TENTANG
TENTANG
BUPATI SAMPANG,
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Sampang.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah.
3. Bupati adalah Bupati Sampang
4. Pemerintahan Daerah adalah Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah.
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sampang yang
selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Sampang.
6. Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat OPD adalah Organisasi
Perangkat Daerah di lingkungan Kabupaten Sampang.
7. Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah
yang selanjutnya disebut Bappelitbangda adalah Perangkat Daerah yang
mempunyai tugas dan mengkoordinasikan penyusunan, pengendalian, dan
evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah.
8. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa
depan yang tepat melalui urusan pilihan, dengan memperhitungkan
sumber daya yang tersedia.
-7-
BAB II
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
Pasal 2
RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019–2024 merupakan dokumen
perencanaan daerah yang memuat strategi pembangunan daerah, kebijakan
umum, serta program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah dalam
jangka waktu 5 (lima) Tahun dari Tahun 2019 sampai dengan Tahun 2024
yang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dengan
mendasarkan pada arah pembangunan daerah dalam Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025.
Pasal 3
BAB I PENDAHULUAN;
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH;
BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH;
BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU SRATEGIS DAERAH;
BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN;
BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
DAERAH;
BABVII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM
PERANGKAT DAERAH;
BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH;
BAB IX PENUTUP.
(2) Isi beserta uraian RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
BAB III
PENGENDALIAN DAN EVALUASI RPJMD
Pasal 4
(1) Bupati melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap RPJMD;
-9-
Pasal 5
Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah
dalam melaksanakan pengendalian dan evaluasi mengacu kepada peraturan
perundang-undangan.
BAB IV
PERUBAHAN RPJMD
Pasal 6
(1) Perubahan RPJMD dapat dilakukan apabila:
a. berdasarkan hasil pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan
RPJMD tidak sesuai dengan perkembangan keadaan atau
penyesuaian terhadap kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Pusat;
b. terjadi perubahan kebijakan yang mendasar;
c. sisa masa berlaku RPJMD tidak kurang dari 3 (tiga) Tahun.
(2) Perubahan yang mendasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
mencakup terjadinya bencana alam, goncangan politik, krisis ekonomi,
konflik sosial budaya, gangguan keamanan, pemekaran Daerah, atau
perubahan kebijakan nasional;
(3) Perubahan RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi
pedoman perubahan RKPD dan Perubahan Renstra Perangkat Daerah.
BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
- 10 -
Pasal 7
Pada saat RPJMD 2025-2030 belum disusun, maka penyusunan RKPD
Tahun 2025 berpedoman pada RPJPD Kabupaten Sampang dan RPJMD
Provinsi Jawa Timur serta mengacu pada RPJMN.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 8
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di : Sampang
pada tanggal : 30 Juli 2019
BUPATI SAMPANG,
H. SLAMET JUNAIDI
Diundangkan di : Sampang
pada tanggal : 30 Juli 2019
PJ. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SAMPANG,
PENJELASAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN SAMPANG TAHUN 2019 – 2024
I. UMUM
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah disusun
perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem
perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan
daerah disusun oleh pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya,
yang dilaksanakan oleh perangkat daerah yang melaksanakan tugas dan
mengoordinasikan penyusunan, pengendalian, dan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan daerah. Perencanaan pembangunan
daerah dilakukan dengan melibatkan berbagai unsur pemangku
kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang
ada dalam jangka waktu tertentu.
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa
Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintahannya
diwajibkan menyusun perencanaan pembangunan. Perencanaan
pembangunan daerah sebagaimana dimaksud disusun secara berjenjang
meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD),
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
DAFTAR ISI............................................................................................................................. i
DAFTAR TABEL..... ............................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ viii
i
3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu ...................................................... III-24
3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran .................................................................. III-27
3.2.2 Analisis Pembiayaan ........................................................................................ III-31
3.3. Kerangka Pendanaan ................................................................................................... III-34
3.3.1 Proyeksi Pendapatan dan Belanja............................................................... III-34
3.3.2 Penghitungan Kerangka Pendanaan .......................................................... III-45
BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS ................................................. IV-1
4.1 Permasalahan Pembangunan .................................................................................... IV-1
4.2 Isu Strategis ...................................................................................................................... IV-7
4.2.1 Identifikasi Isu-Isu Strategis ......................................................................... IV-7
4.2.2 Penetepanan Isu Strategis Pembangunan Daerah................................ IV-14
ii
DAFTAR TABEL
iii
Tabel 2.20 Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang
Tahun 2013-2018 ................................................................................................. II-47
Tabel 2.21 Nilai dan Kontribusi Lapangan Usaha dalam PDRB Tahun 2014–
2018 Atas Dasar Harga Berlaku (dalam juta rupiah).............................. II-52
Tabel 2.22 Nilai dan Pertumbuhan Lapangan Usaha dalam PDRB Tahun
2014–2018 Atas Dasar Harga Konstan 2010 (dalam juta rupiah)... II-55
Tabel 2.23 IPM Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018............................................ II-62
Tabel 2.24 Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2017–2018.... II-66
Tabel 2.25 Produksi Tanaman Perkebunan Tahun 2017–2018 (dalam ton).... II-66
Tabel 2.26 Populasi Ternak dan Hasil Peternakan Tahun 2017–2018................. II-67
Tabel 2.27 Produksi Kelautan dan Perikanan Tahun 2017–2018…………………. II-68
Tabel 2.28 Pertumbuhan Industri di Kabupaten Sampang ....................................... II-68
Tabel 2.29 Indikator Kesehatan Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018.......... II-73
Tabel 2.30 Persentase (persen) Luas Lahan Bersertifikat Per Tahun di
Kabupaten Sampang selama Periode 2012-2018.................................... II-74
Tabel 2.31 Perkembangan Seni, Budaya, dan Olah Raga Kabupaten Sampang
Tahun 2013–2018.................................................................................................. II-76
Tabel 2.32 Indikator Kinerja Pendidikan Kabupaten Sampang Tahun 2013-
2018............................................................................................................................. II-77
Tabel 2.33 Indikator Kinerja Urusan Kesehatan............................................................. II-79
Tabel 2.34 Jumlah Posyandu dan Balita Kabupaten Sampang Tahun 2015-
2018............................................................................................................................. II-81
Tabel 2.35 Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu Kabupaten Sampang
Tahun 2015-2018.................................................................................................. II-81
Tabel 2.36 Jumlah dan Rasio Rumah Sakit per Jumlah Penduduk Kabupaten
Sampang Tahun 2015-2018.............................................................................. II-82
Tabel 2.37 Rasio Jumlah Dokter per Satuan Penduduk Kabupaten Sampang
Tahun 2015-2018.................................................................................................. II-82
Tabel 2.38 Indikator Kinerja Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang... II-83
Tabel 2.39 Kondisi Jalan, Jembatan, dan Jaringan Irigasi di Kabupaten
Sampang .................................................................................................................... II-84
Tabel 2.40 Indikator Kinerja Urusan Perumahan dan Kawasan ............................. II-85
Tabel 2.41 Indikator Kinerja Urusan Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan
Pelindungan Masyarakat ................................................................................... II-85
Tabel 2.42 Indikator Kinerja Urusan Sosial Kabupaten Sampang........................... II-86
Tabel 2.43 Indikator Kinerja Urusan Tenaga Kerja........................................................ II-87
iv
Tabel 2.44 Indikator Kinerja Urusan Pemberdayan Perempuan dan
Pelindungan Anak................................................................................................. II-88
Tabel 2.45 Perkembangan Indikator Kinerja Urusan Pangan................................... II-88
Tabel 2.46 Perkembangan Indikator Kinerja Urusan Pertanahan.......................... II-89
Tabel 2.47 Indikator Kinerja Urusan Lingkungan Hidup............................................ II-90
Tabel 2.48 Indikator Kinerja Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil........ II-91
Tabel 2.49 Indikator Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa...... II-93
Tabel 2.50 Kinerja Pemenuhan Sarana Prasarana Perhubungan Darat dan
Darat Laut.................................................................................................................. II-95
Tabel 2.51 Indikator Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika....................... II-95
Tabel 2.52 Indikator Kinerja Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah....... II-96
Tabel 2.53 Indikator Kinerja Urusan Penanaman Modal............................................ II-97
Tabel 2.54 Rekapitulasi Realisasi Investasi Tahun 2018............................................. II-97
Tabel 2.55 Indikator Kinerja Kepemudaan dan Olah Raga......................................... II-98
Tabel 2.56 Indikator Kinerja Urusan Statistik.................................................................. II-99
Tabel 2.57 Indikator Kinerja Urusan Kebudayaan......................................................... II-100
Tabel 2.58 Indikator Kinerja Urusan Perpustakaan...................................................... II-101
Tabel 2.59 Indikator Kinerja Urusan Kearsipan.............................................................. II-101
Tabel 2.60 Indikator Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan Tahun 2013-
2018............................................................................................................................. II-103
Tabel 2.61 Indikator Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan......................... II-106
Tabel 2.62 Opini BPK terhadap Kinerja Keuangan Daerah......................................... II-108
Tabel 2.63 Indeks Profesionalitas ASN................................................................................ II-108
Tabel 2.64 Persentase Hasil Kajian Penelitian dan Pengembangan yang
Dijadikan Dasar Pembangunan........................................................................ II-109
Tabel 2.65 Indikator Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Sampang
Tahun 2013-2017.................................................................................................. II-109
Tabel 2.66 Derajat Desentralisasi Fiskal Kabupaten Sampang................................. II-111
Tabel 2.67 Kinerja Insfrastruktur Daerah Kabupaten Sampang.............................. II-111
Tabel 2.68 Persentase Perijinan yang Diterbitkan Tepat Waktu............................. II-113
Tabel 2.69 Angka Kriminalitas Kabupaten Sampang 2013-2018............................ II-114
Tabel 2.70 Pencari Kerja yang Ditempatkan, Rasio lulusan S1/S2/S3, dan
Ketergantungan....................................................................................................... II-114
Tabel 3.1 Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Sampang Tahun
Anggaran 2014-2018……………………………………………………………….... III-5
v
Tabel 3.2 Realisasi dan Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Belanja Daerah
Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2014-2018………………….…... III-13
Tabel 3.3 Rasio Realisasi Belanja terhadap Realisasi Pendapatan dalam
Tahun Berjalan Tahun Anggaran 2013-2018………….……………….….. III-13
Tabel 3.4 Perkembangan Realisasi Pembiayaan Daerah APBD Kabupaten
Sampang Tahun Anggaran 2014–2018………………………………………. III-15
Tabel 3.5 Perkembangan Neraca Daerah Kabupaten Sampang Tahun
Anggaran 2014-2018………………………………………………………………… III-17
Tabel 3.6 Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Sampang Tahun 2013-2017... III-22
Tabel 3.7 Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Daerah
Tahun 2013–2018…………………………………………………………………….. III-27
Tabel 3.8 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kabupaten Sampang Tahun 2014-2018……………………………………… III-28
Tabel 3.9 Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten
Sampang Tahun 2014-2018………………………………………………………. III-30
Tabel 3.10 Defisit Riil Anggaran Kabupaten Sampang tahun 2014–2018……… III-31
Tabel 3.11 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Sampang
Tahun 2014–2018.……………………………………………………………….…… III-31
Tabel 3.12 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran dan Persentase dari
SiLPA Kabupaten Sampang tahun 2014–2018………………………….…. III-33
Tabel 3.13 Asumsi Makro Ekonomi Kabupaten Sampang Tahun 2019–2024 III-34
Tabel 3.14 Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2019–
2024…………………………………………………………………………….…………… III-37
Tabel 3.15 Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2019–
2024............................................................................................................................. III-41
Tabel 3.16 Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2019–
2024............................................................................................................................. III-44
Tabel 3.17 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai
Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang 2019–2024……………... III-47
Tabel 3.18 Proyeksi Pengeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat serta
Prioritas Utama Kabupaten Sampang Tahun 2019–2024…………….. III-48
Tabel 3.19 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan
Daerah Utama Kabupaten Sampang Tahun 2019–2024....................... III-49
Tabel 4.1 Identifikasi Permasalahan untuk Penentuan Program Prioritas
Kabupaten Sampang………………………………………………………………..... IV-1
vi
Tabel 4.2 Hasil Pemetaan Masalah Pokok berdasarkan Identifikasi
Permasalahan Pembangunan……………………………………………………. IV-7
Tabel 4.3 Identifikasi Isu-isu Strategis Daerah Kabupaten Sampang………...... IV-9
Tabel 5.1 Perumusan Penjelasan Visi……………………………………………………...... V-1
Tabel 5.2 Keterkaitan Visi dengan RPJMD dan RPJP Provinsi…………………..… V-2
Tabel 5.3 Perumusan dan Penjelasan Misi………………………………………………… V-4
Tabel 5.4 Keterkaitan Misi, Tujuan, dan Sasaran Jangka Menengah
Kabupaten Sampang Tahun 2019–2024..................................................... V-10
Tabel 6.1 Analisis SWOT dalam Peta Strategi Pembangunan Daerah
Kabupaten Sampang............................................................................................. VI-3
Tabel 6.2 Keterkaitan Misi, Tujuan, Sasaran, dan Strategi pembangunan
Daerah Kabupaten Sampang............................................................................ VI-18
Tabel 6.3 Keterkaitan Strategi dan Arah Kebijakan serta Program
Prioritas/Aksi (Janji Politis)............................................................................. VI-22
Tabel 6.4 Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan
Pendanaan Kabupaten Sampang.................................................................... VI-31
Tabel 7.1 Prioritas Alokasi Program Prioritas Kabupaten Sampang Tahun
2019–2024................................................................................................................ VII-3
Tabel 7.2 Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang
2019–2024................................................................................................................ VII-5
Tabel 7.3 Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan
Pendanaan Kabupaten Sampang 2019–2024........................................... VII-6
Tabel 8.1 Penetapan Indikator Kinerja Utama Kabupaten Sampang.................. VIII-2
Tabel 8.2 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Sampang
2019–2024............................................................................................................... VIII-4
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.22 Nilai dan Kontribusi PDRB ADHB Kabupaten di Pulau Madura
terhadap Provinsi Jawa Timur Tahun 2016............................................. II-54
Gambar 2.23 Nilai dan Kontribusi PDRB ADHK 2010 Kabupaten/Kota di Pulau
Madura terhadap Provinsi Jawa Timur Tahun 2016………................ II-57
viii
Gambar 2.24 Pertumbuhan Ekonomi Sampang, Jawa Timur dan Nasional
Tahun 2014-2018……………………………………………………………………. II-57
Gambar 2.25 Pendapatan Per Kapita Kabupaten Sampang Tahun 2014-2018… II-58
Gambar 2.26 PDRB Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018....................................... II-59
Gambar 2.27 Perkembangan Gini Rasio Kabupaten Sampang dan Daerah
Sekitar Tahun 2014-2018………………………………………………………… II-60
Gambar 2.28 Inflasi Kabupaten Sampang, Jawa Timur, dan Nasional Tahun
2013–2018.............................................................................................................. II-61
Gambar 2.29 IPM Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018.......................................... II-62
Gambar 2.30 Perkembangan Angka Kemiskinan Kabupaten Sampang 2013-
2018.......................................................................................................................... II-63
Gambar 2.31 Angka Kemiskinan Kabupaten Sampang dan Daerah Sekitar
Tahun 2013-2018…………………………………………………………………… II-64
Gambar 2.32 Sabaran Penduduk Miskin Kabupaten Sampang................................... II-65
Gambar 2.33 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka Tahun 2014-
2018.......................................................................................................................... II-65
Gambar 2.34 Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Sampang Tahun 2013-
2018.......................................................................................................................... II-72
Gambar 2.35 Harapan Lama Sekolah di Kabupaten Sampang Tahun 2013-
2018.......................................................................................................................... II-73
Gambar 2.36 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kabupaten Sampang Tahun
2013-2018.............................................................................................................. II-75
Gambar 2.37 Sebaran Desa Stunting di Kabupaten Sampang Tahun 2018-2019 II-80
Gambar 2.38 Perkembangan IKLH Kabupaten Sampang, Jawa Timur, dan
Nasional Tahun 2015-2017............................................................................ II-90
Gambar 2.39 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Sampang Tahun 2013-
2018.......................................................................................................................... II-94
Gambar 2.40 Kontribusi Sektor Perikanan terhadap PDRB Kabupaten
Sampang.................................................................................................................. II-102
Gambar 2.41 Jumlah Kunjungan Wisata Kabupaten Sampang……………………….. II-104
Gambar 2.42 Kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB……………………………. II-105
Gambar 2.43 Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB……………………….. II-105
Gambar 2.44 Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB………………………………. II-106
Gambar 2.45 PDRB Kabupaten Sampang Tahun 2014-2018…………………………. II-110
Gambar 2.46 Nilai Realisasi PMDN Kabupaten Sampang 2013-2018……………... II-113
Gambar 3.1 Struktur Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sampang Tahun
2014–2018 (%)…………………………………………………………………….… III-6
Gambar 3.2 Struktur Dana Perimbangan Kabupaten Sampang Tahun 2014-
2018 (%)………………………………………………………………………………... III-7
Gambar 3.3 Struktur Lain-lain Pendapatan yang Sah Kabupaten Sampang
Tahun 2014–2018 (%)………………………………………………………….... III-8
ix
Gambar 3.4 Struktur Belanja Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2014-2018
(%)............................................................................................................................. III-10
Gambar 3.5 Struktur Belanja Tidak Langsung Kabupaten Sampang Tahun
2014–2018 (%)………………………………………………………………..…….. III-11
Gambar 3.6 Struktur Belanja Langsung Kabupaten Sampang Tahun 2014-
2018 (%)................................................................................................................. III-12
Gambar 3.7 Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2019–
2024 (dalam juta)………………………………………………………………… III-38
Gambar 3.8 Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2019–
2024 (dalam juta)…………………………………………………………………... III-42
Gambar 4.1 Lima Masalah Pokok Pembangunan Kabupaten Sampang............... IV-6
Gambar 4.2 Isu Strategis Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang................ IV-14
Gambar 5.1 Kerangka Logis Pencapaian Visi Kabupaten Sampang Tahun
2019–2024............................................................................................................. V-3
Gambar 5.2 Misi Pembangunan Kabupaten Sampang Tahun 2019–2024.......... V-4
Gambar 5.3 Kerangka Logis Pencapaian Misi-1.............................................................. V-6
Gambar 5.4 Kerangka Logis Pencapaian Misi-2.............................................................. V-7
Gambar 5.5 Kerangka Logis Pencapaian Misi-3.............................................................. V-7
Gambar 5.6 Kerangka Logis Pencapaian Misi-4.............................................................. V-8
Gambar 5.7 Kerangka Logis Pencapaian Misi-5.............................................................. V-9
Gambar 6.1 Tahapan Perumusan Strategi Pembangunan Pendekatan
Balance Score Card….......................................................................................... VI-2
Gambar 6.2 Strategi Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang 2019–2024. VI-5
Gambar 6.3 Upaya Pencapaian Strategi Pembangunan Ekonomi (SP.2)............. VI-7
Gambar 6.4 Upaya Pencapaian Strategi Pembangunan Kualitas Manusia
(SP.1)......................................................................................................................... VI-9
Gambar 6.5 Upaya Pencapaian Strategi Pembangunan Kualitas Birokrasi
(SP.4) ....................................................................................................................... VI-11
Gambar 6.6 Upaya Pencapaian Strategi Pembangunan Infrastruktur Daerah
(SP.3)........................................................................................................................ VI-12
Gambar 6.7 Upaya Pencapaian Strategi Pembangunan Masyarakat yang
Harmonis (SP.5)................................................................................................... VI-14
Gambar 6.8 Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Sampang 2019–2024. VI-16
Gambar 6.9 Timeline Strategi dan Prioritas Kebijakan Pembangunan
Kabupaten Sampang 2019–2024................................................................. VI-16
Gambar 6.10 Prioritas Pembangunan Daerah 1 berdasarkan Sasaran RPJMD,
OPD Penanggung Jawab dan Program....................................................... VI-29
Gambar 6.11 Prioritas Pembangunan Daerah 2 berdasarkan Sasaran RPJMD,
OPD Penanggung Jawab dan Program....................................................... VI-30
x
Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
komprehensif, yang menunjukkan bahwa RPJMD ini harus mengintegrasikan rencana tata
ruang, kajian lingkungan hidup strategis, dan dokumen perencanaan lainnya dengan
rencana pembangunan Daerah; dan Terakhir berprinsip pada kemutakhiran yang berarti
bahwa RPJMD ini rumuskan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki Kabupaten
Sampang, sesuai dengan dinamika perkembangan Daerah baik Kabupaten Sampang
maupun Provinsi Jawa Timur, dan nasional serta Internasional.
Gambar 1.1
Prinsip, Pendekatan dan Landasan Perumusan RPJMD Kabupaten Sampang 2019–2024
Gambar 1.2
Tahapan Penyusunan RPJMD Kabupaten Sampang 2019-2024
1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten di
Djawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas
Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya dengan Mengubah
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota
Besar Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah
Istimewa Jogjakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730);
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3851);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
6. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725);
9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
10. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah;
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan
Produk Hukum Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian, dan Evaluasi Rancangan Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pembuatan dan
Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah;
25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Timur 2005–2020;
26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2025;
27. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 7 Tahun 2006 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sampang Tahun 2005–
2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2006 Nomor 7);
28. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 29 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2008 Nomor 29);
29. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 1 Tahun 2012 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang (Lembaran Daerah
Kabupaten Sampang Tahun 2012 Nomor 1);
30. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sampang Tahun 2012-2032 (Lembaran Daerah
Kabupaten Sampang Tahun 2012 Nomor 7);
31. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2016
Nomor 7).
Gambar 1.3
Hubungan Antar Dokumen Perencanaan
Gambar 1.4
Hubungan RPJMD Sampang 2019-2024 dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
IV. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan
sejahtera.
V. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
VI. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional.
VII. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Visi dan misi RPJMN selanjutnya dituangkan kedalam 9 (sembilan) agenda prioritas
pembangunan nasional yang disebut Nawacita:
1) Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberi
rasa aman pada seluruh warga negara.
2) Membangun tata kelola Pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan
terpercaya
3) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka Negara Kesatuan
4) Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5) Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia
6) Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
7) Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik
8) Melakukan revolusi karakter bangsa
9) Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial.
Tabel 1.1.
Identifikasi RPJMD daerah Lain
Daerah
No Periode Kebijakan Terkait
Lain
a. Mewujudkan Sumber Daya Manusia Bangkalan yang
Agamis, Produktif, berkualitas dan berdaya saing.
b. Mempercepat Peningkatan Perekonomian berbasis
potensi lokal.
2013- c. Mengembangkan Peran Dunia Usaha dan Investasi.
1 Bangkalan
2018 d. Mengelola Sumber Daya Alam yang berwawasan
lingkungan.
e. Mengembangkan Infrastruktur bernilai tambah tinggi.
f. Mewujudkan Pemerintahan Daerah yang bersih, efektif,
dan efisien serta berorientasi pada pelayanan publik.
1. Memperluas pendidikan berbasis potensi daerah dan
pemerataan kualitas pendidikan;
2. Meningkatkan dan mengoptimalkan hidup bersih dan
sehat melalui peningkatan fasilitas layanan kesehatan;
3. Mempercepat pembangunan infrastruktur publik;
4. Meningkatkan pembangunan di bidang ekonomi dengan
2 Pamekasan prioritas sektor pertanian dan optimalisasi komoditas
unggulan daerah yang berwawasan lingkungan;
5. Melakukan percepatan reformasi birokrasi di segala
bidang, dan tata kelola kepemerintahan yang baik
(transparan dan akuntabel);
6. Meningkatkan kemudahan pelayanan publik yang cepat,
sederhana serta murah.
1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
2016 -
3 Sumenep Melalui Pendidikan, Kesehatan dan Pengentasan
2021
Kemiskinan.
Daerah
No Periode Kebijakan Terkait
Lain
2. Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Wilayah
Kepulauan dan Daratan yang Didukung Pengelolaan SDA
serta Lingkungan.
3. Meningkatkan Kemandirian Perekonomian Pedesaan dan
Perkotaan dengan Memperhatikan Potensi Ekonomi
Lokal yang Unggul Berdaya Saing Tinggi.
4. Meningkatkan Kultur dan Tata Kelola Pemerintahan yang
Profesional dan Akuntabel.
5. Meningkatkan Tata Kelola Kehidupan Masyarakat Aman
dan Kondusif Melalui Partisipasi Masyarakat serta
Stakeholder dalam Proses Pembangunan.
Sumber: dari berbagai sumber (diolah)
Tabel 1.2
Ringkasan Misi dan Arah Pembangunan tahap III dan IV RPJPD Sampang 2005-2025
Arah Pembangunan
Bidang Misi Tahap III Tahap IV
(2016-2020) (2021-2025)
Meningkatkan hidup
Peningkatan ketersediaan
sehat dan sejahtera
infrastruktur yang sesuai dengan
dengan air minum
rencana tata ruang yang ditandai
berkualitas dalam Peningkatan dan
Geomorfologi dengan berkembangnya jaringan
kondisi sanitasi pemeliharaan prasarana
dan Lingkungan drainase, kebutuhan air bersih
lingkungan yang drainase, sanitasi dan air
Hidup dan sanitasi yang handal dan
bebas dari bersih.
efisien sesuai kebutuhan hingga
pencemaran, banjir
menjangkau daerah-daerah yang
dan berwawasan
tertinggal.
lingkungan.
Peningkatan kemandirian mewujudkan keluarga kecil dan
Mengembangkan
keluarga, peningkatan berkualitas, peningkatan
Sumber Daya
kualitas data penduduk penggunaan data penduduk
Manusia yang
Demografi dan peningkatan sebagai dasar acuan
religius, cerdas,
persebaran penduduk pembangunan dan
mandiri dan berdaya
yang diiringi dengan memantapkan persebaran
saing
peningkatan kualitas penduduk yang mandiri dan
Arah Pembangunan
Bidang Misi Tahap III Tahap IV
(2016-2020) (2021-2025)
hidupnya, serta berkualitas, serta peningkatan
peningkatan angka angka partisipasi pendidikan
partisipasi pendidikan menegah bagi wanita usia
dasar bagi wanita usia sekolah untuk mengurangi
sekolah. angka kematian ibu melahirkan
dan status gizi pada balita.
Mengembangkan Pemeliharaan kinerja
Pemantapan serta evaluasi
dan pertumbuhan struktur perekonomian
terhadap kinerja struktur
ekonomi yang yang berdaya saing
perekonomian yang berkualitas
Ekonomi berkelanjutan di berbasis sumber daya
berbasis sumber daya lokal.
kabupaten Sampang lokal, serta pembinaan
Serta pembinaan usaha sektor
berbasis sumber usaha sektor primer,
primer, sekunder dan tersier
daya lokal. sekunder dan tersier.
Peningkatan kualitas dan
kuantitas kesejahteraan Peningkatan kualitas dan
Mensinergikan
perseorangan, keluarga, kuantitas kesejahteraan
kehidupan sosial,
kelompok dan komunitas perseorangan, keluarga,
berbudaya dan
Sosial Budaya masyarakat dan kelompok dan komunitas
berpolitik untuk
dan Politik peningkatan penggalian masyarakat dan peningkatan
mewujudkan
potensi sumber penggalian potensi sumber
masyarakat yang
kehidupan penyandang kehidupan penyandang masalah
madani.
masalah kesejahteraan kesejahteraan sosial.
sosial.
Peningkatan ketersediaan
Mengelola ruang infrastruktur yang sesuai dengan
kegiatan bagi rencana tata ruang yang ditandai
peruntukan kawasan dengan berkembangnya jaringan
Peningkatan dan
Prasarana dan lindung dan infrastruktur transportasi,
pemeliharaan kualitas
Sarana kawasan budidaya terpenuhinya pasokan tenaga
sarana dan prasarana.
yang harmonis, listrik, dan air bersih yang
terintegrasi, dan handal dan efisien sesuai
terpadu. kebutuhan hingga menjangkau
daerah-daerah yang tertinggal.
Peningkatan
pendayagunaan kekayaan
Peningkatan pendayagunaan
Mewujudkan tata dan aset dalam
kekayaan dan aset dalam
kelola pembiayaan
Pemerintahan pembiayaan pembangunan serta
kepemerintahan pembangunan serta
peningkatan fasilitas kepada
yang berkualitas peningkatan fasilitas
daerah dan masyarakat.
kepada daerah dan
masyarakat.
Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2006
pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi
sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis
memiliki hubungan fungsional; 2) Distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah
yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budidaya; dan 3)
Pemanfaatan ruang melalui program yang disusun dalam rangka mewujudkan
rencana tata ruang yang bersifat indikatif, melalui sinkronisasi program sektoral dan
kewilayahan baik di pusat maupun di daerah secara terpadu.
Selain menelaah RTRW Kabupaten Sampang 2012-2032, penyusunan RPJMD perlu
juga memperhatikan RTRW daerah lain, guna tercipta sinkronisasi dan sinergi
pembangunan jangka menengah daerah antar kabupaten/kota serta keterpaduan
struktur dan pola ruang kabupaten/kota lainnya, terutama yang berdekatan atau yang
ditetapkan sebagai satu kesatuan wilayah pembangunan kabupaten/kota, dan atau
yang memiliki hubungan keterkaitan atau pengaruh dalam pelaksanaan
pembangunan daerah.
1.4.2 Tujuan
Tujuan dari penyusunan RPJMD Kabupaten Sampang 2019-2024 adalah:
1. Tersedianya dokumen Rantek RPJMD Kabupaten Sampang tahun 2019-2024 yang
menjadi pedoman dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Sampang tahun 2019-2024;
2. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan melalui penyusunan rencana
kerja dalam mengisi kerangka regulasi dan kerangka anggaran yang bersifat indikatif;
3. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik antar daerah, antar
fungsi pemerintah maupun antara pusat dan daerah;
4. Menjamin keterkaitan serta konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengendalian;
5. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan pelaku usaha;
6. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan
dan berkelanjutan;
7. Menjaga kesinambungan pembangunan yang dilaksanakan secara tahunan.
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Kondisi
Geologi
Kondisi Kondisi
Klimatologi Hidrologi
Kondisi Penggunaan
Topografi Lahan
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Potensi Pengembangan Kawasan Budidaya
klimatologi, kondisi geologi, kondisi hidrologi, serta aspek penggunaan lahan. Disamping
itu dijelaskan pula tentang kondisi demografi seperti ukuran, struktur, dan distribusi
penduduk serta dinamika perkembangan jumlah penduduk setiap tahunnya.
paling kecil adalah Kecamatan Pangarengan dengan luas wilayah 42,69 km2 atau 3,46
persen dari luas wilayah secara keseluruhan.
