RANCANGAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG
TENTANG
BUPATI SUMEDANG,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 263 ayat (3) dan
pasal 264 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, perlu menetapkan Peraturan
Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2019-2023;
dan
BUPATI SUMEDANG
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
AZAS DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) RPJMD diselenggarakan berazaskan demokrasi dengan prinsip-
prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan Nasional.
Pasal 3
BAB III
RUANG LINGKUP, SISTEMATIKA DAN FUNGSI
Pasal 3
(2) Isi dan Uraian RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini dengan Sistematika sebagai
berikut :
BAB I Pendahuluan;
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah;
BAB III Gambaran Keuangan Daerah;
BAB IV Permasalahan dan Isu-isu Strategis Daerah;
BAB V Visi , Misi, Tujuan dan Sasaran;
BAB VI Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan
Daerah;
BAB VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program
Perangkat Daerah;
BAB VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; dan
BAB IX Penutup.
BAB IV
PELAKSANAAN RPJMD
Pasal 4
(1) Bupati melaksanakan RPJMD melalui Penyusunan RKPD setiap
Tahunnya
(2) Perangkat Daerah melaksanakan RPJMD sebagaimana dimaksud
ayat (1) melalui Renstra dan Renja.
BAB V
PENGENDALIAN DAN EVALUASI RPJMD
Pasal 5
(1) Bupati melakukan Pengendalian dan Evaluasi terhadap
Pelaksanaan RPJMD
(2) Pengendalian dan Evaluasi terhadap Pelaksanaan RPJMD
sebagaimana dimaksud ayat (1) dikoordinasikan oleh Perangkat
Daerah yang menyelenggarakan fungsi penunjang urusan
pemerintahan bidang perencanaan secara berkala.
Pasal 6
Pasal 7
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 9
Pasal 11
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal di undangkan.
Ditetapkan di Sumedang
pada tanggal
BUPATI SUMEDANG,
Diundangkan di Sumedang
pada tanggal
AMIM
I. UMUM
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
BAB I PENDAHULUAN I - 1
BAB I PENDAHULUAN I - 2
sehingga kegiatan yang dilaksanakan betul-betul ditujukan untuk terwujudnya
misi. Pendekatan integratif bermakna adanya keterpaduan seluruh kegiatan
yang saling memperkuat dan selaras antara organisasi perangkat daerah dalam
mencapai prioritas daerah. Adapun pendekatan spasial bermakna kegiatan-
kegiatan direncanakan berdasarkan data dan informasi yang baik serta lokasi
yang jelas sehingga memudahkan proses integrasi dan pemantauan kegiatan di
lapangan.
Adapun tahapan yang dilakukan dalam penyusunan RPJMD meliputi: tahap
perumusan kajian teknokratik, perumusan rancangan awal RPJMD, penyusunan
rancangan RPJMD; pelaksanaan musrenbang RPJMD; perumusan rancangan
akhir RPJMD; dan penetapan Peraturan Daerah tentang RPJMD.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sumedang
Tahun 2019-2023 merupakan tahap Keempat dari Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025 yang memuat target-target
pembangunan periode Tahun 2019-2023. Dengan sasaran pokok sebagai
berikut :
1. Mewujudkan Masyarakat yang madani yang bependidikan, berbudaya dan
berpola hidup sehat;
2. Terwujudnya Perekonomian Daerah yang tangguh dan berkelanjutan yang
berbasis pada agribisnis, pariwisata dan Industri;
3. Terwujudnya Masyarakat Daerah berahlak mulia yang berlandaskan
keimanan dan ketaqwaan terhadap tuhanyang maha esa yang semakin
toleran sesuai dengan falsafah pancasila;
4. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik;
5. Terwujudnya masyarakat yang demokratis dalam kesetaraan gender
berlandaskan hukum dan hak asasi manusia;
I.2 Maksud Dan Tujuan
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2019-2023 ditetapkan dengan
maksud :
1. Sebagai arah pembangunan jangka menengah Kabupaten Sumedang pada
Tahun 2019-2023;
2. Sebagai landasan penyusunan RKPD setiap Tahun pada periode RPJMD;
3. Sebagai pedoman bagi pemangku kepentingan baik di lingkungan
pemerintahan, masyarakat, dunia usaha/swasta dan pihak-pihak terkait
BAB I PENDAHULUAN I - 3
BAB I PENDAHULUAN I - 4
9. Mewujudkan penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan,
dan berkelanjutan.
1.3 Dasar Hukum Penyusunan
1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang -Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah -
daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang -
Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta
dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang -Undang Nomor 14 Tahun
1950 tentang Pembentukan Daerah - daerah Kabupaten dalam Lingkungan
Propinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968
Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);
3. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
9. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik;
10. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
12. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 9 Tahun 2015;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
BAB I PENDAHULUAN I - 5
BAB I PENDAHULUAN I - 6
30. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 3 Tahun 2016 tentang
Urusan Pemerintahan Kabupaten Sumedang;
31. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 11 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Sumedang;
32. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah;
33. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 4 Tahun 2018 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang Tahun 2018-2038.
1.4 Hubungan Antar Dokumen RPJMD Dengan Dokumen Rencana
Pembangunan Daerah Lainnya
RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2019-2023 memiliki keterkaitan
dengan dokumen perencanaan pembangunan lainnya sebagai berikut :
A. RPJM Nasional
Penyusunan RPJMD memperhatikan pada RPJMN yang yang diatur dalam
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015 – 2019. Hal ini
dilakukan melalui penyelarasan pencapaian visi, misi, tujuan, sasaran,
kebijakan, strategi dan program pembangunan jangka menengah daerah
provinsi dengan arah, kebijakan umum, serta prioritas pembangunan
nasional, arah kebijakan, dan prioritas untuk bidang-bidang pembangunan,
dan pembangunan kewilayahan sesuai dengan kewenangan, kondisi, dan
karakteristik Kabupaten Sumedang.
Tabel 1.1
Keterkaitan RPJMD Sumedang 2019-2023 dengan RPJMN 2015-2019
No Aspek Keterangan
1 Pengembangan
Kawasan Perkotaan Meningkatkan efisiensi pengelolaan kawasan perkotaan
dalam konteks Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan
Perwujudan Sistem Bekasi), Bandung Raya (Kota Bandung, Kab. Bandung,
Perkotaan Nasional Kab. Bandung Barat, Kota Cimahi, Kab. Sumedang),
(SPN) dalam rangka mempercepat perannya sebagai
penggerak pertumbuhan ekonomi dan
mempertahankan keberlangsungan lingkungan
BAB I PENDAHULUAN I - 7
No Aspek Keterangan
3 Kegiatan Strategis 1. Pembangunan Jalur KA Bandung-Tanjungsari-
Jangka Menengah
Sumedang-Kertajati-Kadipaten-Cirebon;
Nasional
2. Pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-
Dawuan;
BAB I PENDAHULUAN I - 8
No Fokus Perencanaan Pembanguan Tahap ke-4 RPJPD Tahun 2005-2025
11 Peningkatan penanganan bencana alam antara lain longsor, banjir,
kekeringan bahkan kebakaran
12 Pemantapan penanganan jaringan air kotor/limbah dan persampahan
13 Pemantapan ketersediaan sarana dan prasarana pemukiman termasuk
penangananan utilitas umum, fasilitas umum dan fasilitas sosial perumahan,
berupa pengembangan rumah susun, meningkatkan jaringan air bersih,
pengembangan jaringan air kotor/limbah rumah tangga, pengembangan
pengelolaan sampah rumah tangga dan peningkatan sanitasi lingkungan
14 Pemantapan rencana tata ruang kecamatan dan kawasan strategis
kabupaten, provinsi dan nasional termasuk kawasan perbatasan dengan
kabupaten tetangga, merevisi rencana tata ruang yang telah ada, serta
pengendalian pemanfaatan ruang yang diikuti dengan peningkatan kualitas
sumber daya manusia
15 Pemantapan penyiapan data dan analisis potensi daerah untuk penyusunan
RPJPD Tahun 2025-2050
16 Pemantapan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK), sebagai
sumber informasi perencanaan pembangunan yang akurat
17 Pemeliharaan dan pemantapan ketahanan mental ideologi Pancasila bagi
seluruh warga masyarakat melalui pendidikan, kegiatan, pembinaan dan
pengembangan serta pengawasan
18 Pemantapan kualitas dan produktivitas sektor-sektor produksi ungulan
termasuk pertanian
19 Pengembangan potensi daerah sebagai Objek dan Daya Tarik Wisata
(ODTW) unggulan di tingkat lokal, regional dan internasional
20 Pemantapan industri yang sinergis dan berkelanjutan dengan
memperhatikan daya dukung dan daya tampung potensi ekonomi daerah
21 Pemantapan realisasi rencana pembangunan strategis seperti jalan tol
Cisumdawu dan waduk Jatigede
22 Pemantapan partisipasi dan kemitraan dunia usaha serta masyarakat dalam
penyediaan dan pembangunan infrastruktur daerah yang memadai
Sumber : RPJPD Kabupaten Sumedang Tahun 2005-2025
C. RTRW Kabupaten Sumedang Tahun 2018-2038
Penyusunan RPJMD berpedoman pada RTRW yang diatur dalam Peraturan
Daerah Nomor 4 Tahun 2018 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah
Kabupaten Sumedang Tahun 2018-2038 melalui penyelarasan visi, misi,
tujuan, sasaran, kebijakan, strategi dan program pembangunan jangka
menengah daerah dengan struktur dan pola pemanfaatan ruang
kabupaten.
D. RKPD
RPJMD menjadi pedoman dalam penyusunan RKPD Tahunan yang
ditetapkan dengan Peraturan Bupati. Dalam penyusunan RKPD, prioritas
dan sasaran pembangunan Tahunan daerah diselaraskan dengan program
pembangunan daerah yang telah ditetapkan dalam RPJMD. Target dan
pagu indikatif program yang dalam RPJMD masih bersifat indikatif dapat
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pada saat penyusunan RKPD.
BAB I PENDAHULUAN I - 9
Pedoman
Pedoman
Bahan
Bahan
RTRWN
Nasional
Pedoman Dijabarkan Pedoman
RPJP
RPJM Nasional RKP RAPBN APBN
Nasional
Diperhatikan
Musrenbang
diserasikan
Diacu dan
melalui
Diacu
Pedoman Dijabarkan Pedoman
PEMERINTAH DAERAH
Pedoman
Pedoman
Bahan
Bahan
RTRW Daerah
Renja SKPD/ RKA SKPD/
Renstra SKPD
Pedoman UKPD Pedoman UKPD
BAB I PENDAHULUAN I - 10
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2019-2023 terdiri
dari 9 bab sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bagian ini menguraikan posisi dan peran Kabupaten Sumedang serta
gambaran umum penyusunan RPJMD yang terdiri dari latar
belakang, maksud dan tujuan, dasar hukum penyusunan RPJMD,
hubungan antar dokumen dan sistematika penulisan.
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Bagian ini menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-dasar
analisis, gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek
geografi dan demografi serta aspek kesejahteraan masyarakat,
aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah.
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Bagian ini terdiri dari uraian tentang kinerja keuangan masa lalu
meliputi kinerja pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah dan neraca daerah; kebijakan pengelolaan keuangan masa
lalu; kerangka pendanaan yang mencakup analisis pengeluaran
periodik wajib dan mengikat serta prioritas utama; dan proyeksi
keuangan daerah Tahun 2019-2023.
BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS
Bagian ini menjelaskan tentang permasalahan pembangunan yang
terkait dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan, dan isu-isu
strategis pembangunan 5 (lima) Tahun ke depan.
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
Bagian ini menjelaskan dan menguraikan visi dan misi Bupati dan
wakil Bupati terpilih, sebagai landasan perumusan rumusan tujuan
dan sasaran, yang tertuju pada arah kebijakan pembangunan jangka
panjang daerah pada periode berkenaan yang ditetapkan dalam
RPJPD.
BAB VI STRATEGI , ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
DAERAH
Bagian ini menguraikan strategi dan arah kebijakan merupakan
rumusan perencanaan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran
RPJMD dengan efektif dan efisien. Rumusan strategi berupa
BAB I PENDAHULUAN I - 11
BAB I PENDAHULUAN I - 12
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1 Aspek Geografi dan Demografi
2.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah
2.1.1.1 Letak Geografis
Secara geografis, Kabupaten Sumedang berada pada posisi koordinat 06034’46,18’’-
7000’56,25’’ Lintang Selatan dan 107001’45,63’’- 108012’59,04’’ Bujur Timur.
Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Sumedang
Sumber : RTRW Kabupaten Sumedang 2018-2038
Adapun batas-batas wilayah administratif Kabupaten Sumedang adalah sebagai
berikut :
a) Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Indramayu;
b) Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Garut dan Kabupaten
Bandung;
c) Sebelah Barat : Kabupaten Bandung dan Kabupaten Subang;
d) Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan
Kabupaten Tasikmalaya
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 1
Sebagian besar wilayah Kabupaten Sumedang berupa perbukitan dan pegunungan
kecuali di sebagian kecil wilayah utara Kabupaten Sumedang. Kemudian dataran
terendah ketinggiannya mencapai 26 meter di atas permukaan Laut dan yang
tertinggi adalah puncak gunung Tampomas dengan ketinggian sekitar 1.684 meter
di atas permukaan laut.
2.1.1.2 Pembagian Wilayah Administratif
Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang Tahun 2018-2038, luas
wilayah Kabupaten Sumedang adalah 155.872 Ha yang terdiri dari 26 kecamatan
dengan 270 desa dan 7 kelurahan. Kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah
Kecamatan Jatigede yaitu 11.392 Ha dan yang paling kecil luas wilayahnya adalah
Kecamatan Cisarua yaitu 1.450 Ha.
Tabel 2.1
Jumlah Kecamatan, Jumlah Desa/Kelurahan Berdasarkan Luas Wilayah
No Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Jumlah Desa/
Kelurahan
1 Wado 7.334 10
2 Jatinunggal 6.311 9
3 Darmaraja 5.403 12
4 Cibugel 4.999 7
5 Cisitu 6.398 10
6 Situraja 5.666 15
7 Conggeang 11.220 12
8 Paseh 3.382 10
9 Surian 7.645 9
10 Buahdua 11.149 14
11 Tanjungsari 4.319 12
12 Sukasari 3.899 7
13 Pamulihan 5.367 11
14 Cimanggung 4.298 11
15 Jatinangor 2.562 12
16 Rancakalong 5.596 10
17 Sumedang Selatan 9.659 10/4
18 Sumedang Utara 3.132 10/3
19 Ganeas 2.525 8
20 Tanjungkerta 4.393 12
21 Tanjungmedar 6.688 9
22 Cimalaka 4.755 14
23 Cisarua 1.450 7
24 Tomo 7.592 9
25 Ujungjaya 8.738 9
26 Jatigede 11.392 11
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang 2018-2038
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 3
Gambar 2.2 Grafik Curah hujan dan Suhu Kabupaten Sumedang berdasarkan Bulan
Sumber : id.climate-data.org
Berdasarkan Tabel 2.2, bulan Oktober adalah bulan terhangat sepanjang tahun.
Suhu di Oktober rata-rata 25.3 °C. Sedangkan pada bulan Juli, suhu rata-rata adalah
24.1 °C yang merupakan suhu rata-rata terendah sepanjang tahun.
Tabel 2.2 Suhu Udara Kabupaten Sumedang
Sumber : id.climate-data.org
2.1.1.5. Kondisi Hidrogeologi
Aspek hidrologi suatu wilayah sangat diperlukan didalam pengendalian dan
pengaturan tata air wilayah tersebut. Berdasarkan hidrogeologinya, aliran-aliran
sungai besar di wilayah Kabupaten Sumedang bersama anak-anak sungainya
membentuk pola Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terdiri dari 4 DAS dengan 6 Sub
DAS yaitu :
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 5
Tabel 2.3
Kawasan Rawan Bencana
No Kawasan Bencana Lokasi Keterangan
1 Gerakan Tanah Tersebar di sebagian wilayah kabupaten Luas kurang lebih
21.612 Ha
2 Banjir a. Kecamatan Jatinangor;
b. Kecamatan Cimanggung;
c. Kecamatan Ujungjaya;
-
d. Kecamatan Tomo;
e. Kecamatan Sumedang Utara; dan
f. Kecamatan Sumedang Selatan.
3 Puting Beliung a. Kecamatan Cimanggung;
b. Kecamatan Cimalaka;
c. Kecamatan Cisarua; -
d. Kecamatan Ujungjaya; dan
e. Kecamatan Wado.
4 Gempa Bumi a. Kecamatan Jatinangor;
b. Kecamatan Cimanggung;
c. Kecamatan Pamulihan;
d. Kecamatan Tanjungsari;
e. Kecamatan Sukasari;
f. Kecamatan Rancakalong;
g. Kecamatan Sumedang Utara;
h. Kecamatan Sumedang Selatan;
i. Kecamatan Ganeas;
j. Kecamatan Cisarua;
k. Kecamatan Cimalaka;
l. Kecamatan Paseh;
m. Kecamatan Tanjungkerta; -
n. Kecamatan Tanjungmedar;
o. Kecamatan Situraja;
p. Kecamatan Cisitu;
q. Kecamatan Darmaraja;
r. Kecamatan Wado;
s. Kecamatan Jatinunggal;
t. Kecamatan Jatigede;
u. Kecamatan Tomo;
v. Kecamatan Ujungjaya;
w. Kecamatan Conggeang;
x. Kecamatan Buahdua; dan
y. Kecamatan Surian.
Sumber : RTRW Kabupaten Sumedang
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 6
Secara umum daerah rawan bencana di Kabupaten Sumedang dapat dilihat pada
Gambar 2.3.
Peta Rawan Bencana Kabupaten Sumedang
Sumber : RTRW Kabupaten Sumedang 2018-2038
2.1.2 Demografi
Penduduk Kabupaten Sumedang berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2017
sebanyak 1.146.435 jiwa yang terdiri atas 570.808 jiwa penduduk laki- laki dan
575.627 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun
2016, penduduk Kabupaten Sumedang mengalami pertumbuhan sebesar
0,38 persen. Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin penduduk laki-laki
terhadap penduduk perempuan tahun 2017 sebesar 99,29. Hal ini berarti dapat
dikatakan bahwa dalam 100 penduduk perempuan terdapat 99 penduduk laki-laki.
Kondisi tersebut dapat berimplikasi pada peningkatan angka fertilitas/kelahiran
akan meningkat.
Kepadatan penduduk di Kabupaten Sumedang tahun 2017 mencapai 753 jiwa/km2.
Kepadatan Penduduk di 26 kecamatan cukup beragam dengan kepadatan penduduk
tertinggi terletak di Kecamatan Jatinangor dengan kepadatan sebesar 4.348
jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Jatigede sebesar 215 jiwa/Km2.
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 7
Tabel 2.4
Jumlah Penduduk
Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Sumedang
Jumlah Penduduk
Kecamatan
2010 2015 2016 2017
Jatinangor 108.602 112.621 113.234 113.913
Cimanggung 81.031 82.965 83.204 83.490
Tanjungsari 76.919 79.903 80.367 80.878
Sukasari 31.339 33.237 33.506 33.735
Pamulihan 54.726 58.510 59.033 59.471
Rancakalong 37.751 38.844 38.983 39.094
Sumedang Selatan 74.397 76.897 77.225 77.493
Sumedang Utara 88.854 95.409 96.281 96.994
Ganeas 23.561 24.319 24.416 24.494
Situraja 37.444 38.472 38.598 38.697
Cisitu 26.360 26.899 26.986 27.024
Darmaraja 37.267 37.626 37.675 37.717
Cibugel 20.926 21.326 21.375 21.413
Wado 43.249 44.191 44.306 44.396
Jatinunggal 41.481 42.613 42.755 42.869
Jatigede 23.853 24.013 24.033 24.050
Tomo 22.434 22.956 23.022 23.075
Ujungjaya 29.222 29.582 29.630 29.670
Conggeang 29.036 29.085 29.093 29.100
Paseh 36.085 36.680 36.757 36.819
Cimalaka 56.863 58.891 59.140 59.335
Cisarua 19.151 19.327 19.351 19.372
Tanjungkerta 33.666 34.588 34.701 34.790
Tanjungmedar 24.315 24.852 24.919 24.972
Buahdua 32.128 32.503 32.553 32.595
Surian 10.918 10.964 10.972 10.979
TOTAL 1.101.578 1.137.273 1.142.097 1.146.435
Sumber : Sumedang Dalam Angka 2018
Selanjutnya penduduk di Kabupaten Sumedang dapat dianalisis berdasarkan
struktur umurnya, berdasarkan piramida penduduk pada Gambar 2.4, dapat
diketahui komposisi penduduk Kabupaten Sumedang Tahun 2017.
> 75
70 - 75
65 - 69
60 - 64
55 - 59
50 - 54
45 - 49
40 - 44
35 - 39
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 - 19
10 - 14
5 - 9
0 - 4
-10 -5 0 5 10
Perempuan Laki-Laki
Sumber : Sumedang Dalam Angka Tahun 2017
Terlihat dari bentuk piramida penduduk yang menyerupai segitiga, Penduduk
Kabupaten Sumedang dapat dikatakan berstruktur umur muda. Hal ini dapat dilihat
dari persentase penduduk usia anak-anak (0 – 19 tahun) sebesar 30,87 persen,
jumlah penduduk yang berusia produktif (15 – 64 tahun) berjumlah 65,13 persen,
dan jumlah penduduk lansia ( ≥ 65 tahun) tergolong kecil yaitu 5,1 persen. Hal ini
merupakan bonus demografi bagi Kabupaten Sumedang apabila bisa memanfaatkan
struktur penduduk ini dengan kebijakan yang baik dan tepat guna.
Komposisi penduduk berstruktur umur muda ini memberikan implikasi bahwa
potensi kelompok umur muda perlu mendapatkan perhatian dan pengembangan
sehingga mampu menghasilkan tenaga-tenaga muda yang terampil, mandiri, dan
cekatan untuk mengisi dan menciptakan peluang-peluang ekonomi yang tersedia.
Struktur umur penduduk juga digunakan untuk melihat angka beban tanggungan
(ABT). Pada tahun 2017 ABT di Kabupaten Sumedang sebesar 39 persen. Angka ini
dapat menyimpulkan bahwa terdapat 39 orang usia tidak produktif yang ditanggung
oleh 100 orang penduduk usia produktif di Kabupaten Sumedang. ABT tersebut
akan memacu penduduk usia produktif untuk meningkatkan kualitas dirinya, yang
pada gilirannya akan menjadi modal yang cukup baik mendorong proses
pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten Sumedang.
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 9
2.1.3 Potensi Sumberdaya
2.1.3.1 Pola Ruang Kawasan Lindung
A. Kawasan Hutan Lindung
Kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air,
mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara
kesuburan tanah. Kawasan hutan lindung di wilayah Kabupaten dengan luas
kurang lebih 9.085 Ha meliputi:
a. Kecamatan Jatinangor; b. Kecamatan Cimanggung; c. Kecamatan Tanjungsari; d.
Kecamatan Sukasari; e. Kecamatan Pamulihan; f. Kecamatan Rancakalong;
g. Kecamatan Sumedang Selatan; h. Kecamatan Ganeas; i. Kecamatan Situraja; j.
Kecamatan Cisitu; k. Kecamatan Darmaraja; l. Kecamatan Cibugel; m. Kecamatan
Jatinunggal; n. Kecamatan Jatigede; o. Kecamatan Tomo; p. Kecamatan Conggeang;
q. Kecamatan Paseh; r. Kecamatan Cimalaka; s. Kecamatan Tanjungkerta; t.
Kecamatan Tanjungmedar; dan u. Kecamatan Buahdua.
B. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya
Kawasan resapan air di wilayah kabupaten dengan luas kurang lebih 20.017 Ha
tersebar di seluruh wilayah kabupaten.
C. Kawasan Perlindungan Setempat
C.1 Sempadan Sungai
Kawasan sempadan sungai dengan luas kurang lebih 2.318 Ha meliputi: a.
Kecamatan Jatinangor; b. Kecamatan Cimanggung; c. Kecamatan Rancakalong; d.
Kecamatan Sukasari; e. Kecamatan Pamulihan; f. Kecamatan Sumedang Utara; g.
Kecamatan Sumedang Selatan; h. Kecamatan Ganeas; i. Kecamatan Cisarua; j.
Kecamatan Cimalaka; k. Kecamatan Paseh; l. Kecamatan Tanjungkerta; m.
Kecamatan Tanjungmedar; n. Kecamatan Darmaraja; o. Kecamatan Situraja; p.
Kecamatan Cisitu; q. Kecamatan Cibugel; r. Kecamatan Wado; s. Kecamatan
Jatinunggal; t. Kecamatan Jatigede; u. Kecamatan Tomo; v. Kecamatan Ujungjaya;
w. Kecamatan Conggeang; x. Kecamatan Buahdua; dan y. Kecamatan Surian.
C.2 Kawasan Sempadan Waduk
Kawasan sekitar waduk sebagaimana dengan ketentuan bentuk daratan sepanjang
tepian danau/waduk yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik
danau/waduk, sekurang-kurangnya 50 meter dari titik pasang tertinggi ke arah
darat seluas 1.255 Ha, meliputi : a. Kecamatan Situraja; b. Kecamatan Cisitu; c.
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 17
H.3. Sarana prasarana Instalasi PLTA Parakan Kondang dan Instalasi lainnya
Sarana prasarana instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Air Parakan Kondang dan
instalasi lainnya memiliki luas kurang kebih 278 Ha terletak di Kecamatan Jatigede.
Instalasi lainnya memiliki luas kurang kebih 5 (lima) hektar tersebar di seluruh
wilayah kabupaten.
H.4 Kawasan Pendidikan Tinggi
Kawasan pendidikan tinggi memiliki luas kurang lebih 371 Ha di Kecamatan
Jatinangor.
2.2 Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Pada bagian ini dijabarkan kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Kabupaten
Sumedang Tahun 2013-2017 sesuai amanat Permendagri 86 Tahun 2017 dan format
pembagian urusan sesuai amanat Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah. Dalam Permendagri 86 Tahun 2017 diamanatkan bahwa
penyajian analisa Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah periode
lalu setidaknya mencakup indikator impact dan indikator outcome per urusan
sebagaimana dijelaskan pada Gambar 2.5.
Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan indikator kinerja pada bagian ini
adalah pendekatan Gap Analysis yakni perbandingan realisasi capaian indikator
dengan membandingkan dengan target tahunan/SPM/target MDG’s/Capaian
Nasional-Provinsi/Kenaikan-Penurunan tren per tahun (pembanding dipilih salah
satu per bahasan indikator, disesuaikan dengan ketersediaan data pembanding).
Adapun penyajian indikator dan data tahun realisasi indikator disesuaikan dengan
ketersediaan data yang dimiliki oleh masing-masing Organisasi Perangkat Daerah.
Berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku, PDRB Kabupaten Sumedang Tahun
2017 mencapai 29.638,7 milyar rupiah atau mengalami kenaikan sebesar 9,72% dari
tahun sebelumnya. Sedangkan berdasarkan harga konstan tahun 2010 PDRB
Kabupaten Sumedang mengalami pertumbuhan sebesar 6,23% pada tahun 2017
atau dengan nilai sebesar 21.276,7 milyar rupiah. Perkembangan PDRB Kabupaten
Sumedang dari tahun 2012 hingga tahun 2017 disajikan pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5.
PDRB Kabupaten Sumedang Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan
Tahun 2012-2017
PDRB Atas Dasar PDRB Atas Dasar
Pertumbuhan Pertumbuhan
Tahun Harga Berlaku Harga Konstan 2010
Jumlah (Juta Rupiah) Persentase (%) Jumlah (Juta Rupiah) Persentase (%)
2012 18,140,278.72 9,63 16,400,809.40 6,56
2013 20,260,540.99 11,69 17,194,506.28 4,84
2014 22,345,409.88 10,29 18,004,693.62 4,71
2015 24,834,253.27 11,14 18,950,356.39 5,25
2016 27,012,007.15 8,77 20,029,716.74 5,70
2017 29,638,762.80 9,72 21,276,696.50 6,23
Sumber : BPS Kabupaten Sumedang
Dilihat tren pertumbuhannya, pertumbuhan PDRB Kabupaten Sumedang terus
mengalami peningkatan. Rata-rata pertumbuhan PDRB Kabupaten Sumedang sejak
2012 hingga 2017 atas dasar harga konstan mencapai 5,55 persen. Sedangkan
berdasarkan harga berlaku, pertumbuhan PDRB Kabupaten Sumedang dari 2012
hingga 2017 meningkat sebesar 11.498 miliar. Berdasarkan deskripsi di atas dapat
dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sumedang sudah cukup baik.
Dengan laju pertumbuhan PDRB atas harga berlaku berkisar antara 8,77% hingga
11,69%, pertumbuhan tersebut lebih baik dari pada laju pertumbuhan PDRB
provinsi maupun laju pertumbuhan PDB nasional. Meski demikian, pertumbuhan ini
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 20
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 21
Tahun
No Kategori
2012 2013 2014 2015 2016 2017
R,S, Jasa Lainnya 276,238.67 297,037.14 328,267.92 359,991.36 381,881.45 414,476.50
T,U
PRODUK 16,400,809.40 17,194,506.28 18,004,693.62 18,950,356.39 20,029,716.74 21,276,696.5
DOMESTIK
REGIONAL
BRUTO
Sumber : BPS Kabupaten Sumedang
Berdasarkan table di atas, dapat dilihat bahwa sektor yang rata-rata mengalami
peningkatan terbesar adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan
peningkatan dari tahun 2016 ke 2017 sebesar 245.628 juta rupiah. Walaupun
sempat mengalami penurunan pada tahun 2015, sektor pertanian, kehutanan dan
perikanan mengalami peningkatan di tahun 2016 sebesar 125.582 juta rupiah.
Sektor yang mengalami rata-rata peningkatan terendah diantara 17 sektor yang
menjadi perhitungan PDRB selama 2012-2017 adalah sektor Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang. Sektor tersebut hanya mengalami
rata-rata peningkatan per tahunnya sebesar 160 juta rupiah. Sementara sektor
pertambangan dan penggalian merupakan sektor yang mengalami rata-rata
peningkatan terendah berikutnya dibandingkan sektor lainnya dengan rata-rata
peningkatan per tahunnya sebesar 209 juta rupiah.
Tabel 2.7.
Struktur PDRB Atas Dasar Harga Berlaku 2012-2017 (persen) Menurut Lapangan
Usaha
Tahun
No Kategori
2012 2013 2014 2015 2016 2017
A Pertanian, Kehutanan dan 22.57 22.55 21.70 20.65 20.35 20.33
Perikanan
B Pertambangan dan Penggalian 0.11 0.11 0.11 0.11 0.10 0.09
C Industri Pengolahan 18.42 18.27 18.88 18.49 18.63 18.36
D Pengadaan Listrik dan Gas 0.33 0.28 0.31 0.32 0.36 0.42
E Pengadaan Air, Pengelolaan 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.02
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 9.31 9.25 9.30 10.16 10.08 10.19
G Perdagangan Besar dan Eceran, 17.68 17.63 17.08 16.45 16.07 15.90
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor
H Transportasi dan Pergudangan 4.24 4.52 4.72 5.25 5.33 5.29
I Penyediaan Akomodasi dan 4.18 4.27 4.38 4.31 4.48 4.49
Makan Minum
J Informasi dan Komunikasi 2.67 2.65 2.77 2.91 3.06 3.13
K Jasa Keuangan dan Asuransi 3.79 4.06 4.07 4.14 4.36 4.53
L Real Estate 1.66 1.64 1.59 1.61 1.57 1.60
M,N Jasa Perusahaan 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08
O Administrasi Pemerintah, 7.65 7.11 6.81 6.84 6.65 6.35
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
P Jasa Pendidikan 4.79 5.10 5.56 5.92 6.04 6.30
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan 0.92 0.89 1.02 1.08 1.10 1.12
Sosial
R,S,T,U Jasa Lainnya 1.56 1.55 1.61 1.67 1.72 1.79
PDRB 100 100 100 100 100 100
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 22
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 23
pembangunan permukiman yang cukup massif di Sumedang dalam rangka
penyediaan rumah.
Tabel 2.8.
Pertumbuhan PDRB Kabupaten Sumedang Atas Dasar Harga Konstan 2011-2017
Tahun
Kategori Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
A Pertanian, Kehutanan dan 0.53 0.62 2.86 0.74 (4.67) 3.60 6.79
Perikanan
B Pertambangan dan Penggalian 2.82 2.79 2.85 2.16 0.86 (0.39) 0.17
C Industri Pengolahan 3.57 2.40 4.44 4.49 5.46 6.21 5.29
D Pengadaan Listrik dan Gas 4.43 8.20 6.72 7.89 (0.21) 6.63 10.92
E Pengadaan Air, Pengelolaan (0.97) 2.12 3.25 3.36 2.88 6.25 0.12
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
F Konstruksi 8.61 25.12 6.38 3.87 15.46 6.40 7.83
G Perdagangan Besar dan Eceran, 6.82 7.10 4.31 4.70 3.67 4.23 4.94
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor
H Transportasi dan Pergudangan 8.16 6.21 5.32 5.34 8.16 5.97 5.64
I Penyediaan Akomodasi dan 6.98 5.69 4.96 6.74 5.30 7.50 6.04
Makan Minum
J Informasi dan Komunikasi 13.75 12.19 11.89 19.11 17.98 14.01 10.12
K Jasa Keuangan dan Asuransi 7.55 7.53 11.86 4.43 8.53 9.26 6.82
L Real Estate 7.58 6.03 5.72 5.39 9.22 4.89 9.73
M,N Jasa Perusahaan 10.84 6.33 6.76 5.84 7.22 6.82 8.52
O Administrasi Pemerintah, (1.20) 4.72 (1.88) (2.68) 4.23 2.82 0.88
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
P Jasa Pendidikan 10.74 18.25 11.49 15.65 12.90 6.86 8.19
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan 7.54 7.53 7.57 21.65 10.79 7.49 8.80
Sosial
R,S,T,U Jasa Lainnya 13.56 6.85 7.53 10.51 9.66 6.08 8.54
PRODUK DOMESTIK REGIONAL 4.79 6.56 4.84 4.71 5.25 5.70 6.23
BRUTO
Sumber : BPS Kabupaten Sumedang
Dalam rentang tahun 2012 dan 2017, terdapat beberapa sektor yang mengalami
pertumbuhan secara signifikan, salah satu sektor tersebut adalah jasa kesehatan
dan kegiatan social yang mengalami peningkatan 21,65 persen di tahun 2014.
Sektor lain yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah sektor konstruksi yang
meningkat sebesar 25,12 persen di tahun 2012.
2.2.1.1.4. PDRB per Kapita
PDRB per kapita Kabupaten Sumedang pada tahun 2016 tercatat sebesar 23,65 juta
rupiah, naik dari tahun sebelumnya sebesar 21,82 juta rupiah. PDRB per kapita
Kabupaten Sumedang sempat mengalami penurunan pada tahun 2013 dari 16,17
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 24
juta rupiah menjadi 15,49 juta rupiah. Secara rata-rata dari tahun 2012 ke 2016
PDRB per kapita Kabupaten Sumedang naik sebesar 1,87 juta rupiah.
Tabel 2.9
Pertumbuhan PDRB Perkapita Kabupaten Sumedang 2012-2017
Tahun
Uraian
2012 2013 2014 2015 2016 2017
18,140,278,001 20,260,540,001 22,345,409,001 24,834,253,000 27,012,007,000 29,638,762.80
PDRB ADHB
(Rp juta)
Jumlah
Penduduk 1,121,787 1,307,648 1,131,516 1,137,273 1,142,097 1.146.435
(Jiwa)
PDRB Per
Kapita 16,170,880 15,493,880 19,748,200 21,836,670 23,651,237 25,852,981
(Rp /th)
Pertumbuhan
- 4.19 27.46 10.58 8.31 9.31
(%)
PDRB Per
Kapita 1,347,573 1,291,157 1,645,683 1,819,723 1,970,936 2,154,415
(Rp /bln)
Sumber : BPS Kabupaten Sumedang
Dilihat secara persentase, peningkatan PDRB per kapita Kabupaten Sumedang
tertinggi terjadi di tahun 2014 sebesar 27,46 persen. Sementara pada tahun 2013
PDRB per kapita turun 4,19 persen. Penurunan ini terjadi salah satunya dipicu oleh
pertumbuhan penduduk di tahun 2013 yang mencapai lebih dari 300 ribu jiwa.
Secara rata-rata persentase, kenaikan PDRB per kapita Kabupaten Sumedang dalam
periode 2012-2017 sebesar 10,29 persen.
2.2.1.1.5. Kemiskinan dan Ketimpangan Pendapatan
Dalam kurun waktu 2011 hingga 2017 persentase penduduk miskin di Kabupaten
Sumedang terus mengalami tren penurunan meskipun tidak signifikan (hanya
menurun 1,95%). Pada tahun 2011 tercatat 12,48% penduduk miskin, kemudian
menurun menjadi 10,53% di tahun 2017. Secara rata-rata penduduk miskin di
Kabupaten Sumedang dalam periode 2011-2017 adalah 11,27 persen.
Tabel 2.10.
Penduduk Miskin di Kabupaten Sumedang
Penduduk Miskin
Garis Kemiskinan
Tahun Jumlah Persentase Indeks Gini
(Rp/Kapita/Bulan)
(ribu jiwa) (%)
2011 239,009 139,4 12.48 0,33
2012 249,315 132,9 11.87 0,37
2013 260,160 127,4 11.31 0,37
2014 265,495 122 10.78 0,33
2015 281,649 129,03 11.36 0,35
2016 295,009 120,60 10.57 0,37
2017 307,394 120,63 10.53 0,38
Sumber : BPS Kabupaten Sumedang (diolah)
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 25
Selanjutnya indeks gini di Kabupaten Sumedang menunjukkan kenaikan 0,2 poin
dari 0,37 di tahun 2016 menjadi 0,38 di tahun 2017. Hal ini bermakna terjadi
peningkatan ketimpangan pendapatan di Kabupaten Sumedang, namun demikian
jika dibandingkan dengan capaian rata-rata Provinsi Jawa Barat (0,412) di tahun
2016 dan capaian rata-rata nasional (0,409) di tahun yang sama, maka capaian
indeks gini di Kabupaten Sumedang telah lebih baik.
2.2.1.2. Fokus Kesejahteraan Sosial
2.2.1.2.1. Indeks Pembangunan Manusia
Tabel 2.11.
IPM Kabupaten Sumedang dan Komponen Penyusunnya
Tahun 2011-2016
IPM dan Tahun
No
Komponenny
. 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
a
Indeks
Pembanguna
1 66,16 67,36 68,47 68,76 69,29 69,45 70,07
n Manusia
(IPM)
Angka
2 Harapan 71,74 71,8 71,86 71,89 71,91 71,96 72,00
Hidup (AHH)
Harapan
3 Lama Sekolah 10,93 11,95 12,83 12,89 12,9 12,91 12,93
(EYS)
Rata-rata
4 Lama Sekolah 7,51 7,51 7,51 7,66 7,66 7,72 7,98
(MYS)
Pengeluaran
8652.7 8698.7 8828.2 8844.2 9279.3 9339.0 9569.0
5 Per Kapita
8 5 6 1 2 0 0
(ribu rupiah)
Sumber : BPS Kabupaten Sumedang
Jika dibandingkan dengan capaian IPM Nasional dan Provinsi Jawa Barat, rata-rata
pertumbuhan angka IPM Kabupaten Sumedang masih dibawah IPM Nasional dan
Provinsi Jawa Barat. Hanya pada tahun 2013 capaian IPM Kabupaten Sumedang
lebih tinggi dari capaian IPM Nasional dan Provinsi Jawa Barat.
72
70.80
71
70.18 70.70
69.55 70.05 70.07
70
69.5
68.9 69.29 69.45
69 68.8
68.47
68.31 68.76
68 67.7 68.25
67.09 67.36
67.32
67 66.67
66.16
66
65
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
IPM Nasional IPM Jawa Barat IPM Kabupaten Sumedang
Gambar 2.6 Grafik Perbandingan Capaian IPM Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa
Barat dan Nasional 2011-2016
Sumber : BPS Kabupaten Sumedang (diolah)
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 27
2.2.1.2.2. Indeks Pembangunan Gender dan Indeks Pemberdayaan Gender
Indeks Pembangunan gender (IPG) terdiri dari 4 (empat) indikator komposit yaitu
Angka Harapan Hidup (AHH), Angka Melek Huruf (AMH), Rata-Rata Lama Sekolah
dan Sumbangan pendapatan. Pembangunan perempuan dalam suatu
pembangunan yang diukur menggunakan indikator Indeks Pembangunan Gender
(IPG). Sejak tahun 2011 hingga tahun 2015, IPG Kabupaten Sumedang mengalami
tren peningkatan. Hal tersebut menunjukkan perbaikan kesetaraan gender dalam
indikator-indikator pembentuk IPM. Lebih lanjut dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
Tabel 2.12.
Capaian Indikator Gender Kabupaten Sumedang
No. Indikator Gender Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
1. Indeks Pembangunan Gender (IPG) 67,24 67,47 83,77 94,36 94,37
2. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 65,14 62,91 64,82 72,32 68,69
Sumber : BPS Kabupaten Sumedang (diolah)
Sedangkan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) terdiri dari 3 (tiga) indikator
komposit yaitu keterlibatan perempuan di parlemen, perempuan sebagai tenaga
manager, profesional, teknisi dan sumbangan perempuan dalam pendapatan.
Keterlibatan perempuan dalam suatu pembangunan yang diukur menggunakan
indikator Indeks Pemberdayaan Gender (IDG). Kabupaten Sumedang selama kurun
waktu 2011-2015 mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2011 tercatat 65,14,
kemudian meningkat menjadi 72,32 di tahun 2014, dan pada tahun 2015
mengalami penurunan menjadi 68,69.
2.2.1.2.3. Indikator Pendidikan
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 28
tahun 2017 tercatat sebesar 98,06% atau dengan kata lain hanya 1,77%
masyarakat Kabupaten Sumedang yang buta huruf, namun demikian angka ini
masih dibawah rata-rata capaian nasional yakni >99%. Sehingga perlu terus
diupayakan peningkatan angka melek huruf hingga tidak ada seorangpun warga
B. Sedangkan rata-rata Lama Sekolah sebesar 7,98 pada tahun 2017 artinya rata-
rata masyarakat Sumedang hanya bersekolah sampai kelas 8 (kelas 2 SMP). Jika
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 29
C. Angka Partisipasi Murni :
1. Angka Partisipasi Murni SD/MI (usia 7-12 tahun) pada tahun 2017
sebesar 101,35%, dengan kata lain terdapat 1,35% murid usia 7-12 tahun
dari luar daerah tertentu yang bersekolah di Kabupaten sumedang;
2. Angka Partisipasi Murni SLTP/MTs (usia 13-15 tahun) pada tahun 2017
sebesar 97,73% artinya masih terdapat 2,27% anak usia 13-15 tahun
yang tidak mengikuti pendidikan SLTP/MTs tepat waktu sesuai umurnya.
D. Angka Partisipasi Kasar
1. Tahun 2017 Angka Partisipasi Kasar usia 7-12 tahun sebesar 101,73%,
kondisi ini bermakna terdapat 1,73% murid SD/MI yang tidak berusia 7-
12 tahun. Hal tersebut dapat dikarenakan adanya pengulangan kelas,
penambahan murid dari daerah lain, atau adanya paket penyetaraan
pada jenjang pendidikan SD/MI, dan kondisi tersebut juga menunjukkan
bahwa Kabupaten Sumedang dapat menampung penduduk usia sekolah
SD dari kapasitas yang sesungguhnya;
2. Sedangkan Angka Partisipasi Kasar usia 13-15 tahun 2017 sebesar
98,09%, hal ini bermakna terdapat 1,91% penduduk usia 13-15 tahun
yang tidak bersekolah di jenjang SLTP/MTs.
E. Angka Partisipasi Sekolah
1. Selama tahun 2013 hingga tahun 2015 angka partisipasi sekolah usia 7-
12 tahun secara bertahap mengalami kenaikan setiap tahunnya, hingga
pada tahun 2016 Angka Partisipasi Sekolah usia 7-12 tahun mencapai
100%. Hal ini bermakna seluruh penduduk usia 7-12 tahun bertartisipasi
dalam jenjang pendidikan SD.
2. Angka Partisipasi Sekolah usia 13-15 tahun selama tahun 2013-2016
mengalami tren fluktuatif, pada tahun 2013 tercatat 92,77% kemudian
meningkat selama tahun 2014-2015 menjadi masing-masing 93,34% dan
94,47%, namun pada tahun 2016 menurun menjadi 93,73%. Hal ini
bermakna pada tahun 2016 masih terdapat penduduk usia 13-15 tahun
yang tidak bersekolah.
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 30
Tabel 2.14.
Angka Harapan Hidup Kabupaten Sumedang Tahun 2012-2016
Tahun
Uraian
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Angka Harapan Hidup 71,8 71,86 71,89 71,91 71,96 72,00
Balita Gizi Buruk (%) <1% <1% <1% <1% <1% <1%
Desa Siaga Aktif 69 71 71 69 69 69
Angka Kematian Bayi (jiwa) - 205 202 181 120 146
Angka Kematian Ibu (per 100.000 ibu melahirkan) - 52,69 38,94 84,77 111 108,14
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang
Representasi dari dimensi umur yang panjang adalah angka harapan hidup. Angka
tersebut menggambarkan seberapa lama peluang seseorang untuk bertahan hidup.
Semakin tinggi indikator harapan hidup mencerminkan semakin tingginya derajat
kesehatan di suatu daerah karena seseorang yang hidupnya panjang cenderung
didukung dengan kondisi kesehatan yang baik. Perkembangan angka harapan hidup
Kabupaten Sumedang dalam lima tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang
pelan, tapi pasti. Dari angka 71,8 tahun pada 2010, meningkat menjadi 72,00 pada
2017. Lambatnya kenaikan angka harapan hidup ini menggambarkan bahwa tidak
mudah meningkatkan angka harapan hidup dalam jangka waktu satu tahun, karena
harapan hidup seseorang dipengaruhi oleh berbagai hal yang kompleks, antara lain
kesehatan jasmani dan rohani. Sehingga perlu upaya keras di bidang pelayanan
kesehatan, dan pelayanan lainnya yang terkait untuk memberikan pelayanan prima
kepada masyarakat.
Selanjutnya persentase balita gizi buruk selama tahun 2013-2017 berada dibawah
1%, jika dibandingkan dengan target MDGs yakni 3,60% maka dengan demikian
pencapaian indikator balita gizi buruk selama lima tahun di Kabupaten Sumedang
tergolong berhasil.
Untuk indikator desa siaga aktif, Kementrian Kesehatan menetapkan SPM desa
siaga aktif sebesar 80%. Dari tabel di atas terlihat bahwa persentase desa siaga aktif
Kabupaten Sumedang dalam kurun waktu tahun 2013-2017 masih dibawah 75%,
sehingga belum mencapai SPM yang ditetapkan.
Adapun Angka Kematian Bayi mengalami tren penurunan selama tahun 2013-2017,
pada tahun 2013 tercatat 205 bayi yang mati, kemudian menurun di tahun 2015
menjadi 181 bayi, kembali mengalami penurunan di tahun 2017 menjadi 146.
Meskipun secara tren mengalami penurunan, namun angka tersebut perlu terus
dikurangi hingga angka kematian bayi menjadi 0 kejadian.
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 31
Angka Kematian Ibu (per 100.000 ibu melahirkan) menurut SPM Kementerian
Kesehatan ditetapkan 0 kasus, dengan demikian indikator angka kematian ibu di
Kabupaten Sumedang belum mencapai target. Pada tahun 2013 tercatat 108
kematian ibu dari 100.000 kelahiran, kemudian dalam dua tahun menurun yakni
tahun 2014 sebesar 52,69 kematian dan tahun 2015 sebesar 38,94 kematian. Pada
tahun 2016 mengalami peningkatan menjadi 84,77 kematian, dan kembali
meningkat menjadi 111 kematian di tahun 2017. Kenaikan angka ini dikarenakan
adanya ibu hamil dengan komplikasi kebidanan dari puskesmas/bidan yang dirujuk
ke rumah sakit, namun terdapat jeda waktu antara rujukan dari puskesmas/bidan
ke rumah sakit yang mengakibatkan ibu hamil tersebut mengalami kematian. Selain
itu penyebab kematian Ibu lainnya adalah Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK), pendarahan,
Infeksi dan Eklampsi. Tahun 2017 kematian ibu di sebabkan karena penyakit tidak menular
dan penyakit degeneratif. Kasus ibu hamil dengan penyakit tidak menular kebanyakan
tidak terdeteksi dari awal di sebabkan masih rendah nya kemampuan tenaga kesehatan
dalam penggalian riwayat penyakit dan pengendalian penyakit tidak menular yang diderita
ibu hamil. Dalam perspektif kedepan sistem pelayanan kesehatan khususnya untuk
Tahun
No Indikator
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 63,13 61,08 65,23 - 61,21 62,06
2 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 7,48 6,50 7,51 9,00 8,07 7,15
3 Persentase Bekerja Sektor Pertanian 36,40 32,78 27,79 - - -
4 Persentase Bekerja Sektor Industri 12,22 12,06 13,99 - - -
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 32
Tahun
No Indikator
2012 2013 2014 2015 2016 2017
5 Persentase Bekerja Sektor Jasa & Lainnya 51,38 55,15 58,22 - - -
Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Sumedang 2015 dan BPS, 2018
Tenaga kerja di Kabupaten Sumedang didominasi sektor jasa & lainnya, kedua
terbesar di sektor pertanian dan yang terkecil adalah yang bekerja di sektor industri.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui adanya pergeseran tenaga kerja, pada
tahun 2012 terdapat 36,40% tenaga kerja di sektor pertanian, kemudian menurun
8,61% di tahun 2014 menjadi 27,79%. Sementara itu tenaga kerja di sektor industri
mengalami peningkatan dari tahun 2012 sebesar 12,22% menjadi 13,99% di tahun
2014. Begitupula dengan tenaga kerja di sektor jasa mengalami peningkatan
sebesar 6,84% dari tahun 2012 (51,38%) menjadi 58,22% di tahun 2014. Jika dilihat
dari angka penurunan tenaga kerja di sektor pertanian yang disertai peningkatan
tenaga kerja di sektor industri dan sektor jasa, dapat dikatakan telah terjadi
pergeseran tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri dan jasa di
Kabupaten Sumedang.
2.2.2. Aspek Pelayanan Umum
2.2.2.1. Fokus Urusan Wajib Pelayanan Dasar
2.2.2.1.1. Urusan Pendidikan
A. Rasio Ketersediaan Sekolah Terhadap Penduduk Usia Sekolah
Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah tingkat pendidikan dasar dan
menengah pertama per 10.000 jumlah penduduk usia dasar. Rasio ini
mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk usia pendidikan
dasar dan penduduk usia pendidikan menengah pertama.
Secara umum, tren rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah
pada jenjang pendidikan SD dan SMP di Kabupaten Sumedang selama kurun waktu
2015-2017 mengalami penurunan. Pada tahun 2015 rasio ketersediaan sekolah
jenjang SD tercatat 61,5 per 10.000 penduduk usia SD, dan mengalami penurunan
menjadi 54,62 per 10.000 penduduk usia SD di tahun 2017. Sedangkan rasio
ketersediaan sekolah pada jenjang SMP di tahun 2015 tercatat 37,69 per 10.000
penduduk usia SMP kemudian menurun menjadi 24,76 per 10.000 penduduk usia
SMP di tahun 2017. Kondisi demikian bermakna masih kurangnya ketersediaan
sekolah jenjang SD dan SMP di Kabupaten Sumedang. Dalam perspektif kedepan
Dinas Pendidikan perlu mengoptimalkan pengelolaan data dengan baik, benar dan
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 33
dapat dipertanggungjawabkan, karena kebijakan dalam urusan pendidikan
sepenuhnya bergantung kepada basis data yang ada. Jika basis data lemah, maka
sulit diharapkan sektor pendidikan dapat maju. Kondisi rasio ketersediaan sekolah
dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
70
61.5
57 54.62
60
50
37.69
40
30 25.49 24.76
20
10
0
2015 2016 2017
Rasio Ketersediaan Sekolah Terhadap Penduduk Usia Sekolah (SD)
Rasio Ketersediaan Sekolah Terhadap Penduduk Usia Sekolah (SMP)
Gambar 2.7 Grafik Rasio Ketersediaan Sekolah Terhadap Penduduk Usia Sekolah
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang
C. Rasio Guru Terhadap Murid Per Kelas Rata-Rata
Rasio Guru terhadap murid idealnya 500 orang guru untuk 10.000 murid atau 1
(satu) orang guru untuk 20 murid. Jenjang pendidikan SD dan SMP di Kabupaten
Sumedang jika dibandingkan dengan angka rasio ideal sudah melampaui. Pada
tahun 2017 rasio guru terhadap murid per kelas rata-rata jenjang SD sebesar 1
(satu) guru untuk 16 murid, sedangkan pada jenjang SMP di tahun yang sama 1
(satu) guru untuk 18 murid. Hal ini menggambarkan ketersediaan guru di Kabupaten
Sumedang sudah mencukupi. Penjelasan lebih lanjut disampaikan pada tabel di
bawah ini.
Tabel 2.16
Indikator Rasio Guru Terhadap Murid Per Kelas Rata-Rata
Tahun
No Indikator 2015 2016 2017
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 35
70
68.09
65 65.32
63.43
61.28
60 59.25
55
50
2013 2014 2015 2016 2017
1
0.57 0.57 0.57
0.5 0.22 0.22 0.16
0.01 0.01 0.05 0.03
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 36
120
100 100 100 100 100 100 100 100
100
100 100 100 100 100 100
80
100 100 100 100
60
40
20
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017
90 88.69
86.36 86.36
85 85.71 85.71
80
75
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 37
I. Guru yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV
Persentase guru yang memenuhi kualifikasi S-1 atau D-IV di Kabupaten Sumedang
mengalami penurunan selama periode 2012-2017. Pada tahun 2012 persentase
guru yang memenuhi kualifikasi S-1 atau D-IV sebesar 103,6%, kemudian menurun
menjadi 97,2 di tahun 2017. Hal ini menggambarkan adanya guru yang berstatus
ASN yang telah memasuki masa pensiun, atau guru honorer yang masa kontraknya
telah berakhir. Lebih lanjut disajikan pada grafik di bawah ini.
101
100 100
100
99
98 97.2 97.2 97.2
97
96
95
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah
Jumlah Balita Rasio Posyandu
Tahun Posyandu
(0-4 Tahun) Per Satuan Balita
(Aktif)
2013 946 83.743 1: 88
2014 1014 118.592 1:116
2015 1644 86.901 1:52
2016 1635 85.504 1:52
2017 1636 96.072 1:58
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang
B. Rasio Puskesmas dan Pustu Per Satuan Penduduk
Rasio puskesmas per satuan penduduk adalah jumlah puskesmas per 30.000
penduduk. Perkembangan rasio puskesmas per 30.000 penduduk di Kabupaten
Sumedang selama periode 2013-2017 mengalami tren negatif. Pada tahun 2013
tercatat satu puskesmas untuk melayani 36.298 penduduk, kemudian di tahun 2017
satu puskesmas untuk melayani 32.755 penduduk. Jika dibandingkan dengan SPM
Kementerian Kesehatan yakni satu puskesmas untuk 30.000 penduduk, maka pada
tahun 2017 puskesmas di Kabupaten Sumedang overload atau kelebihnan beban
20.755 penduduk. Sehingga penambahan puskesmas menjadi keharusan dalam
memberikan pelayanan optimal kepada penduduk.
Tabel 2.20.
Rasio Puskesmas dan Pustu Per Satuan Penduduk
Tahun
No Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
Rasio Puskesmas 1:36.298 1:37.060 1:35.539 1:32.631 1:32.755
1 Per satuan
penduduk
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 39
C. Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk
Sampai pada tahun 2013, rasio rumah sakit per satuan penduduk di Kabupaten
Sumedang sebesar 1:1.580.765 penduduk (Tabel 2.21). Jika dibandingkan dengan
rasio ideal rumah sakit, yakni 1:100.000 penduduk, maka ketersediaan rumah sakit
di Kabupaten Sumedang masuk dalam kategori belum mencukupi, namun demikian
kondisi tersebut diimbangi oleh adanya pelayanan kesehatan puskesmas dan
puskesmas pembantu.
Tabel 2.21.
Rasio Rumah Sakit Per Satuan Penduduk
Tahun
No Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
Rasio Rumah Sakit 1:580.765 1:592.961 1:568.636 1:571.048 1:382.145
1 Per Satuan
Penduduk
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang
D. Rasio Tenaga Kesehatan
Berdasarkan Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025, pada
tahun 2014 diharapkan ketersediaan tenaga dokter spesialis mencapai 12 per
100.000 penduduk, dokter umum 48 per 100.000 penduduk, dokter gigi 11 per
100.000 penduduk, perawat 158 per 100.000 penduduk, bidan 75 per 100.000
penduduk, sanitarian 15 per 100.000 penduduk, tenaga gizi 24 per 100.000
penduduk. Jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2017 yang ada di Kabupaten
Sumedang maka target tersebut belum tercapai.
Hingga tahun 2017 ketersediaan dokter spesialis hanya 46 orang, sementara
idealnya perlu 137 dokter spesialis, untuk ketersediaan dokter umum hanya 29
dokter sementara idealnya perlu 550 dokter umum, selanjutnya ketersediaan
dokter gigi hanya 13 dokter sementara idealnya perlu 126 dokter gigi, adapun
ketersediaan bidan hanya 348 bidan sementara idealnya perlu 860 bidan. Kemudian
ketersediaan sanitarian pada tahun 2017 hanya 20 orang, sementara idealnya 172
orang sanitarian, selanjutnya untuk ketersediaan ahli gizi saat ini hanya 19 orang,
sementara idealnya perlu 275 orang ahli gizi.
Dengan demikian untuk memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna sesuai
target Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025, idelanya
Kabupaten Sumedang masih perlu menambah 91 dokter spesialis, 521 dokter
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 40
umum, 113 dokter gigi, 512 bidan, 152 sanitarian dan 256 ahli gizi. Kondisi realisasi
ketersediaan tenaga kesehatan lebih lanjut disampaikan pada Tabel 2.22.
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 41
Tabel 2.22
Rasio Tenaga Kesehatan Kabupaten Sumedang Tahun 2013-2017
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
No JML JML JML JML JML JML JML JML JML JML
JENIS NAKES RASIO RASIO RASIO RASIO RASIO
NAKES PENDK NAKES PENDK NAKES PENDK NAKES PENDK NAKES PENDK
1 Dokter Umum 23 1.125.125 48.918 23 1.131.516 49.196 31 1.137.273 36.686 29 1.142.097 39.382 29 1.146.811 39.545
2 Dokter Spesialis - - - - - - - - 21.870 46 1.142.097 24.828 - - -
3 Dokter Gigi 14 1.125.125 80.366 12 1.131.516 94.293 14 1.137.273 81.233 14 1.142.097 81.578 13 1.146.811 88.216
4 Perawat 230 1.125.125 4.892 222 1.131.516 5.097 227 1.137.273 5.010 227 1.142.097 5.031 229 1.146.811 5.008
5 Perawat Gigi 28 1.125.125 40.183 28 1.131.516 40.411 28 1.137.273 40.617 28 1.142.097 40.789 27 1.146.811 42.474
6 Bidan 256 1.125.125 4.395 253 1.131.516 4.472 249 1.137.273 4.567 249 1.142.097 4.587 348 1.146.811 3.295
7 Nutrisionis 19 1.125.125 59.217 19 1.131.516 59.553 19 1.137.273 59.856 19 1.142.097 60.110 19 1.146.811 60.358
8 Sanitarian 21 1.125.125 53.577 21 1.131.516 53.881 22 1.137.273 51.694 22 1.142.097 51.913 20 1.146.811 57.340
9 Penyuluh 14 1.125.125 80.366 14 1.131.516 80.822 14 1.137.273 81.233 14 1.142.097 81.578 13 1.146.811 88.216
Kesehatan
10 Pranata 16 1.125.125 70.320 15 1.131.516 75.434 15 1.137.273 75.818 15 1.142.097 76.140 14 1.146.811 81.915
Laboratorium
11 Epidemiologi 3 1.125.125 375.041 3 1.131.516 377.172 3 1.137.273 379.091 3 1.142.097 380.699 3 1.146.811 382.270
Kes
12 Apoteker 2 1.125.125 562.563 2 1.131.516 565.758 2 1.137.273 568.636 2 1.142.097 571.048 2 1.146.811 573.405
13 Asisten 17 1.125.125 66.183 17 1.131.516 66.560 17 1.137.273 66.898 17 1.142.097 67.182 17 1.146.811 67.459
Apoteker
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang (diolah)
120
100 100 97.11
100 89.73 90.49
85.81
76.68
80 80 80 80 80 80 80 80
60
40
20
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 43
120 95 95 95 95 95 95 95
100
80
60
89.83 89.94 88.21 100 100 100
40 82.72
20
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
120
100 100 100 100 100 100 100
100
80
60
100 100 100 100 100 100 100
40
20
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 45
bawah maka terlihat bahwa sampai pada tahun 2017 Kabupaten Sumedang sudah
seluruhnya memberikan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin.
