 24 -
11. Patroli Bersama Garnisum 48 48 56 100 -

II.51
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tahun Anggaran
No. Program dan Kegiatan
2014 2015 2016 2017 2018
12. Pengamanan asset daerah/Alunpalun Kapuas
(Monitoring Aset daerah/Alun Kapuas) - - - 120 120

Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak

E.3. Cakupan Petugas Perlidungan Masyarakat (Linmas)

Hingga 2019 jumlah tenaga linmas sebanyak 2.602 orang, namun yang diberdayakan baru berjumlah
1.276 orang dengan jumlah poskamling yang ada dan diberdayakan sejumlah 130.
Tabel 2.25.

Tabel 2. 31. Tenaga Linmas Dan Poskamling Kota Pontianak

TAHUN
NO DATA
2015 2016 2018 2019
1 Jumlah Tenaga Linmas 1428 1428 2602 2602
2 Jumlah Tenaga Linmas yang diberdayakan 70 70 1276 1276
3 Jumlah Poskamling 426 426 130 130
4 Jumlah Poskamling yang diberdayakan 401 401 130 130
*Tahun 2017 tidak ada data Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak

E.4. Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran

Dalam penangulangan kebakaran di Kota Pontianak tidak terlepas dari peran serta masyarakat yang
bernaung dibawah yayasan pemadam kebakaran swasta dengan jumlah sebanyak 16 buah yayasan
dengan personil secara keseluruhan sebanyak 1.006 (aktif dan non aktif) yang dapat dikerahkan apabila
terjadi bencana kebakaran, serta sarana kendaraan sebanyak 16 unit fire truk, fire jip sebanyak 12 unit,
trailer sebanyak 22 unit dan portable fire sistem sebanyak 25 unit.
Jumlah kejadian kebakaran pada tahun 2019 adalah 35 kejadian, ini menurun 37,5% atau sebanyak 21
kejadian jika dibandingkan dengan tahun 2018 yang berjumlah 56 kejadian kebakaran.
Jika dilihat pada tabel 2.25 setiap tahunnya jumlah kejadian kebakaran mengalami penurunan. Dimana
jumlah kejadian kebakaran gudang ditahun 2019 tidak pernah terjadi. Tetapi kejadian kebakaran lahan
tidak terdata.
Dari total kejadian kebakaran tersebut yang paling banyak adalah kejadian kebakaran permukiman
penduduk sebanyak 19 kejadian, menurun dari tahun 2018 yaitu 29 kejadian. Terbanyak kedua adalah
kebakaran Ruko yaitu 13 kejadian, meningkat dari tahun 2018 yaitu 5 kejadian. Lebih jelasnya lagi
kejadian kebakaran dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel 2. 32. Jumlah Kejadian Kebakaran Kota Pontianak

TAHUN
NO KEBAKARAN
2015 2016 2017 2018 2019
1 Permukiman 72 62 44 29 19
2 Ruko 20 3 26 5 13

II.52
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

3 Gudang 2 1 2 2 0
4 Mobil / Motor 2 1 2 0 3
5 Lahan 21 49 12 20 0
Total 233 116 86 56 35
Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak

F. Urusan Sosial

Persentase Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Mandiri terdapat peningkatan yang cukup
signifikan, dimana pada tahun 2018 realisasi mencapai 59,88% dan di tahun 2019 meningkat menjadi
60,50%. Tingginya hasil capaian dikarenakan komitmen dan kinerja ASN pada Dinas Sosial untuk
melaksanakan kegiatan dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakatan miskin
dan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Kota Pontianak.

Grafik 2. 39. Persentase Penyandang Masalah

60.50

59.88

2018 2019
Persentase
Penyandang Masalah
59.88 60.50
Kesejahteraan Sosial
Mandiri

Sumber: Dinas Sosial Kota Pontianak, 2020

Persentase Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial yang Aktif Dalam Penanganan Permasalahan
Kesejahteraan Sosial tahun 2019 sebesar 54%. dimana pada tahun 2018 realisasi mencapai 56,40%
penyebab turunya capaian realisasi penetapan target pada bantuan sarana prasarana panti asuhan
ditetapkan sebanyak 29 namun namun dari hasil monev terdapat 2 (dua) Panti asuhan/Panti Sosial yang
sudah tidak aktif lagi 2 (dua) panti asuhan/panti sosial yang fasilitas sarana prasarana sudah layak
sehingga tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan dan 1 (satu) panti asuhan/panti sosial
yang tidak ditemukan lagi alamatnya.sehingga jumlah yang dapat diberikan sebanyak 24 (dua puluh
empat) panti asuhan/panti sosial.

II.53
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Grafik 2. 40. Persentase Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial Yang Aktif Dalam Penanganan
Permasalahan Kesejahteraan Sosial

57.00
56.50 56.40
56.00
55.50
55.00
54.50
54.00 54.00
53.50
53.00
52.50
2018 2019
Persentase Potensi
Sumber
Kesejahteraan Sosial
yang aktif dalam 56.40 54.00
penanganan
Permasalahan
Kesejahteraan Sosial

Sumber: Dinas Sosial Kota Pontianak, 2020

2.3.2. Layanan Urusan Wajib Non Dasar

A. Urusan Tenaga Kerja

Dalam pembahasan masalah ketenagakerjaan, penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) dibedakan
menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah mereka yang bekerja atau
mencari pekerjaan, sedangkan bukan angkatan kerja adalah mereka yang mengurus rumah tangga
atau mereka yang sedang sekolah. Persentase usia yang bekerja yang biasa dinamakan Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menjadi salah satu indikator ketenagakerjaan yang menjadi salah
satu ukuran mengenai ketenagakerjaan. Disamping TPAK, persentase pengangguran juga merupakan
ukuran ketenagakerjaan yang penting karena ukuran ini memberikan informasi persentase penduduk
yang menganggur atau sedang mencari pekerjaan. Angka-angka tersebut secara makro dapat
digunakan oleh stake holder untuk perencanaan maupun evaluasi program pembangunan. Sementara
itu, untuk mendalami masalah ketenagakerjaan memang diperlukan penelitian yang lebih dalam baik
pendekatan kuantitatif maupun kualitatif.

Tabel 2. 33. Kondisi Ketenagakerjaan Kota Pontianak Tahun 2014 – 2019

Keterangan 2014 2015 2017 2018 2019


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Angkatan Kerja
244.236 252.439 269.945 261.653 271.754
1 . Bekerja
55,28% 56,05% 57,70% 54,85% 55,99%
18.514 26.325 27.889 30.272 27.311
2 . Pengangguran Terbuka
4,19% 5,84% 5,96% 6.35% 5,63%
Bukan Angkatan Kerja
Sekolah Mengurus Rumah Tangga 179.105 171.628 170.026 185.121 186.242
atau lainnya 40,53% 38,11% 36,34% 38,81% 38,37%
441.855 450.392 467.860 477.046 485.307
Total
100% 100% 100% 100% 100%
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 55,28 56,05 63,66 61,19 61,62

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Pontianak *data tahun 2016 tidak tersedia

II.54
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, kondisi penduduk usia kerja di Kota Pontianak dapat dilihat seperti
pada tabel di atas. Dalam tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase angkatan kerja di Kota Pontianak
pada tahun 2019 adalah 61,62 persen dan sebanyak 38,37 persen termasuk bukan angkatan kerja. Ini
berarti di Kota Pontianak ada potensi 61,62 persen penduduk usia kerja yang sudah atau perlu
dikaryakan meningkat 0,43 persen dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 61,19 persen. Namun
masih dibawah persentase angkatan kerja tahun 2017 yang mencapai 63,66 persen.
Pengangguran terbuka merupakan persentase penduduk yang tidak bekerja dan sedang mencari
pekerjaan atau sedang mempersiapkan usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan
karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, termasuk pula penduduk yang sudah diterima
bekerja namun belum mulai bekerja. Pada tahun 2019, tingkat pengangguran terbuka Kota Pontianak
adalah 5,63 persen. Ini artinya terdapat sekitar 5,63 persen dari penduduk usia kerja yang menganggur.
Jika diamati, angka ini cenderung lebih besar daripada tahun 2014 yang angkanya hanya 4,19 persen.
Banyak faktor yang menyebabkannya, namun yang paling utama adalah kurang tersedianya lapangan
usaha yang tepat untuk para penganggur. Perlu riset lebih detail mengenai hal ini jika ingin melihat
fenomena ini lebih dalam. Namun demikian dapat diasumsikan bahwa kesimpulan sementara seperti
berikut: oleh karena Kota Pontianak adalah salah satu tujuan utama para pencari kerja di Kalimantan
Barat, dan dari tahun ke tahun pencari kerja semakin meningkat, sementara lapangan usaha yang
ditawarkan cenderung stabil, atau kurang cocok dengan latar belakang pencari kerja, maka pada
akhirnya jumlah/persentase pengangguran semakin meningkat. Di sisi lain, adanya efisiensi beberapa
perusahaan di Kota Pontianak mengakibatkan banyak terjadi pemutusan hubungan kerja.
Indikator Kinerja Pembangunan Daerah lainnya terkait Urusan Ketenagakerjaan dapat dilihat dalam
tabel dibawah ini:

Tabel 2. 34. Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Urusan Ketenagakerjaan

NO INDIKATOR KINERJA 2017 2018 2019


1 IKM 2 Hari 1 Hari 6,5Jam
Lama Rata-Rata Waktu Pelayanan
2 Besaran Kasus yang diselesaikan dengan 43,02% 50,53% 37,35%
perjanjian bersama (PB)
3 Besaran Pekerja/ Buruh yang menjadi 15,44% 42,07% 61,72%
peserta program Jamsostek aktif
Sumber : Dinas Penanaman Modal, Tenaga Kerja dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota pontianak

IKM Lama Rata-Rata Waktu Pelayanan di tahun 2017 selama 2 hari, dan peningkatan di tahun 2018
menjadi selama 1 hari, kemudian mengalami peningkatan lagi di tahun 2019 menjadi selama 6,5 jam
per hari.
Besaran Kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB) di tahun 2017 sebesar 43,02%, dan
meningkat di tahun 2018 sebesar 50,53%, kemudian mengalami penurunan di tahun 2019 menjadi
37,35%. Penurunan terjadi karena Kasus Perselisihan Hubungan Industrial pada tahun 2019 telah
dilimpahkan kepada Mediator di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Barat
Besaran Pekerja/ Buruh yang menjadi peserta program Jamsostek aktif di tahun 2017 sebesar 15,44%,
dan realisasi masih sama di tahun 2018 sebesar 42,07%, kemudian mengalami peningkatan lagi di
tahun 2019 menjadi 61,72%.

II.55
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

B. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Jika dilihat dari jenisnya, untuk pengaduan kasus anak pada tahun 2019 terdapat zero kasus adalah
anak jalanan, Kekerasan seksual, mediasi anak asuh, anak terlantar, anak punk, kabur dari rumah, dan
perebutan hak kuasa asuh.
Secara keseluruhan terjadi peningkatan jumlah kasus pengaduan yakni kasus anak pada tahun 2019
(Tabel 2.29) yaitu 76 kasus jika dibandingkan dengan tahun 2018 yang hanya 8 kasus. Dengan data ini
perlu dilakukan upaya yang lebih baik untuk mencegah terjadinya kasus anak di Kota Pontianak.

Tabel 2. 35. Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Urusan KetenagakerjaanData Pengaduan Kasus
Anak Kota Pontianak

Tahun
No Jenis Kasus
2015 2016 2017 2018 2019
1 Anak Jalanan 0 2 0 0 0
2 Kekerasan Seksual 24 9 6 5 0
3 Trafficking 9 3 1 0 1
4 KDRT 0 2 9 1 14
5 Mediasi Anak Asuh 0 1 0 0 0
6 Anak Terlantar 1 1 0 2 0
7 Anak Punk 0 2 0 0 0
8 Pencurian 4 0 0 0 9
9 Kasus Media Sosial 1 0 0 0 1
10 Kabur dari Rumah 0 0 0 0 0
11 Pencabulan 0 0 3 0 37
12 Hak Kuasa Asuh 0 0 4 0 0
13 Bullying 0 0 1 0 8
14 Eksploitasi 0 0 0 0 2
15 Prostitusi 0 0 0 0 4
Jumlah 39 20 24 8 76
Sumber : Dinas Pengendalian Penduduk, KB, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Kota Pontianak

Dari data pengaduan kasus perempuan di Kota Pontianak tahun 2019 (Tabel 2.30) seluruhnya terjadi
di dalam rumah tangga atau KDRT yaitu sebesar 13 kasus, meningkat 9 kasus jika dibandingkan dengan
pengaduan pada tahun 2018 yang terjadi hanya 4 kasus. Tentu ini harus menjadi perhatian khusus dari
Dinas Pengendalian Penduduk, KB, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak untuk
menjadikan rumah tempat yang aman bagi perempuan dan anak di Kota Pontianak dengan penguatan
kader.

Tabel 2. 36. Data Pengaduan Kasus Perempuan Kota Pontianak

Tahun
No Jenis Kasus
2015 2016 2017 2018 2019
1 Kekerasan Seksual 1 0 0 0 0
2 Trafficking 14 0 0 0 0
3 KDRT 2 2 3 4 13
4 Perempuan Terlantar 1 3 0 0 0

II.56
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tahun
No Jenis Kasus
2015 2016 2017 2018 2019
5 Pencabulan 0 0 0 0 0
6 Hak Kuasa Asuh 0 0 0 0 0
Jumlah 18 5 3 4 13
Sumber : DPA2KB

C. Urusan Pangan

Tahun 2019 persentase Ketersediaan Energi dan Protein Perkapita memiliki realisasi 133,17% jika
dibanding tahun 2018 yaitu 183,53 dan realisasi tahun 2017 yaitu 145,03, pencapaian kinerja indikator
ini sudah melebihi target Kota Pontianak dan juga telah melebihi target yang ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat. Secara grafis untuk pencapaian di tahun 2019 memang mengalami penurunan jika dibanding
dengan tahun-tahun sebelumnya. Namun jika dilihat dari target minimal ketersediaan energy dan protein
di Kota Pontianak cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Grafik 2. 41. Persentase Ketersediaan Energi dan Protein Perkapita

200
180 183.53
160
140 145.03
133.17
120
100
80
60
40
20
0
2017 2018 2019
Persentase Ketersediaan Energi dan
145.03 183.53 133.17
Protein Perkapita

Sumber: Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak, 2020

Tahun 2019 persentase Penigkatan Skor Pola Pangan Harapan memiliki realisasi 95,90% jika dibanding
tahun 2018 yaitu 96,50 dan tahun 2017 yaitu 90,90 indikator ini mengalami penurunan dikarenakan
penurunan jumlah ketersediaan masing-masing jenis bahan pangan di Kota Pontianak yang antara lain
disebabkan oleh penurunan jumlah pasokan akibat cuaca.

II.57
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Grafik 2. 42. Persentase Peningkatan Skor Pola Pangan Harapan

97
96.5
96 95.9
95
94
93
92
91 90.9
90
89
88
2017 2018 2019
Persentase Peningkatan Skor Pola Pangan
90.9 96.5 95.9
Harapan

Sumber: Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak, 2020

Tahun 2019 indikator Produktivitas Padi memiliki realisasi 30,96% jika dibanding tahun 2018 yaitu
35,87% dan realisasi tahun 2017 yaitu 34,4% pencapaian kinerja indikator ini sudah melebihi target
Kota Pontianak. Secara grafis untuk pencapaian di tahun 2019 memang mengalami penurunan jika
dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, hal ini disebabkan salah satu upaya Dinas Pangan
Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak dalam upaya meningkatkan produksi, produktivitas serta
Indeks Pertanaman (IP) tanaman padi di Kota Pontianak adalah melalui penanaman padi di luar musim
(padi gadu), dengan support sarana produksi pertanian kepada petani. Hal ini dilakukan karena petani,
khususnya petani padi di Kota Pontianak hanya terbiasa menanam padi di musim besar (padi
rendengan).

Grafik 2. 43. Produktivitas Tanaman Pangan

250
218.21
200 197.93
190.5

150
140 141 140

100

50
34.4 35.87 30.9
0
2017 2018 2019
Produktifitas Padi 34.4 35.87 30.9
Produktifitas Ubi Kayu 190.5 218.21 197.93
Produktifitas Keladi 140 141 140

Sumber: Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak, 2020

Untuk tahun 2019 pelaksanaan penanaman padi gadu mengalami kendala, dimana realisasi bantuan
padi gadu baru tersalurkan di bulan September (penanaman padi gadu biasanya dilaksanakan antara
bulan April – Mei). Hal ini disebabkan karena Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak
menunggu perubahan nomenklatur untuk kode anggaran Belanja barang yang akan diserahkan kepada
masyarakat. Akibat dari keterlambatan ini, realisasi tanam padi gadu mengalami penurunan dimana dari
target 60 hektar, realisasi hanya sekitar 40 Ha.

II.58
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tahun 2019 untuk indikator Produktivitas Ubi Kayu memiliki realisasi 197,93% jika dibanding tahun 2018
yaitu 218,21% dan realisasi tahun 2017 yaitu 190,5%. Secara grafis untuk pencapaian di tahun 2019
memang mengalami penurunan jika dibanding dengan tahun 2018, hal ini dikarenakanTanaman ubi
kayu banyak ditanam di kecamatan Pontianak Barat yang merupakan komoditas pangan yang banyak
ditanam oleh petani selain padi. Manajemen kebun ubi kayu di Kecamatan Pontianak Barat sudah
terbentuk sejak lama, sehingga petani dapat melakukan panen secara berjenjang sepanjang tahun.
Salah satu ciri khas tanaman ubi kayu adalah rentan terhadap cuaca panas dalam jangka waktu lama
terutama pada saat tanaman muda dan umbi ubi kayu yang tidak tahan terhadap cekaman air dalam
jangka waktu yang lama. Hal ini yang menyebabkan produktivitas tanaman ubi kayu di tahun 2019
mengalami penurunan dimana pada akhir tahun terdapat curah hujan dengan intensitas yang sangat
tinggi yang menyebabkan beberapa petani gagal panen.
Indikator Produktivitas Keladi tahun 2019 memiliki realisasi 140%; tahun 2018 yaitu 141% dan realisasi
tahun 2017 yaitu 140%. Secara grafis untuk pencapaian di tahun 2019 memang mengalami penurunan
jika dibanding dengan tahun sebelumnya, hal ini disebabkan tanaman keladi merupakan komoditas
pangan unggulan bagi petani yang ada di Kecamatan Pontianak Utara. Mayoritas tanaman keladi yang
ada di Kecamatan Pontianak Utara dibudidayakan di sekitaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di
Kelurahan Batu Layang. Pada tahun 2019 terjadi penurunan produktivitas keladi sebesar 1%,
disebabkan gagal panen sebagian lahan keladi yang ada di sebelah Barat TPA Batu Layang dikarenakan
lahan tersebut terendam oleh air lindian dari TPA.

D. Urusan Pertanahan

Persentase Penurunan Konflik, Sengketa dan Masalah Pertanahan

Pada Tahun 2017, terdapat pengaduan 9 kasus, dan hanya sebanyak 7 kasus atau 77,77% yang dapat
diselesaikan. Pada Tahun 2018, terdapat pengaduan 4 kasus dan hanya sebanyak 1 kasus atau 25%
yang dapat diselesaikan. Pada Tahun 2019, terdapat pengaduan 7 kasus, dan dapat diselesaikan
seluruhnya atau 100%. Selain itu penyelesaian pengaduan untuk tahun 2017 ada 2 kasus dan
penyelesaian pengaduan untuk tahun 2018 ada 3 kasus. Sehingga jumlah pengaduan yang diselesaikan
pada Tahun 2019 sebanyak 12 kasus.

Grafik 2. 44. Persentase Penurunan Konflik, Sengketa dan Masalah Pertanahan

120

100 100

80 77.77
60

40

20 25

0
2017 2018 2019
Persentase Penurunan Konflik, Sengketa
77.77 25 100
dan Masalah Pertanahan

Sumber: Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Pontianak, 2020

II.59
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

E. Urusan Lingkungan Hidup

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup, pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energy dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak berfungsi dengan baik
sesuai dengan peruntukkannya.

Dalam upaya peningkatan kualitias lingkungan yang bersih perlu diperhatikan beberapa faktor yang
menjadi penyebab kerusakan lingkungan hidup. Selain itu dalam kelangsungan hidup bermasyarakat
perlu adanya ketertiban dilingkungan, sehingga tercipta kerjasama antar masing-masing masyarakat.

Tabel 2. 37. Perkembangan Kasus dan Penyelesaian Pencemaran di Kota Pontianak Tahun 2015-
2019

No URAIAN 2015 2016 2017 2018 2019 SATUAN

1 Kasus Pencemaran 19 26 33 17 27 kasus

2 Penyelesaian Kasus Pencemaran - - - 17 27 kasus

Pengaduan Masyarakat Akibat


3 - - - 18 27 kasus
Adanya Dugaan Pencemaran

Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak

Jumlah kasus pencemaran yang diterima dan ditangani oleh Badan Lingkungan Hidup tahun 2015
sampai dengan 2019 bervariasi, diamana tahun 2015 jumlah kasus dugaan pengaduan masyarakat
akibat adanya pencemaran sebanyak 19 kasus, meningkat hingga 33 kasus pada tahun 2017, sempat
turun ditahun 2018 menjadi 17 kasus namun meningkat kembali ditahun 2019 menjadi 27 kasus.
Kegiatan pemantauan kualitas udara ambient ini dilakukan dalam upaya memperoleh data kualitas
udara ambient Kota Pontianak bulanan dengan 6 parameter yaitu PM 10, SO2, CO, O3, NO2, HC dan
PM 25. Selain itu juga dilakukan kaliberasi peralatan Fix Station dan pengadaan suku cadang AQMS
dan pengambilan uji petik emisi kendaraan bermotor. Dengan tersedianya data kualitas udara tersebut
dapat memberikan informasi dan peringatan dini kepada masyarakat terhadap perubahan kualitas
udara ambient terutama pada musim kemarau, serta sebagai bahan/ data untuk pengendalian
pencemaran udara ambient Kota Pontianak.
Pada saat ini Pemerintah Kota Pontianak telah memiliki Gedung Laboratorium Lingkungan untuk uji
emisi dilapangan, Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) laboratorium lingkungan seluas 10 M3 dan
pengadaan mobil laboratorium lingkungan serta sarana dan prasarana pemantauan kualitas air,
sehingga memudahkan dalam melakukan pengkajian/analisis beban pencemaran/ tingkat kerusakan
kualitas lingkungan hidup berdasarkan hasil pemantauan kualitas air dan pemantauan kualitas udara
ambient tersebut. Rata-rata parameter pencemar udara dari tahun 2015 sampai dengan 2019 dapat
dilihat pada table dibawah ini:

II.60
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 2. 38. Jumlah Rata-Rata Parameter Pencemar Udara di Kota Pontianak Tahun 2015 – 2019

Tahun
No Indikator
2015 2016 2017 2018 2019

1 PM 10 - 19,1 21,03 18,82 47,3

2 SO2 - - 36,04 10,82 37,64

3 CO - - 1719,75 1591,17 365,18

4 O3 - - 1,61 22,2 -

5 NO2 TD - 8,90 117,24 22,26

6 HC - - 52,86 49,43 36,36

7 PM25 - - - 16,55 7,95

Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak

Tahun 2015 jumlah produksi sampah sebanyak 612.047 m3/tahun dengan jumlah volume sampah yang
terangkut ke TPA sebanyak 52.341 m3/tahun atau jumlah sampah yang dapat diangkut sebesar 8,55%,
jika dibandingkan dengan tahun 2019 telah terjadi peningkatan yang signifikan dimana produksi sampah
sebanyak 1.834.396 m3/tahun dengan jumlah volume sampah yang terangkut ke TPA hanya sebanyak
1.619.000 m3/tahun atau 88,26% jumlah sampah yang dapat terangkut ke TPA . Untuk lebih jelas
melihat perkembangan pengelolaan sampah selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:

Tabel 2. 39. Perkembangan Pengelolaan Kebersihan Di Kota Pontianak Tahun 2015 – 2019

No URAIAN 2015 2016 2017 2018 2019 SATUAN


1 Produksi Sampah 12.047 623.981 657.887 1.827.084 1.834.396 M3/TAHUN
2 Volume Sampah Yang 52.341 526.716 564.655 1.587.000 1.619.000 M3/TAHUN
Terangkut Ke TPA
Persentase (%) 8,55 84,41 85,83 86,86 88,26 M3/TAHUN

Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak

Prosentase Berkurangnya Volume Pembuangan Sampah ke Lokasi TPA

Prosentase Berkurangnya Volume Pembuangan Sampah ke Lokasi TPA telah berkurang dari 100%
ditahun 2017 dan 2018 telah mencapai 86,69% ditahun 2019. Capaian ini belum sesuai target sebesar
82% karena program dan kegiatan tidak langsung berdampak pada hasil, namun masih sebatas kajian
dan sosialisasi.

II.61
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Grafik 2. 45. Prosentase Berkurangnya Volume Pembuangan Sampah ke Lokasi TPA

105

100 100 100

95

90
86.69
85

80
2017 2018 2019

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pontianak, 2020

F. Urusan Administrasi Kependudukan dan pencatatan Sipil

Jumlah penduduk Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil didapatkan berdasarkan jumlah penduduk
yang teregistrasi baik menggunakan Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP) maupun dari
identitas lainnya yang tinggal di Kota Pontianak dalam kurun waktu tertentu.
Jumlah penduduk Kota Pontianak berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tahun
2018 yaitu sebanyak 665.694 jiwa. Jika dilihat dari Kecamatannya, jumlah penduduk yang paling banyak
berada di Kecamatan Pontianak Barat yaitu sebanyak 149.934 jiwa atau sebesar 22,52% dari jumlah
penduduk total, dilanjutkan oleh Kecamatan Pontianak utara sebanyak 143.337 jiwa atau sebesar
21,53% dari jumlah penduduk total, kemudian terbanyak ketiga adalah kecamatan Pontianak Kota
sebanyak 126.521 jiwa atau sebesar 19,01% dari jumlah penduduk total, keempat adalah Kecamatan
Pontianak Timur dengan penduduk sebanyak 102.587 jiwa atau sebesar 15,41% dari jumlah penduduk
total, kelima adalah Kecamatan Pontianak Selatan dengan penduduk sebanyak 94.097 jiwa atau
sebesar 14,14% dari jumlah penduduk total dan terakhir adalah Kecamatan Pontianak Tenggara
dengan penduduk sebanyak 49.218 jiwa atau sebesar 7.39% dari jumlah penduduk total.

Tabel 2. 40. Realisasi Indikator Kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pontianak
Tahun 2015 hingga 2019

No. Indikator Kinerja Utama 2015 2016 2017 2018 2019

1 Rasio Kepemilikan Kartu Keluarga (KK) (%)


99,07 (%)
94,32 (%)
97,84 (%)
98,19 (%)
98,04

2 Rasio Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk 95,04 88,59 95,56 85,61 97,67
(KTP)
3 Rasio Kepemilikan Kutipan Akta Kelahiran 89,12 91,53 92,59 94,08 90,19

4 Cakupan Penerbitan Akta Kematian 65,68 75,06 75,94 79,76 79,08

5 Tingkat Keakurasian Data Kependudukan - - 99,44 99,58 99,97

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pontianak

F.1. Rasio Kepemilikan Kartu Keluarga (KK)

Pada tahun 2015 angka rasio kepemilikan Kartu Keluarga (KK) tercatat memiliki angka realisasi sebesar
99,07%. Angka ini menurun pada tahun 2016 menjadi 94,32%, kemudian kembali meningkat menjadi
97,84% pada yahun 2017. Di tahun 2019, realisasi rasio kepememilikan kartu keluarga (KK) tercatat

II.62
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

sebesar 98,19%. Data di atas menunjukkan bahwa trend angka realisasi rasio kepemilikan Kartu
Keluarga (KK) sempat turun pada tahun 2016, namun terus mengalami perbaikan pada tahun 2017,
2018 dan 2019. Hal ini menunjukkan bahwa program sosialisasi administrasi kependudukan, baik yang
dilaksanakan melalui media cetak, media elektronik maupun dalam berbagai event yang dilaksanakan
berdampak efektif. Di samping itu, evaluasi program dan kegiatan terkait pelayanan administrasi
kependudukan juga membuahkan hasil yang positif.

F.2. Rasio Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP)

Pada tahun 2015 angka rasio kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) tercatat memiliki angka realisasi
sebesar 95,04%. Angka ini menurun menjadi 88,59% pada tahun 2016 pada tahun 2017 95,56% dan
pada tahun 2018 85,61%. Di tahun 2019, realisasi rasio kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
tercatat sebesar 97,67%. Data di atas menunjukkan bahwa trend angka realisasi rasio kepemilikan
Kartu Tanda Penduduk (KTP) mengalami penurunan dari tahun 2015 ke tahun 2016, namun sempat
mengalami perbaikan pada tahun 2017. Kemudian angka ini kembali mengalami penurunan di tahun
2018 dan kembali mengalami perbaikan pada tahun 2019. Fluktuasi angka realisasi rasio kepemilikan
Kartu Tanda Penduduk (KTP) berhubungan dengan ketersediaan blanko KTP Elektronik yang masih
terkait dengan wewenang pemerintah pusat.

F.3. Rasio Kepemilikan Kutipan Akta Kelahiran

Pada tahun 2015 angka rasio kepemilikan Kutipan Akta Kelahiran tercatat memiliki angka realisasi
sebesar 89,12%. Angka ini terus meningkat pada tahun 2016 menjadi 91,53%, kemudian kembali
meningkat menjadi 92,59% pada tahun 2017 dan 94,08% pada tahun 2018. Di tahun 2019, realisasi
rasio kepememilikan kepemilikan Kutipan Akta Kelahiran tercatat sebesar 90,19%. Data di atas
menunjukkan bahwa trend angka realisasi rasio kepemilikan Kutipan Akta Kelahiran terus meningkat
sepanjang tahun 2015 hingga 2018 dan mengalami penurunan pada tahun 2019. Hal ini menunjukkan
bahwa berbagai kegiatan percepatan pembuatan akta kelahiran, baik dari segi pelayanan di lokasi-
lokasi tertentu hingga pelayanan dengan bentuk kerja sama dengan klinik bersalin, puskesmas, rumah
sakit dan bidan praktek menunjukkan hasil yang positif.

F.4. Cakupan Penerbitan Akta Kematian

Pada tahun 2015 angka cakupan kepemilikan akta kematian tercatat memiliki angka realisasi sebesar
65,68%. Angka ini terus meningkat pada tahun 2016 menjadi 75,06%, kemudian kembali meningkat
menjadi 75,94% pada tahun 2017 dan pada tahun 2018 menjadi 79,76%. Di tahun 2019, realisasi rasio
kepememilikan kepemilikan Kutipan Akta Kelahiran tercatat sebesar 79,08%. Data di atas menunjukkan
bahwa trend angka realisasi rasio kepemilikan Kutipan Akta Kelahiran terus meningkat sepanjang tahun
2015 hingga 2018 dan menurun di tahun 2019. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan berbagai
pencatatan peristiwa kematian yang diselenggarakan berjalan baik dan berdampak positif terhadap
target kinerja.

F.5. Tingkat Keakurasian Data Kependudukan

Tingkat keakurasian data kependudukan mulai dicatat sebagai indikaor kinerja pada 2017. Pada tahun
2017 angka tingkat keakurasian data kependudukan tercatat memiliki angka realisasi sebesar 99,44%
dan pada tahun 2018 sebesar 99,58. Angka ini terus meningkat pada tahun 2019 menjadi 99,97%.
Data di atas menunjukkan bahwa trend angka realisasi Tingkat keakurasian data kependudukan
meningkat dari tahun 2017 hingga 2019. Hal ini menunjukkan bahwa berbagai kegiatan peningkatan
akurasi data kependudukan yang diselenggarakan berjalan baik dan berdampak positif terhadap target
kinerja.

II.63
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

G. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat merupakan Pusat Perhatian dalam Proses Pembangunan
saat ini sebagaimana yang di atur dalam Pedoman Umum Pengelolaan Pembangunan, dalam rangka
mendukung pelaksanaan UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, di mana Pembangunan yang dilaksanakan
menggunakan Paradigma Pemberdayaan, artinya pelaksanaan pembangunan sangat diperlukan
partisipasi aktif masyarakat, baik dalam perencanaan pelaksanaan dan pengendalian pembangunan
pada umumnya.
Upaya pemberdayaan masyarakat Kota Pontianak dilakukan dengan melalui kegiatan pembinaan bulan
bakti gotong royong mayarakat yang dilaksanakan selama bulan mei setiap tahunnya, yang terdiri dari
4 bidang yaitu;
1. Bidang Kemasyarakat yang dilakukan berupa rapat koordinasi, perbaikan 100 gang dan
perbaikan MCK.
2. Bidang Lingkungan Hidup yang dilakukan berupa rapat koordinasi, pengelolaan lingkungan,
Amdal, UKL dan UPL serta pengelolaan kebersihan dan ruang terbuka hijau.
3. Bidang Sosial Budaya yang dilakukan berupa rapat koordinasi, penyuluhan tentang narkoba dan
kenakalan remaja.
4. Bidang Ekonomi yang dilakukan berupa rapat koordinasi, kemitraan masyarakat dan pemerintah
dalam meningkatkan kegiatan ekonomi sehingga penghasilan dan kesejahteraan masyarakat
dapat meningkat.
Selain itu juga dalam rangka meningkatkan kapasitas dan keterampilan masyarakat dilaksanakan
berbagai macam kursus/diklat keahlian seperti kursus reparasi hp, kursus rias pengantin, tata rias
rambut/salon dengan bekerjasama dengan praktisi/tenaga ahli di bidangnya. Diharapkan dengan bekal
keahlian dan keterampilan tersebut dapat menjadi bekal bagi masyarakat untuk merintis usaha dan
membuka lapangan kerja baru sehingga lebih berdaya.

H. Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Laju Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk Kota Pontianak menjadi indikator pelayanan umum untuk urusan
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang dilaksanakan oleh Dinas Pengendalian
Penduduk, KB, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Pontianak dengan taget angka
1,7 ditahun 2019. Dari data Badan Pusat Statistik Kota Pontianak diperoleh data laju pertumbuhan
penduduk tahun 2017 sebesar 1,4%, 2018 sebesar 1,7% dan tahun 2019 sebesar 1,4%, hal ini
menunjukkan keberhasilan kinerja dari Dinas Pengendalian Penduduk, KB, Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak Kota Pontianak dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk.
Peserta KB Baru adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang baru pertama kali menggunakan metode
kontrasepsi termasuk mereka yang pasca keguguran, sesudah melahirkan, atau pasca istirahat minimal
3 bulan. Peserta KB aktif adalah Pasangan Usia Subur yang pada saat ini masih menggunakan salah
satu cara/alat kontrasepsi.

Tabel 2. 41. Jumlah Peserta KB Baru Dan KB Aktif Kota Pontianak

No. Uraian 2015 2016 2017 2018 2019


1 Peserta KB Baru 7,536 11.621 9.625 9.255 8.322
2 Peserta KB Aktif 65,454 67.171 68.278 70.243 71.116
Sumber : BPA2KB

II.64
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Dilihat dari trennya dari tahun ke tahun jumlah peserta KB baru selalu mengalami penurunan. Jika pada
tahun 2017 jumlah peserta KB Baru adalah 9.625, menurun menjadi 8.322 pada tahun 2019. Ini
menggambarkan bahwa masih banyak pasangan baru yang baru memiliki anak pertama tidak
menggunakan KB setelah melahirkan, akan tetapi peserta KB yang menggunakan KB dalam waktu
jangka panjang terus meningkat. Untuk tahun 2019 saja, jumlah peserta KB aktif di Kota Pontianak
sebanyak 71.116 peserta.
Untuk meningkatkan peserta KB Baru perlu diadakannya sosialisasi penggunaan KB kepada pasangan
baru menikah atau pasangan yang sedang mengandung anak pertama untuk segera menggunakan KB
setelah melahirkan. Berikut disajikan data perkembangan pasangan usia subur (PUS) di Kota Pontianak
per-Kecamatan:

Tabel 2. 42. Perkembangan Pasangan Usia Subur (PUS)

Tahun
No. Kecamatan
2015 2016 2017 2018 2019
1 Pontianak Utara 19.360 19.682 19.866 15.811 7.506
2 Pontianak Selatan 15.253 15.454 15.619 16.948 15.811
3 Pontianak Timur 15.499 15.712 15.805 22.409 22.685
4 Pontianak Barat 20.586 21.487 21.885 20.162 20.287
5 Pontianak Kota 16.500 17.077 17.200 17.433 17.664
6 Pontianak Tenggara 7.184 7.185 7.295 7.389 16.949
Kota Pontianak 94.382 96.597 97.670 100.152 100.902
Sumber : BPA2KB

Dari data diatas terlihat terus meningkatnya jumlah pasangan usia subur se-Kota Pontianak. Pada tahun
2019 terjadi peningkatan yag cukup besar terjadi di Kecamatan Pontianak Tenggara dengan jumlah
16.949 orang jika dibandingkan dengan jumlah tahun 2018 sejumlah 7.389 orang, meningkat 9.560
orang. Data ini perlu menjadi perhatian untuk dilakukannya sosialisasi penggunaan KB.

I. Urusan Perhubungan

Mengingat Sistem transportasi merupakan hal yang penting untuk dimiliki oleh suatu kota, yang memiliki
banyak aktivitas dan banyak penduduk. Sistem transportasi juga merupakan hal yang krusial dalam
menentukan keefektifan suatu kota. Pergerakan penduduk dan aktivitas ekonomi yang menggerakkan
kota sangat bergantung pada sistem transportasi.
1. Kualitas pelayanan umum urusan perhubungan dapat dilihat diantaranya dari indikator sebagai
berikut:
2. Tingkat Kinerja Pelayanan Ruas Jalan (Kelancaran Lalu Lintas) Kota Pontianak.
3. Tingkat Ketersediaan Fasilitas Pendukung Lalu Lintas.
4. Persentase Angkutan Umum, Online, dan Barang yang Lulus Uji KIR.
5. Tingkat Ketersediaan Fasilitas Angkutan Sungai dan Penyeberangan

II.65
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 2. 43. Perbandingan Realisasi Capaian Kinerja Tahun 2017- 2019

Indikator Unit 2017 2018 2019


Tingkat Kinerja Pelayanan Ruas Jalan (Kelancaran Lalu Tingkat
Lintas) Kota Pontianak. Layanan B B C

Tingkat Ketersediaan Fasilitas Pendukung Lalu Lintas % 82,01 83,79 89,90


Persentase Angkutan Umum, Online dan Barang Yang
Lulus Uji KIR % 91,27 78,39 78,62

Tingkat Ketersediaan Fasilitas Angkutan Sungai dan


Penyeberang -an % 70 70 73,34

Berdasarkan tabel di atas untuk Indikator Tingkat Kinerja Pelayanan Ruas Jalan (Kelancaran Lalu Lintas)
Kota Pontianak untuk tahun 2017 dan 2018 dengan nilai realisasi B sedangkan untuk tahun 2019
mengalami penurunan dengan nilai capaian C.
Untuk Indikator Tingkat Ketersediaan Fasilitas Pendukung Lalu Lintas selalu mengalami peningkatan
dimana tahun 2017 tercapai 82,01%, tahun 2018 tercapai 83,79%, dan 2019 mencapai 89,90%.
Untuk Indikator Persentase Angkutan Umum, Online, dan Barang yang lulus uji KIR secara umum
mengalami penurunan dimana pada tahun 2017 dengan realisasi 91,27%, pada tahun 2018 sebesar
78,39% dan tahun 2019 sebesar 78,62%.
Indikator Tingkat Ketersediaan Fasilitas Angkutan Sungai dan Penyeberangan realisasi tahun 2017 dan
2018 sebesar 70% dan ada peningkatan tahun 2019 menjadi 73,34%.

J. Urusan Komunikasi dan Informatika

Pelayanan umum Urusan Komunikasi dan Informatika dapat dilihat capaiannya pada indikator dibawah
ini:
1. Persentase (%) Organisasi Perangkat Daeah (OPD) yang menerapkan e-government dengan
pencapaian kinerja dari tahun 2017 sebesar 86,26% meningkat sampai dengan 2019 sebesar
100% ini menujukan bahwa kinerja pada sasaran ini dapat di capai dengan sangat baik.
2. Persentase (%) pelayanan online yang bisa di akses masyarakat dalam perkembangan capaian
dari tahun 2017 sebesar 80% sampai dengan tahun 2018 sebesar 90% dan untuk tahun 2019
capaian menurun menjadi 70%, namun secara keseluruhan dapat di ketegorikan sangat baik.

Tabel 2. 44. Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Urusan Komunikasi dan Informatika

INDIKATOR 2017 2018 2019

Persentase (%) Organisasi Perangkat Daeah (OPD) yang 86,26% 92,82% 100%
menerapkan e-government

Persentase (%) pelayanan online yang bisa di akses masyarakat 80,00% 90,00% 70,00%

Sumber: Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Pontianak

II.66
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

K. Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

Kinerja pelayanan umum pada urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dapat dilihat pada
beberapa indikator dibawah ini:

Tabel 2. 45. Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

No. Indikator Kinerja 2016 2017 2018 2019


1 Persentase pertumbuhan industri kreatif 12% 18,51% 21,95% 15,79%
2 Persentase koperasi 92,33% 95,94% 95,90% 95,40%
3 Jumlah Usaha Mikro yang naik kelas 3 usaha 4 usaha 7 usaha 10 usaha
4 Persentase bulan dengan harga stabil 100% 100% 100% 100%
5 Jumlah Pasar Rakyat yang ber SNI - 1 Pasar 1 Pasar 1 Pasar
Sumber : Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan Kota Pontianak,2019

K.1. Persentase pertumbuhan industri kreatif

Persentase pertumbuhan industri kreatif, dimana Realisasi Indikatornya di Tahun 2016 pencapaian
indikator sebesar 12%, Tahun 2017 pencapaian indikator sebesar 18,51%, Tahun 2018 menjadi
sebesar 21,95%. Tahun 2019 pencapaian indikator Persentase pertumbuhan industri kreatif sebesar
15,79 %.

K.2. Persentase Koperasi aktif

Persentase Koperasi aktif di Tahun 2016 sebesar 92,33%, Tahun 2017 pencapaian indikator sebesar
95,94%, Tahun 2018 mengalami penurunan menjadi sebesar 95,90% dan Pada Tahun 2019
pencapaian indikator persentase koperasi aktif sebesar 95,40%.

K.3. Jumlah Usaha Mikro yang naik kelas

Tahun 2016 pencapaian indikator Jumlah Usaha Mikro yang naik kelas sebanyak 3 usaha, Tahun 2017
pencapaian indikator sebanyak 4 usaha, Tahun 2018 pencapaian indikator sebanyak 7 usaha, dan
Tahun 2019 pencapaian indikator Jumlah Usaha Mikro yang naik kelas sebanyak 10 Usaha yaitu : 1.
Ayam Penyet Ibu Nina; 2. Ayam Geprek Murni Sari; 3. Kopi Aming; 4. Kopi Tiam; 5. Jeruju Meubel; 6.
Kopi surya; 7. Bebek budjang; 8. lokale kopi; 9. Givie dessert; dan 10. Rumah makan asam pedas pak
amat. atau dibandingkan target sebesar 100%.

K.4. Persentase bulan dengan harga stabil

Persentase bulan dengan harga stabil, Realisasi Indikatornya di Tahun 2017 pencapaian indikator
Persentase bulan dengan harga stabil sebesar 100% , Tahun 2018 pencapaian indikator Persentase
bulan dengan harga stabil sebesar 100%. Tahun 2019 pencapaian indikator Persentase bulan dengan
harga stabil sebesar 100%.

K.5. Jumlah Pasar Rakyat yang ber SNI

Jumlah Pasar Rakyat yang berSNI Realisasi Indikatornya di Tahun 2016 tidak ada karena perubahan
indikator dari semula Prosentase pemanfaatan kios/los pasar tradisional Tahun 2015 sebesar 81,95%
dan Tahun 2016 sebesar 87% menjadi Jumlah Pasar Rakyat yang berSNI pada Tahun 2017 sebanyak

II.67
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

1(satu) pasar yaitu Pasar Flamboyan. Dan pada tahun 2019 Pasar Rakyat yang berSNI tetap 1 ( satu )
pasar yaitu Pasar Flamboyan.

L. Urusan Penanaman Modal

Kinerja pelayanan umum Urusan Penanaman Modal dilaksanakan oleh Dinas Penanaman Modal,
Tenaga Kerja Dan Pelayaan Terpadu Satu Pintu Kota Pontianak melalui indikator Persentase
Peningkatan Investasi Daerah (PMA/ PMDN), diperoleh data sebagaimana tabel dibawah ini:

Tabel 2. 46. Indikator Kinerja Urusan Penanaman Modal

NO INDIKATOR KINERJA 2017 2018 2019

1 Persentase Peningkatan Investasi Daerah 4,35% 6,20% 33,94%


(PMA/ PMDN)

Sumber: Dinas Penanaman Modal, Tenaga Kerja Dan Pelayaan Terpadu Satu Pintu Kota
Pontianak

Dari tabel diatas, terlihat bahwa target pada indikator kinerja utama pada sasaran Persentase
Peningkatan Investasi Daerah (PMA/ PMDN) dengan target 9%, dimana realisasi indikatornya di tahun
2017 sebesar 4,35% dan realisasi mengalami peningkatan di tahun 2018 sebesar 6,20%, kemudian
mengalami peningkatan di tahun 2019 sebesar 33,94%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi
peningkatan Realisasi di tahun 2019 dibandingkan dengan tahun 2018.

M. Urusan Kepemudaan dan Olah Raga

Kinerja pelayanan umum Urusan Kepemudaan dan Olahraga dilaksanakan oleh Dinas Peningkatan
Prestasi Olahraga tingkat Propinsi/Nasional dinilai dari Persentase pemuda yang berprestasi di tingkat
Provinsi/Nasional sebesar 85% dan Jumlah medali yang diperoleh ditingkat Kab/Kota dan
Propinsi/Nasional sejumlah 83 medali.

N. Urusan Statistik

Kinerja pelayanan umum Urusan Statistik dilaksanakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota
Pontianak dan diukur dari indikator Persentase Perangkat Daerah Yang Data Sektoralnya Sudah
Terintegrasi dengan Portal Data Kota Pontianak, sebagaimana tabel dibawah ini:

Tabel 2. 47. Indikator Kinerja Urusan Statistik

Indikator Kinerja Utama 2017 2018 2019

Persentase Organisasi Perangkat Daerah yang data sektoral 80,00% 85,00% 85,00%
sudah terintegrasi dengan Website Kota Pontianak

Sumber: Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Pontianak

Persentase Organisasi Perangkat Daerah yang data sektoral sudah terintegrasi dengan Website Kota
Pontianak dengan capaian tahun 2017 sebesar 80% sampai dengan 2018 sebesar 85% hingga tahun
2019 juga sebesar 85%.

II.68
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

O. Urusan Kebudayaan

Pembangunan kebudayaan di Kota Pontianak tidak hanya bertujuan untuk melestarikan dan
mengembangkan kebudayaan untuk mencapai standar tertentu, namun juga untuk memanfaatkan
kekayaan khasanah seni dan budaya dalam bidang ekonomi khususnya pendukung pariwisatadaerah.
Kekayaan budaya merupakan potensi ekonomi kreatif yang apabila dikelola dapat menciptakan
lapangan kerja, dan mengentaskan kemiskinan.
Gelombang ekonomi keempat (fourth wave economic) yang kini tengah memasuki peradaban dunia di
mana kesejahteraan manusia tidak lagi ditopang oleh sektor pertanian ataupun manufaktur, tetapi lebih
ditopang dari karya kreativitas, keahlian, dan bakat individu yang berakar dari karya budaya. Dalam
rangka pengembangan nilai budaya, Pemerintah Kota Pontianak mendorong berdirinya berbagai
macam sanggar seni budaya di masyarakat. Saat ini telah terbentuk sanggar seni dan budaya sejumlah
136 dengan 9 jenis sanggar dan seni budaya. Akan tetapi akibat keterbatasan sumberdaya dan sumber
dana yang ada, baru 102 sanggar seni budaya atau 75% saja yang mendapatkan pembinaan dari
Pemerintah Kota Pontianak.
Pembangunan kebudayaan di Kota Pontianak tidak hanya bertujuan untuk melestarikan dan
mengembangkan kebudayaan untuk mencapai standar tertentu, namun juga untuk memanfaatkan
kekayaan khasanah seni dan budaya dalam bidang ekonomi khususnya pendukung pariwisata daerah.
Kekayaan budaya merupakan potensi ekonomi kreatif yang apabila dikelola dapat menciptakan
lapangan kerja, dan mengentaskan kemiskinan.
Selain melakukan pembinaan sanggar seni dan budaya, Pemerintah Kota Pontianak melakukan
pendataan dan pemantauan terhadap benda-benda yang memiliki nilai sejarah.

P. Urusan Perpustakaan

Untuk mendukung pelaksanaan urusan kearsipan, Pemerintah Kota Pontianak membentuk unit kerja
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Pontianak yang bertugas mengelola arsip-arsip penting
daerah serta mengelola Perpustakaan daerah. Pelaksanaan pembangunan dibidang perpustakaan
tidak terlepas dari peningkatan minat baca masarakat, yang dapat diwujudkan dengan meningkatkan
ketersediaan jumlah buku yang ada diperpustakaan daerah dan taman bacaan yang dikelola oleh
masyarakat serta pemerintah Kota Pontianak. Selanjutnya untuk melihat perkembangan perpustakaan
daerah selama tahun 2015-2019, jika dilihat dari jumlah koleksi buku tahun 2015 sebanyak 28.628 buku
meningkat terus tahun 2017 jumlah buku menjadi 51.036 buku dan hingga tahun 2019 menjadi 73.384
buku. Juga tersedia koleksi karya rekam hingga tahun 2019 sejumlah 1.516 dan E-Book sejumlah 1.271.
Anggota perpustakaan meningkat dari tahun 2015 sejumlah 7.737 orang menjadi 13.831 orang ditahun
2019. Dan secara keseluruhan persentase kunjungan keseluruhan tahun 2018 dan 2019 adalah
88,02%

Tabel 2. 48. Data Peminjaman, Judul Buku, Jumlah Koleksi dan Data Pengunjung di Perpustakaan
dan Tempat Baca Yang Dikelola dan Dibina Pemerintah Kota Pontianak Tahun 2015 – 2019

Tahun
No Uraian Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
1 Jumlah Koleksi Judul Buku Judul 8.003 8.530 9.024 7.149 8.864
Yang Dipinjam
2 Pengguna Internet Buah 3.875 5.040 7.200 7.920 9.821
3 Anggota Perpustakaan Orang 7.737 9.200 10.756 11.888 13.831

II.69
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tahun
No Uraian Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
3 Jumlah judul buku yang baru Judul 11.886 18.919 23.062 25.306 31.379
4 Jumlah Koleksi Jumlah Buku, Karya Rekam dan E-Book Yang Tersedia Di Perpustakaan
a. Buku Eks 28.628 42.694 51.036 59.181 73.384
b. Karya Rekam - 428 888 1.018 1.223 1.516
c. E-book Judul 416 1.025 1.025 1.025 1.271
5 Rata-rata pengunjung perhari di Orang 56 75 69 47 42
Perpustakaan Umum
6 Jumlah pengunjung Perpustakaan Pemerintah Kota Pontianak
A. Jumlah Pengunjung Perpustakaan Yang Dikelola Pemkot
a. Perpustakaan Umum Orang 19.946 25.010 24.522 16.780 15.398

b. Rumah Baca Kec.Pontianak Orang 1.075 1.549 1.310 2.318 1.615


Barat
c. Rumah Baca Kec.Pontianak Orang 5.450 5.336 5.286 7.602 8.343
Timur
d. Taman Baca Alun Kapuas Orang - - 15.583 8.930 12.219
e. Taman Baca Akcaya Orang - - 15.782 14.870 12.260
f. Taman Baca Digulis Orang - - 5.909 4.624 3.573
g. Taman baca Polnep Orang - - - - 1.773

h. Mobil Pintar Orang 9.724 12.152 - - 17.640


i. Perpustakaan Mobil Keliling 1 Orang 4.075 5.060 - - 16.200
j. Perpustakaan Mobil Keliling 2 Orang - - - - 20.520

k. Perpustakaan Mobil Keliling 3 Orang - - 747 - 3.240

Total Jumlah Pengunjung Orang 21.632 40.270 49.107 111.931


A. Jumlah Pengunjung Perpustakaan Yang di Bina Pemkot (terlampir di 430.708 568.865
halaman
B. Jumlah16)
Keseluruhan Pengunjung Di Perpustakaan dan Tempat Baca di 479.815 680.796
Kota
C. PontianakKunjungan
Presentase (Dikelola dan Dibina)
Keseluruhan 88,02% 88.02%

Sumber: Dinas Perpustakaan Kota Pontianak

Q. Urusan Kearsipan

Pelaksanaan pelayanan umum urusan kearsipan dilaksanakan oleh Dinas Perpustakaan Kota Pontianak
melalui kinerja persentase jumlah perangkat daerah yang menerapkan arsip secara baku telah
mencapai 100% pada tahun 2018 dan 2019. Dan untuk indikator persentase arsip yang diselamatkan
dan dilestarikan meningkat dari 80% ditahun 2015 telah mencapai 100% ditahun 2019.

2.3.3. Layanan Urusan Pilihan

A. Urusan Pariwisata

Untuk mewujudkan sasaran Mengembangkan daya tarik kepariwisataan untuk mendukung


perekonomian daerah harus dilakukan peningkatan kualitas destinasi pariwisata sehingga Jumlah
Kunjungan Wisatawan meningkat. Capaian Jumlah Kunjungan Wisatawan tahun 2019 sebesar
1.189.752 wisatawan, melebihi target kinerja yang ditetapkan sebesar 700.000 wisatawan.

II.70
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Adapun sarana dan prasarana penunjang pariwisata di Kota Pontianak pada saat ini telah cukup
memadai antara lain dengan tersedianya 53 hotel dan sarana penunjang wisata lainnya seperti
restoran/rumah makan, souvenir shop dan fasilitas rekreasi dan hiburan umum lainnya. Dan Jumlah
produk seni berbasis ekonomi kreatif yang dilestarikan di tahun 2019 sebesar 405 jenis produk seni,
melebihi sedikit dari target yang ditetapkan yaitu 400 jenis produk seni.

B. Urusan Pertanian

Grafik 2. 46. Produksi Tanaman Hortikultura

14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
Produktifitas Sawi Produktifitas Bayam Produktifitas Kangkung Produktifitas Pepaya
2017 1264 848 1688 5318
2018 8334.7 1051 1928.7 10135
2019 1296.1 1134 2534.7 12585.4

Sumber: Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak, 2020

Pada tabel diatas ditampilkan perbandingan capaian kinerja tahun 2019 dengan tahun 2018 dan 2017.
Realisasi tahun 2019 untuk indikator Produksi Sawi memiliki realisasi 1.296,1 ton jika dibanding tahun
2018 yaitu 8.334,7 ton dan realisasi tahun 2017 yaitu 1.264 ton. Secara grafis untuk pencapaian di
tahun 2019 memang mengalami penurunan jika dibanding dengan tahun 2018.
Indikator Produksi Bayam 2019 memiliki realisasi 1.134 ton jika dibanding tahun 2018 yaitu 1.051 ton
dan realisasi tahun 2017 yaitu 848 ton. Secara grafis untuk pencapaian di tahun 2019 mengalami
peningkatan jika dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya.
Indikator Produksi Kangkung 2019 memiliki realisasi 2.534,7 ton jika dibanding tahun 2018 yaitu 1.928,7
ton dan realisasi tahun 2017 yaitu 1.688 ton. Secara grafis untuk pencapaian di tahun 2019 mengalami
peningkatan yang cukup signifikan jika dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi produksi maupun produktivitas komoditas tanaman sayuran
(daun). Usia tanaman yang pendek, usaha tani yang intensif dari pengolahan tanah dan pemberian
nutrisi tanaman, prasarana pendukung budidaya yang baik serta kondisi cuaca yang bersahabat secara
otomatis akan meningkatkan hasil produksi dan produktivitas. Kondisi sebaliknya dapat menyebabkan
angka produksi dan produktivitas menjadi turun.
Indikator Produksi Pepaya 2019 memiliki realisasi 12.585,4 ton jika dibanding tahun 2018 yaitu 10.135
ton dan realisasi tahun 2017 yaitu 5.318 ton. Secara grafis untuk pencapaian di tahun 2019 mengalami
peningkatan yang cukup signifikan jika dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, hal ini disebabkan
tanaman pepaya varietas California merupakan salah satu jenis papaya yang sedang digandrungi dan
mulai banyak dikebunkan para petani pada saat ini karena sangat menjanjikan keuntungan. Pepaya
California ini memiliki sifat dan keunggulan tersendiri yaitu buahnya tidak terlalu besar dengan bobot 0,8
– 1,5 kg/buah, berkulit hijau tebal dan mulus, berbentuk lonjong, buah matang berwarna kuning, rasanya
manis, daging buah kenyal dan tebal. Peningkatan produktivitas pada tanaman pepaya sebesar 24%
disebabkan karena tanaman pepaya yang ada tahun 2019 telah memasuki masa puncak dalam

II.71
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

menghasilkan buah (usia 1 – 2 tahun), termasuk pepaya varietas Merah Delima yang dikembangkan
oleh BPTP Kalimantan Barat.

Grafik 2. 47. Produksi Tanaman Hortikultura Produktifitas Lidah Buaya

25000000

20000000
19096000

15000000

10000000 10841527
9219480

5000000

0
2017 2018 2019
Produktifitas Lidah Buaya 9219480 10841527 19096000

Sumber: Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak, 2020

Indikator Produksi Lidah Buaya 2019 memiliki realisasi 19.096.000 ton jika dibanding tahun 2018 yaitu
10.841.527 ton dan realisasi tahun 2017 yaitu 9.219.480 ton. Secara grafis untuk pencapaian di tahun
2019 mengalami peningkatan yang cukup signifikan jika dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya,
hal ini disebabkanLidah buaya merupakan komoditas unggulan dan spesifik lokasi yang ada di Kota
Pontianak.

C. Urusan Perdagangan

Tahun 2016 Jumlah Usaha Mikro yang naik kelas sebanyak 3 usaha, Tahun 2017 sebanyak 4 usaha,
Tahun 2018 sebanyak 7 usaha, dan Tahun 2019 Jumlah Usaha Mikro yang naik kelas sebanyak 10.

Grafik 2. 48. Jumlah Usaha Mikro

10

4
3

2016 2017 2018 2019


Jumlah Usaha Mikro
3 4 7 10
yang naik kelas

Sumber : Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan Kota Pontinak, 2020

Tahun 2016 Persentase bulan dengan harga stabil sebesar 95%, Tahun 2017 Persentase bulan dengan
harga stabil sebesar 100% , Tahun 2018 Persentase bulan dengan harga stabil sebesar 100%. Tahun
2019 Persentase bulan dengan harga stabil sebesar 100%.

II.72
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Grafik 2. 49. Persentase Bulan

100 100 100

95

2016 2017 2018 2019


Persentase bulan
95 100 100 100
dengan harga stabil

Sumber : Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan Kota Pontinak, 2020

Jumlah Pasar Rakyat yang berSNI pada Tahun 2017 sebanyak 1(satu) pasar yaitu Pasar Flamboyan.
Dan hingga tahun 2019 Pasar Rakyat yang berSNI tetap 1 ( satu ) pasar yaitu Pasar Flamboyan.

Grafik 2. 50. Jumlah Pasar Rakyat

1 1 1

2017 2018 2019

Jumlah Pasar Rakyat…

Sumber : Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan Kota Pontinak, 2020

Target pada indikator kinerja persentase koperasi aktif di tahun 2016 sebesar 92,33%, tahun 2017
pencapaian indikator sebesar 95,94%, tahun 2018 mengalami penurunan menjadi sebesar 95,90% dan
pada tahun 2019 pencapaian indikator persentase koperasi aktif sebesar 95,40%.

Grafik 2. 51. Persentase Koperasi Aktif

95.94 95.90
95.40

92.33

2016 2017 2018 2019


persentase koperasi
92.33 95.94 95.90 95.40
aktif

Sumber : Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan Kota Pontianak, 2020

II.73
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

D. Urusan Perindustrian

Persentase pertumbuhan industri kreatif Tahun 2016 pencapaian indikator sebesar 12%, Tahun 2017
pencapaian indikator sebesar 18,51%, Tahun 2018 menjadi sebesar 21,95% dan Tahun 2019
pencapaian indikator Persentase pertumbuhan industri kreatif sebesar 15,79%.

Grafik 2. 52. Persentase Pertumbuhan Industri Kreatif

21.95
18.51
15.79
12.00

2016 2017 2018 2019


Persentase
pertumbuhan industri 12.00 18.51 21.95 15.79
kreatif

Sumber : Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan Kota Pontinak, 2020

E. Urusan Kelautan dan Perikanan

Untuk mendukung pelaksanaan urusan Kelautan dan Perikanan, Dinas Pangan Pertanian dan
Perikanan Kota Pontianak melaksanakan 2 indikator kinerja dengan sasaran Meningkatnya Produksi
Hasil Perikanan yaitu Produksi Perikanan Tangkap dan Produksi Perikanan Budidaya, dengan rincian
sebagai berikut:

Tabel 2. 49. Indikator Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan

NO INDIKATOR KINERJA 2017 2018 2019**

1. Produksi Perikanan Tangkap (Ton) 757,43 378,18 777,23


2. Produksi Perikanan Budidaya (Ton) 543,57 378,18 232,89

Sumber: Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak

E.1. Produksi Perikanan Tangkap

Produksi Perikanan Tangkap 2019 mencapai 777,23 ton meningkat jika dibanding tahun 2018 yang
hanya sebesar 378,18 ton dan tahun 2017 sebesar 757,43 ton. Hasil produksi perikanan tangkap masih
dalam kategori capaian cukup berhasil hal ini dikarenakan kewenangan untuk Kabupaten dan Kota
dalam UU No 23 tahun 2014 menyatakan kapal yang dibina dan dikelola hanya kapal ukuran 1-5GT
sehingga jangkauan wilayah tidak sampai ke laut lepas dan berpengaruh pada hasil produksi tangkapan.

E. 2. Produksi Perikanan Budidaya

Produksi Perikanan Budidaya 2019 hanya mencapai 232,89 ton, terus menurun jika dibanding tahun
2018 sebesar 378,18 ton dan tahun 2017 sebesar 543,57 ton.

II.74
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

2.3.4. Penunjang Urusan

A. Urusan Perencanaan Pembangunan

Penyelenggaraan urusan perencanaan pembangunan tidak terlepas dari Undang-Undang 25 Tahun


2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Peran perencanaan dalam pembangunan
sangatlah vital, karena keberhasilan pelaksanaan pembangunan berawal dari perencanaan yang baik.
Dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah pendekatan teknokratik, demokratik,
partisipatif, politis dan bottom-top down dilakukan secara simultan.sehingga keterlibatan stakeholder,
legistlatif dan masyarakat merupakan keharusan.
Perencanaan pembangunan Kota Pontianak diharapkan mampu mewujudkan perencanaan
pembangunan darah yang visioner dan implementatif dalam arti mempunyai tujuan dan antisipasi jangka
panjang serta dapat dilaksanakan dan adaptif dalam arti menyesuaikan dengan kondisi lokal dan telah
mengakomodir kebijakan-kebijakan yang bernuansa global dan nasional seperti Gas Rumah Kaca,
MDGs, Sustainable Development serta muatan yang bersifat spesifik.
Terobosan yang dilakukan BAPPEDA kota Pontianak selaku institusi yang memegang kewenangan
pelaksanaan perencanaan pembangunan adalah memadukan penggunaan teknologi informasi dalam
penyelenggaraaan Musrenbang, mulai dari tingkat kelurahan sampai dengan tingkat kota yaitu Sistem
Informasi Perencanaan Pembangunan (SIPP). Kehadiran SIPP ini diharapkan mampu meningkatan
transparansi dan efisiensi dalam proses perencanaan. Dengan SIPP masyarakat luas dapat mengetahui
secara langsung/online usulan-usulan kegiatan pembangunannya apakah dipenuhi ataukah sebaliknya,
semua dilakukan secara transparan. Sehingga tidak ada lagi sikap skeptic dan anggapan bahwa
Musrenbang merupakan ajang seremonial belaka yang tidak menghasilkan sesuatu yang dibutuhkan
oleh masyarakat.
Tantangan dalam penyelenggaraan urusan perencanaan pembangunan adalah bagaimana produk
perencanaan yang dihasilkan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada, bagaimana
dokumen yang dihasilkan dapat dimanfaatakan sebagai landasan operasional teknis dalam keputusan-
kepeutusan pembangunan. Yang juga tidak kalah pentingnya adalah bagaimana proses perencanaan
yang dilakukan dapat memuaskan berbagai pihak serta dilaksanakan sesuai aturan dan selesai pada
waktu sesuai ketentuan.
Dalam penyusunan rencana pembangunan tahunan (RKPD) dan KUA PPAS serta perubahannya pada
lima tahun terkahir selalu dilaksanakan tepat waktu, sehingga tidak terjadi keterlambatan penetapan
APBD yang berdampak pada terhambatnya pelaksanaan pembangunan. Yang menjadi tantangan
dalam proses perencanaan tahunan ini adalah menetapkan prioritas program dalam rangka mencapai
visi dan misi pembangunan strategis dengan keterbatasan dana yang dimiliki. Disatu sisi harus
dipastikan bahwa pembangunan di setiap sektor dan urusan pembangunan dapat terus berjalan, disisi
laian keterbatasan dana yang dimiliki mengharuskan prioritasisasi beberapa urusan yang secara
strategis memang urgen untuk didahulukan.
Selaian penyelenggaraan perencanaan pembangunan, tugas dan fungsi laian yang juga dilakukan oleh
BAPPEDA Kota Pontianak adalah pengendalian pelaksanaan pembangunan. Monitoring dan evaluasi
pelaksanaan pembangunan tahunan (monev RKPD) secara rutin telah dilaksanakan, akan tetapi
menghadapi berbagai kendala. Diantaranya adalah keterlambatan data realisasi kegiatan SKPD sebagai
bahan monev di lapangan. Hal ini seringkali terjadi sehingga menyebabkan laporan pengendalian juga
terlambat dibuat, sehingga berbagai permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan program kegiatan
pembangunan dalam RKPD seringkali terlambat ditindaklanjuti.
Sebagai reaksi dinamika perkembangan kota yang sedemikian cepat, selain melaksanakan proses
perencanaan yang ideal juga dilakukan berbagai kajian, studi dan evaluasi dalam berbagai
bidang/urusan pembangunan. Hal ini selain untuk mengantisipasi perkembangan yang terjadi juga

II.75
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

dalam rangka memberikan dasar/guideline bagi pengambil keputusan untuk menetapkan berbagai
kebijakan yang terkait dengan pembangunan Kota Pontianak. Diharapkan setiap kebijakan
pembangunan yang dikeluarkan oleh Pemerintah kota Pontianak telah dikaji secara mendalam baik efek
positif ataupun dampak negatif yang mungkin timbul dari kebijakan tersebut sehingga tidak terjadi
tumpang tindah, ketidaksinkronan, ataupun kontra produktif.

B. Urusan Keuangan

Dalam pelaksanaan pelayanan umum Urusan Keuangan oleh Badan Keuangan Daerah Kota Pontianak
untuk mewujudkan Pelayanan Administrasi Keuangan SKPD yang transparan dan tepat waktu diukur
melalui indikator Persentase Pelayanan Administrasi Keuangan SKPD yang sesuai Standar Operasional
Prosedur (SOP), dengan capaian yang teru meningkat dari 85,35% pada tahun 2017, menjadi 99,57%
pada tahun 2018 dan terus meningkat menjadi 99,80% ditahun 2019.

Tabel 2. 50. Indikator Kinerja Urusan Keuangan Tahun 2017-2019

No Indikator Kinerja 2017 2018 2019

1. Persentase Pelayanan Administrasi Keuangan SKPD 85,35% 99,57% 99,80%


yang sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP)
2. Persentase Bidang Tanah dan Bangunan Milik 99,72% 99,78% 99,85%
Pemerintah Daerah Digunakan Sesuai Peruntukan
3. Persentase Aset Materiil Dengan Resiko Tinggi Mendapat 90,38% 94,13% 95,05%
Pengamanan Aset Sesuai Ketentuan Yang berlaku

Sumber: Badan Keuangan Daerah Kota Pontianak

Pengelolaan Aset Yang Optimal diukur melalui 2 (dua) indikator yaitu Persentase Bidang Tanah dan
Bangunan Milik Daerah Yang Digunakan Sesuai Peruntukan yang telah mencapai 99,85% pada tahun
2019 meningkat dari tahun 2017 dan 2018 dengan persentase masing-masing sebesar 99,72% dan
99,78% serta Persentase Aset Materiil Dengan Resiko Tinggi Mendapat Pengamanan Aset Sesuai
Ketentuan Yang Berlaku yang telah mencapai 95,05% pada tahun 2019, yang juga meningkat dari
tahun 2017 mencapai 90,38% dan tahun 2018 mencapai 94,13%.

C. Urusan Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan

Berdasarkan data dari Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kota
Pontianak, jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota Pontianak adalah
sebanyak 4.993 PNS pada tahun 2019. Jika dibandingkan dengan jumlah Penduduk Kota Pontianak
yang berjumlah 646.661 jiwa rasio antara PNS dan penduduk di Kota Pontianak hanya 0,77. Dari jumlah
tersebut, PNS yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 3.302 PNS (66%) dan yang berjenis kelamin
laki-laki berjumlah 1.691 PNS (34%).

