Anda di halaman 1dari 347

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG

NOMOR 2 TAHUN 2019

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH


KABUPATEN SAMPANG TAHUN 2019-2024

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG


2019
BUPATI SAMPANG
PROVINSI JAWA TIMUR
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG

NOMOR 2 TAHUN 2019

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH


KABUPATEN SAMPANG TAHUN 2019-2024

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SAMPANG,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 264 ayat (1)


Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah, perlu menetapkan
Peraturan Daerah Kabupaten Sampang tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Sampang Tahun 2019 – 2024;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Djawa Timur sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965
tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan
-2-

Daerah Tingkat II Surabaya dengan mengubah Undang-


Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi
Djawa Timur dan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950
tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kota Besar Dalam
Lingkungan Propinsi Djawa Timur, Djawa Tengah, Djawa
Barat, dan Dalam Daerah Istimewa Jogjakarta (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2730);
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
6. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4700);
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725);
-3-

9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5059);
10. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
12. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lebaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata
Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4663);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor
97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4664);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008, Tambahan Lembaran
-4-

Negara Republik Indonesia Nomor 4725), sebagaimana


telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13
Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 77, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6042);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia 6041);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang
Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6178);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang
Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6323);
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah,
-5-

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri


Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun
2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017
tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian, dan
Evaluasi Rancangan Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018
tentang Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis dalam Penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah;
25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun
2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Provinsi Jawa Timur 2005–2020;
26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun
2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2025;
27. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 7 Tahun
2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Kabupaten Sampang Tahun 2005–2025
(Lembaran Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2006
Nomor 7);
28. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 29 Tahun
2008 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2008 Nomor 29);
29. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 1 Tahun
2012 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Sampang (Lembaran Daerah Kabupaten
Sampang Tahun 2012 Nomor 1);
30. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 7 Tahun
2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Sampang Tahun 2012-2032 (Lembaran Daerah
Kabupaten Sampang Tahun 2012 Nomor 7);
-6-

31. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 7 Tahun


2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sampang Tahun
2016 Nomor 7).

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SAMPANG
dan
BUPATI SAMPANG

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG TENTANG RENCANA


PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN SAMPANG TAHUN 2019-2024.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Sampang.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah.
3. Bupati adalah Bupati Sampang
4. Pemerintahan Daerah adalah Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah.
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sampang yang
selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Sampang.
6. Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat OPD adalah Organisasi
Perangkat Daerah di lingkungan Kabupaten Sampang.
7. Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah
yang selanjutnya disebut Bappelitbangda adalah Perangkat Daerah yang
mempunyai tugas dan mengkoordinasikan penyusunan, pengendalian, dan
evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah.
8. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa
depan yang tepat melalui urusan pilihan, dengan memperhitungkan
sumber daya yang tersedia.
-7-

9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat


APBD, adalah suatu rencana keuangan Tahunan daerah Kabupaten
Sampang yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah.
10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, selanjutnya disingkat
RPJMD adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode
5 (lima) Tahun sesuai periode masing-masing pemerintah daerah.
11. Rencana Kerja Pemerintah Daerah, yang selanjutnya disingkat RKPD
adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) Tahun.
12. Rencana Strategis Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut Renstra PD
adalah dokumen perencanaan pembangunan Perangkat Daerah untuk
periode 5 (lima) Tahun.
13. Rencana Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat Renja
Perangkat Daerah adalah dokumen perencanaan Perangkat Daerah untuk
periode 1 (satu) Tahun.
14. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir
periode perencanaan.
15. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
16. Prioritas pembangunan daerah adalah pembangunan yang diutamakan dan
didahulukan dari yang lain dalam rangka mengimplementasikan visi dan
misi yang terkolerasi dengan pencapaian prioritas dan sasaran
pembangunan Provinsi dan Nasional.
17. Strategi pembangunan adalah langkah-langkah berisikan program program
indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.
18. Arah kebijakan pembangunan adalah arah/tindakan yang diambil oleh
Pemerintah Pusat/Daerah untuk mencapai tujuan.
19. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh Perangkat Dearah atau masyarakat, yang
dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk mencapai sasaran dan
tujuan pembangunan daerah.
20. Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau
kualitatif yang terdiri dari unsur masukan, proses, keluaran, hasil,
manfaat, dan/atau dampak yang menggambarkan tingkat capaian kinerja
suatu kegiatan dan sasaran yang telah ditetapkan untuk menentukan
apakah tujuan sudah tercapai.
21. Pemangku kepentingan adalah pihak-pihak yang langsung atau tidak
langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan daerah.
-8-

BAB II
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

Pasal 2
RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019–2024 merupakan dokumen
perencanaan daerah yang memuat strategi pembangunan daerah, kebijakan
umum, serta program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah dalam
jangka waktu 5 (lima) Tahun dari Tahun 2019 sampai dengan Tahun 2024
yang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dengan
mendasarkan pada arah pembangunan daerah dalam Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025.

Pasal 3

(1) RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 disusun dengan sistematika


sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN;
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH;
BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH;
BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU SRATEGIS DAERAH;
BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN;
BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
DAERAH;
BABVII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM
PERANGKAT DAERAH;
BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH;
BAB IX PENUTUP.
(2) Isi beserta uraian RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB III
PENGENDALIAN DAN EVALUASI RPJMD

Pasal 4
(1) Bupati melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap RPJMD;
-9-

(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pengendalian


terhadap:
a. kebijakan perencanaan pembangunan daerah; dan
b. pelaksanaan rencana pembangunan daerah.
(3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi evaluasi terhadap:
a. kebijakan perencanaan pembangunan daerah;
b. pelaksanaan rencana pembangunan daerah; dan
c. hasil rencana pembangunan daerah.
(4) Pengendalian dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
ayat (3) dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan
Pengembangan Daerah.

Pasal 5
Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah
dalam melaksanakan pengendalian dan evaluasi mengacu kepada peraturan
perundang-undangan.

BAB IV
PERUBAHAN RPJMD

Pasal 6
(1) Perubahan RPJMD dapat dilakukan apabila:
a. berdasarkan hasil pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan
RPJMD tidak sesuai dengan perkembangan keadaan atau
penyesuaian terhadap kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Pusat;
b. terjadi perubahan kebijakan yang mendasar;
c. sisa masa berlaku RPJMD tidak kurang dari 3 (tiga) Tahun.
(2) Perubahan yang mendasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
mencakup terjadinya bencana alam, goncangan politik, krisis ekonomi,
konflik sosial budaya, gangguan keamanan, pemekaran Daerah, atau
perubahan kebijakan nasional;
(3) Perubahan RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi
pedoman perubahan RKPD dan Perubahan Renstra Perangkat Daerah.

BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
- 10 -

Pasal 7
Pada saat RPJMD 2025-2030 belum disusun, maka penyusunan RKPD
Tahun 2025 berpedoman pada RPJPD Kabupaten Sampang dan RPJMD
Provinsi Jawa Timur serta mengacu pada RPJMN.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 8
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten
Sampang.

Ditetapkan di : Sampang
pada tanggal : 30 Juli 2019

BUPATI SAMPANG,

H. SLAMET JUNAIDI

Diundangkan di : Sampang
pada tanggal : 30 Juli 2019
PJ. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SAMPANG,

YULIADI SETIYAWAN, S.Sos, MM.


Pembina Utama Muda
NIP. 19660711 198809 1 001

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN 2019 NOMOR : 2

NOMOR REGISTER PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR 175-


2/2019
-1-

PENJELASAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN SAMPANG TAHUN 2019 – 2024

I. UMUM
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah disusun
perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem
perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan
daerah disusun oleh pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya,
yang dilaksanakan oleh perangkat daerah yang melaksanakan tugas dan
mengoordinasikan penyusunan, pengendalian, dan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan daerah. Perencanaan pembangunan
daerah dilakukan dengan melibatkan berbagai unsur pemangku
kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang
ada dalam jangka waktu tertentu.
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa
Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintahannya
diwajibkan menyusun perencanaan pembangunan. Perencanaan
pembangunan daerah sebagaimana dimaksud disusun secara berjenjang
meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD),
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 pada Pasal 5 Ayat


(2) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 263 Ayat (3)
dijelaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) merupakan penjabaran dari visi, misi dan program kepala
daerah yang penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan memperhatikan RPJM Nasional,
memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan
daerah, kebijakan umum dan program Perangkat Daerah dengan
rencana-rencana kerja dalam kerangka pendanaan yang bersifat
indikatif. RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 adalah
dokumen perencanaan daerah untuk periode lima Tahun setelah
-2-

pelantikan Bupati, yang dimaksudkan untuk memberikan visi, misi,


tujuan, sasaran, dan strategi bagi penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan di Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 yang harus
dilaksanakan secara holistik-tematik, integratif, dan spasial serta
berkesinambungan tanpa mengabaikan dampak lingkungan yang timbul
akibat adanya pembangunan.
Ruang lingkup Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
meliputi kedudukan RPJMD, dokumen RPJMD, serta pengendalian dan
evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah untuk jangka
waktu 5 (lima) Tahun yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara
pemerintahan dengan melibatkan masyarakat. Prinsip Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah meliputi:
a. merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan
pembangunan nasional;
b. dilakukan pemerintah daerah bersama para pemangku
kepentingan dengan berdasarkan peran dan kewenangan masing-
masing;
c. mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana
pembangunan daerah;
d. dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki
masing- masing daerah sesuai dinamika perkembangan daerah
dan nasional;
e. dilaksanakan dengan mempertimbangkan daya tampung dan daya
dukung lingkungan terhadap pembangunan.

RPJMD Tahun 2019-2024 disusun dengan tujuan sebagai berikut:


a. sebagai pedoman untuk memberikan arah terhadap kebijakan
keuangan daerah serta kebijakan dan strategi pembangunan
daerah Tahun 2019-2024;
b. sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) antara Tahun 2019 sampai Tahun 2024;
c. sebagai tolak ukur dalam mengukur dan melakukan evaluasi
kinerja lima Tahunan dan Tahunan setiap OPD Kabupaten
Sampang antara Tahun 2019 sampai Tahun 2024;
d. sebagai pedoman bagi seluruh OPD dalam penyusunan rencana
strategis Tahun 2019-2024, termasuk dalam menentukan
program-program prioritas;
-3-

e. sebagai instrumen untuk memudahkan seluruh OPD dalam


mencapai tujuan dengan cara menyusun program dan kegiatan
secara terpadu, terarah dan terukur;
f. menjadi instrumen pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD dalam
mengendalikan penyelenggaraan pembanguna daerah dan
menyalurkan aspirasi masyarakat sesuai dengan arah kebijakan
yang ditetapkan;
g. sebagai instrumen untuk memahami secara utuh dan
memudahkan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi seluruh
Perangkat Daerah Pemerintah Daerah Kabupaten Sampang dalam
mengimplementasikan kebijakan, program, dan kegiatan
operasional Tahunan; dan
h. sebagai instrumen untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan
pengendalian.
Berdasarkan hal tersebut maka Pemerintah Daerah Kabupaten
Sampang bersama para pemangku kepentingan sesuai peran dan
kewenangan masing-masing menyusun Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Tahun 2019-2024 yang merupakan dokumen
perencanaan lima Tahunan daerah yang memuat strategi, arah
kebijakan, dan program pembangunan daerah berdasarkan kondisi dan
potensi daerah di Kabupaten Sampang dengan semangat kebersamaan
di dalamnya.

II. PASAL DEMI PASAL


Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
-4-

Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN 2019 NOMOR : 2

NOMOR REGISTER PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR 175-2/2019


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................. i
DAFTAR TABEL..... ............................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... I-1


1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. I-1
1.2 Dasar Hukum Penyusunan........................................................................................... I-4
1.3 Hubungan Antar Dokumen .......................................................................................... I-8
1.4 Maksud dan Tujuan ........................................................................................................ I-15
1.5 Sistematika Penulisan .................................................................................................... I-16

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ........................................................... II-1


2.1 Aspek Geografi dan Demografi .................................................................................. II-1
2.1.1 Kondisi Geografi Daerah ................................................................................. II-2
2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah ................................................................. II-12
2.1.3 Wilayah Rawan Bencana ................................................................................ II-37
2.1.4 Kondisi Demografi............................................................................................. II-39
2.1.5 Kondisi Daya Dukung dan Daya Tampung berdasaarkan KLHS ..... II-45
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ............................................................................ II-47
2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataaan Ekonomi ................................ II-51
2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial ........................................................................... II-71
2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olah Raga .............................................................. II-75
2.3 Aspek Pelayanan Umum .............................................................................................. II-76
2.3.1 Fokus Urusan Wajib Layanan Dasar .......................................................... II-76
2.3.2 Fokus Urusan Wajib Bukan Layanan Dasar ............................................ II-86
2.3.3 Fokus Urusan Pilihan ....................................................................................... II-102
2.3.4 Fokus Unsur Penunjang Urusan Pemerintahan..................................... II-106
2.4 Aspek Daya Saing Daerah ............................................................................................ II-109
2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah ......................................................... II-110
2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur ........................................................ II-111
2.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi ................................................................................. II-112
2.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia ......................................................................... II-114

BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH .................................................................. III-1


3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu ...................................................................................... III-2
3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD ............................................................................ III-2
3.1.2 Neraca Daerah .................................................................................................... III-16

i
3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu ...................................................... III-24
3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran .................................................................. III-27
3.2.2 Analisis Pembiayaan ........................................................................................ III-31
3.3. Kerangka Pendanaan ................................................................................................... III-34
3.3.1 Proyeksi Pendapatan dan Belanja............................................................... III-34
3.3.2 Penghitungan Kerangka Pendanaan .......................................................... III-45
BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS ................................................. IV-1
4.1 Permasalahan Pembangunan .................................................................................... IV-1
4.2 Isu Strategis ...................................................................................................................... IV-7
4.2.1 Identifikasi Isu-Isu Strategis ......................................................................... IV-7
4.2.2 Penetepanan Isu Strategis Pembangunan Daerah................................ IV-14

BAB V VISI MISI TUJUAN DAN SASARAN ..................................................................... V-1


5.1 Visi ........................................................................................................................................ V-1
5.2 Misi ....................................................................................................................................... V-4
5.3 Tujuan dan Sasaran ....................................................................................................... V-5
5.3.1 Tujuan dan Sasaran Misi 1 ............................................................................. V-5
5.3.2 Tujuan dan Sasaran Misi 2 ............................................................................. V-6
5.3.3 Tujuan dan Sasaran Misi 3 ............................................................................. V-7
5.3.4 Tujuan dan Sasaran Misi 4 ............................................................................. V-8
5.3.5 Tujuan dan Sasaran Misi 5 ............................................................................. V-8

BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN .......... VI-1


6.1 Strategi Pembangunan ................................................................................................. VI-1
6.2 Arah Kebijakan Pembangunan .................................................................................. VI-15
6.3 Program Prioritas Pembangunan............................................................................. VI-21

BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM


PERANGKAT DAERAH ........................................................................................ VII-1
7.1 Indikasi Program Prioritas disertai Indikator Kinerja dan Kebutuhan
Pendanaan....... ................................................................................................................. VII-1

BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH ................... VIII-1


8.1 Indikator Kinerja Utama .............................................................................................. VIII-1
8.2 Indikator Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan ........................... VIII-3

BAB IX PENUTUP .................................................................................................................. IX-1


9.1 Pedoman Transisi ........................................................................................................... IX-1
9.2 Kaidah Pelaksanaan....................................................................................................... IX-1

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Identifikasi RPJMD Daerah Lain....................................................................... I-11


Tabel 1.2 Ringkasan Misi dan Arah Pembangunan Tahap III dan IV RPJPD
Sampang 2005-2025............................................................................................. I-12
Tabel 2.1 Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan per Kecamatan se-
Kabupaten Sampang............................................................................................. II-3
Tabel 2.2 Rincian Klasifikasi Kelerengan Tanah di Kabupaten Sampang.......... II-3
Tabel 2.3 Data Curah Hujan di Kabubaten Sampang.................................................. II-4
Tabel 2.4 Jenis Tanah di Kabupaten Sampang............................................................... II-6
Tabel 2.5 Profil Hidrologi Kabupaten Sampang 2018................................................ II-7
Tabel 2.6 Nama dan Panjang Sungai menurut Wilayah Pengairan di
Kabupaten Sampang............................................................................................. II-7
Tabel 2.7 Sumber Mata Air di Kabupaten Sampang.................................................... II-9
Tabel 2.8 Data Teknis Waduk Klampis............................................................................. II-10
Tabel 2.9 Data Teknis Waduk Nipah.................................................................................. II-11
Tabel 2.10 Potensi Wilayah di Kabupaten Sampang berdasarkan Sumber
Daya Alam.................................................................................................................. II-14
Tabel 2.11 Luas Potensi dan Sebaran Hutan Mangrove Kawasan Pesisir
Selatan Kabupaten Sampang (ha).................................................................. II-18
Tabel 2.12 Ketersediaan Lahan menurut RTRW Kabupaten Sampang................. II-27
Tabel 2.13 Luasan Erosi Tanah Yang Mendapat Prioritas Penanganan di
Kabupaten Sampang............................................................................................. II-38
Tabel 2.14 Persentase Penduduk menurut Karakteristik dan Kelompok
Umur Tahun 2018.................................................................................................. II-42
Tabel 2.15 Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2018................ II-42
Tabel 2.16 Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan Kabupaten Sampang
Tahun 2018............................................................................................................... II-43
Tabel 2.17 Persentase Penduduk 15 Tahun Keatas menurut Karakteristik
dan Kemampuan Membaca dan Menulis Tahun 2018........................... II-44
Tabel 2.18 Daya Dukung Lahan Pertanian terhadap Hasil Produksi Padi............ II-45
Tabel 2.19 Timbulan Sampah Kabupaten Sampang Tahun 2018…......................... II-47

iii
Tabel 2.20 Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang
Tahun 2013-2018 ................................................................................................. II-47
Tabel 2.21 Nilai dan Kontribusi Lapangan Usaha dalam PDRB Tahun 2014–
2018 Atas Dasar Harga Berlaku (dalam juta rupiah).............................. II-52
Tabel 2.22 Nilai dan Pertumbuhan Lapangan Usaha dalam PDRB Tahun
2014–2018 Atas Dasar Harga Konstan 2010 (dalam juta rupiah)... II-55
Tabel 2.23 IPM Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018............................................ II-62
Tabel 2.24 Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2017–2018.... II-66
Tabel 2.25 Produksi Tanaman Perkebunan Tahun 2017–2018 (dalam ton).... II-66
Tabel 2.26 Populasi Ternak dan Hasil Peternakan Tahun 2017–2018................. II-67
Tabel 2.27 Produksi Kelautan dan Perikanan Tahun 2017–2018…………………. II-68
Tabel 2.28 Pertumbuhan Industri di Kabupaten Sampang ....................................... II-68
Tabel 2.29 Indikator Kesehatan Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018.......... II-73
Tabel 2.30 Persentase (persen) Luas Lahan Bersertifikat Per Tahun di
Kabupaten Sampang selama Periode 2012-2018.................................... II-74
Tabel 2.31 Perkembangan Seni, Budaya, dan Olah Raga Kabupaten Sampang
Tahun 2013–2018.................................................................................................. II-76
Tabel 2.32 Indikator Kinerja Pendidikan Kabupaten Sampang Tahun 2013-
2018............................................................................................................................. II-77
Tabel 2.33 Indikator Kinerja Urusan Kesehatan............................................................. II-79
Tabel 2.34 Jumlah Posyandu dan Balita Kabupaten Sampang Tahun 2015-
2018............................................................................................................................. II-81
Tabel 2.35 Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu Kabupaten Sampang
Tahun 2015-2018.................................................................................................. II-81
Tabel 2.36 Jumlah dan Rasio Rumah Sakit per Jumlah Penduduk Kabupaten
Sampang Tahun 2015-2018.............................................................................. II-82
Tabel 2.37 Rasio Jumlah Dokter per Satuan Penduduk Kabupaten Sampang
Tahun 2015-2018.................................................................................................. II-82
Tabel 2.38 Indikator Kinerja Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang... II-83
Tabel 2.39 Kondisi Jalan, Jembatan, dan Jaringan Irigasi di Kabupaten
Sampang .................................................................................................................... II-84
Tabel 2.40 Indikator Kinerja Urusan Perumahan dan Kawasan ............................. II-85
Tabel 2.41 Indikator Kinerja Urusan Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan
Pelindungan Masyarakat ................................................................................... II-85
Tabel 2.42 Indikator Kinerja Urusan Sosial Kabupaten Sampang........................... II-86
Tabel 2.43 Indikator Kinerja Urusan Tenaga Kerja........................................................ II-87

iv
Tabel 2.44 Indikator Kinerja Urusan Pemberdayan Perempuan dan
Pelindungan Anak................................................................................................. II-88
Tabel 2.45 Perkembangan Indikator Kinerja Urusan Pangan................................... II-88
Tabel 2.46 Perkembangan Indikator Kinerja Urusan Pertanahan.......................... II-89
Tabel 2.47 Indikator Kinerja Urusan Lingkungan Hidup............................................ II-90
Tabel 2.48 Indikator Kinerja Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil........ II-91
Tabel 2.49 Indikator Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa...... II-93
Tabel 2.50 Kinerja Pemenuhan Sarana Prasarana Perhubungan Darat dan
Darat Laut.................................................................................................................. II-95
Tabel 2.51 Indikator Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika....................... II-95
Tabel 2.52 Indikator Kinerja Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah....... II-96
Tabel 2.53 Indikator Kinerja Urusan Penanaman Modal............................................ II-97
Tabel 2.54 Rekapitulasi Realisasi Investasi Tahun 2018............................................. II-97
Tabel 2.55 Indikator Kinerja Kepemudaan dan Olah Raga......................................... II-98
Tabel 2.56 Indikator Kinerja Urusan Statistik.................................................................. II-99
Tabel 2.57 Indikator Kinerja Urusan Kebudayaan......................................................... II-100
Tabel 2.58 Indikator Kinerja Urusan Perpustakaan...................................................... II-101
Tabel 2.59 Indikator Kinerja Urusan Kearsipan.............................................................. II-101
Tabel 2.60 Indikator Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan Tahun 2013-
2018............................................................................................................................. II-103
Tabel 2.61 Indikator Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan......................... II-106
Tabel 2.62 Opini BPK terhadap Kinerja Keuangan Daerah......................................... II-108
Tabel 2.63 Indeks Profesionalitas ASN................................................................................ II-108
Tabel 2.64 Persentase Hasil Kajian Penelitian dan Pengembangan yang
Dijadikan Dasar Pembangunan........................................................................ II-109
Tabel 2.65 Indikator Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Sampang
Tahun 2013-2017.................................................................................................. II-109
Tabel 2.66 Derajat Desentralisasi Fiskal Kabupaten Sampang................................. II-111
Tabel 2.67 Kinerja Insfrastruktur Daerah Kabupaten Sampang.............................. II-111
Tabel 2.68 Persentase Perijinan yang Diterbitkan Tepat Waktu............................. II-113
Tabel 2.69 Angka Kriminalitas Kabupaten Sampang 2013-2018............................ II-114
Tabel 2.70 Pencari Kerja yang Ditempatkan, Rasio lulusan S1/S2/S3, dan
Ketergantungan....................................................................................................... II-114
Tabel 3.1 Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Sampang Tahun
Anggaran 2014-2018……………………………………………………………….... III-5

v
Tabel 3.2 Realisasi dan Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Belanja Daerah
Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2014-2018………………….…... III-13
Tabel 3.3 Rasio Realisasi Belanja terhadap Realisasi Pendapatan dalam
Tahun Berjalan Tahun Anggaran 2013-2018………….……………….….. III-13
Tabel 3.4 Perkembangan Realisasi Pembiayaan Daerah APBD Kabupaten
Sampang Tahun Anggaran 2014–2018………………………………………. III-15
Tabel 3.5 Perkembangan Neraca Daerah Kabupaten Sampang Tahun
Anggaran 2014-2018………………………………………………………………… III-17
Tabel 3.6 Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Sampang Tahun 2013-2017... III-22
Tabel 3.7 Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Daerah
Tahun 2013–2018…………………………………………………………………….. III-27
Tabel 3.8 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kabupaten Sampang Tahun 2014-2018……………………………………… III-28
Tabel 3.9 Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten
Sampang Tahun 2014-2018………………………………………………………. III-30
Tabel 3.10 Defisit Riil Anggaran Kabupaten Sampang tahun 2014–2018……… III-31
Tabel 3.11 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Sampang
Tahun 2014–2018.……………………………………………………………….…… III-31
Tabel 3.12 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran dan Persentase dari
SiLPA Kabupaten Sampang tahun 2014–2018………………………….…. III-33
Tabel 3.13 Asumsi Makro Ekonomi Kabupaten Sampang Tahun 2019–2024 III-34
Tabel 3.14 Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2019–
2024…………………………………………………………………………….…………… III-37
Tabel 3.15 Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2019–
2024............................................................................................................................. III-41
Tabel 3.16 Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2019–
2024............................................................................................................................. III-44
Tabel 3.17 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai
Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang 2019–2024……………... III-47
Tabel 3.18 Proyeksi Pengeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat serta
Prioritas Utama Kabupaten Sampang Tahun 2019–2024…………….. III-48
Tabel 3.19 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan
Daerah Utama Kabupaten Sampang Tahun 2019–2024....................... III-49
Tabel 4.1 Identifikasi Permasalahan untuk Penentuan Program Prioritas
Kabupaten Sampang………………………………………………………………..... IV-1

vi
Tabel 4.2 Hasil Pemetaan Masalah Pokok berdasarkan Identifikasi
Permasalahan Pembangunan……………………………………………………. IV-7
Tabel 4.3 Identifikasi Isu-isu Strategis Daerah Kabupaten Sampang………...... IV-9
Tabel 5.1 Perumusan Penjelasan Visi……………………………………………………...... V-1
Tabel 5.2 Keterkaitan Visi dengan RPJMD dan RPJP Provinsi…………………..… V-2
Tabel 5.3 Perumusan dan Penjelasan Misi………………………………………………… V-4
Tabel 5.4 Keterkaitan Misi, Tujuan, dan Sasaran Jangka Menengah
Kabupaten Sampang Tahun 2019–2024..................................................... V-10
Tabel 6.1 Analisis SWOT dalam Peta Strategi Pembangunan Daerah
Kabupaten Sampang............................................................................................. VI-3
Tabel 6.2 Keterkaitan Misi, Tujuan, Sasaran, dan Strategi pembangunan
Daerah Kabupaten Sampang............................................................................ VI-18
Tabel 6.3 Keterkaitan Strategi dan Arah Kebijakan serta Program
Prioritas/Aksi (Janji Politis)............................................................................. VI-22
Tabel 6.4 Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan
Pendanaan Kabupaten Sampang.................................................................... VI-31
Tabel 7.1 Prioritas Alokasi Program Prioritas Kabupaten Sampang Tahun
2019–2024................................................................................................................ VII-3
Tabel 7.2 Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang
2019–2024................................................................................................................ VII-5
Tabel 7.3 Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan
Pendanaan Kabupaten Sampang 2019–2024........................................... VII-6
Tabel 8.1 Penetapan Indikator Kinerja Utama Kabupaten Sampang.................. VIII-2
Tabel 8.2 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Sampang
2019–2024............................................................................................................... VIII-4

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Prinsip, Pendekatan dan Landasan Perumusan RPJMD


Kabupaten Sampang 2019–2024……………………………………………... I-2
Gambar 1.2 Tahapan Penyusunan RPJMD Kabupaten Sampang 2019–2024… I-3
Gambar 1.3 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan................................................. I-8
Gambar 1.4 Hubungan RPJMD Sampang 2019–2024 dengan Dokumen
Perencanaan Lainnya……………………………………………………………… I-9
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Potensi Pengembangan Kawasan
Budidaya................................................................................................................. II-1
Gambar 2.2 Peta Batas Administrasi Kabupaten Sampang………………………….. II-2
Gambar 2.3 Peta Geologi Kabupaten Sampang............................................................... II-5
Gambar 2.4 Diagram Penggunaan Lahan Kabupaten Sampang……………………. II-11
Gambar 2.5 Potensi Pengembangan Wilayah di Kabupaten Sampang................. II-12
Gambar 2.6 Peta Rencana Kawasan Lindung................................................................... II-16
Gambar 2.7 Peta Rencana Kawasan Budidaya................................................................ II-20
Gambar 2.8 Peta Rencana Kawasan Hutan Produksi................................................... II-21
Gambar 2.9 Peta Rencana Kawasan Pertanian……………………………………………. II-24
Gambar 2.10 Peta Rencana Kawasan Perkebunan………………………………………… II-26
Gambar 2.11 Peta Rencana Kawasan Pertambangan…………………………………….. II-30
Gambar 2.12 Peta Rencana Kawasan Peruntukan Industri……………………………. II-31
Gambar 2.13 Peta Persebaran Daya Tarik Wisata Alam………………………………… II-34
Gambar 2.14 Peta Rencana Kawasan Permukiman......................................................... II-35
Gambar 2.15 Peta Rawan Bencana dan Jalur Evakuasi.................................................. II-37
Gambar 2.16 Jumlah Penduduk Kabupaten Sampang Tahun 2015-2018.............. II-40
Gambar 2.17 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Sampang per
Kecamatan Tahun 2018.................................................................................... II-40
Gambar 2.18 Distribusi Penduduk Kabupaten Sampang Tahun 2018.................... II-41
Gambar 2.19 Komposisi Penduduk berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin.......... II-41
Gambar 2.20 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas menurut
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan……………………………………. II-44
Gambar 2.21 Komponen Pembentuk Indikator Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah…………………………………………………………………. II-50

Gambar 2.22 Nilai dan Kontribusi PDRB ADHB Kabupaten di Pulau Madura
terhadap Provinsi Jawa Timur Tahun 2016............................................. II-54
Gambar 2.23 Nilai dan Kontribusi PDRB ADHK 2010 Kabupaten/Kota di Pulau
Madura terhadap Provinsi Jawa Timur Tahun 2016………................ II-57

viii
Gambar 2.24 Pertumbuhan Ekonomi Sampang, Jawa Timur dan Nasional
Tahun 2014-2018……………………………………………………………………. II-57
Gambar 2.25 Pendapatan Per Kapita Kabupaten Sampang Tahun 2014-2018… II-58
Gambar 2.26 PDRB Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018....................................... II-59
Gambar 2.27 Perkembangan Gini Rasio Kabupaten Sampang dan Daerah
Sekitar Tahun 2014-2018………………………………………………………… II-60
Gambar 2.28 Inflasi Kabupaten Sampang, Jawa Timur, dan Nasional Tahun
2013–2018.............................................................................................................. II-61
Gambar 2.29 IPM Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018.......................................... II-62
Gambar 2.30 Perkembangan Angka Kemiskinan Kabupaten Sampang 2013-
2018.......................................................................................................................... II-63
Gambar 2.31 Angka Kemiskinan Kabupaten Sampang dan Daerah Sekitar
Tahun 2013-2018…………………………………………………………………… II-64
Gambar 2.32 Sabaran Penduduk Miskin Kabupaten Sampang................................... II-65
Gambar 2.33 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka Tahun 2014-
2018.......................................................................................................................... II-65
Gambar 2.34 Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Sampang Tahun 2013-
2018.......................................................................................................................... II-72
Gambar 2.35 Harapan Lama Sekolah di Kabupaten Sampang Tahun 2013-
2018.......................................................................................................................... II-73
Gambar 2.36 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kabupaten Sampang Tahun
2013-2018.............................................................................................................. II-75
Gambar 2.37 Sebaran Desa Stunting di Kabupaten Sampang Tahun 2018-2019 II-80
Gambar 2.38 Perkembangan IKLH Kabupaten Sampang, Jawa Timur, dan
Nasional Tahun 2015-2017............................................................................ II-90
Gambar 2.39 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Sampang Tahun 2013-
2018.......................................................................................................................... II-94
Gambar 2.40 Kontribusi Sektor Perikanan terhadap PDRB Kabupaten
Sampang.................................................................................................................. II-102
Gambar 2.41 Jumlah Kunjungan Wisata Kabupaten Sampang……………………….. II-104
Gambar 2.42 Kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB……………………………. II-105
Gambar 2.43 Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB……………………….. II-105
Gambar 2.44 Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB………………………………. II-106
Gambar 2.45 PDRB Kabupaten Sampang Tahun 2014-2018…………………………. II-110
Gambar 2.46 Nilai Realisasi PMDN Kabupaten Sampang 2013-2018……………... II-113
Gambar 3.1 Struktur Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sampang Tahun
2014–2018 (%)…………………………………………………………………….… III-6
Gambar 3.2 Struktur Dana Perimbangan Kabupaten Sampang Tahun 2014-
2018 (%)………………………………………………………………………………... III-7
Gambar 3.3 Struktur Lain-lain Pendapatan yang Sah Kabupaten Sampang
Tahun 2014–2018 (%)………………………………………………………….... III-8

ix
Gambar 3.4 Struktur Belanja Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2014-2018
(%)............................................................................................................................. III-10
Gambar 3.5 Struktur Belanja Tidak Langsung Kabupaten Sampang Tahun
2014–2018 (%)………………………………………………………………..…….. III-11
Gambar 3.6 Struktur Belanja Langsung Kabupaten Sampang Tahun 2014-
2018 (%)................................................................................................................. III-12
Gambar 3.7 Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2019–
2024 (dalam juta)………………………………………………………………… III-38
Gambar 3.8 Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2019–
2024 (dalam juta)…………………………………………………………………... III-42
Gambar 4.1 Lima Masalah Pokok Pembangunan Kabupaten Sampang............... IV-6
Gambar 4.2 Isu Strategis Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang................ IV-14
Gambar 5.1 Kerangka Logis Pencapaian Visi Kabupaten Sampang Tahun
2019–2024............................................................................................................. V-3
Gambar 5.2 Misi Pembangunan Kabupaten Sampang Tahun 2019–2024.......... V-4
Gambar 5.3 Kerangka Logis Pencapaian Misi-1.............................................................. V-6
Gambar 5.4 Kerangka Logis Pencapaian Misi-2.............................................................. V-7
Gambar 5.5 Kerangka Logis Pencapaian Misi-3.............................................................. V-7
Gambar 5.6 Kerangka Logis Pencapaian Misi-4.............................................................. V-8
Gambar 5.7 Kerangka Logis Pencapaian Misi-5.............................................................. V-9
Gambar 6.1 Tahapan Perumusan Strategi Pembangunan Pendekatan
Balance Score Card….......................................................................................... VI-2
Gambar 6.2 Strategi Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang 2019–2024. VI-5
Gambar 6.3 Upaya Pencapaian Strategi Pembangunan Ekonomi (SP.2)............. VI-7
Gambar 6.4 Upaya Pencapaian Strategi Pembangunan Kualitas Manusia
(SP.1)......................................................................................................................... VI-9
Gambar 6.5 Upaya Pencapaian Strategi Pembangunan Kualitas Birokrasi
(SP.4) ....................................................................................................................... VI-11
Gambar 6.6 Upaya Pencapaian Strategi Pembangunan Infrastruktur Daerah
(SP.3)........................................................................................................................ VI-12
Gambar 6.7 Upaya Pencapaian Strategi Pembangunan Masyarakat yang
Harmonis (SP.5)................................................................................................... VI-14
Gambar 6.8 Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Sampang 2019–2024. VI-16
Gambar 6.9 Timeline Strategi dan Prioritas Kebijakan Pembangunan
Kabupaten Sampang 2019–2024................................................................. VI-16
Gambar 6.10 Prioritas Pembangunan Daerah 1 berdasarkan Sasaran RPJMD,
OPD Penanggung Jawab dan Program....................................................... VI-29
Gambar 6.11 Prioritas Pembangunan Daerah 2 berdasarkan Sasaran RPJMD,
OPD Penanggung Jawab dan Program....................................................... VI-30

x
Pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
kabupaten Sampang tahun 2019–2024 merupakan kewajiban dari Kepala Daerah
dan Wakil Kepala daerah terpilih sesuai dengan amanat Undang-Undang nomor 23
tahun 2014. Kepala daerah dan wakil kepala daerah yang terpilih pada pemilu di
Kabupaten Sampang untuk periode tahun 2019–2024 adalah H. Slamet Junaidi sebagai
bupati, dan H. Abdullah Hidayat sebagai wakil bupati. Bupati dan Wakil Bupati Sampang
tersebut telah dilantik oleh Gubernur Jawa Timur pada tanggal 30 Januari 2019.
RPJMD merupakan dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah untuk
jangka waktu lima tahun yang mutlak harus ada dalam penyelenggaraan
Pemerintahan. RPJMD juga merupakan dokumen perencanaan yang tidak terpisahkan
dari sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN),
RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah, serta memuat
arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan
program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Perangkat Daerah, dan program
kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan
kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Proses penyusunan RPJMD Kabupaten Sampang 2019–2024 mengikuti
berbagai kaidah yang tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 86
tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah serta Tata
Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah. Terdapat beberapa
pendekatan dan prinsip dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Sampang 2019-2024
(Gambar 1.1).
Penyusunan RPJMD Kabupaten Sampang 2019-2024 berprinsip pada empat
hal. Pertama, Integratif, yang menunjukkan bahwa RPJMD Sampang merupakan satu
kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional; Kedua, Partisipatif yang
berarti bahwa dalam penyusunan RPJMD ini dilakukan pemerintah Daerah bersama para
pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing; Ketiga,

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 I-1


Pendahuluan

komprehensif, yang menunjukkan bahwa RPJMD ini harus mengintegrasikan rencana tata
ruang, kajian lingkungan hidup strategis, dan dokumen perencanaan lainnya dengan
rencana pembangunan Daerah; dan Terakhir berprinsip pada kemutakhiran yang berarti
bahwa RPJMD ini rumuskan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki Kabupaten
Sampang, sesuai dengan dinamika perkembangan Daerah baik Kabupaten Sampang
maupun Provinsi Jawa Timur, dan nasional serta Internasional.

Gambar 1.1
Prinsip, Pendekatan dan Landasan Perumusan RPJMD Kabupaten Sampang 2019–2024

Sesuai dengan empat prinsip diatas, RPJMD kabupaten Sampang dirumuskan


berdasarkan sepuluh landasan utama. 1) Transparan, yaitu membuka diri terhadap
hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif
tentang penyelenggaraan pemerintahan Daerah dengan tetap memperhatikan
perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara; 2) Responsif yaitu
dapat mengantisipasi berbagai potensi, masalah dan perubahan yang terjadi di Daerah; 3)
Efisien yaitu pencapaian keluaran (output) tertentu dengan masukan terendah atau
masukan terendah dengan keluaran (output) maksimal. 4) Efektif yaitu kemampuan
mencapai target dengan sumber daya yang dimiliki, melalui cara atau proses yang paling
optimal; 5) Akuntabel menunjukkan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
perencanaan pembangunan Daerah harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat; 6) Partisipatif merupakan hak masyarakat untuk terlibat dalam setiap proses
tahapan perencanaan pembangunan Daerah dan bersifat inklusif terhadap kelompok
masyarakat rentan terpinggirkan, melalui jalur khusus komunikasi untuk mengakomodasi
aspirasi kelompok masyarakat yang tidak memiliki akses dalam pengambilan kebijakan;
7) Terukur, yaitu penetapan target kinerja yang jelas dan dapat diukur serta cara untuk
mencapainya; 8) Berkeadilan merupakan prinsip keseimbangan antarwilayah, sektor,

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 I-2


Pendahuluan

pendapatan, gender dan usia; 9) Berwawasan lingkungan, yaitu untuk mewujudkan


kehidupan adil dan makmur tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan dalam
mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia; dan 10)
Berkelanjutan, yaitu pembangunan yang mewujudkan keutuhan lingkungan hidup serta
keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan
generasi masa depan dengan memperhatikan potensi dampak pembangunan dalam
mengoptimalkan sumber daya alam dan sumber daya manusia.
Penyusunan RPJMD Sampang dilakukan melalui dua pendekatan yaitu
berorientasi pada proses dan subtansi. Pendekatan berorientasi pada proses terdiri
dari empat pendekatan: 1) Teknokratik dilaksanakan dengan menggunakan metode dan
kerangka berpikir ilmiah untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan Daerah; 2)
Partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan; 3) Politis
dilaksanakan dengan menerjemahkan visi dan misi Kepala Daerah terpilih kedalam
dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah yang dibahas bersama dengan
DPRD; dan 4) Atas-bawah dan bawah-atas merupakan hasil perencanaan yang
diselaraskan dalam musyawarah rencana pembangunan yang dilaksanakan mulai dari
Desa, Kecamatan, dan daerah Kabupaten Sampang. Sedangkan pendekatan berorientasi
subtansi meliputi tiga pendekatan: 1) Holistik-tematik dilaksanakan dengan
mempertimbangkan keseluruhan unsur/bagian/kegiatan pembangunan sebagai satu
kesatuan faktor potensi, tantangan, hambatan dan/atau permasalahan yang saling
berkaitan satu dengan lainnya; 2) Integratif dilaksanakan dengan menyatukan beberapa
kewenangan kedalam satu proses terpadu dan fokus yang jelas dalam upaya pencapaian
tujuan pembangunan Daerah, dan 3) Spasial dilaksanakan dengan mempertimbangkan
dimensi keruangan dalam perencanaan.

Gambar 1.2
Tahapan Penyusunan RPJMD Kabupaten Sampang 2019-2024

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 I-3


Pendahuluan

Terdapat beberapa tahapan yang dilaksanakan dalam penyusunan RPJMD


Kabupaten Sampang 2019-2024, seperti dalam gambar 1.2. Tahap awal adalah
persiapan penyusunan RPJMD melalui evaluasi pencapaian kinerja pembangunan daerah
sebelumnya, penelaahan RPJPD kabupaten Sampang 2005–2025, RPJMN dan RPJMD
Provinsi Jawa Timur, sehinga dapat merumuskan visi dan misi serta tujuan dan sasaran.
Sesuai dengan sasaran RPJMD, selanjutnya dirumuskan strategi, arah kebijakan ,
kebijakan umum dan program pembangunan. Dalam upaya memenuhi prinsip
transparansi dan partisipatif, maka penyusunan RPJMD juga melibatkan masyarakat
melalui forum konsultasi publik yang selanjutnya dilakukan pembahasan dengan DPRD
Kabupaten Sampang. Selanjutnya, berdasarkan proses sebelumnya, disusun rancangan
awal RPJMD. Rancangan awal tersebut selanjutnya dikonsultasikan dengan pemerintah
Provinsi Timur untuk mendapatkan hasil evaluasi. Hasil evaluasi dari Gubernur tersebut
kemudian dituangkan dalam rancangan RPJMD yang akan dibahas dalam forum
Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) RPJMD. Setelah mendapat berbagai
masukan dalam musrenbang tersebut, RPJMD dibahas bersama DPRD untuk mendapat
persetujuan bersama. Setelah mendapat persetujuan bersama dan konsultasi akhir
dengan Gubernur, selanjutnya adalah melakukan pembahasan dan evaluasi rancangan
peraturan daerah (RANPERDA) RPJMD untuk kemudian ditetapkan dalam Peraturan
Daerah.
RPJMD Kabupaten Sampang Periode 2019-2024 merupakan Tahap III (tiga)
dan IV (empat) dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Sampang Tahun 2005-2025. Kedudukan RPJMD dalam RPJPD sangat
penting untuk menjaga kesinambungan dari suatu periode 5 (lima) tahun pemerintahan
ke periode 5 (lima) tahun berikutnya. RPJPD tahun 2005-2025 dilaksanakan dalam empat
tahapan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD), yang masing-masing
tahapan telah pula memuat rumusan indikatif arahan prioritas kebijakan. Kedudukan
RPJMD 2019-2024 Kabupaten Sampang juga merupakan pedoman untuk penyusunan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sampang setiap tahunnya. RPJMD
juga merupakan pedoman bagi Perangkat Daerah dalam menyusun Rencana Strategis
Perangkat Daerah (Renstra-PD) dan Rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJM
Desa) dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan daerah.

1.2 Dasar Hukum Penyusunan


Penyusunan RPJMD Kabupaten Sampang 2019-2024 dilandasi oleh berbagai
peraturan sebagai berikut:

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 I-4


Pendahuluan

1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten di
Djawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas
Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya dengan Mengubah
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota
Besar Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah
Istimewa Jogjakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730);
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3851);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
6. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725);
9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
10. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 I-5


Pendahuluan

12. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lebaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4663);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor
97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4725), sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 77, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6042);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 6041);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6178);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang Laporan dan Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6323);
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 I-6


Pendahuluan

Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah;
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan
Produk Hukum Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian, dan Evaluasi Rancangan Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pembuatan dan
Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah;
25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Timur 2005–2020;
26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2025;
27. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 7 Tahun 2006 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sampang Tahun 2005–
2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2006 Nomor 7);
28. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 29 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2008 Nomor 29);
29. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 1 Tahun 2012 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang (Lembaran Daerah
Kabupaten Sampang Tahun 2012 Nomor 1);
30. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sampang Tahun 2012-2032 (Lembaran Daerah
Kabupaten Sampang Tahun 2012 Nomor 7);
31. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016
Nomor 7).

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 I-7


Pendahuluan

1.3 Hubungan Antar Dokumen


RPJMD Kabupaten Sampang tahun 2019-2024 merupakan bagian yang
terintegrasi dengan perencanaan pembangunan nasional dan perencanaan
pembangunan daerah Provinsi Jawa Timur. Dalam penyusunannya RPJMD Kabupaten
Sampang 2019-2024 berpedoman pada RPJPD kabupaten Sampang 2005–2025, dan
memperhatikan RPJP Nasional 2005-2025, RPJM Nasional 2014-2019, serta RPJPD
Provinsi Jawa Timur 2014-2019. Selain itu, sebagaimana pasal 12 ayat (2) Permendagri
86 Tahun 2017 menyebutkan bahwa RPJMD juga berpedoman pada RTRW Kab. Sampang
2012-2032, RTRW Provinsi Jawa Timur 2011-2031, RTRW Nasional 2008-2028. Secara
umum, hubungan antar dokumen perencanaan dapat dilihat pada gambar 1.3.

Gambar 1.3
Hubungan Antar Dokumen Perencanaan

Dalam upaya meningkatkan sinergitas perencanaan antar level


pemerintahaan, penelaahan terhadap dokumen terkait RPJMD Sampang 2019-
2024 perlu dilakukan. Penelaahan tersebut meliputi dokumen level nasional RPJPN
2005-2025, RTRW Nasional, dan RPJMN 2014-2019. Penelaahan pada level provinsi
meliputi RPJPD Provinsi Jawa Timur 2005-2025, RTRW 2011-2031, dan Rancangan
RPJMD 2019-2024. Sedangkan pada level kabupaten meliputi RPJPD Sampang 2005-2025,
dan RTRW 2012-2032. Selain itu perlu ditelaah juga RTRW dan RPJMD wilayah sekitar
seperti Kabupaten Bangkalan, Pamekasan, dan Sumenep. Skema hubungan antara RPJMD
Kabupaten Sampang 2019-2024 dengan dokumen lainnya dapat dilihat dalam Gambar
berikut ini.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 I-8


Pendahuluan

Gambar 1.4
Hubungan RPJMD Sampang 2019-2024 dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Secara detail, hubungan RPJMD Sampang 2019-2024 dengan dokumen


perencanaan lainnya dapat dikategorikan kedalam 2 lingkup yaitu lingkup ekternal
dan internal. Lingkup ekternal meliputi RPJMN 2015-2019 dan RPJMD Provinsi Jawa
Timur 2014-2019. Dikarenakan akhir periode RPJMN dan RPJPD Jawa Timur adalah tahun
awal RPJMD Sampang, maka penelaahan dokumen perencanaan juga mengacu RPJPN dan
RPJPD Jawa Timur. Penelaahan terhadap RPJMN dan RPJPD Provinsi Jawa Timur
dijelaskan sebagai berikut.
1. RPJMD Sampang 2019-2024 dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019
Sinergitas RPJMD Sampang 2019-2024 dengan RPJMN menjadi hal penting yang
dilakukan dalam upaya mewujudkan pembangunan yang berkualitas. Visi dalam
RPJMN 2015-2019 adalah “Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, Dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”.
Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 Misi Pembangunan yaitu:
I. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya
maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
II. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
III. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai
negara maritim.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 I-9


Pendahuluan

IV. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan
sejahtera.
V. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
VI. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional.
VII. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Visi dan misi RPJMN selanjutnya dituangkan kedalam 9 (sembilan) agenda prioritas
pembangunan nasional yang disebut Nawacita:
1) Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberi
rasa aman pada seluruh warga negara.
2) Membangun tata kelola Pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan
terpercaya
3) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka Negara Kesatuan
4) Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5) Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia
6) Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
7) Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik
8) Melakukan revolusi karakter bangsa
9) Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial.

2. RPJMD Sampang 2019-2024 dengan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2019-2024


Sebagai bagian dari salah satu kabupaten di Jawa Timur, sinkronisasi dokumen
perencanaan dalam hal ini RPJMD Sampang 2019-2024 dengan RPJMD Provinsi Jawa
Timur mutlak dilakukan.
Visi Jawa Timur 2019–2024 adalah “terwujudnya masyarakat Jatim yang sejahtera,
seimbang, unggul, dan berakhlak dengan tata kelola pemerintahan yang
partisipatoris, inklusif, dan menghargani nilai-nilai kemanusiaan”. Dalam upaya
pencapaian visi tersebut, misi utama yang diusung adalah sebagai berikut:
a. Membangun Jatim secara utuh dengan mendayagunakan seluruh potensi melalui
pembangunan sektor kebudayaan, pendidikan, dan kesehatan dengan dilandasi
oleh kearifan lokal yang berbasis pada nilai-nilai kesantrian, keagamaan, dan
kebudayaan.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 I - 10


Pendahuluan

b. Membangun ekonomi berbasis gotong royong sehingga tercapai keadilan dan


kesejahteraan yang menjangkau semua lapisan serta mendorong keberpihakan
terhadap sektor ekonomi kecil dan menengah yang sinergis dengan kekuatan
ekonomi yang lebih besar.
c. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, terbuka, dan partisipatoris
sehingga terwujud kebijakan yang inklusif, di atas landasan kepemimpinan yang
meritokratik, inovatif, tegas, dan mengayomi.
d. Memperkuat demokrasi kewargaan untuk menghadirkan ruang sosial yang
menghargai prinsip kebhinekaan.
e. Mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan
untuk menjamin keselarasan ruang ekologi, sosial, ekonomi, dan budaya.

3. RPJMD Kabupaten Sampang dengan RPJMD Kabupaten Daerah lain


Penyusunan RPJMD Kabupaten Sampang 2019-2024 memperhatikan kebijakan
RPJMD kabupaten sekitar yaitu kabupaten Bangkalan, Pamekasan, dan Sumenep.
Identifikasi terhadap RPJMD daerah lain dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 1.1.
Identifikasi RPJMD daerah Lain
Daerah
No Periode Kebijakan Terkait
Lain
a. Mewujudkan Sumber Daya Manusia Bangkalan yang
Agamis, Produktif, berkualitas dan berdaya saing.
b. Mempercepat Peningkatan Perekonomian berbasis
potensi lokal.
2013- c. Mengembangkan Peran Dunia Usaha dan Investasi.
1 Bangkalan
2018 d. Mengelola Sumber Daya Alam yang berwawasan
lingkungan.
e. Mengembangkan Infrastruktur bernilai tambah tinggi.
f. Mewujudkan Pemerintahan Daerah yang bersih, efektif,
dan efisien serta berorientasi pada pelayanan publik.
1. Memperluas pendidikan berbasis potensi daerah dan
pemerataan kualitas pendidikan;
2. Meningkatkan dan mengoptimalkan hidup bersih dan
sehat melalui peningkatan fasilitas layanan kesehatan;
3. Mempercepat pembangunan infrastruktur publik;
4. Meningkatkan pembangunan di bidang ekonomi dengan
2 Pamekasan prioritas sektor pertanian dan optimalisasi komoditas
unggulan daerah yang berwawasan lingkungan;
5. Melakukan percepatan reformasi birokrasi di segala
bidang, dan tata kelola kepemerintahan yang baik
(transparan dan akuntabel);
6. Meningkatkan kemudahan pelayanan publik yang cepat,
sederhana serta murah.
1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
2016 -
3 Sumenep Melalui Pendidikan, Kesehatan dan Pengentasan
2021
Kemiskinan.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 I - 11


Pendahuluan

Daerah
No Periode Kebijakan Terkait
Lain
2. Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Wilayah
Kepulauan dan Daratan yang Didukung Pengelolaan SDA
serta Lingkungan.
3. Meningkatkan Kemandirian Perekonomian Pedesaan dan
Perkotaan dengan Memperhatikan Potensi Ekonomi
Lokal yang Unggul Berdaya Saing Tinggi.
4. Meningkatkan Kultur dan Tata Kelola Pemerintahan yang
Profesional dan Akuntabel.
5. Meningkatkan Tata Kelola Kehidupan Masyarakat Aman
dan Kondusif Melalui Partisipasi Masyarakat serta
Stakeholder dalam Proses Pembangunan.
Sumber: dari berbagai sumber (diolah)

Dalam lingkup internal, hubungan RPJMD 2019-2024 dengan dokumen


perencanaan pembangunan meliputi RPJPD 2005–2025, RTRW 2012-2032, RKPD,
dan Renstra SKPD. Penjelasan hubungan tersebut adalah sebagai berikut:

I. RPJMD dengan RPJPD Kabupaten Sampang 2005-2025


RPJMD Kabupaten Sampang 2019-2024 merupakan rencana pembangunan tahap
ketiga / empat dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
2005-2025. Oleh sebab itu, penyusunan RPJMD selain memuat visi, misi dan
program Bupati dan wakil bupati 2019-2024, juga berpedoman pada visi dan misi
jangka panjang Kabupaten Sampang beserta arah pembangunannya. Dalam
upaya mewujudkan visi: “Membangun Sampang Bersatu, Berkualitas, dan Berdaya
Saing, Untuk Kesejahteraan Umat” akan ditempuh melalui 6 misi dan arah
pembangunan per bidang. Uraian terkait hal tersebut dapat dilihat dalam tabel 1.2.

Tabel 1.2
Ringkasan Misi dan Arah Pembangunan tahap III dan IV RPJPD Sampang 2005-2025
Arah Pembangunan
Bidang Misi Tahap III Tahap IV
(2016-2020) (2021-2025)
Meningkatkan hidup
Peningkatan ketersediaan
sehat dan sejahtera
infrastruktur yang sesuai dengan
dengan air minum
rencana tata ruang yang ditandai
berkualitas dalam Peningkatan dan
Geomorfologi dengan berkembangnya jaringan
kondisi sanitasi pemeliharaan prasarana
dan Lingkungan drainase, kebutuhan air bersih
lingkungan yang drainase, sanitasi dan air
Hidup dan sanitasi yang handal dan
bebas dari bersih.
efisien sesuai kebutuhan hingga
pencemaran, banjir
menjangkau daerah-daerah yang
dan berwawasan
tertinggal.
lingkungan.
Peningkatan kemandirian mewujudkan keluarga kecil dan
Mengembangkan
keluarga, peningkatan berkualitas, peningkatan
Sumber Daya
kualitas data penduduk penggunaan data penduduk
Manusia yang
Demografi dan peningkatan sebagai dasar acuan
religius, cerdas,
persebaran penduduk pembangunan dan
mandiri dan berdaya
yang diiringi dengan memantapkan persebaran
saing
peningkatan kualitas penduduk yang mandiri dan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 I - 12


Pendahuluan

Arah Pembangunan
Bidang Misi Tahap III Tahap IV
(2016-2020) (2021-2025)
hidupnya, serta berkualitas, serta peningkatan
peningkatan angka angka partisipasi pendidikan
partisipasi pendidikan menegah bagi wanita usia
dasar bagi wanita usia sekolah untuk mengurangi
sekolah. angka kematian ibu melahirkan
dan status gizi pada balita.
Mengembangkan Pemeliharaan kinerja
Pemantapan serta evaluasi
dan pertumbuhan struktur perekonomian
terhadap kinerja struktur
ekonomi yang yang berdaya saing
perekonomian yang berkualitas
Ekonomi berkelanjutan di berbasis sumber daya
berbasis sumber daya lokal.
kabupaten Sampang lokal, serta pembinaan
Serta pembinaan usaha sektor
berbasis sumber usaha sektor primer,
primer, sekunder dan tersier
daya lokal. sekunder dan tersier.
Peningkatan kualitas dan
kuantitas kesejahteraan Peningkatan kualitas dan
Mensinergikan
perseorangan, keluarga, kuantitas kesejahteraan
kehidupan sosial,
kelompok dan komunitas perseorangan, keluarga,
berbudaya dan
Sosial Budaya masyarakat dan kelompok dan komunitas
berpolitik untuk
dan Politik peningkatan penggalian masyarakat dan peningkatan
mewujudkan
potensi sumber penggalian potensi sumber
masyarakat yang
kehidupan penyandang kehidupan penyandang masalah
madani.
masalah kesejahteraan kesejahteraan sosial.
sosial.
Peningkatan ketersediaan
Mengelola ruang infrastruktur yang sesuai dengan
kegiatan bagi rencana tata ruang yang ditandai
peruntukan kawasan dengan berkembangnya jaringan
Peningkatan dan
Prasarana dan lindung dan infrastruktur transportasi,
pemeliharaan kualitas
Sarana kawasan budidaya terpenuhinya pasokan tenaga
sarana dan prasarana.
yang harmonis, listrik, dan air bersih yang
terintegrasi, dan handal dan efisien sesuai
terpadu. kebutuhan hingga menjangkau
daerah-daerah yang tertinggal.
Peningkatan
pendayagunaan kekayaan
Peningkatan pendayagunaan
Mewujudkan tata dan aset dalam
kekayaan dan aset dalam
kelola pembiayaan
Pemerintahan pembiayaan pembangunan serta
kepemerintahan pembangunan serta
peningkatan fasilitas kepada
yang berkualitas peningkatan fasilitas
daerah dan masyarakat.
kepada daerah dan
masyarakat.
Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2006

II. RPJMD dengan RTRW Kabupaten Sampang 2012-2032


Penyusunan RPJMD memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai pola dan
struktur tata ruang yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Sampang Nomor 07 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Sampang Tahun 2012-2032, sebagai acuan untuk mengarahkan lokasi kegiatan dan
menyusun program pembangunan yang berkaitan pemanfaatan ruang kota.
Penyusunan RPJMD Sampang melalui penelaahan RTRW bertujuan untuk melihat
kerangka pemanfaatan ruang daerah dalam 5 (lima) tahun yang akan datang.
Beberapa hal yang ditelaah dalam RTRW adalah : 1) Struktur ruang dalam susunan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 I - 13


Pendahuluan

pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi
sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis
memiliki hubungan fungsional; 2) Distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah
yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budidaya; dan 3)
Pemanfaatan ruang melalui program yang disusun dalam rangka mewujudkan
rencana tata ruang yang bersifat indikatif, melalui sinkronisasi program sektoral dan
kewilayahan baik di pusat maupun di daerah secara terpadu.
Selain menelaah RTRW Kabupaten Sampang 2012-2032, penyusunan RPJMD perlu
juga memperhatikan RTRW daerah lain, guna tercipta sinkronisasi dan sinergi
pembangunan jangka menengah daerah antar kabupaten/kota serta keterpaduan
struktur dan pola ruang kabupaten/kota lainnya, terutama yang berdekatan atau yang
ditetapkan sebagai satu kesatuan wilayah pembangunan kabupaten/kota, dan atau
yang memiliki hubungan keterkaitan atau pengaruh dalam pelaksanaan
pembangunan daerah.

III. RPJMD dengan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)


Proses pelaksanaan pembangunan daerah harus dapat memperhatikan aspek
lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Hal tersebut tertuang dalam Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup bahwa “Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib melaksanakan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) ke dalam penyusunan perencanaan maupun
evaluasi Rencana Pembangunan daerah terkhusus RPJMD. KLHS Kabupaten Sampang
2019–2024 menjadi pedoman penyusunan RPJMD periode yang sama. Dengan
berpedoman pada KLHS, RPJMD Kabupaten Sampang tahun 2019–2024 telah
memperhatikan kapasitas daya dukung lingkunan dan pembangunan berkelanjutan.

IV. RPJMD dengan Rencana Strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah


RPJMD Kabupaten Sampang tahun 2019-2024 menjadi pedoman dalam penyusunan
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) dalam rentang
waktu 5 (lima) tahun. Renstra SKPD merupakan penjabaran teknis RPJMD yang
berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dalam menentukan arah
kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan bidang dan/atau fungsi
pemerintahan untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan, yang disusun oleh setiap Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di bawah koordinasi Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sampang.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 I - 14


Pendahuluan

V. RPJMD dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)


Pelaksanaan RPJMD Kabupaten Sampang tahun 2019-2024 setiap tahunnya akan
dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), sebagai suatu
dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Kabupaten Sampang yang memuat
prioritas program dan kegiatan dari Rencana Kerja SKPD. RKPD merupakan bahan
utama pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Daerah
Kabupaten Sampang yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat
Kelurahan, Kecamatan, dan Kabupaten.

1.4 Maksud dan Tujuan


1.4.1 Maksud
RPJMD Kabupaten Sampang 2019-2024 ini disusun dengan maksud:
a. Sebagai acuan bagi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih dengan tetap
memperhatikan RPJPD Kabupaten Sampang, RPJMD Provinsi Jawa Timur dan RPJM
Nasional;
b. Sebagai pedoman atau acuan dalam menetapkan arah kebijakan pembangunan dan
strategi pembangunan daerah dalam kurun waktu 2019-2024 serta dalam rangka
menjamin keberlanjutan pembangunan jangka panjang dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanakan dan pengawasan pada setiap tahun
anggaran selama lima tahun yang akan datang sehingga secara bertahap dapat
mewujudkan cita-cita masyarakat Kabupaten Sampang;
c. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasasi dan sinergi antar pelaku
pembangunan di Kabupaten Sampang serta menjamin tercapainya penggunaan
sumber daya secara efektif, efisien, berkeadilan dan berkelanjutan;
d. Menciptakan sinergitas pelaksanaan pembangunan daerah antar wilayah, antar
sektor pembangunan dan antar tingkat pemerintahan;
e. Sebagai dasar komitmen bersama antara eksekutif, legislatif dan pemangku
kepentingan pembangunan daerah yang dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun
dalam rangka pencapaian visi dan misi kepala daerah.

1.4.2 Tujuan
Tujuan dari penyusunan RPJMD Kabupaten Sampang 2019-2024 adalah:
1. Tersedianya dokumen Rantek RPJMD Kabupaten Sampang tahun 2019-2024 yang
menjadi pedoman dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Sampang tahun 2019-2024;
2. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan melalui penyusunan rencana
kerja dalam mengisi kerangka regulasi dan kerangka anggaran yang bersifat indikatif;

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 I - 15


Pendahuluan

3. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik antar daerah, antar
fungsi pemerintah maupun antara pusat dan daerah;
4. Menjamin keterkaitan serta konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengendalian;
5. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan pelaku usaha;
6. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan
dan berkelanjutan;
7. Menjaga kesinambungan pembangunan yang dilaksanakan secara tahunan.

1.5 Sistematika Penulisan


Dokumen RPJMD Kabupaten Sampang 2019-2024 disusun dengan
sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang penyusunan RPJMD, maksud dan tujuan
penyusunan, landasan normatif penyusunan, hubungan dengan dokumen
perencanaan lainnya dan sistematika penulisan.Bab ini diperjelas dan diperinci
ke dalam sub bab-sub bab sebagai berikut:
1.1 Latar Belakang
1.2 Dasar Hukum Penyusunan
1.3 Hubungan Antar Dokumen
1.4 Maksud dan Tujuan
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Bab ini menguraikan statistik dan gambaran umum kondisi daerah saat ini,
dengan maksud mengetahui keadaan daerah pada berbagai bidang dan aspek
kehidupan sosial ekonomi daerah yang akan diintervensi melalui berbagai
kebijakan dan program daerah dalam jangka waktu lima tahun. Bab ini
diperjelas dan diperinci ke dalam sub bab-sub bab sebagai berikut:
2.1 Aspek Geografi dan Demografi
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.3 Aspek Pelayanan Umum
2.4 Aspek Daya Saing Daerah
BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH
Bab ini menjelaskan gambaran umum keuangan daerah dan pembiayaan
pembangunan yang pada akhirnya akan diketahui kemampuan daerah dalam

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 I - 16


Pendahuluan

membiayai program-program pembangunan. Adapun struktur sub bab dalam


bab ini adalah:
3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu
3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
3.3 Kerangka Pendanaan
BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH
Bab ini berisi uraian tentang permasalahan pembangunan yang akan dianalisa,
sehingga menghasilkan isu-isu strategis dengan tujuan untuk memudahkan
proses perumusan strategi, arah kebijakan dan skala prioritas. Adapun struktur
sub bab dalam bab ini adalah:
4.1 Permasalahan Pembangunan
4.2 Isu-isu Strategis
BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
Bab ini berisi uraian tentang perumusan visi dan misi disertai tujuan serta
sasaran strategis pembangunan. Adapun struktur sub bab dalam bab ini adalah:
5.1 Visi
5.2 Misi
5.3 Tujuan dan Sasaran
BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Bab ini berisi uraian mengenai strategi pembangunan daerah, arah kebijakan
dan juga program prioritas pembangunan daerah. Adapun struktur sub bab
dalam bab ini adalah:
6.1 Strategi Pembangunan
6.2 Arah kebijakan
6.3 Program Prioritas Pembangunan
BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT
DAERAH
Bab ini memuat program prioritas dalam pencapaian visi dan misi serta seluruh
program yang dirumuskan dalam renstra Perangkat Daerah beserta indikator
kinerja, pagu indikatif target, Perangkat Daerah penanggung jawab berdasarkan
bidang urusan. Adapun struktur sub bab dalam bab ini adalah:
7.1 Indikasi Program Prioritas disertai Indikator Kinerja dan Kebutuhan
Pendanaan
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
Bab ini memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan
misi kepala daerah dan wakil kepala daerah yang ditetapkan menjadi Indikator

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 I - 17


Pendahuluan

Kinerja Utama (IKU) daerah dan indikator kinerja penyelenggaraan


pemerintahan daerah yang ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Sasaran.
Adapun struktur sub bab dalam bab ini adalah:
8.1 Indikator Kinerja Utama
8.2 Indikator Kinerja Sasaran
BAB IX PENUTUP

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 I - 18


Gambaran Umum Kondisi Daerah

BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Bagian ini menjelaskan aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan


masyarakat, aspek pelayanan umum, aspek daya saing serta indikator kinerja
penyelenggaraan pemerintah daerah, yang selaras dan mendukung isu strategis,
permasalahan pembangunan daerah, visi dan misi kepala daerah serta kebutuhan
perumusan strategi.

2.1 Aspek Geografi dan Demografi


Salah satu faktor pendorong Keberhasilan pembangunan suatu daerah
adalah kondisi aspek geografi dan demografi. Kedua aspek tersebut merupakan
informasi dasar yang sangat penting dalam penyusunan rencana pembangunan. Bagian ini
menjelaskan tentang kondisi geografi daerah, potensi pengembangan wilayah, dan
wilayah rawan bencana. Kerangka pemikiran hubungan antara kondisi geografi dengan
potensi pengembangan kawasan budidaya seperti gambarberikut:

Kondisi
Geologi
Kondisi Kondisi
Klimatologi Hidrologi

Kondisi Penggunaan
Topografi Lahan

Letak, Luas Potensi Kondisi


dan Batas Pengembangan Geografi
Wilayah Wilayah Lainnya

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Potensi Pengembangan Kawasan Budidaya

Potensi pengembangan wilayah di Kabupaten Sampang dapat dilihat melalui


penelahaan berbagai aspek geografi. Beberapa aspek yanga akan di analisa dalam
dokumen ini meliputi aspek letak, luas dan batas wilayah, kondisi topografi, kondisi

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 1


Gambaran Umum Kondisi Daerah

klimatologi, kondisi geologi, kondisi hidrologi, serta aspek penggunaan lahan. Disamping
itu dijelaskan pula tentang kondisi demografi seperti ukuran, struktur, dan distribusi
penduduk serta dinamika perkembangan jumlah penduduk setiap tahunnya.

2.1.1 Kondisi Geografi Daerah


2.1.1.1 Letak, luas dan batas wilayah
Kabupaten Sampang berada pada posisi strategis karena terletak diantara
Kabupaten Bangkalan dan Pamekasan. Posisi strategis tersebut dapat menjadi peluang
dalam pengembangan wilayah baik secara ekonomi maupun sosial. Secara astronomis
Kabupaten Sampang terletak pada koordinat 113°08’-113°39’ Bujur Timur dan 06°05’-
07°13’ Lintang Selatan, dengan batas-batas administratif sebagai berikut:
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Selatan : Selat Madura
Sebelah Barat : Kabupaten Bangkalan
Sebelah Timur : Kabupaten Pamekasan

Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2019


Gambar 2.2
Peta Batas Administrasi Kabupaten Sampang

Kabupaten Sampang merupakan daerah dengan luas wilayah terluas di Pulau


Madura setelah Kabupaten Sumenep. Kabupaten Sampang memiliki luas wilayah
1.233,30 km² dan secara administratif terbagi menjadi 14 kecamatan, 180 desa dan 6
kelurahan. Kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Banyuates yaitu
sebesar 141,23 km2 atau sekitar 11,45 persen dari luas wilayah keseluruhan, dan yang

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 2


Gambaran Umum Kondisi Daerah

paling kecil adalah Kecamatan Pangarengan dengan luas wilayah 42,69 km2 atau 3,46
persen dari luas wilayah secara keseluruhan.

Tabel 2.1
Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan per Kecamatan se-Kabupaten Sampang
Persentase
No Kecamatan Luas (km2) Jumlah Desa/Kel
(persen)
1 Sreseh 71,95 5,83 12
2 Torjun 44,20 3,58 12
3 Pangarengan 42,69 3,46 6
4 Sampang 70,01 5,68 12/6
5 Camplong 69,93 5,67 14
6 Omben 116,31 9,43 20
7 Kedungdung 123,08 9,98 18
8 Jrengik 65,35 5,30 14
9 Tambelangan 89,97 7,30 10
10 Banyuates 141,23 11.45 20
11 Robatal 80,54 6,53 9
12 Karang Penang 84,25 6,83 7
13 Ketapang 125,28 10,16 14
14 Sokobanah 108,51 8,80 12
Total 1233,30 100,00 186
Sumber: BPS Kabupaten Sampang, 2018

2.1.1.2 Kondisi topografi


Topografi Kabupaten Sampang yang cenderung datar dan bergelombang
sangat cocok untuk pengembangan lahan pertanian. Topografi yang datar cocok
untuk ditanami padi atau sebagai lahan persawahan. Ketinggian permukaan wilayah
Kabupaten Sampang berada diantara 0–300 meter di atas permukaan laut. Kecamatan
Sampang merupakan kecamatan di Kabupaten Sampang dengan luas wilayah terbesar
berkategori datar, yaitu sebesar 5.849 ha seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 2.2
Rincian Klasifikasi Kelerengan Tanah di Kabupaten Sampang
Kelerengan (ha)
No Kecamatan Datar Bergelombang Curam Sangat Curam
(0-2 persen) (>2-15 persen) (>15-40 persen) (>40 persen)
1 Sreseh 2.721,00 4.474,00 - -
2 Torjun 2.615,00 1.725,50 78,5 -
3 Pangarengan 2.595,63 1.674,37 - -
4 Sampang 5.849,63 985,75 165,62 -
5 Camplong 5,099,00 1.866,00 28 -
6 Omben 3,530,93 5,308,92 2.739,80 51,35
7 Kedungdung 3.370,60 7.576,40 1.148,00 213
8 Jrengik 3.349,00 2.240,00 493 453
9 Tambelangan 3.411,50 4.565,00 708,5 321
10 Banyuates 2.823,50 9,407,50 1.892,00 -
11 Robatal 301,5 7.364,50 398 -
12 Karangpenang 81,5 7.400,50 943 -
13 Ketapang 1.173,28 5.580,70 5.399,04 374,98
14 Sokobanah 863,57 7.638,00 1.253,47 1.085,96
Total 37.785,64 64.807,14 15.246,93 2.490,29
Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2018

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 3


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Kelerengan wilayah Kabupaten Sampang bervariasi antara datar,


bergelombang, curam dan sangat curam. Klasifikasi kelerengan tanah tersebut
dapat di rinci sebagai berikut:
 Kelerengan 0-2 persen meliputi luas 37.785,64 ha atau 31,40 persen dari luas
wilayah keseluruhan kecuali daerah genangan air, pada wilayah ini sangat baik
untuk pertanian tanaman semusim.
 Kelerengan >2-15 persen meliputi luas 67.807,14 ha atau 53,86 persen dari luas
wilayah keseluruhan, baik sekali untuk usaha pertanian dengan tetap
mempertahankan usaha pengawetan tanah dan air. Selain itu pada kemiringan ini
cocok juga untuk konstruksi/ permukiman
 Kelerengan >15-40 persen meliputi luas 15.246,93 ha atau 12,67 persen dari luas
wilayah keseluruhan. Daerah tersebut baik untuk pertanian tanaman
keras/tahunan, karena daerah tersebut mudah terkena erosi dan kapasitas
penahan air yang rendah. Karenanya lahan ini pun tidak cocok untuk konstruksi.

Kelerengan >40 persen meliputi luas 2.490,03 ha atau 2,07 persen dari luas
wilayah keseluruhan. Daerah ini termasuk kedalam kategori kemiringan yang sangat
terjal (curam) dimana lahan pada kemiringan ini termasuk lahan konservasi karena
sangat peka terhadap erosi, biasanya berbatu diatas permukaannya, memiliki run off yang
tinggi serta kapasitas penahan air yang rendah. Karenanya lahan ini tidak cocok untuk
konstruksi. Daerah ini harus merupakan daerah yang dihutankan agar dapat berfungsi

2.1.1.3 Kondisi klimatologi


Kabupaten Sampang beriklim tropis dengan dua musim, yaitu musim hujan
dan musim kemarau. Musim penghujan rata-rata berlangsung pada bulan Oktober–April
dan musim kemarau bulan April–Oktober. Namun berdasarkan data curah hujan di
Kabupaten Sampang 5 (lima) tahun terakhir, terjadi dinamika pergeseran musim
sebagimana ditunjukkan tabel di bawah. Dari tabel tersebut dapat diketahui juga bahwa
telah terjadi anomali cuaca dimana tidak ada bulan kering sepanjang tahun 2016.

Tabel 2.3
Data Curah Hujan di Kabubaten Sampang
Rata-rata curah hujan (mm)
No Bulan
2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 Januari 92 125 104 93 52 49
2 Februari 80 78 137 129 295 206
3 Maret 262 67 115 79 209 199
4 April 251 92 103 124 181 87
5 Mei 261 37 28 87 109 23
6 Juni 276 18 0 51 78 19
7 Juli 114 11 0 49 28 0
8 Agustus 0 0 0 25 0 0

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 4


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rata-rata curah hujan (mm)


No Bulan
2013 2014 2015 2016 2017 2018
9 September 0 0 0 79 14 4
10 Oktober 5 0 0 125 34 2
11 November 132 51 18 118 196 104
12 Desember 295 107 53 88 285 169
JUMLAH 1.767 588 558 1.045 1.481 862
Sumber: DPUPR Kabupaten Sampang, 2019

Selama lima tahun terakhir, rata-rata curah hujan mengalami fluktuasi. Rata–
rata curah hujan pada tahun 2014 dan 2015 sebesar 588 mm dan 558 mm meningkat
hampir dua kali lipat menjadi 1.045 mm pada tahun 2016 dan hampir tiga kali lipat
menjadi 1.481 mm pada tahun 2017. Sedangkan pada tahun 2018, curah hujan kembali
menurun 862 mm. Dengan kondisi klimatologi Kabupaten Sampang yang fluktuatif dan
tidak bisa diprediksi, diperlukan upaya antisipasi khususnya berkaitan dengan bencana
banjir dan pola tanam para petani.

2.1.1.4 Kondisi geologi


Kabupaten Sampang memiliki kondisi geologis dengan lima macam batuan
utama. Lima batuan tersebut adalah alluvium, pliosen fasies sedimen, plistosen fasies
sedimen, pliosen fasies batu gamping, dan mioses fasies sedimen. Jenis geologi alluvium dan
mioses fasies sedimen banyak digunakan oleh masyarakat untuk tegalan dan sawah, serta
sebagian kecil jenis batuan plistosen fasies sedimen yang seluruhnya untuk tegalan.
Visualisasi geologi di Kabupaten Sampang ditunjukkan gambar di bawah ini:

Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2018


Gambar 2.3
Peta Geologi Kabupaten Sampang

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 5


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Pengembangan komoditas pertanian akan sangat dipengaruhi kesesuaian


jenis. Jenis tanah yang berbentuk sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
bahan induk, batuan induk, curah hujan, bentuk wilayah dan pengaruh kegiatan manusia.
Sifat kimia dan sifat bahan induk sangat mempengaruhi unsur hara yang tersedia dalam
tanah, akan mempengaruhi kesuburan dan produksi tanaman.

Tabel 2.4
Jenis Tanah di Kabupaten Sampang
Jenis Tanah (Ha)

Komplek Komplek
Komplek Komplek Komplek
No Kecamatan Aluvial Asosiasi Mediteran Mediteran
Aluvial Asosiasi Brown Forest Grumusol Grumusol Mediteran Litosol
Kelabu Litosol Litosol dan Merah Grumusol,
Hidromorf Hidromorf Soil ( +5 ) dan Kelabu kelabu dan Merah (Batu Merah
Kekuningan Mediteran (Batu Regasol dan
Mediteran litosol Pasir)
Kapur) Litosol

1 Sreseh 4.125,50 - 1.394,50 - - - - 1.675,50 - - - -


2 Torjun - 797,00 2.498,75 322,00 - - - - 501,25 - - -
3 Pangarengan 3.115,25 205,00 - - - - - 949,75 - - - -
4 Sampang 525,00 2.969,00 951,00 - 610,00 - 1.946,00 - - - - -
5 Camplong 2.170,50 - 3.049,00 - - - 179,00 1.595,00 - - - -
6 Omben - - 237,75 - 200,00 - - - - - 6.179,25 5.014,00
7 Kedungdung - 603,00 102,00 - - - 2.483,75 - - 9.119,25 -
8 Jrengik 783,75 2.609,00 1.025,00 2.117,25 - - - - - - - -
9 Tambelangan - 1.000,00 - 347,25 - - - - - - 7.649,75 -
10 Banyuates - 1.121,00 - 2.030,00 - 1.150,00 - - 3.307,50 4.130,00 2.384,50 -
11 Robatal - - - - - - - - - - 8.363,00 -
12 Karangpenang - - - - - - - - - - 8.425,00 -
13 Ketapang - - - 2.305,50 - 1.679,00 - - 2.315,25 3.275,00 2.953,25 -
14 Sokobanah - - - 275,00 - 1.305,00 - - - - 9.261,00 -
Jumlah 10.720,00 9.304,00 9.156,00 7.499,00 810,00 4.134,00 2.125,00 6.704,00 6.124,00 7.405,00 54.335,00 5.014,00
Sumber: Bappelibangda Kabupaten Sampang, 2018

Sebagian besar jenis tanah di Kabupaten Sampang sangat cocok untuk di


kembangkan komoditas pertanian khususnya tanaman pangan. Jenis tanah yang ada
di Kabupaten Sampang ditunjukkan tabel di atas. Bagian yang terluas adalah tanah dari
jenis komplek mediteran grumosol, regosol dan litosol yakni seluas 54.335 ha. Diikuti oleh
jenis tanah alluvial hidromorf dengan luas sekitar 10.720 ha. Sementara untuk proporsi
jenis tanah terendah adalah jenis grumosol kelabu yang hanya terdapat di Kecamatan
Sampang dan Kecamatan Camplong, dengan luasan 2.125 ha.

2.1.1.5 Kondisi hidrologi


Profil hidrologi di Kabupaten Sampang menunjukan kondisi yang relatif
baik. Kondisi tersebut dapat dilihat dari tiga hal utama yaitu peyediaan air baku,
ketersediaan sawah fungsional dan jumlah himpunan petani pemakai air. Penyediaan air
baku digunakan untuk sektor pertanian seluas 6027.7 hektar. Total luas areal saawah
fungsional di Kabupaten Sampang adalah 6027.77 Hektar dengan lebih dari 75 persen
merupakan sawah teknis atau sekitar 4.254 hektar area. Dalam upaya menjaga
kesinambungan pemakaian air, di Kabupaten Sampang memiliki sekitar 79 himpunan
petani pemakai air.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 6


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Tabel 2.5
Profil Hidrologi Kabupaten Sampang 2018

Uraian Satuan Jumlah


a. Penyediaan Air Baku
- Pemukiman m3/detik n/a
- Pertanian ha 6.027,7
- Industri/Pembangkit Listrik/Pariwisata m /detik
3 n/a
Jumlah 6.027,7
b. Areal Sawah Fungsional
- Sawah Teknis ha 4.254
- Sawah Non Teknis/Setengah Teknis ha 681
- Belum Teknis/Sederhana ha 96
- Sawah Tadah Hujan ha n/a
- Sawah Non PU ha 0
- Sawah Irigasi Pompa/ Air Tanah ha 996,7
Jumlah 6027,77
c. Himpunan Petani Pemakai Air
- Pembentukan HIPPA kelompok 26
- Pembentukan Gabungan HIPPA kelompok 41
- Jumlah Gabungan HIPPA kelompok 12
- Pembinaan HIPPA Berprestasi kelompok n/a
- Pembinaan HIPPA Desa kelompok n/a
Jumlah 79
Sumber: BPS Kabupaten Sampang, 2018. Ket: n/a: data tidak tersedia

Kabupaten Sampang memiliki kondisi hidrologi yang sangat potensial untuk


dikembangkan. Selain untuk irigasi pertanian dan kegiatan ekonomi lainnya, keberadaan
sungai juga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan energi terbaharukan. Kabupaten
Sampang terdapat 41 sungai yang tersebar di 7 wilayah pengairan. Sungai Kamoning di
wilayah Sampang merupakan sungai terpanjang yaitu 58,1 km dengan catchment area
seluas 345,5 ha diikuti oleh sungai Sodung di wilayah Ketapang sepanjang 22 km dengan
catchment area seluas 60,99 ha.

Tabel 2.6
Nama dan Panjang Sungai Menurut Wilayah Pengairan
di Kabupaten Sampang
Catchment Panjang
Wilayah Pengairan Nama Sungai
(ha) (km)
1. Ketapang 1. Brambang 25,86 7
2. Rabian 8,07 4,2
3. Ketapang Barat 2,89 -
4. Mandirah 20,63 5,6
5. Sodung 60,99 22
6. Ketapang Timur 1,76 -
7. Bulanjang 2,7 -
8. Bira Barat 8,74 -
9. Tetean 9,49 -
10. Pengereman 3,97 -
11. Sowaan 18,28 1,15
2. Sampang 1. Kamoning 345,5 58,1
2. Aeng Sareh 21,92 -

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 7


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Catchment Panjang
Wilayah Pengairan Nama Sungai
(ha) (km)
3. Napoh - 6
4. Gunung Maddah - 3,5
5. Jelgung - 8,5
6. Colak - 0,7
7. Madegan - 3
3. Torjun 1. Klampis 26,24 14
2. Cangkreman - 2
3. Pangarengan - 2
4. Keppai - 2
4. Camplong 1. Sejati 7,91 -
2. Batu Karang 6,16 -
3. Dharma Camplong 5,91 -
4. Patemon 88,52 -
5. Tambaan 3,4 -
6. Banjar Taleta 2,55 -
7. Taddan 3,46 1,2
5. Pangarengan 1. Mandangin 3,78 -
2. Gulbung 3,4 2
3. Duko 7,54 -
6. Bayuates 1. Gomorong 32,01 -
2. Masaran 17,02 -
3. Nipah 91,56 12
4. Brumbung - 7
7. Sokobanah 1. Bira Timur 9,42 2,8
2. Dempoawang 14,71 5,5
3. Tamberu Barat 23,08 -
4. Bira Tengah 15,8 -
5. Panjengan 10,22 4,7
Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2018

Kabupaten Sampang memiliki enam Daerah Aliran Sungai (DAS).


Berdasarkan satuan wilayah penambangan daerah aliran sungai (SWP-DAS) di Kabupaten
Sampang meliputi:
1. DAS Kamuning, dengan luas 48.556 ha dan merupakan Prioritas penanganan lahan
kritis. Aliran sungai kemuning berada di zona tengah dan secara administratif SWP-
DAS Kamuning meliputi sebagian besar wilayah Kecamatan Robatal (bagian hulu),
Omben, Kedungdung (bagian tengah), Sampang dan Camplong (bagian hilir).
2. DAS Nedung (Nepa-Sodung) dengan luas 37.142 ha berada di zona utara dan
merupakan prioritas II penanganan lahan kritis. Secara administratif DAS Nedung
meliputi sebagian besar wilayah Kecamatan Sokobanah, Ketapang dan Banyuates
3. DAS Blega, dengan luas 34.381 ha berada di zona barat dan merupakan prioritas III
dalam penanganan lahan kritis. Secara administratif DAS Blega meliputi wilayah
Kecamatan Tambelangan, Jrengik, Torjun, dan Sreseh dan sebagian kecil wilayah
Kecamatan Kedungdung.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 8


Gambaran Umum Kondisi Daerah

4. DAS Samajid, dengan luas 1.522 ha berada di zona timur dan merupakan prioritas IV
dalam penanganan lahan kritis. Secara Administratif DAS Samajid meliputi sebagian
kecil Kecamatan Robatal, Omben, dan Camplong.
5. DAS Tambengan, dengan luas 700 ha dan secara administratif berada di sebagian
kecil wilayah Kecamatan Banyuates bagian barat.
6. DAS Tamberu dengan luas 586 ha yang secara administratif berada di sebagian kecil
wilayah Kecamatan Sokobanah bagian Timur.

Kabupaten Sampang memiliki lebih dari 50 sumber mata air yang tersebar di
11 wilayah. Wilayah Omben memiliki jumlah sumber mata air terbanyak dibanding di
wilayah lain yaitu sebanyak 9 buah yang salah satu sumbernya memiliki debit mencaipai
140 liter per detik. Tersedianya sumber mata air tidak hanya dapat menunjang kebutuhan
air sehari-hari masyarakat namun juga dapat mendorong kebutuhan usaha atau industri.

Tabel 2.7
Sumber Mata Air di Kabupaten Sampang
Debit
No Kecamatan Desa Nama Sumber
(lt/det)
S. Rajah
Banyuanyar
S. Rubaru 20
Dalpenang S. Glisgis 60
1. Sampang
S. Kodas
Gunung Maddah S. Panjelinan
S. Blumbang
S. Prajjan 20
S. Otok
Prajjan S. kenek
S. Karang Taman 5
2. Camplong S. Rabah 5
Dharma Camplong S. Dharma Camplong 5
Batukarang S. Batukarang 5
Banjartabulu S. Banjar
Sejati S. Dawuhan
Bancelok S. bancelok 10
S. Kermata
Jungkarang
S. Jungkarang
Taman S. Taman 2
3. Jrengik Kotah S. Kotah 2
Jrengik S. Brambang 2
Bukker S. Bukker
Kalangan Prao S. Kalangan Prao
Panyepen S. Pompa Panyiburas
4. Torjun Tanah Merah S. Tanah Merah
Omben S. Omben 140
S. Morduka 10
S. Dlupangan 10
5. Omben Raya Daya
S. Umbul 10
S. Ropa Daya 10
Rapa Laok S. Pakes 10

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 9


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Debit
No Kecamatan Desa Nama Sumber
(lt/det)
S. Rapa Laok 10
Angsokah S. Angsokah 10
Metteng S. Metteng 10
Madulang S. Madulang 10
Karang Gayam S. Penang 10
Napo Laok S. Napo Laok 10
Tambak S. Tambak 10
Karang Anyar S. Karang Anyar
6. Tambelangan Tambelangan S. Tambelangan
Baturasang S. Baturasang
Banyukapah S. Banyupakah
7. Kedungdung
Rabasan S. Rabasan
S. Asem Jaran
Asem jaran
S. Tlandung
8. Banyuates Nangah S. Nanga
Nagasareh S. Nagasereh
Tapaan S. Tapaan
Ketapang Barat S. Bhakti
Ketapang Timur S. Payung
9. Ketapang Bunten Barat S. Bunten Barat
Paopak Laok S. Paopak laok
Pangereman S. Pangereman
S. Bhakti
Sokobanah Daya
S. Lembung
10. Sokobanah
Bira Timur S. Bira Timur
Tamberu Timur S. Tamberu Timur
Pandiyayar S. Pandiyayar
11. Robatal
Gunung Rancak S. Gunung Rancak
Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2018

Kabupaten Sampang memiliki 2 (dua) buah waduk, yaitu waduk Klampis


yang terletak di Kecamatan Kedungdung dan waduk Nipah di Kecamatan
Banyuates. Waduk Klampis terletak di Desa Kramat Kecamatan Kedungdung, merupakan
waduk terbesar yang ada di Kabupaten Sampang dengan tujuan utama sebagai
penyediaan air irigasi untuk areal sawah seluas 2.603 ha. Berikut ini disajikan data teknis
Waduk Klampis.

Tabel 2.8
Data Teknis Waduk Klampis
No. Data Teknis Keterangan
1 Catchment area 47 km2
2 Luas genangan 2,8 km2
3 Daya tampung rencana 10 juta m3
4 Daya tampung eksisting 4,1 juta m3
5 Luas daerah irigasi layanan 2.603 ha
6 Ketersediaan debit rata-rata 0,95 m3/det
Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2018

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 10


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Waduk Nipah terletak di Desa Montor Kecamatan Banyuates dengan rencana luas
areal irigasi 1.150 ha. Pembebasan tanah dimulai pada tahun 1982. Pekerjaan konstruksi
dilaksanakan mulai tahun 2004.

Tabel 2.9
Data Teknis Waduk Nipah

No. Data Teknis Keterangan


1 Daerah Pengaliran Sungai (DPS) 82,75 km
2 Elevasi muka air banjir 49,23
3 Elevasi muka air banjir rencana 47,95
4 Elevasi muka air maksimum 46,15
5 Elevasi muka air terendah 40
6 Luas reservoir 1,70 km
7 Kapasitas tampungan 6,16 juta m3
8 Kapasitas tampungan mati 1,12 juta m3
9 Kapasitas tampungan efektif 5,04 juta m3
Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2018

2.1.1.6 Penggunaan lahan


Jenis penggunaan lahan di Kabupaten Sampang terbagi menjadi lahan tidak
terbangun dan lahan terbangun. Lahan tidak terbangun meliputi tegalan, kebun,
ladang, pengembalaan ternak, tambak, kolam/tebat/empang, sementara tidak
diusahakan, tanaman kayu, perkebunan, dan sawah. Sedangkan lahan terbangun yaitu
permukiman, fasilitas dan industri. Sebagian besar penggunaan lahan di Kabupaten
Sampang didominasi oleh penggunaan lahan untuk tegal kebun dan ladang sebesar 52,93
persen. Selanjutnya guna lahan terbesar kedua adalah guna lahan berupa sawah sebesar
16,39 persen.

Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2018


Gambar 2.4
Diagram Penggunaan Lahan Kabupaten Sampang

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 11


Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah


Terdapat tiga potensi utama dalam pengembangan wilayah di Kabupaten
Sampang. Tiga potensi tersebut meliputi fisik wilayah, sumber daya alam, dan
infrastruktur. Penjelasan lebih rinci mengenai tiga potensi tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:

Gambar 2.5
Potensi Pengembangan Wilayah di Kabupaten Sampang

1. Potensi Fisik Wilayah


Kondisi fisik wilayah Kabupaten Sampang merupakan potensi wilayah yang
dapat dimanfaatkan bagi kepentingan pembangunan, dimana tinjauan akan potensi
fisik dasar ini didasarkan atas kondisi topografi, jenis tanah, hidrologi, dan iklim
dengan penjelasan sebagai berikut:
1) Berdasarkan ketinggian wilayah yang dimiliki maka terdapat wilayah pantai
yang cukup panjang di bagian utara dan selatan yang secara tidak langsung akan
mempengaruhi mata pencaharian penduduk yaitu nelayan serta sangat cocok
juga untuk lokasi pengembangan industri maritim dan perdagangan serta untuk
wisata pesisir.
2) Pada wiayah dengan ketinggian sedang akan cocok untuk pengembangan lahan
pertanian dan perkebunan, komoditi yang banyak dibudidayakan oleh
masyarakat antara lain tembakau, kedelai, jagung dan wijen.
3) Berdasarkan kesamaan jenis tanah dan hidrologi untuk wilayah Sampang
bagian utara telah dikembangkan kawasan agropolitan meliputi kecamatan
Banyuates, Ketapang dan Tambelangan dengan jenis komoditas holtikultura
semangka, cabe jamu dan bentul.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 12


Gambaran Umum Kondisi Daerah

4) Jenis tanah alluvial yang terdapat pada wilayah yang kebanyakan berada di
dijumpai di bagian hilir dan dekat dengan muara, dimana jenis tanah ini
merupakan endapan tanah liat pasir halus berwarna hitam kelabu dengan daya
tahan air cukup baik. Jenis tanah tersebut sangat baik digunakan untuk areal
penggaraman.
5) Jenis tanah mediteran merah dan litosol yang berasal dari bahan induk volkan
intermedier dimana pada wilayah dengan jenis tanah tersebut merupakan
wilayah batu kapur dan batu putih (dolomit) hingga oleh masyarakat setempat
dibutuhkan sebagai wilayah penambangan.

2. Potensi Sumber Daya Alam


Kabupaten Sampang memiliki beragam potensi sumber daya alam yang
potensial untuk dikembangkan pada setiap kecamatan. Potensi SDA tercermin atas
komoditas yang paling dominan dari sektor-sektor yang berkembang pada masing-
masing kecamatan sehingga mempermudah dalam pengembangan selanjutnya.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 13


Tabel 2.10
Potensi Wilayah di Kabupaten Sampang Berdasarkan Sumber Daya Alam
Potensi
No Kecamatan Pertambangan
Perkebunan Perikanan Peternakan Pertanian Pariwisata
/Industri
wijen, kapuk randu, kelapa, bandeng, udang, ayam buras, Padi, jagung, kacang tanah, kacang hijau,
1 Sreseh Pasir laut -
tembakau kepiting domba mangga
bandeng, udang,
2 Torjun tembakau, kelapa kambing, ayam Padi, pisang Garam -
kepiting, teri
bandeng, udang,
3 Pangarengan tembakau, kelapa kambing, ayam Padi, mangga Garam -
kepiting, teri
kuda, ayam, makam ratu ebu, goa
batu kapur,
4 Sampang tembakau, kelapa bandeng, udang kambing, Padi, ubi kayu, mangga lebar, sumber
batik
domba welirang, kerapan sapi
cakalan, teri, cumi sapi, kambing, Padi, jagung, ubi kayu, kacang tanah, Dolomit, pasir pantai camplong,
5 Camplong tembakau, kelapa
rajungan, kepiting ayam kacang hijau, jambu air laut sumber oto'
Tembakau, kelapa, siwalan, sapi, kambing, Padi, jagung, ubi kayu, kacang hijau,
6 Omben Dolomit
asem jamu, kunyit, temu ireng ayam mangga
Tembakau, kelapa, kapuk sapi, kambing,
7 Kedungdung Padi, ubi kayu, bentul, mangga, pisang batu bintang waduk klampis
randu ayam, domba
Tembakau, kelapa, kapuk sapi, kambing, Batu kapur,
8 Jrengik Padi, jagung, mangga
randu ayam, domba batik
sapi, kambing, Padi, jagung, ubi kayu, kacang tanah, bentul,
9 Tambelangan Kelapa, pandan, wijen batu kapur
ayam cabe rawit, mangga
Padi, ubi kayu, kacang tanah, kedelai,
jambu mete, kelapa, pandan, cakalan, teri, cumi sapi, kambing,
10 Banyuates kacang hijau, bentul, mangga, pisang, batu kapur hutan kera Nepa
cabe jamu rajungan, kepiting ayam, domba
semangka
Tembakau, kapuk randu,
sapi, kambing, Ubi kayu, kedelai, bentul, cabe rawit, pengeboran
11 Robatal serat nenas, kunyit,
ayam mangga, pisang minyak
lempuyang
Tembakau, kapuk randu, Jagung, ubi kayu, kedelai, bentul, pisang
sapi, kambing, Tanah liat,
12 Karang Penang serat nenas, kunyit,
ayam genteng
lempuyang
jambu mete, kapuk randu,
cakalan, teri, cumi kambing, sapi, Jagung, ubi kayu, kacang tanah, kedelai,
13 Ketapang asem jawa, cabe jamu, jarak, batik air terjun Toroan
rajungan, kepiting ayam, kuda kacang hijau, mangga, pisang
lengkuas
Tembakau jambu mete, kapuk cakalan, teri, cumi sapi, ayam, Jagung, ubi kayu, kedelai, cabe rawit,
14 Sokobanah Dolomitb
randu, asem jawa, lengkuas rajungan, kepiting kuda mangga, pisang
Sumber: Bapelitbangda Kabupaten Sampang, 2018
RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 14
Gambaran Umum Kondisi Daerah

3. Potensi Infrastruktur
Kabupaten Sampang memiliki potensi infrastruktur yang dapat
dikembangkan melalui wilayah darat dan laut. Pada wilayah darat, aksesibilitas
Kabupaten Sampang menuju Surabaya lebih mudah. Dengan adanya jembatan
Suramadu yang menghubungkan antaran pulau jawa dan pulau madura,
perpindahan penduduk dalam melaksanakan aktivitas ekonomi ataupun aktivitas
lainnya dapat berjalan lebih lancar dan cepat. Pengembangan wilayah laut juga dapat
dilakukan melalui sistem transportasi laut yang berfungsi sebagai jalur perdagangan
ke luar daerah dalam memasarkan komoditi yang dihasilkan oleh Kabupaten
Sampang. Pada Selat Madura telah dibangun Pelabuhan Pengumpan Regional
Taddan, jalur yang dihubungkan adalah Sampang–Pasuruan, Probolinggo, Situbondo
dan Banyuwangi. Pelabuhan lokal Tanglok merupakan pelabuhan untuk
perdagangan, komoditas yang diperdagangkan dari Sampang berasal dari sektor
perikanan, sedangkan dari Probolinggo yang diangkut adalah pasir hitam. Pada jalur
laut Jawa yang dilayani adalah Sampang-Kalimantan, dimana komoditas dari
Sampang berbasis perikanan dan tenaga kerja sedangkan dari Pulau Kalimantan
yang diangkut adalah kayu hutan.

Selain tiga potensi di atas, potensi pengembangan wilayah dapat juga


ditelaah melalui RTRW. Secara umum berdasarkan RTRW Kabupaten Sampang
menunjukkan bahwa karakteristik rencana penggunaan lahan meliputi dua kawasan
utama yaitu kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung adalah kawasan
yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian hidup yang mencakup
sumber daya alam dan sumber daya buatan.

A. Kawasan Lindung
Pengelolaan kawasan lindung di Kabupaten Sampang secara umum ditujukan
untuk mencegah kemungkinan timbulnya berbagai kerusakan fungsi lingkungan
hidup terintegrasi antara kepentingan pemanfaatan sumber daya alam secara optimal
dengan pelestariannya. Dalam konteks ini diharapkan bahwa penempatan ruang
dalam rangka pengembangan wilayah diserasikan dengan kemampuan dan daya
dukung wilayahnya.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 15


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2018


Gambar 2.6
Peta Rencana Kawasan Lindung

Kawasan lindung terdiri dari: Kawasan yang memberikan perlindungan


kawasan bawahannya; Kawasan perlindungan setempat; Kawasan RTH; Kawasan
pelestarian alam dan cagar budaya; dan Kawasan lindung lainnya. Uraian terperinci
mengenai berbagai kawasan lindung dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya
Rencana pola pemanfaatan ruang kawasan yang memberikan
perlindungan kawasan bawahnya di Kabupaten Sampang antara lain berupa
resapan air. Adapun kebijaksanaan ruang di kawasan ini ditentukan berdasarkan
tujuan pemantapannya, yaitu untuk mencegah terjadinya bencana dan menjaga
kelestarian kawasan. Upaya pemantapan fungsi lindung pada kawasan yang
memberikan perlindungan pada kawasan bawahnya di Kabupaten Sampang
dapat dilakukan dengan pendekatan pengembangan daerah aliran sungai (DAS),
yaitu untuk melindungi atau tetap terjaganya kawasan yang berfungsi sebagai
daerah tangkapan air (catchment area). Kawasan yang menjadi perlindungan dari
kawasan ini di dalamnya memiliki berbagai kegiatan strategis yang berpengaruh
luas jika tidak dilindungi.
Kawasan resapan air ditetapkan dengan kriteria kawasan yang
mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan dan sebagai

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 16


Gambaran Umum Kondisi Daerah

pengontrol tata air permukaan. Kawasan resapan air di Kabupaten Sampang


seluas kurang lebih 345,5 Km2 (sesuai dengan catchment area DAS Kamoning
yang ada di Kabupaten Sampang) yang berada di Kecamatan Sampang,
Kecamatan Kedungdung, Kecamatan Robatal, Kecamatan Omben dan Kecamatan
Tambelangan.
2. Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan yang berfungsi untuk melindungi kelestarian suatu manfaat atau
suatu fungsi tertentu, baik yang merupakan bentukkan alami maupun buatan.
Adapun kriteria kawasan perlindungan setempat, terdiri dari:
 Kawasan perlindungan setempat (KPS) sekitar mata air, ditetapkan dengan
radius 200 meter, dan direncanakan secara merata di seluruh Kabupaten
Sampang
 Kawasan perlindungan setempat (KPS) sekitar waduk/danau, yang lebarnya
antara 50–100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat.
 Kawasan perlindungan setempat (KPS) sekitar sempadan sungai terdiri atas
sungai di kawasan bukan permukiman sekurang-kurangnya 100 meter dan
anak sungai sekurang-kurangnya 50 meter, dan direncanakan secara merata
di seluruh wilayah Kabupaten Sampang.
 Kawasan perlindungan setempat (KPS) sekitar sempadan pantai secara
umum ditetapkan sekurang-kurangnya 100 meter dari titik pasang tertinggi
untuk kawasan pesisir, sedangkan sekurang-kurangnya 130 x rata-rata
perbedaan pasang tertinggi dan surut air terendah, untuk pesisir pulau-pulau
kecil.
 Kawasan Perlindungan Setempat (KPS) sekitar sempadan pantai berhutan
bakau minimal 130 kali rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan
terendah tahunan diukur dari garis air surut terendah kearah darat yang
merupakan habitat hutan bakau/mangrove. Adapun kawasan perlindungan
mangrove meliputi sepanjang Pantai Selatan dikecamatan Sreseh, Jrengik,
Pengarengan, Sampang dan Kecamatan Camplong. Sedangkan kawasan
sempadan pantai berada di pantai utara berada di Kecamatan Banyuates,
Kecamatan Ketapang dan Sokobanah.
 Ruang Terbuka Hijau Perkotaan.
 Kawasan ini tersebar di seluruh wilayah diKabupaten Sampang, dan secara
umum harus dilakukan perlindungan kawasan. Dalam beberapa kondisi atau
untuk kepentingan tertentu maka sebagian kawasan lindung ini dapat
digunakan untuk kawasan budidaya, tetapi harus dilakukan dalam batasan
tertentu.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 17


Gambaran Umum Kondisi Daerah

3. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya


 Sempadan Hutan Bakau/Mangrove
Kawasan perlindungan mangrove adalah kawasan tempat tumbuhnya
tanaman mangrove di wilayah pesisir/laut yang berfungsi untuk melindungi
habitat, ekosistem, dan aneka biota laut, melindungi pantai dari sedimentasi,
abrasi dan proses akresi (pertambahan pantai) dan mencegah terjadinya
pencemaran pantai. Berdasarkan kriteria tersebut maka kawasan
perlindungan hutan bakau/ mangrove meliputi pantai selatan Kabupaten
Sampang antara lain di Kecamatan Sampang, Camplong, Kecamatan Sreseh,
Kecamatan Pengarengan.

Tabel 2.11
Luas Potensi dan Sebaran Hutan Mangrove Kawasan Pesisir Selatan
Kabupaten Sampang (ha)

Potensi Luas Hutan


No Kecamatan Sisa
Pengembangan Mangrove
1 Camplong 133,50 80,00 53,50
2 Sampang 98,38 88,50 9,88
3 Pengarengan 115,50 83,50 32,00
4 Sreseh 251,00 208,00 43,00

Jumlah 598,38 460,00 138,38

Sumber: RTRW Sampang 2012-2032

 Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan


1) Lingkungan Bangunan Non-gedung
Adalah suatu tempat yang dapat diperuntukkan sebagai cagar budaya
dan sejarah dengan bentuk bangunan non gedung yang harus
dilestarikan. Adapun yang dapat berfungsi sebagai cagar budaya dan ilmu
pengetahuan adalah:
- Situs Ratu Ebu di Kecamatan Sampang
- Situs Sumur Daksan di Kecamatan Sampang
- Situs Pababaran Trunojoyo di Kecamatan Sampang
- Situs Makam Pangeran Santo Merto di Kecamatan Sampang
- Situs Makam Bangsacara dan Ragapadmi di Pulau Mandangin
Kecamatan Sampang
- Situs Makam Sayyid Ustman Bin Ali Bin Abdullah Al-Habsyi di
Kecamatan Sokobanah.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 18


Gambaran Umum Kondisi Daerah

2) Lingkungan Bangunan Gedung dan Halamannya


Adalah cagar budaya yang bersifat pelestarian terhadap bangunan kuno
peninggalan bersejarah yang harus dilestarikan sebagai ciri cagar budaya
setempat yaitu: Candi Mandangin di Kecamatan Sampang dan Sumur
Tujuh Petilasan Pangeran Panji Laras di Kecamatan Sampang
4. Kawasan Rawan Bencana Alam
Kawasan rawan bencana alam terdiri atas 3 daerah: 1) Daerah rawan
gelombang pasang meliputi: Kecamatan Camplong, Kecamatan Sokobanah, dan
Kecamatan Ketapang; 2) Daerah rawan banjir berada di Kecamatan Sampang;
dan Daerah rawan longsor meliputi: Kecamatan Kedungdung, Kecamatan Omben,
Kecamatan Sampang, dan Kecamatan Robatal.
5. Kawasan Lindung Geologi
Kawasan lindung geologi terdiri atas 2 kawasan yaitu: (1). Rawan bencana
alam geologi; dan (2). Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air
tanah. Kawasan rawan bencana alam geologi terdiri atas: a). Kawasan rawan
bencana gerakan tanah meliputi 9 kecamatan: Omben; Kedungdung; Jrengik;
Tambelangan; Ketapang; Sokobanah; Camplong; Karang Penang; dan Robatal. b).
Kawasan rawan bencana abrasi pantai meliputi 5 kecamatan: Camplong;
Sampang; Sokobanah; Ketapang; dan Sreseh.
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah terdiri atas 2
kawasan yaitu: 1). Sempadan mata air meliputi 11 kecamatan: Omben;
Kedungdung; Robatal; Jrengik; Torjun; Karangpenang; Tambelangan; Camplong;
Sampang; Sokobanah; dan Banyuates. 2). Kawasan imbuhan air tanah meliputi 5
kecamatan: Kedungdung; Sampang; Tambelangan; Omben; dan Robatal.
6. Kawasan Lindung Lainnya
a) Kawasan Terumbu Karang
Kawasan perlindungan terumbu karang terdapat hampir di sepanjang
kawasan pesisir di Kabupaten Sampang khususnya di Pulau Mandangin.
Rencana kawasan cagar alam laut sebesar kurang lebih 50 ha. Untuk kawasan
lindung pada terumbu karang diatasnya boleh dimanfaatkan untuk kegiatan
budidaya perairan laut (rumput laut dan mutiara) dan aktivitas wisata
(seperti berenang, snorkelling, diving) selama kegiatan ini tidak menganggu
kelangsungan hidup dari terumbu karang tersebut.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 19


Gambaran Umum Kondisi Daerah

b) Kawasan Koridor Bagi Jenis Satwa Yang dilindungi


Kawasan koridor bagi jenis satwa yang dilindungi di wilayah
Kabupaten Sampang berupa taman wisata alam terdapat di Kecamatan
Banyuates yaitu Kawasan hutan kera Nepa dengan luas yang direncanakan
kurang lebih 1,5 ha.

B. Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia dan sumber daya buatan. Kawasan budidaya terdiri dari: kawasan
peruntukan hutan produksi; Kawasan pertanian; Kawasan perdagangan dan jasa;
Kawasan industri dan Kawasan perkantoran, Kawasan permukiman

Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2018


Gambar 2.7
Peta Rencana Kawasan Budidaya

1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi


Berdasarkan UU No. 41 Tahun 1999 tentang kehutanan menjelaskan
kawasan peruntukan hutan produksi adalah kawasan yang diperuntukkan untuk
kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan.
Kawasan hutan produksi meliputi hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas,
hutan produksi yang dikonversi.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 20


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Wilayah Kabupaten Sampang memiliki kawasan hutan yang tersebar


secara tidak merata pada wilayah kecamatan. Sebagian kawasan hutan ini ada di
bagian pinggiran, dimana diantara kawasan hutan ini masih ada yang
dimanfaatkan sebagai hutan produksi. Jenis hutan yang terdapat di Kabupaten
Sampang didominasi oleh kawasan hutan rakyat yang tersebar merata di 8
kecamatan. Dari hasil sosialisasi ternyata banyak kawasan hutan yang mengalami
penggundulan sehingga dapat membahayakan kawasan di sekitarnya baik berupa
longsor, banjir bandang, dan bencana kekeringan. Kawasan hutan produksi di
Kabupaten Sampang mengacu kepada Peta Penunjukan Kawasan Hutan di
Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan hal tersebut, luasan hutan produksi di
Kabupaten Sampang sebesar 797 hektar. Kecamatan yang terdapat hutan
produksi ini antara lain Kecamatan Banyuates, Jrengik, Kedungdung, Ketapang,
Omben, Sampang, Sokobanah, Tambelangan, dan Torjun.

Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2018


Gambar 2.8
Peta Rencana Kawasan Hutan Produksi

2. Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat


Kawasan peruntukan hutan rakyat adalah kawasan dimana hutan yang
tumbuh di atas tanah yang dibebani hak milik maupun hak lainnya dengan
ketentuan luas minimum 0,25 (nol koma dua puluh lima) hektar, penutupan tajuk
tanaman kayu-kayuan dan tanaman lainnya lebih dari 50% (lima puluh
perseratus). Kawasan peruntukan hutan rakyat tersebar di seluruh kecamatan.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 21


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan hutan rakyat meliputi:


1. Diperbolehkan pendirian bangunan untuk menunjang kegiatan pemanfaatan
hasil hutan; dan 2. Usaha peningkatan kualitas hutan dan lingkungan dengan
pengembangan obyek wisata alam yang berbasis pada pemanfaatan hutan.

3. Kawasan Peruntukan Pertanian


Kawasan pertanian di Kabupaten Sampang diusahakan dalam bentuk
pertanian sawah seluas 20.590 ha dan tanah tegalan seluas 78.514 ha dan
kawasan jenis ini keberadaannya tersebar diseluruh kecamatan di Kabupaten
Sampang. Dari kondisi tersebut diharapkan kawasan ini mampu menciptakan
swasembada pangan terutama melalui program-program yang ada yaitu melalui
ekstensifikasi, intensifikasi, diversifikasi serta rehabilitasi dan tidak menutup
kemungkinan pembukaan lahan-lahan baru yang diperuntukkan bagi pertanian
daerah Kabupaten Sampang.
Data BPS (2018) menunjukkan sebagian besar sawah di Kabupaten
Sampang merupakan sawah dengan menggunakan sistem pengairan tadah hujan,
yaitu seluas 15.580 ha, atau 75,67 persen dari luasan sawah keseluruhan.
Sedangkan sebagian lagi merupakan sawah dengan jenis pengairan irigasi teknis
seluas 3.520 ha, yang beririgasi semi teknis seluas 910 ha, dan yang beririgasi
sederhana sebesar 340 ha.
a) Peruntukan Tanaman Pangan
1) Kawasan Pertanian Lahan Basah
Kawasan pertanian jenis ini di Kabupaten Sampang banyak
dijumpai pada wilayah selatan terutama pada kecamatan Torjun, Omben,
Jrengik dan sebagian kecil di wilayah utara yaitu di Kecamatan Banyuates.
Dengan semakin tingginya perubahan fungsi tanah pertanian menjadi
kawasan terbangun, maka untuk mempertahankan kawasan pertanian
lahan basah khususnya sawah beririgasi teknis dan lahan abadi pertanian
pangan (sawah abadi) ini perlu ditingkatkan intensifikasinya. Untuk
menunjang peningkatan dari nilai manfaat melalui peningkatan pelayanan
irigasi dari setengah teknis menjadi teknis dan sederhana menjadi
setengah teknis. Pengembangan sawah selain padi juga dilakukan
penerapan sistem mina padi, tumpang sari dan sebagainya. Tetapi dengan
adanya fenomena tersebut, pemerintah telah menetapkan peraturan
perundangan yang mengatur tentang pola penggunaan kawasan
pertanian. Dalam kaitan yang lebih komplek, hal tersebut dalam rangka

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 22


Gambaran Umum Kondisi Daerah

mempertahankan swasembada pangan yang terlahir dari adanya tanah


yang cukup untuk tanaman pertanian.
a) Luas lahan yang dibudidayakan untuk pertanian tahun 2018 adalah:
- Sawah irigasi
Sawah irigasi secara keseluruhan pada tahun 2018 memiliki luasan
sebesar 5.031 ha dimana sawah irigasi teknis seluas 4.254 ha, sawah
irigasi setengah teknis sebanyak 681 ha, dan sawah dengan irigasi
sederhana sebesar 96 ha.
- Sawah tadah hujan
Sawah tadah hujan memiliki luas sebesar 12.274 ha, dengan
kecamatan terbanyak di Kecamatan Sampang sebesar 2.658 Ha.
b) Rencana penggunaan tanah untuk persawahan dengan memperhatikan
daya dukung lahan, rencana pengembangan jaringan irigasi dan
proyeksi kebutuhan pangan serta potensi ekonomi.
- Pertanian persawahan irigasi teknis yang nantinya
direkomendasikan menjadi lahan pertanian pangan berkelanjutan
irigasi sebesar 4.714 Ha. Berdasarkan kemampuan daerah juga
ditetapkan untuk kawasan ini menjadi lahan pertanian tanaman
pangan berkelanjutan.
- Proyeksi lahan pertanian hingga tahun 2032 dilakukan dengan
memperhatikan kecenderungan tingkat konsumsi penduduk
terhadap komoditas padi (kebutuhan beras), tingkat produksi padi,
serta kecukupan kebutuhan pangan dengan membandingkan tingkat
produksi dan konsumsi.
2) Kawasan Pertanian Lahan Kering
Tegalan tanah kering merupakan penggunaan tanah yang memiliki
luasan terbesar di Kabupaten Sampang. Keberadaan akan kawasan ini di
Kabupaten Sampang menyebar di seluruh kecamatan terutama pada
daerah yang kurang mendapatkan air dan mengandalkan air hujan (tadah
hujan), dimana untuk peningkatan nilai manfaat dilakukan melalui
penerapan sistem pergiliran, tumpang sari dan sebagainya. Luas lahan ini
di Kabupaten Sampang secara keseluruhan mencapai 58,72 persen dari
luas Kabupaten atau 72.423,74 Ha.
Beberapa bagian tegalan terutama yang terletak pada kawasan
lindung atau diperuntukkan tanaman keras, dapat dialihfungsikan menjadi
kawasan hutan atau perkebunan. Dengan alih fungsi ini maka luas tegalan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 23


Gambaran Umum Kondisi Daerah

diperkirakan akan mengalami penurunan. Direncanakan luas lahan


tegalan ini menjadi kurang lebih 28.731 Ha. Pertanian pangan pada lahan
kering sebesar 28.731 ha ini ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan
berkelanjutan non irigasi.

b) Peruntukan Hortikultura
Peruntukan holtikultura yang ada di Kabupaten Sampang antara lain
berupa kawasan yang ditanami jenis sayuran. Pengembangan kawasan
hortikultura dilakukan dengan cara:
- Pengembangan sistem agropolitan dan pengembangan kawasan perdesaan
khususnya pada pusat sentra produksi, diarahkan di Kecamatan Banyuates
dan Kecamatan Tambelangan
- Pengembangan sektor pertanian untuk kegiatan agribisnis, agrowisata dan
industri pengolahan hasil pertanian menjadi makanan dan sejenisnya
- Pengembangan komoditas unggulan.

Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2018


Gambar 2.9
Peta Rencana Kawasan Pertanian

c) Kawasan Peruntukan Perkebunan


Pengembangan tanaman perkebunan di Kabupaten Sampang dituntut
untuk tetap memperhatikan keseimbangan aspek ekonomi, ekologi dan sosial
yang merupakan indikator pengelolaan sumber daya perkebunan dan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 24


Gambaran Umum Kondisi Daerah

kehutanan yang lestari. Jenis komoditi perkebunan yang cukup potensial dan
merupakan tanaman unggulan di Kabupaten Sampang antara lain adalah
jambu mete, kelapa, cabe jamu dan tembakau. Wilayah yang menghasilkan
perkebunan ini umumnya merupakan kawasan yang memiliki kondisi
topografi perbukitan dan sebagian kecil pada daerah dataran rendah dengan
jenis tanaman yang ditanam adalah termasuk jenis tanaman keras.
Di Kabupaten Sampang perkebunan banyak terdapat di Kecamatan
Banyuates, Kecamatan Sokobanah, Kecamatan Ketapang, Kecamatan Robatal.
Tambelangan dan kecamatan Jrengik, pemanfaatan dilakukan dengan
peningkatan produktivitas dan perlindungan kawasan. Berdasarkan
komoditasnya, pengembangan perkebunan dapat dibagi dalam dua kelompok
yakni perkebunan tanaman tahunan seperti: kelapa, dan perkebunan tanaman
semusim antara lain berupa: jambu mente, tembakau dsb. Adapun luas
kawasan perkebunan di Kabupaten Sampang adalah 20.059 ha atau 31,53
persen dari luas Kabupaten Sampang.
Berbagai cara dalam pemanfaatan dan pengelolaan perkebunan
antara lain adalah:
- Pengembangan fasilitas sentra produksi dan pemasaran pada pusat
kegiatan ekonomi di Banyuates-Ketapang-Tambelangan
- Pengembangan perkebunan, misalnya merehabilitasi tanaman perkebunan
yang rusak atau pada area yang telah mengalami kerusakan yaitu
mengembalikan fungsi perkebunan yang telah berubah menjadi
peruntukan lainnya, khususnya yang telah berubah menjadi area pertanian
tanaman pangan;
- Pengembangan kawasan yang berpotensi untuk tanaman perkebunan
sesuai dengan rencana, seperti jambu mente, cabe jamu, dan tembakau;
- Pengembangan kawasan potensi untuk pertanian pangan lahan kering;
- Pengembangan pasar produksi perkebunan; serta
- Pengolahan hasil perkebunan terutama dengan membentuk keterikatan
antar produk.
Untuk rencana perkebunan yaitu pemantapan lahan untuk
perkebunan seluas kurang lebih 20.059 ha dengan komoditi unggulannya:
- Budidaya kelapa tersebar di seluruh kecamatan
- Budidaya tembakau meliputi Kecamatan Sreseh, Torjun, Sampang,
Camplong, Omben, Kedungdung, Jengik, Sokobanah, Karangpenang,
Robatal dan Kecamatan Pangerengan.
- Budidaya jambu mete tersebar di seluruh kecamatan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 25


Gambaran Umum Kondisi Daerah

- Budidaya kapuk randu tersebar di seluruh kecamatan


- Budidaya siwalan meliputi Kecamatan Sampang, Omben, Kedungdung,
Tambelangan, Banyuates, Robatal, Ketapang dan Kecamatan
Karangpenang.
- Budidaya cabe jamu meliputi Tambelangan, Banyuates, Robatal, Ketapang,
Sokobanah dan Kecamatan Karangpenang.
- Budidaya asam jawa tersebar di seluruh kecamatan
- Budidaya wijen tersebar di seluruh kecamatan
- Budidaya serat nanas meliputi Kecamatan Omben, Kedungdung,
Tambelangan, Banyuates, Robatal, Ketapang, Sokobanah dan
Karangpenang.
- Budidaya pandan meliputi Kecamatan Tambelangan dan Kecamatan
Banyuates
- Budidaya lada berada di Kecamatan Tambelangan;
- Budidaya temulawak tersebar di seluruh kecamatan;
- Budidaya kunyit tersebar di seluruh kecamatan;
- Budidaya lengkuas tersebar di seluruh kecamatan;
- Budidaya lempuyang tersebar di seluruh kecamatan;
- Budidaya tebu tersebar di seluruh kecamatan; dan
- Budidaya temu ireng tersebar di seluruh kecamatan.

Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2018


Gambar 2.10
Peta Rencana Kawasan Perkebunan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 26


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Berikut adalah tabel ketersedian lahan menurut Rencana Tata Ruang


Wilayah Kabupaten Sampang.

Tabel 2.12
Ketersediaan Lahan Menurut RTRW Kabupaten Sampang
Rencana Lahan Efektif
No Kecamatan
Permukiman (60 persen)
1 Sampang 791,765 475,06
2 Camplong 357,807 214,68
3 Torjun 241,590 144,95
4 Omben 268,053 160,83
5 Kedungdung 153,617 92,17
6 Jrengik 287,407 172,44
7 Sreseh 319,781 191,87
8 Tambelangan 134,379 80,63
9 Robatal 347,540 208,52
10 Ketapang 277,978 166,79
11 Banyuates 202,864 121,72
12 Sokobanah 484,798 290,88
13 Pangarengan 300,733 180,44
14 Karang Penang 151,611 90,97
TOTAL 4.319,923 2.591,95
Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2018

d) Kawasan Peternakan
Sektor Peternakan di Kabupaten Sampang komoditas yang paling
menonjol adalah ternak sapi potong, diikuti oleh ternak kambing dan ternak
ayam. Pendekatan yang diterapkan dalam rangka meningkatkan kualitas
peternakan adalah dengan teknis terpadu dengan kebijakan pengembangan
populasi ternak, produksi ternak dan pelayanan.
Beberapa kecamatan yang memiliki potensi pengembangan
peternakan di Kabupaten Sampang, baik ternak besar maupun ternak kecil,
diantaranya adalah:
- Kecamatan Ketapang : sapi
- Kecamatan Sampang : kambing dan domba
- Kecamatan Robatal : sapi
Selain ternak besar diatas, masing-masing kecamatan juga memiliki
potensi pengembangan ternak kecil, yakni: ayam buras/kampung, ayam ras,
kambing, domba, kelinci dan sebagainya terdistribusi secara merata.
Bagi pemenuhan kebutuhan internal Kabupaten Sampang dan ekspor,
maka pengembangan kegiatan peternakan yang ada saat ini dapat
dipertahankan. Kebutuhan pengembangan ke depan yang dapat diatur
pemanfaatan lahan atau kawasannya diatur sebagai berikut:

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 27


Gambaran Umum Kondisi Daerah

- Pengembangan ternak unggas yang berpusat di Kecamatan Sampang.


Wilayah pengembangan sentra produksinya meliputi pada sentra-sentra
produksi unggas di Kabupaten Sampang
- Pengembangan Hewan ternak berupa sapi yang berpusat di Kecamatan
Ketapang dan Kedungdung. Wilayah pengembangan sentra produksinya
meliputi pada sentra-sentra produksi ternak hewan di Kabupaten Sampang

Sedangkan arahan lokasi pengembangna peternakan di Kabupaten


Sampang antara lain:
- Pengembangan ternak unggas berada di Kecamatan Sampang
- Pengembangan hewan ternak berupa sapi meliputi Kecamatan Jrengi, Banyuates,
Ketapang dan Kecamatan Kedungdung.

4. Kawasan Perikanan
Sektor Kelautan dan Perikanan merupakan produksi penghasil protein
tinggi di Kabupaten Sampang dan yang paling menonjol adalah perikanan laut.
Hasil tangkapan ikan laut terbesar adalah Kecamatan Ketapang dan Banyuates
untuk bagian utara, sedangkan untuk bagian selatan adalah Kecamatan Sreseh,
Camplong dan Sampang. Peningkatan perekonomian Kabupaten Sampang bidang
perikanan dikembangkan melalui perikanan laut atau tangkap di wilayah pantai
di Kecamatan Sreseh dan Camplong melalui penyediaan sarana dan prasarana
pendukung penangkapan, TPI dan gudang, pelabuhan penunjang bongkar muat
barang ikan serta sandar perahu.
Sektor perikanan yang ada di Kabupaten Sampang dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu perikanan darat dan perikanan laut:
- Perikanan darat antara lain adalah: Usaha budidaya ikan berupa ikan kolam,
karamba dan kolam pembenihan ikan (KPI) yang terdapat di Kecamatan
Pengarengan.
- Perikanan laut, terdapat di Kecamatan Sampang, Camplong, Sreseh,
Pengarengan, Ketapang, Banyuates dan Sokobanah antara lain adalah: usaha
penangkapan ikan di laut, usaha penangkapan ikan dan restocking di perairan
umum, usaha perikanan di bidang pasca panen yaitu pengolahan ikan

5. Kawasan Peruntukan Pertambangan


Kabupaten Sampang memiliki sumber daya potensial yang berupa mineral
batuan yang merupakan salah satu penunjang pembangunan perekonomian di
Kabupaten Sampang. Adapun jenis galian yang dikembangkan di Kabupaten

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 28


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Sampang adalah pertambangan mineral, diantaranya adalah Batu gamping,


Dolomit, Fosfat, Lempung, Pasir Kuarsa, Batu Pasir dan Kalsit. Selain itu juga
terdapat potensi minyak dan gas bumi di wilayah Kecamatan Kedungdung,
Sreseh dan Camplong. Kawasan peruntukan pertambangan terdiri atas:
- kawasan pertambangan mineral
- kawasan pertambangan migas

Kawasan pertambangan mineral terdiri atas:


 Pertambangan mineral batuan/non logam
 pertambangan batu gamping meliputi Kecamatan Jrengik, Torjun,
Sampang, Kedungdung, Omben, Banyuates, Sokobanah, Ketapang dan
Kecamatan Camplong.
 pertambangan batu putih meliputi Kecamatan Sampang, Ketapang,
Robatal, Sokobanah, dan Kecamatan Camplong.
 pertambangan phospat meliputi Kecamatan Jrengik, Torjun, Sampang,
Kedungdung, Omben, Sokobanah, Ketapang dan Kecamatan Camplong.
 pertambangan kalsit meliputi Kecamatan Sampang, Kedungdung, Omben
dan Kecamatan Jrengik.
 pertambangan kuarsa meliputi Kecamatan Sokobanah, Jrengik dan
Kecamatan Tambelangan.
 pertambangan sirtu meliputi Kecamatan Banyuates, Jrengik, Torjun,
Sampang, Kedungdung, Ketapang dan Kecamatan Camplong.
 pertambangan tanah liat meliputi Kecamatan Omben, Karangpenang dan
Kecamatan Robatal

Kawasan pertambangan migas meliputi:


 Potensi migas meliputi:
 potensi migas lepas pantai meliputi Kecamatan Camplong, Sampang,
Pengarengan, Sokobanah, Banyuates, Ketapang dan Kecamatan Sreseh
 potensi migas daratan tersebar di seluruh Kecamatan.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 29


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2018


Gambar 2.11
Peta Rencana Kawasan Pertambangan

6. Kawasan Peruntukan Industri


Dasar hukum yang digunakan dalam merencanakan kawasan peruntukan
industri ini aadalah Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2009 dan Keppres No.
41 Tahun 1996 tentang kawasan industri. Kawasan industri adalah kawasan
tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana dan
sarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan
industri yang telah memilki izin usaha kawasan industri.
Pengembangan kawasan industri di Kabupaten Sampang didasarkan pada
potensi sumber daya alam yang ada. Berdasarkan hasil analisa ekonomi,
Kabupaten Sampang mempunyai potensi yang besar di sektor pertanian tanaman
pangan, peternakan, perkebunan dan perikanan. Saat ini lahan industri yang ada
pada umumnya menyatu dengan kawasan permukiman yang lebih diorientasikan
pada sektor perikanan dan berkembang di sekitar kawasan pesisir. Adanya
potensi pengembangan pelabuhan peti kemas di wilayah Tanjungbumi
Kabupaten Bangkalan, dan pengembangan infrastruktur jalan di bagian wilayah
utara dan selatan Kabupaten Sampang diharapkan dapat meningkatkan
aksesbilitas di wilayah ini. Dengan kondisi tersebut, Kabupaten Sampang perlu
adanya kawasan industri yang mengolah hasil sumber daya alam yang dihasilkan.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 30


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Kabupaten Sampang memiliki beragam jenis industri yang memiliki


peranan penting dalam mendukung perekonomian wilayah kabupaten. Jenis
industri yang ada di Kabupaten Sampang antara lain: Industri genteng di
Kecamatan Karang Penang, Industri logam (pagar besi) di Kecamatan Sampang,
industri petis ikan di Kecamatan Camplong dan Kecamatan Sampang, industri
kerajinan aksesoris kerang-kerangan di Kecamatan Camplong, industri ranjang
palek di Kecamatan Sampang, industri batik tulis di Kecamatan Sampang dan
Kecamatan Jrengik, industri garam rakyat di Kecamatan Sampang, Kecamatan
Camplong, Kecamatan Torjun, Kecamatan Pengarengan, Kecamatan Jrengik dan
Kecamatan Sreseh.
Kawasan industri yang direncanakan di Kabupaten Sampang tepatnya di
Kecamatan Banyuates berbentuk industrial estate, dengan mengolah hasil
sumber daya alam yang ada. Luas kawasan industri direncanakan sekitar 250
Hektar dimana pengembangannya dilakukan secara bertahap.

Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2018


Gambar 2.12
Peta Rencana Kawasan Peruntukan Industri

7. Kawasan Peruntukan Pariwisata


Ditinjau dari karakteristik dan potensi daya tarik wisatanya, pola
pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Sampang dapat dikelompokkan
kedalam 2 kawasan parawisata yaitu alam dan budaya. Lokasi daya tarik wisata

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 31


Gambaran Umum Kondisi Daerah

yang ada di Kabupaten Sampang letaknya cenderung menyebar, sehingga agar


memudahkan wisatawan di dalam melaksanakan aktivitas wisata perlu adanya
suatu arahan jalur wisata. Berdasarkan hasil observasi di lapangan, dapat
diketahui beberapa permasalahan dalam kaitannya dengan jalur wisata, yaitu:
1. Belum adanya pola perjalanan wisata yang ada di Kabupaten Sampang, hal ini
terjadi karena sebagian besar objek wisata yang ada di Kabupaten Sampang
masih belum dikembangkan secara optimal, perkembangan sektor
pariwisata cenderung apa adanya.
2. Belum adanya paket-paket wisata yang di tawarkan pada wisatawan.
3. Belum adanya program pengembangan sektor yang ada di Kabuparten
Sampang secara keseluruhan. Hal ini terbukti dengan keberadaan objek-
objek wisata yang masih belum banyak dikelola secara profesional.
Pengembangan sektor wisata di Kabupaten Sampang cukup menjanjikan.
Hal ini terlihat dari potensi keunikan dan keindahaan obyek wisata dan budaya
yang dimiliki cukup banyak. Obyek wisata tersebut meliputi:
a. Pantai Wisata Camplong
Kawasan wisata alam ini terletak di Desa Dharma Camplong, Kec. Camplong,
dengan jarak ± 9 km dari pusat kota. Untuk mencapai kawasan ini sangat
mudah karena dilalui jalur arteri lintas kota pulau madura Bangkalan-
Sampang-Pamekasan-Sumenep dengan kondisi jalan sangat baik. Kondisi
Wisata Pantai Camplong didukung dengan tempat penginapan berupa hotel
resort bintang satu, restoran, kios makanan tradisional, pasar wisata, tempat
parkir yang memadai, fasilitas tempat ibadah, taman bermain, MCK, gardu
pandang, dan keamanan yang terjamin.
b. Wisata Goa Macan
Gua macan terletak di Desa Bira Temor Kecamatan Sokobanah Kabupaten
Sampang. Objek wisata ini merupakan objek wisata alam yang baru
ditemukan atas dasar infromasi dari penduduk Desa Bira Temor Kecamatan
Sokobanah. Letak Gua macan ± 5 km dari Kantor Kecamatan Sokobanah ke
arah timur. Pada Gua Macan di bagian depan dihiasai stalaktit dan stalakmit,
sehingga menyerupai mulut Macan yang sedang menganga. Stalaktit dan
stalakmit juga terdapat dibagian dalam gua. Di dalam gua juga terdapat suara
tetesan air menyerupai alunan musik yang berasal dari tetesan air dari atap
gua. Pada musim kemarau air ini dimanfaatkan oleh penduduk untuk
menyiram tanaman Cabe Jamu.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 32


Gambaran Umum Kondisi Daerah

c. Wisata Goa Kelelawar


Goa Kelelawar terletak di Desa Bira Timur (sebelah timur Gua Macan)
Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang. Objek wisata ini merupakan
objek wisata alam yang baru ditemukan atas dasar infromasi dari penduduk
Desa Bira Timur Kecamatan Sokobanah. Letak Gua macan ± 5,2 km dari
Kantor Kecamatan Sokobanah ke arah timur. Pada Gua Kelelawar di bagian
dalam dihiasai stalakmit. Suhu di dalam gua sangat sejuk, sehingga oleh
Kelelawar dijadikan sarang yang jumlahnya ribuan, dengan banyaknya
kelelawar yang keluar masuk dari gua tersebut oleh penduduk sekitar
dinamakan Gua Kelelawar.
d. Wisata Air Terjun Toroan
Wisata Air Terjun Toroan merupakan destinasi wisata yang terletak di pesisir
utara Kabupaten Sampang, terletak di Desa Ketapang Daya, Kec. Ketapang,
dengan jarak ±43 km dari pusat kota ke arah utara dengan akses jalan menuju
lokasi di jalur transportasi umum Sampang–Ketapang–Sokobanah. Air Terjun
Toroan yang merupakan satu-satunya air terjun di Kabupaten Sampang dan
di Pulau Madura. Sumber mata Air Terjun Toroan berasal dari sungai Sumber
Payung yang berada di Kecamatan Ketapang Timur, dengan posisi tinggi
mencapai ± 20 m dari permukaan air laut dan letak jatuh air terjun yang
langsung bermuara ke laut lepas pantai utara merupakan pesona tersendiri
dari air terjun ini.
e. Wisata Hutan Kera Nepa
Hutan Kera Nepa juga merupakan destinasi wisata yang terletak di pesisir
utara Kabupaten Sampang, terletak di Desa Nepa, Kec. Banyuates dari pusat
kota ke arah utara jurusan Sampang-Ketapang-Banyuates dapat ditempuh
dengan kendaraan roda empat sejauh ±50 km dan dilanjutkan dengan
kendaraan bermotor sejauh 1 km untuk masuk ke hutan karena kondisi jalan
masuk yang masih sempit. Merupakan suatu keindahan tersendiri yang
ditawarkan kawasan objek wisata Hutan Kera Nepa, wisatawan akan
dituntun untuk melihat pemandangan alam sekitar pantai dan lautan lepas,
melihat matahari terbit (sunrise), menyusuri sungai dan hutan cagar alam
seluas 1 ha dengan perahu nelayan untuk melihat pemandangan hutan
mangrove dan melihat satwa kera pada habitatnya.
f. Pantai Lon Malang
Pantai Lon Malang merupakan destinasi baru yang juga terletak di pesisir
utara Kabupaten Sampang, tepatnya di Desa Bira Tengah, Kec. Sokobanah,

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 33


Gambaran Umum Kondisi Daerah

dari pusat kota ke arah utara jurusan Sampang-Ketapang-Sokobanah, dapat


ditempuh dengan kendaraan roda empat sejauh ±52 km. Di pantai ini
pengunjung bisa bermain All Terrain Vehicle (ATV), menikmati beberapa spot
area swafoto, ataupun sekedar menikmati pemandangan berlatar puluhan
pohon cemara udang yang indah.

Selain beberapa obyek wisata alam di atas, terdapat puluhan obyek


potensi yang menjadi daya tarik wisata di Kabupaten Sampang sebagaimana
ditunjukkan gambar di bawah. Sebagian besar obyek daya tarik wisata yang
ada belum dikelola secara baik. Artinya, dalam waktu mendatang diperlukan
perhatian serius dalam pembangunan kepariwisataan yang meliputi 4
(empat) aspek, yaitu: destinasi pariwisata, industri pariwisata, pemasaran
pariwisata dan kelembagaan kepariwisataan.

Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2019


Gambar 2.13
Peta Persebaran Daya Tarik Wisata Alam

8. Kawasan Peruntukan Permukiman


Berdasarkan Undang-undang No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman, perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari
permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan
prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang
layak huni. Adapun kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 34


Gambaran Umum Kondisi Daerah

di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan,


yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan
tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
Kawasan permukiman pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kelompok
yakni permukiman perdesaan dan perkotaan. Rencana pengembangan kawasan
permukiman di Kabupaten Sampang secara keseluruhan kurang lebih 22.407 ha
atau kurang lebih 17 persen dari wilayah Kabupaten Sampang.

Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2018


Gambar 2.14
Peta Rencana Kawasan Permukiman

Secara umum kawasan permukiman di Kabupaten Sampang, berdasarkan


penyediaan wilayah permukimannya dapat dibedakan menjadi:
1. Kawasan permukiman yang dibangun oleh pengembang (developer)
2. Kawasan permukiman yang dibangun secara mandiri oleh masyarakat.
Kawasan ini umumnya berupa kampung, serta permukiman formal yang
cenderung memiliki kapling lebih luas serta kawasan permukiman pedesaan
3. Kawasan permukiman yang diperkirakan akan tumbuh sebagai akibat adanya
perkembangan wilayah, sentra ekonomi, industri dan infrastruktur,
diantaranya:

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 35


Gambaran Umum Kondisi Daerah

- Kawasan permukiman yang timbul karena pertumbuhan dan


perkembangan kota, seperti Kota Sampang, Ketapang, Camplong
- Kawasan permukiman yang timbul karena pengembangan Jalan lintas
utara dan selatan yang melintasi Kecamatan Banyuates, Ketapang,
Sokobanah (lintas utara), Sreseh, Pengarengan, Torjun, Sampang,
Camplong (Lintas Selatan)
- Kawasan permukiman yang timbul karena pembangunan kawasan
industri di Kecamatan Banyuates
- Kawasan permukiman yang timbul karena pembangunan pelabuhan
regional di Kecamatan Camplong.

9. Kawasan Peruntukan Lainnya


Kawasan peruntukan lainnya terdiri atas:
1. Kawasan andalan: a). Kawasan andalan Ketapang dan sekitarnya dengan
sektor unggulan pertanian, perikanan, perkebunan, industri dan pariwisata;
b). kawasan andalan Banyuates dan sekitarnya dengan sektor unggulan
pertambangan, pertanian, peternakan, dan perkebunan; dan c). kawasan
andalan Sampang dan sekitarnya dengan sektor unggulan perikanan,
pariwisata, industri dan pertanian.
2. Kawasan perdagangan dan jasa terdiri atas a). pengembangan pasar grosir
skala kabupaten berada di Kota Sampang; b). pengembangan pasar agribisnis
berada di Kecamatan Banyuates; dan c). pengembangan pasar skala
kecamatan di tiap kecamatan; dan penyediaan lahan untuk sektor informal di
perkotaan.
3. Kawasan pengendalian ketat terdiri dari kawasan industri berada di
Kecamatan Banyuates; wilayah aliran sungai, sumber air dan stren kali; area
pelabuhan; sekitar jalan arteri primer; jaringan SUTET; dan kawasan rawan
bencana.
4. Kawasan pesisir dan pulau kecil berupa wilayah hingga batas kewenangan
perairan pesisir Kabupaten meliputi: a). wilayah pesisir utara meliputi:
Kecamatan Banyuates; Kecamatan Ketapang; dan Kecamatan Sokobanah.
b).Wilayah pesisir selatan meliputi: Kecamatan Camplong; Kecamatan
Sampang; Kecamatan Pengarengan; dan Kecamatan Sreseh. c).Pulau
Mandangin.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 36


Gambaran Umum Kondisi Daerah

5. Kawasan pertahanan dan keamanan meliputi: Komando Distrik Militer


(Kodim) berada di Kecamatan Sampang; dan Komando Rayon Militer
(Koramil) berada di tiap kecamatan.

2.1.3 Wilayah Rawan Bencana


Beberapa wilayah di Kabupaten Sampang memiliki karakteristik alam yang
rawan bencana. Berdasarkan Undang-undang No. 24 Tahun 2007 tentang
penanggulangan bencana menjelaskan bahwa bencana alam adalah peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam yang meliputi bencana gunung meletus,
banjir, tanah longsor, gempa bumi, dan tsunami yang berakibat timbulnya korban jiwa,
harta, benda, kerusakan sarana dan prasarana lingkungan hidup serta fasilitas umum.
Kawasan rawan bencana merupakan kawasan yang diindikasikan sebagai kawasan yang
sering terjadi bencana, baik bencana letusan gunung, banjir dan gelombang tsunami
sehingga dapat berakibat rusaknya lingkungan. Untuk Kabupaten Sampang kawasan
rawan bencana yaitu daerah rawan longsor, lahan kritis, abrasi pantai dan banjir.

Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2018


Gambar 2.15
Peta Rawan Bencana dan Jalur Evakuasi

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 37


Gambaran Umum Kondisi Daerah

A. Tanah Longsor dan Lahan Kritis


Daerah yang rawan terhadap longsor di Kabupaten Sampang meliputi
wilayah perbukitan dengan prosentase terbesar terdapat pada daerah
perbukitan karena memiliki kelerengan yang lebih tinggi dan sangat rentan
terhadap longsor khususnya disekitar wilayah tengah Kabupaten Sampang.
Sedangkan lahan kritis di Kabupaten Sampang meliputi lahan–lahan kering
yang tersebar di seluruh Kabupaten Sampang. Lahan-lahan kritis tersebut
merupakan areal yang tengah mengalami erosi. Penanganan lahan kritis ini
tersebar di sepanjang DAS di Kabupaten Sampang. DAS tersebut antara lain
DAS Nodung yang berada di Kecamatan Banyuates, Ketapang dan Sokobanah,
DAS Kamoning yang berada di Kecamatan Robatal, Omben, Kedungdung,
Sampang, dan Camplong, DAS Semajid yang berada di sebagian Kecamatan
Robatal, Sokobanah, Omben, Camplong dan DAS Blega yang terdapat di
Kecamatan Tambelangan, Jrengik, Torjun, Kedungdung, Sreseh. Namun, ada
beberapa prioritas penanganan erosi tersebut antara lain yang ada di
Kecamatan Sampang, Omben, Kedungdung dan Robatal.

Tabel 2.13
Luasan Erosi Tanah Yang Mendapat Prioritas Penanganan di Kabupaten Sampang
Luasan tidak ada Luasan ada
No Kecamatan Jumlah (ha)
erosi (ha) erosi (ha)
1 Sampang 6.567 680 7.247
2 Omben 3.891 5.975 9.866
3 Kedungdung 5.233 6.995 12.228
4 Robatal 144 16.910 17.054
Jumlah 15.835 30.560 46.395
Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2018

B. Abrasi
Abrasi atau erosi pantai adalah pengikisan pantai. Penyebab abrasi
pantai bisa berupa alami, karena manusia, atau pun keduanya. Pembangunan
pelabuhan, reklamasi pantai (untuk permukiman, pelabuhan udara, dan
industri), serta penambangan pasir laut memiliki andil tinggi dalam
pengikisan pantai. Secara alami, penyebab utama abrasi adalah gerakan
gelombang pada pantai terbuka. Disamping itu, karena keterkaitan
ekosistem, maka perubahan hidrologis dan oseanografis juga dapat
mengakibatkan erosi kawasan pantai. Erosi pantai tergantung pada kondisi
angkutan sedimaen pada lokasi tersebut yang dipengaruhi: angin, gelombang,
arus, pasang surut, sedimen, dan kejadian lainnya.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 38


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Di wilayah pesisir selatan Kabupaten Sampang yang mengalami abrasi


adalah di wilayah Kecamatan Camplong. Adanya abrasi ini disebabkan karena
rusaknya dan berkurangnya hutan mangrove yang menjadi barrier dari
abrasi ini. Untuk meminimalisir adanya abrasi ini maka rehabilitasi dan
reboisasi hutan mangrove sangat diperlukan. Sedangkan untuk wilayah
pesisir utara, lebih rentan terhadap abrasi yang disebabkan oleh gelombang
laut yang lebih besar dan tidak adanya mangrove di wilayah pesisir utara.
Tidak adanya mangrove ini karena kondisi pesisir wilayah utara merupakan
pantai berkarang sehingga sulit untuk ditumbuhi mangrove.
C. Banjir
Banjir disebabkan oleh keadaan alam dan ulah campur tangan
manusia. Keadaan alam yang dimaksud adalah kondisi dataran yang cukup
landai dan dilalui oleh sunga-sungai sehingga ketika air laut pasang, sebagian
daratan itu berada di bawah permukaan air laut. Disamping itu, banjir juga
bisa terjadi karena curah hujan tinggi. Fenomena kenaikan paras muka air
laut (sea level rise) juga menjadi penyebab meningkatnya frekuensi dan
intensitas banjir.
Banjir yang terjadi di Kabupaten Sampang biasa melanda daerah
perkotaan Kecamatan Sampang dan sekitarnya. Bencana banjir tersebut
secara naturaldisebabkan oleh elevasi daerah Kecamatan Sampang yang
berada di dataran rendah. Adanya intrusi air laut dan kiriman air yang berasal
dari daerah hulu di sebelah utara mengakibatkan air sungai Kali Kemuning
yang melintasi Kecamatan Sampang meluap. Jika intensitas hujan cukup
tinggi dan bersamaan dengan air pasang besar, volume banjir akan besar dan
bisa memerendam 7 (tujuh) desa dan 6 (enam) kelurahan.

2.1.4 Kondisi Demografi


Penduduk memiliki peran sentral dalam keberhasilan pembangunan daerah.
Namun demikian, keberadaan penduduk juga dapat menjadi beban dalam pembangunan.
Peran penduduk yang begitu strategis harus diberdayakan agar dapat menjadi modal
pembangunan. Bila penduduk memiliki kualitas diri yang tinggi (memiliki pendidikan
tinggi atau keterampilan) maka dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi. Sebaliknya
bila kualitas penduduk rendah akan membebani atau menghambat perkembangan suatu
daerah. Kondisi demografis penduduk Kabupaten Sampang dapat diuraikan kedalam tiga
bagian utama yaitu jumlah dan kepadatan penduduk; rasio jenis kelamin; dan komposisi
penduduk berdasarkan tingkat pendidikan.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 39


Gambaran Umum Kondisi Daerah

a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk


Jumlah penduduk Kabupaten Sampang mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Sampai dengan tahun 2018, jumlah penduduk Kabupaten Sampang
sebanyak 856.414 orang. Persebaran penduduk terbanyak berada di Kecamatan
Sampang diikuti oleh Kedungdung, Omben, dan Camplong. Sedangkan kecamatan
dengan jumlah penduduk terendah yaitu Pangarengan diikuti oleh kecamatan Sreseh,
Jrengkik dan Torjun dengan jumlah penduduk di bawah empat puluh ribu.

856.414
847.707

831.463 834.110
Jiwa

2015 2016 2017 2018

Sumber: Dispendukcapil Kabupaten Sampang, 2019


Gambar 2. 16
Jumlah Penduduk Kabupaten Sampang Tahun 2015-2018

856.414
1691,52
900000,0 1800
1600
750000,0
1400
1097,6
600000,0 1200
865,84 819,31 1000
450000,0 662,35
662,69 609… 594,17 694,41
527,53 588,99 800
547,86
118.423

521,62 499,59
300000,0 450,49 600
81.522
77.078
76.755

74.437
70.557

69.027
63.911
49.083
47.462
38.270

34.088
32.413

23.388

400
150000,0
200
- 0

Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk

Sumber: Dispendukcapil Kabupaten Sampang, 2019 (Data Konsolidasi Bersih)


Gambar 2.17
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Sampang per Kecamatan Tahun 2018

Jumlah penduduk Kabupaten Sampang tersebar relatif merata di 14


kecamatan. Dengan luas wilayah ± 1.233,30 km², maka tingkat kepadatan penduduk
Kabupaten Sampang pada tahun 2018 adalah 694,41 jiwa/km². Pada level kecamatan,
Kecamatan Sampang memiliki kepadatan penduduk tertinggi yaitu sebesar 1.691,52
jiwa/km2 diikuti oleh Kecamatan Camplong, Torjun dan Karang Penang dengan
kepadatan penduduk diatas 800 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan Sreseh memiliki
tingkat kepadatan penduduk terendah yaitu sebesar 450,49 jiwa/km2. Secara spasial
distribusi penduduk Kabupaten Sampang ditunjukkan sebagaimana gambar berikut:

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 40


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2019


Gambar 2.18
Distribusi Penduduk Kabupaten Sampang Tahun 2018

b. Komposisi penduduk berdasarkan Umur dan Rasio Jenis Kelamin


Komposisi penduduk di Kabupaten Sampang di dominasi oleh penduduk
usia produktif. Persentase penduduk usia produktif pada rentang usia 15–64
diperkiran lebih dari 60 persen dari total penduduk. Jumlah usia produktif
berdasarkan jenis kelamin menunjukan bahwa persentase penduduk produktif
perempuan lebih besar dibandingkan laki-laki yaitu masing masing sebesar 67.15 dan
65.72 persen. Kondisi tersebut merupakan sebuah modal penting dalam upaya
menggerakan roda pembangunan.

Sumber: Sensus penduduk 2010 (BPS Sampang, 2018)


Gambar 2.19
Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 41


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Tabel 2.14
Persentase Penduduk menurut Karakteristik dan Kelompok Umur Tahun 2018
Kelompok Umur Jumlah
Karakteristik 0-14 15-64 65+
Jenis Kelamin
- Laki-laki 29.34 65.72 4.94 100
- Perempuan 26.51 67.15 6.35 100
Kelompok Pengeluaran
- 40 Persen Terbawah 26.46 67.94 5.60 100
- 40 Persen Tengah 23.73 74.12 2.14 100
- 20 Persen Teratas 27.89 66.45 5.66 100
Sampang 29.34 65.72 4.94 100
Sumber: Statistik kesejahteraan Sampang (BPS Kabupaten Sampang, 2018)

Rasio jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki di Kabupaten Sampang


lebih besar dibandingkan dengan penduduk berjenis kelamin perempuan. Hal
ini ditunjukkan dengan sex ratio Kabupaten Sampang tahun 2018 adalah sebesar
100,45 persen. Artinya, perbandingkan jumlah penduduk laki-laki dibandingkan
dengan jumlah penduduk perempuan 100,45: 100. Maka bisa dikatakan bahwa dalam
setiap 100 penduduk berjenis kelamin perempuan terdapat 101 penduduk berjenis
kelamin laki-laki.
Tabel 2.15
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2018

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Sex Ratio


1 Sreseh 16.185 16.228 99,74
2 Torjun 19.178 19.092 100,45
3 Sampang 59.119 59.304 99,69
4 Camplong 38.596 38.159 101,15
5 Omben 38.594 38.484 100,29
6 Kedungdung 40.849 40.673 100,43
7 Jrengik 17.288 16.800 102,90
8 Tambelangan 24.067 23.395 102,87
9 Banyuates 35.169 35.388 99,38
10 Robatal 24.844 24.239 102,50
11 Sokobanah 32.074 31.837 100,74
12 Ketapang 36.977 37.460 98,71
13 Pangarengan 11.718 11.670 100,41
14 Karangpenang 34.505 34.522 99,95
Jumlah 429.163 427.251 100.45
Sumber: Dispendukcapil Kabupaten Sampang, 2019

Sebagian besar kecamatan memiliki rasio jenis kelamin laki-laki lebih


besar dibandingkan perempuan. Daerah Kecamatan Jrengik memiliki rasio jumlah
laki-laki terhadap perempuan lebih banyak dibandingkan daerah lainnya dengan sex
rasio sebesar 102,90, artinya setiap 100 penduduk berjenis kelamin perempuan
terdapat 103 penduduk berjenis kelamin laki-laki. Sebaliknya, di Kecamatan Ketapang
memiliki rasio jenis kelamin yang rendah sebesar 98,71. Hal ini menunjukan bahwa
setiap 100 penduduk berjenis kelamin perempuan terdapat 99 penduduk berjenis
kelamin laki-laki.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 42


Gambaran Umum Kondisi Daerah

c. Komposisi Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan


Tingkat pendidikan dapat menjadi salah satu indikator kualitas sumber
daya manusia. Sumber daya manusia yang unggul dengan tingkat pendidikan yang
tinggi dapt menjadi modal berharga bagi kemajuan perekonomian Pada tahun 2018
tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Sampang masih sangat rendah. Penduduk
dengan tingkat pendidikan yang memenuhi standar minimal wajib belajar 9 tahun
hanya di bawah 15 persen. Sedangkan sisanya di bawah tamatan sekolah dasar.
Dilihat dari jenis kelamin, penduduk perempuan memiliki tingkat pendidikan yang
lebih rendah dibandingkan laki-laki.

Tabel 2.16
Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan Kabupaten Sampang Tahun 2018

No. Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah Persen

1 Tidak/Belum sekolah 120.468 127.057 247.525 28,90


2 Belum Tamat SD/sederajat 109.455 119.733 229.188 26,76
3 Tamat SD/Sederajat 133.577 132.587 266.164 31,08
4 SMP/Sederajat 29.907 24.377 54.284 6,34
5 SMA/Sederajat 26.014 15.830 41.844 4,89
6 Diploma I/II 1.433 1.163 2.596 0,30
7 Akademi/Diploma III/ Sarjana Muda 1.031 1.281 2.312 0,27
8 Diploma IV/Strata I 6.702 5.008 11.710 1,37
9 Strata II 541 190 731 0,09
10 Strata III 35 25 60 0,01
JUMLAH 429.163 427.251 856.414 100
Sumber: Dispendukcapil Kabupaten Sampang, 2019

Sebagian besar masyarakat dengan usia diatas 15 tahun miliki tingkat


pendidikan dasar ke bawah. Sampai dengan tahun 2018, pendidikan yang
ditamatkan oleh penduduk usia 15 tahun keatas adalah tidak punya ijasah setingkat
SD sebanyak 41,31 persen, punya ijazah SD/Sederajat sebanyak 32,73 persen, punya
ijazah SLTP/Sederajat sebanyak 13,36 persen, punya ijasah SLTA/Sederajat sebanyak
9,29 persen dan tamat perguruan tinggi sebanyak 3,31 persen (D1-D3 = 0,61 persen,
D4/S1 = 2,34 persen dan S2/S3 = 0,33 persen). Kondisi tersebut menunjukan bahwa
pembangunan pendidikan harus menjadi prioritas.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 43


Gambaran Umum Kondisi Daerah

0,64 2,34
1,33 0,33
Tidak punya ijazah
7,96
SD/MI/Paket A
13,36 41,31
SMP/MTs/Paket B
SMU/MA/Paket C
SMK/MAK
32,73
D1/D2/D3
D4/S1
S2/S3

Sumber: BPS Kabupaten Sampang, 2019


Gambar 2.20
Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas
menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

Kemampuan membaca penduduk 15 tahun keatas masih relatif rendah


khususnya untuk kaum perempuan. Persentase melek huruf perempuan pada
tahun 2018 sebesar 78,21 jauh lebih rendah dibandingkan laki-laki yang mencapai
87,20 persen. Dilihat dari kelompok pengeluaran, 40 persen terbawah hanya memiliki
persentase melek huruf sebesar 77,65 persen, sedangkan kelompok pengeluaran 20
persen teratas memiliki persentase melek huruf tertinggi yaitu 91,94 persen. Kondisi
ini menunjukkan bahwa tingkat pendapatan yang diindikasikan oleh pengeluaran
sangat mempengaruhi tingkat melek huruf.

Tabel 2.17
Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Karakteristik dan
Kemampuan Membaca dan Menulis Tahun 2018

Karakteristik Huruf Latin Huruf Lainnya Melek Huruf


Jenis Kelamin
- Laki-laki 81,87 63,55 87,20

- Perempuan 69,67 58,36 78,21

Kelompok Pengeluaran
- 40 Persen Terbawah 69,36 55,83 77,65

- 40 Persen Tengah 74,81 62,63 82,14

- 20 Persen Teratas 87,83 66,37 91,94

Sampang 75,49 60,83 82,50

Sumber: Statistik Kesejahteraan Sampang 2018 (BPS Kabupaten Sampang, 2018)

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 44


Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.1.5 Kondisi Daya Dukung dan Daya Tampung berdasarkan KLHS


Daya Dukung Lingkungan Hidup (DDLH) digambarkan melalui perbandingan
antara jumlah daya lingkungan dan berbanding terbalik dengan jumlah konsumsi
penduduk. KLHS kabupaten Sampang tahun 2019-2024 merumuskan status Daya
Dukung Lingkungan Hidup (DDLH) yang dimodelkan adalah DDLH untuk jasa ekosistem
penyediaan bahan pangan. Nilai kebutuhan pangan dihitung didasarkan pada Angka
Kecukupan Energi (AKE) per kapita. Bertambahnya populasi penduduk berdampak pada
kebutuhan pangan yang semakin meningkat, sedangkan ketersediaan bahan pangan tidak
bertambah seiring dengan bertambahnya populasi penduduk. Permasalahan
kependudukan di Kabupaten Sampang adalah persebaran penduduk yang tidak merata
dengan tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2018 sebesar 694,41 jiwa/km2.
Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Sampang yaitu
1.691,52 jiwa/km² dan Kecamatan Sreseh tingkat kepadatan penduduknya paling rendah
yaitu 450,49 jiwa/km².

Ketersediaan pangan harus seimbang dengan peningkatan jumlah


penduduk. Beberapa usaha yang perlu dilaksanakan secara simultan untuk
menyeimbangkan ketersediaan pangan dan peningkatan penduduk antara lain:
pengendalian konversi lahan pertanian, mencetak lahan pertanian baru dan intensifikasi
sistem pertanian dengan menerapkan teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas
dan sekaligus mempertahankan kualitas lingkungan. Dari hasil perhitungan daya dukung
lahan pertanian tersebut bagaimana terhadap hasil produksi padinya seperti tabel di
bawah ini.
Tabel 2.18
Daya Dukung Lahan Pertanian terhadap Hasil Produksi Padi

Hasil Produksi Padi Daya Dukung Lahan Pertanian


Rendah
1. Sreseh
2. Pengarengan Pada daerah ini hasil produksi padi rendah, namun
3. Karangpenang daya dukung lahan pertaniannya mengalami surplus
4. Ketapang
5. Sokobanah
Sedang
1. Torjun Pada daerah ini hasil produksi padi sedang, dan
2. Tambelangan daya dukung lahan pertaniannya mengalami surplus
3. Robatal
Tinggi
1. Sampang
2. Camplong
Pada daerah ini hasil produksi padi tinggi, namun
3. Omben
daya dukung lahan pertaniannya mengalami defisit
4. Kedungdung
5. Jrengik
6. Banyuates
Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2018

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 45


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Daya Tampung lingkungan dapat diindikasikan oleh daya tampung sampah.


Sistem persampahan di Kabupaten Sampang dilakukan dengan 2 (dua) sistem
pembuangan yaitu secara tradisional dan dikelola secara khusus oleh Dinas Lingkungan
Hidup (DLH) Kabupaten Sampang. Pembuangan sampah secara tradisional yakni melalui
pemusnahan sampah dengan cara menimbun sampah di pekarangan rumah, membakar
atau juga membuang sampah di tanah-lahan kosong. Namun demikian sistem pengolahan
sampah di perkotaan secara mandiri sebagian telah dilakukan dengan prinsip 3R, yaitu
menggunakan kembali, mengurangi, dan mendaur ulang (reduce, reuse, dan recycle).
Sistem pengelolaan sampah secara teknis terdiri dari sub sistem pewadahan,
pengumpulan, penampungan sementara, pemindahan, pengolahan, pengangkutan,
dan pemrosesan akhir. Pola pengumpulan sampah dapat dikategorikan sebagai
pengumpulan berpola individual tidak langsung dan berpola komunal tidak langsung.
Dengan pola komunal tidak langsung ini masyarakat berperan serta dengan mengangkut
sampah secara swadaya mulai dari sumber sampah sampai dengan TPS terdekat.
Selanjutnya sampah yang tertampung sementara di TPS tersebut oleh Petugas Kebersihan
DLH Kabupaten Sampang diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Kabupaten
Sampang mempunyai dua unit TPA, yaitu TPA Gunung Maddah dan TPA Ketapang. TPA
Gunung Maddah memiliki luas 4 ha tapi yang dioperasikan hanya seluas 1,5 ha, dengan
metode sanitary landfill, memproses sampah yang masuk setiap harinya berkisar antara
25-30 ton. Sedangkan TPA Ketapang dengan luas 2 ha belum beroperasi karena fasilitas
teknis belum tersedia.
Pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sampang
belum mencakup seluruh kecamatan. Pengelolaan sampah Kabupaten Sampang saat
ini baru melayani Kecamatan Sampang dan beberapa tempat komersial di Kecamatan
Ketapang, Kedungdung, Camplong, Pangarengan, dan Torjun. Berdasarkan hasil survey
yang dilakukan DLH Kabupaten Sampang (2016), sampah domestik yang dihasilkan di 14
Kecamatan Kabupaten Sampang rata-rata sebesar 0,244 kg/org/hari dan sampah non
domestik 0,007 kg/org/hari, sehingga rata-rata timbulan sampah total Kabupaten
Sampang = 0,251 kg/org/hari. Dengan data ini, maka timbulan sampah se-Kabupaten
Sampang selanjutnya dapat diestimasi dengan menggunakan veriabel jumlah penduduk.
Timbulan sampah harian Kabupaten Sampang pada tahun 2018 diestimasi sebanyak
sekitar 214,96 ton. Sebagian dari material sampah ini dimusnahkan secara tradisional dan
sebagiannya lagi akan dikelola secara teknis yang akan bermuara pada TPS Gunung
Maddah yang memanfaatkan lahan bekas tambang.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 46


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Tabel 2.19
Timbulan Sampah Kabupaten Sampang Tahun 2018
Jumlah Timbulan Sampah
No Kecamatan Penduduk
(orang) (ton/hari) (ton/tahun)
1 Sreseh 32.413 8,14 2.969,52
2 Torjun 38.270 9,61 3.506,11
3 Sampang 118.423 29,72 10.849,32
4 Camplong 76.755 19,27 7.031,91
5 Omben 77.078 19,35 7.061,50
6 Kedungdung 81.522 20,46 7.468,64
7 Jrengik 34.088 8,56 3.122,97
8 Tambelangan 47.462 11,91 4.348,23
9 Banyuates 70.557 17,71 6.464,08
10 Robatal 49.083 12,32 4.496,74
11 Sokobanah 63.911 16,04 5.855,21
12 Ketapang 74.437 18,68 6.819,55
13 Pangarengan 23.388 5,87 2.142,69
14 Karangpenang 69.027 17,33 6.323,91
Jumlah 856.414 214,96 78.460,37
Sumber: DLH Kabupaten Sampang, 2019

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat


Tujuan pembangunan daerah pada dasarnya ingin mewujudkan
kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Tolok ukur keberhasilan pembangunan
ekonomi suatu daerah, dapat ditunjukkan dari berbagai indikator kinerja baik dari sisi
ekonomi maupun sosial. Setidaknya terdapat delapan indikator kinerja utama yang dapat
dievaluasi untuk melihat kinerja pembangunan di Kabupaten Sampang.

Tabel 2.20
Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018

Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018


Indeks Pembangunan
- 56,45 56,98 58,18 59,09 59,90 61,00
Manusia (IPM)a
Angka Kemiskinana persen 27,08 25,80 25,69 24,11 23,56 21,21
Indeks Ginia - 0,25 0,23 0,30 0,31 0,29 0.29*
Pertumbuhan ekonomia persen 5,26 5,07 5,13 4,95 5,01 4,93
Inflasia persen 4,98 6,38 5,59 4,17 3,53 3,32
Pendapatan perkapitaa juta rupiah
11,41 12,54 13,31 14,91 15,77 16,39*
per tahun
TPTa persen 4,68 2,22 2,51 2.31 2,45 2,48
Indeks Kualitas Lingkungan
- n/a n/a 51,12** 51,46** 51,70** 73,85
Hidup (IKLH)b
Sumber: aBPS Kabupaten Sampang, 2019; bDLH Kabupaten Sampang, 2018; *Angka sementara.
Keterangan: **Penghitungan IKLH Tahun 2015-2017 masih menggunakan Indeks Tutupan Hutan (ITH),
belum menggunakan Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL)

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 47


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Selama lima tahun terakhir, indikator kinerja pembangunan daerah


Kabupaten Sampang secara umum mengalami peningkatan. Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) meningkat lebih dari 4 satuan unit dari 56,45 pada tahun 2013 menjadi
61,00 tahun 2018. Angka kemiskinan mengalami penurunan lebih dari lima persen yaitu
dari 27,08 persen tahun 2013 menjadi 21,21 persen. Namun di sisi pemerataan
pendapatan, indeks gini mengalami peningkatan yaitu dari 0,25 menjadi 0,29 pada
periode yang sama. Peningkatan indeks gini mengindikasikan bahwa tingkat ketimpangan
pendapatan menjadi tinggi, meskipun secara nominal pendapatan perkapita mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Namun demikian indeks gini di Kabupaten Sampang
tersebut masih tergolong ke dalam tingkat ketimpangan yang rendah.
Indikator kinerja ekonomi, secara umum relatif stabil. Pertumbuhan ekonomi
relatif stabil pada kisaran lima persen dengan tingkat inflasi yang relatif terjaga. Relatif
stabilnya perekonomian Kabupaten Sampang dapat dilihat dari meningkatnya
pendapatan perkapita setiap tahunnya serta juga dari Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT) yang relatif rendah yaitu 2,48 persen pada tahun 2018.
Indikator kinerja pengelolaan lingkungan hidup dapat dilihat dari Nilai
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH). IKLH tersebut menggambarkan kondisi
lingkungan hidup yang difokuskan pada media lingkungan air, udara dan tutupan lahan.
Pada tahun 2015 IKLH sebesar 51,12 meningkat menjadi 51,70 pada tahun 2017.
Penghitungan IKLH tahun 2015-2017 tersebut masih menggunakan Indeks Tutupan
Hutan (ITH), belum menggunakan Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) sehingga belum
mempertimbangkan dinamika vegetasi setiap tahun, kondisi habitat, kondisi tutupan
lahan di luar kawasan hutan, dan kondisi tutupan lahan di sempadan sungai. Adapun pada
tahun 2018, nilai IKLH Kabupaten Sampang telah menggunakan perhitungan IKTL dan
diperoleh nilai sebesar 73,85. Nilai tersebut kalau berdasarkan klasifikasi IKLH yang
dirilis Kementerian LHK, nilai tersebut merefleksikan bahwa kinerja pengelolaan
lingkungan hidup di Kabupaten Sampang masuk kategori “cukup.”
Terdapat indikator kinerja yang juga perlu diulas walaupun tidak masuk
Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018
yaitu Indeks Reformasi Birokrasi (IRB). Reformasi birokrasi merupakan salah satu
upaya pemerintah untuk mencapai good governance dan melakukan pembaharuan dan
perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama
menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan dan sumber daya
manusia aparatur. Melalui reformasi birokrasi, dilakukan penataan terhadap sistem
penyelangggaraan pemerintah dimana uang tidak hanya efektif dan efisien, tetapi juga

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 48


Gambaran Umum Kondisi Daerah

reformasi birokrasi menjadi tulang punggung dalam perubahan kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Indeks Reformasi Birokrasi merupakan instrumen penilaian kemajuan
pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah. Pemerintah Kabupaten Sampang
melaksanakan pengukuran Indeks Reformasi Birokrasi dan diperoleh nilai 75. Angka ini
kalau mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi
Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2018,
maka nilai IRB Kabupaten Sampang tersebut masuk kategori “Sangat Baik.” Namun
demikian, nilai ini masih perlu ditingkatkan dalam upaya mendorong reformasi birokrasi
yang lebih baik.
Bagi Kabupaten Sampang, Pengukuran Indeks Reformasi Birokrasi ini
penting untuk dilaksankan untuk mengetahui posisi dan kemajuan pelaksanaan
reformasi birokrasi. Semua ini dalam rangka mendukung sasaran reformasi birokrasi,
yaitu: 1) Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebeas KKN Sasaran terwujudnya
pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, 2) Terwujudnya Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik Kepada Masyarakat, dan 3) Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas
Kinerja Birokrasi.
Selanjutnya, dalam kaitan menjalankan perikehidupan sosial
bermasyarakat yang saling menghormati dan menghargai satu sama lain, perlu juga
diulas tentang Indeks Toleransi. Indeks ini merepresentasikan dimensi saling
menerima, menghormati/menghargai perbedaan. Kabupaten Sampang pernah
melaksanakan penilaian terhadap Indeks Toleransi pada tahun 2018. Indeks tersebut
meliputi 6 (enam) aspek, yaitu: (1) persepsi masyarakat tentang toleransi beragama, (2)
sikap toleransi antar umat beragama, (3) sikap kerjasama antar umat beragama, (4) sikap
kerjasama intra umat beragama, (5) sikap pemerintah dalam hubungan antar umat
beragama, dan (6) harapan masyarakat terhadap adanya campur tangan pemerintah
dalam membantu masyarakat menjaga dan melangsungkan kehidupan antar maupun
intra umat beragama. Nilai Indeks Toleransi diperoleh sebesar 3,52 (skala 5). Nilai terebut
secara secara kualitatif menunjukkan bahwa toleransi di kabupaten Sampang yang
berkaitan dengan kehidupan antar dan intra umat beragama tidak mengalami kendala. Hal
ini sebagai cerminan dari nilai kepercayaan yang dimiliki yaitu Islam sebagai dasar agama
mayoritas yang dianut masyarakat Sampang.
Kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Kabupaten Sampang dianalisa
dari tiga aspek utama sesuai dengan amanat UU No. 23/2014 dan Permendagri No.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 49


Gambaran Umum Kondisi Daerah

86/2017. Ketiga aspek tersebut yaitu aspek kesejahteraan masyarakat, aspek layanan
umum dan aspek daya saing sebagaimana ditunjukkan gambar diatas. Aspek
kesejahteraan masyarakat fokus pada kesejahteraan dan pemerataan ekonomi,
kesejahteraan masyarakat, dan seni budaya dan olah raga. Aspek pelayanan umum
berfokus pada tiga hal yaitu urusan wajib pelayanan dasar, urusan wajib pelayanan non
dasar, dan layanan urusan pilihan. Sedangkan aspek daya saing mempunyai lima fokus
yaitu kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah/infrastruktur, iklim berinvestasi, dan
sumber daya manusia. Analisa kinerja terhadap ketiga aspek tersebut disesuaikan dengan
ketersedian data.

Sumber: Ringkasan dari UU No. 23/2014 dan Permendagri 86/2017


Gambar 2.21
Komponen pembentuk indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah daerah

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 50


Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi


1. Perkembangan PDRB
Salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi dapat dilihat
dari perkembangan Produk Domestik Regional bruto (PDRB). PDRB
mencerminkan aktivitas ekonomi yang meliputi tujuh belas sektor diantaranya
Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Pertambangan dan Penggalian;
Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang; Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor; Transportasi dan Pergudangan; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum;
Informasi dan Komunikasi; Jasa Keuangan dan Asuransi; Real Estate; Jasa Perusahaan;
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; Jasa Pendidikan;
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; dan Jasa lainnya.
PDRB merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau
dihasilkan di wilayah domestik suatu daerah yang timbul akibat berbagai aktivitas
ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor produksi
yang dimiliki residen atau non-residen. Perhitungan PDRB dibagi menjadi dua yaitu
atas dasar harga berlaku (ADHB) dan atas adasar harga konstan (ADHK). Disebut
sebagai harga berlaku karena seluruh agregat dinilai dengan menggunakan harga pada
tahun berjalan, sedangkan harga konstan penilaiannya didasarkan kepada harga satu
tahun dasar tertentu.
PDRB ADHB merupakan salah satu indikator ekonomi yang memberikan
gambaran secara menyeluruh mengenai produk barang dan jasa yang diproduksi di
suatu wilayah tertentu. PDRB ADHB bisa menggambarkan struktur ekonomi padata
tahun berkenaan. Adapun PDRB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk
menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap lapangan
usaha dari tahun ke tahun.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 51


Tabel 2.21
Nilai dan Kontribusi Lapangan Usaha dalam PDRB Tahun 2014–2018 Atas Dasar Harga Berlaku (dalam juta rupiah)

2014 2015 2016 2017 2018


LAPANGAN USAHA
(Rp) persen (Rp) persen (Rp) persen (Rp) persen (Rp) persen
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4.695.132,3 32,10 5.213.167,5 35,47 5.564.431,6 34,25 5.941.939,0 33,56 6.116.857,8 31,81
Pertambangan dan Penggalian 3.700.817,6 25,30 2.561.322,9 17,43 2.966.057,1 18,26 3.263.221,1 18,43 3.572.472,5 18,58
Industri Pengolahan 473.807,2 3,24 514.019,9 3,50 560.120,2 3,45 605.794,3 3,42 665.073,7 3,46
Pengadaan Listrik dan Gas 4.300,9 0,03 4.779,2 0,03 5.219,5 0,03 5.806,7 0,03 6.356,0 0,03
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan 10.112,5 0,07 11.047,4 0,08 11.878,0 0,07 12.651,3 0,07 13.524,7 0,07
Daur Ulang
Konstruksi 1.205.359,9 8,24 1.299.166,5 8,84 1.462.999,6 9,01 1.603.143,6 9,05 1.900.921,3 9,89
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil
2.165.088,3 14,80 2.444.757,3 16,63 2.758.317,2 16,98 3.083.694,7 17,41 3.438.164,6 17,88
dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 120.366,0 0,82 139.797,0 0,95 155.845,9 0,96 172.730,4 0,98 189.318,4 0,98
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 50.916,5 0,35 58.236,3 0,40 65.714,8 0,40 74.321,0 0,42 82.627,7 0,43
Informasi dan Komunikasi 575.570,0 3,93 636.876,6 4,33 707.769,8 4,36 779.358,6 4,40 866.152,4 4,50
Jasa Keuangan dan Asuransi 173.167,7 1,18 194.661,0 1,32 216.847,3 1,33 242.253,9 1,37 264.875,2 1,38
Real Estate 170.779,4 1,17 194.165,7 1,32 211.518,3 1,30 224.517,4 1,27 244.976,2 1,27
Jasa Perusahaan 40.527,4 0,28 44.639,0 0,30 48.968,4 0,30 53.432,8 0,30 58.693,2 0,31
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
629.656,6 4,30 700.275,9 4,76 767.679,4 4,73 836.231,7 4,72 918.523,8 4,78
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 412.230,5 2,82 455.376,9 3,10 499.712,5 3,08 548.012,6 3,09 608.188,3 3,16
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 72.666,7 0,50 80.311,8 0,55 87.760,6 0,54 95.021,7 0,54 103.754,3 0,54
Jasa lainnya 127.776,3 0,87 144.646,5 0,98 154.141,1 0,95 165.152,4 0,93 178.728,5 0,93
PDRB ADHB 14.628.275,7 100 14.697.247,3 100 16.244.981,3 100 17.707.283,3 100 19.229.208,6 100
PDRB ADHB TANPA MIGAS 11.647.891,6 12.930.027,5 14.135.518,9 15.368.939,7 16.660.741,5

Sumber: BPS Kabupaten Sampang, 2019

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 52


Gambaran Umum Kondisi Daerah

PDRB ADHB Kabupaten Sampang dalam lima tahun terakhir mengalami


peningkatan. PDRB ADHB tahun 2014 sebesar 14,63 trilyun meningkat menjadi 19,23
trilyun tahun 2018. Peningkatan lebih dari 4 trliyun dalam lima tahun terakhir
menunjukan bahwa kondisi ekonomi masih relatif stabil meskipun dalam kondisi
perekonomian yang belum sepenuhnya membaik.
Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan memiliki
konstribusi tertinggi dalam pembentukan PDRB ADHB selama lima tahun
terakhir. Rata-rata kontribusi Lapangan Usaha tersebut adalah sekitar 33,44 persen
dalam lima tahun terakhir. Lapangan usaha penyumbang terbesar selanjutnya adalah
Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian. Meskipun lapangan usaha ini relatif
mengalami penurunan kontribusi tiap tahunnya, namun pada tahun 2018 masih
mampu menyumbang sebesar 18,58 persen.
Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor mengalami tren peningkatan dalam konstribusinya terhadap
PDRB. Pada tahun 2014, lapangan usaha ini berkonstribusi sebesar 14,80 persen
meningkat menjadi 17,88 persen pada tahun 2018. Selanjutnya, Lapngan Usaha
Konstruksi memiliki peningkatan kontribusi setiap tahunnya dengan kisaran
kontribusi 8,24-9,89 persen.
Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas merupakan lapangan usaha
dengan kontribusi terkecil dalam pembentukan PDRB. Lapangan usaha ini hanya
mampu menyumbang sekitar 0,03 persen dalam pembentukan PDRB selama lima
tahun terakhir. Hal ini dikarenakan pengadaan listrik dan gas masih dilakukan Badan
Usaha Milik Negara. Lapangan usaha penyumbang terkecil selanjutnya adalah
pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang memiliki kontribusi
terkecil dibanding lapangan usaha lainnya. Lapangan usaha ini hanya mampu
menyumbang sebesar 0,07 persen terhadap pembentukan PDRB. Kondisi ini sangat
wajar terjadi karena Kabupaten Sampang belum mengembangkan lapangan usaha ini
berbasis teknologi.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 53


Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.000.000 1,80
1.857.598
1.800.000 1,60
1,56
1.600.000 1,40
1.400.000
1,20
1.200.000 1,08
1,00
1.000.000 0,87
0,80
800.000 0,73
0,60
600.000

400.000 0,40

200.000 0,20
13.528 16.245 20.134 28.971
0 0,00
Pamekasan Sampang Bangkalan Sumenep Jawa Timur

Nilai Konstribusi

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, 2017


Gambar 2.22
Nilai dan Konstribusi PDRB ADHB kabupaten di Pulau Madura
terhadap Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Di pulau Madura, Kabupaten Sampang merupakan daerah penyumbang


terbesar ketiga dalam pembentukan PDRB ADHB Provinsi Jawa Timur.
Perekonomian Sampang menyumbang sekitar 0,87 persen terhadap pembentukan
PDRB ADHB Jawa Timur tahun 2016. Nilai kontribusi ini lebih besar dibandingkan
Kabupaten Pamekasan yang hanya mampu berkonstribusi sebesar 0,73 persen.
Namun demikian, kontribusi perekonomian Kabupaten Sampang masih tertinggal
dibandingkan Kabupaten Sumenep dan Bangkalan dengan masing-masing kontribusi
sebesar 1,56 persen dan 1,08 persen.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 54


Tabel 2.22
Nilai dan Pertumbuhan Lapangan Usaha dalam PDRB Tahun 2014–2018 Atas Dasar Harga Konstan 2010 (dalam juta rupiah)

2014 2015 2016 2017 2018


LAPANGAN USAHA
(Rp) persen (Rp) persen (Rp) persen (Rp) persen (Rp) persen
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3.558.183,9 3,40 3.733.986,8 4,94 3.831.667,6 2,62 3.953.402,7 3,18 3.925.557,2 -0,70
Pertambangan dan Penggalian 2.808.188,1 -13,46 2.580.155,7 -8,12 2.841.489,1 10,13 2.935.989,3 3,33 3.020.778,3 2,89
Industri Pengolahan 406.014,9 6,24 427.773,4 5,36 451.659,7 5,58 473.552,2 4,85 502.650,6 6,14
Pengadaan Listrik dan Gas 4.531,6 3,19 4.576,0 0,98 4.765,3 4,14 4.901,6 2,86 5.087,7 3,80
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan
8.872,6 3,25 9.218,7 3,90 9.533,1 3,41 9.865,8 3,49 10.243,7 3,83
Daur Ulang
Konstruksi 988.041,1 5,91 1.005.422,5 1,76 1.062.078,5 5,64 1.127.183,9 6,13 1.294.232,6 14,82
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil
1.827.385,9 7,99 1.951.904,3 6,81 2.099.345,4 7,55 2.242.022,6 6,80 2.403.649,9 7,21
dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 105.548,2 9,43 113.137,5 7,19 121.384,1 7,29 129.514,0 6,70 137.988,5 6,54
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 42.818,3 8,28 46.365,3 8,28 50.258,2 8,40 54.507,9 8,46 58.798,7 7,87
Informasi dan Komunikasi 561.314,5 8,53 599.203,2 6,75 652.078,8 8,82 704.179,9 7,99 774.316,2 9,96
Jasa Keuangan dan Asuransi 142.570,6 7,69 152.255,4 6,79 161.820,2 6,28 172.356,0 6,51 183.646,1 6,55
Real Estate 152.355,6 7,08 159.140,1 4,45 168.944,7 6,16 175.668,7 3,98 185.804,8 5,77
Jasa Perusahaan 32.594,6 6,63 34.255,3 5,10 35.928,5 4,88 37.692,6 4,91 39.807,1 5,61
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan 505.835,0 0,89 540.648,0 6,88 565.972,9 4,68 592.630,2 4,71 621.550,6 4,88
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 320.047,7 7,28 341.354,0 6,66 365.666,1 7,12 391.994,1 7,20 426.215,1 8,73
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 59.222,3 7,18 61.116,8 3,20 65.328,5 6,89 68.666,8 5,11 73.789,3 7,46
Jasa lainnya 109.402,3 5,22 113.967,0 4,17 118.891,6 4,32 123.542,7 3,91 129.089,8 4,49
PDRB ADHK 11.632.927,1 0,08 11.874.480,0 2,08 12.606.812,3 6,17 13.197.670,9 4,69 13.793.206,1 4,51
PDRB ADHK TANPA MIGAS 9.405.277,5 5,07 9.888.228,6 5,13 10.377.254,3 4,95 10.897.658,8 5,01 11.434.543,7 4,93

Sumber: BPS Kabupaten Sampang, 2019

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 55


Gambaran Umum Kondisi Daerah

PDRB ADHK selama lima tahun terakhir menunjukkan perkembangan


yang positif. PDRB ADHK adalah pertumbuhan riil yang tidak terpengaruhi oleh unsur
kenaikan harga atau inflasi. PDRB ADHK tahun 2018 sebesar Rp13,79 triliyun
meningkat hampir 0,6 trilyun dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp13,19
triliyun.
Menurut lapangan usaha di dalam PDRB (ADHK), Pada tahun 2018,
hampir seluruh lapangan usaha mengalami pertumbuhan yang positif. Lapangan
Usaha Konstruksi mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 14,82 persen,
tertinggi selama lima tahun terakhir. Pertumbuhan tersebut lebih cepat lebih dari dua
kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,13 persen. Urutan
berikutnya Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi yang pertumbuhannya
meningkat dari 7,99 persen menjadi 9,96 persen. Lapangan usaha ini merupakan
penunjang aktivitas di setiap kegiatan ekonomi. Dalam era globalisasi, peranannya
sangat vital dan menjadi indikator kemajuan masyarakat, terutama jasa
telekomunikasi.
Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor juga mengalami peningkatan. Lapangan usaha ini tumbuh 7,21
persen pada tahun 2018, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya
yang mencapai 6,80 persen. Begitu pula dengan Lapangan Usaha Industri Pengolahan,
pertumbuhannya mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
yaitu 4,85 persen tahun 2017 menjadi 6,14 persen tahun 2018. Lapangan usaha
lainnya yang mengalami peningkatan yaitu Pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; Jasa Keuangan dan Asuransi; Real
Estate; Jasa Perusahaan; Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib; Jasa Pendidikan; dan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial.
Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami perlambatan
pertumbuhan. Lapangan usaha ini tumbuh 6,70 persen pada tahun 2017 melambat
0,16 poin menjadi 6,54 persen tahun 2018. Beberapa Lapangan Usaha juga mengalami
perlambatan pertumbuhan yaitu Pertambangan dan Penggalian serta Penyediaan
Akomodasi dan Makan Minum. Bahkan ada Lapangan Usaha yang pertumbuhannya
negatif, yaitu Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Hal ini
menggambarkan bahwa nilai PDRB ADHK pada lapangan usaha tersebut mengalami
penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini harus mendapatkan perhatian
pihak-pihak terkait mengingat Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Sampang.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 56


Gambaran Umum Kondisi Daerah

2000000 1857597,68 1,40


1,20 1,20
1600000
1,00
0,92
1200000 0,80
0,68
800000 0,60
0,53
0,40
400000
0,20
9815,77 12606,81 17018,65 22311,69
0 0,00
Pamekasan Sampang Bangkalan Sumenep Jawa Timur

Nilai Konstribusi

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, 2017


Gambar 2.23
Nilai dan Konstribusi PDRB ADHK 2010 kabupaten/kota di Pulau Madura
terhadap Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

2. Pertumbuhan Ekonomi
Dalam tiga tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sampang
mengalami peningkatan walaupun relatif lambat. Pertumbuhan ekonomi pada
tahun 2017 sebesar 5,01 persen mengalami sedikit peningkatan dibandingkan tahun
2016 sebesar 4,95 persen. Sedangkan pada tahun 2018, perekonomian Sampang
sedikit mengalami penurunan 0,08 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya.
6
5,8 5,86
5,57
5,6 5,44 5,46
5,50
5,4
5,2 5,13 5,07 5,17
5,07 5,02
5
5,02 5,01 4,93
4,8 4,95
4,79
4,6
4,4
2014 2015 2016 2017 2018

Sampang Jatim Nasional

Sumber: BPS Kabupaten Sampang, 2019


Gambar 2.24
Pertumbuhan Ekonomi Sampang, Jawa Timur dan Nasional Tahun 2014-2018

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sampang dalam tiga tahun terakhir


selalu berada di bawah pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan nasional.
Pertumbuhan ekonomi Sampang pernah di atas perekonomian nasional pada tahun
2014 dan 2015. Pada tahun 2018, pertumbuhan ekonomi Sampang sebesar 4,93
persen, berada di bawah perekonomian nasional (5,17 persen) maupun Jawa Timur
(5,50 persen). Masih relatif rendahnya pertumbuhan ekonomi, mengindikasikan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 57


Gambaran Umum Kondisi Daerah

bahwa kondisi fundamental makro ekonomi Sampang masih rentan terhadap


perubahan kondisi internal maupun eksternal.

3. Pendapatan Perkapita
Kesejahteraan suatu daerah dapat diindikasikan oleh tingkat pendapatan
per kapita. Semakin besar pendapatan per kapitanya, semakin makmur daerah
tersebut. Pendapatan per kapita merupakan total pendapatan regional selama jangka
satu tahun dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.
18.000.000

16.000.000

14.000.000

12.000.000

10.000.000

8.000.000

6.000.000
13.305.863,19

14.906.757,24

15.766.878,74

16.390.260,27
12.540.193,20

4.000.000

2.000.000

0
2014 2015 2016 2017 2018

Sumber: BPS Kabupaten Sampang, 2018


Gambar 2.25
Pendapatan Per Kapita Kabupaten Sampang Tahun 2014–2018

Perkembangan pendapatan per kapita Kabupaten Sampang


menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Pendapatan per kapita Kabupaten
Sampang pada tahun 2018 naik sebesar 4,97 persen, menjadi Rp16,39 juta meningkat
dibandingkan tahun 2017 sebesar Rp15,77 juta. Peningkatan pendapatan perkapita di
Kabupaten Sampang mengindikasikan adanya peningkatan kesejahteraan penduduk.
Penghitungan pendapatan perkapita sering juga dilakukan melalui
pendekatan penghitungan PDRB perkapita. Namun demikian antar keduanya
secara konsep ada perbedaan. Pendapatan perkapita dihitung dari Pendapatan
Regional dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Pendapatan Regional
tersebut diperoleh dari Produk Domestik Regional Neto atas dasar biaya faktor
dikurangi dengan pendapatan yang mengalir ke luar dan ditambah dengan pendapatan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 58


Gambaran Umum Kondisi Daerah

yang mengalir ke dalam. Adapun PDRB perkapita diperoleh dengan cara membagi
nilai PDRB atas dasar harga berlaku dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.
Selama kurun waktu lima tahun terakhir, nilai PDRB perkapita ADHB
Kabupaten Sampang selalu mengalami kenaikan. PDRB perkapita Kabupaten
Sampang; tahun 2013 sebesar Rp 15,30 juta; tahun 2014 sebesar Rp 15,79 juta; tahun
2015 sebesar Rp15,68 juta; tahun 2016 sebesar Rp 17,14 juta; tahun 2017 sebesar Rp
18,48 juta, dan tahun 2018 sebesar Rp 19,85 juta atau meningkat 7,42 persen
dibanding tahun sebelumnya. Angka-angka tersebut hanya menggambarkan nilai
PDRB yang diterima oleh setiap penduduk Sampang dalam tahun berkenaan, belum
bisa dijadikan sebagai ukuran peningkatan kemakmuran masyarakat Sampang
maupun penyebaran pendapatan di setiap strata ekonomi karena masih ada faktor
inflasi yang mempengaruhi pembentukan PDRB. Namun demikian, PDRB Perkapita
masih bisa digunakan sebagai indikasi awal bahwa terjadi peningkatan pendapatan di
masyarakat.

21,00
19,85
20,00
19,00 18,48

18,00
Juta rupiah

17,14
17,00
15,80 15,69
16,00 15,30
15,00
14,00
13,00
2013 2014 2015 2016 2017 2018*

Sumber: BPS Kabupaten Sampang, 2018; * Angka sementara


Gambar 2.26
PDRB Perkapita Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018

4. Ketimpangan Pendapatan
Salah satu indikator untuk mengukur tingkat pemerataan pembangunan
adalah rasio gini. rasio gini mengukur derajat ketidakmerataan distribusi
pendapatan penduduk. Nilai rasio gini berkisar antara 0 dan 1. Koefisien gini bernilai
0 menunjukkan adanya pemerataan pendapatan yang sempurna. Sebaliknya, gini rasio
yang bernilai 1 mengindikasikan adanya pemerataan pendapatan yang tidak
sempurna, atau dengan kata lain terjadi ketimpangan sempurna. Menurut BPS (2018),
terdapat tiga kelompok ketimpangan, yaitu ketimpangan tinggi untuk gini rasio > 0,5;
ketimpangan sedang 0,36 – 0,49, dan ketimpangan rendah < 0,36.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 59


Gambaran Umum Kondisi Daerah

0,31
0,26
0,24
0,22
0,25
0,34 0,36
0,33
0,32
0,26

0,3 0,31 0,29


0,23 0,29

0,32 0,31
0,33 0,3
0,28

0,42 0,4 0,4


0,37 0,38

2014 2015 2016 2017 2018*

Jawa Timur Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, 2018


Gambar 2.27
Perkembangan Gini Rasio Kabupaten Sampang dan Daerah Sekitar tahun 2014-2018

Gini rasio Kabupaten Sampang selama lima tahun terakhir menunjukkan


nilai yang relatif menurun. Dibandingkan Provinsi Jawa Timur, Gini rasio Sampang
jauh lebih baik. Tahun 2018 gini rasio Sampang diperkirakan masih di angka 0,29. Nilai
ini lebih rendah dibandingkan wilayah lain di Pulau Madura kecuali untuk Kabupaten
Sumenep dan Kabupaten Bangkalan dengan gini rasio sebesar 0,22 dan 0,28.
Menurunnya gini rasio mengindikasikan bahwa ketimpangan distribusi pendapatan
antar masyarakat semakin berkurang.

5. Inflasi
Tingkat inflasi Kabupaten Sampang dalam kurun waktu lima tahun
mengalami fluktuasi dengan tren yang relatif menurun. Inflasi merupakan suatu
instrumen yang menunjukkan tingkat perkembangan harga secara umum, yang
besarannya diperoleh dari perkembangan nilai indeks implisit, yaitu suatu indeks yang
menggambarkan perbandingan antara PDRB atas dasar harga berlaku dengan PDRB
atas dasar harga konstan.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 60


Gambaran Umum Kondisi Daerah

2
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Sampang 4,98 6,38 5,59 4,17 3,53 3,32
Jatim 7,59 7,77 3,08 2,74 4,04 2,86
Nasional 8,38 8,36 3,35 3,21 3,88 3,13

Sampang Jatim Nasional

Sumber: BPS Kabupaten Sampang, 2019


Gambar 2.28
Inflasi Kabupaten Sampang, Jawa Timur, dan Nasional Tahun 2013–2018

Dalam periode lima tahun terakhir, tingkat inflasi Kabupaten Sampang


menunjukkan ada kecenderungan semakin menurun. Semakin rendahnya tingkat
inflasi Sampang dapat mengindikasikan bahwa rata-rata harga barang di daerah ini
lebih rendah di banding level provinsi maupun nasional. Selain itu, rendahnya inflasi
juga dapat mengindikasikan rendahnya daya beli masyarakat. Pada tahun 2018, inflasi
di Sampang sebesar 3.32 persen lebih tinggi dibandingkan nasional (3,13 persen) dan
Jawa Timur (2,86 persen).

6. Indeks Pembangunan Manusia


Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator penting untuk
mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia.
Penghitungan IPM terdiri dari tiga aspek dasar yaitu: (i) Kesehatan (umur panjang dan
hidup sehat) yang diukur dari Angka Harapan Hidup (AHH); (ii) Pendidikan
(pengetahuan), yang diukur dari Harapan Lama Sekolah (HLS) penduduk usia 7 tahun
keatas dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) penduduk usia 25 tahun keatas; dan (iii)
Standar hidup layak, yang dihitung dari Pengeluaran per Kapita yang disesuaikan.
Selama lima tahun terakhir kualitas sumber daya manusia di Kabupaten
Sampang menunjukkan peningkatan. IPM Kabupaten Sampang pada tahun 2018
sebesar 61,00 atau mengalami peningkatan sebesar 1,10 dari tahun sebelumnya.
Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa kualitas SDM Kabupaten Sampang
mengalami perbaikan meskipun nilainya masih relatif rendah.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 61


Gambaran Umum Kondisi Daerah

80

70

60

50

40

30

20

10

0
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Bangkalan 60,19 60,71 61,49 62,06 62,30 62,87
Sampang 56,45 56,98 58,18 59,09 59,90 61,00
Pamekasan 62,27 62,66 63,1 63,98 64,93 65,41
Sumenep 60,84 61,43 62,38 63,42 64,28 65,25
Jawa Timur 67,55 68,14 68,95 69,74 70,27 70,77

Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Jawa Timur

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, 2018


Gambar 2.29
IPM Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018

Kabupaten Sampang memiliki IPM terendah dibandingkan dengan


kabupaten Sekitar bahkan di Provinsi Jawa Timur. Tahun 2018 merupakan tahun
pertama bagi Kabupaten Sampang dengan IPM di atas 60 menyusuli kabupaten lainnya
di pulau Madura. Jika dibandingkan dengan rata-rata kabupaten kota di Jawa Timur,
IPM Kabupaten Sampang jauh tertinggal sekitar 10 satuan unit. Rendahnya angka IPM
ini tidak saja akan berdampak pada proses pembangunan namun juga pada capaian
kesejahteraan. Dalam upaya melihat permasalahan IPM di Kabupaten Sampang, perlu
di telaah kontribusi komponen pembentuk IPM.

Tabel 2.23
IPM Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
Pengeluaran
AHH HLS RLS Peningkatan
Tahun PerKapita IPM
(tahun) (tahun) (tahun) IPM
(000)
2013 67,46 10,20 3,34 7.769,25 56,45 0,67
2014 67,48 10,39 3,49 7.797,85 56,98 0,53
2015 67,58 11,09 3,65 7.827,00 58,18 1,20
2016 67,59 11,37 3,79 8.145,86 59,09 0,91
2017 67,67 11,38 4,12 8.352,00 59,90 0,81
2018 67,79 11,76 4,36 8.569,00 61,00 1,10

Sumber: BPS Kabupaten Sampang, 2019

Peningakatan IPM Kabupaten Sampang dalam lima tahun terakhir relatif


lambat. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya angka IPM Kabupaten

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 62


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Sampang adalah masih sangat rendahnya rata-rata lama sekolah (RLS). RLS tahun
2018 meningkat menjadi 4,36 tahun dibandingkan tahun 2017 yang mencapai 4,12
tahun. Tingkat RLS tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar masyarakat
Sampang masih berpendidikan SD ke bawah. Harapan Lama Sekolah (HLS) juga
mengalami sedikit peningkatan dari 11,38 tahun di tahun 2017 menjadi 11,76 tahun
di tahun 2018. Angka HLS tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar
masyarakat Kabupaten Sampang memiliki harapan lama sekolah sampai jenjang
pendidikan menengah. Adapun komponen pembentuk IPM lainnya. Angka Harapan
Hidup (AHH), juga relatif menunjukkan perbaikan, meningkat 0,12 tahun daripada
tahun sebelumnya, yaitu dari 67,67 tahun di tahun 2017 menjadi 67,79 tahun di tahun
2018.

7. Perkembangan Angka Kemiskinan


Perkembangan angka kemiskinan di Kabupaten Sampang dari tahun 2013
sampai dengan tahun 2018 mengalami kemajuan. Persentase tingkat kemiskinan
menurun dari 27,08 persen tahun 2014 menjadi 21,21 persen pada tahun 2018. Dari
sisi nominal, jumlah penduduk miskin mengalami penurunan yang cukup baik. Pada
tahun 2013 jumlah penduduk miskin sebanyak 246.357 menurun menjadi 204.820.
Meskipun terjadi penurunan, namun penurunan baik persentase maupun jumlah
penduduk miskin masih relatif lambat. Sehingga diperlukan berbagai upaya sistematis
dan terarah untuk melakukan percepatan penurunan kemiskinan.

300.000 27,08 30
25,80 25,69
24,11 23,56
250.000 25
21,21

200.000 20
Jiwa

150.000 15

100.000 10
246.357

239.600

240.350

227.800

225.130

204.820

50.000 5

- 0
2013 2014 2015 2016 2017 2018

Jumlah Penduduk Miskin Persentase

Sumber: BPS Kabupaten Sampang, 2019


Gambar 2.30
Perkembangan Angka Kemiskinan Kabupaten Sampang 2013-2018

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 63


Gambaran Umum Kondisi Daerah

30

25

20
Persen

15

10

0
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Nasional 11,47 10,96 11,13 10,70 10,12 9,66
Jatim 12,73 12,28 12,34 12,05 11,83 10,85
Bangkalan 23,23 23,23 22,57 21,41 21,32 19,59
Sampang 27,08 25,80 25,69 24,11 23,56 21,21
Pamekasan 18,53 18,53 17,41 16,70 16,00 14,47
Sumenep 21,22 21,22 20,20 20,09 19,62 20,16

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, 2019


Gambar 2.31
Angka Kemiskinan Kabupaten Sampang dan Daerah Sekitar
Tahun 2013-2018

Persentase penduduk miskin Kabupaten Sampang selama lima tahun


terakhir merupakan tertinggi baik di pulau Madura maupun di tingkat Provinsi
Jawa Timur. Pada tahun 2018, dengan persentase penduduk miskin sebesar 21,21
Kabupaten Sampang berada di peringkat tertinggi tingkat kemiskinannya diikuti oleh
Kabupaten Sumenep, Kabupaten Bangkalan, dan Kabupaten Pamekasan. Jika
dibandingkan dengan rata-rata Provinsi dan Nasional, persentase penduduk miskin
Kabupaten Sampang lebih dari dua kali lipat persentase di level provinsi (10,85) dan
nasional (9,66).
Secara geografis, kantong-kantong kemiskinan di Kabupaten Sampang
banyak tersebar di wilayah tengah Kabupaten Sampang. Wilayah tersebut
meliputi Kecamatan Kedungdung, Robatal, Karang Penang, dan Tambelangan. Salah
satu kecamatan di wilayah selatan yang menjadi kantong kemiskinan yaitu Kecamatan
Camplong. Wilayah tersebut sebagian besar merupakan wilayah perdesaan yang
sebagian besar penduduknya bercocok tanam dengan sistem pertanian lahan kering.
Sebaran penduduk miskin tersebut dapat diketahui sampai tingkat kecamatan dan
tingkat desa melalui identifikasi tingkat kemiskinan relatif. Sebaran kemiskinan relatif
diantaranya dapat diketahui melalui pendekatan identifikasi sebaran penduduk
dengan status kesejahteraan 10 persen terendah (Desil 1) yang diperoleh dari
Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) yang dipublikasikan oleh Tim Nasional
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 64


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2019


Gambar 2.32
Sebaran Penduduk Miskin Kabupaten Sampang

8. Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka


Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan salah satu indikator
keberhasilan pembangunan. TPT adalah persentase jumlah penduduk yang sedang
mencari kerja dan mempersiapkan usaha terhadap Angkatan Kerja. Karena sebagian
besar penduduk Kabupaten Sampang bekerja di sektor pertanian, maka faktor cuaca
seperti curah hujan mempunyai andil cukup besar dalam menentukan angka
pengangguran. Kondisi tiga tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang positif.

5,94 5,82 5,88 5,99 5,84

4,16 4,10 4,25 4,39


3,99
%

2,22 2,51 2,31 2,45 2,48

2014 2015 2016 2017 2018

Sampang Jatim Nasional

Sumber: BPS, 2019


Gambar 2.33
Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka Tahun 2014-2018

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 65


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Perkembangan tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Sampang selama


lima tahun terakhir relatif baik. TPT Kabupaten Sampang lebih rendah jika
dibandingkan dengan level provinsi maupun nasional. Pada tahun 2018, TPT
Kabupaten Sampang sebesar 2,48 persen lebih rendah dibandingkan level provinsi
(3,99 persen) dan nasional (5,48 persen).