Gambar 2.19 Persentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan tahun 2016
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Sumedang
Jumlah Penduduk di Kabupaten Sumedang sebanyak 1.142.097 jiwa. Penduduk yang
sudah memiliki jaminan kesehatan sebesar 73.52%, sedangkan penduduk yang
sudah menjadi peserta JKN/KIS sebanyak 750.821 jiwa (65,74%) yang terdiri dari
peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN sebanyak 385.233 jiwa, PBI daerah
sebanyak 22.464 jiwa, pekerja penerima upah 173.165 jiwa, bukan penerima
upah/mandiri sebanyak 85.653 jiwa , bukan pekerja sebanyak 84.306 jiwa, dan
peserta Jamkesda sebanyak 88.814 jiwa. Target cakupan penduduk yang sudah
terlindungi oleh Jaminan kesehatan pada RPJMD tahun 2016 sebesar 40%. Jika
dilihat dari target RPJMD tersebut, maka cakupan peserta yang telah memiliki
jaminan kesehatan baik sebagai peserta JKN/KIS maupun peserta Jamkesda sudah
melebihi target RPJMD yaitu sebesar 73.52 %. Namun demikian cakupan tersebut
masih jauh untuk mencapai target total coverage pada tahun 2019 yaitu minimal
sebesar 95% dari seluruh jumlah penduduk Kabupaten Sumedang. Sehingga
diperlukan berbagai upaya untuk mencapai 29,26%. Upaya-upaya yang sedang
dilakukan untuk mencapai target menuju total coverage antara lain :
1. Advokasi dan koordinasi dengan pimpinan daerah dan stakeholder terkait
2. Penyusunan kebijakan dan regulasi dalam mendukung percepatan
kepesertaan JKN total coverage
3. Pendekatan ketersediaan pembiayaan bagi percepatan total coverage bagi PBI
daerah
4. Sosialisasi dan penyebarluasan informasi mengenai kepesertaan di sema
tingkatan
5. Bekerja sama dengan BPJS dalam penyediaan dropbox untuk mempermudah
keterjangkauan masyarakat yang akan mendaftarkan diri penjadi peserta JKN
K. Cakupan Kunjungan Bayi
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai dengan standar kesehatan oleh dokter, bidan, dan perawat yang
memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali disatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu. Menurut SPM Kementrian Kesehatan, target cakupan
kunjungan bayi ditetapkan sebesar 90%.
Cakupan kunjungan bayi di Kabupaten Sumedang mengalami kenaikan tren sejak
tahun 2011 hingga tahun 2017. Pada tahun 2011 angka cakupan kunjungan bayi
sebesar 85,17%, kemudian pada tahun 2017 meningkat menjadi 100%. Dengan
demikian, cakupan kunjungan bayi di Kabupaten Sumedang selama periode 2012-
2017 telah melampaui SPM Kementrian Kesehatan.
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 47
105
100
95 90 90 90 90 90 90 90
90
100 100 100
85 94.69 93.76
90.42
80 85.17
75
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Puskesmaas
Jumlah Puskesmas Pembantu
Jumlah Ideal Puskesmas Menurut SPM Kemenkes (1:10.000)
Gambar 2.21 Grafik Jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang
105
100 100 100 100 100 100
100
94
95
90 90 90 90
85 85 85
80
75
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 49
120
100
80 80 80 80 80 80 80 80
60
100 100 100 100 100 100 100
40
20
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
M. Morbiditas (Kesakitan)
digambarkan dengan perubahan ”Pola Penyakit dan Jumlah kasus penyakit” yang
dicatat dan diamati di fasilitas-fasilitas kesehatan dalam bentuk angka dan data.
2017 dapat melalui data sepuluh besar penyakit berdasarkan total kunjungan
sumber data Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas dapat diketahui bahwa
sepuluh besar penyakit yang ada di Kabupaten Sumedang pada tahun 2017 dapat
Gambar 2.24 10 Besar Penyakit di Kabupaten Sumedang
Sumber : Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas
Berdasarkan grafik di atas bahwa penyakit ISPA merupakan prosentasi terbesar
sebanyak 18,18% dari 10 besar penyakit yang ada. ISPA merupakan penyakit yang
berada pada sepuluh besar penyakit di Kabupaten Sumedang berdasarkan laporan
Sistem Pencatatan Pelaporan Puskesmas (SP3). Upaya dalam rangka
pemberantasan penyakit infeksi saluran pernapasan akut lebih difokuskan pada
upaya penemuan dini dan tatalaksana kasus yang cepat dan tepat terhadap
penderita yang ditemukan. ISPA adalah infeksi yang menyerang saluran pernafasan
manusia, keadaan ini dapat disebakan oleh virus, bakteri dan organisme lain.
Langkah preventif dalam mewaspadai ISPA adalah dengan melakukan pola hidup
yang higienis. Pencegahan ISPA secara umum adalah dengan menjaga daya tahan
tubuh dengan cukup istirahat, makan amakana bergizi, dan minuman yang cukup.
Membiasakan diri mencuci tanagan adalah salah satu cara meminimalkan kontak
dengan virus penyebab ISPA.
N. Penyakit Malaria
Pada tahun 2017 ditemukan kasus malaria sebanyak 11 (Sebelas) kasus yang
merupakan kasus import karena mobilitas penduduk Kabupaten Sumedang yang
cukup tinggi yaitu pasien bekerja di tempat endemis malaria seperti di Papua. Maka
untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan secara
berkala bagi pekerja yang sedang dan telah selesai bertugas di daerah endemis
tinggi (Diagnosis Dini), Pengobatan cepat dan tepat, surveilans dan pengendalian
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 51
vektor yang kesemuanya ditujukan untuk memutus mata rantai penularan malaria.
Penjelasan lebih lanjut disampaikan pada Gambar di bawah ini.
33
40
30
11
20 11
3 3
1 0 0
10 3 3 3
0 0 0
Positif
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Positif Klinis
Gambar 2.25 Kasus Penyakit Malaria
Sumber : Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas
O. Filariasis
Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular menahun yang disebabkan
oleh cacing filaria yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening. Penyakit ini
dapat merusak sistem limfe, menimbulkan pembengkakan pada tangan, kaki,
glandula mammae, dan scrotum, menimbulkan cacat seumur hidup serta stigma
sosial bagi penderita dan keluarganya. Secara tidak langsung, penyakit yang
ditularkan oleh jenis nyamuk ini dapat berdampak pada penurunan produktifitas
kerja penderita, beban kleuarga, dan menimbulkan kerugian ekonomi. Banyak
faktor yang menjadi penyebab terjadinya penyakit ini, tetapi faktor penyebab yang
paling besar adalah penyakit ini disebabkan oleh cacing yang bentuknya seperti
benang yang disebut filaria yang berasal dari genus wuchereria dan brugia. "Cacing
yang dikenal sebagai penyebab filariasis adalah wuchereria bancrofti, brugia malayi
dan brugia timori,". Berdasarkan Gambar 2.25 diketahui bahwa di Kabupaten
Sumedang pada terjadi penemuan kasus filariasis hanya di tahun 2015.
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 52
3
2
2
1
0 0 0 0
0
2013 2014 2015 2016 2017
Kasus Filariasis
Gambar 2.26 Kasus Filariasis
Sumber : Bidang P2P, Dinkes Kab. Sumedang Tahun 2017
P. Penyakit Tuberculosis
Berdasarkan data diperoleh bahwa angka penemuan kasus TB BTA Positif (CDR BTA
Positif - Target RPJMD) yaitu 56,45 % (683 orang), masih belum mencapai target
minimal 80 %. Angka penemuan kasus TB semua kasus (CDR All Kasus - Target SPM)
yaitu 53,66 % (1845 orang), sudah mencapai target dari target minimal 44 %.
Proporsi pasien TB anak diantara semua pasien TB 13,12 %, melebihi target 8-12 %,
hal ini menggambarkan tingginya angka penularan TB pada anak atau over diagnosis
pada penegakkan diagnosa TB anak. Jumlah kasus BTA + terbanyak terdapat di
wilayah Puskesmas Jatinangor sebanyak 42 kasus. Lebih lanjut disajikan pada
gambar di bawah ini.
Jatinangor 42
Ujungjaya 39
Cimanggung 36
Darmaraja 31
Tomo 30
Sumedang Selatan 30
Wado 29
Situraja 29
Paseh 27
Situ 27
Cimalaka 23
Jatinunggal 23
Cisitu 23
Kotakaler 22
Pamulihan 22
Conggeang 21
Rancakalong 20
Jatigede 18
Ganeas 18
Tanjungkerta 15
Tanjungsari 15
Cibugel 13
Surian 12
Sukamantri 12
Cisarua 12
Padasuka 12
Margajaya 12
Sawahdadap 11
Hariang 10
Sukagalih 9
Haurngombong 8
Buahdua 7
Sukasari 7
Cisempur 6
Tanjungmedar 5
PT. KAHATEX 4
RSUD SUMEDANG 3
LAPAS SUMEDANG 0
PT. DEWHIRST 0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Gambar 2.27 Jumlah Penemuan Kasus TBC Tahun 2016
Sumber : Bidang P2P, Dinkes Kab. Sumedang Tahun 2016
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 53
Q. Penyakit Diare
Berdasarkan gambar 2.27 dapat diperoleh bahwa jumlah penderita penyakit diare
di kabupaten Sumedang pada Tahun 2016 masih relatif tinggi, dengan urutan
Puskesmas yang jumlah kasusnya terbanyak terdapat di Puskesmas Cimanggung
(1.747 kasus), hal ini dipengaruhi oleh banyaknya penduduk dan juga dipengaruhi
faktor lingkungan yang mendukung meningkatnya jumlah kasus diare di wilayah
tersebut seperti sarana sanitasi dasar yang belum memenuhi syarat kesehatan baik
dari sarana air bersih, jamban keluarga dan saluran pembuangan air limbah
dikarenakan wilayah kerja Puskesmas Cimanggung banyak terdapat pabrik.
Sedangkan jumlah terkecil ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Situraja (44
kasus).
Cimanggung 1747
Rancakalong 1621
Cimalaka 1314
Tanjungsari 1128
Kotakaler 1054
Sumedang Selatan 957
Tomo
Jatinunggal 900
Wado 789
Sukasari 767
Margajaya 759
Ujungjaya 737
Cisempur 736
Padasuka 724
Sawahdadap 694
Darmaraja 665
Buahdua 624
Haurngombong 590
Sukagalih 583
Jatinangor 562
Situ 497
Paseh 490
Pamulihan 458
Sukamantri 453
Surian 401
Cisarua 362
Cisitu 360
Ganeas 310
Jatigede 297
Tanjungkerta 290
Tanjungmedar
Cibugel 245
Hariang 217
Conggeang 114
Situraja 44
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
Diare
Gambar 2.28 Sebaran Penyakit Diare Tahun 2016
Sumber : Bidang P2P, Dinkes Kab. Sumedang Tahun 2016
R. Penyakit Kusta
Penyakit Kusta dapat mengakibatkan kecacatan pada penderita. Masalah ini
diperberat dengan masih tingginya stigma di kalangan masyarakat dan sebagian
petugas.Akibat dari kondisi ini, sebagian penderita dan mantan penderita dikucilkan
Gambar 2.29 Kasus HIV AIDS dan Kematian
Sumber : Bidang P2P, Dinkes Kab. Sumedang Tahun 2017
Dampak penyebaran infeksi HIV/AIDS dan tingginya prevalensi di Kabupaten
Sumedang dalam beberapa tahun terakhir ini, menganggap masalah HIV/AIDS
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 55
bukan hanya masalah medis dari penyakit menular saja tetapi sudah menjadi aspek
kehidupan manusia baik dari segi kesehatan, psikologi, sosial dan budaya. Kasus
HIV/AIDS merupakan fenomena gunung es yaitu jumlah penderita yang dilaporkan
jauh lebih kecil dari pada kenyataan di lapangan. Tetapi dengan semakin giatnya
usaha petugas dalam penemuan kasus HIV/AIDS maka semakin banyak pula kasus
yang ditemukan sehingga semakin tinggi pula upaya dalam pengendaliannya.
T. Cakupan Pelayanan K1 dan K4
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk Ibu
selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Pelayanan
Antenatal sesuai dengan standar dalam penerapannya terdiri dari 10T. Cakupan K1
adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh
tenaga kesehatan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Cakupan K4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal
sesuai dengan standar, paling sedikit 4 kali dengan distribusi 1 kali pada trimester
ke- 1 dan 1 kali pada trimester ke- 2 serta 2 kali pada trimester ke 3 disuatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2017 sasaran bumil sebesar 20.023
bumil, cakupan K1 dan K4 mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya dan
untuk penilaian cakupan program masih diatas target program, penjelasan lebih
lanjut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
120
109.1 106.7
100 104.2
95.2 99 95.2 97.6
94.59
84.52 85.7
80
60
40
20
0
2013 2014 2015 2016 2017
K1 K4
Gambar 2.30 Cakupan Pelayanan K1 dan K4
Sumber : Bidang P2P, Dinkes Kab. Sumedang Tahun 2017
U. Cakupan Kunjungan Neonatus
Cakupan kunjungan neonatal (KN) adalah cakupan neonatus yang mendapat
pelayanan sesuai standar paling sedikit 3 kali dengan distribusi waktu 1 kali pada 6-
48 jam, 1 kali pada hari ke 3- hari ke 7, dan 1 kali pada hari ke 8- hari ke 28 setelah
lahir disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat
diketahui efektifitas dan pelayanan kesehatan neonatal. Jumlah kelahiran hidup di
Kabupaten Sumedang adalah 19.819, kunjungan neonatus 1 kali yang ditolong
tenaga kesehatan yaitu 20.082 (100%), sedangkan kunjungan neonatus lengkap
(KN3) adalah 19.547 (100%). Tren Cakupan KN 1 dapat dilihat pada grafik dibawah
ini.
120
107.4 111.2
100 103.5
93.8 91.9
80
60
40
20
0
2013 2014 2015 2016 2017
Gambar 2.31 Tren Cakupan Neonatus
Sumber : Bidang P2P, Dinkes Kab. Sumedang Tahun 2017
Adapun sebaran Cakupan KN 1 dan KN3 di Puskesmas cukup bervariasi pada tahun
2017 dan lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
156.70
137.99
137.31
133.53
180.00
123.15
119.89
117.45
116.98
116.83
113.70
113.49
112.58
119.46
110.86
110.26
110.19
109.60
109.50
109.41
108.27
107.69
106.51
105.03
104.67
160.00
101.13
100.00
105.21
102.78
97.97
97.69
95.81
93.97
140.00
86.15
78.31
120.00
67.09
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
-
Gambar 2.32 Cakupan KN 1 Per Kecamatan
Sumber : Bidang P2P, Dinkes Kab. Sumedang Tahun 2017
Berdasarkan grafik diatas hampir semua Puskesmas cakupannya lebih dari 80 %
kecuali Puskesmas Buahdua (78,31%) dan Puskesmas Jatigede (67,09%)
berdasarkan hasil analisa ketidak tercapainya cakupan disebabkan mobilisasi
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 57
penduduk ke luar wilayah akibat perendaman desa sebagian wilayah Jatigede
sedangkan di Puskesmas Buahdua dikarenakan tingginya cakupan KB Aktif .
140.8
139.6
127.6
160.0
123.1
118.5
117.2
116.5
115.7
115.2
114.1
114.0
113.3
111.0
110.5
109.4
109.4
109.0
108.9
108.9
108.3
107.8
140.0
105.7
105.2
104.6
103.3
102.1
101.5
100.4
96.5
96.5
94.5
120.0
94.0
87.4
78.0
100.0
66.6
80.0
60.0
40.0
20.0
0.0
Gambar 2.33 Cakupan KN Lengkap Per Kecamatan
Sumber : Bidang P2P, Dinkes Kab. Sumedang Tahun 2017
Cakupan KN1 20.082 (100%) dan cakupan KN lengkap 19.547 (100%) tahun 2017,
semua puskesmas cakupannya telah lebih dari 80% hal ini dikarenakan
meningkatnya kinerja tenaga kesehatan khususnya bidan di Kabupaten Sumedang.
Seperti diketahui bahwa kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses
neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila
terdapat kelainan/masalah kesehatan pada neonatus. Risiko terbesar kematian
neonatus terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, minggu pertama dan bulan
pertama kehidupannya. Sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat
dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.
Pelayanan Kesehatan Neonatal dasar dilakukan secara komprehensif dengan
melakukan pemeriksaan dan perawatan Bayi baru Lahir dan pemeriksaan
menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) untuk
memastikan bayi dalam keadaan sehat.
V. Pelayanan Gizi Ibu Hamil (Cakupan Fe 1 dan Fe 3)
Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada ibu hamil diberikan sejak triwulan I.
Pelayanan gizi tersebut dinyatakan sebagai cakupan Fe 1. Pada tahun 2017 cakupan
Fe 1 di Kabupaten Sumedang adalah sebesar 106,65% secara proyeksi, sedangkan
dilihat dari sasaran riil cakupannya sebesar 100% (21.355). Data ini menunjukkan
bahwa seluruh ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada trimester I telah
mendapatkan pelayanan gizi berupa pemberian TTD. Efektifitas pemberian TTD
terhadap status anemia ibu hamil akan tercapai dengan konsumsi minimal 90 tablet
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 58
0
2013 2014 2015 2016 2017
Gambar 2.34 Cakupan Fe 1 dan Fe 2
Sumber : Bidang P2P, Dinkes Kab. Sumedang Tahun 2017
W. Bayi Berat Badan Lahir Rendah
Bayi baru lahir hidup di Kabupaten Sumedang Tahun 2017 sebanyak 19.819 bayi,
sebagian besar adalah bayi berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 10.184 bayi.
Bayi-bayi yang lahir hidup tersebut kemudian seluruhnya mendapatkan pelayanan
gizi berupa penimbangan berat badan. Bayi dengan berat badan lahir < 2500 gram
dinyatakan sebagai bayi dengan berat badan lahir rendah. Pada Tahun 2017
persentase BBLR di Kabupaten Sumedang menurun dan terkendali di bawah target
5% dibandingkan dengan Tahun 2016. Secara absolut jumlah BBLR Tahun 2016
adalah 757 bayi sedangkan Tahun 2017 sebanyak 690 bayi (Tabel 37). Penurunan
angka kelahiran BBLR tidak terlepas dari keberhasilan tentang peningkatan
kemampuan petugas dalam memberikan konseling dan peningkatan pengetahuan
ibu hamil mengenai zat besi sehingga memberikan dampak kepatuhan kepada ibu
hamil dan keluarganya.
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 59
5 5.1
4.4
4 4.05
3.77
3.48
3
0
2013 2014 2015 2016 2017
BBLR
Gambar 2.35 Berat Badan Bayi Lahir Rendah
Sumber : Bidang P2P, Dinkes Kab. Sumedang Tahun 2017
X. Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi kurang dari 6 bulan
Proses untuk keberhasilan ASI eksklusif bayi 6 bulan dilaksanakan selama rentang
usia bayi 0 sampai 5 bulan cakupannya sebesar 75.28% (Tabel 39). Gambar 2.35
menunjukkan bahwa proses tersebut pada Tahun 2017 memberikan hasil yang
menurun jika dibandingkan dengan Tahun 2017. Dengan kata lain jumlah bayi ASI
eksklusif yang gugur sebelum usia 6 bulan pada Tahun 2017 lebih banyak
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Walaupun demikian target kinerja
sebesar 36% dapat tercapai.
80
79 79.22
78
77 77.07
76
75.6 75.64
75.28
75
74
73
2013 2014 2015 2016 2017
ASI EKSKLUSIF
Gambar 2.36 ASI Ekslusif
Sumber : Bidang P2P, Dinkes Kab. Sumedang Tahun 2017
Y. Deteksi Bawah Garis Merah (BGM)
Balita dengan hasil plotting berat badan di bawah garis merah pada kurva KMS
adalah balita dengan berat badan sangat kurang. Hal tersebut dapat
demikian, BGM merupakan deteksi awal bagi kejadian masalah gizi balita.
Persentase balita BGM di Kabupaten Sumedang Tahun 2017 menurun baik itu pada
katagori baduta (0-23 bulan) ataupun kategori balita (0-59 bulan) jika dibandingkan
dengan Tahun 2016 dan terkendali tetap di bawah batas target yang ditetapkan
<5%.
2.3 2.29
3 2.45
2.1
0.9
2 0.59 0.53
0.62 0.51
1 0.4
0
2013 2014 2015 2016 2017
Baduta Balita
Gambar 2.37 Balita Bawah Garis Merah
Sumber : Bidang P2P, Dinkes Kab. Sumedang Tahun 2017
Z. Cakupan Pelayanan Usia Lanjut
Pelayanan kesehatan usia lanjut berada di Tupoksi Seksi Kesehatan Keluarga dan
Gizi. Pengertian dari usia lanjut adalah umur 60 tahun ke atas. Cakupan pelayanan
dengan perkembangan tren yang meningkat selama tahun 2013 (7.02%) hingga
tahun 2017 (10,73%). Lebih lanjut disampaikan pada gambar di bawah ini.
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 61
12
10.73
10
8.44
8 7.91 7.77
7.02
6
0
2013 2014 2015 2016 2017
8680 9374
10000
Rawat Jalan
5000 Rawat Inap
0
2016 2017
Gambar 2.40 Rawat Jalan dan Rawat Inap di RSU Pakuwon
Sumber : RSU Pakuwon
Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa jumlah kasus rawat jalan dan rawat inap di
Rumah Sakit Umum Pakuwon meningkat. Hal ini menunjukan bahwa Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP) sudah melaksanakan sistem rujukan berjenjang dengan baik
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 63
25000
20000
19128
15000
Rawat Jalan
10000
Rawat Inap
5000 3050
0
2017
Gambar 2.41 Rawat Jalan dan Rawat Inap di RSU Harapan Keluarga
Sumber : RSU Harapan Keluarga
Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa jumlah kasus rawat jalan lebih tinggi
dibandingkan jumlah kasus rawat inap di Rumah Sakit Umum Harapan Keluarga. Hal
ini menunjukan bahwa kasus-kasus yang dirujuk ke Rumah Sakit Umum Harapan
Keluarga masih ditangani dengan rawat jalan. Hal ini didukung dengan data bahwa
nilai NDR di Rumah Sakit Harapan Keluarga 0%. Untuk lebih meningkatkan system
rujukan yang ada di Kabupaten Sumedang, Dinas Kesehtan perlu segera merintis
system rujukan terpadu.
BB. Pelayanan Kesehatan dalam Situasi Bencana dan KLB
Penyelenggaraan penanggulangan Krisis Kesehatan bertujuan untuk menanggulangi
Krisis Kesehatan secara cepat, tepat, menyeluruh, dan terkoordinasi melalui
Kesiapsiagaan sumber daya kesehatan. Penyelenggaraan penanggulangan Krisis
Kesehatan mengikuti siklus penanggulangan Bencana dengan penyesuaian yang
meliputi tahap prakrisis kesehatan, tanggap darurat krisis kesehatan, dan pascakrisis
kesehatan dengan penekanan pada upaya mencegah kejadian Krisis Kesehatan yang
lebih parah atau buruk dengan memperhatikan aspek pengurangan risiko bencana.
Kesiapan Dinas Kesehatan dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana
telah terbagi dalam klaster kesehatan seperti tertuang dalam tabel di bawah ini :
Pengorganisasian klaster dan subklaster kesehatan
Tabel 2.23
Klaster Penanggulangan Krisis Kesehatan
Tugas Klaster Pelaksana Sub Klaster
Pelayanan Kesehatan Sub Klaster Pelayanan Kesehatan
Pengendalian Penyakit Sub Klaster Pengendalian Penyakit
Penyehatan Lingkungan
Sub Klaster Penyehatan Lingkungan &
Penyiapan Air Bersih & Sanitasi yang
Penyiapan Air Bersih
berkualitas
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 65
tahun 2017. Hal ini terjadi karena adanya pengurangan akibat genangan Waduk
Jatigede dan pengurangan akibat pembangunan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan
(Cisumdawu).
Selanjutnya persentase panjang jaringan jalan dalam kondisi baik adalah panjang
jalan dalam kondisi baik dibagi dengan panjang jalan secara keseluruhan. Hal ini
mengindikasikan semua ruas jalan dengan permukaan perkerasan, bahu jalan dan
saluran samping dalam kondisi baik menurut kriteria teknis (tingkat kerusakan ≤
6%), sehingga arus lalu-lintas dapat berjalan lancar sesuai dengan kecepatan disain
dan tidak ada hambatan yang disebabkan oleh kondisi jalan. Secara umum tren
panjang jaringan jalan dalam kondisi baik di Kabupaten Sumedang mengalami
peningkatan (Tabel 2.23). Pada tahun 2015 tercatat 239,74 Km, kemudian
meningkat menjadi 345,27 Km di tahun 2016 dan kembali mengalami peningkatan
menjadi 424,7 Km di tahun 2017. Dengan demikian pada tahun 2017 hanya
terdapat 54% jalan dalam kondisi baik di Kabupaten Sumedang dari total panjang
jalan sebesar 774,60 Km.
Tabel 2.24
Indikator Persentase Panjang Jalan Kabupaten Dalam Kondisi Baik
No Indikator Tahun
2015 2016 2017
1 Total Panjang Jalan (Km) 796,056 796,056 774,606
2 Panjang Jalan Jaringan Jalan
239,746 345,279 424,702
dalam Kondisi Baik (Km)
3 Persentase jalan kabupaten
dalam kondisi baik (>40 30,12 43,37 54,83
Km/Jam)
Sumber : Dinas PUPR Kabupaten Sumedang
B. Rasio Panjang Jalan Terhadap Jumlah Penduduk (per 10.000 Jiwa)
Rasio panjang jalan terhadap jumlah penduduk adalah rasio panjang jalan per
10.000 jiwa yang menggambarkan bahwa ruas-ruas jalan telah menghubungkan
pusat-pusat kegiatan yang melayani jumlah penduduk di wilayah tertentu. Dalam
kurun waktu 2015-2017 rasio panjang jalan per 10.000 jiwa di Kabupaten Sumedang
menunjukkan tren penurunan. Pada tahun 2015 tercatat sebesar 7 km/10.000 jiwa,
dan mengalami penurunan pada tahun 2017 menjadi 6,8 km/10.000 jiwa (Tabel
2.24).
Tabel 2.25
Indikator Rasio Panjang Jalan Terhadap Jumlah Penduduk
No Indikator Tahun
2015 2016 2017
1 Total Panjang Jalan (Km) 796,056 796,056 774,606
2 Jumlah Penduduk 1.137.273 1.142.097 1.146.811
3 Rasio Panjang Jalan dengan jumlah penduduk
2 7,0 7,0 6,8
(jiwa/Km )
Sumber : Dinas PUPR Kabupaten Sumedang
Jika mengacu pada Lampiran II Permen PU No.14/2010, untuk kategori wilayah
Kabupaten Sumedang, yakni 750 jiwa/km2), maka SPM rasio ideal panjang jalan per
10.000 jiwa adalah 5 Km/10.000 jiwa. Dengan demikian Kabupaten Sumedang telah
C. Rasio Jaringan Irigasi dan Persentase Irigasi Kabupaten dalam Kondisi Baik
meliputi: konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan
Selama tahun 2013 hingga tahun 2017 persentase irigasi dalam kondisi baik
menunjukkan tren peningkatan. Pada tahun 2013 tercatat 37%, kemudian selama
tiga tahun meningkat menjadi 41% di tahunn 2017. Meskipun secara tren
meningkat namun angka realisasi masih dibawah 50%, sehingga perlu terus
peningkatan. Sementara itu rasio jaringan irigasi mengalami penurunan pada tahun
2017 menjadi 4,31 dari semula 6,46 di tahun 2016. Hal ini dikarenakan adanya
pengurangan panjang saluran irigasi yang baik dari semula 203.070 M di tahun 2016
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 67
Tabel 2.26
Rasio Jaringan Irigasi &Persentase Irigasi Kabupaten dalam Kondisi Baik
Realisasi Tahun
No Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
1 Persentase Irigasi Kabupaten dalam 37 38 32 38 41
kondisi baik
a Luas Irigasi Kondisi Baik (Ha) 17.077 17.461 18.420 21.619 23.333
b Luas Irigasi Kabupaten (Ha) 46.147 46.147 56.993 56.993 56.993
2 Rasio Jaringan Irigasi 1,81 1,90 2,97 6,46 4,31
a Panjang Saluran Irigasi Yang Baik (M2) 57.000 59.640 93.240 203.070 135.450
b Luas Lahan Budi Daya Pertanian (Ha) 31.417 31.417 31.417 31.417 31.417
Sumber : Dinas PUPR Kabupaten Sumedang
2.2.2.1.3.2. Penataan Ruang
Dalam perspektif tata ruang kota, untuk meminimalkan timbulnya fenomena
perubahan iklim, maka keberadaan RTH (Ruang Terbuka Hijau) menjadi hal penting
yang harus diperhatikan. Keberadaan RTH diwilayah perkotaan adalah untuk
menjamin keseimbangan ekosistem kota, baik keseimbangan system hidrologi dan
system mikroklimat, maupun sistem Ekologis lain. RTH sangat diperlukan untuk
meningkatkan ketersediaan air dan udara bersih bagi masyarakat serta menciptakan
estetika kota. Luas RTH di wilayah perkotaan agar dapat menjalankan proses-proses
ekologis tersebut minimal 30% dari total luas wilayah kota, terdiri atas RTH publik
20% dan RTH privat 10%.
15.00
9.36 10.10
8.52
10.00
6.28 6.28 6.28 6.28
5.00
5.86 7.13
4.73 4.76 4.76 5.00 5.16
0.00
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
120
80 70
65
60
60 55 Sumedang
target nasional
40
20
0
2014 2015 2016 2017
Gambar 2.43 Grafik Rumah Tangga Pengguna Air Bersih
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang
B. Rumah Tangga ber-Sanitasi (Kepemilikan WC dan Akses Sanitasi Layak)
Target RPJMN 2015-2019 menetapkan target pada akhir tahun 2019 rumah tangga
yang memiliki sanitasi mencapai 100%. Berdasarkan grafik di bawah ini, dapat kita
ketahui bahwa rumah tangga yang memiliki sanitasi di Kabupaten Sumedang selama
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 69
120
80
55 sumedang
60 50
45
40
target nasional
40
20
0
2014 2015 2016 2017
Gambar 2.44 Grafik Rumah Tangga ber-Sanitasi
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang
C. Lingkungan Pemukiman Kumuh
Target MDGs untuk lingkungan kumuh perkotaan pada tahun 2015 adalah 6%.
Mengacu kepada Tabel 2.26 dapat diketahui bahwa pada tahun 2017 masih
terdapat 58 Ha kawasan pemukiman kumuh dari total 9.246 Ha kawasan
pemukiman, dengan demikian target MDGs belum tercapai.
Tabel 2.27
Indikator Lingkungan Pemukiman Kumuh
Tahun
No Indikator
2015 2016 2017
Pengurangan luasan Lingkungan
1 2.27 2.28 0.75
Pemukiman Kumuh (Ha)
2 Luas Total Pemukiman Kumuh (Ha) 53,04 50,76 50,01
3 Target MDGs (Ha) 6 6 6
Sumber : Dinas Perumahan dan Pemukiman Kabupaten Sumedang
D. Rasio Rumah Layak Huni
Rasio rumah layak huni adalah perbandingan jumlah rumah layak huni dengan
jumlah penduduk. Rasio rumah layak huni di Kabupaten Sumedang pada tahun
2017 tercatat 80%. Jika dibandingkan dengan SPM Kementerian Perumahan Rakyat
tentang rasio rumah layak huni, yakni sebesar 70%, maka capaian rasio rumah layak
huni di Kabupaten Sumedang telah mencapai target.
82 80
80
78 77
76 75
74
72 70 70 70
70
68
66
64
2015 2016 2017
1000
800
1142
600
400
Sudah
200 Bersertifikat Tahun 2012 -
114 2017
0
Tahun 2012 - 2017 Tahun 2012 - 2017
Gambar 2.46. Aset Tanah Pemerintah Kabupaten Sumedang
Sumber : Bidang Aset BPKA Kabupaten Sumedang
B. Kasus Pertanahan
Kasus Pertanahan (Sengketa, Konflik dan Perkara Tanah ) di Kabupaten
Sumedang sejak 5 (lima) tahun terakhir yang mengemuka adalah dampak
dari pembangunan mega proyek ( Jalan Tol Cisumdawu, Bendungan
Jatigede, Bendung Rengrang dll ) sebagian lagi merupakan konflik horisontal
( Diantara Pemilik Lahan ) yang secara umum dapat dilihat sebagai berikut :
Penyelesaian
25 Kasus
20
Penyelesaian
15 Kasus
10 20 Kasus
5 10 Kasus
Kasus …
0
Tahun 2012 - 2017 Tahun 2018 - 2022
Gambar 2.47. Kasus Pertanahan di Kabupaten Sumedang
Sumber : Bidang Pertanahan Dinas Perkimtan Kabupaten Sumedang
C. Izin Lokasi
Dalam Proses pembuatan Izin Lokasi yang dilaksanakan secara kolektif
dengan SKPD terkait, dengan leading sektornya Dinas Penanaman Modal
Pada tahun 2014 hingga tahun 2017 persentase PMKS yang memperoleh bantuan
sosial di Kabupaten Sumedang mengalami penurunan, di tahun 2015 tercatat
100,79% kemudian menurun menjadi 99,75% di tahun 2017. Untuk panti jompo,
Kabupaten Sumedang hanya memiliki 2 panti selama periode 2013-2017, sementara
untuk panti asuhan pada tahun 2017 tercatat sejumlah 19 panti, adapun Kabupaten
Sumedang belum memiliki panti rehabilitasi.
Jumlah penghuni panti sosial yang menerima program pemberdayaan sosial melalui
kelompok usaha bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya
belum mencapai target, pada tahun 2017 sejumlah 119 orang sementara target
tahun tersebut sebesar 860 orang. Selanjutnya jumlah penyandang cacat fisik dan
mental, serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial pada
belum mencapai target, pada tahun 2017 tercatat 286 orang sementara target
tahun tersebut sejumlah 301 orang. Untuk persentase panti sosial yang sarana
pelayanan sosial menyediakan prasarana kesehatan telah mencapai 100% di tahun
2017, sedangkan Persentase wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat
(WKBSM) menyediakan prasarana kesejahteraan sosial selama periode 2013-2017
telah mencapai 100%. Penjelasan lebih lanjut disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.29
Indikator Kinerja Urusan Sosial
Realisasi Tahun
No Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
1 Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial 90,07 100,79 99,34 99,75
2 Jumlah Panti Jompo 2 2 2 2 2
3 Jumlah Panti Rehabilitasi 0 0 0 0 0
4 Jumlah Panti asuhan 20 18 18 18 19
5 Jumlah penghuni panti sosial yang menerima program
pemberdayaan sosial melalui kelompok usaha bersama - 60 35 59 119
(KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya
6 Jumlah penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut
- 301 326 87 286
usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial
7 Persentase panti sosial
yang sarana pelayanan sosial 104,76 95,24 95,24 95,24 100
menyediakan prasarana kesehatan
8 Persentase wahana kesejahteraan sosial berbasis
masyarakat (WKBSM) menyediakan prasarana 100 100 100 100 100
kesejahteraan sosial yang sarana pelayanan
Sumber : Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten
Sumedang
2.2.2.2 Fokus Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar
2.2.2.2.1 Tenaga Kerja
Berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
telah diatur kewenangan pemerintah tingkat kabupaten dalam urusan tenaga kerja,
yakni meliputi sub urusan (1) pelatihan kerja dan produktivitas tenaga kerja
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 75
(pelaksanaan pelatihan, pembinaan lembaga pelatihan, perizinan lembaga
penempatan tenaga kerja (pengelolaan informasi pasar kerja, penerbitan izin LPTKS,
perlindungan TKI); dan (3) sub urusan hubungan industrial (pengesahan peraturan
Tabel 2.30
Indikator Kinerja Urusan Tenaga Kerja
Realisasi Tahun
No Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
1 Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun (%) 12,04 13,13 29,54 15,32 12,04
2 Besaran kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian 8 36 54 73 24
Bersama (PB) (%)
3 Besaran pencari kerja yang terdaftar yang 25 27 20 15 16
ditempatkan (%)
4 Keselamatan dan perlindungan (%) 19,37 19,15 20,46 21,33 -
5 Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap 100 100 100 100 100
kebijakan pemerintah daerah (%)
6 Besaran tenaga kerja yang mendapatkan
34 23 47 59 64
pelatihan kompetensi (%)
7 Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan
59 66 53 44 81
kewirausahaan (%)
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sumedang
Indikator angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun menunjukkan tren
penurunan, pada tahun 2014-2015 mengalami peningkatan masing-masing menjadi
13,13% di tahun 2014 dan 29,54% di tahun 2015 kemudian pada tahun 2016-2017
mengalami penurunan masing-masing menjadi 15,32% di tahun 2016 dan 12,04% di
tahun 2017. Kondisi tersebut dapat diartikan bahwa sosialisasi kepada pengusaha
maupun pekerja tentang pemenuhan hak dan kewajiban masing-masing telah
berhasil mengurangi angka sengketa pengusaha-pekerja.
Selanjutnya untuk indikator besaran kasus yang diselesaikan dengan perjanjian
bersama secara tren mengalami peningkatan, pada tahun 2013 tercatat 8 kasus,
kemudian dalam tiga tahun yakni tahun 2014 menjadi 36 kasus, tahun 2015 menjadi
54 kasus, tahun 2016 menjadi 73 kasus, dan menurun menjadi 24 kasus di tahun
2017.
Untuk indikator besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan mengalami
penuruna tren selama tahun 2013-2017. Pada tahun 2013 tercatat 25 orang,
kemudian dalam tiga tahun menurun menjadi 16 orang di tahun 2017. Hal ini
disebabkan karena pencari kerja yang telah ditempatkan tidak mengembalikan
kartu kuning (yang sudah bekerja tidak melapor kembali ke Disnaker). Sehingga
dalam perspektif kedepan perlu terus dilakukan peningkatan motivasi bekerja, pada
pencari kerja untuk mengikuti pelatihan-pelatihan dan memberikan motivasi
bekerja pada pencari kerja yang telah mengikuti pelatihan, kerjasama dengan
perusahaan pengguna tenaga kerja untuk megembalikan kartu kuning.
Selanjutnya untuk indikator keselamatan dan perlindungan menunjukkan
persentase perusahaan yang telah menerapkan K3 (keamanan, kesehatan dan
keselamatan kerja) masih minim di Kabupaten Sumedang. Pada tahun 2016 hanya
tercatat 21,33% perusahaan yang menerapkan K3, sehingga perlu sosialisasi lebih
intensif kepada 79% perusahaan yang belum menerapkan K3.
Indikator perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah
menunjukkan angka 100% selama tahun 2013-2017. Hal ini bermakna seluruh
perselisihan buruh dan pengusaha terkait kebijakan pemerintah daerah telah
diselesaikan.
Adapun indikator besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kompetensi
mengalami tren peningkatan pada tahun 2013-2016. Pada tahun 2013 tercatat 34%
kemudian pada tahun 2017 menjadi 64%.
Untuk indikator besaran tenaga kerja mendapatkan pelatihan kewirausahaan
mengalami fluktiatif, pada tahun 2013 tercatat 59%, kemudian meningkat menjadi
66% di tahun 2014, kembali menurun di tahun 2015 menjadi 53% dan di tahun 2014
menjadi 44%, namun pada tahun 2017 mengalami peningkatan signifikan menjadi
81%.
2.2.2.2.2 Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Berdasarkan Tabel 2.30 dapat diketahui bahwa persentase partisipasi angkatan
kerja perempuan di dunia kerja pada umumnya dipengaruhi oleh perubahan dalam
struktur ekonomi yang terjadi dalam proses pembangunan. Pada tahun 2016
terdapat 14,55% perempuan yang berpartisipasi di lembaga pemerintah, kemudian
meningkat menjadi 15,82% di tahun 2017. Selanjutnya untuk partisipasi perempuan
di lembaga swasta pada tahun 2016 sejumlah 33,91% dan mengalami penurunan
menjadi 32,10 di tahun 2017. Angka partisipasi tersebut menggambarkan bahwa
terdapat perbedaan peluang dan tingkat partisipasi yang signifikan antara
perempuan dan laki-laki dalam berkarir dalam lingkungan pekerjaan, baik di
lembaga pemerintahan maupun di lembaga swasta.
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 77
Untuk indikator rasio KDRT mengalami tren peningkatan, pada tahun 2013 tercatat
29,58%, kemudian menurun menjadi 26,47% di tahun 2015, namun mengalami
peningkatan pada tahun 2017 menjadi 30,91%. Adapun indikator penyelesaian
pengadian perlindungan perempuan dan anak dari tingkat kekerasan mengalami
tren penurunan, pada tahun 2015 tercatat sebanyak 144 aduan yang diselesaikan,
kemudian menjadi 20 aduan yang diselesaikan di tahun 2017. Selanjutnya realisasi
indikator cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan
penanganan pengaduan oleh petugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu
mengalami penurunan, pada tahun 2016 tercatat 261 kasus yang mendapatkan
penanganan, kemudian menurun menjadi 20 kasus di tahun 2017.
Dalam perspektif kedepan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan
Anak (P2TP2A) tingkat desa dan kabupaten perlu terus memberikan edukasi kepada
masyarakat untuk mau melaporkan jika terdapat tindak kekerasan dalam rumah
tangga mereka, sehingga diharapkan dapat ditangani secara cepat dan pelaku
tindak kekerasa dapat segera diproses untuk menimbulkan efek jera. Penjelasan
lebih lanjut disampaikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.31
Indikator Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Realisasi Tahun
No Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
1 Persentase partisipasi perempuan di lembaga n/a n/a n/a 14,55 15,82
pemerintah
2 Partisipasi perempuan di lembaga swasta n/a n/a n/a 33,91 32,10
3 Rasio KDRT 29,58 29,09 26,47 16 30,91
4 Partisipasi angkatan kerja perempuan n/a n/a n/a n/a 32,12
5 Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan n/a 14 53 144 20
dan anak dari tindakan kekerasan
6 Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan n/a 97 128 261 44
yang mendapatkan penanganan pengaduan oleh
petugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu
Sumber : Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten
Sumedang
2.2.2.2.3 Urusan Pangan
Berdasarkan Tabel 2.31 dapat diketahui bahwa realisasi indikator urusan pangan di
Kabupaten Sumedang telah menunjukkan arah yang positif. Sejak tahun 2011
hingga tahun 2017 sudah terdapat regulasi ketahanan pangan. Selanjutnya
ketersediaan pangan utama (kg/1.000) mengalami tren peningkatan sejak tahun
2013 hingga tahun 2017. Pada tahun 2013 tercatat 854.25 kemudian meningkat
menjadi 921.66 di tahun 2017.
Tabel 2.32
35.00 38.04
37.60
34.00
35.50
33.00 34.50
33.40
32.00
31.00
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
Gambar 2.48 Grafik Persentase Penanganan Sampah Wilayah Perkotaan
Sumber : Bappeda Kabupaten Sumedang
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 79
Penanganan Sampah Skala Kabupaten
12.00
10.00
8.00
Persen
6.00 11.62
9.40 9.87
4.00 7.40 6.37
2.00
0.00
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
Gambar 2.49 Grafik Persentase Penanganan Sampah Skala Kabupaten
Sumber : Bappeda Kabupaten Sumedang
B. Tempat Penyimpanan Sampah Sementara (TPSS)/Transfer Depo, Tempat
Pengolahan Sampah (TPS) 3 R, Timbulan Sampah dan Volume Sampah
terangkut (M3/Hari)
Jumlah dan kapasitas TPSS/Transfer Depo di Kabupaten Sumedang sejak tahun 2013
tidak mengalami perubahan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan
ritasi pengangkutan sampah ke Tempat Penyimpanan Akhir Sampah (TPAS) dan
pemberdayaan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang melakukan Pengolahan
Sampah secara 3 R Walauapun kondisi eksisting di lapangan KSM dimaksud belum
optimal dan masih sangat memerlukan pembinaan dan pendampingan. Berikut
disajikan kondisi jumlah dan kapasitasn TPSS/Transfer Depo, TPS 3 R, Jumlah
Timbulan sampah dan Volume sampah terangkut di Kabupaten Sumedang selama
kurun waktu 2013-2017.
Tabel 2.33
Indikator Jumlah dan Kapasitas Tempat Penyimpanan Sampah Sementara
(TPSS)/Transfer Depo, TPS 3 R, Jumlah Timbulan Sampah, dan Volume Sampah yang
terangkut
Tahun
No Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
1 Jumlah TPSS/Transfer Depo 5 5 5 5 5
2 Jumlah TPS 3 R 1 2 5 8 8
Kapasitas Daya Tampung TPSS/TransperDepo
3 3 60 60 60 60 60
(M )
3
4 Kapasitas Daya Tampung TPS 3 R (M ) 150 155 170 200 230
3
5 Produksi Sampah (M /hari) 2.269 2.731 2.777 2.828 2.839,5
3
6 Volume Sampah yang terangkut (M /hari) 168 174 261 279 330
Sumber : Bappeda Kabupaten Sumedang
yang ditentukan. Pada tahun 2013 tercatat 65%, kemudian meningkat menjadi 85%
di tahun 2017. Namun demikian capaian tahun 2017 tersebut bermakna masih
terdapat 15% usaha/kegiatan Wajib AMDAL dan atau UKL/UPL yang belum
terawasi.
Tabel 2.34
Indikator Pengawasan AMDAL dan atau UKL/UPL dan Penegakan Hukum
Lingkungan
Tahun
No Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
1 Pengawasan AMDAL (%) 65 70 75 80 85
2 Penegakan Hukum Lingkungan 7 11 8 13 7
Sumber : Bappeda Kabupaten Sumedang
Sedangkan indikator penegakan hukum lingkungan di Kabupaten Sumedang tahun
2013-2017 menunjukkan capaian yang berfluktuatif. Pada tahun 2013 tercatat 7
penegakan, kemudian penegakan tertinggi di tahun 2016 sebanyak 13 penegakan.
Banyaknya jumlah pelanggaran mengindikasikan masih perlunya pemahaman bagi
stakeholder (pengusaha, masyarakat) tentang peraturan terkait hukum lingkungan
namun bermakna pula meningkatnya kesadaran kritis di masyarakat sekitar
usaha/kegiatan yang berpotensi mencemari dan merusak lingkungan sehingga
mereka berani melakukan pengaduan. Kondisi tersebut pada perspektif
pembangunan periode 2019-2013 perlu terus dipertahankan bahkan ditingkatkan
melalui berbagai upaya guna meningkatkan kesadaran lingkungan bagi semua
pihak.
2.2.2.2.5 Urusan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Persentase kepemilikan KTP, berdasarkan Gambar 2.28 tren rasio penduduk ber-
KTP mengalami penurunan dan secara umum target per tahunnya tidak tercapai.
Pada tahun 2011 tercatat 99,05% kemudian menurun di tahun 2017 menjadi
89,21%. Kondisi tersebut dapat terjadi karena laju pertumbuhan penduduk yang
memasuki usia 17 tahun lebih cepat dan tidak diimbangi oleh peningkatan kualitas
pelayanan administrasi kependudukan.
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 81
120 99 99 99 99 99
97.87
100 87.59
80
60
99.05 99 95.75 90.27 89.21
40 77.04 85.05
20
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
100
80
60
96.36 97.88
88.24
40 79.57
70
58.22 61.95
20
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
100
80
70 65 70
60 60 60
52.5
40 45 83.23
62.55 70 63.13
20 44.33
0 2.53
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
No Indikator
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
rumput, sampah (panel
pengganggu (alat energi
tanaman padi penghasil listrik)
gasruk solar cell
kompor
gas rumah
tangga
Jumlah pengelola SDA n/a n/a 80 91 BP. 121 143
10 BP.SPAMS SPAMS
101 BP.SPAMS
BP.SPAMS BP.SPAMS
desa
Jumlah desa yang n/a n/a
11 memiliki administrasi 276 276 276 270 270
Pemdes sesuai aturan
Jumlah aparatur n/a n/a
13 pemerintah Desa yang 0 0 0 200 540
menerapkan Siskudes
Jumlah desa yang n/a n/a
14 0 0 0 200 270
menerapkan siskudes
Cakupan pembinaan n/a n/a
15 0 100 0 0 270
lembaga Bumdes
Sumber : DPMPD Kabupaten Sumedang
Untuk urusan pemberdayaan desa, indikator pembinaan lembaga bumdes hanya
dilakukan pada dua tahun yakni tahun 2014 sebesar 100 pembinaan, kemudian di
tahun 2017 dilakukan kembali sebesar 270 pembinaan. Sementara itu pembinaan
lembaga adat hanya dilakukan pada tahun 2016-2017 hanya sebesar 1 pembinaan
lembaga adat.
Selanjutnya jumlah pemasyarakatan Teknologi Tepat Guna pada periode 2013-2017
setiap tahunnya terdapat teknologi yang didifusikan kepada masyarakat, hal ini baik
untuk adanya transformasi peningkatan pola aktivitas masyarakat menjadi lebih
efisien. Untuk jumlah pengelolaan sumber daya alam desa selama periode 2013-
2017 mengalami kenaikan, pada tahun 2013 sebesar 80 BP Spams, kemudian pada
tahun 2017 menjadi 143 BP Spams. Kemudian jumlah desa yang memiliki
administrasi Pemdes sesuai aturan mengalami penurunan dari 2015 sebesar 276
menjadi 270 di tahun 2016 dan tahun 2017. Sementara itu jumlah aparatur
pemerintah Desa yang menerapkan Siskudes mengalami perkembangan yang
positif, tahun 2016 sebanyak 200 aparatur, kemudian mengalami kenaikan
signifikan menjadi 540 di tahun 2017.
2.2.2.2.7 Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Berdasarkan Tabel 2.36 dapat diketahui bahwa secara umum realisasi indikator
urusan pengendalian penduduk dan keluarga berencana telah mencapai realiasi
yang baik, secara berurutan penjelasan indikator tersebut dideskripsikan pada
paragraf selanjutnya.
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 85
Indikator Rasio Akseptor KB per 1.000 Pasangan Usia Subur (PUS) selama tahun
2013-2017 telah menunjukkan realisasi yang baik, hal ini ditandai dengan
tercapainya target tahunan selama lima tahun. Data tahun 2017 menunjukkan
bahwa terdapat 81 PUS yang menggunakan KB per 1.000 PUS.
Indikator cakupan peserta Keluarga Berencana (KB) aktif adalah jumlah peserta KB
aktif dibandingkan dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di suatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu. Jika dilihat perkembangannya, cakupan peserta KB di
Kabupaten Sumedang mengalami peningkatan. Menurut Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) SPM cakupan peserta KB Aktif ditetapkan sebesar 65%
dari total pasangan usia subur. Sehingga realisasi cakupan peserta KB aktif di
Kabupaten Sumedang pada tahun 2013 hingga 2017 sudah berhasil melampaui
target SPM. Pencapaian ini berindikasi positif terhadap pengendalian laju
pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sumedang.
Untuk realisasi indikator angka pemakaian kontrasepsi/CPR bagi perempuan
menikah usia 15-49 tahun sejak tahun 2013-2017 telah mencapai target, namun
demikian jika dilihat secara tren pada tahun 2015 mengalami penurunan menjadi
79,76% dari 88,6% di tahun 2014. Kemudian memasuki tahun 2016 hingga tahun
2017 mengalami kenaikan menjadi 81,57%.
Sementara itu untuk indikator Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) yang istrinya
dibawah 20 tahun, secara ideal perempuan sebaiknya menikah di usia 20-35 tahun.
Sedangkan untuk laki-laki beda 5 tahun, yaitu 25–40 tahun. Pada umur 20 tahun ke
atas, organ reproduksi perempuan sudah siap mengandung dan melahirkan.
Sedangkan pada usia 35 tahun mulai terjadi proses regeneratif. Selain itu, secara
psikologis, pada usia 20 tahun mulai matangnya emosional dan nalar seseorang. Di
masyarakat masih ditemui PUS dimana istri berusia kurang dari 20 tahun. Pada
tahun 2017 tercatat 2,32% PUS memiliki istri dibawah 20 tahun, oleh sebab itu,
dalam perspektif kedepan perlu upaya untuk meminimalisir hal tersebut.
Untuk indikator Cakupan PUS yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (unmetneed) di
Kabupaten Sumedang telah mencapai realisasi yang lebih baik jika dibandingkan
dengan capaian rata-rata nasional BKKBN Tahun 2017 (17,5%). Namun demikian
perlu terus diupayakan agar angka indikator ini menurun sehingga semua pasangan
usia subur dapat terpenuhi program KB.
Adapun indikator Cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB selama tahun
2013-2017 telah mencapai target tahunan yang ditentukan. Meskipun demikian,
realisasi tahunan bersifat fluktuatif, pada tahun 2014 mengalami peningkatan
menjadi 96,60 kemudian mengalami penurunan selama tiga tahun menjadi 93,50 di
tahun 2017. Dalam perspektif kedepan perlu terus diupayakan perbaikan
penetapan target tahunan sehingga tidak terlalu pesimis dan statis dalam
menetapkan target tahunannya.
Selanjutnya indikator Cakupan PKB/PLKB yang didayagunakan Perangkat Daerah KB
untuk perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah di bidang pengendalian
penduduk telah mencapai target setiap tahunnya, sejak tahun 2014 hingga tahun
2017 realisasi telah mencapai 100%.
Untuk indikator Cakupan PUS peserta KB anggota Usaha Peningkatan Pendapatan
Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB mandiri selama tahun 2013-2015 telah
mencapai target tahunan, sementara tahun 2016-2017 realisasi indikator tersebut
tidak mencapai target tahunan, pada tahun 2016 ditargetkan 94,4 sementara
realisasi hanya 92,74, untuk tahun 2017 ditargetkan 94,29 sementara realisasi
hanya mencapai 93,83. Untuk realisasi Indikator Rasio petugas Pembantu Pembina
KB Desa (PPKBD) setiap desa/kelurahan selama tahun 2013-2016 telah mencapai
target tahunan, namun pada realisasi tahun 2017 (48,41) tidak mencapai target
(50,79).
Untuk indikator Cakupan ketersediaan dan distribusi alat dan obat kontrasepsi
untuk memenuhi permintaan masyarakat telah mencapai realisasi 100% selama
lima tahun. Hal ini bermakna alat dan obat kontrasepsi selalu tersedia untuk diakses
oleh masyarakat. Kemudian indikator Cakupan penyediaan informasi Data Mikro
Keluarga di setiap desa juga telah mencapai realisasi 100% selama lima tahun.
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 87
Tabel 2.37
Indikator Kinerja Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
TAHUN
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 89
2.2.2.2.8 Urusan Perhubungan
Pada periode 2011-2017 jumlah arus penumpang angkutan umum mengalami
peningkatan. Pada tahun 2011 tercatat 21.441 penumpang, kemudian meningkat
menjadi 45.500 penumpang di tahun 2017. Sementara itu rasio ijin trayek
mengalami tren yang fluktuatif dari semula 23 di tahun 2013, meningkat menjadi 26
di tahun 2017.
Kemudian indikator jumlah uji KIR angkutan umum secara tren mengalami
penurunan, pada tahun 2011 tercatat 3.497 jumlah kendaraan yang melakukan uji
KIR, kemudian meningkat di tahun 2013 menjadi 4.288 uji KIR dan di tahun 2014
sebesar 4.202 ji KIR, pada tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 3.413.
Penurunan jumlah uji KIR tersebut dapat bermakna melemahnya pengawasan
terhadap ketertiban administrasi kendaraan yang wajib KIR, atau terjadi
pengurangan jenis moda transportasi yang wajib KIR. Untuk durasi pelayanan uji KIR
selama tiga tahun tidak mengalami perubahan yakni 15 menit per satu kendaraan.
Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.38
Indikator Kinerja Pelayanan Perhubungan
Tahun
No Indikator
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah arus penumpang
1 21,441 34,899 34,899 35,207 35,218 35,850 45,500
angkutan umum
2 Rasio Ijin Trayek n/a n/a 23 19,5 21,88 25,4 26,2
Jumlah Uji KIR Angkutan
3 3,497 3,011 4,288 4,202 3,088 2,211 3,413
Umum
Lama pengujian kelayakan 15 15 15 15 15 15 15
4
angkutan umum (KIR) menit menit menit menit menit menit menit
Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Sumedang
Selanjutnya untuk pemasangan rambu-rambu lalu lintas, data pada Gambar 2.36
menunjukkan target setiap tahun belum tercapai. Pada tahun 2017 target sebesar
98% namun realisasi hanya sebesar 43,65%. Dalam perspektif pembangunan
periode 2019-2023 pemasangan rambu lalu lintas perlu ditargetkan lebih tinggi lagi,
karena hal ini terkait dengan keselamatan para pengguna jalan.
150
96 98 98
100 73 75 74.75
62.75 64.75
43.65 43.65
50
0
2013 2014 2015 2016 2017
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 91
Tabel 2.39
Indikator Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika
Realisasi Tahun
No Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
1 Cakupan pengembangan dan n/a n/a 8 10 18
pemberdayaan Kelompok Informasi
Masyarakat di Tingkat Kecamatan
2 Cakupan Layanan Telekomunikasi 25 27 30 41 52
Proporsi rumah tangga dengan akses
internet (%)
Sumber : Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sumedang
2.2.2.2.10 Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Pembangunan urusan koperasi dan usaha kecil dan menengah dimaksudkan untuk
memberdayakan koperasi dan usaha kecil menengah dalam upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Kontribusinya bagi perekonomian daerah memegang
peran strategis dan memberikan peluang yang sangat besar dalam penyerapan
tenaga kerja.
Secara umum tren persentase koperasi aktif di Kabupaten Sumedang pada tahun
2013-2017 mengalami penurunan, pada tahun 2013 tercatat sebesar 82,36%
koperasi aktif, kemudian menurun menjadi 71,67 di tahun 2017. Kondisi tersebut
menggambarkan keaktifan koperasi di Kabupaten Sumedang masih rendah, hal ini
dapat bermakna menurunnya sumber daya manusia peserta/anggota koperasi yang
memahami manajemen koperasi dan menurunnya minat masyarakat untuk
menggunakan hasil produksi koperasi.
