Anda di halaman 1dari 8

ISSN:2339 -0042 (cetak)

SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 NOMOR: 1 HALAMAN: 1 --153


ISSN: 2528-1577 (elektronik)

NEED ASSESSMENT MASYARAKAT SEKITAR KAMPUS DI


JATINANGOR

Oleh :
Nandang Mulyana

ABSTRAK

Keberadaan perguruan tinggi di Jatinangor sesuai dengan SK Gubernur Nomor


593/3590/1987 yang menjadikan Wilayah Jatinangor sebagai kawasan pendidikan. Dengan
dijadikannya kawasan pendidikan, perguruan tinggi yang berdiri di Jatinangor diharapkan untuk
dapat membantu perkembangan masyarakat kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan Tri Darma
Perguruan Tinggi yang salah satu butirnya adalah pengabdian kepada masyarakat. Pelaksanaan
pengabdian kepada masyarakat diimplementasikan dalam berbagai program yang direncanakan
sesusia dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat yang bersangkutan.
Lokasi penelitian untuk melihat kebutuhan dan potensi serta program yang telah di lakukan
oleh perguruan tinggi ini di tiga desa. Ketiga desa tersebut adalah Desa Hegarmanah, Sayang, dan
Cilayung. Pemilihan ketiga desa ini karena ketiga desa tersebut dekat dengan lokasi berdirinya
perguruan tinggi dan memiliki karakteristik yang berbeda. Metode penelitian yang digunakan adalah
survey dengan mengambil sampel penelitian secara acak.
Hasil penelitian menitikberatkan pada kebutuhan aspek pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Selama ini kebutuhan dari masyarakat ketiga desa tersebut dari aspek pendidikan hampir sama yaitu
masih sedikitnya putra-putra yang berasal dari ketiga desa tersebut yang dapat diterima perguruan
tinggi yang ada di Jatinangor. Kebutuhan dari aspek kesehatan adalah masih kurangnya sarana
pelayanan kesehatan bagi Desa Cilayung, dan masih dirasakan mahal biaya untuk pelayanan
kesehatan. Sedangkan aspek ekonomi lebih kepada masih banyaknya tenaga kerja setempat yang
belum tertampung dunia usaha disana.
Ditinjua dari sisi potensi, ketiga desa yang dijadikan lokasi penelitian mempunyai potensi
yang berbeda-beda. Desa Hegaramanah mempunyai potensi untuk mengembangkan usaha jasa,
sedangkan Desa Sayang masih merupakan desa peralihan yang dapat dikembangkan menjadi desa
yang lebih maju lagi. Desa Cilayung mempunyai potensi pengembangan petanian dan kerajinan.
Program pengabdian kepada masyarakat juga dirasakan belum merata. Hal ini dapat dilihat
bahwa kegiatan yang dilakukan oleh perguruan tinggi yang ada di Jatinangor lebih banyak dilakukan
di Desa Hegarmanah dan Desa Sayang. Sedangkan Desa Cilayung sangat jarang. Hal ini disebabka
karena untuk mencapai Desa Cilayung cukup jauh padahal secara geografis letaknya sangat dekat
desa Univarsitas Padjadjaran.

Kata kunci : perubahan social, kebutuhan, potensi, program

ABSTRACT

Jatinangor was defined as Education Zone based on Government Letter No. 593/3590/1987.
This policy demands all schools in Jatinangor to participate in community services, which is part of
The Three Basics Principle of Schools. It is implemented in various programs that present
community’s needs and abilities.