9. Potensi Unggulan Daerah

1) Sektor Pertanian
Pada sektor pertanian komoditas yang berpotensi untuk dikembangkan
menjadi unggulan daerah masih berasal dari tanaman pangan/palawija dan
hortikultura, tanaman perkebunan dan peternakan. Data produksi tanaman
pangan dan hortikultura dua tahun terakhir seperti pada tabel berikut:

Tabel 2.24
Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2017–2018

Komoditas 2017 2018


Produksi (ton):
a) Padi 290.527 234.395
b) Jagung 152.017 94.974
c) Ubi Kayu 153.171 52.052
d) Kacang Tanah 36.118 18.492
e) Kedelai 32.083 18.748
f) Bawang Merah 33.796 26.925
g) Cabai 29.960 47.504
h) Mangga 145.476 37.636
i) Pisang 43.688 8.074,4
j) Jambu Air 16.682 1.496
k) Semangka 823 472
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Sampang, 2019

Jambu mete, kelapa dan cabe jamu masih menjadi komoditas perkebunan
yang berpotensi dikembangkan menjadi produk unggulan. Produksi tanaman
perkebunan dua tahun terakhir sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2.25
Produksi Tanaman Perkebunan Tahun 2017–2018 (dalam ton)

Komoditas 2017 2018


a) Jambu Mete 2.937 2.958
b) Kelapa 742 750,56
c) Tembakau 3.055 3.509,05
d) Wijen 434 231,50
e) Cabe jamu 850 857,98
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Sampang, 2019

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 66


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Pada komoditas peternakan, sapi dan kambing masih berpotensi


dikembangkan menjadi unggulan daerah dengan memperhatikan populasi yang
cukup besar dan produksinya yang cenderung meningkat. Kondisi tersebut
mencerminkan sub sektor peternakan dinilai prospektif oleh masyarakat/
penduduk Kabupaten Sampang sebagaimana ditunjukkan tabel berikut:

Tabel 2.26
Populasi Ternak dan Hasil Peternakan Tahun 2017–2018

No Komoditas 2017 2018


A. Populasi Ternak (ekor):
1. Sapi 215.020 215.664
2. Kambing 46.587 46.760
3. Domba 9.631 9.750
4. Ayam Buras 774.645 762.499
5. Ayam Petelur 52.017 89.736
6. Ayam Pedaging 100.261 119.465
7. Itik 45.880 48.342
B. Hasil Peternakan (ton):
1. Produksi Daging 4.174,19 4.196,65
2. Produksi Telur 5.042,48 1.706,78
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Sampang, 2019

Sapi Madura merupakan salah satu komoditas yang berpotensi untuk


dikembangkan mengingat kebutuhan daging sapi secara nasional hingga saat ini
masih belum tercukupi oleh ketersediaan sapi di dalam negeri. Pengembangan sapi
Madura relatif mudah untuk diimplentasikan karena masyarakat petani-peternak
di wilayah Sampang sudah lazim memelihara sapi secara tradisional, baik
manajemen perkandangan maupun dalam penyediaan pakan ternak. Sapi Madura
mempunyai kelebihan diantaranya lebih mudah dipelihara karena kemampuannya
dalam memanfaatkan pakan berkualitas rendah, terutama pada saat musim
kemarau. Namun demikian, pertumbuhan bobot tubuh harian pada usaha
penggemukan sapi Madura terbilang masih rendah yaitu 0,5-0,8 kg/hari, jauh di
bawah sapi Limousine yang bisa mencapai ± 1-1,2 kg/hari. Dengan manajemen
yang baik, upaya kawin silang melalui inseminasi buatan, serta pemanfaatan
teknologi, pengembangan sapi Madura sangat berpeluang untuk dikembangkan
dengan skala usaha yang lebih memadai.

2) Sektor Kelautan dan Perikanan


Kabupaten Sampang memiliki wilayah pesisir yang panjang di wilayah Utara
dan Selatan. Dengan demikian sektor Kelautan dan Perikanan merupakan salah
satu unggulan di Kabupaten Sampang dengan jumlah produksi yang sangat
potensial untuk dikembangkan, sebagaimana tabel berikut:

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 67


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Tabel 2.27
Produksi Kelautan dan Perikanan Tahun 2017–2018
No Komoditas 2017 2018
A. Jumlah produksi perikanan (ton):
1. Kolam 724,79 101
2. Perairan Umum 21,16 17,2
3. Laut 6.965,59 9.337,1
4. Tambak 662,17 808,19
B Jumlah produksi garam rakyat (ton) 170.568,45 346.665,00
Sumber: Dinas Perikanan Kabupaten Sampang, 2019

3) Sektor Industri
Pengembangan sektor industri diarahkan dan berbasis pada sumber daya
alam dan budaya masyarakat berupa industri kecil/kerajinan rakyat melalui
pembangunan dan pengembangan sentra industri kecil. Melalui sentra industri ini
diharapkan para pelaku industri kecil/kerajinan rakyat secara bertahap dapat
menanggulangi keterbatasan permodalan, teknologi produksi dan pasca produksi,
pembangunan jejaring pemasaran baik melalui bantuan Pemerintah Kabupaten
Sampang berupa program-program yang dilaksanakan maupun pengembangan
kapasitas secara mandiri di antara pelaku industri kecil/kerajinan rakyat. Industri
yang ada di Kabupaten Sampang, sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2.28
Pertumbuhan Industri di Kabupaten Sampang

No. Nama Industri 2017 2018


1 Krupuk dan Sejenisnya 18 18
2 Furnitur dari kayu 159 159
3 Genteng dari tanah liat 95 115
4 Moulding dan Komponin Bahan Bangunan 22 22
5 Jasa Pengelasan 39 39
6 Pagar,Besi,Teralis,Konstruksi Baja 7 7
7 Percetakan 29 29
8 Stempel, Plat 1 1
9 Cuci Cetak Film 3 3
10 Pembekuan Ikan 2 2
11 Pengerikan Ikan 6 6
12 Ikan Rebus 6 6
13 Pemeliharaan dan Reparasi Mobil 25 25
14 Pemeliharaan dan Reparasi Sepeda Motor 51 51
15 Jasa Service Sepeda dan becak 6 6
16 Jasa Tambal Ban 5 5
17 Pakaian Jadi 22 22
18 Batik Tulis 5 5
19 Service Mesin Pendingin (Kulkas,AC) 1 1
20 Service Elektronik 1 1
21 Kalung, Anting, Cincin 2 2

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 68


Gambaran Umum Kondisi Daerah

No. Nama Industri 2017 2018


22 Industri Gips 3 3
23 Garam Yodium 6 6
24 Pencucian Garam 8 8
25 Tahu 7 7
26 Tempe 4 4
27 Kopi Bubuk 3 3
28 Kecap 3 3
29 Minuman Ringan 11 11
30 Es Batu 5 5
31 Barang dari Semen 19 19
32 Tali Nilon 1 1
33 Jasa Penggilingan Daging 1 1
34 Penggilingan Tepung 2 2
35 Industri Rokok 1 1
36 Industri Alat-Alat Dapur dari logam 6 6
37 Aquarium 1 1
38 Daur Ulang 3 3
39 Anyaman Daun Pandan, Bambu, Rotan 2 2
dan Sejenisnya
40 Alat Pertanian dan Logam 1 1
41 Reproduksi Media Rekaman 1 1
42 Kapuk (Kasur) 2 2
43 Depot Isi Ulang 6 6
44 Sandal/Sepatu 3 3
45 Mente 1 1
46 Pengolahan Rajungan 1 1
47 Pande Besi 1 1
48 Kopiyah 3 3
49 Perahu 2 2
50 Roti dan sejenisnya 5 5
51 Produk Masak lainnya (bumbu-bumbuan) 1 1
52 Penggilingan Batu 14 14
53 Bandeng Presto 1 1
54 Pengolahan/pengawetan produk daging 1 1
55 Pupuk 1 1
Jumlah 635 655
Sumber: Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Sampang

4) Sektor Pariwisata
Kabupaten Sampang mempunyai potensi wisata yang sangat potensial
untuk dikembangkan. Pariwisata tersebut berupa pariwisata alam, pariwisata
buatan maupun pariwisata budaya yang tersebar di wilayah utara dan wilayah
selatan Kabupaten Sampang serta wisata pulau dan perairan. Potensi wisata
tersebut sebagaimana diuraikan sebagai berikut:
A. Wilayah Utara
1. Pariwisata alam
RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 69
Gambaran Umum Kondisi Daerah

- Air Terjun Toroan di Desa Ketapang Daya Kecamatan Ketapang


- Wisata Goa Macan berada di Kecamatan Sokobanah
- Wisata Goa Kelelawar berada di Kecamatan Sokobanah
- Pantai Lonmalang di Desa Bira Barat Kecamatan Sokobanah
- Hutan Kera Nepa dan pantai Nepa berada di Desa Nepa Kecamatan
Banyuates
2. Pariwisata buatan
- Waduk Nipah Kecamatan Banyuates
- Agro Wisata Jambu Mete
3. Kawasan pariwisata budaya
- Atraksi Kerapan Sapi di Kecamatan Ketapang dan Kecamatan
Sokobanah
- Atraksi Sapi Sonok di Kecamatan Sokobanah
- Atraksi Budaya Rokat Tase' di Kecamatan Banyuates, Kecamatan
Ketapang, dan Kecamatan Sokobanah
- Situs Makam Sayyid Ustman Bin Ali Bin Abdullah Al-Habsyi di Desa
Tamberru Barat Kecamatan Sokobanah
B. Wilayah Selatan
1. Pariwisata alam meliputi:
- Wisata Goa Lebar berada di Kecamatan Sampang
- Pantai Wisata Camplong berada di Kecamatan Camplong
- Pantai Camplong berada di Desa Dharma Camplong Kecamatan
Camplong
- Bukit Masegit Kecamatan Omben
- Wana mina hutan mangrove di Desa Marparan Kecamatan Sreseh
2. Pariwisata buatan
- Waduk Klampis di Desa Kramat Kecamatan Kedungdung
- Wisata Kolam Renang Sumber Oto' di Kecamatan Camplong
- Wisata Kolam Renang Sumber Omben berada di Kecamatan Omben
- Camplong agro wisata jambu air, merupakan tempat kerajinan/
cinderamata seperti kerang-kerangan
- Event budaya Semalam di Camplong
- Sentra Batik Kotah Kecamatan Jrengik
3. Pariwisata budaya terdiri atas:
- Atraksi Kerapan Sapi di Kecamatan Kedungdung, Kecamatan
Pengarengan, dan Kecamatan Sampang

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 70


Gambaran Umum Kondisi Daerah

- Atraksi Sapi Sonok berada di Kecamatan Sampang; dan


- Atraksi Budaya Rokat Tase' di Kecamatan Sampang dan Kecamatan
Camplong
- Upacara labuhan sesaji di laut desa Kara kecamatan torjun
- Situs Pababaran Trunojoyo berada di Kecamatan Sampang;
- Situs Makam Ratu Ebu (Madegan) berada di Kecamatan Sampang;
- Sumur Daksan berada di Kecamatan Sampang;
- Situs Makam Pangeran Santo Merto berada di Kecamatan Sampang;
- Situs Panji Laras berada di Kecamatan Sampang;
- Situs Makam Aji Gunung berada di Kecamatan Sampang;
- Situs Panji Laras berada di Kecamatan Sampang
- Situs Makam Aji Gunung berada di Kecamatan Sampang
- Masjid Agung Sampang berada di Kecamatan Sampang
C. Wisata Pulau dan Perairan
Wisata pulau dan perairan hanya terdiri atas satu lokasi saja yaitu Pulau
Mandangin dan perairannya yang berada di sebelah selatan Pulau Madura. Di
Pulau ini terdapat Situs Makam Bangsacara dan Ragapadmi. Situs ini
merupakan makam dari Bangsacara (Hulubalang) kerajaan dari raja Bidarba
yang dibunuh karena istrinya ingin diperistri, namun melihat kenyataan
tersebut sang istri, Ragapadmi, bunuh diri di tempat yang sama beserta anjing
peliharaannya. Di samping itu, Pulau Mandangin juga memiliki potensi wisata
air dan wisata bawah laut yang cukup menjanjikan yang bisa dikembangkan
pada masa mendatang.

2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial

1. Pendidikan
Fokus kesejahteraan masyarakat dalam bidang pendidikan dapat
dilihat dari beberapa indikator, diantaranya Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
dan Harapan Lama Sekolah (HLS). Untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat di
bidang pendidikan, maka beberapa upaya yang dilakukan adalah pemerataan dan
perluasan akses pendidikan, dengan memperluas daya tampung satuan pendidikan
dan memberikan kesempatan yang ssama bagi semua peserta didik dari berbagai
golongan masyarakat. Perkembangan masing-masing indikator dijelaskan sebagai
berikut:
A. Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
Salah satu indikator penting dalam mengukur kinerja pendidikan
adalah Rata-rata Lama Sekolah (RLS). RLS didefinisikan sebagai jumlah tahun
RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 71
Gambaran Umum Kondisi Daerah

yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal. Cakupan


penduduk yang dihitung RLS adalah penduduk berusia 25 tahun ke atas. RLS
dihitung untuk usia 25 tahun ke atas dengan asumsi pada umur 25 tahun proses
pendidikan sudah berakhir. Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Sampang
menunjukkan peningkatan dalam lima tahun terakhir. Pada Tahun 2013, RLS di
Kabupaten Sampang sebesar 3,34 tahun meningkat hingga mencapai 4,12 tahun
pada Tahun 2017. Perkembangan RLS Kabupaten Sampang dapat dilihat dalam
gambar berikut:

4,36
4,12

3,79
TAHUN

3,65
3,49
3,34

2013 2014 2015 2016 2017 2018

Sumber: BPS Kabupaten Sampang, 2019

Gambar 2.34
Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018

B. Harapan Lama Sekolah (HLS)


Selain RLS, Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) juga di jadikan
indikator dalam mengukur kinerja pendidikan. HLS didefinisikan sebagai
lamanya sekolah yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu
di masa mendatang. HLS dihitung pada usia 7 tahun ke atas karena mengikuti
kebijakan pemerintah yaitu program wajib belajar. HLS dapat digunakan untuk
mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang. HLS
di Kabupaten Sampang peningkatan selama 5 (lima) tahun terakhir. Pada tahun
2013, HLS sampang sebesar 10,25 tahun meningkat menjadi 11,38 tahun 2017.
Peningkatan HLS dalam kurun waktu tiga tahun terakhir mengalami
perlambatan.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 72


Gambaran Umum Kondisi Daerah

11,76
11,37 11,38
11,09

TAHUN
10,39
10,20

2013 2014 2015 2016 2017 2018

Sumber: BPS Kabupaten Sampang, 2019

Gambar 2.35
Harapan Lama Sekolah di Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018

2. Kesehatan
Tiga indikator yang dapat digunakan dalam mengukur tingkat
kesejahteraan masyarakat dalam bidang kesehatan, yaitu angka kematian
bayi, angka kematian ibu, dan angka harapan hidup. Peningkatan angka
harapan hidup bisa dicapai apabila ada upaya untuk meminimalkan angka
kematian bayi maupun kematian ibu melahirkan. Rincian perkembangan indikator
kesehatan Kabupaten Sampang tahun 2013–2018 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.29
Indikator Kesehatan Kabupaten Sampang Tahun 2013 –2018

No Uraian Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018


per 1000
Angka
1 Kelahiran 12,52 12,22 9,45 11,95 8,46 7,02
kematian bayi
hidup
per 100.000
Angka
2 kelahiran 110,63 106,28 82,20 84,51 86,4 91,5
kematian ibu
hidup
Angka
3 Tahun 64,39 66,57 67,51 67,59 67,65 68,50
Harapan Hidup
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang, 2019

Perkembangan angka harapan hidup di Kabupaten Sampang


menunjukkan peningkatan dalam periode lima tahun terakhir. Sampai
dengan tahun 2018, capaian angka harapan hidup Kabupaten Sampang mencapai
68,50 tahun. Peningkatan angka harapan hidup diiringi dengan dengan penurunan
angka kematian bayi. Angka kematian bayi pada tahun 2018 sebesar 7,02 per 1000
kelahiran hidup. Hal ini menurun sebesar 1,44 dari tahun 2017. Walaupun angka
kematian bayi sudah menurun dari tahun sebelum, namun masih adanya kematian
bayi tersebut sebagian besar disebabkan oleh BBLR, Asfiksia, dan persalinan oleh
dukun. Indikator ini merupakan indikator negatif, sehingga semakin kecil angka
capaiannya semakin baik hasil pembangunan kesehatannya. Sebaliknya, angka
RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 73
Gambaran Umum Kondisi Daerah

kematian ibu mengalami peningkatan 91,5 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab
kematian ibu karena masih tingginya angka pre-eklamsia, keterlambatan rujukan,
dan penyakit resiko tinggi.

3. Kepemilikan Lahan
Kepemilikan lahan dapat di bedakan menjadi empat jenis. Persentase luas
lahan bersertifikat adalah proporsi jumlah luas lahan bersertifikat (HM, HGU, HGB,
HPL) terhadap luas wilayah daratan. Indikator pertanahan ini bertujuan untuk
mengetahui tertib administrasi sebagai kepastian dalam kepemilikan. Hak Milik
(HM) merupakan hak turun-menurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai
orang atas tanah. Sifat-sifat hak millik yang membedakannya dengan hak-hak
lainnya adalah hak yang “terkuat dan terpenuh”, maksudnya untuk menunjukkan
bahwa diantara hak-hak atas tanah yang dipunyai orang, hak miliklah yang paling
kuat dan penuh. Hak Guna Usaha (HGU) adalah hak untuk mengusahakan tanah
yang dikuasai langsung oleh negara dalam jangka waktu paling lama 25 tahun. Hak
Guna Usaha merupakan hak khusus untuk mengusahakan tanah yang bukan
miliknya sendiri guna perusahaan, pertanian, perikanan dan peternakan. Hak Guna
Bangunan (HGB) adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-
bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri, dengan jangka waktu paling
lama 30 tahun. Oleh karena itu dapat diberikan atas tanah yang dikuasai langsung
oleh negara maupun tanah milik seseorang. Hak Pengelolaan Lahan (HPL) adalah
hak untuk mengelola lahan yang hanya diberikan atas tanah negara yang dikuasai
oleh Badan Pemerintah, BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD).

Tabel 2.30
Persentase (persen) Luas Lahan Bersertifikat Per Tahun di Kabupaten Sampang selama Periode
2012-2018
No Uraian 2012 2013 2014 2014 2016 2017 2018
1 Luas Lahan Bersertifikat (persen) 0,59 51,26 7,00 10,19 10,39 10,39 10,40

Sumber: BPN Kabupaten Sampang, 2019

Persentase Luas Lahan Bersertifikat Per Tahun selama periode 2012-


2016 Kabupaten Sampang mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 luas
lahan bersertifikat sebesar 0,59 persen meningkat menjadi 10,39 persen pada
tahun 2016. Selanjutnya, pada tahun 2018, luas lahan bersertifikat sebanyak 10,40
persen. Persentase tertinggi luas lahan bersertifikat terjadi pada tahun 2013
sebesar 51,26 persen.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 74


Gambaran Umum Kondisi Daerah

4. Kesempatan Kerja
Partisipasi angkatan kerja Kabupaten Sampang mengalami peningkatan
dalam tiga tahun terakhir. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada tahun
2018 sebesar 69,04 persen meningkat 1,73 persen dari tahun 2017. Salah satu hal
yang menyebabkan terjadinya meningkatnya pada TPAK adalah seiring dengan
kualitas peningkatan layanan pemberian pendidikan dan pelatihan baik oleh sektor
formal maupun sektor pemerintah sendiri hal tersebut tercermin dari upaya
bagian bidang tenaga kerja dalam memberikan pelatihan dari start pemula sampai
dengan bisanya peserta didik pelatihan untuk mengaplikasikannya dalam
terpenuhinya kesempatan memperoleh pekerjaan. Upaya tersebut dengan
banyaknya dilakukan pelatihan di BLK Kabupaten Sampang sampai dengan berhari
hari dengan target sampai bisa dan menjadi bekal untuk berpenghidupan atau bisa
bekerja. Secara rinci, perkembangan TPAK dan persentase penduduk miskin
adalah sebagai berikut:

85

80 76,85

75
68,37 69,04
67,31
Persen

70
64,48
65
59,41
60

55

50
2013 2014 2015 2016 2017 2018

Sumber: Diskumnaker Kabupaten Sampang, 2019


Gambar 2.36
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018

2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olah Raga


Seni budaya dan olah raga menjadi aspek penting yang perlu di tingkatkan.
Tersedianya kesenian dan budaya khas sampang dapat menunjukan sejarah dan karakter
budaya setempat. Sedangkan olah raga berkaitan dengan aspek kesehatan dan budaya
hidup masyarakat. Ketersedian sarana dan prasana asapek tersebut tidak hanya dapat
menimgkatkan kondisi sosial yang lebih baik namun juga dapat menjadi potensi
pariwisata yang dapat di kembangkan.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 75


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Tabel 2.31
Perkembangan Seni, Budaya, dan Olah Raga Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
No Indikator Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Per 10.000 0,531
1 Jumlah grup kesenian 0,531 0,587 0,687 0,701 0,756
penduduk
Benda situs dan
2 kawasan cagar budaya persen 75 83 85 88 88 88
yang dilestarikan
Jumlah kesenian
tradisional khas
3 Buah 3 5 7 11 13 15
Sampang yang
dilestarikan
Jumlah Klub Olahraga
4 Klub 6.046 1.662 1.7068 2.286 2.250 2.250
per 10.000 penduduk)
Jumlah gedung olah Per 10.000
5 0,045 0,053 0,065 0,074 0,095 0,098
raga penduduk
Jumlah lapangan
6 Lapangan 1 1 1 1 1 1
olahraga
Jumlah Festival seni
7 Kali 50 32 12 9 10 12
budaya
Sumber: Disporabudpar Kabupaten Sampang, 2019

Dalam beberapa tahun terakhir, kinerja beberapa indikator seni budaya


mengalami peningkatan. Jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk mengalami
peningakatan dari 0.531 pada tahun 2013 menjadi 0.756 tahun 2018. Persentase benda
situs dan kawasan cagar budaya yang di lestarikan mencapai kinerja 88 persen selama dua
tahun terakhir. Jumlah kesenian tradisional khas Sampang pun mengalami peningkatan 5
kali lipat dibandingkan tahun 2013 (3 buah) yaitu menjadi 15 Buah tahun 2018.
Kinerja urusan Olah Raga mengalami peningkatan dalam beberapa tahun
terakhir. Jumlah gedung olah raga per 10.000 penduduk mengalami kenaikan dari 0.045
tahun 2013 menjadi 0.098 tahun 2018. Jumlah lapangan olah raga tidak mengalami
perubahan yaitu hanya memiliki satu lapangan olah raga. Sedangkan jumlah klub olah
raga per 10.000 penduduk mengalami penurunan yang cukup drastis. Pada tahun 2013
terdapat 6046 klub per 10.000 penduduk menjadi 2250 klub per 10.000 penduduk tahun
2018.

2.3 Aspek Pelayanan Umum


2.3.1 Fokus Urusan Wajib Layanan Dasar
Urusan Wajib Layanan Dasar sebanyak 6 urusan. Urusan tersebut terdiri dari
urusan pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan penataan ruang, perumahan rakyat
dan kawasan permukiman, ketenteraman, ketertiban umum dan pelindungan masyarakat,
dan urusan sosial. Perkembangan dari indikator-indikator kinerja urusan wajib pelayanan
dasar adalah sebagai berikut:

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 76


Gambaran Umum Kondisi Daerah

1. Pendidikan
Urusan Pendidikan di Kabupaten Sampang dilaksanakan oleh Dinas
Pendidikan. Rincian beberapa perkembangan indikator kinerja Urusan Pendidikan
tahun 2013-2018 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.32
Indikator Kinerja Pendidikan Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018
Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018

APK PAUD % 77,75 80,03 85,23 84,26 83,05 85,44


Angka partisipasi kasar %
112,08 114,18 112,46 115,39 112,11 109,32
SD/MI/Paket A
Angka partisipasi kasar %
105,46 102,03 105,04 105,74 102,18 102,11
SMP/MTS/Paket B
Angka Partisipasi Murni (APM) %
96,97 95,32 97.88 98,65 97,31 97,40
SD/MI/Pkt A
Angka Partisipasi Murni (APM) %
80,04 76,8 77.21.00 81,72 73,86 74,76
SMP/MTs/Paket B
Angka Putus Sekolah (APS)
% 0,37 0,5 0,45 0,63 0,12 0,14
SD/MI
Angka Putus Sekolah (APS)
% 0,78 0,92 0,89 0,72 0,49 0,26
SMP/MTs
Persentase sekolah dengan
% n/a n/a n/a n/a 3,97 4,02
akreditasi A
Rata-rata Nilai USBN - 6,78 7,07 6,99 6,67 67,69 61,63

Rata-rata Nilai UN - 6,78 6,24 6,17 58,6 57,24 40,67

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang, 2019

Angka Partisipasi Kasar (APK) menunjukkan partisipasi penduduk yang


sedang mengenyam pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikannya. APK
merupakan persentase jumlah penduduk yang sedang bersekolah pada suatu jenjang
pendidikan (berapapun usianya) terhadap jumlah penduduk usia sekolah yang sesuai
dengan jenjang pendidikan tersebut. APK digunakan untuk mengukur keberhasilan
program pembangunan pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka memperluas
kesempatan bagi penduduk untuk mengenyam pendidikan. APK merupakan indikator
yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-
masing jenjang pendidikan.
APK yang tinggi menunjukkan tingginya tingkat partisipasi sekolah, tanpa
memperhatikan ketepatan usia sekolah pada jenjang pendidikannya. Jika nilai APK
mendekati atau lebih dari 100 persen menunjukkan bahwa ada penduduk yang
sekolah belum mencukupi umur dan/atau melebihi umur yang seharusnya. Hal ini
juga dapat menunjukkan bahwa wilayah tersebut mampu menampung penduduk usia
sekolah lebih dari target yang sesungguhnya.
Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase jumlah anak pada
kelompok usia sekolah tertentu yang sedang bersekolah pada jenjang pendidikan
yang sesuai dengan usianya terhadap jumlah seluruh anak pada kelompok usia
RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 77
Gambaran Umum Kondisi Daerah

sekolah yang bersangkutan. Bila APK digunakan untuk mengetahui seberapa banyak
penduduk usia sekolah yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan di suatu
jenjang pendidikan tertentu tanpa melihat berapa usianya, maka Angka Partisipasi
Murni (APM) mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat waktu.
Bila seluruh anak usia sekolah dapat bersekolah tepat waktu, maka APM akan
mencapai nilai 100. Secara umum, nilai APM akan selalu lebih rendah dari APK karena
nilai APK mencakup anak diluar usia sekolah pada jenjang pendidikan yang
bersangkutan. Selisih antara APK dan APM menunjukkan proporsi siswa yang
terlambat atau terlalu cepat bersekolah.
APK PAUD Kabupaten Sampang selama lima tahun terakhir berada pada
angka di atas 80 persen, sedangkan APK SD/MI/Paket A maupun SMP/MTS/Paket B
selalu diatas 100 persen. Adapun APM APK SD/MI/Paket A lima tahun terakhir selalu
diatas 95 persen, namun demikian APM SMP/MTS/Paket B cenderung fluktuatif dan
perlu perhatian lebih karena kondisi terakhir (2018) berada pada angka 74,76 persen.
Angka Putus Sekolah (APS) adalah Proporsi anak menurut kelompok usia
sekolah yang sudah tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu jenjang
pendidikan tertentu. APS ini penting untuk menjadi perhatian guna mendongkrak
Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) yang menjadi
komponen penting dalam penghitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Secara
umum, Angka Putus Sekolah SD/MI Kabupaten Sampang menunjukkan
perkembangan yang semakin bagus terakhir pada angka 0,14 persen. Begitu juga
Angka Putus Sekolah SMP/MTs, angkanya menunjukkan perkembangan yang
semakin baik terakhir berada pada angka 0,26 persen.
Akreditasi sekolah bertujuan untuk memberikan gambaran kinerja sekolah
sebagai alat pembinaan, pengembangan, dan peningkatan mutu, serta untuk
menentukan tingkat kelayakan suatu sekolah dalam penyelenggaraan pelayanan
pendidikan. Hasil akreditasi sekolah bisa dimanfaatkan sebagai acuan dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan dan rencana pengembangan sekolah. Di Kabupaten
Sampang, persentase sekolah dengan akreditasi A pada tahun 2018 sebanyak 4,02
persen. Angka ini diperoleh dari jumlah sekolah SD dan SMP yang akrediatasinya A
sebanyak 35 lembaga dibagi dengan jumlah seluruh sekolah SD/SMP sebanyak 871
lembaga.
Rata-rata nilai USBN sebelumnya menggunakan skala 1-10, sejak tahun 2017
menggunakan skala 1-100. Perkembangan rata-rata Nilai USBN terakhir mengalami
penurunan, yaitu pada tahun 2017 sebesar 67,69 menjadi 61,63 pada tahun 2018.
Rata-rata nilai UN juga mengalami perubahan skala, sejak tahun 2016 menggunakan
skala 1-100. Perkembangan terakhir rata-rata nilai UN dari 57,24 pada tahun 2017
juga mengalami penurunan menjadi 40,67 pada tahun 2018. Hal ini tentu harus

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 78


Gambaran Umum Kondisi Daerah

mendapatkan perhatian lebih dalam peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten


Sampang.
Keberhasilan pelaksanaan pendidikan bukan hanya bergantung pada
penyediaan sarana prasarana dan akses yang memadai, namun juga kompetensi guru
pada tiap-tiap unit pelaksana pendidikan. Berdasarkan Data Kemendikbud (2017),
nilai rata-rata hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) pada semua jenjang untuk Kabupaten
Sampang sebesar 54,19. Angka ini menempati posisi terendah di tingkat Provinsi Jawa
Timur yang mencapai angka rata-rata 60,75. Hal ini tentu perlu mendapat perhatian
guna meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat.

2. Kesehatan
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, kinerja urusan Kesehatan
menunjukkan peningkatan pada beberapa indikator. Hal tersebut ditunjukkan
oleh meningkatnya usia harapan hidup; menurunnya Angka Kematian Ibu, Angka
Kematian Bayi, dan persentase Balita Gizi Buruk; meningkatnya CNR seluruh kasus
TB; menurunnya prevalensi kusta, Insidence Rate DBD, dan prevalensi hipertensi;
meningkatnya persentase puskesmas terakreditasi, dan meningkatnya persentase
masyarakat yang menjadi peserta JKN. Indikator kinerja urusan Kesehatan
sebagaimana ditunjukkan tabel berikut:
Tabel 2.33
Indikator Kinerja Urusan Kesehatan

Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Usia Harapan Hidup tahun 65 66,57 67,51 67,59 67,67 68,50


per 100.000
Angka Kematian Ibu
kelahiran 110,63 106,28 82,20 84,51 86,4 91,5
Melahirkan
hidup
per 1.000
Angka Kematian Bayi kelahiran 12,52 12,22 9,45 11,95 8,46 7,02
hidup
Persentase Balita Gizi
persen 5,7 4,3 6,07 6,3 1,2 1,72
Buruk

Persentase Balita
(%) - - - 44 - 18,14
mengalami Stunting
Angka Kesakitan PM dan
PTM:
- CNR Seluruh Kasus per 100.000
TB 100,09 109,04 113,26 114,29 116,38 124,94
penduduk
- Prevalansi Kusta per 10.000
4,14 5,15 5 3,47 3,16 3,75
penduduk
- Incidence Rate DBD per 100.000
56,04 22,48 68 69,97 16,18 25,10
penduduk
- Prevalansi Hipertensi persen n/a 9,95 8,27 5,48 2,64 0,68
- Prevalansi Diabetes
Melitus persen n/a N/A 0,34 0,33 0,63 0,22

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 79


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Persentase Puskesmas
persen 0 9,52 33,33 47,62 76,19 100
Terakreditasi
Persentase Masyarakat
persen N/A 60 65 73 71,99 77,46
yang menjadi Peserta JKN
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang, 2019

Dari keseluruhan indikator kinerja pada urusan kesehatan, terdapat


beberapa indikator yang memerlukan perbaikan. Indikator tersebut meliputi
Angka Kematian Ibu Melahirkan dan Persentase Masyarakat yang menjadi peserta
JKN. Misalnya pada tahun 2018, angka kematian ibu melahirkan mencapai 91,5
persen. Angka tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar
86,4 persen. Selanjutnya, indikator persentase masyarakat yang menjadi peserta JKN
masih relatif rendah yaitu di bawah 80 persen sampai dengan tahun 2018.
Kasus stunting balita masih menjadi perhatian serius pemerintah
Kabupaten Sampang. Hal ini disebabkan oleh persentase balita yang mengalami KA
masih sangat tinggi. Sampai tahun 2018, persentase tersebut sebesar lebih dari 18
persen yang tersebar di beberapa daerah. Dalam upaya menurunkan kasus stunting,
Pemerintah Kabupaten Sampang telah mengeluarkan Peraturan Bupati No. 2 tahun
2018 tentang Penurunan Stunting.

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang, 2019


Gambar 2.37
Sebaran Desa Stunting di Kabupaten Sampang Tahun 2018 – 2019

Selain indikator diatas, kinerja urusan kesehatan dapat dilihat dari


empat hal. Keempat hal tersebut adalah Rasio Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Per Satuan Balita, Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Peskesmas Pembantu (Pustu),
Rasio Rumah Sakit Per Satuan Penduduk, dan Rasio Dokter Per Satuan Penduduk.
Urain kinerja tersebut adalah sebagai berikut:
RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 80
Gambaran Umum Kondisi Daerah

a. Rasio Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Per Satuan Balita


Posyandu merupakan wadah peran serta masyarakat untuk menyampaikan
dan memperoleh pelayanan kesehatan dasarnya, maka diharapkaan pula strategi
operasional pemeliharaan dan perawatan kesejahteraan ibu dan anak secara dini,
dapat dilakukan di setiap posyandu. Terkait dengan hal tersebut diatas perlu
dilakukan analisis rasio posyandu terhadap jumlah balita dalam upaya
peningkatan fasilitas pelayanan pemenuhan kebutuhan tumbuh kembang anak
sejak dalam kandungan, dan agar status gizi maupun derajat kesehatan ibu dan
anak dapat dipertahankan dan atau ditingkatkan. Adapun perkembangan rasio
jumlah posyandu terhadap balita di Kabupaten Sampang dapat dilihat pada tabel
berikut:

Tabel 2.34
Jumlah Posyandu dan Balita Kabupaten Sampang Tahun 2015–2018

No URAIAN 2015 2016 2017 2018


1 Jumlah Posyandu 1.010 1.020 1.038 1.031
2 Jumlah Balita 76.854 76.603 62.433 76.181
3 Rasio (per 100 balita) 1,31 1,33 1,66 1,35
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang, 2019

Rasio posyandu di Kabupaten Sampang menunjukkan peningkatan setiap


tahunnya. Pada Tahun 2017, rasio posyandu per 100 balita mencapai 1,66. Angka
tersebut menunjukan bahwa rata-rata 1 (satu) posyandu melayani 60 balita.
b. Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Peskesmas Pembantu (Pustu)
Sarana kesehatan seperti Puskesmas, Poliklinik maupun Puskesmas
Pembantu (Pustu) merupakan faktor penting dalam pembangunan kesehatan
utamanya berfungsi sebagai pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang tersebar
ke pelosok. Dengan tersebarnya sarana kesehatan sampai ke pelosok berarti
memudahkan jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Berikut ini
disajikan pada Tabel Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu di Kabupaten
Sampang.

Tabel 2.35
Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu Kabupaten Sampang
Tahun 2015–2018

No URAIAN 2015 2016 2017 2018


1 Jumlah Puskesmas 21 21 21 21
2 Jumlah Poliklinik 7 7 11 11
3 Jumlah Pustu 56 57 59 59
4 Jumlah Penduduka 831.463 834.110 847.707 856.414
5 Rasio Puskesmas Persatuan Penduduk 39.593 39.720 40.367 40.782
6 Rasio Poliklinik Persatuan Penduduk 118.780 119.159 77.064 77.856
7 Rasio Pustu Persatuan Penduduk 14.848 14.634 14.368 14.515
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang, 2019; aDispendukcapil Kabupaten Sampang, 2019

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 81


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Dari data di atas menunjukkan bahwa ketersediaan Puskesmas belum


memenuhi standar kecukupan. Secara ideal rasio puskesmas adalah 1 puskesmas
per 30.000 penduduk. Sedangkan pada tahun 2018 rasio di Kabupaten Sampang
yaitu 1 puskesmas per 40.782 penduduk. Sedangkan rasio poliklinik dan Pustu per
satuan penduduk masing-masing sebesar 77.856 dan 14.515 per penduduk.
c. Rasio Rumah Sakit Per Satuan Penduduk
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang memiliki tenaga medis
profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen
menyelenggarakan pelayanan kesehatan. asuhan keperawatan yang
berkesinambungan. diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.
Rasio rumah sakit per satuan penduduk di Kabupaten Sampang adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.36
Jumlah dan Rasio Rumah Sakit per Jumlah Penduduk Kabupaten Sampang
Tahun 2015–2018
No URAIAN 2015 2016 2017 2018
1 Jumlah Rumah Sakit Umum (Pemerintah) 1 1 1 1
Jumlah Rumah Sakit Jiwa/Paru dan Penyakit
2 0 0 0 0
Khusus Lainnya Milik Pemerintah
3 Jumlah Rumah Sakit AD/AU/AL/POLRI 0 0 0 0
4 Jumlah Rumah Sakit Swasta 0 0 0 1
5 Jumlah Seluruh Rumah Sakit 1 1 1 2
6 Jumlah Penduduka 831.463 834.110 847.707 856.414

7 Rasio (per 100.000 penduduk) 0,12 0,12 0,12 0,23


Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang, 2019; aDispendukcapil Kabupaten Sampang, 2019

d. Rasio Dokter Per Satuan Penduduk


Indikator rasio dokter (spesialis dan umum) per jumlah penduduk
menunjukkan tingkat pelayanan yang dapat diberikan oleh dokter dibandingkan
jumlah penduduk yang ada. Apabila dikaitkan dengan standar sistem pelayanan
kesehatan, idealnya 1 orang dokter melayani 15.000 penduduk. Jumlah Dokter di
Kabupaten Sampang saat sudah memenuhi kebutuhan sesuai standar rasio
tersebut. Pada tahun 2018 rasio dokter di Kabupaten Sampang yaitu 1,75 per
15.000 penduduk, artinya 1 orang dokter melayani 8.571 penduduk.
Tabel 2.37
Rasio Jumlah Dokter Per Satuan Penduduk Kabupaten Sampang
Tahun 2015–2018
No URAIAN 2015 2016 2017 2018
1 Jumlah dokter 53 78 132 100*
2 Jumlah penduduka 831.463 834.110 847.707 856.414

3 Rasio (per 15.000 penduduk) 0,96 1,40 2,34 1,75

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang, 2019; aDispendukcapil Kabupaten Sampang, 2019
Ket: *Hanya menghitung di RSUD dan Puskesmas

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 82


Gambaran Umum Kondisi Daerah

3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang


Beberapa indikator kinerja pada Urusan Pekerjaan Umum
menunjukkan peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Persentase
infrastruktur daerah dalam kondisi baik mengalami peningkatan dari 64,98 persen
dan 75,24 pada tahun 2016 dan 2017, menjadi 80,89 persen tahun 2018. Kondisi
infrastruktur daerah tersebut merupakan representasi dari kondisi jalan, jembatan,
dan jaringan irigasi. Rasio jaringan irigasi merupakan perbandingan antara panjang
saluran irigasi terhadap luas lahan budidaya pertanian dan kondisi pada tahun 2017
dan 2018 bisa dipertahankan pada angka 5,68 persen. Adapun luas genangan banjir
berhasil sedikit diturunkan dari 30,11 ha pada tahun 2017 menjadi 28,96 ha tahun
2018.

Tabel 2.38
Indikator Kinerja Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018


Persentase Infrastruktur
persen 51,95 61,82 64,01 64,98 75,24 80,89
Daerah dalam Kondisi Baik
Rasio Jaringan Irigasi 5,63 5,63 5,63 5,63 5,68 5,68
Luas genangan banjir ha 57,61 48,01 37,66 30,3 30,11 28,96
Dokumen RTRW yang
- Ada Ada Ada Ada Ada Ada
ditetapkan dengan Perda
Persentase pemanfaatan
persen 100 100 100 100 100 100
kawasan sesuai dengan RTRW
Persentase Dokumen RDTRK
persen 0 0 0 0 0 0
yang ditetapkan dengan perda
Persentase pemanfaatan
kawasan yang sesuai dengan persen 100 100 100 100 100 100
RDTRK
Persentase pelanggaran
persen 100 100 100 100 100 100
RDTRK yang tertangani
Sumber: DPUPR Kabupaten Sampang, 2019

Berkaitan dengan Penataan Ruang di Kabupaten Sampang


menunjukkan kinerja yang stabil. Hal tersebut diindikasikan tindakan awal
terhadap pelanggaran di bidang penataan ruang juga sudah terlaksana 100 persen.
Disamping itu, dokumen RTRW yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah juga sudah
tersedia, namun demikian penjabaran dokumen RTRW kedalam RDTRK yang telah
ditetapkan dengan Peraturan Daerah belum terealisasi.
Dalam rangka meningkatkan kualitas dan efektifitas penyelenggaraan
penataan ruang dan untuk meningkatkan kualitas struktur ruang dan pola ruang di
Kabupaten Sampang serta untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan penataan ruang maka telah disusun Peraturan Daerah Kabuaten
Sampang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Sampang Tahun 2012-2032. Berdasarkan amanah Peraturan Daerah tersebut, maka

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 83


Gambaran Umum Kondisi Daerah

seluruh aktiftas kegiatan yang dalam aktifitasnya memanfaatkan ruang atau tempat
atau lokasi baik aktifitas ekonomi, sosial dan pemerintahan harus memiliki dokumen
kesesuaian tata ruang wilayah/rekomendasi tata ruang wilayah.
Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang di Kabupaten Sampang
dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dengan
perkembangan layanan di bidang jalan, jembatan dan irigasi sebagai berikut:

Tabel 2.39
Kondisi Jalan, Jembatan, dan Jaringan Irigasi di Kabupaten Sampang
Uraian Satuan 2015 2016 2017 2018
A. Jalan Kabupaten km 1.009,445 1.112,636 1.112,636 1.379,270
- Kondisi baik km 431,336 497,682 519,935 673,307
- Kondisi rusak ringan km 242,267 255,906 244,780 302,564
- Kondisi rusak berat km 335,842 359,048 347,921 403,399
- Persentase dalam %
42,73 44,73 46,73 48,82
kondisi baik
B. Jembatan Kabupaten unit 353 353 353 353
- Kondisi baik unit 180 187 194 201
- Kondisi rusak ringan unit 134 131 127 124
- Kondisi rusak berat unit 39 35 32 28
- Persentase dalam %
kondisi baik 50,99 52,97 54,96 56,94
C. Jaringan Irigasi

- Luas jaringan irigasi ha


5.031 5.031 5.031 5.031
total
- Luas jaringan irigasi ha
dalam kondisi baik 2.659,84 2.692,99 2.695,79 3.401,96
- Persentase dalam %
kondisi baik 52,87 53,53 53,58 67,62

Sumber: DPUPR Kabupaten Sampang, 2019

Kondisi jalan kabupaten dalam kondisi baik mengalami peningkatan


selama beberapa tahun terakhir. Kondisi jalan kabupaten yang baik sebesar 42,73
persen pada tahun 2015 menjadi 48,82 persen pada tahun 2018. Begitu pula kondisi
jembatan kabupaten juga mengalami peningkatan dari 50,99 persen pada tahun 2015
menjadi 56,94 persen pada tahun 2018. Adapun jaringan irigasi dalam baik juga
menunjukkan peningkatan dari 52,87 persen pada tahun 2015 menjadi 67,62 persen
pada tahun 2018.

4. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman


Penyelenggaran urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
di Kabupaten Sampang dilaksanakan oleh Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman. Secara umum, kualitas perumahan dan permukiman di
Kabupaten Sampang menunjukkan kondisi yang semakin baik dan layak huni. Hal
tersebut diindikasikan oleh meningkatnya cakupan perumahan sehat yang didukung

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 84


Gambaran Umum Kondisi Daerah

PSU, persentase rumah layak huni, persentase rumah tangga berakses air minum,
persentase rumah tangga berakses sanitasi; serta menurunnya Persentase
permukiman kumuh sebagaimana ditunjukkan tabel berikut:

Tabel 2.40
Indikator Kinerja Urusan Perumahan dan Kawasan
Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Cakupan perumahan sehat
persen - 12,47 12,47 14,55 16,00 37,33
yang didukung PSU
Persentase permukiman
persen 17,48 17,43 17,28 17,28 16,34 15,33
kumuh
Persentase rumah layak huni persen 47.61 47,67 47,67 47,67 47,68 47,71
Persentase rumah tangga
persen 26,8 30,1 31,84 33,00 33,70 35,54
berakses air minum
Persentase rumah tangga
persen 47,80 49,28 57,28 57,35 57,88 58,86
berakses sanitasi
Sumber: DPRKP Kabupaten Sampang, 2019

Kinerja urusan perumahan dan kawasan mengalami peningkatan


dalam beberapa tahun terakhir. Cakupan perumahan sehat yang didukung PSU
mengalami peningkatan yang sangat pesat yaitu dari 12,47 persen tahun 2014
menjadi 37,33 persen tahun 2018. Persentase rumah tangga berakses air minum dan
sanitasi mengalami peningkatan masing–masing menjadi 35,54 persen dan 58,86
persen pada tahun 2018. Persentase pemukiman kumuh mengalami penurunan dari
17,48 persen tahun 2013 menjadi 15,33 persen tahun 2018.

5. Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Pelindungan Masyarakat


Penyelenggaran Urusan Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan
Pelindungan Masyarakat di Kabupaten Sampang dilaksanakan oleh Satpol PP.
Beberapa Indikator kinerja menunjukkan perkembangan yang baik pada kondisi tiga
tahun terakhir. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya persentase cakupan tingkat
penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketenteraman, Keindahan) dan persentase
penanganan bahaya bencana kebakaran. Perkembangan indikator kinerja Urusan
Urusan Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Pelindungan Masyarakat ditunjukkan
pada tabel berikut:
Tabel 2.41
Indikator Kinerja Urusan Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan
Pelindungan Masyarakat

Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018


Persentase Cakupan Tingkat
penyelesaian pelanggaran K3
persen 75 100 71 79 80,68 91,34
(ketertiban, ketenteraman,
keindahan) di Kabupaten Sampang
pelang
Jumlah pelanggaran perda 10 18 11 8 7 7
garan
Persentase penanganan Bahaya
persen 51,00 82,00 89,78 92,58 93,18 93,18
Bencana Kebakaran
Sumber: Satpol PP Kabupaten Sampang, 2019

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 85


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Beberapa indikator kinerja urusan ketenteraman, ketertiban umum,


dan pelindungan masyarakat mengalami kemajuan. Persentase penyelenggaraan
cakupan tingkat penyelesaian pelanggaran K3 dan penanganan bahaya bencana
kebakaran mengalami kinerja lebih dari 80 persen pada tahun 2017 dan 2018 yaitu
masing –masing sebesar 93,18 persen. Begitu juga dengan jumlah pelanggaran perda
yang semakin berkurang yaitu 10 kasus pada tahun 2013 menajdi 7 kasus di tahun
2018. Namun demkian, indikator angka kriminalitas mengalami penurunan kinerja.
Pada tahun 2013 jumlah kasus angka kriminalitas sebesar 298 kejadian meningkat
menjadi 420 kejadian tahun 2018.

6. Sosial
Beberapa kinerja penyelenggaraan urusan sosial di Kabupaten
Sampang menunjukkan hasil yang meningkat dibandingkan tahun lalu. Hal ini
ditunjukkan dengan menunrunnya Jumlah PMKS dan meningkatnya Jumlah PMKS
yang tertangani. Akan tetapi ada beberapa indikator yang memerlukan perhatian
seperti menurunnya persentase PMKS yang mendapat layanan program
pemberdayaan, menurunnya persentase cakupan PMKS yang mendapat sistem
perlindungan dan bantuan sosial. Adapun jumlah panti rehabilitasi sosial yang dibina
mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2016 karena banyak panti yang
tidak memenuhi syarat disebabkan surat izinnya tidak diperpanjang.

Tabel 2.42
Indikator Kinerja Urusan Sosial Kabupaten Sampang

Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018


Jumlah PMKS Orang 87.526 87.483 87.108 86.633 83.963 82.903
Jumlah PMKS yang tertangani Orang 352 397 660 11.055 11.286 1.060
Persentase PMKS yang mendapat
persen 0,4 0,45 0,76 12,76 7,19 0,20
layanan program pemberdayaan
Persentase cakupan PMKS yang
mendapat sistem perlindungan dan persen 0,4 0,45 0,76 12,76 9,82 1,04
bantuan sosial
Jumlah panti rehabilitasi sosial yang
Panti 69 46 38 50 37 40
dibina
Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Sampang, 2019

2.3.2 Fokus Urusan Wajib Bukan Layanan Dasar


Urusan Wajib Bukan Layanan Dasar yang dijelaskan pada bagian ini
sebanyak 17 urusan. Urusan tersebut terdiri dari urusan tenaga kerja, pemberdayaan
perempuan dan pelindungan anak, pangan, pertanahan, lingkungan hidup, administrasi
kependudukan dan pencatatan sipil, pemberdayaan masyarakat dan desa, pengendalian
penduduk dan keluarga berencana, perhubungan, komunikasi dan informatika, koperasi,
usaha kecil dan menengah, penanaman modal, kepemudaan dan olah raga, statistik,

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 86


Gambaran Umum Kondisi Daerah

kebudayaan, perpustakaan, serta urusan kearsipan. Perkembangan dari indikator-


indikator kinerja urusan wajib pelayanan dasar adalah sebagai berikut:
1. Tenaga Kerja
Secara umum, kinerja Urusan Tenaga Kerja di Kabupaten Sampang
menunjukkan peningkatan. Hal tersebut ditunjukkan dengan peningkatan
persentase pencari kerja yang berhasil ditempatkan sebesar 94,66 persen pada tahun
2018. Rasio ketergantungan meningkat menjadi 38,23 persen. Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) juga menunjukkan peningkatan menjadi 69,04 persen ada
tahun 2018, naik 1,73 persen dari tahun sebelumnya. Rasio Lulusan S1/S2/S3
menurun menjadi 4,56 persen. Realisasi ini tidak mencapai target karena kapasitas
untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi terkendala oleh biaya ekonomi keluarga
yang tidak mampu, sisi lain program beasiswa tidak banyak informasi yang diketahui
oleh masyarakat khususnya daerah pedesaan. Urusan Tenaga Kerja di Kabupaten
Sampang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Tenaga Kerja dengan
perkembangan kinerja sebagai berikut:

Tabel 2.43
Indikator Kinerja Urusan Tenaga Kerja

Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018


Tingkat Partisipasi Angkatan
persen 59,41 76,85 68,37 64,48 67,31 69,04
Kerja (TPAK)
Persentase pencari kerja yang
persen 22,77 54,51 4,61 22,51 58,60 94,66
ditempatkan
Rasio Lulusan S1/S2/S3 persen 6,12 8,72 4,48 7,60 3,4 4,56*
Rasio Ketergantungan persen 33,35 30,86 33,32 32,58 38,23 35,55*

Sumber: Diskumnaker Kabupaten Sampang, 2019; Ket: *Angka sementara

2. Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak


Secara umum, beberapa kinerja dalam urusan Pemberdayaan
Perempuan dan Pelindungan Anak bebrapa tahun terakhir menunjukkan
kondisi yang relatif tetap. Hal ini diindikasikan oleh partisispasi perempuan di
lembaga pemerintahan yang berkisar tidak jauh dari angka 50 persen. Urusan
Pemberdayan Perempuan dan Pelindungan Anak di Kabupaten Sampang
dilaksanakan oleh Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (DKBPPPA) dengan rincian perkembangan kinerja sebagai
berikut:

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 87


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Tabel 2.44
Indikator Kinerja Urusan Pemberdayan Perempuan dan Pelindungan Anak

Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018


Partisipasi perempuan di lembaga
persen 38,62 39,31 57,9 49,89 50,18 49,44
pemerintahana
Partisipasi perempuan di lembaga
persen 33,80 30,74 47,09 50,11 n/a n/a
swastaa
Persentase cakupan perempuan
dan anak korban kekerasan yang persen n/a n/a n/a n/a 100 100
mendapatkan penanganana
Indek Pembangunan Gender (IPG)b - n/a 82.62 82.96 83.54 83.78 83,57
Indek Pemberdayaan Gender (IDG)b - n/a 42.09 45.41 49.86 51.75 n/a
Sumber: aDKBPPPA Kabupaten Sampang, 2018; bBPS Provinsi Jawa Timur, 2019

Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indek Pemberdayaan Gender


(IDG) mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. IPG Kabupaten
Sampang secara umum mengalami kenaikan meskipun relatif lambat dari 82.62 tahun
2014 meningkat menjadi 83,57 pada tahun 2018. Seiring dengan peningkatan IPG,
IDG Kabupaten Sampang pun mengalami peningkatan meskipun nilainya masih
rendah. IDG tahun 2014 sebesar 42.09 meningkat menjadi 51.75 tahun 2017.

3. Pangan
Berdasarkan hasil analisa Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Desa
Provinsi Jawa Timur 2016 (FSVA Desa Prov. Jatim 2016) bahwa dari 186
desa/kelurahan di Kabupaten Sampang terdapat 5 desa prioritas I (sangat rawan), 29
desa prioritas II (rawan), 78 desa prioritas III (tahan) dan 74 desa prioritas IV (sangat
tahan). Sampai dengan tahun 2017, jumlah pmn pangan di Kabupaten Sampang
sebanyak 33 desa. Secara umum, kondisi ketahanan pangan dapat dilihat dari indeks
ketahanan pangan. Indeks ketahanan pangan dibangun dari skor Pola Pangan
Harapan (PPH) Ketersediaan dan skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi. Kondisi
pelaksanaan urusan pangan pada tahun 2013-2018 diperlihatkan pada tabel di
bawah:

Tabel 2.45
Perkembangan Indikator Kinerja Urusan Pangan

Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018


Skor PPH Ketersedian - 69,80 70,67 73,96 73,96 73,96 79,47
Ketersediaan Pangan
kg/kpt/thn 192,11 173,46 176,96 166,20 181,71 274,62
Utama Masyarakat PSB
Persentase Pemenuhan
% 138,06 124,65 125,77 119,44 130,59 197,35
Kebutuhan Pangan
Cadangan Pangan
Pemerintah Setara Beras ton n/a n/a n/a n/a 20,00 20,00
(PSB)
Skor PPH Konsumsi 72,3 77,65 81,8 79,40 86,47 81,50

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 88


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018


Angka Konsumsi RT per
juta rupiah 15,08 17,01 20,00 21,93 23,72 36,70
Kapita/Tahun
Persentase Konsumsi RT
% 80,00 80,24 81,44 81,44 81,44 81,44
Non Pangan
Persentase Produk Pangan
% n/a n/a n/a 85,71 80,00 90,00
Yang Aman
Sumber: DKP Kabupaten Sampang, 2019

4. Pertanahan
Penatagunaan tanah merupakan salah satu urusan yang penting untuk
ditangani. Persentase Luas Lahan Bersertifikat mengalami peningkatan walaupun
angkanya tidak signifikan dari 10,39 persen pada tahun 2017 menjadi 10,40 persen
pada tahun 2018. Adapun Perkembangan Penyelesaian Kasus Tanah Negara di
Kabupaten Sampang selama periode 2013-2018 dapat dilihat dalam tabel di bawah
ini.

Tabel 2.46
Perkembangan Indikator Kinerja Urusan Pertanahan

Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018


Persentase Luas Lahan
% n/a 7 10,19 10,39 10,39 10,40
Bersertifikat
Penyelesaian Kasus Tanah
% n/a n/a n/a 11,76 11,76 17,86
Negara
Sumber: DPRKP Kabupaten Sampang, 2019

5. Lingkungan Hidup
Perkembangan kinerja urusan lingkungan hidup di Kabupaten
Sampang menunjukkan peningkatan pada beberapa indikator kinerja. Hal ini
ditunjukkan dengan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) yang semakin
meningkat dari 51,12 pada tahun 2015 menjadi 51,70 pada tahun 2017. Penghitungan
IKLH tahun 2015-2017 tersebut masih menggunakan Indeks Tutupan Hutan (ITH),
belum menggunakan perhitungan Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) sehingga
belum mempertimbangkan dinamika vegetasi setiap tahun, kondisi habitat, kondisi
tutupan lahan di luar kawasan hutan, dan kondisi tutupan lahan di sempadan sungai.
Adapun pada tahun 2018, nilai IKLH Kabupaten Sampang telah menggunakan
perhitungan IKTL dan diperoleh nilai sebesar 73,85. Berdasarkan klasifikasi Indeks
Kualitas Lingkungan Hidup yang dipublikasikan Kementerian LHK, nilai tersebut
masuk kategori cukup. Angka IKLH tersebut merupakan komposit dari Indeks
Kualitas Air sebesar 53,64 (bobot 30%), Indeks Kualitas Udara sebesar 76,60 (bobot
30%) dan IKTL sebesar 86,83 (bobot 40%).

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 89


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Selain itu, peningkatan juga terjadi pada jumlah penghargaan lingkungan


hidup yang sebelumnya sebanyak 11 penghargaan pada tahun 2016 menjadi 34 pada
tahun 2018. Luas lahan kritis juga berhasil ditekan dari 40,418 ha pada tahun 2016
menjadi 35,571 ha pada tahun 2018. Ruang Terbuka Hiaju (RTH) juga mengalami
peningkatan dari 32 persen pada tahun 2016 menjadi 33,70 persen pada tahun 2018.
Penyelenggaraan urusan lingkungan hidup di Kabupaten Sampang dilaksanakan oleh
Dinas Lingkungan Hidup dengan rincian perkembangan kinerja sebagai berikut:

Tabel 2.47
Indikator Kinerja Urusan Lingkungan Hidup

Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018


IKLH - - - 51,12* 51,46* 51,70* 73,85
Indeks Kualitas Air - - - 43.3 43,50 43,52 53,64
Indeks Kualitas Udara - - - 76,90 77,40 77,67 76,60
Indeks Kuaitas
- - - 37,65 37,97 38,69 -
Tutupan Hutan (ITH)
Indeks Kualitas
Tutupan Lahan - - - - - - 86,83
(IKTL)
Jumlah Penghargaan penghargaan
- - 7 11 13 34
Lingkungan Hidup
Luas lahan kritis ha 41,377 41,107 40,722 40,418 35,818 35.571
Ruang Terbuka Hijau persen 29,93 30,37 32,00 32,00 33,33 33,70
Sumber: DLH Kabupaten Sampang, 2019
Keterangan: *Penghitungan IKLH Tahun 2015-2017 masih menggunakan Indeks Tutupan Hutan (ITH),
belum menggunakan perhitungan Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL)

80

70

60

50

40
68,23

66,81

66,29

66,19
65,73
62,67

30
51,46
51,12

51,7

20

10

0
2015 2016 2017

Sampang Jawa Timur Nasional

Sumber: DLH Kabupaten Sampang, 2018; DLH Provinsi Jawa Timur, 2018; Kementerian LHK, 2018
Keterangan: *Penghitungan IKLH Tahun 2015-2017 masih menggunakan Indeks Tutupan Hutan (ITH),
belum menggunakan perhitungan Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL)
Gambar 2.38
Perkembangan IKLH Kabupaten Sampang, Jawa Timur, dan Nasional tahun 2015-2017

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 90


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Selama periode 2015-2017, Indeks Kualitas Lingkungan Hidup


Kabupaten Sampang selalu berada di bawah capaian Provinsi Jawa Timur dan
Nasional. Pada tahun 2015, IKLH sampang sebesar 51,12 masih jauh tertinggal di
bawah provinsi dan nasional dengan masing-masing sebesar 62,67 dan 68,23.
Meskipun IKLH Sampang peningkatan pada tahun 2017 namun peningkatan tersebut
sangat lambat dan jauh di bawah peningkatan di tingkat provinsi maupun nasional.
Ketimpangan ini karena IKLH Kabupaten Sampang tahun 2015-2017 masih
menggunakan Indeks Tutupan Hutan (ITH), belum menggunakan perhitungan Indeks
Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) sehingga belum mempertimbangkan dinamika
vegetasi setiap tahun, kondisi habitat, kondisi tutupan lahan di luar kawasan hutan,
dan kondisi tutupan lahan di sempadan sungai.

6. Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil


Pada beberapa indikator, kinerja dalam Urusan Kependudukan dan
Pencatatan Sipil menunjukkan peningkatan. Hal tersebut diindikasikan rasio
penduduk ber-KTP dengan dengan capaian sebesar 94,55 persen pada tahun 2018.
Masih adanya penduduk wajib KTP yang belum memiliki e-KTP disebabkan oleh
penduduk wajib KTP masih banyak yang belum melakukan perekaman e-KTP karena
jauhnya lokasi tempat tinggal dari Kecamatan. Untuk itu Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil telah melaksanakan perekaman e-KTP dengan layanan mobil keliling
sehingga dapat menjangkau ke pelosok Desa di semua Kecamatan serta dilaksanakan
sosialisasi penyuluhan administrasi kependudukan. Perkembangan kinerja
penyelenggaraan urusan kependudukan dan pencatatan sipil di Kabupaten Sampang,
yang dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil adalah sebagai
berikut:

Tabel 2.48
Indikator Kinerja Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018


Rasio Penduduk ber KTP per
persen 92,48 63,81 77,20 81,98 78,57 94,55
satuan penduduk
Rasio Keluarga ber Kartu Keluarga persen 90,71 97,99 83,60 100 100 100
Persentase bayi ber-akta
persen 10,56 34,29 44,49 85,55 72,24 83,80
kelahiran
Persentase penduduk ber-akta
persen 0,13 1,38 10,96 22,68 10,57 34,42
kematian
Persentase penduduk yang
persen 69,15 48,63 59,97 63,72 60,97 69,61
memiliki dokumen kependudukan
Persentase penduduk yang
memiliki dokumen pencatatan persen 17,62 20,07 22,97 25,01 25,57 37,08
sipil
Sumber: Dispendukcapil Kabupaten Sampang, 2019

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 91


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rasio Keluarga ber Kartu Keluarga telah mencapai 100 persen selama
tiga tahun terakhir. Kemudian, Rasio bayi ber-akte kelahiran mengalami
peningkatan dari 72,24 persen pada tahun 2017 menjadi 83,80 persen pada tahun
2018. Peningkatan juga ditunjukkan oleh indicator Pesentase ber-akte kematian dari
10,57 persen pada tahun 2017 menjadi 34,42 persen pada tahun 2018. Peningkatan
ini menunjukkan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya dokumen
kependudukan dan pencatatan sipil.

7. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dengan program
pembangunan diarahkan untuk meningkatkan keberdayaan masyarakat
perdesaan. Kebijakan arah pembangunan ini dilandasi pemikiran bahwa
pemberdayaan masyarakat di wilayah perdesaan akan mengurangi kemiskinan
struktural masyarakatnya sehingga dapat menekan laju urbanisasi yang potensial
menimbulkan permasalahan sosial dan menciptakan desa yang mandiri.
Upaya pemerintah dalam peningkatan Desa Mandiri serta pengentasan
Desa Tertinggal perlu didukung dengan adanya Penyusunan Indeks Desa
Membangun. Indeks Desa Membangun adalah Indeks Komposit yang dibentuk dari
Indeks Ketahanan Sosial, Indeks Ketahanan Ekonomi dan Indeks Ketahanan Ekologi
Desa (Permendesa Nomor 2 Tahun 2016), yang bertujuan untuk: a) menetapkan
status kemajuan dan kemandirian Desa serta b) menyediakan data dan informasi
dasar bagi pembangunan Desa.
Status Desa berdasarkan Indeks Desa Membangun diklasifikasikan menjadi 5
Status, yaitu: Desa Mandiri, Desa Maju, Desa Berkembang, Desa Tertinggal dan Desa
Sangat Tertinggal. Klasifikasi Status Desa ditetapkan dengan ambang batas sebagai
berikut:
1) Desa Mandiri adalah Desa dengan IDM > 0,8155.
2) Desa Maju adalah Desa dengan IDM > dari 0,7072 dan ≤ 0,8155
3) Desa Berkembang adalah Desa dengan IDM > 0,5989 dan ≤ 0,7072
4) Desa Tertinggal adalah Desa dengan IDM > 0,4907 dan ≤ 0,5989
5) Desa Sangat Tertinggal adalah Desa dengan IDM ≤ 0,4907
Perhitungan indeks pada setiap dimensi dilakukan dengan metode skoring
yang kemudian ditransformasikan menjadi sebuah indeks. Pada tahun 2018 telah
dilakukan pemutakhiran status desa di Kabupaten Sampang. Status desa yang telah
dimutakhirkan ini ditetapkan dengan Keputusan Dirjen Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 92


Gambaran Umum Kondisi Daerah

RI No. 52 tahun 2018 dan hasilnya dari 180 Desa di Kabupaten Sampang ditetapkan
Status: 7 Desa Maju, 75 Desa Berkembang, 82 Desa Tertinggal, dan 16 Desa Sangat
Tertinggal. Secara agregat, IDM Kabupaten Sampang sebesar 0,5868 (Kemendesa
PDTT, 2018). Angka tersebut menjadikan Kabupaten Sampang termasuk ke dalam
kelompok daerah tertinggal.
Keadaan masih banyaknya desa tertinggal di Kabupaten Sampang disebabkan
oleh beberapa hal antara lain potensi sumber daya alam yang belum dikelola dengan
baik. Pengelolaan aset desa dan sumber daya lain juga belum diatur secara memadai.
Di samping itu, pengelolaan pemerintahan di tingkat desa juga dinilai masih terbatas.
Pada tahun 2018, baru sekitar separuh dari 180 desa di Kabupaten Sampang yang
memiliki perencanaan dan penganggaran yang baik. BUMDesa yang diharapkan bisa
memperkuat perekonomian desa juga baru sekitar sepertlimanya yang sudah aktif.
Urusan Pemberdayaan Mayarakat dan Desa di Kabupaten dilaksanakan oleh
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DMPM) dengan perkembangan kinerja
sebagai berikut:

Tabel 2.49
Indikator Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Rata-rata jumlah kelompok
Klpk 14 14 14 14 14 14
binaan PKK
Jumlah LPM berprestasi Klpk 0 0 1 1 1 1
Jumlah PKK Aktif Klpk 186 186 186 186 186 186
Desa dengan PADes di atas Desa 0 0 0 0 0 0
30% dari APBDesa
Sumber: DPMD Kabupaten Sampang, 2019

8. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan Laju Pertumbuhan Penduduk
(LPP) sebagai angka yang menunjukkan tingkat pertambahan penduduk pertahun
dalam jangka waktu tertentu. LPP ini digunakan untuk mengetahui perubahan jumlah
penduduk antar dua periode waktu. Angka ini dinyatakan sebagai persentase dari
penduduk dasar. Laju Pertumbuhan Penduduk dapat dihitung mengunakan tiga
metode, yaitu aritmatik, geometrik, dan eksponensial. Sedangkan mentode yang
sering digunakan di BPS adalah metode geometrik.
Laju pertumbuhan penduduk geometrik digunakan untuk memprediksi
jumlah penduduk suatu wilayah di masa yang akan datang. Laju pertumbuhan
penduduk geometrik menggunakan asumsi bahwa laju pertumbuhan penduduk sama

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 93


Gambaran Umum Kondisi Daerah

setiap tahunnya. Adapun laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sampang dapat


dilihat sebagimana berikut:

1,6
1,4
1,2
persen

1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Laju Pertumbuhan
1,48 1,38 1,28 1,18 0,12 1,08
Penduduk

Sumber: DKBPPPA Kabupaten Sampang, 2019


Gambar 2.39
Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018

Kabupaten Sampang behasil mengendalikan Laju Pertumbuhan


Penduduk (LPP) pada beberapa tahun terakhir mendekati angka satu, artinya
jumlah penduduk relatif tetap jika dibandingkan tahun sebelumnya. Pengendalian
LPP penting untuk mendapatkan perhatian untuk mengantisipasi adanya
kemungkinan ledakan penduduk yang harus disikapi sejak dini oleh pemerintah.
Persoalan ini tidak boleh dipandang sebelah mata karena berpotensi menimbulkan
persoalan sosial dan ekonoi di kemudian hari. Kondisi pada tahun 2018, Laju
Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Sampang sebesar 1,08 persen. Hal ini didukung
oleh Program Keluarga Berencana (KB) yang terus digalakkan disamping upaya
penundaan usia kawin dan penundaan usia kehamilan.

9. Perhubungan
Pemenuhan kebutuhan pelayanan trasportasi merupakan salah satu
hak dasar setiap warga Negara yang harus dipenuhi oleh pemerintah.
Kebutuhan layanan trasportasi di Kabupaten Sampang dari waktu ke waktu selalu
mengalami peningkatan baik secara kualitas maupun kuantitas. Seiring dengan
peningkatan kebutuhan pelayanan trasportasi ini, maka timbul persoalan di dalam
penyelenggaraannya. Transportasi merupakan salah satu sektor yang cukup besar
perannya dalam pembangunan suatu daerah. Panjang jalan dapat menunjukkan
tingkat keterbukaan dan perkembangan masyarakat suatu wilayah. Semakin panjang
suatu jalan, maka tingkat keterbukaan dan perkembangannya semakin tinggi. Oleh
karena itu, tersedianya fasilitas jalan yang sangat dibutuhkan dalam melayani
kebutuhan masyarakat terutama menggerakkan lalu lintas perekonomian. Kinerja

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 94


Gambaran Umum Kondisi Daerah

pemenuhan sarana prasarana perhubungan darat maupun laut di Kabupaten


Sampang sebagaimana ditunjukkan table berikut:

Tabel 2.50
Kinerja Pemenuhan Sarana Prasarana Perhubungan Darat dan Darat Laut

Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Jumlah Sarana dan Prasarana


Perhubungan Darat Dalam unit 7.570 8.936 10.165 12.262 12.865 13.215
Kondisi Baik
Persentase terpenuhinya
standar keselamatan bagi % n/a n/a n/a 6,7 6,7 6,7
angkutan umum

Jumlah Cakupan Penyediaan


unit 5 16 20 24 27 27
Sarana Perhubungan Laut

Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Sampang, 2019

Kinerja pemenuhan sarana prasaranan perhubungan menunjukkan


peningkatan dari tahun ke tahun. Jumlah saranan dan prasarana perhubungan
darat dalam kondisi baik menunjukkan peningkatan dari 12.865 unit tahun 2017
menjadi 13.215 unit tahun 2018. Sedangkan jumlah cakupan penyediaan sarana
perhubungan laut tidak berubah selama tahun 2017 sampai dengan 2018 yaitu hanya
tersedia 27 unit.

10. Komunikasi dan Informatika


Secara umum, kinerja urusan komunikasi dan informatika yang relatif
stabil dan menujukkan kemajuan. Hal tersebut dapat dilihat dari meningkatnya
jumlah sistem informasi manajemen yang terintegrasi dari 7 pada tahun 2013
menjadi 46 pada tahun 2018. Website Perangkat Daerah yang aktif menunjukkan
peningkatan yang sangat signifikan yaitu dari 33 unit pada tahun 2013 menjadi 75
unit pada tahun 2018. Pengunjung website unit-unit pemerintah Kabupaten Sampang
juga menunjukkan peningkatan yaitu mencapai 324.225 orang pada tahun 2018.
Urusan Komunikasi dan Informatika di Kabupaten dilaksanakan oleh Dinas
Komunikasi dan Informatika dengan perkembangan kinerja sebagai berikut:
Tabel 2.51
Indikator Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika

Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018


Jumlah Sistem Informasi
Manajemen yang unit 7 13 18 19 30 46
terintegrasi
Website Perangkat
unit 33 33 33 46 63 75
Daerah yang aktif
Pengunjung website
unit-unit pemerintah Orang 99.183 98.703 100.897 115.542 200.405 324.225
daerah
Sumber: Diskominfo Kabupaten Sampang, 2019

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 95


Gambaran Umum Kondisi Daerah

11. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah


Secara umum, kinerja dalam urusan Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah menunjukkan peningkatan. Menurunnya jumlah koperasi yang aktif
dikarenakan adanya peraturan baru berdasarkan Permen Koperasi Nomor 10 Tahun
2016 tentang Pendataan Koperasi dan Usaha Kecil bahwa Koperasi dikatakan aktif
tidak hanya berdasarkan keaktifan usaha saja tapi juga keberadaan pengurus dan
anggota, melaksanakan RAT selama 3 tahun berturut-turut. Sedangkan pada tahun
2015 ketentuan tiga kriteria tersebut belum berlaku. Urusan Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah di Kabupaten Sampang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan
Tenaga Kerja dengan rincian perkembangan kinerja sebagai berikut:
Tabel 2.52
Indikator Kinerja Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018


Koperasi aktif 389 395 400 247 214 246
Koperasi aktif Koperasi 439 449 442 446 448 447
persen 88,61 87,97 90,50 55,38 47,77 55,03
Jumlah UMKM non
BPR LKM UMKM UMKM 26.880 27.130 27.410 27.660 29.731 29.969
(UMKM aktif)
Jumlah BPR/LKM
LKM/BPR aktif 6 8 10 10 10 10
(BPR/LKM aktif)
Sumber: Diskumnaker Kabupaten Sampang, 2018
Peningkatan indikator kinerja juga terdapat pada jumlah UMKM non
BPR/LKM UMKM selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2013 jumlah UMKM
sebesar 26.880 meningkat menjadi 29.969 buah. Kondisi tersebut mengindikasikan
adanya peningkatan ekonomi melalui pelatihan kepada wirausaha baru, pelatihan
Kerajinan miniatur Perahu Layar, Bintek ritel koperasi, Pelatihan pengembangan
ekonomi lokal, pengembangan promosi produk usaha mikro kecil menengah dan
koordinasi penggunaan dana pemerintah bagi Koperasi dan UMKM. Kemudian, pada
tahun 2016 telah dilaksanakan Pemberdayaan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan
sentra dan dihasilkan kesiapan LKM sebanyak 10 LKM yang tidak mengalami
perubahan.

12. Penanaman Modal


Secara umum, kinerja dalam Urusan Penanaman Modal di Kabupaten
Sampang menunjukkan peningkatan signifikan. Kondisi tersebut dapat dilihat
dari jumlah investor berskala nasional baik PMA atau PMDN yang berjumlah 82 pada
tahun 2013, meningkat menjadi 822 pada tahun 2018. Disamping itu, peningkatan
nilai realiasasi PMDN pada tahun 2016 mencapai 380 milyar rupiah meningkat
menjadi 385 milyar tahun 2018. Urusan penanaman modal di Kabupaten Sampang

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 96


Gambaran Umum Kondisi Daerah

dilaksanakan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
dengan perkembangan kinerja sebagai berikut:

Tabel 2.53
Indikator Kinerja Urusan Penanaman Modal

Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Jumlah investor berskala


orang 82 83 97 302 507 822
nasional (PMDN/PMA)

Jumlah nilai investasi


juta
berskala nasional 120.920 150.825 169.118 380.107 338.577 385.297
rupiah
(PMDN/PMA)

Sumber: DPM PTSP Kabupaten Sampang, 2019

Pada tahun 2018, terdapat tiga bidang usaha dengan realisasi nilai investasi
di atas Rp15 miliar. Tiga bidang usaha tersebut yaitu Bidang Perdagangan mencapai
Rp210,9 miliar atau mencakup 54,74 persen dari total realisasi di Kabupaten
Sampang; Bidang Kesehatan (Rumah Sakit Umum/ bersalin, swasta, apotek, toko obat
dll) dengan nilai investasi hampir Rp100 miliar (25,95 persen); dan Bidang Jasa
Konstruksi mencapai Rp18,27 miliar (4,74 persen). Besarnya nilai investasi pada
ketiga bidang tersebut dan pada bidang-bidang usaha lainnya diharapkan bisa
menekan angka pengangguran di Kabupaten Sampang. Realisasi investasi di
Kabupaten Sampang Tahun 2018 secara keseluruhan ditunjukkan sebagaimana tabel
berikut:

Tabel 2.54
Rekapitulasi Realisasi Investasi Tahun 2018
Jumlah
No Bidang Usaha
Unit Usaha Investasi (Rp) %
1 Pertanian (Penggilingan Padi) 3 950.000.000,00 0,25
2 Peternakan (Usaha ternak, pemotong 1 50.000.000,00 0,01
hewan, pembudidayaan sarang burung)
3 Perikanan 26 2.232.000.000,00 0,58
4 Perkebunan/Kehutanan 0 - -
5 Pertambangan dan Galian gol C 3 12.750.000.000,00 3,31
6 Perindustrian 36 6.330.000.000,00 1,64
7 Perdagangan 604 210.902.578.884,00 54,74
8 Perhotelan/Losmen/Penginapan 0 - -
9 Restoran/Rumah Makan, Café 41 2.639.000.000,00 0,68
10 Perumahan dan Ruko 0 - -
11 Perkantoran, Supermarket dan 0 - -
Supermall
12 Jasa Konstruksi 27 18.268.485.000,00 4,74
13 Pergudangan 0 - -
14 Transportasi darat/ Laut 1 500.000.000,00 0,13

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 97


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Jumlah
No Bidang Usaha
Unit Usaha Investasi (Rp) %
15 Kesehatan (Rumah Sakit Umum/ 4 99.997.371.116,00 25,95
bersalin, swasta, apotek, toko obat dll)
16 Koperasi 1 4.000.000.000,00 1,04
17 Jasa Hiburan/ Rekreasi (Usaha 16 4.465.000.000,00 1,16
Wisata/Travel, bioskop, billyard,
karaoke, diskotek, video
game/playstation)
18 Lain lain 59 22.213.000.000,00 5,77
JUMLAH 822 85.297.435.000,00 100

Sumber: DPM PTSP Kabupaten Sampang, 2019

Secara agregat, berdasarkan tabel di atas, para pemilik modal diduga lebih
berminat menginvestasikan uangnya pada sektor sekunder dan tersier seperti bidang
perdagangan, konstruksi, manufaktur, dan berbagai bidang jasa lainnya. Adapun pada
sektor primer seperti bidang pertanian, peternakan, dan perikanan nilai investasi bisa
dibilang minim dengan proporsi tiap bidang di bawah satu persen. Hal ini menjadi
indikasi awal bahwa pada masa mendatang akan ada transformasi struktur ekonomi
di Kabupaten Sampang dari dominansi sektor primer yang cenderung agraris ke
berkembangnya sektor sekunder dan tersier.

13. Kepemudaan dan Olah Raga


Kinerja dalam urusan Pemuda dan Olahraga di Kabupaten Sampang
mengalami peningkatan pada dua indikator kinerja. Urusan kepemudaan dan
olahraga meliputi perumusan kebijakan, evaluasi dan pelaporan bidang kepemudaan
dan olahraga. Kebijakan dalam bidang ini bertujuan untuk mendorong peran aktif
organisasi kepemudaan daerah dalam pembangunan serta mendongkrak prestasi
dalam cabang-cabang olah raga yang memerlukan pembinaan. Persentase organisasi
kepemudaan yang aktif dan cabang olahraga yang dibina ditunjukkan sebagai berikut:

Tabel 2.55
Indikator Kinerja Kepemudaan dan Olah Raga

Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Jumlah organisasi
organisasi 20 20 20 20 20 25
kepemudaan yang aktif
Jumlah olahraga yang
cabor 17 18 18 19 19 19
dibina

Prestasi Pemuda di
prestasi - - - - 4 27
Tingkat Nasional
Sumber: Disporabudpar Kabupaten Sampang, 2019

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 98


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Organisasi Kepemudaan yang aktif merupakan organisasi kepemudaan


yang secara aktivitas masih aktif. Tercatat bahwa selama periode 2013-2017
terdapat 20 (dua puluh) organisasi pemuda yang aktif dan semuanya berbadan
hukum. Adapun organisasi olahraga yang aktif terdiri dari cabang olahraga yang aktif
di bawah naungan KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia). Pada tahun 2014
dilakukan review dan diverifikasi ulang berdasarkan cabang olahraga yang mendapat
SK kepengurusan dari cabang olahraga induk di provinsi, sehingga diperoleh 18
cabang olahraga yang aktif. Sejak tahun 2016 tercatat ada penambahan 1 lagi cabang
olah raga di Kabupaten Sampang yang diverifikasi di tingkat provinsi sehingga
menjadi 19 (sembilan belas) cabang olah raga hingga tahun 2017.
Pada tahun 2017 dan 2018 Pemuda Sampang banyak menorehkan
prestasi di tingkat nasional. Prestasi tahun 2017 sebanyak 4 kejuaraan, yaitu: Juara
III Tingkat Nasional Duta Jambore, Juara IV Tenis Lapangan tingkat Nasional
(SELEKNAS) Junior, Juara I Tenis Lapangan tingkat Nasional (SELEKNAS) Junior, dan
Juara II Tenis Lapangan tingkat Nasional (SELEKNAS) Junior.Selanjutnya pada tahun
2018 meningkat menjadi 27 prestasi yang meliputi kompetisi duta pemuda serta
prestasi pada cabang olah raga pencak silat, tenis lapangan, dan taekwondo. Prestasi
ini perlu terus didorong peningkatannya untuk meningkatkan peran serta dan daya
saing pemuda dalam pembangunan.

14. Statistik
Perkembangan urusan statistik tidak mengalami perubahan dari tahun
2014 hingga 2018. Jenis Dokumen Statistik yang disediakan meliputi terdiri dari
Buku Tinjauan Ekonomi Makro, Executive Summary SUSENAS Kabupaten Sampang,
Kompilasi Data Kabupaten (DDA), Kompilasi Data Kecamatan (KDA). Urusan statistik
di Kabupaten Sampang dilaksanakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika yang
bekerjasama dengan BPS Kabupaten Sampang. Badan ini bertugas melakukan proses
pengumpulan, penyusunan, publikasi dan analisa terkait data kuantitatif yang ada di
Kabupaten Sampang. Perkembangan kinerja urusan statistik di Kabupaten Sampang
adalah sebagai berikut:

Tabel 2.56
Indikator Kinerja Urusan Statistik

Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Persentase Penyediaan Data Statistik


% 100 100 100 100 100 100
dalam Pembangunan
Sumber: Diskominfo Kabupaten Sampang, 2019

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 99


Gambaran Umum Kondisi Daerah

15. Kebudayaan
Kinerja urusan kebudayaan di Kabupaten Sampang pada beberapa
tahun terakhir semakin menunjukkan peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat
dari jumlah grup kesenian (per 10.000 penduduk) pada tahun 2018 mencapai 0,756.
Peningkatan ini tidak terlepas dari antusias masyarakat yang besar untuk ikut serta
dalam kegiatan budaya yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Sampang. Jumlah
benda Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang Dilestarikan pada tahun 2018 tetap 88
situs. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 terdapat penambahan 3
situs yaitu Bujuk Napo Omben, Bujuk Terap Ketapang dan Monumen Situs Camplong.
Kemudian, jumlah kesenian tradisional khas Sampang yang dilestarikan sebanyak 15
jenis kesenian, yaitu: tunil, macopat, saronen, ronjhangan, lawa’ musa (komedian), o’
ca’ o’, daul combo, daul dug-dug, moang anjha’, pangantan taneyan lanjhang, rokat
tase’, rokat desa (ghumbak), musik ba’ bheng, tari malate sato’or, dan musik hadrah.
Urusan kebudayaan di Kabupaten Sampang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda, Olah
Raga, Kebudayan dan Pariwisata (Disporabudpar) dengan rincian perkembangan
kinerja sebagai berikut:

Tabel 2.57
Indikator Kinerja Urusan Kebudayaan

Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Jumlah grup kesenian (per 10.000


Buah 0,531 0,531 0,587 0,687 0,701 0,756
penduduk)
Benda situs dan kawasan cagar
persen 75 83 85 88 88 88
budaya yang dilestarikan
Jumlah kesenian tradisional khas
Buah 3 5 7 11 13 15
Sampang yang dilestarikan
Sumber: Disporabudpar Kabupaten Sampang, 2019

16. Perpustakaan
Jumlah kunjungan perpustakaan (dan kearsipan) selama lima tahun
terakhir menunjukkan perkembangan yang semakin baik. Pada tahun 2013,
jumlah pengunjung perpustakaan sebayak 9.071 orang. Jumlahnya terus bertambah
setiap tahun hingga mencapai 24.355 orang pada tahun 2018. Meningkatnya angka
kunjungan selama tiga tahun terakhir ini diantaranya disebabkan oleh adanya koleksi
buku-buku baru sehingga meningkatkan minat baca masyarakat.
Jumlah cakupan layanan perpustakaan di desa-kelurahan juga
menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Jumlah cakupan yang pada tahun
2014 hanya bisa menjangkau 2 desa perlahan-lahan menunjukkan peningkatan setiap
tahunnya hingga akhirnya mencapai 14 desa pada tahun 2018. Menurunnya

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 100


Gambaran Umum Kondisi Daerah

jangkauan layanan perpustakaan ke desa dari tahun 2013 ke 2014 disebabkan oleh
permasalahan teknis dan ketersediaan sumber daya. Namun demikian, selama lima
tahun terakhir cakupan layanan terus mengalami peningkatan. Keadaan ini tentu
merupakan kondisi yang menggembirakan karena bisa memperluas akses layanan
perpustakaan bagi masyarakat Kabupaten Sampang. Sedangkan jumlah perpustakaan
yang tersedia 5 unit yang terdiri dari satu unit perpustakaan permanen, dua unit
perpustakaan keliling (mobil pintar), satu unit rumah pintar Pulau Mandingan
“Mutiara Bangsa“, dan satu unit Rumah Pintar Trunojoyo.

Tabel 2.58
Indikator Kinerja Urusan Perpustakaan
Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah kunjungan perpustakaan orang 9.071 10.628 13.233 13.730 17.589 24.355
Jumlah cakupan layanan
desa 12 2 7 12 14 14
perpustakaan di desa-kelurahan
Jumlah Perpustakaan unit 3 5 5 5 5 5

Sumber: Disarpus Kabupaten Sampang, 2019; Ket n/a data tidak tersedia

17. Kearsipan
Penyelenggaraan Urusan Kearsipan dan Urusan Perpustakaan di
Kabupaten Sampang dilaksanakan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
(Disarpus). Perkembangan kinerja Urusan Kearsipan di Kabupaten Sampang adalah
sebagai berikut:

Tabel 2.59
Indikator Kinerja Urusan Kearsipan

Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018


Perangkat daerah yang
persen 100 100 100 100 100 100
dokumennya terarsipkan
Perangkat Daerah/Instansi
yang mengelola arsip secara insansi 40 52 52 52 52 52
baku
Sumber: Disarpus Kabupaten Sampang, 2019

Kinerja dalam pengelolaan arsip daerah di Kabupaten Sampang pada


tahun 2018 telah mencapai target yang ditentukan. Pengelolaan kearsipan daerah
dilakukan oleh masing-masing Perangkat Daerah. Seluruh Perangkat Daerah sudah
sudah melaksanakan pengarsipan atas dokumen penting yang dimiliki. Sejak tahun
2014 seluruh Perangkat Daerah telah mengelola arsip secara baku. Pengelolaan arsip
yang secara baku tersebut dilaksanakan oleh 52 Instansi yang meliputi 50 Perangkat
Daerah dan Bagian pada Sekretariat Daerah serta 2 BUMD.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 101


Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.3.3 Fokus Urusan Pilihan


Urusan Pilihan meliputi 5 urusan. Urusan tersebut terdiri dari urusan Kelautan
dan Perikanan, Pariwisata, Pertanian, Perdagangan, dan Urusan Perindustrian.
Perkembangan dari indikator-indikator kinerja urusan pilihan adalah sebagai berikut:
1. Kelautan dan perikanan
Kontribusi sektoral sektor perikanan memiliki peran yang cukup
signifikan terhadap PDRB Kabupaten Sampang. Pada tahun 2018, sektor
perikanan memberikan kontribusi terbesar kedua setelah subsektor tanaman pangan.
Kontribusinya beberapa tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang terus
meningkat. Pada tahun 2013, sektor perikanan memberikan kontribusi sebesar 6,60
persen terhadap total PDRB dan diprediksi akan melewati angka 9 persen pada tahun
2018. Berikut disajikan kotribusi sektor perikanan dalam PDRB Kabupaten Sampang.
12,00

9,00
%

6,00

3,00

0,00
2013 2014 2015 2016 2017 2018*
Kontribusi Sektor Perikanan
6,60 7,27 7,98 8,05 8,39 9,75
terhadap PDRB

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, 2019 | Ket: * Angka sementara


Gambar 2.40
Kontribusi Sektor Perikanan terhadap PDRB Kabupaten Sampang

Produksi perikanan Kabupaten Sampang dalam beberapa tahun


terakhir menunjukkan kecenderungan yang berfluktuasi. Produksi perikanan
tersebut meliputi kelompok perikanan kolam, perairan umum, laut, dan tambak. Di
antara empat kelompok tersebut, perikanan laut merupakan kelompok yang paling
mendominasi, yang memberikan kontribusi diatas 90 persen setiap tahunnya.
Keadaan ini mengakibatkan kinerja perikanan laut sangat berpengaruh terhadap total
produksi ikan secara keseluruhan. Pada tahun 2015-2017 jumlah produksi perikanan
laut berada pada performa yang rendah, mengakibatkan produksi perikanan secara
agregat juga rendah. Keadaan in disebabkan oleh cuaca yang ekstrim yang berdampak
pada pengurangan trip penangkapan ikan oleh nelayan. Namun demikian, pada tahun
2018 produksi perikanan laut kembali meningkat hingga 9.336,25 ton dan
mendongkrak agregat produksi perikanan hingga mencapai 10.263,96 ton.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 102


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Perikanan budidaya baik kolam maupun tambak secara umum juga


menunjukkan peningkatan masing-masing mencapai 101,32 ton dan 808,19 ton pada
tahun 2018. Angka ini merupakan pencapaian tertinggi jika dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ini berbeda dengan capaian kinerja produksi
perikanan kelompok perairan umum yang cenderung turun setiap tahunnya dari
28,90 ton pada tahun 2013 hingga menjadi 18,20 ton pada tahun 2018. Urusan
kelautan dan perikanan di Kabupaten Sampang dilaksanakan oleh Dinas Perikanan
dengan rincian perkembangan kinerja sebagai berikut:

Tabel 2.60
Indikator Kinerja Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018

Uraian 2013 2014 2015 2016 2017 2018


A. Produksi perikanan
(ton)
1. Kolam 29,05 34,84 50,05 60,18 62,48 101,32
2. Perairan Umum 28,90 28,82 22,77 17,73 21,16 18,20
3. Laut 9.296,58 9.347,40 7.130,86 7.543,71 6.965,59 9.336,25
4. Tambak 274,57 524,98 655,99 750,14 662,17 808,19
Total 9.629,10 9.936,04 7.859,67 8.371,76 7.711,40 10.263,96
B. Produksi garam
169.960,00 280.411,00 398.983,60 4.606,76 170.568,45 346.65,00
rakyat (ton)
Sumber: Dinas Perikanan Kabupaten Sampang, 2019

Produksi garam berfluktuasi setiap tahunnya, sangat bergantung pada


lamanya bulan kering dalam tahun berjalan. Dalam enam tahun terakhir, produksi
garam mencapai puncaknya pada tahun 2015 hingga mencapai 398.983,60 ton. Hal
ini didukung oleh banyaknya bulan kering pada tahun tersebut sehingga garam bisa
diproduksi sampai tujuh bulan. Sebaliknya, tahun 2016 tidak ada bulan kering namun
masih bisa berproduksi dengan capaian sangat minim sebesar 4.606,76 ton.
Disamping karena faktor cuaca, capaian produksi garam juga dipengaruhi oleh
pengelolaan tambak terutama berkaitan dengan pengelolaan suplai air laut ke tambak
garam yang dipandang belum optimal oleh sebagian besar petambak garam.

2. Pariwisata
Pariwisata merupakan sektor ekonomi penting daerah. Retribusi sektor
wisata turut berkontribusi terhadap PAD. Berkembangnya sektor pariwisata akan
diikuti pula oleh berkembangnya sektor perdagangan dan usaha. Kekayaan alam dan
budaya merupakan komponen penting bagi sektor wisata daerah. Pengembangan
kedua komponen ini berkaitan erat dengan daya tarik objek wisata dalam rangka
meningkatkan jumlah kunjungan wisata. Tingginya jumlah kunjungan wisata menjadi
parameter bahwa objek wisata tersebut menarik.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 103


Gambaran Umum Kondisi Daerah

400.000

320.000

Pengunjung
240.000

160.000

80.000

0
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah Kunjungan
23.568 53.839 61.724 71.672 123.786 314.552
Wisata

Sumber: Disporabudpar Kabupaten Sampang, 2019


Gambar 2.41
Jumlah Kunjungan Wisata Kabupaten Sampang

Jumlah kunjungan wisata semakin meningkat setiap tahun, bahkan dua


tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan. Pada tahun
2016 jumlah kunjungan wisata tercatat hanya 71.672 pengunjung dan meningkat
hampir lima kali lipat pada tahun 2018. Kondisi yang terus tumbuh ini harus terus
dijaga dalam rangka menarik dan mendorong sektor-sektor lainnya untuk ikut terus
tumbuh. Keadaan ini secara resultan akan memberikan pengaruh yang baik pada
perekonomian daerah.

3. Pertanian
Dalam mengukur tingkat keberhasilan pembangunan sektor pertanian
dalam suatu wilayah salah satu alat ukur yang sering digunakan adalah
indikator produktivitas dibanding produksi ataupun luas panen. Indikator ini
menunjukkan seberapa besar produksi yang dihasilkan suatu komoditas tertentu per-
satuan luas panen pada saat masa pengukuran. Kontribusi sektor pertanian memiliki
peran yang cukup signifikan terhadap PDRB Kabupaten Sampang. Sub-sektor
pertanian sendiri merupakan sub-sektor dominan dalam perhitungan PDRB. Secara
oprasional, Kontribusi sektor pertanian dihitung dari kontribusi subkategori
pertanian tanaman pangan, tanaman hortikultura, peternakan, dan perkebunan
terhadap PDRB atas dasar Harga Berlaku. Berikut disajikan kotribusi sub-sektor
pertanian terhadap PDRB Kabupaten Sampang.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 104


Gambaran Umum Kondisi Daerah

36,00
30,00
24,00
18,00

%
12,00
6,00
0,00
2013 2014 2015 2016 2017 2018*
Kontribusi Sektor
23,20 24,65 27,3 26,02 28,79 27,99
Pertanian terhadap PDRB

Sumber: BPS Kabupaten Sampang, 2018


Gambar 2.42
Kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB
4. Perdagangan
Kontribusi Sub-sektor ini memiliki peran yang cukup signifikan
terhadap PDRB Kabupaten Sampang. Kontribusi Sub-sektor ini terhadap PDRB
Kabupaten Sampang mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kondisi ini
mengindikasikan semakin meningkatnya aktivitas ekonomi di Kabupaten Sampang.
Keadaan ini juga bisa juga menggambarkan semakin meningkatnya daya beli
masyarakat Kabupaten Sampang. Perkembangan kontribusi sektor perdagangan
terhadap PDRB pada tahun 2018 diprediksi akan meningkat signifikan sebagaimana
ditunjukkan oleh gambar berikut.
21
20
19
18
17
%

16
15
14
13
12
2013 2014 2015 2016 2017 2018*
Kontribusi Sektor
Perdagangan terhadap 13,74 14,8 16,63 16,98 17,41 20,55
PDRB

Sumber: BPS Kabupaten Sampang, 2018


Gambar 2.43
Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB

5. Perindustrian
Kontribusi sub-sektor perindustrian ini belum memberikan peran
signifikan terhadap PDRB Kabupaten Sampang. Secara operasional, kontribusi
sektor perdinsutrian dihitung berdasarkan kontribusi kategori industri pengolahan
terhadap PDRB. Kontribusi sektor perindustrian terhadap PDRB Kabupaten Sampang
pada beberapa tahun terakhir menurun hingga berada pada angka 3,42 persen pada

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 105


Gambaran Umum Kondisi Daerah

tahun 2017. Akan tetapi akan mengalami peningkatan pada tahun 2018 seiring
dengan meningkatnya investasi di bidang industri dan semakin meningkatnya
aktivitas ekonomi di Kabupaten Sampang. Hal tersebut dapat dilihat dari gambar
berikut.
6
4
2
%

0
2013 2014 2015 2016 2017 2018*
Kontribusi Sektor
Industri terhadap 3,04 3,24 3,50 3,45 3,42 3,93
PDRB

Sumber: BPS Kabupaten Sampang, 2018


Gambar 2.44
Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB

2.3.4 Fokus Unsur Penunjang Urusan Pemerintahan


Unsur Penunjang Urusan Pemerintahan meliputi 6 hal, yaitu: Perencanaan,
Keuangan, Kepegawaian, pendidikan dan pelatihan, Penelitian dan pengembangan, serta
Fungsi penunjang lainnya. Perkembangan indikator-indikator kinerja hal-hal tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Secara umum, perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten
Sampang sudah terpenuhi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dokumen-
dokumen perencanaan daerah berupa Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) dalam kurun waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) dalam kurun waktu 5 tahun dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD), merupakan rencana pembangunan bersifat tahunan. Urusan perencanaan
pembangunan di Kabupaten Sampang dilaksanakan oleh Bappelitbangda, dengan
rincian perkembangan kinerja sebagai berikut:

Tabel 2.61
Indikator Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan

Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018


Persentase Perangkat Daerah dengan
kualitas Dokumen Perencaaannya Baik
Kriteria Baik:
1. Adanya konsistensi dan
keselarasan Renstra PD dengan
persen n/a 53,33 75 80 100 100
RPJMD
2. Adanya konsistensi dan
keselarasan Renja PD dengan
RKPD
3. Indikator kinerjanya SMART

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 106


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018


(Spesific, Measurable, Attainable,
Relevant, Timely)

Persentase usulan kegiatan yang


disepakati dalam musrenbang dan
persen n/a 82,87 90,35 100 99,72 100
pokok-pokok pikiran DPRD yang
dijabarkan ke dalam RKPD
Persentase program dalam RPJMD
persen 100 100 100 100 100 100
tertuang dalam RKPD
Persentase capaian indikator kinerja
persen 45 55 65 75 61,11 52,78
sasaran dalam RPJMD ≥ 100 persen
Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2019

Dokumen perencaan pembangunan daerah telah disusun dengan baik.


Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa Persentase Perangkat Daerah
dengan kualitas Dokumen Perencaaannya Baik dan Persentase program dalam
RPJMD tertuang dalam RKPD sudah mencapai 100 persen pada tahun 2018.
Persentase usulan kegiatan yang disepakati dalam musrenbang dan pokok-pokok
pikiran DPRD yang dijabarkan ke dalam RKPD juga sudah mencapai 100 persen.
Namun demikian, indikator persentase capaian indikator kinerja sasaran dalam
RPJMD ≥100 persen memerlukan perhatian lebih.

2. Keuangan
Untuk pertama kalinya Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD) Kabupaten Sampang Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada tahun 2018. Hal
ini menunjukkan bahwa pada tahun tersebut, Kabupaten Sampang dianggap mampu
memberikan informasi yang bebas dari salah saji material. Artinya berdasarkan bukti-
bukti audit yang dikumpulkan, Pemerintah Kabupaten Sampang dianggap telah
menyelenggarakan prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan baik, dan kalaupun
ada kesalahan, kesalahannya dianggap tidak material dan tidak berpengaruh
signifikan terhadap pengambilan keputusan.
Beberapa tahun sebelum 2018 Pemerintah Kabupaten Sampang menerima
opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Pada tahun 2017 opini yang diterima masih
WDP disebabkan oleh masih adanya beberapa catatan yang memerlukan langkah
perbaikan, yaitu:
a. Penyajian nilai investasi PT. GSM pada neraca Pemerintah Kabupaten Sampang
mendasarkan pada laporan keuangan PT. GSM yang masih mengandung
permasalahan
b. Asset lain-lain tidak ada rinciannya dan tidak dapat ditelusuri keberadaannya
c. Terdapat kelebihan pembayaran realisasi belanja modal gedung dan bangunan
karena kekurangan volume pekerjaan yang nilainya berdampak pada kurang
andalnya penyajian belanja modal gedung bangunan yang disajikan pada LRA

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 107


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Tabel 2.62
Opini BPK terhadap Kinerja Keuangan Daerah

Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Opini BPK - WDP WDP WDP WDP WDP WTP

Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2019

3. Kepegawaian, pendidikan dan pelatihan


Dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik adalah
peningkatan kapasitas dan kompetensi aparatur. Salah satunya melalui
pengukuran Indeks Profesionalitas ASN (IP ASN). IP ASN merupakan sebuah indikator
untuk mengukur secara kuantitatif, tingkat profesionalitas individu atau kelompok
dalam suatu organisasi yang dilihat dari aspek kesesuaian antara syarat dengan
pejabat, kinerja, kompetensi dan disiplin. Adapun dimensi IP ASN meliputi kualifikasi
(25%), kompetensi (30%), kinerja (40%), dan disiplin (5%).
Pengukuran IP ASN pada tahun 2017 dilakukan secara manual dan yang
dinilai hanya pejabat struktural (Eselon II, III dan IV). Adapun pengukuran IP ASN
tahun 2018 dilakukan secara online oleh masing-masing ASN dengan mengisi
langsung form data pada portal Badan Kepegawaian Negara. Hasil pengukuran IP ASN
tahun 2018 sebesar 56 sehingga IP ASN Kabupaten Sampang masuk dalam kategori
yang sangat rendah.

Tabel 2.63
Indeks Profesionalitas ASN

Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018


Indeks Profesionalitas ASN - N/A N/A N/A 83,50 80,76 56*
Sumber: BKPSDM Kabupaten Sampang, 2019 | *Pengukuran dilakukan secara online

Hasil dari pengukuran IP ASN yang sangat rendah tersebut terjadi pada
dimensi pengukuran dimensi kualifikasi dan kompetensi ASN. Dimensi kualifikasi
ASN yang merefleksikan tingkat pendidikan ASN hanya memenuhi 52% dari
kualifikasi standar yang diharapkan oleh Pemerintah. Ini artinya bahwa kualifikasi
pendidikan ASN Kabupaten Sampang masih belum memenuhi standar jenjang
pendidikan yang dipersyaratkan. Adapun dimensi kompetensi ASN diukur dengan
riwayat diklat yang pernah diikuti oleh masing-masing ASN serta pemenuhannya
terhadap ketentuan perundang-undangan bahwa setiap ASN wajib mengikuti diklat
dan pelatihan lainnya minimal 20 JP per tahun.

4. Penelitian dan pengembangan


Pelitian dan pengembangan (Litbang) berperan penting dalam
mendorong kemajuan suatu daerah. Hasil litbang yang akurat dalam bentuk

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 108


Gambaran Umum Kondisi Daerah

konsep, model, skenario, maupun pilihan kebijakan yang tepat dapat menjadi
rekomendasi dalam mengatasi berbagai masalah pembangunan dan membantu
dalam pengambilan kebijakan dan dijadikan dasar pelaksanaan pembangunan.
Tabel 2.64
Persentase Hasil Kajian Penelitian dan Pengembangan yang Dijadikan Dasar Pembangunan

Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018


Persentase hasil litbang yang
dimanfaatkan dalam % 100 100 100 100 100 100
perencanaan pembangunan
Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2019

5. Fungsi penunjang lainnya


Kinerja fungsi penunjang lainnya secara umum menunjuukan
perkembangan yang positif. Beberapa indikator kinerja berkaitan dengan fungsi
penunjang lainnya ditunjukkan oleh tabel berikut ini:

Tabel 2.65
Indikator Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2013-2017

Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018


Nilai EKPPDa - 3,21 3,1 2,94 3,20 2,93 n/a
41,10 48,26 48,29 50,06 55,83 64,23
Nilai SAKIPb -
(C) (C) (C) (CC) (CC) (B)
Indeks Kepuasan Masyarakat
- 76,62 76,78 78,35 78,87 79,97 80,40
(IKM)b
Persentase perda inisiatif
% n/a n/a n/a n/a 100 100
DPRD yang difasilitasi
Persentase Perangkat Daerah
yang Melaksanakan
Penyelenggaraan % n/a n/a n/a 77,75 87,39 100
Pemerintahan Daerah yang
Akuntabeld
Persentase Konflik Sosial yang
% 100 100 100 100 100 100
Diselesaikane
Persentase Penanganan
% N/A N/A 100 100 100 100
Bencana Alamf
Sumber: aBagian Pemerintahan
dan Otonomi Daerah Setda Kabupaten Sampang, 2019; bBagian Organisasi
Setda Kabupaten Sampang, 2019; cSekretariat Dewan Kabupaten Sampang, 2019; dInspektorat
Kabupaten Sampang, 2019; eBakesbangpol Kabupaten Sampang, 2019; fBPBD Kabupaten
Sampang, 2019.

2.4 Aspek Daya Saing Daerah


Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai
pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka
pada persaingan dengan provinsi dan kabupaten/kota lainnya yang berdekatan, nasional
atau internasional. Aspek daya saing daerah terdiri dari kemampuan ekonomi daerah,
fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia. Untuk
menganalisis gambaran umum kondisi daerah pada aspek daya saing daerah, terlebih
dahulu disusun tabel capaian indikator setiap variabel yang akan dianalisis menurut

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 109


Gambaran Umum Kondisi Daerah

kabupaten/kota di wilayah provinsi. Sedangkan untuk kabupaten/kota disusun menurut


kecamatan diwilayah kabupaten/kota masing-masing. Indikator variabel aspek daya
saing daerah terdiri dari:

2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah


Analisis kinerja atas aspek kemampuan ekonomi daerah dilakukan terhadap
PDRB dan derajat otonomi fiskal daerah. PDRB Atas Dasar Harga Konstan dan PDRB
Atas Dasar Harga Berlaku mengalami kenaikan selama periode 2014-2018 karena
kontribusi dari masing-masing sektor cenderung meningkat dan kontribusi terbesar
didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan.

20.000.000,00

15.000.000,00
Juta Rupiah

10.000.000,00
14.628.275,7
11.632.927,1

14.697.247,3
11.874.480,0

16.244.981,3
12.606.812,3

17.707.283,3
13.197.670,9

19.229.208,6
13.793.206,1
5.000.000,00

0,00
2014 2015 2016 2017 2018

PDRB ADHB PDRB ADHK

Sumber: BPS Kabupaten Sampang, 2019


Gambar 2.45
PDRB Kabupaten Sampang Tahun 2014-2018

Kemampuan ekonomi daerah bisa juga dilihat dari besaran Derajat


Desentralisasi Fiskal (DDF). DDF menunjukkan kewenangan dan tanggung jawab yang
diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk menggali dan mengelola
pendapatan. Secara operasioanl, DDF diperoleh dari rasio Pendapatan Asli Daerah (PAD)
terhadap total pendapatan daerah. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat
kontribusi PAD sebagai sumber pendapatan yang dikelola sendiri oleh daerah terhadap
total pendapatan daerah. Semakin tinggi rasio Derajat Desentralisasi Fiskal, maka semakin
tinggi pula kemampuan keuangan daerah dalam mendukung otonomi daerah.
Perkembangan DDF Kabupaten Sampang ditunjukkan sebagaimana tabel di bawah.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 110


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Tabel 2.66
Derajat Desentralisasi Fiskal Kabupaten Sampang

Tahun Realisasi PAD (Rp) Total Pendapatan Daerah (Rp) DDF (%)

2013 66.415.376.671,30 973.842.955.726,07 6,82


2014 123.039.103.222,87 1.364.735.643.011,87 9,02
2015 142.512.555.663,45 1.736.766.622.299,45 8,21
2016 135.785.953.318,16 1.716.788.104.536,16 7,91
2017* 209.545.224.677,58 1.605.112.287.120,58 13,05
2018 135.349.867.961,19 1.697.685.535.639,24 7,97
Rata-rata 135.441.346.919,09 1.515.821.858.055,56 8,83

Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2019 | *Perhitungan PAD menyertakan komponen dana BOS

Secara umum, DDF Kabupaten Sampang tidak pernah mencapai angka 10 persen.
DDF Kabupaten Sampang pernah melewati 13 persen pada tahun 2017 disebabkan oleh
pada tahun tersebut PAD-nya juga menghitung komponen dana BOS. Rata-rata DDF
Kabupaten Sampang selama enam tahun terakhir sebesar 8,83 persen. Angka ini
menggambarkan bahwa Kabupaten Sampang mempunyai derajat desentralisasi fiskal
yang sangat kurang. Artinya Kabupaten Sampang memiliki kemampuan keuangan daerah
yang sangat lemah dalam mendukung otonomi daerah sehingga masih sangat tergantung
dana transfer dari pusat. Nilai DDF tersebut juga bisa dimaknai bahwa pembiayaan
pembangunan di Kabupaten Sampang memiliki ketergantungan pada fiskal pusat sebesar
sekitar 91,17 persen.

2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur


Perkembangan dan pertumbuhan kota pada dasarnya merupakan
perwujudan tuntutan kebutuhan ruang yang diakibatkan oleh perkembangan dan
pertumbuhan penduduk serta kegiatan fungsionalnya, serta interaksi antarkegiatan
tersebut. Pertumbuhan dan perkembangan kota dapat berjalan dengan sendirinya tetapi
pada suatu saat dapat menimbulkan masalah yang sulit untuk diatasi yang bersifat
keruangan, struktural, dan fungsional.

Tabel 2.67
Kinerja Insfrastruktur Daerah Kabupaten Sampang

Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018


Persentase kualitas jalan
dalam kondisi mantap (baik % 93,83 88,65 95,91 96,45 97,05 95,75
dan sedang)a
Persentase kualitas jembatan
% 100 100 100 92,31 93,59 94,87
dalam kondisi mantapa
Persentase jalan lingkungan
% 52,3 63,4 69,4 71,05 71,06 71,72
dalam keadaan baikc

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 111


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018


Rasio panjang jalan dengan
unit/km n/a n/a 70,93 68,32 69,57 58,99
jumlah kendaraanb
Persentase jaringan irigasi
% 36,42 52,80 52,87 53,53 53,58 61,42
dalam kondisi baika
Persentase ketersediaan air
% 28,73 29,04 29,41 29,97 30,02 30,02
bakua
Sumber: aDPUPR, bDishubkominfo, dan cDPRKP Kabupaten Sampang, 2019

Kualitas jalan dalam kondisi mantap dalam lima tahun terakhir mengalami
peningkatan. Jalan dengan kondisi pelayanan mantap adalah ruas-ruas jalan dengan
kondisi baik atau sedang sesuai umur rencana yang diperhitungkan serta mengikuti suatu
standar tertentu. Adapun kualitas jembatan dalam kondisi mantap juga mengalami
peningkatan dalam tiga tahun terakhir mencapai 94,87 persen pada tahun 2018. Hal
serupa juga ditunjukkan oleh kualitas jalan lingkungan yang mengalami peningkatan
walaupun capaiannya masih di bawah 80 persen. Untuk menjaga dan meningkatkan
kondisi jalan dan jembatan tersebut diperlukan upaya pemeliharaan berkala dan
rehabilitasi jalan dalam rangka mengupayakan pemenuhan pelayanan minimal bidang
jalan sekaligus mencegah terjadinya kerusakan yang lebih luas.
Rasio panjang jalan dengan jumlah kendaraan menunjukkan penurunan
setiap tahunnya. Pada tahun 2015 rasio panjang jalan dengan jumlah kendaraan
mencapai 70,93 unit/km turun hingga menjadi 58,99 unit/km pada tahun 2018. Artinya,
pada tahun 2015 setiap 1 km jalan di Kabupaten Sampang melayani 71 unit kendaraan,
dan pada tahun 2018 setiap 1 km jalan melayani 59 unit kendaraan. Hal ini menunjukkan
bahwa dalam tiga tahun terakhir pembangunan jalan yang dilaksanakan mampu
mengimbangi bertambahnya jumlah kendaraan di Kabupaten Sampang.
Rasio panjang jalan dengan jumlah kendaraan diperoleh dengan membagi jumlah
kendaraan (unit) dengan panjang jalan (km). Kendaraan yang diperhitungkan di sini
terdiri dari mobil penumpang, bus, truk dan sepeda motor. Panjang jalan yang
diperhitungkan adalah jalan nasional (belum termasuk jalan tol), jalan provinsi, dan jalan
kabupaten.
Kinerja dalam infrastruktur sumber daya air juga menunjukkan peningkatan
dalam capaian kinerjanya. Jaringan irigasi dalam kondisi baik mencapai 36,42 persen
pada tahun 2013 meningkat hingga 61,42 persen pada tahun 2018. Ketersediaan air baku
dari 28,73 persen pada tahun 2013 meningkat hingga 30,02 persen pada tahun 2018.

2.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi


Dalam rangka mendorong pertumbuhan investasi di Kabupaten Sampang,
maka perlu menciptakan iklim investasi yang kondusif. Terdapat beberapa langkah

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 112


Gambaran Umum Kondisi Daerah

yang bisa diambil guna bisa menarik investor untuk berinvestasi di daerah antara lain
menyediakan infrastruktur pendukung yang memadai, menyederhanakan proses
perijinan, dan menciptakan lingkungan yang aman. Infrastruktur pendukung
sebagaimana diulas pada sub-sub bab sebelumnya. Adapun dalam hal penyederhanaan
perijinan, semua perijinan dikoordinir melalui satu pintu oleh Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Perijinan Satu Pintu (DPM PTSP).

2.4.3.1 Persentase Perijinan yang Diterbitkan Tepat Waktu


Proses pengajuan perijinan mengikuti SOP yang telah dibuat agar pengajuan
perijinan memiliki kepastian durasi proses. Perijinan yang diterbitkan tepat waktu di
Kabupaten Sampang terus mengalami peningkatan pada tiga tahun terakhir bahkan pada
tahun 2018 mencapai 100 persen sebagaimana ditunjukkan tabel berikut:

Tabel 2.68
Persentase Perijinan yang Diterbitkan Tepat Waktu

Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018


Persentase perijinan yang
% n/a n/a n/a 96,50 97,41 100
diterbitkan tepat waktu
Sumber: DPM PTSP Kabupaten Sampang, 2019

2.4.3.2 Realisasi PMDN Kabupaten Sampang


Realisasi Investasi PMDN di Kabupaten Sampang secara keseluruhan baik
yang berskala nasional, regional maupun kabupaten pada beberapa tahun terakhir
terus mengalami peningkatan. Kenaikan mulai signifikan terjadi sejak tahun 2016 dan
terus menanjak hingga mencapai Rp385 milyar rupiah pada tahun 2018.
385.297
338.577
JUTA RUPIAH

210.989

5.758 14.939 18.293

2013 2014 2015 2016 2017 2018

Sumber: DPMPTSP Kabupaten Sampang, 2019


Gambar 2.46
Nilai Realisasi PMDN Kabupaten Sampang 2013-2018

Kenaikan nilai investasi pada tahun 2018 dikarenakan adanya bentuk sistem
pelayanan perijinan dan non perijinan yang terintegrasi sesuai dengan amanah Peraturan
Pemerintah Nomor 24 tahun 2018 yang diimplementasikan pada Aplikasi OSS (Online
RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 113
Gambaran Umum Kondisi Daerah

Single Submition). Dengan adanya aplikasi OSS ini setiap investor atau pemohon bisa
dengan mudah mendaftar dengan keadaan yang kondusif.
Disamping itu, lingkungan yang aman juga menjadi pertimbangan bagi investor
dalam menentukan tempat untuk berinvestasi. Angka kriminalitas di Kabupaten Sampang
bebrapa tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Jumlah tindak
kriminal pada tahun 2013 sebanyak 299 kasus menjadi 420 kasus pada tahun 2018.
Meningkatnya angka kriminalitas tersebut seiring dengan meningkatnya dinamika,
aktivitas sosial ekonomi, dan kompleksitas kehidupan masyarakat. Jenis kriminal tertinggi
adalah kasus pencurian disusul oleh kasus narkoba sebagimana ditunjukkan tabel di
bawah.

Tabel 2.69
Angka Kriminalitas Kabupaten Sampang 2013-2018
No Jenis Kriminal 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1. Jumlah kasus narkoba 32 36 59 91 95 79
2. Jumlah kasus pembunuhan 5 5 8 6 9 6
3. Jumlah kejahatan seksual 23 23 18 15 13 39
4. Jumlah kasus penganiayaan 21 21 17 22 25 28
Kasus curat curanmor, curat curwan,
5. 140 140 114 118 123 118
curwat phone curbasgo, curas
6. Jumlah kasus penipuan 40 34 40 52 58 57
7. Jumlah kasus pemalsuan uang - - - 1 0 0
8. Kasus Lain 38 25 83 44 93 93

Jumlah tindak kriminal selama satu tahun 299 284 339 349 416 420

Sumber: Polres Sampang, 2019

2.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam pembangunan,
selain sebagai objek pembangunan juga sebagai subyek pelaksanaan
pembangunan. Perbaikan dalam sumber daya manusia tidak lepas dari usaha
pemerintah melalui perbaikan tingkat pendidikan, kesehatan, dan peningkatan
pendapatan masyarakat. Analisis kinerja atas sumber daya manusia dilakukan terhadap
indikator rasio lulusan S1/S2/S3, rasio ketergantungan, dan pencari kerja yang
ditempatkan sebagaimana ditunjukkan tabel berikut:

Tabel 2.70
Pencari Kerja yang Ditempatkan, Rasio lulusan S1/S2/S3, dan Rasio Ketergantungan

Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018


Rasio lulusan S1/S2/S3 % 6,12 8,72 4,48 7,60 3,40 n/a
Rasio ketergantungan % 33,35 30,86 33,32 32,58 38,23 n/a
Pencari kerja yang
% 22,77 54,51 4,61 22,51 58,60 94,30
ditempatkan
Sumber: Diskumnaker Kabupaten Sampang, 2019

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 114


Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rasio Lulusan S1/S2/S3 merupakan perbandingan jumlah Lulusan S1/S2/S3


terhadap jumlah angkatan kerja. Perkembangannya selama priode 2013-2017
menunjukkan fluktuasi setiap tahunnya. Pada tahun 2017 tercatat Rasio Lulusan
S1/S2/S3 sebesar 3,40% yang diperoleh dari jumlah lulusan S1/S2/S3 sebesar 19.778
orang dibagi Jumlah angkatan kerja sebesar Tahun 2017 sebanyak 581.711 orang. Rasio
Lulusan S1/S2/S3 tersebut dipengaruhi oleh kemauan dan kemampuan masyarakat
untuk melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang pendidikan tinggi.
Rasio Ketergantungan (dependency ratio) adalah perbandingan antara jumlah
Penduduk Bukan Angkatan Kerja (usia 0-14 tahun dan 65 tahun ke atas) terhadap jumlah
penduduk Angkatan Kerja (usia 15-64 tahun). Semakin tingginya rasio ketergantungan
menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif
untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Sedangkan rasio ketergantungan yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya
beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum
produktif dan tidak produktif lagi. Rasio ketergantungan di Kabupaten Sampang selama
periode 2013-2017 menunjukkan keadaan yang fluktuatif. Kondisi pada tahun 2017
menunjukkan angka tertinggi yaitu 38,23%, artinya setiap 100 orang yang berusia kerja
(dianggap produktif) mempunyai tanggungan sebanyak 39 orang yang belum produktif
dan dianggap tidak produktif lagi.
Pencari kerja yang ditempatkan di Kabupaten Sampang berfluktuasi selama
periode 2013-2018. Kondisi terakhir pada tahun 2018 menunjukkan angka tertinggi yaitu
94,30% yang diperoleh dari jumlah seluruh pencari kerja yang ditempatkan 745 orang
dari seluruh jumlah pencari kerja ya di terdaftar di bidang tenaga kerja sebanyak 790
orang. Upaya Penempatan Tenaga kerja terlebih dalu melalui adanya kegiatan untuk
mendukung peningkata SDM tenaga kerja melalui kegiatan pelatihan berbasis masyarakat
yang teknis pelaksanaannya dilakukan barhari-hari sampai target peserta pelatihan
mendapatkan pekerjaan dan/atau mampu untuk membuka lapangan kerja.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 115


Gambaran Keuangan Daerah

BAB III
GAMBARAN KEUANGAN DAERAH

Analisis pengelolaan keuangan daerah dilakukan untuk melihat kapasitas


keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah.
Cakupan analisis pengelolaan keuangan daerah dilakukan terhadap APBD dan laporan
keuangan daerah, yang meliputi pendapatan, belanja dan pembiayaan serta
perkembangan neraca daerah, meliputi aset dan hutang daerah serta ekuitas dana.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 yang menyatakan bahwa
pengelolaan keuangan daerah merupakan keseluruhan kegiatan perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan
pengawasan keuangan dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Gambaran
pengelolaan keuangan daerah diperlukan untuk bisa merencanakan program dan
kebijakan yang akan dilakukan di suatu daerah.
Pengelolaan kemampuan daerah yang baik perlu dilakukan melalui prinsip
efektifitas, efisien, ekonomis, adil, bermanfaat, wajar, tertib, taat peraturan
perundang-undangan, transparan dan dapat dipertanggung-jawabkan. Pengelolaan
Keuangan Daerah merupakan sub-sistem dari sistem pengelolaan keuangan negara dan
juga merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Pengelolaan keuangan yang baik adalah pengelolaan yang bisa mengoptimalkan potensi-
potensi pembangunan suatu daerah, sehingga dapat tercapai target-target dalam
peningkatan kualitas pembangunan. Pengelolaan keuangan daerah dengan kewenangan
yang didasarkan pada otonomi daerah melahirkan tantangan tersendiri dalam
pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
Pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Sampang mengacu
pada Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah. Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini telah dijabarkan secara lebih rinci
dan teknis dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011. Demi mencapai upaya prioritas
pembangunan seluruh kegiatan pada rencana pembangunan lima tahunan melalui RPJMD,
perlu ditetapkan gambaran pengelolaan keuangan daerah dan kerangka pendanaan.
Kedua hal tersebut perlu ditetapkan agar pengelolaan keuangan daerah dapat digunakan
secara efektif dan efesien untuk masyarakat umum. Arah gambaran pengelolaan keuangan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 1


Gambaran Keuangan Daerah

daerah dan kerangka pendanaan meliputi kinerja keuangan masa lalu, kebijakan
pengelolaan keuangan masa lalu, dan kerangka pendanaan.

3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu


Analisis kinerja keuangan masa lalu dimaksudkan untuk mengetahui
kinerja kondisi keuangan beberapa tahun terakhir. Dari analisis kinerja beberapa
tahun ke belakang dapat menjadi referensi melakukan proyeksi kinerja kondisi
keuangan melalui berbagai macam metode analisa misalnya dengan melihat rata-rata
pertumbuhan, menggunakan asumsi makro ekonomi (PDRB/laju petumbuhan ekonomi,
inflasi dan lain-lain), dan dapat juga dengan dasar kebijakan intensifikasi dan
ekstensifikasi pendapatan daerah serta dapat melalui kebijakan bidang keuangan
daerah.
Perkembangan kinerja keuangan pemerintah daerah tidak terlepas dari
batasan pengelolaan keuangan daerah. Batasan tersebut diatur dalam; (1) Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; (2) Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan; (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah; (4) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah; (5) Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Sistim Akuntansi; (6) Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun
2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan; (7) Peraturan Daerah Kabupaten
Sampang Nomor 29 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.

3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD


Pengukuran kinerja pelaksanaan APBD dilaksanakan dengan mengukur
pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah. Sesuai dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 tahun 2006 sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
meliputi aspek Pendapatan dan aspek Belanja serta aspek Pembiayaan. Aspek Pendapatan
terdiri dari Pendapatan Daerah, Dana Perimbangan, Pendapatan yang Sah lainnya. Adapun
aspek Belanja terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Selanjutnya
untuk aspek Pembiayaan terdiri dari Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran
Pembiayaan. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 2


Gambaran Keuangan Daerah

tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh DPRD. Pendapatan daerah adalah hak
pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Belanja Daerah
adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan
bersih. Arah pengelolaan pendapatan daerah akan difokuskan pada upaya pemerintah
daerah dalam mencari sumber-sumber pendapatan daerah yang dimanfaatkan untuk
perencanan pembangunan daerah. Kinerja pelaksanaan APBD harus terealisasi secara
efektif dan efisien.

3.1.1.1 Pendapatan Daerah


Pendapatan daerah adalah semua penerimaan yang melalui rekening kas
umum daerah, yang menambah ekuitas dana. Pendapatan daerah adalah hak
pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan
daerah dibagi kedalam tiga komponen yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana
Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah.
Realisasi pengelolaan pendapatan daerah Kabupaten Sampang terdiri dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan
daerah yang Sah. Pendapatan Asli Daerah bersumber pada Pajak Daerah, Retribusi
Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan
Asli Daerah yang Sah. Sedangkan Dana Perimbangan berasal dari Bagi Hasil Pajak/Bagi
Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Untuk
lain-lain pendapatan daerah yang sah berasal dari Hibah, Dana Bagi Hasil Pemerintah
Provinsi, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus serta Bantuan Keuangan dari
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya. Gambaran realisasi pendapatan
daerah ini diharapkan dapat membantu dalam mendorong berbagai kebijakan, program
dan belanja daerah.
Selama lima tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan pendapatan daerah
dari sebesar 9,82 persen. Dari perkembangan 3 komponen pendapatan daerah, lain-lain
pendapatan daerah yang sah merupakan komponen dengan rata-rata pertumbuhan
tertinggi dibandingkan Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan. Lain-lain
pendapatan daerah yang sah memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar 26 persen.
Tingginya rata-rata pertumbuhan tersebut didukung oleh adanya peningkatan bantuan
keuangan dari provinsi yang sangat signifikan pada tahun 2014. Disamping itu, terdapat
komponen dana desa pada tahun 2015, yang merupakan sumber baru dalam Lain-lain
pendapatan daerah yang sah. Namun demikian, secara nominal, pendapatan daerah
Kabupaten Sampang masih didominasi oleh dana perimbangan. Kemudian, diikuti oleh
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah dan Pendapatan Asli Daerah.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 3


Gambaran Keuangan Daerah

Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah dari Tahun 2014-2018 sebesar 23,06


persen. Dari keseluruhan komponen PAD, pertumbuhan tertinggi terdapat pada lain-lain
Pendapatan Asli Daerah yang sah dengan nilai rata-rata 72,55 persen. Kemudian, diikuti
oleh pajak daerah dengan rata-rata 23,43 persen. Sebaliknya, retribusi daerah justru
memiliki rata-rata pertumbuhan negatif, yakni 2,78 persen. Hal tersebut disebabkan
adanya pergeseran pengelompokan pos pendapatan retribusi pelayanan kesehatan BLUD
RSUD dan retribusi pelayanan kesehatan yang didanai BPJS (kapitasi JKN) yang semula
dianggarkan pada pos Retribusi pelayanan kesehatan, dialihkan pada pos pendapatan
lain-lain PAD, sehingga terjadi penurunan anggaran dan realisasi penerimaan retribusi
daerah pada tahun 2015 sampai tahun 2017 dan terjadi lonjakan anggaran dan realisasi
pendapatan lain-lain PAD yang sah.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 4


Gambaran Keuangan Daerah

Tabel 3.1
Realisasi dan Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2014-2018
Realisasi Rata-
2014 2015 2016 2017 2018 rata
Kode Uraian Pertu
mbuh
Rp. %P Rp. %P Rp. %P Rp. %P Rp. %P an
(%)
Pendapatan Asli
1.1 123.039.103.222,87 85,26 142.512.555.663,45 15,83 135.785.953.318,16 -4,72 209.545.224.677,58 54,32 135.349.867.961,19 - 35,41 23,06
Daerah
1.1.1 Pajak Daerah 14.548.343.521,85 72,61 15.139.402.820,66 4,06 16.592.698.918,10 9,60 20.557.363.424,63 23,89 21.997.977.280,13 7,01 23,43
1.1.2 Retribusi Daerah 68.925.957.552,00 84,43 16.904.771.577,00 -75,47 11.330.664.854,00 - 32,97 10.917.030.412,00 -3,65 12.420.511.362,00 13,77 - 2,78
Hasil Pengelolaan
1.1.3 Kekayaan Daerah 5.891.497.578,35 -12,82 11.977.496.617,75 103,30 6.208.899.767,82 - 48,16 6.251.369.919,40 0,68 6.378.024.135,02 2,03 9,01
yang dipisahkan
Lain-lain
1.1.4 Pendapatan Asli 33.673.304.570,67 143,01 98.490.884.648,04 192,49 101.653.689.778,24 3,21 171.819.460.921,55 69,02 94.553.355.184,04 - 44,97 72,55
Daerah yang Sah
Dana
1.2. 920.167.207.243,00 5,49 1.064.694.791.733,00 15,71 1.231.099.448.705,00 15,63 1.104.228.648.147,00 - 10,31 1.212.116.500.870,00 9,77 7,26
Perimbangan
Dana Bagi Hasil
1.2.1. 75.015.909.243,00 - 10,32 71.773.051.733,00 -4,32 74.204.892.211,00 3,39 55.059.310.923,00 - 25,80 107.198.211.337,00 94,70 11,53
Pajak/Bukan pajak
Dana Alokasi
1.2.2. 753.954.218.000,00 10,35 788.345.170.000,00 4,56 827.952.746.000,00 5,02 818.929.326.000,00 -1,09 825.443.163.000,00 0,80 3,93
Umum
Dana Alokasi
1.2.3. 91.197.080.000,00 - 13,46 204.576.570.000,00 124,32 328.941.810.494,00 60,79 230.240.011.224,00 - 30,01 279.475.126.533,00 21,38 32,61
khusus
Lain-lain
1.3. pendapatan 321.529.332.546,00 95,74 529.559.274.903,00 64,70 349.902.702.513,00 -33,93 291.338.414.296,00 - 16,74 350.219.337.692,05 20,21 26,00
daerah yang sah
1.225,9 331,8
1.3.1. Hibah 1.003.290.991,00 112,45 923.986.087,00 -7,90 1.283.126.355,00 38,87 17.013.516.432,00 66.360.385.117,05 290,05
4 8
Bagi Hasil Pajak
1.3.2. 67.271.395.555,00 120,63 73.140.027.816,00 8,72 72.648.406.158,00 -0,67 95.739.000.864,00 31,78 89.040.217.575,00 -7,00 30,69
dari Provinsi
Dana Penyesuaian
- -
1.3.3. dan Otonomi 125.764.629.000,00 23,79 169.581.504.000,00 34,84 41.602.044.000,00 - 75,47 - - -
100,00
Khusus
Bantuan Keuangan
1.3.4. 127.490.017.000,00 314,35 227.529.193.000,00 78,47 103.239.820.000,00 -54,63 11.093.300.000,00 - 89,25 15.612.100.000,00 40,73 57,94
dari Provinsi
1.3.5. Dana Desa - - 58.384.564.000,00 - 131.129.306.000,00 124,60 167.492.597.000,00 27,73 179.206.635.000,00 6,99 11,86
Pendapatan
1.364.735.643.011,87 23,73 1.736.766.622.299,45 27,26 1.716.788.104.536,16 -1,15 1.605.112.287.120,58 -6,50 1.697.685.706.523,24 5,77 9,82
Daerah
Sumber : BPPKAD Kabupaten Sampang, 2019; Ket: %P adalah persentase pertumbuhan.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 5


Gambaran Keuangan Daerah

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)


Kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah di Kabupaten Sampang
mengalami persentase yang fluktuatif. Sampai dengan tahun 2016, kontribusi PAD
terhadap penerimaan cenderung menurun. Kondisi tersebut disebabkan penurunan
retribusi daerah yang cukup signifikan pada tahun 2015. Sehingga, kontribusi retribusi
daerah yang semula 56,02 persen pada tahun 2014 menjadi 11,86 persen pada tahun
2015. Penurunan nilai retribusi daerah juga terjadi pada tahun 2016 yang bersamaan
dengan penurunan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Pada tahun 2017,
kontribusi PAD mengalami peningkatan hingga 13,05% terhadap pendapatan daerah.
Peningkatan ini khususnya didukung oleh peningkatan kontribusi lain-lain PAD yang sah.
Namun demikian, kontribusi PAD mengalami penurunan kembali pada tahun 2018
menjadi sebesar 7,97%. Penurunan tersebut seiring dengan penurunan kontribusi lain-
lain PAD yang sah. Rincian kontribusi masing-masing komponen dari Pendapatan Asli
Daerah, dapat dilihat pada gambar berikut.

2014 2015 2016 2017 2018


PAD/Pendapatan daerah 9,02 8,21 7,91 13,05 7,97
Pajak Daerah 11,82 10,62 12,22 9,81 16,25
Retribusi Daerah 56,02 11,86 8,34 5,21 9,18
Hasil Pengelolaan Kekayaan
4,79 8,40 4,57 2,98 4,71
Daerah yang dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli
27,37 69,11 74,86 82,00 69,86
Daerah yang Sah

Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2019

Gambar 3.1
Struktur Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2014–2018 (%)

Struktur komponen pembentuk PAD selama lima tahun terakhir mengalami


perubahan. Sebelum tahun 2015, komponen utama pembentuk PAD berasal dari
retribusi daerah. Kemudian, setelah tahun 2014, kontributor terbesar dalam PAD adalah
lain-lain PAD yang sah. Dengan kata lain, kontribusi retribusi daerah terhadap PAD
menunjukkan perkembangan yang menurun dikarenakan perubahan struktur
penganggaran beberapa retribusi daerah yang berubah menjadi lain-lain PAD yang sah.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 6


Gambaran Keuangan Daerah

Sebaliknya, Lain-lain PAD yang sah menunjukkan peningkatan sampai dengan 70 persen
pada tahun 2017. Setelah periode tersebut mengalami penurunan hingga 44,97 persen,
penurunan tersebut juga karena terdapat perubahan struktur penganggaran pendapatan
yang semula menjadi komponan Lain-lain PAD yang sah merubah menjadi pendapatan
Hibah. Perkembangan pajak daerah relative stabil hingga tahun 2016, kosntribusinya
berkisar sekitar 10-12 persen. Sedangkan tahun 2017, pajak daerah mengalami
penurunan sebesar 9,81 persen, namun meningkat tajam sebesar 16,25 persen pada tahun
2018. Komponen hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan memiliki kontribusi
masih di bawah 5 persen terhadap PAD, kecuali tahun 2015 yang berkontribusi sebesar
8,40 persen.

2. Dana Perimbangan
Dana Perimbangan masih merupakan penyumbang terbesar dalam
pembentukan pendapatan daerah. Selama lima tahun terakhir, rata-rata kontribusi
dana perimbangan terhadap pendapatan daerah sebesar 68,26 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa Kabupaten Sampang dalam pendanaan daerah masih relatif
bergantung pada pemerintah pusat. Dalam UU Nomor 23 Tahun 2014 pasal 285,
Pendapatan transfer berupa(a) transfer Pemerintah Pusat terdiri atas Dana Perimbangan
(Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK)),
Dana Otonomi Khusus dan Dana Desa, (b) transfer antar-Daerah terdiri ataspendapatan
bagi hasil dan bantuan keuangan. Dana Perimbangan merupakan dana yang bersumber
dari APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam
pelaksanaan desentralisasi. Perkembangan struktur dana perimbangan Kabupaten
Sampang tahun 2014-2018 adalah sebagai berikut.

100,00
80,00
60,00
40,00
20,00
0,00
2014 2015 2016 2017 2018
DaPer/Pendapatan daerah 67,42 61,30 71,71 68,79 71,40
Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan
8,15 6,74 6,03 4,99 8,84
pajak
Dana Alokasi Umum 81,94 74,04 67,25 74,16 68,10
Dana Alokasi khusus 9,91 19,21 26,72 20,85 23,06

Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2019

Gambar 3.2
Struktur Dana Perimbangan Kabupaten Sampang Tahun 2014–2018 (%)

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 7


Gambaran Keuangan Daerah

DAU merupakan komponen terbesar dalam Dana Perimbangan selama lima


tahun terakhir. Kontribusi DAU mencapai sekitar 60-80 persen pada setiap tahunnya
dari total Dana Perimbangan dengan kecenderungan nilai proporsinya berfluktuasi.
Komponen terbesar kedua pembentuk dana perimbangan adalah DAK. Perkembangan
DAK dalam dua tahun terakhir mengalami peningkatan dari sebesar 20,85% tahun 2017
menjadi 23,06% tahun 2018. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kinerja keuangan
dalam pembangunan lebih mengarah pada perbaikan dan penyediaan infrastruktur
publik. Pada tahun 2018, dana bagi hasil sumber daya baik pajak maupun non pajak juga
mengalami peningkatan proporsi tertinggi selama lima tahun terakhir.

3. Lain-lain Pendapatan yang Sah


Proporsi lain-lain pendapatan yang sah terhadap pendapatan daerah
cenderung menurun dalam lima tahun terakhir. Kontribusi tertinggi dalam Lain-lain
Pendapatan Daerah yang Sah terdapat pada tahun 2015, sebesar 30,49 persen. Namun,
pada tahun tahun berikutnya, persentase konstrbusinya terhadap pendapatan daerah
menurun menjadi 20,38 persen (2016), 18,15 persen (2017), dan 20,63 persen (2018).
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah merupakan pendapatan transfer dari pemerintah
pusat dan transfer antar daerah, yang terdiri dari: (i) pendapatan hibah; (ii) dana bagi
hasil pajak dari provinsi; (iii) dana penyesuaian dan otonomi khusus; (iv) bantuan
keuangan dari provinsi; dan (v) Dana Desa. Rincian struktur pendapatan Lain-lain
Pendapatan Yang Sah dapat dilihat dalam grafik berikut.

Lain-lain
Dana
pendapatan Bagi Hasil Bantuan
Penyesuaian
daerah yang Hibah Pajak dari Keuangan dari Dana Desa
dan Otonomi
sah/pendapat Provinsi Provinsi
Khusus
an daerah
2014 23,56 0,31 20,92 39,11 39,65 0,00
2015 30,49 0,17 13,81 32,02 42,97 11,03
2016 20,38 0,37 20,76 11,89 29,51 37,48
2017 18,15 5,84 32,86 0,00 3,81 57,49
2018 20,63 18,95 25,42 0,00 4,46 51,17

Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2019

Gambar 3.3
Struktur Lain-lain Pendapatan yang sah Kabupaten Sampang Tahun 2014–2018 (%)

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 8


Gambaran Keuangan Daerah

Perkembangan komponen dengan proporsi terbesar pada lain-lain


pendapatan daerah yang sah menunjukkan adanya pergeseran. Pada tahun 2014
sampai dengan 2015, bantuan keuangan dari provinsi merupakan komponen terbesar,
diikuti oleh komponen Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus. Berkurangnya bantuan
keuangan dari provinsi seiring dengan meningkatnya dana desa. Sedangkan menurunnya
dana penyesuaian dan otonomi khusus disebabkan adanya perubahan struktur
pendapatan daerah yang berubah menjadi komponen DAK non fisik. Pada tahun 2017 dan
2018 proporsi dana penyesuaian dan otonomi khusus sebesar nol persen. Setelah tahun
2015, komposisi proporsi terbesar pembentuk lain-lain pendapatan daerah yang sah
adalah dana desa. Pada tahun 2017 dan 2018 proporsi dana desa terhadap lain-lain
pendapatan daerah yang sah mencapai lebih dari 50 persen. Kontribusi terendah terdapat
pada pendapatan hibah, dimana sampai dengan tahun 2016 memiliki proporsi kurang dari
1 persen. Namun pada tahun 2017 dan 2018 proporsi hibah mengalami peningkatan
masing masing sebesar 5,84 persen dan 18,95 persen.

3.1.1.2 Belanja Daerah


Dalam upaya meningkatkan pembangunan daerah diperlukan belanja
daerah yang memadai. Belanja daerah Belanja daerah sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa belanja daerah dipergunakan
dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan
provinsi atau kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan
yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan
bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang
ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Belanja Daerah pada dasarnya
merupakan bagian dari upaya pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dan didasarkan
atas pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil. Hal tersebut
bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta mempercepat
efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran.
Anggaran belanja dikelompokkan menjadi dua bagian utama yaitu Belanja
Langsung dan Belanja Tidak Langsung. Belanja Langsung merupakan belanja yang
dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan sesuai dengan kewenangan penyelenggaraan pemerintahan. Belanja Tidak
Langsung merupakan belanja yang dianggarkan untuk membiayai penyelenggaraan
tugas-tugas pemerintahan guna mendukung pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan. Belanja Daerah secara umum diprioritaskan untuk penyelenggaraan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 9


Gambaran Keuangan Daerah

urusan wajib dalam rangka melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
sebagai upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan
pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak
serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat
diwujudkan melalui pencapaian standar pelayanan minimal berdasarkan urusan wajib
pemerintahan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dalam lima tahun terakhir, secara nominal, belanja daerah mengalami
perkembangan yang fluktuatif. Berdasarkan tabel 3.2. dari tahun 2014 sampai dengan
2016, belanja daerah memiliki tren yang semakin meningkat. Pada tahun 2014 jumlah
belanja daerah sebesar 1,27 trliyun, meningkat menjadi 1,70 trilyun dan 1,78 trilyun pada
tahun 2015 dan 2016. Setelah periode tersebut, belanja daerah mengalami penurunan
menjadi 1,66 trilyun dan kembali naik pada tahun 2018 yaitu sebesar 1,69 trilyun rupiah.
Peningkatan belanja di tahun 2016 salah satunya disebabkan oleh meningkatnya belanja
pegawai.
Belanja daerah selama lima tahun terakhir rata-rata tumbuh sebesar 10,11
persen. Belanja tidak langsung, rata-rata tumbuh sebesar 10,20 persen selama lima tahun
terakhir dengan pertumbuhan yang positif tiap tahunnya. Meskipun belanja langsung
tumbuh dengan rata-rata sebesar 11,06 persen selama lima tahun terakhir, namun dalam
tiga tahun terakhir pertumbuhannya cenderung negatif. Pertumbuhan positif terbesar
dari belanja langsung terjadi pada tahun 2015 yaitu tumbuh sebesar 52,14 persen dari
tahun sebelumnya. Pada tahun 2018, belanja langsung daerah mengalami pertumbuhan
negatif sebesar 9,85 persen.
120,00

100,00

80,00 44,83 39,84


47,48 53,97 48,82

60,00

40,00
55,17 60,16
52,52 46,03 51,18
20,00

0,00
2014 2015 2016 2017 2018

Belanja Tidak langsung Belanja langsung

Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2019


Gambar 3.4
Struktur Belanja Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2014-2018 (%)

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 10


Gambaran Keuangan Daerah

Struktur belanja daerah masih didominasi oleh belanja tidak langsung


dengan tren yang semakin meningkat dalam tiga tahun terakhir. Proporsi belanja
tidak langsung terhadap belanja daerah selama lima tahun terakhir lebih besar dari 50
persen kecuali pada tahun 2015 yaitu sebesar 46,03 persen. Proporsi belanja tidak
langsung pada tahun 2014 sebesar 52,52 persen meningkat menjadi 57,37 persen pada
tahun 2018. Masih besarnya komponen belanja tidak langsung menunjukkan bahwa
belanja daerah masih berorientasi pada belanja yang bersifat rutin dan kurang
berorientasi pada belanja yang mengarah langsung pada pembangunan daerah khususnya
belanja modal. Hal ini juga dapat dilihat dari tren belanja langsung daerah yang cenderung
menurun dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun 2016, proporsi belanja langsung daerah
terhadap belanja daerah sebesar 48,82 persen turun menjadi 44,83 persen dan 39,84
persen pada tahun 2017 dan tahun 2018. Perkembangan komponen pembentuk belanja
langsung dan tidak langsung dapat dilihat dalam grafik berikut.
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
2014 2015 2016 2017 2018
Belanja Tidak Terduga 0,09 0,00 0,07 0,02 0,01
Belanja Bantuan Keuangan 5,34 15,76 23,87 29,90 26,53
Belanja Bagi Hasil Pajak dan Retribusi
0,00 0,00 0,13 0,25 0,00
kepada pem desa
Belanja Bantuan Sosial 4,65 2,61 1,39 1,27 1,34
Belanja Hibah 5,56 5,12 4,11 4,46 13,26
Belanja Pegawai 84,36 76,51 70,42 64,11 58,87

Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, (2019)


Gambar 3.5
Struktur Belanja Tidak Langsung Kabupaten Sampang Tahun 2014–2018 (%)

Belanja pegawai masih merupakan komponen utama pembentuk belanja


tidak langsung dengan tren yang semakin menurun. Pada tahun 2014, belanja
pegawai berkontribusi sebesar 84,36 persen terhadap belanja tidak langsung, Proporsi
belanja pegawai menurun drastis hingga dibawah 70 persen di tahun 2017 dan 2018 yaitu
masing-masing sebesar 64,11 persen dan 61,74 persen. Penurunan ini sejalan dengan
peningkatan kontribusi belanja bantuan keungan yang selalu meningkat dalam lima tahun

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 11


Gambaran Keuangan Daerah

terakhir. Pada tahun 2014 proporsi belanja bantuan keuangan sebesar 5,34 persen,
meningkat hampir tiga kali lipat pada tahun 2015 yaitu sebesar 15,76 persen. Peningkatan
proporsi tersebut terus meningkat hingga sebesar 23,87 persen tahun 2016 dan 29,90
persen. Pada tahun 2018, proporsi tersebut mengalami sedikit penurunan menjadi
sebesar 26,53. Kontribusi belanja hibah terhadap belanja tidak langsung relatif konstan
pada kisaran 4-5 persen kecuali untuk tahun 2018 yang mengalami peningkatan hingga
13,26 persen.

120,00

100,00

80,00

60,00

40,00

20,00

0,00
2014 2015 2016 2017 2018
Belanja Modal 58,57 68,51 64,96 50,25 46,48
Belanja barang Jasa 39,67 30,44 33,45 47,64 50,99
Belanja Pegawai 1,77 1,05 1,59 2,11 2,53

Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2019


Gambar 3.6
Struktur Belanja Langsung Kabupaten Sampang Tahun 2014–2018 (%)

Selama lima tahun terakhir, belanja modal merupakan komponen terbesar


pembentuk belanja langsung. Kontribusi belanja modal terhadap belanja langsung dari
tahun ke tahun selalu diatas 50 persen dengan kecenderungan semakin menurun.
Realisasi anggaran sampai 2018, menunjukan proporsi belanja modal sebesar 46,48
persen, terendah selama lima tahun terakhir. Namun demikian, jika dilihat sampai tahun
2017, proporsi belanja modal masih relatif tinggi. Masih tingginya proporsi belanja modal
mengindikasikanadanya peningkatan kapasitas ekonomi daerah. Tingginya struktur
belanja modal juga mengindikasikan adanya efektivitas penggunaaan anggaran belanja di
Kabupaten Sampang. Namun demikian, tren penurunan proporsi belanja modal perlu
perhatian agar dimasa yang akan datang belanja modal bisa menjadi fokus utama belanja
langsung maupun belanja daerah. Hal ini sangat penting dikarenakan belanja modal
diharapkan dapat memberikan multiplier effect, khususnya pada pertumbuhan sektor
produktif maupun sektor unggulan daerah.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 12


Tabel 3.2
Realisasi dan Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2014-2018
Rata-
Realisasi rata
Kode Uraian Pertum
2014 2015 2016 2017 2018 buhan
(%)
Rp %P Rp %P Rp %P Rp %P Rp %P
2 BELANJA 1.273.260.757.435,00 17,32 1.704.171.539.547,48 33,84 1.778.548.485.250,94 4,36 1.663.946.531.152,16 - 6,44 1.688.227.124.511,17 1,46 10,11
2.1. Belanja Tidak
668.707.806.632,00 6,18 784.377.775.801,83 17,30 910.263.783.188,00 16,05 917.934.286.612,92 0,84 968.470.637.716,00 5,51 10,20
langsung
2.1.1. Belanja Pegawai 564.137.968.694,00 8,50 600.134.812.980,58 6,38 641.047.653.220,00 6,82 588.450.299.459,92 - 8,20 597.960.105.324,00 1,62 3,02
2.1.2. Belanja Hibah 37.156.136.347,00 - 19,88 40.146.478.720,00 8,05 37.412.867.334,00 - 6,81 40.915.325.750,00 9,36 90.558.166.001,00 121,33 43,97
2.1.3. Belanja Bantuan
31.065.763.400,00 - 34,16 20.454.743.386,00 - 34,16 12.683.204.959,00 - 37,99 11.614.500.179,00 - 8,43 10.438.361.644,00 -10,13 -19,57
Sosial
2.1.4 Belanja Bagi Hasil
Pajak dan
Retribusi kepada - - - - 1.222.799.423,00 - 2.275.053.174,00 86,05 - -100,00 -2,79
pem desa
2.1.5 Belanja Bantuan
35.733.983.191,00 - 0,24 123.639.152.799,00 246,00 217.250.727.252,00 75,71 274.456.553.050,00 26,33 269.458.666.947,00 -1,82 69,20
Keuangan
2.1.6 Belanja Tidak
613.955.000,00 - 25,29 2.587.916,25 - 99,58 646.531.000,00 24.882 222.555.000,00 -65,58 55.337.800,00 -75,14 4.923,28
Terduga
2.2. Belanja langsung 604.552.950.803,00 32,72 919.793.763.745,65 52,14 868.284.702.062,94 - 5,60 746.012.244.539,24 -14,08 719.756.486.795,17 -3,52 12,33
2.2.1 Belanja Pegawai 10.690.034.000,00 - 80,20 9.670.303.950,00 - 9,54 13.834.790.361,00 43,06 15.762.552.757,00 13,93 17.021.752.713,00 7,99 -4,95
2.2.2 Belanja barang
239.806.195.435,00 64,07 279.966.696.289,47 16,75 290.450.222.725,60 3,74 355.373.921.632,78 22,35 390.172.089.776,17 9,79 23,34
Jasa
2.2.3. Belanja Modal 354.056.721.368,00 38,64 630.156.763.506,18 77,98 563.999.688.976,34 - 10,50 374.875.770.149,46 -33,53 312.562.644.306,00 -16,62 11,19
Sumber : BPPKAD Kabupaten Sampang, 2019; Ket: %P adalah persentase pertumbuhan.

Tabel 3.3
Rasio Realisasi Belanja terhadap Realisasi Pendapatan dalam Tahun Berjalan Tahun Anggaran 2013-2018

No URAIAN Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

1 Pendapatan Daerah 1.364.735.643.011,87 1.736.766.622.299,45 1.716.788.104.536,16 1.605.112.287.120,58 1.697.685.706.523,24


2 Belanja Daerah 1.273.260.757.435,00 1.704.171.539.547,48 1.778.548.485.250,94 1.663.946.531.152,16 1.688.227.124.511,17
3 Persentase 93,30 98,12 103,60 103,67 99,44
Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2019

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 13


Gambaran Keuangan Daerah

3.1.1.3 Pembiayaan Daerah


Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan Daerah
merupakan transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang
perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah
terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan/atau memanfaatkan surplus anggaran.
Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman, dan hasil divestasi.
Sementara, pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali
pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh
pemerintah.
Pengeluaran pembiayaan dapat digunakan untuk pembiayaan: 1)
Pembayaran cicilan pokok utang yang jatuh tempo; 2) Penyertaan modal daerah; 3)
Pembentukan dana cadangan; dan/atau; 4) Pengeluaran pembiayaan lainnya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal APBD diperkirakan defisit,
APBD dapat didanai dari penerimaan pembiayaan daerah yang ditetapkan dalam Perda
tentang APBD. Penerimaan pembiayaan daerah bersumber dari: 1) Sisa lebih perhitungan
anggaran tahun sebelumnya; 2) Pencairan dana cadangan; 3) Hasil penjualan kekayaan
daerah yang dipisahkan; 4) Pinjaman daerah; dan 5) Penerimaan pembiayaan lainnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Realisasi Pembiayaan Daerah
Kabupaten Sampang mulai tahun 2014 sampai dengan 2018 dan rata-rata
perkembangan realisasi Penerimaan dan Pengeluaran Daerah dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 14


Tabel 3.4
Perkembangan Realisasi Pembiayaan Daerah APBD Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2014–2018
Realisasi Rata- rata
No
Jenis 2014 2015 2016 2017 2018 Pertumbuhan
Rp %P Rp %P Rp %P Rp %P Rp %P (%)
3 Pembiayaan
3.1 Penerimaan
Pembiayaan Daerah 110.745.826.175,06 20,22 204.220.711.751,93 84,40 230.815.794.503,90 13,02 159.276.720.509,10 (32,82) 121,293.689.024,60 (21,77) 12,61

3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan


Anggaran Tahun
Anggaran Sebelumnya 110.745.826.175,06 20,22 202.220.711.751,93 82,60 228.815.794.503,90 13,15 157.276.720.509,10 (33,11) 86.345.697.616,69 (43,59) 7,85
(SILPA)
3.1.2 Pencairan Dana
- - - - - - - - 33.861.820.526,91 - -
Cadangan
3.1.3 Hasil Penjualan
Kekayaan Daerah Yang - - - - - - - - - - -
Dipisahkan
3.1.4 Penerimaan Pinjaman
- - - - - - - - - - -
Daerah
3.1.5 Penerimaan Kembali
- - - - - - - - - -
Pinjaman Daerah
3.1.6 Penerimaan kembali
- - 2.000.000.000,00 - 2.000.000.000,00 - 2.000.000.000,00 - 1.086.170.881,00 (45,69) (15,23)
Investasi Dana Bergulir
3.2 Pengeluaran
- - 8.000.000.000,00 - 16.000.000.000,00 100,00 14.096.778.860,83 (11,90) - (100,00) (2,38)
Pembiayaan Daerah
3.2.1 Pembentukan Dana
- - 8.000.000.000,00 - 10.000.000.000,00 25,00 14.096.778.860,83 40,97 - - 32.98
Cadangan
3.2.2 Penyertaan Modal
(Investasi) Pemerintah - - - - 6.000.000.000,00 - - - - - -
Daerah
3.2.3 Pembayaran Pokok
- - - - - - - - - - -
Utang
3.2.4 Pemberian Pinjaman
- - - - - - - - - - -
Daerah
3.2.5 Pembayaran Utang
- - - - - - - - - - -
Kepada Pihak Ketiga
JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO
110.745.826.175,06 20,22 196,220,711.751,93 77,18 214.815.794.503,90 9,48 145.179.941.648,27 (34,38) 121.293.689.024,60 (13,95) 11,71

Sumber : BPPKAD Kabupaten Sampang, 2019; Ket: %P adalah persentase pertumbuhan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 15


Gambaran Keuangan Daerah

Rata-rata pertumbuhan pembiayaan netto di Kabupaten Sampang dalam


lima tahun terakhir sebesar 11.71 persen. Pertumbuhan pembiayaan neto memiliki
kecenderungan menurun tiap tahunnya, kecuali tahun 2015 yang tumbuh sebesar 77,18
persen dibandingkan tahun 2014 yang hanya tumbuh sebesar 20,22 persen. Secara
nominal, pembiayaan neto cenderung menurun selama tiga tahun terakhir. Pada tahun
2016, pembiayaan neto sebesar 241,82 milyar turun menjadi 140,96 milyar dan 121,29
milyar tahun 2017 dan 2018. Penurunan pembiayaan neto seiring dengan penurunan
Silpa daerah yang rata-rata tumbuh sebesar 7,85 persen selama lima tahun terakhir.
Dari sisi penerimaan pembiayaan, perolehan terbesar berasal dari Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran Tahun sebelumnya (SiLPA). Perkembangan nilai SiLPA pada
tahun anggaran 2016 sampai dengan tahun 2018 menunjukkan penurunan. Realisasi
SiLPA tahun 2016 sebesar 228,82 milyar. Sedangkan pada tahun 2018 nilai SiLPA turun
menjadi 86,35 milyar. Disamping SiLPA, penerimaan pembiayaan tahun 2018, juga
berasal dari Pencairan Dana Cadangan dan Penerimaan Kembali Investasi Dana Bergulir
masing-masing sejumlah 33,86 milyar dan 1,09 milyar. Tidak terdapat pengeluaran
pembiayaan Kabupaten Sampang pada tahun 2018. Sehingga selisih antara penerimaan
pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan berupa pembiayaan netto secara keseluruhan
dipergunakan untuk menutup defisit belanja.

3.1.2 Neraca Daerah


Neraca Daerah menggambarkan posisi keuangan Pemerintah Daerah yang
meliputi aset, kewajiban dan ekuitas dana pada suatu saat tertentu. Laporan neraca
daerah akan memberikan informasi penting kepada manajemen pemerintahan daerah,
pihak legislatif daerah maupun para kreditur/pemberi pinjaman kepada daerah serta
masyarakat luas lainnya tentang posisi atau keadaan kekayaan atau aset daerah dan
kewajibannya serta ekuitas dana pada tanggal tertentu. Elemen utama neraca Pemerintah
Daerah meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas dana serta perhitungan analisis rasio
likuiditas, analisis rasio solvabilitas dan analisis rasio aktivitas. Selama kurun waktu 2014-
2018, neraca daerah Kabupaten Sampang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 16


Tabel 3.5
Perkembangan Neraca Daerah Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2014-2018
Rata-Rata
Jumlah (Rp) Pertumbuhan
No Uraian
(%)
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
1 ASET
11 ASET LANCAR
11101 Kas di Kas Daerah 202.220.711.751,93 224.374.238.156,59 142.383.141.346,41 66.934.068.129,10 120.189.626.919,30 16,72
11102 Kas di Bendahara Pengeluaran SKPD - - 25.863.000,00 1.155.000,00 - (39,11)
11103 Kas di Bendahara Penerimaan SKPD 1.121.859.660,00 2.272.559,58 5.297.285,32 180.502.984,82 38.282.200,00 1.787,35
11104 Kas di BLUD - 13.924.805.275,31 10.646.409.442,71 16.980.043.510,28 7.244.582.680,01 (4.28)
11105 Kas Lainnya - 2,002.622.549,87 5.240.292.087,38 2.431.585.977,31 3.318.061.437,36 28,91
11106 Investasi Jangka Pendek - - - - - -
11107 Piutang Dana Bagi Hasil 8.953.589.503,00 13,466.698.057,00 14.209.498.316,00 16.854.619.949,00 19.674.893.526,23 17,82
11108 Piutang Pajak 8.512.776.127,00 11.226.599.721,00 -2.701.120.305,97 -2.942.868.076,86 -4.363.101.485,62 318,95
11109 Penyisihan Piutang Pajak -231.225.904,83 -1.336.435.895,04 4.018.551.935,00 4.519.155.998,00 5.598.073.053,00 295,95
11110 Piutang Retribusi 9.426.055.149,00 3.716.195.460,92 -2.405.078.116,00 -3.041.354.175,90 -3.994.431.926,50 (35,34)
11111 Penyisihan Piutang Retribusi -2.535.508.370,90 -2.268.800.353,79 4.098.433.279,00 10.005.216.744,00 26.107.288.478,12 11,65
11112 Piutang Lain-lain PAD - 2.561.766.600,00 -20.492.166,40 -745.724.862,90 -353.571.092,79 677,14
11113 Penyisihan Piutang Lain-lain PAD - -256.176.660,00 17.715.094.862,00 16.722.858.592,00 7.907.706.685,00 (1.414,70)
11114 Bagian Lancar Pinjaman Kepada Perusahaan 28,03
600.320.000,00 600.320.000,00 - - -
Daerah
11115 Bagian Lancar Pinjaman Kepada Pemerintah -
- - - - -
Pusat
11116 Bagian Lancar Pinjaman Kepada Pemerintah -
- - - - -
Daerah Lainnya
11117 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran 20.966.420,00 20.966.420,00 20.966.420,00 - - (2,90)
11118 Penyisihan Bagian Lancar Tagihan Penjualan (1,61)
-20.966.420,00 -20.966.420,00 -20.966.420,00 - -
Angsuran
11119 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan - - - - - -
11120 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 5.000.000,00 - - - - (19,83)
11121 Penyisihan Bagian Lancar Tagihan TGR -5.000.000,00 - - - - (19,83)
11122 Piutang Lainnya 472.643.112,33 472.643.112,33 - - 704.447.160,13 0,82
11123 Penyisihan Piutang Lainnya -430.356.618,99 -463.301.245,67 - - - 4,38
11124 Belanja Dibayar Dimuka 869.244.469,41 699.739.611,97 536.952.132,96 491.584.903,47 336.162.198,22 (15,45)
11125 Persediaan 23.173.306.908,00 27.565.091.324,03 22.455.952.311,87 27.004.358.633,60 20.904.842.826,96 21,30
JUMLAH ASET LANCAR 252.153.415.785,95 296.288.278.274,10 216.208.795.410,28 155.395.203.305,92 203.312.862.659,42 14,31
12 INVESTASI JANGKA PANJANG -

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 17


Rata-Rata
Jumlah (Rp) Pertumbuhan
No Uraian
(%)
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
121 Investasi Non Permanen 8.128.838.334,35 7.273.323.970,29 5.618.568.824,17 3.958.131.857,51 3.397.855.879,21 (14,49)
12101 Pinjaman Kepada Perusahaan Negara - 0,00 0,00 0,00 - -
12102 Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah - 0,00 0,00 0,00 - (20,00)
12103 Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah Lainnya - 0,00 0,00 0,00 - -
12104 Investasi dalam Surat Utang Negara - 0,00 0,00 0,00 - -
12105 Investasi Non Permanen Lainnya 14.058.675.000,00 12.058.675.000,00 10.058.675.000,00 8.058.675.000,00 6.972.504.119,00 (12,83)
12106 Penyisihan Investasi Non Permanen Lainnya Tak (11,51)
-5.929.836.665,65 -4.785.351.029,71 -4.440.106.175,83 -4.100.543.142,49 -3.574.648.239,79
Tertagih
122 Investasi Permanen 94.817.391.412,76 86.256.024.644,41 94.656.707.792,70 60.374.999.298,51 60.742.261.165,83 (7,62)
12201 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 94.817.391.412,76 86.256.024.644,41 94.656.707.792,70 60.374.999.298,51 60.742.261.165,83 (7,62)
12202 Investasi Permanen Lainnya - - - - -
JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG 102.946.229.747,11 93.529.348.614,70 100.275.276.616,87 64.333.131.156,02 64.140.117.045,04 (8,15)
13 ASET TETAP -
13101 Tanah 340.875.672.825,00 344.818.550.475,00 355.582.470.335,00 512.390.257.858,00 692.505.282.237,82 16,99
13201 Peralatan dan Mesin 335.758.853.504,03 400.529.559.236,21 480.377.969.153,35 623.544.122.188,94 661.040.513.603,13 11,87
13301 Gedung dan Bangunan 919.590.685.177,34 1.006.172.637.139,34 1.106.455.062.811,34 1.151.824.152.583,03 856.686.123.198,51 0,28
13401 Jalan. Irigasi dan Jaringan 985.598.539.587,05 1.478.767.840.093,11 1.853.010.089.493,35 2.397.750.158.226,74 2.499.812.288.801,04 21,37
13501 Aset Tetap Lainnya 29.398.228.334,53 30.549.713.729,53 31.550.923.860,96 31.654.820.760,41 30.476.107.786,70 2,81
13601 Konstruksi dalam Pengerjaan 123.560.000,00 1.946.179.094,94 16.628.748.000,00 33.225.829.650,00 2.409.304.778,47 427,87
13701 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap - -1.001.659.445.351,00 -1.071.063.754.073,62 -1.856.219.769.978,00 -1.692.024.927.310,56 14,28
JUMLAH ASET TETAP 2.611.345.539.427,95 2.261.125.034.417,13 2.772.541.509.580,38 2.894.169.571.289,12 3.050.904.693.095,11 3,43
14 DANA CADANGAN -
14101 Dana Cadangan - 8.000.000.000,00 18.000.000.000,00 32.096.778.860,83 - 20,66
JUMLAH DANA CADANGAN - 8.000.000.000,00 18.000.000.000,00 32.096.778.860,83 - 20,66
15 ASET LAINNYA -
15102 Tagihan Penjualan Angsuran - - - - - -
15301 Tuntutan Perbendaharaan - - - - - -
15306 Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 623.113.990,05 669.947.777,08 670.010.774,08 617.117.947,08 49.151.000,00 (18,48)
15307 Kemitraan dengan Pihak Ketiga - - - - - -
15401 Aset Tak Berwujud - - 39.150.000,00 - - -
15402 Aset Lain-Lain 1.180.584.944.288,94 1.179.511.174.802,97 711.583.723.126,60 59.202.761.770,93 59.202.761.770,93 (16,02)
JUMLAH ASET LAINNYA 1.181.208.058.278,99 1.180.181.122.580,05 712.292.883.900,68 59.819.879.718,01 59.251.912.770,93 (16,17)
JUMLAH ASET 4.147.653.243.240,00 3.839.123.783.885,98 3.819.318.465.508,21 3.205.814.564.329,90 3.377.609.585.570,50 (1,24)
2 KEWAJIBAN -
21 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK -

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 18


Rata-Rata
Jumlah (Rp) Pertumbuhan
No Uraian
(%)
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
21101 Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) - 9.481.322.914,00 - 1.155.000,00 (40,00)
21102 Utang Kepada Pihak Ketiga 51.650.000,00 3.102.524.532,00 1.260.623.665,00 4.894.043.571,60 15.636.006.852,91 1.271,03
21103 Utang Bunga - - - - - -
21104 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Pemerintah -
- - - - -
Pusat
21105 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Pemerintah -
- - - - -
Daerah
21303 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Lembaga -
- - - - -
Keuangan Bank
21401 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Lembaga -
- - - - -
Keuangan Non Bank
21501 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Obligasi - - - - -
21601 Utang Jangka Pendek Lainnya 374.313.441,07 50.762.654,00 60.551.715,66 43.976.965,66 90.875.145,00 137,31
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 425.963.441,07 12.634.610.100,00 1.321.175.380,66 4.939.175.537,26 15.726.881.997,91 810,03
22 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG -
22101 Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat - - - - - -
22105 Utang Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya - - - - - -
22106 Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank - - - - - -
22107 Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Non -
- - - - -
Bank
22108 Utang Dalam Negeri–Obligasi - - - - - -
22201 Utang Jangka Panjang Lainnya - - 42.615.299,00 - 55.354.995,00 (40,00)
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG - - 42.615.299,00 - 55.354.995,00 (40,00)
JUMLAH KEWAJIBAN 425.963.441,07 12.634.610.100,00 1.363.790.679,66 4.939.175.537,26 15.782.236.992,91 735,28
3 EKUITAS DANA -
JUMLAH EKUITAS DANA 4.147.227.279.798,93 3.826.489.173.784,98 3.817.954.674.828,55 3.200.875.388.792,64 3.361.827.348.577,59 (1,33)
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 4.147.653.243.240,00 3.839.123.783.884,98 3.819.318.465.508,21 3.205.814.564.329,90 3.377.609.585.570,50 (1,24)

Sumber : BPPKAD Kabupaten Sampang, 2019

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 19


Gambaran Keuangan Daerah

Analisa neraca daerah akan dilakukan pada sisi asset, kewajiban, ekuitas
dana serta rasio keuangan. Penjelasan mengenai analisa tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
I. Aset
Aset memberikan informasi tentang sumber daya yang dimiliki dan dikuasai
oleh pemerintah daerah yang dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi
pemerintah daerah maupun masyarakat di masa datang sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu, serta dapat diukur dalam satuan moneter. Aset terdiri dari
(i)aset lancar, (ii)investasi jangka panjang, (iii)aset tetap, (iv) dana cadangan, dan (v)aset
lainnya. Aset Lancar adalah kas dan sumber daya lainnya yang diharapkan dapat dicairkan
menjadi kas, dijual atau dipakai habis dalam 1(satu) periode akuntansi. Investasi jangka
panjang dimaksudkan untuk mendapatkan manfaat ekonomi atau manfaat sosial dalam
jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. Aset Tetap adalah aset berwujud yang
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun anggaran yang digunakan dalam kegiatan
pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap terdiri dari tanah;
peralatan dan mesin; gedung dan bangunan; jalan, irigasi dan jaringan; aset tetap lainnya
dan konstruksi dalam pengerjaan.
Rata-rata jumlah asset daerah selama lima tahun terakhir mengalami
pertumbuhan negative sebesar 1,24 Rendahnya nilai tersebut disebabkan
kecenderungan pertumbuhan yang menurun selama empat tahun terakhir. Rata–rata
peningkatan aset lancar Kabupaten Sampang selama 5 tahun terakhir sebesar 14,31
persen per tahun. Peningkatan aset lancar dipicu oleh peningkatan rata-rata: kas
dibendahara penerimaan SKP 1787,35persen; kas lainnya 28,91 persen, piutang pajak
318,95 persen, penyisihan piutang pajak 295,95 persen, piutang lain-lain PAD sebesar
677,14 persen; persediaan sebesar 21,30 persen; dan kas sebesar 16,72 persen. Akan
tetapi, secara nominal nilai terbesar dalam aset lancar adalah kas, dimana pada tahun
2018 nilainya sebesar 120,19 milyar.
Investasi jangka panjang Kabupaten Sampang dalam 5 tahun terakhir
mengalami pertumbuhan negative sebesar 8,15 persen. Nilai tersebut merupakan
hasil dari komposisi investasi non permanen dan investasi permanen masing-masing
sebesar (14,49) dan (7,62) persen. Secara nominal, investasi permanen memiliki nilai
yang lebih besar dengan nilai Rp.60.742.261.165,83 pada tahun 2018. Sedangkan pada
tahun yang sama, untuk investasi non permanen nilainya semakin menurun dengan nilai
Rp.3.397.855.879,21. Investasi Non Permanen adalah investasi dana bergulir kepada
kelompok masyarakat mulai tahun 2001 s/d tahun 2010 yang dikelola/digulirkan sampai
dengan saat ini dan dikembalikan secara bertahap ke kas daerah, sehingga terjadi

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 20


Gambaran Keuangan Daerah

penurunan nilai investasi. Sedangkan investasi permanen adalah investasi Pemerintah


Kabupaten Sampang kepada BUMD (PDAM, Apotek Trunojoyo, PT. BPRS BASS dan PT.
GSM)
Secara keseluruhan, dalam lima tahun terakhir total nilai aset tetap
Pemerintah Kabupaten Sampang menunjukkan peningkatan. Rata–rata
pertumbuhan aset tetap per tahun sebesar 3,43 persen, dengan nilai aset terbesar berupa
Jalan, Irigasi dan Jaringan, peralatan dan mesin, dan tanah. Dari komponen asset tetap,
konstruksi dalam pengerjaan memiliki pertumbuhan rata-rata tertinggi selama lima tahun
terakhir sebesar 427,87 persen, diikuti oleh jalan, irigasi dan jaringan sebesar 21,37
persen serta peralatan dan tanah tumbuh sebesar 16,99 persen.
II. Kewajiban
Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau
tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu. Kewajiban memberikan informasi
tentang utang pemerintah daerah kepada pihak ketiga atau klaim pihak ketiga terhadap
arus kas pemerintah daerah. Kewajiban dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu
Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban Jangka Panjang. Perkembangan rata-rata
kewajiban Pemerintah Kabupaten Sampang selama 5 tahun terakhir sebesar 735,28
persen. Meskipun secara persentase terlihat sangat besar, akan tetapi nilainya relatif kecil
jika dibandingkan dengan jumlah aset daerah. Persentase yang tinggi tersebut disebabkan
peningkatan kewajiban pada tahun 2015 yang cukup signifikan menjadi sebesar
Rp.12.634.610.100,00 dimana pada tahun sebelumnya bernilai Rp.425.963.441,07.
Peningkatan nilai kewajiban yang cukup signifikan pada tahun 2015, karena adanya
pungutan pajak yang sampai dengan akhir tahun belum tersetor ke Kas Negara senilai
Rp.9.481.322.914,00 dan hutang belanja yang belum terbayar kepada Pihak ketiga sebesar
Rp. 3.102.524.532,00. Sampai dengan tahun 2017, jumlah total kewajiban Pemerintah
Kabupaten Sampang sebesar Rp. 15.782.236.992,91.
III. Ekuitas Dana
Ekuitas Dana merupakan selisih antara aset dengan kewajiban pemerintah
daerah. Ekuitas Dana meliputi (1) Ekuitas Dana Lancar, (2) Ekuitas Dana Investasi, dan
(3) Ekuitas Dana Cadangan.Ekuitas Dana Lancar adalah selisih antara aset lancar dan
kewajiban jangka pendek. Ekuitas dana investasi merupakan selisih antara jumlah nilai
investasi permanen, aset tetap dan aset lainnya (tidak termasuk Dana cadangan) dengan
jumlah nilai utang jangka panjang. Ekuitas dana cadangan merupakan kekayaan
pemerintah daerah yang diinvestasikan dalam dana cadangan untuk tujuan tertentu di
masa mendatang. Rata-rata pertumbuhan Ekuitas Dana Pemerintah Kabupaten Sampang

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 21


Gambaran Keuangan Daerah

sebesar negative 1,33persen per tahun. Sedangkan pertumbuhan kewajiban dan ekuitas
dalam lima tahun terakhir sebesar negative 1,24 persen.
IV. Rasio Keuangan
Berdasarkan neraca diatas, kemudian dianalisis kemampuan keuangan
pemerintah daerah dapat dilakukan melalui perhitungan tiga rasio yaitu likuiditas,
solvabilitas dan aktivitas. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan
Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Untuk neraca
keuangan daerah, rasio likuiditas yang digunakan adalah rasio lancar (current ratio) dan
quick ratio. Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan Pemerintah
Daerah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Untuk neraca
keuangan daerah, rasio solvabilitas yang digunakan adalah rasio kewajiban terhadap aset
dan rasio kewajiban terhadap ekuitas. Sedangkan rasio aktivitas dihitung dari rata-rata
umur piutang dan persediaan. Rincian analisis rasio keuangan Kabupaten Sampang dapat
dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 3.6
Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Sampang Tahun 2013-2017
Rasio 2014 2015 2016 2017 2018

Rasio Lancar 477,37 19,02 119,82 17,52 18,25


Rasio
Likuiditas Quick Ratio 537,56 21,27 146,65 25,99 27,89
Rasio Total Hutang terhadap Total 0,0033 0,0004 0,0015 0,0047
Rasio 0,0001
Aset
Solvabilitas 0,0001 0,0033 0,0004 0,0015 0,0047
Rasio Hutang terhadap Modal
Rata-Rata Umur Piutang 7,09 7,47 9,02 9,15 9,09
Rasio
Aktivitas Rata-Rata Umur Persediaan 395,17 361,29 401,96 365,00 367

Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2019

Rasio Lancar dapat menjadi indikator bagi pemerintah Kabupaten Sampang


untuk melihat kemampuan Pemerintah dalam melunasi hutang jangka pendeknya.
Rasio lancar adalah aset lancar dibagi dengan kewajiban jangka pendek. Nilai rasio
lancar Neraca Keuangan Pemerintah Kabupaten Sampang cukup tinggi meskipun
menunjukkan kecenderungan yang menurun. Pada tahun 2014, nilai rasio lancar sebesar
477,37 persen meskipun di tahun 2018 memiliki rasio lancer hanya 18,25 persen.
Penurunan tersebut disebabkan adanya peningkatan kewajiban jangka pendek yang
cukup signifikan, meskipun terdapat peningkatan dalam aset/aktiva lancar. Namun
demikian, dengan nilai rasio yang cukup besar tersebut mengindikasikan bahwa
kemampuan pemerintah Kabupaten Sampang dalam melunasi kewajiban (pembayaran
hutang) jangka pendeknya semakin lancar. Dengan kata lain, Pemerintah dapat dengan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 22


Gambaran Keuangan Daerah

mudah mencairkan aset lancarnya untuk membayar hutang atau kewajiban jangka
pendek.
Quick Ratio adalah aset lancar dikurangi persediaan dibagi dengan
kewajiban jangka pendek. Quick Ratio lebih akurat dibandingkan rasio lancar
(currentratio) karena quick ratio telah mempertimbangkan persediaan dalam
perhitungannya. Quick Ratio dikatakan baik, jika tidak kurang dari 1 persen.
Perkembangan quickratio selama 3 tahun terakhir memiliki tren yang sama dengan
current ratio. Nilai quick ratio neraca keuangan Pemerintah Kabupaten Sampang tahun
2014 sebesar 537,66 persen. Kemudian rasio tersebut turun pada tahun 2015 menjadi
sebesar 21,27 persen. Pada tahun 2016 kembali meningkat menjadi 146,65 persen
meskipun pada tahun 2017 dan 2018 mengalami penurunan masing-masing hingga 25,99
persen dan 27,89 persen. Nilai yang cukup besar dalam quick ratio mengindikasikan
bahwa kemampuan aset lancar Pemerintah Kabupaten Sampang setelah dikurangi
persediaan, mempunyai kemampuan yang cukup kuat untuk melunasi kewajiban jangka
pendeknya.
Rasio solvabilitas mengindikasikan kemampuan Pemerintah Daerah dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Untuk neraca keuangan daerah,
rasio solvabilitas yang digunakan adalah rasio total hutang (kewajiban) terhadap aset dan
rasio total hutang (kewajiban) terhadap modal (ekuitas). Rasio solvabilitas menunjukkan
trend positif, dimana pengadaan aset yang dibiayai oleh hutang mengalami penurunan
sepanjang tahun. Selain itu rasio hutang terhadap modal setiap tahun mengalami
peningkatan, yang berarti setiap tahun ada peningkatan kemampuan dari ekuitas atau
modal sendiri dari Pemerintah Kabupaten Sampang untuk membayar kewajiban atau
hutang.
Perkembangan rasio total hutang terhadap total asset selama lima tahun
terakhir mengalami nilai yang fluktuatif. Nilai rasio total kewajiban (hutang) terhadap
total aset pada tahun 2014 sebesar 0,0001 persen; tahun 2015 sebesar 0,0033 persen;
tahun 2016 sebesar 0,0004 persen; dan tahun 2017 sebesar 0,0015 persen. Pada tahun
2018, rasio tersebut meningkat menjadi 0,0047. Rasio hutang terhadap modal juga
memiliki nilai yang sama dengan rasio total kewajiban (hutang) terhadap total aset.
Semakin kecil nilai rasio ini, maka semakin baik rasio kewajiban terhadap aset. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa kemampuan keuangan Pemerintah Kabupaten Sampang
selama tahun 2014-2018 cukup kuat untuk membayar kewajiban (jika melakukan
pinjaman pada kreditur).
Rasio aktivitas dalam lima tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang
baik. Rasio aktivitas menunjukkan bahwa rata-rata umur piutang pada tahun 2014 dan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 23


Gambaran Keuangan Daerah

2018 menunjukkan nilai sebesar 7,09 dan 9,09. Hal ini mengindikasikan bahwa piutang
berputar selama 7,09 dan 9,09 hari. Sedangkan tingkat efektifitas manajemen dalam
pengelolaan persediaan mengalami peningkatan, hal ini ditunjukkan dengan menurunnya
rata-rata umur persediaan yang berarti semakin kecil umur persediaan maka semakin
besar tingkat penggunaan persediaan, sehingga semakin besar aktivitas pelayanan yang
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sampang. Sesuai data neraca Kabupaten Sampang
di atas serta dari hasil perhitungan rasio keuangan menunjukkan bahwa kemampuan
daerah dalam kondisi baik, ditunjukkan oleh rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio
aktivitas yang positif.

3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu


Evaluasi kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu diperlukan untuk
merumuskan kebijakan kedepan. Analisa pengelolaan keuangan tidak hanya evaluasi
kebijakan pongelolaan keuangan masa lalu, namun juga menganalisa perkembangan
proporsi pendapatan dan belanja daerah serta pembiayaan pada periode sebelumnya. Dari
hasil evaluasi tersebut kemudian disusun kebijakan pengelolaan keuangan di masa yanga
akan datang. Pengelolaan pendapatan daerah diarahkan pada sumber-sumber pendapatan
yang selama ini telah menjadi sumber penghasilan Kas Daerah dengan tetap
mengupayakan sumber-sumber pendapatan yang baru. Pengelolaan belanja daerah
dilaksanakan berlandaskan pada anggaran kinerja (performance budget) yaitu belanja
daerah yang berorientasi pada pencapaian hasil atau kinerja. Kinerja tersebut
mencerminkan efisiensi dan efektifitas pelayanan publik, yang berarti belanja daerah
harus berorientasi pada kepentingan publik. Oleh karena itu arah pengelolaan belanja
daerah digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan publik terutama pada
masyarakat miskin dan kurang beruntung, pertumbuhan ekonomi dan perluasan
lapangan kerja.
Kebijakan pengelolaan keuangan Kabupaten Sampang pada periode RPJMD
sebelumnya dapat dikategorikan menjadi tiga kebijakan. Tiga kebijakan tersebut
adalah kebijakan pendapatan, pembelanjaan dan pembiayaan APBD. Uraian singkat
berbagai kebijakan tersebut adalah sebagai berikut:

A. Kebijakan Pendapatan Daerah


a) Peningkatan target pendapatan daerah secara terencana sesuai dengan kondisi
perekonomian;

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 24


Gambaran Keuangan Daerah

b) Peningkatan Penerimaan Asli Daerah (PAD) melalui Perluasan sumber-sumber


pendapatan daerah melalui optimalisasi pengelolaan aset-aset daerah ataupun
kerjasama dengan pihak ketiga;
c) Peningkatan upaya penegakan hukum terhadap wajib pajak dan wajib retribusi
yang melakukan pelanggaran Peraturan Daerah;
d) Menyiapkan sumber daya aparatur yang potensial, berintegritas tinggi dan
profesional serta membangun sistem kelembagaan yang berbasis kompentensi di
bidang Pengelolaan Keuangan Daerah;
e) Peningkatan koordinasi dan sinkronisasi program maupun kegiatan yang
bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK), baik DAK Reguler, DAK Penugasan dan
DAK Afirmasi. Sedangkan DAU pemerintah telah menyampaikan bahwa kebijakan
DAU tidak bersifat pasti atau dinamis, sehingga alokasi belanja dari DAU agar betul-
betul pada program yang sangat prioritas;
f) Menerapkan sistem pemungutan Non Tunai dalam pelaksanaan pemungutan Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah untuk menekan kebocoran;
g) Meningkatan kinerja Badan Usaha Milik Daerah;
h) Optimalisasi penerimaan Lain-Lain PAD yang sah antara lain dengan meningkatkan
kerjasama dengan instansi terkait;
i) Memanfaatkan Aset/Barang Milik Daerah dengan memperhatikan Peraturan
tentang Pemanfaatan Barang Milik Negara/Daerah dengan pola kerjasama (public
private partnership) untuk menyelenggarakan pelayanan publik/pembayaran
pajak dengan pihak swasta.

B. Kebijakan Belanja Daerah


Kebijakan Belanja Daerah meliputi Belanja Langsung dan Belanjang Tidak
Langsung, yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Belanja Langsung
a) Efektivitas dan efisiensi belanja daerah, melalui pemanfaatan sesuai prioritas
daerah (money follow program prioritas);
b) Optimalisasi anggaran untuk percepatan pembangunan infrastruktur publik yang
berkualitas dan penanganan permasalahan utama khususnya bidang pendidikan
dan kesehatan;
c) Belanja daerah memenuhi program dan kegiatan yang diarahkan penggunaannya
berdasarkan sumber dana (Specific Grant) serta untuk pemenuhan standar
pelayanan minimal urusan pemerintahan dan operasional berdasarkan tugas
pokok dan fungsi Perangkat Daerah;

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 25


Gambaran Keuangan Daerah

d) Mengalokasikan kebutuhan belanja tetap, belanja rutin, dan belanja variabel secara
terukur dan terarah;
e) Pemenuhan kebijakan belanja untuk bidang pendidikan, kesehatan dan
infrastruktur, yaitu 20 persen untuk fungsi pendidikan, 10 persen untuk urusan
kesehatan serta 25 persen untuk belanja infrastruktur.
f) Penggunaan belanja diarahkan dalam mendukung sasaran dan prioritas
pembangunan daerah serta diselaraskan dengan prioritas Pemerintah Provinsi
Jawa Timur dan Pemerintah Pusat.
2. Belanja Tidak Langsung
a) Alokasi Belanja Pegawai dianggarakan dengan mempertimbangkan rencana
Pemerintah;
b) Kebijakan belanja hibah diarahkan kepada hibah kepada: (i) Belanja Hibah Kepada
Pemerintah Pusat (untuk pengamanan wilayah rawan konflik, Pilkades serentak,
dan tim saber pungli); (ii) Belanja Hibah Kepada Badan/Lembaga/Ormas
Berbadan Hukum Indonesia (bidang pendidikan, kesehatan, kepemudaan, dan
pemerintahan); serta Belanja Hibah Kepada Ormas Berbadan Hukum Indonesia
yang difokuskan untuk saranan pendidikan;
c) Alokasi Belanja Bantuan Sosial digunakan untuk bantuan kepada: (i) organisasi
sosial kemasyarakatan (bantuan sosial kepada individu/keluarga dan bantuan
sosial kepada individu/keluarga yang tidak direncanakan) yang bertujuan untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat yang kurang mampu dengan tetap
memperhatikan peraturan yang berlaku; (ii) Belanja Bantuan Sosial Kepada
Lembaga Non Pemerintah (lembaga perekonomian dan lembaga sosial);
d) Belanja bagi hasil kepada pemerintah provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan
desa dialokasikan dalam rangka penguatan keuangan desa terhadap pendapatan
pajak dan retribusi daerah sesuai dengan proporsi desa penghasil;
e) Belanja bantuan keuangan kepada pemerintah desa diarahkan untuk memperkuat
keuangan pemerintahan desa sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang
No.6 tahun 2014 tentang Desa. Alokasi belanja tersebut dipergunakan untuk: (i)
bantuan keuangan kepada desa berupa Dana Desa (DD) Pusat dan Alokasi Dana
Desa (ADD) Daerah; (ii) Bantuan Keuangan kepada pemerintah desa dalam rangka
pembiayaan Pilkades serentak tahun 2019; serta (iii) Bantuan Keuangan kepada
Partai Politik;
f) Belanja Tidak Terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak
biasa/tanggap darurat yang tidak diperkirakan sebelumnya serta pengembalian

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 26


Gambaran Keuangan Daerah

sisa lebih atas dana hibah Pemerintah Pusat dan pembayaran kekurangan atas
klaim JKM kepada PT. Taspen.

C. Kebijakan Pembiayaan
a) Mengoptimalkan penerimaan pembiayaan daerah yang diperkirakan diperoleh
dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA) yang bersumber
dari pelampauan penerimaan pendapatan daerah maupun sisa penghematan
belanja;
b) Peningkatan Manajemen Pembiayaan Daerah dalam rangka akurasi, efisiensi,
efektifitas, dan profitabilitas.

Dalam pengelolaan keuangan daerah yang rasional maka akan


menghasilkan optimalisasi pendapatan daerah yang dapat digunakan dengan
efisien untuk pembelanjaan dan pembiayaan daerah. Penggunaan pendapatan daerah
harus digunakan dengan efektif dan efisien sehingga segala kebijakan maupun program
priotas pembangunan dapat dilaksanakan secara baik melalui keuangan daerah.
Implementasi Kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu dapat dilihat dari proporsi
penggunaan anggaran dan analisis pembiayaan.

3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran


Proporsi penggunaan anggaran terhadap realisasi mengindikasikan tingkat
efektivitas perencanaan keuangan daerah. Rata-rata tingkat efektivitas belanja tidak
langsung dan belanja langsung daerah selama lima tahun terakhir masing-masing sebesar
85.81 persen dan 82.56 persen. Dengan tingkat efektivitas lebih dari 80 persen dapat
disimpulkan bahwa kinerja pengeloaan belanja daerah kurang efektif. Salah satu faktor
penyebab ketidakefektivan selain data tahun 2018 yang masih bersifat sementara, yaitu
masih rendahnya rasio realisasi komponen belanja bagi hasil dimana proporsi rata-rata
nya hanya sebesar 37,21 persen. Sehingga kedepan diperlukan perencanaan anggaran
daerah yang sesuai dan realistis.

Tabel 3.7
Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Daerah Tahun 2013–2018
Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja
Daerah (%) Proporsi
Uraian
Rata-Rata
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Belanja Tidak Langsung 92,02 88,91 85,15 97,41 95,36 94,81 92,28
Belanja Pegawai 91,51 88,18 85,06 97,55 94,12 99,11 92,59
Belanja Hibah 100,42 98,82 95,92 98,14 94,88 96,21 82,67

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 27


Gambaran Keuangan Daerah

Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja


Daerah (%) Proporsi
Uraian
Rata-Rata
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Belanja Bantuan Sosial 99,37 95,7 76,02 78,61 76,13 80,82 84,44
Belanja Bagi Hasil Kepada
Provinsi/Kabupaten/kota - - - 35,27 76,17 - 18,57
dan pemerintahan desa
Belanja Bantuan
Keuangan Kepada
95,4 90,28 95,6 99,58 99,96 99,93 96,79
provinsi/kabupaten/
kota dan pemerintahan
Belanja Tidak Terduga 14,94 22,87 0,02 43,1 14,84 9,73 17,58
Belanja Langsung 88,96 88,65 90,53 93,16 90,09 88,52 89,99
Belanja Pegawai 84,9 85,16 84,5 91,54 86,94 85,78 86,47
Belanja Barang dan Jasa 90,58 84,83 83,21 87,55 85,5 86,38 86,34
Belanja Modal 88,95 91,56 94,32 96,38 95,07 91,51 92,97
Sumber : BPPKAD Kabupaten Sampang, 2019

Perkembangan persentase total belanja kebutuhan aparatur, sampai


dengan pada tahun 2018 menunjukkan penurunan. Penurunan persentase belanja
kebutuhan aparatur juga diiringi dengan penurunan nilai secara nominal pada tahun
2018. Rincian perkembangan proporsi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur
Kabupaten Sampang adalah sebagai berikut.
Tabel 3.8
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kabupaten Sampang Tahun 2014-2018
Total Belanja untuk
Total Pengeluaran (Belanja +
No Tahun Pemenuhan Kebutuhan Persentase
Pembiayaan Pengeluaran) (Rp)
Aparatur (Rp)
1 2014 649.371.506.858,00 1.273.260.757.435,00 51,00
2 2015 741.558.110.516,58 1.712.171.539.547,48 43,31
3 2016 758.603.613.423,00 1.794.548.485.250,94 42,27
4 2017 707.165.336.027,02 1.678.043.310.012,99 42,14
5 2018 689.813.685.809,00 1.688.227.124.511,17 40,86
Sumber : BPPKAD Kabupaten Sampang, 2019

Persentase kebutuhan aparatur cukup mendominasi dalam pengeluaran


daerah dengan kecenderungan yang semakin menurun. Hal tersebut dapat dilihat
dari besarnya persentase belanja yang masih berada pada kisaran 45 persen. Namun
demikian, nilai kebutuhan belanja aparatur menunjukkan kecenderungan yang semakin
menurun setiap tahun dengan persentase 51 persen dari total belanja pada tahun 2014.
Jumlah tersebut menurun pada tahun 2015 menjadi 43,31 persen, pada tahun 2016
menjadi sebesar 42,27 persen, pada tahun 2017 menjadi 42,17 persen dan pada tahun
2018 terus turun menjadi 40,86 persen dari total pengeluaran atau sebesar
Rp689.813.685.809,00.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 28


Gambaran Keuangan Daerah

Penurunan belanja kebutuhan aparatur setelah tahun 2017 disebabkan oleh


beberapa hal. Beberapa hal tersebut diantaranya adalah adanya penurunan dari belanja
tambahan penghasilan, belanja beasiswa pendidikan pns, belanja
kursus.pelatihan.sosialisasi & bimbingan teknis pns, belanja makanan dan minuman
pegawai, belanja pakaian khusus dan hari tertentu, dan belanja modal (kantor. mobil
dinas. meubelair. peralatan & perlengkapan dan lain-lain). Rincian realisasi belanja
pemenuhan kebutuhan aparatur (pegawai) Kabupaten Sampang Tahun 2014-2018 dapat
dilihat dalam tabel berikut:

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 29


Tabel 3.9
Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Sampang Tahun 2014-2018
No Uraian 2014 2015 2016 2017 2018
A. Belanja Tidak Langsung 563.415.596.888,00 599.374.588.853,58 640.578.173.905,00 588.450.299.459,92 597.960.105.324,00
1 Belanja Gaji & Tunjangan 419.138.171.423,00 445.347.771.503,58 471.411.602.493,00 433.819.811.306,92 554.341.737.663,00
2 Belanja Tambahan Penghasilan 140.731.977.080,00 150.664.385.100,00 165.164.833.329,00 149.827.946.390,00 36.457.612.500,00
3 Belanja Penerimaan Anggota & Pimp.DPRD serta oprasional 2.651.160.000,00 2.646.960.000,00 3.461.760.000,00 4.231.180.000,00 5.928.000.000,00
KDH/WKDH
4 Belanja Pemungutan Pajak/Retribusi 894.288.385,00 715.472.250,00 0.539.978.083,00 571.361.763,00 1.232.755.161
B. Belanja Langsung 85.955.909.970,00 142.183.521.663,00 118.025.439.518,00 118.715.036.567,10 91.853.580.485,00
1 Belanja Honorarium PNS 6.433.388.000,00 5.405.565.000,00 8.641.685.000,00 8.521.307.600,00 9.264.916.400,00
2 Belanja Uang Lembur 1.848.996.000,00 1.946.096.050,00 1.837.558.400,00 2.561.332.500,00 2.942.294.875,00
3 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 102.350.000,00 115.500.000,00 94.500.000,00 60.000.000,00 24.500.000,00
4 Belanja Kursus.Pelatihan.Sosialisasi & Bimbingan Teknis PNS 2.419.617.000,00 2.939.807.000,00 3.813.418.000,00 3.469.415.645,00 3.072.029.500,00
5 Belanja premi asuransi kesehatan 89.750.000,00 - - 4.417.949.908,00 10.741.310.000,00
6 Belanja Makanan & minuman pegawai 15.563.849.539,00 16.702.810.870,00 16.047.000.390,00 21.228.895.382,58 550.000,00
7 Belanja pakaian dinas & atributnya 526.031.000,00 293.707.800,00 3.041.086.350,00 259.558.700,00 666.304.636,00
8 Belanja pakaian khusus & hari tertentu 658.231.000,00 744.090.000,00 612.328.400,00 1.152.755.500,00 857.540.523,00
9 Belanja perjalanan dinas 19.562.312.417,00 23.824.449.105,00 21.214.999.172,00 30.262.994.266,00 35.684.573.517,00
10 Belanja perjalanan pindah tugas - - -
11 Belanja Pemulangan Pegawai - - -
12 Belanja Modal (kantor. mobil dinas. meubelair. peralatan & 38.751.385.014,00 90.211.495.838,00 62.722.863.806,00 46.780.827.065,52 28.599.561.034,00
perlengkapan dll)
TOTAL 649.371.506.858,00 741.558.110.516,58 758.603.613.423,00 707.165.336.027,02 689.813.685.809,00

Sumber : BPPKAD Kabupaten Sampang, 2019

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 30


Gambaran Keuangan Daerah

3.2.2 Analisis Pembiayaan


Selama lima tahun terakhir. kondisi APBD Pemerintah Kabupaten Sampang
cenderung mengalami surplus. Pada tahun 2018. anggaran kabupaten Sampang
mengalami surplus sebesar 9,60 milyar. dimana pada dua tahun sebelumnya selalu
mengalami defisit masing-masing sebsatr 77,76 milyar tahun 2016 dan 72,93 milyar
tahun 2017. Sedangkan di tahun 2014 dan 2015. anggaran kabupaten Sampang
mengalami surplus masing masing sebesar 91,47 milyar dan 24,60 milyar.

Tabel 3.10
Defisit Riil Anggaran Kabupaten Sampang tahun 2014-2018
Alokasi
No Uraian
2014 2015 2016 2017 2018
Realisasi
1 Pendapatan 1.364.735.643.011,87 1.736.766.622.299,45 1.716.788.104.536,16 1.605.112.287.120,58 1.713.487.271.710,06
Daerah
Dikurangi
realisasi;
2 Belanja Daerah 1.273.260.757.435,00 1.704.171.539.547,48 1.778.548.485.250,94 1.663.946.531.152,16 1.678.025.311.196,17

3 Pengeluaran
Pembiayaan - 8.000.000.000,00 16.000.000.000,00 14.096.778.860,83 -
Daerah
Surplus
A. 91.474.885.576, 87 24.595.082.751, 97 -77.760.380.714, 78 -72.931.022.892, 41 9.603.785.245, 58
/(defisit) Riil
Sumber : BPPKAD Kabupaten Sampang, 2019

Terdapat beberapa cara untuk menutupi defisit riil pemerintah Kabupaten


Sampang. Dari Tabel perkembangan realisasi pembiayaan. dapat diketahui bahwa untuk
menutup defisit rill pemerintah Kabupaten Sampang menggunakan strategi pemakaian
penerimaan pembiayaan. penggunaan SILPA tahun lalu 2014-2018. penerimaan kembali
pemberian pinjaman daerah. dan penerimaan piutang daerah. Selama waktu 2014-2018.
penerimaan pembiayaan bersifat fluktuatif dengan perencanaan penganggaran yang
dilakukan rasional dan detail sehingga pada beberapa tahun memiliki kemampuan
keuangan daerah yang lebih tinggi daripada defisit riil. Adapun data penutup defisit riil
anggaran Kabupaten Sampang pada tahun 2014-2018 secara rinci ditunjukkan pada Tabel
3.11.

Tabel 3.11
Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Sampang Tahun 2014-2018
Proporsi dari Total Defisit Riil (Rp)
No Uraian
2014 2015 2016 2017 2018
1 Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran (SiLPA) Tahun 110.745.826.175,06 202.220.711.751,93 228.815.794.503,90 153.055.413.789,12 86.345.390.896,71
Anggaran Sebelumnya
2 Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 32.822.868.947,74
3 Hasil Penjualan Kekayaan
0,00 0,00 0,00 -
Daerah yang di Pisahkan
4 Penerimaan Pinjaman Daerah 0,00 0,00 0,00 -
5 Penerimaan Kembali
0,00 0,00 4.221.000,000,00 -
Pemberian Pinjaman Daerah
6 Penerimaan Piutang Daerah 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 2.125.122.460,17
Sumber : BPPKAD Kabupaten Sampang, 2019

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 31


Gambaran Keuangan Daerah

Dari sisi komposisi dalam penutup defisit riil anggaran Kabupaten


Sampang. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya
merupakan komposisi terbesar dalam lima tahun terakhir. Secara nominal, nilai
SILPA juga menunjukkan peningkatan, tetapi mulai menurun pada tahun 2017. Pada
tahun 2014, nilai SiLPA sebesar 110 ,75 milyar, meningkat hampir dua kali lipat pada
tahun selanjutnya yaitu sebesar 202,22 milyar, dan mengalami peningkatan sekitar 26
milyar pada tahun 2016. Sedangkan setelah 2016, nilai SiLPA mengalami penurunan
dengan nilai masing-masing sebesar 153,10 milar tahun 2016 dan 86,35 milyar tahun
2018. Sedangkan untuk Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah (investasi dana
bergulir), nilai secara nominalnya sebesar Rp2.000.000.000,00 pada tahun 2015 sampai
dengan 2017 dan meningkat menjadi Rp2.125.122.460,17 pada tahun 2018.
Nilai SiLPA Kabupaten Sampang merupakan saldo kas neraca daerah pada
tahun bersangkutan, dimana kewajiban lain yang belum terselesaikan tidak
diperhitungkan. Kewajiban-kewajiban tersebut seperti Kewajiban kepada pihak ketiga
sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan; dan Kegiatan lanjutan/konstruksi dalam
pengerjaan. Setelah dikurangi dengan kewajiban tersebut, maka diperoleh Sisa Lebih (riil)
Pembiayaan Anggaran. Nilai dari Sisa Lebih (riil) Pembiayaan Anggaran pada tahun 2014,
2015 dan 2016 masing-masing sebesar 110,74 milyar; 202,22 milyar; dan 228,82 milyar.
Sedangkan pada tahun berikutnya terjadi penurunan sampai dengan 153,06 milyar dan
kembali meningkat menjadi 86,35 milyar tahun 2018.
Realisasi sisa lebih perhitungan anggaran menunjukan bahw sisa
penghematan belanja dan pembiayaan pengeluaran memiliki rata-rata persentase
terbesar terhadap SiLPA. Dalam lima terakhir, komponen ini tumbuh positif dan secara
nominal selalu mengalami peningkatan dalam tiga tahun terakhir. Komponen selanjutnya
adalah Pelampauan penerimaan lain-lain PAD yang sah yang memiliki rata-rata kontribusi
terhadap SiLPA sebesar 8,19 persen. Komponen PAD hanya melampaui target anggaran
pada tahun 2014 dan 2015, sedangkan pada tahun selanjutnya tidak melampaui target.
Komponen yang memiliki rata-rata proporsi yang negative terhadap SiLPA adalah tidak
tercapainya penerimaan dana perimbangan. Dimana selama lima tahun memiliki rata-rata
proporsi terhadap SilPA sebesar negative 9,75 persen.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 32


Tabel 3.12
Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran dan Persentase dari SiLPA Kabupaten Sampang tahun 2014-2018
Rata-
2014 2015 2016 2017 2018
Uraian rata
Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % %
1 Jumlah SILPA 202.220.711.751,93 100,00 228.815.794.503,90 100 153.055.413.789,12 100,00 86.345.697.616,69 100,00 130.752.271.036,67 100,00 100,00

2 Pelampauan PAD 6.318.800.250,87 5,71 21.264.590.863,45 10,52 (2.120.277.604,84) -0,93 (1.850.813.572,42) -2,14 (3.067.067.072,07) -2,35 2,16
Pelampauan (tidak
3 tercapainya) penerimaan (868.683.373,00) -0,78 (38.509.464.022,00) -19,04 58.595.328.638,00 25,61 (39.055.486.853,00) -45,23 (12.131.216.115,00) -9,28 -9,75
dana perimbangan
Pelampauan penerimaan
4 31.008.450.809,00 28,00 13.127.829.338,00 6,49 8.590.622.732,45 3,75 2.718.534.937,60 3,15 (602.814.882,95) -0,46 8,19
lain-lain PAD yang sah
Sisa penghematan belanja
5 dan pembiayaan 165.586.934.065,06 149,52 227.884.134.697,51 112,69 86.481.358.623,51 37,80 124.533.463.104,51 144,23 146.553.369.106,69 112,08 111,26
pengeluaran
Kewajiban kepada pihak
ketiga sampai dg akhir
6 51.650.000,00 0,05 3.102.524.532,00 1,53 208.113.400,00 0,09 - 0,00 - 0,00 0,33
tahun belum
terselesaikan
Kegiatan
7 lanjutan/Konstruksi 123.560.000,00 0,11 1.946.179.094,94 0,96 1.300.268.000,00 0,57 - 0,00 - 0,00 0,33
Dalam Pengerjaan
Sumber : BPPKAD Kabupaten Sampang. 2019

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 33


Gambaran Keuangan Daerah

3.3 Kerangka Pendanaan


Kerangka pendanaan adalah bagian dari dari kerangka keuangan yang
mempunyai keterkaitan dengan kemampuan untuk membiayai belanja
Pemerintah. Penyusunan kerangka pendanaan ini dimaksudkan untuk mendukung
efisiensi dan efektivitas proses penyusunan rencana kinerja daerah dalam suatu periode,
yaitu terdapat sinkronisasi dan keselarasan antara target pembangunan daerah yang ingin
dicapai dan kemampuan pemerintah untuk membiayai. Analisis kerangka pendanaan
bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk
pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama lima tahun ke depan.

Kerangka pendanaan dilakukan melalui analisa proyeksi pendapatan,


belanja dan pembiayaan daerah untuk kurun waktu lima tahun kedepan.
Perhitungan proyeksi tersebut perlu mempertimbangkan perkembangan APDB selama
lima tahun yang lalu, kondisi ekonomi beberapa tahun yang lalu dan proyksi ekonomi
makro kedepan, serta kebijakan – kebiajkan pemerintah di berbagai level yang telah dan
akan dilakukan.

3.3.1 Proyeksi Pendapatan dan Belanja


Dalam memproyeksi pendapatan dan belanja daerah perlu juga membuat
berbagai asumsi baik dari sisi makro maupun mikro. Hal ini penting dikarenakan
pendapatan maupun belanja daerah akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan kondisi
ekonomi dimasa yang akan datang. Asumsi indikator makro selama lima tahun kedepan
meliputi pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita, tingkat inflasi, dan tingkat
kemiskinan. Sedangkan dari sisi mikro, asumsi yang akan digunakan terkait dengan
kebijakan maupun tren pendapatan, belanja daerah kedepan.

Tabel 3.13
Asumsi Makro Ekonomi Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024

Proyeksi
Indikator
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Pertumbuhan Ekonomi (%) 4,93 5,00 5,16 5,35 5,56 5,78 6,02
PDRB per kapita (juta 19,85 20,36 21,32 22,27 23,23 24,19 25,14
rupiah)
Inflasi (%) 3,32 3-5 3-5 3-5 3-5 3-5 3-5
Angka Kemiskinan (%) 21,21 19,76 18,64 17,34 15,94 14,25 12,51
Sumber: Bappelitbangda Sampang, 2019 (hasil proyeksi)

Asumsi makro ekonomi Kabupaten Sampang tahun 2019-2024 bersifat


moderat. Pertumbuhan ekonomi tahun 2019 diprediksikan sedikit meningkat dari tahun

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 34


Gambaran Keuangan Daerah

2018 yaitu sebesar 5,00 persen. Pada akhir tahun RPJMD, pertumbuhan ekonomi
diprediksikan sebesar 6,02. PDRB perkapita diprediksikan meningkat selama lima tahun
kedepan. Sedangkan tingkat inflasi daerah diprediksikan berkisar 3-5 persen. Adapun
angka kemiskinan diprediksikan menurun setiap tahunnya seiring dengan peningkatan
pertumbuhan ekonomi.

1. Proyeksi Pendapatan daerah

Kebijakan pengalokasian sumber penerimaan pada belanja daerah di masa


yang akan datang perlu memperhatikan lima hal utama. Lima hal tersebut adalah 1)
pajak dan retribusi diarahkan untuk belanja pada program atau kegiatan yang
berhubungan langsung dengan peningkatan layanan dimana retribusi dan pajak daerah
tersebut dipungut; 2) pendapatan hasil pengelolaan asset daerah yang dipisahkan
dialokasikan kembali untuk upaya-upaya peningkatan kapasitas dimana dana penyertaan
dialokasikan. sehingga akan menghasilkan tingkat pengembalian investasi terbaik bagi
kas daerah; 3) dana alokasi umum diprioritaskan bagi belanja umum pegawai dan
operasional rutin pemerintahan Kabupaten Sampang; 4) dana alokasi khusus dialokasikan
sesuai dengan tujuan dimana dana tersebut dialokasikan; dan 5) dana bagi hasi hasil
dialokasikan secara memadai untuk perbaikan layanan atau perbaikan lingkungan sesuai
jenis dana bagi hasil diperoleh.

Proyeksi pendapatan daerah kabupaten Sampang tahun 2019 – 2023


mempertimbangkan beberapa asumsi sebagai berikut
1. Pendapatan daerah akan mengalami peningkatan tiap tahunnya dikarenakan: 1)
bertambahnya objek dan wajib pajak dan retribusi; 2) adanya perubahan perubahan
nilai jual objek pajak (NJOP) pada subjek PBB-P2 dan BPHTB; 3) adanya rencana
pendapatan dari bagi hasil kekayaan daerah yang dipisahkan terutama dari
pendapatan PT. GSM yang akan mengelola Partisipasi Interest (PI) dari KKKSK
pengelolaan Wilayah Kerja (WK) di Kabupaten Sampang; serta peningkatan
pendapatan BLUD dengan adanya penambahan fasilitas dan peningkatan pelayanan.
2. Dana perimbangan diasumsikan naik meskipun tidak terlalu besar, karena Dana
Alokasi Khusus (DAK) diasumsikan stagnan (tumbuh Nol persen).
3. Sesuai trend lima tahun sebelumnya, lain-lain pendapatan daerah yang sah akan naik
tiap tahun, dengan catatan tidak ada perubahan kebijakan yang mendasar.
Arah kebijakan pengelolaan pendapatan daerah pemerintah daerah
Kabupaten Sampang difokuskan pada langkah – langkah sebagai berikut
 Pendapatan Asli Daerah

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 35


Gambaran Keuangan Daerah

 Pemantapan kelembagaan dan sistem pemungutan pendapatan daerah


termasuk kualitas data dasar.
 Optimalisasi sumber-sumber pendapatan melalui intensifikasi dan
ekstensifikasi baik dalam pengelolaan aset daerah ataupun kerjasama
dengan pihak ketiga serta penguatan regulasi terhadap sumber pendapatan
baru;
 Peningkatan kesadaran masyarakat dalam pembayaran pajak ataupun
retribusi;
 Peningkatan kinerja BUMD dalam upaya peningkatan kontribusinya
terhadap PAD;
 Pembentukan BUMD baru dalam rangka pengelolaan pendapatan baik dari
pengeloaan Migas di wilayah Kabupaten Sampang (PI) ataupun pengelolaan
pendapatan yang baru yang potesial;
 optimalisasi pengelolaan aset-aset daerah ataupun kerjasama dengan pihak
ketiga;
 Peningkatan sinergitas dan koordinasi pendapatan asli daerah dengan
Pemerintah Pusat, Kabupaten/Kota serta instansi terkait;
 Peningkatan upaya penegakan hukum terhadap wajib pajak dan wajib
retribusi yang melakukan pelanggaran Peraturan Daerah.

 Dana Perimbangan
Peningkatan koordinasi dan sinkronisasi program maupun kegiatan yang
bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK), baik DAK Reguler, DAK Penugasan dan
DAK Afirmasi serta dana bagi hasil. Sedangkan DAU pemerintah telah
menyampaikan bahwa kebijakan DAU tidak bersifat pasti atau dinamis, sehingga
alokasi belanja dari DAU agar betul-betul pada program yang sangat prioritas;
 Lain – Lain Pendapatan yang Sah
Peningkatan koordinasi dan upaya perolehan alokasi anggaran dari Pemerintah
Pusat dan Provinsi Jawa Timur melalui hibah, bagi hasil pajak dari provinsi
maupun bantuan keuangan.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 36


Tabel 3.14
Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024

2019 2020 2021 2022 2023 2024 Rata2


No. Uraian
(Rp) %P (Rp) %P (Rp) %P (Rp) %P (Rp) %P (Rp) %P %P

1 PENDAPATAN

1.1. Pendapatan Asli Daerah 149.916.258.005, 00 8,35 193.473.693.465, 00 29, 05 229.788.480.187, 00 18, 77 263.271.491.495, 00 14, 57 305.950.674.279, 20 16, 21 371.814.000.000,00 21, 53 18, 08

1.1.1. Pajak daerah 24.881.500.000. 00 3,97 28.920.835.000, 00 16, 23 38.929.918.500, 00 34, 61 43.854.539.535, 00 12, 65 49.889.284.279, 20 13, 76 56.930.000.000, 00 14, 11 15, 89
1.1.2. Retribusi daerah 16.163.267.800, 00 6,96 20.167.431.000, 00 24,77 22.380.518.600. 00 10, 97 25.416.136.960, 00 13, 56 29.322.575.000, 00 15, 37 35.969.000.000, 00 22, 67 15, 72

Hasil pengelolaan
1.1.3. keuangan daerah yang 7.724.521.205, 00 18,25 23.316.000.000, 00 201,84 36.145.000.000, 00 55, 02 50.300.000.000, 00 39, 16 71.392.000.000, 00 41, 93 105.842.000.000, 00 48, 25 67, 41
dipisahkan

1.1.4. Lain-lain PAD yang sah 101.146.969.000, 00 9,01 121.069.427.465, 00 19, 70 132.333.043.087, 00 9, 30 143.700.815.000, 00 8, 59 155.346.815.000, 00 8, 10 173.073.000.000, 00 11, 41 11, 02

1.2. Dana Perimba ngan 1.256.322.680. 572,00 2,47 1.314.832.817. 014,00 4, 66 1.366.578.146. 253,94 3, 94 1.421.037.085. 261,63 3, 99 1.478.354.158. 556,85 4, 03 1.538.681.735. 967,58 4,08 3, 86

Dana bagi hasil pajak /bagi


1.2.1. 75.000.000.000, 00 -29, 51 90.245.218.392, 00 20, 33 96.562.383.679, 44 7, 00 103.321.750.537, 00 7, 00 110.554.273.074, 59 7, 00 118.293.072.189, 81 7,00 3, 14
hasil bukan pajak

1.2.2. Dana alokasi umum 865.298.361.000, 00 4, 83 908.563.279.050, 00 5, 00 953.991.443.002, 50 5, 00 1.001.691.015.152,62 5, 00 1.051.775.565.910,26 5, 00 1.104.364.344.205,77 5,00 4, 97
1.2.3. Dana alokasi khusus 316.024.319.572, 00 7,41 316.024.319.572, 00 - 316.024.319.572, 00 - 316.024.319.572, 00 - 316.024.319.572, 00 - 316.024.319.572, 00 - 1, 24

Lain-Lain Pendapatan
1.3. 384.847.789.000,00 9,41 404.090.178.450,00 5, 00 424.294.687.372,50 5, 00 445.509.421.741,13 5, 00 467.784.892.828, 18 5, 00 491.174.137.469,59 5,00 5, 73
Daerah yang Sah
1.3.1 Hibah 69.304.200.000, 00 - 72.769.410.000, 00 5, 00 76.407.880.500, 00 5, 00 80.228.274.525,00 5, 00 84.239.688.251, 25 5, 00 88.451.672.663,81 5,00 4, 17
Dana bagi hasil pajak dari
1.3.2 provinsi dan Pemda lainnya 83.000.000.000, 00 -4,86 87.150.000.000, 00 5, 00 91.507.500.000, 00 5, 00 96.082.875.000,00 5, 00 100.887.018.750,00 5, 00 105.931.369.687, 50 5,00 3, 36
***)
Bantuan keuangan dari
1.3.4 provinsi atau Pemda - - - - - - - - - - - - -
lainnya

1.3.5 Dana Desa 232.543.589.000, 00 29, 48 244.170.768.450, 00 . 00 256.379.306.872, 50 5, 00 269.198.272.216, 13 5, 00 282.658.185.826,93 5, 00 296.791.095.118, 28 5,00 9, 08

PENDAPA TAN 1.791.086.727. 577,00 4, 37 1.912.396.688. 929,00 6, 77 2.020.661.313. 813,44 5, 66 2.129.817.998. 497,75 5, 40 2.252.089.725.664,23 5, 74 2.401.669.873. 437,17 6,64 5, 76

Sumber : BPPKAD Kabupaten Sampang, 2019; Ket: %P adalah persentase pertumbuhan.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 37


Gambaran Keuangan Daerah

Gambar 3.7
Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2019–2024 (dalam juta)

Pendapatan daerah Kabupaten Sampang diproyeksikan meningkat tiap


tahun. Namun peningkatan pendapatan tersebut diperkirakan hanya tumbuh di bawah
lima persen. Dana perimbangan diprediksikan masih menjadi komponen utama
pembentuk pendapatan daerah nilai konstrtibusi yang diproyeksikan semakin menurun.
Kompenen terbesar dana perimbangan masih didapat dari DAU , DAK dan dana bagi hasil
pajak/non pajak dengan nilai nominal pada tahun 2024 diproyeksikan masing-masing
sebesar 1,104 trilyun; 316,02 milyar; dan 118,29 milyar. Dana perimbangan rata-rata
diproyeksikan tumbuh sebesar 3,86 persen selama tahun 2019-2024. Pertumbuhan DAK
selama periode 2020 – 2024 diproyeksikan nol atau nilainya secara nominal dengan
proyeksi awal tahun 2019. DAK diproyeksikan tetap dengan asumsi bahwa selama ini nilai
DAK relatif fluktuatif dan kebijakan pemerintah terhadap alokasi DAK tiap tahun tidak
sama tiap daerah, sehingga proyeksinya dipertahankan dengan tahun awal perencanaan.
Sedangkan rata-rata pertumbuhan komponen dana perimbangan lainnya menunjukan
proyeksi yang semakin meningkat.
PAD diproyeksikan tumbuh dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 18,08
persen selama lima tahun kedepan. Pada tahun 2024, nilai PAD diprediksikan sebesar
371,81 milyar. Komponen lain-lain PAD yang sah diprediksikan menjadi komponen
terbesar dalam pembentukan PAD diikuti oleh pajak daerah dan retribusi. Pada tahun
2019, lain-lain PAD yang sah diproyeksikan sebesar 101,15 milyar dan akan mengalami
peningkatan pada tahun 2024 sebesar 173,07 milyar. Selanjutnya, nilai Pajak dan retribusi
daerah, pada tahun 2024 diprediksikan masing-masing sebesar 56,93 milyar; dan 35,97

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 38


Gambaran Keuangan Daerah

milyar. Kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah diprediksikan semakin meningkat


selama lima tahun kedepan. Pada tahun 2019, kontribusi PAD sebesar 8,37 persen
menjadi 15,48 persen tahun 2024.
Lain-lain pendapatan daerah yang sah diproyeksikan meningkat tiap tahun
dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 5,73 persen. Sedangkan dari kontribusinya,
lain-lain pendapatan daerah yang sah diproyeksikan relative stabil pada kisaran angka 21
persen. Dana desa diproyeksikan masih menjadi kontributor utama pembentuk lain-lain
pendapatan yang sah, diikuti oleh dana bagi hasil pajak dari provinsi dan dana hibah.
Besarnya kontribusi dana desa dalam pembentukan lain-lain pendapatan daerah yang sah
perlu senantiasa diarahkan dan ditujukan untuk pembangunan desa yang mandiri.

2. Proyeksi Belanja daerah


Belanja daerah dapat digunakan sebagai instrumen pencapaian visi
pembanguna daerah selama lima tahun kedepan. Beberapa aspek dalam pengelolaan
belanja seperti aspek efektifitas, efisiensi, transparan dan akuntabel perlu dijadikan
perhatian sejak proses perencanaan, pelaksanaan hingga pertanggungjawaban. Belanja
harus diarahkan untuk mendukung kebijakan yang telah ditetapkan dengan
memperhatikan perbandingan antara masukan dan keluaran (efisiensi), dimana
keluaran dari belanja dimaksud seharusnya dapat dinikmati oleh masyarakat (hasil).
Selanjutnya alokasi anggaran perlu dilaksanakan secara terbuka berdasarkan skala
prioritas dan kebutuhan. Selain itu pengelolaan belanja harus diadministrasikan sesuai
dengan perundang-undangan yang berlaku. Belanja daerah sebagai komponen keuangan
daerah dalam kerangka ekonomi makro diharapkan dapat memberikan dorongan atau
stimulan terhadap perkembangan ekonomi daerah secara makro ke dalam kerangka
pengembangan yang lebih memberikan efek multiplier yang lebih besar bagi
peningkatan kesejahteraan rakyat yang lebih merata. Oleh karena itu, kebijakan dalam
pengelolaan keuangan daerah perlu disusun dalam kerangka yang sistematis dan
terpola.
Penentuan nilai proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Sampang lima tahun
kedepan mempertimbangkan beberapa asumsi sebagai berikut:
 Kebijakan pemerintah yang mempengaruhi belanja tidak langsung dan belanja
langsung. Dimana Belanja tidak langsung dan belanja langsung Kabupaten
Sampang diperkirakan mengalami peningkatan tiap tahun sejalan dengan proyeksi
peningkatan DAU, pendapatan daerah, penambahan jumlah ASN dan tingkat inflasi.
 Pertumbuhan pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama diperkirakan
mengalami peningkatan siiring dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat,
dan peningkatan pendapatan daerah.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 39


Gambaran Keuangan Daerah

Arah kebijakan belanja daerah Pemerintah Kabupaten Sampang tahun


2019–2024 difokuskan pada tujuh hal pokok sebagai berikut:
 Transparansi dan akuntabel belanja daerah melalui publikasi dan
pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dipublikasikan
berarti pula masyarakat mudah dan tidak mendapatkan hambatan dalam
mengakses informasi belanja. Pertanggungjawaban belanja tidak hanya dari aspek
administrasi keuangan, tetapi menyangkut pula proses, keluaran dan hasilnya
 Efektivitas dan efisiensi belanja daerah, melalui pemanfaatan sesuai prioritas
daerah dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat (money follow program
prioritas) serta belanja yang besifat mengikat dan prioritas utama;
 Prioritas, dimana penggunaan anggaran diprioritaskan untuk mendanai kegiatan-
kegiatan di bidang pendidikan, kesehatan, pengembangan wilayah, peningkatan
infrastruktur guna mendukung pertumbuhan ekonomi serta diarahkan untuk
penanggulangan kemiskinan, secara berkelanjutan dengan menitikberatkan pada
Urusan Wajib Pelayanan Dasar. Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar, urusan Pilihan
dan Non Urusan sesuai dengan Prioritas Pembangunan kabupaten Sampang,
dengan meningkatkan alokasi anggaran pada bidang-bidang yang langsung
menyentuh kepentingan masyarakat. Selain itu mengalokasikan belanja daerah
pada program yang mendukung dan berkaitan dengan pencapaian Standar
Pelayanan Minimal (SPM);
 Efisiensi belanja juga dilakukan dengan evaluasi terhadap Struktur Organisasi
Perangkat Daerah yang ada, perubahan SOTK ini diharapkan dapat
mengefisiensikan belanja-belanja rutin pegawai;
 Mengalokasikan belanja daerah secara terukur dan terarah, berdasarkan
sasaran/target kinerja Pembangunan Daerah pada setiap tahun (performance-
based budgeting) untuk mendukung capaian target Indikator Kinerja Utama (IKU);
 Mendanai program-program prioritas lanjutan (program-program unggulan) yang
belum terlaksana pada RPJMD periode sebelumnya;
 Mendorong belanja pemerintah untuk menstimulus aktivitas perekonomian dalam
pencapaian kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan partisipasi sektor swasta
dan swadaya masyarakat.
Berdasarkan asumsi, arah kebijakan, pertumbuhan dan tren perkembangan
anggaran, maka proyeksi nilai belanja daerah Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2019–
2024 secara lengkap dapat dilihat dalam tabel berikut:

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 40


Tabel 3.15
Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024

2019 2020 2021 2022 2023 2024 Rata2


No. Uraian
(Rp) %P (Rp) %P (Rp) %P (Rp) %P (Rp) %P (Rp) %P %P

2 BELANJA
Belanja Tidak
2.1 1.060.213.179. 900,00 4, 88 1.098.332.055. 888,45 4, 03 1.150.432.990. 729,16 4, 88 1.206.347.802. 829,47 4, 86 1.265.151.020. 839,49 4, 88 1.377.071.309. 734,96 8, 83 5, 39
Langsung
2.1.1 Belanja Pegawai 668.191.455.985,00 3,90 701.601.028.784,25 5, 00 736.681.080.223,46 5, 00 773.515.134.234,64 5, 00 812.190.890.946,37 5, 00 852.800.435.493,69 5, 00 4, 82

2.1.4 Belanja Hibah 38.446.200.000, 00 -52, 58 36.946.200.000, 00 -3,90 36.946.200.000, 00 - 36.946.200.000, 00 - 36.946.200.000, 00 - 86.946.200.000, 00 135, 33 13, 14
Belanja Bantuan
2.1.5 13.295.000.000, 00 2, 93 7.959.750.000,00 5, 00 8.357.737.500,00 5, 00 8.775.624.375,00 5, 00 9.214.405.593,75 5, 00 9.675.125.873,44 5,00 4, 66
Sosial
Belanja Bagi Hasil
2.1.6 2.068.801.715, 00 - 3.402.174.910,00 64, 45 4.013.283.465,00 17, 96 4.411.295.434,75 9, 92 4.908.354.573,96 11, 27 5.592.711.610,00 13, 94 19, 59
ke Pemdes
Belanja Bantuan
2.1.7 333.568.722.200, 00 23, 53 346.422.902.194,20 3, 14 361.434.689.540,69 5, 05 379.699.548.785,09 5, 05 398.891.169.725,42 5, 05 419.056.836.757,84 5, 06 7, 81
Keuangan
Belanja Tidak
2.1.8 4.643.000.000, 00 174,30 2.000.000.000,00 -35, 39 3.000.000.000,00 - 3.000.000.000,00 - 3.000.000.000,00 - 3.000.000.000,00 - 23, 15
Terduga
2.2 Belanja Langsung 810.586.376. 147,00 -1. 94 878.674.795. 940,55 6, 08 912.948.740. 030,28 5, 44 978.704.738. 937,26 7, 22 1.035.215.018.368,90 5, 78 1.135.757.714. 682,42 9, 74 5, 39

2.2.1 Belanja Pegawai 17.885.105.500, 00 -9, 87 19.387.435.920, 51 6, 25 20.176.167.154, 67 5, 44 21.629.374.730, 51 7,22 22.878.251.905, 95 5, 78 25.100.245.494, 48 9, 74 4, 09
Belanja Barang dan
2.2.2 454.819.119.406, 00 0, 69 475.449.960.549,27 2,30 475.736.578.999,56 1, 54 490.427.862.546,08 3,10 498.040.800.719,54 1, 56 523.696.626.454,16 5, 18 2,40
Jasa
2.2.3 Belanja Modal 337.882.151.241, 00 -4, 84 383.837.399.470,77 11, 17 417.068.490.951,85 10, 27 466.682.339.369,18 11,91 514.332.814.976,50 10, 22 587.001.270.857,42 14, 16 8, 81

BELANJA 1.870.799.556. 047,00 1, 81 1.977.006.851.829,00 4, 92 2.063.381.730. 759,44 5, 12 2.185.052.541. 766,74 5,90 2.300.366.039. 208,40 5, 28 2.512.829.024. 417,38 9, 24 5, 38
SURPLUS /
(79.712.828.470,00) -34, 33 (64.610.162.900,00) -36, 75 (42.720.416.946,00) -15, 27 (55.234.543.268,99) 29, 29 (48.276.313.544,17) -12,6 (111.159.150.980,21) 130,26 10, 10
(DEFISIT)
Sumber : BPPKAD Kabupaten Sampang. 2019; Ket: %P adalah persentase pertumbuhan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 41


Gambaran Keuangan Daerah

Gambar 3.8
Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2019–2024 (dalam juta)

Belanja daerah selama lima tahun kedepan diproyeksikan meningkat seiring


dengan peningkatan pendapatan daerah. Rata – rata pertumbuhan belanja daerah
tahun 2019–2024 diproyeksikan sebesar 5,38 persen. Pada tahun 2019, belanja daerah
diproyeksikan sebesar 1,870 trilyun dan akan meningkat menjadi 2,512 triltun pada tahun
2024. Belanja tidak langsung diprediksikan masih menjadi kontributor utama dalam
pembentukan belanja daerah dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,39 persen. Hal
yang sama juga diprediksikan terjadi untuk belanja langsung, dimana diperkirakan
tumbuh sebesar 5,39 persen pada lima tahun kedepan. Komponen pembentuk belanja
langsung yaitu belanja modal diperkirakan tumbuh rata-rata sebesar 8,81 persen lima
tahun kedepan. Tingginya pertumbuhan belanja modal diharapkan menjadi pengungkit
pembangunan ekonomi di Kabupaten Sampang.

3. Proyeksi Pembiayaan Daerah


Penentuan nilai proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Sampang Tahun
2019 sampai dengan 2024 mempertimbangkan beberapa asumsi sebagai berikut:
 Kebijakan penyelesaian kewajiban daerah, dimana dalam penyelesaian kewajiban
daerah, jika terjadi defisit anggaran ditutup dengan menggunakan penerimaan
pembiayaan, yang berasal dari SILPA ataupun penerimaan kembali investasi dana
bergulir.
 Kebijakan efisiensi belanja daerah dan peningkatan pendapatan daerah;

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 42


Gambaran Keuangan Daerah

 Pengeluaran pembiayaan diprioritaskan pada pengeluaran yang bersifat wajib


antara lain pembayaran utang pokok, dan penyertaan modal pada BUMD yang
berorientasi keuntungan dan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat serta pembentukan dana cadangan dalam rangka pendanaan kegiatan
Pemilihan Kepala Daerah pada akhir pelaksanaan RPJMD.
 Mempertimbangkan nilai kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir
tahun belum terselesaikan serta kegiatan lanjutan dengan saldo kas neraca daerah.
Arah kebijakan pembiayaan yang digunakan dalam penyusunan proyeksi
penerimaan dan pengeluaran pembiayaan adalah:
 Mengoptimalkan penerimaan pembiayaan daerah yang diperkirakan diperoleh
dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA) yang bersumber
dari pelampauan penerimaan pendapatan daerah maupun sisa penghematan
belanja;
 Peningkatan Manajemen Pembiayaan Daerah dalam rangka akurasi, efisiensi,
efektifitas, dan profitabilitas;
 Mengembangkan investasi daerah dan penyertaan modal dengan prinsip kehati-
hatian;
 Bila diperlukan daerah akan melakukan pinjaman daerah dalam pendanaan
program-program strategis melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha (KPBU);
 Peningkatan pembiayaan non-APBD melalui kerjasama dengan pihak swasta,
melalui Corporate Social Responsibility (CSR);
 Membentuk dana cadangan yang akan digunakan untuk kepentingan-kepentingan
yang sifatnya strategis.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 43


Tabel 3.16
Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Rata2
No. Uraian
(Rp) %P (Rp) %P (Rp) %P (Rp) %P (Rp) %P (Rp) %P %P
3 PEMBIAYAAN
3.1 Penerimaan
Pembiayaan Daerah

3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan


Anggaran Tahun
78.712.828.470,00 -8, 84 74.610.162.900,00 -23,24 62.720.416.945,75 3,81 65.234.543.268,98 4,01 68.276.313.544,17 4,66 71.159.150.980,21 4,22 -2,56
Anggaran Sebelumnya
(SILPA)
3.1.2 Pencairan Dana
-100 - - - - - - - - 40.000.000.000,00 - -100
Cadangan
3.1.3 Hasil Penjualan
Kekayaan Daerah Yang - - - - - - - - - - - -
Dipisahkan
3.1.4 Penerimaan Pinjaman
- - - - - - - - - - - -
Daerah
3.1.5 Penerimaan Kembali
- - - - - - - - - - - -
Pemberian Pinjaman
3.1.6 Penerimaan Piutang
1.000.000.000,00 -50,00 - - - - - - - - - - -50,00
Daerah
JUMLAH
PENERIMAAN 79.712.828.470,00 -34,21 74.610.162.900,00 -24,20 62.720.416.945,75 3,81 65.234.543.268,98 4,01 68.276.313.544,17 4,66 111.159.150.980,21 62,81 2,81
PEMBIAYAAN
3.2 Pengeluaran
Pembiayaan Daerah

3.2.1 Pembentukan Dana -


- - 1.000.000.000.000,00 - 10.000.000.000,00 - 10.000.000.000,00 - 10.000.000.000,00 - -
Cadangan
3.2.2 Penyertaan Modal
(Investasi) Pemerintah - - - - 10.000.000.000, 00 - - - 10.000.000.000, 00 - - - -
Daerah
3.2.3 Pembayaran Pokok
- - - - - - - - - - - - -
Utang
3.2.4 Pemberian Pinjaman
- - - - - - - - - - - - -
Daerah
3.2.5 Pembayaran Utang
- - - - - - - - - - - - -
Kepada Pihak Ketiga
JUMLAH
PENGELUARAN - - 1.000.000.000.000,00 - 20.000.000.000,00 100 10.000.000.000,00 -50,00 20.000.000.000,00 100 - -100 12,50
PEMBIAYAAN

JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO 79.712.828.470,00 - 64.610.162.900,00 -36,75 42.720.416.945,75 -15,27 55.234.543.268,98 29,29 48.276.313.544,17 -2,60 111.159.150.980,21 130,26 18,99

Sumber : BPPKAD Kabupaten Sampang. 2019; Ket: %P adalah persentase pertumbuhan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 44


Gambaran Keuangan Daerah

3.3.2 Penghitungan Kerangka Pendanaan


Dalam menganalisis kerangka pendanaan, langkah awal yang harus
dilakukan adalah mengidentifikasi seluruh penerimaan daerah sebagaimana telah
dihitung pada bagian di atas dan ke pos-pos mana sumber penerimaan tersebut
akan dialokasikan. Suatu kapasitas riil keuangan daerah adalah total penerimaan daerah
setelah dikurangkan dengan berbagai pos atau belanja dan pengeluaran pembiayaan yang
wajib dan mengikat serta prioritas utama. Sebelum dialokasikan ke berbagai pos belanja
dan pengeluaran. besaran masing-masing sumber penerimaan memiliki kebijakan
pengalokasian yang harus diperhatikan, antara lain:
 Penerimaan retribusi pajak diupayakan alokasi belanjanya pada program atau
kegiatan yang berhubungan langsung dengan peningkatan layanan dimana
retribusi pajak tersebut dipungut.
 Penerimaan dari pendapatan hasil pengelolaan aset daerah yang dipisahkan
dialokasikan kembali untuk upaya-upaya peningkatan kapasitas dimana dana
penyertaan dialokasikan sehingga menghasilkan tingkat pengembalian investasi
terbaik bagi kas daerah.
 Penerimaan dana alokasi umum diprioritaskan bagi belanja umum pegawai dan
operasional rutin pemerintahan daerah.
 Penerimaan dari dana alokasi khusus dialokasikan sesuai dengan tujuan dimana
dana tersebut dialokasikan.
Kapasitas riil kemampuan keuangan daerah diproyeksikan mengalami
peningkatan tiap tahun selama lima tahun kedepan. Kapasitas riil kemampuan
keuangan daerah tersebut diperoleh dari akumulasi pendapatan, pencairan dana
cadangan. SiLPA dikurangi total belanja tidak langsung dan pengeluaran pembiayaan,
sebagaimana ditunjukkan Tabel 3,17. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa
proyeksi kapasitas riil kemampuan keuangan daerah Kabupaten Sampang tahun 2019–
2024 adalah pada tahun 2019 sebesar 810,85 milyar; 860,75 milyar pada tahun 2020.
Selanjutnya pada tahun 2021 sebesar 907,49 milyar; tahun 2022 sebesar 973,27 milyar;
pada tahun 2023 adalah sebesar 1,031 trilyun; dan pada tahun 2024 sebesar 1,130 trilyun.
Kebijakan alokasi dari kapasitas kemampuan keuangan daerah terbagi
dalam tiga kelompok prioritas. Kelompok Prioritas I mendapatkan prioritas pertama
sebelum Kelompok Prioritas II. Kelompok Prioritas III mendapatkan alokasi anggaran
setelah Kelompok Prioritas I dan II terpenuhi kebutuhan dananya. Adapun ketentuan
prioritas anggaran sebagai berikut:

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 45


Gambaran Keuangan Daerah

a) Prioritas I. dialokasikan untuk dialokasikan untuk membiayai belanja langsung


wajib dan mengikat serta pemenuhan penerapan pelayanan dasar, antara lain kebutuhan
urusan Pendidikan, Urusan Kesehatan, Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang,
Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Urusan Ketertiban Umum dan
Perlindungan Masyarakat serta Urusan Sosial.
b) Prioritas II, dialokasikan untuk pendanaan:
program prioritas dalam rangka pencapaian visi dan misi Bupati dan wakil bupati
Sampang periode 2019-2024, yang merupakan program pembangunan daerah
dengan tema atau program unggulan Kepala daerah sebagaimana diamanatkan
dalam RPJMN dan amanat/ kebijakan nasional yang definitif harus dilaksanakan
oleh daerah pada tahun rencana. Program tersebut harus berhubungan langsung
dengan kepentingan publik, bersifat monumental, berskala besar, dan memiliki
kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi, memberikan dampak luas pada
masyarakat dengan daya ungkit yang tinggi pada capaian visi/misi daerah.
c) Prioritas III, merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja- belanja
pada Urusan Pemerintah Lainnya. Pengalokasiannya Prioritas III harus
memperhatikan (mendahulukan) pemenuhan dana pada prioritas I dan II terlebih
dahulu untuk menunjukkan urutan prioritas yang benar.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 46


Tabel 3.17
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang 2019–2024

Proyeksi
Uraian
2019 2020 2021 2022 2023 2024
Pendapatan 1.791.086.727.577,00 1.912.396.688.929,00 2.020.661.313.813,44 2.129.817.998.497,75 2.252.089.725.664,23 2.401.669.873.437,17
Pencairan dana cadangan
0,00 - - - - 40.000.000.000,00
(sesuai Perda)
Pengembalian Dana Bergulir 1.000.000.000,00 - - - - -
Sisa Lebih Riil Perhitungan
78.712.828.470,00 74.610.162.900,00 62.720.416.946,00 65.234.543.268,99 68.276.313.544,17 71.159.150.980,21
Anggaran
Total penerimaan 1.870.799.556.047,00 1.987.006.851.829,00 2.083.381.730.759,44 2.195.052.541.766,74 2.320.366.039.208,40 2.512.829.024.417,38
Dikurangi;
Belanja & Pengeluaran
Pembiayaan yang wajib & 1.060.213.179.900,00 1.108.332.055.888,45 1.170.332.990.729,16 1.215.970.201.483,88 1.284.772.532.725,07 1.376.738.258.234,16
mengikat serta prioritas utama
Kapasitas riil kemampuan
810.586.376.147,00 878.674.795.940,55 913.048.740.030,28 979.082.340.282,86 1.035.593.506.483,32 1.136.090.766.183,22
keuangan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 47


Tabel 3.18
Proyeksi Pengeluaran Periodik. Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Sampang Tahun 2019–2024
Tahun
Uraian
2019 2020 2021 2022 2023 2024
Belanja Tidak Langsung 1.033.687.963.356,00 1.079.349.842.839,60 1.138.777.206.875,42 1.181.583.489.744,77 1.247.271.800.312,05 1.335.812.103.079,84
Belanja Gaji & Tunjangan 635.596.239.441,00 676.548.815.735,40 718.955.296.369,73 742.680.821.149,93 788.241.670.418,93 805.471.228.838,56
Belanja Penerimaan Anggota & Pimp.DPRD
6.070.000.000,00 6.070.000.000,00 6.070.000.000,00 6.070.000.000,00 6.070.000.000,00 6.070.000.000,00
serta oprasional KDH/WKDH
Belanja Bunga - - - - - -
Belanja Subsidi - - - - - -
Belanja Hibah 38.446.200.000,00 36.946.200.000,00 36.946.200.000,00 36.946.200.000,00 36.946.200.000,00 86.946.200.000,00
Belanja Bantuan Sosial 13.295.000.000,00 7.959.750.000,00 8.357.737.500,00 8.775.624.375,00 9.214.405.593,75 9.675.125.873,44
Belanja Bagi Hasil 2.068.801.715,00 3.402.174.910,00 4.013.283.465,00 4.411.295.434,75 4.908.354.573,96 5.592.711.610,00
Belanja Bantuan Keuangan 333.568.722.200,00 346.422.902.194,20 361.434.689.540,69 379.699.548.785,09 398.891.169.725,42 419.056.836.757,84
Belanja Tidak Terduga 4.643.000.000,00 2.000.000.000,00 3.000.000.000,00 3.000.000.000,00 3.000.000.000,00 3.000.000.000,00
Belanja Langsung 26.525.216.544,00 28.982.213.048,85 31.555.783.853,74 34.386.711.739,11 37.500.732.413,02 40.926.155.154,32
Belanja Honorarium PNS khusus
3.246.505.000,00 3.246.505.000,00 3.246.505.000,00 3.246.505.000,00 3.246.505.000,00 3.246.505.000,00
Guru/tenaga Medis
Belanja Beasiswa Pendidikan PNS - - - - - -
Belanja Jasa Kantor (khusus tagihan
23.278.711.544,00 25.735.708.048,85 28.309.278.853,74 31.140.206.739,11 34.254.227.413,02 37.679.650.154,32
air.listrik.telepon)
Belanja sewa gedung kantor (yg telah ada
- - - - - -
kontrak jangka panjang)
Belanja sewa perlengkapan & peralatan
- - - - - -
kantor (kontrak jangka panjang)
Pembiayaan Pengeluaran - 10.000.000.000,00 20.000.000.000,00 10.000.000.000,00 20.000.000.000,00 -
Pembentukan Dana Cadangan - 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00 -
Pembayaran pokok hutang - - - - - -
Penyertaan Modal - - 10.000.000.000,00 - 10.000.000.000,00
TOTAL BELANJA WAJIB & PENGELUARAN
YANG WAJIB MENGIKAT SERTA PRIORITAS 1.060.213.179.900,00 1.108.332.055.888,45 1.170.332.990.729,16 1.215.970.201.483,88 1.284.772.532.725,07 1.376.738.258.234,16
UTAMA

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 48


Tabel 3.19
Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Utama Kabupaten Sampang Tahun 2019–2024
Tahun
PROGRAM
2019 2020 2021 2022 2023 2024
KAPASITAS RIIL 810.586.376.147,00 878.674.795.940,55 913.048.740.030,28 979.082.340.282,86 1.035.593.506.483,32 1.136.090.766.183,22
PRIORITAS I :
TOTAL (Rp) 116.052.374.536,00 159.902.440.221,00 169.884.333.662,00 186.803.017.906,50 200.721.669.677,69 208.092.294.135,65
% Terhadap BL 14,32 17,60 18,74 19,22 19,52 18,44
PRIORITAS II :
TOTAL (Rp) 650.085.236.274,00 672.877.126.040,22 676.009.303.515,59 737.009.493.236,16 772.559.231.415,07 833.896.712.000,38
% Terhadap BL 80,20 77,13 74,56 75,82 75,13 73,90
PRIORITAS III:
TOTAL (Rp) 44.448.765.337,00 45.895.229.679,33 67.055.102.852,69 54.892.227.794,60 61.934.117.276,14 93.768.708.546,39
% Terhadap BL 5,48 5,27 6,70 4,97 5,35 7,66
TOTAL BELANJA
PRIORITAS 810.586.376.147,00 878.674.795.940,55 912.948.740.030,28 978.704.738.937,26 1.035.215.018.368,90 1.135.757.714.682,42

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 49


Gambaran Keuangan Daerah

Sesuai dengan proyeksi Kapasitas Riil Kemapuan Keuangan Daerah,


penggunaan anggaran akan difokuskan pada beberapa hal yaitu:
1. Kebijakan belanja daerah tahun anggaran 2019-2024 berpedoman pada prioritas
pembangunan yang merujuk kepada permasalahan dan isu strategis daerah pada
tahun sebelumnya. Selain itu, belanja daerah juga mempertimbangkan kebijakan
pemerintah pusat dan provinsi. Hal tersebut dilakukan karena terdapat beberapa
program dan kegiatan daerah, yang sumber dananya berasal dari pemerintah pusat
maupun provinsi. Selain itu, tujuan lainnnya adalah untuk menciptakan
sinkronisasi antara perencanaan daerah sesuai dengan kebutuhan masyarakat
serta mendukung prioritas Provinsi Jawa Timur dan Nasional.
2. Penyusunan kebijakan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang efektivitas
pelaksanaan tugas dan fungsi Perangkat Daerah. dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah. Oleh karena itu, alokasi belanja daerah harus memiliki
target yang jelas, baik orientasi output maupun outcomenya. Arah kebijakan
belanja daerah Kabupaten Sampang untuk mendukung tujuan pembangunan
daerah maupun tujuan nasional.
Pengelolaan belanja daerah Kabupaten Sampang didasarkan pada lima
kebijakan utama, yaitu sebagai berikut.
1. Efektivitas dan efisiensi belanja daerah, melalui pemanfaatan sesuai prioritas
daerah (money follow program prioritas) serta direncanakan secara Holistik,
Integratif, Tematik dan Spasial;
2. Optimalisasi anggaran untuk pendanaan prioritas pertama dan prioritas kedua;
3. Mengalokasikan kebutuhan belanja tetap, belanja rutin, dan belanja variabel secara
terukur dan terarah.
4. Mengalokasikan belanja daerah secara terukur dan terarah, berdasarkan
sasaran/target kinerja Pembangunan Daerah pada setiap tahun (performance-
based budgeting) untuk mendukung capaian target Indikator Kinerja Utama (IKU);
5. Mendorong belanja pemerintah untuk menstimulus aktivitas perekonomian dalam
pencapaian kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan partisipasi sektor swasta
dan swadaya masyarakat.
Selanjutnya, arah kebijakan belanja daerah diuraikan pada masing-masing
komponen sebagai berikut:
1. Belanja Tidak Langsung
1. Alokasi Belanja Pegawai diproyeksikan dengan mempertimbangkan Jumlah
Pegawai Negeri Sipil di daerah serta tunjangan-tunjangan kinerja;
2. Kebijakan belanja hibah diarahkan kepada hibah kepada: (i) Belanja Hibah
Kepada Pemerintah Pusat (untuk pengamanan konflik, pengamanan Pilkada
Serentak, dan oprasional saber pungli); (ii) Belanja Hibah Kepada

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 50


Gambaran Keuangan Daerah

Badan/Lembaga/Ormas Berbadan Hukum Indonesia (bidang pendidikan,


kesehatan, kepemudaan, dan pemerintahan); serta Belanja Hibah Kepada Ormas
Berbadan Hukum Indonesia yang difokuskan untuk sarana pendidikan; dan (iii)
belanja penunjang Pilkada serentak pada KPU dan Panwaslu;
3. Alokasi Belanja Bantuan Sosial digunakan untuk bantuan kepada: (i) organisasi
sosial kemasyarakatan (bantuan sosial kepada individu/keluarga dan bantuan
sosial kepada individu/keluarga yang tidak direncanakan) yang bertujuan untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan tetap memperhatikan peraturan
yang berlaku; (ii) Belanja Bantuan Sosial Kepada Lembaga Non Pemerintah
(lembaga perekonomian dan lembaga sosial);
4. Belanja bagi hasil kepada pemerintah provinsi/kabupaten/kota dan
pemerintahan desa dialokasikan dalam rangka penguatan keuangan desa
terhadap pendapatan pajak dan retribusi daerah sesuai dengan proporsi desa
penghasil;
5. Belanja bantuan keuangan kepada pemerintah desa diarahkan untuk
memperkuat keuangan pemerintahan desa sebagaimana diamanatkan dalam
Undang Undang No.6 tahun 2014 tentang Desa, Alokasi belanja tersebut
dipergunakan untuk: (i) bantuan keuangan kepada desa berupa Dana Desa (DD)
Pusat dan Alokasi Dana Desa (ADD) Daerah; (ii) Bantuan Keuangan kepada
Partai Politik;
6. Belanja Tidak Terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak
biasa/tanggap darurat yang tidak diperkirakan sebelumnya.
2. Belanja Langsung
1. Alokasi belanja khususnya belanja barang dan jasa serta belanja modal
disesuaikan dengan hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrenbang) dari tingkat Desa sampai dengan kabupaten yang berkaitan
dengan kebutuhan masyarakat;
2. Belanja Langsung digunakan untuk mendanai program dan kegiatan berkaitan
dengan prioritas pembangunan daerah, yang terangkum pada masing-masing
Perangkat Daerah.
3. Penggunaan belanja diarahkan dalam mendukung sasaran dan prioritas
pembangunan daerah serta pencapaian SPM masing-masing bidang
pembangunan.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 III - 51


Permasalah dan Isu Strategis

BAB IV
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH

4.1 Permasalahan Pembangunan


Permasalahan pembangunan di Kabupaten Sampang selama beberapa tahun
terakhir akan di identifikasi berdasarkan aspek kesejahteraan rakyat, aspek
layanan umum, dan aspek daya saing. Khusus untuk aspek layanan umum akan
diurai berdasarkan urusan pemerintah daerah. Urusan pemerintah daerah yang
diidentifikasi permasalahannya meliputi urusan Pendidikan, Kesehatan, Pekerjaan umum
dan penataan ruang, Perumahan rakyat dan kawasan permukiman, Ketenteraman dan
ketertiban umum serta perlindungan masyarakat, Sosial, Tenaga kerja, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan anak, Pangan, Pertanahan, Lingkungan hidup, Administrasi
kependudukan dan pencatatan sipil, Pemberdayaan masyarakat dan desa, Pengendalian
penduduk dan keluarga berencana, Perhubungan, Komunikasi dan informasi, Koperasi
dan UKM, Penanaman Modal, Kepemudaan dan Olah Raga, Statistik, Persandian,
Kebudayaan, Perpustakaan, Kearsipan, Kelautan dan Perikanan, Pariwisata, Pertanian,
Perdagangan, Industri, Transmigrasi, Urusan penunjang perencanaan, Keuangan,
Kepegawaian pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, serta urusan
penunjang lainnya. Hasil identifikasi permasalahan Pembangunan di Kabupaten Sampang
dapat dilihat dalam tabel 4.1. berikut:

Tabel 4.1
Identifikasi Permasalahan untuk Penentuan Program Prioritas Kabupaten Sampang
ASPEK/BIDANG
No Permasalahan
URUSAN
A. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
1) Masih rendahnya Indeks Pembangunan Manusia
2) Masih tingginya angka kemiskinan
3) Pertumbuhan ekonomi masih perlu ditingkatkan
4) Masih terjadi kesenjangan pendapatan yang perlu terus ditekan
5) Kontribusi sektor agribisnis yang cenderung menurun
6) Kualitas dan kuantitas layanan infrastruktur masih perlu ditingkatkan
7) Kualitas Lingkungan Hidup masih perlu ditingkatkan dan dijaga kelestariannya
8) Tata kelola pemerintahan daerah dan desa perlu terus untuk ditingkatkan
9) Harmonisasi kehidupan masyarakat yang perlu terus dijaga
B. ASPEK LAYANAN UMUM
B.1 Fokus Urusan Wajib Layanan Dasar
1) Masih rendahnya Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata
Lama Sekolah (RLS)
1) Pendidikan 2) Masih rendahnya Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD
3) Masih rendahnya Angka Partisipasi Murni (APM)
SMP/MTs/Paket B

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 IV - 1


Permasalah dan Isu Strategis

ASPEK/BIDANG
No Permasalahan
URUSAN
4)Persentase tingkat pendidikan penduduk yang tidak berijazah
masih tinggi diatas 40 persen
5) Masih rendahnya kompetensi guru pada semua jenjang
6) Kurangnya sarana dan prasarana pendidikan dasar yang
memenuhi Standar Pelayanan Minimal
1) Masih tingginya Angka Kematian Ibu
2) Masih cukup tingginya angka kematian bayi
3) Masih banyaknya kasus balita gizi buruk
4) Meningkatnya prevalansi kusta
5) Semakin banyaknya Angka Notifikasi Kasus pada TBC
6) Insidence Rate penyakit DBD yang tinggi
2) Kesehatan
7) Prevalensi Hipertensi yang masih tinggi
8) Prevalensi diabetes mellitus semakin banyak
9) Masih belum tingginya Persentase Masyarakat yang menjadi
Peserta JKN
10) Kasus kondisi gagal tumbuh pada anak balita (stunting) masih
cukup tinggi
1) Masih terdapatnya jalan dan jembatan kabupaten dalam
kondisi rusak dan rusak berat
2) Pertumbuhan panjang jalan lebih lambat dari pertumbuhan
jumlah kendaraan
3) Kurang optimalnya pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan
jaringan pengairan lainnya
4) Program pengendalian banjir untuk DAS Kamoning belum
Pekerjaan Umum dan optimal
3)
Penataan Ruang 5) Perencanaan Tata Ruang baru terbentuk 1 (satu) peraturan
daerah yaitu Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sampang Tahun
2012-2032. Sementara Rencana Detil Tata Ruang (RDTR)
untuk 14 kecamatan, baru 1 RDTR kecamatan yaitu RDTR
Kecamatan Sampang yang masih dalam proses sedangkan
sisanya sebanyak 13 RDTR akan dilaksanakan secara bertahap
pada tahun-tahun berikutnya.
1) Masih banyaknya rumah tidak layak huni
Perumahan dan 2) Tingginya kawasan permukiman kumuh
4)
Pemukiman 3) Cakupan rumah tangga berakses air minum masih rendah
4) Rendahnya cakupan rumah tangga bersanitasi
1) Masih rawannya konflik sosial
2) Masih belum optimalnya kesadaran masyarakat dalam
menjaga ketertiban, ketentraman dan keindahan
Ketentraman, Ketertiban
3) Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban
5) Umum, dan Pelindungan
Ketentraman, Keindahan) masih perlu terus ditingkatkan
Masyarakat
4) Angka kriminalitas masih tinggi
5) Masih rendahnya ketaatan masyarakat terhadap peraturan
daerah
1) Masih tingginya jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS)
2) Minimnya penanganan PMKS yang mendapat Layanan
6) Sosial
Program Pemberdayaan
3) Masih terbatasnya jumlah PMKS yang mendapat sistem
perlindungan dan bantuan Sosial
B.2 Fokus Urusan Wajib Bukan Layanan Dasar
1) Tenaga Kerja 1) Masih terbatasnya tingkat partisipasi angkatan kerja

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 IV - 2


Permasalah dan Isu Strategis

ASPEK/BIDANG
No Permasalahan
URUSAN
2) Masih rendahnya Rasio Lulusan S1/S2/S3
3) Rasio Ketergantungan masih tinggi
4) Angkatan kerja yg terfasilitasi oleh pemerintah masih rendah
Pemberdayaan 1) Masih belum optimalnya toleransi masyarakat terhadap
2) Perempuan dan kebutuhan perempuan dan perlindungan anak
Perlindungan Anak 2) Indek Pembangunan Gender masih rendah
1) Masih rendahnya pengeluaran konsumsi rumah tangga per
3) Pangan kapita
2) Masih cukup banyaknya desa rawan pangan
1) Masih terbatasnya luas lahan bersertifikat
4) Pertanahan 2) Masih rendahnya penyelesaian pengaduan masyarakat
tentang pertanahan
1) Masih tingginya luas lahan kritis
2) Masih terbatasnya ruang terbuka hijau
3) Pengelolaan persampahan masih perlu ditingkatkan
4) Kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian
lingkungan hidup dan bencana alam khususnya banjir masih
Lingkungan Hidup (dan sangat rendah
5)
Bencana Alam) 5) Pencegahan dini dan penanganan tanggap darurat bencana
tidak maksimal
6) Keterbatasan jumlah sarana dan prasarana penanggulangan
bencana, terutama pengendalian banjir sehingga perlu
kerjasama dan integrasi antar pemerintahan
7) Kurang maksimalnya penanganan kebakaran
Administrasi 1) Masih rendahnya pesentase penduduk ber-akte kematian
6) Kependudukan dan 2) Masih belum tingginya persentase bayi mempunyai akta
Pencatatan Sipil kelahiran
1) Masih rendahnya Indek Desa Mandiri
2) Jumlah LPM berprestasi masih minim
3) Masih rendahnya desa dengan PADes di atas 30% dari
Pemberdayaan APBDesa
7)
Masyarakat dan Desa 4) Kompetensi SDM Penyelenggaraan Pemeritahan Desa masih
terbatas
5) Belum adanya Pengaturan terhadap Pengelolaan Aset Desa,
dan Sumber Daya lain
1) Masih belum seluruhnya penduduk ber KTP-el
2) Masih terbatasnya penduduk ber-akta kelahiran dan kematian
3) Rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengurusan/
pelaporan kematian sehingga capaian akta kematian masih
belum maksimal
4) Masih kurangnya kondisi server yang baik di Kecamatan
Pengendalian Penduduk 5) Pasangan Usia Subur menjadi peserta KB aktif masih belum
8)
dan Keluarga Berencana optimal
6) Belum tingginya Kepuasan Masyarakat terdapat pelayanan
Keluarga Berencana
7) Lemahnya koordinasi lintas program dalam mewujudkan
Kampung KB
8) Masih banyak usia remaja yang belum memahami pentingnya
kesehatan reproduksi
1) Masih tingginya jumlah korban kecelakaan lalu lintas
9) Perhubungan 2) Masih rendahnya pemenuhan Standart Keselamatan Bagi
Angkutan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 IV - 3


Permasalah dan Isu Strategis

ASPEK/BIDANG
No Permasalahan
URUSAN
3) Rendahnya konektivitas transportasi bagi masyarakat
kepulauan
Komunikasi dan 1) Jumlah Sistem Informasi Manajemen yang terintegrasi perlu
10)
Informatika terus ditingkatkan
1) Semakin berkurangnya koperasi aktif
11) Koperasi dan UKM
2) Kualitas peningkatan usaha mikro belum optimal
1) Jumlah dan nilai investasi masih terbatas
2) Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) meningkat,
namun belum dapat meningkatkan penyediaan lapangan kerja
12) Penanaman Modal
baru
3) Proses periijinan yang terbit tepat waktu masih perlu
dipertahankan
1) Belum Optimalnya Peran Pemuda dalam Pembangunan
Kepemudaan dan Olah 2) Banyaknya keberadaan sarana dan prasarana olahraga yang
13)
Raga kurang representatif serta belum adanya stadion olah raga
yang memadai
1) Penyediaan data statistik dalam pembangunan perlu didorong
14) Statistik
agar bisa dipublikasikan tepat waktu
1) Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melestarikan budaya
lokal
15) Kebudayaan
2) Belum optimalnya inventarisir potensi kebudayaan secara
baik
1) Ketersediaan buku-buku perpustakaan perlu terus
ditingkatkan
Perpustakaan dan
16) 2) Masih terbatasnya sarana dan prasarana penunjang e-book
Kearsipan
3) Pengelolaan arsip Perangkat Daerah/Instansi masih perlu
terus dipertahankan
B.3 Fokus Urusan Pilihan
1) Produksi perikanan tangkap dari laut dan perairan umum,
maupun perikanan budidaya di kolam dan tambak masih perlu
1) Kelautan dan Perikanan
ditingkatkan secara berkelanjutan.
2) Produksi garam rakyat masih perlu ditingkatkan
1) Banyak potensi wisata alam yang belum dikelola secara
maksimal
2) Sarana dan prasarana pendukung pariwisata belum
2) Pariwisata
berkembang secara baik di Kabupaten Sampang
3) Budaya masyarakat dalam mendukung pariwisata belum
sepenuhnya baik
1) Pencapaian peningkatan produksi pertanian dan hortikultura
tidak diimbangi dengan industri pengolahannya, sehingga
tidak dapat memberikan nilai lebih pada pendapatan petani
2) Produk unggulan belum dikembangkan secara baik
3) Pertanian
3) Masih rendahnya nilai tambah produk pertanian
4) Produksi sapi Madura tidak berkembang secara baik karena
manajemen perkandangan maupun dalam penyediaan pakan
ternak masih dilaksanakan secara tradisional
1) Pembangunan sarana promosi perdagangan masih terbatas
2) Penyediaan sarana perdagangan berupa pasar sehat belum
terpenuhi secara optimal
4) Perdagangan
3) Pelaksanaan tera ulang sebagai sumber pendapatan daerah
tidak maksimal karena kurangnya sarana dan prsarana serta
sumber daya manusia belum tersedia

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 IV - 4


Permasalah dan Isu Strategis

ASPEK/BIDANG
No Permasalahan
URUSAN
4) Masih rendahnya jejaring pasar perdagangan antar produsen
1) Masih terbatasnya penyediaan lahan bagi investor, khususnya
di wilayah pengembagan, sektor industri belum berkembang
secara maksimal
2) Kurangnya mutu produk indutri kecil
3) Masih rendahnya kesadaran yang dimiliki industri kecil untuk
5) Perindustrian
mendapatkan sertifikat SNI dan ISO sebagai salah satu faktor
dalam peningkatan daya saing industri
4) Rendahnya ketrampilan industri kecil dalam melakukan
diversifikasi dan inovasi dalam pengolahan komoditi
utamanya hasil pertanian, perkebunan dan peternakan
B.4 Fokus Unsur Penunjang Urusan Pemerintahan
1) Capaian Indikator sasaran RPJMD periode 2013-2018 masih
banyak yang belum baik
2) Masih terbatasnya jumlah aparatur perencana
3) Masih terbatasnya integrasi perencanaan, penganggaran dan
pengendalian
4) Belum optimalnya pemanfaatan hasil pengendalian dan
evaluasi
1) Perencanaan
5) Pengambilan kebijakan belum sepenuhnya didasarkan pada
hasil kajian
6) Masih rendahnya inovasi daerah untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
7) Belum optimalnya pemanfaatan data berbasis spasial
8) Masih terbatasnya penggunaan perencanaan berbasis
elektronik (e-planning)
1) Selama lima tahun terakhir realisasi pendapatan masih kurang
dari target yang ditetapkan
2) Keuangan
2) Masih rendahnya peningkatan PAD
3) Masih rendahnya konstribusi BUMD
1) Masih banyaknya ASN yang tidak memenuhi standart
kompetensi sesuai bidangnya
2) Belum terpenuhinya Penataan Pegawai ASN sesuai Formasi
Kebutuhan dan Kompetensi
Kepegawaian, Pendidikan
3) 3) Belum diberlakunya tunjangan kinerja untuk memacu kinerja
dan Pelatihan
ASN
4) Masih tingginya jumlah kasus pelanggaran disiplin
5) Masih terbatasnya ASN yang mengikuti diklat struktural dan
fungsional
1) Kapasitas Sumber Daya Aparat Pengawasan masih kurang.
Dari segi jumlah aparatur pengawasan yang telah memperoleh
sertifikasi auditor juga terbatas
2) Belum efektifnya system pengawasan secara periodik
4) Fungsi Penunjang Lainnya 3) Masih rendahnya nilai SAKIP
4) Belum tingginya tingkat Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Kabupaten Sampang
5) Pelayanan Publik belum berbasis IT
6) Koordinasi lintas perangkat daerah masih kurang
C. ASPEK DAYA SAING
1) Minimnya kemandirian fiskal daerah yang ditunjukkan dengan rendahnya Derajat

Desentralisasi Fiskal (DDF)
2) Kualitas infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan jaringan irigasi masih perlu terus

ditingkatkan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 IV - 5


Permasalah dan Isu Strategis

Terdapat lima pokok masalah pembangunan Kabupaten Sampang


berdasarkan identifikasi permasalahan pembangunan. Lima masalah pokok
permasalahan pembangunan tersebut adalah 1. masih rendahnya sumber daya manusia;
2. Ketersediaan dan kualitas infrastruktur masih terbatas; 3. Pembangunan ekonomi
belum berkualitas; 4. Reformasi birokrasi mengalami peningkatan namun masih belum
sesuai harapan; dan 5. Perlunya peningkatan harmonisasi kehidupan bermasyarakat.
Hasil pemetaan tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut.

Gambar 4.1
Lima Masalah Pokok Pembangunan Kabupaten Sampang

Dalam upaya mengatasi permasalahan pokok pembangunan, perlu


diidentifikasi faktor penyebab (akar masalah) masalah pokok yang telah
diidentifikasi. Permasalahan pokok rendahnya kualitas sumberdaya manusia,
disebabkan oleh masih rendahnya IPM dan kemiskinan yang disebabkan oleh rendahnya
tingkat pendidikan masyarakat, derajat kesehatan masyarakat dan pengeluaran
masyarakat. Masih terbatasnya pencapaian ekonomi daerah yang inklusif disebabkan oleh
masih rendahnya pertumbuhan ekonomi dan relative tingginya ketimpangan pendapatan.
Hal tersebut disebabkan oleh masih rendahnya nilai investasi dan nilai tambah sector
unggulan, serta masih terbatasnya infrastruktur ekonomi daerah dan kemampuan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 IV - 6


Permasalah dan Isu Strategis

keuangan daerah. Hasil pemetaan masalah pokok pembangunan lebih rinci dapat dilihat
dalam tabel berikut.

Tabel 4.2
Hasil Pemetaan Masalah Pokok berdasarkan Identifikasi Permasalahan Pembangunan
No Masalah Pokok Masalah Akar Masalah
Tingkat pendidikan masyarakat masih
rendah
Indek Pembangunan Derajat kesehatan masyarakat masih
Rendahnya Kualitas manusia masih rendah rendah
1.
Sumberdaya Manusia Pengeluaran rata-rata masyarakat
masih rendah
Masih tingginya tingkat Rendahnya cakupan penyediaan
kemiskinan sarana dasar masyarakat
Nilai investasi masih rendah
Masih rendahnya
Nilai tambah sektor unggulan masih
pertumbuhan ekonomi
Masih terbatasnya rendah
2. pencapaian ekonomi
Masih terbatasnya infrastruktur
daerah yang inklusif
Ketimpaangan Pendapatan ekonomi daerah
Kemampuan Keuangan rendah
Masih belum Perencanaan pembangunan
Kuantitas dan kualitas infrastruktur masih terbatas dan
meratanya kuantitas
3 infrastruktur masih perlu belum komprehensif
dan kualitas
peningkatan
infrastruktur daerah Belanja modal relatif rendah
Indeks reformasi birokrasi belum
Tata kelola pemerintahan optimal
dalam pelaksanaannya Masih terbatasnya kualitas ASN
Reformasi birokrasi
belum optimal Kualitas pelayanan terhadap
masih belum
4 masyarakat masih terbatas
terlaksana dengan
Masih terbatasnya kualitas aparatur
baik
Masih terbatasnya tata desa
kelola desa yang baik Masih rendahnya kapasitas
pengeloalan pemeritahan desa
Masih terdapatnya kriminalitas yang
cukup tinggi
Masih rawannya konflik sosial dan
politik
Masih kurang terjaganya
Masih terbatasnya Masih belum tingginya kesadaran
toleransi kehidupan
harmonisasi masyarakat dalam menjaga ketertiban,
5 masyarakat
kehidupan ketentraman dan keindahan serta
bermasyarakat belum optimalnya tingkat penyelesaian
pelanggaran K3 (ketertiban
ketentraman, keindahan)
Masih rendahnya IPG dan Masih terbatasnya pengarusutamaan
IDG gender dan perlindungan anak

4.2 Isu Strategis


4.2.1 Identifikasi Isu-isu Strategis
Penentuan isu-isu strategis merupakan langkah utama dalam menentukan
arah kebijakan kedepan. Isu strategis merupakan kondisi yang perlu diperhatikan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 IV - 7


Permasalah dan Isu Strategis

berdasarkan hasil analisis kondisi internal dan eksternal sebagaimana digambarkan


dalam uraian kondisi, permasalahan, dan tantangan pembangunan Kabupaten Sampang.
Analisis isu-isu strategis didefinisikan berdasarkan berbagai permasalahan pembangunan
daerah yang sangat mendesak dan memiliki pengaruh yang kuat terhadap keberhasilan
pembangunan serta disusun berdasarkan isu strategis yang dapat dimanfaatkan sebagai
peluang yang akan muncul dalam 5 (lima) tahun mendatang, termasuk mengantisipasi
berbagai ancaman.
Pernyataan isu-isu strategis memberikan gambaran tentang hal-hal yang
menjadi fokus dan prioritas penanganan karena pengaruh yang besar, luas, dan
signifikan terhadap perbaikan kondisi masyarakat pada lima tahun mendatang
sampai dengan berakhirnya masa perencanaan jangka menengah. Isu-isu strategis
adalah isu-isu yang jika diproritaskan penanganannya maka peluang tercapainya tujuan
dan sasaran pembangunan pada sisa waktu pelaksanaan lima tahun mendatang akan lebih
besar dan lebih pasti. Jika isu strategis ini tidak ditangani maka tujuan dan sasaran
menjadi sulit tercapai dan apabila tidak diantisipasi maka akan menimbulkan kerugian
yang lebih besar, demikian pula sebaliknya jika tidak dimanfaatkan akan dapat
menghilangkan peluang untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka
panjang. Penetapan isu-isu strategis pembangunan Kabupaten Sampang berdasarkan
hasil analisis terhadap lingkungan eksternal berupa permasalahan/agenda/aspek yang
menjadi isu pada tingkat internasional, nasional dan regional yang berpengaruh luas.
Disamping itu, dilakukan juga analisis terhadap kondisi lingkungan internal berupa
permasalahan pembangunan yang dihadapi dan harus ditangani selama lima tahun
mendatang. Adapun isu pada tingkat internasional, nasional, regional, dan permasalahan
internal yang berpengaruh signifikan dapat dilihat dalam tabel berikut

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 IV - 8


Tabel 4.3
Identifikasi Isu-isu Strategis Daerah Kabupaten Sampang

Isu Strategis
No Tingkat Isu / Dinamika
Pembangunan Daerah
Sustainable Development Goals (SDGs) dicetuskan untuk meneruskan Milenium Development Goals (MDGs)
agar lebih terarah dan berkelanjutan. SDGs diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030 dan memiliki 5 pondasi
utama meliputi: manusia, planet, kesejahteraan, perdamaian dan kemitraan dengan 17 target sasaran utama, yaitu:
1 Tanpa Kemiskinan: Tidak ada kemiskinan dalam bentuk apapun di seluruh penjuru dunia.
2 Tanpa Kelaparan: Tidak ada lagi kelaparan, mencapai ketahanan pangan, perbaikan nutrisi, serta
mendorong budidaya pertanian yang berkelanjutan.
3 Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan: Menjamin kehidupan yang sehat serta mendorong kesejahteraan
hidup untuk seluruh masyarakat di segala umur.
4 Pendidikan Berkualitas: Menjamin pemerataan pendidikan yang berkualitas dan meningkatkan kesempatan
belajar untuk semua orang, menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong
kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.
5 Kesetaraan Gender: Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum ibu dan perempuan.
1 INTERNASIONAL
6 Air Bersih dan Sanitasi: Menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua
orang.
7 Energi Bersih dan Terjangkau: Menjamin akses terhadap sumber energi yang terjangkau, terpercaya,
berkelanjutan dan modern untuk semua orang.
8 Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan yang Layak: Mendukung perkembangan ekonomi yang
berkelanjutan dan inklusif, lapangan kerja yang penuh dan produktif, serta pekerjaan yang layak untuk semua
orang.
9 Industri, Inovasi dan Infrastruktur: Membangun infrastruktur yang berkualitas, mendorong peningkatan
industry yang inklusif dan berkelanjutan serta mendorong inovasi.
10 Mengurangi Kesenjangan: Mengurangi ketidaksetaraan baik di dalam sebuah negara maupun di antara
negara-negara di dunia.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 IV - 9


Isu Strategis
No Tingkat Isu / Dinamika
Pembangunan Daerah
11 Keberlanjutan Kota dan Komunitas: Membangun kota-kota serta pemukiman yang inklusif, berkualitas,
aman, berketahanan dan bekelanjutan.
12 Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab: Menjamin keberlangsungan konsumsi dan pola produksi.
13 Aksi Terhadap Iklim: Bertindak cepat untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya.
14 Kehidupan Bawah Laut: Melestarikan dan menjaga keberlangsungan laut dan kehidupan sumber daya laut
untuk perkembangan pembangunan yang berkelanjutan.
15 Kehidupan di Darat: Melindungi, mengembalikan, dan meningkatkan keberlangsungan pemakaian
ekosistem darat, mengelola hutan secara berkelanjutan, mengurangi tanah tandus serta tukar guling tanah,
memerangi penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta menghentikan kerugian
keanekaragaman hayati.
16 Institusi Peradilan yang Kuat dan Kedamaian: Meningkatkan perdamaian termasuk masyarakat untuk
pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses untuk keadilan bagi semua orang termasuk lembaga dan
bertanggung jawab untuk seluruh kalangan, serta membangun institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di
seluruh tingkatan.
17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan: memperkuat implementasi dan menghidupkan kembali kemitraan
global untuk pembangunan yang berkelanjutan.
Pembangunan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan peningkatan pelayanan dasar
Pengurangan kesenjangan antarwilayah melalui penguatan konektivitas dan kemaritiman
Peningkatan nilai tambah ekonomi dan penciptaan lapangan kerja melalui pertanian, industri, pariwisata dan jasa
produktif lainnya

2 NASIONAL Pemantapan ketahanan energi, pangan, dan sumber daya air


Stabilitas keamanan nasional dan kesuksesan pemilu nasional dan daerah
Konsep pembangunan berbasis Smart City dengan pengintegrasian teknologi untuk menciptakan efisiensi,
memperbaiki pelayanan public dan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui :
1. Pemanfaatan Teknologi Informasi yang inovatif;
2. Terobosan pada sektor unggulan;

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 IV - 10


Isu Strategis
No Tingkat Isu / Dinamika
Pembangunan Daerah
3. Terobosan dalam penyelesaian masalah;
4. Penggunaan data sebagai pengambil kebijakan atau keputusan;
5. Kolaborasi antar bidang dalam penyelenggaraan pembangunan.
Dimensi pembangunan berbasis Smart City meliputi :
1. Smart Governance, meliputi unsur pelayanan public, birokrasi dan kebijakan public;
2. Smart Branding, meliputi unsur membangun ekosistem pariwisata, daya saing bisnis dan industry kreatif serta
penataan wilayah kota;
3. Smart Economy, meliputi unsur penataan industri, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan membangun
ekosistem keuangan;
4. Smart Living, meliputi unsur pembangunan lingkungan, menjamin fasilitas dan pelayanan kesehatan serta
membangun transportasi dan logistic;
5. Smart Society, meliputi unsur membangun masyarakat yang smart, membangun system edukasi, keamanan &
keselamatan;
6. Smart Environment, meliputi unsur perlindungan sosial, tata kelola sampah dan limbah serta membangun daya
saing energy yang berkelanjutan.
Pengentasan kemiskinan menuju keadilan dan kesejahteraan sosial
Peningkatan lapangan kerja melalui Millineal Job Center dengan cara memberikan job training, pendidikan vokasi,
membantu starting-up usaha, membantu promosi bagi usahawan muda, dan membantu pembiayaan usaha pada
tahap awal usaha.
Peningkatan pendidikan dan kesehatan gratis berkualitas
3 PROVINSI JAWA TIMUR
Pembangunan infrastruktur dalam kerangka pengembangan wilayah terpadu, dan keadilan akses bagi masyarakat
pesisir dan desa terluar seperti Kawasan Lingkar Wilis, Lingkar Bromo, Lingkar Ijen, Gerbang Kertasusila, Koridor
Maritim Pantura Jawa-Madura, Koridor Maritim Selatan Jawa.
Pemberian tunjangan kehormatan bagi imam masjid di kampung, pesisir, dan pulau terluar. Kemudian perluasan
tunjangan kehormatan bagi hafidz-hafidzoh. Penguatan peran pondok pesantren dalam mendorong partisipasi
sekolah

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 IV - 11


Isu Strategis
No Tingkat Isu / Dinamika
Pembangunan Daerah
Peningkatan sektor pertanian, peternakan, perikanan darat dan laut, kehutanan, perkebunan untuk mewujudkan
kesejahteraan petani dan nelayan.
Penguatan ekonomi kerakyatan dengan berbasis UMKM, koperasi, dan mendorong pemberdayaan pemerintahan
desa. One Village One Product One Corporate and Agropolitan.
Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, efektif, dan anti korupsi. Peningkatan budaya meritokrasi,
menyelenggarakan complain handling system, budaya birokrasi yang melayani dan efektif, menjaga clean
government, sound governance, perluasan dan pelayanan berbasis IT.
Penguatan harmoni sosial dan alam dengan melestarikan kebudayaan dan lingkungan hidup.
Isu strategis berdasarkan kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
 Peningkatan dan pemeliharaan prasarana drainase, sanitasi dan air bersih.
 Peningkatan kemandirian keluarga, peningkatan kualitas data penduduk dan peningkatan persebaran
penduduk yang diiringi dengan peningkatan kualitas hidupnya, serta peningkatan angka partisipasi
pendidikan dasar bagi wanita usia sekolah.
 Pemeliharaan kinerja struktur perekonomian yang berdaya saing berbasis sumber daya lokal. Dan juga
pembinaan usaha sektor primer, sekunder dan tersier
4 SAMPANG  Peningkatan kualitas dan kuantitas kesejahteraan perseorangan, keluarga, kelompok dan komunitas
masyarakat dan peningkatan penggalian potensi sumber kehidupan penyandang masalah kesejahteraan
sosial.
 Peningkatan dan pemeliharaan kualitas sarana dan prasarana.
 Peningkatan pendayagunaan kekayaan dan aset dalam pembiayaan pembangunan serta peningkatan
fasilitas kepada daerah dan masyarakat.
Isu strategis berdasarkan kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah:
 Pengembangan agropolitan, industri, dan pariwisata;

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 IV - 12


Isu Strategis
No Tingkat Isu / Dinamika
Pembangunan Daerah
 Pemantapan struktur pusat pelayanan perkotaan dan pedesaan serta pengendalian perkembangan
kawasan perkotaan;
 Pengembangan kelengkapan sistem sarana dan prasarana wilayah;
 Pemantapan, pelestarian, dan perlindungan kawasan lindung secara berkelanjutan berbasis kearifan lokal;
 Pengembangan kawasan budidaya secara bersinergis dengan agropolitan, industri berbasis pertanian, dan
pariwisata;
 Pengembangan wilayah pesisir dan pulau kecil di Kabupaten secara berkelanjutan; dan
 Peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara.
Isu strategis berdasarkan Kebijakan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
 Pembinaan terhadap para penambang pasir illegal dan pemberian sanksi secara tegas terhadap penambang
pasir illegal,
 Remediasi/pemulihan lahan serta Pemanfaatan lahan tidur di wilayah pesisir untuk tambak garam yang
didukung dengan pengembangan infrastruktur, khususnya jalan akses menuju wilayah pesisir (tambak
garam).
 Peningkatan usaha mitigasi bencana banjir
 Pengendalian alih fungsi lahan pertanian yang melalui manajemen strategis pengembangan wilayah
Peningkatan pembangunan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berdaya saing
Peningkatan ekonomi daerah yang inklusif dan pengembangan kawasan perdesaan yang mandiri
Peningkatan pembangunan infrastruktur yang berkualitas dan berkelanjutan secara komprehensif
Penguatan tata kelola pemerintahan dan desa yang transparan, akuntabel dan berorientasi pada pelayanan
publik
Peningkatan harmonisasi kehidupan bermasyarakat

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 IV - 13


Permasalah dan Isu Strategis

4.2.2 Penetepanan Isu Strategis Pembangunan Daerah


Isu strategis yang dapat dirumuskan dalam RPJMD ini ditetapkan
berdasarkan kriteria-kriteria berikut ini,
1. Kriteria- 1: Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian
sasaran pembangunan nasional;
2. Kriteria- 2: Merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah;
3. Kriteria- 3: Luasnya dampak yang ditimbulkannya terhadap daerah dan
masyarakat;
4. Kriteria- 4: Memiliki daya ungkit yang sigiifikan terhadap pembangunan
daerah;
5. Kriteria- 5: Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola; dan
6. Kriteria- 6: Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.
Sesuai dengan kriteria diatas, terdapat lima isu strategis pembangunan
daerah. Selain itu, berpijak pada analisis atas kondisi daerah dan masukan dari para
pemangku kepentingan, maka isu strategis yang menjadi agenda dan prioritas
pembangunan Kabupaten Sampang pada tahun pelaksanaan rencana jangka menengah
daerah 2019–2024 adalah sebagai berikut:

Peningkatan pembangunan Sumber Daya Manusia


01 yang berkualitas dan berdaya saing
Peningkatan ekonomi daerah yang inklusif dan
02 pengembangan kawasan perdesaan yang mandiri
Peningkatan pembangunan infrastruktur yang
03 berkualitas dan berkelanjutan secara komprehensif
Penguatan tata kelola pemerintahan daerah dan desa
04 yang transparan, akuntabel dan berorientasi pada
pelayanan publik
05 Peningkatan harmonisasi kehidupan bermasyarakat


Gambar 4.2
Isu Strategis Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 IV - 14


Permasalah dan Isu Strategis

1. Peningkatan pembangunan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan


berdaya saing
Indikator utama kualitas manusia dapat dilihat dari Indek Pembangunan
Manusia dan Tingkat kemiskinan. Selama lima tahun terakhir kualitas sumber daya
manusia di Kabupaten Sampang menunjukkan peningkatan. IPM Kabupaten Sampang
pada tahun 2018 sebesar 61,00 atau mengalami peningkatan sebesar 1,10 dari tahun
sebelumnya. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa kualitas SDM Kabupaten
Sampang mengalami perbaikan meskipun nilainya masih relatif rendah. Namun
demikian, Kabupaten Sampang masih memiliki IPM terendah dibandingkan dengan
kabupaten Sekitar bahkan di Provinsi Jawa Timur.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan masih rendahnya IPM
Kabupaten Sampang. Faktor penyebab tersebut diantaranya adalah belum
meratanya jumlah dan kualitas pelayanan dasar masyarakat, terutama di bidang
pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur dasar. Pada bidang pendidikan rendahnya
indeks pendidikan dipengaruhi oleh rendahnya rata-rata lama sekolah penduduk
berusia diatas 25 tahun, masih rendahnya kualitas sarana dan prasarana pendidikan,
kualitas dan kompetensi guru dan tenaga kependidikan masih kurang, pemerataan
guru pada daerah terpencil masih tinggi dan kesenjangan mutu pelayanan pendidikan
pada sekolah swasta dan negeri. Derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten
Sampang juga masih rendah antara lain disebabkan oleh angka kematian ibu masih
relatif tinggi, masih banyaknya ditemukan kasus stunting, masih belum meratanya
palayanan kesehatan bagi masyarakat terutama pada daerah terpencil dan kepulauan,
gizi buruk dan penyakit menular masih tinggi serta pertolongan nakes masih belum
optimal serta berbagai masalah penyakit menular. Masalah pendidikan dan kesehatan
berkorelasi langsung dengan kurang baiknya tingkat adaptasi, respon, antisipasi,
peran aktif masyarakat terhadap upaya–upaya dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan sosial ekonomi. Hal tersebut tampak dari masih tingginya angka
kemiskinan di Kabupaten Sampang. Selanjutnya juga kondisi rumah yang belum layak
huni dan kawasan kumuh masih menjadi perhatian yang harus diselesaikan
kedepannya. Belum baiknya penyediaan sarana dan prasarana utilitas dasar bagi
masyarakat berupa air bersih dan sanitasi juga harus menjadi perhatian utama.
Angka Kemiskinan Kabupaten Sampang selama lima tahun terakhir
merupakan tertinggi baik di pulau Madura maupun di tingkat Provinsi Jawa
Timur. Pada tahun 2018, dengan persentase penduduk miskin sebesar 21.21 persen,
Kabupaten Sampang berada di peringkat tertinggi tingkat kemiskinannya diikuti oleh

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 IV - 15


Permasalah dan Isu Strategis

Kabupaten Sumenep, Kabupaten bangkalan, dan Kabupaten pamekasan. Jika di


bandingkan dengan rata-rata provinsi dan Nasional, persentase penduduk miskin
Kabupaten Sampang lebih dari dua kali lipat persentase di level provinsi (10.98) dan
nasional (9.66). Masih tingginya angka kemiskinan disamping disebabkan oleh
kurangnya akses pendidikan, kesehatan dan infrastruktur dasar juga dipengaruhi
oleh masih terbatasnya kemampuan keuangan daerah untuk membiayai program/
kegiatan penanggulangan kemiskinan serta kurang berisnerginya program-program
pengentasan kemsikinan baik secara baik dari pusat hingga daerah serta belum
padunya program/kegiatan penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan setiap
Perangkat Daerah.

2. Peningkatan ekonomi daerah yang berkualitas dan inklusif serta
pengembangan kawasan perdesaan yang mandiri
Perkembangan ekonomi daerah kabupaten Sampang masih perlu
ditingkatkan. Peningkatan tersebut dapat dilakukan dengan fokus pada peningkatan
nilai tambah sektor pertanian, ekonomi kreatif, dan juga pengembangan kawasan
pedesaan mandiri. Struktur perekonomian daerah Kabupaten Sampang masih
didominasi oleh sektor pertanian. Sampai dengan tahun 2018, sektor pertanian
berkonstribusi lebih dari 35 persen terhadap PDRB. Pertanian merupakan sektor
yang menjadi mata pencaharian sebagian besar penduduk sekaligus menyerap
banyak tenaga kerja menjadi salah satu prioritas pembangunan ekonomi Kabupaten
Sampang. Agar menjadi pilar pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus pemerataan
pendapatan, perlu dilanjutkan upaya–upaya meningkatkan nilai tambah produk
pertanian melalui perbaikan proses produksi, penerapan teknologi pasca panen,
peningkatan produksi tanaman holtikultura dan pengolahan produk pertanian
menjadi produk jadi atau setengah jadi. Tantangan dalam menjadikan sektor
pertanian sebagai pilar pertumbuhan ekonomi adalah terjadinya kecenderungan
beralihnya pemilihan lapangan kerja di kalangan kaum muda. Sektor ini
dipersepsikan tidak prospektif dalam memberikan kesejahteraan sebesar dan secepat
sektor lainnya karena posisi tawar-menawar (bargaining position) petani masih
lemah. Oleh karena itu meningkatkan nilai tambah produk pertanian menjadi sebuah
keniscayaan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pengembangan
agribisnis dan agropolitan secara terpadu.
Sampai dengan tahun 2018, belum ada satupun desa di Kabupaten
Sampang berstatus desa mandiri. Sedangkan desa yang berstatus maju sebanyak 7

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 IV - 16


Permasalah dan Isu Strategis

desa dari total 186 desa. Jumlah ini tidak mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya. Kemandirian desa diperlukan sebagai ujung tombak pembangunan di
Kabupaten Sampang. Selain itu, dengan diberlakukannya UU Desa tahun 2014 yang
berdampak pada kewajiban pemerintah pusat untuk mengalokasikan dana nya
khusus desa atau alokasi dana desa. Dengan rata-rata ADD diatas 700 juta, diharapkan
dapat menggerakan perekonomian desa yang dampaknya akan meningkatkan
kesejahteraan di pedesaan pada khususnya dan kabupaten Sampang secara
keseluruhan.

3. Peningkatan pembangunan infrastruktur yang berkualitas dan berkelanjutan


secara komprehensif
Ketersediaan infrastruktur menjadi bagian penting dalam upaya
pencapaian tujuan pembangunan. Secara umum, kondisi infrastruktur di
Kabupaten Sampang cukup baik. Hal ini diindikasikan oleh persentase infrastruktur
daerah dalam kondisi baik sampai dengan tahun 2018 sebesar 80,89 persen. Selain
itu persentase jalan dan jembatan dalam kondisi baik sebesar 87,53 persen. Namun
demikian, jika dilihat dari sisi pemerataan infrastruktur dapat dikatakan Belum
meratanya baik dari sisi kualitas dan kuantitas. Sebagai contoh, penyediaan jalan dan
jembatan di bagian selatan-barat yang belum memadai seperti di wilayah Kecamatan
Sreseh dan Pengarengan dapat menghambat potensi wilayah tersebut menjadi lokasi
industri kelautan, sebagai imbas positif dari beroperasinya Jembatan Suramadu. Pada
sisi lain, intensitas yang sangat tinggi dalam pemanfaatan sumber daya alam
khususnya dan penggunaan lahan pada umumnya menimbulkan dampak negatif pada
kelestarian lingkungan hidup (perubahan iklim mikro, menyusutnya daerah serapan
air, berkurangnya sumber mata air, menurunnya kualitas air). Sehubungan dengan
itu, seluruh aktivitas dalam rangka optimalisasi pemanfaatan potensi wilayah
semestinya mampu mengharmoniskan (trade off) antara kebutuhan memperoleh
manfaat sosial ekonomi dan terjaganya kelestarian lingkungan hidup.
Pembangunan insfrastruktur juga harus memperhatikan lingkungan dan
memperhitungkan daya dukung lingkungan. Bencana alam yang sering terjadi
adalah bencana alam banjir sering dan cenderung rutin terjadi di Kabupaten Sampang
menjadi isu yang harus segera ditangani. Penanggulangan bencana alam banjir
ditetapkan menjadi salah satu prioritas berdasarkan kerangka pikir bahwa bencana
alam banjir dapat menurunkan rasa aman dan nyaman di kalangan masyarakat
Sampang disamping menimbulkan kerugian, baik kerugian langsung menimpa

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 IV - 17


Permasalah dan Isu Strategis

masyarakat (kerusakan/kehilangan harta benda, anggota keluarga yang tewas,


terhambatnya aktivitas sehari–hari) maupun kerugian tidak langsung (rusaknya
infrastruktur dan fasilitas umum, terganggunya aktivitas pemerintahan,
terganggunya aktivitas perekonomian). Tidak terjaminnya rasa aman dan nyaman
(khususnya masyarakat yang daerahnya menjadi langganan bencana alam banjir)
dapat menurunkan kepercayaan masyarakat bahwa Pemerintah Kabupaten Sampang
mampu melindungi keselamatan rakyatnya. Tingkat kepercayaan yang rendah
menghambat bertumbuhkembangnya partisipasi masyarakat.

4. Penguatan tata kelola pemerintahan daerah dan desa yang baik dan bersih
melalui prinsip transparansi, akuntabilitas dan pelayanan prima
Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan tentunya harus didukung
oleh tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih. Perkembangan kinerja tata
kelola pemerintahan Kabupaten Sampang selama lima tahun terakhir mengalami
peningkatan. Namun demikian, secara umum kinerja tata kelola pemerintahan masih
rendah. Hal ini dapat dilihat dari indikator kinerja keuangan melalui opini BPK dengan
status Wajar Dengan Pengecualian (WDP) selama lima tahun terakhir. Selain itu, IKM
masih di bawah 80 persen baik di tingkat daerah maupun desa. Selain itu, mekanisme
koordinasi, integrasi, simplifikasi, sinkronisasi sehingga memengaruhi proses dan
capaian penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan masih sangat terbatas.
Oleh karena itu, upaya–upaya perbaikan dan pengembangan tata kelola
pemerintahan yang baik perlu dilaksanakan secara terus–menerus, terutama meliputi
kelembagaan, manajemen aparatur, manajemen perencanaan dan penganggaran,
prosedur operasi standar (SOP/standart operation procedure), dan keterbukaan
informasi publik yang memadai serta peningkatan pelayanan publik berbasis IT.
Perlunya perbaikan dan peningakan kualitas SDM aparatur masih perlu ditingkatkan
dalam rangka peningkatan kinerja pelayanan publik serta pengembangan tata kelola
pemerintahan berdasarkan kerangka pikir bahwa kinerja birokrasi pemerintahan
yang baik dan profesional serta penerapan prinsip-prinsip good governance dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah menjadi faktor kunci keberhasilan
pembangunan di Kabupaten Sampang.
Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik dan
profesional juga dilaksanakan melalui peningkatan kualitas perencanaan,
pembangunan, pengendalian dan penganggaran daerah. Dengan perkembangan
teknologi dan informasi yang semakin maju, maka proses pengelolaan pemerintahan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 IV - 18


Permasalah dan Isu Strategis

sudah seharusnya mengaplikasikan teknologi tersebut misalnya melalui e-


government yang meliputi e-planning, e-budgeting, dan lain sebagainya. Selanjutnya
perlu juga melakukan optimalisasi pendapatan daerah melalui Pengembangan
Potensi Penerimaan Asli Daerah (PAD) melalui peningkatan Local Taxing Power,
Optimaliasi penerimaan dana perimbangan dari DAK yang bersifat buttom up, dalam
mendukung pengembangan infrastruktur daerah; Optimaliasi Pendapatan dari
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan; Peningkatan upaya penegakan
hukum terhadap wajib pajak dan wajib retribusi yang melakukan pelanggaran
Peraturan Daerah. Pemanfaatan inovasi daerah dalam rangka meningkatkan
kesejateraan masyarakat dan peningkatakan hasil Penelitian dan Pengembangan
dalam pengambilan kebijakan daerah.

5. Peningkatan harmonisasi kehidupan bermasyarakat dan pengarusutamaan


gender
Kehidupan masyarakat yang harmonis dapat diindikasikan oleh tingkat
kriminalitas, rasa tentram dan jumlah pelanggaran perda serta perlindungan
terhadap anak dan perempuan. Selama lima tahun terakhir, kehidupan masyarakat
kabupaten Sampang yang harmonis belum sepenuhnya terwujud. Hal ini karena
angka kriminalitas menunjukan perkembangan yang semakin meningkat. Pada tahun
2014, angka kriminalitas sebanyak 284 kejadian, meningkat menjadi 420 kejadian
tahun 2018. Meskipun demikian, persentase cakupan tingkat penyelesaian
pelanggaran K3 dan pelanggaran perda pada tahun 2018 masing - masing mencapai
91,34 persen dan 7 pelanggaran. Dalam hal perlindungan anak dan perempuan,
kinerjanya menunjukan hal yang cukup baik. Hal ini diindikasikan oleh jumlah
kecamatan layak anak sebanyak 14 kecamatan, dan partisipasi perempuan dalam
lembaga pemerintahan mencapai angka 49,44 persen pada tahun 2018.
Peningkatan toleransi dalam bermasyarakat akan meningkatkan
persatuan bangsa. Disisi lain, toleransi masyarakat yang masih rendah mengenai
pentingnya menjaga kebersamaan dan keharmonisan kehidupan sosial
bermasyarakat akan memicu terjadinya konflik sosial. Partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di wilayahnya perlu dioptimalkan,
akibat masih rendahnya tingkat pendidikan penduduk, angka kemiskinan relatif
tinggi, dan terutama belum efektifnya birokrasi pemerintahan dalam memberikan
fasilitasi, inisiasi, asistensi/advokasi agar masyarakat mampu menjadi subyek
pembangunan. Kondisi ini menjadi salah satu penyebab terjadinya kesenjangan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 IV - 19


Permasalah dan Isu Strategis

persepsi antara jajaran birokrasi dan masyarakat dalam menyikapi proses dan hasil-
hasil pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan. Oleh karena itu, perlu dilakukan
upaya sistematis, berkesinambungan, konsisten untuk meningkatkan toleransi dan
peran/partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan, menciptakan ketentraman dan ketertiban umum serta mengurangi
angka kriminalitas dan penggunaan NAPZA.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 IV - 20


Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

BAB V
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

5.1 Visi
Visi pembangunan daerah dalam RPJMD merupakan visi kepala daerah dan
wakil kepala daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala
daerah. Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin
diwujudkan dalam periode lima tahun mendatang. Visi juga harus menjawab
permasalahan pembangunan daerah dan/atau isu strategis yang harus diselesaikan
dalam jangka menengah serta sejalan dengan visi dan arah pembangunan jangka panjang
daerah. Visi yang ditetapkan dapat memberikan motivasi kepada seluruh aparatur serta
masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kinerja dalam rangka mewujudkan visi
tersebut. Dengan mempertimbangkan kondisi daerah, permasalahan pembangunan,
tantangan yang dihadapi serta isu-isu strategis pada bab sebelumnya maka rumusan Visi
Kabupaten Sampang tahun 2019-2024 adalah:

“Sampang Hebat Bermartabat”

Terdapat dua pilar utama dalam rumusan visi pembangunan Kabupaten


Sampang 2019-2024. Dalam upaya mewujudkan Sampang yang hebat dan bermartabat
diperlukan berbagai upaya secara sistematis dan komprehensif, sehingga visi tersebut
dapat tercapai. Memperhatikan Visi Kabupaten Sampang diatas serta perubahan kondisi
dan situasi baik internal dan eksternal yang akan dihadapi pada masa yang akan datang,
diharapkan Kabupaten Sampang dapat lebih berperan dalam perubahan yang terjadi di
lingkup regional terkhusus di Pulau madura, Provinsi Jawa Timur, tingkat nasional
maupun global. Perumusan dan penjelasan terhadap Visi dimaksud, menghasilkan
pokok-pokok Visi yang diterjemahkan pengertiannya, sebagaimana tabel 5.1.

Tabel 5.1
Perumusan Penjelasan Visi
Pokok-
No. Visi Penjelasan Visi
pokok Visi
Kabupaten Sampang berusaha untuk mencapai
keberhasilan pembangunan yang dilakukan melalui
proses perubahan yang cepat, tepat, dan bermanfaat
dengan semangat bangkit bersama dan bersatu menuju
1 Sampang Hebat masyarakat sejatera. Kondisi hebat diindikasikan oleh
Hebat terwujudnya sumber daya manusia berkualitas dan
Bermartabat berdaya saing, serta tercapainya pembangunan ekonomi
yang inklusif.

Kabupaten Sampang berusaha untuk mewujudkan


2 Bermartabat
keadaan masyarakat yang mandiri, maju, berakhlak

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 V-1


Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

Pokok-
No. Visi Penjelasan Visi
pokok Visi
mulia yang senantiasa berlandasan taqwa kepada Allah
SWT/Tuhan yang maha esa. Kondisi tersebut
diindikasikan oleh terwujudnya masyarakat yang
harmonis.

Rumusan Visi RPJMD Kabupaten Sampang 2019-2024 memiliki keterkaitan


dengan visi RPJPD Sampang 2005 – 2025, visi RPJMD provinsi Jawa Timur 2019-
2024, dan visi RPJP Provinsi Jawa Timur 2005-2025. Dalam upaya menjamin
konsistensi, sinergitas antara rencana pembangunan jangka menengah daerah dengan
RPJMN dan RPJPD, penjelasan visi harus menggambarkan keterkaitannya dengan RPJPD
dan RPJPN untuk RPJMD provinsi dan keterkaitannya dengan RPJPD provinsi untuk
RPJMD kabupaten Sampang. Keterkaitan visi Kabupaten Sampang dengan RPJPD
Sampang 2005-2025, RPJPD dan RPJMD Provinsi Jawa Timur dapat dilihat dalam tabel
berikut.

Tabel 5.2
Keterkaitan Visi dengan RPJMD dan RPJP Provinsi
Visi RPJMD
Visi RPJP Jatim 2005- Visi RPJMD Jatim 2019- Visi RPJD Sampang
Sampang
2025 2024 2005-2025
2019-2024
Terwujudnya Jawa Timur
Terwujudnya Jawa yang adil, sejahtera, unggul Membangun Sampang
Timur sebagai pusat dan berakhlak dengan tata Bersatu, Berkualitas, Sampang
agribisnis terkemuka, kelola pemerintahan yang dan Berdaya Saing, Hebat
berdaya saing global partisipatoris inklusif melalui Untuk Kesejahteraan Bermartabat
dan berkelanjutan kerja bersama dan gotong Umat
royong

Visi pembangunan Kabupaten Sampang dirumuskan berdasarkan kerangka


logis pencapaian. Setidaknya terdapat tiga pilar untuk mencapai visi Sampang Hebat
Mermartabat yaitu sumberdaya manusia berkualitas dan berdaya saing, pembangunan
ekonomi yang inklusif dan kehidupan masyarakat yang harmonis. Kerangka logis
pencapaian visi tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 V-2


Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

Gambar 5.1
Kerangka Logis Pencapaian Visi Kabupaten Sampang tahun 2019–2024

Tiga pilar pencapaian visi diharapkan dapat mewujudkan kabupaten


Sampang Hebat Bermartabat. Pilar pertama yaitu mewujudkan sumber daya manusia
berkualitas dan berdaya saing. Kondisi SDM yang berkualitas dan berdaya saing
diindikasikan oleh kondisi masyarakat yang berkualitas (IPM). Pilar kedua,
pembangunan ekonomi berkualitas dan inklusif yaitu pembangunan tidak hanya
berorientasi terhadap pertumbuhan ekonomi namun juga pada aspek pemerataan dan
kesejahteraan masyarakat yang diindikasikan oleh menurunnya ketimpangan
pendapatan (gini rasio), pertumbuhan ekonomi, dan Indeks Desa Membangun (IDM).
Pilar terakhir adalah masyarakat yang harmonis yang diindikasikan oleh toleransi yang
tinggi antar masyarakat. Pilar pertama dan kedua akan menjadi indikasi terwujudnya
Sampang yang hebat. Sedangkan pilar ketiga berkaitan langsung dengan pencapaian
Sampang yang bermartabat. Dalam upaya mewujudkan visi Sampang Hebat bermartabat,
akan didukung pula oleh penyediaan infrastruktur yang berkualitas dan berwawasan
lingkungan. Selain itu, didukung juga oleh tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih
yang berorientasi pada pelayanan publik yang diindikasikan oleh indeks reformasi
birokrasi.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 V-3


Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

5.2 Misi
Terdapat lima misi pembangunan dalam upaya mewujudkan visi
pembangunan Kabupaten Sampang tahun 2019 – 2024. Rumusan misi merupakan
penggambaran visi yang ingin dicapai dan menguraikan upaya-upaya apa yang harus
dilakukan. Rumusan misi disusun untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran
serta arah kebijakan yang ingin dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh
untuk mencapai visi. Rumusan misi disusun dengan memperhatikan faktor-faktor
lingkungan strategis, baik eksternal dan internal yang mempengaruhi serta kekuatan,
kelemahan, peluang dan tantangan yang ada dalam pembangunan daerah. Misi disusun
untuk memperjelas jalan atau langkah yang akan dilakukan dalam rangka mencapai
perwujudan visi.

Gambar 5.2
Misi Pembangunan Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024

Lima butir misi diatas didasarkan kepada kebutuhan pembangunan yang


telah ditemakan dalam bentuk Visi pembangunan daerah Kabupaten Sampang
2019-2024. Dalam upaya penyamaan persepsi terhadap misi tersebut serta mengurangi
potensi ambiguitas dalam memahami butir misi, maka penjabaran Misi diatas dapat
dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 5.3
Perumusan dan Penjelasan Misi
No. Pokok-pokok Visi Misi Penjelasan Misi
Dimaksudkan untuk mewujudkan manusia
Mewujudkan sumber yang cerdas, sehat dan mandiri;
daya manusia yang menurunnya jumlah Penyandang Masalah
1 Hebat
berkualitas dan Kesejahteraan Sosial (PMKS); tingginya
berdaya saing peran pemuda dalam pembangunan, dan
meningkatnya prestasi olah raga tingkat

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 V-4


Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

No. Pokok-pokok Visi Misi Penjelasan Misi


nasional dan internasional.
Dimaksudkan untuk meningkatkan
Mewujudkan
kesempatan kerja dan perlindungan tenaga
kemandirian ekonomi
kerja, menciptakan iklim usaha yang
daerah dan perdesaan
2 kondusif, mengembangkan koperasi dan
melalui pengembangan
UMKM, mewujudkan pariwisata yang
agribisnis, pariwisata
berdaya saing dan berkelanjutan,
dan ekonomi kreatif
Meningkatkan ketahanan pangan.
Meningkatkan Mewujudkan pembangunan infrastruktur
pembangunan serta pengendalian pemanfaatan ruang
3 infrastruktur yang yang berkualitas dengan memperhatikan
berkualitas dan daya tampung dan daya dukung lingkungan
berkelanjutan secara berkelanjutan
Dimaksudkan untuk mewujudkan
pelayanan birokrasi pemerintah Kabupaten
Memperkuat tata Sampang yang prima, menjalankan fungsi
kelola pemerintahan birokrasi sebagai pelayan masyarakat yang
daerah dan desa yang didukung dengan kompetensi aparat yang
4
transparan, akuntabel professional dan system modern berbasis
dan berorientasi pada informasi teknologi (IT) menuju tatakelola
pelayanan publik pemerintahan yang baik (Good Governance)
Bermartabat dan pemerintahan yang bersih (Clean
Government)
Dimaksudkan untuk mewujudkan warga
Mewujudkan
Kabupaten Sampang yang berkepribadian
harmonisasi kehidupan
dan berbudaya yang dicirikan oleh
masyarakat yang
5 meningkatnya suasana tenteram, tertib,
waspada, tanggap,
dan aman; meningkatnya ketahanan
tertib, damai dan
keluarga; pengarusutamaan gender;
bersatu
terpeliharanya seni dan warisan budaya.