Selain koperasi, usaha mikro dan kecil merupakan potensi ekonomi yang besar
karena dapat menyerap tenaga kerjanya yang cukup banyak, serta memiliki
resistensi terhadap gejolak eksternal. Jumlah usaha mikro dan kecil di Kabupaten
Sumedang selama periode 2013-2017 mengalami peningkatan tren, di tahun 2013
tercatat terdapat 8.944 usaha mikro dan kecil, meningkatn menjadi 20.760 usaha
mikro dan kecil di tahun 2017. Lebih lanjut disampaikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.40
Indikator Kinerja Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Realisasi Tahun
No Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
1 Persentase koperasi aktif 82.36 82,03 71,03 71,63 71,67
2 Jumlah usaha mikro dan kecil 8.944 9.432 15.149 15.400 20.760
Sumber : Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan Kabupaten Sumedang
Dilihat dari jumlah investor di Kabupaten Sumedang, baik yang bersumber dari
dalam negeri maupun asing jumlahnya hampir sama. Namun dilihat dari total
investor yang berinvestasi terdapat peningkatan yang drastis sejak tahun 2013
dengan jumlah investor yang hanya mencapai 13 naik tajam di tahun 2017 dengan
jumlah investor mencapai 106. Dilihat dari total nilai yang dikeluarakan investor
terlihat adanya pergeseran dari PMA ke PMDN. Pada tahun 2013 jumlah PMA jauh
lebih besar dibandingkan PMDN. Namun sejak tahun 2014 jumlah PMDN jauh lebih
besar dibandingkan dengan PMA. Pada tahun 2016 tercatat perbandingan PMDN
dengan PMA mencapai 9.996 : 18.
Hal ini juga berlaku pada tenaga kerja yang terserap. Sejak tahun 2014, tenaga kerja
yang terserap melalui PMDN jauh melebihi tenaga kerja yang terserap oleh PMA.
Pada tahun 2014 terlihat ketimpangan serapan tenaga kerja dari PMDN
dibandingkan dengan tenaga kerja dari PMA mencapai 17.142 : 70. Sementara
serapan tenaga kerja dari PMDN dan PMA pada tahun 2016 mencapai 44 : 6.
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 93
Tabel 2.41
Indikator Kinerja Urusan Penanaman Modal Kabupaten Sumedang
Tahun
No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi
a. Jumlah investor berskala nasional
13 24 33 56 106
(PMDN/PMA)
Jumlah PMDN 5 13 15 26 49
Jumlah PMA 8 11 18 30 57
b. Jumlah nilai investasi berskala nasional 723.374.880. 1.343.691.183. 1.564.607.334. 4.642.207.668. 9.966.078.815.
(PMDN/PMA) 000 872 819 416 581
PMDN (Rp) 9.415.000. 695.911.081. 1.564.607.334. 4.642.207.668. 9.966.078.815.
000 348 819 416 581
713.959.880. 647.780.102. 28.333. 26.133.
PMA (Rp)
000 524 300 063 18.138.200
c. Rasio daya serap tenaga kerja 15.620 17.212 24.934 33.697 51.415
PMDN 2,299 17.142 22.030 30.293 44.561
PMA 13,321 70 2.904 3.404 6.854
Jumlah Perizinan yang dikeluarkan 5,404 4.406 5,088 6,224 4.790
d Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN
59.37 n/a n/a n/a n/a
(milyar rupiah)
Sumber : Dinas Penanaman Modal Kabupaten Sumedang
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 95
2.2.2.2.13 Urusan Statistik
Berdasarkan Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
diatur bahwa di tingkat pemerintahan Kabupaten urusan statistik mencakup
penyelenggaraan statistik sektoral di lingkup daerah Kabupaten/Kota. Adapun Buku
Kabupaten Sumedang Dalam Angka selama periode 2011-2017 selalu tersedia
setiap tahunnya. Jenis data yang ditampilkan meliputi sektor pemerintahan,
kependudukan, dan tenaga kerja, kesejahteraan, pertanian, industri serta ekonomi
dan keuangan. Buku ini merupakan sumber data dan informasi terkait Kabupaten
Sumedang yang dapat digunakan baik oleh pemerintah maupun swasta dan
masyarakat sebagai bahan informasi yang akurat dan acuan dalam perencanaan.
Namun, kualitas buku Kabupaten Sumedang Dalam Angka ini perlu terus diperbaiki
kualitasnya karena terdapat perbedaan format ketersediaan data di setiap
tahunnya.
Demikian juga ketersediaan Buku PDRB Kabupaten Sumedang selama periode 2011-
2017 yang dapat memberikan gambaran tentang kondisi makro hasil pembangunan
ekonomi di Kabupaten Sumedang. Informasi lebih lanjut dapat disimak dalam tabel
di bawah ini.
Tabel 2.43
Indikator Kinerja Urusan Statistik
Tahun
No Indikator
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Buku ”kabupaten/kota dalam ada ada ada ada ada ada ada
1
angka”
2 Buku ”PDRB kabupaten/kota” ada ada ada ada ada ada ada
Sumber : Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sumedang
2.2.2.2.14 Urusan Persandian
Urusan Persandian untuk pengamanan informasi yaitu pola hubungan komunikasi
sandi antar Perangkat Daerah. Sampai dengan saat ini kinerja dapat diukur dengan
indikator Persentase Perangkat daerah yang telah menggunakan sandi dalam
komunkasi Perangkat Daerah. Berdasarkan Tabel 2.43 dapat diketahui bahwa
selama lima tahun angka Persentase Perangkat daerah yang telah menggunakan
sandi dalam komunkasi Perangkat Daerah hanya mencapai 3,34% atau dengan kata
lain hanya terdapat satu OPD yang telah menggunakan sandi dalam komunikasinya.
Tabel 2.44
Indikator Kinerja Urusan Persandian
Realisasi Tahun
No Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
1 Persentase Perangkat daerah yang telah 3,34 3,34 3,34 3,34 3,34
menggunakan sandi dalam komunkasi Perangkat
Daerah
Sumber : Dinas Komunikasi, Informatika Persandian dan Statistik Kabupaten
Sumedang
2.2.2.2.15 Urusan Kebudayaan
Berdasarkan Tabel 2.44 dapat diketahui bahwa hingga tahun 2015 terdapat 94 grup
kesenian. Kemudian di tahun 2015 terdapat 2 (dua) gedung kesenian dan 1 (satu)
museum. Hingga tahun 2017 Kabupaten Sumedang hanya memiliki satu pusat
kebudayaan dan sarana penyelenggaraan festival seni dan budaya dan satu
museum. Lebih lanjut, penyelenggaraan festival seni dan budaya di Kabupaten
Sumedang selama lima tahun hanya ada pada tahun 2017 sebanyak 5 event. Dalam
perspektif pembangunan periode 2019-2023 perlu adanya agenda penyelenggaraan
festival seni dan budaya setiap tahun, karena adanya grup kesenian dan gedung
kesenian menjadi tidak bermakna jika penyelenggaraan festival di tingkat
Kabupaten Sumedang tidak memiliki agenda tahunan. Dengan adanya
penyelenggaraan festival bukan hanya melestarikan seni dan budaya namun juga
dapat memberi nilai tambah ekonomi khususnya terhadap penggiat seni dan
budaya, umumnya terhadap aktivitas perekonomian lokal. Untuk pelaksanaan
pelestarian benda, situs dan kawasan cagar budaya hanya dilakukan pada tahun
2017 sebanyak 22 lokasi. Lebih lanjut indikator kinerja urusan kebudayaan
disampaikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.45
Indikator Kinerja Urusan Kebudayaan
No Indikator Realisasi Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
1 Jumlah Group kesenian 55 94 56 60 72
2 Jumlah Gedung kesenian 1 n/a n/a n/a n/a
3 Museum 1 n/a n/a n/a n/a
4 Penyelenggaraan festival seni dan budaya n/a n/a n/a n/a 5
5 Sarana Penyelenggaraan festival seni dan
1 n/a n/a n/a n/a
budaya
6 Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang
0 0 0 0 22
dilestarikan
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumedang
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 97
2.2.2.2.16 Urusan Perpustakaan
Berdasarkan tren data series empat indikator kinerja urusan perpustakaan pada
Tabel 2.45 selama periode 2014-2017 rata-rata realisasi menunjukkan capaian yang
positif. Dapat dilihat bahwa target tahunan dari keempat indikator didominasi
realisasi yang mencapai target, adapun yang tidak mencapai target yakni jumlah
perpustakaan pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak 494 perpustakaan sementara
realisasi hanya 490 perpustakaan, kemudian pengunjung perpustakaan per tahun di
tahun 2014 ditargetkan 26.852 pengunjung sementara realisasi hanya 11.188
pengunjung, selanjutnya koleksi buku pada tahun 2016 ditargetkan 298.200
sementara realisasi hanya mencapai 179.353 buku. Dalam konteks ini jumlah
perpustakaan adalah jumlah perpustakaan di seluruh Kabupaten Sumedang
(mencakup perpustakaan SD-SMP-Perpus di Kantor OPD) dan jumlah setiap
tahunnya merupakan agregat dari tahun sebelumnya, begitu pula jumlah
pengunjung merupakan jumlah pengunjung seluruh perpustakaan di Kabupaten
Sumedang.
Adapun Jumlah pustakawan, tenaga teknis, dan penilai yang memiliki sertifikat
belum tersedia sehingga strategi manajemen perpustakaan mulai dari pengelolaan
sarpras perpustakaan, hingga strategi peningkatan minat baca melalui perpustakaan
belum dapat dilaksanakan secara optimal. Dalam perspektif kedepan perlu terus
diupayakan agar pelayanan urusan perpustakaan dapat berkontribusi pada
peningkatan minat baca masyarakat di Kabupaten Sumedang. Penjelasan lebih
lanjut disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.46
Indikator Kinerja Urusan Perpustakaan
2014 2015 2016 2017
No Indikator
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
1 Jumlah
494 490 501 674 511 695 526 834
Perpustakaan
2 Jumlah
Pengunjung
26.852 11.188 28.320 30.150 30.552 30.632 33.552 33.552
Perpustakaan
Per Tahun
3 Koleksi Buku
yang tersedia
di 272.200 267.500 28.352 344.250 298.200 179.353 316.200 316.200
Perpustakaan
daerah
4 Jumlah
pustakawan,
tenaga
teknis, dan 0 0 0 0 0 0 0 0
penilai yang
memiliki
sertifikat
Sumber : Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Sumedang
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 99
Gambar 2.55. Grafik Realisasi dan Target Produktivitas Padi atau Bahan Pangan
Utama Lokal Lainnya per Hektar
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang
destinasi dengan destinasi yang lainnya, selain itu juga belum seluruhnya dilengkapi
dengan fasilitas utama penunjang pariwisata yakni warung makan (kuliner) dan
penginapan serta akses transportasi yang memadai. Dalam konteks pengembangan
pariwisata hal ini dapat bermakna bahwa daerah tujuan wisata tersebut belum
mampu berperan optimal dalam memberikan nilai tambah ekonomi kepada
masyarakat.
Tabel 2.48
Indikator Kinerja Urusan Pariwisata
Realisasi Tahun
No Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
1 Peningkatan keterampilan (skill) SDM 0 0 0 1 0
Kepariwisataan
2 Peningkatan sarana dan prasarana objek 0 0 4 0 1
wisata serta pengembangan destinasi
wisata
3 Terlaksananya promosi dalam dan luar 1 1 1 1 1
negeri
4 Tersedianya RIPDA kepariwisataan ada ada ada ada ada
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumedang
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa indikator peningkatan skill SDM
kepariwisataan tahun 2013-217 hanya dilakukan satu kali pada tahun 2016.
Selanjutnya peningkatan sarana dan prasarana objek wisata serta pengembangan
destinasi wisata hanya dilakukan pada tahun 2015 sebanyak 4 destinasi dan tahun
2017 sebanyak 1 destinasi. Dalam upaya mempromosikan potensi wisata di
Kabupaten Sumedang, telah dilakukan promosi wisata sejak tahun 2013 hingga
2017 baik promosi dalam dan luar negeri. Untuk menyusun langkah konkret
pengembangan pariwisata, Kabupaten Sumedang telah memiliki acuan yakni
dokumen Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) yang disusun
pada tahun 2013, oleh karena itu dalam perspektif kedepan dokumen tersebut
perlu direalisasikan.
C. Urusan Kelautan dan Perikanan
Produksi perikanan di Kabupaten Sumedang mengalami peningkatan yang cukup
signifikan, pada tahun 2013 tercatat 5.987 ton, kemudian meningkat menjadi 8.146
ton di tahun 2017. Hal tersebut sejalan dengan adanya tren peningkatan jumlah
rumah tangga perikanan selama periode yang sama. Selanjutnya, jumlah konsumsi
ikan masyarakat Kabupaten Sumedang per kapita sudah menunjukkan capaian yang
baik pada tahun 2013-2017 dengan jumlah konsumsi ikan yang terus meningkat tiap
tahunnya. Penjelasan lebih lanjut disampaikan pada tabel di bawah ini.
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 101
Tabel 2.49
Indikator Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan
Realisasi Tahun
No Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
1 Produksi perikanan (ton) 5.987 6.301 6.673 8.026 8.146
2 Konsumsi ikan (kg/kapita/tahun) 15,20 13,17 15,04 16,36 16,40
3 Kontribusi sektor perikanan terhadap
PDRB
A. Atas dasar harga berlaku (%) n/a 0.68 0.67 0.67 n/a
B. Atas dasar harga konstan (%) n/a 0.65 0.65 0.63 n/a
4 Jumlah Rumah Tangga Perikanan (RT) 19.160 19.160 21.131 22.096 22.097
Sumber : Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sumedang
D. Urusan Perdagangan
Sektor perdagangan merupakan penyumbang PDRB terbesar ketiga setelah sektor
kehutanan perikanan dan sektor industri pengolahan. Pada tahun 2016 kontribusi
sektor perdagangan terhadap PDRB Kabupaten Sumedang tercatat 16,07%. Sektor
perdagangan ini dijalankan oleh pedagang/usaha formal dan pedagang/usaha
informal, untuk indikator cakupan bina kelompok pedagang/usaha sejak tahun 2015
hingga tahun 2017 mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 tercatat 305
pedangan/usaha informal kemudian meningkat menjadi 665 pedangan/usaha
informal pada tahun 2017. Penjelasan lebih lanjut disampaikan pada tabel di bawah
ini.
Tabel 2.50
Indikator Kinerja Urusan Perdagangan
Realisasi Tahun
No Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
1 Cakupan bina kelompok pedagang/usaha n/a n/a 305 600 665
informal
Sumber : Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan Kabupaten Sumedang
E. Urusan Perindustrian
Sektor industri pengolahan merupakan penyumbang PDRB terbesar kedua setelah
sektor pertanian dan perikanan, pada tahun 2016 tercatat 18,63%. Dalam konteks
ini, industri berdasarkan kapasitas tenaga kerjanya dari yang terkecil dibedakan
menjadi industri skala kecil, industri skala menengah dan industri sekala besar.
Dalam Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
pembagian urusan perindustrian untuk kewenangan Kabupaten mencakup industri
kecil dan sedang, yang didalamnya terdapat kelompok usaha kecil berupa pengrajin
dan industri rumah tangga. Adapun realisasi cakupan bina kelompok pengrajin
mengalami tren peningkatan meskipun tidak signifikan, pada tahun 2013 tercatat
303 bina kelompok pengrajin, kemudian meningkat menjadi 321 bina kelompok
pengrajin pada tahun 2017. Dalam perspektif kedepan perlu terus diupayakan
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 103
Tabel 2.52
Indikator Kinerja Urusan Transmigrasi
2013 2014 2015 2016 2017
Uraian/Indikator Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi
Kk Jiwa Kk Jiwa Kk Jiwa Kk Jiwa
Jumlah Peserta 10 Kk 38 Upt Tidak Ada 5 Kk 18 Upt Kancu'u 6 Kk 21 Upt 5 Kk 18 Upt
Transmigran Jiwa Tinauka Jiwa Kab. Poso Jiwa Malakoni Jiwa Parudongka
Umum Kab. Prov Kab. Kec. Rauta
Donggala Sulawesi Bengkulu Kab.
Prov. Tengah Utara Prov. Konawe
Sulawesi Bengkulu Prov.
Selatan 6 Kk 21 Upt 10 Kk 51 Upt Sulawesi
Jiwa Malakoni Jiwa Parudongka Tenggara
Bengkulu Kab.
Utara Prov. Konawe
Bengkulu Prov.
Sulawesi
Tenggara
5 Kk 15 Upt Laeya 5 Kk 16 Upt Jud
Jiwa Kec. Jiwa Nganti Kab.
Wakorumba Musi
Utara Kab. Banyuasin
Buton Utara Prov.
Prov. Sumatera
Sulawesi Selatan
Tenggara
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sumedang
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 105
peningkatan Pelayanan Publik; b. pemberdayaan dan peran serta masyarakat; dan
c. peningkatan daya saing Daerah (Peraturan Pemerintah Nomor. 38 Tahun 2017
tentang Inovasi Daerah, atau pembaharuan dalam penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah).
Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah, Pasal 387 dijelaskan bahwa dalam merumuskan kebijakan
inovasi, pemerintah daerah mengacu pada prinsip :
a. peningkatan efisiensi
b. perbaikan efektivitas
c. perbaikan kualitas pelayanan
d. tidak ada konflik kepentingan
e. berorientasi kepada kepentingan umum
f. dilakukan secara terbuka
g. memenuhi nilai-nilai kepatutan dan
h. dapat dipertanggungjawabkan hasilnya tidak untuk kepentingan diri sendiri.
Pada periode 2013-2017 urusan penelitian dan pengembangan di Kabupaten
Sumedang belum dapat dimaknai pelaksanaanya dikarenakan keterbatasan data
dan informasi yang dapat merepresentasikan pelaksanaan penelitian dan
pengembangan. Adapun kendala yang terjadi secara umum adalah masih lemahnya
pengembangan inovasi dalam perencanaan pembangunan daerah. Dalam perspektif
kedepan Kabupaten Sumedang akan terus menstimulasi proses penelitian dan
pengembangan untuk menciptakan inovasi-inovasi dalam meningkatkan kinerja
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
C. Urusan Keuangan
Berdasarkan pada tabel 2.54 di bawah, secara keseluruhan kinerja urusan
penunjang keuangan dapat dikatakan cukup baik. Beberapa indikator telah
memenuhi target dan sebagian yang lain belum tercapai. Namun demikian, secara
pengelolaan keuangan dapat dikatakan telah baik dengan dapat dipertahankannya
opini LKPD Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh BPK RI selama 4 tahun berturut-
turut. Indikator lainnya yang telah baik adalah kepatuhan Pemerintah Kabupaten
Sumedang dalam mengalokasikan Belanja untuk Bidang Pendidikan (37,34%) dan
Kesehatan (15,64%) yang telah melampaui apa yang diamanatkan dalam peraturan
perundang-undangan. Begitu juga kinerja pelaksanaan program dan kegiatan juga
sangat baik dengan tidak ada satupun program pembangunan daerah yang tidak
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 107
standar, kemudian untuk indikator persentase ASN yang mengikuti pendidikan dan
pelatihan formal mengalami tren peningkatan selama periode 2013-2017, hal ini
menggambarkan adanya komitmen pemerintah daerah Kabupaten Sumedang untuk
meningkatkan. Untuk indikator Persentase Pejabat ASN yang telah mengikuti
pendidikan dan pelatihan struktural secara tren mengalami penurunan selama
periode 2013-2017, hal ini terjadi karena adanya pembagian skala prioritas untuk
pelaksanaan diklat struktural. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 2.55
Indikator Kinerja Urusan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
Realisasi Tahun
No Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
1 Rata-rata lama pegawai mendapatkan 10 10 10 10 10
pendidikan dan pelatihan jp/hari jp/hari jp/hari jp/hari jp/hari
2 Persentase ASN yang mengikuti
0,92 3,03 4,72 1,11 4,08
pendidikan dan pelatihan formal
3 Persentase Pejabat ASN yang telah
mengikuti pendidikan dan pelatihan 8.99 8.18 0.78 1.99 1.21
struktural
4 Jumlah jabatan pimpinan tinggi pada
31 34 30 30 33
instansi pemerintah
5 Jumlah jabatan administrasi pada instansi
1069 1140 1128 1128 1042
pemerintah
6 Jumlah pemangku jabatan fungsional
11872 11496 11799 10497 10269
tertentu pada instansi pemerintah
Sumber: Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Sumedang
E. Urusan Pengawasan
Seiring dengan mampu dipertahankannya peroleh predikat opini WTP pada LKPD
Kabupaten Sumedang oleh BPK RI selama 4 tahun terakhir, menunjukkan adanya
kualitas kinerja pengawasan, terutama di bidang keuangan, yang cukup baik dan
memadai. Hal ini ditunjukkan dengan kinerja pengawasan terkait dengan tindak
lanut hasil temuan BPK yang dilakukan oleh Inspektorat Kabupaten dan OPD terkait
yang mencapai hampir 80%, meski terjadi penurunan pada tahun 2017. Hal ini
menunjukkan adanya kualitas dan kuantitas yang memadai dari tenaga auditor dan
sarana penunjang tugasnya.
Namun demikian, jika dilihat dari kecenderungan jumlah temuan dari hasil
pemeriksaan BPK Ri terdapat tren yang meningkat, bahkan pada tahun 2016
terdapat jumlah temuan yang bertambah drastis. Hal ini perlu adanya perhatian
terkait dengan penurunan kualitas tata kelola keuangan dan pelaksanaan
pembangunan daerah yang dapat berdampak pada kualitas akuntabilitas dalam
penyajian LKPD sehingga akan berdampak pada penurunan opini LKPD. Peningkatan
kuantitas dan kaulitas SDM auditor fungsional serta peningkatan sarana penunjang
perlu terus ditingkatkan.
Tabel 2.56
Indikator Kinerja Urusan Pengawasan
Realisasi Tahun
No Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
1 Persentase tindak lanjut temuan n/a 81,98 75,89 80,96 44,3
2 Persentase pelanggaran pegawai n/a n/a 0,07 0,15 0,06
3 Jumlah temuan BPK 33 25 28 41 n/a
Sumber : Inspektorat Kabupaten Sumedang
F. Urusan Sekretariat Dewan
Kinerja urusan sekretariat dewan jika ditinjau dari realisasi indikator pada Tabel
2.57 menunjukkan kinerja yang positif. Untuk indikator Tersedianya Rencana Kerja
Tahunan pada setiap Alat-alat Kelengkapan DPRD Kab. Sumedang sejak tahun 2013
hingga 2018 telah mencapai target, karena rencana kerja tahunan pada setiap alat-
alat kelengkapan DPRD Kabupaten Sumedang disusun setiap tahun.
Kemudian indikator Tersusun dan terintegrasinya Program-Program Kerja DPRD
untuk melaksanakan Fungsi Pengawasan, Fungsi Pembentukan Perda, dan Fungsi
Anggaran dalam Dokumen Rencana Lima Tahunan (RPJM) maupun Dokumen
Rencana Tahunan (RKPD) juga tercapai dengan adanya dokumen RKPD setiap tahun,
lebih lanjut rogram-program kerja DPRD untuk melaksanakan tugas fungsi
pengawasan, fungsi pembentukan Perda dan fungsi anggaran dalam dokumen
rencana lima tahunan (RPJM) disusun setiap 5 (lima) tahun sekali yaitu tahun 2013
s/d 2018, sedangkan untuk dokumen rencana tahunan (RKPD) disusun setiap tahun.
Adapun untuk indikator Terintegrasi program-program DPRD untuk melaksanakan
fungsi pengawasan, pembentukan Perda dan Anggaran ke dalam Dokumen
Perencanaan dan Dokumen Anggaran Setwan DPRD setiap tahunnya telah tercapai.
Tabel 2.57
Indikator Kinerja Urusan Sekretariat DPRD
Realisasi Tahun
No Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
1 Tersedianya Rencana Kerja ada ada ada ada ada
Tahunan pada setiap Alat-alat
Kelengkapan DPRD Kab.
Sumedang
(ada/tidak)
2 Tersusun dan terintegrasinya ada tidak tidak tidak tidak
Program-Program Kerja DPRD (RPJM), ada (RPJM), ada (RPJM), ada (RPJM), ada
untuk melaksanakan Fungsi (RKPD) (RKPD) (RKPD) (RKPD)
Pengawasan, Fungsi
Pembentukan Perda, dan Fungsi
Anggaran dalam Dokumen
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 109
Rencana Lima Tahunan (RPJM)
maupun Dokumen Rencana
Tahunan (RKPD) (ada/tidak)
3 Terintegrasi program- program ada ada ada ada ada
DPRD untuk melaksanakan
fungsi pengawasan,
pembentukan Perda dan
Anggaran ke dalam Dokumen
Perencanaan dan Dokumen
Anggaran Setwan DPRD
(ada/tidak)
Sumber : Sekretariat DPRD Dewan Kabupaten Sumedang
G. Urusan Administrasi Pemerintahan
Berdasarkan Tabel 2.58 dapat diketahui indikator kinerja urusan administrasi
pemerintahan Kabupaten Sumedang Periode 2013-2017. Indikator Tersedianya
LPPD tepat waktu menunjukkan bahwa hanya tahun 2014 dan tahun 2017 yang
penetapannya diatas tanggal 4 maret, selebihnya penetapan LPPD dilakukan pada
tanggal 4 maret. Sementara itu nilai LPPD menunjukkan tren peningkatan selama
tahun 2015, 2017, hanya pada tahun pada tahun 2014 mengalami penurunan,
adapun untuk tahun 2016 nilai LPPD tidak diumumkan.
Indikator persentase desa sadar hukum selama periode 2013-2017 menunjukkan
peningkatan yang cukup signifikan, pada tahun 2013 tercatat hanya 5% desa yang
telah ditetapkan sebagai desa sadar hukum, kemudian selama empat tahun
meningkat menjadi 58,40% di tahun 2017.
Kemudian untuk indikator persentase perkara yang ditangani mengalami
penurunan selama lima tahun, pada tahun 2013 tercatat 16 perkara, kemudian
menurun setiap tahunnya sehingga menjadi 8 perkara di tahun 2017. Jumlah
perkara yang ditangani cenderung menurun karena (1) tidak adanya gugatan
perdata/ TUN yang harus ditangani; (2) adanya peningkatan kesadaran hukum dari
masyarakat; dan (3) menunjukkan keberhasilan penyuluhan taat hukum. Selama
periode 2013-2017 Kabupaten Sumedang menetapkan perda sebanyak 58,
sementara perbup sebanyak 365. Perda terbanyak dihasilkan pada tahun 2014,
sementara perbup terbanyak dihasilkan pada tahun 2017.
Untuk nilai LAKIP selama lima tahun mengalami peningkatan secara bertahap, pada
tahun 2013 tercatat nilai Lakip sebesar 41,45 kemudian meningkat setiap tahunnya
hingga menjadi 48,58 pada tahun 2017.
Kemudian untuk ketersediaan dokumen Analisa Jabatan (Anjab) dan Dokumen
Analisa Beban Kerja (ABK) pada tahun 2013 hingga tahun 2016 tersedia dokumen
laporan akhir penyusunan Anjab dan ABK dengan mengacu pada SOTK tahun 2011.
Sementara pada tahun 2017 sudah terdapat kebutuhan penyusunan Anjab dan ABK
baru berdasarkan Perda No.11 Tahun 2016 tentang SOTK, namun pada tahun 2017
perubahan Anjab dan ABK baru dilakukan pada unit PTSP, untuk Orgnisasi
Perangkat Daerah lainnya perubahan Anjab dan ABK sedang dalam proses.
Indikator persentase peningkatan jumlah kerjasama antar lembaga selama periode
2013-2017 telah menghasilkan 98 MoU dan 147 PKS, dimana MoU terbanyak
dihasilkan pada tahun 2015 (27 MoU) dan PKS terbanyak dihasilkan pada tahun
2016 (109 PKS).
Untuk indikator cakupan penerima bantuan sosial mengalami penurunan yang
siignifikan selama kurun waktu 2013-2017, pada tahun 2013 tercatat 300 penerima
bansos, kemudian menurun menjadi 23 penerima bansos di tahun 2017. Hal ini
terjadi karena adanya persyaratan penerima bantuan harus berbadan hukum
minimal 3 tahun setelah di daftarkan, kemudian untuk bantuan sosial mesjid
terdapat regulasi baru dari Kementerian Agama yang mengharuskan mesjid
penerima bantuan terdaftar di Kementerian Agama.
Kemudian untuk indikator ASN yang bersertifikat Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ)
mengalami peningkatan, pada tahun 2013 tercatat hanya 222 ASN yang
bersertifikat PBJ, kemudian meningkat 13 ASN pada tahun 2017 menjadi total 235
ASN yang bersertifikat PBJ. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat dalam tabel di
bawah ini.
Tabel 2.58
Indikator Urusan Administrasi Pemerintahan
Realisasi Tahun
No Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
1 Tersedianya LPPD Tahun LPPD Tahun LPPD Tahun LPPD Tahun LPPD Tahun
LPPD dengan 2012 2013 2014 2015 2016
tepat waktu 4 Maret 2013 27 Maret 2014 4 Maret 2015 4 Maret 2016 29 Maret 2017
2 Meningkatnya 155/2,4028 329/1,4839 116/2,9783 (N/A) 34/3,519
Nilai LPPD
3 Persentase Desa 5% 15.80% 36.80% 54.80% 58.40%
Sadar Hukum
4 Persentase 16 14 12 10 8
perkara yang
ditangani
5 Perda dan - Perda : 8 - Perda : 18 - Perda : 11 - Perda : 13 - Perda : 8
Perbup yang - Perbup: 72 - Perbup: 58 - Perbup: 88 - Perbup: 40 - Perbup: 107
dihasilkan
6 Meningkatnya 41,45 43,57 46,52 48,50 48,58
nilai LAKIP
daerah
7 Tersedianya Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Sudah ada
dokumen Laporan Laporan Akhir Laporan Akhir Laporan Akhir perubahan
perubahan Akhir Penyusunan Penyusunan Penyusunan walaupun
Analisa Jabatan Penyusunan Anjab dan ABK Anjab dan ABK Anjab dan ABK hanya untuk
dan Analisa Anjab dan berdasarkan berdasarkan berdasarkan PTSP
Beban Kerja ABK SOTK 2011 SOTK 2011 SOTK 2011
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 111
Realisasi Tahun
No Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
berdasarkan
SOTK 2011
8 Persentase 33 naskah 24 naskah 35 naskah 134 naskah 33 naskah
peningkatan (16 MoU;10 (14 MoU;10 (27 MoU;8 PKS) (25 MoU;109 (16 MoU;10
jumlah PKS) PKS) PKS) PKS)
kerjasama antar
lembaga
10 Persentase peningkatan kontribusi BUMD terhadap Pendapatan Daerah
1 PDAM
1.1 Pendapatan Asli n/a n/a n/a 22,277,732 154,372,922
Daerah
1.2 Pengantian dari n/a 2,000,000.000 2,259,000,000 1,398,000,000 4,629,000,000
Hibah Program
MBR
2 BPR Sumedang
2.1 Pendapatan Asli 517,148,891 729,510,218 1,461,570,740 3,592,978,332 4,055,397,862
Daerah
11 Cakupan 300 63 45 13 23
penerima
Bantuan Sosial
12 Jumlah ASN 222 223 232 235 235
bersertifikat PBJ
13 Persentase aset bermasalah yang terselesaikan
A Penjualan dan penghapusan Aset Bergerak :
B Kendaraan n/a n/a 34 Unit 14 Unit 63 Unit
Kategori Rusak Roda Dua Roda Empat Roda Dua
Berat
C Kendaraan n/a n/a 63 Unit 6 Unit Roda 7 unit Alat
Kategori Limbah Roda Tiga Empat; 7 Unit Berat
Padat (Scrap) Bak Container;
100 buah
Grobak Tarik
Sampah
D Rehabilitasi dan n/a n/a 5 (lima) Unit n/a
Penghapusan Bangunan
Aset Tidak (rehabilitasi) 3 (tiga) Unit
Bergerak Bagunan
(Bangunan) : (penghapusan)
E Pengamanan n/a n/a Pemasangan 46 n/a n/a
Barang Tidak Plang dan 260
Bergerak (Tanah Tanda Batas
dan Bangunan) : (Patok)
F Hibah Barang n/a n/a n/a n/a 2 (dua) Unit
Milik Daerah : Kendraraan
Sumber : Sekretariat Daerah Kabupaten Sumedang
H. Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik
Scara umum kinerja pelaksanaan urusan kesatuan bangsa dan politik selama
periode 2013-2017 menunjukkan kinerja yang baik. Hal ini dapat diketahui dari
tidak adanya konflik antar suku dan konflik antar umat beragama/keyakinan di
Kabupaten Sumedang. Adapun jumlah LSM, Ormas, dan OKP selama periode 2013-
2017 mengalami tren peningkatan, pada tahun 2013 sejumlah 70 LSM/Ormas/OKP
meningkat menjadi 257 LSM/Ormas/OKP di tahun 2017. Kemudian untuk jumlah
organisasi politik daerah selama periode 2013-2017 tidak mengalami perubahan
yakni 12 organisasi politik daerah.
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 113
Tabel 2.60
Indikator Persentase Desa Berstatus Swasembada Terhadap Total Desa
Realisasi Tahun
No Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
1 Persentase desa berstatus swasembada 24,4 23,7 21 21 13
terhadap total desa
Sumber : DPMD Kabupaten Sumedang
2.2.3.1. Kemampuan Ekonomi Daerah
2.2.3.1.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita
Tren pengeluaran per kapita masyarakat Sumedang mengalami peningkatan yang
signifikan sejak tahun 2014. Pada tahun 2014, pengeluaranper kapita tercatat
sebesar 8,84 juta rupiah naik menjadi 9,27 juta rupiah pada tahun 2015 dan kembali
naik pada tahun 2016 menjadi 9,33 juta rupiah. Hal tersebut mengindikasikan
peningkatan daya beli masyarakat Sumedang. Secara rata-rata peningkatan
penegluaran per kapita masyarakat Sumedang dari tahun 2013 hingga 2016
mencapai 1,91 persen.
9.27932 9.339
9.4
9.2
9 8.82826 8.84421
8.8
8.6
8.4
2013 2014 2015 2016
• NTP > 100, berarti petani mengalami surplus. Harga produksi naik lebih besar
dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar dari
pengeluarannya.
• NTP = 100, berarti petani mengalami impas. Kenaikan/penurunan harga
produksinya sama dengan persentase kenaikan/penurunan harga barang
konsumsi. Pendapatan petani sama dengan pengeluarannya.
• NTP< 100, berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga produksi relatif
lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya.
Pendapatan petani turun, lebih kecil dari pengeluarannya.
115
110 110.37
108.39
107.24
105 105.16 104.31
100
2013 2014 2015 2016 2017
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 115
50
40
30
20
10
0
2014 2015 2016 2017
Gambar 2.59 Persentase Rumah Tangga yang memiliki Akses Air Bersih
Sumber : Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Sumedang
2.2.3.3 Fokus Iklim Berinvestasi
Berdasarkan Permendagri No 86 Tahun 2017, indikator yang menggambarkan Aspek
daya saing daerah dalam konteks fokus iklim berinvestasi antara lain adalah (1)
angka kriminalitas; (2) jumlah demonstrasi; (3) lama proses perizinan; (4) jumlah
macam pajak dan retribusi daerah; dan (5) jumlah perda yang mendukung iklim
usaha. Kelengkapan data dan informasi indikator tersebut disesuaikan dengan
ketersediaan data dan informasi yang dimiliki masing-masing Organisasi Perangkat
Daerah terkait. Penjelasan lebih lanjut dideskripsikan pada paragraf selanjutnya
dengan mengacu pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.61
Indikator Kinerja Fokus Iklim Berinvestasi
Realisasi Tahun
No Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
1 Angka Kriminalitas - 0 28 23 19
2 Jumlah Demonstrasi
A Demonstrasi bidang 2 7 5 4 -
politik
B Demonstrasi bidang 0 2 3 5 -
ekonomi
C Demonstrasi lainnya 4 3 5 8 5
3 Lama Proses Perizinan 14 HK 14 HK 14 HK 14 HK 14 HK
4 Jumlah dan macam pajak Retribusi Retribusi Retribusi Retribusi Retribusi
retribusi daerah IMB, Ho IMB, Ho IMB, Ho IMB, Ho IMB, Ho
dan Trayek dan Trayek dan Trayek dan Trayek dan Trayek
5 Jumlah Perda yang Perda Perda Perda Perda Perda
mendukung iklim usaha Penanaman Penanaman Penanaman Penanaman Penanaman
Modal dan Modal dan Modal dan Modal dan Modal dan
Perda Perda Perda Perda Perda
Perizinan Perizinan Perizinan Perizinan Perizinan
Tertentu Tertentu Tertentu Tertentu Tertentu
Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sumedang
No Uraian Tahun
2016
e Diploma 2.066
f Universitas 2.350
3 Bukan Angkatan Kerja
a SD ke bawah 179.860
b SMP 102.322
c SMA 31.876
d SMAK 15.648
e Diploma 2.977
f Universitas 2.271
Sumber : Sumedang Dalam Angka (BPS) Kabupaten Sumedang
2.2.3.4.3. Jumlah PNS menurut pendidikan yang ditamatkan
Jumlah lulusan perguruan tinggi yang bekerja di Pemerintah Kabupaten Sumedang
mayoritas berpendidikan terakhir S1. Hal ini bermakna pegawai di Pemerintah
Kabupaten Sumedang secara umum telah memiliki (1) kemampuan mengingat
informasi secara umum dan luas, dalam domain Kognitif, (2) kemampuan
menerjemahkan dan mengubah informasi ke dalam berbagai bentuk media (angka,
kalimat, gambar), (3) kemampuan mengaplikasikan suatu informasi, konsep, teori
atau metode memecahkan masalah, (4) kemampuan analisis untuk menjabarkan
struktur persoalan sehingga mudah dipahami, (5) kemampuan sintesis dalam
berfikir, dan (6) kemampuan melakukan penilaian berdasarkan suatu kriteria yang
baku dengan metode ilmiah (Benjamin S. Bloom, 1956).
Namun demikian dalam perspektif kedepan perlu terus ditingkatkan kualitas
pendidikan pegawai di Pemerintah Kabupaten Sumedang pada jenjang S2 dan S3
untuk menghasilkan pegawai-pegawai yang ahli dalam penyelesaian persoalan-
persoalan pembangunan yang terus berkembang dan bersifat multidimensi.
Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.65
Jumlah PNS yang Bekerja Menurut Pendidikan yang ditamatkan
Tahun
Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah PNS di Pemko 13.935 13.451 12.972 12.670 12.957 11.656 11.344
PNS Lulusan SMA ke
Bawah - 2.333 - 1.967 - 2.054 -
PNS Lulusan S1 4.919 7.228 7.339 6.985 7.228 6.450 6.305
PNS Lulusan S2 443 547 602 570 567 574 552
PNS Lulusan S3 5 10 13 14 12 10 9
Sumber : Bappeda Kabupaten Sumedang dan Sumedang Dalam Angka (BPS)
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 121
2.3 Rekapitulasi Interpretasi Kinerja Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2013-2017
Tabel 2.66.
Kinerja Indikator Pembangunan Daerah Kabupaten Sumedang
ANALISA
ANALISA BERDASARKAN
NO INDIKATOR BERDASARKAN TARGET KETERANGAN
TREN (SPM/TARGET
TAHUNAN)
A. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (INDIKATOR IMPACT)
1. FOKUS KESEJAHTERAAN DAN PEMERATAAN EKONOMI
1 Pertumbuhan PDRB ADHK Tren meningkat mencapai
2 Pertumbuhan PDRB ADHB Tren menurun belum mencapai pertumbuhan melambat
3 PDRB per Kapita Tren meningkat mencapai
4 Indeks Gini Tren menurun mencapai
5 Kemiskinan (%) Tren menurun mencapai
2. FOKUS KESEJAHTERAAN SOSIAL
6 IPM Tren meningkat mencapai
7 IPG (Indeks Pembangunan Gender) Tren meningkat mencapai
8 IDG (Indeks Pemberdayaan Gender) Tren menurun belum mencapai
9 Angka Melek Huruf Tren meningkat mencapai
10 Rata-rata Lama Sekolah Tren meningkat mencapai
11 Angka Partisipasi Kasar (APK)
APK SD Tren menurun belum mencapai
APK SMP Tren meningkat mencapai
12 Angka Partisipasi Murni (APM)
APM SD Tren meningkat mencapai
APM SMP Tren meningkat mencapai
13 Angka Usia Harapan Hidup Tren meningkat mencapai
14 Persentase Balita Gizi Buruk - mencapai
15 Angka Kematian Bayi (Jumlah) Tren meningkat belum mencapai
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 123
ANALISA
ANALISA BERDASARKAN
NO INDIKATOR BERDASARKAN TARGET KETERANGAN
TREN (SPM/TARGET
TAHUNAN)
5 APK PAUD Sederajat Tren menurun belum mencapai
6 Angka Putus Sekolah
SD tren menurun mencapai
SMP tren menurun mencapai
7 Angka Kelulusan
SD 100% mencapai
SMP 100% mencapai
9 Angka Melanjutkan
SD ke SMP Tren meningkat mencapai
SMP ke SMA Tren meningkat mencapai
10 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV Tren menurun belum mencapai
11 Persentase Guru yang Bersertifikasi Tren menurun -
2. URUSAN KESEHATAN
1 Rasio Posyandu Per Satuan Balita Tren menurun mencapai
2 Rasio Puskesmas Per Satuan penduduk Tren menurun belum mencapai
3 Rasio rumah sakit per satuan penduduk Tren menurun belum mencapai
4 Rasio Dokter per 10.000 penduduk
Dokter Umum Tren menurun belum mencapai
Dokter Spesialis Tren meningkat belum mencapai
Dokter Gigi Tren menurun belum mencapai
Sanitarian Tren menurun belum mencapai
Ahli Gizi Tren menurun belum mencapai
5 Rasio Bidan per 10.000 penduduk Tren meningkat belum mencapai
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 127
ANALISA
ANALISA BERDASARKAN
NO INDIKATOR BERDASARKAN TARGET KETERANGAN
TREN (SPM/TARGET
TAHUNAN)
2 Partisipasi perempuan di lembaga swasta Tren Menurun Belum Mencapai
3 Rasio KDRT Tren Meningkat Belum Mencapai
4 Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur - -
5 Partisipasi angkatan kerja perempuan - -
6 Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak
Tren Menurun Mencapai
dari tindakan kekerasan
7 Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang
mendapatkan penanganan pengaduan oleh petugas terlatih di Tren Menurun Mencapai
dalam unit pelayanan terpadu
3. PANGAN
1 Regulasi ketahanan pangan sesuai mencapai
2 Ketersediaan pangan utama Kg/1000 tren meningkat mencapai
Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per
3 tren menurun belum mencapai
hektar (%)
4 Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB (%) tren menurun belum mencapai
4. LINGKUNGAN HIDUP
1 Persentase penanganan sampah tren meningkat mencapai
2 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal (%) tren meningkat mencapai
3 Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk tren meningkat mencapai
4 Penegakan hukum lingkungan Tren menurun Mencapai
5. ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
1 Rasio penduduk berKTP per satuan penduduk Tren Menurun Belum Mencapai
2 Rasio bayi berakte kelahiran Tren Menurun Mencapai
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 129
ANALISA
ANALISA BERDASARKAN
NO INDIKATOR BERDASARKAN TARGET KETERANGAN
TREN (SPM/TARGET
TAHUNAN)
2 Rata-rata jumlah anak per keluarga - -
3 Keluarga Pra Sejahtera Tren Menurun -
4 Keluarga Sejahtera I Tren Menurun -
5 Rasio Akseptor KB (%)
Tren Meningkat -
6 Angka pemakaian kontrasepsi/CPR bagi perempuan menikah
Tren Meningkat -
usia 15-49
7 Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) yang istrinya dibawah 20
Tren Menurun -
tahun
8 Cakupan PUS yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (unmetneed) Tren Menurun -
9 Cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB Tren Menurun -
10 Cakupan PKB/PLKB yang didayagunakan Perangkat Daerah KB
untuk perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah di Tren Meningkat -
bidang pengendalian penduduk
11 Cakupan PUS peserta KB anggota Usaha Peningkatan
Tren Meningkat -
Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB mandiri
12 Rasio petugas Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) setiap
Tren Meningkat -
desa/kelurahan
13 Cakupan ketersediaan dan distribusi alat dan obat kontrasepsi 100%
Tetap -
untuk memenuhi permintaan masyarakat
14 Cakupan penyediaan informasi Data Mikro Keluarga di setiap 100%
Tetap -
desa
8. PERHUBUNGAN
1 Jumlah arus penumpang angkutan umum (per hari) Tren Meningkat Mencapai
2 Rasio Ijin Trayek Tren Meningkat Mencapai
3 Jumlah Uji KIR Angkutan Umum Tren Menurun Belum Mencapai
4 Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) Tetap Mencapai
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 133
ANALISA
ANALISA BERDASARKAN
NO INDIKATOR BERDASARKAN TARGET KETERANGAN
TREN (SPM/TARGET
TAHUNAN)
ditetapkan dengan PERKADA
(ada/tidak)
4 Tersedianya dokumen RTRW yang telah ditetapkan dengan Tersedia
PERDA Tetap -
(ada/tidak)
2. KEUANGAN
1 Opini BPK terhadap laporan keuangan Tren Meningkat -
2 Persentase SILPA Tren Menurun -
3 Persentase SILPA terhadap APBD (Belanja) Tren Menurun -
4 Persentase SILPA terhadap Total Penerimaan Daerah Tren Menurun -
5 Persentase program yang tidak terlaksana Tetap - 100%
6 Persentase kegiatan yang tidak terlaksana Tren Meningkat -
7 Persentase belanja pendidikan (20%) Tren Menurun -
8 Persentase belanja kesehatan (10%) Tren Meningkat -
9 Persentase Belanja Langsung Tren Meningkat -
10 Persentase Belanja tidak langsung Tren Menurun -
11 Persentase belanja bagi hasil ke desa Tren Meningkat -
12 Ketepatan waktu penetapan APBD Tren Meningkat -
3. KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN SERTA PELATIHAN
1 Rata-rata lama pegawai mendapatkan pendidikan dan pelatihan Tetap Mencapai
2 Persentase ASN yang mengikuti pendidikan dan pelatihan formal Tren Meningkat Belum Mencapai
3 Persentase Pejabat ASN yang telah mengikuti pendidikan dan
Tren Menurun Belum Mencapai
pelatihan struktural
4 Jumlah jabatan pimpinan tinggi pada instansi pemerintah Tren Menurun Mencapai
5 Jumlah jabatan administrasi pada instansi pemerintah Tren Menurun Belum Mencapai
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah II - 135
ANALISA
ANALISA BERDASARKAN
NO INDIKATOR BERDASARKAN TARGET KETERANGAN
TREN (SPM/TARGET
TAHUNAN)
7 Tersedianya dokumen perubahan Analisa Jabatan dan Analisa
Tetap -
Beban Kerja
8 Persentase peningkatan jumlah kerjasama antar lembaga Tren Meningkat -
Persentase peningkatan kontribusi BUMD terhadap Pendapatan
9
Daerah
1.1 PDAM
1.1.1 Pendapatan Asli Daerah Tren Meningkat -
1.1.2 Pengantian dari Hibah Program MBR Tren Meningkat -
1.2 BPR Sumedang
1.2.1 Pendapatan Asli Daerah Tren Meningkat -
10 Cakupan penerima Bantuan Sosial Tren Menurun -
11 Persentase peningkatan ASN bersertifikat PBJ Tren Meningkat -
12 Persentase aset bermasalah yang terselesaikan
Penjualan dan penghapusan Aset Bergerak :
Kendaraan Kategori Rusak Berat Tren Meningkat -
Kendaraan Kategori Limbah Padat (Scrap) Tren Menurun -
Rehabilitasi dan Penghapusan Aset Tidak Bergerak (Bangunan) : Tren Menurun -
Pengamanan Barang Tidak Bergerak (Tanah dan Bangunan) : - -
Hibah Barang Milik Daerah : Tren Menurun -
7. KESATUAN BANGSA POLITIK DALAM NEGERI
1 Jumlah LSM, Ormas, dan OKP meningkat mencapai
2 Jumlah Organisasi Politik Daerah tetap mencapai
Dinas Kesehatan 5 18 0 24
Bappppeda 1 2 0 1
Dinas Dukcapil 1 - - 2
Dinas Perumahan,
1 Kawasan Permukiman, - - - 3
PILAR SOSIAL dan Pertanahan
BPBD - 5 - -
Dinas Sosial,
Pemberdayaan
3 7 - 8
Perempuan dan
Perlindungan Anak
TOTAL 53 37 - 50
Tabel 2.71.
Capaian Indikator TPB Pilar Ekonomi
Capaian ORGANISASI
Kode Target
Tujuan/Target Indikator Kabupaten Klasifikasi PERANGKAT
Indikator Nasional
Sumedang DAERAH
8.1 8.1.1* Laju pertumbuhan NA 5,7 Belum Tercapai, Bappppeda
Mempertahankan PDB per kapita Sudah
pertumbuhan Dilaksanakan
ekonomi per kapita 8.1.1.(a) PDB per kapita 727 33,9 Belum Tercapai, Bappppeda
sesuai dengan Sudah
Dilaksanakan
kondisi nasional
dan, khususnya,
setidaknya 7 persen
pertumbuhan
produk domestik
bruto per tahun di
negara kurang
berkembang.
8.2 Mencapai tingkat 8.2.1* Laju pertumbuhan NA Tidak ada data Bappppeda
produktivitas PDB per tenaga
ekonomi yang lebih kerja/Tingkat
tinggi, melalui pertumbuhan PDB riil
diversifikasi, per orang bekerja per
peningkatan dan tahun
inovasi teknologi,
termasuk melalui
fokus pada sektor
yang memberi nilai
tambah tinggi dan
padat karya.
8.3 Menggalakkan 8.3.1* Proporsi lapangan 43,75b Laki-laki: 190 Belum Tercapai, Dinas Tenaga
kebijakan kerja informal sektor Laki-laki: 39,18 Perempuan: Sudah Kerja Dan
pembangunan yang non-pertanian, Perempuan: 95 Dilaksanakan Transmigrasi
mendukung berdasarkan jenis 50,29
kegiatan produktif, kelamin
penciptaan 8.3.1.(a) Persentase tenaga 51 61,21 Sudah Tercapai, Bappppeda
lapangan kerja kerja formal Sudah
layak, Dilaksanakan
kewirausahaan,
8.3.1.(b) Persentase tenaga 89,59b Tidak ada Data Dinas Tenaga
kreativitas dan
kerja informal sektor Laki-laki: 86,72 Kerja Dan
inovasi, dan
pertanian Transmigrasi
mendorong Perempuan:
formalisasi dan 94,36
pertumbuhan 8.3.1.(c) Persentase akses 25 Tidak Data Dinas KUMK
usaha mikro, kecil, UMKM (Usaha Mikro, Dan Perindag
dan menengah, Kecil, dan Menengah)
termasuk melalui ke layanan keuangan
akses terhadap jasa
keuangan.
8.5 Pada tahun 8.5.1* Upah rata-rata per 14.194 Tidak Data Dinas KUMK Dan
2030, mencapai jam pekerja Perindag
pekerjaan tetap dan
produktif dan 8.5.2* Tingkat 4,0-5,0 9,4-9,89 Sudah Tercapai, Dinas KUMK Dan
pekerjaan yang pengangguran Sudah Perindag
layak bagi semua terbuka Dilaksanakan Dinas Tenaga
perempuan dan berdasarkan Kerja Dan
laki-laki, termasuk jenis kelamin Transmigrasi
bagi pemuda dan dan kelompok
penyandang umur
difabilitas, dan upah 8.5.2.(a) Persentase setengah 7,21 Tidak Ada Data Dinas KUMK Dan
yang sama untuk pengangguran Perindag
Dinas Tenaga
Kerja Dan
Transmigrasi
Dinas Parbud
Pora
8.6 Pada tahun 8.6.1* Persentase usia 23,38b 6,01 Belum Dinas KUMK Dan
Capaian ORGANISASI
Kode Target
Tujuan/Target Indikator Kabupaten Klasifikasi PERANGKAT
Indikator Nasional
Sumedang DAERAH
2020, secara muda (15-24) yang Tercapai, Sudah Perindag
substansial sedang tidak Dilaksanakan Dinas Tenaga
mengurangi sekolah, bekerja Kerja Dan
proporsi usia atau mengikuti Transmigrasi
muda yang tidak pelatihan (NEET) Dinas Parbud
bekerja, tidak Pora
menempuh Dinas
pendidikan atau Perhubungan
pelatihan. Diskipas
8.7 Mengambil 8.7.1 Persentase dan Secara nasional Dinas Tenaga
tindakan cepat dan jumlah anak usia 5- belum diukur Kerja Dan
untuk 17 tahun, yang Transmigrasi
memberantas kerja bekerja, dibedakan Dinsos P3a
paksa, mengakhiri berdasarkan jenis
perbudakan dan kelamin dan
penjualan manusia, kelompok umur
mengamankan (dibedakan
larangan dan berdasarkan bentuk-
penghapusan bentuk pekerjaan
bentuk terburuk terburuk untuk
tenaga kerja anak, anak).
termasuk
perekrutan dan
penggunaan
tentara anak-
anak, dan pada
tahun 2025
mengakhiri tenaga
kerja anak dalam
segala bentuknya.
8.8 Melindungi hak- 8.8.1 Tingkat frekuensi 101.367 Tidak Ada Data Dinas Tenaga
hak tenaga kerja dan kecelakaan kerja Kerja &
mempromosikan fatal dan non-fatal, Transmigrasi
lingkungan kerja berdasarkan jenis
yang aman dan kelamin, sektor
terjamin bagi semua pekerjaan dan
pekerja, termasuk status migran
pekerja migran, 8.8.1.(a) Jumlah perusahaan 500 200 Belum Tercapai, Dinas Tenaga
khususnya pekerja yang menerapkan Belum Kerja &
migran perempuan, norma K3. Dilaksanakan Transmigrasi
dan mereka yang 8.8.2 Peningkatan Tidak ada data Dinas Tenaga
bekerja dalam kepatuhan atas hak- Kerja &
pekerjaan hak pekerja Transmigrasi
berbahaya. (kebebasan
berserikat dan
perundingan
kolektif)
berdasarkan
sumber tekstual ILO
dan peraturan
perundang-
undangan negara
terkait.
8.9 Pada tahun 8.9.1* Proporsi kontribusi 8 Tidak Ada Data Bappppeda
2030, menyusun pariwisata terhadap Dinas Parbud
dan melaksanakan PDB Pora
kebijakan untuk 8.9.1.(a) Jumlah wisatawan 20 Tidak Ada Data Dinas Parbud
mempromosikan mancanegara Pora
pariwisata 8.9.1.(b) Jumlah kunjungan 275 Tidak Ada Data Dinas Parbud
berkelanjutan wisatawan nusantara. Pora
yang menciptakan 8.9.1.(c) Jumlah devisa sektor 260 Tidak Ada Data Dinas Parbud
lapangan kerja pariwisata Pora
Capaian ORGANISASI
Kode Target
Tujuan/Target Indikator Kabupaten Klasifikasi PERANGKAT
Indikator Nasional
Sumedang DAERAH
dan 8.9.2* Jumlah pekerja pada 17,04 8,2 Belum Tercapai, Dinas Parbud
mempromosikan industri pariwisata Sudah Pora
budaya dan dalam proporsi Dilaksanakan Dinas Tenaga
produk lokal. Kerja &
terhadap total pekerja
Transmigrasi
8.b Pada tahun 8.b.1 Total pengeluaran Tidak Ada Data Bapppeda/BPKAD
2020, pemerintah dalam
mengembangkan program
dan perlindungan sosial
mengoperasionalkan dan
strategi global untuk ketenagakerjaan
ketenagakerjaan dalam proporsi
pemuda dan terhadap anggaran
menerapkan the nasional dan PDB
Global Jobs Pact of
the International
Labour Organization
9.1 9.1.1 Populasi penduduk Sudah Tercapai, Dinas PUPR
Mengembangkan desa yang tinggal 100% Sudah
infrastruktur yang dalam jarak 2 km Dilaksanakan
berkualitas, andal, terhadap jalan yang
berkelanjutan dan layak.
tangguh, termasuk 9.1.1.(a) Kondisi mantap jalan 98 62,80% Belum Tercapai, Dinas PUPR
infrastruktur nasional. Sudah
regional dan lintas Dilaksanakan
batas, untuk
mendukung
pembangunan
ekonomi dan
kesejahteraan
manusia, dengan
fokus pada akses
yang terjangkau dan
merata bagi semua.
9.2 9.2.1* Proporsi nilai 21,1 Tidak Ada Data Dinas KUMK Dan
Mempromosikan tambah sektor Perindag
industrialisasi industri manufaktur
inklusif dan terhadap PDB dan
berkelanjutan, dan perkapita.
pada tahun 2030, 9.2.1.(a) Laju pertumbuhan 5,6 Tidak Ada Data Dinas KUMK Dan
secara signifikan PDB industri Perindag
meningkatkan manufaktur.
proporsi industri 9.2.2* Proporsi tenaga 13,9 84,7 Sudah Tercapai, Dinas KUMK Dan
dalam lapangan kerja pada sektor Sudah Perindag
kerja dan produk industri Dilaksanakan Dinas Tenaga
domestik bruto, manufaktur. Kerja Dan
sejalan dengan Transmigrasi
kondisi nasional,
dan meningkatkan
dua kali lipat
proporsinya di
negara kurang
berkembang.
9.3 Meningkatkan 9.3.2* Proporsi industri kecil 3.966.275 Tidak Ada Data Dinas KUMK
akses industri dan dengan pinjaman atau Dan Perindag
perusahaan skala kredit.
kecil, khususnya di
negara
berkembang,
terhadap jasa
keuangan,
termasuk kredit
terjangkau, dan
mengintegrasikan
ke dalam rantai
Capaian ORGANISASI
Kode Target
Tujuan/Target Indikator Kabupaten Klasifikasi PERANGKAT
Indikator Nasional
Sumedang DAERAH
nilai dan pasar.
10.1 Pada tahun 10.1.1* Koefisien Gini. 0,36 0,38 Belum Tercapai, Bappppeda
2030, secara Sudah
progresif mencapai Dilaksanakan
dan
10.1.1.(a) Persentase penduduk 7,0-8,0 10.53 Belum Tercapai, Bappppeda
mempertahankan
yang hidup di bawah Sudah
pertumbuhan Dilaksanakan
garis kemiskinan
pendapatan
nasional, menurut
penduduk yang
jenis kelamin dan
berada di bawah
40% dari populasi kelompok umur.
pada tingkat yang
lebih tinggi dari
rata-rata
nasional.
Sumber : KLHS RPJMD 2019-2023
Dari uraian capaian pilar ekonomi di atas, dapat dijelaskan bahwa indikator capaian
Bappppeda sebanyak 8, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebanyak 10, Dinas KUKM
dan Perindag sebanyak 5, Dinas Pariwisata, Budaya dan Pemuda Olahraga sebanyak 4,
Dinas PUPR sebanyak 2 dan BPKAD sebanyak 1. Adapun rincian dari 4 klasifikasi capaian
indikator kinerja tujuan pembangunan berkelanjutan untuk pilar ekonomi sesuai dengan
kewenangan OPD adalah sebagaimana tabel dibawah ini.
Tabel 2.71.
Rekapitulasi Pencapaian Pilar Ekonomi sesuai dengan kewenangan OPD
Tecapai, Belum Belum Tidak
Pilar
OPD YANG Sudah Tercapai Tercapai, ada
No Pembangunan
BERTANGGUNGJAWAB Dilaksanakan Sudah belum data
Berkelanjutan
Dilaksanakan dilaksanakan
Bappppeda 1 5 - 2
Dinas PUPR 1 1 - -
BPKAD - - - 1
TOTAL 4 12 0 14
Tabel 2.72.
Capaian Indikator TPB Pilar Lingkungan
Capaian ORGANISASI
Tujuan/ Kode Target
Indikator Kabupaten Klasifikasi PERANGKAT
Target Indikator Nasional
Sumedang DAERAH
6.1 Pada tahun 2030, Persentase Sudah
mencapai akses 6.1.1.(a) 100 100 Tercapai, Disperkimtan
rumah tangga
universal dan merata Sudah
yang memiliki
terhadap air minum Dilaksanakan
akses
yang aman dan terhadap
terjangkau bagi semua. layanan
sumber air
minum layak.