1
ISSN:2339 -0042 (cetak)
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 NOMOR: 1 HALAMAN: 1 --153
ISSN: 2528-1577 (elektronik)

This research was conducted in three villages, Hegarmanah, Sayang, and Cilayung. All the
villages were located around the school in Jatinangor and have different characteristics. The
research method was survey with random sampling.
The result in this research is concerning to the needs in education, health, and economic. In
education aspect, all three villages have the same condition that is only a few students came from
those villages. In health aspect, community health services and medical costs were became the
potential problems in Cilayung. In economic aspect, the employment issues still became the major
problem.
The three villages have different abilities. Hegarmanah was potential to develop the private
sector; Sayang was potential to be more developed village; and Cilayung has abilities in agriculture
and handy craft sector.
Community services programs were not distributed well. There were many programs that
implemented in Hegarmanah and Sayang, but not in Cilayung. It caused by the access to Cilayung.
Keywords : Social Change, need, potent, programe

PENDAHULUAN mengenai keberadaan perguruan tinggi di


Ditetapkannya Wilayah Jatinangor sebagai Jatinangor.
Kawasan Pendidikan berdasarkan SK
Gubernur Nomor 593/3590/1987 membawa IDENTIFIKASI MASALAH
dampak yang sangat besar bagi perkembangan 1. Apakah kebutuhan-kebutuhan dari
Jatinangor. Perubahan yang sangat besar masyarakat sekitar kampus di Jatinangor ?
dirasakan oleh masyarakat sekitar Jatinangor. 2. Bagaimana potensi-potensi yang ada
Perubahan yang terjadi akibat keberadaan dalam masyarakat sekitar kampus di
perguruan tinggi di Jatinangor adalah semakin Jatinangor ?
banyaknya kaum pendatang baik itu 3. Apakah program-program yang telah
mahasiswa yang kuliah di Jatinangor maupun diterima oleh masyarakat sekitar dari
para pendatang yang berusaha untuk perguruan tinggi yang ada di Jatinangor ?
memanfaatkan peluang usaha. Banyak peluang 4. Bagaimana tanggapan masyarakat
usaha yang dapat dimanfaatkan dengan terhadap keberadaan perguruan tinggi di
kehadiran perguruan tinggi dan mahasiswa di Jatinangor ?
Jatinangor. Usaha pemondokan dan usaha
yang menunjang kelancaran kuliah sebagai TUJUAN DAN KONTRIBUSI
contoh. PENELITIAN
Selain keterbukaan peluang usaha, kehadiran Adapun tujuan dari penelitian ini
perguruan tinggi dan mahasiswa di Jatinangor adalah untuk memperoleh dan mengkaji :
juga menyebabkan semakin banyaknya lahan
yang beralih fungsi khususnya untuk usaha. 1. Kebutuhan-kebutuhan yang ada dalam
Dengan beralihfungsinya lahan yang dahulu masyarakat sekitar kampus di Jatinangor.
dijadikan lahan pertanian menyebabkan 2. Potensi-potensi yang dimiliki oleh
masyarakat pribumi yang asalnya mempunyai masyarakat di sekitar kampus di
pekerjaan sebagai petani beralih mencari Jatinangor.
pekerjaan lain. Dengan kondisi ini 3. Program-program yang telah dilakukan
menyebabkan kebutuhan dan potensi yang ada oleh perguruan tinggi yang ada di
dalam masyarakat juga berubah. Oleh sebab itu Jatinangor terhadap masyarakat sekitar
penelitian ini diarahkan untuk menemukan 4. Tanggapan masyarakat terhadap
kebutuhan dan potensi apa yang sebenarnya keberadaan perguruan tinggi di Jatinangor
ada dalam masyarakat sekitar kampus di Sedangkan kontribusi dari penelitian
Jatinangor setelah sekian lama berdiri ini diharapkan menjadi bahan masukkan bagi
perguruan tinggi, serta mengetahui program- para penyusun dan pelaksanan kebijakan yang
program yang telah diberikan oleh perguruan terkait dengan upaya-upaya pembangunan
tinggi dan tanggapan dari masyarakat termasuk didalamnya perguruan tinggi. Selain