II.76
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 2. 51. Jumlah Pegawai Pemerintah Kota Pontianak Tahun 2014-2018

Tahun
No. Jenis Kelamin Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
1 Laki – laki Orang 2.444 1.955 1.863 1.742 1.691
2 Perempuan Orang 4.369 3.748 3.535 3.330 3.302
JUMLAH 6.813 5.703 5.398 5.072 4.993
sumber : BKPSDM Kota Pontianak 2020

Dari 4.993 jumlah PNS yang ada di Pemerintah Kota Pontianak pada tahun 2019, jenjang pendidikan
yang paling banyak dimiliki adalah tingkat D4/S1 dengan jumlah pegawai 2.049 PNS (41%) disusul oleh
jenjang pendidikan D1-D3 dengan jumlah pegawai 1.498 PNS (30%). Untuk PNS dengan jenjang S2
yang dimiliki Pemerintah Kota Pontianak adalah sejumlah 249 PNS (4,9%), sedangkan untuk PNS
dengan jenjang SD, SLTP SLTA jumlah berturut-turut adalah 32 PNS (0,64%), 63 PNS (1,26%), dan
1.102 (22,07%).

Grafik 2. 53. Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan

S2 /SLTP
SD
S3 SD
5% 1% SLTA
1%
22% SLTP
D4 / S1
SLTA
41%
D1 - D3 D1 - D3
30% D4 / S1
S2 / S3

sumber : BKPSDM Kota Pontianak 2020

Tabel 2. 52. Jumlah Pegawai Pemerintah Kota Pontianak Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun
2014-2018

Tahun
No. Pendidikan Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
1 SD Orang 70 56 48 38 32
2 SLTP Orang 112 95 82 74 63
3 SLTA Orang 1.830 1.663 1.457 1.274 1.102
4 D1 - D3 Orang 2.107 1.952 1.789 1.575 1.498
5 D4 / S1 Orang 2.499 1.749 1.817 1.877 2.049
6 S2 / S3 Orang 195 188 205 234 249
JUMLAH 6.813 5.703 5.398 5.072 4.993
sumber : BKPSDM Kota Pontianak 2020

II.77
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Pada tahun 2019 jumlah formasi pegawai adalah 29 untuk Eselon II, 111 untuk tingkat eselon III, 363
untuk tingkat eselon IV.

Tabel 2. 53. Jumlah Pegawai Pemerintah Kota Pontianak Berdasarkan Eselon Tahun 2014-2018

Tahun
No. Eselon Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
1 Eselon II Orang 30 31 25 26 29
2 Eselon III Orang 120 123 121 112 111
3 Eselon IV Orang 524 542 444 426 363
JUMLAH 674 696 590 564 503
sumber : BKPSDM Kota Pontianak 2020

Pelaksanaan Urusan Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan oleh Badan Kepegawaian dan
pengembangan Sumber Daya manusia Kota Pontianak jika dilihat dari indikator kinerja sebagaimana
tabel dibawah ini, untuk Nilai Evaluasi AKIP mencapai nilai BB di tahun 2018 dan 2019. untuk Persentase
Temuan Yang Ditindaklanjuti dan Persentase Peningkatan Disiplin ASN telah mencapai 100% pada
tahun 2018 dan tahun 2019.
Sedangkan untuk jumlah pegawai yang telah mengikuti diklatpim, diklat teknis tugas belajar, izin belajar,
beasiswa dan ikatan dinas pada tahun 2019 sebanyak 975 PNS, meningkat dari tahun 2018 sebanyak
594 PNS. Namun paling banya dilaksanakan pada tahun 2016 yaitu sebesar 1958 PNS.

Tabel 2. 54. Jumlah Peserta Diklatpim, Diklat Teknis, Tugas Belajar, Izin Belajar, Beasiswa Dan Ikatan
Dinas

No. Uraian Satuan Tahun


2015 2016 2017 2018 2019
1 Peserta Diklatpim Tk. IV, III dan II Orang 31 46 44 47 42
2 Pegawai yang telah mengikuti diklat Orang 267 1,788 512 367 831
teknis fungsional

3 Pegawai yang mengikuti Tugas Belajar, Orang 67 62 46 161 51


Izin Belajar, Beasiswa dan Ikatan Dinas
4 Jumlah Pegawai yang mengikuti Orang 12 62 46 19 51
pendidikan
Jumlah 377 1958 648 594 975
sumber : BKPSDM Kota Pontianak 2020

D. Urusan Penelitian dan Pengembangan

Urusan Penelitian dan Pengembanga dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kota Pontianak melalui kinerja "Persentase Hasil Penelitian BAPPEDA Yang Ditindaklanjuti OPD"
dengan pencapaian 55 persen ditahun 2016 dan 60 persen dari tahun 2017 sampai tahun 2019
sebagaimana tabel dibawah ini:

II.78
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 2. 55. Indikator Kinerja urusan Penelitian dan pengambangan

No. Indikator Kinerja 2016 2017 2018 2019

1 Persentase hasil penelitian BAPPEDA


55% 60% 60% 60%
yang ditindaklanjuti OPD

Sumber: BAPPEDA Kota Pontianak

E. Urusan Pengawasan

Urusan Pengawasan dilaksanakan oleh Inspektorat Kota Pontianak dengan indikator kinerja
pembangunan daerah sebagai berikut:

Tabel 2. 56. Indikator Kinerja Urusan Pengawasan

No. Indikator Kinerja 2016 2017 2018 2019


1. Persentase OPD yang bebas dari penyimpangan
100% 100% 100% 100%
aset yang material
2. Persentase jumlah temuan BPK-RI dan Aparat
Pengawasan (APIP) yang selesai ditindaklanjuti 78,52% 78,68% 77,60% 76,27%
sesuai rekomendasi

3. Persentase Nilai Evaluasi SAKIP OPD oleh


0% 2,94% 3,33% 3,33%
Inspektorat dengan kategori “ Memuaskan”
Sumber: Inspektorat Kota Pontianak

Persentase OPD yang bebas dari penyimpangan aset yang material pada tahun 2019 dibandingkan
dengan 3 tahun sebelumnya yaitu 2016, 2017 dan 2018 relatif sama, dengan capaian 100%. Capaian
ini dapat dilihat dari jumlah temuan dan rekomendasi hasil pemeriksaan oleh BPK RI atas Laporan
Keuangan, Pengendalian Intern dan Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan yang trenya
semakin menurun setiap tahun.
Persentase jumlah temuan BPK-RI dan Aparat Pengawasan (APIP) yang selesai ditindaklanjuti sesuai
rekomendasi tahun 2019 tidak lebih baik dari 3 tahun sebelumnnya yaitu 2016, 2017 dan 2018.
Untuk indikator Persentase Nilai Evaluasi SAKIP OPD oleh Inspektorat dengan kategori “Memuaskan”,
pada 2019 telah dilaksanakan evaluasi SAKIP 30 Perangkat Daerah oleh Inspektorat Kota Pontianak,
terhadap kinerja PD tahun anggaran 2018, berpedoman kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi dan Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas
Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, hasilnya 1 (satu) Perangkat Daerah
berkinerja Memuaskan (A) atau 3,33 %. Realisasi Kinerja dan capaian pada tahun 2019 dibandingkan
dengan tahun 2018 hasilnya sama, jika dibandingkan dengan tahun 2016 dan 2015 realisasi dan
capaiannya meningkat dan lebih baik.

F. Urusan Sekretariat Dewan

Urusan Sekretariat Dewan dilaksanakan dengan indikator sebagaimana dalam tabel berikut ini:

II.79
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 2. 57 Indikator Kinerja Urusan Sekretariat Dewan

No. Indikator Kinerja 2017 2018 2019


1. lndeks kepuasan Pimpinan dan Anggota DPRD 89.72 89.72 81.03
terhadap fasilitasi kegiatan DPRD

2. Persentase pengaduan/aspirasi masyarakat yang 100% 100% 100%


diteruskan kepada DPRD

Sumber: Sekretariat DPRD Kota Pontianak

Untuk tahun 2017 dan 2018 memiliki kesamaan sasaran strategis dan indikator kinerjanya, tetapi untuk
survey yang dilakukan berbeda dimana di tahun 2017 dan 2018 survey kepuasan anggota DPRD Kota
Pontianak terhadap seluruh Pelayanan Sekretariat DPRD. Sedangkan di tahun 2019 survey yang
dilakukan tentang fasilitasi rapat-rapat DPRD, sehingga persentase yang dihasilkan berbeda. Dimana di
tahun 2017 dan 2018 bernilai 89.72 sedangkan di tahun 2019 bernilai 81.03. kalau di lihat dari nilai
terjadi penurunan, tapi hal ini terjadi dikarenakan adanya perbedaan pertanyaan quisioner dan Anggota
DPRD yang di survey pun merupakan kebanyakan Anggota DPRD yang baru.
Untuk indikator kinerja persentase pengaduan masyarakat yang diteruskan kepada DPRD
mendapatkan nilai sebesar 100% ditahun 2017, 2018 dan 2019 dikarenakan semua aspirasi yang
masuk telah diteruskan kepada Pimpinan DPRD Kota Pontianak.

2.4. ASPEK DAYA SAING DAERAH

2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

A. Pengeluaran Perkapita

Untuk mengukur dimensi hidup layak digunakan indikator kemampuan daya beli masyarakat terhadap
sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran perkapita sebagai
pendekatan pendapatan yang mewakili capaian pembangunan untuk hidup layak.

Selama kurun waktu dari tahun 2015 hingga tahun 2019, pengeluaran perkapita masyarakat Kota
Pontianak mengalami peningkatan dari 13.736.740 rupiah per tahun menjadi 14.515.000 rupiah per
tahun.

II.80
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Grafik 2. 54. Pengeluaran Perkapita yang Disesuaikan di Kota Pontianak (Rp/tahun) tahun 2015-2019

14600000.0
14500000.0 14,515,000
14400000.0
14300000.0 14,322,000
14200000.0
14100000.0
14000000.0
13900000.0 13,904,000
13,838,000
13800000.0
13,736,740
13700000.0
13600000.0
2015 2016 2017 2018 2019

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak. 2020 (diolah)

B. Persentase Pengeluaran Konsumsi Non Pangan per kapita

Grafik 2. 55. Persentase Rata-Rata Pengeluaran Konsumsi Makanan/Pangan dan Non Makanan/Non
Pangan Per Kapita Sebulan di Kota Pontianak Tahun 2015-2019

Jenis Konsumsi 2015 2016 2017 2018 2019


I. Makanan 45,44 47,30 45,89 42,52 44,27
II. Non Makanan 54,56 52,70 54,11 57,48 55,73
Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : Susenas (hasil olahan). Badan Pusat Statistik Kota Pontianak. 2020

Pengeluaran non makanan penduduk Kota Pontianak lebih besar dari pengeluaran untuk makanan.
Melihat kondisi ini mengindikasikan bahwa penduduk yang berpendapatan sedang dan tinggi sudah
semakin banyak dibandingkan penduduk berpendapatan rendah sebab yang berpendapatan rendah
akan cenderung terlebih dulu memenuhi kebutuhan makanannya.

C. Rasio Ekspor + Impor terhadap PDRB

Rasio Ekspor + Impor terhadap PDRB merupakan indikator yang digunakan untuk menggambarkan
keterbukaan ekonomi suatu daerah. Semakin tinggi rasio ekspor + impor terhadap PDRB menunjukkan
semakin terbuka pulalah perekonomian suatu daerah terhadap perdagangan internasional. Rasio ini
dapat juga dipandang sebagai indikator globalisasi ekonomi suatu daerah. Data menunjukkan bahwa
dari tahun 2015 hingga tahun 2019 rasio ekspor + impor terhadap PDRB Kota Pontianak mengalami
fluktuasi dari 0,17 pada tahun 2015 turun menjadi 0,14 pada tahun 2016, namun kemudian meningkat
lagi pada tahun 2017 dan 2018 kembali berada pada rasio 0,17. Pada tahun 2019 Rasio Ekspor + Impor
terhadap PDRB Kota Pontianak mengalami peningkatan menjadi 0,18. Ini mengindikasikan semakin
terbukanya ekonomi Kota Pontianak terhadap perdagangan internasional.

II.81
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Grafik 2. 56. Rasio Ekspor + Impor terhadap PDRB Kota Pontianak tahun 2015-2019

0.19

0.18
0.17 0.17 0.17 0.17

0.15

0.14
0.13
2015 2016 2017 2018 2019

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak. 2020 (diolah)

D. Rasio Pinjaman terhadap Simpanan di Bank Umum

Fungsi Utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta
bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan
pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah
peningkatan taraf hidup orang banyak.

Grafik 2. 57. Rasio Pinjaman terhadap Simpanan di Bank Umum Kota Pontianak tahun 2015-2019

1.2

1 0.98 0.96
0.89 0.86
0.8
0.72
0.6

0.4

0.2

0
2015 2016 2017 2018 2019

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak. 2019 (diolah)

Rasio Pinjaman terhadap simpanan di Bank Umum di Kota Pontianak menunjukkan adanya peningkatan
dari 0,89 pada tahun 2015 meningkat menjadi 0,98 pada tahun 2016. Namun pada tahun 2017 rasio
tersebut mengalami penurunan menjadi 0,72. Rasio tersebut kembali meningkat menjadi 0,96 pada
tahun 2018 dan kembali mengalami penurunan pada tahun 2019 menjadi 0,86.

2.4.2. Fokus Fasilitas dan Infrastruktur Wilayah

A. Panjang Jalan dalam Kondisi Baik

Panjang jalan di Kota Pontianak pada tahun 2019 tercatat sepanjang 286,08 km, angka ini meningkat
cukup signifikan dari tahun 2015 yang hanya sepanjang 274,29 km. Sebagian besar permukaan jalan
berupa aspal dan beton meskipun masih terdapat jalan dengan permukaan tanah sepanjang 3,10 km.
Kondisi jalan di Kota Pontianak dalam kondisi baik cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2015

II.82
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

ke tahun 2018 yakni dari 168,29 km meningkat menjadi 216,14 km. Namun, pada tahun 2019 panjang
jalan dalam kondisi baik mengalami pengurangan dari tahun sebelumnya menjadi hanya 167,85 km
saja. Sementara itu, panjang jalan yang mengalami rusak ringan dan rusak berat dapat terus dikurangi
dari tahun 2015 ke tahun 2018 melalui berbagai upaya perbaikan dari yang sebelumnya di tahun 2015
sepanjang 26,64 km dan 51,06 km hanya tinggal 5,59 km dan 4,66 km saja pada tahun 2018. Pada
tahun 2019 panjang jalan dalam kondisi rusak dan rusak berat mengalami peningkatan dari tahun 2018
menjadi 21,79 km dan 11,99 km. Kondisi ini dapat terjadi karena pada tahun 2019 anggaran Pemerintah
Kota Pontianak lebih banyak dialokasikan untuk pembangunan dan pemeliharaan jalan di luar status
jalan kota, seperti Jl. Sultan Hamid 2, Jl. Kom. Yos Sudarso, Jl. Husein Hamzah, dan trotoar di Jl. Ahmad
Yani. Sementara kerusakan jalan akibat genangan terus terjadi.

Grafik 2. 58. Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan Tahun 2019 (km)

21%
1% 2%

76%

Aspal/Paved Kerikil/Gravel Tanah/Soil Lainnya/Others

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak. 2020

Tabel 2. 58. Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan di Kota Pontianak (Km) Tahun 2015-2019

Tahun
Kondisi Jalan
2015 2016 2017 2018 2019
Baik 168,29 139,43 211,28 216,14 167,85

Sedang 28,31 51,21 56,63 59,68 84,45

Rusak Ringan 26,64 31,57 6,59 5,59 21,79

Rusak Berat 51,06 52,12 5,67 4,66 11,99

Total 274,29 274,33 280,17 286,07 286,08

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak. 2020

B. Jumlah Bank dan Cabang

Industri perbankan di Kota Pontianak selama empat tahun terakhir mengalami perkembangan yang
cukup baik. Hal ini dapat dilihat salah satunya dari bertambahnya jumlah Kantor Bank dengan berbagai
bentuk pelayanannya, dimulai dari Kantor Pusat hingga Kantor Unit. Pada tahun 2018, Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat mencatat bahwa di Kota Pontianak terdapat 4
Bank Umum Pemerintah, 33 Bank Umum Swasta, 2 Bank Pemerintah daerah, dan 13 Bank Perkreditan
Rakyat.

II.83
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 2. 59. Jenis dan Jumlah Bank dan Cabangnya di Kota Pontianak Tahun 2015-2018

Tahun/Status Pelayanan

No Jenis Bank 2015 2016 2017 2018

UNI UNI UNI UNI


KP KC KCP KK PP KP KC KCP KK PP KP KC KCP KK PP KP KC KCP KK PP
T T T T

1 Bank Umum Pemerintah 0 5 23 13 1 34 0 5 23 13 1 34 0 6 16 25 2 37 0 6 16 25 2 37

2 Bank Umum Swasta 0 32 44 9 2 1 0 42 43 8 2 1 0 31 39 10 2 2 0 31 37 10 2 2

3 Bank Pemerintah Daerah 1 3 6 13 8 7 1 3 6 13 8 8 1 2 6 22 10 1 1 2 6 22 10 1

4 Bank Perkreditan Rakyat 11 2 0 2 0 0 12 2 6 2 0 0 12 2 0 2 0 0 12 2 0 2 0 0

Jumlah 12 42 73 37 11 42 13 52 78 36 11 43 13 41 61 59 14 40 13 41 59 59 14 40

Keterangan: KP = Kantor Pusat; KC = Kantor Cabang; KCP = Kantor Cabang Pembantu; KK = Kantor Kas; PP =Payment Point

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak. 2019. diolah

II.84
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

C. Ketersediaan Listrik dan Air Bersih

Tercatat sebanyak 503.181 pelanggan PLN sampai dengan Desember 2019 yang meliputi pelanggan
sosial, rumah tangga, bisnis, industri, perkantoran, dan pelanggan prabayar. Pelanggan yang paling
banyak menggunakan listrik PLN adalah golongan rumah tangga dengan konsumsi listrik sebanyak
46,67% dari total listrik yang diproduksi PLN, sedangkan pelanggan listrik industri hanya mengkonsumsi
listrik sebesar 0,04%.

Tabel 2. 60. Jumlah Pelanggan PLN Area Pontianak Menurut Jenisnya Tahun 2019

Rumah
Bulan Industri Perkantoran Bisnis Sosial Prabayar Jumlah
Tangga

Januari 237.880 216 2.354 15.274 5.328 217.262 478.314


Februari 237.678 216 2.361 15.286 5.333 218.772 479.596
Maret 237.428 216 2.368 15.310 5.335 221.161 481.818
April 237.187 216 2.374 15.316 5.335 223.460 483.888
Mei 236.998 217 2.436 15.313 5.337 226.520 486.821
Juni 236.781 218 2.452 15.316 5.341 229.180 489.288
Juli 236.420 218 2.465 15.328 5.342 231.596 491.369
Agustus 236.152 218 2.489 15.304 5.347 234.053 493.563
September 135.836 219 2.492 15.328 5.351 236.315 395.541
Oktober 135.470 220 2.513 15.322 5.352 238.757 397.634
Nopember 235.152 223 2.533 15.321 5.356 241.235 499.820
Desember 234.818 222 2.546 15.325 5.360 244.910 503.181
Sumber : PT. PLN (Persero) Kalimantan Barat Area Pontianak. BPS Kota Pontianak. 2020

Tabel 2. 61. Banyaknya Pelanggan Air PDAM Menurut Jenis Konsumen di Kota Pontianak Tahun
2015-2019

Jenis Konsumen 2015 2016 2017 2018 2019


Sosial 1.257 1.279 1.341 1.406 1.487
Non Niaga 88.005 92.345 99.329 106.157 114.655
Rumah Tangga 87.636 91.913 98.883 105.693 114.180
Instansi Pemerintah 369 432 446 464 475
Niaga 8.685 9.687 10.657 11.819 12.236
Industri 78 75 75 74 72
Khusus 7 5 3 3 3
TOTAL 98.032 103.391 111.405 119.459 128.453
Sumber : PDAM Kota Pontianak. BPS Kota Pontianak. 2020

Selama tahun 2015-2019 jumlah pelanggan air PDAM di Kota Pontianak terus mengalami peningkatan
dari 98.032 pelanggan pada tahun 2015 meningkat menjadi 128.453 pelanggan pada tahun 2019.
Pelanggan terbesar berasal dari Non Niaga yakni rumah tangga dan instansi pemerintah yakni sebesar
89,77% pada tahun 2015, dan 89,26% pada tahun 2019.

II.85
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

2.4.3. Fokus Iklim Investasi

A. Angka Kriminalitas yang Diselesaikan

Pada tahun 2019 jumlah laporan atas tindakan kriminalitas menunjukkan adanya penurunan dari tahun
sebelumnya, tercatat jumlah pelaporan atas tindak kejahatan/pelanggaran di Kota Pontianak tahun
2019 adalah 1.709 laporan, ini lebih rendah dari jumlah pelaporan atas tindak kejahatan/pelanggaran
yang dilaporkan di tahun 2018 yang berjumlah 2.065 laporan. Dari 1.709 laporan di tahun 2019, jumlah
kriminalitas yang diselesaikan oleh Poltabes Kota Pontianak adalah 1.418 kasus atau sebesar 82,97%
dari jumlah yang dilaporkan menurun dari tahun sebelumnya yang mencapai 70,80%. Berikut disajikan
jumlah kejahatan/pelanggaran yang dilaporkan dan diselesaikan menurut satuan kepolisian di Kota
Pontianak:

Tabel 2. 62. Jumlah Kejahatan/Pelanggaran yang Dilaporkan dan Diselesaikan Menurut Satuan
Kepolisian di Kota Pontianak Tahun 2015-2019

SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019


No.
KEPOLISIAN L S L S L S L S L S
1. Polsekta Pontianak 1.074 910 1.258 793 947 650 1.075 652 855 699
(Sat Reskrim)
2. Polsekta Pontianak 92 91 109 113 87 72 97 85 116 102
(Sat Narkoba)
3. Polsekta Selatan 285 204 528 311 269 196 197 194 131 135
4. Polsekta Timur 333 155 325 165 244 160 200 158 183 133
5. Polsekta Utara 446 275 422 226 244 255 134 102 122 100
6. Polsekta Barat 275 177 281 187 253 180 222 164 163 143
7. Polsek Pontianak 249 171 231 149 162 116 137 104 135 105
Kota
8. KP3L 6 4 1 0 4 2 3 3 4 1
JUMLAH 2.760 1.987 3.155 1.944 2.210 1.631 2.065 1.462 1.709 1.418

Keterangan:L =Dilaporkan; S = Diselesaikan


Sumber : Polresta Kota Pontianak, BPS Kota Pontianak, 2020,diolah

B. Jumlah Surat Izin Usaha yang Diterbitkan

Sepanjang tahun 2015 hingga tahun 2017 jumlah surat izin usaha yang diterbitkan yang terdiri dari Surat
Izin Usaha Perdagangan Besar, Surat Izin Usaha Perdagangan Menengah dan Surat Izin Usaha
Perdagangan Kecil yang telah diterbitkan di Kota Pontianak menunjukkan adanya peningkatan yakni
dari 1.407 surat meningkat menjadi 2.010 surat pada tahun 2016 dan meningkat lagi pada tahun 2017
menjadi 2.112 surat. Namun pada tahun 2018 jumlah surat izin usaha yang diterbitkan mengalami
penurunan, hanya berjumlah 1.278 izin saja.

II.86
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Grafik 2. 59. Jumlah Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang Telah Diterbitkan di Kota Pontianak
Tahun 2015-2018

1595
1600
1391
1400

1200

1000 915
874
800

600 524
439 413
310
400

200 94 95 104 53

0
SURAT IZIN USAHA SURAT IZIN USAHA SURAT IZIN USAHA
PERDAGANGAN BESAR PERDAGANGAN PERDAGANGAN KECIL
MENENGAH

2015 2016 2017 2018

Sumber : Dinas Penenaman Modal, Tenaga Kerja, dan PTSP Kota Pontianak;
BPS Kota Pontianak 2019. diolah

2.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia

A. Persentase Lulusan S1/S2/S3

Salah satu faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam rangka pembangunan daerah adalah
menyangkut kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas SDM berkaitan erat dengan kualitas tenaga
kerja yang tersedia untuk mengisi kesempatan kerja yang tercermin dari jumlah lulusan sarjana. Data
terkait rasio lulusan S1/S2/S3 Kota Pontianak dapat dilihat melalui tabel berikut.

Tabel 2. 63. Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas di Kota Pontianak Menurut Ijazah Tertinggi yang
Dimiliki Tahun 2018

Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki 2015 2016 2017 2018

- Tidak/belum tamat SD 15,20 12,14 14,45 16,18


- SD Sederajat 16,86 22,35 20,06 16,99
- SMP Sederajat 20,32 18,83 17,55 15,65
- SLTA Sederajat 30,04 27,21 30,01 29,65
- SMK 4,24 5,70 5,19 4,21
- Diploma I/II/III 4,47 3,94 3,20 4,64
- Diploma IV/S1 8,16 8,95 8,66 11,24
- S2/S3 0,72 0,88 0,88 0,09
Kota Pontianak 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak. 2019

II.87
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Berdasarkan tabel di atas, penduduk Kota Pontianak sebagian besar memiliki ijazah /STTB SLTA
sederajat dengan persentase sebesar 33,86% pada tahun 2018. Sementara itu, rasio lulusan S1/S2/S3
penduduk Kota Pontianak pada tahun 2018 tercatat sebesar 11,33% jumlah ini mengalami peningkatan
dari tahun-tahun sebelumnya yang hanya mencapai 8,88%pada tahun 2015, 9,83% pada tahun 2016,
dan 9,54% pada tahun 2017. Hal ini menggambarkan semakin tingginya tingkat pendidikan penduduk
Kota Pontianak.

B. Rasio Ketergantungan

Rasio ketergantungan (dependency ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk umur 0-14
tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun ke atas (keduanya disebut dengan bukan angkatan
kerja) dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun (angkatan kerja). Semakin tinggi rasio
ketergantungan menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk produktif
untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif, demikian pula sebaliknya.
Berikut digambarkan kondisi rasio ketergantungan di Kota Pontianak dari tahun 2015 hingga tahun
2019.

Grafik 2. 60. Rasio Ketergantungan Kota Pontianak Tahun 2015-2019

44
43.95 43.95
43.9
43.8
43.7
43.6 43.60
43.5 43.49
43.4 43.38
43.3
2015 2016 2017 2018 2019

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak. 2020 (diolah)

Rasio ketergantungan di Kota Pontianak dari tahun 2015 hingga tahun 2019 menunjukkan tren
penurunan, dari 43,95% pada tahun 2015 dan 2016 menurun menjadi 43,60% pada tahun 2017 dan
43,49% pada tahun 2018, dan kembali menurun menjadi 43,38% pada tahun 2019. Hal ini
menunjukkan semakin berkurangnya beban yang harus ditanggung penduduk usia produktif terhadap
penduduk usia yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Penurunan ini dapat terlihat dari setiap 100
orang yang berusia kerja (dianggap produktif) mempunyai tanggungan sebanyak 44 orang pada tahun
2015, 2016 dan 2017 dan berkurang menjadi 43 orang pada tahun 2018 dan 2019.

II.88
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

BAB III
GAMBARAN KEUANGAN DAERAH

U
ntuk melaksanakan urusan pemerintahan yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah beserta perubahannya, maka dibutuhkan
alokasi anggaran sebagai bentuk kebijakan keuangan daerah dalam rangka penyelenggaraan
fungsi pemerintahan daerah.
Adapun pengelolaan keuangan daerah diwujudkan dalam suatu Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) sehingga dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) perlu dilakukan analisis pengelolaan keuangan daerah sekurang-kurangnya 5 (lima)
tahun sebelumnya dan perlu juga di lakukan review terhadap kondisi keuangan yang terjadi pada saat
ini baik pada skala nasional, provinsi maupun di Kota Pontianak, yang dimaksudkan untuk menghasilkan
gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan
pembangunan daerah dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan pendanaan di masa yang akan
datang dengan mempertimbangkan peluang dan hambatan yang dihadapi.
Secara umum, perubahan kebijakan keuangan daerah yang terjadi di dalam dokumen perubahan
RPJMD ini dipengaruhi oleh perubahan kondisi keuangan riil saat ini yang menurun akibat dari dampak
pandemi wabah covid-19 yang juga berpengaruh kepada turunnya kondisi perekonomian dari tingkat
pusat sampai ke daerah. Selain itu penyesuaian struktur anggaran juga harus dilakukan untuk
memenuhi amanat peraturan perundangan yang ada.

3. 1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

Kinerja keuangan daerah digambarkan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan yang
dipergunakan oleh Pemerintah daerah dalam membiayai pembangunan. Hasil evaluasi terhadap kinerja
keuangan daerah dalam periode 5 (lima) tahun terakhir dapat menjadi salah satu informasi bagi
Pemerintah Daerah dalam menetapkan kebijakan keuangan daerah guna membiayai pembangunan di
masa yang akan datang.
Di sisi lain, pengelolaan keuangan daerah menganut azas tertib, taat pada peraturan perundang-
undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa
keadilan, kepatuhan dan manfaat untuk masyarakat.
Adapun kemampuan keuangan daerah dapat dilihat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) yang meliputi pedapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah. Dari sisi
APBD, keuangan daerah dipergunakan untuk membiayai program/kegiatan dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dari tahun ke tahun yang disesuaikan dengan
perkembangan kebutuhan pembangunan, baik secara fisik maupun non fisik. Secara umum kinerja
pemerintah di bidang keuangan dianggap baik jika Pendapatan Asli Daerah bisa meningkat dan
dipergunakan sebesar-besarnya untuk pembiayaan pembangunan.

III.1
Gambaran Keuangan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Grafik 3. 1. Komposisi Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Pada APBD Tahun 2016-2020

2,300 PENDAPATAN DAERAH BELANJA DAERAH PEMBIAYAAN DAERAH

1,764.01 1,800.38
1,849.83
1,663.20
1,800 1,545.62
1,418.52 1,605.72 1,617.63
1,512.48
1,428.92

1,300

800

300 -2.09
26.63 39.54 49.45
13.28

-200 Realisasi 2016 Realisasi 2017 Realisasi 2018 Realisasi 2019 APBD 2020

(Dalam Rp. Milyar)

3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD

Secara umum, struktur APBD terdiri dari pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan
daerah, dimana dalam penyusunan APBD ini asumsi dasar kondisi makro ekonomi nasional turut
menjadi bahan penting yang berdampak pada perkembangan ekonomi Kabupaten/Kota diantaranya
adalah pandemi wabah Covid-19 yang melanda hampir di seluruh dunia yang berimbas pada
menurunya perekonomian nasional dan daerah secara keseluruhan dan diperkirakan masih
berlangsung hingga akhir tahun 2020 sampai sampai awal tahun 2021. Kondisi pertumbuhan Anggaran
Pendap atan dan Belanja Daerah Kota Pontianak periode tahun 2016-2020 secara umum dijabarkan
sebagaimana tabel berikut:

III.2
Gambaran Keuangan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 3. 1. Rata-Rata Pertumbuhan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Pontianak Tahun 2016 s/d Tahun 2020

Rata-Rata
REALISASI RENCANA
Pertumbuhan
NO URAIAN TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 APBD-P TAHUN 2020*
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (%)

1 PENDAPATAN DAERAH 1.418.516.388.060,49 1.545.622.287.316,32 1.663.204.429.559,76 1.764.013.422.654,14 1.618.294.182.731,62 3,59%

1.1 Pendapatan Asli Daerah 389.368.654.493,49 476.050.410.313,57 440.358.120.030,76 478.790.894.895,49 427.660.250.731,62 3,20%
1.1.1 Hasil Pajak Daerah 258.149.996.119,00 303.127.995.782,00 308.900.825.494,25 332.139.762.217,00 274.755.213.519,61 2,39%
1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 42.016.145.122,00 35.657.077.655,00 36.039.842.255,00 39.515.721.695,00 34.152.426.650,00 -4,50%
Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil
1.1.3 Pengelolaan Kekayaan daerah yang 35.532.504.080,37 14.662.443.316,10 18.322.956.064,98 25.059.575.372,46 33.240.482.702,62 8,91%
Dipisahkan
1.1.4 Lain-Lain PAD yang Sah 53.670.009.172,12 122.602.893.560,47 77.094.496.216,53 82.075.835.611,03 85.512.127.859,39 25,49%
1.2 Dana Perimbangan 890.541.184.485,00 905.713.690.781,00 942.558.769.606,00 945.027.112.787,00 887.467.663.000,00 -0,01%
Dana Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan 1,86%
1.2.1 46.610.485.200,00 41.951.188.877,00 53.786.710.306,00 38.860.106.726,00 45.452.594.000,00
Pajak
1.2.2 Dana Alokasi Umum (DAU) 711.955.758.000,00 699.448.985.000,00 699.448.985.000,00 726.769.846.000,00 678.270.110.000,00 -1,13%
1.2.3 Dana Alokasi Khusus (DAK) 131.974.941.285,00 164.313.516.904,00 189.323.074.300,00 179.397.160.061,00 163.744.959.000,00 6,44%
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang 24,94%
1.3 138.606.549.082,00 163.858.186.221,75 280.287.539.923,75 340.195.414.971,65 303.166.269.000,00
Sah
1.3.1 Pendapatan Hibah 6.432.000.000,00 6.510.000.000,00 64.792.320.000,00 69.117.699.573,65 67.511.300.000,00 225,21%
Dana Bagi Hasil Provinsi dan 14,14%
1.3.2 125.742.229.082,00 149.848.186.221,72 198.745.219.923,00 211.469.117.798,00 208.027.000.000,00
Pemerintah Daerah Lainnya

1.3.3 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 5.000.000.000,00 7.500.000.000,00 16.750.000.000,00 57.526.840.000,00 27.627.969.000,00 91,20%

III.3
Gambaran Keuangan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Rata-Rata
REALISASI RENCANA
Pertumbuhan
NO URAIAN TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 APBD-P TAHUN 2020*
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (%)

Bantuan Keuangan (Subsidi) dari


1.3.4 1.432.320.000,00 0 0 2.081.757.600,00 0
Provinsi

2 BELANJA DAERAH 1.428.917.646.777,12 1.512.476.062.493,85 1.605.719.399.875,65 1.617.630.806.975,56 1.784.352.063.641,98 5,77%

2.1 Belanja Tidak Langsung 640.261.656.132,00 588.843.468.032,00 630.436.249.347,50 576.753.083.463,98 748.668.557.724,64 5,08%
2.1.1 Belanja Pegawai 622.931.840.225,00 554.642.202.781,00 555.753.490.182,00 552.501.631.005,00 666.515.705.492,64 2,32%
2.1.2 Belanja Bunga 0 0 0 0 0
2.1.3 Belanja Subsidi 0 0 0 0 0
2.1.4 Belanja Hibah 12.536.300.000,00 23.518.536.400,00 65.873.868.130,50 14.530.988.613,00 26.976.508.232,00 68,85%
2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 3.256.167.571,00 4.088.478.851,00 7.106.332.035,00 7.404.443.755,65 7.863.844.000,00 27,44%

Belanja Bantuan Keuangan Kepada 98,65%


2.1.4 1.317.140.000,00 6.317.140.000,00 1.702.559.000,00 1.735.921.666,33 3.230.000.000,00
Partai Politik

2.1.5 Belanja Tidak Terduga 220.208.336,00 277.110.000,00 0 580.098.424,00 44.082.500.000,00


2.2 Belanja Langsung 788.655.990.645,12 923.632.594.461,85 975.283.150.528,15 1.040.877.723.511,58 1.035.683.505.917,34 7,23%
2.2.1 Belanja Pegawai 59.668.721.612,00 72.705.450.399,00 80.086.489.448,00 91.457.276.751,50 68.914.838.275,00 5,39%
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 325.131.715.455,23 405.595.442.153,30 404.392.606.942,52 512.082.750.549,30 526.264.864.854,21 13,46%
2.2.3 Belanja Modal 403.855.553.577,89 445.331.701.909,55 490.804.054.137,63 437.337.696.210,78 440.503.802.788,13 2,58%

3 PEMBIAYAAN DAERAH 37.723.051.491,46 -2.091.847.561,54 12.106.402.161,59 39.540.062.206,24 166.057.880.910,36 -59,43%


3.1 Penerimaan Pembiayaan Daerah 46.356.051.491,46 29.333.152.438,46 32.220.004.152,13 70.728.022.206,24 186.057.880.910,36 63,92%
3.1.1 Penggunaan SiLPA 46.320.964.991,46 29.308.587.153,46 22.191.438.958,13 70.705.993.836,24 186.007.880.910,36 80,17%
3.1.2 Pencairan Dana Cadangan 0 0 10.000.000.000,00 0 0

III.4
Gambaran Keuangan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Rata-Rata
REALISASI RENCANA
Pertumbuhan
NO URAIAN TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 APBD-P TAHUN 2020*
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (%)

Penerimaan Kembali Pemberian 22,60%


3.1.3 35.086.500,00 24.565.285,00 28.565.194,00 22.028.370,00 50.000.000,00
Pinjaman
3.2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 8.633.000.000,00 31.425.000.000,00 19.000.000.000,00 31.185.000.000,00 20.000.000.000,00 63,18%
3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan 0 10.000.000.000,00 0 0 0
Penyertaan Modal (Investasi) 37,25%
3.2.2 8.633.000.000,00 19.100.000.000,00 19.000.000.000,00 31.185.000.000,00 20.000.000.000,00
Pemerintah Daerah
3.2.3 Pembayaran Pokok Utang 0 0 0 0 0
Pembayaran Utang Akibat Kejadian
3.2.3 0 2.325.000.000,00 0 0 0
Tertentu

Volume APBD (Pendapatan) 1.464.872.439.551,95 1.574.955.439.754,78 1.695.424.433.711,89 1.834.741.444.860,38 1.804.352.063.641,98 5,43%


Volume APBD (Belanja) 1.437.550.646.777,12 1.543.901.062.493,85 1.624.719.399.875,65 1.648.815.806.975,56 1.804.352.063.641,98 5,89%

Selisih Volume APBD (defisit/surplus) 27.321.792.774,83 31.054.377.260,93 70.705.033.836,24 185.925.637.884,82 0,00

Keterangan : * Untuk tahun 2020 menggunakan data APBD Murni Tahun 2020, dengan struktur APBD dipetakan seperti struktur APBD
TA. 2016-20

III.5
Gambaran Keuangan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

A. Pendapatan Daerah
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pendapatan daerah
adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode anggaran
yang bersangkutan.
Data menunjukkan bahwa pendapatan daerah Pemerintah Kota Pontianak dari tahun 2016-2020 atau
lima tahun terakhir mengalami peningkatan rata-rata pertumbuhan pendapatan yaitu sebesar 3,59
persen. Dengan pertumbuhan per komponen yaitu PAD sebesar 3,20%, Dana Perimbanagn sebesar -
0,01% dan lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar 24,94%. Secara nominal penopang
pendapatan daerah terbesar di kota Pontianak Tahun 2016 – 2020 masih berasal dari Dana
Perimbangan yang terdiri dari Dana bagi Hasil, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus.
Adapun gambaran perkembangan Pendapatan Daerah Kota Pontianak dari tahun 2016 sampai dengan
tahun 2020 dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Grafik 3. 2. Perkembangan Pendapatan Daerah Kota Pontianak Tahun 2016-2020

2,000.00
1,800.00 1,618.29 (Dalam Rp. Milyar)
1,600.00
1,418.52
1,400.00
1,200.00
1,000.00 890.54 887.47
800.00
600.00
389.37 427.66
400.00 303.17

200.00 138.61

0.00
PENDAPATAN DAERAH Pendapatan Asli Daerah Dana Perimbangan Lain-Lain Pendapatan
Daerah yang Sah

realisasi 2016 realisasi 2017 realisasi 2018 realisasi 2019 APBD- P 2020

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kota Pontianak, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kota Pontianak. 2020 (diolah)

B. Belanja Daerah
Pengukuran kinerja APBD suatu daerah dapat dilihat dari sumber pendapatan daerah dan dari besaran
realisasi belanja daerah yang telah terserap selama tahun anggaran APBD bersangkutan. Semakin
banyak belanja yang terserap maka semakin bagus pula kinerja suatu daerah. Penting bagi suatu
daerah untuk merasionalisasikan belanja yang dikeluarkan agar belanja dapat efektif dan efisien, maka
formulasi kebijakan umum belanja daerah harus diarahkan pada program prioritas baik prioritas
pendidikan, kesehatan maupun pemberdayaan ekonomi yang didukung dengan pembangunan
infrastruktur wilayah untuk mendorong pertumbuhan sektor-sektor lainnya.

III.6
Gambaran Keuangan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Belanja Daerah Pemerintah Kota Pontianak selama tahun 2016-2020 cenderung menggambarkan
peningkatan. Rata-rata pertumbuhan yang terjadi selama 5 (lima) tahun terakhir mencapai 5,77 persen,
dimana setiap tahunnya proporsi belanja langsung selalu lebih besar dari pada belanja tidak langsung
sehingga hal ini menunjukkan bahwa kebijakan anggaran belanja Pemerintah Kota Pontianak adalah
mengedepankan program prioritas pembangunan dan pro public atau mengedepankan urusan-urusan
yang berkenaan dengan kepentingan masyarakat secara langsung ketimbang belanja pegawai.
Adapun perkembangan belanja daerah Kota Pontianak selama tahun 2016-2020 dapat dilihat pada
grafik berikut:

Grafik 3. 3. Perkembangan Belanja Daerah Kota Pontianak Tahun 2016-2020

2,000.00
1,784.35
1,800.00 (Dalam Rp. Milyar)
1,600.00
1,428.92
1,400.00

1,200.00
1,035.68
1,000.00
748.67 788.66
800.00
640.26
600.00

400.00

200.00

0.00
BELANJA DAERAH Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung

realisasi 2016 realisasi 2017 realisasi 2018 realisasi 2019 APBD- P 2020

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kota Pontianak, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kota Pontianak. 2020 (diolah)

C. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan Daerah dimanfaatkan untuk menyeimbangkan komponen belanja dan pendapatan,
sehingga rencana penggunaan anggaran untuk kegiatan dapat dipenuhi seluruhnya. Pembiayaan
Daerah terdiri dari dua pos pembiayaan yakni penerimaan pembiayaan daerah dan pengeluaran
pembiayaan daerah.
Adapun perkembangan pembiayaan daerah Kota Pontianak selama tahun 2016-2020 dapat dilihat
pada grafik berikut:

III.7
Gambaran Keuangan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Grafik 3. 4. Perkembangan Pembiayaan Daerah Kota Pontianak Tahun 2016-2020

200.00
186.06
180.00 (Dalam Rp. Milyar)

160.00

140.00

120.00

100.00

80.00

60.00
46.36
40.00
20.00
20.00 8.63

0.00
Penerimaan Pembiayaan Daerah Pengeluaran Pembiayaan Daerah

realisasi 2016 realisasi 2017 realisasi 2018 realisasi 2019 APBD- P 2020

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kota Pontianak, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kota Pontianak. 2 020 (diolah)

3.1.2. Neraca Daerah

A. Aset
Dalam periode 2015-2019, secara umum jumlah total aset lancar memperlihatkan tren kenaikan.
Khusus dari tahun 2016 ke tahun 2017 aset lancar mengalami penurunan sebesar 2,51 persen atau
menurun senilai Rp.3.348.312.680,85 yang disebabkan oleh penurunan saldo Kas dan Setara Kas.
Di sisi lain, investasi jangka panjang dalam bentuk investasi permanen pada Penyertaan Modal
Pemerintah Daerah dalam kurun waktu lima tahun terus mengalami keiankan selama tahun 2015
sampai dengan tahun 2019, namun pada tahun 2017 investasi mengalami penurunan. Adapun rata-
rata pertumbuhan selama lima tahun adalah 2,52 persen dan nilai investasi jangka panjang tahun 2019
adalah sebesar Rp. 335.470.002.809,68.
Aset tetap Pemerintah Daerah Kota Pontianak selama tahun 2015 sampai dengan 2019
memperlihatkan kecendurangan kenaikan dengan rata-rata pertumbuhan aset sebesar 64,03 persen
dengan total nilai aset tetap Rp. 7.574.115.785.663,25 pada tahun 2019. Hal ini sejalan dengan
berbagai kegiatan pembangunan yang terus dilakukan oleh Pemerintah Kota Pontianak. Sedangkan
pada pos Aset Lainnya, penyumbang terbesar perkembangan nilai aset lainnya adalah Aset Lain-lain.
Hal ini memberikan nilai positif sehingga perlu terus dikembangkan.
Secara kumulatif, jumlah aset Pemerintah Daerah Kota Pontianak selama kurun waktu tahun 2015
sampai dengan 2019 terus mengalami pertumbuhan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 49,02
persen dan nilai total aset pada tahun 20179 adalah senilai Rp.8.411.362.105.492,39.

III.8
Gambaran Keuangan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 3. 2. Neraca Aset Pemerintah Kota Pontianak, Per 31 Desember 2015 – 31 Desember 2019

TAHUN
NO URAIAN R
2015 2016 2017 2018 2019
(1) (2) (5) (6) (7) (6) (7) (8)
I ASET
1 ASET LANCAR
1.1 Kas dan Setara Kas 44.678.065.600,40 29.342.906.558,06 22.454.701.992,59 70.738.001.086,85 185.954.006.232,36
1.1.1 Kas di Kas Daerah 27.601.180.629,48 9.168.627.087,09 13.215.362.707,20 60.549.045.307,34 178.441.067.272,84
1.1.2 Kas di Bendahara Penerimaan 14.761.000,00 15.543.000,00 11.727.025,00 10.980.000,00 5.170.000,00
1.1.3 Kas di Bendahara Pengeluaran 1.146.748.069,13 111.620.930,00 320.163.304,98 175.308.990,00 7.797.667
1.1.4 Kas di Bank 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
1.1.4 Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
1.1.5 Kas Lainnya di BLUD 3.902.172.175,00 5.075.284.184,00 4.500.923.677,57 8.177.063.890,86 2.417.354.577,11
1.1.6 Kas Lainnya 12.013.203.726,79 14.971.831.356,97 4.406.525.277,84 1.825.602.898,65 5.082.616.715,41
1.2 Piutang Pajak Daerah 71.122.834.215,00 81.801.563.895,00 82.816.051.307,00 90.404.117.295,00 100.743.129.211,00
1.3 Penyisihan Piutang Pajak Daerah (49.314.319.481,60) (53.996.869.675,20) (50.123.651.441,60) (59.716.975.611,60) (65.033.284.936,60)
1.4 Piutang Retribusi Daerah 953.419.511,80 2.140.783.986,00 2.090.391.553,70 3.316.569.183,50 3.747.656.531,00
1.5 Penyisihan Piutang Retribusi Daerah (125.692.308,70) (1.323.51.101,69) (127.593.431,30) (1.404.385.845,75) (2.146.838.611,01)
1.6 Piutang lainnya 51.066.782.723,84 64.673.729.027,84 53.555.122.627,64 85.675.389.997,48 80.507.048.541,02
1.7 Penyisihan Piutang Lainnya (7.227.690.940,64) (10.027.952.767,56) (11.299.716.942,17) (7.151.405.228,07) (7.510.361.125,39)
1.8 Belanja /Biaya dibayar di muka 226.871.795,17 967.614.650,01 646.718.319,71 74.043.258,00 192.650.077,77
1.9 Persediaan 19.587.627.164,00 18.507.015.978,71 31.116.622.225,53 31.595.540.005,03 47.608.140.106,05
JUMLAH ASET LANCAR 130.967.898.279,27 133.281.198.221,56 129.932.885.540,71 213.530.894.140,44 344.062.146.026,20 31,18%

III.9
Gambaran Keuangan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

TAHUN
NO URAIAN R
2015 2016 2017 2018 2019
(1) (2) (5) (6) (7) (6) (7) (8)
2 INVESTASI JANGKA PANJANG
2.1 Investasi Jangka Panjang Non Permanen 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Jumlah Investasi Jangka Panjang Non 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Permanen

2.2 Investasi Jangka Panjang Permanen


2.2.1 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 309.055.879.098,19 317.581.454.789,19 274.769.760.226,20 294.099.548.817,83 338.267.304.056,51
2.2.2 Investasi Permanen Lainnya 875.000.000,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Jumlah Investasi Permanen 309.930.879.098,19 317.581.454.789,19 274.769.760.226,20 294.099.548.817,83 338.267.304.056,51
JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG 309.930.879.098,19 317.581.454.789,19 274.769.760.226,20 294.099.548.817,83 335.470.002.809,68 2,52%

3 ASET TETAP
3.1 Tanah 658.163.909.990,72 585.348.661.990,72 666.104.436.950,72 5.030.043.331.458,72 5.820.266.141.467,72
3.2 Peralatan dan Mesin 306.057.512.534,81 331.132.136.949,69 376.889.539.431,50 437.139.793.757,49 539.541.059.245,62
3.3 Gedung dan Bangunan 1.058.527.578.265,70 1.115.302.641.021,70 1.230.533.028.160,93 1.369.324.305.659,53 1.497.137.732.463,19
3.4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 1.990.301.921.335,85 2.222.571.373.676,90 2.446.067.738.816,35 2.678.838.052.233,84 2.925.766.870.962,26
3.5 Aset Tetap Lainnya 33.509.813.677,59 34.358.759.464,65 36.584.568.103,70 41.339.927.590,34 48.611.644.823,34
3.6 Konstruksi Dalam Pengerjaan 66.418.708.625,00 10.696.070.296,00 47.792.519.128,50 11.648.959.169,00 7.633.560.766,00
3.7 Akumulasi Penyusunan Aset Tetap (2.349.565.526.938,59) (2.496.346.002.164,60) (2.745.159.787.502,74) (2.829.943.155.903,44) (3.264.841.224.064,88)
JUMLAH ASET TETAP 1.763.413.917.491,08 1.803.063.641.235,06 2.058.812.043.088,96 6.738.391.213.965,48 7.574.115.785.663,25 64,03%

4 DANA CADANGAN
4.1 Dana Cadangan 0,00 0,00 10.000.000.000,00 0,00 0,00
JUMLAH DANA CADANGAN 0,00 0,00 10.000.000.000,00 0,00 0,00

III.10
Gambaran Keuangan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

TAHUN
NO URAIAN R
2015 2016 2017 2018 2019
(1) (2) (5) (6) (7) (6) (7) (8)

5 ASET LAINNYA
5.1 Tagihan Penjualan Angsuran 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
5.2 Tuntutan Perbendaharaan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
5.3 Tuntutan Ganti Rugi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
5.4 Kemitraan Dengan Pihak Ketiga 89.143.267.141,28 89.143.267.141,28 90.916.467.141,28 90.916.467.141,28 90.916.467.141,28
5.5 Akumulasi Penyusutan Kemitraan Pihak Ketiga 0,00 0,00 (8.394.451.097,50) (9.718.701.317,00) (11.042.951.536,50)

5.6 Aset Tak Berwujud 8.314.287.663,49 11.576.349.363,49 13.864.190.264,44 10.556.235.601,44 12.082.109.151,44


5.7 Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud (6.123.221.357,81) (7.665.505.583,27) (10.006.127.261,37) (6.790.393.791,11) (8.851.328.831,71)
5.8 Aset Lain-Lain 173.207.300.876,88 422.003.996.231,02 166.983.015.285,09 228.318.719.598,21 230.274.113.550,21
5.9 Akumulasi Penyusutan Aset Lain-Lain (5.011.273.807,50) (84.358.094.454,25) (6.844.438.443,20) (156.506.145.776,29) (158.461.539.728,29)
5.10 Penyisihan Piutang 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
JUMLAH ASET LAINNYA 259.530.360.516,34 430.700.012.698,27 246.518.655.888,74 156.776.181.456,53 154.916.869.746,43 -3,60%

JUMLAH ASET 2.463.843.055.384,88 2.684.626.306.944,08 2.720.033.344.744,61 7.402.797.838.380,28 8.411.362.105.492,39 49,02%

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kota Pontianak. 2020

III.11
Gambaran Keuangan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

B. Kewajiban dan Ekuitas


Kewajiban adalah keharusan mentransfer aset sebagai akibat dari transaksi ataupun perjanjian dengan
pihak lain di masa lalu. Secara umum kewajiban dalam neraca Pemerintah Kota Pontianak
memperlihatkan tren pertumbuhan selama lima tahun dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 50,13%.
Hal ini menunjukkan kondisi yang kurang baik karena memperlihatkan bahwa kewajiban-kewajiban yang
membebani keuangan daerah semakin bertambah.
Kewajiban terdiri dari kewajiban jangka pendek seperti utang perhitungan pihak ketiga, pendapatan
diterima dimuka dan utang belanja serta utang jangka pendek lainnya. Porsi terbesar yang menjadi
kewajiban jangka pendek selama lima tahun adalah pendapatan diterima dimuka dan utang belanja.
Kewajiban jangka panjang berupa utang jangka panjang lainnya tidak dimiliki Kota Pontianak selama
tahun 2014 sampai dengan tahun 2016, namun pada tahun 2017 Pemerintah Kota Pontianak memiliki
kewajiban finansial terhadap Utang Jangka Panjang Lainnya sebesar Rp.20.000.000,00. Namun
Pemerintah Kota Pontianak dimasa mendatang tetap berharap tidak ada lagi kewajiban jangka panjang
sehingga pemerintah Kota Pontianak dapat focus untuk melaksanakan pembangunan dan tidak
terbebani oleh kewajiban-kewajiban finansial lainnya.
Ekuitas dalam neraca pemerintah daerah dapat diartikan sebagai hak residual atas aset entitas setelah
dikurangi semua kewajiban. Ekuitas juga dapat diartikan sebagai modal yang diinvestasikan dalam suatu
usaha. Secara umum kondisi ekuitas dana menunjukkan tren pertumbuhan tiap tahunnya selama lima
tahun terakhir dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 49,03 persen dengan nilai ekuitas senilai Rp.
8.379.781.577.301,73 pada tahun 2019 dan secara kumulatif jumlah kewajiban dan ekuitas dana pada
tahun 2019 senilai Rp.8.411.362.105.492,39. Untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai
kondisi kewajiban dan ekuitas dapat dilihat dalam tabel neraca kewajiban berikut:

III.12
Gambaran Keuangan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 3. 3. Neraca Kewajiban Pemerintah Kota Pontianak Per 31 Desember 2015 – 31 Desember 2019

TAHUN
NO URAIAN R
2015 2016 2017 2018 2019
(1) (2) (5) (6) (7) (6) (7) (8)

II KEWAJIBAN
1 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
1.1 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) 83.017.278,00 84.037.991,66 279.216.118,00 275.252.709,00 280.309.762,54
1.2 Utang Bunga 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
1.3 Kewajiban Kepada Pihak Lain 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
1.4 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
1.5 Pendapatan Diterima di Muka 4.593.916.887,28 5.618.801.937,81 4.689.607.801,02 5.459.696.941,28 5.805.751.632,82
1.6 Utang Belanja 4.834.996.059,00 9.977.093.468,00 5.163.880.426,00 18.951.630.374,00 25.474.466.795,30
1.7 Utang Jangka Pendek Lainnya 23.640.000,00 0,00 0,00 0,00 0,00
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 9.535.570.224,28 15.679.933.397,47 10.132.704.345,02 24.686.580.024,28 31.560.528.190,66 50,13%

2 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG


2.1 Utang Jangka Panjang Lainnya 0,00 0,00 20.000.000,00 20.000.000,00 20.000.000,00
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 0,00 0,00 20.000.000,00 20.000.000,00 20.000.000,00 0,00%

JUMLAH KEWAJIBAN 9.535.570.224,28 15.679.933.397,47 10.152.704.345,02 24.706.580.024,28 31.580.528.190,66 50,09%

III EKUITAS DANA 2.454.307.485.160,60 2.668.946.373.546,61 2.709.880.640.399,59 7.378.091.258.356,00 8.379.781.577.301,73 49,03%


JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 2.463.843.055.384,88 2.684.626.306.944,08 2.720.033.344.744,61 7.402.797.838.380,28 8.411.362.105.492,39 49,02%

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kota Pontianak. 2020

III.13
Gambaran Keuangan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

C. Analisis Rasio Terhadap Neraca Keuangan Daerah


Dalam tata kelola keuangan daerah, salah satu hal penting untuk mengetahui kemampuan keuangan di
masa depan adalah implementasi manajemen keuangan secara ideal. Dalam konteks ini maka pada
satu periode tertentu harus dibuat laporan keuangan yang memberikan gambaran mengenai
keseluruhan aktivitas yang dijalankan oleh daerah. Dari laporan keuangan tersebut dapat diamati dan
dicermati sejauh mana efisiensi pengelolaan keuangan daerah untuk menjalankan fungsi-fungsi
pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan secara optimal atau seberapa jauh pemakaian dana
sendiri maupun dana pinjaman bagi perkembangan dan pertumbuhan daerah.
Pada umumnya dalam menganalisis laporan keuangan digunakan analisis rasio yang biasanya antara
lain rasio likuiditas dan solvabilitas. Analisa rasio keuangan merupakan salah satu teknik dalam
menganalisis dan mengevaluasi laporan keuangan daerah. Analisis rasio dilakukan untuk menunjukkan
hubungan yang relevan dan signifikan antara pos-pos terpilih dari data laporan keuangan daerah. Rasio
keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu
denga pos lainnya.

1. Rasio Likuiditas
Rasio ini menggambarkan kemampuan daerah untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.
Likuiditas dimaksudkan sebagai perbandingan antara jumlah uang tunai dan aktiva lain yang dapat
dipersamakan dengan uang tunai di satu pihak dengan jumlah utang di pihak lain, juga dengan
pengluaran-pengeluaran untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di
lain pihak. Rasio likuiditas keuangan daerah dapat dilihat dengan cara melihat rasio lancar dan rasio
quick.

Rasio Lancar
Penilaian rasio lancar dilakukan dengan cara membandingkan besaran current asset dengan current
liabilities untuk melihat tingkat kemampuan aktiva lancar daerah dalam memenuhi hutang jangka
pendek secara tepat waktu. Perhitungan rasio ini dilakukan dengan rumus:
Rasio Lancar = Aktiva Lancar : Kewajiban Jangka Pendek
Hasil perhitungan dengan formula tersebut memberikan gambaran perkembangan nilai rasio lancar
sebagaimana tabel berikut:

Tabel 3. 4. Rasio Lancar Neraca Keuangan Pemerintah Kota Pontianak Tahun 2015-2019

URAIAN 2015 2016 2017 2018 2019


Aktiva Lancar 130.967.898.279,27 133.281.198.221,56 129.932.885.540,71 213.530.894.140,44 344.062.146.026,20

Kewajiban Jangka Pendek 9.535.570.224,28 15.679.933.397,47 10.132.704.345,02 24.686.580.024,28 31.560.528.190,66

Rasio Lancar 13,73 8,50 12,82 8,65 10,90

Sumber : Hasil Analisa

Rasio Quick
Rasio Quick digunakan untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban-
kewajiban yang dimiliki tanpa memperhitungkan persediaan. Rasio ini dinilai lebih valid dari rasio lancar
karena aset lancar yang nantinya akan dicairkan untuk menutup tagihan jangka pendek sudah
dikurangkan dengan jumlah persediaan, yang dinilai kurang liquid untuk membayar utang. Rasio ini

III.14
Gambaran Keuangan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

sebaiknya tidak kurang dari 1 atau 100% karena apabila kurang dari 1 berarti Pemerintah Daerah tidak
mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Perhitungan rasio ini dilakukan dengan rumus:
Rasio Quick = (Aktiva Lancar – Persediaan) : Kewajiban Jangka Pendek
Hasil Perhitungan dengan formula tersebut memberikan gambaran perkembangan nilai rasio quick
sebagaimana tabel berikut:

Tabel 3. 5. Rasio Quick Neraca Keuangan Pemerintah Kota Pontianak Tahun 2015-2019

URAIAN 2015 2016 2017 2018 2019


Aktiva Lancar (I) 130.967.898.279,27 133.281.198.221,56 129.932.885.540,71 213.530.894.140,44 344.062.146.026,20

Persediaan (II) 19.587.627.164,00 18.507.015.978,71 31.116.622.225,53 31.595.540.005,03 47.608.140.106,05

(I – II) 111.380.271.115,27 114.774.182.242,85 98.816.263.315,18 181.935.354.135,41 296.454.005.920,15

Kewajiban Jangka Pendek 9.535.570.224,28 15.679.933.397,47 10.132.704.345,02 24.686.580.024,28 31.560.528.190,66

Rasio Quick 11,68 7,32 9,75 7,37 9,39

Sumber : Hasil Analisa

Rasio ini sebaiknya tidak kurang dari 1 atau 100% karena apabila kurang dari 1 berarti Pemerintah
Daerah tidak mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Dari perhitungan rasio quick Kota
Pontianak menunjukkan nilai di atas 1 dan setiap tahunnya semakin meningkat. Hal ini menunjukkan
bahwa aset lancar Pemerintah Kota Pontianak setelah dikurangi persediaan yang dimiliki sangat liquid
untuk menutup semua tagihan jangka pendek yang dimilikinya. Maka dapat disimpulkan bahwa
berdasarkan hasil perhitungan terhadap rasio lancar dan rasio quick diperoleh nilai yang tinggi. Hal ini
berarti bahwa Pemerintah Kota Pontianak memiliki tingkat investasi persediaan yang cukup rendah.

2. Rasio Solvabilitas
Rasio ini digunakan untuk megetahui kemampuan daerah dalam membayar kewajiban jangka
panjangnya maupun jangka pendek. Rasio ini juga bermanfaat untuk mengukur seberapa besar beban
utang yang ditanggung Pemerintah Daerah dibandingkan dengan aset yang dimiliki atau untuk
mengukur sejauh mana aset Pemerintah Daerah dibiayai dari utang. Rasio Solvabilitas keuangan daerah
diwakili oleh Rasi Total Utang terhadap Total Aset dan Rasio Total Utang terhadap Modal.

Rasio Total Utang terhadap Total Aset


Rasio ini dipakai untuk menunjukkan besarnya bagian dari seluruh aset yang dibiayai dari utang.
Formulasi yang dipakai adalah:
Rasio Total Utang terhadap Total Aset = Total Utang : Total Aset
Hasil perhitungan dengan formula tersebut memberikan gambaran perkembangan nilai rasio utang
terhadap total aset sebagaimana tabel berikut:

III.15
Gambaran Keuangan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 3. 6. Rasio Utang Terhadap Total Aset Neraca Keuangan Pemerintah Kota Pontianak Tahun
2015-2019
URAIAN 2015 2016 2017 2018 2019
Total Utang 9.535.570.224,28 15.679.933.397,47 10.152.704.345,02 24.706.580.024,28 31.580.528.190,66

Total Aset 2.463.843.055.384,88 2.684.626.306.944,08 2.720.033.344.744,61 7.402.797.838.380,28 8.411.362.105.492,39

Rasio Utang Terhadap


0,0039 0,0058 0,0037 0,0033 0,0038
Total Aset

Sumber : Hasil Analisa

Semakin kecil nilai yang didapat dari perhitungan berarti semakin baik rasio utang terhadap total aset.
Rasio ini juga dapat mengukur besarnya kemampuan Pemerintah Daerah dalam membayarkan utang
nya kepada kreditur. Dari hasil perhitungan didapat rasio total utang terhadap total aset Pemerintah
Kota Pontianak sebesar 0,0038 untuk tahun 2019. Dari kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
Pemerintah Kota Pontianak sangat solvabel dan tidak bergantung kepada utang untuk memenuhi aset-
asetnya.

Rasio Utang Terhadap Modal


Rasio ini merupakan perbandingan antara utang dan ekuitas dalam pendanaan Pemerintah Daerah dan
menunjukkan kemampuan modal Pemerintah Daerah untuk memenuhi seluruh kewajiban yang dimiliki.
Perhitungan rasio ini dilakukan dengan rumus:
Rasio Utang Terhadap Modal = Total Utang : Total Ekuitas
Hasil perhitungan dengan formula tersebut memberikan gambaran perkembangan nilai rasio utang
terhadap modal sebagaimana tabel berikut:

Tabel 3. 7. Rasio Utang Terhadap Modal Neraca Keuangan Pemerintah Kota Pontianak Tahun 2015 -
2019
URAIAN 2015 2016 2017 2018 2019
Total Utang 9.535.570.224,28 15.679.933.397,47 10.152.704.345,02 24.706.580.024,28 31.580.528.190,66

Total 2.454.307.485.160,60 2.668.946.373.546,61 2.709.880.640.399,59 7.378.091.258.356,00 8.411.362.105.492,39


Ekuitas

Rasio Utang
Terhadap 0,0039 0,0059 0,0037 0,0033 0,0038
Modal

Sumber : Hasil Analisa

Semakin kecil nilai rasio ini maka semakin sehat kondisi keuangan Pemerintah Daerah. Berdasarkan
kriteria tersebut, maka jika dibandngkan dengan hasil perhitungan terlihat bahwa kecenderungan nilai
rasio ini semakin mengecil tiap tahunnya. Kondisi ini memberikan kesimpulan bahwa Pemerintah Kota
Pontianak tidak akan kesulitan dalam memenuhi kewajiban jikalau memutuskan untuk mengajikan
pinjaman kepada kreditur.

3. Rasio Aktivitas
Rasio ini menggambarkan bagaimana Pemerintah Daerah memprioritaskan alokasi dananya pada
belanja rutin dan belanja pembangunan secara optimal. Belanja rutin atau belanja operasional adalah
belanja yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah yang manfaatnya habis dikonsumsi dalam satu

III.16
Gambaran Keuangan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

periode anggaran, bersifat jangka pendek, dan sifatnya berulang atau rutin. Belanja rutin diperoleh dari
belanja pegawai, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial dan belanja barang dan jasa.
Sedangkan belanja pembangunan dialokasikan untuk investasi dalam bentuk belanja modal serta
menambah aset daerah, belanja pembangunan atau belanja modal merupakan pengeluaran anggaran
untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode seperti
belanja tanah, peralatan dan mesin, gedung, bangunan, jalan dan irigasi. Semakin tinggi persentase
dana yang dialokasikan untuk belanja rutin berarti persentase belanja investasi (belanja pembangunan)
yang digunakan untuk menyediakan sarana prasarana ekonomi masyarakat cenderung semakin kecil,
atau dapat dikatakan bahwa kemampuan daerah dalam mengelola belanja dikatakan baik jika belanja
pembangunan lebih besar dari belanja rutin. Secara sederhana, rasio keserasian itu dapat
diformulasikan sebagai berikut:
Rasio Belanja Rutin terhadap APBD = Total Belanja Rutin : Total APBD
Rasio Belanja Pembangunan terhadap APBD = Total Belanja Pembangunan : Total APBD
Adapun perhitungan rasio aktivitas ditunjukkan dalam tebel berikut:

Tabel 3. 8 . Perhitungan Rasio Aktivitas Realisasi Anggaran Pada Kota Pontianak Periode Tahun 2015-
2019
Rasio Belanja
Tahun Belanja Rasio Belanja
Total APBD Belanja Rutin Pembangunan thd
Anggaran Pembangunan Rutin thd APBD
APBD

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

2015 1.431.340.707.821,35 978.136.597.946,45 436.643.491.357,53 0,688 0,305

2016 1.437.550.646.777,12 1.025.062.093.199,23 403.855.553.577,89 0,713 0,281

2017 1.543.901.062.493,85 1.067.144.360.584,30 445.331.701.909,55 0,691 0,288

2018 1.605.719.399.875,65 1.113.212.786.738,02 490.804.054.137,63 0,693 0,306

2019 1.617.630.806.975,56 1.177.977.090.674,45 437.337.696.210,78 0,728 0,270

Rata-Rata 0,703 0,290

Sumber : hasil analisis (diolah). 2020

3.2. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN MASA LALU


Pengelolaan pendapatan daerah diarahkan pada sumber-sumber pendapatan yang selama ini telah
menjadi sumber penghasilan Kas Daerah dengan tetap mengupayakan sumber-sumber pendapatan
yang baru. Pengelolaan belanja daerah dilaksanakan berlandaskan pada anggaran kinerja
(performance budget) yaitu belanja daerah yang berorientasi pada pencapaian hasil atau kinerja. Kinerja
tersebut mencerminkan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik, yang berarti belanja daerah harus
berorientasi pada kepentingan publik. Oleh karena itu, arah pengelolaan belanja daerah digunakan
sebesar-besarnya untuk kepentingan publik terutama pendidikan, kesehatan, dan program
pembangunan yang mendukung pro-poor, pro-job, pro-growth dan pro-environment.