Kapasitas
Tidak Ada
prasarana air Disperkimtan
6.1.1.(b) 118.6/ Data
baku untuk 67 -
melayani rumah
tangga,
perkotaan dan
industri, serta
penyediaan air
baku untuk
pulau-pulau.
Proporsi populasi Belum Disperkimtan
6.1.1.(c) yang memiliki 100 92,20% Tercapai,
akses layanan Sudah
Dilaksanakan
sumber air
minum aman dan
berkelanjutan.
6.2 Pada tahun 2030, Proporsi populasi Belum
mencapai akses 6.2.1.(a) 100 63.55% Tercapai, Dinas
yang memiliki
terhadap Sudah Kesehatan
fasilitas cuci
sanitasi dan kebersihan Dilaksanakan
tangan dengan
yang memadai dan
sabun dan air.
merata bagi semua,
Persentase Belum
dan menghentikan
6.2.1.(b) rumah tangga 100 93,95% Tercapai, Disperkimtan
praktik buang air besar Sudah
yang memiliki
di tempat terbuka, Dilaksanakan
akses terhadap
memberikan perhatian
khusus pada kebutuhan layanan sanitasi
kaum perempuan, layak.
Jumlah Sudah
serta kelompok 6.2.1.(c)
masyarakat rentan. desa/kelurahan Tercapai,
45.000 Disperkimtan
yang 277 (jumlah Sudah
desa dan Dilaksanakan
melaksanakan
kelurahan
Sanitasi Total
di
Berbasis sumedang
Masyarakat
(STBM).
Jumlah Disperkimtan
6.2.1.(d) Belum
desa/kelurahan
NA
yang Open 156 Tercapai,
Sudah
Defecation Free
Dilaksanakan
(ODF)/ Stop
Buang Air Besar
Sembarangan
(SBS).
Jumlah
Belum Disperkimtan
Capaian ORGANISASI
Tujuan/ Kode Target
Indikator Kabupaten Klasifikasi PERANGKAT
Target Indikator Nasional
Sumedang DAERAH
6.2.1.(e) kabupaten/kota 95 0,95 Tercapai,
yang terbangun Sudah
infrastruktur air Dilaksanakan
limbah dengan
sistem terpusat
skala kota,
kawasan dan
komunal.
Proporsi rumah
6.2.1.(f) Belum Disperkimtan
tangga yang
100
terlayani sistem - Tercapai
Belum
pengelolaan air
Dilaksanakan
limbah terpusat.
6.3 Pada tahun 2030,
Jumlah
meningkatkan kualitas 6.3.1.(a) kabupaten/kota 80 Belum Disperkimtan
air yang 0 Tercapai,
dengan mengurangi ditingkatkan Belum
polusi, menghilangkan kualitas Dilaksanakan
pembuangan, dan
pengelolaan
meminimalkan lumpur tinja
pelepasan material perkotaan dan
dan bahan kimia dilakukan
berbahaya, pembangunan
mengurangi setengah Instalasi
proporsi air limbah Pengolahan
yang tidak diolah, dan Lumpur Tinja
secara signifikan (IPLT).
meningkatkan daur Proporsi rumah Disperkimtan
ulang, serta 6.3.1.(b) Belum
tangga yang
penggunaan kembali NA
terlayani sistem 0 Tercapai,
barang daur ulang Belum
pengelolaan
yang aman secara Dilaksanakan
lumpur tinja.
global.
Tidak Ada DLHK
6.4. Pada tahun 2030, 6.4.1.(a) Pengendalian dan NA - Data
secara signifikan penegakan
meningkatkan efisiensi hukum bagi
penggunaan air di penggunaan air
semua sektor, dan tanah.
menjamin penggunaan Tidak Ada
dan pasokan air tawar 6.4.1.(b) Insentif NA Data DLHK
yang berkelanjutan penghematan air Dinas
untuk mengatasi pertanian/perkeb Pertanian
kelangkaan air, dan unan dan &
secara signifikan industri. Ketahanan
mengurangi jumlah Pangan
orang yang menderita
akibat kelangkaan air. Jumlah Rencana Tidak Ada
6.5.1.(a) 108 Dinas PUPR
Pengelolaan Data
6.5 Pada tahun 2030, Daerah Aliran
menerapkan Sungai Terpadu
pengelolaan sumber (RPDAST) yang
daya air terpadu di diinternalisasi ke
semua tingkatan, dalam Rencana
termasuk melalui Tata Ruang
kerjasama lintas batas Wilayah (RTRW).
yang tepat.
Capaian ORGANISASI
Tujuan/ Kode Target
Indikator Kabupaten Klasifikasi PERANGKAT
Target Indikator Nasional
Sumedang DAERAH
6.5.1.(c) Jumlah jaringan 8 1 Belum Dinas PUPR
informasi sumber Tercapai,
daya air yang Sudah
Dilaksanakan
dibentuk.
6.5.1.(g) Kegiatan NA Tidak Ada Dinas PUPR
penataan - Data
kelembagaan
sumber daya air.
11.2 Pada tahun 2030, Dinas
menyediakan akses
terhadap sistem 11.2.1.(a). Persentase 32 Tidak Ada Perhubungan
pengguna Data
transportasi yang
moda
aman, terjangkau,
transportasi
mudah diakses dan
umum di
berkelanjutan untuk
perkotaan.
semua, meningkatkan
keselamatan lalu lintas,
terutama dengan
memperluas jangkauan
transportasi umum,
dengan memberi
perhatian khusus pada
kebutuhan mereka
yang berada dalam
situasi rentan,
perempuan, anak,
penyandang difabilitas
dan orang tua.
11.5 Pada tahun 2030, Jumlah korban Belum BPBD
secara signifikan 11.5.1*. PM 0.17 Tercapai,
meninggal, hilang
mengurangi jumlah dan terkena Sudah
kematian dan jumlah Dilaksanakan
dampak bencana
orang terdampak, dan
per 100.000
secara substansial
mengurangi kerugian orang.
BPBD
ekonomi relatif Belum
11.5.1.(a). Indeks Risiko 30
terhadap PDB global 62 Tercapai,
Bencana
yang disebabkan oleh Sudah
Indonesia (IRBI).
bencana, dengan fokus Dilaksanakan
Tidak Ada BPBD
melindungi orang Jumlah sistem
miskin dan orang-orang 11.5.1.(c). NA Data
peringatan dini
dalam situasi rentan.
cuaca dan iklim
serta
kebencanaan.
Tidak Ada BPBD
11.5.2.(a). Jumlah kerugian NA Data
ekonomi
langsung akibat
bencana.
11.6 Pada tahun 2030, Belum DLHK
mengurangi dampak 11.6.1.(a). Persentase 80 38 Tercapai,
sampah Sudah
lingkungan perkotaan
per kapita yang perkotaan yang Dilaksanakan
merugikan, termasuk tertangani.
Jumlah kota hijau DLHK
dengan memberi
perhatian khusus pada Tidak Ada
11.7.1.(a). yang 12/20
kualitas udara, menyediakan Data
termasuk penanganan ruang terbuka
Capaian ORGANISASI
Tujuan/ Kode Target
Indikator Kabupaten Klasifikasi PERANGKAT
Target Indikator Nasional
Sumedang DAERAH
sampah kota. hijau di kawasan
perkotaan
metropolitan dan
kota sedang.
11.7 Pada tahun 2030, Proporsi korban Dinas Sosial
menyediakan ruang 11.7.2.(a). kekerasan dalam NA 56 Belum P3A
publik dan ruang 12 bulan terakhir Tercapai, Satpol PP
terbuka hijau yang yang melaporkan Sudah
aman, inklusif dan Dilaksanakan
kepada polisi.
mudah dijangkau
terutama untuk
perempuan dan anak,
manula dan
penyandang difabilitas.
12.4 Pada tahun 2020 Sudah DLHK
12.4.1.(a) Jumlah peserta NA Tercapai
mencapai pengelolaan
Proper yang 11 Sudah
bahan kimia dan semua
mencapai Dilaksanakan
jenis limbah yang ramah
minimal ranking
lingkungan, di sepanjang
BIRU.
siklus hidupnya, sesuai
Sudah DLHK
kerangka kerja
Tercapai
internasional yang Jumlah limbah B3
Sudah
disepakati 12.4.2.(a) yang terkelola NA 100 Dilaksanakan
dan secara signifikan
dan proporsi
mengurangi
limbah B3 yang
pencemaran bahan
diolah sesuai
kimia dan limbah
peraturan
tersebut ke udara, air,
perundangan
dan tanah untuk
meminimalkan dampak (sektor industri).
buruk terhadap
kesehatan manusia
dan lingkungan.
Belum DLHK
12.5 Pada tahun Tercapai,
2030, secara 12.5.1.(a) Jumlah timbulan 61,5 2,2 Sudah
substansial sampah yang
Dilaksanakan
mengurangi didaur ulang.
produksi limbah
melalui pencegahan,
pengurangan, daur
ulang, dan
penggunaan
kembali.
Bapppeda
12.8 Pada tahun Belum
2030, menjamin Jumlah fasilitas DINAS Tercapai,
12.8.1.(a)
bahwa masyarakat di publik yang PUPR=70,54 Sudah
mana pun memiliki menerapkan Dilaksanakan
informasi yang Standar
relevan dan Pelayanan
kesadaran terhadap Masyarakat
pembangunan (SPM) dan
berkelanjutan dan teregister.
gaya hidup yang
selaras dengan alam.
Capaian ORGANISASI
Tujuan/ Kode Target
Indikator Kabupaten Klasifikasi PERANGKAT
Target Indikator Nasional
Sumedang DAERAH
15.1 Pada tahun 2020,
menjamin pelestarian, Proporsi tutupan Belum DLHK
15.1.1.(a).
restorasi dan hutan terhadap 62 30,49 Tercapai,
pemanfaatan luas lahan Sudah
berkelanjutan dari keseluruhan. Dilaksanakan
ekosistem daratan dan
perairan darat serta jasa
lingkungannya,
khususnya ekosistem
hutan, lahan basah,
pegunungan dan lahan
kering, sejalan dengan
kewajiban berdasarkan
perjanjian internasional.
Sumber : KLHS RPJMD 2019-2023
Dari uraian capaian pilar lingkungan di atas, dapat dijelaskan bahwa indikator capaian
Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan sebanyak 11, Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebanyak 8, Dinas Kesehatan sebanyak 1, Dinas PUPR
sebanyak 3, Dinas Perhubungan sebanyak 1, BPBD sebanyak 7, Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak sebanyak 1 dan Bapppeda sebanyak
1.
Adapun rincian dari 4 klasifikasi capaian indikator kinerja tujuan pembangunan
berkelanjutan untuk pilar ekonomi sesuai dengan kewenangan OPD adalah sebagaimana
tabel dibawah ini.
Tabel 2.73.
Rekapitulasi Pencapaian Pilar Lingkungan sesuai dengan kewenangan OPD
Tecapai, Belum Belum Tidak
Pilar
OPD YANG Sudah Tercapai Tercapai, ada
No Pembangunan
BERTANGGUNGJAWAB Dilaksanakan Sudah belum data
Berkelanjutan
Dilaksanakan dilaksanakan
1
Dinas Perumahan,
Kawasan Permukiman, 1 6 3 1
dan Pertanahan
Dinas Kesehatan - 1 - -
Dinas Perhubungan 1
PILAR
BPBD 1 1 5
LINGKUNGAN
Dinas Sosial,
Pemberdayaan
1
Perempuan dan
Perlindungan Anak
Dinas PUPR - 1 - 2
Total 4 14 3 12
Tabel 2.75.
Rekapitulasi Pencapaian Pilar Hukum dan Tata Kelola sesuai dengan kewenangan OPD
Tecapai, Belum Belum Tidak
Pilar
OPD YANG Sudah Tercapai Tercapai, ada
No Pembangunan
BERTANGGUNGJAWAB Dilaksanakan Sudah belum data
Berkelanjutan
Dilaksanakan dilaksanakan
1
Dinas Sosial,
Pemberdayaan
1 - - -
Perempuan dan
Perlindungan Anak
PILAR HUKUM
BPKAD 2 - - -
DAN TATA
KELOLA
SETDA 3 5 - -
BKPSDM 1 1 - 1
Dinas Dukcapil - - - 3
KPUD - 1 - -
TOTAL 7 7 - 4
BAB III
GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dan Undang–undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, yang telah diubah dua kali
dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015, yang mengatur perubahan
pembagian kewenangan urusan pemerintahan antara Pemerintahan Pusat, Provinsi,
dan Kabupaten/Kota, maka manajemen pengelolaan keuangan daerah yang lebih
adil, rasional, transparan, partisipatif dan akuntabel telah mengalami perubahan
fundamental yang signifikan pada berbagai aspek penyelenggaraan pemerintahan
daerah. Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun
2006 sebagaiaman telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Keuangan
Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala
bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.
Lingkup dalam Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan
daerah akan dikatakan baik jika berhasil dalam merealisasasi program-program
yang dicanangkan.
Pengelolaan keuangan menyangkut pengelolaan sumber pendapatan
daerah, pengeluaran belanja dan sumber-sumber pembiayaan. Suatu daerah yang
mampu mengoptimalkan sumber pendapatan asli daerah dan meminimalkan
sumber pendapatan dana transfer, maka daerah tersebut memiliki peluang untuk
bisa menjadi daerah yang maju dan mandiri. Dan upaya untuk mengetahui tingkat
kemampuan keuangan daerah Kabupaten Sumedang dapat dilakukan dengan
mencermati kondisi kinerja keuangan daerah, baik kinerja keuangan masa lalu
maupun kebijakan yang melandasi pengelolaannya.
3.1. Kinerja Keuangan Daerah Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2017
Keuangan daerah merupakan komponen daerah dalam rangka
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang menyatu dalam kerangka Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). APBD sebagai bentuk penjabaran
Bab III Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah III - 1
kuantitatif dari tujuan dan sasaran Pemerintah Daerah serta tugas pokok dan fungsi
Organisasi Perangkat Daerah, disusun dalam suatu struktur yang menggambarkan
besarnya pendanaan atas berbagai sasaran yang hendak dicapai, tugas-tugas pokok
dan fungsi sesuai kondisi, potensi, aspirasi dan kebutuhan riil di masyarakat untuk
suatu tahun tertentu. Dengan demikian APBD dijadikan salah satu bentuk
instrument kebijakan untuk meningkatkan pelayanan umum dan kesejahteraan
masyarakat di daerah. Oleh karena itu, untuk dapat melakukan analisis pengelolaan
keuangan daerah diperlukan analisis pelaksanaan APBD selama 5 (lima) tahun, yang
dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan
keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah.
APBD terdiri dari Pendapatan Daerah, Belanja Daerah, dan Pembiayaan
Daerah. Dengan demikian dalam menganalisis pengelolaan keuangan daerah,
terlebih dahulu harus memahami jenis obyek Pendapatan Daerah, Belanja Daerah
dan Pembiayaan Daerah sesuai dengan kewenangan Daerah. Analisis tersebut
diperlukan sebagai dasar untuk menentukan kerangka pendanaan di masa yang
akan datang, dengan mempertimbangkan peluang dan hambatan yang dihadapi.
Gambaran kinerja keuangan daerah Kabupaten Sumedang secara umum
disajikan realisasi anggaran dan kinerja keuangan untuk periode tahun anggaran
2013 sampai dengan tahun anggaran 2017sebagai dasar untuk menentukan rata-
rata pertumbuhan. Sedangkan, untuk tahun dasar ditetapkan realisasi APBD Tahun
Anggaran 2017. Proyeksi keuangan dilakukan untuk 5 tahun ke depan dari tahun
2019 sampai dengan tahun 2023. Khusus, untuk proyeksi tahun 2018 menggunakan
data APBD Tahun Anggaran 2018 karena pada saat RPJMD ini disusun, sudah
berjalan APBD Tahun Anggaran 2018.
Secara umum komponen APBD terdiri atas: (1) Pendapatan Daerah, yang di
dalamnya terdapat Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain-lain
Pendapatan Daerah yang Sah; (2) Belanja Daerah, yang dibagi menjadi Belanja
Langsung dan Belanja Tidak Langsung; dan (3) Pembiayaan Daerah, yang di
dalamnya terdapat Penerimaan Pembiayaan Daerah, Pengeluaran Pembiayaan
Daerah, dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berjalan.
3.1.1. Kinerja Penerimaan Daerah
Pada dasarnya, konsep penganggaran adalah membandingkan antara
anggaran dan realisasinya dan menandingkan antara penerimaan dikurangi dengan
pengeluaran. Begitu juga, pada APBN/APBD, pada intinya adalah membandingkan
dan menandingkan antara anggaran dan realisasi penerimaan dengan anggaran dan
Bab III Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah III - 2
3.1.1.1.Pendapatan Daerah
Tabel 3.1
Target Dan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Sumedang
dari Tahun 2013 s.d 2017
1 2 3 4 5 6
1 2013 1,693,437,294,982.40 1,715,190,458,848.53 101.28% 21,753,163,866.13
2 2014 2,069,304,340,061.76 2,087,159,777,352.30 100.86% 17,855,437,290.54
3 2015 2,422,651,891,199.66 2,357,057,542,810.11 97.29% (65,594,348,389.55)
4 2016 2,456,781,204,564.55 2,393,284,649,759.39 97.42% (63,496,554,805.16)
5 2017 2,728,997,402,083.07 2,658,969,231,750.18 97.43% (70,028,170,332.89)
Sumber : Diolah dari LRA Pemerintah Kabupaten Sumedang
Bab III Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah III - 3
Tabel 3.2
Target Dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan,
dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Kabupaten Sumedang
dari Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2017
No. Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) %
1 2 3 4 5
1. Pendapatan Daerah Tahun 2013
a. PAD 170,748,718,708.50 189,612,071,919.53 111.05%
b. Dana Perimbangan 1,415,438,067,582.40 1,423,049,021,101.00 100.54%
c. Lain-lain Pendapatan
107,250,508,691.50 102,529,365,828.00 95.60%
yang sah
Jumlah 1,693,437,294,982.40 1,715,190,458,848.53 101.28%
2. Pendapatan Daerah Tahun 2014
a. PAD 260,719,911,434.66 301,800,842,760.30 115.76%
b. Dana Perimbangan 1,534,742,814,840.00 1,543,460,191,373.00 100.57%
c. Lain-lain Pendapatan
273,841,613,787.10 241,898,743,219.00 88.34%
yang sah
Jumlah 2,069,304,340,061.76 2,087,159,777,352.30 100.86%
3. Pendapatan Daerah Tahun 2015
a. PAD 318,552,026,399.66 327,369,262,021.11 102.77%
b. Dana Perimbangan 1,312,916,320,326.00 1,269,358,454,244.00 96.68%
c. Lain-lain Pendapatan
791,183,544,474.00 760,329,826,545.00 96.10%
yang sah
Jumlah 2,422,651,891,199.66 2,357,057,542,810.11 97.29%
4. Pendapatan Daerah Tahun 2016
a. PAD 340,660,537,990.55 345,783,041,953.39 101.50%
b. Dana Perimbangan 1,668,033,854,411.00 1,611,298,154,638.00 96.60%
c. Lain-lain Pendapatan
448,086,812,163.00 436,203,453,168.00 97.35%
yang sah
Jumlah
2,456,781,204,564.55 2,393,284,649,759.39 97.42%
5 Pendapatan Daerah Tahun 2017
a. PAD 523,547,667,603.07 553,283,177,791.18 105.68%
b. Dana Perimbangan 1,683,414,964,628.00 1,594,548,731,778.00 94.72%
c. Lain-lain Pendapatan
522,034,769,852.00 511,137,322,181.00 97.91%
yang sah
Jumlah 2,728,997,402,083.07 2,658,969,231,750.18 97.43%
Sumber : Diolah dari LRA Pemerintah Kabupaten Sumedang
Dari data di atas menggambarkan bahwa, secara umum, kinerja
pendapatan daerah mengalami fluktuatif selama tahun 2013 hingga 2017, yang
terlihat dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 kinerja pendapatan masih di
bawah target meski ada kecenderungan meningkat, dan hanya tahun 2013 dan
2014 yang kinerjanya di atas target. Jadi secara keseluruhan selama 5 tahun
terakhir, kinerja pendapatan daerah Kabupaten Sumedang mengalami
kecenderungan menurun karena hanya 2 tahun awal yang kinerjanya melampaui
target.
Tabel 3.3.
Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Sumedang
selama 5 Tahun Terkahir dari Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2017
Rata–
Rata
2013 2014 2015 2016 2017
No Uraian Pertum
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
buhan
(%)
1 2 3 4 5 6 7 9
PENDAPATAN
1 Pendapatan
189,612,071,920 301,800,842,760 327,369,262,021 345,783,041,953 553,283,177,791 33.32%
Asli Daerah
Pajak Daerah 72,483,509,426 105,290,620,111 124,772,329,005 120,609,781,305 157,256,500,230 22.70%
Retribusi
Daerah 18,020,947,876 28,537,414,661 12,886,553,881 14,283,756,947 11,985,080,540 -0.43%
Hasil
Pengelolaan
3,599,772,202 4,179,437,549 4,026,882,393 5,802,145,037 7,846,040,130 22.94%
Kekayaan
Daerah Yang
Bab III Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah III - 5
Rata–
Rata
2013 2014 2015 2016 2017
No Uraian Pertum
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
buhan
(%)
1 2 3 4 5 6 7 9
Dipisahkan
Bantuan
Keuangan 33,388,272,435 145,679,187,152 152,268,636,265 141,105,116,926 137,085,015,882 82.67%
Provinsi
JUMLAH 2,087,159,777,352 2,658,969,231,750 11.81%
1,715,190,458,849 2,357,057,542,810 2,393,284,649,759
Sumber : Diolah dari LRA dan APBD Pemerintah Kabupaten Sumedang
Berdasarkan data selama tahun 2013 sampai dengan tahun 2017
perkembangan pendapatan daerah Pemerintah Kabupaten Sumedang dapat
diketahui tingkat peningkatan maupun penurunannya. Berdasarkan data di atas
dapat diketahui bahwa perkembangan pendapatan daerah Pemerintah Kabupaten
Sumedang selama 5 tahun terakhir tersebut mengalami peningkatan hampir di
seluruh komponen pendapatan daerah.
Bab III Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah III - 6
Tabel 3.4.
Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah, Penerimaan
Pembiayaan, dan Total Penerimaan Daerah Kabupaten Sumedang selama 5
Tahun Terakhir dari Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2017
Rata–
Rata
Pertum
2013 2014 2015 2016 2017
No Uraian buhan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(%) 5
Tahun
Terakhir
1 2 3 4 5 6 7 8
Total
A Pendapatan 1,715,190,458,849 2,087,159,777,352 2,357,057,542,810 2,393,284,649,759 2,658,969,231,750 11.81%
Daerah
Total Realisasi
B Penerimaan 103,947,021,573 123,533,836,979 156,543,702,544 156,099,506,859 22,520,418,347 -10.07%
Pembiayaan
Penggunaan
97,947,021,573 123,042,141,185 156,543,702,544 156,099,506,859 22,520,418,347 -8.25%
SiLPA
Pencairan
Dana 6,000,000,000 491,695,794 0 0 0 0.00%
Cadangan
Hasil
Penjualan
Kekayaan 0 0 0 0 0 0.00%
Daerah yang
Dipisahkan
Pinjaman
0 0 0 0 0 0.00%
Dalam Negeri
Penerimaan
Kembali 0 0 0 0 0 0.00%
Pinjaman
Penerimaan
Piutang 0 0 0 0 0 0.00%
Daerah
Total
Penerimaan 1,819,137,480,421 2,210,693,614,331 2,513,601,245,354 2,549,384,156,619 2,681,489,650,097 10.46%
Daerah
Sumber : Diolah dari LRA dan APBD Pemerintah Kabupaten Sumedang
Bab III Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah III - 9
dialokasikan sebesar Rp 25 Miliyar setiap tahunnya mulai dari tahun 2020 sampai
dengan tahun 2023. Target DID tersebut diperoleh sebagai hasil dari kinerja
Pemerintah Kabupaten Sumedang dalam mencapai opini WTP dan APBD tepat
waktu selama 3 tahun terakhir.
Berdasarkan asumsi dan kebijakan di atas, maka perhitungan proyeksi
penerimaan daerah daerah disajikan dalam tabel 3.5 sebagai berikut.
Bab III Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah III - 11
Tabel 3.5.
Proyeksi Pendapatan Daerah, Penerimaan Pembiayaan, dan Total Penerimaan Daerah Kabupaten Sumedang selama 6 Tahun Mendatang dari Tahun
2018 sampai dengan Tahun 2023
Rata- Proyeksi
Tahun Dasar rata
Uraian (Realisasi APBD TA Pertum
2017) buhan 2018 (Rp) 2019 (RP) 2020 (RP) 2021 (Rp) 2022 (Rp) 2023 (Rp)
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
PENDAPATAN
Pendapatan Asli
553,283,177,791.18 464,589,060,592.00 494,238,309,329.00 541,080,028,887.02 593,596,062,990.44 652,570,008,722.23 718,899,606,494.91
Daerah
Pajak Daerah 157,256,500,230.00 15.00% 181,875,296,261.00 222,050,400,000.00 255,357,960,000.00 293,661,654,000.00 337,710,902,100.00 388,367,537,415.00
Retribusi Daerah 11,985,080,540.00 6.00% 11,984,717,897.00 12,432,149,157.00 13,178,078,106.42 13,968,762,792.81 14,806,888,560.37 15,695,301,874.00
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah 7,846,040,130.00 3.00% 8,652,605,578.00 9,977,870,000.00 10,277,206,100.00 10,585,522,283.00 10,903,087,951.49 11,230,180,590.03
Yang Dipisahkan
Lain - Lain PAD yang
376,195,556,891.18 5.00% 262,076,440,856.00 249,777,890,172.00 262,266,784,680.60 275,380,123,914.63 289,149,130,110.36 303,606,586,615.88
Sah
Dana Perimbangan 1,594,548,731,778.00 1,681,019,771,000.00 1,758,922,424,030.00 1,820,325,889,132.54 1,886,089,962,796.49 1,956,604,314,084.92 2,032,294,994,247.29
Dana Bagi Hasil
pajak/Bagi hasil 95,607,165,916.00 0.25% 139,674,914,000.00 123,238,414,030.00 123,542,097,889.92 123,846,530,087.01 124,151,712,465.33 124,457,646,873.47
bukan Pajak
Dana Alokasi Umum 1,119,198,604,000.00 1.50% 1,125,798,410,000.00 1,173,848,992,000.00 1,191,456,726,880.00 1,209,328,577,783.20 1,227,468,506,449.95 1,245,880,534,046.70
Dana Alokasi Khusus 379,742,961,862.00 9.42% 415,546,447,000.00 461,835,018,000.00 505,327,064,362.62 552,914,854,926.28 604,984,095,169.64 661,956,813,327.12
Lain - lain
Pendapatan daerah 511,137,322,181.00 429,106,992,091.00 471,210,094,584.89 459,543,131,646.01 454,910,095,687.88 453,892,226,401.52 455,617,338,586.36
yang Sah
Hibah 34,473,960,000.00 21.52% - 4,500,000,000.00 13,876,545,381.00 5,996,572,097.00 1,662,281,026.00 -
Dana Darurat - 0.00% - - - - - -
Dana Bagi Hasil pajak
dari provinsi dan 122,309,363,299.00 2.14% 136,612,935,891.00 148,547,134,584.89 151,726,043,265.01 154,972,980,590.88 158,289,402,375.52 161,676,795,586.36
Pemerintah Darah
Rata- Proyeksi
Tahun Dasar rata
Uraian (Realisasi APBD TA Pertum
2017) buhan 2018 (Rp) 2019 (RP) 2020 (RP) 2021 (Rp) 2022 (Rp) 2023 (Rp)
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lainnya
Dana Penyesuaian
- 0.00% - - - - - -
dan Otonomi Khusus
Dana Desa 217,268,983,000.00 7.35% 192,462,069,000.00 218,940,543,000.00 218,940,543,000.00 218,940,543,000.00 218,940,543,000.00 218,940,543,000.00
Bantuan Keuangan
137,085,015,882.00 8.27% 100,031,987,200.00 50,000,000,000.00 50,000,000,000.00 50,000,000,000.00 50,000,000,000.00 50,000,000,000.00
Provinsi
Bantuan Keuangan
0 0.00% - 49,222,417,000.00 25,000,000,000.00 25,000,000,000.00 25,000,000,000.00 25,000,000,000.00
Pusat
TOTAL PENDAPATAN
2,658,969,231,750.18 2,574,715,823,683.00 2,724,370,827,943.89 2,820,949,049,665.57 2,934,596,121,474.81 3,063,066,549,208.67 3,206,811,939,328.56
DAERAH
Penerimaan
Pembiayaan
- Penggunaan SiLPA 22,520,418,346.85 -0.83% 49,736,556,257.03 5,855,752,000.00 5,807,430,393.22 5,759,507,535.85 5,711,980,137.42 5,664,844,934.60
- Pencairan Dana
- 0.00% - 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Cadangan
- Hasil Penjualan
Kekayaan Daerah - 0.00% - 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
yang Dipisahkan
- Pinjaman Dalam
- 0.00% - 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Negeri
- Penerimaan
- 0.00% - 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Kembali Pinjaman
- Penerimaan Piutang
- 0.00% - 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Daerah
TOTAL PENERIMAAN
22,520,418,346.85 49,736,556,257.03 5,855,752,000.00 5,807,430,393.22 5,759,507,535.85 5,711,980,137.42 5,664,844,934.60
PEMBIAYAAN
TOTAL PENERIMAAN
2,681,489,650,097.03 2,624,452,379,940.03 2,730,226,579,943.89 2,826,756,480,058.78 2,940,355,629,010.65 3,068,778,529,346.08 3,212,476,784,263.16
DAERAH
Sumber : Diolah dari LRA dan APBD Pemerintah Kabupaten Sumedang
Bab III Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah III - 13
Tabel 3.7.
Proporsi Setiap Jenis Belanja Daerah Terhadap Total Belanja Daerah Kabupaten
Sumedang selama 3 Tahun Terakhir dari Tahun 2015 s.d Tahun 2017
No Uraian 2015 2016 2017
1 2 3 4 5
BELANJA DAERAH
1 Belanja Tidak Langsung 51.47% 61.04% 57.78%
Belanja Pegawai 45.47% 48.45% 42.64%
Belanja Bunga 0.00% 0.00% 0.00%
Belanja Subsidi 0.00% 0.00% 0.00%
Belanja Hibah 0.54% 0.71% 1.34%
Belanja Bantuan Sosial 0.07% 0.06% 0.06%
Belanja Bantuan Keuangan 5.14% 11.59% 13.20%
Belanja Bagi Hasil Kepada
0.24% 0.22% 0.54%
Pemerintahan Desa
Belanja Tidak Terduga 0.00% 0.01% 0.00%
2 Belanja Langsung 48.53% 38.96% 42.22%
Belanja Pegawai 3.65% 2.56% 3.01%
Belanja Barang dan Jasa 21.20% 17.87% 20.18%
Belanja Modal 23.68% 18.53% 19.02%
TOTAL BELANJA DAERAH 100.00% 100.00% 100.00%
Sumber : Diolah dari LRA Pemerintah Kabupaten Sumedang
Dari segi kebijakan alokasi anggaran, tabel 3.7 di atas menunjukkan bahwa
Pemerintah Kabupaten Sumedang lebih berorientasi pada peningkatan
perekonomian daerah melalui kebijakan porsi belanja modal dan belanja barang
dan jasa yang lebih besar dibanding jenis belanja lainnya, selain belanja pegawai
pada belanja tidak langsung (gaji dan tunjangan). Meskipun, porsinya cenderung
menurun seiring dengan perubahan proporsi dalam belanja daerah. Hal ini terlihat
jelas pada menurunnya persentase proporsi realisasi kedua belanja selama 3 tahun
terakhir meskipun pada tahun 2017 menunjukkan peningkatan. Untuk dapat
menghitung proyeksi belanja daerah di masa mendatang maka perlu menghitung
terlebih dahulu pertumbuhan realisasi belanja daerah selama 3 tahun terakhir,
sesuai yang diminta dalam Permendagri Nomor 86 Tahun 2017. Rata-rata
pertumbuhan realisasi belanja daerah Kabupaten Sumedang untuk tahun 2015
sampai dengan tahun 2017 disajikan pada tabel 3.8 berikut.
Tabel 3.8.
Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Sumedang Selama 3
Tahun Terakhir dari Tahun Anggaran 2015 s.d Tahun 2017
Rata –
Rata
No Uraian 2015 (Rp) 2016 (Rp) 2017 (Rp)
Pertumb
uhan (%)
1 2 3 4 5 6
BELANJA DAERAH
Belanja Tidak
1 Langsung
1,210,951,375,087 1,532,719,773,343 1,515,408,909,024 9.11%
Berdasarkan tabel 3.8 dapat diketahui bahwa selama periode tahun 2015
sampai dengan tahun 2017 untuk realisasi belanja tidak langsung setiap tahunnya
mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan pertahun sebesar 9,11%.
Demikian juga untuk belanja langsung setiap tahunnya juga mengalami kenaikan
lebih besar rata-rata pertahunnya yaitu sebesar 10,44%. Khusus belanja bantuan
sosial dan belanja pegawai pada belanja langsung mengalami pertumbuhan negatif
atau penurunan. Sedangkan, sebaliknya belanja barang dan jasa, dan belanja modal
sama-sama tumbuh dengan rata-rata masing-masing sebesar 22,59% dan 11,80%.
Jika dilihat dari proporsi realisasi belanja dan rata-rata pertumbuhan kedua belanja
tersebut, menunjukkan adanya keberpihakan kebijakan anggaran dari Pemerintah
Kabupaten Sumedang untuk lebih memprioritaskan peningkatan pembangunan
daerah.
Bab III Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah III - 17
Sama halnya dengan yang terjadi pada pendapatan daerah, jika dilihat
pertumbuhan per jenis belanja baik dalam belanja tidak langsung maupun belanja
langsung, nilai rata-rata pertumbuhannya relatif terlalu tinggi. Disisi lain, jika dilihat
per tahunnya pertumbuhannya fluktuatif tidak menunjukkan kecenderungan
tertentu, misal naik atau menurun. Oleh karena itu, dengan tetap berpegang pada
prinsip konservatif, perlu adanya penyesuaian nilai rata-rata pertumbuhan pada
saat akan melakukan perhitungan proyeksi anggaran belanja daerah. Di masa
mendatang perlu adanya perhatian dari Pemerintah Kabupaten Sumedang,
terutama oleh Bappeda dan BPKAD, untuk memantau kinerja keuangan dan
anggaran Pemerintah Daerah agar tidak terlalu fluktuatif sehingga dapat
memberikan informasi peramalan untuk perencanaan keuangan di masa
mendatang dengan lebih baik. Begitu juga, sama dengan yang dilakukan pada
proyeksi pendapatan, perhitungan proyeksi belanja dan pengeluaran pembiayaan
perlu mempertimbangkan dan memperhatikan anggaran belanja dan pengeluaran
pembiayaan yang tertuang dalam APBD Tahun 2018.
3.1.2.2. Pengeluaran Pembiayaan
Tabel 3.9.
Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Kabupaten Sumedang
selama 3 Tahun Terakhir dari Tahun Anggaran 2015 sampai dengan Tahun 2017
Tabel 3.9 di atas, menunjukkan bahwa pertumbuhan yang sangat besar terjadi pada
realisasi penyertaan modal Pemerintah Daerah sebesar 82,59%. Meskipun pada
tahun 2017 nilai realisasi penyertaan modal Pemerintah Kabupaten Sumedang
terhadap BUMD relatif berkurang, dan peningkatan secara drastis hanya terjadi
pada tahun anggaran 2016. Hal yang perlu diperhatikan adalah adanya pembayaran
pokok hutang dalam negeri yang perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut berkaitan
dengan pengaruh kebijakan hutang pada masa sebelumnya terhadap kondisi
keuangan dan anggaran Pemerintah Kabupaten Sumedang di masa mendatang.
Tabel 3.10.
Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Sumedang selama 3
Tahun Terakhir dari Tahun Anggaran 2015 sampai dengan Tahun 2017
Tabel 3.11.
serta tidak dapat ditunda pembayarannya dan dibayar setiap tahun oleh
Pemerintah Daerah, seperti gaji dan tunjangan pegawai serta anggota dewan,
bunga, atau belanja sejenis lainnya. Belanja periodik prioritas utama adalah
pengeluaran yang harus dibayar setiap periodik oleh Pemerintah Daerah dalam
rangka keberlangsungan pelayanan dasar prioritas Pemerintah Daerah, yaitu
pelayanan pendidikan dan kesehatan, seperti honorarium guru dan tenaga medis
serta belanja sejenis lainnya. Tabel di bawah merupakan data perkembangan
realisasai pengeluaran yang wajib dan mengikat serta prioritas utama Kabupaten
Sumedang selama 3 tahun terakhir serta pertumbuhan per tahunnya.
Tabel 3.12.
Rata-rata Pertumbuhan Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Kabupaten Sumedang selama 3 Tahun Terakhir dari Tahun Anggaran 2015 sampai
dengan Tahun 2017
Rata – Rata
No Uraian 2015 (Rp) 2016 (Rp) 2017 (Rp) Pertumbuhan
(%)
1 2 3 4 5 6
A Total Belanja
1,210,951,375,087.00 1,532,719,773,343.00 1,515,408,909,024.00 9.11%
Tidak Langsung
B Total Realisasi
Pengeluaran 4,650,000,000.00 16,256,108,102.00 9,223,306,332.00 76.23%
Pembiayaan
Jumlah 1,215,601,375,087.00 1,548,975,881,445.00 1,524,632,215,356.00 9.27%
Bab III Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah III - 23
Begitu juga dengan kebijakan alokasi Belanja Bantuan Sosial disepakati sama
dengan proyeksi anggaran tahun 2019 karena diharapkan sudah tidak ada
peningkatan alokasi lagi untuk Belanja Bantuan Sosial ini. Selain itu juga, alokasi
Belanja Bagi Hasil untuk Pemerintah Desa diperkirakan akan mengalami kenaikan
seiring dengan adanya kebijakan peningkatan pajak dan retribusi daerah di masa
mendatang sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, yaitu sebesar 15%. Bantuan
keuangan kepada Pemerintah Desa berupa dana ADD juga diperkirakan meningkat
seiring peningkatan DAU akibat adanya dana anggaran untuk kelurahan. Belanja
Tidak Terduga juga dianggarkan sama dengan tahun 2019 karena ada kewajiban
dari Pemerintah Daerah untuk menyediakan dana taktis bencana alam dan
pengembalian atas sisa anggaran kegiatan yang bersumber dari Bantuan Keuangan
Pemerintah Provinsi. Dengan demikian proyeksi pengeluaran wajib dan mengikat
serta prioritas utama dapat disajikan sebagaimana tabel 3.13 di bawah.
Tabel 3.13. Proyeksi Pengeluaran Wajib dan Mengikat Serta Prioritas Utama Kabupaten Sumedang
Tahun Anggaran 2018 sampai dengan Tahun 2023
Tahun Dasar Rata-rata Proyeksi
Uraian (Realisasi APBD TA. Pertumbu
2017) han (%) 2018 (Rp) 2019 (RP) 2020 (RP) 2021 (Rp) 2022 (Rp) 2023 (Rp)
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Total Belanja Tidak
1,515,408,909,024.00 1,573,757,685,620.57 1,798,570,985,435.29 1,849,283,144,708.33 1,901,782,856,193.68 1,976,783,100,331.50
Langsung 2,058,460,751,210.93
Belanja Pegawai 1,118,190,996,924.00 0.69% 1,177,003,176,168.89 1,402,469,723,815.29 1,412,101,704,879.08 1,421,799,837,145.74 1,431,564,574,933.18 1,441,396,375,679.54
Belanja Bunga 0.00 0.00% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Belanja Subsidi 0.00 0.00% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Belanja Hibah 35,249,088,900.00 4.25% 55,342,917,385.32 12,974,000,000.00 16,000,000,000.00 16,679,959,820.69 35,249,088,900.00 55,342,917,385.32
Belanja Bantuan Sosial 1,491,098,000.00 -2.73% 2,236,647,000.00 2,000,000,000.00 2,000,000,000.00 2,000,000,000.00 2,000,000,000.00 2,000,000,000.00
Belanja Bantuan
346,248,239,700.00 9.49% 320,859,891,211.35 355,273,415,000.00 388,979,178,609.25 425,882,700,487.25 466,287,360,734.32 510,525,321,953.27
Keuangan kepada Desa
Belanja Bagi Hasil Kepada
14,229,485,500.00 20.00% 18,315,053,855.01 21,742,073,000.00 26,090,487,600.00 31,308,585,120.00 37,570,302,144.00 45,084,362,572.80
Pemerintahan Desa
Belanja Tidak Terduga 0.00 0.00% 0.00 4,111,773,620.00 4,111,773,620.00 4,111,773,620.00 4,111,773,620.00 4,111,773,620.00
Total Realisasi
9,223,306,332.00 11,677,554,781.40 19,678,803,925.00 23,548,486,381.00 15,668,513,097.00 11,334,222,026.00 10,496,506,353.35
Pengeluaran Pembiayaan
Pembentukan Dana
0.00 0.00% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Cadangan
Penyertaan Modal
7,623,306,332.00 8.26% 10,946,739,610.00 19,492,803,925.00 23,548,486,381.00 15,668,513,097.00 11,334,222,026.00 10,496,506,353.35
Pemerintah Daerah
Pembay aran Pokok
1,600,000,000.00 -1.22% 730,815,171.40 186,000,000.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Pinjaman Dalam Negeri
Pemberian Pinjaman 0.00 0.00% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Pembay aran Hutang
0.00 0.00% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Kepada Pihak Ketiga
Jumlah 1,524,632,215,356.00 1,585,435,240,401.97 1,818,249,789,360.29 1,872,831,631,089.33 1,917,451,369,290.68 1,988,117,322,357.50 2,068,957,257,564.28
Bab III Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah III - 25
Dari tabel 3.13 di atas, penyesuaian angka pertumbuhan yang digunakan dilakukan
dengan mengkalikan angka rata-rata pertumbuhan pada tabel 3.8 dan tabel 3.9
dikali 10%. Atau, hanya 10% saja dari nilai pertumbuhan per tahunnya yang
digunakan untuk menghitung proyeksi. Sedangkan, untuk belanja tidak terduga
diasumsikan tetap dianggarkan dengan pertumbuhan 0%. Hasil perhitungan
proyeksi di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2018 diperkirakan total
pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama sebesar
Rp1.585.586.366.278,24 dan cenderung meningkat terus sampai dengan tahun
2023 menjadi sebesar Rp2.068.957.257.564,28.
3.1.3. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan adalah transaksi keuangan daerah yang dimaksudkan untuk
menutup selisih antara pendapatan daerah dan belanja daerah ketika terjadi defisit
anggaran. Sumber pembiayaan Daerah Kabupaten Sumedang berasal dari sisa lebih
perhitungan anggaran tahun lalu, penerimaan pinjaman daerah, hasil penjualan
aset daerah yang dipisahkan, penerimaan kembali pemberian pinjaman, dan
penerimaan kembali investasi pemerintah daerah. Sedangkan pengeluaran dalam
pembiayaan daerah Kabupaten Sumedang adalah pembentukan dana cadangan,
penyertaan modal dan pembayaran pokok hutang.
Analisis realisasi pembiayaan, baik penerimaan pembiayaan dan
pengeluaran pembiayaan, beserta proyeksinya sudah dibahas dan dijelaskan pada
sub bahasan sebelumnya, masuk dalam kategori penerimaan daerah dan
pengeluaran daerah. Pada sub bab ini akan dibahas lebih mendalam pada
komponen dalam Pembiayaan, misalnya analisis Penutup Defisit Anggaran, analisis
SiLPA, dan analisis Sisa Lebih Riil Perhitungan Anggaran. Realisasi Pembiayaan
Daerah Kabupaten Sumedang mulai tahun 2015 sampai dengan 2017 dan rata-rata
pertumbuhan realisasi Penerimaan dan Pengeluaran Daerah dapat dilihat pada
tabel 3.4 dan tabel 3.9. Sedangkan, perhitungan proyeksi penerimaan pembiayaan
dan pengeluaran pembiayaan dapat dilihat pada tabel 3.5 dan tabel 3.13 di atas.
Jika dilihat dari tabel 3.5 di atas, diketahui bahwa penggunaan SiLPA relatif
mengalami peningkatan yang sangat signifikan tiap tahunnya selama 5 tahun
terakhir (lihat tabel 3.5). Namun, pada tahun 2017 mengalami penurunan realisasi,
meskipun dimungkinkan akan kembali naik realisasinya pada tahun 2017.
Sedangkan, pada sisi pengeluaran pembiayaan dipengaruhi oleh kewajiban
penambahan penyertaan modal ke BUMD dan Bank Jabarbanten, dan pembayaran
Tabel 3.14.
Analisis Realisasi Surplus (Defisit) Riil Anggaran Kabupaten Sumedang dari Tahun
2015 sampai dengan Tahun 2017
No Uraian 2015 (RP) 2016 (RP) 2017 (RP)
1 2 3 4 5
Realisasi Pendapatan
1 2,357,057,542,810.11 2,393,284,649,759.39 2,658,969,231,750.18
Daerah
Dikurangi realisasi:
2 Belanja Daerah 2,352,851,738,495.00 2,510,877,751,388.00 2,622,529,787,508.00
Pengeluaran Pembiayaan
3 4,650,000,000.00 16,256,108,102.00 9,223,306,332.00
Daerah
A Surplus (Defisit) Riil (444,195,684.89) (133,849,209,730.61) 27,216,137,910.18
Ditutup oleh Realisasi
Penerimaan Pembiayaan
- Penggunaan SiLPA 156,543,702,544.35 156,099,506,859.46 22,520,418,346.85
- Pencairan Dana Cadangan 0.00 0.00 0.00
- Hasil Penjualan Kekayaan
0.00 0.00 0.00
Daerah yang Dipisahkan
- Pinjaman Dalam Negeri 0.00 0.00 0.00
- Penerimaan Kembali
0.00 0.00 0.00
Pinjaman
- Penerimaan Piutang
0.00 0.00 0.00
Daerah
Total Realisasi Penerimaan
B 156,543,702,544.35 156,099,506,859.46 22,520,418,346.85
Pembiayaan
A+B SILPA 156,099,506,859.46 22,250,297,128.85 49,736,556,257.03
Sumber : Diolah dari LRA, APBD, dan LKPJ Bupati Pemerintah Kabupaten Sumedang
Tabel 3.14 di atas menunjukkan bahwa selama 3 tahun terakhir terjadi defisit riil
pada realisasi anggaran pada tahun 2015 dan 2016, sedangkan pada tahun 2017
terjadi surplus riil realisasi anggaran. Meskipun terjadi defisit riil pada tahun 2015
dan 2016, saldo penggunaan SiLPA pada penerimaan pembiayaan relative cukup
besar sehingga masih menghasilkan realisasi SILPA dan dapat digunakan untuk
menutup defisit riil pada tahun selanjutnya. Sedangkan, pada tahun 2017 meski
terjadi surplus riil realisasi anggaran, saldo penggunaan SiLPA relatif cukup kecil
karena dampak adanya defisit riil yang cukup besar pada 2 tahun sebelumnya. Pada
tahun 2015 defisit riil sebesar (Rp444.195.684,89) ditambah penggunaan SiLPA
sebesar Rp156.543.702.544,35 sehingga SILPA yang terbentuk menjadi sebesar
Rp156.099.506.856,46. Pada tahun 2016 defisit riil yang terjadi justru bertambah
signifikan dibandingkan tahun 2015 yang mencapai sebesar (Rp133.849.209.730,61)
ditambah realisasi penggunaan SiLPA sebesar Rp156.543.702.544,35 sehingga SILPA
menjadi hanya tinggal sebesar Rp22.250.297.128,85 jauh lebih kecil dibandingkan
tahun 2015. Terakhir, pada tahun 2017 terjadi realisasi surplus riil sebesar
Bab III Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah III - 27
Tabel 3.15.
Analisis Sisa Lebih (Riil) Perhitungan Anggaran Tahun Berkenaan Kabupaten
Sumedang dari Tahun 2015 sampai dengan Tahun 2017
2015 2016 2017
No Uraian
Rp Rp Rp
1 Saldo Kas Neraca Daerah 156,171,960,312.46 22,521,812,431.85 47,918,553,075.03
Kas di Kasda 142,622,877,861.46 8,311,025,640.85 33,626,825,874.03
Kas di Bendahara
26,577,619.00 16,753,629.00 38,251,704.00
Pengeluaran
Kas di BLUD 3,007,812,975.00 1,277,750,725.00 2,483,965,907.00
Kas Lainnya 10,514,691,857.00 12,916,282,437.00 11,769,509,590.00
Dikurangi:
Kewajiban kepada Pihak
2 Ketiga s.d Akhir Tahun 0.00 0.00 0.00
belum Terselesaikan
3 Kegiatan Lanjutan 0.00 0.00 0.00
1– Sisa Lebih (Riil)
156,171,960,312.46 22,521,812,431.85 47,918,553,075.03
(2+3) Perhitungan Anggaran
Sumber : Diolah dari LRA, Neraca, dan LKPJ Bupati Pemerintah Kabupaten Sumedang
Data pada tabel 3.15 di atas, menunjukkan bahwa saldo kas dalam Neraca
Daerah per 31 Desember tidak mencerminkan posisi kas di kasda yang sebenarnya.
Jika dilihat dalam Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK) saldo kas dalam Neraca
Daerah terdiri dari kas di kas daerah (kasda), kas di Bendahara Pengeluaran, kas di
BLUD, dan kas lainnya. Posisi seharusnya pada akhir tahun, sesuai dengan
ketentuan pengelolaan keuangan daerah, tidak ada kas yang ada pada Bendahara
Penerimaan maupun Pengeluaran kecuali terkait dengan pengelolaan dana PFK
yang belum disetor. Namun demikian, pada 3 tahun terakhir terlihat bahwa ada
sejumlah dana yang masih ada di kas Bendahara Pengeluaran pada akhir tahun
anggaran.
Sementara itu, jika dilihat dari data komposisi penggunaan SiLPA tidak ada
keterangan yang jelas terkait dengan kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan
akhir tahun yang belum terselesaikan dan kegiatan lanjutan. Untuk itu, seluruh
saldo kas dalam Neraca Daerah dianggap sebagai sisa kas riil yang dapat
dimanfaatkan untuk menghitung proyeksi kemampuan riil keuangan daerah. Jika
dibandingkan dengan data realisasi SILPA riil sebagaimana pada tabel 3.14 di atas
dengan hasil perhitungan sisa lebih riil perhitungan anggaran pada tabel 3.15, maka
terdapat selisih, meski cukup kecil, antara SILPA dengan sisa kas riil perhitungan
anggaran. Selain itu juga, nilai SILPA tidak berbanding lurus dengan nilai sisa lebih
kas riil perhitungan anggaran. Hal ini perlu dilakukan analisis lebih mendalam lagi
untuk mencari penyebab dan kejadian transaksi yang menyebabkan perbedaan
tersebut.
Namun demikian, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada
saat akan menentukan proyeksi sisa lebih (riil) perhitungan anggaran yang tidak
mampu diakomodasi oleh format tabel dalam Permendagri Nomor 86 Tahun 2017,
sebagai pengurang dari sisa kas, yaitu adanya sisa kas yang digunakan untuk
pemenuhan tunjangan profesi Guru dan tunjangan PNSD lainnya, kas di BLUD, dan
kas yang diperuntukkan untuk memenuhi target kegiatan dari DAK tahun
sebelumnya. Fenomena tersebut terjadi pada Pemerintah Kabupaten Sumedang,
sehingga sisa kas yang disajikan dalam Neraca tidak mencerminkan sisa kas yang
benar-benar dapat digunakan untuk menunjang program pembangunan di tahun
selanjutnya. Oleh karena itu, dengan berdasar pada asas konservatif, maka sisa
lebih (kas) riil perhitungan anggaran disepakati dan ditetapkan sebesar Rp0,- selama
5 tahun mendatang.
Bab III Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah III - 29
Tabel 3.16.
Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, dan Rasio Aktivitas Pemerintah Kabupaten Sumedang dari Tahun 2013
sampai dengan Tahun 2017
2013 2014 2015 2016 2017
No Uraian
Rp Rp Rp Rp Rp
A Rasio Likuiditas
Aset Lancar 161,632,454,975.52 210,329,889,003.13 205,518,272,139.87 112,568,711,893.05 113,747,163,575.75
Persediaan 16,758,383,565.67 18351813351.45 20,182,906,634.97 17,019,457,672.66 22,541,407,993.99
Kewajiban Jangka
53,930,882,685.71 58,974,153,537.40 83,570,661,118.41 138,016,018,915.40 126,813,331,098.40
Pendek
1 Rasio Lancar 3.00 3.57 2.46 0.82 0.90
2 Rasio Quick 2.69 3.26 2.22 0.69 0.72
B Rasio Solvabilitas
Total Aset 3,107,278,004,406.45 2,228,850,997,710.41 2,489,847,478,601.45 2,401,866,601,548.11
2,586,424,359,513.79
Total Hutang 54,274,632,685.71 59,130,403,537.40 85,081,992,639.41 138,016,018,915.40 126,813,331,098.40
Total Ekuitas 3,048,147,600,869.05 2,143,769,005,071.00 2,351,831,459,686.05 2,275,053,270,449.71
2,532,149,726,828.08
1 DAR 0.0210 0.0190 0.0382 0.0554 0.0528
2 DER 0.0214 0.0194 0.0397 0.0587 0.0557
C Rasio Aktivitas
Pendapatan Daerah 2,087,159,777,352.30 2,357,057,542,810.11 2,393,284,649,759.39 2,658,969,231,750.18
1,715,190,458,848.53
Saldo Awal Piutang 15,822,068,563.00 21,670,605,224.80 35,406,039,774.00 53,039,467,223.00 86,482,147,771.33
Saldo Akhir Piutang 21,670,605,224.80 35,406,039,774.00 53,039,467,223.00 86,482,147,771.33 62,312,826,198.33
1 Rata-rata Umur 3.9893 4.9907 6.8481 10.6392 10.2126
Bab III Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah III - 31
Rasio likuiditas dianalisis menggunakan analisis rasio lancar (current ratio) dan rasio
cepat (quick ratio). Rasio lancar dihitung dengan membandingkan antara aset lancar
dengan kewajiban lancar. Sedangkan, rasio cepat dihitung dengan membandingkan
antara aset lancar dikurangi persediaan dengan kewajiban lancar. Hasil perhitungan
menunjukkan bahwa baik rasio lancar maupun rasio cepat Pemerintah Kabupaten
Sumedang cenderung menurun meski masih positif. Mulai tahun 2016 dan 2017
kedua rasio tersebut sudah berada di bawah nilai 1. Rasio lancar pada tahun 2016
dan 2017 hanya sebesar 0,82 dan 0,90, sedangkan rasio cepat (quick ratio) pada
tahun 2016 dan 2017 hanya sebesar 0,69 dan 0,72. Hal ini menggambarkan kondisi
yang perlu diperhatikan karena munculnya kewajiban lancar yang sangat besar
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang dikhawartirkan akan
membebani kas daerah di masa mendatang. Menurunnya kedua rasio dan di bawah
nilai 1 menunjukkan adanya tekanan keuangan (financial distress) yang sedang
dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang.
Sedangkan, analisis rasio solvabilitas dilakukan dengan menghitung analisis
rasio Debt to Assets Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER). DAR bertujuan
utnuk melihat dan menganalisis kemampuan aset dalam memenuhi kewajiban
entitas di masa mendatang. Sedangkan, DER bertujuan untuk melihat dan
menganalisis komposisi sumber pendanaan entitas dan kemampuan ekuitas dalam
memenuhi kewajiban entitas di masa mendatang. Hasil analisis DAR dan DER
menunjukkan nilai jauh di bawah 1%, bahkan di bawah 1 per 1000, yang
menggambarkan bahwa aset sangat mampu untuk memenuhi dan menutup
kewajiban di masa mendatang, serta komposisi sumber pendanaan entitas hampir
seluruhnya dari ekuitas. Secara keseluruhan kinerja keuangan Pemerintah
Kabupaten Sumedang, dilihat dari kinerja Neraca Daerah, sangat sehat.
3.2. Kerangka Pendanaan
Dalam kerangka pendanaan ini bertujuan untuk menghitung kapasitas total
keuangan daerah, yang akan dialokasikan untuk mendanai belanja/pengeluaran
periodik wajib dan mengikat serta prioritas utama dan program-program
pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan yang
berakhir tahun 2023, serta alokasi untuk belanja daerah dan pengeluaran daerah
lainnya.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengetahui kapasitas riil
kemampuan keuangan daerah untuk mendanai pembangunan daerah adalah dengan
menghitung proyeksi pendapatan daerah sebagaimana pada tabel 3.5 di atas ditambah
Bab III Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah III - 33
dengan pencairan Dana Cadangan (jika ada) dan Sisa Lebih Riil Perhitungan Anggaran
seperti pada tabel 3.15 di atas, sehingga menghasilkan angka proyeksi total penerimaan
riil kas daerah. Proyeksi total peneriman riil kas daerah dikurangi dengan proyeksi
total belanja dan pengeluaran yang wajib dan mengikat serta prioritas utama
sehingga akan menghasilkan proyeksi kapasitas riil kemampuan keuangan daerah
selama 6 tahun mendatang, termasuk proyeksi tahun 2018 sebagai tahun berjalan
penyusunan RPJMD diluar tahun perencanaan.
Berikut perhitungan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah untuk
pembangunan daerah Kabupaten Sumedang tahun 2018 s.d tahun 2023 disajikan
pada tabel 3.17 berikut.
Tabel 3.17
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kabupaten Sumedang
Tahun 2018-2023
Proyeksi
No Uraian
2018 (Rp) 2019 (RP) 2020 (RP) 2021 (Rp) 2022 (Rp) 2023 (Rp)
1 Pendapatan Daerah 2,574,715,823,683.00 2,724,370,827,943.89 2,820,949,049,665.57 2,934,596,121,474.81 3,063,066,549,208.67 3,206,811,939,328.56
Pencairan Dana
2 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Cadangan (Sesuai Perda)
Kapasitas Riil
989,280,583,281.03 911,976,790,583.60 948,117,418,576.24 1,017,144,752,184.13 1,074,949,226,851.16 1,137,854,681,764.28
Kemampuan Keuangan
Bab III Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah III - 35
Tabel 3.18
Rencana Penggunaan Kapasitas Rill Keuangan Daerah
Rencana penggunaan
Uraian
Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023
BAB IV
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH
4.1 Permasalahan Pembangunan Daerah
Sebagaimana yang telah diuraikan pada Bab II tentang kondisi kinerja
pemerintah Kabupaten Sumedang terhadap capaian kinerja pelayanan pemerintah
di seluruh urusan pemerintahan baik urusan wajib maupun pilihan, dapat diketahui
masih terdapat permasalahan pembangunan yang harus diberikan solusi pada
pembangunan periode 2019-2023.
Permasalahan pembangunan daerah muncul dari adanya celah/gap antara
kinerja pembangunan yang telah dicapai saat ini dengan apa yang direncanakan.
Celah tersebut juga dapat muncul antara apa yang ingin dicapai di masa mendatang
dengan kondisi riil saat perencanaan tersebut disusun. Potensi permasalahan
pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum
didayagunakan secara optimal, kelemahan yang belum teratasi, peluang yang
belum termanfaatkan secara optimal, serta ancaman yang belum diantisipasi baik
yang dipengaruhi oleh lingkungan internal maupun lingkungan eksternal
Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang.
Untuk itu, dari data yang sudah digambarkan pada Bab II akan dilakukan
identifikasi permasalahan pembangunan daerah kabupaten Sumedang yang dibagi
dalam 2 cakupan permasalahan, yaitu identfikasi permasalahan pembangunan yang
berdampak pada sasaran pembangunan daerah untuk penentuan prioritas daerah
dan identifikasi permasalahan pembangunan yang berdampak pada urusan
penyelenggaran pemerintah untuk penentuan prioritas masing-masing urusan.