2
ISSN:2339 -0042 (cetak)
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 NOMOR: 1 HALAMAN: 1 --153
ISSN: 2528-1577 (elektronik)

itu penelitian ini juga diharapkan menjadi perubahan pola perilaku, hubungan sosial,
masukan terhadap perguruan tinggi yang ada lembaga, dan struktur sosial pada waktu
di Jatinangor mengenai harapan-harapan dari tertentu. Berdasarkan definisi-definisi yang
masyarakat terhadap keberadaan perguruan
diberikan oleh para ahli tersebut terlihat bahwa
tinggi yang ada di Jatinangor.
perubahan sosial mempunyai empat syarat-
syarat. Syarat-syarat tersebut dapat digunakan
TINJAUAN PUSTAKA untuk melihat bahwa suatu masyarakat
Perubahan status Jatinangor dari mengalami perubahan sosial. Syarat-syarat
daerah pertanian menjadi kawasan pendidikan tersebut adalah :
membawa konsekuensi bagi masyarakat.
Kedatangan ribuan mahasiswa dengan 1. Dimensi waktu. Untuk melihat suatu
perubahan sosial yang terjadi dalam
berbagai atribut budaya mempengaruhi
masyarakat, harus dibandingkan dua atau
kehidupan masyarakat. Demikian juga dengan lebih waktu sesuai dengan perjalanan
penyediaan lahan dalam memenuhi bagi masyarakat yang akan dilihat
kebutuhan penginapan mahasiswa, perubahannya tersebut. waktu yang akan
menjadikan terjadinya perubahan fungsi lahan. dibandingkan disesuaika dengan
Lahan yang asalnya lahan pertanian berubah kebutuhan.
2. Adanya perbedaan. Dengan
menjadi perumahan untuk menampung
membandingkan suatu masyarakat pada
penginapan mahasiswa serta menjadi sarana waktu yang berbeda akan terlihat
dan prasarana pendukung lainnya. Perubahan perbedaan pada masyarakat yang
fungsi lahan ini mendorong masyarakat untuk bersangkutan.
berubah baik itu mata pencaharian maupun 3. Adanya sistem sosial. Sistem sosial disini
nilai-nilai yang melekat pada masyarakat dapat berupa masyarakat. Perubahan
agraris. Secara sosiologis masyarakat telah sosial tentunya akan melihat perubahan
yang terjadi dalam suatu masyarakat.
mengalami perubahan sosial.
4. Adanya pengaruh terhadap sistem sosial.
Perubahan sosial diartikan sebagai Suatu masyarakat dikatakan berubah jika
perubahan yang terjadi membawa
proses dimana dalam suatu sistem sosial
pengaruh terhadap masyarakat yang
terdapat perbedaan-perbedaan yang dapat bersangkutan. Pengaruh ini meliputi
diukur yang terjadi dalam kurun waktu tertentu berbagai aspek dalam kehidupan
(Lawang, 1998). Definisi Lawang ini melihat masyarakat.
bahwa ada perbandingan mengenai data dari Perubahan social yang terjadi sangat
suatu sistem sosial yang mengalami perubahan bersifat luas dan mencakup berbagai aspek
sosial. Selanjutnya Lauer mendefinisikan kehidupan. Akibatnya untuk menganalisisnya
perubahan sosial sebagai perubahan yang juga tergantung kepada unit analisis yang
terjadi di setiap tingkat kehidupan. Definisi digunakan sesuai dengan level mana
dari Lauer ini memperlihatkan bahwa perubahan social terjadi. Akan tetapi jika
perubahan sosial ini dapat terjadi pada semua dilihat dari tipe perubahan yang terjadi maka
level atau aspek kehidupan. Kemudian Farley dapat dilihat pada tabel berikut :
memberi arti pada perubahan sosial sebagai

3
ISSN:2339 -0042 (cetak)
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 NOMOR: 1 HALAMAN: 1 --153
ISSN: 2528-1577 (elektronik)

Tabel 1
Tipe-tipe Perubahan Sosial
Dimensi Level Masyarakat
Waktu Mikro (Individu) Menengah Makro (Masyarakat)
(Kelompok)
Jangka Tipe 1 Tipe 3 Tipe 5
Pendek - Perubahan sikap -Perubahan -Invensi-inovasi
- Perubahan normatif -Revolusi
perilaku -perubahan
administrasi
Jangka Tipe 2 Tipe 4 Tipe 6
Panjang Perubahan siklus Perubahan Evolusi sosio-kultural
kehidupan organisasional
Sumber : Zaltman, Kotler, Kaufman, 1972; 3