3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran


3.2.1.1. Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Daerah
Berdasarkan data rata-rata pertumbuhan realisasi Belanja Kota Pontianak tahun 2016-2020
sebagaimana telah disampaikan pada tabel di bawah, gambaran proporsi realisasi belanja terhadap
anggaran belanja daerah Kota Pontianak selama tahun 2016-2020 dapat dilihat pada tabel berikut:

III.17
Gambaran Keuangan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 3. 9. Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Daerah 2016-2020

REALISASI RENCANA
Proporsi
NO URAIAN
APBD-P rata-rata
Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018 Th. 2019
2020*

BELANJA DAERAH 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

A Belanja Tidak Langsung 44,81% 38,93% 39,26% 35,65% 41,96% 40,12%


1 Belanja Pegawai 43,59% 36,67% 34,61% 34,15% 37,35% 37,28%
2 Belanja Bunga 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
3 Belanja Subsidi 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
4 Belanja Hibah 0,88% 1,55% 4,10% 0,90% 1,51% 1,79%
5 Belanja Bantuan Sosial 0,23% 0,27% 0,44% 0,46% 0,44% 0,37%
Belanja Bantuan Keuangan
6 0,09% 0,42% 0,11% 0,11% 0,18% 0,18%
Kepada Partai Politik
7 Belanja Tidak Terduga 0,02% 0,02% 0,00% 0,04% 2,47% 0,18%

B Belanja Langsung 55,19% 61,07% 60,74% 64,35% 58,04% 59,88%


1 Belanja Pegawai 4,18% 4,81% 4,99% 5,65% 3,86% 4,70%
2 Belanja Barang dan Jasa 22,75% 26,82% 25,18% 31,66% 29,49% 27,18%
3 Belanja Modal 28,26% 29,44% 30,57% 27,04% 24,69% 28,00%

Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pontianak. 2020(diolah)

Dari data tabel tersebut di atas, menunjukkan bahwa realisasi anggaran dari tahun 2016–2019 proporsi
belanja langsung terus meningkat, tetapi pada tahun 2020 proporsi tersebut sedikit mengalami
penurunan. Hal ini terkait formulasi penganggaran Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) dengan
konsep Tunjangan Kinerja yang baru diterapkan pada tahun 2020 mengakibatkan anggaran Belanja
Pegawai pada Belanja Langsung (berupa honorarium ASN dan Uang Lembur) pindah ke rekening
Belanja Tidak Langsung (menjadi bagian dari TPP).

3.2.1.2. Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur


Berdasarkan data rata-rata pertumbuhan realisasi belanja Kota Pontianak tahun 2016-2020, proporsi
belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur (Belanja Pegawai) terhadap total pengeluaran yang
meliputi belanja dan pengeluaran pembiayaan pada tahun 2016-2020 sebagaimana dapat dilihat pada
tabel berikut:

III.18
Gambaran Keuangan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 3. 10. Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kota Pontianak Tahun 2016-
2020

Total Belanja Untuk Total Pengeluaran (Belanja +


Kebutuhan Aparatur pembiayaan Pengeluaran) Prosentase
No Uraian (Rp.) (Rp.)
(a) / (b) x
(a) (b)
100%
1. Tahun Anggaran 2016 682.600.561.837,00 1.437.550.646.777,12 47,48%
2. Tahun Anggaran 2017 627.347.653.180,00 1.543.901.062.493,85 40,63%
3. Tahun Anggaran 2018 570.542.666.012,00 1.624.719.399.875,65 39,14%
4. Tahun Anggaran 2019 569.072.029.420,50 1.648.815.806.975,56 39,06%
5. Tahun Anggaran 2020 735.430.543.767,64 1.804.352.063.641,98 40,76%
Rata-Rata 41,41%

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kota Pontianak, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kota Pontianak. 2020 (diolah)

3.2.2 Analisis Pembiayaan


Pembiayaan adalah transaksi keuangan daerah yang dimaksudkan untuk menutup selisih antara
pendapatan daerah dan belanja daerah, ketika terjadi defisit anggaran. Sumber pembiayaan dapat
berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tahun lalu, penerimaan pinjaman obligasi, transfer dari
dana cadangan maupun hasil penjualan aset daerah yang dipisahkan. Sedangkan pengeluaran dalam
pembiayaan itu sendiri adalah anggaran hutang, bantuan modal dan transfer ke dana cadangan.
Dengan diberlakukannya anggaran kinerja, maka dalam penyusunan APBD dimungkinkan adanya
defisit maupun surplus. Defisit terjadi ketika pendapatan lebih kecil dibandingkan dengan belanja,
sedangkan surplus terjadi ketika pendapatan lebih besar dibandingkan dengan belanja.

Tabel 3. 11. Surplus/Defisit Riil Anggaran Kota Pontianak Tahun 2016-2020

REALISASI RENCANA
NO URAIAN
TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 APBD- P 2020
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
PENDAPATAN
1 1.418.516.388.060,49 1.545.622.287.316,32 1.663.204.429.559,76 1.764.013.422.654,14 1.618.294.182.731,62
DAERAH
DIKURANGI
1 BELANJA DAERAH 1.428.917.646.777,12 1.512.476.062.493,85 1.605.719.399.875,65 1.617.630.806.975,56 1.784.352.063.641,98
Pengeluaran
2 Pembiayaan 8.633.000.000,00 31.425.000.000,00 19.000.000.000,00 31.185.000.000,00 20.000.000.000,00
Daerah

SURPLUS /
-19.034.258.716,63 1.721.224.822,47 38.485.029.684,11 115.197.615.678,58 -186.057.880.910,36
DEFISIT RIIL

Sumber : Badan Keuangan Daerah Kota Pontianak, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota
Pontianak. 2020 (diolah)

III.19
Gambaran Keuangan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Dari tabel tersebut diatas, tampak bahwa pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 Kota Pontianak
mengalami surplus dan defisit anggaran. Gambaran komposisi penutup defisit riil anggaran selama 5
tahun terakhir (2016-2020) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. 12. Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kota Pontianak Tahun 2016-2020

REALISASI RENCANA
NO URAIAN TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 APBD-P 2020
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Penggunaan
1 46.320.964.991,46 29.308.587.153,46 22.191.438.958,13 70.705.993.836,24 186.007.880.910,36
SiLPA
Pencairan Dana
2 0 0 10.000.000.000,00 0 0
Cadangan
Penerimaan
Kembali
2 35.086.500,00 24.565.285,00 28.565.194,00 22.028.370,00 50.000.000,00
Pemberian
Pinjaman

sumber : Badan Keuangan Daerah Kota Pontianak, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kota Pontianak 2020

Secara lengkap gambaran pembiayaan riil daerah selama 5 tahun terakhir (2015-2019) dapat dilihat
pada tabel berikut:

Tabel 3. 13. Pembiayaan Kota Pontianak Tahun 2015-2019

REALISASI RENCANA
NO URAIAN TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 APBD-P 2020*
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
PENDAPATAN
1 1.418.516.388.060,49 1.545.622.287.316,32 1.663.204.429.559,76 1.764.013.422.654,14 1.618.294.182.731,62
DAERAH
DIKURANGI
1 BELANJA DAERAH 1.428.917.646.777,12 1.512.476.062.493,85 1.605.719.399.875,65 1.617.630.806.975,56 1.784.352.063.641,98
Pengeluaran
2 Pembiayaan 8.633.000.000,00 31.425.000.000,00 19.000.000.000,00 31.185.000.000,00 20.000.000.000,00
Daerah
SURPLUS /DEFISIT RIIL -19.034.258.716,63 1.721.224.822,47 38.485.029.684,11 115.197.615.678,58 -186.057.880.910,36
1 Penggunaan SiLPA 46.320.964.991,46 29.308.587.153,46 22.191.438.958,13 70.705.993.836,24 186.007.880.910,36
Pencairan Dana
2 0 0 10.000.000.000,00 0 0
Cadangan
Penerimaan
3 Kembali Pemberian 35.086.500,00 24.565.285,00 28.565.194,00 22.028.370,00 50.000.000,00
Pinjaman
PENERIMAAN
46.356.051.491,46 29.333.152.438,46 32.220.004.152,13 70.728.022.206,24 186.057.880.910,36
PEMBIAYAAN
SISA LEBIH PEMBIAYAAN
ANGGARAN TAHUN 27.321.792.774,83 31.054.377.260,93 70.705.033.836,24 185.925.637.884,82 0,00
BERKENAAN

sumber : Badan Keuangan Daerah Kota Pontianak, Badan Perencanaan Pembangunan Daer ah
Kota Pontianak. 2020

Dengan tingginya kebutuhan akan pembangunan sarana dan prasarana untuk meningkatkan pelayanan
publik di daerah dan terbatasnya sumber dana, maka pembiayaan yang berasal dari pinjaman daerah
merupakan salah satu alternatif sumber pembiayaan yang cukup potensial. Tetapi dengan beberapa
pertimbangan yang telah dilakukan maka untuk periode RPJMD ini, Pemerintah Kota Pontianak belum
merencanakan untuk melakukan pinjaman daerah.

III.20
Gambaran Keuangan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

3.3. KERANGKA PENDANAAN


Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang akan
dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun
ke depan. Suatu kapasitas riil keuangan daerah adalah total penerimaan daerah setelah dikurangkan
dengan berbagai pos atau belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas
utama. Karena dokumen ini merupakan dokumen perubahan maka analisis kerangka pendanaan akan
lebih fokus 3 (tiga) tahun ke depan (tahun 2022, 2023 dan tahun 2024). Untuk kerangka pendanaan
tahun 2020 akan disajikan kondisi sesuai APBD Murni tahun 2020, sedangkan untuk tahun 2021 akan
disajikan sesuai dokumen RKPD Kota Pontianak tahun 2021.
Selain itu, dalam dokumen perubahan RPJMD ini juga dilakukan re-strukturisasi kerangka pendanaan
yang harus menyesuaikan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 tahun 2019 tentang
Klasifikasi Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah.

3.3.1 Proyeksi Pendapatan dan Belanja


Otonomi daerah menimbulkan konsekuensi terhadap Pemerintah Daerah untuk menyelenggarakan
segala urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya dalam mewujudkan masyarakat yang
makmur dan sentosa. Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan
diperlukan kemampuan pendanaan dari pemerintah daerah berkaitan dengan upaya melakukan
optimalisasi sumber-sumber pendapatan daerah. Pendapatan daerah merupakan seluruh penerimaan
yang berasal dari daerah itu sendiri maupun alokasi pemerintah Pusat sebagai hak pemerintah daerah
yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan daerah Kota Pontianak terdiri dari
Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah.

3.3.1.1. Proyeksi Pendapatan Daerah


Sesuai dengan ruang lingkup keuangan daerah, pengelolaan pendapatan daerah diarahkan pada
sumber-sumber pendapatan yang selama ini telah menjadi sumber penghasilan daerah dengan tetap
mengupayakan sumber-sumber pendapatan yang baru.
Kebijakan umum pendapatan daerah diarahkan pada peningkatan kemampuan keuangan daerah yang
dapat mendorong peranan investasi masyarakat dalam pembangunan dengan menghilangkan kendala
yang menghambat di samping peningkatan investasi dan daya saing yang dilakukan dengan
mengurangi biaya tinggi. Adapun kebijakan terkait pendapatan daerah adalah sebagai berikut:

A. Pendapatan Asli Daerah


Peningkatan pendapatan asli daerah dari masyarakat, harus berdasarkan pada Peraturan Daerah,
tertama untuk membiayai layanan-layanan yang diberikan, sehingga kemandirian daerah dalam hal
pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat terwujud.
Salah satu upaya yang telah dilakukan dan diandalkan untuk meningkatkan penerimaan daerah adalah
dengan menggali sumber-sumber pungutan daerah berdasarkan ketentuan yang memenuhi kriteria
pungutan daerah yang baik dan benar serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Arah pengelolaan PAD difokuskan pada langkah-langkah sebagai berikut:

III.21
Gambaran Keuangan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

1. Pemantapan kelembagaan dan sistem pemungutan pendapatan daerah;


2. Intensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah;
3. Peningkatan koordinasi dan pengawasan terhadap pemungutan pendapatan daerah;
4. Peningkatan pelayanan publik, baik dari sisi kecepatan pelayanan maupun kemudahan pembayaran
untuk memperoleh informasi dan kesadaran masyarakat wajib pajak/retribusi daerah;
5. Pemanfaatan sumber daya organisasi secara efektif dan efisien;
6. Peningkatan upaya sosialisasi pendapatan daerah;
7. Peningkatan kualitas data dasar seluruh pendapatan daerah;
8. Peningkatan peran dan fungsi UPT-PPD sebagai ujung tombak pelayanan publik;
9. Peningkatan sinergitas dan koordinasi pendapatan asli daerah dengan Pemerintah Pusat,
Kabupaten/Kota serta instansi terkait.

B. Pendapatan Transfer
Pendapatan Transfer merupakan pendapatan pemerintah daerah yang berasal dari pemerintah pusat
atau dari pemerintah daerah lainnya. Untuk Kota Pontianak pendapatan transfer dari pemerintah pusat
berupa Dana Perimbangan (yang terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil Pajak/bukan Pajak,
Dana Alokasi Khusus Fisik/non Fisik), dan Dana Insentif Daerah (DID). Sedangkan Pendapatan Transfer
dari pemerintah daerah lainnya berasal Transfer Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat berupa Dana
Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan
Pendapatan yang diperoleh dari dana perimbangan pada dasarnya merupakan hak pemerintah daerah
sebagai konsekuensi dari revenue sharing policy. Konsep revenue sharing didasarkan atas pemikiran
untuk pemberdayaan daerah dan prinsip keadilan. Seiring meningkatnya tuntutan akuntabilitas kinerja
pemerintah maka kebijakan revenue sharing harus transparan, demokratis dan adil.
Dana yang berasal dari DAU perlu dikelola dengan sebaik-baiknya, meskipun relatif sulit untuk
memperkirakan besaran alokasinya karena tergantung pada pemerintah pusat. Sumber Dana Alokasi
Khusus (DAK) juga dapat diupayakan peningkatannya melalui penyusunan program-program ungulan
yang dapat diajukan untuk dibiayai dengan dana DAK. Sedangkan peningkatan pendapatan dari bagi
hasil pajak provinsi dan pusat dapat diupayakan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi. Pendapatan
Bagi Hasil sangat terkait dengan aktivitas perekonomian daerah. Dengan semakin meningkatnya
aktivitas ekonomi akan berkorelasi dengan naiknya pendapatan yang berasal dari bagi hasil dan
Pemerintah Daerah harus mendorong meningkatnya aktivitas perekonomian daerah.
Beberapa langkah yang akan dilaksanakan dalam rangka optimalisasi intensifikasi dan ekstensifikasi
melalui koordinasi penyaluran dana bagi hasil, peningkatan akurasi data sebagai dasar perhitungan
pembagian dalam dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah, dan peningkatan koordinasi
dengan pemerintah pusat dan kabupaten/kota dalam mengoptimalkan bagi hasil dana perimbangan
dan lain-lain pendapatan yang sah.

C. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah


Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah merupakan seluruh pendapatan daerah selain Pendapatan Asli
Daerah (PAD) dan Pendapatan Transfer yang meliputi pendapatan hibah, dana darurat, dan lain-lain
pendapatan sesuai ketentuan peraturan.
Hibah merupakan bantuan berupa uang, barang, dan/atau jasa yang berasal dari pemerintah pusat,
pemerintah daerah lain, masyarakat, badan usaha dalam negeri atau luar negeri yang tidak mengikat

III.22
Gambaran Keuangan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

untuk menunjang peningkatan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan


daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3.3.1.2. Proyeksi Belanja Daerah

Belanja Daerah merupakan perwujudan dari kebijakan penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan
pembangunan yang berbentuk kuantitatif. Belanja daerah diarahkan untuk dapat mendukung
pencapaian visi dan misi pembangunan 5 (lima) tahun ke depan. Sesuai dengan visi pembangunan yang
telah ditetapkan, belanja daerah dapat digunakan sebagai instrumen pencapaian visi tersebut.
Pengelolaan belanja sejak proses perencanaan, pelaksanaan hingga pertanggungjawaban harus
memperhatikan aspek efektivitas, efisiensi, transparan dan akuntabel. Belanja harus diarahkan untuk
mendukung kebijakan yang telah ditetapkan dengan memperhatikan perbandingan antara masukan
dan keluaran (efisensi), dimana keluaran dari belanja dimaksud seharusnya dapat dinikmati oleh
masyarakat (hasil). Selanjutnya alokasi anggaran perlu dilaksanakan secara terbuka berdasarkan skala
prioritas dan kebutuhan. Selain itu pengelolaan belanja harus diadministrasikan sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku.
Belanja daerah sebagai komponen keuangan daerah dalam kerangka ekonomi makro diharapkan dapat
memeberikan dorongan atau stimulan terhadap perkembangan ekonomi daerah secara makro ke dalam
kerangka pengembangan yang lebih memberikan efek multiplier yang lebih besar bagi peningkatan
kesejehateraan rakyat yang lebih merata. Untuk itu, kebijakan dalam pengelolaan keuangan daerah
perlu disusun dalam kerangka yang sistematis dan terpola.
Dalam rangka mempertimbangkan alokasi belanja, maka diperlukan struktur anggaran dan pengelolaan
keuangan daerah yang tepat. Struktur anggaran yang tepat harus disusun sesuai prioritasnya, yakni
antara alokasi belanja untuk urusan pemerintahan dan penunjang urusan pemerintahan, serta antara
alokasi belanja yang dirasakan manfaatnya secara langsung dan tidak langsung oleh masyarakat.
Pengelolaan keuangan di daerah meliputi mobilisasi pendapatan, penetapan alokasi belanja daerah,
dan mobilisasi pembiayaan. Untuk memenuhi syarat kecukupan (sufficient condition) bagi pengelola
keuangan daerah yang baik maka daerah perlu memahami dan menggali potensi keunggulan daerah
serta mengidentifikasi pokok-pokok permasalahan yang ada, prioritas-prioritas pembangunan daerah
dengan beberapa pertimbangan tersebut menjadi dasar pola alokasi belanja di Kota Pontianak.
Belanja daerah disusun dengan pendekatan kinerja yang ingin dicapai (performance-based budgeting).
Dalam perencanaan 5 (lima) tahun ke depan, belanja daerah diproyeksikan berdasarkan kebutuhan
daerah untuk membiayai:
1. Belanja Operasi, merupakan anggaran untuk kegiatan sehari-hari Pemerintah Daerah yang memberi
manfaat jangka pendek;
2. Belanja Modal, merupakan pengeluaran anggaran untuk memperoleh asset tetap dan asset lainnya
yang memberi manfaat lebih dari 1 (satu) periode akuntansi;
3. Belanja Tidak Terduga, merupakan pngeluaran anggaran atas Beban APBD untuk keperluan darurat
termasuk keperluan mendesak yang tidak dapat diprediksi sebelumnya; dan
4. Belanja Transfer, yang merupakan pengeluaran uang dari Pemerintah Daerah kepada Pemerintah
Daerah lainnya dan/atau dari Pemerintah Daerah kepada pemerintah desa.

III.23
Gambaran Keuangan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Kebijakan belanja Pemerintah Kota Pontianak, diprioritaskan untuk melaksanakan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan pemerintah daerah dimana arah pengelolaan belanja daerah adalah sebagai
berikut:
1. Transparansi dan Akuntabel
Setiap pengeluaran belanja dipublikasikan dan dipertanggungjawabkansesuai denganketentuan
yang berlaku. Dipublikasikan berarti pula masyarakat mudah dan tidak mendapatkan hambatan
dalam mengakses informasi belanja daerah. Pertanggungjawaban belanja daerah tidak hanya dari
aspek administrasi keuangan, tetapi menyangkut pula proses, keluaran dan hasilnya.
2. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran
Dana yang tersedianharus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat meningkatkan
pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kualitas pelayanan masyarakat
dapat diwujudkan dengan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia aparatur daerah,
terutama yang berhubungan langsung dengan kepentingan masyarakat. Efisiensi belanja antara lain
dilakukan dengan meminimalkan belanja yang tidak langsung dirasakan oleh masyarakat,
melakukan proper budgeting melalui analisis cost benefit dan tingkat efektivitas setiap program, dan
melakukan prudent spending melalui pemetaan profil resiko atas setiap belanja kegiatan beserta
perencanaan langkah antisipasinya.
3. Optimalisasi Belanja Untuk Kepentingan Masyarakat.
Belanja untuk kepentingan masyarakat di dalam APBD biasanya tergambar dari belanja barang jasa
dan belanja modal diluar Program Penunjang urusan pemerintah daerah (program rutin di
sekretariat Perangkat Daerah), yang pada prinsipnya untuk mewujudkan visi, misi Kepala Daerah
yang tercantum di Dalam RPJMD Kota Pontianak untuk kepentingan masyarakat Kota Pontianak.
4. Prioritas
Penggunaan anggaran diprioritaskan untuk mendanai kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan,
kesehatan, pengembangan wilayah, peningkatan infrastruktur guna mendukung ekonomi
kerakyatan dan pertumbuhan ekonomi serta diarahkan untuk penanggulangan kemiskinan, secara
berkelanjutan dengan menitikberatkan pada Urusan Wajib Pelayanan Dasar, urusan Wajib Non
Pelayanan Dasar, Urusan Pilihan dan Non Urusan sesuai dengan Prioritas Pembangunan Kota,
dengan meningkatkan alokasi anggaran pada bidang-bidang yang langsung menyentuh
kepentingan masyarakat.
5. Tolok Ukur dan Target Kinerja
Belanja daerah di arahkan untuk pemenuhan target pada setiap indikator kinerja yang meliputi
masukan, keluaran dan hasil sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, dengan kata lain bahwa belanja
daerah disusun berdasarkan sasaran/target kinerja Perangkat Daerah yang harus dicapai setiap
tahunnya (performance-based budgeting).

3.3.1.3. Proyeksi Pembiayaan Daerah


Proyeksi Pembiayaan Daerah dilakukan untuk memperoleh gambaran sisa lebih riil perhitungan
anggaran. Dalam penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah dimungkinkan adanya defisit
dan surplus. Defisit terjadi ketika pendapatan lebih kecil dari belanja, sedangkan surplus terjadi jika
pendapatan lebih besar dari belanja. Untuk menutup defisit dan surplus diperlukan pembiayaan daerah.
Arah pengelolaan pembiayaan daerah adalah:

III.24
Gambaran Keuangan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

1. Penerimaan pembiayaan bersifat fleksibel sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pengelolaan
keuangan pada waktu APBD dijalankan;
2. SiLPA sedapat mungkin ditekan realisasinya dengan mengedepankan efektivitas dan efisiensi
anggaran tentunya dengan tetap memperhatikan capaian indikator kinerja program. Selain itu juga
SiLPA juga harus memperhatikan data realisasi tahun-tahun sebelumnya;
3. Untuk penerimaan laba dari BUMD tidak dimasukkan dalam kerangka penerimaan pembiayaan
karena akan dimasukkan kembali sebagai bentuk Pendapatan Asli Daerah.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, secara umum proyeksi anggaran pendapatan dan belanja
daerah tahun 2020-2024 disajikan dalam tabel berikut:

III.25
Gambaran Keuangan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 3. 14 . Proyeksi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota Pontianak Tahun 2020 s/d Tahun 2024
KODE URAIAN APBDP- TA. 2020 RAPBD TA. 2021 Perubahan RPJMD Perubahan RPJMD Perubahan RPJMD Rata-rata
Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 pertumbuhan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

4 PENDAPATAN DAERAH 1.618.294.182.731,62 1.770.384.770.339,00 1.820.000.000.000,00 1.918.000.000.000,00 2.092.037.570.000,00 6,66%

4.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 427.660.250.731,62 538.009.872.339,00 549.771.700.000,00 595.397.000.000,00 645.127.870.000,00 11,16%
4.1.01 Pajak Daerah 274.755.213.519,61 358.500.000.000,00 358.500.000.000,00 369.255.000.000,00 391.410.300.000,00 9,87%
4.1.02 Retribusi Daerah 34.152.426.650,00 38.331.401.300,00 44.078.000.000,00 46.861.000.000,00 49.764.000.000,00 9,93%
4.1.03 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan 33.240.482.702,62 35.240.482.703,00 36.500.000.000,00 40.000.000.000,00 45.738.570.000,00 8,38%
4.1.04 Lain-lain PAD yang Sah 85.512.127.859,39 105.937.988.336,00 110.693.700.000,00 139.281.000.000,00 158.215.000.000,00 16,95%
4.2 PENDAPATAN TRANSFER 1.123.122.632.000,00 1.164.863.598.000,00 1.203.708.300.000,00 1.253.132.000.000,00 1.374.339.700.000,00 5,21%
4.2.01 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat 915.095.632.000,00 920.836.598.000,00 957.599.542.400,00 994.718.000.000,00 1.087.630.700.000,00 4,46%
4.2.01.01 Dana Perimbangan 887.467.663.000,00 888.929.719.000,00 920.099.542.400,00 957.218.000.000,00 1.050.130.700.000,00 4,35%
4.2.01.02 Dana Insentif Daerah (DID) 27.627.969.000,00 31.906.879.000,00 37.500.000.000,00 37.500.000.000,00 37.500.000.000,00 8,25%
4.2.02 Pendapatan Transfer Antar Daerah 208.027.000.000,00 244.027.000.000,00 246.108.757.600,00 258.414.000.000,00 286.709.000.000,00 8,53%
4.2.02.01 Pendapatan Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi 208.027.000.000,00 244.027.000.000,00 244.027.000.000,00 256.228.000.000,00 284.413.000.000,00 8,33%
4.2.02.02 Bantuan Keuangan 0,00 0,00 2.081.757.600,00 2.186.000.000,00 2.296.000.000,00 5,02%
4.3 LAIN LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 67.511.300.000,00 67.511.300.000,00 66.520.000.000,00 69.471.000.000,00 72.570.000.000,00 1,86%
4.3.01 Pendapatan Hibah 67.511.300.000,00 67.511.300.000,00 66.520.000.000,00 69.471.000.000,00 72.570.000.000,00 1,86%
5 BELANJA DAERAH 1.784.352.063.641,98 1.869.498.506.700,00 1.782.550.000.000,00 1.883.050.000.000,00 2.042.087.570.000,00 3,55%

5.1 BELANJA OPERASI 1.299.765.760.853,85 1.456.575.619.890,00 1.267.649.557.600,00 1.302.845.000.000,00 1.388.087.570.000,00 2,10%


5.1.01 Belanja Pegawai 735.430.543.767,64 773.687.077.986,00 628.692.000.000,00 628.736.250.000,00 654.782.950.000,00 -2,35%
5.1.02 Belanja Barang dan Jasa 526.264.864.854,21 583.318.536.904,00 587.737.557.600,00 619.388.750.000,00 707.084.620.000,00 7,79%
5.1.05 Belanja Hibah 30.206.508.232,00 89.851.161.000,00 44.220.000.000,00 47.720.000.000,00 19.220.000.000,00 23,72%
-. Hibah BOP PAUD 7.484.000.000,00 7.484.000.000,00 7.484.000.000,00
-. Hibah Kepada KPU 19.000.000.000,00 20.000.000.000,00 -

III.26
Gambaran Keuangan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

KODE URAIAN APBDP- TA. 2020 RAPBD TA. 2021 Perubahan RPJMD Perubahan RPJMD Perubahan RPJMD Rata-rata
Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 pertumbuhan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
-. Hibah Kepada Bawaslu 3.000.000.000,00 4.500.000.000,00 -
-. Hibah Untuk Pengamanan Pilkada 3.000.000.000,00 4.000.000.000,00 -
-. Hibah Ke Partai Politik 3.314.590.000,00 3.314.590.000,00 3.314.590.000,00
-. Hibah Lainnya 8.421.410.000,00 8.421.410.000,00 8.421.410.000,00
5.1.06 Belanja Bantuan Sosial 7.863.844.000,00 9.718.844.000,00 7.000.000.000,00 7.000.000.000,00 7.000.000.000,00 -1,10%
5.2 BELANJA MODAL 440.503.802.788,13 402.676.059.616,00 512.900.442.400,00 578.205.000.000,00 652.000.000.000,00 11,07%
5.3 BELANJA TIDAK TERDUGA 44.082.500.000,00 10.246.827.194,00 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 -39,31%
6 PEMBIAYAAN DAERAH 166.057.880.910,36 99.113.736.361,00 -37.450.000.000,00 -34.950.000.000,00 -49.950.000.000,00 -35,46%

6.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN 186.057.880.910,36 144.113.736.361,00 15.050.000.000,00 15.050.000.000,00 15.050.000.000,00 -28,03%


6.1.01 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun 186.007.880.910,36 144.063.736.361,00 15.000.000.000,00 15.000.000.000,00 15.000.000.000,00 -28,03%
Anggaran Sebelumnya

6.1.05 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 50.000.000,00 50.000.000,00 50.000.000,00 50.000.000,00 50.000.000,00 0,00%
6.1.06 Penerimaan Pembiayaan Lainnya Sesuai dengan
Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan

6.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN 20.000.000.000,00 45.000.000.000,00 52.500.000.000,00 50.000.000.000,00 65.000.000.000,00 41,73%


6.2.02 Penyertaan Modal Daerah 20.000.000.000,00 45.000.000.000,00 52.500.000.000,00 50.000.000.000,00 65.000.000.000,00 41,73%
1 Bank Kalbar 30.000.000.000,00 30.000.000.000,00 10.000.000.000,00
2 PUD. BPR. Khatulistiwa Pontianak 7.500.000.000,00 7.500.000.000,00 7.500.000.000,00
3 Penyertaan Modal kepada PDAM untuk Program 7.500.000.000,00 7.500.000.000,00 7.500.000.000,00
Air Bersih kepada MBR
4 Penyertaan Modal untuk BUMD Aneka Usaha 7.500.000.000,00 5.000.000.000,00 40.000.000.000,00

VOLUME 1.804.352.063.641,98 1.914.498.506.700,00 1.835.050.000.000,00 1.933.050.000.000,00 2.107.087.570.000,00 4,07%

III.27
Gambaran Keuangan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

3.3.2 Perhitungan Kerangka Pendanaan


Kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang akan
dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan dan program penunjang. Berdasarkan proyeksi
pendapatan daerah, penerimaan pembiayaan daerah dan belanja daerah yang bersifat pengeluaran
wajib, maka dapat diproyeksikan kapasitas riil keuangan daerah yang akan digunakan untuk membiayai
program kegiatan dan sub kegiatan untuk Perubahan RPJMD Kota Pontianak Tahun 2020 – 2024.
Berikut disajikan kapasitas riil kemampuan keuangan Kota Pontianak sebagai berikut:

III.28
Gambaran Keuangan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 3. 15. Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kota Pontianak Tahun 2020-2024

Perubahan RPJMD Perubahan RPJMD Perubahan RPJMD


NO URAIAN APBD-P TA. 2020 RAPBD TA. 2021
Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024

1 Pendapatan Daerah 1.618.294.182.731,62 1.770.384.770.339,00 1.820.000.000.000,00 1.918.000.000.000,00 2.092.037.570.000,00

2 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya 186.007.880.910,36 144.063.736.361,00 15.000.000.000,00 15.000.000.000,00 15.000.000.000,00

3 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 50.000.000,00 50.000.000,00 50.000.000,00 50.000.000,00 50.000.000,00

TOTAL PENERIMAAN 1.804.352.063.641,98 1.914.498.506.700,00 1.835.050.000.000,00 1.933.050.000.000,00 2.107.087.570.000,00


Dikurangi :
1 Belanja Pegawai 735.430.543.767,64 773.687.077.986,00 628.692.000.000,00 628.736.250.000,00 654.782.950.000,00
2 Belanja Hibah 30.206.508.232,00 89.851.161.000,00 44.220.000.000,00 47.720.000.000,00 19.220.000.000,00
3 Belanja Bantuan Sosial 7.863.844.000,00 9.718.844.000,00 7.000.000.000,00 7.000.000.000,00 7.000.000.000,00
4 belanja Tidak terduga 44.082.500.000,00 10.246.827.194,00 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00
5 Pengeluaran Pembiayaan 20.000.000.000,00 45.000.000.000,00 52.500.000.000,00 50.000.000.000,00 65.000.000.000,00

KAPASITAS RIIL KEUANGAN DAERAH 966.768.667.642,34 985.994.596.520,00 1.100.638.000.000,00 1.197.593.750.000,00 1.359.084.620.000,00

Sumber : Hasil Analisis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pontianak. 2020 (diolah)

III.29
Gambaran Keuangan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Berdasarkan proyeksi kapasitas riil kemampuan keuangan daerah tersebut di atas, selanjutnya
ditetapkan kebijakan alokasi keuangan daerah ke dalam program pembangunan di luar program
kegiatan agar dalam mengalokasikan anggaran benar-benar sesuai dengan prioritas daerah.
Selanjutnya perlu ditetapkan kebijakan alokasi dari kapasitas kemampuan keuangan daerah tersebut
ke dalam 3 kelompok prioritas, yakni:
✓ Prioritas I, merupakan program pembangunan daerah dengan tema atau program unggulan
(dedicated) Kepala Daerah sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN dan amanat/kebijakan
nasional yang definitif harus dilaksanakan oleh daerah pada tahun rencana, termasuk untuk prioritas
bidang pendidikan minimal 20% (dua puluh persen), kesehatan minimal 10 % (diluar gaji), serta
belanja untuk membiayai urusan pemerintahan yang wajib untuk pelayanan dasar termasuk di
dalamnya untuk pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) ;
✓ Prioritas II, merupakan program prioritas di tingkat Perangkat Daerah yang merupakan penjabaran
dari analisis per urusan setelah pemenuhan urusan urusan wajib pelayanan dasar terpenuhi. Suatu
prioritas II berhubungan dengan program/kegiatan unggulan Perangkat Daerah yang paling
berdampak luas pada masing-masing segmentasi masyarakat yang dilayani sesuai dengan prioritas
dan permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan layanan dasar serta tugas dan fungsi
Perangkat Daerah termasuk peningkatan kapasitas kelembagaan yang berhubungan dengan itu;
✓ Prioritas III, merupakan perencanaan penganggaran untuk Belanja Bantuan Sosial, Belanja Hibah,
belanja Tidak terduga dan Pengeluaran pembiayaan;

Rencana alokasi penggunaan kemampuan keuangan daerah Kota Pontianak tahun 2020-2024
disajikan dalam tabel berikut:

III.30
Gambaran Keuangan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 3. 16. Rencana Penggunaan Kemampuan Keuangan Daerah Kota PontianakTahun 2020-2024

Perubahan RPJMD Perubahan RPJMD Perubahan RPJMD Rata2


KODE URAIAN APBD-P TA. 2020 RAPBD TA. 2021
Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Pertumbuhan

I KAPASITAS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH 1.804.352.063.641,98 1.914.498.506.700,00 1.835.050.000.000,00 1.933.050.000.000,00 2.107.087.570.000,00 4,07%
1 Pendapatan 1.618.294.182.731,62 1.770.384.770.339,00 1.820.000.000.000,00 1.918.000.000.000,00 2.092.037.570.000,00 6,66%
2 Penerimaan Pembiayaan 186.057.880.910,36 144.113.736.361,00 15.050.000.000,00 15.050.000.000,00 15.050.000.000,00 -28,03%
II Belanja Prioritas I 1.180.276.582.083,39 1.251.912.838.123,00 1.184.167.270.260,49 1.259.303.788.724,01 1.405.606.595.212,49 4,66%
1 Belanja Bidang Pendidikan 422.734.624.238,84 465.457.498.285,00 454.466.842.919,67 471.078.333.208,96 495.561.361.769,34 4,15%
2 Belanja Bidang Kesehatan 334.610.039.952,09 358.394.793.500,00 341.420.745.048,53 351.364.243.768,05 404.653.503.372,25 5,11%
Belanja Program Urusan Wajib pelayanan Dasar
3 422.931.917.892,46 428.060.546.338,00 388.279.682.292,30 436.861.211.747,00 505.391.730.070,90 5,03%
Lainnya
III Belanja Prioritas II 521.922.629.326,59 617.585.668.577,00 598.382.729.739,51 623.746.211.275,99 636.480.974.787,52 5,37%
Belanja Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar dan
1 254.250.090.464,99 285.953.119.584,00 261.378.549.739,26 270.545.956.276,39 294.211.897.286,93 4,03%
Urusan Pilihan
2 Belanja Unsur Pendukung 110.101.270.369,00 117.169.681.762,00 117.177.099.999,81 123.165.230.000,19 130.907.403.000,21 4,46%
3 Belanja Unsur Penunjang 157.571.268.492,60 118.614.803.761,00 89.028.890.000,45 92.843.238.000,07 97.569.770.800,38 -10,07%
4 Belanja Unsur Pengawasan 11.370.937.539,00 11.838.000.000,00 11.802.000.000,00 12.450.000.000,00 3,10%
5 Belanja Unsur Kewilayahan 77.116.865.038,00 87.290.760.000,00 89.459.975.999,34 93.566.673.600,00 6,76%
6 Belanja Unsur Pemerintahan Umum 7.360.260.893,00 31.669.430.000,00 35.929.811.000,00 7.775.230.100,00 88,46%
IV Belanja Prioritas III 102.152.852.232,00 45.000.000.000,00 52.500.000.000,00 50.000.000.000,00 65.000.000.000,00 -3,51%
1 Belanja Hibah 30.206.508.232,00
2 Belanja Bantuan Sosial 7.863.844.000,00
3 Belanja Tidak Terduga 44.082.500.000,00
4 Pengeluaran Pembiayaan 20.000.000.000,00 45.000.000.000,00 52.500.000.000,00 50.000.000.000,00 65.000.000.000,00 41,73%
JUMLAH Prioritas I + II + III 1.804.352.063.641,98 1.914.498.506.700,00 1.835.050.000.000,00 1.933.050.000.000,00 2.107.087.570.000,00 4,07%

Keterangan :
- Pada APBD TA. 2020 Penganggaran Belanja prioritas III masih berada di SKPKD/PPKD
- Untuk Tahun 2021 - 2024 Penganggaran Belanja Hibah, Bansos, Tidak terduga dan Pengeluaran Pembiayaan terintegrasi dalam belanja
program sesuai urusannya pada Perangkat Daerah

III.31
Gambaran Keuangan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

BAB IV
PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGI DAERAH

A
nalisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan keputusan dalam
proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-tahapan yang
telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis dapat
menentukan sasaran dan program pembangunan. Isu strategis ini diperoleh dengan cara
mengidentifikasi isu-isu penting dan permasalahan-permasalahan pembangunan.

4.1. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN

4.2.1. Bidang Fisik Prasarana dan Infrastruktur

Jika melihat Kondisi Kota Pontianak dengan perkembangan infrastuktur yang telah terjadi dari akibat
pembangunan pada masa lampau atau dengan kata lain akibat pembangunan yang telah terjadi,
maka sedikitnya mengakibatkan permasalahan baru baik dilingkungan lokasi yang dibangun maupun
daerah sekitarnya. Ada beberapa hal telah dialami yang dapat dihimpun di Kota Pontianak antara lain
yaitu :

i. Pencemaran Air Sungai

Sungai Kapuas merupakan sungai terpanjang di Indonesia. Sungai ini menjadi denyut aktifitas
masyarakat Kalimantan Barat khususnya Kota Pontianak mulai dari perdagangan sampai aktifitas
rumah tangga seperti mandi dan mencuci. Seiring dengan aktifitas masyarakat yang membuang
limbah langsung ke Sungai Kapuas menyebabkan kualitas air Sungai Kapuas menurun. Dari sisi
kualitas dimana aktifitas di badan Sungai Kapuas tidak hanya dipakai sebagai sumber air industri,
tetapi sungai tersebut di manfaatkan oleh sebagian besar masyarakat Kota Pontianak sebagai sumber
air baku pengolahan air minum, mandi dan cuci, penampung air limbah domestik dan penunjang
sarana transportasi.Semakin meningkat populasi penduduk di suatu wilayah maka semakin banyak
juga kegiatan atau aktifitas penduduk di sepanjang aliran sungai, seperti bertambahnya pemukiman
penduduk, keberadaan pasar, rumah sakit, dan lain lain menyebabkan menurunnya kualitas air di
sungai tersebut. Hal ini terjadi karena pada umumnya perairan sungai menjadi tempat pembuangan
limbah dan merupakan saluran drainase tempat pembuangan limbah dari berbagai aktifitas
masyarakat sehingga menyebabkan air sungai/parit tersebut menjadi tercemar. Hal ini disebabkan
karena kurangnya kesadaran maupun kepedulian masyarakat terhadap Pencemaran air sungai
dengan membuang sampah sembarangan sehingga disaat terjadi air pasang surut maka sampah-
sampah yang terdapat diparit maupun sungai yang ada di badan sungai / air akan mencemari air
sungai yang ada serta sistem pengolahan limbah komunal yang belum maksimal.
Oleh sebab itu perlu di lakukan suatu usaha dalam bentuk penelitian untuk mengetahui seberapa
besar kontribusi Kota Pontianak dalam menyumbang beban pencemaran bagi Sungai Kapuas di tinjau

IV.1
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

dari akumulasi beban pencemaran yang akan masuk ke badan air Sungai Kapuas yang dilihat dari
sungai atau parit di kawasan Kota Pontianak.
Sebagai contoh saluran primer seperti Sungai Jawi memiliki air dengan warna gelap/hitam yang
tercemar oleh limbah perumahan. Hal ini dikarenakan tidak terdapatnya pengolahan limbah yang
optimal. Akan diupayakan untuk membangun pintu drainase terintegrasi dengan sistem pengolahan
limbah pada mulut pertemuan drainase sekunder ke drainase primer. Sistem unit pengolahan dengan
kedalaman 80 cm dan tertutup yang dapat pula berfungsi sebagai jalan.

ii. Genangan dan Banjir

Kota Pontianak merupakan kota yang kondisi datarannya berada sekitar 0.5 – 1 meter diatas
permukaan laut dan sebagian daerah berada dibawah ketinggian air pasang laut yang maksimal,
sehingga menjadikan daerah-daerah tertentu di Kota Pontianak akan tergenang air saat hujan maupun
saat terjadinya air pasang atau rob. Selain itu penyebab tergenangnya beberapa lokasi atau titik
genangan air disebabkan oleh hujan yang intensitas curah hujan dengan durasi yang cukup lamadan
disaat yang bersamaan terjadi air pasang (rob) di Sungai Kapuas.
Perubahan sikap mental bagaimana menyikapi kondisi alam yang setiap saat. Nenek moyang lebih
cerdas melalui pengalaman sehingga membangun rumah yang tinggi terhadap tanah. Seiring
perubahan waktu, kayu belian semakin sulit diperoleh, sehingga metode pembangunan beralih ke
semen dan beton.
Kota Pontianak mengalami genangan dengan jarak waktu 3–7 jam.Sementara itu, sistem jaringan
saluran di Pontianak telah mengalami perbaikan di beberapa lokasi,namun hal ini belum dapat
mengatasi genangan yang sering timbul akibat curah hujan yang tinggi dibarengi oleh air pasang
Sungai Kapuas, sehingga masih terus mengalami genangan, hal ini pula disebabkan permukaan tanah
di Kota Pontianak yang datar dan banyak titik lokasi yang berada dibawah permukaan air pasang
yang tertinggi, sehingga perlu adaanya pembenahan didalam pembangunan drainase yang sesuai
dengan karakteristik yang unik yang membentuk Kota Pontianak. Adapun Kharakteristik unik tersebut
seperti topografi yang relatif datar, muka air tanah yang tinggi, curah hujan yang tinggi, daya dukung
tanah yang rendah, serta selalu dipengaruhi pasang surut air laut. Kelima karakteristik itu merupakan
faktor–faktor penting yang harus selalu menjadi pertimbangan utama dalam penanggulangan masalah
genangan air di Kota Pontianak.
Permasalahan genangan dapat pula dikarenakan berkurangnya area resapan air. Pemerintah Kota
Pontianak sudah mengarahkan pengembang perumahan (developer)untuk membangun drainase/parit
dalam site planperumahan mereka, namun oknum masyarakat menutup drainase. Diperlukan
pengawasan yang lebih ketatdan ketegasan dari pemerintah, terhadap bangunan dan/atau oknum
yang mengganggu aliran air sehingga harus segera disikapi. Perlu adanya regulasi yang mengatur
area resapan air secara umum, sebagai contoh pelarangan pembetonan halaman rumah atau ruko
dan diarahkan untuk menggunakan paving block untuk mempermudah resapan air.

iii. Bencana Alam dan Kebakaran

Kota Pontianakmerupakan Kota yang selalu terimbas akibat kejadian yang terjadi kabupaten lain yang
terdekat di Kalimantan Barat.Pada musim kemarau sering terjadi kebakaran hutan atau ladang yang
membuat suasana udara di Kota Pontianak terimbas dengan kabut asap sehingga sering pula
terindikasi berdasarkan alat pantau Indeks Standar Pencemaran Udara atau ISPU, dengan kategori
berbahaya. Kondisi kabut asap yang pekat disebabkan oleh kebakaran yang menyebabkan asap dan
abu sisa pembakaran mengotori udara.

IV.2
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Banyak upaya yang telah dilakukan antara lain melibatkan masyarakat serta komunitas aktivitas
lingkungan di Kota Pontianak melakukan aksi penanganan maupun pencegahan. Berbagai aktivis
membentuk forum masyarakat anti kabut asap kebakaran hutan dan lahan yang terdiri dari kumpulan
seniman, pengusaha, pemadam kebakaran, organisasi kepemudaan dan pelajar. Permasalahan kabut
dan asap merupakan permasalahan bersama dan tanggung jawab bersama pula. Melihat tipikal lahan
gambut, sangat mungkin api sudah menjalar dibawah permukaan. Pemadam kebakaran tidak hanya
dimiliki oleh pemerintah, tetapi pihak swasta juga mempunyai suatu organisasi pemadam kebakaran
yang dengan sukarela mengadakan pemadaman untuk membantu pemerintah mengatasinya.
Permasalahan terletak pada pemadam kebakaran baik pemerintah maupun swasta yang mempunyai
perlengkapan dan peralatan yang sangat terbatas. Disamping itu diupayakan sinergitas dan kerjasama
yang intens baik kepada pemerintah kabupaten yang bertetangga dengan Kota Pontianak, serta
komunitas maupun tenaga sukarela yang telah terbentuk dalam mengangani permasalahan
kebakaran dan pencegahan kebakaran lahan dan bangunan sehingga permasalahan ini menjadi hal
yang sangat penting diatasi, mengingat hal tersebut dapat mengganggu kelangsungan hidup banyak
orang baik mengganggu kesehatan maupun transportasi baik darat dan udara diakibatkan oleh kabut
asap. Polusi udara yang terjadi akibat meningkatnya kepemilikan kendaraan bermotor serta
diperparah pada musim tertentu disebabkan oleh pembakaran lahan yang terjadi pada Kabupaten
Kubu Raya maupun Kabupaten Pontianak yang berdampak pada Kota Pontianak.
Tupoksi penanganan kebakaran di Kota Pontianak diemban oleh Badan Perencanaan Bencana
Daerah yang terfokus pada kebakaran lahan, sedangkan kebakaran permukiman berada di bawah
Satuan Polisi Pamong Praja. Kebakaran lahan sering kali disengaja oleh oknum.Permasalahan utama
dalam penanganan kebakaran yang sering ditemui dilapangan berupa sulitnya memperoleh sumber
air, solusi kedepan yang dilakukan dapat berupa membangun tandon air maupun outlet air di dekat
area yang rawan kebakaran. Diperlukan naskah akademis yang mengandung kajian secara spesifik
yang membahas lokasi rawan kebakaran lahan dan permukiman, sehingga pembangunan tandon air
dan water outletakan efektif dan efisien. Dampak kebakaran yang berupa asap tidak hanya berasal
dari dalam Kota saja, sehingga penanganan hal ini harus mengundang kabupaten sekitar.

iv. Kemacetan Lalu Lintas

Kota Pontianak merupakankota perdagangan dan jasa dikarenakan karakteristik wilayah geografis
yang minim sumber daya alam. Kota Pontianak memiliki memaksimalkan pertumbuhan ekonomi lewat
perdagangan dan jasa yang dapat menghasilkan permasalahan baru berupakepadatanlalu lintas di
beberapa ruas jalan tertentu. Kemacetan lalu lintas tidak terlepas dari pesatnya angka pertumbuhan
kendaraan bermotor, hal ini disebabkan pula oleh meningkatnya kebutuhan akan kendaraan baik roda
empat maupun roda dua. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk ketertiban dan keselamatan
bertransportasi masih kerap dijumpai.
Permasalahan ini apabila tidak dikendalikan akan berujung pada kemacetan lalu lintas mengingat
pertumbuhan kendaraan yang terus meningkat dan kapasitas jalan yang terbatas. Permasalahan ini
dapat diatasimelalui penambahan kapasitas jalan yang tersedia beserta perangkat pendukungnya.
Kota Pontianak dapat mengupayakan konsep membangun jalan baru menyerupai “jaring laba–laba“
berupa pengembangan jalur alternatif dengan fungsi memecah sejumlah titik kepadatan dan
kemacetan lalu lintas.
Beberapa solusi akan dilaksanakan untuk memecah arus padatnya lalu lintas di beberapa titik dan
ruas jalan akibat semakin tingginya jumlah kendaraan di Kota Pontianak, yaitu dengan memperluas
kapasitas jalan melalui pembangunan jalur dan jalan baru. Pembangunan Jembatan Paralel Kapuas
akan dibangun menggunakan bantuan dana APBN. Simpang Sultan Hamid II akan dilakukan penataan

IV.3
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

rekayasa lalu lintas dan melengkapi perangkat jalan baik pada kaki Jembatan Landak di Kecamatan
Pontianak Timur maupun di Kecamatan Pontianak Utara.
Jalur altenatif pemecah kepadatan arus lalu lintas dapat pula melalui jalan komplek, namun sering
dijumpai jalan komplek tersebut ditutup dengan portal dengan alasan keamanan. Perlu adanya kajian
dan ketegasan dalam mengatasi hal tersebut. Selain itu perlu adanya pembatasan jumlah kendaraan
yang terus meningkat, hal ini dapat melalui edukasi pada masyarakat pentingnya menggunakan
modatransportasi publik. Kota Pontianak harus menyediakan fasilitas transportasi publik perkotaan
yang memiliki konektivitas dan halte pada seluruh titik pusat perekonomian, pemerintahan, dan
kawasan permukiman di Kota Pontianak. Konektivitas angkutan umum berupa jalur Bus Rapid Transit
untuk jalan besar, serta dengan dukungan kendaraan angkutan shuttle untuk jalan yang lebih kecil.
Proyeksi kedepan perlu adanya perubahan fungsi kendaraan oplet (angkot) sebagai kendaraan antar
jemput anak sekolah. Transportasi air juga perlu didorong dengan menyiapkan dermaga sampan
dan/atau kapal yang lebih besar serta terhubung dengan jalur transportasi publik di darat.
Lebih lanjutperlu suatu regulasi yang mengacu pada RTRW dan bersifat komperhensifuntuk mengatasi
permasalahan kepadatan hingga kemacetan lalu lintas yang ada serta yang akan timbul kedepannya
di Kota Pontianak.

v. Ketersediaan air Bersih

Air Bersih merupakan kebutuhan pokok hajat hidup orang banyak selain makanan dan sandang.
Ketersediaan air bersih baik untuk makan dan minum belum teratasi secara keseluruhan sampai saat
ini dilihat dari masih banyaknya warga masyarakat yang masih mempergunakan air dari tadahan air
hujan sehingga kekurangan bahan air hujan dapat dipenuhi dari bahan air minum yang di subsidi
daerah / Kabupaten lainnya, begitu pula adanya intrusi air laut maka sering terjadi kendala penyediaan
air bersih.
Terkait pelayanan air bersih untuk seluruh warga Kota Pontianak masih terdapat kebocoran (32%)
pada tahun 2019 sehingga untuk tahun 2024 PDAM menargetkan presentase kebocoran dapat
diruntkan menjadi 25,8%, dan diupayakan umtuk tahun 2024 target cakupan air bersih berada di
96,5% dan selanjutnya Cakupan air bersih diupayakan terus mencapai 100%.
Peningkatan pelayanan Kepada Masyarakat dari berbagai kalangan, di tahun 2019 PDAM
menargetkan terealisasinya penambahan pemasangan sambungan baru sebanyak 10.289
Sambungan Rumah yang terdiri dari pemasangan sambungan reguler sebanyak 6108 sambungan
dan pemasangan melalui program pemasangan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sebanyak
4081 SR yang tidak dikenakan biaya sambungan baru. Ditargetkan dari tahun 2020 hingga 2024
terdapat 33.604 SR baru. Untuk pelayanan yang maksimal, Pemerintah bersama dengan PDAM Tirta
Khatulistiwa telah melakukan pengembangan jaringan perpipaan 2.009 km, dimana dengan adanya
pengembangan jaringan perpipaan dimaksud berdasarkan Standard BPKP PDAM dapat menargetkan
cakupan pelayanan sampai dengan target yang telah ditetapkan serta dilaksanakan beberapa
program untuk mendukungnya antara lain :
- Pengecekan dan perbaikan kebocoran jaringan perpipaan distribusi
- Penyegelan ulang meter air
- Evaluasi dan penertiban eks pelanggan PDAM
- Evaluasi dan Pengecekan pemakaian 0-10 m3
- Rehab jaringan pipa distribusi yang berada di kapling dan penggantian pipa dinas non PE (PE-
NISASI)
- Penertiban pipa lama yang telah direhab tetapi masih berfungsi

IV.4
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

- Relokasi dan peninggian posisi meter


- Pembentukan Distrik Meter Area (DMA)

vi. Limbah dan Sampah

Permasalahan yang dihadapi Kota Pontianak berkaitan dengan Limbah dan sampah adalah sebagai
berikut:

Limbah:

- Maraknya perkembangan fisik kota khususnya pembangunan rumah-rumah pribadi pada


kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan lindung perkotaan menyebabkan terancamnya
fungsi kawasan sebagai kawasan penyangga dan resapan air hujan;
- Terjadinya pencemaran air yang disebabkan belum adanya system pengumpulan air limbah baik
skala tunggal maupun komunal;
- Ancaman terjadinya banjir dan genangan semakin nyata akibat kondisi fisik kota berupa dataran
flat, ketidak patuhan terhadap ketentuan-ketentuan bangunan, penyempitan dan penutupan
saluran serta perubahan iklim yang ekstrim, Pengurangan saluran/parit, bertambahnya
permukaan tanah yang tertutup sehingga pengawasan pembuangan limbah belum dapat
terkontrol yang mengakibatkan pencemaran disekitar lingkungan baik pengusaha maupun
Limbah rumah tangga.
- Peningkatan limbah cair, padat, dan B3 tidak disertai dengan sistem pengelolaan yang ideal.
- Penurunan kualitas (degradasi) sumberdaya tanah dan sungai/saluran akibat cemaran limbah
domestik dan komersial, secara umum menurunnya kualitas Lingkungan Hidup,
- Peningkatan kebutuhan akan penyediaan prasarana dan sarana dasar lingkungan permukiman
baik kualitas maupun kuantitas.
- Belum optimalnya pengembangan sistem sanitasi (penanganan air limbah)
- Direncanakan IPAL skala kota sebagai solusi mengatasi permasalahan sanitasi di Kota
Pontianak.
Sampah:
- Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dan pemberdayaan masyarakat untuk
peduli terhadap pengelolaan sampah secara mandiri;

- Belum efektifnya sistem pengelolaan sampah kota akibat sarana dan prasarana yang kurang
memadai;

- Pengelolaan TPA dengan Control Landfill dan Sanitary Landfill belum maksimal sehingga
berpotensi menimbulkan dampak lingkungan.

- Seiring perkembangan ke arah luar kota (Kabupaten Kubu Raya dan Mempawah) Kota
Pontianak mengalami urban sprawl menerima luberan pembangunan fisik, perdagangan dan
jasa yang mengakibatkan naiknya urbanisasi, produktivitas, mobilitas serta berdampak polusi
udara, inefisensi, konflik kebijakan, tanah mahal dan banyak migran; kebutuhan ruang
meningkat, gejala ekspansi kegiatan kota ke Kabupaten.
- Perkembangan antar kecamatan yang berbeda;

IV.5
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

- Keterbatasan sarana dan prasarana di Pontianak di setiap kecamatan di Kota Pontianak;


- Sanitasi untuk kawasan tepian sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut sungai;
- Kondisi IPLT yang ada di TPA sangat memprihatinkan;
- Belum optimalnya pengembangan pengelolaan sampah pada kawasan perumahan dan
permukiman untuk menciptakan lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur;
- Perlunya Implementasi dan pengembangan sistem pengelolaan sampah berbasis digital yang
telah ada sebagai sarana pengelolaan sampah yang efektif dan efisien bagi warga.

- Pengembangan pengelolaan sampah berbasis masyarakat misalnya melalui program bank


sampah dan daur ulang sampah.

- Memanfaatkan energi surya yang berlimpah sebagai sumber energi listrik di ruang terbuka atau
taman-taman kota dan untuk fasilitas umum.

- Komitmen pada Kebijakan pengurangan sampah yang dibawa ke TPA, sehingga lebih efisien
biaya dengan strategi sebagian sampah harus di proses dengan metode 3R terlebih dahulu.

vii. Ruang Terbuka Hijau

Permasalahan yang dihadapi Kota Pontianak berkaitan dengan Ruang terbuka Hijau antara lain:

- Belum adanya keterkaitan prasarana dan sarana perkotaan yang membentuk satu kesatuan
pola menghubungkan seluruh wilayah Kota;
- Belum optimalnya pemanfaatan dan pengendalianpemanfaatan rencana tata ruang
kota.
- Masih terjadi disparitas perkembangan antar wilayah kecamatan membutuhkan percepatan
pembangunan pusatpusat pelayanan pada wilayah yang relatif tertinggal sehingga kepatuhan
akan zona ruang terbuka hijau sering terabaikan;

- Belum optimalnya instrumen pengendalian fungsi lahan sehingga ketersediaan ruang terbuka
hijau sangat terbatas ;

- Belum adanya rencana rinci dan integratif dalam pengembangan kawasan terbuka hijau dan
pengembangan fasilitas pendukungnya;
- RTH yang teralokasi sebanyak 12%. Penambahan RTH dilakukan dengan melalui penerbitan
perijinan pengembangan perumahan harus menyertakan fasos. Identifikasi fasos kemudian
dibangun taman tematik, hal ini termasuk ke dalam komponen RTH dengan konsep ‘dibangun
pemkot, dirawat warga’. RTH seharusnya memiliki total luas 20% dari keseluruhan luas Kota
Pontianak.

- RTH dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pontianak melalui program
penataan bangunan dan lingkungan (dengan fungsi keindahan dan estetika), sedangkan RTH
yang dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup dimaksud dengan tujuan kelestarian alam dan
keanekaragaman hayati.

- Perlu disusunnya regulasi yang mengatur Ruang Terbuka Hijau di Kota Pontianak.

IV.6
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

viii. Kekeringan

Kalimantan Barat sering mengalami kebakaran hutan, terutama pada saat terjadinya el-nino dan la
nina. Fenomena tersebut menyebabkan terjadinya penurunan dan peningkatan intensitas curah hujan
di wilayah Kalbar dan sekitarnya, sehingga membawa dampak negatif di Kota Pontianak. Apabila
musim kemarau terjadi di Kota Pontianak, sebaiknya dilakukan antisipasi jauh hari agar resiko dan
permasalahan yang terjadi tidak membawa dampak yang sangat berat bagi kelangsungan hidup
khalayak ramai dengan timbulnya berbagai permasalahan yang berupa: Kekeringan, Penyakit,
Kebakaran dan permasalahan lainnya. Terbatasnya fasilitasi penyediaan air bersih yang tersedia di
masing – masing kecamatan merupakan kendala yang dihadapi kedepan. Solusi yang dapat diambil
dalam mengatasi kekeringan di Kota Pontianak dapat berupa pembangunan embung banjir atau
polder sebagai penampung air.

ix. Jalur Pejalan Kaki

Kawasanperkotaandituntutuntukmenjadikotayangbaik.Kotayangbaikdapatdidefinisikansebagaikotayan
gmemberikankemudahan
terhadappergerakanlalulintas,sepertijalurpedestrianataujalurpejalankaki.Jalurpedestriansangatpenting
perannyadalammenunjangkelancaranaktivitasdankepentinganmasyarakatkhususnyaKotaPontianak.Ko
taPontianaksudahmemilikijalanyangmemilikijalurpedestrian.SalahsatunyaJalanAhmadYani.Jalurpedestr
iandiJalanAhmadYaniberupatrotoar,zebracross,jembatanpenyebranganorang
danlainsebagainya.JalurpedestriandiJalanAhmadYanimemilikipermasalahansepertisedikitnyamasyarak
atyangberminatmenggunakanjalurpedestrian,sertamasih
kurangnyapenyediaanprasaranadansaranapedestrianyangmemadai.Halinimenyebabkanefektivitasjalur
pedestrianberkurang.

x. Pedagang Kaki Lima

Kota Pontianak merupakan kota sekaligus sebagai pusat pemerintahan dari Provinsi Kalimantan Barat
dengan segala daya tarik kemajuannya serta memiliki fasilits-fasilitas seperti perkantoran, lembaga
masyarakat, lembaga pemerintahan, dan lain-lain yang menjadi pelengkap Kota Pontianak. Namun
dikala malam hari kegiatan yang paling dominan di Kota Pontianak adalah Pedagang Kaki Lima (PKL).
Keberadaan pedagang kaki lima merupakan suatu realita saat ini. Dengan adanya pedagang kaki lima
ini mempengaruhi kinerja jalan dan sekitarnya, bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya
perekonomian di suatu kota atau daerah. Keberadaan pedagang kaki lima di ruas-ruas jalan memang
sangat meresahkan masyarakat sekitar dan membuat suasana menjadi tidak teratur, serta merusak
keindahan. Keberadaan pedagang kaki lima juga merugikan bagi para pengendara karena akan
mengakibatkan kemacetan. Selain itu, terdapat beberapa pedagang kaki lima yang menggunakan
sungai terdekat untuk membuang sampah.
Pemerintah Kota Pontianak, melalui Satpol PP Kota Pontianak telah melakukan patroli penertiban PKL
seminggu dua kali. Fasum yang dipantau kebanyakan bahu jalan yang digunakan sebagai tempat
jualan. Untuk kedepannya diharapkan lahan fasum tak lagi dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat
jualan. Agar inovasi program berjalan, pihaknya juga sudah memberikan pandangan dalam revisi
Perda RTRW. Dalam pembahasan, diharapkan ke depan agar ada satu tempat khusus diberikan bagi
pedagang informal. Dengan memiliki tempat khusus, diharapkan agar lokasi fasum utamanya badan
jalan, tak lagi digunakan masyarakat untuk berjualan.

IV.7
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

xi. Kelengkapan Sarana dan Prasarana Dasar Perkotaan

a . Keciptakaryaan

▪ Masih rendahnya keterkaitan spasial dan fungsional antara pusat-pusat permukiman dan
pertumbuhan wilayah.
▪ Belum tuntasnya penanganan kawasan kumuh dan rumah tidak layak huni;
▪ Belum optimalnya pengembangan prasarana dan sarana dasar terpadu yang menunjang
kawasan permukiman;
▪ Belum terawat dan tertatanya dengan baik bangunan dan lingkungan pada kawasan cagar
budaya dan heritage;

b . Jalan dan Perhubungan

▪ Pesatnya pertambahan kendaraan bermotor tidak diimbangi dengan sistem tata kelola lalu
lintas yang baik serta pertambahan jalan yang ideal sehingga mulai terjadi kemacetan lalu lintas
di beberapa ruas jalan kota dimana (Kecenderungan meningkatnya kepemilikan kendaraan
bermotor pribadi (sepeda motor, mobil keluarga);
▪ Aksesibilitas antar wilayah belum baik terutama antara kawasan utara dan selatan yang
dipisahkan sungai Kapuas dan rendahnya tingkat penambahan jalan kota dan terbatasnya
koneksi ke Pontianak Utara dan Timur;
▪ Kualitas jalan kota belum seluruhnya baik dan merata;
▪ Sistem dan jaringan transportasi masih belum efektif dalam melayani pergerakan kegiatan
masyarakat di seluruh wilayah kota;
▪ Belum ideal dan meratanya kualitas eksisting konstruksi pondasi jalan, kapasitas daya dukung
jalan dan struktur perkerasan jalan;
▪ Menurunnya kuantitas dan kualitas transportasi publik, sebagi berikut:
- Adanya perubahan peruntukan dan bentuk alat angkut: banyak oplet yang berubah
menjadi pick up (angkutan barang; sampah);
- Belum terkonsepnya Angkutan umum
- Rute bus yang yang belum dapat menjangkau seluruh bagian wilayah Kota;
- jalur angkutan barang dan orang;
- Rute bus yang yang belum dapat menjangkau seluruh bagian wilayah Kota;
- jalur angkutan barang dan orang;
- Belum tersedianya Transportasi massal yang representatif.
- Kondisi Halte yang kurang memadai.
- Belum optimalnya pemanfaatan angkutan sungai;
- Masih lemahnya kesadaran pengguna kendaraan dalam berlalu lintas.

IV.8
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

c. Sarana Sumber Daya Air dan Air Bersih

▪ Belum terintegrasinya sistem drainase yang ada sehingga menyebabkan pengendalian banjir
dan genangan belum optimal;
▪ Tingginya sedimentasi pada saluran menyebabkan daya tampung saluran menjadi berkurang
dan beban biaya normalisasi;
▪ Masih rendahnya kepedulian masyarakat terhadap pemeliharaan saluran drainase yang ada
menyebabkan terjadi penyempitan bahkan penutupan saluran;
▪ Terjadi penyempitan saluran pada muara-muara saluran primer dan tepian sungai/saluran akibat
pembangunan di kawasan bantaran sungai/saluran;
▪ Kondisi turap yang ada pada saluran-saluran drainase yang ada belum seluruhnya baik
sehingga berpotensi terjadinya sedimentasi;
▪ Penyediaan air baku untuk pemerosesan air bersih belum optimal mengimbangi laju
pertumbuhan penduduk terlebih pada musim kemarau akibat intrusi air laut;
▪ Penyediaan layanan air bersih belum dapat mencakup seluruh kawasan kota/rumah tangga.

d. Komunikasi dan Informatika

▪ Belum optimalnya infrastruktur dan sumberdaya di bidang Teknologi Informasi dan Komputer
(TIK) dalam rangka implementasi e-government;
▪ Belum adanya standar pelayanan minimal terkait dengan ketersediaan informasi;
▪ Belum tersedianya perangkat aturan daerah dan acuan penataan menara telekomunikasi.

e. Pembangunan Kota Pontianak sesuai Dimensi Smart City

Pontianak memiliki misi mewujudkan Smart Governance. Pesatnya perkembangan layanan


pemerintahan kepada masyarakat Kota Pontianak yang telah dibuktikan dengan berbagai
penghargaan yang diperoleh Pemerintah Kota merupakan hasil komitmen Pemerintah Kota Pontianak
dalam membangun tata kelola pemerintahan yang baik sesuai visi misi yang telah dibuat. Dengan tata
kelola pemerintah daerah yang baik ini akan membuat masyarakat memiliki rasa kepercayaan yang
tinggi kepada pemerintah sehingga dengan begitu pemerintah dapat memaksimalkan pembangunan
dengan dukungan penuh dari masyarakatnya. Dengan kerjasama yang baik dari seluruh stakeholders
pembangunan, maka diharapkan elemen lainnya (branding, economy, living, society, envirenment)
dapat segera diwujudkan di Kota Pontianak.
Selain pencapaian keberhasilan membangun tata kelola pemerintahan yang baik, Pemerintah Kota
Pontianak juga terus berbenah menciptakan kota yang layak huni, aman dan nyaman bagi
masyarakatnya dengan terus membangun dan memperbaiki sarana dan prasarana dasar perkotaan,
salah satunya adalah lebih dari 90 persen jaringan jalan yang ada di kota Pontianak dalam kondisi
baik. Begitu juga dengan sarana prasarana pendidikan dan kesehatan yang terus dibenahi.
Kebijakan daerah yang telah ada di lingkungan Pemerintah Kota Pontianak masih perlu terus
dikembangkan untuk mendukung tercapainya visi Pontianak Smart City yaitu Pontianak Kota
Khatulistiwa, Cerdas, Kreatif, Inovatif dan Berwawasan Lingkungan pada tahun 2029. Beberapa
kebijakan yang perlu dikembangkan sebagai pendukung dalam mengimplementasikan Pontianak
Smart City tahun 2029.