Adapun masing-masing identifikasi permasalahan yang dapat dirumuskan adalah
pada Tabel 4.1. dan Tabel 4.2. sebagai berikut :
4.1.1 Idenfifikasi Permasalahan untuk Penentuan Prioritas dan Sasaran
Pembangunan Daerah
Permasalahan pembangunan yang paling nampak di Kabupaten Sumedang
adalah terkait dengan kesejahteraan masyarakat baik pada angka kemiskinan yang
belum menurun secara signifikan maupun masih rendahnya Indeks Pembangunan
Manusia (IPM), rata-rata pertumbuhan angka IPM Kabupaten Sumedang masih
dibawah IPM Nasional dan Provinsi Jawa Barat. Upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat ini terkendala minimnya kualitas pelayanan dasar baik pelayanannya,
infrastruktur dasar, infrastruktur pelayanan dan SDM-nya. Rendahnya pelayanan
Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah IV - 1
dasar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat ini diakibatkan oleh
rendahnya akses masyarakat terhadap pelayanan dasar tersebut.
Tabel 4.1
Pemetaan Permasalahan untuk Penentuan Prioritas dan Sasaran Pembangunan
No Masalah Pokok Masalah Akar Masalah
1. Kualitas Infrastruktur • Kualitas jalan dan jembatan • Penentuan prioritas
Dasar masih rendah; kebutuhan layanan
• Kualitas infrastruktur infrastruktur dasar tidak
perhubungan masih rendah; memadai (data dan informasi
• Kualitas permukiman dan sebagai landasan pembuatan
sarana prasarana kebijakan sangat kurang);
pendukungnya masih rendah. • Perencanaan kurang
terkoordinasi.
2. Indeks Pembangunan • Capaian IPM Kabupaten • Masih minimnya pelayanan
Manusia Sumedang masih dibawah dasar baik pelayanannya
IPM Nasional dan Provinsi maupun infrastruktur
Jawa Barat; penunjang layanan dasar;
• Angka Harapan Hidup masih • Minimnya ketersediaan
dibawah capaian provinsi; tenaga SDM yang memiliki
• Rata-rata lama sekolah masih kapasitas yang baik;
masih dibawah capaian • Jangkauan akses ke
provinsi; pelayanan dasar terbatas
• Daya beli masih lemah; karena ketersediaan sarana
• Angka Kemiskinan di pendidikan dan kesehatan
Kabupaten Sumedang masih terbatas.
memiliki tren menurun • Kontribusi sektor terbesar
namun capaiannya masih di seperti sektor pertanian,
atas 10% ; kehutanan dan perikanan
• Capaian PDRB Kabupaten terus menurun dari tahun ke
Sumedang masih rendah tahun khususnya dari tahun
(peringkat 16 dari total 27 2012 hingga tahun 2016;
kabupaten kota di Jabar • Belum optimalnya sistem
tahun 2015); pengembangan lapangan
• Pertumbuhan penduduk kerja baru berbasis
cenderung terus bertambah kewirausahaan (pelatihan
khususnya tahun 2013 yang wirausaha, pendampingan
mencapai lebih dari 300 ribu usaha, bantuan perijinan,
jiwa; akses jejaring pemasaran,
• Tingkat Partisipasi Angkatan analisa laporan keuangan,
Kerja menurun. dan akses permodalan sesuai
kebutuhan).
3. Struktur Perekonomian • Masih Rendahnya kontribusi • Belum ada sistem yang
sektor produktif terhadap menyediakan akses
PDRB; permodalan dan pemasaran
• Kontribusi sektor swasta produk lokal;
masih rendah (minat investasi • Pemanfaatan SDA lokal
rendah); belum optimal;
• Pertumbuhan sektor industri • Belum terdorongnya produk-
belum berdampak signifikan produk unggulan sebagai
terhadap ekonomi penciptaan peningkatan
masyarakat. ekonomi rakyat masyarakat
Kabupaten Sumedang.
4. Rendahnya Kualitas • Manajemen pemerintahan • Profesionalisme aparatur
Pelayanan Publik yang kurang baik; masih rendah dengan beban
• Tingkat kepuasan masyarakat yang ada;
terhadap pelayanan publik • Prosedur kerja sesuai standar
masih rendah (survei Unpad pelayanan yang baik masih
Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah IV - 3
4.1.2 Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
Tabel 4.2
Identifikasi Permasalahan untuk Penentuan Program Prioritas
Bidang Urusan /Aspek
No Penyelenggaraan Permasalahan Akar Masalah Faktor Penentu Keberhasilan
Pemerintah Daerah
URUSAN WAJIB PELAYANAN DASAR
1 Pendidikan Angka Partisipasi Sekolah 1. Kesadaran warga didik akan pentingnya 1. Melakukan pembinaan kepada penyelenggara
mengenyam pendidikan rendah di jenjang pendidikan untuk meningkatkan pengawasan dan
SMP; bantuan terhadap peserta didik yang berpotensi
2. Ada peserta didik yang bersekolah di luar rawan tidak sekolah;
Kabupaten Sumedang;
Rasio Guru Terhadap Murid 1. Pemerataan guru Khususnya PNS masih 1. Perlu adanya penyebaran guru honorer
belum merata; maupun PNS ke titik yang masih kekurangan guru;
2. Masih terdapat guru PNS yang belum 2. Melakukan bantuan pendidikan lanjutan untuk
memiliki ijazah S1; guru SD-SMP
Sekolah Kondisi Bangunan Baik 1. Belum meratanya ruang Lab IPA di jenjang 1. Membangun Lab IPA dan Lab Komputer di
(%) SD-SMP; jenjang SD-SMP;
2. Belum meratanya Lab Komputer di jenjang
SD-SMP
APK PAUD Sederajat 1. Masih kurangnya standar pelayanan 1. Melakukan pembinaan standar pendidikan
pendidikan tingkat Usia Dini; pada jenjang PAUD;
2. Melakukan sosialisasi pendidikan jenjang PAUD
2.Kurangnya pengetahuan masyarakat
untuk wilayah (kecamatan) yang APK dan APM
terhadap pelayanan pendidikan tingkat usia
Paud nya rendah;
dini;
Angka Kelulusan 1. Syarat ujian menggunakan komputer saat ini 1.Penyediaan perangkat komputer untuk
(UNBK) menimbulkan masalah karena menunjang penyelenggaraan UNBK
Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah IV - 5
Bidang Urusan /Aspek
No Penyelenggaraan Permasalahan Akar Masalah Faktor Penentu Keberhasilan
Pemerintah Daerah
keterlambatan penanganan pasien Kegawatdaruratan Obstetrik dan
2. Masih terdapat Kasus Komplikasi yang lahir
di rumah sakit sumedang dari penduduk diluar
kabupaten sumedang yang terlaporkan;
3. Penanganan ibu hamil dan melahirkan di
puskesmas belum sesuai standar karena SDM
belum terlatih penanganan kegawatdaruratan
neonatal;
Desa Siaga Aktif (%) 1. Desa siaga sudah terbentuk, namun belum 1.Aktifasi kelompok kerja operasional desa siaga
melakukan pertemuan rutin 3 bulanan; tingkat kabupaten, kecamatan, desa dan
kelurahan;
2. Pendampingan, implementasi desa siaga aktif
melalui bok puskesmas dan dana desa;
Rasio Puskesmas Per Satuan 1. Kurangnya jumlah puskesmas; 1.Pengajuan peningkatan status puseksmas
penduduk pembantu menjadi puskesmas
Rasio rumah sakit per satuan 1. Kurangnya jumlah rumah sakit; 1. Peningkatan status puskesmas perawatan dan
penduduk mampu poned dan seleksi calon investor rumah
sakit pratama
Dokter Umum 1. Tidak ada pengangkatan PNS Nakes, PTT 1. Mengadakan perekrutan Nakes dengan pola
Dokter Spesialis Nakes, maupun TKD Nakes; PPKBLUD;
Dokter Gigi 2. Kurang diminatinya praktek dokter di 2. Pengajuan PNS Nakes dan PTT ke Pusat dan
Rasio Bidan per 10.000 Sumedang Provinsi
penduduk
Cakupan Komplikasi Kebidanan Adanya kehamilan di usia muda (dibawah Optimalisasi kegiatan Keluarga Berencana dan
yang ditangani umur) sehingga terjadi peningkatan komplikasi Kesehatan (Pembinaan Kesehatan Remaja)
kebidanan
Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah IV - 7
Bidang Urusan /Aspek
No Penyelenggaraan Permasalahan Akar Masalah Faktor Penentu Keberhasilan
Pemerintah Daerah
kebutuhan jaringan irigasi;
2. Masih banyaknya bantaran sungai yang
belum direhabilitasi;
3. Belum adanya GIS irigasi di setiap
kecamatan
Persentase jalan kabupaten Permasalahan bidang Tata Ruang 1. Peningkatan jumlah RTH dalam kota;
dalam kondisi baik (>40 Km/Jam) 1. Cakupan RTH belum terpenuhi 2. Perubahan regulasi tata ruang;
2. Adanya dampak pembangunan proyek 3. Perubahan dan penyusunan peta dasar;
Waduk dan Tol sehingga menuntut adanya 4. Penyusunan perda pembagian wilayah
perubahan fungsi lahan; perkotaan dan perdesaan;
3. Belum adanya perda yang membagi wilayah 5. Penyediaan data penunjang penyusunan RDTR;
perkotaan dan perdesaan;
4. Masih minimnya data penunjang
penyusunan RDTR;
1. Belum tersedianya sistem informasi Jasa 1. Pembuatan sistem informasi Jasa Konstruksi
Rasio Panjang Jalan dengan
Konstruksi sehingga terjadi permasalahan
jumlah penduduk
dalam seleksi penyedia jasa konstruksi;
4 Perumahan Rakyat dan Rumah tangga bersanitasi 1. Perilaku masyarakat, kesadaran masyarakat 1. Menyediakan sarpras sanitasi;
Kawasan Permukiman dalam hidup sehat; 2. Menyediakan tanah untuk sanitasi komunal;
2. Masyarakat masih ada yang belum memiliki
Sarana dan prasarana sanitasi (basis data
Podes);
3. Penyediaan tanah/lahan untuk membangun
sanitasi komunal belum tersedia sehingga saat
ini septitank masih dibuang ke sungai;
Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah IV - 9
Bidang Urusan /Aspek
No Penyelenggaraan Permasalahan Akar Masalah Faktor Penentu Keberhasilan
Pemerintah Daerah
5. Laporan rutin tentang keadaan jumlah memberikan motivasi bekerja pada pencaker
pekerja/buruh dari perusahaan belum yang telah mengikuti pelatihan, kerjasama denga
dilaksanakan sepenuhnya. perusahaan pengguna tenaga kerja untuk
megembalikan kartu kuning;
4. Kerjasama dengan Bidang pendidikan terutama
Sekolah Kejuruan untuk membuka Jurusan sesaui
formasi yang dibutuhkan baik di Perusahaan
maupun Lemabaga lainnya.Wajib lapor baik data
pekerja/buruh baik penerima pekerjaan dan
meningkatkan pembinaan terhadap perusahaan
5. Pemanfaatan Balai Latihan Kerja sebagai upaya
munculnya kemandirian dalam berwirausaha.
8 Pemberdayaan Perempuan Partisipasi perempuan di Masih rendahnya partisipasi perempuan dalam Pemberdayaan perempuan di bidang sosial, dan
dan Perlindungan Anak lembaga swasta pembangunan ekonomi
Rasio KDRT masih tingginya angka kekerasan terhadap 1.peningkatan kualitas hidup perempuan dan
perempuan dan anak anak;
2.pemenuhan hak anak
3.peningkatan pelayanan korban tindak kekerasan
melalui Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan
Perempuan dan Anak (P2TP2A);
Partisipasi angkatan kerja masih rendahnya partisipasi perempuan dalam pemberdayaan perempuan di bidang politik dan
perempuan (Ukuran ini ada di pembangunan ekonomi
Dinas Tenaga Kerja)
Tambahan: Persentase Masih banyaknya perempuan sebagai kepala Peningkatan pemberdayaan Perempuan
Perempuan sebagai Kepala keluarga yang belum diberdayakan Ketahanan Keluarga
Keluarga
Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah IV - 11
Bidang Urusan /Aspek
No Penyelenggaraan Permasalahan Akar Masalah Faktor Penentu Keberhasilan
Pemerintah Daerah
Rata-rata jumlah kelompok - Lemahnya koordinasi dan mekanisme - Perlu disusunnya standar operasional prosedur
binaan PKK operasional pembinaan PKK antara Tim proses pembinaan PKK (Tingkat Kabupaten
Penggerak PKK Kabupaten dan Dinas PMD hingga tingkat Desa) untuk pelaksanaan
mekanisme kerja
LPM Berprestasi - Belum adanya standar/kriteria penetuan - Konsultasi dan pengkajian standar LPM
LPM berprestasi Berprestasi
- Penyelenggaraan penilaian LPM Berprestasi
tingkat Kabupaten
PKK aktif - Masih perlu dioptimalkannya kelembagaan - Tetap mempertahankan pembinaan terhadap
posyandu kelembagaan posyandu
- Belum optimalnya koordinasi dengan - Peningkatan koordinasi dengan stakeholder
stakholder terkait untuk lebih terkait untuk memberdayakan posyandu secara
mengotimalkan fungsi posyandu optimal
Posyandu aktif - masih belum berperan aktifnya kader2 - Peningkatan pembinaan terhadap kader-kader
pemberdayaan masyarakat untuk pemberdayaan masyarakat (agen baru)
meningkatkan swadaya masyarakat dalam
pembangunan desa
Swadaya Masyarakat terhadap - masih kurangnya pemeliharaan dan - Perlu dipertahankannya keberlanjutan
Program pemberdayaan pengawasan pasca pelaksanaan Program pemeliharaan dan pengawasan pasca
masyarakat pemberdayaan masyarakat (PNPM Pedesaan pelaksanaan Program pemberdayaan
dan PNPM generasi) masyarakat (PNPM Pedesaan dan PNPM
generasi)
Pemeliharaan Pasca Program - Lemahnya koordinasi dan mekanisme - Perlu disusunnya standar operasional prosedur
pemberdayaan masyarakat operasional pembinaan PKK antara Tim proses pembinaan PKK (Tingkat Kabupaten
Penggerak PKK Kabupaten dan Dinas PMD hingga tingkat Desa) untuk pelaksanaan
mekanisme kerja
Jumlah desa yang memiliki Masih lemahnya tata kelola pemerintahan Perlunya pembinaan dalam penataan desa
administrasi Pemdes sesuai desa –desa di Kabupaten Sumedang dalam hal
aturan berikut :
Jumlah aparatur pemerintahan - Ketertiban administrasi dan manajemen Kapasitas dan kapabilitas aparatur desa yang
desa yang dilatih pemerintahan desa perlu dipertahankan dan ditingkatkan dalam
- Dinamisasi regulasi-regulasi dan perubahan rangka menghadapi dinamisasi regulasi dan
Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah IV - 13
Bidang Urusan /Aspek
No Penyelenggaraan Permasalahan Akar Masalah Faktor Penentu Keberhasilan
Pemerintah Daerah
lingkungan strategis desa yang lingkungan strategis desa
mempengaruhi tata kelola pemerintahan
desa
- Masih lemahnya sistem pengelolaan aset
Jumlah Desa yang menerapkan Jumlah pengelola SDA desa Perlunya peningkatan peran kecamatan dalam
Siskudes sistem pengelolaan aset dan keuangan desa
Jumlah desa yang menerapkan
simbades
12 Pengendalian Penduduk Keluarga Pra Sejahtera I - Belum optimalnya kordinasi antar PD untuk - Peningkatan Peran DPPKB sebagai leading
dan Keluarga Berencana menurunkan angka Keluarga Pra Sejahtera sektor pengendalian penduduk
dan Sejahtera I
- Jumlah PKB/PLKB sebagai koordinator
lapangan terbatas
13 Perhubungan Jumlah arus penumpang - Belum adanya terminal yang memadai di - Pembangunan terminal tipe C
angkutan umum wilayah Kabupaten Sumedang;
Jumlah Uji KIR Angkutan Umum - Kesadaran masyarakat pemiliki kendaraan - Menyediakan fasilitas uji KIR keliling dalam
umum wajib uji masih rendah dalam tertib konteks jemput bola pelayanan kepada
KIR; masyarakat;
- Belum adanya fasilitas uji KIR keliling, karena - Melakukan pengawasan dan pengendalian
geografis daerah. terhadap angkutan umum.
Lama pengujian kelayakan - Keterbatasan alat yang memadai untuk - Revitalisasi peralatan pengujian kelaikan
angkutan umum (KIR) pengujian kelaikan angkutan umum; angkutan umum;
Pemasangan Rambu-rambu (%) - Usia teknis rambu lalu lintas selama 2 tahun, - Peningkatan pengadaan fasilitas lalu lintas dan
sedangkan laju perbaikan/pemasangan perlengkapan jalan.
lampu lalu lintas tidak sebanding dengan laju
Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah IV - 15
Bidang Urusan /Aspek
No Penyelenggaraan Permasalahan Akar Masalah Faktor Penentu Keberhasilan
Pemerintah Daerah
16 Kepemudaan dan olahraga Persentase wirausaha muda 1. Masih terbatasnya pelaksanaan event 1. Melakukan pembinaan kepada Cabor-cabor
Cakupan pembinaan olahraga olahraga; untuk meningkatkan prestasi;
2. Masih terbatasnya sarana prasarana di 2. Memberikan pemberdayaan dan pembinaan
Cakupan Pelatih yang bidang olahraga kepada atlit disabilitas;
bersertifikasi 3. Meningkatkan penyelenggaraan event
Cakupan pembinaan atlet muda olahraga tingkat kabupaten maupun tingkat
Jumlah atlet berprestasi nasional;
Jumlah prestasi olahraga 4. Penyediaan sarpras olahraga
17 Kebudayaan Penyelenggaraan festival seni 1. Pelaksanaan event seni budaya terbatas; 1. Meningkatkan pelaksanaan event
dan budaya 2. Belum optimal kontribusi budayawan lokal (Melakukan kerjasama penyelenggaraan
Jumlah Group kesenian dalam pengembangan Kabupaten event dengan swasta);
Jumlah Gedung kesenian Sumedang sebagai daerah Puseur Budaya 2. Merangkul/mengkoordinasikan budayawan
Jumlah Museum Sunda; lokal untuk berkontribusi menyumbangkan
3. Pelestarian situs cagar budaya belum ide dan gagasan dalam menciptakan suatu
optimal (masih banyak yang tidak produk budaya yang dapat mewujudkan
terpelihara); sumedang puseur budaya sunda;
3. Melakukan pemeliharaan dan pelestarian
situs cagar budaya
18 Perpustakaan Koleksi buku yang - Terbatasnya bahan pustaka (eksemplar dan - Penambahan dan pemeliharaan koleksi dan
tersedia di perpustakaan daerah judul) sesuai dengan kebutuhan masyarakat jumlah eksemplar bahan pustaka
Jumlah koleksi judul buku Kabupaten Sumedang
perpustakaan - Masih rendahnya pemeliharaan koleksi
bahan pustaka
19 Kearsipan Persentase Perangkat Daerah - Masih rendahnya pemahaman aparatur - Pembinaan PD tentang pentingnya kearsipan
yang mengelola arsip secara terhadap kerasipan - Peningkatan sarana dan prasaran kearsipan
baku - Belum adanya kesamaan persepsi di setiap (gedung, depo)
PD terhadap kearsipan - Penyediaan sistem elektornik kearsipan
Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah IV - 17
Bidang Urusan /Aspek
No Penyelenggaraan Permasalahan Akar Masalah Faktor Penentu Keberhasilan
Pemerintah Daerah
Cakupan bina kelompok petani 5. Minat pemuda tani untuk bertani untuk meningkatkan nilai tambah komoditas
berkurang; strategis (sinergi dengan Dinas Industri dan
6. Nilai tambah sektor pertanian komoditas Perdagangan);
strategis masih rendah; 7. Penguatan cadangan pangan masyarakat;
7. Masih adanya daerah rentan pangan 8. Tersedianya regulasi dalam mendukung
(produksi padi tidak stabil, dampak diversifikasi pola konsumsi masyarakat;
relokasi jatigede); 9. Pemanfaatan lahan pekarangan masyarakat
8. Diversifikasi konsumsi pangan masih dalam memproduksi komoditas non beras;
rendah (ketergantungan terhadap 10. Penyuluhan masyarakat untuk keamanan
konsumsi beras masih tinggi); pangan segar;
9. Kurangnya kesadaran masyarakat 11. Penindakan terhadap penggunaan bahan
terhadap keamanan pangan segar berbahaya untuk pangan segar.
(penggunaan pestisida dan bahan kimia
dalam pertanian);
10. Masih lemahnya pengawasan terhadap
pangan segar;
11. Belum memadai sarpras kesehatan hewan 12. Penyediaan sarpras kesehatan hewan ternak
ternak dan kesehatan masyarakat dan kesehatan masyarakat veteriner;
veteriner, 13. Pembangunan rumah pemotongan hewan;
12. Belum adanya rumah pemotongan hewan; 14. Pembangunan pasar hewan regional
13. Belum adanya pasar hewan regional
21 Kelautan dan Perikanan Produksi perikanan 1. Sarana dan prasarana budidaya-tangkap 1. Penyediaan sarpras perikanan budidaya-
Konsumsi ikan perikanan; tangkap;
2. Belum optimalnya unit pembenihan 2. Penyediaan pakan ikan- induk ikan dan sarana
perikanan (Balai Benih Ikan dan Unit pendukung lainnya;
Pembenihan Rakyat); 3. Peningkatan kapasitas kelembagaan
3. Belum terintegrasinya kebijakan hulu dan pembenihan (Penyuluh);
Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah IV - 19
Bidang Urusan /Aspek
No Penyelenggaraan Permasalahan Akar Masalah Faktor Penentu Keberhasilan
Pemerintah Daerah
gudang untuk menampung hasil bumi; 5. Sosialisasi kepada petani untuk menggunakan
6. Rantai distribusi komoditas tertentu tidak resi gudang;
efisien sehingga berdampak pada 6. Melakukan Operasi pasar;
mahalnya harga komoditas tersebut; 7. Mengadakan bazzar/pasar murah;
7. Belum adanya aplikasi sistem jaringan 8. Pembuatan aplikasi jaringan perdagangan-
perdagangan; Perkembangan harga-Perkembangan data
8. Belum tertibnya distribusi LPG bersubsidi usaha perdagangan
9. Pembinaan para pelaku usaha gas LPG 9. Melakukan penertiban distribusi elpiji
10. Revisi regulasi distribusi LPG bersubsidi
10. Melakukan pembinaan kepada pelaku usaha
gas LPG mulai dari agen, pangkalan sampai
kepada penyalur secara berkala dan
berkesinambungan
11. Sosialisasi regulasi distribusi LPG kepada agen
dan pangkalan
24 Perindustrian Cakupan bina kelompok 1. Kurangnya jumlah pelatihan yang 1. Pelatihan-pelatihan SDM yang meningkatkan
pengrajin meningkatkan kualitas para pelaku IKM; kualitas para pelaku IKM;
2. Minimnya teknologi dalam peningkatan 2. Banyaknya bantuan fasilitasi mesin/Alat
kualitas IKM; Data para pelaku IKM yang peningkatan teknologi produksi;
belum update. 3. Pemutakhiran Data
25 Transmigrasi Persentase transmigran 1. Terbatasnya kuota Transmigran dari 1. Perlu adanya kerjasama antar daerah (dana
swakarsa Provinsi sharing APBD)
2. Belum adanya legalitas hak kepemilikan 2. Harus adanya kebijakan dari Pemrintah daerah
tanah pada Transmigran lokal ( Tanah untuk kepemilikan Tanah ( Tukar guling Tanah )
tersebut masih milik kas Desa ) 3. Perlunya adanya dana dari tingkat kabupaten
3. Pengalokasian dana pemberangkatan untuk penangan Transmigran/
Transmigran yang dulu dibiayai dari Pusat Pemberangkatan Transmigran
Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah IV - 21
Bidang Urusan /Aspek
No Penyelenggaraan Permasalahan Akar Masalah Faktor Penentu Keberhasilan
Pemerintah Daerah
27 Penelitian dan Persentase implementasi 1. Tidak jelasnnya arah rencana penelitian dan 1. Kemampuan SDM Litbang masih lemah
Pengembangan rencana kelitbangan. pengembangan 2. Koordinasi antar OPD yang membutuhkan
Persentase pemanfaatan hasil 2. Lemahnya sinkronisasi kegiatan litbang dan memfaatkan Litbang tidak jelas dan
kelitbangan. daerah dengan kementerian/lembaga pusat masih lemah
Persentase perangkat daerah terkait 3. Sapras dalam mendukung Litbang belum
yang difasilitasi dalam 3. Kualitas hasil Litbang masih rendah tersedia
penerapan inovasi daerah.
Persentase kebijakan inovasi
yang diterapkan di daerah.
28 Kepegawaian, Pendidikan Rata-rata lama pegawai 1. Masih kurangnya PNS mendapat 1. Harus ditingkatkan kesempatan PNS dalam
dan Pelatihan mendapatkan pendidikan dan kesempatan pendidikan dan pelatihan mendapatkan Pendidikan dan pelatihan
pelatihan Masih kurang fokusnya antara kebutuhan sesuai ketentuan PP 11 Tahun 2017 tentang
diklat dengan unit organisasinya manajemen PNS
Persentase ASN yang mengikuti belum efektifnya koordinasi antara 1. Meningkatkan koordinasi antara BKPSDM
pendidikan dan pelatihan formal BKPSDM dengan OPD lain dalam dengan OPD (kasubag umum kepegawaian)
pengelolaan pendidikan dan pelatihan lain dalam pengelolaan pendidikan dan
(setiap OPD yang mengirimkan pegawai pelatihan.
atas undangan provinsi/K/L tidak
menginformasikan kepada BKPSDM);
Persentase Pejabat ASN yang 1. masih banyak jumlah pejabat yang belum 1. membuat skala prioritas pejabat yang sudah
telah mengikuti pendidikan dan mendapatkan kesempatan diklat sebagai menduduki jabatan dalam mendapatkan
pelatihan struktural syarat menduduki jabatan; kesempatan diklat untuk syarat menduduki
jabatan
Jumlah pemangku jabatan 1. belum optimalnya identifikasi kebutuhan 1. Melakukan koordinasi dengan bagian
fungsional tertentu pada instansi jabatan fungsional tertentu; organisasi setda dalam identifikasi jabatan
pemerintah 2. Belum adanya perhitungan beban kerja fungsional tertentu;
Meningkatnya nilai LAKIP daerah Masih rendahnya kualitas SAKIP Peningkatan bimbingan teknis dan
pendampingan pengelola SAKIP
Tersedianya dokumen Belum efisiennya kinerja organisasi di Evaluasi dan perubahan analisa jabatan dan
perubahan Analisa Jabatan dan Pemda Sumedang beban kerja
Analisa Beban Kerja
Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah IV - 23
Bidang Urusan /Aspek
No Penyelenggaraan Permasalahan Akar Masalah Faktor Penentu Keberhasilan
Pemerintah Daerah
Persentase peningkatan jumlah Masih adanya perjanjian kerjasama antara Peningkatan penyuluhan dan monitoring
kerjasama antar lembaga OPD dengan lembaga eksternal tanpa kegiatan kerjasama OPD dengan lembaga
melalui MoU Kepala Daerah eksternal
Persentase peningkatan Masih rendahnya kontribusi BUMD Peningkatan kinerja keuangan BUMD
kontribusi BUMD terhadap terhadap APBD
Pendapatan Daerah
Cakupan penerima Bantuan Belum lengkapnya data base dan profil Peningkatan data base dan profil penerima
Sosial penerima Bantuan Sosial Bantuan Sosial
Persentase peningkatan ASN Masih kurangnya ASN yang bersertifikasi Peningkatan jumlah ASN yang bersertifikasi
bersertifikat PBJ PBJ PBJ
Persentase aset bermasalah Adanya fungsi pengelolaan aset daerah di Evaluasi dan Perubahan fungsi organisasi
yang terselesaikan Setda
Penyelesaian aset daerah yang bermasalah
Masih banyaknya aset daerah yang
bermasalah baik status dan legalitasnya
Tersedianya LPPD dengan tepat Masih sulitnya pemenuhan data dari OPD Perlunya penggunaan sistem informasi data
waktu untuk penyusunan LPPD LPPD yang terintegrasi
31 Urusan Kesatuan Bangsa Masih adanya potensi konflik 1. Adanya potensi konflik antar suku agama - Peningkatan sistem kewaspadaan daerah
Politik dan Ras dalam menghadapi konflik,
Masih perlunya penguatan antar 2. Belum optimalnya koordinasi forum-forum - Peningkatan pembinaan ideologi, wawasan
forum forum kemasyarakatan strategis masyarakat (contoh FKUB, FKDM, kebangsaan, ketahanan sosial budaya dan
FPK, Forkopinda) ekonomi di masyarakat
3. Belum optimalnya pembinaan ideologi, - Peningkatan koordinasi forum-forum strategis
wawasan kebangsaan, ketahanan sosial masyarakat
budaya dan ekonomi di masyarakat
Sumber : FGD RPJMD
Gambar 4.1.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Berdasarkan Perpres No. 59 Tahun 2017
Dalam konteks KLHS RPJMD Kabupaten Sumedang 2019-2023, telah disusun isu
pembangunan berkelanjutan Kabupaten Sumedang yang kemudian berdasarkan
isu tersebut dilakukan analisa dampak lingkungan terhadap seluruh indikator
dalam SDGs yang sesuai dengan kewenangan perangkat daerah Kabupaten
Sumedang periode 2019-2023 yang berpengaruh terhadap lingkungan.
Berdasarkan proses tersebut diperoleh program pembangunan berkelanjutan
Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah IV - 25
perangkat daerah yang terkait dengan isu pembangunan berkelanjutan, lebih
lanjut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.3.
Isu Pembangunan Berkelanjutan dan Program Pembangunan Berkelanjutan
Pilar
Tujuan Pembangunan
No Pembangunan Penanggung Jawab OPD
Berkelanjutan
Berkelanjutan
TPB1 : Tanpa Kemiskinan 1. Dinas Pendidikan
2. Dinas Kesehatan
TPB2 : Tanpa Kelaparan 3. Dinas Dukcapil
TPB3 : Kehidupan Sehat dan 4. Bappppeda
Sejahtera 5. Dinas Dalduk & KB
1 TPB4 : Pendidikan Berkualitas 6. Dinas Perkimtan
PILAR SOSIAL 7. BPBD
8. Dinsos P3A
TPB5 : Kesetaraan Gender 9. Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan
1. Dinsos P3A
TPB16 : Kedamaian, Keadilan 2. BPKAD
PILAR HUKUM DAN
4 dan Kelembagaan yang 3. SETDA
TATA KELOLA
Tangguh 4. BKPSDM
5. Dinas Dukcapil
Sumber : Analisis KLHS RPJMD
Dari uraian capaian pilar sosial sebagaimana dibawah ini, dapat dijelaskan bahwa
indikator capaian dinas Pendidikan sebanyak 48, Dinas Kesehatan sebanyak 47,
Bappeda sebanyak 6, Dinas Duckcapil sebanyak 3, Dinas KB sebanyak 7, dinas
perumahan dan permukiman sebanyak 3, BPBD sebanyak 5, Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak, Dinas Pertanian sebanyak 16,
Dinas Dukcapil 0 0 2 2 3
Dinas Dalduk &
0 1 4 2 7
KB
Dinas
Perumahan,
Kawasan 0 0 0 3
PILAR SOSIAL 3
Permukiman,
dan Pertanahan
BPBD 0 3 0 2 5
Dinas Sosial,
Pemberdayaan
Perempuan dan 0 8 3 9 20
Perlindungan
Anak
Dinas Pertanian
dan Ketahanan 0 1 3 0 4
Pangan
Jumlah 0 33 47 45 125
Sumber : Analisis KLHS RPJMD
Dari uraian capaian pilar ekonomi sebagaimana dibawah ini, dapat
dijelaskan bahwa indikator capaian dinas Bappeda sebanyak 5, Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi sebanyak 7, Dinas KUKM dan Perindag sebanyak 7, Dinas
Pariwisata, Budaya dan Pemuda Olahraga sebanyak 5, Dinas PUPR sebanyak 2 dan
BPKAD sebanyak 1. Adapun rincian dari 4 klasifikasi capaian indicator kinerja
tujuan pembangunan berkelanjutan untuk pilar ekonomi sesuai dengan
kewenangan OPD adalah sebagaimana tabel dibawah ini.
Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah IV - 27
Tabel 4.5. Pencapaian Pilar Ekonomi sesuai dengan kewenangan OPD
Sudah
Belum Belum
Pilar OPD Tercapai, Tidak
Tercapai, Tercapai,
Pembangunan Penanggung Sudah Ada Jumlah
Belum Sudah
Berkelanjutan Jawab Dilaksanakan Data
Dilaksanakan Dilaksanakan
Bappppeda 0 4 1 4 9
Dinas Tenaga
Kerja dan 1 1 0 2 4
Transmigrasi
Dinas KUKM
0 1 2 5 9
dan Perindag
Dinas
PILAR Pariwisata,
EKONOMI Budaya dan 0 1 0 3 4
Pemuda
Olahraga
Dinas PUPR 0 1 1 0 2
BPKAD 0 0 0 1 1
Jumlah 1 8 4 15 28
Sumber : Analisis KLHS RPJMD
Dari uraian capaian pilar lingkungan sebagaimana dibawah ini, dapat
dijelaskan bahwa indikator capaian Dinas Perumahan dan Permukiman sebanyak
20, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebanyak 11, Dinas kesehatan
sebanyak 1, Dinas PUPR sebanyak 3, Dinas Perhubungan sebanyak 1, BPBD
sebanyak 7 dan Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak
sebanyak 1. Adapun rincian dari 4 klasifikasi capaian indicator kinerja tujuan
pembangunan berkelanjutan untuk pilar ekonomi sesuai dengan kewenangan OPD
adalah sebagaimana tabel dibawah ini.
Tabel 4.6. Pencapaian Pilar Lingkungan sesuai dengan kewenangan OPD
Belum Belum Sudah Tidak Jumlah
Pilar OPD Tercapai, Tercapai, Tercapai, Ada
Pembangunan Penanggung Belum Sudah Sudah Data
Berkelanjutan Jawab Dilaksanakan Dilaksanakan Dilaksanakan
Dinas Perumahan,
Kawasan Permukiman, 3 4 2 1 10
dan Pertanahan
Dinas Kesehatan 0 1 0 0 1
Dinas Lingkungan dan
0 3 2 3 8
Kehutanan
Dinas Perhubungan 0 0 0 1 1
PILAR BPBD 0 2 0 2 4
LINGKUNGAN Dinas Sosial,
Pemberdayaan
0 1 0 0 1
Perempuan dan
Perlindungan Anak
Dinas PUPR 0 1 0 2 3
Jumlah 3 13 4 9 29
Sumber : Analisis KLHS RPJMD
Dari uraian capaian pilar hukum dan tata kelola sebagaimana dibawah ini,
dapat dijelaskan bahwa indikator capaian Dinas sosial, pemberdayaan perempuan
dan perlindungan anak sebanyak 1, BPKAD sebanyak 3, Sekda sebanyak 7, BKPSDM
sebanyak 2, KPUD sebanyak 1, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sebanyak 3.
Adapun rincian dari 4 klasifikasi capaian indicator kinerja tujuan pembangunan
berkelanjutan untuk pilar ekonomi sesuai dengan kewenangan OPD adalah
sebagaimana tabel dibawah ini.
Tabel 4.7. Pencapaian Pilar Hukum dan Tata Kelola sesuai dengan
kewenangan OPD
Sudah
Belum Belum
Pilar OPD Tercapai, Tidak
Tercapai, Tercapai,
Pembangunan PENANGGUNG Sudah Ada Jumlah
Belum Sudah
Berkelanjutan JAWAB Dilaksanakan Data
Dilaksanakan Dilaksanakan
Dinas Sosial,
Pemberdayaan
0 0 1 0 1
Perempuan dan
Perlindungan Anak
PILAR HUKUM BPKAD 0 0 2 0 2
DAN TATA SETDA 0 4 3 0 7
KELOLA
BKPSDM 0 1 0 0 1
Dinas Dukcapil 0 0 0 3 3
KPUD 0 1 0 0 1
JUMLAH 0 6 6 3 15
Sumber : Analisis KLHS RPJMD
Sebagaimana capaian masing-masing pilar tujuan pembangunan
berkelanjutan baik pilar sosial, ekonomi, lingkungan serta dan hukum dan tata
kelola yang telah diukur diatas, maka dapat disimpulkan dari masing-masing
berdasarkan klasifikasi penilaian antara lain 1) Belum Tercapai, Belum
Dilaksanakan, 2) Belum Tercapai, Sudah Dilaksanakan, 3) Sudah Tercapai, Sudah
Dilaksanakan, 3) Tidak Ada Data maka capaian tujuan pembangunan berkelanjutan
Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah IV - 29
kabupaten Sumedang sesuai dengan pilar masing-masing dapat ditunjukkan pada
tabel dibawah ini
Tabel 4.8. Analisa Capaian Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Kabupaten Sumedang
Pilar Total
No Pembangunan TPB Jumlah Klasifikasi Jumlah
Berkelanjutan Indikator
1. TPB1 : Tanpa 0
Kemiskinan Belum Tercapai,
2. TPB2 : Tanpa Belum
Kelaparan Dilaksanakan
3. TPB3 : Kehidupan
Sehat dan Belum Tercapai, 37
Sejahtera Sudah
1 125
4. TPB4 : Pendidikan Dilaksanakan
Berkualitas
PILAR SOSIAL 5. TPB5 : Kesetaraan Sudah Tercapai,
Gender Sudah 47
Dilaksanakan
45
Tidak Ada Data
Belum Tercapai, 1
1. TPB8 : Pekerjaan Belum
Layak & Dilaksanakan
Pertumbuhan Belum Tercapai, 8
Ekonomi Sudah
PILAR 2. TPB9 : Industri,
2 Dilaksanakan
EKONOMI Inovasi, & 28
Sudah Tercapai, 4
Infrastruktur Sudah
3. TPB10 : Dilaksanakan
Berkurangnya 15
Kesenjangan Tidak Ada Data
Belum Tercapai, 3
1. TPB6 : Air Bersih & Belum
Sanitasi Layak Dilaksanakan
2. TPB11 : Kota & Belum Tercapai, 13
Pemukiman yang Sudah
Berkelanjutan Dilaksanakan
PILAR
2 3. TPB12 : Konsumsi Sudah Tercapai, 4
LINGKUNGAN 29
dan Produksi yang Sudah
Bertanggungjawab Dilaksanakan
4. TPB15 : 9
Kehidupan/
Tidak Ada Data
ekosisitem di
Daratan
Belum Tercapai, 0
TPB16 : Belum
Kedamaian, Dilaksanakan
Keadilan dan Belum Tercapai, 6
PILAR HUKUM Kelembagaan Sudah
4 DAN TATA yang tangguh Dilaksanakan
15
KELOLA Sudah Tercapai, 6
Sudah
Dilaksanakan
3
Tidak Ada Data
Sumber : Analisis KLHS RPJMD
Lebih lanjut rekomendasi hasil dari analisis KLHS terkait pencapaian tujuan pembangunan
berkelanjutan disajikan pada Tabel 4.9 di bawah ini.
Tabel 4.9
Rekomendasi dari analisis KLHS RPJMD
TUJUAN/ KODE REKOMENDASI INSTANSI/OPD
ISU STRATEGIS
TARGET INDIKATOR 2019-2023
PILAR SOSIAL
Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah IV - 31
TUJUAN/ KODE REKOMENDASI INSTANSI/OPD
ISU STRATEGIS
TARGET INDIKATOR 2019-2023
TUJUAN/ KODE REKOMENDASI INSTANSI/OPD
ISU STRATEGIS
TARGET INDIKATOR 2019-2023
PILAR EKONOMI
8.1 Mempertahankan 8.1.1* Masih rendahnya Laju • Mendorong sector- 1. Dinas UMKM
pertumbuhan PDB sektor unggulan dan
Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah IV - 33
TUJUAN/ KODE
ISU STRATEGIS REKOMENDASI INSTANSI/OPD
TARGET INDIKATOR
2019- 2023
TUJUAN/ KODE
ISU STRATEGIS REKOMENDASI INSTANSI/OPD
TARGET INDIKATOR
2019- 2023
Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah IV - 35
TUJUAN/ KODE REKOMENDASI
ISU STRATEGIS INSTANSI/OPD
TARGET INDIKATOR 2019-2023
buang air besar di tempat Belum tercapainya • Penyediaan sanitasi 1. Dinas Perkim
6.2.1.(c)
terbuka, memberikan desa/kelurahan yang berbasis 2. Dinas Kesehatan
perhatian khusus pada melaksanakan Sanitasi masyarakat
kebutuhan kaum Total Berbasis
perempuan, serta Masyarakat (STBM).
kelompok masyarakat
rentan.
Belum tercapainya • Pengawasan Dinas Kesehatan
6.2.1.(d) hyginies terhadap
desa/kelurahan yang
Open Defecation Free sanitasi tempat
(ODF)/ Stop Buang Air umum
• Penyuluhan
Besar Sembarangan
pengunaan sanitas
(SBS). rumah tangga
11.5 Pada tahun 2030, • Meningkatkan
11.5.1.(a). Masih tingginya Risiko
secara signifikan upaya
Bencana Indonesia
mengurangi jumlah penyebarluasan
(IRBI) dikabupaten
kematian dan jumlah informasi
sumedang.
orang terdampak, dan peringatan dini
secara substansial bencana
mengurangi kerugian • Meningkatkan
ekonomi relatif terhadap kesiasiagaan
PDB global yang kebencanaan
disebabkan oleh bencana, (membentuk
dengan fokus melindungi desa/kelurahan
orang miskin dan orang- tangguh bencana
orang dalam situasi • Meningkatkan
rentan. pemenuhan
kebutuhan dasar
korban bencana
alam dan social
pada saat dan
setelah tanggap
darurat bencana.
• Perlu disusun
kajian
kebencanaan
termasuk
menyusun
kontijensi plan,
mitigasi dll)
11.6 Pada tahun 2030, Dinas Lingkungan
• Peningkatan
11.6.1.(a). Masih tingginya
mengurangi dampak jangkauan Hidup dan Kehutanan
lingkungan perkotaan per sampah perkotaan
pelayanan
kapita yang merugikan, yang belum penanganan
termasuk dengan memberi tertangani. sampah
perhatian khusus pada
kualitas udara, termasuk
penanganan sampah kota..
Dinas Lingkungan
• Peningkatan
12.5 Pada tahun 2030, pengelolaan Hidup dan Kehutanan
secara substansial 12.5.1.(a) Masih rendahnya
sampah 3R
mengurangi produksi timbulan sampah yang
(recycle, reduce,
limbah melalui yang diolah dengan
reuse)
pencegahan, sistem 3R.
pengurangan, daur
ulang, dan penggunaan
kembali.
Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah IV - 37
3. Luasnya dampak yang ditimbulkannya terhadap daerah dan masyarakat;
4. Memiliki daya ungkit yang siginifikan terhadap pembangunan daerah;
5. Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola; dan
6. Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.
Gambar 4.2. Hasil Analisa Isu-isu Strategis Berdasarkan kriteria
Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah IV - 39
NO ISU STRATEGIS ANALISIS (TARGET)
orang lulusan S1-S2-S3, tahun 2017 menurun menjadi 150 orang.
8. Terjadi pergeseran tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor
industri
5 ISU REFORMASI 1. Jumlah temuan BPK meningkat, pada tahun 2015 sejumlah 28
BIROKRASI DAN temuan, meningkat menjadi 41 temuan di tahun 2016.
TATA KELOLA 2. Selama tahun 2013-2017 nilai lakip daerah dibawah 50 (kategori
PEMERINTAHAN C yang berarti KURANG atau perlu banyak perbaikan atau
perubahan yang mendasar).
3. Rasio penduduk ber KTP dan Rasio bayi berakte kelahiran
mengalami penurunan.
6 ISU PENINGKATAN 1. Indeks risiko bencana Kabupaten Sumedang memiliki skor 162
ANTISIPASI yang masuk dalam kategori tinggi.
BENCANA 2. Seluruh kecamatan di Kabupaten Sumedang memiliki potensi
bencana alam, antara lain potensi gerakan tanah, erosi, banjir,
angin puting beliung dan potensi gempa bumi.
7 ISU PENINGKATAN 1. Data terakhir (2013) menunjukkan masih terdapat 24,78% rumah
KUALITAS tangga yang belum memiliki akses listrik.
PERUMAHAN DAN 2. Data terakhir (2015) menunjukkan bahwa rumah tangga ber-
PERMUKIMAN sanitasi masih dibawah 50%.
3. Lingkungan permukiman kumuh tahun 2017 mencapai 16,7%,
kondisi ini belum mencapai target MDG’s sebesar 6%.
4. Rumah tangga pengguna air bersih sejak tahun 2014-2017 tidak
diketahui, namun secara faktual di lapangan masih teramati
rumah tangga yang tidak menggunakan air bersih lebih dominan
terutama yang berada di sekitar DAS.
5. Sanitasi komunal perlu ditingkatkan.
8 ISU 1. Adanya Megaproyek pembangunan (Tol Cileunyi, Sumedang,
PEMBANGUNAN Dawuan, BIJB (Bandar udara Internasional Jawa Barat) dan Jalur
KEBUDAYAAN DAN Kereta Api Cepat) menjadikan posisi Kabupaten Sumedang sangat
PARIWISATA strategis, sehingga sektor pariwisata perlu dikembangkan.
DAERAH 2. Ragam dan intensitas penyelenggaraan festival seni dan budaya
sebagai upaya pelestarian dan promosi budaya serta
menghidupkan perekonomian daerah masih kurang.
3. Benda, situs sejarah dan kawasan cagar budaya masih belum
seluruhnya dilakukan pelestarian.
4. Sarana prasarana pengembangan kesenian dan budaya tidak
memadai (belum ada gedung kesenian, sarana penyelenggaraan
festival budaya tidak ada).
5. Pengembangan destinasi wisata masih kurang.
6. Rencana Induk Pengembangan Wisata Daerah (RIPDA) belum
diimplementasikan.
Sumber : Hasil Analisis
1. Isu Peningkatan Kualitas Pembangunan Kesehatan
Pelayanan kesehatan termasuk pelayanan dasar yang wajib dilaksanakan oleh
seluruh pemerintah daerah. Kondisi pelaksanaan pelayanan kesehatan di
Kabupaten Sumedang masih belum dikatakan merata mengacu pada kurangnya
tenaga kesehatan (maka idealnya Kab. Sumedang perlu menambah: 91 dokter
spesialis; 521 dokter umum; 113 dokter gigi; 512 bidan; 152 sanitarian; dan 256 ahli
gizi) dan kurangnya fasilitas kesehatan (idealnya perlu menambah puskesmas dan
rumah sakit). Angka kematian ibu pada saat melahirkan pun mengalami
peningkatan selama lima tahun (2013-2017). Dalam konteks pembangunan Tol
Cileunyi, Sumedang, Dawuan, BIJB (Bandar udara Internasional Jawa Barat) dan
Jalur Kereta Api Cepat, akan menjadikan Kabupaten Sumedang sebagai salah satu
poros pertumbuhan di Jawa Barat yang berpotensi menarik masyarakat untuk
datang mencari kesempatan kerja di Sumedang. Hal tersebut harus diimbangi
dengan pelayanan kesehatan yang memadai untuk mengakomodasi kebutuhan
jumlah penduduk yang kian bertambah, sehingga potensi wabah penyakit dapat
dihindari.
Pemerintah Kabupaten Sumedang juga perlu memfokuskan pada upaya
pengendalian masalah gizi masyarakat, salah satunya adalah stunting. Kabupaten
Sumedang termasuk salah satu kabupaten di Jawa Barat yang memiliki prevalensi
balita yang mengalami stunting sebesar 41,08. Kasus stunting masih menjadi
permasalahan gizi masyarakat sesuai dengan batasan WHO yaitu kurang dari 20%.
Upaya intervensi gizi spesifik untuk balita pendek difokuskan pada kelompok 1.000
Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Anak 0-23 bulan,
karena penanggulangan balita pendek yang paling efektif dilakukan pada 1.000 HPK.
Periode 1.000 HPK meliputi yang 270 hari selama kehamilan dan 730 hari
pertama setelah bayi yang dilahirkan telah dibuktikan secara ilmiah merupakan
periode yang menentukan kualitas kehidupan. Oleh karena itu periode ini ada yang
menyebutnya sebagai "periode emas", "periode kritis", atau yang dikenal sebagai
"window of opportunity". Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi
pada periode tersebut, dalam jangka pendek adalah terganggunya perkembangan
otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik,dangan gangguan metabolism dalam
tubuh. Sedangkan dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan
adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya
kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi untuk munculnya penyakit
diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan
disabilitas pada usia tua, serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat
pada rendahnya produktivitas ekonomi. Perlu ada langkah terobosan yang tidak
hanya fokus pada upaya pengobatan, tetapi fokus pada upaya preventif
(pencegahan) dan promotif berbasis siklus kehidupan manusia (Continuum of Care)
melalui pendekatan keluarga.
Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah IV - 41
2. Isu Peningkatan Kualitas Pembangunan Pendidikan
Kebijakan yang dibuat pada sektor pendidikan sepenuhnya bergantung pada
basis data yang ada. Jika basis data lemah, maka sulit diharapkan sektor pendidikan
dapat maju. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Sumedang perlu
mengoptimalkan pengelolaan manajemen data pendidikan sehingga menghasilkan
data dan informasi pendidikan yang baik, benar dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam menghadapi tantangan ke depan dengan adanya MEA serta dalam
mempersiapkan bonus demografi (proporsi populasi penduduk usia muda lebih
besar) perlu memperhatikan akses pendidikan yang berkualitas menjangkau seluruh
kalangan, baik kaum disabilitas maupun yang sudah mencapai usia non sekolah,
namun belum mengenyam pendidikan secara baik (belum lulus pendidikan dasar).
Karena jika pada saatnya bonus demografi terjadi sementara tingkat pendidikan
penduduk masih rendah, maka ancaman yang berpotensi terjadi adalah middle trap
income, dimana penduduk usia muda terjebak dalam penghasilan/upah rendah
sehingga harapan adanya peluang penduduk usia muda dalam meningkatkan
produktivitas dan kemajuan ekonomi khususnya di Kabupaten Sumedang sulit
tercapai. Ancaman selanjutnya adalah posisi lapangan kerja strategis yang
menghasilkan pendapatan tinggi berpotensi diisi oleh tenaga kerja asing (Negara
Asean).
Berdasarkan data BPS, rata-rata lama sekolah di Kabupaten Sumedang adalah
8 tahun atau hanya mencapai tingkat pendidikan menengah pertama (SMP). Selain
itu ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah di Kabupaten Sumedang
masih sangat minim, pada tahun 2017 rasio ketersediaan sekolah jenjang SD hanya
54,62 per 10.000 penduduk usia SD di tahun 2017, adapun rasio ketersediaan
sekolah pada jenjang SMP di tahun 2017 hanya 24,76 per 10.000 penduduk usia
SMP. Jika mengamati kondisi pendidikan dasar (SD-SMP) di Kabupaten Sumedang
sebagaimana penjelasan paragraf di atas, maka Pemerintah Kabupaten Sumedang
perlu serius dalam mempertahankan angka kelulusan siswa-siswi SD-SMP dan perlu
mendorong peningkatan angka melanjutkan siswa-siswi dari SD ke SMP serta SMP
ke SMA/SMK harus optimal. Meskipun saat ini kewenangan pelayanan pendidikan
jenjang menengah atas (SMA) berada di Provinsi, namun tetap perlu ditingkatkan
koordinasi dengan Provinsi Jawa Barat agar pelayanan jenjang sekolah menengah
atas harus dapat menciptakan lulusan yang memiliki keterampilan kerja, sehingga
pengembangan kualitas dan kuantitas sekolah vokasional/SMK (kejuruan) dengan
bidang yang dibutuhkan dalam mendukung kegiatan perekonomian Kabupaten
Sumedang menjadi hal utama. Lebih lanjut, dengan banyaknya perguruan tinggi
negeri yang berstandar internasional menjadikan Kabupaten Sumedang memiliki
keunggulan kompetitif yang perlu dijadikan pendorong dalam meningkatkan
kemajuan pembangunan di segala bidang. Dalam hal ini perlu upaya peningkatan
kerjasama dengan perguruan tinggi di Kabupaten Sumedang untuk membantu
pemecahan persoalan-persoalan pembangunan di Kabupaten Sumedang dengan
pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Adapun untuk kondisi pendidikan pada jenjang pendidikan pra sekolah,
perkembangan angka partisipasi pendidikan anak usia dini (PAUD) di Kabupaten
Sumedang selama periode 2013-2016 mengalami peningkatan. Pada tahun 2013
terdapat 61,28% anak usia dini yang mengikuti PAUD, kemudian pada tahun 2016
meningkat menjadi 68,09%. Meskipun secara tren meningkat, namun angka
tersebut masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan target nasional sebesar
77,02% di tahun 2019. Kondisi tersebut dapat diakibatkan karena masih rendahnya
kesadaran masyarakat untuk mengikutsertakan anaknya dalam sekolah PAUD dan
masih rendahnya jumlah sekolah PAUD sehingga tidak menjangkau seluruh anak
usia dini di Kabupaten Sumedang. Dengan demikian perlu didorong peningkatan
jumlah dan kualitas sekolah PAUD di Kabupaten Sumedang. Selanjutnya untuk
tenaga pengajar/ guru PAUD, terutama PAUD Kelompok Belajar, Tempat Penitipan
Anak, Status PAUD Sejenis (SPS), serta Taman Pendidikan Al Quran, juga perlu
mendapat perhatian. Yang perlu menjadi perhatian kedepan adalah Pembelajaran
PAUD yang membangun sikap dan pembelajaran baca-tulis-hitung (calistung) yang
bernuansa akademik.
3. Isu Peningkatan Kualitas Dan Kuantitas Infrastruktur Publik
Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu penunjang roda
penggerak pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah. Dalam sistem
pelayanan masyarakat keberadaan infrastruktur yang memadai dan penataan ruang
yang baik sangat diperlukan. Berbagai fasilitas fisik merupakan hal yang vital guna
mendukung berbagai kegiatan pemerintahan, perekonomian, industri dan kegiatan
sosial di masyarakat dan pemerintahan. Namun demikian, keberadaan data dan
informasi terkait infrastruktur publik dan penataan ruang di Kabupaten Sumedang
masih sangat terbatas, sementara itu pembuatan kebijakan pembangunan
memerlukan basis data yang akurat sebagai payung pertanggungjawaban kinerja
dari suatu kebijakan. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Sumedang perlu
mengoptimalkan pengelolaan manajemen data sektor infrastruktur publik dan
Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah IV - 43
penatan ruang sehingga menghasilkan data dan informasi yang baik, benar dan
dapat dipertanggungjawabkan.
Adapun kondisi infrastruktur jalan di Kabupaten Sumedang pada tahun 2017
hanya 54,83% dalam kondisi baik (>40 Km/Jam). Hal ini berarti belum meratanya
aksesibilitas masyarakat dalam penggunaan infrastruktur jalan yang baik.
Selanjutnya jalan yang dilengkapi dengan penerangan jalan umum (PJU) mengalami
pengurangan selama tahun 2013-2017, untuk mengurangi resiko kecelakaan lalu
lintas perlu penambahan fasilitas lalu lintas dan perlengkapan jalan. Lebih lanjut
Kabupaten Sumedang belum memiliki terminal yang memadai sehingga berdampak
pada terhambatnya mobilitas warga. Untuk mendukung adanya sistem transportasi
yang baik Kabupaten Sumedang perlu menyusun analisa tatanan transportasi lokal
yang sesuai dengan kondisi saat ini, analisa tersebut mencakup manajemen
rekayasa lalu lintas, kapasitas ruas jalan, dan analisa trayek angkutan umum. Untuk
infrastruktur tempat pembuangan sampah selama periode 2013-2017 tidak
mengalami penambahan, sementara itu produksi sampah terus meningkat setiap
tahunnya, sehingga perlu peninjauan kondisi pembuangan sampah lebih lanjut agar
tempat pembuangan sampah dapat menampung sampah dengan baik. Hal ini
menjadi penting karena dapat menjadi faktor yang menimbulkan permasalahan
sistemik, yakni terganggunya kesehatan masyarakat dan keindahan dan kerapihan
kota. Selanjutnya untuk mendukung peningkatan sektor pertanian yang menjadi
penyumbang PDRB 20,3% di tahun 2017, maka infrastruktur jaringan irigasi perlu
ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya sesuai dengan keperluan lahan pertanian.
4. Isu Pengurangan Ketimpangan Ekonomi Dan Perluasan Kesempatan Kerja Serta
Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja
Pembangunan daerah pada hakikatnya ditujukan untuk menciptakan
masyarakat yang sejahtera. Untuk itu pembangunan ekonomi diarahkan pada
peningkatan pertumbuhan ekonomi, perluasan kesempatan kerja, pemerataan
pendapatan dan pengendalian stabilitas harga kebutuhan pokok. Dalam
melaksanakan pembangunan ekonomi harus dilakukan melalui prinsip
pengembangan ekonomi yang seimbang dengan menerapkan konsep konsep pro
poor, pro job, pro growth, dan pro environment dengan memperhatikan community
empowerment.
Berdasarkan data BPS laju pertumbuhan PDRB atas harga berlaku sebesar
11,69% di tahun 2016, angka ini masih diatas rata-rata laju pertumbuhan nasional
dan provinsi. Namun demikian pertumbuhan ini bersifat diametral paradoksal,
Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah IV - 45
berkategori sangat potensi untuk dikembangkan, adapun industri pengolahan
hanya 7,6% yang berkategori sangat potensi untuk dikembangkan. Kondisi ini
menggambarkan bahwa sektor pertanian sebagai penyumbang PDRB 20,3% sangat
potensial dikembangkan di 15% kecamatan dibandingkan sektor perdagangan dan
industri pengolahan.
Selain itu, berdasarkan hasil penelitian terdapat peluang untuk
mengembangkan sektor pertanian karena permintaan hasil pertanian dari pasar
lokal dan regional cukup besar. Adapun hambatan dalam hal ini muncul dari
penerapan teknologi produksi yang relatif rendah, keterbatasan modal dan
keterampilan tenaga kerja, sempitnya kepemilikan lahan, fluktuasi harga, sistem
tata niaga hasil pertanian yang relatif panjang dan serangan organisme pengganggu
tanaman. Sedangkan ancaman adalah berupa masuknya produk pertanian dari luar
Sumedang dan luar negeri. Adapun strategi untuk mendukung pengembangan
sektor pertanian adalah mendorong agribisnis komoditas unggulan dengan
meningkatan skala produksi secara intensifikasi dan efisiensi alokasi input,
pembentukan kelompok-kelompok usaha, meningkatkan pangsa pasar dengan cara
pengembangan produk dan penetrasi pasar, kerjasama dengan lembaga keuangan,
investor, dan sumber pembiayaan lainnya guna menunjang modal, menerapkan dan
mengembangkan teknologi serta kerjasama dengan lembaga penelitian dalam
pengembangan teknologi tepat guna untuk meningkatkan produktifitas sektor
pertanian. Dalam perspektif kedepan, strategi yang perlu digarisbawahi adalah
meningkatkan penggunaan teknologi pertanian serta meningkatkan pangsa pasar
dengan cara pengembangan produk, sehingga perlu upaya mendorong
berkembangnya industri pengolahan hasil pertanian sehingga dapat memberikan
value added pada komoditas pertanian di Kabupaten Sumedang.