Berdasarkan tabel tersebut terlihat METODE PENELITIAN


bahwa perubahan social mempunyai berbagai
macam tipe yang diseuaikan dengan jangka Jenis metode penelitian yang
waktu terjadinya perubahan dan level digunakan dalam penelitian ini adalah metode
masyarakat yang terkena perubahan social. deskriptif, dan menggunakan pendekatan
Berdasarkan Zaltman, Kotler, dan Kaufman kuantitatif, yaitu kegiatan penelitian yang
perubahan social itu mempunyai enam tipe. berguna untuk memahami kebutuhan dan
Tipe perubahan social tersebut jika diamati potensi yang dimiliki oleh masyarakat sekitar
secara saksama memperlihatkan bahwa kampus di Jatinangor. Sedangkan teknik
semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk penelitian yang digunakan adalah dengan
terjadinya perubahan social dan level menggunakan teknik penelitian survey yaitu
masyarakat yang semakin luas maka semakin kegiatan penelitian yang mengambil sampel
luas juga jangkauan perubahan social tersebut. dari satu populasi dan menggunakan kuesioner
atau angket sebagai alat pengumpulan data
Demikian juga perubahan yang terjadi yang utama (Singarimbun dan Effendi,
di Jatinangor setelah keberadaan perguruan 1989:3-5).
tinggi menyentuh semua tingkatan masyarakat
baik itu invididu maupun masyarakat secara Sumber data yang digunakan dalam
keseluruhan. Kehadiran mahasiswa dan penelitian ini adalah data primer dan data
perubahan fungsi lahan juga mendorong sekunder. Pelaksanaan pengumpulan data
terjadinya perubahan social baik berupa tipe 1 primer dapat dilakukan setelah populasi dan
( perubahan pada individu) bahwa sampai pada sampel dapat dipetakan, dari beberapa teknik
tipe 6 (perubahan pada masyarakat dan probability sampling yang ada, penelitian ini
kebudayaannya). Dengan demikian dalam menggunakan teknik proportionate random
masyarakat akan muncul kebutuhan dan sampling
potensi baru yang berbeda dengan kebutuhan
dan potensi sebelumnya, sehingga diperlukan
adanya need assessment baru untuk
mengetahui kebutuhan dan potensi yang baru.

4
ISSN:2339 -0042 (cetak)
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 NOMOR: 1 HALAMAN: 1 --153
ISSN: 2528-1577 (elektronik)