IV.9
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

4.2.2. Bidang Sosial Budaya dan Kependudukan

i. Pertumbuhan Penduduk yang Tinggi

Permasalahan yang dihadapi Kota Pontianak berkaitan dengan kependudukan adalah sebagai berikut:
▪ Terjadi ketimpangan penyebaran dan pertambahan penduduk antar wilayah (tertinggi di
Kecamatan Pontianak Barat, dan terendah di Kecamatan Pontianak Tenggara), sehingga
menyebabkan beban layanan fasilitas dan utilitas perkotaan tidak ideal;
▪ Semakin meningkatnya usia harapan hidup berarti semakin banyaknya penduduk lanjut usia
memerlukan perhatian dan pelayanan sesuai kebutuhan hidup penduduk lanjut usia;
▪ Pertambahan penduduk di kota juga di akibatkan oleh migrasi dan urbanisasi mengakibatkan
tekanan terhadap kualitas pelayanan fasilitas yang ada di kota Pontianak dan menciptakan
potensi kerawanan sosial;
▪ Ketimpangan distribusi penduduk akan semakin memperlebar kesenjangan dalam pemenuhan
kebutuhan pelayanan sosial, kesehatan, pendidikan, budaya, ekonomi, infrastruktur dan
birokrasi yang cenderung berkembang dan dinamis di kota.
▪ Masih banyak hambatan dalam layanan kependudukan dan catatan sipil akibat pengelolaan
data kependudukan yang belum efisien
▪ Terdapat peningkatan perpindahan domisili penduduk di bulan Juli 2020 yang cukup tinggi.

ii. Pendidikan

Sistim pelaksanaan penerimaan peserta didik baru sistem online berpengaruh terhadap pelayanan
akses pendidikan kepada masyarakat Kota Pontianak. Hal ini latar belakangi dengan pola persebaran
posisi sekolah yang belum merata di setiap kecamatan, sebagai contoh di Kecamatan Pontianak
Tenggara hanya terdapat 1 SMP Negeri.
Dalam pelayanan pendidikan kepada masyarakat, selain faktor penyediaan sarana dan prasarana fisik,
ketersediaan tenaga pendidik juga perlu di siapkan dalam melaksanakan proses pembelajaran di
sekolah.
Saat ini jumlah tenaga pendidik untuk jenjang SD sejumlah 1.998 untuk jumlah siswa sebanyak
65.647. Perbandingan jumlah guru terhadap murid secara ideal untuk jenjang SD adalah 1:20.
Adapun untuk jenjang SMP jumlah guru sebanyak 985 untuk jumlah siswa sebanyak 27.800 dan
secara ideal perbandingannya jumlah guru terhadap murid untuk jenjang SMP adalah 1:20. Sebagai
dasar hukum rasio minimal jumlah peserta didik terhadap guru tertuang di peraturan pemerintah No
74 tahun 2008 tentang guru di Pasal 17.
Selain itu perlu dilakukan kajian terhadap sebaran penerimaan calon siswa jalur zonasi, untuk melihat
apakah seluruh wilayah di Kota Pontianak sudah terlayani di sektor pendidikan.

iii. Pengangguran

▪ Pendidikan dan keterampilan yang ada saat ini belum dapat sepenuhnya memenuhi
kebutuhan pasar kerja;
▪ Peningkatan mutu dan produktivitas tenaga kerja melalui pendidikan dan keterampilan belum
maksimal;

IV.10
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

▪ Belum optimalnya pengembangan semangat kewirausahaan bagi penduduk usia kerja agar
mampu bekerja secara mandiri dan menciptakan lapangan kerja baru;
▪ Terbatasnya perluasan lapangan kerja menyebabkan belum maksimalnya penyerapan
tenaga kerja yang ada

iv. Kemiskinan

Pada Tahun 2017 terdapat sekitar 5,31 persen penduduk miskin di Kota Pontianak. Hal ini dapat
terjadi karena pertumbuhan ekonomi kota belum optimal dan belum merata sehingga Tingkat
pengangguran dan jumlah penduduk miskin masih cukup tinggi dimana Kebijakan permodalan,
pemasaran, aturan hukum dan peran serta pihak swasta dan perbankan belum optimal dalam
mendorong pengembangan produk unggulan daerah. Proses pemberian insentif dan kemudahan
investasi belum efektif menarik investasi sehingga belum dapat secara optimal melakukan kualitas
pelayanan dan investasi. Adapun peningkatan daya saing investasi melalui dukungan penyediaan
infrastruktur pendukung masih belum optimal sehingga tidak jarangterjadi adanya ketidak
sinambungan sumber pembiayaan daerah seperti terjadinya silpa yang bersumber dari kegagalan
penyerapan anggaran. Belum Fokusnya pembangunan Kota Pontianak yakni meliputi pembangunan
dasar sumber daya manusia sehingga perlu mereduksi kemiskinan, mereduksi penggangguran,
mereduksi penyakit- penyakit sosial masyarakat, menurunkan kekumuhan, pemerataan infrastruktur
perkotaan, meningkatkan akses antar wilayah (melanjutkan inner ringroad) dan membangun jalan-
jalan baru, melanjutkan pembangunan sanitasi perkotaan serta merintis sistem transportasi publik.
Data DTKS masih belum sempurna. Perlu diselenggarakan Muskel yang akan diadakan satu kali
dalam satu tahun, untuk sinkronisasi dan perbaikan data kemiskinan. Masih terdapat banyak masalah
administrasi kependudukan baik tidak punya KK maupun KTP. Di lapangan banyak ditemukan lebih
dari satu bantuan untuk pribadi yang sama. Kota Pontianak terkendala dalam
menyampaikan/sosialisasi bantuan sosial yang berupa BKH, BPNT dsb. Dinas Sosial merencanakan
akan mengupayakan aplikasi penerimaan bantuan sosial untuk masyarakat.

v. Kesakitan dan Kematian

▪ Masih rendahnya masyarakat yang memiliki jaminan kesehatan prabayar dari 627.021 jumlah
penduduk Kota Pontianak yang telah mengikuti jaminan kesehatan berjumlah 248.413
peserta ( 47,55 %).
▪ Belum maksimalnya fungsi Puskesmas disebabkan oleh terbatasnya fasilitas Puskesmas itu
sendiri sehingga masyarakat selalu dirujuk ke RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota
Pontianak dan rumah sakait Sudarso milik Pemerintahan Propinsi Kalimantan Barat sehingga
jika terjadi kondisi penyakit yang mewabah sering mengalami kesukaran dalam
mengatasinya.
▪ Masih kurangnya tenaga kesehatan, non kesehatan maupun administrasi baik di puskesmas
maupun di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak:
i. Mutu layanan kesehatan belum sepenuhnya sesuai dengan standar nasional;

ii. Pemahaman petugas tentang AFP belum optimal dan sistem kewaspadaan dini Rumah
Sakit belum berfungsi optimal
iii. Perkembangan metode dan teknologi medis yang berlangsung cepat dan dinamis
belum diikuti peningkatan profesionalisme pelayanan kesehatan, serta ketercukupan

IV.11
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

jumlah tenaga-tenaga medis dan spesialis serta paramedis, bidan, ahli gizi, dan ahli
sanitasi;
▪ Masih ditemukannya kasus kematian ibu, kematian bayi dan kasus gizi buruk
▪ Pelayanan yang diberikan di RSUD Kota Pontianak belum optimal disebabkan masih banyak
sumber daya manusia yang berstatus non PNS sehingga kesulitan dalam membagi waktu
dalam rangka meningkatkan keterampilan petugas untuk mengikuti kursus ataupun diklat.

vi. Permasalahan Sosial

Permasalahan yang dihadapi Kota Pontianak berkaitan dengan sosial adalah sebagai berikut:
▪ Jangkauan, mutu dan akses sistem jaminan sosial masyarakat yang berkelanjutan belum
mencakup seluruh masyarakat kota;
▪ Masih cukup banyak masyarakat penyandang masalah sosial dan dalam penanganan dan
pemberdayaannya belum terjadi sinergi antara pemerintah, swasta dan masyarakat;
▪ Penanganan dan pelayanan sosial penduduk lanjut usia yang mendorong kemandirian dan
memberikan peluang bagi masyarakat untuk berperan nyata dalam usaha-usaha
kesejahteraan sosial didukung prasarana yang mencukupi dan berkualitas belum berjalan
seperti yang diharapkan.
▪ Perlunya mengoptimalkan peran Komunitas yang menangani Bidang sosial di masyarakat
dengan mensinergikan program kerja dalam rangka penanganan permasalahan yang ada di
masyarakat sehingga terjalin mitra yang saling mendukung antara Pemerintah dan Komunitas
yang terakreditasi.
▪ Muskel akan diadakan satu kali dalam satu tahun, untuk sinkronisasi dan perbaikan data
kemiskinan. Data DTKS.
▪ Masih terdapat banyak masalah administrasi kependudukan baik tidak punya KK maupun
KTP
▪ Di lapangan banyak ditemukan lebih dari satu bantuan untuk pribadi yang sama. Kota
Pontianak terkendala dalam menyampaikan/sosialisasi bantuan sosial yang berupa BKH,
BPNT dan sebagainya.. Dinas Sosial merencanakan akan mengupayakan aplikasi
penerimaan bantuan sosial untuk masyarakat.
▪ Penerimaan Sekolah jalur Zonasi memacu penduduk untuk pindah domisili dalam KK (pindah
alamat tinggal). Dalam program PKH untuk warga yang sudah tidak lagi tercantum dalam KK,
akan tidak diberikan bantuan sosial.

vii. Degradasi Moral dan Budaya

▪ Belum optimalnya pelestarian nilai-nilai luhur budaya, adat dan tradisi, kehidupan seni,
bahasa dan sastra;
▪ Peninggalan warisan budaya fisik (tangible) saat ini sudah terancam keberadaannya;
▪ Belum optimalnya pengelolaan budaya sebagai aset yang sangat berharga untuk
mengundang kunjungan dan perhatian dari luar daerah dan dunia internasional;
▪ Belum optimalnya pengembangan keragaman seni dan budaya serta pemberdayaan
lembaga budaya;

IV.12
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

▪ Masih lemahnya perlindungan hukum bagi semua aset kebudayaan baik fisik maupun non
fisik dalam bentuk Hak atas Kekayaan Intelektual bangsa;
▪ Dengan perkembangan IT selain membawa dampak positif bagi masyarakat dan generasi
muda tidak jarang membawa dampak negatif yang mengakibatkan terjadinya degradasi
moral bagi bangsa Indonesia.

viii. Narkotika dan Obat-Obatan Terlarang

Terkait dengan posisi BNN yang berada sebagai lembaga independen dalam pelaksanaan
pemberantasan narkoba dalam menyampaikan komunikasi dan pemberantasan narkoba tentu akan
menghadapi tantangan tersendiri.
Sejalandengan itu BNN Kota Pontianak sudah melakukan penanganan dan sosalisasi sesuai
kapasitasnya. Adanya kerjasama yang baik serta dukungan dari Pemerintah Kota Pontianak dalam
melakukan pemberantasan Narkoba di Kota Pontianak yang dimulai dari kalangan PNS Kota
Pontianak secara Rutin.
Pemberantasan yang dilakukan dengan melakukan sosialisasi secara gencar tentu akan
mempercepat pemberantasan terjadinya penyalah gunaan narkoba di lingkungan PNS Kota
Pontianak.
Akibat gencarnya pemberantasan yang telah dilakukan dengan dukungan berbagai elemen, ternyata
kota Pontianak tidak dapat serta merta merasa sudah berhasil melainkan mendapat tantangan baru.
Problem yang lebih marak yaitu adanya penggunaan sejenis zat adiktif yaitu inhallen dan lainnya
dengan cara–cara yang baru yang pada akhirnya merusak generasi penerus. Hal ini perlu adanya
penanganan yang serius dari berbagai elemen dan Pemerintah secara terus menerus.

ix. Gizi Buruk dan Stunting

Gizi buruk atau stunting merupakan persoalan yang tidak bias dianggap ringan dalam menghadapi
kelangsungan hidup kedepannya.Kalimantan Barat secara Nasional merupakan Daerah dengan angka
yang terbesar ke dua (2) di Indonesia. Setelah diteliti ternyata Kota Pontianak juga merupakan Kota
yang mempunyai angka Stunting yang perlu diperhatikan karena menyangkut kelangsungan hidup
untuk generasi penerus.
Kota Pontianak mengupayakan agar Kota yang bebas dari Keluarga Stunting dengan berbagai
program kerja yang dipadukan dengan segenap elemen masyarakat yang memperdulikan
kelangsungan hidup masyarakat miskin maupun keluarga yang terkena Stunting. Program dengan
Upaya bebas dari Stunting bertujuan untuk mengedukasi masyarakat khususnya kader-kader
kesehatan mengenai peran masyarakat dalam urusan menjaga kecukupan gizi.
Terkait dengan gizi ini sangat diperlukan peran lintas sektoral dan organisasi-organisasi sosial
kemasyarakatan, bagaimana bersama-sama melakukan intervensi terhadap masalah masalah
sensitive seperti masalah stunting. Khusus mengenai stunting di Kota Pontianak, hal ini dapat
dikategorikan menjadi dua yaitu untuk usia dua tahun Kota Pontianak sudah mencapai angka standar
dan penilaian tersebut menunjukan bahwa pelayanan kesehatan pada anak-anak sudah baik.
Tetapi, untuk kategori usia anak mencapai lima tahun ke atas terjadi peningkatan kurang gizi hal ini
dipengaruhi prilaku hidup dalam keluarga yang kurang memperhatikan pentingnya masalah gizi untuk
tumbuh kembang anak-anak ketika anak anak sudah dikenalkan dengan makanan orang dewasa,

IV.13
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

dimana angkanya naik terakhir 2018 dengan angka 28 persen, ini menunjukan bahwa adanya perilaku
dalam keluarga kurang sadarnya menjaga pentingnya masalah gizi.
Untuk itu perlunya penanganan khusus dalam rangka peningkatan Pengetahuan kepada Keluarga
penyediaan Makanan bergizi serta upaya peningkatan kwalitas gizi anak balita melalui Posyandu
maupun pemberdayaan masyarakat dalam rangka Penanganan Gizi buruk pada masyarakat.

x. Penyakit Menular

Penyakit menular ialah penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi atau toksinnya, yang berasal dari
sumber penularan atau reservoir, yang ditularkan/ ditansmisikan kepada pejamu (host) yang
rentan.Penyakit menular (Communicable Desease) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya
agen penyebab yang mengakibatkan perpindahan atau penularan penyakit dari orang atau hewan
yang terinfeksi, kepada orang atau hewan yang rentan (potential host), baik secara langsung maupun
tidak langsung melalui perantara (vector) atau lingkungan.
Penyakit-penyakit menular dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang sering terjadi di Kota
Pontianak, baik yang sedang marak saat ini yaitu pandemi Virus Corona (Covid 19) yang tertular dari
masyarakat Kota Pontianak atau Penularan dari warga yang berkunjung dari Kota Lain antara lain:

a. Penyakit menular potensial mewabah antara lain: Diare, Demam berdarah (dengue), Malaria,
yang disebabkan oleh kondisi lingkungan yang kotor dan dapat juga karena Konsumsi yang
tidak higienis serta air minum yang dikonsumsi sehingga pada waktu tertentu penyakit tersebut
sering mewabah di Kota Pontianak.

b. Penyakit menular endemik tinggi dikelompokkan yaitu:Tuberkulosis paru, dimana penularan


tidak memandang kondisi pasien yang sifat penularannya cepat dari interaksi yang intensif
terhadap sekitarnya, sehingga perlu penanganan khusus pada penderita penyakit tersebut.

c. Penyakit menular penting lain dikelompokkan dengan sejumlah penyakit antara lain: Penyakit
menular seksual, Sifilis (Raja Singa), Gonorhoe (kencing nanah), HIV/AIDS, Hepatitis-B, Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA).

d. Pandemi Covid-19 yang saat ini sedang melanda dunia, bahkan secara khusus Kota
Pontianak mengalami dampaknya juga. Akibat Pandemi Covid-19 ini mengakibatkan
sejumlah aktivitas sosial, ekonomi, dan pendidikan terhambat. Berbagai upaya pun
terus dilakukan pemerintah. Salah satunya melalui kebijakan Pembatasan Sosial
maupun Work From Home (WFH) maupun School From Home (SFH) yang juga telah
diterapkan dalam rangka mengatasi penyebaran Virus dalam masa Pendemi ini agar
tidak berdampak luas, namun dengan dilakukan pembatasan social (Social Distancing)
ini disamping mempunyai sisi positif dalam rangka penyebaran virus, pembatas sosial
telah menimbulkan dampak negatif antara lain menurunkan omzet dunia usaha,
pengurangan karyawan, pengurangan jumlah hari kerja karyawan, PHK karyawan,
tutupnya dunia usaha, pengangguran meningkat, angka kemiskinan bertambah, angka
kriminalitas meningkat, kecemburuan social meningkat. Dari permasalahan yang ada
akibat pandemi Covid-19 ini maka sektor yang terdampak langsung antara lain sektor
perdagangan, sektor pariwisata, dan sektor kesehatan.

IV.14
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Program penanganan pandemi Covid-19 di Kota Pontianak dilakukan dengan melakukan refocusing
dan realokasi anggaran belanja daerah berupa memberikan porsi alokasi untuk melakukan tindakan
sebagai berikut :
1 Membuat Jaring Pengaman Sosial antara lain berupa bantuan Sembako selama masa pandemi
kepada masyarakat yang terkena dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19
2 Meningkatkan Pelayanan Kesehatan, berupa menyediakan Tempat Isolasi dan penambahan ruang
di unit layanan kesehatan yang ada.
3 Melakukan pemulihan ekonomi melalui kegiatan :
a Pembinaan dan Pengembangan Kegiatan Perdagangan, Industri, Koperasi dan UMKM antara
lain berupa bantuan modal usaha, keringanan pajak
b Pembinaan dan Pengembangan Sektor Pariwisata, melalui penerapan New Normal di seluruh
aktivitas pariwisata di Kota Pontianak
c Pengembangan Kewirausahaan dan Pengembangan Ekonomi Kreatif

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit menular yang setiap tahunnya selalu memakan
korban jiwa menjadi perhatian dalam pembangunan kesehatan di Kota Pontianak dengan
melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
▪ Surveillance penyakit menular
▪ Antisipasi/ pencegahan penyakit menular
▪ Penanggulangan wabah/ kejadian luar biasa(KLB)
▪ Penanganan Warga yang terpapar Covid 19.
Perlindungan Kesehatan bagi warga kurang mampu, Pemerintah Kota Pontianak telah mempunyai
program jaminan Kesehatan masyarakat miskin yang terintegrasi dengan BPJS Kesehatan serta
penangan masyarakat yang terpapar covid 19 dengan menyediakan tempat isolasi dalam membatasi
penyebaran virus yang melanda dunia secara umum dengan segala keterbatasan fasilitas yang benar-
benar dirasakan oleh tenaga kesehatan serta kurangnya pengetahuan atau keperdulian sebagian dari
masyarakat dalam pencegahan penyebaran virus corona.

xi. Kesejahteraan, Rehabilitasi, Jaminan, Pemberdayaan dan Perlindungan Sosial

Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling
berkaitan seperti tingkat pendapatan, pendidikan, akses tehadap barang dan jasa, lokasi geografis,
gender dan kondisi lingkungan. Kemiskinan tidak hanya dipahami sebagai ketidak mampuan ekonomi,
tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau
sekelompok orang dalam menjalani hidupnya secara bermartabat. Hak-hak dasar yang diakui secara
umum meliputi terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pekerjaan, perumahan, air bersih,
pertanahan, sumberdaya alam, dan lingkungan hidup, dan rasa aman dari perlakuan atau ancaman
kekerasan.
Sebagai bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh, kemiskinan
perkotaan masih menjadi permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan Kota Pontianak. Secara
kuantitas jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan terus mengalami penurunan, namun
belum sepenuhnya terselesaikan. Hal ini terlihat dari data prosentase jumlah penduduk miskin yang
dirilis BPS di tahun 2014 tercatat 5,15% (30.93.000 jiwa dengan garis kemiskinan Rp.
369.079./kap/bulan), 2015 sebesar 5,22% (31.56.000 jiwa dengan garis kemiskinan Rp.

IV.15
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

403.905/kap/bulan) dan di tahun 2016 tercatat sebanyak 5,55% (34.11.000 jiwa dengan garis
kemiskinan Rp. 427.783 /kap/bulan) penduduk dan 2017 sebesar 5,31% (33.18.000 jiwa dengan
garis kemiskinan Rp. 439.648/kap/bulan) Kota Pontianak.
Satu hal yang perlu dicermati terkait angka kemiskinan adalah potensi meningkatnya jumlah penduduk
yang masuk dalam kategori rawan miskin yang sangat rentan terkena dampak perubahan kebijakan
ekonomi. Selain menimbulkan masalah ekonomi, kemiskinan kota juga dapat menimbulkan pengaruh
terhadap ketentraman dan ketertiban umum. Berbagai gangguan dan masalah sosial seringkali
disebabkan karena tekanan kemiskinan sebagai faktor pemicu. Apabila tidak ditangani dengan serius
dan sistematis kondisi ini dapat menimbulkan ganggguan terhadap ketertiban umum. Penanganan
masalah sosial ini tidak cukup hanya diserahkan pada pemerintah saja, akan tetapi dibutuhkan
partisipasi seluruh pemangku kepentingan terutama pemuka masyarakat, tokoh agama dan para
pembina masyarakat di tingkat lokal.
Faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan dalam menanggulangi permasalahan peningkatan
kesejahteraan masyarakat antara lain:
a. Penguatan Ketahanan Pangan
Ketahanan pangan merupakan salah satu fokus dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pengelolaan ketahanan pangan diharapkan dapat mendukung ketahanan sosial, stabilitas ekonomi,
stabilitas politik, dan keamanan serta ketahanan nasional. Dalam mewujudkan ketahanan pangan, isu
strategis yang harus diperhatikan adalah penguatan kelembagaan, peningkatan kualitas sumber daya
manusia, dan pengembangan tata laksana dengan mengedepankan aspek ilmu pengetahuan dan
teknologi, ketersediaan dan kesehatan pangan, akses atau keterjangkauan pangan, serta distribusi
dan diversifikasi pangan. Untuk itu diperlukan sinergitas pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat
dengan mengedepankan kerjasama antar daerah, antar lembaga penelitian, serta penegakan hukum.

b. Peningkatan Daya Saing Global


Pontianak sebagai kota yang merupakan simpul (hub) dalam kegiatan perekonomian regional harus
memiliki daya saing yang handal. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan strategi yang tepat
melalui promosi, penyediaan infrastruktur yang memadai, sumber daya yang berkualitas, manajemen
pengelolaan kota yang efektif, optimalisasi pasar yang akan memperkuat daya beli masyarakat dan
peningkatan daya tarik kota.
Dalam pelaksanaannya diperlukan sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat yang
dilandasi dengan visi yang jauh ke depan, terukur, dan memperhatikan konstelasi persaingan kota
lingkup global sehingga kota Pontianak dapat berperan dalam kerangka regionalisasi ekonomi yang
meliputi ASEAN dan global.
c. Pengurangan Ketimpangan Ekonomi dan Perluasan Kesempatan Kerja
Sejalan dengan pertambahan penduduk, isu strategis lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah
masalah penyediaan lapangan kerja bagi penduduk usia produktif, mengingat berdasarkan data
penduduk jumlah usia angkatan kerja di Kota Pontianak setiap tahunnya semakin meningkat sehingga
tantangan penyediaan lapangan pekerjaan semakin besar. Kesejahteraan masyarakat merupakan
tujuan utama pembangunan daerah. Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat maka
pembangunan ekonomi diarahkan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi, perluasan kesempatan
kerja, pemerataan pendapatan dan pengendalian stabilitas harga kebutuhan pokok. Dalam
pelaksanaan pembangunan ekonomi dilakukan melalui prinsip pengembangan ekonomi yang
seimbang dengan menerapkan konsep pro poor, pro job, pro growth, dan pro environment dengan
memperhatikan pemberdayaan masyarakat. Pembangunan ekonomi ini juga disinergikan dengan

IV.16
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

kebijakan Pemerintah Pusat yang tertuang dalam Masterplan Percepatan Perluasan Pembangungan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan SDG’s.
Kondisi saat ini menunjukkan bahwa kesejahteraan masyarakt relatif belum merata, hal ini terlihat dari
ukuran PDRB per kapita penduduk di wilayah Kecamatan Pontianak Utara dan Timur lebih rendah
dibandingkan dengan wilayah kecamatan lainnya. Begitupula dari indikator angka kemiskinan di dua
kecamatan tersebut merupakan angka tertinggi apabila dibandingkan dengan kecamatan lainnya.
Dalam upaya mengurangi ketimpangan ekonomi masyarakat tersebut, diperlukan kebijakan dan
strategi khusus diantaranya dengan membuka lapangan pekerjaan dengan akses untuk berusaha di
wilayah tersebut serta merancang program-program untuk mendorong Usaha Mikro Kecil dan
Menengah termasuk pedagang informal baik melalui kebijakan maupun penyediaan fasilitas dan modal
kerja.

d. Pengembangan Perdagangan dan Jasa


Sektor perdagangan, hotel, restoran dan jasa-jasa merupakan dua sektor teratas yang mendominasi
struktur perekonomian kota Pontianak. Kondisi ini perlu menjadi isu strategis karena kedepan untuk
terus memacu dua sektor ini sebagai lokomotif perekonomian kota diperlukan berbagai terobosan
baru agar dapat bersaing dalam kompetisi nasional, regional dan internasional.
Disisi lain yang juga perlu diantisipasi adalah kemungkinan kedua sektor ini menjadi jenuh karena
kurangnya inovasi untuk terus dapat memacu pertumbuhannya. Oleh karenanya perlu dilakukan
terobosan kebijakan-kebijakan dalam bentuk insentif dan disinsentif yang mampu merangsang
perkembangannya. Sementara itu, pembangunan infrastruktur yang dapat menunjang pertumbuhan
sector pedagangan dan jasa perlu terus diusahakan penyediannya.

e. Pemberdayaan
Isu gender merupakan salah satu isu pokok lain yang harus mendapatkan perhatian dalam rangka
memperbesar peran serta perempuan secara aktif dalam pembangunan kota. Potensi perempuan
sangatlah besar mengingat rasio penduduk menurut jenis kelamin di Kota Pontianak di tahun 2017
adalah 99,61 artinya jumlah penduduk perempuan hampir seimbang dengan jumlah penduduk laki-
laki. Untuk itu perempuan perlu mendapatkan porsi yang lebih besar dalam segala bidang
pemerintahan dan pembangunan.
Disisi lain peran anak dan pemuda juga tidak dapat dikesampingkan. Anak dan pemuda adalah
gambaran masa depan sehingga perlu mendapatkan porsi yang sesuai dalam pembangunan seperti
pelibatan dalam proses perencanaan pembangunan, mendesain program-program yang
mengakomodir anak-anak berbakat dan pemuda berprestasi serta kegiatan-kegiatan yang
merangsang kreatifitas mereka sehingga terhindar dari aktifitas negatif dan tidak produktif.

xii. Pembinaan Ketertiban Umum dan Penegakan PERDA

Peraturan Daerah Kota Pontianak yang sudah diterbitkan perlu diimplementasikan jika pelanggaran
terjadi dan sebagai acuan kerja bagi Perangkat Daerah yang menangani pelanggaran–pelanggaran
yang telah dilakukan oleh masyarakat maupun Pemerintah.
Pemerintah Kota Pontianak menetapkan Perda Tentang Ketertiban Umum dengan tujuan salah
satunya mengatur ketertiban kesehatan di sarana atau tempat tempat umum. Salah satu ketertiban
kesehatan berupa pengaturan Kawasan Tertib Rokok. Permasalahan terletak pada belum adanya
penegakan sanksi bagi para perokok yang melanggar ketentuan dilarang merokok di kawasan
pendidikan dan tempat-tempat umum.

IV.17
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Selain itu masih banyak terdapat pelanggaran pada Perda 20 tahun 2019 tentang Bangunan dan
gedung yang membutuhkan sinergitas dari berbagai Perangkat Daerah dengan dukungan Instansi
luar. Begitu pula Perda yang lainnya perlu ada penegakan hingga penetapan sanksi yang tegas.

xiii. Kerawanan dan Konflik Sosial

Kota Pontianak sebagai kota yang dihuni oleh beragam masyarakat yang multietnis memiliki sifat
rawan terhadap konflik sosial yang terbawa dari sejarah masa lalu. Permasalahan konflik dapat ditinjau
dari berbagai aspek, baik aspek ekonomi maupun aspek lainnya. Kondisi Kota Pontianak kalau
diperbandingkan antara daerah kabupaten dengan kota, ternyata tingkat pengangguran di Kota
Pontianak dan Kota Singkawang relatif lebih tinggi di bandingkan dengan daerah kabupaten lainnya.
Hal ini dikarenakan, sebagai daerah perkotaan tidak bisa menghindari arus urbanisasi (migrasi),
sehingga perkembangan jumlah penduduk yang cepat diperkotaan tidak diikuti dengan tersedianya
lapangan pekerjaan yang cukup, akibatnya timbul pengangguran. Seiring kurangnya lapangan
pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan, tidak menutup kemungkinan terjadi kerawanan serta gesekan
yang terjadi di lingkungan masyarakat, sehingga menjadi perhatian SKPD terkait secara bersama-
sama dan sinergi menciptakan suatu program dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut.
Melihat konflik yang pernah terjadi di Kota Pontianak maka perlu dimaksimalkan peran dan kesadaran
masing masing pengurus FKUB dengan meningkatkan serta mencari suatu bentukatau kegiatan yang
dapat dilakukan sehingga keterbatasan. Rescue Linmas tidak menjadi penghambat dalam
menciptakan kondisi toleran di Kota Pontianak. Perlu adanya selektifitas dalam menjaring dengan
menyeleksi pengurus atau anggota yang memahami aturan yang dikeluarkan dengan Peraturan
Bersama (PBM). Aturan–aturan Pusat dapat di adopsi kepada aturan yang tercipta di Kota Pontianak
sehingga aturan secara nasional tentang pengurus/anggota FKUB yang merangkappengurus dan
anggota partai politik, atau yang terlibat dalam kegiatanpolitik praktis dapat ditinjau karena dapat
mempengaruhi kinerja pengurus itu sendiridan citra independensi FKUB sebagai wadah yang netral
untuk pembinaankerukunan hidup umat beragama.
Pembinaan lembaga FKUB di daerah dilakukan bersama antara Pemerintahan Kota Pontianak melalui
Kantor Kesatuan Bangsa dan Sosial Politikdan Kementerian Agama melalui Kantor Kementerian
Agama Kota Pontianak. Kantor Kesatuan Bangsa dan Sosial Politik Kota Pontianak memfasilitasi dari
aspek administrasi Pembuatan Keputusan Walikota Pontianaktentang pembentukan Dewan
Penasehat FKUB Kota Pontianak, dan anggaran Pembinan untuk honorarium Dewan Penasehat dan
Keanggotaan FKUB. Sedangkan Kantor Kementerian Agama memfasilitasi pelaksanaan tugas dan
Fungsi FKUB, termasuk kesekretariatan FKUB berada di Kantor Kementerian Agama Kota Pontianak.

xiv. Sengketa Pengusaha-Pekerja

Sengketa antara Pengusaha dan Pekerja masih seringterjadi di Kota Pontianak walaupun tidak jarang
dapat diselesaikan dengan damai dengan memberikan peran serikat pekerja mendampingi
penanganan kasus yang dialami para pekerja.Tidak jarang pula kasus yang terjadi sampai naik ke
meja Pengadilan karena ketidak adanya kesepahaman kedua belah bihak, hal ini disebabkan :

a. Kurangnya pemahaman dari Pengusaha atas aturan- aturan yang dapat ditaati sebagai
pengusaha terhadap pekerja dan pengetahuan dari pekerja atas hak dan kewajibannya
sebagai pekerja.
b. Kurang maksimalnya peran serikat pekerja karena keterbatasan anggota pekerja yang dapat
mengikuti organisasi tersebut diakibatkan pembatasan dari para pengusaha.

IV.18
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

xv. Kamtibmas berbasis Pemberdayaan Masyarakat

Pergeseran pengertian Linmas yang dulu berada pada naungan Kasbangpol kini sudah bergeser di
bawah binaan Satpol PP sebagai potensi keterlibatan masyarakat di kelurahan maupun tingkat
kecamatan. Kewenangan Linmas yang ada masih banyak yang belum tercover. Penguatan Linmas
diarahkan berbasis Masyarakat yang tidak lagi memerlukanpenggunaan baju hijau hansip. Paradigma
Linmas kini harusnya bergerak kearah pemberdayaan masyarakat sebagai contoh dengan
terciptanya kampung siaga, kampung tertib lalu lintas, kampung aman, kampung bebas narkoba,
serta komunitas yang mengarah ke ketertiban dan perlindungan masyarakat. Forkopincam diharapkan
dapat mengakomodir perkembangan dan inovasi yang dibutuhkan sesuai perkembangan teknologi
dan harapan masyarakat.

xvi. Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

Masih banyak terdapat kasuk-kasus yang terjadi masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak
sehingga perlunya suatu regulasi jaminan keamanan bagi Perempuan dalam beraktifitas maupun
berperan didalam berbagai bidang pembangunan serta mengoptimalkan Peran perempuan terutama
dalam struktur pemerintahan dan organisasi politik yang membawa dampak peningkatan wawasan
terhadap kaum perempuan ;
a. Penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak dasar perempuan dalam kehidupan sosial,
ekonomi, budaya dan politik belum memadai;
b. Pengarusutamaan gender dalam perumusan peraturan perundang-undangan, kelembagaan,
dan kebijakan anggaran masih kurang;
c. Tingkat trafficking tinggi sehingga Perlu dicari solusi nya.
d. Pemanfaatan data dari Capil akan sangat membantu. Untuk mencapai Kota Layak Anak, perlu
adanya perubahan database terkait perubahan nama dari data “anak dikeluarkan sekolah”
menjadi “anak dikembalikan ke orang tua”.
e. Diupayakan untuk membuat MOU kerjasama antara Pemkot dan Pesantren, terkait penitipan
anak sekolah yang bermasalah.
f. Perlu adanya sekolah layak anak namun terkendala anggaran.
g. Perkawinan di bawah umur masih terjadi

xvii.Prasarana Olah Raga dan Kepemudaan

Permasalahan dalam Olah Raga dan Kepemudaan adalah kurangnya peran dan partisipasi para
pemuda Kota Pontianak yang masih rendah, hal ini terlihat dalam nilai LPPD yang sangat kurang.
Adapun permasalahan lain diuraikan sebagai berikut:
a. Peran serta pemuda dan keterlibatan organisasi kepemudaan sebagai mitra kerja pemerintah
dalam pelaksanaan pembangunan dirasakan belum optimal;
b. Belum optimalnya pembinaan pemuda berprestasi dan berbakat;
c. Sistem manajemen keolahragaan yang belum professional dari masing-masing cabang olahraga
dapat diatasi dengan membangun Sistem Informasi Pembinaan Olahraga berbentuk web;

IV.19
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

d. Belum sinerginya program kerja di bidang olahraga diantara beberapa lembaga dan stakeholder
keolahragaan seperti KONI, Pengcab, dsb dapat diatasi dengan membentuk FORMI hingga
olahraga tradisional dapat diangkat;

e. Masih terbatasnya fasilitas sarana dan prasarana olahraga dan disisi lain sumber daya
penunjang pembinaan olahraga seperti pelatih yang berkualitas masing sangat kurang sehingga
pembentukan keahlian dan keterampilan teknis atlet kurang maksimal.

f. Belum optimalnya pembinaan olahraga di usia muda hampir di tiap cabang olahraga sehingga
sangat sulit menyiapkan atlit yang akan diorbitkan untuk berbicara di tingkat yang lebih tinggi.
g. Belum maksimalnya pengakomodiran program Ekonomi Kreatif baik dari segi program maupun
pendanaan.

xviii. Kesatuan Bangsa dan Sosial Politik

a. Belum optimalnya pelestarian nilai-nilai luhur budaya, adat dan tradisi, kehidupan seni, bahasa
dan sastra;

b. Peninggalan warisan budaya fisik (tangible) saat ini sudah terancam keberadaannya;
c. Belum optimalnya pengelolaan budaya sebagai aset yang sangat berharga untuk mengundang
kunjungan dan perhatian dari luar daerah dan dunia internasional;
d. Belum optimalnya pengembangan keragaman seni dan budaya serta pemberdayaan lembaga
budaya;
e. Masih lemahnya perlindungan hukum bagi semua aset kebudayaan baik fisik maupun non fisik
dalam bentuk Hak atas Kekayaan Intelektual bangsa;

xix. Tertib Administrasi Kependudukan

Dinas Kependudukan terus berupaya memberikan layanan serta mengembangkan pola pelayanan
prima agar Masyarakat dapat terfasilitasi dengan baik dalam melaksanakan tertib administrasi
kependudukan serta memangkas birokrasi untuk mempercepat pelayanan. Namun kendala kerap
terjadi dikarenakan keterbatasan blanko KTP yang disediakan oleh Pemerintah Pusat.

4.2.3. Bidang Ekonomi, Kesejahteraan Masyarakat dan Tenaga Kerja

i. Pertumbuhan Ekonomi, Pariwisata dan Investasi:

a. Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap Perekonomian Kota

Kota Pontianak adalah kota yang berkembang karena lokasi strategis dan fungsi yang diembannya
sebagai ibukota propinsi Kalimantan Barat. Kota ini sangat sedikit dikaruniai kekayaan alam yang
dapat dipergunakan untuk memacu perkembangannya. Efek positif dari hal tersebut adalah
berkembangnya sektor perdagangan dan jasa serta konstruksi sebagai dinamo pertumbuhan ekonomi
kota. Disisi lain dengan beragam keunikan dan potensi lain yang dimilikinya, sangat memungkinkan
untuk pengembangan pariwisata sebagai katalisator perkembangan sektor perdagangan dan jasa.
Untuk itu dalam perkembangannya, kedepan sektor pariwisata perlu mendapatkan perhatian dalam
konsep pembangunan strategis Kota Pontianak.

IV.20
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Kini Kota Pontianak memiliki beberapa lokasi wisata, yaitu Alun-Alun Kapuas, Tugu Khatulistiwa,
Waterfront, Taman Digulis, kampung-kampung tematik, dan beberapa titik wisata lainnya yang terus
berkembang. Sebagai contoh pembangunan waterfront yang pemanfaatannya harus lebih diarahkan.
Perkembangan dan pembangunan lokasi wisata ini harus disertai dengan pengendalian dan dan
pemanfaatan yang tepat. Pemerintah Kota Pontianak perlu untuk membentuk badan unit yang secara
khusus mengelola seluruh lokasi wisata di Kota Pontianak. Badan unit ini sendiri diharapkan menjadi
leading sector dalam koordinasi bersama Perangkat Dinas terkait penggunaan dan pemanfaatan
lokasi wisata hingga mampu memberikan kontribusi yang maksimal pada perekonomian Kota
Pontianak.

b. Ketersediaan Lahan untuk Pembangunan

Jenis tanah di Kota Pontianak terdiri dari jenis tanah organosol, gley, humus dan aluvial dengan
karakteristik masing- masing berbeda satu dengan lainnya. Wilayah dengan jenis tanah ini memiliki
karakteristik yang berbeda satu dengan lainnya. Pada wilayah tanah yang bergambut ketebalan
gambut dapat mencapai 1-6 meter, sehingga menyebabkan daya dukung tanah yang kurang baik
apabila diperuntukkan untuk mendirikan bangunan besar sehingga lebih tepat dimanfaatkan sebagai
lahan pertanian. Luas wilayah Pontianak sebesar 107,82 km2, di mana wilayah tersebut merupakan
pesisir di Kalimantan Barat. Hal ini dikarenakan lahan kosong di Kota Pontianak tidak terlalu banyak.
Ketersediaan lahan kosong di Pontianak hanyalah sekitar 30%, Hal ini disebabkan demografis dari
kota tersebut. Dari total lahan kosong tersebut diperuntukkan bagi daerah jalur hijau yang merupakan
lahan gambut, sementara lahan gambut di sudah ditetapkan lahan pertanian, jalur hijau dan
peternakan.

c. Pengendalian Inflasi

Kota Pontianak terhitung bulan Januari hingga Desember 2018 mengalami inflasi sebesar 1,28%
dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 145,58%. Inflasi terjadi karena kenaikan indeks semua
kelompok pengeluaran dari tujuh kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan, “Ada empat
kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks tertinggi yaitu kelompok transportasi,
komunikasi, dan jasa keuangan 4,43% serta kelompok bahan makanan 1,61% ”
Fenomena yang terjadi bahwa ada persamaan inflasi di bulan Desember 2018 dengan bulan
Desember 2017 sebelumnya yaitu 3,99%. Karenanya Pontianak menjadi kota ketiga dengan inflasi
tertinggi setelah Kota Tarakan dan Sampit.
Sementara di bulan Desember 2018, sepuluh komoditas mengalami kenaikan harga tertinggi secara
berurutan yaitu angkutan udara, daging ayam ras, sotong, kacang panjang, rokok kretek, bubur,
bawang merah, makanan ringan/snack, emas perhiasan, dan cabe rawit. sedangkan sepuluh
komoditas mengalami penurunan tertinggi yaitu bayam, sawi hijau, ikan tongkol, minyak goreng,
sepatu, ikan dencis, oyong/gambas, sepeda motor, kol putih/kubis, dan nanas. Dengan Upaya
menekan angka inflasi, Kota Pontianak membentuk Tim Pengendali Inflasi Daerah sehingga tim
tersebut dapat menggali potensi dalam pengendalian harga – harga di Kota Pontianak.

d. Pengembangan Pertanian dan Perikanan

Kebutuhan pangan akan meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Untuk itu
produksi komoditas tanaman pangan di wilayah Kota Pontianak perlu dipacu perkembangannya agar
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat beras dan tanaman sumber karbohidrat lainnya merupakan
Fokus utama dalam pengembangan pembangunan pertanian di wilayah Kota Pontianak. Beralihnya

IV.21
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

fungsi lahan pertanian ke lahan non pertanian menjadi tantangan yang perlu dicermati secara
seksama. Kebijakan strategis pemerintah dalam pembangunan sektor pertanian dan Perikanan dalam
upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan.
Kondisi lahan Kota Pontianak sebagian besar terdiri atas lahan gambut dengan luasan mencapai 5592
ha atau sekitar 51,86% dari luas wilayah Kota Pontianak yang sangat potensial untuk pengembangan
komoditas tanaman biofarmaka khususnya lidah buaya Aloevera yang merupakan salah satu
komoditas unggulan di kota Pontianak. Selanjutnya, pengembangan sektor pertanian di Kota
Pontianak lebih dititikberatkan pada pengembangan diversifikasi produk yang mempunyai nilai
ekonomi strategis yang diharapkan dapat bersaing di pasar global dengan memanfaatkan keunggulan
komparatif dan kompetitif Komoditas pertanian yang ada di kota Pontianak.
Disamping itu pembangunan pertanian di Kota Pontianak juga diarahkan pada peningkatan
ketersediaan bahan pangan asal hewan yang ASU (Aman Sehat Utuh) dan ASUH(Aman Sehat Utuh
dan Halal). Ketersediaan bahan pangan asal hewan berasal dari hewan sapi, ayam, kambing, dan itik
merupakan bahan pangan asal hewan yang ASUH, sedangkan bahan pangan asal hewan yang ASU
berasal dari hewan babi. Tumbuhnya kesadaran masyarakat Kota Pontianak akan pentingnya bahan
pangan yang sehat.
Pengembangan kawasan perikanan budidaya air tawar masih berpotensi untuk dikembangkan
mengingat Kota Pontianak dilalui dua aliran sungai yang cukup panjang dan dalam yakni Sungai
Kapuas dan sungai landak Selain itu pemanfaatan lahan pekarangan di lokasi pemukiman yang masih
belum optimal dimanfaatkan masyarakat untuk dikembangkan usaha budidaya ikan air tawar
menggunakan kolam terpal.

ii. Pembinaan Sektor Perdagangan, Industri, Koperasi dan UMKM

Permasalahan yang kerap terjadi adalah kurangnya partisipatif dari Koperasi dalam pembangunan
perekonomian di Kota Pontianak. Masih terdapat banya koperasi yang tidak lagi aktif. Koperasi yang
tergolong pasif tersebut diklasifikasikan sehingga dibubarkan dengan mekanisme yang sesuai.
Penilaian sifat aktif dan pasif dari koperasi yang ada di Kota Pontianak, dilakukan melalui asistensi
kegiatan LPPD.
Adapun Permasalahan lain dalam pembinaan sektor ini dapat diuraikan sebagai berikut:
▪ Masih lemahnya Daya saing produk UMKM akibat kualitas produk, pengemasan yang belum
baik dan akses pasar yang rendah sehingga perlu pembinaan yang intensif;
▪ Pengembangan industri/usaha mikro, kecil dan menengah belum komprehensif dan
berkelanjutan;
▪ Belum optimalnya peningkatan kualitas produk melalui standarisasi dan sertifikasi produk serta
perlindungan hak atas kekayaan intelektual (HAKI);
▪ Kemampuan teknologi IKM masih kurang;
▪ Industri kecil dan menengah yang berorientasi pasar belum berkembang dan kesulitan dalam
pemasaran;
▪ Kemitraan antara usaha ekonomi besar, menengah dan kecil termasuk pedagang informal
belum terjalin secara efektif;
▪ Peran Koperasi dalam mengangkat perekonomian masyarakat belum maksimal akibat
sebagian besar koperasi berkategori tidak sehat;

IV.22
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

▪ Penanganan pedagang informal (PKL) belum maksimal dan masih bersifat parsial.
▪ Jaringan pemasaran dan pemberian fasilitas masih kurang mendukung;
▪ Jumlah koperasi aktif masih sedikit;
▪ Manajemen dan inovasi pengembangan usaha koperasi dan UMKM belum optimal;
▪ Kualitas SDM pengelola koperasi dan kelembagaan koperasi dan UMKM masih kurang;
▪ Akses pemodalan bagi koperasi dan UMKM masih rendah.
▪ Belum terjalinnya kemitraan sinergis antara pelaku usaha UMKM dan Koperasi dengan Pelaku
Usaha Skala Besar.
▪ Kurangnya pengetahuan atau keterampilan UMKM dengan pola strategi pemasaran dengan
gaya milenial.

iii. Peningkatan Peran BUMD dan BLUD

Peningkatan Peran Badan Usahan Milik Daerah dan Badan Layanan Umum Daerah diharapkan dapat
mempercepat pelayanan kepada masyarakat.

iv. Pembentukan BUMD Aneka Usaha

BUMD Aneka Usaha merupakan BUMD yang diinisiasi oleh Pemerintah Kota Pontianak. BUMD ini
masih berada dalam tahap kajian program. Beberapa program yang akan menjadi penggerak Badan
Usaha ini diantara lain: SPBU, ATK, Kolam Renang, gedung parkir, sembako. Opsi pembentukan
BUMD ini dipilih mengingat pembentukan UPT yang memiliki daftar syarat yang panjang dengan
mengacu pada Permendagri 12 tahun 2017.

v. Peningkatan Peran Dunia Usaha

Peningkatan peranan dunia usaha dalam perekonomian perlu dilakukan seperti CSR. Selain itu
program Bussines Development Center diharapkan memiliki kontribusi pada dunia usaha di Kota
Pontianak

4.2.4. Bidang Pemerintahan

Beberapa permasalahan di bidang pemerintahan yang bersifat umum dan terus menjadi perhatian
untuk perbaikan sehingga memperoleh manfaat yang maksimal berupa:
- Sinkronisasi Perencanaan, Penganggaran dan pengendalian

- Kuantitas dan kualitas Sumber Daya Aparatur

- Penataan Aparatur Pemerintah Daerah


- Kerjasama antar pemerintah, maupun antara pemerintah dengan Pengusaha Dunia Usaha,
Institusi Pendidikan dan Masyarakat
- Efektifitas dan Efisiensi Belanja Daerah

- Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Layanan Publik


- Pelayanan publik yang dilaksanakan belum sepenuhnya mampu memenuhi Standar
Pelayanan Minimal yang ditetapkan

IV.23
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Sedangkan permasalahan di bidang ini yang bersifat spesifik dan khusus di Kota Pontianak yaitu:

i. Penerapan Smart Government

Penerapan smart government di kota Pontianak diarahkan menuju untuk menuju Kota Pontianak
sebagai Smart City. Konsep smart city ini akan berhasil apabila diperoleh pemahaman seluruh
aparatur dan masyarakatnya. Untuk memberikan pemahaman terkait Pontianak Smart City, maka
gerakan literasi mulai ditingkatkan kepada seluruh lapisan masyarakat. Dengan meningkatkan
kemampuan literasi masing-masing individu diharapkan dapat memberdayakan dan meningkatkan
kualitas hidup baik itu secara individu, keluarga maupun dalam masyarakat. Secara luas, sifat litersi
yang memiliki “multiple effect” dapat membantu pembangunan berkelanjutan, termasuk didalam
pembangunan Pontianak Smart City.
Beberapa konsep pengembangan literasi dari Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik
Indonesia dapat di adopsi di Kota Pontianak dalam mendukung perwujudan smart city, diantaranya:
▪ Sosialisasi dan Training of Trainer Internet CAKAP (Cerdas, Kreatif, dan Produktif), bertujuan
untuk memfasilitasi, mengedukasi/literasi dan memberikan pemahaman tentang penggunaan
internet secara positif tidak hanya sehat dan aman namun juga cerdas, kreatif dan produktif
kepada agen perubahan di masyarakat guna mendorong pemberdayaan TIK yang berdaya
guna, bernilai tambah dan bermanfaat.
▪ Bimbingan Teknis di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), merupakan kegiatan
dalam rangka peningkatan kapasitas yang diperuntukkan bagi Pemuda, Pelaku Usaha, Guru,
Responsif Gender dan Kaum Difable dengan Topik pelatihan berupa Teknologi Website,
Jaringan Komputer, Aplikasi dan Konten.
▪ Pembentukan, Pembinaan dan Pelatihan Agen Perubahan Informatika, yaitu orang yang mampu
menggunakan TIK dan Internet dan dapat mempromosikan, menularkan serta memberikan
edukasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan Internet Secara Cerdas, Kreatif dan Produktif.
Selain itu, kegiatan sosialisasi dan publikasi konsep pengembangan Pontianak Smart City, juga harus
terus dilakukan seiring dengan usaha pemerintah dalam menyiap berbagai perangkat dan infrstruktur
yang mendukung. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan, diantaranya:
▪ Sosialisasi berbagai progam aplikasi berbasis TIK di lingkungan kecamatan, kelurahan, Rukun
Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT) sebagai aparatur yang paling dekat hubungannya dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
▪ Sosialisasi melalui kelompok-kelompok masyarakat dan komunitas-komunitas yang berkembang
di Kota Pontianak.
▪ Publikasi melalui media massa dan media sosial lokal.
▪ Sosialisasi dan publikasi melalui berbagai kegiatan yang berbasis teknologi informasi dan
kreatifitas.
Beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam penerapan Smart City di Kota Pontianak akan dituangkan di
dalam revisi Dokumen Masterplan Smart City Kota Pontianak.

ii. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

Dalam rangka menciptakan Pemerintahan yang baik dan bersih perlu adanya perbaikan dan upaya
dalam penyelenggaraan di Pemerintahan di Kota Pontianak, walaupun Kota Pontianak sudah termasuk

IV.24
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

baik namun masih diperlukan pembenahan atas setiap permasalahan yang terjadi. Adapun
permasalahan yang ada antara lain:
▪ Kurangnya partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan;
▪ Kerjasama, kemitraan dan jejaring kerja antara masyarakat sipil, DPRD, partai politik dan
pemerintah daerah dalam mengatasi permasalahan daerah serta dalam kapasitas penguatan
kelembagaan masih perlu ditingkatkan;
▪ Pengembangan dan peningkatan kapasitas pelayanan pemerintah berbasis elektronik dan
internet (electronic Government, e-Gov) masih perlu ditingkatkan;
▪ Belum optimalnya implementasi Good Governance;
▪ Masih kurangnya tenaga sumber daya aparatur pangawasanyang memiliki
kemampuan/keahlian seperti akuntansi,bidang hukum dan tenaga penyidik;
▪ ASN Pemkot Pontianak kurang meminati diklat PPNS;
▪ Sarana dan prasarana penunjang pelaksanaanpemerintahan masih perlu
ditingkatkan;
▪ Masih terdapatnya temuan dan tindak lanjut dari temuan yang belum terselesaikan.
Sejalan dengan tuntutan masyarakat terhadap perbaikan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan
pelaksanaan pembangunan, dibutuhkan perbaikan menyeluruh terhadap birokrasi yang ada.
Reformasi birokrasi merupakan konsep perbaikan birokrasi dengan ruang lingkup yang luas,
mencakup pembenahan struktural, prosedural, kultural, dan etika birokrasi. Perbaikan bukan hanya
mencakup aspek sistem birokrasi belaka akan tetapi juga meliputi budaya kerja dan perubahan
paradigma penyelenggaraan pemerintahan.
Isu penting menyangkut reformasi birokrasi ini adalah penataan kelembagaan atau institusi yang
efisien dengan tata laksana yang jelas (transparan), kapasitas SDM yang profesional, akuntabilitas
tinggi kepada masyarakat dan pelayanan publik yang prima. Selain itu isu lainnya dalam konteks ini
adalah menciptakan sinergitas antar lembaga pemerintah, sinergitas antara pemerintah dengan dunia
usaha dan masyarakat untuk mewujudkan birokrasi yang profesional.
Wujud nyata reformasi birokrasi ini dapat berupa berbagai program seperti penataan struktur
birokrasi, penataan jumlah dan distribusi PNS, sistem seleksi CPNS dan promosi PNS secara terbuka,
pengembangan Sistem Elektronik Pemerintah (e-Government), penyederhanaan perizinan usaha dan
izin mendirikan bangunan, serta peningkatan remunerasi berdasarkan "merit system".

iii. Peningkatan Kualitas Perencanaan

Dokumen Perencanaan dari Pemerintah Daerah merupakan suatu runtutan yang tidak terlepas satu
dengan yang lain. Penyusunan dokument dilakukan secara terstruktur dari dokumen perencanaan
untuk periode jangka panjang dengan gambaran program secara umum, hingga dokumen
perencaaan untuk periode satu tahun dengan gambaran program yang diturunkan ke dalam kegiatan
dan sub-kegiatan dalam suatu Perangkat Daerah. Secara sistematis dokumen perencanaan tersebut
berupa RPJP, RPJM, RKPD, Renstra, hingga Renja. Selain itu dokumen perencanaan lain yang
menjadi landasan pembangunan Kota Pontianak berupa RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) yang
diturunkan melalui RDTR dan RTBL dengan mencantumkan kawasan strategis sebagai prioritas
pembangunan.

IV.25
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Produk Dokumen Perencanaan yang disusun harus bersifat komperhensif dan tersinkronisasi kepada
dokumen turunannya. Pembuatan dokumen ini harus melibatkan banyak Perangkat Daerah terkait
sehingga isi pembahasan dari dokumen tepat sasaran. Dokumen harus melewati konsultasi publik
dengan mengundang masyarakat terkait dan akademisi. Editor yang secara khusus memperbaiki
penulisan dan redaksional. Hal ini diperlukan untuk memperoleh dokumen yang memiliki substantif
yang lebih baik.
Dokumen Tata Ruang memiliki indikasi program serta pengembangan kawasan strategis. KSK harus
dituangkan ke dalam RPJM agar mengakomodir amanah Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah
untuk dilaksanakan. Hal ini kemudian yang akan dinilai oleh Kementerian Dalam Negeri, sehingga
harus menjadi prioritas perhatian. Beberapa Pengembangan kawasan di Kota Pontianak mengarah
kepada Kawasan Lingkar Kota, dan Jembatan Siantan-Bardan. Pengawasan dan Pembangunan
pengembangan Kawasan harus tersinkronisasi.

iv. Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan

Dokumen perencanaan yang telah disusun seperti RPJM diharapkan dapat dievaluasi pada tiap
tahunnya untuk mengetahui capaian pembangunan sesuai yang telah direncanakan. Dokumen lain
seperti SAKIP perlu ditetapkan Perangkat Daerah mana yang akan menjadi leading sektor-nya.

v. Perubahan SOTK

Perubahan Nomenklatur Perangkat Daerah mengacu pada Permendagri Nomor 90 tahun 2019.
Sebagai contoh Perangkat Daerah Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Pontianak
akan dikonversi menjadi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Pontianak, sehingga perangkat
pendukung berupa Peraturan Daerah terkait perlu didorong untuk menjadi perhatian.

vi. Pembentukan Kelurahan Baru di Kecamatan Pontianak Utara

Pembentukan Kelurahan Baru sudah tertuang di dalam Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2008
tentang Pemekaran Kecamatan Pontianak Utara. Setelah dilakukan analisis, Peraturan Daerah
tersebut melanggar Permendagri terkait Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Kelurahan.
Perda tersebut harus dicabut dengan melalui Peraturan Daerah yang lebih baru. Penyusunan Perda
yang baru memerlukan Kajian Naskah Akademik secara komperhensif dengan memperhatikan aspek
ekonomi, sosial, budaya, dan tata pemerintahan yang sesuai.

vii. Operasional RT/RW

Rukun Tetangga/Rukun Warga memiliki dana operasional yang kini masih berada di bawah Bagian
Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Kota Pontianak dalam bentuk fasilitasi dan pembinaan
RT/RW. Selain itu Bagian Kesra memiliki dana bantuan guru ngaji dan fardu kifayah. Kewenangan
dana operasional ini kedepannya diharapkan untuk dipindahkan kepada Badan Keuangan Daerah
Kota Pontianak.

IV.26
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

4.2. ISU STRATEGIS

Dalam perencanaan kedepan dalam rangka mendukung visi dan Misi Walikota ,maka perlu di
identifikasi issue – issue Pembangunan yang berkelanjutan yang telah dikaji pada SDG’s yaitu yang
tertera di Tabel berikut di bawah ini :

Tabel 4. 1. Daftar Panjang Issue Pembangunan Berkelanjutan

Ekosistem (kemungkinan lokasi


No Daftar Panjang Issue terjadinya issue)
Pilar TPB Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Isu Strategis (KLHS) Pemu Lahan terbuka lahan perair
kiman /semak pertanian/ an
belukar /hutan kebun
Pilar 1. Mengentaskan segala bentuk 1 Kemiskinan dimasyarakat
Pemban kemiskinan di mana pun (pendapatan minim)
gunan
Sosial 2. Mengakhiri kelaparan mencapai 2 Ketahanan pangan dan gizi
ketahanan pangan dan mening katkan (Kelaparan/Kemantapan
gizi dan mendukung pertanian ketersediaan bahan
berkelanjutan pangan+sayuran+9 bahan
pokok)
3
Ketersediaan lahan untuk
Kebutuhan pangan

3. Menjamin kehidupan sehat dan 4 kehidupan sehat dan


mendukung kesejahteraan bagi sejahtera
semua di segala usia

4. Menjamin pendidikan yang inklusif dan 5 kuantitas dan Kualitas


setara secara kualitas dan Pendidikan masyarakat
mendukung kesempatan belajar
seumur hidup bagi semua.
5. Segera mengambil tindakan untuk sda
melawan perubahan iklim dan
dampaknya
6. Mencapai kesetaraan gender dan 6 Kestaraan Gender (peran
memberdayakan semua perempuan perempuan dan anak)
dan anak perempuan

7 tergesernya budaya
lokal/kearipan

lokal/dekadensi moral/

8 Human trapicking

Pilar 7. Menjamin akses terhadap energi yang 9 Energy listrik yang andal,
Pemban terjangkau, dapat diandalkan, bersih dan terbarukan
gunan berkelanjutan dan modern bagi (kelistrikan/PLN biar pet) dan
Ekonomi semua. BBM

8. Mendukung pertumbuhan ekonomi 10 kesempatan pekerjaan yang


yang inklusif dan berkelanjutan, layak
penyerapan tenaga kerja penuh dan
produktif serta pekerjaan yang layak
bagi semua

IV.27
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Ekosistem (kemungkinan lokasi


No Daftar Panjang Issue terjadinya issue)
Pilar TPB Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Isu Strategis (KLHS) Pemu Lahan terbuka lahan perair
kiman /semak pertanian/ an
belukar /hutan kebun
9. Membangun infrastruktur 11 Kuantitas & kualitas
berketahanan mendukung infrastruktur (jln, Pelabuhan,
industrialisasi yang inkulsif dan saluran drainase , irigasi ,
berkelanjutan serta mendorong sarana angkutan air dan
inovasi. darat yang refresentatip di!)

12 Percepatan dan atau


Pemerataan pembangunan
fisik tepat sasaran

Pilar 10. Mewujudkan kota-kota dan 13 Kurang optimalnya


Pemban permukiman yang inklusif, aman,
percepatan pembangunan
gunan tangguh dan berkelanjutan.
lingkung (fisik & sosial) kawasan
an kumuh dan sekitar sungai
besar dan di lokus tertentu

14 Kepadatan dan keadaan


pemukiman di perkotaan
serta infrastrukturnya

15 Banjir /genangan

16 Kekeringan dan kebakaran


lahan/pemukiman

17 Kemacetan arus lalu


lintas darat
18 Berkembangnya
perdagangan modern &
tergesernya
perdagangan tradisional

19 Abrasi bibir sungai


11. Menjamin pola konsumsi dan produksi 20 Sampah dan Iimbah
yang berkelanjutan

12. Melindungi, memulihkan, dan 21 Rendahnya Pengelolaan


mendukung penggunaan yang potensi perikanan (keramba
berkelanjutan terhadap ekosistem di sekitar sungai kapuas
daratan, mengelola hutan secara dan landak)
berkelanjutan, melawan penggurunan,
serta menghentikan dan membalikkan 22 Belum optimalnya
degradasi tanah dan menghentikan pengelolaan potensi daratan
kehilangan keanekaragaman hayati. (kawasan lindung dan
kawasan budidaya) agar
tercapai keseimbangan
kepentingan pemanfaatan sdl

23 Alih fungsi lahan dan konflik


lahan
13. Menjamin ketersediaan dan 24 Ketersediaan air bersih dan
manajemen air dan sanitasi sanitasi yang Iayak

IV.28
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Ekosistem (kemungkinan lokasi


No Daftar Panjang Issue terjadinya issue)
Pilar TPB Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Isu Strategis (KLHS) Pemu Lahan terbuka lahan perair
kiman /semak pertanian/ an
belukar /hutan kebun
yang berkelanjutan untuk semua. 25 Pencemaran
airparit/sungai yang ada
di badan sungai/air
26 Intrusi air laut (sumber air
baku)
Pilar 14. Memperjuangkan masyarakat yang 27 Pelayanan
pemban damai dan inklusi, menyediakan akses danTransparansi
gunan terhadap keadilan bagi semua dan pengelolaan kelembagaan
hukum & membangun institusi-
tata institusi yang efektif, 28 Kurang terbukanya
kelola bertanggungjawab, dan inklusif pada Akses masyarakat
semua tingkat terhadap informasi
Pembangunan dan
kelembagaan
Sumber : FGD serta Analisis Ekosistem dan TPB 2019

Tabel 4. 2. Perumusan Skenario Pembangunan Berkelanjutan

Issue Strategis Rekomendasi Issue Strategis


Issue Strategis Hasil Gabungan Issue Strategis SDGs
Teknokratik Rancangan Awal RPJMD hasil
Forum OPD (Alternatif 2) (Alternatif 1)
(Alternatif 2) KLHS

1. Penataan Perumahan, 1. Peningkatan Ketahanan pangan dan gizi 1. Bdan limbah


Permukiman, Bangunan Kualitas Kelaparan/Kemantapan
dan Lingkungan (bidang Pendidikan ketersediaan bahan
fisik prasarana dan pangan+sayuran+9 bahan
infrastruktur) pokok )

2. Perlindungan 2. Peningkatan 2. Ketersediaan lahan 2. Pencemaran air parit/sungai


danPengelolaan Kualitas untuk kebutuhan pangan yang ada di badan sungai/air
Lingkungan Hidup (bidang Kesehatan
fisik prasarana dan Masyarakat dan
infrastruktur) Penanganan
3. Perencanaan dan Kemiskinan
3. Pengurangan 3. Kuantitas & kualitas 3. Percepatan dan atau
Pengendalian Tata Ruang Ketimpangan infrastruktur aln, Pemerataan pembangunan Fisik
(bidang fisik prasarana dan Ekonomi dan Pelabuhan, saluran tepat sasaran
infrastruktur) Perluasan drainase , irigasi , sarana
4. Penanggulangan Bencana 4. Kesempatan Kerja
PeningkatanPelay angkutan air dan
4. Percepatan dandarat
atau 4. Terjadinya Alih fungsi lahan dan
(bidang fisik prasarana dan anan Publik dan yang refresentatip
Pemerataan di!) konflik lahan
infrastruktur) Tata Kelola pembangunanFisik tepat
Pemerintahan sasaran
yang baik serta
Peningkatan
Infrastruktur
untuk Mendukung
Peran dan Daya
Saing

IV.29
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Issue Strategis Rekomendasi Issue Strategis


Issue Strategis Hasil Gabungan Issue Strategis SDGs
Teknokratik Rancangan Awal RPJMD hasil
Forum OPD (Alternatif 2) (Alternatif 1)
(Alternatif 2) KLHS

5. Peningkatan Aksesibilitas 5. Keseimbangan 5. Kurang optimalnya 5. Kurang optimalnya percepatan


Kawasan (bidang fisik antara pembangunan (fisik & sosial)
percepatan pembangunan
prasarana dan Peningkatan kawasan kumuh dan sekitar
(fisik & sosial) kawasan
infrastruktur) Kualitas sungai besar dan di lokus tertentu
kumuh dan sekitar sungai
Lingkungan
besar dan di lokus tertentu
Perumahan dan
Permukiman Kota
dengan
peningkatan dan
pelestarian
lingkungan

6. Manajemen Lalu Lintas 6. Antisipasi dan 6. Sampah dan limbah 6. Belum optimalnyapengelolaan
(bidang fisik prasarana dan Pengendalian potensi lahan untuk tercapai
infrastruktur) Banjir keseimbangan kepentingan
pemanfaatan sumber daya lahan
(kawasan lindung dan kawasan
budidaya)
7. Pengelolaan Parkir (bidang 7. Antisipasikebakar 7. Belum optimalnya 7. Terbatasnya Peluang
fisik prasarana dan an Lahan dan pengelolaan potensi kesempatan pekerjaan yang layak
infrastruktur) Kekeringan daratan (kawasan lindung
dan kawasan budidaya)
agar tercapai
keseimbangan kepentingan
pemanfaatan
8. Pengelolaan Sumber Daya 8. Pelestarian 8. Alih fungsi lahan dan 8. Kualitas Pendidikan di
Air, Sampah dan Limbah Budaya Lokal konflik lahan masyarakat
(bidang fisik prasarana dan
infrastruktur)

9. Pengendalian Banjir dan 9. Pembangunan 9. Ketersediaan air bersih 9. Kuantitas &


Genangan (bidang fisik dan dan sanitasi yang layak kualitasinfrastruktur: Pelabuhan,
prasarana dan Pengembangan saluran drainase , irigasi , sarana
infrastruktur) Sistem angkutan air dan darat yang
Transportasi representatif

10. Penataan dan Pemerataan 10. Peningkatan 10. Pencemaran air 10. Belum optimalnya pola
kawasan Taman an Ruang Stabilitas parit/sungai yang ada di kehidupan sehat dan sejahtera
Terbuka Hijau (bidang fisik Keamanan dan badan sungai/air
prasarana dan Ketertiban Umum
infrastruktur)
11. Peningkatan infrastruktur 11. Isu Global dan 11, kehidupan sehat dan 11. Ketahanan pangan dan gizi
guna Mendukung Peran dan Nasional serta sejahtera (Kelaparan/Kemantapan keters ediaan
Daya Saing (bidang fisik keterkaitannya lahan dan bahan pangan+sayuran+9
prasarana dan infrastruktur) dengan Visi Kota bahan pokok )
Pontianak
12. Antisipasi Kebakaran Lahan 12. kesempatan pekerjaan 12. Banjir /gena
dan Kekeringan (bidang fisik yang layak
prasarana dan infrastruktur)
13. Pengembangan Sistem Kepadatan dan keadaan 13. Ketersediaan air bersih dan
Transportasi dan Angkutan pemukiman di perkotaan sanitasi yang layak
Umum (bidang fisik serta infrastrukturnya
prasarana dan infrastruktur)

IV.30
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Issue Strategis Rekomendasi Issue Strategis


Issue Strategis Hasil Gabungan Issue Strategis SDGs
Teknokratik Rancangan Awal RPJMD hasil
Forum OPD (Alternatif 2) (Alternatif 1)
(Alternatif 2) KLHS

14. MDG's (bidang fisik 14. Banjir /genangan 14. Kepadatan dan keadaan
prasarana dan pemukiman di perkotaan serta
infrastruktur) infrastrukturnya
15. Peningkatan Kualitas SDM 15. Pelayanan dan 15. Kekeringan dan kebakaran
(Bidang sosial budaya dan Transparansi pengelolaan lahan/pemukiman
kependudukan) kelembagaan
16. Pendataan kependudukan 16. Kemiskinan 16. Kemiskinan dimasyarakat
(Bidang sosial budaya dan dimasyarakat (pendapatan (pendapatan minim)
kependudukan) minim)
17. Pengendalian Penduduk 17. Kuantitas dan Kualitas 17. Kestaraan Gender (peran
(Bidang sosial budaya dan Pendidikan masyarakat perempuan dan anak)
kependudukan)

18. Penanggulangan Masalah 18. Kemacetan arus lalu 18. Kemacetan arus lalu lintas
Sosial (Bidang sosial lintas darat darat
budaya dan
kependudukan)
19. Peningkatan Kualitas 19. Kestaraan Gender 19. Pelayanan dan Transparansi
Pendidikan (Bidang sosial (peran perempuan dan pengelolaan kelembagaan
budaya dan anak)
kependudukan)
20. Peningkatan Kualitas 20. tergesernya budaya 20. Pergeseran budaya
Kesehatan masyarakat lokal/kearipan
lokal/kearipan lokal/dekadensi
(Bidang sosial budaya dan lokal/dekadensi moral/
moral/
kependudukan)
21. Pemberdayaan 21. Kekeringan dan 21. Intrusi air laut (sumber air
Masyarakat (Bidang sosial kebakaran baku)
budaya dan lahan/pemukiman
kependudukan)
22. Pemberdayaan Perempuan 22. Human trapicking 22. Kurang terbukanya Akses
dan Anak (Bidang sosial (Provinsi) masyarakat terhadap informasi
budaya dan kependudukan) Pembangunan dan kelembagaan
23. Pembinaan Pemuda dan 23. Energy listrik yang Peningkatan Stabilitas Keamanan
Olah Raga (Bidang sosial andal, bersih dan dan Ketertiban Umum
budaya dan kependudukan) terbarukan (kelistrikan/PLN
biar pet) dan BBM
(Provinsi)

24. Pengembangan IPTEK Intrusi air laut (sumber air


(Bidang sosial budaya dan baku)
kependudukan)
25. Penyalahgunaan dan Kurang terbukanya Akses
Peredaran Narkoba masyarakat terhadap
(Bidang sosial budaya dan informasi Pembangunan
kependudukan) dan kelembagaan
26. PenyelenggaraanPertunjuk
an Seni dan Budaya
(Bidang sosial budaya dan
kependudukan)

IV.31
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Issue Strategis Rekomendasi Issue Strategis


Issue Strategis Hasil Gabungan Issue Strategis SDGs
Teknokratik Rancangan Awal RPJMD hasil
Forum OPD (Alternatif 2) (Alternatif 1)
(Alternatif 2) KLHS

27. Pelestarian Benda/Situs


dan Kawasan Cagar
Budaya serta Budaya
Lokal (Bidang sosial
budaya dan
kependudukan)
28. Partisipasi Angkatan Kerja
Perempuan (Bidang sosial
budaya dan
kependudukan)

29. Penanganan Masalah


Kemiskinan (Bidang sosial
budaya dan
kependudukan)

30. Peningkatan Stabilitas


Keamanan dan Ketertiban
Umum (Bidang sosial budaya
dan kependudukan)

31. Optimalisasi Rescue


Linmas (Bidang sosial
budaya dan
kependudukan)

32. MDG's (Bidang sosial


budaya dan
kependudukan)
33. Peningkatan Daya Saing
Daerah (Bidang ekonomi,
kesejahteraaan masyarakat
dan tenaga kerja)

34. Pembinaan dan


pengembangan Kegiatan
Perdagangan, Industri,
Koperasi dan UMKM
(Bidang ekonomi,
kesejahteraaan masyarakat
dan tenaga kerja)

35. Pengembangan dan


Pembinaan Sektor Pariwisata
(Bidang ekonomi,
kesejahteraaan masyarakat
dan tenaga kerja)

36. Pengendalian Inflasi (Bidang


ekonomi, kesejahteraaan
masyarakat dan tenaga kerja)

IV.32
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Isu strategis merupakan kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam
perencanaan pembangunan Daerah karena dampaknya yang signifikan bagi Daerah dengan
karakteristik bersifat penting, mendasar, mendesak, berjangka menengah/panjang dan menentukan
pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah di masa yang akan datang. Memperhatikan
permasalahan yang dihadapi Kota Pontianak seiring dengan dinamika dan perkembangan kota, maka
rumusan isu strategis pembangunan jangka menengah daerah yang perlu menjadi perhatian dalam
pelaksanaan pembangunan 5 (lima) tahun ke depan guna mewujudkan Kota Pontianak yang
berwawasan lingkungan, cerdas dan bermartabat , serta sebagai Kota Layak Huni dan Kota Masa
Depan adalah:

4.2.1. Bidang Ekonomi, Kesejahteraan Masyarakat dan Tenaga Kerja

i. Peningkatan Daya Saing Daerah

Membangun beberapa sector baik peningkatan Kwalitas


Pendidikan, Peningkatan Penyerapan Tenaga Kerja, pertanian, Perhotelan, Kuliner dalam rangka
penyelesaian masalah peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kota Pontianak.

ii. Pembinaan dan Pengembangan Kegiatan Perdagangan, Industri, Koperasi dan UMKM

Dengan di Bangunnya UMKM Centre maka diharapkan agar pembangunan yang dilaksanakan diiringi
dengan kwalitas hasil UMKM yang dipasarkan dengan melakukan pengembangan produk dan kualitas
setiap pelaku Usaha.

iii. Pengendalian Inflasi

Dengan mengefektifkan koordinasi dan kerja tim Pengendalian Inflasi maka harga barang dan komoditi
penyumbang inflasi dapat di tekan. Hal tersebut perlu kebijakan yang tepat karena inflasi kadang
terjadi bukan dari factor kondisi di Kota Pontianak saja melainkan secara Luas dengan pengaruh
Kondisi Nasional. Upaya Kota Pontianak dengan melakukan Sidak Harga Barang di pasar yang
beredar dan penyediaan stok barang pengendali, diharapkan pula perlu ditingkatkan penyediaan
keragaman jenis produk yang cendrung meningkatkan Inflasi.

iv. Pengembangan dan pembinaan Sektor Pariwisata

Upaya Pengembangan Destinasi wisata diiringi dengan perbaikan Infrastruktur serta pembinaan SDM
di wilayah yang menjadi tujuan wisata di Kota Pontianak.

v. Pengembangan Kewirausahaan

Kota Pontianak melakukan pembinaan peningkatan Kemandirian di masyarakat dengan membuka


sector usaha yang dapat mengembangkan kualitas setiap pelaku Usaha dan membuka peluang
Pelaku Usaha memperoleh Jalan dalam memperoleh modal Usaha dari Perbankan dengan
mempermudah Ijin Usaha serta perlu Pembinaan lainnya guna mendukung Kewirausahaan yang pada
saat ini masih belum maksimal.

vi. Pengembangan Agribisnis

Dalam Rangka Pengembangan pada Bidang Agribisnis Kota Pontianak melakukan Upaya
pengembangan Produk Lidah Buaya sebagai Ikon Produk yang dihasilkan dari Kota Pontianak.Tetapi

IV.33
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

sering mengalami Gangguan dengan kualitas yang kalah bersaing dengan Produk Luar. Hal ini
dianggap perlu Kajian Khusus atas Kendala yang dihadapi dari permasalahan Hilir dan Hulu dalam
peningkatan Produksi, Kualitas Barang dan kemasan , Pemasaran, Varian Produk yang ada.

vii. Peningkatan Kualitas dan Keterampilan Tenaga Kerja

Dengan permasalahan yang sering terjadi dimana tenaga kerja yang baru memulai pencarian kerja
tidak mempunyai keterampilan sehingga Pemerintah Kota Pontianak perlu memperhatikan kualitas
tenaga kerja atau pencari kerja dengan membuka kursus gratis bahasa asing sehingga dapat
menambah keterampilan tenaga kerja dengan melakukan pelatihan bagi calon tenaga kerja maupun
pekerja itu sendiri ( misalnya : Kursus Satpam, Otomotif dan keterampilan lainnya sesuia kebutuhan
lapangan kerja)

viii. Pengurangan Ketimpangan Ekonomi dan Perluasan Kesempatan Kerja

Dalam rangka Mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, dilakukan upaya
penciptaan lapangan kerja yang dilaksanakan melalui kegiatan yang bertujuan menciptakan
keterampilan pencari kerja dalam bentuk pelatihan kerja serta memfasilitasi pengusaha dan pencari
kerja melalui kegiatan Pameran Bursa Kerja atau Job Fair Kota Pontianak penyerapan tenaga kerja
yang penuh dan produktif serta pekerjaan yang layak bagi semua pencari kerja.

ix. Peningkatan Investasi (Infrastruktur, SDM, Birokrasi, Keamanan dan Kepastian Hukum)

Kota Pontianak yang identik sebagai kota perdagagangan dan jasa tentunya sangat dpegaruhi oleh
investasi untuk mempertahankan dan meningkatkan kegiatan perekonomian untuk kesejahteraan
masyarakat. Sebagai modal dasar agar investasi dapat terus masuk di Kota Pontianak tentunya harus
didukung oleh beberapa hal seperti ketersediaan infrastruktur dasar yang memadai (jalan, saluran, air
bersih, listrik, dll) , Sumber daya manusia baik kuliatas maupun kuantitas, iklim birokrasi dan perizinan
yang kondusif (mudah, transparan, cepat dan murah) serta didukung juga keamanan dan ketertiban
Kota yang baik.

x. Ketersediaan Pasokan Kebutuhan Pokok dan Keterbukaan Informasi Harga Pasar

Salah satu kewajiban penting pemerintah yang harus dilaksanakan untuk kesejahrteraan warganya
adalah menjaga stabilitas pemenuhan dan harga kebutuhan pokok masyarakat. Untuk menjaga agar
tidak terjadi inflasi yang berakibat penurunan daya beli masyarakat dan bertambahnya angka
kemiskinan, salah satu kegiatan / kiat yang harus selalu dilakukan adalah menyediakan informasi
harga pasar, khususnya terhadap barang-barang penting dan kebutuhan pokok masyarakat.

xi. Akurasi Data Rumah Tangga Miskin dan Peningkatan Rumah Layak Huni

Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan baik yang


akan dilakukan oleh pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kota, maka
ketersediaan data penduduk pra sejahtera harus terus tersedia dan di update setiap tahun.
Peran daerah sangat penting dalam proses verifikasi dan validasi (verivali) data penduduk
prasejahtera. Mengacu pada UU No. 13 tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin, proses verivali
data penduduk miskin pada data terpadu dilakukan dari tingkat desa, kecamatan, naik ke
kabupaten/kota dan dilaporkan ke gubernur.Adapun Menteri Sosial berwenang pada menetapkan
data penduduk miskin sebanyak dua kali dalam satu tahun. Dengan demikian, seberapa kuat

IV.34
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

integritas data sebagai dasar penyelenggaraan jaminan sosial untuk fakir miskin, peran pemerintah
daerah sangat signifikan.
Selain itu penuntasan kemiskinan juga dilakukan pemerintah dan pemerintah daerah melalui perbaikan
rumah tidak layak huni, yang secara langsung juga akan mengurangi luasan wilayah kumuh di Kota
Pontanak.

xii. Bonus Demografi dan Pelatihan Kerja

Dalam ekonomi kependudukan dikenal dengan istilah transisi demografi, yaitu sebuah konsep
mengenai proses penurunan angka kelahiransampai terciptanya tingkat populasi yang stabil. Proporsi
usia penduduk 66 tahun keatas atau usia tua membawa dampak akan terjadi Bonus Demografi yang
nantinya akan membawa pengaruh dapat mengatasi kesejahteraan dan masuk fase jendela
kesempatan dimana jumlah penduduk produktif dapat diakumulasikan untuk memacu pertumbuhan
ekonomi dan mengurangi angka kemiskinan diKota Pontianak
Dengan pemanfaatan Bonus demografi maka Kota Pontianak memaksimalkan kualitas SDM angkatan
Kerja yang lebih baik dan membuka seluas- luasnya lapangan pekerjaan dalam rangka pengentasan
kemiskinan.

xiii. Subsidi Pengurangan Beban Rumah Tangga Miskin

Subsidi pengurangan beban bagi masyararak tidak mampu diluar yang diberikan oleh pemerintah Kota
Pontianak akan tetap dipertahankan/diberikan sesuai dengan kewenangan dalam bentuk
menyelenggarakan Pendidikan gratis, pemberian beasiswa untuk masyarakat tidak mampu,
pemberian jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin yang belum tercover oleh pemerintah pusat,
perbaikan rumah tidak layak huni, melakukan operasi pasar pada waktu dan tempat-tempat tertentu.
Selain itu pelatihan-pelatihan untuk masyarakat tidak mampu juga tetap akan dilaksanakan dalam
rangka meningkatkan skilldalam meningkatkan pendapatan keluarga.

xiv. Revitalisasi Tata Kelola Pasar Tradisional

Salah satu sarana prasarana yang wajib dipertahankan kondisi dan fungsinya agar tetap bisa
menopang perekonomian Kota Pontianak dan Kabupaten sekitarnya adalah keberadaan Pasar-pasar
tradisional. Untuk itu perlu dilakukan usaha-usaha pembangunan, peremajaan, perbaikan dan
pemeliharaan pasar-pasar tersebut agar tetap bisa beroperasi secara maksimal.

xv. Evaluasi Penerimaan Tiap Jenis Pajak Daerah Termasuk Kesesuaian Tarif dan Nilai Jual Objek
Pajak (NJOP)

Pajak Daerah merupakan salah satu pendapatan yang mempunyai kontribusi cukup besar dalam
Pendapatan Asli Daerah. Walaupun dari sisi pendapatan bisa mendukung belanja daerah, tetapi perlu
terus dilakukan evaluasi agar pajak daerah tersebut tidak memberikan dampak negative terhadap
iklim investasi di Kota Pontianak dan dapat pula mengakibatkan ekonomi biaya tinggi dalam aktivitas
perekonomian yang ada.

IV.35
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

xvi. Pengembangan Ekonomi Kreatif

Ekonomi kreatif adalah gagasan baru sistem ekonomi yang menempatkan informasi dan kreativitas
manusia sebagai faktor produksi yang paling utama. Ide merupakan barang mahal dalam ekonomi
kreatif, karena ide-ide yang kreatif inilah yang akan mendorong terciptanya inovasi-inovasi yang
kemudian menjadi solusi baru dan produk baru, dimana ini merupakan jawaban selama ini atas
masalah minimnya kualitas produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar.

xvii.Sustainable Development Goals (SDGs)

SDGs atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan adalah 17 tujuan yang telah ditentukan oleh PBB
sebagai agenda dunia pembangunan untuk kemaslahatan manusia dan planet bumi . Tujuan ini
diformulasikan sejak 19 Juli 2014 dan diajukan pada Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa oleh
Kelompok Kerja Terbuka Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Termasuk didalamnya adalah
pengentasan kemiskinan dan kelaparan, perbaikan kesehatan, dan pendidikan, pembangunan kota
yang lebih berkelanjutan, mengatasi perubahan iklim, serta melindungi hutan dan laut.
Berikut 17 tujuan SDGs :
1. Pengentasan segala bentuk kemiskinan di semua tempat.
2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi, serta
menggalakkan pertanian yang berkelanjutan.
3. Menggalakkan hidup sehat dan mendukung kesejahteraan untuk semua usia.
4. Memastikan pendidikan berkualitas yang layak dan inklusif serta mendorong kesempatan
belajar seumur hidup bagi semua orang
5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan.
6. Menjamin akses atas air dan sanitasi untuk semua.
7. Memastikan akses pada energi yang terjangkau, bisa diandalkan, berkelanjutan dan modern
untuk semua.
8. Mempromosikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif, lapangan pekerjaan dan
pekerjaan yang layak untuk semua.
9. Membangun infrastruktur kuat, mempromosikan industrialisasi berkelanjutan dan mendorong
inovasi.
10. Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara-negara.
11. Membuat perkotaan menjadi inklusif, aman, kuat, dan berkelanjutan.
12. Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan
13. Mengambil langkah penting untuk melawan perubahan iklim dan dampaknya.
14. Pelindungan dan penggunaan samudera, laut dan sumber daya kelautan secara berkelanjutan
15. Mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan perubahan lahan menjadi gurun,
menghentikan dan merehabilitasi kerusakan lahan, menghentikan kepunahan
keanekaragaman hayati.
16. Mendorong masyarakat adil, damai, dan inklusif
17. Menghidupkan kembali kemitraan global demi pembangunan berkelanjutan

4.2.2. Bidang Sosial Budaya dan Kependudukan

(1) Peningkatan Kualitas SDM


Peningkatan Kualitas SDM dengan memberlakukan Tukin kepada seluruh Pegawai dalam
meningkatkan kualitas SDM di Kota Pontianak.

IV.36
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

(2) Pendataan Kependudukan


Dalam Rangka Pendataaan Kependudukan yang diperlukan adalah pendataan yang akurat dari
tingkat RT sampai ke Capil, sehingga penyajian data yang dilakukan dapat lebih akurat dengan
memaksimalkan pemakaian Early Warning System.
(3) Pengendalian Kependudukan
Pengendalian Kependudukan dengan mengefektifkan Kampung KB sebagai sarana sosialisasi
program pengendalian Kependudukan di Lokasi yang telah terbangun sehingga peningkatan
pemakaian dengan metode alat Kontrasepsi Jangka Panjang ( MKJP ) lebih efektif dan
pemberdayaan Forum Anak yang dibentuk disetiap Kelurahan dalam rangka memberikan pendidikan
anak untuk mengisi waktu pengembangan karakter dengan menghindari Anak menikah Muda.

(4) Penanggulangan Masalah Sosial


Penyediaan Program Kerja di SKPD terkait dalam penanganan Masalah Sosial di Kota Pontianak.
(5) Peningkatan Kualitas Pendidikan
Penyebaran siswa belum merata secara menyeluruh di Kota Pontianak, terutama Kecamatan
Pontianak Tenggara, karena hanya terdapat satu SMP Negeri. SMPN 13 zonasi jarak kurang dari
800 m, berbanding terbalik terhadap SMPN 12 yang masih kosong siswa yang mendaftar.
Sistim pelaksanaan penerimaan peserta didik baru sistem online berpengaruh terhadap pelayanan
akses pendidikan kepada masyarakat Kota Pontianak. Hal ini latar belakangi dengan pola
persebaran posisi sekolah yang belum merata di setiap kecamatan, sebagai contoh di kecamatan
Pontianak Tenggara hanya terdapat 1 SMP Negeri.
Dalam pelayanan pendidikan kepada masyarakat, selain faktor penyediaan sarana dan prasarana
fisik, ketersediaan tenaga pendidik juga perlu di siapkan dalam melaksanakan proses pembelajaran
di sekolah.
Saat ini jumlah tenaga pendidik untuk jenjang SD sejumlah 1.998 untuk jumlah siswa sebanyak
65.647. Perbandingan jumlah guru terhadap murid secara ideal untuk jenjang SD adalah 1 : 20.
Adapun untuk jenjang SMP jumlah guru sebanyak 985 untuk jumlah siswa sebanyak 27.800 dan
secara ideal perbandingannya jumlah guru terhadap murid untuk jenjang SMP adalah 1 : 20.
Sebagai dasar hukum rasio minimal jumlah peserta didik terhadap guru tertuang di peraturan
pemerintah No 74 tahun 2008 tentang guru di Pasal 17.
(6) Peningkatan Kualitas Kesehatan masyarakat
usaha-usaha penanganan penyakit menular selama ini telah mendapatkan perhatian yang baik,
tetapi dengan adanya kejadian pandemic Covid-19 yang terjadi di awal tahun 2020 ini, maka sangat
diperlukan usaha-usaha tambahan di berbagai sector untuk mendukung agar penanganan kasus
seperti ini dapat dilaksanakan secara baik dan terorganisir baik dengan pemerintah pusat, provinsi,
kabupaten/kota sekitar.
Di luar permasalahan covid-19, masih banyak isu strategis terkait peningkatan kualitas kesehatan
masyarakat yang tetap harus diperhatikan oleh pemerintah daerah antara lain PHBS, Stunting,
Sarana Prasarana Kesehatan, Jaminan Kesehatan Masyarakat, Promosi kesehatan, Kesehatan Ibu
dan Anak, Sanitasi dan Lain-lain.
(7) Pemberdayaan Masyarakat

IV.37
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Pemberdayaan masyarakat dengan memberdayakan komunitas yang perduli terhadap program di


Pemerintah dan perduli dengan lingkungan dalam rangka mengakomodir penyelesaian
permasalahan di masyarakat baik bidang infrastruktur, Sosial dan Ekonomi.

(8) Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan dan Anak


Upaya Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan dan Anak dilakukan dengan Mencapai
kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan baik dibidang
Pendidikan maupun akses Lapangan Kerja serta keberadaan di Legeslatif

(9) Pembinaan Pemuda dan Olahraga


Pembinaan Pemuda dan Olah Raga di Kota Pontianak dalam rangka pemberdayaan Pemuda maka
Disporapar melakukan kerjasama dengan Pengcab - Pengcab

(10) Pengembangan IPTEK


(11) Penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran Narkoba
(12) Penyelenggaraan Pertunjukan Seni dan Budaya
(13) Pelestarian Situs dan Kawasan Cagar Budaya serta Budaya Lokal
(14) Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan
(15) Optimalisasi Rescue Linmas
(16) Penanganan Masalah Kemiskinan
(17) Peningkatan Stabilitas Keamanan dan Ketertiban Umum
(18) Peningkatan kapasitas ( CAPACITY BUILDING ) dalam melaksanakan PUG
(19) Pemberdayaan Komunitas guna menunjang kwalitas perencanaan dan pelaksanaan program /
kegiatan.

(20) SDG’s

4.2.3. Bidang Fisik Prasarana dan Infrastruktur

(1) Penataan Perumahan, Permukiman, Bangunan dan Lingkungan


(2) Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(3) Perencanaan dan Pengendalian Tata Ruang
(4) Penanggulangan Bencana

(5) Peningkatan Aksesbilitas Kawasan


(6) Manajemen Lalu Lintas
(7) Pengelolaan parkir
(8) Pengelolaan Sumber Daya Air, Sampah dan Limbah
(9) Penataan dan Pemerataan Kaawasan, Taman dan Ruang Terbuka Hijau
(10) Antasipasi Kebakaran Lahan dan Kekeringan
(11) Pengembangan Sistem Transportasi dan Angkutan Umum
(12) Peningkatan Infrastruktur Guna Mendukung Peran dan Daya Saing

IV.38
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

(13) Pengendalian Banjir dan Genangan


(14) SDG’s

4.2.4. Bidang Tata Kelola Pemerintahan dan Pelayanan Publik

(1) Optimalisasi Tata Kelola Pemerintahan


(2) Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
(3) Reformasi Birokrasi Yang Profesional
(4) Pengembangan Telekomunikasi dan Informatika
(5) Transparansi Akuntabilitas Kinerja dan Pengelolaan Keuangan
(6) Pengembangan Pola Karir Pegawai Berdasarkan Kompetensi
(7) Peningkatan Kualitas dan Integrasi Perencanaan, Penganggaran dan Pengendalian
Pembangunan Daerah

(8) Peningkatan Kerjasama Lintas Daerah dan Lintas Sektoral


(9) Peningkatan Kualitas dan Kesejahteraan Aparatur
Permasalahan yang masih saja timbul dari tahun ke tahun kondisi Aparatur di Kota Pontianak
adalah :
▪ Kuantitas sumber daya aparatur masih belum ideal, terjadi kekurangan SDM aparatur;
▪ Masih terkendalanya pengembangan profesionalisme, keahlian dan keterampilan SDM
aparatur sesuai dengan bidang kerjanya;
▪ Belum semua sumber daya aparatur yang ada bekerja sesuai dengan kompetensi yang
dimilikinya;
▪ Belum optimalnya pemahaman SDM aparatur terhadap peraturan kepegawaian
▪ Belum Optimalnya pelayanan Informasi Publik di setiap Perangkat Daerah berbasis Tehnologi
Informasi dengan rancangan dan terapan system kearsipan, pelayanan pubik daerah dengan
menggunakan Teknologi Informasi; sehingga perlu membentuk tim pelayanan informasi pubik
disetiap Unit / Perangkat Daerah
▪ Penerapan Tunjangan kinerja pada tahun 2020 terhadap ASN di Kota Pontianak.

(10) Peningkatan kualitas Smart City


Konsep Pontianak smart city akan berhasil dengan pemahaman seluruh aparatur dan masyarakatnya.
Untuk memberikan pemahaman terkait Pontianak smart city, maka gerakan literasi mulai ditingkatkan
kepada seluruh lapisan masyarakat. Dengan meningkatkan kemampuan literasi masing-masing
individu diharapkan dapat memberdayakan dan meningkatkan kualitas hidup baik itu secara individu,
keluarga maupun dalam masyarakat. Secara luas, sifat litersi yang memiliki “multiple Effect” dapat
membantu pembangunan berkelanjutan, termasuk didalam pembangunan Pontianak Smart City.
Beberapa konsep pengembangan literasi dari Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik
Indoensia dapat di adopsi di Kota Pontianak dalam mendukung perwujudan smart city, diantaranya:

IV.39
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

▪ Sosialisasi dan Training of Trainer Internet CAKAP (Cerdas, Kreatif, dan Produktif), bertujuan untuk
memfasilitasi, mengedukasi/literasi dan memberikan pemahaman tentang penggunaan internet
secara positif tidak hanya sehat dan aman namun juga cerdas, kreatif dan produktif kepada agen
perubahan di masyarakat guna mendorong pemberdayaan TIK yang berdaya guna, bernilai tambah
dan bermanfaat.
▪ Bimbingan Teknis di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), merupakan kegiatan dalam
rangka peningkatan kapasitas yang diperuntukkan bagi Pemuda, Pelaku Usaha, Guru, Responsif
Gender dan Kaum Difable dengan Topik pelatihan berupa Teknologi Website, Jaringan Komputer,
Aplikasi dan Konten.
▪ Pembentukan, Pembinaan dan Pelatihan Agen Perubahan Informatika, yaitu orang yang mampu
menggunakan TIK dan Internet dan dapat mempromosikan, menularkan serta memberikan edukasi
kepada masyarakat tentang pemanfaatan Internet Secara Cerdas, Kreatif dan Produktif.
Selain itu, kegiatan sosialisasi dan publikasi konsep pengembangan Pontianak Smart City, juga harus
terus dilakukan seiring dengan usaha pemerintah dalam menyiap berbagai perangkat dan infrstruktur
yang mendukung.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan, diantaranya :
▪ Sosialisasi berbagai progam aplikasi berbasis TIK di lingkungan kecamatan, kelurahan, Rukun
Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT) sebagai aparatur yang paling dekat hubungannya dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
▪ Sosialisasi melalui kelompok-kelompok masyarakat dan komunitas-komunitas yang berkembang
di Kota Pontianak.
▪ Publikasi melalui media massa dan media sosial lokal.
▪ Sosialisasi dan publikasi melalui berbagai kegiatan yang berbasis teknologi informasi dan kreatifitas.

(11) Tata Kelola Pemerintahan dan Keuangan


Permasalahan yang dihadapi Kota Pontianak berkaitan dengan tata kelola pemerintahan dan
keuangan adalah sebagai berikut:
a) Perencanaan, Pelaksanaan, Pengendalian Pembangunan dan Pemerintahan
- Pengembangan basis data yang akurat dan up to date sebagai landasan penyusunan
rencana dan kebijakan belum dilakukan dengan baik;
- Sistem akuntabilitas kinerja yang terintegrasi dengan penganggaran dan pelaporan serta
membangun sistem pengukuran data kinerja secara berkelanjutan belum terbangun;
- Monitoring pelaksanaan pembangunan belum dijalankan dengan efektif dan efisien;

- Masih terkendalanya pelaksanaan pengendalian rencana pembangunan jangka panjang dan


jangka mengengah;
- Kurangnya partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan;
- Kerjasama, kemitraan dan jejaring kerja antara masyarakat sipil, DPRD, partai politik dan
pemerintah daerah dalam mengatasi permasalahan daerah serta dalam kapasitas penguatan
kelembagaan belum optimal;

IV.40
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

- Pengembangan dan peningkatan kapasitas pelayanan pemerintah berbasis elektronik dan


internet (electronic Government, e-Gov) belum optimal;

- Belum optimalnya implementasi Good Governance.


- Masih kurangnya tenaga sumber daya aparatur pangawasan yang memiliki
kemampuan/keahlian seperti akuntansi,bidang hukum dan tenaga penyidik.
- Sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan pemerintahan belum optimal.

- Masih terdapatnya temuan dan tindak lanjut dari temuan yang belum terselesaikan;
b) Sumber Daya Aparatur
- Kuantitas sumber daya aparatur masih belum ideal, terjadi kekurangan SDM aparatur;
- Masih terkendalanya pengembangan profesionalisme, keahlian dan keterampilan SDM
aparatur sesuai dengan bidang kerjanya;

- Belum semua sumber daya aparatur yang ada bekerja sesuai dengan kompetensi yang
dimilikinya;
- Belum optimalnya pemahaman SDM aparatur terhadap peraturan kepegawaian
- Belum Optimalnya pelayanan Informasi Publik di setiap OPD berbasis Tehnologi Informasi
dengan rancangan dan terapan system kearsipan, pelayanan pubik daerah dengan
menggunakan Teknologi Informasi; sehingga perlu membentuk tim pelayanan informasi pubik
disetiap Perangkat Daerah

- Belum Optimalnya system dan mekanisme pengawasan dari masyarakat yang terintegrasi
dan terlembaga seperti menyusun system dan mekanisme saluran pengelolaan pengaduan
dan keluhan masyarakat secara partisipatif dan terintegrasi; memperkuat peran serta
masyarakat yang terlembaga dalam pengawasan pelaksanaan program dan kebijakan
daerah;

- Belum optimalnya penerimaan restribusi dan pajak daerah dalam PAD Kota Pontianak

4.2.5. Isu Global dan Nasional serta keterkaitannya dengan Visi Kota Pontianak

Tahun 2016, Sustainable Development Goals (SDGs)dicetuskan untuk meneruskan MDGs agar lebih
terarah dan berkelanjutan. SDGs diharapkan dapat dicapai pada tahun 2031 dan memiliki 5
(lima)pondasi utama yang meliputi: Manusia, Planet, Kesejahteraan, Perdamaian dan Kemitraan
dengan 17 (tujuh belas) target sasaran utama, yakni:
1. Tanpa Kemiskinan
Tidak ada kemiskinan dalam bentuk apapun di seluruh penjuru dunia.

2. Tanpa Kelaparan
Tidak adalagi kelaparan, mencapai ketahanan pangan, perbaikan nutrisi, serta
mendorong budidaya pertanian yang berkelanjutan.
3. Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan
Menjamin kehidupan yang sehat serta mendorong kesejahteraan hidup untuk
seluruh masyarakat di segala umur.

IV.41
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

4. Pendidikan Berkualitas
Menjamin pemerataan pendidikan yang berkualitas dan meningkatkan
kesempatan belajar untuk semua orang, menjamin pendidikan yang dimulai dari
tingkat dasar dengan pola pengenalan lingkungan dan pembangunan karakter
yang positif dan inklusif serta berkeadilan mendorong kesempatan belajar seumur
hidup bagi semua orang serta Peningkatan mutu Hasil Pendidikan baik ditingkat
Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama.
5. Kesetaraan Gender
Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum ibu dan perempuan
dengan meningkatkan kualitas hidup dan peran perempuan dalam kesempatasan
berpartisipasi dalam pembangunan.
6. Air Bersih dan Sanitasi
Menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua
orang.
7. Energi , Bersih dan Terjangkau
Menjamin akses terhadap sumber energi yang terjangkau, terpecaya,
berkelanjutan dan modern dengan mengembangkan pola- pola sumber energi
alternatif untuk semua orang.
8. Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan yang Layak
Mendukung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, lapangan
kerja yang penuh dan produktif, serta pekerjaan yang layak untuk semua orang.
9. Industri, Inovasi dan Infrastruktur
Membangun infrastruktur yang berkualitas, mendorong peningkatan industri baik
kecil, menengah dan besar yang memberdayakan pelaku ekonomi kreatif yang
inklusif dan berkelanjutan serta mendorong inovasi dari segala lini.
10. Mengurangi Kesenjangan
Mengurangi ketidaksetaraan baik dalam sebuah negara maupun di antara negara-
negara di dunia.
11. Keberlanjutan Kota dan Komunitas
Membangun kota-kota serta pemukiman yang inklusif, berkualitas, aman,
berketahanan dan berkelanjutan.
12. Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab
Menjamin keberlangsungan konsumsi dan pola produksi.

13. Aksi Terhadap Iklim


Bertindak cepat untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya.
14. Kehidupan Bawah Laut
Melestarikan dan menjaga keberlangsungan laut dan kehidupan sumber daya laut
untuk perkembangan pembangunan yang berkelanjutan.

IV.42
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

15. Kehidupan di Darat


Melindungi, mengembalikan dan meningkatkan keberlangsungan pemakaian
ekosistem darat, mengelola hutan secara berkelanjutan, mengurangi tanah tandus
serta tukar guling tanah, memerangi penggurunan, menghentikan dan memulihkan
degradasi tanah, serta menghentikan kerugian keanekaragaman hayati.
16. Institusi Peradilan yang Kuat dan Kedamaian
Meningkatkan perdamaian termasuk masyarakat untuk pembangunan
berkelanjutan, menyediakan akses untuk keadilan bagi semua orang termasuk
lembaga dan bertanggungjawab untuk seluruh kalangan, serta membangun
institusi yang efektif, akuntabel dan inklusif di seluruh tingkatan.

17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan


Memperkuat implementasi dan menghidupkan kembali kemitraan global untuk
pembangunan yang berkelanjutan.

Hal terpenting bagi kota-kota di dunia termasuk Kota Pontianak dalam pencapaian SDGs adalah
sasaran yang ke-8 dan ke-9 yaitu bagaimana mendukung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan
dan inklusif, lapangan kerja yang penuh dan produktif, serta pekerjaan yang layak untuk semua orang
serta membangun infrastruktur yang berkualitas, mendorong peningkatan industri baik industri kecil
yang , menengah maupun besar yang yang di support dari pelaku ekonomi kreatif yang inklusif dan
berkelanjutan serta mendorong inovasi. Namun demikian, sasaran-sasaran yang lain akan
disinkronkan dengan isu-isu strategis yang digali dari permasalahan pembangunan di Kota Pontianak.

4.2.6. Analisis Lingkungan Strategis

Dalam Rangka memetakan posisi dan kondisi saat ini merupakan tahapan krusial dalam merancang
rencana strategis. Hal ini menjadi pijakan dasar untuk menentukan strategi dan arah kebijakan yang
diambil terhadap peluang dan ancaman yang dihadapi, memaksimalkan potensi kekuatan yang
dimiliki serta mereduksi kelemahan untuk mencapai pertumbuhan optimal.
Analisis lingkungan strategis meliputi dua area analisis yaitu: eksternal yang berguna untuk
mengidentifikasikan peluang dan tantangan apa yang akan dihadapi kedepan; internal untuk
mengidentfikasikan kekuatan dan kelemahan apa saja yang dimiliki sebagai modal untuk mencapai
mimpi masa depan yang dicita-citakan.

i. Analisis Eksternal

Analisis ini bertujuan untuk memetakan peluang dan tantangan yang dihadapi kota Pontianak dalam
kurun waktu lima tahun kedepan sebagai dasar awal untuk meletakkan kerangka pembangunan kota.
Tinjauan eksternal ini tidak dapat dipisahkan dari posisi kota Pontianak baik dalam lingkup regional,
nasional maupun internasional sebagaimana dijelaskan dalam analisis posisi (positioning analysis)
berikut.
Dalam lingkup regional, sebagaimana dijabarkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi
Kalimantan Barat, kota Pontianak berkedudukan sebagai pusat pertumbuhan Wilayah Pembangunan
B (WP B) yang terdiri dari Kota Pontianak dan Kabupaten Mempawah, merupakan pusat

IV.43
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

pembangunan utama di Provinsi Kalimantan Barat, dengan kegiatan utama pembangunan yang akan
dikembangkan meliputi jasa pelayanan, perdagangan, pariwisata, dan agroindustri. Dalam hirarki
pusat-pusat permukiman di Provinsi Kalimantan Barat, Kota Pontianak berperan sebagai kota orde I,
yang memiliki skala pelayanan regional dengan luas wilayah pelayanan mencakup sekitar 7.450 km2.
Dalam hirarki pusat-pusat permukiman di Kalimantan Barat, Kota Pontianak termasuk ke dalam pola
kota Muara Kapuas dengan luas sekitar 18.300 km2. Pusat dari pola kota Muara Kapuas ini adalah
Kota Pontianak. Dalam pola kota Muara Kapuas, kota-kota lainnya yang merupakan subpusat
pelayanan terdiri dari Rasau Jaya, Mempawah, dan Ngabang. Kota Pontianak juga merupakan pusat
dari kerangka kerjasama Pokusikarang (Pontianak, Kuala Mandor, Siantan, Sungai Kakap, Sungai
Raya, dan Sungai Ambawang) dan KMP (Kawasan Metropolitan Pontianak).
Dalam lingkup nasional dan internasional, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, posisi Kota Pontianak diarahkan sebagai berikut:
1. Kota Pontianak sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), dengan peran dan fungsi sebagai
berikut :
- Menjadi pintu gerbang ke kawasan-kawasan internasional (khususnya ASEAN) dan menjadi
pendorong bagi daerah sekitarnya. Letak kota Pontianak yang dekat dengan Kuching dan
Sabah (Malaysia), Bandar Seri Begawan (Brunai Darussalam), Singapura memberikan implikasi,
aksesibilitas dan kinerja pelabuhan (sungai dan udara), terminal antarnegara, terminal
antarprovinsi, maupun dengan wilayah hinterland-nya perlu ditingkat dalam kualitas yang
memadai.
- Sebagai pusat jasa-jasa pelayanan keuangan/bank dengan skala pelayanan nasional atau
melayani beberapa provinsi.
- Sebagai pusat pengolahan/pengumpul barang secara nasional atau beberap provinsi.
- Sebagai simpul transportasi secara nasional atau untuk beberapa provinsi di sekitarnya.
- Sebagai pusat jasa pemerintahan untuk nasional atau meliputi beberapa provinsi di sekitarnya.
- Sebagai pusat jasa-jasa kemasyarakatan.
2. Sektor unggulan wilayah hinterland Kota Pontianak adalah tanaman pangan, perkebunan,
industri, dan perikanan laut. Implikasi dari kondisi ini, dimana di lain pihak Kota Pontianak juga
berperan sebagai pendorong daerah sekitarnya, maka di Kota Pontianak harus tersedia fasilitas dan
ruang untuk memberikan jasa pelayanan untuk mewadahi kegiatan terkait dengan sektor unggulan di
kawasan sekitarnya (berperan sebagai pintu keluar perdagangan untuk produk sektor unggulan
maupun industri pengolahan tanaman pangan/perkebunan dan perikanan laut yang berasal dari
wilayah luar Kota Pontianak).
3. Kota Pontianak sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan Barat, dimana
kota-kota yang merupakan kota penyebar kegiatan ekonomi dan hinterland dari Pontianak tersebut
yaitu Kubu Raya dan Mempawah. Untuk mewujudkan hal ini, maka mutlak diperlukan terjalinnya
integrasi yang saling menguntungkan antara Kota Pontianak dan kota tadi. Oleh karena itu, harus ada
aksesibilitas yang tinggi yang menghubungkan Kota Pontianak dengan kota-kota tersebut.
4. Kota Pontianak diarahkan untuk dikembangkan sebagai pelabuhan internasional dalam sistem
simpul transportasi laut Indonesia sedangkan bandara di Kabupaten Pontianak yang memiliki
aksesibilitas tinggi ke kota Pontianak ditetapkan sebagai bandara udara kelas dua. Peran ini
dikembangkan berkaitan dengan adanya AFTA (ASEAN Free Trade Area) sehingga diharapkan dapat
bersaing dan menangkap peluang dalam perdagangan antar Negara khususnya ASEAN.

IV.44
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Berdasarkan positioning analysis di atas dan kondisi riil yang ada saat ini, dalam kerangka lingkungan
strategis dapat disimpulkan faktor-faktor yang menjadi peluang dan tantangan bagi kota Pontianak
dalam pelaksanaan pembangunan adalah sebagai berikut:

A. Peluang

1. Globalisasi yang tidak mengenal batas negara dan budaya memberikan peluang Kota
Pontianak untuk memainkan peran di kancah internasional.
2. Terbukanya akses pasar internasional dan kerjasama antar wilayah nasional-internasional
sebagai implikasi dari disepakatinya AFTA (ASEAN Free Trade Area).
3. Perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat mereduksi hambatan jarak dan
meningkatkan efisiensi di berbagai bidang pembangunan.
4. Peran dan fungsi kota Pontianak yang prospektif dalam lingkup regional, nasional dan
internasional.
5. Kebijakan nasional yang mendukung pengembangan kota-kota di luar Jawa khususnya
Kalimantan sebagai pusat-pusat pertumbuhan yang menjadi pilar pertumbuhan ekonomi
nasional.
6. Dukungan wilayah hinterland yang kuat dengan kekayaan sumber daya alam yang berlimpah
akan menopang pertumbuhan kota apabila dapat disinergikan dengan baik.

B. Tantangan

1. Kondisi geografis wilayah kota Pontianak dalam konstelasi yang lebih luas (berada pada muara
sistem DAS Kapuas) memposisikannya sangat rentan terpengaruh perubahan wilayah
hinterlandnya seperti pencemaran logam berat akibat PETI di wilayah hulu dan deforestrasi di
wilayah hulu menyebabkan debit air sungai Kapuas yang semakin menurun sehingga intrusi air
laut semakin jauh memberikan tantangan penyediaan air baku yang berkualitas dalam proses
layanan air bersih.
2. Disparitas perkembangan wilayah yang masih cukup tinggi menyebabkan Pontianak sebagai
tujuan pergerakan penduduk berpotensi menimbulkan keresahan sosial.
3. Menurunnya daya dukung lingkungan dan maraknya pencemaran merupakan sebuah
tantangan nyata bagi keberlangsungan/kelestarian lingkungan hidup.
4. Dominasi kawasan yang telah maju menyebabkan terjadinya monopoli orientasi kegiatan
pembangunan sehingga menyebabkan perkembangan struktur wilayah yang kurang ideal.
5. Ketergantungan yang besar kepada pemerintah pusat, memberikan tantangan untuk lebih
berswadaya khususnya dalam hal pembiayaan pembangunan.
6. Sentra-sentra pertumbuhan kawasan yang belum merata menyebabkan tidak terbentuknya
sistem struktur pelayanan regional/wilayah yang ideal
7. Koordinasi dan komunikasi antar wilayah dan antar level pemerintahan belum terjalin dengan
baik

IV.45
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

ii. Analisis Internal

Secara garis besar, tinjauan internal bertujuan untuk memahami diri, memetakan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki untuk diterjemahkan menjadi potensi dan modal pembangunan. Kesadaran
akan potensi diri serta kelemahan yang dimiliki akan memberikan arah yang jelas terhadap perbaikan
dan eksploitasi apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
Berdasarkan deskripsi kondisi dan isu-isu stratgeis yang telah diuraikan pada bagain sebelumnya,
maka dapat diindentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki kota Pontianak sebagai berikut:

A. Kekuatan

1. Komitmen yang tinggi dari pucuk pimpinan daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan
yang baik, bersih dan berdisiplin.
2. Keragaman budaya, serta keunikan sebagai kota Khatulistiwa, kota tepian sungai, kota seribu
parit merupakan modal untuk menjadi daya tarik pengembangan pariwisata
3. Status kota Pontianak sebagai ibukota propinsi serta lokasinya yang strategis sebagai pintu
masuk dan keluar orang dan barang memberikan potensi besar berkembangnya sektor-sektor
perdagangan dan jasa.
4. Jumlah penduduk yang cukup besar dan kualitas sumber daya manusia Kota Pontianak yang
lebih baik dibandingkan wilayah hinterland-nya merupakan sebuah potensi yang besar untuk
menopang sekaligu aktor dalam pengembangan perekonomian dan fisik wilayah.
5. Hubungan sosial dan akulturasi budaya masyarakat heterogen yang semakin baik
menciptakan kondisi yang kondusif untuk pembangunan.
6. Partisipasi masyarakat yang semakin besar dalam kegiatan pembangunan.
7. Kewenangan yang dimiliki pemerintah kota semakin luas memberikan potensi untuk
melakukan berbagai inovasi untuk menunjang kemandirian.

B. Kelemahan

1. Kondisi geografis kota Pontianak yang berada di kawasan muara Sungai Kapuas dan topografi
wilayah yang datar menyebabkannya sangat rentan terhadap bencana banjir, intrusi air laut
serta angin puting beliung.
2. Keterbatasan lahan dan alih fungsi lahan yang tinggi menyebabkan harga tanah yang tinggi
berimplikasi biaya pembangunan yang juga semakin tinggi
3. Kapasitas keuangan daerah yang terbatas dan masih sangat tergantung pada pemerintah
pusat
4. Sarana dan prasaranan perkotaan belum ideal dan belum mampu menopang
kebutuhan/perkembangan yang terjadi
5. Pengawasan dan pengendalian program pembangunan belum optimal
6. Sebagai pusat orientasi berbagai kegiatan, menyebabkan tekanan yang tinggi terhadap
7. sistem transporasi kota diperparah tingkat pertumbuhan kendaraan pribadi yang semakin
tinggi sehingga menyebabkan kemacetan.

IV.46
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

8. Masih terjadi kesenjangan pembangunan antar kawasan kota berpotensi menimbulkan


keresahan sosial.
9. Masih ada potensi konflik dan kerawasan social antar suku, ras dan agama.
10. Jumlah penduduk miskin masih relative tinggi.
11. Tingkat pengangguran yang cukup tinggi.
12. Masih relatif lemahnya penegakan hukum berdampak pada tingkat disiplin masyarakat yang
rendah.

IV.47
Permasalahan dan Isu Strategis Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

V
isi pembangunan jangka panjang Kota Pontianak sebagaimana tertuang dalam Peraturan
Daerah Kota Pontianak Nomor 10 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Kota Pontianak Tahun 2005-2025 adalah “Pontianak Kota
Khatulistiwa Yang Sejahtera Melalui Perdagangan dan Jasa Berwawasan Lingkungan”. Visi
tersebut dijabarkan dalam enam misi pembangunan yaitu:
1. Mewujudkan masyarakat yang berkualitas, berahlak mulia, berbudaya dan beradab;
2. Mewujudkan masyarakat madani, manusiawi, berkurangnya masalah sosial, makin berdaya dan
terjamin hak-hak warga;
3. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi dan penanaman modal untuk kesejahteraan dan keadilan;
4. Mewujudkan kota perdagangan, jasa, koperasi dan UKM untuk menyerap tenaga kerja dan
meningkatkan kemakmuran;
5. Mewujudkan sarana, prasarana, tata ruang dan wilayah perkotaan untuk perdagangan dan jasa
yang berwawasan lingkungan;
6. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance), masyarakat yang paham
politik dan taat hukum.
Visi dan misi jangka panjang tersebut didesain untuk dapat tercapai melalui empat periode
pembangunan jangka menengah yang masing-masing memiliki tujuan dan arah kebijakan tersendiri.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Pontianak Tahun 2020-2024 sendiri
merupakan periode terakhir/ periode ke-empat pembangunan jangka menengah dalam kerangka
pembangunan jangka panjang Kota Pontianak.
Arah kebijakan pada tahap ke-empat RPJMD ini dititik beratkan pada upaya: meningkatkan
kualitas lingkungan agar air, udara dan tanah tidak melebihi ambang batas baku mutu lingkungan;
adanya ruang terbuka hijau dan memasyarakatkan unit pengolahan limbah (UPL) kepada pihak-pihak
yang menimbulkan pencemaran; sarana dan prasarana fisik kota yang dimungkinkan dibangun dan
dikelola oleh swasta untuk menghasilkan profit terus didorong dan dilaksanakan agar beban pemerintah
tidak semakin berat; terwujudnya pembangunan transportasi umum masal kota yang aman tanpa
kecelakaan, tanpa kemacetan, nyaman dan efisien; Perencanaan tata ruang dan wilayah lebih merata
dan berorientasi lingkungan serta hinterland Kota Pontianak lebih serasi dan sinergitas antar wilayah
kota dan kabupaten; semakin mantap dan kuatnya pemahaman politik masyarakat dan kesadaran
hukumnya; keamanan dan ketertiban sudah semakin mantap dan kondusif bagi perwujudan iklim
investasi yang kondusif; angka kriminalitas secara struktural dikurangi dengan penyediaan lapangan
pekerjaan. Peran Pemerintah di tahap ini sudah bergeser ke peran regulator, fasilitator dan simulator,
sedangkan peran sebagai investor pada sarana dan prasarana publik sudah bisa diperankan oleh
swasta.

V.1
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

5.1. VISI

Dengan mempertimbangkan visi dan misi jangka panjang serta fokus arah pembangunan jangka
panjang daerah, kondisi, permasalahan dan tantangan pembangunan yang dihadapi serta isu-isu
strategis yang berkembang, maka visi pembangunan Kota Pontianak untuk tahun 2020-2024 adalah:

“Pontianak Kota Khatulistiwa Berwawasan Lingkungan, Cerdas dan Bermartabat”

Pontianak Kota Khatulistiwa


Kota Pontianak merupakan satu-satunya kota di Provinsi Kalimantan Barat yang tepat berada di
lintasan garis khatulistiwa.

Berwawasan Lingkungan
Memiliki maksud bahwa aspek lingkungan merupakan hal penting dalam setiap pembangunan di
Kota Pontianak menuju kota yang bersih, hijau dan teduh.

Cerdas
Memiliki pengertian Kota yang dilengkapi dengan infrastruktur dasar yang nyaman untuk didiami
dengan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan, melalui penerapan solusi cerdas berbasis
teknologi informasi, serta berorientasi kepada peningkatan kualitas hidup dengan pengelolaan
sumber daya kota secara efektif, efisien, inovatif, dan terintegrasi.

Bermartabat
Artinya Kota Pontianak memiliki tingkat daya saing dengan masyarakatnya yang toleran terhadap
keragaman, didukung tata kelola pemerintahan yang berintegritas, bersih, melayani, transparan dan
akuntabel.

5.2. MISI

Sebagai landasan operasionalisasi visi, dirumuskan misi-misi pembangunan jangka menengah


yang mengarahkan kepada tujuan dan sasaran pembangunan. Misi pembangunan jangka menengah
daerah Kota Pontianak tahun 2020-2024 adalah sebagai berikut:
➢ Misi 1: Mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan berbudaya;
Misi ini dimaksudkan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mencerdaskan sumber daya
manusia Kota Pontianak sehingga mempunyai kualifikasi sebagai manusia yang berkualitas melalui
peningkatan akses serta kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan, yang dicirikan dengan
meningkatnya ketahanan pangan, meningkatnya kualitas dan peran pemuda dalam pembangunan,
meningkatnya prestasi olahraga, serta terpeliharanya seni dan warisan budaya. Pelayanan
pendidikan dan kesehatan yang sudah baik, semakin dimantapkan guna menghadapi tantangan
pembangunan di masa yang akan datang.
➢ Misi 2: Menciptakan infrastruktur perkotaan yang berkualitas dan representatif;
Pembangunan infrastruktur perannya sangat sentral dalam upaya mendukung keberhasilan
pembangunan berbagai sektor di daerah. Misi ini dimaksudkan untuk memantapkan penyediaan
infrastruktur yang berkualitas dan memadai berupa jalan, drainase, perhubungan, permukiman, air
bersih serta sarana penunjang produksi barang dan jasa yang keseluruhannya dapat menunjang
akses perekonomian dengan memperhatikan daya tampung dan daya dukung lingkungan.

V.2
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

➢ Misi 3: Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat yang didukung dengan teknologi
informasi, serta aparatur yang berintegritas, bersih dan cerdas;
Misi ini dimaksudkan untuk mewujudkan pelayanan birokrasi pemerintah Kota Pontianak yang prima,
menjalankan fungsi birokrasi sebagai pelayan masyarakat yang didukung dengan kompetensi
aparatur yang profesional dengan sistem modern berbasis teknologi menuju tata kelola pemerintahan
yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean government). Prinsip tersebut
dilaksanakan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan evaluasi
penyelenggaraan pemerintahan dengan mengedepankan kepentingan dan aspirasi masyarakat.
➢ Misi 4: Mewujudkan masyarakat sejahtera yang mandiri, kreatif dan berdaya saing;
Dimaksudkan untuk memantapkan perekonomian masyarakat Kota Pontianak menjadi lebih mandiri
dan berdaya saing dengan mendorong usaha-usaha ekonomi lokal untuk mampu berinovasi dan
mengembangkan industri kreatif agar mampu bersaing dengan daerah lainnya. Melakukan upaya
untuk terus meningkatkan kesempatan kerja dan perlindungan tenaga kerja, menciptakan iklim
usaha yang kondusif, mengembangkan koperasi dan UMKM, mewujudkan pariwisata yang berdaya
saing, serta meningkatkan produksi dan distribusi pangan secara berkelanjutan.
➢ Misi 5: Mewujudkan kota yang bersih, hijau, aman, tertib dan berkelanjutan.
Misi ini dimaksudkan untuk menciptakan Kota Pontianak yang nyaman melalui perencanaan dan
pengendalian tata ruang yang berkualitas dan berwawasan lingkungan dalam upaya meningkatkan
kualitas perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanjutan. Meningkatkan
ketenteraman dan ketertiban umum untuk mendukung pelaksanaan pemerintahan daerah melalui
upaya untuk meningkatkan kualitas dan intensitas pengawasan dan pengendalian penegakan hukum
dan peraturan, serta meningkatkan toleransi di kalangan masyarakat.

5.3. TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai lima
tahun. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-
isu snalisis strategis. Sedangkan sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata, spesifik dan
terukur. Ukuran keberhasilan dari sasaran diwujudkan dengan tingkat pencapaian indikator keinerja
sasaran yang ditetapkan.
Berdasarkan visi, misi dan isu-isu strategis yang ada, maka tujuan dan sasaran serta indikator
kinerja sasaran yang hendak dicapai dalam kurun waktu lima tahun dijabarkan dalam tabel berikut:

V.3
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Tabel V.1
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
Kota Pontianak Tahun 2020-2024

Visi : Pontianak Kota Khatulistiwa Berwawasan Lingkungan, Cerdas dan Bermartabat

Kondisi Target Capaian Kondisi


No Misi Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Satuan
Awal 2019 Akhir
2020 2021 2022 2023 2024
1. Mewujudkan 1. Meningkatkan 1. Indeks Indeks 79.35 78.53 79.35 80.40 80.85 81.30 81.30
Kualitas Sumber Kualitas Hidup Pembangunan
Daya Manusia Masyarakat Manusia (IPM) 1. Meningkatnya Derajat 1. Angka Harapan Hidup Tahun 72.82 72.37 73.01 73.19 73.36 73.54 73.54
yang Sehat, Kesehatan Masyarakat
Cerdas dan
Berbudaya 2. Angka Stunting Balita Persen 17.04 21.00 18.00 17.00 16.00 14.00 14.00

2. Meningkatnya 1. Rata Rata Lama Sekolah Tahun 10.14 9.92 10.25 10.35 10.44 10.53 10.53
Aksesibilitas dan
Kualitas Pendidikan
2. Angka Harapan Lama Tahun 14.99 15.05 15.28 15.31 15.43 15.56 15.56
serta Pengembangan
Sekolah
Budaya
3. Persentase Cagar Persen 50.00 50.00 60.00 70.00 80.00 85.00 85.00
Budaya Kota yang
Dilestarikan
3. Meningkatnya 1. Laju Pertumbuhan Persen 1.65 1.71 1.65 1.51 1.23 1.11 1.11
Pengendalian Penduduk
Pertumbuhan Jumlah
2. Indeks Pembangunan Persen 93.62 93.88 93.92 93.98 94.05 94.17 94.17
Penduduk, Peran
Gender Kota Pontianak
Perempuan dan
Perlindungan Anak
3. Tingkat Capaian Kota Tingkatan Pratama Madya Pratama Madya Nindya Utama Utama
Layak Anak

4. Meningkatnya Kualitas 1. Persentase Peningkatan Persen 2.50 2.52 2.54 2.56 2.58 2.60 2.60
dan Prestasi Pemuda Pemuda dan Olahraga
dan Olahraga Yang Berprestasi di
Tingkat Kota / Provinsi /
Nasional

2. Menciptakan 1. Meningkatkan 1. Indeks Persen 72.21 76.02 77.84 79.22 81.17 83.39 83.39
Infrastruktur Kualitas Infrastruktur Infrastruktur
Perkotaan yang Dasar Perkotaan
Berkualitas dan 1. Meningkatnya Kualitas 1. Rasio Infrastruktur Jalan Persen 86.60 87.00 87.50 88.00 90.00 92.00 92.00
Representatif Infrastruktur Jalan dan
Drainase Perkotaan
2. Rasio Infrastruktur Persen 47.00 48.00 50.00 52.00 54.00 60.00 60.00
Saluran Drainase

--- Bab V. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran --- V.4


Kondisi Target Capaian Kondisi
No Misi Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Satuan
Awal 2019 Akhir
2020 2021 2022 2023 2024
1. Mewujudkan 1. Meningkatkan Indeks 2. Meningkatnya 1. Persentase Warga yang Persen 86.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Kualitas Sumber Kualitas Hidup Pembangunan Aksesibilitas Memperoleh Kebutuhan
Daya Manusia Masyarakat Manusia (IPM) Masyarakat Terhadap Pokok Air Minum Sehari
yang Sehat, Air Minum Hari
Cerdas dan
Berbudaya 3. Meningkatnya Kualitas 1. Persentase Kantor Persen 50.00 55.00 60.00 65.00 70.00 75.00 75.00
Sarana Dan Prasarana Perangkat Daerah Dalam
Pelayanan Publik Kondisi Baik

4. Meningkatnya Kualitas 1. Indeks Infrastruktur Persen 85.67 88.09 89.56 90.33 91.00 91.33 91.33
Sarana Dan Prasarana Permukiman
Lingkungan
Permukiman

5. Meningkatnya Kualitas 1. Rata-Rata Waktu Jam 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05
Transportasi Tempuh

3. Meningkatkan 1. Meningkatkan Tata 1. Indeks Reformasi Indeks 65.74 71.74 71.74 77.74 80.74 83.74 83.74
Kualitas Kelola Pemerintahan Birokrasi
Pelayanan dan Akuntabilitas
Kepada Kinerja 2. Nilai SAKIP Nilai BB A A A A A A
Masyarakat yang
Didukung
dengan
1. Meningkatnya Kualitas 1. Indeks Reformasi Indeks 65.74 71.74 71.74 77.74 80.74 83.74 83.74
Teknologi
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Informasi Serta
Birokrasi
Aparatur yang
Berintegritas,
Bersih dan
Cerdas 2. Meningkatnya 1. Indeks Profesional ASN Indeks 55.00 60.00 65.00 70.00 75.00 80.00 80.00
Profesionalisme ASN

--- Bab V. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran --- V.5


Kondisi Target Capaian Kondisi
No Misi Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Satuan
Awal 2019 Akhir
2020 2021 2022 2023 2024
1. Mewujudkan 1. Meningkatkan Indeks 3 Meningkatnya 1. Presentase Nilai Persen 23.50 24.00 24.50 25.00 25.50 26.00 26.00
Kualitas Sumber Kualitas Hidup Pembangunan Perencanaan, Perencanaan Kinerja
Daya Manusia Masyarakat Manusia (IPM) Pengukuran dan
yang Sehat, Capaian Kinerja
Cerdas dan 2. Presentase Nilai Persen 30.47 32.47 35.97 36.97 37.97 38.97 38.97
Berbudaya Pengkuran dan Capaian
Kinerja

3. Indeks Kepuasan 1. Meningkatnya Kualitas 1. Indeks Kepuasan Nilai Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Masyarakat Layanan Kepada Masyarakat (IKM)
(IKM) Masyarakat

2. Meningkatkan 1. Opini BPK 1. Meningkatnya 1. Opini BPK terhadap Nilai WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
Penerapan Akuntabilitas Keuangan Pelaporan Keuangan
Akuntabilitas Pemerintah Daerah
Keuangan

3. Meningkatkan 1. Nilai LPPD 1 Meningkatnya Kualitas 1. Nilai LPPD Nilai Bintang 2 (**) Bintang 2 (**) Bintang 2 (**) Bintang 3 (***) Bintang 3 (***) Bintang 4 (****) Bintang 4 (****)
Kualitas Penyelenggaraan
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan Daerah
Daerah

4. Mewujudkan 1. Meningkatkan 1. Pertumbuhan Persen 4.81 5.20 4,0-4,5 4,1-4,6 4,2-4,7 4,3-4,8 4,3-4,8
Masyarakat Kesejahteraan, Ekonomi
Sejahtera Yang Kemandirian,
Mandiri, Kreatif Kreatifitas dan Daya 2. Tingkat inflasi Persen 2.64 ≤5 3±1 3±1 3±1 3±1 3±1
dan Berdaya Saing Masyarakat
Saing
3. Gini Rasio Rasio 0.34 0.35 0.34 0.34 0.33 0.32 0.32

4. Angka Persen 4.88 4.90 5.00 4.80 4.70 4.60 4.60


Kemiskinan

5. Tingkat Persen 9.13 9.97 10,02-10,07 9,79-10,46 9,57-10,22 9,35-9,99 9,35-9,99


Pengangguran

1. Meningkatnya Sektor 1. Kontribusi Sektor Persen 1.29 1.33 1.33 1.33 1.34 1.34 1.34
Pertanian dan Pertanian dan Perikanan
Perikanan Terhadap PDRB

2. Meningkatnya Sektor 1. Kontribusi Sektor Persen 14.61 14.61 14.61 14.61 14.61 14.61 14.61
Perdagangan Perdagangan Terhadap
PDRB

--- Bab V. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran --- V.6


Kondisi Target Capaian Kondisi
No Misi Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Satuan
Awal 2019 Akhir
2020 2021 2022 2023 2024
1. Mewujudkan 1. Meningkatkan Indeks 3. Meningkatnya Sektor 1. Kontribusi Sektor Industri Persen 16.17 16.17 16.17 16.25 16.25 16.30 16.30
Kualitas Sumber Kualitas Hidup Pembangunan Industri Terhadap PDRB
Daya Manusia Masyarakat Manusia (IPM)
yang Sehat,
Cerdas dan 4. Meningkatnya Daya 1. Presentase Koperasi Persen 4.00 4.00 4.00 4.50 4.80 4.90 4.90
Berbudaya Saing Koperasi dan yang Berkualitas
Usaha Mikro
2. Presentase Usaha Mikro Persen 100 100 100 100 100 100 100
Yang Menjadi Wirausaha

5. Meningkatnya Investasi 1. Persentase Peningkatan Persen 5.00 5.00 5.00 6.00 6.00 6.00 6.00
Daerah Investasi daerah
(PMA/PMDN)

6. Meningkatnya Sektor 1. Kontribusi Sektor Persen 3.48 3.40 3.41 3.42 3.43 3.49 3.49
Pariwisata Pariwisata terhadap
PDRB

7. Menurunnya Angka 1. Angka Kemiskinan Persen 4.88 0.05 5.00 4.80 4.70 4.60 4.60
Kemiskinan

8. Meningkatnya 1. Rasio Penduduk yang Persen 90.03 90.03 89,30-89,98 81,54-90,21 89,78-90,43 90,01-90,65 90,01-90,65
Penyerapan Tenaga Bekerja
Kerja

5. Mewujudkan 1. Mewujudkan Kota 1. Indeks Kualitas Indeks 61.42 61.42 61.90 62.40 62.90 63.40 63.40
Kota yang Bersih, yang Bersih, Hijau , Lingkungan
Hijau, Aman, Nyaman, dan Hidup (IKLH)
Tertib, dan Berwawasan
1. Menurunnya 1. Indeks Kualitas Air (IKA) Indeks 52.50 52.50 53.00 53.50 54.00 54.50 54.50
Berkelanjutan Lingkungan
Pencemaran
Lingkungan
2. Indeks Kualitas Udara Indeks 81.50 81.50 82.00 82.50 83.00 83.50 83.50
(IKU)

3. Indeks Kualitas Tutupan Indeks 39.60 39.60 40.00 40.50 41.00 41.50 41.50
Lahan (IKTL)

2. Meningkatnya Kualitas 1. Persentase Pemanfaatan Persen 82.00 85.00 88.00 90.00 92.00 95.00 95.00
Tata Ruang Lahan Sesuai Tata
Ruang

--- Bab V. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran --- V.7


Kondisi Target Capaian Kondisi
No Misi Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Satuan
Awal 2019 Akhir
2020 2021 2022 2023 2024
1. Mewujudkan 1. Meningkatkan
2. Mewujudkan Kota Indeks
1. Angka Jumlah 1,709 1,564 1,419 1,274 1,129 984 984
Kualitas Sumber Kualitas
yang Hidup
Aman dan Pembangunan
Kriminalitas
Daya Manusia Masyarakat
Tertib Manusia (IPM)
yang Sehat, 1. Meningkatnya 1. Persentase penduduk Persen 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Cerdas dan Ketertiban di Kalangan yang memperoleh
Berbudaya Masyarakat layanan akibat dari
penegakan hukum Perda
dan Perkada

2. Angka Konflik 1. Meningkatnya Toleransi 1. Angka konflik Jumlah 0 0 0 0 0 0 0


Dikalangan Masyarakat

3 Indeks Resiko Indeks 85.66 83.00 81.00 79.00 77.00 75.00 75.00
Bencana
1. Meningkatnya 1. Indeks Kapasitas Daerah Indeks 0.45 0.50 0.53 0.55 0.58 0.60 0.60
Kapasitas Daerah
dalam Penanggulangan
Bencana dan 2. Persentase penduduk Persen 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Kebakaran yang memperoleh
layanan Penyelamatan
dan Evakuasi korban
kebakaran

--- Bab V. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran --- V.8


Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

BAB VI
STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN DAERAH

S
trategi dan arah pembangunan daerah merupakan rumusan perencanaan komprehensif
mengenai metode atau pendekatan Pemerintah Daerah dalam mencapai tujuan dan sasaran
RPJMD sehingga efektif dan efisien. Melalui pendekatan yang komprehensif tersebut, strategi
juga dapat digunakan sebagai instrumen untuk melakukan transformasi, reformasi dan
perbaikan manajemen kinerja birokrasi secara menyeluruh sejak tahap perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi setiap program pembangunan. Strategi dan arah kebijakan disusun dari
serangkaian proses perencanaan strategik, yang dirumuskan dengan mempertimbangkan isu-isu
strategis pembangunan daerah yang harus dihadapi selama lima tahun kedepan.

6. 1. STRATEGI

Strategi merupakan serangkaian upaya yang berisikan gambaran proses pencapaian sasaran strategis
pembangunan. Strategi menjadi salah satu rujukan penting dalam perencanaan pembangunan daerah
(strategy focussed-management). Rumusan strategi juga menunjukkan keinginan yang kuat bagaimana
Pemerintah Daerah berupaya menciptakan nilai tambah bagi stakeholder pembangunan daerah untuk
meningkatkan kontribusi secara aktif dalam pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan daerah. Hal
ini penting mengingat peran dan fungsi pemerintah yang semakin bergeser ke arah fasilitator, regulator
dan pembinaan seluruh stakeholder pembangunan daerah.
Pemerintah daerah mempunyai peran strategis dalam fungsinya sebagai fasilitator yang mengupayakan
akses modal, promosi dan pasar bagi swasta dan masyarakat; regulator yang menekankan pada fungsi
regulasi dan administratif perijinan, dokumen/akta, kartu identitas; serta fungsi konsultatif yang
memberikan bimbingan teknis, pembinaan dan penasehat aktifitas yang dilakukan oleh seluruh
stakeholder.
Secara konseptual, suatu strategi secara spesifik dikaitkan dengan satu sasaran atau sekelompok
sasaran dengan kerangka logis. Perumusan strategi membutuhkan kesatuan tujuan untuk
mendapatkan kesatuan tindak. Satu strategi juga dapat terhubung dengan pencapaian satu sasaran.
Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah daerah, strategi yang
dipilih untuk perubahan RPJMD tahun 2020-2024 dan hubungannya dengan visi dan misi Kota
Pontianak tahun 2020-2024 secara matrik dalam tabel VI.1 berikut:

VI.1
Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 6. 1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah

Visi : Pontianak Kota Khatulistiwa Berwawasan Lingkungan, Cerdas dan Bermartabat


Misi 1 : Mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan berbudaya

Tujuan Sasaran Strategi


Meningkatkan Kualitas 1. Meningkatnya derajat kesehatan 1. Meningkatkan Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan Dan Upaya Kesehatan Masyarakat
Hidup Masyarakat masyarakat 2. Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Manusia Kesehatan

3. Meningkatkan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Makanan Minuman


4. Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
5. Meningkatkan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan
6. Meningkatkan Penanganan Kerawanan Pangan
7. Meningkatkan Pengawasan Keamanan Pangan
2. Meningkatnya aksesibilitas dan 1. Meningkatkan Kualitas Tata Kelola dan Mutu Pendidikan
kualitas pendidikan 2. Meningkatan Kualitas Pengelolaan pendidikan
3. Meningkatkan Perkembangan Kurikulum pendidikan
4. Meningkatkan Kompetensi dan Pemerataan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5. Meningkatkan Pembinaan, Perlindungan, Pengambangan dan Pemanfaatan Budaya Lokal dan Cagar Budaya
6. Meningkatkan Pengembangan Kesenian Tradisional
7. Meningkatkan Perkembangan kebudayaan di Kota Pontianak
8. Meningkatkan Perlindungan dan Pelestarian cagar budaya
9. Meningkatkan Pembinaan, Pengelolaan dan Pengembangan Permuseuman
3. Meningkatnya Pengendalian 1. Meningkatkan implementasi pemaduan dan sinkronisasi kebijakan pembangunan pengendalian penduduk
Pertumbuhan Jumlah Penduduk, 2. Meningkatkan kesertaan keluarga dalam Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
Peran Perempuan dan 3. Mewujudkan Keluarga yang Mandiri, Tentram dan bahagia (keluarga berkualitas)
Perlindungan Anak
4. Meningkatkan Pengarusutamaan gender dan pemberdayaan perempuan
5. Meningkatkan perlindungan terhadap perempuan
6. Meningkatkan pengelolaan sistem data gender dan anak
7. Meningkatkan Pemenuhan Hak Anak (PHA)
8. Meningkatkan perlindungan terhadap anak
9. Meningkatkan pemberdayaan lembaga kemasyarakatan, lembaga adat, dan masyarakat hukum adat
4. Meningkatnya kualitas dan 1. Meningkatkan jumlah pemuda berprestasi
prestasi pemuda dan olahraga 2. Meningkatkan presentase atlet berprestasi tingkat kota/provinsi/nasional

VI.2
Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Visi : Pontianak Kota Khatulistiwa Berwawasan Lingkungan, Cerdas dan Bermartabat


Misi 2 : Menciptakan Infrastruktur perkotaan yang berkualitas dan representatif

Tujuan Sasaran Strategi


Meningkatkan kualitas 1. Meningkatnya Kualitas 1. Membangun jaringan jalan baru dan meningkatkan fungsi jaringan jalan yang ada, serta terus melaksanakan
infrastruktur dasar Infrastruktur Jalan dan Drainase pemeliharaan jalan agar kelancaran dan kenyamanan berlalu-lintas atau aksesibilitas kawasan tercapai
perkotaan Perkotaan
2. Membangun dan meningkatkan kualitas konstruksi saluran drainase, serta memelihara fungsi jaringan drainase
untuk melancarkan aliran air
2. Meningkatnya Aksesibilitas 1. Menjaga sumber air baku dari pencemaran dengan membangun sistem sanitasi yang baik, serta meningkatkan
Masyarakat Terhadap Air Minum jangkauan pelayanan air bersih ke kawasan permukiman yang jauh dari sumber air bersih
3. Meningkatnya Kualitas Sarana 1. Membangun dan meningkatkan kapasitas dan kualitas sarana dan prasarana pelayanan publik sesuai dengan
Dan Prasarana Pelayanan Publik ketentuan
4. Meningkatnya kualitas sarana dan 1. Rehabilitasi Rumah Tak Layak Huni Korban Bencana /Relokasi dan Peningkatan Pembangunan PSU
prasarana lingkungan permukiman Perumahan
2. Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
3. Penyediaan lahan untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum
5. Meningkatnya Kualitas 1. Meningkatkan perlengkapan Jalan di Wilayah Kota Pontianak
Transportasi
2. Melaksanakan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas untuk Jaringan Jalan Kota, Propinsi dan Nasional
3. Menyediakan Angkutan Umum untuk Jasa Angkutan Orang dan/atau Barang Antar Kota dalam 1 (Satu) Daerah
Kota Pontianak
4. Menyelenggarakan dan Melakukan Pengawasan Fasilitas Parkir
5. Menyelenggarakan Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor
6. Melaksanakan Pembangunan, Pengoperasian, dan Pengawasan Pelabuhan Sungai dan Danau

Visi : Pontianak Kota Khatulistiwa Berwawasan Lingkungan, Cerdas dan Bermartabat


Misi 3 : Meningkatkan kualitas pelayanan yang prima kepada masyarakat oleh aparatur yang berintegritas dan sejahtera dengan dukungan teknologi informasi

Tujuan Sasaran Strategi


Meningkatkan Tata 1. Meningkatnya Kualitas 1. Meningkatkan rata-rata nilai capaian penataan dan penguatan organisasi, penataan perundang-undangan dan
Kelola Pemerintahan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi penataan ketatalaksanaan
dan Akuntabilitas 2. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi Kelembagaan OPD
Kinerja
3. Meningkatkan sistem pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan Kepala daerah
4. Meningkatkan pemerintahan daerah yang efektif dan effisien serta meningkatkan kapabilitas pengawasan intern
Pemerintah yang profesional dan kompeten

VI.3
Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

5. Meningkatkan Penguasaan dan Pengembangan Aplikasi dan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta tata
kelola pemerintahan berbasis elektronik
6. Meningkatkan Penyelenggaraan Pengamanan Informasi Pemerintah Daerah
2. Meningkatnya profesionalisme 1. Meningkatkan kompetensi ASN Kota Pontianak
ASN 2. Meningkatkan kapasitas sumber daya aparatur di lingkungan Pemerintah Kota Pontianak
3. Meningkatkan integritas ASN terhadap peraturan kepegawaian
4. Meningkatkan kemampuan manajerial ASN
3. Meningkatnya Perencanaan, 1. Meningkatnya perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah
Pengukuran dan Capaian Kinerja
2. Meningkatkan penelitian, inovasi dan pengembangan daerah
4. Meningkatnya Kualitas Layanan 1. Meningkatnya kualitas pelayanan prima dengan mengacu pada Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku
kepada Masyarakat
2. Meningkatkan pelayanan penanaman modal
3. Meningkatkan pengelolaan data dan sistem informasi penanaman modal
4. Meningkatkan Pelayanan Administrasi Kependudukan
5. Meningkatkan Pelayanan Administrasi Pencatatan Sipil
6. Meningkatkan Kerjasama Disdukcapil dengan Instansi terkait
7. Meningkatkan Ketersediaan Database Kependudukan berskala Kota
8. Meningkatkan Pelayanan Dokumen Kependudukan secara Optimal
9 Meningkatkan mutu pembinaan kepada perpustakaan di Kota Pontianak.
10. Meningkatkan mutu pengelolaan arsip Perangkat Daerah
11. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik
12. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat kelurahan
13. Meningkatkan koordinasi ketentraman dan ketertiban umum
14. Mengoptimalkan peyelenggaraan urusan pemerintahan umum
15. Meningkatkan dukungan pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD
16. Meningkatkan Layanan Informasi Publik
17. Meningkatkan Kualitas Data Statistik Sektoral Kota Pontianak dan Kualitas Informasi Pembangunan
Meningkatkan 1. Meningkatnya Akuntabilitas 1. Meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah
Penerapan Keuangan
Akuntabilitas 2. Meningkatkan akuntabilitas pengelolaan barang milik daerah
Keuangan 2. Meningkatnya kualitas 1. Meningkatkan Pelaporan Kinerja Pemerintahan
penyelenggaraan urusan
2. Meningkatkan kerjasama Pemerintah Kota Pontianak dengan Kota-kota lainnya
pemerintah daerah
3. Meningkatkan penerimaan pendapatan daerah

VI.4
Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Visi : Pontianak Kota Khatulistiwa Berwawasan Lingkungan, Cerdas dan Bermartabat


Misi 4 : Mewujudkan masyarakat yang sejahtera, mandiri, kreatif dan berdaya saing

Tujuan Sasaran Strategi


Meningkatkan 1. Meningkatnya sektor pertanian 1. Optimalisasi Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Tangkap
kesejahteraan, dan perikanan
2. Optimalisasi pengelolaan perikanan budidaya
kemandirian, kretifitas
dan daya saing 3. Optimalisasi pengolahan dan pemasaran hasil perikanan
masyarakat 4. Meningkatkan penyediaan dan pengembangan sarana pertanian
5. Meningkatkan penyediaan dan pengembangan prasarana pertanian
6. Meningkatkan penyuluhan pertanian
7. Meningkatkan dukungan kesehatan dan jumlah ternak untuk mendukung swasembada daging
8. Optimalisasi pengendalian kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner
2. Meningkatnya sektor perdagangan 1. Peningkatan Sarana Distribusi Perdagangan
2. Fasilitasi Perizinan dan Pendaftaran Perusahaan
3. Stabilisasi Harga Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting
4. Pengembangan Ekspor
5. Peningkatan Standarisasi dan Perlindungan Konsumen
6. Peningkatan Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri
3. Meningkatnya sektor Industri 1. Perencanaan dan Pembangunan Industri
2. Pengendalian Izin Usaha Industri Kabupaten/Kota
3. Pengelolaan Sistem Informasi Industri Nasional
4. Meningkatnya daya Saing 1. Fasilitasi Izin Usaha Simpan Pinjam
Koperasi dan Usaha Mikro 2. Peningkatan Pengawasan dan Pemeriksaan Koperasi
3. Peningkatan Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam Koperasi
4. Peningkatan Pendidikan dan Latihan Koperasi
5. Peningkatan Pemberdayaan dan Perlindungan Koperasi
6. Peningkatan Pemberdayaan Usaha Mikro
7. Pengembangan Usaha Mikro
5. Meningkatnya investasi daerah 1. Melakukan pengendalian pelaksanaan penanaman modal
2. Menciptakan iklim yang kondusif bagi penanaman modal
3. Melaksanakan promosi penanaman modal
6. Meningkatnya sektor pariwisata 1. Meningkatkan daya tarik destinasi pariwisata
2. Meningkatkan pemasaran pariwisata
7. Meningkatnya Kemandirian PMKS 1. Meningkatkan Kualitas Pemberdayaan Sosial,Bantuan Sosial,Perlindungan Jaminan Sosial dan Pelayanan
Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

VI.5
Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

2. Meningkatkan Penanganan Warga Negara Migran Yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan
3. Melaksanakan Rehabilitasi Sosial Dasar
4. Meningkatkan Kualitas Perlindungan dan Jaminan Sosial
5. Meningkatkan Kualitas Penanganan Bencana Alam
6. Melaksanakan Pengelolaan Taman Makan Pahlawan
8. Meningkatnya Penyerapan Tenaga 1. Meningkatkan Kesempatan Kerja
Kerja
2. Melaksanakan pelatihan kerja untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja
3. Meningkatkan hubungan industrial yang harmonis antara pengusaha dan pekerja

Visi : Pontianak Kota Khatulistiwa Berwawasan Lingkungan, Cerdas dan Bermartabat


Misi 5 : Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan kota yang bersih, hijau, aman, tertib, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan

Tujuan Sasaran Strategi


Mewujudkan Kota 1. Menurunnya Pencemaran 1. Meningkatkan Pembangunan IPAL Komunal di Kawasan Permukiman
yang Bersih, Hijau , Lingkungan
2. Menyediakan alat Pemulihan Air yang ditempatkan di Badan Parit/Sungai
Nyaman, dan
3. Meningkatkan Fasilitas dan sarana dalam pemantauan kualitas air permukaan di badan sungai/parit
Berwawasan
Lingkungan 4. Menerapkan Sanksi terhadap pelanggaran terhadap perda pengelolaan air limbah
5. Melakukan Penataan Ruang Terbuka Hijau
6. Melaksanakan Program Keanekaragaman jayati
7. Penegakan hukum lingkungan
8. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengelolaan sampah dan operasional kebersihan
9. Mendorong peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah sejak dari sumbernya
10. Mengembangkan sistem dan pengelolaan persampahan regional
2. Meningkatnya Kualitas Tata Ruang 1. Melakukan penataan bangunan dan lingkungan
2. Melaksanakan tata ruang sesuai dengan peraturan ketataruangan
Mewujudkan Kota 1. Meningkatnya Ketertiban di 1. Meningkatkan keamanan dan ketertiban untuk mendukung terciptanya iklim investasi yang kondusif
yang Aman dan Tertib Kalangan Masyarakat
2. Menegakkan Peraturan Daerah Kota dan Peraturan Walikota
2. Meningkatnya Toleransi di 1. Meningkatkan Peran Partai Politik dan Lembaga Pendidikan Melalui Pendidikan Politik dan Pengembangan Etika
Kalangan Masyarakat serta Budaya Politik
2. Meningkatkan Penguatan Indeologi Pancasila dan Karakter Kebangsaan bagi masyarakat
3. Meningkatkan Kewaspadaan Nasional dan Meningkatkan Kualitas dan Fasilitasi Penanganan Konflik Sosial
3. Meningkatnya Kapasitas Daerah 1. Melaksanakan Upaya Penanggulangan Bencana Sesuai standar
dalam Penanggulangan Bencana
2. Meningkatkan penanganan dan pelayanan tanggap darurat bencana kebakaran
dan Kebakaran

VI.6
Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

6. 2. ARAH KEBIJAKAN

Arah kebijakan merupakan suatu bentuk konkrit dari usaha pelaksanaan perencanaan pembangunan
yang memberikan arahan dan panduan kepada pemerintah daerah agar lebih optimal dalam
menentukan dan mencapai tujuan. Arah kebijakan juga merupakan keputusan dari stakeholder sebagai
pedoman untuk mengarahkan perumusan strategi yang dipilih agar selaras dalam mencapai tujuan dan
sasaran pada setiap tahapan.
Selain itu, arah kebijakan pembangunan daerah juga merupakan pedoman dalam mengarahkan
rumusan strategi yang sebelumnya telah dirumuskan agar lebih sistematis dalam mencapai tujuan dan
sasaran dalam kurun waktu 5 (lima) tahun periode pembangunan. Penekanan prioritas dalam setiap
tahapan berbeda-beda, tetapi memiliki kesinambungan dari satu periode ke periode lainnya atau satu
tahun ke tahun berikutnya dalam rangka mencapai mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran yang telah
ditetapkan. Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi agar memiliki fokus dan sesuai
dengan pengaturan pelaksanaannya.
Arah kebijakan pembangunan Kota Pontianak tahun 2020-2024 ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 6. 2. Arah Kebijakan Pembangunan Kota Pontianak Tahun 2020-2024

ARAH KEBIJAKAN
Tahun Tahun Tahun
Tahun Pertama Kedua Ketiga Tahun Keempat Kelima
(2020) (2021) (2022) (2023) (2024)
TAHAPAN FOKUS PEBANGUNAN
Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap
Konsolidasi Percepatan Pengembangan Pemantapan Penguatan
Penguatan tata Optimalisasi Melaksanakan Memperindah Peningkatan
kelola pengelolaan pembangunan di dan kualitas
pemerintahan sumber daya seluruh wilayah meningkatkan lingkungan
serta kota secara dan seluruh kualitas sarana hidup, ekonomi
pemenuhan cerdas serta sektor secara dan prasarana dan sosial
sarana dan Percepatan seimbang sesuai perkotaan serta budaya untuk
prasarana dasar Pembangunan karakteristik dan optimalisasi mewujudkan
perkotaan untuk kawasan dan potensi masing- peran seluruh kota yang
mewujudkan sektor strategis masing wilayah stakeholder berwawasan
kota yang yang yang disertai dengan untuk lingkungan,
aman dan mendukung peningkatan mewujudkan cerdas dan
nyaman peningkatan aksessibilitas kota yang bermartabat
produktifitas antar kawasan aman, nyaman,
dan produktif, dan
kesejahteraan berkelanjutan
masyarakat

Adapun beberapa pelaksanaan dari arah kebijakan dilaksanakan dalam rencana waktu pelaksanaan
tahun jamak / multiyears sebagai berikut :

VI.7
Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 6.3 Rencana Waktu Pelaksanaan Tahun Jamak / Multiyears Tahun 2020-2024
No. Tahap Pembangunan Waktu Pelaksanaan
2020 2021 2022 2023 2024
1. Pembangunan Rumah Sakit Kecamatan
Pontianak Utara
2. Pembangunan Gedung Sekolah Terpadu
Kecamatan Pontianak Selatan
3. Pembangunan Water Front City
4. Pembangunan Gedung SPN
5. Pembangunan Gedung Kejaksaan

6. 3. PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Program prioritas pembangunan daerah dirumuskan dari masing-masing strategi. Program


pembangunan daerah menggambarkan kepaduan program prioritas terhadap sasaran pembangunan
melalui strategi yang dipilih.
Dalam mewujudkan capaian keberhasilan pembangunan, Pemerintah Kota Pontianak menetapkan
rangkaian program sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 Tentang
Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah. Klasifikasi
perencanaan pembangunan dan keuangan daerah terdiri atas:
1. Program penunjang urusan Pemerintah daerah;
2. Urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar;
3. Urusan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar;
4. Urusan pilihan;
5. Unsur pendukung urusan pemerintahan;
6. Unsur penunjang urusan pemerintahan;
7. Unsur pengawas;
8. Unsur kewilayahan;
9. Unsur pemerintahan umum; dan
10. Unsur kekhususan.
Berdasarkan Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, dimana urusan
pemerintahan terdiri dari urusan pemerintahan absolut yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat,
urusan pemerintahan konkuren yang kewenangannya dibagi antara Pemerintah Pusat dan Provinsi dan
Kabupaten/Kota, serta urusan pemerintahan umum yang menjadi kewenangan Presiden sebagai Kepala
Pemerintahan.
Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan Daerah terdiri atas Urusan Pemerintahan
Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan yang diuraikan sebagai berikut:

VI.8
Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

1. Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar, meliputi 6 (enam) urusan
yaitu:
a. Pendidikan;
b. Kesehatan;
c. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
d. Perumahan rakyat dan Kawasan Permukiman;
e. Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat; dan
f. Sosial.
2. Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar, meliputi 18
(delapan belas) urusan yaitu:
a. Tenaga Kerja;
b. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
c. Pangan;
d. Pertanahan;
e. Lingkungan Hidup;
f. Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
g. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;
h. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana;
i. Perhubungan;
j. Komunikasi dan Informatika;
k. Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah;
l. Penanaman Modal;
m. Kepemudaan dan Olahraga;
n. Statistik;
o. Persandian;
p. Kebudayaan;
q. Perpustakaan; dan
r. Kearsipan.
3. Urusan Pemerintahan Pilihan meliputi 8 (delapan) urusan yaitu:
a. Kelautan dan Perikanan;
b. Pariwisata;
c. Pertanian;
d. Perdagangan; dan
e. Perindustrian.

VI.9
Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Terdapat 3 (tiga) urusan pilihan yang ada dalam Undang-Undang 23 Tahun 2014 namun
tidak masuk dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah Kota Pontianak
yaitu (1) urusan Energi dan Sumber Daya Mineral, (2) urusan Kehutanan, dan (3) urusan
Transmigrasi. Hal ini dikarenakan Kota Pontianak tidak memiliki pemanfaatan langsung
terhadap sumber daya alam baik minyak dan gas bumi yang dapat dikelola lebih lanjut, tidak
memiliki luasan taman hutan raya yang harus dikelola lebih lanjut, serta Kota Pontianak tidak
mengelola secara langsung urusan ketransmigrasian.
4. Unsur pendukung urusan pemerintahan meliputi 2 (dua) unsur yaitu:
a. Unsur Sekretariat Daerah; dan
b. Unsur Sekretariat DPRD.
5. Unsur penunjang urusan pemerintahan meliputi 7 (unsur) yaitu:
a. Unsur Perencanaan;
b. Unsur Keuangan;
c. Unsur Kepegawaian;
d. Unsur Pendidikan dan Pelatihan;
e. Unsur Penelitian dan Pengembangan;
Terdapat 2 (dua) unsur penunjang yang tidak masuk dalam perencanaan pembangunan
jangka menengah daerah Kota Pontianak yaitu (1) Unsur Penghubung, dan (2) Unsur
Pengelolaan Perbatasan Daerah.
6. Unsur Pengawasan Urusan Pemerintahan yaitu Inspektorat Daerah
7. Unsur Kewilayahan yaitu Kecamatan
8. Unsur Pemerintahan Umum yaitu Kesatuan Bangsa dan Politik.

Adapun keterkaitan antara Misi, Tujuan, sasaran dan program pembangunan dapat dilihat pada tabel
6.4 berikut:

VI.10
Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah
Tabel 6.4
Program Pembangunan Daerah yang disertai Pagu Indikatif
Kota Pontianak 2020 - 2024
Capaian Kinerja Program dan Kerangka pendanaan
Misi/Tujuan/Sasaran/Program Kondisi
Kode Indikator Kinerja 2021 2022 2023 2024 Kondisi pada akhir periode RPJMD
Pembangunan Daerah Kinerja Awal
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

Misi 1 : MEWUJUDKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA YANG SEHAT, CERDAS DAN BERBUDAYA

1 TUJUAN 1 :
Meningkatkan Kualitas Hidup Indeks Pembangunan Manusia 79.35% 79.35% 80.40% 80.85% 81.30% 81.30%
Masyarakat (IPM)
1 1 SASARAN 1 :
Meningkatnya Derajat Kesehatan 1. Angka Harapan Hidup 72,82 thn 73,01 thn 73,19 thn 73,36 thn 73,54 thn 73,54 thn
Masyarakat 2. Angka Stunting Balita 17.04% 18.00% 17.00% 16.00% 14.00% 14.00%

DINAS KESEHATAN

1 1 1 Program Pemenuhan Upaya 1. Persentase Puskesmas yg


Kesehatan Perorangan Dan Upaya menyelenggarakan
Kesehatan Masyarakat Pelayanan kesehatan ibu 85% 87% 189,036,921,840 85% 215,561,574,621 95% 211,604,483,181 100% 250,314,859,905 100% 250,314,859,905
hamil dan bayi baru lahir

2. Persentase Puskesmas yg
menyelenggarakan kesehatan
90% 92% 95% 97% 100% 100%
balita

3. Persentase Puskesmas yg
melaksanakan usia anak
90% 92% 95% 97% 100% 100%
sekolah dan remaja

4. Persentase Puskesmas yg
menyelenggarakan pelayanan
75% 85% 90% 95% 100% 100%
kesehatan lansia

5. Persentase fasilitas
kesehatan sesuai standar
100% 100% 100% 100% 100% 100%

5. Persentase puskesmas yang


melaksanakan pelayanan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
reproduksi

1 1 2 Program Peningkatan Kapasitas 1. Ratio Dokter, Perawat, dan 607,878,622 2,3 per 547,987,808 2,3 per 896,773,358 2,3 per 986,450,694 2,3 per
Sumber Daya Manusia Kesehatan Bidan 2,3 per 1.000 2,3 per 1.000
1.000 1.000 1.000 1.000 986,450,694
Penduduk Penduduk
Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk
2. Jumlah Faskes yang
memenuhi SDM berkualitas
90% 90% 90% 90% 90% 90%
sesuai standar

1 1 3 Program Sediaan Farmasi, Alat 1. Persentase Fasilitas


Kesehatan dan Makanan Minuman Kesehatan Farmasi, makan,
90% 90% 476,715,731 90% 298,064,730 90% 327,871,203 90% 360,658,323 90% 360,658,323
minuman sesuai standar

--- Bab VI. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah --- VI.11
Capaian Kinerja Program dan Kerangka pendanaan
Misi/Tujuan/Sasaran/Program Kondisi
Kode Indikator Kinerja 2021 2022 2023 2024 Kondisi pada akhir periode RPJMD
Pembangunan Daerah Kinerja Awal
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

1 1 4 Program Pemberdayaan Masyarakat 1. Persentase tatanan kota 90% 90% 424,575,927 90% 349,690,000 90% 349,690,000 90% 384,659,000 90% 384,659,000
Bidang Kesehatan sehat yang telah
dilaksanakan
DINAS PANGAN PERTANIAN DAN PERIKANAN

1 1 5 Program Peningkatan Diversifikasi 1.


Persentase Stabilitas
dan Ketahanan Pangan Masyarakat 90% 90% 1,225,223,364 90.5% 1,252,615,400 91% 1,315,246,170 91.5% 1,381,008,478 91,5 % 1,381,008,478
Pasokan dan Harga Pangan

2. Persentase Ketersediaan
Cadangan Pangan Daerah 60% 60% 65% 70% 75% 75%
sesuai Standar
3. Persentase Target Konsumsi
81.3% 83% 84% 84% 85% 85%
Pangan
1 1 6 Program Penanganan Kerawanan 1. Persentase Peningkatan
90% 90% 147,205,650 91% 183,123,000 92% 192,279,150 93% 201,893,108 93 % 201,893,108
Pangan Tahan Pangan
1 1 7 Program Pengawasan Keamanan 1.
Persentase kasus pangan
Pangan
yang tidak sesuai standar 21.0% 20.0% 79,708,905 19.5% 91,000,000 19.0% 95,550,000 18.5% 100,327,500 18.5% 100,327,500
mutu yang telah ditetapkan

1 2 SASARAN 2 :
Meningkatnya Aksesibilitas dan 1. Rata Rata Lama Sekolah 10,14 thn 10,25 thn 10,35 thn 10,44 thn 10,53 thn 10,53 thn
Kualitas Pendidikan 2. Angka Harapan Lama
14,99 Thn 15,28 Thn 15,31 Thn 15,43 Thn 15,56 Thn 15,56 Thn
Sekolah
3. Persentase Cagar Budaya
Kota yang Diletarikan 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 85.00% 85.00%

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

1 2 1 Program Pengelolaan Pendidikan 1. persentase warga 7 - 15


tahun yang berpartisipasi
100% 100% 154,855,312,677 100% 139,386,397,238 100% 140,083,329,224 100% 165,783,745,870 100% 165,783,745,870
dalam pendidikan ( SD / MI
dan SMP/MTs)
2. Persentase Warga Negara
Usia 5-6 tahun yang
100% 100% 100% 18,430,690,459 100% 18,485,423,911 100% 18,540,431,030 100% 18,540,431,030
berpartisipasi dalam
pendidikan PAUD
3. Persentase warga negara
usia 7--18 tahun yang belum
menyelesaikan pendidikan
dasar dan atau menengah 100% 100% 100% 3,653,639,356 100% 3,671,907,553 100% 3,690,267,091 100% 3,690,267,091
yang berpatisipasi dalam
pendidikan kesetaraan

--- Bab VI. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah --- VI.12
Capaian Kinerja Program dan Kerangka pendanaan
Misi/Tujuan/Sasaran/Program Kondisi
Kode Indikator Kinerja 2021 2022 2023 2024 Kondisi pada akhir periode RPJMD
Pembangunan Daerah Kinerja Awal
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

1 2 2 Program Pendidik dan Tenaga 1. Persentase Tenaga Pendidik


Kependidikan yang memiliki kualifikasi D-IV
dan S1 bagi Satuan
100% 100% 28,172,821,653 100% 28,195,196,007 100% 28,336,171,987 100% 28,477,852,847 100% 28,477,852,847
Pendidikan Dasar, PAUD,
dan Pendidikan
Nonformal/Kesetaraan
1 2 3 Program Pengembangan Bahasa 1. Persentase Terlaksananya
dan Sastra Pengembangan Bahasa dan
Sastra
100% 0% - 100% 200,000,000 100% 201,000,000 100% 202,005,000 100% 202,005,000

1 2 4 Program Pengembangan 1. Persentase Pengembangan


Kebudayaan Kebudayaan yang di kelola 100% 100% 2,245,866,626 100% 2,201,820,959 100% 2,212,830,064 100% 2,223,894,214 100% 2,223,894,214
dan dilestarikan
1 2 5 Program Pengembangan Kesenian 1. Persentase Peningkatan
Tradisional akses masyarakat dalam
penyelenggaraan dan 100% 100% 68,398,775 100% 68,740,769 100% 69,084,473 100% 69,429,895 100% 69,429,895
pelaksanaan kegiatan
1 2 6 Program Pembinaan Sejarah 1. Persentase Objek kemajuan
kebudayaan yang
dikembangkan
100% 100% 135,956,350 100% 136,636,132 100% 137,319,312 100% 138,005,909 100% 138,005,909
(penyebarluasan, pengkajian,
penanyangan keragaman)

1 2 7 Program Pelestarian dan 1. Persentase Teregister cagar


Pengelolaan Cagar Budaya budaya (pendaftaran,
pengkajian, penetapan,
100% 100% 78,270,316 100% 133,936,668 100% 134,606,351 100% 135,279,383 100% 135,279,383
pencatatan, pemeringaktan,
penghapusan)

1 2 8 Program Pengelolaan Permuseuman 1. Persentase Pengelolaan,


pengamanan,
pengembangan dan 100% 100% 200,000,000 100% 201,000,000 100% 202,005,000 100% 203,015,025 100% 203,015,025
pemanfaatan koleksi museum

1 3 SASARAN 3 :
Meningkatnya Pengendalian 1. Laju Pertumbuhan Penduduk 1.65% 1.65% 1.51% 1.23% 1.11% 1.11%
Pertumbuhan Jumlah Penduduk,
Peran Perempuan dan Perlindungan 2. Indeks Pembangunan Gender 93.92% 93.92% 93.98% 94.05% 94.17% 94.17%
Anak Kota Pontianak

--- Bab VI. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah --- VI.13
Capaian Kinerja Program dan Kerangka pendanaan
Meningkatnya Pengendalian
Misi/Tujuan/Sasaran/Program Kondisi
Kode Pertumbuhan Jumlah Penduduk, Indikator Kinerja 2021 2022 2023 2024 Kondisi pada akhir periode RPJMD
Pembangunan Daerah Kinerja Awal
Peran Perempuan dan Perlindungan
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
Anak
3. Tingkat Capaian Kota Layak Pratama Pratama Madya Nindya Utama Utama
Anak

DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK, KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

1 3 1 Program Pengendalian Penduduk 1. TFR (Angka Kelahiran Total) 2.17 2.39 258,988,035 2.21 277,176,390 2.19 297,088,029 2.1 318,990,832 2.1 318,990,832

2. Angka Kelahiran Remaja


umur 15-19 tahun (Age
546 549 400 350 325 325
Specific Fertility Rate/ASFR
15-19)
1 3 2 Program Pembinaan Keluarga 1. Persentase pemakaian 3,432,786,738
Berencana (KB) kontrasepsi Modern
70.23% 70.48% 70.52% 2,850,876,019 70.61% 2,902,654,821 70.72% 2,959,611,503 70.72% 2,959,611,503
(Modern Contraceptive
Prevalence Rate/mCPR)
2. Persentase kebutuhan
ber-KB yang tidak 12.14% 12.47% 8% 7.70% 7.40% 7.40%
terpenuhi (unmet need)
1 3 3 Program Pemberdayaan dan 1. Median Usia Kawin Pertama 993,190,262
Peningkatan Keluarga Sejahtera (KS) Perempuan (MUKP) seluruh
0.0% 19.0% 20.9% 329,142,704 21.0% 362,056,974 21.0% 398,262,672 21.00% 398,262,672
wanita umur 25-49 tahun

2. Persentase Baduta Stunting


0% 25% 24% 22% 19% 19%

1 3 4 Program Pengarus Utamaan Gender 1. Tingkat capaian Anugerah


dan Pemberdayaan Perempuan Parahita Ekapraya (APE) Pratama Pratama 148,816,150 Madya 201,632,329 Madya 221,795,562 Madya 243,975,118 Madya 243,975,118

1 3 5 Program Perlindungan Perempuan 1. Rasio kekerasan


terhadap perempuan,
termasuk TPPO (per 0.0037 0.0038 620,643,059 0.0036 252,864,550 0.0033 252,045,805 0.0031 315,465,185 0.0031 315,465,185
100.000 penduduk
perempuan)

1 3 6 Program Pengelolaan Sistem Data 1. Persentase keterlibatan


Gender dan Anak stackholder dalam
pemutakhiran data Gender 60% 65% 9,500,000 75% 14,291,200 90% 15,720,320 100% 17,292,352 100% 17,292,352
dan Anak

1 3 7 Program Pemenuhan Hak Anak 1. Persentase Forum Anak


(PHA) Daerah Aktif 100% 100% 378,315,260 100.00% 212,948,010 100% 234,242,811 100% 257,667,092 100% 257,667,092

1 3 8 Program Perlindungan Khusus Anak 1. Persentase anak korban


kekerasan yang ditangani
100% 100% 84,521,590 100% 101,171,840 100% 111,289,024 100% 122,417,926 100% 122,417,926
instansi terkait kabupaten /
kota

--- Bab VI. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah --- VI.14
Capaian Kinerja Program dan Kerangka pendanaan
Misi/Tujuan/Sasaran/Program Kondisi
Kode Indikator Kinerja 2021 2022 2023 2024 Kondisi pada akhir periode RPJMD
Pembangunan Daerah Kinerja Awal
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

1 3 9 Program Pemberdayaan Lembaga 1. Persentase keterlibatan LPM


Kemasyarakatan, Lembaga Adat dan dalam pembangunan
0% 55% 300,513,924 60% 468,039,000 75% 514,842,900 90% 566,327,190 90% 566,327,190
Masyarakat Hukum Adat Kelurahan

1 4 SASARAN 4 :
Meningkatnya Kualitas dan Prestasi 1. Persentase Peningkatan 2.50% 2.54% 2.56% 2.58% 2.60% 2.60%
Pemuda dan Olahraga Pemuda dan Olahraga Yang
Berprestasi di Tingkat Kota /
Provinsi / Nasional

DINAS KEPEMUDAAN, OLAHRAGA DAN PARIWISATA

1 4 1 Program Pengembangan Kapasitas 1. Persentase Meningkatnya


Daya Saing Kepemudaan Peran Serta Kepemudaan 25.24% 25.56% 1,927,456,865 26.19% 2,232,577,598 26.43% 2,386,673,653 26.65% 2,490,728,095 26.65% 2,490,728,095

1 4 2 Program Pengembangan Kapasitas 1. Persentase Meningkatnya


Kepramukaan organisasi kepramukaan
15.00% 15.23% 86,924,330 15.37% 99,196,163 15.51% 109,115,779 15.64% 120,027,357 15.64% 120,027,357
yang dibina dan
dikembangkan.
1 4 3 Program Pengembangan Kapasitas 1. Presentase Peningkatan
Daya Saing Keolahragaan Penyelenggaraan Kejuaraan
2.56 2.60 4,697,046,617 2.64 4,879,663,684 2.67 4,930,244,321 2.70 5,033,650,298 2.70 5,033,650,298
Olahraga Tingkat Daerah
Kabupaten/Kota

Misi 2 : MENCIPTAKAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN YANG BERKUALITAS DAN REPRESENTATIF

2 TUJUAN 1 :
Meningkatnya kualitas Infrastruktur 1. Indeks Infrstruktur 72.85% 77.92% 79.25% 81.25% 82.92% 82.92%
dasar perkotaan
2 1 SASARAN 1 :
Meningkatnya Kualitas Infrastruktur 1. Rasio Infrastruktur Jalan 86.60% 87.50% 88.00% 90.00% 92.00% 92.00%
Jalan dan Drainase Perkotaan
2. Rasio Infrastruktur Saluaran
Drainase 47.00% 50.00% 52.00% 54.00% 60.00% 60.00%

--- Bab VI. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah --- VI.15
Capaian Kinerja Program dan Kerangka pendanaan
Misi/Tujuan/Sasaran/Program Kondisi
Kode Indikator Kinerja 2021 2022 2023 2024 Kondisi pada akhir periode RPJMD
Pembangunan Daerah Kinerja Awal
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

2 1 1 Program Penyelenggaraan Jalan 1. Persentase penambahan


2.00% 2.00% 70,572,500,693 2.00% 60,145,678,000 2.00% 83,770,738,000 2.00% 102,794,500,000 2.00% 102,794,500,000
kinerja jalan kota
2 1 2 Program Pengelolaan Sumber Daya 1. Persentase berkurangnya
Air luas genangan hujan / 47.00% 50.00% 14,085,257,688 50.00% 23,300,000,000 33.33% 32,660,000,000 16.67% 35,250,000,000 16.67% 35,250,000,000
pasang tiap tahun
2 1 3 Program Pengelolaan dan 1. Persentase optimalisasi
Pengembangan Sistem Drainase sistem jaringan drainase yang 56% 50% 43,231,023,745 50.00% 28,845,678,000 33.33% 40,153,738,000 16.67% 60,544,500,000 16.67% 60,544,500,000
dipelihara
2 1 4 Program Pengembangan 1. Persentase pelaksanaan 100% 100% 20,522,970,440 100.00 26,260,000,000 100.00 1,300,000,000 100.00 1,300,000,000 100.00 1,300,000,000
Permukiman pembangunan dan
pengembangan infrastruktur
kawasan permukiman

2 2 SASARAN 2 :
Meningkatnya Aksesibilitas 1. Persentase Warga yang
Masyarakat Terhadap Air Minum Memperoleh Kebutuhan
86.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
Pokok Air Minum Sehari Hari

2 2 1 Program Pengelolaan dan 1. Persentase sarana prasarana 85% 100% 6,723,106,756 100% 3,976,541,000 100% 9,316,590,000 100% 9,000,000,000 100% 9,000,000,000
Pengembangan Sistem Penyediaan perpipaan terakses ke Rumah
Air Minum Tangga

2 2 2 Program Pengelolaan dan 1. Persentase jumlah KK yang


Pengembangan Sistem Air Limbah dilayani sanitasi 91.82% 90.00% 934,182,660 91.96% 2,250,000,000 92.03% 4,250,000,000 92.10% 10,485,600,000 92.10% 10,485,600,000

2 3 SASARAN 3 :
Meningkatnya Kualitas Sarana dan 1. Persentase Kantor Perangkat
Prasarana Pelayanan Publik Daerah Dalam Kondisi Baik 50.00% 60.00% 65.00% 70.00% 75.00% 75.00%

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

2 3 1 Program Penataan Bangunan 1. Persentase capaian penataan


Gedung bangunan gedung dan
pelaksanaan kegiatan
penataan dalam
penyelenggaraan bangunan 100% 100% 48,182,666,079 100% 40,183,424,416 100% 43,362,050,196 100% 55,428,266,091 100% 55,428,266,091
gedung pemerintah dan
pelayanan publik serta
pemberian IMB dan SLF
bangunan gedung

--- Bab VI. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah --- VI.16
Capaian Kinerja Program dan Kerangka pendanaan
Misi/Tujuan/Sasaran/Program Kondisi
Kode Indikator Kinerja 2021 2022 2023 2024 Kondisi pada akhir periode RPJMD
Pembangunan Daerah Kinerja Awal
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

2 3 1 Program Pengembangan Jasa 1. Persentase capaian


Konstruksi pengembangan jasa 100% 100% 460,828,241 100% 550,000,000 100% 810,000,000 100% 810,000,000 100% 250,000,000
konstruksi
2 4 SASARAN 4 :
Meningkatnya Kualitas Sarana Dan 1. Indeks Infrastruktur
Prasarana Lingkungan Permukiman Permukiman 89.50% 90.00% 90.50% 91.50% 92.50% 92.50%

DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN

2 4 1 Program Pengembangan Perumahan 1. Persentase penyediaan dan


rehabilitasi rumah layak huni
bagi korban bencana 99% 100% 5,022,424,358 100% 2,688,676,000 100% 2,766,176,000 100% 2,766,176,000 100% 2,766,176,000

2 4 2 Program Peningkatan Prasarana, 1. Persentase Prasarana,


Sarana dan Utilitas Umum (PSU) Sarana, dan Utilitas dalam 75.38% 78.50% 100,267,902,073 82.70% 57,491,238,233 87.70% 61,473,794,300 92.60% 73,124,218,196 92.60% 73,124,218,196
kondisi baik
2 4 3 Program Kawasan Permukiman 1. Persentase Kawasan
Permukiman Kumuh di
6.67% 10.00% 8,915,360,599 11.33% 14,947,444,200.00 12.67% 13,632,099,628.00 14.67% 14,399,267,430.00 14.67% 14,399,267,430.00
Bawah 10 (sepuluh) Ha di
Kota yang Ditangani
2 4 4 Program Perumahan dan Kawasan 1. Berkurangnya jumlah unit
Permukiman Kumuh RTLH (Rumah Tidak layak 0.00% 1.50% 861,257,560 2.47% 5,079,540,200.00 2.47% 5,500,000,000.00 2.47% 6,000,000,000.00 8.91% 6,000,000,000.00
Huni)
2 4 5 Program Pengelolaan Tanah Kosong 1. Persentase bidang tanah
Pemerintah Kota Pontianak
yang telah dimanfaatkan 100% 100% 72,497,880 100% 120,197,000 100% 120,197,000 100% 120,197,000 100% 120,197,000
sesuai peruntukan

2 4 6 Program Penyelesaian Ganti 1. Persentase penyelesaian


Kerugian dan Santunan Tanah Untuk ganti rugi tanah untuk 41% 100% 48,291,553,786 100% 15,487,902,800 100% 14,239,077,086 100% 14,275,709,385 100% 14,275,709,385
Pembangunan pembangunan
2 4 7 Program Penatagunaan Tanah 1. Persentase penggunaan
tanah 100% 100% 111,270,000 100% 162,570,000 100% 162,570,000 100% 162,570,000 100% 162,570,000

2 4 8 Program Penyelesaian Sengketa 1. Prosentase Penyelesaian


Tanah Garapan konflik pertanahan yang 100% 80% 43,194,900 100% 82,080,000 100% 95,760,000 100% 109,440,000 100% 109,440,000
dimediasi
2 5 SASARAN 5 :
Meningkatnya Kualitas Transportasi 1. Rata-Rata Waktu Tempuh
0,05 Jam 0,05 Jam 0,05 Jam 0,05 Jam 0,05 Jam 0,05 Jam

--- Bab VI. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah --- VI.17
Capaian Kinerja Program dan Kerangka pendanaan
Misi/Tujuan/Sasaran/Program Kondisi
Kode Indikator Kinerja 2021 2022 2023 2024 Kondisi pada akhir periode RPJMD
Pembangunan Daerah Kinerja Awal
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

DINAS PERHUBUNGAN

2 5 1 Program Penyelenggaraan Lalu 1. Presentase Perlengkapan


Lintas dan Angkutan Jalan Jalan dan Pendukung Lalu
Lintas yang disediakan dan 80.00% 80.00% 31,220,364,816 80.00% 32,772,510,000 82.00% 34,217,190,000 82.00% 35,569,248,000 82.00% 35,569,248,000
dilakukan pemeliharaan

2. Presentase Jalan Utama


Dalam Kondisi Tertib dan 80.00% 80.00% 80.00% 82.00% 82.00% 82.00% 35,569,248,000
Lancar
3. Presentase Kendaraan
bermotor Laik Jalan 80.00% 80.00% 80.00% 82.00% 82.00% 82.00% 35,569,248,000

2 5 2 Program Pengelolaan Pelayaran 1. Persentase Pembangunan


Fasilitas yang dibangun,
Pemeliharaan, dan
Pengawasan pada Pelabuhan 80.00% 80.00% 952,721,700 80.00% 2,603,290,000 82.00% 3,215,000,000 82.00% 3,185,000,000 82.00% 3,185,000,000
Sungai dan Dermaga
Penyeberangan

Misi 3 : MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT YANG DIDUKUNG DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI SERTA APARATUR YANG BERINTEGRITAS, BERSIH DAN CERDAS

3.1 TUJUAN 1 :
Meningkatkan Tata Kelola 1. Indeks Reformasi Birokrasi
Pemerintahan dan Akuntabilitas 65.74 71.74 77.74 80.74 83.74 83.74
Kinerja
2. NILAI SAKIP BB A A A A A
3.1 1 SASARAN 1 :
Meningkatnya Kualitas Pelaksanaan 1. Indeks Reformasi Birokrasi
Reformasi Birokrasi (RB) 65.74 71.74 77.74 80.74 83.74 83.74

SEKRETARIAT DAERAH

3.1 1 1 Program Pemerintahan dan 1. Nilai RB pada komponen


Kesejahteraan Rakyat penataan produk hukum 71,74 71,74 1,357,248,940 71,74 1,158,136,683 71,74 1,281,835,063 71,74 1,410,018,570 71,74 1,410,018,570
daerah

3.1 1 2 Program Penunjang Urusan 1. Nilai RB pada komponen


Pemerintahan Daerah penataan dan penguatan
Kabupaten/Kota 71,74 71,74 1,168,773,593 71,74 1,253,098,915 71,74 1,386,940,030 71,74 1,525,634,033 71,74 1,525,634,033
organisasi; penataan
ketatalaksanaan

--- Bab VI. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah --- VI.18
Capaian Kinerja Program dan Kerangka pendanaan
Misi/Tujuan/Sasaran/Program Kondisi
Kode Indikator Kinerja 2021 2022 2023 2024 Kondisi pada akhir periode RPJMD
Pembangunan Daerah Kinerja Awal
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

INSPEKTORAT

3.1 1 3 Program Penyelenggaraan 1. Persentase kategori hasil 315,536,200


Pengawasan evaluasi SPIP Perangkat
Daerah dengan score 3,5 3,3% 20% 40% 308,650,000 80% 340,000,000 100% 435,000,000 100% 435,000,000
pada obrik binaan Irban

2. Persentase obrik binaan Irban


yang selesai menindaklanjuti
80% 81% 82% 27,500,000 83% 32,500,000 84% 40,000,000 84% 40,000,000
RHP BPK

3. Persentase obrik binaan Irban


yang selesai menindaklanjuti
RHP APIP 100% 100% 100% 7,500,000 100% 12,500,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000

3.1 1 4 Program Perumusan Kebijakan, 1. Persentase perumusan 1,139,155,600


Pendampingan dan Asistensi kebijakan tehnis di bidang
pengawasan dan bidang 100% 100% 100% 29,000,000 100% 36,000,000 100% 47,000,000 23,33% 47,000,000
fasilitasi pengawasan

2. Persentase aparatur
pengawasan yang mengikuti
diklat serta bimtek minimal 100% 100% 100% 1,252,600,000 100% 1,471,000,000 100% 1,616,800,000 100% 1,616,800,000
120 jam /tahun per APIP

3. Persentase unit kerja yang


memenuhi standar untuk
diusulkan memperoleh 10% 13,33% 16,67% 541,000,000 20% 574,000,000 23,33% 620,000,000 100% 620,000,000
predikat WBK/WBBM

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

3.1 1 5 Program Aplikasi Informatika 1. Persentase jumlah perangkat


daerah yang telah 91% 91% 3,647,150,040 94% 2,409,849,400 97% 2,517,395,700 100% 2,524,924,085 100% 2,524,924,085
menerapkan SPBE
3.1 1 5 Program Penyelenggaraan 1. Indeks Keamanan Informasi
Persandian Untuk Pengamanan Pemerintah Cukup Baik Cukup Baik 252,885,480 Baik 212,081,500 Baik 229,466,000 Sangat Baik 237,838,290 Sangat Baik 237,838,290
Informasi
3.1 2 SASARAN 2 :
Meningkatnya Profesionalisme ASN 1. Indeks Profesionalisme ASN 80
55 65 70 75 80

--- Bab VI. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah --- VI.19
Capaian Kinerja Program dan Kerangka pendanaan
Misi/Tujuan/Sasaran/Program Kondisi
Kode Indikator Kinerja 2021 2022 2023 2024 Kondisi pada akhir periode RPJMD
Pembangunan Daerah Kinerja Awal
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

3.1 2 1 Program Kepegawaian Daerah 1. Persentase Layanan


Administrasi Kepegawaian
80% 80% 6,131,804,326 80% 6,309,674,323 85% 6,928,022,407 90% 7,620,824,647 90% 7,620,824,647
Daerah

3.1 2 2 Program Pengembangan Sumber 1. Persentase ASN yang


Daya Manusia ditingkatkan kemampuan 80% 80% 4,561,993,957 85% 1,720,984,439 85% 1,889,640,914 90% 2,078,605,005 90% 2,078,605,005
manajerial dan fungsional
3.1 3 SASARAN 3 :
Meningkatnya Perencanaan dan 1. Presentase Nilai Perencanaan
23.5 24.5 25 25.5 26 26
Capaian Kinerja Kinerja
2 Presentase Nilai Pengukuran
dan Capaian Kinerja 30.47 35.97 36.97 37.97 38.97 38.97

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

3.1 3 1 Program Perencanaan, Pengendalian 1. Persentase Pencapaian


dan Evaluasi Pembangunan Daerah Target Program 100% 100% 1,999,387,397 100% 2,035,281,430 100% 2,261,073,640 100% 2,381,362,372 100% 2,381,362,372
Pembangunan Daerah
3.1 3 2 Program Koordinasi Dan Sinkronisasi 1. Konsistensi program RKPD
Perencanaan Perangkat Daerah ke dalam 100% 100% 1,664,523,455 100% 1,668,463,033 100% 1,668,463,033 100% 1,668,463,033 100% 1,668,463,033
APBD
3.1 3 3 Program Penelitian dan 1. Prosentase kesesuaian
Pengembangan Daerah capaian kinerja program
penelitian dan 52% 60% 1,363,413,060 60% 1,405,760,549 74% 1,551,131,809 85% 1,706,244,990 85% 1,706,244,990
pengembangan daerah
3.1.1 TUJUAN 1 (lanjutan) :
Meningkatkan Tata Kelola 3 Indeks Kepuasaan
Pemerintahan dan Akuntabilitas Masyarakat (IKM) Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Kinerja

3.1.1 1 Sasaran 1
Meningkatnya Kualitas Layanan 1. Indeks Kepuasaan
Keapada Masyarakat Masyarakat (IKM) Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik

--- Bab VI. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah --- VI.20
Capaian Kinerja Program dan Kerangka pendanaan
Misi/Tujuan/Sasaran/Program Kondisi
Kode Indikator Kinerja 2021 2022 2023 2024 Kondisi pada akhir periode RPJMD
Pembangunan Daerah Kinerja Awal
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

SEKRETARIAT DAERAH

3.1.1 1 1 Program Pemerintahan dan 1. persentase


Kesejahteraan Rakyat organisasi/lembaga sosial
masyarakat yang berfungsi 100% 100% 10,229,786,770 100% 9,986,488,216 100% 11,053,126,062 100% 12,158,438,668 100% 12,158,438,668

3.1.1 1 2 Program Perekonomian dan 1. persentase koordinasi dan


Pembangunan kebijakan bidang
perekonomian dan 100% 100% 3,137,162,925 100% 2,179,108,984 100% 2,411,855,478 100% 2,653,041,025 100% 2,653,041,025
pembangunan yang
difasilitasi
3.1.1 1 3 Program Penunjang Urusan 1.
persentase kepuasan
Pemerintahan Daerah
masyarakat terhadap
Kabupaten/Kota 100% 100% 2,607,298,337 100% 2,657,339,099 100% 2,941,164,442 100% 3,235,280,886 100% 3,235,280,886
pelayanan keprotokolan dan
komunikasi pimpinan

DINAS PENANAMAN MODAL, TENAGA KERJA, DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

3.1.1 1 4 Program Pelayanan Penanaman 1. Persentase Pelayanan


Modal Perizinan, Non Perizinan dan
100% 100% 237,748,200 100% 270,800,000 100% 277,370,000 100% 289,295,500 100% 289,295,500
Penanaman Modal yang
Sesuai Dengan SOP
3.1.1 1 5 Program Pengelolaan Data dan 1. Persentase Sistem
Sistem Informasi Penanaman Modal Pengelolaan Data dan Sistem
Informasi Pelayanan Publik 100% 100% 123,941,350 100% 30,000,000 100% 30,729,000 100% 32,050,000 100% 32,050,000
yang Terintegrasi

DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

3.1.1 1 6 Program Pendaftaran Penduduk 1. Persentase Penyelesaian 1,461,048,834


88.00 88.50 89.00 1,672,879,000 89..50 1,677,099,760 90.00 1,683,430,900 90.00 1,683,430,900
Penerbitan Kartu Keluarga
2. Persentase penyelesaian
Surat Tanda Bukti Pendataan
97.00 97.50 98.00 98.50 99.00 99.00
Penduduk Non Permanen

3. Persentase Penyelesaian
Penerbitan KTP 80.00 80.50 81.00 81.50 82.00 82.00

4. Persentase Penyelesaian
Penerbitan KIA 85.00 85.50 86.00 86.50 87.00 87.00

--- Bab VI. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah --- VI.21
1,461,048,834

Capaian Kinerja Program dan Kerangka pendanaan


Misi/Tujuan/Sasaran/Program Kondisi
Kode Indikator Kinerja 2021 2022 2023 2024 Kondisi pada akhir periode RPJMD
Pembangunan Daerah Kinerja Awal
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

5. Persentase penerbitan
dokumen KTP
El,KK,KIA,pada pelayanan 100% 100% 100% 262,500,000 100% 262,500,000 100% 262,500,000 100% 262,500,000
keliling

3.1.1 1 7 Program Pencatatan Sipil 1. Persentase Penduduk berusia 519,916,738


0-18 tahun yang menerima 40.00 42.50 45.00 380,874,900 93.50 395,709,896 50.00 417,962,390 50.00 417,962,390
Akta Kelahiran tepat waktu
2. pelaporan anak yang
Persentase
memiliki dokumen perubahan 30.00 32.50 35.00 37.50 40.00 40.00
status tepat waktu pelaporan
3. Persentase Penduduk yang
meninggal menerima Akta 30.00 32.50 35.00 37.50 40.00 40.00
Kematian tepat waktu
4. pelaporan Penduduk yang
Persentase
menikah menerima Akta
50.00 52.50 55.00 57.50 60.00 60.00
Perkawinan tepat waktu
pelaporan
5. Persentase Penduduk yang
memiliki Akte Cerai tepat 30.00 32.50 35.00 37.50 40.00 40.00
waktu pelaporan
6. Persentase penerbitan
dokumen Akte Kelahiran dan
Akte Kematian pada 100% 100% 100% 141,550,000 100% 141,550,000 100% 141,550,000 100% 141,550,000
pelayanan keliling

3.1.1 1 8 Program Pengelolaan Informasi 1. Persentase Jumlah Instansi 336,578,934


Administrasi Kependudukan yang telah memanfaatkan
Data Kependudukan melalui 75.00 77.50 80.00 269,569,600 82.50 276,435,584 85.00 286,734,560 85.00 286,734,560
DWH

2. Persentase data penduduk


anomali dalam database SIAK 1% 1% 1% 100,190,000 1% 104,197,600 1% 110,209,000 1% 110,209,000

3.1.1 1 9 Program Pengelolaan Profil 1. Persentase Penyusunan Profil


Kependudukan Kependudukan
100% 100% 19,122,933 100% 19,175,000 100% 19,942,000 100% 21,092,500 100% 21,092,500

--- Bab VI. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah --- VI.22
Capaian Kinerja Program dan Kerangka pendanaan
Misi/Tujuan/Sasaran/Program Kondisi
Kode Indikator Kinerja 2021 2022 2023 2024 Kondisi pada akhir periode RPJMD
Pembangunan Daerah Kinerja Awal
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

3.1.1 1 11 Program Informasi dan Komunikasi 1. Persentase masyarakat yang


Publik menjadi sasaran penyebaran
informasi publik yang
mengetahui kebijakan dan 89.44% 89.44% 1,045,675,814 93% 1,107,148,800 96% 1,184,040,140 100% 1,170,499,250 100% 1,170,499,250
program prioritas pemerintah
dan pemerintah daerah

3.1.1 1 12 Program Penyelenggaraan Statistik 1. Presentase Tingkat


Sektoral terselenggaranya kegiatan
Statistik Sektoral Kota 90% 90% 559,708,964 92% 548,468,500 95% 601,717,200 98% 634,773,375 98% 634,773,375
Pontianak

DINAS PERPUSTAKAAN

3.1.1 1 13 Program Pembinaan Perpustakaan 1. Persentase Koleksi Buku


yang Tersedia di 50% 50% 794,513,673 50% 836,270,900 50% 916,442,800 50% 927,684,040 50% 927,684,040
Perpustakaan
3.1.1 1 14 Program Pengelolaan Arsip 1. Indeks kearsipan Baik Baik 224,948,640 Baik 251,193,200 Baik 228,232,900 Baik 291,644,350 Baik 291,644,350
3.1.1 1 15 1. Persentase Arsip Statis yang
Program Perlindungan dan
telah dibuatkan Daftar Arsip 65% 65% 5,600,000 65% 8,610,000 65% 9,040,500 65% 9,492,700 65% 9,492,700
Penyelamatan Arsip
Statis

SEKRETARIAT DEWAN

3.1.1 1 16 Program Dukungan Pelaksanaan 1. Persentase fasilitasi


Tugas dan Fungsi DPRD pelaksanaan tugas dan fungsi 100% 100% 13,833,398,720 100% 14,851,122,437 100% 15,469,165,334 100% 15,315,014,394 100% 15,315,014,394
DPRD

2. Presentase fasilitasi
kehumasan, protokoler,
perjalanan dinas dalam 100% 100% 100% 100% 100% 100%
rangka pelaksanaan tugas
dan fungsi DPRD

KECAMATAN PONTIANAK BARAT

3.1.1 1 17 Program Penyelenggaraan 1. Presentase terlaksananya


Pemerintahan dan Pelayanan Publik kegiatan pemerintahan dan 90% 90% 262,224,725 90% 274,604,098 95% 281,606,502 100% 341,584,119 100% 341,584,119
pelayanan publiik
3.1.1 1 18 Program Pemberdayaan Masyarakat 1. Presentase Keterlibatan
Desa dan Kelurahan Masyarakat dalam kegiatan 90% 90% 611,190,005 90% 2,038,640,684 95% 2,054,926,021 100% 2,127,037,472 100% 2,127,037,472
Kecamatan
2. Presentase LPM Aktif

--- Bab VI. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah --- VI.23
Capaian Kinerja Program dan Kerangka pendanaan
Misi/Tujuan/Sasaran/Program Kondisi
Kode Indikator Kinerja 2021 2022 2023 2024 Kondisi pada akhir periode RPJMD
Pembangunan Daerah Kinerja Awal
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

3.1.1 1 19 Program Koordinasi Ketentraman 1. Presentase Koordinasi


dan Ketertiban Umum Gangguan Trantibum yang 90% 90% 398,853,047 90% 103,529,454 95% 106,169,455 100% 110,150,810 100% 110,150,810
dapat diselesaikan
3.1.1 1 20 Program Penyelenggaraan Urusan 1. Presentasi Koordinasi
Pemerintahan Umum penyelenggaraan urusan 90% 90% 554,477,879 90% 647,226,363 95% 663,730,635 100% 688,620,538 100% 688,620,538
pemerintahan umum

KECAMATAN PONTIANAK TIMUR

3.1.1 1 21 Program Penyelenggaraan 1. Persentase terlaksananya


Pemerintahan dan Pelayanan Publik kegiatan pemerintahan dan 80% 80% 157,303,160 82% 172,000,000 85% 180,630,000 90% 282,500,000 90% 282,500,000
pelayanan publik
3.1.1 1 22 Program Pemberdayaan Masyarakat 1. Presentase Lembaga
Desa dan Kelurahan Kemasyarakatan yang Aktif
(LPM, PKK, Karang 75% 75% 1,123,513,500 80% 3,686,000,000 82% 4,056,656,545 85% 4,320,000,000 85% 4,320,000,000
taruna/forum anak, RT/RW,
Posyandu)
3.1.1 1 23 Program Koordinasi Ketentraman 1. Persentase Koordinasi
dan Ketertiban Umum Penanganan Gangguan 80% 80% 555,214,350 82% 110,000,000 85% 115,000,000 90% 120,000,000 90% 120,000,000
Trantibum
3.1.1 1 24 Program Penyelenggaraan Urusan 1. Persentasi Koordinasi
Pemerintahan Umum penyelenggaraan urusan 80% 80% 846,577,710 82% 943,526,545 85% 1,010,000,000 90% 1,135,000,000 90% 1,135,000,000
pemerintahan umum

KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

3.1.1 1 25 Program Penyelenggaraan 1. Presentase terlaksananya


Pemerintahan dan Pelayanan Publik kegiatan pemerintahan dan 90 % 90 % 142,357,620 90 % 96,390,000 95 % 98,317,800 100 % 103,233,690 100 % 103,233,690
pelayanan publiik
3.1.1 1 26 Program Pemberdayaan Masyarakat 1. Presentase keterlibatan
Desa dan Kelurahan masayarakat dalam kegiatan 90 % 90 % 1,150,475,915 90 % 2,965,199,600 95 % 2,969,503,592 100 % 2,980,478,772 100 % 2,980,478,772
di Kecamatan
3.1.1 1 27 Program Koordinasi Ketentraman 1. Presentase Koordinasi
dan Ketertiban Umum Gangguan Trantibum yang 90 % 90 % 428,135,064 90 % 102,000,000 95 % 104,040,000 100 % 109,242,000 100 % 109,242,000
dapat diselesaikan
3.1.1 1 28 Program Penyelenggaraan Urusan 1. Presentasi Koordinasi
Pemerintahan Umum penyelenggaraan urusan 90 % 90 % 406,239,619 90 % 525,708,000 95 % 536,222,160 100 % 563,033,268 100 % 563,033,268
pemerintahan umum

KECAMATAN PONTIANAK UTARA

3.1.1 1 29 Program Penyelenggaraan 1. Presentase terlaksananya


Pemerintahan dan Pelayanan Publik kegiatan pemerintahan dan 90% 90% 81,202,691 90% 87,099,000 95% 95,360,000 100% 111,482,400 100% 111,482,400
pelayanan publik
3.1.1 1 30 Program Pemberdayaan Masyarakat 1. Persentase keterlibatan
Desa dan Kelurahan masyarakat dalam kegiatan di 90% 90% 987,550,347 90% 2,231,683,800 95% 2,291,819,375 100% 2,291,819,375 100% 2,291,819,375
kecamatan
3.1.1 1 31 Program Koordinasi Ketentraman 1. Presentase Koordinasi
dan Ketertiban Umum Gangguan Trantibum yang 90% 90% 368,483,786 90% 71,227,000 95% 73,358,740 100% 109,656,544 100% 109,656,544
dapat diselesaikan
3.1.1 1 32 Program Penyelenggaraan Urusan 1. Presentasi Koordinasi
Pemerintahan Umum penyelenggaraan urusan 90% 90% 361,566,762 90% 433,342,146 95% 441,893,410 100% 552,084,100 100% 552,084,100
pemerintahan umum

--- Bab VI. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah --- VI.24
Capaian Kinerja Program dan Kerangka pendanaan
Misi/Tujuan/Sasaran/Program Kondisi
Kode Indikator Kinerja 2021 2022 2023 2024 Kondisi pada akhir periode RPJMD
Pembangunan Daerah Kinerja Awal
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

KECAMATAN PONTIANAK KOTA

3.1.1 1 33 Program Penyelenggaraan 1. Presentase terlaksananya


Pemerintahan dan Pelayanan Publik kegiatan pemerintahan dan 90 % 90 % 148,665,420 90 % 137,488,656 95 % 140,238,429 100 % 147,250,351 100 % 147,250,351
pelayanan publiik
3.1.1 1 34 Program Pemberdayaan Masyarakat 1. Presentase keterlibatan
Desa dan Kelurahan masayarakat dalam kegiatan 90 % 90 % 1,245,001,547 90 % 149,940,000 95 % 152,938,800 100 % 160,585,740 100 % 160,585,740
di Kecamatan
2. Presentase LPM Aktif
90 % 90 % 90 % 2,927,590,944 95 % 2,986,142,763 100 % 3,135,449,901 100 % 3,135,449,901

3.1.1 1 35 Program Koordinasi Ketentraman 1. Presentase Koordinasi


dan Ketertiban Umum Gangguan Trantibum yang 90 % 90 % 551,294,146 90 % 203,940,738 95 % 208,019,553 100 % 218,420,530 100 % 218,420,530
dapat diselesaikan
3.1.1 1 36 Program Penyelenggaraan Urusan 1. Presentasi Koordinasi
Pemerintahan Umum penyelenggaraan urusan 90 % 90 % 347,349,753 90 % 414,856,364 95 % 423,153,491 100 % 444,311,165 100 % 444,311,165
pemerintahan umum

KECAMATAN PONTIANAK TENGGARA

3.1.1 1 37 Program Penyelenggaraan 1. Persentase terlaksananya


Pemerintahan dan Pelayanan Publik kegiatan pemerintahan dan 90 % 90 % 249,241,580 90 % 144,730,000 95 % 158,760,000 100 % 186,760,000 100 % 186,760,000
pelayanan publik
3.1.1 1 38 Program Pemberdayaan Masyarakat 1. Presentase Lembaga
Desa dan Kelurahan Kemayarakatan yang aktif 90 % 90 % 898,739,840 90 % 997,990,000 95 % 1,077,300,000 100 % 1,182,300,000 100 % 1,182,300,000
(LPM, PKK, Karang
3.1.1 1 39 Program Koordinasi Ketentraman 1. Taruna/Forum
Persentase Anak, RT/RW,
Koordinasi
dan Ketertiban Umum Gangguan Trantibum yang 90 % 90 % 317,325,163 90 % 166,135,000 95 % 200,135,000 100 % 211,635,000 100 % 211,635,000
dapat diselesaikan
3.1.1 1 40 Program Penyelenggaraan Urusan 1. Persentase Koordinasi
Pemerintahan Umum penyelenggaraan urusan 90 % 90 % 479,193,707 90 % 511,617,400 95 % 592,657,000 100 % 669,712,200 100 % 669,712,200
pemerintahan umum
3.2 Tujuan 2
Meningkatkan Penerapan 1. Opini BPK
Akuntabilitas Keuangan WTP WTP WTP WTP WTP WTP

3.2 1 Sasaran 1
Meningkatnya Akuntabilitas 1. Opini BPK terhadap
Keuangan Pelaporan Keuangan WTP WTP WTP WTP WTP WTP
Pemerintah Daerah

--- Bab VI. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah --- VI.25
Capaian Kinerja Program dan Kerangka pendanaan
Misi/Tujuan/Sasaran/Program Kondisi
Kode Indikator Kinerja 2021 2022 2023 2024 Kondisi pada akhir periode RPJMD
Pembangunan Daerah Kinerja Awal
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

BADAN KEUANGAN DAERAH

3.2 1 1 Program Pengelolaan Keuangan 1. Presentase dokumen APBD


Daerah diselesaikan tepat waktu dan
sesuai ketentuan 100% 100% 37,014,432,725 100% 19,630,030,000 100% 20,108,940,000 100% 20,773,490,000 100% 20,773,490,000

2. Presentase dokumen
perbendaharaan tervalidasi
tepat waktu dan sesuai 100% 100% 100% 100% 100% 100%
ketentuan

3. Presentase laporan keuangan


sesuai SAP dan disampaikan
tepat waktu 100% 100% 100% 100% 100% 100%

4. Presentase dokumen data


penunjang urusan
pengelolaan keuangan 100% 100% 100% 100% 100% 100%
daerah yang tervalidasi dan
sesuai ketentuan
5. Presentase ketersedian data
keuangan dalam sistem
informasi yang tervalidasi 100% 100% 100% 100% 100% 100%

3.2 1 2 Program Pengelolaan Barang Milik 1. Persentase barang milik


Daerah daerah yang tercatat sesuai
99% 100% 8,733,727,693 100% 4,967,740,000 100% 5,459,550,000 100% 6,142,000,000 100% 6,142,000,000
ketentuan yang berlaku

3.3 Tujuan 3
Meningkatkan Kualitas 1. Nilai LPPD Bintang 2 (**) Bintang 2 (**) Bintang 3 Bintang 3 Bintang 4 Bintang 4
Penyelenggaran Urusan Pemerintah (***) (***) (****) (****)
Daerah

3.3 1 Sasaran 1
Meningkatnya Kualitas 1. Nilai LPPD Bintang 2 (**) Bintang 2 (**) Bintang 3 Bintang 3 Bintang 4 Bintang 4
Penyelenggaran Urusan Pemerintah (***) (***) (****) (****)
Daerah

--- Bab VI. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah --- VI.26
Capaian Kinerja Program dan Kerangka pendanaan
Misi/Tujuan/Sasaran/Program Kondisi
Kode Indikator Kinerja 2021 2022 2023 2024 Kondisi pada akhir periode RPJMD
Pembangunan Daerah Kinerja Awal
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

SEKRETARIAT DAERAH

3.3 1 1 Program Pemerintahan dan 1. Persentase perangkat darah


Kesejahteraan Rakyat yang memenuhi indikator 100% 100% 800,981,972 100% 766,936,992 100% 848,852,076 100% 933,737,284 100% 933,737,284
kinerja kunci (IKK)
3.3 1 2 Program Perekonomian dan 1. Persentase capaian layanan
Pembangunan pengadaan barang dan jasa 100% 100% 1,936,280,114 100% 1,982,571,470 100% 2,194,326,165 100% 2,413,758,781 100% 2,413,758,781

BADAN KEUANGAN DAERAH

3.3 1 3 Program Pengelolaan Pendapatan 1. Persentase pelayanan


Daerah kepada wajib pajak dan/
retribusi yang diselesaikan 100% 100% 4,512,827,699 100% 3,249,080,000 100% 3,570,740,000 100% 4,017,090,000 100% 4,017,090,000
tepat waktu
2 Persentase dokumen
database pajak dan / retribusi 100% 100% 100% 100% 100% 100% -
yang tersedia
3. Persentase tingkat kepatuhan
wajib pajak dan/ retribusi
dalam melakukan 47% 50% 55% 60% 65% 65% -
pembayaran pajak/ retribusi

Misi 4 : MEWUJUDKAN MASYARAKAT SEJAHTERA YANG MANDIRI, KREATIF DAN BERDAYA SAING

4 Tujuan 1 :
Meningkatkan Kesejahteraan, 1. Pertumbuhan Ekonomi 4.81% 4,0-4,5% 4,1-4,6% 4,2-4,7% 4,3-4,8% 4,3-4,8%
Kemandirian, Kreatifitas dan Daya
2. Tingkat Inflasi 2.64% 3±1% 3±1% 3±1% 3±1% 3±1%
Saing Masyarakat

3. Gini Ratio 0.34 0.34 0.34 0.33 0.32 0.32

4. Angka Kemiskinan 4.88% 5.00% 4.80% 4.70% 4.60% 4.60%

5. Tingkat Pengangguran 9.13% 10,02-10,07% 9,79-10,46% 9,57-10,22% 9,35-9,99% 9,35-9,99%

4 1 Sasaran 1
Meningkatnya Sektor Pertanian dan 1. Kontribusi Sektor Pertanian 1.29% 1.33% 1.33% 1.34% 1.34% 1.34%
Perikanan dan Perikanan Terhadap
PDRB

--- Bab VI. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah --- VI.27
Capaian Kinerja Program dan Kerangka pendanaan
Misi/Tujuan/Sasaran/Program Kondisi
Kode Indikator Kinerja 2021 2022 2023 2024 Kondisi pada akhir periode RPJMD
Pembangunan Daerah Kinerja Awal
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

DINAS PANGAN PERTANIAN DAN PERIKANAN

4 1 1 Program Pengelolaan Perikanan 1. Persentase Kelompok Usaha


Tangkap Bersama yang difasilitasi 100% 100% 83,278,515 100% 352,500,000 100% 363,350,000 100% 379,956,060 100% 379,956,060

4 1 2 Program Pengelolaan Perikanan 1. Persentase peningkatan


Budidaya jumlah kelompok
25% 25% 1,072,274,319 50% 1,033,500,000 53.33% 1,053,800,000 56.52% 1,070,061,440 56.52% 1,070,061,440
pembudidaya yang
dilayani/didampingi/dibina
4 1 3 Program Pengolahan dan Pemasaran 1. Persentase jumlah pelaku
Hasil Perikanan usaha mikro dan kecil
pengolah dan pemasar hasil 40% 80% 140,591,172 83.33% 81,000,000 85.71% 86,200,000 100% 91,500,000 100% 91,500,000
perikanan yang
dilayani/didampingi/dibina

4 1 4 Program Penyediaan dan 1. Persentase luas lahan yang


Pengembangan Sarana Pertanian ditanami dengan benih 0.28% 0.32% 2,057,772,725 0.33% 1,801,250,600 0.34% 1,887,933,130 0.36% 2,458,471,274 0.36% 2,458,471,274
bersertifikat
2.
Nilai indeks pertanaman (IP) 1.13 1.24 1.27 1.30 1.33 1.33

3.
Luas pertanaman ubi kayu
1 ha 3.15 5 6 7 7
yang menggunakan pupuk

4. Luas pertanaman keladi 1 ha 2 3 4.5 5 5


5. Persentase luas panen
tanaman hortikultura 2.5% 2.5% 2.9% 4.5% 4.5% 4.5%

6. Persentase bibit Sumber


Daya Genetik (SDG) 0.0% 1.0% 1.4% 1.4% 2.0% 2.0%
bersertifikat
7. Persentase sarana yang
5% 5% 5.5% 6.05% 6.7% 6.7%
memenuhi standar
8.
Persentase Peningkatan
Jumlah Benih/Bibit Ternak,
Tanaman Pakan Ternak serta 7.69% 3.68% 3.68% 21,838,800 3.68% 23,838,800 3.68% 227,838,800 3.68% 227,838,800
Pakan Ternak yang cukup
secara kuantitas dan kualitas
9. Persentase Peternak dan
Pelaku Usaha Peternakan
3.86% 3.68% 3.68% 3.68% 3.68% 3.68%
yang Menerapkan Teknologi
Unggul
10.
Persentase Peningkatan
Keberhasilan Sapi Indukan 3% 4% 3% 3% 3% 3%
Wajib Bunting (SIWAB)
4 1 5 Program Penyedian dan 1. Persentase Peningkatan
Pengambangan Prasarana Pertanian Ketersediaan Prasarana 20% 20% 1,489,268,045 40% 604,726,000 40% 439,329,800 60% 1,103,351,190 60% 1,103,351,190
Pertanian
2. Persentase peningkatan
pelayanan prima di UPTD 1% 1.08% 1.99% 2.98% 3.98% 3.98%
agribisnis

--- Bab VI. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah --- VI.28
Capaian Kinerja Program dan Kerangka pendanaan
Misi/Tujuan/Sasaran/Program Kondisi
Kode Indikator Kinerja 2021 2022 2023 2024 Kondisi pada akhir periode RPJMD
Pembangunan Daerah Kinerja Awal
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

4 1 6 Program Penyuluhan Pertanian 1. Persentase peningkatan


kapasitas kelembagaan 25% 25% 330,715,044 50% 314,385,000 75% 330,104,250 100% 346,609,300 100% 346,609,300
peyuluh pertanian
2. Persentase peningkatan
kapasitas petani dan pelaku 4% 7.68% 7.68% 7.68% 7.68% 7,68 %
agribisnis
4 1 7 Program Pengendalian Kesehatan 1. Persentase Penurunan
Hewan dan Kesehatan Masyarakat Hewan yang Terkena 0% 0% 1,956,140,773 0% 1,111,461,200 0% 1,753,482,700 0% 1,240,376,950 0% 1,240,376,950
Veteriner Penyakit Menular Ternak
2. Persentase Peningkatan
10% 8.3% 10% 10% 10% 10%
Pelayanan di Puskeswan
3. Persentase Peningkatan
5% 5% 5% 8% 8% 8%
Pelayanan di RPH Sapi
4. Persentase Peningkatan
pelayanan di Kawasan Usaha 5% 5% 5% 5% 5% 5%
Peternakan
5. Persentase Peningkatan
pengetahuan masyarakat
10% 10% 10% 10% 10% 10%
yang menerapkan standar
keamanan produk hewan
4 2 Sasaran 2
Meningkatnya Sektor Perdagangan 1. Kontribusi Sektor 14.61% 14.61% 14.61% 14.61% 14.61% 14.61%
Perdagangan Terhadap
PDRB

DINAS KOPERASI USAHA MIKRO DAN PERDAGANGAN

4 2 1 Program Peningkatan Sarana 1. Persentase sarana distribusi


Distribusi Perdagangan perdagangan binaan yang 8.82% 11.76% 2,480,903,400 35.29% 2,680,504,350 44.12% 2,321,191,000 50% 2,665,191,000 50% 2,665,191,000
tingkatkan
4 2 2 Program Perizinan dan Pendaftaran 1. Persentase pelaku usaha
Perusahaan yang memperoleh izin sesuai
dengan ketentuan (
IUPP/SIUP Pusat 100% 100% 79,941,040 100% 112,440,950 100% 139,440,950 100% 153,840,950 100% 153,840,950
Perbelanjaan dan
IUTM/IUTS/SIUP Toko
Swalayan
4 2 3 Program Stabilisasi Harga Barang 1. Tingkat stabilisasi harga
Kebutuhan Pokok dan Barang barang kebutuhan pokok dan 83% 83% 94,028,450 92% 138,468,200 92% 164,629,200 100% 344,774,200 100% 344,774,200
Penting barang penting
2. Persentase kinerja realisasi
100% 100% 100% 100% 100%
pupuk
4 2 4 Program Pengembangan Ekspor 1. Persentase Pelaku Usaha
24% 39% 39,458,511 24% 170,468,400 27% 189,757,400 38% 242,650,000 38% 242,650,000
eksport yang dibina
4 2 5 Program Standarisasi dan 1. Persentase alat-alat ukur,
Perlindungan Konsumen takar, timbang dan
perlengkapannya ( UTTP ) 96% 97% 365,466,630 97% 396,447,700 98% 411,805,000 99% 427,865,000 99% 427,865,000
bertanda tera sah yang
berlaku

--- Bab VI. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah --- VI.29
Capaian Kinerja Program dan Kerangka pendanaan
Misi/Tujuan/Sasaran/Program Kondisi
Kode Indikator Kinerja 2021 2022 2023 2024 Kondisi pada akhir periode RPJMD
Pembangunan Daerah Kinerja Awal
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

4 2 6 Program Penggunaan dan 1. Persentase Penggunaan dan


Pemasaran Produk Dalam Negeri Pemasaran Produk dalam
negeri pada event 100% 100% 9,500,100 100% 27,800,000 100% 39,900,000 100% 139,900,000 100% 139,900,000
rapat/sosialisasi/kegiatan
sejenis.
4 3 Sasaran 3
Meningkatnya Sektor Industri 1. Kontribusi Sektor Industri
16.17% 16.17% 16.25% 16.25% 16.30% 16.30%
Terhadap PDRB

DINAS KOPERASI USAHA MIKRO DAN PERDAGANGAN

4 3 1 Program Perencanaan dan 1. Persentase pencapaian


Pembangunan Industri sasaran pembangunan
industri termasuk turunan
100% 100% 471,820,090 100% 532,701,050 100% 654,910,050 100% 601,418,050 100% 601,418,050
indikator pembangunan
industri dalam RIPIN yang
ditetapkan dalam RPIP
4 3 2 Program Pengendalian Izin Usaha 1. Pertambahan jumlah industri 3,300,000 13,042,600 14,783,000 26,783,000 26,783,000
Industri Kabupaten/Kota kecil dan menengah di kota 2.47% 2.47% 2.50% 2.60% 2.60% 2.60%

2. Persentase jumlah hasil


pemantauan dan
pengawasan dengan jumlah
izin usaha industri (IUI) Kecil 64.85% 64.85% 65% 70% 75% 75%
dan Industri Menengah yang
dikeluarkan oleh instansi
terkait

3. Persentase jumlah hasil


pemantauan dan
pengawasan dengan jumlah
Izin Perluasan Industri (IPUI)
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Kecil dan Industri Menengah
yang dikeluarkan oleh
instansi terkait

4 3 3 Program Pengelolaan Sistem 1. Tersedianya informasi industri


Informasi Industri Nasional secara lengkap dan terkini 1 dokumen 1 dokumen 11,759,600 1 dokumen 58,035,200 1 dokumen 74,535,200 1 dokumen 143,231,000 1 dokumen 143,231,000

4 4 Sasaran 4
Meningkatnya Daya Saing Koperasi 1. Persentase Koperasi yang 4.00% 4.00% 4.50% 4.80% 4.90% 4.90%
dan Usaha Mikro Berkualitas

2. Presentase Usaha Mikro 100% 100% 100% 100% 100% 100%


yang Jadi Wirausaha

DINAS KOPERASI USAHA MIKRO DAN PERDAGANGAN

4 4 1 Program Pelayanan Izin Usaha 1. Persentase Peningkatan Izin


Simpan Pinjam Usaha Simpan Pinjam 0.96% 0.57% 5,260,100 0.96% 10,260,100 1.15% 18,000,000 1.53% 21,000,000 1.53% 21,000,000

4 4 2 Program Pengawasan dan 1. Persentase peningkatan


Pemeriksaan Koperasi Pengawasan dan 19% 19% 60,985,320 19% 64,661,750 29% 73,054,250 38% 73,054,000 38% 73,054,000
pemeriksaan Koperasi

--- Bab VI. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah --- VI.30
Capaian Kinerja Program dan Kerangka pendanaan
Misi/Tujuan/Sasaran/Program Kondisi
Kode Indikator Kinerja 2021 2022 2023 2024 Kondisi pada akhir periode RPJMD
Pembangunan Daerah Kinerja Awal
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

4 4 3 Program Penilaian Kesehatan 1. Persentase KSP/USP yang


17% 8% 4,494,814 17% 13,895,000 22% 22,895,000 23% 24,949,000 23% 24,949,000
KSP/USP Koperasi bernilai SEHAT
4 4 4 Program Pendidikan dan Latihan 1. Persentase Pendidikan dan
19% 31% 394,448,639 19% 394,448,720 23% 394,448,720 29% 396,315,000 29% 396,315,000
Perkoperasian Latihan Perkoperasian
4 4 5 Program Pemberdayaan dan 1. Persentase Pemberdayaan
Perlindungan Koperasi dan Perlindungan Koperasi 10% 10% 10,789,814 10% 10,790,000 14% 26,000,000 19% 26,000,000 19% 26,000,000

4 4 6 Program Pemberdayaan Usaha 1. Persentase Usaha Mikro


Menengah, Usaha Kecil, dan Usaha yang diberdayakan 5% 3% 27,690,000 5% 119,705,500 9% 148,425,500 12% 181,595,000 12% 181,595,000
Mikro (UMKM)
4 4 7 Program Pengembangan UMKM 1. Persentase Usaha Mikro
3% 2% 239,676,000 3% 239,686,000 5% 285,375,000 7% 297,375,000 7% 297,375,000
yang meningkat skala
4 5 Sasaran 5 usahanya
Meningkatnya Investasi Daerah 1. Persentase Peningkatan 5.00% 5.00% 6.00% 6.00% 6.00% 6.00%
Investasi daerah
(PMA/PMDN)

DINAS PENANAMAN MODAL, TENAGA KERJA, DAN PELAYANA TERPADU SATU PINTU

4 5 1 Program Pengendalian Pelaksanaan 1. Persentase Perusahaan


Penanaman Modal PMA/PMDN yang Melaporkan
Investasi Penanaman Modal 100% 100% 349,697,599 100% 261,125,000 100% 266,926,600 100% 278,404,000 100% 278,404,000
Sesuai SOP

4 5 2 Program Pengembangan Iklim 1. Persentase Pengembangan


Penanaman Modal Iklim Penanaman Modal yang 100% 100% 214,014,000 100% 155,040,000 100% 158,808,000 100% 165,637,000 100% 165,637,000
Dilaksanakan
4 5 3 Program Promosi Penanaman Modal 1. Persentase Informasi
Penanaman Modal Yang
Didapatkan Oleh Masyarakat 100% 100% 38,430,000 100% Rp 42,500,000 100% Rp 43,530,000 100% Rp 45,400,000 100% 45,400,000
dan Dunia Usaha

--- Bab VI. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah --- VI.31
Capaian Kinerja Program dan Kerangka pendanaan
Misi/Tujuan/Sasaran/Program Kondisi
Kode Indikator Kinerja 2021 2022 2023 2024 Kondisi pada akhir periode RPJMD
Pembangunan Daerah Kinerja Awal
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

4 6 Sasaran 6
Meningkatnya Sektor Pariwisata 1. Kontribusi Sektor Pariwisata 3.48% 3.41% 3.42% 3.43% 3.49% 3.49%
terhadap PDRB

DINAS KEPEMUDAAN, OLAHRAGA DAN PARIWISATA

4 6 1 Program Peningkatan Daya Tarik 1. Meningkatnya daya tarik


Destinasi Pariwisata destinasi pariwisata 3.39% 3.42 % 685,488,702 3.42 % 1,934,870,814 3.43 % 1,561,464,800 3.44 % 1,561,464,800 3.44 % 1,561,464,800

4 6 2 Program Pemasaran Pariwisata 1. Meningkatnya Program


3.39% 3.42 % 606,452,000 3.42 % 739,992,000 3.43 % 750,218,070 3.44 % 1,057,397,087 3.44 % 1,057,397,087
Pemasaran Pariwisata
4 6 3 Program Pengembangan 1. Meningkatnya 1,018,439,510
Sumberdaya Pariwisata dan Ekonomi Pengembangan Sumber
3.42 % 3.42 % 3.42 % 765,497,000 3.43 % 765,497,000 3.44 % 739,992,000 3.44 % 739,992,000
Kreatif Daya Pariwisata dan ekonomi
Kreatif
2. Presentase pelaku ekonomi
kreatif yang mengikuti
2% 2% 0.0186 1,674,430,000 0.0188 1,674,430,000 0.0189 1,674,430,000 0.0189 1,674,430,000
pengembangan sumber daya
ekonomi kreatif
4 6 4 Program Pengembangan Ekonomi 1.
Kreatif Melalui Pemanfaatan dan Presentase pelaku ekonomi
Perlindungan Kekayaan Intelektual kreatif yang mendapatkan 1.80% 1.80% - 1.86% 150,000,000 1.88% 152,820,000 1.89% 152,820,000 1.89% 152,820,000
perlindungan hak kekayaan
intelektual
4 7 Sasaran 7
Menurunnya Angka Kemiskinan 1. Angka Kemiskinan 4.88% 5.00% 4.80% 4.70% 4.60% 4.60%

DINAS SOSIAL

4 7 1 Program Pemberdayaan Sosial 1. % Peningkatan Kesejahteraan


Sosial Bagi Penyandang
Masalah Kesejahteraan dan
Potensi Sumber 81% 81% 1,971,862,731 100% 2,869,828,302 100% 3,512,530,957 100% 3,442,444,810 100% 3,442,444,810
Kesejahteraan Sosial

4 7 2 Program Penanganan Warga Negera 1. (%) Tingkat Penanganan


Migran Korban Tindak Kekerasan Warga Negara Migran 100% 100% 62,450,000 100% 72,500,000 100% 72,500,000 100% 100,000,000 100% 100,000,000
Korban Tindak Kekerasan

4 7 3 Program Rehabilitasi Sosial 1. % Penyandang Masalah


Kesejahteraan Sosial yang
mendapatkan layanan
100% 100% 1,881,605,600 100% 2,122,116,500 85% 2,344,372,000 90% 2,233,372,000 90% 2,233,372,000
rehabilitasi kesejahteraan
sosial

4 7 4 Program Perlindungan dan Jaminan 1. % Penerima Bantuan


100% 100% 1,832,335,400 100% 2,009,277,000 100% 2,092,571,600 100% 2,445,053,600 100% 2,445,053,600
Sosial
4 7 5 Program Penanganan Bencana 1. % Penanganan Korban
Bencana Alam dan Bencana 100% 100% 567,612,000 100% 1,227,878,000 100% 1,327,878,000 100% 1,122,000,000 100% 1,122,000,000
Sosial
4 7 6 Program Pengelolaan Taman Makam 1. % Makam Pahlawan Yang
Pahlawan Dikelola 100% 100% 39,412,500 100% 50,000,000 100% 50,000,000 100% 50,000,000 100% 50,000,000

--- Bab VI. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah --- VI.32
Capaian Kinerja Program dan Kerangka pendanaan
Misi/Tujuan/Sasaran/Program Kondisi
Kode Indikator Kinerja 2021 2022 2023 2024 Kondisi pada akhir periode RPJMD
Pembangunan Daerah Kinerja Awal
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

4 8 Sasaran 8
Meningkatnya Penyerapan tenaga 1. Rasio Penduduk yang
Kerja Bekerja 90.03% 89,30-89,98% 81,54-90,21% 89,78-90,43% 90,01-90,65% 90,01-90,65%

DINAS PENANAMAN MODAL, TENAGA KERJA, DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

4 8 1 Program Penempatan Tenaga Kerja 1. Persentase Peningkatan


Pencari Kerja Yang
50% 70% 201,715,635 70% 260,815,000 80% 267,185,000 85% 278,674,400 90% 278,674,400
Mendapatkan Pekerjaan
Melalui Job Fair
4 8 2 Program Pelatihan Kerja dan 1. Persentase Peserta Pelatihan
Produktivitas Tenaga Kerja Yang Lulus dan Mendapat
Sertifikat Kompetensi 100% 100% 241,735,544 100% 244,750,000 100% 250,698,900 100% 261,478,000 100% 261,478,000

4 8 3 Program Hubungan Industrial 1. Persentase Tenaga Kerja


Yang Dilindungi Sesuai
100% 100% 214,333,467 100% 246,873,150 100% 252,873,500 100% 263,735,000 100% 263,735,000
Dengan Peraturan Yang
Berlaku

Misi 5 : MEWUJUDKAN KOTA YANG BERSIH, HIJAU, AMAN, TERTIB, DAN BERKELANJUTAN

5.1 Tujuan 1 :
Mewujudkan Kota yang Bersih, Hijau 1. Indeks Kualitas Lingkungan 55.09% 55.88% 56.33% 56.79% 57.24% 57.24%
, Nyaman, dan Berwawasan Hidup (IKLH)
Lingkungan
5.1 1 Sasaran 1
Menurunnya Pencemaran 1. Indeks Kualitas Air (IKA) 50.00% 53.00% 53.50% 54.00% 54.50% 54.50%
Lingkungan
2. Indeks Kualitas Udara (IKU) 80.82% 82.00% 82.50% 83.00% 83.50% 83.50%

3. Indeks Kualitas Tutupan 3.60% 40.00% 40.05% 41.00% 41.50% 41.50%


Lahan (IKTL)

--- Bab VI. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah --- VI.33
Capaian Kinerja Program dan Kerangka pendanaan
Misi/Tujuan/Sasaran/Program Kondisi
Kode Indikator Kinerja 2021 2022 2023 2024 Kondisi pada akhir periode RPJMD
Pembangunan Daerah Kinerja Awal
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

DINAS LINGKUNGAN HIDUP

5.1 1 1 Program Pengendalian Pencemaran 1. Persentase pengendalian


dan/atau Kerusakan Lingkungan pencemaran 50% 55% 2,017,162,619 60% 2,355,360,355 70% 2,571,681,976.00 80% 3,097,416,534.00 80% 2,596,784,791

5.1 1 2 Program Pengelolaan 1. Persentase pengelolaan


Keanekaragaman Hayati (KEHATI) Keanekaragaman Hayati
100% 100% 132,370,000 100% 1,220,000,000 100% 1,518,200,000 100% 9,314,526,000 100% 9,314,526,000
(KEHATI)

5.1 1 3 Program Pengendalian Bahan 1. Persentase Pengendalian


Berbahaya dan Beracun (B3) dan Bahan Berbahaya dan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Limbah
Beracun (Limbah B3) Bahan Berbahaya dan 100% - 100% 350,000,000 100% 371,000,000.00 100% 450,680,000.00 100% 385,875,000
Beracun (Limbah B3)

5.1 1 4 Program Pengelolaan Sampah 1. Persentase pengelolaan


sampah 100% 100% 46,381,197,536 100% 48,573,837,499 100% 51,491,447,749.00 100% 55,650,763,569.00 100% 53,555,963,343

5.1 1 5 Program Perencanaan Lingkungan 1. Persentase perencanaan


Hidup lingkungan hidup 0% 0% 10,000,000 100% 425,000,000.00 100% 650,500,000.00 100% 702,540,000.00 100% 468,562,500

5.1 1 6 Program Pembinaan dan 1. Persentase pelaku usaha


Pengawasan Terhadap Izin yang menerapkan izin
Lingkungan dan Izin Perlindungan lingkungan dan izin PPLH 100% 100% 96,937,500 100% 575,000,000 100% 609,500,000.00 100% 658,260,000.00 100% 633,937,500
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(PPLH)

5.1 1 7 Program Pengakuan Keberadan 1. Terwujudnya Kearifan Lokal


Masyarakat Hukum Adat (MHA), di masyarakat terhadap PPLH
Kearifan Lokal dan Hak MHA yang 100% 100% 82,189,600 100% 310,000,000 100% 328,600,000.00 100% 354,888,000.00 100% 354,888,000
terkait dengan PPLH
5.1 1 8 Program Peningkatan Pendidikan, 1. Peningkatan kapasitas kader
Pelatihan dan Penyuluhan masyarakat peduli lingkungan
Lingkungan Hidup Untuk Masyarakat 100% 100% 2,939,973,718 100% 3,146,991,240 100% 3,335,810,714.00 100% 3,602,675,572.00 100% 3,602,675,572

5.1 1 9 Program Penghargaan Lingkungan 1. Persentase penghargaan


Hidup Untuk Masyarakat lingkungan hidup yang 100% 100% 523,206,547 100% 491,106,551 100% 520,572,944.00 100% 562,218,780.00 100% 562,218,780
dicapai
5.1 1 10 Program Penanganan Pengaduan 1. Persentase Penanganan
Lingkungan Hidup Pengaduan Lingkungan 100% 100% 49,573,300 100% 275,000,000 100% 291,500,000.00 100% 314,820,000.00 100% 314,820,000
Hidup

5.1 2 Sasaran 2
Meningkatnya Kualitas Tata Ruang 1. Persentase Pemanfaatan 82.00% 88.00% 90.00% 92.00% 95.00% 95.00%
Lahan Sesuai Tata Ruang

--- Bab VI. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah --- VI.34
Capaian Kinerja Program dan Kerangka pendanaan
Misi/Tujuan/Sasaran/Program Kondisi
Kode Indikator Kinerja 2021 2022 2023 2024 Kondisi pada akhir periode RPJMD
Pembangunan Daerah Kinerja Awal
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

5.1 2 1 Program Penataan Bangunan dan 1. Persentase peningkatan


Lingkungan penataan bangunan dan
lingkungan di Kota Pontianak 18.90% 18.90% 34,829,818,645 18.90% 33,274,002,257.00 18.95% 44,462,763,882.00 19.00% 35,824,600,000.00 19.00% 35,824,600,000

5.1 2 2 Program Penyelenggaraan Penataan 1. Persentase capaian


Ruang penyelenggaraan tata ruang 100% 96.89% 781,165,510 96.89% 2,100,000,000.00 98.18% 3,500,000,000.00 99.47% 2,900,000,000.00 99.47% 2,900,000,000

5.1 2 3 Program Pengembangan Sistem dan 1. Prosentase berkurangnya


Pengelolaan Persampahan Regional jumlah pembuangan sampah 90.00% 90.00% 149,881,205 90.00% 9,579,000,000 87.50% 6,755,000,000 85.00% 14,210,000,000 85.00% 14,210,000,000
ke TPA
5.2 Tujuan 2 :
Mewujudkan Kota yang Aman dan 1. Angka Kriminalitas 1709 1419 1274 1129 984 984
Tertib
5.2 1 Sasaran 1
Meningkatnya Ketertiban di Kalangan 1. Persentase penduduk yang 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
Masyarakat memperoleh layanan akibat
dari penegakan hukum
PERDA dan PERKADA

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

5.2 1 1 Program Peningkatan Ketentraman 1. Persentase Pelanggaran


dan Ketertiban Umum Penegakan PERDA dan
PERKADA yang dapat
diselesaikan secara preventif 100% 100% 2,234,772,253 100% 2,022,770,190 100% 2,294,439,334 100% 2,356,632,333 100% 2,356,632,333
dan represif, non yustisi
maupun yustisi

5.2.1 Tujuan 2 : (lanjutan)


Mewujudkan Kota yang Aman dan 1. Angka Konflik 0 0 0 0 0 0
Tertib
5.2.1 1 Sasaran 1
Meningkatnya Toleransi Dikalangan 1. Angka Konflik 0 0 0 0 0 0
Masyarakat

KANTOR KESATUAN BANGSA DAN SOSIAL POLITIK

5.2.1 1 1 Progran Peningkatan Peran Partai 1. Persentase Jumlah


Politik dan Lembaga Pendidikan Pemahaman tentang
Melalui Pendidikan Politik dan pendikan politik 80% 80% 3,422,593,953 80% 28,349,590,000 80% 32,369,590,000 80% 3,896,590,000 80% 3,896,590,000
Pengembangan Etika serta Budaya
Politik

--- Bab VI. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah --- VI.35
Capaian Kinerja Program dan Kerangka pendanaan
Misi/Tujuan/Sasaran/Program Kondisi
Kode Indikator Kinerja 2021 2022 2023 2024 Kondisi pada akhir periode RPJMD
Pembangunan Daerah Kinerja Awal
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

5.2.1 1 2 Program Penguatan Ideologi 1. Persentase Peningkatan


Pancasila dan Karakter Kebangsaan Wawasan Kebangsaan Dalam
100% 100% 269,707,830 100% 235,000,000 100% 255,000,000 100% 275,000,000 100% 275,000,000
Kehidupan berbangsa dan
bernegara
5.2.1 1 3 Program Pemberdayaan dan 1. Persentase Jumlah Ormas di
Pengawasan Organisasi Kota Pontianak 80% 80% 16,500,000 80% 10,000,000 80% 12,000,000 80% 15,000,000 80% 15,000,000
Kemayarakatan
5.2.1 1 4 Program Pembinaan dan 1. Persentase Jumlah
Pengembangan Ketahanan Ekonomi, Pembentukan Kelompok
80% 80% 199,712,207 80% 195,000,000 80% 240,000,000 80% 320,000,000 80% 320,000,000
Sosial dan Budaya Keagaman serta pebentukan
kader P4GN
5.2.1 1 5 Program Peningkatan Kewaspadaan 1. Persentase Jumlah Konflik
Nasional dan Peningk. Kualitas dan Yang Dapat ditangani
Fasilitasi Penanganan Konflik Sosial 100% 100% 968,530,000 100% 585,000,000 100% 750,000,000 100% 860,000,000 100% 860,000,000

5.2.2 Tujuan 2 : (lanjutan)


Mewujudkan Kota yang Aman dan 1. Indeks Resiko Bencana 85.66 81 79 77 75 75
Tertib
5.2.2 1 Sasaran 1
Meningkatnya Kapasitas Daerah 1. Indeks Kapasitas Daerah
dalam Penanggulangan Bencana 0.45 0.53 0.55 0.58 0.60 0.60
dan Kebakaran

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

5.2.2 1 1 Program Penanggulangan Bencana 1. Perentase kejadian bencana


yang berhasil ditanggulangi 91,33% 100% 787,263,826 100% 832,534,520 100% 923,886,514 100% 1,002,161,535 100% 1,002,161,535

5.2.2 1 Sasaran 1 (lanjutan)


Meningkatnya Kapasitas Daerah 2. Persentase penduduk yang
dalam Penanggulangan Bencana memperoleh layanan
dan Kebakaran Penyelamatan dan Evakuasi 100% 100% 100% 100% 100% 100%
korban
kebakaran

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

5.2 1 2 Program Pencegahan 1. Prosentase Layanan


Penanggulangan Penyelamatan Respon Cepat
Kebakaran dan Penyelamatan Non (Response Time) 100% 100% 89,409,900 100% 279,893,250 100% 580,630,141 100% 582,982,765 100% 582,982,765
Kebakaran Penanggulangan
Kejadian Kebakaran

--- Bab VI. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah --- VI.36
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

BAB VII
KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN
PROGRAM PERANGKAT DAERAH

7.1. KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Kerangka pendanaan merupakan analisis pengelolaan keuangan daerah untuk menentukan sumber-
sumber dana yang digunakan dalam pembangunan, optimalisasi penggunaan sumber dana dan
peningkatan kualitas belanja dalam membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam upaya
mencapai visi dan misi Kepala Daerah serta target pembangunan nasional. Dalam rencana
pembangunan jangka menengah daerah, kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5
(lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD, RTRW dan RPJMN.
Secara umum, sebagaimana tealah dijelaskan pada Bab III tentang Gambaran Keuangan Daerah, maka
kemampuan keuangan daerah untuk mendanai Belanja Daerah secara ringkas dapat dilihat pada table
VII.1. Khusus untuk anggaran Belanja Daerah pada tabel VII.1 merupakan gambaran kapasitas
keuangan pemerintah daerah untuk membiayai program pembangunan tahun 2020-2024.
Kerangka pendanaan pembangunan daerah Kota Pontianak tahun 2020-2024 diuraikan dalam tabel
VII.1 berikut:

VII.1
Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 7. 1. Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Kota Pontianak Tahun 2020-2024

APBD-P Ranc. Akhir RKPD Proyeksi Perubahan RPJMD


Kode Kapasitas Riil / Belanja
2020 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024
5 BELANJA DAERAH 1.784.352.063.642 1.869.498.506.700 1.782.550.000.000 1.883.050.000.000 2.042.087.570.000
5 1 BELANJA OPERASI 1.299.765.760.854 1.456.575.619.890 1.267.649.557.600 1.302.845.000.000 1.388.087.570.000
5 1 1 Belanja Pegawai 735.430.543.768 773.687.077.986 628.692.000.000 628.736.250.000 654.782.950.000
5 1 2 Belanja Barang dan Jasa 526.264.864.854 583.318.536.904 587.737.557.600 619.388.750.000 707.084.620.000
5 1 3 Belanja Bunga 0 0 0 0 0
5 1 4 Belanja Subsidi 0 0 0 0 0
5 1 5 Belanja Hibah 30.206.508.232 89.851.161.000 44.220.000.000 47.720.000.000 19.220.000.000
5 1 6 Belanja Bantuan Sosial 7.863.844.000 9.718.844.000 7.000.000.000 7.000.000.000 7.000.000.000
5 2 BELANJA MODAL 440.503.802.788 402.676.059.616 512.900.442.400 578.205.000.000 652.000.000.000
5 3 BELANJA TIDAK TERDUGA 44.082.500.000 10.246.827.194 2.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000
5 4 BELANJA TRANSFER 0 0 0 0 0

VII.2
Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

7.2. RENCANA PROGRAM PERANGKAT DAERAH

Adapun rencana program prioritas dalam pencapaian visi dan misi serta seluruh program yang
dirumuskan dalam renstra Perangkat Daerah beserta indikator kinerja, pagu indikatif target, Perangkat
Daerah Penanggung jawab berdasarkan bidang urusan dijabarkan dalam tabel VII.2 berikut:

VII.3
Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
Tabel VII.2
Indikasi rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan
Kota Pontianak Tahun 2021 - 2024

Bidang Urusan Pemerintahan dan Kondisi


Indikator Kinerja Perangkat Daerah
Kode Kinerja Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Kondisi Akhir Periode RPJMD Penanggung Jawab
program Prioritas Pembangunan Program (Outcome)
Awal Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR
1 1 Urusan Pemerintahan Bidang Pendidikan
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
1 01 02 Program Pengelolaan Pendidikan persentase warga 7 - 15 100% 100% 154,855,312,677 100% 139,386,397,238 100% 140,083,329,224 100% 165,783,745,870 100% 165,783,745,870 Dinas Pendidikan dan
tahun yang berpartisipasi Kebudayaan
dalam pendidikan ( SD /
MI dan SMP/MTs)

1 01 02 Program Pengelolaan Pendidikan Persentase Warga 100% 100% 100% 18,430,690,459 100% 18,485,423,911 100% 18,540,431,030 100% 18,540,431,030 Dinas Pendidikan dan
Negara Usia 5-6 tahun Kebudayaan
yang berpartisipasi
dalam pendidikan PAUD
1 01 02 Program Pengelolaan Pendidikan Persentase warga 100% 100% 100% 3,653,639,356 100% 3,671,907,553 100% 3,690,267,091 100% 3,690,267,091 Dinas Pendidikan dan
negara usia 7--18 tahun Kebudayaan
yang belum
menyelesaikan
pendidikan dasar dan
atau menengah yang
berpatisipasi dalam
pendidikan kesetaraan
1 01 04 Program Pendidik Dan Tenaga Persentase Tenaga 100% 100% 28,172,821,653 100% 28,195,196,007 100% 28,336,171,987 100% 28,477,852,847 100% 28,477,852,847 Dinas Pendidikan dan
Kependidikan Pendidik yang memiliki Kebudayaan
kualifikasi D-IV dan S1
bagi Satuan Pendidikan
Dasar, PAUD, dan
Pendidikan
Nonformal/Kesetaraan
1 01 06 Program Pengembangan Bahasa Persentase 100% 0% - 100% 200,000,000 100% 201,000,000 100% 202,005,000 100% 202,005,000 Dinas Pendidikan dan
Dan Sastra Terlaksananya Kebudayaan
Pengembangan Bahasa
dan Sastra
1 01 01 Program Penunjang Urusan 100% 100% 282,429,363,955 100% 264,600,919,860 100% 280,300,500,534 100% 278,867,059,931 100% 278,867,059,931 Dinas Pendidikan dan
Pemerintah Daerah Kebudayaan
1 02 Urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan
Dinas Kesehatan
1 02 02 Program Pemenuhan Upaya Persentase Puskesmas 85% 87% 189,036,921,840 85% 215,561,574,621 95% 211,604,483,181 100% 250,314,859,905 100% 250,314,859,905 Dinas Kesehatan
Kesehatan Perorangan Dan Upaya yg menyelenggarakan
Kesehatan Masyarakat Pelayanan kesehatan ibu
hamil dan bayi baru lahir

Persentase Puskesmas 90% 92% 95% 97% 100% 100% - Dinas Kesehatan
yg menyelenggarakan
kesehatan balita
Persentase Puskesmas 90% 92% 95% 97% 100% 100% - Dinas Kesehatan
yg melaksanakan usia
anak sekolah dan remaja

Persentase Puskesmas 75% 85% 90% 95% 100% 100% - Dinas Kesehatan
yg menyelenggarakan
pelayanan kesehatan
lansia

---- Bab VII. Kerangka Pendanaan Pembangunan Dan Program Perangkat Daerah --- VII.4
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kondisi Perangkat Daerah
Kode Kinerja Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Kondisi Akhir Periode RPJMD Penanggung Jawab
program Prioritas Pembangunan Program (Outcome)
Awal Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Persentase fasilitas 100% 100% 100% 100% 100% 100% - Dinas Kesehatan
kesehatan sesuai
standar
Persentase puskesmas 100% 100% 100% 100% 100% 100% -
yang melaksanakan
pelayanan reproduksi
1 02 03 Program Peningkatan Kapasitas Ratio Dokter, Perawat, 2,3 per 2,3 per 607,878,622 2,3 per 547,987,808 2,3 per 896,773,358 2,3 per 986,450,694 2,3 per 986,450,694 Dinas Kesehatan
Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Bidan 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Pendudu Pendudu
k k
Jumlah Faskes yang 90% 90% 90% 90% 90% 90% - Dinas Kesehatan
memenuhi SDM
berkualitas sesuai
standar
1 02 04 Program Sediaan Farmasi, Alat Persentase Fasilitas 90% 90% 476,715,731 90% 298,064,730 90% 327,871,203 90% 360,658,323 90% 360,658,323 Dinas Kesehatan
Kesehatan dan Makanan Minuman Kesehatan Farmasi,
makan, minuman sesuai
standar
1 02 05 Program Pemberdayaan Masyarakat Persentase tatanan kota 90% 90% 424,575,927 90% 349,690,000 90% 349,690,000 90% 384,659,000 90% 384,659,000 Dinas Kesehatan
Bidang Kesehatan sehat yang telah
dilaksanakan
1 02 01 Program Penunjang Urusan Presentase tingkat 80% 80% 167,848,701,380 80.0% 124,663,427,889.70 80.0% 138,185,426,025.67 80.0% 152,606,875,450.24 80.0% 152,606,875,450 Dinas Kesehatan
Pemerintahan Daerah Kepuasan Bidang/Bagian
Kabupaten/Kota terhadap pelayanan
Kesekretariatan

1 03 Urusan Pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang


Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
1 03 02 Program Pengelolaan Sumber Daya Persentase 47% 50% 14,085,257,688 50.00% 23,300,000,000 33.33% 32,660,000,000 16.67% 35,250,000,000 16.67% 35,250,000,000 Dinas Pekerjaan
Air berkurangnya luas Umum dan Penataan
genangan hujan / pasang Ruang
tiap tahun
1 03 03 Program Pengelolaan dan Persentase sarana 85% 100% 6,723,106,756 100% 3,976,541,000 100% 9,316,590,000 100% 9,000,000,000 100% 9,000,000,000 Dinas Pekerjaan
Pengembangan Sistem Penyediaan prasarana perpipaan Umum dan Penataan
Air Minum terakses ke Rumah Ruang
Tangga
1 03 04 Program Pengembangan Sistem dan Prosentase 90% 90% 149,881,205 90.00% 9,579,000,000 87.50% 6,755,000,000 85% 14,210,000,000 85% 14,210,000,000 Dinas Pekerjaan
Pengelolaan Persampahan Regional berkurangnya jumlah Umum dan Penataan
pembuangan sampah ke Ruang
TPA
1 03 05 Program Pengelolaan dan Persentase jumlah KK 92% 90% 934,182,660 91.96% 2,250,000,000 92.03% 4,250,000,000 92.10% 10,485,600,000 92.10% 10,485,600,000 Dinas Pekerjaan
Pengembangan Sistem Air Limbah yang dilayani sanitasi Umum dan Penataan
Ruang
1 03 06 Program Pengelolaan dan Persentase optimalisasi 56% 50% 43,231,023,745 50.00% 28,845,678,000 33.33% 40,153,738,000 16.67% 60,544,500,000 16.67% 60,544,500,000 Dinas Pekerjaan
Pengembangan Sistem Drainase sistem jaringan drainase Umum dan Penataan
yang dipelihara Ruang

1 03 07 Program Pengembangan Persentase pelaksanaan 100% 100% 20,522,970,440 100% 26,260,000,000 100% 1,300,000,000 100% 1,300,000,000 100% 1,300,000,000 Dinas Pekerjaan
Permukiman pembangunan dan Umum dan Penataan
pengembangan Ruang
infrastruktur kawasan
permukiman

1 03 08 Program Penataan Bangunan Persentase capaian 100% 100% 48,182,666,079 100% 40,183,424,416 100% 43,362,050,196 100% 55,428,266,091 100% 55,428,266,091 Dinas Pekerjaan
Gedung penataan bangunan Umum dan Penataan
gedung dan pelaksanaan Ruang
kegiatan penataan dalam
penyelenggaraan
bangunan gedung
pemerintah dan
pelayanan publik serta
pemberian IMB dan SLF
bangunan gedung

---- Bab VII. Kerangka Pendanaan Pembangunan Dan Program Perangkat Daerah --- VII.5
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kondisi Perangkat Daerah
Kode Kinerja Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Kondisi Akhir Periode RPJMD Penanggung Jawab
program Prioritas Pembangunan Program (Outcome)
Awal Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 03 09 Program Penataan Bangunan dan Persentase peningkatan 18.90% 18.90% 34,829,818,645 18.90% 33,274,002,257.00 18.95% 44,462,763,882.00 19.00% 35,824,600,000.00 19.00% 35,824,600,000 Dinas Pekerjaan
Lingkungan penataan bangunan dan Umum dan Penataan
lingkungan di Kota Ruang
Pontianak

1 03 10 Program Penyelenggaraan Jalan Persentase penambahan 2.00% 2.00% 70,572,500,693 2.00% 60,145,678,000 2.00% 83,770,738,000 2.00% 102,794,500,000 2.00% 102,794,500,000 Dinas Pekerjaan
kinerja jalan kota Umum dan Penataan
Ruang
1 03 11 Program Pengembangan Jasa Persentase capaian 100% 100% 460,828,241 100% 550,000,000 100% 810,000,000 100% 810,000,000 100% 810,000,000 Dinas Pekerjaan
Konstruksi pengembangan jasa Umum dan Penataan
konstruksi Ruang
1 03 12 Program Penyelenggaraan Penataan Persentase capaian 100% 96.89% 781,165,510 96.89% 2,100,000,000.00 98.18% 3,500,000,000.00 99.47% 2,900,000,000.00 99.47% 2,900,000,000 Dinas Pekerjaan
Ruang penyelenggaraan tata Umum dan Penataan
ruang Ruang
1 03 01 Program Penunjang Urusan Persentase tingkat 100% 100% 22,829,001,324 100% 24,105,736,384.00 100% 27,902,135,584.00 100% 23,306,139,344.00 100% 23,306,139,344 Dinas Pekerjaan
Pemerintahan Daerah kepuasan bidang/bagian Umum dan Penataan
terhadap pelayanan Ruang
kesekretariatan

1 04 Urusan Pemerintahan Bidang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman


Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman
1 04 02 Program Pengembangan Perumahan Persentase penyediaan 99% 100% 5,022,424,358 100% 2,688,676,000 100% 2,766,176,000 100% 2,766,176,000 100% 2,766,176,000 Dinas Perumahan
dan rehabilitasi rumah Rakyat dan Kawasan
layak huni bagi korban Pemukiman
bencana
1 04 03 Program Kawasan Permukiman Persentase Kawasan 6.67% 10.00% 8,915,360,599 11.33% 14,947,444,200.00 12.67% 13,632,099,628.00 14.67% 14,399,267,430.00 14.67% 14,399,267,430 Dinas Perumahan
Permukiman Kumuh di Rakyat dan Kawasan
Bawah 10 (sepuluh) Ha Pemukiman
di Kota yang Ditangani
1 04 04 Program Perumahan Dan Kawasan Berkurangnya jumlah unit 0.00% 1.50% 861,257,560 2.47% 5,079,540,200.00 2.47% 5,500,000,000.00 2.47% 6,000,000,000.00 8.91% 6,000,000,000 Dinas Perumahan
Permukiman Kumuh RTLH (Rumah Tidak Rakyat dan Kawasan
layak Huni) Pemukiman
1 04 05 Program Peningkatan Prasarana, Persentase Prasarana, 75.38% 78.50% 100,267,902,073 82.70% 57,491,238,233 87.70% 61,473,794,300 92.60% 73,124,218,196 92.60% 73,124,218,196 Dinas Perumahan
Sarana Dan Utilitas Umum (PSU) Sarana, dan Utilitas Rakyat dan Kawasan
dalam kondisi baik Pemukiman
1 04 01 Program Penunjang Urusan Persentase tingkat 100% 100% 7,671,644,277 100% 7,518,343,200.00 100% 7,533,343,200.00 100% 7,533,343,200.00 100% 7,533,343,200 Dinas Perumahan
Pemerintahan Daerah kepuasan bidang/bagian Rakyat dan Kawasan
Kabupaten/Kota terhadap pelayanan Pemukiman
kesekretariatan

---- Bab VII. Kerangka Pendanaan Pembangunan Dan Program Perangkat Daerah --- VII.6
Bidang Urusan Pemerintahan dan Kondisi
Indikator Kinerja Perangkat Daerah
Kode Kinerja Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Kondisi Akhir Periode RPJMD Penanggung Jawab
program Prioritas Pembangunan Program (Outcome)
Awal Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 05 Urusan Pemerintahan Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum Serta Perlindungan Masyarakat
Satuan Polisi Pamong Praja
1 05 02 Program Peningkatan Ketenteraman Persentase Pelanggaran 100% 100% 2,234,772,253 100% 2,085,434,190 100% 2,294,439,334 100% 2,356,632,333 100% 2,356,632,333.11 Satuan Polisi Pamong
dan Ketertiban Umum Penegakan PERDA dan Praja
PERKADA yang dapat
diselesaikan secara
preventif dan represif,
non yustisi maupun
yustisi
1 05 04 Program Pencegahan, Prosentase Layanan 100% 100% 89,409,900 100% 279,893,250 100% 580,630,141.25 100% 582,982,766 100% 582,982,765.63 Satuan Polisi Pamong
Penanggulangan, Penyelamatan Respon Cepat Praja
Kebakaran Dan Penyelamatan Non (Response Time)
Kebakaran Penanggulangan
Kejadian Kebakaran
1 05 01 Program Penunjang Urusan Presentase tingkat 100% 100% 20,281,344,718 100% 21,788,822,560 100% 21,914,435,525.00 100% 23,025,690,401 100% 23,025,690,401 Satuan Polisi Pamong
Pemerintah Daerah kepuasan Bidang/Bagian Praja
terhadap pelayanan
kesekretariatan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah


1 05 03 Program Penanggulangan Bencana Perentase kejadian 91,33% 100% 787,263,826 100% 832,534,520 100% 923,886,514 100% 1,002,161,535 100% 1,002,161,535 Badan
bencana yang berhasil Penanggulangan
ditanggulangi Bencana Daerah
1 05 01 Program Penunjang Urusan Persentase tingkat 84.53% 100% 4,411,926,063 100% 4,382,215,480.30 100% 4,470,098,486.00 100% 4,666,771,964.50 100% 4,666,771,965 Badan
Pemerintahan Daerah kepuasan bidang/bagian Penanggulangan
Kabupaten/Kota terhadap pelayanan Bencana Daerah
kesekretariatan

1 06 Urusan Pemerintahan Bidang Sosial


Dinas Sosial
1 06 02 Program Pemberdayaan Sosial % Peningkatan 81% 81% 1,971,862,731 100% 2,869,828,302.00 100% 3,512,530,957.00 100% 3,442,444,810.00 100% 3,442,444,810.00 Dinas Sosial
Kesejahteraan Sosial
Bagi Penyandang
Masalah Kesejahteraan
dan Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial
1 06 03 Program Penanganan Warga Negara (%) Tingkat Penanganan 100% 100% 62,450,000.00 100% 72,500,000.00 100% 72,500,000.00 100% 100,000,000.00 100% 100,000,000.00 Dinas Sosial
Migran Korban Tindak Kekerasan Warga Negara Migran
Korban Tindak
Kekerasan
1 06 04 Program Rehabilitasi Sosial % Penyandang Masalah 100% 100% 1,881,605,600 100% 2,122,116,500.00 85% 2,344,372,000.00 90% 2,233,372,000.00 90% 2,233,372,000.00 Dinas Sosial
Kesejahteraan Sosial
yang mendapatkan
layanan rehabilitasi
kesejahteraan sosial

1 06 05 Program Perlindungan Dan Jaminan % Penerima Bantuan 100% 100% 1,832,335,400.00 100% 2,009,277,000.00 100% 2,092,571,600.00 100% 2,445,053,600.00 100% 2,445,053,600.00 Dinas Sosial
Sosial
1 06 06 Program Penanganan Bencana % Penanganan Korban 100% 100% 567,612,000.00 100% 1,227,878,000.00 100% 1,327,878,000.00 100% 1,122,000,000.00 100% 1,122,000,000.00 Dinas Sosial
Bencana Alam dan
Bencana Sosial
1 06 07 Program Pengelolaan Taman Makam % Makam Pahlawan 100% 100% 39,412,500.00 100% 50,000,000.00 100% 50,000,000.00 100% 50,000,000.00 100% 50,000,000.00 Dinas Sosial
Pahlawan Yang Dikelola

---- Bab VII. Kerangka Pendanaan Pembangunan Dan Program Perangkat Daerah --- VII.7
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kondisi Perangkat Daerah
Kode Kinerja Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Kondisi Akhir Periode RPJMD Penanggung Jawab
program Prioritas Pembangunan Program (Outcome)
Awal Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 06 01 Program Penunjang Urusan % Tingkat Kepuasan 100% 100% 7,859,559,494.00 100% 8,263,880,600.00 100% 8,129,440,400.00 100% 8,688,010,400.00 100% 8,688,010,400.00 Dinas Sosial
Pemerintah Daerah Bidang/Bagian Terhadap
Pelayanan Kesektariatan

2 URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR


2 07 Urusan Pemerintahan Bidang Tenaga Kerja
Dinas Penanaman Modal Tenaga Kerja dan PTSP
2 07 03 Program Pelatihan Kerja Dan Persentase Peserta 100% 100% 241,735,544.00 100% 244,750,000.00 100% 250,698,900.00 100% 261,478,000.00 100% 261,478,000.00 Dinas Penanaman
Produktifitas Tenaga Kerja Pelatihan Yang Lulus Modal Tenaga Kerja
Dan Mendapat Sertifikat dan PTSP
Kompetensi
2 07 04 Program Penempatan Tenaga Kerja Persentase Peningkatan 50% 70% 201,715,635.00 70% 260,815,000.00 80% 267,185,000.00 85% 278,674,400.00 90% 278,674,400.00 Dinas Penanaman
Pencari Kerja Yang Modal Tenaga Kerja
Mendapatkan Pekerjaan dan PTSP
Melalui Job Fair

2 07 05 Program Hubungan Industrial Persentase Tenaga Kerja 100% 100% 214,333,467.00 100% 246,873,150.00 100% 252,873,500.00 100% 263,735,000.00 100% 263,735,000.00 Dinas Penanaman
Yang Dilindungi Sesuai Modal Tenaga Kerja
Dengan Peraturan Yang dan PTSP
Berlaku
2 08 Urusan Pemerintahan Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Dinas Pengendalian Penduduk, KB, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
2 08 02 Program Pengarus Utamaan Gender Tingkat capaian Pratama Pratama 148,816,150 Madya 201,632,329 Madya 221,795,562 Madya 243,975,118 Madya 243,975,118 Dinas Pengendalian
Dan Pemberdayaan Perempuan Anugerah Penduduk, KB,
Parahita Ekapraya (APE) Pemberdayaan
Perempuan dan
Perlindungan Anak
2 08 03 Program Perlindungan Perempuan Rasio kekerasan 0.0037 0.0038 620,643,059 0.0036 252,864,550 0.0033 252,045,805 0.0031 315,465,185 0.0031 315,465,185 Dinas Pengendalian
terhadap perempuan, Penduduk, KB,
termasuk TPPO (per Pemberdayaan
100.000 penduduk Perempuan dan
perempuan) Perlindungan Anak
2 08 05 Program Pengelolaan Sistem Data Persentase keterlibatan 60% 65% 9,500,000 75% 14,291,200 90% 15,720,320 100% 17,292,352 100% 17,292,352 Dinas Pengendalian
Gender Dan Anak stackholder dalam Penduduk, KB,
pemutakhiran data Pemberdayaan
Gender dan Anak Perempuan dan
Perlindungan Anak
2 08 06 Program Pemenuhan Hak Anak Persentase Forum Anak 100% 100% 378,315,260 100% 212,948,010 100% 234,242,811 100% 257,667,092 100% 257,667,092 Dinas Pengendalian
(PHA) Daerah Aktif Penduduk, KB,
Pemberdayaan
Perempuan dan
Perlindungan Anak
2 08 07 Program Perlindungan Khusus Anak Persentase anak korban 100% 100% 84,521,590 100% 101,171,840 100% 111,289,024 100% 122,417,926 100% 122,417,926 Dinas Pengendalian
kekerasan yang Penduduk, KB,
ditangani instansi terkait Pemberdayaan
kabupaten / kota Perempuan dan
Perlindungan Anak
2 09 Urusan Pemerintahan Bidang Pangan
Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan
2 09 03 Program Peningkatan Diversifikasi Persentase Stabilitas 90% 90% 1,225,223,364 90.5% 1,252,615,400 91% 1,315,246,170 91.5% 1,381,008,478 91,5 % 1,381,008,478 Dinas Pangan
Dan Ketahanan Pangan Masyarakat Pasokan dan Harga Pertanian dan
Pangan Perikanan
Persentase Ketersediaan 60% 60% 65% 70% 75% 75% -
Cadangan Pangan
Daerah sesuai Standar

---- Bab VII. Kerangka Pendanaan Pembangunan Dan Program Perangkat Daerah --- VII.8
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kondisi Perangkat Daerah
Kode Kinerja Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Kondisi Akhir Periode RPJMD Penanggung Jawab
program Prioritas Pembangunan Program (Outcome)
Awal Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Persentase Target 81.3% 83% 84% 84% 85% 85% -
Konsumsi Pangan
2 09 04 Program Penanganan Kerawanan 90% 90% 147,205,650 91% 183,123,000 92% 192,279,150 93% 201,893,108 93 % 201,893,108 Dinas Pangan
Persentase Peningkatan
Pangan Pertanian dan
Tahan Pangan
Perikanan
2 09 05 Program Keamanan Persentase kasus
Pengawasan 21.0% 20.0% 79,708,905 19.5% 91,000,000 19.0% 95,550,000 18.5% 100,327,500 18.5% 100,327,500 Dinas Pangan
Pangan pangan yang tidak Pertanian dan
sesuai standar mutu Perikanan
yang telah ditetapkan
2 10 Urusan Pemerintahan Bidang Pertanahan
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman
2 10 04 Program Penyelesaian Sengketa Prosentase Penyelesaian 100% 80% 43,194,900 100% 82,080,000 100% 95,760,000 100% 109,440,000 100% 109,440,000 Dinas Perumahan
Tanah Garapan konflik pertanahan yang Rakyat dan Kawasan
dimediasi Pemukiman

2 10 05 Program Penyelesaian Ganti Persentase penyelesaian 41% 100% 48,291,553,786 100% 15,487,902,800 100% 14,239,077,086 100% 14,275,709,385 100% 14,275,709,385 Dinas Perumahan
Kerugian Dan Santunan Tanah ganti rugi tanah untuk Rakyat dan Kawasan
Untuk Pembangunan pembangunan Pemukiman

2 10 08 Program Pengelolaan Tanah Kosong Persentase bidang tanah 100% 100% 72,497,880 100% 120,197,000 100% 120,197,000 100% 120,197,000 100% 120,197,000 Dinas Perumahan
Pemerintah Kota Rakyat dan Kawasan
Pontianak yang telah Pemukiman
dimanfaatkan sesuai
peruntukan
2 10 10 Program Penatagunaan Tanah Persentase penggunaan 100% 100% 111,270,000 100% 162,570,000 100% 162,570,000 100% 162,570,000 100% 162,570,000 Dinas Perumahan
tanah Rakyat dan Kawasan
Pemukiman
2 11 Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup
Dinas Lingkungan Hidup
2 11 2 Program Perencanaan Lingkungan Persentase perencanaan 0% 0% 10,000,000 100% 425,000,000 100% 650,500,000.00 100% 702,540,000 100% 702,540,000 Dinas Lingkungan
Hidup lingkungan hidup Hidup

2 11 3 Program Pengendalian Pencemaran Persentase pengendalian 100% 100% 2,017,162,619 60% 2,355,360,355 70% 2,571,681,976 80% 3,097,416,534 80% 3,097,416,534 Dinas Lingkungan
dan/atau Kerusakan Lingkungan pencemaran Hidup

2 11 4 Program Pengelolaan Persentase pengelolaan 100% 100% 132,370,000 100% 1,220,000,000 100% 1,518,200,000 100% 9,314,526,000 100% 9,314,526,000 Dinas Lingkungan
Keanekaragaman Hayati (KEHATI) Keanekaragaman Hayati Hidup
(KEHATI)

2 11 5 Program Pengendalian Bahan Persentase 100% - 100% 350,000,000 100% 371,000,000 100% 450,680,000 100% 450,680,000 Dinas Lingkungan
Berbahaya dan Beracun (B3) dan Pengendalian Bahan Hidup
Limbah Bahan Berbahaya dan Berbahaya dan Beracun
Beracun (Limbah B3) (B3) dan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun
(Limbah B3)

2 11 6 Program Pembinaan dan Persentase pelaku usaha 100% 100% 96,937,500 100% 575,000,000 100% 609,500,000 100% 658,260,000 100% 658,260,000 Dinas Lingkungan
Pengawasan Terhadap Izin yang menerapkan izin Hidup
Lingkungan dan Izin Perlindungan lingkungan dan izin PPLH
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(PPLH)
2 11 7 Program Pengakuan Keberadan Terwujudnya Kearifan 100% 100% 82,189,600 100% 310,000,000 100% 328,600,000 100% 354,888,000 100% 354,888,000 Dinas Lingkungan
Masyarakat Hukum Adat (MHA), Lokal di masyarakat Hidup
Kearifan Lokal dan Hak MHA yang terhadap PPLH
terkait dengan PPLH

---- Bab VII. Kerangka Pendanaan Pembangunan Dan Program Perangkat Daerah --- VII.9
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kondisi Perangkat Daerah
Kode Kinerja Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Kondisi Akhir Periode RPJMD Penanggung Jawab
program Prioritas Pembangunan Program (Outcome)
Awal Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
2 11 8 Program Peningkatan Pendidikan, Peningkatan kapasitas 100% 100% 2,939,973,718 100% 3,146,991,240 100% 3,335,810,714 100% 3,602,675,572 100% 3,602,675,572.00 Dinas Lingkungan
Pelatihan dan Penyuluhan kader masyarakat peduli Hidup
Lingkungan Hidup Untuk Masyarakat lingkungan

2 11 9 Program Penghargaan Lingkungan Persentase penghargaan 100% 100% 523,206,547 100% 491,106,551 100% 520,572,944 100% 562,218,780 100% 562,218,780.00 Dinas Lingkungan
Hidup Untuk Masyarakat lingkungan hidup yang Hidup
dicapai

2 11 10 Program Penanganan Pengaduan Persentase Penanganan 100% 100% 49,573,300 100% 275,000,000 100% 291,500,000 100% 314,820,000 100% 314,820,000 Dinas Lingkungan
Lingkungan Hidup Pengaduan Lingkungan Hidup
Hidup

2 11 11 Program Pengelolaan Sampah Persentase pengelolaan 100% 100% 46,381,197,536 100% 48,576,837,499 100% 51,491,447,749 100% 55,650,763,569 100% 55,650,763,569 Dinas Lingkungan
sampah Hidup
2 11 1 Program Penunjang Urusan Persentase tingkat 100% 100% 17,201,746,612 100% 19,085,846,054 100% 20,382,062,185 100% 22,114,777,025 100% 22,114,777,025 Dinas Lingkungan
Pemerintahan Daerah kepuasan Bidang/Bagian Hidup
terhadap pelayanan
Kesekretariatanv

2 12 Urusan Pemerintahan Bidang Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil


Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
2 12 02 Program Pendaftaran Penduduk Persentase Penyelesaian 88 88.50 1,461,048,834 89 1,672,879,000 89..50 1,677,099,760 90 1,683,430,900 90 1,683,430,900 Dinas Kependudukan
Penerbitan Kartu dan Pencatatan Sipil
Keluarga

Persentase penyelesaian 97 97.50 1,461,048,834 98 98.50 99 99 Dinas Kependudukan


Surat Tanda Bukti dan Pencatatan Sipil
Pendataan Penduduk
Non Permanen

Persentase Penyelesaian 80 80.50 1,461,048,834 81 81.50 82 82 Dinas Kependudukan


Penerbitan KTP dan Pencatatan Sipil

Persentase Penyelesaian 85.00 85.50 1,461,048,834 86 86.50 87 87 Dinas Kependudukan


Penerbitan KIA dan Pencatatan Sipil

Persentase penerbitan 100% 1.00 1,461,048,834 1.00 262,500,000 100% 262,500,000 100% 262,500,000 100% 262,500,000 Dinas Kependudukan
dokumen KTP dan Pencatatan Sipil
El,KK,KIA,pada
pelayanan keliling
2 12 03 Program Pencatatan Sipil Persentase Penduduk 40 42.50 519,916,738 45 380,874,900 93.50 395,709,896 50 417,962,390 50 417,962,390 Dinas Kependudukan
berusia 0-18 tahun yang dan Pencatatan Sipil
menerima Akta Kelahiran
tepat waktu pelaporan

Persentase anak yang 30 32.50 519,916,738 35 37.50 40 40 Dinas Kependudukan


memiliki dokumen dan Pencatatan Sipil
perubahan status tepat
waktu pelaporan
Persentase Penduduk 30 32.50 519,916,738 35 37.50 40 40 Dinas Kependudukan
yang meninggal dan Pencatatan Sipil
menerima Akta Kematian
tepat waktu pelaporan

---- Bab VII. Kerangka Pendanaan Pembangunan Dan Program Perangkat Daerah --- VII.10
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kondisi Perangkat Daerah
Kode Kinerja Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Kondisi Akhir Periode RPJMD Penanggung Jawab
program Prioritas Pembangunan Program (Outcome)
Awal Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Persentase Penduduk 50 52.50 519,916,738 55 57.50 60 60 Dinas Kependudukan
yang menikah menerima dan Pencatatan Sipil
Akta Perkawinan tepat
waktu pelaporan

Persentase Penduduk 30 32.50 519,916,738 35 37.50 40 40 Dinas Kependudukan


yang memiliki Akte Cerai dan Pencatatan Sipil
tepat waktu pelaporan

Persentase penerbitan 100% 100% 519,916,738 100% 141,550,000 100% 141,550,000 100% 141,550,000 100% 141,550,000 Dinas Kependudukan
dokumen Akte Kelahiran dan Pencatatan Sipil
dan Akte Kematian pada
pelayanan keliling

2 12 04 Program Pengelolaan Informasi Persentase Jumlah 75 77.50 336,578,934 80.00 269,569,600 82.50 276,435,584 85 286,734,560 85 286,734,560 Dinas Kependudukan
Administrasi Kependudukan Instansi yang telah dan Pencatatan Sipil
memanfaatkan Data
Kependudukan melalui
DWH
Persentase data 1% 1% 336,578,934 1% 100,190,000 1% 104,197,600 1% 110,209,000 1% 110,209,000 Dinas Kependudukan
penduduk anomali dalam dan Pencatatan Sipil
database SIAK
2 12 05 Program Pengelolaan Profil Persentase Penyusunan 100% 100% 19,122,933 100% 19,175,000 100% 19,942,000 100% 21,092,500 100% 21,092,500 Dinas Kependudukan
Kependudukan Profil Kependudukan dan Pencatatan Sipil

2 12 01 Program Penunjang Urusan Presentase tingkat 100% 100% 11,542,488,221 100% 9,877,421,500 100% 9,961,241,160 100% 10,609,814,250 100% 10,609,814,250 Dinas Kependudukan
Pemerintah Daerah Kepuasan Bidang/Bagian dan Pencatatan Sipil
terhadap pelayanan
Kesekretariatan

2 13 Urusan Pemerintahan Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Dinas Pengendalian Penduduk, KB, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
2 13 05 Program Pemberdayaan Lembaga Persentase keterlibatan 0% 55% 300,513,924 60% 468,039,000 75% 514,842,900 90% 566,327,190 90% 566,327,190 Dinas Pengendalian
Kemasyarakatan, Lembaga Adat LPM dalam Penduduk, KB,
Dan Masyarakat Hukum Adat pembangunan Kelurahan Pemberdayaan
Perempuan dan
Perlindungan Anak
2 14 Urusan Pemerintahan Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Dinas Pengendalian Penduduk, KB, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
2 14 02 Program Pengendalian Penduduk TFR (Angka Kelahiran 2.17 2.39 258,988,035 2.21 277,176,390 2.19 297,088,029 2.1 318,990,832 2.1 318,990,832 Dinas Pengendalian
Total) Penduduk, KB,
Pemberdayaan
Perempuan dan
Perlindungan Anak
Angka Kelahiran 546 549 400 350 325 325 - Dinas Pengendalian
Remaja umur 15-19 Penduduk, KB,
tahun (Age Specific Pemberdayaan
Fertility Rate/ASFR 15- Perempuan dan
19) Perlindungan Anak
2 14 03 Program Pembinaan Keluarga Persentase pemakaian 70.23% 70.48% 3,432,786,738 70.52% 2,850,876,019 70.61% 2,902,654,821 70.72% 2,959,611,503 70.72% 2,959,611,503 Dinas Pengendalian
Berencana (KB) kontrasepsi Modern Penduduk, KB,
(Modern Contraceptive Pemberdayaan
Prevalence Rate/mCPR) Perempuan dan
Perlindungan Anak

---- Bab VII. Kerangka Pendanaan Pembangunan Dan Program Perangkat Daerah --- VII.11
3,432,786,738
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kondisi Perangkat Daerah
Kode Kinerja Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Kondisi Akhir Periode RPJMD Penanggung Jawab
program Prioritas Pembangunan Program (Outcome)
Awal Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
12.14% 12.47% 8% 7.70% 7.40% 7.40% - Dinas Pengendalian
Persentase kebutuhan Penduduk, KB,
ber-KB yang tidak Pemberdayaan
terpenuhi (unmet need) Perempuan dan
Perlindungan Anak
2 14 04 Program Pemberdayaan Dan Median Usia Kawin 0.0% 19.0% 993,190,262 20.9% 329,142,704 21.0% 362,056,974 21.0% 398,262,672 21.00% 398,262,672 Dinas Pengendalian
Peningkatan Keluarga Sejahtera (KS) Pertama Penduduk, KB,
Perempuan (MUKP) Pemberdayaan
seluruh Perempuan dan
wanita umur 25-49 tahun Perlindungan Anak

Persentase Baduta 0% 25% 24% 22% 19% 19% - Dinas Pengendalian


Stunting Penduduk, KB,
Pemberdayaan
Perempuan dan
Perlindungan Anak
2 14 01 Program Penunjang Urusan Presentase tingkat 80% 90% 6,635,745,557.00 95% 6,887,657,957.80 100% 7,010,823,754.08 100% 7,260,056,129.79 100% 7,260,056,130 Dinas Pengendalian
Pemerintah Daerah Kepuasan Bidang/Bagian Penduduk, KB,
terhadap pelayanan Pemberdayaan
Kesekretariatan Perempuan dan
Perlindungan Anak
2 15 Urusan Pemerintahan Bidang Perhubungan
Dinas Perhubungan
2 15 02 Program Penyelenggaraan Lalu Presentase 80% 80% 31,220,364,816 80% 32,772,510,000 82% 34,217,190,000 82% 35,569,248,000 82% 35,569,248,000 Dinas Perhubungan
Lintas dan Angkutan Jalan Perlengkapan Jalan dan
Pendukung Lalu Lintas
yang disediakan dan
dilakukan pemeliharaan

Presentase Jalan Utama 80% 80% 80% 82% 82% 82% -


Dalam Kondisi Tertib dan
Lancar
Presentase Kendaraan 80% 80% 80% 82% 82% 82% -
bermotor Laik Jalan
2 15 03 Program Pengelolaan Pelayaran Persentase 80% 80% 952,721,700 80% 2,603,290,000 82% 3,215,000,000 82% 3,185,000,000 82% 3,185,000,000 Dinas Perhubungan
Pembangunan Fasilitas
yang dibangun,
Pemeliharaan, dan
Pengawasan pada
Pelabuhan Sungai dan
Dermaga
Penyeberangan
2 15 01 Program Penunjang Urusan Presentase tingkat 100% 100% 14,819,334,441 100% 15,697,000,000 100% 15,827,250,000.00 100% 17,686,036,000 100% 17,686,036,000 Dinas Perhubungan
Pemerintah Daerah Kepuasan Bidang/Bagian
terhadap pelayanan
Kesekretariatan

2 16 Urusan Pemerintahan Bidang Komunikasi dan Informatika


Dinas Komunikasi dan Informatika
2 16 02 Program Informasi Dan Komunikasi Persentase masyarakat 89.44% 89.44% 1,045,675,814 90% 1,107,148,800 93% 1,184,040,140 96% 1,170,499,250 100% 1,170,499,250 Dinas Komunikasi dan
Publik yang menjadi sasaran Informatika
penyebaran informasi
publik yang mengetahui
kebijakan dan program
prioritas pemerintah dan
pemerintah daerah

---- Bab VII. Kerangka Pendanaan Pembangunan Dan Program Perangkat Daerah --- VII.12
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kondisi Perangkat Daerah
Kode Kinerja Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Kondisi Akhir Periode RPJMD Penanggung Jawab
program Prioritas Pembangunan Program (Outcome)
Awal Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
2 16 03 Program Aplikasi Informatika Persentase jumlah 91% 91% 3,647,150,040 94% 2,409,849,400 97% 2,517,395,700 100% 2,524,924,085 100% 2,524,924,085 Dinas Komunikasi dan
perangkat daerah yang Informatika
telah menerapkan SPBE

2 16 01 Program Penunjang Urusan Presentase tingkat 92% 92% 6,874,380,412 94% 6,970,971,800.00 96% 7,335,652,960.00 100% 8,166,964,200.00 100% 8,166,964,200 Dinas Komunikasi dan
Pemerintah Daerah Kepuasan Bidang/Bagian Informatika
terhadap pelayanan
Kesekretariatan

2 17 Urusan Pemerintahan Bidang Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah


Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan
2 17 02 Program Pelayanan Izin Usaha Persentase Peningkatan 0.96% 0.57% 5,260,100 0.96% 10,260,100 1.15% 18,000,000 1.53% 21,000,000 1.53% 21,000,000 Dinas Koperasi,
Simpan Pinjam Izin Usaha Simpan Usaha Mikro dan
Pinjam Perdagangan
2 17 03 Program Pengawasan Dan 19% 19% 60,985,320 19% 64,661,750 29% 73,054,250 38% 73,054,000 38% 73,054,000 Dinas Koperasi,
Pemeriksaan Koperasi Persentase peningkatan Usaha Mikro dan
Pengawasan dan Perdagangan
pemeriksaan Koperasi
2 17 04 Program Penilaian Kesehatan 17% 8% 4,494,814 17% 13,895,000 22% 22,895,000 23% 24,949,000 23% 24,949,000 Dinas Koperasi,
KSP/USP Koperasi Persentase KSP/USP Usaha Mikro dan
yang bernilai SEHAT Perdagangan
2 17 05 Program Pendidikan Dan Latihan Persentase Pendidikan 19% 31% 394,448,639 19% 394,448,720 23% 394,448,720 29% 396,315,000 29% 396,315,000 Dinas Koperasi,
Perkoperasian dan Latihan Usaha Mikro dan
Perkoperasian Perdagangan
2 17 06 Program Pemberdayaan Dan Persentase 10% 10% 10,789,814 10% 10,790,000 14% 26,000,000 19% 26,000,000 19% 26,000,000 Dinas Koperasi,
Perlindungan Koperasi Pemberdayaan dan Usaha Mikro dan
Perlindungan Koperasi Perdagangan
2 17 07 Program Pemberdayaan Usaha Persentase Usaha Mikro 5% 3% 27,690,000 5% 119,705,500 9% 148,425,500 12% 181,595,000 12% 181,595,000 Dinas Koperasi,
Menengah, Usaha Kecil, Dan Usaha yang diberdayakan Usaha Mikro dan
Mikro (UMKM) Perdagangan
2 17 08 Program Pengembangan UMKM Persentase Usaha Mikro 3% 2% 239,676,000 3% 239,686,000 5% 285,375,000 7% 297,375,000 7% 297,375,000 Dinas Koperasi,
yang meningkat skala Usaha Mikro dan
usahanya Perdagangan
2 18 Urusan Pemerintahan Bidang Penanaman Modal
Dinas Penanaman Modal Tenaga Kerja dan PTSP
2 18 02 Program Pengembangan Iklim Persentase 100% 100% 214,014,000 100% 155,040,000 100% 158,808,000 100% 165,637,000 100% 165,637,000 Dinas Penanaman
Penanaman Modal Pengembangan Iklim Modal Tenaga Kerja
Penanaman Modal yang dan PTSP
Dilaksanakan
2 18 03 Program Promosi Penanaman Modal Persentase Informasi 100% 100% 38,430,000 100% Rp 42,500,000 100% Rp 43,530,000 100% Rp 45,400,000 100% 45,400,000 Dinas Penanaman
Penanaman Modal Yang Modal Tenaga Kerja
Didapatkan Oleh dan PTSP
Masyarakat dan Dunia
Usaha
2 18 04 Program Pelayanan Penanaman Persentase Pelayanan 100% 100% 237,748,200 100% 270,800,000 100% 277,370,000 100% 289,295,500 100% 289,295,500 Dinas Penanaman
Modal Perizinan, Non Perizinan Modal Tenaga Kerja
dan Penanaman Modal dan PTSP
yang Sesuai Dengan
SOP
2 18 05 Program Pengendalian Pelaksanaan Persentase Perusahaan 100% 100% 349,697,599 100% 261,125,000 100% 266,926,600 100% 278,404,000 100% 278,404,000 Dinas Penanaman
Penanaman Modal PMA/PMDN yang Modal Tenaga Kerja
Melaporkan Investasi dan PTSP
Penanaman Modal
Sesuai SOP

---- Bab VII. Kerangka Pendanaan Pembangunan Dan Program Perangkat Daerah --- VII.13
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kondisi Perangkat Daerah
Kode Kinerja Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Kondisi Akhir Periode RPJMD Penanggung Jawab
program Prioritas Pembangunan Program (Outcome)
Awal Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
2 18 06 Program Pengelolaan Data Dan Persentase Sistem 100% 100% 123,941,350 100% 30,000,000 100% 30,729,000 100% 32,050,000 100% 32,050,000 Dinas Penanaman
Sistem Informasi Penanaman Modal Pengelolaan Data dan Modal Tenaga Kerja
Sistem Informasi dan PTSP
Pelayanan Publik yang
Terintegrasi
2 18 01 Program Penunjang Urusan Presentase tingkat 100% 100% 10,736,751,244 100% 10,755,456,850.00 100% 11,015,675,000.00 100% 11,489,101,700.00 100% 11,489,101,700 Dinas Penanaman
Pemerintah Daerah Kepuasan Bidang/Bagian Modal Tenaga Kerja
terhadap pelayanan dan PTSP
Kesekretariatan

2 19 Urusan Pemerintahan Bidang Kepemudaan dan Olahraga


Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata
2 19 02 Program Pengembangan Kapasitas Persentase 25.24% 25.56% 1,927,456,865 26.19% 2,232,577,598 26.43% 2,386,673,653 26.65% 2,490,728,095 26.65% 2,490,728,095 Dinas Kepemudaan
Daya Saing Kepemudaan Meningkatnya Peran Olahraga dan
Serta Kepemudaan Pariwisata
2 19 03 Pengembangan Kapasitas Daya Presentase Peningkatan 2.56 2.60 4,697,046,617 2.64 4,879,663,684 2.67 4,930,244,321 2.70 5,033,650,298 2.70 5,033,650,298 Dinas Kepemudaan
Saing Keolahragaan Penyelenggaraan Olahraga dan
Kejuaraan Olahraga Pariwisata
Tingkat Daerah
Kabupaten/Kota

2 19 04 Program Pengembangan Kapasitas Persentase 15.00% 15.23% 86,924,330 15.37% 99,196,163 15.51% 109,115,779 15.64% 120,027,357 15.64% 120,027,357 Dinas Kepemudaan
Kepramukaan Meningkatnya organisasi Olahraga dan
kepramukaan yang Pariwisata
dibina dan
dikembangkan.

2 19 01 Program Penunjang Urusan Presentase tingkat 100% 100% 9,573,497,133 100% 9,140,890,555.00 100% 9,195,411,708.00 100% 9,195,411,708.00 100% 9,195,411,708 Dinas Kepemudaan
Pemerintah Daerah Kepuasan Bidang/Bagian Olahraga dan
terhadap pelayanan Pariwisata
Kesekretariatan

2 20 Urusan Pemerintahan Bidang Statistik


Dinas Komunikasi Informatika
2 20 02 Program Penyelenggaraan Statistik Presentase Tingkat 90% 90% 559,708,964 92% 548,468,500 95% 601,717,200 98% 634,773,375 98% 634,773,375 Dinas Komunikasi
Sektoral terselenggaranya Informatika
kegiatan Statistik
Sektoral Kota Pontianak

2 21 Urusan Pemerintahan Bidang Persandian


Dinas Komunikasi Informatika
2 21 02 Program Penyelenggaraan Indeks Keamanan Cukup Baik Cukup 252,885,480 Baik 212,081,500 Baik 229,466,000 Sangat 237,838,290 Sangat 237,838,290 Dinas Komunikasi
Persandian Untuk Pengamanan Informasi Pemerintah Baik Baik Baik Informatika
Informasi
2 22 Urusan Pemerintahan Bidang Kebudayaan
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
2 22 02 Program Pengembangan Persentase 100% 100% 2,245,866,626 100% 2,201,820,959 100% 2,212,830,064 100% 2,223,894,214 100% 2,223,894,214 Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Pengembangan Kebudayaan
Kebudayaan yang di
kelola dan dilestarikan
2 22 03 Program Pengembangan Kesenian Persentase Peningkatan 100% 100% 68,398,775 100% 68,740,769 100% 69,084,473 100% 69,429,895 100% 69,429,895 Dinas Pendidikan dan
Tradisional akses masyarakat dalam Kebudayaan
penyelenggaraan dan
pelaksanaan kegiatan

---- Bab VII. Kerangka Pendanaan Pembangunan Dan Program Perangkat Daerah --- VII.14
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kondisi Perangkat Daerah
Kode Kinerja Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Kondisi Akhir Periode RPJMD Penanggung Jawab
program Prioritas Pembangunan Program (Outcome)
Awal Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
2 22 04 Program Pembinaan Sejarah Persentase Objek 100% 100% 135,956,350 100% 136,636,132 100% 137,319,312 100% 138,005,909 100% 138,005,909 Dinas Pendidikan dan
kemajuan kebudayaan Kebudayaan
yang dikembangkan
(penyebarluasan,
pengkajian,
penanyangan
keragaman)
2 22 05 Program Pelestarian Dan Persentase Teregister 100% 100% 78,270,316 100% 133,936,668 100% 134,606,351 100% 135,279,383 100% 135,279,383 Dinas Pendidikan dan
Pengelolaan Cagar Budaya cagar budaya Kebudayaan
(pendaftaran,
pengkajian, penetapan,
pencatatan,
pemeringaktan,
penghapusan)
2 22 06 Program Pengelolaan Permuseuman Persentase Pengelolaan, 100% 100% 200,000,000 100% 201,000,000 100% 202,005,000 100% 203,015,025 100% 203,015,025 Dinas Pendidikan dan
pengamanan, Kebudayaan
pengembangan dan
pemanfaatan koleksi
museum

2 23 Urusan Pemerintahan Bidang Perpustakaan


Dinas Perpustakaan
2 23 02 Pembinaan Perpustakaan Persentase Koleksi Buku 50% 50% 794,513,673 50% 836,270,900 50% 916,442,800 50% 927,684,040 50% 927,684,040 Dinas Perpustakaan
yang Tersedia di
Perpustakaan
2 23 01 Program Penunjang Urusan Presentase tingkat 100.00% 100% 10,063,642,286 100% 8,559,085,900 100% 8,794,099,800 100% 9,236,926,510 100% 9,236,926,510 Dinas Perpustakaan
Pemerintahan Daerah Kepuasan Bidang/Bagian
terhadap pelayanan
Kesekretariatan

2 24 Urusan Pemerintahan Bidang Kearsipan


Dinas Perpustakaan
2 24 02 Program Pengelolaan Arsip Indeks kearsipan Baik Baik 224,948,640 Baik 251,193,200 Baik 228,232,900 Baik 291,644,350 Baik 291,644,350 Dinas Perpustakaan
2 24 03 Program Perlindungan dan Persentase Arsip Statis 65% 65% 5,600,000 65% 8,610,000 65% 9,040,500 65% 9,492,700 65% 9,492,700 Dinas Perpustakaan
Penyelamatan Arsip yang telah dibuatkan
Daftar Arsip Statis
3 URUSAN PEMERINTAHAN PILIHAN
3 25 Urusan Pemerintahan Bidang Kelautan dan Perikanan
Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan
3 25 03 Program Pengelolaan Perikanan Persentase Kelompok 100% 100% 83,278,515 100% 352,500,000 100% 363,350,000 100% 379,956,060 100% 379,956,060 Dinas Pangan
Tangkap Usaha Bersama yang Pertanian dan
difasilitasi Perikanan
3 25 04 Program Pengelolaan Perikanan Persentase peningkatan 25% 25% 1,072,274,319 50% 1,033,500,000 53.33% 1,053,800,000 56.52% 1,070,061,440 56.52% 1,070,061,440 Dinas Pangan
Budidaya jumlah kelompok Pertanian dan
pembudidaya yang Perikanan
dilayani/didampingi/dibin
a

3 25 06 Program Pengolahan Dan Persentase jumlah 40% 80% 140,591,172 83.33% 81,000,000 85.71% 86,200,000 100% 91,500,000 100% 91,500,000 Dinas Pangan
Pemasaran Hasil Perikanan pelaku usaha mikro dan Pertanian dan
kecil pengolah dan Perikanan
pemasar hasil perikanan
yang
dilayani/didampingi/dibin
a

---- Bab VII. Kerangka Pendanaan Pembangunan Dan Program Perangkat Daerah --- VII.15
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kondisi Perangkat Daerah
Kode Kinerja Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Kondisi Akhir Periode RPJMD Penanggung Jawab
program Prioritas Pembangunan Program (Outcome)
Awal Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
3 26 Urusan Pemerintahan Bidang Pariwisata
Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata
3 26 02 Program Peningkatan Daya Tarik Meningkatnya daya tarik 3.39% 3.42 % 685,488,702 3.42 % 1,934,870,814 3.43 % 1,561,464,800 3.44 % 1,561,464,800 3.44 % 1,561,464,800 Dinas Kepemudaan
Destinasi Pariwisata destinasi pariwisata Olahraga dan
Pariwisata
3 26 03 Program Pemasaran Pariwisata 3.39% 3.42 % 606,452,000 3.42 % 739,992,000 3.43 % 750,218,070 3.44 % 1,057,397,087 3.44 % 1,057,397,087 Dinas Kepemudaan
Meningkatnya Program
Olahraga dan
Pemasaran Pariwisata
Pariwisata
3 26 04 Program Pengembangan Ekonomi Presentase pelaku 1.80% 1.80% - 1.86% 150,000,000 1.88% 152,820,000 1.89% 152,820,000 1.89% 152,820,000 Dinas Kepemudaan
Kreatif Melalui Pemanfaatan Dan ekonomi kreatif yang Olahraga dan
Perlindungan Kekayaan Intelektual mendapatkan Pariwisata
perlindungan hak
kekayaan intelektual
3 26 05 Program Pengembangan 3.42 % 3.42 % 1,018,439,510 3.42 % 765,497,000 3.43 % 765,497,000 3.44 % 739,992,000 3.44 % 739,992,000 Dinas Kepemudaan
Sumberdaya Pariwisata dan Meningkatnya Olahraga dan
Ekonomi Kreatif Pengembangan Sumber Pariwisata
Daya Pariwisata dan
ekonomi Kreatif
Presentase pelaku 2% 2% 0.0186 1,674,430,000 0.0188 1,674,430,000 0.0189 1,674,430,000 0.0189 1,674,430,000 Dinas Kepemudaan
ekonomi kreatif yang Olahraga dan
mengikuti Pariwisata
pengembangan sumber
daya ekonomi kreatif
3 27 Urusan Pemerintahan Bidang Pertanian
Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan
3 27 02 Program Penyediaan Dan Persentase luas lahan 0.28% 0.32% 2,057,772,725 0.33% 1,801,250,600 0.34% 1,887,933,130 0.36% 2,458,471,274 0.36% 2,458,471,274 Dinas Pangan
Pengembangan Sarana Pertanian yang ditanami dengan Pertanian dan
benih bersertifikat Perikanan
1.13 1.24 1.27 1.30 1.33 1.33 - Dinas Pangan
Nilai indeks pertanaman
Pertanian dan
(IP)
Perikanan
Luas pertanaman ubi 1 ha 3.15 5 6 7 7 - Dinas Pangan
kayu yang menggunakan Pertanian dan
pupuk Perikanan
1 ha 2 3 4.5 5 5 - Dinas Pangan
Luas pertanaman keladi Pertanian dan
Perikanan
Persentase luas panen 2.5% 2.5% 2.9% 4.5% 4.5% 4.5% - Dinas Pangan
tanaman hortikultura Pertanian dan
Perikanan
Persentase bibit Sumber 0.0% 1.0% 1.4% 1.4% 2.0% 2.0% - Dinas Pangan
Daya Genetik (SDG) Pertanian dan
bersertifikat Perikanan
5% 5% 5.5% 6.05% 6.7% 6.7% - Dinas Pangan
Persentase sarana yang
Pertanian dan
memenuhi standar
Perikanan
Persentase Peningkatan 7.69% 3.68% 3.68% 21,838,800 3.68% 23,838,800 3.68% 227,838,800 3.68% 227,838,800 Dinas Pangan
Jumlah Benih/Bibit Pertanian dan
Ternak, Tanaman Pakan Perikanan
Ternak serta Pakan
Ternak yang cukup
secara kuantitas dan
kualitas

---- Bab VII. Kerangka Pendanaan Pembangunan Dan Program Perangkat Daerah --- VII.16
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kondisi Perangkat Daerah
Kode Kinerja Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Kondisi Akhir Periode RPJMD Penanggung Jawab
program Prioritas Pembangunan Program (Outcome)
Awal Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Persentase Peternak dan 3.86% 3.68% 3.68% 3.68% 3.68% 3.68% - Dinas Pangan
Pelaku Usaha Pertanian dan
Peternakan yang Perikanan
Menerapkan Teknologi
Unggul
Persentase Peningkatan 3% 4% 3% 3% 3% 3% - Dinas Pangan
Keberhasilan Sapi Pertanian dan
Indukan Wajib Bunting Perikanan
(SIWAB)
3 27 03 Program Penyediaan Dan Persentase Peningkatan 20% 20% 1,489,268,045 40% 604,726,000 40% 439,329,800 60% 1,103,351,190 60% 1,103,351,190 Dinas Pangan
Pengembangan Prasarana Pertanian Ketersediaan Prasarana Pertanian dan
Pertanian Perikanan

Persentase peningkatan 1% 1.08% 1.99% 2.98% 3.98% 3.98% - Dinas Pangan


pelayanan prima di Pertanian dan
UPTD agribisnis Perikanan

3 27 04 Program Pengendalian Kesehatan Persentase Penurunan 0% 0% 1,956,140,773 0% 1,111,461,200 0% 1,753,482,700 0% 1,240,376,950 0% 1,240,376,950 Dinas Pangan
Hewan Dan Kesehatan Masyarakat Hewan yang Terkena Pertanian dan
Veteriner Penyakit Menular Ternak Perikanan

10% 8.3% 10% 10% 10% 10% - Dinas Pangan


Persentase Peningkatan
Pertanian dan
Pelayanan di Puskeswan
Perikanan
5% 5% 5% 8% 8% 8% - Dinas Pangan
Persentase Peningkatan
Pertanian dan
Pelayanan di RPH Sapi
Perikanan
Persentase Peningkatan 5% 5% 5% 5% 5% 5% - Dinas Pangan
pelayanan di Kawasan Pertanian dan
Usaha Peternakan Perikanan

10% 10% 10% 10% 10% 10% - Dinas Pangan


Persentase Peningkatan Pertanian dan
pengetahuan Perikanan
masyarakat yang
menerapkan standar
keamanan produk hewan

3 27 07 Program Penyuluhan Pertanian Persentase peningkatan 25% 25% 330,715,044 50% 314,385,000 75% 330,104,250 100% 346,609,300 100% 346,609,300 Dinas Pangan
kapasitas kelembagaan Pertanian dan
peyuluh pertanian Perikanan

Persentase peningkatan 4% 7.68% 7.68% 7.68% 7.68% 7,68 % - Dinas Pangan


kapasitas petani dan Pertanian dan
pelaku agribisnis Perikanan

3 27 01 Program Penunjang Urusan Persentase tingkat 100.00% 100.00% 12,640,270,318 100% 11,871,880,000 100% 11,981,374,000 100% 12,303,542,700 100% 12,303,542,700 Dinas Pangan
Pemerintahan Daerah kepuasan bidang/bagian Pertanian dan
Kabupaten/Kota terhadap pelayanan Perikanan
kesekretariatan

---- Bab VII. Kerangka Pendanaan Pembangunan Dan Program Perangkat Daerah --- VII.17
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kondisi Perangkat Daerah
Kode Kinerja Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Kondisi Akhir Periode RPJMD Penanggung Jawab
program Prioritas Pembangunan Program (Outcome)
Awal Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
3 30 Urusan Pemerintahan Bidang Perdagangan
Dinas Koperasi, Usaha Mikro Dan Perdagangan
3 30 02 Program Perizinan Dan Pendaftaran Persentase pelaku usaha 100% 100% 79,941,040 100% 112,440,950 100% 139,440,950 100% 153,840,950 100% 153,840,950 Dinas Koperasi,
Perusahaan yang memperoleh izin Usaha Mikro Dan
sesuai dengan ketentuan Perdagangan
( IUPP/SIUP Pusat
Perbelanjaan dan
IUTM/IUTS/SIUP Toko
Swalayan
3 30 03 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana 8.82% 11.76% 2,480,903,400 35.29% 2,680,504,350 44.12% 2,321,191,000 50% 2,665,191,000 50% 2,665,191,000 Dinas Koperasi,
Distribusi Perdagangan distribusi perdagangan Usaha Mikro Dan
binaan yang tingkatkan Perdagangan
3 30 04 Program Stabilisasi Harga Barang Tingkat stabilisasi harga 83% 83% 94,028,450 92% 138,468,200 92% 164,629,200 100% 344,774,200 100% 344,774,200 Dinas Koperasi,
Kebutuhan Pokok Dan Barang barang kebutuhan pokok Usaha Mikro Dan
Penting dan barang penting Perdagangan

Persentase kinerja 100% 100% 100% 100% 100% - Dinas Koperasi,


realisasi pupuk Usaha Mikro Dan
Perdagangan
3 30 05 Program Pengembangan Ekspor Persentase Pelaku 24% 39% 39,458,511 24% 170,468,400 27% 189,757,400 38% 242,650,000 38% 242,650,000 Dinas Koperasi,
Usaha eksport yang Usaha Mikro Dan
dibina Perdagangan
3 30 06 Program Standardisasi Dan Persentase alat-alat 96% 97% 365,466,630 97% 396,447,700 98% 411,805,000 99% 427,865,000 99% 427,865,000 Dinas Koperasi,
Perlindungan Konsumen ukur, takar, timbang dan Usaha Mikro Dan
perlengkapannya ( UTTP Perdagangan
) bertanda tera sah yang
berlaku
3 30 07 Program Penggunaan Dan 100% 100% 9,500,100 100% 27,800,000 100% 39,900,000 100% 139,900,000 100% 139,900,000 Dinas Koperasi,
Pemasaran Produk Dalam Negeri Usaha Mikro Dan
Persentase Penggunaan
Perdagangan
dan Pemasaran Produk
dalam negeri pada event
rapat/sosialisasi/kegiatan
sejenis.
3 30 01 Program Penunjang Urusan Persentase tingkat 77.32% 77.32% 11,593,007,484 80.00% 12,088,970,379.00 85.00% 12,673,557,822.00 90.00% 12,515,825,652.00 90.00% 12,515,825,652 Dinas Koperasi,
Pemerintahan Daerah kepuasan bidang/bagian Usaha Mikro Dan
Kabupaten/Kota terhadap pelayanan Perdagangan
kesekretariatan

3 31 Urusan Pemerintahan Bidang Perindustrian


Dinas Koperasi, Usaha Mikro Dan Perdagangan
3 31 02 Program Perencanaan Dan Persentase pencapaian 100% 100% 471,820,090 100% 532,701,050 100% 654,910,050 100% 601,418,050 100% 601,418,050 Dinas Koperasi,
Pembangunan Industri sasaran pembangunan Usaha Mikro Dan
industri termasuk Perdagangan
turunan indikator
pembangunan industri
dalam RIPIN yang
ditetapkan dalam RPIP
3 31 03 Program Pengendalian Izin Usaha Pertambahan jumlah 2.47% 2.47% 3,300,000 2.50% 13,042,600 2.60% 14,783,000 2.60% 26,783,000 2.60% 26,783,000 Dinas Koperasi,
Industri Kabupaten/Kota industri kecil dan Usaha Mikro Dan
menengah di kota Perdagangan
Persentase jumlah hasil 64.85% 64.85% 65% 70% 75% 75% - Dinas Koperasi,
pemantauan dan Usaha Mikro Dan
pengawasan dengan Perdagangan
jumlah izin usaha industri
(IUI) Kecil dan Industri
Menengah yang
dikeluarkan oleh instansi
terkait

---- Bab VII. Kerangka Pendanaan Pembangunan Dan Program Perangkat Daerah --- VII.18
3 31 03

Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kondisi Perangkat Daerah


Kode Kinerja Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Kondisi Akhir Periode RPJMD Penanggung Jawab
program Prioritas Pembangunan Program (Outcome)
Awal Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Persentase jumlah hasil 100% 100% 100% 100% 100% 100% - Dinas Koperasi,
pemantauan dan Usaha Mikro Dan
pengawasan dengan Perdagangan
jumlah Izin Perluasan
Industri (IPUI) Kecil dan
Industri Menengah yang
dikeluarkan oleh instansi
terkait
3 31 04 Program Pengelolaan Sistem Tersedianya informasi 1 dokumen 1 11,759,600 1 58,035,200 1 74,535,200 1 143,231,000 1 143,231,000 Dinas Koperasi,
Informasi Industri Nasional industri secara lengkap dokumen dokumen dokumen dokume dokumen Usaha Mikro Dan
dan terkini n Perdagangan
4 UNSUR PENDUKUNG URUSAN PEMERINTAHAN
4 01 Sekretariat Daerah
4 01 02 Program Pemerintahan Dan nilai RB pada komponen 71,74 71,74 1,357,248,940 71,74 1,158,136,683 71,74 1,281,835,063 71,74 1,410,018,570 71,74 1,410,018,570 Sekretariat Daerah
Kesejahteraan Rakyat penataan produk hukum
daerah
persentase 100% 100% 10,229,786,770 100% 9,986,488,216 100% 11,053,126,062 100% 12,158,438,668 100% 12,158,438,668 Sekretariat Daerah
organisasi/lembaga
sosial masyarakat yang
berfungsi
Persentase perangkat 100% 100% 800,981,972 100% 766,936,992 100% 848,852,076 100% 933,737,284 100% 933,737,284 Sekretariat Daerah
darah yang memenuhi
indikator kinerja kunci
(IKK)
4 01 03 Program Perekonomian Dan persentase koordinasi 100% 100% 3,137,162,925 100% 2,179,108,984 100% 2,411,855,478 100% 2,653,041,025 100% 2,653,041,025 Sekretariat Daerah
Pembangunan dan kebijakan bidang
perekonomian dan
pembangunan yang
difasilitasi
Persentase capaian 100% 100% 1,936,280,114 100% 1,982,571,470 100% 2,194,326,165 100% 2,413,758,781 100% 2,413,758,781 Sekretariat Daerah
layanan pengadaan
barang dan jasa
4 01 01 Program Penunjang Urusan nilai RB pada komponen 71,74 71,74 1,168,773,593 71,74 1,253,098,915 71,74 1,386,940,030 71,74 1,525,634,033 71,74 1,525,634,033 Sekretariat Daerah
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota penataan dan penguatan
organisasi; penataan
ketatalaksanaan

persentase kepuasan 100% 100% 2,607,298,337 100% 2,657,339,099 100% 2,941,164,442 100% 3,235,280,886 100% 3,235,280,886 Sekretariat Daerah
masyarakat terhadap
pelayanan keprotokolan
dan komunikasi pimpinan
Presentase tingkat 100% 100% 41262066492 100.00% 41,655,119,639.98 100.00% 43,263,300,683.74 ###### 45,931,930,752.11 45,931,930,752 Sekretariat Daerah
Kepuasan Bidang/Bagian
terhadap pelayanan
Kesekretariatan

---- Bab VII. Kerangka Pendanaan Pembangunan Dan Program Perangkat Daerah --- VII.19
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kondisi Perangkat Daerah
Kode Kinerja Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Kondisi Akhir Periode RPJMD Penanggung Jawab
program Prioritas Pembangunan Program (Outcome)
Awal Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
4 02 Sekretariat DPRD
4 02 02 Program Dukungan Pelaksanaan Persentase fasilitasi 100% 100% 13,833,398,720 100% 14,851,122,437 100% 15,469,165,334 100% 15,315,014,394 100% 15,315,014,394 Sekretariat DPRD
Tugas dan Fungsi DPRD pelaksanaan tugas dan
fungsi DPRD
Presentase fasilitasi 100% 100% 100% 100% 100% 100% - Sekretariat DPRD
kehumasan, protokoler,
perjalanan dinas dalam
rangka pelaksanaan
tugas dan fungsi DPRD
4 02 01 Program Penunjang Urusan Presentase tingkat 100% 100% 40,836,683,899.00 100% 40,687,177,563.00 100% 42,314,664,666.00 100% 45,330,548,606.00 100% 45,330,548,606 Sekretariat DPRD
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Kepuasan Bidang/Bagian
terhadap pelayanan
Kesekretariatan

5 UNSUR PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN


5 01 Perencanaan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
5 01 02 Program Perencanaan, Persentase Pencapaian 100% 100% 1,999,387,397 100% 2,035,281,430 100% 2,261,073,640 100% 2,381,362,372 100% 2,381,362,372 Badan Perencanaan
Pengendalian dan Evaluasi Target Program Pembangunan
Pembangunan Daerah Pembangunan Daerah Daerah
5 01 03 Program Koordinasi Dan Sinkronisasi Konsistensi program 100% 100% 1,664,523,455 100% 1,668,463,033 100% 1,668,463,033 100% 1,668,463,033 100% 1,668,463,033 Badan Perencanaan
Perencanaan Pembangunan Daerah RKPD Perangkat Daerah Pembangunan
ke dalam APBD Daerah
5 01 01 Program Penunjang Urusan Persentase tingkat 100% 100% 9,626,266,738.00 100% 8,865,534,988.45 100% 9,657,175,517.62 100% 10,426,458,005.38 100% 10,426,458,005 Badan Perencanaan
Pemerintahan Daerah kepuasan bidang/bagian Pembangunan
Kabupaten/Kota terhadap pelayanan Daerah
kesekretariatan

5 02 Keuangan
Badan Keuangan Daerah
5 02 02 Program Pengelolaan Keuangan Presentase dokumen 100% 100% 37,014,432,725 100% 19,630,030,000 100% 20,108,940,000 100% 20,773,490,000 100% 20,773,490,000 Badan Keuangan
Daerah APBD diselesaikan tepat Daerah
waktu dan sesuai
ketentuan
Presentase dokumen 100% 100% 100% 100% 100% 100% -
perbendaharaan
tervalidasi tepat waktu
dan sesuai ketentuan
Presentase laporan 100% 100% 100% 100% 100% 100% -
keuangan sesuai SAP
dan disampaikan tepat
waktu
Presentase dokumen 100% 100% 100% 100% 100% 100% -
data penunjang urusan
pengelolaan keuangan
daerah yang tervalidasi
dan sesuai ketentuan
Presentase ketersedian 100% 100% 100% 100% 100% 100% -
data keuangan dalam
sistem informasi yang
tervalidasi
5 02 03 Program Pengelolaan Barang Milik Persentase barang milik 99% 100% 8,733,727,693 100% 4,967,740,000 100% 5,459,550,000 100% 6,142,000,000 100% 6,142,000,000 Badan Keuangan
Daerah daerah yang tercatat Daerah
sesuai ketentuan yang
berlaku
5 02 04 Program Pengelolaan Pendapatan Persentase pelayanan 100% 100% 4,512,827,699 100% 3,249,080,000 100% 3,570,740,000 100% 4,017,090,000 100% 4,017,090,000 Badan Keuangan
Daerah kepada wajib pajak dan/ Daerah
retribusi yang
diselesaikan tepat waktu

Persentase dokumen 100% 100% 100% 100% 100% 100% -


database pajak dan /
retribusi yang tersedia

---- Bab VII. Kerangka Pendanaan Pembangunan Dan Program Perangkat Daerah --- VII.20
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kondisi Perangkat Daerah
Kode Kinerja Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Kondisi Akhir Periode RPJMD Penanggung Jawab
program Prioritas Pembangunan Program (Outcome)
Awal Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Persentase tingkat 47% 50% 55% 60% 65% 65% -
kepatuhan wajib pajak
dan/ retribusi dalam
melakukan pembayaran
pajak/ retribusi
5 02 01 Program Penunjang Urusan Persentase tingkat 100% 100% 31,742,765,096 100% 27,837,120,000 100% 28,214,156,000.0 100% 28,746,403,600 100% 28,746,403,600 Badan Keuangan
Pemerintahan Daerah kepuasan bidang/bagian Daerah
Kabupaten/Kota terhadap pelayanan
kesekretariatan

5 03 Kepegawaian
Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM
5 03 02 Program Kepegawaian Daerah Persentase Layanan 80% 80% 6,131,804,326 80% 6,309,674,323 85% 6,928,022,407 90% 7,620,824,647 90% 7,620,824,647 Badan Kepegawaian
Administrasi dan Pengembangan
Kepegawaian Daerah SDM
5 03 01 Program Penunjang Urusan Presentase tingkat 100% 100% 11,263,661,615.00 100% 11,339,221,238.00 100% 11,534,344,679.32 100% 12,008,829,147.26 100% 12,008,829,147 Badan Kepegawaian
Pemerintah Daerah Kepuasan Bidang/Bagian dan Pengembangan
terhadap pelayanan SDM
Kesekretariatan

5 04 Pendidikan dan Pelatihan


Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM
5 04 02 Program Pengembangan Sumber Persentase ASN yang 80% 80% 4,561,993,957 85% 1,720,984,439 85% 1,889,640,914 90% 2,078,605,005 90% 2,078,605,005 Badan Kepegawaian
Daya Manusia ditingkatkan kemampuan dan Pengembangan
manajerial dan fungsional SDM

5 05 Penelitian dan Pengembangan


Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
5 05 02 Program Penelitian dan Prosentase kesesuaian 52% 60% 1,363,413,060 60% 1,405,760,549 74% 1,551,131,809 85% 1,706,244,990 85% 1,706,244,990 Badan Perencanaan
pengembangan daerah capaian kinerja program Pembangunan
penelitian dan Daerah
pengembangan daerah
6 UNSUR PENGAWASAN URUSAN PEMERINTAHAN
6 01 Inspektorat Daerah
6 01 02 Program Penyelengaraan Persentase kategori hasil 3,3% 20% 315,536,200 40% 308,650,000 80% 340,000,000 100% 435,000,000 100% 435,000,000 Inspektorat Daerah
Pengawasan evaluasi SPIP Perangkat
Daerah dengan score
3,5 pada obrik binaan
Irban

---- Bab VII. Kerangka Pendanaan Pembangunan Dan Program Perangkat Daerah --- VII.21
6 01 02
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kondisi Perangkat Daerah
Kode Kinerja Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Kondisi Akhir Periode RPJMD Penanggung Jawab
program Prioritas Pembangunan Program (Outcome)
Awal Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Persentase obrik binaan 80% 81% 82% 27,500,000 83% 32,500,000 84% 40,000,000 84% 40,000,000 Inspektorat Daerah
Irban yang selesai
menindaklanjuti RHP
BPK
Persentase obrik binaan 100% 100% 100% 7,500,000 100% 12,500,000 100% 20,000,000 100% 20,000,000 Inspektorat Daerah
Irban yang selesai
menindaklanjuti RHP
APIP
6 01 03 Program Perumusan Kebijakan, Persentase perumusan 100% 100% 1,139,155,600 100% 29,000,000 100% 36,000,000 100% 47,000,000 23,33% 47,000,000 Inspektorat Daerah
Pendampingan dan Asistensi kebijakan tehnis di
bidang pengawasan dan
bidang fasilitasi
pengawasan
Persentase aparatur 100% 100% 100% 1,252,600,000 100% 1,471,000,000 100% 1,616,800,000 100% 1,616,800,000 Inspektorat Daerah
pengawasan yang
mengikuti diklat serta
bimtek minimal 120 jam
/tahun per APIP
Persentase unit kerja 10% 13,33% 16,67% 541,000,000 20% 574,000,000 23,33% 620,000,000 100% 620,000,000 Inspektorat Daerah
yang memenuhi standar
untuk diusulkan
memperoleh predikat
WBK/WBBM
6 01 01 Program Penunjang Urusan Persentase tingkat 100% 100% 9,916,245,739 100% 9,671,750,000 100% 9,336,000,000 100% 9,671,200,000 100% 9,671,200,000 Inspektorat Daerah
Pemerintah Daerah kepuasan bidang/bagian
terhadap pelayanan
kesekretariatan

7 UNSUR KEWILAYAHAN
7 01 Kecamatan Pontianak Barat
7 01 02 Program Penyelenggaraan Presentase 90% 90% 262,224,725 90% 274,604,098 95% 281,606,502 100% 341,584,119 100% 341,584,119 Kecamatan Pontianak
Pemerintahan Dan Pelayanan Publik terlaksananya kegiatan Barat
pemerintahan dan
pelayanan publiik
7 01 03 Program Pemberdayaan Presentase Keterlibatan 90% 90% 611,190,005 90% 2,038,640,684 95% 2,054,926,021 100% 2,127,037,472 100% 2,127,037,472 Kecamatan Pontianak
Masyarakat Desa Dan Kelurahan Masyarakat dalam Barat
kegiatan Kecamatan

Presentase LPM Aktif -


7 01 04 Program Koordinasi Ketentraman Presentase Koordinasi 90% 90% 398,853,047 90% 103,529,454 95% 106,169,455 100% 110,150,810 100% 110,150,810 Kecamatan Pontianak
Dan Ketertiban Umum Gangguan Trantibum Barat
yang dapat diselesaikan

7 01 05 Program Penyelenggaraan Presentasi Koordinasi 90% 90% 554,477,879 90% 647,226,363 95% 663,730,635 100% 688,620,538 100% 688,620,538 Kecamatan Pontianak
Urusan Pemerintahan Umum penyelenggaraan urusan Barat
pemerintahan umum

7 01 01 Program Penunjang Urusan Persentase tingkat 90% 90% 10,656,101,048 90% 10,768,799,401.52 95% 11,069,087,386.50 100% 11,566,179,061.77 100% 11,566,179,062 Kecamatan Pontianak
Pemerintah Daerah kepuasan bidang/bagian Barat
terhadap pelayanan
kesekretariatan

7 01 Kecamatan Pontianak Selatan


7 01 02 Program Penyelenggaraan Presentase 90 % 90 % 142,357,620 90 % 96,390,000 95 % 98,317,800 100 % 103,233,690 100 % 103,233,690 Kecamatan Pontianak
Pemerintahan Dan Pelayanan Publik terlaksananya kegiatan Selatan
pemerintahan dan
pelayanan publiik

---- Bab VII. Kerangka Pendanaan Pembangunan Dan Program Perangkat Daerah --- VII.22
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kondisi Perangkat Daerah
Kode Kinerja Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Kondisi Akhir Periode RPJMD Penanggung Jawab
program Prioritas Pembangunan Program (Outcome)
Awal Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
7 01 03 Program Pemberdayaan Presentase keterlibatan 90 % 90 % 1,150,475,915 90 % 2,965,199,600 95 % 2,969,503,592 100 % 2,980,478,772 100 % 2,980,478,772 Kecamatan Pontianak
Masyarakat Desa Dan Kelurahan masayarakat dalam Selatan
kegiatan di Kecamatan
7 01 04 Program Koordinasi Ketentraman Presentase Koordinasi 90 % 90 % 428,135,064 90 % 102,000,000 95 % 104,040,000 100 % 109,242,000 100 % 109,242,000 Kecamatan Pontianak
Dan Ketertiban Umum Gangguan Trantibum Selatan
yang dapat diselesaikan

7 01 05 Program Penyelenggaraan Presentasi Koordinasi 90 % 90 % 406,239,619 90 % 525,708,000 95 % 536,222,160 100 % 563,033,268 100 % 563,033,268 Kecamatan Pontianak
Urusan Pemerintahan Umum penyelenggaraan urusan Selatan
pemerintahan umum

7 01 01 Program Penunjang Urusan Persentase tingkat 90% 90% 10,786,987,724 90% 10,971,022,400 95% 11,288,488,448 100% 11,811,591,470.40 100% 11,811,591,470 Kecamatan Pontianak
Pemerintah Daerah kepuasan bidang/bagian Selatan
terhadap pelayanan
kesekretariatan

7 01 Kecamatan Pontianak Utara


7 01 02 Program Penyelenggaraan Presentase 90% 90% 81,202,691 90% 87,099,000 95% 95,360,000 100% 111,482,400 100% 111,482,400 Kecamatan Pontianak
Pemerintahan Dan Pelayanan Publik terlaksananya kegiatan Utara
pemerintahan dan
pelayanan publik
7 01 03 Program Pemberdayaan Persentase keterlibatan 90% 90% 987,550,347 90% 2,231,683,800 95% 2,291,819,375 100% 2,291,819,375 100% 2,291,819,375 Kecamatan Pontianak
Masyarakat Desa Dan Kelurahan masyarakat dalam Utara
kegiatan di kecamatan
7 01 04 Program Koordinasi Ketentraman Presentase Koordinasi 90% 90% 368,483,786 90% 71,227,000 95% 73,358,740 100% 109,656,544 100% 109,656,544 Kecamatan Pontianak
Dan Ketertiban Umum Gangguan Trantibum Utara
yang dapat diselesaikan

7 01 05 Program Penyelenggaraan Presentasi Koordinasi 90% 90% 361,566,762 90% 433,342,146 95% 441,893,410 100% 552,084,100 100% 552,084,100 Kecamatan Pontianak
Urusan Pemerintahan Umum penyelenggaraan urusan Utara
pemerintahan umum

7 01 01 Program Penunjang Urusan Persentase tingkat 90% 90% 10,049,806,170 90% 10,331,968,054 95% 10,583,680,475 100% 11,077,530,781 100% 11,077,530,781 Kecamatan Pontianak
Pemerintah Daerah kepuasan bidang/bagian Utara
terhadap pelayanan
kesekretariatan

7 01 Kecamatan Pontianak Kota


7 01 02 Program Penyelenggaraan Presentase 90 % 90 % 148,665,420 90 % 137,488,656 95 % 140,238,429 100 % 147,250,351 100 % 147,250,351 Kecamatan Pontianak
Pemerintahan Dan Pelayanan Publik terlaksananya kegiatan Kota
pemerintahan dan
pelayanan publiik
7 01 03 Program Pemberdayaan Presentase keterlibatan 90 % 90 % 1,245,001,547 90 % 149,940,000 95 % 152,938,800 100 % 160,585,740 100 % 160,585,740 Kecamatan Pontianak
Masyarakat Desa Dan Kelurahan masayarakat dalam Kota
kegiatan di Kecamatan
Presentase LPM Aktif 90 % 90 % 90 % 2,927,590,944 95 % 2,986,142,763 100 % 3,135,449,901 100 % 3,135,449,901
7 01 04 Program Koordinasi Ketentraman Presentase Koordinasi 90 % 90 % 551,294,146 90 % 203,940,738 95 % 208,019,553 100 % 218,420,530 100 % 218,420,530 Kecamatan Pontianak
Dan Ketertiban Umum Gangguan Trantibum Kota
yang dapat diselesaikan

7 01 05 Program Penyelenggaraan Presentasi Koordinasi 90 % 90 % 347,349,753 90 % 414,856,363 95 % 423,153,490 100 % 444,311,165 100 % 444,311,165 Kecamatan Pontianak
Urusan Pemerintahan Umum penyelenggaraan urusan Kota
pemerintahan umum

---- Bab VII. Kerangka Pendanaan Pembangunan Dan Program Perangkat Daerah --- VII.23
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kondisi Perangkat Daerah
Kode Kinerja Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Kondisi Akhir Periode RPJMD Penanggung Jawab
program Prioritas Pembangunan Program (Outcome)
Awal Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
7 01 01 Program Penunjang Urusan Presentase tingkat 90.00% 90.00% 10,810,329,525 90.00% 11,000,183,299 95% 11,311,166,965 100% 11,875,608,313 100% 11,875,608,313 Kecamatan Pontianak
Pemerintah Daerah Kepuasan Bidang/Bagian Kota
terhadap pelayanan
Kesekretariatan

7 01 Kecamatan Pontianak Tenggara


7 01 02 Program Penyelenggaraan Persentase 90 % 90 % 249,241,580 90 % 144,730,000 95 % 158,760,000 100 % 186,760,000 100 % 186,760,000 Kecamatan Pontianak
Pemerintahan Dan Pelayanan Publik terlaksananya kegiatan Tenggara
pemerintahan dan
pelayanan publik
7 01 03 Program Pemberdayaan Presentase Lembaga 90 % 90 % 898,739,840 90 % 997,990,000 95 % 1,077,300,000 100 % 1,182,300,000 100 % 1,182,300,000 Kecamatan Pontianak
Masyarakat Desa Dan Kelurahan Kemayarakatan yang Tenggara
aktif (LPM, PKK, Karang
Taruna/Forum Anak,
RT/RW, Posyandu)

7 01 04 Program Koordinasi Ketentraman Persentase Koordinasi 90 % 90 % 317,325,163 90 % 166,135,000 95 % 200,135,000 100 % 211,635,000 100 % 211,635,000 Kecamatan Pontianak
Dan Ketertiban Umum Gangguan Trantibum Tenggara
yang dapat diselesaikan

7 01 05 Program Penyelenggaraan Persentase Koordinasi 90 % 90 % 479,193,707 90 % 511,617,400 95 % 592,657,000 100 % 669,712,200 100 % 669,712,200 Kecamatan Pontianak
Urusan Pemerintahan Umum penyelenggaraan urusan Tenggara
pemerintahan umum

7 01 01 Program Penunjang Urusan Persentase tingkat 90% 90% 8,769,868,970 90% 10,315,047,600 95.0% 10,425,700,000 100% 10,789,700,000 100% 10,789,700,000 Kecamatan Pontianak
Pemerintah Daerah kepuasan bidang/bagian Tenggara
terhadap layanan
kesekretariatan
7 01 Kecamatan Pontianak Timur
7 01 02 Program Penyelenggaraan Persentase 80% 80% 157,303,160 82% 172,000,000 85% 180,630,000 90% 282,500,000 90% 282,500,000 Kecamatan Pontianak
Pemerintahan Dan Pelayanan Publik terlaksananya kegiatan Timur
pemerintahan dan
pelayanan publik
7 01 03 Program Pemberdayaan Masyarakat Presentase Lembaga 75% 75% 1,123,513,500 80% 3,686,000,000 82% 4,056,656,545 85% 4,320,000,000 85% 4,320,000,000 Kecamatan Pontianak
Desa Dan Kelurahan Kemasyarakatan yang Timur
Aktif (LPM, PKK, Karang
taruna/forum anak,
RT/RW, Posyandu)

7 01 04 Program Koordinasi Ketentraman Persentase Koordinasi 80% 80% 555,214,350 82% 110,000,000 85% 115,000,000 90% 120,000,000 90% 120,000,000 Kecamatan Pontianak
Dan Ketertiban Umum Penanganan Gangguan Timur
Trantibum
7 01 05 Program Penyelenggaraan Urusan Persentasi Koordinasi 80% 80% 846,577,710 82% 943,526,545 85% 1,010,000,000 90% 1,135,000,000 90% 1,135,000,000 Kecamatan Pontianak
Pemerintahan Umum penyelenggaraan urusan Timur
pemerintahan umum

7 01 01 Program Penunjang Urusan Presentase tingkat 100% 100% 13,371,594,265 100% 13,761,273,455 100% 13,763,273,455 98% 14,143,716,000 98% 14,143,716,000 Kecamatan Pontianak
Pemerintah Daerah Kepuasan Bidang/Bagian Timur
terhadap pelayanan
Kesekretariatan

---- Bab VII. Kerangka Pendanaan Pembangunan Dan Program Perangkat Daerah --- VII.24
Bidang Urusan Pemerintahan dan Indikator Kinerja Kondisi Perangkat Daerah
Kode Kinerja Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Kondisi Akhir Periode RPJMD Penanggung Jawab
program Prioritas Pembangunan Program (Outcome)
Awal Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
8 UNSUR UNSUR PEMERINTAHAN UMUM
8 01 Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
8 01 02 Program Penguatan Ideologi Persentase Peningkatan 100% 100% 269,707,830 100% 235,000,000 100% 255,000,000 100% 275,000,000 100% 275,000,000 Kantor Kesatuan
Pancasila dan Karakter Kebangsaan Wawasan Kebangsaan Bangsa dan Politik
Dalam Kehidupan
berbangsa dan
bernegara
8 01 03 Program Peningkatan Peran Partai Persentase Jumlah 80% 80% 3,422,593,953 80% 28,349,590,000 80% 32,369,590,000 80% 3,896,590,000 80% 3,896,590,000 Kantor Kesatuan
Politik dan Lembaga Pendidikan Pemahaman tentang Bangsa dan Politik
Melalui Pendidikan Politik dan pendikan politik
Pengembangan Etika serta Budaya
Politik
8 01 04 Program Pemberdayaan dan Persentase Jumlah 80% 80% 16,500,000 80% 10,000,000 80% 12,000,000 80% 15,000,000 80% 15,000,000 Kantor Kesatuan
Pengawasan Organisasi Ormas di Kota Pontianak Bangsa dan Politik
Kemayarakatan
8 01 05 Program Pembinaan dan Persentase Jumlah 80% 80% 199,712,207 80% 195,000,000 80% 240,000,000 80% 320,000,000 80% 320,000,000 Kantor Kesatuan
Pengembangan Ketahanan Ekonomi, Pembentukan Kelompok Bangsa dan Politik
Sosial dan Budaya Keagaman serta
pebentukan kader P4GN

8 01 06 Program Peningkatan Kewaspadaan Persentase Jumlah 100% 100% 968,530,000 100% 585,000,000 100% 750,000,000 100% 860,000,000 100% 860,000,000 Kantor Kesatuan
Nasional dan Peningkatan Kualitas Konflik Yang Dapat Bangsa dan Politik
dan Fasilitasi Penanganan Konflik ditangani
Sosial
8 01 01 Program Penunjang Urusan Presentase tingkat 87% 90% 2,483,216,903 90% 2,294,840,000 90% 2,303,221,000 95% 2,408,640,100 95% 2,408,640,100 Kantor Kesatuan
Pemerintah Daerah Kepuasan Bidang/Bagian Bangsa dan Politik
terhadap pelayanan
Kesekretariatan

1,878,278,864,660 1,782,550,000,000 1,883,050,000,001 2,042,087,570,002 2,042,087,570,002

---- Bab VII. Kerangka Pendanaan Pembangunan Dan Program Perangkat Daerah --- VII.25
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

BAB VIII
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH
DAERAH

P
enetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran
keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah pada akhir
periode masa jabatan. Keberhasilan tersebut ditunjukkan dari akumulasi pencapaian
indikator pembangunan daerah setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri
setiap tahun.
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kota Pontianak meliputi Aspek Kesejahteraan
Masyarakat, Aspek Pelayanan Umum dan Aspek Daya Saing. Dalam Aspek Kesejahteraan Masyarakat
pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kebijakan pembangunan untuk mengetahui
keberhasilan pembangunan yang telah dicapai serta menentukan arah pembangunan Pemerintah Kota
Pontianak lima tahun kedepan. Dalam masa pandemi ini Pemerintah Kota Pontianak cukup optimis
untuk menargetkan bahwa pertumbuhan ekonomi dalam kurun lima tahunan tersebut diatas 4%.
Sedangkan untuk Indeks Pembangunan Manusia, Kota Pontianak untuk lingkup Provinsi Kalimantan
Barat berdasarkan indeks setiap tahunnya meningkat cukup signifikan dimana indeks Tahun 2019
sebesar 79,35%, lebih tinggi dari IPM Provinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar 67,65 dan IPM nasional
sebesar 71,92 poin. Peningkatan IPM ini dipicu oleh upaya peningkatan kualitas bidang kesehatan yaitu
semakin meratanya sarana dan prasarana kesehatan, kemudahan untuk mengakses persalinan medis,
untuk bidang pendidikan yaitu peningkatan rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah, serta
terjaganya kondisi makro ekonomi yang mempengaruhi daya beli masyarakat. Dengan kondisi angka
IPM Kota Pontianak yang terus meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun, dapat diartikan bahwa
pembangunan manusia di Kota Pontianak semakin baik.
Untuk Aspek Pelayanan Umum Kota Pontianak dijabarkan dalam pelayanan urusan wajib baik
terkait pelayanan dasar maupun tidak terkait pelayanan dasar, dan pelayanan urusan pilihan.
Pemerintah sebagai aparat pelayanan masyarakat wajib memberikan pelayanan kepada masyarakat
dalam wujud pelayanan publik. Pelayanan pubik merupakan pelayanan umum dalam segala bentuk jasa
pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggung jawab
pemerintah daerah dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan
perundangundangan yang berlaku. Pelayanan yang baik dicerminkan dari tercapainya indikator-
indikator pada urusan wajib dan urusan.
Sedangkan Aspek Daya Saing terfokus kepada kemampuan ekonomi daerah, fasilitas dan
infrastruktur wilayah, Iklim Investasi dan Sumber Daya Manusia. Salah satu alat ukur tingkat
kesejahteraan masyarakat adalah dengan pendapatan/pengeluaran yang diterimanya. Sesuai dengan
hukum ekonomi, dimana semakin besar pendapatan yang diterima maka akan diikuti dengan semakin
besarnya pengeluaran yang dikeluarkan. Pengeluaran untuk kebutuhan konsumsi dapat mencerminkan
tingkat kemampuan ekonomi dan tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga.

VIII.1
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Adapun penetapan indikator kinerja utama Kota Pontianak disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 8. 1. Penetapan Indikator Kinerja Utama Kota Pontianak Tahun 2020-2024

Target Tahun
No Indikator
2021 2022 2023 2024
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Indeks Pembangunan Manusia 79,35 80,40 80,85 81,30


(IPM)

2. Indeks Infrastruktur 77,84 79.22 81,17 83,39

3. Indeks Reformasi Birokrasi 71,74 77,74 80,74 83,74

Nilai SAKIP A A A A

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik

4. Opini BPK WTP WTP WTP WTP

5. Nilai LPPD Bintang 2 Bintang 3 Bintang 3 Bintang 4


(***) (***) (****)
(**)

6. Pertumbuhan Ekonomi 4,0-4,5 4,1-4,6 4,2-4,7 4,3-4,8

Tingkat inflasi 3±1 3±1 3±1 3±1

Gini Rasio 0,34 0,34 0,33 0,32

Angka Kemiskinan 5,00 4,80 4,70 4,60

Tingkat Pengangguran 10,02-10,07 9,79-10,46 9,57-10,22 9,35-9,99

7. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 61,90 62,40 62,90 63,40


(IKLH)

8. Angka Kriminalitas 1.419 1.274 1.129 984

Angka Konflik 0 0 0 0

Indeks Resiko Bencana 81,00 79,00 77,00 75,00

VIII.2
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Tabel 8. 2. Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kota Pontianak Tahun 2020-2024

Kondisi Kinerja Kondisi Kinerja pada


Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan pada Awal Target Capaian Setiap Tahun Akhir Periode
No Satuan
Daerah Periode RPJMD RPJMD
2019 2021 2022 2023 2024
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Umum, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.1 PertumbuhanEkonomi % 4,81 4,0-4,5 4,1-4,6 4,2-4,7 4,3-4,8 4,3-4,8

1.2 Laju Inflasi % 2,64 3±1 3±1 3±1 3±1 3±1

1.3 PDRB Per Kapita

1.3.1 PDRB Per kapita ADHB Rp. 60.205.412,00 61.778.976 63.355.250 65.214.038 67.271.528 67.271.528
1.3.2 PDRB Per kapita ADHK 2010 Rp. 38.907.600,00 39.924.512 40.943.175 42.144.412 43.474.060 43.474.060

1.4 Indeks Gini Indeks 0,34 0,34 0,34 0,33 0,32 0,32

1.5 Indeks Ketimpangan Williamson (Indeks Ketimpangan Regional) Indeks 0,4310 0,4190 0,4130 0,4070 0,4010 0,4010

1.6 Persentase Penduduk di Atas Garis Kemiskinan % 95,12 95 95,20 95,30 95,40 95,40
1.7 Indeks Pembangunan Manusia % 79,35 79,35 80,40 80,85 81,30 81,30
Fokus Kesejahteraan Sosial
1 Kesehatan
1.1 Prevalensi Balita Gizi Kurang % 6,9 7,7 7,5 7,3 7 7
2 Ketenagakerjaan
2.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja % 61,62 70,74 72,51 74,28 76,05 76,05
2.2 Tingkat Pengangguran % 9,13 10,02-10,07 9,79-10,46 9,57-10,22 9,35-9,99 9,35-9,99

VIII.3
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Kondisi Kinerja Kondisi Kinerja pada


Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan pada Awal Target Capaian Setiap Tahun Akhir Periode
No Satuan
Daerah Periode RPJMD RPJMD
2019 2021 2022 2023 2024
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Fokus Seni Budaya dan Olahraga
1 Kebudayaan
1.1 Jumlah Kelompok Seni Budaya Kelompok 137 139 140 142 143 143
1.2 Cagar Budaya dan Warisan Budaya Tak Benda yang ditetapkan Buah 7 10 12 14 16 16
1.3 Dokumentasi Budaya Buah 2 9 11 13 15 15
1.4 Pagelaran / Festival Seni Budaya yang dilaksanakan Kegiatan 16 16 16 16 16 16
1.5 Kelompok Seni/Budaya yang berpartisipasi dalam Kelompok 33 34 34 35 35 35
Pagelaran/Festival
2 Kepemudaan dan Olahraga
2.1 Jumlah Organisasi Pemuda Organisasi 72 82 87 92 97 97
2.2 Jumlah Organisasi Olahraga Organisasi 72 74 75 76 77 77
2.3 Jumlah Kegiatan Kepemudaan Kegiatan 9 14 15 16 17 17
2.4 Jumlah Atlet Orang 637 717 718 719 720 720
2.5 Jumlah Gedung Olahraga Unit 26 28 29 30 31 31
2.6 Jumlah Lapangan Olahraga Unit 253 254 255 256 257 257
ASPEK PELAYANAN UMUM
PELAYANAN URUSAN WAJIB
Terkait Pelayanan Dasar
1 Pendidikan
1.1 Rata-rata lama sekolah Tahun 10,14 10,25 10,35 10,44 10,53 10,53
1.2 Angka Harapan Lama Sekolah Tahun 14,99 15,28 15,31 15,43 15,56 15,56
2 Kesehatan
2.1 Angka Harapan Hidup Tahun 72,82 73,01 73,19 73,36 73,54 73,54
2.2 Angka Stunting Balita % 17,04 18,00 17,00 16,00 14,00 14,00
3 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
3.1 Rasio Infrastruktur Jalan % 86,60 87,50 88,00 90,00 92,00 92,00
3.2 Rasio Infrastruktur Saluran Drainase % 47 50 52 54 60 60
3.3 Persentase warga yang memperoleh kebutuhan pokok air % 86 100 100 100 100 100
minum sehari hari
3.4 Persentase Kantor Perangkat Daerah dalam kondisi baik % 50 60 65 70 75 75
3.5 Persentase pemanfaatan lahan sesuai tata ruang % 82 87 90 92 95 95

VIII.4
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Kondisi Kinerja Kondisi Kinerja pada


Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan pada Awal Target Capaian Setiap Tahun Akhir Periode
No Satuan
Daerah Periode RPJMD RPJMD
2019 2021 2022 2023 2024
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
4 Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
4.1 Indeks Infrastruktur Permukiman % 85,67 89,56 90,33 91,00 91,33 91,33

5 Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat


5.1 Persentase penduduk yang memperoleh layanan akibat dari % 100 100 100 100 100 100
penegakan hukum PERDA dan PERKADA
5.2 Persentase penduduk yang memperoleh layanan Penyelamatan % 100 100 100 100 100 100
dan Evakuasi korban kebakaran
5.3 Indeks Kapasitas Daerah (IKD) Angka 0,45 0,53 0,55 0,58 0,60 0,60
6 Sosial
6.1 Persentase Peningkatan Pemenuhan Kebutuhan Dasar % 80,00 81,00 81,50 82,50 84,00 84,00
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Tidak Terkait Pelayanan Dasar
1 Tenaga Kerja
1.1 Rasio Penduduk yang Bekerja Rasio 90,03 89,30-89,98 81,54-90,21 89,78-90,43 90,01-90,65 90,01-90,65
2 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
2.1 Indeks Pembangunan Gender Kota Pontianak % 93,62 93,92 93,98 94,05 94,17 94,17
2.2 Tingkat Capaian Kota Layak Anak Tingkatan Pratama Pratama Madya Nindya Utama Utama
3 Pangan
3.1 Angka Stunting Balita % 17,04 18,00 17,00 16,00 14,00 14,00
4 Lingkungan Hidup
4.1 Indeks Kualitas Air (IKA) Indeks 52,50 53,00 53,50 54,00 54,50 54,50
4.2 Indeks Kualitas Udara (IKU) Indeks 81,50 82,00 82,50 83,00 83,50 83,50
4.3 Indeks Kualitas Tutupan lahan (IKTL) Indeks 39,60 40,00 40,50 41,00 41,50 41,50
5 Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
5.1 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Kependudukan dan Nilai Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Pencatatan Sipil

VIII.5
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Kondisi Kinerja Kondisi Kinerja pada


Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan pada Awal Target Capaian Setiap Tahun Akhir Periode
No Satuan
Daerah Periode RPJMD RPJMD
2019 2021 2022 2023 2024
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
6 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
6.1 Persentase keterlibatan LPM dalam pembangunan Kelurahan % - 55 60 75 90 90
7 Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
7.1 Persentase Laju pertumbuhan Penduduk % 1,65 1,65 1,51 1,23 1,11 1,11
8 Perhubungan
8.1 Rata-rata waktu tempuh per km Jam 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
9 Komunikasi dan Informatika
9.1 Indeks Reformasi Birokrasi Indeks 65,74 71,74 77,74 80,74 83,74 83,74
9.2 Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Informasi dan Nilai Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Komunikasi Publik
10 Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
10.1 Persentase Koperasi yang berkualitas % 4,00 4,00 4,50 4,80 4,90 4,90
10.2 Persentase Usaha Mikro yang menjadi wirausaha % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
11 Penanaman Modal
11.1 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap Pelayanan Nilai Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
DPMTKPTSP
11.2 Persentase Peningkatan Investasi Daerah (PMA/ PMDN) % 5,00 5,00 6,00 6,00 6,00 6,00
12 Kepemudaan dan Olahraga
12.1 Persentase Peningkatan Pemuda dan Olahraga Yang % 2,50 2,54 2,56 2,58 2,60 2,60
Berprestasi di Tingkat Kota / Provinsi / Nasional
13 Statistik
13.1 Persentase tingkat terselenggaranya kegiatan Statistik Sektoral % 85 90 92 95 98 98
Kota Pontianak

14 Persandian
14.1 Indeks Reformasi Birokrasi Indeks 65,74 71,74 77,74 80,74 83,74 83,74

VIII.6
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Kondisi Kinerja Kondisi Kinerja pada


Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan pada Awal Target Capaian Setiap Tahun Akhir Periode
No Satuan
Daerah Periode RPJMD RPJMD
2019 2021 2022 2023 2024
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
15 Kebudayaan
15.1 Persentase cagar budaya kota pontianak yang dilestarikan % 50,00 60,00 70,00 80,00 85,00 85,00
16 Perpustakaan
16.1 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Nilai Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
17 Kearsipan
17.1 Persentase Jumlah Perangkat Daerah yang menerapkan arsip % 100 100 100 100 100 100
secara baku
Pelayanan Urusan Pilihan
1 Kelautan dan Perikanan
1.1 Kontribusi sektor pertanian dan perikanan terhadap PDRB % 1,29 1,33 1,33 1,34 1,34 1,34
2 Pariwisata
2.1 Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB % 3,48 3,41 3,42 3,43 3,49 3,49
3 Pertanian
3.1 Kontribusi sektor pertanian dan perikanan terhadap PDRB % 1,29 1,33 1,33 1,34 1,34 1,34
4 Perdagangan
4.1 Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB % 14,61 14,61 14,61 14,61 14,61 14,61
5 Perindustrian
5.1 Kontribusi sektor industri terhadap PDRB % 16,17 16,17 16,25 16,25 16,30 16,30
Pelayanan Unsur Pendukung
1 Unsur Sekretariat Daerah
1.1 Indeks Reformasi Birokrasi Indeks 65,74 71,74 77,74 80,74 83,74 83,74
1.2 Nilai SAKIP Nilai BB A A A A A
1.3 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Nilai Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
1.4 Nilai LPPD Nilai Bintang 2 Bintang 2 Bintang 3 Bintang 3 Bintang 4 (****) Bintang 4 (****)
(**) (**) (***) (***)

VIII.7
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Kondisi Kinerja Kondisi Kinerja pada


Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan pada Awal Target Capaian Setiap Tahun Akhir Periode
No Satuan
Daerah Periode RPJMD RPJMD
2019 2021 2022 2023 2024
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
2 Unsur Sekretariat DPRD
2.1 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Nilai Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Pelayanan Unsur Penunjang
1 Perencanaan
1.1 Presentase Nilai Perencanaan Kinerja % 23,50 24,50 25,00 25,50 26,00 26,00
1.2 Presentase Nilai Pengukuran dan capaian Kinerja % 30,47 35,97 36,97 37,97 38,97 38,97
2 Keuangan
2.1 Opini BPK Nilai WTP WTP WTP WTP WTP WTP
2.2 Nilai LPPD Nilai Bintang 2 Bintang 2 Bintang 3 Bintang 3 Bintang 4 (****) Bintang 4 (****)
(**) (**) (***) (***)
3 Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
3.1 Indeks Profesionalisme ASN Indeks 55,00 65,00 70,00 75,00 80,00 80,00
4 Penelitian dan Pengembangan
4.1 Prosentase hasil litbang yang dimanfaatkan dalam rumusan % 51,80 64,20 59,80 74,20 84,60 84,60
kebijakan
Pelayanan Unsur Pengawasan
1 Pengawasan
1.1 Indeks Reformasi Birokrasi Indeks 65,74 71,74 77,74 80,74 83,74 83,74
Pelayanan Unsur Kewilayahan
1. Kewilayahan
1.1 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Nilai Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik

VIII.8
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

Kondisi Kinerja Kondisi Kinerja pada


Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan pada Awal Target Capaian Setiap Tahun Akhir Periode
No Satuan
Daerah Periode RPJMD RPJMD
2019 2021 2022 2023 2024
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Pelayanan Unsur Pemerintahan Umum
1. Kesatuan Bangsa dan Politik
1.1 Angka Konflik Angka 0 0 0 0 0 0
ASPEK DAYA SAING DAERAH
Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.1. Pengeluaran per kapita Rp/bulan 14.515.000 14.794.565 14.989.130 15.183.695 15.378.260 15.378.260
1.2. Persentase Pengeluaran Konsumsi Non Pangan perkapita % 55,73 56,32 56,61 56,90 57,19 57,19
1.3. Rasio Ekspor + Impor terhadap PDRB (indikator keterbukaan rasio 0,18 0,19 0,20 0,21 0,22 0,22
ekonomi)
1.4. Rasio Pinjaman terhadap Simpanan di Bank Umum rasio 0,86 0,80 0,81 0,84 0,87 0,87
Fokus Fasilitas dan Infrastruktur Wilayah
1 Perhubungan
1.1. Panjang Jalan dalam Kondisi Baik Km 167,85 177,57 182,43 187,29 192,15 192,15
2. Penataan Ruang
2.2.1. Persentase pemanfaatan lahan sesuai tata ruang % 82 87 90 92 95 95
3 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
3.1 Jumlah Bank dan Cabang unit 54 55 56 57 58 58
4 Lingkungan Hidup
4.1 Persentase sampah yang ditangani % 74 73 73 72 71 71
4.2 Persentase pengurangan sampah dari sumber % 24 25 26 27 28 28
Fokus Iklim Investasi
1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.1. Angka Kriminalitas Laporan 1.709 1.419 1.274 1.129 984 984
1.2 Jumlah Surat Izin Usaha yang Diterbitkan Surat 1.712 1864 1.940 2.016 2.092 2.092
Fokus Sumber Daya Manusia
1 Ketenagakerjaan
1.1. Persentase lulusan S1/S2/S3 % 12,15 13,78 14,61 15,43 16,25 16,25
1.2. Rasio ketergantungan % 43,38 43,09 42,95 42,81 42,67 42,67

VIII.9
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

BAB IX
PENUTUP

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Pontianak tahun 2020 –
2024 disusun sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembangunan Kota Pontianak selama kurun waktu
3 tahun kedepan (2022-2024). Perubahan RPJMD ini telah diimplementasikan dan menjadi rujukan
dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran tahun 2021 dan 2024 yang sedang dalam proses
perencanaan.
Perubahan RPJMD Kota Pontianak tahun 2020 – 2024 ini akan menjadi pedoman dan arahan bersama
bagi seluruh pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kota
Pontianak, serta terpadu dan searah dengan pembangunan Provinsi Kalimantan Barat dan Nasional
selama tiga tahun mendatang.
Dalam perjalanannya, dengan adanya beberapa kebijakan dan peraturan yang baru serta untuk
menyesuaikan dengan kondisi riil yang terjadi pada saat ini, maka dianggap perlu untuk melakukan
perubahan atas RPJMD Kota Pontianak Tahun 2020-2024, sehingga dokumen perencanaan
selanjutnya dapat selaras dengan peraturan perundangan yang ada dan dapat menjawab
permasalahan aktual yang terjadi pada saat ini sampai batas tahun yang direncanakan.
Pasal 342 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
menyebutkan bahwa Perubahan RPJMD dapat dilakukan apabila :
a. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses perumusan tidak sesuai dengan
tahapan dan tatacara penyusunan pembangunan daerah yang diatur dalam Peraturan
Mentreri No 86 tahun 2017.
b. Hasil Pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa substansi yang dirumuskan, tidak sesuai
dengan Permendagri No. 86 tahun 2017.
c. Terjadi perubahan mendasar.
Perubahan mendasar mencakup terjadinya bencana alam, goncangan politik, krisis ekonomi,
konflik social budaya, gangguan keamanan, pemekaran daerah dan perubahan kebijakan
nasional.
Adapun beberapa hal mendasar yang menjadi pertimbangan untuk melakukan perubahan atas RPJMD
Kota Pontianak tahun 2020 – 2024 adalah sebagai berikut:
1. Perlu dilakukannya penyelarasan dengan dokumen RPJMN yang telah ditetapkan dengan
Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2020-2024.
2. Perlu dilakukannya penyelarasan dengan dokumen RPJMD Provinsi Kalimantan Barat yang
telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 2 tahun 2019

IX.1
Penutup
Perubahan RPJMD Kota Pontianak 2020-2024

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun
2018-2023.
3. Perlu dilakukannya restrukturisasi dan beberapa penyesuaian terhadap tujuan, sasaran dan
indikator dalam RPJMD sebagai hasil dari asistensi/pembahasan SAKIP yang dilakukan oleh
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
4. Perlu dilakukannya penyesuaian terhadap klasifikasi, kodefikasi dan nomenklatur program,
keuangan dan hal lainnya untuk menyesuaikan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 90
tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan
Keuangan Daerah.
5. Dengan adanya kondisi darurat menghadapi Pandemi Covid-19 di tahun 2020 ini baik di tingkat
pusat maupun daerah mengakibatkan perlunya dilakukan penyesuaian terhadap target kinerja,
kebijakan keuangan, rencana program dan hal lain yang dianggap perlu.
Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan Perubahan RPJMD Kota Pontianak Tahun 2020 –
2024, Bappeda Kota Pontianak melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penjabaran Perubahan
beserta indikatornya kedalam Perubahan Rentra Perangkat Daerah serta ketercapaian dalam
pelaksanaannya. Dari sisi waktu pelaksanaan penyusunan perubahan RPJMD ini, maka Perubahan
RPJMD ini berlaku efektif sebagai pedoman penyusunan RKPD untuk tiga tahun anggaran berikutnya
yaitu tahun anggaran 2022, 2023 dan 2024.
Demikian disampaikan RPJMD Perubahan yang telah disusun atas dasar dan pertimbangan yang telah
disampaikan diatas.

WALIKOTA PONTIANAK

EDI RUSDI KAMTONO

IX.2
Penutup

Anda mungkin juga menyukai