5. Isu Reformasi Birokrasi Dan Tata Kelola Pemerintahan
Reformasi birokrasi mencakup pembenahan struktural, prosedural, kultural dan
etika birokrasi. Terdapat tiga elemen utama yang melekat pada reformasi birokrasi
yaitu, pertama reformasi keuangan daerah yang berfokus pada mekanisme
penganggaran yang tepat sasaran dan langsung menyentuh kepentingan
masyarakat luas, hal ini menuntun pada penyempurnaan proses kerja
pemerintahan dalam hal penetapan tenggat waktu, indikator serta target yang
tepat. Kedua, reformasi sumber daya aparatur daerah, yakni berkaitan dengan
kualitas implementasi dari sebuah program kerja dan memusatkan perhatian
kepada kesiapan sumberdaya manusia. Ketiga, reformasi pelayanan publik yakni
kondisi pelayanan yang baik sebagai hasil dari reformasi keuangan dan sumberdaya
aparatur.
Beberapa indikator untuk menilai kondisi reformasi birokrasi dan tata kelola
pemerintahan di Kabupaten Sumedang telah menunjukkan capaian yang baik,
antara lain opini BPK yang dalam tiga tahun mendapatkan opini wajar tanpa
pengecualian dan nilai LPPD tahun 2017 yang masuk dalam kategori sangat tinggi.
Namun demikian, masih terdapat indikator yang menunjukkan capaian yang belum
baik, yakni peningkatan jumlah temuan BPK pada tahun 2015 sejumlah 28 temuan,
meningkat menjadi 41 temuan di tahun 2016. Kemudian selama tahun 2013-2017
skor Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Sumedang dibawah 50
atau nilai C yang masuk dalam kategori kurang, sehingga perlu banyak perbaikan
atau perubahan yang mendasar.
Untuk mewujudkan reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik,
dibutuhkan kerjasama yang sangat terorganisir dan efektif antar komponen internal
Pemerintah Kabupaten Sumedang beserta komponen stakeholder eksternal. Selain
itu, upaya penguatan mutu aparatur daerah harus terus dilakukan, sehingga dapat
terbentuk aparatur yang profesional melayani masyarakat. Melalui tata kelola
pemerintahan yang tepat (ketepatan anggaran, profil aparat yang tepat, konfigurasi
struktur birokrasi yang tepat) maka pelayanan yang ideal kepada masyarakat di
Kabupaten Sumedang dapat diwujudkan dari waktu ke waktu sesuai dengan
tuntutan masyarakat tentang standar layanan yang diinginkan.
6. Isu Peningkatan Antisipasi Bencana
Berdasarkan publikasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Kabupaten
Sumedang memiliki indeks risiko bencana dengan skor 162 yang masuk dalam
kategori tinggi. Dapat dipetakan bahwa seluruh kecamatan di Kabupaten Sumedang
memiliki potensi bencana alam antara lain potensi gerakan tanah, erosi, banjir,
angin puting beliung dan potensi gempa bumi. Pemerintah Kabupaten Sumedang
perlu melakukan penguatan kelembagaan, peningkatan kualitas sumber daya
manusia, dan pengembangan tata laksana, dengan mengefektifkan berbagai upaya
perbaikan sistem sungai dan saluran, tidak memberikan izin IMB pada daerah rawan
bencana dan pengembangan sistem informasi untuk peringatan dini, serta kesiap-
siagaan masyarakat.
7. Isu Peningkatan Kualitas Perumahan Dan Permukiman
Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
mengamanatkan bahwa pelayanan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah IV - 47
termasuk urusan pelayanan dasar yang wajib dilaksanakan oleh seluruh pemerintah
daerah. Namun keberadaan data dan informasi terkait Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman di Kabupaten Sumedang masih sangat terbatas, sementara
itu pembuatan kebijakan pembangunan urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman memerlukan basis data yang akurat sebagai payung
pertanggungjawaban kinerja dari suatu kebijakan. Oleh karena itu Pemerintah
Kabupaten Sumedang perlu mengoptimalkan pengelolaan manajemen data sektor
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman sehingga menghasilkan data dan
informasi yang baik, benar dan dapat dipertanggungjawabkan.
Adapun kondisi kinerja urusan perumahan rakyat dan permukiman yang telah
menunjukkan capaian yang baik adalah rasio rumah layak huni yang pada tahun
2017 telah mencapai 99,3%. Namun demikian indikator lainnya menunjukkan
capaian yang belum mencapai target, antara lain luas permukiman kumuh pada
tahun 2017 masih terdapat 16,7% kawasan pemukiman kumuh atau masih terdapat
55,04 Ha (target MDG’s, 6%), rumah tangga yang belum memiliki akses listrik
menurut data terakhir di tahun 2013 mencapai 24,78, kemudian rumah tangga ber-
sanitasi data terakhir tahun 2015 masih dibawah 50%, selanjutnya rumah tangga
pengguna air bersih sejak tahun 2014-2017 tidak diketahui, namun secara faktual di
lapangan masih teramati rumah tangga yang tidak menggunakan air bersih lebih
dominan terutama yang berada di sekitar DAS, adapun untuk sanitasi komunal data
spesifik tidak diketahui namun perlu ditingkatkan jika memang kondisi saat ini
belum memadai.
8. Isu Pembangunan Kebudayaan Dan Pariwisata Daerah
Sektor kebudayaan dan pariwisata harus dipandang sebagai sektor yang
berfungsi menjadi katalisator pembangunan (agent of development) yang
berkontribusi terhadap proses pembangunan, yakni berperan dalam peningkatan
pendapatan daerah, menyediakan lapangan kerja, mempercepat pemerataan
pendapatan, dan mendorong pertumbuhan pembangunan wilayah yang memiliki
potensi alam yang terbatas. Adanya Megaproyek pembangunan (Tol Cileunyi,
Sumedang, Dawuan, dan Bandar Udara Internasional Jawa Barat, serta Jalur Kereta
Api Cepat) menjadikan posisi Kabupaten Sumedang sangat strategis, sehingga
sektor kebudayaan dan pariwisata perlu dikembangkan.
Adapun kondisi sektor kebudayaan dan pariwisata saat ini belum mampu
secara optimal dalam memberikan nilai tambah ekonomi kepada masyarakat. Hal
ini diketahui dari (1) masih kurangnya ragam dan intensitas penyelenggaraan
festival seni dan budaya sebagai upaya pelestarian dan promosi budaya serta
menghidupkan perekonomian daerah; (2) masih minimnya pelestarian terhadap
situs sejarah dan kawasan cagar budaya; (3) sarana prasarana pengembangan
kesenian dan budaya tidak memadai (belum ada gedung kesenian, sarana
penyelenggaraan festival budaya tidak ada); (4) pengembangan destinasi wisata
masih sangat kurang; dan (5) Belum diimplementasikannya Rencana Induk
Pengembangan Wisata Daerah (RIPDA). Dalam perspektif kedepan sektor
pariwisata perlu diarahkan untuk pengembangan agrowisata, wisata budaya, wisata
alam dan wisata kuliner yang bertemakan pariwisata halal. Sejalan dengan hal
tersebut perlu dilakukan penataan infrastruktur, penyiapan SDM kreatif,
mengundang investor untuk berinvestasi dan promosi terkait pariwisata. Hal ini
perlu mendapat dukungan baik secara politis maupun teknokratis dari Pemerintah
Kabupaten Sumedang.
Bab IV Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah IV - 49
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
Pada bagian ini disajikan visi, misi, tujuan dan sasaran untuk pembangunan
Kabupaten Sumedang Tahun 2019 – 2023. Visi, misi yang menjadi dasar dalam
penyusunan RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2019 – 2023 merupakan visi, misi
dan janji kerja dari Bupati dan Wakil Bupati periode tahun 2019 – 2023. Sedangkan
tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, dan hasil
akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu kepemimpinan Bupati
bersama Wakil Bupati. Adapun sasaran adalah penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu
yang akan dicapai oleh Pemerintah dalam jangka waktu tertentu. Dalam hal ini
sasaran diupayakan diukur melalui indikator yang bersifat kuantitatif, sehingga
dapat diukur. Sasaran ditetapkan dengan maksud agar perjalanan atau proses
kegiatan dalam mencapai tujuan dapat berlangsung secara fokus, efektif, dan
efisien.
5.1 Visi Pembangunan Daerah
Adapun Visi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sumedang periode 2019 – 2023
adalah sebagai berikut :
“Terwujudnya Masyarakat Sumedang yang Sejahtera, Agamis, Maju, Profesional,
dan Kreatif (SIMPATI) Pada Tahun 2023”
Sejahtera Masyarakatnya, Agamis Akhlaqnya, Maju Daerahnya, Profesional
Aparaturnya dan Kreatif Ekonominya.
Lebih lanjut penjabaran visi di atas adalah sebagai berikut :
Sejahtera : kondisi masyarakat Kabupaten Sumedang yang secara lahir batin
mendapatkan rasa aman, nyaman dan tentram dalam menjalani kehidupan, yang
ditandai dengan meningkatnya pelayanan dasar mencakup sarana dan prasarana
pendidikan, kesehatan, infrastruktur dasar, dan sarana ekonomi yang inklusif bagi
masyarakat, dan meningkatnya perlindungan, produktifitas dan pemenuhan hak
dasar bagi masyarakat.
Gambar 5.1 Keselarasan Visi, Misi RPJPD Kab. Sumedang 2005-2025 dengan Visi,
Misi RPJMD Kab. Sumedang 2019-2023
Gambar 5.2 Keselarasan Visi, Misi RPJMD Kab. Sumedang 2019-2023 dengan Visi,
Misi RPJMD Prov. Jawa Barat 2019-2023
Tabel 5.1.
1 Indeks Poin
Pembangunan 70.1 70,33 70,38-70,76 70,61 – 70,98 70,83 – 71,19 71,04-71,39 71,24 – 71,59
Manusia
3 Pembentukan Trilyun
Modal Tetap Bruto Rupiah 5,43 5,57 5,63-5,89 5,76-5,93 5,89-6,06 6,02-6,19 6,14-6,32
(PMTB) ADBH
4 Presentase Persen
10,53 9,76 9,34-9,97 8,95-9,53 8,58-9,12 8,22-8,73 7,88-8,37
Penduduk Miskin
6 Tingkat Persen
Pengangguran 7.15 7,04 6,45-7,41 6,38-7,29 6,30-7,17 6,23-7,06 6,14-6,97
Terbuka
7 Indeks Gini Poin 0.387 0,351 0,323-0,368 0,320-0,361 0,317-0,355 0,314-0,350 0,310-0,345
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
TUJUAN 2 : Indeks Pembangunan Manusia 70.33 70,38- 70,61- 70,83-71,19 71,04- 71,24-71,59 71,24-71,59
Terwujudnya 70,76 70,98 71,39
pelayanan sistem
SASARAN 1 : Indikator Sasaran 1 : 46,13 49,82 53,51 57,20 60,89 64,58 64,58
pendidikan yang
Meningkatnya Kuantitas dan Rata-rata peningkatan hasil UN
Berkualitas dan
kualitas Sarana dan Prasarana
Merata
Pendidikan serta tenaga Indikator Sasaran 2: 59.25 62.21 65.18 68.14 71.1 74.06 74.06
pengajar untuk mewujudkan APK PAUD
pelayanan sistem pendidikan
yang merata (Meningkatnya Indikator Sasaran 3 : 7,78 7,85 7,93 8,01 8,09 8,17 8,17
Kualitas Pelayanan Pendidikan Rata-rata lama sekolah
Yang merata)
TUJUAN 3 : Indikator Tujuan 1: 9.76 9,74-9,59 9,18-8,94 8,89-8,52 8,46-7,93 7,87-7,46 7,87-7,46
Terwujudnya Angka Kemiskinan
penanggulangulang
an PMKS serta Indikator Tujuan 2: 94.4 94.45 94.49 94.54 94.59 94.64 94.64
Pemberdayaan Indeks Pembangunan Gender*
Perempuan dan
Perlindungan anak Indikator Tujuan 3: 68.7 68.73 68.77 68.80 68.84 68.87 68.87
Indeks Pemberdayaan
Gender*
SASARAN 1 : Indikator Sasaran 1 : 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Meningkatnya Persentase Perempuan dan
Pengarusutamaan Gender dan Anak Korban Tindak Kekerasan
perlindungan anak
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Indikator Sasaran 3
37% 7% 7% 7% 7% 7% 7%
Persentase Perempuan Kepala
Keluarga yang meningkat
Ekonomi Keluarganya
SASARAN 2 : Indikator Sasaran 1 : 1.96% 0.12% 0.17% 0.21% 0.21% 0.24% 0.95%
Meningkatnya kualitas Persentase Pelayananan (115.190
penanggulangan kemiskinan Penyandang Masalah PMKS)
dan penanggulangan Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial
MISI 2 : Menguatkan norma agama dalam tatanan kehidupan sosial masyarakat dan pemerintahan
TUJUAN 1 : Indeks Kerukunan Umat 72.2 72.5 73 73.5 74 74.5 74.5
Terwujudnya Beragama
kehidupan yang SASARAN 1 : Indikator Sasaran 1 : 72.2 72.5 73 73.5 74 74.5 74.5
agamis di Menguatnya kondisi kehidupan Indeks Kerukunan Umat
Kabupaten kerukunan umat beragama Beragama
Sumedang untuk meningkatkan rasa Indikator Sasaran 2 : NA 5 5 5 2 3 20
toleransi dan saling pengertian Produk hukum daerah yang
intra dan antara para pemeluk terbentuk (jumlah)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
agama dalam menciptakan Indikator Sasaran 3 : 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
kehidupan yang berlandaskan Persentase Penegakan Perda
norma agama
MISI 3 : Mengembangkan wilayah ekonomi didukung dengan peningkatan infrastruktur, serta penguatan budaya dan kearifan lokal
TUJUAN 1 : Persentase panjang jaringan 66.30% 68.35% 70.41% 72.53% 74.50% 76.15% 76.15%
Terwujudnya jalan dalam kondisi Mantap
pembangunan
Infrastruktur yang
mendukung
percepatan
pengembangan
wilayah ekonomi
SASARAN 1 : Indikator Sasaran 1 : 81,25% 83,25% 85,25% 87,25% 89,25% 91,25% 91,25%
Meningkatnya kualitas dan Persentase panjang jaringan
kuantitas infrastruktur jalan jalan dalam kondisi Mantap
untuk meningkatkan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
aksesibilitas dan konektivitas Indikator Sasaran 2 : 14,09% 18,30% 27,90% 30,78% 41,88% 51,46% 51,46%
daerah Cakupan Ketersediaan
Prasarana dan Fasilitas
Perhubungan
SASARAN 2 : Indikator Sasaran 1 : 58,45% 59,85% 61,24% 62,64% 64,04% 65,43% 65,43%
Tersedianya sistem Cakupan trayek angkutan
transportasi yang dapat umum
mendukung mobilitas Indikator Sasaran 2 : 37,45% 38,34% 39,24% 40,13% 41,03% 41,92% 41,92%
masyarakat Rata-rata peningkatan
penumpang angkutan umum
TUJUAN 2 : Indikator Tujuan 1 : 108.39 108.4 108.5 108.6 108.7 108.8 108.8
Terwujudnya Nilai Tukar Petani
pengembangan
wilayah ekonomi Indikator Tujuan 2: 9.76 9,74-9,59 9,18-8,94 8,89-8,52 8,46-7,93 7,87-7,46 7,87-7,46
dengan mendorong Angka Kemiskinan
peningkatan
produktivitas SASARAN 1 : Indikator Sasaran 1 : 29,40 29,73 30,68 31,86 32,91 34,02 34,02
komoditas unggulan Meningkatnya produktivitas Rasio jaringan irigasi
komoditas unggulan daerah
Indikator Sasaran 2 : 6.79% 6.80% 6.81% 6.82% 6.83% 6.84% 6.84%
Pertumbuhan Sektor Pertanian
Sasaran 2: Indikator Sasaran 1: 86.10 87.30 88.50 89.60 90.80 92.50 92.50
Menjamin Ketahanan Pangan Skor Pola Pangan Harapan
Daerah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
TUJUAN 3 : Indikator Tujuan 1: 53.93 54.04 54.15 54.26 54.37 54.48 54.48
Terwujudnya kota Indeks Kualitas Lingkungan
yang berwawasan Hidup
lingkungan sebagai Indikator Tujuan 2: 162 162 161.5 161 160.5 160 160
Wilayah Perkotaan Indeks Risiko Bencana
yang berkelanjutan
dan lestari SASARAN 1 : Indikator Sasaran 1 : 38% 37.34% 34.96% 34.54% 34.06% 33.58% 33.58%
Meningkatknya pengelolaan Persentase penanganan
lingkungan hidup sesuai sampah perkotaan
dengan prinsip-prinsip Indikator Sasaran 2 : 42.46 42,66 42,86 43,06 43,26 43,46 43,46
pembangunan berkelanjutan Indeks kualitas air
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Indikator Sasaran 8 : 55% 55.15% 55.30% 55.45% 55.60% 55.75% 55.75%
Persentase Rumah Tangga
Bersanitasi
Indikator Sasaran 9 : 70% 70.45% 71.05% 71.65% 72.25% 72.70% 72.70%
Persentase Penduduk Berakses
Air Minum
Indikator Sasaran 10 : 80% 80.05% 80.11% 80.17% 80.23% 80.28% 80.28%
Rasio Rumah Layak Huni
SASARAN 2 : Indikator Sasaran 1 : 162 162 161.5 161 160.5 160 160
Pengurangan indeks resiko Penurunan Indeks Risiko
bencana bencana
TUJUAN 4 Indikator Tujuan 1 : 15,000,000,
:Terwujudnya PAD Sektor Pariwisata (Rp) 000 15,450,000, 15,913,500, 16,390,905 16,882,632,1 16,882,632,1
Sumedang sebagai 000 000 ,000 50 50
tujuan wisata yang Indikator Tujuan 2: 9.76 9,74-9,59 9,18-8,94 8,89-8,52 8,46-7,93 7,87-7,46 7,87-7,46
berdaya saing Angka Kemiskinan
SASARAN 1 : Indikator Sasaran 1 : 432,569 519,083 622,900 747,479 896,975 1,076,368
Meningkatnya pelestarian Jumlah kunjungan wisatawan
budaya, situs, sejarah, seni dan
Indikator Sasaran 2 : 15,000,000, 15,450,000, 15,913,500, 16,390,905 16,882,632,1 16,882,632,1
pengembangan destinasi
PAD sektor pariwisata 000 000 000 ,000 50 50
wisata untuk mewujudkan
Sumedang sebagai tujuan
wisata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
MISI 4 : Menata birokrasi pemerintah yang responsif dan bertanggung jawab secara profesional dalam pelayanan masyarakat.
TUJUAN 1: Opini BPK WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
Terwujudnya
Birokrasi yang SASARAN 1: Indikator Sasaran 1: WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
bersih dan bebas Meningkatnya kinerja Opini BPK
KKN keuangan daerah yang
transparan dan akuntabel Indikator Sasaran 2: 75% 75% 78% 80% 83% 85% 85%
Persentase temuan yang
ditindaklanjuti
Indikator Sasaran 3: 3,1 3,2 3,3 3,5 3,8 4 4
Tingkat maturitas SPIP
Indikator Sasaran 3 : Nilai 3.519 3.519 3.519 3.519 3.519 3.519 3.519
LPPD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Indikator Sasaran 4 : IKM 76 77 78 78.5 79 80 80
Bidang Kependudukan
SASARAN 2: Indikator Sasaran 1 : 10 OPD 16 25 35 46 55 55
Tersedianya sistem pelayanan Pelayanan publik berbasis IT
terpadu yang didukung oleh IT
MISI 5 : Mengembangkan sarana prasarana dan sistem perekonomian yang mendukung kreativitas dan inovasi masyarakat Kabupaten Sumedang
TUJUAN 1: Indikator Tujuan 1 : 6.34 5,94-6,97 6,07-7,04 6,20-7,12 6,31-7,19 6,40-7,29 6,40-7,29
Terwujudnya Laju Pertumbuhan Ekonomi
perekonomian
Sumedang yang Indikator Tujuan 2: 9.76 9,74-9,59 9,18-8,94 8,89-8,52 8,46-7,93 7,87-7,46 7,87-7,46
kreatif dan berdaya Angka Kemiskinan
saing
SASARAN 1: Indikator Sasaran 1: 5.29% 5.30% 5.32% 5.34% 5.35% 5.36% 5.36%
Meningkatnya kualitas Pertumbuhan sektor industri
sumberdaya manusia dari pengolahan (usaha mikro yang
usaha mikro lokal bergerak dalam industri
pengolahan)
Indikator Sasaran 2: 4.94% 4.95% 4.97% 4.99% 5.00% 5.02% 5.02%
Pertumbuhan sektor
Perdagangan
SASARAN 2: Indikator Sasaran 1: 72.01% 73.37% 73.53% 73.69% 73.86% 74.01% 74.01%
Tersedianya Fasilitas Persentase Koperasi aktif
pendukung wirausaha
Indikator Sasaran 2 : 1 pasar 1 pasar 1 pasar 1 pasar 1 pasar 5 pasar
Persentase pasar tradisional
yang direvitalisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
SASARAN 3 : Meningkatnya Indikator Sasaran 1 : Jumlah 9,966,078,8 7,063,682,1 7,464,857,1 8,230,032,0 8,813,207, 9,396,382,03 9,396,382,03
penanaman modal di nilai investasi di Sumedang 15 58 28 97 066 6 6
Kabupaten Sumedang
Tujuan 2: Indikator Tujuan 1 : 7.04% 7,41-6,45 7,29-6,38 7,17-6,30 7,06-6,23 6,97-6,14 6,97-6,14
Terwujudnya Tingkat Pengangguran Terbuka
perluasan
kesempatan kerja, Indikator Tujuan 2: 9.76 9,74-9,59 9,18-8,94 8,89-8,52 8,46-7,93 7,87-7,46 7,87-7,46
pelatihan kerja serta Angka Kemiskinan
sertifikasi keahlian
sehingga mampu SASARAN 1 : Membuka Indikator Sasaran 1 : 16% 16% 16% 16% 16% 16% 16%
memenuhi lapangan kerja dan Persentase Tenaga Kerja yang
kebutuhan lapangan menciptakan tenaga kerja ditempatkan
kerja kompeten yang memenuhi Indikator Sasaran 2 : 1.000* 1.000* 1.000* 1.000* 1.000* 5.000*
kebutuhan pasar jumlah wirausahawan
BAB VI
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Upaya pencapaian visi dan misi yang diuraikan dalam tujuan dan sasaran
perlu didukung oleh penyusunan strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah
sehingga menjadi bagian penting yang tidak terpisahkan. Strategi adalah langkah-
langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.
Sementara, kebijakan adalah arah atau tindakan yang diambil oleh pemerintah
daerah untuk mencapai tujuan. Dalam kerangka tersebut, Pemerintah Kabupaten
Sumedang merumuskan strategi dan arah kebijakan perencanaan pembangunan
daerah secara komprehensif untuk mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan
efektif (berdaya guna) dan efisien (berhasil guna).
Dalam konteks Rancangan RPJMD Kabupaten Sumedang, maka rumusan
strategi harus menunjukkan keinginan yang kuat dari Pemerintahan Kabupaten
Sumedang untuk menciptakan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan
dalam pembangunan daerah. Melalui parameter tertentu, dapat dikenali indikasi
keberhasilan atau kegagalan suatu strategi sekaligus untuk menciptakan budaya
berpikir strategi dalam menjamin, bahwa transformasi menuju pengelolaan
keuangan pemerintah daerah yang lebih baik, transparan, akuntabel dan
berkomitmen terhadap kinerja, strategi harus dikendalikan dan dievaluasi.
Sedangkan perencanaan merupakan terjemahan dari visi dan misi kepala
daerah ke dalam rencana kerja yang dapat dioperasionalkan. Segala sesuatu yang
secara langsung dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran RPJMD, maka
dianggap strategis. Rumusan strategi dan arah kebijakan bertujuan untuk
memberikan rujukan supaya dalam merumuskan capaian target kinerja
pembangunan, maka langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan
perencanaan pembangunan daerah harus melalui pendekatan komprehensif. Oleh
karena itu, perlu ada penjelasan tentang bagaimana pemerintah daerah mencapai
tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Strategi menjabarkan
langkah-langkah sistematis mencapai visi dan misi melalui program-program
prioritas indikatif yang selanjutnya diperjelas dengan kebijakan umum. Untuk
mendapatkan gambaran nyata bagaimana langkah-langkah strategis dilakukan dari
waktu ke waktu untuk kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan, maka arah kebijakan
akan mengarahkan langkah kapan indikator capaian masing-masing sasaran harus
dicapai dan sekaligus memberi pedoman, pada rentang waktu mana strategi harus
dijalankan dalam kurun 2019 - 2023 sebagai periodesasi dari dokumen RPJMD
Kabupaten Sumedang.
Selain itu, strategi dan arah kebijakan RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun
2019-2023 juga harus selaras dengan periodesasi perencanaan yang tercantum
dalam dokumen RPJPD Kabupaten Sumedang Tahun 2005-2025. Berdasarkan
RPJPD, periode RPJMD saat ini berada dalam periode keempat dengan arah
kebijakan yaitu “Kabupaten Sumedang Sejahtera, Agamis dan Demokratis pada
Tahun 2025 (SUMEDANG SEHATI)”.
Berdasarkan penjelasan di atas dan dengan berpedoman pada rumusan
keterkaitan antara visi dan misi dengan rumusan tujuan, dan sasaran sebagaimana
telah diuraikan pada Bab-bab sebelumnya, maka dirumuskan strategi dan arah
kebijakan dalam dokumen RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2019 - 2023 yang
merupakan penjabaran dari setiap sasaran sebagaimana telah diuraikan terdahulu.
6.1 Strategi Pembangunan Daerah
Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif
untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi harus dijadikan salah satu rujukan penting
dalam perencanaan pembangunan daerah (strategy focussed-management).
Rumusan strategi berupa pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan
sasaran akan dicapai yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah
kebijakan.
Rumusan strategi juga harus menunjukkan keinginan yang kuat bagaimana
Pemerintah Daerah menciptakan nilai tambah (value added) bagi pemangku
kepentingan pembangunan daerah. Di sini penting untuk mendapatkan parameter
utama yang menunjukkan bagaimana strategis tersebut menciptakan nilai (strategic
objective). Melalui parameter tersebut, dapat dikenali indikasi keberhasilan atau
kegagalan suatu strategi sekaligus untuk menciptakan budaya “berpikir strategis”
dalam menjamin bahwa transformasi menuju pengelolaan keuangan pemerintah
daerah yang lebih baik, transparan, akuntabel dan berkomitmen terhadap kinerja,
strategi harus dikendalikan dan dievaluasi (learning process).
Penentuan alternatif strategi pencapaian dari setiap indikator sasaran atau
kumpulan sasaran yang inherent adalah dengan terlebih dahulu melakukan analisis
SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, dan Threats). Bahan utama yang
digunakan dalam analisis SWOT adalah hasil telaah dari isu-isu strategis yang telah
dirumuskan dalam bagian sebelumnya, yang selanjutnya dikelompokkan ke dalam
sumber dari isu-isu strategis tersebut apakah internal atau eksternal. Identifikasi
faktor-faktor internal dan eksternal dalam analisis SWOT digambarkan pada gambar
berikut ini:
KEUNTUNGAN KEKURANGAN
STRENGTH WEAKNESSES
1. Adanya komitmen dari Kepala daerah 1. Tata kelola pemerintahan yang belum
untuk mewujudkan aparatur yang bersih, efektif;
kesejahteraan masyarakat, sumberdaya 2. Aset daerah belum terkelola dengan baik;
manusia yang unggul dan agamis serta 3. Belum optimalnya sektor
infrastruktur untuk mendukung usaha/perekonomian yang dapat menekan
pertumbuhan ekonomi yang merata dan angka pengangguran dan kesenjangan;
INTERNAL
Gambar 6.2 Kawasan Strategis Kabupaten
Sumber : RTRW Kabupaten Sumedang 2018-2038
6.3 Arah Kebijakan Pembangunan Daerah
Strategi harus dipandang sebagai satu kesatuan skenario-skenario selama 5
tahun yang terhubung dengan arah kebijakan dan dipayungi oleh tema/fokus
tahunan. Strategi terdiri dari langkah-langkah dalam sasaran yang secara
berkesinambungan saling melengkapi dan membentuk rangkaian cerita yang
selanjutnya menjadi arah kebijakan pembangunan setiap tahunnya. Arah kebijakan
merupakan suatu bentuk konkret dari usaha pelaksanaan perencanaan
pembangunan yang memberikan arahan dan panduan kepada pemerintah daerah
agar lebih optimal dalam menentukan dan mencapai tujuan. Selain itu, arah
kebijakan pembangunan daerah juga merupakan pedoman untuk menentukan
tema tahapan pembangunan selama lima tahun periode kepala daerah guna
mencapai sasaran RPJMD secara bertahap untuk penyusunan dokumen RPJMD.
No Tema/Fokus Penjelasan
sumber daya manusia, penguatan infrastruktur, dan
pertumbuhan ekonomi = Program dan kegiatan dalam kata kunci
di atas ditujukan untuk mempersiapkan pembangunan SDM-
penguatan infrastruktur-dan pembangunan ekonomi yang inklusif
merata dan berkelanjutan di tahun 2021.
3 Tema/Fokus Tahun 2021 : Kata Kunci 1 : Penguatan infrastruktur untuk meningkatkan akses
Penguatan infrastruktur terhadap pelayanan dasar = pada tahun 2021 fokus program-
pelayanan dasar yang menunjang kegiatan pembangunan infrastruktur diiarahkan untuk
pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan akses pendidikan-kesehatan-kegiatan ekonomi-
mengoptimalkan pembangunan pemberdayaan masyarakat dan pengurangan kemiskinan-dengan
sumber daya manusia yang memperhatikan asas pembangunan berkelanjutan.
agamis, produktif dan mandiri. Kata Kunci 2 : menunjang pertumbuhan ekonomi yang inklusif,
merata =
Program dan kegiatan pembangunan infrastruktur harus
memperhatikan aspek pembangunan berkelanjutan dan dapat
menstimulus pertumbuhan kegiatan ekonomi dengan menjunjung
asas pembangunan berkelanjutan.
Kata Kunci 3 : serta mengoptimalkan pembangunan sumber daya
manusia yang agamis, produktif dan mandiri = Program dan
kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan pembangunan SDM
yang agamis dan mandiri setiap tahun dilaksanakan dengan
proporsi berimbang.
4 Tema/Fokus Tahun 2022 : Kata Kunci 1 : Mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi untuk
Mengoptimalkan pertumbuhan mewujudkan kemandirian daerah = pada tahun 2022 program-
ekonomi untuk mewujudkan kegiatan penguatan infrastruktur (peningkatan dan pemeliharaan)
kemandirian daerah untuk menunjang pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 telah
dilaksanakan tetap dilanjutkan sesuai target, sehingga dapat
menunjang peningkatan pembangunan sumber daya manusia
(kesehatan-pendidikan-akses terhadap sumberdaya ekonomi-
pemberdayaan-internalisasi moral agama kepada masyarakat)
agar tercipta kemudahan masyarakat dalam melakukan aktivitas
ekonomi sehingga bermuara pada pertumbuhan ekonomi yang
merata, inklusif dan berkelanjutan. Lebih lanjut, pada tahun 2022
program dan kegiatan untuk pembangunan manusia (kesehatan-
pendidikan-akses terhadap sumberdaya ekonomi-pemberdayaan-
internalisasi moral agama kepada masyarakat) tetap dilaksanakan
sesuai target.
5 Tema/Fokus Tahun 2023 : Kata Kunci 1 : Memantapkan pembangunan SDM yang agamis
Memantapkan pembangunan produktif dan mandiri untuk meningkatkan daya saing daerah =
sumber daya manusia yang Pada tahun 2023 program-kegiatan yang di tahun sebelumnya
agamis, produktif dan mandiri dilaksanakan, tetap dilaksanakan sesuai target dengan asumsi
untuk meningkatkan daya saing program-kegiatan tersebut relevan dengan goals yang ingin
daerah. diwujudkan, yakni memantapkan sumber daya manusia untuk
mewujudkan daya saing daerah. Sumber daya manusia dalam
konteks ini mencakup masyarakat dan aparatur. Kemudian daya
saing daerah menjadi muara pembangunan 2019-2023, asumsi
dalam hal ini adalah daya saing daerah terwujud didalamnya
sudah termasuk pertumbuhan ekonomi yang merata, kemudahan
aksesibilitas pelayanan dasar, konektivitas daerah, pengurangan
kemiskinan, masyarakat mandiri, dst.
Sumber : Hasil Analisis
Berdasarakan tema diatas maka arah kebijakan dijabarkan dalam horison
waktu sesuai dengan periode RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2019 -2023.
Dengan adanya penentuan horison waktu maka susunan arah kebijakan secara logis
akan dilaksanakan secara bertahap dimana suatu arah kebijakan dapat mendahului
atau menjadi prasyarat bagi arah kebijakan lainnya. Fokus arah kebijakan pada
periode RPJMD Kabupaten Sumedang Tahun 2019 -2023 adalah sebagai berikut :
Visi : Terwujudnya masyarakat Sumedang yang Sejahtera, Agamis, Maju, Profesional, dan Kreatif (SIMPATI)
pada tahun 2023
IKU (Indikator
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Tujuan)
pelayanan sistem Manusia Kuantitas dan masyarakat dalam
pendidikan yang kualitas Sarana dan upaya kesehatan
Berkualitas dan Merata Prasarana promotif dan
Pendidikan serta
preventif;
tenaga pengajar
untuk mewujudkan • Meningkatkan
pelayanan sistem kualitas layanan
pendidikan yang kesehatan yang
merata berdaya saing;
(Meningkatnya • Meningkatkan
Kualitas Pelayanan
kualitas pelayanan
Pendidikan Yang
pendidikan dasar
merata)
dengan upaya
pembebasan beban
biaya peserta didik;
MISI 2 : Menguatkan norma agama dalam tatanan kehidupan sosial masyarakat dan pemerintahan
TUJUAN 1 : 1. Indeks SASARAN 1 : STRATEGI 3 :
• Mewujudkan nilai-
Terwujudnya Kerukunan Menguatnya kondisi Peningkatan
kehidupan yang agamis Umat kehidupan pelaksanaan nilai- nilai Agama pada
di Kabupaten Beragama kerukunan umat nilai keagamaan tatanan sosial
Sumedang beragama untuk dalam kehidupan masyarakat dan
meningkatkan rasa bermasyarakat pemerintahan
toleransi dan saling dalam perilaku
pengertian intra dan
kehidupan
antara para pemeluk
agama dalam • Mendorong
menciptakan pengembangan
kehidupan yang pendidikan
berlandaskan norma karakter
agama
Visi : Terwujudnya masyarakat Sumedang yang Sejahtera, Agamis, Maju, Profesional, dan Kreatif (SIMPATI)
pada tahun 2023
IKU (Indikator
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Tujuan)
SASARAN 2 :
Penguatan
pendidikan karakter
berbasis pendekatan
keagamaan bagi
siswa usia
pendidikan dasar
MISI 3 : Mengembangkan wilayah ekonomi didukung dengan peningkatan infrastruktur, serta penguatan
budaya dan kearifan lokal
TUJUAN 1 : 1. Persentase SASARAN 1 : STRATEGI 4 :
• Meningkatkan
Terwujdunya Panjang Meningkatnya Peningkatan
pembangunan Jaringan Jalan kualitas dan kualitas dan kemantapan jalan
Infrastruktur yang dalam Kondisi kuantitas kuantitas sebagai koneksitas
mendukung Mantap infrastruktur jalan infrastruktur untuk dan aksebilitas
percepatan untuk meningkatkan menunjang aktivitas
pengembangan aksesibilitas dan kegiatan ekonomi perekonomian
wilayah ekonomi konektivitas daerah masyarakat dan
masyarakat;
SASARAN 2 : mendorong
pengembangan • Meningkatkan
Tersedianya sistem
transportasi yang wilayah ekonomi kemantapan sistem
dapat mendukung perhubungan dan
mobilitas transportasi;
masyarakat • Meningkatkan
fungsi sistem irigasi
yang mendukung
peningkatan
produktivitas
pertanian;
• Menyediakan tanah
untuk kepentingan
pembangunan
daerah
SASARAN 1: STRATEGI 9 :
• Memfasilitasi
Meningkatnya Meningkatkan
produktivitas pendapatan petani sarana produksi
komoditas unggulan dan buruh tani, dan penyuluhan
daerah serta ketahanan untuk
SASARAN 2 : pangan meningkatkan
Menjamin produktivitas hasil
Ketahanan Pangan pertanian serta
TUJUAN 2 :
Daerah
Terwujudnya mendukung
1. Nilai tukar
pengembangan terwujudnya
petani
wilayah ekonomi
kawasan
dengan mendorong
2. Angka agribisnis;
peningkatan
Kemiskinan • Meningkatkan
produktivitas
komoditas unggulan ketersediaan,
akses, distribusi,
keamanan, dan
penguatan
cadangan, serta
konsumsi pangan
yang beragam
Visi : Terwujudnya masyarakat Sumedang yang Sejahtera, Agamis, Maju, Profesional, dan Kreatif (SIMPATI)
pada tahun 2023
IKU (Indikator
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Tujuan)
TUJUAN 3 : 1. Indeks SASARAN 1 : STRATEGI 5 :
• Meningkatkan
Terwujdunya kota yang Kualitas Meningkatknya Peningkatan fungsi
berwawasan Lingkungan pengelolaan kawasan lindung kualitas
lingkungan sebagai lingkungan hidup serta penyelenggaraan
Wilayah Perkotaan 2. Indeks Risiko sesuai dengan meningkatkan penataan ruang;
yang berkelanjutan dan Bencana prinsip-prinsip kelestarian, • Meningkatkan
lestari pembangunan kebersihan, dan pengelolaan
berkelanjutan penataan
sampah dan limbah
SASARAN 2 : lingkungan
domestik;
Pengurangan indeks
resiko bencana • Meningkatkan
kualitas dan
penyediaan air
serta kualitas
udara
MISI 4 : Menata birokrasi pemerintah yang responsif dan bertanggung jawab secara profesional dalam
pelayanan masyarakat.
TUJUAN 1: 1. Opini BPK SASARAN 1: STRATEGI 7 :
• Meningkatkan
Terwujudnya Birokrasi Meningkatnya Peningkatan
yang bersih dan bebas kinerja keuangan kinerja aparatur pelayanan
KKN daerah yang pemerintah administrasi dan
transparan dan perizinan yang
akuntabel prima;
TUJUAN 2: 1. Indeks SASARAN 1: • Meningkatkan
Terwujdunya Kepuasan Meningkatnya
perencanaan,
pelayanan publik yang Masyarakat profesionalitas ASN
pengelolaan
berkualitas terhadap terhadap SASARAN 2:
masyarakat Pelayanan Tersedianya sistem keuangan dan
Publik pelayanan terpadu pengawasan
yang didukung oleh pembangunan
IT yang terpadu,
transparan dan
akuntabel berbasis
teknologi dan
informatika;
• Menguatkan
Visi : Terwujudnya masyarakat Sumedang yang Sejahtera, Agamis, Maju, Profesional, dan Kreatif (SIMPATI)
pada tahun 2023
IKU (Indikator
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Tujuan)
institusi
pemerintahan dan
kualitas aparatur
yang berorientasi
pada reformasi
birokrasi;
• Memberikan
kepastian karir dan
pengembangan
Aparatur Sipil
Negara berbasis
kompetensi dan
kinerja;
• Mengembangkan
sistem e-
government untuk
meningkatkan
penyelenggaraan
pemerintahan dan
pelayanan publik.
MISI 5 : Mengembangkan sarana prasarana dan sistem perekonomian yang mendukung kreativitas dan
inovasi masyarakat Kabupaten Sumedang
TUJUAN 1: 1. Laju SASARAN 1: STRATEGI 8 :
• Meningkatkan
Terwujdunya Pertumbuhan Meningkatnya Peningkatan
perekonomian Ekonomi kualitas sumberdaya kapasitas ekonomi kapasitas dan daya
Sumedang yang kreatif manusia dari usaha usaha mikro dan saing industri kecil
dan berdaya saing 2. Angka mikro lokal kecil menengah;
Kemiskinan SASARAN 2: • Meningkatkan
Tersedianya Fasilitas kapasitas pelaku
pendukung usaha perdagangan
wirausaha
dan revitaliasasi
pasar tradisional;
• Menguatkan dan
mengembangkan
kelembagaan
ekonomi
masyarakat
SASARAN 3 : STRATEGI 10 :
• Meningkatkan
Meningkatkan Peningkatan
tingkat penanaman penanaman modal jumlah penanaman
modal di Kabupaten di Kabupaten modal yang
Sumedang Sumedang mendukung
pengembangan
daerah yang
berkelanjutan dan
berkeadilan
Visi : Terwujudnya masyarakat Sumedang yang Sejahtera, Agamis, Maju, Profesional, dan Kreatif (SIMPATI)
pada tahun 2023
IKU (Indikator
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Tujuan)
mampu memenuhi Kemiskinan yang memenuhi kebutuhan pasar keahlian sesuai
kebutuhan lapangan kebutuhan pasar tenaga kerja kebutuhan
kerja lapangan kerja;
• Membangun
Sumedang
Preneurship
berbasis
profesionalitas dan
kreativitas melalui
Gerakan Wirausaha
Muda;
• Mengoptimalikan
pengembangan
sektor ekonomi
kreatif
Selanjutnya, sebagai langkah konkret dalam mencapai tujuan pembangunan,
maka sasaran, strategi dan arah kebijakan wajib dijabarkan ke dalam program-
program yang langsung ditujukan untuk mencapai sasaran RPJMD sehingga tujuan
pembangunan dapat tercapai dengan skenario penetapan target indikator dan
target pagu indikatif yang realistis. Program-program tersebut dinamakan program
prioritas yang langsung ditujukan untuk mencapai sasaran RPJMD atau sasaran
kepala daerah. Secara rinci, penjelasan tersebut dijabarkan pada Tabel 6.8.
Tabel 6.8 Program Pembangunan Daerah yang disertai Pagu Indikatif Kabupaten Sumedang
2019 2020 2021 2022 2023 Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Misi/Tujuan/Sasaran Program Kondisi Kinerja Perangkat Daerah Penanggung
Kode Indikator Kinerja (tujuan/impact /outcome )
Pembangunan Daerah Awal RPJMD Jawab
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
MISI 1 : Memenuhi kebutuhan dasar masyarakat secara mudah dan terjangkau
TUJUAN 1 : Terwujudnya pelayanan Indeks Pembangunan Manusia
kesehatan yang berkualitas dan
berkeadilan bagi masyarakat Sumedang 70.33 70,38-70,76 70,61-70,98 70,83-71,19 71,04-71,39 71,24-71,59 71,24-71,59
Indikator Program 4 :
Persentase Penemuan kasus diare semua 81% 80% 80% 80% 80% 80% 80% Dinas Kesehatan
umur
Indikator Program 5 :
Persentase penemuan kasus pnemonia pada 89% 80% 80% 80% 80% 80% 80% Dinas Kesehatan
balita
Indikator Program 6 :
36% <15% <15% <15% <15% <15% <15% Dinas Kesehatan
Persentase penemuan kasus kusta cacat tk 2
Indikator Program 7 :
Cakupan POPM Kecacingan 98% 95% 95% 95% 95% 95% 95% Dinas Kesehatan
6,471,319,000.00 6,814,946,039.00 7,174,366,293.00 7,550,159,599.000 7,942,918,902.00 7,942,918,902.00
Indikator Program 8 : 22/100.000
< 49/100.000 penduduk < 49/100.000 penduduk < 49/100.000 penduduk < 49/100.000 penduduk < 49/100.000 penduduk < 49/100.000 penduduk Dinas Kesehatan
Insident Rate DBD penduduk
Indikator Program 9 :
55% 90% 90% 90% 90% 90% 90% Dinas Kesehatan
Persentase Kasus HIV yang diobati
Indikator Program 10 :
Persentase usia 15-59 yg mendapat screening 11% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Dinas Kesehatan
PTM
Indikator Program 11 :
Persentase penanganan penyakit tidak 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Dinas Kesehatan
menular sesuai standar
Indikator Program 12 :
Cakupan Desa/kelurahan Universal Child 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Dinas Kesehatan
Immunization (UCI)
Indikator Program 13 :
Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Dinas Kesehatan
yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <
24 jam
Program 3 : Indikator Program 1 :
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Persentase sarana kesehatan yang
23% 28% 30% 32% 35% 35% 35% Dinas Kesehatan
Terakreditasi
1,353,492,600.00 1,425,363,057.00 1,500,536,705.00 1,579,534,817.000 1,661,281,410.00 1,661,281,410.00
Indikator Program 2 :
Jumlah Puskesmas menerapkan Sistem 0 15 20 25 30 35 35 Dinas Kesehatan
informasi Kesehatan terintegrasi online
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2019 2020 2021 2022 2023 Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Misi/Tujuan/Sasaran Program Kondisi Kinerja Perangkat Daerah Penanggung
Kode Indikator Kinerja (tujuan/impact /outcome )
Pembangunan Daerah Awal RPJMD Jawab
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2019 2020 2021 2022 2023 Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Misi/Tujuan/Sasaran Program Kondisi Kinerja Perangkat Daerah Penanggung
Kode Indikator Kinerja (tujuan/impact /outcome )
Pembangunan Daerah Awal RPJMD Jawab
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2019 2020 2021 2022 2023 Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Misi/Tujuan/Sasaran Program Kondisi Kinerja Perangkat Daerah Penanggung
Kode Indikator Kinerja (tujuan/impact /outcome )
Pembangunan Daerah Awal RPJMD Jawab
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
Indikator Program 4 :
Dinas sosial, pemberdayaan
Persentase Lanjut Usia yang Terpenuhi 0.83% 0.07% 0.13% 0.13% 0.33% 0.20% 0.85%
perempuan dan perlindungan anak
Kebutuhan Dasarnya
Program 5 : Indikator Program 1 :
Dinas sosial, pemberdayaan
Program Pemberdayaan Kelembagaan Persentase Potensi Sumber kesejahteraan 50.00% 50.00% 200,000,000.00 58.33% 210,620,000.00 58.33% 221,728,098.80 58.33% 233,342,216.62 58.33% 245,480,678.72 58.33% 245,480,678.72
perempuan dan perlindungan anak
Sosial sosial yang aktif
Program 6 : Indikator Program 1 :
Program Ketahanan Keluarga dan Persentase Perempuan Yang Mendapatkan
Dinas sosial, pemberdayaan
Kesejahteraan Keluarga Pemberdayaan Dalam Peningkatan Ekonomi 7.78% 1.48% 1,050,000,000.00 1.67% 1,105,755,000.00 1.70% 1,164,072,518.70 1.67% 1,225,046,637.23 1.67% 1,288,773,563.30 8.19% 1,288,773,563.30
perempuan dan perlindungan anak
Keluarga
MISI 2 : Menguatkan norma agama dalam tatanan kehidupan sosial masyarakat dan pemerintahan
TUJUAN 1 : Terwujudnya kehidupan yang Indeks Kerukunan Umat Beragama
72.2 72.5 73 73.5 74 74.5 74.5
agamis di Kabupaten Sumedang
SASARAN 1 : Indikator Sasaran 1 : Kantor kesatuan bangsa dan
72.2 72.5 73 73.5 74 74.5 74.5
Menguatnya kondisi kehidupan kerukunan Indeks Kerukunan Umat Beragama politik
umat beragama untuk meningkatkan rasa Indikator Sasaran 2 :
toleransi dan saling pengertian intra dan Produk hukum daerah yang terbentuk NA 5 5 5 2 3 20 Sekretariat Daerah
antara para pemeluk agama dalam (jumlah)
menciptakan kehidupan yang Indikator Sasaran 3 :
berlandaskan norma agama Persentase Penegakan Perda 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Satuan Polisi Pamong Praja
Program 1 : Program Kerukunan Umat Indikator Program 1 : Kantor kesatuan bangsa dan
0 0 - 0 500,000,000.00 0 526,370,000.00 0 553,941,260.600 0 582,757,284.98 0 582,757,284.98
Beragama Jumlah Konflik Sara dan Keagamaan politik
Program 2 : Indikator Program 1 :
Program Penataan Peraturan Perundang- Cakupan produk hukum yang ditetapkan
100% - 100% 1,860,000,000.00 100% 1,958,096,400.00 100% 2,060,661,489.432 100% 2,167,857,100.11 100% 2,167,857,100.11 Sekretariat Daerah
undangan
2019 2020 2021 2022 2023 Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Misi/Tujuan/Sasaran Program Kondisi Kinerja Perangkat Daerah Penanggung
Kode Indikator Kinerja (tujuan/impact /outcome )
Pembangunan Daerah Awal RPJMD Jawab
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2019 2020 2021 2022 2023 Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Misi/Tujuan/Sasaran Program Kondisi Kinerja Perangkat Daerah Penanggung
Kode Indikator Kinerja (tujuan/impact /outcome )
Pembangunan Daerah Awal RPJMD Jawab
2019 2020 2021 2022 2023 Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Misi/Tujuan/Sasaran Program Kondisi Kinerja Perangkat Daerah Penanggung
Kode Indikator Kinerja (tujuan/impact /outcome )
Pembangunan Daerah Awal RPJMD Jawab
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
Program 5 : Program Peningkatan dan Indikator Program 1 : Nilai survei kepuasan Badan Pengelolaan Pendapatan
65% 70% 70% 75% 80% 80% 80%
Pengembangan Pengelolaan Pendapatan masyarakat pelayanan pajak daerah Daerah
Daerah
2019 2020 2021 2022 2023 Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Misi/Tujuan/Sasaran Program Kondisi Kinerja Perangkat Daerah Penanggung
Kode Indikator Kinerja (tujuan/impact /outcome )
Pembangunan Daerah Awal RPJMD Jawab
Program 5 : Program Peningkatan dan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
Pengembangan Pengelolaan Pendapatan
Daerah Indikator Program 2 : Badan Pengelolaan Pendapatan
60% 65% 65% 70% 75% 80% 80%
Persentase potensi pajak daerah Daerah
Indikator Program 3 : 10,679,212,750.00 11,246,278,947.03 11,839,407,698.69 12,459,555,873.95 13,107,701,970.51 13,107,701,970.51 Badan Pengelolaan Pendapatan
Persentase rata-rata wajib pajak yang 70% 75% 70% 85% 85% 85% 85% Daerah
membayar sesuai ketentuan
Indikator Program 4 : Badan Pengelolaan Pendapatan
0% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Cakupan regulasi PDRD yang disempurnakan Daerah
Program 6 : Indikator Program 1 : Dinas PemberdayaanMasyarakat
Program pemantapan pemerintahan dan Persentase desa yang menerapkan SPM 0% 10% 20% 30% 40% 50% 50% dan Desa
pembangunan desa
812,000,000.00 855,117,200.00 900,216,081.13 947,369,399.46 996,651,555.62 996,651,555.62
Indikator Program 2 :
Persentase desa yang pengelolaan keuangan 50% 60% 70% 80% 90% 100% 100%
dan aset sesuai standar
TUJUAN 2:
Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap
Terwujudnya pelayanan publik yang 79,17 80.05 80,10 80,15 80,20 80,25 80,25
Pelayanan Publik (%)
berkualitas terhadap masyarakat
SASARAN 1: Indikator Sasaran 1: Inspektorat Kabupaten
B BB BB BB BB A A
Meningkatnya profesionalitas ASN Skor Lakip
Indikator Sasaran 2: Dinas Penanaman Modal dan
79.75 81.25 82.75 84.25 85.75 87.25 87.25
IKM bidang pelayanan perizinan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Indikator Sasaran 3 : Nilai LPPD 3.519 3.519 3.519 3.519 3.519 3.519 3.519 Sekretariat Daerah
Indikator Sasaran 4 : IKM Bidang Dinas Kependudukan dan
76 77 78 78.5 79 80 80
Kependudukan Pencatatan Sipil
Program 1 : Indikator Program 1 :
Program Administrasi Pemerintahan dan Laporan penyelenggaran pemda yang sesuai
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Sekretariat Daerah
Penataan Organisasi Pemda dan tepat waktu
Indikator Program 2 :
Tingkat indeks Penilaian Mandiri Reformasi
71 72 72 73 74 75 75 Sekretariat Daerah
Birokrasi
Indikator Program 3 :
2 kali per tahun
Persentase koordinasi penyelenggaraan 50.00% 50.00% 66.67% 83.33% 100% 100% Sekretariat Daerah
dari 12 kali = 16%
pemerintah daerah
Indikator Program 4 :
Persentase peningkatan kualitas
0% 10% 10% 15% 20% 25% 25% Sekretariat Daerah
penyelenggaraan pemerintahan kecamatan
dan kelurahan
2,525,000,000.00 2,658,168,500.00 2,797,403,366.030 2,942,924,289.13 2,942,924,289.13
Indikator Program 5 :
Persentase kelembagaan sesuai dengan 80% 85% 85% 90% 95% 100% 100% Sekretariat Daerah
urusan dan kewenangannya
Indikator Program 6 :
Cakupan OPD yang sudah memiliki dan 40% 64% 64% 76% 88% 100% 100% Sekretariat Daerah
menerapkan SOP dan standar pelayanan
Indikator Program 7 :
Tingkat ketepatan dan kesesuaian
50% 70% 70% 80% 90% 100% 100% Sekretariat Daerah
penyampaian laporan OPD terkait survei
kepuasan masyarakat
Indikator Program 8 :
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Sekretariat Daerah
Persentase tertib administrasi kewilayahan
Indikator Program 9 : 0% dari jumlah
Persentase penegasan batas wilayah penegasan batas 6.06% 6.06% 9.09% 12.12% 15.15% 15.15% Sekretariat Daerah
kecamatan dan kelurahan wilayah (33)
Program 2 : Indikator Program 1 : Dinas Penanaman Modal dan
60% 75% 630,984,000.00 76% 664,489,250.40 77% 699,534,413.47 80% 736,176,026.04 85% 774,471,902.92 85% 774,471,902.92
Program Peningkatan pelayanan perizinan Persentase izin yang terbit tepat waktu Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Program 3: Indikator Program 1 : Dinas Kependudukan dan
Program Penataan Administrasi Persentase layanan yang sesuai standar n/a 100% 2,770,000,000.00 100% 2,917,087,000.00 100% 3,070,934,168.38 100% 3,231,789,700.12 100% 3,399,907,400.32 100% 3,399,907,400.32 Pencatatan Sipil
Kependudukan manajemen mutu
Program 4 : Indikator Program 1 : Dinas Kependudukan dan
Program Pelayanan Administrasi Cakupan Kepemilikan Dokumen 81% 83% 84,5% 86% 88% 90% 90% Pencatatan Sipil
Kependudukan Kependudukan 240,000,000.00 252,744,000.00 266,073,718.56 280,010,659.938 294,576,814.47 294,576,814.47
Indikator Program 2 : Dinas Kependudukan dan
74% 76% 78% 81% 84% 86% 86%
Cakupan Kepemilikan Dokumen Catatan Sipil Pencatatan Sipil
SASARAN 2: Indikator Sasaran 1 : Dinas komunikasi, informatika,
Tersedianya sistem pelayanan terpadu yang Pelayanan publik berbasis IT 10 OPD 16 25 35 46 55 55 persandian dan statistik
didukung oleh IT
Program 1 : Indikator Program 1 : Presentase perangkat Dinas komunikasi, informatika,
Program pengembangan komunikasi, daerah yang sudah menerapkan e- 18% 29.09% 45.45% 63.64% 83.64% 100.00% 100.00% persandian dan statistik
informasi, media massa dan pemanfaatan goverment/Aplikasi yang terintegrasi
3,101,000,000.00 3,265,663,100.00 3,437,894,171.89 3,617,971,068.62 3,806,177,923.61 3,806,177,923.61
teknologi informasi Indikator Program 2 : Presentase perangkat Dinas komunikasi, informatika,
daerah yang sudah melaksanakan 18% 29.09% 45.45% 63.64% 83.64% 100.00% 100.00% persandian dan statistik
keterbukaan informasi publik
MISI 5 : Mengembangkan sarana prasarana dan sistem perekonomian yang mendukung kreativitas dan inovasi masyarakat Kabupaten Sumedang
TUJUAN 1: Indikator Tujuan 1 :
Terwujudnya perekonomian Sumedang Laju Pertumbuhan Ekonomi 6.34 5,94-6,97 6,07-7,04 6,20-7,12 6,31-7,19 6,40-7,29 6,40-7,29
yang kreatif dan berdaya saing
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2019 2020 2021 2022 2023 Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Misi/Tujuan/Sasaran Program Kondisi Kinerja Perangkat Daerah Penanggung
Kode Indikator Kinerja (tujuan/impact /outcome )
Pembangunan Daerah Awal RPJMD Jawab
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
Indikator Tujuan 2:
9.76 9,74-9,59 9,18-8,94 8,89-8,52 8,46-7,93 7,87-7,46 7,87-7,46
Angka Kemiskinan
SASARAN 1: Indikator Sasaran 1:
Meningkatnya kualitas sumberdaya Pertumbuhan sektor industri pengolahan Dinas koperasi, usaha kecil
5.29% 5.30% 5.32% 5.34% 5.35% 5.36% 5.36%
manusia dari usaha mikro lokal (usaha mikro yang bergerak dalam industri menengah, perindustrian dan
pengolahan) perdagangan
Indikator Sasaran 2: Dinas koperasi, usaha kecil
Pertumbuhan sektor Perdagangan 4.94% 4.95% 4.97% 4.99% 5.00% 5.02% 5.02% menengah, perindustrian dan
perdagangan
Program 1 : Indikator Program 1 : Dinas koperasi, usaha kecil
Program pengembangan industri kecil dan Pertumbuhan jumlah IKM 0 240 300,000,000.00 240 315,930,000.00 240 332,592,148.20 240 350,013,324.92 240 368,221,018.09 1,200 368,221,018.09 menengah, perindustrian dan
menengah perdagangan
Program 2 : Indikator Program 2 :
Program peningkatan efisiensi Cakupan pelaku usaha perdagangan yang Dinas koperasi, usaha kecil
0 150 orang 725,000,000.00 65 orang 763,497,500.00 65 orang 803,764,358.15 65 orang 845,865,535.230 65 orang 889,867,460.37 310 889,867,460.37
perdagangan dalam negeri dibina menengah, perindustrian dan
perdagangan
SASARAN 2: Indikator Sasaran 1: Dinas koperasi, usaha kecil
Tersedianya Fasilitas pendukung wirausaha Persentase Koperasi aktif 72.01% 73.37% 73.53% 73.69% 73.86% 74.01% 74.01% menengah, perindustrian dan
perdagangan
Indikator Sasaran 2 :
Persentase pasar tradisional yang Dinas koperasi, usaha kecil
1 pasar 1 pasar 1 pasar 1 pasar 1 pasar 5 pasar
direvitalisasi menengah, perindustrian dan
perdagangan
Program 1 : Indikator Program 1 : Dinas koperasi, usaha kecil
Program Penguatan Kelembagaan Koperasi Jumlah Koperasi aktif 423 436 485,000,000.00 450 510,753,500.00 454 537,690,639.59 456 565,854,875.29 458 595,290,645.90 458 595,290,645.90 menengah, perindustrian dan
perdagangan
Program 2 : Indikator Program 1 : Dinas PemberdayaanMasyarakat
Program pengembangan lembaga ekonomi Persentase lembaga ekonomi pedesaan yang 35 43% 358,312,000.00 36% 377,338,367.20 39% 397,239,192.69 42% 418,046,581.599 45% 439,793,364.77 45% 439,793,364.77 dan Desa
pedesaan aktif
Program 3 : Indikator Program 1 : Dinas koperasi, usaha kecil
Program pemberdayaan, penataan dan Jumlah pasar yang di revitalisasi 1 pasar 1,092,500,000.00 1 pasar 1,150,511,750.00 1 pasar 1,211,189,739.70 1 pasar 1,274,631,858.26 1 pasar 1,340,938,207.53 5 pasar 1,340,938,207.53 menengah, perindustrian dan
perlindungan pasar rakyat perdagangan
SASARAN 3 : Meningkatnya penanaman Indikator Sasaran 1 : Jumlah nilai investasi di Dinas Penanaman modal dan
9,966,078,815 7,063,682,158 7,464,857,128 8,230,032,097 8,813,207,066 9,396,382,036 9,396,382,036
modal di Kabupaten Sumedang Sumedang Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Program 1 : Indikator Program 1 : Dinas Penanaman modal dan
Program peningkatan penanaman modal Persentase peningkatan jumlah investor 10% 10% 770,000,000.00 10% 810,887,000.00 10% 853,653,180.38 10% 898,367,533.968 10% 945,100,613.09 10% 945,100,613.09 Pelayanan Terpadu Satu Pintu
daerah
Program 2 : Indikator Program 1 : Dinas Penanaman modal dan
Program peningkatan promosi dan Persentase kerjasama penanaman modal 100% - - 100% 500,000,000.00 100% 526,370,000.00 100% 553,941,260.600 100% 582,757,284.98 100% 582,757,284.98 Pelayanan Terpadu Satu Pintu
kemitraan penanaman modal yang ditindaklanjuti
Tujuan 2: Indikator Tujuan 1 :
7.04% 7,41-6,45 7,29-6,38 7,17-6,30 7,06-6,23 6,97-6,14 6,97-6,14
Terwujudnya perluasan kesempatan kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka
pelatihan kerja serta sertifikasi keahlian Indikator Tujuan 2:
9.76 9,74-9,59 9,18-8,94 8,89-8,52 8,46-7,93 7,87-7,46 7,87-7,46
sehingga mampu memenuhi kebutuhan Angka Kemiskinan
SASARAN 1 : Membuka lapangan kerja dan Indikator Sasaran 1 : Dinas Tenaga Kerja dan
16% 16% 16% 16% 16% 16% 16%
menciptakan tenaga kerja kompeten yang Persentase Tenaga Kerja yang ditempatkan Transmigrasi
memenuhi kebutuhan pasar Indikator Sasaran 2 : Dinas Koperasi, usaha kecil
jumlah wirausahawan 1.000* 1.000* 1.000* 1.000* 1.000* 5.000* menengah, perindustrian dan
perdagangan
Program 1 : Indikator Program 1 : Dinas Tenaga Kerja dan
Program peningkatan kesempatan kerja cakupan tenaga kerja yang terdaftar yang 16% 16% 620,000,000.00 16% 652,922,000.00 16% 687,357,106.28 16% 723,360,871.507 16% 760,990,104.04 16% 760,990,104.04 Transmigrasi
ditempatkan
Program 2 : Indikator Program 1 : Dinas Tenaga Kerja dan
Program peningkatan kualitas dan Cakupan tenaga kerja yang bersertifikasi 10% 15% 2,830,046,000.00 20% 2,980,321,442.60 25% 3,137,503,595.48 30% 3,301,846,033.814 35% 3,473,608,064.49 35% 3,473,608,064.49 Transmigrasi
produktivitas tenaga kerja
Program 3 : Indikator Program 1 : Dinas Koperasi, usaha kecil
Pengembangan kewirausahaan dan Peningkatan jumlah wirausaha dan usaha menengah, perindustrian dan
keunggulan kompetitif usaha kecil kecil menengah 15.467 UMKM 15.482 UMKM 1,454,000,000.00 15.502 UMKM 1,531,207,400.00 15.527 UMKM 1,611,963,278.28 15.557 UMKM 1,696,397,914.792 15.592 UMKM 1,784,644,534.32 15.592 UMKM 1,784,644,534.32 perdagangan
menengah
BAB VII
KERANGKA PENDANAAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah
yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah
daerah selama 5 (lima) tahun ke depan. Program-program tersebut merupakan
pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan serta urusan fungsi penunjang urusan
pemerintah daerah disertai dengan kebutuhan pendanaan indikatif kegiatan dan target
kinerja terukur yang kemudian dijabarkan ke dalam dokumen Rencana Strategis
Perangkat Daerah.
Program-program yang mendapatkan alokasi anggaran terbagi menjadi tiga
kategori berdasarkan tingkat prioritasnya. Pertama adalah dialokasikan untuk belanja
wajib dan mengikat, kedua program perangkat daerah yang terkait dengan perwujudan
misi dan misi serta memenuhi program yang berkaitan dengan pelaksanaan standar
pelayanan minimal (SPM) pada urusan wajib Pelayanan dasar serta yang ketiga
program – program penyelenggaraan urusan lainnya sebagai penunjang tugad dan fungsi
perangkat daerah
Program – Program untuk pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan serta
fungsi penunjang pemerintah daerah sebagaimana pada tabel 7.2 yang terdiri dari
program urusan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang disajikan dalam
berdasarakan urusan dan fungsi penunjang serta program yang bersifat rutin (generik)
yang dilaksanakan pada setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan kinerja para
aparatur dalam proses penyelenggaraan pemeritahan Daerah.
Pengeluaran per Perangkat Daerah untuk 5 tahun kedepan harus bisa
menyesuaikan dengan Proyeksi Kapasitas Rill Keuangan Daerah yang sudah di
perhitungkan untuk kebutuhannya selama 5 tahun, baik untuk Belanja Tidak Langsung
maupun untuk Belanja Langsung. Adapun kerangka pendanaan pembangunan daerah
dapat dilihat pada Tabel 7.1.
Tabel 7.1
Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sumedang
Tahun 2019-2023
Proyeksi (dalam Rupiah)
Kode Kapasitas Rill/Belanja
2019 2020 2021 2022 2023
1 2 3 4 5 6 7
KAPASITAS RIIL KEUANGAN 911,976,790,583.60 948,117,418,576.24 1,017,144,752,184.13 1,074,949,226,851.16 1,137,854,681,764.28
BELANJA
5 1 Total Belanja Tidak Langsung 1,798,570,985,435.29 1,849,283,144,708.33 1,901,782,856,193.68 1,976,783,100,331.50 2,058,460,751,210.93
Belanja Pegawai 1,402,469,723,815.29 1,412,101,704,879.08 1,421,799,837,145.74 1,431,564,574,933.18 1,441,396,375,679.54
Belanja Bunga 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Belanja Subsidi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Belanja Hibah 12,974,000,000.00 16,000,000,000.00 16,679,959,820.69 35,249,088,900.00 55,342,917,385.32
Belanja Bantuan Sosial 2,000,000,000.00 2,000,000,000.00 2,000,000,000.00 2,000,000,000.00 2,000,000,000.00
Belanja Bagi Hasil Kepada
355,273,415,000.00 388,979,178,609.25 425,882,700,487.25 466,287,360,734.32 510,525,321,953.27
Pemerintahan Desa
Belanja Bantuan Keuangan Kpd
21,742,073,000.00 26,090,487,600.00 31,308,585,120.00 37,570,302,144.00 45,084,362,572.80
Prov/Kab/Kota dan Pemdes
Belanja Tidak Terduga 4,111,773,620.00 4,111,773,620.00 4,111,773,620.00 4,111,773,620.00 4,111,773,620.00
5 2 Total Belanja Langsung 911,976,790,583.60 948,117,418,576.24 1,017,144,752,184.13 1,074,949,226,851.16 1,137,854,681,764.28
JUMLAH BELANJA 2,710,547,776,018.89 2,797,400,563,284.57 2,918,927,608,377.81 3,051,732,327,182.67 3,196,315,432,975.21
Tabel 7.2 Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan Kabupaten Sumedang
Tahun 2019-2023
TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN
1 01 URUSAN WAJIB PELAYANAN DASAR 594,008,312,840.00 631,550,154,251.80 664,858,109,387.04 699,683,377,156.74 736,080,906,436.43
1 01 01 URUSAN PENDIDIKAN 124,616,082,000.00 136,233,195,954.20 143,418,134,708.83 150,930,376,604.87 158,781,774,795.86
Persentase PAUD yang
1 Program Pendidikan Anak Usia Dini 40.48% 42.50% 22,003,900,000.00 44.52% 23,172,307,090.00 46.55% 24,394,414,565.93 48.57% 25,672,194,000.89 50.60% 27,007,661,532.82 50.60%
terakreditasi
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Prosentase Sekolah pendidikan
2 14.79% 16.27%
Dasar kondisi Bangunan baik
Rasio ketersediaan
sekolah/penduduk usia sekolah 56.30 57.43
pendidikan dasar
Angka Melanjutkan (AM) dari SD
100,29 100,39
ke SMP/MTs
Angka Melanjutkan (AM) dari SMP
88,69 88,78
ke SMA/SMK/MA 100,248,182,000.00
Angka Putus Sekolah (APS) SD 0.05 0.04
Angka Putus Sekolah (APS) SMP 0.03 0.03
Angka partisipasi sekolah SD 100.00 100.10
Angka partisipasi sekolah (APS)
93.73 94.48
SMP
Angka Partisipasi Murni (APM) SD 101.35 101.45
Angka Partisipasi Murni (APM)
97.73 97.93
SMP
APK SD 59.25 62.21
APK SMP 101.73 101.83
Program Pendidikan Dasar Prosentase Sekolah pendidikan
3 14.79% 17.75% 19.23% 20.71% 22.19% 22.19%
Dasar kondisi Bangunan baik
Rasio ketersediaan
sekolah/penduduk usia sekolah 56.30 58.55 59.68 60.81 61.93 61.93
pendidikan dasar
Angka Melanjutkan (AM) dari SD
100,29 100,49 100,59 100,69 100,79 100,79
ke SMP/MTs
Angka Melanjutkan (AM) dari SMP
88,69 88,87 88,96 89,04 89,13 89,13
ke SMA/SMK/MA
111,139,194,015.08 123,044,958,790.77
Angka Putus Sekolah (APS) SD 0.05 0.03 105,571,360,464.20 0.02 0.01 116,960,664,997.59 0.00 0.00
Angka Putus Sekolah (APS) SMP 0.03 0.03 0.00 0.00 0.00 0.00
Angka partisipasi sekolah SD 100.00 100.20 100.30 100.40 100.50 100.50
Angka partisipasi sekolah (APS)
93.73 95.23 95.98 96.73 97.47 97.47
SMP
Angka Partisipasi Murni (APM) SD 101.35 101.55 101.65 101.76 101.86 101.86
Angka Partisipasi Murni (APM)
97.73 98.12 98.32 98.51 98.71 98.71
SMP
APK SD 59.25 65.18 68.14 71.10 74.06 74.06
APK SMP 101.73 101.93 102.04 102.14 102.24 102.24
4 Program Pelayanan Pendidikan Non Formal Angka Partisipasi Murni Paket B 0.03 0.00
Angka Partisipasi Murni Paket A 0.67 0.57
Angka partisipasi sekolah Paket A 3.32 3.10
50,000,000.00
Angka partisipasi sekolah Paket B 67.16 66.80
Angka partisipasi sekolah (APS)
241.31 231.24
Paket C
5 Program Kesetaraan Angka Partisipasi Murni Paket B 0.03 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Angka Partisipasi Murni Paket A 0.67 0.47 0.37 0.27 0.17 0.17
Angka partisipasi sekolah Paket A 3.32 2.90 2.70 2.50 2.30 2.30
52,655,000.00 55,432,024.70 58,335,554.15 61,370,169.68
' Angka partisipasi sekolah Paket B 67.16 66.50 66.20 65.80 65.50 65.50
CAPAIAN KiNERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM KONDISI
KODE INDIKATOR PROGRAM KONDISI AWAL
PRIORITAS PEMBANGUNAN 2019 2020 2021 2022 2023 AKHIR
52,655,000.00 55,432,024.70 58,335,554.15 61,370,169.68
TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN
Angka partisipasi sekolah (APS)
241.31 221.17 211.10 201.03 190.96 190.96
Paket C
Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Guru yang memenuhi kualifikasi
6 97.20 97.49 97.78 98.07 98.37 98.66 98.66
Kependidikan S1/D-IV
694,000,000.00 730,851,400.00 769,396,502.84 809,697,491.65 851,817,955.17
Persentase Guru yang
84.69 86.38 88.08 89.77 91.47 93.16 93.16
Bersertifikasi
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Rasio guru terhadap murid
7 372.33 396.53 420.73 444.93 469.13 493.33 493.33
pendidikan dasar
1,620,000,000.00 1,706,022,000.00 1,795,997,600.28 1,890,071,954.58 1,988,393,497.66
Rasio guru/murid per kelas rata-
37.23 37.27 37.31 37.34 37.38 37.42 37.42
rata sekolah pendidikan dasar
Persentase siswa yang
Program penyelenggaraan pendidikan wajib diniyah
8 berpartisipasi aktif dalam NA - - 100% 5,000,000,000.00 100% 5,263,700,000.00 100% 5,539,412,606.00 100% 5,827,572,849.76 100%
kabupaten
pendidikan diniyah
1 01 02 URUSAN KESEHATAN 302,620,610,398.00 318,689,764,810.13 335,497,463,006.22 353,070,820,118.49 371,437,564,181.05
persentase pemenuhan sediaan
9 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan farmasi, alat kesehatan dan 100% 100% 7,913,750,000.00 100% 8,333,970,125.00 100% 8,773,503,709.39 100% 9,233,059,833.69 100% 9,713,363,606.24 100%
perbekalan kesehatan
Program Upaya Kesehatan Masyarakat Rasio Puskesmas per Satuan
10 1:40.469 1:40.000 1:30.000 1:30.000 1:30.000 1:30.000 1:30.000
Penduduk
Persentase PPK BLUD memiliki IKM
78.73% 79.00% 80.00% 81.00% 82.00% 83.00% 83.00%
Kategori Baik
Cakupan penanganan kegawat
0% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
daruratan kesehatan
Peningkatan jumlah jenis
2 jenis 2 jenis 9,446,966,806.00 2 jenis 9,948,600,743.40 2 jenis 10,473,289,946.61 2 jenis 11,021,880,874.01 2 jenis 11,595,239,117.07 2 jenis
pemeriksaan labkesling
Persentase puskesmas yang
melaksanakan upaya kesehatan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
masyarakat
Persentase puskesmas yang
melaksanakan upaya kesehatan 0% 80% 100% 100% 100% 100% 100%
kerja
11 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Cakupan Desa siaga aktif 277 277 277 277 277 277 277
Masyarakat Persentase PHBS Pada Rumah
56,25% 58% 900,000,000.00 60% 947,790,000.00 62% 997,776,444.60 63% 1,050,039,974.77 65% 1,104,663,054.26 65%
Tangga
Persentase posyandu mandiri 18% 20% 40% 60% 80% 100% 100%
Program Pengembangan Lingkungan Sehat Peresentase Puskesmas yang
12 100 100 100 100 100 100 100
mengelola limbah medis padat
Persentase lingkungan
72.77% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00% 80.00%
pemukiman, dan TPM sehat 850,000,000.00 895,135,000.00 942,344,419.90 991,704,420.61 1,043,292,884.57
Persentase puskesmas yang
melaksanakan dokumen UKL dan 17% 30% 50% 65% 85% 100% 100%
UPL
13 Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Angka kesembuhan TB 85% 85% 85% 85% 85% 85% 85%
Penyakit Tidak Menular Dan Surveilans Epidemiologi CNR TB 114% 95% 95% 95% 95% 95% 95%
Persentase Deteksi dini hepatitis B
20% 80% 80% 80% 80% 80% 80%
pada bumil
Persentase Penemuan kasus diare
81% 80% 80% 80% 80% 80% 80%
semua umur
Persentase penemuan kasus
89% 80% 80% 80% 80% 80% 80%
pnemonia pada balita
Persentase penemuan kasus kusta
36% <15% <15% <15% <15% <15% <15%
cacat tk 2
Cakupan POPM Kecacingan 98% 95% 95% 95% 95% 95% 95%
22/100.000 < 49/100.000 < 49/100.000 < 49/100.000 < 49/100.000 < 49/100.000 < 49/100.000
Insident Rate DBD
penduduk penduduk penduduk penduduk penduduk penduduk penduduk
Persentase Kasus HIV yang diobati 55% 90% 90% 90% 90% 90% 90%
Persentase usia 15-59 yg
11% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
mendapat screening PTM
TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN
Persentase penderita hypertensi
6,471,319,000.00 6,814,946,038.90 7,174,366,292.99 7,550,159,599.42 7,942,918,901.78
mendapatkan pelayanan sesuai 36% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
standar
Persentase penderita ODG berat
mendapatkan pelayanan sesuai 24% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
standar
Persentase penderita DM
mendapatkan pelayanan sesuai 28% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
standar
Persentase penanganan penyakit
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
tidak menular sesuai standar
Cakupan Desa/Kelurahan
mengalami KLB yang dilakukan
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
penyelidikan epidemiologi < 24
jam
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Persentase sarana kesehatan yang
14 23% 28% 30% 32% 35% 35% 35%
terakreditasi
Jumlah Puskesmas menerapkan 1,353,492,600.00 1,425,363,057.06 1,500,536,704.69 1,579,134,817.28 1,661,281,410.48
Sistem informasi Kesehatan 0 15 20 25 30 35 35
terintegrasi online
Program Peningkatan Kesehatan Keluarga dan Gizi
15 Persentase Anemia Pada Ibu Hamil 8.50% 8.50% 8.25% 8.00% 7.75% 7.50% 7.50%
Masyarakat
Persentase BBLR 3.48% 3.48% 3.19% 2.90% 2.61% 2.32% 2.32%
Persentase balita gizi lebih 1.02% 1.02% 1.02% 1.02% 1.02% 1.02% 1.02%
Persentase balita kurus 2.53% 4.90% 5,604,999,000.00 4.90% 5,902,624,446.90 4.90% 6,213,928,860.23 4.90% 6,539,414,453.93 4.90% 6,879,594,793.82 4.90%
Persentase lansia yang mendapat
49.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
screening kesehatan
Persentase anak kelas 1-7 dan 10
88.54% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
mendapat screening kesehatan
Program Pembiayaan Kesehatan Dan Jaminan Kesehatan Kepesertaan JKN Semesta Seluruh
16 69.32% 95.00% 96.00% 97.00% 98.00% 100.00% 100.00%
Penduduk Sumedang
17,863,327,820.00 18,811,870,527.24 19,804,008,578.85 20,841,342,548.21 21,925,509,187.57
Persetase pembiayaan dan
jaminan kesehatan
Persentase Pelayanan PPK BLUD
17 Program Pelayanan Kesehatan pada BLUD 100% 100% 49,975,210,172.00 100% 52,628,893,832.13 100% 55,404,541,692.84 100% 58,306,631,586.71 100% 61,339,742,561.85 100%
yang sesuai standar
Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana
Persentase kelengkapan alat
18 Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru- 80% 85% 5,000,000,000.00 90% 5,265,500,000.00 95% 5,543,202,470.00 100% 5,833,555,415.38 100% 6,137,016,968.09 100%
kesehatan Rumah Sakit
paru/Rumah Sakit Mata
19 Program Pelayanan Kesehatan pada BLUD RSUD Bed Occupancy Rate (BOR) 80-60 80-60 80-60 80-60 80-60 80-60 80-60
Respon Time (IGD) ≤5 menit ≤5 menit ≤5 menit ≤5 menit ≤5 menit ≤5 menit ≤5 menit
Waktu tunggu poli klinik 120 menit 100 menit 90 menit 80 menit 70 menit 60 menit 100 menit
197,241,545,000.00 207,715,071,039.50 218,669,963,886.12 230,123,896,594.48 242,094,941,695.32
Kematian pasien > 48 jam (Rawat
0.7692 0.75 0.7548 0.7596 0.7644 0.7692 0
Inap)
Kematian pasien < 24jam (IGD) 17/1000 15/1000 11/1000 7/1000 3/1000 2/1000 2/1000
1 01 03 URUSAN PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG 148,406,368,442.00 156,286,746,606.27 164,529,309,622.29 173,147,354,860.30 182,154,480,260.13
Persentase tingkat kondisi jalan
20 Program Penanganan Jalan dan Jembatan 66.30% 68.35% 95,730,015,000.00 70.41% 100,813,278,796.50 72.53% 106,130,171,120.23 74.50% 111,689,269,483.51 76.15% 117,499,345,282.04 76.15%
kabupaten/kota baik dan sedang
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Panjang jaringan irigasi dalam
21 883.896 883.896 26,929,497,000.00 922,506.000 28,359,453,290.70 957,866.000 29,855,130,857.25 989,476.000 31,418,942,611.55 ########### 33,053,356,006.21 #############
Rawa, dan Jaringan Pengairan kondisi baik
22 Program Peningkatan Pelayanan ke-PU-an Jumlah Pelayanan Publik ke-PU-an 2 2 190,000,000.00 3 200,089,000.00 3 210,641,693.86 3 221,675,105.78 3 233,206,644.79 14
Persentase pembangunan turap di
23 Program Pengendalian Banjir wilayah jalan penghubung dan 79% 80% 641,250,000.00 80% 675,300,375.00 81% 710,915,716.78 81% 748,153,482.02 82% 787,072,426.16 82%
aliran sungai rawan longsor
Program Pembinaan Jasa Konstruksi prosentase SipJaki yg terupdate
10% 20% 20% 20% 20% 20% 100%
secara berkala
24 300,000,000.00 315,930,000.00 332,592,148.20 350,013,324.92 368,221,018.09
CAPAIAN KiNERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM KONDISI
KODE INDIKATOR PROGRAM KONDISI AWAL
PRIORITAS PEMBANGUNAN 2019 2020 2021 2022 2023 AKHIR
Program Pembinaan Jasa Konstruksi
TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN
24 300,000,000.00 315,930,000.00 332,592,148.20 350,013,324.92 368,221,018.09
Usaha Jasa Konstruksi yang
n/a 0 20 20 20 20 80
terstandarisasi
Persentase kesesuaian peruntukan
25 Program Penataan Ruang lahan dengan rencana tata ruang 1 100% 2,820,000,000.00 100% 2,969,742,000.00 100% 3,126,366,193.08 100% 3,290,125,254.27 100% 3,461,277,570.00 100%
wilayah
27 Program Pengembangan dan Penataan Wilayah Persentase penataan lingkungan n/a 30% 30% 20% 20% 10% 10%
Jumlah Bangunan yang Memiliki 9,129,300,000.00 9,614,065,830.00 10,121,111,661.87 10,651,255,490.72 11,205,333,801.35
n/a 10 10 10 10 10 10
Sertifikasi Laik Fungsi
28 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Timbulan Sampah yang ditangani 38 % (Perkotaan) 37% 35% 35% 34% 34% 34%
Persampahan Indek kepuasan masyarakat 71.31 77.00 77.20 77.50 77.80 78.00 78.00
Persentase cakupan area
5.38% 0.13% 0.16% 0.16% 0.16% 0.16% 6.16%
pelayanan
Persentase Operasionalisasi 5,123,807,000.00 5,395,881,151.70 5,680,459,923.64 5,978,002,414.44 6,288,978,100.04
68.53% 69.00% 69.33% 69.67% 70.00% 70.67% 70.67%
TPA/TPST/SPA di Kabupaten
Persentase jumlah sampah yang
terkurangi melalui 3R dan sektor 3.87% 3.90% 6.30% 6.77% 7.66% 8.15% 8.15 %
informal
29 Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Persentase Luas RTH terkelola 11.04% 11.04% 120,000,000.00 11.07% 126,372,000.00 11.11% 133,036,859.28 11.14% 140,005,329.97 11.17% 147,288,407.23 11.17%
TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Persentase PMKS yang Menerima
Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Program Pemberdayaan Sosial
36 Sosial (PMKS) Lainnya Melalui Kelompok Usaha Bersama 1.16% 0.07% 138,500,000.00 0.06% 145,854,350.00 0.08% 153,546,708.42 0.07% 161,589,485.01 0.08% 169,995,370.02 0.36%
(KUBE) atau Kelompok Sosial
Sejenisnya
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Persentase Penyandang Disabilitas
37 yang menerima Bantuan 4.66% 0.25% 0.98% 0.98% 1.23% 1.47% 4.91%
Kebutuhan Dasar
Persentase Tuna Sosial yang
2.13% 2.13% 3.94% 6.38% 3.19% 6.38% 19.89%
Terpenuhi Kebutuhan Dasarnya 803,500,000.00 846,165,850.00 890,792,636.93 937,452,355.25 986,218,626.77
Persentase Anak Terlantar yang
21.95% 9.76% 14.63% 14.63% 17.07% 17.07% 73.17%
Terpenuhi Kebutuhan Dasarnya
Persentase Lanjut Usia yang
0.83% 0.07% 0.13% 0.13% 0.33% 0.20% 0.85%
Terpenuhi Kebutuhan Dasarnya
Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan
Sosial Persentase Potensi Sumber
38 50.00% 50.00% 200,000,000.00 58.33% 210,620,000.00 58.33% 221,728,098.80 58.33% 233,342,216.62 58.33% 245,480,678.72 58.33%
kesejahteraan sosial yang aktif
1 02 URUSAN WAJIB NON PELAYANAN DASAR 58,389,918,968.00 62,490,423,665.20 65,759,798,609.30 69,178,106,860.46 72,750,741,979.34
1 02 01 URUSAN TENAGA KERJA 3,897,546,000.00 4,104,505,692.60 4,320,977,322.83 4,547,310,115.00 4,783,861,187.18
Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Cakupan tenaga kerja yang
42 10% 15% 2,830,046,000.00 20% 2,980,321,442.60 25% 3,137,503,595.48 30% 3,301,846,033.81 35% 3,473,608,064.49 35%
Kerja bersertifikasi
cakupan tenaga kerja yang 16% (TK yang
43 Program Peningkatan Kesempatan Kerja 16% 620,000,000.00 16% 652,922,000.00 16% 687,357,106.28 16% 723,360,871.51 16% 760,990,104.04 16%
terdaftar yang ditempatkan terdaftar )
100% (Jumlah
44 Program Peningkatan Sarana Hubungan Industrial Persentase kasus yang diselesaikan 100% 447,500,000.00 100% 471,262,250.00 100% 496,116,621.07 100% 522,103,209.68 100% 549,263,018.64 100%
kasus)
URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN
1 02 02 1,498,000,000.00 1,577,543,800.00 1,660,743,460.01 1,747,733,202.45 1,838,650,283.64
PERLINDUNGAN ANAK
Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender Persentase Organisasi wanita yang
47 9.52% 4.76% 40,000,000.00 19.05% 42,124,000.00 21.43% 44,345,619.76 21.43% 46,668,443.32 23.81% 49,096,135.74 90.48%
dalam Pembangunan aktif
CAPAIAN KiNERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM KONDISI
KODE INDIKATOR PROGRAM KONDISI AWAL
PRIORITAS PEMBANGUNAN 2019 2020 2021 2022 2023 AKHIR
TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN
Persentase Perempuan Yang
Mendapatkan Pemberdayaan
48 Program Ketahanan Keluarga dan Kesejahteraan Keluarga 7.78% 1.48% 1,050,000,000.00 1.67% 1,105,755,000.00 1.70% 1,164,072,518.70 1.67% 1,225,046,637.23 1.67% 1,288,773,563.30 8.19%
Dalam Peningkatan Ekonomi
Keluarg
1 02 03 URUSAN PANGAN 1,645,000,000.00 1,732,349,500.00 1,823,713,612.63 1,919,239,731.66 2,019,078,582.50
Program Peningkatan Ketahanan Pangan Persentase Ketersediaan Pangan
49 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pertanian/Perkebunan Utama
Persentase Ketersediaan Energi
91.50% 92.50% 93.50% 94.50% 95.00% 95.50% 95.50%
dan Protein per kapita 1,645,000,000.00 1,732,349,500.00 1,823,713,612.63 1,919,239,731.66 2,019,078,582.50
Persentase Pembinaan dan
Pengasawasan Keamanan Pangan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Segar dan pangan olahan
1 02 04 URUSAN PERTANAHAN 21,760,050,000.00 22,915,508,655.00 24,124,072,581.46 25,387,691,503.28 26,708,359,215.28
Program Pengadaan, Penataan dan Pengendalian Jumlah sengketa pertanahan yang
50 2 2 2 2 2 10
Administrasi Pertanahan difasilitasi
21,760,050,000.00 22,915,508,655.00 24,124,072,581.46 25,387,691,503.28 26,708,359,215.28
luas (Ha) tanah yang bersertifikat 114 31 31 31 31 31 269
luas (Ha) yang disediakan 13.3 1.2 3.5 4.7 4.7 4.6 32
1 02 05 URUSAN LINGKUNGAN HIDUP 300,000,000.00 315,930,000.00 332,592,148.20 350,013,324.92 368,221,018.09
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Persentase Pembinaan dan
Lingkungan Hidup Pengawasan terkait ketaatan
penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan yang diawasi ketaatannya 26.9% 20.9% 21.5% 22.4% 25.3% 27.0% 50.1%
terhadap izin lingkungan yang
diterbitkan oleh Pemerintah
Daerah kabupaten
Persentase Penyelesaian Sengketa
100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Lingkungan Hidup
Persentase Akreditasi
15.0% 30.0% 50.0% 70.0% 80.0% 100.0% 100.0%
Laboratorium Lingkungan Hidup;
250,000,000.00 263,275,000.00 277,160,123.50 291,677,770.77 306,850,848.40
Persentase sungai dipantau
80.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
kualitas airnya;
Persentase kecukupan instrumen
100.0% 97.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
pengelolaan lingkungan
Persentase masyarakat/kelompok
masyarakat / lembaga yang
berperan aktif dalam 2.9% 3.3% 3.3% 3.3% 3.3% 3.3% 5.9%
pengembangan kapasitas
lingkungan
Persentase titik pantau
100.0% 74.0% 74.0% 74.0% 100.0% 81.0% 100.0%
kualitas udara;
Program Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam Persentase Luas kawasan lindung
dan Lingkungan Hidup untuk menjaga kelestarian 27.83% 0.01% 0.02% 0.02% 0.03% 0.03% 27.93%
keanekarag aman hayati 50,000,000.00 52,655,000.00 55,432,024.70 58,335,554.15 61,370,169.68
Persentase mata air yang
3.78% 0.94% 1.75% 1.89% 2.02% 2.70% 13.09%
dilindungi
URUSAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN
1 02 06 3,010,000,000.00 3,169,831,000.00 3,337,007,886.94 3,511,800,360.06 3,694,484,214.79
PENCATATAN SIPIL
Persentase layanan yang sesuai
53 Program Penataan Administrasi Kependudukan n/a 100% 2,770,000,000.00 100% 2,917,087,000.00 100% 3,070,934,168.38 100% 3,231,789,700.12 100% 3,399,907,400.32 100%
standar manajemen mutu
Program Pelayanan Administrasi Kependudukan Cakupan Kepemilikan Dokumen
54 81% 83% 84,5% 86% 88% 90% 90%
Kependudukan
240,000,000.00 252,744,000.00 266,073,718.56 280,010,659.94 294,576,814.47
Cakupan Kepemilikan Dokumen
74% 76% 78% 81% 84% 86% 86%
Pencatatan Sipil
1 02 07 URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA 2,355,312,000.00 2,480,379,067.20 2,611,194,259.20 2,747,968,614.50 2,890,917,941.83
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Persentase partisipasi masyarakat
55 30% 33% 1,185,000,000.00 36% 1,247,923,500.00 39% 1,313,738,985.39 42% 1,382,552,633.44 45% 1,454,473,021.44 45%
Partisipasi Masyarakat dalam pembangunan
Persentase lembagan ekonomi
56 Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan 35% 43% 358,312,000.00 63% 377,338,367.20 83% 397,239,192.69 93% 418,046,581.60 100% 439,793,364.77 100%
pedesaan yang aktif
CAPAIAN KiNERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM KONDISI
KODE INDIKATOR PROGRAM KONDISI AWAL
PRIORITAS PEMBANGUNAN 2019 2020 2021 2022 2023 AKHIR
TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN
Persentase desa yang menerapkan
0% 10% 20% 30% 40% 50% 50%
Program Pemantapan Pemerintahan dan Pembangunan SPM
57 812,000,000.00 855,117,200.00 900,216,081.13 947,369,399.46 996,651,555.62
Desa Persentase desa yang pengelolaan
50% 60% 70% 80% 90% 100% 100%
keuangan dan aset sesuai standar
URUSAN PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA
1 02 08 3,010,919,000.00 3,170,798,798.90 3,338,026,727.55 3,512,872,567.54 3,695,612,198.51
BERENCANA
Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Angka Pemakaian Kontrasepsi/CPR
58 bagi perempuan menikah usia 15- 72,80% 74.47% 74.77% 75.07% 75.37% 75.67% 75.67%
49 2,750,919,000.00 2,896,992,798.90 3,049,780,199.11 3,209,527,685.94 3,376,487,316.17
Cakupan PUS yang ingin ber-KB
8,37% 9.08% 9.07% 9.06% 9.05% 9.04% 9.04%
tidak terpenuhi (Unmetneed)
Program Ketahanan Keluarga Cakupan Kelompok Bina Keluarga
59 68,94% 70% 72% 73% 73% 73% 73%
Balita (BKB) yang aktif
Cakupan Kelompok Bina Keluarga
64,37% 65% 140,000,000.00 66% 147,434,000.00 66% 155,209,669.16 66% 163,339,551.63 66% 171,836,475.11 66%
Remaja (BKR) yang aktif
Cakupan Kelompok Bina Keluarga
62,81% 63% 63% 64% 64% 64% 64%
Lansia (BKL) yang aktif
Cakupan Keluarga Pra sejahtera
dan KS1 yang menjadi anggota 49,62% 50,07% 51,93% 53,79% 55,65% 57,51% 57,51%
UPPKS
Rata rata usia kawin permata
60 Program Kesehatan Reproduksi Remaja 19,5% 19,6% 120,000,000.00 19,7% 126,372,000.00 19,7% 133,036,859.28 19,8% 140,005,329.97 19,8% 147,288,407.23 19,8%
wanita
1 02 09 URUSAN PERHUBUNGAN 8,707,500,000.00 9,169,868,250.00 9,653,487,101.51 10,159,136,755.88 10,687,615,049.92
61 Program Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Persentase Kelengkapan dokumen 10% 17,2% 42,55% 61,70% 80,85% 100% 100%
Sarana Prasarana Perhubungan Persentase Ketersediaan Rambu -
4,75% 6% 7.38% 8.70% 10.01% 11.33% 11.33%
Rambu
Persentase Ketersediaan
26,88% 32% 33.79% 37.74% 41.68% 44.32% 44.32%
Penerangan Jalan Umum 8,100,000,000.00 8,530,110,000.00 8,979,988,001.40 9,450,359,772.91 9,941,967,488.30
Cakupan Ketersediaan
0 - - 15 35 50.00 50.00
Terminal/Dermaga
Jumlah Sarana dan Prasrana 9 alat dan 1 balai 5 Alat 6 Alat 7 Alat 8 Alat 9 Alat 9 Alat
Penunjang pengujjian Pengujian Pengujian Pengujian Pengujian Pengujian Pengujian
62 Program Pelayanan Bidang Perhubungan, Pengawasan, Jumlah Trayek Angkutan Umum 837 857 877 897 917 937 937
Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas Angkutan Jalan Jumlah KIR Angkutan Umum 9396 Unit 10,000 10,100 10,200 10,300 10,400 10,787
Prosentase Angkutan Barang yang
34% 39% 44% 49% 54% 59% 59%
dilayani
Persentase Satuan Ruas Parkir 50% 60% 607,500,000.00 70% 639,758,250.00 80% 673,499,100.11 90% 708,776,982.97 100% 745,647,561.62 100%
Jumlah Operasi Lalu Lintas 6 Kali 2 Kali 17 Kali 17 Kali 17 Kali 17 Kali 17 Kali
Peningkatan Jumlah Delegasi
Pelopor Keselamatan Lalu Lintas 23 Orang 23 Orang 23 Orang 23 Orang 23 Orang 23 Orang 23 Orang
dan Angkutan Jalan
1 02 10 URUSAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 3,101,000,000.00 3,265,663,100.00 3,437,894,171.89 3,617,971,068.62 3,806,177,923.61
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi, Media Presentase perangkat daerah yang
Massa dan Pemanfaatan Teknologi Informasi sudah menerapkan e-
63 18.18% 29.09% 45.45% 63.64% 83.64% 100.00% 100.00%
goverment/Aplikasi yang
terintegrasi 3,101,000,000.00 3,265,663,100.00 3,437,894,171.89 3,617,971,068.62 3,806,177,923.61
Presentase perangkat daerah yang
sudah melaksanakan keterbukaan 18.18% 29.09% 45.45% 63.64% 83.64% 100.00% 100.00%
informasi publik
1 02 11 URUSAN KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH 3,226,389,968.00 3,397,711,275.30 3,576,906,567.96 3,764,264,933.99 3,960,081,995.86
Program Penumbuhan dan Penguatan Kelembagaan
64 Jumlah Koperasi aktif 423 449 485,000,000.00 458 510,753,500.00 467 537,690,639.59 476 565,854,875.29 485 595,290,645.90 485
Koperasi
Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Cakupan sistem pendukung usaha
65 362 72 400,000,000.00 72 421,240,000.00 72 443,456,197.60 73 466,684,433.23 73 490,961,357.45 362
Koperasi koperasi terhadap koperasi
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan
66 Peningkatan jumlah koperasi besar 8 2 59,000,000.00 2 62,132,900.00 2 65,409,789.15 2 68,835,953.90 2 72,416,800.22 18
Kompetitif Koperasi
Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Cakupan sistem pendukung usaha
67 362 72 1,454,000,000.00 72 1,531,207,400.00 72 1,611,963,278.28 73 1,696,397,914.79 73 1,784,644,534.32 362
Kompetitif Usaha Kecil Menengah koperasi terhadap koperasi
CAPAIAN KiNERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM KONDISI
KODE INDIKATOR PROGRAM KONDISI AWAL
PRIORITAS PEMBANGUNAN 2019 2020 2021 2022 2023 AKHIR
TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN
Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi Cakupan UMKM yang mendapat
68 2566 764 828,389,968.00 831 872,377,475.30 898 918,386,663.35 965 966,491,756.77 1032 1,016,768,657.96 4,490
Usaha Mikro Kecil Menengah sarana dan prasarana
1 02 12 URUSAN PENANAMAN MODAL 1,400,984,000.00 2,475,376,250.40 2,579,557,593.85 2,688,484,820.61 2,802,329,800.98
Persentase peningkatan jumlah
69 Program Peningkatan Penanaman Modal Daerah 0.1 10% 770,000,000.00 10% 810,887,000.00 10% 853,653,180.38 10% 898,367,533.97 10% 945,100,613.09 10%
investor
Persentase izin yang terbit tepat
70 Program Peningkatan Pelayanan Perizinan 0.6 75% 630,984,000.00 76% 664,489,250.40 77% 699,534,413.47 80% 736,176,026.04 85% 774,471,902.92 85%
waktu
Program peningkatan promosi dan kemitraan penanaman Persentase kerjasama penanaman
71 1 100% - 100% 500,000,000.00 100% 526,370,000.00 100% 553,941,260.60 100% 582,757,284.98 100%
modal modal yang ditindaklanjuti
Persentase kepatuhan investor
Program Pengendalian dan Pengawasan Penanaman
72 terhadap kebijakan penanaman NA 50% - 60% 500,000,000.00 70% 500,000,000.00 80% 500,000,000.00 85% 500,000,000.00 90%
Modal dan PTS
modal dan PTSP
1 02 13 URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA 2,590,000,000.00 2,727,529,000.00 2,871,378,879.46 3,021,781,705.17 3,178,974,789.47
Jumlah Pemuda yang Aktif dalam
73 Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan n/a 729 1,310,000,000.00 824 1,379,561,000.00 804 1,452,319,047.14 854 1,528,391,518.83 814 1,607,898,445.64 3296
Kegiatan Kepemudaan
Program Pembinaan, Pemasyarakatan dan Pengembangan
74 Jumlah Atlet BerprestasI 10 1,280,000,000.00 10 1,347,968,000.00 10 1,419,059,832.32 10 1,493,390,186.34 10 1,571,076,343.83 10
Olahraga
1 02 14 URUSAN STATISTIK 155,000,000.00 163,230,500.00 171,839,276.57 180,840,217.88 190,247,526.01
TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN
1 02 16 URUSAN KEBUDAYAAN 350,000,000.00 368,585,000.00 388,024,172.90 408,348,879.08 429,591,187.77
Jumlah seni budaya yang
77 Program Pengelolaan Kekayaan Budaya dilindungi, dikembangkan dan 6 jenis 11 jenis 350,000,000.00 11 368,585,000.00 11 388,024,172.90 11 408,348,879.08 11 429,591,187.77 11
dimanfaatkan
1 02 17 URUSAN PERPUSTAKAAN 547,484,900.00 576,556,348.19 606,963,929.99 638,756,700.65 671,984,824.21
Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Persentase peningkatan jumlah
78 14% 14% 6% 6% 7% 7% 45,96%
Perpustakaan pengunjung perpustakaan
547,484,900.00 576,556,348.19 606,963,929.99 638,756,700.65 671,984,824.21
Cakupan Desa yang terlayani
22%% 25% 27% 29% 32% 35% 35%
melalui pusling
1 02 18 URUSAN KEARSIPAN 594,733,100.00 626,313,427.61 659,345,197.78 693,881,699.24 729,977,425.24
Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip persentase peningkatan jumlah
79 8% 8% 594,733,100.00 6% 626,313,427.61 6% 659,345,197.78 6% 693,881,699.24 6% 729,977,425.24 35%
Daerah berkas yang diarsipkan
2 02 URUSAN PILIHAN 41,451,266,000.00 43,922,328,224.60 46,238,791,815.17 48,660,779,730.44 51,192,113,492.02
2 02 01 URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2,049,319,000.00 2,158,137,838.90 2,271,958,028.52 2,390,963,190.06 2,515,341,095.20
Persentase peningkatan produksi
9,22%, 4,50% dan 1,61%, 0,93% 2,65%, 0,50% 2,65%, 0,50% 2,65%, 0,50% 2,27%, 0,48% 2,27%, 0,48%
80 Program Peningkatan Produksi Perikanan ikan konsumsi, ikan hias dan benih 1,155,000,000.00 1,216,330,500.00 1,280,479,770.57 1,347,551,300.95 1,417,650,919.63
6,62% dan 0,50% dan 0,99% dan 0,99% dan 0,99% dan 0,93% dan 0,93%
ikan
Program Peningkatan Pengolahan dan Pemasaran Produksi Persentase kelestarian lingkungan
81 n/a 100% 894,319,000.00 100% 941,807,338.90 100% 991,478,257.95 100% 1,043,411,889.11 100% 1,097,690,175.58 100%
Perikanan budidaya perikanan
2 02 02 URUSAN PARIWISATA 5,594,231,000.00 5,891,284,666.10 6,201,991,019.39 6,526,851,308.99 6,866,378,114.08
82 Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Pelaku ekonomi kreatif yang dibina 200 100 1,250,000,000.00 100 1,316,375,000.00 100 1,385,800,617.50 100 1,458,388,853.84 100 1,534,254,242.02 700
TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN
Persentase peningkatan populasi
91 Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 63% 34% 2,309,000,000.00 34% 2,431,607,900.00 34% 2,559,850,900.65 34% 2,693,935,890.82 34% 2,834,074,435.86 34%
ternak
Program Peningkatan Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Persentase pertambahan unit
92 15% 25% 132,500,000.00 25% 139,535,750.00 25% 146,894,865.46 25% 154,589,218.51 25% 162,630,949.65 0.25
Produksi Peternakan usaha peternakan
Persentase jaminan keamanan
93 Program Peningkatan Kesehatan Masyarakat Veteriner Pangan Asal Hewan yang ASUH 100% 100% 100,000,000.00 100% 105,310,000.00 100% 110,864,049.40 100% 116,671,108.31 100% 122,740,339.36 100%
(Aman, Sehat, Utuh dan Halal)
2 02 04 URUSAN KEHUTANAN 569,000,000.00 599,213,900.00 630,816,441.09 663,858,606.27 698,392,530.97
Prosentase Pengelolaan Kawan
94 Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan 60% 63% 509,000,000.00 64% 536,027,900.00 66% 564,298,011.45 69% 593,855,941.29 71% 624,748,327.35 71%
Konservasi
95 Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan Nilai Pengelolaan Hutan Kota 83 83 60,000,000.00 83 63,186,000.00 83 66,518,429.64 83 70,002,664.98 83 73,644,203.62 83
TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN
TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN
URUSAN PENUNJANG INSPEKTORAT DAN KEUANGAN 21,490,489,350.00 22,631,634,334.49 23,825,226,729.29 25,073,192,105.37 26,377,499,558.69
3 01 01 URUSAN PENUNJANG INSPEKTORAT
Program Penataan dan Peningkatan Sistem Pengawasan Persentase penyelesaian
109 Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH tindaklanjut hasil pemeriksaan 80% 85% 90% 90% 95% 95% 95%
Inspektorat Kabupaten Sumedang 3,645,000,000.00 3,838,549,500.00 4,040,994,600.63 4,252,661,897.81 4,473,885,369.74
Persentase Sakip OPD yang
38% 44% 51% 55% 58% 62% 62%
bernilai sangat baik (BB)
Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa Level 3 Dengan
110 Tingkat IACM Level 3 DC Level 3 DC Level 3 Penuh Level 3 Penuh Level 3 Penuh Level 3 Penuh
dan Aparatur Pengawasan Catatan (DC)
Persentase aparatur pengawasan 210,000,000.00 221,151,000.00 232,814,503.74 245,009,327.45 257,754,712.66
yang mempunyai kompetensi di 70% 72% 74% 76% 78% 80% 80%
bidangnya
111 Program Penegakan Integritas Cakupan zona integritas 75% 80% 295,000,000.00 85% 310,664,500.00 90% 327,048,945.73 95% 344,179,769.51 95% 362,084,001.12 95%
3 01 03 URUSAN PENUNJANG KEUANGAN
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
Tingkat akurasi dokumen
112 Keuangan Daerah #REF! 91% 92% 93% 94% 95% 95%
penganggaran
TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN
3 01 05 URUSAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 1,786,350,000.00 1,881,205,185.00 1,980,419,946.46 2,084,154,343.25 2,192,572,052.19
Persentase koordinasi
2 kali per tahun
penyelenggaraan pemerintah 50%
dari 12 kali = 16%
daerah
Persentase Laporan
penyelenggaran pemda yang 100% 100%
sesuai dan tepat waktu
Persentase peningkatan kualitas
penyelenggaraan pemerintahan 0% 10%
kecamatan dan kelurahan
0% dari jumlah 2,536,645,000.00
Persentase penegasan batas
penegasan batas 6%
wilayah kecamatan dan kelurahan
wilayah (33)
Persentase kelembagaan sesuai
dengan urusan dan 80% 85%
kewenangannya
Cakupan OPD yang sudah memiliki
dan menerapkan SOP dan Standar 40% 64%
Pelayanan
Tingkat ketepatan dan kesesuaian
penyampaian laporan OPD terkait 50% 70%
Survei Kepuasan Masyarakat
Persentase tertib administrasi
100% 100%
kewilayahan
Tingkat indeks Penilaian Mandiri
71 7200%
Reformasi Birokrasi
Cakupan produk hukum yang
26% 35%
ditetapkan
Persentase Desa sadar hukum 58% 61%
Persentase cakupan pengaduan
100% 100%
hukum yang diitindaklanjuti
Persentase penjajakan kerjasama
60% 65%
menjadi MoU
CAPAIAN KiNERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM KONDISI
KODE INDIKATOR PROGRAM KONDISI AWAL
PRIORITAS PEMBANGUNAN 2019 2020 2021 2022 2023 AKHIR
TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN
Program Pengendalian Manajemen Pembangunan Daerah Jumlah Rancangan Kebijakan 12 Rancangan 12 Rancangan
118 - - - -
Bidang Ekonomi Kebijakan Kebijakan
Jumlah Pengembangan BUMD
4 BUMD 4 BUMD
yang Sehat dan Profitable
Jumlah Rancangan Kebijakan 4 Rancangan 4 Rancangan
Bidang Kesra Kebijakan Kebijakan
Persentase SKPD yang
100% 100%
melaksanakan PBJ melalui ULP
Capaian realisasi pengadaan
barang dan jasa terhadap jumlah 100% 100%
usulan
Persentase Pelaksanaan Kegiatan
100% 100%
Kontraktual Tepat Waktu
Rata2
Kenaikan
Rata2 Kenaikan
profit PDAM:
profit PDAM: 0%
Persentase peningkatan 3%
Rata2 Kenaikan
profitabilitas BUMD Rata2
profit Bank
Kenaikan
Sumedang: 0%
profit Bank
Sumedang: 3%
7,257,091,750.00
CAPAIAN KiNERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM KONDISI
KODE INDIKATOR PROGRAM KONDISI AWAL
PRIORITAS PEMBANGUNAN 2019 2020 2021 2022 2023 AKHIR
TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN
Persentase koordinasi dan fasiltasi
pelayanan Kedinasan Kepala 100% 100%
Daerah/Wakil Kepala daerah
Tingkat kepuasan masyarakat
terhadap kinerja pemerintah 70% 74%
daerah
7,257,091,750.00
Persentase Pelaksanaan PHBN dan
100% 100%
Hari Besar Lainnya
Persentase SDM keuangan yang
60% 70%
berkualitas
Cakupan tertib adm keuangan di 50% (dari jumlah
70%
lingkungan Setda kegiatan)
Persentase konsistensi OPD dalam 0% dari jumlah
40%
hal RKBMD dengan pelaksanaan OPD
Persentase penurunan hasil
temuan pemeriksaan terkait
perencanaan, pemanfaatan, 0% dari jumlah
20%
penggunaan, pemindahtanganan, temuan
pengadaan, dan penghapusan aset
daerah
Program Administrasi Pemerintahan dan Penataan Persentase koordinasi
2 kali per tahun
120 Organisasi Pemerintah Daerah penyelenggaraan pemerintah - 50% 67% 83% 100% 100%
dari 12 kali = 16%
daerah
Prosentase Laporan
penyelenggaran pemda yang 100% 100% 100% 100% 100% 100%
sesuai dan tepat waktu
Persentase peningkatan kualitas
penyelenggaraan pemerintahan 0% 10% 15% 20% 25% 25%
kecamatan dan kelurahan
0% dari jumlah
Persentase penegasan batas
penegasan batas 6.06% 9.09% 12.12% 15.15% 15.15%
wilayah kecamatan dan kelurahan
wilayah (33)
Persentase kelembagaan sesuai
2,525,000,000.00 2,658,168,500.00 2,797,403,366.03 2,942,924,289.13
dengan urusan dan 80% 85% 90% 95% 100% 100%
kewenangannya
Cakupan OPD yang sudah memiliki
dan menerapkan SOP dan Standar 40% 64% 76% 88% 100% 100%
Pelayanan
Prosentase Tingkat ketepatan dan
kesesuaian penyampaian laporan
50% 70% 80% 90% 100% 100%
OPD terkait Survei Kepuasan
Masyarakat
Persentase tertib administrasi
100% 100% 100% 100% 100% 100%
kewilayahan
Tingkat indeks Penilaian Mandiri
71 72 73 74 75 75
Reformasi Birokrasi
Program Penataan Peraturan Perundang-undangan Cakupan produk hukum yang
121 26% - 35% 40% 45% 50% 50%
ditetapkan
Persentase Desa sadar hukum 58% 61% 1,860,000,000.00 65% 1,958,096,400.00 69% 2,060,661,489.43 72% 2,167,857,100.11 72%
Persentase cakupan pengaduan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
hukum yang diitindaklanjuti
CAPAIAN KiNERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM KONDISI
KODE INDIKATOR PROGRAM KONDISI AWAL
PRIORITAS PEMBANGUNAN 2019 2020 2021 2022 2023 AKHIR
TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN
Persentase penjajakan kerjasama
122 Program Peningkatan Kerjasama Pemerintah Daerah 60% - 65% 725,000,000.00 68% 763,236,500.00 70% 803,214,827.87 72% 844,998,063.22 72%
menjadi MoU
Program pengendalian Pembangunan Daerah Rata2 Rata2
Rata2 Rata2 Rata2
Rata2 Kenaikan Kenaikan Kenaikan
Kenaikan Kenaikan Kenaikan
profit PDAM: profit PDAM: profit PDAM:
profit PDAM: profit PDAM: profit PDAM:
Persentase peningkatan 0% Rata2 10% Rata2 10% Rata2
123 - 3% Rata2 5% Rata2 8% Rata2
profitabilitas BUMD Kenaikan profit Kenaikan Kenaikan
Kenaikan Kenaikan Kenaikan
Bank Sumedang: profit Bank profit Bank
profit Bank profit Bank profit Bank
0% Sumedang: Sumedang:
Sumedang: 3% Sumedang: 5% Sumedang: 8%
10% 10%
50% dari jumlah
Cakupan koordinasi program
OPD yang 70% 80% 90% 100% 100%
bidang SDA dan pertanian
dikoordinasi
Cakupan koordinasi program 50% dari jumlah
bidang sarana ekonomi, OPD yang 70% 80% 90% 100% 100%
perdagangan, dan UMKM dikoordinasi
Cakupan koordinasi bidang
keagamaan, pendidikan, 100% 100% 100% 100% 100% 100%
kebudayaan dan kesehatan
5,596,000,000.00 5,891,133,040.00 6,199,710,588.64 6,522,219,533.46
Cakupan koordinasi bidang sosial,
100% 100% 100% 100% 100% 100%
tenaga kerja dan transmigrasi
Cakupan koordinasi bidang
pemuda, olahraga, pemberdayaan
2 dok 10 dok 10 dok 10 dok 10 dok 10 dok
perempuan dan keluarga
berencana
Cakupan OPD yang melaporkan
60% dari jumlah
pelaksanaan program 70% 80% 90% 100% 100%
OPD
pembangunan
Cakupan monev pembangunan 60% dari jumlah
68% 72% 76% 80% 80%
daerah yang terlaksana kegiatan
Tingkat kematangan UKPBJ Level 1 Level 2 Level 3 Level 3 Level 4 Level 4
TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN
Persentase potensi konflik tidak
Program Pengembangan, Pemantapan dan Penguatan
126 menjadi konflik lingkup wawasan 1 100% 550,000,000.00 100% 579,205,000.00 100% 609,752,271.70 100% 641,691,095.69 100% 675,071,866.49 100%
Ideologi Masyarakat dan Wawasan Kebangsaan
kebangsaan
Program Pendidikan Politik Masyarakat Tingkat Partisifasi Masyrakat
127 80.60% 80.65% - - - - 80.65%
dalam PEMILU
800,000,000.00 842,480,000.00 886,912,395.20 933,368,866.46 981,922,714.89
Persentase Ormas yang Berperan
50.00% 52.00% 54.00% 56.00% 58.00% 60.00% 60.00%
Aktif Dalam Pembangunan
Persentase Potensi konflik tidak
Program Pengendalian Ketahanan Ekonomi Sosial Budaya menjadi konflik Lingkup (Sosial 100% 100% - 100% - 100% - 100% - 100% - 100%
Politik, ekonomi dan Budaya)
Persentase potensi konflik tidak
128 Program Kewaspadaan Nasional menjadi konflik lingkup 100% 100% 1,650,000,000.00 100% 1,737,615,000.00 100% 1,829,256,815.10 100% 1,925,073,287.07 100% 2,025,215,599.47 100%
Kewaspadaan Nasional
Jumlah Konflik Sara dan
129 Program Kerukunan Umat Beragama 0 0 - 0 500,000,000.00 0 526,370,000.00 0 553,941,260.60 0 582,757,284.98 0
Keagamaan
6 01 URUSAN KEWILAYAHAN 18,558,767,000.00 19,544,237,527.70 20,575,000,614.91 21,652,719,147.12 22,779,093,597.15
Program Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Indeks Kepuasan Masyarakat 81 Persen 81 Persen 800,824,000.00 81 Persen 902,651,381.00 81 Persen 950,421,500.00 81 Persen 991,895,736.00 81 Persen 991,895,736.00 81 Persen
Persentase Kesesuaian
Pelaksanaan Kegiatan dalam
Program Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa 90 Persen 90 Persen 30,000,000.00 95 Persen 48,500,000.00 95 Persen 52,000,000.00 95 Persen 55,000,000.00 95 Persen 55,000,000.00 95 Persen
Dokumen Lima Tahunan dengan
Dokumen Tahunan Desa
6.01.01 Persentase Laporan keuangan
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
desa tepat waktu dan tepat 75 Persen 75 Persen 216,400,000.00 80 Persen 235,500,000.00 85 Persen 246,500,000.00 90 Persen 262,000,000.00 90 Persen 262,000,000.00 90 Persen
Keuangan
kualitas
Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga
Persentase Linmas yang dibina 70 Persen 70 Persen 209,716,000.00 75 Persen 224,000,000.00 80 Persen 237,000,000.00 80 Persen 249,000,000.00 80 Persen 249,000,000.00 80 Persen
Ketentraman dan Ketertiban Umum
Persentase lembaga
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat 85 Persen 85 Persen 728,060,000.00 85 Persen 790,000,000.00 90 Persen 830,000,000.00 90 Persen 878,500,000.00 90 Persen 878,500,000.00 90 Persen
kemasyarakatan yang aktif
Program Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Indeks Kepuasan Masyarakat 81 Persen 81 Persen 681,500,000.00 81 Persen 756,726,299.00 81 Persen 786,500,000.00 81 Persen 849,775,802.00 81 Persen 849,775,802.00 81 Persen
Persentase Kesesuaian
Pelaksanaan Kegiatan dalam
Program Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa 90 Persen 90 Persen 25,000,000.00 95 Persen 37,500,000.00 95 Persen 38,396,183.00 95 Persen 40,500,000.00 95 Persen 40,500,000.00 95 Persen
Dokumen Lima Tahunan dengan
Dokumen Tahunan Desa
6.01.02 Persentase Laporan keuangan
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
desa tepat waktu dan tepat 75 Persen 75 Persen 140,500,000.00 80 Persen 148,000,000.00 85 Persen 158,000,000.00 90 Persen 163,000,000.00 90 Persen 163,000,000.00 90 Persen
Keuangan
kualitas
Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga
Persentase Linmas yang dibina 70 Persen 70 Persen 80,000,000.00 75 Persen 193,500,000.00 80 Persen 205,500,000.00 80 Persen 210,000,000.00 80 Persen 210,000,000.00 80 Persen
Ketentraman dan Ketertiban Umum
Persentase lembaga
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat 85 Persen 85 Persen 383,000,000.00 85 Persen 433,000,000.00 90 Persen 462,500,000.00 90 Persen 473,500,000.00 90 Persen 473,500,000.00 90 Persen
kemasyarakatan yang aktif
Program Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Indeks Kepuasan Masyarakat 81 Persen 81 Persen 400,000,000.00 81 Persen 442,400,000.00 81 Persen 468,082,672.00 81 Persen 493,814,212.00 81 Persen 493,814,212.00 81 Persen
Persentase Kesesuaian
Pelaksanaan Kegiatan dalam
Program Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa 90 Persen 90 Persen 30,000,000.00 95 Persen 33,180,000.00 95 Persen 34,770,000.00 95 Persen 36,360,000.00 95 Persen 36,360,000.00 95 Persen
Dokumen Lima Tahunan dengan
Dokumen Tahunan Desa
6.01.03 Persentase Laporan keuangan
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
desa tepat waktu dan tepat 75 Persen 75 Persen 80,000,000.00 80 Persen 88,480,000.00 85 Persen 92,720,000.00 90 Persen 96,960,000.00 90 Persen 96,960,000.00 90 Persen
Keuangan
kualitas
Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga
Persentase Linmas yang dibina 70 Persen 70 Persen 23,000,000.00 75 Persen 25,438,000.00 80 Persen 26,657,000.00 80 Persen 27,876,000.00 80 Persen 27,876,000.00 80 Persen
Ketentraman dan Ketertiban Umum
Persentase lembaga
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat 85 Persen 85 Persen 60,000,000.00 85 Persen 67,925,813.00 90 Persen 69,630,000.00 90 Persen 72,840,000.00 90 Persen 72,840,000.00 90 Persen
kemasyarakatan yang aktif
CAPAIAN KiNERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM KONDISI
KODE INDIKATOR PROGRAM KONDISI AWAL
PRIORITAS PEMBANGUNAN 2019 2020 2021 2022 2023 AKHIR
TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN
Program Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Indeks Kepuasan Masyarakat 81 Persen 81 Persen 300,000,000.00 81 Persen 306,948,987.00 81 Persen 300,000,000.00 81 Persen 346,893,968.00 81 Persen 346,893,968.00 81 Persen
Persentase Kesesuaian
Pelaksanaan Kegiatan dalam
Program Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa 90 Persen 90 Persen 40,000,000.00 95 Persen 26,150,000.00 95 Persen 61,928,678.00 95 Persen 25,000,000.00 95 Persen 25,000,000.00 95 Persen
Dokumen Lima Tahunan dengan
Dokumen Tahunan Desa
6.01.04 Persentase Laporan keuangan
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
desa tepat waktu dan tepat 75 Persen 75 Persen 55,000,000.00 80 Persen 93,712,500.00 85 Persen 98,398,125.00 90 Persen 100,000,000.00 90 Persen 100,000,000.00 90 Persen
Keuangan
kualitas
Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga
Persentase Linmas yang dibina 70 Persen 70 Persen 40,000,000.00 75 Persen 46,200,000.00 80 Persen 48,510,000.00 80 Persen 55,000,000.00 80 Persen 55,000,000.00 80 Persen
Ketentraman dan Ketertiban Umum
Persentase lembaga
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat 85 Persen 85 Persen 145,000,000.00 85 Persen 170,000,000.00 90 Persen 167,855,625.00 90 Persen 185,000,000.00 90 Persen 185,000,000.00 90 Persen
kemasyarakatan yang aktif
Program Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Indeks Kepuasan Masyarakat 81 Persen 81 Persen 350,050,000.00 81 Persen 471,305,787.00 81 Persen 482,154,651.00 81 Persen 463,459,286.00 81 Persen 463,459,286.00 81 Persen
Persentase Kesesuaian
Pelaksanaan Kegiatan dalam