HASIL PENELITIAN DAN kebutuhan anggota masyarakat akan


PEMBAHASAN pendidikan di Desa Sayang sejak dari sekolah
menengah atas. Di Desa Sayang tidak ada
Responden yang dijadikan sumber data sekolah menengah atas, sehingga kalau meu
pada penelitian ini adalah anggota masyarakat meneruskan pendidikan ke tingkat menengah
yang sudah lama tinggal di lokasi penelitian. atas harus keluar desa. Akibatnya pengeluaran
Hal ini dimaksudkan agar semua untuk melanjutkan pendidikan sekolah
perkembangan mengenai perubahan dari menengah menjadi lebih besar karena perlu
kebutuhan dan potensi serta program yang untuk ongkos.
telah diberikan oleh perguruan tinggi dapat
diberikan oleh responden. Berdasarkan Sedangkan responden yang berasal dari
lamanya tinggal ini responden pada umumnya Desa Cilayung lebih membutuhkan lagi sarana
tinggal dilokasi penelitian pada umumnya pendidikan dasar. Di Desa Cilayung hanya ada
lebih dari 6 tahun. Bahkan responden yang sekolah dasar, sedangkan jenjang pendidikan
berasal dari Desa Sayang dan Desa Cilayung lain tidak tersedia. Jadi untuk pendidikan dasar
ada responden yang tinggal lebih dari 15 tahun. Sembilan tahunpun masih sulit untuk Desa
Responden yang telah tinggal lebih dari 15 Cilayung. Dengan demikian masyarakat Desa
tahun adalah anggota masyarakat pribumi yang Cilayung sangat membutuhkan sarana
sejak lahir sudah tinggal di desa tersebut. pendidikan dasar khususnya sekolah
menengah pertama. Sebab dengan tidak
Kebutuhan masyarakat di ketiga desa adanya sarana sekolah tersebut anak-anak
yang dijadikan lokasi penelitian meliputi aspek harus sekolah ke luar desa sehingga
pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Ditinjau memerlukan biaya yang cukup besar apalagi
dari aspek pendidikan terjadi perbedaan jika anak-anak melanjutkan pendidikan yang
kebutuhan antara desa yang dijadikan lokasi lebih tinggi lagi.
penelitian. Desa Hegarmanah yang merupakan
desa termaju tidak terlalu mempunyai masalah Dilihat dari aspek kesehatanpun
dengan sarana dan tenaga pendidikan. Hal ini memperlihatkan hal tidak berbeda. Responden
disebabkan karena di Desa Hegarmanah sudah yang berasal dari Desa Hegarmanah
tersedia pada semua jenjang baik sekolah menyatakan bahwa sarana kesehatan yang ada
dasar, menengah bahkan perguruan tinggi. di desanya dirasakan sudah cukup kecuali
Kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh untuk rumah sakit. Sarana kesehatan di Desa
responden dari Desa Hegarmanah adalah Hegarmanah ini sudah cukup baik, bahkan
masih sulitnya masyarakat setempat untuk puskesmas yang ada di Desa Hegarmanah
melanjutkan pendidikan tinggi yang ada di sudah ada pelayanan rawat inap. Kebutuhan
Jatinangor. Kesulitannya adalah ketiadaan dan permasalahan yang dihadapi oleh
biaya karena biaya untuk melanjutkan responden dan anggota masyarakat di Desa
pendidikan ke perguruan tinggi dirasakan Hegarmanah lebih kepada masih mahalnya
mahal. Selain itu juga karena kemampuan biaya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
secara intelektual anggota masyarakat khususnya pelayanan kesehatan yang dikelola
setempat dirasakan masih ada di bawah para oleh swasta seperti praktik dokter.
pendatang.
Responden yang berasal dari Desa
Responden dari Desa Sayangpun Sayang menyatakan bahwa sarana kesehatan
merasakan hal sama tetapi masalahnya bukan yang ada di desanya sudah cukup lengkap.
hanya untuk jenjang pendidikan tinggi, tetapi Hanya saja dalam kenyataannya sarana

5
ISSN:2339 -0042 (cetak)
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 NOMOR: 1 HALAMAN: 1 --153
ISSN: 2528-1577 (elektronik)