5.3 Tujuan dan Sasaran


Sesuai dengan visi dan misi yang telah diuraikan diatas, maka dapat
dirumuskan tujuan dan sasaran sebagai berikut:

5.3.1 Tujuan dan Sasaran Misi 1


Dalam rangka pencapaian misi Mewujudkan sumber daya manusia yang
berkualitas dan berdaya saing, maka tujuan pembangunan ditetapkan sebagai berikut:
1. Terbangunnya sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing, dengan
sasaran pembangunan sebagai berikut:
a. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
b. Meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat
c. Menurunnya jumlah PMKS
d. Meningkatnya akses prasarana dasar perumahan dan permukiman

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 V-5


Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

e. Meningkatnya daya saing dan peran serta pemuda dalam pembangunan


f. Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk
g. Meningkatnya kesetaraan gender dan perlindungan anak
Tujuan dan Sasaran kemudian dapat dengan mudah dipahami melalui desain
kerangka logis pencapaian Misi-1 sebagai berikut:

Gambar 5.3
Kerangka Logis Pencapaian Misi-1

5.3.2 Tujuan dan Sasaran Misi 2


Dalam rangka pencapaian misi Mewujudkan kemandirian ekonomi daerah dan
perdesaan melalui pengembangan agribisnis, pariwisata dan ekonomi kreatif, maka
tujuan pembangunan ditetapkan sebagai berikut:
1. Meningkatnya pemerataan dan pertumbuhan ekonomi daerah dan perdesaan
melalui pengembangan agribisnis, pariwisata dan ekonomi kreatif, dengan
sasaran pembangunan sebagai berikut:
a. Meningkatnya partisipasi angkatan kerja
b. Meningkatnya kualitas dan kuantitas usaha mikro
c. Meningkatknya kemampuan keuangan daerah
d. Meningkatnya pengelolaan sektor unggulan dan ekonomi kreatif
e. Meningkatnya ketahanan pangan daerah
f. Meningkatnya kemajuan dan kemandirian desa
Kerangka logis pencapaian misi kedua sesuai dengan tujuan dan sasaran diatas
dapat diuraikan dalam gambar berikut:

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 V-6


Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

Gambar 5.4
Kerangka Logis Pencapaian Misi-2

5.3.3 Tujuan dan Sasaran Misi 3


Dalam rangka pencapaian misi Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang
berkualitas dan berkelanjutan, maka tujuan pembangunan ditetapkan sebagai berikut:
1. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pembangunan infrastruktur secara
komprehensif dan berkelanjutan, dengan sasaran pembangunan sebagai
berikut:
a. Meningkatnya kualitas infrasruktur daerah
b. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan penanganan bencana
Tujuan dan Sasaran kemudian dapat dengan mudah dipahami melalui Desain
kerangka logis Pencapaian Misi ketiga yang disajikan sebagai berikut:

Gambar 5.5
Kerangka Logis Pencapaian Misi-3

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 V-7


Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

5.3.4 Tujuan dan Sasaran Misi 4


Dalam rangka pencapaian misi Memperkuat tata kelola pemerintahan dan desa
yang transparan, akuntabel dan berorientasi pada pelayanan publik, maka tujuan
pembangunan ditetapkan sebagai berikut:
1. Terselenggaranya reformasi birokrasi melalui tata kelola kepemerintahan dan
desa yang profesional dan berorientasi pada pelayanan publik, dengan sasaran
pembangunan sebagai berikut:
a. Meningkatnya kualitas pelayanan publik
b. Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel, efektif
dan efisien
c. Meningkatnya tata kelola pemerintahan desa
Pemahaman terhadap linieritas Misi, Tujuan hingga Sasaran kemudian dapat
dengan mudah dipahami melalui desain kerangka logis Pencapaian Misi keempat yang
disajikan sebagai berikut:

Gambar 5.6
Kerangka Logis Pencapaian Misi-4

5.3.5 Tujuan dan Sasaran Misi 5


Dalam rangka pencapaian misi Mewujudkan harmonisasi kehidupan masyarakat
yang waspada, tanggap, tertib, damai dan bersatu, maka tujuan pembangunan ditetapkan
sebagai berikut:
1. Meningkatnya toleransi kehidupan masyarakat untuk mewujudkan suasana
waspada, tanggap, tertib, damai dan bersatu, dengan sasaran indikator
pembangunan sebagai berikut:
a. Meningkatnya ketenteraman masyarakat dan ketertiban umum serta
penyelesaian konflik sosial politik
b. Meningkatnya nilai-nilai budaya daerah yang dilestarikan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 V-8


Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

Kerangka logis pencapain misi kelima sesuai dengan tujuan dan sasaran yang
sudah ditetapkan dapat dilihat dalam gambar berikut:

Gambar 5.7
Kerangka Logis Pencapaian Misi-5

Kesesuaian Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran dalam RPJMD Kabupaten


Sampang 2019-2024 menjadi tuntutan yang perlu diperhatikan. Konsistensi
penjabaran Visi dan Misi ke dalam Tujuan dan Sasaran menentukan efektivitas
pembangunan daerah sesuai dengan amanat pembangunan yang tertuang dalam Visi dan
Misi Bupati Terpilih. Berangkat dari tuntutan tersebut, maka dapat dijabarkan
konsistensi Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran tersebut kedalam matriks berikut ini:

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 V-9


Tabel 5.4
Keterkaitan Misi, Tujuan, dan Sasaran Jangka Menengah Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024

Target Capaian
Kondisi
Misi/Tujuan/Sasaran Indikator Kinerja Satuan Awal Kondisi Akhir
(2018) 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Misi 1: Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing
Indeks
Terbangunnya sumber
IT.1 Pembangunan - 61,00 62,31 63,84 65,46 67,09 68,57 70,00 70,00
daya manusia yang
T.1 Manusia
berkualitas dan berdaya
saing IT.2 Angka Kemiskinan % 21,21 19,76 18,64 17,34 15,94 14,25 12,51 12,51

Meningkatnya derajat
S.1 IS.1 Indeks Kesehatan - 0,740 0,748 0,758 0,764 0,779 0,788 0,801 0,801
kesehatan masyarakat

IS.2 Indeks Pendidikan - 0,47 0,49 0,52 0,54 0,57 0,59 0,62 0,62
Meningkatnya kualitas
S.2
pendidikan masyaakat
IS.3 Indeks Minat Baca - 34,94 37,00 40,00 43,00 46,00 49,00 52,00 52,00

S.3 Menurunnya Jumlah PMKS IS.4 Persentase PMKS % 9,67 9,47 9,27 9,07 8,87 8,67 8,47 8,47

Meningkatnya akses Persentase


S.4 prasarana dasar perumahan IS.5 perumahan dan % 52,03 55,78 60,06 64,35 68,63 72,91 77,19 77,19
dan permukiman permukiman sehat

Persentase
Meningkatnya daya saing
peningkatan prestasi
S.5 dan peran serta pemuda IS.6 % 8,00 11,00 12,00 13,00 14,00 15,00 17,00 17,00
pemuda di tingkat
dalam pembangunan
nasional
Terkendalinya laju Laju Pertumbuhan
S.6 IS.7 % 1,10 0,98 0,86 0,74 0,62 0,50 0,50 0,50
pertumbuhan penduduk Penduduk

Meningkatnya kesetaraan
Indeks Pembangunan
S.7 gender dan Perlindungan IS.8 - 84,25 84,65 85,00 85,43 86,03 86,39 86,94 86,75
Gender (IPG)
Anak

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 V - 10


Target Capaian
Kondisi
Misi/Tujuan/Sasaran Indikator Kinerja Satuan Awal Kondisi Akhir
(2018) 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Misi 2: mewujudkan kemandirian ekonomi daerah dan perdesaan melalui pengembangan agribisnis, pariwisata dan ekonomi kreatif
Meningkatnya pemerataan Pertumbuhan
dan pertumbuhan IT.3 % 4,93 5,34 5,47 5,61 5,75 5,89 6,02 6,02
ekonomi
ekonomi daerah dan
T.2 Perdesaan melalui IT.4 Indeks Gini - 0,29 0,29 0,28 0,28 0,28 0,27 0,27 0,27
pengembangan agribisnis,
pariwisata dan ekonomi Indeks Kinerja
IT.5 - 74,25 74,52 74,94 75,21 75,68 76,12 76,53 76,53
kreatif Agribisnis
Tingkat
Meningkatnya partisipasi
S.8 IS.9 Pengangguran % 2,48 2,38 2,33 2,30 2,26 2,23 2,21 2,21
angkatan kerja
Terbuka (TPT)
Persentase
Meningkatnya kualitas dan
S.9 IS.10 Pertumbuhan UM % 2,58 2,76 3,18 3,32 3,44 3,55 3,60 3,60
kuantitas usaha mikro
Mandiri
Meningkatnya kemampuan Derajat Desentralisasi
S.10 IS.11 % 8,22 8,37 10,12 11,37 12,36 13,59 15,48 15,48
keuangan daerah Fiskal (DDF)

Juta
IS.12 Nilai PDRB 11.434.543,7 12.006.270,9 12.625.794,5 13.301.274,5 14.040.825,3 14.852.385,0 15.746.498,6 15.746.498,6
Rupiah

Persentase kenaikan
IS.13 % 13,80 13,85 13,87 13,88 13,90 13,95 13,99 13,99
realisasi investasi
Persentase
Meningkatnya pengelolaan peningkatan nilai
IS.14 % N/A 5,00 5,20 5,40 5,50 5,70 5,90 5,90
S.11 sektor unggulan dan perdagangan sektor
ekonomi kreatif agribisnis
Persentase
IS.15 pertumbuhan % 154,11 11,42 11,68 15,05 20,19 25,11 30,04 30,04
kunjungan wisata
Persentase
IS.16 pertumbuhan pelaku % 11,11 16,67 20,00 26,19 28,30 32,35 38,89 38,89
ekonomi kreatif

Meningkatnya Ketahanan Indeks Ketahanan


S.12 IS.17 - 68,69 69,03 69,38 69,73 70,07 70,42 70,78 70,78
Pangan Daerah Pangan

Meningkatnya kemajuan dan Indeks Desa


S.13 IS.18 - 0,580 0,590 0,610 0,640 0,660 0,680 0,700 0,700
kemandirian desa Membangun (IDM)

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 V - 11


Target Capaian
Kondisi
Misi/Tujuan/Sasaran Indikator Kinerja Satuan Awal Kondisi Akhir
(2018) 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Misi 3 : Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang berkualitas dan berkelanjutan

Indeks Kepuasan
Meningkatnya kuantitas IT.6 Layanan - 5,50 5,70 5,90 6,20 6,50 6,80 7,00 7,00
dan kualitas Infrastruktur
pembangunan
T.3
infrastruktur secara
komprehensif dan
berkelanjutan
Indeks Kualitas
IT.7 - 73,85 74,02 74,79 74,74 75,06 75,41 75,89 75,89
Lingkungan Hidup

Indeks Kualitas
IS.19 - 52,88 49,06 54,11 59,35 64,69 69,92 75,26 75,26
Pelayanan Jalan

Meningkatnya kualitas
S.14 Indeks Kinerja
infrasruktur daerah IS.20 - 56,37 60,57 67,16 72,00 76,84 83,08 90,81 90,81
Sumberdaya Air

Indeks Layanan
IS.21 - 7,00 7,40 7,70 8,00 8,30 8,70 9,10 9,10
Perhubungan

IS.22 Indeks Kulaitas Air - 53,64 53,80 53,98 54,15 54,20 54,30 54,90 54,90

IS.23 Indeks Kualitas Udara - 76,70 77,00 78,00 79,00 80,00 81,00 82,00 82,00
Meningkatnya kualitas
S.15 lingkungan hidup dan
penanganan bencana Indeks Kualitas
IS.24 - 86,83 86,95 86,97 86,99 87,01 87,03 87,05 87,05
Tutupan Lahan

Indeks Risiko
IS.25 - 154,80 151,70 148,67 145,70 142,78 139,93 130,00 130,00
Bencana

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 V - 12


Target Capaian
Kondisi
Misi/Tujuan/Sasaran Indikator Kinerja Satuan Awal Kondisi Akhir
(2018) 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Misi 4: Memperkuat tata kelola pemerintahan dan desa yang transparan, akuntabel dan berorientasi pada pelayanan publik

Terselenggaranya
reformasi birokrasi
melalui tata kelola
Indeks Reformasi
T.4 kepemerintahan dan desa IT.8 - 75,00 76,00 77,00 78,00 79,00 80,00 81,00 81,00
Birokrasi
yang profesional dan
berorientasi pada
pelayanan publik

Meningkatnya kualitas Indeks Kepuasan


S.16 IS.26 - 80,40 81,05 81,55 81,75 82,00 82,05 82,55 82,55
pelayanan publik Masyarakat (IKM)

IS.27 Opini BPK - WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP

Meningkatnya
penyelenggaraan
S.17 pemerintahan yang
akuntabel, efektif dan 64,23 80,01 82,00 84,00 86,00 88,00 90,01 90,01
efisien IS.28 Nilai SAKIP -
(B) (A) (A) (A) (A) (A) (AA) (AA)

Indeks Profesionalitas
IS.29 - 56,00 71,00 75,00 77,00 81,00 83,00 85,00 85,00
ASN
IS.30 Indeks SPBE - 1,50 2,00 2,70 3,00 3,50 4,20 4,50 4,50

Persentase desa
Meningkatnya tata kelola dengan tata kelola
S.18 IS.31 % 55,50 66,60 77,70 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
pemerintahan desa pemerintahan desa
yang baik

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 V - 13


Target Capaian
Kondisi
Misi/Tujuan/Sasaran Indikator Kinerja Satuan Awal Kondisi Akhir
(2018) 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Misi 5 : Mewujudkan harmonisasi kehidupan masyarakat yang waspada, tanggap, tertib, damai dan bersatu

Meningkatnya toleransi
kehidupan masyarakat
T.5 untuk mewujudkan IT.9 Indeks Toleransi - 3,52 3,57 3,62 3,67 3,72 3,77 3,82 3,82
suasana waspada, tanggap,
tertib, damai dan bersatu

Persentase
IS.32 penyelesaian konflik % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Meningkatnya sosial politik
ketenteraman masyarakat
S.19 dan ketertiban umum serta
penyelesaian konflik sosial
politik Persentase
penurunan gangguan
IS.33 ketenteraman % 56,37 60,57 67,16 72,00 76,85 83,18 90,76 90,76
masyarakat dan
ketertiban umum

Meningkatnya nilai-nilai Persentase budaya


S.20 budaya daerah yang IS.34 daerah yang % 35,71 40,48 45,24 50,00 54,76 59,52 64,29 64,29
dilestarikan dilestarikan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 V - 14


Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

BAB VI
STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

6.1 Strategi Pembangunan


Penentuan strategi pembangunan didasarkan pada tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan pada bab sebelumya. Rumusan tujuan dan sasaran berdasarkan visi
dan misi yang sudah ditetapkan merupakan langkah awal dalam menyusun pilihan-pilihan
strategi pembangunan dan sarana untuk mengevaluasi pilihan tersebut. Strategi adalah
langkah berisikan program-program sebagai prioritas pembangunan daerah untuk
mencapai sasaran. Rumusan strategi berupa pernyataan yang menjelaskan bagaimana
tujuan dan sasaran akan dicapai yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah
kebijakan. Selain itu perumusan strategi juga memperhatikan masalah yang telah
dirumuskan pada tahap perumusan masalah. Sebagai salah satu rujukan penting dalam
perencanaan pembangunan daerah, rumusan strategi akan mengimplementasikan
bagaimana sasaran pembangunan akan dicapai dengan serangkaian arah kebijakan dari
pemangku kepentingan. Oleh karena itu, strategi diturunkan dalam sejumlah arah
kebijakan dan program pembangunan operasional dari upaya-upaya nyata dalam
mewujudkan visi pembangunan daerah.
Perumusan stretagi pembangunan daerah dilakukan melalui metode
Balance Score Card (BSC). BSC merupakan alat sistem manajemen strategis untuk
menerjemahkan visi dan strategi ke dalam empat perspektif yaitu perspektif keuangan,
pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Penggunaan BSC
sebagai alat sistem manajemen strategis tidak untuk mengukur kinerja jangka pendek
keuangan, tetapi juga menghubungkan tujuan sasaran strategis jangka panjang dengan
tindakan jangka pendek. Terdapat empat tahapan dalam menyusun strategi dengan BSC
yaitu 1) menetapkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan; 2) menyusun peta
strategi; 3) menyusun perspektif BSC yang terdiri dari keuangan, pelanggan/masyarakat,
proses internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan/kelembagaan; 4) menentukan
indikator kinerja.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 1


Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

Gambar 6. 1
Tahapan Perumusan Strategi Pembangunan Pendekatan Balance Score Card

Tahap pertama perumusan strategi adalah menetapkan visi misi tujuan dan
sasaran pembangunan. Tahapan ini sudah di rumuskan pada bab sebelumnya. Visi
pembangunan dalam RPJMD yaitu Sampang hebat bermartabat di terjemahkan oleh 5 misi
utama, 5 tujuan dan 22 sasaran strategis pembangunan daerah.
Tahap kedua adalah menyusun peta strategis dengan analisa SWOT
(strength, weakness, opportunity, dan threats). Analisis SWOT merupakan analisis
mengenai hal- hal pokok yang ada di lingkungan yang diasumsikan berpengaruh terhadap
apa yang terjadi dan yang akan terjadi di lingkungan Kabupaten Sampang. Lingkungan itu
sendiri mencakup dua lingkungan pokok, yaitu lingkungan internal dan lingkungan
eksternal. Dengan menggunakan analisis SWOT, diharapkan dapat mengungkapkan faktor
internal dan faktor eksternal yang dianggap penting dalam mencapai tujuan, yaitu dengan
mengidentifikasikan kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan
(opportunity), dan ancaman (threat).

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 2


Tabel 6.1
Analisis SWOT dalam Peta Strategi Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang

Kekuatan / Strength Kelemahan / Weakness


PDRB mengalami peningkatan tiap tahun Rendahnya IPM terbatasnya konstribusi nilai tambah sektor pertanian
Tingkat inflasi relatif rendah Tingginya tingkat kemiskinan Terbatasnya permodalan dan pemasaran industry kecil
Rendahnya TPT masih terbatasnya kualitas pendidikan Pengelolaan pasar tradisional belum optimal
menurunnya tingkat kemiskinan Kurangnya kompetensi dan pemerataan guru Belum optimalnya pengelolaan destinasi wisata
IPM mengalami peningkatan Tingginya Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu Masih rendahnya iklim investasi
pendapatan perkapita meningkat Gizi Buruk/kasus stunting masih tinggi masih terbatasnya daya saing UMKM dan Koperasi
Kesadaran masyarakat terhadap kesehatan lingkungan Masih rendahnya sarana dan prasarana usaha bagi
peningaktan derajat kesehatan masyarakat masih kurang usaha mikro dan koperasi
terdapatnya politeknik negeri Penanganan PMKS belum Optimal belum meratanya infratruktur
meningkatnya peran perempuan dalam pembangunan Rendahnya pemenuhan kebutuhan perumahan layak huni Belum optimalnya layanan Prasarana Sumber Daya Air
nilai keswadayaan masyarakat meningkat Masih banyaknya permukiman kumuh Pelayanan transportasi belum optimal
belum optimalnya pelayanan sarpras umum perumahan Belum optimalnya perencanaan dan pengelolaan
meningkatknya pengelolaan dana desa dan permukiman lingkungan hidup
meningkatnya keterbukaan informasi publik Terbatasnya penyediaan sarana air bersih bagi masyarakat Penanganan bencana banjir belum optimal
Meningkatnya kondisi jalan dan jembatan kondisi baik Rendahnya kesadaran masyarakat ber KB Desa tangguh bencana dan mitigasi bencana
meningkatnya perumahan sehat dan layak huni Peran pemuda dalam pembangunan belum optimal Terbatasnya kualitas aparatur dalam pelayanan publik
Meningkatnya Penyelesaian Pelanggaran K3 Kualitas SDM tenaga kerja masih rendah masih rendahnya akses Teknologi Informasi
Meningkatnya Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyediaan lapangan pekerjaan masih minim masih rendahnya nilai indek reformasi birokrasi
Belum optimalnya tata kelola pemerintahan desa dan
Meningkatnya Pelayanan kependudukan masih rendahnya konstribusi PAD
pengelolaan potensi desa
Meningkatnya perijinan yang diterbitkan tepat waktu Belum optimalnya kinerja BUMD Tingkat kriminalitas masih tinggi
Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap
Meningkatnya kualitas koperasi Masih terbatasnya ketahanan pangan
pemeliharaan K3
Berkurangnya nilai-nilai budaya dalam kehidupan
Meningkatnya Prestasi Olahraga dan Pemuda Pendapatan petani dan nelayan masih rendah
bermasyarakat
Meningkatnya IKM Layanan Keluarga Berencana, Banyaknya tindak kekerasan pada perempuan dan
Rendahnya produksi dan produktivitas pertanian
Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan anak anak
meningkatnya dukungan program pemerintah
baik nasional maupun provinsi terhadap
pengentasan kemiskinan
o Meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui percepatan
Peluang / Opportunity

Potensi pengembangan wilayah dan parawisata


yang prospektif reformasi birokrasi, dan tata kelola pemerintahan daerah dan
Perkembangan teknologi dan informasi
Jumlah penduduk produktif meningkat
Meningkatkan iklim investasi yang desa yang baik dan bersih melalui penerapan sistem informasi
akses jembatan Suramadu sehat dalam upaya mewujudkan dan teknologi (e-government) secara terpadu.
Kondisi ekonomi yang menunjukan perbaikan pertumbuhan ekonomi inklusif o Membangun infrastruktur daerah yang berkualitas dan
implementasi dana desa
terutama pada sektor unggulan berwawasan lingkungan melalui pembangunan sarpras
daerah transportasi, perhubungan serta penanganan bencana alam
Komitmen pemerintah di berbagai level terhadap
pencapaian SDG

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 3


Kekuatan / Strength Kelemahan / Weakness
PDRB mengalami peningkatan tiap tahun Rendahnya IPM terbatasnya konstribusi nilai tambah sektor pertanian
Tingkat inflasi relatif rendah Tingginya tingkat kemiskinan Terbatasnya permodalan dan pemasaran industry kecil
Rendahnya TPT masih terbatasnya kualitas pendidikan Pengelolaan pasar tradisional belum optimal
menurunnya tingkat kemiskinan Kurangnya kompetensi dan pemerataan guru Belum optimalnya pengelolaan destinasi wisata
IPM mengalami peningkatan Tingginya Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu Masih rendahnya iklim investasi
pendapatan perkapita meningkat Gizi Buruk/kasus stunting masih tinggi masih terbatasnya daya saing UMKM dan Koperasi
Kesadaran masyarakat terhadap kesehatan lingkungan Masih rendahnya sarana dan prasarana usaha bagi
peningaktan derajat kesehatan masyarakat masih kurang usaha mikro dan koperasi
terdapatnya politeknik negeri Penanganan PMKS belum Optimal belum meratanya infratruktur
meningkatnya peran perempuan dalam pembangunan Rendahnya pemenuhan kebutuhan perumahan layak huni Belum optimalnya layanan Prasarana Sumber Daya Air
nilai keswadayaan masyarakat meningkat Masih banyaknya permukiman kumuh Pelayanan transportasi belum optimal
belum optimalnya pelayanan sarpras umum perumahan Belum optimalnya perencanaan dan pengelolaan
meningkatknya pengelolaan dana desa dan permukiman lingkungan hidup
meningkatnya keterbukaan informasi publik Terbatasnya penyediaan sarana air bersih bagi masyarakat Penanganan bencana banjir belum optimal
Meningkatnya kondisi jalan dan jembatan kondisi baik Rendahnya kesadaran masyarakat ber KB Desa tangguh bencana dan mitigasi bencana
meningkatnya perumahan sehat dan layak huni Peran pemuda dalam pembangunan belum optimal Terbatasnya kualitas aparatur dalam pelayanan publik
Meningkatnya Penyelesaian Pelanggaran K3 Kualitas SDM tenaga kerja masih rendah masih rendahnya akses Teknologi Informasi
Meningkatnya Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyediaan lapangan pekerjaan masih minim masih rendahnya nilai indek reformasi birokrasi
Belum optimalnya tata kelola pemerintahan desa dan
Meningkatnya Pelayanan kependudukan masih rendahnya konstribusi PAD
pengelolaan potensi desa
Meningkatnya perijinan yang diterbitkan tepat waktu Belum optimalnya kinerja BUMD Tingkat kriminalitas masih tinggi
Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap
Meningkatnya kualitas koperasi Masih terbatasnya ketahanan pangan
pemeliharaan K3
Berkurangnya nilai-nilai budaya dalam kehidupan
Meningkatnya Prestasi Olahraga dan Pemuda Pendapatan petani dan nelayan masih rendah
bermasyarakat
Meningkatnya IKM Layanan Keluarga Berencana, Banyaknya tindak kekerasan pada perempuan dan
Rendahnya produksi dan produktivitas pertanian
Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan anak anak
terbatasnya program strategis nasional di
Ancaman / Threat

Sampang
ketimpangan wilayah di provinsi Jatim relatif Meningkatkan kualitas
tinggi pembangunan Manusia melalui Meningkatkan harmonisasi kehidupan masyarakat melalui
Tingginya tingkat kemiskinan regional
Pemberlakuan MEA pemerataan aksesibilitas dan pelestarian budaya, ketertiban masyarakat dan pembangunan
Perubahan iklim / global warming kualitas pendidikan, kesehatan, gender
Globalisasi mengancam budaya lokal kondisi sosial dan peran pemuda
Iklim investasi yang kurang kondusif
Ekonomi global yang belum stabil

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 4


Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

Analisis SWOT didasarkan pada logika berpikir bahwa dalam menentukan


strategi kebijakan yang akan diimplementasikan Pemerintah Kabupaten Sampang
harus memaksimalkan kekuatan dan peluang, dan sekaligus dapat meminimalkan
kelemahan dan ancaman yang ada, sehingga dapat dicapai keseimbangan antara
kondisi internal dengan kondisi eksternal. Hasil identifiaksi permasalahan
pembangunan dan isu-isu strategis pada bab sebelumnya dijadikan bahan utama dalam
analisis SWOT. Berbagai permasalahan dan isu strategis tersebut selanjutnya
diklasifikasikan berdasarkan pengaruh faktor internal dan eksternal yang melekat pada
masing-masing isu. Identifikasi faktor internal dan ekternal, serta analisis SWOT dapat
dilihat dalam tabel 6.1.

Gambar 6.2
Strategi Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang 2019-2024

Terdapat lima strategi pembangunan Kabupaten Sampang berdasarkan


analisis SWOT. Lima strategi tersebut (selanjutnya dianalogikan dalam strategi
Pembangunan “SP”) adalah 1) Meningkatkan kualitas pembangunan Manusia melalui
pemerataan aksesibilitas dan kualitas pendidikan, kesehatan, kondisi sosial dan peran
pemuda; 2) Meningkatkan iklim investasi yang kondusif dalam upaya mewujudkan
pertumbuhan ekonomi inklusif terutama pada sektor unggulan daerah; 3) Membangun
infrastruktur daerah yang berkualitas dan berwawasan lingkungan melalui pembangunan
sarpras transportasi, perhubungan serta penanganan bencana alam; 4) Meningkatkan
kualitas pelayanan publik melalui percepatan reformasi birokrasi, dan tata kelola
pemerintahan daerah dan desa yang baik dan bersih melalui penerapan sistem informasi
dan teknologi (e-government) secara terpadu; 5) Meningkatkan harmonisasi kehidupan
masyarakat melalui pelestarian budaya, ketertiban masyarakat dan pembangunan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 5


Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

gender. Langkah selanjutnya setelah diperoleh peta strategi berdasarkan SWOT adalah
perumusan upaya pencapaian strategi dengan empat persepektif BSC yaitu
1 Perspektif masyarakat (P1) adalah perspektif yang dapat mengarahkan kejelasan
segmentasi masyarakat yang akan dilayani, kebutuhan dan aspirasi mereka dan
layanan apa yang harus diberikan.
2 Perspektif proses internal (P2) adalah perspektif bagi operasionalisasi birokrat dan
lembaga pemerintahan yang mendorong proses penciptaan nilai dari proses inovasi,
pengembangan barang/jasa publik, dan penyerahan layanan pada segmentasi
masyarakat yang sesuai.
3 Perspektif kelembagaan (P3) yaitu perspektif yang mendorong upaya-upaya yang
mengungkit kinerja masa depan berupa investasi pada perbaikan SDM, sistem, dan
pemanfaatan teknologi informasi bagi peningkatan kinerja operasional
pemerintahan daerah.
4 Perspektif keuangan (P4) yaitu perspektif yang memberi jalan bagi upaya untuk
mengefektifkan alokasi anggaran, efisiensi belanja, dan upaya-upaya untuk
meningkatkan kapasitas keuangan daerah demi mendukung strategi pembangunan
daerah.
Strategi dalam kuadran Strength-Opportunity (S-O) merupakan keadaan
yang sangat menguntungkan, karena punya kekuatan dan peluang. Strategi SO
menggunakan kekuatan internal daerah untuk memanfaatkan peluang eksternal. Pilihan
strategi dalam S-O, pengambil kebijakan sebaiknya mengambil kebijakan pertumbuhan
yang agresif (growth oriented strategy), ekspansi berbagai kebijakan dan lain sbeagainya.
Berdasarkan analisa SWOT, pilihan strategi dalam kuadran S-O yaitu strategi untuk
keunggulan dan peluang yang dimiliki Kabupaten Sampang adalah
“Meningkatkan iklim investasi yang kondusif dalam upaya mewujudkan
pertumbuhan ekonomi inklusif terutama pada sektor unggulan daerah”

Pembangunan ekonomi berkualitas dan inklusif menjadi salah satu alat


untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi tersebut akan
berjalan dengan baik jika didukung oleh salah satunya kondisi investasi yang kondusif.
Iklim investasi yang kondusif dalam perekonomian merupakan harapan bagi masyarakat,
investor, pelaku usaha dan pemerintah. Penciptaan iklim investasi yang kondusif tidak
hanya berdasarkan faktor ekonomi saja seperti suku bunga, inflasi, Pendapatan Domestik
Bruto (PDB), upah minimum, dan nilai tukar. Namun faktor-faktor non-ekonomi lainnya
juga sangat berpengaruh, seperti masalah perizinan usaha, kestabilan politik, penegakan
hukum, masalah pertanahan untuk lahan usaha, tingkat kriminalitas dalam masyarakat,

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 6


Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

demonstrasi buruh, komitmen pemerintahan, komitmen perbankan, perpajakan, dan


infrastruktur.
Pertumbuhan ekonomi diharapkan meningkat melalui pengembangan
sektor unggulan di Kabupaten Sampang. Berdasarkan data evalausi kinerja
pembangunan pada bab dua, dapat diketahui bahwa sektor pertanian berkonstribusi
terbesar terhadap pembentukan PDRB kabupaten Sampang. Namun demikian, dilihat dari
nilai tambahnya, produk pertanian masih dalam bentuk barang mentah, sehingga
pengembangan agribisnis dapat menjadi solusi untuk meningkatkan nilai tambah produk
pertanian. Pembangunan agribisnis, dimana bisnis berbasis usaha pertanian atau di bidang
lain untuk mendukungnya, baik di sektor hulu maupun hilir.Selain produk pertanian, sektor
parawisata memiliki potensi yang besar untuk di kembangkan. Hal ini dikarenakan
Kabupaten Sampang memiliki posisi strategis yang merupakan jalur utama menuju
Kabupaten Pamakesan dan Sumenep. Dengan kondisi tersebut serta di tambah bebera
destinasi wisata yang dapat dikembangkan, sektor pariwisata dapat menjadi sektor
unggulan di masa yang akan datang. Seiring dengan perkembangan sektor perdagangan
dan pariwisata yang meningkat tiap tahunnya, sektor ekonomi kreatif menjadi sektor
unggulan berikutnya yang dapat dikembangkan. Dengan fokus pada pengembangan
sektor-sektor unggulan tersebut, diharapkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sampang
lima tahun kedepan dapat lebih tinggi dibandingkan Kabupaten lain di Pulau Madura
maupun tingkat provinsi.

Gambar 6.3
Upaya Pencapaian Strategi Pembangunan Ekonomi (SP.2)

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 7


Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

Upaya pencapaian strategi pembangunan ekonomi (SP.2) dilakukan dengan


empat perspektif BSC. Dari persepektif masyarakat, upaya yang dilakukan adalah
meningkatkan kemudahan kemudahan usaha melalui stimulasi penguatan sektor
pertanian, UMKM dan Ekonomi Kreatif, dan penyediaan bantuan pelatihan, permodalan
dan peralatan bagi industri kecil dan UMK. Dari persepektif proses internal, pemerintah
Sampang akan mengembangkan perencanaan terpadu terhadap pengembangan
agribisnis, parawisata dan ekonomi kreatif, dan mendorong pertumbuhan industri
pengolahan untuk penyediaan lapangan pekerjaan. Dari perspektif kelembagaan perlu
memperkuat kelembagaan ekonomi dan menjamin kemudahan usaha melalui regulasi
dan layanan satu pintu. Selanjutnya dari perspektif keuangan upaya yang akan dilakukan
adalah intensifikasi dan ekstensifikasi PAD, evaluasi kinerja BUMD serta penguatan
investasi lokal dan luar daerah
Strategi pada kuadran Strength-Threat (S-T) menjelaskan bahwa
pemerintah daerah perlu menggunakan kekuatan internal daerah untuk
menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Dengan kata lain, strategi
dalam kuadran ini berusaha semaksimal mungkin untuk dapat memaksimalkan kekuatan
yang ada dengan menekan sekecil mungkin potensi ancaman yang beresiko terjadi.
Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang jangka panjang dengan cara melakukan beberapa hal diantaranya adalah inovasi
kebijakan daerah, konsolidasi kebijakan dan meningkatkan kerjasama antar daerah.
Strategi dalam kondisi ini sering disebut sebagai strategi mobilisasi / diversifikasi, dimana
dengan menggunakan kekuatan yang ada pemerintah di dorong untuk menggeser
ancaman untuk menjadi peluang jangka panjang. Oleh sebab itu pada strategi S-T ini,
pemerintah Kabupaten Sampang menetapkan strategi sebagai berikut:

“Meningkatkan kualitas pembangunan Manusia melalui pemerataan


aksesibilitas dan kualitas pendidikan, kesehatan, kondisi sosial dan
peran pemuda”

Pembangunan manusia yang berkualitas merupakan focus utama


pembangunan Kabupaten Sampang. Hal ini sesuai dengan hasil evaluasi kinerja
pemerintah daerah yang menyimpulkan bahwa kualitas sumber daya manusia di
Kabupaten Sampang masih rendah. Hal ini diindikasikan oleh rendahnya tingkat IPM.
Komponen pembentuk IPM seperti rata-rata lama sekolah, angka harapan lama sekolah,
angka harapan hidup serta pengeluaran per kapita memiliki nilai yang sangat rendah. Oleh
karena itu pembangunan pembangunan manusia melalui pemerataan aksesibilitas dan
kualitas sektor pendidikan dan kesehatan merupakan suatu strategi yang tepat untuk

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 8


Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

mengatasi permasalahan tersebut. Selain itu, kondisi sosial khususnya PMKS yang masih
relative tinggi dan masih rendahnya peran pemuda dalam pembangunan perlu juga
menjadi perhatian dalam beberapa tahun kedepan. Melalui setrategi ini diharapkan
Sampang memiliki generasi yang siap dan berkualitas untuk berkontribusi membangun
Sampang sesuai dengan potensi lokal Sampang.

Gambar 6.4
Upaya Pencapaian Strategi Pembangunan Kualitas Manusia (SP.1)

Strategi pencapaian pembangunan manusia berkualitas dapat dilakukan


dengan mensinergikan seluruh pemangku kepentingan. Dari perspektif masyarakat
perlu dilakukan peningkatan kualitas pendidikan derajat kesehatan masyarakat,
penanganan PMKS dan pembinaan organisasi kepemudaan serta pengusaha muda. Oleh
sebab itu dari sisi proses internal perlu mengembangkan perencanaan terpadu terhadap
peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan dan kondisi sosial serta mendorong peran
pemuda untuk berperan aktif dalam pembangunan. Dari sisi kelembagaan, perlu
dilakukan penguatan kelembagaan sosial kemasyarakatan untuk memperkuat kualitas
pembangunan manusia. Sedangkan dari perspektif keuangan, perlu dilakukan penguatan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 9


Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

keuangan untuk jaminan sosial dan meningkatkan pengelolaan kinerja keuangan terkait
pendidikan dan kesehatan.
Strategi pada kuadran Weakness-Opportunity (W-O) diterapkan
berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan
kelemahan yang ada. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal
dengan memanfaatkan peluang eksternal. Pemerintah daerah menghadapi peluang yang
sangat besar untuk memajukan daerahnya, tetapi dilain pihak harus menghadapi
beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi yang dapat dilakukan oleh
pemerintah daerah adalah meminimalkan masalah internal, konsolidasi internal sehingga
dapat meraih peluang yang ada. Terdapat dua pilihan dalam strategi W-O yaitu investasi
dan divestasi. Strategi investasi dilakukan dengan cara memperbaiki kelemahan untuk
menjadi kekuatan, seperti meningkatkan kemampuan pengelolaan sumber daya untuk
meningkatkan daya saing daerah. Sedangkan strategi kedua yaitu divestasi. Strategi ini
dilakukan ketika pemerintah daerah sangat sulit untuk memperbaiki kelemahannya
dalam jangka pendek sehingga dilakukan divestasi seperti meminjamkan asset daerah
untuk dikelola pihak lain yang keuntungannya tetap diutamakan kepada daerah seperti
melalui pajak, retribusi atau penyerapan tenaga kerja. Skenario terbaik adalah bagaimana
Kabupaten Sampang bisa melakukan investasi jangka panjang untuk mengatasi
kelemahannya agar lebih memiliki daya saing daerah. Terdapat dua strategi yang muncul
atas interaksi kelemahan dan peluang yang ada di Sampang. Strategi W-O pertama yaitu
“Meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui percepatan reformasi
birokrasi, dan tata kelola pemerintahan daerah dan desa yang baik dan
bersih melalui penerapan sistem informasi dan teknologi (e-
government) secara terpadu”.

Strategi jangka pendek untuk mengatasi kelemahan dengan


memaanfaatkan peluang dalam pelayanan publik adalah investasi untuk
menerapkan e-government. Sesuai dengan data evaluasi kinerja pemerintahan pada
bab II dapat disimpulkan bahwa tata kelola pemerintahan kabupaten Sampang masih
relative rendah. Hal ini diindikasikan oleh rendahnya penilaian SAKIP, opini BPK, indeks
kepuasan masyarakat. Masih terbatasnya kinerja indikator tata kelola pemerintahan juga
di pengaruhi oleh masih terbatasnya kualitas Aparatur Sipil Negara. Tata kelola
pemerintahan desa juga mempunyai permasalahan yang relative sama, meskipun dalam
beberapa tahun ini mengalami peningkatan. Dengan berbagai permasalahan tersebut,
percepatan reformasi birokrasi menjadi strategi yang sangat tepat untuk di terapkan.
Selain itu, kemajuan teknologi dan informasi memberikan peluang bagi pemrintah

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 10


Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

daerah untuk menerapkan sistem e-government yang secara terpadu dapat


meningkatkan kualitas pemerintahan dan juga pelayanan publik.

Gambar 6.5
Upaya Pencapaian Strategi Pembangunan Kualitas Birokrasi (SP.4)

Dalam upaya mencapai strategi pembangunan kualitas birokrasi perlu


meningkatkan berbagai upaya yang ada. Dari sisi masyarakat, pelibatan masyarakat
dalam perencanaan pembangunan daerah mutlak dilakukan. Selain itu perlu juga
penyederhanaan layanan publik sehingga tercipta layanan publik yang prima.
Selanjutnya dari persepektif prose internal dapat dilakukan melalui dua hal yaitu
mengembangkan standarisasi kualitas layanan dan menjamin peningkatan kepuasan
masyarakat, dan mengembangkan sistem perencanan, monitoring berbasis IT
terintegrasi dengan sistem informasi manajemen pembangunan daerah (e-government).
Pada sisi kelembagaan, perlu upaya dalam meningkatkan penguatan kapasitas aparatur
dalam melakukan inovasi dan penegakan peraturan daerah dan meningkatkan
pendampingan aparatur Pemerintah desa mengenai tata kelola pemerintahan desa yang
baik, profesional dan bersih. Sedangkan pada perspektif keuangan dapat dilakukan
peningkatan pengelolaan sistem pengelolaan keuangan daerah yang bersih dan efisien

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 11


Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

Selanjutnya strategi mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang


(W-O) yang kedua yaitu

“Membangun infrastruktur daerah yang berkualitas dan berwawasan


lingkungan melalui pembangunan sarpras transportasi, perhubungan
serta penanganan bencana alam”

Ketersediaan infrastruktur daerah yang memadai merupakan indikator


kemajuan suatu daerah. Selain dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
ketersediaan infrastruktur juga dapat dijadikan tolak ukur pemerataan pembangunan.
Pada dasarnya pemerataan didefinisikan sebagai sebuah upaya pembangunan
berkeadilan yang merata sehingga ketimpangan pembangunan antara daerah satu dengan
lainnya rendah atau bahkan tidak ada. Sasaran pemerataan pembangunan dapat
diarahkan kepada beberapa sektor seperti pemerataan pembangunan fisik sarana dan
prasarana transportasi dan perhubungan, pelayanan pendidikan dan kesehatan, serta
pertumbuhan ekonomi. Pembangunan infrastruktur kedepan tidak hanya harus
menghubungkan antar wilayah di kabupaten Sampang namun juga perlu
mempertimbangkan aspek lingkungan.

Gambar 6.6
Upaya Pencapaian Strategi Pembangunan Infrastruktur Daerah(SP.3)

Infrastruktur daerah yang berkualitas dapat mendorong peningkatan


ekonomi dan kondisi sosial masyarakat. Terdapat berbagai upaya yang dapat

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 12


Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

dilakukan untuk pencapaian strategi pembangunan infrastruktur daerah yang


berkualitas. Pada persepektif masyarakat perlu memprioritaskan pembangunan
infrastruktur di wilayah yang masih tertinggal, dan meningkatkan sarana transportasi dan
perhubungan yang berkualitas. Pada proses internal dapat dilakukan melalui
pengembangan standarisasi kualitas layanan transportasi dan perhubungan dan
mengembangkan sistem perencanan dan monitoring pembangunan infrastruktur
berbasis audit kinerja dan berwawasan lingkungan. Selanjutnya dari aspek kelembagaan
dilakukan melalui penegakan pengendalian dan pemanfaatan ruang sesuai peruntukan
dan meningkatkan kualitas perencanaan infrastruktur daerah berwawasan lingkungan.
Sedangkan pada perspektif keuangan dapat dilakukan peningkatan pengelolaan belanja
infrastruktur secara tepat dan efisien.
Strategi terakhir adalah pada kuadran Weakness-Threat (W-T), dimana
pemerintah daerah sedang menghadapi situasi yang sangat tidak menguntungkan.
Pemerintah daerah bukan hanya memiliki kelemahan internal tetapi juga mempunyai
ancaman/tantangan eksternal. Strategi WT bertujuan untuk mengurangi kelemahan
internal dengan menghindari ancaman eksternal. Strategi ini didasarkan pada kegiatan
yang bersifat defensif, konsolidasi internal, dan meminimumkan kelemahan untuk
mengurangi ancaman. Dalam analisis SWOT diatas, faktor tantangan dan kelemahan
sangat banyak mendominasi. Sehingga strategi yang dibutuhkan dalam menjawab kondisi
ini juga lebih banyak dibutuhkan. Strategi ini dikenal sebagai demage control, yang
diartikan sebagai upaya membangun dengan penuh kesadaran atas kelemahan dan
ancaman yang dimiliki. Dengan demikian, strategi yang akan diterapkan pemerintah
Kabupaten Sampang:
“Meningkatkan harmonisasi kehidupan masyarakat melalui
pelestarian budaya, ketertiban masyarakat dan pembangunan gender”

Masyarakat yang harmonis mengindikasikan suatu kondisi masyarakat yang


saling menghargai dan mengayomi dengan berbagai keragaman yang ada. Dengan
keragaman budaya serta kearifan lokal masyarakat di kabupaten Sampang, stretagi
meningkatkan harmonisasi kehidupan bermasyarakat menjadi pilihan yang tepat untuk
diimplementasikan. Strategi tersebut dilakukan melalui pelestarian budaya lokal,
meningkatkan ketertiban masyarakat, dan pengarusutamaan gender. Strategi ini
diiharapkan mampu menjaga stabilitas sosial, pencegahan pelanggaran hukum dan
menjaga kondusifitas pembangunan, serta mewujudkan kesadaran hidup berkeragaman
yang tenteram, tertib, nyaman dalam suasana kekeluargaan.
Strategi pembangunan masyarakat yang harmonis dapat dicapai melalui
berbagai upaya. Dari sisi masyarakat perlu dilakukan peningkatan kapasitas kelompok

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 13


Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

masyarakat, komunitas dan tokoh-tokoh agama dan juga peran perempuan dalam
pembangunan. Selanjutnya dari perspektif proses internal dilakukan dengan
meningkatkan inventarisasi database budaya lokal dan penegakan hukum serta
pencegahan konflik social. Dari perspektif kelembagaan, pencapaian strategi dilakukan
melalui penguatan kelembagaan sosial kemasyarakatan dan sistem keamanan lingkungan,
dan kelembagaan pemberdayaan perempuan dan anak. Terkahir dari sisi keuangan
dilakukan dengan meningkatkan pengelolaan belanja daerah terkait bidang K3.

Gambar 6.7
Upaya Pencapaian Strategi Pembangunan Masyarakat yang Harmonis (SP.5)

Lima strategi diatas disusun dalam rangka pencapaian sasaran strategis


pembangunan daerah. Setiap strategi harus mampu di orientasikan terhadap
pencapaian sasaran pembangunan yang dituju, dan mendukung pencapaian misi yang
telah ada. Strategi merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana
Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.
Berikut ini adalah keterkaitan strategi pembangunan terhadap sasaran pembangunan
yang ingin dicapai.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 14


Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

6.2 Arah kebijakan Pembangunan


Arah Kebijakan adalah rumusan kerangka pikir atau kerangka kerja untuk
menyelesaikan permasalahan pembangunan dan mengantisipasi isu strategis
daerah yang dilaksanakan secara bertahap sebagai penjabaran strategi. Arah
kebijakan merupakan pengejawantahan dari strategi pembangunan daerah yang
difokuskan pada prioritas-prioritas pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan.
Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi sehingga memiliki fokus serta
sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya. Penekanan fokus atau tema setiap tahun
selama periode RPJMD memiliki kesinambungan dalam rangka mencapai tujuan, dan
sasaran yang telah ditetapkan.
Strategi dan arah kebijakan harus dipandang sebagai satu kesatuan
skenario-skenario selama periode 5 (lima) tahun. Strategi terdiri dari tema-tema yang
secara simultan saling melengkapi membentuk cerita atau skenario strategi, yang
selanjutnya menjadi arah kebijakan pembangunan untuk tiap tahunnya. Arah kebijakan
merupakan pedoman dalam mengarahkan rumusan strategi yang sebelumnya telah
dirumuskan agar lebih sistematis dalam mencapai tujuan dan sasaran dalam kurun waktu
5 (lima) tahun periode pembangunan. Arah kebijakan memberikan pedoman dan arahan
tema pembangunan dan prioritas tahunan apa yang harus dikerjakan. Pada tiap tahunnya
diberikan penekanan terhadap prioritas tertentu sesuai dengan pemetaan strategi yang
telah dirumuskan. Gambar 6.6. menjelaskan strategi pelaksanaan arah kebijakan selama
jangka waktu 2019 sampai dengan 2024. Pelaksanaan strategi pembangunan
meningkatkan kualitas pembangunan Manusia melalui pemerataan aksesibilitas dan
kualitas pendidikan, kesehatan, kondisi sosial dan peran pemuda, dan strategi
meningkatkan iklim investasi yang kondusif dalam upaya mewujudkan pertumbuhan
ekonomi inklusif terutama pada sektor unggulan daerah dimulai tahun 2019 sampai
dengan akhir periode RPJMD. Strategi membangun infrastruktur daerah yang berkualitas
dan berwawasan lingkungan melalui pembangunan sarpras transportasi, perhubungan
serta penanganan bencana alam direncanakan pelaksanaanya mulai tahun 2020 sampai
dengan 2023. Sedangkan dua strategi yang lain yaitu meningkatkan kualitas pelayanan
publik melalui percepatan reformasi birokrasi, dan tata kelola pemerintahan daerah dan
desa yang baik dan bersih melalui penerapan sistem informasi dan teknologi (e-
government) secara terpadu; dan meningkatkan harmonisasi kehidupan masyarakat
melalui pelestarian budaya, ketertiban masyarakat dan pembangunan gender akan
dilaksanakan tahun 2019 sampai dengan tahun 2020.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 15


Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

Gambar 6.8
Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Sampang 2019 -2024

Terdapat lima arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Sampang.


Lima arah kebijakan tersebut meliputi: 1) Peningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
melalui pembangunan pendidikan dan kesehatan berkualitas, dan peningkatan peran
pemuda dalam pembangunan; 2) Peningkatan pertumbuhan ekonomi berkualitas dan
inklusif melalui pengembangan agribisnis, pariwisata, dan ekonomi kreatif; 3)
Peningkatan pemerataan infrastruktur daerah yang berwawasan lingkungan melalui
pembangunan sarpras transportasi, perhubungan serta penanganan bencana alam
terpadu; 4) Peningkatan kualitas pelayanan publik berbasis IT melalui percepatan
reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan daerah dan desa yang baik; 5)
Peningkatan harmonisasi kehidupan masyarakat melalui pelestarian budaya, ketertiban
masyarakat dan pembangunan gender.

Gambar 6.9
Timeline Strategi dan Prioritas Kebijakan Pembangunan Kabupaten Sampang 2019 -2024

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 16


Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

Prioritas kebijakan pembangunan Kabupaten Sampang diarahkan sesuai


dengan kerangka waktu dan strategi yang telah ditetapkan. Prioritas kebijakan
pembangunan pada awal periode RPJMD diarahkan pada pemantapan Tata Kelola
Pemerintahan yang baik dan berorientasi Pelayanan Publik serta penataan akses ekonomi
dalam kehidupan masyarakat yang harmonis menuju Sampang Hebat Bermartabat. Tahun
2020, kebijakan pembangunan difokuskan pada peningkatan konstribusi sektor unggulan
yang didukung oleh ketersediaan infrastuktur ekonomi yang memadai menuju Sampang
Hebat Bermartabat. Tahun 2021, kebijakan pembangunan di prioritaskan pada penguatan
kontribusi sektor unggulan dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi menuju Sampang
Hebat Bermartabat. Tahun 2022, priortitas kebijakan pembangunan ditujukan untuk
penguatan dan pemerataan pembangunan infrastruktur dalam mendukung
pengembangan pusat pertumbuhan ekonomi menuju Sampang Hebat Bermartabat. Tahun
2023, pembangunan diarahkan pada pemantapan kualitas infrastruktur dalam
mendukung kemandirian ekonomi menuju Sampang Hebat Bermartabat. Pada akhir
periode RJPMD yaitu tahun 2024, prioritas kebijakan pembangunan di fokuskan pada
pemantapan kemandirian ekonomi dalam mendukung kualitas kehidupan masyarakat
menuju Sampang Hebat Bermartabat.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 17


Tabel 6.2
Keterkaitan Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sampang 2019 -2024

PERANGKAT DAERAH
MISI/TUJUAN/SASARAN INDIKATOR KINERJA STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
PENANGGUNG JAWAB
Misi 1: Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing
T.1 Terbangunnya sumber daya manusia IT.1 Indeks Pembangunan Manusia
yang berkualitas dan berdaya saing
IT.2 Angka Kemiskinan
S.1 Meningkatnya derajat kesehatan IS.1 Indeks Kesehatan DINAS KESEHATAN
masyarakat
S.2 Meningkatnya kualitas pendidikan IS.2 Indeks Pendidikan Meningkatkan kualitas Peningkatan kualitas DINAS PENDIDIKAN
masyaakat pembangunan manusia kehidupan masyarakat
IS.3 Indeks Minat Baca melalui pemerataan melalui pembangunan DISRPUS
S.3 Menurunnya Jumlah PMKS IS.4 Persentase PMKS aksesibilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan DINAS SOSIAL
pendidikan, kesehatan, berkualitas, dan peningkatan
S.4 Meningkatnya akses prasarana dasar IS.5 Persentase perumahan dan kondisi sosial dan peran peran pemuda dalam DPRKP
perumahan dan permukiman permukiman sehat pemuda pembangunan
S.5 Meningkatnya daya saing dan peran IS.6 Persentase peningkatan prestasi DISPORABUDPAR
serta pemuda dalam pembangunan pemuda di tingkat nasional
S.6 Pengendalian laju pertumbuhan IS.7 Laju Pertumbuhan Penduduk DKBPPPA
penduduk
S.7 Meningkatnya kesetaraan gender dan IS.8 Indeks Pembangunan Gender DKBPPPA
Perlindungan Anak (IPG)
Misi 2: Mewujudkan kemandirian ekonomi daerah dan perdesaan melalui pengembangan agribisnis, pariwisata dan ekonomi kreatif
T.2 Meningkatnya pemerataan dan IT.3 Pertumbuhan ekonomi
pertumbuhan ekonomi daerah dan
Perdesaan melalui pengembangan
agribisnis, pariwisata dan ekonomi Peningkatan pertumbuhan
kreatif Meningkatkan iklim investasi
ekonomi berkualitas dan
yang kondusif dalam upaya
IT.4 Indeks Gini inklusif melalui
mewujudkan pertumbuhan
IT.5 Indeks Kinerja Agribisnis pengembangan agribisnis,
ekonomi inklusif terutama
pariwisata, dan ekonomi
S.8 Meningkatnya partisipasi angkatan kerja IS.9 Tingkat Pengangguran Terbuka pada sektor unggulan daerah DISKUMNAKER
kreatif
(TPT)
S.9 Meningkatnya kualitas dan kuantitas IS.10 Persentase Pertumbuhan UM DISKUMNAKER
usaha mikro Mandiri

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 18


PERANGKAT DAERAH
MISI/TUJUAN/SASARAN INDIKATOR KINERJA STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
PENANGGUNG JAWAB
S.10 Meningkatnya kemampuan keuangan IS.11 Derajat Desentralisasi Fiskal BPPKAD
daerah (DDF)
S.11 Meningkatnya pengelolaan sektor IS.12 Nilai PDRB DINAS PERTANIAN, DINAS
unggulan dan ekonomi kreatif PERIKANAN,
DISPERDAGPRIN
IS.13 Persentase kenaikan realisasi DPMPTSP
investasi
IS.14 Persentase peningkatan nilai DISPERDAGPRIN
perdagangan sektor agribisnis
IS.15 Persentase pertumbuhan DISPORABUDPAR
kunjungan wisata
IS.16 Persentase pertumbuhan pelaku BAG. PEREKONOMIAN
ekonomi kreatif
S.12 Meningkatnya Ketahanan Pangan IS.17 Indeks Ketahanan Pangan DKP
Daerah
S.13 Meningkatnya kemajuan dan IS.18 Indeks Desa Membangun (IDM) DPMD
kemandirian desa

Misi 3 : Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang berkualitas dan berkelanjutan


T.3 Meningkatnya kuantitas dan kualitas IT.6 Indeks Kepuasan Layanan
pembangunan infrastruktur secara Infrastruktur
komprehensif dan berkelanjutan
IT.7 Indeks Kualitas Lingkungan
Hidup
S.14 Meningkatnya kualitas infrasruktur IS.19 Indeks Kualitas Pelayanan Jalan Peningkatan pemerataan DPUPR
Membangun infrastruksur
daerah infrastruktur daerah yang
daerah yang berkualitas dan
IS.20 Indeks Kinerja Sumberdaya Air berwawasan lingkungan DPUPR
berwawasan lingkungan
melalui pembangunan
melalui pembangunan
IS.21 Indeks Layanan Perhubungan sarpras transportasi, DISHUB
sarpras transportasi,
perhubungan serta
S.15 Meningkatnya kualitas lingkungan hidup IS.22 Indeks Kulaitas Air perhubungan serta DLH
penanganan bencana alam
dan penanganan bencana penanganan bencana alam
terpadu
IS.23 Indeks Kualitas Udara DLH

IS.24 Indeks Kualitas Tutupan Lahan DLH

IS.25 Indeks Risiko Bencana BPBD, SATPOL PP

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 19


PERANGKAT DAERAH
MISI/TUJUAN/SASARAN INDIKATOR KINERJA STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
PENANGGUNG JAWAB

Misi 4: Memperkuat tata kelola pemerintahan dan desa yang transparan, akuntabel dan berorientasi pada pelayanan publik
T.4 Terselenggaranya reformasi IT.8 Indeks Reformasi Birokrasi
birokrasi melalui tata kelola
kepemerintahan dan desa yang
profesional dan berorientasi pada
pelayanan publik
S.16 Meningkatnya kualitas pelayanan publik IS.26 Indeks Kepuasan Masyarakat BAG. ORGANISASI,
(IKM) Meningkatkan kualitas DISPENDUKCAPIL,
pelayanan publik melalui DPMPTSP, SEKRETARIAT
Peningkatan kualitas
percepatan reformasi DPRD, DAN 14 KECAMATAN
pelayanan publik berbasis IT
birokrasi, dan tata kelola
S.17 Meningkatnya penyelenggaraan IS.27 Opini BPK melalui percepatan reformasi BPPKAD, INSPEKTORAT,
pemerintahan daerah dan
pemerintahan yang akuntabel, efektif birokrasi dan tata kelola BAPPELITBANGDA, SETDA
desa yang baik dan bersih
dan efisien pemerintahan daerah dan
melalui penerapan sistem
IS.28 Nilai SAKIP desa yang baik
informasi dan teknologi (e-
IS.29 Indeks Profesionalitas ASN government) secara terpadu BKPSDM

IS.30 Indeks SPBE DISKOMINFO

S.18 Meningkatnya tata kelola pemerintahan IS.31 Persentase desa dengan tata DPMD
desa kelola pemerintahan desa yang
baik
Misi 5 : Mewujudkan harmonisasi kehidupan masyarakat yang waspada, tanggap, tertib, damai dan bersatu
T.5 Meningkatnya toleransi kehidupan IT.9 Indeks Toleransi
masyarakat untuk mewujudkan
suasana waspada, tanggap, tertib,
damai dan bersatu
S.19 Meningkatnya ketenteraman IS.32 Persentase penyelesaian konflik BAKESBANGPOL
masyarakat dan ketertiban umum serta sosial politik
penyelesaian konflik sosial politik
IS.33 Persentase penurunan gangguan SATPOL PP
Meningkatkan harmonisasi Peningkatan harmonisasi
ketenteraman masyarakat dan
kehidupan masyarakat kehidupan masyarakat
ketertiban umum
melalui pelestarian budaya, melalui pelestarian budaya,
S.20 Meningkatnya nilai-nilai budaya daerah IS.34 Persentase budaya daerah yang ketertiban masyarakat dan ketertiban masyarakat dan DISPORABUDPAR
yang dilestarikan dilestarikan pembangunan gender pembangunan gender

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 20


Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah

6.3 Program Prioritas Pembangunan


Penyusunan program pembangunan daerah mengacu pada kebijakan umum
pembangunan daerah. Perumusan program pembangunan daerah merupakan tahap
yang sangat penting dalam perumusan RPJMD. Hal ini dikarenakan hasil dari perumusan
program pembangunan daerah menghasilkan rencana pembangunan yang kongkrit
dalam bentuk program prioritas. Selain itu, perumusan program prioritas pembangunan
daerah adalah inti dari perencanaan strategis itu sendiri yang paling tidak mampu
merefleksikan tujuan strategis Bupati terpilih dalam 5 (lima) tahun kedepan. Suatu
program prioirtas pembangunan daerah merupakan sekumpulan program yang secara
khusus berhubungan dengan janji-janji kampanye Bupati terpilih. Program prioritas pada
intinya merupakan substansi dasar dari janji-janji Bupati terpilih. Janji-janji tersebut
kemudian didefinisikan kedalam Kegiatan atau Program sesuai nomenklatur yang
berlaku, atau dimasukan kedalam Strategi. Apabila janji Bupati terpilih bersifat sangat
mikro dan berada di level output, maka akan diterjemahkan kedalam Kegiatan.
Berdasarkan kepada keterangan yang disebutkan diatas, beserta ilustrasi yang
digambarkan di atas, maka dapat dijabarkan pendefinisian program-program prioritas
pembangunan daerah melalui janji politik agenda pembangunan bupati terpilih dalam
program aksi. Program aksi tersebut selanjutnya disesuaikan dengan nomenklatur
program (Tabel 6.3). Selanjutnya dalam RPJMD ini terdapat dua prioritas utama
pembangunan yaitu penanganan stunting, pembangunan infrastruktur dan pelayanan
dasar di desa tertinggal dan kepulauan; dan pengembangan agribisnis, paraiwisata dan
ekonomi kreatif. Keterkaitan antara prioritas pembangunan dan sasaran RPJMD dengan
program prioritas beserta OPD penanggunjawab dapat dilihat dalam Gambar 6.10 dan
Gambar 6.11.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 21


Tabel 6.3
Keterkaitan Strategi dan Arah Kebijakan serta program prioritas/aksi (janji politis)
PERANGKAT DAERAH
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PROGRAM AKSI/JANJI POLITIK PROGRAM PRIORITAS
PENANGGUNG JAWAB
Meningkatkan kualitas Peningkatan kualitas kehidupan  Pendidikan kesetaraan dan  Program Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Non DINAS PENDIDIKAN,
pembangunan manusia melalui masyarakat melalui pemberian beasiswa bagi Formal dan Informal DISARPUS
pemerataan aksesibilitas dan pembangunan pendidikan dan siswa SLTP dan SMU kurang  Program Pembinaan Sekolah Dasar
kualitas pendidikan, kesehatan, kesehatan berkualitas, dan mampu  Program Pembinaan Sekolah Menengah Pertama
kondisi sosial dan peran peningkatan peran pemuda  Rehabilitasi dan pengendalian (SMP)
pemuda dalam pembangunan mutu sarana pendidikan  Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga
Peningkatan kualitas guru dan Kependidikan
pemberian insentif bagi guru  Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
GTT dan Guru Ngaji  Program Pengelolaan Kearsipan
Peningkatan budaya baca  Program Pengelolaan Perpustakaan
masyarakat
 Jaminan Kesehatan Daerah -  Program Kesehatan Masyarakat DINAS KESEHATAN
Penerima Bantuan Iuran  Program Pengembangan Lingkungan Sehat,
Daerah Kesehatan Kerja, dan Olah Raga
 Peningkatan kualitas SDM  Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
kesehatan dan akses sarana  Program Pelayanan Kesehatan
kesehatan masyarakat  Program Sumber Daya Kesehatan
 Peningkatan Gizi masyarakat  Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan
 Promosi kesehatan, kesehatan  Program Fasilitasi Kegiatan pada Fasilitas Kesehatan
lingkungan dan Pola Hidup Tingkat Pertama
Bersih dan Sehat  Program Pembinaan Lingkungan Sosial
 Program Manajemen Pelayanan Kesehatan
Peningkatan penanganan PMKS  Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan DINAS SOSIAL
Sosial
 Program Penanganan Fakir Miskin dan
Pemberdayaaan Sosial
Program Perlindungan dan Jaminan Sosial

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 22


PERANGKAT DAERAH
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PROGRAM AKSI/JANJI POLITIK PROGRAM PRIORITAS
PENANGGUNG JAWAB
 Pemenuhan kebutuhan  Program Pengembangan Perumahan DPRKP
perumahan layak huni dan  Program Pengembangan Air Minum dan Penyehatan
terjangkau bagi masyarakat Lingkungan
berpenghasilan rendah  Program Penataan Kawasan Permukiman
 Penanganan permukiman  Program Pengelolaan Pertanahan
kumuh dan sarpras umum  Program Pembinaan Lingkungan Sosial
perumahan dan permukiman
 Peningkatan akses sanitasi
masyarakat dan kesadaran
masyarakat
 Peningkatan pembangunan
dan layanan air bersih
Peningakatan pengendalian  Program Pelayanan Keluarga Berencana DKBPPPA
jumlah penduduk  Program Penyuluhan dan Penggerakan Masyarakat
Peningkatan pembinaan kepada  Program Pembinaan dan Pengembangan DISPORABUDPAR
organisasi pemuda dan perkuatan Kepemudaan
pengusaha muda  Program Pembinaan dan Pengembangan Olahraga
Pembangunan yang resposif Program Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan DKBPPPA
gender Anak
Meningkatkan iklim investasi Peningkatan pertumbuhan Mendorong pertumbuhan industri  Program Penempatan dan Pengembangan Tenaga DISKUMNAKER
yang kondusif dalam upaya ekonomi berkualitas dan pengolahan untuk penyediaan Kerja
mewujudkan pertumbuhan inklusif melalui pengembangan lapangan pekerjaan kerja  Program Pembinaan Lingkungan Sosial
ekonomi inklusif terutama pada agribisnis, pariwisata, dan
sektor unggulan daerah ekonomi kreatif
Intensifikasi dan ekstensifikasi  Program Peningkatan dan Pengelolaan Pendapatan BPPKAD
PAD Daerah
 Program Peningkatan Dan Pengelolaan PBB-P2
Evaluasi kinerja BUMD Program Fasilitasi Peningkatan Ekonomi Daerah BAG. PEREKONOMIAN
Pemberantasan barang kena cukai  Program Sosialisasi Ketentuan di Bidang Cukai BAG. PEREKONOMIAN
ilegal  Program Pemberantasan Barang Kena Cukai Ilegal
Peningkatan akses dan distribusi  Program Ketersediaan Pangan dan Distribusi Pangan DKP
pangan masyarakat  Program Konsumsi dan Keamanan Pangan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 23


PERANGKAT DAERAH
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PROGRAM AKSI/JANJI POLITIK PROGRAM PRIORITAS
PENANGGUNG JAWAB
Peningkatan produksi pertanian  Program Peningkatan Produksi, Pengolahan hasil DINAS PERTANIAN,
dan perikanan dan Pemasaran Tanaman Pangan dan Hortikultura DINAS PERIKANAN
 Program Peningkatan Produksi, Pengolahan hasil
dan Pemasaran Tanaman Perkebunan
 Program Peningkatan Kualitas Bahan Baku
 Program pengembangan agribisnis peternakan,
kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat
veteriner
 Program Pemberdayaan penyuluhan Pertanian dan
peternakan
 Program Pengembangan Perikanan Tangkap
 Program Pengembangan Budidaya Perikanan
 Program Pengembangan Usaha dan Data Perikanan
Pengembangan Agribisnis dan Program Pengembangan Perdagangan Agribisnis DISPERDAGPRIN
pemasaran hasil pertanian
Bantuan pelatihan, permodalan  Program Penataan dan Pengembangan Industri DISPERDAGPRIN
dan peralatan bagi industri kecil  Program Pembinaan Lingkungan Sosial
Revitalisasi Pasar Tradisional  Program Peningkatan dan Pengembangan DISPERDAGPRIN
Perdagangan
 Program Pengembangan dan Pengelolaan Pasar
Daerah
 Program Pembinaan Lingkungan Sosial
Pengelolaan potensi wisata serta Program pengembangan pariwisata daerah DISPORABUUDPAR
peningkatan pengelolaan dana
desa untuk mendukung
pengelolaan potensi wisata
perdesaan
Peningkatan iklim investasi  Program Perencanaan, Pengembangan Iklim dan DPMPTSP
Promosi Penanaman Modal
 Program Pengendalian, Pelaksanaan dan Informasi
Penanaman Modal
 Bantuan pelatihan,  Program Kelembagaan dan Pengawasan Koperasi DISKUMNAKER
permodalan dan peralatan dan Usaha Mikro
bagi UMK  Program Pengembangan Usaha Koperasi dan Usaha
 Fasilitasi akses pemasaran Mikro
bagi Koperasi dan UMK

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 24


PERANGKAT DAERAH
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PROGRAM AKSI/JANJI POLITIK PROGRAM PRIORITAS
PENANGGUNG JAWAB
Peningkatan kemampuan dan  Program Pemberdayaan Kelembagaan Masyarakat DPMPD
kemandirian desa Perdesaan
 Program pemberdayaan Ekonomi dan Teknologi
Tepat Guna
Membangun infrastruksur Peningkatan pemerataan  Peningkatan pembangunan  Program Penyelenggaraan Jalan dan Jembatan DPUPR
daerah yang berkualitas dan infrastruktur daerah yang dan rehabilitasi jalan dan  Program Pengelolaan Perbekalan dan Laboratorium
berwawasan lingkungan berwawasan lingkungan jembatan Pekerjaan Umum
melalui pembangunan sarpras melalui pembangunan sarpras  Peningkatan pembangunan  Program Pengembangan Data dan Jasa Konstruksi
transportasi, perhubungan transportasi, perhubungan irigasi dan pengelolaan  Program Pembinaan Lingkungan Sosial
serta penanganan bencana alam serta penanganan bencana alam sumber daya air  Pengelolaan Irigasi dan Air Baku
terpadu  Normalisasi sungai melalui  Program Pengelolaan Sungai
pembangunan sitpill dan
pompa
Optimalisasi pelayanan  Program Peningkatan Pelayanan Perhubungan Darat DINAS PERHUBUNGAN
transportasi  Program Peningkatan Pelayanan Perhubungan Laut
 Optimalisasi perencanaan dan  Program Penataan dan Pengendalian lingkungan DLH
pengelolaan lingkungan hidup hidup
 Peningkatan Ruang Terbuka  Program Kebersihan dan Persampahan
Hijau dan taman kota  Program konservasi, rehabilitasi lingkungan dan
 Penanganan Persampahan pertamanan
secara komprehensif
Penanganan bahaya kebakaran Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban SATPOL PP
secara cepat dan tepat Bencana Alam
Pembentukan Desa tangguh  Program Tata Ruang DPUPR, BPBD
bencana dan mitigasi bencana  Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan
Korban Bencana Alam

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 25


PERANGKAT DAERAH
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PROGRAM AKSI/JANJI POLITIK PROGRAM PRIORITAS
PENANGGUNG JAWAB
Meningkatkan kualitas Peningkatan kualitas pelayanan Peningkatan kualitas pelayanan  Program Peningkatan Pelayanan Publik BAG. ORGANISASI,
pelayanan publik melalui publik berbasis IT melalui publik  Program penataan administrasi kependudukan DISPENDUKCAPIL,
percepatan reformasi birokrasi, percepatan reformasi birokrasi  Program Penataan administrasi pencatatan sipil DPMPTSP, 14
dan tata kelola pemerintahan dan tata kelola pemerintahan  Program penataan data dan informasi kependudukan KECAMATAN,
daerah dan desa yang baik dan daerah dan desa yang baik  Program Peningkatan Pelayanan Publik Tingkat SEKRETARIAT DPRD
bersih melalui penerapan Kecamatan
sistem informasi dan teknologi  Program Pembangunan dan Pemberdayaan
(e-government) secara terpadu Kelurahan
 Program Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan
Non Perizinan
 Program Pengaduan Kebijakan dan Pelaporan
Layanan
 Program Fasilitasi Persidangan Lembaga Perwakilan
Rakyat Daerah
 Program Fasilitasi Penyusunan Perundang-
Undangan Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
Peningkatan Sistem Pemerintahan  Program Fasilitasi Informasi dan Komunikasi Publik DISKOMINFO
berbasis elektronik  Program Pengembangan Teknologi Informasi
 Program Statistik dan Pengolahan Data
Peningkatan Pengelolaan  Program Pengelolaan Anggaran dan Perbendaharaan BPPKAD
Keuangan  Program Pengelolaan Akutansi dan Pelaporan
 Program Pengelolaan Aset Daerah
 Program Pengelolaan Anggaran Daerah
 Program Penatausahaan Belanja Daerah

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 26


PERANGKAT DAERAH
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PROGRAM AKSI/JANJI POLITIK PROGRAM PRIORITAS
PENANGGUNG JAWAB
Optimalisasi transparansi dan  Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan INSPEKTORAT,
akuntabilitas penyelenggaraan Sistem dan Prosedur Pengawasan SEKRETARIAT DAERAH.
kinerja pemerintahan daerah  Program Peningkatan pembinaan dan pengawasan BAPPELITBANGDA
dalam peningkatan akuntabilitas kinerja
 Program Pencegahan korupsi
 Program Pencegahan korupsi
 Program Fasilitasi Pemerintahan dan Otonomi
Daerah
 Program Penataan Peraturan Perundang-undangan
 Program Koordinasi dan Penyelenggaraan Bidang
Kesejahteraan Rakyat
 Program Fasilitasi Administrasi Pembangunan
Daerah
 Program Fasilitasi Unit Layanan Pengadaan
 Program Hubungan Masyarakat dan Keprotokolan
 Program Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah
 Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah
 Program Perencanaan Pembangunan daerah
 Program Perencanaan Pembangunan Bidang
Ekonomi
 Program Perencanaan Pembangunan Bidang
Prasarana Wilayah
 Program Perencanaan Pembangunan Sosial Budaya
dan Pemerintahan
 Program Pengembangan Data, Pengendalian dan
Evaluasi Perencanaan Pembangunan
 Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
 Program Perencanaan Pembangunan Bidang
Pemerintahan dan Pembangunan Manusia
 Program Perencanaan Pembangunan Bidang
Perekonomian, SDA, Infrastruktur dan Kewilayahan
 Program Penelitian dan Pengembangan
Peningkatan Pengendalian dan Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan INSPEKTORAT
pengawasan internal pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 27


PERANGKAT DAERAH
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PROGRAM AKSI/JANJI POLITIK PROGRAM PRIORITAS
PENANGGUNG JAWAB
Peningkatan kualitas ASN  Program Pengembangan Informasi dan Pembinaan BKPSDM
Aparatur
 Program Mutasi Kepegawaian
 Program Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan
Karir
Optimalisasi pengelolaan Program Bina Pemerintahan Desa DPMD
administrasi dan potensi desa
Meningkatkan harmonisasi Peningkatan harmonisasi Silaturahmi dan dialog komunitas  Program Peningkatan Kewaspadaan Dini BAKESBANGPOL
kehidupan masyarakat melalui kehidupan masyarakat melalui umat dan antara ulama dengan  Program Pemantapan dan Penguatan Kelembagaan
pelestarian budaya, ketertiban pelestarian budaya, ketertiban Pemerintah Daerah dan Perkuatan Demokrasi
masyarakat dan pembangunan masyarakat dan pembangunan FKUB  Program Pengembangan Etika dan Budaya politik
gender gender  Program Integrasi Kebangsaan
Penanganan gangguan  Program Penegakan Peraturan Daerah dan SATPOL PP
kenyamanan, ketertiban dan Ketertiban Umum
keamanan lingkungan serta Program Perlindungan Masyarakat
pelanggaran perda
Peningkatan pelestarian nilai-nilai Program pengelolaan budaya daerah DISPORABUDPAR
budaya dalam kehidupan
bermasyarakat

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 28


Gambar 6.10
Prioritas Pembangunan Daerah 1 Berdasarkan Sasaran RPJMD, OPD Penanggungjawab dan Program

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 29


Gambar 6.11
Prioritas Pembangunan Daerah 2 Berdasarkan Sasaran RPJMD, OPD Penanggungjawab dan Program

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 30


Tabel 6.4
Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan Kabupaten Sampang

Misi 1: Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing
Kondisi
Kinerja Target Kinerja
Tujuan Indikator Kinerja Satuan Awal
RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
(2018)
Indeks Pembangunan
Terbangunnya sumber IT.1 - 61,00 62,31 63,84 65,46 67,09 68,57 70,00 70,00
Manusia
daya manusia yang
T.1
berkualitas dan
berdaya saing IT.2 Angka Kemiskinan % 21,21 19,76 18,64 17,34 15,94 14,25 12,51 12,51

Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan


Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD Perangkat
Kode Sasaran/Program Indikator Kinerja Satuan Awal
Daerah
RPJMD Target Target Target Target Target Target Target
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
(2018) Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja

Meningkatnya derajat
S.1 IS.1 Indeks Kesehatan - 0,740 0,748 0,758 0,764 0,779 0,788 0,801 0,801
kesehatan masyarakat
Persentase Ibu hamil
Program Kesehatan DINAS
1.02.15. 1 mendapatkan pelayanan % 100,00 100,00 6.085.744.500 100,00 7.535.395.000 100,00 9.008.646.100 100,00 8.997.888.203 100,00 9.853.560.000 100,00 12.257.980.000 100,00 53.739.213.803
Masyarakat KESEHATAN
kesehatan ibu hamil
Persentase Ibu bersalin
2 mendapatkan pelayanan % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
persalinan
Persentase bayi baru lahir
3 mendapatkan pelayanan % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
kesehatan bayi baru lahir

Persentase anak usia 0-59


bulan yang mendapatkan
4 % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
pelayanan kesehatan balita
sesuai standar
Persentase anak usia
pendidikan dasar yang
5 % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar
Persentase warga negara
usia >60 tahun
6 % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
mendapatkan skrining
kesehatan sesuai standar
7 Cakupan ASI eksklusif % 46,50 50,00 55,00 60,00 65,00 70,00 75,00 75,00

8 Persentase balita gizi Buruk % 56,37 60,57 67,16 72,00 76,85 83,18 90,76 90,76
9 Persentase Desa ODF % 80,00 - 90,00 - 100,00 - 100,00 - 100,00 - 100,00 -

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 31


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD Perangkat
Kode Sasaran/Program Indikator Kinerja Satuan Awal
Daerah
RPJMD Target Target Target Target Target Target Target
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
(2018) Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Persentase Puskesmas yang
10 melaksnaakan kesehatan % 75,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
olahraga sesuai standar
Persentase puskesmas yang
melaksnaakan program
11 % 80,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
kesehatan kerja sesuai
standar
Program Pengembangan
Lingkungan Sehat,
1.02.16. 1 Persentase Desa ODF % 23,12 70,00 3.565.110.000 - - - - - - - - - - - - -
Kesehatan Kerja, dan
Olah Raga
Persentase Puskesmas yang
2 melaksnaakan kesehatan % 75,00 75,00 - - - - - - - - - - - - -
olahraga sesuai standar
Persentase puskesmas yang
melaksnaakan program
3 % 75,00 75,00 - - - - - - - - - - - - -
kesehatan kerja sesuai
standar
Persentase orang usia
Program Pencegahan dan 15–59 tahun mendapatkan
1.02.17. 1 % 100,00 100,00 4.651.031.036 100,00 3.282.625.900 100,00 3.583.185.000 100,00 3.756.602.000 100,00 4.302.456.000 100,00 5.407.680.000 100,00 24.983.579.936
Pengendalian Penyakit skrining kesehatan sesuai
standar
Persentase penderita HT
2 mendapatkan pelayanan % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
kesehatan sesuai standar
Persentase penderita DM
3 mendapatkan pelayanan % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
kesehatan sesuai standar
Persentase ODGJ berat
4 mendapatkan pelayanan % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
kesehatan sesuai standar
Persentase Orang terduga
5 TBC mendapatkan % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
pelayanan sesuai standar

Persentase orang dengan


risiko terinfeksi HIV
6 persen 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
mendapatkan pelayanan
sesuai standar

per
7 Prevalensi kusta 10.000 3,24 3,14 3,00 2,50 2,00 1,50 1,50 1,50
Penduduk
Persentase KLB ditangani
8 persen 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
<24 jam
9 Cakupan Desa UCI persen 68,28 71,50 74,70 77,90 81,20 84,40 87,60 87,60

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 32


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD Perangkat
Kode Sasaran/Program Indikator Kinerja Satuan Awal
Daerah
RPJMD Target Target Target Target Target Target Target
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
(2018) Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Persentase PKM yang
10 menyelenggarakan upaya % 4,76 9,52 14,29 19,05 23,81 28,57 33,33 33,33
kesehatan jiwa
Cakupan Pelayanan
Program Pelayanan
1.02.18. 1 Kesehatan Dasar Masyrakat % 60,00 65,00 20.739.686.750 70,00 22.064.219.250 75,00 11.762.978.700 80,00 11.234.560.000 85,00 12.650.000.000 90,00 14.700.750.000 90,00 93.152.194.700
Kesehatan
sesuai standar
Persentase rujukan non
2 % 4,90 4,90 4,90 4,90 4,90 4,90 4,90 4,90
spesialistik
Persentase Puskesmas yang
menyelenggarakan
3 % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
pelayanan kesehatan
tradisional
Cakupan peserta jaminan
4 kesehatan melalui JSN/JKN % 77,60 80,00 85,00 90,00 95,00 100,00 100,00 100,00
bidang kesehatan
Persentase Ketersediaan
Program Sumber Daya
1.02.19. 1 Obat PKD dan Perbekalan % 100,00 100,00 48.130.503.536 100,00 50.449.045.500 100,00 65.801.586.065 100,00 74.978.080.000 100,00 79.802.000.000 100,00 76.360.500.000 100,00 395.521.715.101
Kesehatan
Kesehatan
Persentase Sumber Daya
Manusia Kesehatan di
2 % 40,00 41,50 42,00 45,00 50,00 55,00 60,00 60,00
fasilitas kesehatan yang
sesuai standar
Persentase Fasyankes yang
3 memiliki alat kesehatan % 48,00 48,00 60,00 65,00 68,00 70,00 75,00 75,00
sesuai standar
Persentase tersedianya
fasilitas kesehatan di
4 % 54,00 56,00 58,00 60,00 62,00 63,00 65,00 65,00
puskesmas dan jaringannya
sesuai standar
Pencapaian BOR Rumah
Program Peningkatan
Sakit sesuai standar
1.02.20. Pelayanan Kesehatan 1 % 72,80 73,00 54.312.550.000 73,50 65.112.347.100 74,00 70.124.033.800 75,00 72.000.000.000 75,00 77.000.000.000 75,50 85.000.000.000 75,50 423.548.930.900
Nasional (65Persentase-
Rujukan
85Persentase)
2 GDR <45Persentase % 24,14 24,00 24,50 22,50 22,50 22,25 22,00 22,00
3 NDR <25Persentase % 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00
Program Fasilitasi
Persentase Puskesmas
Kegiatan pada Fasilitas
1.02.21. 1 Melaksanakan Pelayanan % 100,00 100,00 72.750.891.960 100,00 73.731.691.511 100,00 76.183.704.860 100,00 78.455.567.000 100,00 91.367.366.000 100,00 92.065.000.000 100,00 484.554.221.331
Kesehatan Tingkat
UKM dan UKP
Pertama
Cakupan penyediaan
Program Pembinaan
1.02.22. 1 fasilitas kesehatan terkait % 100,00 100,00 7.211.656.000 100,00 15.309.000.000 100,00 16.074.450.000 100,00 16.878.172.500 100,00 17.722.081.125 100,00 18.608.185.181 100,00 91.803.544.806
Lingkungan Sosial
dampak buruk rokok
Persentase fasilitas
Program Manajemen pelayanan kesehatan
1.02.23. 1 % 100,00 100,00 266.680.000 100,00 300.000.000 100,00 350.000.000 100,00 328.000.000 100,00 925.402.650 100,00 912.812.031 100,00 3.082.894.681
Pelayanan Kesehatan memiliki sistem informasi
kesehatan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 33


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD Perangkat
Kode Sasaran/Program Indikator Kinerja Satuan Awal
Daerah
RPJMD Target Target Target Target Target Target Target
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
(2018) Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja

Meningkatnya kualitas
S.2 IS.2 Indeks Pendidikan - 0,47 0,49 0,52 0,54 0,57 0,59 0,62 0,62
pendidikan masyaakat

Program Pendidikan
Anak Usia Dini, Rasio Siswa PAUD per DINAS
1.01.15. 1 - 16,23 16,10 4.536.112.500 16,00 4.536.112.500 15,80 4.676.731.988 15,60 5.144.405.186 15,40 5.303.881.747 15,20 5.675.153.469 15,20 29.872.397.390
Pendidikan Non Formal Rombel (1:15) PENDIDIKAN
dan Informal
Persentase Peserta
2 pendidikan keaksaraan % 80,23 80,75 81,25 81,75 - 82,25 - 82,75 - 83,25 - 83,25 -
yang melek huruf
Persentase peserta
3 pendidikan kesetaraan % 90,34 90,85 91,35 91,85 - 92,35 - 92,85 - 93,35 - 93,35 -
yang lulus ujian
Program Pembinaan Angka Partisipasi kasar
1.01.16. 1 % 109,32 108,50 82.337.725.000 108,00 85.198.235.000 107,50 87.839.380.285 107,00 95.523.318.314 106,50 96.875.219.961 106,00 102.884.217.610 106,00 550.658.096.170
Sekolah Dasar SD/MI/ Paket A
Rasio Siswa SD/MI per
2 - 15,00 15,50 16,00 16,50 - 17,00 - 17,50 - 18,00 - 18,00 -
Rombel (1:36)
Persentase Bangunan SD
3 % 77,48 79,50 81,50 83,50 - 85,50 - 87,50 - 90,50 - 90,50 -
kondisi bangunan baik
Angka kelulusan (AL)
4 % 99,53 99,54 99,55 99,56 - 99,57 - 99,58 - 99,59 - 99,59 -
SD/MI
Angka melanjutkan (AM)
5 % 96,72 96,74 96,76 96,78 - 96,80 - 96,82 - 96,84 - 96,84 -
dari SD/MI ke SMP/MTs
Persentase SD
6 % 66,30 66,55 66,80 67,05 67,30 67,55 67,80 67,80
Berakreditasi Minimal B
Program Pembinaan
Angka Partisipasi kasar
1.01.17. Sekolah Menengah 1 % 102,11 102,20 38.224.440.950 102,22 40.224.440.950 102,24 41.471.398.619 102,26 45.487.106.327 102,28 46.897.206.623 102,30 50.180.011.087 102,30 262.484.604.556
SMP/MTs/Paket B
Pertama (SMP)
Rasio Siswa SMP/MTs per
2 - 27,00 27,20 27,40 27,60 - 27,80 - 28,00 - 28,20 - 28,20 -
Rombel (1:32)
Persentase bangunan SMP
3 % 87,12 87,72 88,22 88,72 - 89,22 - 89,72 - 90,22 - 90,22 -
kondisi bangunan baik
Angka kelulusan (AL)
4 % 97,53 97,60 97,63 97,66 - 97,70 - 97,73 - 97,75 - 97,75 -
SMP/MTs
Angka melanjutkan (AM)
5 dari SMP/MTs ke % 77,87 77,90 77,93 77,96 - 77,99 - 78,02 - 78,05 - 78,05 -
SMA/SMK
Persentase SMP
6 % 25,84 26,09 26,34 26,59 26,84 27,09 27,34 27,34
Berakreditasi Minimal B
Program Peningkatan
Rasio guru terhadap murid
1.01.18. Mutu Pendidikan dan 1 - 13,00 13,30 10.493.020.000 13,50 10.493.020.000 13,70 10.818.303.620 14,00 11.900.133.982 14,20 12.269.038.135 14,50 13.127.870.805 14,50 69.101.386.542
SD/MI (1:15)
Tenaga Kependidikan
Rasio guru terhadap murid
2 - 13,00 13,20 13,60 13,90 - 14,20 - 14,50 - 14,70 - 14,70 -
SMP/MTs (1:20)
persentase guru memenuhi
3 % 89,86 90,00 90,50 90,86 - 91,86 - 92,86 - 93,86 - 93,86 -
standar kualifikasi

Persentase
Program Manajemen
1.01.19. 1 informasi/database % 96,90 97,20 428.000.000 97,20 428.000.000
Pelayanan Pendidikan
pendidikan yang terupdate

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 34


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD Perangkat
Kode Sasaran/Program Indikator Kinerja Satuan Awal
Daerah
RPJMD Target Target Target Target Target Target Target
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
(2018) Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
IS.3 Indeks Minat Baca - 34,94 37,00 40,00 43,00 46,00 49,00 52,00 52,00

Program Pengelolaan Jumlah kunjungan layanan pengunju


2.18.15. 1 - 10.000 597.135.000 11.200 626.991.750 12.700 658.341.338 14.600 691.258.404 17.000 725.821.325 20.000 762.112.391 20.000 4.061.660.207 DISARPUS
Kearsipan kearsipan ng
Program Pengelolaan Jumlah kunjungan layanan pengunju
2.17.15. 1 24.355 26.355 760.704.800 28.855 798.740.040 31.605 838.677.000 34.705 880.610.850 38.305 924.641.393 42.355 970.873.463 42.355 5.174.247.546
Perpustakaan perpustakaan ng
Menurunnya Jumlah
S.3 IS.4 Persentase PMKS % 9,67 9,47 9,27 9,07 8,87 8,67 8,47 8,47
PMKS
Program Pelayanan dan Persentase PMKS yang
1.06.15. Rehabilitasi 1 menerima pelayanan dan % 0,68 2,77 871.090.000 2,76 1.453.298.750 2,74 1.581.373.514 2,77 1.781.373.514 2,75 1.857.515.165 2,76 1.933.952.866 2,76 9.478.603.809 DINAS SOSIAL
Kesejahteraan Sosial rehabilitasi sosial
Persentase fakir miskin
Program Penanganan yang mendapatkan
1.06.16. Fakir Miskin dan 1 pembinaan dalam % 0,03 39,31 2.017.475.000 39,31 1.525.588.750 39,31 1.575.147.625 39,31 1.626.271.353 39,31 1.652.413.004 39,31 1.678.850.768 39,31 10.075.746.500
Pemberdayaaan Sosial penyelenggaraan
pemberdayaan sosial
Persentase PMKS penerima
Program Perlindungan
1.06.17. 1 program perlindungan dan % 47,80 13,42 2.704.764.000 4,40 2.274.994.213 4,52 2.374.493.634 4,49 2.407.940.891 4,55 2.484.082.543 4,52 2.560.520.308 4,52 14.806.795.589
dan Jaminan Sosial
jaminan sosial
Meningkatnya akses
prasarana dasar Persentase perumahan
S.4 IS.5 % 52,03 55,78 60,06 64,35 68,63 72,91 77,19 77,19
perumahan dan dan permukiman sehat
permukiman
Program Pengembangan Cakupan perumahan yang
1.04.15. 1 % 39,13 39,13 11.632.300.000 43,48 9.297.901.673 47,83 9.688.674.752 47,83 11.206.892.574 52,17 11.691.227.555 52,17 12.923.030.385 52,17 66.440.026.939 DPRKP
Perumahan sehat yang didukung PSU
Persentase penyediaan
2 % 2,56 2,59 2,63 2,67 2,71 2,75 2,80 2,80 -
rumah layak huni

Program Pengembangan
Air Minum dan Persentase RT berakses air
1.04.17. 1 % 43,55 44,28 38.773.001.800 45,00 33.593.673.640 45,72 35.009.696.701 46,44 41.462.402.653 47,16 42.115.961.529 47,88 45.872.024.428 47,88 236.826.760.751
Penyehatan Lingkungan minum
Permukiman

Persentase RT berakses
2 % 64,52 65,20 65,92 66,64 67,36 68,08 68,80 68,80 -
sanitasi
Program Penataan Persentase jalan lingkungan
1.04.16. 1 % 42,13 43,91 6.440.013.000 46,91 10.420.691.313 49,92 10.662.648.251 52,93 10.644.268.340 55,93 10.761.924.881 58,94 11.438.107.832 58,94 60.367.653.617
Kawasan Permukiman dalam kondisi baik
Persentase drainase dalam
2 % 43,25 43,78 46,14 48,50 50,86 53,21 55,57 55,57 -
kondisi baik
Persentase penyelesaian
Program Pengelolaan
2.04.15. 1 pengaduan masyarakat % 17,86 26,67 99.475.000 36,67 398.675.000 46,67 448.675.000 56,67 448.675.000 66,67 448.675.000 76,67 448.675.000 76,67 2.292.850.000
Pertanahan
tentang pertanahan
Program Pembinaan Persentase jalan lingkungan
2.04.19. 1 % - 43,91 650.000.000
Lingkungan Sosial dalam kondisi baik
Meningkatnya daya
Persentase peningkatan
saing dan peran serta
S.5 IS.6 prestasi pemuda di % 8,00 11,00 12,00 13,00 14,00 15,00 17,00 17,00
pemuda dalam
tingkat nasional
pembangunan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 35


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD Perangkat
Kode Sasaran/Program Indikator Kinerja Satuan Awal
Daerah
RPJMD Target Target Target Target Target Target Target
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
(2018) Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Program Pembinaan dan
Persentase organisasi DISPORABUD
2.13.15. Pengembangan 1 % 80,65 83,87 1.355.068.000 87,10 1.254.717.924 90,32 1.247.629.482 93,55 1.393.175.750 96,77 1.512.834.000 100,00 2.365.827.710 100,00 9.129.252.866
kepemudaan aktif PAR
Kepemudaan
Jumlah pemuda yang
berprestasi di tingkat
2 pemuda 8 11 12 13 14 15 17 17 -
regional, nasional dan
internasional
Jumlah prestasi olah raga
Program Pembinaan dan
2.13.16. 1 tingkat regional, nasional prestasi 78 80 16.980.949.000 82 15.481.415.250 84 15.956.229.400 86 15.932.791.600 88 16.511.119.500 90 17.191.231.000 90 98.053.735.750
Pengembangan Olahraga
dan internasional
Pengendalian laju
Laju pertumbuhan
S.6 pertumbuhan IS.7 % 1,10 0,98 0,86 0,74 0,62 0,50 0,50 0,50
penduduk
penduduk
Program Penyuluhan dan Persentase capaian
2.08.15. 1 % 50,88 55,00 5.518.895.000 60,00 5.282.154.450 65,00 5.310.904.450 70,00 5.430.000.000 75,00 5.466.250.150 80,00 5.549.750.150 80,00 32.557.954.200
Penggerakan Masyarakat akseptor KB
Program Pelayanan Persentase kesetaraaan ber
2.08.16. 1 % 20,88 10,73 583.833.000 11,73 1.067.483.000 12,62 1.080.935.250 13,42 1.044.546.755 14,13 1.100.166.755 14,75 1.118.810.820 14,75 5.995.775.580 DKBPPPA
Keluarga Berencana KB MKJP
Persentase kesertaan KB
2 % 75,09 76,05 77,11 78,24 79,35 80,05 81,12 81,12
aktif (CPR)
Cakupan PUS yang ingin
3 ber KB tidak terpenuhi % 10,07 10,00 9,71 9,38 9,02 8,75 8,50 8,50 -
(Unmet need)
Persentase PIKR dan saka
4 % 29,00 40,00 51,00 62,00 73,00 84,00 100,00 100,00 -
kencana yang aktif
Meningkatnya
Indeks Pembangunan
S.7 kesetaraan gender dan IS.8 - 84,25 84,65 85,00 85,43 86,03 86,39 86,94 86,75
Gender (IPG)
Perlindungan Anak

Program Pemberdayaan Persentase kelembagaan


2.02.15. Perempuan dan 1 pengarustamaan gender % - 20,00 782.739.000 35,00 850.989.200 40,00 871.139.450 45,00 894.659.450 50,00 915.569.985 65,00 925.600.000 65,00 5.240.697.085 DKBPPPA
Perlindungan Anak dan hak anak yang dibina
Persentase korban
kekerasan terhadap
2 % - 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
perempuan dan anak yang
tertangani

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 36


Misi 2: Mewujudkan kemandirian ekonomi daerah dan perdesaan melalui pengembangan agribisnis, pariwisata dan ekonomi kreatif

Kondisi Kinerja Target Kinerja


Tujuan Indikator Kinerja Satuan Awal RPJMD
(2018) 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD

Meningkatnya IT.3 Pertumbuhan ekonomi % 4,93 5,34 5,47 5,61 5,75 5,89 6,02 6,02
pemerataan dan
pertumbuhan ekonomi IT.4 Indeks Gini - 0,29 0,29 0,28 0,28 0,28 0,27 0,27 0,27
T.2 daerah dan Perdesaan
melalui pengembangan
agribisnis, pariwisata Indeks Kinerja
IT.5 - 74,25 74,52 74,94 75,21 75,68 76,12 76,53 76,53
dan ekonomi kreatif Agribisnis

Kinerja dan Kerangka Pendanaan


Kondisi Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD Perangkat
Kode Sasaran/Program Indikator Kinerja Satuan Awal RPJMD
Daerah
(2018) Target Target Target Target Target Target Target
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja

Meningkatnya
Tingkat Pengangguran
S.8 partisipasi angkatan IS.9 % 2,48 2,38 2,33 2,30 2,26 2,23 2,21 2,21
Terbuka (TPT)
kerja
Program Penempatan dan
Persentase pencari kerja DISKUM
2.01.15. Pengembangan Tenaga 1 % 74,33 75,12 725.325.000 75,87 835.325.000 76,57 835.325.000 77,23 835.325.000 77,85 835.325.000 78,44 835.325.000 78,44 4.901.950.000
yang difasilitasi NAKER
Kerja
Angka sengketa pengusaha
2 % 0,67 1,33 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00
pekerja pertahun
Program Pembinaan Persentase pencari kerja
2.01.16. 1 % 80,00 66,67 926.195.000 67,00 1.142.514.000 68,18 1.247.495.288 68,75 1.309.870.052 69,23 1.375.363.554 69,29 1.444.131.732 69,29 7.445.569.626
Lingkungan Sosial yang dilatih di BLK
Meningkatnya kualitas Persentase
S.9 dan kuantitas usaha IS.10 Pertumbuhan UM 2,58 2,76 3,18 3,32 3,44 3,55 3,60 3,60
mikro Mandiri

Program Kelembagaan
Persentase Koperasi yang
2.11.15. dan Pengawasan Koperasi 1 % 78,57 79,12 543.200.000 79,93 543.200.000 80,73 629.200.000 81,52 693.200.000 82,31 775.005.845 83,09 825.005.845 83,09 4.008.811.690
melaksanakan RAT DISKUM
dan Usaha Mikro
NAKER
Persentase UM yang
2 % 0,28 0,57 0,89 1,21 1,52 1,82 2,12 2,12
berlegalitas
Program Pengembangan
Persentase KUM yang
2.11.16. Usaha Koperasi dan Usaha 1 % 0,39 1,14 1.469.422.250 1,82 1.469.422.253 2,09 1.469.422.250 2,19 1.469.422.250 2,46 1.519.422.250 2,78 1.537.616.405 2,78 8.934.727.658
produknya terstandarisasi
Mikro
Persentase Akses
2 % 97,14 97,18 97,19 97,21 97,22 97,24 97,25 97,25
permodalan bagi KUM
Meningkatnya
Derajat Desentralisasi
S.10 kemampuan keuangan IS.11 % 8,22 8,37 10,12 11,37 12,36 13,59 15,48 15,48
Fiskal (DDF)
daerah
Program Peningkatan dan
Persentase realisasi PAD
4.02.17. Pengelolaan Pendapatan 1 % 100,00 100,00 1.096.136.000 100,00 3.913.421.500 100,00 4.226.495.220 100,00 4.649.144.742 100,00 4.915.071.200 100,00 5.307.572.000 100,00 24.107.840.662 BPPKAD
Terhadap target PAD
Daerah
Program Peningkatan Dan Persentase Penerimaan
4.02.18. 1 % 60,60 100,00 2.817.285.500 100,00 2.817.285.500
Pengelolaan PBB-P2 PBB-P2

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 37


Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD Perangkat
Kode Sasaran/Program Indikator Kinerja Satuan Awal RPJMD
Daerah
(2018) Target Target Target Target Target Target Target
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Meningkatnya
pengelolaan sektor Juta
S.11 IS.12 Nilai PDRB 11.434.543,70 12.006.270,90 12.625.794,50 13.301.274,50 14.040.825,30 14.852.385,00 15.746.498,60 15.746.498,60
unggulan dan ekonomi Rupiah
kreatif
Program Peningkatan
Produksi, Pengolahan Persentase peningkatan
DINAS
3.03.15. hasil dan Pemasaran 1 produksi tanaman pangan % 14,23 14,87 7.167.019.000 15,41 8.133.838.596 15,83 8.327.011.626 16,16 8.529.843.307 16,39 8.912.220.546 16,55 9.330.657.045 16,55 50.400.590.120
PERTANIAN
Tanaman Pangan dan dan hortikultura
Hortikultura
Persentase kenaikan
pengolahan hasil pertanian
2 % 3,18 3,72 4,14 4,47 4,70 4,86 5,02 5,02
tanaman pangan dan
hortikultura
Persentase kenaikan
pemasaran hasil pertanian
3 % 6,53 7,07 7,49 7,82 8,05 8,21 8,37 8,37
tanaman pangan dan
hortikultura
Program Peningkatan
Persentase kenaikan
Produksi, Pengolahan
3.03.16. 1 produksi tanaman % 9,14 9,68 979.821.375 10,10 1.111.997.738 10,43 1.138.406.914 10,66 1.166.136.548 10,82 1.218.412.312 10,98 1.275.617.829 10,98 6.890.392.716
hasil dan Pemasaran
Perkebunan
Tanaman Perkebunan
Persentase kenaikan
2 pengolahan hasil pertanian % 2,04 2,58 3,00 3,33 3,56 3,72 3,88 3,88
tanaman perkebunan

Persentase kenaikan
3 pemasaran hasil pertanian % 4,194 4,73 5,15 5,48 5,71 5,87 6,03 6,03
tanaman perkebunan
Program Peningkatan Persentase Peningkatan
3.03.19. Kualitas Bahan Baku 1 Kualitas Tembakau % 3,21 3,54 1.746.748.500 3,96 1.982.382.127 4,29 2.029.462.328 4,52 2.078.896.540 4,68 2.172.089.661 4,84 2.274.071.158 4,84 12.283.650.314
(DBHCHT) (DBHCHT)
Program pengembangan
agribisnis peternakan,
Persentase kenaikan
3.03.17. kesehatan hewan dan 1 % 12,94 13,40 2.394.499.000 13,65 2.717.513.151 13,87 2.782.052.205 14,08 2.849.818.212 14,34 2.977.570.338 14,55 3.117.369.852 14,55 16.838.822.758
produksi peternakan (%)
kesehatan masyarakat
veteriner
Persentase kenaikan
2 pelayanan kesehatan % 2,89 3,43 3,85 4,18 4,41 4,57 4,73 4,73
ternak (%)
Persentase kenaikan
3 pengolahan hasil % 0,80 0,92 1,04 1,16 1,28 1,40 1,52 1,52
peternakan (%)
Persentase kenaikan
4 pemasaran hasil % 5,94 6,48 6,90 7,23 7,46 7,62 7,78 7,78
peternakan (%)
Persentase kenaikan
keamanan produk pangan
5 asal hewan yang ASUH % 5,00 5,54 5,96 6,29 6,52 6,68 6,84 6,84
(Aman, Sehat Utuh, Halal)
(%)

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 38


Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD Perangkat
Kode Sasaran/Program Indikator Kinerja Satuan Awal RPJMD
Daerah
(2018) Target Target Target Target Target Target Target
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Program Pemberdayaan Persentase peningkatan
3.03.18. penyuluhan Pertanian 1 kapasitas SDM pertanian % 2,00 2,00 2.291.785.900 2,00 2.600.944.215 2,00 2.562.714.838 2,00 2.627.573.991 2,00 2.749.846.133 2,00 2.883.648.886 12,00 15.716.513.963
dan peternakan dan peternakan
DINAS
Program Pengembangan Jumlah produksi perikanan Laut: ton 9.336,25 9.867,00 1.543.301.000 10.015,00 733.386.000 10.226,00 825.000.000 10.523,00 800.000.000 10.817,00 875.000.000 11.119,00 1.100.000.000 11.119,00 5.876.687.000
PERIKANAN
3.01.15. 1
Perikanan Tangkap tangkap
PUD: ton 18,20 21,00 21,50 22,00 23,00 24,50 27,00 27,00

Program Pengembangan
Jumlah produksi perikanan
3.01.16. Perikanan Budidaya dan 1 ton 800,00 840,00 2.716.450.000 865,00 2.742.955.600 890,00 2.742.955.600 920,00 2.883.000.000 945,00 3.060.000.000 970,00 3.100.000.000 970,00 17.245.361.200
budidaya
Garam
Jumlah Produksi Garam
2 Ribu ton 260,00 275,00 283,00 291,00 300,00 309,00 318,00 318,00
Rakyat
Program Pengembangan Persentase produksi
3.01.18. 1 % 2,63 2,72 2,82 809.915.000 3,29 825.000.000 3,75 850.000.000 4,12 875.000.000 4,85 900.000.000 5,57 4.259.915.000
Usaha dan Data Perikanan perikanan yang diolah
kg/kapita
2 Konsumsi ikan perkapita 26,82 26,90 27,06 27,48 28,00 28,51 28,89 28,89
/tahun
Persentase IKM yang
Program Penataan dan DISPERDAGPR
3.07.15. 1 memiliki standarisasi % 9,92 24,55 1.415.000.000 38,24 1.393.668.472 51,05 1.478.068.542 63,27 1.570.708.636 74,44 1.672.402.758 84,93 1.784.045.810 84,93 9.313.894.218
Pengembangan Industri IN
industri
Program Pembinaan Persentase IKM formal
3.07.16. 1 % 3,15 0,31 127.500.000 0,31 150.000.000 0,30 150.000.000 0,30 150.000.000 0,30 150.000.000 0,30 150.000.000 0,30 877.500.000
Lingkungan Sosial yang dibina
Persentase pertumbuhan
Program Peningkatan dan
jumlah pelaku usaha DISPERDAGPR
3.06.15. Pengembangan 1 % 15,57 15,60 2.186.350.000 15,70 1.953.390.151 15,80 2.068.798.698 15,90 2.196.939.100 16,00 2.339.069.095 16,10 2.496.571.418 16,10 13.241.118.462
perdagangan besar dan IN
Perdagangan
eceran

Program Pengembangan Persentase pasar


3.06.16. dan Pengelolaan Pasar 1 kabupaten yang bersih dan % 12,00 16,00 7.519.315.000 24,00 7.405.959.184 32,00 7.854.461.456 40,00 8.346.751.244 48,00 8.887.154.164 56,00 9.480.425.738 56,00 49.494.066.785
Daerah sehat

Persentase pasar
Program Pembinaan
3.06.18. 1 kabupaten yang dibangun/ % - 8,00 1.122.500.000 12,00 1.081.155.894 16,00 1.155.714.260 20,00 1.237.551.799 24,00 1.327.387.595 28,00 1.426.012.200 28,00 7.350.321.748
Lingkungan Sosial
direhab/ dipelihara

Persentase kenaikan
IS.13 % 13,80 13,85 13,87 13,88 13,90 13,95 13,99 13,99
realisasi investasi

Program Perencanaan,
Pengembangan Iklim dan Jumlah Investor
2.12.15. 1 investor 822 837 297.683.000 852 312.567.150 867 315.692.822 882 328.320.534 897 344.736.561 912 361.973.389 912 1.960.973.456 DPMPTSP
Promosi Penanaman (PMDN/PMA)
Modal
Program Pengendalian,
Pelaksanaan dan
2.12.16. 1 Nilai investasi PMDN Juta Rp. 385.297 504.468 439.015.350 574.435 460.966.118 654.171 465.575.779 745.128 484.198.810 849.046 508.408.750 967.866 533.829.188 967.866 2.891.993.994
Informasi Penanaman
Modal

Persentase peningkatan
IS.14 nilai perdagangan sektor % N/A 5,00 5,20 5,40 5,50 5,70 5,90 5,90
agribisnis

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 39


Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD Perangkat
Kode Sasaran/Program Indikator Kinerja Satuan Awal RPJMD
Daerah
(2018) Target Target Target Target Target Target Target
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Volume usaha
Program Pengembangan miliar DISPERDAGPR
3.06.17. perdagangan sektor N/A 291 - 306 200.000.000 322 215.000.000 340 230.000.000 359 245.000.000 381 M 260.000.000 381 1.150.000.000
Perdagangan Agribisnis rupiah IN
agribisnis
Persentase
IS.15 pertumbuhan kunjungan % 154,11 11,42 11,68 15,05 20,19 25,11 30,04 30,04
wisata
Program pengembangan DISPORABUD
3.02.15. 1 Persentase pokdarwis aktif % 25,00 37,50 3.030.395.000 50,00 4.641.165.000 62,50 5.236.905.000 75,00 5.978.751.000 87,50 8.377.668.000 100,00 10.534.073.000 100,00 37.798.957.000
pariwisata daerah PAR
Jumlah obyek destinasi
2 tujuan wisata (ODTW) destinasi 9 9 23 23 24 25 26 26
baru
Persentase pertumbuhan
3 % 16,67 21,43 29,41 31,82 34,48 35,90 37,74 37,74
pelaku usaha wisata

Persentase
IS.16 pertumbuhan pelaku % 11,11 16,67 20,00 26,19 28,30 32,35 38,89 38,89
ekonomi kreatif
SETDA
Program Fasilitasi
Jumlah pelaku ekonomi (BAG
4.05.21. Peningkatan Ekonomi 1 pelaku 30 35 248.328.550 42 248.328.550 53 260.000.000 68 400.000.000 90 450.000.000 125 600.000.000 125 2.206.657.100
kreatif PEREKONOMI
Daerah
AN)
Kontribusi BUMD terhadap
2 % 4,71 5,15 12,05 15,73 19,11 23,33 28,47 28,47
PAD
Persentase peserta
Program Sosialisasi
4.05.24. 1 sosialisasi yang memahami % 100,00 100,00 182.350.000 100,00 101.365.000 100,00 100.000.000 100,00 100.000.000 100,00 100.000.000 100,00 107.008.956 100,00 690.723.956
Ketentuan di Bidang Cukai
ketentuan di bidang cukai

Program Pemberantasan Persentase penurunan


4.05.25. 1 % 100,00 100,00 40.549.550 100,00 40.549.550
Barang Kena Cukai Ilegal peredaran rokok ilegal
Meningkatnya
Indeks Ketahanan
S.12 Ketahanan Pangan IS.17 - 68,69 69,03 69,38 69,73 70,07 70,42 70,78 70,78
Pangan
Daerah
Program Ketersediaan Ketersediaan pangan DINAS
kg/kapita
2.03.15. Pangan dan Distribusi 1 utama masyarakat (Pangan 274,62 278,74 1.002.723.000 282,92 931.530.325 287,16 950.015.089 291,47 997.515.848 295,84 1.001.140.222 300,28 1.099.761.209 300,28 5.982.685.693 KETAHANAN
/tahun
Pangan Setara Beras/PSB) PANGAN

Persentase pemenuhan
2 % 197,35 200,31 203,32 206,37 209,46 212,61 215,79 215,79
kebutuhan pangan utama
Cadangan pangan
3 pemerintah setara beras ton 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 120,00
(PSB)
Juta Rp./
Program Konsumsi dan Angka konsumsi pangan
2.03.16. 1 RT/ 36,70 39,78 659.570.000 42,87 772.320.000 45,95 839.027.750 49,03 880.979.135 52,12 971.279.510 55,20 971.279.510 55,20 5.094.455.905
Keamanan Pangan RT pertahun
tahun
Persentase konsumsi RT
2 % 81,44 84,52 87,60 90,69 93,77 96,86 99,94 99,94
non pangan
Persentase produk pangan
3 % 90,00 93,08 96,17 99,25 100,00 100,00 100,00 100
yang aman

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 40


Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD Perangkat
Kode Sasaran/Program Indikator Kinerja Satuan Awal RPJMD
Daerah
(2018) Target Target Target Target Target Target Target
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Meningkatnya
Indeks Desa Membangun
S.13 kemajuan dan IS.18 - 0,580 0,590 0,610 0,640 0,660 0,680 0,700 0,700
(IDM)
kemandirian desa
Program Pemberdayaan Persentase Lembaga
2.07.15. Kelembagaan Masyarakat 1 Kemasyarakatan Desa % 100,00 100,00 2.014.758.000 100,00 2.034.099.677 100,00 2.053.627.034 100,00 2.073.341.853 100,00 2.093.245.935 100,00 2.113.341.096 100,00 12.382.413.595 DPMD
Perdesaan (LKD) yang aktif

Program pemberdayaan Persentase Badan Usaha


2.07.16. Ekonomi dan Teknologi 1 Milik Desa (BUMDesa) % 21,11 32,22 3.899.550.000 43,33 3.936.985.680 54,44 3.974.780.743 65,56 4.012.938.638 76,67 4.051.462.849 87,78 4.090.356.892 87,78 23.966.074.801
Tepat Guna yang aktif

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 41


Misi 3 : Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang berkualitas dan berkelanjutan
Kondisi
Kinerja Target Kinerja
Tujuan Indikator Kinerja Satuan Awal
RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
(2018)
Meningkatnya kuantitas Indeks Kepuasan
dan kualitas IT.6 - 5,50 5,70 5,90 6,20 6,50 6,80 7,00 7,00
Layanan Infrastruktur
pembangunan
T.3
infrastruktur secara
komprehensif dan Indeks Kualitas
IT.7 - 73,85 74,02 74,79 74,74 75,06 75,41 75,89 75,89
berkelanjutan Lingkungan Hidup

Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan


Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD Perangkat
Kode Sasaran/Program Indikator Kinerja Satuan Awal
Daerah
RPJMD Target Target Target Target Target Target Target
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
(2018) Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja

Meningkatnya kualitas Indeks Kualitas


S.14 IS.19 - 52,88 49,06 54,11 59,35 64,69 69,92 75,26 75,26
infrasruktur daerah Pelayanan Jalan

Program Penyelenggaraan Persentase panjang jalan


1.03.15. 1 % 48,82 52,44 131.397.855.052 56,06 141.775.716.015 59,68 149.711.356.038 63,30 156.794.582.490 66,92 156.901.834.180 70,54 191.577.699.393 70,54 928.159.043.168 DPUPR
Jalan dan Jembatan dalam kondisi baik

Persentase jembatan
2 % 56,94 60,91 64,31 68,27 72,52 76,49 80,74 80,97
dalam kondisi baik
Persentase panjang saluran
3 drainase dalam kondisi % 32,35 33,85 41,98 50,11 58,24 66,37 74,50 74,50
baik
Program Pengelolaan
Persentase sarana dan
Perbekalan dan
1.01.20. 1 prasarana pekerjaan % 95,00 97,00 850.050.000 100,00 750.000.000 100,00 750.000.000 100,00 750.000.000 100,00 750.000.000 100,00 825.000.000 100,00 4.675.050.000
Laboratorium Pekerjaan
umum dalam kondisi baik
Umum
Persentase peningkatan
Program Pengembangan
1.03.19. 1 data dan pembinaan jasa % 36,67 55,83 550.000.000 75,00 575.000.000 77,50 633.000.000 80,00 697.000.000 82,50 767.000.000 85,00 844.000.000 85,00 4.066.000.000
Data dan Jasa Konstruksi
konstruksi
Program Pembinaan Persentase panjang jalan
1.03.20. 1 % 52,44 1.440.000.000
Lingkungan Sosial dalam kondisi baik
Indeks Kinerja
IS.20 - 56,37 60,57 67,16 72,00 76,84 83,08 90,81 90,81
Sumberdaya Air

Program Pengelolaan Persentase Jaringan Irigasi


1.03.17. 1 % 81,57 84,00 2.000.000.000 90,00 3.000.000.000 92,50 3.300.000.000 95,00 3.630.000.000 97,50 3.993.000.000 100,00 4.393.000.000 100,00 20.316.000.000 DPUPR
Irigasi dan Air Baku dalam kondisi baik

Persentase ketersediaan
2 % 30,00 33,00 3.656.310.000 45,00 5.000.000.000 50,00 5.500.000.000 60,00 6.050.000.000 65,00 7.000.000.000 70,00 7.500.000.000 70,00 34.706.310.000
sarana air baku

Program Pengelolaan Persentase peningkatan


1.03.16. 1 % 31,17 37,14 22.020.288.000 44,32 25.400.000.000 51,50 26.067.000.000 58,69 28.474.000.000 68,65 30.171.000.000 81,61 38.688.000.000 81,61 170.820.288.000
Sungai pengelolaan sungai

Indeks Layanan
IS.21 - 7,00 7,40 7,70 8,00 8,30 8,70 9,10 9,10
Perhubungan
Program Peningkatan DINAS
Persentase angkutan darat
2.09.15. Pelayanan Perhubungan 1 % 95,00 95,29 15.403.785.000 96,13 18.370.000.000 96,27 19.123.471.549 95,89 19.842.484.176 97,35 21.564.191.694 96,31 23.371.610.863 96,31 117.675.543.282 PERHUBUNG
yang laik jalan
Darat AN

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 42


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD Perangkat
Kode Sasaran/Program Indikator Kinerja Satuan Awal
Daerah
RPJMD Target Target Target Target Target Target Target
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
(2018) Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Persentase ketersediaan
2 sarana dan prasarana jalan % 84,76 85,90 87,39 88,13 88,88 90,29 93,35 93,00 -
dalam kondisi baik
Persentase ketersediaan
Program Peningkatan
sarana dan prasarana
2.09.16. Pelayanan Perhubungan 1 % 81,82 60,00 1.760.335.000 67,27 1.500.000.000 76,36 1.600.000.000 85,45 1.750.000.000 90,91 2.000.000.000 100,00 2.200.000.000 100,00 10.810.335.000
perhubungan laut dalam
Laut
kondisi baik
IS.22 Indeks Kualitas Air - 53,64 53,80 53,98 54,15 54,20 54,30 54,90 54,90
Meningkatnya kualitas
S.15 lingkungan hidup dan IS.23 Indeks Kualitas Udara - 76,70 77,00 78,00 79,00 80,00 81,00 82,00 82,00
penanganan bencana Indeks Kualitas Tutupan
IS.24 - 86,83 86,95 86,97 86,99 87,01 87,03 87,05 87,05
Lahan
Program Penataan dan Persentase pelanggaran DINAS
2.05.15. Pengendalian Lingkungan 1 lingkungan yang % 100,00 100,00 1.343.498.000 100,00 1.410.672.900 100,00 1.481.206.545 100,00 1.555.266.872 100,00 1.633.030.216 100,00 1.714.681.727 100,00 9.138.356.260 LINGKUNGAN
Hidup diselesaikan HIDUP
Persentase pelaku usaha
2 yang taat terhadap % 8.75 9,76 11,90 13,95 - 15,90 - 17,78 - 19,56 - 19,56 -
peraturan lingkungan
Program Kebersihan dan Persentase penurunan
2.05.16. 1 % 18,00 20,00 8.045.550.950 22,00 8.447.828.498 24,00 8.870.219.922 26,00 9.313.730.918 28,00 9.779.417.464 30,00 10.268.388.338 30,00 54.725.136.090
Persampahan timbulan sampah
Program konservasi, penghijauan wilayah
2.05.17. rehabilitasi lingkungan 1 rawan longsor dan sumber ha. 4,00 4,50 3.479.307.296 5,00 3.653.272.661 5,50 3.835.936.294 6,00 4.027.733.109 6,50 4.629.119.764 7,00 5.260.575.752 34,50 24.885.944.875
dan pertamanan mata air
Persentase luas RTH
2 % 9,20 10,00 10,80 11,60 12,40 13,20 14,00 14,00 -
perkotaan
IS.25 Indeks Risiko Bencana - 154,80 151,70 148,67 145,70 142,78 139,93 130,00 130,00

Persentase kepatuhan
1.03.18. Program Tata Ruang 1 pemanfaatan ruang % 100,00 100,00 1.085.165.000 100,00 1.100.000.000 100,00 1.155.000.000 100,00 1.213.000.000 100,00 1.274.000.000 100,00 1.338.000.000 100,00 7.165.165.000 DPUPR
terhadap RTRW

Program peningkatan
Persentase kejadian
1.05.18 kesiagaan dan pencegahan 1 % 94,00 95,00 1.843.709.200 96,00 1.679.586.085 97,00 1.656.125.864 98,00 1.700.000.000 99,00 1.724.500.000 100,00 2.000.000.000 100,00 10.603.921.149 SATPOL PP
kebakaran yang ditangani
bahaya kebakaran

Program Pencegahan Dini


Persentase desa tangguh
4.05.36. dan Penanggulangan 1 % n/a 7,70 1.816.411.200 8,50 1.866.451.500 10,00 1.995.000.000 11,50 2.103.000.000 20,00 2.210.000.000 30,00 2.346.000.000 30,00 12.336.862.700 BPBD
bencana
Bencana

Persentase korban bencana


2 % n/a 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 -
alam yang tertangani

Jumlah korban meninggal,


hilang, dan terkena jiwa/
3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
dampak bencana per orang
100.000 orang

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 43


Misi 4: Memperkuat tata kelola pemerintahan dan desa yang transparan, akuntabel dan berorientasi pada pelayanan publik
Kondisi
Kinerja Target Kinerja
Tujuan Indikator Kinerja Satuan Awal
RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
(2018)
Terselenggaranya
reformasi birokrasi
melalui tata kelola
Indeks Reformasi
T.4 kepemerintahan dan IT.8 - 75,00 76,00 77,00 78,00 79,00 80,00 81,00 81,00
Birokrasi
desa yang profesional
dan berorientasi pada
pelayanan publik

Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan


Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD Perangkat
Kode Sasaran/Program Indikator Kinerja Satuan Awal
Daerah
RPJMD Target Target Target Target Target Target Target
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
(2018) Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja

Meningkatnya kualitas Indeks Kepuasan


S.16 IS.26 - 80,40 81,05 81,55 81,75 82,00 82,05 82,55 82,55
pelayanan publik Masyarakat (IKM)
Persentase dokumen IKM
Program Peningkatan BAG.
4.05.31. 1 Kabupaten Sampang yang % 100,00 100,00 100,00 250.000.000 100,00 250.000.000 100,00 250.000.000 100,00 250.000.000 100,00 250.000.000 100,00 1.250.000.000
Pelayanan Publik ORGANISASI
disusun
Program penataan
Persentase penduduk ber DISPENDUKC
2.06.15. administrasi 1 % 94,55 95,55 529.518.000 96,55 550.000.000 97,55 550.000.000 98,55 550.000.000 99,55 550.000.000 99,75 550.000.000 99,75 3.279.518.000
KTP -el APIL
kependudukan
Presentase penduduk ber
2 % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100 -
Kartu Keluarga
Presentase anak usia 0-16
3 % 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 60,00 -
tahun ber KIA
Presentase penduduk
4 mendapat pelayanan % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 -
pindah/datang
Program Pelayanan Persentase penduduk usia 0-
2.06.16. 1 % 83,92 84,92 139.568.000 85,42 140.000.000 86,17 150.000.000 87,17 150.000.000 87,92 160.000.000 88,92 175.000.000 88,92 914.568.000
Pencatatan Sipil 18 tahun ber akta kelahiran
Persentase penduduk usia
2 diatas 18 Tahun ber akta % 17,51 22,51 27,51 32,51 40,51 48,51 57,51 57,51 -
kelahiran
Presentase penduduk
3 meninggal ber-akta % 23,03 24,05 24,55 25,30 26,05 27,05 28,05 28,05 -
kematian
Presentase pasangan
4 % 9,08 10,08 10,58 11,33 12,33 13,08 14,08 14,08 -
berstatus kawin tercatat
Program Penataan Data Ketersediaan database
2.06.17. dan Informasi 1 kependudukan skala dok 3,00 3,00 3.464.957.000 3,00 3.459.838.150 3,00 3.575.660.457 3,00 3.711.421.880 3,00 3.854.721.374 3,00 3.985.935.843 3 22.052.534.704
Kependudukan kabupaten
Ketersediaan fasilitas
2 % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 -
penunjang SKM
Persentase pengelolaan
pendokumentasian berkas
3 % 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 60,00 -
kependudukan dan
pencatatan sipil

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 44


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD Perangkat
Kode Sasaran/Program Indikator Kinerja Satuan Awal
Daerah
RPJMD Target Target Target Target Target Target Target
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
(2018) Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Program Penyelenggaraan
Persentase izin yang
2.12.17. Pelayanan Perizinan dan 1 % 100,00 100,00 394.902.900 100,00 381.809.750 100,00 385.627.848 100,00 401.052.961 100,00 421.105.609 100,00 442.160.890 100,00 2.426.659.958 DPMPTSP
diterbitkan tepat waktu
Non Perizinan
Program Pengaduan Persentase pengaduan
2.12.18. Kebijakan dan Pelaporan 1 masyarakat yang ditindak % 100,00 100,00 119.482.050 100,00 125.456.153 100,00 126.710.714 100,00 131.779.143 100,00 138.368.100 100,00 145.286.505 100,00 787.082.664
Layanan lanjuti
Program Fasilitasi Persentase Pelaksanaan
SEKRETARIAT
4.05.26. Persidangan Lembaga 1 sidang dan rapat DPRD % 100,00 100,00 1.489.010.000 100,00 1.282.140.000 100,00 1.410.354.000 100,00 1.551.389.400 100,00 1.706.528.340 100,00 2.133.160.450 100,00 9.572.582.190
DPRD
Perwakilan Rakyat Daerah yang difasilitasi
Persentase fasilitasi
2 peningkatan kapasitas % 100,00 100,00 5.661.365.780 100,00 6.380.580.000 100,00 6.779.346.000 100,00 7.457.280.600 100,00 8.203.008.660 100,00 10.253.760.800 100,00 44.735.341.840
Anggota DPRD
Persentase Fasilitasi
3 Aspirasi masyarakat yang % 100,00 100,00 1.417.055.025 100,00 1.414.800.800 100,00 1.556.000.000 100,00 1.711.600.000 100,00 1.882.760.000 100,00 2.353.450.000 100,00 10.335.665.825
terlayani
Program Fasilitasi
Penyusunan Perundang- Persentase perda yang
4.05.28. 1 % 100,00 100,00 1.861.393.900 100,00 1.916.480.000 100,00 2.108.128.000 100,00 2.318.940.800 100,00 2.550.834.880 100,00 3.188.543.600 100,00 13.944.321.180
Undangan Lembaga difasilitasi
Perwakilan Rakyat Daerah

Persentase rekomendasi
Program Peningkatan
administrasi pelayanan
4.05.38. Pelayanan Publik Tingkat 1 % 100,00 100,00 560.491.000 100,00 617.420.100 100,00 679.162.110 100,00 747.078.321 100,00 821.786.153 100,00 903.964.768 100,00 4.329.902.452 KEC. SRESEH
umum yang ditindaklanjuti
Kecamatan (Sreseh)
tepat waktu

Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam kegiatan % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
pembangunan
Persentase rekomendasi
Program Peningkatan
administrasi pelayanan
4.05.38. Pelayanan Publik Tingkat 1 % 100,00 100,00 128.382.000 100,00 100.000.000 100,00 110.000.000 100,00 121.000.000 100,00 133.100.000 100,00 146.410.000 100,00 738.892.000 KEC. TORJUN
umum yang ditindaklanjuti
Kecamatan (Torjun)
tepat waktu

Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam kegiatan % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00 0
pembangunan
Persentase rekomendasi
Program Peningkatan
administrasi pelayanan KEC.
4.05.38. Pelayanan Publik Tingkat 1 % 100,00 100,00 3.804.803.500 100,00 4.389.548.043 100,00 5.048.730.249 100,00 5.806.789.786 100,00 6.678.558.254 100,00 7.681.091.992 100,00 33.409.521.824
umum yang ditindaklanjuti SAMPANG
Kecamatan (Sampang)
tepat waktu

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 45


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD Perangkat
Kode Sasaran/Program Indikator Kinerja Satuan Awal
Daerah
RPJMD Target Target Target Target Target Target Target
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
(2018) Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam kegiatan % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
pembangunan
Persentase pembangunan
Program Pembangunan
dan pemberdayaan
4.05.39. dan Pemberdayaan 1 % - - - 100,00 7.290.000.000 100,00 2.760.000.000 100,00 2.765.000.000 100,00 2.770.000.000 100,00 2.775.000.000 100,00 18.360.000.000
masyarakat kelurahan yang
Kelurahan
difasilitasi

Persentase rekomendasi
Program Peningkatan
administrasi pelayanan KEC.
4.05.38. Pelayanan Publik Tingkat 1 % 100,00 100,00 153.679.000 100,00 145.603.550 100,00 177.849.000 100,00 223.605.000 100,00 267.622.530 100,00 390.281.000 100,00 1.358.640.080
umum yang ditindaklanjuti CAMPLONG
Kecamatan (Camplong)
tepat waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam kegiatan % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
pembangunan
Persentase rekomendasi
Program Peningkatan
administrasi pelayanan
4.05.38. Pelayanan Publik Tingkat 1 % 100,00 100,00 200.454.000 100,00 220.499.400 100,00 242.549.340 100,00 278.931.741 100,00 320.771.502 100,00 368.887.228 100,00 1.632.093.211 KEC. OMBEN
umum yang ditindaklanjuti
Kecamatan (Omben)
tepat waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam kegiatan % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
pembangunan
Program Peningkatan Persentase rekomendasi
KEC.
Pelayanan Publik Tingkat administrasi pelayanan
4.05.38. 1 % 100,00 100,00 167.760.000 100,00 136.355.000 100,00 187.826.200 100,00 247.500.000 100,00 301.000.000 100,00 142.500.000 100,00 1.182.941.200 KEDUNGDUN
Kecamatan umum yang ditindaklanjuti
G
(Kedungdung) tepat waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam kegiatan % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
pembangunan
Persentase rekomendasi
Program Peningkatan
administrasi pelayanan
4.05.38. Pelayanan Publik Tingkat 1 % 100,00 100,00 150.506.500 100,00 141.524.000 100,00 171.549.000 100,00 209.059.000 100,00 258.744.016 100,00 378.381.000 100,00 1.309.763.516 KEC. JRENGIK
umum yang ditindaklanjuti
Kecamatan (Jrengik)
tepat waktu

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 46


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD Perangkat
Kode Sasaran/Program Indikator Kinerja Satuan Awal
Daerah
RPJMD Target Target Target Target Target Target Target
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
(2018) Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam kegiatan % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
pembangunan
Program Peningkatan Persentase rekomendasi
KEC.
Pelayanan Publik Tingkat administrasi pelayanan
4.05.38. 1 % 100,00 100,00 150.280.000 100,00 165.308.000 100,00 174.838.800 100,00 202.114.620 100,00 233.481.813 100,00 269.554.085 100,00 1.195.577.318 TAMBELANG
Kecamatan umum yang ditindaklanjuti
AN
(Tambelangan) tepat waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam kegiatan % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
pembangunan
Persentase rekomendasi
Program Peningkatan
administrasi pelayanan KEC.
4.05.38. Pelayanan Publik Tingkat 1 % 100,00 100,00 160.779.500 100,00 176.857.450 100,00 194.543.195 100,00 223.724.674 100,00 257.283.375 100,00 295.875.882 100,00 1.309.064.076
umum yang ditindaklanjuti BANYUATES
Kecamatan (Banyuates)
tepat waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam kegiatan % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
pembangunan
Persentase rekomendasi
Program Peningkatan
administrasi pelayanan KEC.
4.05.38. Pelayanan Publik Tingkat 1 % 100,00 100,00 84.921.800 100,00 88.000.000 100,00 103.000.000 100,00 141.500.000 100,00 167.000.000 100,00 198.000.000 100,00 782.421.800
umum yang ditindaklanjuti ROBATAL
Kecamatan (Robatal)
tepat waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 11.615.000 100,00 18.000.000 100,00 19.500.000 100,00 22.000.000 100,00 29.000.000 100,00 32.000.000 100,00 132.115.000
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam kegiatan % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
pembangunan
Persentase rekomendasi
Program Peningkatan
administrasi pelayanan KEC.
4.05.38. Pelayanan Publik Tingkat 1 % 100,00 100,00 120.823.000 100,00 148.709.100 100,00 179.085.000 100,00 226.520.000 100,00 273.255.000 100,00 324.597.000 100,00 1.272.989.100
umum yang ditindaklanjuti SOKOBANAH
Kecamatan (Sokobanah)
tepat waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam kegiatan % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
pembangunan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 47


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD Perangkat
Kode Sasaran/Program Indikator Kinerja Satuan Awal
Daerah
RPJMD Target Target Target Target Target Target Target
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
(2018) Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Persentase rekomendasi
Program Peningkatan
administrasi pelayanan KEC.
4.05.38. Pelayanan Publik Tingkat 1 % 100,00 100,00 156.595.000 100,00 172.254.500 100,00 189.479.950 100,00 217.901.943 100,00 250.587.234 100,00 288.175.319 100,00 1.274.993.945
umum yang ditindaklanjuti KETAPANG
Kecamatan (Ketapang)
tepat waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam kegiatan % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
pembangunan
Program Peningkatan Persentase rekomendasi
KEC.
Pelayanan Publik Tingkat administrasi pelayanan
4.05.38. 1 % 100,00 100,00 86.437.500 100,00 105.000.000 100,00 145.000.000 100,00 176.500.000 100,00 208.000.000 100,00 242.500.000 100,00 963.437.500 PANGARENGA
Kecamatan umum yang ditindaklanjuti
N
(Pangarengan) tepat waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam kegiatan % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
pembangunan
Program Peningkatan Persentase rekomendasi
Pelayanan Publik Tingkat administrasi pelayanan KEC. KARANG
4.05.38. 1 % 100,00 100,00 239.526.500 100,00 288.615.000 100,00 342.304.315 100,00 398.304.315 100,00 458.549.382 100,00 543.151.789 100,00 2.270.451.301
Kecamatan (Karang umum yang ditindaklanjuti PENANG
Penang) tepat waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam kegiatan % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
pembangunan
Meningkatnya
penyelenggaraan
S.17 pemerintahan yang IS.27 Opini BPK - WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
akuntabel, efektif dan
efisien
IS.28 Nilai SAKIP - 64,23 (B) 80,01 (A) 82,00 (A) 84,00 (A) 86,00 (A) 88,00 (A) 90,01 (AA) 90,01 (AA)
Persentase Perangkat
Program Pengelolaan
Daerah yang menyusun
4.02.15. Anggaran dan 1 % 100,00 100,00 1.428.741.500 - 100,00 1.428.741.500 BPPKAD
dokumen RKA/DPA tepat
Perbendaharaan
waktu
Persentase penyerapan
2 anggaran SKPD sesuai % 92,20 100,00 100,00
dengan anggaran kas
Persentase PD yang
Program Pengelolaan
4.02.16. 1 menyusun laporan % 100,00 100,00 653.628.000 100,00 653.628.000 100,00 653.628.000 100,00 653.628.000 100,00 653.628.000 100,00 653.628.000 100,00 3.921.768.000
Akutansi dan Pelaporan
keuangan tepat waktu

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 48


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD Perangkat
Kode Sasaran/Program Indikator Kinerja Satuan Awal
Daerah
RPJMD Target Target Target Target Target Target Target
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
(2018) Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Program Pengelolaan Aset Persentase laporan BMD
4.02.19. 1 % 100,00 100,00 772.288.500 100,00 772.288.500 100,00 810.902.925 100,00 851.440.000 100,00 894.000.000 100,00 938.721.000 100,00 5.039.640.925
Daerah yang tepat waktu
Persentase Perangkat
Program Pengelolaan Daerah yang menyusun
4.02.20. 1 % - - - 100,00 1.141.188.000 100,00 1.098.741.500 100,00 1.088.741.500 100,00 1.078.741.500 100,00 1.028.741.500 100,00 5.436.154.000
Anggaran Daerah dokumen RKA/DPA/DPA
Perubahan tepat waktu
Persentase penyerapan
Program Penatausahaan
4.02.21. 1 anggaran SKPD sesuai % - - - 100,00 324.666.000 100,00 330.000.000 100,00 340.000.000 100,00 350.000.000 100,00 400.000.000 100,00 1.744.666.000
Belanja Daerah
dengan anggaran kas
Program Penataan dan Persenatse Penataan dan
Penyempurnaan Penyempurnaan Kebijakan INSPEKTORA
4.05.29. 1 % 100,00 100,00 101.835.000 100,00 106.926.000 100,00 118.150.215 100,00 270.000.000 100,00 383.500.000 100,00 502.675.000 100,00 1.483.086.215
Kebijakan Sistem dan Sistem dan Prosedur T
Prosedur Pengawasan Pengawasan
Program Peningkatan
Sistem Pengawasan Jumlah pelaksanaan
4.05.30. Internal dan pengendalian 1 Program Kerja Pengawasan % 97,00 100,00 1.590.529.000 100,00 1.660.219.650 100,00 1.739.000.000 100,00 1.827.067.053 100,00 2.235.273.089 100,00 2.420.500.000 100,00 11.472.588.792
pelaksanaan kebijakan Tahunan berbasis resiko
KDH
Program Peningkatan
pembinaan dan Persentase OPD dengan 100 100
4,76 21,43 42,85 64,30 85,7 100
4.05.31. pengawasan dalam 1 kategori nilai SAKIP A % 283.600.000 447.780.000 473.169.000 630.000.000 760.000.000 (42 SKPD) 998.000.000 (42 SKPD) 3.592.549.000
(9 OPD) (18 OPD) (27 OPD) (36 OPD) (42 OPD)
peningkatan akuntabilitas
kinerja
2 Nilai LPPD baik Nilai C B B B B B B -
Persentase kasus dan
3 dumas yang selesai % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 -
ditindaklanjuti
Program Pencegahan Hasil penilaian lembar kerja
4.05.32. 1 Nilai - 70,00 0 71,00 250.000.000 72,00 262.500.000 73,00 275.625.000 74,00 320.000.000 75,00 494.690.503 100,00 1.602.815.503
korupsi evaluasi reformasi birokrasi

Program Fasilitasi Persentase fasilitasi


4.05.16. Pemerintahan dan 1 Pelaksanaan Pemerintahan % 100,00 100,00 1.389.024.000 100,00 1.300.000.000 100,00 1.329.559.386 100,00 1.400.000.000 100,00 1.500.000.000 100,00 1.750.000.000 100,00 8.668.583.386 BAGIAN POD
Otonomi Daerah dan Otonomi Daerah
Program Penataan
Persentase Produk Hukum BAGIAN
4.05.17. Peraturan Perundang- 1 % 100,00 100,00 1.059.475.000 100,00 1.059.475.000 100,00 1.150.000.000 100,00 1.250.000.000 100,00 1.350.000.000 100,00 1.400.000.000 100,00 7.268.950.000
yang diundangkan HUKUM
undangan
Persentase penyelesaian
kasus hukum perdata
2 % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 -
pemerintah daerah yang
ditangani
Program Koordinasi dan Persentase fasilitasi
4.05.23. Penyelenggaraan Bidang 1 program bidang % 100,00 100,00 3.201.563.650 100,00 3.701.363.650 100,00 3.950.000.000 100,00 4.100.000.000 100,00 4.150.000.000 100,00 4.700.000.000 100,00 23.802.927.300 BAG. KESRA
Kesejahteraan Rakyat kesejahteraan rakyat
Program Fasilitasi Persentase fasilitasi BAG.
4.05.19. Administrasi 1 Kegiatan Administrasi % 100,00 100,00 1.071.400.000 100,00 1.071.400.000 100,00 1.150.000.000 100,00 1.200.000.000 100,00 1.250.000.000 100,00 1.400.000.000 100,00 7.142.800.000 PEMBANGUN
Pembangunan Daerah Pembangunan Daerah AN

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 49


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD Perangkat
Kode Sasaran/Program Indikator Kinerja Satuan Awal
Daerah
RPJMD Target Target Target Target Target Target Target
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
(2018) Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Persentase Paket
Program Fasilitasi Unit Pengadaan Barang/Jasa BAGIAN
4.05.20. 1 % 100,00 100,00 766.916.800 100,00 805.262.640 100,00 900.000.000 100,00 1.000.000.000 100,00 1.000.000.000 100,00 1.250.000.000 100,00 5.722.179.440
Layanan Pengadaan yang difasilitasi secara BARJAS
elektronik
Persentase fasilitasi
Program Hubungan penyelenggaraan
BAGIAN
4.05.22. Masyarakat dan 1 kehumasan dan % 100,00 100,00 840.034.000 840.034.000
HUMAS
Keprotokolan keprotokolan pemerintah
daerah
Persentase fasilitasi
Program Protokol dan
4.05.42. 1 keprotokoleran dan 100,00 847.134.000 100,00 600.000.000 100,00 650.000.000 100,00 650.000.000 100,00 750.000.000 100,00 3.497.134.000
Komunikasi Pimpinan
komunikasi pimpinan
Persentase target kinerja
kelembagaan,
Program Evaluasi ketatalaksanaan, analisis
BAG.
4.05.18. Penyelenggaraan 1 dan formasi Jabatan yang % 100,00 100,00 1.250.187.000 100,00 78.261.500 100,00 158.806.643 100,00 150.000.000 100,00 178.406.038 100,00 126.246.641 100,00 1.941.907.822
ORGANISASI
Pemerintah Daerah sesuai dengan kebutuhan
dan peraturan perundang-
undangan
Program Peningkatan
Persentase pelayanan
Pelayanan Kedinasan BAGIAN
4.05.15. 1 kedinasan KDH/WKDH % 100,00 100,00 1.245.405.000 100,00 1.400.000.000 100,00 2.500.000.000 100,00 3.000.000.000 100,00 4.000.000.000 100,00 4.500.000.000 100,00 16.645.405.000
Kepala Daerah/Wakil UMUM
yang difasilitasi
Kepala Daerah

Persentase dokumen
Program Perencanaan perencanaan pembangunan BAPPELITBA
4.01.15. 1 % 100,00 100,00 1.344.700.000 100,00 1.344.700.000
Pembangunan daerah yang ditetapkan dengan NGDA
Perda/Perkada

Persentase usulan kegiatan


yang disepakati dalam
2 musrenbang dan pokok - % 100,00 100,00 100,00 -
pokok pikiran DPRD yang
dijabarkan ke dalam RKPD

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 50


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD Perangkat
Kode Sasaran/Program Indikator Kinerja Satuan Awal
Daerah
RPJMD Target Target Target Target Target Target Target
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
(2018) Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Persentase rencana
Program Perencanaan kegiatan lingkup bidang
4.01.16. Pembangunan Bidang 1 ekonomi yang tertuang % 100,00 100,00 1.050.000.000 100,00 1.050.000.000
Ekonomi dalam RKPD secara
konsisten dan selaras
Persentase rencana
Program Perencanaan kegiatan lingkup bidang
4.01.17. Pembangunan Bidang 1 prasarana wilayah yang % 100,00 100,00 1.481.700.000 100,00 1.481.700.000
Prasarana Wilayah tertuang dalam RKPD
secara konsisten dan selaras

Persentase rencana
kegiatan lingkup bidang
Program Perencanaan
sosial budaya dan
4.01.18. Pembangunan Sosial 1 % 100,00 100,00 800.000.000 100,00 800.000.000
pemerintahan yang
Budaya dan Pemerintahan
tertuang dalam RKPD
secara konsisten dan selaras
Persentase
Program Pengembangan program/kegiatan Renja
Data, Pengendalian dan Perangkat Daerah yang
4.01.19. 1 % 100,00 100,00 720.600.000 100,00 720.600.000
Evaluasi Perencanaan konsisten dan selaras
Pembangunan dengan Renstra Perangkat
Daerah
Persentase
program/kegiatan dalam
2 % 100,00 100,00 100,00 -
Renja PD yang konsisten
dan selaras dengan RKPD

Persentase dokumen
Program Perencanaan,
perencanaan pembangunan
4.01.20 Pengendalian dan 1 % 100,00 2.011.033.215 100,00 2.150.000.000 100,00 2.387.812.693 100,00 2.500.000.000 100,00 2.750.000.000 100,00 11.798.845.908
yang ditetapkan dengan
Evaluasi
Perda/Perkada

Persentase usulan kegiatan


yang disepakati dalam
2 musrenbang dan pokok - % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 -
pokok pikiran DPRD yang
dijabarkan ke dalam RKPD
Persentase
program/kegiatan Renja
Perangkat Daerah yang
3 % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 -
konsisten dan selaras
dengan Renstra Perangkat
Daerah
Persentase
program/kegiatan dalam
4 % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 -
Renja PD yang konsisten
dan selaras dengan RKPD

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 51


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD Perangkat
Kode Sasaran/Program Indikator Kinerja Satuan Awal
Daerah
RPJMD Target Target Target Target Target Target Target
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
(2018) Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Persentase dokumen
Program Perencanaan rencana Perangkat Daerah
Pembangunan Bidang lingkup bidang
4.01.21 1 % 100,00 889.993.435 100,00 1.000.000.000 100,00 1.200.000.000 100,00 1.350.000.000 100,00 1.500.000.000 100,00 5.939.993.435
Pemerintahan dan Pemerintahan dan
Pembangunan Manusia Pembangunan Manusia
yang difasilitasi
Persentase dokumen
Program Perencanaan rencana Perangkat Daerah
Pembangunan Bidang lingkup bidang
4.01.22 Perekonomian, SDA, Perekonomian, SDA, % 100,00 1.847.223.243 100,00 1.875.000.000 100,00 2.000.000.000 100,00 2.250.000.000 100,00 2.400.000.000 100,00 10.372.223.243
Infrastruktur dan Infrastruktur dan
Kewilayahan Kewilayahan yang
difasilitasi
Persentase hasil litbang
Program Penelitian dan
4.04.15. 1 yang dimanfaatkan dalam % 100,00 100,00 569.095.000 100,00 1.171.925.500 100,00 1.191.193.357 100,00 1.250.000.000 100,00 1.421.593.962 100,00 1.623.753.359 100,00 7.227.561.178
Pengembangan
perencanaan pembangunan

Indeks Profesionalitas
IS.29 - 56,00 71,00 75,00 77,00 81,00 83,00 85,00 85,00
ASN

Program Pengembangan Persentase pemenuhan


4.03.15. Informasi dan Pembinaan 1 kebutuhan aparatur sesuai % 77,89 100,00 1.462.652.000 100,00 1.359.982.000 100,00 1.480.000.000 100,00 1.657.500.000 100,00 1.870.000.000 100,00 2.045.000.000 100,00 9.875.134.000 BKPSDM
Aparatur formasi yang ditetapkan

Persentase data ASN yang


2 % 85,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 -
akurat
Persentase ASN yang tidak
3 melakukan pelanggaran % 99,58 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 -
disiplin
Persentase pelayanan
Program Mutasi
4.03.16. 1 administrasi kepegawaian % 100,00 100,00 735.190.000 100,00 666.590.000 100,00 730.000.000 100,00 984.000.000 100,00 1.057.000.000 100,00 1.137.000.000 100,00 5.309.780.000
Kepegawaian
tepat waktu
Program Pendidikan, Persentase ASN yang
4.03.17. Pelatihan dan 1 meningkatkan % 3,58 6,0 2.400.803.500 6,0 2.400.803.500 6,0 2.460.000.000 6,5 3.090.000.000 7,0 3.350.000.000 7,5 3.740.000.000 7,5 17.441.607.000
Pengembangan Karir kompetensinya
IS.30 Indeks SPBE - 1,50 2,00 2,70 3,00 3,50 4,20 4,50 4,50
Program Fasilitasi
Persentase PPID Pembantu
2.10.15. Informasi dan Komunikasi 1 % 15,79 63,16 2.048.617.000 68,42 2.300.000.958 73,68 2.495.000.755 78,95 3.225.552.543 86,84 3.146.430.170 100,00 2.866.001.679 100,00 16.081.603.105
dengan kinerja baik
Publik
2 Persentase KIM berbasis IT % 60,00 70,00 75,00 80,00 85,00 90,00 95,00 95,00 -
Persentase sistem informasi
Program Pengembangan
2.10.16. 1 perangkat daerah yang % 10,00 30,00 3.895.100.000 71,00 4.200.000.000 100,00 4.460.000.000 100,00 6.122.000.000 100,00 4.640.000.000 100,00 5.336.000.000 100,00 28.653.100.000 DISKOMINFO
Teknologi Informasi
terintegrasi

Jumlah pengunjung
2 Orang 324.225 389.070 778.140 1.245.024 1.992.038 3.187.261 5.099.618 5.099.618 -
Website sampangkab.go.id

Persentase penyediaan data


Program Statistik dan
2.14.15. 1 statistik dalam % 100,00 100,00 172.709.150 100,00 199.795.000 100,00 200.000.000 100,00 225.000.000 100,00 230.000.000 100,00 235.000.000 100,00 1.262.504.150
Pengolahan Data
pembangunan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 52


Misi 5 : Mewujudkan harmonisasi kehidupan masyarakat yang waspada, tanggap, tertib, damai dan bersatu
Kondisi
Kinerja Target Kinerja
Tujuan Indikator Kinerja Satuan Awal
RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
(2018)
Meningkatnya toleransi
kehidupan masyarakat
untuk mewujudkan
T.5 IT.9 Indeks Toleransi - 3,52 3,57 3,62 3,67 3,72 3,77 3,82 3,82
suasana waspada,
tanggap, tertib, damai
dan bersatu

Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan


Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD Perangkat
Kode Sasaran/Program Indikator Kinerja Satuan Awal
Daerah
RPJMD Target Target Target Target Target Target Target
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
(2018) Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja

Meningkatnya
ketenteraman
masyarakat dan Persentase penyelesaian
S.19 IS.32 % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ketertiban umum serta konflik sosial politik
penyelesaian konflik
sosial politik
Persentase penurunan
Program Peningkatan
4.05.33. 1 kejadian terkait konflik % 100,00 100,00 913.712.000 100,00 992.276.000 100,00 1.002.198.760 100,00 1.009.869.793 100,00 1009869793 100,00 1.110.856.772 100,00 6.038.783.118 BAKESBANGPOL
Kewaspadaan Dini
sosial
Program Pemantapan dan
Persentase lembaga
4.05.34. Penguatan Kelembagaan 1 % 100,00 100,00 848.616.500 100,00 537.978.500 100,00 591.776.350 100,00 650.953.985 100,00 848616500 100,00 933.478.150 100,00 4.411.419.985
demokrasi yang dilegalisasi
Demokrasi
Persentase masyarakat
Program Pengembangan yang mendapatkan
4.05.35. 1 % N/A 0,03 200.124.000 0,06 220.607.000 0,09 242.667.700 0,12 250.934.470 0,15 250934470 0,18 250.934.470 0,18 1.416.202.110
Etika dan Budaya politik pemahaman etika dan
budaya politik
Jumlah kelompok yang
Program Integrasi
4.05.36. 1 mendapatkan peningkatan klp. 2 2 516.999.500 2 641.917.936 2 865.000.000 2 951.500.000 2 951500000 2 953.927.931 2 4.880.845.367
Kebangsaan
wawasan kebangsaan

Persentase penurunan
gangguan ketentraman
IS.33 % 56,37 60,57 67,16 72,00 76,85 83,18 90,76 90,76
masyarakat dan
ketertiban umum

Program Penegakan Persentase penanganan


SATUAN POLISI
1.05.15. Peraturan Daerah dan 1 pelanggaran perda dan % 100,00 100,00 780.444.000 100,00 900.000.000 100,00 1.000.000.000 100,00 1.000.000.000 100,00 1.300.000.000 100,00 1.400.000.000 100,00 6.380.444.000
PAMONG PRAJA
Ketertiban Umum Ketertiban Umum

Persentase desa dengan


Program Perlindungan
1.05.16. 1 Satuan Perlindungan % 13,98 39,78 655.073.500 40,86 750.000.000 55,91 750.000.000 70,97 800.000.000 86,02 900.000.000 100,00 941.450.000 100,00 4.796.523.500
Masyarakat
Masyarakat yang aktif

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 53


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD Perangkat
Kode Sasaran/Program Indikator Kinerja Satuan Awal
Daerah
RPJMD Target Target Target Target Target Target Target
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
(2018) Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Program Pemberantasan Persentase penurunan
1.05.18. 1 % 100,00 50.000.000 100,00 52.000.000 100,00 54.000.000 100,00 56.000.000 100,00 58.000.000 100,00 270.000.000
Barang Kena Cukai Ilegal peredaran rokok ilegal

Meningkatnya nilai-nilai
Persentase budaya
S.20 budaya daerah yang IS.34 % 35,71 40,48 45,24 50,00 54,76 59,52 64,29 64,29
daerah yang dilestarikan
dilestarikan

Program pengelolaan Persentase kelompok


2.16.15. 1 % 15,60 28,39 2.037.474.750 41,18 1.585.621.000 53,96 2.579.470.000 66,75 2.887.097.914 79,54 3.141.761.000 92,33 3.699.596.000 92,33 15.931.020.664 DISPORABUDPAR
budaya daerah budaya daerah yang aktif

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VI - 54


Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

BAB VII
KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM
PERANGKAT DAERAH

7.1 Indikasi Program Prioritas disertai Indikator Kinerja dan Kebutuhan


Pendanaan
Program pembangunan daerah disusun untuk menggambarkan keterkaitan
program perangkat daerah dalam mencapai sasaran pembangunan melalui strategi
dan arah kebijakan yang dipilih. Perencanaan program perangkat daerah dilakukan
dengan memperhatikan beberapa hal, yaitu: 1) pemenuhan pelayanan wajib dasar
masyarakat berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM); 2) penjabaran visi dan misi
bupati dan wakil bupati terpilih; 2) berbasis permasalahan serta isu strategis daerah; 4)
peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, lapangan
berusaha, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik dan daya saing daerah serta
kualitas lingkungan hidup; 5) peningkatan koordinasi lintas Organisasi Perangkat Daerah.
Indikasi rencana program prioritas merupakan program penyelenggaraan
urusan pemerintahan daerah yang diarahkan untuk mewujudkan visi dan misi
kepala daerah Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024. Dalam rangka melaksanakan
urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawab daerah, pemerintah Kabupaten
Sampang menyusun berbagai program yang disesuaikan dengan prioritas dan kebutuhan
daerah dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kabupaten Sampang. Program-program
tersebut disertai dengan kebutuhan pendanaan indikatif dan target kinerja terukur yang
akan dilaksanakan oleh semua Organisasi Perangkat Daerah di lingkup Pemerintah
Kabupaten Sampang.
Visi dan misi pembangunan Kabupaten Sampang yang terdapat dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sampang Tahun
2019–2024 diimplementasikan melalui berbagai bentuk program pembangunan.
Program tersebut harus mencerminkan kebutuhan pembangunan yang mendesak
sehingga perlu dituangkan kedalam kebijakan umum dan program prioritas disertai
kebutuhan pendanaan yang merupakan program unggulan Pemerintah Kabupaten
Sampang. Dengan demikian, kebijakan umum dan program unggulan yang disampaikan
dalam RPJMD ini hanya yang bersifat prioritas, sementara untuk kebijakan umum dan
program yang terkait penyelenggaraan maupun operasional pemerintahan dituangkan
dalam Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pemilahan program-program pembangunan guna tersusunnya program prioritas yang

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 1


Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dan hak-hak dasar masyarakat serta pencapaian
keadilan yang berkesinambungan dan berkelanjutan.
Program prioritas pembangunan daerah dibagi menjadi tiga prioritas. Prioritas I,
dialokasikan untuk membiayai belanja langsung wajib dan mengikat serta pemenuhan
penerapan pelayanan dasar, antara lain kebutuhan urusan Pendidikan, Urusan Kesehatan,
Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman, Urusan Ketertiban Umum dan Pelindungan Masyarakat serta Urusan Sosial.
Prioritas II, dialokasikan untuk pendanaan program prioritas dalam rangka pencapaian
visi dan misi Bupati dan wakil Bupati Sampang periode 2019-2024, yang merupakan
program pembangunan daerah dengan tema atau program unggulan Kepala daerah
sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN dan amanat/kebijakan nasional yang definitif
harus dilaksanakan oleh daerah pada tahun rencana. Program tersebut harus
berhubungan langsung dengan kepentingan publik, bersifat monumental, berskala besar,
dan memiliki kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi, memberikan dampak luas pada
masyarakat dengan daya ungkit yang tinggi pada capaian visi/misi daerah. Prioritas III,
merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja-belanja pada Urusan
Pemerintah Lainnya. Rincian mengenai program prioritas beserta anggarannya dapat
dilihat dalam table 7.1.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 2


Tabel 7.1
Prioritas Alokasi Program Prioritas Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024

TAHUN
PROGRAM
2019 2020 2021 2022 2023 2024
PRIORITAS I :
TOTAL (Rp) 116.052.374.536,00 159.902.440.221,00 169.884.333.662,00 186.803.017.906,50 200.721.669.677,69 208.092.294.135,65
% Terhadap BL 14,32 17,60 18,74 19,22 19,52 18,44
PRIORITAS II :
TOTAL (Rp) 650.085.236.274,00 672.877.126.040,22 676.009.303.515,59 737.009.493.236,16 772.559.231.415,07 833.896.712.000,38
% Terhadap BL 80,20 77,13 74,56 75,82 75,13 73,90
PRIORITAS III:
TOTAL (Rp) 44.448.765.337,00 45.895.229.679,33 67.055.102.852,69 54.892.227.794,60 61.934.117.276,14 93.768.708.546,39
% Terhadap BL 5,48 5,27 6,70 4,97 5,35 7,66
TOTAL BELANJA
810.586.376.147,00 878.674.795.940,55 912.948.740.030,28 978.704.738.937,26 1.035.215.018.368,90 1.135.757.714.682,42
PRIORITAS

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 3


Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah

Kerangka pendanaan pembangunan daerah perlu memperhatikan


kapasitas riil kemampuan keuangan. Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa
program pembangunan daerah dapat didanai dengan baik. Idealnya Kapasitas Riil suatu
daerah harus mampu memenuhi kebutuhan program pembangunan (belanja langsung)
dalam kerangka pendanaan. Tabel 7.2. menunjukan proyeksi Kapasitas Riil beserta
proporsi belanja langsung dan tidak langsung Kabupaten Sampang.

Kapasitas riil kemampuan keuangan daerah selama periode 2019-2024


diproyeksikan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2019, kapasitas
riil kemampuan keuangan sebesar Rp810.586.376.147,00 diprediksikan mengalami
peningkatan menjadi Rp1.136.090.766.183,22 tahun 2024. Peningkatan kapasitas riil
kemampuan keuangan belum bisa melampaui setidaknya belanja langsung daerah.
Belanja langsung daerah diprediksikan sebesar Rp810,586,376,147.00 tahun 2019
menjadi Rp1.135.757.714.682,42.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2023 VII - 4


Tabel 7.2
Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang 2019 -2024

Proyeksi
No Uraian
2019 2020 2021 2022 2023 2024
Kapasitas riil
1 810.586.376.147,00 878.674.795.940,55 913.048.740.030,28 979.082.340.282,86 1.035.593.506.483,32 1.136.090.766.183,22
kemampuan keuangan
2 BELANJA 1.870.799.556.047,00 1.977.006.851.829,00 2.063.381.730.759,44 2.185.052.541.766,74 2.300.366.039.208,40 2.512.829.024.417,38
Belanja Tidak
1.060.213.179.900,00 1.098.332.055.888,45 1.150.432.990.729,16 1.206.347.802.829,47 1.265.151.020.839,49 1.377.071.309.734,96
2.1 Langsung
2.1.1 Belanja Pegawai 668.191.455.985,00 701.601.028.784,25 736.681.080.223,46 773.515.134.234,64 812.190.890.946,37 852.800.435.493,69

2.1.4 Belanja Hibah 38.446.200.000,00 36.946.200.000,00 36.946.200.000,00 36.946.200.000,00 36.946.200.000,00 86.946.200.000,00

2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 13.295.000.000,00 7.959.750.000,00 8.357.737.500,00 8.775.624.375,00 9.214.405.593,75 9.675.125.873,44
Belanja Bagi Hasil ke
2.068.801.715,00 3.402.174.910,00 4.013.283.465,00 4.411.295.434,75 4.908.354.573,96 5.592.711.610,00
2.1.6 Pemdes
Belanja Bantuan
333.568.722.200,00 346.422.902.194,20 361.434.689.540,69 379.699.548.785,09 398.891.169.725,42 419.056.836.757,84
2.1.7 Keuangan
2.1.8 Belanja Tidak Terduga 4.643.000.000,00 2.000.000.000,00 3.000.000.000,00 3.000.000.000,00 3.000.000.000,00 3.000.000.000,00

2.2 Belanja Langsung 810.586.376.147,00 878.674.795.940,55 912.948.740.030,28 978.704.738.937,26 1.035.215.018.368,90 1.135.757.714.682,42

2.2.1 Belanja Pegawai 17.885.105.500,00 19.387.435.920,51 20.176.167.154,67 21.629.374.730,51 22.878.251.905,95 25.100.245.494,48

2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 454.819.119.406,00 475.449.960.549,27 475.736.578.999,56 490.427.862.546,08 498.040.800.719,54 523.696.626.454,16

2.2.3 Belanja Modal 337.882.151.241,00 383.837.399.470,77 417.068.490.951,85 466.682.339.369,18 514.332.814.976,50 587.001.270.857,42

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 5


Tabel 7.3
Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024

Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan


Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
URUSAN WAJIB
1
LAYANAN DASAR
1.01. PENDIDIKAN
Program Pendidikan Anak
Rasio Siswa PAUD per DINAS
1.01.15. Usia Dini, Pendidikan Non 1 - 16,23 16,10 4.536.112.500 16,00 4.536.112.500 15,80 4.676.731.988 15,60 5.144.405.186 15,40 5.303.881.747 15,20 5.675.153.469 15,20 29.872.397.390
Rombel (1:15) PENDIDIKAN
Formal dan Informal
Persentase Peserta
2 pendidikan keaksaraan % 80,23 80,75 81,25 81,75 - 82,25 - 82,75 - 83,25 - 83,25 -
yang melek huruf
Persentase peserta
3 pendidikan kesetaraan % 90,34 90,85 91,35 91,85 - 92,35 - 92,85 - 93,35 - 93,35 -
yang lulus ujian
Program Pembinaan Angka Partisipasi kasar
1.01.16. 1 % 109,32 108,50 82.337.725.000 108,00 85.198.235.000 107,50 87.839.380.285 107,00 95.523.318.314 106,50 96.875.219.961 106,00 102.884.217.610 106,00 550.658.096.170
Sekolah Dasar SD/MI/ Paket A
Rasio Siswa SD/MI per
2 - 15 15,50 16,00 16,50 - 17,00 - 17,50 - 18,00 - 18,00 -
Rombel (1:32)
Persentase Bangunan SD
3 % 77,48 79,50 81,50 83,50 - 85,50 - 87,50 - 90,50 - 90,50 -
kondisi bangunan baik
Angka kelulusan (AL)
4 % 99,53 99,54 99,55 99,56 - 99,57 - 99,58 - 99,59 - 99,59 -
SD/MI
Angka melanjutkan (AM)
5 % 96,72 96,74 96,76 96,78 - 96,80 - 96,82 - 96,84 - 96,84 -
dari SD/MI ke SMP/MTs
Persentase SD
6 % 66,30 66,55 66,80 67,05 67,30 67,55 67,80 67,80
Berakreditasi Minimal B
Program Pembinaan
Angka Partisipasi kasar
1.01.17. Sekolah Menengah 1 % 102,11 102,20 38.224.440.950 102,22 40.224.440.950 102,24 41.471.398.619 102,26 45.487.106.327 102,28 46.897.206.623 102,30 50.180.011.087 102,30 262.484.604.556
SMP/MTs/Paket B
Pertama (SMP)
Rasio Siswa SMP/MTs per
2 - 27 27,20 27,40 27,60 - 27,80 - 28,00 - 28,20 - 28,20 -
Rombel (1:36)
Persentase bangunan SMP
3 % 87,12 87,72 88,22 88,72 - 89,22 - 89,72 - 90,22 - 90,22 -
kondisi bangunan baik
Angka kelulusan (AL)
4 % 97,53 97,60 97,63 97,66 - 97,70 - 97,73 - 97,75 - 97,75 -
SMP/MTs
Angka melanjutkan (AM)
5 dari SMP/MTs ke % 77,87 77,90 77,93 77,96 - 77,99 - 78,02 - 78,05 - 78,05 -
SMA/SMK
Persentase SMP
6 % 25,84 26,09 26,34 26,59 26,84 27,09 27,34 27,34
Berakreditasi Minimal B
Program Peningkatan
Rasio guru terhadap
1.01.18. Mutu Pendidikan dan 1 - 13,00 13,30 10.493.020.000 13,50 10.493.020.000 13,70 10.818.303.620 14,00 11.900.133.982 14,20 12.269.038.135 14,50 13.127.870.805 14,50 69.101.386.542
murid SD/MI (1:15)
Tenaga Kependidikan
Rasio guru terhadap
2 - 13,00 13,20 13,60 13,90 - 14,20 - 14,50 - 14,70 - 14,70 -
murid SMP/MTs (1:20)
Prosentase guru
3 memenuhi standar % 89,86 90,00 90,50 90,86 - 91,86 - 92,86 - 93,86 - 93,86 -
kualifikasi

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 6


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja

Persentase informasi/data
Program Manajemen
1.01.19. 1 base pendidikan yang % 96,90 97,20 428.000.000 97,20 428.000.000
Pelayanan Pendidikan
terupdate
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 2.576.419.000 100,00 2.576.419.000 100,00 2.656.287.989 100,00 2.921.916.788 100,00 3.012.496.208 100,00 3.223.370.943 100,00 16.966.909.928
Perkantoran perkantoran
Program Peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 899.000.000 100,00 899.000.000 100,00 926.869.000 100,00 1.019.555.900 100,00 1.051.162.133 100,00 1.124.743.482 100,00 5.920.330.515
Aparatur kondisi baik

Program Peningkatan Presentase aparatur yang


1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 mengikuti peningkatan % 100,00 100,00 40.150.000 100,00 40.150.000 100,00 47.719.443 100,00 52.491.387 100,00 54.118.620 100,00 57.906.924 100,00 292.536.374
Aparatur kapasitas aparatur

Program Peningkatan Persentase pemenuhan


Sistem Perencanaan, dokumen perencanaan,
Penganggaran, Pelaporan penganggaran, pelaporan
1.00.04. 1 % 100,00 100,00 215.661.250 100,00 843.661.250 100,00 869.814.749 100,00 956.796.224 100,00 986.456.907 100,00 1.055.508.890 100,00 4.927.899.269
dan Pelayanan Infomasi kinerja dan pelayanan
Publik publik yang baik dan tepat
waktu
1.02 KESEHATAN
Persentase Ibu hamil
Program Kesehatan DINAS
1.02.15. 1 mendapatkan pelayanan % 100,00 100,00 6.085.744.500 100,00 7.535.395.000 100,00 9.008.646.100 100,00 8.997.888.203 100,00 9.853.560.000 100,00 12.257.980.000 100,00 53.739.213.803
Masyarakat KESEHATAN
kesehatan ibu hamil
Persentase Ibu bersalin
2 mendapatkan pelayanan % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
persalinan
Persentase bayi baru lahir
3 mendapatkan pelayanan % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
kesehatan bayi baru lahir

Persentase anak usia 0-59


bulan yang mendapatkan
4 % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
pelayanan kesehatan
balita sesuai standar

Persentase anak usia


pendidikan dasar yang
5 % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar

Persentase warga negara


usia >60 tahun
6 % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
mendapatkan skrining
kesehatan sesuai standar
7 Cakupan ASI eksklusif % 46,50 50,00 55,00 60,00 65,00 70,00 75,00 75,00
Persentase balita gizi
8 % 56,37 60,57 67,16 72,00 76,85 83,18 90,76 90,76
Buruk
9 Persentase Desa ODF % 80,00 - 90,00 - 100,00 - 100,00 - 100,00 - 100,00 -
Persentase Puskesmas
yang melaksnaakan
10 % 75,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
kesehatan olahraga sesuai
standar

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 7


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Persentase puskesmas
yang melaksnaakan
11 % 80,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
program kesehatan kerja
sesuai standar
Program Pengembangan
Lingkungan Sehat,
1.02.16. 1 Persentase Desa ODF % 23,12 70,00 3.565.110.000 - - - - - - - - - - - - -
Kesehatan Kerja, dan Olah
Raga
Persentase Puskesmas
yang melaksnaakan
2 % 75,00 75,00 - - - - - - - - - - - - -
kesehatan olahraga sesuai
standar
Persentase puskesmas
yang melaksnaakan
3 % 75,00 75,00 - - - - - - - - - - - - -
program kesehatan kerja
sesuai standar
Persentase orang usia
Program Pencegahan dan 15–59 tahun
1.02.17. 1 % 100,00 100,00 4.651.031.036 100,00 3.282.625.900 100,00 3.583.185.000 100,00 3.756.602.000 100,00 4.302.456.000 100,00 5.407.680.000 100,00 24.983.579.936
Pengendalian Penyakit mendapatkan skrining
kesehatan sesuai standar

Persentase penderita HT
2 mendapatkan pelayanan % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
kesehatan sesuai standar

Persentase penderita DM
3 mendapatkan pelayanan % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
kesehatan sesuai standar

Persentase ODGJ berat


4 mendapatkan pelayanan % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
kesehatan sesuai standar

Persentase Orang terduga


5 TBC mendapatkan % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
pelayanan sesuai standar

Persentase orang dengan


risiko terinfeksi HIV
6 persen 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
mendapatkan pelayanan
sesuai standar
per
10.000
7 Prevalensi kusta 3,24 3,14 3,00 2,50 2,00 1,50 1,50 1,50
Pendud
uk
Persentase KLB ditangani
8 persen 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
<24 jam
9 Cakupan Desa UCI persen 68,28 71,50 74,70 77,90 81,20 84,40 87,60 87,60
Persentase PKM yang
10 menyelenggarakan upaya % 4,76 9,52 14,29 19,05 23,81 28,57 33,33 33,33
kesehatan jiwa

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 8


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja

Cakupan Pelayanan
Program Pelayanan
1.02.18. 1 Kesehatan Dasar % 60,00 65,00 20.739.686.750 70,00 22.064.219.250 75,00 11.762.978.700 80,00 11.234.560.000 85,00 12.650.000.000 90,00 14.700.750.000 90,00 93.152.194.700
Kesehatan
Masyrakat sesuai standar
Persentase rujukan non
2 % 4,90 4,90 4,90 4,90 4,90 4,90 4,90 4,90
spesialistik
Persentase Puskesmas
yang menyelenggarakan
3 % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
pelayanan kesehatan
tradisional

Persentase Ketersediaan
Program Sumber Daya
1.02.19. 1 Obat PKD dan Perbekalan % 100,00 100,00 48.130.503.536 100,00 50.449.045.500 100,00 65.801.586.065 100,00 74.978.080.000 100,00 79.802.000.000 100,00 76.360.500.000 100,00 395.521.715.101
Kesehatan
Kesehatan

Persentase Sumber Daya


Manusia Kesehatan di
2 % 40,00 41,50 42,00 45,00 50,00 55,00 60,00 60,00
fasilitas kesehatan yang
sesuai standar

Persentase Fasyankes
3 yang memiliki alat % 48,00 48,00 60,00 65,00 68,00 70,00 75,00 75,00
kesehatan sesuai standar

Persentase tersedianya
fasilitas kesehatan di
4 % 54,00 56,00 58,00 60,00 62,00 63,00 65,00 65,00
puskesmas dan
jaringannya sesuai standar
Pencapaian BOR Rumah
Program Peningkatan
Sakit sesuai standar
1.02.20. Pelayanan Kesehatan 1 % 72,80 73,00 54.312.550.000 73,50 65.112.347.100 74,00 70.124.033.800 75,00 72.000.000.000 75,00 77.000.000.000 75,50 85.000.000.000 75,50 423.548.930.900
Nasional (65Persentase-
Rujukan
85Persentase)
2 GDR <45Persentase % 24,14 24,00 24,50 22,50 22,50 22,25 22,00 22,00
3 NDR <25Persentase % 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00
Program Fasilitasi
Persentase Puskesmas
Kegiatan pada Fasilitas
1.02.21. 1 Melaksanakan Pelayanan % 100,00 100,00 72.750.891.960 100,00 73.731.691.511 100,00 76.183.704.860 100,00 78.455.567.000 100,00 91.367.366.000 100,00 92.065.000.000 100,00 484.554.221.331
Kesehatan Tingkat
UKM dan UKP
Pertama
Cakupan penyediaan
Program Pembinaan
1.02.22. 1 fasilitas kesehatan terkait % 100,00 100,00 7.211.656.000 100,00 15.309.000.000 100,00 16.074.450.000 100,00 16.878.172.500 100,00 17.722.081.125 100,00 18.608.185.181 100,00 91.803.544.806
Lingkungan Sosial
dampak buruk rokok
Persentase fasilitas
Program Manajemen pelayanan kesehatan
1.02.23. 1 % 100,00 100,00 266.680.000 100,00 300.000.000 100,00 350.000.000 100,00 328.000.000 100,00 925.402.650 100,00 912.812.031 100,00 3.082.894.681
Pelayanan Kesehatan memiliki sistem informasi
kesehatan
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 1.596.280.750 100,00 4.115.853.250 100,00 2.091.460.750 100,00 2.567.450.000 100,00 2.750.506.000 100,00 2.914.607.500 100,00 16.036.158.250
Perkantoran perkantoran

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 9


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja

Program Peningkatan Persentase sarana dan


1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 2.883.400.000 100,00 3.705.175.000 100,00 3.450.000.000 100,00 3.450.000.000 100,00 3.625.182.000 100,00 3.835.650.000 100,00 20.949.407.000
Aparatur kondisi baik

Program Peningkatan Persentase aparatur yang


1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 mengikuti peningkatan % 100,00 100,00 262.410.000 100,00 38.300.000 100,00 42.130.000 100,00 47.580.000 100,00 48.920.000 100,00 50.340.000 100,00 489.680.000
Aparatur kapasitas aparatur
Persentase pemenuhan
Program Peningkatan
dokumen perencanaan,
Sistem Perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. Penganggaran, Pelaporan 1 % 100,00 100,00 58.250.750 100,00 60.395.000 100,00 63.000.000 100,00 63.000.000 100,00 63.000.000 100,00 64.000.000 100,00 371.645.750
kinerja dan pelayanan
dan Pelayanan Infomasi
publik yang baik dan tepat
Publik
waktu
PEKERJAAN UMUM DAN
1.03.
PENATA RUANG
Program Penyelenggaraan Persentase panjang jalan
1.03.15. 1 % 48,82 52,44 131.397.855.052 56,06 141.775.716.015 59,68 149.711.356.038 63,30 156.794.582.490 66,92 156.901.834.180 70,54 191.577.699.393 70,54 928.159.043.168 DPUPR
Jalan dan Jembatan dalam kondisi baik
Persentase jembatan
2 % 56,94 60,91 64,31 68,27 72,52 76,49 80,74 80,97
dalam kondisi baik
Persentase panjang
3 saluran drainase dalam % 32,35 33,85 41,98 50,11 58,24 66,37 74,50 74,50
kondisi baik
Program Pengelolaan Persentase peningkatan
1.03.16. 1 % 31,17 37,14 22.020.288.000 44,32 25.400.000.000 51,50 26.067.000.000 58,69 28.474.000.000 68,65 30.171.000.000 81,61 38.688.000.000 81,61 170.820.288.000
Sungai pengelolaan sungai
Program Pengelolaan Persentase Jaringan Irigasi
1.03.17. 1 % 81,57 84,00 2.000.000.000 90,00 3.000.000.000 92,50 3.300.000.000 95,00 3.630.000.000 97,50 3.993.000.000 100,00 4.393.000.000 100,00 20.316.000.000 DPUPR
Irigasi dan Air Baku dalam kondisi baik

Persentase ketersediaan
2 % 30,00 33,00 3.656.310.000 45,00 5.000.000.000 50,00 5.500.000.000 60,00 6.050.000.000 65,00 7.000.000.000 70,00 7.500.000.000 70,00 34.706.310.000
sarana air baku
Persentase kepatuhan
1.03.18. Program Tata Ruang 1 pemanfaatan ruang % 100,00 100,00 1.085.165.000 100,00 1.100.000.000 100,00 1.155.000.000 100,00 1.213.000.000 100,00 1.274.000.000 100,00 1.338.000.000 100,00 7.165.165.000 DPUPR
terhadap RTRW
Persentase peningkatan
Program Pengembangan
1.03.19. 1 data dan pembinaan jasa % 36,67 55,83 550.000.000 75,00 575.000.000 77,50 633.000.000 80,00 697.000.000 82,50 767.000.000 85,00 844.000.000 85,00 4.066.000.000
Data dan Jasa Konstruksi
konstruksi
Program Pengelolaan
Persentase sarana dan
Perbekalan dan
1.01.20. 1 prasarana pekerjaan % 95,00 97,00 850.050.000 100,00 750.000.000 100,00 750.000.000 100,00 750.000.000 100,00 750.000.000 100,00 825.000.000 100,00 4.675.050.000
Laboratorium Pekerjaan
umum dalam kondisi baik
Umum
Program Pembinaan Persentase panjang jalan
1.03.21. 1 % 52,44 1.440.000.000
Lingkungan Sosial dalam kondisi baik
Persentase pemenuhan
Pelayanan Administrasi
1.00.01. 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 749.635.500 100,00 900.000.000 100,00 990.000.000 100,00 1.089.000.000 100,00 1.198.000.000 100,00 1.318.000.000 100,00 6.244.635.500
dan Jasa Perkantoran
perkantoran
Persentase sarana dan
Peningkatan Sarana dan
1.00.02. 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 404.922.500 100,00 678.000.000 100,00 486.000.000 100,00 535.000.000 100,00 589.000.000 100,00 648.000.000 100,00 3.340.922.500
Prasarana Aparatur
kondisi baik
Program Peningkatan Presentase aparatur yang
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 mengikuti peningkatan % 100,00 100,00 60.000.000 100,00 60.000.000 100,00 66.000.000 100,00 73.000.000 100,00 81.000.000 100,00 90.000.000 100,00 430.000.000
Aparatur kapasitas aparatur

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 10


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Persentase pemenuhan
Program Peningkatan
dokumen perencanaan,
Sistem Perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. Penganggaran, Pelaporan 1 % 100,00 100,00 43.480.000 100,00 45.000.000 100,00 47.000.000 100,00 48.000.000 100,00 49.000.000 100,00 50.000.000 100,00 282.480.000
kinerja dan pelayanan
dan Pelayanan Infomasi
publik yang baik dan tepat
Publik
waktu
DINAS PERUMAHAN
1.04 RAKYAT DAN KAWASAN
PERMUKIMAN

Program Pengembangan Cakupan perumahan yang


1.04.15. 1 % 39,13 39,13 11.632.300.000 43,48 9.297.901.673 47,83 9.688.674.752 47,83 11.206.892.574 52,17 11.691.227.555 52,17 12.923.030.385 52,17 66.440.026.939 DPRKP
Perumahan sehat yang didukung PSU
Persentase penyediaan
2 % 2,56 2,59 2,63 2,67 2,71 2,75 2,80 2,80 -
rumah layak huni
Persentase jalan
Program Penataan
1.04.16. 1 lingkungan dalam kondisi % 42,13 43,91 6.440.013.000 46,91 10.420.691.313 49,92 10.662.648.251 52,93 10.644.268.340 55,93 10.761.924.881 58,94 11.438.107.832 58,94 60.367.653.617
Kawasan Permukiman
baik
Persentase drainase dalam
2 % 43,25 43,78 46,14 48,50 50,86 53,21 55,57 55,57 -
kondisi baik
Program Pengembangan
Air Minum dan Persentase RT berakses
1.04.17. 1 % 43,55 44,28 38.773.001.800 45,00 33.593.673.640 45,72 35.009.696.701 46,44 41.462.402.653 47,16 42.115.961.529 47,88 45.872.024.428 47,88 236.826.760.751
Penyehatan Lingkungan air minum
Permukiman
Persentase RT berakses
2 % 64,52 65,20 65,92 66,64 67,36 68,08 68,80 68,80 -
sanitasi
Persentase jalan
Program Pembinaan
2.04.19. 1 lingkungan dalam kondisi % - 43,91 650.000.000
Lingkungan Sosial
baik
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 448.045.000 100,00 438.058.184 100,00 454.074.258 100,00 529.906.572 100,00 494.988.777 100,00 521.667.591 100,00 2.886.740.382
Perkantoran perkantoran
Program Peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 257.490.000 100,00 260.000.000 100,00 275.000.000 100,00 570.000.000 100,00 350.000.000 100,00 400.000.000 100,00 2.112.490.000
Aparatur kondisi baik
Program Peningkatan Persentase aparatur yang
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 mengikuti peningkatan % 100,00 100,00 75.000.000 100,00 80.000.000 100,00 80.000.000 100,00 100.000.000 100,00 100.000.000 100,00 100.000.000 100,00 535.000.000
Aparatur kapasitas aparatur
Persentase pemenuhan
Program Peningkatan
dokumen perencanaan,
Sistem Perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. Penganggaran, Pelaporan 1 % 100,00 100,00 45.000.000 100,00 45.000.000 100,00 45.000.000 100,00 50.000.000 100,00 50.000.000 100,00 60.000.000 100,00 295.000.000
kinerja dan pelayanan
dan Pelayanan Informasi
publik yang baik dan tepat
Publik
waktu
KETENTERAMAN,
KETERTIBAN UMUM,
1.05.
DAN PELINDUNGAN
MASYARAKAT
Program Penegakan Persentase penanganan SATUAN POLISI
1.05.15. Peraturan Daerah dan 1 pelanggaran perda dan % 100,00 100,00 780.444.000 100,00 900.000.000 100,00 1.000.000.000 100,00 1.000.000.000 100,00 1.300.000.000 100,00 1.400.000.000 100,00 6.380.444.000 PAMONG
Ketertiban Umum Ketertiban Umum PRAJA

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 11


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja

Persentase desa dengan


Program Perlindungan
1.05.16. 1 Satuan Perlindungan % 13,98 39,78 655.073.500 40,86 750.000.000 55,91 750.000.000 70,97 800.000.000 86,02 900.000.000 100,00 941.450.000 100,00 4.796.523.500
Masyarakat
Masyarakat yang aktif

Program peningkatan
Persentase kejadian
1.05.17 kesiagaan dan pencegahan 1 % 94,00 95,00 1.843.709.200 96,00 1.679.586.085 97,00 1.656.125.864 98,00 1.700.000.000 99,00 1.724.500.000 100,00 2.000.000.000 100,00 10.603.921.149 SATPOL PP
kebakaran yang ditangani
bahaya kebakaran

Program Pemberantasan Persentase penurunan


1.05.18. 1 % 100,00 50.000.000 100,00 52.000.000 100,00 54.000.000 100,00 56.000.000 100,00 58.000.000 100,00 270.000.000
Barang Kena Cukai Ilegal peredaran rokok ilegal
Persentase pemenuhan
Pelayanan Administrasi
1.00.01. 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 1.637.805.000 100,00 1.801.585.500 100,00 1.981.744.050 100,00 2.180.084.685 100,00 2.398.093.153 100,00 2.637.902.469 100,00 12.637.214.857
dan Jasa Perkantoran
perkantoran
Persentase sarana dan
Peningkatan Sarana dan
1.00.02. 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 692.205.000 100,00 692.205.000 100,00 761.425.500 100,00 761.425.500 100,00 837.568.050 100,00 921.324.855 100,00 4.666.153.905
Prasarana Aparatur
kondisi baik
Program Peningkatan Presentase aparatur yang
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 mengikuti peningkatan % 100,00 100,00 553.741.000 100,00 650.000.000 100,00 650.000.000 100,00 700.000.000 100,00 700.000.000 100,00 750.000.000 100,00 4.003.741.000
Aparatur kapasitas aparatur
Persentase pemenuhan
Program peningkatan
dokumen perencanaan,
sistem perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. penganggaran, pelaporan 1 % 100,00 100,00 45.000.000 100,00 45.000.000 100,00 45.000.000 100,00 45.000.000 100,00 45.000.000 100,00 45.000.000 100,00 270.000.000
kinerja dan pelayanan
dan pelayanan informasi
publik yang baik dan tepat
publik
waktu
1.06 SOSIAL
Program Pelayanan dan Persentase PMKS yang
1.06.15. Rehabilitasi Kesejahteraan 1 menerima pelayanan dan % 0,68 2,77 871.090.000 2,76 1.453.298.750 2,74 1.581.373.514 2,77 1.781.373.514 2,75 1.857.515.165 2,76 1.933.952.866 2,76 9.478.603.809 DINAS SOSIAL
Sosial rehabilitasi sosial
Persentase fakir miskin
Program Penanganan yang mendapatkan
1.06.16. Fakir Miskin dan 1 pembinaan dalam % 0,03 39,31 2.017.475.000 39,31 1.525.588.750 39,31 1.575.147.625 39,31 1.626.271.353 39,31 1.652.413.004 39,31 1.678.850.768 39,31 10.075.746.500
Pemberdayaaan Sosial penyelenggaraan
pemberdayaan sosial
Persentase PMKS
Program Perlindungan penerima program
1.06.17. 1 % 47,80 13,42 2.704.764.000 4,40 2.274.994.213 4,52 2.374.493.634 4,49 2.407.940.891 4,55 2.484.082.543 4,52 2.560.520.308 4,52 14.806.795.589
dan Jaminan Sosial perlindungan dan jaminan
sosial
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 478.129.500 100,00 480.129.500 100,00 482.129.500 100,00 487.510.433 100,00 563.652.085 100,00 640.089.850 100,00 3.131.640.868
Perkantoran perkantoran
Program Peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 359.750.000 100,00 359.750.000 100,00 360.750.000 100,00 364.930.932 100,00 417.415.139 100,00 472.523.566 100,00 2.335.119.637
Aparatur kondisi baik
Program Peningkatan Persentase aparatur yang
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 mengikuti peningkatan % 100,00 100,00 25.900.000 100,00 25.900.000 100,00 27.000.000 100,00 29.680.932 100,00 35.000.000 100,00 50.000.000 100,00 193.480.932
Aparatur kapasitas aparatur

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 12


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Persentase pemenuhan
Program Peningkatan
dokumen perencanaan,
Sistem Perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. Penganggaran, Pelaporan 1 % 100,00 100,00 45.000.000 100,00 45.000.000 100,00 47.000.000 100,00 50.080.932 100,00 55.100.500 100,00 65.000.000 100,00 307.181.432
kinerja dan pelayanan
dan Pelayanan Infomasi
publik yang baik dan tepat
Publik
waktu
URUSAN WAJIB BUKAN
2
LAYANAN DASAR
2.01. TENAGA KERJA
Program Penempatan dan
Persentase pencari kerja DISKUM
2.01.15. Pengembangan Tenaga 1 % 74,33 75,12 725.325.000 75,87 835.325.000 76,57 835.325.000 77,23 835.325.000 77,85 835.325.000 78,44 835.325.000 78,44 4.901.950.000
yang ditempatkan NAKER
Kerja
Angka sengketa
2 pengusaha pekerja % 0,67 1,33 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00
pertahun
Program Pembinaan Persentase pencari kerja
2.01.16. 1 % 80,00 66,67 926.195.000 67,00 1.142.514.000 68,18 1.247.495.288 68,75 1.309.870.052 69,23 1.375.363.554 69,29 1.444.131.732 69,29 7.445.569.626
Lingkungan Sosial yang dilatih di BLK
PEMBERDAYAAN
2.02. PEREMPUAN DAN
PELINDUNGAN ANAK

Program Pemberdayaan Persentase kelembagaan


2.02.15. Perempuan dan 1 pengarustamaan gender % - 20,00 782.739.000 35,00 850.989.200 40,00 871.139.450 45,00 894.659.450 50,00 915.569.985 65,00 925.600.000 65,00 5.240.697.085 DKBPPPA
Perlindungan Anak dan hak anak yang dibina

Persentase korban
kekerasan terhadap
2 % - 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
perempuan dan anak yang
tertangani
2.03. PANGAN
Ketersediaan pangan
Program Ketersediaan DINAS
utama masyarakat kg/kapit
2.03.15. Pangan dan Distribusi 1 274,62 278,74 1.002.723.000 282,92 931.530.325 287,16 950.015.089 291,47 997.515.848 295,84 1.001.140.222 300,28 1.099.761.209 300,28 5.982.685.693 KETAHANAN
(Pangan Setara a/tahun PANGAN
Pangan
Beras/PSB)
Persentase pemenuhan
2 % 197,35 200,31 203,32 206,37 209,46 212,61 215,79 215,79
kebutuhan pangan utama
Cadangan pangan
3 pemerintah setara beras ton 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 120,00
(PSB)
Juta
Program Konsumsi dan Angka konsumsi pangan Rp./
2.03.16. 1 36,70 39,78 659.570.000 42,87 772.320.000 45,95 839.027.750 49,03 880.979.135 52,12 971.279.510 55,20 971.279.510 55,20 5.094.455.905
Keamanan Pangan RT pertahun RT/
tahun
Persentase konsumsi RT
2 % 81,44 84,52 87,60 90,69 93,77 96,86 99,94 99,94
non pangan
Persentase produk pangan
3 % 90,00 93,08 96,17 99,25 100,00 100,00 100,00 100
yang aman
Program Pelayanan Persentase Pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 Kebutuhan Administrasi % 100,00 100,00 366.232.400 100,00 375.388.210 100,00 394.157.621 100,00 413.865.502 100,00 434.558.777 100,00 456.286.715 100,00 2.440.489.224
Perkantoran dan Jasa Perkantoran

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 13


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Program Peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. Sarana Dan Prasarana 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 219.177.500 100,00 224.656.938 100,00 235.889.784 100,00 247.684.274 100,00 260.068.487 100,00 273.071.912 100,00 1.460.548.894
Aparatur kondisi baik
Program Peningkatan Persentase aparatur yang
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 mengikuti peningkatan % 100,00 100,00 10.000.000 100,00 10.250.000 100,00 10.762.500 100,00 11.300.625 100,00 11.865.656 100,00 12.458.939 100,00 66.637.720
Aparatur kapasitas aparatur
Persentase pemenuhan
Program Peningkatan
dokumen perencanaan,
Sistem Perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. Penganggaran, Pelaporan 1 % 100,00 100,00 43.135.000 100,00 44.213.375 100,00 46.424.044 100,00 48.745.246 100,00 51.182.508 100,00 53.741.634 100,00 287.441.807
kinerja dan pelayanan
dan Pelayanan Infomasi
publik yang baik dan tepat
Publik
waktu
2.04. PERTANAHAN
Persentase penyelesaian
Program Pengelolaan
2.04.15. 1 pengaduan masyarakat % 17,86 26,67 99.475.000 36,67 398.675.000 46,67 448.675.000 56,67 448.675.000 66,67 448.675.000 76,67 448.675.000 76,67 2.292.850.000
Pertanahan
tentang pertanahan
2.05 LINGKUNGAN HIDUP
Program Penataan dan Persentase pelanggaran DINAS
2.05.15. Pengendalian Lingkungan 1 lingkungan yang % 100,00 100,00 1.343.498.000 100,00 1.410.672.900 100,00 1.481.206.545 100,00 1.555.266.872 100,00 1.633.030.216 100,00 1.714.681.727 100,00 9.138.356.260 LINGKUNGAN
Hidup diselesaikan HIDUP

Persentase pelaku usaha


2 yang taat terhadap % 8.75 9,76 11,90 13,95 - 15,90 - 17,78 - 19,56 - 19,56 -
peraturan lingkungan
Program Kebersihan dan Persentase penurunan
2.05.16. 1 % 18,00 20,00 8.045.550.950 22,00 8.447.828.498 24,00 8.870.219.922 26,00 9.313.730.918 28,00 9.779.417.464 30,00 10.268.388.338 30,00 54.725.136.090
Persampahan timbulan sampah
Program konservasi, penghijauan wilayah
2.05.17. rehabilitasi lingkungan 1 rawan longsor dan sumber ha. 4,00 4,50 3.479.307.296 5,00 3.653.272.661 5,50 3.835.936.294 6,00 4.027.733.109 6,50 4.629.119.764 7,00 5.260.575.752 34,50 24.885.944.875
dan pertamanan mata air
Persentase luas RTH
2 % 9,20 10,00 10,80 11,60 12,40 13,20 14,00 14,00 -
perkotaan
Program pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. administrasi dan jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 734.288.100 100,00 771.002.505 100,00 809.552.630 100,00 850.030.262 100,00 892.531.775 100,00 937.158.364 100,00 4.994.563.635
perkantoran perkantoran
Program peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. sarana dan prasarana 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 1.331.447.800 100,00 1.442.205.387 100,00 1.484.815.656 100,00 1.529.556.438 100,00 2.018.577.287 100,00 2.616.253.482 100,00 10.422.856.050
aparatur kondisi baik
Program peningkatan Presentase aparatur yang
1.00.03. kapasitas sumber daya 1 mengikuti peningkatan % 100,00 100,00 88.500.000 100,00 92.925.000 100,00 97.571.250 100,00 102.449.813 100,00 107.572.303 100,00 112.950.918 100,00 601.969.284
apaparatur kapasitas aparatur
Persentase pemenuhan
Program peningkatan
dokumen perencanaan,
sistem perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. penganggaran, pelaporan 1 % 100,00 100,00 45.000.000 100,00 47.250.000 100,00 49.612.500 100,00 52.093.125 100,00 54.697.781 100,00 57.432.670 100,00 306.086.077
kinerja dan pelayanan
dan pelayanan informasi
publik yang baik dan tepat
publik
waktu
ADMINISTRASI
2.06 KEPENDUDUKAN DAN
CATATAN SIPIL
Program penataan
Persentase penduduk ber DISPENDUKCA
2.06.15. administrasi 1 % 94,55 95,55 529.518.000 96,55 550.000.000 97,55 550.000.000 98,55 550.000.000 99,55 550.000.000 99,75 550.000.000 99,75 3.279.518.000
KTP -el PIL
kependudukan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 14


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Presentase penduduk ber
2 % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100 -
Kartu Keluarga
Presentase anak usia 0-16
3 % 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 60,00 -
tahun ber KIA
Presentase penduduk
4 mendapat pelayanan % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 -
pindah/datang
Persentase penduduk usia
Program Pelayanan
2.06.16. 1 0-18 tahun ber akta % 83,92 84,92 139.568.000 85,42 140.000.000 86,17 150.000.000 87,17 150.000.000 87,92 160.000.000 88,92 175.000.000 88,92 914.568.000
Pencatatan Sipil
kelahiran
Persentase penduduk usia
2 diatas 18 Tahun ber akta % 17,51 22,51 27,51 32,51 40,51 48,51 57,51 57,51 -
kelahiran
Presentase penduduk
3 meninggal ber-akta % 23,03 24,05 24,55 25,30 26,05 27,05 28,05 28,05 -
kematian
Presentase pasangan
4 % 9,08 10,08 10,58 11,33 12,33 13,08 14,08 14,08 -
berstatus kawin tercatat
Program Penataan Data Ketersediaan database
2.06.17. dan Informasi 1 kependudukan skala dok 3,00 3,00 3.464.957.000 3,00 3.459.838.150 3,00 3.575.660.457 3,00 3.711.421.880 3,00 3.854.721.374 3,00 3.985.935.843 3 22.052.534.704
Kependudukan kabupaten
Ketersediaan fasilitas
2 % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 -
penunjang SKM
Persentase pengelolaan
pendokumentasian berkas
3 % 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 60,00 -
kependudukan dan
pencatatan sipil
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 462.240.000 100,00 462.240.000 100,00 470.000.000 100,00 470.000.000 100,00 470.000.000 100,00 470.000.000 100,00 2.804.480.000
Perkantoran perkantoran
Program Peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 204.430.000 100,00 250.000.000 100,00 260.000.000 100,00 275.000.000 100,00 280.000.000 100,00 300.000.000 100,00 1.569.430.000
Aparatur kondisi baik
Program Peningkatan Persentase aparatur yang
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 mengikuti peningkatan % 100,00 100,00 6.325.000 100,00 15.000.000 100,00 15.000.000 100,00 15.000.000 100,00 15.000.000 100,00 15.000.000 100,00 81.325.000
Aparatur kapasitas aparatur
Persentase pemenuhan
Program Peningkatan
dokumen perencanaan,
Sistem Perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. Penganggaran, Pelaporan 1 % 100,00 100,00 48.000.000 100,00 48.000.000 100,00 48.000.000 100,00 48.000.000 100,00 48.000.000 100,00 48.000.000 100,00 288.000.000
kinerja dan pelayanan
dan Pelayanan Infomasi
publik yang baik dan tepat
Publik
waktu
PEMBERDAYAAN
2.07.
MASYARAKAT DAN DESA

Program Pemberdayaan Persentase Lembaga


2.07.15. Kelembagaan Masyarakat 1 Kemasyarakatan Desa % 100,00 100,00 2.014.758.000 100,00 2.034.099.677 100,00 2.053.627.034 100,00 2.073.341.853 100,00 2.093.245.935 100,00 2.113.341.096 100,00 12.382.413.595 DPMD
Perdesaan (LKD) yang aktif

Program pemberdayaan Persentase Badan Usaha


2.07.16. Ekonomi dan Teknologi 1 Milik Desa (BUMDesa) % 21,11 32,22 3.899.550.000 43,33 3.936.985.680 54,44 3.974.780.743 65,56 4.012.938.638 76,67 4.051.462.849 87,78 4.090.356.892 87,78 23.966.074.801
Tepat Guna yang aktif

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 15


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja

Persentase desa dengan


Program Bina
2.07.17. 1 perencanaan dan % 55,50 66,60 2.301.810.000 77,70 2.180.274.525 100,00 2.322.545.564 100,00 2.279.396.091 100,00 2.461.345.306 100,00 2.864.838.057 100,00 14.410.209.543 DPMD
Pemerintahan Desa
penganggaran yang baik

Persentase desa dengan


2 pengelolaan keuangan dan % 55,50 66,60 77,70 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 -
aset berbasis IT

Program Pelayanan Persentase Pemenuhan


1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 Kebutuhan Administrasi % 100,00 100,00 338.532.000 100,00 391.781.907 100,00 395.543.013 100,00 674.447.499 100,00 504.133.893 100,00 251.978.416 100,00 2.556.416.728
Perkantoran dan Jasa Perkantoran
Program Peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. Sarana Dan Prasarana 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 261.055.000 100,00 288.561.128 100,00 426.545.628 100,00 550.000.000 100,00 331.674.608 100,00 299.802.460 100,00 2.157.638.824
Aparatur kondisi baik
Program Peningkatan Persentase aparatur yang
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 mengikuti peningkatan % 100,00 100,00 19.300.000 100,00 19.485.280 100,00 75.000.000 100,00 75.000.000 100,00 50.000.000 100,00 25.000.000 100,00 263.785.280
Aparatur kapasitas aparatur
Persentase pemenuhan
Program Peningkatan
dokumen perencanaan,
Sistem Perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. Penganggaran, Pelaporan 1 % 100,00 100,00 44.680.000 100,00 45.108.928 100,00 55.000.000 100,00 65.000.000 100,00 50.000.000 100,00 55.000.000 100,00 314.788.928
kinerja dan pelayanan
dan Pelayanan Infomasi
publik yang baik dan tepat
Publik
waktu
PENGENDALIAN
2.08 PENDUDUK DAN
KELUARGA BERENCANA

Program Penyuluhan dan Persentase capaian


2.08.15. 1 % 50,88 55,00 5.518.895.000 60,00 5.282.154.450 65,00 5.310.904.450 70,00 5.430.000.000 75,00 5.466.250.150 80,00 5.549.750.150 80,00 32.557.954.200
Penggerakan Masyarakat akseptor KB
Program Pelayanan Persentase kesetaraaan
2.08.16. 1 % 20,88 10,73 583.833.000 11,73 1.067.483.000 12,62 1.080.935.250 13,42 1.044.546.755 14,13 1.100.166.755 14,75 1.118.810.820 14,75 5.995.775.580 DKBPPPA
Keluarga Berencana ber KB MKJP
Persentase kesertaan KB
2 % 75,09 76,05 77,11 78,24 79,35 80,05 81,12 81,12
aktif (CPR)
Cakupan PUS yang ingin
3 ber KB tidak terpenuhi % 10,07 10,00 9,71 9,38 9,02 8,75 8,50 8,50 -
(Unmet need)
Persentase PIKR dan saka
4 % 29,00 40,00 51,00 62,00 73,00 84,00 100,00 100,00 -
kencana yang aktif
Program Pelayanan Persentase Pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 Kebutuhan Administrasi % 100,00 100,00 518.426.500 100,00 563.795.500 100,00 594.295.500 100,00 621.795.500 100,00 648.375.700 100,00 682.505.950 100,00 3.629.194.650
Perkantoran Perkantoran
Program Peningkatan Persentase Sarana dan
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 Prasarana Aparatur dalam % 100,00 100,00 1.293.675.000 100,00 1.313.675.000 100,00 1.349.706.308 100,00 1.358.800.000 100,00 1.370.000.000 100,00 1.381.500.000 100,00 8.067.356.308
Aparatur Kondisi Baik
Program Peningkatan Persentase aparatur yang
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 mengikuti peningkatan % 0,00 0,00 - 100,00 5.000.000 100,00 5.000.000 100,00 5.000.000 100,00 5.000.000 100,00 5.000.000 100,00 25.000.000
Aparatur kapasitas aparatur

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 16


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Persentase pemenuhan
Program Peningkatan
dokumen perencanaan,
Sistem Perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. Penganggaran, Pelaporan, 1 % 100,00 100,00 30.113.500 100,00 32.255.000 100,00 35.250.000 100,00 36.152.000 100,00 36.500.000 100,00 37.150.000 100,00 207.420.500
kinerja dan pelayanan
dan Pelayanan Informasi
publik yang baik dan tepat
Publik
waktu
2.09. PERHUBUNGAN
Program Peningkatan DINAS
Persentase angkutan darat
2.09.15. Pelayanan Perhubungan 1 % 95,00 95,29 15.403.785.000 96,13 18.370.000.000 96,27 19.123.471.549 95,89 19.842.484.176 97,35 21.564.191.694 96,31 23.371.610.863 96,31 117.675.543.282 PERHUBUNGA
yang laik jalan
Darat N

Persentase ketersediaan
2 sarana dan prasarana % 84,76 85,90 87,39 88,13 88,88 90,29 93,35 93,00 -
jalan dalam kondisi baik

Persentase ketersediaan
Program Peningkatan
sarana dan prasarana
2.09.16. Pelayanan Perhubungan 1 % 81,82 60,00 1.760.335.000 67,27 1.500.000.000 76,36 1.600.000.000 85,45 1.750.000.000 90,91 2.000.000.000 100,00 2.200.000.000 100,00 10.810.335.000
perhubungan laut dalam
Laut
kondisi baik
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 784.019.000 100,00 1.276.781.000 100,00 1.276.781.000 100,00 1.276.781.000 100,00 1.300.000.000 100,00 1.300.000.000 100,00 7.214.362.000
Perkantoran perkantoran
Program Peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 459.760.000 100,00 1.585.840.475 100,00 1.500.000.000 100,00 1.500.000.000 100,00 1.300.000.000 100,00 1.300.000.000 100,00 7.645.600.475
Aparatur kondisi baik

Program Peningkatan Presentase aparatur yang


1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 mengikuti peningkatan % 100,00 100,00 46.000.000 100,00 75.000.000 100,00 75.000.000 100,00 75.000.000 100,00 100.000.000 100,00 100.000.000 100,00 471.000.000
Aparatur kapasitas aparatur
Persentase pemenuhan
Program Peningkatan
dokumen perencanaan,
Sistem Perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. Penganggaran, Pelaporan 1 % 100,00 100,00 45.000.000 100,00 45.000.000 100,00 45.000.000 100,00 45.000.000 100,00 50.000.000 100,00 50.000.000 100,00 280.000.000
kinerja dan pelayanan
dan Pelayanan Infomasi
publik yang baik dan tepat
Publik
waktu
KOMUNIKASI DAN
2.10.
INFORMATIKA
Program Fasilitasi Persentase PPID
2.10.15. Informasi dan Komunikasi 1 Pembantu dengan kinerja % 15,79 63,16 2.048.617.000 68,42 2.300.000.958 73,68 2.495.000.755 78,95 3.225.552.543 86,84 3.146.430.170 100,00 2.866.001.679 100,00 16.081.603.105
Publik baik
Jumlah PPID Pembantu 38,00
Persentase KIM berbasis
2 % 60,00 70,00 75,00 80,00 85,00 90,00 95,00 95,00 -
IT
Persentase sistem
Program Pengembangan
2.10.16. 1 informasi perangkat % 10,00 30,00 3.895.100.000 71,00 4.200.000.000 100,00 4.460.000.000 100,00 6.122.000.000 100,00 4.640.000.000 100,00 5.336.000.000 100,00 28.653.100.000 DISKOMINFO
Teknologi Informasi
daerah yang terintegrasi

Jumlah pengunjung
2 Orang 324.225 389.070 778.140 1.245.024 1.992.038 3.187.261 5.099.618 5.099.618 -
Website sampangkab.go.id
Program Pelayanan Presentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 863.770.000,00 100,00 870.000.000,00 100,00 875.000.000,00 100,00 880.000.000,00 100,00 885.000.000,00 100,00 890.000.000,00 100,00 5.263.770.000
Perkantoran perkantoran

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 17


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Program Peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 388.350.000,00 100,00 475.000.000,00 100,00 400.000.000,00 100,00 375.000.000,00 100,00 380.000.000,00 100,00 390.000.000,00 100,00 2.408.350.000
Aparatur kondisi baik
Presentase aparatur yang
Program Peningkatan
mengikuti peningkatan
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 % 100,00 100,00 81.450.000,00 100,00 30.000.000,00 100,00 38.335.000,00 100,00 50.000.000,00 100,00 30.000.000,00 100,00 50.000.000,00 100,00 279.785.000
kapasitas aparatur
Aparatur

Persentase pemenuhan
Program Peningkatan
dokumen perencanaan,
Sistem Perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. Penganggaran, Pelaporan 1 % 100,00 100,00 46.000.000 100,00 46.000.000 100,00 46.000.000 100,00 50.000.000 100,00 50.000.000 100,00 50.000.000 100,00 288.000.000
kinerja dan pelayanan
dan Pelayanan Informasi
publik yang baik dan tepat
Publik
waktu
KOPERASI DAN USAHA
2.11.
KECIL DAN MENENNGAH

Program Kelembagaan dan


Persentase Koperasi yang
2.11.15. Pengawasan Koperasi dan 1 % 46,67 0,45 543.200.000 0,89 543.200.000 1,32 629.200.000 1,74 693.200.000 2,14 775.005.845 2,51 825.005.845 2,51 4.008.811.690
melaksanakan RAT
Usaha Mikro
DISKUM
Program Kelembagaan dan
Persentase Koperasi yang NAKER
2.11.15. Pengawasan Koperasi dan 1 % 78,57 79,12 543.200.000 79,93 543.200.000 80,73 629.200.000 81,52 693.200.000 82,31 775.005.845 83,09 825.005.845 83,09 4.008.811.690
melaksanakan RAT
Usaha Mikro
Persentase UM yang
2 % 0,28 0,57 0,89 1,21 1,52 1,82 2,12 2,12
berlegalitas
Program Pengembangan
Persentase KUM yang
2.11.16. Usaha Koperasi dan Usaha 1 % 0,39 0,49 1.469.422.250 0,56 1.469.422.253 0,61 1.469.422.250 0,66 1.469.422.250 0,69 1.519.422.250 0,72 1.537.616.405 0,72 8.934.727.658
produknya terstandarisasi
Mikro
Persentase Akses
2 % 97,14 97,18 97,19 97,21 97,22 97,24 97,25 97,25
permodalan bagi KUM
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 651.498.000 100,00 651.498.000 100,00 687.651.667 100 723.651.667 100 750.651.669 100 841.263.350 100 4.306.214.353
Perkantoran perkantoran
Program Peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 prasarana aparatur dalam % 56,37 60,57 310.639.800 67,16 310.639.800 72,00 310.639.800 77 386.756.736 83 412.873.673 91 448.236.758 91 2.179.786.567
Aparatur kondisi baik
Program Peningkatan Presentase aparatur yang
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 mengikuti peningkatan % 100,00 100,00 50.100.000 100,00 50.100.000 100,00 50.100.000 100,00 50.100.000 100,00 50.100.000 100,00 50.100.000 100,00 300.600.000
Aparatur kapasitas aparatur
Persentase pemenuhan
Program Peningkatan
dokumen perencanaan,
Sistem Perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. Penganggaran, Pelaporan 1 % 100,00 100,00 40.000.000 100,00 40.000.000 100,00 40.000.000 100,00 40.000.000 100,00 40.000.000 100,00 40.000.000 100,00 240.000.000
kinerja dan pelayanan
dan Pelayanan Infomasi
publik yang baik dan tepat
Publik
waktu
2.12. PENANAMAN MODAL
Program Perencanaan,
Pengembangan Iklim dan Jumlah Investor
2.12.15. 1 investor 822 837 297.683.000 852 312.567.150 867 315.692.822 882 328.320.534 897 344.736.561 912 361.973.389 912 1.960.973.456 DPMPTSP
Promosi Penanaman (PMDN/PMA)
Modal

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 18


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja

Program Pengendalian,
2.12.16. Pelaksanaan dan Informasi 1 Nilai investasi PMDN Juta Rp. 385.297 504.468 439.015.350 574.435 460.966.118 654.171 465.575.779 745.128 484.198.810 849.046 508.408.750 967.866 533.829.188 967.866 2.891.993.994
Penanaman Modal

Program Penyelenggaraan
Persentase izin yang
2.12.17. Pelayanan Perizinan dan 1 % 100,00 100,00 394.902.900 100,00 381.809.750 100,00 385.627.848 100,00 401.052.961 100,00 421.105.609 100,00 442.160.890 100,00 2.426.659.958 DPMPTSP
diterbitkan tepat waktu
Non Perizinan
Program Pengaduan Persentase pengaduan
2.12.18. Kebijakan dan Pelaporan 1 masyarakat yang ditindak % 100,00 100,00 119.482.050 100,00 125.456.153 100,00 126.710.714 100,00 131.779.143 100,00 138.368.100 100,00 145.286.505 100,00 787.082.664
Layanan lanjuti
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi Perkantoran 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 478.335.000 100,00 480.000.000 100,00 498.105.309 100,00 500.000.000 100,00 525.000.000 100,00 551.250.000 100,00 3.032.690.309
dan Jasa Perkantoran prerkantoran
Program Peningkatan Persentase Sarana dan
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 Prasarana Aparatur dalam % 100,00 100,00 1.086.219.400 100,00 1.199.533.165 100,00 1.319.486.482 100,00 1.425.407.451 100,00 1.496.677.823 100,00 1.571.511.716 100,00 8.098.836.036
Aparatur kondisi baik
Program Peningkatan Persentase Aparatur yang
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 mengikuti Peningkatan % 100,00 100,00 67.000.000 100,00 67.000.000 100,00 70.000.000 100,00 70.000.000 100,00 73.500.000 100,00 77.175.000 100,00 424.675.000
Aparatur Kapasitas Aparatur
Persentase pemenuhan
Program Peningkatan
dokumen perencanaan,
Sistem Perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. Penganggaran, Pelaporan 1 % 100,00 100,00 48.155.000 100,00 50.000.000 100,00 50.000.000 100,00 52.000.000 100,00 54.600.000 100,00 57.330.000 100,00 312.085.000
kinerja dan pelayanan
dan Pelayanan Infomasi
publik yang baik dan tepat
Publik
waktu
KEPEMUDAAN DAN
2.13.
OLAH RAGA
Program Pembinaan dan
Persentase organisasi DISPORABUDP
2.13.15. Pengembangan 1 % 80,65 83,87 1.355.068.000 87,10 1.254.717.924 90,32 1.247.629.482 93,55 1.393.175.750 96,77 1.512.834.000 100,00 2.365.827.710 100,00 9.129.252.866
kepemudaan aktif AR
Kepemudaan
Jumlah pemuda yang
berprestasi di tingkat
2 pemuda 8 11 12 13 14 15 17 17 -
regional, nasional dan
internasional
Jumlah prestasi olah raga
Program Pembinaan dan
2.13.16. 1 tingkat regional, nasional prestasi 78 80 16.980.949.000 82 15.481.415.250 84 15.956.229.400 86 15.932.791.600 88 16.511.119.500 90 17.191.231.000 90 98.053.735.750
Pengembangan Olahraga
dan internasional
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 636.033.200 100,00 845.836.500 100,00 871.211.500 100,00 897.348.000 100,00 924.268.000 100,00 951.996.000 100,00 5.126.693.200
Perkantoran perkantoran
Program Peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 121.177.000 100,00 1.157.069.000 100,00 221.345.000 100,00 227.985.350 100,00 618.176.156 100,00 701.869.750 100,00 3.047.622.256
Aparatur kondisi baik
Program Peningkatan Persentase aparatur yang
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 mengikuti peningkatan % 100,00 100,00 - 100,00 14.775.000 100,00 15.218.250 100,00 15.675.000 100,00 46.145.250 100,00 46.629.600 100,00 138.443.100
Aparatur kapasitas aparatur

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 19


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Persentase pemenuhan
Program Peningkatan
dokumen perencanaan,
Sistem Perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. Penganggaran, Pelaporan 1 % 100,00 100,00 44.620.000 100,00 60.717.500 100,00 62.539.000 100,00 64.415.000 100,00 66.347.450 100,00 78.338.000 100,00 376.976.950
kinerja dan pelayanan
dan Pelayanan Infomasi
publik yang baik dan tepat
Publik
waktu
2.14. STATISTIK
Persentase penyediaan
Program Statistik dan
2.14.15. 1 data statistik dalam % 100,00 100,00 172.709.150 100,00 199.795.000 100,00 200.000.000 100,00 225.000.000 100,00 230.000.000 100,00 235.000.000 100,00 1.262.504.150
Pengolahan Data
pembangunan
2.15 PERSANDIAN
2.16. KEBUDAYAAN
Program pengelolaan Persentase kelompok DISPORABUDP
2.16.15. 1 % 15,60 28,39 2.037.474.750 41,18 1.585.621.000 53,96 2.579.470.000 66,75 2.887.097.914 79,54 3.141.761.000 92,33 3.699.596.000 92,33 15.931.020.664
budaya daerah budaya daerah yang aktif AR

2.17. PERPUSTAKAAN
Program Pengelolaan Jumlah kunjungan layanan pengunj
2.17.15. 1 24.355 26.355 760.704.800 28.855 798.740.040 31.605 838.677.000 34.705 880.610.850 38.305 924.641.393 42.355 970.873.463 42.355 5.174.247.546
Perpustakaan perpustakaan ung
Persentase pemenuhan
Program pelayanan
1.00.01. 2 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 618.194.100 100,00 649.103.805 100,00 681.558.995 100,00 715.636.945 100,00 751.418.792 100,00 788.989.732 100,00 4.204.902.369
adminitrasi perkantoran
perkantoran
Program Peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. sarana dan Prasrana 3 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 702.526.000 100,00 737.652.300 100,00 774.534.915 100,00 813.261.661 100,00 853.924.744 100,00 896.620.981 100,00 4.778.520.601
aparatur kondisi baik
Program Peningkatan Persentase aparatur yang
1.00.03. Kapasitas Sumber daya 4 mengikuti peningkatan % 100,00 100,00 52.975.000 100,00 55.623.750 100,00 58.404.938 100,00 61.325.184 100,00 64.391.444 100,00 67.611.016 100,00 360.331.331
aparatur kapasitas aparatur
Persentase pemenuhan
Program Peningkatan
dokumen perencanaan,
Sistem Perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. Penganggaran, Pelaporan 1 % 100,00 100,00 48.000.000 100,00 50.400.000 100,00 52.920.000 100,00 55.566.000 100,00 58.344.300 100,00 61.261.515 100,00 326.491.815
kinerja dan pelayanan
dan Pelayanan Infomasi
publik yang baik dan tepat
Publik
waktu
2.18. KEARSIPAN
Program Pengelolaan Jumlah kunjungan pengunj
2.18.15. 1 - 10.000 597.135.000 11.200 626.991.750 12.700 658.341.338 14.600 691.258.404 17.000 725.821.325 20.000 762.112.391 20.000 4.061.660.207 DISARPUS
Kearsipan layanan kearsipan ung
3 URUSAN PILIHAN
3.01 PERIKANAN
Laut: DINAS
Program Pengembangan Jumlah produksi 9.336,25 9.867,00 1.543.301.000 10.015,00 733.386.000 10.226,00 825.000.000 10.523,00 800.000.000 10.817,00 875.000.000 11.119,00 1.100.000.000 11.119,00 5.876.687.000
ton PERIKANAN
3.01.15. 1
Perikanan Tangkap perikanan tangkap PUD:
18,20 21,00 21,50 22,00 23,00 24,50 27,00 27,00
ton
Program Pengembangan
Jumlah produksi
3.01.16. Perikanan Budidaya dan 1 ton 800,00 840,00 2.716.450.000 865,00 2.742.955.600 890,00 2.742.955.600 920,00 2.883.000.000 945,00 3.060.000.000 970,00 3.100.000.000 970,00 17.245.361.200
perikanan budidaya
Garam
Jumlah Produksi Garam
2 Ribu ton 260,00 275,00 283,00 291,00 300,00 309,00 318,00 318,00
Rakyat
Program Pengembangan Persentase produksi
3.01.17. 1 % 2,63 2,72 2,82 809.915.000 3,29 825.000.000 3,75 850.000.000 4,12 875.000.000 4,85 900.000.000 5,57 4.259.915.000
Usaha dan Data Perikanan perikanan yang diolah

kg/kapit
2 Konsumsi ikan perkapita 26,82 26,90 27,06 27,48 28,00 28,51 28,89 28,89
a/tahun

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 20


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 528.362.000 100,00 528.362.000 100,00 550.000.000 100,00 550.000.000 100,00 575.000.000 100,00 575.000.000 100,00 3.306.724.000
Perkantoran perkantoran
Program Peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 362.250.000 100,00 362.250.000 100,00 371.327.130 100,00 375.567.567 100,00 376.565.723 100,00 419.863.695 100,00 2.267.824.115
Aparatur kondisi baik
Program Peningkatan Persentase Aparatur yang
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 mengikuti Peningkatan % 100,00 100,00 47.000.000 100,00 47.000.000 100,00 47.000.000 100,00 47.000.000 100,00 47.000.000 100,00 47.000.000 100,00 282.000.000
Aparatur Kapasitas Aparatur
Persentase pemenuhan
Program Peningkatan
dokumen perencanaan,
Sistem Perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. Penganggaran, Pelaporan 1 % 100,00 100,00 45.000.000 100,00 45.000.000 100,00 45.000.000 100,00 45.000.000 100,00 45.000.000 100,00 45.000.000 100,00 270.000.000
kinerja dan pelayanan
dan Pelayanan Infomasi
publik yang baik dan tepat
Publik
waktu
3.02. PARIWISATA
Program pengembangan Persentase pokdarwis DISPORABUDP
3.02.15. 1 % 25,00 37,50 3.030.395.000 50,00 4.641.165.000 62,50 5.236.905.000 75,00 5.978.751.000 87,50 8.377.668.000 100,00 10.534.073.000 100,00 37.798.957.000
pariwisata daerah aktif AR

Jumlah obyek destinasi


destinas
2 tujuan wisata (ODTW) 9 9 23 23 24 25 26 26
i
baru
Persentase pertumbuhan
3 % 16,67 21,43 29,41 31,82 34,48 35,90 37,74 37,74
pelaku usaha wisata
3.03. PERTANIAN
Program Peningkatan
Persentase peningkatan
Produksi, Pengolahan hasil DINAS
3.03.15. 1 produksi tanaman pangan % 14,23 14,87 7.167.019.000 15,41 8.133.838.596 15,83 8.327.011.626 16,16 8.529.843.307 16,39 8.912.220.546 16,55 9.330.657.045 16,55 50.400.590.120
dan Pemasaran Tanaman PERTANIAN
dan hortikultura
Pangan dan Hortikultura

Persentase kenaikan
pengolahan hasil
2 % 3,18 3,72 4,14 4,47 4,70 4,86 5,02 5,02
pertanian tanaman pangan
dan hortikultura

Persentase kenaikan
pemasaran hasil pertanian
3 % 6,53 7,07 7,49 7,82 8,05 8,21 8,37 8,37
tanaman pangan dan
hortikultura
Program Peningkatan
Persentase kenaikan
Produksi, Pengolahan hasil
3.03.16. 1 produksi tanaman % 9,14 9,68 979.821.375 10,10 1.111.997.738 10,43 1.138.406.914 10,66 1.166.136.548 10,82 1.218.412.312 10,98 1.275.617.829 10,98 6.890.392.716
dan Pemasaran Tanaman
Perkebunan
Perkebunan
Persentase kenaikan
pengolahan hasil
2 % 2,04 2,58 3,00 3,33 3,56 3,72 3,88 3,88
pertanian tanaman
perkebunan
Persentase kenaikan
3 pemasaran hasil pertanian % 4,194 4,73 5,15 5,48 5,71 5,87 6,03 6,03
tanaman perkebunan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 21


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Program Peningkatan Persentase Peningkatan
3.03.19. 1 % 3,21 3,54 1.746.748.500 3,96 1.982.382.127 4,29 2.029.462.328 4,52 2.078.896.540 4,68 2.172.089.661 4,84 2.274.071.158 4,84 12.283.650.314
Kualitas Bahan Baku Kualitas Tembakau
Program pengembangan
agribisnis peternakan,
Persentase kenaikan
3.03.17. kesehatan hewan dan 1 % 12,94 13,40 2.394.499.000 13,65 2.717.513.151 13,87 2.782.052.205 14,08 2.849.818.212 14,34 2.977.570.338 14,55 3.117.369.852 14,55 16.838.822.758
produksi peternakan (%)
kesehatan masyarakat
veteriner
Persentase kenaikan
2 pelayanan kesehatan % 2,89 3,43 3,85 4,18 4,41 4,57 4,73 4,73
ternak (%)
Persentase kenaikan
3 pengolahan hasil % 0,80 0,92 1,04 1,16 1,28 1,40 1,52 1,52
peternakan (%)
Persentase kenaikan
4 pemasaran hasil % 5,94 6,48 6,90 7,23 7,46 7,62 7,78 7,78
peternakan (%)
Persentase kenaikan
keamanan produk pangan
5 asal hewan yang ASUH % 5,00 5,54 5,96 6,29 6,52 6,68 6,84 6,84
(Aman, Sehat Utuh, Halal)
(%)
Program Pemberdayaan Persentase peningkatan
3.03.18. penyuluhan Pertanian dan 1 kapasitas SDM pertanian % 2,00 2,00 2.291.785.900 2,00 2.600.944.215 2,00 2.562.714.838 2,00 2.627.573.991 2,00 2.749.846.133 2,00 2.883.648.886 12,00 15.716.513.963
peternakan dan peternakan
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 1.116.480.000 100,00 1.267.091.397 100,00 1.297.183.939 100,00 1.328.781.109 100,00 1.388.347.930 100,00 1.453.532.072 100,00 7.851.416.448
Perkantoran perkantoran (%)
Program Peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 920.910.000 100,00 1.045.139.311 100,00 1.069.960.646 100,00 1.096.023.047 100,00 1.145.155.751 100,00 1.198.921.808 100,00 6.476.110.562
Aparatur kondisi baik (%)
Program Peningkatan Persentase aparatur yang
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 mengikuti peningkatan % 0,00 100,00 125.000.000 100,00 120.000.000 100,00 100.000.000 100,00 100.000.000 100,00 100.000.000 100,00 100.000.000 100,00 645.000.000
Aparatur kapasitas aparatur
Persentase pemenuhan
Program Peningkatan
dokumen perencanaan,
Sistem Perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. Penganggaran, Pelaporan 1 % 100,00 100,00 45.000.000 100,00 51.070.429 100,00 52.283.317 100,00 53.556.848 100,00 55.957.704 100,00 58.584.966 100,00 316.453.264
kinerja dan pelayanan
dan Pelayanan Informasi
publik yang baik dan tepat
Publik
waktu
3.04. KEHUTANAN
ENERGI DAN SUMBER
3.05.
DAYA MINERAL
3.06. PERDAGANGAN
Persentase pertumbuhan
Program Peningkatan dan
jumlah pelaku usaha DISPERDAGPRI
3.06.15. Pengembangan 1 % 15,57 15,60 2.186.350.000 15,70 1.953.390.151 15,80 2.068.798.698 15,90 2.196.939.100 16,00 2.339.069.095 16,10 2.496.571.418 16,10 13.241.118.462
perdagangan besar dan N
Perdagangan
eceran

Program Pengembangan Persentase pasar


3.06.16. dan Pengelolaan Pasar 1 kabupaten yang bersih % 12,00 16,00 7.519.315.000 24,00 7.405.959.184 32,00 7.854.461.456 40,00 8.346.751.244 48,00 8.887.154.164 56,00 9.480.425.738 56,00 49.494.066.785
Daerah dan sehat

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 22


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Volume usaha
Program Pengembangan miliar DISPERDAGPRI
3.06.17. perdagangan sektor N/A 291 - 306 200.000.000 322 215.000.000 340 230.000.000 359 245.000.000 381 260.000.000 381 1.150.000.000
Perdagangan Agribisnis rupiah N
agribisnis
Persentase pasar
Program Pembinaan kabupaten yang
3.06.18. 1 % - 8,00 1.122.500.000 12,00 1.081.155.894 16,00 1.155.714.260 20,00 1.237.551.799 24,00 1.327.387.595 28,00 1.426.012.200 28,00 7.350.321.748
Lingkungan Sosial dibangun/ direhab/
dipelihara
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 1.294.180.000 100,00 1.274.669.868 100,00 1.351.863.425 100,00 1.436.593.430 100,00 1.529.604.382 100,00 1.631.714.775 100,00 8.518.625.879
Perkantoran perkantoran
Program Peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 181.240.000 100,00 178.507.755 100,00 189.318.122 100,00 201.183.910 100,00 214.209.382 100,00 228.509.161 100,00 1.192.968.331
Aparatur kondisi baik

Program Peningkatan Presentase aparatur yang


1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 mengikuti peningkatan % 100,00 100,00 39.000.000 100,00 38.412.064 100,00 40.738.285 100,00 43.291.616 100,00 46.094.493 100,00 49.171.581 100,00 256.708.039
Aparatur kapasitas aparatur
Persentase pemenuhan
Program Peningkatan
dokumen perencanaan,
Sistem Perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. Penganggaran, Pelaporan 1 % 100,00 100,00 45.000.000 100,00 44.321.612 100,00 47.005.713 100,00 49.951.865 100,00 53.185.953 100,00 56.736.439 100,00 296.201.583
kinerja dan pelayanan
dan Pelayanan Infomasi
publik yang baik dan tepat
Publik
waktu
3.07. PERINDUSTRIAN
Persentase IKM yang
Program Penataan dan DISPERDAGPRI
3.07.15. 1 memiliki standarisasi % 9,92 24,55 1.415.000.000 38,24 1.393.668.472 51,05 1.478.068.542 63,27 1.570.708.636 74,44 1.672.402.758 84,93 1.784.045.810 84,93 9.313.894.218
Pengembangan Industri N
industri
Program Pembinaan Persentase IKM formal
3.07.16. 1 % 3,15 0,31 127.500.000 0,31 150.000.000 0,30 150.000.000 0,30 150.000.000 0,30 150.000.000 0,30 150.000.000 0,30 877.500.000
Lingkungan Sosial yang dibina
3.08. TRANSMIGRASI
UNSUR PENUNJANG
4. URUSAN
PEMERINTAHAN
4.01. PERENCANAAN
Persentase dokumen
perencanaan
Program Perencanaan BAPPELITBAN
4.01.15. 1 pembangunan yang % 100,00 100,00 1.344.700.000 100,00 1.344.700.000
Pembangunan daerah GDA
ditetapkan dengan
Perda/Perkada

Persentase usulan
kegiatan yang disepakati
dalam musrenbang dan
2 % 100,00 100,00 100,00 -
pokok - pokok pikiran
DPRD yang dijabarkan ke
dalam RKPD
Persentase rencana
Program Perencanaan kegiatan lingkup bidang
4.01.16. Pembangunan Bidang 1 ekonomi yang tertuang % 100,00 100,00 1.050.000.000 100,00 1.050.000.000
Ekonomi dalam RKPD secara
konsisten dan selaras

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 23


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Persentase rencana
kegiatan lingkup bidang
Program Perencanaan
prasarana wilayah yang
4.01.17. Pembangunan Bidang 1 % 100,00 100,00 1.481.700.000 100,00 1.481.700.000
tertuang dalam RKPD
Prasarana Wilayah
secara konsisten dan
selaras
Persentase rencana
kegiatan lingkup bidang
Program Perencanaan sosial budaya dan
4.01.18. Pembangunan Sosial 1 pemerintahan yang % 100,00 100,00 800.000.000 100,00 800.000.000
Budaya dan Pemerintahan tertuang dalam RKPD
secara konsisten dan
selaras
Persentase
Program Pengembangan program/kegiatan Renja
Data, Pengendalian dan Perangkat Daerah yang
4.01.19. 1 % 100,00 100,00 720.600.000 100,00 720.600.000
Evaluasi Perencanaan konsisten dan selaras
Pembangunan dengan Renstra Perangkat
Daerah

Persentase
program/kegiatan dalam
2 % 100,00 100,00 100,00 -
Renja PD yang konsisten
dan selaras dengan RKPD
Persentase dokumen
perencanaan
Program Perencanaan,
4.01.20 1 pembangunan yang % 100,00 2.011.033.215 100,00 2.150.000.000 100,00 2.387.812.693 100,00 2.500.000.000 100,00 2.750.000.000 100,00 11.798.845.908
Pengendalian dan Evaluasi
ditetapkan dengan
Perda/Perkada
Persentase usulan
kegiatan yang disepakati
dalam musrenbang dan
2 % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 -
pokok - pokok pikiran
DPRD yang dijabarkan ke
dalam RKPD

Persentase
program/kegiatan Renja
Perangkat Daerah yang
3 % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 -
konsisten dan selaras
dengan Renstra Perangkat
Daerah

Persentase
program/kegiatan dalam
4 % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 -
Renja PD yang konsisten
dan selaras dengan RKPD
Persentase dokumen
Program Perencanaan rencana Perangkat Daerah
Pembangunan Bidang lingkup bidang
4.01.21 1 % 100,00 889.993.435 100,00 1.000.000.000 100,00 1.200.000.000 100,00 1.350.000.000 100,00 1.500.000.000 100,00 5.939.993.435
Pemerintahan dan Pemerintahan dan
Pembangunan Manusia Pembangunan Manusia
yang difasilitasi

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 24


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Persentase dokumen
Program Perencanaan rencana Perangkat Daerah
Pembangunan Bidang lingkup bidang
4.01.22 Perekonomian, SDA, Perekonomian, SDA, % 100,00 1.847.223.243 100,00 1.875.000.000 100,00 2.000.000.000 100,00 2.250.000.000 100,00 2.400.000.000 100,00 10.372.223.243
Infrastruktur dan Infrastruktur dan
Kewilayahan Kewilayahan yang
difasilitasi
Program Pelayanan Persentase Pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 Kebutuhan Administrasi % 100,00 100,00 654.335.250 100,00 607.350.610 100,00 681.764.946 100,00 749.941.440 100,00 824.935.584 100,00 907.429.143 100,00 4.425.756.974
Perkantoran Perkantoran
Persentase sarana dan
Program Peningkatan
prasarana aparatur dalam
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 % 100,00 100,00 569.900.000 100,00 449.261.850 100,00 593.790.175 100,00 653.169.193 100,00 718.486.112 100,00 790.334.723 100,00 3.774.942.052
kondisi baik
Aparatur
Presentase aparatur yang
Program Peningkatan
mengikuti peningkatan
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 % 26,67 26,67 101.900.000 26,67 251.122.000 26,67 106.171.642 26,67 116.788.806 26,67 128.467.687 26,67 141.314.456 26,67 845.764.591
kapasitas aparatur
Aparatur
Persentase pemenuhan
Program peningkatan
dokumen perencanaan,
sistem perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. penganggaran, pelaporan 1 % 100,00 100,00 45.000.000 100,00 45.000.000 100,00 47.250.000 100,00 51.975.000 100,00 57.172.500 100,00 62.889.750 100,00 309.287.250
kinerja dan pelayanan
dan pelayanan informasi
publik yang baik dan tepat
publik
waktu
4.02. KEUANGAN
Persentase Perangkat
Program Pengelolaan
Daerah yang menyusun
4.02.15. Anggaran dan 1 % 100,00 100,00 1.428.741.500 - 100,00 1.428.741.500 BPPKAD
dokumen RKA/DPA tepat
Perbendaharaan
waktu
Persentase PD yang
Program Pengelolaan
4.02.16. 1 menyusun laporan % 100,00 100,00 653.628.000 100,00 653.628.000 100,00 653.628.000 100,00 653.628.000 100,00 653.628.000 100,00 653.628.000 100,00 3.921.768.000
Akutansi dan Pelaporan
keuangan tepat waktu
Program Peningkatan dan
Persentase realisasi PAD
4.02.17. Pengelolaan Pendapatan 1 % 100,00 100,00 1.096.136.000 100,00 3.913.421.500 100,00 4.226.495.220 100,00 4.649.144.742 100,00 4.915.071.200 100,00 5.307.572.000 100,00 24.107.840.662 BPPKAD
Terhadap target PAD
Daerah
Program Peningkatan Dan Persentase Penerimaan
4.02.18. 1 % 60,60 100,00 2.817.285.500 100,00 2.817.285.500
Pengelolaan PBB-P2 PBB-P2
Persentase penyerapan
2 anggaran SKPD sesuai % 92,20 100,00 100,00
dengan anggaran kas
Program Pengelolaan Aset Persentase laporan BMD
4.02.19. 1 % 100,00 100,00 772.288.500 100,00 772.288.500 100,00 810.902.925 100,00 851.440.000 100,00 894.000.000 100,00 938.721.000 100,00 5.039.640.925
Daerah yang tepat waktu
Persentase Perangkat
Program Pengelolaan Daerah yang menyusun
4.02.20. 1 % - - - 100,00 1.141.188.000 100,00 1.098.741.500 100,00 1.088.741.500 100,00 1.078.741.500 100,00 1.028.741.500 100,00 5.436.154.000
Anggaran Daerah dokumen RKA/DPA/DPA
Perubahan tepat waktu
Persentase penyerapan
Program Penatausahaan
4.02.21. 1 anggaran SKPD sesuai % - - - 100,00 324.666.000 100,00 330.000.000 100,00 340.000.000 100,00 350.000.000 100,00 400.000.000 100,00 1.744.666.000
Belanja Daerah
dengan anggaran kas

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 25


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 1.684.653.500 100,00 1.684.653.500 100,00 1.692.100.000 100,00 1.744.075.991 100,00 1.837.409.919 100,00 1.918.483.590 100,00 10.561.376.500
Perkantoran perkantoran
Program Peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 1.214.355.000 100,00 1.214.355.000 100,00 1.335.790.500 100,00 1.335.790.500 100,00 1.469.369.550 100,00 1.515.560.820 100,00 8.085.221.370
Aparatur kondisi baik
Program Peningkatan Presentase aparatur yang
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 mengikuti peningkatan % 100,00 100,00 100.685.000 100,00 100.685.000 100,00 110.753.500 100,00 110.753.500 100,00 116.291.175 100,00 119.780.000 100,00 658.948.175
Aparatur kapasitas aparatur
Persentase pemenuhan
Program peningkatan
dokumen perencanaan,
sistem perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. penganggaran, pelaporan 1 % 100,00 100,00 45.000.000 100,00 45.000.000 100,00 45.000.000 100,00 45.000.000 100,00 45.000.000 100,00 45.000.000 100,00 270.000.000
kinerja dan pelayanan
dan pelayanan informasi
publik yang baik dan tepat
publik
waktu
KEPEGAWAIAN,
4.03. PENDIDIKAN, DAN
PELATIHAN
Program Pengembangan Persentase pemenuhan
4.03.15. Informasi dan Pembinaan 1 kebutuhan aparatur sesuai % 77,89 100,00 1.462.652.000 100,00 1.359.982.000 100,00 1.480.000.000 100,00 1.657.500.000 100,00 1.870.000.000 100,00 2.045.000.000 100,00 9.875.134.000 BKPSDM
Aparatur formasi yang ditetapkan
Persentase data ASN yang
2 % 85,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 -
akurat
Persentase ASN yang tidak
3 melakukan pelanggaran % 99,58 100 100 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 -
disiplin
Persentase pelayanan
Program Mutasi
4.03.16. 1 administrasi kepegawaian % 100,00 100,00 735.190.000 100,00 666.590.000 100,00 730.000.000 100,00 984.000.000 100,00 1.057.000.000 100,00 1.137.000.000 100,00 5.309.780.000
Kepegawaian
tepat waktu
Program Pendidikan, Persentase ASN yang
4.03.17. Pelatihan dan 1 meningkatkan % 3,58 6,0 2.400.803.500 6,0 2.400.803.500 6,0 2.460.000.000 6,5 3.090.000.000 7,0 3.350.000.000 7,5 3.740.000.000 7,5 17.441.607.000
Pengembangan Karir kompetensinya
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 621.579.000 100,00 877.449.000 100,00 855.000.000 100,00 917.000.000 100,00 985.000.000 100,00 1.025.000.000 100,00 5.281.028.000
Perkantoran perkantoran
Program Peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 191.605.000 100,00 235.636.100 100,00 293.916.800 100,00 338.850.250 100,00 437.810.200 100,00 540.311.300 100,00 2.038.129.650
Aparatur kondisi baik
Program Peningkatan Persentase aparatur yang
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 mengikuti peningkatan % 100,00 100,00 87.500.000 100,00 97.450.000 100,00 102.000.000 100,00 122.250.000 100,00 125.700.000 100,00 125.700.000 100,00 660.600.000
Aparatur kapasitas aparatur
Persentase pemenuhan
Program peningkatan
dokumen perencanaan,
sistem perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. penganggaran, pelaporan 1 % 100,00 100,00 43.915.000 100,00 43.915.000 100,00 45.000.000 100,00 49.500.000 100,00 49.500.000 100,00 49.500.000 100,00 281.330.000
kinerja dan pelayanan
dan pelayanan informasi
publik yang baik dan tepat
publik
waktu
PENELITIAN DAN
4.04.
PENGEMBANGAN

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 26


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Persentase hasil litbang
Program Penelitian dan yang dimanfaatkan dalam
4.04.15. 1 % 100,00 100,00 569.095.000 100,00 1.171.925.500 100,00 1.191.193.357 100,00 1.250.000.000 100,00 1.421.593.962 100,00 1.623.753.359 100,00 7.227.561.178
Pengembangan perencanaan
pembangunan
FUNGSI PENUNJANG
4.05
LAINNYA
Program Peningkatan
Persentase pelayanan
Pelayanan Kedinasan
4.05.15. 1 kedinasan KDH/WKDH % 100,00 100,00 1.245.405.000 100,00 1.400.000.000 100,00 2.500.000.000 100,00 3.000.000.000 100,00 4.000.000.000 100,00 4.500.000.000 100,00 16.645.405.000 BAGIAN UMUM
Kepala Daerah/Wakil
yang difasilitasi
Kepala Daerah
Persentase fasilitasi
Program Fasilitasi
Pelaksanaan
4.05.16. Pemerintahan dan 1 % 100,00 100,00 1.389.024.000 100,00 1.300.000.000 100,00 1.329.559.386 100,00 1.400.000.000 100,00 1.500.000.000 100,00 1.750.000.000 100,00 8.668.583.386 BAGIAN POD
Pemerintahan dan
Otonomi Daerah
Otonomi Daerah
Program Penataan
Persentase Produk Hukum BAGIAN
4.05.17. Peraturan Perundang- 1 % 100,00 100,00 1.059.475.000 100,00 1.059.475.000 100,00 1.150.000.000 100,00 1.250.000.000 100,00 1.350.000.000 100,00 1.400.000.000 100,00 7.268.950.000
yang diundangkan HUKUM
undangan
Persentase penyelesaian
kasus hukum perdata
2 % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 -
pemerintah daerah yang
ditangani

Persentase target kinerja


kelembagaan,
Program Evaluasi ketatalaksanaan, analisis
BAG.
4.05.18. Penyelenggaraan 1 dan formasi Jabatan yang % 100,00 100,00 1.250.187.000 100,00 1.000.187.000 100,00 1.100.000.000 100,00 1.150.000.000 100,00 1.350.000.000 100,00 1.500.000.000 100,00 7.350.374.000
ORGANISASI
Pemerintah Daerah sesuai dengan kebutuhan
dan peraturan perundang-
undangan
Program Fasilitasi Persentase fasilitasi BAG.
4.05.19. Administrasi 1 Kegiatan Administrasi % 100,00 100,00 1.071.400.000 100,00 1.071.400.000 100,00 1.150.000.000 100,00 1.200.000.000 100,00 1.250.000.000 100,00 1.400.000.000 100,00 7.142.800.000 PEMBANGUNA
Pembangunan Daerah Pembangunan Daerah N
Persentase Paket
Program Fasilitasi Unit Pengadaan Barang/Jasa BAGIAN
4.05.20. 1 % 100,00 100,00 766.916.800 100,00 805.262.640 100,00 900.000.000 100,00 1.000.000.000 100,00 1.000.000.000 100,00 1.250.000.000 100,00 5.722.179.440
Layanan Pengadaan yang difasilitasi secara BARJAS
elektronik
Program Fasilitasi
Jumlah pelaku ekonomi
4.05.21. Peningkatan Ekonomi 1 pelaku 30 35 248.328.550 42 248.328.550 53 260.000.000 68 400.000.000 90 450.000.000 125 600.000.000 125 2.206.657.100
kreatif
Daerah
Kontribusi BUMD
2 % 4,71 5,15 12,05 15,73 19,11 23,33 28,47 28,47
terhadap PAD
Persentase fasilitasi
Program Hubungan penyelenggaraan
BAGIAN
4.05.22. Masyarakat dan 1 kehumasan dan % 100,00 100,00 840.034.000 840.034.000
HUMAS
Keprotokolan keprotokolan pemerintah
daerah
Persentase fasilitasi
Program Protokol dan
4.05.42. 1 keprotokoleran dan 100,00 847.134.000 100,00 600.000.000 100,00 650.000.000 100,00 650.000.000 100,00 750.000.000 100,00 3.497.134.000
Komunikasi Pimpinan
komunikasi pimpinan
Program Koordinasi dan Persentase fasilitasi
4.05.23. Penyelenggaraan Bidang 1 program bidang % 100,00 100,00 3.201.563.650 100,00 3.701.363.650 100,00 3.950.000.000 100,00 4.100.000.000 100,00 4.150.000.000 100,00 4.700.000.000 100,00 23.802.927.300 BAG. KESRA
Kesejahteraan Rakyat kesejahteraan rakyat

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 27


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Persentase peserta
Program Sosialisasi sosialisasi yang
4.05.24. 1 % 100,00 100,00 182.350.000 100,00 101.365.000 100,00 100.000.000 100,00 100.000.000 100,00 100.000.000 100,00 107.008.956 100,00 690.723.956
Ketentuan di Bidang Cukai memahami ketentuan di
bidang cukai
Program Pemberantasan Persentase penurunan
4.05.25. 1 % 100,00 100,00 40.549.550 100,00 40.549.550
Barang Kena Cukai Ilegal peredaran rokok ilegal
Persentase dokumen IKM
Program Peningkatan BAG.
4.05.48. 1 Kabupaten Sampang yang % 100,00 100,00 100,00 250.000.000 100,00 250.000.000 100,00 250.000.000 100,00 250.000.000 100,00 250.000.000 100,00 1.250.000.000
Pelayanan Publik ORGANISASI
disusun
Program Pelayanan Persentase Pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 Kebutuhan Administrasi % 100,00 100,00 5.439.702.500 100,00 5.901.694.692 100,00 5.500.000.000 100,00 6.000.000.000 100,00 6.300.000.000 100,00 6.500.000.000 100,00 35.641.397.192
Perkantoran Perkantoran
Persentase sarana dan
Program Peningkatan
prasarana aparatur dalam
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 % 100,00 100,00 2.440.264.150 100,00 5.600.000.000 100,00 3.500.000.000 100,00 4.041.592.024 100,00 4.614.594.928 100,00 4.964.054.419 100,00 25.160.505.521
kondisi baik
Aparatur
Presentase aparatur yang
Program Peningkatan
mengikuti peningkatan
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 % 100,00 100,00 90.500.000 100,00 90.500.000 100,00 90.500.000 100,00 90.500.000 100,00 120.000.000 100,00 120.000.000 100,00 602.000.000
kapasitas aparatur
Aparatur
Persentase pemenuhan
Program peningkatan
dokumen perencanaan,
sistem perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. penganggaran, pelaporan 1 % 100,00 100,00 40.267.000 100,00 40.267.000 100,00 40.267.000 100,00 40.267.000 100,00 50.000.000 100,00 50.000.000 100,00 261.068.000
kinerja dan pelayanan
dan pelayanan informasi
publik yang baik dan tepat
publik
waktu
Program Fasilitasi Persentase Pelaksanaan
SEKRETARIAT
4.05.26. Persidangan Lembaga 1 sidang dan rapat DPRD % 100,00 100,00 1.489.010.000 100,00 1.282.140.000 100,00 1.410.354.000 100,00 1.551.389.400 100,00 1.706.528.340 100,00 2.133.160.450 100,00 9.572.582.190
DPRD
Perwakilan Rakyat Daerah yang difasilitasi
Persentase fasilitasi
2 peningkatan kapasitas % 100,00 100,00 5.661.365.780 100,00 6.380.580.000 100,00 6.779.346.000 100,00 7.457.280.600 100,00 8.203.008.660 100,00 10.253.760.800 100,00 44.735.341.840
Anggota DPRD
Persentase Fasilitasi
3 Aspirasi masyarakat yang % 100,00 100,00 1.417.055.025 100,00 1.414.800.800 100,00 1.556.000.000 100,00 1.711.600.000 100,00 1.882.760.000 100,00 2.353.450.000 100,00 10.335.665.825
terlayani
Program Fasilitasi
Penyusunan Perundang- Persentase perda yang
4.05.28. 1 % 100,00 100,00 1.861.393.900 100,00 1.916.480.000 100,00 2.108.128.000 100,00 2.318.940.800 100,00 2.550.834.880 100,00 3.188.543.600 100,00 13.944.321.180
Undangan Lembaga difasilitasi
Perwakilan Rakyat Daerah
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 4.739.991.593 100,00 4.709.536.650 100,00 4.709.536.650 100,00 4.709.536.650 100,00 5.180.490.315 100,00 5.802.149.200 100,00 29.851.241.058
Perkantoran perkantoran
Program Peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 1.369.250.050 100,00 1.255.520.000 100,00 1.260.894.300 100,00 1.892.215.800 100,00 3.080.624.700 100,00 3.431.738.500 100,00 12.290.243.350
Aparatur kondisi baik

Program Peningkatan Presentase aparatur yang


1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 mengikuti peningkatan % 100,00 100,00 295.975.000 100,00 295.975.000 100,00 295.975.000 100,00 295.975.000 100,00 325.572.500 100,00 358.129.750 100,00 1.867.602.250
Aparatur kapasitas aparatur

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 28


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Persentase pemenuhan
Program Peningkatan
dokumen perencanaan,
Sistem Perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. Penganggaran, Pelaporan 1 % 100,00 100,00 45.905.660 100,00 46.809.000 100,00 46.809.000 100,00 46.809.000 100,00 51.489.900 100,00 56.638.900 100,00 294.461.460
kinerja dan pelayanan
dan Pelayanan Informasi
publik yang baik dan tepat
Publik
waktu
Program Penataan dan Persenatse Penataan dan
Penyempurnaan Kebijakan Penyempurnaan Kebijakan
4.05.29. 1 % 100,00 100,00 101.835.000 100,00 106.926.000 100,00 118.150.215 100,00 270.000.000 100,00 383.500.000 100,00 502.675.000 100,00 1.483.086.215 INSPEKTORAT
Sistem dan Prosedur Sistem dan Prosedur
Pengawasan Pengawasan
Program Peningkatan
Jumlah pelaksanaan
Sistem Pengawasan
Program Kerja
4.05.30. Internal dan pengendalian 1 % 97,00 100,00 1.590.529.000 100,00 1.660.219.650 100,00 1.739.000.000 100,00 1.827.067.053 100,00 2.235.273.089 100,00 2.420.500.000 100,00 11.472.588.792
Pengawasan Tahunan
pelaksanaan kebijakan
berbasis resiko
KDH
Program Peningkatan
pembinaan dan Persentase OPD dengan 100 100
4,76 21,43 42,85 64,30 85,7 100
4.05.31. pengawasan dalam 1 kategori nilai SAKIP A % 283.600.000 447.780.000 473.169.000 630.000.000 760.000.000 (42 SKPD) 998.000.000 (42 SKPD) 3.592.549.000
(9 OPD) (18 OPD) (27 OPD) (36 OPD) (42 OPD)
peningkatan akuntabilitas
kinerja
2 Nilai LPPD baik Nilai C B B B B B B -
Persentase kasus dan
3 dumas yang selesai % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 -
ditindaklanjuti
Hasil penilaian lembar
Program Pencegahan
4.05.32. 1 kerja evaluasi reformasi Nilai - 70,00 0 71,00 250.000.000 72,00 262.500.000 73,00 275.625.000 74,00 320.000.000 75,00 494.690.503 100,00 1.602.815.503
korupsi
birokrasi
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 679.791.000 100,00 580.500.000 100,00 614.525.000 100,00 650.251.000 100,00 687.763.000 100,00 732.151.000 100,00 3.944.981.000 INSPEKTORAT
Perkantoan perkantoran
Program Peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 428.831.000 100,00 430.250.000 100,00 451.762.000 100,00 500.000.000 100,00 580.000.000 100,00 614.000.000 100,00 3.004.843.000
Aparatur kondisi baik
Program Peningkatan Persentase Tenaga
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 Pemeriksa yang memiliki % 100,00 45,00 622.000.000 45,00 530.000.000 45,00 561.000.000 50,00 782.932.947 50,00 790.000.000 50,00 829.500.000 100,00 4.115.432.947
Aparatur standar kompetensi
Program Peningkatan Persentase pemenuhan
Sistem dokumen perencanaan,
Perencanaan,Penganggara penganggaran, pelaporan
1.00.04. 1 % 100,00 100,00 45.000.000 100,00 47.250.000 100,00 49.612.000 100,00 52.092.000 100,00 75.000.000 100,00 78.750.000 100,00 347.704.000
an, Pelaporan dan kinerja dan pelayanan
Pelayanan Informasi publik yang baik dan tepat
Publik waktu
Persentase penurunan
Program Peningkatan BAKESBANGPO
4.05.33. 1 kejadian terkait konflik % 100,00 100,00 913.712.000 100,00 992.276.000 100,00 1.002.198.760 100,00 1.009.869.793 100,00 1009869793 100,00 1.110.856.772 100,00 6.038.783.118
Kewaspadaan Dini L
sosial
Program Pemantapan dan Persentase lembaga
4.05.34. Penguatan Kelembagaan 1 demokrasi yang % 100,00 100,00 848.616.500 100,00 537.978.500 100,00 591.776.350 100,00 650.953.985 100,00 848616500 100,00 933.478.150 100,00 4.411.419.985
Demokrasi dilegalisasi
Persentase masyarakat
Program Pengembangan yang mendapatkan
4.05.35. 1 % N/A 0,03 200.124.000 #REF! 220.607.000 #REF! 242.667.700 #REF! 250.934.470 #REF! 250934470 #REF! 250.934.470 0,18 1.416.202.110
Etika dan Budaya politik pemahaman etika dan
budaya politik

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 29


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja

Jumlah kelompok yang


Program Integrasi
4.05.36. 1 mendapatkan peningkatan klp. 2 2 516.999.500 2 641.917.936 2 865.000.000 2 951.500.000 2 951500000 2 953.927.931 2 4.880.845.367
Kebangsaan
wawasan kebangsaan
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 397.499.500 100,00 258.629.500 100,00 284.000.450 100,00 284.000.450 100,00 284000450 100,00 284.000.450 100,00 1.792.130.800
Perkantoran perkantoran
Program Peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 236.802.139 100,00 541.683.500 100,00 370.089.548 100,00 375.000.000 100,00 356648495 100,00 356.648.495 100,00 2.236.872.176
Aparatur kondisi baik
Program Peningkatan Presentase aparatur yang
1.00.03. kapasitas sumber daya 1 mengikuti peningkatan % 100,00 100,00 17.250.000 100,00 17.250.000 100,00 17.250.000 100,00 17.250.000 100,00 17250000 100,00 17.250.000 100,00 103.500.000
aparatur kapasitas aparatur
Persentase pemenuhan
Program Peningkatan
dokumen perencanaan,
Sistem Perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. Penganggaran, Pelaporan 1 % 100,00 100,00 42.465.000 100,00 42.465.000 100,00 42.465.000 100,00 46.711.500 100,00 46711500 100,00 46.711.500 100,00 267.529.500
kinerja dan pelayanan
dan Pelayanan Informasi
publik yang baik dan tepat
Publik
waktu
Program Pencegahan Dini
Persentase desa tangguh
4.05.36. dan Penanggulangan 1 % n/a 7,70 1.816.411.200 8,50 1.866.451.500 10,00 1.995.000.000 11,50 2.103.000.000 20,00 2.210.000.000 30,00 2.346.000.000 30,00 12.336.862.700 BPBD
bencana
Bencana
Persentase korban
2 bencana alam yang % n/a 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 -
tertangani
Jumlah korban meninggal,
hilang, dan terkena jiwa/
3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
dampak bencana per orang
100.000 orang
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 378.560.800 100,00 416.677.450 100,00 420.000.000 100,00 438.000.000 100,00 454.000.000 100,00 460.000.000 100,00 2.567.238.250
Perkantoran perkantoran
Program Peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 368.888.000 100,00 407.652.000 100,00 414.000.000 100,00 430.000.000 100,00 455.000.000 100,00 470.000.000 100,00 2.545.540.000
Aparatur kondisi baik

Persentase aparatur yang


Peningkatan Kapasitas
1.00.03. 1 mengikuti peningkatan % 100,00 100,00 58.550.000 100,00 58.900.000 100,00 59.200.000 100,00 62.000.000 100,00 65.000.000 100,00 68.000.000 100,00 371.650.000
Sumber Daya Aparatur
kapasitas aparatur
Persentase pemenuhan
Program Peningkatan
dokumen perencanaan,
Sistem Perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. Penganggaran, Pelaporan 1 % 100,00 100,00 42.690.000 100,00 48.674.000 100,00 50.000.000 100,00 52.000.000 100,00 55.000.000 100,00 57.000.000 100,00 305.364.000
kinerja dan pelayanan
dan Pelayanan Informasi
publik yang baik dan tepat
Publik
waktu

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 30


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja

Persentase rekomendasi
Program Peningkatan administrasi pelayanan
4.05.38. Pelayanan Publik Tingkat 1 umum yang % 100,00 100,00 560.491.000 100,00 617.420.100 100,00 679.162.110 100,00 747.078.321 100,00 821.786.153 100,00 903.964.768 100,00 4.329.902.452 KEC. SRESEH
Kecamatan (Sreseh) ditindaklanjuti tepat
waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
kegiatan pembangunan
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 163.160.000 100,00 168.160.000 100,00 184.976.000 100,00 189.976.000 100,00 194.976.000 100,00 204.976.000 100,00 1.106.224.000
Perkantoran perkantoran
Persentase sarana dan
Program Peningkatan
prasarana aparatur dalam
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 % 100,00 100,00 206.414.000 100,00 245.810.100 100,00 275.931.110 100,00 326.554.821 100,00 382.262.653 100,00 435.486.518 100,00 1.872.459.202
kondisi baik
Aparatur
Persentase aparatur yang
Program Peningkatan
mengikuti peningkatan
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 % 100,00 100,00 5.000.000 100,00 5.500.000 100,00 6.500.000 100,00 7.000.000 100,00 7.500.000 100,00 8.000.000 100,00 39.500.000
kapasitas aparatur
Aparatur
Persentase pemenuhan
Program peningkatan
dokumen perencanaan,
sistem perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. penganggaran, pelaporan 1 % 100,00 100,00 50.000.000 100,00 52.500.000 100,00 55.000.000 100,00 57.500.000 100,00 60.000.000 100,00 65.000.000 100,00 340.000.000
kinerja dan pelayanan
dan pelayanan informasi
publik yang baik dan tepat
publik
waktu
Persentase rekomendasi
Program Peningkatan administrasi pelayanan
4.05.38. Pelayanan Publik Tingkat 1 umum yang % 100,00 100,00 128.382.000 100,00 100.000.000 100,00 110.000.000 100,00 121.000.000 100,00 133.100.000 100,00 146.410.000 100,00 738.892.000 KEC. TORJUN
Kecamatan (Torjun) ditindaklanjuti tepat
waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00 0
kegiatan pembangunan
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 166504000 100,00 187.000.700 100,00 205.700.770 100,00 226.270.847 100,00 248.897.900 100,00 273.787.690 100,00 1.308.161.907
Perkantoran perkantoran
Persentase sarana dan
Program Peningkatan
prasarana aparatur dalam
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 % 56,37 60,57 222.971.000 67,16 292.078.000 72,00 321.285.800 76,85 353.414.380 83,18 388.755.800 90,76 427.631.380 90,76 2.006.136.360
kondisi baik
Aparatur
Persentase aparatur yang
Program Peningkatan
mengikuti peningkatan
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 % 100,00 100,00 6.050.000 100,00 5.000.000 100,00 7.320.500 100,00 8.052.550 100,00 8.857.800 100,00 9.743.500 100,00 45.024.350
kapasitas aparatur
Aparatur

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 31


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Persentase pemenuhan
Program peningkatan
dokumen perencanaan,
sistem perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. penganggaran, pelaporan 1 % 100,00 100,00 48.760.000 100,00 44.200.000 100,00 48.620.000 100,00 53.482.000 100,00 58.830.255 100,00 64.713.360 100,00 318.605.615
kinerja dan pelayanan
dan pelayanan informasi
publik yang baik dan tepat
publik
waktu
Persentase rekomendasi
Program Peningkatan administrasi pelayanan
4.05.38. Pelayanan Publik Tingkat 1 umum yang % 100,00 100,00 3.804.803.500 100,00 4.389.548.043 100,00 5.048.730.249 100,00 5.806.789.786 100,00 6.678.558.254 100,00 7.681.091.992 100,00 33.409.521.824 KEC. SAMPANG
Kecamatan (Sampang) ditindaklanjuti tepat
waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
kegiatan pembangunan
Persentase pembangunan
Program Pembangunan
dan pemberdayaan
4.05.39. dan Pemberdayaan 1 % - - - 100,00 7.290.000.000 100,00 2.760.000.000 100,00 2.765.000.000 100,00 2.770.000.000 100,00 2.775.000.000 100,00 18.360.000.000
masyarakat kelurahan
Kelurahan
yang difasilitasi
Program Pelayanan Persentase Pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 490.646.900 100,00 515.179.245 100,00 566.697.170 100,00 651.701.745 100,00 749.457.007 100,00 861.875.558 100,00 3.835.557.624
Perkantoran perkantorann
Program Peningkatan Persentase Sarana dan
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 Prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 300.647.000 100,00 315.679.350 100,00 347.247.285 100,00 399.334.378 100,00 459.234.534 100,00 528.119.715 100,00 2.350.262.262
Aparatur kondisi baik
Persentase aparatur yang
Program Peningkatan
mengikuti peningkatan
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 % - - 100,00 5.000.000 100,00 5.000.000 100,00 5.000.000 100,00 5.000.000 100,00 5.000.000 100,00 25.000.000
kapasitas aparatur
Aparatur
Persentase pemenuhan
Program Peningkatan
dokumen perencanaan,
Sistem Perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. Penganggaran, Pelaporan 1 % 100,00 100,00 47.040.000 100,00 49.392.000 100,00 54.331.200 100,00 62.480.880 100,00 71.853.012 100,00 82.630.964 100,00 367.728.056
kinerja dan pelayanan
dan Pelayanan Informasi
publik yang baik dan tepat
Publik
waktu
Persentase rekomendasi
Program Peningkatan administrasi pelayanan
KEC.
4.05.38. Pelayanan Publik Tingkat 1 umum yang % 100,00 100,00 153.679.000 100,00 145.603.550 100,00 177.849.000 100,00 223.605.000 100,00 267.622.530 100,00 390.281.000 100,00 1.358.640.080
CAMPLONG
Kecamatan (Camplong) ditindaklanjuti tepat
waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
kegiatan pembangunan
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 119.886.000 100,00 125.000.000 100,00 129.200.000 100,00 135.760.000 100,00 149.935.000 100,00 152.300.000 100,00 812.081.000
Perkantoran perkantoran

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 32


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Program Peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 267.900.000 100,00 323.207.950 100,00 346.843.650 100,00 396.441.548 100,00 457.300.000 100,00 471.411.159 100,00 2.263.104.307
Aparatur kondisi baik
Program Peningkatan Persentase aparatur yang
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 mengikuti peningkatan % 100,00 - 100,00 5.000.000 100,00 6.700.000 100,00 9.000.000 100,00 12.000.000 100,00 13.500.000 100,00 46.200.000
Aparatur kapasitas aparatur
Persentase pemenuhan
Program peningkatan
dokumen perencanaan,
sistem perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. penganggaran, pelaporan 1 % 100,00 100,00 52.000.000 100,00 54.000.000 100,00 57.500.000 100,00 61.000.000 100,00 62.820.000 100,00 64.637.000 100,00 351.957.000
kinerja dan pelayanan
dan pelayanan informasi
publik yang baik dan tepat
publik
waktu
Persentase rekomendasi
Program Peningkatan administrasi pelayanan
4.05.38. Pelayanan Publik Tingkat 1 umum yang % 100,00 100,00 200.454.000 100,00 220.499.400 100,00 242.549.340 100,00 278.931.741 100,00 320.771.502 100,00 368.887.228 100,00 1.632.093.211 KEC. OMBEN
Kecamatan (Omben) ditindaklanjuti tepat
waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
kegiatan pembangunan
Program pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. administrasi dan jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 164.409.950 100,00 180.850.945 100,00 198.936.039 100,00 228.776.445 100,00 263.092.912 100,00 302.556.849 100,00 1.338.623.141
perkantoran perkantoran
Program peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. sarana dan Prasarana 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 503.234.765 100,00 553.558.242 100,00 608.914.066 100,00 700.251.176 100,00 805.288.852 100,00 926.082.180 100,00 4.097.329.279
Aparatur kondisi baik
Persentase aparatur yang
Program Peningkatan
1.00.03. 1 mengikuti peningkatan % 100,00 100,00 6.050.000 100,00 6.655.000 100,00 7.320.500 100,00 8.418.575 100,00 9.681.361 100,00 11.133.565 100,00 49.259.002
kapasitas Aparatur
kapasitas aparatur
Persentase pemenuhan
Program Peningkatan
dokumen perencanaan,
Sistem Perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. Penganggaran, Pelaporan 1 % 100,00 100,00 38.300.000 100,00 42.130.000 100,00 46.343.000 100,00 53.294.450 100,00 61.288.618 100,00 70.481.910 100,00 311.837.978
kinerja dan pelayanan
dan Pelayanan Informasi
publik yang baik dan tepat
Publik
waktu
Persentase rekomendasi
Program Peningkatan
administrasi pelayanan
Pelayanan Publik Tingkat KEC.
4.05.38. 1 umum yang % 100,00 100,00 167.760.000 100,00 136.355.000 100,00 187.826.200 100,00 247.500.000 100,00 301.000.000 100,00 142.500.000 100,00 1.182.941.200
Kecamatan KEDUNGDUNG
ditindaklanjuti tepat
(Kedungdung)
waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
kegiatan pembangunan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 33


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 144.075.000 100,00 156.080.000 100,00 160.000.000 100,00 189.500.000 100,00 200.000.000 100,00 485.000.000 100,00 1.334.655.000
Perkantoran perkantoran
Program Peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 274.385.000 100,00 355.940.000 100,00 360.000.000 100,00 380.300.130 100,00 437.095.150 100,00 453.309.422 100,00 2.261.029.702
Aparatur kondisi baik
Persentase aparatur yang
Program Peningkatan
mengikuti peningkatan
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 % 100,00 - 100,00 5.000.000 100,00 7.000.000 100,00 8.000.000 100,00 10.000.000 100,00 10.000.000 100,00 40.000.000
kapasitas aparatur
Aparatur
Persentase pemenuhan
Program peningkatan
dokumen perencanaan,
sistem perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. penganggaran, pelaporan 1 % 100,00 100,00 50.000.000 100,00 51.467.000 100,00 55.000.000 100,00 60.000.000 100,00 70.000.000 100,00 80.000.000 100,00 366.467.000
kinerja dan pelayanan
dan pelayanan informasi
publik yang baik dan tepat
publik
waktu
Persentase rekomendasi
Program Peningkatan administrasi pelayanan
4.05.38. Pelayanan Publik Tingkat 1 umum yang % 100,00 100,00 150.506.500 100,00 141.524.000 100,00 171.549.000 100,00 209.059.000 100,00 258.744.016 100,00 378.381.000 100,00 1.309.763.516 KEC. JRENGIK
Kecamatan (Jrengik) ditindaklanjuti tepat
waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
kegiatan pembangunan
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 113.886.000 100,00 117.500.000 100,00 126.500.000 100,00 134.760.000 100,00 148.935.000 100,00 150.300.000 100,00 791.881.000
Perkantoran perkantoran
Program Peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 267.900.000 100,00 324.497.750 100,00 345.324.925 100,00 399.941.014 100,00 456.300.000 100,00 470.850.868 100,00 2.264.814.557
Aparatur kondisi baik
Persentase aparatur yang
Program Peningkatan
mengikuti peningkatan
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 % 100,00 - 100,00 5.000.000 100,00 6.200.000 100,00 8.000.000 100,00 8.500.000 100,00 10.000.000 100,00 37.700.000
kapasitas aparatur
Aparatur
Persentase pemenuhan
Program peningkatan
dokumen perencanaan,
sistem perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. penganggaran, pelaporan 1 % 100,00 100,00 50.000.000 100,00 52.000.000 100,00 55.000.000 100,00 58.500.000 100,00 59.320.000 100,00 62.037.000 100,00 336.857.000
kinerja dan pelayanan
dan pelayanan informasi
publik yang baik dan tepat
publik
waktu
Persentase rekomendasi
Program Peningkatan
administrasi pelayanan KEC.
Pelayanan Publik Tingkat
4.05.38. 1 umum yang % 100,00 100,00 150.280.000 100,00 165.308.000 100,00 174.838.800 100,00 202.114.620 100,00 233.481.813 100,00 269.554.085 100,00 1.195.577.318 TAMBELANGA
Kecamatan N
ditindaklanjuti tepat
(Tambelangan)
waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditindaklanjuti

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 34


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
kegiatan pembangunan
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 159.766.000 100,00 175.742.600 100,00 193.316.860 100,00 222.314.389 100,00 255.661.547 100,00 294.010.779 100,00 1.300.812.176
Perkantoran perkantoran
Program Peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. Sarana dan Prasana 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 229.230.000 100,00 252.153.000 100,00 277.368.300 100,00 318.973.545 100,00 366.819.577 100,00 421.842.513 100,00 1.866.386.935
Aparatur kondisi baik
Persentase aparatur yang
Program Peningkatan
mengikuti peningkatan
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 % - - - 100,00 7.000.000 100,00 7.000.000 100,00 7.000.000 100,00 7.000.000 100,00 7.000.000 100,00 35.000.000
kapasitas aparatur
Aparatur
Persentase pemenuhan
Program Peningkatan
dokumen perencanaan,
Sistem Perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. Penganggaran, Pelaporan 1 % 100,00 100,00 50.000.000 100,00 55.000.000 100,00 60.500.000 100,00 69.575.000 100,00 80.011.250 100,00 92.012.938 100,00 407.099.188
kinerja dan pelayanan
dan Pelayanan Informasi
publik yang baik dan tepat
Publik
waktu
Persentase rekomendasi
Program Peningkatan administrasi pelayanan
KEC.
4.05.38. Pelayanan Publik Tingkat 1 umum yang % 100,00 100,00 160.779.500 100,00 176.857.450 100,00 194.543.195 100,00 223.724.674 100,00 257.283.375 100,00 295.875.882 100,00 1.309.064.076
BANYUATES
Kecamatan (Banyuates) ditindaklanjuti tepat
waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
kegiatan pembangunan
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 255.353.500 100,00 280.888.850 100,00 308.977.735 100,00 355.324.395 100,00 408.623.055 100,00 469.916.513 100,00 2.079.084.048
Perkantoran perkantoran
Persentase sarana dan
Program Peningkatan
prasarana aparatur dalam
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 % 100,00 100,00 341.548.000 100,00 367.202.800 100,00 403.923.080 100,00 464.979.043 100,00 534.725.899 100,00 614.934.784 100,00 2.727.313.607
kondisi baik
Aparatur
Persentase aparatur yang
Program Peningkatan
mengikuti peningkatan
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 % 100,00 100,00 100,00 8.500.000 100,00 9.350.000 100,00 10.285.000 100,00 11.827.750 100,00 13.601.913 100,00 53.564.663
kapasitas aparatur
Aparatur
Persentase pemenuhan
Program peningkatan
dokumen perencanaan,
sistem perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. penganggaran, pelaporan 1 % 100,00 100,00 50.000.000 100,00 55.000.000 100,00 60.500.000 100,00 69.575.000 100,00 80.011.250 100,00 92.012.938 100,00 407.099.188
kinerja dan pelayanan
dan pelayanan informasi
publik yang baik dan tepat
publik
waktu
Persentase rekomendasi
Program Peningkatan administrasi pelayanan
4.05.38. Pelayanan Publik Tingkat 1 umum yang % 100,00 100,00 84.921.800 100,00 88.000.000 100,00 103.000.000 100,00 141.500.000 100,00 167.000.000 100,00 198.000.000 100,00 782.421.800 KEC. ROBATAL
Kecamatan (Robatal) ditindaklanjuti tepat
waktu

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 35


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 11.615.000 100,00 18.000.000 100,00 19.500.000 100,00 22.000.000 100,00 29.000.000 100,00 32.000.000 100,00 132.115.000
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
kegiatan pembangunan
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 158.705.500 100,00 165.500.000 100,00 169.500.000 100,00 171.155.240 100,00 180.128.527 100,00 200.247.805 100,00 1.045.237.072
Perkantoran perkantoran
Program Peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 176.610.000 100,00 200.638.530 100,00 223.352.383 100,00 251.500.000 100,00 294.000.000 100,00 340.000.000 100,00 1.486.100.913
Aparatur kondisi baik

Program Peningkatan Persentase aparatur yang


1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 mengikuti peningkatan % 100,00 100,00 8.850.000 100,00 10.000.000 100,00 15.000.000 100,00 19.000.000 100,00 20.000.000 100,00 25.000.000 100,00 97.850.000
Aparatur kapasitas aparatur
Persentase pemenuhan
Program peningkatan
dokumen perencanaan,
sistem perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. penganggaran, pelaporan 1 % 100,00 100,00 43.060.000 100,00 50.000.000 100,00 55.000.000 100,00 68.000.000 100,00 84.000.000 100,00 95.000.000 100,00 395.060.000
kinerja dan pelayanan
dan pelayanan informasi
publik yang baik dan tepat
publik
waktu
Persentase rekomendasi
Program Peningkatan administrasi pelayanan
KEC.
4.05.38. Pelayanan Publik Tingkat 1 umum yang % 100,00 100,00 120.823.000 100,00 148.709.100 100,00 179.085.000 100,00 226.520.000 100,00 273.255.000 100,00 324.597.000 100,00 1.272.989.100
SOKOBANAH
Kecamatan (Sokobanah) ditindaklanjuti tepat
waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
kegiatan pembangunan
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 152.454.000 100,00 164.500.000 100,00 175.350.000 100,00 198.218.512 100,00 216.310.000 100,00 230.562.166 100,00 1.137.394.678
Perkantoran perkantoran
Program Peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 226.650.000 100,00 234.500.000 100,00 241.235.010 100,00 255.350.000 100,00 300.936.188 100,00 361.840.000 100,00 1.620.511.198
Aparatur kondisi baik

Program Peningkatan Persentase aparatur yang


1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 mengikuti peningkatan % 100,00 100,00 7.850.000 100,00 11.500.000 100,00 19.460.000 100,00 25.136.000 100,00 26.132.000 100,00 29.410.000 100,00 119.488.000
Aparatur kapasitas aparatur
Persentase pemenuhan
Program peningkatan
dokumen perencanaan,
sistem perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. penganggaran, pelaporan 1 % 100,00 100,00 41.504.000 100,00 45.000.000 100,00 49.500.000 100,00 59.100.000 100,00 62.340.000 100,00 64.410.000 100,00 321.854.000
kinerja dan pelayanan
dan pelayanan informasi
publik yang baik dan tepat
publik
waktu

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 36


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja

Persentase rekomendasi
Program Peningkatan administrasi pelayanan
KEC.
4.05.38. Pelayanan Publik Tingkat 1 umum yang % 100,00 100,00 156.595.000 100,00 172.254.500 100,00 189.479.950 100,00 217.901.943 100,00 250.587.234 100,00 288.175.319 100,00 1.274.993.945
KETAPANG
Kecamatan (Ketapang) ditindaklanjuti tepat
waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
kegiatan pembangunan
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 196.479.000 100,00 216.126.900 100,00 237.739.590 100,00 273.400.529 100,00 314.410.608 100,00 361.572.199 100,00 1.599.728.825
Perkantoran perkantoran
Persentase sarana dan
Program Peningkatan
prasarana aparatur dalam
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 % 100,00 100,00 205.705.000 100,00 226.275.500 100,00 248.903.050 100,00 286.238.508 100,00 329.174.284 100,00 378.550.426 100,00 1.674.846.767
kondisi baik
Aparatur
Persentase aparatur yang
Program Peningkatan
mengikuti peningkatan
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 % 0,00 0,00 - 100,00 5.000.000 100,00 5.500.000 100,00 6.325.000 100,00 7.273.750 100,00 8.364.813 100,00 32.463.563
kapasitas aparatur
Aparatur
Persentase pemenuhan
Program peningkatan
dokumen perencanaan,
sistem perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. penganggaran, pelaporan 1 % 100,00 100,00 50.000.000 100,00 50.000.000 100,00 55.000.000 100,00 63.250.000 100,00 72.737.500 100,00 83.648.125 100,00 374.635.625
kinerja dan pelayanan
dan pelayanan informasi
publik yang baik dan tepat
publik
waktu
Persentase rekomendasi
Program Peningkatan
administrasi pelayanan KEC.
Pelayanan Publik Tingkat
4.05.38. 1 umum yang % 100,00 100,00 86.437.500 100,00 105.000.000 100,00 145.000.000 100,00 176.500.000 100,00 208.000.000 100,00 242.500.000 100,00 963.437.500 PANGARENGA
Kecamatan
ditindaklanjuti tepat N
(Pangarengan)
waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
kegiatan pembangunan
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 113.210.000 100,00 123.597.250 100,00 120.656.975 100,00 126.105.521 100,00 127.696.349 100,00 128.250.802 100,00 739.516.897
Perkantoran perkantoran
Persentase sarana dan
Program Peningkatan
prasarana aparatur dalam
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 % 100,00 100,00 188.000.000 100,00 212.000.000 100,00 222.000.000 100,00 250.000.000 100,00 294.000.000 100,00 320.000.000 100,00 1.486.000.000
kondisi baik
Aparatur
Persentase aparatur yang
Program Peningkatan
mengikuti peningkatan
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 % 100,00 100,00 10.000.000 100,00 10.000.000 100,00 15.000.000 100,00 20.000.000 100,00 25.000.000 100,00 30.000.000,00 100,00 110.000.000
kapasitas aparatur
Aparatur

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 37


Kondisi Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Perangkat
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Program Daerah
Kode Satuan Awal 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
Program Prioritas (Outcome) Penanggung
RPJMD Jawab
Pembangunan Target Target Target Target Target Target Target
(2018) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Program peningkatan Persentase pemenuhan
sistem perencanaan, dokumen perencanaan,
penganggaran, pelaporan penganggaran, pelaporan
1.00.04. 1 % 100,00 100,00 48.350.000 100,00 50.000.000 100,00 52.000.000 100,00 68.000.000 100,00 84.000.000 100,00 100.000.000 100,00 402.350.000
dan pelayanan informasi kinerja dan pelayanan
publik publik yang baik dan tepat
waktu
Persentase rekomendasi
Program Peningkatan
administrasi pelayanan
Pelayanan Publik Tingkat KEC. KARANG
4.05.38. 1 umum yang % 100,00 100,00 239.526.500 100,00 288.615.000 100,00 342.304.315 100,00 398.304.315 100,00 458.549.382 100,00 543.151.789 100,00 2.270.451.301
Kecamatan (Karang PENANG
ditindaklanjuti tepat
Penang)
waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
kegiatan pembangunan
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 317.279.000 100,00 326.031.650 100,00 335.000.000 100,00 375.195.147 100,00 433.800.000 100,00 485.000.000 100,00 2.272.305.797
Perkantoran perkantoran
Persentase sarana dan
Program Peningkatan
prasarana aparatur dalam
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 % 100,00 100,00 185.911.500 100,00 235.000.000 100,00 280.304.315 100,00 330.304.315 100,00 378.549.382 100,00 453.151.789 100,00 1.863.221.301
kondisi baik
Aparatur
Persentase aparatur yang
Program Peningkatan
mengikuti peningkatan
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 % 100,00 100,00 5.000.000 100,00 5.000.000 100,00 7.000.000 100,00 8.000.000 100,00 10.000.000 100,00 10.000.000 100,00 45.000.000
kapasitas aparatur
Aparatur
Program peningkatan
Persentase pemenuhan
sistem perencanaan,
dokumen perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. 1 penganggaran, pelaporan % 100,00 100,00 48.615.000 100,00 48.615.000 100,00 55.000.000 100,00 60.000.000 100,00 70.000.000 100,00 80.000.000 100,00 362.230.000
dan pelayanan informasi
kinerja dan pelayanan
publik
publik

TOTAL BELANJA LANGSUNG 810.586.376.147 878.674.795.940 912.948.740.030 978.704.738.937 1.035.215.018.368 1.135.757.714.682 5.755.173.952.529 -

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VII - 38


Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

BAB VIII
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

8.1 Indikator Kinerja Utama


Indikator Kinerja Daerah merupakan alat ukur kuantitatif untuk
mengevaluasi dampak dari pembangunan daerah yang telah dilaksanakan.
Tujuan dalam penetapan Indikator Kinerja Daerah adalah memberikan gambaran
tentang pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih. Oleh
karena itu, Indikator Kinerja Daerah juga dapat dikatakan sebagai Indikator Kinerja
Utama bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih karena dapat menunjukkan
kondisi yang diharapkan tercapai pada akhir periode RPJMD. Indikator Kinerja Utama
(IKU) adalah alat ukur kuantitatif untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan sasaran
pembangunan daerah oleh Kepala Perangkat Daerah. Tujuan dalam penetapan IKU
Kepala PD adalah memberikan gambaran tentang keberhasilan pencapaian target
indikator sasaran daerah (outcome). Pencapaian indikator sasaran tersebut merupakan
akumulasi dari pencapaian beberapa target indikator program.

Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran


tentang ukuran keberhasilan pembangunan daerah, khususnya dalam pencapaian
visi, misi, tujuan, sasaran, dan program pembangunan daerah, yang meliputi aspek
kesejahteraan, layanan, dan daya saing. Hal ini ditunjukan dari akumulasi pencapaian
indikator outcome program pembangunan daerah setiap tahun atau indikator capaian
yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir
periode RPJMD dapat dicapai. Penetapan indikator kinerja daerah ditetapkan menjadi
Indikator Kinerja Utama (IKU) daerah dan indikator kinerja penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Kunci (IKK) pada akhir
periode masa jabatan.

Indikator kinerja utama pemerintah Kabupaten Sampang memuat


indikator kinerja tujuan dan/atau sasaran sebagai tolok ukur penilaian kinerja
bupati dan Wakil bupati periode 2019-2024. IKU daerah dicapai dengan dukungan
pencapaian IKU perangkat daerah, baik secara langsung maupun tidak langsung. IKU
perangkat daerah yang secara langsung mendukung pencapaian IKU daerah memiliki
makna bahwa perangkat daerah tersebutlah secara tugas dan fungsi memiliki peran lebih
dominan dibandingkan dengan IKU perangkat daerah dalam pencapaian indikator
kinerja tujuan dan/atau sasaran dari setiap misi pembangunan jangka menengah
Kabupaten Sampang. IKU daerah maupun IKU perangkat daerah merupakan indikator

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VIII - 1


Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

kinerja dampak (impact) untuk mengukur tujuan dan/atau sasaran RPJMD. Penetapan
IKU Kabupaten Sampang tahun 2019 – 2024 dapat dilihat dalam tabel berikut

Tabel 8.1
Penetapan Indikator Kinerja Utama Kabupaten Sampang
Kondisi Target
Kinerja
pada
No Indikator awal
2019 2020 2021 2022 2023 2024
periode
RPJMD
(2018)
1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 61,00 62,31 63,84 65,46 67,09 68,57 70,00
2 Angka Kemiskinan (%) 21,21 19,76 18,64 17,34 15,94 14,25 12,51
3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 4,93 5,00 5,16 5,35 5,56 5,78 6,02
4 Indeks Gini 0,29* 0,29 0,28 0,28 0,28 0,27 0,27
5 Indeks Kinerja Agribisnis 74,25 74,52 74,94 75,21 75,68 76,12 76,53
6 Indeks Kepuasan Layanan
5,5 5,7 5,9 6,2 6,5 6,8 7,0
Infrastruktur (IKLI)
7 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
73,85 74,02 74,79 74,74 75,06 75,41 75,89
(IKLH)
8 Indeks Reformasi Birokrasi (IRB) 75 76 77 78 79 80 81
9 Indeks Toleransi 3,52 3,57 3,62 3,67 3,72 3,77 3,82
*Angka proyeksi

Terdapat 9 indikator kinerja utama dalam RPJMD Kabupaten Sampang 2019-


2024. Penetapan sembilan IKU tersebut didasarkan kondisi objektif Kabupaten Sampang
untuk mencapai kesejahteraan pada masa yang akan datang. Sembilan IKU tersebut
setidaknya dapat memberi gambaran kualitas pembangunan lima tahun kedepan yang
meliputi aspek kualitas sumber daya manusia, pembangunan ekonomi berkualitas, dan
kondisi masyarakat yang harmonis, yang didukung oleh ketersediaan infrastruktur yang
memadai dan tata kelola pemerintahan yang profesional.
Indikator kinerja utama selama periode RPJMD diprediksikan meningkat
tiap tahun dengan peningkatan yang moderat. Kinerja IPM pada kondisi awal tahun
2018 sebesar 61,00 diprediksikan meningkat menjadi 70,00 pada akhir periode RPJMD.
Angka kemiskinan diproyeksikan menurun 8,7 persen selama periode RPJMD yaitu dari
tahun 2018 sebesar 21,21 persen menjadi 12,51 persen. Kinerja pertumbuhan ekonomi
diproyeksikan meningkat sejalan dengan perbaikan ekonomi di tingkat regional maupun
nasional. Kondisi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2018 sebesar 4,93 persen
diprediksikan meningkat hingga 6,02 persen tahun 2024. Kinerja pertumbuhan ekonomi
yang diproyeksikan meningkat, seiring dengan kinerja pengembangan agribisnis yang
juga diproyeksikan meningkat. Indeks Kinerja Agribisnis pada tahun 2018 sebesar 74,25
diproyeksikan mengalami sedikit peningkatan hingga 76,53 pada tahun 2024. Rasio gini
diprediksikan menurun sebesar 0,02 yaitu dari 0,29 tahun 2018 menjadi 0,27 tahun 2024.

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VIII - 2


Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Indeks Kepuasan Layanan Infrastruktur diprediksikan meningkat dari 5,5 tahun 2018
menjadi 7,0 tahun 2024.
Dari sisi kinerja sosial dan pelayanan publik, IKU diproyeksikan mengalami
peningkatan selama periode RPJMD. Indeks Toleransi diprediksikan meningkat 0,30
selama periode RPJMD yaitu sebesar 3,52 tahun 2018 menjadi 3,82 tahun 2018. Indek
Kualitas Lingkungan Hidup ditergetkan mengalami peningkatan sebesar 75,89 pada akhir
periode RPJMD. Selanjutnya Indeks Reformasi Birokrasi juga ditargetkan mengalami
peningkatan tiap tahunnya. Kondisi awal Indeks Reformasi Birokrasi tahun 2018 sebesar
75, ditargetkan mengalami peningkatan hingga 81 pada tahun 2024.

8.2 Indikator Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan


Selain dari IKU, kinerja pemerintah Kabupaten Sampang tahun 2019-2024
dapat dilihat dari target indikator kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan.
Kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan dapat dilihat dari tiga aspek utama yaitu
Aspek Kesejahteraan Masyarakat, Aspek Pelayanan Umum, dan Aspek Daya Saing Daerah.
Aspek Kesejahteraan Masyarakat meliputi kinerja utama penyelenggaraan pemerintah
daerah seperti Indeks Pembangunan Manusia, Angka Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi,
Indeks Gini, dan lain sebagainya. Aspek Pelayanan Umum meliputi empat fokus yaitu
Urusan Wajib Layanan Dasar, Urusan Wajib Bukan Layanan Dasar, Urusan Pilihan, dan
Unsur Penunjang Urusan Pemerintahan. Aspek Daya Saing Daerah meliputi empat fokus
yaitu Kemampuan Ekonomi Daerah, Iklim Berinvestasi, Fasilitas Wilayah/Infrastuktur,
dan Sumber Daya Manusia. Rincian menganai indikator dan target capain tiap tahun
kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan dapat dilihat dalam tabel berikut:

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VIII - 3


Tabel 8.2
Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Sampang 2019-2024

Kondisi
Kinerja Kondisi
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ pada awal Target Capaian Setiap Tahun Kinerja pada
No. INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN Satuan periode akhir
DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
A. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) - 61,00 62,31 63,84 65,46 67,09 68,57 70,00 70,00
2. Angka Kemiskinan % 21,21 19,76 18,64 17,34 15,94 14,25 12,51 12,51
3. Pertumbuhan Ekonomi % 4,93 5,00 5,16 5,35 5,56 5,78 6,02 6,02
4. Indeks Gini - 0,29* 0,29 0,28 0,28 0,28 0,27 0,27 0,27
5. Indeks Kinerja Agribisnis - 74,25 74,52 74,94 75,21 75,68 76,12 76,53 76,53
6. Indeks Kepuasan Layanan Infrastruktur - 5,5 5,7 5,9 6,2 6,5 6,8 7,0 7,0
7. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup - 73,85 74,02 74,79 74,74 75,06 75,41 75,89 75,89
8. Indeks Reformasi Birokrasi - 75 76 77 78 79 80 81 81
9. Indeks Toleransi - 3,52 3,57 3,62 3,67 3,72 3,77 3,82 3,82

B. ASPEK PELAYANAN UMUM


I. Fokus Urusan Wajib Layanan Dasar
1 Pendidikan
Indeks Pendidikan - 0,47 0,49 0,52 0,54 0,57 0,59 0,62 0,62
Harapan Lama Sekolah (HLS) tahun 11,76 12,11 12,46 12,84 13,23 13,63 14,02 14,02
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) tahun 4,35 4,58 4,82 5,07 5,33 5,60 5,88 5,88
2 Kesehatan
Indeks Kesehatan - 0,733 0,740 0,748 0,758 0,764 0,779 0,788 0,801
Angka Harapan Hidup (AHH) tahun 67,79 68,00 68,50 69,00 69,50 70,00 70,50 70,50
3 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Indeks Kualitas Pelayanan Jalan - 52,88 49,06 54,11 59,35 64,69 69,92 75,26 75,26

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VIII - 4


Kondisi
Kinerja Kondisi
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ pada awal Target Capaian Setiap Tahun Kinerja pada
No. INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN Satuan periode akhir
DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Indeks Kinerja Sumberdaya Air - 56,37 60,57 67,16 72,00 76,84 83,08 90,81 90,81
Persentase Kepatuhan Pemanfaatan Ruang
% 100 100 100 100 100 100 100 100
terhadap RTRW
Perumahan Rakyat dan Kawasan
4
Permukiman
Persentase Perumahan dan Permukiman
% 52,03 55,78 60,06 64,35 68,63 72,91 77,19 77,19
Sehat
Ketenteraman dan Ketertiban Umum serta
5
Perlindungan Masyarakat
Persentase Penurunan Gangguan
Ketenteraman Masyarakat dan Ketertiban % 2,85 4,15 4,55 4,31 4,50 4,72 4,50 4,50
Umum
6 Sosial
Persentase PMKS % 9,67 9,47 9,27 9,07 8,87 8,67 8,47 8,47
II. Fokus Urusan Wajib Bukan Layanan Dasar
1 Tenaga Kerja
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) % 2,48 2,38 2,33 2,30 2,26 2,23 2,21 2,21
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
2
Anak
Indeks Pembangunan Gender (IPG) - 84,25 84,65 85,00 85,43 86,03 86,39 86,94 86,75
3 Ketahanan pangan
Indeks Ketahanan Pangan - 68,69 69,03 69,38 69,73 70,07 70,42 70,78 70,78
4 Pertanahan
Persentase penyelesaian pengaduan
% 17,86 10,71 10,71 10,71 10,71 10,71 10,71 10,71
masyarakat tentang pertanahan
5 Lingkungan Hidup
Indeks Kualitas Air - 53,64 53,80 53,98 54,15 54,20 54,30 54,90 54,90
Indeks Kualitas Udara - 76,60 77,00 78,00 79,00 80,00 81,00 82,00 82,00

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VIII - 5


Kondisi
Kinerja Kondisi
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ pada awal Target Capaian Setiap Tahun Kinerja pada
No. INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN Satuan periode akhir
DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Indeks Kualitas Tutupan Lahan - 86,83 86,95 86,97 86,99 87,01 87,03 87,05 87,05
Administrasi Kependudukan dan Pencatatan
6
Sipil
Persentase penduduk yang memiliki
% 69,61 75,61 81,61 86,61 92,61 97,61 99,75 99,75
dokumen kependudukan
Persentase penduduk yang memiliki
% 37,08 43,08 49,08 54,08 60,08 65,08 71,08 71,08
dokumen pencatatan sipil
7 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Indeks Desa Membangun (IDM) - 0,580 0,590 0,610 0,640 0,660 0,680 0,700 0,700
Pengendalian Penduduk dan Keluarga
8
Berencana
Laju pertumbuhan penduduk % 1,10 0,98 0,86 0,74 0,62 0,50 0,50 0,50
9 Perhubungan
Indeks Layanan Perhubungan - 7,00 7,40 7,70 8,00 8,30 8,70 9,10 9,10
10 Komunikasi dan Informatika
Indeks SPBE - 1,50 2,00 2,70 3,00 3,50 4,20 4,50 4,50
11 Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
Persentase Koperasi Aktif Bersertifikat % 29,37 49,09 50,90 51,97 53,02 53,90 55,12 55,12
Persentase Pertumbuhan UM Mandiri % 2,58 2,76 3,18 3,32 3,44 3,55 3,60 3,60
12 Penanaman Modal
Persentase Kenaikan Realisasi Investasi % 13,80 13,85 13,87 13,88 13,90 13,95 13,99 13,99
13 Kepemudaan dan Olahraga
Persentase Peningkatan Prestasi Pemuda di
% 8,00 11,00 12,00 13,00 14,00 15,00 17,00 17,00
Tingkat Nasional
14 Statistik
Persentase Penyediaan Data Statistik dalam
% 100 100 100 100 100 100 100 100
Pembangunan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VIII - 6


Kondisi
Kinerja Kondisi
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ pada awal Target Capaian Setiap Tahun Kinerja pada
No. INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN Satuan periode akhir
DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
15 Kebudayaan
Persentase Budaya Daerah yang Dilestarikan % 35,71 40,48 45,24 50,00 54,76 59,52 64,29 64,29
16 Perpustakaan
Indeks Minat Baca - 34,94 37,00 40,00 43,00 46,00 49,00 52,00 52,00
17 Kearsipan
Pengun-
Jumlah Kunjungan Layanan Kearsipan 10.000 11.200 12.700 14.600 17.000 20.000 20.000 20.000
jung
III Fokus Urusan Pilihan
1 Kelautan dan Perikanan
Persentase Pertumbuhan PDRB Sektor
% 5,26 5,36 5,36 5,71 6,01 6,36 6,76 6,76
Perikanan
2 Pariwisata
Persentase Pertumbuhan Kunjungan Wisata % 154,11 11,42 11,68 15,05 20,19 25,11 30,04 30,04
3 Pertanian
Persentase pertumbuhan PDRB sektor
% 5,14 5,79 6,33 6,75 7,08 7,31 7,47 7,47
pertanian
4 Perdagangan

Persentase Pertumbuhan PDRB Sektor


% 7,54 8,28 9,02 9,76 10,5 11,24 11,98 11,98
Perdagangan
5 Perindustrian
Persentase Pertumbuhan PDRB Sektor
% 4,99 5,14 5,29 5,44 5,58 5,73 5,88 5,88
Industri
Fokus Unsur Penunjang Urusan
IV
Pemerintahan
1 Perencanaan
Persentase Dokumen Perencanaan
% 100 100 100 100 100 100 100 100
Pembangunan Daerah yang Berkualitas

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VIII - 7


Kondisi
Kinerja Kondisi
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ pada awal Target Capaian Setiap Tahun Kinerja pada
No. INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN Satuan periode akhir
DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
2 Keuangan
Derajat Desentralisasi Fiskal (DDF) % 8,22 8,37 10,12 11,37 12,36 13,59 15,48 15,48
3 Kepegawaian, pendidikan dan pelatihan
Indeks Profesionalitas ASN - 56,00 71,00 77,00 77,00 81,00 83,00 85,00 85,00
4 Penelitian dan Pengembangan
Persentase Hasil Litbang yang Dimanfaatkan
% 100 100 100 100 100 100 100 100
dalam Perencanaan Pembangunan
5 Fungsi Penunjang Lainnya
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) - 80,40 81,05 81,55 81,75 82,00 82,05 82,55 82,55
Nilai Opini BPK - WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
64,23 80,01 82,00 84,00 86,00 88,00 90,01 90,01
Nilai Sakip -
(B) (A) (A) (A) (A) (A) (AA) (AA)
Persentase Desa dengan Tata Kelola
% 55,50 66,60 77,70 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Pemerintahan Desa yang Baik
Persentase Penyelesaian Konflik Sosial Politik % 100 100 100 100 100 100 100 100
Indeks Risiko Bencana - 154,80 151,70 148,67 145,70 142,78 139,93 130,00 130,00

C ASPEK DAYA SAING DAERAH


I Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
PDRB ADHB (TANPA MIGAS) juta rupiah 16.660.741,5 17.826.993,4 19.146.190,9 20.450.620,9 21.823.398,5 23.189.264,4 24.668.839,9 24.668.839,9
PDRB ADHK (TANPA MIGAS) juta rupiah 11.434.543,7 12.006.270,9 12.625.794,5 13.301.274,5 14.040.825,3 14.852.385,0 15.746.498,6 15.746.498,6
PDRB Perkapita juta rupiah 19,85 20,36 21,32 22,27 23,23 24,19 25,14 25,14
Inflasi % 3,32 3-5 3-5 3-5 3-5 3-5 3-5 3-5
Persentase Peningkatan Nilai Perdagangan
% 5,00 5,20 5,40 5,50 5,70 5,90 5,90 5,00
Sektor Agribisnis
Persentase Pertumbuhan Pelaku Ekonomi
% 11,11 16,67 20,00 26,19 28,30 32,35 38,89 38,89
Kreatif

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VIII - 8


Kondisi
Kinerja Kondisi
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ pada awal Target Capaian Setiap Tahun Kinerja pada
No. INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN Satuan periode akhir
DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
II Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur
Persentase Panjang Jalan dalam Kondisi Baik % 48,82 52,44 56,06 59,68 63,30 66,92 70,54 70,54
Persentase Jembatan dalam Kondisi Baik % 56,94 60,91 64,31 68,27 72,52 76,49 80,74 80,74
Persentase Panjang Saluran Drainase dalam
% 32,35 33,85 41,98 50,11 58,24 66,37 74,50 74,50
Kondisi Baik
Persentase Jaringan Irigasi dalam kondisi
% 81,57 84,00 90,00 92,50 95,00 97,50 100,00 100,00
baik
Persentase Ketersediaan Sarana Air Baku 30,00 33,00 45,00 50,00 60,00 65,00 70,00 70,00
III Fokus Iklim Berinvestasi
Persentase izin yang diterbitkan tepat waktu % 100 100 100 100 100 100 100 100
Nilai investasi PMDN juta rupiah 385.297 504.468 574.435 654.171 745.128 849.046 967.866 967.866
IV Fokus Sumber Daya Manusia
Persentase Pencari Kerja yang Ditempatkan % 74,33 75,12 75,87 76,57 77,23 77,85 78,44 78,44
Persentase Pencari Kerja yang Dilatih di BLK % 80,00 66,67 67,00 68,18 68,75 69,23 69,29 69,29

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 VIII - 9


Penutup

BAB IX
PENUTUP

9.1 Pedoman Transisi


Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menenagah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Sampang 2019-2024 berpedoman pada ketentuan Peraturan Menteri
Dalam Negeri No. 86 tahun 2017. RPJMD Kabupaten Sampang Periode 2019-2024
merupakan Tahap III (tiga) dan IV (empat) dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Kabupaten Sampang Tahun 2005-2025. Kedudukan RPJMD dalam RPJPD
sangat penting untuk menjaga kesinambungan dari suatu periode 5 (lima) tahun
pemerintahan ke periode 5 (lima) tahun berikutnya. RPJPD tahun 2005-2025
dilaksanakan dalam empat tahapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah
(RPJMD), yang masing-masing tahapan telah pula memuat rumusan indikatif arahan
prioritas kebijakan. Kedudukan RPJMD 2019-2024 Kabupaten Sampang juga merupakan
pedoman untuk penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten
Sampang setiap tahunnya. RPJMD juga merupakan pedoman bagi Perangkat Daerah dalam
menyusun Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra-PD) dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan
daerah.
Kaidah peralihan diperlukan untuk mengantisipasi kondisi pada saat
periode transisi berakhirnya masa jabatan kepala daerah. Masa bakti Bupati dan
Wakil Bupati Kabupaten Sampang periode 2019–2024 berakhir pada tanggal 30
Januari 2024. Sehubungan dengan itu, dalam rangka menjaga kesinambungan
pembangunan maka Pemerintah Kabupaten Sampang menyusun Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2024 dan proses penyusunan/penetapan APBD
Tahun 2024 sesuai dengan jadwal. Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sampang
terpilih periode 2024–2029 dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sampang
tetap memiliki kewenangan dan keleluasaan untuk menyempurnakannya melalui
Perubahan APBD Tahun 2024.

9.2 Kaidah Pelaksanaan


Kaidah pelaksanaan diperlukan untuk menjamin pemerintahan dan
pembangunan berjalan dengan baik, konsisten, tidak tumpang tindih, dan fokus
pada arah kebijakan yang sudah ditetapkan. RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-
2024 dijadikan pedoman atau acuan bagi Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Sampang maupun masyarakat termasuk dunia usaha dalam pelaksanaan

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 IX - 1


Penutup

program pembangunan sehingga tercapai sinergi antar pelaku pembangunan dalam


rangka pencapaian visi Kabupaten Sampang. Untuk itu perlu ditetapkan kaidah-kaidah
pelaksanaan, sebagai berikut:
1. Pemerintah Kabupaten Sampang wajib menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) yang merupakan dokumen operasional pelaksanaan pembangunan tahunan
sebagai acuan dalam penyusunan APBD Kabupaten Sampang;
2. Perangkat Daerah berkewajiban untuk menyusun Rencana Strategis Perangkat
Daerah (Renstra-PD) yang memuat tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing Perangkat Daerah dan menjadi
pedoman dalam menyusun Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja-PD), dan
menjamin konsistensi antara RPJMD dengan Renstra Perangkat Daerah dan Renja
Perangkat Daerah;
3. Masyarakat termasuk dunia usaha dapat berperan serta dalam perancangan dan
perumusan kebijakan yang nantinya akan dituangkan dalam produk Peraturan
Daerah. Berkaitan dengan pendanaan pembangunan masyarakat termasuk dunia
usaha dapat berperan serta dalam pembangunan yang direncanakan melalui
program-program pembangunan berdasarkan rencana peran serta masyarakat dalam
kegiatan yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
Masyarakat dapat berperan serta dalam pengawasan dalam pelaksanaan kebijakan
dan kegiatan dalam program-program pembangunan;
4. Pada akhir tahun Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sampang
wajib melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan yang meliputi evaluasi terhadap
pencapaian sasaran kegiatan yang ditetapkan, maupun kesesuaiannya dengan
rencana alokasi anggaran yang ditetapkan dalam APBD, serta kesesuaiannya dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang APBD dan
peraturan lainnya;
5. Untuk menjaga efektifitas pelaksanaan program, Perangkat Daerah di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Sampang wajib melakukan pemantauan, pelaksanaan
kegiatan serta tindakan koreksi yang diperlukan dan melaporkan hasil-hasilnya
kepada Bupati Sampang sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
6. Mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan;
7. Memacu pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan iklim investasi yang kondusif
serta menjamin aksesibilitas dan mutu pelayanan dasar masyarakat;
8. Membangun harmoni sosial untuk menciptakan masyarakat yang rukun, aman, dan
damai;

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 IX - 2


Penutup

9. Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang


berkualitas;
10. Pendanaan/anggaran untuk melaksanakan program–program yang ditetapkan dalam
RPJMD ini dapat berasal dari APBD Kabupaten Sampang, APBD Provinsi Jawa Timur,
APBN, dan masyarakat sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BUPATI SAMPANG,

H. SLAMET JUNAIDI

RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 IX - 3

Anda mungkin juga menyukai