Program Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa 90 Persen 90 Persen 51,800,000.00 95 Persen 35,059,500.00 95 Persen 67,428,900.00 95 Persen 110,611,069.00 95 Persen 110,611,069.00 95 Persen
Dokumen Lima Tahunan dengan
Dokumen Tahunan Desa
6.01.05 Persentase Laporan keuangan
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
desa tepat waktu dan tepat 75 Persen 75 Persen 96,000,000.00 80 Persen 105,840,000.00 85 Persen 111,132,000.00 90 Persen 116,688,600.00 90 Persen 116,688,600.00 90 Persen
Keuangan
kualitas
Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga
Persentase Linmas yang dibina 70 Persen 70 Persen 49,000,000.00 75 Persen 54,022,500.00 80 Persen 56,723,625.00 80 Persen 59,559,806.00 80 Persen 59,559,806.00 80 Persen
Ketentraman dan Ketertiban Umum
Persentase lembaga
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat 85 Persen 85 Persen 183,000,000.00 85 Persen 203,863,478.00 90 Persen 239,134,908.00 90 Persen 228,501,608.00 90 Persen 228,501,608.00 90 Persen
kemasyarakatan yang aktif
Program Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Indeks Kepuasan Masyarakat 81 Persen 81 Persen 301,635,000.00 81 Persen 234,500,000.00 81 Persen 252,500,000.00 81 Persen 257,881,250.00 81 Persen 257,881,250.00 81 Persen
Persentase Kesesuaian
Pelaksanaan Kegiatan dalam
Program Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa 90 Persen 90 Persen 22,600,000.00 95 Persen 105,000,000.00 95 Persen 115,000,000.00 95 Persen 136,750,000.00 95 Persen 136,750,000.00 95 Persen
Dokumen Lima Tahunan dengan
Dokumen Tahunan Desa
6.01.06 Persentase Laporan keuangan
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
desa tepat waktu dan tepat 75 Persen 75 Persen 60,000,000.00 80 Persen 80,000,000.00 85 Persen 80,000,000.00 90 Persen 80,000,000.00 90 Persen 80,000,000.00 90 Persen
Keuangan
kualitas
Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga
Persentase Linmas yang dibina 70 Persen 70 Persen 60,000,000.00 75 Persen 85,252,272.00 80 Persen 85,000,000.00 80 Persen 85,000,000.00 80 Persen 85,000,000.00 80 Persen
Ketentraman dan Ketertiban Umum
Persentase lembaga
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat 85 Persen 85 Persen 83,265,000.00 85 Persen 105,000,000.00 90 Persen 109,191,096.00 90 Persen 115,440,616.00 90 Persen 115,440,616.00 90 Persen
kemasyarakatan yang aktif
Program Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Indeks Kepuasan Masyarakat 81 Persen 81 Persen 350,000,000.00 81 Persen 407,800,000.00 81 Persen 427,559,308.00 81 Persen 450,322,000.00 81 Persen 450,322,000.00 81 Persen
Persentase Kesesuaian
Pelaksanaan Kegiatan dalam
Program Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa 90 Persen 90 Persen 48,000,000.00 95 Persen 50,000,000.00 95 Persen 54,575,375.00 95 Persen 60,293,762.00 95 Persen 60,293,762.00 95 Persen
Dokumen Lima Tahunan dengan
Dokumen Tahunan Desa
6.01.07 Persentase Laporan keuangan
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
desa tepat waktu dan tepat 75 Persen 75 Persen 77,000,000.00 80 Persen 75,850,000.00 85 Persen 75,850,000.00 90 Persen 90,306,000.00 90 Persen 90,306,000.00 90 Persen
Keuangan
kualitas
Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga
Persentase Linmas yang dibina 70 Persen 70 Persen 42,000,000.00 75 Persen 39,100,000.00 80 Persen 39,100,000.00 80 Persen 39,100,000.00 80 Persen 39,100,000.00 80 Persen
Ketentraman dan Ketertiban Umum
Persentase lembaga
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat 85 Persen 85 Persen 181,000,000.00 85 Persen 203,253,875.00 90 Persen 221,253,875.00 90 Persen 221,253,875.00 90 Persen 221,253,875.00 90 Persen
kemasyarakatan yang aktif
Program Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Indeks Kepuasan Masyarakat 81 Persen 81 Persen 330,000,000.00 81 Persen 324,000,000.00 81 Persen 341,000,000.00 81 Persen 358,000,000.00 81 Persen 358,000,000.00 81 Persen
6.01.08
CAPAIAN KiNERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM KONDISI
KODE INDIKATOR PROGRAM KONDISI AWAL
PRIORITAS PEMBANGUNAN 2019 2020 2021 2022 2023 AKHIR
TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN
Persentase Peningkatan Kapasitas
Program Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa 90 Persen 90 Persen 50,000,000.00 90 Persen 55,000,000.00 90 Persen 57,500,000.00 90 Persen 60,000,000.00 90 Persen 60,000,000.00 90 Persen
Aparatur Pemerintahan Desa
Persentase Laporan keuangan
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
desa tepat waktu dan tepat 75 Persen 75 Persen 70,000,000.00 80 Persen 77,000,000.00 85 Persen 80,500,000.00 90 Persen 84,000,000.00 90 Persen 84,000,000.00 90 Persen
6.01.08 Keuangan
kualitas
Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga
Persentase Linmas yang dibina 70 Persen 70 Persen 40,000,000.00 75 Persen 66,000,000.00 80 Persen 69,000,000.00 80 Persen 72,000,000.00 80 Persen 72,000,000.00 80 Persen
Ketentraman dan Ketertiban Umum
Persentase lembaga
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat 85 Persen 85 Persen 167,700,000.00 85 Persen 193,600,000.00 90 Persen 202,400,000.00 90 Persen 211,200,000.00 90 Persen 211,200,000.00 90 Persen
kemasyarakatan yang aktif
Program Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Indeks Kepuasan Masyarakat 81 Persen 81 Persen 242,000,000.00 81 Persen 304,685,565.00 81 Persen 338,192,295.00 81 Persen 373,211,758.00 81 Persen 373,211,758.00 81 Persen
Persentase Kesesuaian
Pelaksanaan Kegiatan dalam
Program Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa 90 Persen 90 Persen 75,000,000.00 95 Persen 75,000,000.00 95 Persen 75,000,000.00 95 Persen 75,000,000.00 95 Persen 75,000,000.00 95 Persen
Dokumen Lima Tahunan dengan
Dokumen Tahunan Desa
6.01.09 Persentase Laporan keuangan
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
desa tepat waktu dan tepat 75 Persen 75 Persen 60,000,000.00 80 Persen 60,000,000.00 85 Persen 60,000,000.00 90 Persen 60,000,000.00 90 Persen 60,000,000.00 90 Persen
Keuangan
kualitas
Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga
Persentase Linmas yang dibina 70 Persen 70 Persen 60,000,000.00 75 Persen 60,000,000.00 80 Persen 60,000,000.00 80 Persen 60,000,000.00 80 Persen 60,000,000.00 80 Persen
Ketentraman dan Ketertiban Umum
Persentase lembaga
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat 85 Persen 85 Persen 140,000,000.00 85 Persen 140,000,000.00 90 Persen 140,000,000.00 90 Persen 140,000,000.00 90 Persen 140,000,000.00 90 Persen
kemasyarakatan yang aktif
Program Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Indeks Kepuasan Masyarakat 81 Persen 81 Persen 310,000,000.00 81 Persen 339,981,639.00 81 Persen 335,698,957.00 81 Persen 375,000,000.00 81 Persen 375,000,000.00 81 Persen
Persentase Kesesuaian
Pelaksanaan Kegiatan dalam
Program Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa 90 Persen 90 Persen 120,000,000.00 95 Persen 106,000,000.00 95 Persen 115,000,000.00 95 Persen 92,322,267.00 95 Persen 92,322,267.00 95 Persen
Dokumen Lima Tahunan dengan
Dokumen Tahunan Desa
Persentase Laporan keuangan
6.01.10 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
desa tepat waktu dan tepat 75 Persen 75 Persen 112,000,000.00 80 Persen 95,000,000.00 85 Persen 135,000,000.00 90 Persen 100,000,000.00 90 Persen 100,000,000.00 90 Persen
Keuangan
kualitas
Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga
Persentase Linmas yang dibina 70 Persen 70 Persen 110,000,000.00 75 Persen 70,000,000.00 80 Persen 80,000,000.00 80 Persen 95,000,000.00 80 Persen 95,000,000.00 80 Persen
Ketentraman dan Ketertiban Umum
Persentase lembaga
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat 85 Persen 85 Persen 75,000,000.00 85 Persen 195,000,000.00 90 Persen 182,500,000.00 90 Persen 230,000,000.00 90 Persen 230,000,000.00 90 Persen
kemasyarakatan yang aktif
Program Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Indeks Kepuasan Masyarakat 81 Persen 81 Persen 456,649,000.00 81 Persen 414,000,000.00 81 Persen 429,688,443.00 81 Persen 456,108,936.00 81 Persen 456,108,936.00 81 Persen
Program Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Indeks Kepuasan Masyarakat 81 Persen 81 Persen 313,000,000.00 81 Persen 258,991,788.00 81 Persen 285,000,000.00 81 Persen 295,000,000.00 81 Persen 295,000,000.00 81 Persen
Persentase Kesesuaian
Pelaksanaan Kegiatan dalam
Program Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa 90 Persen 90 Persen 25,000,000.00 95 Persen 70,000,000.00 95 Persen 30,000,000.00 95 Persen 70,000,000.00 95 Persen 70,000,000.00 95 Persen
Dokumen Lima Tahunan dengan
Dokumen Tahunan Desa
6.01.12 Persentase Laporan keuangan
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
desa tepat waktu dan tepat 75 Persen 75 Persen 50,000,000.00 80 Persen 60,000,000.00 85 Persen 65,000,000.00 90 Persen 70,000,000.00 90 Persen 70,000,000.00 90 Persen
Keuangan
kualitas
CAPAIAN KiNERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM KONDISI
KODE
6.01.12 INDIKATOR PROGRAM KONDISI AWAL
PRIORITAS PEMBANGUNAN 2019 2020 2021 2022 2023 AKHIR
TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN
Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga
Persentase Linmas yang dibina 70 Persen 70 Persen 40,000,000.00 75 Persen 45,000,000.00 80 Persen 40,000,000.00 80 Persen 60,000,000.00 80 Persen 60,000,000.00 80 Persen
Ketentraman dan Ketertiban Umum
Persentase lembaga
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat 85 Persen 85 Persen 115,000,000.00 85 Persen 168,000,000.00 90 Persen 213,524,118.00 90 Persen 171,480,043.00 90 Persen 171,480,043.00 90 Persen
kemasyarakatan yang aktif
Program Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Indeks Kepuasan Masyarakat 81 Persen 81 Persen 242,500,000.00 81 Persen 268,845,321.00 81 Persen 282,927,437.00 81 Persen 297,645,324.00 81 Persen 297,645,324.00 81 Persen
Persentase Kesesuaian
Pelaksanaan Kegiatan dalam
Program Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa 90 Persen 90 Persen 27,000,000.00 95 Persen 29,933,293.00 95 Persen 31,501,199.00 95 Persen 33,139,892.00 95 Persen 33,139,892.00 95 Persen
Dokumen Lima Tahunan dengan
Dokumen Tahunan Desa
6.01.13 Persentase Laporan keuangan
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
desa tepat waktu dan tepat 75 Persen 75 Persen 90,000,000.00 80 Persen 99,777,644.00 85 Persen 105,003,997.00 90 Persen 110,526,306.00 90 Persen 110,526,306.00 90 Persen
Keuangan
kualitas
Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga
Persentase Linmas yang dibina 70 Persen 70 Persen 22,500,000.00 75 Persen 24,944,411.00 80 Persen 26,250,999.00 80 Persen 27,616,576.00 80 Persen 27,616,576.00 80 Persen
Ketentraman dan Ketertiban Umum
Persentase lembaga
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat 85 Persen 85 Persen 185,000,000.00 85 Persen 205,098,492.00 90 Persen 214,841,550.00 90 Persen 227,069,629.00 90 Persen 227,069,629.00 90 Persen
kemasyarakatan yang aktif
Program Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Indeks Kepuasan Masyarakat 81 Persen 81 Persen 360,000,000.00 81 Persen 425,000,000.00 81 Persen 445,000,000.00 81 Persen 467,000,000.00 81 Persen 467,000,000.00 81 Persen
Program Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Indeks Kepuasan Masyarakat 81 Persen 81 Persen 415,000,000.00 81 Persen 456,500,000.00 81 Persen 477,250,000.00 81 Persen 498,000,000.00 81 Persen 498,000,000.00 81 Persen
Persentase Kesesuaian
Pelaksanaan Kegiatan dalam
Program Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa 90 Persen 90 Persen 40,000,000.00 95 Persen 44,000,000.00 95 Persen 46,000,000.00 95 Persen 48,000,000.00 95 Persen 48,000,000.00 95 Persen
Dokumen Lima Tahunan dengan
Dokumen Tahunan Desa
Persentase Laporan keuangan
6.01.15 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
desa tepat waktu dan tepat 75 Persen 75 Persen 52,000,000.00 80 Persen 57,200,000.00 85 Persen 59,800,000.00 90 Persen 62,400,000.00 90 Persen 62,400,000.00 90 Persen
Keuangan
kualitas
Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga
Persentase Linmas yang dibina 70 Persen 70 Persen 80,000,000.00 75 Persen 88,000,000.00 80 Persen 92,000,000.00 80 Persen 96,000,000.00 80 Persen 96,000,000.00 80 Persen
Ketentraman dan Ketertiban Umum
Persentase lembaga
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat 85 Persen 85 Persen 100,000,000.00 85 Persen 110,000,000.00 90 Persen 115,000,000.00 90 Persen 120,000,000.00 90 Persen 120,000,000.00 90 Persen
kemasyarakatan yang aktif
Program Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Indeks Kepuasan Masyarakat 81 Persen 81 Persen 413,177,000.00 81 Persen 372,491,359.00 81 Persen 410,000,000.00 81 Persen 436,675,347.00 81 Persen 436,675,347.00 81 Persen
Program Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Indeks Kepuasan Masyarakat 81 Persen 81 Persen 398,000,000.00 81 Persen 460,998,800.00 81 Persen 453,035,977.00 81 Persen 477,196,749.00 81 Persen 477,196,749.00 81 Persen
6.01.17
CAPAIAN KiNERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM KONDISI
KODE INDIKATOR PROGRAM KONDISI AWAL
PRIORITAS PEMBANGUNAN 2019 2020 2021 2022 2023 AKHIR
TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN
Persentase Laporan keuangan
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
6.01.17 desa tepat waktu dan tepat 75 Persen 75 Persen 117,000,000.00 80 Persen 117,000,000.00 85 Persen 117,000,000.00 90 Persen 117,000,000.00 90 Persen 117,000,000.00 90 Persen
Keuangan
kualitas
Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga
Persentase Linmas yang dibina 70 Persen 70 Persen 80,000,000.00 75 Persen 80,000,000.00 80 Persen 110,000,000.00 80 Persen 120,000,000.00 80 Persen 120,000,000.00 80 Persen
Ketentraman dan Ketertiban Umum
Persentase lembaga
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat 85 Persen 85 Persen 135,000,000.00 85 Persen 135,000,000.00 90 Persen 160,000,000.00 90 Persen 165,000,000.00 90 Persen 165,000,000.00 90 Persen
kemasyarakatan yang aktif
Program Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Indeks Kepuasan Masyarakat 81 Persen 81 Persen 355,550,000.00 81 Persen 417,206,532.00 81 Persen 446,526,250.00 81 Persen 479,395,406.00 81 Persen 479,395,406.00 81 Persen
Persentase Kesesuaian
Pelaksanaan Kegiatan dalam
Program Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa 90 Persen 90 Persen 25,000,000.00 95 Persen 28,000,000.00 95 Persen 29,000,000.00 95 Persen 30,000,000.00 95 Persen 30,000,000.00 95 Persen
Dokumen Lima Tahunan dengan
Dokumen Tahunan Desa
Persentase Laporan keuangan
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
desa tepat waktu dan tepat 75 Persen 75 Persen 65,000,000.00 80 Persen 73,000,000.00 85 Persen 75,000,000.00 90 Persen 75,000,000.00 90 Persen 75,000,000.00 90 Persen
6.01.18 Keuangan
kualitas
Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga
Persentase Linmas yang dibina 70 Persen 70 Persen 50,000,000.00 75 Persen 54,000,000.00 80 Persen 56,000,000.00 80 Persen 56,000,000.00 80 Persen 56,000,000.00 80 Persen
Ketentraman dan Ketertiban Umum
Persentase lembaga
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat 85 Persen 85 Persen 75,450,000.00 85 Persen 83,000,000.00 90 Persen 83,000,000.00 90 Persen 85,000,000.00 90 Persen 85,000,000.00 90 Persen
kemasyarakatan yang aktif
Persentase penanganan
Program Pemeliharaan Kantibmas Dan Pencegahan Tindak
pengaduan kantibmas dan tindak 90 Persen 90 Persen 20,000,000.00 - - - -
Kriminal
kriminal
Program Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Indeks Kepuasan Masyarakat 81 Persen 81 Persen 300,000,000.00 81 Persen 330,750,000.00 81 Persen 347,287,500.00 81 Persen 364,651,876.00 81 Persen 364,651,876.00 81 Persen
Persentase Kesesuaian
Pelaksanaan Kegiatan dalam
Program Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa 90 Persen 90 Persen 75,000,000.00 95 Persen 82,687,500.00 95 Persen 86,821,875.00 95 Persen 91,162,969.00 95 Persen 91,162,969.00 95 Persen
Dokumen Lima Tahunan dengan
Dokumen Tahunan Desa
6.01.19 Persentase Laporan keuangan
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
desa tepat waktu dan tepat 75 Persen 75 Persen 86,000,000.00 80 Persen 94,815,000.00 85 Persen 99,555,750.00 90 Persen 104,533,538.00 90 Persen 104,533,538.00 90 Persen
Keuangan
kualitas
Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga
Persentase Linmas yang dibina 70 Persen 70 Persen 50,000,000.00 75 Persen 55,125,000.00 80 Persen 57,881,250.00 80 Persen 60,775,312.00 80 Persen 60,775,312.00 80 Persen
Ketentraman dan Ketertiban Umum
Persentase lembaga
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat 85 Persen 85 Persen 72,000,000.00 85 Persen 79,380,000.00 90 Persen 83,349,000.00 90 Persen 87,516,451.00 90 Persen 87,516,451.00 90 Persen
kemasyarakatan yang aktif
6.01.20
Program Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Indeks Kepuasan Masyarakat 81 Persen 81 Persen 326,000,000.00 81 Persen 409,027,500.00 81 Persen 427,825,125.00 81 Persen 450,952,818.75 81 Persen 450,952,818.75 81 Persen
Persentase Kesesuaian
Pelaksanaan Kegiatan dalam
Program Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa 90 Persen 90 Persen 30,000,000.00 95 Persen 33,075,000.00 95 Persen 34,728,750.00 95 Persen 36,465,187.50 95 Persen 36,465,187.50 95 Persen
Dokumen Lima Tahunan dengan
Dokumen Tahunan Desa
Persentase Laporan keuangan
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
desa tepat waktu dan tepat 75 Persen 75 Persen 80,000,000.00 80 Persen 88,200,000.00 85 Persen 92,610,000.00 90 Persen 97,240,500.00 90 Persen 97,240,500.00 90 Persen
Keuangan
kualitas
Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga
Persentase Linmas yang dibina 70 Persen 70 Persen 60,000,000.00 75 Persen 66,150,000.00 80 Persen 69,457,500.00 80 Persen 72,930,375.00 80 Persen 72,930,375.00 80 Persen
Ketentraman dan Ketertiban Umum
Persentase lembaga
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat 85 Persen 85 Persen 90,000,000.00 85 Persen 99,225,000.00 90 Persen 104,186,250.00 90 Persen 109,395,562.50 90 Persen 109,395,562.50 90 Persen
kemasyarakatan yang aktif
Program Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Indeks Kepuasan Masyarakat 81 Persen 81 Persen 321,800,000.00 81 Persen 304,800,000.00 81 Persen 304,800,000.00 81 Persen 317,756,491.00 81 Persen 317,756,491.00 81 Persen
6.01.21
CAPAIAN KiNERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM KONDISI
KODE INDIKATOR PROGRAM KONDISI AWAL
PRIORITAS PEMBANGUNAN 2019 2020 2021 2022 2023 AKHIR
TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN
Persentase Laporan keuangan
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
desa tepat waktu dan tepat 75 Persen 75 Persen 65,000,000.00 80 Persen 60,424,320.00 85 Persen 54,325,930.00 90 Persen 59,901,610.00 90 Persen 59,901,610.00 90 Persen
Keuangan
kualitas
6.01.21
Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga
Persentase Linmas yang dibina 70 Persen 70 Persen 75,000,000.00 75 Persen 75,000,000.00 80 Persen 70,000,000.00 80 Persen 80,000,000.00 80 Persen 80,000,000.00 80 Persen
Ketentraman dan Ketertiban Umum
Persentase lembaga
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat 85 Persen 85 Persen 122,000,000.00 85 Persen 192,000,000.00 90 Persen 207,000,000.00 90 Persen 240,400,000.00 90 Persen 240,400,000.00 90 Persen
kemasyarakatan yang aktif
Persentase penanganan
Program Pemeliharaan Kantibmas Dan Pencegahan Tindak
pengaduan kantibmas dan tindak 90 Persen 90 Persen 15,000,000.00 90 Persen 15,000,000.00 - 90 Persen 18,500,000.00 90 Persen 18,500,000.00 90 Persen
Kriminal
kriminal
Program Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Indeks Kepuasan Masyarakat 81 Persen 81 Persen 274,000,000.00 81 Persen 304,000,000.00 81 Persen 309,340,000.00 81 Persen 314,340,000.00 81 Persen 314,340,000.00 81 Persen
Persentase Peningkatan Kapasitas
Program Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa 0 Persen 90 Persen 38,000,000.00 90 Persen 50,191,000.00 90 Persen 54,512,000.00 90 Persen 59,512,000.00 90 Persen 59,512,000.00 90 Persen
Aparatur Pemerintahan Desa
Persentase Laporan keuangan
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
desa tepat waktu dan tepat 75 Persen 75 Persen 35,000,000.00 80 Persen 59,302,200.00 85 Persen 68,017,738.00 90 Persen 76,694,201.00 90 Persen 76,694,201.00 90 Persen
Keuangan
kualitas
6.01.22 Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga
Persentase Linmas yang dibina 70 Persen 70 Persen 40,000,000.00 75 Persen 64,057,662.00 80 Persen 72,058,536.00 80 Persen 80,548,998.00 80 Persen 80,548,998.00 80 Persen
Ketentraman dan Ketertiban Umum
Persentase lembaga
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat 85 Persen 85 Persen 116,000,000.00 85 Persen 143,103,600.00 90 Persen 149,157,350.00 90 Persen 155,893,788.00 90 Persen 155,893,788.00 90 Persen
kemasyarakatan yang aktif
Persentase penanganan
Program Pemeliharaan Kantibmas Dan Pencegahan Tindak
pengaduan kantibmas dan tindak 90 Persen 90 Persen 20,000,000.00 - - - -
Kriminal
kriminal
Program Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Indeks Kepuasan Masyarakat 81 Persen 81 Persen 300,000,000.00 81 Persen 330,750,000.00 81 Persen 347,287,500.00 81 Persen 364,651,876.00 81 Persen 364,651,876.00 81 Persen
Persentase Kesesuaian
Pelaksanaan Kegiatan dalam
Program Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa 90 Persen 90 Persen 75,000,000.00 95 Persen 82,687,500.00 95 Persen 86,821,875.00 95 Persen 91,162,969.00 95 Persen 91,162,969.00 95 Persen
Dokumen Lima Tahunan dengan
Dokumen Tahunan Desa
6.01.23 Persentase Laporan keuangan
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
desa tepat waktu dan tepat 75 Persen 75 Persen 86,000,000.00 80 Persen 94,815,000.00 85 Persen 99,555,750.00 90 Persen 104,533,538.00 90 Persen 104,533,538.00 90 Persen
Keuangan
kualitas
Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga
Persentase Linmas yang dibina 70 Persen 70 Persen 50,000,000.00 75 Persen 55,125,000.00 80 Persen 57,881,250.00 80 Persen 60,775,312.00 80 Persen 60,775,312.00 80 Persen
Ketentraman dan Ketertiban Umum
Persentase lembaga
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat 85 Persen 85 Persen 72,000,000.00 85 Persen 79,380,000.00 90 Persen 83,349,000.00 90 Persen 87,516,451.00 90 Persen 87,516,451.00 90 Persen
kemasyarakatan yang aktif
Program Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Indeks Kepuasan Masyarakat 81 Persen 81 Persen 360,000,000.00 81 Persen 411,328,638.00 81 Persen 414,627,873.00 81 Persen 437,349,076.00 81 Persen 437,349,076.00 81 Persen
Persentase Kesesuaian
Pelaksanaan Kegiatan dalam
Program Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa 90 Persen 90 Persen 20,000,000.00 95 Persen 25,000,000.00 95 Persen 30,000,000.00 95 Persen 30,000,000.00 95 Persen 30,000,000.00 95 Persen
Dokumen Lima Tahunan dengan
Dokumen Tahunan Desa
6.01.24 Persentase Laporan keuangan
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
desa tepat waktu dan tepat 75 Persen 75 Persen 75,000,000.00 80 Persen 60,000,000.00 85 Persen 85,000,000.00 90 Persen 85,000,000.00 90 Persen 85,000,000.00 90 Persen
Keuangan
kualitas
Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga
Persentase Linmas yang dibina 70 Persen 70 Persen 40,000,000.00 75 Persen 50,000,000.00 80 Persen 50,000,000.00 80 Persen 50,000,000.00 80 Persen 50,000,000.00 80 Persen
Ketentraman dan Ketertiban Umum
Persentase lembaga
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat 85 Persen 85 Persen 207,580,000.00 85 Persen 232,580,000.00 90 Persen 240,080,000.00 90 Persen 260,000,000.00 90 Persen 260,000,000.00 90 Persen
kemasyarakatan yang aktif
Program Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Indeks Kepuasan Masyarakat 81 Persen 81 Persen 330,000,000.00 81 Persen 353,322,941.00 81 Persen 368,391,647.00 81 Persen 389,269,342.00 81 Persen 389,269,342.00 81 Persen
Persentase Kesesuaian
Pelaksanaan Kegiatan dalam
Program Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa 90 Persen 90 Persen 75,000,000.00 95 Persen 85,000,000.00 95 Persen 85,000,000.00 95 Persen 90,000,000.00 95 Persen 90,000,000.00 95 Persen
Dokumen Lima Tahunan dengan
Dokumen Tahunan Desa
6.01.25
CAPAIAN KiNERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM KONDISI
KODE INDIKATOR PROGRAM KONDISI AWAL
PRIORITAS PEMBANGUNAN 2019 2020 2021 2022 2023 AKHIR
TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN
Persentase Laporan keuangan
6.01.25 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
desa tepat waktu dan tepat 75 Persen 75 Persen 100,500,000.00 80 Persen 125,500,000.00 85 Persen 135,500,000.00 90 Persen 143,500,000.00 90 Persen 143,500,000.00 90 Persen
Keuangan
kualitas
Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga
Persentase Linmas yang dibina 70 Persen 70 Persen 55,000,000.00 75 Persen 101,139,000.00 80 Persen 106,139,000.00 80 Persen 109,139,000.00 80 Persen 109,139,000.00 80 Persen
Ketentraman dan Ketertiban Umum
Persentase lembaga
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat 85 Persen 85 Persen 95,000,000.00 85 Persen 100,000,000.00 90 Persen 110,000,000.00 90 Persen 115,000,000.00 90 Persen 115,000,000.00 90 Persen
kemasyarakatan yang aktif
Program Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Indeks Kepuasan Masyarakat 81 Persen 81 Persen 232,000,000.00 81 Persen 228,850,000.00 81 Persen 230,356,608.00 81 Persen 243,159,378.00 81 Persen 243,159,378.00 81 Persen
Persentase Kesesuaian
Pelaksanaan Kegiatan dalam
Program Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa 90 Persen 90 Persen 40,000,000.00 95 Persen 65,000,000.00 95 Persen 75,000,000.00 95 Persen 75,000,000.00 95 Persen 75,000,000.00 95 Persen
Dokumen Lima Tahunan dengan
Dokumen Tahunan Desa
6.01.26 Persentase Laporan keuangan
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
desa tepat waktu dan tepat 75 Persen 75 Persen 87,000,000.00 80 Persen 90,000,000.00 85 Persen 100,000,000.00 90 Persen 100,000,000.00 90 Persen 100,000,000.00 90 Persen
Keuangan
kualitas
Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga
Persentase Linmas yang dibina 70 Persen 70 Persen 25,000,000.00 75 Persen 25,000,000.00 80 Persen 25,000,000.00 80 Persen 25,000,000.00 80 Persen 25,000,000.00 80 Persen
Ketentraman dan Ketertiban Umum
Persentase lembaga
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat 85 Persen 85 Persen 140,000,000.00 85 Persen 172,077,619.00 90 Persen 181,000,000.00 90 Persen 200,000,000.00 90 Persen 200,000,000.00 90 Persen
kemasyarakatan yang aktif
NON URUSAN 116,342,219,062.00 122,519,990,894.19 128,981,695,213.95 135,737,756,409.26 142,798,834,497.67
Cakupan Pelayanan Adminitrasi
135 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 100% 100% 69,709,289,637.00 100% 73,410,852,916.72 100% 77,282,541,299.55 100% 81,330,600,812.82 100% 85,561,418,667.11 100%
Perkantoran
Cakupan Peningkatan sarana dan
136 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 100% 100% 36,764,321,425.00 100% 38,716,506,892.67 100% 40,758,415,466.19 100% 42,893,341,268.31 100% 45,124,652,881.08 100%
Prasarana aparatur
Cakupan Peningkatan Disiplin
137 Program Peningkatan Disiplin Aparatur 100% 100% 1,015,605,000.00 100% 1,069,533,625.50 100% 1,125,940,828.91 100% 1,184,917,609.53 100% 1,246,557,023.57 100%
Aparatur
Cakupan Fasilitasi Pindah/Purna
138 Program Fasilitasi Pindah/Purna Tugas PNS 100% 100% 15,000,000.00 100% 15,796,500.00 100% 16,629,607.41 100% 17,500,666.25 100% 18,411,050.90 100%
Tugas
Cakupan Peningkatan Kapasitas
139 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 100% 100% 1,918,609,500.00 100% 2,020,487,664.45 100% 2,127,048,183.87 100% 2,238,462,967.74 100% 2,354,907,811.33 100%
Sumber Daya Aparatur
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan 1. Prosentase Kesesuaian
Capaian Kinerja dan Keuangan Pelaporan Kinerja deangan standar
pelaporan kinerja
2. Prosentase Kesesuaian 100% 100% 3,807,117,500.00 100% 4,009,275,439.25 100% 4,220,724,625.92 100% 4,441,806,181.82 100% 4,672,868,939.40 100%
Pelaporan Kinerja deangan standar
Akutansi Pemerintah Daerah
PERANGKAT
DAERAH
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
PERANGKAT
DAERAH
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
PERANGKAT
DAERAH
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
RSUD
RSUD
Dinas PUPR
Dinas PUPR
Dinas PUPR
Dinas PUPR
Dinas PUPR
PERANGKAT
DAERAH
Dinas PUPR
Dinas PUPR
Dinas perumahan,
kawasan
permukiman dan
pertanahan
Dinas perumahan,
kawasan
permukiman dan
Dinas lingkungan
hidup dan
kehutanan
Dinas pekerjaan
umum dan
penataan ruang
Dinas perumahan,
kawasan
permukiman dan
pertanahan
Satuan Polisi
Pamong Praja
Satuan Polisi
Pamong Praja
Satuan Polisi
Pamong Praja
Badan
penanggulangan
bencana daerah
PERANGKAT
DAERAH
Dinas sosial,
pemberdayaan
perempuan dan
perlindungan anak
Dinas sosial,
pemberdayaan
perempuan dan
perlindungan anak
Dinas sosial,
pemberdayaan
perempuan dan
perlindungan anak
Dinas sosial,
pemberdayaan
perempuan dan
perlindungan anak
Dinas sosial,
pemberdayaan
perempuan dan
perlindungan anak
Dinas sosial,
pemberdayaan
perempuan dan
perlindungan anak
Dinas sosial,
pemberdayaan
perempuan dan
perlindungan anak
Dinas sosial,
pemberdayaan
perempuan dan
perlindungan anak
Dinas sosial,
pemberdayaan
perempuan dan
perlindungan anak
PERANGKAT
DAERAH
Dinas sosial,
pemberdayaan
perempuan dan
perlindungan anak
Dinas pertanian
dan ketahanan
pangan
Dinas perumahan,
kawasan
permukiman dan
pertanahan
Dinas lingkungan
hidup dan
kehutanan
Dinas lingkungan
hidup dan
kehutanan
Dinas
Kependudukan dan
Pencatatan Sipil
Dinas
pemberdayaan
masyarakat dan
desa
PERANGKAT
DAERAH
Dinas
pemberdayaan
masyarakat dan
desa
Dinas
pengendalian
penduduk dan
keluarga
berencana
Dinas
Perhubungan
Dinas komunikasi,
informatika,
persandian dan
statistik
Dinas koperasi,
usaha kecil
menengah,
perindustrian dan
perdagangan
Dinas koperasi,
usaha kecil
PERANGKAT
menengah,
DAERAH
perindustrian dan
perdagangan
Dinas penanaman
modal dan
pelayanan terpadu
satu pintu
Dinas pariwisata,
kebudayaan,
kepemudaan dan
olahraga
Dinas komunikasi,
informatika,
persandian dan
statistik
Dinas komunikasi,
informatika,
persandian dan
statistik
PERANGKAT
DAERAH
Dinas Pariwisata,
Kebudayaan dan
Olahraga
Dinas perikanan
dan peternakan
Dinas pariwisata,
kebudayaan,
kepemudaan dan
olahraga
Dinas pertanian
dan ketahanan
pangan
Dinas perikanan
dan peternakan
PERANGKAT
DAERAH
Dinas perikanan
dan peternakan
Dinas lingkungan
hidup dan
kehutanan
Dinas koperasi,
usaha kecil
menengah,
perindustrian dan
perdagangan
Dinas koperasi,
usaha kecil
menengah,
perindustrian dan
Badan
perencanaan
pembangunan,
penelitian dan
pengembangan
daerah
PERANGKAT
DAERAH
Badan
perencanaan
pembangunan,
penelitian dan
pengembangan
daerah
PERANGKAT
DAERAH
Inspektorat
Inspektorat
Inspektorat
Inspektorat
Inspektorat
Badan pengelolaan
keuangan dan aset
Badan pengelolaan
keuangan dan aset
Badan pengelolaan
keuangan dan aset
Badan pengelolaan
keuangan dan aset
Badan pengelolaan
keuangan dan aset
Badan pengelolaan
pendapatan
Badan pengelolaan
pendapatan
Badan pengelolaan
pendapatan
Badan pengelolaan
pendapatan
Badan
kepegawaian dan
pengembangan
sumber daya
manusia
PERANGKAT
DAERAH
Badan
kepegawaian dan
pengembangan
sumber daya
manusia
Sekretariat DPRD
Sekretariat Daerah
PERANGKAT
DAERAH
Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah
PERANGKAT
DAERAH
Bagian Tata
Pemerintahan
Bagian Organisasi
Bagian Hukum
PERANGKAT
DAERAH
Bagian Kerjasama
Bagian Ekonomi
Bagian
Kesejahteraan
Rakyat
Bagian
Pengendallian
Pembangunan
Bagian Layanan
Pengadaan Barang
dan Jasa
Bagian Keuangan
Bagian Pengelolan
Barang Daerah
PERANGKAT
DAERAH
Kantor kesatuan
bangsa dan politik
Kecamatan
Sumedang selatan
Kecamatan
Sumedang selatan
Kecamatan
Sumedang selatan
Kecamatan
Sumedang selatan
Kecamatan
Sumedang selatan
Kecamatan
Sumedang Utara
Kecamatan
Sumedang Utara
Kecamatan
Sumedang Utara
Kecamatan
Sumedang Utara
Kecamatan
Sumedang Utara
Kecamatan
Tanjungkerta
Kecamatan
Tanjungkerta
Kecamatan
Tanjungkerta
Kecamatan
Tanjungkerta
Kecamatan
Tanjungkerta
PERANGKAT
DAERAH
Kecamatan
Cimalaka
Kecamatan
Cimalaka
Kecamatan
Cimalaka
Kecamatan
Cimalaka
Kecamatan
Cimalaka
Kecamatan
Tanjungsari
Kecamatan
Tanjungsari
Kecamatan
Tanjungsari
Kecamatan
Tanjungsari
Kecamatan
Tanjungsari
Kecamatan
Rancakalong
Kecamatan
Rancakalong
Kecamatan
Rancakalong
Kecamatan
Rancakalong
Kecamatan
Rancakalong
Kecamatan
Jatinangor
Kecamatan
Jatinangor
Kecamatan
Jatinangor
Kecamatan
Jatinangor
Kecamatan
Jatinangor
Kecamatan Paseh
PERANGKAT
DAERAH
Kecamatan Paseh
Kecamatan Paseh
Kecamatan Paseh
Kecamatan Paseh
Kecamatan
Conggeang
Kecamatan
Conggeang
Kecamatan
Conggeang
Kecamatan
Conggeang
Kecamatan
Conggeang
Kecamatan Tomo
Kecamatan Tomo
Kecamatan Tomo
Kecamatan Tomo
Kecamatan Tomo
Kecamatan
Buahdua
Kecamatan
Buahdua
Kecamatan
Buahdua
Kecamatan
Buahdua
Kecamatan
Buahdua
Kecamatan
Daramaraja
Kecamatan
Daramaraja
Kecamatan
Daramaraja
PERANGKAT
DAERAH
Kecamatan
Daramaraja
Kecamatan
Daramaraja
Kecamatan Situraja
Kecamatan Situraja
Kecamatan Situraja
Kecamatan Situraja
Kecamatan Situraja
Kecamatan
Jatigede
Kecamatan
Jatigede
Kecamatan
Jatigede
Kecamatan
Jatigede
Kecamatan Wado
Kecamatan Wado
Kecamatan Wado
Kecamatan Wado
Kecamatan Wado
Kecamatan
Ujungjaya
Kecamatan
Ujungjaya
Kecamatan
Ujungjaya
Kecamatan
Ujungjaya
Kecamatan
Ujungjaya
Kecamatan
Cimanggung
Kecamatan
Cimanggung
PERANGKAT
DAERAH
Kecamatan
Cimanggung
Kecamatan
Cimanggung
Kecamatan
Cimanggung
Kecamatan Cibugel
Kecamatan Cibugel
Kecamatan Cibugel
Kecamatan Cibugel
Kecamatan Cibugel
Kecamatan Cibugel
Kecamatan
Tanjungmedar
Kecamatan
Tanjungmedar
Kecamatan
Tanjungmedar
Kecamatan
Tanjungmedar
Kecamatan
Tanjungmedar
Kecamatan
Pamulihan
Kecamatan
Pamulihan
Kecamatan
Pamulihan
Kecamatan
Pamulihan
Kecamatan
Pamulihan
Kecamatan
Sukasari
Kecamatan
Sukasari
PERANGKAT
DAERAH
Kecamatan
Sukasari
Kecamatan
Sukasari
Kecamatan
Sukasari
Kecamatan
Sukasari
Kecamatan Cisitu
Kecamatan Cisitu
Kecamatan Cisitu
Kecamatan Cisitu
Kecamatan Cisitu
Kecamatan Cisitu
Kecamatan Ganeas
Kecamatan Ganeas
Kecamatan Ganeas
Kecamatan Ganeas
Kecamatan Ganeas
Kecamatan
Jatinunggal
Kecamatan
Jatinunggal
Kecamatan
Jatinunggal
Kecamatan
Jatinunggal
Kecamatan
Jatinunggal
Kecamatan Surian
Kecamatan Surian
PERANGKAT
DAERAH
Kecamatan Surian
Kecamatan Surian
Kecamatan Surian
Kecamatan Cisarua
Kecamatan Cisarua
Kecamatan Cisarua
Kecamatan Cisarua
Kecamatan Cisarua
Perangkat daerah
Perangkat daerah
Perangkat daerah
Perangkat daerah
Perangkat daerah
Perangkat daerah
Perangkat daerah
Perangkat daerah
Perangkat daerah
Perangkat daerah
Dinas lingkungan hidup dan kehutanan
Dinas lingkungan hidup dan kehutanan
Dalam bab ini disajikan tabel penetapan indikator kinerja daerah yang bertujuan untuk
memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dan
wakil kepala daerah yang ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) daerah
(indikator tujuan) dan indikator kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Kunci (IKK) pada akhir periode masa jabatan.
Selanjutnya penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Daerah disajikan pada Tabel 8.1,
sedangkan penetapan Indikator kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagai
Indikator Kinerja Kunci disajikan pada Tabel 8.2.
Tabel 8.1.a Indikator Kinerja Utama Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2019-2023
KONDISI KONDISI
INDIKATOR
AWAL AKHIR
2019 2020 2021 2022 2023
Angka
9,76 9,74-9,59 9,18-8,94 8,89-8,52 8,46-7,93 7,87-7,46 7,87-7,46
Kemiskinan
Indeks
Pembangunan 94,4 94,45 94,49 94,54 94,59 94,64 94,64
Gender*
Indeks
Pemberdayaa 68,7 68,73 68,77 68,80 68,84 68,87 68,87
n Gender*
Indeks
Kerukunan
Umat 72,2 72,5 73 73,5 74 74,5 74,5
Beragama
Indeks Risiko
162 162 161,5 161 160,5 160 160
Bencana
Indeks
Kualitas
53,93 54,04 54,15 54,26 54,37 54,48 54,48
Lingkungan
Hidup
PAD Sektor
Pariwisata 15.000.000.00
15.450.000.00 15.913.500.00 16.390.905.00 16.882.632.15 16.882.632.15
(Rp) 0
0 0 0 0 0
Opini BPK WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
Indeks
Kepuasan
Masyarakat
79,17 80,05 80,10 80,15 80,20 80,25 80,25
terhadap
Pelayanan
Publik (%)
KONDISI KONDISI
INDIKATOR
AWAL AKHIR
2019 2020 2021 2022 2023
Catatan: Indikator Kinerja Utama diambil dari indikator Tujuan Bab VI RPJMD
Tabel 8.1.b Indikator Kinerja Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2019-2023
Rata-rata lama
7,78 7,85 7,93 8,01 8,09 8,17 8,17
sekolah
Indeks
Kerukunan
72,2 72,5 73 73,5 74 74,5 74,5
Umat
Beragama
Pertumbuhan
Sektor 6,79% 6,80% 6,81% 6,82% 6,83% 6,84% 6,84%
Pertanian
PAD sektor
15.000.000.000 15.450.000.000 15.913.500.000 16.390.905.000 16.882.632.150 16.882.632.150
pariwisata
Persentase
PAD terhadap 18,04% 18,48% 20,20% 21% 21,85% 22,74% 22,74%
pendapatan
Pertumbuhan
sektor industri
pengolahan
(usaha mikro 5,29% 5,30% 5,32% 5,34% 5,35% 5,36% 5,36%
yang bergerak
dalam industri
pengolahan)
Pertumbuhan
sektor 4,94% 4,95% 4,97% 4,99% 5,00% 5,02% 5,02%
Perdagangan
KONDISI KONDISI
INDIKATOR
AWAL AKHIR
2019 2020 2021 2022 2023
Rata-rata
peningkatan 46,13 49,82 53,51 57,20 60,89 64,58 64,58
hasil UN
Penduduk usia
>15th yang
melek huruf 56,30 57,43 58,55 59,68 60,81 61,93 61,93
(merata)
APK PAUD 59,25 62,21 65,18 68,14 71,1 74,06 74,06
Persentase
Perempuan
dan Anak 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Korban Tindak
Kekerasan
Persentase
kebijakan
pelaksanaan 1 Kebijakan 1 Kebijakan 1 Kebijakan 1 Kebijakan 1 Kebijakan 1 Kebijakan 1 Kebijakan
PUG yang
dihasikan
Persentase
Perempuan
Kepala
Keluarga yang 37% 7% 7% 7% 7% 7% 7%
meningkat
Ekonomi
Keluarganya
Kabupaten
500 500 525 550 575 600 600
Layak Anak
Persentase
Pelayananan
Penyandang 1.96%
Masalah (115.190 0,12% 0,17% 0,21% 0,21% 0,24% 0,95%
Kesejahteraan PMKS)
Sosial (PMKS)
Produk hukum
daerah yang
terbentuk NA 5 5 5 2 3 20
(jumlah)
KONDISI KONDISI
INDIKATOR
AWAL AKHIR
2019 2020 2021 2022 2023
Persentase
panjang
jaringan jalan 81,25% 83,25% 85,25% 87,25% 89,25% 91,25% 91,25%
dalam kondisi
Mantap
Cakupan
Ketersediaan
Prasarana dan 14,09% 18,30% 27,90% 30,78% 41,88% 51,46% 51,46%
Fasilitas
Perhubungan
Cakupan
trayek
angkutan 58,45% 59,85% 61,24% 62,64% 64,04% 65,43% 65,43%
umum
Rata-rata
peningkatan
penumpang 37,45% 38,34% 39,24% 40,13% 41,03% 41,92% 41,92%
angkutan
umum
Rasio jaringan
29,40 29,73 30,68 31,86 32,91 34,02 34,02
irigasi
Skor Pola
Pangan 86,10 87,30 88,50 89,60 90,80 92,50 92,50
Harapan
Persentase
penanganan
sampah 38% 37,34% 34,96% 34,54% 34,06% 33,58% 33.58%
perkotaan
Indeks kualitas
42,46 42,66 42,86 43,06 43,26 43,46 43,46
air
Indeks kualitas
69,88 70,03 70,18 70,33 70,48 70,63 70,63
udara
Indeks
50,57 50,58 50,59 50,60 50,59 50,61 50,62
Tutupan Lahan
Persentase
kesesuaian
peruntukan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
lahan dengan
tata ruang
Persentase
pengurangan 3,87% 3,90% 6,30% 6,77% 7,66% 8,15% 8,15
sampah
Persentase
lingkungan 20% 11,25% 12,50% 12,50% 12,50% 10% 58,75%
yang tertata
Persentase
Rumah Tangga 55% 55,15% 55,30% 55,45% 55,60% 55,75% 55,75%
Bersanitasi
KONDISI KONDISI
INDIKATOR
AWAL AKHIR
2019 2020 2021 2022 2023
Jumlah
kunjungan
432.569 519.083 622.900 747.479 896.975 1.076.368 1.076.368
wisatawan
Persentase
temuan yang 75% 75% 78% 80% 83% 85% 85%
ditindaklanjuti
Tingkat
3,1 3,2 3,3 3,5 3,8 4 4
maturitas SPIP
Skor Lakip B BB BB BB BB A A
IKM bidang
pelayanan 79,75 81,25 82,75 84,25 85,75 87,25 87,25
perizinan
Nilai LPPD 3,519 3,519 3,519 3,519 3,519 3,519 3,519
IKM Bidang
76 77 78 78,5 79 80 80
Kependudukan
Pelayanan
publik berbasis 10 OPD 16 25 35 46 55 55
IT
Persentase
72,01% 73,37% 73,53% 73,69% 73,86% 74,01% 74,01%
Koperasi aktif
Persentase
pasar
tradisional 1 pasar 1 pasar 1 pasar 1 pasar 1 pasar 5 pasar
yang
direvitalisasi
Jumlah nilai
investasi di 9.966.078.815 7.063.682.158 7.464.857.128 8.230.032.097 8.813.207.066 9.396.382.036 9.396.382.036
Sumedang
Persentase
Tenaga Kerja
yang 16% 16% 16% 16% 16% 16% 16%
ditempatkan
Jumlah
1.000* 1.000* 1.000* 1.000* 1.000* 5.000*
wirausahawan
Laju
Pertumbuhan 0,36 0,34-0,35 032-0,33 0,31-0,32 0,30-0,31 0,28-0,30 0,28-0,30
Penduduk (%)
Catatan: Indikator Kinerja Daerah diambil dari indikator Sasaran Bab VI RPJMD dan Indikator
Makro Daerah
Tabel 8.2 Penetapan Target Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Sumedang
Tahun 2019-2023
Persentase PAUD yang terakreditasi 40,48% 42,50% 44,52% 46,55% 48,57% 50,60% 50,60%
Rasio Puskesmas per Satuan Penduduk 1:40.469 1:40.000 1:30.000 1:30.000 1:30.000 1:30.000 1:30.000
Cakupan Desa siaga aktif 277 277 277 277 277 277 277
Persentase PHBS Pada Rumah Tangga 56,25% 58% 60% 62% 63% 65% 65%
Persentase posyandu mandiri 18% 20% 40% 60% 80% 100% 100%
Bed Occupancy Rate (BOR) 80-60 80-60 80-60 80-60 80-60 80-60 80-60
Respon Time (IGD) ≤5 menit ≤5 menit ≤5 menit ≤5 menit ≤5 menit ≤5 menit ≤5 menit
Waktu tunggu poli klinik 120 menit 100 menit 90 menit 80 menit 70 menit 60 menit 100 menit
Kematian pasien > 48 jam (Rawat Inap) 77% 75% 75% 76% 76% 77% 0%
Kematian pasien < 24jam (IGD) 17/1000 15/1000 11/1000 7/1000 3/1000 2/1000 2/1000
URUSAN PEKERJAAN UMUM DAN
PENATAAN RUANG
Proporsi panjang jaringan jalan dalam
81,25% 83,25% 85,25% 87,25% 89,25% 91,25% 91,25%
kondisi Mantap
Rasio jaringan irigasi 29,40 29,73 30,68 31,86 32,91 34,02 34,02
Persentase kesesuaian peruntukan lahan
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
dengan tata ruang
Persentase Penduduk Berakses Air Minum 70% 70,45% 71,05% 71,65% 72,25% 72,70% 72,70%
Persentase lingkungan yang tertata 20% 11,25% 12,50% 12,50% 12,50% 10,00% 58,75%
Persentase penanganan sampah
38% 37,34% 34,96% 34,54% 34,06% 33,58% 33.58%
perkotaan
Persentase pengurangan sampah 3,87% 3,90% 6,30% 6,77% 7,66% 8,15% 8,15
Persentase tingkat kondisi jalan
66,30% 68,35% 70,41% 72,53% 74,50% 76,15% 76,15%
kabupaten/kota baik dan sedang
Persentase penataan lingkungan n/a 30% 30% 20% 20% 10% 10%
Timbulan Sampah yang ditangani 38 % (Perkotaan) 37,34% 34,96% 34,54% 34,06% 33,58% 33,58%
Persentase cakupan area pelayanan 5,38% 0,13% 0,16% 0,16% 0,16% 0,16% 6,16%
Persentase Operasionalisasi
68,53% 69,00% 69% 69,67% 70,00% 70,67% 70,67%
TPA/TPST/SPA di Kabupaten
Persentase Luas RTH terkelola 11,04% 11,04% 11,07% 11,11% 11,14% 11,17% 11,17%
Cakupan Ketersediaan Rumah Layak Huni 80,00% 80,05% 80,11% 80,17% 80,23% 80,28% 80,28%
Persentase Penegakan Peraturan Daerah 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80%
Persentase Tingkat Waktu Tanggap
(Respontime) daerah layanan wilayah 70% 70% 70% 70% 70% 70% 70%
manajemen kebarakan (VMK)
Jumlah Desa/Kelurahan Rawan Bencana
yang Mendapatkan Informasi Peringatan 276 Desa 276 Desa 276 Desa 276 Desa 276 Desa 276 Desa 276 Desa
Dini Bencana
Jumlah Desa/Kelurahan Tangguh Bencana 5 Desa 5 Desa 5 Desa 5 Desa 5 Desa 5 Desa 5 Desa
Respons Time Tanggap Darurat 24 Jam 24 Jam 24 Jam 24 Jam 24 Jam 24 Jam 24 Jam
Cakupan tenaga kerja yang bersertifikasi 10% 15% 20% 25% 30% 35% 35%
Persentase kasus yang diselesaikan 100% (Jumlah kasus) 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase OPD Responsif Gender 9,68% 6,45% 17,74% 27,42% 22,58% 22,58% 96,77%
Persentase Organisasi wanita yang aktif 9,52% 4,76% 19,05% 21,43% 21,43% 23,81% 90,48%
Persentase desa yang menerapkan SPM 0% 10% 20% 30% 40% 50% 50%
Rata rata usia kawin permata wanita 19,50% 19,6% 19,7% 19,7% 19,8% 19,8% 19,8%
Persentase Koperasi aktif 72,01% 73,37% 73,53% 73,69% 73,86% 74,01% 74,01%
Jumlah Koperasi aktif 423 449 458 467 476 485 485
Persentase peningkatan jumlah investor 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10%
Persentase izin yang terbit tepat waktu 60% 75% 76% 77% 80% 85% 85%
URUSAN STATISTIK
URUSAN PERSANDIAN
URUSAN KEBUDAYAAN
Jumlah seni budaya yang dilindungi,
06-Jan 11-Jan 11 11 11 11 11
dikembangkan dan dimanfaatkan
URUSAN PERPUSTAKAAN
Tingkat kepuasan pengunjung 74,40% 76% 77% 78% 79% 80% 80%
URUSAN PILIHAN
URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN - -
Persentase peningkatan produksi ikan 1,61%, 0,93% dan 2,65%, 0,50% 2,65%, 0,50% dan 2,65%, 0,50% 2,27%, 0,48% 2,27%, 0,48%
9,22%, 4,50% dan 6,62%
konsumsi, ikan hias dan benih ikan 0,50% dan 0,99% 0,99% dan 0,99% dan 0,93% dan 0,93%
Pelaku ekonomi kreatif yang dibina 200 100 100 100 100 100 700
Persentase pengendalian Penyakit Hewan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase peningkatan populasi ternak 63% 34% 34% 34% 34% 34% 34%
URUSAN TRANSMIGRASI
Persentase KK calon transmigran yang
50% 75% 75% 75% 80% 80% 80%
telah dilatih dan ditempatkan
Persentase Transmigran lokal yang
80% 80% 80% 80% 80% 80% 80%
terlatih
FUNGSI PENUNJANG URUSAN
URUSAN PERENCANAAN
Ketercapaian Target Tujuan dan Sasaran
90% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Perencanaan Pembangunan Daerah
Prosetase Keselarasan Program
85% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Perencanaan Pembangunan Daerah
Prosetase Keselarasan Program
Perencanaan Pembangunan Sarana dan 70% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Prasarana Wilayah
Prosetase Keselarasan Program
Perencanaan Pembangunan Ekonomi dan 78% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Sumber Daya
Prosetase Keselarasan Program
Perencanaan Pembangunan 80% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pemerintahan Sosial
URUSAN PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN
Persentase Implementasi Rencana
Kelitbangan 60% 65% 68% 70% 72% 75% 75%
BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH VIII - 18
Cakupan zona integritas 75% 80% 85% 90% 95% 95% 95%
Tingkat akurasi dokumen penganggaran 90% 91% 92% 93% 94% 95% 95%
Cakupan dokumen pengajuan
90% 91% 91% 93% 95% 95% 95%
pembayaran yang sesuai dengan aturan
Tingkat Kesesuaian LK OPD dan LKPD
80% 85% 90% 92% 93% 95% 95%
dengan standar akuntansi pemerintah
Tingkat ketepatan waktu penyampaian LK
80% 85% 90% 92% 93% 95% 95%
OPD
Keakuratan Penatausahaan Aset
86% 87% 88% 89% 90% 91% 91%
(Materealitas)
Nilai survei kepuasan masyarakat
65% 70% 70% 75% 80% 80% 80%
pelayanan pajak daerah
Persentase potensi wajib pajak daerah 60% 65% 65% 70% 75% 80% 80%
Persentase rata-rata wajib pajak yang
70% 75% 70% 85% 85% 85% 85%
membayar
Cakupan regulasi PDRD yang
0% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
disempurnakan
Tingkat kematangan UKPBJ Level 1 Level 2 Level 2 Level 3 Level 3 Level 4 Level 4
Persentase pegawai yang datanya akurat n/a 60% 65% 70% 75% 80% 80%
Persentase pegawai yang terlayani
administrasi kepegawaian dan pemetaan
65% 85% 85% 85% 85% 85% 85%
jabatan pelaksana sesuai dengan
kebutuhan
Persentase tingkat disiplin ASN n/a 70% 75% 80% 85% 90% 90%
Persentase pelayanan administrasi 65% 65% 70% 75% 80% 85% 85%
Persentase pegawai yang datanya akurat n/a 60% 65% 70% 75% 80% 80%
BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH VIII - 23
BAB IX
PENUTUP
RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah dan wakil
kepala daerah terpilih dan menjadi pedoman bagi setiap Organisasi Perangkat Daerah dalam
menyusun Renstra Perangkat Daerah serta menjadi pedoman untuk menyusun RKPD.
Sehubungan dengan hal tersebut dalam bagian ini, kaidah-kaidah pelaksanaan meliputi:
BAB XI PENUTUP XI - 1
sebagai kategori informasi publik, sehingga sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor
14. Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Sesuai dengan Pasal 371 Permendagri 86 Tahun 2017 bahwa dokumen perencanaan
pembangunan daerah yang telah disusun dan masih berlaku, tetap digunakan sampai
tersusunnya rencana pembangunan daerah sesuai dengan peraturan menteri.
Demikian, penjabaran Visi, Misi Kepala Daerah Kabupaten Sumedang menjadi RPJMD
Kabupaten Sumedang Tahun 2019-2023 dan diharapkan dapat “mewujudkan Masyarakat
Sumedang yang Sejahtera, Agamis, Maju, Profesional, dan Kreatif (SIMPATI) Pada Tahun 2023”
BUPATI SUMEDANG
H.DONY AHMAD MUNIR,S.T.,M.M
BAB XI PENUTUP XI - 2