kesehatan yang ada di Desa Sayang masih kerajinan tangan sehingga tidak memerlukan
belum lengkap dalam pelayanannya. ketrampilan yang lain. Hanya saja yang
Puskesmas yang ada di Desa Sayang hanya menjadi permasalahan adalah pemasaran yang
memberikan pelayanan rawat jalan, sedangkan tidak lancar sehingga pada akhirnya kalah
jika ada anggota masyarakat Desa Sayang bersaing dengan produk serupa dari desa atau
yang memerlukan rawat inap harus pergi kota lain.
keluar desa sehingga memerlukan ongkos
untuk transportasi yang lebih tinggi. Selain itu Potensi yang dimiliki oleh ketiga desa
responden juga menyatakan bahwa biaya yang menjadi lokasi penelitan adalah letak
untuk memperoleh pelayanan kesehatan geografis yang dekat dengan jalan yang
dirasakan masih tinggi. menghubungkan kota-kota Bandung dengan
Sumedang dan Cirebon. Letak geografis ini
Responden dari Desa Cilayung menjadi potensi yang menyebabkan akses
menyatakan bahwa sarana dan pelayanan yang masyarakat dari ketiga desa mudah.
ada di desanya masih sangat kurang. Hal ini Masyarakat jika akan memasarkan ataupun
diperlihatkan oleh responden bahwa di Desa membuka usaha lain sangat mudah dengan
Cilayung hanya ada toko obat saja, sedangkan akses seperti ini karena selain mudah
pelayanan lain tidak ada. Anggota masyarakat transportasi juga banyaknya orang luar yang
yang sakit harus dibawa keluar desa dengan datang khususnya keluarga mahasiswa.
biaya yang lebih besar. Demikian sarana Potensi yang lain khususnya respoden yang
kesehatan yaitu toko obat yang ada di Desa berasal dari Desa Sayang dan Desa Cilayung
Cilayung juga tidak lengkap persediaan obat- adalah masih kuatnya masyarakat memegang
obatannya. Jadi kalau memerlukan obat dan adat yang talah ada dan diturunkan kepada
tidak tersedia di toko obat tersebut harus mereka. Keteguhan ini menjadi potensi karena
mencari keluar desa yang tentunya perubahan social di Jatinangor sangat cepat
memerlukan biaya yang besar untuk dan cenderung pada beberapa hal negatif.
transportasi. Lebih khusus lagi bagi masyarakat di Desa
Cilayung mempunyai potensi dalam bidang
Sedangkan kebutuhan dari aspek pembuatan kerajinan. Dengan modal ini
ekonomi lebih banyak berhubungan dengan masyarakat tida perlu lagi untuk mencari
pekerjaan yang dilakukan. Kurangnya modal perkerjaan yang lain yang tidak sesuai dengan
dan ketrampilan menjadi permasalahan yang keahliannya.
paling banyak dihadapi oleh responden
disamping pengangguran yang merata Program-program yang pernah
dirasakan oleh semua responden dari ketiga diberikan kepada masyarakat oleh perguruan
desa. Hanya saja responden dari Desa tinggi yang ada di Jatinangor dirasakan oleh
Cilayung tidak mempunyai permasalahan semua responden tidak merata. Hal ini dapat
dengan rendahnya ketrampilan. Mereka dilihat dari tabel sebagai berikut :
berangapan bahwa masyarakat Desa Cilayung
mempunyai ketrampilan dalam hal membuat

6
ISSN:2339 -0042 (cetak)
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 NOMOR: 1 HALAMAN: 1 --153
ISSN: 2528-1577 (elektronik)

Tabel 2
Program yang Diberikan oleh Perguruan Tinggi
Desa Hegarmanah Sayang Cilayung
Program
Penyuluhan dan Pengobatan gratis 9 5 1
Penyuluhan pertanian 0 4 1
Praktikum mahasiswa 12 4 0
Pemeriksaan gigi 4 2 0
Pelatihan wirausaha 6 2 0
Sumber : Hasil Penelitian 2015