Tabel 2.1
Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan per Kecamatan se-Kabupaten Sampang
Persentase
No Kecamatan Luas (km2) Jumlah Desa/Kel
(persen)
1 Sreseh 71,95 5,83 12
2 Torjun 44,20 3,58 12
3 Pangarengan 42,69 3,46 6
4 Sampang 70,01 5,68 12/6
5 Camplong 69,93 5,67 14
6 Omben 116,31 9,43 20
7 Kedungdung 123,08 9,98 18
8 Jrengik 65,35 5,30 14
9 Tambelangan 89,97 7,30 10
10 Banyuates 141,23 11.45 20
11 Robatal 80,54 6,53 9
12 Karang Penang 84,25 6,83 7
13 Ketapang 125,28 10,16 14
14 Sokobanah 108,51 8,80 12
Total 1233,30 100,00 186
Sumber: BPS Kabupaten Sampang, 2018
Tabel 2.2
Rincian Klasifikasi Kelerengan Tanah di Kabupaten Sampang
Kelerengan (ha)
No Kecamatan Datar Bergelombang Curam Sangat Curam
(0-2 persen) (>2-15 persen) (>15-40 persen) (>40 persen)
1 Sreseh 2.721,00 4.474,00 - -
2 Torjun 2.615,00 1.725,50 78,5 -
3 Pangarengan 2.595,63 1.674,37 - -
4 Sampang 5.849,63 985,75 165,62 -
5 Camplong 5,099,00 1.866,00 28 -
6 Omben 3,530,93 5,308,92 2.739,80 51,35
7 Kedungdung 3.370,60 7.576,40 1.148,00 213
8 Jrengik 3.349,00 2.240,00 493 453
9 Tambelangan 3.411,50 4.565,00 708,5 321
10 Banyuates 2.823,50 9,407,50 1.892,00 -
11 Robatal 301,5 7.364,50 398 -
12 Karangpenang 81,5 7.400,50 943 -
13 Ketapang 1.173,28 5.580,70 5.399,04 374,98
14 Sokobanah 863,57 7.638,00 1.253,47 1.085,96
Total 37.785,64 64.807,14 15.246,93 2.490,29
Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2018
Kelerengan >40 persen meliputi luas 2.490,03 ha atau 2,07 persen dari luas
wilayah keseluruhan. Daerah ini termasuk kedalam kategori kemiringan yang sangat
terjal (curam) dimana lahan pada kemiringan ini termasuk lahan konservasi karena
sangat peka terhadap erosi, biasanya berbatu diatas permukaannya, memiliki run off yang
tinggi serta kapasitas penahan air yang rendah. Karenanya lahan ini tidak cocok untuk
konstruksi. Daerah ini harus merupakan daerah yang dihutankan agar dapat berfungsi
Tabel 2.3
Data Curah Hujan di Kabubaten Sampang
Rata-rata curah hujan (mm)
No Bulan
2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 Januari 92 125 104 93 52 49
2 Februari 80 78 137 129 295 206
3 Maret 262 67 115 79 209 199
4 April 251 92 103 124 181 87
5 Mei 261 37 28 87 109 23
6 Juni 276 18 0 51 78 19
7 Juli 114 11 0 49 28 0
8 Agustus 0 0 0 25 0 0
Selama lima tahun terakhir, rata-rata curah hujan mengalami fluktuasi. Rata–
rata curah hujan pada tahun 2014 dan 2015 sebesar 588 mm dan 558 mm meningkat
hampir dua kali lipat menjadi 1.045 mm pada tahun 2016 dan hampir tiga kali lipat
menjadi 1.481 mm pada tahun 2017. Sedangkan pada tahun 2018, curah hujan kembali
menurun 862 mm. Dengan kondisi klimatologi Kabupaten Sampang yang fluktuatif dan
tidak bisa diprediksi, diperlukan upaya antisipasi khususnya berkaitan dengan bencana
banjir dan pola tanam para petani.
Tabel 2.4
Jenis Tanah di Kabupaten Sampang
Jenis Tanah (Ha)
Komplek Komplek
Komplek Komplek Komplek
No Kecamatan Aluvial Asosiasi Mediteran Mediteran
Aluvial Asosiasi Brown Forest Grumusol Grumusol Mediteran Litosol
Kelabu Litosol Litosol dan Merah Grumusol,
Hidromorf Hidromorf Soil ( +5 ) dan Kelabu kelabu dan Merah (Batu Merah
Kekuningan Mediteran (Batu Regasol dan
Mediteran litosol Pasir)
Kapur) Litosol
Tabel 2.5
Profil Hidrologi Kabupaten Sampang 2018
Tabel 2.6
Nama dan Panjang Sungai Menurut Wilayah Pengairan
di Kabupaten Sampang
Catchment Panjang
Wilayah Pengairan Nama Sungai
(ha) (km)
1. Ketapang 1. Brambang 25,86 7
2. Rabian 8,07 4,2
3. Ketapang Barat 2,89 -
4. Mandirah 20,63 5,6
5. Sodung 60,99 22
6. Ketapang Timur 1,76 -
7. Bulanjang 2,7 -
8. Bira Barat 8,74 -
9. Tetean 9,49 -
10. Pengereman 3,97 -
11. Sowaan 18,28 1,15
2. Sampang 1. Kamoning 345,5 58,1
2. Aeng Sareh 21,92 -
Catchment Panjang
Wilayah Pengairan Nama Sungai
(ha) (km)
3. Napoh - 6
4. Gunung Maddah - 3,5
5. Jelgung - 8,5
6. Colak - 0,7
7. Madegan - 3
3. Torjun 1. Klampis 26,24 14
2. Cangkreman - 2
3. Pangarengan - 2
4. Keppai - 2
4. Camplong 1. Sejati 7,91 -
2. Batu Karang 6,16 -
3. Dharma Camplong 5,91 -
4. Patemon 88,52 -
5. Tambaan 3,4 -
6. Banjar Taleta 2,55 -
7. Taddan 3,46 1,2
5. Pangarengan 1. Mandangin 3,78 -
2. Gulbung 3,4 2
3. Duko 7,54 -
6. Bayuates 1. Gomorong 32,01 -
2. Masaran 17,02 -
3. Nipah 91,56 12
4. Brumbung - 7
7. Sokobanah 1. Bira Timur 9,42 2,8
2. Dempoawang 14,71 5,5
3. Tamberu Barat 23,08 -
4. Bira Tengah 15,8 -
5. Panjengan 10,22 4,7
Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2018
4. DAS Samajid, dengan luas 1.522 ha berada di zona timur dan merupakan prioritas IV
dalam penanganan lahan kritis. Secara Administratif DAS Samajid meliputi sebagian
kecil Kecamatan Robatal, Omben, dan Camplong.
5. DAS Tambengan, dengan luas 700 ha dan secara administratif berada di sebagian
kecil wilayah Kecamatan Banyuates bagian barat.
6. DAS Tamberu dengan luas 586 ha yang secara administratif berada di sebagian kecil
wilayah Kecamatan Sokobanah bagian Timur.
Kabupaten Sampang memiliki lebih dari 50 sumber mata air yang tersebar di
11 wilayah. Wilayah Omben memiliki jumlah sumber mata air terbanyak dibanding di
wilayah lain yaitu sebanyak 9 buah yang salah satu sumbernya memiliki debit mencaipai
140 liter per detik. Tersedianya sumber mata air tidak hanya dapat menunjang kebutuhan
air sehari-hari masyarakat namun juga dapat mendorong kebutuhan usaha atau industri.
Tabel 2.7
Sumber Mata Air di Kabupaten Sampang
Debit
No Kecamatan Desa Nama Sumber
(lt/det)
S. Rajah
Banyuanyar
S. Rubaru 20
Dalpenang S. Glisgis 60
1. Sampang
S. Kodas
Gunung Maddah S. Panjelinan
S. Blumbang
S. Prajjan 20
S. Otok
Prajjan S. kenek
S. Karang Taman 5
2. Camplong S. Rabah 5
Dharma Camplong S. Dharma Camplong 5
Batukarang S. Batukarang 5
Banjartabulu S. Banjar
Sejati S. Dawuhan
Bancelok S. bancelok 10
S. Kermata
Jungkarang
S. Jungkarang
Taman S. Taman 2
3. Jrengik Kotah S. Kotah 2
Jrengik S. Brambang 2
Bukker S. Bukker
Kalangan Prao S. Kalangan Prao
Panyepen S. Pompa Panyiburas
4. Torjun Tanah Merah S. Tanah Merah
Omben S. Omben 140
S. Morduka 10
S. Dlupangan 10
5. Omben Raya Daya
S. Umbul 10
S. Ropa Daya 10
Rapa Laok S. Pakes 10
Debit
No Kecamatan Desa Nama Sumber
(lt/det)
S. Rapa Laok 10
Angsokah S. Angsokah 10
Metteng S. Metteng 10
Madulang S. Madulang 10
Karang Gayam S. Penang 10
Napo Laok S. Napo Laok 10
Tambak S. Tambak 10
Karang Anyar S. Karang Anyar
6. Tambelangan Tambelangan S. Tambelangan
Baturasang S. Baturasang
Banyukapah S. Banyupakah
7. Kedungdung
Rabasan S. Rabasan
S. Asem Jaran
Asem jaran
S. Tlandung
8. Banyuates Nangah S. Nanga
Nagasareh S. Nagasereh
Tapaan S. Tapaan
Ketapang Barat S. Bhakti
Ketapang Timur S. Payung
9. Ketapang Bunten Barat S. Bunten Barat
Paopak Laok S. Paopak laok
Pangereman S. Pangereman
S. Bhakti
Sokobanah Daya
S. Lembung
10. Sokobanah
Bira Timur S. Bira Timur
Tamberu Timur S. Tamberu Timur
Pandiyayar S. Pandiyayar
11. Robatal
Gunung Rancak S. Gunung Rancak
Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2018
Tabel 2.8
Data Teknis Waduk Klampis
No. Data Teknis Keterangan
1 Catchment area 47 km2
2 Luas genangan 2,8 km2
3 Daya tampung rencana 10 juta m3
4 Daya tampung eksisting 4,1 juta m3
5 Luas daerah irigasi layanan 2.603 ha
6 Ketersediaan debit rata-rata 0,95 m3/det
Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2018
Waduk Nipah terletak di Desa Montor Kecamatan Banyuates dengan rencana luas
areal irigasi 1.150 ha. Pembebasan tanah dimulai pada tahun 1982. Pekerjaan konstruksi
dilaksanakan mulai tahun 2004.
Tabel 2.9
Data Teknis Waduk Nipah
Gambar 2.5
Potensi Pengembangan Wilayah di Kabupaten Sampang
4) Jenis tanah alluvial yang terdapat pada wilayah yang kebanyakan berada di
dijumpai di bagian hilir dan dekat dengan muara, dimana jenis tanah ini
merupakan endapan tanah liat pasir halus berwarna hitam kelabu dengan daya
tahan air cukup baik. Jenis tanah tersebut sangat baik digunakan untuk areal
penggaraman.
5) Jenis tanah mediteran merah dan litosol yang berasal dari bahan induk volkan
intermedier dimana pada wilayah dengan jenis tanah tersebut merupakan
wilayah batu kapur dan batu putih (dolomit) hingga oleh masyarakat setempat
dibutuhkan sebagai wilayah penambangan.
3. Potensi Infrastruktur
Kabupaten Sampang memiliki potensi infrastruktur yang dapat
dikembangkan melalui wilayah darat dan laut. Pada wilayah darat, aksesibilitas
Kabupaten Sampang menuju Surabaya lebih mudah. Dengan adanya jembatan
Suramadu yang menghubungkan antaran pulau jawa dan pulau madura,
perpindahan penduduk dalam melaksanakan aktivitas ekonomi ataupun aktivitas
lainnya dapat berjalan lebih lancar dan cepat. Pengembangan wilayah laut juga dapat
dilakukan melalui sistem transportasi laut yang berfungsi sebagai jalur perdagangan
ke luar daerah dalam memasarkan komoditi yang dihasilkan oleh Kabupaten
Sampang. Pada Selat Madura telah dibangun Pelabuhan Pengumpan Regional
Taddan, jalur yang dihubungkan adalah Sampang–Pasuruan, Probolinggo, Situbondo
dan Banyuwangi. Pelabuhan lokal Tanglok merupakan pelabuhan untuk
perdagangan, komoditas yang diperdagangkan dari Sampang berasal dari sektor
perikanan, sedangkan dari Probolinggo yang diangkut adalah pasir hitam. Pada jalur
laut Jawa yang dilayani adalah Sampang-Kalimantan, dimana komoditas dari
Sampang berbasis perikanan dan tenaga kerja sedangkan dari Pulau Kalimantan
yang diangkut adalah kayu hutan.
A. Kawasan Lindung
Pengelolaan kawasan lindung di Kabupaten Sampang secara umum ditujukan
untuk mencegah kemungkinan timbulnya berbagai kerusakan fungsi lingkungan
hidup terintegrasi antara kepentingan pemanfaatan sumber daya alam secara optimal
dengan pelestariannya. Dalam konteks ini diharapkan bahwa penempatan ruang
dalam rangka pengembangan wilayah diserasikan dengan kemampuan dan daya
dukung wilayahnya.
Tabel 2.11
Luas Potensi dan Sebaran Hutan Mangrove Kawasan Pesisir Selatan
Kabupaten Sampang (ha)
B. Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia dan sumber daya buatan. Kawasan budidaya terdiri dari: kawasan
peruntukan hutan produksi; Kawasan pertanian; Kawasan perdagangan dan jasa;
Kawasan industri dan Kawasan perkantoran, Kawasan permukiman
b) Peruntukan Hortikultura
Peruntukan holtikultura yang ada di Kabupaten Sampang antara lain
berupa kawasan yang ditanami jenis sayuran. Pengembangan kawasan
hortikultura dilakukan dengan cara:
- Pengembangan sistem agropolitan dan pengembangan kawasan perdesaan
khususnya pada pusat sentra produksi, diarahkan di Kecamatan Banyuates
dan Kecamatan Tambelangan
- Pengembangan sektor pertanian untuk kegiatan agribisnis, agrowisata dan
industri pengolahan hasil pertanian menjadi makanan dan sejenisnya
- Pengembangan komoditas unggulan.
kehutanan yang lestari. Jenis komoditi perkebunan yang cukup potensial dan
merupakan tanaman unggulan di Kabupaten Sampang antara lain adalah
jambu mete, kelapa, cabe jamu dan tembakau. Wilayah yang menghasilkan
perkebunan ini umumnya merupakan kawasan yang memiliki kondisi
topografi perbukitan dan sebagian kecil pada daerah dataran rendah dengan
jenis tanaman yang ditanam adalah termasuk jenis tanaman keras.
Di Kabupaten Sampang perkebunan banyak terdapat di Kecamatan
Banyuates, Kecamatan Sokobanah, Kecamatan Ketapang, Kecamatan Robatal.
Tambelangan dan kecamatan Jrengik, pemanfaatan dilakukan dengan
peningkatan produktivitas dan perlindungan kawasan. Berdasarkan
komoditasnya, pengembangan perkebunan dapat dibagi dalam dua kelompok
yakni perkebunan tanaman tahunan seperti: kelapa, dan perkebunan tanaman
semusim antara lain berupa: jambu mente, tembakau dsb. Adapun luas
kawasan perkebunan di Kabupaten Sampang adalah 20.059 ha atau 31,53
persen dari luas Kabupaten Sampang.
Berbagai cara dalam pemanfaatan dan pengelolaan perkebunan
antara lain adalah:
- Pengembangan fasilitas sentra produksi dan pemasaran pada pusat
kegiatan ekonomi di Banyuates-Ketapang-Tambelangan
- Pengembangan perkebunan, misalnya merehabilitasi tanaman perkebunan
yang rusak atau pada area yang telah mengalami kerusakan yaitu
mengembalikan fungsi perkebunan yang telah berubah menjadi
peruntukan lainnya, khususnya yang telah berubah menjadi area pertanian
tanaman pangan;
- Pengembangan kawasan yang berpotensi untuk tanaman perkebunan
sesuai dengan rencana, seperti jambu mente, cabe jamu, dan tembakau;
- Pengembangan kawasan potensi untuk pertanian pangan lahan kering;
- Pengembangan pasar produksi perkebunan; serta
- Pengolahan hasil perkebunan terutama dengan membentuk keterikatan
antar produk.
Untuk rencana perkebunan yaitu pemantapan lahan untuk
perkebunan seluas kurang lebih 20.059 ha dengan komoditi unggulannya:
- Budidaya kelapa tersebar di seluruh kecamatan
- Budidaya tembakau meliputi Kecamatan Sreseh, Torjun, Sampang,
Camplong, Omben, Kedungdung, Jengik, Sokobanah, Karangpenang,
Robatal dan Kecamatan Pangerengan.
- Budidaya jambu mete tersebar di seluruh kecamatan
Tabel 2.12
Ketersediaan Lahan Menurut RTRW Kabupaten Sampang
Rencana Lahan Efektif
No Kecamatan
Permukiman (60 persen)
1 Sampang 791,765 475,06
2 Camplong 357,807 214,68
3 Torjun 241,590 144,95
4 Omben 268,053 160,83
5 Kedungdung 153,617 92,17
6 Jrengik 287,407 172,44
7 Sreseh 319,781 191,87
8 Tambelangan 134,379 80,63
9 Robatal 347,540 208,52
10 Ketapang 277,978 166,79
11 Banyuates 202,864 121,72
12 Sokobanah 484,798 290,88
13 Pangarengan 300,733 180,44
14 Karang Penang 151,611 90,97
TOTAL 4.319,923 2.591,95
Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2018
d) Kawasan Peternakan
Sektor Peternakan di Kabupaten Sampang komoditas yang paling
menonjol adalah ternak sapi potong, diikuti oleh ternak kambing dan ternak
ayam. Pendekatan yang diterapkan dalam rangka meningkatkan kualitas
peternakan adalah dengan teknis terpadu dengan kebijakan pengembangan
populasi ternak, produksi ternak dan pelayanan.
Beberapa kecamatan yang memiliki potensi pengembangan
peternakan di Kabupaten Sampang, baik ternak besar maupun ternak kecil,
diantaranya adalah:
- Kecamatan Ketapang : sapi
- Kecamatan Sampang : kambing dan domba
- Kecamatan Robatal : sapi
Selain ternak besar diatas, masing-masing kecamatan juga memiliki
potensi pengembangan ternak kecil, yakni: ayam buras/kampung, ayam ras,
kambing, domba, kelinci dan sebagainya terdistribusi secara merata.
Bagi pemenuhan kebutuhan internal Kabupaten Sampang dan ekspor,
maka pengembangan kegiatan peternakan yang ada saat ini dapat
dipertahankan. Kebutuhan pengembangan ke depan yang dapat diatur
pemanfaatan lahan atau kawasannya diatur sebagai berikut:
4. Kawasan Perikanan
Sektor Kelautan dan Perikanan merupakan produksi penghasil protein
tinggi di Kabupaten Sampang dan yang paling menonjol adalah perikanan laut.
Hasil tangkapan ikan laut terbesar adalah Kecamatan Ketapang dan Banyuates
untuk bagian utara, sedangkan untuk bagian selatan adalah Kecamatan Sreseh,
Camplong dan Sampang. Peningkatan perekonomian Kabupaten Sampang bidang
perikanan dikembangkan melalui perikanan laut atau tangkap di wilayah pantai
di Kecamatan Sreseh dan Camplong melalui penyediaan sarana dan prasarana
pendukung penangkapan, TPI dan gudang, pelabuhan penunjang bongkar muat
barang ikan serta sandar perahu.
Sektor perikanan yang ada di Kabupaten Sampang dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu perikanan darat dan perikanan laut:
- Perikanan darat antara lain adalah: Usaha budidaya ikan berupa ikan kolam,
karamba dan kolam pembenihan ikan (KPI) yang terdapat di Kecamatan
Pengarengan.
- Perikanan laut, terdapat di Kecamatan Sampang, Camplong, Sreseh,
Pengarengan, Ketapang, Banyuates dan Sokobanah antara lain adalah: usaha
penangkapan ikan di laut, usaha penangkapan ikan dan restocking di perairan
umum, usaha perikanan di bidang pasca panen yaitu pengolahan ikan
Tabel 2.13
Luasan Erosi Tanah Yang Mendapat Prioritas Penanganan di Kabupaten Sampang
Luasan tidak ada Luasan ada
No Kecamatan Jumlah (ha)
erosi (ha) erosi (ha)
1 Sampang 6.567 680 7.247
2 Omben 3.891 5.975 9.866
3 Kedungdung 5.233 6.995 12.228
4 Robatal 144 16.910 17.054
Jumlah 15.835 30.560 46.395
Sumber: Bappelitbangda Kabupaten Sampang, 2018
B. Abrasi
Abrasi atau erosi pantai adalah pengikisan pantai. Penyebab abrasi
pantai bisa berupa alami, karena manusia, atau pun keduanya. Pembangunan
pelabuhan, reklamasi pantai (untuk permukiman, pelabuhan udara, dan
industri), serta penambangan pasir laut memiliki andil tinggi dalam
pengikisan pantai. Secara alami, penyebab utama abrasi adalah gerakan
gelombang pada pantai terbuka. Disamping itu, karena keterkaitan
ekosistem, maka perubahan hidrologis dan oseanografis juga dapat
mengakibatkan erosi kawasan pantai. Erosi pantai tergantung pada kondisi
angkutan sedimaen pada lokasi tersebut yang dipengaruhi: angin, gelombang,
arus, pasang surut, sedimen, dan kejadian lainnya.
856.414
847.707
831.463 834.110
Jiwa
856.414
1691,52
900000,0 1800
1600
750000,0
1400
1097,6
600000,0 1200
865,84 819,31 1000
450000,0 662,35
662,69 609… 594,17 694,41
527,53 588,99 800
547,86
118.423
521,62 499,59
300000,0 450,49 600
81.522
77.078
76.755
74.437
70.557
69.027
63.911
49.083
47.462
38.270
34.088
32.413
23.388
400
150000,0
200
- 0
Tabel 2.14
Persentase Penduduk menurut Karakteristik dan Kelompok Umur Tahun 2018
Kelompok Umur Jumlah
Karakteristik 0-14 15-64 65+
Jenis Kelamin
- Laki-laki 29.34 65.72 4.94 100
- Perempuan 26.51 67.15 6.35 100
Kelompok Pengeluaran
- 40 Persen Terbawah 26.46 67.94 5.60 100
- 40 Persen Tengah 23.73 74.12 2.14 100
- 20 Persen Teratas 27.89 66.45 5.66 100
Sampang 29.34 65.72 4.94 100
Sumber: Statistik kesejahteraan Sampang (BPS Kabupaten Sampang, 2018)
Tabel 2.16
Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan Kabupaten Sampang Tahun 2018
0,64 2,34
1,33 0,33
Tidak punya ijazah
7,96
SD/MI/Paket A
13,36 41,31
SMP/MTs/Paket B
SMU/MA/Paket C
SMK/MAK
32,73
D1/D2/D3
D4/S1
S2/S3
Tabel 2.17
Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Karakteristik dan
Kemampuan Membaca dan Menulis Tahun 2018
Kelompok Pengeluaran
- 40 Persen Terbawah 69,36 55,83 77,65
Tabel 2.19
Timbulan Sampah Kabupaten Sampang Tahun 2018
Jumlah Timbulan Sampah
No Kecamatan Penduduk
(orang) (ton/hari) (ton/tahun)
1 Sreseh 32.413 8,14 2.969,52
2 Torjun 38.270 9,61 3.506,11
3 Sampang 118.423 29,72 10.849,32
4 Camplong 76.755 19,27 7.031,91
5 Omben 77.078 19,35 7.061,50
6 Kedungdung 81.522 20,46 7.468,64
7 Jrengik 34.088 8,56 3.122,97
8 Tambelangan 47.462 11,91 4.348,23
9 Banyuates 70.557 17,71 6.464,08
10 Robatal 49.083 12,32 4.496,74
11 Sokobanah 63.911 16,04 5.855,21
12 Ketapang 74.437 18,68 6.819,55
13 Pangarengan 23.388 5,87 2.142,69
14 Karangpenang 69.027 17,33 6.323,91
Jumlah 856.414 214,96 78.460,37
Sumber: DLH Kabupaten Sampang, 2019
Tabel 2.20
Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018
reformasi birokrasi menjadi tulang punggung dalam perubahan kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Indeks Reformasi Birokrasi merupakan instrumen penilaian kemajuan
pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah. Pemerintah Kabupaten Sampang
melaksanakan pengukuran Indeks Reformasi Birokrasi dan diperoleh nilai 75. Angka ini
kalau mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi
Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2018,
maka nilai IRB Kabupaten Sampang tersebut masuk kategori “Sangat Baik.” Namun
demikian, nilai ini masih perlu ditingkatkan dalam upaya mendorong reformasi birokrasi
yang lebih baik.
Bagi Kabupaten Sampang, Pengukuran Indeks Reformasi Birokrasi ini
penting untuk dilaksankan untuk mengetahui posisi dan kemajuan pelaksanaan
reformasi birokrasi. Semua ini dalam rangka mendukung sasaran reformasi birokrasi,
yaitu: 1) Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebeas KKN Sasaran terwujudnya
pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, 2) Terwujudnya Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik Kepada Masyarakat, dan 3) Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas
Kinerja Birokrasi.
Selanjutnya, dalam kaitan menjalankan perikehidupan sosial
bermasyarakat yang saling menghormati dan menghargai satu sama lain, perlu juga
diulas tentang Indeks Toleransi. Indeks ini merepresentasikan dimensi saling
menerima, menghormati/menghargai perbedaan. Kabupaten Sampang pernah
melaksanakan penilaian terhadap Indeks Toleransi pada tahun 2018. Indeks tersebut
meliputi 6 (enam) aspek, yaitu: (1) persepsi masyarakat tentang toleransi beragama, (2)
sikap toleransi antar umat beragama, (3) sikap kerjasama antar umat beragama, (4) sikap
kerjasama intra umat beragama, (5) sikap pemerintah dalam hubungan antar umat
beragama, dan (6) harapan masyarakat terhadap adanya campur tangan pemerintah
dalam membantu masyarakat menjaga dan melangsungkan kehidupan antar maupun
intra umat beragama. Nilai Indeks Toleransi diperoleh sebesar 3,52 (skala 5). Nilai terebut
secara secara kualitatif menunjukkan bahwa toleransi di kabupaten Sampang yang
berkaitan dengan kehidupan antar dan intra umat beragama tidak mengalami kendala. Hal
ini sebagai cerminan dari nilai kepercayaan yang dimiliki yaitu Islam sebagai dasar agama
mayoritas yang dianut masyarakat Sampang.
Kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Kabupaten Sampang dianalisa
dari tiga aspek utama sesuai dengan amanat UU No. 23/2014 dan Permendagri No.
86/2017. Ketiga aspek tersebut yaitu aspek kesejahteraan masyarakat, aspek layanan
umum dan aspek daya saing sebagaimana ditunjukkan gambar diatas. Aspek
kesejahteraan masyarakat fokus pada kesejahteraan dan pemerataan ekonomi,
kesejahteraan masyarakat, dan seni budaya dan olah raga. Aspek pelayanan umum
berfokus pada tiga hal yaitu urusan wajib pelayanan dasar, urusan wajib pelayanan non
dasar, dan layanan urusan pilihan. Sedangkan aspek daya saing mempunyai lima fokus
yaitu kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah/infrastruktur, iklim berinvestasi, dan
sumber daya manusia. Analisa kinerja terhadap ketiga aspek tersebut disesuaikan dengan
ketersedian data.
2.000.000 1,80
1.857.598
1.800.000 1,60
1,56
1.600.000 1,40
1.400.000
1,20
1.200.000 1,08
1,00
1.000.000 0,87
0,80
800.000 0,73
0,60
600.000
400.000 0,40
200.000 0,20
13.528 16.245 20.134 28.971
0 0,00
Pamekasan Sampang Bangkalan Sumenep Jawa Timur
Nilai Konstribusi
Nilai Konstribusi
2. Pertumbuhan Ekonomi
Dalam tiga tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sampang
mengalami peningkatan walaupun relatif lambat. Pertumbuhan ekonomi pada
tahun 2017 sebesar 5,01 persen mengalami sedikit peningkatan dibandingkan tahun
2016 sebesar 4,95 persen. Sedangkan pada tahun 2018, perekonomian Sampang
sedikit mengalami penurunan 0,08 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya.
6
5,8 5,86
5,57
5,6 5,44 5,46
5,50
5,4
5,2 5,13 5,07 5,17
5,07 5,02
5
5,02 5,01 4,93
4,8 4,95
4,79
4,6
4,4
2014 2015 2016 2017 2018
3. Pendapatan Perkapita
Kesejahteraan suatu daerah dapat diindikasikan oleh tingkat pendapatan
per kapita. Semakin besar pendapatan per kapitanya, semakin makmur daerah
tersebut. Pendapatan per kapita merupakan total pendapatan regional selama jangka
satu tahun dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.
18.000.000
16.000.000
14.000.000
12.000.000
10.000.000
8.000.000
6.000.000
13.305.863,19
14.906.757,24
15.766.878,74
16.390.260,27
12.540.193,20
4.000.000
2.000.000
0
2014 2015 2016 2017 2018
yang mengalir ke dalam. Adapun PDRB perkapita diperoleh dengan cara membagi
nilai PDRB atas dasar harga berlaku dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.
Selama kurun waktu lima tahun terakhir, nilai PDRB perkapita ADHB
Kabupaten Sampang selalu mengalami kenaikan. PDRB perkapita Kabupaten
Sampang; tahun 2013 sebesar Rp 15,30 juta; tahun 2014 sebesar Rp 15,79 juta; tahun
2015 sebesar Rp15,68 juta; tahun 2016 sebesar Rp 17,14 juta; tahun 2017 sebesar Rp
18,48 juta, dan tahun 2018 sebesar Rp 19,85 juta atau meningkat 7,42 persen
dibanding tahun sebelumnya. Angka-angka tersebut hanya menggambarkan nilai
PDRB yang diterima oleh setiap penduduk Sampang dalam tahun berkenaan, belum
bisa dijadikan sebagai ukuran peningkatan kemakmuran masyarakat Sampang
maupun penyebaran pendapatan di setiap strata ekonomi karena masih ada faktor
inflasi yang mempengaruhi pembentukan PDRB. Namun demikian, PDRB Perkapita
masih bisa digunakan sebagai indikasi awal bahwa terjadi peningkatan pendapatan di
masyarakat.
21,00
19,85
20,00
19,00 18,48
18,00
Juta rupiah
17,14
17,00
15,80 15,69
16,00 15,30
15,00
14,00
13,00
2013 2014 2015 2016 2017 2018*
4. Ketimpangan Pendapatan
Salah satu indikator untuk mengukur tingkat pemerataan pembangunan
adalah rasio gini. rasio gini mengukur derajat ketidakmerataan distribusi
pendapatan penduduk. Nilai rasio gini berkisar antara 0 dan 1. Koefisien gini bernilai
0 menunjukkan adanya pemerataan pendapatan yang sempurna. Sebaliknya, gini rasio
yang bernilai 1 mengindikasikan adanya pemerataan pendapatan yang tidak
sempurna, atau dengan kata lain terjadi ketimpangan sempurna. Menurut BPS (2018),
terdapat tiga kelompok ketimpangan, yaitu ketimpangan tinggi untuk gini rasio > 0,5;
ketimpangan sedang 0,36 – 0,49, dan ketimpangan rendah < 0,36.
0,31
0,26
0,24
0,22
0,25
0,34 0,36
0,33
0,32
0,26
0,32 0,31
0,33 0,3
0,28
5. Inflasi
Tingkat inflasi Kabupaten Sampang dalam kurun waktu lima tahun
mengalami fluktuasi dengan tren yang relatif menurun. Inflasi merupakan suatu
instrumen yang menunjukkan tingkat perkembangan harga secara umum, yang
besarannya diperoleh dari perkembangan nilai indeks implisit, yaitu suatu indeks yang
menggambarkan perbandingan antara PDRB atas dasar harga berlaku dengan PDRB
atas dasar harga konstan.
2
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Sampang 4,98 6,38 5,59 4,17 3,53 3,32
Jatim 7,59 7,77 3,08 2,74 4,04 2,86
Nasional 8,38 8,36 3,35 3,21 3,88 3,13
80
70
60
50
40
30
20
10
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Bangkalan 60,19 60,71 61,49 62,06 62,30 62,87
Sampang 56,45 56,98 58,18 59,09 59,90 61,00
Pamekasan 62,27 62,66 63,1 63,98 64,93 65,41
Sumenep 60,84 61,43 62,38 63,42 64,28 65,25
Jawa Timur 67,55 68,14 68,95 69,74 70,27 70,77
Tabel 2.23
IPM Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
Pengeluaran
AHH HLS RLS Peningkatan
Tahun PerKapita IPM
(tahun) (tahun) (tahun) IPM
(000)
2013 67,46 10,20 3,34 7.769,25 56,45 0,67
2014 67,48 10,39 3,49 7.797,85 56,98 0,53
2015 67,58 11,09 3,65 7.827,00 58,18 1,20
2016 67,59 11,37 3,79 8.145,86 59,09 0,91
2017 67,67 11,38 4,12 8.352,00 59,90 0,81
2018 67,79 11,76 4,36 8.569,00 61,00 1,10
Sampang adalah masih sangat rendahnya rata-rata lama sekolah (RLS). RLS tahun
2018 meningkat menjadi 4,36 tahun dibandingkan tahun 2017 yang mencapai 4,12
tahun. Tingkat RLS tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar masyarakat
Sampang masih berpendidikan SD ke bawah. Harapan Lama Sekolah (HLS) juga
mengalami sedikit peningkatan dari 11,38 tahun di tahun 2017 menjadi 11,76 tahun
di tahun 2018. Angka HLS tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar
masyarakat Kabupaten Sampang memiliki harapan lama sekolah sampai jenjang
pendidikan menengah. Adapun komponen pembentuk IPM lainnya. Angka Harapan
Hidup (AHH), juga relatif menunjukkan perbaikan, meningkat 0,12 tahun daripada
tahun sebelumnya, yaitu dari 67,67 tahun di tahun 2017 menjadi 67,79 tahun di tahun
2018.
300.000 27,08 30
25,80 25,69
24,11 23,56
250.000 25
21,21
200.000 20
Jiwa
150.000 15
100.000 10
246.357
239.600
240.350
227.800
225.130
204.820
50.000 5
- 0
2013 2014 2015 2016 2017 2018
30
25
20
Persen
15
10
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Nasional 11,47 10,96 11,13 10,70 10,12 9,66
Jatim 12,73 12,28 12,34 12,05 11,83 10,85
Bangkalan 23,23 23,23 22,57 21,41 21,32 19,59
Sampang 27,08 25,80 25,69 24,11 23,56 21,21
Pamekasan 18,53 18,53 17,41 16,70 16,00 14,47
Sumenep 21,22 21,22 20,20 20,09 19,62 20,16
1) Sektor Pertanian
Pada sektor pertanian komoditas yang berpotensi untuk dikembangkan
menjadi unggulan daerah masih berasal dari tanaman pangan/palawija dan
hortikultura, tanaman perkebunan dan peternakan. Data produksi tanaman
pangan dan hortikultura dua tahun terakhir seperti pada tabel berikut:
Tabel 2.24
Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2017–2018
Jambu mete, kelapa dan cabe jamu masih menjadi komoditas perkebunan
yang berpotensi dikembangkan menjadi produk unggulan. Produksi tanaman
perkebunan dua tahun terakhir sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.25
Produksi Tanaman Perkebunan Tahun 2017–2018 (dalam ton)
Tabel 2.26
Populasi Ternak dan Hasil Peternakan Tahun 2017–2018
Tabel 2.27
Produksi Kelautan dan Perikanan Tahun 2017–2018
No Komoditas 2017 2018
A. Jumlah produksi perikanan (ton):
1. Kolam 724,79 101
2. Perairan Umum 21,16 17,2
3. Laut 6.965,59 9.337,1
4. Tambak 662,17 808,19
B Jumlah produksi garam rakyat (ton) 170.568,45 346.665,00
Sumber: Dinas Perikanan Kabupaten Sampang, 2019
3) Sektor Industri
Pengembangan sektor industri diarahkan dan berbasis pada sumber daya
alam dan budaya masyarakat berupa industri kecil/kerajinan rakyat melalui
pembangunan dan pengembangan sentra industri kecil. Melalui sentra industri ini
diharapkan para pelaku industri kecil/kerajinan rakyat secara bertahap dapat
menanggulangi keterbatasan permodalan, teknologi produksi dan pasca produksi,
pembangunan jejaring pemasaran baik melalui bantuan Pemerintah Kabupaten
Sampang berupa program-program yang dilaksanakan maupun pengembangan
kapasitas secara mandiri di antara pelaku industri kecil/kerajinan rakyat. Industri
yang ada di Kabupaten Sampang, sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.28
Pertumbuhan Industri di Kabupaten Sampang
4) Sektor Pariwisata
Kabupaten Sampang mempunyai potensi wisata yang sangat potensial
untuk dikembangkan. Pariwisata tersebut berupa pariwisata alam, pariwisata
buatan maupun pariwisata budaya yang tersebar di wilayah utara dan wilayah
selatan Kabupaten Sampang serta wisata pulau dan perairan. Potensi wisata
tersebut sebagaimana diuraikan sebagai berikut:
A. Wilayah Utara
1. Pariwisata alam
RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 69
Gambaran Umum Kondisi Daerah
1. Pendidikan
Fokus kesejahteraan masyarakat dalam bidang pendidikan dapat
dilihat dari beberapa indikator, diantaranya Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
dan Harapan Lama Sekolah (HLS). Untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat di
bidang pendidikan, maka beberapa upaya yang dilakukan adalah pemerataan dan
perluasan akses pendidikan, dengan memperluas daya tampung satuan pendidikan
dan memberikan kesempatan yang ssama bagi semua peserta didik dari berbagai
golongan masyarakat. Perkembangan masing-masing indikator dijelaskan sebagai
berikut:
A. Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
Salah satu indikator penting dalam mengukur kinerja pendidikan
adalah Rata-rata Lama Sekolah (RLS). RLS didefinisikan sebagai jumlah tahun
RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 71
Gambaran Umum Kondisi Daerah
4,36
4,12
3,79
TAHUN
3,65
3,49
3,34
Gambar 2.34
Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018
11,76
11,37 11,38
11,09
TAHUN
10,39
10,20
Gambar 2.35
Harapan Lama Sekolah di Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018
2. Kesehatan
Tiga indikator yang dapat digunakan dalam mengukur tingkat
kesejahteraan masyarakat dalam bidang kesehatan, yaitu angka kematian
bayi, angka kematian ibu, dan angka harapan hidup. Peningkatan angka
harapan hidup bisa dicapai apabila ada upaya untuk meminimalkan angka
kematian bayi maupun kematian ibu melahirkan. Rincian perkembangan indikator
kesehatan Kabupaten Sampang tahun 2013–2018 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.29
Indikator Kesehatan Kabupaten Sampang Tahun 2013 –2018
kematian ibu mengalami peningkatan 91,5 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab
kematian ibu karena masih tingginya angka pre-eklamsia, keterlambatan rujukan,
dan penyakit resiko tinggi.
3. Kepemilikan Lahan
Kepemilikan lahan dapat di bedakan menjadi empat jenis. Persentase luas
lahan bersertifikat adalah proporsi jumlah luas lahan bersertifikat (HM, HGU, HGB,
HPL) terhadap luas wilayah daratan. Indikator pertanahan ini bertujuan untuk
mengetahui tertib administrasi sebagai kepastian dalam kepemilikan. Hak Milik
(HM) merupakan hak turun-menurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai
orang atas tanah. Sifat-sifat hak millik yang membedakannya dengan hak-hak
lainnya adalah hak yang “terkuat dan terpenuh”, maksudnya untuk menunjukkan
bahwa diantara hak-hak atas tanah yang dipunyai orang, hak miliklah yang paling
kuat dan penuh. Hak Guna Usaha (HGU) adalah hak untuk mengusahakan tanah
yang dikuasai langsung oleh negara dalam jangka waktu paling lama 25 tahun. Hak
Guna Usaha merupakan hak khusus untuk mengusahakan tanah yang bukan
miliknya sendiri guna perusahaan, pertanian, perikanan dan peternakan. Hak Guna
Bangunan (HGB) adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-
bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri, dengan jangka waktu paling
lama 30 tahun. Oleh karena itu dapat diberikan atas tanah yang dikuasai langsung
oleh negara maupun tanah milik seseorang. Hak Pengelolaan Lahan (HPL) adalah
hak untuk mengelola lahan yang hanya diberikan atas tanah negara yang dikuasai
oleh Badan Pemerintah, BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD).
Tabel 2.30
Persentase (persen) Luas Lahan Bersertifikat Per Tahun di Kabupaten Sampang selama Periode
2012-2018
No Uraian 2012 2013 2014 2014 2016 2017 2018
1 Luas Lahan Bersertifikat (persen) 0,59 51,26 7,00 10,19 10,39 10,39 10,40
4. Kesempatan Kerja
Partisipasi angkatan kerja Kabupaten Sampang mengalami peningkatan
dalam tiga tahun terakhir. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada tahun
2018 sebesar 69,04 persen meningkat 1,73 persen dari tahun 2017. Salah satu hal
yang menyebabkan terjadinya meningkatnya pada TPAK adalah seiring dengan
kualitas peningkatan layanan pemberian pendidikan dan pelatihan baik oleh sektor
formal maupun sektor pemerintah sendiri hal tersebut tercermin dari upaya
bagian bidang tenaga kerja dalam memberikan pelatihan dari start pemula sampai
dengan bisanya peserta didik pelatihan untuk mengaplikasikannya dalam
terpenuhinya kesempatan memperoleh pekerjaan. Upaya tersebut dengan
banyaknya dilakukan pelatihan di BLK Kabupaten Sampang sampai dengan berhari
hari dengan target sampai bisa dan menjadi bekal untuk berpenghidupan atau bisa
bekerja. Secara rinci, perkembangan TPAK dan persentase penduduk miskin
adalah sebagai berikut:
85
80 76,85
75
68,37 69,04
67,31
Persen
70
64,48
65
59,41
60
55
50
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Tabel 2.31
Perkembangan Seni, Budaya, dan Olah Raga Kabupaten Sampang Tahun 2013–2018
No Indikator Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Per 10.000 0,531
1 Jumlah grup kesenian 0,531 0,587 0,687 0,701 0,756
penduduk
Benda situs dan
2 kawasan cagar budaya persen 75 83 85 88 88 88
yang dilestarikan
Jumlah kesenian
tradisional khas
3 Buah 3 5 7 11 13 15
Sampang yang
dilestarikan
Jumlah Klub Olahraga
4 Klub 6.046 1.662 1.7068 2.286 2.250 2.250
per 10.000 penduduk)
Jumlah gedung olah Per 10.000
5 0,045 0,053 0,065 0,074 0,095 0,098
raga penduduk
Jumlah lapangan
6 Lapangan 1 1 1 1 1 1
olahraga
Jumlah Festival seni
7 Kali 50 32 12 9 10 12
budaya
Sumber: Disporabudpar Kabupaten Sampang, 2019
1. Pendidikan
Urusan Pendidikan di Kabupaten Sampang dilaksanakan oleh Dinas
Pendidikan. Rincian beberapa perkembangan indikator kinerja Urusan Pendidikan
tahun 2013-2018 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.32
Indikator Kinerja Pendidikan Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018
Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018
sekolah yang bersangkutan. Bila APK digunakan untuk mengetahui seberapa banyak
penduduk usia sekolah yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan di suatu
jenjang pendidikan tertentu tanpa melihat berapa usianya, maka Angka Partisipasi
Murni (APM) mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat waktu.
Bila seluruh anak usia sekolah dapat bersekolah tepat waktu, maka APM akan
mencapai nilai 100. Secara umum, nilai APM akan selalu lebih rendah dari APK karena
nilai APK mencakup anak diluar usia sekolah pada jenjang pendidikan yang
bersangkutan. Selisih antara APK dan APM menunjukkan proporsi siswa yang
terlambat atau terlalu cepat bersekolah.
APK PAUD Kabupaten Sampang selama lima tahun terakhir berada pada
angka di atas 80 persen, sedangkan APK SD/MI/Paket A maupun SMP/MTS/Paket B
selalu diatas 100 persen. Adapun APM APK SD/MI/Paket A lima tahun terakhir selalu
diatas 95 persen, namun demikian APM SMP/MTS/Paket B cenderung fluktuatif dan
perlu perhatian lebih karena kondisi terakhir (2018) berada pada angka 74,76 persen.
Angka Putus Sekolah (APS) adalah Proporsi anak menurut kelompok usia
sekolah yang sudah tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu jenjang
pendidikan tertentu. APS ini penting untuk menjadi perhatian guna mendongkrak
Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) yang menjadi
komponen penting dalam penghitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Secara
umum, Angka Putus Sekolah SD/MI Kabupaten Sampang menunjukkan
perkembangan yang semakin bagus terakhir pada angka 0,14 persen. Begitu juga
Angka Putus Sekolah SMP/MTs, angkanya menunjukkan perkembangan yang
semakin baik terakhir berada pada angka 0,26 persen.
Akreditasi sekolah bertujuan untuk memberikan gambaran kinerja sekolah
sebagai alat pembinaan, pengembangan, dan peningkatan mutu, serta untuk
menentukan tingkat kelayakan suatu sekolah dalam penyelenggaraan pelayanan
pendidikan. Hasil akreditasi sekolah bisa dimanfaatkan sebagai acuan dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan dan rencana pengembangan sekolah. Di Kabupaten
Sampang, persentase sekolah dengan akreditasi A pada tahun 2018 sebanyak 4,02
persen. Angka ini diperoleh dari jumlah sekolah SD dan SMP yang akrediatasinya A
sebanyak 35 lembaga dibagi dengan jumlah seluruh sekolah SD/SMP sebanyak 871
lembaga.
Rata-rata nilai USBN sebelumnya menggunakan skala 1-10, sejak tahun 2017
menggunakan skala 1-100. Perkembangan rata-rata Nilai USBN terakhir mengalami
penurunan, yaitu pada tahun 2017 sebesar 67,69 menjadi 61,63 pada tahun 2018.
Rata-rata nilai UN juga mengalami perubahan skala, sejak tahun 2016 menggunakan
skala 1-100. Perkembangan terakhir rata-rata nilai UN dari 57,24 pada tahun 2017
juga mengalami penurunan menjadi 40,67 pada tahun 2018. Hal ini tentu harus
2. Kesehatan
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, kinerja urusan Kesehatan
menunjukkan peningkatan pada beberapa indikator. Hal tersebut ditunjukkan
oleh meningkatnya usia harapan hidup; menurunnya Angka Kematian Ibu, Angka
Kematian Bayi, dan persentase Balita Gizi Buruk; meningkatnya CNR seluruh kasus
TB; menurunnya prevalensi kusta, Insidence Rate DBD, dan prevalensi hipertensi;
meningkatnya persentase puskesmas terakreditasi, dan meningkatnya persentase
masyarakat yang menjadi peserta JKN. Indikator kinerja urusan Kesehatan
sebagaimana ditunjukkan tabel berikut:
Tabel 2.33
Indikator Kinerja Urusan Kesehatan
Persentase Balita
(%) - - - 44 - 18,14
mengalami Stunting
Angka Kesakitan PM dan
PTM:
- CNR Seluruh Kasus per 100.000
TB 100,09 109,04 113,26 114,29 116,38 124,94
penduduk
- Prevalansi Kusta per 10.000
4,14 5,15 5 3,47 3,16 3,75
penduduk
- Incidence Rate DBD per 100.000
56,04 22,48 68 69,97 16,18 25,10
penduduk
- Prevalansi Hipertensi persen n/a 9,95 8,27 5,48 2,64 0,68
- Prevalansi Diabetes
Melitus persen n/a N/A 0,34 0,33 0,63 0,22
Persentase Puskesmas
persen 0 9,52 33,33 47,62 76,19 100
Terakreditasi
Persentase Masyarakat
persen N/A 60 65 73 71,99 77,46
yang menjadi Peserta JKN
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang, 2019
Tabel 2.34
Jumlah Posyandu dan Balita Kabupaten Sampang Tahun 2015–2018
Tabel 2.35
Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu Kabupaten Sampang
Tahun 2015–2018
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang, 2019; aDispendukcapil Kabupaten Sampang, 2019
Ket: *Hanya menghitung di RSUD dan Puskesmas
Tabel 2.38
Indikator Kinerja Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
seluruh aktiftas kegiatan yang dalam aktifitasnya memanfaatkan ruang atau tempat
atau lokasi baik aktifitas ekonomi, sosial dan pemerintahan harus memiliki dokumen
kesesuaian tata ruang wilayah/rekomendasi tata ruang wilayah.
Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang di Kabupaten Sampang
dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dengan
perkembangan layanan di bidang jalan, jembatan dan irigasi sebagai berikut:
Tabel 2.39
Kondisi Jalan, Jembatan, dan Jaringan Irigasi di Kabupaten Sampang
Uraian Satuan 2015 2016 2017 2018
A. Jalan Kabupaten km 1.009,445 1.112,636 1.112,636 1.379,270
- Kondisi baik km 431,336 497,682 519,935 673,307
- Kondisi rusak ringan km 242,267 255,906 244,780 302,564
- Kondisi rusak berat km 335,842 359,048 347,921 403,399
- Persentase dalam %
42,73 44,73 46,73 48,82
kondisi baik
B. Jembatan Kabupaten unit 353 353 353 353
- Kondisi baik unit 180 187 194 201
- Kondisi rusak ringan unit 134 131 127 124
- Kondisi rusak berat unit 39 35 32 28
- Persentase dalam %
kondisi baik 50,99 52,97 54,96 56,94
C. Jaringan Irigasi
PSU, persentase rumah layak huni, persentase rumah tangga berakses air minum,
persentase rumah tangga berakses sanitasi; serta menurunnya Persentase
permukiman kumuh sebagaimana ditunjukkan tabel berikut:
Tabel 2.40
Indikator Kinerja Urusan Perumahan dan Kawasan
Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Cakupan perumahan sehat
persen - 12,47 12,47 14,55 16,00 37,33
yang didukung PSU
Persentase permukiman
persen 17,48 17,43 17,28 17,28 16,34 15,33
kumuh
Persentase rumah layak huni persen 47.61 47,67 47,67 47,67 47,68 47,71
Persentase rumah tangga
persen 26,8 30,1 31,84 33,00 33,70 35,54
berakses air minum
Persentase rumah tangga
persen 47,80 49,28 57,28 57,35 57,88 58,86
berakses sanitasi
Sumber: DPRKP Kabupaten Sampang, 2019
6. Sosial
Beberapa kinerja penyelenggaraan urusan sosial di Kabupaten
Sampang menunjukkan hasil yang meningkat dibandingkan tahun lalu. Hal ini
ditunjukkan dengan menunrunnya Jumlah PMKS dan meningkatnya Jumlah PMKS
yang tertangani. Akan tetapi ada beberapa indikator yang memerlukan perhatian
seperti menurunnya persentase PMKS yang mendapat layanan program
pemberdayaan, menurunnya persentase cakupan PMKS yang mendapat sistem
perlindungan dan bantuan sosial. Adapun jumlah panti rehabilitasi sosial yang dibina
mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2016 karena banyak panti yang
tidak memenuhi syarat disebabkan surat izinnya tidak diperpanjang.
Tabel 2.42
Indikator Kinerja Urusan Sosial Kabupaten Sampang
Tabel 2.43
Indikator Kinerja Urusan Tenaga Kerja
Tabel 2.44
Indikator Kinerja Urusan Pemberdayan Perempuan dan Pelindungan Anak
3. Pangan
Berdasarkan hasil analisa Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Desa
Provinsi Jawa Timur 2016 (FSVA Desa Prov. Jatim 2016) bahwa dari 186
desa/kelurahan di Kabupaten Sampang terdapat 5 desa prioritas I (sangat rawan), 29
desa prioritas II (rawan), 78 desa prioritas III (tahan) dan 74 desa prioritas IV (sangat
tahan). Sampai dengan tahun 2017, jumlah pmn pangan di Kabupaten Sampang
sebanyak 33 desa. Secara umum, kondisi ketahanan pangan dapat dilihat dari indeks
ketahanan pangan. Indeks ketahanan pangan dibangun dari skor Pola Pangan
Harapan (PPH) Ketersediaan dan skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi. Kondisi
pelaksanaan urusan pangan pada tahun 2013-2018 diperlihatkan pada tabel di
bawah:
Tabel 2.45
Perkembangan Indikator Kinerja Urusan Pangan
4. Pertanahan
Penatagunaan tanah merupakan salah satu urusan yang penting untuk
ditangani. Persentase Luas Lahan Bersertifikat mengalami peningkatan walaupun
angkanya tidak signifikan dari 10,39 persen pada tahun 2017 menjadi 10,40 persen
pada tahun 2018. Adapun Perkembangan Penyelesaian Kasus Tanah Negara di
Kabupaten Sampang selama periode 2013-2018 dapat dilihat dalam tabel di bawah
ini.
Tabel 2.46
Perkembangan Indikator Kinerja Urusan Pertanahan
5. Lingkungan Hidup
Perkembangan kinerja urusan lingkungan hidup di Kabupaten
Sampang menunjukkan peningkatan pada beberapa indikator kinerja. Hal ini
ditunjukkan dengan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) yang semakin
meningkat dari 51,12 pada tahun 2015 menjadi 51,70 pada tahun 2017. Penghitungan
IKLH tahun 2015-2017 tersebut masih menggunakan Indeks Tutupan Hutan (ITH),
belum menggunakan perhitungan Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) sehingga
belum mempertimbangkan dinamika vegetasi setiap tahun, kondisi habitat, kondisi
tutupan lahan di luar kawasan hutan, dan kondisi tutupan lahan di sempadan sungai.
Adapun pada tahun 2018, nilai IKLH Kabupaten Sampang telah menggunakan
perhitungan IKTL dan diperoleh nilai sebesar 73,85. Berdasarkan klasifikasi Indeks
Kualitas Lingkungan Hidup yang dipublikasikan Kementerian LHK, nilai tersebut
masuk kategori cukup. Angka IKLH tersebut merupakan komposit dari Indeks
Kualitas Air sebesar 53,64 (bobot 30%), Indeks Kualitas Udara sebesar 76,60 (bobot
30%) dan IKTL sebesar 86,83 (bobot 40%).
Tabel 2.47
Indikator Kinerja Urusan Lingkungan Hidup
80
70
60
50
40
68,23
66,81
66,29
66,19
65,73
62,67
30
51,46
51,12
51,7
20
10
0
2015 2016 2017
Sumber: DLH Kabupaten Sampang, 2018; DLH Provinsi Jawa Timur, 2018; Kementerian LHK, 2018
Keterangan: *Penghitungan IKLH Tahun 2015-2017 masih menggunakan Indeks Tutupan Hutan (ITH),
belum menggunakan perhitungan Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL)
Gambar 2.38
Perkembangan IKLH Kabupaten Sampang, Jawa Timur, dan Nasional tahun 2015-2017
Tabel 2.48
Indikator Kinerja Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Rasio Keluarga ber Kartu Keluarga telah mencapai 100 persen selama
tiga tahun terakhir. Kemudian, Rasio bayi ber-akte kelahiran mengalami
peningkatan dari 72,24 persen pada tahun 2017 menjadi 83,80 persen pada tahun
2018. Peningkatan juga ditunjukkan oleh indicator Pesentase ber-akte kematian dari
10,57 persen pada tahun 2017 menjadi 34,42 persen pada tahun 2018. Peningkatan
ini menunjukkan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya dokumen
kependudukan dan pencatatan sipil.
RI No. 52 tahun 2018 dan hasilnya dari 180 Desa di Kabupaten Sampang ditetapkan
Status: 7 Desa Maju, 75 Desa Berkembang, 82 Desa Tertinggal, dan 16 Desa Sangat
Tertinggal. Secara agregat, IDM Kabupaten Sampang sebesar 0,5868 (Kemendesa
PDTT, 2018). Angka tersebut menjadikan Kabupaten Sampang termasuk ke dalam
kelompok daerah tertinggal.
Keadaan masih banyaknya desa tertinggal di Kabupaten Sampang disebabkan
oleh beberapa hal antara lain potensi sumber daya alam yang belum dikelola dengan
baik. Pengelolaan aset desa dan sumber daya lain juga belum diatur secara memadai.
Di samping itu, pengelolaan pemerintahan di tingkat desa juga dinilai masih terbatas.
Pada tahun 2018, baru sekitar separuh dari 180 desa di Kabupaten Sampang yang
memiliki perencanaan dan penganggaran yang baik. BUMDesa yang diharapkan bisa
memperkuat perekonomian desa juga baru sekitar sepertlimanya yang sudah aktif.
Urusan Pemberdayaan Mayarakat dan Desa di Kabupaten dilaksanakan oleh
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DMPM) dengan perkembangan kinerja
sebagai berikut:
Tabel 2.49
Indikator Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Rata-rata jumlah kelompok
Klpk 14 14 14 14 14 14
binaan PKK
Jumlah LPM berprestasi Klpk 0 0 1 1 1 1
Jumlah PKK Aktif Klpk 186 186 186 186 186 186
Desa dengan PADes di atas Desa 0 0 0 0 0 0
30% dari APBDesa
Sumber: DPMD Kabupaten Sampang, 2019
1,6
1,4
1,2
persen
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Laju Pertumbuhan
1,48 1,38 1,28 1,18 0,12 1,08
Penduduk
9. Perhubungan
Pemenuhan kebutuhan pelayanan trasportasi merupakan salah satu
hak dasar setiap warga Negara yang harus dipenuhi oleh pemerintah.
Kebutuhan layanan trasportasi di Kabupaten Sampang dari waktu ke waktu selalu
mengalami peningkatan baik secara kualitas maupun kuantitas. Seiring dengan
peningkatan kebutuhan pelayanan trasportasi ini, maka timbul persoalan di dalam
penyelenggaraannya. Transportasi merupakan salah satu sektor yang cukup besar
perannya dalam pembangunan suatu daerah. Panjang jalan dapat menunjukkan
tingkat keterbukaan dan perkembangan masyarakat suatu wilayah. Semakin panjang
suatu jalan, maka tingkat keterbukaan dan perkembangannya semakin tinggi. Oleh
karena itu, tersedianya fasilitas jalan yang sangat dibutuhkan dalam melayani
kebutuhan masyarakat terutama menggerakkan lalu lintas perekonomian. Kinerja
Tabel 2.50
Kinerja Pemenuhan Sarana Prasarana Perhubungan Darat dan Darat Laut
dilaksanakan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
dengan perkembangan kinerja sebagai berikut:
Tabel 2.53
Indikator Kinerja Urusan Penanaman Modal
Pada tahun 2018, terdapat tiga bidang usaha dengan realisasi nilai investasi
di atas Rp15 miliar. Tiga bidang usaha tersebut yaitu Bidang Perdagangan mencapai
Rp210,9 miliar atau mencakup 54,74 persen dari total realisasi di Kabupaten
Sampang; Bidang Kesehatan (Rumah Sakit Umum/ bersalin, swasta, apotek, toko obat
dll) dengan nilai investasi hampir Rp100 miliar (25,95 persen); dan Bidang Jasa
Konstruksi mencapai Rp18,27 miliar (4,74 persen). Besarnya nilai investasi pada
ketiga bidang tersebut dan pada bidang-bidang usaha lainnya diharapkan bisa
menekan angka pengangguran di Kabupaten Sampang. Realisasi investasi di
Kabupaten Sampang Tahun 2018 secara keseluruhan ditunjukkan sebagaimana tabel
berikut:
Tabel 2.54
Rekapitulasi Realisasi Investasi Tahun 2018
Jumlah
No Bidang Usaha
Unit Usaha Investasi (Rp) %
1 Pertanian (Penggilingan Padi) 3 950.000.000,00 0,25
2 Peternakan (Usaha ternak, pemotong 1 50.000.000,00 0,01
hewan, pembudidayaan sarang burung)
3 Perikanan 26 2.232.000.000,00 0,58
4 Perkebunan/Kehutanan 0 - -
5 Pertambangan dan Galian gol C 3 12.750.000.000,00 3,31
6 Perindustrian 36 6.330.000.000,00 1,64
7 Perdagangan 604 210.902.578.884,00 54,74
8 Perhotelan/Losmen/Penginapan 0 - -
9 Restoran/Rumah Makan, Café 41 2.639.000.000,00 0,68
10 Perumahan dan Ruko 0 - -
11 Perkantoran, Supermarket dan 0 - -
Supermall
12 Jasa Konstruksi 27 18.268.485.000,00 4,74
13 Pergudangan 0 - -
14 Transportasi darat/ Laut 1 500.000.000,00 0,13
Jumlah
No Bidang Usaha
Unit Usaha Investasi (Rp) %
15 Kesehatan (Rumah Sakit Umum/ 4 99.997.371.116,00 25,95
bersalin, swasta, apotek, toko obat dll)
16 Koperasi 1 4.000.000.000,00 1,04
17 Jasa Hiburan/ Rekreasi (Usaha 16 4.465.000.000,00 1,16
Wisata/Travel, bioskop, billyard,
karaoke, diskotek, video
game/playstation)
18 Lain lain 59 22.213.000.000,00 5,77
JUMLAH 822 85.297.435.000,00 100
Secara agregat, berdasarkan tabel di atas, para pemilik modal diduga lebih
berminat menginvestasikan uangnya pada sektor sekunder dan tersier seperti bidang
perdagangan, konstruksi, manufaktur, dan berbagai bidang jasa lainnya. Adapun pada
sektor primer seperti bidang pertanian, peternakan, dan perikanan nilai investasi bisa
dibilang minim dengan proporsi tiap bidang di bawah satu persen. Hal ini menjadi
indikasi awal bahwa pada masa mendatang akan ada transformasi struktur ekonomi
di Kabupaten Sampang dari dominansi sektor primer yang cenderung agraris ke
berkembangnya sektor sekunder dan tersier.
Tabel 2.55
Indikator Kinerja Kepemudaan dan Olah Raga
Jumlah organisasi
organisasi 20 20 20 20 20 25
kepemudaan yang aktif
Jumlah olahraga yang
cabor 17 18 18 19 19 19
dibina
Prestasi Pemuda di
prestasi - - - - 4 27
Tingkat Nasional
Sumber: Disporabudpar Kabupaten Sampang, 2019
14. Statistik
Perkembangan urusan statistik tidak mengalami perubahan dari tahun
2014 hingga 2018. Jenis Dokumen Statistik yang disediakan meliputi terdiri dari
Buku Tinjauan Ekonomi Makro, Executive Summary SUSENAS Kabupaten Sampang,
Kompilasi Data Kabupaten (DDA), Kompilasi Data Kecamatan (KDA). Urusan statistik
di Kabupaten Sampang dilaksanakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika yang
bekerjasama dengan BPS Kabupaten Sampang. Badan ini bertugas melakukan proses
pengumpulan, penyusunan, publikasi dan analisa terkait data kuantitatif yang ada di
Kabupaten Sampang. Perkembangan kinerja urusan statistik di Kabupaten Sampang
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.56
Indikator Kinerja Urusan Statistik
15. Kebudayaan
Kinerja urusan kebudayaan di Kabupaten Sampang pada beberapa
tahun terakhir semakin menunjukkan peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat
dari jumlah grup kesenian (per 10.000 penduduk) pada tahun 2018 mencapai 0,756.
Peningkatan ini tidak terlepas dari antusias masyarakat yang besar untuk ikut serta
dalam kegiatan budaya yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Sampang. Jumlah
benda Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang Dilestarikan pada tahun 2018 tetap 88
situs. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 terdapat penambahan 3
situs yaitu Bujuk Napo Omben, Bujuk Terap Ketapang dan Monumen Situs Camplong.
Kemudian, jumlah kesenian tradisional khas Sampang yang dilestarikan sebanyak 15
jenis kesenian, yaitu: tunil, macopat, saronen, ronjhangan, lawa’ musa (komedian), o’
ca’ o’, daul combo, daul dug-dug, moang anjha’, pangantan taneyan lanjhang, rokat
tase’, rokat desa (ghumbak), musik ba’ bheng, tari malate sato’or, dan musik hadrah.
Urusan kebudayaan di Kabupaten Sampang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda, Olah
Raga, Kebudayan dan Pariwisata (Disporabudpar) dengan rincian perkembangan
kinerja sebagai berikut:
Tabel 2.57
Indikator Kinerja Urusan Kebudayaan
16. Perpustakaan
Jumlah kunjungan perpustakaan (dan kearsipan) selama lima tahun
terakhir menunjukkan perkembangan yang semakin baik. Pada tahun 2013,
jumlah pengunjung perpustakaan sebayak 9.071 orang. Jumlahnya terus bertambah
setiap tahun hingga mencapai 24.355 orang pada tahun 2018. Meningkatnya angka
kunjungan selama tiga tahun terakhir ini diantaranya disebabkan oleh adanya koleksi
buku-buku baru sehingga meningkatkan minat baca masyarakat.
Jumlah cakupan layanan perpustakaan di desa-kelurahan juga
menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Jumlah cakupan yang pada tahun
2014 hanya bisa menjangkau 2 desa perlahan-lahan menunjukkan peningkatan setiap
tahunnya hingga akhirnya mencapai 14 desa pada tahun 2018. Menurunnya
jangkauan layanan perpustakaan ke desa dari tahun 2013 ke 2014 disebabkan oleh
permasalahan teknis dan ketersediaan sumber daya. Namun demikian, selama lima
tahun terakhir cakupan layanan terus mengalami peningkatan. Keadaan ini tentu
merupakan kondisi yang menggembirakan karena bisa memperluas akses layanan
perpustakaan bagi masyarakat Kabupaten Sampang. Sedangkan jumlah perpustakaan
yang tersedia 5 unit yang terdiri dari satu unit perpustakaan permanen, dua unit
perpustakaan keliling (mobil pintar), satu unit rumah pintar Pulau Mandingan
“Mutiara Bangsa“, dan satu unit Rumah Pintar Trunojoyo.
Tabel 2.58
Indikator Kinerja Urusan Perpustakaan
Indikator Kinerja Satuan 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah kunjungan perpustakaan orang 9.071 10.628 13.233 13.730 17.589 24.355
Jumlah cakupan layanan
desa 12 2 7 12 14 14
perpustakaan di desa-kelurahan
Jumlah Perpustakaan unit 3 5 5 5 5 5
Sumber: Disarpus Kabupaten Sampang, 2019; Ket n/a data tidak tersedia
17. Kearsipan
Penyelenggaraan Urusan Kearsipan dan Urusan Perpustakaan di
Kabupaten Sampang dilaksanakan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
(Disarpus). Perkembangan kinerja Urusan Kearsipan di Kabupaten Sampang adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.59
Indikator Kinerja Urusan Kearsipan
9,00
%
6,00
3,00
0,00
2013 2014 2015 2016 2017 2018*
Kontribusi Sektor Perikanan
6,60 7,27 7,98 8,05 8,39 9,75
terhadap PDRB
Tabel 2.60
Indikator Kinerja Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Sampang Tahun 2013-2018
2. Pariwisata
Pariwisata merupakan sektor ekonomi penting daerah. Retribusi sektor
wisata turut berkontribusi terhadap PAD. Berkembangnya sektor pariwisata akan
diikuti pula oleh berkembangnya sektor perdagangan dan usaha. Kekayaan alam dan
budaya merupakan komponen penting bagi sektor wisata daerah. Pengembangan
kedua komponen ini berkaitan erat dengan daya tarik objek wisata dalam rangka
meningkatkan jumlah kunjungan wisata. Tingginya jumlah kunjungan wisata menjadi
parameter bahwa objek wisata tersebut menarik.
400.000
320.000
Pengunjung
240.000
160.000
80.000
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah Kunjungan
23.568 53.839 61.724 71.672 123.786 314.552
Wisata
3. Pertanian
Dalam mengukur tingkat keberhasilan pembangunan sektor pertanian
dalam suatu wilayah salah satu alat ukur yang sering digunakan adalah
indikator produktivitas dibanding produksi ataupun luas panen. Indikator ini
menunjukkan seberapa besar produksi yang dihasilkan suatu komoditas tertentu per-
satuan luas panen pada saat masa pengukuran. Kontribusi sektor pertanian memiliki
peran yang cukup signifikan terhadap PDRB Kabupaten Sampang. Sub-sektor
pertanian sendiri merupakan sub-sektor dominan dalam perhitungan PDRB. Secara
oprasional, Kontribusi sektor pertanian dihitung dari kontribusi subkategori
pertanian tanaman pangan, tanaman hortikultura, peternakan, dan perkebunan
terhadap PDRB atas dasar Harga Berlaku. Berikut disajikan kotribusi sub-sektor
pertanian terhadap PDRB Kabupaten Sampang.
36,00
30,00
24,00
18,00
%
12,00
6,00
0,00
2013 2014 2015 2016 2017 2018*
Kontribusi Sektor
23,20 24,65 27,3 26,02 28,79 27,99
Pertanian terhadap PDRB
16
15
14
13
12
2013 2014 2015 2016 2017 2018*
Kontribusi Sektor
Perdagangan terhadap 13,74 14,8 16,63 16,98 17,41 20,55
PDRB
5. Perindustrian
Kontribusi sub-sektor perindustrian ini belum memberikan peran
signifikan terhadap PDRB Kabupaten Sampang. Secara operasional, kontribusi
sektor perdinsutrian dihitung berdasarkan kontribusi kategori industri pengolahan
terhadap PDRB. Kontribusi sektor perindustrian terhadap PDRB Kabupaten Sampang
pada beberapa tahun terakhir menurun hingga berada pada angka 3,42 persen pada
tahun 2017. Akan tetapi akan mengalami peningkatan pada tahun 2018 seiring
dengan meningkatnya investasi di bidang industri dan semakin meningkatnya
aktivitas ekonomi di Kabupaten Sampang. Hal tersebut dapat dilihat dari gambar
berikut.
6
4
2
%
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018*
Kontribusi Sektor
Industri terhadap 3,04 3,24 3,50 3,45 3,42 3,93
PDRB
Tabel 2.61
Indikator Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan
2. Keuangan
Untuk pertama kalinya Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD) Kabupaten Sampang Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada tahun 2018. Hal
ini menunjukkan bahwa pada tahun tersebut, Kabupaten Sampang dianggap mampu
memberikan informasi yang bebas dari salah saji material. Artinya berdasarkan bukti-
bukti audit yang dikumpulkan, Pemerintah Kabupaten Sampang dianggap telah
menyelenggarakan prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan baik, dan kalaupun
ada kesalahan, kesalahannya dianggap tidak material dan tidak berpengaruh
signifikan terhadap pengambilan keputusan.
Beberapa tahun sebelum 2018 Pemerintah Kabupaten Sampang menerima
opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Pada tahun 2017 opini yang diterima masih
WDP disebabkan oleh masih adanya beberapa catatan yang memerlukan langkah
perbaikan, yaitu:
a. Penyajian nilai investasi PT. GSM pada neraca Pemerintah Kabupaten Sampang
mendasarkan pada laporan keuangan PT. GSM yang masih mengandung
permasalahan
b. Asset lain-lain tidak ada rinciannya dan tidak dapat ditelusuri keberadaannya
c. Terdapat kelebihan pembayaran realisasi belanja modal gedung dan bangunan
karena kekurangan volume pekerjaan yang nilainya berdampak pada kurang
andalnya penyajian belanja modal gedung bangunan yang disajikan pada LRA
Tabel 2.62
Opini BPK terhadap Kinerja Keuangan Daerah
Tabel 2.63
Indeks Profesionalitas ASN
Hasil dari pengukuran IP ASN yang sangat rendah tersebut terjadi pada
dimensi pengukuran dimensi kualifikasi dan kompetensi ASN. Dimensi kualifikasi
ASN yang merefleksikan tingkat pendidikan ASN hanya memenuhi 52% dari
kualifikasi standar yang diharapkan oleh Pemerintah. Ini artinya bahwa kualifikasi
pendidikan ASN Kabupaten Sampang masih belum memenuhi standar jenjang
pendidikan yang dipersyaratkan. Adapun dimensi kompetensi ASN diukur dengan
riwayat diklat yang pernah diikuti oleh masing-masing ASN serta pemenuhannya
terhadap ketentuan perundang-undangan bahwa setiap ASN wajib mengikuti diklat
dan pelatihan lainnya minimal 20 JP per tahun.
konsep, model, skenario, maupun pilihan kebijakan yang tepat dapat menjadi
rekomendasi dalam mengatasi berbagai masalah pembangunan dan membantu
dalam pengambilan kebijakan dan dijadikan dasar pelaksanaan pembangunan.
Tabel 2.64
Persentase Hasil Kajian Penelitian dan Pengembangan yang Dijadikan Dasar Pembangunan
Tabel 2.65
Indikator Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2013-2017
20.000.000,00
15.000.000,00
Juta Rupiah
10.000.000,00
14.628.275,7
11.632.927,1
14.697.247,3
11.874.480,0
16.244.981,3
12.606.812,3
17.707.283,3
13.197.670,9
19.229.208,6
13.793.206,1
5.000.000,00
0,00
2014 2015 2016 2017 2018
Tabel 2.66
Derajat Desentralisasi Fiskal Kabupaten Sampang
Tahun Realisasi PAD (Rp) Total Pendapatan Daerah (Rp) DDF (%)
Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2019 | *Perhitungan PAD menyertakan komponen dana BOS
Secara umum, DDF Kabupaten Sampang tidak pernah mencapai angka 10 persen.
DDF Kabupaten Sampang pernah melewati 13 persen pada tahun 2017 disebabkan oleh
pada tahun tersebut PAD-nya juga menghitung komponen dana BOS. Rata-rata DDF
Kabupaten Sampang selama enam tahun terakhir sebesar 8,83 persen. Angka ini
menggambarkan bahwa Kabupaten Sampang mempunyai derajat desentralisasi fiskal
yang sangat kurang. Artinya Kabupaten Sampang memiliki kemampuan keuangan daerah
yang sangat lemah dalam mendukung otonomi daerah sehingga masih sangat tergantung
dana transfer dari pusat. Nilai DDF tersebut juga bisa dimaknai bahwa pembiayaan
pembangunan di Kabupaten Sampang memiliki ketergantungan pada fiskal pusat sebesar
sekitar 91,17 persen.
Tabel 2.67
Kinerja Insfrastruktur Daerah Kabupaten Sampang
Kualitas jalan dalam kondisi mantap dalam lima tahun terakhir mengalami
peningkatan. Jalan dengan kondisi pelayanan mantap adalah ruas-ruas jalan dengan
kondisi baik atau sedang sesuai umur rencana yang diperhitungkan serta mengikuti suatu
standar tertentu. Adapun kualitas jembatan dalam kondisi mantap juga mengalami
peningkatan dalam tiga tahun terakhir mencapai 94,87 persen pada tahun 2018. Hal
serupa juga ditunjukkan oleh kualitas jalan lingkungan yang mengalami peningkatan
walaupun capaiannya masih di bawah 80 persen. Untuk menjaga dan meningkatkan
kondisi jalan dan jembatan tersebut diperlukan upaya pemeliharaan berkala dan
rehabilitasi jalan dalam rangka mengupayakan pemenuhan pelayanan minimal bidang
jalan sekaligus mencegah terjadinya kerusakan yang lebih luas.
Rasio panjang jalan dengan jumlah kendaraan menunjukkan penurunan
setiap tahunnya. Pada tahun 2015 rasio panjang jalan dengan jumlah kendaraan
mencapai 70,93 unit/km turun hingga menjadi 58,99 unit/km pada tahun 2018. Artinya,
pada tahun 2015 setiap 1 km jalan di Kabupaten Sampang melayani 71 unit kendaraan,
dan pada tahun 2018 setiap 1 km jalan melayani 59 unit kendaraan. Hal ini menunjukkan
bahwa dalam tiga tahun terakhir pembangunan jalan yang dilaksanakan mampu
mengimbangi bertambahnya jumlah kendaraan di Kabupaten Sampang.
Rasio panjang jalan dengan jumlah kendaraan diperoleh dengan membagi jumlah
kendaraan (unit) dengan panjang jalan (km). Kendaraan yang diperhitungkan di sini
terdiri dari mobil penumpang, bus, truk dan sepeda motor. Panjang jalan yang
diperhitungkan adalah jalan nasional (belum termasuk jalan tol), jalan provinsi, dan jalan
kabupaten.
Kinerja dalam infrastruktur sumber daya air juga menunjukkan peningkatan
dalam capaian kinerjanya. Jaringan irigasi dalam kondisi baik mencapai 36,42 persen
pada tahun 2013 meningkat hingga 61,42 persen pada tahun 2018. Ketersediaan air baku
dari 28,73 persen pada tahun 2013 meningkat hingga 30,02 persen pada tahun 2018.
yang bisa diambil guna bisa menarik investor untuk berinvestasi di daerah antara lain
menyediakan infrastruktur pendukung yang memadai, menyederhanakan proses
perijinan, dan menciptakan lingkungan yang aman. Infrastruktur pendukung
sebagaimana diulas pada sub-sub bab sebelumnya. Adapun dalam hal penyederhanaan
perijinan, semua perijinan dikoordinir melalui satu pintu oleh Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Perijinan Satu Pintu (DPM PTSP).
Tabel 2.68
Persentase Perijinan yang Diterbitkan Tepat Waktu
210.989
Kenaikan nilai investasi pada tahun 2018 dikarenakan adanya bentuk sistem
pelayanan perijinan dan non perijinan yang terintegrasi sesuai dengan amanah Peraturan
Pemerintah Nomor 24 tahun 2018 yang diimplementasikan pada Aplikasi OSS (Online
RPJMD Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024 II - 113
Gambaran Umum Kondisi Daerah
Single Submition). Dengan adanya aplikasi OSS ini setiap investor atau pemohon bisa
dengan mudah mendaftar dengan keadaan yang kondusif.
Disamping itu, lingkungan yang aman juga menjadi pertimbangan bagi investor
dalam menentukan tempat untuk berinvestasi. Angka kriminalitas di Kabupaten Sampang
bebrapa tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Jumlah tindak
kriminal pada tahun 2013 sebanyak 299 kasus menjadi 420 kasus pada tahun 2018.
Meningkatnya angka kriminalitas tersebut seiring dengan meningkatnya dinamika,
aktivitas sosial ekonomi, dan kompleksitas kehidupan masyarakat. Jenis kriminal tertinggi
adalah kasus pencurian disusul oleh kasus narkoba sebagimana ditunjukkan tabel di
bawah.
Tabel 2.69
Angka Kriminalitas Kabupaten Sampang 2013-2018
No Jenis Kriminal 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1. Jumlah kasus narkoba 32 36 59 91 95 79
2. Jumlah kasus pembunuhan 5 5 8 6 9 6
3. Jumlah kejahatan seksual 23 23 18 15 13 39
4. Jumlah kasus penganiayaan 21 21 17 22 25 28
Kasus curat curanmor, curat curwan,
5. 140 140 114 118 123 118
curwat phone curbasgo, curas
6. Jumlah kasus penipuan 40 34 40 52 58 57
7. Jumlah kasus pemalsuan uang - - - 1 0 0
8. Kasus Lain 38 25 83 44 93 93
Jumlah tindak kriminal selama satu tahun 299 284 339 349 416 420
Tabel 2.70
Pencari Kerja yang Ditempatkan, Rasio lulusan S1/S2/S3, dan Rasio Ketergantungan
BAB III
GAMBARAN KEUANGAN DAERAH
daerah dan kerangka pendanaan meliputi kinerja keuangan masa lalu, kebijakan
pengelolaan keuangan masa lalu, dan kerangka pendanaan.
tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh DPRD. Pendapatan daerah adalah hak
pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Belanja Daerah
adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan
bersih. Arah pengelolaan pendapatan daerah akan difokuskan pada upaya pemerintah
daerah dalam mencari sumber-sumber pendapatan daerah yang dimanfaatkan untuk
perencanan pembangunan daerah. Kinerja pelaksanaan APBD harus terealisasi secara
efektif dan efisien.
Tabel 3.1
Realisasi dan Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2014-2018
Realisasi Rata-
2014 2015 2016 2017 2018 rata
Kode Uraian Pertu
mbuh
Rp. %P Rp. %P Rp. %P Rp. %P Rp. %P an
(%)
Pendapatan Asli
1.1 123.039.103.222,87 85,26 142.512.555.663,45 15,83 135.785.953.318,16 -4,72 209.545.224.677,58 54,32 135.349.867.961,19 - 35,41 23,06
Daerah
1.1.1 Pajak Daerah 14.548.343.521,85 72,61 15.139.402.820,66 4,06 16.592.698.918,10 9,60 20.557.363.424,63 23,89 21.997.977.280,13 7,01 23,43
1.1.2 Retribusi Daerah 68.925.957.552,00 84,43 16.904.771.577,00 -75,47 11.330.664.854,00 - 32,97 10.917.030.412,00 -3,65 12.420.511.362,00 13,77 - 2,78
Hasil Pengelolaan
1.1.3 Kekayaan Daerah 5.891.497.578,35 -12,82 11.977.496.617,75 103,30 6.208.899.767,82 - 48,16 6.251.369.919,40 0,68 6.378.024.135,02 2,03 9,01
yang dipisahkan
Lain-lain
1.1.4 Pendapatan Asli 33.673.304.570,67 143,01 98.490.884.648,04 192,49 101.653.689.778,24 3,21 171.819.460.921,55 69,02 94.553.355.184,04 - 44,97 72,55
Daerah yang Sah
Dana
1.2. 920.167.207.243,00 5,49 1.064.694.791.733,00 15,71 1.231.099.448.705,00 15,63 1.104.228.648.147,00 - 10,31 1.212.116.500.870,00 9,77 7,26
Perimbangan
Dana Bagi Hasil
1.2.1. 75.015.909.243,00 - 10,32 71.773.051.733,00 -4,32 74.204.892.211,00 3,39 55.059.310.923,00 - 25,80 107.198.211.337,00 94,70 11,53
Pajak/Bukan pajak
Dana Alokasi
1.2.2. 753.954.218.000,00 10,35 788.345.170.000,00 4,56 827.952.746.000,00 5,02 818.929.326.000,00 -1,09 825.443.163.000,00 0,80 3,93
Umum
Dana Alokasi
1.2.3. 91.197.080.000,00 - 13,46 204.576.570.000,00 124,32 328.941.810.494,00 60,79 230.240.011.224,00 - 30,01 279.475.126.533,00 21,38 32,61
khusus
Lain-lain
1.3. pendapatan 321.529.332.546,00 95,74 529.559.274.903,00 64,70 349.902.702.513,00 -33,93 291.338.414.296,00 - 16,74 350.219.337.692,05 20,21 26,00
daerah yang sah
1.225,9 331,8
1.3.1. Hibah 1.003.290.991,00 112,45 923.986.087,00 -7,90 1.283.126.355,00 38,87 17.013.516.432,00 66.360.385.117,05 290,05
4 8
Bagi Hasil Pajak
1.3.2. 67.271.395.555,00 120,63 73.140.027.816,00 8,72 72.648.406.158,00 -0,67 95.739.000.864,00 31,78 89.040.217.575,00 -7,00 30,69
dari Provinsi
Dana Penyesuaian
- -
1.3.3. dan Otonomi 125.764.629.000,00 23,79 169.581.504.000,00 34,84 41.602.044.000,00 - 75,47 - - -
100,00
Khusus
Bantuan Keuangan
1.3.4. 127.490.017.000,00 314,35 227.529.193.000,00 78,47 103.239.820.000,00 -54,63 11.093.300.000,00 - 89,25 15.612.100.000,00 40,73 57,94
dari Provinsi
1.3.5. Dana Desa - - 58.384.564.000,00 - 131.129.306.000,00 124,60 167.492.597.000,00 27,73 179.206.635.000,00 6,99 11,86
Pendapatan
1.364.735.643.011,87 23,73 1.736.766.622.299,45 27,26 1.716.788.104.536,16 -1,15 1.605.112.287.120,58 -6,50 1.697.685.706.523,24 5,77 9,82
Daerah
Sumber : BPPKAD Kabupaten Sampang, 2019; Ket: %P adalah persentase pertumbuhan.
Gambar 3.1
Struktur Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2014–2018 (%)
Sebaliknya, Lain-lain PAD yang sah menunjukkan peningkatan sampai dengan 70 persen
pada tahun 2017. Setelah periode tersebut mengalami penurunan hingga 44,97 persen,
penurunan tersebut juga karena terdapat perubahan struktur penganggaran pendapatan
yang semula menjadi komponan Lain-lain PAD yang sah merubah menjadi pendapatan
Hibah. Perkembangan pajak daerah relative stabil hingga tahun 2016, kosntribusinya
berkisar sekitar 10-12 persen. Sedangkan tahun 2017, pajak daerah mengalami
penurunan sebesar 9,81 persen, namun meningkat tajam sebesar 16,25 persen pada tahun
2018. Komponen hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan memiliki kontribusi
masih di bawah 5 persen terhadap PAD, kecuali tahun 2015 yang berkontribusi sebesar
8,40 persen.
2. Dana Perimbangan
Dana Perimbangan masih merupakan penyumbang terbesar dalam
pembentukan pendapatan daerah. Selama lima tahun terakhir, rata-rata kontribusi
dana perimbangan terhadap pendapatan daerah sebesar 68,26 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa Kabupaten Sampang dalam pendanaan daerah masih relatif
bergantung pada pemerintah pusat. Dalam UU Nomor 23 Tahun 2014 pasal 285,
Pendapatan transfer berupa(a) transfer Pemerintah Pusat terdiri atas Dana Perimbangan
(Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK)),
Dana Otonomi Khusus dan Dana Desa, (b) transfer antar-Daerah terdiri ataspendapatan
bagi hasil dan bantuan keuangan. Dana Perimbangan merupakan dana yang bersumber
dari APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam
pelaksanaan desentralisasi. Perkembangan struktur dana perimbangan Kabupaten
Sampang tahun 2014-2018 adalah sebagai berikut.
100,00
80,00
60,00
40,00
20,00
0,00
2014 2015 2016 2017 2018
DaPer/Pendapatan daerah 67,42 61,30 71,71 68,79 71,40
Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan
8,15 6,74 6,03 4,99 8,84
pajak
Dana Alokasi Umum 81,94 74,04 67,25 74,16 68,10
Dana Alokasi khusus 9,91 19,21 26,72 20,85 23,06
Gambar 3.2
Struktur Dana Perimbangan Kabupaten Sampang Tahun 2014–2018 (%)
Lain-lain
Dana
pendapatan Bagi Hasil Bantuan
Penyesuaian
daerah yang Hibah Pajak dari Keuangan dari Dana Desa
dan Otonomi
sah/pendapat Provinsi Provinsi
Khusus
an daerah
2014 23,56 0,31 20,92 39,11 39,65 0,00
2015 30,49 0,17 13,81 32,02 42,97 11,03
2016 20,38 0,37 20,76 11,89 29,51 37,48
2017 18,15 5,84 32,86 0,00 3,81 57,49
2018 20,63 18,95 25,42 0,00 4,46 51,17
Gambar 3.3
Struktur Lain-lain Pendapatan yang sah Kabupaten Sampang Tahun 2014–2018 (%)
urusan wajib dalam rangka melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
sebagai upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan
pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak
serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat
diwujudkan melalui pencapaian standar pelayanan minimal berdasarkan urusan wajib
pemerintahan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dalam lima tahun terakhir, secara nominal, belanja daerah mengalami
perkembangan yang fluktuatif. Berdasarkan tabel 3.2. dari tahun 2014 sampai dengan
2016, belanja daerah memiliki tren yang semakin meningkat. Pada tahun 2014 jumlah
belanja daerah sebesar 1,27 trliyun, meningkat menjadi 1,70 trilyun dan 1,78 trilyun pada
tahun 2015 dan 2016. Setelah periode tersebut, belanja daerah mengalami penurunan
menjadi 1,66 trilyun dan kembali naik pada tahun 2018 yaitu sebesar 1,69 trilyun rupiah.
Peningkatan belanja di tahun 2016 salah satunya disebabkan oleh meningkatnya belanja
pegawai.
Belanja daerah selama lima tahun terakhir rata-rata tumbuh sebesar 10,11
persen. Belanja tidak langsung, rata-rata tumbuh sebesar 10,20 persen selama lima tahun
terakhir dengan pertumbuhan yang positif tiap tahunnya. Meskipun belanja langsung
tumbuh dengan rata-rata sebesar 11,06 persen selama lima tahun terakhir, namun dalam
tiga tahun terakhir pertumbuhannya cenderung negatif. Pertumbuhan positif terbesar
dari belanja langsung terjadi pada tahun 2015 yaitu tumbuh sebesar 52,14 persen dari
tahun sebelumnya. Pada tahun 2018, belanja langsung daerah mengalami pertumbuhan
negatif sebesar 9,85 persen.
120,00
100,00
60,00
40,00
55,17 60,16
52,52 46,03 51,18
20,00
0,00
2014 2015 2016 2017 2018
terakhir. Pada tahun 2014 proporsi belanja bantuan keuangan sebesar 5,34 persen,
meningkat hampir tiga kali lipat pada tahun 2015 yaitu sebesar 15,76 persen. Peningkatan
proporsi tersebut terus meningkat hingga sebesar 23,87 persen tahun 2016 dan 29,90
persen. Pada tahun 2018, proporsi tersebut mengalami sedikit penurunan menjadi
sebesar 26,53. Kontribusi belanja hibah terhadap belanja tidak langsung relatif konstan
pada kisaran 4-5 persen kecuali untuk tahun 2018 yang mengalami peningkatan hingga
13,26 persen.
120,00
100,00
80,00
60,00
40,00
20,00
0,00
2014 2015 2016 2017 2018
Belanja Modal 58,57 68,51 64,96 50,25 46,48
Belanja barang Jasa 39,67 30,44 33,45 47,64 50,99
Belanja Pegawai 1,77 1,05 1,59 2,11 2,53
Tabel 3.3
Rasio Realisasi Belanja terhadap Realisasi Pendapatan dalam Tahun Berjalan Tahun Anggaran 2013-2018
No URAIAN Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Analisa neraca daerah akan dilakukan pada sisi asset, kewajiban, ekuitas
dana serta rasio keuangan. Penjelasan mengenai analisa tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
I. Aset
Aset memberikan informasi tentang sumber daya yang dimiliki dan dikuasai
oleh pemerintah daerah yang dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi
pemerintah daerah maupun masyarakat di masa datang sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu, serta dapat diukur dalam satuan moneter. Aset terdiri dari
(i)aset lancar, (ii)investasi jangka panjang, (iii)aset tetap, (iv) dana cadangan, dan (v)aset
lainnya. Aset Lancar adalah kas dan sumber daya lainnya yang diharapkan dapat dicairkan
menjadi kas, dijual atau dipakai habis dalam 1(satu) periode akuntansi. Investasi jangka
panjang dimaksudkan untuk mendapatkan manfaat ekonomi atau manfaat sosial dalam
jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. Aset Tetap adalah aset berwujud yang
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun anggaran yang digunakan dalam kegiatan
pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap terdiri dari tanah;
peralatan dan mesin; gedung dan bangunan; jalan, irigasi dan jaringan; aset tetap lainnya
dan konstruksi dalam pengerjaan.
Rata-rata jumlah asset daerah selama lima tahun terakhir mengalami
pertumbuhan negative sebesar 1,24 Rendahnya nilai tersebut disebabkan
kecenderungan pertumbuhan yang menurun selama empat tahun terakhir. Rata–rata
peningkatan aset lancar Kabupaten Sampang selama 5 tahun terakhir sebesar 14,31
persen per tahun. Peningkatan aset lancar dipicu oleh peningkatan rata-rata: kas
dibendahara penerimaan SKP 1787,35persen; kas lainnya 28,91 persen, piutang pajak
318,95 persen, penyisihan piutang pajak 295,95 persen, piutang lain-lain PAD sebesar
677,14 persen; persediaan sebesar 21,30 persen; dan kas sebesar 16,72 persen. Akan
tetapi, secara nominal nilai terbesar dalam aset lancar adalah kas, dimana pada tahun
2018 nilainya sebesar 120,19 milyar.
Investasi jangka panjang Kabupaten Sampang dalam 5 tahun terakhir
mengalami pertumbuhan negative sebesar 8,15 persen. Nilai tersebut merupakan
hasil dari komposisi investasi non permanen dan investasi permanen masing-masing
sebesar (14,49) dan (7,62) persen. Secara nominal, investasi permanen memiliki nilai
yang lebih besar dengan nilai Rp.60.742.261.165,83 pada tahun 2018. Sedangkan pada
tahun yang sama, untuk investasi non permanen nilainya semakin menurun dengan nilai
Rp.3.397.855.879,21. Investasi Non Permanen adalah investasi dana bergulir kepada
kelompok masyarakat mulai tahun 2001 s/d tahun 2010 yang dikelola/digulirkan sampai
dengan saat ini dan dikembalikan secara bertahap ke kas daerah, sehingga terjadi
sebesar negative 1,33persen per tahun. Sedangkan pertumbuhan kewajiban dan ekuitas
dalam lima tahun terakhir sebesar negative 1,24 persen.
IV. Rasio Keuangan
Berdasarkan neraca diatas, kemudian dianalisis kemampuan keuangan
pemerintah daerah dapat dilakukan melalui perhitungan tiga rasio yaitu likuiditas,
solvabilitas dan aktivitas. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan
Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Untuk neraca
keuangan daerah, rasio likuiditas yang digunakan adalah rasio lancar (current ratio) dan
quick ratio. Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan Pemerintah
Daerah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Untuk neraca
keuangan daerah, rasio solvabilitas yang digunakan adalah rasio kewajiban terhadap aset
dan rasio kewajiban terhadap ekuitas. Sedangkan rasio aktivitas dihitung dari rata-rata
umur piutang dan persediaan. Rincian analisis rasio keuangan Kabupaten Sampang dapat
dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 3.6
Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Sampang Tahun 2013-2017
Rasio 2014 2015 2016 2017 2018
mudah mencairkan aset lancarnya untuk membayar hutang atau kewajiban jangka
pendek.
Quick Ratio adalah aset lancar dikurangi persediaan dibagi dengan
kewajiban jangka pendek. Quick Ratio lebih akurat dibandingkan rasio lancar
(currentratio) karena quick ratio telah mempertimbangkan persediaan dalam
perhitungannya. Quick Ratio dikatakan baik, jika tidak kurang dari 1 persen.
Perkembangan quickratio selama 3 tahun terakhir memiliki tren yang sama dengan
current ratio. Nilai quick ratio neraca keuangan Pemerintah Kabupaten Sampang tahun
2014 sebesar 537,66 persen. Kemudian rasio tersebut turun pada tahun 2015 menjadi
sebesar 21,27 persen. Pada tahun 2016 kembali meningkat menjadi 146,65 persen
meskipun pada tahun 2017 dan 2018 mengalami penurunan masing-masing hingga 25,99
persen dan 27,89 persen. Nilai yang cukup besar dalam quick ratio mengindikasikan
bahwa kemampuan aset lancar Pemerintah Kabupaten Sampang setelah dikurangi
persediaan, mempunyai kemampuan yang cukup kuat untuk melunasi kewajiban jangka
pendeknya.
Rasio solvabilitas mengindikasikan kemampuan Pemerintah Daerah dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Untuk neraca keuangan daerah,
rasio solvabilitas yang digunakan adalah rasio total hutang (kewajiban) terhadap aset dan
rasio total hutang (kewajiban) terhadap modal (ekuitas). Rasio solvabilitas menunjukkan
trend positif, dimana pengadaan aset yang dibiayai oleh hutang mengalami penurunan
sepanjang tahun. Selain itu rasio hutang terhadap modal setiap tahun mengalami
peningkatan, yang berarti setiap tahun ada peningkatan kemampuan dari ekuitas atau
modal sendiri dari Pemerintah Kabupaten Sampang untuk membayar kewajiban atau
hutang.
Perkembangan rasio total hutang terhadap total asset selama lima tahun
terakhir mengalami nilai yang fluktuatif. Nilai rasio total kewajiban (hutang) terhadap
total aset pada tahun 2014 sebesar 0,0001 persen; tahun 2015 sebesar 0,0033 persen;
tahun 2016 sebesar 0,0004 persen; dan tahun 2017 sebesar 0,0015 persen. Pada tahun
2018, rasio tersebut meningkat menjadi 0,0047. Rasio hutang terhadap modal juga
memiliki nilai yang sama dengan rasio total kewajiban (hutang) terhadap total aset.
Semakin kecil nilai rasio ini, maka semakin baik rasio kewajiban terhadap aset. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa kemampuan keuangan Pemerintah Kabupaten Sampang
selama tahun 2014-2018 cukup kuat untuk membayar kewajiban (jika melakukan
pinjaman pada kreditur).
Rasio aktivitas dalam lima tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang
baik. Rasio aktivitas menunjukkan bahwa rata-rata umur piutang pada tahun 2014 dan
2018 menunjukkan nilai sebesar 7,09 dan 9,09. Hal ini mengindikasikan bahwa piutang
berputar selama 7,09 dan 9,09 hari. Sedangkan tingkat efektifitas manajemen dalam
pengelolaan persediaan mengalami peningkatan, hal ini ditunjukkan dengan menurunnya
rata-rata umur persediaan yang berarti semakin kecil umur persediaan maka semakin
besar tingkat penggunaan persediaan, sehingga semakin besar aktivitas pelayanan yang
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sampang. Sesuai data neraca Kabupaten Sampang
di atas serta dari hasil perhitungan rasio keuangan menunjukkan bahwa kemampuan
daerah dalam kondisi baik, ditunjukkan oleh rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio
aktivitas yang positif.
d) Mengalokasikan kebutuhan belanja tetap, belanja rutin, dan belanja variabel secara
terukur dan terarah;
e) Pemenuhan kebijakan belanja untuk bidang pendidikan, kesehatan dan
infrastruktur, yaitu 20 persen untuk fungsi pendidikan, 10 persen untuk urusan
kesehatan serta 25 persen untuk belanja infrastruktur.
f) Penggunaan belanja diarahkan dalam mendukung sasaran dan prioritas
pembangunan daerah serta diselaraskan dengan prioritas Pemerintah Provinsi
Jawa Timur dan Pemerintah Pusat.
2. Belanja Tidak Langsung
a) Alokasi Belanja Pegawai dianggarakan dengan mempertimbangkan rencana
Pemerintah;
b) Kebijakan belanja hibah diarahkan kepada hibah kepada: (i) Belanja Hibah Kepada
Pemerintah Pusat (untuk pengamanan wilayah rawan konflik, Pilkades serentak,
dan tim saber pungli); (ii) Belanja Hibah Kepada Badan/Lembaga/Ormas
Berbadan Hukum Indonesia (bidang pendidikan, kesehatan, kepemudaan, dan
pemerintahan); serta Belanja Hibah Kepada Ormas Berbadan Hukum Indonesia
yang difokuskan untuk saranan pendidikan;
c) Alokasi Belanja Bantuan Sosial digunakan untuk bantuan kepada: (i) organisasi
sosial kemasyarakatan (bantuan sosial kepada individu/keluarga dan bantuan
sosial kepada individu/keluarga yang tidak direncanakan) yang bertujuan untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat yang kurang mampu dengan tetap
memperhatikan peraturan yang berlaku; (ii) Belanja Bantuan Sosial Kepada
Lembaga Non Pemerintah (lembaga perekonomian dan lembaga sosial);
d) Belanja bagi hasil kepada pemerintah provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan
desa dialokasikan dalam rangka penguatan keuangan desa terhadap pendapatan
pajak dan retribusi daerah sesuai dengan proporsi desa penghasil;
e) Belanja bantuan keuangan kepada pemerintah desa diarahkan untuk memperkuat
keuangan pemerintahan desa sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang
No.6 tahun 2014 tentang Desa. Alokasi belanja tersebut dipergunakan untuk: (i)
bantuan keuangan kepada desa berupa Dana Desa (DD) Pusat dan Alokasi Dana
Desa (ADD) Daerah; (ii) Bantuan Keuangan kepada pemerintah desa dalam rangka
pembiayaan Pilkades serentak tahun 2019; serta (iii) Bantuan Keuangan kepada
Partai Politik;
f) Belanja Tidak Terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak
biasa/tanggap darurat yang tidak diperkirakan sebelumnya serta pengembalian
sisa lebih atas dana hibah Pemerintah Pusat dan pembayaran kekurangan atas
klaim JKM kepada PT. Taspen.
C. Kebijakan Pembiayaan
a) Mengoptimalkan penerimaan pembiayaan daerah yang diperkirakan diperoleh
dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA) yang bersumber
dari pelampauan penerimaan pendapatan daerah maupun sisa penghematan
belanja;
b) Peningkatan Manajemen Pembiayaan Daerah dalam rangka akurasi, efisiensi,
efektifitas, dan profitabilitas.
Tabel 3.7
Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Daerah Tahun 2013–2018
Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja
Daerah (%) Proporsi
Uraian
Rata-Rata
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Belanja Tidak Langsung 92,02 88,91 85,15 97,41 95,36 94,81 92,28
Belanja Pegawai 91,51 88,18 85,06 97,55 94,12 99,11 92,59
Belanja Hibah 100,42 98,82 95,92 98,14 94,88 96,21 82,67
Tabel 3.10
Defisit Riil Anggaran Kabupaten Sampang tahun 2014-2018
Alokasi
No Uraian
2014 2015 2016 2017 2018
Realisasi
1 Pendapatan 1.364.735.643.011,87 1.736.766.622.299,45 1.716.788.104.536,16 1.605.112.287.120,58 1.713.487.271.710,06
Daerah
Dikurangi
realisasi;
2 Belanja Daerah 1.273.260.757.435,00 1.704.171.539.547,48 1.778.548.485.250,94 1.663.946.531.152,16 1.678.025.311.196,17
3 Pengeluaran
Pembiayaan - 8.000.000.000,00 16.000.000.000,00 14.096.778.860,83 -
Daerah
Surplus
A. 91.474.885.576, 87 24.595.082.751, 97 -77.760.380.714, 78 -72.931.022.892, 41 9.603.785.245, 58
/(defisit) Riil
Sumber : BPPKAD Kabupaten Sampang, 2019
Tabel 3.11
Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Sampang Tahun 2014-2018
Proporsi dari Total Defisit Riil (Rp)
No Uraian
2014 2015 2016 2017 2018
1 Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran (SiLPA) Tahun 110.745.826.175,06 202.220.711.751,93 228.815.794.503,90 153.055.413.789,12 86.345.390.896,71
Anggaran Sebelumnya
2 Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 32.822.868.947,74
3 Hasil Penjualan Kekayaan
0,00 0,00 0,00 -
Daerah yang di Pisahkan
4 Penerimaan Pinjaman Daerah 0,00 0,00 0,00 -
5 Penerimaan Kembali
0,00 0,00 4.221.000,000,00 -
Pemberian Pinjaman Daerah
6 Penerimaan Piutang Daerah 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 2.125.122.460,17
Sumber : BPPKAD Kabupaten Sampang, 2019
2 Pelampauan PAD 6.318.800.250,87 5,71 21.264.590.863,45 10,52 (2.120.277.604,84) -0,93 (1.850.813.572,42) -2,14 (3.067.067.072,07) -2,35 2,16
Pelampauan (tidak
3 tercapainya) penerimaan (868.683.373,00) -0,78 (38.509.464.022,00) -19,04 58.595.328.638,00 25,61 (39.055.486.853,00) -45,23 (12.131.216.115,00) -9,28 -9,75
dana perimbangan
Pelampauan penerimaan
4 31.008.450.809,00 28,00 13.127.829.338,00 6,49 8.590.622.732,45 3,75 2.718.534.937,60 3,15 (602.814.882,95) -0,46 8,19
lain-lain PAD yang sah
Sisa penghematan belanja
5 dan pembiayaan 165.586.934.065,06 149,52 227.884.134.697,51 112,69 86.481.358.623,51 37,80 124.533.463.104,51 144,23 146.553.369.106,69 112,08 111,26
pengeluaran
Kewajiban kepada pihak
ketiga sampai dg akhir
6 51.650.000,00 0,05 3.102.524.532,00 1,53 208.113.400,00 0,09 - 0,00 - 0,00 0,33
tahun belum
terselesaikan
Kegiatan
7 lanjutan/Konstruksi 123.560.000,00 0,11 1.946.179.094,94 0,96 1.300.268.000,00 0,57 - 0,00 - 0,00 0,33
Dalam Pengerjaan
Sumber : BPPKAD Kabupaten Sampang. 2019
Tabel 3.13
Asumsi Makro Ekonomi Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024
Proyeksi
Indikator
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Pertumbuhan Ekonomi (%) 4,93 5,00 5,16 5,35 5,56 5,78 6,02
PDRB per kapita (juta 19,85 20,36 21,32 22,27 23,23 24,19 25,14
rupiah)
Inflasi (%) 3,32 3-5 3-5 3-5 3-5 3-5 3-5
Angka Kemiskinan (%) 21,21 19,76 18,64 17,34 15,94 14,25 12,51
Sumber: Bappelitbangda Sampang, 2019 (hasil proyeksi)
2018 yaitu sebesar 5,00 persen. Pada akhir tahun RPJMD, pertumbuhan ekonomi
diprediksikan sebesar 6,02. PDRB perkapita diprediksikan meningkat selama lima tahun
kedepan. Sedangkan tingkat inflasi daerah diprediksikan berkisar 3-5 persen. Adapun
angka kemiskinan diprediksikan menurun setiap tahunnya seiring dengan peningkatan
pertumbuhan ekonomi.
Dana Perimbangan
Peningkatan koordinasi dan sinkronisasi program maupun kegiatan yang
bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK), baik DAK Reguler, DAK Penugasan dan
DAK Afirmasi serta dana bagi hasil. Sedangkan DAU pemerintah telah
menyampaikan bahwa kebijakan DAU tidak bersifat pasti atau dinamis, sehingga
alokasi belanja dari DAU agar betul-betul pada program yang sangat prioritas;
Lain – Lain Pendapatan yang Sah
Peningkatan koordinasi dan upaya perolehan alokasi anggaran dari Pemerintah
Pusat dan Provinsi Jawa Timur melalui hibah, bagi hasil pajak dari provinsi
maupun bantuan keuangan.
1 PENDAPATAN
1.1. Pendapatan Asli Daerah 149.916.258.005, 00 8,35 193.473.693.465, 00 29, 05 229.788.480.187, 00 18, 77 263.271.491.495, 00 14, 57 305.950.674.279, 20 16, 21 371.814.000.000,00 21, 53 18, 08
1.1.1. Pajak daerah 24.881.500.000. 00 3,97 28.920.835.000, 00 16, 23 38.929.918.500, 00 34, 61 43.854.539.535, 00 12, 65 49.889.284.279, 20 13, 76 56.930.000.000, 00 14, 11 15, 89
1.1.2. Retribusi daerah 16.163.267.800, 00 6,96 20.167.431.000, 00 24,77 22.380.518.600. 00 10, 97 25.416.136.960, 00 13, 56 29.322.575.000, 00 15, 37 35.969.000.000, 00 22, 67 15, 72
Hasil pengelolaan
1.1.3. keuangan daerah yang 7.724.521.205, 00 18,25 23.316.000.000, 00 201,84 36.145.000.000, 00 55, 02 50.300.000.000, 00 39, 16 71.392.000.000, 00 41, 93 105.842.000.000, 00 48, 25 67, 41
dipisahkan
1.1.4. Lain-lain PAD yang sah 101.146.969.000, 00 9,01 121.069.427.465, 00 19, 70 132.333.043.087, 00 9, 30 143.700.815.000, 00 8, 59 155.346.815.000, 00 8, 10 173.073.000.000, 00 11, 41 11, 02
1.2. Dana Perimba ngan 1.256.322.680. 572,00 2,47 1.314.832.817. 014,00 4, 66 1.366.578.146. 253,94 3, 94 1.421.037.085. 261,63 3, 99 1.478.354.158. 556,85 4, 03 1.538.681.735. 967,58 4,08 3, 86
1.2.2. Dana alokasi umum 865.298.361.000, 00 4, 83 908.563.279.050, 00 5, 00 953.991.443.002, 50 5, 00 1.001.691.015.152,62 5, 00 1.051.775.565.910,26 5, 00 1.104.364.344.205,77 5,00 4, 97
1.2.3. Dana alokasi khusus 316.024.319.572, 00 7,41 316.024.319.572, 00 - 316.024.319.572, 00 - 316.024.319.572, 00 - 316.024.319.572, 00 - 316.024.319.572, 00 - 1, 24
Lain-Lain Pendapatan
1.3. 384.847.789.000,00 9,41 404.090.178.450,00 5, 00 424.294.687.372,50 5, 00 445.509.421.741,13 5, 00 467.784.892.828, 18 5, 00 491.174.137.469,59 5,00 5, 73
Daerah yang Sah
1.3.1 Hibah 69.304.200.000, 00 - 72.769.410.000, 00 5, 00 76.407.880.500, 00 5, 00 80.228.274.525,00 5, 00 84.239.688.251, 25 5, 00 88.451.672.663,81 5,00 4, 17
Dana bagi hasil pajak dari
1.3.2 provinsi dan Pemda lainnya 83.000.000.000, 00 -4,86 87.150.000.000, 00 5, 00 91.507.500.000, 00 5, 00 96.082.875.000,00 5, 00 100.887.018.750,00 5, 00 105.931.369.687, 50 5,00 3, 36
***)
Bantuan keuangan dari
1.3.4 provinsi atau Pemda - - - - - - - - - - - - -
lainnya
1.3.5 Dana Desa 232.543.589.000, 00 29, 48 244.170.768.450, 00 . 00 256.379.306.872, 50 5, 00 269.198.272.216, 13 5, 00 282.658.185.826,93 5, 00 296.791.095.118, 28 5,00 9, 08
PENDAPA TAN 1.791.086.727. 577,00 4, 37 1.912.396.688. 929,00 6, 77 2.020.661.313. 813,44 5, 66 2.129.817.998. 497,75 5, 40 2.252.089.725.664,23 5, 74 2.401.669.873. 437,17 6,64 5, 76
Gambar 3.7
Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2019–2024 (dalam juta)
2 BELANJA
Belanja Tidak
2.1 1.060.213.179. 900,00 4, 88 1.098.332.055. 888,45 4, 03 1.150.432.990. 729,16 4, 88 1.206.347.802. 829,47 4, 86 1.265.151.020. 839,49 4, 88 1.377.071.309. 734,96 8, 83 5, 39
Langsung
2.1.1 Belanja Pegawai 668.191.455.985,00 3,90 701.601.028.784,25 5, 00 736.681.080.223,46 5, 00 773.515.134.234,64 5, 00 812.190.890.946,37 5, 00 852.800.435.493,69 5, 00 4, 82
2.1.4 Belanja Hibah 38.446.200.000, 00 -52, 58 36.946.200.000, 00 -3,90 36.946.200.000, 00 - 36.946.200.000, 00 - 36.946.200.000, 00 - 86.946.200.000, 00 135, 33 13, 14
Belanja Bantuan
2.1.5 13.295.000.000, 00 2, 93 7.959.750.000,00 5, 00 8.357.737.500,00 5, 00 8.775.624.375,00 5, 00 9.214.405.593,75 5, 00 9.675.125.873,44 5,00 4, 66
Sosial
Belanja Bagi Hasil
2.1.6 2.068.801.715, 00 - 3.402.174.910,00 64, 45 4.013.283.465,00 17, 96 4.411.295.434,75 9, 92 4.908.354.573,96 11, 27 5.592.711.610,00 13, 94 19, 59
ke Pemdes
Belanja Bantuan
2.1.7 333.568.722.200, 00 23, 53 346.422.902.194,20 3, 14 361.434.689.540,69 5, 05 379.699.548.785,09 5, 05 398.891.169.725,42 5, 05 419.056.836.757,84 5, 06 7, 81
Keuangan
Belanja Tidak
2.1.8 4.643.000.000, 00 174,30 2.000.000.000,00 -35, 39 3.000.000.000,00 - 3.000.000.000,00 - 3.000.000.000,00 - 3.000.000.000,00 - 23, 15
Terduga
2.2 Belanja Langsung 810.586.376. 147,00 -1. 94 878.674.795. 940,55 6, 08 912.948.740. 030,28 5, 44 978.704.738. 937,26 7, 22 1.035.215.018.368,90 5, 78 1.135.757.714. 682,42 9, 74 5, 39
2.2.1 Belanja Pegawai 17.885.105.500, 00 -9, 87 19.387.435.920, 51 6, 25 20.176.167.154, 67 5, 44 21.629.374.730, 51 7,22 22.878.251.905, 95 5, 78 25.100.245.494, 48 9, 74 4, 09
Belanja Barang dan
2.2.2 454.819.119.406, 00 0, 69 475.449.960.549,27 2,30 475.736.578.999,56 1, 54 490.427.862.546,08 3,10 498.040.800.719,54 1, 56 523.696.626.454,16 5, 18 2,40
Jasa
2.2.3 Belanja Modal 337.882.151.241, 00 -4, 84 383.837.399.470,77 11, 17 417.068.490.951,85 10, 27 466.682.339.369,18 11,91 514.332.814.976,50 10, 22 587.001.270.857,42 14, 16 8, 81
BELANJA 1.870.799.556. 047,00 1, 81 1.977.006.851.829,00 4, 92 2.063.381.730. 759,44 5, 12 2.185.052.541. 766,74 5,90 2.300.366.039. 208,40 5, 28 2.512.829.024. 417,38 9, 24 5, 38
SURPLUS /
(79.712.828.470,00) -34, 33 (64.610.162.900,00) -36, 75 (42.720.416.946,00) -15, 27 (55.234.543.268,99) 29, 29 (48.276.313.544,17) -12,6 (111.159.150.980,21) 130,26 10, 10
(DEFISIT)
Sumber : BPPKAD Kabupaten Sampang. 2019; Ket: %P adalah persentase pertumbuhan
Gambar 3.8
Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2019–2024 (dalam juta)
JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO 79.712.828.470,00 - 64.610.162.900,00 -36,75 42.720.416.945,75 -15,27 55.234.543.268,98 29,29 48.276.313.544,17 -2,60 111.159.150.980,21 130,26 18,99
Proyeksi
Uraian
2019 2020 2021 2022 2023 2024
Pendapatan 1.791.086.727.577,00 1.912.396.688.929,00 2.020.661.313.813,44 2.129.817.998.497,75 2.252.089.725.664,23 2.401.669.873.437,17
Pencairan dana cadangan
0,00 - - - - 40.000.000.000,00
(sesuai Perda)
Pengembalian Dana Bergulir 1.000.000.000,00 - - - - -
Sisa Lebih Riil Perhitungan
78.712.828.470,00 74.610.162.900,00 62.720.416.946,00 65.234.543.268,99 68.276.313.544,17 71.159.150.980,21
Anggaran
Total penerimaan 1.870.799.556.047,00 1.987.006.851.829,00 2.083.381.730.759,44 2.195.052.541.766,74 2.320.366.039.208,40 2.512.829.024.417,38
Dikurangi;
Belanja & Pengeluaran
Pembiayaan yang wajib & 1.060.213.179.900,00 1.108.332.055.888,45 1.170.332.990.729,16 1.215.970.201.483,88 1.284.772.532.725,07 1.376.738.258.234,16
mengikat serta prioritas utama
Kapasitas riil kemampuan
810.586.376.147,00 878.674.795.940,55 913.048.740.030,28 979.082.340.282,86 1.035.593.506.483,32 1.136.090.766.183,22
keuangan
BAB IV
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH
Tabel 4.1
Identifikasi Permasalahan untuk Penentuan Program Prioritas Kabupaten Sampang
ASPEK/BIDANG
No Permasalahan
URUSAN
A. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
1) Masih rendahnya Indeks Pembangunan Manusia
2) Masih tingginya angka kemiskinan
3) Pertumbuhan ekonomi masih perlu ditingkatkan
4) Masih terjadi kesenjangan pendapatan yang perlu terus ditekan
5) Kontribusi sektor agribisnis yang cenderung menurun
6) Kualitas dan kuantitas layanan infrastruktur masih perlu ditingkatkan
7) Kualitas Lingkungan Hidup masih perlu ditingkatkan dan dijaga kelestariannya
8) Tata kelola pemerintahan daerah dan desa perlu terus untuk ditingkatkan
9) Harmonisasi kehidupan masyarakat yang perlu terus dijaga
B. ASPEK LAYANAN UMUM
B.1 Fokus Urusan Wajib Layanan Dasar
1) Masih rendahnya Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata
Lama Sekolah (RLS)
1) Pendidikan 2) Masih rendahnya Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD
3) Masih rendahnya Angka Partisipasi Murni (APM)
SMP/MTs/Paket B
ASPEK/BIDANG
No Permasalahan
URUSAN
4)Persentase tingkat pendidikan penduduk yang tidak berijazah
masih tinggi diatas 40 persen
5) Masih rendahnya kompetensi guru pada semua jenjang
6) Kurangnya sarana dan prasarana pendidikan dasar yang
memenuhi Standar Pelayanan Minimal
1) Masih tingginya Angka Kematian Ibu
2) Masih cukup tingginya angka kematian bayi
3) Masih banyaknya kasus balita gizi buruk
4) Meningkatnya prevalansi kusta
5) Semakin banyaknya Angka Notifikasi Kasus pada TBC
6) Insidence Rate penyakit DBD yang tinggi
2) Kesehatan
7) Prevalensi Hipertensi yang masih tinggi
8) Prevalensi diabetes mellitus semakin banyak
9) Masih belum tingginya Persentase Masyarakat yang menjadi
Peserta JKN
10) Kasus kondisi gagal tumbuh pada anak balita (stunting) masih
cukup tinggi
1) Masih terdapatnya jalan dan jembatan kabupaten dalam
kondisi rusak dan rusak berat
2) Pertumbuhan panjang jalan lebih lambat dari pertumbuhan
jumlah kendaraan
3) Kurang optimalnya pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan
jaringan pengairan lainnya
4) Program pengendalian banjir untuk DAS Kamoning belum
Pekerjaan Umum dan optimal
3)
Penataan Ruang 5) Perencanaan Tata Ruang baru terbentuk 1 (satu) peraturan
daerah yaitu Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sampang Tahun
2012-2032. Sementara Rencana Detil Tata Ruang (RDTR)
untuk 14 kecamatan, baru 1 RDTR kecamatan yaitu RDTR
Kecamatan Sampang yang masih dalam proses sedangkan
sisanya sebanyak 13 RDTR akan dilaksanakan secara bertahap
pada tahun-tahun berikutnya.
1) Masih banyaknya rumah tidak layak huni
Perumahan dan 2) Tingginya kawasan permukiman kumuh
4)
Pemukiman 3) Cakupan rumah tangga berakses air minum masih rendah
4) Rendahnya cakupan rumah tangga bersanitasi
1) Masih rawannya konflik sosial
2) Masih belum optimalnya kesadaran masyarakat dalam
menjaga ketertiban, ketentraman dan keindahan
Ketentraman, Ketertiban
3) Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban
5) Umum, dan Pelindungan
Ketentraman, Keindahan) masih perlu terus ditingkatkan
Masyarakat
4) Angka kriminalitas masih tinggi
5) Masih rendahnya ketaatan masyarakat terhadap peraturan
daerah
1) Masih tingginya jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS)
2) Minimnya penanganan PMKS yang mendapat Layanan
6) Sosial
Program Pemberdayaan
3) Masih terbatasnya jumlah PMKS yang mendapat sistem
perlindungan dan bantuan Sosial
B.2 Fokus Urusan Wajib Bukan Layanan Dasar
1) Tenaga Kerja 1) Masih terbatasnya tingkat partisipasi angkatan kerja
ASPEK/BIDANG
No Permasalahan
URUSAN
2) Masih rendahnya Rasio Lulusan S1/S2/S3
3) Rasio Ketergantungan masih tinggi
4) Angkatan kerja yg terfasilitasi oleh pemerintah masih rendah
Pemberdayaan 1) Masih belum optimalnya toleransi masyarakat terhadap
2) Perempuan dan kebutuhan perempuan dan perlindungan anak
Perlindungan Anak 2) Indek Pembangunan Gender masih rendah
1) Masih rendahnya pengeluaran konsumsi rumah tangga per
3) Pangan kapita
2) Masih cukup banyaknya desa rawan pangan
1) Masih terbatasnya luas lahan bersertifikat
4) Pertanahan 2) Masih rendahnya penyelesaian pengaduan masyarakat
tentang pertanahan
1) Masih tingginya luas lahan kritis
2) Masih terbatasnya ruang terbuka hijau
3) Pengelolaan persampahan masih perlu ditingkatkan
4) Kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian
lingkungan hidup dan bencana alam khususnya banjir masih
Lingkungan Hidup (dan sangat rendah
5)
Bencana Alam) 5) Pencegahan dini dan penanganan tanggap darurat bencana
tidak maksimal
6) Keterbatasan jumlah sarana dan prasarana penanggulangan
bencana, terutama pengendalian banjir sehingga perlu
kerjasama dan integrasi antar pemerintahan
7) Kurang maksimalnya penanganan kebakaran
Administrasi 1) Masih rendahnya pesentase penduduk ber-akte kematian
6) Kependudukan dan 2) Masih belum tingginya persentase bayi mempunyai akta
Pencatatan Sipil kelahiran
1) Masih rendahnya Indek Desa Mandiri
2) Jumlah LPM berprestasi masih minim
3) Masih rendahnya desa dengan PADes di atas 30% dari
Pemberdayaan APBDesa
7)
Masyarakat dan Desa 4) Kompetensi SDM Penyelenggaraan Pemeritahan Desa masih
terbatas
5) Belum adanya Pengaturan terhadap Pengelolaan Aset Desa,
dan Sumber Daya lain
1) Masih belum seluruhnya penduduk ber KTP-el
2) Masih terbatasnya penduduk ber-akta kelahiran dan kematian
3) Rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengurusan/
pelaporan kematian sehingga capaian akta kematian masih
belum maksimal
4) Masih kurangnya kondisi server yang baik di Kecamatan
Pengendalian Penduduk 5) Pasangan Usia Subur menjadi peserta KB aktif masih belum
8)
dan Keluarga Berencana optimal
6) Belum tingginya Kepuasan Masyarakat terdapat pelayanan
Keluarga Berencana
7) Lemahnya koordinasi lintas program dalam mewujudkan
Kampung KB
8) Masih banyak usia remaja yang belum memahami pentingnya
kesehatan reproduksi
1) Masih tingginya jumlah korban kecelakaan lalu lintas
9) Perhubungan 2) Masih rendahnya pemenuhan Standart Keselamatan Bagi
Angkutan
ASPEK/BIDANG
No Permasalahan
URUSAN
3) Rendahnya konektivitas transportasi bagi masyarakat
kepulauan
Komunikasi dan 1) Jumlah Sistem Informasi Manajemen yang terintegrasi perlu
10)
Informatika terus ditingkatkan
1) Semakin berkurangnya koperasi aktif
11) Koperasi dan UKM
2) Kualitas peningkatan usaha mikro belum optimal
1) Jumlah dan nilai investasi masih terbatas
2) Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) meningkat,
namun belum dapat meningkatkan penyediaan lapangan kerja
12) Penanaman Modal
baru
3) Proses periijinan yang terbit tepat waktu masih perlu
dipertahankan
1) Belum Optimalnya Peran Pemuda dalam Pembangunan
Kepemudaan dan Olah 2) Banyaknya keberadaan sarana dan prasarana olahraga yang
13)
Raga kurang representatif serta belum adanya stadion olah raga
yang memadai
1) Penyediaan data statistik dalam pembangunan perlu didorong
14) Statistik
agar bisa dipublikasikan tepat waktu
1) Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melestarikan budaya
lokal
15) Kebudayaan
2) Belum optimalnya inventarisir potensi kebudayaan secara
baik
1) Ketersediaan buku-buku perpustakaan perlu terus
ditingkatkan
Perpustakaan dan
16) 2) Masih terbatasnya sarana dan prasarana penunjang e-book
Kearsipan
3) Pengelolaan arsip Perangkat Daerah/Instansi masih perlu
terus dipertahankan
B.3 Fokus Urusan Pilihan
1) Produksi perikanan tangkap dari laut dan perairan umum,
maupun perikanan budidaya di kolam dan tambak masih perlu
1) Kelautan dan Perikanan
ditingkatkan secara berkelanjutan.
2) Produksi garam rakyat masih perlu ditingkatkan
1) Banyak potensi wisata alam yang belum dikelola secara
maksimal
2) Sarana dan prasarana pendukung pariwisata belum
2) Pariwisata
berkembang secara baik di Kabupaten Sampang
3) Budaya masyarakat dalam mendukung pariwisata belum
sepenuhnya baik
1) Pencapaian peningkatan produksi pertanian dan hortikultura
tidak diimbangi dengan industri pengolahannya, sehingga
tidak dapat memberikan nilai lebih pada pendapatan petani
2) Produk unggulan belum dikembangkan secara baik
3) Pertanian
3) Masih rendahnya nilai tambah produk pertanian
4) Produksi sapi Madura tidak berkembang secara baik karena
manajemen perkandangan maupun dalam penyediaan pakan
ternak masih dilaksanakan secara tradisional
1) Pembangunan sarana promosi perdagangan masih terbatas
2) Penyediaan sarana perdagangan berupa pasar sehat belum
terpenuhi secara optimal
4) Perdagangan
3) Pelaksanaan tera ulang sebagai sumber pendapatan daerah
tidak maksimal karena kurangnya sarana dan prsarana serta
sumber daya manusia belum tersedia
ASPEK/BIDANG
No Permasalahan
URUSAN
4) Masih rendahnya jejaring pasar perdagangan antar produsen
1) Masih terbatasnya penyediaan lahan bagi investor, khususnya
di wilayah pengembagan, sektor industri belum berkembang
secara maksimal
2) Kurangnya mutu produk indutri kecil
3) Masih rendahnya kesadaran yang dimiliki industri kecil untuk
5) Perindustrian
mendapatkan sertifikat SNI dan ISO sebagai salah satu faktor
dalam peningkatan daya saing industri
4) Rendahnya ketrampilan industri kecil dalam melakukan
diversifikasi dan inovasi dalam pengolahan komoditi
utamanya hasil pertanian, perkebunan dan peternakan
B.4 Fokus Unsur Penunjang Urusan Pemerintahan
1) Capaian Indikator sasaran RPJMD periode 2013-2018 masih
banyak yang belum baik
2) Masih terbatasnya jumlah aparatur perencana
3) Masih terbatasnya integrasi perencanaan, penganggaran dan
pengendalian
4) Belum optimalnya pemanfaatan hasil pengendalian dan
evaluasi
1) Perencanaan
5) Pengambilan kebijakan belum sepenuhnya didasarkan pada
hasil kajian
6) Masih rendahnya inovasi daerah untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
7) Belum optimalnya pemanfaatan data berbasis spasial
8) Masih terbatasnya penggunaan perencanaan berbasis
elektronik (e-planning)
1) Selama lima tahun terakhir realisasi pendapatan masih kurang
dari target yang ditetapkan
2) Keuangan
2) Masih rendahnya peningkatan PAD
3) Masih rendahnya konstribusi BUMD
1) Masih banyaknya ASN yang tidak memenuhi standart
kompetensi sesuai bidangnya
2) Belum terpenuhinya Penataan Pegawai ASN sesuai Formasi
Kebutuhan dan Kompetensi
Kepegawaian, Pendidikan
3) 3) Belum diberlakunya tunjangan kinerja untuk memacu kinerja
dan Pelatihan
ASN
4) Masih tingginya jumlah kasus pelanggaran disiplin
5) Masih terbatasnya ASN yang mengikuti diklat struktural dan
fungsional
1) Kapasitas Sumber Daya Aparat Pengawasan masih kurang.
Dari segi jumlah aparatur pengawasan yang telah memperoleh
sertifikasi auditor juga terbatas
2) Belum efektifnya system pengawasan secara periodik
4) Fungsi Penunjang Lainnya 3) Masih rendahnya nilai SAKIP
4) Belum tingginya tingkat Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Kabupaten Sampang
5) Pelayanan Publik belum berbasis IT
6) Koordinasi lintas perangkat daerah masih kurang
C. ASPEK DAYA SAING
1) Minimnya kemandirian fiskal daerah yang ditunjukkan dengan rendahnya Derajat
Desentralisasi Fiskal (DDF)
2) Kualitas infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan jaringan irigasi masih perlu terus
ditingkatkan
Gambar 4.1
Lima Masalah Pokok Pembangunan Kabupaten Sampang
keuangan daerah. Hasil pemetaan masalah pokok pembangunan lebih rinci dapat dilihat
dalam tabel berikut.
Tabel 4.2
Hasil Pemetaan Masalah Pokok berdasarkan Identifikasi Permasalahan Pembangunan
No Masalah Pokok Masalah Akar Masalah
Tingkat pendidikan masyarakat masih
rendah
Indek Pembangunan Derajat kesehatan masyarakat masih
Rendahnya Kualitas manusia masih rendah rendah
1.
Sumberdaya Manusia Pengeluaran rata-rata masyarakat
masih rendah
Masih tingginya tingkat Rendahnya cakupan penyediaan
kemiskinan sarana dasar masyarakat
Nilai investasi masih rendah
Masih rendahnya
Nilai tambah sektor unggulan masih
pertumbuhan ekonomi
Masih terbatasnya rendah
2. pencapaian ekonomi
Masih terbatasnya infrastruktur
daerah yang inklusif
Ketimpaangan Pendapatan ekonomi daerah
Kemampuan Keuangan rendah
Masih belum Perencanaan pembangunan
Kuantitas dan kualitas infrastruktur masih terbatas dan
meratanya kuantitas
3 infrastruktur masih perlu belum komprehensif
dan kualitas
peningkatan
infrastruktur daerah Belanja modal relatif rendah
Indeks reformasi birokrasi belum
Tata kelola pemerintahan optimal
dalam pelaksanaannya Masih terbatasnya kualitas ASN
Reformasi birokrasi
belum optimal Kualitas pelayanan terhadap
masih belum
4 masyarakat masih terbatas
terlaksana dengan
Masih terbatasnya kualitas aparatur
baik
Masih terbatasnya tata desa
kelola desa yang baik Masih rendahnya kapasitas
pengeloalan pemeritahan desa
Masih terdapatnya kriminalitas yang
cukup tinggi
Masih rawannya konflik sosial dan
politik
Masih kurang terjaganya
Masih terbatasnya Masih belum tingginya kesadaran
toleransi kehidupan
harmonisasi masyarakat dalam menjaga ketertiban,
5 masyarakat
kehidupan ketentraman dan keindahan serta
bermasyarakat belum optimalnya tingkat penyelesaian
pelanggaran K3 (ketertiban
ketentraman, keindahan)
Masih rendahnya IPG dan Masih terbatasnya pengarusutamaan
IDG gender dan perlindungan anak
Isu Strategis
No Tingkat Isu / Dinamika
Pembangunan Daerah
Sustainable Development Goals (SDGs) dicetuskan untuk meneruskan Milenium Development Goals (MDGs)
agar lebih terarah dan berkelanjutan. SDGs diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030 dan memiliki 5 pondasi
utama meliputi: manusia, planet, kesejahteraan, perdamaian dan kemitraan dengan 17 target sasaran utama, yaitu:
1 Tanpa Kemiskinan: Tidak ada kemiskinan dalam bentuk apapun di seluruh penjuru dunia.
2 Tanpa Kelaparan: Tidak ada lagi kelaparan, mencapai ketahanan pangan, perbaikan nutrisi, serta
mendorong budidaya pertanian yang berkelanjutan.
3 Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan: Menjamin kehidupan yang sehat serta mendorong kesejahteraan
hidup untuk seluruh masyarakat di segala umur.
4 Pendidikan Berkualitas: Menjamin pemerataan pendidikan yang berkualitas dan meningkatkan kesempatan
belajar untuk semua orang, menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong
kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.
5 Kesetaraan Gender: Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum ibu dan perempuan.
1 INTERNASIONAL
6 Air Bersih dan Sanitasi: Menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua
orang.
7 Energi Bersih dan Terjangkau: Menjamin akses terhadap sumber energi yang terjangkau, terpercaya,
berkelanjutan dan modern untuk semua orang.
8 Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan yang Layak: Mendukung perkembangan ekonomi yang
berkelanjutan dan inklusif, lapangan kerja yang penuh dan produktif, serta pekerjaan yang layak untuk semua
orang.
9 Industri, Inovasi dan Infrastruktur: Membangun infrastruktur yang berkualitas, mendorong peningkatan
industry yang inklusif dan berkelanjutan serta mendorong inovasi.
10 Mengurangi Kesenjangan: Mengurangi ketidaksetaraan baik di dalam sebuah negara maupun di antara
negara-negara di dunia.
Gambar 4.2
Isu Strategis Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang
desa dari total 186 desa. Jumlah ini tidak mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya. Kemandirian desa diperlukan sebagai ujung tombak pembangunan di
Kabupaten Sampang. Selain itu, dengan diberlakukannya UU Desa tahun 2014 yang
berdampak pada kewajiban pemerintah pusat untuk mengalokasikan dana nya
khusus desa atau alokasi dana desa. Dengan rata-rata ADD diatas 700 juta, diharapkan
dapat menggerakan perekonomian desa yang dampaknya akan meningkatkan
kesejahteraan di pedesaan pada khususnya dan kabupaten Sampang secara
keseluruhan.
4. Penguatan tata kelola pemerintahan daerah dan desa yang baik dan bersih
melalui prinsip transparansi, akuntabilitas dan pelayanan prima
Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan tentunya harus didukung
oleh tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih. Perkembangan kinerja tata
kelola pemerintahan Kabupaten Sampang selama lima tahun terakhir mengalami
peningkatan. Namun demikian, secara umum kinerja tata kelola pemerintahan masih
rendah. Hal ini dapat dilihat dari indikator kinerja keuangan melalui opini BPK dengan
status Wajar Dengan Pengecualian (WDP) selama lima tahun terakhir. Selain itu, IKM
masih di bawah 80 persen baik di tingkat daerah maupun desa. Selain itu, mekanisme
koordinasi, integrasi, simplifikasi, sinkronisasi sehingga memengaruhi proses dan
capaian penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan masih sangat terbatas.
Oleh karena itu, upaya–upaya perbaikan dan pengembangan tata kelola
pemerintahan yang baik perlu dilaksanakan secara terus–menerus, terutama meliputi
kelembagaan, manajemen aparatur, manajemen perencanaan dan penganggaran,
prosedur operasi standar (SOP/standart operation procedure), dan keterbukaan
informasi publik yang memadai serta peningkatan pelayanan publik berbasis IT.
Perlunya perbaikan dan peningakan kualitas SDM aparatur masih perlu ditingkatkan
dalam rangka peningkatan kinerja pelayanan publik serta pengembangan tata kelola
pemerintahan berdasarkan kerangka pikir bahwa kinerja birokrasi pemerintahan
yang baik dan profesional serta penerapan prinsip-prinsip good governance dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah menjadi faktor kunci keberhasilan
pembangunan di Kabupaten Sampang.
Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik dan
profesional juga dilaksanakan melalui peningkatan kualitas perencanaan,
pembangunan, pengendalian dan penganggaran daerah. Dengan perkembangan
teknologi dan informasi yang semakin maju, maka proses pengelolaan pemerintahan
persepsi antara jajaran birokrasi dan masyarakat dalam menyikapi proses dan hasil-
hasil pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan. Oleh karena itu, perlu dilakukan
upaya sistematis, berkesinambungan, konsisten untuk meningkatkan toleransi dan
peran/partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan, menciptakan ketentraman dan ketertiban umum serta mengurangi
angka kriminalitas dan penggunaan NAPZA.
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
5.1 Visi
Visi pembangunan daerah dalam RPJMD merupakan visi kepala daerah dan
wakil kepala daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala
daerah. Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin
diwujudkan dalam periode lima tahun mendatang. Visi juga harus menjawab
permasalahan pembangunan daerah dan/atau isu strategis yang harus diselesaikan
dalam jangka menengah serta sejalan dengan visi dan arah pembangunan jangka panjang
daerah. Visi yang ditetapkan dapat memberikan motivasi kepada seluruh aparatur serta
masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kinerja dalam rangka mewujudkan visi
tersebut. Dengan mempertimbangkan kondisi daerah, permasalahan pembangunan,
tantangan yang dihadapi serta isu-isu strategis pada bab sebelumnya maka rumusan Visi
Kabupaten Sampang tahun 2019-2024 adalah:
Tabel 5.1
Perumusan Penjelasan Visi
Pokok-
No. Visi Penjelasan Visi
pokok Visi
Kabupaten Sampang berusaha untuk mencapai
keberhasilan pembangunan yang dilakukan melalui
proses perubahan yang cepat, tepat, dan bermanfaat
dengan semangat bangkit bersama dan bersatu menuju
1 Sampang Hebat masyarakat sejatera. Kondisi hebat diindikasikan oleh
Hebat terwujudnya sumber daya manusia berkualitas dan
Bermartabat berdaya saing, serta tercapainya pembangunan ekonomi
yang inklusif.
Pokok-
No. Visi Penjelasan Visi
pokok Visi
mulia yang senantiasa berlandasan taqwa kepada Allah
SWT/Tuhan yang maha esa. Kondisi tersebut
diindikasikan oleh terwujudnya masyarakat yang
harmonis.
Tabel 5.2
Keterkaitan Visi dengan RPJMD dan RPJP Provinsi
Visi RPJMD
Visi RPJP Jatim 2005- Visi RPJMD Jatim 2019- Visi RPJD Sampang
Sampang
2025 2024 2005-2025
2019-2024
Terwujudnya Jawa Timur
Terwujudnya Jawa yang adil, sejahtera, unggul Membangun Sampang
Timur sebagai pusat dan berakhlak dengan tata Bersatu, Berkualitas, Sampang
agribisnis terkemuka, kelola pemerintahan yang dan Berdaya Saing, Hebat
berdaya saing global partisipatoris inklusif melalui Untuk Kesejahteraan Bermartabat
dan berkelanjutan kerja bersama dan gotong Umat
royong
Gambar 5.1
Kerangka Logis Pencapaian Visi Kabupaten Sampang tahun 2019–2024
5.2 Misi
Terdapat lima misi pembangunan dalam upaya mewujudkan visi
pembangunan Kabupaten Sampang tahun 2019 – 2024. Rumusan misi merupakan
penggambaran visi yang ingin dicapai dan menguraikan upaya-upaya apa yang harus
dilakukan. Rumusan misi disusun untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran
serta arah kebijakan yang ingin dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh
untuk mencapai visi. Rumusan misi disusun dengan memperhatikan faktor-faktor
lingkungan strategis, baik eksternal dan internal yang mempengaruhi serta kekuatan,
kelemahan, peluang dan tantangan yang ada dalam pembangunan daerah. Misi disusun
untuk memperjelas jalan atau langkah yang akan dilakukan dalam rangka mencapai
perwujudan visi.
Gambar 5.2
Misi Pembangunan Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024
Tabel 5.3
Perumusan dan Penjelasan Misi
No. Pokok-pokok Visi Misi Penjelasan Misi
Dimaksudkan untuk mewujudkan manusia
Mewujudkan sumber yang cerdas, sehat dan mandiri;
daya manusia yang menurunnya jumlah Penyandang Masalah
1 Hebat
berkualitas dan Kesejahteraan Sosial (PMKS); tingginya
berdaya saing peran pemuda dalam pembangunan, dan
meningkatnya prestasi olah raga tingkat
Gambar 5.3
Kerangka Logis Pencapaian Misi-1
Gambar 5.4
Kerangka Logis Pencapaian Misi-2
Gambar 5.5
Kerangka Logis Pencapaian Misi-3
Gambar 5.6
Kerangka Logis Pencapaian Misi-4
Kerangka logis pencapain misi kelima sesuai dengan tujuan dan sasaran yang
sudah ditetapkan dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 5.7
Kerangka Logis Pencapaian Misi-5
Target Capaian
Kondisi
Misi/Tujuan/Sasaran Indikator Kinerja Satuan Awal Kondisi Akhir
(2018) 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Misi 1: Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing
Indeks
Terbangunnya sumber
IT.1 Pembangunan - 61,00 62,31 63,84 65,46 67,09 68,57 70,00 70,00
daya manusia yang
T.1 Manusia
berkualitas dan berdaya
saing IT.2 Angka Kemiskinan % 21,21 19,76 18,64 17,34 15,94 14,25 12,51 12,51
Meningkatnya derajat
S.1 IS.1 Indeks Kesehatan - 0,740 0,748 0,758 0,764 0,779 0,788 0,801 0,801
kesehatan masyarakat
IS.2 Indeks Pendidikan - 0,47 0,49 0,52 0,54 0,57 0,59 0,62 0,62
Meningkatnya kualitas
S.2
pendidikan masyaakat
IS.3 Indeks Minat Baca - 34,94 37,00 40,00 43,00 46,00 49,00 52,00 52,00
S.3 Menurunnya Jumlah PMKS IS.4 Persentase PMKS % 9,67 9,47 9,27 9,07 8,87 8,67 8,47 8,47
Persentase
Meningkatnya daya saing
peningkatan prestasi
S.5 dan peran serta pemuda IS.6 % 8,00 11,00 12,00 13,00 14,00 15,00 17,00 17,00
pemuda di tingkat
dalam pembangunan
nasional
Terkendalinya laju Laju Pertumbuhan
S.6 IS.7 % 1,10 0,98 0,86 0,74 0,62 0,50 0,50 0,50
pertumbuhan penduduk Penduduk
Meningkatnya kesetaraan
Indeks Pembangunan
S.7 gender dan Perlindungan IS.8 - 84,25 84,65 85,00 85,43 86,03 86,39 86,94 86,75
Gender (IPG)
Anak
Misi 2: mewujudkan kemandirian ekonomi daerah dan perdesaan melalui pengembangan agribisnis, pariwisata dan ekonomi kreatif
Meningkatnya pemerataan Pertumbuhan
dan pertumbuhan IT.3 % 4,93 5,34 5,47 5,61 5,75 5,89 6,02 6,02
ekonomi
ekonomi daerah dan
T.2 Perdesaan melalui IT.4 Indeks Gini - 0,29 0,29 0,28 0,28 0,28 0,27 0,27 0,27
pengembangan agribisnis,
pariwisata dan ekonomi Indeks Kinerja
IT.5 - 74,25 74,52 74,94 75,21 75,68 76,12 76,53 76,53
kreatif Agribisnis
Tingkat
Meningkatnya partisipasi
S.8 IS.9 Pengangguran % 2,48 2,38 2,33 2,30 2,26 2,23 2,21 2,21
angkatan kerja
Terbuka (TPT)
Persentase
Meningkatnya kualitas dan
S.9 IS.10 Pertumbuhan UM % 2,58 2,76 3,18 3,32 3,44 3,55 3,60 3,60
kuantitas usaha mikro
Mandiri
Meningkatnya kemampuan Derajat Desentralisasi
S.10 IS.11 % 8,22 8,37 10,12 11,37 12,36 13,59 15,48 15,48
keuangan daerah Fiskal (DDF)
Juta
IS.12 Nilai PDRB 11.434.543,7 12.006.270,9 12.625.794,5 13.301.274,5 14.040.825,3 14.852.385,0 15.746.498,6 15.746.498,6
Rupiah
Persentase kenaikan
IS.13 % 13,80 13,85 13,87 13,88 13,90 13,95 13,99 13,99
realisasi investasi
Persentase
Meningkatnya pengelolaan peningkatan nilai
IS.14 % N/A 5,00 5,20 5,40 5,50 5,70 5,90 5,90
S.11 sektor unggulan dan perdagangan sektor
ekonomi kreatif agribisnis
Persentase
IS.15 pertumbuhan % 154,11 11,42 11,68 15,05 20,19 25,11 30,04 30,04
kunjungan wisata
Persentase
IS.16 pertumbuhan pelaku % 11,11 16,67 20,00 26,19 28,30 32,35 38,89 38,89
ekonomi kreatif
Indeks Kepuasan
Meningkatnya kuantitas IT.6 Layanan - 5,50 5,70 5,90 6,20 6,50 6,80 7,00 7,00
dan kualitas Infrastruktur
pembangunan
T.3
infrastruktur secara
komprehensif dan
berkelanjutan
Indeks Kualitas
IT.7 - 73,85 74,02 74,79 74,74 75,06 75,41 75,89 75,89
Lingkungan Hidup
Indeks Kualitas
IS.19 - 52,88 49,06 54,11 59,35 64,69 69,92 75,26 75,26
Pelayanan Jalan
Meningkatnya kualitas
S.14 Indeks Kinerja
infrasruktur daerah IS.20 - 56,37 60,57 67,16 72,00 76,84 83,08 90,81 90,81
Sumberdaya Air
Indeks Layanan
IS.21 - 7,00 7,40 7,70 8,00 8,30 8,70 9,10 9,10
Perhubungan
IS.22 Indeks Kulaitas Air - 53,64 53,80 53,98 54,15 54,20 54,30 54,90 54,90
IS.23 Indeks Kualitas Udara - 76,70 77,00 78,00 79,00 80,00 81,00 82,00 82,00
Meningkatnya kualitas
S.15 lingkungan hidup dan
penanganan bencana Indeks Kualitas
IS.24 - 86,83 86,95 86,97 86,99 87,01 87,03 87,05 87,05
Tutupan Lahan
Indeks Risiko
IS.25 - 154,80 151,70 148,67 145,70 142,78 139,93 130,00 130,00
Bencana
Misi 4: Memperkuat tata kelola pemerintahan dan desa yang transparan, akuntabel dan berorientasi pada pelayanan publik
Terselenggaranya
reformasi birokrasi
melalui tata kelola
Indeks Reformasi
T.4 kepemerintahan dan desa IT.8 - 75,00 76,00 77,00 78,00 79,00 80,00 81,00 81,00
Birokrasi
yang profesional dan
berorientasi pada
pelayanan publik
IS.27 Opini BPK - WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
Meningkatnya
penyelenggaraan
S.17 pemerintahan yang
akuntabel, efektif dan 64,23 80,01 82,00 84,00 86,00 88,00 90,01 90,01
efisien IS.28 Nilai SAKIP -
(B) (A) (A) (A) (A) (A) (AA) (AA)
Indeks Profesionalitas
IS.29 - 56,00 71,00 75,00 77,00 81,00 83,00 85,00 85,00
ASN
IS.30 Indeks SPBE - 1,50 2,00 2,70 3,00 3,50 4,20 4,50 4,50
Persentase desa
Meningkatnya tata kelola dengan tata kelola
S.18 IS.31 % 55,50 66,60 77,70 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
pemerintahan desa pemerintahan desa
yang baik
Misi 5 : Mewujudkan harmonisasi kehidupan masyarakat yang waspada, tanggap, tertib, damai dan bersatu
Meningkatnya toleransi
kehidupan masyarakat
T.5 untuk mewujudkan IT.9 Indeks Toleransi - 3,52 3,57 3,62 3,67 3,72 3,77 3,82 3,82
suasana waspada, tanggap,
tertib, damai dan bersatu
Persentase
IS.32 penyelesaian konflik % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Meningkatnya sosial politik
ketenteraman masyarakat
S.19 dan ketertiban umum serta
penyelesaian konflik sosial
politik Persentase
penurunan gangguan
IS.33 ketenteraman % 56,37 60,57 67,16 72,00 76,85 83,18 90,76 90,76
masyarakat dan
ketertiban umum
BAB VI
STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Gambar 6. 1
Tahapan Perumusan Strategi Pembangunan Pendekatan Balance Score Card
Tahap pertama perumusan strategi adalah menetapkan visi misi tujuan dan
sasaran pembangunan. Tahapan ini sudah di rumuskan pada bab sebelumnya. Visi
pembangunan dalam RPJMD yaitu Sampang hebat bermartabat di terjemahkan oleh 5 misi
utama, 5 tujuan dan 22 sasaran strategis pembangunan daerah.
Tahap kedua adalah menyusun peta strategis dengan analisa SWOT
(strength, weakness, opportunity, dan threats). Analisis SWOT merupakan analisis
mengenai hal- hal pokok yang ada di lingkungan yang diasumsikan berpengaruh terhadap
apa yang terjadi dan yang akan terjadi di lingkungan Kabupaten Sampang. Lingkungan itu
sendiri mencakup dua lingkungan pokok, yaitu lingkungan internal dan lingkungan
eksternal. Dengan menggunakan analisis SWOT, diharapkan dapat mengungkapkan faktor
internal dan faktor eksternal yang dianggap penting dalam mencapai tujuan, yaitu dengan
mengidentifikasikan kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan
(opportunity), dan ancaman (threat).
Sampang
ketimpangan wilayah di provinsi Jatim relatif Meningkatkan kualitas
tinggi pembangunan Manusia melalui Meningkatkan harmonisasi kehidupan masyarakat melalui
Tingginya tingkat kemiskinan regional
Pemberlakuan MEA pemerataan aksesibilitas dan pelestarian budaya, ketertiban masyarakat dan pembangunan
Perubahan iklim / global warming kualitas pendidikan, kesehatan, gender
Globalisasi mengancam budaya lokal kondisi sosial dan peran pemuda
Iklim investasi yang kurang kondusif
Ekonomi global yang belum stabil
Gambar 6.2
Strategi Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang 2019-2024
gender. Langkah selanjutnya setelah diperoleh peta strategi berdasarkan SWOT adalah
perumusan upaya pencapaian strategi dengan empat persepektif BSC yaitu
1 Perspektif masyarakat (P1) adalah perspektif yang dapat mengarahkan kejelasan
segmentasi masyarakat yang akan dilayani, kebutuhan dan aspirasi mereka dan
layanan apa yang harus diberikan.
2 Perspektif proses internal (P2) adalah perspektif bagi operasionalisasi birokrat dan
lembaga pemerintahan yang mendorong proses penciptaan nilai dari proses inovasi,
pengembangan barang/jasa publik, dan penyerahan layanan pada segmentasi
masyarakat yang sesuai.
3 Perspektif kelembagaan (P3) yaitu perspektif yang mendorong upaya-upaya yang
mengungkit kinerja masa depan berupa investasi pada perbaikan SDM, sistem, dan
pemanfaatan teknologi informasi bagi peningkatan kinerja operasional
pemerintahan daerah.
4 Perspektif keuangan (P4) yaitu perspektif yang memberi jalan bagi upaya untuk
mengefektifkan alokasi anggaran, efisiensi belanja, dan upaya-upaya untuk
meningkatkan kapasitas keuangan daerah demi mendukung strategi pembangunan
daerah.
Strategi dalam kuadran Strength-Opportunity (S-O) merupakan keadaan
yang sangat menguntungkan, karena punya kekuatan dan peluang. Strategi SO
menggunakan kekuatan internal daerah untuk memanfaatkan peluang eksternal. Pilihan
strategi dalam S-O, pengambil kebijakan sebaiknya mengambil kebijakan pertumbuhan
yang agresif (growth oriented strategy), ekspansi berbagai kebijakan dan lain sbeagainya.
Berdasarkan analisa SWOT, pilihan strategi dalam kuadran S-O yaitu strategi untuk
keunggulan dan peluang yang dimiliki Kabupaten Sampang adalah
“Meningkatkan iklim investasi yang kondusif dalam upaya mewujudkan
pertumbuhan ekonomi inklusif terutama pada sektor unggulan daerah”
Gambar 6.3
Upaya Pencapaian Strategi Pembangunan Ekonomi (SP.2)
mengatasi permasalahan tersebut. Selain itu, kondisi sosial khususnya PMKS yang masih
relative tinggi dan masih rendahnya peran pemuda dalam pembangunan perlu juga
menjadi perhatian dalam beberapa tahun kedepan. Melalui setrategi ini diharapkan
Sampang memiliki generasi yang siap dan berkualitas untuk berkontribusi membangun
Sampang sesuai dengan potensi lokal Sampang.
Gambar 6.4
Upaya Pencapaian Strategi Pembangunan Kualitas Manusia (SP.1)
keuangan untuk jaminan sosial dan meningkatkan pengelolaan kinerja keuangan terkait
pendidikan dan kesehatan.
Strategi pada kuadran Weakness-Opportunity (W-O) diterapkan
berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan
kelemahan yang ada. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal
dengan memanfaatkan peluang eksternal. Pemerintah daerah menghadapi peluang yang
sangat besar untuk memajukan daerahnya, tetapi dilain pihak harus menghadapi
beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi yang dapat dilakukan oleh
pemerintah daerah adalah meminimalkan masalah internal, konsolidasi internal sehingga
dapat meraih peluang yang ada. Terdapat dua pilihan dalam strategi W-O yaitu investasi
dan divestasi. Strategi investasi dilakukan dengan cara memperbaiki kelemahan untuk
menjadi kekuatan, seperti meningkatkan kemampuan pengelolaan sumber daya untuk
meningkatkan daya saing daerah. Sedangkan strategi kedua yaitu divestasi. Strategi ini
dilakukan ketika pemerintah daerah sangat sulit untuk memperbaiki kelemahannya
dalam jangka pendek sehingga dilakukan divestasi seperti meminjamkan asset daerah
untuk dikelola pihak lain yang keuntungannya tetap diutamakan kepada daerah seperti
melalui pajak, retribusi atau penyerapan tenaga kerja. Skenario terbaik adalah bagaimana
Kabupaten Sampang bisa melakukan investasi jangka panjang untuk mengatasi
kelemahannya agar lebih memiliki daya saing daerah. Terdapat dua strategi yang muncul
atas interaksi kelemahan dan peluang yang ada di Sampang. Strategi W-O pertama yaitu
“Meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui percepatan reformasi
birokrasi, dan tata kelola pemerintahan daerah dan desa yang baik dan
bersih melalui penerapan sistem informasi dan teknologi (e-
government) secara terpadu”.
Gambar 6.5
Upaya Pencapaian Strategi Pembangunan Kualitas Birokrasi (SP.4)
Gambar 6.6
Upaya Pencapaian Strategi Pembangunan Infrastruktur Daerah(SP.3)
masyarakat, komunitas dan tokoh-tokoh agama dan juga peran perempuan dalam
pembangunan. Selanjutnya dari perspektif proses internal dilakukan dengan
meningkatkan inventarisasi database budaya lokal dan penegakan hukum serta
pencegahan konflik social. Dari perspektif kelembagaan, pencapaian strategi dilakukan
melalui penguatan kelembagaan sosial kemasyarakatan dan sistem keamanan lingkungan,
dan kelembagaan pemberdayaan perempuan dan anak. Terkahir dari sisi keuangan
dilakukan dengan meningkatkan pengelolaan belanja daerah terkait bidang K3.
Gambar 6.7
Upaya Pencapaian Strategi Pembangunan Masyarakat yang Harmonis (SP.5)
Gambar 6.8
Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Sampang 2019 -2024
Gambar 6.9
Timeline Strategi dan Prioritas Kebijakan Pembangunan Kabupaten Sampang 2019 -2024
PERANGKAT DAERAH
MISI/TUJUAN/SASARAN INDIKATOR KINERJA STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
PENANGGUNG JAWAB
Misi 1: Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing
T.1 Terbangunnya sumber daya manusia IT.1 Indeks Pembangunan Manusia
yang berkualitas dan berdaya saing
IT.2 Angka Kemiskinan
S.1 Meningkatnya derajat kesehatan IS.1 Indeks Kesehatan DINAS KESEHATAN
masyarakat
S.2 Meningkatnya kualitas pendidikan IS.2 Indeks Pendidikan Meningkatkan kualitas Peningkatan kualitas DINAS PENDIDIKAN
masyaakat pembangunan manusia kehidupan masyarakat
IS.3 Indeks Minat Baca melalui pemerataan melalui pembangunan DISRPUS
S.3 Menurunnya Jumlah PMKS IS.4 Persentase PMKS aksesibilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan DINAS SOSIAL
pendidikan, kesehatan, berkualitas, dan peningkatan
S.4 Meningkatnya akses prasarana dasar IS.5 Persentase perumahan dan kondisi sosial dan peran peran pemuda dalam DPRKP
perumahan dan permukiman permukiman sehat pemuda pembangunan
S.5 Meningkatnya daya saing dan peran IS.6 Persentase peningkatan prestasi DISPORABUDPAR
serta pemuda dalam pembangunan pemuda di tingkat nasional
S.6 Pengendalian laju pertumbuhan IS.7 Laju Pertumbuhan Penduduk DKBPPPA
penduduk
S.7 Meningkatnya kesetaraan gender dan IS.8 Indeks Pembangunan Gender DKBPPPA
Perlindungan Anak (IPG)
Misi 2: Mewujudkan kemandirian ekonomi daerah dan perdesaan melalui pengembangan agribisnis, pariwisata dan ekonomi kreatif
T.2 Meningkatnya pemerataan dan IT.3 Pertumbuhan ekonomi
pertumbuhan ekonomi daerah dan
Perdesaan melalui pengembangan
agribisnis, pariwisata dan ekonomi Peningkatan pertumbuhan
kreatif Meningkatkan iklim investasi
ekonomi berkualitas dan
yang kondusif dalam upaya
IT.4 Indeks Gini inklusif melalui
mewujudkan pertumbuhan
IT.5 Indeks Kinerja Agribisnis pengembangan agribisnis,
ekonomi inklusif terutama
pariwisata, dan ekonomi
S.8 Meningkatnya partisipasi angkatan kerja IS.9 Tingkat Pengangguran Terbuka pada sektor unggulan daerah DISKUMNAKER
kreatif
(TPT)
S.9 Meningkatnya kualitas dan kuantitas IS.10 Persentase Pertumbuhan UM DISKUMNAKER
usaha mikro Mandiri
Misi 4: Memperkuat tata kelola pemerintahan dan desa yang transparan, akuntabel dan berorientasi pada pelayanan publik
T.4 Terselenggaranya reformasi IT.8 Indeks Reformasi Birokrasi
birokrasi melalui tata kelola
kepemerintahan dan desa yang
profesional dan berorientasi pada
pelayanan publik
S.16 Meningkatnya kualitas pelayanan publik IS.26 Indeks Kepuasan Masyarakat BAG. ORGANISASI,
(IKM) Meningkatkan kualitas DISPENDUKCAPIL,
pelayanan publik melalui DPMPTSP, SEKRETARIAT
Peningkatan kualitas
percepatan reformasi DPRD, DAN 14 KECAMATAN
pelayanan publik berbasis IT
birokrasi, dan tata kelola
S.17 Meningkatnya penyelenggaraan IS.27 Opini BPK melalui percepatan reformasi BPPKAD, INSPEKTORAT,
pemerintahan daerah dan
pemerintahan yang akuntabel, efektif birokrasi dan tata kelola BAPPELITBANGDA, SETDA
desa yang baik dan bersih
dan efisien pemerintahan daerah dan
melalui penerapan sistem
IS.28 Nilai SAKIP desa yang baik
informasi dan teknologi (e-
IS.29 Indeks Profesionalitas ASN government) secara terpadu BKPSDM
S.18 Meningkatnya tata kelola pemerintahan IS.31 Persentase desa dengan tata DPMD
desa kelola pemerintahan desa yang
baik
Misi 5 : Mewujudkan harmonisasi kehidupan masyarakat yang waspada, tanggap, tertib, damai dan bersatu
T.5 Meningkatnya toleransi kehidupan IT.9 Indeks Toleransi
masyarakat untuk mewujudkan
suasana waspada, tanggap, tertib,
damai dan bersatu
S.19 Meningkatnya ketenteraman IS.32 Persentase penyelesaian konflik BAKESBANGPOL
masyarakat dan ketertiban umum serta sosial politik
penyelesaian konflik sosial politik
IS.33 Persentase penurunan gangguan SATPOL PP
Meningkatkan harmonisasi Peningkatan harmonisasi
ketenteraman masyarakat dan
kehidupan masyarakat kehidupan masyarakat
ketertiban umum
melalui pelestarian budaya, melalui pelestarian budaya,
S.20 Meningkatnya nilai-nilai budaya daerah IS.34 Persentase budaya daerah yang ketertiban masyarakat dan ketertiban masyarakat dan DISPORABUDPAR
yang dilestarikan dilestarikan pembangunan gender pembangunan gender
Misi 1: Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing
Kondisi
Kinerja Target Kinerja
Tujuan Indikator Kinerja Satuan Awal
RPJMD 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target Akhir RPJMD
(2018)
Indeks Pembangunan
Terbangunnya sumber IT.1 - 61,00 62,31 63,84 65,46 67,09 68,57 70,00 70,00
Manusia
daya manusia yang
T.1
berkualitas dan
berdaya saing IT.2 Angka Kemiskinan % 21,21 19,76 18,64 17,34 15,94 14,25 12,51 12,51
Meningkatnya derajat
S.1 IS.1 Indeks Kesehatan - 0,740 0,748 0,758 0,764 0,779 0,788 0,801 0,801
kesehatan masyarakat
Persentase Ibu hamil
Program Kesehatan DINAS
1.02.15. 1 mendapatkan pelayanan % 100,00 100,00 6.085.744.500 100,00 7.535.395.000 100,00 9.008.646.100 100,00 8.997.888.203 100,00 9.853.560.000 100,00 12.257.980.000 100,00 53.739.213.803
Masyarakat KESEHATAN
kesehatan ibu hamil
Persentase Ibu bersalin
2 mendapatkan pelayanan % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
persalinan
Persentase bayi baru lahir
3 mendapatkan pelayanan % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
kesehatan bayi baru lahir
8 Persentase balita gizi Buruk % 56,37 60,57 67,16 72,00 76,85 83,18 90,76 90,76
9 Persentase Desa ODF % 80,00 - 90,00 - 100,00 - 100,00 - 100,00 - 100,00 -
per
7 Prevalensi kusta 10.000 3,24 3,14 3,00 2,50 2,00 1,50 1,50 1,50
Penduduk
Persentase KLB ditangani
8 persen 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
<24 jam
9 Cakupan Desa UCI persen 68,28 71,50 74,70 77,90 81,20 84,40 87,60 87,60
Meningkatnya kualitas
S.2 IS.2 Indeks Pendidikan - 0,47 0,49 0,52 0,54 0,57 0,59 0,62 0,62
pendidikan masyaakat
Program Pendidikan
Anak Usia Dini, Rasio Siswa PAUD per DINAS
1.01.15. 1 - 16,23 16,10 4.536.112.500 16,00 4.536.112.500 15,80 4.676.731.988 15,60 5.144.405.186 15,40 5.303.881.747 15,20 5.675.153.469 15,20 29.872.397.390
Pendidikan Non Formal Rombel (1:15) PENDIDIKAN
dan Informal
Persentase Peserta
2 pendidikan keaksaraan % 80,23 80,75 81,25 81,75 - 82,25 - 82,75 - 83,25 - 83,25 -
yang melek huruf
Persentase peserta
3 pendidikan kesetaraan % 90,34 90,85 91,35 91,85 - 92,35 - 92,85 - 93,35 - 93,35 -
yang lulus ujian
Program Pembinaan Angka Partisipasi kasar
1.01.16. 1 % 109,32 108,50 82.337.725.000 108,00 85.198.235.000 107,50 87.839.380.285 107,00 95.523.318.314 106,50 96.875.219.961 106,00 102.884.217.610 106,00 550.658.096.170
Sekolah Dasar SD/MI/ Paket A
Rasio Siswa SD/MI per
2 - 15,00 15,50 16,00 16,50 - 17,00 - 17,50 - 18,00 - 18,00 -
Rombel (1:36)
Persentase Bangunan SD
3 % 77,48 79,50 81,50 83,50 - 85,50 - 87,50 - 90,50 - 90,50 -
kondisi bangunan baik
Angka kelulusan (AL)
4 % 99,53 99,54 99,55 99,56 - 99,57 - 99,58 - 99,59 - 99,59 -
SD/MI
Angka melanjutkan (AM)
5 % 96,72 96,74 96,76 96,78 - 96,80 - 96,82 - 96,84 - 96,84 -
dari SD/MI ke SMP/MTs
Persentase SD
6 % 66,30 66,55 66,80 67,05 67,30 67,55 67,80 67,80
Berakreditasi Minimal B
Program Pembinaan
Angka Partisipasi kasar
1.01.17. Sekolah Menengah 1 % 102,11 102,20 38.224.440.950 102,22 40.224.440.950 102,24 41.471.398.619 102,26 45.487.106.327 102,28 46.897.206.623 102,30 50.180.011.087 102,30 262.484.604.556
SMP/MTs/Paket B
Pertama (SMP)
Rasio Siswa SMP/MTs per
2 - 27,00 27,20 27,40 27,60 - 27,80 - 28,00 - 28,20 - 28,20 -
Rombel (1:32)
Persentase bangunan SMP
3 % 87,12 87,72 88,22 88,72 - 89,22 - 89,72 - 90,22 - 90,22 -
kondisi bangunan baik
Angka kelulusan (AL)
4 % 97,53 97,60 97,63 97,66 - 97,70 - 97,73 - 97,75 - 97,75 -
SMP/MTs
Angka melanjutkan (AM)
5 dari SMP/MTs ke % 77,87 77,90 77,93 77,96 - 77,99 - 78,02 - 78,05 - 78,05 -
SMA/SMK
Persentase SMP
6 % 25,84 26,09 26,34 26,59 26,84 27,09 27,34 27,34
Berakreditasi Minimal B
Program Peningkatan
Rasio guru terhadap murid
1.01.18. Mutu Pendidikan dan 1 - 13,00 13,30 10.493.020.000 13,50 10.493.020.000 13,70 10.818.303.620 14,00 11.900.133.982 14,20 12.269.038.135 14,50 13.127.870.805 14,50 69.101.386.542
SD/MI (1:15)
Tenaga Kependidikan
Rasio guru terhadap murid
2 - 13,00 13,20 13,60 13,90 - 14,20 - 14,50 - 14,70 - 14,70 -
SMP/MTs (1:20)
persentase guru memenuhi
3 % 89,86 90,00 90,50 90,86 - 91,86 - 92,86 - 93,86 - 93,86 -
standar kualifikasi
Persentase
Program Manajemen
1.01.19. 1 informasi/database % 96,90 97,20 428.000.000 97,20 428.000.000
Pelayanan Pendidikan
pendidikan yang terupdate
Program Pengembangan
Air Minum dan Persentase RT berakses air
1.04.17. 1 % 43,55 44,28 38.773.001.800 45,00 33.593.673.640 45,72 35.009.696.701 46,44 41.462.402.653 47,16 42.115.961.529 47,88 45.872.024.428 47,88 236.826.760.751
Penyehatan Lingkungan minum
Permukiman
Persentase RT berakses
2 % 64,52 65,20 65,92 66,64 67,36 68,08 68,80 68,80 -
sanitasi
Program Penataan Persentase jalan lingkungan
1.04.16. 1 % 42,13 43,91 6.440.013.000 46,91 10.420.691.313 49,92 10.662.648.251 52,93 10.644.268.340 55,93 10.761.924.881 58,94 11.438.107.832 58,94 60.367.653.617
Kawasan Permukiman dalam kondisi baik
Persentase drainase dalam
2 % 43,25 43,78 46,14 48,50 50,86 53,21 55,57 55,57 -
kondisi baik
Persentase penyelesaian
Program Pengelolaan
2.04.15. 1 pengaduan masyarakat % 17,86 26,67 99.475.000 36,67 398.675.000 46,67 448.675.000 56,67 448.675.000 66,67 448.675.000 76,67 448.675.000 76,67 2.292.850.000
Pertanahan
tentang pertanahan
Program Pembinaan Persentase jalan lingkungan
2.04.19. 1 % - 43,91 650.000.000
Lingkungan Sosial dalam kondisi baik
Meningkatnya daya
Persentase peningkatan
saing dan peran serta
S.5 IS.6 prestasi pemuda di % 8,00 11,00 12,00 13,00 14,00 15,00 17,00 17,00
pemuda dalam
tingkat nasional
pembangunan
Meningkatnya IT.3 Pertumbuhan ekonomi % 4,93 5,34 5,47 5,61 5,75 5,89 6,02 6,02
pemerataan dan
pertumbuhan ekonomi IT.4 Indeks Gini - 0,29 0,29 0,28 0,28 0,28 0,27 0,27 0,27
T.2 daerah dan Perdesaan
melalui pengembangan
agribisnis, pariwisata Indeks Kinerja
IT.5 - 74,25 74,52 74,94 75,21 75,68 76,12 76,53 76,53
dan ekonomi kreatif Agribisnis
Meningkatnya
Tingkat Pengangguran
S.8 partisipasi angkatan IS.9 % 2,48 2,38 2,33 2,30 2,26 2,23 2,21 2,21
Terbuka (TPT)
kerja
Program Penempatan dan
Persentase pencari kerja DISKUM
2.01.15. Pengembangan Tenaga 1 % 74,33 75,12 725.325.000 75,87 835.325.000 76,57 835.325.000 77,23 835.325.000 77,85 835.325.000 78,44 835.325.000 78,44 4.901.950.000
yang difasilitasi NAKER
Kerja
Angka sengketa pengusaha
2 % 0,67 1,33 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00
pekerja pertahun
Program Pembinaan Persentase pencari kerja
2.01.16. 1 % 80,00 66,67 926.195.000 67,00 1.142.514.000 68,18 1.247.495.288 68,75 1.309.870.052 69,23 1.375.363.554 69,29 1.444.131.732 69,29 7.445.569.626
Lingkungan Sosial yang dilatih di BLK
Meningkatnya kualitas Persentase
S.9 dan kuantitas usaha IS.10 Pertumbuhan UM 2,58 2,76 3,18 3,32 3,44 3,55 3,60 3,60
mikro Mandiri
Program Kelembagaan
Persentase Koperasi yang
2.11.15. dan Pengawasan Koperasi 1 % 78,57 79,12 543.200.000 79,93 543.200.000 80,73 629.200.000 81,52 693.200.000 82,31 775.005.845 83,09 825.005.845 83,09 4.008.811.690
melaksanakan RAT DISKUM
dan Usaha Mikro
NAKER
Persentase UM yang
2 % 0,28 0,57 0,89 1,21 1,52 1,82 2,12 2,12
berlegalitas
Program Pengembangan
Persentase KUM yang
2.11.16. Usaha Koperasi dan Usaha 1 % 0,39 1,14 1.469.422.250 1,82 1.469.422.253 2,09 1.469.422.250 2,19 1.469.422.250 2,46 1.519.422.250 2,78 1.537.616.405 2,78 8.934.727.658
produknya terstandarisasi
Mikro
Persentase Akses
2 % 97,14 97,18 97,19 97,21 97,22 97,24 97,25 97,25
permodalan bagi KUM
Meningkatnya
Derajat Desentralisasi
S.10 kemampuan keuangan IS.11 % 8,22 8,37 10,12 11,37 12,36 13,59 15,48 15,48
Fiskal (DDF)
daerah
Program Peningkatan dan
Persentase realisasi PAD
4.02.17. Pengelolaan Pendapatan 1 % 100,00 100,00 1.096.136.000 100,00 3.913.421.500 100,00 4.226.495.220 100,00 4.649.144.742 100,00 4.915.071.200 100,00 5.307.572.000 100,00 24.107.840.662 BPPKAD
Terhadap target PAD
Daerah
Program Peningkatan Dan Persentase Penerimaan
4.02.18. 1 % 60,60 100,00 2.817.285.500 100,00 2.817.285.500
Pengelolaan PBB-P2 PBB-P2
Persentase kenaikan
3 pemasaran hasil pertanian % 4,194 4,73 5,15 5,48 5,71 5,87 6,03 6,03
tanaman perkebunan
Program Peningkatan Persentase Peningkatan
3.03.19. Kualitas Bahan Baku 1 Kualitas Tembakau % 3,21 3,54 1.746.748.500 3,96 1.982.382.127 4,29 2.029.462.328 4,52 2.078.896.540 4,68 2.172.089.661 4,84 2.274.071.158 4,84 12.283.650.314
(DBHCHT) (DBHCHT)
Program pengembangan
agribisnis peternakan,
Persentase kenaikan
3.03.17. kesehatan hewan dan 1 % 12,94 13,40 2.394.499.000 13,65 2.717.513.151 13,87 2.782.052.205 14,08 2.849.818.212 14,34 2.977.570.338 14,55 3.117.369.852 14,55 16.838.822.758
produksi peternakan (%)
kesehatan masyarakat
veteriner
Persentase kenaikan
2 pelayanan kesehatan % 2,89 3,43 3,85 4,18 4,41 4,57 4,73 4,73
ternak (%)
Persentase kenaikan
3 pengolahan hasil % 0,80 0,92 1,04 1,16 1,28 1,40 1,52 1,52
peternakan (%)
Persentase kenaikan
4 pemasaran hasil % 5,94 6,48 6,90 7,23 7,46 7,62 7,78 7,78
peternakan (%)
Persentase kenaikan
keamanan produk pangan
5 asal hewan yang ASUH % 5,00 5,54 5,96 6,29 6,52 6,68 6,84 6,84
(Aman, Sehat Utuh, Halal)
(%)
Program Pengembangan
Jumlah produksi perikanan
3.01.16. Perikanan Budidaya dan 1 ton 800,00 840,00 2.716.450.000 865,00 2.742.955.600 890,00 2.742.955.600 920,00 2.883.000.000 945,00 3.060.000.000 970,00 3.100.000.000 970,00 17.245.361.200
budidaya
Garam
Jumlah Produksi Garam
2 Ribu ton 260,00 275,00 283,00 291,00 300,00 309,00 318,00 318,00
Rakyat
Program Pengembangan Persentase produksi
3.01.18. 1 % 2,63 2,72 2,82 809.915.000 3,29 825.000.000 3,75 850.000.000 4,12 875.000.000 4,85 900.000.000 5,57 4.259.915.000
Usaha dan Data Perikanan perikanan yang diolah
kg/kapita
2 Konsumsi ikan perkapita 26,82 26,90 27,06 27,48 28,00 28,51 28,89 28,89
/tahun
Persentase IKM yang
Program Penataan dan DISPERDAGPR
3.07.15. 1 memiliki standarisasi % 9,92 24,55 1.415.000.000 38,24 1.393.668.472 51,05 1.478.068.542 63,27 1.570.708.636 74,44 1.672.402.758 84,93 1.784.045.810 84,93 9.313.894.218
Pengembangan Industri IN
industri
Program Pembinaan Persentase IKM formal
3.07.16. 1 % 3,15 0,31 127.500.000 0,31 150.000.000 0,30 150.000.000 0,30 150.000.000 0,30 150.000.000 0,30 150.000.000 0,30 877.500.000
Lingkungan Sosial yang dibina
Persentase pertumbuhan
Program Peningkatan dan
jumlah pelaku usaha DISPERDAGPR
3.06.15. Pengembangan 1 % 15,57 15,60 2.186.350.000 15,70 1.953.390.151 15,80 2.068.798.698 15,90 2.196.939.100 16,00 2.339.069.095 16,10 2.496.571.418 16,10 13.241.118.462
perdagangan besar dan IN
Perdagangan
eceran
Persentase pasar
Program Pembinaan
3.06.18. 1 kabupaten yang dibangun/ % - 8,00 1.122.500.000 12,00 1.081.155.894 16,00 1.155.714.260 20,00 1.237.551.799 24,00 1.327.387.595 28,00 1.426.012.200 28,00 7.350.321.748
Lingkungan Sosial
direhab/ dipelihara
Persentase kenaikan
IS.13 % 13,80 13,85 13,87 13,88 13,90 13,95 13,99 13,99
realisasi investasi
Program Perencanaan,
Pengembangan Iklim dan Jumlah Investor
2.12.15. 1 investor 822 837 297.683.000 852 312.567.150 867 315.692.822 882 328.320.534 897 344.736.561 912 361.973.389 912 1.960.973.456 DPMPTSP
Promosi Penanaman (PMDN/PMA)
Modal
Program Pengendalian,
Pelaksanaan dan
2.12.16. 1 Nilai investasi PMDN Juta Rp. 385.297 504.468 439.015.350 574.435 460.966.118 654.171 465.575.779 745.128 484.198.810 849.046 508.408.750 967.866 533.829.188 967.866 2.891.993.994
Informasi Penanaman
Modal
Persentase peningkatan
IS.14 nilai perdagangan sektor % N/A 5,00 5,20 5,40 5,50 5,70 5,90 5,90
agribisnis
Persentase
IS.16 pertumbuhan pelaku % 11,11 16,67 20,00 26,19 28,30 32,35 38,89 38,89
ekonomi kreatif
SETDA
Program Fasilitasi
Jumlah pelaku ekonomi (BAG
4.05.21. Peningkatan Ekonomi 1 pelaku 30 35 248.328.550 42 248.328.550 53 260.000.000 68 400.000.000 90 450.000.000 125 600.000.000 125 2.206.657.100
kreatif PEREKONOMI
Daerah
AN)
Kontribusi BUMD terhadap
2 % 4,71 5,15 12,05 15,73 19,11 23,33 28,47 28,47
PAD
Persentase peserta
Program Sosialisasi
4.05.24. 1 sosialisasi yang memahami % 100,00 100,00 182.350.000 100,00 101.365.000 100,00 100.000.000 100,00 100.000.000 100,00 100.000.000 100,00 107.008.956 100,00 690.723.956
Ketentuan di Bidang Cukai
ketentuan di bidang cukai
Persentase pemenuhan
2 % 197,35 200,31 203,32 206,37 209,46 212,61 215,79 215,79
kebutuhan pangan utama
Cadangan pangan
3 pemerintah setara beras ton 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 120,00
(PSB)
Juta Rp./
Program Konsumsi dan Angka konsumsi pangan
2.03.16. 1 RT/ 36,70 39,78 659.570.000 42,87 772.320.000 45,95 839.027.750 49,03 880.979.135 52,12 971.279.510 55,20 971.279.510 55,20 5.094.455.905
Keamanan Pangan RT pertahun
tahun
Persentase konsumsi RT
2 % 81,44 84,52 87,60 90,69 93,77 96,86 99,94 99,94
non pangan
Persentase produk pangan
3 % 90,00 93,08 96,17 99,25 100,00 100,00 100,00 100
yang aman
Persentase jembatan
2 % 56,94 60,91 64,31 68,27 72,52 76,49 80,74 80,97
dalam kondisi baik
Persentase panjang saluran
3 drainase dalam kondisi % 32,35 33,85 41,98 50,11 58,24 66,37 74,50 74,50
baik
Program Pengelolaan
Persentase sarana dan
Perbekalan dan
1.01.20. 1 prasarana pekerjaan % 95,00 97,00 850.050.000 100,00 750.000.000 100,00 750.000.000 100,00 750.000.000 100,00 750.000.000 100,00 825.000.000 100,00 4.675.050.000
Laboratorium Pekerjaan
umum dalam kondisi baik
Umum
Persentase peningkatan
Program Pengembangan
1.03.19. 1 data dan pembinaan jasa % 36,67 55,83 550.000.000 75,00 575.000.000 77,50 633.000.000 80,00 697.000.000 82,50 767.000.000 85,00 844.000.000 85,00 4.066.000.000
Data dan Jasa Konstruksi
konstruksi
Program Pembinaan Persentase panjang jalan
1.03.20. 1 % 52,44 1.440.000.000
Lingkungan Sosial dalam kondisi baik
Indeks Kinerja
IS.20 - 56,37 60,57 67,16 72,00 76,84 83,08 90,81 90,81
Sumberdaya Air
Persentase ketersediaan
2 % 30,00 33,00 3.656.310.000 45,00 5.000.000.000 50,00 5.500.000.000 60,00 6.050.000.000 65,00 7.000.000.000 70,00 7.500.000.000 70,00 34.706.310.000
sarana air baku
Indeks Layanan
IS.21 - 7,00 7,40 7,70 8,00 8,30 8,70 9,10 9,10
Perhubungan
Program Peningkatan DINAS
Persentase angkutan darat
2.09.15. Pelayanan Perhubungan 1 % 95,00 95,29 15.403.785.000 96,13 18.370.000.000 96,27 19.123.471.549 95,89 19.842.484.176 97,35 21.564.191.694 96,31 23.371.610.863 96,31 117.675.543.282 PERHUBUNG
yang laik jalan
Darat AN
Persentase kepatuhan
1.03.18. Program Tata Ruang 1 pemanfaatan ruang % 100,00 100,00 1.085.165.000 100,00 1.100.000.000 100,00 1.155.000.000 100,00 1.213.000.000 100,00 1.274.000.000 100,00 1.338.000.000 100,00 7.165.165.000 DPUPR
terhadap RTRW
Program peningkatan
Persentase kejadian
1.05.18 kesiagaan dan pencegahan 1 % 94,00 95,00 1.843.709.200 96,00 1.679.586.085 97,00 1.656.125.864 98,00 1.700.000.000 99,00 1.724.500.000 100,00 2.000.000.000 100,00 10.603.921.149 SATPOL PP
kebakaran yang ditangani
bahaya kebakaran
Persentase rekomendasi
Program Peningkatan
administrasi pelayanan
4.05.38. Pelayanan Publik Tingkat 1 % 100,00 100,00 560.491.000 100,00 617.420.100 100,00 679.162.110 100,00 747.078.321 100,00 821.786.153 100,00 903.964.768 100,00 4.329.902.452 KEC. SRESEH
umum yang ditindaklanjuti
Kecamatan (Sreseh)
tepat waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam kegiatan % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
pembangunan
Persentase rekomendasi
Program Peningkatan
administrasi pelayanan
4.05.38. Pelayanan Publik Tingkat 1 % 100,00 100,00 128.382.000 100,00 100.000.000 100,00 110.000.000 100,00 121.000.000 100,00 133.100.000 100,00 146.410.000 100,00 738.892.000 KEC. TORJUN
umum yang ditindaklanjuti
Kecamatan (Torjun)
tepat waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam kegiatan % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00 0
pembangunan
Persentase rekomendasi
Program Peningkatan
administrasi pelayanan KEC.
4.05.38. Pelayanan Publik Tingkat 1 % 100,00 100,00 3.804.803.500 100,00 4.389.548.043 100,00 5.048.730.249 100,00 5.806.789.786 100,00 6.678.558.254 100,00 7.681.091.992 100,00 33.409.521.824
umum yang ditindaklanjuti SAMPANG
Kecamatan (Sampang)
tepat waktu
Persentase rekomendasi
Program Peningkatan
administrasi pelayanan KEC.
4.05.38. Pelayanan Publik Tingkat 1 % 100,00 100,00 153.679.000 100,00 145.603.550 100,00 177.849.000 100,00 223.605.000 100,00 267.622.530 100,00 390.281.000 100,00 1.358.640.080
umum yang ditindaklanjuti CAMPLONG
Kecamatan (Camplong)
tepat waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam kegiatan % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
pembangunan
Persentase rekomendasi
Program Peningkatan
administrasi pelayanan
4.05.38. Pelayanan Publik Tingkat 1 % 100,00 100,00 200.454.000 100,00 220.499.400 100,00 242.549.340 100,00 278.931.741 100,00 320.771.502 100,00 368.887.228 100,00 1.632.093.211 KEC. OMBEN
umum yang ditindaklanjuti
Kecamatan (Omben)
tepat waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam kegiatan % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
pembangunan
Program Peningkatan Persentase rekomendasi
KEC.
Pelayanan Publik Tingkat administrasi pelayanan
4.05.38. 1 % 100,00 100,00 167.760.000 100,00 136.355.000 100,00 187.826.200 100,00 247.500.000 100,00 301.000.000 100,00 142.500.000 100,00 1.182.941.200 KEDUNGDUN
Kecamatan umum yang ditindaklanjuti
G
(Kedungdung) tepat waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam kegiatan % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
pembangunan
Persentase rekomendasi
Program Peningkatan
administrasi pelayanan
4.05.38. Pelayanan Publik Tingkat 1 % 100,00 100,00 150.506.500 100,00 141.524.000 100,00 171.549.000 100,00 209.059.000 100,00 258.744.016 100,00 378.381.000 100,00 1.309.763.516 KEC. JRENGIK
umum yang ditindaklanjuti
Kecamatan (Jrengik)
tepat waktu
Persentase dokumen
Program Perencanaan perencanaan pembangunan BAPPELITBA
4.01.15. 1 % 100,00 100,00 1.344.700.000 100,00 1.344.700.000
Pembangunan daerah yang ditetapkan dengan NGDA
Perda/Perkada
Persentase rencana
kegiatan lingkup bidang
Program Perencanaan
sosial budaya dan
4.01.18. Pembangunan Sosial 1 % 100,00 100,00 800.000.000 100,00 800.000.000
pemerintahan yang
Budaya dan Pemerintahan
tertuang dalam RKPD
secara konsisten dan selaras
Persentase
Program Pengembangan program/kegiatan Renja
Data, Pengendalian dan Perangkat Daerah yang
4.01.19. 1 % 100,00 100,00 720.600.000 100,00 720.600.000
Evaluasi Perencanaan konsisten dan selaras
Pembangunan dengan Renstra Perangkat
Daerah
Persentase
program/kegiatan dalam
2 % 100,00 100,00 100,00 -
Renja PD yang konsisten
dan selaras dengan RKPD
Persentase dokumen
Program Perencanaan,
perencanaan pembangunan
4.01.20 Pengendalian dan 1 % 100,00 2.011.033.215 100,00 2.150.000.000 100,00 2.387.812.693 100,00 2.500.000.000 100,00 2.750.000.000 100,00 11.798.845.908
yang ditetapkan dengan
Evaluasi
Perda/Perkada
Indeks Profesionalitas
IS.29 - 56,00 71,00 75,00 77,00 81,00 83,00 85,00 85,00
ASN
Jumlah pengunjung
2 Orang 324.225 389.070 778.140 1.245.024 1.992.038 3.187.261 5.099.618 5.099.618 -
Website sampangkab.go.id
Meningkatnya
ketenteraman
masyarakat dan Persentase penyelesaian
S.19 IS.32 % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ketertiban umum serta konflik sosial politik
penyelesaian konflik
sosial politik
Persentase penurunan
Program Peningkatan
4.05.33. 1 kejadian terkait konflik % 100,00 100,00 913.712.000 100,00 992.276.000 100,00 1.002.198.760 100,00 1.009.869.793 100,00 1009869793 100,00 1.110.856.772 100,00 6.038.783.118 BAKESBANGPOL
Kewaspadaan Dini
sosial
Program Pemantapan dan
Persentase lembaga
4.05.34. Penguatan Kelembagaan 1 % 100,00 100,00 848.616.500 100,00 537.978.500 100,00 591.776.350 100,00 650.953.985 100,00 848616500 100,00 933.478.150 100,00 4.411.419.985
demokrasi yang dilegalisasi
Demokrasi
Persentase masyarakat
Program Pengembangan yang mendapatkan
4.05.35. 1 % N/A 0,03 200.124.000 0,06 220.607.000 0,09 242.667.700 0,12 250.934.470 0,15 250934470 0,18 250.934.470 0,18 1.416.202.110
Etika dan Budaya politik pemahaman etika dan
budaya politik
Jumlah kelompok yang
Program Integrasi
4.05.36. 1 mendapatkan peningkatan klp. 2 2 516.999.500 2 641.917.936 2 865.000.000 2 951.500.000 2 951500000 2 953.927.931 2 4.880.845.367
Kebangsaan
wawasan kebangsaan
Persentase penurunan
gangguan ketentraman
IS.33 % 56,37 60,57 67,16 72,00 76,85 83,18 90,76 90,76
masyarakat dan
ketertiban umum
Meningkatnya nilai-nilai
Persentase budaya
S.20 budaya daerah yang IS.34 % 35,71 40,48 45,24 50,00 54,76 59,52 64,29 64,29
daerah yang dilestarikan
dilestarikan
BAB VII
KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM
PERANGKAT DAERAH
berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dan hak-hak dasar masyarakat serta pencapaian
keadilan yang berkesinambungan dan berkelanjutan.
Program prioritas pembangunan daerah dibagi menjadi tiga prioritas. Prioritas I,
dialokasikan untuk membiayai belanja langsung wajib dan mengikat serta pemenuhan
penerapan pelayanan dasar, antara lain kebutuhan urusan Pendidikan, Urusan Kesehatan,
Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman, Urusan Ketertiban Umum dan Pelindungan Masyarakat serta Urusan Sosial.
Prioritas II, dialokasikan untuk pendanaan program prioritas dalam rangka pencapaian
visi dan misi Bupati dan wakil Bupati Sampang periode 2019-2024, yang merupakan
program pembangunan daerah dengan tema atau program unggulan Kepala daerah
sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN dan amanat/kebijakan nasional yang definitif
harus dilaksanakan oleh daerah pada tahun rencana. Program tersebut harus
berhubungan langsung dengan kepentingan publik, bersifat monumental, berskala besar,
dan memiliki kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi, memberikan dampak luas pada
masyarakat dengan daya ungkit yang tinggi pada capaian visi/misi daerah. Prioritas III,
merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja-belanja pada Urusan
Pemerintah Lainnya. Rincian mengenai program prioritas beserta anggarannya dapat
dilihat dalam table 7.1.
TAHUN
PROGRAM
2019 2020 2021 2022 2023 2024
PRIORITAS I :
TOTAL (Rp) 116.052.374.536,00 159.902.440.221,00 169.884.333.662,00 186.803.017.906,50 200.721.669.677,69 208.092.294.135,65
% Terhadap BL 14,32 17,60 18,74 19,22 19,52 18,44
PRIORITAS II :
TOTAL (Rp) 650.085.236.274,00 672.877.126.040,22 676.009.303.515,59 737.009.493.236,16 772.559.231.415,07 833.896.712.000,38
% Terhadap BL 80,20 77,13 74,56 75,82 75,13 73,90
PRIORITAS III:
TOTAL (Rp) 44.448.765.337,00 45.895.229.679,33 67.055.102.852,69 54.892.227.794,60 61.934.117.276,14 93.768.708.546,39
% Terhadap BL 5,48 5,27 6,70 4,97 5,35 7,66
TOTAL BELANJA
810.586.376.147,00 878.674.795.940,55 912.948.740.030,28 978.704.738.937,26 1.035.215.018.368,90 1.135.757.714.682,42
PRIORITAS
Proyeksi
No Uraian
2019 2020 2021 2022 2023 2024
Kapasitas riil
1 810.586.376.147,00 878.674.795.940,55 913.048.740.030,28 979.082.340.282,86 1.035.593.506.483,32 1.136.090.766.183,22
kemampuan keuangan
2 BELANJA 1.870.799.556.047,00 1.977.006.851.829,00 2.063.381.730.759,44 2.185.052.541.766,74 2.300.366.039.208,40 2.512.829.024.417,38
Belanja Tidak
1.060.213.179.900,00 1.098.332.055.888,45 1.150.432.990.729,16 1.206.347.802.829,47 1.265.151.020.839,49 1.377.071.309.734,96
2.1 Langsung
2.1.1 Belanja Pegawai 668.191.455.985,00 701.601.028.784,25 736.681.080.223,46 773.515.134.234,64 812.190.890.946,37 852.800.435.493,69
2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 13.295.000.000,00 7.959.750.000,00 8.357.737.500,00 8.775.624.375,00 9.214.405.593,75 9.675.125.873,44
Belanja Bagi Hasil ke
2.068.801.715,00 3.402.174.910,00 4.013.283.465,00 4.411.295.434,75 4.908.354.573,96 5.592.711.610,00
2.1.6 Pemdes
Belanja Bantuan
333.568.722.200,00 346.422.902.194,20 361.434.689.540,69 379.699.548.785,09 398.891.169.725,42 419.056.836.757,84
2.1.7 Keuangan
2.1.8 Belanja Tidak Terduga 4.643.000.000,00 2.000.000.000,00 3.000.000.000,00 3.000.000.000,00 3.000.000.000,00 3.000.000.000,00
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 454.819.119.406,00 475.449.960.549,27 475.736.578.999,56 490.427.862.546,08 498.040.800.719,54 523.696.626.454,16
Persentase informasi/data
Program Manajemen
1.01.19. 1 base pendidikan yang % 96,90 97,20 428.000.000 97,20 428.000.000
Pelayanan Pendidikan
terupdate
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 2.576.419.000 100,00 2.576.419.000 100,00 2.656.287.989 100,00 2.921.916.788 100,00 3.012.496.208 100,00 3.223.370.943 100,00 16.966.909.928
Perkantoran perkantoran
Program Peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 899.000.000 100,00 899.000.000 100,00 926.869.000 100,00 1.019.555.900 100,00 1.051.162.133 100,00 1.124.743.482 100,00 5.920.330.515
Aparatur kondisi baik
Persentase penderita HT
2 mendapatkan pelayanan % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
kesehatan sesuai standar
Persentase penderita DM
3 mendapatkan pelayanan % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
kesehatan sesuai standar
Cakupan Pelayanan
Program Pelayanan
1.02.18. 1 Kesehatan Dasar % 60,00 65,00 20.739.686.750 70,00 22.064.219.250 75,00 11.762.978.700 80,00 11.234.560.000 85,00 12.650.000.000 90,00 14.700.750.000 90,00 93.152.194.700
Kesehatan
Masyrakat sesuai standar
Persentase rujukan non
2 % 4,90 4,90 4,90 4,90 4,90 4,90 4,90 4,90
spesialistik
Persentase Puskesmas
yang menyelenggarakan
3 % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
pelayanan kesehatan
tradisional
Persentase Ketersediaan
Program Sumber Daya
1.02.19. 1 Obat PKD dan Perbekalan % 100,00 100,00 48.130.503.536 100,00 50.449.045.500 100,00 65.801.586.065 100,00 74.978.080.000 100,00 79.802.000.000 100,00 76.360.500.000 100,00 395.521.715.101
Kesehatan
Kesehatan
Persentase Fasyankes
3 yang memiliki alat % 48,00 48,00 60,00 65,00 68,00 70,00 75,00 75,00
kesehatan sesuai standar
Persentase tersedianya
fasilitas kesehatan di
4 % 54,00 56,00 58,00 60,00 62,00 63,00 65,00 65,00
puskesmas dan
jaringannya sesuai standar
Pencapaian BOR Rumah
Program Peningkatan
Sakit sesuai standar
1.02.20. Pelayanan Kesehatan 1 % 72,80 73,00 54.312.550.000 73,50 65.112.347.100 74,00 70.124.033.800 75,00 72.000.000.000 75,00 77.000.000.000 75,50 85.000.000.000 75,50 423.548.930.900
Nasional (65Persentase-
Rujukan
85Persentase)
2 GDR <45Persentase % 24,14 24,00 24,50 22,50 22,50 22,25 22,00 22,00
3 NDR <25Persentase % 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00
Program Fasilitasi
Persentase Puskesmas
Kegiatan pada Fasilitas
1.02.21. 1 Melaksanakan Pelayanan % 100,00 100,00 72.750.891.960 100,00 73.731.691.511 100,00 76.183.704.860 100,00 78.455.567.000 100,00 91.367.366.000 100,00 92.065.000.000 100,00 484.554.221.331
Kesehatan Tingkat
UKM dan UKP
Pertama
Cakupan penyediaan
Program Pembinaan
1.02.22. 1 fasilitas kesehatan terkait % 100,00 100,00 7.211.656.000 100,00 15.309.000.000 100,00 16.074.450.000 100,00 16.878.172.500 100,00 17.722.081.125 100,00 18.608.185.181 100,00 91.803.544.806
Lingkungan Sosial
dampak buruk rokok
Persentase fasilitas
Program Manajemen pelayanan kesehatan
1.02.23. 1 % 100,00 100,00 266.680.000 100,00 300.000.000 100,00 350.000.000 100,00 328.000.000 100,00 925.402.650 100,00 912.812.031 100,00 3.082.894.681
Pelayanan Kesehatan memiliki sistem informasi
kesehatan
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 1.596.280.750 100,00 4.115.853.250 100,00 2.091.460.750 100,00 2.567.450.000 100,00 2.750.506.000 100,00 2.914.607.500 100,00 16.036.158.250
Perkantoran perkantoran
Persentase ketersediaan
2 % 30,00 33,00 3.656.310.000 45,00 5.000.000.000 50,00 5.500.000.000 60,00 6.050.000.000 65,00 7.000.000.000 70,00 7.500.000.000 70,00 34.706.310.000
sarana air baku
Persentase kepatuhan
1.03.18. Program Tata Ruang 1 pemanfaatan ruang % 100,00 100,00 1.085.165.000 100,00 1.100.000.000 100,00 1.155.000.000 100,00 1.213.000.000 100,00 1.274.000.000 100,00 1.338.000.000 100,00 7.165.165.000 DPUPR
terhadap RTRW
Persentase peningkatan
Program Pengembangan
1.03.19. 1 data dan pembinaan jasa % 36,67 55,83 550.000.000 75,00 575.000.000 77,50 633.000.000 80,00 697.000.000 82,50 767.000.000 85,00 844.000.000 85,00 4.066.000.000
Data dan Jasa Konstruksi
konstruksi
Program Pengelolaan
Persentase sarana dan
Perbekalan dan
1.01.20. 1 prasarana pekerjaan % 95,00 97,00 850.050.000 100,00 750.000.000 100,00 750.000.000 100,00 750.000.000 100,00 750.000.000 100,00 825.000.000 100,00 4.675.050.000
Laboratorium Pekerjaan
umum dalam kondisi baik
Umum
Program Pembinaan Persentase panjang jalan
1.03.21. 1 % 52,44 1.440.000.000
Lingkungan Sosial dalam kondisi baik
Persentase pemenuhan
Pelayanan Administrasi
1.00.01. 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 749.635.500 100,00 900.000.000 100,00 990.000.000 100,00 1.089.000.000 100,00 1.198.000.000 100,00 1.318.000.000 100,00 6.244.635.500
dan Jasa Perkantoran
perkantoran
Persentase sarana dan
Peningkatan Sarana dan
1.00.02. 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 404.922.500 100,00 678.000.000 100,00 486.000.000 100,00 535.000.000 100,00 589.000.000 100,00 648.000.000 100,00 3.340.922.500
Prasarana Aparatur
kondisi baik
Program Peningkatan Presentase aparatur yang
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 mengikuti peningkatan % 100,00 100,00 60.000.000 100,00 60.000.000 100,00 66.000.000 100,00 73.000.000 100,00 81.000.000 100,00 90.000.000 100,00 430.000.000
Aparatur kapasitas aparatur
Program peningkatan
Persentase kejadian
1.05.17 kesiagaan dan pencegahan 1 % 94,00 95,00 1.843.709.200 96,00 1.679.586.085 97,00 1.656.125.864 98,00 1.700.000.000 99,00 1.724.500.000 100,00 2.000.000.000 100,00 10.603.921.149 SATPOL PP
kebakaran yang ditangani
bahaya kebakaran
Persentase korban
kekerasan terhadap
2 % - 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
perempuan dan anak yang
tertangani
2.03. PANGAN
Ketersediaan pangan
Program Ketersediaan DINAS
utama masyarakat kg/kapit
2.03.15. Pangan dan Distribusi 1 274,62 278,74 1.002.723.000 282,92 931.530.325 287,16 950.015.089 291,47 997.515.848 295,84 1.001.140.222 300,28 1.099.761.209 300,28 5.982.685.693 KETAHANAN
(Pangan Setara a/tahun PANGAN
Pangan
Beras/PSB)
Persentase pemenuhan
2 % 197,35 200,31 203,32 206,37 209,46 212,61 215,79 215,79
kebutuhan pangan utama
Cadangan pangan
3 pemerintah setara beras ton 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 120,00
(PSB)
Juta
Program Konsumsi dan Angka konsumsi pangan Rp./
2.03.16. 1 36,70 39,78 659.570.000 42,87 772.320.000 45,95 839.027.750 49,03 880.979.135 52,12 971.279.510 55,20 971.279.510 55,20 5.094.455.905
Keamanan Pangan RT pertahun RT/
tahun
Persentase konsumsi RT
2 % 81,44 84,52 87,60 90,69 93,77 96,86 99,94 99,94
non pangan
Persentase produk pangan
3 % 90,00 93,08 96,17 99,25 100,00 100,00 100,00 100
yang aman
Program Pelayanan Persentase Pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 Kebutuhan Administrasi % 100,00 100,00 366.232.400 100,00 375.388.210 100,00 394.157.621 100,00 413.865.502 100,00 434.558.777 100,00 456.286.715 100,00 2.440.489.224
Perkantoran dan Jasa Perkantoran
Persentase ketersediaan
2 sarana dan prasarana % 84,76 85,90 87,39 88,13 88,88 90,29 93,35 93,00 -
jalan dalam kondisi baik
Persentase ketersediaan
Program Peningkatan
sarana dan prasarana
2.09.16. Pelayanan Perhubungan 1 % 81,82 60,00 1.760.335.000 67,27 1.500.000.000 76,36 1.600.000.000 85,45 1.750.000.000 90,91 2.000.000.000 100,00 2.200.000.000 100,00 10.810.335.000
perhubungan laut dalam
Laut
kondisi baik
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 784.019.000 100,00 1.276.781.000 100,00 1.276.781.000 100,00 1.276.781.000 100,00 1.300.000.000 100,00 1.300.000.000 100,00 7.214.362.000
Perkantoran perkantoran
Program Peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 459.760.000 100,00 1.585.840.475 100,00 1.500.000.000 100,00 1.500.000.000 100,00 1.300.000.000 100,00 1.300.000.000 100,00 7.645.600.475
Aparatur kondisi baik
Jumlah pengunjung
2 Orang 324.225 389.070 778.140 1.245.024 1.992.038 3.187.261 5.099.618 5.099.618 -
Website sampangkab.go.id
Program Pelayanan Presentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 863.770.000,00 100,00 870.000.000,00 100,00 875.000.000,00 100,00 880.000.000,00 100,00 885.000.000,00 100,00 890.000.000,00 100,00 5.263.770.000
Perkantoran perkantoran
Persentase pemenuhan
Program Peningkatan
dokumen perencanaan,
Sistem Perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. Penganggaran, Pelaporan 1 % 100,00 100,00 46.000.000 100,00 46.000.000 100,00 46.000.000 100,00 50.000.000 100,00 50.000.000 100,00 50.000.000 100,00 288.000.000
kinerja dan pelayanan
dan Pelayanan Informasi
publik yang baik dan tepat
Publik
waktu
KOPERASI DAN USAHA
2.11.
KECIL DAN MENENNGAH
Program Pengendalian,
2.12.16. Pelaksanaan dan Informasi 1 Nilai investasi PMDN Juta Rp. 385.297 504.468 439.015.350 574.435 460.966.118 654.171 465.575.779 745.128 484.198.810 849.046 508.408.750 967.866 533.829.188 967.866 2.891.993.994
Penanaman Modal
Program Penyelenggaraan
Persentase izin yang
2.12.17. Pelayanan Perizinan dan 1 % 100,00 100,00 394.902.900 100,00 381.809.750 100,00 385.627.848 100,00 401.052.961 100,00 421.105.609 100,00 442.160.890 100,00 2.426.659.958 DPMPTSP
diterbitkan tepat waktu
Non Perizinan
Program Pengaduan Persentase pengaduan
2.12.18. Kebijakan dan Pelaporan 1 masyarakat yang ditindak % 100,00 100,00 119.482.050 100,00 125.456.153 100,00 126.710.714 100,00 131.779.143 100,00 138.368.100 100,00 145.286.505 100,00 787.082.664
Layanan lanjuti
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi Perkantoran 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 478.335.000 100,00 480.000.000 100,00 498.105.309 100,00 500.000.000 100,00 525.000.000 100,00 551.250.000 100,00 3.032.690.309
dan Jasa Perkantoran prerkantoran
Program Peningkatan Persentase Sarana dan
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 Prasarana Aparatur dalam % 100,00 100,00 1.086.219.400 100,00 1.199.533.165 100,00 1.319.486.482 100,00 1.425.407.451 100,00 1.496.677.823 100,00 1.571.511.716 100,00 8.098.836.036
Aparatur kondisi baik
Program Peningkatan Persentase Aparatur yang
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 mengikuti Peningkatan % 100,00 100,00 67.000.000 100,00 67.000.000 100,00 70.000.000 100,00 70.000.000 100,00 73.500.000 100,00 77.175.000 100,00 424.675.000
Aparatur Kapasitas Aparatur
Persentase pemenuhan
Program Peningkatan
dokumen perencanaan,
Sistem Perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. Penganggaran, Pelaporan 1 % 100,00 100,00 48.155.000 100,00 50.000.000 100,00 50.000.000 100,00 52.000.000 100,00 54.600.000 100,00 57.330.000 100,00 312.085.000
kinerja dan pelayanan
dan Pelayanan Infomasi
publik yang baik dan tepat
Publik
waktu
KEPEMUDAAN DAN
2.13.
OLAH RAGA
Program Pembinaan dan
Persentase organisasi DISPORABUDP
2.13.15. Pengembangan 1 % 80,65 83,87 1.355.068.000 87,10 1.254.717.924 90,32 1.247.629.482 93,55 1.393.175.750 96,77 1.512.834.000 100,00 2.365.827.710 100,00 9.129.252.866
kepemudaan aktif AR
Kepemudaan
Jumlah pemuda yang
berprestasi di tingkat
2 pemuda 8 11 12 13 14 15 17 17 -
regional, nasional dan
internasional
Jumlah prestasi olah raga
Program Pembinaan dan
2.13.16. 1 tingkat regional, nasional prestasi 78 80 16.980.949.000 82 15.481.415.250 84 15.956.229.400 86 15.932.791.600 88 16.511.119.500 90 17.191.231.000 90 98.053.735.750
Pengembangan Olahraga
dan internasional
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 636.033.200 100,00 845.836.500 100,00 871.211.500 100,00 897.348.000 100,00 924.268.000 100,00 951.996.000 100,00 5.126.693.200
Perkantoran perkantoran
Program Peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 121.177.000 100,00 1.157.069.000 100,00 221.345.000 100,00 227.985.350 100,00 618.176.156 100,00 701.869.750 100,00 3.047.622.256
Aparatur kondisi baik
Program Peningkatan Persentase aparatur yang
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 mengikuti peningkatan % 100,00 100,00 - 100,00 14.775.000 100,00 15.218.250 100,00 15.675.000 100,00 46.145.250 100,00 46.629.600 100,00 138.443.100
Aparatur kapasitas aparatur
2.17. PERPUSTAKAAN
Program Pengelolaan Jumlah kunjungan layanan pengunj
2.17.15. 1 24.355 26.355 760.704.800 28.855 798.740.040 31.605 838.677.000 34.705 880.610.850 38.305 924.641.393 42.355 970.873.463 42.355 5.174.247.546
Perpustakaan perpustakaan ung
Persentase pemenuhan
Program pelayanan
1.00.01. 2 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 618.194.100 100,00 649.103.805 100,00 681.558.995 100,00 715.636.945 100,00 751.418.792 100,00 788.989.732 100,00 4.204.902.369
adminitrasi perkantoran
perkantoran
Program Peningkatan Persentase sarana dan
1.00.02. sarana dan Prasrana 3 prasarana aparatur dalam % 100,00 100,00 702.526.000 100,00 737.652.300 100,00 774.534.915 100,00 813.261.661 100,00 853.924.744 100,00 896.620.981 100,00 4.778.520.601
aparatur kondisi baik
Program Peningkatan Persentase aparatur yang
1.00.03. Kapasitas Sumber daya 4 mengikuti peningkatan % 100,00 100,00 52.975.000 100,00 55.623.750 100,00 58.404.938 100,00 61.325.184 100,00 64.391.444 100,00 67.611.016 100,00 360.331.331
aparatur kapasitas aparatur
Persentase pemenuhan
Program Peningkatan
dokumen perencanaan,
Sistem Perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. Penganggaran, Pelaporan 1 % 100,00 100,00 48.000.000 100,00 50.400.000 100,00 52.920.000 100,00 55.566.000 100,00 58.344.300 100,00 61.261.515 100,00 326.491.815
kinerja dan pelayanan
dan Pelayanan Infomasi
publik yang baik dan tepat
Publik
waktu
2.18. KEARSIPAN
Program Pengelolaan Jumlah kunjungan pengunj
2.18.15. 1 - 10.000 597.135.000 11.200 626.991.750 12.700 658.341.338 14.600 691.258.404 17.000 725.821.325 20.000 762.112.391 20.000 4.061.660.207 DISARPUS
Kearsipan layanan kearsipan ung
3 URUSAN PILIHAN
3.01 PERIKANAN
Laut: DINAS
Program Pengembangan Jumlah produksi 9.336,25 9.867,00 1.543.301.000 10.015,00 733.386.000 10.226,00 825.000.000 10.523,00 800.000.000 10.817,00 875.000.000 11.119,00 1.100.000.000 11.119,00 5.876.687.000
ton PERIKANAN
3.01.15. 1
Perikanan Tangkap perikanan tangkap PUD:
18,20 21,00 21,50 22,00 23,00 24,50 27,00 27,00
ton
Program Pengembangan
Jumlah produksi
3.01.16. Perikanan Budidaya dan 1 ton 800,00 840,00 2.716.450.000 865,00 2.742.955.600 890,00 2.742.955.600 920,00 2.883.000.000 945,00 3.060.000.000 970,00 3.100.000.000 970,00 17.245.361.200
perikanan budidaya
Garam
Jumlah Produksi Garam
2 Ribu ton 260,00 275,00 283,00 291,00 300,00 309,00 318,00 318,00
Rakyat
Program Pengembangan Persentase produksi
3.01.17. 1 % 2,63 2,72 2,82 809.915.000 3,29 825.000.000 3,75 850.000.000 4,12 875.000.000 4,85 900.000.000 5,57 4.259.915.000
Usaha dan Data Perikanan perikanan yang diolah
kg/kapit
2 Konsumsi ikan perkapita 26,82 26,90 27,06 27,48 28,00 28,51 28,89 28,89
a/tahun
Persentase kenaikan
pengolahan hasil
2 % 3,18 3,72 4,14 4,47 4,70 4,86 5,02 5,02
pertanian tanaman pangan
dan hortikultura
Persentase kenaikan
pemasaran hasil pertanian
3 % 6,53 7,07 7,49 7,82 8,05 8,21 8,37 8,37
tanaman pangan dan
hortikultura
Program Peningkatan
Persentase kenaikan
Produksi, Pengolahan hasil
3.03.16. 1 produksi tanaman % 9,14 9,68 979.821.375 10,10 1.111.997.738 10,43 1.138.406.914 10,66 1.166.136.548 10,82 1.218.412.312 10,98 1.275.617.829 10,98 6.890.392.716
dan Pemasaran Tanaman
Perkebunan
Perkebunan
Persentase kenaikan
pengolahan hasil
2 % 2,04 2,58 3,00 3,33 3,56 3,72 3,88 3,88
pertanian tanaman
perkebunan
Persentase kenaikan
3 pemasaran hasil pertanian % 4,194 4,73 5,15 5,48 5,71 5,87 6,03 6,03
tanaman perkebunan
Persentase usulan
kegiatan yang disepakati
dalam musrenbang dan
2 % 100,00 100,00 100,00 -
pokok - pokok pikiran
DPRD yang dijabarkan ke
dalam RKPD
Persentase rencana
Program Perencanaan kegiatan lingkup bidang
4.01.16. Pembangunan Bidang 1 ekonomi yang tertuang % 100,00 100,00 1.050.000.000 100,00 1.050.000.000
Ekonomi dalam RKPD secara
konsisten dan selaras
Persentase
program/kegiatan dalam
2 % 100,00 100,00 100,00 -
Renja PD yang konsisten
dan selaras dengan RKPD
Persentase dokumen
perencanaan
Program Perencanaan,
4.01.20 1 pembangunan yang % 100,00 2.011.033.215 100,00 2.150.000.000 100,00 2.387.812.693 100,00 2.500.000.000 100,00 2.750.000.000 100,00 11.798.845.908
Pengendalian dan Evaluasi
ditetapkan dengan
Perda/Perkada
Persentase usulan
kegiatan yang disepakati
dalam musrenbang dan
2 % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 -
pokok - pokok pikiran
DPRD yang dijabarkan ke
dalam RKPD
Persentase
program/kegiatan Renja
Perangkat Daerah yang
3 % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 -
konsisten dan selaras
dengan Renstra Perangkat
Daerah
Persentase
program/kegiatan dalam
4 % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 -
Renja PD yang konsisten
dan selaras dengan RKPD
Persentase dokumen
Program Perencanaan rencana Perangkat Daerah
Pembangunan Bidang lingkup bidang
4.01.21 1 % 100,00 889.993.435 100,00 1.000.000.000 100,00 1.200.000.000 100,00 1.350.000.000 100,00 1.500.000.000 100,00 5.939.993.435
Pemerintahan dan Pemerintahan dan
Pembangunan Manusia Pembangunan Manusia
yang difasilitasi
Persentase rekomendasi
Program Peningkatan administrasi pelayanan
4.05.38. Pelayanan Publik Tingkat 1 umum yang % 100,00 100,00 560.491.000 100,00 617.420.100 100,00 679.162.110 100,00 747.078.321 100,00 821.786.153 100,00 903.964.768 100,00 4.329.902.452 KEC. SRESEH
Kecamatan (Sreseh) ditindaklanjuti tepat
waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
kegiatan pembangunan
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 163.160.000 100,00 168.160.000 100,00 184.976.000 100,00 189.976.000 100,00 194.976.000 100,00 204.976.000 100,00 1.106.224.000
Perkantoran perkantoran
Persentase sarana dan
Program Peningkatan
prasarana aparatur dalam
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 % 100,00 100,00 206.414.000 100,00 245.810.100 100,00 275.931.110 100,00 326.554.821 100,00 382.262.653 100,00 435.486.518 100,00 1.872.459.202
kondisi baik
Aparatur
Persentase aparatur yang
Program Peningkatan
mengikuti peningkatan
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 % 100,00 100,00 5.000.000 100,00 5.500.000 100,00 6.500.000 100,00 7.000.000 100,00 7.500.000 100,00 8.000.000 100,00 39.500.000
kapasitas aparatur
Aparatur
Persentase pemenuhan
Program peningkatan
dokumen perencanaan,
sistem perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. penganggaran, pelaporan 1 % 100,00 100,00 50.000.000 100,00 52.500.000 100,00 55.000.000 100,00 57.500.000 100,00 60.000.000 100,00 65.000.000 100,00 340.000.000
kinerja dan pelayanan
dan pelayanan informasi
publik yang baik dan tepat
publik
waktu
Persentase rekomendasi
Program Peningkatan administrasi pelayanan
4.05.38. Pelayanan Publik Tingkat 1 umum yang % 100,00 100,00 128.382.000 100,00 100.000.000 100,00 110.000.000 100,00 121.000.000 100,00 133.100.000 100,00 146.410.000 100,00 738.892.000 KEC. TORJUN
Kecamatan (Torjun) ditindaklanjuti tepat
waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 0
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00 0
kegiatan pembangunan
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 166504000 100,00 187.000.700 100,00 205.700.770 100,00 226.270.847 100,00 248.897.900 100,00 273.787.690 100,00 1.308.161.907
Perkantoran perkantoran
Persentase sarana dan
Program Peningkatan
prasarana aparatur dalam
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 % 56,37 60,57 222.971.000 67,16 292.078.000 72,00 321.285.800 76,85 353.414.380 83,18 388.755.800 90,76 427.631.380 90,76 2.006.136.360
kondisi baik
Aparatur
Persentase aparatur yang
Program Peningkatan
mengikuti peningkatan
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 % 100,00 100,00 6.050.000 100,00 5.000.000 100,00 7.320.500 100,00 8.052.550 100,00 8.857.800 100,00 9.743.500 100,00 45.024.350
kapasitas aparatur
Aparatur
Persentase rekomendasi
Program Peningkatan administrasi pelayanan
KEC.
4.05.38. Pelayanan Publik Tingkat 1 umum yang % 100,00 100,00 156.595.000 100,00 172.254.500 100,00 189.479.950 100,00 217.901.943 100,00 250.587.234 100,00 288.175.319 100,00 1.274.993.945
KETAPANG
Kecamatan (Ketapang) ditindaklanjuti tepat
waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
kegiatan pembangunan
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 196.479.000 100,00 216.126.900 100,00 237.739.590 100,00 273.400.529 100,00 314.410.608 100,00 361.572.199 100,00 1.599.728.825
Perkantoran perkantoran
Persentase sarana dan
Program Peningkatan
prasarana aparatur dalam
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 % 100,00 100,00 205.705.000 100,00 226.275.500 100,00 248.903.050 100,00 286.238.508 100,00 329.174.284 100,00 378.550.426 100,00 1.674.846.767
kondisi baik
Aparatur
Persentase aparatur yang
Program Peningkatan
mengikuti peningkatan
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 % 0,00 0,00 - 100,00 5.000.000 100,00 5.500.000 100,00 6.325.000 100,00 7.273.750 100,00 8.364.813 100,00 32.463.563
kapasitas aparatur
Aparatur
Persentase pemenuhan
Program peningkatan
dokumen perencanaan,
sistem perencanaan,
penganggaran, pelaporan
1.00.04. penganggaran, pelaporan 1 % 100,00 100,00 50.000.000 100,00 50.000.000 100,00 55.000.000 100,00 63.250.000 100,00 72.737.500 100,00 83.648.125 100,00 374.635.625
kinerja dan pelayanan
dan pelayanan informasi
publik yang baik dan tepat
publik
waktu
Persentase rekomendasi
Program Peningkatan
administrasi pelayanan KEC.
Pelayanan Publik Tingkat
4.05.38. 1 umum yang % 100,00 100,00 86.437.500 100,00 105.000.000 100,00 145.000.000 100,00 176.500.000 100,00 208.000.000 100,00 242.500.000 100,00 963.437.500 PANGARENGA
Kecamatan
ditindaklanjuti tepat N
(Pangarengan)
waktu
Persentase pengaduan
2 masyarakat yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ditindaklanjuti
Persentase partisipasi
3 masyarakat dalam % - 60,00 62,00 64,00 66,00 68,00 70,00 70,00
kegiatan pembangunan
Program Pelayanan Persentase pemenuhan
1.00.01. Administrasi dan Jasa 1 kebutuhan administrasi % 100,00 100,00 113.210.000 100,00 123.597.250 100,00 120.656.975 100,00 126.105.521 100,00 127.696.349 100,00 128.250.802 100,00 739.516.897
Perkantoran perkantoran
Persentase sarana dan
Program Peningkatan
prasarana aparatur dalam
1.00.02. Sarana dan Prasarana 1 % 100,00 100,00 188.000.000 100,00 212.000.000 100,00 222.000.000 100,00 250.000.000 100,00 294.000.000 100,00 320.000.000 100,00 1.486.000.000
kondisi baik
Aparatur
Persentase aparatur yang
Program Peningkatan
mengikuti peningkatan
1.00.03. Kapasitas Sumber Daya 1 % 100,00 100,00 10.000.000 100,00 10.000.000 100,00 15.000.000 100,00 20.000.000 100,00 25.000.000 100,00 30.000.000,00 100,00 110.000.000
kapasitas aparatur
Aparatur
TOTAL BELANJA LANGSUNG 810.586.376.147 878.674.795.940 912.948.740.030 978.704.738.937 1.035.215.018.368 1.135.757.714.682 5.755.173.952.529 -
BAB VIII
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
kinerja dampak (impact) untuk mengukur tujuan dan/atau sasaran RPJMD. Penetapan
IKU Kabupaten Sampang tahun 2019 – 2024 dapat dilihat dalam tabel berikut
Tabel 8.1
Penetapan Indikator Kinerja Utama Kabupaten Sampang
Kondisi Target
Kinerja
pada
No Indikator awal
2019 2020 2021 2022 2023 2024
periode
RPJMD
(2018)
1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 61,00 62,31 63,84 65,46 67,09 68,57 70,00
2 Angka Kemiskinan (%) 21,21 19,76 18,64 17,34 15,94 14,25 12,51
3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 4,93 5,00 5,16 5,35 5,56 5,78 6,02
4 Indeks Gini 0,29* 0,29 0,28 0,28 0,28 0,27 0,27
5 Indeks Kinerja Agribisnis 74,25 74,52 74,94 75,21 75,68 76,12 76,53
6 Indeks Kepuasan Layanan
5,5 5,7 5,9 6,2 6,5 6,8 7,0
Infrastruktur (IKLI)
7 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
73,85 74,02 74,79 74,74 75,06 75,41 75,89
(IKLH)
8 Indeks Reformasi Birokrasi (IRB) 75 76 77 78 79 80 81
9 Indeks Toleransi 3,52 3,57 3,62 3,67 3,72 3,77 3,82
*Angka proyeksi
Indeks Kepuasan Layanan Infrastruktur diprediksikan meningkat dari 5,5 tahun 2018
menjadi 7,0 tahun 2024.
Dari sisi kinerja sosial dan pelayanan publik, IKU diproyeksikan mengalami
peningkatan selama periode RPJMD. Indeks Toleransi diprediksikan meningkat 0,30
selama periode RPJMD yaitu sebesar 3,52 tahun 2018 menjadi 3,82 tahun 2018. Indek
Kualitas Lingkungan Hidup ditergetkan mengalami peningkatan sebesar 75,89 pada akhir
periode RPJMD. Selanjutnya Indeks Reformasi Birokrasi juga ditargetkan mengalami
peningkatan tiap tahunnya. Kondisi awal Indeks Reformasi Birokrasi tahun 2018 sebesar
75, ditargetkan mengalami peningkatan hingga 81 pada tahun 2024.
Kondisi
Kinerja Kondisi
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ pada awal Target Capaian Setiap Tahun Kinerja pada
No. INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN Satuan periode akhir
DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
A. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) - 61,00 62,31 63,84 65,46 67,09 68,57 70,00 70,00
2. Angka Kemiskinan % 21,21 19,76 18,64 17,34 15,94 14,25 12,51 12,51
3. Pertumbuhan Ekonomi % 4,93 5,00 5,16 5,35 5,56 5,78 6,02 6,02
4. Indeks Gini - 0,29* 0,29 0,28 0,28 0,28 0,27 0,27 0,27
5. Indeks Kinerja Agribisnis - 74,25 74,52 74,94 75,21 75,68 76,12 76,53 76,53
6. Indeks Kepuasan Layanan Infrastruktur - 5,5 5,7 5,9 6,2 6,5 6,8 7,0 7,0
7. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup - 73,85 74,02 74,79 74,74 75,06 75,41 75,89 75,89
8. Indeks Reformasi Birokrasi - 75 76 77 78 79 80 81 81
9. Indeks Toleransi - 3,52 3,57 3,62 3,67 3,72 3,77 3,82 3,82
BAB IX
PENUTUP
BUPATI SAMPANG,
H. SLAMET JUNAIDI