Program yang diberikan oleh banyak anggota masyarakat yang berganti


perguruan tinggi yang ada di Jatinangor lebih pekerjaan. Pekerjaan yang sekarang dijalani
banyak diberikan kepada masyarakat yang ada lebih banyak pekerjaan kasar yang tidak
di Desa Hegramanah. Hal ini disebabkan memerlukan ketrampilan sehingga
karena Desa Hegarmanah terletak sangat dekat penghasilan yang didapatpun tidak banyak.
dengan perguruan tinggi yang ada di Akibatnya penghidupan masyarakat setempat
Jatinangor. Sedangkan program di desa lain tetap saja tidak ada perubahan bahkan
tidak sebanyak program di Desa Hegarmanah. dirasakan semakin munurun karena mereka
Bahkan untuk Desa Cilayung responden sekarang tidak mempunyai lahan pertanian
menyatakan hanya ada satu kali program yaitu lagi. Tanggapan negatif lainnya adalah
penyuluhan pertanian dan pengobatan gratis. dampak dari perilaku buruk mahasiswa.
Selain itu tidak pernah lagi ada program dari Mahasiswa sebagai apnutan bagi anak-anak
perguruan tinggi bagi masyarakat di Desa setempat jika berperilaku buruk akan dijadikan
Cilayung. bahan untuk ditiru. Dengan demikian banyak
anak muda setempat yang berperilaku buruk
Keberadaan perguruan tinggi di seperti penggunaan narkoba dan sex bebas
Jatinangor mendapat tanggapan dari responden dilakukan.
baik tanggapan yang bersifat positif maupun
tanggapan negatif. Tanggapan yang bersifat
positif diberikan oleh responden yaitu dengan
adanya perguruan tinggi di Jatinangor ada dua KESIMPULAN DAN SARAN
hal positif yang dirasakan pertama, membuka Kesimpulan
peluang usaha sehingga banyak tenaga kerja Keberadaan perguruan tinggi di
setempat yang terserap baik itu membuka Jatinangor pada awalnya diharapkan dapat
usaha sendiri maupun bekerja pada pengusaha membawa perubahan bagi masyarakat
lain. Kedua memunculkan motivasi bagi anak- sekitarnya. Hal ini disebabkan karena
perguruan tinggi sebagai pusat ilmu
anak responden untuk melanjutkan pendidikan
pengetahuan dapat mempraktikkan ilmunya
pada jenajng tertinggi, sehingga pada akhirnya tersebut dalam masyarakat. Harapan ini sesuai
nanti dapat membangun daerahnya. dengan Tri Darma Perguruan tinggi yang salah
satu pointnya adalah pengabdian kepada
Tanggapan negatif diberikan oleh masyarakat. Program yang dibuat oleh
responden menyangkut pertama semakin perguruan tinggi tentunya harus didasarkan
banyaknya lahan yang beralih fungsi sehingga kepada kebutuhan dan potensi yang ada di

7
ISSN:2339 -0042 (cetak)
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 NOMOR: 1 HALAMAN: 1 --153
ISSN: 2528-1577 (elektronik)

dalam masyarakat. Kebutuhan dan potensi


yang dimiliki oleh masyarakat di lokasi
penelitian berbeda beda. Pengetahuan tentang DAFTAR PUSTAKA
kebutuhan dan potensi yang ada dapat
digunakan baik itu oleh perguruan tinggi Abdul Syani, 1995, Sosiologi dan Perubahan
maupun pemerintah daerah untuk membuat Masyarakat, Dunia Pustaka Jaya
program yang sesuai dengan kebutuhan dan
potensi yang dimiliki oleh masyarakat. Arikunto, Suharsimi. 1988. Penilaian Program
Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara.
Saran ______________ & Cepi Safrudin Abdul
Berdasarkan kesimpulan yang diambil Jabar. 2008. Evaluasi Program
maka saran yang diusulakn sebagai berikut: Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
a. Perguruan tinggi yang ada di
Jatanangor dalam membuat Friedlander, Walter. A, Introduction to Social
program kegiatan disesuaikan Work, Third Edition
dengan kebutuhan dan potensi yang Horton, Paul dan Chester L. Hunt, 1990,
dimiliki oleh masyarakat tempat Sosiologi jilid 1 dan 2 (terjemahan oleh
rencana kegiatan tersebut akan Aminudin Ram dan Tita Sobari),
dilakukan. Erlangga Jakarta
b. Perguruan tinggi dalam membuat
program dapat bekerja sama Isaac, Stephen & William B. Michael. 1981.
dengan pemerintah daerah Handbook in Research and
setempat sehingga program yang Evaluation. California. Edlts Publisher
direncanakan sesuai dengan arah Lauer, Robert H., 1993, Perspektif tentang
pembangunan dari pemerintah Perubahan Sosial, Rineka Cipta,
daerah dan dapat menghindari Jakarta
tumpang tindih kegiatan dan lebih
Soenato. 2005. Handout: Evaluasi Program
menekan anggaran.
Pendidikan. Pascasarjanan UNY
c. Buat rencana kegiatan dalam
jangka panjang sehingga program Stufflebeam, Daniel L. 1985. Conducting
tersebut lebih terasa manfaatnya Educational Need Assessment. U. S.A
dalam jangka panjang. : Kluwer Academic Publishers.
Soerjono Soekanto, 1986 Sosiologi Suatu
Pengantar, Rajawali, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai