Anda di halaman 1dari 714

-1-

BUPATI REJANG LEBONG


PROVINSI BENGKULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


NOMOR TAHUN 2021

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH


KABUPATEN REJANG LEBONG
TAHUN 2021-2026

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI REJANG LEBONG,

Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 264 ayat (1)


dan ayat (4) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, maka perlu menetapkan
Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2021-2026.

Mengingat: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang–Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);

ii
-2-

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4614);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4817);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4833) sebagaimana diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26
Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6042);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2019,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6322 Tahun 2019);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang
Evaluasi dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
52 Tahun 2019, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomr 6323 Tahun 2019);
12. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 Tentang
Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati,
iii
-3-

dan Walikota Menjadi Undang-Undang (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 618,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6512);
13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 10);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun
2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
2036) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan
Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 157);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun
2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian
dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 1312);
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun
2019 tentang Sistem Informasi Pemerintahan Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
1114);
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun
2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi, dan
Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan
Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 1447);
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun
2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang Laporan
dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
288);
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun
2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 1781);
20. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2006-2025
(Lembaran Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2007 Nomor 1);

iv
-4-

21. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2012 tentang


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2012-2032 (Lembaran Daerah
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2012 Nomor 80
Tahun 2012);
22. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Rejang Lebong (Lembaran Daerah
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 Nomor 118),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Nomor 2 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kabupaten Rejang Lebong Nomor 9
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Rejang Lebong
(Lembaran Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2018 Nomor 133).

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN REJANG LEBONG
dan
BUPATI REJANG LEBONG

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA


PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2021-2026.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Kabupaten Rejang Lebong.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Rejang Lebong.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya disingkat DPRD,
adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Rejang Lebong.
5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari sekretariat
daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah,
kecamatan, dan kelurahan.

v
-5-

6. Rencana Pembangunan Daerah adalah tindakan masa depan yang


tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber
daya yang tersedia dan dilaksanakan oleh semua komponen dalam
rangka mencapai visi, misi, dan tujuan yang meliputi Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, Rencana Strategis Perangkat Daerah,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah, Rencana Kerja Perangkat Daerah.
7. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional yang selanjutnya
disingkat RPJP Nasional adalah dokumen perencanaan
pembangunan Nasional yang memuat visi, misi dan arah
pembangunan untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun, terhitung
sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025.
8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang selanjutnya
disingkat RPJM Nasional adalah dokumen perencanaan
pembangunan Nasional yang memuat penjabaran visi, misi, dan
program Presiden ke dalam strategi pembangunan Nasional,
kebijakan umum, program prioritas Presiden, serta kerangka
ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara
menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal untuk pembangunan
jangka waktu 5 (lima) tahunan.
9. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Rejang
Lebong yang selanjutnya disingkat RPJP Daerah Kabupaten Rejang
Lebong adalah dokumen perencanaan pembangunan Daerah
Kabupaten Rejang Lebong yang memuat visi, misi dan arah
pembangunan untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun, terhitung
sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025.
10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2021-2026 yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah
dokumen perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Rejang
Lebong yang memuat penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati
yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan,
pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program
Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan
kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima)
tahunan, dengan berpedoman pada RPJP Daerah dan
memperhatikan RPJM Nasional.
11. Rencana Kerja Pemerintah Daerah, yang selanjutnya disebut RKPD,
adalah dokumen perencanaan Daerah untuk jangka waktu 1 (satu)
tahun.
12. Rencana Strategis Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat
Renstra Perangkat Daerah, adalah dokumen perencanaan
pembangunan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun bagi Perangkat
Daerah.
13. Rencana Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat Renja
Perangkat Daerah, adalah dokumen perencanaan pembangunan
untuk jangka waktu 1 (satu) tahun bagi Perangkat Daerah.
14. Anggaran pendapatan dan belanja daerah, selanjutnya disingkat
APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang
dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD
dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

vi
-6-

15. Kebijakan umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah


dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan
pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu)
tahun.
16. Prioritas dan plafon anggaran sementara yang selanjutnya disingkat
PPAS adalah rancangan program prioritas dan patokan batas
maksimal anggaran yag diberikan kepada Perangkat Daerah untuk
setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA Perangkat
Daerah sebelum disepakati dengan DPRD.
17. Kerangka pendanaan adalah program dan kegiatan yang disusun
untuk mencapai sasaran hasil pembangunan yang pendanaannya
diperoleh dari anggaran pemerintah/daerah, sebagai bagian integral
dari upaya pembangunan daerah secara utuh.
18. Isu-isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan
atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah
karena dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan karakteristik
bersifat penting, mendasar, mendesak, berjangka panjang, dan
menentukan tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah dimasa
yang akan datang.
19. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan
pada akhir periode perencanaan.
20. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
21. Tujuan adalah sesuatu kondisi yang akan dicapai atau dihasilkan
dalam jangka waktu 5 (lima) tahunan.
22. Sasaran adalah rumusan kondisi yang menggambarkan tercapainya
tujuan, berupa hasil pembangunan Daerah/Perangkat Daerah yang
diperoleh dari pencapaian hasil (outcome) program Perangkat Daerah.
23. Strategi adalah langkah berisikan program-program sebagai prioritas
pembangunan Daerah/Perangkat Daerah untuk mencapai sasaran.
24. Arah kebijakan adalah rumusan kerangka pikir atau kerangka kerja
untuk menyelesaikan permasalahan pembangunan dan
mengantisipasi isu strategis Daerah/Perangkat Daerah yang
dilaksanakan secara bertahap sebagai penjabaran strategi.
25. Prioritas Pembangunan Daerah adalah fokus penyelenggaraan
pemerintah Daerah yang dilaksanakan secara bertahap untuk
mencapai sasaran RPJMD.
26. Program adalah penjabaran kebijakan Perangkat Daerah dalam
bentuk upaya yang berisi satu atau lebih kegiatan dengan
menggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil
yang terukur sesuai dengan tugas dan fungsi.
27. Program pembangunan Daerah adalah program strategis Daerah
yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah sebagai instrumen arah
kebijakan untuk mencapai sasaran RPJMD.
28. Kinerja adalah capaian keluaran/hasil/dampak dari
kegiatan/program/sasaran sehubungan dengan penggunaan sumber
daya pembangunan.
29. Indikator Kinerja adalah tanda yang berfungsi sebagai alat ukur
pencapaian kinerja suatu kegiatan, program atau sasaran dan
tujuan dalam bentuk keluaran (output), hasil (outcome), dampak
(impact).
30. Keluaran (output) adalah suatu produk akhir berupa barang atau
jasa dari serangkaian proses atas sumber daya pembangunan agar
hasil (outcome) dapat terwujud.
vii
-7-

31. Hasil (outcome) adalah keadaan yang ingin dicapai atau


dipertahankan pada penerima manfaat dalam periode waktu tertentu
yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari beberapa kegiatan
dalam satu program.
32. Dampak (impact) adalah kondisi yang ingin diubah berupa hasil
pembangunan/layanan yang diperoleh dari pencapaian hasil
(outcome) beberapa program.

BAB II
KEDUDUKAN RPJMD

Pasal 2

(1) RPJMD merupakan landasan dan pedoman bagi Pemerintah Daerah


dalam menyelenggarakan dan melaksanakan pembangunan 5 (lima)
tahun.
(2) RPJMD menjabarkan visi, misi, dan program pembangunan Bupati.
(3) RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai:
a. pedoman bagi SKPD dalam Menyusun Rencana Strategis SKPD;
dan
b. pedoman Pemerintah Daerah dalam menyusun Rencana Kerja
Pemerintah Daerah.

BAB III
SISTEMATIKA RPJMD

Pasal 3

(1) RPJMD disusun dengan sistematika sebagai berikut:


Bab I Pendahuluan;
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah;
Bab III Gambaran Keuangan Daerah;
Bab IV Permasalahan dan Isu Strategis Daerah;
Bab V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran;
Bab VI Strategi, Arah Kebijakan, dan Program Pembangunan
Daerah;
Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program
Perangkat Daerah;
Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
Bab IX Penutup.
(2) Sistematika RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.

viii
-8-

BAB IV
PENGENDALIAN DAN EVALUASI

Pasal 4

(1) Pemerintah Daerah melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap


pelaksanaan RPJMD.
(2) Pengendalian dan evaluasi dilaksanakan oleh Perangkat Daerah
terhadap implementasi program pembangunan yang ditetapkan
dalam RPJMD.
(3) Tindak lanjut atas pengendalian dan evaluasi implementasi RPJMD
dilaksanakan oleh Perangkat Daerah yang membidangi urusan
perencanaan pembangunan daerah
(4) Tindak lanjut oleh Perangkat Daerah yang membidangi urusan
perencanaan pembangunan daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) meliputi:

a. perubahan Peraturan Daerah RPJMD; dan/atau


b. penyusunan RPJMD periode berikutnya berdasarkan hasil
evaluasi RPJMD.
(5) Mekanisme dan tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan
RPJMD dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

BAB V
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 5

(1) Dalam hal masa jabatan Bupati berakhir dan RPJMD untuk periode
selanjutnya belum ditetapkan, maka untuk kesinambungan
pembangunan dan mengisi kekosongan RKPD tahun berkenaan,
Pemerintah Daerah tetap menyusun Rancangan RKPD tahun
berkenaan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dengan
mempedomani RPJMD berdasarkan Peraturan Daerah ini, serta
memperhatikan RPJPD, RTRW dan dokumen perencanaan
pembangunan lainnya.
(2) Dalam hal hasil evaluasi kelembagaan daerah telah ditetapkan dalam
Peraturan Daerah, maka penyebutan Perangkat Daerah dalam
Peraturan Daerah ini disesuaikan dengan ketentuan Peraturan
Daerah yang mengatur tentang Perangkat Daerah.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 6

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka :


1. Peraturan Daerah Kabupaten Rejang Lebong Nomor 8 Tahun 2016
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016 Nomor 117); dan

ix
-9-

2. Peraturan Daerah Kabupaten Rejang Lebong Nomor 12 Tahun 2017


tentang Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Rejang Lebong
Nomor 8 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2021
(Lembaran Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2017 Nomor
130).
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 7

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Rejang Lebong.

Ditetapkan di Curup
Pada tanggal 2021

BUPATI REJANG LEBONG,

SYAMSUL EFFENDI

Diundangkan di Curup
Pada tanggal 2021

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN REJANG LEBONG,

H. R. A. DENNI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN 2021


NOMOR

NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG, PROVINSI


BENGKULU :
x
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ...................................................................................................................................................................... i


Peraturan Daerah Kabupaten Rejang Lebong .......................................................................................................... ii
Daftar Isi ...................................................................................................................................................................................... xi
Daftar Tabel ............................................................................................................................................................................... xv
Daftar Gambar ........................................................................................................................................................................... xxix

BAB I
PENDAHULUAN 1–1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................................................................................... 1–1
1.2. Dasar Hukum ........................................................................................................................................................... 1–3
1.3. Hubungan Antar Dokumen .............................................................................................................................. 1–5
1.4. Maksud dan Tujuan.............................................................................................................................................. 1–19
1.5. Sistematika Penulisan......................................................................................................................................... 1–19

BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2–1
2.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI 2–1
2.1.1. Kondisi Geografi Daerah .................................................................................................................. 2–1
A. Luas dan Batas Wilayah Administrasi.......................................................................... 2–1
B. Letak dan Kondisi Geografis.............................................................................................. 2–3
C. Kondisi Topografi ................................................................................................................... 2–3
D. Kondisi Geologi ........................................................................................................................ 2–5
E. Hidrologi ...................................................................................................................................... 2–7
F. Klimatologi ................................................................................................................................. 2–8
G. Penggunaan Lahan ................................................................................................................. 2–9
H. Sumber Daya Hutan ............................................................................................................... 2–10
2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah .............................................................................................. 2–10
A. Struktur Ruang ......................................................................................................................... 2–10
B. Pola Ruang .................................................................................................................................. 2–14
C. Kawasan Strategis .................................................................................................................. 2–18
2.1.3. Wilayah Rawan Bencana ............................................................................................................... 2–19
2.1.4. Demografi .............................................................................................................................................. 2–29
A. Jumlah Penduduk .................................................................................................................... 2–29
B. Kepadatan Penduduk ............................................................................................................ 2–30
C. Pertumbuhan Penduduk ..................................................................................................... 2–31
D. Struktur Penduduk ................................................................................................................ 2–32
E. Penduduk Menurut Agama ................................................................................................ 2–33

2.2. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 2–34


2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi .............................................................. 2–34
2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial ......................................................................................................... 2–46
2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga .............................................................................................. 2–78

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


xi
TAHUN 2021-2026
2.3 ASPEK PELAYANAN UMUM 2–79
2.3.1. Fokus Pelayanan Urusan Wajib ................................................................................................ 2–79
2.3.1.1. Fokus Pelayanan Urusan Wajib Dasar ............................................................. 2–79
A. Pendidikan........................................................................................................... 2–79
B. Kesehatan ............................................................................................................. 2–103
C. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang ................................................ 2–156
D. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman ............................... 2–169
E. Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan
Masyarakat .......................................................................................................... 2–179
F. Sosial....................................................................................................................... 2–184
2.3.1.2. Fokus Pelayanan Urusan Wajib Non Dasar................................................... 2–189
A. Tenaga Kerja....................................................................................................... 2–189
B. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak .................... 2–196
C. Pangan ................................................................................................................... 2–209
D. Pertanahan .......................................................................................................... 2–213
E. Lingkungan Hidup ........................................................................................... 2–215
F. Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil ........................ 2–226
G. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ................................................... 2–233
H. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana ........................ 2–241
I. Perhubungan ...................................................................................................... 2–256
J. Komunikasi dan Informatika ..................................................................... 2–261
K. Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah................................................... 2–267
L. Penanaman Modal ........................................................................................... 2–269
M. Kepemudaan dan Olahraga ......................................................................... 2–272
N. Statistik ................................................................................................................. 2–278
O. Persandian ........................................................................................................... 2–280
P. Kebudayaan ........................................................................................................ 2–280
Q. Perpustakaan ..................................................................................................... 2–284
R. Kearsipan ............................................................................................................. 2–288
2.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan ................................................................................................... 2–290
A. Pariwisata ................................................................................................................................... 2–290
B. Pertanian ..................................................................................................................................... 2–293
C. Kehutanan .................................................................................................................................. 2–300
D. Energi dan Sumber Daya Mineral .................................................................................. 2–301
E. Perdagangan.............................................................................................................................. 2–303
F. Perindustrian ............................................................................................................................ 2–304
G. Transmigrasi ............................................................................................................................. 2–305
H. Perikanan .................................................................................................................................... 2–306
2.3.3. Penunjang Urusan ............................................................................................................................. 2–307
A. Perencanaan Pembangunan.............................................................................................. 2–307
B. Keuangan .................................................................................................................................... 2–311
C. Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan ........................................................ 2–325
D. Penelitian dan Pengembangan ........................................................................................ 2–333
E. Pengawasan ............................................................................................................................... 2–334
F. Sekretariat Dewan .................................................................................................................. 2–338
G. Kesatuan Bangsa dan Politik............................................................................................. 2-342

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


xii
TAHUN 2021-2026
2.4. ASPEK DAYA SAING DAERAH ................................................................................................ 2–343
2.5. PANDEMI COVID-19 ................................................................................................................. 2–349
2.6. CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN .......................... 2–351
2.7 CAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/SUSTAINABLE
DEVELOPMENT GOALs (SDGs) ............................................................................................... 2-384
2.8 CAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) KABUPATEN REJANG LEBONG 2-402

BAB III
GAMBARAN KEUANGAN DAERAH 3–1
3.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU ....................................................................................... 3–1
3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD.......................................................................................................... 3–1
A. Pendapatan Daerah ............................................................................................................... 3–2
B. Belanja Daerah ......................................................................................................................... 3–12
C. Pembiayaan Daerah .............................................................................................................. 3–20
3.1.2 Neraca Daerah..................................................................................................................................... 3–24
3.2. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN ........................................................................... 3–37
3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran ................................................................................................ 3–40
3.2.2 Analisis Pembiayaan Daerah ....................................................................................................... 3–47
A. Analisis Sumber Penutup Defisit Riil............................................................................ 3–47
B. Analisis Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) .............................................. 3–49
C. Analisis Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) .............................................. 3–52
3.3. KERANGKA PENDANAAN ....................................................................................................... 3–58
3.3.1 Proyeksi Pendapatan dan Belanja Tahun 2021-2026 3–58

BAB IV
PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS DAERAH 4–1
4.1 PERMASALAHAN ...................................................................................................................... 4–1
4.1.1 Aspek Kesejahteraan Masyarakat............................................................................................. 4–1
4.1.2 Aspek Pelayanan Umum ................................................................................................................ 4–2
4.1.3 Penunjang Urusan ............................................................................................................................. 4–27
4.2 ISU STRATEGIS.......................................................................................................................... 4–35
4.2.1 Isu Global .............................................................................................................................................. 4–35
4.2.2 Isu Strategis Daerah ......................................................................................................................... 4–36

BAB V
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5–1
5.1 VISI DAN MISI ............................................................................................................................ 5–1
5.1.1 Visi............................................................................................................................................................. 5–1
5.1.2 Misi ........................................................................................................................................................... 5–2
5.2 TUJUAN DAN SASARAN ........................................................................................................... 5–4
5.3 PRIORITAS PEMBANGUNAN.................................................................................................. 5–18

BAB VI
STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 6–1
6.1 STRATEGI .................................................................................................................................. 6-1
6.2 ARAH KEBIJAKAN .................................................................................................................... 6-13

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


xiii
TAHUN 2021-2026
6.3 STRATEGI PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG (MAINSTREAMING/ 6-15
PENGARUSUTAMAAN) ...........................................................................................................
6.4 PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2021-2026 ............................................. 6-26

BAB VII
KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH 7–1
7.1 KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN ........................................................................ 7–1
7.2 PROGRAM PERANGKAT DAERAH ........................................................................................ 7–3

BAB VIII
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH 8–1

BAB IX
PENUTUP 9–1
9.1 KAIDAH PELAKSANAAN ......................................................................................................... 9–1
9.2 PEDOMAN TRANSISI................................................................................................................ 9–2

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


xiv
TAHUN 2021-2026
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keselarasan Misi RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026
dengan agenda pembangunan Nasional RPJMN Tahun 2020-2024................... 1-8
Tabel 1.2 Keselarasan Misi RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026
dengan Misi RPJMN Tahun 2020-2024 ............................................................................. 1-9
Tabel 1.3 Keselarasan RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026 dengan
PRJPD Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2025 ................................................................ 1-12
Tabel 1.4 Keselarasan RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026 dengan
RPJMD Provinsi Bengkulu Tahun 2021-2026 ............................................................... 1-14
Tabel 1.5 Keselarasan RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026 dan
RPJPD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2006-2025 ................................................ 1-16
Tabel 1.6 Keselarasan Antara RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026
Dan KLHS Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026 ........................................ 1-18
Tabel 2.1 Luas Wilayah dan Persentase menurut Kecamatan Kabupaten Rejang
Lebong ................................................................................................................................................ 2–1
Tabel 2.2 Luas Wilayah Menurut Kemiringan Lahan di Kabupaten Rejang Lebong 2–3
Tabel 2.3 Luas Wilayah Menurut Ketinggian Lahan per Kecamatan di Kabupaten 2–4
Rejang Lebong ................................................................................................................................
Tabel 2.4 Luas Wilayah Menurut Ketinggian Lahan per Kecamatan
di Kabupaten Rejang Lebong ................................................................................................. 2–4
Tabel 2.5 Pola Penggunaan Lahan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2020 .................. 2–9
Tabel 2.6 Jumlah Penduduk dan Persentase Penduduk Menurut Kecamatan Tahun
2020 ..................................................................................................................................................... 2–29
Tabel 2.7 Kepadatan Penduduk Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ............... 2–30
Tabel 2.8 Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan Tahun 2020 2–31
Tabel 2.9 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ......... 2–31
Tabel 2.10 Komposisi Penduduk Menurut Umur di Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ........................................................................................................................................ 2–33
Tabel 2.11 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–33
Tabel 2.12 Komposisi Penduduk Menurut Agama di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–33
Tabel 2.13 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (miliar rupiah)
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ............................................................... 2–35
Tabel 2.14 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (miliar
rupiah) Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020.............................................. 2–36
Tabel 2.15 Laju Pertumbuhan PDRB (persen) Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–37
Tabel 2.16 Distribusi PDRB Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................... 2–39
Tabel 2.17 Kontribusi Sektor Primer, Sekunder, dan Tersier terhadap PDRB Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................ 2–40
Tabel 2.18 Tingkat Kemiskinan Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020................... 2–42
Tabel 2.19 Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–43
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG
xv
TAHUN 2021-2026
Tabel 2.20 Persentase PAD terhadap Pendapatan Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ........................................................................................................................................ 2–44
Tabel 2.21 Kontribusi Sektor Pertambangan terhadap PDRB Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–45
Tabel 2.22 Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–46
Tabel 2.23 Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–46
Tabel 2.24 Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–47
Tabel 2.25 Perbandingan Nilai Pertumbuhan IPM Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi
Bengkulu, dan Indonesia Tahun 2016-2020 .................................................................. 2–47
Tabel 2.26 Angka Melek Huruf di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ............... 2–49
Tabel 2.27 Angka Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–50
Tabel 2.28 Angka Harapan Hidup Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 .............. 2–51
Tabel 2.29 Persentase Balita Gizi Buruk Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 2–52
Tabel 2.30 Prevalensi Balita Gizi Kurang Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 2–54
Tabel 2.31 Prevalensi Stunting Pada Anak Bawah Dua Tahun di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................................ 2–55
Tabel 2.32 Cakupan Desa Siaga Aktif di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 2–57
Tabel 2.33 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–57
Tabel 2.34 Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–58
Tabel 2.35 Rasio Penduduk yang Bekerja Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 2–59
Tabel 2.36 Rasio Kesempatan Kerja terhadap Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ............................................................... 2-60
Tabel 2.37 Proporsi Tenaga Kerja yang Berusaha Sendiri dan Pekerja Bebas Keluarga
terhadap Total Kesempatan Kerja Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–61
Tabel 2.38 Indeks Kepuasan Masyarakat Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 2–61
Tabel 2.39 Pencapaian Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–62
Tabel 2.40 Penguatan Cadangan Pangan Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 2–63
Tabel 2.41 Persentase Penanganan Daerah Rawan Pangan Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–64
Tabel 2.42 Produksi Komoditas Makanan Utama (ton) Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–65
Tabel 2.43 Produksi Komoditas Palawija (ton) Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–66
Tabel 2.44 Produksi Hortikultura Sayuran di Kabupaten Rejang Lebong (ton) Tahun
2016-2020 ........................................................................................................................................ 2–67
Tabel 2.45 Produksi Hortikultura Buah-buahan di Kabupaten Rejang Lebong (ton)
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–68
Tabel 2.46 Produksi Biofarmaka di Kabupaten Rejang Lebong (ton) Tahun 2016-2020 2–69
Tabel 2.47 Produksi Sektor Perkebunan Kabupaten Rejang Lebong (ton) Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–70

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


xvi
TAHUN 2021-2026
Tabel 2.48 Pertumbuhan Jumlah Industri di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–72
Tabel 2.49 Produksi Daging Ternak di Kabupaten Rejang Lebong (ton) Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–74
Tabel 2.50 Produksi Telur di Kabupaten Rejang Lebong (ton/tahun) Tahun 2016-2020 2–75
Tabel 2.51 Produksi Susu di Kabupaten Rejang Lebong (liter) Tahun 2016-2020 ........... 2–75
Tabel 2.52 Persentase Masyarakat Berprestasi (termasuk Marbot Mushola/Masjid
Teladan) yang Mendapatkan Kesempatan Perjalanan Ibadah Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–76
Tabel 2.53 Persentase Guru Agama Desa Aktif di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–77
Tabel 2.54 Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–79
Tabel 2.55 Angka Partisipasi Kasar Pendidikan Anak Usia Dini di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................................ 2–80
Tabel 2.56 Angka Partisipasi Kasar SD/MI dan SMP/MTs di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–80
Tabel 2.57 Angka Pendidikan yang Ditamatkan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ........................................................................................................................................ 2–82
Tabel 2.58 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI dan SMP/MTs di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................................ 2–83
Tabel 2.59 Angka Partisipasi Sekolah (APS) SD/MI dan SMP/MTs di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................................ 2–85
Tabel 2.60 Angka Putus Sekolah SD/MI dan SMP/MTs di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–87
Tabel 2.61 Angka Kelulusan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 2–88
Tabel 2.62 Angka Melanjutkan SD/MI ke SMP/MTs di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–90
Tabel 2.63 Ketersediaan Fasilitas Pendidikan SD/MI dan SMP/MTs di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................ 2–91
Tabel 2.64 Rasio Ketersediaan Sekolah Terhadap penduduk Usia Sekolah Pendidikan
Dasar di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ............................................ 2–94
Tabel 2.65 Rasio Guru Terhadap Murid Sekolah Pendidikan Dasar di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................................ 2–95
Tabel 2.66 Rasio Guru Terhadap Murid Per Kelas Rata-Rata Sekolah Dasar di
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ............................................................... 2–97
Tabel 2.67 Persentase Penduduk 15 Tahun Keatas Menurut Karakteristik serta
Kemampuan Membaca dan Menulis Huruf Latin di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................................ 2–98
Tabel 2.68 Guru yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–99
Tabel 2.69 Persentase Guru Bersertifikasi Menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2017-2020 ........................................................................................ 2–101
Tabel 2.70 Jumlah Sekolah yang Berada di Daerah Terpencil Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2020 ...................................................................................................................................... 2–102
Tabel 2.71 Jumlah Guru yang Mendapatkan Tunjangan Daerah Khusus di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2020 ..................................................................................................... 2–103
Tabel 2.72 Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 2–104

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


xvii
TAHUN 2021-2026
Tabel 2.73 Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–105
Tabel 2.74 Angka Kematian Balita di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ....... 2–106
Tabel 2.75 Angka Kematian Neonatal di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 2–108
Tabel 2.76 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 2–109
Tabel 2.77 Rasio Posyandu Per Jumlah Balita di Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ........................................................................................................................................ 2–111
Tabel 2.78 Rasio Fasilitas Kesehatan Per Satuan Penduduk di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................................ 2–112
Tabel 2.79 Cakupan Puskesmas di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ............ 2–113
Tabel 2.80 Jumlah Puskesmas Menurut Kecamatan Tahun 2020 ............................................... 2–114
Tabel 2.81 Persentase Puskesmas Rawat Inap Menurut Kecamatan Tahun 2019 dan
2020 ..................................................................................................................................................... 2–114
Tabel 2.82 Cakupan Puskesmas Pembantu di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–115
Tabel 2.83 Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 2–117
Tabel 2.84 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................................ 2–119
Tabel 2.85 Cakupan Pertolongan Bersalin Oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki
Kompetensi Kebidanan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ...... 2–121
Tabel 2.86 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................ 2–122
Tabel 2.87 Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapatkan Perawatan di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................ 2–123
Tabel 2.88 Persentase Anak Usia Satu Tahun yang Diimunisasi Campak di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................ 2–124
Tabel 2.89 Non Polio AFP Rate Per 100.000 Penduduk di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–126
Tabel 2.90 Cakupan Balita Pneumonia yang Ditangani di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–127
Tabel 2.91 Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC BTA
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 .......................................................... 2–128
Tabel 2.92 Tingkat Prevalensi Tuberkulosis Per 100.000 Penduduk di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................ 2–130
Tabel 2.93 Tingkat Kematian Tuberkulosis Per 100.000 Penduduk di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................ 2–132
Tabel 2.94 Proporsi Kasus Turberkulosis yang Terdeteksi dalam Program DOTS di
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ............................................................... 2–133
Tabel 2.95 Proporsi Kasus Turberkulosis yang Diobati dan Sembuh dalam Program
DOTS Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 .................................................. 2–134
Tabel 2.96 Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 .......................................................... 2–136
Tabel 2.97 Cakupan Penderita Diare yang Ditangani di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–138
Tabel 2.98 Angka Kejadian Malaria di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 2–139
Tabel 2.99 Proporsi Anak Balita yang Tidur dengan Kelambu Berinsektisida di
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ............................................................... 2–141

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


xviii
TAHUN 2021-2026
Tabel 2.100 Proporsi Anak Balita dengan Demam yang Diobati dengan Obat Anti Malaria
yang Tepat di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ................................. 2–142
Tabel 2.101 Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari Total Populasi di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................................ 2–144
Tabel 2.102 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................ 2–145
Tabel 2.103 Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin di
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ............................................................... 2–146
Tabel 2.104 Cakupan Kunjungan Bayi di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 2–148
Tabel 2.105 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 di Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ........................................................................................................................................ 2–149
Tabel 2.106 Cakupan Pelayanan Nifas di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 2–151
Tabel 2.107 Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................................ 2–152
Tabel 2.108 Cakupan Pelayanan Anak Balita di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–154
Tabel 2.109 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................ 2–155
Tabel 2.110 Panjang Jalan Menurut Status Pemerintah yang Berwenang di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016 – 2020 ..................................................................................... 2–157
Tabel 2.111 Panjang Kondisi Jalan Kabupaten di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016
– 2020 ................................................................................................................................................. 2–158
Tabel 2.112 Persentase Jalan Kabupaten dalam Kondisi Baik di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016 – 2020 ..................................................................................................... 2–159
Tabel 2.113 Persentase Jalan Kabupaten dalam Keadaan Mantap di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016 – 2020 ..................................................................................................... 2–159
Tabel 2.114 Rasio Panjang Jalan dengan Jumlah Penduduk Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016 – 2020 ...................................................................................................................... 2–159
Tabel 2.115 Persentase Irigasi Kabupaten dalam Kondisi Baik di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016 – 2020 ..................................................................................................... 2–161
Tabel 2.116 Rasio Jaringan Irigasi di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 – 2020 2–162
Tabel 2.117 Tersedianya Fasilitas Pengurangan Sampah di Perkotaan di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016 – 2020 ..................................................................................... 2–163
Tabel 2.118 Aksesibilitas di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 – 2020 .......................... 2–164
Tabel 2.119 Data Jembatan di Bawah Wewenang Kabupaten Rejang Lebong
Berdasarkan Status Penanganan pada Tahun 2020 ................................................... 2–166
Tabel 2.120 Persentase RTH di Kawasan Perkotaan Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016 – 2020 ...................................................................................................................... 2–167
Tabel 2.121 Kesesuaian terhadap RTRW Kabupaten Rejang Lebong 2020 ............................. 2–169
Tabel 2.122 Rasio Rumah Layak Huni Kabupaten Rejang Lebong 2016 – 2020 .................... 2–170
Tabel 2.123 Rasio Permukiman Layak Huni Kabupaten Rejang Lebong 2016 – 2020 ....... 2–170
Tabel 2.124 Cakupan Ketersediaan Rumah Layak Huni Kabupaten Rejang Lebong 2016
– 2020 ................................................................................................................................................. 2–171
Tabel 2.125 Cakupan Layanan Rumah Layak Huni yang Terjangkau Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016 – 2020 ..................................................................................................... 2–172
Tabel 2.126 Persentase Permukiman yang Tertata Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016 – 2020 ...................................................................................................................... 2–173

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


xix
TAHUN 2021-2026
Tabel 2.127 Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2019 ..................................................................................................... 2–174
Tabel 2.128 Lokasi Permukiman Kumuh di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2020 2–175
Tabel 2.129 Persentase Lingkungan Permukiman Kumuh di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016 – 2020 ...................................................................................................................... 2–175
Tabel 2.130 Persentase Luasan Permukiman Kumuh di Kawasan Perkotaan di
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 – 2020 ............................................................ 2–176
Tabel 2.131 Proporsi Rumah Tangga Kumuh Perkotaan di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016 – 2020 ...................................................................................................................... 2–177
Tabel 2.132 Cakupan Lingkungan yang Sehat dan Aman yang didukung dengan PSU
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 .......................................................... 2–177
Tabel 2.133 Persentase Luas Permukiman yang Sering Terkena Banjir di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................ 2–178
Tabel 2.134 Lokasi Permukiman yang Sering terkena Banjir di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2012 dan 2018 ............................................................................................... 2–178
Tabel 2.135 Persentase Luas Permukiman yang berada di Bantaran Sungai Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–179
Tabel 2.136 Luas Permukiman Pada Sempadan Sungai di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2012 dan 2018 ................................................................................................................ 2–179
Tabel 2.137 Cakupan Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................................ 2–180
Tabel 2.138 Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman,
Keindahan) Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ..................................... 2–181
Tabel 2.139 Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran Kabupaten/Kota Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................ 2–181
Tabel 2.140 Tingkat Waktu Tanggap (Response Time Rate) Daerah Layanan Wilayah
Manajemen Kebakaran (WMK) Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–182
Tabel 2.141 Persentase Penegakan Perda Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 2–183
Tabel 2.142 Persentase Desa Tangguh Bencana di Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ........................................................................................................................................ 2–184
Tabel 2.143 Persentase Kualitas Penanganan Kedaruratan di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–184
Tabel 2.144 PMKS Memperoleh Bantuan Sosial Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–187
Tabel 2.145 Korban Bencana yang Menerima Bantuan Sosial Selama Masa Tanggap
Darurat di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................ 2–187
Tabel 2.146 Penyandang Cacat Fisik dan Mental, serta Lansia Tidak Potensial Menerima
Jaminan Sosial dalam 1 Tahun di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–188
Tabel 2.147 Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................................ 2–188
Tabel 2.148 Persentase Keluarga Miskin yang Mendapatkan Bantuan Perlindungan dan
Jaminan Sosial di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ......................... 2–189
Tabel 2.149 Angka Sengketa Pengusaha-Pekerja Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ........................................................................................................................................ 2–190
Tabel 2.150 Besaran Kasus yang Diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB)
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ............................................................... 2–191

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


xx
TAHUN 2021-2026
Tabel 2.151 Besaran Pencari Kerja yang Terdaftar yang Ditempatkan Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................................ 2–191
Tabel 2.152 Keselamatan dan Perlindungan Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–192
Tabel 2.153 Besaran Pekerja/Buruh yang Menjadi Peserta Program Jamsostek di
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ............................................................... 2–192
Tabel 2.154 Besaran Pemeriksaan Perusahaan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ........................................................................................................................................ 2–194
Tabel 2.155 Besaran Tenaga Kerja yang Mendapatkan Pelatihan Berbasis Kompetensi
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 .......................................................... 2–194
Tabel 2.156 Besaran Tenaga Kerja yang Mendapatkan Pelatihan Berbasis
Kewirausahaan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ....................... 2–195
Tabel 2.157 Persentase Lulusan S1/S2/S3 di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–195
Tabel 2.158 Proporsi Kursi yang Diduduki Perempuan di DPRD Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................................ 2–197
Tabel 2.159 Partisipasi Perempuan di Lembaga Non Pemerintah Tahun 2016-2020 ........ 2–198
Tabel 2.160 Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ........................................................................................................................................ 2–198
Tabel 2.161 Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ........................................................................................................................................ 2–199
Tabel 2.162 Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan Penanganan
Pengaduan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020................................. 2–201
Tabel 2.163 Korban KtP/A yang Memperoleh Layanan Kesehatan oleh Tenaga
Kesehatan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 .................................. 2–201
Tabel 2.164 Layanan Rehabilitasi Sosial yang Diberikan bagi Perempuan dan Anak
Korban Kekerasan di Unit Pelayanan Terpadu di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–202
Tabel 2.165 Cakupan Penegakan Hukum dari Tingkat Penyidikan Sampai Dengan
Putusan Pengadilan Atas Kasus-Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan
Anak di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020.............................................. 2–203
Tabel 2.166 Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan Layanan
Bantuan Hukum di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ..................... 2–203
Tabel 2.167 Cakupan Layanan Pemulangan Bagi Perempuan dan Anak Korban
Kekerasan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 .................................. 2–204
Tabel 2.168 Jumlah Layanan Reintegrasi Sosial Bagi Perempuan dan Anak Korban
Kekerasan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 .................................. 2–204
Tabel 2.169 Rasio APM Perempuan/Laki-laki jenjang SD, SMP, SMA, dan Perguruan
Tinggi di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................... 2–205
Tabel 2.170 Angka Ketersediaan Beras (Padi Sawah dan Padi Ladang) Terhadap Jumlah
Penduduk di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020................................... 2–209
Tabel 2.171 Ketersediaan Energi dan Protein Per Kapita di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–210
Tabel 2.172 Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2017-2020 ........................................................................................................ 2–211
Tabel 2.173 Desa/Kelurahan Mandiri Benih, Desa/Kawasan Mandiri Pangan, dan
Penumbuhan Desa Mandiri Pangan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ........................................................................................................................................ 2–212

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


xxi
TAHUN 2021-2026
Tabel 2.174 Persentase Luas Lahan Bersertifikat di Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016 – 2020 ..................................................................................................................................... 2–213
Tabel 2.175 Penyelesaian Kasus Tanah Negara di Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ........................................................................................................................................ 2–214
Tabel 2.176 Penyelesaian Izin Lokasi di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 2–215
Tabel 2.177 Tabel Pembinaan dan Pengawasan Kegiatan yang Diawasi Ketaatannya
terhadap Izin Lingkungan PPLH dan PUU LH yang Diterbitkan oleh
Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 – 2020 ................................. 2–219
Tabel 2.178 Timbulan Sampah yang Ditangani di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016
– 2020 ................................................................................................................................................. 2–221
Tabel 2.179 Jumlah Sampah yang Terkurangi melalui 3R di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016 – 2020 ...................................................................................................................... 2–222
Tabel 2.180 Persentase Jumlah Sampah yang Tertangani di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–224
Tabel 2.181 Rasio Tempat Sampah per Satuan Penduduk di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016 – 2020 ...................................................................................................................... 2–226
Tabel 2.182 Rasio Bayi Berakta Kelahiran di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–228
Tabel 2.183 Rasio Pasangan Berakte Nikah di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–229
Tabel 2.184 Cakupan Penerbitan Kartu Tanda Penduduk di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–229
Tabel 2.185 Cakupan Penerbitan Akta Kelahiran di Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ........................................................................................................................................ 2–230
Tabel 2.186 Desa/Kelurahan Tertib Administrasi Kependudukan di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................................ 2–232
Tabel 2.187 Cakupan Sarana Prasarana Perkantoran Pemerintahan Desa yang Baik di
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ............................................................... 2–234
Tabel 2.188 Rata-rata Jumlah Kelompok Binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
(LPM) di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................... 2–234
Tabel 2.189 Rata-rata Jumlah Kelompok Binaan PKK di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–235
Tabel 2.190 Persentase LSM Aktif di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........... 2–235
Tabel 2.191 Persentase PKK Aktif di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........... 2–236
Tabel 2.192 Persentase Posyandu Aktif di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 2–237
Tabel 2.193 Pemeliharaan Pasca Program Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................ 2–238
Tabel 2.194 Persentase BUMDes yang Berkembang atau Maju di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................................ 2–239
Tabel 2.195 Persentase Aparat Desa yang Ditingkatkan Kapasitasnya di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................ 2–240
Tabel 2.196 Tingkat Perkembangan Desa Berdasarkan Klasifikasi IDM di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................ 2–241
Tabel 2.197 Perubahan Status Desa, terutama Status Desa Tertinggal dan Desa Sangat
Tertinggal di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 .................................. 2–241
Tabel 2.198 Perangkat Daerah Berperan Aktif dalam Pembangunan Daerah Melalui
Kampung KB di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ............................ 2–243

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


xxii
TAHUN 2021-2026
Tabel 2.199 Angka Pemakaian Kontrasepsi/CPR Bagi Perempuan Menikah Usia 15-49
Tahun di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016–2020 .......................................... 2–246
Tabel 2.200 Cakupan Anggota Bina Keluarga Balita Ber-KB di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–251
Tabel 2.201 Cakupan Anggota Bina Keluarga Remaja Ber-KB di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................................ 2–252
Tabel 2.202 Cakupan Anggota Bina Keluarga Lansia Ber-KB di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................................ 2–253
Tabel 2.203 Cakupan PUS Peserta KB UPPKS di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–254
Tabel 2.204 Rasio PPKBD setiap Desa/Kelurahan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ........................................................................................................................................ 2–255
Tabel 2.205 Jumlah Arus Penumpang Umum di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016–
2020 ..................................................................................................................................................... 2–257
Tabel 2.206 Persentase Penduduk yang Menggunakan HP/Telepon di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................ 2–263
Tabel 2.207 Jumlah Layanan Publik yang diselenggarakan Secara Online di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................ 2–265
Tabel 2.208 Jumlah Layanan Administrasi Pemerintahan yang diselenggarakan Secara
Online di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 .......................................... 2–266
Tabel 2.209 Persentase Koperasi Aktif Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ...... 2–268
Tabel 2.210 Persentase Usaha Kecil dan Menengah di Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ........................................................................................................................................ 2–269
Tabel 2.211 Jumlah Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA) di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................................ 2–270
Tabel 2.212 Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional (PMDN/PMA) di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................ 2–271
Tabel 2.213 Kenaikan/Penurunan Nilai Realisasi PMDN di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–271
Tabel 2.214 Persentase Organisasi Pemuda yang Aktif Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ........................................................................................................................................ 2–272
Tabel 2.215 Persentase Wirausaha Muda Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 2–273
Tabel 2.216 Cakupan Pembinaan Olahraga di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–274
Tabel 2.217 Cakupan Pelatih Bersertifikasi di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–274
Tabel 2.218 Cakupan Pembinaan Atlet Muda di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–275
Tabel 2.219 Persentase Atlet Berprestasi di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–275
Tabel 2.220 Jumlah Prestasi Olahraga di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 2–276
Tabel 2.221 Jumlah Fasilitas Olahraga di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2020 .............. 2–277
Tabel 2.222 Jumlah Klub Olahraga di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2020 ...................... 2–278
Tabel 2.223 Persentase Perangkat Daerah yang Telah menggunakan Sandi dalam
Komunikasi Antar Perangkat Daerah di Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ........................................................................................................................................ 2–280
Tabel 2.224 Benda Cagar Budaya di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2018 ......................... 2–282
Tabel 2.225 Objek Pemajuan Kebudayaan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2018 ...... 2–282

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


xxiii
TAHUN 2021-2026
Tabel 2.226 Jumlah Badan Musyawarah Adat Desa/Kelurahan Aktif di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................ 2–283
Tabel 2.227 Jumlah Desa Budaya yang Lestari di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–284
Tabel 2.228 Jumlah Pelaku Pelestari Budaya di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–284
Tabel 2.229 Jumlah Kunjungan ke Perpustakaan Daerah di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–285
Tabel 2.230 Rasio Koleksi Buku di Perpustakaan Daerah di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–286
Tabel 2.231 Rasio Perpustakaan per Satuan Penduduk di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–287
Tabel 2.232 Jumlah Perpustakan Berdasarkan Jenisnya di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2020 ...................................................................................................................................... 2–287
Tabel 2.233 Rasio Jumlah Pustakawan, Tenaga Teknis, dan Penilai Memiliki Sertifikasi
di Perpustakaan Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 .......... 2–288
Tabel 2.234 Jumlah Kunjungan Wisata di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 2–291
Tabel 2.235 PAD Sektor Pariwisata Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ............. 2–292
Tabel 2.236 Tingkat Hunian Hotel di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 .......... 2–293
Tabel 2.237 Jumlah Hotel dan Homestay di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 2–293
Tabel 2.238 Kontribusi Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan terhadap PDRB di
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ............................................................... 2–294
Tabel 2.239 Produktivitas Komoditas Makanan Utama (ton/hektare) di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................ 2–295
Tabel 2.240 Produktivitas Komoditas Tanaman Palawija (ton/hektare) di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................ 2–295
Tabel 2.241 Produktivitas Hotikultura Sayuran di Kabupaten Rejang Lebong
(ton/hektare) Tahun 2016-2020.......................................................................................... 2–296
Tabel 2.242 Produktivitas Sektor Perkebunan di Kabupaten Rejang Lebong
(ton/hektare) Tahun 2016-2020.......................................................................................... 2–297
Tabel 2.243 Produktivitas Biofarmaka di Kabupaten Rejang Lebong (ton/hektare)
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–298
Tabel 2.244 Jumlah Lembaga Tani (Kelompok Tani) di Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ........................................................................................................................................ 2–299
Tabel 2.245 Capaian Kinerja Urusan Kehutanan Menurut Lampiran Permendagri Nomor
86 Tahun 2017 Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ............................. 2–301
Tabel 2.246 Daerah yang belum Teraliri Listrik di Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2019 ..................................................................................................................................................... 2–302
Tabel 2.247 Jumlah Pasar di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ............................ 2–303
Tabel 2.248 Jumlah Pasar yang Direvitalisasi di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–304
Tabel 2.249 Cakupan Pengawasan terhadap Komunitas Barang di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................................ 2–304
Tabel 2.250 Cakupan Bina Kelompok Pengrajin di Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ........................................................................................................................................ 2–305
Tabel 2.251 Jumlah Industri Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ............................ 2–305
Tabel 2.252 Penempatan Transmigrasi di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 2–306
Tabel 2.253 Produksi Perikanan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 .............. 2–307

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


xxiv
TAHUN 2021-2026
Tabel 2.254 Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJPD yang Telah Ditetapkan dengan
PERDA di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ......................................... 2–308
Tabel 2.255 Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yang Telah Ditetapkan dengan
PERDA/PERKADA di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ................. 2–308
Tabel 2.256 Tersedianya Dokumen Perencanaan RKPD yang Telah Ditetapkan dengan
PERKADA di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ................................... 2–308
Tabel 2.257 Tersedianya Dokumen RTRW yang Telah Ditetapkan dengan PERDA di
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ............................................................... 2–309
Tabel 2.258 Penjabaran Konsistensi Program RPJMD ke dalam RKPD di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................ 2–310
Tabel 2.259 Penjabaran Konsistensi Program RKPD ke dalam APBD di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................ 2–310
Tabel 2.260 Persentase Program yang Tidak Terlaksana di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–310
Tabel 2.261 Persentase Kegiatan yang Tidak Terlaksana di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–311
Tabel 2.262 Tersedianya Dokumen KLHS di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–311
Tabel 2.263 Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ........................................................................................................................................ 2–312
Tabel 2.264 Persentase SILPA Terhadap Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................................ 2–314
Tabel 2.265 Persentase Belanja Pendidikan Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–316
Tabel 2.266 Persentase Belanja Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 2–318
Tabel 2.267 Persentase Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................ 2–320
Tabel 2.268 Persentase Belanja Operasi dan Belanja Modal Langsung Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................................ 2–322
Tabel 2.269 Persentase Bagi Hasil Kabupaten/Kota/Desa Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–324
Tabel 2.270 Penetapan APBD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ......................... 2–325
Tabel 2.271 Rata-rata Lama Pegawai Mendapatkan Pendidikan dan Pelatihan di
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ............................................................... 2–326
Tabel 2.272 Persentase ASN yang Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Formal di
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ............................................................... 2–326
Tabel 2.273 Persentase Pejabat ASN yang Telah Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan
Struktural di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 .................................. 2–327
Tabel 2.274 Jumlah Jabatan Pimpinan Tinggi Pada Instansi Pemerintah di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................ 2–327
Tabel 2.275 Jumlah Jabatan Administrasi pada Instansi Pemerintah di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................ 2–328
Tabel 2.276 Jumlah Pemangku Jabatan Fungsional Tertentu pada Instansi Pemerintah
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 .......................................................... 2–329
Tabel 2.277 Persentase OPD Kabupaten yang Memiliki Jumlah ASN Sesuai dengan
Kebutuhan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ................................. 2–329
Tabel 2.278 Jumlah ASN yang Mengikuti Spesialis Kedokteran, S2, dan S3 di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................ 2–330

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


xxv
TAHUN 2021-2026
Tabel 2.279 Jumlah ASN yang mengikuti Diklat Teknis, Fungsional, Camat,
Kepemimpinan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ....................... 2–330
Tabel 2.280 Persentase ASN yang mengikuti Diklat Teknis, Fungsional, Camat,
Kepemimpinan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ....................... 2–331
Tabel 2.281 Persentase Penempatan ASN Pemerintah Kabupaten Berdasarkan
Kualifikasi Pendidikan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........ 2–332
Tabel 2.282 Persentase Perangkat Daerah yang Difasilitasi dalam Penerapan Inovasi
Daerah di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ......................................... 2–334
Tabel 2.283 Persentase Kebijakan Inovasi yang Ditetapkan di Daerah Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................................ 2–334
Tabel 2.284 Persentase Tindak Lanjut Temuan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ........................................................................................................................................ 2–335
Tabel 2.285 Persentase Pelanggaran Pegawai di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 2–336
Tabel 2.286 Jumlah Temuan BPK di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 – 2020 ......... 2–336
Tabel 2.287 Jumlah Fasilitasi Konsultasi yang Diberikan Kepada OPD di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................ 2–337
Tabel 2.288 Jumlah Fasilitasi Review Terhadap Laporan Penggunaan Anggaran Oleh
OPD di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ............................................... 2–337
Tabel 2.289 Penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ............................................................... 2–338
Tabel 2.290 Tersedianya Rencana Kerja Tahunan pada Setiap Alat-alat Kelengkapan
DPRD di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ............................................ 2–338
Tabel 2.291 Tersusunnya dan Terintegrasinya Program-program Kerja DPRD untuk
Melaksanakan Fungsi Pengawasan, Fungsi Pembentukan Perda, dan Fungsi
Anggaran dalam Dokumen Rencana Lima tahunan (RPJMD) maupun
Dokumen Rencana Tahunan (RKPD) Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ........................................................................................................................................ 2–339
Tabel 2.292 Terintegrasinya Program-program Kerja DPRD untuk Melaksanakan
Fungsi Pengawasan, Fungsi Pembentukan Perda, dan Fungsi Anggaran
dalam Dokumen Perencanaan dan Dokumen Anggaran Setwan DPRD
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ............................................................... 2–339
Tabel 2.293 Jumlah Rancangan Perda yang Ditetapkan Menjadi Perda Tahun 2016-2020 2–340
Tabel 2.294 Capaian Kinerja Peningkatan Kapasitas Lembaga DPRD dalam
Penyelenggaraan Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 2–341
Tabel 2.295 Jumlah Fasilitasi Banggar di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 .. 2–341
Tabel 2.296 Capaian Kinerja Terciptanya Harmonisasi Hubungan Kemitraan antara
Legislatif dan Eksekutif serta Masyarakat Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2019-2020 ........................................................................................................................................ 2–341
Tabel 2.297 Persentase Jumlah Penurunan Angka Penyakit Masyarakat Seperti
Kriminalitas, Narkoba Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya (NAPZA), dan
Miras di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ............................................ 2–342
Tabel 2.298 Persentase Berkurangnya Angka Konflik Suku Agama Ras (SARA), Sosial,
Budaya, dan Ekonomi di Masyarakat di Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ........................................................................................................................................ 2–343
Tabel 2.299 Persentase Pembinaan terhadap Aparatur dan Masyarakat tentang Ideologi
Negara di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ......................................... 2–343

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


xxvi
TAHUN 2021-2026
Tabel 2.300 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ........................................................................................................................................ 2–345
Tabel 2.301 Persentase Desa Berstatus Swasembada terhadap Total Desa di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................ 2–346
Tabel 2.302 Rasio Pinjaman terhadap Simpanan di Bank Umum Provinsi Bengkulu
Tahun 2016-2020 ......................................................................................................................... 2–347
Tabel 2.303 Angka Kriminalitas di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ............... 2–347
Tabel 2.304 Rasio Ketergantungan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020......... 2–348
Tabel 2.305 Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah Terhadap Capaian Kinerja
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ........................................................................................................................................ 2–352
Tabel 2.306 Kondisi Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dengan
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2017-2020 ......................................................................................................................... 2-388
Tabel 2.307 Realisasi Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2020 .................................................................................................................... 2-403
Tabel 3.1 Rasio Kemandirian dan Ketergantungan Keuangan Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................................ 3–9
Tabel 3.2 Pendapatan Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ................... 3–10
Tabel 3.3 Belanja dan Transfer Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 3–18
Tabel 3.4 Alokasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 3–23
Tabel 3.5 Neraca Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 .............................. 3–26
Tabel 3.6 Modal Kerja Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ................... 3–32
Tabel 3.7 Rasio Lancar Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 .................................. 3–33
Tabel 3.8 Rasio Kas Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ......................................... 3–34
Tabel 3.9 Rasio Quick Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ..................................... 3–35
Tabel 3.10 Rasio Solvabilitas Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................ 3–35
Tabel 3.11 Rasio Utang Terhadap Modal Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 3–36
Tabel 3.12 Rasio Utang Terhadap Aset Modal Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 3–37
Tabel 3.13 Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................................ 3–43
Tabel 3.14 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................ 3–44
Tabel 3.15 Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................................ 3–46
Tabel 3.16 Defisit Riil Anggaran Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ................. 3–48
Tabel 3.17 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ........................................................................................................................................ 3–49
Tabel 3.18 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kabupaten Rejang Lebong 2016-
2020 ..................................................................................................................................................... 3–51
Tabel 3.19 Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................................................................ 3–53
Tabel 3.20 Proyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2021-2026 ........................................................................................................ 3–56
Tabel 3.21 Proyeksi Pengeluaran Wajib Dan Mengikat Serta Prioritas Utama Di
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026 ............................................................... 3–58

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


xxvii
TAHUN 2021-2026
Tabel 3.22 Kapasitas Rill Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten rejang lebong
Tahun 2021-2026 ......................................................................................................................... 3–60
Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2021-2026 ......................................................................................................................... 5–5
Tabel 5.2 Hubungan antara Tujuan dan Sasaran Kepala Daerah dengan Tujuan dan
Sasaran Organisasi Perangkat Daerah ............................................................................... 5–8
Tabel 5.3 Keterkaitan Misi, Prioritas Pembangunan dan Program Prioritas RPJMD
Kabupaten Rejang Lebong tahun 2021-2026 ................................................................ 5–18
Tabel 5.4 Rumusan 32 Program Unggulan Janji Kampanye Bupati dan Wakil Bupati
Kabupaten Rejang Lebong pada RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2021-2026 ........................................................................................................................................ 5-21
Tabel 5.5 Keterkaitan Misi, Sasaran dan Program Unggulan Janji Kampanye dalam
RPJMD Kabupaten Rejang Lebong tahun 2021-2026 ................................................ 5-26
Tabel 5.6 Penyelarasan Dukungan Program Prioritas Pembangunan Kabupaten
Rejang Lebong Terhadap Program Prioritas Provinsi dan Prioritas Nasional 5-29
Tabel 5.7 Penyelarasan Dukungan Program Prioritas Pembangunan Kabupaten
Rejang Lebong Terhadap Program Prioritas Provinsi dan Prioritas Nasional 5-33
Tabel 5.8 Penyelarasan Dukungan Program Prioritas Pembangunan Kabupaten
Rejang Lebong Terhadap Program Prioritas Provinsi dan Prioritas Nasional 5-39
Tabel 5.9 Penyelarasan Dukungan Program Prioritas Pembangunan Kabupaten
Rejang Lebong Terhadap Program Prioritas Provinsi dan Prioritas Nasional 5-40
Tabel 5.10 Penyelarasan Dukungan Program Prioritas Pembangunan Kabupaten
Rejang Lebong Terhadap Program Prioritas Provinsi dan Prioritas Nasional 5-44
Tabel 5.11 Penyelarasan Dukungan Program Prioritas Pembangunan Kabupaten
Rejang Lebong Terhadap Program Prioritas Provinsi dan Prioritas Nasional 5-46
Tabel 6.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2021-2026 ........................................................................................................................................ 6–1
Tabel 6.2 Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2022-2026 6–13
Tabel 6.3 Strategi Pencapaian SDGs dalam RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 6–17
2021-2026 ........................................................................................................................................
Tabel 6.4 Program Pembangunan Daerah yang disertai Pagu Indikatif Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2021-2026 ........................................................................................ 6–27
Tabel 7.1 Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2021-2026 ......................................................................................................................... 7–2
Tabel 7.2 Indikasi Rencana Program yang Disertai Kebutuhan Pendanaan Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2021-2026 ........................................................................................ 7–4
Tabel 8.1 Proyeksi Indikator Makro Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026 8–2
Tabel 8.2 Penetapan Indikator Kinerja Utama Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-
2026 ..................................................................................................................................................... 8–3
Tabel 8.3 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2021-2026 ........................................................................................................................................ 8–4

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


xxviii
TAHUN 2021-2026
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Keterkaitan antara Dokumen Perencanaan Pusat dan Daerah ............................. 1–6
Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Rejang Lebong ................................................................ 2–2
Gambar 2.2 Peta Rawan Bencana Kabupaten Rejang Lebong .......................................................... 2–20
Gambar 2.3 Peta Risiko Bencana Gempa Bumi ........................................................................................ 2–22
Gambar 2.4 Peta Risiko Bencana Letusan Gunung Berapi ................................................................. 2–24
Gambar 2.5 Peta Risiko Bencana Tanah Longsor.................................................................................... 2–26
Gambar 2.6 Peta Risiko Bencana Banjir ....................................................................................................... 2–28
Gambar 2.7 Grafik Jumlah Penduduk Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 .......... 2–29
Gambar 2.8 Grafik Piramida Penduduk Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2020 .................. 2–32
Gambar 2.9 Grafik Perbandingan Pertumbuhan PDRB Kabupaten Rejang Lebong,
Provinsi Bengkulu dan Nasional Tahun 2016-2020 ................................................... 2–38
Gambar 2.10 Grafik Laju Inflasi Kota Bengkulu Tahun 2016-2020 ................................................. 2–40
Gambar 2.11 Grafik PDRB Per Kapita Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ............ 2–41
Gambar 2.12 Grafik Indeks Gini Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................ 2–42
Gambar 2.13 Grafik Perbandingan Persentase Kemiskinan Kabupaten Rejang Lebong,
Provinsi Bengkulu dan Nasional Tahun 2016-2020 ................................................... 2–43
Gambar 2.14 Grafik Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Rejang
Lebong, Provinsi Bengkulu dan Nasional Tahun 2016-2020 ................................. 2–48
Gambar 2.15 Grafik Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia Antar Kabupaten di
Provinsi Bengkulu Tahun 2020 .............................................................................................. 2–49
Gambar 2.16 Grafik Perbandingan Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Rejang Lebong
dan Rata-rata Lama Sekolah di Provinsi Bengkulu Tahun 2016-2020 ............. 2–51
Gambar 2.17 Grafik Perbandingan Angka Harapan Hidup di Kabupaten Rejang Lebong
dan Angka Harapan Hidup di Provinsi Bengkulu Tahun 2016-2020 ................. 2–52
Gambar 2.18 Grafik Persentase Balita Gizi Buruk di Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ......................................................................................................................................... 2–53
Gambar 2.19 Grafik Tren Prevalensi Balita Gizi Kurang di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 .......................................................................................................................... 2–54
Gambar 2.20 Grafik Prevalensi Stunting Pada Anak Baduta di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 .......................................................................................................................... 2-56
Gambar 2.21 Grafik Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ......................................................................................................................................... 2–58
Gambar 2.22 Grafik Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ......................................................................................................................................... 2–59
Gambar 2.23 Grafik Angka Partisipasi Kasar SD/MI dan SMP/MTs di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020......................................................................................................... 2–81
Gambar 2.24 Grafik Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI dan SMP/MTs di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ......................................................................................... 2–84
Gambar 2.25 Grafik Angka Partisipasi Sekolah SD/MI dan SMP/MTs Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020......................................................................................................... 2–86
Gambar 2.26 Grafik Angka Putus Sekolah SD/MI dan SMP/MTs di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020......................................................................................................... 2–87
Gambar 2.27 Grafik Angka Kelulusan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ...... 2–89
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG
xxix
TAHUN 2021-2026
Gambar 2.28 Grafik Jumlah Ruang Kelas Rusak Sedang dan Berat di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2019......................................................................................................... 2–92
Gambar 2.29 Grafik Rasio Ketersediaan Sekolah Terhadap Penduduk Usia Sekolah
Pendidikan Dasar Tahun 2016-2020 .................................................................................. 2–95
Gambar 2.30 Grafik Rasio Guru Terhadap Murid Sekolah Pendidikan Dasar di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ......................................................................................... 2–96
Gambar 2.31 Grafik Rasio Guru Terhadap Murid Per Kelas Rata-Rata Sekolah Dasar
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 .......................................................... 2–97
Gambar 2.32 Grafik Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas Menurut Karakteristik serta
Kemampuan Membaca dan Menulis Huruf Latin Tahun 2016 – 2020 .............. 2–99
Gambar 2.33 Grafik Guru yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020......................................................................................................... 2–100
Gambar 2.34 Grafik Persentase Guru Bersertifikasi Menurut Jenjang Pendidikan di
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2017-2020 ................................................................ 2–101
Gambar 2.35 Grafik Angka Kematian Bayi (AKB) Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ...................................................................................................................................................... 2–105
Gambar 2.36 Grafik Angka Kematian Balita Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 2–107
Gambar 2.37 Grafik Angka Kematian Neonatal Per 1000 Kelahiran di Kabupaten Rejang
Lebong Hidup Tahun 2016-2020 .......................................................................................... 2–108
Gambar 2.38 Grafik Angka Kematian Ibu (AKI) Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ...................................................................................................................................................... 2–110
Gambar 2.39 Grafik Rasio Posyandu Per Satuan Balita di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 .......................................................................................................................... 2–111
Gambar 2.40 Grafik Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020......................................................................................................... 2–120
Gambar 2.41 Grafik Cakupan Pertolongan Bersalin Oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki
Kompetensi Kebidanan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ....... 2–121
Gambar 2.42 Grafik Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) di
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ................................................................ 2–123
Gambar 2.43 Grafik Persentase Anak Usia 1 Tahun yang Diimunisasi Campak di
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ................................................................ 2–125
Gambar 2.44 Grafik Non Polio AFP Rate per 100.000 Penduduk di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020......................................................................................................... 2–126
Gambar 2.45 Grafik Cakupan Balita Pneumonia yang Ditangani di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2018-2020......................................................................................................... 2–128
Gambar 2.46 Grafik Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC BTA di
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ................................................................ 2–129
Gambar 2.47 Grafik Tingkat Prevalensi Tuberkulosis per 100.000 Penduduk di
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ................................................................ 2–131
Gambar 2.48 Grafik Tingkat Kematian karena Tuberkulosis per 100.000 Penduduk di
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ................................................................ 2–132
Gambar 2.49 Grafik Proporsi Kasus Turberkulosis yang Terdeteksi dalam Program DOTS
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 .......................................................... 2–134
Gambar 2.50 Grafik Proporsi Kasus Turberkulosis yang Diobati dan Sembuh dalam
Program DOTS di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ......................... 2-135
Gambar 2.51 Grafik Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD di
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ................................................................ 2–137

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


xxx
TAHUN 2021-2026
Gambar 2.52 Grafik Cakupan Penderita Diare yang Ditangani di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2018-2020......................................................................................................... 2–138
Gambar 2.53 Grafik Angka Kejadian Malaria di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ...................................................................................................................................................... 2–140
Gambar 2.54 Grafik Proporsi Anak Balita yang Tidur dengan Kelambu Berinsektisida di
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2017-2020 ................................................................ 2–142
Gambar 2.55 Grafik Proporsi Anak Balita dengan Demam yang Diobati dengan Obat Anti
Malaria yang Tepat di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ................ 2–143
Gambar 2.56 Grafik Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari Total Populasi di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ......................................................................................... 2–144
Gambar 2.57 Grafik Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin di
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ................................................................ 2–145
Gambar 2.58 Grafik Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin di
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ................................................................ 2–147
Gambar 2.59 Grafik Cakupan Kunjungan Bayi di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ...................................................................................................................................................... 2–148
Gambar 2.60 Grafik Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 .......................................................................................................................... 2–150
Gambar 2.61 Grafik Cakupan Pelayanan Nifas di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ...................................................................................................................................................... 2–151
Gambar 2.62 Grafik Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ......................................................................................... 2–153
Gambar 2.63 Grafik Cakupan Pelayanan Anak Balita di Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ......................................................................................................................................... 2–155
Gambar 2.64 Grafik Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat di
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ................................................................ 2–156
Gambar 2.65 Grafik Persentase Kondisi Jalan Kabupaten di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016 – 2020 ....................................................................................................................... 2–158
Gambar 2.66 Grafik Persentase Rumah Tangga Berakses Sanitasi di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016 – 2020 ..................................................................................................... 2–160
Gambar 2.67 Grafik Persentase Rumah Tangga Berakses Air Minum Layak di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2017 – 2020...................................................................................... 2–162
Gambar 2.68 Grafik Persentase Panjang Jalan Sentra Produksi dalam Kondisi Baik di
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 – 2020 ............................................................. 2–165
Gambar 2.69 Grafik Jumlah IMB yang Terdata per Tahun di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2017 – 2020 ....................................................................................................................... 2–167
Gambar 2.70 Grafik Cakupan Ketersediaan Rumah Layak Huni Kabupaten Rejang Lebong
2016 – 2020 ...................................................................................................................................... 2–171
Gambar 2.71 Grafik PMKS Memperoleh Bantuan Sosial Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2017-2020 ......................................................................................................................................... 2–186
Gambar 2.72 Grafik Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020......................................................................................................... 2–196
Gambar 2.73 Grafik Rasio KDRT di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2017-2020 ................. 2–199
Gambar 2.74 Grafik Usia Harapan Hidup Perempuan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ......................................................................................................................................... 2–206
Gambar 2.75 Grafik Indeks Pembangunan Gender Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ......................................................................................................................................... 2–207

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


xxxi
TAHUN 2021-2026
Gambar 2.76 Grafik Indeks Pemberdayaan Gender Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ......................................................................................................................................... 2–208
Gambar 2.77 Grafik Indeks Kualitas Air Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 – 2020 2–216
Gambar 2.78 Grafik Indeks Kualitas Udara Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 – 2020 2–217
Gambar 2.79 Grafik Indeks Kualitas Tutupan Lahan Kabupaten Rejang Lebong 2017 –
2020 ...................................................................................................................................................... 2–218
Gambar 2.80 Grafik Persentase Jumlah Sampah yang Tertangani di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016 – 2020 ..................................................................................................... 2–224
Gambar 2.81 Ilustrasi Alur Pengangkutan Sampah di Kabupaten Rejang Lebong................... 2–225
Gambar 2.82 Grafik Rasio Penduduk ber-KTP per Satuan Penduduk di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020......................................................................................................... 2–227
Gambar 2.83 Grafik Persentase Keluarga yang Memiliki Kartu Keluarga Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ......................................................................................... 2–231
Gambar 2.84 Grafik Total Fertility Rate Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........ 2–242
Gambar 2.85 Grafik Rata-rata Jumlah Anak per Keluarga di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 .......................................................................................................................... 2–244
Gambar 2.86 Grafik Rasio Akseptor KB di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 2–245
Gambar 2.87 Grafik Angka Kelahiran Remaja (Perempuan Usia 15-19 Tahun) per 1.000
Perempuan Usia 15-19 Tahun di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ...................................................................................................................................................... 2–247
Gambar 2.88 Grafik Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) yang Istrinya di Bawah 20
Tahun di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ........................................... 2–248
Gambar 2.89 Grafik Persentase Penggunaan Kontrasepsi Jangka Panjang di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ......................................................................................... 2–249
Gambar 2.90 Grafik Persentase Tingkat Keberlangsungan Pemakaian Kontrasepsi di
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ................................................................ 2–250
Gambar 2.91 Grafik Jumlah Klinik KB di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 2–256
Gambar 2.92 Grafik Jumlah Angkutan Umum yang Tidak Memiliki KIR di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016 – 2019...................................................................................... 2–259
Gambar 2.93 Grafik Jumlah Orang Melalui Terminal Pertahun di Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016 – 2020 ..................................................................................................... 2–260
Gambar 2.94 Grafik Jumlah Titik Blank Spot di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 –
2020 ...................................................................................................................................................... 2–262
Gambar 2.95 Peta Sebaran BTS di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2020 ................................ 2–263
Gambar 2.96 Grafik Persentase Anggota Rumah Tangga diatas Usia Lima Tahun yang
Mengakses Internet di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 – 2020 ........... 2–264
Gambar 2.97 Grafik Persentase Koperasi Aktif di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ...................................................................................................................................................... 2–268
Gambar 2.98 Grafik Persentase UKM Non BPR/LKM Aktif di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 .......................................................................................................................... 2-269
Gambar 2.99 Grafik Jumlah Investor Berskala Nasional Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2017-2020 ......................................................................................................................................... 2–270
Gambar 2.100 Grafik Jumlah Grup Kesenian di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ...................................................................................................................................................... 2–281
Gambar 2.101 Grafik Persentase Daerah yang Melaksanakan Tertib Arsip di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ......................................................................................... 2–289
Gambar 2.102 Grafik Persentase Arsip yang Terselamatkan Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020 .......................................................................................................................... 2–290

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


xxxii
TAHUN 2021-2026
Gambar 2.103 Grafik Lama Kunjungan Wisata di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2018-
2020 ...................................................................................................................................................... 2–292
Gambar 2.104 Grafik Persentase Panjang Jalan Usaha Tani dalam Kondisi Baik di
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 – 2020 ............................................................. 2–299
Gambar 2.105 Grafik Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per Kapita di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ......................................................................................... 2–344
Gambar 2.106 Grafik Persentase Pengeluaran Konsumsi Non Pangan per Kapita
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ................................................................ 2-346
Gambar 3.1 Grafik Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ......................................................................................................................................... 3–2
Gambar 3.2 Grafik Perkembangan Komponen Pendapatan Daerah Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020......................................................................................................... 3–4
Gambar 3.3 Struktur Pendapatan Daerah dalam Anggaran Pendapatan Daerah
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020 ................................................................ 3–5
Gambar 3.4 Grafik Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-
2020 ...................................................................................................................................................... 3–13
Gambar 3.5 Grafik Perkembangan Komponen Belanja Daerah Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020......................................................................................................... 3–14
Gambar 3.6 Struktur Belanja Daerah dalam Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2016-2020......................................................................................................... 3–16
Gambar 3.7 Struktur dan Jumlah Transfer Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ......................................................................................................................................... 3–17
Gambar 3.8 Grafik Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020 ......................................................................................................................................... 3–21
Gambar 6.1 Kerangka Logis Strategi Pencapaian Misi Ke-1 RPJMD Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2021-2026......................................................................................................... 6-4
Gambar 6.2 Kerangka Logis Strategi Pencapaian Misi Ke-2 RPJMD Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2021-2026......................................................................................................... 6-5
Gambar 6.3 Kerangka Logis Strategi Pencapaian Misi Ke-3 RPJMD Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2021-2026......................................................................................................... 6-6
Gambar 6.4 Kerangka Logis Strategi Pencapaian Misi Ke-4 RPJMD Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2021-2026......................................................................................................... 6-7
Gambar 6.5 Kerangka Logis Strategi Pencapaian Misi Ke-5 RPJMD Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2021-2026......................................................................................................... 6-8
Gambar 6.6 Kerangka Logis Strategi Pencapaian Misi Ke-6 RPJMD Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2021-2026......................................................................................................... 6-9
Gambar 6.7 Kerangka Logis Strategi Pencapaian Misi Ke-7 RPJMD Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2021-2026......................................................................................................... 6-10
Gambar 6.8 Kerangka Logis Strategi Pencapaian Misi Ke-8 RPJMD Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2021-2026......................................................................................................... 6-11
Gambar 6.9 Kerangka Logis Strategi Pencapaian Misi Ke-9 RPJMD Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2021-2026......................................................................................................... 6-12

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


xxxiii
TAHUN 2021-2026
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pembangunan daerah merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari
pembangunan nasional dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan nyata daerah
dalam koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini menunjukkan adanya
harmonisasi dan sinkronisasi antara kebijakan pembangunan nasional dengan pembangunan
daerah. Pada prinsipnya pembangunan daerah dilaksanakan dengan memperhatikan kondisi
dan potensi yang dimiliki masing-masing daerah, sesuai dengan dinamika perkembangan
daerah dan nasional. Pembangunan daerah maupun nasional sama-sama bertujuan untuk
memajukan kesejahteraan umum.
Pembangunan daerah merupakan usaha yang sistematik untuk pemanfaatan sumber
daya yang dimiliki daerah. Tujuan daerah melakukan pembangunan adalah untuk
peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, lapangan berusaha,
meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik dan daya saing daerah sesuai dengan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya. Dengan demikian, sangat penting bagi
pemerintah daerah untuk memiliki rencana pembangunan yang akan menjadi bahan
pedoman atau acuan dasar bagi pelaksanaan pembangunan tersebut. Perencanaan
pembangunan daerah merupakan suatu proses yang dilakukan untuk menentukan arah
kebijakan daerah di masa mendatang, melalui rangkaian pilihan, yang melibatkan berbagai
unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang
dimiliki oleh daerah pada jangka waktu tertentu.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 tahun 2017 dijelaskan bahwa
pemerintah daerah harus menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) yang merupakan dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun
terhitung sejak dilantik sampai dengan berakhirnya masa jabatan Kepala Daerah. RPJMD ini
merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah yang memuat tujuan,
sasaran, strategi, arah kebijakan, pembangunan daerah dan keuangan daerah, serta program
program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka
pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu lima tahun yang disusun berpedoman pada
RPJPD, RTRW dan RPJMN.
Sehubungan dengan telah berakhirnya dokumen RPJMD Kabupaten Rejang Lebong
periode Tahun 2016-2021 dan telah dilantiknya Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


1-1
TAHUN 2021-2026
Kabupaten Rejang Lebong untuk masa jabatan 2021-2024 maka Pemerintah Kabupaten
Rejang Lebong menyusun dokumen RPJMD sebagai bahan masukan utama perencanaan bagi
pemerintahan dalam periode tahun 2021-2026 sesuai dengan Surat Edaran Menteri Dalam
Negeri Nomor 640/16/SJ tentang Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Pasca Pemilihan Kepala Daerah Serentak Tahun 2020. Penyusunan RPJMD Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2021-2026 berdasarkan pada visi, misi dan program kepala daerah terpilih
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Rejang
Lebong tahun 2006-2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun
2020-2024, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Teknokratik
Kabupaten Rejang Lebong dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD Kabupaten
Rejang Lebong serta Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-3708 tentang hasil
Verifikasi dan Validasi Pemutakhiran Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan
Pembangunan dan Keuangan Daerah, dengan memperhatikan sumber daya dan potensi yang
dimiliki, faktor-faktor keberhasilan, evaluasi pembangunan serta isu-isu strategis yang
berkembang.
Pendekatan perencanaan pembangunan yang diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten
Rejang Lebong seperti yang diatur dalam Undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional maupun Undang-undang nomor 23 tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, yang meliputi 1) Pendekatan teknokratis, 2) Pendekatan
partisipatif, 3) Pendekatan politis, serta 4) Pendekatan atas-bawah dan bawah atas (top down
dan bottom up). Selain itu, dalam penyusunan dokumen RPJMD Kabupaten Rejang Lebong
2021-2026 ini juga mengusung prinsip tematik, holistik, integratif, dan spasial. Seperti yang
diolah dari Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses
Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional, pendekatan ini merupakan
pendekatan perencanaan yang menyeluruh mulai dari hulu hingga hilir dimana rangkaian
kegiatan dilaksanakan dalam keterpaduan pemangku kepentingan dan pendanaan, serta
dalam satu kesatuan wilayah dan keterkaitan wilayah. Yang dimaksud dengan tematik adalah
penentuan tema prioritas dalam suatu jangka waktu perencanaan. Yang dimaksud dengan
holistik adalah penjabaran tematik program kepala daerah ke dalam perencanaan yang
komprehensif mulai dari hulu hingga hilir. Yang dimaksud dengan integratif adalah upaya
keterpaduan pelaksanaan perencanaan program kepala daerah yang dilihat dari peran
berbagai pemangku kepentingan dan upaya keterpaduan berbagai sumber pendanaan. Yang
dimaksud dengan spasial adalah penjabaran program kepala daerah dalam satu kesatuan
wilayah dan keterkaitan antar wilayah.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


1-2
TAHUN 2021-2026
1.2. DASAR HUKUM
Peraturan perundangan yang menjadi dasar penyusunan dokumen RPJMD Kabupaten
Rejang Lebong tahun 2021 – 2026 adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan Propinsi Bengkulu
(Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2828);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5243);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
7. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2020 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014
Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 618, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6512);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor
9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 34, Tambahan Lembaran Republik Indonesia
Negara Nomor 2854);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


1-3
TAHUN 2021-2026
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 187, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6402)
10. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 77, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6042);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2019, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6322 Tahun 2019);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang Evaluasi dan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 52
Tahun 2019, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomr 6323 Tahun 2019);
13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2025 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 10);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 1312);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi
Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1114);
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi
dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1447);
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang Laporan dan Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 288);
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1781).

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


1-4
TAHUN 2021-2026
19. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2006-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2007 Nomor 1 Seri E);
20. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Rejang Lebong tahun 2012-2032 (Lembaran Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2012 Nomor 80 Tahun 2012);
21. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Rejang Lebong Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Rejang Lebong (Lembaran Daerah Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2018 Nomor 133);

1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN


Dokumen RPJMD disusun dengan mengacu dan memperhatikan dokumen
perencanaan nasional, provinsi maupun daerah sekitarnya. Dalam Undang Undang Nomor 25
tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, rencana pembangunan
daerah memiliki keterkaitan yang erat dan saling terintegrasi dengan perencanaan
pembangunan nasional maupun provinsi. RPJMD berisi visi dan misi kepala daerah terpilih
yang dijabarkan ke dalam tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan pembangunan daerah,
kebijakan umum, program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), program lintas SKPD,
disertai rencana kerja dalam kerangka regulasi yang bersifat indikatif, dan rencana kerja dalam
kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Gambar 1.1. menunjukkan keterkaitan antara
dokumen RPJMD dan RPJPD serta keterkaitan dengan dokumen perencanaan pembangunan
pemerintah pusat. Dengan keterkaitan tersebut diharapkan akan tercipta sinkronisasi antara
dokumen perencanaan pusat dan daerah.
Penyusunan RPJMD Kabupaten Rejang Lebong harus berpedoman pada RPJPD
Kabupaten Rejang Lebong tahap keempat dan memperhatikan RPJMN serta RPJM Provinsi
Bengkulu. Lalu, pada tahap selanjutnya RPJMD Kabupaten Rejang Lebong akan dijabarkan
dalam Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah yang berfungsi sebagai pedoman teknis
operasional untuk memberikan arah kebijakan pembangunan yang disertai indikasi program
dan kegiatan untuk setiap bidang/fungsi pemerintahan dalam jangka waktu lima tahun.
Selanjutnya RPJMD Kabupaten Rejang Lebong akan dijabarkan menjadi rencana tahunan
daerah yang disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang diacu oleh Perangkat
Daerah untuk dijabarkan menjadi Rencana Tahunan SKPD yang disebut Rencana Kerja (Renja).
Dokumen Renja ini akan menjadi dasar Perangkat Daerah dalam mengusulkan RKA Perangkat
Daerah dan selanjutnya akan dirangkum menjadi RAPBD. Dokumen ini akan ditindaklanjuti
menjadi APBD dan akhirnya menjadi dokumen pelaksanaan anggaran atau DPA Perangkat

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


1-5
TAHUN 2021-2026
Daerah. Dengan kata lain RPJMD merupakan penjabaran dari rencana jangka panjang dan
menjadi dasar rencana jangka pendek sampai ke penganggarannya.
Penyusunan RPJMD Kabupaten Rejang Lebong juga harus memperhatikan Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang memberi acuan mengenai struktur dan pola ruang terkait
dengan rencana pelaksanaan program-program pembangunan, agar kebijakan dan sasaran
dalam RPJMD selaras dengan atau tidak menyimpang dari arah kebijakan RTRW Provinsi
Bengkulu dan RTRW Kabupaten Rejang Lebong. Selain memperhatikan RTRW, penyusunan
RPJMD Kabupaten Rejang Lebong juga memperhatikan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS). Hal ini bertujuan agar dapat tercipta keselarasan antara kebijakan, rencana, dan
program pembangunan dengan kaidah pembangunan berkelanjutan, sehingga mampu
mengelola potensi yang menimbulkan dampak dan/atau resiko lingkungan hidup di
Kabupaten Rejang Lebong.

Gambar 1.1
Keterkaitan antara Dokumen Perencanaan Pusat dan Daerah
Sumber: Diolah dari UU 25/2004

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


1-6
TAHUN 2021-2026
Hubungan antara dokumen RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026
dengan dokumen perencanaan pembangunan lainnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026 dengan RPJMN Tahun 2020-
2024
Pembangunan dalam RPJMN 2020-2024 telah mengarusutamakan Sustainable
Development Goals (SDGs) dengan visi yakni “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat,
Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”. Upaya perwujudan dari visi
tersebut melalui sembilan misi yang dikenal sebagai Nawacita Kedua, yakni: 1) Peningkatan
kualitas manusia Indonesia; 2) Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing;
3) Pembangunan yang merata dan berkeadilan; 4) Mencapai lingkungan hidup yang
berkelanjutan; 5) Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa; 6) Penegakan
sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya; 7) Perlindungan bagi segenap
bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga; 8) Pengelolaan pemerintahan yang
bersih, efektif, dan terpercaya; dan 9) Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka negara
kesatuan.
RPJMN 2020-2024 terdiri dari tujuh agenda pembangunan secara nasional, yakni 1)
Memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan; 2)
Mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan; 3)
Meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan berdaya saing; 4) Revolusi mental
dan pembangunan kebudayaan; 5) Memperkuat infrastruktur untuk mendukung
pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar; 6) Membangun lingkungan hidup,
meningkatkan ketahanan bencana, dan perubahan iklim; 7) Memperkuat stabilitas
Polhukhankam dan transformasi pelayanan publik. Keselarasan antara misi RPJMD Kabupaten
Rejang Lebong dengan agenda pembangunan nasional dalam RPJMN dapat dilihat pada tabel
berikut.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


1-7
TAHUN 2021-2026
Tabel 1. 1
Keselarasan Misi RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026 dengan Agenda
Pembangunan Nasional RPJMN Tahun 2020-2024
Misi RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Agenda Pembangunan Nasional RPJMN Tahun
No.
Tahun 2021-2026 2020-2024
1. MISI 1: PN 3:
Membangun Karakter Masyarakat Rejang Meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas
Lebong yang Berdaya Saing dan Inovatif dan berdaya saing
2. MISI 2: PN 3:
Memantapkan Pemahaman, Pengamalan, dan Meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas
Pelestarian Nilai-Nilai Keagamaan dalam dan berdaya saing
Kehidupan Bermasyarakat
PN 4:
Revolusi mental dan pembangunan kebudayaan
3. MISI 3: PN 3:
Meningkatkan Aksesibilitas dan Kualitas Meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas
Pendidikan dan berdaya saing
4. MISI 4: PN 3:
Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Pelayanan Meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas
Kesehatan dan Rujukan Masyarakat dan berdaya saing
5. MISI 5: PN 4:
Melestarikan Nilai-Nilai Budaya dan Kearifan Revolusi mental dan pembangunan kebudayaan
Lokal Sebagai Identitas Daerah
6. MISI 6: PN 7:
Mengembangkan Reformasi Birokrasi Melalui Memperkuat stabilitas Polhukhankam dan
Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Efektif, transformasi pelayanan publik
dan Transparan yang Berorientasi pada Inovasi
dan Pelayanan Prima
7. MISI 7: PN 1:
Mewujudkan Pembangunan Kawasan Berbasis Memperkuat ketahanan ekonomi untuk
Potensi Lokal (Pertanian dan Pariwisata) dan pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan
Ekonomi Kreatif untuk Mempercepat
Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi PN 2:
Masyarakat yang Berkelanjutan Mengembangkan wilayah untuk mengurangi
kesenjangan dan menjamin pemerataan
8. MISI 8: PN 1:
Memperluas Ketersediaan Lapangan Kerja Guna Memperkuat ketahanan ekonomi untuk
Mengentaskan Kemiskinan Melalui Program- pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan
Program Solutif
9. MISI 9: PN 5:
Mewujudkan Pemerataan Pembangunan Memperkuat infrastruktur untuk mendukung
Infrastruktur yang Integratif dan Kolaboratif pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar

PN 6:
Membangun lingkungan hidup, meningkatkan
ketahanan bencana, dan perubahan iklim
Sumber: RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026, RPJMN 2020-2024, diolah

RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026 memperhatikan keterkaitan


dengan RPJM Nasional Tahun 2020-2024. Konsistensi ini dapat dilihat dari keselarasan antara
visi RPJM Nasional dengan visi RPJMD Kabupaten Rejang Lebong, sebagaimana yang
dijabarkan pada tabel di bawah ini.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


1-8
TAHUN 2021-2026
Tabel 1. 2
Keselarasan Misi RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026 dengan Misi RPJM
Nasional Tahun 2020-2024
Misi RPJMD Kabupaten Rejang Lebong
No. Misi RPJM Nasional Tahun 2020-2024
Tahun 2021-2026
1. MISI 1: MISI 1:
Membangun Karakter Masyarakat Rejang Peningkatan kualitas manusia Indonesia
Lebong yang Berdaya Saing dan Inovatif
2. MISI 2: MISI 1:
Memantapkan Pemahaman, Pengamalan, dan Peningkatan kualitas manusia Indonesia
Pelestarian Nilai-Nilai Keagamaan dalam
Kehidupan Bermasyarakat
3. MISI 3: MISI 1:
Meningkatkan Aksesibilitas dan Kualitas Peningkatan kualitas manusia Indonesia
Pendidikan
4. MISI 4: MISI 1:
Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Peningkatan kualitas manusia Indonesia
Pelayanan Kesehatan dan Rujukan Masyarakat
5. MISI 5: MISI 5:
Melestarikan Nilai-Nilai Budaya dan Kearifan Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian
Lokal Sebagai Identitas Daerah bangsa
6. MISI 6: MISI 6:
Mengembangkan Reformasi Birokrasi Melalui Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi,
Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Efektif, bermartabat, dan terpercaya
dan Transparan yang Berorientasi pada
Inovasi dan Pelayanan Prima MISI 7:
Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan
rasa aman pada seluruh warga

MISI 8:
Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan
terpercaya

MISI 9:
Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka negara
kesatuan
7. MISI 7: MISI 2:
Mewujudkan Pembangunan Kawasan Berbasis Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan
Potensi Lokal (Pertanian dan Pariwisata) dan berdaya saing
Ekonomi Kreatif untuk Mempercepat
Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi MISI 3:
Masyarakat yang Berkelanjutan Pembangunan yang merata dan berkeadilan
8. MISI 8: MISI 1:
Memperluas Ketersediaan Lapangan Kerja Peningkatan kualitas manusia Indonesia
Guna Mengentaskan Kemiskinan Melalui
Program-Program Solutif MISI 3:
Pembangunan yang merata dan berkeadilan
9. MISI 9: MISI 3:
Mewujudkan Pemerataan Pembangunan Pembangunan yang merata dan berkeadilan
Infrastruktur yang Integratif dan Kolaboratif
MISI 4:
Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan
Sumber: RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026, RPJMN 2020-2024, diolah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


1-9
TAHUN 2021-2026
2. RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026 dengan RTRW Nasional
Penyusunan RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026 memperhatikan
RTRW Nasional. Hal ini dimaksudkan untuk menyelaraskan visi, misi, tujuan, sasaran,
kebijakan, strategi dan program pembangunan RPJMD, terhadap ketentuan rencana struktur
ruang, pola ruang dan arahan pemanfaatan ruang RTRW Nasional. RTRW menjadi acuan bagi
kebijakan RPJMD yang akan mempengaruhi penataan ruang pada Kabupaten Rejang Lebong.
Pada Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang perlu diperhatikan karena berkaitan dengan
Kabupaten Rejang Lebong adalah sebagai berikut.
a. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang
Pada strategi untuk pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup,
terdapat strategi mewujudkan kawasan berfungsi lindung dalam wilayah Pulau Sumatera
dengan luas paling sedikit 40 persen dari luas pulau tersebut sesuai dengan kondisi, karakter,
dan fungsi ekosistemnya serta tersebar secara proporsional.
b. Rencana Struktur Ruang
Rencana sistem jaringan sumber daya air berupa wilayah sungai yang terkait dengan
Kabupaten Rejang Lebong adalah Rencana Tahapan Pengembangan II – IV/A. Rencana tersebut
berupa Perwujudan Sistem Jaringan SDA pada Wilayah Sungai Musi-Sugihan-Banyuasin-
Lemau yang mana Wilayah Sungai yang masuk ke dalam Wilayah Sungai Kabupaten Rejang
Lebong adalah Wilayah Sungai Musi dan Lemau.
c. Rencana Pola Ruang
Rencana Kawasan Lindung Nasional yang terkait dengan Kabupaten Rejang Lebong
adalah:
1. Rencana Tahapan Pengembangan II/B/3 berupa Pengembangan Pengelolaan Kawasan
Lindung Nasional Cagar Alam pada Cagar Alam Talang Ulu I
2. Rencana Tahapan Pengembangan II/B/3 berupa Pengembangan Pengelolaan Kawasan
Lindung Nasional Cagar Alam pada Cagar Alam Talang Ulu II
3. Rencana Tahapan Pengembangan II/A/4 berupa Rehabilitasi dan Pemantapan Fungsi
Kawasan Lindung Nasional Taman Nasional pada Taman Nasional Kerinci Seblat
4. Rencana Tahapan Pengembangan II/B/6 berupa Pengembangan Pengelolaan Kawasan
Lindung Nasional Taman Wisata Alam pada Taman Wisata Alam Bukit Kaba.
d. Penetapan Kawasan Strategis Nasional
Kawasan Lingkungan Hidup Taman Nasional Kerinci Seblat ditetapkan sebagai Kawasan
Strategis Nasional dengan Rencana Tahapan Pengembangan II/B/I berupa
Rehabilitasi/revitalisasi Kawasan Strategis Nasional dengan Sudut Kepentingan Lingkungan
Hidup.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


1-10
TAHUN 2021-2026
3. RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026 dengan RPJPD Provinsi
Bengkulu Tahun 2005-2025
Penyusunan RPJMD Kabupaten Rejang Lebong 2021-2026 juga memperhatikan RPJPD
Provinsi Bengkulu. Visi pembangunan jangka panjang Povinsi Bengkulu adalah “Provinsi
Bengkulu yang sejahtera, adil dan demokrasi bertumpu Pada sumber daya manusia unggul dan
bertaqwa Serta perekonomian kokoh”. Sementara itu, visi pembangunan Kabupaten Rejang
Lebong yang tertuang dalam RPJMD 2021-2026 adalah “Terwujudnya Kabupaten Rejang
Lebong Bercahaya untuk Semua (Berkarakter, Religius, Cerdas, Sehat, Berbudaya, untuk
Sejahtera dan Maju Bersama)”.
Terdapat keselarasan antara visi pembangunan Provinsi Bengkulu dengan visi
pembangunan Kabupaten Rejang Lebong. Makna kata sejahtera RPJPD Provinsi Bengkulu
sudah tersirat dalam makna sejahtera dalam visi RPJMD Kabupaten Rejang Lebong, yaitu
masyarakat yang aman sentosa dan makmur serta terlepas dari segala macam kesukaran.
Sementara itu adil dan demokrasi memiliki makna rakyat mempunyai hak baik dalam
melaksanakan maupun dalam menikmati hasil pembangunan.
Pembangunan haruslah dilaksanakan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Keadilan ini harus tercermin pada semua aspek kehidupan. Semua rakyat mempunyai
kesempatan yang sama dalam meningkatkan taraf hidupnya dan memperoleh lapangan
pekerjaan, mendapatkan pelayanan sosial, pendidikan dan kesehatan, mengemukakan
pendapat dan melaksanakan hak politiknya, mengamankan dan mempertahankan negara,
perlindungan dan kesamaan di depan hukum, transparansi, akuntabilitas dan pelayanan
publik yang efektif dan efisien serta tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun, baik antar
individu, gender dan daerah.
Sumberdaya manusia unggul dan bertaqwa tersirat dalam makna berkarakter, religius,
cerdas, sehat dan berbudaya, yaitu memahami pengertian dasar tentang agama yang dianut
dan mengamalkannya, cerdas, kreatif, memiliki tingkat pendidikan yang cukup untuk
mengadopsi dan menginovasi teknologi, serta sehat jasmani dan rohani. Sementara itu,
perekonomian yang kokoh tercermin dalam semangat maju bersama yang dicirikan oleh
adanya daya saing yang tinggi, serta terjadinya tranformasi struktur ekonomi dari sektor
primer, seperti pertanian dan pertambangan ke sektor sekunder yang meliputi sektor industri
berbasis pertanian dan ditunjang oleh sektor tersier berupa jasa, keuangan, perdagangan dan
transportasi.
RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026 juga memperhatikan keterkaitan
dengan RPJPD Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2025. Konsistensi ini dapat dilihat dari
keselarasan antara visi dalam RPJPD Provinsi Bengkulu dengan visi dalam RPJMD Kabupaten
Rejang Lebong, sebagaimana yang dijabarkan pada tabel di bawah ini.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


1-11
TAHUN 2021-2026
Tabel 1. 3
Keselarasan RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026 dengan
RPJPD Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2025
RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun
No. RPJPD Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2025
2021-2026
VISI VISI

Terwujudnya Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu yang sejahtera, adil dan demokrasi
Bercahaya untuk Semua (Berkarakter, Religius, bertumpu Pada sumber daya manusia unggul dan
Cerdas, Sehat, Berbudaya, untuk Sejahtera dan bertaqwa serta perekonomian kokoh
Maju Bersama)
1. MISI 1: MISI 1:
Membangun Karakter Masyarakat Rejang Mewujudkan sumber daya manusia yang menguasai
Lebong yang Berdaya Saing dan Inovatif IPTEK dan IMTAQ
2. MISI 2: MISI 1:
Memantapkan Pemahaman, Pengamalan, dan Mewujudkan sumber daya manusia yang menguasai
Pelestarian Nilai-Nilai Keagamaan dalam IPTEK dan IMTAQ
Kehidupan Bermasyarakat
3. MISI 3: MISI 1:
Meningkatkan Aksesibilitas dan Kualitas Mewujudkan sumber daya manusia yang menguasai
Pendidikan IPTEK dan IMTAQ
4. MISI 4: MISI 1:
Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Mewujudkan sumber daya manusia yang menguasai
Pelayanan Kesehatan dan Rujukan Masyarakat IPTEK dan IMTAQ
5. MISI 5: MISI 1:
Melestarikan Nilai-Nilai Budaya dan Kearifan Mewujudkan sumber daya manusia yang menguasai
Lokal Sebagai Identitas Daerah IPTEK dan IMTAQ
6. MISI 6: MISI 5:
Mengembangkan Reformasi Birokrasi Melalui Mewujudkan masyarakat adil dan demokrasi
Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Efektif,
dan Transparan yang Berorientasi pada
Inovasi dan Pelayanan Prima
7. MISI 7: MISI 3:
Mewujudkan Pembangunan Kawasan Berbasis Mewujudkan perekonomian yang berdaya saing tinggi
Potensi Lokal (Pertanian dan Pariwisata) dan
Ekonomi Kreatif untuk Mempercepat
Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi
Masyarakat yang Berkelanjutan
8. MISI 8: MISI 1:
Memperluas Ketersediaan Lapangan Kerja Mewujudkan sumber daya manusia yang menguasai
Guna Mengentaskan Kemiskinan Melalui IPTEK dan IMTAQ
Program-Program Solutif
MISI 3:
Mewujudkan perekonomian yang berdaya saing tinggi
9. MISI 9: MISI 2:
Mewujudkan Pemerataan Pembangunan Mewujudkan infrastruktur yang berkualitas, merata
Infrastruktur yang Integratif dan Kolaboratif dan bermanfaat

MISI 4:
Mewujudkan pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan yang berkelanjutan
Sumber: RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026, RPJPD Provinsi Bengkulu 2005-2025, diolah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


1-12
TAHUN 2021-2026
4. RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026 dengan RTRW Provinsi
Bengkulu Tahun 2012-2032
Penyusunan RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026 memperhatikan
RTRW Provinsi Bengkulu. Hal ini dimaksudkan untuk menyelaraskan visi, misi, tujuan,
sasaran, kebijakan, strategi dan program pembangunan RPJMD, terhadap ketentuan rencana
struktur ruang dan pola ruang RTRW Provinsi Bengkulu. RTRW menjadi acuan bagi kebijakan
RPJMD yang akan mempengaruhi penataan ruang pada Kabupaten Rejang Lebong.
Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bengkulu Tahun 2012-2032, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dan terkait langsung dengan Kabupaten Rejang Lebong.
Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:
a. Rencana struktur ruang
Arahan rencana struktur ruang khususnya rencana sistem perkotaan menetapkan Kota
Curup sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Kota Padang sebagai Pusat Kegiatan Lokal
(PKL). Rencana sistem jaringan transportasi darat meliputi pemantapan jaringan jalan arteri
primer yang melewati Batas Kota Curup – Jalan Thamrin – Jalan Merdeka – Jalan A. Yani -
Curup, pengembangan jaringan jalan bebas hambatan yang melewati Curup, optimalisasi dan
pengembangan Terimal Simpang Nangka, serta pengembangan jalur jaringan kereta api yang
melewati Kota Padang. Rencana sistem jaringan energi meliputi peningkatan kapasitas PLTA
Tes dan PLTA Musi. Pengembangan jaringan sumber daya air meliputi pengembangan jaringan
irigasi yang diutamakan untuk mengaliri area pertanian potensial, pengelolaan wilayah sungai
lintas provinsi termasuk DAS Musi.
b. Rencana pola ruang
Rencana pola ruang terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya. Rencana
pengelolaan kawasan lindung meliputi Kawasan Hutan Lindung Bukit Daun dengan luas
kurang lebih 90.800 hektare, Cagar Alam Danau Menghijau dengan luas kurang lebih 2.882
hektare, Cagar Alam Talang Ulu 1 dengan luas kurang lebih 1 hektare, Cagar Alam Talang Ulu
2 dengan luas kurang lebih 1 hektare, Taman Nasional Kerinci Sebelat dengan luas kurang lebih
340.575 hektare, Taman Wisata Alam Bukit Kaba dengan luas kurang lebih 13.490 hektare,
serta kawasan lindung geologi tanah longsor dan gunung berapi.
Rencana pengembangan kawasan budidaya meliputi kawasan peruntukan pangan,
kawasan peruntukan hortikultura, kawasan peruntukan peternakan, kawasan peruntukan
perkebunan, kawasan peruntukan perikanan, kawasan peruntukan permukiman
berkepadatan tinggi (Kota Curup), kawasan peruntukan industri, serta kawasan peruntukan
pariwisata yang terdiri dari wisata alam dan wisata buatan yaitu Danau Harun Bestari dan
Suban Air Panas di Curup.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


1-13
TAHUN 2021-2026
5. RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026 dengan RPJMD Provinsi
Bengkulu Tahun 2021-2026
Pembangunan Provinsi Bengkulu memiliki visi Bengkulu Maju, Sejahtera, dan Hebat
sesuai yang tertuang dalam RPJMD Provinsi Bengkulu Tahun 2021-2026. Visi pembangunan
Provinsi Bengkulu ini diturunkan ke dalam lima misi pembangunan, yaitu 1) Membangun
ekonomi dan infrastruktur secara merata dan berkeadilan untuk mewujudkan pertumbuhan
yang berkualitas dan inklusif, 2) Mewujudkan pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup yang berkelanjutan dan bermanfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan, 3)
Memperkuat kelembagaan pemerintahan, mewujudkan birokrasi yang bersih, efektif dan
profesional serta transformasi pelayanan publik, 4) Membangun Sumber Daya Manusia yang
berkualitas, berdaya saing, dan berbudaya, toleransi dan religius, dan 5) Memperkuat
Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan dan Anak serta Kelompok Disabilitas secara
terpadu.
Provinsi Bengkulu memiliki lima prioritas pembangunan daerah yang diikuti dengan
program-program prioritas. Prioritas pembangunan Provinsi Bengkulu terdiri dari 1)
Percepatan Pengentasan Kemiskinan dan Peningkatan Kualitas SDM yang Berdaya Saing, 2)
Pengembangan Infrastruktur yang Tangguh dan Berkelanjutan serta Perluasan Konektivitas
untuk Pemerataan, 3) Penguatan Ketahanan dan Transformasi Ekonomi, 4) Inovasi dan Tata
Kelola Pemerintah, dan 5) Natural Bengkulu (Pengembangan Pariwisata yang Integratif dan
Kompetitif) dan Ekonomi Kreatif. Provinsi Bengkulu memiliki 18 program strategis dan 68
program unggulan perangkat daerah untuk mewujudkan Bengkulu Maju, Sejahtera, dan Hebat.
RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026 juga memperhatikan keterkaitan
dengan RPJMD Provinsi Bengkulu Tahun 2021-2026. Konsistensi ini dapat dilihat dari
keselarasan antara visi dalam RPJMD Provinsi Bengkulu dengan visi dalam RPJMD Kabupaten
Rejang Lebong, sebagaimana yang dijabarkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. 4
Keselarasan RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026 dengan RPJMD Provinsi
Bengkulu Tahun 2021-2026
RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun
No. RPJMD Provinsi Bengkulu Tahun 2021-2026
2021-2026
VISI VISI

Terwujudnya Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu yang sejahtera, adil dan demokrasi
Bercahaya untuk Semua (Berkarakter, Religius, bertumpu Pada sumber daya manusia unggul dan
Cerdas, Sehat, Berbudaya, untuk Sejahtera dan bertaqwa Serta perekonomian kokoh
Maju Bersama)
1. MISI 1: MISI 4:
Membangun Karakter Masyarakat Rejang Membangun Sumber Daya Manusia yang berkualitas,
Lebong yang Berdaya Saing dan Inovatif berdaya saing, dan berbudaya, toleransi dan religius

MISI 5:
Memperkuat Pemberdayaan dan Perlindungan
Perempuan dan Anak serta Kelompok Disabilitas
secara terpadu

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


1-14
TAHUN 2021-2026
RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun
No. RPJMD Provinsi Bengkulu Tahun 2021-2026
2021-2026
2. MISI 2: MISI 4:
Memantapkan Pemahaman, Pengamalan, dan Membangun Sumber Daya Manusia yang berkualitas,
Pelestarian Nilai-Nilai Keagamaan dalam berdaya saing, dan berbudaya, toleransi dan religius
Kehidupan Bermasyarakat
3. MISI 3: MISI 4:
Meningkatkan Aksesibilitas dan Kualitas Membangun Sumber Daya Manusia yang berkualitas,
Pendidikan berdaya saing, dan berbudaya, toleransi dan religius
4. MISI 4: MISI 4:
Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Membangun Sumber Daya Manusia yang berkualitas,
Pelayanan Kesehatan dan Rujukan Masyarakat berdaya saing, dan berbudaya, toleransi dan religius
5. MISI 5: MISI 4:
Melestarikan Nilai-Nilai Budaya dan Kearifan Membangun Sumber Daya Manusia yang berkualitas,
Lokal Sebagai Identitas Daerah berdaya saing, dan berbudaya, toleransi dan religius
6. MISI 6: MISI 3:
Mengembangkan Reformasi Birokrasi Melalui Memperkuat kelembagaan pemerintahan,
Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Efektif, mewujudkan birokrasi yang bersih, efektif dan
dan Transparan yang Berorientasi pada profesional serta transformasi pelayanan publik
Inovasi dan Pelayanan Prima
7. MISI 7: MISI 1:
Mewujudkan Pembangunan Kawasan Berbasis Membangun ekonomi dan infrastruktur secara merata
Potensi Lokal (Pertanian dan Pariwisata) dan dan berkeadilan untuk mewujudkan pertumbuhan
Ekonomi Kreatif untuk Mempercepat yang berkualitas dan inklusif
Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi
Masyarakat yang Berkelanjutan
8. MISI 8: MISI 1:
Memperluas Ketersediaan Lapangan Kerja Membangun ekonomi dan infrastruktur secara merata
Guna Mengentaskan Kemiskinan Melalui dan berkeadilan untuk mewujudkan pertumbuhan
Program-Program Solutif yang berkualitas dan inklusif
9. MISI 9: MISI 1:
Mewujudkan Pemerataan Pembangunan Membangun ekonomi dan infrastruktur secara merata
Infrastruktur yang Integratif dan Kolaboratif dan berkeadilan untuk mewujudkan pertumbuhan
yang berkualitas dan inklusif

MISI 2:
Mewujudkan pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup yang berkelanjutan dan bermanfaat
yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan

Sumber: RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026, RPJMD Provinsi Bengkulu Tahun 2021-2026, diolah

6. RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026 dengan RPJPD Kabupaten


Rejang Lebong Tahun 2006-2025
RPJMD 2021-2026 merupakan penjabaran dari tahapan keempat pelaksanaan RPJPD
Rejang Lebong 2006-2025. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten
Rejang Lebong tahun 2006-2025 sudah dirumuskan visi Rejang Lebong sampai dengan tahun
2025, adapun Visi Pembangunan Rejang Lebong adalah “Terwujudnya masyarakat yang maju,
sejahtera dan damai dalam wilayah Kabupaten Rejang Lebong“. Sementara itu, visi
pembangunan Kabupaten Rejang Lebong yang tertuang dalam RPJMD 2021-2026 adalah
“Terwujudnya Kabupaten Rejang Lebong Bercahaya untuk Semua (Berkarakter, Religius,
Cerdas, Sehat, Berbudaya, untuk Sejahtera dan Maju Bersama)”.
Terdapat kesamaan semangat Visi dalam RPJMD yang mana sifatnya melengkapi dan
memperkuat visi dalam RPJPD. Makna kata Maju, sejahtera dan Damai dalam RPJPD sudah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


1-15
TAHUN 2021-2026
tersirat dalam makna sejahtera dan maju bersama dalam visi RPJMD, yaitu kemampuan
mewujudkan kondisi masyarakat yang terpenuhi hak-hak dasarnya baik dari aspek kesehatan,
pendidikan, dan ekonomi yang ditandai dengan meningkatnya angka Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) yang didukung dengan terwujudnya kebebasan kehidupan beragama, dapat
beribadah sesuai keyakinan dan kepercayaan masing-masing, hidup secara harmonis dan
saling toleransi serta berkarakter kuat dan berbudaya. Meningkatnya tingkat kesejahteraan
dapat ditunjukkan dengan penurunan angka kemiskinan dan jumlah keluarga pra sejahtera,
pemenuhan kebutuhan pokok, masyarakat tentang pangan, sandang dan papan.
Untuk menjabarkan visi yang ada dalam RPJPD Kabupaten Rejang Lebong tahun 2006-
2025 terdapat 4 misi utama. Dari keempat misi utama dalam RPJPD Kabupaten Rejang Lebong
terdapat kaitan yang erat dengan misi yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Rejang Lebong.
Bahkan secara eksplisit misi pada RPJMD merupakan turunan dari misi yang ada pada RPJPD
seperti yang terdapat pada tabel berikut.
Tabel 1.5
Keselarasan antara RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026 dan RPJPD Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2006-2025
RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun RPJPD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2006-
No.
2021-2026 2025
VISI VISI

Terwujudnya Kabupaten Rejang Lebong Terwujudnya masyarakat yang maju, sejahtera dan
Bercahaya untuk Semua (Berkarakter, Religius, damai dalam wilayah Kabupaten Rejang Lebong
Cerdas, Sehat, Berbudaya, untuk Sejahtera dan
Maju Bersama)
1. MISI 1: MISI 1 :
Membangun Karakter Masyarakat Rejang Mewujudkan masyarakat maju dan sumber daya
Lebong yang Berdaya Saing dan Inovatif manusia yang
berkualitas
2. MISI 2: MISI 1 :
Memantapkan Pemahaman, Pengamalan, dan Mewujudkan masyarakat maju dan sumber daya
Pelestarian Nilai-Nilai Keagamaan dalam manusia yang
Kehidupan Bermasyarakat berkualitas
3. MISI 3: MISI 1 :
Meningkatkan Aksesibilitas dan Kualitas Mewujudkan masyarakat maju dan sumber daya
Pendidikan manusia yang
berkualitas
4. MISI 4: MISI 1 :
Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Mewujudkan masyarakat maju dan sumber daya
Pelayanan Kesehatan dan Rujukan Masyarakat manusia yang
berkualitas
5. MISI 5: MISI 3 :
Melestarikan Nilai-Nilai Budaya dan Kearifan Mewujudkan masyarakat yang damai, nilai-nilai luhur
Lokal Sebagai Identitas Daerah budaya lokal yang berkembang dan tata pemerintahan
yang baik
6. MISI 6: MISI 3 :
Mengembangkan Reformasi Birokrasi Melalui Mewujudkan masyarakat yang damai, nilai-nilai luhur
Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Efektif, budaya lokal yang berkembang dan tata pemerintahan
dan Transparan yang Berorientasi pada yang baik
Inovasi dan Pelayanan Prima
7. MISI 7: MISI 2 :
Mewujudkan Pembangunan Kawasan Berbasis Mewujudkan masyarakat sejahtera melalui
Potensi Lokal (Pertanian dan Pariwisata) dan optimalisasi sumber daya
Ekonomi Kreatif untuk Mempercepat

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


1-16
TAHUN 2021-2026
RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun RPJPD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2006-
No.
2021-2026 2025
Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi
Masyarakat yang Berkelanjutan
8. MISI 8: MISI 2 :
Memperluas Ketersediaan Lapangan Kerja Mewujudkan masyarakat sejahtera melalui
Guna Mengentaskan Kemiskinan Melalui optimalisasi sumber daya
Program-Program Solutif
9. MISI 9: MISI 2 :
Mewujudkan Pemerataan Pembangunan Mewujudkan masyarakat sejahtera melalui
Infrastruktur yang Integratif dan Kolaboratif optimalisasi sumber daya

MISI 4 :
Mewujudkan pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup yang berkelanjutan
Sumber: RPJPD Kabupaten Rejang Lebong 2006-2025, RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026, diolah

7. RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026 dengan RTRW Kabupaten


Rejang Lebong Tahun 2012-2032
Penyusunan RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026 memperhatikan
RTRW Kabupaten Rejang Lebong. Hal ini dimaksudkan untuk menyelaraskan visi, misi, tujuan,
sasaran, kebijakan, strategi dan program pembangunan RPJMD, terhadap ketentuan rencana
struktur ruang, pola ruang dan arahan pemanfaatan ruang RTRW Kabupaten Rejang Lebong.
RTRW menjadi acuan bagi kebijakan RPJMD yang akan mempengaruhi penataan ruang pada
Kabupaten Rejang Lebong.
Berdasarkan arahan dalam rencana struktur ruang dan rencana pola ruang dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Rejang Lebong 2012-2032, yang berusaha dicapai
adalah pemanfaatan ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Pembangunan
berusaha dilaksanakan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang berwawasan
lingkungan atau dengan kata lain dengan memperhatikan kaidah-kaidah kelestarian
lingkungan.
a. Rencana Struktur Ruang
Rencana struktur ruang Kabupaten Rejang Lebong mengatur tentang pusat-pusat
kegiatan yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana wilayah. Pusat kegiatan
terwujud sebagai sistem perkotaan yang terdiri dari PKW, PKL, PPK dan PPL. PWK telah
ditetapkan dalam RTRW yaitu Kota Curup, sedangkan PKL pada Kabupaten Rejang Lebong
adalah Kota Padang.
b. Rencana Pola Ruang
Rencana pola ruang Kabupaten Rejang Lebong mengatur tentang pola ruang kawasan
lindung dan budidaya dengan memperhatikan kawasan yang telah ditetapkan oleh nasional
dan provinsi.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


1-17
TAHUN 2021-2026
8. RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026 dengan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis 2021-2026
Penyusunan RPJMD Kabupaten Rejang Lebong tahun 2021-2026 juga mencakup Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). KLHS merupakan rangkaian analisis yang sistematis,
menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan
telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan,
rencana, dan/atau program. Keterkaitan RPJMD dengan KLHS ini dimaksudkan agar
pembangunan dapat memperhatikan dampak sesuai dengan isu prioritas pada KLHS.
Tabel 1.6
Keselarasan antara RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026 dan KLHS Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2021-2026
RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun
No. KLHS Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026
2021-2026
1. MISI 1: ISU PRIORITAS 3 :
Membangun Karakter Masyarakat Rejang Reformasi birokrasi, daya saing daerah serta inovasi
Lebong yang Berdaya Saing dan Inovatif daerah yang belum optimal
2. MISI 2: ISU PRIORITAS 3 :
Memantapkan Pemahaman, Pengamalan, dan Reformasi birokrasi, daya saing daerah serta inovasi
Pelestarian Nilai-Nilai Keagamaan dalam daerah yang belum optimal
Kehidupan Bermasyarakat
3. MISI 3: ISU PRIORITAS 1 :
Meningkatkan Aksesibilitas dan Kualitas Infrastruktur dasar, ketahanan bencana dan kualitas
Pendidikan lingkungan yang belum optimal
4. MISI 4: ISU PRIORITAS 1 :
Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Infrastruktur dasar, ketahanan bencana dan kualitas
Pelayanan Kesehatan dan Rujukan Masyarakat lingkungan yang belum optimal
5. MISI 5: ISU PRIORITAS 2 :
Melestarikan Nilai-Nilai Budaya dan Kearifan Pertumbuhan dan kesenjangan ekonomi antar wilayah
Lokal Sebagai Identitas Daerah yang signifikan
6. MISI 6: ISU PRIORITAS 3 :
Mengembangkan Reformasi Birokrasi Melalui Reformasi birokrasi, daya saing daerah serta inovasi
Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Efektif, daerah yang belum optimal
dan Transparan yang Berorientasi pada
Inovasi dan Pelayanan Prima
7. MISI 7: ISU PRIORITAS 2 :
Mewujudkan Pembangunan Kawasan Berbasis Pertumbuhan dan kesenjangan ekonomi antar wilayah
Potensi Lokal (Pertanian dan Pariwisata) dan yang signifikan
Ekonomi Kreatif untuk Mempercepat
Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi
Masyarakat yang Berkelanjutan
8. MISI 8: ISU PRIORITAS 2 :
Memperluas Ketersediaan Lapangan Kerja Pertumbuhan dan kesenjangan ekonomi antar wilayah
Guna Mengentaskan Kemiskinan Melalui yang signifikan
Program-Program Solutif
9. MISI 9: ISU PRIORITAS 1 :
Mewujudkan Pemerataan Pembangunan Infrastruktur dasar, ketahanan bencana dan kualitas
Infrastruktur yang Integratif dan Kolaboratif lingkungan yang belum optimal
Sumber: KLHS Kabupaten Rejang Lebong 2021-2025, RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026, diolah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


1-18
TAHUN 2021-2026
1.4. MAKSUD DAN TUJUAN
Penyusunan dokumen RPJMD Kabupaten Rejang Lebong tahun 2021 – 2026
dimaksudkan sebagai penjabaran visi dan misi kepala daerah yang memuat tujuan dan sasaran
pembangunan berdasarkan analisis isu strategis secara terukur serta bagaimana upaya atau
kebijakan pencapaiannya dalam lima tahun melalui berbagai program pembangunan daerah
secara bertahap.
Tujuan disusunnya RPJMD Kabupaten Rejang Lebong tahun 2021- 2026 adalah sebagai
berikut :
1. Menjabarkan Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Rejang Lebong dalam
bentuk tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan dan program pembangunan daerah kurun
waktu 5 (lima) tahun.
2. Sebagai pedoman bagi perangkat daerah dalam penyusunan rencana strategis lima
tahunan berupa program dan kegiatan yang mendukung pencapaian prioritas RPJMD serta
kinerja pelayanan daerah sesuai tugas pokok dan fungsi yang temuat dalam dokumen
RENSTRA Perangkat Daerah.
3. Meningkatkan keterkaitan, integrasi, sinergi dan sinkronisasi pembangunan antar
perangkat daerah, antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Pusat.
4. Sebagai pedoman bagi stakeholder khususnya dalam pencapaian target kinerja program
prioritas serta dukungan pendanaan dalam pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan
daerah.
5. Tolak Ukur keberhasilan penyelenggaraan pemerintah daerah dibawah kepemimpinan
Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Rejang Lebong

1.5. SISTEMATIKA PENULISAN


Sistematika Rancangan Akhir dari Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026 sesuai dengan
Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 berisi:

Bab I . PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menjelaskan mengenai latar belakang penyusunan RPJMD Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2021-2026.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


1-19
TAHUN 2021-2026
1.2. Dasar Hukum
Menjelaskan dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan RPJMD Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2021-2026.
1.3. Hubungan Antar Dokumen
Menjelaskan hubungan RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026 dengan
dokumen lain yang relevan beserta penjelasannya.
1.4. Maksud dan Tujuan
Menjelaskan tentang tujuan penyusunan dokumen RPJMD Kabupaten Rejang Lebong
bagi daerah dan sasaran penyusunan dokumen RPJMD Kabupaten Rejang Lebong bagi
daerah.
1.5. Sistematika Penulisan
Memuat sistematika dokumen RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026.

Bab II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH


Menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-dasar analisi, gambaran umum kondisi daerah
yang meliputi aspek geografis dan demografi serta indikator penyelenggaraan pemerintah
daerah.
2.1. Aspek Geografi dan Demografi
Menjelaskan kondisi umum geografis mengenai kondisi geografi daerah, potensi
pengembangan wilayah, dan wilayah rawan bencana. Selanjutnya dijelaskan tentang kondisi
demografi seperti ukuran struktur dan distribusi penduduk serta bagaimana jumlah penduduk
berubah setiap waktu.
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Menjelaskan kondisi umum kesejahteraan masyarakat sebagai bagian dari indikator kinerja
pembangunan secara keseluruhan. Lebih lanjut dipaparkan tentang fokus kesejahteraan dan
pemerataan ekonomi, fokus kesejahteraan sosial, fokus seni budaya dan olahraga.
2.3 Aspek Pelayanan Umum
Menjelaskan kondisi umum aspek pelayanan umum sebagai bagian dari indikator kinerja
pembangunan secara keseluruhan. Selanjutnya dipaparkan tentang fokus urusan layanan
wajib dan urusan layanan pilihan.
2.4. Aspek Daya Saing Daerah
Menjelaskan kondisi umum aspek daya saing daerah sebagai bagian dari indikator kinerja
pembangunan secara keseluruhan. Selanjutnya dipaparkan tentang fokus kemampuan
ekonomi daerah, fokus fasilitas wilayah/infrastruktur, fokus iklim berinvestasi dan fokus
sumber daya manusia.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


1-20
TAHUN 2021-2026
Bab III. GAMBARAN KEUANGAN DAERAH
Bab ini menggambarkan tentang kondisi pengelolaan keuangan daerah saat ini, asumsi-asumsi
perencanaan pembangunan daerah, dan kebijakan pengelolaan keuangan daerah 5 (lima)
tahun ke depan. Pada BAB III ini, struktur keuangan daerah menggunakan struktur sesuai PP
Nomor 12 tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu
Menjelaskan gambaran kinerja yang mencakup kinerja pelaksanaan APBD dalam waktu lima
tahun terakhir dan Neraca Daerah dengan rata-rata pertumbuhannya dalam lima tahun
terakhir.
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
Menjelaskan gambaran kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu terkait proporsi
penggunaan anggaran dan hasil analisi pembiayaan yang mencakup proporsi penggunaan
anggaran dan analisis pembiayaan.
3.3 Kerangka Pendanaan
Menjelaskan gambaran kerangka pendanaan dari hasil analisis mencakup proyeksi
pendapatan dan belanja serta penghitungan kerangka pendanaan.

Bab IV. PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH


Menyajikan permasalahan dan isu-isu strategis daerah merupakan salah satu bagian
terpenting dokumen RPJMD karena menjadi dasar utama visi dan misi pembangunan jangka
menengah sebagai dasar menentukan kinerja pembangunan dalam 5 (lima) tahun mendatang.

Bab V. VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN


Bab ini menjelaskan tentang visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang telah
menjadi visi dan misi pembangunan daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026. Visi
dan misi kemudian dijabarkan secara operasional dalam tujuan dan sasaran pembangunan
daerah yang disertai dengan indikator kinerja dan targetnya.

Bab VI. STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH


Bab ini menyajikan strategi dan arah kebijakan pembangunan termasuk integrasinya dengan
arahan pemanfaatan ruang untuk 5 (lima) tahun yang akan datang. Selanjutnya, ditetapkan
program pembangunan daerah yang akan menunjang pencapaian sasaran pembangunan
sesuai dengan strategi yang telah dipilih.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


1-21
TAHUN 2021-2026
Bab VII . KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH
Bab ini memuat program prioritas dalam pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran
pembangunan daerah. Program pembangunan disajikan beserta indikator kinerja, nilai target
indikator, pagu indikatif, serta perangkat daerah penanggung jawab penyelenggaraan bidang
urusan.

Bab VIII. KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH


Bab ini memuat penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran
tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah
yang ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) daerah dan indikator kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Kunci (IKK)
pada akhir periode masa jabatan.

Bab IX. PENUTUP.


Bab ini memuat kaidah pelaksanaan RPJMD dan pedoman transisi pada saat RPJMD ini
berakhir untuk menjamin keberlanjutan perencanaan pembangunan daerah.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


1-22
TAHUN 2021-2026
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1 ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI


2.1.1 Kondisi Geografi Daerah
A. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Kabupaten Rejang Lebong merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi
Bengkulu dangan ibukota kabupaten di Kota Curup. Kabupaten Rejang Lebong memiliki luas
wilayah sebesar 155.027 hektare yang tersebar ke dalam 15 kecamatan, 34 kelurahan dan 122
desa. Wilayah terluas adalah Kecamatan Padang Ulak Tanding sebesar 24.460 hektare,
sedangkan wilayah terkecil adalah Kecamatan Curup dengan luas wilayah sebesar 621 hektare.
Secara rinci data kecamatan dan luas wilayah dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. 1
Luas Wilayah dan Persentase menurut Kecamatan Kabupaten Rejang Lebong
Luas Wilayah Jumlah Jumlah
No Kecamatan Ibukota
(Hektare) Kelurahan Desa
1 Curup 621 9 - Pasar Baru
2 Curup Utara 11.041 2 12 Tunas Harapan
3 Curup Timur 1.077 4 5 Talang Ulu
4 Curup Selatan 2.918 2 9 Lubuk Ubar
5 Curup Tengah 1.748 9 1 Air Bang
6 Sindang Kelingi 8.187 1 9 Beringin Tiga
7 Sindang Daratan 8.389 - 6 Bengko
8 Kota Padang 19.039 3 7 Kota Padang
9 Sindang Beliti Ilir 16.597 - 10 Lubuk Belimbing I
10 Bermani Ulu 12.788 - 12 Kampung Melayu
11 Bermani Ulu Raya 14.727 - 10 Tebet Tenong Luar
12 Pandang Ulak Tanding 24.460 1 14 Padang Ulak Tanding
13 Binduriang 4.447 - 5 Slampang Beliti
14 Sindang Beliti Ulu 14.045 - 9 Lubuk Alai
15 Selupu Rejang 14.944 3 13 Air Duku
Kabupaten Rejang Lebong 155.027 34 122 Curup
Sumber: Kabupaten Rejang Lebong Dalam Angka 2021

Adapun batas-batas administrasi Kabupaten Rejang Lebong sebagai berikut:


a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Empat
Lawang, Provinsi Sumatera Selatan.
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Lubuk Linggau dan Kabupaten Musi Rawas,
Provinsi Sumatera Selatan.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten Bengkulu
Tengah, Provinsi Bengkulu.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-1
TAHUN 2021-2026
Gambar 2. 1
Peta Administrasi Kabupaten Rejang Lebong
Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Rejang Lebong 2012-2032

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-2
TAHUN 2021-2026
B. Letak dan Kondisi Geografis
Secara astronomis Kabupaten Rejang Lebong terletak di antara 2̊ 22’ 07’’- 3̊ 31’ Lintang
Selatan dan 102̊ 19’-102̊ 57’ Bujur Timur. Sementara itu, secara geografis terletak diantara dua
buah bukit yakni sebelah barat diapit oleh pegunungan Bukit Barisan dan sebelah timur diapit
oleh Bukit Kaba. Kabupaten Rejang Lebong memiliki letak yang strategis karena memiliki akses
yang cepat menuju Jalan Lintas Sumatra. Jarak ibukota Kabupaten Rejang Lebong, yaitu Kota
Curup dengan Kota Bengkulu sekitar 85 Km. Sementara itu, jarak Kota Curup dengan Kota
Lubuk Linggau di Provinsi Sumatra Selatan sekitar 55 Km, dan jarak dengan Kota Palembang
di Provinsi Sumatra Selatan sekitar 484 Km.

C. Kondisi Topografi
1. Kemiringan Lahan
Secara umum kondisi fisik Kabupaten Rejang Lebong memiliki kelerengan datar
sampai bergelombang. Sebagian besar wilayah Kabupaten Rejang Lebong terletak pada
kemiringan lahan lebih dari 8% dimana seluas 106.371 Hektare atau sekitar 68.58% dari
seluruh lahan yang ada diwilayah Kabupaten dengan lokasi tersebar diseluruh wilayah
kecamatan.
Tabel 2. 2
Luas Wilayah Menurut Kemiringan Lahan di Kabupaten Rejang Lebong
Luas
No Kemiringan Lahan (derajat)
Hektare Persentase
1 0-3% (Datar) 21.475 13,85
2 3-8 % (Landai) 27.235 17,57
3 8-15 % (Berombak) 42.768 27,59
4 15-25 % (Agak Curam) 30.351 19,58
5 25-45 % (Curam) 25.238 16,28
6 > 45 % (Sangat Curam) 7.960 5,13
Kabupaten Rejang Lebong 155.027 100,00
Sumber: Laporan Draft Akhir Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2020-2040; DPUPRPKP
Kabupaten Rejang Lebong, 2021

2. Ketinggian Lahan
Kabupaten Rejang Lebong terletak di kawasan perbukitan yaitu Pegunungan Bukit
Barisan di bagian barat dan Bukit Kaba di bagian timur. Oleh karena itu, sebagian besar
Kabupaten Rejang Lebong atau sebesar 25,10 persen dari seluruh luas wilayahnya berada di
ketinggian di atas 1.000-1500 meter dari permukaan laut (mdpl) dan 23,12 persen atau 35.841
hektare wilayah kabupaten ini berada di ketinggian 750-1000 mdpl. Selanjutnya 17.79 persen
atau 24.477 hektare berada di ketinggian 0-250, 15,27 persen atau 23.672 hektare berada di
ketinggian 250-500 mdpl, 16,64 persen atau 25.798 hektare berada diketinggian 500-750
mdpl, 3,92 persen atau 6.077 hektare berada di ketinggian 500-1.000 mdpl, dan 0.16 persen

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-3
TAHUN 2021-2026
lainnya atau seluas 255 hektare berada di ketinggian lebih dari 2000 mdpl. Dilihat dari
ketinggiannya, Kabupaten Rejang Lebong sangat potensial untuk dikembangkan jenis tanaman
perkebunan baik untuk skala kecil maupun skala besar. Lebih lanjut luas wilayah Kabupaten
Rejang Lebong menurut ketinggian lahan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. 3
Luas Wilayah Menurut Ketinggian Lahan di Kabupaten Rejang Lebong
Luas
No Ketinggian (mdpl)
Hektare Persentase
1 0- 250 24.477 17,79
2 250-500 23.672 15,27
3 500-750 25.798 16,64
4 750-1000 35.841 23,12
5 1000-1500 38.907 25,10
6 1500-200 6.077 3,92
7 > 2000 255 0,16
Kabupaten Rejang Lebong 155.027 100,00
Sumber: Laporan Draft Akhir Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2020-2040; DPUPRPKP
Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Secara umum, rata-rata kecamatan di Kabupaten Rejang Lebong terletak pada


ketinggian 750 hingga 1500 meter diatas permukaan laut, sementara itu terdapat lima
kecamatan yang terletak pada ketinggian dibawah 250 meter diatas permukaan laut yaitu
Kecamatan Kota Padang, Kecamatan Sindang Beliti Ilir, Kecamatan Padang Ulak Tanding,
Kecamatan Binduriang dan Kecamatan Sindang Beliti Ulu.
Tabel 2. 4
Luas Wilayah Menurut Ketinggian Lahan per Kecamatan
di Kabupaten Rejang Lebong
Ketinggian Lahan (mdpl)
NO Kecamatan
0 - 250 250 -500 500 -750 750 - 1000 1000 - 1500 1500 - 2000 > 2000
1 Curup - - 620,8 - - - -
2 Curup Utara - - 3405,8 2912,3 4139,1 577,1 6,5
3 Curup Timur - - 917,3 159,4 - - -
4 Curup Selatan - - 2350,7 567,0 - - -
5 Curup Tengah - - 662,2 783,5 302,6 - -
6 Sindang Kelingi - 73,4 2162,8 2597,2 3353,5 - -
7 Sindang Daratan - - 220,9 3253,9 4081,5 832,2 -
8 Kota Padang 9979,0 4333,4 1823,8 1050,4 1716,4 135,5 -
9 Sindang Beliti Ilir 7092,9 2432,2 2225,3 2090,0 2560,0 196,6 -
10 Bermani Ulu - - 783,9 7130,0 3612,5 1067,0 195,0
11 Bermani Ulu Raya - - 238,6 7000,6 7188,0 299,6 -
Padang Ulak
12 -
Tanding 6890,6 8588,2 3846,7 2294,0 2447,4 393,0
13 Binduriang 1,3 3466,1 972,7 6,6 - - -
14 Sindang Beliti Ulu 513,2 4778,5 5447,5 1753,2 1371,0 182,0 -
15 Selupu Rejang - - 118,9 4243,2 8134,8 2393,7 53,3
Kabupaten Rejang
24.477 23.672 25.798 35.841 38.907 6.077 255
Lebong
Sumber: Laporan Draft Akhir Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2020-2040; DPUPRPKP
Kabupaten Rejang Lebong, 2021

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-4
TAHUN 2021-2026
D. Kondisi Geologi
Secara geomorfik yang mendasarkan pada peta rupa bumi, Kabupaten Rejang Lebong
sebagian besar berupa bentang alam vulkanik Kwarter yang terdiri dari beberapa kerucut
vulkanik dan sebagian kecil berupa bentang alam perbukitan Tersier dan bentang alam
dataran. Secara litostratigrafi yang mendasarkan pada peta geologi lembar Bengkulu dengan
skala 1: 250.000 (Gafoer, Amin dan Pardede,1992), maka wilayah Kabupaten Rejang Lebong
sebagian besar didominasi oleh produk kegiatan gunung api baik yang berlangsung saat
Kwarter – Plistosen (Formasi Kasai/QTk) dan Satuan Batuan Gunungapi Riolit-Andesit (QTv),
sedangkan produk Vulkanik Kwarter Holosen yang berupa Satuan Batuan Gunungapi Andesit
– Basalt (Qv) yang terdiri dari empat tipe (berdasarkan tipe erupsinya) yaitu l : Bukit Lumut
(Qvl), h : Bukit Hulusulup (Qvh) , dn : Bukit Daun (Qvdn), dan d : Bukit Dingin (Qvd)). Selanjutnya
pada kurun waktu geologi yang sama juga dihasilkan Satuan Breksi Gunungapi (Qhv) yang
terdiri dari empat tipe (berdasarkan tipe erupsinya) yaitu c : Bukit Condong (Qhvc), k : Bukit
Kaba (Qhvk), b : Bukit Balai (Qhvb), be : Bukit Besar (Qhvbe) dan d : Bukit Dempo (Qhvd).
Urutan litostratigrafi dari yang tertua hingga termuda antara lain Formasi Seblat
(Toms), Formasi Hulusimpang (Tomh), dan Formasi Bal (Tmb) yang berumur Tersier dan
Endapan Volkanik Kwarter Plio – Plistosen (Formasi Kasai/QTk) dan Satuan Batuan
Gunungapi Rhyolit – Andesit (QTv). Selanjutnya diikuti Satuan Gunungapi Andesit Basalt (Qv)
dan Satuan Breksi Gunungapi (Qhv) dan akhirnya Endapan Aluvial (Qa). Sejarah pembentukan
stratigrafi di Kabupaten Rejang Lebong diawali dengan pembentukan Formasi Seblat (Toms)
dan Formasi Hulusimpang (Tomh) yang berlangsung selama Miosen Awal. Formasi Seblat
(Toms) terdiri dari batupasir terkersikkan, batulempung, batupasir konglomeratan,
batugamping, serpih, napal, batulempung tufan dengan sisipan batupasir, yang diendapkan
pada lingkungan laut. Bersamaan waktu geologinya, terbentuk juga di daerah Kabupaten
Rejang Lebong Formasi Hulusimpang (Tomh) yang merupakan produk vulkanik pada Miosen
Awal yang terdiri dari lava, breksi gunung api dan tuf, bersifat andesitik hingga basaltik,
sebagian sudah mengalami metamorfosa, setebal 700 meter yang terbentuk di darat.
Selanjutnya, secara tidak selaras di atasnya diendapkan Formasi Bal (Tmb) pada waktu
Miosen Tengah – Miosen Akhir yang terdiri dari breksi gunungapi epiklastik, dengan sisipan
batupasir yang bersifat dasitan, tebalnya sekitar 300 meter. Kemudian pada periode antara
Pliosen – Plestosen dan secara tidak selaras diendapkan Satuan Batuan Gunungapi Rhyolit
Andesit (QTv) dan Formasi Kasai (QTk). Satuan Batuan Gunungapi Rhyolit Andesit tersusun
atas lava rhyolite, dasit, andesit, tuf, breksi batu apung dengan ketebalan sekitar 350 meter,
sedangkan Formasi Kasai (QTk) terdiri dari batu pasir konglomeratan, batu lempung tufan
mengandung kayu terkersikkan, batu apung dan sisipan lignit. Kemudian di atas satuan satuan
tersebut diendapkan secara tidak selaras Satuan Batuan Gunungapi Andesit Basalt (Qv) dan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-5
TAHUN 2021-2026
Satuan Breksi Gunungapi (Qhv) yang berumur Holosen, dan diakhiri dengan Endapan Aluvial
(Qa). Satuan Batuan Gunungapi Andesit Basalt (Qv) terdiri dari lava berupa andesit hingga
basalt, tuf dan breksi lahar, sedangkan Satuan Breksi Gunungapi (Qhv) tersusun atas breksi
gunungapi, lava andesit basalt. Endapan Aluvial (Qa) berupa pair, lanau, lempung, dan kerikil
yang hingga saat ini masih terbentuk.
Formasi formasi yang berumur lebih tua dari Miosen Awal tidak tersingkap di daerah
Kabupaten Rejang Lebong, tetapi tersingkap di daerah lain yang berumur Paleosen dan Eosen
dan bahkan batuan yang berumur Jura hingga Kapur. Hubungan stratigrafi ketidakselarasan
terdapat antara batuan Mesozoikum dengan batuan Tersier (Kenozoikum) dan antara batuan
Eosen dengan batuan Oligosen (Gafoer, Amin dan Pardede,1992). Tektonik Regional Sumatra
jika dilihat dari hubungan stratigrafi antar formasi atau satuan batuan (Gafoer, Amin dan
Pardede,1992) diperkirakan terjadi beberapa kali diantaranya ditandai adanya
ketidakselarasan 1) Ketidakselarasan antara batuan Mesozoikum dengan batuan Kenozoikum
(Tersier), 2) Ketidakselarasan antara batuan Eosen dan Oligosen, 3) Ketidakselarasan saat
Miosen Tengah antara batuan Miosen Awal dengan batuan Miosen Akhir, 4) Ketidakselarasan
antara batuan Miosen dengan batuan Pliosen, 5) Ketidakselarasan saat Plistosen antara batuan
Plistosen dan batuan Holosen. Dampak adanya beberapa ketidakselarasan ini membuktikan
bahwa telah terjadi tektonik yang menyebabkan terbentuknya beberapa struktur geologi
seperti lipatan (antiklin, sinklin), sesar geser, sesar naik, sesar turun dan beberapa kelurusan
struktur geologi di wilayah lembar Bengkulu hingga saat ini.

1. Struktur dan Karakteristik Geologi


Dampak dari adanya tektonik yang ditandai dengan ketidakselarasan antara formasi
atau satuan batuan yang telah diutarakan di atas, maka terbentuklah lipatan (antiklin dan
sinklin) yang arahnya barat laut-tenggara akibat pergerakan lempeng Hindia Australia ke arah
utara/timur laut dan lempeng Pasifik ke arah barat terhadap lempeng Asia. Di Sumatra
pergerakan tersebut berdampak sebagai gaya kompresi dengan arah barat daya – timur laut,
sehingga menghasilkan beberapa lipatan (antiklin dan sinklin) yang arah sumbu lipatannya
barat laut-tenggara, selain itu juga menghasilkan sesar naik yang arahnya barat laut-tenggara
hingga utara-selatan. Dinamika pergerakan ketiga lempeng tersebut menghasilkan sesar geser
Sumatra yang arahnya dekstral (searah jarum jam) dan diduga terjadi sejak Oligosen (Daily,
et.al, 1997, Simanjuntak dan Barbier, 1996).
Sesar Sumatra terbagi menjadi beberapa segmen atau zona yang tidak berupa garis
lurus tetapi merupakan zona dengan lebar yang bervariasi. Zona sesar Sumatra di daerah
Rejang Lebong dan sekitarnya terdapat segmen sesar Musi Keruh di bagian tenggara dan sesar
Ketaun di bagian barat laut dari lembar peta geologi Bengkulu (Gafoer, Amin dan Pardede,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-6
TAHUN 2021-2026
1992). Dampak dari adanya zona sesar Sumatra yang bergerak secara dextral, maka pada zona
tersebut akan bekerja gaya ekstension yang mengakibatkan banyak terjadi sesar turun (pull a
part basin) yang berupa graben yang berarah barat daya-timur laut atau barat laut-tenggara.
Selain itu juga terjadi kelurusan struktur geologi yang diduga berupa sesar geser yang berarah
barat laut-tenggara. Pola sesar Sumatra yang terjadi pada saat Oligosen ini akan mengalami
reaktifasi kembali saat terjadi tektonik pada periode berikutnya sehingga nampak gambaran
struktur geologi saat ini.

2. Potensi dan Kandungan


Berdasarkan kondisi geologi yang telah diuraikan di atas, maka potensi kandungan
mineral dan batuan di Kabupaten Rejang Lebong sebagian besar berasal dari material
vulkanik/gunungapi yang antara lain berupa lava atau berupa batuan beku andesitic-basaltik,
batuan piroklastik yang berupa breksi gunungapi (breksi piroklastik), tuf lapilli, tuf kasar dan
tuf halus, batuan epiklastik yang berupa konglomerat, breksi epiklastik/breksi lahar, pasir
kasar dan pasir halus. Material volkanik tersebut sangat bermanfaat sebagai material yang
digunakan untuk pembangunan infrastruktur. Potensi lainnya adalah energi panas bumi yang
dicerminkan oleh kemunculan mata air panas yang terkait dengan keberadaan gunungapi yang
ada di daerah Kabupaten Rejang Lebong, namun masih perlu penelitian eksplorasi lebih lanjut
mengenai potensi panas buminya. Selain itu karena material tanah berasal dari bahan
vulkanik, maka mempunyai potensi kesuburan tanah yang tinggi yang dicirikan oleh
keberadaan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman.
Wilayah Kabupaten Rejang Lebong yang sebagian besar tersusun oleh batuan vulkanik
Kwarter umumnya mempunyai banyak sumber air baik berupa danau atau air terjun (18
lokasi) yang sangat bermanfaat untuk irigasi pertanian, sumber air baku, dan pembangkit
listrik mikrohidro. Disamping itu, terdapat potensi negatif yang berupa ancaman/rawan
kegiatan gunungapi, tanah longsor karena tanahnya cukup tebal akibat pelapukan hidrotermal,
dan kegempaan yang perlu diwaspadai karena dekat dengan zona sesar Sumatra, khususnya
sesar Musi Keruh dan sesar Ketaun. Perlu dipetakan dan diwaspadai kemungkinan adanya
sesar-sesar aktif di wilayah Kabupaten Rejang Lebong, khususnya disebelah barat laut Kota
Curup, sebagai usaha mitigasi bencana gempabumi tektonik sebelum bencana terjadi sehingga
dapat dipersiapkan jalur evakuasi dan tempat evakuasinya.

E. Hidrologi
Berdasarkan data yang diperoleh BPS Kabupaten Rejang Lebong diketahui bahwa
kondisi hidrologi di Kabupaten Rejang Lebong dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu tipe iklim dan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-7
TAHUN 2021-2026
curah hujan. Dalam hal ini, kedua faktor tersebut berpengaruh terhadap keadaan aliran, debit
sungai/mata air dan air tanah.

1. Daerah Aliran Sungai


Wilayah Kabupaten Rejang Lebong dilalui oleh beberapa hulu sungai besar, yaitu Hulu
Sungai Musi yang berada di Kecamatan Selupu Rejang mengalir dari Timur menuju ke Laut
Cina Selatan, Hulu Sungai Kelingi yang berada di Kecamatan Binduriang mengalir dari utara
menuju Sungai Musi, Anak Sungai Kelingi yang berada di Kecamatan Padang Ulak Tanding yang
mengalir dari utara menuju Sungai Kelingi, Anak Sungai Beliti yang berada di Kecamatan
Padang Ulak Tanding yang mengalir dari utara menuju Sungai Musi dan Anak Sungai Kesiho di
Kecamatan Sindang Beliti Ulu mengalir dari utara menuju Sungai Musi. Sebagian besar sungai
tersebut banyak dipergunakan untuk kepentingan penduduk sebagai tempat kegiatan mandi,
cuci, dan irigasi.

2. Air Tanah
Kabupaten Rejang Lebong berada di kawasan pegunungan sehingga terdapat banyak
mata air. Selain itu, Kabupaten Rejang Lebong mayoritas berada pada daerah yang mempunyai
akuifer air tanah dengan produktifitas sedang sampai tinggi (tipe B2 dan B3), daerah ini
umumnya berada pada daerah–daerah dataran atau bergelombang, sedangkan wilayah yang
berada pada akuifer dengan produktifitas rendah/air tanah langka (tipe C4) umumnya berada
pada daerah–daerah perbukitan.
Adapun upaya yang bisa dilakukan untuk melestarikan sumberdaya air yaitu dengan
memperhatikan sifat fisik dan batuan yang merupakan faktor yang mempengaruhi air bisa
meresap kedalam tanah, luas daerah resapan dan lama waktu peresapan serta curah hujan.
Kemudian, untuk menambah waktu peresapan air, dibutuhkan adanya tumbuh–tumbuhan.

F. Klimatologi
Kabupaten Rejang Lebong yang terletak di wilayah Provinsi Bengkulu dipengaruhi oleh
dua musim, yaitu musim hujan yang terjadi di bulan Desember-Maret dan musim kemarau
yang terjadi di bulan Juni-September. Sementara pada bulan April-Mei dan Oktober-November
merupakan masa peralihan atau pancaroba dengan curah hujan rata-rata 233,75 mm/bulan,
dengan jumlah hari hujan rata-rata 14,6 hari/bulan pada musim kemarau dan 23,2 hari/bulan
pada musim penghujan.
Secara umum, Kabupaten Rejang Lebong merupakan daerah beriklim tropis basah
dengan suhu udara rata-rata 23,9 ̊C. Kabupaten Rejang Lebong memiliki suhu udara minimum

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-8
TAHUN 2021-2026
22,9 ̊C dan suhu udara maksimum 24,8 ̊ C dengan kelembaban udara berkisar antara 80 persen
sampai 92 persen.

G. Penggunaan Lahan
Berdasarkan data citra Tahun 2019, yang tercantum dalam draft laporan akhir revisi
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2020-2040, penggunaan lahan
di Kabupaten Rejang Lebong sebagian besar untuk lahan perkebunan dengan luas 101.979,65
Ha (65,78%). Untuk lebih jelasnya pola penggunaan lahan yang ada di Kabupaten Rejang
Lebong dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. 5
Pola Penggunaan Lahan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2020
No Jenis Peruntukan Peruntukan Eksisting (Ha) Persentase (%)
1 Badan Air 335,81 0.22
2 Belukar 83,53 0.05
3 Belukar Rawa 5,38 0.003
4 Hutan Alam 38.464,63 24.81
5 Kawah 196,94 0.13
6 Perkebunan 101.979,65 68.78
7 Permukiman 3.004,95 1.94
8 Pertanian Lahan Kering 7.214,19 4.65
9 Sawah 3.238,76 2.09
10 Tanah Terbuka 502,69 0.32
Total Luas 155.026,53 100,00
Sumber: Laporan Draft Akhir Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2020-2040; DPUPRPKP
Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Kawasan perkebunan banyak ditemui di bagian timur dan barat Kabupaten Rejang
Lebong. Adapun beberapa Kecamatan dengan kawasan perkebunan terluas yakni Kecamatan
Padang Ulak Tanding, Kecamatan Kota Padang, Kecamatan Sindang Beliti Ilir, Kecamatan
Sindang Beliti Ulu dan Kecamatan Bermani Ulu. Selanjutnya, terdapat beberapa kecamatan
yang didominasi oleh hutan alam diantaranya Kecamatan Bermani Ulu Raya, Kecamatan Curup
Utara, Kecamatan Kota Padang, Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kecamatan Selupu Rejang,
Kecamatan Sindang Beliti Ilir dan Kecamatan Sindang Beliti Ulu.
Pada bagian tengah memanjang ke selatan wilayah Kabupaten Rejang Lebong,
peruntukan berupa pertanian lahan kering terlihat cukup mendominasi, terutama di
Kecamatan Selupu Rejang, Sindang Dataran, Sindang Kelingi, Bermani Ulu Raya dan sebagian
Kecamatan Bermani Ulu. Sementara itu, peruntukan pertanian lahan basah seperti sawah
sebagian besar berada di daerah dataran seperti Kecamatan Curup Utara, Curup Selatan,
Bermani Ulu dan Bermani Ulu Raya dan sebagian kecil berada di Kecamatan Curup, Curup
Timur, Kota Padang, Padang Ulak Tanding, Selupu Rejang dan Sindang Beliti Ilir. Selanjutnya,
persebaran permukiman dapat dikatakan hampir tersebar diseluruh wilayah terutama pada
wilayah dengan topografi datar atau tersebar memanjang mengikuti jalan.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-9
TAHUN 2021-2026
H. Sumber Daya Hutan
Sebagian wilayah Kabupaten Rejang Lebong didominasi oleh kawasan hutan, baik
hutan dengan fungsi lindung maupun hutan dalam fungsi budidaya. Berdasarkan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2012-2032, kawasan hutan lindung di
Kabupaten Rejang Lebong memiliki luas kurang lebih 25.248 hektare yang meliputi hutan
lindung Bukit Daun seluas 1.973 hektare, Hutan Lindung Rimbo Pengadang berada di sekitar
Bermani UIu seluas 3.158 hektare, Hutan Lindung Bukit Balai Rejang yang berada di sekitar
Sindang Beliti Ilir dan Kota Padang seluas 16.754 hektare, serta kawasan dengan kemiringan
lereng > 40 persen seluas 3.363 hektare dimana sebarannya terdapat di Kecamatan Sindang
Kelingi, Sindang Dataran, Bermani Ulu, Bermani Ulu Raya, Padang Ulak Tanding dan Sindang
Beliti Ulu. Sementara itu, kawasan hutan produksi yang terdapat di Kabupaten Rejang Lebong
adalah kawasan hutan produksi terbatas Bukit Basa seluas 125 hektare dengan sebarannya
berada di Kecamatan Curup Utara.
Sumber daya hutan yang melimpah di Kabupaten Rejang Lebong ini dapat mendorong
perekonomian masyarakat mulai dari hasil hutan seperti kayu, hasil hutan non kayu, dan juga
pemanfaatan sektor wisata alam dan penelitian. Hal ini dapat terjadi dengan adanya sinergi
antara masyarakat dan pemerintah dalam pembangunan daerah berbasis hutan.

2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah


Kebijakan pengembangan wilayah Kabupaten Rejang Lebong merupakan arahan yang
ditetapkan dalam skala makro sesuai dengan potensi pengembangan wilayah yang dimiliki.
Kebijakan pengembangan wilayah harus bersinergi dengan Kebijakan Provinsi dan Kebijakan
Nasional guna mewujudkan pembangunan berkualitas dan berkelanjutan. Berdasarkan RTRW
Kabupaten Rejang Lebong tahun 2012-2032, wilayah Kabupaten Rejang Lebong memiliki
arahan struktur ruang, pola ruang dan kawasan strategis sebagai berikut.

A. Struktur Ruang
Struktur Ruang Kabupaten Rejang Lebong dibagi menjadi dua yaitu,
1. Rencana Sistem Perkotaan
a) Kota Curup sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
b) Kota Padang sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
c) Padang Ulak Tanding di Kecamatan Padang Ulak Tanding, Beringin Tiga di Kecamatan
Sindang Kelingi, Babakan Baru di Kecamatan Bermani Ulu Raya sebagai Pusat
Pelayanan Kawasan (PPK)
d) Air Duku Kecamatan Selupu Rejang sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLP)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-10
TAHUN 2021-2026
e) Tunas Harapan di Kecamatan Curup Utara, Lubuk Ubar di Kecamatan Curup Selatan,
Batu Galing di Kecamatan Curup Tengah; Talang Ulu di Kecamatan Curup Timur, Lubuk
Alai di Kecamatan Sindang Belitu Ulu, Lubuk Belimbing di Kecamatan Sindang Beliti
Ilir, Kampung Melayu di Kecamatan Bermani Ulu, Bengko di Kecamatan Sindang
Dataran, Kepala Curup di Kecamatan Binduriang sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan
(PPL)
2. Rencana Sistem Jaringan
a) Sistem jaringan transportasi
i. Jaringan jalan arteri meliputi: ruas jalan Simpang Nangka (Curup) – Perbatasan
Sumatra Selatan, ruas jalan Simpang Tabamulan – Curup, ruas jalan Curup –
Simpang Nangka (Curup) , dan ruas jalan Padang Ulak Tanding – Kota Padang –
Derati.
ii. Jaringan jalan kolektor primer yaitu ruas jalan Curup – Tes.
iii. Jaringan jalan kolektor primer 3 (K3) meliputi: ruas jalan Kepala Curup – Simpang
III Karang Baru dan ruas jalan Jalan Wisata Suban Air Panas.
iv. Jaringan jalan lokal primer yaitu ruas jalan dalam wilayah kabupaten.
v. Rencana pembangunan jalan baru meliputi: pembangunan jalan baru dalam
wilayah kabupaten, pembangunan jalan lingkar dalam dan jalan lingkar luar
didalam wilayah kabupaten, pembangunan jalan baru ke arah jalan bebas
hambatan/bypass Lubuklinggau–Curup–Bengkulu, hal ini dimaksudkan agar
Kabupaten Rejang Lebong tidak terisolir dengan daerah luar yang disebabkan arus
transportasi yang selama ini melalui Kabupaten Rejang Lebong akan tersedot ke
jalan bebas hambatan/bypass tersebut, dan pengembangan jaringan jalan bebas
hambatan/bypass, yaitu ruas jalan yang menghubungkan Lubuklinggau–Curup–
Bengkulu.
vi. Jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan meliputi: terminal penumpang yang
terdiri atas terminal tipe B terdapat di Simpang Nangka dan terminal tipe C
terdapat di Tabarenah, selain itu terdapat pula terminal barang di Simpang
Nangka.
vii. Sistem jaringan transportasi perkeretaapian meliputi: jaringan jalan rel Kereta Api
yang menghubungkan Provinsi Sumatra Selatan – Bengkulu – Sumatra Barat
melalui Kota Padang, pengembangan dan pemeliharaan Stasiun Kereta Api di Kota
Padang, dan pembangunan jaringan rel kereta api yang menghubungkan
Kecamatan Kota Padang – Kota Bengkulu.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-11
TAHUN 2021-2026
b) Sistem jaringan energi
i. Prasarana pembangkit energi listrik dilakukan dengan memanfaatkan potensi
sumber energi PLTA Musi dan PLTA Tes.
ii. Pengembangan jaringan prasarana listrik dilakukan melalui: pengembangan
jaringan listrik yang mengikuti rencana pengembangan jaringan jalan (terutama
arteri dan primer) dikawasan perkotaan dan ibukota kecamatan dengan
ketentuan teknis menggunakan sistem jaringan bawah tanah dengan
pertimbangan keamanan dan kenyamanan, optimasi dan pemeliharaan prasarana
transmisi jaringan listrik disertai penyediaan ruang terbuka hijau disekitar
jaringan transmisi, khususnya pada jalur transmisi Kabupaten Kepahiang – Curup
– Selupu Rejang – Sindang kelingi – Padang Ulak Tanding, pengembangan sumber-
sumber energi terbarukan, baik dalam bentuk energi surya, air, biogass dan
sebagainya, inisiasi pengembangan Desa Mandiri Energi, khususnya untuk desa-
desa atau kantung permukiman terpencil, peningkatan pelayanan Gardu Induk
eksisting di Kota Curup, dan pengembangan Gardu Induk rencana di Selupu Rejang
– Sindang Kelingi – Padang Ulak Tanding – Kota Padang.
c) Sistem jaringan telekomunikasi
i. Rencana pengembangan telekomunikasi teresterial meliputi: pengembangan
jangkauan pelayanan dan kualitas pelayanan jaringan telepon kabel sesuai dengan
kebutuhan serta arah pengembangan kabupaten, dan pengembangan sistem
jaringan kabel telekomunikasi bawah tanah dengan sistem ducting dan terpadu
dengan sistem jaringan bawah tanah lainnya.
ii. Rencana pengembangan telekomunikasi satelit meliputi: pengaturan pola
penyebaran titik lokasi menara telekomunikasi didasarkan pada sifat lingkungan,
kepadatan bangunan dan bangun-bangunan serta kepadatan jasa telekomunikasi,
pengembangan menara telekomunikasi yang sesuai dengan kaidah penataan
ruang wilayah, keamanan dan ketertiban, lingkungan, estetika dan kebutuhan
telekomunikasi pada umumnya, penggunaan menara bersama sebagaimana diatur
dalam peraturan penggunaan menara bersama, penertipan menara selular yang
tidak sesuai ketentuan rencana wilayah, penyusunan rencana induk pengaturan
menara telekomunikasi di Kabupaten Rejang Lebong dengan memperhatikan tata
ruang wilayah, dan dalam kondisi darurat akibat bencana alam dan terjadi
pemadaman listrik maka pengoperasian menara telekomunikasi direncanakan
dengan menggunakan sumber energi dari tenaga matahari.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-12
TAHUN 2021-2026
d) Sistem jaringan sumber daya air
i. Sistem wilayah sungai meliputi pengelolaan Wilayah Sungai Musi – Sugihan –
Banyu Asin (Wilayah Sungai Lintas Provinsi – Kewenangan Pemerintah Pusat)
yang mencakup DAS Musi.
ii. Sistem jaringan meliputi sistem jaringan irigasi kewenangan pemerintah provinsi,
yaitu daerah irigasi Air Santan dengan luasan ± 1.603 hektare, daerah irigasi Air
Ketahun dengan luasan ± 2.751 hektare, dan daerah irigasi Air Musi Kejalo dengan
luasan ± 1.180 hektare; dan sistem jaringan irigasi kewenangan pemerintah
kabupaten, meliputi 80 daerah irigasi dengan luasan total ± 8.508,25 hektare.
iii. Sistem pengelolaan air baku untuk air bersih meliputi pemanfaatan sumber-
sumber air baku permukaan dan air tanah mencakup pembangunan, rehabilitasi
serta operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana pengelolaan air baku
iv. Sistem pengendalian banjir meliputi pembangunan, rehabilitasi serta operasi dan
pemeliharaan bangunan-bangunan pengendali banjir didukung oleh upaya-upaya
non struktural, seperti early warning system, pembuatan peta daerah banjir, dan
lain-lain.
e) Sistem jaringan prasarana lingkungan
i. Pengembangan prasarana air minum meliputi peningkatan jangkauan dan
pelayanan air minum dikembangkan pada pusat-pusat permukiman dengan
memanfaatkan air permukaan pada kawasan pusat kegiatan, pengembangan
sarana prasarana pendukung dan perluasan jangkauan pelayanan air minum di
setiap kecamatan, pengelolaan sumber air baku, dan pengoptimalan sistem
melalui upaya rekayasa teknis, serta melakukan konservasi dan perlindungan
terhadap sumber-sumber air baku.
ii. Pengembangan prasarana pengelolaan persampahan meliputi peningkatan
kualitas pelayanan prasarana persampahan di areal non komersial dan komersial,
perluasan jalan masuk dan keluar ke lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA),
penambahan kelengkapan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), pengadaan alat berat
yang memadai Jonder dan Bulldozer, perluasan dan optimasi Tempat Pemrosesan
Akhir (TPA) dengan sistem controlled sanitary landfill, dan pola penanganan
persampahan 3R (reduce - reuse – recycle).
iii. Pengembangan prasarana pengelolaan limbah meliputi peningkatan akses
pelayanan air limbah baik sistem on site maupun off site perkotaan dan perdesaan,
peningkatan pembiayaan pembangunan Prasarana Air Limbah Permukiman
dengan mendorong kerjasama pemerintah – swasta, peningkatan peran serta
masyarakat dalam penyediaan septic tank maupun pengembangan sistem

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-13
TAHUN 2021-2026
pengelolaan air limbah, penerapan pengelolaan air limbah secara fisik, kimiawi,
dan biologis, serta pengembangan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
iv. Pengembangan prasarana pengelolaan drainase meliputi pengendalian pola aliran
sesuai dengan kondisi topografi dan optimasi keseimbangan guna lahan budidaya
dan lindung, pengembangan jaringan drainase primer mengikuti jaringan jalan
arteri primer dan drainase sekunder mengikuti jaringan jalan kolektor yang
kemudian dialirkan menuju badan sungai sebagai pembuangan akhir, identifikasi
kebutuhan pembuatan saluran sudetan untuk membenahi pola aliran, normalisasi
sungai – sungai dan saluran drainase, pengendalian fungsi bantaran sungai,
pembangunan tandon air ataupun sumur resapan untuk mendukung sistem
prasarana drainase, penataan sistem penyaluran air hujan meliputi pengaturan
arah aliran, serta pembagian daerah pelayanan drainase.
v. Pengembangan prasarana jalur evakuasi bencana meliputi rencana titik lokasi
ruang evakuasi dan reancana jalur evakuasi. Rencana titik lokasi ruang evakuasi
meliputi 1) titik kumpul di setiap kelurahan untuk mempermudah proses evakuasi
yang merupakan tempat yang dianggap sebagai tempat yang masih aman dan
tempat pengungsian akhir, dan 2) lokasi ruang evakuasi berada jauh dari pusat
bencana seperti ruang luar di sekitar Lubuk Belimbing, Lubuk Alai, Beringin Tiga,
Kota Curup dan Kawasan TNKS. Sementara itu, rencana jalur evakuasi adalah
dengan mengikuti jalur jalan utama eksisting yang telah ada menuju lokasi ruang
evakuasi.

B. Pola Ruang
Berdasarkan arahan pola ruang Kabupaten Rejang Lebong, maka Kabupaten Rejang
Lebong memiliki fungsi lahan antara lain:
1. Kawasan Lindung
a) Kawasan Hutan Lindung
i. Hutan Lindung Bukit Daun seluas 1.973 hektare.
ii. Hutan Lindung Rimbo Pengadang berada di Kecamatan Bermani UIu seluas 3.158
hektare.
iii. Hutan Lindung Bukit Balai Rejang yang berada di sekitar Sindang Beliti Ilir dan
Kota Padang seluas 16.754 hektare.
iv. Kawasan dengan kemiringan lereng > 40 persen seluas 3.363 hektare.
b) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahnya
i. Kawasan resapan air yang penyebarannya di setiap kecamatan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-14
TAHUN 2021-2026
ii. Kawasan lindung sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan pelindung
sumber-sumber air alam dan buatan, seperti danau, waduk, sungai, dan sumber
daya air lainnya yang menyebar disetiap kecamatan
iii. Kawasan-kawasan diluar kawasan hutan yang memiliki kemiringan lebih besar
atau sama dengan 40 persen dan memberikan perlindungan terhadap kawasan
dibawahnya
c) Kawasan Perindungan Setempat
i. Sempadan sungai dan anak sungai yang dikembangkan pada seluruh aliran sungai
yang ada di kabupaten, baik yang mengalir di kawasan perkotaan maupun di luar
kawasan perkotaan
ii. Kawasan sekitar Danau/Waduk seluas kurang lebih 40 hektare yang meliputi
Danau Mas Harun di Kecamatan Selupu Rejang, Danau Talang Kering di Kecamatan
Curup Utara, dan Danau Air Panas Sindang Jati di Kecamatan Sindang Kelingi.
iii. Kawasan ruang terbuka hijau (RTH) ditentukan paling rendah 30 persen dari luas
kawasan perkotaan, meliputi 20 persen ruang terbuka hijau dan 10 persen ruang
terbuka hijau privat.
d) Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya
i. Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) seluas kurang lebih 26.028 hektare yang
sebagian berada di wilayah Curup, Sindang Kelingi, Bermani Ulu Raya, Padang Ulak
Tanding dan Selupu Rejang.
ii. Taman wisata alam meliputi. taman wisata alam Bukit Kaba seluas 5.499 hektare
yang berada di Curup Selatan, Sindang Kelingi, Sindang Dataran, dan Selupu
Rejang, dan taman wisata lainnya meliputi Kecamatan Sindang Kelingi berupa air
terjun Sindang Kelingi, Kecamatan Binduriang berupa air terjun Kepala Curup,
Kecamatan Curup berupa Air Panas Desa Tempel Rejo, Kecamatan Selupu Rejang
berupa Suban Air Panas dan Air Terjun Bertingkat.
iii. Kawasan cagar alam meliputi cagar Alam Talang Ulu 1 dan cagar Alam Talang Ulu
2.
iv. Kawasan situs cagar budaya meliputi situs Suban Air Panas yang berada di
Kecamatan Curup Timur; situs Batu Dewa, situs Batu Panco, situs Batu Perbo dan
situs Tabarenah yang berada di Kecamatan Curup Utara; dan situs Karang Baru
dan situs Bukit Kute Giri yang berada di Kecamatan Padang Ulak Tanding.
e) Kawasan Rawan Bencana
i. Kawasan rawan tanah longsor, tersebar di Kecamatan Padang Ulak Tanding,
Sindang Beliti Ulu, Sindang Beliti Ilir, dan Kota Padang, serta pada tebing-tebing

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-15
TAHUN 2021-2026
sepanjang jalan negara di wilayah Kecamatan Selupu Rejang, Sindang Kelingi dan
Binduriang
ii. Kawasan rawan banjir, tersebar Kecamatan Padang Ulak Tanding, Sindang Beliti
Ulu, Sindang Beliti Ilir, Kota Padang, Selupu Rejang dan Bermani Ulu.
f) Kawasan Lindung Geologi
i. Kawasan lindung geologi meliputi kawasan rawan gunung api Bukit Kaba tersebar
di Kecamatan Bermani Ulu, Bermani Ulu Raya, Selupu Rejang, Sindang Kelingi,
Sindang Dataran, Sindang Beliti Ulu, Sindang Beliti Ilir, dan Kota Padang.
g) Kawasan Lindung Lainnya
i. Kawasan lindung lainnya bertujuan sebagai perlindungan terhadap Taman Wisata
Alam yang dapat berfungsi sebagai pengembangan pendidikan, pariwisata,
peningkatan kualitas lingkungan sekitarnya, dan perlindungan dari pencemaran.
2. Kawasan Peruntukan Budidaya
a) Kawasan Hutan Produksi
i. Kawasan hutan produksi terbatas Bukit Basa seluas 125 hektare yang berada di
sekitar Kecamatan Curup Utara
b) Kawasan Peruntukan Pertanian
i. Kawasan budidaya tanaman pangan terdapat di Kecamatan Curup, Curup Utara,
Curup Tengah, Curup Selatan, Curup Timur, Bermani Ulu, Bermani Ulu Raya,
Padang Ulak Tanding, Sindang Beliti Ilir dan Selupu Rejang.
ii. Kawasan budidaya tanaman holtikultura terdapat di Kecamatan Sindang Kelingi,
Kecamatan Selupu Rejang, Kecamatan Sindang Dataran, Kecamatan Bermani Ulu
dan Kecamatan Padang Ulak Tanding.
iii. Kawasan budidaya perkebunan terdapat di Kecamatan Sindang Beliti Ilir,
Kecamatan Kota Padang dan Kecamatan Padang Ulak Tanding.
iv. Kawasan budidaya peternakan terdapat di Kecamatan Selupu Rejang, Kecamatan
Bermani Ulu, Kecamatan Bermani Ulu Raya, dan Kecamatan Sindang Kelingi.
c) Kawasan Peruntukan Perikanan
i. Kawasan perikanan tangkap dikembangkan sepanjang perairan umum seperti
sungai, waduk, dan danau.
ii. Kawasan budidaya perikanan meliputi Kecamatan Padang Ulak Tanding,
Kecamatan Bermani Ulu, dan Kecamatan Curup Selatan.
iii. Pengembangan sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan budidaya
perikanan berupa pembenihan dan pembesaran yang terdapat di Kecamatan
Padang Ulak Tanding, Kecamatan Bermani Ulu dan Kecamatan Curup Selatan.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-16
TAHUN 2021-2026
iv. Kawasan pengolahan ikan dilakukan dengan mengembangkan sarana dan
prasarana pasar dan pengolahan ikan berada di Kecamatan Padang Ulak Tanding,
Kecamatan Bermani Ulu dan Kecamatan Curup Selatan.
d) Kawasan Peruntukan Pertambangan
i. Kawasan peruntukan pertambangan mineral dan batubara terdapat di Kecamatan
Curup Selatan, Curup Timur, Curup Utara, Curup Tengah, Selupu Rejang,
Binduriang, Padang Ulak Tanding dan Kota Padang.
e) Kawasan Peruntukan Industri
i. Kawasan peruntukan industri rumah tangga tersebar di setiap kecamatan.
ii. Kawasan peruntukan industri menengah tersebar di Kecamatan Sindang Beliti dan
Padang Ulak Tanding dengan rencana pemanfaatan ruang seluas kurang lebih 824
hektare.
f) Kawasan Peruntukan Pariwisata
i. Kawasan peruntukan wisata alam meliputi: Suban Air Panas di Kelurahan Talang
Ulu Kecamatan Curup Timur, Danau Mas Harun Bastari (DMHB) di Kecamatan
Selupu Rejang, Bukit Kaba di Kecamatan Selupu Rejang, Air Terjun Kepala Curup
di Desa Kepala Curup Kecamatan Binduriang, Air Terjun Pemandian Dewa di Desa
Belitar Seberang Kecamatan Sindang Kelingi, Air Terjun Muara Karang di Desa
Belitar Seberang Kecamatan Sindang Kelingi.
ii. Kawasan peruntukan wisata budaya meliputi: Tri Sakti atau Batu Suban Air Panas
di Kelurahan Talang Ulu Kecamatan Curup Timur, Batu Panco di Desa Batu Panco
Kecamatan Curup Utara, Batu Lebar di Desa Seguring Kecamatan Curup Utara,
Batu Menangis di Suban Air Panas Kelurahan Talang Ulu Kecamatan Curup Timur,
Batu Mandiri Dewa, Batu Jemuran Dewa, Batu Kelir, Benteng Bambu Jago Setahun,
Tugu Pahlawan Tabarenah di Desa Tabarenah Kecamatan Curup Utara, dan Relief
Perjuangan Tabarenah di Desa Tabarenah Kecamatan Curup Utara.
iii. Kawasan peruntukan wisata buatan meliputi: Monumen Perjuangan di Desa
Tabarenah Kecamatan Curup Utara, Masjid Agung di Kelurahan Air Putih Lama
Kecamatan Curup, Rumah Adat di Kelurahan Air Putih Lama Kecamatan Curup,
Bendungan Musi Kejalo di Desa Cawang Lama Kecamatan Selupu Rejang,
Agropolitan di Kecamatan Selupu Rejang, Kolam Renang Munatirta di Kelurahan
Kesambe Baru Kecamatan Curup Timur, Taman Wisata Diobagite di Kelurahan
Talang Ulu Kecamatan Curup Timur, dan Kebun Teh Agro Tea di Kecamatan
Bermani Ulu.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-17
TAHUN 2021-2026
g) Kawasan Peruntukan Permukiman
i. Kawasan peruntukan permukiman perkotaan berada di Kecamatan Curup, Curup
Utara, Curup Tengah, Curup Timur, Curup Selatan, Kota Padang, Padang Ulak
Tanding, Sindang Kelingi, Bermani Ulu Raya dan Selupu Rejang.
ii. Kawasan peruntukan permukiman perdesaan berada di Kecamatan Sindang
Dataran, Sindang Beliti Ilir, Bermani Ulu, Binduriang dan Sindang Beliti Ulu.
iii. Kawasan peruntukan permukiman meliputi kawasan permukiman di seluruh
Kecamatan seluas kurang lebih 12.556 hektare.
h) Kawasan Pertahanan Negara
i. Komando Distrik Militer (KODIM) 0409/Rejang Lebong di Kecamatan Curup.
ii. Komando Rayon Militer (KORAMIL) yang terdapat di seluruh kecamatan di
wilayah Kabupaten Rejang Lebong.
iii. Lapangan Tembak senjata ringan di Simpang Bukit Kaba Kecamatan Selupu
Rejang.
iv. Yonif 144/Jaya Yudha di Kecamatan Curup Selatan.
v. Daerah Latihan di Simpang Bukit Kaba Kecamatan Selupu Rejang.

C. Kawasan Strategis
Rencana pengembangan kawasan strategis Kabupaten Rejang Lebong dibagi menjadi
tiga yaitu kawasan strategis nasional, provinsi, dan kabupaten.
1. Kawasan Strategis Nasional
i. Kawasan strategis nasional yaitu Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) sebagai
kawasan strategis dengan fungsi daya dukung lingkungan hidup.
2. Kawasan Strategis Provinsi
i. Kawasan strategis provinisi merupakan kawasan agropolitan dengan komoditas
unggulan sayur-sayuran dan tanaman perkebunan
ii. Kecamatan Selupu Rejang dengan komoditas unggulan berupa sayur-sayuran.
iii. Kecamatan Kota Padang, Padang Ulak Tanding dan Sindang Beliti Ilir dengan
komoditas unggulan berupa tanaman perkebunan.
3. Kawasan Strategis Kabupaten
i. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi meliputi kawasan
pengembangan ekonomi Kota Padang dan Sindang Beliti Ilir dan kawasan Kota
Terpadu Mandiri di Kecamatan Padang Ulak Tanding.
ii. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup yaitu Kawasan Hutan Lindung Bukit Daun, Bukit Basa, Bukit Balai Rejang dan
Taman Wisata Alam Bukit Kaba.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-18
TAHUN 2021-2026
2.1.3 Wilayah Rawan Bencana
Jenis Rawan Bencana di Kabupaten Rejang Lebong terdiri dari 1) tanah longsor atau
gerakan tanah, 2) banjir, 3) kegiatan gunung api, dan 4) gempabumi. Dari keempat jenis rawan
bencana yang belum dimasukkan dalam Perda RTRW Nomor 8 tahun 2012 adalah rawan
bencana gunungapi. Berdasarkan peta rawan bencana (Lampiran Perda RTRW Kabupaten
Rejang Lebong Nomor 8 Tahun 2012), terdapat tiga kawasan rawan bencana yaitu 1) Kawasan
rawan bencana tanah longsor, 2) Kawasan rawan bencana banjir, dan 3) Kawasan rawan
bencana gempabumi.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-19
TAHUN 2021-2026
Gambar 2. 2
Peta Rawan Bencana Kabupaten Rejang Lebong
Sumber: RTRW Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2012-2032

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-20
TAHUN 2021-2026
1. Gempa Bumi
Kawasan rawan bencana gempa bumi di Kabupaten Rejang Lebong meliputi seluruh
wilayah kabupaten. Berdasarkan Peta Risiko Bencana Gempa Bumi Tahun 2012 yang
diterbitkan oleh BPBD, Kabupaten Rejang Lebong memiliki indeks risiko bencana gempa bumi
rendah hingga tinggi dimana wilayah bagian barat memiliki risiko bencana gempa bumi lebih
tinggi dibandingkan dengan wilayah bagian timur. Bagian barat wilayah Kabupaten Rejang
Lebong yang memiliki risiko gempa bumi sedang hingga tinggi meliputi Kecamatan Curup,
Curup Tengah, Curup Utara, Curup Timur, Curup Selatan, Bermani Ulu, Bermani Ulu Raya, dan
Selupu Rejang. Tingkat risiko tertinggi terdapat di Kota Curup, Kecamatan Curup Tengah,
Curup Utara dan Curup Timur dimana daerah-daerah tersebut juga didominasi oleh
permukiman penduduk. Sementara itu, kecamatan lainnya di Kabupaten Rejang Lebong
memiliki tingkat risiko bencana gempa bumi rendah hingga sedang. Persebaran tingkat risiko
bencana gempa bumi dapat dilihat sebagai berikut.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-21
TAHUN 2021-2026
Gambar 2. 3
Peta Risiko Bencana Gempa Bumi
Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Rejang Lebong, 2021

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-22
TAHUN 2021-2026
2. Letusan Gunung Berapi
Wilayah Kabupaten Rejang Lebong dikelilingi oleh beberapa gunung api, antara lain
Bukit Daun (2.467 mdpl), Bukit Kelang (1.959 mdpl), Bukit Kaba (1.938 mdpl), Bukit Besar
(1.853 mdpl), Bukit Balai (1.683 mdpl), dan Bukit Lalang (1.306 mdpl). Daerah rawan letusan
gunung api aktif, antara lain Bukit Daun (bagian barat Kecamatan Bermani Ulu dan Bermani
Ulu Raya), Bukit Kaba (bagian selatan Kecamatan Selupu Rejang, Sindang Kelingi dan Sindang
Dataran), dan Bukit Besar (bagian selatan Kecamatan Sindang Beliti Ulu, Sindang Beliti Ilir, dan
Kota Padang serta bagian timur Kecamatan Sindang Dataran).
Sementara itu, berdasarkan Peta Risiko Bencana Gunung Berapi tahun 2012, desa yang
memiliki risiko bencana tertinggi akibat adanya gunung berapi adalah Desa Sambirejo
Kecamatan Selupu Rejang karena desa ini berada di bawah kaki Gunung Kaba. Sementara itu,
desa lain yang memiliki risiko bencana gunung berapi sedang hingga tinggi adalah Desa Air
Dingin, Sindang Jaya, dan Kayu Manis yang berada di Kecamatan Sindang Kelingi serta Desa
Sumber Bening, Air Duku, dan Suban Ayam yang berada di Kecamatan Selupu Rejang. Peta
Risiko Bencana Gunung Berapi disajikan sebagai berikut.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-23
TAHUN 2021-2026
Gambar 2. 4
Peta Risiko Bencana Letusan Gunung Berapi
Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Rejang Lebong, 2021

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-24
TAHUN 2021-2026
3. Gerakan Tanah
Kawasan rawan bencana tanah longsor tersebar di Kecamatan Padang Ulak
Tanding, Sindang Beliti Ulu, Sindang Beliti Ilir, Kota Padang, beberapa tebing sepanjang
jalan negara di wilayah Kecamatan Selupu Rejang, Sendang Kelingi, dan Binduriang,
serta daerah sepanjang aliran sungai. Selain itu, potensi terjadinya gerakan tanah juga
terdapat di wilayah Kecamatan Curup Selatan, Curup Utara, Bermani Ulu dan Bermani
Ulu Raya, yaitu pada tebing-tebing relatif terjal yang ada di lembah-lembah sungai dan
sepanjang jalan raya. Kegiatan penambangan bahan galian (pasir dan batu) di
Kecamatan Curup Selatan dan Curup Utara juga berisiko tinggi terhadap terjadinya
tanah longsor jika tidak dilakukan pengawasan dan pengendalian secara intensif.
Persebaran daerah yang memiliki risiko bencana tanah longsor dapat dilihat pada Peta
Risiko Bencana Tanah Longsor tahun 2012 seperti pada gambar berikut .

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-25
TAHUN 2021-2026
Gambar 2. 5
Peta Risiko Bencana Tanah Longsor
Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Rejang Lebong, 2021

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-26
TAHUN 2021-2026
4. Banjir
Beberapa daerah di Kabupaten Rejang Lebong memiliki potensi terjadinya bencana
banjir terutama di daerah dengan topografi datar yang memiliki ketinggian antara 0- 100
meter di atas permukaan laut. Adapun beberapa daerah dengan risiko banjir sedang hingga
cukup tinggi adalah beberapa desa yang berada di bagian utara Kecamatan Sindang Beliti Ilir,
Kota Padang, Sindang Beliti Ulu, dan beberapa desa yang berada di bagian timur Kecamatan
Padang Ulak Tanding. Sementara itu, daerah dengan risiko bencana banjir rendah hingga
sedang berada di Kecamatan Curup Tengah, Curup Timur, Curup Utara, Kota Curup dan
sebagian kecil desa yang berada di Kecamatan Curup Selatan.
Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Rejang Lebong kejadian bencana banjir
hampir terjadi setiap tahunnya. Pada tahun 2016 terdapat satu kejadian banjir di Kabupaten
Rejang Lebong dan meningkat di tahun 2017 menjadi lima kejadian banjir. Namun di tahun
2018 kejadian banjir kembali menurun menjadi empat kejadian dan terus menurun menjadi
satu kejadian di tahun 2019. Sementara itu, pada tahun 2020 kejadian banjir di Kabupaten
Rejang Lebong bahkan meningkat menjadi 11 kejadian dalam setahun. Persebaran tingkat
risiko bencana banjir di Kabupaten Rejang Lebong dapat dilihat pada peta berikut.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-27
TAHUN 2021-2026
Gambar 2. 6
Peta Risiko Bencana Banjir
Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Rejang Lebong, 2021

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-28
TAHUN 2021-2026
2.1.4 Demografi
A. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2020 sebanyak 281.445 jiwa.
Jumlah tersebut menempatkan Kabupaten Rejang Lebong pada urutan ketiga kabupaten/kota
dengan penduduk terbanyak di Provinsi Bengkulu yaitu sebesar 13,76 persen dari keseluruhan
penduduk Provinsi Bengkulu. Jumlah penduduk Kabupaten Rejang Lebong tahun 2016-2020
secara rinci dapat dilihat pada gambar berikut.

282,000 281,445
280,142
280,000 278,865
Jumlah Penduduk (Jiwa)

278,000 276,875

276,000 274,815

274,000

272,000

270,000
2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 2. 7
Grafik Jumlah Penduduk Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rejang Lebong, berbagai tahun, Diolah

Rata-rata pertumbuhan penduduk Kabupaten Rejang Lebong dalam kurun waktu


tahun 2016 sampai dengan 2020 sebesar 0,6 persen per tahun dengan penambahan jumlah
penduduk setiap tahunnya berkisar antara 1.000-2.000 jiwa. Adapun persebaran penduduk
menurut kecamatan pada tahun 2020 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. 6
Jumlah Penduduk dan Persentase Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2020
No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)
1 Curup 28.460 10,11
2 Curup Utara 18.892 6,71
3 Curup Timur 26.145 9,29
4 Curup Selatan 23.591 8,38
5 Curup Tengah 34.831 12,38
6 Sindang Kelingi 13.501 4,8
7 Sindang Dataran 10.337 3,67
8 Kota Padang 12.599 4,48
9 Sindang Beliti Ilir 9.332 3,32
10 Bermani Ulu 13.994 4,97
11 Bermani Ulu Raya 12.116 4,3
12 Padang Ulak Tanding 20.120 7,15
13 Binduriang 9.146 3,25
14 Sindang Beliti Ulu 11.664 4,14
15 Selupu Rejang 36.717 13,05
Kabupaten Rejang Lebong 281.445 100
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rejang Lebong, 2021

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-29
TAHUN 2021-2026
Sebaran penduduk menurut kecamatan pada tahun 2020 menunjukkan bahwa
Kecamatan Curup (10,11 persen), Curup Tengah (12,38 persen), dan Selupu Rejang (13,05
persen) memiliki persentase penduduk tertinggi daripada kecamatan lainnya. Kecamatan
Curup merupakan ibukota Kabupaten Rejang Lebong, sehingga aktivitas kegiatan masyarakat
didominasi di daerah ini. Umumnya kecamatan di Rejang Lebong berpenduduk rentang 9.000-
25.000 jiwa. Adapun Kecamatan dengan penduduk terendah adalah di Kecamatan Binduriang
(3,25 persen), Sindang Beliti Ilir (3,32 persen), dan Sindang Dataran (3,67 persen).

B. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk geografis menunjukkan jumlah penduduk pada suatu daerah
setiap kilometer persegi. Kepadatan penduduk dalam kurun waktu tahun 2016 sampai dengan
2020 menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat. Pada tahun 2016 kepadatan
penduduk tercatat 177,27 jiwa/km2 dan pada tahun 2020 meningkat menjadi 181,55
jiwa/km2. Semakin tinggi kepadatan penduduk menunjukkan bahwa semakin padat penduduk
di daerah tersebut.
Tabel 2. 7
Kepadatan Penduduk Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah Penduduk (jiwa) 274.815 276.875 278.865 280.142 281.445
2 Luas Wilayah (Km2) 1.550,27 1.550,27 1.550,27 1.550,27 1.550,27
3 Kepadatan Penduduk (jiwa/ Km2) 177,27 178,60 179,88 180,71 181,55
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rejang Lebong, 2021; BPS; diolah

Kepadatan penduduk per kecamatan di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan


bahwa kepadatan penduduk setiap kecamatan tidak merata. Kepadatan penduduk tertinggi
terdapat di Kecamatan Curup yang mencapai 4.584,48 jiwa/km2, kemudian diikuti Kecamatan
Curup Timur sebanyak 2.428,32 jiwa/km2, dan Kecamatan Curup Tengah yaitu sebanyak
1.992,35 jiwa/km2. Penyebab tingginya kepadatan penduduk di Curup dan sekitarnya karena
merupakan ibukota Kabupaten Rejang Lebong. Hampir semua aktivitas ekonomi
terkonsentrasi di wilayah tersebut, termasuk sarana prasarana kesehatan dan pendidikan.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-30
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 8
Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan Tahun 2020
Jumlah Penduduk Luas Wilayah Kepadatan Penduduk
No Kecamatan (Jiwa) (Km2) (Jiwa/Km2)
1 Curup 28.460 6,21 4.584,48
2 Curup Utara 18.892 110,41 171,11
3 Curup Timur 26.145 10,77 2.428,32
4 Curup Selatan 23.591 29,18 808,53
5 Curup Tengah 34.831 17,48 1.992,35
6 Sindang Kelingi 13.501 81,87 164,91
7 Sindang Dataran 10.337 83,89 123,23
8 Kota Padang 12.599 190,39 66,17
9 Sindang Beliti Ilir 9.332 165,97 56,23
10 Bermani Ulu 13.994 127,88 109,43
11 Bermani Ulu Raya 12.116 147,27 82,27
12 Padang Ulak Tanding 20.120 244,60 82,26
13 Binduriang 9.146 44,47 205,68
14 Sindang Beliti Ulu 11.664 140,45 83,05
15 Selupu Rejang 36.717 149,44 245,70
Kabupaten Rejang Lebong 281.445 1.550,27 181,55
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rejang Lebong, 2021; BPS; diolah

Angka kepadatan penduduk di Kabupaten Rejang Lebong masih lebih rendah jika
dibandingkan dengan kepadatan penduduk Kota Bengkulu, namun jika dibandingkan dengan
kabupaten-kabupaten lainnya di Provinsi Bengkulu, maka tingkat kepadatannya lebih tinggi.
Posisi Curup sebagai pertemuan jalur lintas Sumatra antara Kabupaten Lubuk Linggau dan
Kabupaten Lebong menuju Kota Bengkulu sehingga mempengaruhi dinamika sosial ekonomi
termasuk penduduknya.

C. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk merupakan perubahan jumlah penduduk dari waktu ke
waktu. Pertumbuhan penduduk secara alami dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu kelahiran,
kematian, dan migrasi penduduk. Dinamika laju pertumbuhan penduduk berguna dalam
perencanaan kebijakan Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong untuk mengendalikan
penduduk dan pemenuhan fasilitas pelayanan publik.
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Rejang Lebong dalam kurun tahun 2016-
2017 meningkat dari 0,61 persen menjadi 0,75 persen. Sementara dalam kurun waktu tahun
2017 sampai dengan 2020, pertumbuhan penduduk Kabupaten Rejang Lebong terus
melambat. Penurunan laju pertumbuhan penduduk tersebut cukup signifikan dari 0,75 persen
pada tahun 2017 menjadi 0,47 persen pada tahun 2020.
Tabel 2. 9
Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah Penduduk (jiwa) 274.815 276.875 278.865 280.142 281.445
2 Pertumbuhan Penduduk (persen) 0,61 0,75 0,72 0,46 0,47
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-31
TAHUN 2021-2026
D. Struktur Penduduk
Komposisi penduduk merupakan salah satu variabel penting dalam pembangunan
suatu daerah. Salah satu bentuk penggunaan variabel ini untuk penentuan peningkatan
layanan atau sarana yang sesuai dengan kebutuhan kelompok umur. Kecenderungan bentuk
piramida penduduk Kabupaten Rejang Lebong adalah limas (ekspansif). Hal ini terlihat dari
jumlah penduduk usia muda yang lebih banyak dari usia dewasa maupun tua. Dasar piramida
yang cukup lebar menunjukan kelompok penduduk ini memiliki angka rasio ketergantungan
penduduk muda yang cukup tinggi. Sementara itu, puncak piramida yang menciut tajam
menunjukkan angka rasio ketergantungan penduduk usia tua yang rendah. Fenomena ini
serupa dengan bentuk piramida yang ada di Provinsi Bengkulu maupun Indonesia secara
umum.

75 +
70 – 74
65 – 69
60 – 64
55 – 59
50 – 54
45 – 49
40 – 44
Umur

35 – 39
30 – 34
25 – 29
20 – 24
15 – 19
10 – 14
5–9
0–4
15000 10000 5000 0 5000 10000 15000 Jiwa

Laki-Laki Perempuan

Gambar 2. 8
Grafik Piramida Penduduk Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2020
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

Berdasarkan tabel dibawah terlihat bahwa komposisi penduduk dari 2016 sampai
dengan 2020 di Kabupaten Rejang Lebong lebih banyak didominasi pada umur produktif yaitu
15 sampai 64 tahun dengan persentase rata-rata diatas 70 persen. Persentase komposisi
penduduk umur kurang dari sama dengan 14 tahun setiap tahunnya semakin menurun.
Komposisi umur penduduk Kabupaten Rejang Lebong mayoritas berada pada usia produktif
(15-64 tahun). Hal ini menunjukkan, secara potensi Kabupaten Rejang Lebong memiliki
sumberdaya manusia yang melimpah dan bisa dimanfaatkan guna mendorong peningkatan
roda pembangunan. Ketersediaan sumberdaya manusia yang melimpah ini tentunya harus
didorong dengan peningkatan kualitas, baik dari aspek pendidikan maupun keterampilan.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-32
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 10
Komposisi Penduduk Menurut Umur di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Komposisi Penduduk (persen)
Kategori Umur
2016 2017 2018 2019 2020
1 0 – 14 tahun 24,12 23,61 24,04 24,28 23,72
2 15 – 64 tahun 71,33 71,56 71,16 70,92 71,32
65+ tahun 4,55 4,83 4,80 4,80 4,95
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

Aspek rasio jenis kelamin (sex ratio) menunjukkan perbandingan penduduk berjenis
kelamin laki-laki dan perempuan. Jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Rejang Lebong lebih
banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Hal ini dapat dijelaskan dari rasio
jenis kelamin (sex ratio) yang nilainya lebih dari 100. Rasio jenis kelamin pada tahun 2020
sebesar 104. Menunjukkan bahwa untuk setiap 100 penduduk perempuan terdapat 104
penduduk laki-laki.
Tabel 2. 11
Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Jumlah Penduduk Rasio Jenis Kelamin
Tahun
Laki-laki (jiwa) Perempuan (jiwa)
1 2016 140.985 133.830 105,35
2 2017 141.834 135.041 105,03
3 2018 142.815 136.050 104,97
4 2019 143.532 136.610 105,07
5 2020 143.675 137.770 104,29
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rejang Lebong 2021, Diolah

E. Penduduk Menurut Agama


Agama memiliki peran penting dalam membentuk membentuk kehidupan masyarakat.
Penduduk Kabupaten Rejang Lebong mayoritas beragama Islam, yaitu sebanyak 277.077
orang atau 98,45 persen dari total penduduk Rejang Lebong pada tahun 2020. Sementara itu,
penduduk beragama Katholik dan Protestan sebesar 0,8 persen dan 0,5 persen dari total
penduduk, dan lainnya menganut agama Hindu, Budha, Konghuchu, dan aliran kepercayaan.
Penduduk beragama Islam dan Katholik mengalami peningkatan dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 0,63 persen per tahun dan 10,68 persen per tahun. Sementara itu,
pertumbuhan penduduk beragama Protestan, Hindu, Budha, dan Aliran Kepercayaan
berfluktuasi dengan kecenderungan menurun.
Tabel 2. 12
Komposisi Penduduk Menurut Agama di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Jumlah Penganut (Jiwa)
Agama
2016 2017 2018 2019 2020
1 Islam 270.161 272.270 274.336 275.681 277.077
2 Katholik 1.514 1.484 2.343 2.333 2.272
3 Protestan 2.376 2.351 1.468 1.428 1.397
4 Hindu 45 47 21 37 35
5 Budha 668 673 607 615 612
6 Konghuchu 0 0 4 3 4
7 Aliran Kepercayaan 51 50 46 45 48
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-33
TAHUN 2021-2026
2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 terdapat 45 indikator
terkait Aspek Kesejahteraan Masyarakat. Dari 45 indikator, terdapat beberapa indikator yang
diubah untuk menyesuaikan kondisi Kabupaten Rejang Lebong. Indikator pemerataan
pendapatan versi bank dunia, indeks ketimpangan williamson (indeks ketimpangan regional),
rasio kesenjangan kemiskinan, proporsi penduduk dengan pendapatan kurang dari USD 1,00
(PPP) per kapita per hari, keluarga pra sejahtera dan sejahtera 1, kontribusi sektor
pertanian/perkebunan terhadap PDRB, kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap
PDRB, kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras) terhadap PDRB, kontribusi produksi
kelompok petani terhadap PDRB, kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB, kontribusi
sektor pariwisata terhadap PDRB, serta kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB
sektor industri dihapuskan karena ketidaktersediaan data. Selain itu, indikator angka
partisipasi angkatan kerja dijadikan satu dengan tingkat partisipasi angkatan kerja. Indikator
opini BPK dijelaskan pada Subbab 2.3.3. Penunjang Urusan (Keuangan). Kemudian
ditambahkan indikator baru yaitu produksi sektor peternakan juga kesejahteraan rakyat.

2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi


1. Pertumbuhan PDRB
Salah satu indikator untuk mengetahui kondisi perekonomian secara makro adalah
dengan melihat data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB dibedakan menjadi dua,
yaitu PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) dan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK).
PDRB ADHB menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan
menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDRB ADHK menunjukkan
nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga yang berlaku pada
satu tahun tertentu sebagai dasar.
PDRB ADHB dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi. Nilai
PDRB ADHB Kabupaten Rejang Lebong senantiasa naik setiap tahunnya dengan pertumbuhan
rata-rata sebesar 7,08 persen per tahun. Adapun PDRB ADHB pada tahun 2016 adalah sebesar
7.255,55 miliar rupiah dan meningkat menjadi 9.537,39 miliar rupiah pada tahun 2020.
Berikut merupakan tabel PDRB ADHB Kabupaten Rejang Lebong tahun 2016-2020.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-34
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 13
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (miliar rupiah)
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Pertumbuhan
No Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019* 2020** Rata-Rata
(%/Tahun)
1 Pertanian, Kehutanan, 2.359,47 2.516,50 2.699,76 2.877,26 2.936,18 5,62
dan Perikanan
2 Pertambangan dan 106,58 113,47 121,83 127,13 128,76 4,84
Penggalian
3 Industri Pengolahan 310,89 339,34 365,92 383,26 392,98 6,03
4 Pengadaan Listrik dan 5,58 6,64 7,41 8,41 9,21 13,32
Gas
5 Pengadaan Air; 11,88 13,00 14,24 15,19 15,72 7,27
Pengelolaan Sampah,
Limbah, dan Daur
Ulang
6 Konstruksi 305,37 339,43 378,92 409,05 413,90 7,90
7 Perdagangan Besar 1.146,80 1.301,94 1.475,80 1.641,02 1.601,15 8,70
dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda
Motor
8 Transportasi dan 375,56 416,55 458,02 504,45 534,44 9,22
Pergudangan
9 Penyediaan 130,85 150,18 168,16 188,56 193,14 10,22
Akomodasi Makan
Minum
10 Informasi dan 173,57 191,45 211,54 231,85 247,00 9,22
Komunikasi
11 Jasa Keuangan dan 243,55 258,62 268,68 274,62 297,23 5,11
Asuransi
12 Real Estat 277,08 299,88 318,18 336,27 340,71 5,30
13 Jasa Perusahaan 11,12 12,13 13,24 14,25 14,21 6,32
14 Administrasi 770,70 861,88 957,27 1.024,43 1.032,16 7,58
Pemerintahan,
Pertahanan, dan
Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 758,87 820,71 880,68 947,00 972,29 6,39
16 Jasa Kesehatan dan 182,70 207,23 233,82 260,47 281,03 11,37
Kegiatan Sosial
17 Jasa Lainnya 84,99 98,02 111,56 125,78 127,28 10,62
PDRB ADHB 7.255,55 7.946,95 8.685,05 9.368,98 9.537,39 7,08
Sumber: Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Rejang Lebong Menurut Lapangan Usaha 2016-2020
*) Angka Sementara, **) Angka Sangat Sementara

PDRB ADHK digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari waktu ke


waktu. Nilai PDRB ADHK Kabupaten Rejang Lebong senantiasa naik setiap tahunnya dengan
pertumbuhan rata-rata sebesar 3,70 persen per tahun. Adapun PDRB ADHB pada tahun 2016
adalah sebesar 5.259,99 miliar rupiah dan meningkat menjadi 6.083,03 miliar rupiah pada
tahun 2020. Berikut merupakan tabel PDRB ADHK Kabupaten Rejang Lebong tahun 2016-
2020.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-35
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 14
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (miliar rupiah)
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Pertumbuhan
No Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019* 2020** Rata-Rata
(%/Tahun)
1 Pertanian, Kehutanan, 1.654,97 1.696,19 1.747,56 1.808,12 1.816,65 2,36
dan Perikanan
2 Pertambangan dan 78,33 79,84 82,35 84,21 83,91 1,74
Penggalian
3 Industri Pengolahan 230,30 240,45 249,55 255,66 249,34 2,01
4 Pengadaan Listrik dan 4,82 5,14 5,51 5,89 6,32 7,04
Gas
5 Pengadaan Air; 9,67 10,02 10,44 10,69 10,73 2,64
Pengelolaan Sampah,
Limbah, dan Daur
Ulang
6 Konstruksi 201,40 212,30 227,47 240,76 240,64 4,55
7 Perdagangan Besar 894,32 970,96 1.049,01 1.134,40 1.089,62 5,06
dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda
Motor
8 Transportasi dan 297,19 314,24 333,40 359,13 364,98 5,27
Pergudangan
9 Penyediaan 91,48 99,57 108,48 117,46 117,15 6,38
Akomodasi Makan
Minum
10 Informasi dan 151,25 162,98 174,95 187,94 197,86 6,95
Komunikasi
11 Jasa Keuangan dan 175,85 179,05 180,41 182,39 197,41 2,93
Asuransi
12 Real Estat 219,21 229,12 237,56 245,84 247,98 3,13
13 Jasa Perusahaan 8,08 8,40 8,83 9,23 9,11 3,05
14 Administrasi 511,99 539,00 569,53 595,44 592,14 3,70
Pemerintahan,
Pertahanan, dan
Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 542,33 565,57 585,91 603,67 612,87 3,10
16 Jasa Kesehatan dan 127,70 138,91 149,76 161,32 169,57 7,35
Kegiatan Sosial
17 Jasa Lainnya 61,12 66,27 71,25 76,80 76,76 5,86
PDRB ADHK 5.259,99 5.518,00 5.791,95 6.078,95 6.083,03 3,70
Sumber: Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Rejang Lebong Menurut Lapangan Usaha 2016-2020
*) Angka Sementara, **) Angka Sangat Sementara

Laju pertumbuhan PDRB menunjukkan pertumbuhan produksi barang dan jasa di


suatu wilayah dalam selang waktu tertentu. Laju pertumbuhan PDRB dihitung dari PDRB atas
dasar harga konstan dengan menggunakan nilai PDRB tahun amatan dan tahun sebelumnya.
Pertumbuhan PDRB di Kabupaten Rejang Lebong relatif menurun terutama pada tahun 2020
sebagai dampak dari pandemi covid-19. Adapun data mengenai laju pertumbuhan PDRB
menurut lapangan usaha di Kabupaten Rejang Lebong tahun 2016-2020 dapat dilihat pada
tabel berikut.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-36
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 15
Laju Pertumbuhan PDRB (persen) Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Pertumbuhan
No Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019* 2020** Rata-Rata
(%/Tahun)
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2,73 2,49 3,03 3,47 0,47 -35,59
2 Pertambangan dan Penggalian 2,47 1,93 3,14 2,26 -0,36 -161,79
3 Industri Pengolahan 5,69 4,41 3,78 2,45 -2,47 -181,17
4 Pengadaan Listrik dan Gas 16,57 6,71 7,10 6,89 7,44 -18,14
5 Pengadaan Air; Pengelolaan Sampah, 0,97 3,60 4,26 2,35 0,38 -20,89
Limbah, dan Daur Ulang
6 Konstruksi 5,89 5,41 7,14 5,84 -0,05 -130,35
7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi 7,98 8,57 8,04 8,14 -3,95 -183,88
Mobil dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 6,09 5,74 6,10 7,72 1,63 -28,07
9 Penyediaan Akomodasi Makan Minum 9,69 8,84 8,96 8,27 -0,26 -140,47
10 Informasi dan Komunikasi 6,92 7,76 7,34 7,42 5,28 -6,54
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 5,68 1,82 0,76 1,10 8,24 9,75
12 Real Estat 5,38 4,52 3,68 3,49 0,87 -36,59
13 Jasa Perusahaan 6,58 3,98 5,09 4,61 -1,36 -167,43
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, 5,31 5,28 5,66 4,55 -0,05 -131,15
dan Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 5,29 4,29 3,59 3,03 1,52 -26,79
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,73 8,78 7,81 7,72 5,11 -12,53
17 Jasa Lainnya 7,72 8,42 7,51 7,79 -0,05 -128,37
Laju Pertumbuhan PDRB ADHK 5,20 4,91 4,96 4,96 0,07 -65,94
Sumber: Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Rejang Lebong Menurut Lapangan Usaha 2016-2020
*) Angka Sementara, **) Angka Sangat Sementara

Secara umum, pertumbuhan PDRB Kabupaten Rejang Lebong dari tahun 2016-2020
senantiasa berfluktuasi dengan tren yang cenderung menurun. Adapun rata-rata pertumbuhan
PDRB Kabupaten Rejang Lebong dalam lima tahun terakhir adalah sebesar -65,94 persen per
tahun. Pada tahun 2016 laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Rejang Lebong sebesar 5,20
persen, yang kemudian berfluktuasi hingga tahun 2019 menjadi sebesar 4,96 persen, atau
menurun dengan rata-rata pertumbuhan -1,17 persen per tahun. Jika dibandingkan dengan
pertumbuhan PDRB Provinsi Bengkulu dan Nasional, pertumbuhan PDRB Kabupaten Rejang
Lebong cukup baik pada tahun 2016, namun pada tahun 2017 hingga 2019 terbilang rendah
karena berada di bawah pertumbuhan PDRB provinsi dan nasional.
Pada tahun 2020 pertumbuhan PDRB di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan
penurunan yang signifikan, hal tersebut dialami oleh hampir seluruh wilayah di Indonesia
sebagai akibat dari pandemi covid-19. Penurunan pertumbuhan PDRB di kabupaten ini pada
tahun 2020 memang cukup tajam, yakni dengan laju pertumbuhan mencapai -98.59 persen.
Meskipun demikian, besaran pertumbuhan PDRB di kabupaten ini masih positif walaupun
mendekati nol, yakni sebesar 0,07 persen. Hal tersebut mengindikasikan bahwa besaran nilai
PDRB Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2020 masih lebih tinggi dibandingkan dengan
tahun 2019. Sementara itu, pertumbuhan PDRB Provinsi Bengkulu dan Nasional pada tahun
2020 angkanya di bawah nol yang menandakan terjadinya penurunan nilai PDRB dari tahun
sebelumnya. Adapun perbandingan pertumbuhan PDRB Kabupaten Rejang Lebong dengan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-37
TAHUN 2021-2026
pertumbuhan PDRB Provinsi Bengkulu dan Nasional tahun 2016-2020 dapat dilihat pada
gambar berikut.

6.00 5.20
5.50 4.91 4.96 4,96
5.00 5.28 4.99 4.96
4.50 4.98 5.17
5.03 5.02
4.00 5.07
3.50
3.00
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50 0,07
0.00 -0.02
-0.50 2016 2017 2018 2019 2020
-1.00
-1.50
-2.00
-2.50 -2.07
Rejang Lebong Provinsi Bengkulu Nasional

Gambar 2. 9
Grafik Perbandingan Pertumbuhan PDRB Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu,
dan Nasional Tahun 2016-2020
Sumber: Website BPS Kabupaten Rejang Lebong, Website BPS Provinsi Bengkulu, Website BPS Nasional, 2021

Kemampuan ekonomi suatu wilayah secara riil pada tahun tertentu dapat dilihat
berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku. Pada tahun 2016 sampai 2020, sektor-sektor
yang menjadi kontributor terbesar bagi PDRB Kabupaten Rejang Lebong adalah sektor
pertanian, kehutanan, dan perikanan, sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil
dan sepeda motor, sektor administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib,
sektor jasa pendidikan, dan sektor transportasi dan pergudangan. Adapun distribusi
persentase PDRB Kabupaten Rejang Lebong tahun 2016-2020 dapat dilihat pada tabel berikut.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-38
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 16
Distribusi PDRB Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Pertumbuhan
No Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019* 2020** Rata-Rata
(%/Tahun)
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 32,52 31,67 31,09 30,71 30,79 -1,36
2 Pertambangan dan Penggalian 1,47 1,43 1,40 1,36 1,35 -2,09
3 Industri Pengolahan 4,28 4,27 4,21 4,09 4,12 -0,97
4 Pengadaan Listrik dan Gas 0,08 0,08 0,09 0,09 0,10 5,84
5 Pengadaan Air; Pengelolaan Sampah, 0,16 0,16 0,16 0,16 0,16 0,18
Limbah, dan Daur Ulang
6 Konstruksi 4,21 4,27 4,36 4,37 4,34 0,77
7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi 15,81 16,38 16,99 17,52 16,79 1,52
Mobil dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 5,18 5,24 5,27 5,38 5,60 2,00
9 Penyediaan Akomodasi Makan Minum 1,80 1,89 1,94 2,01 2,03 2,94
10 Informasi dan Komunikasi 2,39 2,41 2,44 2,47 2,59 2,00
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 3,36 3,25 3,09 2,93 3,12 -1,84
12 Real Estat 3,82 3,77 3,66 3,59 3,57 -1,65
13 Jasa Perusahaan 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 -0,71
14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, 10,62 10,85 11,02 10,93 10,82 0,47
dan Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 10,46 10,33 10,14 10,11 10,19 -0,64
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,52 2,61 2,69 2,78 2,95 4,01
17 Jasa Lainnya 1,17 1,23 1,28 1,34 1,33 3,31
Sumber: Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Rejang Lebong Menurut Lapangan Usaha 2016-2020
*) Angka Sementara, **) Angka Sangat Sementara

Sektor pertanian masih menjadi leading sector bagi perekonomian Kabupaten Rejang
Lebong. Hal ini dibuktikan dengan tingginya kontribusi sektor pertanian, kehutanan, dan
perikanan terhadap PDRB Kabupaten Rejang Lebong, yaitu sekitar 30 persen dari total PDRB.
Namun tren kontribusi sektor pertanian cenderung menurun tiap tahunnya, hal ini
dikarenakan terjadinya penurunan luas lahan tanaman pangan sehingga produksinya juga
menurun.
Jika dilihat per sektor, maka sektor tersier adalah sektor dengan kontribusi terbesar
terhadap PDRB di Kabupaten Rejang Lebong dengan persentase di atas 50 persen dan
pertumbuhan rata-rata sebesar 0,80 persen per tahun. Sektor yang termasuk dalam sektor
tersier adalah sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor, sektor
transportasi dan pergudangan, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, sektor
informasi dan komunikasi, sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor real estat, sektor jasa
perusahaan, sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, sektor
jasa pendidikan, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial, dan sektor jasa lainnya. Adapun
data kontribusi sektor primer, sekunder, dan tersier terhadap PDRB Kabupaten Rejang Lebong
tahun 2016-2020 dapat dilihat pada tabel berikut.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-39
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 17
Kontribusi Sektor Primer, Sekunder, dan Tersier terhadap PDRB Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Pertumbuhan Rata-Rata
No Sektor 2016 2017 2018 2019* 2020**
(%/Tahun)
1 Sektor Primer 33,99 33,09 32,49 32,07 32,14 -1,39
2 Sektor Sekunder 8,73 8,79 8,83 8,71 8,72 -0,04
3 Sektor Tersier 57,28 58,12 58,69 59,22 59,14 0,80
Sumber: Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Rejang Lebong Menurut Lapangan Usaha 2016-2020, Diolah
*) Angka Sementara, **) Angka Sangat Sementara

2. Laju Inflasi
Inflasi merupakan salah satu indikator penting yang dapat memberikan informasi
tentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat dan
berpengaruh terhadap kemampuan daya beli masyarakat. Badan Pusat Statistik (BPS)
mengartikan inflasi sebagai kecenderungan naiknya harga barang dan jasa, pada umumnya
yang berlangsung secara terus menerus. Jika harga barang dan jasa di dalam negeri meningkat,
maka inflasi mengalami kenaikan.
Inflasi kota pada masing-masing provinsi dapat dijadikan gambaran bagi
perkembangan harga-harga yang ada pada setiap kabupaten lainnya di provinsi tersebut.
Dalam hal ini, inflasi Kota Bengkulu dianggap dapat mewakili harga-harga yang ada pada setiap
kabupaten di Provinsi Bengkulu, termasuk Kabupaten Rejang Lebong. Laju inflasi Kota
Bengkulu berfluktuatif dan relatif menurun dengan laju inflasi terendah pada tahun 2020 yaitu
sebesar 0,89 persen dan laju inflasi tertinggi sebesar 5,00 persen pada tahun 2016. Lebih lanjut
mengenai laju inflasi Kota Bengkulu pada tahun 2016-2020 dapat dilihat pada gambar berikut.

6.00
5.00
5.00

4.00 3.56
Laju Inflasi (%)

2.91
3.00 2.35

2.00
0.89
1.00

0.00
2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 2. 10
Grafik Laju Inflasi Kota Bengkulu Tahun 2016-2020
Sumber: Provinsi Bengkulu dalam Angka 2017-2021

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-40
TAHUN 2021-2026
3. PDRB per Kapita
PDRB per kapita dapat dijadikan sebagai salah satu indikator kemakmuran penduduk.
Peningkatan PDRB per kapita menunjukkan bahwa kinerja perekonomian suatu wilayah
semakin membaik. Nilai PDRB per kapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Rejang Lebong
senantiasa mengalami peningkatan dari tahun 2016 hingga 2020 dengan pertumbuhan rata-
rata sebesar 6,63 persen per tahun. Pada tahun 2016, PDRB per kapita Kabupaten Rejang
Lebong adalah sebesar 28,177 juta rupiah pada tahun 2016 dan meningkat hingga 36,43 juta
rupiah pada tahun 2020. Adapun PDRB per kapita Kabupaten Rejang Lebong tahun 2016-2020
dapat dilihat pada gambar berikut.

40.000
35.000
35.910 36.430
30.000 33.411
30.711
25.000 28.177
20.000
15.000
10.000
5.000
0.000
2016 2017 2018 2019 2020
Gambar 2. 11
Grafik PDRB Per Kapita Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Rejang Lebong Menurut Lapangan Usaha 2016-2020

4. Indeks Gini
Indeks Gini adalah ukuran ketimpangan agregat yang angkanya berkisar antara nol
(pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan sempurna). Jika nilai Indeks Gini adalah nol
artinya terdapat kemerataan sempurna pada distribusi pendapatan, sedangkan jika Indeks
Gini bernilai satu berarti terjadi ketidakmerataan pendapatan yang sempurna.
Indeks Gini Kabupaten Rejang Lebong senantiasa berfluktuasi. Pada tahun 2016 Indeks
Gini sebesar 0,36 dan mengalami kenaikan dan penurunan hingga menjadi menjadi 0,29 pada
tahun 2020. Angka Indeks Gini di Kabupaten Rejang Lebong ada dalam kisaran 0,3 yang
menandakan ketimpangan sedang. Adapun Indeks Gini Kabupaten Rejang Lebong tahun 2016-
2020 dapat dilihat pada gambar berikut.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-41
TAHUN 2021-2026
0.38
0.36
0.36

0.34 0.33

Indeks Gini
0.32
0.32
0.30
0.30 0.29

0.28

0.26
2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 2. 12
Grafik Indeks Gini Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: BPS, Susenas Kabupaten Rejang Lebong, Website BPS Provinsi Bengkulu, 2021

5. Persentase Penduduk di Atas Garis Kemiskinan


Kemiskinan masih menjadi persoalan di banyak daerah di Indonesia. Pemerintah
daerah maupun pusat berusaha untuk menanggulangi masalah kemiskinan untuk
mewujudkan tujuan 1 SDGs, yaitu no poverty (tanpa kemiskinan). Pada tahun 2016 sampai
2020, kemiskinan di Kabupaten Rejang Lebong senantiasa menurun setiap tahunnya yang
ditunjukkan dengan jumlah penduduk miskin dan persentase penduduk miskin yang menurun.
Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2016 adalah sebanyak 45,79
ribu jiwa dan menurun menjadi 41,47 ribu jiwa pada tahun 2020. Persentase penduduk miskin
di Kabupaten Rejang Lebong juga menurun dari sebesar 17,81 persen di tahun 2016 menjadi
sebesar 15,85 persen di tahun 2020 dengan pertumbuhan rata-rata sebesar -2,87 persen per
tahun. Hal tersebut menyebabkan persentase penduduk di atas garis kemiskinan selalu naik
tiap tahunnya dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 0,59 persen per tahun. Adapun data
lebih lanjut mengenai kemiskinan di Kabupaten Rejang Lebong tahun 2016-2020 dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 2. 18
Tingkat Kemiskinan Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Pertumbuhan Rata-
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
Rata (%/Tahun)
1 Jumlah penduduk miskin (ribu jiwa) 45,79 43,85 42,13 41,57 41,47 -2,45
2 Persentase penduduk miskin 17,81 16,97 16,23 15,95 15,85 -2,87
(persen)
3 Persentase penduduk di atas garis 82,19 83,03 83,77 84,05 84,15 0,59
kemiskinan (persen)
Sumber: Kabupaten Rejang Lebong Dalam Angka 2017-2021

Walaupun mengalami penurunan tiap tahun, namun persentase penduduk miskin di


Kabupaten Rejang Lebong masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan persentase penduduk

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-42
TAHUN 2021-2026
miskin di Provinsi Bengkulu dan Nasional. Perbandingan persentase penduduk miskin di
Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, dan Nasional dapat dilihat pada gambar berikut.

20.00
17.81
18.00 16.97
Persentase Kemiskinan
16.23 15.95 15.85
16.00 17.32
16.45
14.00 15.43 15.23 15.03

12.00 10.86 10.64


9.82 9.41 9.78
10.00

8.00
2016 2017 2018 2019 2020

Rejang Lebong Provinsi Bengkulu Nasional

Gambar 2. 13
Grafik Perbandingan Persentase Kemiskinan Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu,
dan Nasional Tahun 2016-2020
Sumber: Website BPS Kabupaten Rejang Lebong, Website BPS Provinsi Bengkulu, Website BPS Nasional, 2021

6. Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja


Pertumbuhan PDRB per tenaga kerja adalah hasil perhitungan dari Produk Domestik
Bruto dibagi jumlah tenaga kerja. Laju pertumbuhan PDRB per tenaga kerja merupakan
besaran pertumbuhan PDRB per tenaga kerja dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laju
pertumbuhan PDRB per tenaga kerja di Kabupaten Rejang Lebong memiliki tren menurun yang
ditunjukkan dengan capaian pertumbuhan rata-rata yang mencapai angka negatif, yaitu -22,56
persen per tahun. Lebih lanjut mengenai laju pertumbuhan PDRB per tenaga kerja Kabupaten
Rejang Lebong dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. 19
Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Pertumbuhan
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 Rata-Rata
(%/Tahun)
1 Produk Domestik Bruto 7.255,55 7.946,95 8.685,05 9.368,98 9.537,39 7,08
(miliar rupiah)
2 Jumlah tenaga kerja (orang) 137.353 144.583 148.650 148.694 148.788 2,02
3 PDB per tenaga kerja (ribu 52.824,08 54.964,64 58.426,17 63.008,43 64.100,53 4,96
rupiah)
4 Laju pertumbuhan PDB per 4,82 4,05 6,30 7,84 1,73 -22,56
tenaga kerja (persen)
Sumber: Disnakertrans Kabupaten Rejang Lebong, 2021

7. Persentase PAD terhadap Pendapatan


Pendapatan pemerintah daerah terbagi menjadi tiga berdasarkan jenis
pendapatannya, yaitu pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan, dan lain-lain
pendapatan yang sah. Pendapatan asli daerah didapatkan dari pajak daerah, retribusi daerah,
hasil perusahaan milik daerah dan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, serta lain-

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-43
TAHUN 2021-2026
lain PAD yang sah. Semakin besar kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah, maka semakin
kecil ketergantungan daerah tersebut kepada pusat. Gambaran mengenai persentase PAD
terhadap pendapatan daerah Kabupaten Rejang Lebong dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. 20
Persentase PAD terhadap Pendapatan Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah PAD (Juta Rp) 71.294,60 113.019,80 84.508,25 76.387,63 69.190,50
2 Jumlah pendapatan 988.178,33 1.045.471,85 1.053.045,22 1.094.938,57 998.564,72
daerah (Juta Rp)
3 Persentase PAD 7,21 10,81 8,03 6,98 6,93
terhadap pendapatan
(Rasio Derajat
Desentralisasi Fiskal)
4 Tingkat kemampuan Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang
keuangan daerah
Sumber: Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Diaudit) Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020

Dalam lima tahun terakhir, besaran PAD di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan
besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun, yang ditunjukkan dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar -0,75 persen per tahun. Pada tahun 2017, jumlah PAD di kabupaten ini
menunjukkan capaian yang tertinggi dalam lima tahun terakhir, dengan besaran 113,019
triliun rupiah atau meningkat sebesar 58,53 persen dari tahun sebelumnya yang capaiannya
tercatat sebesar 71,294 triliun rupiah. Tingginya capaian pada tahun 2017 tersebut kembali
menurun hingga tahun 2020 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -15,09 persen per tahun,
dimana capaiannya pada tahun 2020 tercatat sebesar 69,190 triliun rupiah.
Capaian jumlah PAD yang menunjukkan kecenderungan menurun dalam empat tahun
terakhir, berbanding terbalik dengan capaian pendapatan daerahnya, dimana dalam kurun
waktu tahun 2016 hingga tahun 2019, besaran pendapatan daerah di Kabupaten Rejang
Lebong menunjukkan besaran yang semakin meningkat, yang ditunjukkan dengan rata-rata
peningkatan sebesar 3,48 persen per tahun. Pada tahun 2016, pendapatan daerah Kabupaten
Rejang Lebong tercatat sebesar 988,178 triliun rupiah, dan meningkat menjadi 1.094,938
triliun rupiah di tahun 2019. Berkenaan dengan pandemi covid-19 yang terjadi, besaran
pendapatan daerah kabupaten ini menurun sebesar -8,80 persen dari tahun sebelumnya,
menjadi 998,564 triliun rupiah.
Persentase PAD terhadap pendapatan menunjukkan rasio derajat desentralisasi fiskal
di suatu daerah, derajat desentralisasi fiskal yang tinggi mengindikasikan bahwa pemerintah
daerah telah mampu meningkatkan PAD dibandingkan dengan jenis pendapatan lain pada
pendapatan daerah. Persentase PAD terhadap pendapatan di Kabupaten Rejang Lebong relatif
rendah karena hanya berkisar antara enam hingga 10 persen dari total pendapatan, hal ini
mengindikasikan bahwa tingkat kemampuan keuangan daerah Kabupaten Rejang Lebong
masih sangat kurang.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-44
TAHUN 2021-2026
8. Kontribusi Sektor Pertambangan terhadap PDRB
Sektor pertambangan menjadi satu dengan sektor penggalian dalam kontribusinya
terhadap PDRB kabupaten. Berdasarkan tabel berikut, diketahui bahwa kontribusi sektor
pertambangan dan penggalian terhadap PDRB ADHB memiliki tren meningkat signifikan
sedangkan untuk tren kontribusinya terhadap PDRB ADHK cenderung naik tetapi mengalami
penurunan di tahun 2019 ke 2020. Di lain pihak, distribusi sektor pertambangan dan
penggalian terhadap PDRB ADHB memiliki tren yang turun signifikan sedangkan laju
pertumbuhannya memiliki tren yang fluktuatif dan di tahun 2020 mengalami perlambatan
sebesar -0,36 persen.
Tabel 2. 21
Kontribusi Sektor Pertambangan terhadap PDRB Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019* 2020**
1 PDRB Sektor Pertambangan dan 106.584,95 113.471,94 121.826,76 127.125,98 128.758,52
Penggalian (juta rupiah)
2 Kontribusi Sektor Pertambangan 1,47 1,43 1,4 1,36 1,35
dan Penggalian terhadap PDRB
ADHB (persen)
Sumber: Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Rejang Lebong Menurut Lapangan Usaha 2016-2020
*)Angka Sementara **)Angka Sangat Sementara

9. Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB


Sektor perdagangan merupakan kontributor terbesar kedua terhadap PDRB
Kabupaten Rejang Lebong setelah sektor pertanian. Kontribusi sektor perdagangan besar dan
eceran pada tahun 2016-2020 selalu berada di atas 15 persen dengan tren meningkat setiap
tahunnya, baik pada nilai maupun persentase kontribusinya. Kontribusi sektor perdagangan
terhadap PDRB baru menurun sebesar 0,72 persen menjadi 16,79 persen pada tahun 2020
karena terjadinya pandemi covid-19. Walaupun menurun, namun penurunannya tidak terlalu
drastis dan besaran kontribusinya masih relatif tinggi. Adapun kontribusi sektor perdagangan
besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor terhadap PDRB Kabupaten Rejang Lebong
dapat dilihat pada tabel berikut.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-45
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 22
Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019* 2020**
1 Sektor Perdagangan 1.146.798,48 1.301.942,53 1.475.801,87 1.641.015,36 1.601.146,23
Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor (juta
rupiah)
2 Persentase Kontribusi 15,81 16,38 16,99 17,52 16,79
Sektor Perdagangan
terhadap PDRB
Sumber: Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Rejang Lebong Menurut Lapangan Usaha 2016-2020
*) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara

10. Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB


Sektor industri bukan merupakan salah satu kontributor terbesar bagi PDRB
Kabupaten Rejang Lebong karena di Rejang Lebong tidak ada industri menengah maupun
besar, sehingga hanya mengandalkan industri kecil dan rumahan. Kontribusi sektor industri
pengolahan terhadap PDRB Kabupaten Rejang Lebong cenderung naik setiap tahunnya, namun
persentasenya semakin menurun walau penurunannya tidak begitu besar. Kontribusi sektor
industri terhadap PDRB berada di kisaran empat persen. Adapun data lebih lanjut mengenai
kontribusi sektor industri terhadap PDRB Kabupaten Rejang Lebong tahun 2016-2020 dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. 23
Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019* 2020**
1 Sektor Industri Pengolahan (juta 310.889,50 339.341,13 365.924,03 383.257,36 392.975,31
rupiah)
2 Persentase Kontribusi Sektor 4,28 4,27 4,21 4,09 4,12
Industri Pengolahan terhadap PDRB
Sumber: Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Rejang Lebong Menurut Lapangan Usaha 2016-2020
*) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial


1. Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menurut UNDP (2004) merupakan indikator
komposit tunggal yang digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian pembangunan manusia
yang sudah dilakukan di suatu negara. Dengan kata lain indeks tersebut digunakan untuk
mengukur keberhasilan kinerja dalam hal pembangunan manusia. Perbandingan antar
indikator komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan tinjauan parsial yang
artinya tingkat pembangunan baru diukur dari satu komponen. Indeks Pembangunan Manusia
memuat tiga aspek yaitu kesehatan, pendidikan dan keterampilan, serta mempunyai
pendapatan yang memungkinkan untuk hidup layak. Indikator kesehatan tercermin dalam
indeks harapan hidup. Indikator pendidikan atau pengetahuan tercermin dalam harapan lama
sekolah dan rata-rata lama sekolah. Indikator pengeluaran tercermin dalam pengeluaran
perkapita. Ketiga indikator dasar tersebut dianggap dapat mengukur tingkat kesejahteraan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-46
TAHUN 2021-2026
dan keberhasilan pembangunan manusia di suatu daerah. Semua hal yang berkaitan dengan
kesejahteraan dapat dianggap tolak ukur utama untuk mengukur keberhasilan dalam
pembangunan.
Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) suatu daerah memperlihatkan
perkembangan suatu wilayah bukan dilihat berdasarkan peringkat. Bagi suatu daerah, angka
IPM menggambarkan kemajuan pembangunan manusia di suatu daerah dan merupakan
tantangan yang harus dihadapi dalam rangka mencapai kondisi yang lebih baik. Semakin tinggi
nilai IPM suatu daerah maka semakin tinggi pula kemajuan pembangunan manusia di daerah
tersebut.
Angka IPM Kabupaten Rejang Lebong termasuk dalam kategori tinggi di tahun 2020
yaitu sebesar 70,44 di tahun 2020. Hal tersebut meningkat dibandingkan dengan tahun 2016
yang hanya mencapai 68,34. Peningkatan capaian IPM Kabupaten Rejang Lebong di tahun
2020 yang termasuk kategori tinggi disebabkan karena pada tahun 2020 terjadi peningkatan
rata-rata lama sekolah dari 8,26 tahun menjadi 8,28 tahun. Selain itu, terdapat pula
peningkatan nilai harapan lama sekolah dari 13,68 di tahun 2019 menjadi 13,83 di tahun 2020
yang menunjukkan bahwa semakin lama tingkat pendidikan yang diharapkan mampu dicapai
masyarakat pada tahun mendatang semakin tinggi. Selain itu, disebabkan juga karena adanya
peningkatan Angka Harapan Hidup (AHH) yaitu 68,37 di tahun 2019 menjadi 68,57 tahun di
tahun 2020.
Selanjutnya, faktor lain yang juga berpengaruh terhadap meningkatnya IPM Kabupaten
Rejang Lebong adalah adanya peningkatan pengeluaran perkapita penduduk dalam kurun
waktu 2016-2020 di mana pada tahun 2016 pengeluaran perkapita penduduk sebesar Rp
9,520.000,00 menjadi Rp 10.234.000,00 di tahun 2020 yang menunjukkan kemampuan daya
beli masyarakat yang juga terus meningkat. Dilihat dari capaian keseluruhan pembentuk
komponen IPM, dapat diketahui bahwa kualitas pembangunan manusia di Kabupaten Rejang
Lebong semakin membaik dalam kurun waktu enam tahun terakhir. Meski demikian, capaian
IPM di Kabupaten Rejang Lebong masih perlu terus ditingkatkan di tahun-tahun mendatang.
Tabel 2. 24
Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Rata-rata
No. Indikator IPM Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuhan
(%/tahun)
1 Rata-rata Lama Tahun 8,03 8,04 8,05 8,26 8,28 0,77
Sekolah
2 Harapan Lama Tahun 13,23 13,31 13,55 13,68 13,83 1,11
Sekolah
3 Angka Harapan Hidup Tahun 67,58 67,65 67,95 68,37 68,57 0,36
4 Pengeluaran Ribu rupiah 9.520 9.660 10.045 10.162 10.234 1,82
perkapita
Indeks Pembangunan Indeks 68,34 68,61 69,4 70,1 70,44 0,76
Manusia (IPM)
Sumber: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Rejang Lebong, 2020 (diolah)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-47
TAHUN 2021-2026
Peningkatan nilai IPM Kabupaten Rejang Lebong ini sejalan dengan meningkatnya nilai
IPM Provinsi Bengkulu dan peningkatan secara Nasional dalam kurun waktu 2016-2020.
Meskipun demikian, nilai IPM Kabupaten Rejang Lebong masih di bawah nilai IPM Provinsi
Bengkulu dan Nasional.

73
71.92 71.94
72 71.39
70.81
71
70.18 71.40
71.21
70 70.64
70.44
IPM

69.95 70.1
69 69.59 69.4

68 68.61
68.34
67

66
2016 2017 2018 2019 2020

Rejang Lebong Bengkulu Indonesia

Gambar 2. 14
Grafik Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia
Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, dan Nasional Tahun 2016-2020
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Rejang Lebong, 2020, Indeks Pembangunan Manusia Provinsi
Bengkulu, 2020

IPM Kabupaten Rejang Lebong lima tahun terakhir tumbuh sebesar meningkat sebesar
0,76 persen pertahun. Nilai ini lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan IPM Provinsi
Bengkulu dan Nasional. Pertumbuhan rata-rata IPM Bengkulu sebesar 0,64 persen pertahun
dan pertumbuhan rata-rata IPM Indonesia hanya mencapai 0,62 persen pertahun.
Tabel 2. 25
Perbandingan Nilai Pertumbuhan IPM Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, dan
Indonesia Tahun 2016-2020
Rata-rata
No. Pertumbuhan IPM 2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuhan
(%/tahun)
1 Kabupaten Rejang Lebong 68,34 68,61 69,4 70,1 70,44 0,76
2 Provinsi Begkulu 69,59 69,95 70,64 71,21 71,40 0,64
3 Indonesia 70,18 70,81 71,39 71,92 71,94 0,62
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Rejang Lebong, 2020, Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Bengkulu, 2020, (diolah)

Apabila dilihat dari perbandingan dengan kabupaten lainnya di Provinsi Bengkulu


tahun 2020, IPM Kabupaten Rejang Lebong menempati urutan ke tiga tertinggi di Provinsi
Bengkulu. Angka IPM Kabupaten Rejang Lebong hanya berada dibawah angka IPM Kota
Bengkulu dan IPM Bengkulu Selatan. Angka IPM Kota Bengkulu tertinggi di Provinsi Bengkulu
yaitu sebesar 80, 36 di tahun 2020. Bahkan angka IPM Kota Bengkulu jauh lebih tinggi dari
pada angka IPM rata-rata Provinsi Bengkulu dan IPM rata-rata Nasional di tahun 2020.
Sementara itu di urutan kedua angka IPM tertinggi setelah Kota Bengkulu adalah Kabupaten

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-48
TAHUN 2021-2026
Bengkulu Selatan sebesar 70,63 di tahun 2020 dan hanya terpaut 0,19 poin lebih tinggi dari
nilai IPM Kabupaten Rejang Lebong. Walaupun demikian, nilai IPM Kabupaten Bengkulu
Selatan masih lebih rendah dibandingkan angka IPM Provinsi dan Nasional. Nilai Perbandingan
IPM Provinsi Bengkulu menurut Kabupaten dapat dilihat pada grafik berikut.

90
80.36
80
70.63 70.44 68.82
66.99 66.89 68.45 67.01 68.17 67.61
70
60
Nilia IPM

50
40
30
20
10
0

Gambar 2. 15
Grafik Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia Antar Kabupaten
di Provinsi Bengkulu Tahun 2020
Sumber: Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Bengkulu, 2020

2. Angka Melek Huruf


Tingkat melek huruf yang tinggi menunjukkan adanya sistem pendidikan dasar yang
efektif dimana sistem ini memungkinkan sebagian besar penduduk Kabupaten Rejang Lebong
memperoleh kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara tertulis dan melanjutkan
pembelajarannya ke jenjang yang lebih tinggi. Angka melek huruf Kabupaten Rejang Lebong
terus meningkat dalam kurun waktu 2016-2020. Pada tahun 2016, angka melek huruf hanya
mencapai 97,11 persen dan meningkat menjadi 98,16 persen di tahun 2020. Pertumbuhan
rata-rata angka melek huruf di Kabupaten Rejang Lebong sebesar 0,27 persen pertahun.
Semakin banyak penduduk yang sudah melek huruf menunjukkan bahwa pendidikan yang ada
di Kabupaten Rejang Lebong sudah semakin baik dan hanya sedikit penduduk yang perlu
dibimbing untuk dapat menulis dan membaca.
Tabel 2. 26
Angka Melek Huruf di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Rata-rata
No Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuhan
(%/tahun)
1 Angka Melek Huruf Persen 97,11 97,09 96,98 98,56 98,16 0,27
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Rejang Lebong, 2020

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-49
TAHUN 2021-2026
3. Angka Rata-rata Lama Sekolah
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) didefinisikan sebagai rata-rata jumlah tahun yang
dihabiskan oleh penduduk berusia 25 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan
formal yang pernah dijalani. Angka rata-rata lama sekolah di Kabupaten Rejang Lebong
mengalami peningkatan setiap tahunnya dalam kurun waktu 2016-2020. Pada tahun 2016
angka rata-rata lama sekolah Kabupaten Rejang Lebong sebesar 8,03 dan meningkat menjadi
8,28 di tahun 2020. Angka ini menggambarkan bahwa rata-rata penduduk Rejang Lebong
bersekolah selama delapan sampai sembilan tahun, yang artinya rata-rata penduduk di
Kabupaten Rejang Lebong hanya bersekolah hingga tingkat pendidikan SMP sederajat. Capaian
angka rata-rata lama sekolah ini menunjukkan sumber daya manusia di Kabupaten Rejang
Lebong masih tergolong rendah dan masih di bawah program wajib belajar 12 tahun dari
pemerintah.
Tabel 2. 27
Angka Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Rata-rata
No Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuhan
(%/tahun)
1 Angka Rata-rata Lama Sekolah Tahun 8,03 8,04 8,05 8,26 8,28 0,77
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Angka rata-rata lama sekolah (RLS) di Kabupaten Rejang Lebong lebih rendah
dibandingkan dengan Provinsi Bengkulu yang mencapai 8,84 tahun pada tahun 2020. Rata-
rata lama sekolah di Provinsi Bengkulu juga terus mengalami peningkatan yang relatif
konsisten dalam kurun waktu 2016-2020. Pertumbuhan rata-rata lama sekolah Kabupaten
Rejang Lebong pertahun juga lebih rendah jika dibandingkan dengan Provinsi Bengkulu,
dimana Kabupaten Rejang Lebong memiliki pertumbuhan rata-rata lama sekolah sebesar 0,77
persen pertahun sedangkan Provinsi Bengkulu memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar 1,38
persen pertahun. Data angka rata-rata lama sekolah (RLS) Kabupaten Rejang Lebong dan
Provinsi Bengkulu tahun 2016-2020 dapat dilihat pada gambar berikut.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-50
TAHUN 2021-2026
9 8.84
8.73
8.8 8.61

Angka Rata-rata Lama Sekolah


8.6 8.47
8.37
8.4 8.26 8.28

8.2 8.03 8.04 8.05


8
7.8
7.6
2016 2017 2018 2019 2020

Rejang Lebong Bengkulu

Gambar 2. 16
Grafik Perbandingan Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Rejang Lebong dan
Rata-rata Lama Sekolah di Provinsi Bengkulu Tahun 2016-2020
Sumber: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Rejang Lebong, 2020, Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Bengkulu,
2020

4. Angka Harapan Hidup


Angka harapan hidup (AHH) pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup rata-rata
penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. AHH
merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan
penduduk dan meningkatkan derajat kesehatan. Indikator angka harapan hidup ini dapat
digunakan salah satunya untuk menunjukkan status kesehatan di masyarakat. Meningkatnya
angka harapan hidup bisa menunjukkan semakin baiknya status kesehatan masyarakat di
daerah tersebut.
Tabel 2. 28
Angka Harapan Hidup di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Angka Harapan Hidup Tahun 67,58 67,65 67,95 68,37 68,57
Sumber: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Rejang Lebong, 2020

Secara umum, dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, angka usia harapan hidup
di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar 0,36 persen per tahun. Pada tahun 2016, capaian angka harapan hidup di kabupaten
ini tercatat sebesar 67,58 tahun. Seiring dengan berbagai usaha yang dilakukan oleh berbagai
pihak khususnya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, maka memberi dampak positif
pada peningkatan angka harapan hidup, dimana pada tahun 2020 capaian angka harapan
hidup di Kabupaten Rejang Lebong menjadi 68,57 tahun. Faktor lain yang memberikan
sumbangan positif dalam peningkatan angka harapan hidup adalah kesadaran masyarakat
dalam membudayakan pola hidup sehat. Pergeseran nilai budaya tradisional menuju hidup
sehat yang lebih modern akan menentukan kemampuan mental dan fisik penduduk.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-51
TAHUN 2021-2026
69.5 69.21 69.35

68.84
69 68.59
68.56 68.57
68.37
68.5
67.95
68 67.65
67.58
67.5

67

66.5
2016 2017 2018 2019 2020

UHH Kabupaten Rejang Lebong UHH Provinsi Bengkulu

Gambar 2. 17
Grafik Perbandingan Angka Harapan Hidup di Kabupaten Rejang Lebong dan
Angka Harapan Hidup di Provinsi Bengkulu Tahun 2016-2020
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Meskipun capaian angka usia harapan hidup Provinsi Bengkulu lebih tinggi
dibandingkan dengan capaian angka usia harapan hidup Kabupaten Rejang Lebong, namun
apabila dilihat dari rata-rata peningkatan angka usia harapan hidup, maka didapatkan jika
rata-rata peningkatan angka usia harapan hidup di Kabupaten Rejang Lebong tercatat lebih
tinggi dibandingkan dengan rata-rata peningkatan angka usia harapan hidup di Provinsi
Bengkulu yang dalam kurun waktu yang sama tercatat meningkat sebesar 0,29 persen per
tahun.

5. Persentase Balita Gizi Buruk


Balita gizi buruk merupakan balita dengan status gizi menurut berat badan (BB) dan
umur (U) dengan Z-score <-3 SD dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwasiorkor,
dan marasmus-kwasiorkor). Persentase balita gizi buruk dihitung dari banyaknya balita yang
berstatus gizi buruk di suatu wilayah tertentu selama satu tahun dibandingkan dengan jumlah
seluruh balita di wilayah tersebut pada kurun waktu yang sama.
Tabel 2. 29
Persentase Balita Gizi Buruk di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah balita gizi buruk Orang 12 9 37 24 1
2 Jumlah balita Orang 23.493 23.224 22.937 23.803 23.886
3 Persentase balita gizi buruk Persen 0,051 0,039 0,161 0,101 0,004
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Secara umum, persentase balita gizi buruk di Kabupaten Rejang Lebong dalam kurun
waktu tahun 2016 hingga 2020 menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan
menurun, atau apabila ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan tercatat sebesar -46,49
persen per tahun. Pada tahun 2016, persentase balita gizi buruk di kabupaten ini tercatat

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-52
TAHUN 2021-2026
sebesar 0,051 persen, yang kemudian meningkat dengan cukup signifikan di tahun 2018
sebesar 77,71 persen per tahun menjadi 0,161 persen. Capaikan tersebut kemudian
menunjukkan perbaikan seiring dengan upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah,
sehingga berangsur menurun menjadi 0,004 persen di tahun 2020.

40 0.161 0.180
35 0.160
30 0.140
0.101 0.120
25
0.100
20
0.080
15 0.051
0.060
0.039
10 0.040
5 0.020
12 9 37 24 1
0 -
2016 2017 2018 2019 2020 0.004

Jumlah balita gizi buruk Persentase balita gizi buruk

Gambar 2. 18
Grafik Persentase Balita Gizi Buruk di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Berdasarkan informasi yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang


Lebong, pada tahun 2020, jumlah balita gizi buruk yang ditemukan di Kabupaten Rejang
Lebong hanya satu orang saja. Hal tersebut disebabkan karena situasi pandemi covid-19 yang
mengakibatkan sulitnya melakukan pendataan balita gizi buruk di kabupaten ini. Di luar
kondisi pandemi covid-19 ini, penurunan temuan capaian balita gizi buruk yang terus terjadi
secara keseluruhan disebabkan karena adanya kinerja kader masyarakat yang cukup baik
dalam melakukan pendataan serta sosialisasi ditingkat masyarakat, sehingga setiap ada
penemuan kasus langsung dapat dikonfirmasi dan dilaporkan langsung ke puskesmas. Adanya
dukungan dari pemerintah daerah dalam penanganan gizi buruk ini juga memiliki pengaruh
positif dalam penurunan persentase balita gizi buruk di Kabupaten Rejang Lebong.

6. Prevalensi Balita Gizi Kurang


Balita gizi kurang atau underweight adalah balita dengan status gizi menurut berat
badan (BB) dan umur (U) berada pada rentang Z-Score antara -2 SD dan -3SD. Salah satu
agenda SDGs adalah menurunkan prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita
menjadi 17 persen di tahun 2019 (agenda RPJMN 2014-2019), tujuannya adalah
menghilangkan gizi kurang di tahun 2030. Prevalensi balita gizi kurang diukur dari banyaknya
balita yang mengalami gizi kurang dari seluruh balita yang ada di Kabupaten Rejang Lebong.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-53
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 30
Prevalensi Balita Gizi Kurang di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah balita gizi kurang Orang 46 38 538 215 119
2 Jumlah balita Orang 23.493 23.224 22.937 23.803 23.886
3 Prevalensi balita gizi kurang Persen 0,196 0,164 2,346 0,903 0,498
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Secara umum, dalam lima tahun terakhir, capaian prevalensi balita gizi kurang di
Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan
meningkat. Adapun rata-rata pertumbuhan prevalensi balita gizi buruk dalam kurun waktu
tahun 2016 hingga 2020 adalah sebesar 26,30 persen per tahun. Pada tahun 2016, terdapat 46
balita atau 0,196 persen balita dalam status gizi kurang. Capaian tersebut meningkat dengan
sangat signifikan di tahun 2018, dengan rata-ratanya mencapai 246,11 persen per tahun
menjadi 2,346 persen. Selanjutnya, seiring dengan upaya yang dilakukan pemerintah untuk
menurunkan angka gizi kurang di kabupaten ini, maka pada tahun 2020 capaian prevalensi
balita gizi kurang di Kabupaten Rejang Lebong sebesar 0,498 persen atau sebanyak 119 balita
penderita gizi kurang.

600 2.346 2.500

500 2.000
400
1.500
300
0.903
1.000
200 0.498
0.196
0.164 0.500
100
46 38 538 215 119
0 -
2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah balita gizi kurang Prevalensi balita gizi kurang

Gambar 2. 19
Grafik Tren Prevalensi Balita Gizi Kurang di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Penurunan yang terus terjadi setiap tahunnya ini disebabkan adanya kader masyarakat
yang bekerja sangat baik di lapangan dimana setiap ada kasus balita gizi kurang dapat langsung
dilaporkan dan dimonitoring langsung oleh puskesmas sehingga proses penanganan kasus
menjadi lebih efektif. Kader masyarakat ini tersebar hampir di setiap dusun dan dengan
adanya dukungan yang cukup dari pemerintah memungkinkan penanganan kasus lebih baik.
Selain itu, Masalah gizi berkaitan dengan banyak faktor, baik internal (balita) maupun
eksternal (orang tua dan lingkungan). Faktor-faktor yang mungkin berpengaruh adalah
kurangnya asupan bergizi, sering sakit atau mengidap penyakit menahun sehingga nutrisi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-54
TAHUN 2021-2026
dalam tubuhnya tidak mencukupi untuk pertumbuhannya, tingkat pengetahuan orang tua
khususnya ibu yang kurang sehingga tidak terlalu memperhatikan asupan anaknya, kondisi ibu
yang juga kekurangan gizi sejak masa kehamilan. Faktor lingkungan seperti sanitasi, kualitas
air, kebiasaan masyarakat, dan sebagainya.

7. Prevalensi Stunting
Stunting adalah kondisi kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi
dalam waktu cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yaitu
tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Anak yang
mengalami stunting akan terlihat pada saat menginjak usia dua tahun. Kementerian Kesehatan
RI menyebut stunting adalah anak baduta dengan nilai z-skor untuk kategori tinggi badan per
umur (TB/U) kurang dari -2SD/standar deviasi (stunted) dan kurang dari -3SD (severely
stunted). Berdasarkan WHO, stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang
disebabkan kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi yang tak memadai.
Baduta stunting di masa yang akan datang akan mengalami kesulitan dalam mencapai
perkembangan fisik dan kognitif yang optimal.
Tabel 2. 31
Prevalensi Stunting Pada Anak Bawah Dua Tahun di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah baduta kategori stunting Orang N/A 1.788 399 207 205
2 Jumlah baduta Orang N/A 6.186 5.429 7.481 8.133
Prevalensi Stunting Persen 28,00 28,90 7,35 2,77 2,52
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, capaian prevalensi stunting (pendek dan
sangat pendek) pada anak bawah dua tahun (baduta) di Kabupaten Rejang Lebong
menunjukkan besaran yang semakin menurun (membaik). Hal ini terlihat dari penurunan
prevalensi stunting pada tahun 2020 yang tercatat sebesar 2,52 persen, dimana pada tahun
2016 capaian indikator ini mencapai 28,00 persen. Penurunan signifikan yang ditunjukkan
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -45,22 persen per tahun ini merupakan buah hasil
kerja keras yang dilakukan oleh para pemangku kepentingan untuk menekan dan menurunkan
angka stunting pada anak baduta di Kabupaten Rejang Lebong ini.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-55
TAHUN 2021-2026
500 40.00
28.90 399
400 28.00
30.00
300
207 205 20.00
200
7.35
100 2.77 2.52 10.00

0 0.00
2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah baduta kategori stunting


Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak baduta

Gambar 2. 20
Grafik Prevalensi Stunting Pada Anak Baduta di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Kondisi kesehatan dan gizi ibu sebelum dan saat kehamilan serta setelah persalinan
mempengaruhi pertumbuhan janin dan risiko terjadinya stunting. Faktor lainnya pada ibu
yang mempengaruhi adalah postur tubuh ibu (pendek), jarak kehamilan yang terlalu dekat,
usia ibu yang masih remaja, serta asupan nutrisi yang kurang pada saat kehamilan. Menurut
Bidang Promkes Kementerian Kesehatan Indonesia, pencegahan stunting dapat dilakukan
dengan memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil, memberikan ASI Eksklusif hingga enam bulan,
memberikan MPASI yang sehat, terus memantau tumbuh kembang anak terutama tinggi badan
dan berat badan, dan selalu jaga kebersihan lingkungan. Salah satu studi yang pernah
dilakukan oleh sebuah lembaga pendidikan, menyebutkan diare merupakan faktor ketiga yang
menyebabkan gangguan kesehatan tersebut. Sementara salah satu pemicu diare datang dari
paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh manusia.
Hasil survei status gizi balita Indonesia tahun 2019 menunjukkan prevalensi stunting
di Indonesia tercatat sebesar 27,67 persen, dan diharapkan turun hingga angka 27,1 persen
pada akhir 2020, sesuai target Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2020. Target penurunan
tersebut sejalan dengan amanat Presiden RI untuk menekan angka stunting hingga ke angka
14 persen, sesuai amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-
2024. Posisi stunting di Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2020, jika mengacu pada target
penurunan dalam RKP 2020 dan RPJMN 2020-2024, telah mampu mencapai target. Meskipun
demikian, pemerintah daerah harus tetap mempertahankan capaian tersebut.

8. Cakupan Desa Siaga Aktif


Berdasarkan Kementerian Kesehatan, cakupan desa siaga aktif adalah desa yang
mempunyai Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan
berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan
kegawatdaruratan, surveilance berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-56
TAHUN 2021-2026
(gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) dibandingkan dengan jumlah desa siaga yang dibentuk.
Tabel 2. 32
Cakupan Desa Siaga Aktif di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah desa siaga aktif Desa/Kel 100 70 0 0 0
2 Jumlah desa siaga yang dibentuk Desa/Kel 56 0 0 0 0
3 Cakupan desa siaga aktif Persen 178,57 - - - -
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Pada tahun 2016, terlihat bahwa cakupan desa siaga aktif di Kabupaten Rejang Lebong
tercatat sangat tinggi yakni sebesar 178,57 persen. Berdasarkan informasi yang didapatkan
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, hal tersebut disebabkan karena adanya
sumber pendanaan dalam rangka pembentukan dan pembinaan desa siaga aktif baik dana dari
pusat, provinsi, dan kabupaten, sehingga tercapai pembentukan desa siaga aktif di Kabupaten
Rejang Lebong. Selanjutnya, pada tahun 2017 desa siaga aktif mengalami penurunan jumlah
menjadi 70 desa desa dan tidak ada desa siaga yang terbentuk di tahun itu. Pada tahun 2018
sampai dengan 2020 pencapaian desa siaga aktif nol karena terjadi perubahan program,
seiringan dengan perubahan kebijakan program dari pusat, provinsi dan kabupaten maka
program desa siaga digantikan dengan program gerakan masyarakat hidup sehat .

9. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja


Angkatan kerja terdiri dari penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang bekerja atau
punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja, dan pengangguran. Jumlah angkatan kerja
di Kabupaten Rejang Lebong dalam kurun waktu 2016 hingga 2020 selalu mengalami
peningkatan dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 2,98 persen per tahun. Begitu pula
dengan jumlah penduduk berusia 15 tahun ke atas yang selalu mengalami peningkatan dengan
pertumbuhan rata-rata sebesar 2,45 persen per tahun.
Tabel 2. 33
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Pertumbuhan Rata-
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
Rata (%/Tahun)
1 Jumlah angkatan 142.543 144.583 146.126 146.332 160.288 2,98
kerja (orang)
2 Jumlah penduduk 15 186.691 188.577 190.217 191.734 205.673 2,45
tahun ke atas (orang)
3 Tingkat Partisipasi 76,35 76,67 76,82 76,32 77,93 0,51
Angkatan Kerja
(persen)
Sumber: Disnakertrans Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan persentase jumlah angkatan


kerja dibandingkan dengan jumlah penduduk berusia 15 tahun ke atas. Dalam kurun waktu
tahun 2016 hingga 2020, TPAK di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-57
TAHUN 2021-2026
fluktuatif dengan kecenderungan meningkat, yang ditunjukkan dengan pertumbuhan rata-rata
sebesar 0,51 persen per tahun. Pada tahun 2016, TPAK Kabupaten Rejang Lebong sebesar
76,35 persen dan meningkat menjadi 77,93 persen di tahun 2020. Adapun grafik Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja Kabupaten Rejang Lebong tahun 2016-2020 dapat dilihat pada
gambar berikut.

78.50
77.93
78.00

77.50
TPAK (persen)

77.00 76.82
76.67
76.35 76.32
76.50

76.00

75.50
2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 2. 21
Grafik Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: Disnakertrans Kabupaten Rejang Lebong, 2021

10. Tingkat Pengangguran Terbuka


Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dalam indikator ketenagakerjaan, pengangguran
merupakan penduduk yang tidak bekerja namun sedang mencari pekerjaan atau sedang
mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah
diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja. Jumlah pengangguran terbuka di Kabupaten
Rejang Lebong dalam kurun waktu 2016 hingga 2020 berfluktuasi dengan kecenderungan
menurun dan memiliki pertumbuhan rata-rata sebesar -2,82 persen per tahun.
Tabel 2. 34
Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Pertumbuhan Rata-
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
Rata (%/Tahun)
1 Jumlah pengangguran 5.909 4.333 2.470 4.156 5.927 0,08
terbuka (orang)
2 Jumlah penduduk 15 142.543 144.583 146.126 146.332 160.288 2,98
tahun ke atas (orang)
3 Tingkat Pengangguran 4,15 3,00 1,69 2,84 3,70 -2,82
Terbuka (persen)
Sumber: Disnakertrans Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan persentase jumlah pengangguran


terbuka dibandingkan dengan jumlah penduduk angkatan kerja. Pada tahun 2016 sampai
2020, TPT di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan
kecenderungan menurun, yang ditunjukkan dengan pertumbuhan rata-rata sebesar -2,82

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-58
TAHUN 2021-2026
persen per tahun. Pada tahun 2016, TPT Kabupaten Rejang Lebong sebesar 4,15 persen dan
turun menjadi 3,70 persen di tahun 2020. Lebih lanjut mengenai Tingkat Pengangguran
Terbuka Kabupaten Rejang Lebong tahun 2016-2020 dapat dilihat pada gambar berikut.

4.50 4.15
4.00 3.70
3.50 3.00
2.84
3.00
TPT (persen)

2.50
2.00 1.69
1.50
1.00
0.50
0.00
2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 2. 22
Grafik Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: Disnakertrans Kabupaten Rejang Lebong, 2021

11. Rasio Penduduk yang Bekerja


Rasio penduduk yang bekerja adalah hasil perhitungan dari jumlah penduduk yang
bekerja dibagi angkatan kerja. Jumlah penduduk yang bekerja berbanding terbalik dengan
jumlah pengangguran, semakin besar persentase jumlah penduduk yang bekerja maka
semakin kecil jumlah pengangguran. Rasio penduduk yang bekerja di Kabupaten Rejang
Lebong mengalami peningkatan pada tahun 2016 sampai 2018, kemudian mengalami
penurunan di tahun 2019 sampai 2020 dengan pertumbuhan rata-rata sebesar -0,03 persen
per tahun.
Tabel 2. 35
Rasio Penduduk yang Bekerja Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Pertumbuhan
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 Rata-Rata
(%/Tahun)
1 Penduduk bekerja (orang) 137.445 140.250 143.656 142.176 154361 2,94
2 Angkatan kerja (orang) 142.543 144.583 146.126 146.332 160.288 2,98
3 Rasio penduduk bekerja 96,42 97,00 98,31 97,16 96,30 -0,03
(persen)
Sumber: Disnakertrans Kabupaten Rejang Lebong, 2021

12. Rasio Kesempatan Kerja terhadap Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas


Rasio kesempatan kerja menunjukkan besarnya persentase angkatan kerja yang
bekerja. Peningkatan kesempatan kerja berkorelasi dengan penurunan tingkat pengangguran.
Rasio kesempatan kerja yang tinggi mengindikasikan kesempatan kerja yang tinggi pula. Ada
beberapa hal yang dapat mendorong perubahan pada kesempatan kerja, di antaranya adalah
kondisi perekonomian, pertumbuhan penduduk, produktivitas sumber daya manusia, tingkat

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-59
TAHUN 2021-2026
upah, dan struktur umur penduduk. Rasio kesempatan kerja di Kabupaten Rejang Lebong
memiliki pertumbuhan rata-rata yang positif yaitu sebesar 0,48 persen per tahun. Tren rasio
kesempatan kerja Kabupaten Rejang Lebong selalu meningkat dan hanya menurun di tahun
2019. Penurunan ini tidak begitu besar akan tetapi perlu menjadi catatan bagi Pemerintah
Kabupaten Rejang Lebong untuk memberi perhatian penuh pada kesempatan kerja penduduk
di Rejang Lebong. Lebih lanjut mengenai rasio kesempatan kerja di Kabupaten Rejang Lebong
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. 36
Rasio Kesempatan Kerja terhadap Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Pertumbuhan
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 Rata-Rata
(%/Tahun)
1 Kesempatan kerja (orang) 137.445 140.250 143.656 142.176 154.361 2,94
2 Jumlah penduduk usia 15 tahun
ke atas (orang) 186.691 188.577 190.217 191.734 205.673 2,45
3 Rasio kesempatan kerja
(persen) 73,62 74,37 75,52 74,15 75,05 0,48
Sumber: Disnakertrans Kabupaten Rejang Lebong, 2021
*) Angka kesempatan kerja didekati dengan angka penduduk yang bekerja

13. Proporsi Tenaga Kerja yang Berusaha Sendiri dan Pekerja Bebas Keluarga
terhadap Total Kesempatan Kerja
Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total
kesempatan kerja merupakan persentase tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja
bebas keluarga dibandingkan dengan total kesempatan kerja. Di Kabupaten Rejang Lebong,
proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total
kesempatan kerja berfluktuatif dengan kecenderungan meningkat yang ditunjukkan dengan
capaian pertumbuhan rata-rata sebesar 3,31 persen per tahun. Pada tahun 2016, proporsi
tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan
kerja di Kabupaten Rejang Lebong adalah sebesar 15,03 persen, kemudian mengalami
kenaikan dan penurunan tiap tahun hingga menjadi 17,12 persen pada tahun 2020. Adapun
proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total
kesempatan kerja dapat dilihat pada tabel berikut.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-60
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 37
Proporsi Tenaga Kerja yang Berusaha Sendiri dan Pekerja Bebas Keluarga terhadap Total
Kesempatan Kerja Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Pertumbuhan
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 Rata-Rata
(%/Tahun)
1 Tenaga kerja yang berusaha 20.655 22.950 19.053 19.444 26.425 6,35
sendiri dan pekerja bebas
keluarga (orang)
2 Total kesempatan kerja 137.445 140.250 143.656 142.176 154.361 2,94
(orang)
3 Proporsi tenaga kerja yang 15,03 16,36 13,26 13,68 17,12 3,31
berusaha sendiri dan pekerja
bebas keluarga terhadap total
kesempatan kerja (persen)
Sumber: Disnakertrans Kabupaten Rejang Lebong, 2021

14. Indeks Kepuasan Masyarakat


Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dimaknai sebagai suatu data dan informasi
mengenai tingkat kepuasan masyarakat, diperoleh dari hasil pengukuran kuantitatif dan
kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur
penyelenggara pelayanan publik yakni dengan membandingkan antara harapan dan
kebutuhannya. IKM berperan sebagai tolok ukur penilaian tingkat kualitas pelayanan yang
diberikan instansi pemerintah kepada masyarakat. Lebih lanjut, data IKM dapat dipergunakan
sebagai bahan penilaian terhadap unsur pelayanan yang masih perlu diperbaiki dan
ditingkatkan kualitas pelayanannya.
Tabel 2. 38
Indeks Kepuasan Masyarakat Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Survei Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat Ada Ada Ada Ada Ada
Jumlah OPD Pelaksana Survei IKM 1 13 7 15 21
2 Nilai Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat 82,45 77,02 75,7 75,67 80,68
Mutu Pelayanan A B B B B
Kinerja Unit Pelayanan Sangat Baik Baik Baik Baik Baik
Sumber: Sekretariat Daerah Bagian Organisasi Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020 survei IKM yang dilaksanakan oleh OPD
pelaksana dengan jumlah yang tidak tetap setiap tahunnya. Dalam Dokumen LAKIP Kabupaten
Rejang Lebong 2020, disebutkan bahwa IKM tahun 2020 diperoleh dari survei terhadap
sembilan kategori di antaranya: persyaratan, prosedur, waktu pelayanan, biaya/tarif, produk
pelayanan, kompetensi pelaksana, perilaku pelaksana, sarana dan prasarana serta penanganan
pengaduan. Secara umum, capaian nilai IKM Kabupaten Rejang Lebong dari tahun 2016 hingga
2020 menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun. Pada tahun
2017, terjadi penurunan sebesar -6,59 persen dari tahun sebelumnya, yakni sebesar 82,45 di
tahun 2016 turun menjadi 77,02 di tahun 2017. Capaian tersebut kemudian berfluktuasi
hingga tahun 2020 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,56 persen per tahun menjadi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-61
TAHUN 2021-2026
80,68. Capaian tersebut mengindikasikan bahwa Unit Pelayanan di Kabupaten Rejang Lebong
mulai melakukan pembenahan dan fokus dalam peningkatan pelayanan terhadap masyarakat.

15. Pencapaian Skor Pola Pangan Harapan (PPH)


Skor Pola Pangan Harapan (PPH) merupakan salah satu parameter yang digunakan
untuk mengetahui jumlah, mutu, gizi dan keberagaman pangan dan melalui pendekatan PPH
pula kualitas konsumsi pangan penduduk dapat dicerminkan dari besaran skor pola pangan
harapan. Skor maksimal atau skor ideal PPH adalah 100 sehingga semakin tinggi skor PPH
maka merujuk pada konsumsi pangan yang semakin beragam dan bergizi seimbang. Dalam
Dokumen LAKIP Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Rejang Lebong 2020 disebutkan bahwa
pola pangan harapan merupakan susunan beragam pangan yang didasarkan atas proporsi
keseimbangan energi dari berbagai kelompok pangan yang ada di Kabupaten Rejang Lebong.
Tabel 2. 39
Pencapaian Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Pencapaian Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 75,6 81,1 79,8 79,3 79,3
Sumber: Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Secara umum, dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, pencapaian skor Pola
Pangan Harapan (PPH) di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif
dengan kecenderungan meningkat, yang apabila dilihat dari rata-rata pertumbuhannya,
capaian tersebut bertumbuh sebesar 1,20 persen per tahun. Capaian PPH di Kabupaten Rejang
Lebong menunjukkan capaian tertingginya dalam lima tahun terakhir pada tahun 2017 yakni
sebesar 81,10, atau meningkat sebesar 7,28 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat
sebesar 75,60. Meningkatnya capaian PPH di kabupaten ini tidak berlangsung pada tahun-
tahun setelahnya, hal tersebut terlihat dari menurunnya capaian PPH dalam empat tahun
terakhir dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -0,75 persen per tahun menjadi 79,30 di tahun
2020.
Fluktuasi capaian skor PPH tersebut dipengaruhi oleh beberapa alternatif di antaranya
jumlah anggota keluarga, tingkat pendapatan rumah tangga, pendidikan, dan pantangan
makanan. Capaian skor PPH di Kabupaten Rejang Lebong dalam lima tahun terakhir yang
berada pada rentang 75,60 – 81,10 dikategorikan belum ideal. Hal ini mengindikasikan bahwa
mutu/kualitas konsumsi pangan dan pola konsumsi masyarakat Kabupaten Rejang Lebong
belum dapat dikatakan memenuhi standar beragam, bergizi, dan seimbang (B2SA).
Lebih lanjut, disebutkan pula pada Dokumen LAKIP Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Rejang Lebong 2020 bahwa kondisi saat ini pola konsumsi pangan di Kabupaten
Rejang lebong masih terdapat ketimpangan, yakni masih tingginya konsumsi pangan utama. Di

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-62
TAHUN 2021-2026
lain pihak, konsumsi pangan hewani, umbi-umbi serta sayur dan buah masih rendah dan
pemanfaatan sumber-sumber pangan lokal (umbi dan jagung) pun masih rendah. Untuk
kondisi tahun 2020 telah terjadi penurunan pola konsumsi sebagai akibat adanya pandemi
covid-19.

16. Penguatan Cadangan Pangan


Penguatan cadangan pangan merupakan salah satu aspek dalam upaya memantapkan
ketahanan pangan yang dilandasi kedaulatan dan kemandirian pangan. Merujuk pada
Dokumen LAKIP Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Rejang Lebong 2020, Dinas Ketahanan
Pangan Kabupaten Rejang Lebong didirikan pada tanggal 17 Desember 2016. Lebih lanjut,
kegiatan penguatan cadangan pangan ini baru diadakan pada tahun 2017 sehingga tren
persentasenya pada tahun 2017-2019 belum dapat dilihat terlebih penguatan cadangan
pangan perlu adanya stok-stok pangan handal dalam mewujudkan masyarakat sejahtera dan
aman.
Tabel 2. 40
Penguatan Cadangan Pangan Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Penguatan Cadangan Pangan (persen) N/A 0 0 0 12,8
Sumber: Dokumen LAKIP Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Rejang Lebong, 2020
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Berdasarkan Dokumen LAKIP Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Rejang Lebong


2020, disebutkan bahwa realisasi penguatan cadangan pangan sebesar 12,8 persen tersebut
terjadi karena adanya dampak bencana nasional (pandemi covid-19). Penguatan cadangan
pangan tersebut diperoleh dari berbagai sumber di antaranya:
a. pada Dinas Ketahanan Pangan penguatan cadangan pangan awalnya sebesar dua ton
kemudian menjadi 59 ton,
b. pada Dinas Sosial awalnya hanya bersumber dari bantuan pangan kemudian terjadi
penambahan penguatan cadangan pangan sebesar 11.000 KK, dan
c. pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi awalnya tidak ada penguatan cadangan
pangan tetapi kemudian mendapat kegiatan penguatan cadangan pangan berupa
bantuan sembako untuk 17.000 KK.

17. Penanganan Daerah Rawan Pangan


Penanganan daerah rawan pangan merupakan salah satu indikator untuk peningkatan
ketahanan pangan juga salah satu aspek dalam upaya memantapkan ketahanan pangan yang
dilandasi kedaulatan dan kemandirian pangan. Berdasarkan Dokumen LAKIP Dinas Ketahanan
Pangan Kabupaten Rejang Lebong 2020, telah terlaksana sejumlah desa rawan pangan yang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-63
TAHUN 2021-2026
ditangani dan dibina dalam pemanfaatan bahan serta terlaksananya kegiatan pelatihan
pengembangan olahan pangan alternatif. Hingga tahun 2020, penanganan desa rawan pangan
ini berhasil dilaksanakan pada empat Kelompok Wanita Tani (KWT), di antaranya:
a. KWT Tunas Baru, Desa Kayu Manis, Kec. Selupu Rejang;
b. KWT Desa Pering, Desa Pering, Kec. Sindang Beliti Ilir;
c. KWT Kasih Ibu, Desa Durian Masa, Kec. Kota Padang; dan
d. KWT Sumber Rezeki, Desa Tak toi, Kec. Padang Ulak Tanding.

Berdasarkan Dokumen LAKIP Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Rejang Lebong


tahun 2017-2020 dipaparkan pula mengenai persentase penanganan daerah rawan pangan.
Dalam kurun waktu tahun 2017-2020 capaian penanganan daerah rawan pangan mengalami
fluktuasi dengan rata-rata 69,19 persen. Lebih lanjut, capaian indikator ini menurun secara
signifikan dari tahun 2019 ke 2020 dari 100 persen menjadi 9,27 persen sebagaimana
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2. 41
Persentase Penanganan Daerah Rawan Pangan Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Persentase Penanganan Daerah Rawan Pangan (persen) N/A 99,11 68,39 100 9,27
Sumber: Dokumen LAKIP Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Rejang Lebong, 2020
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

18. Produksi Sektor Pertanian


Indikator produksi sektor pertanian pada suatu daerah dihitung dengan tujuan untuk
mengukur kemampuan daerah dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduknya, khususnya
pada komoditas pangan utama, palawija, serta hortikultura sayuran dan buah-buahan. Dalam
kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, jumlah produksi padi sawah di Kabupaten Rejang
Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun, yang
ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -18,15 persen per tahun. Pada tahun 2017,
terjadi peningkatan sebesar 0,86 persen dari tahun sebelumnya, dimana produksi padi sawah
tercatat sebanyak 121.239 ton meningkat dari 120.211 ton di tahun 2016. Capaian tersebut
kemudian menunjukkan penurunan dalam empat tahun terakhir sebesar -23,65 persen per
tahun menjadi 53.958 ton di tahun 2020. Menurunnya produksi padi sawah di kabupaten ini
dipengaruhi oleh menurunnya luasan padi sawah di Kabupaten Rejang Lebong. Berdasarkan
informasi yang didapatkan dari Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong, luas
sawah di kabupaten ini dalam dua tahun terakhir menyusut sebanyak 41,86 persen, atau dari
9.556 hektare di tahun 2019 turun menjadi 5.556 hektare di tahun 2020.
Berbanding terbalik dengan jumlah produksi padi sawah, besaran produksi padi
ladang di Kabupaten Rejang Lebong dalam lima tahun terakhir menunjukkan besaran

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-64
TAHUN 2021-2026
fluktuatif dengan kecenderungan meningkat, yang ditunjukkan dengan rata-rata produksi
sebesar 96 persen per tahun. Jumlah produksi padi ladang di kabupaten ini menunjukkan
penurunan yang signifikan pada tahun 2017, dimana jumlah produksinya menurun hingga -
89,81 persen dari tahun sebelumnya, dimana produksi padi ladang di tahun 2016 tercatat
sebesar 216 ton dan turun menjadi 22 ton di tahun 2017. Capaian produksi padi ladang di
kabupaten ini menunjukkan peningkatan hingga tahun 2019 dengan sangat signifikan bahkan
mencapai 1.471,91 persen per tahun dengan jumlah produksi sebesar 5.436 ton. Selanjutnya,
pada tahun berikutnya capaian tersebut menurun sebesar -41,35 persen menjadi 3.188 ton.
Pengembangan dan budidaya tanaman padi di Kabupaten Rejang Lebong dilakukan di
Kecamatan Curup Utara, Curup Selatan, Kota Padang, Sindang Beliti Ulu, Sindang Beliti Ilir, dan
Curup Timur.
Tabel 2. 42
Produksi Komoditas Makanan Utama (ton) Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Padi Sawah 120.211 121.239 116.310 86.421 53.958
2 Padi ladang 216 22 44 5.436 3.188
Jumlah 120.427 121.261 116.354 91.857 57.146
Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Secara umum, produksi komoditas palawija tahun 2016-2020 menunjukkan tren


fluktuatif cenderung menurun begitu juga dengan luas tanam maupun luas panennya. Sempat
meningkat di tahun 2017, produksi jagung mengalami penurunan signifikan hingga tahun
2020 dengan rata-rata produksi sebesar 25.879,17 ton. Kedelai mengalami kenaikan tajam
mencapai 830,20 ton di tahun 2018 tetapi kemudian anjlok besar-besaran hingga tahun 2020.
Apabila dirata-rata, produksi kedelai tahun 2016-2020 mencapai 255,85 ton. Kacang tanah dan
ubi kayu mengalami penurunan yang signifikan sepanjang tahun 2016-2020 begitu juga
dengan kacang hijau. Rata-rata produksi kacang tanah, kacang hijau,dan ubi kayu berturut-
turut 587,52 ton; 34,80 ton; dan 986,71 ton. Di lain pihak, produksi ubi jalar cenderung
meningkat hingga tahun 2020 dan hanya mengalami penurunan di tahun 2019. Rata-rata
produksi ubi jalar dalam lima tahun terakhir mencapai 1.137,66 ton.
Apabila mencermati tabel produksi komoditas palawija berikut, dijumpai penurunan
produksi yang tajam dan signifikan hampir di seluruh komoditasnya. Dinas Pertanian dan
Perikanan Kabupaten Rejang Lebong menyampaikan bahwa angka produksi yang mengalami
penurunan tajam tersebut dilatarbelakangi oleh tingginya biaya produksi komoditas yang
bersangkutan sehingga komoditas tersebut hanya sedikit ditanam atau bahkan sudah tidak
dibudidayakan lagi.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-65
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 43
Produksi Komoditas Palawija (ton) Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jagung 31.233,67 31.831,16 25.191,02 23.361 17.779
2 Kedelai 423,8 6,31 836,51 6,32 6,31
3 Kacang Tanah 813,78 744.11 753.72 358 268
4 Kacang Hijau 53 41 32 43 5
5 Ubi Kayu 1.698,62 1.472,60 1.202,35 312 248
6 Ubi Jalar 1.426,04 1.457,18 1.687,07 520 598
Sumber: Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Pada dokumen Renstra Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong
tahun 2017-2021 disebutkan bahwa terdapat beberapa komoditas yang direncanakan untuk
dibuat sentralisasi pusat produksi di antaranya: komoditas cabai, kentang, kol (kubis) dan kol
kembang. Wilayah pengembangan tanaman cabai di Kabupaten Rejang Lebong ditempatkan
dibeberapa wilayah antara lain: Selupu Rejang, Bermani Ulu, Sindang Kelingi, Bermani Ulu
Raya, Curup Utara dan Curup Timur. Untuk komoditas kentang, wilayah pengembangannya
meliputi Kecamatan Selupu Rejang, Sindang Kelingi, dan Bermani Ulu Raya. Sementara
komoditas kol (kubis) dan kol kembang direncanakan dikembangkan di Kecamatan Selupu
Rejang, Sindang Kelingi, Bernai Ulu, Bermani Ulu Raya, Curup Utara, Curup Timur.
Oleh karena keterbatasan kelengkapan data produksi pertanian yang bersumber dari
Dinas Pertanian dan Perikanan, maka disertakan pula data produksi pertanian yang
bersumber dari Dokumen Publikasi Rejang Lebong Dalam Angka Tahun 2018-2021. Pada tabel
berikut dijumpai bahwa data di tahun 2016 tidak tersedia sedangkan data tahun 2017 hanya
tersedia sebagian saja. Hal tersebut disebutkan pada Dokumen Publikasi Rejang Lebong Dalam
Angka bahwa data di tahun 2016 dan 2017 tidak dirilis. Oleh sebab itu, pada tabel berikut
secara garis besar hanya dapat dibandingkan data pada tahun 2018 hingga 2020.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-66
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 44
Produksi Hortikultura Sayuran di Kabupaten Rejang Lebong (ton) Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Bawang Daun/Wlech Onion N/A N/A 20.050,80 15.962,30 16.780,80
2 Bawang Merah/Shallot N/A 219,7 216,10 179,10 271,60
3 Bawang Putih/Garlic N/A N/A N/A 49,50 516,10
4 Bayam/Spinach N/A N/A 113,30 75,60 78,20
5 Buncis/Green Bean N/A N/A 20.810,50 22.958,80 26.555,30
6 Cabai Besar/Chili (Capsicum Annum) N/A N/A 25.754,30 27.602,50 30.903,00
7 Cabai Rawit/Chili (Capsicum Frustescens) N/A N/A 5.108,40 5.615,20 7.986,30
8 Cabai/Chili N/A 21.586,90 30.862,70 33.217,70 38.889,30
9 Jamur/Mushroom N/A N/A N/A N/A N/A
10 Kacang Merah/Red Bean N/A N/A 660,20 750,50 1.012,40
11 Kacang Panjang/Yarldlong Bean N/A N/A 2.489,70 2.746,00 3.345,40
12 Kangkung/Kangkong N/A N/A 1.828,00 1.564,60 1.896,50
13 Kembang Kol/Cauliflower N/A N/A 11.631,80 10.667,80 11.808,90
14 Kentang/Potato N/A 5.971,8 5.958,10 3.737,50 3.385,00
15 Ketimun/Cucumber N/A N/A 6.177,90 7.789,40 10.023,60
16 Kubis/Cabbage N/A 77.222,60 73.446,60 65.020,20 72.353,20
17 Labu Siam/Chayote N/A N/A 6.441,50 5.897,90 8.931,50
18 Lobak/Radish N/A N/A N/A N/A N/A
19 Paprika/Bell Pepper N/A N/A N/A N/A N/A
20 Petsai/Chinese Cabbage N/A 29.164,70 29.197,40 28.793,00 32.692,30
21 Terung/Eggplant N/A N/A 45.323,60 50.140,00 62.410,50
22 Tomat/Tomato N/A N/A 15.170,50 16.122,20 19.860,60
23 Wortel/Carrot N/A N/A 36.329,00 35.208,20 40.007,00
24 Jengkol/Jengkol N/A N/A 1.590,70 1.788,80 1.323,90
25 Melinjo/Melinjo N/A N/A 148,50 144,60 111,90
26 Petai/Twisted Cluster Bean N/A N/A 1.118,40 4.357,30 1.032,60
Sumber: Dokumen Publikasi Rejang Lebong Dalam Angka Tahun 2018-2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Terdapat lima komoditas hortikultura sayuran dengan produksi tertinggi di Kabupaten


Rejang Lebong, diantaranya yakni kubis, terung, wortel, cabai, dan petsai. Komoditas kubis
dalam empat tahun terakhir memiliki jumlah produksi komoditas hortikultura tertinggi
dengan jumlah produksi mencapai 72.353,20 ton di tahun 2020, meskipun jika dilihat
capaiannya, produksi komoditas ini menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan
kecenderungan menurun yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -2,15
persen per tahun. Berbeda dengan komoditas kubis yang menunjukkan kecenderungan
menurun, produksi komoditas terung dalam tiga tahun terakhir menunjukkan besaran yang
meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 17,35 persen pertahun, dimana pada tahun
2018 produksi komoditas ini sebesar 45.323,60 ton dan meningkat menjadi 62.410,50 ton di
tahun 2020.
Sama halnya dengan komoditas terung, tiga komoditas dengan produksi tertinggi di
Kabupaten Rejang Lebong juga menunjukkan kecenderungan meningkat. Produksi komoditas
wortel meningkat 4,94 persen per tahun dalam tiga tahun terakhir, yakni sebesar 36.329 ton
di tahun 2018 meningkat menjadi 40.007 ton di tahun 2020. Produksi komoditas cabai
meningkat 21,68 persen per tahun dalam empat tahun terakhir, dengan jumlah produksi
sebesar 21.586,90 ton di tahun 2016 meningkat menjadi 38.889,30 ton di tahun 2020.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-67
TAHUN 2021-2026
Selanjutnya, produksi komoditas petsai meningkat 3,88 persen per tahun dalam empat tahun
terakhir dengan jumlah produksi sebesar 29.164,70 ton di tahun 2017 meningkat menjadi
32.692,30 ton di tahun 2020.
Berdasarkan rata-rata pertumbuhannya, terdapat tiga komoditas hortikultura sayuran
yang meningkat cukup signifikan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Ketiga komoditas
tersebut antara lain ketimun, cabai rawit, dan kacang merah. Dalam tiga tahun terakhir,
komoditas ketimun memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar 27,38 persen per tahun, dengan
jumlah produksi sebanyak 6.177,90 ton di tahun 2018 menjadi 10.023,60 ton di tahun 2020.
Komoditas cabai rawit dalam kurun waktu yang sama menunjukkan rata-rata pertumbuhan
sebesar 25,03 persen per tahun, dengan jumlah produksi sebesar 5.108,40 ton di tahun 2018
meningkat menjadi 7.986,30 ton. Sementara komoditas kacang merah memiliki rata-rata
pertumbuhan sebesar 23,83 persen per tahun dalam tiga tahun terakhir dengan jumlah
produksi sebanyak 660,20 ton di tahun 2018 menjadi 1.012,40 ton di tahun 2020.
Tabel 2. 45
Produksi Hortikultura Buah-buahan di Kabupaten Rejang Lebong (ton) Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Alpukat/Avocado N/A N/A 4.799,80 4.846,10 4.357,30
2 Anggur/Grape N/A N/A N/A N/A N/A
3 Apel/Apple N/A N/A N/A N/A N/A
4 Belimbing/Star Fruit N/A N/A 123,50 76,30 48,00
5 Duku/Langsat/Kokosan/Duku N/A N/A 47,40 56,50 26,40
6 Durian/Durian N/A 1.183 5.315,90 5.898,90 3.651,00
7 Jambu Air/Rose Apple N/A N/A 227,40 210,50 191,10
8 Jambu Biji/Guava N/A N/A 267,70 230,50 220,00
9 Jeruk Besar/Pomelo N/A N/A 127,70 122,40 102,20
10 Jeruk Siam/Keprok/ Tangerine/Orange N/A N/A 913,20 1.473,70 1.788,10
11 Jeruk/Orange ( Tangerine + Pomelo ) N/A 516,30 1.040,90 1.596,10 1.961,30
12 Mangga/Mango N/A 1.242,50 1.572,00 1.640,50 942,00
13 Manggis/Mangosteen N/A N/A 1.703,10 1.693,10 1.146,20
14 Markisa/Marquisa N/A N/A 3,20 3,60 3,20
15 Nangka/Cempedak/Jack Fruit N/A N/A 2.608,80 2.800,40 2.297,70
16 Nenas/Pineapple N/A 81,10 104,10 104,50 79,90
17 Pepaya/Papaya N/A 615,40 1.449,20 1.484,00 1.100,60
18 Pisang/Banana N/A 2.403,80 12.464,10 12.931,80 9.932,40
19 Rambutan/Rambutan N/A N/A 4.239,00 4.218,10 3.026,60
20 Salak/Salacca N/A N/A 98,60 108,70 93,00
21 Sawo/Sapodilla/Star Apple N/A N/A 529,70 536,40 451,40
22 Sirsak/Soursop N/A N/A 113,90 132,30 124,00
23 Sukun/Bread Fruit N/A N/A N/A 75,60 63,70
24 Blewah/Cantaloupe N/A N/A N/A N/A N/A
25 Melon/Melon N/A N/A N/A N/A N/A
26 Semangka/Watermelon N/A N/A N/A N/A N/A
27 Stroberi/Strawberry N/A N/A N/A 19,90 28,20
Sumber: Dokumen Publikasi Rejang Lebong Dalam Angka Tahun 2018-2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Berdasarkan produksinya dalam tiga tahun terakhir, terdapat empat komoditas


hortikultura buah-buahan yang memiliki produksi tertinggi di Kabupaten Rejang Lebong.
Keempat komoditas tersebut adalah pisang, alpukat, durian, dan rambutan. Komoditas pisang
memiliki produksi sebanyak 9.932,40 ton di tahun 2020. Besaran tersebut menunjukkan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-68
TAHUN 2021-2026
kecenderungan menurun dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -10,73 persen per tahun,
dimana pada tahun 2018 produksinya mampu mencapai 13.464,10 ton. Dalam kurun waktu
yang sama, produksi komoditas alpukat menunjukkan kecenderungan menurun dengan rata-
rata pertumbuhan sebesar -4,72 persen per tahun, dimana jumlah produksi komoditas ini
sebesar 4.799,80 ton di tahun 2018 menjadi 4.357,30 ton di tahun 2020.
Sama halnya dengan komoditas pisang dan alpukat, produksi komoditas durian dalam
tiga tahun terakhir juga menunjukkan kecenderungan menurun yang ditunjukkan dengan rata-
rata pertumbuhan sebesar -17,13 persen per tahun, dimana pada tahun 2018 produksinya
mencapai 5.315,90 ton menjadi 3.651 ton di tahun 2020. Produksi komoditas rambutan
menunjukkan penurunan yang cukup signifikan pula dalam tiga tahun terakhir, yakni sebesar
4.239 ton di tahun 2018 yang turun dengan rata-rata pertumbuhan -15,50 persen per tahun
menjadi 3.026,60 ton di tahun 2020. Sementara itu, dilihat secara keseluruhan, hanya terdapat
dua komoditas hortikultura buah-buahan yang memiliki produksi dengan kecenderungan
meningkat dalam tiga tahun terakhir. Kedua komoditas tersebut adalah komoditas jeruk
siam/keprok dan komoditas jeruk. Produksi komoditas jeruk siam/keprok memiliki rata-rata
pertumbuhan sebesar 39,93 persen per tahun, atau sebesar 913,20 ton di tahun 2018
meningkat menjadi 1.788,10 ton di tahun 2020. Selanjutnya, produksi komoditas jeruk dalam
kurun waktu yang sama menunjukkan rata-rata pertumbuhan sebesar 37,27 persen per tahun,
dimana pada tahun 2018 produksi sebesar 1.040,90 ton menjadi 1.961,30 ton di tahun 2020.
Tabel 2. 46
Produksi Biofarmaka di Kabupaten Rejang Lebong (ton)
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Dlingo/Dringo/Sweet Root/Calamus N/A N/A N/A N/A N/A
2 Jahe/Ginger N/A N/A 12.003,98 13.125,24 12.037,67
3 Kapulaga/Java Cardamon N/A N/A 32,74 N/A 1,12
Keji Beling/Kecibeling/Strobilanthes N/A N/A N/A N/A N/A
4
crispa
5 Kencur/East Indian Galangal N/A N/A 174,64 107,17 54,68
6 Kunyit/Turmeric N/A N/A 3.675,91 3.687,97 2.922,69
7 Laos/Lengkuas/Galanga N/A N/A 1.877,75 1.741,48 1.345,27
8 Lempuyang/Zingiber Aromaticum N/A N/A N/A N/A N/A
9 Lidah Buaya/ Aloevera N/A N/A N/A N/A N/A
10 Mahkota Dewa/ Phaleria Macrocarpa N/A N/A N/A N/A N/A
11 Mengkudu/Pace/Indian Mulberry N/A N/A N/A N/A N/A
12 Sambiloto/King of Bitter N/A N/A N/A N/A N/A
13 Temuireng/Black Turmeric N/A N/A N/A N/A N/A
14 Temukunci/Chinese Keys N/A N/A N/A N/A N/A
15 Temulawak/Java Turmeric N/A N/A 52,26 N/A 5,66
Sumber: Dokumen Publikasi Rejang Lebong Dalam Angka Tahun 2018-2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Selain komoditas tanaman pangan, palawija, dan hortikultura, terdapat produksi


komoditas biofarmaka di Kabupaten Rejang Lebong. Komoditas biofarmaka yang
dibudidayakan di kabupaten ini antara lain jahe, kapulaga, kencur, kunyit, laos, dan temulawak.
Dari enam komoditas biofarmaka yang tercatat, lima diantaranya menunjukkan produksi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-69
TAHUN 2021-2026
dengan kecenderungan menurun dalam tiga tahun terakhir, sementara satu-satunya
komoditas yang bertumbuh positif hanya komoditas jahe, yang ditunjukkan dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 0,14 persen per tahun. Selain menjadi satu-satunya komoditas dengan
produksi yang cenderung meningkat, komoditas jahe juga merupakan komoditas dengan
jumlah produksi tertinggi di Kabupaten Rejang Lebong. Besaran produksi komoditas ini pada
tahun 2018 tercatat sebesar 12.003,98 ton dan meningkat sebesar 9,34 persen per tahun 2019
menjadi 13.125,24 ton. Capaian tersebut kemudian menurun sebesar -8,29 persen pada tahun
setelahnya, menjadi 12.037,67 ton.

19. Produksi Sektor Perkebunan


Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah
atau media tumbuh, namun tanaman yang ditanam bukanlah tanaman yang menjadi makanan
pokok maupun sayuran. Karakteristik wilayah yang berbukit-bukit serta kondisi tanah yang
subur, menjadikan Kabupaten Rejang Lebong memiliki potensi yang besar untuk
dikembangkan komoditas perkebunan baik skala kecil maupun besar. Dari 12 komoditas
perkebunan yang tercatat, terdapat empat komoditas perkebunan yang memiliki jumlah
produksi tertinggi. Keempat komoditas tersebut adalah kopi robusta, aren, karet, dan kelapa
sawit.
Tabel 2. 47
Produksi Sektor Perkebunan Kabupaten Rejang Lebong (ton)
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Kelapa Sawit 422 1.182 985 1.147 1.093
2 Karet 2.583 721 4.696 4.488 4.464
3 Kopi Robusta 13.422 13.284 15.740 17,795 18.605
4 Kopi Arabica 138 149 179 188 206
5 Kakao 139 23 41 226 205
6 Kelapa Dalam 720 22 180 125 188
7 Lada 34 73 86 98 95
8 Aren 3.572 2.936 4.075 5.349 5.442
9 Kayu Manis 1 3 2 10 4
10 Pinang 44 12 11 44 43
11 Kemiri 40 26 87 71 68
12 Pala 1 2 6 5 5
Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Dalam lima tahun terakhir, jumlah produksi komoditas kopi robusta di Kabupaten
Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat, yang
ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 8,51 persen per tahun, dimana pada tahun
2016 jumlah produksi komoditas ini tercatat sebesar 13.422 ton yang kemudian meningkat
menjadi 18.605 ton di tahun 2020. Dalam dokumen LAKIP Dinas Pertanian dan Perikanan
Kabupaten Rejang Lebong tahun 2020, dipaparkan bahwa produksi biji kopi mengalami
peningkatan. Peningkatan hasil produksi biji kopi tersebut merupakan hasil petani setempat

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-70
TAHUN 2021-2026
yang sejalan dengan adanya penambahan luasan perkebunan baru, baik jenis kopi robusta
maupun arabika serta panen kopi yang berhasil.
Luas kebun rakyat di Kabupaten Rejang Lebong untuk komoditas kopi robusta hingga
akhir tahun 2020 mencapai 23.103 hektare. Dari total luas tersebut, seluas 19.482 hektare
lahan telah menghasilkan sedangkan 2.211,01 hektare sisanya belum menghasilkan sebab
baru ditanam. Berdasarkan total produksi kopi jenis robusta yang dihasilkan petani di
Kabupaten Rejang Lebong sepanjang tahun 2020 apabila capaian tersebut dirata-rata maka
produksi per hektarenya setara dengan 881,58 kg, Jumlah petani kopi hingga tahun 2020
sebanyak 18.561 KK terdata bertambah dua petani dari tahun 2019 yang berjumlah 18.559
KK.
Sementara itu pada komoditas kopi arabika, di tahun 2019 luasannya mencapai 519
hektare, bertambah tanaman baru di lahan seluas 10 hektare sehingga di tahun 2020 mencapai
529 Ha. Pada komoditas ini, tanaman yang sudah menghasilkan seluas 233 hektare (44,05
persen) sedangkan tanaman yang belum menghasilkan seluas 295 hektare (55,77 persen).
Produksi kopi arabika sepanjang tahun 2020 mengalami peningkatan menjadi 205.510 kg dari
sebelumnya 187.710 kg. Komoditas kopi arabika ini dibudidayakan oleh 638 KK yang tersebar
dalam beberapa kecamatan di Rejang Lebong dan sampai dengan tahun 2020 ini rata-rata
produksinya mencapai 829,08 kg/hektare.
Komoditas kedua dengan jumlah produksi tertinggi berikutnya adalah komoditas aren.
Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, jumlah produksi komoditas aren menunjukkan
besaran yang fluktiatif dengan kecenderungan meningkat yang ditandai dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 11,10 persen per tahun. Pada tahun 2016, produksi komoditas aren
tercatat sebesar 3.572 ton yang kemudian turun sebesar -17,81 persen pada tahun setelahnya
menjadi 2.936 ton. Capaian tersebut kemudian menunjukkan peningkatan setiap tahunnya
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 22,84 persen per tahun menjadi 5.442 ton di tahun
2020.
Dalam lima tahun terakhir, komoditas karet menunjukkan besaran jumlah produksi
yang juga fluktuatif dengan kecenderungan meningkat, yang ditandai dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 14,66 persen per tahun. Pada tahun 2016, besaran produksi komoditas
karet di Kabupaten Rejang Lebong tercatat sebesar 2.583 ton, yang kemudian menurun cukup
signifikan hingga -72,09 persen di tahun 2017 menjadi 721 ton. Capaian tersebut kemudian
menunjukkan rata-rata peningkatan yang signifikan sebesar 83,62 persen per tahun hingga
menjadi 4.464 ton di tahun 2020. Selanjutnya, sama halnya dengan ketiga komoditas
perkebunan lainnya, komoditas kelapa sawit juga memiliki besaran produksi yang fluktuatif
dengan kecenderungan meningkat. Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, peningkatan
produksi komoditas ini ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan yang tercatat sebesar

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-71
TAHUN 2021-2026
26,86 persen per tahun, dimana pada tahun 2016 produksi komoditas kelapa sawit di
Kabupaten Rejang Lebong tercatat sebesar 422 ton, yang kemudian meningkat menjadi 1.093
ton di tahun 2020.

20. Pertumbuhan Industri


Jumlah industri di Kabupaten Rejang Lebong selalu meningkat setiap tahunnya, namun
pertumbuhan industrinya cenderung menurun. Pada tahun 2018 pertumbuhan industri di
Kabupaten Rejang Lebong menurun cukup signifikan dari yang sebelumnya 36,12 persen di
tahun 2017 menjadi 1,39 persen di tahun 2018. Turunnya pertumbuhan industri ini
dikarenakan peningkatan jumlah industri pada tahun 2018 hanya sebanyak 14 unit. Lebih
lanjut mengenai pertumbuhan industri di Kabupaten Rejang Lebong tahun 2016-2020 dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. 48
Pertumbuhan Jumlah Industri di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah industri Unit 742 1010 1024 1165 1323
2 Pertumbuhan Persen 40,00 36,12 1,39 13,77 13,56
Sumber: Disdagkoperin Kabupaten Rejang Lebong, 2021

21. Produksi Sektor Peternakan


Ternak memiliki peran penting dalam keberlangsungan kegiatan pertanian di suatu
wilayah, yaitu sebagai tenaga pengolahan lahan, menghasilkan kotoran yang dapat berfungsi
sebagai pupuk organik bagi tanaman. Hasil produksi ternak merupakan sumber bahan pangan
protein yang penting untuk tubuh manusia. Perkembangan populasi ternak dan hasil
produksinya merupakan gambaran tingkat ketersediaan sumber bahan protein wilayah.
Tingkat ketersediaan daging dan produksi ternak lainnya akan mempengaruhi konsumsi yang
berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia. Beberapa jenis hewan yang diternakkan di
Kabupaten Rejang Lebong diantaranya sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing, domba, ayam
buras, ayam ras, dan itik.

a. Produksi Daging
Dalam kurun tahun 2016 hingga 2020, jumlah produksi daging di Kabupaten Rejang
Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif. Sapi potong, ayam buras, dan itik memiliki
produksi daging dengan kecenderungan meningkat dalam lima tahun terakhir, sementara
kerbau, kambing, domba, dan ayam ras menunjukkan besaran produksi daging dengan
kecenderungan menurun. Berdasarkan tabel produksi daging di Kabupaten Rejang Lebong,
diperoleh informasi bahwa terdapat empat jenis hewan dengan jumlah produksi daging
tertinggi, yakni sapi potong, ayam ras, ayam buras, dan itik.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-72
TAHUN 2021-2026
Produksi sapi potong di Kabupaten Rejang Lebong dalam lima tahun terakhir
menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat yang ditunjukkan
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 8,29 persen per tahun. Pada tahun 2016, produksi
daging sapi potong di kabupaten ini sebesar 244,34 ton, yang kemudian meningkat sebesar
52,16 persen per tahun pada tahun 2018 hingga jumlah produksinya tercatat sebesar 565,7
ton. Capaian tersebut kemudian menunjukkan penurunan hingga tahun 2020 sebesar -22,93
persen per tahun hingga produksinya menjadi 336 ton.
Produksi daging pada ayam ras menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan
kecenderungan menurun yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -15,16
persen per tahun. Pada tahun 2016, jumlah produksi ayam buras di Kabupaten Rejang Lebong
tercatat sebesar 542 ton, yang kemudian menurun pada tahun 2018 dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar -36,58 persen per tahun menjadi 218 ton. Pada tahun 2019, capaian
produksi daging pada komoditas ternak tersebut meningkat dengan sangat signifikan hingga
sebesar 329,36 persen menjadi 936 ton, namun kembali menurun di tahun 2020 sebesar -
70,00 persen menjadi 280,80 ton. Selanjutnya, produksi daging pada ayam buras cenderung
lebih stabil dibandingkan dengan ayam ras, meskipun produksinya juga menunjukkan besaran
yang fluktuatif dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2016, jumlah produksi daging pada ayam
buras tercatat sebesar 43,64 ton yang kemudian berfluktuasi dengan kecenderungan
meningkat yang ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 31,38 persen per tahun
hingga capaiannya menjadi 130 ton di tahun 2020.
Produksi daging itik di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif
dengan kecenderungan meningkat. Pada tahun 2016, jumlah produksi daging itik di kabupaten
ini tercatat sebanyak 111,07 ton. Capaian tersebut kemudian menunjukkan penurunan pada
dua tahun setelahnya dengan penurunan yang cukup signifikan, yang ditunjukkan dengan rata-
rata pertumbuhan sebesar -53,52 persen per tahun menjadi 24 ton di tahun 2018. Capaian
tersebut kemudian kembali berfluktuasi dalam tiga tahun terakhir, dimana apabila
ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan didapatkan besaran 127,21 persen per tahun,
yakni menjadi 123,90 ton di tahun 2020.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-73
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 49
Produksi Daging Ternak di Kabupaten Rejang Lebong (ton)
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Sapi potong 244,34 595,2 565,7 277,5 336
2 Kerbau 45,41 24,85 57 8,3 24,5
3 Kuda N/A N/A N/A N/A N/A
4 Kambing 54,08 28,84 3,1 3,1 31,6
5 Domba 0,9 0,8 0,61 0,43 0,5
6 Babi N/A N/A N/A N/A N/A
7 Kelinci N/A N/A N/A N/A N/A
8 Ayam buras 43,64 46,73 85 64 130
9 Ayam ras 542 579 218 936 280,8
10 Itik 111,07 51,7 24 173,3 123,9
11 Burung Puyuh N/A N/A N/A N/A N/A
Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Pada dokumen Renstra Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong
tahun 2017-2021 disebutkan bahwa kerbau merupakan salah satu komoditas unggulan di
Kabupaten Rejang Lebong. Wilayah pengembangan komoditas ini berlokasi di Kecamatan
Curup Timur, Selupu Rejang, Bermani Ulu, dan Bermani Ulu Raya. Komoditas ternak sapi
potong di Kabupaten Rejang Lebong berada pada delapan wilayah kecamatan yaitu:
Kecamatan Selupu Rejang, Bermani Ulu, Bermani Ulu Raya, Curup Utara, Curup Timur , Sindang
Kelingi, Sindang Dataran, dan Padang Ulak Tanding.
Lebih lanjut, komoditas kambing di Kabupaten Rejang Lebong pengembangannya
berlokasi di Kecamatan Sindang Beliti Ulu, Kota Padang, Padang Ulak Tanding, Bermani Ulu,
Bermani Ulu Raya, dan Curup Timur dan Selupu Rejang. Disebutkan pula bahwa kecamatan
tersebut di dukung dengan potensi makanan ternak dan ketersediaan tenaga kerja. Kabupaten
Rejang Lebong juga memiliki komoditas Itik Talang Benih yang merupakan plasma nutfah itik
Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia nomor
2836/KPTS/LB.430/2005 tentang rumpun Itik Talang Benih. Komoditas itik dikembangkan
secara basis di Kecamatan Curup (Talang Benih) walaupun di kecamatan lain juga merupakan
wilayah dengan potensi untuk pengembangan itik.

b. Produksi Telur
Secara umum, dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, jumlah produksi telur di
Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif. Produksi telur ayam buras
dalam kurun waktu yang sama menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan
menurun. Pada tahun 2016, jumlah produksi telur ayam buras di kabupaten ini tercatat
sebesar 204 ton, yang kemudian berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat hingga tahun
2019 yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 70,24 persen per tahun
menjadi 1.006,50 ton. Capaian tersebut kemudian menurun sebesar -85,56 persen pada tahun

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-74
TAHUN 2021-2026
2020 hingga capaiannya tercatat sebanyak 145,3 ton. Berbanding terbalik dengan jumlah
produksi telur ayam buras yang cenderung menurun, jumlah produksi telur ayam ras di
Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan
maningkat. Adapun apabila ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan dalam lima tahun
terakhir, produksi telur ayam ras tersebut meningkat sebesar 119,33 persen per tahun, dimana
pada tahun 2016 jumlah produksi telur di kabupaten ini tercatat sebanyak 65,64 ton yang
kemudian meningkat menjadi 1.519,10 ton di tahun 2020.
Tabel 2. 50
Produksi Telur di Kabupaten Rejang Lebong (ton/tahun)
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Ayam buras 204 514 484,9 1.006,5 145,3
2 Ayam ras 65,64 67,3 27,5 1.121,5 1.519,1
Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong, 2021

c. Produksi Susu
Di Kabupaten Rejang Lebong, produksi susu berasal dari sapi perah. Pada dokumen
Renstra Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong tahun 2017-2021
disebutkan bahwa komoditas sapi perah dikembangkan di Kecamatan Selupu Rejang dan
Kecamatan Sindang Kelingi. Dua kecamatan ini memiliki faktor pendukung untuk
pengembangan sapi perah, yakni ketersediaan lahan dan kesesuaian iklim. Dalam kurun waktu
tahun 2016 hingga 2020, jumlah produksi susu di kabupaten ini menunjukkan besaran yang
fluktuatif dengan kecenderungan meningkat. Pada tahun 2016, jumlah produksi susu ini
tercatat sebesar 5.535 liter, yang kemudian menunjukkan rata-rata pertumbuhan sebesar
83,68 persen per tahun hingga tahun 2020 menghasilkan 63.000 liter susu yang berasal dari
sapi perah tersebut.
Tabel 2. 51
Produksi Susu di Kabupaten Rejang Lebong (liter)
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Sapi perah 5.535 1.800 18.250 79.200 63.000
Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong, 2021

22. Kesejahteraan Rakyat


Indikator kesejahteraan rakyat merupakan salah satu indikator yang diampu oleh
Sekretariat Daerah Kabupaten Rejang Lebong Bagian Kesejahteraan Rakyat. Bagian
Kesejahteraan Rakyat memiliki indikator kinerja utama yang berkaitan dengan pelaksanaan
kebijakan daerah di bidang keagamaan (bina mental), kesejahteraan sosial, dan kesejahteraan
masyarakat. Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat, dalam kurun waktu 2016-2020
Bagian Kesejahteraan Rakyat telah melakukan beberapa kegiatan di antaranya: umroh gratis,
pemberdayaan dan peningkatan kapasitas guru agama desa, kegiatan insentif bagi tokoh

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-75
TAHUN 2021-2026
agama teladan, dan pembinaan mental. Berdasarkan hal tersebut, indikator kinerja pada
bidang kesejahteraan rakyar ini meliputi: persentase masyarakat berprestasi yang
mendapatkan kesempatan perjalanan ibadah; persentase guru agama desa (GAD) aktif;
persentase Tokoh Agama teladan; dan persentase kecamatan yang menjadi sasaran penerima
pelatihan bina mental.

a. Persentase Masyarakat Berprestasi yang Mendapatkan Kesempatan Perjalanan


Ibadah
Perjalanan Ibadah yang dimaksud adalah kegiatan umroh gratis yang diberikan kepada
penduduk Kabupaten Rejang Lebong yang beragama islam, sehat jasmani dan rohani serta
mampu membaca Al-Qur’an. Lebih lanjut, penerima umroh gratis ini ditujukan bagi penduduk
yang berjasa atau berprestasi. Sekretariat Daerah Kabupaten Rejang Lebong Bagian
Kesejahteraan Rakyat menyebutkan bahwa masyarakat atau penduduk berprestasi adalah
masyarakat yang berjasa, berprestasi dan/atau berdedikasi dalam bidang pembinaan dan
pengembangan keagamaan, olah raga, pendidikan maupun dalam bidang lainnya di daerah).
Kegiatan umroh gratis ini juga diprioritaskan bagi ulama, ustadz, guru ngaji, perangkat
agama, pengurus lembaga atau organisasi keagamaan, pengurus lembaga atau organisasi
kemasyarakatan, penyuluh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda. Kegiatan
umroh gratis pun dapat diraih oleh penduduk Kabupaten Rejang Lebong yang tercatat menjadi
juara I, II maupun III pada event keagamaan tingkat Provinsi atau Nasional. Penduduk dalam
konteks ini termasuk juga Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, POLRI, dan Pensiunan (ASN, TNI,
POLRI, BUMN, BUMD). Oleh karena kegiatan umroh gratis ini memiliki kuota yang terbatas,
tentu saja Bagian Kesejahteraan Rakyat perlu menyeleksi penduduk Rejang Lebong melalui
seleksi tertulis, wawancara, juga praktek tentang keagamaan.
Tabel 2. 52
Persentase Masyarakat Berprestasi (termasuk Marbot Mushola/Masjid Teladan)
yang Mendapatkan Kesempatan Perjalanan Ibadah
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Masyarakat berprestasi yang mendapatkan kesempatan N/A 9 6 11 N/A
perjalanan ibadah (orang)
2 Marbot mushola/masjid teladan yang mendapatkan N/A 21 44 89 N/A
kesempatan perjalanan ibadah (orang)
3 Total Masyarakat Berprestasi (orang) N/A 30 50 100 N/A
4 Persentase Masyarakat Berprestasi (termasuk Marbot N/A 100 100 100 N/A
Mushola/Masjid Teladan) yang Mendapatkan Kesempatan
Perjalanan Ibadah (persen)
Sumber: Sekretariat Daerah Kabupaten Rejang Lebong Bagian Kesejahteraan Rakyat, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Berdasarkan tabel, dapat diketahui bahwa jumlah penerima umroh gratis di tiap
kategori memiliki tren meningkat signifikan dalam kurun waktu tahun 2017 hingga 2019 dan
dari persentasenya bertahan di capaian 100 persen. Terdapat pula penambahan kuota hingga

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-76
TAHUN 2021-2026
100 penerima (2020) yang menunjukkan adanya semangat pemerintah untuk memberi ‘ruang’
dan kesempatan bagi masyarakatnya untuk berlomba-lomba menjadi penduduk yang
berprestasi. Sementara itu, di tahun 2020 tidak terdapat data penerima dikarenakan adanya
pandemi covid-19. Namun penyebab tidak ada yang diberangkatkan umroh bukan karena
angaran yang direalokasikan atau refoccussing untuk penanganan covid-19 melainkan karena
kebijakan di negara tujuan yang tidak menerima kedatangan dari luar negaranya.

b. Persentase Guru Agama Desa (GAD) Aktif


Sampai dengan tahun 2020, setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Rejang Lebong
telah memiliki GAD. Namun hingga saat ini, para GAD tidak bertempat tinggal di tempat
tugasnya menyebabkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran terganggu. Hal tersebut menjadi
latar belakang dicetuskannya kegiatan pemberdayaan dan peningkatan kapasitas Guru Agama
Desa (GAD). Bagian Kesejahteraan Rakyat menyebutkan bahwa kegiatan pemberdayaan GAD
diwujudkan melalui kegiatan menghidupkan syiar agama di desa/kelurahan di antaranya:
mengajar di TPQ/TPA, pengajian, kegiatan RISMA atau Remaja Masjid, Majlis taklim dan
kegiatan lain yang bersifat keagamaan. Sementara itu, peningkatan kapasitas untuk GAD
diwujudkan dengan pemberian bantuan kepada masyarakat dan perangkat agama
desa/kelurahan setempat.
Tabel 2. 53
Persentase Guru Agama Desa Aktif di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah Guru Agama Desa Aktif (orang) N/A 41 78 128 155
2 Jumlah Seluruh Guru Agama Desa (orang) N/A 41 78 128 155
3 Persentase Guru Agama Desa (GAD) Aktif (persen) N/A 100 100 100 100
Sumber: Sekretariat Daerah Kabupaten Rejang Lebong Bagian Kesejahteraan Rakyat, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa jumlah GAD terus mengalami


peningkatan signifikan dalam kurun waktu 2017 hingga 2020. Pada tahun 2017, jumlah GAD
sebanyak 41 orang sedangkan pada tahun 2020 telah terdapat 155 orang GAD yang tersebar
di seluruh desa/kelurahan di Kabupaten Rejang Lebong. Dengan kembali mencermati tabel,
maka diperoleh rata-rata penambahan jumlah GAD setiap tahunnya sebanyak 38 orang GAD.
Persentase GAD aktif dalam kurun waktu 2017-2020 pun stabil di capaian 100 persen,
Sekretariat Daerah Kabupaten Rejang Lebong Bagian Kesejahteraan Rakyat menyampaikan
bahwa GAD yang saat ini ada di Kabupaten Rejang Lebong termasuk GAD aktif.

c. Persentase Tokoh Agama Teladan


Bagian Kesejahteraan Rakyat menyebutkan bahwa tokoh agama teladan dimaknai
sebagai sejumlah orang beragama islam yang memiliki pengaruh luas dan besar dalam lingkup

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-77
TAHUN 2021-2026
masyarakat muslim baik secara pengetahuan maupun dalam perjuangan menegakkan syariat
agama Islam. Pemberian insentif dilakukan melalui proses seleksi yang untuk saat ini masih
menjadi pemikiran Bagian Kesejahteraan Rakyat di mana perlu dilakukan terlebih dahulu studi
banding ke kabupaten/provinsi yang pernah melaksanakan kegiatan serupa. Pada periode
waktu 2016-2020 belum ada realisasi dari indikator ini. Sampai dengan saat ini belum terdapat
pencatatan atau pendataan sehingga persentasenya masih nol persen.

d. Persentase Kecamatan yang Menjadi Sasaran Penerima Pelatihan Bina Mental


Bagian Kesejahteraan Rakyat menyebutkan bahwa kegiatan bina mental dilaksanakan
melalui arahan-arahan yang ditujukan kepada seluruh peserta Bimbingan Mental terutama
pemuda di setiap kecamatan dalam Kabupaten Rejang Lebong. Kelompok pemuda/i juga
pelajar merupakan sasaran dari kegiatan ini. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini tidak ada
proses seleksi tetapi hingga saat ini telah ada setiap desa/kelurahan telah memiliki satu
pemuda satu desa sebagai kader pembangunan karakter.
Pelatihan bina mental telah dilaksanakan pada tahun 2018 dengan 600 peserta yang
dibina sedangkan untuk tahun 2019 sebanyak 250 peserta yang dibina. Peserta bina mental
tersebut merupakan wakil dari masing-masing wilayah terutama dari masing-masing
kecamatan. Dari 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Rejang Lebong, kesemuanya menjadi
sasaran penerima pelatihan bina mental, sehingga capaian persentase kecamatan yang
menjadi sasaran penerima pelatihan bina mental tahun 2018 dan 2019 sama-sama 100 persen.
Di lain pihak, pada tahun 2020 pelatihan bina mental tidak diselenggarakan dikarenakan
adanya pandemi covid-19 sehingga tidak ada data mengenai jumlah peserta maupun
persentase sasaran.

2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga


Analisis ini dilakukan untuk melihat kinerja pada seni dan budaya melalui
perbandingan jumlah grup, klub dan gedung terkait terhadap jumlah 10.000 penduduk. Pada
5 tahun terakhir rasio grup kesenian mengalami peningkatan dengan rasio pada tahun 2020
mencapai 1,10. Sementara itu hingga tahun 2020 Kabupaten Rejang Lebong tetap tidak
tersedia gedung kesenian. Kemudian untuk rasio klub olahraga pada tahun 2020 adalah 2,27
dan untuk rasio gedung olahraga adalah 0,04.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-78
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 54
Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Capaian Pembangunan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Rasio grup kesenian per 10.000 penduduk 0,55 0,90 0,90 1,11 1,10
2 Rasio gedung kesenian per 10.000 penduduk 0 0 0 0 0
3 Rasio klub olahraga per 10.000 penduduk N/A N/A N/A N/A 2,27
4 Rasio gedung olahraga per 10.000 penduduk N/A N/A N/A N/A 0,04
Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

2.3 ASPEK PELAYANAN UMUM


2.3.1. Fokus Pelayanan Urusan Wajib
2.3.1.1. Fokus Pelayanan Urusan Wajib Dasar
A. Pendidikan
Berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017, urusan pendidikan
memiliki 19 indikator. Kemudian 19 indikator tersebut mengalami penghapusan karena belum
tersedianya data pada indikator rasio ketersediaan sekolah pendidikan menengah, rasio guru
terhadap murid sekolah menengah, rasio guru terhadap murid per kelas rata-rata sekolah
menengah, angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun perempuan dan laki-laki, penduduk
yang berusia >15 tahun melek huruf (tidak buta aksara), dan proporsi murid kelas satu yang
berhasil menamatkan Sekolah Dasar. Penambahan indikator yang sesuai dengan kondisi
wilayah meliputi empat indikator, antara lain persentase penduduk 15 tahun keatas menurut
karakteristik serta kemampuan membaca dan menulis huruf latin, guru bersertifikasi pada
jenjang pendidikan dasar, jumlah sekolah yang berada di daerah terpencil, guru yang
mendapatkan tunjangan daerah khusus.

1. Angka Partisipasi Kasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)


Angka partisipasi kasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah persentase jumlah
penduduk yang sedang bersekolah pada jenjang TK/RA/Penitipan anak terhadap jumlah anak
usia empat sampai enam tahun yang ada di Kabupaten Rejang Lebong. Dalam lima tahun
terakhir, capaian angka partisipasi kasar PAUD di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan
besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun. Pada tahun 2016, capaian angka
partisipasi kasar PAUD di kabupaten ini mencapai 80 persen, yang kemudian berfluktuasi
hingga tahun 2020 dengan rerata pertumbuhan sebesar -27,58 persen per tahun menjadi 22
persen di tahun 2020.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-79
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 55
Angka Partisipasi Kasar Pendidikan Anak Usia Dini di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Rata-rata
No Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuhan
(%/tahun)
1 APK PAUD Persen 80 80 20,84 34,81 22 -27,58
Sumber: Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2020

Apabila dilihat dari nilai APK PAUD di Kabupaten Rejang Lebong tiga tahun terakhir
dapat disimpulkan bahwa angka partisipasi kasar jenjang pendidikan PAUD di Kabupaten
Rejang Lebong cukup rendah. Hal ini berarti masih banyak anak usia dini yang belum
menempuh pendidikan serta masih banyaknya anak yang langsung masuk ke jenjang
pendidikan SD dan sederajat tanpa menempuh jenjang PAUD terlebih dahulu. Beberapa hal
yang menjadi penyebabnya adalah sarana prasarana pendidikan yang belum merata serta
kesadaran orang tua mengenai pentingnya pendidikan untuk anak usia dini.

2. Angka Partisipasi Kasar


Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah perbandingan antara siswa pada jenjang
pendidikan tertentu dengan penduduk usia sekolah yang dinyatakan dalam persentase,
dengan kata lain APK merupakan persentase jumlah penduduk yang sedang bersekolah pada
suatu jenjang pendidikan (tidak memandang usia penduduk) terhadap jumlah penduduk usia
sekolah yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. APK digunakan untuk mengetahui
banyaknya siswa yang bersekolah pada jenjang pendidikan tertentu. APK juga dapat
digunakan untuk mengukur keberhasilan program pembangunan pendidikan yang
diselenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan penduduk untuk memperoleh
pendidikan.
Tabel 2. 56
Angka Partisipasi Kasar SD/MI dan SMP/MTs di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Rata-rata
Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
Pertumbuhan
(%/tahun)
1 Angka Partisipasi Kasar SD/MI Persen 116,21 114,3 116,59 111,33 109,78 -1,41
2 Angka Partisipasi Kasar
Persen 79,26 79,88 89,73 80,88 84,04 1,47
SMP/MTS
Sumber: Indikator Kesejahteraan Rakyat 2016-2019, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2020, Diolah

Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, capaian angka partisipasi kasar pada
jenjang SD/MI di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan
kecenderungan menurun, yang apabila ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan maka
indikator ini bertumbuh negatif sebesar -1,41 persen. Pada tahun 2016, capaian indikator ini
sebesar 116,21 persen yang kemudian berfluktuasi hingga tahun 2020 capainnya menjadi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-80
TAHUN 2021-2026
109,78 persen. Meskipun capaian APK pada jenjang tersebut menunjukkan penurunan, namun
capaiannya masih berada di atas 100 persen. Hal tersebut terjadi karena populasi siswa yang
duduk di bangku SD/MI bisa mencakup anak dengan usia di luar 7-12 tahun, dimana antara
lain disebabkan oleh adanya pendaftaran siswa usia dini, siswa telat bersekolah, atau siswa
yang tinggal kelas

140
116.21 114.3 116.59
111.33 109.78
120
Angka Partisipasi Kasar

100 89.73
79.26 79.88 80.88 84.04
80
60
40
20
0
2016 2017 2018 2019 2020

Angka Partisipasi Kasar SD/MI Angka Partisipasi Kasar SMP/MTS

Gambar 2. 23
Grafik Angka Partisipasi Kasar SD/MI dan SMP/MTs di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: Indikator Kesejahteraan Rakyat 2016-2019, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2020, Diolah

Selanjutnya, capaian indikator APK SMP/MTs di Kabupaten Rejang Lebong


menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat, yang ditunjukkan
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,47 persen per tahun. Pada tahun 2016, capaian
indikator ini tercatat sebesar 79,26 persen yang berfluktuasi hingga tahun 2020 menjadi
sebesar 84,04 persen. Dilihat dari capaiannya yang belum mencapai 100 persen hingga tahun
2020, mengindikasikan bahwa tidak semua penduduk yang berusia 13-15 tahun saat ini
bersekolah di jenjang SMP/MTs.

3. Angka Pendidikan yang Ditamatkan


Angka pendidikan yang ditamatkan adalah persentase pendidikan yang ditamatkan
penduduk usia 15 tahun ke atas ditandai dengan ijazah tertinggi yang dimiliki. Angka ini
dihitung dengan membandingkan jumlah penduduk yang mencapai jenjang pendidikan tertetu
dibandingkan dengan total jumlah penduduk yang ada di daerah tersebut dalam satu tahun.
Indikator ini digunakan untuk mengetahui seberapa tinggi kualitas pendidikan serta taraf
intelektualitas penduduk di suatu daerah, juga dapat digunakan pula untuk menyusun
perencanaan penawaran tenaga kerja, terutama untuk mengetahui kualifikasi pendidikan
angkatan kerja di suatu wilayah.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-81
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 57
Angka Pendidikan yang Ditamatkan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Rata-rata
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuhan
(%/tahun)
1 Tidak/Belum Sekolah Persen 18,73 19,32 19,79 20,09 20,01 1,67
2. Belum Tamat SD/Sederajat Persen 11,77 11,55 11,48 11,42 11,47 -0,64
3. SD/MI/Sederajat Persen 31,42 30,43 29,88 29,15 28,85 -2,11
4 SMP/ MTs/Sederajat Persen 15,79 15,74 15,58 15,52 15,47 -0,51
5 SMA/SMK/MA/ Sederajat Persen 16,97 17,91 17,74 17,99 18,19 1,75
6 Diploma I/II Persen 0,52 0,40 0,37 0,35 0,34 -10,08
7 Diploma III/Akademi/Sarjana
Persen 1,26 1,09 1,18 1,24 1,28 0,39
Muda
8 Diploma IV/Strata I Persen 3,38 3,33 3,70 3,94 4,08 4,82
9 Strata II Persen 0,16 0,23 0,26 0,29 0,3 17,02
10 Strata III Persen 0,002 0,007 0,006 0,006 0,01 49,53
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Rejang Lebong, berbagai tahun, Diolah

Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, capaian persentase penduduk yang
tidak/belum sekolah memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar 1,67 persen per tahun, dimana
pada tahun 2016 capaiannya mencapai 18,73 persen menjadi 20,01 persen di tahun 2020.
Dalam kurun waktu yang sama, capaian persentase penduduk yang belum tamat SD/sederajat
menunjukkan kecenderungan yang menurun. Pada tahun 2016, capaian indikator ini mencapai
11,77 persen, yang kemudian menunjukkan penurunan yang ditandai dengan besaran rata-
rata pertumbuhan sebesar –0,64 persen per tahun menjadi 11,47 persen di tahun 2020.
Selanjutnya, capaian persentase penduduk yang tamat jenjang pendidikan dasar dan
menengah di Kabupaten Rejang Lebong dalam lima tahun terakhir menunjukkan besaran yang
menurun. Capaian persentase penduduk yang tamat SD/MI/sederajat menunjukkan rata-rata
pertumbuhan sebesar -2,11 persen per tahun, dimana capaian indikator ini tercatat sebesar
31,42 persen di tahun 2016 menjadi 28,85 persen di tahun 2020. Capaian persentase
penduduk yang tamat SMP/MTs/sederajat menunjukkan besaran rata-rata pertumbuhan
sebesar -0,51 persen per tahun, dengan capaian sebesar 15,79 persen di tahun 2016 turun
menjadi 15,47 persen di tahun 2020. Selanjutnya, capaian persentase penduduk yang tamat
SMA/SMK/MA/sederajat di kabupaten ini menunjukkan peningkatan sebesar 1,75 persen per
tahun, dengan capaian sebesar 16,97 persen di tahun 2016 dan meningkat menjadi 18,19
persen di tahun 2020.
Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, capaian penduduk yang tamat jenjang
pendidikan diploma menunjukkan besaran yang fluktuatif meskipun besarannya relatif lebih
rendah dibandingkan dengan jenjang pendidikan lainnya. Capaian pada jenjang Diploma I/II
menunjukkan kecenderungan menurun, sementara pada jenjang pendidikan Diploma
III/Akademi/Sarjana Muda menunjukkan kecenderungan meningkat. Pada tahun 2016,
penduduk yang menamatkan jenjang pendidikan Diploma I/II di Kabupaten Rejang Lebong
sebesar 0,52 persen menjadi 0,34 persen di tahun 2020 dengan rata-rata pertumbuhan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-82
TAHUN 2021-2026
sebesar -10,08 persen per tahun. Sementara itu, penduduk yang menamatkan jenjang
pendidikan Diploma III/Akademi/Sarjana Muda di kabupaten ini tercatat sebanyak 1,26
persen di tahun 2016 dan meningkat menjadi 1,28 persen di tahun 2020, atau meningkat
sebesar 0,39 persen per tahun.
Berdasarkan capaian penduduk yang tamat perguruan tinggi, baik pada jenjang
Diploma IV/Strata I, Strata II, maupun Strata III di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan
besaran yang semakin meningkat dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2020, capaian
penduduk yang tamat Diploma IV/Strata I di kabupaten ini tercatat sebanyak 4,08 persen,
dimana capaian tersebut meningkat sebesar 4,82 persen per tahun dibandingkan dengan
tahun 2016 yang besarannya tercatat sebesar 3,38 persen. Selanjutnya, meskipun capaian
penduduk yang menamatkan jenjang pendidikan Strata II dan Strata III di Kabupaten Rejang
Lebong menempati urutan terbawah, namun apabila dilihat dari rata-rata pertumbuhan dalam
lima terakhir menunjukkan rata-rata pertumbuhan tertinggi dibanding capaian persentase
penduduk yang menamatkan jenjang pendidikan lainnya, dengan besaran 17,02 persen per
tahun untuk penduduk yang tamat Strata II dan 49,53 persen per tahun untuk penduduk yang
tamat pendidikan Strata III. Meningkatnya rata-rata pertumbuhan capaian penduduk yang
menamatkan pendidikan hingga jenjang pendidikan tinggi di Kabupaten Rejang Lebong
mengindikasikan adanya perubahan kearah positif di bidang pendidikan, hal tersebut dapat
menggambarkan semakin banyaknya penduduk yang mulai sadar akan pentingnya
pendidikan.

4. Angka Partisipasi Murni


Angka Partisipasi Murni (APM) adalah perbandingan antara siswa usia sekolah
tertentu pada jenjang pendidikan dengan penduduk usia yang sesuai dan dinyatakan dalam
persentase. Indikator ini dihitung untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang
bersekolah pada jenjang yang sesuai. Semakin tinggi capaian APM mengindikasikan semakin
banyaknya anak usia sekolah yang bersekolah sesuai dengan usia resmi di jenjang pendidikan
tertentu.
Tabel 2. 58
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI dan SMP/MTs di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Rata-rata
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuhan
(%/tahun)
1. Angka Partisipasi Murni SD/MI Persen 88,08 92,24 90,27 90,83 113,38 6,52
2. Angka Partisipasi Murni Persen 74,11 75,74 74,94 65,34 81,82 2,51
SMP/MTs
Sumber: Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong, 2020

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-83
TAHUN 2021-2026
Capaian APM SD/MI merupakan proporsi dari penduduk kelompok usia tujuh hingga
12 tahun yang sedang bersekolah di jenjang SD/MI/Paket A terhadap penduduk kelompok usia
tujuh hingga 12 tahun secara keseluruhan. Dalam lima tahun terakhir, capaian APM SD/MI di
Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan
meningkat. Pada tahun 2016, capaian APM SD/MI di kabupaten ini tercatat sebesar 88,08
persen yang kemudian berfluktuasi hingga tahun 2020 yang ditunjukkan dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 6,52 persen per tahun menjadi 113,38 persen. Capaian di tahun 2020
tersebut telah mampu mencapai target ideal yang ditetapkan sebesar 100 persen.

120 113.38

88.08 92.24 90.27 90.83


100

80
81.82
60 74.11 75.74 74.94
65.34
40

20

0
2016 2017 2018 2019 2020

Angka Partisipasi Murni SD/MI


Angka Partisipasi Murni SMP/MTs

Gambar 2. 24
Grafik Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI dan SMP/MTs di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong, 2020

APM SMP/MTs merupkan proporsi penduduk kelompok usia 13 hingga 15 tahun yang
sedang bersekolah di jenjang SMP/MTs/Paket B terhadap penduduk kelompok usia 13 hingga
15 tahun secara keseluruhan. Sama halnya dengan capaian APM SD/MI, besaran capaian APM
SMP/MTs di Kabupaten Rejang Lebong dalam kurun waktu yang sama juga menunjukkan
besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat. Capaian indikator ini tercatat
sebesar 74,11 persen di tahun 2016 dan berfluktuasi menjadi 81,82 persen di tahun 2020, atau
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 2,51 persen per tahun. Besaran capaian tersebut
mengindikasikan bahwa pemerintah kabupaten masih memerlukan upaya-upaya yang lebih
besar untuk meningkatkan capaian indikator APM SMP/MTs agar mampu mencapai target
ideal yang ditetapkan (100 persen). Belum tercapainya target ideal APM baik di jenjang
pendidikan SD/MI maupun SMP/MTs antara lain disebabkan oleh kurangnya fasilitas sehingga
mempersulit akses, keterbatasan ekonomi sehingga terpaksa harus bekerja untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan intelektual.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-84
TAHUN 2021-2026
5. Angka Partisipasi Sekolah
Angka Partisipasi Sekolah (APS) adalah perbandingan antara jumlah murid
kelompok usia sekolah tertentu yang bersekolah pada berbagai jenjang pendidikan dengan
penduduk kelompok usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Semakin
tinggi capaian APS mengindikasikan semakin banyaknya penduduk usia sekolah yang
bersekolah di suatu daerah.

Tabel 2. 59
Angka Partisipasi Sekolah (APS) SD/MI dan SMP/MTs di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Rata-rata
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuhan
(%/tahun)
SD/MI
1 Jumlah Murid Usia Orang 25.325 25.678 27.098 28.510 27.909 2,46
7-12 tahun
2 Jumlah Penduduk Orang 29.321 28.926 29.453 29.414 29.181 -0,12
Usia 7-12 tahun
3 Angka Partisipasi Persen 86,37 88,77 92,00 96,93 95,64 2,58
Sekolah (APS)
SD/MI
SMP/MTs
1 Jumlah Murid Usia Orang 13.133 13.133 13.133 12.810 12.570 -1,09
13-15 tahun
2 Jumlah Penduduk Orang 15.383 15.945 16.247 16.041 15.617 0,38
Usia 13-15 tahun
3 Angka Partisipasi Persen 85,37 82,36 80,83 79,86 80,49 -1,46
Sekolah (APS)
SMP/MTs
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Angka Partisipasi Sekolah (APS) SD/MI/Paket A adalah proporsi dari penduduk


kelompok usia tujuh hingga 12 tahun yang sedang bersekolah (tanpa memandang jenjang
pendidikan yang ditempuh) terhadap penduduk kelompok usia tujuh hingga 12 tahun secara
keseluruhan. APS SD/MI/Paket A berguna untuk mengetahui seberapa banyak penduduk usia
tujuh hingga 12 tahun yang sudah memanfaatkan fasilitas pendidikan. Dalam kurun waktu lima
tahun terakhir, capaian APS SD/MI di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang
fluktuatif dengan kecenderungan meningkat. Pada tahun 2016, capaian APS SD/MI di
kabupaten ini tercatat sebesar 86,37 persen yang berfluktuasi hingga tahun 2020 menjadi
95,64 persen, atau apabila ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan tercatat sebesar 2,58
persen per tahun.
Selanjutnya, Angka partisipasi sekolah SMP/MTs/Paket B adalah proporsi dari
penduduk kelompok usia 13 hingga 15 tahun yang sedang bersekolah (tanpa memandang
jenjang pendidikan yang ditempuh) terhadap penduduk kelompok usia 13 hingga 15 tahun
secara keseluruhan. Angka partisipasi sekolah SMP/MTs/Paket B berguna untuk mengetahui

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-85
TAHUN 2021-2026
seberapa banyak penduduk usia 13 hingga 15 tahun yang sudah memanfaatkan fasilitas
pendidikan. Berbeda dengan capaian APS SD/MI yang menunjukkan kecenderungan
meningkat dalam lima tahun terakhir, capaian APS SMP/MTs di Kabupaten Rejang Lebong
menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun dalam kurun waktu
yang sama. Pada tahun 2016, capaian APS SMP/MTs di kabupaten ini tercatat sebesar 85,37
persen, dan berfluktuasi dengan kecenderungan menurun hingga tahun 2020 besarannya
tercatat 80,49 persen, atau dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -1,46 persen per tahun.
Tren penurunan pada capaian APS SMP/MTs ini terjadi karena adanya keterbatasan sarana
dan prasarana pendidikan baik kuantitas ataupun kualitas serta tenaga pendidik yang kurang
memadai.

120.00
96.93 95.64
100.00 88.77 92.00
86.37

80.00
85.37 82.36 80.83 79.86 80.49
60.00

40.00

20.00

-
2016 2017 2018 2019 2020

Angka Partisipasi Sekolah (APS) SD/MI


Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMP/MTs

Gambar 2. 25
Grafik Angka Partisipasi Sekolah SD/MI dan SMP/MTs Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, 2021

6. Angka Putus Sekolah


Angka putus sekolah merupakan proporsi anak menurut kelompok usia sekolah yang
sudah tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu.
Capaian indikator ini digunakan untuk mengukur kemajuan pembangunan di bidang
pendidikan dan untuk melihat keterjangkauan pendidikan maupun pemerataan pendidikan
pada masing-masing kelompok umur. Semakin tinggi angka putus sekolah menggambarkan
kondisi pendidikan yang tidak baik dan tidak merata, begitu pula sebaliknya jika angka putus
sekolah semakin kecil maka kondisi pendidikan di suatu wilayah semakin baik. Oleh karena
itu, capaian angka putus sekolah dinilai sebagai salah satu indikator berhasilnya pendidikan di
suatu daerah.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-86
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 60
Angka Putus Sekolah SD/MI dan SMP/MTs di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Rata-rata
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuhan
(%/tahun)
SD/MI
1. Jumlah Murid SD/MI yang Orang 454 361 221 195 160 -22,95
putus sekolah
2. Jumlah murid SD/MI Orang 31.579 30.914 29.421 29.297 28.514 -2,52
3. Angka Putus Sekolah SD/MI Persen 1,44 1,17 0,75 0,67 0,56 -21,03
SMP/MTs
1. Jumlah Murid SMP/MTs Orang 356 198 175 193 282 -5,66
yang putus sekolah
2. Jumlah murid SMP/MTs Orang 12.583 13.064 13.180 13.113 12.813 0,45
3. Angka Putus Sekolah Persen 2,83 1,52 1,33 1,47 2,20 -6,10
SMP/MTs
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Angka Putus Sekolah SD/MI adalah proporsi penduduk kelompok usia tujuh hingga 12
tahun yang sudah tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan SD/MI terhadap jumlah
penduduk yang pernah/sedang bersekolah pada kelompok usia tujuh hingga 12 tahun. Hal ini
berguna untuk mengukur kemajuan pembangunan di bidang pendidikan dan untuk melihat
keterjangkauan pendidikan maupun pemerataan pendidikan pada kelompok umur tujuh
hingga 12 tahun. Dalam lima tahun terakhir, angka putus sekolah SD/MI di Kabupaten Rejang
Lebong menunjukkan besaran yang semakin membaik, hal tersebut terlihat dari capaiannya
yang memiliki kecenderungan menurun. Pada tahun 2016, capaian angka putus sekolah di
kabupaten ini sebesar 1,44 persen, dan menurun dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -
21,03 persen per tahun menjadi 0,56 persen di tahun 2020.

3 2.83

2.5 2.2

2
1.52 1.47
1.5 1.33

1 1.44
1.17

0.5 0.75 0.67


0.56
0
2016 2017 2018 2019 2020

Angka Putus Sekolah SD/MI Angka Putus Sekolah SMP/MTs

Gambar 2. 26
Grafik Angka Putus Sekolah SD/MI dan SMP/MTs di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, 2021

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-87
TAHUN 2021-2026
Selanjutnya, Angka Putus Sekolah SMP/MTs adalah proporsi penduduk kelompok usia
13 hingga 15 tahun yang sudah tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan SMP/MTs
terhadap jumlah penduduk yang pernah atau sedang bersekolah pada kelompok usia 13 hingga
15 tahun. Hal ini berguna untuk mengukur kemajuan pembangunan di bidang pendidikan dan
untuk melihat keterjangkauan pendidikan maupun pemerataan pendidikan pada kelompok
umur 13 hingga 15 tahun. Dalam lima tahun terakhir, capaian angka putus sekolah SMP/MTs
di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan
menurun. Pada tahun 2016, capaian indikator ini sebesar 2,83 persen dan berfluktuasi dengan
kecenderungan yang semakin membaik di tahun 2020 yang ditandai dengan besaran rata-rata
pertumbuhan sebesar -6,10 persen per tahun menjadi 2,20 persen.

7. Angka Kelulusan
Angka kelulusan adalah jumlah siswa yang lulus dan dibuktikan dengan surat tanda
tamat belajar/ijazah. Capaian indikator ini menunjukkan tingkat kelulusan siswa dalam
menyelesaikan pendidikan pada masing-masing jenjang pendidikan. Angka kelulusan diukur
dengan membandingkan jumlah lulusan pada jenjang pendidikan tertentu dengan jumlah
siswa tingkat tertinggi pada jenjang tersebut pada tahun sebelumnya.
Tabel 2. 61
Angka Kelulusan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
SD/MI
1. Jumlah lulusan pada jenjang SD/MI Orang 4.857 4.857 4.653 4.857 4.857
2. Jumlah siswa tingkat tertinggi pada Orang 5.252 5.253 5.111 5.252 5.253
jenjang SD/MI pada tahun sebelumnya
3. Angka Kelulusan (AL) SD/MI Persen 92,48 92,46 91,04 92,48 92,46
SMP/MTs
1. Jumlah lulusan pada jenjang SMP/MTs Orang 4.352 4.352 4.325 4.352 4.352
2. Jumlah siswa tingkat tertinggi pada Orang 4.456 4.456 4.374 4.456 4.456
jenjang SMP/MTs pada tahun
sebelumnya
3. Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs Persen 97,67 97,67 98,88 97,67 97,67
Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Angka Kelulusan SD/MI adalah jumlah siswa di tingkat kelas enam yang lulus,
dinyatakan dalam persentase. Perhitungannya dirumuskan dengan membagi jumlah lulusan
SD/MI dengan jumlah siswa kelas enam pada tahun ajaran sebelumnya. Dalam kurun waktu
tahun 2016 hingga 2020, capaian angka kelulusan SD/MI di Kabupaten Rejang Lebong
menunjukkan besaran pada kisaran 91 hingga 92 persen. Apabila dilihat secara detail, capaian
tersebut menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun, yang
ditunjukkan dengan besaran rata-rata pertumbuhan sebesar -0,005 persen per tahun. Pada
tahun 2016, capaian angka kelulusan di kabupaten ini tercatat sebesar 92,48 persen, yang
kemudian menunjukkan penurunan hingga tahun 2018 dengan rata-rata pertumbuhan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-88
TAHUN 2021-2026
sebesar -0,78 persen per tahun menjadi 91,04 persen. Capaian tersebut kembali meningkat
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,78 persen per tahun menjadi 92,46 persen di tahun
2020.

100 98.88
97.67 97.67 97.67 97.67
98

96

94

92
92.48 92.46 92.48 92.46
90 91.04
88

86
2016 2017 2018 2019 2020

Angka Kelulusan (AL) SD/MI Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs

Gambar 2. 27
Grafik Angka Kelulusan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Angka kelulusan SMP/MTs adalah jumlah siswa tingkat tiga pada jenjang pendidikan
SMP/MTs yang lulus, dan dinyatakan dalam persentase. Perhitungannya dirumuskan dengan
membagi jumlah lulusan SMP/MTs dengan jumlah siswa kelas tiga pada jenjang SMP pada
tahun ajaran sebelumnya. Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, capaian indikator
angka kelulusan SMP/MTs di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran pada kisaran
97 hingga 98 persen. Pada tahun 2016, capaian angka kelulusan SMP/MTs di kabupaten ini
tercatat sebesar 97,67 persen, yang kemudian menunjukkan peningkatan hingga tahun 2018
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,62 persen per tahun menjadi 98,88 persen. Capaian
tersebut kemudian menunjukkan penurunan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -0,61
persen per tahun menjadi 97,67 persen di tahun 2020. Angka kelulusan yang masih belum
mencapai 100 persen baik pada jenjang SD/MI maupun SMP/MTs menunjukan bahwa mutu
dan kualitas pendidikan di Kabupaten Rejang Lebong masih perlu ditingkatkan.

8. Angka Melanjutkan
Angka melanjutkan merupakan persentase siswa yang duduk di kelas terakhir suatu
jenjang pendidikan tertentu pada tahun ajaran lalu dan duduk di kelas 1 jenjang pendidikan
yang lebih tinggi pada tahun ajaran sekarang, terhadap siswa yang duduk di kelas terakhir
jenjang pendidikan tertentu pada tahun ajaran lalu. Angka Melanjutkan SD/MI ke SMP/MTs
adalah indikator untuk mengetahui jumlah lulusan SD/MI yang melanjutkan pendidikan ke
jenjang selanjutnya yaitu SMP/MTs. Angka Melanjutkan (AM) dinyatakan dalam persentase,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-89
TAHUN 2021-2026
dihitung dengan membandingkan jumlah siswa baru tingkat satu di jenjang SMP/MTs dengan
jumlah lulusan SD/MI yang ada.
Tabel 2. 62
Angka Melanjutkan SD/MI ke SMP/MTs di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1. Jumlah siswa baru tingkat I pada jenjang Orang 4.286 4.286 4.286 4.286 4.286
SMP/MTs
2. Jumlah lulusan pada jenjang SD/MI Orang 4.352 4.352 4.653 4.352 4.352
Tahun ajaran sebelumnya
3. Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke Persen 98,48 98,48 92,11 98,48 98,48
SMP/MTs
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Capaian angka melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs di Kabupaten Rejang Lebong


dalam lima tahun terakhir menunjukkan besaran yang fluktuatif. Pada tahun 2016, capaian
indikator ini tercatat sebesar 98,48 persen dan menunjukkan kecenderungan menurun di
tahun 2018 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -3,29 persen per tahun menjadi 92,11
persen. Dalam tiga tahun terakhir, capaian indikator ini menunjukkan peningkatan dengan
rata-rata pertumbuhan sebesar 3,40 persen per tahun dan capaiannya kembali meningkat
menjadi 98,48 persen dalam dua tahun terakhir.
Angka melanjutkan yang belum mencapai standar berdasarkan Peraturan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 34 Tahun 2016 sebesar 99 persen menunjukkan masih
banyaknya siswa yang tidak melanjutkan sekolah ke tingkat pendidikan SMP/MTs. Hal ini
dapat terjadi karena faktor ekonomi ataupun masih adanya ketidakmerataan kesempatan
dalam memperoleh pendidikan dasar pada penduduk usia sekolah di Kabupaten Rejang
Lebong.

9. Fasilitas Pendidikan
Salah satu faktor utama dalam pembangunan sektor pendidikan adalah ketersediaan
fasilitas pendidikan. Ketersediaan fasilitas yang memadai dan berkualitas sangat berpengaruh
dalam proses pembelajaran di kelas dimana ketersediaan fasilitas yang memadai akan
berfungsi untuk memperlancar dan mempermudah proses transfer ilmu dari para pendidik
kepada peserta didik di segala jenjang pendidikan. Fasilitas pendidikan yang lengkap juga akan
mempermudah pendidik untuk mencapai capaian pembelajaran. Salah satu fasilitas utama
pendidikan adalah ketersediaan gedung sekolah. Gedung sekolah merupakan hal dasar yang
dibutuhkan karena di dalam gedung sekolah proses belajar mengajar berlangsung. Bangunan
gedung sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan dan
pertumbuhan pendidikan suatu wilayah serta peningkatan kualitas dan pengembangan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-90
TAHUN 2021-2026
sumber daya manusia. Semakin baik kualitas gedung sekolah termasuk ruang kelas maka akan
meningkatkan efektifitas dalam kegiatan belajar mengajar.
Tabel 2. 63
Ketersediaan Fasilitas Pendidikan SD/MI dan SMP/MTs di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Rata-rata Pertumbuhan
No Fasilitas Sekolah 2016 2017 2018 2019 2020
(%/tahun)
1 Sekolah Pendidikan SD/MI 65,57 70,65 80,21 84,66 95,24 9,78
Kondisi Bangunan Baik (persen)
Jumlah sekolah pendidikan SD/MI 120 130 150 160 180 10,67
kondisi bangunan baik
Jumlah sekolah SD/ MI 183 184 187 189 189 0,81
Jumlah ruang kelas SD/ MI 1.242 1.365 1.407 1.391 1398 3,00
Jumlah ruang kelas SD/ MI rusak 933 835 189 356 398 - 19,18
sedang dan berat
Persentase ruang kelas SD/ MI 75,12 61,17 13,43 25,59 28,47 - 21,54
rusak sedang dan berat
2 Jumlah sekolah SMP/ MTs 53 54 54 54 54 0,47
Jumlah ruang kelas SMP/ MTs 391 505 511 512 549 8,86
Jumlah ruang kelas SMP/ MTs 326 287 132 153 12 - 56,20
rusak sedang dan berat
Persentase ruang kelas SMP/ MTs 83,38 56,83 25,83 29,88 2,19 - 59,76
rusak sedang dan berat
Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, 2020

Secara umum, jumlah fasilitas gedung sekolah jenjang SD/MI di Kabupaten Rejang
Lebong dalam kurun waktu 2016 hingga 2020 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2016,
jumlah sekolah SD/MI di Kabupaten Rejang Lebong tercatat sebanyak 183 unit dan meningkat
menjadi 189 unit di tahun 2020. Dalam kurun waktu yang sama, jumlah fasilitas gedung
sekolah SD/MI dalam kondisi baik juga menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Pada
tahun 2016, bangunan sekolah SD/MI dengan kondisi baik di kabupaten ini tercatat sebanyak
65,57 persen. Capaian tersebut terus meningkat besarannya hingga tahun 2020 yang
ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 9,78 persen per tahun menjadi 95,24
persen.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-91
TAHUN 2021-2026
90.00 83.38
80.00
70.00 75.12 61.17
60.00
50.00
56.83
40.00 29.88
25.83
30.00
20.00 28.47
25.59
10.00 2.19
13.43
0.00
2016 2017 2018 2019 2020

SD/MI SMP/MTs

Gambar 2. 28
Grafik Jumlah Ruang Kelas Rusak Sedang dan Berat di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2019
Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, 2020

Permasalahan lainnya terkait dengan fasilitas sekolah yang ditemukan di Kabupaten


Rejang Lebong adalah masih adanya jumlah ruang kelas di jenjang SD/MI dalam kondisi rusak
dengan kategori sedang hingga berat. Sekolah khususnya ruang kelas adalah bagian dari
sarana dan prasarana yang dapat menunjang proses pendidikan. Pemerintah memiliki
tanggung jawab dalam memelihara kondisi sekolah-sekolah yang ada di wilayah
kewenangannya. Pada tahun 2016, masih terdapat 933 unit ruang kelas dalam kondisi rusak
sedang hingga berat dari 1.242 unit keseluruhan ruang kelas pada jenjang SD/MI, dengan kata
lain sebanyak 75,12 persen ruang kelas di jenjang SD/MI di Kabupaten Rejang Lebong berada
dalam kondisi rusak sedang hingga berat.
Capaian tersebut hingga tahun 2018 menunjukkan kondisi yang semakin membaik,
dimana hal tersebut ditandai dengan menurunnya capaian indikator ruang kelas kondisi rusak
sebesar -57,72 persen per tahun menjadi 13,43 persen. Namun, capaian tersebut kembali
menunjukkan perburukan yang ditandai dengan meningkatnya besaran capaian indikator
jumlah ruang kelas SD/MI dalam kondisi rusak hingga tahun 2020, yang ditandai dengan rata-
rata pertumbuhan sebesar 45,58 persen per tahun sehingga capaiannya tercatat sebesar 28,47
persen.
Selanjutnya, permasalahan terkait masih terdapatnya ruang kelas dalam kondisi rusak
sedang hingga berat juga terjadi di jenjang pendidikan SMP/MTs. Pada kurun waktu tahun
2016 hingga 2020, capaian jumlah ruang kelas SMP/MTs dalam kondisi rusak baik sedang
hingga berat di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan
kecenderungan menurun. Pada tahun 2016, terdapat 83,38 persen ruang kelas pada jenjang
pendidikan SMP/MTs di kabupaten ini yang masuk dalam kategori rusak sedang hingga berat.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-92
TAHUN 2021-2026
Capaian tersebut kemudian menunjukkan kondisi yang semakin membaik hingga tahun 2018
dan ditandai dengan rerata pertumbuhan yang negatif yakni sebesar -44,34 persen per tahun
menjadi 25,83 persen. Kondisi tersebut kemudian menunjukkan kondisi yang menurun di
tahun setelahnya, yakni terjadi peningkatan jumlah ruang kelas SMP/MTs dalam kondisi rusak
sebesar 15,68 persen, sehingga hingga tahun 2019 jumlah ruang kelas pada jenjang pendidikan
SMP/MTs dalam kondisi rusak sedang hingga berat di Kabupaten Rejang Lebong tercatat
sebesar 29,88 persen. Selanjutnya, capaian tersebut kembali menunjukkan kondisi yang
semakin membaik di tahun 2020, yang ditandai dengan penurunan capaian indikator
persentase ruang kelas SMP/MTs rusak sedang dan berat dengan signifikan menjadi 2,19
persen, atau turun dengan laju pertumbuhan sebesar -92,68 persen.
Masih adanya ruang kelas dalam kondisi rusak yang dijumpai di kabupaten ini secara
tidak langsung menghambat jalannya proses belajar mengajar di sekolah, oleh karena itu
dibutuhkan upaya-upaya perbaikan yang harus dilakukan oleh para pemangku kepentingan
untuk memperbaiki kondisi tersebut, misalnya dengan melakukan renovasi atau perbaikan
bangunan ruang kelas. Melalui berbagai upaya yang dilakukan oleh para pemangku
kepentingan tersebut membuahkan hasil yang cukup baik, hal tersebut terlihat dari
menurunnya capaian indikator jumlah ruang kelas dalam kondisi rusak di kabupaten ini.
Selanjutnya, berdasarkan Pasal 24 Permendikbud Nomor 17 Tahun 2017 tentang
Penerimaan Peserta Didik Baru pada jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah
Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), atau juga bentuk lain yang sederajat, disebutkan bahwa jumlah
peserta didik untuk jenjang SD dalam satu kelas paling sedikit 20 siswa dan paling banyak 28
siswa, untuk jenjang SMP paling sedikit 20 siswa dan paling banyak 32 siswa, sedangkan untuk
jenjang SMA/SMK paling sedikit 20 siswa dan paling banyak 36 siswa.
Perbandingan antara jumlah ruang kelas yang tersedia dengan jumlah siswa di jenjang
SD/MI pada tahun 2019 adalah 1: 21. Hal ini berarti setiap kelas yang ada pada jenjang SD/MI
memiliki rata-rata jumlah siswa sebanyak 21 orang. Sementara itu, pada jenjang SMP/MTs
jumlah siswa per kelas rata-rata sejumlah 26 siswa pada tahun 2019. Pada jenjang
SMA/SMK/MA jumlah siswa per kelas pada tahun 2019 sebanyak 26 siswa. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa rasio jumlah siswa dengan ruang kelas pada berbagai jenjang pendidikan
di Kabupaten Rejang Lebong sudah cukup, namun patut diperhatikan kembali apakah kualitas
ruang belajar tersebut dalam kondisi layak atau tidak.

10. Rasio Ketersediaan Sekolah Terhadap Penduduk Usia Sekolah Pendidikan Dasar
Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah pendidikan dasar
merupakan perbandingan banyaknya sekolah jenjang SD/MI ditambah dengan jumlah sekolah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-93
TAHUN 2021-2026
jenjang SMP/MTs terhadap penduduk usia tujuh tahun sampai dengan 12 tahun dan 13 tahun
sampai dengan 15 tahun. Angka ini digunakan untuk mengetahui cakupan layanan
ketersediaan sekolah pendidikan dasar bagi penduduk sekolah pendidikan dasar.
Tabel 2. 64
Rasio Ketersediaan Sekolah Terhadap penduduk Usia Sekolah Pendidikan Dasar di Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Rata-rata
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuhan
(%/tahun)
1 Jumlah sekolah SD/MI Unit 183 184 187 189 189 0,81
Jumlah sekolah SMP/MTs Unit 53 54 54 54 54 0,47
Jumlah sekolah SD/MI dan Unit 236 238 241 243 243 0,73
SMP/MTs
2 Jumlah penduduk usia 7-12 Orang 29.321 28.926 29.453 29.414 29.181 -0,12
tahun
Jumlah penduduk usia 13- Orang 15.383 15.945 16.247 16.041 15.617 0,38
15 tahun
Jumlah penduduk usia 7-12 Orang 44.704 44.871 45.700 45.455 44.798 0,05
tahun dan 13-15 tahun
3 Rasio ketersediaan sekolah Per 10.000 52,79 53,04 52,74 53,46 54,24 0,68
pendidikan dasar penduduk usia
7-12 tahun dan
13-15 tahun
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, 2020

Berdasarkan data dapat dilihat bahwa rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk
usia sekolah pendidikan dasar baik SD/MI maupun SMP/MTs menunjukkan besaran yang
fluktuatif dengan kecenderungan meningkat, meskipun tidak terlalu signifikan. Pada tahun
2016 rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah dasar di Kabupaten Rejang
Lebong tercatat sebesar 52,79 per 10.000 penduduk usia 7-12 tahun dan 13-15 tahun. Capaian
tersebut menunjukkan perkembangan yang fluktuatif hingga tahun 2020 capaiannya menjadi
54,24 per 10.000 penduduk usia 7-12 tahun dan 13-15 tahun, atau meningkat sebesar 0,68
persen per tahun.
Peningkatan rasio ketersediaan sekolah pendidikan dasar terhadap penduduk usia
sekolah dasar tersebut menunjukkan bahwa layanan pendidikan dasar di wilayah Kabupaten
Rejang Lebong terus mengalami peningkatan ke arah positif apabila dilihat dari kuantitas
sarana prasarana pendidikannya. Meskipun kondisinya menunjukkan peningkatan, namun
capaian indikator tersebut masih perlu ditingkatkan lagi. Hal ini tetap perlu menjadi perhatian
bagi pemerintah kabupaten untuk terus meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan dasar
yang nantinya akan mendorong peningkatan lama sekolah, angka melanjutkan, serta jenjang
pendidikan yang ditamatkan.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-94
TAHUN 2021-2026
50000 54.24 54.5

40000 54
53.46
53.5
30000 53.04
52.79 52.74 53
20000
52.5

44,704

44,871

45,700

45,455

44,798
10000 52

243
236

238

241

243
0 51.5
2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah sekolah SD/MI dan SMP/MTs


Jumlah penduduk usia 7-12 tahun dan 13-15 tahun
Rasio ketersediaan sekolah pendidikan dasar

Gambar 2. 29
Grafik Rasio Ketersediaan Sekolah Terhadap Penduduk Usia Sekolah Pendidikan Dasar
Tahun 2016-2020
Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, 2020, Diolah

11. Rasio Guru Terhadap Murid Sekolah Pendidikan Dasar


Rasio guru terhadap murid di tingkat pendidikan dasar adalah perbandingan jumlah
guru dengan jumlah murid di tingkat tertentu. Rasio guru terhadap murid ini dihitung untuk
mengetahui beban guru dalam mengajar dan mengetahui efektivitas pengajaran di kelas. Rasio
ini semakin kecil semakin baik, karena jika semakin kecil menandakan satu guru menangani
lebih sedikit murid sehingga pengajaran lebih bermutu dibanding dengan yang menangani
lebih banyak murid. Sebaliknya, jika semakin tinggi maka berarti ada indikasi kurangnya
pengawasan guru terhadap murid.
Tabel 2. 65
Rasio Guru Terhadap Murid Sekolah Pendidikan Dasar di Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2016-2020
Rata-rata
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuhan
(%/tahun)
1 Jumlah guru SD/MI Orang 1.774 1.971 1.567 1.819 1.827 0,74
Jumlah guru SMP/MTs Orang 829 891 805 952 946 3,36
Jumlah guru SD/MI dan Orang 2.603 2.862 2.372 2.771 2.773 1,59
SMP/MTs
2 Jumlah murid SD/MI Orang 31.579 30.914 29.421 29.297 28.514 -2,52
Jumlah murid SMP/MTs Orang 12.583 13.064 13.180 13.113 12.813 0,45
Jumlah murid SD/MI dan Orang 44.162 43.978 42.601 42.410 41.327 -1,65
SMP/MTs
3 Rasio guru/murid sekolah Rasio per 589,42 650,78 556,79 653,38 670,99 3,29
pendidikan dasar 10.000
Guru per 1:17 1:15 1:18 1:15 1:15
Murid
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, rasio guru/murid sekolah pendidikan
dasar di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang semakin membaik. Pada tahun

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-95
TAHUN 2021-2026
2016, terdapat 589,42 guru yang melayani 10.000 murid, atau apabila digambarkan dengan
rasio sederhana menjadi 1:17, dimana satu guru sekolah dasar menangani 17 murid sekolah
dasar. Capaian tersebut berfluktuasi hingga tahun 2020 yang capaiannya menjadi 1:15. Apabila
dilihat secara series, maka dapat dikatakan bahwa dalam lima tahun terakhir, capaian rasio
guru per murid di Kabupaten Rejang Lebong ini memiliki kondisi yang semakin membaik, hal
tersebut ditandai oleh semakin kecilnya rasio yang dihasilkan. Berdasarkan data tersebut
dapat dilihat bahwa rasio guru terhadap murid sekolah dasar di Kabupaten Rejang Lebong
dapat dikatakan sudah memenuhi standar layanan yaitu sekitar 1:20.
50,000 800
45,000 700
650.78 653.38 670.99
40,000
589.42 600
35,000 556.79
30,000 500

25,000 400
20,000 300
15,000
200
10,000
2,862

2,771

2,773
2,603
44,162

41,327
2,372
43,978

42,410
42,601

5,000 100

0 0
2016 2017 2018 2019 2020
Jumlah guru SD/MI dan SMP/MTs
Jumlah murid SD/MI dan SMP/MTs
Rasio guru/murid sekolah pendidikan dasar

Gambar 2. 30
Grafik Rasio Guru Terhadap Murid Sekolah Pendidikan Dasar di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

12. Rasio Guru Terhadap Murid per Kelas Rata-Rata Sekolah Dasar
Rasio guru/murid per kelas rata-rata sekolah dasar dihitung untuk mengukur
perbandingan jumlah murid dan guru yang ada di satu kelas tingkat sekolah dasar. Tujuannya
adalah untuk mengetahui satu guru menangani berapa murid dalam satu kelas secara rata-rata
di tingkat sekolah dasar. Oleh karena itu, beban guru dapat diperkirakan dan dipertimbangkan
efektivitas pengajarannya.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-96
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 66
Rasio Guru Terhadap Murid Per Kelas Rata-Rata Sekolah Dasar di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Rata-rata
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuhan
(%/tahun)
1. Jumlah guru Jiwa 1.188 1.121 1.054 1.310 1.389 3,99
sekolah pendidikan
dasar per kelas
2. Jumlah murid Jiwa 31.579 30.914 29.421 29.297 28.514 -2,52
pendidikan dasar
3. Rasio guru/murid Per 1000 murid per 37,62 36,26 35,82 44,71 48,71 6,67
per kelas rata-rata kelas
pendidikan dasar Guru per murid per 1:27 1:28 1:29 1:22 1:21
kelas rata-rata
pendidikan dasar
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, besaran capaian rasio guru/murid per
kelas rata-rata pendidikan dasar di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang
semakin membaik. Pada tahun 2016, terdapat 37,62 guru yang melayani 1.000 murid per kelas
rata-rata sekolah dasar, atau apabila digambarkan dengan rasio sederhana menjadi 1:27,
dimana satu guru sekolah dasar menangani 27 murid dalam satu kelas pada jenjang
pendidikan sekolah dasar. Capaian tersebut berfluktuasi hingga tahun 2020 yang capaiannya
menjadi 1:21. Apabila dilihat secara series, maka dapat dikatakan bahwa dalam lima tahun
terakhir, capaian rasio guru per murid dalam satu kelas pada jenjang pendidikan sekolah dasar
di Kabupaten Rejang Lebong ini memiliki kondisi yang semakin membaik, hal tersebut ditandai
oleh semakin kecilnya rasio yang dihasilkan.
35,000 60
48.71
30,000 44.71 50
25,000 37.62 36.26 35.82 40
20,000
30
15,000
20
10,000
1,389
1,310
1,188

1,121

28,514
1,054

10
30,914

29,421

29,297
31,579

5,000

0 0
2016 2017 2018 2019 2020
Jumlah guru sekolah pendidikan dasar per kelas
Jumlah murid pendidikan dasar
Rasio guru/murid per kelas rata-rata pendidikan dasar

Gambar 2. 31
Grafik Rasio Guru Terhadap Murid Per Kelas Rata-Rata Sekolah Dasar
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, 2020, Diolah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-97
TAHUN 2021-2026
13. Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas Menurut Karakteristik dan Kemampuan
Membaca dan Menulis Huruf Latin, Laki-laki dan Perempuan
Angka melek huruf penduduk usia 15 tahun ke atas adalah persentase penduduk
berusia 15 tahun ke atas yang memiliki kemampuan membaca dan menulis kalimat sederhana
dalam huruf latin, huruf arab, dan huruf lainnya. Angka melek huruf menunjukkan sejauh mana
penduduk di suatu daerah terbuka terhadap pengetahuan, oleh karena itu indikator ini
memiliki korelasi dengan pendidikan masyarakat. Semakin banyak penduduk yang memiliki
kemampuan menulis dan membaca maka semakin baik sistem pendidikan di daerah tersebut.
Tabel 2. 67
Persentase Penduduk 15 Tahun Keatas Menurut Karakteristik serta Kemampuan Membaca dan
Menulis Huruf Latin di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Rata-rata
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuhan
(%/tahun)
1. Persentase penduduk 15 Persen 98,63 97,95 98,06 99,31 99,12 0,12
tahun ke atas menurut
karakteristik serta
kemampuan membaca dan
menulis huruf latin, laki-laki
2. Persentase penduduk 15 Persen 95,51 96,2 95,88 97,8 97,18 0,43
tahun ke atas menurut
karakteristik serta
kemampuan membaca dan
menulis huruf latin,
perempuan
Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Rejang Lebong 2016-2020

Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, capaian persentase penduduk usia 15
tahun ke atas pada laki-laki tergambar lebih tinggi dibandingkan dengan capaiannya pada
perempuan. Dalam kurun waktu yang sama, capaian persentase penduduk laki-laki usia 15
tahun ke atas dengan kemampuan membaca dan menulis huruf latin di Kabupaten Rejang
Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat, yang
ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,12 persen per tahun. Pada tahun 2016,
capaian persentase penduduk laki-laki usia 15 tahun ke atas yang mampu membaca dan
menulis tercatat sebesar 98,63 persen, yang kemudian berfluktuasi pada tahun-tahun
berikutnya dengan kecenderungan meningkat hingga tahun 2020 capaiannya tercatat sebesar
99,12 persen.
Capaian persentase penduduk perempuan berusia 15 tahun ke atas dengan
kemampuan membaca dan menulis huruf latin di Kabupaten Rejang Lebong juga menunjukkan
besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat, yang ditandai dengan besaran rata-
rata pertumbuhan sebesar 0,43 persen per tahun. Pada tahun 2016, capaian persentase
penduduk perempuan usia 15 tahun ke atas yang berkemampuan membaca dan menulis di
kabupaten ini tercatat sebesar 95,51 persen dan berfluktuasi hingga tahun 2020 menjadi 97,18

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-98
TAHUN 2021-2026
persen. Meskipun capaiannya belum 100 persen, namun perkembangan capaian indikator ini
sudah cukup baik, oleh karena itu masih dimungkinkan untuk selalu meningkat di tahun-tahun
berikutnya.

100 99.31 99.12


98.63
99
97.95 98.06
97.8
98 97.18
97 96.2
95.88
96 95.51

95

94

93
2016 2017 2018 2019 2020
Persentase penduduk 15 tahun ke atas menurut karakteristik serta
kemampuan membaca dan menulis huruf latin, laki-laki
Persentase penduduk 15 tahun ke atas menurut karakteristik serta
kemampuan membaca dan menulis huruf latin, perempuan

Gambar 2. 32
Grafik Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas Menurut Karakteristik serta Kemampuan
Membaca dan Menulis Huruf Latin Tahun 2016 – 2020
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Rejang Lebong 2016-2020, Diolah

14. Guru yang Memenuhi Kualifikasi S1/ D-IV


Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru menyatakan bahwa guru sekurang-kurangnya harus memiliki kualifikasi
akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1). Kualifikasi guru
penting dalam kemajuan pendidikan, khususnya dalam transfer ilmu kepada para peserta
didik. Kualitas guru sebagai tenaga pendidik sangat berpengaruh pada kualitas pendidikan
yang ada di suatu daerah.
Tabel 2. 68
Guru yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Rata-rata
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuhan
(%/tahun)
1. Jumlah guru berijasah kualifikasi Orang 2.689 2.886 2.888 3.225 3.450 6,43
S1/D-IV
2. Jumlah guru SD/MI, SMP/MTs, Orang 3.338 3.686 3.156 3.634 3.705 2,64
SMA/SMK/MA
3. Guru yang memenuhi kualifikasi Persen 80,56 78,3 91,51 88,75 93,12 3,69
S1/D-IV
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, 2020

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, besaran capaian indikator guru yang
memenuhi kualifikasi S1/D-IV di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang
fluktuatif dengan kecenderungan meningkat, yang ditandai dengan rata-rata pertumbuhan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-99
TAHUN 2021-2026
sebesar 3,69 persen per tahun. Pada tahun 2016, capaian indikator di kabupaten ini tercatat
sebesar 80,56 persen yang kemudian berfluktuasi hingga tahun 2020 dimana besarannya
tercatat sebesar 93,12 persen.
4000 95
93.12
91.51
3500
88.75
90
3000

2500 85
2000
80.56 78.3 80
1500

1000
75
3,686

3,156
2888
2886
2689

3225
3,338

3,634

3705
3450
500

0 70
2016 2017 2018 2019 2020
Jumlah guru berijasah kualifikasi S1/D-IV
Jumlah guru SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV

Gambar 2. 33
Grafik Guru yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, 2020, Diolah

Dalam lima tahun terakhir, capaian indikator ini belum menyentuh besaran 100
persen, hal tersebut mengindikasikan bahwa masih terdapat guru yang belum memenuhi
kualifikasi pendidikan S1/D-IV, baik karena tingkat pendidikan yang masih di bawah S1/D-IV,
atau sudah berijasah S1/D-IV tetapi kualifikasi pendidikan atau jurusan tidak sesuai, terutama
untuk guru pada jenjang pendidikan SD/MI.

15. Guru Bersertifikasi pada Jenjang Pendidikan Dasar


Sertifikasi guru merupakan hal penting berkaitan dengan kompetensi guru sebagai
tenaga pendidik. Semakin banyak guru yang telah bersertifikasi maka semakin baik pula
kualitas dari guru atau tenaga pendidik di suatu daerah. Berdasarkan data yang diperoleh,
dapat diketahui bahwa jumlah guru bersertifikasi di Kabupaten Rejang Lebong untuk jenjang
pendidikan SD/MI dan SMP/MTs masih cenderung rendah, terutama pada jenjang SMP/MTs.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-100
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 69
Persentase Guru Bersertifikasi Menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Rata-rata
No Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuhan
(%/tahun)
SD/ MI
1 Jumlah guru SD/MI Orang N/A 1.075 1.047 1.006 964 -3,57
bersertifikasi
2 Jumlah guru SD/MI Orang N/A 1.970 1.567 1.819 1.845 -2,16
3 Persentase Guru SD/MI Persen N/A 54,57 66,82 55,31 52,25 -1,44
Bersertifikasi
SMP/ MTs
1 Jumlah guru SMP/MTs Orang N/A 395 403 401 393 -0,17
bersertifikasi
2 Jumlah guru SMP/MTs Orang N/A 891 805 952 946 2,02
3 Persentase Guru SMP/MTs Persen N/A 44,33 50,06 42,12 41,54 -2,14
Bersertifikasi
Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, 2020, Diolah
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Secara umum, dalam empat tahun terakhir, capaian persentase guru SD/MI dan
SMP/MTs bersertifikasi di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif
dengan kecenderungan menurun, yang apabila ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan,
pada capaian persentase guru SD/MI bersertifikasi turun sebesar -1,44 persen per tahun,
sementara capaian persentase guru SMP/MTs bersertifikasi turun sebesar -2,14 persen per
tahun.

80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
54.57

44.33

66.82

50.06

55.31

42.12

52.25

41.54

10.00
0.00
2017 2018 2019 2020

Jumlah guru SD/MI bersertifikasi Jumlah guru SMP/MTS bersertifikasi

Gambar 2. 34
Grafik Persentase Guru Bersertifikasi Menurut Jenjang Pendidikan
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2017-2020
Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, 2020, Diolah

Pada tahun 2018, capaian persentase guru SD/MI bersertifikasi di Kabupaten Rejang
Lebong tercatat sebesar 66,82 persen, dimana besaran tersebut meningkat sebesar 22,45
persen dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 54,57 persen. Capaian tersebut kemudian

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-101
TAHUN 2021-2026
menunjukkan penurunan hingga tahun 2020 sebesar -11,57 persen per tahun menjadi 52,25
persen. Hal yang sama terjadi pula pada capaian indikator persentase guru SMP/MTs di
Kabupaten Rejang Lebong, dimana pada tahun 2018, capaian indikator ini tercatat sebesar
50,06 persen yang meningkat sebesar 12,93 persen dari tahun sebelumnya yang capaiannya
tercatat sebesar 44,33 persen. Capaian tersebut kemudian menunjukkan kecenderungan
menurun hingga tahun 2020, yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -8,91
per tahun menjadi 41,54 persen. Penurunan persentase guru bersertifikasi ini terjadi karena
keterbatasan guru yang mengikuti pelatihan ataupun banyaknya guru yang tidak lolos dalam
tes untuk memperoleh sertifikasi.

16. Jumlah Sekolah yang Berada di Daerah Terpencil


Wilayah Kabupaten Rejang Lebong masih terdapat daerah terpencil dengan
aksesibilitas yang sulit untuk dijangkau baik karena topografi wilayah yang cenderung
berbukit maupun kondisi jalan yang sulit untuk dijangkau. Beberapa daerah tersebut tersebar
di lima kecamatan yang meliputi Kecamatan Kota Padang, Padang Ulak Tanding, Selupu Rejang,
Sindang Beliti Ilir, dan Sindang Beliti Ulu. Pada daerah-daerah tersebut juga terdapat beberapa
sarana dan prasarana pendidikan dasar seperti SD/MI dan SMP/MTs yang memiliki akses yang
sulit dijangkau. Pada data tahun 2020 terdapat 11 unit SD/MI dan tiga unit SMP/MTs yang
berada di daerah terpencil di Kecamatan Kota Padang. Selanjutnya, terdapat 20 unit SD/MI dan
enam unit SMP/MTs yang terdapat di daerah terpencil di Kecamatan Padang Ulak Tanding.
Pada Kecamatan Selupu Rejang terdapat 14 unit SD/MI dan enam unit SMP/MTs yang berada
di daerah terpencil. Di Kecamatan Sindang Beliti Ilir terdapat 10 unit SD/MI dan tiga unit
SMP/MTs dengan jangkauan yang sulit. Selanjutnya, terdapat 12 unit SD/MI dan tiga unit
SMP/MTs dengan jangkauan sulit karena berada di daerah terpencil di Kecamatan Sindang
Beliti Ulu.
Tabel 2. 70
Jumlah Sekolah yang Berada di Daerah Terpencil Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2020
Jumlah sekolah daerah tertinggal (Unit)
No Kecamatan
SD/MI SMP/MTs
1 Kota Padang 11 3
2 Padang Ulak Tanding 20 6
3 Selupu Rejang 14 6
4 Sindang Beliti Ilir 10 3
5 Sindang Beliti Ulu 12 3
Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, 2020, Diolah

17. Guru yang Mendapatkan Tunjangan Daerah Khusus


Tunjangan khusus adalah tunjangan yang diberikan kepada guru atau tenaga pendidik
yang ditugaskan oleh pemerintah atau pemerintah daerah sebagai kompensasi atas kesulitan
hidup yang dihadapi dalam melaksanakan tugas di daerah khusus. Tunjangan daerah khusus

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-102
TAHUN 2021-2026
ini diberikan dari dana yang bersumber dari APBN melalui Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Guru yang mendapatkan tunjangan daerah khusus di Kabupaten Rejang Lebong
adalah guru yang mengajar di daerah-daerah dengan tingkat aksesibilitas yang sulit terjangkau
serta memiliki tingkat risiko yang tinggi karena beberapa daerah tersebut juga memiliki
tingkat kriminalitas yang tinggi.
Tabel 2. 71
Jumlah Guru yang Mendapatkan Tunjangan Daerah Khusus
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2020
No Status Kepegawaian
Kecamatan Unit Kerja
PNS Honorer
1 Kota Padang SD 9 5
SMP 12 9
2 Padang Ulak Tanding SD 33 4
SMP 2 1
3 Sindang Beliti Ilir SD 4 5
SMP 0 0
4 Sindang Beliti Ulu SD 17 4
SMP 9 4
Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, 2020, Diolah

Berdasarkan data tahun 2020 dapat dilihat bahwa di Kecamatan Kota Padang terdapat
sembilan guru SD dengan status PNS dan lima guru honorer SD yang mendapatkan tunjangan
daerah khusus. Pada jenjang pendidikan SMP terdapat 12 guru dengan status PNS dan
sembilan guru honorer yang mendapatkan tunjangan daerah khusus. Pada Kecamatan Padang
Ulak Tanding untuk tingkat SD terdapat 33 guru PNS dan empat guru honorer yang
mendapatkan tunjangan khusus daerah. Sementara itu, untuk jenjang SMP terdapat dua guru
PNS dan hanya satu guru honorer yang mendapat tunjangan daerah khusus. Pada Kecamatan
Sindang Beliti Ilir terdapat empat guru PNS dan lima guru honorer yang mendapat tunjangan
daerah khusus untuk jenjang SD. Sementara untuk jenjang SMP tidak terdapat guru yang
mendapat tunjangan khusus. Pada Kecamatan Sindang Beliti Ulu terdapat 17 guru PNS dan
empat guru honorer untuk tingkat SD yang mendapat tunjangan daerah Khusus. Sementara
untuk jenjang SMP terdapat sembilan guru PNS dan empat guru SMP yang mendapat tunjangan
daerah khusus.

B. Kesehatan
Berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017, urusan kesehatan
memiliki 45 indikator. Empat puluh lima indikator tersebut mengalami penyesuaian dengan
dihapuskan beberapa indikator dan penambahan beberapa indikator. Indikator yang dihapus
adalah proporsi penduduk dengan asupan tingkat konsumsi minimum, penggunaan kondom
pada hubungan seks beresiko tinggi terakhir, proporsi jumlah penduduk usia 15-24 tahun yang
memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS, cakupan pemberian makanaan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-103
TAHUN 2021-2026
pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin, cakupan pelayanan gawat darurat
level satu yang harus diberikan sarana kesehatan (RS), dan cakupan desa/kelurahan
mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan Epidemiologi <24 jam. Sementara itu, beberapa
indikator yang ditambahkan adalah indikator terkait dengan jumlah fasilitas kesehatan dan
tenaga kesehatan.

1. Angka Kematian Bayi


Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan banyaknya bayi berusia di bawah satu tahun
yang meninggal per 1.000 kelahiran hidup yang terjadi dalam kurun waktu satu tahun. AKB
merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan
masyarakat. Indikator yang menjadi salah satu target dalam Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan ini menggambarkan keadaan kesehatan dan status gizi saat janin hingga bayi
dilahirkan.
Tabel 2. 72
Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1. Jumlah kematian bayi Orang 34 35 22 24 25
(berumur kurang 1
tahun)
2. Jumlah kelahiran hidup Orang 4.634 4.603 4.900 4.808 4.744
3. Angka kematian bayi per 7,34 7,60 4,49 4,99 5,27
1.000 KH
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan, 2021

Pada tahun 2016, angka kematian bayi di kabupaten ini tercatat sebanyak 7,34
kematian per 1.000 kelahiran hidup. Capaian tersebut sempat meningkat 3,63 persen di tahun
2017 menjadi 7,60 kematian per 1.000 kelahiran hidup, namun kemudian menunjukkan
perbaikan hingga tahun 2019 sebesar -18,98 persen per tahun menjadi 4,99 kematian per
1.000 kelahiran hidup. Meskipun demikian, pada tahun 2020 terjadi peningkatan kembali
sebesar 5,57 persen menjadi 5,27 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan informasi
yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, beberapa faktor utama
penyebab kematian bayi di kabupaten ini diantaranya adalah Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR), infeksi, sepsis, kelainan kongenitas, dan lain-lain.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-104
TAHUN 2021-2026
6,000 7.34 7.60 8.00
7.00
5,000
4.99 5.27 6.00
4,000 4.49
5.00
3,000 4.00
3.00
2,000
2.00

4,634

4,603

4,900

4,808

4,744
1,000
34 35 22 24 25 1.00
- -
2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah kematian bayi (berumur kurang 1 tahun)


Jumlah kelahiran hidup
Angka kematian bayi

Gambar 2. 35
Grafik Angka Kematian Bayi (AKB) Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: Hasil Olahan, 2021

Selanjutnya, apabila dilihat secara umum, dalam lima tahun terakhir, AKB di Kabupaten
Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun, hal
tersebut terlihat dari besaran pertumbuhan rata-rata pada lima tahun terakhir yang tercatat
sebesar -7,94 persen per tahun. Membaiknya besaran AKB di kabupaten ini disebabkan oleh
adanya kemudahan dalam menjangkau akses fasilitas kesehatan dan terselenggaranya
program inovasi yang melibatkan peran serta masyarakat dalam pemantauan dan monitoring
kesehatannya melalui Program Aksi Kader 211 dan Program Rumah Tunggu Kelahiran (RTK).

2. Angka Kelangsungan Hidup Bayi


Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) adalah probabilitas bayi hidup sampai dengan
usia satu tahun. Angka kelangsungan hidup bayi dihitung dengan menggunakan formula satu
dikurangi dengan besaran angka kematian bayi, dan dinyatakan dalam per 1.000 kelahiran
hidup. Besaran AKHB berkaitan dengan kematian bayi, dimana semakin tinggi tingkat
kematian bayi, maka semakin rendah nilai AKHB yang dihasilkan.
Tabel 2. 73
Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1.000 KH 7,34 7,60 4,49 4,99 5,27
2 Angka Kelangsungan Hidup 992,66 992,40 995,51 995,01 994,73
Bayi (AKHB)
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan, 2021

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, AKHB di Kabupaten Rejang Lebong
menunjukkan besaran yang relatif stabil, dimana besarannya tercatat diatas 990. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa dari 1.000 kelahiran yang terjadi, terdapat 990 bayi yang berpeluang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-105
TAHUN 2021-2026
untuk memiliki kelangsungan hidup di Kabupaten Rejang Lebong. Kelangsungan hidup bayi
sangat ditentukan oleh berbagai kondisi seperti kondisi pertumbuhan janin di dalam rahim,
kualitas pemeriksaan antenatal, penyakit ibu waktu hamil, penanganan persalinan dan
perawatan sesudah lahir. Setiap bayi lahir dihadapkan pada kondisi yang berbeda, sehingga
diperkirakan mempunyai umur kelangsungan hidup yang berbeda pula. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa probabilitas kumulatif kelangsungan hidup lebih tinggi pada bayi yang
lahir dari ibu yang berpendidikan tinggi, tidak bekerja, umur ibu antara 20 hingga 35 tahun,
tidak ada komplikasi kehamilan dan lingkungan baik.

3. Angka Kematian Balita Per 1000 Kelahiran Hidup


Angka kematian balita (AKABA) merupakan jumlah anak yang meninggal sebelum
mencapai usia lima tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. AKABA
merupakan indikator yang menggambarkan kondisi kesehatan anak balita yang berhubungan
dengan kondisi kesehatan lingkungan, penyakit menular, status gizi, dan pengasuhan ibu
terhadap kesehatan anak. Oleh karena itu, data angka kematian balita ini menjadi penting,
karena digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan program seperti imunisasi,
pencegahan penyakit menular terutama pada anak-anak, serta program penerangan tentang
gizi dan pemberian makanan sehat untuk anak usia di bawah lima tahun.
Tabel 2. 74
Angka Kematian Balita di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah kematian balita (berumur kurang 5 tahun) Orang 37 41 23 29 26
2 Jumlah kelahiran hidup Orang 4.634 4.603 4.900 4.808 4.744
3 Angka kematian balita Per 7,98 8,91 4,69 6,03 5,48
1.000 KH
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan, 2021

Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, jumlah kematian balita di Kabupaten
Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun. Jumlah
tersebut berpengaruh dengan besaran angka kematian balita per 1.000 kelahiran hidup,
dimana capaiannya tercatat menurun dengan rata-rata penurunan sebesar -8,98 persen per
tahun. Pada tahun 2016, angka kematian balita di kabupaten ini tercatat sebesar 7,98 kematian
balita per 1.000 kelahiran hidup dan menurun dengan signifikan di tahun 2018 menjadi 4,69
kematian balita per 1.000 kelahiran hidup. Capaian tersebut kemudian meningkat kembali
pada dua tahun terakhir, hingga mencapai 5,48 kematian balita per 1.000 kelahiran hidup.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-106
TAHUN 2021-2026
6,000 8.91 10.00
7.98 9.00
5,000
8.00
6.03 7.00
4,000 5.48
4.69 6.00
3,000 5.00
4.00
2,000
3.00
2.00
4,634

4,603

4,900

4,808

4,744
1,000
37 41 23 29 26 1.00
- -
2016 2017 2018* 2019 2020

Jumlah kematian balita (berumur kurang 5 tahun)


Jumlah kelahiran hidup
Angka kematian balita

Gambar 2. 36
Grafik Angka Kematian Balita Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: Hasil Olahan, 2021

Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2018, dapat diketahui
bahwa penurunan besaran AKABA yang terjadi hingga tahun 2018 menunjukkan keberhasilan
program peningkatan kesehatan anak yang digambarkan dengan perbaikan kondisi kesehatan
lingkungan, penyakit menular, status gizi, dan pengasuhan ibu terhadap kesehatan anak, yang
ditunjang dengan program inovasi daerah melalui Gerakan Aksi Kader 211. Melalui program
tersebut, masyarakat dapat melakukan pemantauan dan monitoring kondisi kesehatan yang
difasilitasi oleh tenaga kesehatan setempat, sehingga dapat meminimalisir resiko kematian
khususnya kematian pada anak.

4. Angka Kematian Neonatal Per 1000 Kelahiran Hidup


Angka kematian neonatal (AKN) adalah banyaknya bayi berusia di bawah satu bulan
(usia 0 hingga 28 hari) yang meninggal per 1.000 kelahiran hidup. Kematian yang terjadi
sebelum bayi berumur 28 hari tersebut umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa
anak sejak lahir yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama
kehamilan. Kematian neonatal disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan
kehamilan. Indikator angka kematian neonatal ini dapat dimanfaatkan untuk menyusun
program-program untuk mengurangi angka kematian neonatal melalui program pelayanan
kesehatan Ibu hamil, misalnya dengan program pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus,
maupun program pendukung lainnya.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-107
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 75
Angka Kematian Neonatal di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah kematian bayi (berumur kurang Orang 38 34 16 19 20
1 bulan)
2 Jumlah kelahiran hidup Orang 4.634 4.762 4.900 4.808 4.744
3 Angka kematian neonatal Per 1000 KH 8,20 7,14 3,27 3,95 4,22
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan, 2021

Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, besaran AKN di Kabupaten Rejang
Lebong menunjukkan kecenderungan yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun, yang
ditunjukkan dengan penurunan rata-rata pertumbuhan sebesar -15,32 persen per tahun. Pada
tahun 2016, AKN di kabupaten ini tercatat sebesar 8,20 kematian neonatus per 1.000 kelahiran
hidup, dan terus menunjukkan kondisi yang membaik hingga pada tahun 2020 capaiannya
tercatat sebesar 4,22 kematian neonatus per 1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan informasi
yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, disebutkan bahwa sebagian
besar kejadian kematian neonatus di kabupaten ini disebabkan oleh Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR), asfiksia, sepsis, dan kelainan kongenital.

6000 8.20 9.00


7.14 8.00
5000
7.00
4000 6.00
3.95 4.22 5.00
3000 3.27 4.00
2000 3.00
4,808
4,634

4,762

4,900

4,744

2.00
1000
38 34 16 19 20 1.00
0 -
2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah kematian bayi (berumur kurang 1 bulan)


Jumlah kelahiran hidup
Angka kematian neonatal

Gambar 2. 37
Grafik Angka Kematian Neonatal Per 1000 Kelahiran Hidup di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: Hasil Olahan, 2021

Besaran capaian AKN sangat erat kaitannya dengan kesehatan ibu saat hamil, oleh
karena itu penurunan tren AKN di Kabupaten Rejang Lebong dapat dikaitkan dengan
meningkatnya tren cakupan kunjungan ibu hamil K4 dalam enam tahun terakhir, dimana pada
tahun 2020 cakupannya tercatat sebesar 99,94 persen. Selain itu, membaiknya capaian
indikator ini juga disebabkan adanya perbaikan gizi pada ibu hamil dan perbaikan kualitas
layanan kesehatan di Kabupaten Rejang Lebong.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-108
TAHUN 2021-2026
5. Angka Kematian Ibu 100.000 Kelahiran Hidup
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan jumlah kematian yang terjadi pada ibu karena
peristiwa kehamilan, persalinan, dan masa nifas selama periode satu tahun setiap 100.000
kelahiran hidup. Indikator AKI menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan
derajat kesehatan masyarakat karena dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait
dengan kehamilan dan persalinan. Indikator tersebut juga dapat menggambarkan status gizi
dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, serta tingkat pelayanan kesehatan terutama
untuk ibu hamil, dan ibu melahirkan, dan pada masa nifas.
Tabel 2. 76
Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah ibu hamil yang meninggal karena Orang 5 4 8 4 2
hamil, bersalin, dan nifas
2 Jumlah kelahiran hidup Orang 4.634 4.762 4.900 4.808 4.774
3 Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran Per 100.000 107,90 84,00 163,27 83,19 41,89
hidup KH
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan, 2021

Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga tahun 2020, capaian AKI di Kabupaten Rejang
Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun, yang
ditunjukkan dengan rerata penurunan sebesar -21,06 persen per tahun. Capaian AKI di
kabupaten ini menurun sebesar -22,15 persen per tahun pada tahun 2017 yakni sebesar 84,00
kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup, apabila dibandingkan dengan capaian tahun
sebelumnya, yang mencapai 107,90 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Capaian
tersebut kemudian meningkat dengan cukup signifikan pada tahun 2018, dengan laju
pertumbuhan sebesar 94,37 persen sehingga besaran AKI di kabupaten ini sebesar 163,27
kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2018, disebutkan
bahwa peningkatan AKI di kabupaten ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lan adanya
beberapa daerah dengan akses yang jauh untuk memperoleh pelayanan kesehatan sehingga
lebih memilih untuk melahirkan dengan menggunakan jasa tenaga non kesehatan (dukun
bersalin). Selain itu, kurangnya pengetahuan ibu untuk melakukan deteksi dini/pemeriksaan
kehamilan terhadap kehamilannya, serta adanya faktor penyakit penyerta pada ibu post partus
yang tidak terdeteksi (komplikasi obstetri) juga merupakan penyebab meningkatnya angka
AKI di kabupaten ini pada tahun 2018 tersebut.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-109
TAHUN 2021-2026
6000 163.27 180.00
160.00
5000
140.00
4000 107.90 120.00
84.00 83.19 100.00
3000
80.00
2000 41.89 60.00
40.00

4,762
4,634

4,900

4,808

4,774
1000
20.00
5 4 8 4 2
0 -
2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah ibu hamil yang meninggal karena hamil, bersalin, dan nifas
Jumlah kelahiran hidup
Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup

Gambar 2. 38
Grafik Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: Hasil Olahan, 2021

Selanjutnya, pemerintah kabupaten berusaha untuk menekan AKI di Kabupaten Rejang


Lebong dengan berbagai upaya, sehingga membuahkan hasil hingga pada dua tahun terakhir
besaran AKI di kabupaten ini menunjukkan perbaikan dengan menurunnya capaian AKI hingga
menjadi 41,89 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup, atau menurun sebesar -49,34 persen
per tahun. Dikutip dari Profil Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2018, salah satu cara
yang paling efektif untuk menurunkan AKI di kabupaten ini adalah dengan mendapatkan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih. Selain itu, beberapa faktor eksternal
seperti tingkat pendidikan ibu, kesehatan lingkungan fisik maupun budaya, ekonomi keluarga,
pola kerja rumah tangga juga merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat AKI.

6. Rasio Posyandu Per Satuan Balita


Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar/sosial dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian
Bayi. Rasio posyandu per satuan balita dihitung dengan membandingkan jumlah posyandu
dengan jumlah balita.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-110
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 77
Rasio Posyandu Per Jumlah Balita di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1. Jumlah Posyandu Unit 211 213 213 213 214
2. Jumlah seluruh anak balita Orang 23.493 23.224 22.937 23.803 23.886
3. Rasio posyandu per satuan balita Per 1000 Balita 8,98 9,17 9,29 8,95 8,96
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan, 2021

Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, rasio posyandu per satuan balita di
Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan capaian yang semakin membaik. Pada tahun 2016,
rasio posyandu per satuan balita di kabupaten ini menunjukkan besaran 8,98 dimana besaran
tersebut diartikan bahwa satu unit posyandu di kabupaten ini melayani 111 balita. Besaran
tersebut terus membaik hingga tahun 2020 capaiannya sebesar 8,96, atau dalam satu
posyandu dapat melayani 112 balita. Capaian ini menunjukkan bahwa pelayanan posyandu di
Kabupaten Rejang Lebong telah memenuhi standar layanan kesehatan di mana satu posyandu
melayani 500 jiwa atau 100 balita.

30000 9.40
9.29
25000 9.30
9.17
9.20
20000
9.10
15000 8.98 8.95 8.96 9.00
10000
8.90
22,937
23,493

23,224

23,803

23,886

5000 8.80
211 213 213 213 214
0 8.70
2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah Posyandu Jumlah seluruh anak balita


Rasio posyandu per satuan balita

Gambar 2. 39
Grafik Rasio Posyandu Per Satuan Balita di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: Hasil Olahan, 2021

7. Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Berdasarkan UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, fasilitas pelayanan
kesehatan didefinisikan sebagai suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
Beberapa jenis fasilitas kesehatan diantaranya adalah rumah sakit, pusat kesehatan
masyarakat (Puskesmas), klinik, dan lain sebagainya. Sementara itu, rasio fasilitas kesehatan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-111
TAHUN 2021-2026
per 1.000 penduduk dihitung untuk mengetahui keterjangkauan penduduk terhadap fasilitas
kesehatan di wilayah tersebut.
Tabel 2. 78
Rasio Fasilitas Kesehatan Per Satuan Penduduk di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No. Uraian Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah Rumah Sakit Unit 2 2 2 2 1
2 Jumlah Puskesmas Unit 21 21 21 21 21
3 Jumlah Puskesmas Unit 53 53 53 53 51
Pembantu
4 Jumlah Poskesdes* Unit N/A N/A 42 N/A N/A
5 Jumlah Poliklinik Unit 11 11 11 13 15
6 Jumlah Praktek Dokter Unit 51 74 78 50 48
(Bersama dan
Perseorangan)*
7 Jumlah Penduduk Jiwa 274.815 276.875 278.865 280.142 281.445
8 Rasio Rumah Sakit per Per 1000 Penduduk 0,007 0,007 0,007 0,007 0,004
satuan penduduk
9 Rasio Puskesmas per Per 1000 Penduduk 0,076 0,076 0,075 0,075 0,075
satuan penduduk
10 Rasio Puskesmas Per 1000 Penduduk 0,193 0,191 0,190 0,189 0,181
Pembantu per satuan
penduduk
11 Rasio Poskesdes per Per 1000 Penduduk N/A N/A 0,151 N/A N/A
satuan penduduk
12 Rasio Poliklinik per Per 1000 Penduduk 0,040 0,040 0,039 0,046 0,053
satuan penduduk
13 Rasio Praktek Dokter per Per 1000 Penduduk 0,186 0,267 0,280 0,178 0,171
satuan penduduk
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rejang Lebong,
2021; Hasil Olahan, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang berfungsi


menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan, asuhan keperawatan secara
berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Rumah
sakit juga berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan rujukan. Semakin banyak dan
semakin dekat rumah sakit dengan masyarakat, maka akan semakin mudah bagi masyarakat
dalam mengakses layanan kesehatan berupa rumah sakit tersebut. Berdasarkan PP Nomor 47
Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan disebutkan bahwa Pemerintah Daerah
bertanggung jawab untuk menyediakan rumah sakit sesuai kebutuhan masyarakat dimana
untuk setiap kabupaten/kota paling sedikit memiliki satu rumah sakit dengan klasifikasi paling
rendah kelas D.
Kabupaten Rejang Lebong dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2019, memiliki dua
unit rumah sakit, yakni RSUD Curup yang merupakan rumah sakit kelas C dan RS DKT. RS DKT
merupakan rumah sakit swasta di bawah naungan TNI (Kodim Rejang Lebong). Sementara itu,
terjadi perubahan jumlah rumah sakit pada tahun 2020, dimana jumlah rumah sakit di
kabupaten ini menjadi satu unit, yakni RSUD Curup saja. Hal tersebut dikarenakan RS DKT kini

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-112
TAHUN 2021-2026
sudah tidak lagi memenuhi syarat sebagai rumah sakit sehingga statusnya saat ini hanya
sebagai klinik. Berkurangnya jumlah rumah sakit di kabupaten ini berpengaruh dengan
menurunnya rasio rumah sakit per satuan penduduk sebesar -16,41 persen per tahun.
Selanjutnya, Puskesmas merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas
Kesehatan. Berdasarkan PP Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan
disebutkan bahwa pemerintah daerah kabupaten/kota wajib menyediakan paling sedikit satu
Puskesmas di setiap kecamatan, dimana pendiriannya didasarkan pada pertimbangan
kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk, dan aksesibilitas. Puskesmas merupakan suatu unit
pelayanan tingkat pertama dan terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan. Puskesmas
bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir,
Kabupaten Rejang Lebong memiliki 21 unit Puskesmas yang tersebar di 15 kecamatan. Sama
halnya dengan rasio rumah sakit, rasio puskesmas per 1.000 penduduk di kabupaten ini juga
menunjukkan besaran yang menurun, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -0,60 persen per
tahun.
Tabel 2. 79
Cakupan Puskesmas di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah puskesmas Unit 21 21 21 21 21
2 Jumlah seluruh kecamatan Kecamatan 15 15 15 15 15
3 Cakupan puskesmas Persen 140,00 140,00 140,00 140,00 140,00
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan, 2021

Berdasarkan persebarannya, terdapat lima kecamatan di Kabupaten Rejang Lebong


yang memiliki Puskesmas lebih dari satu unit, sementara sepuluh kecamatan lainnya masing-
masing memiliki satu unit Puskesmas. Hal tersebut menjadikan capaian cakupan Puskesmas di
Kabupaten Rejang Lebong melebihi 100 persen, tepatnya sebesar 140 persen pada lima tahun
terakhir. Adapun kelima kecamatan tersebut meliputi Kecamatan Curup Timur yang memiliki
dua unit Puskesmas, yakni Puskesmas Kampung Delima dan Puskesmas Curup Timur;
Kecamatan Curup Selatan dengan dua unit Puskesmas, yakni Puskesmas Watas Marga dan
Talang Rimbo Lama; Kecamatan Selupu Rejang dengan tiga unit Puskesmas, yakni Puskesmas
Simpang Nangka, Sambirejo, dan Sumber Urip; Kecamatan Bermani Ulu dengan dua unit
Puskesmas, yakni Puskesmas Kampung Melayu dan Puskesmas Bermani Ulu; serta Kecamatan
Sindang Kelingi dengan dua unit Puskesmas, yakni Puskesmas Beringin Tiga dan Puskesmas
Sindang Jati.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-113
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 80
Jumlah Puskesmas Menurut Kecamatan Tahun 2020
Jumlah Puskesmas
No. Kecamantan
(Unit)
1 Curup 1
2 Curup Tengah 1
3 Curup Timur 2
4 Curup Utara 1
5 Curup Selatan 2
6 Selupu Rejang 3
7 Bermani Ulu 2
8 Bermani Ulu Raya 1
9 Sindang Kelingi 2
10 Sindang Dataran 1
11 Binduriang 1
12 Padang Ulak Tanding 1
13 Sindang Beliti Ilir 1
14 Sindang Beliti Ulu 1
15 Kota Padang 1
Sumber: Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Secara kuantitas, jumlah Puskesmas di Kabupaten Rejang Lebong dapat dikatakan


cukup, karena masing-masing kecamatan telah memiliki fasilitas pelayanan kesahatan berupa
Puskesmas. Namun apabila dilihat dari kualitasnya, masih terdapat beberapa Puskesmas yang
belum optimal dalam memberikan pelayanannya kepada masyarakat baik dari segi kualitas
bangunan fisiknya maupun peralatan yang digunakan yang masih belum memenuhi standar.
Berdasarkan pelayanannya, hingga tahun 2020 terdapat 11 Puskesmas atau 53,38 persen yang
memiliki layanan rawat inap. Puskesmas rawat inap tersebut adalah Puskesmas Watas Marga,
Bermani Ulu, Bangun Jaya, Sambirejo, Sindang Jati, Kepala Curup, Sindang Daratan, Padang
Ulak Tanding, Sindang Beliti Ilir, Tanjung Agung, dan Kota Padang. Sementara itu, terdapat
Puskesmas yang dinaikkan kelasnya menjadi RS tipe D, yakni Puskesmas Curup.
Tabel 2. 81
Persentase Puskesmas Rawat Inap Menurut Kecamatan Tahun 2019 dan 2020
No. Indikator Satuan 2019 2020
1 Puskesmas Rawat Inap Unit 7 11
2 Jumlah seluruh Puskesmas Unit 21 21
3 Persentase Puskesmas rawat inap Persen 33,33 52,38
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2019 dan 2020

Dalam upaya meningkatkan akses, jangkauan dan mutu pelayanan dasar kesehatan bagi
masyarakat, Puskesmas dibantu oleh Puskesmas Pembantu (Pustu), dimana Pustu akan
melayani dua hingga tiga desa yang berada di wilayah kerja Puskesmas. Pustu merupakan
jaringan pelayanan Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan secara permanen di
suatu lokasi dalam wilayah kerja Puskesmas. Pustu tersebut merupakan bagian integral
Puskesmas yang harus dibina secara berkala oleh Puskesmas. Dalam kurun waktu tahun 2016
hingga 2019, jumlah Pustu di Kabupaten Rejang Lebong berjumlah 53 unit yang tersebar di
seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Rejang Lebong. Sementara pada tahun 2020 jumlah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-114
TAHUN 2021-2026
Pustu tersebut berkurang dua unit menjadi 51 unit. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari
Dinas Kesehatan, terdapat beberapa Pustu yang saat ini tidak dapat dipergunakan lagi
dikarenakan bangunan Pustu tersebut sudah tidak layak pakai. Tidak berfungsinya beberapa
Pustu tersebut berimbas pada menurunnya rasio Pustu per 1.000 penduduk, dengan rata-rata
penurunan sebesar -1,55 persen per tahun, selain itu berpengaruh pula dengan menurunnya
capaian cakupan puskesmas pembantu di Kabupaten Rejang Lebong dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar -0,96 persen per tahun.
Tabel 2. 82
Cakupan Puskesmas Pembantu di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah pembantu puskesmas Unit 53 53 53 53 51
2 Jumlah desa Desa 156 156 156 156 156
3 Cakupan puskesmas pembantu Persen 33,97 33,97 33,97 33,97 32,69
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan, 2021

Selanjutnya, Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya


Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan atau menyediakan
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Pada umumnya, Poskesdes dikelola oleh
masyarakat, yakni kader kesehatan di bawah bimbingan tenaga kesehatan. Peran kader
kesehatan dalam mengembangkan Poskesdes sangatlah penting dikarenakan kader tersebut
berfungsi sebagai penggerak, pencatat, dan penyuluh. Berdasarkan Profil Kesehatan
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2018, terdapat 42 unit Poskesdes di Kabupaten Rejang
Lebong pada tahun 2018 yang tersebar di seluruh kecamatan. Dalam dokumen profil juga
disebutkan bahwa hingga tahun 2018, jumlah jaringan Puskesmas terbanyak di Kabupaten
Rejang Lebong terdapat di Puskesmas Padang Ulak Tanding yakni membawahi tujuh Pustu dan
empat Poskesdes. Hal tersebut disebabkan karena Puskesmas Padang Ulak Tanding
merupakan Puskesmas dengan wilayah kerja terbanyak di Kabupaten Rejang Lebong, yakni
membawahi 16 desa/kelurahan.
Berdasarkan PP Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan
disebutkan bahwa klinik merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau
spesialistik. Pemerintah daerah kabupaten/kota menentukan jumlah klinik berdasarkan
kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan pada satu wilayah. Dalam kurun waktu
tahun 2016 hingga 2020, jumlah poliklinik di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan
peningkatan, yakni 11 unit pada tahun 2016 menjadi 15 unit di tahun 2020. Ke-15 poliklinik
dengan jenis klinik pratama hingga utama tersebut merupakan klinik yang diselenggarakan
oleh perorangan, yayasan, perusahaan, maupun TNI. Meningkatnya jumlah poliklinik dalam

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-115
TAHUN 2021-2026
lima tahun terakhir, berimbas pada peningkatan rasio poliklinik per 1.000 penduduk, dengan
rata-rata pertumbuhan sebesar 7,42 persen per tahun.
Fasilitas pelayanan kesehatan lain yang terdapat di Kabupaten Rejang Lebong adalah
praktik dokter baik yang dilakukan secara bersama maupun perseorangan. Tempat praktik
mandiri dokter merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kewenangan untuk memberikan pelayanan langsung kepada pasien.
Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, jumlah tempat praktik dokter di Kabupaten
Rejang Lebong menunjukkan peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,50 persen
per tahun, atau sebanyak 51 unit di tahun 2016 meningkat menjadi 78 unit di tahun 2018.
Meningkatnya jumlah tempat praktik dokter menunjukkan adanya penambahan alternatif
pelayanan kesehatan masyarakat di Kabupaten Rejang Lebong, yang tidak hanya
diselenggarakan oleh pemerintah, namun juga oleh pihak swasta dan perorangan. Meskipun
demikian, terjadi penurunan jumlah praktik dokter hingga tahun 2020 menjadi 48 unit.
Penurunan ini diduga akibat dari dampak pandemi covid-19. Menurunnya tempat praktik
dokter di kabupaten ini, berpengaruh dengan menurunnya rasio praktik dokter per 1.000
penduduk dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -2,09 persen per tahun.

8. Tenaga Kesehatan
Berdasarkan UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, tenaga kesehatan
didefinisikan sebagai setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Tenaga
kesehatan dapat dikelompokkan sesuai dengan keahlian dan kualifikasi yang dimiliki, antara
lain meliputi tenaga medis (dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis),
tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan, tenaga kesehatan masyarakat dan lingkungan,
tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian medis, dan tenaga kesehatan lainnya.
Rasio tenaga kesehatan per satuan penduduk merupakan salah satu indikator yang digunakan
untuk mengukur cakupan pelayanan dokter di masyarakat.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-116
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 83
Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Dokter Umum Orang 36 36 43 43 44
2 Dokter Spesialis Orang 13 12 22 22 22
3 Dokter Gigi Orang 9 9 8 8 9
4 Jumlah perawat Orang 298 332 423 424 497
5 jumlah perawat gigi Orang 5 7 7 7 7
6 Jumlah bidan Orang 281 319 399 398 404
7 Jumlah tenaga gizi Orang 27 34 31 31 31
8 Jumlah tenaga farmasi Orang 22 25 22 22 22
9 Jumlah tenaga kesmas Orang 121 94 83 81 81
10 Jumlah Penduduk Orang 274.815 276.875 278.865 280.142 281.445
11 Rasio Dokter Umum per satuan Per 1000 0,131 0,130 0,154 0,153 0,156
penduduk Penduduk
12 Rasio Dokter Spesialis per satuan Per 1000 0,047 0,043 0,079 0,079 0,078
penduduk Penduduk
13 Rasio Dokter Gigi per satuan Per 1000 0,033 0,033 0,029 0,029 0,032
penduduk Penduduk
14 Rasio perawat per satuan Per 1000 1,084 1,199 1,517 1,514 1,766
penduduk Penduduk
15 Rasio perawat gigi per satuan Per 1000 0,018 0,025 0,025 0,025 0,025
penduduk Penduduk
16 Rasio bidan per satuan penduduk Per 1000 1,023 1,152 1,431 1,421 1,435
Penduduk
17 Rasio tenaga gizi per satuan Per 1000 0,098 0,123 0,111 0,111 0,110
penduduk Penduduk
18 Rasio tenaga farmasi per satuan Per 1000 0,080 0,090 0,079 0,079 0,078
penduduk Penduduk
19 Rasio tenaga kesmas per satuan Per 1000 0,440 0,340 0,298 0,289 0,288
penduduk Penduduk
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rejang Lebong,
2021; Hasil Olahan, 2021

Secara umum, jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Rejang Lebong dalam kurun
waktu tahun 2016 hingga 2020 menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan
meningkat. Dalam lima tahun terakhir, jumlah dokter umum dan dokter spesialis
menunjukkan kecenderungan meningkat yang ditunjukkan dengan rerata pertumbuhan
sebesar 4,54 persen per tahun untuk dokter umum dan 14,06 persen per tahun untuk dokter
spesialis. Hingga tahun 2020, jumlah dokter umum di Kabupaten Rejang Lebong tercatat
sebanyak 43 orang, meningkat dibandingkan dengan tahun 2016 yang berjumlah 36 orang.
Meningkatnya jumlah dokter umum di tahun 2018 disebabkan oleh adanya penerimaan dokter
umum dengan status PNS baru sebanyak tujuh orang.
Selanjutnya, meskipun jumlahnya tidak sebanyak jumlah dokter umum, jumlah dokter
spesialis di kabupaten ini juga menunjukkan peningkatan, yakni 13 orang di tahun 2016
menjadi 22 orang di tahun 2020. Terjadinya penambahan dokter spesialis di tahun 2018
disebabkan karena adanya tren jumlah pasien yang semakin meningkat di RSUD Curup
sehingga diperlukan penambahan tenaga dokter spesialis, khususnya untuk dokter dengan
spesialisasi bedah, serta kebidanan dan anak. Selain itu, pada tahun yang sama penambahan
dokter spesialis di kabupaten ini tercatat karena adanya dokter spesialis yang telah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-117
TAHUN 2021-2026
menyelesaikan pendidikan tugas belajar, dimana dokter tersebut memiliki keahlian atau
spesialisasi bidang kejiwaan, syaraf, kulit dan kelamin, serta forensik. Sementara jumlah
dokter gigi tercatat menunjukkan penurunan, yakni sembilan orang di tahun 2016 turun
menjadi delapan orang di tahun 2018, hal tersebut dikarenakan adanya dokter gigi yang
memasuki masa purna tugas atau pensiun, dan hingga tahun 2020 belum ada penambahan
dokter gigi baru.
Terkait dengan jumlah perawat, dalam kurun waktu lima tahun terakhir jumlah
perawat di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan peningkatan dengan cukup signifikan,
yang ditunjukkan dengan rerata pertumbuhan sebesar 9,22 persen per tahun, dimana pada
tahun 2016 jumlah perawat tercatat sebanyak 298 orang yang kemudian menunjukkan
peningkatan setiap tahunnya hingga menjadi 424 orang di tahun 2020. Selain perawat, tenaga
kesehatan yang memiliki peningkatan jumlah dengan cukup signifikan lainnya terlihat pada
jumlah bidan yang tumbuh sebesar 9,09 persen per tahun, atau sebanyak 281 orang di tahun
2016 yang berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat menjadi 398 orang di tahun 2020.
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari Profil Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2018, tingginya jumlah tenaga bidan di Kabupaten Rejang Lebong disebabkan oleh
semakin banyaknya institusi pendidikan kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh
pemerintah maupun swasta yang setiap tahunnya telah menghasilkan lulusan kebidanan.
Selain dikarenakan banyaknya institusi pendidikan kesehatan, peningkatan jumlah perawat,
perawat gigi, dan bidan dalam kurun waktu lima tahun terakhir disebabkan karena adanya
penambahan tenaga kerja sukarela dan penerimaan PNS yang dilaksanakan pada tahun 2018.
Selanjutnya, dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, jumlah tenaga gizi di
Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan
meningkat. Meskipun demikian terjadi penurunan pada tahun 2018, dimana pada tahun
sebelumnya jumlah tenaga gizi di kabupaten ini tercatat 34 orang dan menurun menjadi 31
orang di tahun 2018. Hal tersebut dikarenakan adanya perpindahan jabatan fungsional gizi ke
jabatan fungsional lainnya karena peningkatan pendidikan. Kondisi yang sama juga
ditunjukkan pada besaran jumlah tenaga farmasi, dimana pada tahun 2017 jumlah tenaga
farmasi di kabupaten ini tercatat sebanyak 25 orang dan turun menjadi 22 orang di tahun 2018
hingga saat ini. Penurunan jumlah pada tenaga farmasi ini dikarenakan adanya tenaga yang
memasuki masa purna tugas dan tercatat ada yang mutasi (pindah tugas) ke luar wilayah
Kabupaten Rejang Lebong.
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, jumlah tenaga kesehatan masyarakat
menunjukkan besaran yang terus menurun, yang ditunjukkan dengan rerata penurunan
sebesar -9,55 per tahun. Pada tahun 2016, jumlah tenaga kesehatan masyarakat di Kabupaten
Rejang Lebong tercatat sebanyak 121 orang dan turun dengan cukup signifikan hingga menjadi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-118
TAHUN 2021-2026
81 orang di tahun 2020. Penurunan jumlah tenaga kesehatan masyarakat ini dikarenakan
adanya perubahan jenjang jabatan fungsional tertentu.
Selanjutnya, dilihat dari rasionya, dari sembilan jenis tenaga kesehatan yang tercatat di
Kabupaten Rejang Lebong, tiga diantaranya menunjukkan besaran yang menurun, sementara
enam lainnya menunjukkan peningkatan. Adapun rasio tenaga kesehatan per satuan penduduk
yang menunjukkan penurunan antara lain rasio dokter gigi dan rasio tenaga farmasi yang
masing-masing menurun sebesar -0,60 persen per tahun, rasio tenaga kesmas yang menurun
sebesar -10,08 persen per tahun. Sementara itu, rasio tenaga kesehatan yang memiliki rata-
rata pertumbuhan tertinggi adalah rasio dokter spesialis yang tumbuh sebesar 13,38 persen
per tahun dan rasio perawat yang meningkat sebesar 12,96 persen per tahun.

9. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani


Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu dengan komplikasi
kebidanan yang mendapat penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan terlatih
pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
dibandingkan dengan jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama. Merujuk pada Profil Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2018, disebutkan bahwa komplikasi kebidanan adalah keadaan penyimpangan dari normal,
yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Komplikasi
kebidanan antara lain ketuban pecah dini, perdarahan pervagina, hipertensi dalam kehamilan
dengan atau tanpa edema pretibial, ancaman persalinan prematur, infeksi berat dalam
kehamilan, distosia (persalinan macet, persalinan tidak maju, dan infeksi masa nifas). Indikator
ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan secara profesional kepada ibu (hamil, bersalin, nifas) dengan komplikasi. Pemberian
tindakan terakhir untuk menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi kebidanan,
yaitu komplikasi persalinan, dan komplikasi dalam nifas.
Tabel 2. 84
Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah Komplikasi Kebidanan yang mendapat Orang 544 589 672 773 457
penanganan difinitif
2 Jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan Orang 740 756 1.032 1.016 1.000
3 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Persen 73,51 77,91 65,12 76,08 45,70
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan, 2021

Secara umum, dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, jumlah komplikasi
kebidanan yang mendapatkan penanganan difinitif di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan
besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun, yang apabila ditunjukkan dengan
rerata pertumbuhan tercatat sebesar -4,26 persen per tahun. Pada tahun 2016, jumlah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-119
TAHUN 2021-2026
komplikasi kebidanan yang mendapatkan penanganan difinitif tercatat sebesar 544 orang, dan
berfluktuasi hingga menjadi 457 orang di tahun 2020. Menurunnya besaran jumlah komplikasi
kebidanan yang mendapatkan penanganan difinitif tersebut menunjukkan perburukan
indikator. Sementara itu, jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di kabupaten ini
menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat, yang ditunjukkan
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 7,82 persen per tahun.

1200 90.00
77.91 76.08
73.51 80.00
1000 65.12
70.00
800 60.00
45.70
50.00
600
40.00
400 30.00
20.00
1,032

1,016

1,000
200
740

756
544

589

672

773

457
10.00
0 0.00
2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah Komplikasi Kebidanan yang mendapat penanganan difinitif


Jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

Gambar 2. 40
Grafik Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: Hasil Olahan, 2021

Berdasarkan kedua kondisi yang telah disebutkan sebelumnya, menghasilkan cakupan


komplikasi kebidanan yang ditangani dimana besarannya tercatat menunjukkan penurunan
sebesar -11,21 persen per tahun. Kondisi cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani di
Kabupaten Rejang Lebong sempat menunjukkan kondisi yang semakin membaik seiring
dengan peningkatan cakupan indikator ini sebesar 1,15 persen per tahun pada tahun 2016
hingga 2019. Namun kondisi tersebut tidak berlangsung lama, hal tersebut dikarenakan
besaran cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani menunjukkan besaran yang menurun
pada tahun 2020, dimana capaiannya tercatat sebesar 45,70 atau yang terburuk dalam lima
tahun terakhir, yang apabila ditunjukkan dengan rerata pertumbuhan, indikator tersebut
menurun sebesar -39,93 persen per tahun. Relatif rendahnya cakupan penanganan komplikasi
kebidanan di Kabupaten Rejang Lebong mengindikasikan masih belum optimalnya pelayanan
kesehatan pada ibu hamil, dimana hal tersebut dapat menjadi faktor resiko penyebab dari
kasus kematian ibu dan bayi di kabupaten ini.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-120
TAHUN 2021-2026
10. Cakupan Pertolongan Bersalin Oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki
Kompetensi Kebidanan
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan adalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah tenaga kesehatan yang memiliki
kemampuan klinis kebidanan sesuai standar.
Tabel 2. 85
Cakupan Pertologan Bersalin Oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1. Jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga Orang 4.730 4.740 4.875 4.813 4.726
kesehatan
2. Jumlah seluruh sasaran ibu bersalin Orang 5.136 4.999 4.925 4.848 4.771
3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga Persen 92,10 94,82 98,98 99,28 99,06
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan, 2021

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, besaran capaian cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di Kabupaten Rejang
Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat, dan
ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,84 persen per tahun. Pada tahun 2016,
cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
tercatat sebesar 92,10 persen. Kondisi capaian indikator tersebut kemudian terus membaik
hingga tahun 2020 capaiannya tercatat sebesar 99,06 persen.

5,200 98.98 99.28 99.06 100.00


98.00
5,000 94.82 96.00
4,800 92.10 94.00
92.00
4,875
4,925
4,730
5,136

4,740
4,999

4,813
4,848

4,726
4,771

4,600
90.00
4,400 88.00
2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan

Jumlah seluruh sasaran ibu bersalin

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi


kebidanan

Gambar 2. 41
Grafik Cakupan Pertologan Bersalin Oleh Tenaga Kesehatan
yang Memiliki Kompetensi Kebidanan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: Hasil Olahan, 2021

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-121
TAHUN 2021-2026
11. Cakupan Desa/Kelurahan UCI
Merujuk pada Profil Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2018 disebutkan
bahwa bayi dan anak-anak memiliki risiko yang lebih tinggi terserang penyakit menular yang
dapat mematikan, seperti difteri, tetanus, hepatitis B, radang selaput otak, radang paru-paru,
dan penyakit-penyakit lainnya. Oleh karena itu, imunisasi merupakan salah satu cara
pencegahan yang terbaik dan sangat vital agar kelompok berisiko ini terlindungi. Universal
Child Immunization (UCI) adalah gambaran suatu desa/kelurahan dimana ≥ 80 persen dari
jumlah bayi (0 sampai dengan 11 bulan) yang ada di desa/kelurahan tersebut sudah mendapat
imunisasi dasar lengkap (Profil Kesehatan RI, 2017). Indikator dan target imunisasi lengkap
tersebut berupa BCG sebesar 95 persen, HB-0 sebesar 80 persen, Polio-1 sebesar 95 persen
Polio 2-4 sebesar 90 persen DPT-HB 1 sebesar 95 persen DPT- HB 2 sebesar 90 persen DPT-
Hb 3 sebesar 90 persen, dan campak 90 persen (Pedoman Posyandu, 2014). Indikator ini
digunakan untuk menilai keberhasilan pelaksanaan imunisasi di suatu wilayah. Kementerian
Kesehatan menetapkan target nasional sebesar 92 persen desa/kelurahan UCI pada tahun
2018 untuk setiap kabupaten/kota.
Tabel 2. 86
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1. Jumlah desa/kelurahan UCI Desa/Kelurahan 137 141 141 141 131
2. Jumlah seluruh desa/kelurahan Desa/Kelurahan 156 156 156 156 156
3. Cakupan desa/kelurahan universal Persen 87,82 90,38 90,38 90,38 83,97
child immunization (UCI)
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan, 2021

Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, jumlah desa/kelurahan UCI di Kabupaten
Rejang Lebong tercatat menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan
menurun. Penurunan jumlah desa/kelurahan UCI tersebut berbanding lurus dengan
penurunan cakupan desa/kelurahan UCI yang menunjukkan rerata penurunan sebesar -1,11
persen per tahun, dimana pada tahun 2016 capaian indikator ini tercatat sebesar 87,82 persen
dan berfluktuasi dengan kecenderungan menurun menjadi 83,97 persen pada tahun 2020.
Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2018 disebutkan bahwa
capaian cakupan desa/kelurahan UCI di Kabupaten Rejang Lebong belum mampu mencapai
target yang ditetapkan nasional sebesar 92 persen tersebut. Oleh karena itu diperlukan
optimalisasi upaya untuk dapat meningkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap, salah satunya
dengan meningkatkan pengetahuan keluarga tentang pentingnya imunisasi untuk menjaga
dan memelihara kesehatan anak.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-122
TAHUN 2021-2026
160 90.38 90.38 90.38 92.00
155
90.00
150 87.82
145 88.00
140
86.00
135 83.97
130 84.00
125
137 82.00

156

141
156

141
156

141
156

131
156
120
115 80.00
2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah desa/kelurahan UCI


Jumlah seluruh desa/kelurahan
Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

Gambar 2. 42
Grafik Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: Hasil Olahan, 2021

Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa bila suatu desa cakupan UCI menunjukkan
besaran antara 80 hingga 90 persen, maka akan terjadi kekebalan kelompok, sehingga dapat
turut melindungi kelompok masyarakat yang bukan sasaran imunisasi dari penyakit yang
bersangkutan. Namun, jika capaiannya masih berada di bawah 40 persen, maka tidak terjadi
kekebalan kelompok sehingga mudah terjadi penyebaran penyakit di daerah tersebut. Bayi
yang tidak diimunisasi rentan dengan serangan penyakit terutama penyakit-penyakit infeksi
seharusnya yang bisa dicegah dengan imunisasi. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa masih
banyaknya bayi yang tidak diimunisasi dapat menjadi faktor resiko penyebab kematian bayi.

12. Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapatkan Perawatan


Balita gizi buruk merupakan balita dengan status gizi menurut berat badan (BB) dan
umur (U) dengan Z-score <-3 SD dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwasiorkor,
dan marasmus-kwasiorkor). Balita gizi buruk yang mendapat perawatan merupakan balita gizi
buruk yang dirawat atau ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi
buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Tabel 2. 87
Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapatkan Perawatan di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1. Jumlah balita gizi buruk yang mendapatkan Orang N/A 9 18 10 1
perawatan
2. Jumlah seluruh balita gizi buruk yang ditemukan Orang N/A 9 37 24 1
3. Cakupan balita gizi buruk yang mendapatkan Persen N/A 100,00 48,65 41,67 100,00
perawatan
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-123
TAHUN 2021-2026
Dalam kurun waktu tahun 2017 hingga tahun 2019, besaran cakupan balita gizi buruk
yang mendapatkan perawatan di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan kecenderungan
menurun, dengan rerata penurunan sebesar -35,45 persen per tahun. Pada tahun 2017,
cakupan balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan di sarana pelayanan kesehatan di
tercatat 100 persen, dimana keseluruhan balita gizi buruk yang ditemukan seluruhnya
mendapatkan perawatan. Capaian tersebut kemudian menunjukkan penurunan hingga tahun
2019 capaiannya tercatat sebesar 41,67 persen. Selanjutnya, pada tahun 2020, capaian
cakupan balita gizi buruk mendapatkan perawatan kembali meningkat menjadi 100 persen.
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang
Lebong, tidak semua balita gizi buruk yang ditemukan di kabupaten ini diikuti dengan penyakit
penyerta, oleh karena itu balita gizi buruk ini hanya ditangani di Puskesmas saja melalui
pemberian makanan tambahan (PMT). PMT merupakan salah satu program intervensi bagi
balita yang menderita gizi buruk dimana tujuannya adalah untuk meningkatkan status gizi
anak, serta untuk mencukupi kebutuhan zat gizi anak, agar dapat mencapai status gizi dan
kondisi gizi yang baik sesuai dengan umur anak tersebut.

13. Persentase Anak Usia Satu Tahun yang Diimunisasi Campak


Terdapat beberapa jenis imunisasi dasar yang diwajibkan pada anak, salah satunya
adalah imunisasi campak. Dari imunisasi dasar lengkap yang diwajibkan tersebut, campak
merupakan imunisasi yang mendapat perhatian lebih. Hal ini dilakukan sesuai komitmen
Indonesia pada global untuk mempertahankan cakupan imunisasi campak sebesar 90 persen
secara tinggi dan merata, di mana hal tersebut terkait dengan realita bahwa campak adalah
salah satu penyebab utama kematian pada balita. Oleh karena itu, pencegahan campak
memiliki peran signifikan dalam penurunan angka kematian balita. Persentase anak usia satu
tahun yang diimunisasi campak adalah perbandingan antara banyaknya anak berumur satu
tahun yang telah menerima minimal satu kali imunisasi campak terhadap jumlah anak
berumur satu tahun, dan dinyatakan dalam persentase.
Tabel 2. 88
Persentase Anak Usia Satu Tahun yang Diimunisasi Campak di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1. Jumlah anak usia 1 tahun yang mendapat Orang 4.460 4.217 4.864 4.234 3.846
imunisasi campak
2. Jumlah anak usia 1 tahun Orang 4.736 4.928 4.919 4.469 4.397
3. Persentase Anak Usia 1 Tahun yang Diimunisasi Persen 94,17 85,57 98,88 94,74 87,47
Campak
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan, 2021

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-124
TAHUN 2021-2026
Secara umum, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, capaian persentase anak usia
satu tahun yang diimunisasi campak di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang
fluktuatif dengan kecenderungan menurun, yang ditunjukkan dengan rerata penurunan
sebesar -1,83 persen per tahun. Pada tahun 2016, capaian indikator ini tercatat sebesar 94,17
persen, dan kemudian berfluktuasi hingga menjadi 87,47 persen di tahun 2020. Berdasarkan
informasi yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, penurunan yang
terjadi pada dua tahun terakhir disebabkan karena adanya kebijakan introduksi atau adanya
pengalihan dari vaksin campak menjadi vaksin campak dan rubella.

6,000 98.88 100.00

94.17 94.74
5,000 95.00
4,000
87.47 90.00
3,000 85.57
85.00
2,000
80.00
4,460
4,736

4,217
4,928

4,864
4,919

4,234
4,469

3,846
4,397
1,000

- 75.00
2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah anak usia 1 tahun yang mendapat imunisasi campak


Jumlah anak usia 1 tahun
Persentase Anak Usia 1 Tahun yang Diimunisasi Campak

Gambar 2. 43
Grafik Persentase Anak Usia 1 Tahun yang Diimunisasi Campak di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: Hasil Olahan, 2021

14. Non Polio AFP Rate Per 100.000 Penduduk


Kasus AFP (acute flaccid paralysis) adalah semua anak berusia kurang dari 15 tahun
dengan kelumpuhan yang sifatnya flaccid (Iayuh), terjadi secara akut (mendadak), bukan
disebabkan oleh rudapaksa/trauma/kecelakaan. AFP dapat terjadi pada beberapa penyakit
salah satunya karena virus polio. Penyakit-penyakit yang mempunyai sifat kelumpuhan seperti
poliomyelitis disebut kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) dan pengamatannya disebut sebagai
Surveilans AFP. AFP non polio adalah kasus AFP yang pada pemeriksaan spesimen tidak
ditemukan virus polio liar atau kasus AFP yang ditetapkan oleh tim ahli sebagai kasus AFP non
polio dengan kriteria tertentu.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-125
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 89
Non Polio AFP Rate Per 100.000 Penduduk di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1. Jumlah kasus AFP non Polio yang Jiwa
0 1 3 3 1
dilaporkan
2. Jumlah penduduk <15 tahun Jiwa 66.287 65.399 67.044 67.827 66.769
3. Non Polio AFP Rate per 100.000 per 100.000
0,00 1,53 4,47 4,42 1,50
Penduduk Penduduk
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rejang Lebong,
2021; Hasil Olahan, 2021

Secara umum, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, capaian indikator non polio AFP
rate per 100.000 penduduk di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif.
Pada tahun 2016, tidak ditemukan kasus AFP non polio yang dilaporkan. Selanjutnya, pada
tahun 2017, ditemukan satu kasus yang menjadikan capaian indikator non polio AFP rate di
kabupaten ini tercatat sebesar 1,53 per 100.000 penduduk. Capaian tersebut meningkat cukup
signifikan di tahun 2018 menjadi 4,47 per 100.000 penduduk. Dalam dua tahu terakhir,
capaian indikator ini dikatakan menurun seiring dengan menurunnya capaian non polio AFP
rate yang turun sebesar -38,88 persen menjadi 1,50 per 100.000 penduduk. Berdasarkan
informasi yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, terjadinya
penurunan kasus yang tercatat dikarenakan kurangnya pelacakan kasus yang biasanya
dilakukakan secara integrasi dengan kegiatan posyandu, selain itu pelacakan kasus juga
terhambat sebagai akibat dari dampak pandemi covid-19 di tahun 2020.

5 4.47 4.42
4.5
4
3.5
3
2.5
2 1.53 1.50
1.5
1
0.5 0
0
2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 2. 44
Grafik Non Polio AFP Rate per 100.000 Penduduk di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: Hasil Olahan, 2021

Target dari indikator non polio AFP rate pada penduduk usia <15 tahun ini adalah lebih
dari atau sama dengan dua per 100.000, sehingga hanya tahun 2018 dan 2019 saja Kabupaten
Rejang Lebong mampu mencapai target tersebut, sementara pada tahun 2020 belum mampu
mencapai target yang telah ditetapkan. Oleh karena itu penting bagi daerah untuk dapat
meningkatkan cakupan imunisasi dan meningkatkan kinerja surveilans AFP.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-126
TAHUN 2021-2026
15. Cakupan Balita Pneumonia yang Ditangani
Indikator cakupan balita pneumonia yang ditangani merupakan perbandingan antara
jumlah penderita pneumonia balita yang ditangani dengan jumlah perkiraan penderita
pneumonia balita, dan dinyatakan dalam persentase. Pneumonia sendiri adalah infeksi akut
yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) yang ditandai dengan batuk disertai napas cepat
atau kesukaran bernafas. Sementara itu, definisi ditangani adalah diberikan pelayanan sesuai
klasifikasinya, dimana pada penderita pneumonia artinya diberikan antibiotika dan pada kasus
pneumonia berat dirujuk ke sarana kesehatan yang lebih memadai.
Tabel 2. 90
Cakupan Balita Pneumonia yang Ditangani di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1. Jumlah penderita pnemonia balita yang ditangani Orang N/A N/A 17 17 26
2. Jumlah perkiraan penderita pneumonia balita Orang N/A N/A 520 522 524
3. Cakupan balita pneumonia yang ditangani Persen N/A N/A 3,27 3,26 4,96
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Dalam kurun waktu tiga tahu terakhir, jumlah penderita pneumonia balita yang
ditangani di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang semakin meningkat, yang
ditandai dengan rerata pertumbuhan sebesar 23,67 persen per tahun, dimana pada tahun
2018, jumlah penderita pneumonia balita yang tertangani tercatat sebanyak 17 orang, dan
meningkat menjadi 26 orang di tahun 2020. Meningkatnya jumlah balita pneumonia yang
ditangani tersebut berbanding lurus dengan peningkatan cakupan balita pneumonia yang
ditangani yang ditunjukkan dengan peningkatan rata-rata sebesar 23,20 persen per tahun,
yakni sebesar 3,27 persen di tahun 2018 meningkat menjadi 4,96 persen di tahun 2020.
Meningkatnya capaian indikator tersebut salah satunya disebabkan oleh adanya penguatan
petugas Puskesmas yang dilakukan oleh petugas kabupaten, serta adanya kegiatan integrasi
dengan program imunisasi sehingga penjaringan deteksi dini dan penanganan kasus penderita
pneumonia balita lebih cepat dilakukan.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-127
TAHUN 2021-2026
600 6.00
4.96
500 5.00

400 3.27 3.26 4.00

300 3.00

200 2.00

100 1.00
17 17 26
520 522 524
0 0.00
2018 2019 2020

Jumlah penderita pnemonia balita yang ditangani


Jumlah perkiraan penderita pneumonia balita
Cakupan balita pneumonia yang ditangani

Gambar 2. 45
Grafik Cakupan Balita Pneumonia yang Ditangani di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2018-2020
Sumber: Hasil Olahan, 2021

16. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC BTA


Cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA (+) merupakan jumlah
penderita baru TBC BTA (+) yang ditemukan dan diobati di suatu wilayah kerja selama satu
tahun dibanding dengan jumlah perkiraan penderita baru TBC BTA (+) dalam kurun waktu
yang sama. Tuberculosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Mycobacterium tuberculosis, dikenal pula sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA). Penyakit
yang menyebab melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil TB ini, menjadi salah satu
penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam SDGs.
Tabel 2. 91
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC BTA
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1. Jumlah penderita baru TBC BTA (+) yang Orang 124 194 319 293 102
ditemukan dan diobati
2. Jumlah perkiraan penderita baru TBC BTA (+) Orang 577 1.238 1.194 855 856
3. Cakupan penemuan dan penanganan penderita Persen 21,49 15,67 26,72 34,27 11,92
penyakit TBC BTA
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan, 2021

Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga tahun 2020, jumlah penderita baru TBC BTA
(+) yang ditemukan dan diobati di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang
fluktuatif dengan kecenderungan menurun, yang ditunjukkan dengan rerata penurunan
sebesar -4,77 persen per tahun. Sebelum menunjukkan penurunan yang cukup signifikan di
tahun 2020, jumlah penderita baru TBC BTA (+) yang ditemukan dan diobati di kabupaten ini
tercatat meningkat sebesar 60,39 persen per tahun pada tahun 2016 hingga 2018, hingga

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-128
TAHUN 2021-2026
capaiannya mencapai 319 orang. Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2018, peningkatan penemuan jumlah kasus TBC BTA (+) di tahun 2018 ini disebabkan
karena terselenggaranya program penjaringan kasus TBC yang dilaksanakan melalui program
“Ketuk Pintu TB”. Program tersebut merupakan kegiatan kunjungan rumah oleh petugas
kesehatan yang kemudian ditindaklanjuti dengan pelaksanaan laboratorium maupun
pemeriksaan ro thorax di fasilitas pelayanan kesehatan. Pelaksanaan program tersebut
membuahkan hasil berupa luasnya penjaringan penderita suspek TBC di Kabupaten Rejang
Lebong.

1400 40.00
34.27
1200 35.00

26.72 30.00
1000
21.49 25.00
800
15.67 20.00
600
11.92 15.00
400
10.00
1,238

1,194

200 5.00
855
124
577

194

319

293

102
856
0 0.00
2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah penderita baru TBC BTA (+) yang ditemukan dan diobati
Jumlah perkiraan penderita baru TBC BTA (+)
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA

Gambar 2. 46
Grafik Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC BTA
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: Hasil Olahan, 2021

Selanjutnya, apabila dilihat dari cakupan penemuan dan penanganan penderita


penyakit TBC BTA di Kabupaten Rejang Lebong dalam lima tahun terakhir menunjukkan
besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun pula. Rata-rata penurunan dalam
lima tahun terakhir tercatat sebesar -13,71 persen per tahun, dimana pada tahun 2016 capaian
indikator ini tercatat sebesar 21,49 persen dan berfluktuasi hingga tahun 2020 capaiannya
tercatat sebesar 11,92 persen. Capaian pada tahun 2020 di kabupaten ini merupakan yang
terendah dalam enam tahun terakhir, hal ini disebabkan oleh pasifnya penemuan kasus karena
terjadinya pandemi covid-19 yang mengahambat pelacakan dan penjaringan penderita baru
kasus TBC BTA.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-129
TAHUN 2021-2026
17. Tingkat Prevalensi Tuberkulosis (Per 100.000 Penduduk)
Tingkat prevalensi Tuberkulosis merupakan kasus penderita TBC baik pasien lama
maupun pasien baru dibandingkan dengan jumlah penduduk di wilayah yang sama dalam
waktu tertentu dan dinyatakan dalam per 100.000 penduduk. Sasaran nasional RPJMN yang
tercantum dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2017 tentang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
atau SDGs menetapkan target prevalensi TBC pada tahun 2019 menjadi 245 per 100.000
penduduk. Sementara pada Permenkes Nomor 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan TBC
menetapkan target program penanggulangan TBC nasional yaitu eliminasi pada tahun 2035
dan Indonesia Bebas TBC Tahun 2050. Eliminasi TBC adalah tercapainya jumlah kasus TBC
sebesar 1 per 1.000.000 penduduk.
Tabel 2. 92
Tingkat Prevalensi Tuberkulosis Per 100.000 Penduduk di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1. Banyaknya kasus penderita Orang 190 278 396 417 205
TBC (baru dan lama)
2. Jumlah penduduk Orang 274.815 276.875 278.865 280.142 281.445
3. Tingkat prevalensi Per 100.000 69,14 100,41 142,00 148,85 72,84
Tuberkulosis Penduduk
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rejang Lebong,
2021; Hasil Olahan, 2021

Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, jumlah kasus penderita TBC di
Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan
meningkat, yang apabila ditunjukkan dengan rerata pertumbuhannya tercatat sebesar 1,92
persen per tahun. Pada tahun 2016, jumlah penderita TBC di kabupaten ini sebanyak 190
orang yang kemudian menunjukkan peningkatan terus menerus hingga tahun 2019 sebesar
29,96 persen per tahun menjadi 417 orang. Capaian tersebut kemudian menunjukkan
penurunan sebesar -50,84 persen pada tahun setelahnya menjadi 205 orang. Menurunnya
jumlah kasus penderita TBC di tahun 2020, diakibatkan karena menurunnya kegiatan
penyisiran kasus dan investigasi kontak akibat pandemi covid-19.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-130
TAHUN 2021-2026
500 142.00 148.85 160.00
140.00
400
100.41 120.00
300 100.00
69.14 72.84
80.00
200 60.00
40.00
100

396
190

278

417

205
20.00
0 0.00
2016 2017 2018 2019 2020

Banyaknya kasus penderita TBC (baru dan lama)


Tingkat prevalensi Tuberkulosis

Gambar 2. 47
Grafik Tingkat Prevalensi Tuberkulosis per 100.000 Penduduk di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: Hasil Olahan, 2021

Selanjutnya, banyaknya kasus penderita TBC di Kabupaten Rejang Lebong ini


berbanding lurus dengan capaian tingkat prevalensi TBC yang juga menunjukkan
kecenderungan meningkat di tahun yang sama. Pada tahun 2016, tingkat prevalensi TBC di
kabupaten ini tercatat sebesar 69,14 per 100.000 penduduk. Kondisi tersebut kemudian terus
menunjukkan peningkatan hingga tahun 2019 dengan rerata pertumbuhan sebesar 29,13
persen per tahun menjadi 148,85 per 100.000 penduduk. Selanjutnya, seiring menurunnya
jumlah kasus penderita TBC di tahun 2020, berpengaruh pada turunnya tingkat prevalensi TBC
di Kabupaten Rejang Lebong, dimana laju pertumbuhannya menunjukkan penurunan hingga -
51,07 persen, menjadi 72,84 per 100.000 penduduk.
Apabila dibandingkan dengan target prevalensi TBC nasional pada tahun 2019 menjadi
245 per 100.000 penduduk, maka tingkat prevalensi TBC di Kabupaten Rejang Lebong
memiliki posisi yang lebih baik dibandingkan dengan target nasional. Sementara itu,
pemerintah masih harus menekan angka prevalensi TBC untuk dapat mencapai target
eliminasi TBC pada tahun 2035 dan Indonesia Bebas TBC Tahun 2050.

18. Tingkat Kematian karena Tuberkulosis (per 100.000 penduduk)


Tingkat kematian karena Tuberkulosis (TB) adalah jumlah pasien TB yang meninggal
dibandingkan dengan jumlah seluruh penduduk dalam suatu wilayah yang sama, pada kurun
waktu tertentu yang dinyatakan dalam per 100.000. WHO menetapkan tiga indikator TBC
beserta targetnya yang harus dicapai, salah satunya adalah menurunkan jumlah kematian TBC
sebanyak 95 persen pada tahun 2035 dibandingkan dengan kematian yang terjadi pada tahun
2015.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-131
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 93
Tingkat Kematian Tuberkulosis Per 100.000 Penduduk di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1. Jumlah pasien TBC yang Orang 8 23 32 23 8
meninggal
2. Jumlah penduduk Orang 274.815 276.875 278.865 280.142 281.445
3. Tingkat kematian karena Per 100.000 2,91 8,31 11,48 8,21 2,84
tuberkulosis Penduduk
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rejang Lebong,
2021; Hasil Olahan, 2021

Jumlah pasien TB di Kabupaten Rejang Lebong dalam kurun waktu tahun 2016 hingga
2020 menunjukkan besaran yang fluktuatif, dimana pada tahun 2016 tercatat delapan orang
dan kemudian menunjukkan peningkatan menjadi 32 orang di tahun 2018. Apabila dilihat dari
tingkat kematian karena TB yang terjadi dalam lima tahun terakhir, capaian indikator ini
menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun. Pada tahun 2016,
tingkat kematian karena TB di Kabupaten Rejang Lebong tercatat sebesar 2,91 per 100.000
penduduk, yang kemudian menunjukkan peningkatan dengan cukup signifikan sebesar 98,54
persen per tahun hingga tahun 2018 capaiannya menjadi 11,48 per 100.000 penduduk.
Peningkatan tingkat kematian karena TB di Kabupaten Rejang Lebong tersebut secara tidak
langsung berkaitan dengan faktor sosial budaya yang masih mempengaruhi dan memperparah
masa pengobatan penderita TB, dimana tidak sedikit dari pasien masih percaya dan lebih
memilih pengobatan secara tradisional.

35 14.00
11.48
30 12.00
25 8.31 8.21 10.00
20 8.00
15 6.00
10 2.91 2.84 4.00
5 2.00
8 23 32 23 8
0 0.00
2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah pasien TB yang meninggal


Tingkat kematian karena Tuberkulosis

Gambar 2. 48
Grafik Tingkat Kematian karena Tuberkulosis per 100.000 Penduduk
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: Hasil Olahan, 2021

Selanjutnya, kondisi tingkat kematian karena TB di Kabupaten Rejang Lebong


menunjukkan kondisi yang semakin membaik hingga tahun 2020, dimana rerata
penurunannya tercatat sebesar -50,23 persen per tahun menjadi 2,84 per 100.000 penduduk.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-132
TAHUN 2021-2026
Meskipun dalam dua tahun terakhir, tingkat kematian karena TB di Kabupaten Rejang Lebong
telah menunjukkan perbaikan, namun pemerintah daerah masih harus terus berupaya untuk
dapat menurunkan jumlah kematian TBC sebanyak 95 persen pada tahun 2035 dibandingkan
dengan kematian yang terjadi pada tahun 2015 sebagaimana yang ditargetkan oleh WHO.

19. Proporsi Kasus Tuberkulosis yang Terdeteksi dalam Program DOTS


DOTS atau Directly Observed Treatment Short-course merupakan strategi
penanggulangan TBC yang dikembangkan oleh WHO dan telah terbukti menjadi strategi
penanggulangan yang secara ekonomis paling efektif (cost-efective). Fokus utama DOTS adalah
penemuan dan penyembuhan pasien, dimana menempatkan prioritas kepada pasien TB tipe
menular. Strategi tersebut dilaksanakan untuk memutuskan menularan TB.
Tabel 2. 94
Proporsi Kasus Tuberkulosis yang Terdeteksi dalam Program DOTS
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1. Jumlah pasien tuberkulosis BTA yang mendapat Orang 182 226 165 193 113
pengobatan melalui DOTS
2. Jumlah pasien baru TB paru BTA Orang 190 278 334 304 103
3. Proporsi jumlah kasus tuberkulosis yang Persen 95,79 81,29 49,40 63,49 109,71
terdeteksi dalam program DOTS
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan, 2021

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, proporsi jumlah kasus TB yang terdeteksi
dalam program DOTS di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif
dengan kecenderungan meningkat. Hal tersebut ditunjukkan dengan peningkatan rata-rata
pertumbuhannya yang meningkat sebesar 3,45 persen per tahun. Capaian indikator proporsi
kasus TB yang terdeteksi dalam program DOTS tercatat sebesar 95,79 persen, yang kemudian
menurun hingga tahun 2018 sebesar -28,19 persen per tahun menjadi 49,40 persen. Capaian
tersebut kemudian menunjukkan kondisi yang membaik hingga tahun 2020 dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 49,02 persen per tahun, hingga capaiannya tercatat sebesar 109,71
persen. Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong menambahkan informasi bahwa
meningkatnya kondisi capaian proporsi jumlah kasus TB yang terdeteksi dalam program DOTS
tersebut merupakan buah keberhasilan dar tim DOTS dalam memilah dan mendiagnosa TB.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-133
TAHUN 2021-2026
400 109.71 120.00
350 95.79
100.00
300 81.29
250 63.49 80.00
200 49.40 60.00
150 40.00
100
20.00

226
182
190

278

165
334

193
304

113
103
50
0 0.00
2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah pasien tuberkulosis BTA yang mendapat pengobatan melalui DOTS


Jumlah pasien baru TB paru BTA
Proporsi jumlah kasus tuberkulosis yang terdeteksi dalam program DOTS

Gambar 2. 49
Grafik Proporsi Kasus Tuberkulosis yang Terdeteksi dalam Program DOTS
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: Hasil Olahan, 2021

20. Proporsi Kasus Tuberkulosis yang Diobati dan Sembuh dalam Program DOTS
DOTS dapat diartikan sebagai pengawasan langsung menelan obat jangka pendek yang
dilakukan setiap hari oleh Pengawas Menelan Obat (PMO). Tujuan dari program ini adalah
mencapai angka kesembuhan yang tinggi, mencegah putus berobat, mengatasi efek samping
obat jika timbul dan mencegah resistensi. Indikator proporsi kasus tuberkulosis yang diobati
dan sembuh dalam program DOTS dihitung dengan membandingkan jumlah pasien TBC BTA
yang sembuh terhadap jumlah pasien tuberkulosis paru BTA yang diobati, dan dinyatakan
dalam persen.
Tabel 2. 95
Proporsi Kasus Turberkulosis yang Diobati dan Sembuh dalam Program DOTS
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1. Jumlah pasien tuberkulosis paru BTA yang sembuh Orang 182 226 165 193 14
2. Jumlah pasien TB Paru BTA yang diobati Orang 190 278 334 304 103
3. Proporsi kasus tuberkulosis yang diobati dan Persen 95,79 81,29 49,40 63,49 13,59
sembuh dalam program DOTS
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan, 2021

Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, jumlah pasien TB paru BTA yang sembuh
di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan
menurun. Pada tahun 2016 jumlah pasien TB paru BTA yang sembuh tercatat sebanyak 182
orang, kemudian berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat hingga tahun 2019
besarannya tercatat 193 orang, atau meningkat dengan rerata sebesar 1,98 persen per tahun.
Jumlah penderita tersebut kemudian menurun dengan signifikan di tahun 2020 sebesar -92,75
persen menjadi 14 orang. Rendahnya capaian pada tahun 2020, menurut Dinas Kesehatan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-134
TAHUN 2021-2026
Kabupaten Rejang Lebong dikarenakan belum selesainya kegiatan pendataan yang dilakukan,
oleh karena itu sebagian data kesembuhan pasien TB paru BTA belum seluruhnya terinput.

400 120.00
350 95.79
100.00
300 81.29
80.00
250 63.49
200 49.40 60.00
150 13.59
40.00
100
20.00
182
190

226
278

165
334

193
304

103
50

14
0 0.00
2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah pasien tuberkulosis paru BTA yang sembuh


Jumlah pasien TB Paru BTA yang diobati
Proporsi kasus tuberkulosis yang diobati dan sembuh dalam program DOTS

Gambar 2. 50
Grafik Proporsi Kasus Turberkulosis yang Diobati dan Sembuh dalam Program DOTS
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: Hasil Olahan, 2021

Berfluktuasinya jumlah pasien TB paru BTA yang sembuh dan jumlah pasien TB paru
yang diobati berbanding lurus dengan capaian indikator proporsi kasus TB yang diobati dan
sembuh dalam program DOTS di Kabupaten Rejang Lebong dalam lima tahun terakhir. Pada
tahun 2016, capaian indikator ini tercatat sebesar 95,79 persen. Kondisi tersebut berfluktuasi
dengan capaian yang semakin menurun, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -38,62 persen
per tahun, hingga pada tahun 2020 capaiannya hanya sebesar 13,59 persen. Berdasarkan
informasi yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, menurunnya
capaian indikator tersebut dipengaruhi oleh adanya jumlah kasus yang meninggal, putus
berobat, pindah maupun gagal dalam pengobatan.

21. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD


Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
Dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Indonesia
merupakan wilayah endemis dengan sebaran di seluruh wilayah tanah air. Gejala yang akan
muncul pada penyakit ini ditandai dengan demam mendadak, sakit kepala, nyeri belakang bola
mata, mual dan menifestasi perdarahan seperti mimisan atau gusi berdarah serta adanya
kemerahan di bagian permukaan tubuh pada penderita. Indikator cakupan penemuan dan
penanganan penderita penyakit DBD merupakan perbandingan antara penderita DBD yang
ditangani sesuai standar di suatu wilayah dalam kurun waktu satu tahun dibandingkan dengan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-135
TAHUN 2021-2026
jumlah penderita DBD yang ditemukan/dilaporkan dalam kurun waktu satu tahun yang sama,
dan dinyatakan dalam persentase. Penderita DBD yang ditangani sesuai standar SOP adalah
penderita DBD yang didiagnosis dan diobati/dirawat sesuai standar, ditindaklanjuti dengan
penanggulangan fokus (PF).
Tabel 2. 96
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1. Jumlah penderita baru DBD yang ditangani sesuai Orang 194 60 187 105 126
SOP
2. Jumlah penderita DBD yang ditemukan Orang 224 64 220 114 126
3. Cakupan penemuan dan penanganan penderita Persen 86,61 93,75 85,00 92,11 100,00
penyakit DBD
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan, 2021

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit DBD menunjukkan besaran yang fluktuatif. Hal tersebut dipengaruhi oleh
jumlah penderita DBD yang ditemukan dan ditangani sesuai SOP yang juga menunjukkan
besaran yang fluktuatif. Cakupan penemuan penderita DBD di kabupaten yang cenderung
fluktuatif ini disebabkan oleh adanya isu penyakit lain yang merebak seperti TBC, kusta,
kecacingan, covid-19, dan lain-lain. Faktor perubahan perilaku seperti kepedulian masyarakat
terhadap kebersihan lingkungan sekitar (Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik, Kader 211,
GORO berkala) masih sangat rendah terutama untuk kegiatan pemantauan jentik. Hal ini
menyebabkan data angka bebas jentik dan pemetaan wilayah potensial terjangkit atau prediksi
akan terjadi peningkatan kasus sebagai langkah antisipasi dan pengambilan keputusan bagi
pengampu sulit untuk diketahui. Selain itu, adanya keterlambatan dalam mengakses fasilitas
layanan kesehatan juga menjadi penyebab terjadinya penularan setempat. Stigma pengasapan
(fogging) masih sangat kuat di seluruh lapisan masyarakat dipengaruhi oleh komitmen
pemerintah, masyarakat, dan pengampu kepentingan lainnya.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-136
TAHUN 2021-2026
250 105.00
100.00
200 100.00
93.75
92.11 95.00
150
86.61 90.00
100 85.00
85.00
50 80.00
194
224

187
220

105
114

126
126
60
64
0 75.00
2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah penderita baru DBD yang ditangani sesuai SOP


Jumlah penderita DBD yang ditemukan
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD

Gambar 2. 51
Grafik Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: Hasil Olahan, 2021

Dilihat dari jumlah penderita DBD yang ditemukan, terjadi penurunan yang cukup
signifikan di tahun 2017, dimana pada tahun sebelumnya terdapat 224 penderita DBD yang
ditemukan, yang kemudian turun sebesar -71,43 persen menjadi 64 penderita di tahun 2017.
Capaian tersebut kemudian kembali meningkat dengan sangat signifikan hingga 243,75 persen
di tahun 2018 hingga besarannya tercatat sebanyak 220 penderita. Mengutip Profil Kesehatan
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2018, disebutkan bahwa tingginya angka kejadian penyakit
DBD tersebut disebabkan oleh faktor siklus tahunan serta curah hujan yang tinggi yang terjadi
selama tahun 2018, yang kemudian mengakibatkan banyaknya genangan air yang menjadi
tempat berkembangnya nyamuk penular DBD.
Selanjutnya, dalam dokumen tersebut juga disebutkan bahwa untuk mengantisipasi
terjadinya lonjakan jumlah kasus DBD pada tahun-tahun setelahnya di Kabupaten Rejang
Lebong, maka dilakukan beberapa upaya yang melibatkan para stakeholder, diantaranya
adalah dengan melaksanakan kegiatan Gebrak DBD yang dipusatkan di Kecamatan Curup
Utara; himbauan dari pemerintah kabupaten melalui SE Bupati Rejang Lebong Nomor
443.43/1095/Dinkes tentang Kewaspadaan Peningkatan Kejadian Penyakit Demam Berdarah
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2018; melaksanakan kegiatan gotong royong setiap
minggu di lingkungan masing-masing selama minimal 20 menit yang dikenal dengan sebutan
“Jumpa Barlian” atau Jumat Pagi Bersih Lingkungan; serta pelaksanaan kegiatan Gerakan Satu
Rumah Satu Jumantik di wilayah kerja masing-masing.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-137
TAHUN 2021-2026
22. Cakupan Penderita Diare yang Ditangani
Cakupan penderita diare yang ditangani merupakan perbandingan antara jumlah
penderita diare yang datang dan dilayani di sarana kesehatan dan kader di suatu wilayah
tertentu dalam waktu satu tahun yang dinyatakan dalam persen. Diare adalah buang air besar
lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya. Pada
umumnya, diare terjadi akibat makanan dan minuman yang terpapar virus, bakteri, atau
parasit. Sarana kesehatan yang dimaksud adalah semua sarana kesehatan baik pemerintah
maupun swasta (Puskesmas, Pustu, RS, balai pengobatan, praktek dokter).
Tabel 2. 97
Cakupan Penderita Diare yang Ditangani di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1. Jumlah penderita diare yang datang dan dilayani di Orang N/A N/A 2.946 3.768 2.215
sarana kesehatan dan kader
2. Jumlah perkiraan penderita diare (10% dari angka Orang N/A N/A 7.018 7.044 7.068
kesakitan diare x jumlah penduduk)
3. Cakupan penderita diare yang ditangani Persen N/A N/A 41,98 53,49 31,34
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, jumlah penderita diare yang datang dan
dilayani di sarana kesehatan dan kader ke Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran
yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun, yang ditandai dengan rerata penurunan
sebesar -13,29 persen per tahun. Capaian tersebut berbanding terbalik dengan jumlah
perkiraan penderita diare dalam kurun waktu yang sama, dimana capaiannya menunjukkan
peningkatan sebesar 0,36 persen per tahun.

8,000 53.49 60.00


7,000
50.00
41.98
6,000
40.00
5,000 31.34
4,000 30.00
3,000
20.00
2,000
2,946

7,018

3,768

7,044

2,215

7,068

10.00
1,000
0 0.00
2018 2019 2020

Jumlah penderita diare yang datang dan dilayani di sarana kesehatan dan kader
Jumlah perkiraan penderita diare (10% dari angka kesakitan diare x jumlah penduduk)
Cakupan Penderita diare yang ditangani

Gambar 2. 52
Grafik Cakupan Penderita Diare yang Ditangani di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2018-2020
Sumber: Hasil Olahan, 2021

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-138
TAHUN 2021-2026
Fluktuatifnya jumlah penderita diare yang datang dan dilayani di sarana kesehatan dan
kader serta jumlah perkiraan penderita diare yang tercatat, mempengaruhi capaian cakupan
penderita diare yang ditangani di kabupaten ini. Pada tahun 2018, cakupan penderita diare
yang ditangani di Kabupaten Rejang Lebong tercatat 41,98 persen, yang kemudian meningkat
sebesar 27,43 persen di tahun 2019 sehingga capaiannya mencapai 53,49 persen.
Meningkatnya capaian cakupan penderita diare yang tertangani di Kabupaten Rejang Lebong
pada tahun 2019 disebabkan karena adanya penguatan dan transfer of knowledge dari petugas
kabupaten dan provinsi ke petugas dan kader Puskesmas di lingkup wilayah Kabupaten Rejang
Lebong. Peningkatan capaian itu juga disebabkan karena adanya stimulan bagi kader
desa/kelurahan berupa LROA Kit yang digunakan untuk mendukung kegiatan pojok oralit.
Selanjutnya, kondisi tersebut kemudian menunjukkan penurunan di tahun 2020 menjadi 31,34
persen atau turun sebesar -41,42 persen. Penurunan cakupan penderita diare yang tertangani
tersebut terjadi karena adanya wabah covid-19 sehingga fokus program pemerintah berubah,
bukan lagi untuk penanganan penderita diare.

23. Angka Kejadian Malaria


Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit plasmodium dan ditularkan
melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi, dan berkembang biak dalam sel darah manusia.
Penyakit ini dapat menyerang semua orang baik laki-laki maupun perempuan pada semua
golongan umur, baik bayi, anak-anak, hingga orang dewasa. Angka kejadian malaria adalah
banyaknya penduduk yang menderita malaria dibandingkan dengan jumlah penduduk
seluruhnya di wilayah yang sama dalam kurun waktu tertentu, dinyatakan dalam satuan
persen. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang
Lebong, meskipun masih terdapat peningkatan kasus malaria di berapa wilayah kerja
Puskesmas lingkup wilayah Kabupaten Rejang Lebong, namun kabupaten ini sudah ditetapkan
sebagai daerah eliminasi malaria.
Tabel 2. 98
Angka Kejadian Malaria di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1. Penduduk yang Orang 110 145 72 47 90
menderita malaria
2. Jumlah penduduk Orang 274.815 276.875 278.865 280.142 281.445
3. Angka kejadian Per 100.000 40,03 52,37 25,82 16,78 31,98
malaria Penduduk
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rejang Lebong,
2021; Hasil Olahan, 2021

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, jumlah penduduk Kabupaten Rejang Lebong
yang menderita penyakit malaria menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan
kecenderungan menurun, yang ditunjukkan dengan rerata pertumbuhan sebesar -4,89 persen

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-139
TAHUN 2021-2026
per tahun. Terjadi peningkatan kasus malaria pada tahun 2017 dengan laju pertumbuhan
sebesar 31,82 persen, atau sebanyak 110 penderita di tahun 2016 meningkat menjadi 145
penderita di tahun 2017. Besaran tersebut kemudian kembali berfluktuasi dengan
kecenderungan menurun hingga tahun 2020 jumlah penderita malaria di kabupaten ini
tercatat sebanyak 90 penderita. Meskipun penduduk yang menderita malaria di kabupaten ini
cukup tinggi, namun jumlah kematian penderita malaria dalam kurun waktu lima tahun
terakhir adalah nol atau tidak ada kematian yang diakibatkan oleh penyakit malaria di
Kabupaten Rejang Lebong. Capaian ini perlu dipertahankan, agar kelak ketika ada penduduk
yang terkena malaria dapat segera ditangani supaya tidak terjadi perburukan hingga terjadi
kematian pada penderita tersebut.

160 52.37 60.00


140
50.00
120 40.03
40.00
100 31.98
80 25.82 30.00
60 16.78
20.00
40
10.00
20
110 145 72 47 90
0 0.00
2016 2017 2018 2019 2020

Penduduk yang menderita malaria Angka kejadian malaria

Gambar 2. 53
Grafik Angka Kejadian Malaria di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: Hasil Olahan, 2021

Jumlah penderita malaria yang fluktuatif berpengaruh dengan capaian angka kejadian
malaria di Kabupaten Rejang Lebong dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020. Pada tahun
2016, capaian angka kejadian malaria di kabupaten ini tercatat sebesar 40,03 per 100.000
penduduk. Capaian tersebut menunjukkan peningkatan pada tahun 2017 sebesar 30,84 persen
hingga capaiannya menjadi 52,37 per 100.000 penduduk. Berdasarkan informasi yang
didapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, meningkatnya angka kejadian
malaria di kabupaten ini dipengaruhi oleh adanya lokasi penemuan kasus malaria pada daerah
sulit atau pada daerah situasi khusus yang sulit dijangkau. Selain itu, peningkatan kasus yang
ditemukan di wilayah kabupaten ini juga terkait dengan adanya mobilisasi penduduk pada
daerah penemuan luar daerah.
Selanjutnya, angka kejadian malaria di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan
kondisi yang semakin membaik hingga tahun 2019 dimana capaiannya tercatat sebesar 16,78
per 100.000 penduduk, meskipun capaian tersebut kembali meningkat pada tahun 2020
menjadi 31,98 per 100.000 penduduk. Hal tersebut merupakan buah hasil upaya yang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-140
TAHUN 2021-2026
dilakukan pemerintah dalam rangka mengeliminasi penyakit malaria. Adapun beberapa upaya
yang dilakukan pemerintah sebagaimana yang tercantum dalam Profil Kesehatan Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2018, antara lain pemantauan jentik nyamuk dan pemberantasan jentik,
serta pelaksanaan fogging bersama kader kesehatan di desa dan kelurahan; kegiatan Mass
Blood Survey (MBS) malaria di Desa Bukit Batu (Kecamatan Padang Ulak Tanding) dan Desa
Taba Padang (Kecamatan Binduriang); pembentukan Pos Malaria di Desa Bukit Batu
(Kecamatan Padang Ulak Tanding) dan Desa Taba Padang (Kecamatan Binduriang);, serta
pelaksanaan kegiatan jumat bersih yang dilakukan dengan melibatkan masyarakat dan para
pemangku kepentingan. Kecamatan Padang Ulak Tanding merupakan sasaran utama penerima
program-program terkait eliminasi penyakit malaria dikarenakan kecamatan tersebut menjadi
wilayah endemis malaria di Kabupaten Rejang Lebong (Profil Kesehatan Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2018).

24. Proporsi Anak Balita yang Tidur dengan Kelambu Berinsektisida


Indikator proporsi anak balita yang tidur dengan kelambu berinsektisida merupakan
perbandingan antara banyaknya balita yang pada malam sebelum survei tidur dengan
menggunakan kelambu yang sudah diproteksi dengan insektisida, dengan jumlah balita, yang
dinyatakan dalam persen. Kelambu berinsektisida merupakan salah satu upaya preventif yang
dilakukan untuk mengurangi terjadinya kasus malaria di suatu daerah.
Tabel 2. 99
Proporsi Anak Balita yang Tidur dengan Kelambu Berinsektisida di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1. Banyaknya balita yang pada malam sebelum Orang N/A 80 233 351 582
survei tidur mengunakan kelambu yang sudah
diproteksi dengan insektisida
2. Jumlah balita Orang N/A 23.224 22.937 23.803 23.886
3. Proporsi anak balita yang tidur dengan Persen N/A 0,34 1,02 1,47 2,44
kelambu berinsektisida
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, banyaknya balita yang pada malam sebelum
survei tidur dengan menggunakan kelambu yang sudah diproteksi dengan insektisida
berbanding lurus dengan capaian proporsi anak balita yang tidur dengan kelambu
berinsektisida, dimana keduanya menunjukkan kecenderungan meningkat. Capaian indikator
ini menunjukkan rerata peningkatan sebesar 91,96 persen per tahun, dimana pada tahun 2017
capaiannya tercatat sebesar 0,34 persen dan meningkat menjadi 2,44 persen di tahun 2020.
Peningkatan capaian indikator tersebut disebabkan oleh dilaksanakannya kegiatan
pencegahan dan pengendalian di daerah endemis dan reseptif malaria yang masif dilakukan,
termasuk pembagian kelambu berinsektisida bagi masyarakat yang berdomisili di perkebunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-141
TAHUN 2021-2026
daerah reseptif dan endemis malaria, seperti pada wilayah kerja Puskesmas Padang Ulak
Tanding, Kota Padang, Sindang Belati Ilir, dan Tanjung Agung.

700 3.00
2.44
600 2.50
500
2.00
400 1.47
1.50
300 1.02
1.00
200 0.34
100 0.50
80 233 351 582
0 0.00
2017 2018 2019 2020

Banyaknya balita yang pada malam sebelumnya survei tidur


mengunakan kelambu yang sudah dipoteksi dengan insektisida
Proporsi anak balita yang tidur dengan kelambu berinsektisida

Gambar 2. 54
Grafik Proporsi Anak Balita yang Tidur dengan Kelambu Berinsektisida
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2017-2020
Sumber: Hasil Olahan, 2021

25. Proporsi Anak Balita dengan Demam yang Diobati dengan Obat Anti Malaria yang
Tepat
Pada angka kejadian malaria sering dilaporkan adanya resistensi terhadap Sulfadoksin
Pirimethamin (SP), dimana kondisi tersebut dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas
malaria. Oleh sebab itu untuk menanggulangi masalah pengobatan yang resisten tersebut
(multiple drugs resistance) maka digunakan obat anti malaria baru yang lebih poten yang telah
direkomendasikan sebagai obat pilihan pengganti klorokuin dan SP yaitu kombinasi derivat
artemisinin dengan obat anti malaria lainnya yang biasa disebut dengan ACT atau artemisin-
based combination therapies. Indikator proporsi anak balita dengan demam yang diobati
dengan obat anti malaria yang tepat didapatkan dari hasil perbandingan antara jumlah
penderita diobati dengan ACT, dengan jumlah penderita positif, dan dinyatakan dalam persen.
Pengobatan dengan ACT hanya diberikan kepada kasus dengan hasil pemeriksaan darah
malaria positif.
Tabel 2. 100
Proporsi Anak Balita dengan Demam yang Diobati dengan Obat Anti Malaria yang Tepat
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1. Jumlah penderita diobati dengan ACT Orang 5 16 15 6 1
2. Jumlah penderita positif Orang 110 145 72 47 90
3. Proporsi anak balita dengan demam yang Persen 4,55 11,03 20,83 12,77 1,11
diobati dengan obat anti malaria yang tepat
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan, 2021

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-142
TAHUN 2021-2026
Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, jumlah penderita malaria yang diobati
dengan ACT menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun, meskipun
pada tahun 2017 menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Capaian indikator proporsi
anak balita dengan demam yang diobati dengan obat anti malaria yang tepat juga menunjukkan
besaran yang fluktuasi dengan kecenderungan menurun pula. Pada tahun 2016, capaian
indikator ini tercatat sebesar 4,55 persen, kemudian berfluktuasi dengan kecenderungan
meningkat hingga tahun 2018 dengan rerata pertumbuhan sebesar 6114,09 persen per tahun
menjadi 20,83 persen. Capaian tersebut kemudian menunjukkan penurunan hingga tahun
2020 hingga besarannya tercatat sebesar 1,11 persen.

160 20.83 25.00


140
20.00
120
100 12.77 15.00
11.03
80
60 10.00
4.55 1.11
40
16 15 5.00
110

145

20 5 6 47
72

90
1
0 0.00
2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah penderita diobati dengan ACT

Jumlah penderita positif

Proporsi anak balita dengan demam yang diobati dengan obat anti malaria
yang tepat

Gambar 2. 55
Grafik Proporsi Anak Balita dengan Demam yang Diobati dengan Obat Anti Malaria yang Tepat
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: Hasil Olahan, 2021

26. Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari Total Populasi


HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human
Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut
menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah
untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Sebelum memasuki fase AIDS, penderita
terlebih dahulu dinyatakan sebagai HIV positif, dimana untuk mengetahui jumlah HIV positif
dapat dilakukan melalui tiga metode, yakni pada layanan Voluntary, Counseling, and Testing
(VCT), sero survey, dan Survey Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP). Prevalensi HIV AIDS dari
total populasi ini menunjukkan banyaknya jumlah pasien HIV dan AIDS dibandingkan dengan
jumlah penduduk di daerah tersebut dalam kurun waktu yang sama, dan dinyatakan dalam
persen.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-143
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 101
Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari Total Populasi di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1. Jumlah pasien HIV dan AIDS Orang 13 6 12 33 14
2. Jumlah penduduk Orang 274.815 276.875 278.865 280.142 281.445
3. Prevalensi HIV/AIDS Persen 0,0047 0,0022 0,0043 0,0118 0,0050
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rejang Lebong,
2021; Hasil Olahan, 2021

Secara umum, jumlah penderita HIV dan AIDS di Kabupaten Rejang Lebong
menunjukkan besaran yang fluktuatif, dengan kasus tertinggi ditemukan pada tahun 2019
yakni sebanyak 33 orang. Sementara itu, dilihat dari prevalensinya, capaian indikator ini
menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat yang ditunjukkan
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,26 persen per tahun. Meningkatnya prevalensi
HIV/AIDS yang terjadi di tahun 2019 disebabkan karena kurang berjalannya penjangkauan
pada POCI oleh LSM yang bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan (KPA), serta habisnya
masa kerja KPA di Kabupaten Rejang Lebong.

35 0.0140
0.0118
30 0.0120

25 0.0100

20 0.0080

15 0.0047 0.0050 0.0060


0.0043
10 0.0040
0.0022
5 0.0020
13 6 12 33 14
0 0.0000
2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah pasien HIV dan AIDS Prevalensi HIV/AIDS

Gambar 2. 56
Grafik Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari Total Populasi di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: Hasil Olahan, 2021

27. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin


Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin adalah jumlah
kunjungan pasien masyarakat miskin di sarana kesehatan strata pertama di satu wilayah
kerja tertentu pada kurun waktu tertentu. Sarana kesehatan strata pertama adalah tempat
pelayanan kesehatan yang meliputi Puskesmas, balai pengobatan pemerintah dan swasta,
praktek bersama dan perorangan. Jumlah kunjungan pasien ini meliputi jumlah pasien rawat
jalan dan rawat inap tingkat pertama.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-144
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 102
Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1. Jumlah kunjungan pasien miskin di sarana Orang 59.245 86.476 154.591 186.640 62.676
kesehatan strata satu
2. Jumlah seluruh masyarakat miskin Orang 45.790 43.850 42.130 41.570 75.904
3. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Persen 129,38 197,21 366,94 448,98 82,57
Masyarakat Miskin
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan, 2021

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, jumlah kunjungan pasien miskin di sarana
kesehatan strata satu di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif
dengan kecenderungan meningkat. Pada tahun 2016, jumlah kunjungan pasien miskin
tersebut tercatat sebanyak 59.245 orang yang kemudian berfluktuasi dengan kecenderungan
meningkat hingga tahun 2019 besarannya tercatat 186.640 orang, atau meningkat sebesar
46,59 persen per tahun. Pada tahun 2020, terjadi penurunan jumlah kunjungan pasien miskin
hingga sebesar -66,42 persen menjadi 62.676 orang. Berdasarkan informasi yang diperoleh
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, penurunan jumlah kunjungan pasien miskin
di sarana kesehatan strata satu tersebut dipengaruhi oleh situasi pandemi covid-19.

200,000 448.98 500.00


180,000 450.00
160,000 366.94 400.00
140,000 350.00
120,000 300.00
100,000 197.21 250.00
80,000 82.57 200.00
129.38
60,000 150.00
154,591

186,640

75,904
59,245
45,790

86,476
43,850

42,130

41,570

62,676

40,000 100.00
20,000 50.00
0 0.00
2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah kunjungan pasien miskin di sarana kesehatan strata 1


Jumlah seluruh masyarakat miskin
Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin

Gambar 2. 57
Grafik Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2020, Diolah

Dilihat dari capaian indikatornya, pada tahun 2016, cakupan pelayanan kesehatan
dasar pasien masyarakat miskin di Kabupaten Rejang Lebong tercatat sebesar 129,38 persen.
Sama halnya dengan indikator pembentuknya, cakupan indikator ini juga menunjukkan
fluktuasi dengan kecenderungan meningkat hingga tahun 2019, dimana besarannya menjadi
448,98 persen, atau apabila ditunjukkan dengan rerata pertumbuhan indikator ini bertumbuh

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-145
TAHUN 2021-2026
sebesar 12,32 persen per tahun. Selanjutnya, adanya lonjakan jumlah masyarakat miskin pada
tahun 2020 sebesar 82,59 persen dari tahun sebelumnya menjadi 75.904 orang, menjadikan
cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin menunjukkan penurunan
sebesar -81,61 persen menjadi 82,57 persen di tahun 2020.

28. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin


Pemerataan kesempatan untuk mendapatkan layanan kesehatan bagi seluruh
masyarakat merupakan hal yang penting dalam mengukur kualitas layanan kesehatan suatu
daerah. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin dihitung dengan
membandingkan jumlah kunjungan pasien miskin di sarana kesehatan strata satu terhadap
jumlah seluruh masyarakat miskin yang ada di suatu daerah. Jumlah kunjungan tersebut
meliputi pasien rawat jalan dan rawat inap tingkat lanjut. Sarana kesehatan strata dua dan
strata tiga adalah balai kesehatan mata masyarakat, balai pengobatan penyakit paru, balai
kesehatan indera masyarakat, balai besar kesehatan paru masyarakat, rumah sakit baik milik
pemerintah maupun swasta.
Tabel 2. 103
Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1. Jumlah kunjungan pasien miskin di Orang 6.408 7.139 7.410 10.714 7.583
sarana Kesehatan Strata 2 dan 3
2. Jumlah masyarakat miskin Orang 45.790 43.850 42.130 41.570 75.904
3. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan Persen 13,99 16,28 17,59 25,77 9,99
pasien masyarakat miskin
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan, 2021

Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga tahun 2020, jumlah kunjungan pasien miskin
di sarana kesehatan strata dua dan tiga di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran
yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat. Pada tahun 2016, jumlah kunjungan pasien
miskin tersebut tercatat sebanyak 6.408 orang yang kemudian berfluktuasi dengan
kecenderungan meningkat hingga tahun 2019 besarannya tercatat 10.714 orang, atau
meningkat sebesar 18,69 persen per tahun. Pada tahun 2020, terjadi penurunan jumlah
kunjungan pasien miskin hingga sebesar -29,22 persen menjadi 7.583 orang. Berdasarkan
informasi yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, penurunan jumlah
kunjungan pasien miskin dipengaruhi oleh situasi pandemi covid-19.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-146
TAHUN 2021-2026
80,000 30.00
25.77
70,000
25.00
60,000
17.59 20.00
50,000 16.28
13.99
40,000 15.00
9.99
30,000
10.00
20,000

75,904
45,790

43,850

42,130

10,714
41,570
7,410
6,408

7,139

7,583
5.00
10,000
- 0.00
2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah kunjungan pasien miskin di sarana Kesehatan Strata 2 dan 3


Jumlah masyarakat miskin
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

Gambar 2. 58
Grafik Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: Hasil Olahan, 2021

Selanjutnya, dilihat dari capaian indikatornya, pada tahun 2016, cakupan pelayanan
kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin di Kabupaten Rejang Lebong tercatat sebesar
13,99 persen. Sama halnya dengan indikator pembentuknya, cakupan indikator ini juga
menunjukkan fluktuasi dengan kecenderungan meningkat hingga tahun 2019, dimana
besarannya menjadi 25,77 persen, atau apabila ditunjukkan dengan rerata pertumbuhan
indikator ini bertumbuh sebesar 22,58 persen per tahun. Selanjutnya, adanya lonjakan jumlah
masyarakat miskin pada tahun 2020 sebesar 82,59 persen menjadi 75.904 orang menjadikan
cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin menunjukkan penurunan
sebesar -61,24 persen menjadi 9,99 persen di tahun 2020.

29. Cakupan Kunjungan Bayi


Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan
sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki kompetensi klinis
kesehatan, paling sedikit empat kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan
kunjungan bayi merupakan cakupan kunjungan bayi umur 29 hari sampai dengan 11 bulan di
sarana pelayanan kesehatan (polindes, Pustu, Puskesmas, rumah bersalin, dan rumah sakit)
maupun di rumah, Posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya melalui
kunjungan petugas, dibandingkan dengan jumlah kelahiran hidup.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-147
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 104
Cakupan Kunjungan Bayi di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1. Jumlah kunjungan bayi memperoleh pelayanan Orang 3.296 3.548 4.037 4.664 4.329
kesehatan sesuai standar
2. Jumlah seluruh bayi lahir hidup Orang 4.634 4.762 4.900 4.832 4.744
3. Cakupan kunjungan bayi Persen 71,13 74,51 82,39 96,52 91,25
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan, 2021

Secara umum jumlah kunjungan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai
standar di Kabupaten Rejang Lebong dalam kurun waktu lima tahun terakhir menunjukkan
besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat. Hal tersebut terlihat dari rerata
pertumbuhan yang tercatat sebesar 7,05 persen per tahun, dimana pada tahun 2016
capaiannya sebanyak 3.296 bayi dan berfluktuasi menjadi 4.329 bayi di tahun 2020.
Meningkatnya jumlah kunjungan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar
berbanding lurus dengan cakupan kunjungan bayi dalam kurun waktu yang sama. Capaian
indikator cakupan kunjungan bayi di tahun 2016 tercatat sebesar 71,13 persen dan
berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat hingga tahun 2020 menjadi 91,25 persen, atau
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 6,43 persen per tahun. Membaiknya capaian cakupan
kunjungan bayi di kabupaten ini merupakan buah upaya yang dilakukan oleh pemerintah
daerah khususnya pada bidang kesehatan. Meskipun kecenderungannya dalam lima tahun
terakhir menunjukkan peningkatan, namun pemerintah masih tetap perlu melakukan upaya-
upaya untuk dapat meningkatkan cakupan kunjungan bayi di Kabupaten Rejang Lebong untuk
menekan angka kesakitan bahkan angka kematian pada bayi di masa yang akan datang.

6,000 120.00
96.52
5,000 91.25 100.00
82.39
71.13 74.51
4,000 80.00

3,000 60.00

2,000 40.00
4,634

4,762

4,900

4,832

4,744
3,296

3,548

4,037

4,664

4,329

1,000 20.00

- 0.00
2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah kunjungan bayi memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar


Jumlah seluruh bayi lahir hidup
Cakupan kunjungan bayi

Gambar 2. 59
Grafik Cakupan Kunjungan Bayi di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: Hasil Olahan, 2021

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-148
TAHUN 2021-2026
30. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 adalah cakupan Ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit empat kali di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu yang dinyatakan dalam persentase. Ibu hamil K-4 adalah ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi
pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan pertama, satu
kali pada triwulan kedua, dan dua kali pada triwulan ketiga umur kelahiran. Kunjungan ibu
hamil sesuai standar adalah pelayanan yang mencakup minimal: (1) Timbang badan dan ukur
tinggi badan, (2) Ukur tekanan darah, (3) Skrining status imunisasi tetanus (dan pemberian
Tetanus Toksoid), (4) (ukur) tinggi fundus uteri, (5) Pemberian tablet besi (90 tablet selama
kehamilan), (6) temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling), (7) Tes
laboratorium sederhana (Hb, Protein urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV,
Malaria, TBC). Indikator ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen program KIA
dalam melindungi ibu hamil sehingga kesehatan janin terjamin melalui penyediaan pelayanan
antenatal.
Tabel 2. 105
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1. Jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan Orang 4.815 4.916 5.091 5.048 4.995
antenatal K4
2. Jumlah sasaran ibu hamil Orang 5.311 5.237 5.160 5.080 4.998
3. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 Persen 90,66 93,87 98,66 99,37 99,94
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan, 2021

Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, jumlah ibu hamil yang memperoleh
pelayanan antenatal K4 di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan capaian yang fluktuatif
dengan kecenderungan meningkat. Hal tersebut terlihat dari rerata pertumbuhan yang
tumbuh sebesar 0,92 persen per tahun. Capaian tersebut berbanding lurus dengan besaran
capaian pada indikator cakupan kunjungan ibu hamil K4 yang juga menunjukkan
kecenderungan meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 2,47 persen per tahun.
Pada tahun 2016, cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Kabupaten Rejang Lebong tercatat
sebesar 90,66 persen, yang kemudian meningkat hingga tahun 2020 menjadi 99,94 persen.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-149
TAHUN 2021-2026
5,400 102.00
99.94
99.37
5,300 98.66 100.00
5,200 98.00
5,100
96.00
5,000 93.87
94.00
4,900
90.66 92.00
4,800
4,700 90.00

5,091
4,815
5,311

4,916
5,237

5,160

5,048
5,080

4,995
4,998
4,600 88.00
4,500 86.00
2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal K4


Jumlah sasaran ibu hamil
Cakupan kunjungan ibu hamil K4

Gambar 2. 60
Grafik Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: Hasil Olahan, 2021

Apabila dibandingkan dengan capaian kunjungan ibu hamil K4 nasional, dalam kurun
waktu tahun 2016 hingga 2019, capaian kunjungan ibu hamil K4 di Kabupaten Rejang Lebong
telah melampaui nilai nasional dimana pada tahun 2019, cakupan nasional tercatat sebesar
88,40 persen. Meningkatnya cakupan kunjungan ibu hamil K4 di kabupaten ini
mengindikasikan bahwa kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya semakin
tinggi, mengingat dengan melakukan kunjungan secara teratur dapat mengurangi risiko
komplikasi kehamilan pada ibu yang dapat membahayakan kondisi bayi yang sedang
dikandungnya.

31. Cakupan Pelayanan Nifas


Cakupan pelayanan nifas adalah pelayanan kepada ibu dan neonatal pada masa enam
jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar. Masa nifas adalah periode mulai
dari enam jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan. Pelayanan nifas sesuai standar adalah
pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya tiga kali, pada enam jam pasca persalinan sampai
dengan tiga hari; pada minggu ke II, dan pada minggu ke VI termasuk pemberian Vitamin A
sebanyak dua kali serta persiapan dan/atau pemasangan KB Pasca Persalinan. Dalam
pelaksanaan pelayanan nifas dilakukan juga pelayanan neonatus sesuai standar sedikitnya tiga
kali, yakni pada enam hingga 24 jam setelah lahir, pada tiga hingga tujuh hari, dan pada 28 hari
setelah lahir yang dilakukan di fasilitas kesehatan (termasuk bidan di
desa/Polindes/Poskesdes) maupun kunjungan rumah.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-150
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 106
Cakupan Pelayanan Nifas di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1. Jumlah peserta ibu nifas yang telah memperoleh 3 Orang 4.325 4.701 4.748 4.667 4.378
kali pelayanan nifas sesuai standar
2. Jumlah seluruh ibu nifas Orang 5.069 4.999 4.925 4.848 4.998
3. Cakupan pelayanan nifas Persen 85,32 94,04 96,41 96,27 87,60
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan, 2021

Secara umum, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, jumlah peserta ibu nifas yang
telah memperoleh tiga kali pelayanan nifas sesuai standar di Kabupaten Rejang Lebong
menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat. Hal tersebut dapat
dilihat dari rata-rata peningkatan capaian indikator ini sebesar 0,30 persen per tahun.
Selanjutnya, apabila dilihat dari capaian indikator cakupan pelayanan nifas dalam kurun waktu
yang sama menunjukkan besaran yang berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat pula,
dimana hal tersebut ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,66 persen per tahun.

5,200 96.41 96.27 98.00


94.04 96.00
5,000
94.00
4,800 92.00
4,600 87.60 90.00
85.32 88.00
4,400 86.00
4,200 84.00
4,325

5,069

4,701

4,999

4,748

4,925

4,667

4,848

4,378

4,998
82.00
4,000
80.00
3,800 78.00
2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah peserta ibu nifas yang telah memperoleh 3 kali pelayanan nifas sesuai standar
Jumlah seluruh ibu nifas
Cakupan pelayanan nifas

Gambar 2. 61
Grafik Cakupan Pelayanan Nifas di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: Hasil Olahan, 2021

Capaian indikator cakupan pelayanan nifas di kabupaten ini menunjukkan


kecenderungan yang selalu menurun dalam tiga tahun terakhir, yakni sebesar -4,68 persen per
tahun, adapun capaian pada tahun 2020 tercatat sebesar 87,60 persen dimana capaian
sebelumnya mencapai 96,41 persen di tahun 2018. Berdasarkan informasi yang didapatkan
dari Dinas Kesehatan, turunnya cakupan pelayanan nifas ini khususnya pada tahun 2020
dipengaruhi oleh situasi pandemi covid-19. Capaian pelayanan nifas di Kabupaten Rejang
Lebong apabila disandingkan dengan standar pencapaian nasional untuk pelayanan ibu nifas
yang ditargetkan sebesar 90 persen maka capaian pelayanan nifas di kabupaten ini pada tahun
2020 belum mampu mencapai target nasional yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, perlu

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-151
TAHUN 2021-2026
dilakukan upaya-upaya untuk terus dapat mendorong capaian indikator ini agar dapat
semakin meningkat di tahun-tahun ke depannya.

32. Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani


Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatus dengan
komplikasi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan
standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan. Neonatus
dengan komplikasi adalah neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan
kesakitan, kecacatan, dan kematian. Neonatus dengan komplikasi seperti asfiksia, ikterus,
hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (berat badan lahir rendah
<2500 gram), sindroma gangguan pernafasan, kelainan kongenital. Neonatus dengan
komplikasi yang ditangani adalah neonatus komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga
kesehatan yang terlatih, dokter, maupun bidan di sarana pelayanan kesehatan. Indikator ini
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan secara profesional kepada neonatus dengan komplikasi.
Tabel 2. 107
Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1. Jumlah neonatus dengan komplikasi yang tertangani Kasus 429 329 261 263 172
2. Jumlah seluruh neonatus dengan komplikasi yang Kasus 734 714 704 692 682
ada
3. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang Persen 58,45 46,08 37,07 38,01 25,22
ditangani
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan, 2021

Secara umum, capaian indikator cakupan neonatus dengan komplikasi kebidanan yang
ditangani di Kabupaten Rejang Lebong tahun 2016 hingga 2020 menunjukkan besaran yang
fluktuatif dengan kecenderungan menurun, yang apabila ditunjukkan dengan rata-rata
pertumbuhan tercatat sebesar -18,95 persen per tahun. Pada tahun 2016, besaran capaian
indikator tersebut adalah 58,45 persen, yang kemudian berfluktuasi dengan kecenderungan
menurun hingga capaiannya tercatat sebesar 25,22 persen di tahun 2020.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-152
TAHUN 2021-2026
800 70.00
58.45
700 60.00
600 46.08
50.00
500 37.07 38.01
40.00
400
25.22 30.00
300
20.00
200
10.00

172
429
734

329
714

261
704

263
692

682
100
0 0.00
2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah neonatus dengan komplikasi yang tertangani


Jumlah seluruh neonatus dengan komplikasi yang ada
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani

Gambar 2. 62
Grafik Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: Hasl Olahan, 2021

Menurunnya capaian tersebut dipengaruhi dengan turunnya jumlah neonatus dengan


komplikasi kebidanan yang tertangani dan jumlah seluruh neonatus dengan komplikasi yang
ada di kabupaten ini. Capaian jumlah neonatus dengan komplikasi kebidanan yang tertangani
melambat sebesar -20,43 persen per tahun, sementara jumlah seluruh neonatus dengan
komplikasi yang ada tumbuh negatif sebesar -1,82 persen per tahun. Bila dibandingkan dengan
rata-rata nasional pada tahun 2019, capaian cakupan neonatus dengan komplikasi yang
ditangani di Kabupaten Rejang Lebong masih berada di bawah rata-rata nasional dimana
capaiannya sebesar 56,35 persen. Rendahnya capaian di wilayah kabupaten ini menunjukkan
bahwa penanganan komplikasi neonatus di Kabupaten Rejang Lebong masih tergolong rendah.
Rendahnya cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani dapat meningkatkan faktor
resiko kematian neonatus yang menyumbang sebagian besar angka kematian bayi, oleh karena
itu dibutuhkan upaya-upaya yang harus dilaksanakan oleh para pemangku kepentingan
khsusunya pada bidang kesehatan untuk mendorong peningkatan capaian indikator ini di
masa mendatang.

33. Cakupan Pelayanan Anak Balita


Cakupan pelayanan anak balita adalah anak balita (12 sampai dengan 59 bulan) yang
memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan. Setiap anak umur 12
hingga 59 bulan memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan setiap bulan, minimal
delapan kali dalam setahun yang tercatat di Kohort Anak Balita dan Pra Sekolah, Buku
KIA/KMS, atau buku pencatatan dan pelaporan lainnya. Sementara itu, pemantauan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-153
TAHUN 2021-2026
pertumbuhan adalah pengukuran berat badan pertinggi/panjang badan (BB/TB). Pemantauan
perkembangan meliputi penilaian perkembangan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa
serta sosialisasi dan kemandirian, pemeriksaan daya dengar, daya lihat. Pada tingkat
masyarakat pemantauan pertumbuhan dilakukan dengan melakukan pengukuran berat badan
menurut umur (BB/U) setiap bulan di posyandu, Taman Bermain, Pos PAUD, Taman Penitipan
Anak dan Taman Kanak-kanak. Selain pemantauan melalui penimbangan, pertumbuhan balita
juga dipantau melalui tindakan atau kegiatan lainnya, seperti kunjungan rumah jika balita
tidak melakukan penimbangan, pemberian PMT pemulihan, serta adanya rujukan jika
ditemukan balita yang bermasalah. Balita bermasalah yang dimaksud adalah ditemukannya
balita bawah garis merah pada KMS pada kurva pertumbuhan pada garis merah selama dua
kali penimbangan berturut-turut.
Tabel 2. 108
Cakupan Pelayanan Anak Balita di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1. Jumlah anak balita yang memperoleh Orang 12.318 14.195 11.539 17.173 12.258
pelayanan pemantauan minimal
delapan kali
2. Jumlah seluruh anak balita Orang 23.493 23.224 22.937 23.803 23.886
3. Cakupan pelayanan anak balita Persen 52,43 61,12 50,31 72,15 51,32
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan, 2021

Secara umum, cakupan pelayanan anak balita yang tercatat sebesar 52,43 persen di
tahun 2016 yang kemudian berfluktuasi hingga pada tahun 2020 capaian indikator ini
menunjukkan penurunan sebesar -0,54 persen per tahun menjadi 51,32 persen. Turunnya
cakupan pelayanan anak balita khususnya yang terjadi pada tahun 2020 diakibatkan karena
adanya pandemi covid-19, sehingga pelayanan pemantauan yang dilakukan mengalami
penurunan. Relatif rendahnya capaian cakupan pelayanan anak balita di Kabupaten Rejang
Lebong mengindikasikan bahwa masih banyak anak balita di wilayah kabupaten ini yang tidak
memperoleh pelayanan pemantauan tumbuh kembang anak setiap bulan yang dilakukan
minimal delapan kali dalam satu tahun. Balita yang tidak terpantau pertumbuhan dan
perkembangannya, apabila mengalami gangguan tidak terdeteksi sedari dini, sehingga tidak
menutup kemungkinan akan memperburuk kondisi sang anak.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-154
TAHUN 2021-2026
30,000 72.15 80.00
25,000 61.12 70.00
52.43 50.31 51.32 60.00
20,000 50.00
15,000 40.00
10,000 30.00

23,493

23,224

22,937

23,803

23,886
12,318

14,195

11,539

17,173

12,258
20.00
5,000 10.00
0 -
2016 2017 2018 2019 2020

Jml anak balita yang memperoleh pelayanan pemantauan minimal 8 kali


Jumlah seluruh anak balita
Cakupan pelayanan anak balita

Gambar 2. 63
Grafik Cakupan Pelayanan Anak Balita di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: Hasl Olahan, 2021

34. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat


Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah cakupan siswa SD dan
setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (baik oleh
guru UKS dan/atau dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu. Indikator ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
program Usaha Kesehatan Anak Sekolah dalam melindungi anak sekolah sehingga
kesehatannya terjamin melalui pelayanan kesehatan.
Tabel 2. 109
Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1. Jumlah murid SD dan setingkat yang diperiksa Orang 5.290 5.290 4.912 11.949 4.393
kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau
tenaga terlatih
2. Jumlah murid SD dan setingkat Orang 5.586 5.586 9.374 11.949 4.426
3. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan Persen 94,70 94,70 52,40 100,00 99,25
setingkat
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan, 2021

Secara umum, jumlah murid SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga
kesehatan atau tenaga terlatih dalam kurun waktu lima tahun terakhir menunjukkan besaran
yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun, yang ditunjukkan dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar -4,54 persen per tahun. Namun apabila dilihat dalam kurun waktu tahun
2016 hingga 2019 terjadi peningkatan dengan cukup signifikan yang ditunjukkan dengan rata-
rata pertumbuhan sebesar 31,21 persen per tahun, dimana pada tahun 2016 tercatat sebesar
5.290 orang yang berfluktuasi hingga pada tahun 2020 capaiannya menjadi 11.949 orang.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-155
TAHUN 2021-2026
14,000 100.00 120.00
94.70 94.70 99.25
12,000 100.00
10,000
80.00
8,000 52.40
60.00
6,000
40.00

11,949
11,949
4,000

5,586

5,586

9,374

4,426
5,290

5,290

4,912

4,393
2,000 20.00
- -
2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah murid SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga


kesehatan atau tenaga terlatih
Jumlah murid SD dan setingkat

Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

Gambar 2. 64
Grafik Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: Hasil Olahanm 2021

Selanjutnya, dilihat dari capaian indikator cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan
setingkat di Kabupaten Rejang Lebong dalam lima tahun terakhir juga menunjukkan besaran
yang fluktuatif. Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2018 terjadi penurunan yang cukup
signifikan dengan laju pertumbuhan rata-rata tercatat -25,61 persen per tahun, dimana pada
tahun 2016 cakupan ini tercatat sebesar 94,70 persen yang kemudian berfluktuasi dengan
kecenderungan menurun hingga menjadi 52,40 persen di tahun 2018. Selanjutnya, capaian
indikator ini pada dua tahun terakhir menunjukkan peningkatan apabila dibandingkan dengan
capaian pada tahun 2018, meskipun pada tahun 2020 capaian indikator cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD setingkat di kabupaten ini menunjukkan penurunan sebesar -0,75 persen
dari tahun sebelumnya yang mencapai 100 persen.

C. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang


1. Pekerjaan Umum
Berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017, urusan pekerjaan umum
memiliki 19 indikator, dimana dari 19 indikator tersebut terdapat beberapa pengurangan
indikator dikarenakan keterbatasan data, serta ditambahkan tiga indikator baru di luar dari
Lampiran Permendagri tersebut. Penambahan tiga indikator tersebut adalah indikator
aksesibilitas, persentase panjang jalan sentra produksi dalam kondisi baik, dan jembatan.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-156
TAHUN 2021-2026
a. Proporsi Panjang Jaringan Jalan dalam Kondisi Baik
Berdasarkan UU Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan disebutkan bahwa sistem
jaringan jalan adalah satu kesatuan ruas jalan yang saling menghubungkan dan mengikat
pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam
satu hubungan hierarkis. Secara umum kondisi jalan Kabupaten Rejang Lebong
dikelompokkan berdasarkan empat kondisi yaitu jalan baik, jalan sedang, jalan rusak dan jalan
rusak berat. Kondisi jalan ini diidentifikasi dengan melihat kondisi jalan tersebut pada masing-
masing status jalan. Dalam upaya mewujudkan kepastian hukum penyelenggaraan jalan sesuai
dengan kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, maka berdasarkan statusnya
jalan umum di Kabupaten Rejang Lebong dibagi menjadi tiga kategori status, yaitu jalan
nasional, jalan provinsi, dan jalan kabupaten.
Jalan nasional adalah status jalan yang menjadi penghubung antar ibu kota provinsi,
juga status jalan diberikan pada jalan strategis nasional, dimana kewenangan jalan nasional ini
berada di bawah Kementerian PUPR. Sementara jalan provinsi adalah jalan yang
menghubungkan ibu kota provinsi dengan ibu kota kabupaten/kota, antar ibu kota
kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi, dimana kewenangan jalan provinsi berada di
bawah pemerintah provinsi. Selanjutnya, jalan kabupaten adalah jalan yang menghubungkan
ibu kota kabupaten dengan ibu kota kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibukota kabupaten
dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lokal, dan jalan strategis kabupaten, dimana
kewenangan jalan kabupaten ini berada di bawah pemerintah kabupaten. Data panjang jalan
pada Kabupaten Rejang Lebong ini masih mengikuti SK Bupati Kabupaten Rejang Lebong
Nomor 450 tahun 2011.
Tabel 2. 110
Panjang Jalan Menurut Status Pemerintah yang Berwenang di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016 – 2020
No Status Jalan Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Nasional Km 64,19 64,19 64,19 64,19 64,19
2 Provinsi Km 99,78 99,78 99,78 99,78 N/A
3 Kabupaten Km 658,37 658,37 658,37 658,37 658,37
Total Km 822,34 822,34 822,34 822,34 -
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Kawasan Permukiman Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa total panjang jalan di Kabupaten
Rejang Lebong, baik pada jalan nasional, jalan provinsi, maupun jalan kabupaten tidak banyak
mengalami perubahan panjang, yakni dengan total panjang jalan kabupaten 658,37 km.
Panjang jalan pada status jalan nasional dan provinsi juga tidak memiliki perubahan dalam
lima tahun terakhir, yakni 64,19 km untuk panjang jalan nasional dan 99,78 km untuk panjang
jalan provinsi.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-157
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 111
Panjang Kondisi Jalan Kabupaten di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 – 2020
No Uraian Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Kondisi jalan baik Km 348,11 302,16 325,01 378,44 365,90
2 Kondisi jalan sedang Km 41,65 48,36 74,95 52,67 92,08
3 Kondisi jalan rusak Km 54,57 64,29 94,47 69,16 72,79
4 Kondisi jalan rusak berat Km 214,03 243,56 163,95 158,10 127,60
Panjang jalan seluruhnya Km 658,37 658,37 658,37 658,37 658,37
Sumber : DPUPRKP Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Berdasarkan kondisinya, kondisi jalan kabupaten di Kabupaten Rejang Lebong dalam


kurun waktu lima tahun terakhir baik pada kondisi jalan baik, sedang, rusak, maupun rusak
berat menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan yang semakin membaik.

70.00
57.48 55.58
60.00 52.87
Persentase Kondisi Jalan (%)

49.37
50.00 45.89

36.99
40.00
32.51
30.00 24.90 24.01
19.38
20.00 14.35
10.50 11.06
8.29 9.77
10.00 13.99
11.38
6.33 7.35 8.00
-
2016 2017 2018 2019 2020

Kondisi jalan baik Kondisi jalan sedang


Kondisi jalan rusak Kondisi jalan rusak berat

Gambar 2. 65
Grafik Persentase Kondisi Jalan Kabupaten di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 – 2020
Sumber : DPUPRKP Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan

Berdasarkan kondisinya, kondisi jalan kabupaten di Kabupaten Rejang Lebong dalam


kurun waktu lima tahun terakhir baik pada kondisi jalan baik, sedang, rusak, maupun rusak
berat menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan yang semakin membaik.
Jalan dalam kondisi baik merupakan jalan yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan
kecepatan lebih dari 40 km/jam. Capaian persentase jalan dalam kondisi baik di Kabupaten
Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat yang
ditunjukkan dengan rata-rata peningkatan sebesar 1,26 persen per tahun, dimana pada tahun
2016 capaiannya tercatat sebesar 52,87 persen yang kemudian berfluktuasi hingga tahun 2020
menjadi 55,58 persen.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-158
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 112
Persentase Jalan Kabupaten dalam Kondisi Baik di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016 – 2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik Km 348,10 302,16 325,01 378,44 365,90
2 Panjang jalan kabupaten Km 658,37 658,37 658,37 658,37 658,37
3 Panjang Jalan Kabupaten Dalam Kondisi Baik Persen 52,87 45,89 49,37 57,48 55,58
(>40 Km/Jam)
Sumber : DPUPRKP Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan

Selain dilihat melalui persentase jalan dalam kondisi baik, kondisi jalan juga dapat
dilihat melalui capaian mantap jalan. Jalan dalam keadaan mantap merupakan jalan yang
berada pada kondisi baik dan sedang. Capaian persentase mantap jalan di Kabupaten Rejang
Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat. Hal tersebut
terlihat dari rata-rata pertumbuhannya yang tumbuh sebesar 4,11 persen per tahun. Pada
tahun 2016, capaian persentase mantap jalan di kabupaten ini tercatat sebesar 59,20 persen,
dan meningkat menjadi 69,56 persen di tahun 2020.
Tabel 2. 113
Persentase Jalan Kabupaten dalam Keadaan Mantap di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016 – 2020
No Uraian Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Kondisi jalan baik dan sedang Km 389,76 350,51 399,95 431,11 457,99
2 Panjang jalan seluruhnya Km 658,37 658,37 658,37 658,367 658,367
3 Persentase mantap jalan persen 59,20 53,24 60,75 65,48 69,56
Sumber : DPUPRKP Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan

b. Rasio Panjang Jalan dengan Jumlah Penduduk


Rasio panjang jalan dengan jumlah penduduk didapatkan melalui perbandingan total
panjang jalan dengan total jumlah penduduk. Rasio panjang jalan ini bertujuan untuk melihat
ketercakupan panjang jalan bagi masyarakat. Rasio panjang jalan dengan jumlah penduduk di
Kabupaten Rejang Lebong dalam kurun waktu tahun 2016 hingga tahun 2020 cenderung
mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena adanya pertambahan jumlah penduduk yang
tidak diiringi dengan pertambahan data panjang jalan yang ada. Data panjang jalan pada kurun
waktu enam tahun terakhir ini masih menggunakan data jalan pada SK Bupati Kabupaten
Rejang Lebong Nomor 450 tahun 2011, sedangkan jumlah penduduk setiap tahunnya terus
meningkat. Pada tahun 2020 besar rasio adalah 0,23, hal ini mempunyai arti bahwa tiap 100
jiwa tersedia panjang jalan sebesar 0,23 km.
Tabel 2. 114
Rasio Panjang Jalan dengan Jumlah Penduduk Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 – 2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah panjang jalan Km 658,37 658,37 658,37 658,37 658,37
2 Jumlah penduduk Jiwa 274.815 276.875 278.865 280.142 281.445
3 Rasio panjang jalan dengan jumlah Persen 0,24 0,24 0,24 0,24 0,23
penduduk ((Km/jiwa)*100)

Sumber : DPUPRKP Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rejang Lebong, 2021;
Hasil Olahan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-159
TAHUN 2021-2026
c. Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi
Rumah tangga bersanitasi merupakan salah satu tujuan dari Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs). Pendataan rumah tinggal
bersanitasi pada Kabupaten Rejang Lebong hingga tahun 2020 masih terbatas. Pendataan
rumah tinggal bersanitasi ini hanya berdasarkan rumah tinggal berakses sanitasi yang
ditangani oleh DPUPRKP (Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Kawasan
Permukiman). Sehingga data yang tertera tidak bisa menggambarkan kondisi sanitasi secara
umum di Kabupaten Rejang Lebong.
Berdasarkan data yang dimiliki oleh DPUPRKP terkait dengan persentase rumah
tangga bersanitasi, persentase rumah tangga ini didapatkan dengan membandingkan jumlah
rumah tangga bersanitasi yang ditangani oleh DPUPRKP dibandingkan dengan jumlah rumah
tangga total yang didata oleh DPUPRKP. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, capaian
persentase rumah tangga berakses sanitasi di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan
besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat, yang ditandai dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 11,25 persen per tahun.
Pada tahun 2016, capaian persentase rumah tangga berakses sanitasi di kabupaten ini
tercatat sebesar 27,00 persen dan meningkat hingga tahun 2018 dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 74,70 persen per tahun menjadi 82,40 persen. capaian tersebut
kemudian menurun pada tahun berikutnya dengan laju sebesar -49,81 persen, sehingga pada
dua tahun terakhir capaian persentase rumah tangga bersanitasi di Kabupaten Rejang Lebong
menjadi 41,36 persen.

90.00 82.40
80.00
70.00
60.00
Persen

50.00
40.00 41.36
27.00 41.36
30.00
34.64
20.00
10.00
-
2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 2. 66
Grafik Persentase Rumah Tangga Berakses Sanitasi di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016 – 2020
Sumber : LKJIP Kabupaten Rejang Lebong 2020

Upaya pemenuhan rumah tangga bersanitasi di Kabupaten Rejang Lebong pada tahun
2020 adalah pengadaan pembangunan/rehabilitasi Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-160
TAHUN 2021-2026
di Desa Tasik Malaya, Kecamatan Curup Utara, Kabupaten Rejang Lebong. Rehabilitasi IPLT ini
bertujuan untuk peningkatan layanan sanitasi sebagai salah satu pelayanan dasar kepada
masyarakat untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang bersih.

d. Persentase Drainase dalam Kondisi Baik/Pembuangan Aliran Air Tidak


Tersumbat
Secara umum saluran drainase sudah melayani Kabupaten Rejang Lebong terutama di
kawasan perkotaan. Namun tidak ada data pasti mengenai data kondisi drainase hingga tahun
2020. Berdasarkan informasi dari DPUPRKP bahwa terdapat saluran drainase yang tersumbat
sampah di beberapa titik sehingga saat curah hujan tinggi terjadi banjir.

e. Persentase Irigasi Kabupaten Dalam Kondisi Baik


Persentase Irigasi kabupaten dalam kondisi baik didapatkan melalui perbandingan
luas irigasi dalam kondisi baik terhadap luas total irigasi. Dalam kurun waktu lima tahun
terakhir, capaian persentase irigasi dalam kondisi baik di Kabupaten Rejang Lebong
menunjukkan besaran yang semakin meningkat, yang ditandai dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar 8,87 persen per tahun, dimana pada tahun 2016 capaian indikator ini tercatat sebesar
60,5 persen dan meningkat setiap tahunnya menjadi 85,00 persen di tahun 2020. Kondisi
irigasi baik yang tidak mencapai 100 persen ini dikarenakan oleh intensitas pemakaian dan
juga dipengaruhi oleh iklim serta cuaca.
Tabel 2. 115
Persentase Irigasi Kabupaten dalam Kondisi Baik di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016 – 2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Luas irigasi dalam kondisi baik Ha 4.987 6.058 6.594 6.759 7.006
2 Luas irigasi Ha 8.242,75 8.242,75 8.242,75 8.242,75 8.242,75
3 Persentase irigasi dalam kondisi Persen 60,5 73,5 80,00 82,13 85,00
baik
Sumber : DPUPRKP Kabupaten Rejang Lebong, 2021

f. Rasio Jaringan Irigasi


Rasio jaringan irigasi didapatkan dengan membandingkan panjang saluran irigasi
terhadap luas lahan budidaya pertanian. Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, capaian
rasio jaringan irigasi di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang semakin
meningkat, yang ditandai dengan besaran rata-rata pertumbuhan yang tumbuh sebesar 18,94
persen per tahun. Pada tahun 2016, rasio jaringan irigasi di kabupaten ini tercatat sebesar 7,32
meter per hektare. Capaian tersebut kemudian menunjukkan peningkatan setiap tahunnya
hingga pada tahun 2020 capaian indikator tersebut tercatat sebesar 14,65 meter per hektare.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-161
TAHUN 2021-2026
Hal ini diartikan bahwa tiap tahun jaringan irigasi selalu ditingkatkan sehingga setiap hektar
lahan budidaya pertanian didukung oleh 14,65 meter saluran irigasi.
Tabel 2. 116
Rasio Jaringan Irigasi di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 – 2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Panjang saluran irigasi m 60.388,43 70.453,17 100.647,38 120.776,85 144.521,79
2 Luas lahan budidaya Ha 8.242,75 8.242,75 8.242,75 8.242,75 8.242,75
pertanian
3 Rasio Jaringan Irigasi m/Ha 7,32 8,54 9,76 12,21 14,65
Sumber : DPUPRKP Kabupaten Rejang Lebong, 2021

g. Proporsi Rumah Tangga dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum


Layak, Perkotaan dan Perdesaan
Air minum yang berkualitas (layak) adalah air minum yang terlindung meliputi air
ledeng (keran), keran umum, hidran umum, terminal air, penampungan air hujan (PAH) atau
mata air dan sumur terlindung, sumur bor atau sumur pompa, yang jaraknya minimal 10 meter
dari pembuangan kotoran, penampungan limbah dan pembuangan sampah (LKJIP Kabupaten
Rejang Lebong, 2020). Air minum layak ini tidak termasuk air kemasan, air dari penjual
keliling, air yang dijual melalui tangki, air sumur dan mata air tidak terlindungi.

100
95.11
90
77.47
80 81.27
70
60
50
40
30
20 17.03
10
0
2017 2018 2019 2020

Gambar 2. 67
Grafik Persentase Rumah Tangga Berakses Air Minum Layak di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2017 – 2020
Sumber : LKJIP Kabupaten Rejang Lebong 2020

Secara umum, dalam kurun waktu empat tahun terakhir, capaian persentase rumah
tangga berakses air minum layak di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang
fluktuatif dengan kecenderungan meningkat, yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar 68,36 persen per tahun. Pada tahun 2017, capaian indikator di kabupaten ini tercatat
sebesar 17,03 persen dan meningkat dengan sangat signifikan di tahun berikutnya dengan laju
pertumbuhan sebesar 458,49 persen menjadi 95,11 persen di tahun 2018. Capaian tersebut
kemudian menunjukkan kecenderungan menurun hingga tahun 2020 dengan rata-rata

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-162
TAHUN 2021-2026
pertumbuhan sebesar -7,56 persen per tahun hingga capaiannya menjadi 81,27 persen di
tahun 2020.
Upaya pemerintah dalam pemenuhan air minum layak ini berupa kegiatan pengadaan
sarana dan prasarana air bersih pedesaan. Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong
menyediakan pelayanan air bersih untuk 320 SR (Sambungan Rumah) dengan sumber dana
berasal dari DAK (Dana Alokasi Khusus). Pelayanan air ini yang dilaksanakan di tiga titik lokasi.
Tiga titik lokasi tersebut adalah Desa Sp. Beliti dan Desa KP. Jeruk, Kecamatan Binduriang;
serta Desa Pengambang, Kecamatan Sindang Beliti Ulu.

h. Tersedianya Fasilitas Pengurangan Sampah di Perkotaan


Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotaan dimaksudkan untuk melihat
volume sampah di perkotaan yang mengalami guna ulang, daur ulang, pengelolaan di tempat
sampah sebelum masuk ke TPA. Pada Kabupaten Rejang Lebong, upaya pengurangan sampah
sebelum masuk ke TPA berupa adanya TPS 3R, Bank Sampah dan Rumah Kompos. Dalam
membantu upaya tersebut pemerintah menyediakan tempat sampah umum yang jumlahnya
terus meningkat setiap tahunnya hingga pada tahun 2020 sebanyak delapan unit tempat
sampah umum.
Tabel 2. 117
Tersedianya Fasilitas Pengurangan Sampah di Perkotaan di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016 - 2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Tersedianya Fasilitas Pengurangan Unit 2 4 5 8 8
Sampah di Perkotaan (Tempat
Sampah umum)
2 Volume sampah yang masuk dalam Ton 0 0 985,5 985,5 985
pengelolaan daur ulang
3 Volume sampah di perkotaan yang Ton 0 0 18,25 401,5 365
mengalami guna ulang, daur ulang,
pengelolaan di tempat pengelolaan
sampah sebelum masuk TPA
4 Total volume sampah Ton 37.648 37.800 37.951 38.103 41.090,97
5 Persentase pengelolaan sampah di persen 0 0 1,85 40,74 37,06
lokasi daur ulang (no 3
dibanding no
2)
6 Persentase Tersedianya Fasilitas persen 0 0 0,05 1,05 0,88
Pengurangan Sampah di Perkotaan (no 3
dibanding no
4)
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan

Persentase pengelolaan sampah di lokasi daur ulang semenjak tahun 2018 bersifat
fluktuatif dengan kecenderungan meningkat. Hingga pada tahun 2020 persentase pengelolaan
sampah daur ulang sebesar 37,06 persen dari total sampah yang masuk ke tempat daur ulang.
Capaian tersebut meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 347,58 persen per tahun
dibandingkan capaian di tahun 2018 yang tercatat hanya sebesar 1,85 persen. Selanjutnya,
capaian persentase tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotaan di Kabupaten

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-163
TAHUN 2021-2026
Rejang Lebong tercatat sebesar 0,88 persen pada tahun 2020 jika dibanding total sampah
keseluruhan Kabupaten Rejang Lebong. Capaian tersebut meningkat sangat signifikan apabila
dibandingkan dengan capaian pada tahun 2018 yang hanya sebesar 0,05 persen. Rendahnya
pengelolaan sampah daur ulang ini disebabkan karenanya kurangnya fasilitas pendukung daur
ulang dan kurangnya petugas yang membantu proses ini.

i. Aksesibilitas
Aksesibilitas didapatkan dari perbandingan panjang jalan dengan luas wilayah.
Capaian aksesibilitas di Kabupaten Rejang Lebong cenderung tetap dalam kurun waktu tahun
2016 hingga 2019, hal tersebut terjadi karena tidak adanya pertambahan panjang jalan yang
ada. Dalam kurun waktu tersebut, capaian indikator aksesibilitas di kabupaten ini tercatat
sebesar 53,04 persen, dimana capaian tersebut mempunyai arti bahwa setiap 100 km2 luas
wilayah terbangun akses jalan sepanjang 53,04 km yang mana merupakan angka yang
terbilang cukup rendah. Rendahnya capaian aksesibilitas di Kabupaten Rejang Lebong salah
satunya dikarenakan sekitar 30,05 persen dari total luas kabupaten merupakan kawasan
hutan yang tidak dibuka untuk akses jalan, serta 43,52 persen dari total luas kabupaten
merupakan pertanian lahan kering dan basah.
Tabel 2. 118
Aksesibilitas di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 – 2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah panjang jalan Km 822,34 822,34 822,34 822,34 N/A
2 Luas wilayah Km2 1.550,27 1.550,27 1.550,27 1.550,27 1.550,27
3 Aksesibilitas Persen 53,04 53,04 53,04 53,04 N/A
((Km/Km2)*100)
Sumber : DPUPRKP Kabupaten Rejang Lebong, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

j. Persentase Panjang Jalan Sentra Produksi dalam Kondisi Baik


Pembangunan jalan sentra produksi dilakukan untuk mempermudah akses warga
Kabupaten Rejang Lebong menuju sentra produksi. Meningkatnya jalan sentra produksi ini
diharapkan dapat mengurangi beban masyarakat terutama dalam biaya operasional dan
waktu, sehingga akses menuju sentra produksi yang baik dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-164
TAHUN 2021-2026
100
95 93
90
80
70 68.27
60 57.56
50
40
30 31.7
20
10
0
2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 2. 68
Grafik Persentase Panjang Jalan Sentra Produksi dalam Kondisi Baik
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 – 2020
Sumber : LKJIP Kabupaten Rejang Lebong 2020

Secara umum, capaian persentase panjang jalan sentra produksi dalam kondisi baik di
Kabupaten Rejang Lebong dalam lima tahun terakhir menunjukkan besaran yang fluktuatif
dengan kecenderungan meningkat, yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar
8,03 persen per tahun. Pada tahun 2016, capaian persentase panjang jalan sentra produksi
dalam kondisi baik di kabupaten ini tercatat sebesar -31,86 persen dan menurun sebesar -
31,86 persen per tahun hingga tahun 2018 capaiannya tercatat sebesar -31,70 persen. Kondisi
tersebut berangsur meningkat dalam dua tahun terakhir, dimana rata-rata pertumbuhannya
meningkat sebesar 71,28 persen per tahun menjadi 93 persen di tahun 2020.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Perikanan dalam LKJIP Kabupaten Rejang
Lebong 2020, panjang jalan sentra produksi dalam kondisi baik ada sepanjang 358,15 meter
atau sebesar 93 persen dari total panjang jalan yang dibangun hingga tahun 2020 sepanjang
377 meter. Penurunan persentase pada tahun 2020 terjadi karena refocusing anggaran untuk
penanganan pandemi Covid-19. Persentase kondisi baik yang menurun ini juga dikarenakan
intensitas pemakaian yang tinggi serta pengaruh iklim dan cuaca.

k. Jembatan
Kabupaten Rejang Lebong dilalui oleh wilayah DAS Musi yang menyebabkan terdapat
banyak sungai. Sungai yang ada di Kabupaten Rejang Lebong antara lain Sungai Musi – Sugihan
– Banyuasin. Adanya sungai ini berarti Kabupaten Rejang Lebong mempunyai jembatan
sebagai infrastruktur pendukung mobilitas kabupaten. Data jembatan yang berada di bawah
wewenang Kabupaten Rejang Lebong adalah sebagai berikut.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-165
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 119
Data Jembatan di Bawah Wewenang Kabupaten Rejang Lebong
Berdasarkan Status Penanganan pada Tahun 2020
No Status Penanganan Satuan Jumlah
1 Pemeliharaan Jembatan Unit 105
2 Peningkatan Jembatan Unit 17
3 Pembangunan Jembatan Unit 4
Total Unit 126
Sumber : DPUPRKP Kabupaten Rejang Lebong 2021

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa jumlah total jembatan di Kabupaten


Rejang Lebong adalah sebanyak 126 buah. Kondisi jembatan dengan status penanganan
pembangunan jembatan merupakan jembatan yang mengalami kondisi rusak. Kondisi rusak
tersebut dikarenakan intensitas pemakaian dan curah hujan tinggi yang menyebabkan debit
air sungai meningkat serta menyebabkan jembatan rusak.

2. Penataan Ruang
Berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017, urusan penataan ruang
memiliki enam indikator. Keenam indikator tersebut meliputi : 1) Rasio Ruang Terbuka Hijau
per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB; 2) Luasan RTH Publik Sebesar 20 persen dari Luas
Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan; 3) Rasio Bangunan Ber-IMB per Satuan Bangunan; 4)
Ruang Publik yang Berubah Peruntukannya; 5) Rasio Luas Kawasan Tertutup Pepohonan
Berdasarkan Hasil Pemotretan Citra Satelit dan Survei Foto Udara Terhadap Luas Daratan; dan,
6) Ketaatan Terhadap RTRW. Indikator Ketaatan terhadap RTRW mengalami penyesuaian
menjadi indikator Kesesuaian terhadap RTRW.

a. Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB
Rasio RTH (Ruang Terbuka Hijau) per satuan luas wilayah ber HPL (Hak Penggunaan
Lahan)/HGB (Hak Guna Bangunan) didapatkan dengan membandingkan kedua data tersebut.
Pada Kabupaten Rejang Lebong pendataan RTH masih kurang optimal karena keterbatasan
sarana dan prasarana, serta sulitnya integrasi data luas HPL/HGB.

b. Luasan RTH Publik Sebesar 20 Persen dari Luas Wilayah Kota/Kawasan


Perkotaan
Pendataan RTH (Ruang Terbuka Hijau) di Kabupaten Rejang Lebong hingga tahun 2020
masih terbatas pada enam kecamatan. Data luas RTH di Kabupaten Rejang Lebong yang saat
ini dimiliki hanya terdapat pada data tujuh kecamatan, yaitu Kecamatan Curup, Kecamatan
Curup Timur, Kecamatan Curup Tengah, Kecamatan Curup Selatan, Kecamatan Curup Utara,
Kecamatan Selupu Rejang dan Kecamatan Sindang Kelingi. Kurangnya data ini disebabkan oleh
kurangnya dukungan sarana dan prasarana dalam kegiatan pendataan di Kabupaten Rejang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-166
TAHUN 2021-2026
Lebong. Data RTH di tujuh kecamatan tersebut menjadi acuan dalam analisis luasan RTH
Kabupaten Rejang Lebong.
Tabel 2. 120
Persentase RTH di Kawasan Perkotaan Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016 - 2020
No Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Luas RTH (di tujuh kecamatan) Ha 74,6 74,1 73,21 72,46 72,35
2 Luas tujuh kecamatan Ha 40.536 40.536 40.536 40.536 40.536
3 Persentase RTH Persen 0,184 0,183 0,181 0,179 0,178
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, luasan RTH yang terletak di tujuh kecamatan
di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang cenderung menurun, yang
ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -0,76 persen per tahun, dimana pada
tahun 2016 luasan RTH di kabupaten ini tercatat seluas 74,6 hektare yang kemudian berangsur
menurun hingga capaiannya tercatat seluas 72,35 hektare di tahun 2020. Berdasarkan
keterangan dari pihak Dinas Lingkungan Hidup, penurunan luas RTH ini disebabkan oleh
peningkatan alih fungsi lahan dan peningkatan pembangunan oleh masyarakat.

c. Rasio Bangunan Ber-IMB per Satuan Bangunan


Izin Mendirikan Bangunan (IMB) merupakan produk hukum yang diberikaan oleh
Kepala Daerah setempat sebagai bukti bahwa bangunan yang akan didirikan sudah
mendapatkan persetujuan. Berdasarkan data yang didapatkan dari DPMPTSP (Dinas
Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu) mengenai IMB, didapatkan data jumlah IMB
yang masuk setiap tahunnya. Data IMB di Kabupaten Rejang Lebong baru terdata semenjak
tahun 2017 dan memiliki jumlah yang berbeda setiap tahunnya. Jika dilihat secara umum
jumlah bangunan yang memiliki IMB di Kabupaten Rejang Lebong baru sedikit, hal ini
dikarenakan sedikitnya masyarakat yang mempunyai kesadaran untuk mengurus IMB saat
mendirikan bangunan.

1000 865

800

600
Unit

400

200 96 110 110

0
2017 2018 2019 2020

Gambar 2. 69
Grafik Jumlah IMB yang Terdata per Tahun di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2017 – 2020
Sumber : DPMPTSP Kabupaten Rejang Lebong 2021

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-167
TAHUN 2021-2026
d. Ruang Publik yang Berubah Peruntukannya
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pendataan RTH di Kabupaten Rejang Lebong
masih terbatas, begitu pula dengan upaya pendataan ruang publik yang juga masih kurang. Hal
ini menyebabkan tidak adanya data terkait ruang publik mana yang telah berubah
peruntukannya. Data sementara yang dipunya adalah perubahan RTH (ruang terbuka hijau)
yaitu Lapangan Setia Negara menjadi pasar kuliner sehingga fungsi lapangan tersebut sebagai
RTH menjadi kurang optimal serta terdapat perubahan ruang publik taman menjadi pelataran
terbuka (lahan terbuka) seluas ±150 m2 yang berlokasi di Kecamatan Curup.

e. Rasio Luas Kawasan Tertutup Pepohonan Berdasarkan Hasil Pemotretan Citra


Satelit dan Survei Foto Udara Terhadap Luas Daratan
Rasio luas kawasan tertutup pepohonan didapatkan melalui perbandingan luas
kawasan tertutup pepohonan dibandingkan dengan luas wilayah daratan. Dalam kurun waktu
empat tahun terakhir, capaian indikator tersebut di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan
besaran dengan kecenderungan menurun, dimana pada tahun 2017-2018, capaiannya sebesar
0,25 dan menurun di dua tahun terakhir menjadi 0,24. Besar rasio 0,24 menandakan bahwa
setiap satu hektare luas daratan hanya terdapat 0,24 hektare kawasan tertutup pepohonan di
Kabupaten Rejang Lebong, Penurunan rasio ini disebabkan karena meningkatnya aktivitas alih
fungsi lahan dan peningkatan pembangunan oleh masyarakat.

f. Kesesuaian Terhadap RTRW


Kesesuaian terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) menggunakan pendekatan
perbandingan realisasi atau guna lahan eksisting dengan rencana peruntukannya.
Berdasarkan data, terdapat tiga dari tujuh jenis peruntukkan yang memiliki ketidaksesuaian
terhadap rencana peruntukannya. Jenis peruntukkan tersebut adalah hutan alam, perkebunan,
dan tegalan (pertanian lahan kering). Pada guna lahan eksisting hutan alam lebih luas 4.317,83
Ha dari rencana peruntukannya, kemudian guna lahan eksisting perkebunan lebih luas
4.644,26 Ha, sementara untuk guna lahan eksisting tegalan (pertanian lahan kering) luasnya
lebih kecil dari rencana peruntukannya yaitu sebesar 8.962,09 Ha.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-168
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 121
Kesesuaian terhadap RTRW Kabupaten Rejang Lebong 2020
Tidak
Guna Lahan Rencana Tidak Sesuai /
Sesuai /
No Jenis Peruntukan Eksisting Peruntukan Selisih Luas
Selisih Luas
(Ha) (Ha) (Ha)
(%)
1 Danau/Situ/Kawah 52,94 52,94 0 0
2 Hutan Alam 50.187,72 45.869,89 4.317,83 2,83
3 Industri 104,83 104,83 0 0
4 Perkebunan 42.797,23 38.152,97 4.644,26 3,04
5 Permukiman 2.046,48 2.046,48 0 0
6 Sawah (Pertanian Lahan Basah) 9.807,83 9.807,83 0 0
7 Tegalan (Pertanian Lahan Kering) 47.647,55 56.609,64 8.962,09 5,87
8 Total Lahan 152.644,58 152.644,58 17.924,19 11,74

9 Lahan Sesuai (Total Lahan – Total lahan tidak sesuai) 134.720,40 Ha 88,26%
Sumber : DPUPRKP Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan

Luas lahan yang tidak sesuai dengan peruntukan tersebut kemudian dibandingkan
dengan total luas lahan pada Kabupaten Rejang Lebong untuk mendapatkan persentase
ketidaksesuaian. Persentase ketidaksesuaian pada guna lahan hutan alam adalah sebesar 2,83
persen, pada guna lahan perkebunan mengalami ketidaksesuaian sebesar 3,04 persen, serta
pada guna lahan tegalan mengalami ketidak sesuaian sebesar 5,87 persen. Maka berdasarkan
tabel berikut tingkat ketidaksesuaian guna lahan eksisting keseluruhan adalah 11,74% dan
tingkat kesesuaian guna lahan eksisting keseluruhan adalah 88,26 persen.

D. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman


Berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017, urusan perumahan rakyat
dan Kawasan Permukiman memiliki sembilan indikator, yang meliputi 1) Rasio Rumah Layak
Huni; 2) Rasio Permukiman Layak Huni; 3) Cakupan Ketersediaan Rumah Layak Huni; 4)
Cakupan Layanan Rumah Layak Huni yang Terjangkau; 5) Persentase Permukiman yang
Tertata; 6) Persentase Lingkungan Permukiman Kumuh; 7) Persentase Luasan Permukiman
Kumuh di Kawasan Perkotaan; 8) Proporsi Rumah Tangga Kumuh Perkotaan; dan, 9) Cakupan
Lingkungan yang Sehat dan Aman yang Didukung dengan PSU. Indikator ini kemudian
mengalami penyesuaian dikarenakan pada Kabupaten Rejang Lebong memiliki potensi
bencana banjir dan dilalui oleh DAS Musi. Oleh karena itu mengalami pertambahan dua
indikator, yaitu : 1) Persentase Luas Permukiman yang Sering Terkena Banjir dan, 2)
Persentase Luas Permukiman yang berada di bantaran sungai.

1. Rasio Rumah Layak Huni


Rasio rumah layak huni didapatkan dengan membandingkan jumlah rumah layak huni
yang tersedia dengan jumlah penduduk yang ada. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-169
TAHUN 2021-2026
capaian rasio rumah layak huni di kabupaten ini menunjukkan besaran yang cenderung
menurun, yakni 0,23 di tahun 2016 menjadi 0,22 selama empat tahun terakhir. Dilihat dari
jumlah rumah layak huni itu sendiri, secara umum dalam kurun waktu lima tahun jumlah
rumah layak huni di kabupaten ini menunjukkan jumlah yang fluktuatif dengan
kecenderungan menurun, yang ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -0,26 persen
per tahun.
Tabel 2. 122
Rasio Rumah Layak Huni Kabupaten Rejang Lebong 2016 – 2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah rumah layak huni Unit 62.777 61.256 61.406 61.581 62.122
2 Jumlah penduduk Orang 274.815 276.875 278.865 280.142 281.445
3 Rasio rumah layak huni Rasio 0,23 0,22 0,22 0,22 0,22
Sumber : DPUPRKP Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rejang Lebong, 2021;
Hasil Olahan

Pada tahun 2016, terdapat 62.777 unit rumah layak huni di kabupaten ini, yang
kemudian menurun sebesar -2,42 persen di tahun setelahnya menjadi 61.256 unit. Jumlah
tersebut kembali meningkat dalam tiga tahun terakhir dengan rata-rata pertumbuhan sebesar
0,47 persen per tahun menjadi 62.122 unit di tahun 2020. Peningkatan yang terjadi pada tahun
2016 hingga tahun 2020 terjadi karena jumlah rumah layak huni yang meningkat setiap
tahunnya. Peningkatan jumlah rumah layak huni ini dipengaruhi oleh bantuan dari pemerintah
daerah berupa bedah rumah serta bantuan dari Program Kotaku dan Program Bantuan
Stimulan Perumahan Swadaya.

2. Rasio Permukiman Layak Huni


Rasio permukiman layak huni didapatkan melalui perbandingan luas permukiman
layak huni dibandingkan luas wilayah permukiman. Dalam lima tahun terakhir, capaian rasio
permukiman layak huni di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang semakin
meningkat, yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 7,91 persen per tahun,
atau yang ditunjukkan dengan rasio sebesar 0,73 di tahun 2016 dan meningkat menjadi 0,99
di tahun 2020. Dilihat dari luasnya, dalam kurun waktu yang sama, luas permukiman layak
huni di kabupaten ini meningkat sebesar 22,71 persen per tahun, dimana pada tahun 2016
luasannya sebesar 1.310,69 hektare dan meningkat menjadi 2.971,78 hektare di tahun 2020.
Tabel 2. 123
Rasio Permukiman Layak Huni Kabupaten Rejang Lebong 2016 – 2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Luas Permukiman Layak Huni Ha 1.310,69 1.315,03 2.523,99 2.802,66 2.971,78
2 Luas Wilayah Permukiman Ha 1.800,61 1.800,61 3.004,95 3.004,95 3.004,95
3 Rasio permukiman layak huni rasio 0,73 0,73 0,84 0,93 0,99
Sumber : DPUPRKP Kabupaten Rejang Lebong, 2021

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-170
TAHUN 2021-2026
3. Cakupan Ketersediaan Rumah Layak Huni
Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat mengakibatkan kebutuhan akan
kawasan perumahan dan pemukiman semakin meluas. Hal tersebut perlu diikuti dengan
penataan kawasan perumahan dan pemukiman yang baik dan tepat sasaran sehingga tidak
menimbulkan kawasan yang tidak layak huni ataupun kumuh. Rumah tidak layak huni
dikategorikan sebagai rumah yang memiliki ciri antara lain sumber air tidak sehat, akses
memperoleh air bersih terbatas, tidak mempunyai akses Mandi, Cuci dan Kakus (MCK), bahan
bangunan tidak permanen, dari kayu berkualitas rendah atau atap/dinding dari
bambu/rumbia, tidak memiliki pencahayaan matahari dan ventilasi udara, tidak memiliki
pembagian ruangan, lantai dari tanah dan rumah lembab/pengap, letak rumah tidak teratur,
kondisi rusak.
Tabel 2. 124
Cakupan Ketersediaan Rumah Layak Huni Kabupaten Rejang Lebong 2016 – 2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah seluruh rumah tidak layak unit 7.253 8.899 8.157 7.260 6.027
huni
2 Jumlah seluruh rumah layak huni unit 62.777 61.256 61.406 61.581 62.122
3 Jumlah seluruh rumah unit 70.030 70.155 69.563 68.841 68.149
4 Cakupan ketersediaan rumah Persen 89,64 87,32 88,27 89,45 91,16
layak huni (No 2 dibanding no 3 dikali
100)
Sumber : DPUPRKP Kabupaten Rejang Lebong 2021

Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, capaian cakupan ketersediaan rumah
layak huni di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan
kecenderungan meningkat, yang ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,42 persen
per tahun. Peningkatan cakupan ketersediaan rumah layak huni tersebut secara tidak langsung
dipengaruhi oleh menurunnya jumlah rumah tidak layak huni di kabupaten ini, yang
ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -4,52 persen per tahun.

80,000 91.16% 92.00%


70,000 91.00%
60,000 89.64% 89.45% 90.00%
50,000
88.27% 89.00%
40,000
87.32% 88.00%
30,000
8,899

8,157

87.00%
7,253

7,260

6,027

20,000
70,030
62,777

70,155
61,256

69,563
61,406

68,841
61,581

68,149
62,122

10,000 86.00%
0 85.00%
2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah Seluruh Rumah Jumlah RLH


Jumlah RTLH Cakupan Ketersediaan RLH (%)

Gambar 2. 70
Grafik Cakupan Ketersediaan Rumah Layak Huni Kabupaten Rejang Lebong 2016 – 2020
Sumber : DPUPRKP Kabupaten Rejang Lebong 2021

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-171
TAHUN 2021-2026
Pada tahun 2016, capaian cakupan ketersediaan rumah layak huni di kabupaten ini
tercatat sebesar 89,64 persen, yang kemudian turun sebesar -2,59 persen menjadi 87,32
persen di tahun 2017. Capaian tersebut berangsur meningkat dalam tiga tahun terakhir
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,44 persen per tahun, menjadi 91,16 persen di tahun
2020. Peningkatan jumlah rumah layak huni ini dikarenakan adanya intervensi pemerintah
daerah dan pusat dalam penanganan RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) menjadi RLH (Rumah
Layak Huni).

4. Cakupan Layanan Rumah Layak Huni yang Terjangkau


Cakupan layanan RLH (Rumah Layak Huni) yang terjangkau bertujuan untuk melihat
keterjangkauan MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) pada rumah layak huni. Dalam
kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, jumlah rumah tangga MBR yang menempati rumah
layak huni fluktuatif cenderung meningkat, yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar 5,20 persen per tahun. Pada tahun 2016, 20.820 rumah tangga MBR menempati rumah
layak huni dan terjangkau di Kabupaten Rejang Lebong, besaran tersebut terus menunjukkan
peningkatan hingga tahun 2020, dimana terdapat 25.505 rumah tangga MBR yang menempati
rumah layak huni. Peningkatan MBR yang menempati rumah layak huni ini juga selaras dengan
peningkatan cakupan layanan rumah layak huni dalam kurun waktu yang sama.
Tabel 2. 125
Cakupan Layanan Rumah Layak Huni yang Terjangkau Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016 – 2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah rumah tangga MBR yang RT 20.820 19.916 21.555 23.685 25.505
menempati rumah layak huni dan
terjangkau
2 Jumlah rumah tangga MBR RT 28.073 28.815 29.712 30.945 31.532
3 Cakupan layanan rumah layak huni yang persen 74,16 69,12 72,55 76,54 80,89
terjangkau
Sumber : DPUPRKP Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Pada tahun 2016, capaian indikator cakupan layanan rumah layak huni yang
terjangkau di kabupaten ini tercatat sebesar 74,16 persen yang kemudian berfluktuasi dengan
kecenderungan meningkat hingga pada tahun 2020 capaiannya menjadi 80,89 persen, atau
meningkat sebesar 2,20 persen per tahun. Apabila diamati secara detail, terjadi penurunan
capaian cakupan layanan rumah layak huni yang terjangkau pada tahun 2017, yakni sebesar -
6,81 persen dari tahun sebelumnya. Hal tersebut berkaitan dengan penurunan jumlah rumah
tangga MBR yang menempati rumah layak huni yang terjangkau yang pada tahun tersebut
turun sebesar -4,34 persen. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari DPUPRKP Kabupaten
Rejang Lebong, penurunan yang terjadi pada tahun 2017 tersebut terjadi karena adanya

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-172
TAHUN 2021-2026
pendataan RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) yang bertambah, sehingga menyebabkan
penurunan jumlah RLH yang terjangkau oleh rumah tangga MBR.

5. Persentase Permukiman yang Tertata


Persentase permukiman yang tertata didapatkan melalui luas area permukiman yang
tertata dibandingkan luas seluruh area permukiman. Capaian luas area permukiman yang
tertata di Kabupaten Rejang Lebong ini memiliki arti yang sama dengan luas permukiman
layak huni. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, capaian persentase luas permukiman
tertata di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang semakin meningkat setiap
tahunnya, yang ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 7,96 persen per tahun. Pada
tahun 2016, capaian persentase permukiman tertata di Kabupaten Rejang Lebong tercatat
sebesar 72,79 persen, yang meningkat setiap tahunnya menjadi 98,9 persen di tahun 2020.
Tabel 2. 126
Persentase Permukiman yang Tertata Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016 – 2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Luas area permukiman yang tertata Hektare 1.310,69 1.315,03 2.523,99 2.802,99 2.971,78
2 Luas keseluruhan area permukiman Hektare 1.800,61 1.800,61 3.004,95 3.004,95 3.004,95
3 Persentase luas permukiman yang Persen 72,79 73,03 83,99 93,28 98,90
tertata
Sumber : DPUPRKP Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Meningkatnya capaian indikator tersebut, dipengaruhi oleh meningkatnya luasan area


permukiman yang tertata dalam kurun waktu yang sama, yang ditunjukkan dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 22,71 persen per tahun. Pada tahun 2016, luasan area permukiman
tertata di Kabupaten Rejang Lebong tercatat sebesar 1.310,69 hektare, dan meningkat setiap
tahunnya hingga tahun 2020 tercatat seluas 2.971,78 hektare. Meningkatnya capaian
persentase luas permukiman yang tertata di kabupaten ini salah satunya disebabkan karena
adanya kolaborasi antara pemerintah daerah dan pusat dalam menangani permukiman yang
ada di Kabupaten Rejang Lebong.

6. Persentase Lingkungan Permukiman Kumuh


Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni yang ditandai dengan
ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi dan kualitas bangunan
serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Data permukiman kumuh Kabupaten
Rejang Lebong didapatkan dari data DPUPRKP (Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang,
Perumahan dan Kawasan Permukiman), “Berita Acara Kesepakatan Penghitungan dan
Penetapan Pengurangan Luasan Kumuh Tingkat Kabupaten” Tahun 2019 serta Keputusan
Bupati Rejang Lebong Nomor 180.26.I tahun 2019 Tentang Penetapan Lokasi Lingkungan
Perumahan dan Pemukiman Kumuh di Kabupaten Rejang Lebong. Kawasan permukiman

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-173
TAHUN 2021-2026
kumuh di Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2019 memiliki luas sebesar 202,29 hektare,
yang terdiri dari 170,29 hektare luasan kumuh dampingan Program Kotaku dan 32 hektare
luasan kumuh wilayah non dampingan Program Kotaku.
Lokasi yang menjadi sebaran dari permukiman kumuh di Kabupaten Rejang lebong
juga terdapat pada Keputusan Bupati Rejang Lebong Nomor 180.26.I tahun 2019 Tentang
Penetapan Lokasi Lingkungan Perumahan dan Pemukiman Kumuh di Kabupaten Rejang
Lebong. Lokasi-lokasi permukiman kumuh tersebut tersebar di sembilan kecamatan dengan
rincian seperti yang tertera pada tabel berikut.
Tabel 2. 127
Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2019
No. Kecamatan Desa/Kelurahan Luas (Ha)
1 Curup Air Putih Lama 6,14
Talang Bening 29,37
Pasar Baru 10,54
Air Bambai 12,94
Jalan Baru 5,77
2 Curup Selatan Suka Marga 5,68
Watas Marga 4,02
Tanjung Dalam 10,22
Air Lanang 4,90
Air Putih Baru 9,58
3 Curup Tengah Sidorejo 1,30
Kampung Jawa 2,02
Kepala Sirinh 4,31
Pelabuhan Baru 3,14
Talang Rimbo Baru 6,92
4 Curup Timur Karang Anyar 6,04
5 Curup Utara Lubuk Kembang 13,80
Dusun Sawah 17,30
Tabarenah 8,30
Suka Datang 8,00
6 Binduriang Kepala Curup 10,00
7 Kota Padang Bedeng SS 10,00
8 Padang Ulak Tanding Pasar Padang Ulak Tanding 7,00
9 Sindang Beliti Ulu Apur 5,00
Total 202,29
Sumber : Keputusan Bupati Rejang Lebong Nomor 180.26.I tahun 2019

Luas lokasi yang tertera pada tabel tersebut merupakan luas lokasi permukiman
kumuh dampingan Program Kotaku dan luas non dampingan. Lokasi permukiman kumuh yang
menjadi non dampingan Program Kotaku adalah permukiman kumuh pada Kecamatan
Binduriang, Kota Padang, Padang Ulak Tanding dan Sindang Beliti Ulu. Melalui Program
Kotaku, permukiman kumuh di Kabupaten Rejang Lebong sudah mulai tertangani. Pada akhir
tahun 2020 tercatat total luasan kawasan kumuh adalah sebesar 33,17 hektare yang terdiri
dari 32 hektare permukiman kumuh non dampingan Program Kotaku dan 1,17 hektare dari
hasil dampingan Program Kotaku. Lokasi permukiman kumuh pada tahun 2020 dengan luas
33,17 hektare tersebut adalah seperti yang tertera pada tabel berikut.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-174
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 128
Lokasi Permukiman Kumuh di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2020
No. Kecamatan Desa/Kelurahan Luas (Ha)
1 Curup Tengah Kampung Jawa 1,17
2 Curup Tengah Pelabuhan Baru 3,14
3 Curup Tengah Talang Rimbo Baru 6,92
4 Curup Tengah Kepala Siring 2,62
5 Curup Tengah Sidorejo 2,60
6 Curup Tengah Talang Benih 3,58
7 Curuo Tengah Jalan Baru 4,71
8 Curup Timur Karang Anyar 14,68
9 Curup Timur Tanjung Beringin 8,50
10 Curup Pasar Baru 2,04
11 Curup Air Rambai 1,77
12 Curup Selatan Air Putih Baru 5,02
13 Binduriang Kepala Curup 10,00
14 Kota Padang Bedeng SS 10,00
15 Padang Ulak Tanding Pasar Padang Ulak Tanding 7,00
16 Sindang Beliti Ulu Apur 5,00
Total 88,75
Sumber : Keputusan Bupati Rejang Lebong Nomor 180.26.I tahun 2019 dan “Berita Acara Kesepakatan Penghitungan dan Penetapan
Pengurangan Luasan Kumuh Tingkat Kabupaten” Tahun 2020; Hasil Olahan

Seperti pada tabel sebelumya bahwa luas permukiman kumuh di Kabupaten Rejang
Lebong pada tahun 2020 menjadi 88,75 hektare. Secara umum, dalam lima tahun terakhir,
capaian persentase lingkungan permukiman kumuh di Kabupaten Rejang Lebong
menunjukkan besaran yang semakin membaik, yang ditunjukkan dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar -50,00 persen per tahun. Pada tahun 2016, capaian indikator persentase
lingkungan permukiman kumuh di kabupaten ini tercatat sebesar 0,32 persen dan
menunjukkan penurunan hingga tahun 2020 capaiannya sebesar 0,057 persen. Penurunan
yang terjadi pada tahun 2020 dikarenakan pada tahun 2018 dan 2019 lingkungan permukiman
kumuh sebagian besar telah ditangani oleh program Kotaku (Kota Tanpa Kumuh).
Tabel 2. 129
Persentase Lingkungan Permukiman Kumuh di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016 – 2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Luas lingkungan permukiman kumuh Ha 489,92 485,58 480,96 202,29 88,75
2 Luas wilayah Ha 155.027 155.027 155.027 155.027 155.027
3 Lingkungan permukiman kumuh Persen 0,32 0,31 0,31 0,13 0,057
Sumber : DPUPRKP Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Penanganan kawasan kumuh di Kabupaten Rejang Lebong dilaksanakan melalui


program Kotaku (Kota Tanpa Kumuh) dan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya.
Upaya yang dilakukan melalui kedua program itu adalah sebagai berikut.
1. Peningkatan kualitas rumah tidak layak huni melalui bedah rumah;
2. Pembangunan rumah susun;
3. Penataan drainase lingkungan dan sarana sanitasi;
4. Melakukan instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL);

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-175
TAHUN 2021-2026
5. Penanganan Kawasan Kumuh perkotaan;
6. Pembuatan sumur bor dan perpipaan;
7. Pembangunan jalan Lapen (Lapisan Penetrasi) dan jalan beton;
8. Membangun instalasi Penangkap Air Permukaan (PAP); dan
9. Pengelolaan persampahan.

Terdapat dua tujuan dari program ini, yang pertama adalah untuk memperbaiki akses
masyarakat terhadap infrastruktur dan fasilitas pelayanan di permukiman kumuh perkotaan.
Tujuan yang kedua adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di perkotaan
melalui pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh yang berbasis masyarakat
dan partisipasi pemerintah daerah.

7. Persentase Luasan Permukiman Kumuh di Kawasan Perkotaan


Persentase luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan merupakan
perbandingan luasan kawasan permukiman kumuh yang tertangani dibandingkan dengan
total luas permukiman kumuh. Kawasan permukiman kumuh yang tertangani di Kabupaten
Rejang Lebong berbeda-beda setiap tahunnya atau memiliki tren fluktuatif. Pada tahun 2018
dan 2019, luasan permukiman kumuh yang tertangani meningkat cukup tinggi. Hal ini
dikarenakan upaya penanganan permukiman kumuh tidak hanya dilakukan oleh pemerintah
kabupaten tetapi juga oleh pemerintah pusat melalui program Kotaku (Kota Tanpa Kumuh).
Adanya program penanganan kawasan kumuh tersebut menyebabkan pengurangan kawasan
kumuh di Kabupaten Rejang Lebong dimana pada tahun 2019 luas permukiman kumuh
mencapai 202,29 hektare lalu pada tahun 2020 dapat berkurang menjadi 88,75 hektare.
Namun, pada tahun 2020 tidak ada penanganan terhadap permukiman kumuh secara khusus
karena adanya refocusing anggaran pemerintah kabupaten.
Tabel 2. 130
Persentase Luasan Permukiman Kumuh di Kawasan Perkotaan
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 – 2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Luasan pemukiman kumuh yang tertangani Ha 4,34 4,62 278,67 113,54 0
2 Luas permukiman kumuh Ha 489,92 485,58 480,96 202,29 88,75
3 Persentase luasan permukiman kumuh di Persen 0,89 0,95 57,94 56,13 0
kawasan perkotaan
Sumber : DPUPRKP Kabupaten Rejang Lebong, 2021

8. Proporsi Rumah Tangga Kumuh Perkotaan


Dalam lima tahun terakhir, jumlah rumah tangga kumuh perkotaan di Kabupaten
Rejang Lebong menunjukkan besaran yang semakin menurun, yang ditandai dengan besaran
rata-rata pertumbuhan sebesar -15,08 persen per tahun, yakni 2.167 unit jumlah rumah tangga

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-176
TAHUN 2021-2026
kumuh perkotaan di tahun 2016, turun menjadi 1.127 unit di tahun 2020. Penurunan jumlah
rumah tangga kumuh ini berpengaruh pada proporsi rumah tangga kumuh perkotaan,
sehingga proporsi rumah tangga kumuh ini juga menurun setiap tahunnya.
Tabel 2. 131
Proporsi Rumah Tangga Kumuh Perkotaan di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016 – 2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah rumah tangga kumuh perkotaan Unit 2.167 2.167 1.657 1.296 1.127
2 Jumlah seluruh rumah Unit 70.030 70.155 69.563 68.841 68.149
3 Proporsi rumah tangga kumuh perkotaan Persen 3,09 3,09 2,38 1,88 1,65
Sumber : DPUPRKP Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Dalam kurun waktu yang sama, capaian proporsi rumah tangga kumuh perkotaan di
Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran dengan kecenderungan menurun yang
ditandai dengan besaran rata-rata pertumbuhan sebesar -14,52 persen per tahun. Pada tahun
2016, capaian indikator proporsi rumah tangga kumuh perkotaan di kabupaten ini tercatat
sebesar 3,09 persen dan menunjukkan kecenderungan yang semakin menurun hingga tahun
2020 capaiannya sebesar 1,65 persen. Penurunan ini terjadi dikarenakan adanya penanganan
RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) di kawasan kumuh perkotaan melalui kerjasama pemerintah
daerah dan pemerintah pusat.

9. Cakupan Lingkungan yang Sehat dan Aman yang Didukung dengan PSU
Cakupan lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan PSU (Prasarana dan
Sarana Umum) ini didapat melalui perbandingan jumlah lingkungan yang didukung PSU
terhadap jumlah seluruh lingkungan perumahan. Pada Kabupaten Rejang Lebong cakupan
lingkungan yang sehat dan aman yang didukung PSU terpenuhi setiap tahunnya (100 persen),
hal ini dikarenakan adanya salah satu persyaratan bagi pengembang perumahan untuk
menyediakan PSU.
Tabel 2. 132
Cakupan Lingkungan yang Sehat dan Aman yang didukung dengan PSU
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah lingkungan yang didukung PSU permukiman 20 20 21 21 17
2 Jumlah lingkungan perumahan pada permukiman 20 20 21 21 17
kurun waktu tertentu
3 Cakupan Lingkungan Yang Sehat dan Persen 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Aman yang didukung dengan PSU
Sumber : DPUPRKP Kabupaten Rejang Lebong, 2021

10. Persentase Luas Permukiman yang Sering Terkena Banjir


Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, masih terdapat beberapa wilayah di
Kabupaten Rejang Lebong yang sering terkena banjir, dengan luasan yang cenderung
meningkat, yang jika dihitung rata-rata pertumbuhannya maka tercatat sebesar 14,70 persen

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-177
TAHUN 2021-2026
per tahun. Pada tahun 2016, luas permukiman yang terkena banjir di wilayah Kabupaten
Rejang Lebong tercatat seluas 210,91 hektare, yang kemudian meluas hingga 365,11 hektare
di tahun 2020. Meningkatnya luasan kawasan banjir di kabupaten ini berpengaruh dengan
besaran persentase luas permukiman yang terkena banjir dalam kurun waktu yang sama,
yakni meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,93 persen per tahun. Pada tahun
2016, capaian persentase luas permukiman yang terkena banjir di Kabupaten Rejang Lebong
tercatat sebesar 11,71 persen, dan besaran tersebut meningkat menjadi 12,15 persen di tahun
2020.
Tabel 2. 133
Persentase Luas Permukiman yang Sering Terkena Banjir di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Luas Permukiman yang terkena Ha 210,91 210,91 365,11 365,11 365,11
banjir
2 Luas seluruh permukiman Ha 1.800,61 1.800,61 3.004,95 3.004,95 3.004,95
3 Persentase luas permukiman yang Persen 11,71 11,71 12,15 12,15 12,15
terkena banjir
Sumber : DPUPRKP Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Lokasi permukiman yang terkena banjir pada Kabupaten Rejang Lebong tersebar pada
empat kecamatan. Empat Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kota
Padang, Sindang Beliti Ulu dan Sindang Beliti Ilir. Luasan banjir ini mengalami peningkatan
karena curah hujan yang tinggi dan saluran drainase yang mengalami penyumbatan.
Tabel 2. 134
Lokasi Permukiman yang Sering terkena Banjir di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2012 dan 2018
Tahun Kecamatan Luas (Ha) Total Luas (Ha)
2012 Kec. Padang Ulak Tanding 51,79 210,92
Kec. Kota Padang 60,47
Kec. Sindang Beliti Ulu 30,23
Kec. Sindang Beliti Ilir 68,42
2018 Kec. Padang Ulak Tanding 129,09 365,11
Kec. Kota Padang 98,91
Kec. Sindang Beliti Ulu 32,94
Kec. Sindang Beliti Ilir 104,16
Sumber : DPUPRKP Kabupaten Rejang Lebong, 2021

11. Persentase Luas Permukiman yang Berada di Bantaran Sungai


Persentase luas permukiman yang berada di bantaran sungai mengacu pada RTRW
Kabupaten Rejang Lebong tahun 2012. Persentase luas permukiman yang berada di bantaran
sungai adalah 1,88 persen. Pada tahun 2018 terjadi penurunan persentase menjadi 0,55
persen, hal ini dikarenakan adanya pertambahan luas permukiman di Kabupaten Rejang
Lebong, sedangkan permukiman di bantaran sungai berkurang.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-178
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 135
Persentase Luas Permukiman yang berada di Bantaran Sungai
Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Luas Permukiman di bantaran Ha 33,82 33,82 16,65 16,65 16,65
sungai
2 Luas seluruh permukiman Ha 1.800,61 1.800,61 3.004,95 3.004,95 3.004,95
3 Persentase luas permukiman yang Persen 1,88 1,88 0,55 0,55 0,55
berada di bantaran sungai
Sumber : DPUPRKP Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Permukiman pada Kabupaten Rejang Lebong yang terletak pada bantaran sungai
mempunyai dua data, yaitu pada tahun 2012 dan tahun 2018. Pada tahun 2018 jumlah
kecamatan yang mempunyai permukiman di bantaran sungai meningkat menjadi 13
kecamatan dari sebelumnya sebanyak 10 kecamatan, namun luas permukiman pada bantaran
sungai menurun menjadi 16,66 hektare.
Tabel 2. 136
Luas Permukiman Pada Sempadan Sungai di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2012 dan 2018
Tahun Kecamatan Luas (Ha) Total Luas (Ha)
2012 Kec. Padang Ulak Tanding 1,30 33,82
Kec. Curup 1,51
Kec. Binduriang 0,02
Kec. Kota Padang 8,51
Kec. Sindang Kelingi 5,41
Kec. Sindang Beliti Ulu 3,12
Kec. Sindang Beliti Ilir 10,65
Kec. Curup Timur 0,95
Kec. Curup Utara 1,76
Kec. Bermani Ulu Raya 0,60
2018 Kec. Padang Ulak Tanding 3,18 16,66
Kec. Curup Selatan 0,03
Kec. Curup 0,61
Kec. Curup Tengah 0,10
Kec. Binduriang 2,11
Kec. Kota Padang 0,81
Kec. Sindang Kelingi 0,22
Kec. Sindang Beliti Ulu 3,14
Kec. Sindang Beliti Ilir 0,85
Kec. Selupu Rejang 3,11
Kec. Curup Timur 0,05
Kec. Curup Utara 1,77
Kec. Bermani Ulu Raya 0,69
Sumber : DPUPRKP Kabupaten Rejang Lebong 2021

E. Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat


Urusan ketentraman, ketertiban umum,dan perlindungan masyarakat ini berdasarkan
Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 memiliki lima indikator di antaranya: cakupan
petugas perlindungan masyarakat (linmas), tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (Ketertiban,
Ketentraman, Keindahan), cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten/kota, tingkat
waktu tanggap (response time rate) daerah layanan wilayah manajemen kebakaran (WMK),

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-179
TAHUN 2021-2026
dan persentase penegakan perda. Dari lima indikator yang ada, kesemuanya telah terisi dan
dapat disajikan datanya.

1. Cakupan Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas)


Satuan perlindungan masyarakat yang kemudian disebut satuan linmas merupakan
warga masyarakat yang disiapkan, dibekali pengetahuan serta keterampilan dalam rangka
membantu pelaksanaan kegiatan penanganan bencana sebagai upaya mengurangi dan
memperkecil dampak bencana. Linmas juga turut membantu memelihara keamanan,
ketenteraman, ketertiban masyarakat, serta kegiatan sosial kemasyarakatan.
Tabel 2. 137
Cakupan Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah petugas linmas 1.560 1.560 1.560 1.590 1.590
2 Jumlah wilayah kerja 156 156 156 156 156
3 Cakupan Petugas Perlindungan Masyarakat/Linmas 10,00 10,00 10,00 10,19 10,19
(persen)
Sumber: Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Cakupan petugas linmas di kabupaten/kota dimaknai sebagai jumlah satuan


perlindungan masyarakat pada tingkat wilayah kerja tertentu baik per RT, desa, maupun
sebutan lainnya. Jumlah petugas linmas di Kabupaten Rejang Lebong hingga tahun 2020
mencapai 1.590 orang sedangkan untuk jumlah desa di Kabupaten Rejang Lebong adalah 156
desa/kelurahan, sehingga didapatkan cakupan petugas linmas pada angka 10,19. Nilai tersebut
mengindikasikan bahwa cakupan petugas linmas telah mencapai 10,19 per desa atau 10 orang
petugas linmas per desa.

2. Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan)


Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 dapat diartikan sebagai persentase capaian
petugas linmas dalam menyelesaikan kasus pelanggaran ketertiban, ketentraman, dan
keindahan. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, capaian tingkat penyelesaian pelanggaran
K3 di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan
meningkat yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,53 persen per tahun.
Pada tahun 2016, capaian tingkat penyelesaian pelanggaran K3 di kabupaten ini tercatat
sebesar 77,78 persen. Capaian tersebut kemudian menunjukkan kecenderungan menurun
hingga tahun 2018 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -11,05 persen per tahun menjadi
61,54 persen. Selanjutnya, capaian indikator ini kembali meningkat pada dua tahun terakhir
dengan cukup signifikan, atau apabila ditunjukkan rata-rata pertumbuhannya indikator ini
bertumbuh sebesar 22,84 persen per tahun menjadi 92,86 persen di tahun 2020.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-180
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 138
Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan)
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Pelanggaran K3 yang terselesaikan 7 10 8 11 13
2 Jumlah pelanggaran K3 yang dilaporkan dan teridentifikasi 9 13 13 13 14
oleh Satpol-PP
3 Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 77,78 76,92 61,54 84,62 92,86
Sumber: Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Rejang Lebong, 2021

3. Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran Kabupaten/Kota


Pelayanan penanggulangan bencana kebakaran mencakup pelayanan pada masyarakat
saat pra kebakaran, kejadian kebakaran maupun pasca kebakaran, baik itu di kawasan
permukiman, bangunan gedung publik, pabrik/industri, hutan serta lahan yang merupakan
wilayah yurisdik tanggung jawab pemerintah daerah terkait. Cakupan pelayanan
penanggulangan kebakaran dimaknai sebagai sumber daya yang berpotensi kebakaran yang
perlu mendapatkan perlindungan dari bahaya kebakaran. Wilayah Manajemen Kebakaran atau
WMK dibentuk oleh daerah provinsi dan kabupaten/kota sesuai wilayah yuridis urusan
pemerintahannya yang ditujukan untuk mendukung pengurangan risiko bencana kebakaran
pada lingkungan dan/atau kawasan berpotensi kebakaran.
Tabel 2. 139
Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran Kabupaten/Kota Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Luas Wilayah Manajemen Kebakaran 81.293 81.293 81.293 81.293 98.522
(WMK) (ha)
2 Luas wilayah (ha) 122.670 122.670 122.670 122.670 122.670
3 Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran 66,3 66,3 66,3 66,3 80,3
Kabupaten/Kota (persen)
Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah-Pemadam Kebakaran (BPBD -Damkar) Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Tren cakupan pelayanan bencana kebakaran dalam kurun waktu 2016 hingga 2020
mengalami peningkatan sejalan dengan adanya penambahan Pos Pemadam Kebakaran di
WMK. Hingga akhir tahun 2020, pelayanan bencana kebakaran dilakukan oleh satu Markas
Komando Pemadam Kebakaran dengan lima pos kecamatan (Bermani Ulu, Selupu Rejang,
Sindang Kelingi, Padang Ulak Tanding dan Kota Padang) yang siaga 24 jam, sehingga total
terdapat enam pos. Enam pos kecamatan ini mampu melayani hingga 80,30 persen dari luas
WMK di Kabupaten Rejang Lebong.

4. Tingkat Waktu Tanggap (Response Time Rate) Daerah Layanan Wilayah


Manajemen Kebakaran (WMK)
Selain adanya cakupan pelayanan kebakaran, ditetapkan pula indikator tingkat waktu
tanggap (response time rate) daerah layanan wilayah manajemen kebakaran (WMK) sebagai

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-181
TAHUN 2021-2026
alat ukur akses dan mutu pelayanan penanggulangan kebakaran dan penyelamatan di daerah.
Tingkat waktu tanggap daerah layanan WMK merupakan pelayanan pemadam kebakaran pada
saat tanggap darurat yang efektif, bereaksi cepat-tepat tiba di lokasi kejadian kebakaran untuk
pengurangan risiko kebakaran dengan waktu minimal yang diperlukan.
Tabel 2. 140
Tingkat Waktu Tanggap (Response Time Rate) Daerah Layanan Wilayah Manajemen Kebakaran
(WMK) Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah kejadian kebakaran yang tertangani dengan waktu 13 18 36 15 10
tanggap (Response Time Rate ) ≤ 15 menit (kejadian)
2 Jumlah kasus kebakaran dalam jangkauan WMK (kejadIan) 13 18 55 18 17
3 Tingkat Waktu Tanggap (Response Time Rate) Daerah Layanan 58,8 100 100 65,5 83,3
Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) (persen)
4 Tingkat Waktu Tanggap (Response Time Rate) Daerah Layanan 10,9 8,1 8,4 11,1 10,5
Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) (menit)
Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah-Pemadam Kebakaran (BPBD -Damkar) Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Kabupaten Rejang Lebong hingga tahun 2020 memiliki enam pos pemadam kebakaran,
yakni lima pos pemadam kebakaran dengan satu markas komando. Lima pos pemadam
kebakaran memiliki wilayah kerja di masing-masing WMK di antaranya Pos Kecamatan Selupu
Rejang, Pos Kecamatan Sindang Kelingi, Pos Kecamatan Bermani Ulu, Pos Kecamatan Kota
Padang, dan Pos Kecamatan Padang Ulak Tanding. Lebih lanjut, markas komando yang ada di
Kabupaten Rejang Lebong membawahi lima kecamatan di antaranya Kecamatan Curup, Curup
Tengah, Curup Utara, Curup Timur, dan Curup Selatan. Di lain pihak, masih terdapat empat
kecamatan yang belum tercover oleh pos pemadam kebakaran di antaranya Kecamatan
Bermani Ulu Raya, Sindang Dataran, Sindang Beliti Ilir, dan Sindang Beliti Ulu.
Secara rasional, tingkat waktu tanggap daerah layanan WMK dipahami sebagai rasio
antara kejadian kebakaran yang tertangani dalam waktu tidak lebih dari 15 menit tingkat
waktu tanggap kebakaran pada pemukiman, bangunan gedung, pabrik/industri dan tidak lebih
dari 60 menit tingkat waktu tanggap kebakaran pada kawasan hutan dan lahan dengan jumlah
kejadian kebakaran di WMK.
Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Rejang Lebong memaparkan bahwa dalam
penanganan kebakaran, tingkat waktu tanggap daerah layanan WMK terkadang masih
terkendala dengan kondisi daerah tempat terjadinya kebakaran. Tren tingkat waktu tanggap
daerah layanan WMK dalam kurun waktu 2016 hingga 2020 mengalami fluktuasi tetapi
cenderung meningkat di tahun 2019 ke 2020. Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya kejadian
kebakaran di lokasi/lahan yang sulit dijangkau sehingga armada pemadam kebakaran
terhambat saat menjangkau lokasi kejadian.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-182
TAHUN 2021-2026
5. Persentase Penegakan Perda
Secara operasional, penegakan perda (dan peraturan kepala daerah) merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh satuan polisi pamong praja untuk menyelesaikan setiap
pelanggaran perda (dan peraturan kepala daerah) yang dilakukan oleh warga masyarakat,
badan hukum maupun aparat pemerintah, baik pelanggaran yang dilaporkan oleh masyarakat
ataupun yang dipantau oleh satuan polisi pamong praja. Satuan polisi pamong praja
mempunyai kewenangan untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu, apabila terjadi
pelanggaran perda (dan peraturan kepala daerah) sebagai upaya penyelesaiannya.
Tabel 2. 141
Persentase Penegakan Perda Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah penyelesaian penegakan PERDA (kejadian) 3 3 3 3 4
2 Jumlah pelanggaran PERDA (kejadian) 3 3 3 3 4
3 Persentase Penegakan Perda (persen) 100 100 100 100 100
Sumber: Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Dalam kurun waktu 2016 hingga 2019 jumlah pelanggaran perda dan jumlah
penyelesaian penegakan perda mengalami stagnansi kemudian keduanya pun mengalami
peningkatan jumlah di tahun 2020. Dengan demikian, diketahui bahwa tren persentase
penegakan perda dari tahun 2016 hingga 2020 stabil atau mampu bertahan di capaian 100
persen yang mengindikasikan Satpol PP Kabupaten Rejang Lebong telah menyelesaikan setiap
kejadian/kasus pelanggaran melalui metode preventif non yustisial sebagaimana dimaksud
dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2011 tentang Standar Operasional Prosedur Satuan
Polisi Pamong Praja.

6. Persentase Desa Tangguh Bencana


Dalam rangka mengurangi risiko bencana, meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat
dalam menghadapi ancaman bencana serta melaksanakan kegiatan pencegahan secara
terencana terpadu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Rejang Lebong
membentuk desa tangguh bencana. Desa tangguh bencana ini dibentuk di daerah zona merah
(berisiko tinggi). Kabupaten Rejang Lebong tercatat memiliki 43 desa yang berada di zona
merah atau memiliki resiko tinggi atas kejadian bencana. Dari 43 desa/kelurahan di zona
merah tersebut, saat ini telah terdapat 11 desa tangguh bencana yang dibentuk sesuai dengan
SK Kalak BPBD. Apabila dilihat dari persentasenya, hingga tahun 2020 telah tercapai 25,58
persen desa tangguh bencana yang terbentuk di wilayah Kabupaten Rejang Lebong dari total
43 desa yang berada di zona merah.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-183
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 142
Persentase Desa Tangguh Bencana di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah desa/kelurahan yang siap terhadap kejadian 1 3 3 11 11
bencana yang terbentuk
2 Jumlah desa/keluran yang ada di zona merah 43 43 43 43 43
3 Jersentase desa tangguh bencana 2,33 4,65 6,98 25,58 25,58
Sumber: LAKIP BPBD Kabupaten Rejang Lebong, 2020

7. Persentase Kualitas Penanganan Kedaruratan


Kualitas penanganan bencana pun termasuk salah satu indikator kinerja dalam upaya
mengurangi risiko bencana, meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi
ancaman bencana serta melaksanakan kegiatan pencegahan secara terencana terpadu.
Indikator persentase kualitas penanganan kedaruratan diperoleh dari hasil bagi antara jumlah
laporan kejadian bencana yang dapat ditanggulangi dengan jumlah laporan kejadian bencana
yang dinyatakan dalam persen. Pada dokumen LAKIP BPBD Kabupaten Rejang Lebong tidak
tercantum mengenai jumlah laporan kejadian bencana yang dapat ditanggulangi dengan
jumlah laporan kejadian bencana melainkan data persentase kualitas penanganan kedaruratan
sebagaimana tersaji pada tabel berikut.
Tabel 2. 143
Persentase Kualitas Penanganan Kedaruratan di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Persentase Kualitas Penanganan Kedaruratan N/A N/A 100 100 100
Sumber: LAKIP BPBD Kabupaten Rejang Lebong, 2020
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa persentase kualitas penanganan


kedaruratan di Kabupaten Rejang Lebong dari tahun 2018-2020 stabil pada capaian 100
persen. Pada dokumen LAKIP BPBD Kabupaten Rejang Lebong tahun 2020 disebutkan bahwa
dalam kurun waktu 2016-2020 telah tercatat penanganan kedaruratan atas 67 kejadian dan
untuk tahun 2020 sendiri sebanyak 28 kejadian yang tersebar di seluruh wilayah di Kabupaten
Rejang Lebong.

F. Sosial
Penyelenggaraan kesejahteraan sosial menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun
2009 tentang Kesejahteraan Sosial mengamanatkan pelayanan sosial guna memenuhi
kebutuhan dasar setiap warga negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial,
pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial yang dilakukan bersama oleh pemerintah dan
masyarakat. Urusan sosial dalam aspek pelayanan umum berdasarkan Lampiran Permendagri
86 Tahun 2017 memiliki sembilan indikator. Berdasarkan kondisi di Kabupaten Rejang Lebong

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-184
TAHUN 2021-2026
terdapat penyesuaian indikator. Terdapat penghapusan pada indikator persentase PMKS yang
tertangani dan persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan
kebutuhan dasar karena belum adanya pendataan oleh Dinas Sosial Kabupaten Rejang Lebong.
Indikator panti sosial yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesehatan serta wahana
kesejahteraan sosial berbasis masyarakat (WKBSM) yang menyediakan sarana prasarana
pelayanan kesejahteraan sosial dihapus karena belum adanya sarana prasarana yang
dimaksud pada masing-masing fasilitas pelayanan. Indikator persentase korban bencana yang
dievakuasi dengan menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap dihapus karena
tidak adanya kejadian bencana yang memerlukan evakuasi dengan sarana prasarana tanggap
darurat lengkap. Terdapat tambahan indikator sesuai kondisi di Kabupaten Rejang Lebong
yang mendukung urusan sosial. Adapun indikator yang terisi rata-rata dimulai sejak tahun
2017 karena adanya perubahan nomenklatur dinas yang menyebabkan ketidaktersediaan data
pada tahun 2017 ke bawah.

1. Persentase PMKS yang Memperoleh Bantuan Sosial


Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang atau sekelompok
penduduk yang karena suatu hambatan, kesulitan, ataupun gangguan lainnya, tidak dapat
melaksanakan fungsi sosialnya. Hal ini menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan hidup
penduduk secara memadai. Upaya Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong berupa pemberian
bantuan sosial kepada PMKS setiap tahunnya meningkat. Peningkatan sesuai dengan data
validasi relawan pekerja sosial di kecamatan. Adapun bantuan sosial berasal dari sumber
APBD dan APBN Kementerian Sosial.
Peningkatan jumlah penerima bantuan sosial belum menyeluruh bagi PMKS yang
seharusnya menerima bantuan. Persentase PMKS yang memperolah bantuan berdasarkan
perbandingan indikator jumlah PMSK yang diberikan bantuan dengan jumlah PMKS yang
seharusnya menerima bantuan masih dibawah lima persen. Perlu upaya lebih bagi Pemerintah
Kabupaten Rejang Lebong sehingga dapat menyasar lebih banyak lagi PMKS.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-185
TAHUN 2021-2026
14000 3
2.46
12000 2.5
10000
1.72 2
8000
1.25 1.5
6000
0.9
1
4000

12,210

12,168

12,218

12,415
2000 0.5

305
210
152
110

0 0
2017 2018 2019 2020

Jumlah PMKS yang diberikan bantuan (orang)


Jumlah PMKS yang seharusnya menerima bantuan (orang)
PMKS yang memperoleh bantuan (persen)

Gambar 2. 71
Grafik PMKS Memperoleh Bantuan Sosial Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2017-2020
Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

Upaya pengentasan jumlah fakir miskin, komunitas adat terpencil (KAT), dan PMKS
juga dilakukan dengan pemberdayaan. Sejak tahun 2018 pelaksanaan pemberdayaan
menyasar pada 27.645 orang, tahun 2019 sebanyak 27.583 orang, dan tahun 2020 sebanyak
22.927 orang.

2. Persentase Panti Sosial yang Menerima Program Pemberdayaan Sosial Melalui


Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau Kelompok Sosial Ekonomi Sejenis
Lainnya
Pengembangan KUBE mendorong PMKS supaya mampu berdaya secara sosial,
ekonomi, dan lingkungan. Jumlah PMKS yang menerima KUBE atau kelompok sosial ekonomi
sejenis pada tahun 2018 meningkat signifikan menjadi 130 orang pada tahun 2019.
Ketercapaian program tersebut pada masing-masing tahunnya sebesar 100 persen dari jumlah
PMKS yang seharusnya menjadi peserta program. Tahun 2020 tidak terlaksana program
pemberdayaan sosial tersebut karena adanya rasionalisasi anggaran efek dari pandemi Covid-
19.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-186
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 144
PMKS Memperoleh Bantuan Sosial di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah PMKS yang menjadi peserta program N/A N/A 50 130 0
pemberdayaan masyarakat melalui KUBE atau kelompok
sosial ekonomi sejenis (orang)
2 Jumlah PMKS yang seharusnya menjadi peserta program N/A N/A 50 130 0
pemberdayaan masyarakat melalui KUBE atau kelompok
sosial ekonomi sejenis (orang)
3 Persentase PMKS yang menjadi peserta program N/A N/A 100 100 0
pemberdayaan masyarakat melalui KUBE atau kelompok
sosial ekonomi sejenis (orang)
Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

3. Korban Bencana yang Menerima Bantuan Sosial Selama Masa Tanggap Darurat
Kecenderungan kejadian bencana yang terjadi di Kabupaten Rejang Lebong dalam
kurun tahun 2016 sampai dengan 2020 adalah bencana alam meliputi banjir dan tanah
longsor. Penanganan korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap
darurat dalam kurun waktu tahun 2016 sampai dengan 2020 telah terlaksana. Seluruh
keluarga korban bencana dapat menerima bantuan sosial karena adanya dukungan anggaran
berimbang dari sumber APBN maupun APBD Kabupaten. Adapun jumlah keluarga penerima
bantuan sosial tersebut terdapat pada gambar berikut.
Tabel 2. 145
Korban Bencana yang Menerima Bantuan Sosial Selama Masa Tanggap Darurat
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah korban bencana yang menerima bantuan sosial selama 78 129 20 111 193
masa tanggap darurat (KK)
2 Jumlah korban bencana yang seharusnya menerima bantuan 78 129 20 395 793
sosial selama masa tanggap darurat (KK)
3 Persentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama 100 100 100 28,10 24,34
masa tanggap darurat (Persen)
Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

4. Persentase Penyandang Cacat Fisik dan Mental, serta Lanjut Usia Tidak Potensial
yang Telah Menerima Jaminan Sosial
Pemberian perhatian pada penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia sebagai
upaya pemerintah Kabupaten Rejang Lebong mewujudkan seluruh masyarakat yang mampu
hidup bersama-sama dengan aman dan nyaman. Penyandang cacat fisik dan mental, serta
lansia tidak potensial yang seharusnya menerima jaminan sosial dalam satu tahun pada tahun
2018 sampai dengan 2020 jumlahnya selalu berubah. Kecenderungan penerima jaminan sosial
semakin membaik, pada tahun 2018 sebesar 87,78 persen meningkat menjadi 100 persen pada
tahun 2019 dan 2020.
Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong berupaya memberdayakan penyandang cacat
dan trauma. Pada tahun 2017 terdapat dua orang penyandang cacat dan trauma yang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-187
TAHUN 2021-2026
diberdayakan. Sementara itu, pada tahun 2018 hanya satu orang dan pada tahun 2019 jumlah
ini meningkat secara signifikan menjadi 20 orang penyandang cacat dan trauma yang
diberdayakan. Pemberdayaan yang dilakukan diharapkan mampu memberikan kesempatan
yang sama untuk berpartisipasi penuh dalam dimensi spasial, sosial, dan ekonomi tanpa
adanya diskriminasi.
Tabel 2. 146
Penyandang Cacat Fisik dan Mental, serta Lansia Tidak Potensial Menerima Jaminan Sosial
dalam 1 Tahun di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah penyandang cacat fisik dan mental, serta lansia tidak N/A N/A 395 589 500
potensial yang telah menerima jaminan sosial dalam 1 tahun
(orang)
2 Jumlah penyandang cacat fisik dan mental, serta lansia tidak N/A N/A 450 589 500
potensial yang seharusnya menerima jaminan sosial dalam 1
tahun (orang)
3 Penyandang cacat fisik dan mental, serta lansia tidak potensial N/A N/A 87,78 100 100
yang telah menerima jaminan sosial (Persen)
Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

5. Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial


Keberadaan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) penting sebagai mitra
pemerintah dalam rangka memberikan pelayanan kesejahteraan sosial terhadap PMKS.
Pembinaan terhadap PSKS penting terutama untuk mengantisipasi kejadian kebencanaan dan
kerawanan sosial. Persentase PSKS yang mendapatkan pembinaan dan aktif dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial setiap tahunnya meningkat. Pada tahun 2017 sebesar
66 persen meningkat pada tahun 2020 menjadi sebesar 77 persen. Pembinaan dan aktifnya
PSKS perlu upaya peningkatan terus-menerus sehingga tercapai kesejahteraan sosial bagi
seluruh masyarakat.
Tabel 2. 147
Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Jumlah
Nama Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial Satuan
2016 2017 2018 2019 2020
1 TKSK Orang 15 15 15 15 15
2 PSM Orang 312 312 312 312 312
3 PKH Orang 30 80 80 80 80
4 Tagana Orang 32 32 32 32 32
5 Pelopor Orang 15 15 15 15 15
6 Karang Taruna Orang N/A N/A N/A 156 156
7 Pekerja Sosial Anak Orang 2 2 2 2 2
8 Panti Sosial Buah 2 2 2 2 2
Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-188
TAHUN 2021-2026
6. Persentase Keluarga Miskin yang Mendapatkan Bantuan Perlindungan dan
Jaminan Sosial
Upaya pengentasan kemiskinan di Kabupaten Rejang Lebong salah satunya adalah
dengan memberikan bantuan perlindungan dan jaminan sosial bagi keluarga miskin.
Pemberian bantuan tersebut berupa Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan
Non Tunai (BPNT). Persentase keluarga miskin yang mendapatkan bantuan tersebut dalam
kurun waktu 2018 sampai dengan 2020 menunjukkan peningkatan sebesar 3,79 persen.
Peningkatan persentase tersebut juga seiring dengan meningkatnya jumlah keluarga miskin di
Kabupaten Rejang Lebong. Kurun waktu 2018 sampai dengan 2020 terjadi kenaikan keluarga
miskin dari 27.000 keluarga menjadi 30.461 keluarga pada tahun 2020 atau naik sebesar 0,06
persen.
Tabel 2. 148
Persentase Keluarga Miskin yang Mendapatkan Bantuan Perlindungan dan Jaminan Sosial
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah keluarga miskin penerima bantuan (KK) N/A N/A 19.310 19.310 22.941
2 Jumlah keluarga miskin (KK) N/A N/A 27.000 27.583 30.461
3 Persentase keluarga miskin yang mendapatkan bantuan N/A N/A 71,52 70,01 75,31
perlindungan dan jaminan sosial (Persen)
Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Persentase pemberian bantuan yang telah diatas 70 persen menunjukkan tingginya


perhatian pemerintah dalam pengentasan kemiskinan. Walaupun dari segi kuantitas
pemberian bantuan sosial bagi keluarga miskin meningkat. Perlu upaya tindakan menyeluruh
agar pertambahan keluarga miskin dapat ditekan sehingga tidak terjadi penambahan keluarga
miskin yang tinggi pada tahun-tahun selanjutnya.

2.3.1.2. Fokus Pelayanan Urusan Wajib Non Dasar


A. Tenaga Kerja
Bidang tenaga kerja menurut Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 termasuk
ke dalam layanan urusan wajib non dasar dan mempunyai 12 indikator. Berdasarkan kondisi
wilayah Kabupaten Rejang Lebong, dilakukan beberapa penyesuaian indikator seperti
dihapuskannya indikator perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah
daerah, besaran pengujian peralatan di perusahaan, dan besaran tenaga kerja yang
mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat. Indikator perselisihan buruh dan pengusaha
terhadap kebijakan pemerintah daerah dan indikator besaran tenaga kerja yang mendapatkan
pelatihan berbasis masyarakat dihapuskan karena tidak adanya perselisihan dan pelatihan.
Sementara indikator besaran pengujian peralatan di perusahaan dihapuskan karena Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Rejang Lebong belum pernah melakukan pengujian

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-189
TAHUN 2021-2026
peralatan di perusahaan. Selain itu juga terdapat penyesuaian satuan untuk indikator rasio
lulusan S1/S2/S3 menjadi persen, sehingga nama indikator menjadi persentase lulusan
S1/S2/S3.

1. Angka Sengketa Pengusaha-Pekerja per Tahun


Hubungan antara pengusaha dan pekerja merupakan sebuah simbiosis mutualisme
dimana kedua belah pihak memiliki peranannya masing-masing dan hanya akan mencapai
keuntungan seperti yang diinginkan apabila kerjasama antar kedua pihak terjaga dengan baik.
Dalam pelaksanaannya, tidak semua hal akan dapat berjalan dengan baik, karena tidak
dipungkiri dengan adanya sengketa atau perselisihan yang akan terjadi dalam internal
perusahaan.
Tabel 2. 149
Angka Sengketa Pengusaha-Pekerja di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah Sengketa Pengusaha-Pekerja Kasus N/A 2 2 1 4
2 Jumlah Perusahaan Unit N/A 339 349 349 364
3 Angka Sengketa Pengusaha-Pekerja Persen N/A 0,59 0,57 0,29 1,10
Sumber: Disnakertrans Kabupaten Rejang Lebong, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Dalam empat tahun terakhir, masih terdapat sengketa antara pengusaha dan pekerja
perusahaan di Kabupaten Rejang Lebong. Jumlah sengketa pengusaha-pekerja di Kabupaten
Rejang Lebong pada tahun 2017 dan 2018 masing-masing adalah dua kasus, tahun 2019 turun
menjadi satu kasus, kemudian tahun 2020 naik menjadi empat kasus. Berdasarkan jumlah
sengketa tersebut, maka dapat diketahui bahwa dalam empat tahun terakhir capaian
persentase angka sengketa pengusaha-pekerja di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan
besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat. Pada tahun 2017, capaian indikator
ini tercatat sebesar 0,59 persen. Capaian tersebut kemudian berfluktuasi hingga tahun 2020
dengan peningkatan rata-rata pertumbuhan sebesar 23,04 persen per tahun menjadi 1,10
persen.
Beberapa sengketa tersebut terjadi karena perusahaan kurang memahami peraturan
mengenai hak dan kewajiban pekerja sehingga perusahaan melakukan PHK sepihak tanpa
alasan yang jelas. Penyebab lainnya adalah masih terdapat perusahaan yang tidak membuat
kontrak kerja dan kurangnya sosialisasi mengenai aturan ketenagakerjaan.

2. Besaran Kasus yang Diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB)


Besaran kasus yang diselesaikan dengan perjanjian bersama adalah persentase jumlah
kasus yang diselesaikan dibandingkan dengan jumlah kasus yang dicatatkan. Kasus yang
tercatat di Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2017 hingga 2020 semuanya telah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-190
TAHUN 2021-2026
diselesaikan dengan perjanjian bersama, sehingga persentase setiap tahunnya mencapai 100
persen. Berikut adalah data mengenai besaran kasus yang diselesaikan dengan perjanjian
bersama di Kabupaten Rejang Lebong tahun 2017-2020.
Tabel 2. 150
Besaran Kasus yang Diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB) di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah Kasus yang Diselesaikan Kasus N/A 2 2 1 4
2 Jumlah Kasus yang Dicatatkan Kasus N/A 2 2 1 4
3 Besaran Kasus yang Diselesaikan dengan Persen
N/A 100 100 100 100
Perjanjian Bersama
Sumber: Disnakertrans Kabupaten Rejang Lebong, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

3. Besaran Pencari Kerja yang Terdaftar yang Ditempatkan


Besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan merupakan persentase dari
jumlah pencari kerja yang ditempatkan dibandingkan dengan jumlah pencari kerja yang
terdaftar. Pencari kerja yang ditempatkan di Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2019
sebanyak 350 orang dari total 573 pencari kerja terdaftar, sementara itu di tahun 2020
terdapat 106 pencari kerja yang ditempatkan dari total 160 pencari kerja terdaftar. Persentase
pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan pada tahun 2019 adalah sebesar 61,08 persen,
yang kemudian meningkat dengan laju pertumbuhan sebesar 8,46 persen pada tahun
berikutnya atau menjadi 66,25 persen di tahun 2020. Meningkatnya capaian persentase
pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan di Kabupaten Rejang Lebong disebabkan oleh
turunnya jumlah pencari kerja yang terdaftar.
Tabel 2. 151
Besaran Pencari Kerja yang Terdaftar yang Ditempatkan di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Pencari Kerja yang Ditempatkan (orang) N/A N/A N/A 350 106
2 Pencari Kerja Terdaftar (orang) N/A N/A N/A 573 160
3 Pencari Kerja yang Terdaftar yang Ditempatkan (persen) N/A N/A N/A 61,08 66,25
Sumber: Disnakertrans Kabupaten Rejang Lebong, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

4. Keselamatan dan Perlindungan


Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang melindungi
pekerja, perusahaan, lingkungan, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja.
Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan untuk memberikan jaminan
keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh dengan cara
pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja,
promosi kesehatan, pengobatan, dan rehabilitasi. Indikator keselamatan dan perlindungan
merupakan persentase dari jumlah perusahaan yang menerapkan K3 dibandingkan dengan
jumlah perusahaan secara keseluruhan.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-191
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 152
Keselamatan dan Perlindungan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah perusahaan yang menerapkan K3 (unit) 10 15 15 17 17
2 Jumlah perusahaan (unit) 230 339 349 349 364
3 Keselamatan dan Perlindungan (persen) 4,35 4,42 4,30 4,87 4,67
Sumber: Disnakertrans Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Pada hakekatnya, semua pekerja memiliki hak untuk mendapatkan keselamatan dan
perlindungan selama bekerja, namun angka keselamatan dan perlindungan di Kabupaten
Rejang Lebong masih terbilang rendah. Hal tersebut terlihat dari besarnya capaian indikator
keselamatan dan perlindungan di kabupaten ini yang tercatat berada dikisaran angka empat
persen dalam lima tahun terakhir. Hingga tahun 2020, masih sebagian kecil perusahaan
tepatnya sebanyak 17 perusahaan yang telah menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) di Kabupaten Rejang Lebong dari jumlah total sebanyak 364 perusahaan. Capaian ini
perlu terus ditingkatkan mengingat keselamatan dan perlindungan merupakan salah satu
tindakan preventif terhadap kecelakaan yang dilakukan sebagai bentuk tanggungjawab diri
saat bekerja. Selain itu, kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting untuk diterapkan di
setiap perusahaan mengingat K3 merupakan instrumen yang melindungi pekerja, perusahaan,
lingkungan, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja.

5. Besaran Pekerja/Buruh yang Menjadi Peserta Program Jamsostek


Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) merupakan program perlindungan
yang bersifat dasar bagi tenaga kerja yang bertujuan untuk menjamin adanya keamanan dan
kepastian terhadap risiko-risiko sosial ekonomi. Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta
Program Jamsostek adalah persentase jumlah pekerja/buruh Jamsostek dibandingkan dengan
jumlah pekerja/buruh secara keseluruhan.
Tabel 2. 153
Besaran Pekerja/Buruh yang Menjadi Peserta Program Jamsostek di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah tenaga kerja yang menjadi peserta Jamsostek 537 797 910 1.072 1.032
(orang)
2 Jumlah seluruh pekerja (orang) 2.170 2.190 3868 4.112 4.284
3 Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program 24,75 36,39 23,53 26,07 24,09
Jamsostek (persen)
Sumber: Disnakertrans Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, capaian indikator besaran pekerja/buruh
yang menjadi peserta program Jamsostek di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran
yang fluktuatif. Jika dilihat dari jumlahnya, pada tahun 2016 tercatat 537 tenaga kerja yang
terdaftar menjadi peserta Jamsostek. Capaian tersebut terus menunjukkan peningkatan hingga
tahun 2019, yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 25,91 persen per tahun

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-192
TAHUN 2021-2026
menjadi 1.072 tenaga kerja. Capaian tersebut kemudian menunjukkan penurunan sebesar -
3,73 persen sehingga jumlahnya menjadi 1.032 tenaga kerja.
Fluktuatifnya jumlah tenaga kerja yang menjadi peserta Jamsostek tersebut
berimplikasi pada fluktuatifnya capaian indikator persentase besaran pekerja/buruh yang
menjadi peserta program Jamsostek dalam kurun waktu yang sama. Pada tahun 2016, capaian
indikator ini tercatat sebesar 24,75 persen yang kemudian meningkat dengan cukup signifikan
pada tahun berikutnya dengan laju pertumbuhan sebesar 47,03 persen sehingga capaiannya
menjadi 36,39 persen. Capaian tersebut kemudian menunjukkan besaran yang fluktuatif
dengan kecenderungan menurun hingga tahun 2020 yang ditunjukkan dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar -12,85 persen per tahun, sehingga capaiannya menjadi 24,09 persen.
Capaian tersebut dapat dikategorikan rendah, hal tersebut berkaitan dengan amanat UU
Ketenagakerjaan dimana disebutkan bahwa setiap pekerja/buruh dan keluarganya berhak
untuk memperoleh jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek), dengan kata lain Jamsostek
merupakan salah satu fasilitas kesejahteraan yang wajib disediakan oleh perusahaan.

6. Besaran Pemeriksaan Perusahaan


Besaran pemeriksaan perusahaan adalah persentase dari jumlah perusahaan yang
telah diperiksa dibandingkan dengan jumlah perusahaan yang terdaftar. Dalam lima tahun
terakhir, capaian besaran pemeriksaan perusahaan di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan
besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun. Pada tahun 2016, capaian indiktor
ini tercatat sebesar 26,09 persen. Capaian ini kemudian menunjukkan penurunan hingga tahun
2018 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -33,72 persen per tahun, sehingga capaiannya
menjadi 11,46 persen.
Selanjutnya, capaian indikator besaran pemeriksaan perusahaan di Kabupaten Rejang
Lebong ini menunjukkan peningkatan yang signifikan di tahun 2019, dengan laju pertumbuhan
sebesar 275,04 persen, dimana capaiannya meningkat menjadi 42,98 persen. Tingginya
persentase pemeriksaan perusahaan tersebut dipengaruhi dengan tingginya jumlah
perusahaan yang telah diperiksa pada tahun berkenaan, dimana pada tahun 2019 tersebut
terjadi lonjakan jumlah perusahaan yang telah diperiksa menjadi sebanyak 150 perusahaan.
Namun pada tahun setelahnya, tercatat hanya 50 perusahaan saja yang diperiksa sehingga
mempengaruhi besaran capaian indikator persentase pemeriksaan perusahaan yang menurun
dengan laju sebesar -68,03 persen sehingga pada tahun 2020 capaian indikator besaran
pemeriksaan perusahaan di Kabupaten Rejang Lebong menjadi 13,74 persen.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-193
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 154
Besaran Pemeriksaan Perusahaan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah perusahaan yang telah diperiksa (unit) 60 50 40 150 50
2 Jumlah seluruh perusahaan yang terdaftar (unit) 230 339 349 349 364
3 Besaran Pemeriksaan Perusahaan (persen) 26,09 14,75 11,46 42,98 13,74
Sumber: Disnakertrans Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2014
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketenagakerjaan, indikator besaran pemeriksaan
perusahaan ini merupakan salah satu Standar Pelayanan Minimal bidang ketenagakerjaan
untuk jenis pelayanan pengawasan ketenagakerjaan dengan target sebesar 45 persen.
Berdasarkan besaran capaiannya, hingga tahun 2020, Kabupaten Rejang Lebong belum
mampu mencapai target untuk indikator besaran pemeriksaan perusahaan yang ditetapkan
oleh SPM bidang ketenagakerjaan tersebut.

7. Besaran Tenaga Kerja yang Mendapatkan Pelatihan Berbasis Kompetensi


Pelatihan berbasis kompetensi di Kabupaten Rejang Lebong dilaksanakan di LPK
(Lembaga Pelatihan Kerja), BLK (Balai Latihan Kerja), dan BBPLK (Balai Besar Pengembangan
Latihan Kerja). Pelaksanaan pelatihan di LPK sangat tergantung dari minat dan kondisi
perekonomian tenaga kerja karena segala biaya pelatihan di LPK bersifat mandiri, sementara
untuk pelatihan di BLK maupun BBPLK tergantung dari jumlah anggaran yang tersedia karena
semua biayanya bersumber dari APBN. Data tenaga kerja yang melakukan pelatihan berbasis
kompetensi di LPK tidak valid, sehingga data yang dipakai hanya data tenaga kerja yang
melakukan pelatihan di BLK dan BBPLK dengan dana yang bersumber dari APBN. Jumlah
tenaga kerja yang dilatih di Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2019 sama dengan jumlah
pendaftar pelatihan berbasis kompetensi, sehingga besaran tenaga kerja yang mendapatkan
pelatihan berbasis kompetensi mencapai 100 persen. Dalam lima tahun terakhir, selain tahun
2019, tidak ada tenaga kerja yang dilatih karena tidak ada yang peserta yang mendaftar,
sehingga persentasenya nol.
Tabel 2. 155
Besaran Tenaga Kerja yang Mendapatkan Pelatihan Berbasis Kompetensi
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah tenaga kerja yang dilatih (orang) 0 0 0 16 0
2 Jumlah pendaftar pelatihan berbasis kompetensi (orang) 0 0 0 16 0
3 Besaran Tenaga Kerja yang Mendapatkan Pelatihan 0 0 0 100 0
Berbasis Kompetensi (persen)
Sumber: Disnakertrans Kabupaten Rejang Lebong, 2021

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-194
TAHUN 2021-2026
8. Besaran Tenaga Kerja yang Mendapatkan Pelatihan Berbasis Kewirausahaan
Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2014,
pelatihan berbasis kewirausahaan didefinisikan sebagai pelatihan yang membekali peserta
secara bertahap agar memiliki kompetensi kewirausahaan dan bisnis, sehingga mampu
menciptakan kesempatan kerja bagi dirinya sendiri maupun orang lain sesuai tuntutan
pembangunan. Sama seperti besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis
kompetensi, besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kewirausahaaan di
Kabupaten Rejang Lebong juga sudah mencapai 100 persen pada tahun 2017 sampai 2019.
Sementara itu, pada tahun 2016 dan 2020 tidak ada tenaga kerja yang dilatih karena tidak ada
pendaftar sehingga persentasenya nol.
Tabel 2. 156
Besaran Tenaga Kerja yang Mendapatkan Pelatihan Berbasis Kewirausahaan
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah tenaga kerja yang dilatih (orang) 0 10 10 40 0
2 Jumlah pendaftar pelatihan berbasis kewirausahaan (orang) 0 10 10 40 0
3 Besaran Tenaga Kerja yang Mendapatkan Pelatihan Berbasis 0 100 100 100 0
Kewirausahaan (persen)
Sumber: Disnakertrans Kabupaten Rejang Lebong, 2021

9. Persentase Lulusan S1/S2/S3


Persentase lulusan S1/S2/S3 yang merupakan hasil perhitungan dari jumlah lulusan
S1/S2/S3 dibandingkan dengan jumlah penduduk menunjukkan kualitas SDM di suatu
wilayah, di mana kualitas SDM ini berkaitan erat dengan kualitas tenaga kerja di wilayah
tersebut. Indikator ini menginterpretasikan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan yang
ditamatkan maka diharapkan semakin baik pula kualitas tenaga kerjanya.
Tabel 2. 157
Persentase Lulusan S1/S2/S3 di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Diploma IV/Strata I Orang 4.524 9.210 10.325 11.036 11.497
2 Strata II Orang 213 648 726 812 850
3 Strata III Orang 3 18 17 18 22
4 Jumlah Lulusan S1/S2/S3 Orang 4.740 9.876 11.068 11.866 12.369
5 Jumlah Penduduk Orang 274.815 276.875 278.865 280.142 281.445
6 Persentase Lulusan S1/S2/S3 Persen 1,72 3,57 3,97 4,24 4,39
Sumber: Disdukcapil Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Secara umum, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, jumlah lulusan pada jenjang
pendidikan S1/S2/S3 di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang meningkat dan
didominasi oleh lulusan S1. Indikator ini meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar
26,43 persen per tahun. Pada tahun 2016, persentase lulusan S1/S2/S3 di Kabupaten Rejang
Lebong tercatat sebesar 1,72 persen. Capaian tersebut terus menunjukkan peningkatan hingga
tahun 2020 sehingga capaiannya menjadi 4,34 persen.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-195
TAHUN 2021-2026
B. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak menurut Lampiran
Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 memiliki 17 indikator. Berdasarkan kondisi di Kabupaten
Rejang Lebong terdapat penyesuaian indikator berupa penambahan indikator. Beberapa
indikator yang ditambahkan meliputi usia harapan hidup perempuan, indeks pemberdayaan
gender, indeks pembangunan gender, dan capaian Kabupaten Layak Anak. Adapun terdapat
indikator yang dihapus karena belum adanya pendataan terkait indikator jumlah tenaga kerja
dibawah umur, rasio APM perempuan di perguruan tinggi, kontribusi perempuan dalam
pekerjaan upahan di sektor non pertanian, dan rasio melek huruf perempuan terhadap laki-
laki pada kelompok usia 15-24 tahun.

1. Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah


Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah adalah proporsi perempuan
yang bekerja pada lembaga pemerintah terhadap jumlah seluruh pekerja perempuan. Pekerja
perempuan di lembaga pemerintahan dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah dan
persentase perempuan yang menempati posisi Eselon I–IV. Peran perempuan di lembaga
pemerintah bertujuan untuk meberikan intervensi dalam kebijakan pembangunan daerah.

100000 6.00
4.81
4.51 4.43 5.00
80000 3.99
4.00
60000 2.92
3.00
40000
2.00
61,182

61,391

63,003

90,646

69,209
2943

2792
2769

2764
2645

20000 1.00
0 0.00
2016 2017 2018 2019 2020

Pekerja perempuan di lembaga pemerintah di lembaga pemerintah (orang)


Jumlah pekerja perempuan (orang)
Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah (persen)

Gambar 2. 72
Grafik Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

Dalam lima tahun terakhir, capaian indikator partisipasi perempuan di lembaga


pemerintah Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan
kecenderungan menurun, yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -4,57
persen per tahun. Pada tahun 2016, capaian partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
tercatat sebesar 4,81 persen per tahun. Capaian tersebut menunjukkan kecenderungan yang
menurun setiap tahunnya hingga tahun 2019 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -15,33

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-196
TAHUN 2021-2026
persen per tahun, yang menjadikan capaian indikator ini menjadi 4,24 persen di tahun
tersebut. Pada tahun 2020, terjadi peningkatan dengan laju pertumbuhan sebesar 36,64
persen, sehingga capaian tersebut menjadi 3,99 persen. Rendahnya keterlibatan perempuan di
lembaga pemerintahan salah satunya disebabkan oleh kondisi psikososio-kulturan yang masih
menganggap derajad laki-laki lebih tinggi daripada perempuan.

2. Proporsi Kursi yang Diduduki Perempuan di DPRD


Kedudukan perempuan di DPRD penting untuk meningkatkan kesetaraan gender
dalam politik. Peningkatan keterwakilan perempuan dalam politik merupakan salah satu
upaya untuk mewujudkan hak setiap orang untuk mencapai persamaan dan keadilan, salah
satunya dengan mewujudkan peraturan perundang-undangan yang memiliki keberpihakan
dan afirmatif terhadap peningkatan keterwakilan perempuan. Proporsi kursi yang diduduki
perempuan di DPRD adalah jumlah kursi DPRD yang diduduki perempuan dibandingkan
dengan jumlah keseluruhan kursi keanggotaan DPRD, yang dinyatakan dalam persen.
Tabel 2. 158
Proporsi Kursi yang Diduduki Perempuan di DPRD Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah kursi DPRD yang diduduki perempuan (orang) 5 4 5 5 6
2 Jumlah total kursi di keanggotaan DPRD (orang) 30 30 30 30 30
3 Proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPRD 16,67 13,33 16,67 16,67 20,00
(persen)
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, indikator proporsi kursi yang diduduki
perempuan di DPRD Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan
kecenderungan meningkat. Pada tahun 2016, tercatat sebanyak 16,67 persen keterwakilan
perempuan di DPRD, yang kemudian menunjukkan peningkatan di tahun 2020 dengan capaian
sebesar 20,00 persen, atau meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,66 persen per
tahun.
Salah satu upaya untuk meningkatkan peran perempuan sudah dilakukan oleh
pemerintah dengan menerbitkan peraturan perundang-undangan yang dapat menjamin
peningkatan keterwakilan perempuan di kursi parlemen, dengan minimum kuota sebesar 30
persen. Namun hingga tahun 2020, keterwakilan perempuan di DPRD Kabupaten Rejang
Lebong belum mampu mencapai target tersebut. Faktor yang mempengaruhi rendahnya
proporsi kursi di DPRD antara lain lekatnya budaya patriarki sehingga partai, lingkungan
keluarga dan masyarakat memberikan batas aktualisasi bagi perempuan.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-197
TAHUN 2021-2026
3. Partisipasi Perempuan di Lembaga Non Pemerintah
Persentase partisipasi perempuan di lembaga non pemerintah adalah proporsi
perempuan yang bekerja pada lembaga pemerintah terhadap jumlah seluruh pekerja
perempuan. Pekerja perempuan di lembaga non pemerintahan merupakan pekerja
perempuan yang bekerja selain di lembaga pemerintah dan DPRD. Persentase partisipasi
perempuan di lembaga non pemerintah di Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2016-2019
menunjukkan peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 1,89 persen. Akan tetapi, menurun
pada tahun 2020 menjadi 96 persen atau terjadi penurunan sebesar 1,08 persen dari tahun
2019. Partisipasi perempuan di lembaga non pemerintah sebagai upaya pemberdayaan dan
pengembangan peran perempuan perlu upaya peningkatan sehingga peran perempuan dapat
lebih optimal dalam pembangunan di berbagai sektor selain melalui lembaga pemerintah.
Tabel 2. 159
Partisipasi Perempuan di Lembaga Non Pemerintah
Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Pekerja perempuan di lembaga non pemerintah 58.234 58.618 60.206 87.996 66.439
(orang)
2 Jumlah pekerja perempuan (orang) 61.182 61.391 63.003 90.646 69.209
3 Partisipasi perempuan di lembaga non 95,18 95,48 95,56 97,08 96,00
pemerintahan (persen)
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

4. Rasio KDRT
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah perbuatan terhadap seseorang
terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan
perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup
rumah tangga. Rasio KDRT merupakan perbandingan dari jumlah kasus KDRT dengan jumlah
rumah tangga di Kabupaten Rejang Lebong.
Tabel 2. 160
Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah KDRT (Kasus) N/A 106 85 68 32
2 Jumlah rumah tangga (Rumah Tangga) N/A 82.548 83.577 87.270 88.270
3 Rasio KDRT (Persen) N/A 0,128 0,102 0,078 0,036
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Dalam kurun waktu tahun 2017 hingga 2020, besaran rasio KDRT di Kabupaten Rejang
Lebong menunjukkan kecenderungan menurun yang ditandai dengan besaran rata-rata
pertumbuhan sebesar -34,48 persen per tahun. Capaian tersebut dipengaruhi oleh
menurunnya jumlah kejadian KDRT dalam kurun waktu yang sama. Pada tahun 2017, jumlah
kejadian KDRT di kabupaten ini tercatat sebesar 106 kasus, yang kemudian jumlah kasus

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-198
TAHUN 2021-2026
tersebut menurun setiap tahunnya hingga tahun 2020 yang ditandai dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar -32,92 persen per tahun, menjadi 32 kasus di tahun tersebut.

120 0.128 0.140


100 0.102 0.120

80 0.078 0.100
0.080
60
0.036 0.060
40
0.040
20 0.020
106 85 68 32
0 0.000
2017 2018 2019 2020

Jumlah KDRT (kasus) Rasio KDRT (persen)


Gambar 2. 73
Grafik Rasio KDRT di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2017-2020
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

Meskipun masih terdapat kejadian KDRT, namun besaran indikator rasio KDRT di
Kabupaten Rejang Lebong dalam empat tahun terakhir dapat dikategorikan rendah. Hal
tersebut terlihat dari besarannya yang tercatat sekitar 0,1 persen. Meskipun demikian,
rendahnya jumlah KDRT yang tercatat melalui Dinas P3APPKB Kabupaten Rejang Lebong
perlu diwaspadai, karena terdapat dugaan bahwa ada kejadian-kejadian KRDT yang terjadi di
lapangan namun tidak dilaporkan karena berbagai faktor penyebab, seperti malu, takut, dan
lain sebagainya. Oleh karena itu diperlukan upaya pendataan dan sosialisasi terkait pentingnya
pelaporan kasus secara lebih intensif.

5. Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan


Partisipasi angkatan kerja perempuan merupakan perbandingan dari jumlah
partisipasi angkatan kerja perempuan dengan jumlah angkatan kerja perempuan. Angkatan
kerja perempuan adalah perempuan dengan usia 15 tahun ke atas tanpa memandang apakah
yang bersangkutan sedang bekerja atau tidak. Sementara itu, partisipasi angkatan kerja
perempuan adalah perempuan dengan usia 15 tahun ke atas yang berpartisipasi baik dengan
bekerja maupun mencari pekerjaan.
Tabel 2. 161
Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah partisipasi angkatan kerja perempuan (Orang) N/A 59.503 61.566 67.899 66.684
2 Jumlah angkatan kerja perempuan (Orang) N/A 61.391 63.003 69.360 69.209
3 Partisipasi angkatan kerja perempuan (Persen) N/A 96,92 97,72 97,89 96,35
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-199
TAHUN 2021-2026
Dalam kurun waktu tahun 2017 hingga 2020, jumlah partisipasi angkatan kerja
perempuan di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan
kecenderungan meningkat, yang ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 3,87 persen
per tahun, yakni sebesar 59.503 orang di tahun 2017 meningkat menjadi 66.684 orang di tahun
2020. Besaran tersebut berbanding terbalik dengan besaran capaian indikator partisipasi
angkatan kerja perempuan yang dalam kurun waktu yang sama menunjukkan besaran yang
fluktuatif dengan kecenderungan menurun, yang ditandai dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar -0,20 persen per tahun. Pada tahun 2017, capaian indikator partisipasi angkatan kerja
perempauan di Kabupaten Rejang Lebong tercatat sebesar 96,92 persen, yang kemudian
menunjukkan peningkatan setiap tahunnya hingga tahun 2019 dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar 0,50 persen per tahun, sehingga capaiannya menjadi 97,78 persen.
Selanjutnya, capaian indikator tersebut menunjukkan penurunan di tahun 2020
dengan laju pertumbuhan sebesar -1,57 persen, dimana capaian indikator partisipasi angkatan
kerja peremuan di Kabupaten Rejang Lebong tercatat sebesar 96,35 persen. Meskipun secara
umum capaiannya menunjukkan penurunan dalam empat tahun terakhir, namun hingga tahun
2020 capaian persentase partisipasi yang dicapai kabupaten ini cukup tinggi, yaitu selalu di
atas 95 persen. Hal ini mengindikasikan partisipasi perempuan dalam bekerja sangat tinggi
secara kapasitas. Peningkatan dalam segi kualitas melalui berbagai program peningkatan
kapasitas keterampilan kerja perlu di upayakan terus agar selaras dengan kuantitas yang
tersedia.

6. Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan Penanganan


Pengaduan oleh Petugas Terlatih di dalam Unit Pelayanan Terpadu
Korban kekerasan perempuan dan anak wajib dilakukan penangan sesuai standar.
Persentase kasus perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan penanganan
pengaduan oleh petugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu pada tahun 2016 sampai
dengan 2020 sebesar 100 persen. Tren kasus pengaduan yang masuk ke unit pelayanan
terpadu menunjukkan setiap tahunnya menurun. Hal ini mengindikasikan semakin
berkurangnya kekerasan terhadap perempuan dan anak, walaupun masih tinggi yaitu pada
tahun 2020 berjumlah 90 kasus.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-200
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 162
Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan Penanganan Pengaduan
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 -2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah pengaduan/laporan yang ditindaklanjuti oleh unit 135 173 148 128 90
pelaanan terpadu (kasus)
2 Jumlah laporan/pengaduan yang masuk ke unit pelayanan 135 173 148 128 90
terpadu (kasus)
3 Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan 100 100 100 100 100
Penanganan Pengaduan Oleh Petugas Terlatih di Dalam Unit
Pelayanan Terpadu (persen)
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

7. Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan Layanan Kesehatan


oleh Tenaga Kesehatan Terlatih di Puskesmas Mampu Tatalaksana KtP/A dan
PPT/PKT di Rumah Sakit
Persentase perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan
kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas mampu tatalaksana KtP/A dan
PPT/PKT di Rumah Sakit pada tahun 2017 sampai dengan 2020 sebesar 100 persen. Tingginya
angka layanan menunjukkan tanggapnya pemerintah dalam penanangan korban KtP/A atau
PPT/PKT. Sebaliknya juga perlu adanya penguatan terhadap pengarusutamaan gender dan
perlindungan anak karena masih cukup tingginya korban kekerasan yang mendapatkan
layanan.
Tabel 2. 163
Korban KtP/A yang Memperoleh Layanan Kesehatan oleh Tenaga Kesehatan
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah korban KtP/A yang memperoleh layanan kesehatan N/A 2 132 121 53
oleh tenaga kesehatan terlatih di puskesmas mampu
tatalaksana KtP/A atau PPT/PKT di RS disuatu wilayah kerja
tertentu dan kurun waktu tertentu (Kasus)
2 Jumlah seluruh korban KtP/A yang terdata datanng ke N/A 2 132 121 53
puskesmas mampu tatalaksana KtP/A atau PPT/PKT di RS
disuatu wilayah kerja tertentu dan kurun waktu tertentu
(Kasus)
3 Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan N/A 100 100 100 100
Layanan Kesehatan Oleh Tenaga Kesehatan Terlatih di
Puskesmas Mampu Tatalaksana KtP/A dan PPT/PKT di Rumah
Sakit (Persen)
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Kecenderungan jumlah korban KtP/A yang memperoleh layanan kesehatan oleh


tenaga kesehatan terlatih di puskesmas mampu tatalaksana KtP/A atau PPT/PKT di rumah
sakit pada tahun 2017 hingga 2020 menunjukkan fluktuasi. Pada tahun 2017 cukup rendah,
sementara itu pada tahun 2018 tertinggi yaitu sebanyak 132 kasus dan semakin menurun pada
tahun 2019 hingga tahun 2020.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-201
TAHUN 2021-2026
8. Layanan Rehabilitasi Sosial yang Diberikan oleh Petugas Rehabilitasi Sosial
Terlatih bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan di dalam Unit Pelayanan
Terpadu
Rehabilitasi sosial adalah proses refungsionalisasi dan pengembangan untuk
memungkinkan seseorang mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam
kehidupan masyarakat. Persentase jumlah korban kekerasan yang memperoleh pelayanan
rehabilitasi sosial setiap tahunnya berbeda karena tidak semua kasus KtP/A diperlukan atau
memerlukan rehabilitasi sosial. Pelaksanaan pada tahun tahun 2016 tidak ada kasus, pada
tahun 2017 sebesar 40 persen dari seluruh kasus, tahun 2018 sejumlah 33,3 persen dari
seluruh kasus, dan tahun 2019 serta 2020 tidak ada pelayanan rehabilitasi sosial dari empat
kasus yang membutuhkan.
Tabel 2. 164
Layanan Rehabilitasi Sosial yang Diberikan bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
di Unit Pelayanan Terpadu di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah korban kekerasan yang memperoleh pelayanan 0 2 1 0 0
rehabsos (Kasus)
2 Jumlah korban kekerasan yang membutuhkan rehabsos 0 5 3 4 4
(Kasus)
3 Layanan Rehabilitas Sosial yang Diberikan Oleh Petugas 0 40 33,3 0 0
Rehabilitasi Sosial Terlatih Bagi Perempuan dan Anak Korban
Kekerasan di Dalam Unit Pelayanan Terpadu (Persen)
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

9. Cakupan Penegakan Hukum dari Tingkat Penyidikan sampai dengan Putusan


Pengadilan Atas Kasus-kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak
Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong terus berupaya memberikan layanan terhadap
kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak dari tingkat penyidikan hingga putusan
tetap pengadilan. Persentase penegakan hukum dari tingkat penyidikan sampai dengan
putusan pengadilan atas kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak pada tahun
2016 sampai dengan 2020 sebesar 100 persen. Kecenderungan jumlah perkara yang
diputuskan pengadilan dengan dasar perundang-undangan yang berkaitan dengan kekerasan
terhadap perempuan dan anak pada tahun 2016 sampai dengan 2020 menurun.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-202
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 165
Cakupan Penegakan Hukum dari Tingkat Penyidikan Sampai Dengan Putusan Pengadilan Atas
Kasus-Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah perkara yang diputuskan pengadilan dengan dasar 68 62 44 57 39
perundang-undangan yang berkaitan dengan kekerasan
terhadap perempuan dan anak (Kasus)
2 Jumlah perkara kekerasan terhadap perempuan dan anak yang 68 62 44 57 39
disidangkan (Kasus)
3 Penegakan Hukum dari Tingkat Penyidikan Sampai Dengan 100 100 100 100 100
Putusan Pengadilan Atas Kasus-Kasus Kekerasan Terhadap
Perempuan dan Anak (Persen)
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

10. Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan Layanan
Bantuan Hukum
Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong terus berupaya memberikan layanan bantuan
hukum terhadap kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Persentase jumlah
perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapat layanan bantuan hukum pada tahun
2016 sampai dengan 2020 sebesar 100 persen. Rentang tahun tersebut kecenderungan jumlah
korban kekerasan yang mendapatkan layanan bantuan hukum meningkat kecuali pada tahun
2016 tidak terdapat layanan bantuan hukum. Korban kekerasan yang mendapatkan layanan
bantuan hukum seluruhnya tidak berbayar.
Tabel 2. 166
Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan Layanan Bantuan Hukum
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 -2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah korban mendapat layanan bantuan hukum (Kasus) 0 32 38 39 41
2 Jumlah korban yang membutuhkan bantuan hukum (Kasus) 0 32 38 39 41
3 Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapatkan 0 100 100 100 100
Layanan Bantuan Hukum (Persen)
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

11. Cakupan Layanan Pemulangan Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
Cakupan layanan pemulangan bagi perempuan dan anak korban kekerasan merupakan
perbandingan KtP/A yang mendapatkan pelayanan pemulangan dengan jumlah KtP/A yang
tercatat di UPT. Layanan pemulangan korban kekerasan fluktuatif dalam kurun 2016 sampai
dengan 2020. Tahun 2016 dan 2020 tidak terdapat layanan tersebut. Layanan pemulangan
dilaksanakan sesuai amanat Peraturan Menteri PPA Nomor 05 Tahun 2010 yaitu upaya
mengembalikan korban kekerasan dari daerah terjadinya kekerasan ke daerah asal atau pihak
keluarga, keluarga/institusi pengganti, atau masyarakat yang dapat memberikan perlindungan
dan pemenuhan kebutuhan korban kekerasan.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-203
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 167
Cakupan Layanan Pemulangan Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah perempuan dan anak korban kekerasan Kasus 0 1 3 4 0
yang mendapatkan pelayanan pemulangan
2 Jumlah perempuan dan anak korban kekerasan Kasus 0 1 0 4 0
yang tercatat di UPT
3 Layanan Pemulangan Bagi Perempuan dan Anak Persen 0 100 0 100 0
Korban Kekerasan
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

12. Cakupan Layanan Reintegrasi Sosial Bagi Perempuan dan Anak Korban
Kekerasan
Reintegrasi sosial sebagai upaya untuk menyatukan kembali korban kekerasan kepada
keluarga, masyarakat, lembaga atau lingkungan sosial lainnya yang dapat memberikan
perlindungan. Layanan reintegrasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan pada
tahun 2017 sampai dengan 2020 sebesar 100 persen. Kecenderungan jumlah yang
membutuhkan reintegrasi sosial setiap tahunnya menurun. Penurunan kasus yang
membutuhkan reintegrasi sosial pada tahun 2020 hampir 50 persen dari kasus tahun 2017.
Tabel 2. 168
Jumlah Layanan Reintegrasi Sosial Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah perempuan dan anak korban kekerasan yang disatukan N/A 173 148 128 90
kembali ke keluarga, keluarga pengganti dan masyarakat
lainnya (Kasus)
2 Jumlah korban yang membutuhkan reintegrasi sosial (Kasus) N/A 173 148 128 90
3 Layanan Reintegrasi Sosial Bagi Perempuan dan Anak Korban N/A 100 100 100 100
Kekerasan (Persen)
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

13. Rasio APM Perempuan/Laki-laki jenjang SD, SMP, dan SMA


Angka Partisipasi Murni Perempuan menunjukkan proporsi anak sekolah perempuan
pada suatu kelompok tertentu yang bersekolah tepat dijenjang pendidikan seharusnya.
Persentasenya dapat melebihi 100 persen, hal itu berarti Angka Partisipasi Murni murid
perempuan lebih tinggi dibanding murid laki-laki. Indikator ini berguna untuk mengukur
kesempatan memperoleh pendidikan antara perempuan dan laki-laki yang kemudian akan
menunjukkan kesetaraan dan keadilan gender di bidang pendidikan.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-204
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 169
Rasio APM Perempuan/Laki-laki jenjang SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Rasio APM Perempuan/Laki-laki (persen)
No Jenjang Pendidikan
2016 2017 2018 2019 2020
1 SD 98,85 98,5 100 98,12 96,5
2 SMP 70,55 74,33 74,06 71,28 70,23
3 SMA 69,5 71,51 71,36 62,49 61,38
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, rasio APM perempuan terhadap laki-laki
baik pada jenjang pendidikan SD, SMP, maupun SMA di Kabupaten Rejang Lebong
menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun. Rasio APM
perempuan terhadap laki-laki pada jenjang pendidikan SD dalam lima tahun terakhir
menunjukkan rata-rata pertumbuhan sebesar -0,60 persen per tahun. Capaian indikator pada
jenjang SD ini menunjukkan capaian yang tinggi, yakni berada di atas 95 persen, bahkan pada
tahun 2018 mampu mencapai 100 persen. Hal tersebut menunjukkan adanya kesadaran
masyarakat yang baik terhadap pendidikan dasar bagi anak-anak perempuan.
Dalam kurun waktu yang sama, capaian indikator rasio APM perempuan terhadap laki-
laki di jenjang pendidikan SMP menunjukkan rata-rata pertumbuhan sebesar -0,11 persen per
tahun, sementara pada jenjang pendidikan SMA memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar -3,06
persen per tahun. Berbeda dengan jenjang pendidikan SD yang memiliki capaian di atas 95
persen setiap tahunnya dalam lima tahun terakhir, pada jenjang SMP dan SMA capaian
indikator ini berada pada kisaran 60 hingga 70 persen saja. Oleh karena itu, perlu dilakukan
upaya-upaya yang dapat meningkatkan kesempatan pendidikan bagi penduduk perempuan
untuk dapat melanjutkan pendidikan hingga jenjang pendidikan yang lebih tinggi agar mampu
menunjukkan kesetaraan kesempatan pendidikan antara murid laki-laki dan perempuan.

14. Usia Harapan Hidup Perempuan


Usia harapan hidup berkaitan erat dengan pola hidup yang diterapkan sehari-hari. Usia
harapan hidup merupakan instrumen untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan penduduk dan meningkatkan derajat kesehatan. Indikator usia
harapan hidup ini dapat digunakan salah satunya untuk menunjukkan status kesehatan di
masyarakat. Meningkatnya usia harapan hidup bisa menunjukkan semakin baiknya status
kesehatan masyarakat di daerah tersebut.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-205
TAHUN 2021-2026
68.57
68.37

Umur (Tahun)
67.95

67.65
67.58

2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 2. 74
Grafik Usia Harapan Hidup Perempuan di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, capaian usia harapan hidup perempuan
di Kabupaten Rejang Lebong menujukkan peningkatan setiap tahunnya dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 0,36 persen per tahun, dimana pada tahun 2016 capaian usia harapan
hidup perempuan di kabupaten ini tercatat 67,58 tahun dan meningkat menjadi 61,38 tahun
di tahun 2020. Meskipun dalam lima tahun terakhir memiliki kecenderungan yang semakin
meningkat, namun capaian usia harapan hidup perempuan tersebut masih berada di bawah
rata-rata angka usia harapan hidup secara keseluruhan di Kabupaten Rejang Lebong.
Meningkatnya usia harapan hidup perempuan di kabupaten ini mengindikasikan bahwa
semakin baik tingkat kesehatan dan kesejahteran perempuan di Kabupaten Rejang Lebong.

15. Indeks Pembangunan Gender (IPG)


Indeks Pembangunan Gender (IPG) merupakan indeks pencapaian kemampuan dasar
pembangunan manusia yang sama seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan
memperhatikan ketimpangan gender. Indikator yang digunakan dalam menghitung IPG adalah
angka harapan hidup, angka harapan lama sekolah, angka rata-rata lama sekolah, dan
perkiraan pendapatan. Seluruhnya dibandingkan antara capaian perempuan dan laki-laki. Jika
indeks semakin mendekati 100, maka semakin kecil ketimpangan antara perempuan dan laki-
laki. Indeks dapat melebihi 100 apabila capaian perempuan lebih tinggi dibanding capaian laki-
laki.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-206
TAHUN 2021-2026
94.59
94.15 94.15
93.55

91.89

2016 2017 2018 2019 2020


Gambar 2. 75
Grafik Indeks Pembangunan Gender Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

Secara umum, dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, capaian IPG di Kabupaten
Rejang Lebong menunjukkah besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun, yang
ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -0,45 persen per tahun. Pada tahun 2016,
capaian IPG di kabupaten ini tercatat sebesar 93,35. Besaran tersebut menunjukkan
peningkatan hingga tahun 2018 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -0,55 persen per tahun
menjadi 94,59 di tahun tersebut. Selanjutnya, pada tiga tahun terakhir, capaian indikator
tersebut menunjukkan penurunan yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -
1,44 persen per tahun sehingga capaiannya menjadi 91,89 di tahun 2020. Para pemangku
kepentingan memerlukan upaya yang lebih untuk dapat meningkatkan capaian IPG di
Kabupaten Rejang Lebong, karena semakin tinggi nilainya berarti kapabilitas dasar
perempuan yang terangkum dalam dimensi kesehatan, pendidikan maupun hidup layak
selama kurun waktu tersebut mengalami perbaikan seiring dengan pelaksanaan program-
program pembangunan.

16. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)


Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) merupakan indeks komposit yang digunakan
untuk mengukur peran aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik. Indikator-
indikator yang digunakan dalam mengukur indeks ini meliputi partisipasi berpolitik,
partisipasi ekonomi dan pengambilan keputusan, serta penguasaan sumber daya ekonomi.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-207
TAHUN 2021-2026
61.73 61.99 63.93 62.93

51.08

2016 2017 2018 2019 2020


Gambar 2. 76
Grafik Indeks Pemberdayaan Gender Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

Secara umum, dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, capaian indikator IDG
Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan
meningkat yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,35 persen per tahun.
Pada tahun 2016, capaian indikator IDG di kabupaten ini tercatat sebesar 51,08 dan meningkat
dengan cukup signifikan pada tahun setelahnya dengan laju pertumbuhan sebesar 20,85
persen, atau menjadi 61,73 di tahun 2017. Selanjutnya, dalam empat tahun terakhir, capaian
indikator ini bertumbuh dengan melambat, atau dengan rerata pertumbuhan sebesar 0,64
persen per tahun, dimana pada tahun 2020 capaian IDG di kabupaten ini menjadi 62,93.
Hal yang penting dari pemberdayaan gender adalah tercapainya Kesetaraan dan
Keadilan Gender (KKG) dalam hal akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat bagi perempuan dan
laki-laki. Nilai IDG yang berkisar direntang 60 persen masih diperlukan upaya serius untuk
meningkatkan peran perempuan dalam pengambilan keputusan ekonomi dan politik di
Kabupaten Rejang Lebong.

17. Capaian Kabupaten Layak Anak


Kabupaten layak anak merupakan kabupaten yang mempunyai sistem pembangunan
berbasis hak anak melalui pengintegrasian komitmen dan sumber daya pemerintah,
masyarakat, dan dunia usaha yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam
kebijakan, program, dan kegiatan untuk menjamin terpenuhinya hak dan perlindungan anak.
Kabupaten Rejang Lebong memulai upaya perwujudan Kabupaten Layak Anak sejak tahun
2017. Hingga tahun 2020, capaian perwujudan Kabupaten Layak Anak pada tingkat inisiasi.
Perlu upaya lebih keras Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong untuk perwujudan Kabupaten
Layak Anak dengan meningkatkan upaya pemenuhan hak anak meliputi; hak sipil dan
kebebasan; lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif; kesehatan dasar dan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-208
TAHUN 2021-2026
kesejahteraan; pendidikan, pemanfaatan waktu luang, dan kegiatan budaya, serta
perlindungan khusus.

C. Pangan
Urusan pangan berdasarkan Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 memiliki tiga
indikator yakni ketersediaan pangan utama, ketersediaan energi dan protein per kapita, dan
pengawasan dan pembinaan keamanan pangan. Ketiga indikator dapat terisi meskipun di
tahun-tahun terdapat data yang tidak tersedia. Selain indikator Permendagri Nomor 86 Tahun
2017, ditambahkan pula indikator desa/kelurahan mandiri benih, desa/kawasan mandiri
pangan, dan penumbuhan desa mandiri pangan.

1. Ketersediaan Pangan Utama


Ketersediaan pangan utama merupakan salah satu indikator yang berhubungan
dengan aspek ketersediaan, distribusi, dan konsumsi pangan dalam urusan ketahanan pangan
masyarakat atau merujuk pada ketersediaan pangan utama atau beras. Dari tabel berikut,
diketahui bahwa tren ketersediaan pangan utama meningkat signifikan dalam dua tahun
terakhir. Pada tahun 2017 dan 2018 ketersediaan pangan utama masih nol kg dikarenakan
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Rejang Lebong baru dibentuk di akhir 2016 dan mulai
aktif ‘beroperasi’ di tahun 2019.
Tabel 2. 170
Angka Ketersediaan Beras (Padi Sawah dan Padi Ladang)
Terhadap Jumlah Penduduk di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Konversi Produksi yang Tersedia ke 59.550,17 67.822,26 61.270,86 45.291,66 28.233,47
Beras/ Ketersediaan Pangan Utama (ton)
2 Kebutuhan Pangan (kg/kapita/tahun) 112 107,2 107,2 107,2 107,2
3 Jumlah Penduduk (jiwa) 256.094 256.094 257.498 259.945 259.945
4 Kebutuhan Pangan Penduduk/ Tahun 28.682,53 27.453,28 27.603,79 27.866,10 27.866,10
(ton)
5 Kondisi Surplus/ Defisit (ton) 30.867,65 40.368,99 33.667,07 17.425,56 367,37
6 Keterangan Surplus/ Defisit Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus
Sumber: Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Rejang Lebong, 2021, diolah

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ketersediaan pangan utama memiliki tren
fluktuatif cenderung menurun sepanjang tahun 2018-2020. Meskipun demikian, setiap
tahunnya kondisi tersebut masih menunjukkan surplus dari total kebutuhan pangan
penduduk/tahun di Kabupaten Rejang Lebong. Ketersediaan pangan yang terus mengalami
penurunan tersebut disebabkan oleh menyusutnya luas tanam padi (padi sawah dan padi
ladang) yang berakibat pada menurunnya jumlah produksi padi (padi sawah dan padi ladang).
Sementara itu untuk mengantisipasi terjadinya kerawanan pangan, Dinas Ketahanan Pangan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-209
TAHUN 2021-2026
Kabupaten Rejang Lebong menggencarkan penganekaragaman pangan dengan pangan-
pangan alternatif seperti ubi, singkong, jagung, dan lain sebagainya. Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Rejang Lebong menjelaskan bahwa semakin kecil konsumsi beras menunjukkan
semakin baik tingkat konsumsi masyarakat atau penganekaragaman pangan. Hal tersebut
dilihat melalui sudut pandang semakin menyusutnya lahan pertanian sawah di Kabupaten
Rejang Lebong yang berimbas pada terus menurunnya jumlah produksi padi per tahun.
Beralihnya sumber pangan utama (padi/beras) menuju sumber pangan alternatif lainnya
dilihat sebagai salah satu peluang dan solusi.
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Rejang Lebong menjelaskan bahwa padi/beras
yang diproduksi dari dalam Rejang Lebong mengalami perputaran hingga ke luar wilayah. Oleh
karenanya beras yang beredar di masyarakat tak jarang justru bukan dari Rejang Lebong
melainkan dari luar Rejang Lebong. Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Rejang Lebong pun
menjelaskan bahwa masih memiliki 1500kg ketersediaan beras yang disimpan dan hanya
dapat digunakan saat terjadi kerawanan di suatu tempat. Namun demikian, dalam
pengalokasiannya Dinas Ketahanan Pangan tidak dapat asal mendistribusikannya melainkan
harus melalui peraturan bupati.

2. Ketersediaan Energi dan Protein Per Kapita


Ketersediaan pangan di Kabupaten Rejang Lebong berasal dari sumber pangan nabati
dan pangan hewani. Sumber pangan nabati umumnya meliputi kelompok padi-padian,
makanan berpati, gula, buah/biji berminyak, buah-buahan, sayuran serta sebagian dari
kelompok minyak dan lemak. Sumber pangan hewani umumnya meliputi kelompok pangan
daging, telur, susu, ikan, maupun sebagian kelompok minyak dan lemak.
Tabel 2. 171
Ketersediaan Energi dan Protein Per Kapita di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
Ketersediaan Energi dan Protein Per Kapita Per Hari
1 Energi (Kkal) 7.475 10.156 29.946 22.905 N/A
2 Protein (gram) 297,85 418,94 450,88 119,15 N/A
Angka Kecukupan Gizi (AKG) Energi dan Protein Per Kapita Per Hari
1 Energi (Kkal) 2.220 2.200 2.200 2.400 N/A
2 Protein (gram) 57 57 57 57 N/A
Persentase Pemenuhan Energi dan Protein Per Kapita Per Hari
1 Energi (Persen) 339,75 461,43 1.361,14 954,4 N/A
2 Protein (Persen) 522,54 735,02 790,98 208,52 N/A
Sumber: Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Ketersediaan energi dan protein akan mempengaruhi angka kecukupan gizi. Dalam
kurun waktu tahun 2016 hingga 2019, besaran ketersediaan energi dan protein per kapita per
hari di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-210
TAHUN 2021-2026
kecenderungan meningkat, yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 45,25
persen per tahun. Meskipun secara umum meningkat, namun terjadi penurunan pada
ketersediaan energi dan protein di tahun 2019. Penurunan tersebut diduga dipengaruhi oleh
terjadinya penurunan produksi pangan yang merupakan sumber energi dan protein yaitu pada
sumber pangan yang berasal dari pangan hayati dan hewani.
Angka kecukupan gizi (AKG) merupakan suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari
bagi semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal. Nilai AKG dapat digunakan untuk perhitungan dalam
perencanaan penyediaan pangan tingkat regional maupun nasional. Dalam kurun waktu 2016
hingga 2019, capaian AKG energi di Kabupaten Rejang Lebong telah mampu melampaui
standar angka kecukupan gizi menurut WKNPG (Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi) yaitu
minimal 2100 kkal/kapita/hari. Selain itu, dalam kurun waktu yang sama, nilai AKG Protein di
kabupaten ini juga sudah mampu memenuhi standar dengan capaian lebih dari 57
gram/orang/hari.

3. Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan


Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan merupakan salah satu urusan
pemerintah bidang pangan khususnya urusan keamanan pangan di lingkup pemerintah daerah
kabupaten/kota. Keamanan pangan merupakan salah satu aspek penting yang menentukan
kualitas sumberdaya manusia, karena keamanan pangan dinilai dapat berpengaruh pada
pertumbuhan/perkembangan. Konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang tidak akan
berarti, jika makanan yang dikonsumsi masyarakat tidak aman dari cemaran kimia maupun
mikroba. Kebijakan penanganan keamanan pangan diarahkan untuk menjamin tersedianya
pangan segar yang aman untuk dikonsumsi agar masyarakat terhindar dari bahaya.
Pengawasan pangan segar yang dilakukan oleh pemerintah daerah dilaksanakan terhadap
pangan segar di peredaran maupun pada proses produksi (on farm).
Tabel 2. 172
Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah sampel pangan yang aman dikonsumsi di pedagang N/A N/A 7 8 N/A
pengumpul di satu tempat sesuai standar yang berlaku
2 Jumlah sampel pangan yang diperdagangkan di pedagang N/A N/A 7 8 N/A
pengumpul di satu tempat sesuai standar yang berlaku
3 Pengawasan dan pembinaan pangan (persen) N/A 0* 100 100 20*
Sumber: Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; *)Dokumen LAKIP Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Rejang
Lebong, 2020
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Dinas Ketahanan Pangan menyebutkan bahwa indikator penyelenggaraan kinerja


pemerintah di bidang keamanan pangan dari tahun 2018 hingga 2019 mengalami peningkatan.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-211
TAHUN 2021-2026
Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah pelaksanaan sampel pangan yang aman untuk
dikonsumsi dan jumlah sampel pangan yang diperdagangkan. Dengan demikian, persentase
pengawasan dan pembinaan pangan tetap stabil di angka 100 persen. Tahun 2020 terjadi
penurunan kinerja yang cukup signifikan, menjadi 20 persen. Hal tersebut dipengaruhi oleh
adanya pandemi covid-19 yang mengakibatkan penurunan anggaran untuk melaksanakan
kegiatan pengujian sampel serta pengawasan dan pembinaan keamanan pangan.

4. Desa/Kelurahan Mandiri Benih, Desa/Kawasan Mandiri Pangan, dan


Penumbuhan Desa Mandiri Pangan
Desa/Kelurahan Mandiri Benih (DMB) merupakan salah satu kegiatan yang
diharapkan dapat mendukung pencapaian sasaran produksi dan merupakan salah satu upaya
pemecahan masalah dari aspek perbenihan. Kegiatan DMB bertujuan untuk memberikan
fasilitasi kepada kelompok tani, kelompok penangkar, atau gabungan kelompok tani dengan
kelompok penangkar, dalam rangka meningkatkan kapasitas yang mampu memproduksi
benih untuk memenuhi kebutuhan benih di wilayahnya.
Selanjutnya, Desa/Kawasan Mandiri Pangan (KMP) merupakan salah satu strategi
untuk mempercepat pembangunan di perdesaan, khususnya dalam memantapkan ketahanan
pangan. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara lintas sektor yang dalam pelaksanaannya
memerlukan keterlibatan dan sinergitas antar instansi dan pemangku kepentingan terkait.
Kegiatan KMP diharapkan mampu meningkatkan pendapatan dan penyediaan pangan yang
mendukung ketahanan pangan dan pemenuhan gizi masyarakat.
Tabel 2. 173
Desa/Kelurahan Mandiri Benih, Desa/Kawasan Mandiri Pangan, dan Penumbuhan Desa
Mandiri Pangan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah Desa/Kelurahan Mandiri Benih yang dibangun (desa) N/A 4 2 2 0
2 Jumlah Desa/Kawasan Mandiri Pangan yang N/A 6 6 0 0
dibina/dikembangkan (desa)
3 Jumlah penumbuhan desa mandiri pangan (desa) N/A 6 6 0 0
Sumber: Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Rejang Lebong, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Rejang Lebong menjelaskan bahwa dibangunnya


desa/kelurahan mandiri benih merupakan program yang berasal dari provinsi yang pada
mulanya (2017) terdapat empat desa yang dibangun. Tahun 2018-2019 masing-masing
dibangun kembali dua desa/kelurahan mandiri benih sedangkan di tahun 2020 sudah tidak
ada lagi desa/kelurahan mandiri benih yang dibangun atau dengan kata lain tidak ada kegiatan
sehingga jumlah desa/keluarahan mandiri benih menjadi nol. Sementara itu pada tahun 2017-
2018, Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Rejang Lebong mengembangkan/membina juga
menumbuhkan enam desa/kelurahan mandiri pangan. Namun, pada tahun 2019-2020

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-212
TAHUN 2021-2026
kegiatan yang berkaitan dengan desa/kelurahan mandiri pangan sudah tidak dilaksanakan
kembali sehingga jumlahnya menjadi nol. Desa/kelurahan mandiri pangan tersebut di
antaranya:
a. Desa Periang, Kecamatan Sindang Beliti Ilir;
b. Desa Kayu Manis, Kecamatan Selupu Rejang;
c. Desa Purwodadi, Kecamatan Bermani Ulu;
d. Desa Air Apo, Kecamatan Padang Ulak Tanding;
e. Desa Tanjung Agung, Kecamatan Sindang Beliti Ulu; dan
f. Desa Durian Mas, Kecamatan Kota Padang.

D. Pertanahan
Berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017, urusan pertanahan
memiliki tiga indikator. Indikator tersebut yaitu : 1) Persentase Luas Lahan Bersertifikat; 2)
Penyelesaian Kasus Tanah Negara; dan, 3) Penyelesaian Izin Lokasi.

1. Persentase Luas Lahan Bersertifikat


Lahan bersertifikat merupakan tanah yang sudah memiliki surat tanda bukti hak guna
bangunan, hak guna usaha, hak milik maupun hak pakai. Indikator persentase luas lahan
bersertifikat didapatkan dari hasil perbandingan antara luas lahan yang bersertifikat dengan
luas wilayah.
Tabel 2. 174
Persentase Luas ahan Bersertifikat di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 - 2020
No Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Luas lahan bersertifikat Ha 26.794 27.894 30.394 36.394 38.594
2 Luas wilayah Ha 155.027 155.027 155.027 155.027 155.027
3 Persentase luas lahan bersertifikat Persen 17,28 17,99 19,61 23,48 24,90
Sumber : Kantor Pertanahan ATR/BPN Kabupaten Rejang Lebong 2021

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, luas lahan bersertifikat di Kabupaten Rejang
Lebong menunjukkan luasan yang semakin meningkat, dimana pada tahun 2016, tercatat
26.794 hektare lahan yang telah bersertifikat dan meningkat setiap tahunnya hingga tahun
2020 tercatat 38.594 hektare lahan yang telah bersertifikat di kabupaten ini. Meningkatnya
luasan lahan bersertifikat di kabupaten ini berbanding lurus dengan peningkatan capaian
persentase luas lahan bersertifikat yang dalam kurun waktu yang sama menunjukkan
peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 9,56 persen per tahun, dimana pada
tahun 2016 tercatat capaian indikator ini sebesar 17,28 persen yang kemudian meningkat
menjadi 24,90 persen di tahun 2020. Peningkatan ini terjadi karena bertambahnya luas lahan
yang bersertifikat melalui PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap).

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-213
TAHUN 2021-2026
2. Penyelesaian Kasus Sengketa Tanah
Sengketa pertanahan adalah perselisihan yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang
merasa atau dirugikan pihak-pihak tersebut untuk penggunaan dan penguasaan hak atas
tanahnya, yang diselesaikan melalui musyawarah atau pengadilan. Menurut Badan Pertanahan
Nasional, sengketa tanah adalah perbedaan pendapat mengenai: a) keabsahan suatu hak; b)
pemberian hak atas tanah; dan c) pendaftaran hak atas tanah termasuk peralihan dan
penerbitan tanda bukti haknya antara pihak-pihak yang berkepentingan maupun antara pihak-
pihak yang berkepentingan dengan instansi Badan Pertanahan Nasional.
Tabel 2. 175
Penyelesaian Kasus Tanah Negara di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah Kasus yang diselesaikan Kasus N/A N/A 6 3 5
2 Jumlah Kasus yang terdaftar Kasus N/A N/A 6 3 5
3 Penyelesaian kasus sengketa tanah Persen N/A N/A 100,00 100,00 100,00
Sumber : Kantor Pertanahan ATR/BPN Kabupaten Rejang Lebong 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Kasus sengketa tanah di Kabupaten Rejang Lebong berfluktuatif setiap tahunnya, pada
tahun 2018 hingga tahun 2020 semua kasus sengketa tersebut semua terselesaikan 100
persen. Kasus Pertanahan yang masuk ke Kantor Pertanahan Kabupaten Rejang Lebong dalam
lima tahun terakhir ini rata-rata mempunyai tipologi kasus Prosedur Letak Batas dan Luas,
Penguasaan dan Pemilikan, Prosedur Peralihan Hak dan Tanah Ulayat. Keseluruhan kasus yang
masuk ditindak lanjuti sesuai dengan Peraturan Menteri ATR/ Kepala BPN RI Nomor 21 Tahun
2020 tentang Penanganan dan Penyelesaian Kasus Pertanahan yang merupakan
penyempurnaan dari Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN RI Nomor 11 Tahun 2016 Tentang
Penyelesaian Kasus Pertanahan, dimana keseluruhan kasus yang masuk ditindaklanjuti
dengan memfasilitasi Pelapor dan Terlapor untuk menjalani proses Mediasi. Namun apabila
dalam proses Mediasi tidak ditemukan kata sepakat antara kedua belah pihak, maka pihak
Kantor Pertanahan mengembalikan Kasus tersebut kepada kedua belah pihak dan
mempersilahkan kedua belah pihak menempuh jalan lain/jalur hukum (LITIGASI).

3. Penyelesaian Izin Lokasi


Izin lokasi mengenai bidang pertanahan menurut Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Izin Lokasi adalah
mencakup izin kepada perusahaan untuk memperoleh tanah yang diperlukan dalam rangka
penanaman modal, yang berlaku pula sebagai izin pemindahan hak. Penggunaan tanah
tersebut guna keperluan penanaman modal dilarang sebelum izin lokasi ditetapkan. Tanah
yang dapat ditunjuk dalam izin lokasi adalah tanah yang menurut Rencana Tata Ruang Wilayah
diperuntukkan bagi penggunaan yang sesuai dengan rencana penanaman modal, dilaksanakan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-214
TAHUN 2021-2026
oleh perusahaan menurut persetujuan penanaman modal yang dipunyainya. Jumlah izin lokasi
Kabupaten Rejang Lebong tahun 2016 hingga tahun 2020 menunjukkan jumlah yang fluktuatif,
meskipun demikian seluruh permohonan izin lokasi di kabupaten ini dapat dikeluarkan
izinnya, oleh karena itu besaran capaian izin lokasi dalam lima tahun terakhir berhasil
terselesaikan 100 persen.
Tabel 2. 176
Penyelesaian Izin Lokasi di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah Izin Lokasi Berkas 1 N/A 4 27 5
2 Permohonan Izin Lokasi Berkas 1 N/A 4 27 5
3 Penyelesaian Izin Lokasi Persen 100 N/A 100 100 100
Sumber : Kantor Pertanahan ATR/BPN Kabupaten Rejang Lebong 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

E. Lingkungan Hidup
Berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017, urusan lingkungan hidup
memiliki 24 indikator. Kemudian dari 24 indikator tersebut terdapat indikator yang
dihilangkan karena tidak tercatatnya data baik yang yang bersumber dari OPD
penanggungjawab dan/atau dokumen pendukungnya. Indikator yang dihilangkan tersebut
adalah 1) Terfasilitasinya kegiatan peningkatan pengetahuan dan keterampilan; dan, 2)
Terfasilitasi penyediaan sarana/prasarana. Kedua indikator tersebut ditujukan pada MHA
(Masyarakat Hukum Adat) yang ada di Kabupaten. Kemudian terdapat penambahan indikator
berupa indikator Rasio Tempat Sampah per Satuan Penduduk.

1. Tersusunnya RPPLH Kabupaten/Kota


RPPLH (Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup) adalah dokumen
perencanaan tertulis yang memuat potensi, masalah lingkungan hidup, serta upaya
perlindungan dan pengelolaannya dalam kurun waktu tertentu. Berdasarkan keterangan Dinas
Lingkungan Hidup, Kabupaten Rejang Lebong sudah tersusun RPPLH (Rencana Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup) pada tahun 2019.

2. Terintegrasinya RPPLH dalam Rencana Pembangunan Kabupaten/Kota


Terintegrasinya RPPLH dalam rencana pembangunan dimaksudkan agar
pembangunan yang terjadi memperhatikan aspek lingkungan hidup dalam pelaksanaannya.
Berdasarkan keterangan Dinas Lingkungan Hidup, Kabupaten Rejang Lebong sudah
menerapkan terintegrasinya RPPLH (Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup) dalam rencana pembangunan kabupaten/kota pada tahun 2019 dan 2020.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-215
TAHUN 2021-2026
3. Terselenggaranya KLHS untuk K/R/P Tingkat Daerah Provinsi
Menurut UU Nomor 32 Tahun 2009 KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis) adalah
rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa
prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. Berdasarkan
keterangan Dinas Lingkungan Hidup, Kabupaten Rejang Lebong sudah menerapkan
terselenggaranya KLHS untuk kegiatan/rencana/program pada tahun 2019.

4. Hasil Pengukuran Indeks Kualitas Air (IKA)


Indeks Kualitas Air (IKA) didapatkan melalui uji laboratorium dari pengambilan
sampel air. Pengukuran IKA ini bertujuan untuk melihat kualitas air yang ada memenuhi baku
mutu air atau tidak. Indeks Kualitas Air di Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2016 hingga
tahun 2020 fluktuatif dengan cenderung mengalami peningkatan. Penurunan yang terjadi
pada tahun 2020 berdasarkan Dinas Lingkungan Hidup, terjadi dikarenakan bertambahnya
beban pencemaran air karena pertambahan penduduk. Meskipun besarannya fluktuatif dalam
lima tahun terakhir, namun capaian IKA pada Kabupaten Rejang Lebong stabil dengan angka
di atas 56.

56.25

56.2 56.2

56.15 56.15

56.1 56.1 56.1


IKA

56.05

56 56

55.95

55.9
2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 2. 77
Grafik Indeks Kualitas Air Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 – 2020
Sumber: LKJIP Kabupaten Rejang Lebong 2020 dan Dinas Lingkungan Hidup 2021

Berdasarkan pedoman IKLH tahun 2016 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, nilai indeks kualitas air dengan capaian ± 50 mengindikasikan bahwa IKA tersebut
masuk ke dalam kategori cemar sedang dengan nilai IP 5,0 < PIJ ≤10,0. Keadaan tersebut
diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor pencemar seperti masih adanya masyarakat yang
membuang limbah atau sampah rumah tangga mereka ke selokan dan/atau sungai.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-216
TAHUN 2021-2026
5. Hasil Pengukuran Indeks Kualitas Udara (IKU)
Indeks Kualitas Udara (IKU) merupakan tolak ukur untuk melihat kualitas udara,
semakin tinggi nilai IKU yaitu mendekati angka 100, maka akan semakin baik kualitas udara
yang ada. Pengukuran IKU di Kabupaten Rejang Lebong menggunakan parameter yang
ditentukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dimana penghitungan indeks
kualitas udara menggunakan dua parameter yaitu NO 2 dan SO2. Parameter NO2 mewakili
sumber pencemar bergerak, sementara SO2 mewakili sumber pencemar tidak bergerak.

94
92
91.41
90
88
IKU

86 86.12
85
84 84
83
82
80
78
2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 2. 78
Grafik Indeks Kualitas Udara Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 - 2020
Sumber: LKJIP Kabupaten Rejang Lebong 2020 dan Dinas Lingkungan Hidup 2021

Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, capaian IKU di Kabupaten Rejang Lebong
menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat, yang ditunjukkan
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,93 persen per tahun. Pada tahun 2016, capaian IKU
di kabupaten ini tercatat sebesar 83, dan menunjukkan peningkatan setiap tahunnya hingga
tahun 2019 dengan rata-rata peningkatan sebesar 3,27 persen per tahun, dimana pada tahun
2019 capaiannya meningkat menjadi 91,41.
Pada tahun berikutnya, capaian IKU di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan
penurunan sebesar -5,79 persen sehingga capaian IKU pada tahun 2020 tercatat sebesar 86,12.
Berdasarkan Dinas Lingkungan Hidup, penurunan ini terjadi dikarenakan bertambahnya
pemakaian kendaraan bermotor roda dua dan roda empat yang menyebabkan peningkatan
polusi udara. Meskipun sempat mengalami penurunan, namun dalam kurun waktu lima tahun
tersebut, capaian IKU di Kabupaten Rejang Lebong masuk dalam kategori baik dengan rentang
70 < x ≤ 90.

6. Hasil Pengukuran Indeks Kualitas Tutupan Lahan


Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) merupakan salah satu komponen Indeks
Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) yang digunakan untuk mewakili isu hijau dalam penilaian

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-217
TAHUN 2021-2026
kebijakan pengelolaan kualitas lingkungan hidup. Berdasarkan Dokumen Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup Tahun 2019, dijelaskan bahwa terdapat penyempurnaan metode
perhitungan IKTL, dimana jika pada awalnya untuk menghitung indikator ini hanya
menggunakan parameter tutupan hutan, maka saat ini ditambahkan parameter tutupan
vegetasi yang terdiri atas tutupan hutan; tutupan belukar dan belukar rawa pada kawasan
hutan; tutupan belukar dan belukar rawa pada areal penggunaan lain namun berada pada
fungsi lindung; serta tutupan berupa ruang terbuka hijau (hutan kota, taman kota), kebun raya,
dan taman keanekaragaman hayati (kehati).

45
44.92
44.8
44.79
44.6

44.4 44.18
IKTL

44.2
44.14
44

43.8

43.6
2017 2018 2019 2020

Gambar 2. 79
Grafik Indeks Kualitas Tutupan Lahan Kabupaten Rejang Lebong 2017 - 2020
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup 2021

Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, capaian IKTL di Kabupaten Rejang Lebong,
IKTL menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun, yang
ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -0,49 persen per tahun. Pada tahun 2016,
capaian IKTL di kabupaten ini tercatat sebesar 44,79 dan berfluktuasi hingga tahun 2020
capaiannya menjadi 44,14. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Rejang Lebong, penurunan IKTL ini dipengaruhi oleh kurangnya tingkat
pengawasan instansi terkait dan rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam alih fungsi
lahan, dimana hal tersebut disampaikan melalui Kepala Desa dalam wilayah Kabupaten Rejang
Lebong.

7. Pembinaan dan Pengawasan Terkait Ketaatan Penanggung Jawab Usaha dan/


atau Kegiatan yang Diawasi Ketaatannya Terhadap Izin Lingkungan, Izin PPLH
dan PUU LH yang Diterbitkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Pembinaan dan pengawasan dilakukan terhadap kegiatan yang berisiko terhadap
pemeliharaan lingkungan. Ketataan terhadap izin pada Kabupaten Rejang Lebong pada tahun
2019 dan tahun 2020 dinyatakan ada, sedangkan penanggung jawab terhadap izin yang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-218
TAHUN 2021-2026
diterbitkan meningkat pada tahun 2020 menjadi sebanyak 35 yang meningkat dari tahun 2019
yang tercatat sebanyak 30 surat. Jumlah penanggung jawab usaha atau kegiatan yang dibina
dan diawasi terhadap izin lingkungan, izin PLH dan PUU LH tersebut dilihat dari
diterbitkannya surat rekomendasi yang ada di Dinas Lingkungan Hidup. Selanjutnya,
pembinaan dan pengawasan terkait kegiatan yang izinnya diterbitkan pada tahun 2019 dan
2020 berjumlah 10 laporan.
Tabel 2. 177
Tabel Pembinaan dan Pengawasan Kegiatan yang Diawasi Ketaatannya terhadap Izin
Lingkungan PPLH dan PUU LH yang Diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016 - 2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah ketaatan terhadap izin Ada/Tidak N/A N/A N/A Ada Ada
lingkungan, izin PLH dan PUU LH dari
izin yang diterbitkan oleh pemerintah
daerah kabupaten/ kota yang ditangani
2 Total penanggung jawab usaha dan atau Surat Rekomendasi N/A N/A N/A 30 35
kegiatan yang dibina dan diawasi
terhadap izin lingkungan, izin PLH dan
PUU LH dari izin yang diterbitkan oleh
pemerintah daerah kabupaten/ kota
3 Pembinaan dan pengawasan terkait Laporan N/A N/A N/A 10 10
ketaatan penanggung jawab usaha dan/
atau kegiatan yang diawasi ketaatannya
terhadap izin lingkungan, izin PPLH dan
PUU LH yang diterbitkan oleh
Pemerintah Daerah kabupaten
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Pengawasan yang dilakukan DLH pada kegiatan yang berisiko terhadap pemeliharaan
lingkungan berupa melihat ketaatan pemrakarsa kegiatan terhadap komitmen yang tertera di
dokumen lingkungan dengan cara survei langsung ke lapangan. Dalam pelaksanaannya upaya
pengawasan dan pemberian izin belum bisa dilaksanakan secara optimal karena beberapa hal
antara lain penanggung jawab kegiatan yang sulit ditemui, medan menuju lokasi sulit
ditempuh dan keterbatasan sarana transportasi.

8. Terfasilitasi Pendampingan Pengakuan MHA


Pada Kabupaten Rejang Lebong, hingga tahun 2020 belum terdapat tugas pokok fungsi
yang jelas mengenai fasilitasi pengakuan MHA (Masyarakat Hukum Adat). Namun Kabupaten
Rejang Lebong telah mempunyai Perda (Peraturan Daerah) yang mengatur tentang pengakuan
dan perlindungan masyarakat hukum adat, peraturan tersebut adalah Peraturan Daerah
Kabupaten Rejang Lebong Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pengakuan dan Perlindungan
Masyarakat Hukum Adat di Kabupaten Rejang Lebong. Selain Perda yang mengatur tentang
pengakuan MHA tersebut, terdapat surat Keputusan Bupati Rejang Lebong Nomor 180.250.IV
Tahun 2019 tentang Pembentukan Panitian Masyarakat Hukum Adat.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-219
TAHUN 2021-2026
9. Terverifikasinya MHA dan Kearifan Lokal atau Pengetahuan Tradisional
Masyarakat Hukum Adat (MHA) di Kabupaten Rejang Lebong hingga tahun 2020 belum
difasilitasi dengan optimal karena belum adanya tugas pokok fungsi yang jelas.

10. Terverifikasi Hak Kearifan Lokal atau Hak Pengetahuan Tradisional


Sama dengan indikator terverifikasinya MHA dan kearifan lokal atau pengetahuan
tradisional yang dituliskan sebelumnya, pada indikator ini juga diketahui bahwa Masyarakat
Hukum Adat (MHA) di Kabupaten Rejang Lebong hingga tahun 2020 belum difasilitasi dengan
optimal karena belum adanya tugas pokok fungsi yang jelas.

11. Penetapan Hak MHA


Penetapan hak Masyarakat Hukum Adat (MHA) bertujuan agar MHA mendapatkan
pengakuan dan perlindungan. Penetapan hak MHA Kabupaten Rejang Lebong ini telah
dilakukan, sesuai dengan diterbitkannya surat Keputusan Bupati Rejang Lebong Nomor
180.69.I Tahun 2020 tentang Pengakuan dan Perlindungan Kutei Air Lanang sebagai Kesatuan
Masyarakat Hukum Adat di Kabupaten Rejang Lebong. Dalam keputusan tersebut hak-hak
Kutei Air Lanang yang ditetapkan meliputi :
a. Hak atas tanah, wilayah dan sumber daya alam
b. Hak atas pembangunan
c. Hak atas spiritual dan kebudayaan
d. Hak atas lingkungan hidup
e. Hak untuk menjalankan hukum dan peradilan adat.

Selain MHA Kutei Air Lanang, MHA yang sedang diusulkan proses penetapannya adalah
Turan Baru, Babakan Baru, dan Desa Baru Manis. Lokasi MHA Kutei Air Lanang dan Turan Baru
berada di Kecamatan Bermani Ulu, sedangkan Babakan Baru dan Desa Baru Manis berada di
Kecamatan Selupu Rejang.

12. Terlaksananya Pendidikan dan Pelatihan Masyarakat


Pendidikan dan pelatihan masyarakat di Kabupaten Rejang Lebong terkait dengan
lingkungan hidup tidak dilakukan pendataan secara detail. Namun, pernah dilakukan pelatihan
untuk pemanfaatan barang bekas dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2016–2020),
dimana pelaksanaannya hanya dilakukan ketika Dinas Lingkungan Hidup melakukan
monitoring.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-220
TAHUN 2021-2026
13. Terlaksananya Pemberian Penghargaan Lingkungan Hidup
Pada tahun 2016 hingga 2020 Kabupaten Rejang Lebong tidak mendapat penghargaan
lingkungan dalam hal ini penghargaan Adipura.

14. Pengaduan Masyarakat terkait Izin Lingkungan, Izin PPLH dan PUU LH yang
Diterbitkan oleh Pemerintah daerah Kabupaten/Kota, Lokasi Usaha dan
Dampaknya di Daerah Kabupaten/Kota
Pengaduan oleh masyarakat di Kabupaten Rejang Lebong terkait lingkungan hidup
pada tahun 2021 terdapat empat pengaduan. Empat pengaduan tersebut terkait dengan
laporan pertambangan galian C (pasir dan pasir batu) yang mengakibatkan kerusakan pada
sungai dan mengakibatkan banjir.

15. Timbulan Sampah yang Ditangani


Timbulan sampah pada Kabupaten Rejang Lebong diukur menggunakan dua satuan,
yaitu satuan volume berupa m3 dan satuan massa berupa Ton. Baik volume dan massa dari
timbulan sampah pada tahun 2016 hingga tahun 2020 terus mengalami peningkatan.
Peningkatan total volume dan massa dari timbulan sampah terjadi akibat pertambahan
penduduk yang terus terjadi di Kabupaten Rejang Lebong.
Tabel 2. 178
Timbulan Sampah yang Ditangani di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 – 2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Volume timbulan sampah Mᶟ 40.040 45.454 46.035 49.243 54.535
yang ditangani
2 Timbulan sampah yang Ton 13.213,77 14.999,82 15.191,71 16.250,36 17.996,86
ditangani
3 Total timbulan sampah Ton 37.648 37.800 37.951 38.103 41.090,97
4 Persentase timbulan sampah Persen 35,09 39,68 40,03 42,65 43,80
yang ditangani (no 2
dibading
no 3)
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup 2021

Peningkatan timbulan sampah di Kabupaten Rejang Lebong berbanding lurus dengan


peningkatan timbulan sampah yang ditangani. Dalam lima tahun terakhir, capaian persentase
timbulan sampah yang ditangani di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan peningkatan yang
ditandai dengan peningkatan rata-rata sebesar 5,69 persen per tahun. Pada tahun 2016,
capaian indikator ini tercatat sebesar 35,10 persen yang kemudian meningkat setiap tahunnya
menjadi 43,80 persen di tahun 2020. Capaian persen timbulan sampah yang ditangani di
Kabupaten Rejang Lebong tersebut masih dikategorikan rendah, karena hingga tahun 2020
capaiannya masih belum mencapai 50 persen dari seluruh timbulan sampah yang ada di
kabupaten ini.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-221
TAHUN 2021-2026
16. Persentase jumlah sampah yang terkurangi melalui 3R
Sampah yang terkurangi melalui 3R adalah jumlah sampah yang dikelola melalui
aktivitas 3R seperti bank sampah, pusat daur ulang, pengomposan, dan lain-lain serta tidak
diangkut ke TPA atau dibuang ke lingkungan. Upaya pemerintah dalam pengelolaan sampah
melalui 3R ini dilakukan dengan sosialisasi 3R pada masyarakat dan pengadaan fasilitas
pendukung proses 3R.
Tabel 2. 179
Jumlah Sampah yang Terkurangi melalui 3R di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 - 2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Volume sampah yang masuk dalam Ton N/A N/A 985,5 985,5 985
pengelolaan daur ulang
2 Volume sampah di perkotaan yang Ton N/A N/A 18,25 401,5 365
mengalami guna ulang, daur ulang,
pengelolaan di tempat pengelolaan sampah
sebelum masuk TPA
3 Total volume sampah Ton N/A N/A 37.951 38.103 41.090,97
4 Persentase pengelolaan sampah di lokasi persen N/A N/A 1,85 40,74 37,06
daur ulang (no 2
dibanding
no 1)
5 Persentase Tersedianya Fasilitas persen N/A N/A 0,05 1,05 0,88
Pengurangan Sampah di Perkotaan (no 2
dibanding
no 4)
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Volume sampah yang masuk dalam pengelolaan daur ulang merupakan sampah yang
masuk dalam TPS3R dan bank sampah. Volume sampah yang masuk dalam pengelolaan daur
ulang pada tahun 2018 hingga 2020 mengalami penurunan sebesar -0,03 persen per tahun,
yakni sebanyak 985,5 ton menjadi 985 ton. Namun volume sampah yang ditangani melalui 3R
bersifat fluktuatif cenderung meningkat, sehingga pada tahun 2020 persentase sampah yang
dapat ditangani melalui 3R dibandingkan dengan total sampah yang masuk ke dalam fasilitas
3R sebesar 37,06 persen. Capaian tersebut menurun dengan laju -9,03 persen apabila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 40,74 persen. Sementara itu,
capaian persentase tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotaan juga menunjukkan
besaran yang fluktuatif, dengan capaian sebesar 0,88 persen di tahun 2020.
Pengelolaan sampah 3R di Kabupaten Rejang Lebong dilakukan oleh petugas TPS 3R
yang menjalin kerjasama dengan KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat). Fasilitas 3R yang ada
di Kabupaten Rejang Lebong berupa adanya rumah kompos, tiga unit TPS3R, dan dua unit bank
sampah yang terdapat di Kecamatan Padang Ulak Tanding (PUT) dan Kecamatan Curup. Alur
pengelolaan sampah di melalui 3R yaitu dilakukan oleh KSM di bank sampah yang ada dengan
sampah yang disetorkan oleh masyarakat, sedangkan pengelolaan 3R di TPS3R dilakukan oleh
petugas dengan sampah yang berasal dari rumah warga.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-222
TAHUN 2021-2026
17. Persentase Cakupan Area Pelayanan
Cakupan area pelayanan persampahan berupa pengangkutan sampah tiap kecamatan
di Kabupaten Rejang Lebong telah dilakukan ke seluruh kecamatan. Namun, hanya delapan
kecamatan dari 15 kecamatan yang pengangkutan sampahnya dilaksanakan setiap hari.
Delapan kecamatan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kecamatan Curup Tengah
2. Kecamatan Curup
3. Kecamatan Curup Utara
4. Kecamatan Curup Selatan
5. Kecamatan Curup Timur
6. Kecamatan Selupu Rejang
7. Kecamatan Bindu Riang
8. Kecamatan Padang Ulak Tanding.

Tujuh kecamatan lain tidak diangkut sampahnya setiap hari, melainkan seminggu
sekali dan area yang tercakup layanan adalah area yang berdekatan dengan jalan utama.
Terbatasnya area cakupan layanan persampahan ini dikarenakan kurangnya sarana dan
prasarana pendukung seperti armada angkutan sampah berupa dumptruck dan roda tiga baik
motor maupun gerobak. Selain kurangnya sarana pendukung, sulitnya menjangkau area yang
terpencil juga menjadi hambatan dalam pelayanan angkutan persampahan.

18. Persentase Jumlah Sampah yang tertangani


Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, jumlah timbulan sampah di Kabupaten Rejang
Lebong meningkat dengan rata-rata peningkatan sebesar 8,03 persen per tahun. Peningkatan
timbulan sampah di kabupaten ini berbanding lurus dengan peningkatan timbulan sampah
yang ditangani. Dalam kurun waktu yang sama, capaian persentase timbulan sampah yang
ditangani di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan peningkatan yang ditandai dengan
peningkatan rata-rata sebesar 5,69 persen per tahun. Pada tahun 2016, capaian indikator ini
tercatat sebesar 35,10 persen yang kemudian meningkat setiap tahunnya menjadi 43,80
persen di tahun 2020. Walaupun persentase sampah tertangani terus mengalami peningkatan,
namun persentase ini masih dapat dikatakan rendah karena belum mencapai 50 persen dari
total sampah yang ada.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-223
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 180
Persentase Jumlah Sampah yang Tertangani Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah sampah yang Ton 13.213,77 14.999,82 15.191,71 16.250,36 17.996,86
tertangani
2 Total jumlah sampah di Ton 37.648 37.800 37.951 38.103 41.090,97
kabupaten
3 Persentase jumlah sampah Persen 35,09 39,68 40,03 42,65 43,80
yang tertangani
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup 2021

Rendahnya pengelolaan persampahan ini dikarenakan sarana pendukung seperti


armroll, dumptruck dan gerobak roda tiga terbatas jumlahnya serta ada yang mengalami
kerusakan. Jumlah armroll yang dimiliki oleh Kabupaten Rejang Lebong adalah empat, dan tiga
diantaranya rusak. Kemudian terdapat dumptruck yang dimiliki berjumlah 11 unit dan satu
unit dalam kondisi rusak. Hanya roda tiga baik motor maupun gerobak yang 100 persen dalam
kondisi baik dengan jumlah gerobak roda tiga yang dimiliki oleh DLH adalah sembilan unit.
Terbatasnya jumlah sarana dan prasarana pendukung pengelolaan sampah seperti
yang telah disebutkan sebelumnya menjadikan pengelolaan sampah yang ada kurang optimal.
Selain itu, adanya daerah terpencil yang sulit dijangkau juga turut mempengaruhi rendahnya
persentase pengelolaan sampah. Rendahnya persentase pengelolaan sampah juga dikarenakan
kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada TPS terdekat, sehingga
masyarakat membuang sampah di sungai dan di pinggir jalan.

45,000.00 50.00%
42.65% 43.80%
40,000.00 39.68% 40.03% 45.00%
35,000.00 35.10% 40.00%
35.00%
17,996.86

30,000.00
16,250.36
15,191.71
14,999.82

30.00%
13,213.77

25,000.00
25.00%
20,000.00
20.00%
15,000.00
15.00%
38,103.00
37,648.00

37,800.00

37,951.00

41,090.97

10,000.00 10.00%
5,000.00 5.00%
- 0.00%
2016 2017 2018 2019 2020

Total Jumlah Sampah (ton) Jumlah Sampah tertangani (ton)


Persentase Jumlah Sampah Tertangani (%)

Gambar 2. 80
Grafik Persentase Jumlah Sampah yang Tertangani di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016– 2020
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup 2020

Selain karena jumlah sarana pendukung yang kurang, rendahnya pengelolaan sampah
juga diakibatkan oleh belum memadainya jumlah TPS dan belum memadainya fasilitas TPA.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-224
TAHUN 2021-2026
Jumlah TPS yang saat ini dimiliki oleh Kabupaten Rejang Lebong hanya delapan unit dan masih
terdapat TPS yang ada di dalam kawasan perkotaan sehingga mengganggu kenyamanan warga.
Selain TPS, Kabupaten Rejang Lebong memiliki satu unit TPA yaitu TPA Jambu Keling, keadaan
TPA tersebut saat ini kurang optimal dikarenakan belum adanya jembatan timbang pada TPA.
Terbatasnya jumlah TPS ini turut mempengaruhi alur pengangkutan sampah di Kabupaten
Rejang Lebong.

Gambar 2. 81
Ilustrasi Alur Pengangkutan Sampah di Kabupaten Rejang Lebong
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup 2021; Hasil Olahan

Selain pengelolaan sampah biasa, pengelolaan sampah juga bertanggung jawab


terhadap limbah B3. Pada Kabupaten Rejang Lebong limbah B3 dihasilkan oleh Puskesmas dan
Rumah Sakit yang ada. Wewenang pemerintah saat ini dalam pengelolaan limbah B3 yang
berasal dari puskesmas dan rumah sakit adalah pemberian izin pengelolaan limbah B3. Untuk
pengolahan limbah B3 rumah sakit bekerja sama dengan pihak swasta, sedangkan untuk
puskesmas belum ada informasi yang cukup jelas.

19. Operasionalisasi TPA/TPST/SPA di kabupaten/kota


Operasionalisasi TPA merupakan nilai TPA yang harus dipenuhi dengan standar
program adipura dengan nilai lebih dari sama dengan 71. Dalam kurun waktu tahun 2016
sampai dengan 2020, capaian operasionalisasi TPA/TPST/SPA di Kabupaten Rejang Lebong
tercatat sebesar 76. Meski telah melampaui standar yang ditetapkan, namun capaian nilai TPA
ini masih perlu ditingkatkan lagi. Hal tersebut dikarenakan masih adanya beberapa fasilitas
pendukung operasional TPA dalam kondisi rusak, serta masih adanya fasilitas yang belum
dimiliki seperti jembatan timbang.

20. Persentase izin pengelolaan sampah oleh swasta yang diterbitkan


Tidak adanya izin pengelolaan sampah oleh swasta yang diterbitkan dikarenakan tidak
terdapat perusahaan yang berizin kaitannya tentang pengelolaan sampah.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-225
TAHUN 2021-2026
21. Persentase pengelolaan sampah oleh swasta yang taat terhadap peraturan
perundang-undangan
Tidak adanya pengelolaan sampah oleh swasta dikarenakan tidak terdapat pihak
swasta yang memiliki izin resmi pengelolaan sampah dan atau pihak swasta yang taat terdapat
peraturan perundangan yang berlaku.

22. Rasio Tempat Sampah per Satuan Penduduk


Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk didapatkan dengan
membandingkan data jumlah daya tampung TPS yang ada dengan jumlah penduduk. Dalam
kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, jumlah daya tampung TPS di Kabupaten Rejang Lebong
menunjukkan besaran yang menurun, yang ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -
5,59 persen per tahun. Pada tahun 2016, jumlah daya tampung TPS di kabupaten ini tercatat
sebesar 53.679 m2 dan turun menjadi 42.647 m2 di tahun 2020. Menurunnya jumlah daya
tampung TPS di Kabupaten Rejang Lebong berbanding lurus dengan penurunan rasio TPS per
satuan penduduk. Dalam kurun waktu yang sama, capaian rasio TPS per satuan penduduk di
Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran dengan kecenderungan menurun, yang
ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -6,94 persen per tahun. Penurunan
capaian ini disebabkan oleh berkurangnya jumlah TPS yang beroperasi dikarenakan tidak
mendukungnya fasilitas yang memadai.
Tabel 2. 181
Rasio Tempat Sampah per Satuan Penduduk di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016 - 2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah daya tampung TPS m3 53.679 53.679 42.647 42.647 42.647
2 Jumlah penduduk Jiwa 274.815 276.875 278.865 280.142 281.445
3 Rasio tempat pembuangan sampah Rasio 0,20 0,19 0,15 0,15 0,15
(TPS) per satuan penduduk
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Rejang Lebong 2021; Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rejang
Lebong, 2021; Hasil Olahan

F. Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil


Data administrasi kependudukan menjadi rujukan penting bagi kebijakan-kebijakan di
sektor lain seperti bidang politik, sosial dan ekonomi. Administrasi kependudukan merupakan
rangkaian penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan
melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi
kependudukan, serta pendayagunaan yang hasilnya untuk pelayanan publik dan
pembangunan sektor lain. Urusan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil dalam
aspek pelayanan umum ini berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017
memiliki tujuh indikator. Terdapat penambahan indikator persentase keluarga memiliki kartu

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-226
TAHUN 2021-2026
keluarga, persentase desa/kelurahan tertib administrasi kependudukan, dan kerjasama
pemanfaatan data kependudukan dan inovasi pelayanan.

1. Rasio Penduduk ber-KTP per Satuan Penduduk


Kartu Tanda Penduduk (KTP) merupakan identitas resmi penduduk sebagai bukti diri
yang diterbitkan oleh instansi pelaksana yang berlaku di Indonesia. KTP wajib dimiliki oleh
warga negara Indonesia yang berusia diatas 17 tahun. Rasio penduduk ber-KTP per satuan
penduduk merupakan jumlah penduduk usia lebih dari 17 tahun atau telah menikah yang ber-
KTP pada tahun tertentu. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, capaian rasio penduduk ber-
KTP per satuan penduduk di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang meningkat,
yang ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,83 persen per tahun. Pada tahun 2016,
capaian indikator ini tercatat sebesar 0,77 dan meningkat menjadi 0,93 di tahun 2020.
Peningkatan kepemilikan KTP di Kabupaten Rejang Lebong ini salah satunya diduga karena
KTP digunakan menjadi syarat untuk membuat surat-surat tertentu seperti SKCK, akta
pernikahan, NPWP, SIM, dan sebagainya.

250,000 0.91 0.93 1.00


0.87
0.81 0.90
0.77
200,000 0.80
0.70
150,000 0.60
0.50
100,000 0.40
0.30
153,359
198,275

163,116
200,453

175,544
201,154

183,762
201,253

188,669
202,669

50,000 0.20
0.10
- 0.00
2016 2017 2018 2019 2020

Penduduk usia >17 yang ber KTP (jiwa)


Penduduk usia >17 atau telah menikah (jiwa)
Rasio Penduduk Ber-KTP Per Satuan Penduduk

Gambar 2. 82
Grafik Rasio Penduduk ber-KTP per Satuan Penduduk di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

Cakupan kepemilikan KTP-elektronik terus meningkat karena adanya program jemput


bola ke desa/kelurahan, kecamatan, sekolah dan lembaga pemasyarakatan. Adanya standar
pelayanan minimal layanan KTP memberikan simultan terhadap upaya perekaman data
hingga penerbitan identitas penduduk. Upaya peningkatan ketercapaian masih perlu
diusahakan agar seluruh penduduk wajib KTP memiliki KTP.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-227
TAHUN 2021-2026
2. Rasio Bayi Berakta Kelahiran
Administrasi kependudukan sangat penting dimiliki agar setiap masyarakat
mendapatkan haknya sebagai warga negara. Begitupun dengan bayi yang baru lahir yang juga
memiliki perlakuan yang sama. Kepemilikan akta lahir menunjukkan bahwa suatu kelahiran
telah dicatat dalam data kependudukan. Saat ini, akta kelahiran dijadikan salah satu syarat
untuk masuk ke dalam dunia pendidikan atau pembuatan surat-surat penting lainnya. Rasio
bayi berakta kelahiran merupakan perbandingan bayi (nol sampai dengan satu tahun) berakta
kelahiran dengan jumlah bayi pada tahun tertentu.
Tabel 2. 182
Rasio Bayi Berakta Kelahiran di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah bayi berakte kelahiran (Jiwa) 5.009 3.990 4.835 5.595 4.915
2 Jumlah bayi (Jiwa) 5.608 4.992 5.752 6.315 5.612
3 Rasio Bayi Berakte Kelahiran 0,89 0,80 0,84 0,89 0,88
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, capaian rasio bayi berakta kelahiran di
Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan
menurun, yang ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -0,28 persen per tahun. Pada
tahun 2016, capaian indikator ini tercatat sebesar 0,89 dan berfluktuasi hingga tahun 2020
capaiannya menjadi 0,88. Faktor yang menyebabkan masih belum optimalnya kepemilikan
akta kelahiran saat bayi adalah masih kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
dokumen akta kelahiran pada usia bayi. Umumnya masyarakat mengajukan permohonan
penerbitan akta kelahiran pada saat digunakan untuk melengkapi persyaratan tertentu seperti
mendaftar sekolah, mengikuti perlombaan, dan sebagainya.

3. Rasio Pasangan Berakta Nikah


Indikator rasio pasangan berakta nikah bertujuan untuk melihat seberapa besar
persentase penduduk menikah yang memiliki akta nikah. Akta nikah merupakan bukti
pernikahan suami istri yang sah diakui oleh negara dan agama. Dalam kurun lima tahun
terakhir, capaian indikator rasio pasangan berakte nikah di Kabupaten Rejang Lebong
menunjukkan besaran yang semakin menurun. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rejang Lebong, pendataan dokumen
akta nikah di kabupaten ini baru dilampirkan dan dicatat mulai tahun 2018, oleh karena itu
capaian pada tahun-tahun sebelumnya tidak dapat diperhitungkan. Dalam kurun waktu tiga
tahun terakhir, capaian rasio pasangan berakte nikah di Kabupaten Rejang Lebong
menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun, yang ditandai dengan
rata-rata penurunan sebesar -24,79 persen per tahun. Pada tahun 2018, capaian indikator ini
tercatat sebesar 0,66 dan berfluktuasi hingga tahun 2020 menjadi 0,32.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-228
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 183
Rasio Pasangan Berakte Nikah di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah pasangan nikah berakte nikah (Pasang) 28 15 144 124 68
2 Jumlah keseluruhan pasangan nikah (Pasang) 28 15 218 472 211
3 Rasio pasangan berakte nikah 1,00 1,00 0,66 0,26 0,32
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

4. Ketersediaan Database Kependudukan Skala Provinsi


Kegiatan yang dilakukan dalam rangka penanganan kependudukan di Kabupaten
Rejang Lebong adalah pengelolaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). SIAK
sebagai database kependudukan telah dimiliki oleh Kabupaten Rejang Lebong sejak tahun
2016 hingga saat ini (2020). Sistem ini sebagai kesatuan dari beberapa kegiatan administrasi
kependudukan secara terpadu. Sistem administrasi kependudukan terdiri dari pembangunan,
pembaharuan dan pemeliharaan, serta pengawasan terhadap administrasi kependudukan.

5. Penerapan KTP Nasional Berbasis NIK


Nomor Induk Kependudukan (NIK) merupakan identitas tunggal setiap penduduk yang
berlaku seumur hidup. KTP berbasis NIK memuat kode keamanan dan rekaman elektronik
sebagai alat verifikasi dan validasi data jati diri penduduk. Penerapan KTP Nasional berbasis
NIK telah dilaksanakan sejak tahun 2016 sampai dengan tahun 2020. Keberadaan NIK dalam
administrasi kependudukan yang bersifat unik dan tunggal di secara nasional sebagai rujukan
dalam pengambilan beberapa kebijakan pembangunan di Kabupaten Rejang Lebong.
Pemanfaatan tersebut diantaranya sebagai dasar dalam pemberian bantuan dan penghitungan
penduduk disuatu wilayah untuk kepentingan pembangunan.

6. Cakupan Penerbitan Kartu Tanda Penduduk (KTP)


Aturan pemerintah pusat mulai menyeragamkan Nomor Induk Kependudukan (NIK)
adalah mengacu pada penerapan KTP berbasis NIK sesuai dengan Pasal 6 Perpres Nomor 26
Tahun 2009. Aturan tersebut dibuat untuk memudahkan dalam mengidentifikasi dan
menghindari pemalsuan data, maupun meminimalisir data ganda yang mungkin terjadi.
Cakupan penerbitan KTP merupakan persentase perbandingan KTP ber-NIK yang diterbitkan
dengan jumlah penduduk wajib KTP.
Tabel 2. 184
Cakupan Penerbitan Kartu Tanda Penduduk di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah KTP ber-NIK yang diterbitkan (Jiwa) 153.359 163.116 175.544 183.762 188.047
2 Jumlah penduduk wajib KTP (Jiwa) 198.275 200.453 201.154 201.253 201.885
3 Cakupan Penerbitan Kartu Tanda Penduduk 77,35 81,37 87,27 91,31 93,15
(Persen)
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-229
TAHUN 2021-2026
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, capaian indikator cakupan penerbitan KTP di
Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang semakin meningkat, yang ditandai
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,76 persen per tahun. Pada tahun 2016, capaian
indikator ini tercatat sebesar 77,35 persen dan meningkat menjadi 93,15 persen di tahun 2020.
KTP ber-NIK sebagai dokumen identitas pribadi yang bersifat unik, merupakan salah satu
faktor dalam penentuan berbagai kebijakan. Pendataan yang telah terkoneksi secara nasional
akan mempermudah proses pelaksanaan pembangunan yang berbasis individu maupun
cakupan wilayah tertentu.

7. Cakupan Penerbitan Akta Kelahiran


Berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017, indikator cakupan
penerbitan akta kelahiran dihitung dengan membandingkan jumlah penduduk lahir dan
memperoleh akta kelahiran di tahun bersangkutan dengan jumlah kelahiran di tahun
bersangkutan, dan dinyatakan dalam persen. Namun formula indikator ini disesesuaikan
dengan kondisi di Kabupaten Rejang Lebong, sehingga indikator cakupan penerbitan akta
kelahiran dihitung dengan membandingkan antara penduduk lahir dan memperoleh akta
kelahiran di tahun bersangkutan dengan jumlah penduduk yang dinyatakan dalam persentase.
Tabel 2. 185
Cakupan Penerbitan Akta Kelahiran di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah penduduk lahir dan memperoleh akta 72.397 85.777 108.871 117.008 119.644
kelahiran di tahun bersangkutan (Jiwa)
2 Jumlah Penduduk (Jiwa) 274.815 276.875 278.865 280.142 281.445
3 Cakupan Penerbitan Akta Kelahiran (Persen) 26,34 30,98 39,04 41,77 42,51
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, capaian indikator penerbitan akta kelahiran
di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang semakin meningkat yang
ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 12,71 persen per tahun. Pada tahun 2016,
capaian indikator di kabupaten ini tercatat sebesar 26,34 persen, yang kemudian
menunjukkan peningkatan setiap tahunnya hingga tahun 2020 capaiannya tercatat sebesar
42,51 persen. Pengoptimalan penerbitan akta kelahiran telah dilakukan Pemerintah
Kabupaten Rejang Lebong dengan melaksanakan layanan keliling berupa mobil pelayanan akta
kelahiran ke desa/kelurahan dan kecamatan. Upaya yang dilakukan guna mengoptimalkan
kepemilikan kepada seluruh penduduk agar memiliki akta kelahiran.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-230
TAHUN 2021-2026
8. Persentase Keluarga yang Memiliki Kartu Keluarga
Kartu Keluarga adalah kartu identitas keluarga yang memuat data tentang susunan,
hubungan dan jumlah anggota keluarga. Kartu keluarga wajib dimiliki oleh setiap keluarga.
kartu ini berisi data lengkap tentang identitas kepala keluarga dan anggota keluarganya. Secara
umum, capaian persentase keluarga yang memiliki kartu keluarga di Kabupaten Rejang Lebong
dalam kurun waktu tahun 2016 sampai dengan 2020 menunjukkan besaran yang fluktuatif
dengan kecenderungan meningkat, yang ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 2,60
persen per tahun.
96 93.98
93.07
94
92 90.65
90
88
86
84 82.55
81.8
82
80
78
76
74
2016 2017 2018 2019 2020
Gambar 2. 83
Grafik Persentase Keluarga yang Memiliki Kartu Keluarga Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

Pada tahun 2016, capaian indikator persentase keluarga yang memiliki kartu keluarga
di Kabupaten Rejang Lebong tercatat sebanyak 81,80 persen, yang kemudian menunjukkan
peningkatan hingga tahun 2019, dan ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,74
persen per tahun hingga capaian pada tahun tersebut menjadi 93,98 persen. Selanjutnya, pada
tahun berikutnya, capaian indikator ini menunjukkan penurunan dengan laju -3,54 persen
hingga capaiannya tercatat sebesar 90,65 persen di tahun 2020. Kondisi yang sering terjadi
adalah kepemilikan kartu keluarga belum per rumah tangga per kartu keluarga sehingga satu
kartu keluarga dapat berisi beberapa rumah tangga. Selain itu, tidak semua pasangan menikah
melaporkan untuk pencetakan kartu keluarga dengan alasan belum membutuhkan atau
terkendala aksesibilitas. Pengoptimalan penerbitan kartu keluarga telah dilakukan
Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong dengan melaksanakan layanan keliling. Upaya
sosialisasi dan layanan pencetakan kartu keluarga perlu ditingkatkan kembali guna
mengoptimalkan kepemilikan kartu keluarga bagi seluruh rumah tangga.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-231
TAHUN 2021-2026
9. Persentase Desa/Kelurahan Tertib Administrasi Kependudukan
Desa/kelurahan sebagai satuan wilayah pemerintahan administrasi terkecil memiliki
peran sentral dalam pendataan administrasi kependudukan. Tertib administrasi di tingkat
desa/kelurahan akan mempengaruhi kualitas pendataan kependudukan hingga tingkat
kabupaten. Dalam tiga tahun terakhir, capaian persentase desa/kelurahan tertib administrasi
kependudukan di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan peningkatan yang signifikan, yang
ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 132,32 persen per tahun.
Tabel 2. 186
Desa/Kelurahan Tertib Administrasi Kependudukan di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah Desa/Kelurahan Tertib Administrasi Kependudukan N/A N/A 15 60 81
2 Jumlah Desa/Kelurahan N/A N/A 156 156 156
3 Persentase Desa/Kelurahan Tertib Administrasi N/A N/A 9,62 38,46 51,92
Kependudukan (Persen)
Sumber: LKjIP Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2020, Diolah
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Tahun 2018 terdapat 15 desa/kelurahan yang menjalankan tertib administrasi


kependudukan, yang kemudian meningkat menjadi 81 desa/kelurahan di tahun 2020. Hal
tersebut menunjukkan bahwa hingga tahun 2020, sebanyak 51,92 persen desa/kelurahan
telah melaksanakan tertib administrasi kependudukan. Walaupun dari segi persentase sudah
separuh lebih tetapi perlu adanya upaya lebih agar seluruh desa/kelurahan melaksanakan
tertib administrasi kependudukan, sehingga pendataan penduduk di Kabupaten Rejang
Lebong semakin akurat dan valid di setiap jenjang pemerintahan.

10. Kerjasama Pemanfaatan Data Kependudukan dan Inovasi Pelayanan


Data kependudukan dibutuhkan sebagai bahan perencanaan pembangunan, sehingga
perlu adanya sinergitas lintas perangkat daerah dalam rangka meningkatkan inovasi
pelayanan. Pelaksanaan Kerjasama (MoU) pemanfaatan data kependudukan dan inovasi
pelayanan, untuk tahun 2016 dan 2017 belum ada sama sekali dikarenakan belum ada
program tersebut. Tahun 2018 baru tahap sosialisasi kepada lembaga pengguna dan baru satu
OPD yang melakukan kerjasama, Pada tahun 2019 dari empat OPD yang mengusulkan
kerjasama, keempatnya dapat melaksanakan MoU perjanjian kerjasamanya.
Selanjutnya, pada tahun 2020 ditargetkan enam OPD yang mengusulkan kerjasama
(MoU), dan ditargetkan 100 persen yang bisa melaksanakan perjanjian kerjasama (MoU).
Namun, pada tahun 2020 target yang telah ditetapkan tersebut tidak dapat terealisasi, hal ini
berkaitan dengan adanya perubahan peraturan dengan terbitnya Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 102 Tahun 2019 Tentang Pemberian Hak Akses dan Pemanfaatan Data
Kependudukan. Oleh karena itu, pada tahun 2020 tidak ada realisasi MoU perjanjian kerjasama

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-232
TAHUN 2021-2026
pemanfaatan data kependudukan antara Dinas Kependudukan dan pencatatan Sipil dengan
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pengguna.

G. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Urusan pemberdayaan masyarakat dan desa berdasarkan Lampiran Permendagri
Nomor 86 Tahun 2017 memiliki sembilan indikator yang meliputi cakupan sarana prasarana
perkantoran pemerintahan desa yang baik, rata-rata jumlah kelompok binaan Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPM), rata-rata jumlah kelompok binaan PKK, persentase LSM
aktif, persentase LPM berprestasi, persentase PKK aktif, persentase posyandu aktif, swadaya
masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat, dan pemeliharaan pasca program
pemberdayaan masyarakat. Dari sembilan indikator tersebut, terdapat satu indikator yang
belum dapat terisi yaitu indikator swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan
masyarakat. Selanjutnya, terdapat penambahan indikator yang telah disesuaikan dengan
kondisi Kabupaten Rejang Lebong, diantaranya adalah jumlah BUMDes yang difasilitasi dalam
pembentukan dan pengembangannya; jumlah aparat desa yang ditingkatkan kapasitasnya.
Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 31 Tahun 2019 tentang Perubahan IKU Kabupaten
Rejang Lebong terdapat satu indikator kinerja pada urusan pemberdayaan masyarakat dan
desa yaitu Indeks Desa Membangun.

1. Cakupan Sarana Prasarana Perkantoran Pemerintahan Desa yang Baik


Perkantoran pemerintahan desa merupakan sarana prasarana penunjang pelayanan
pemerintahan kepada masyarakat, terutama di tingkat desa, dimana desa merupakan
penyelenggaran pelayanan terbawah yang sangat dekat dengan masyarakat, oleh karena itu
peran desa sangat kuat. Desa juga merupakan perpanjangan tangan pemerintah dalam
melakukan pemerintahan, memberikan pelayanan publik, dan pelaksanaan pembangunan.
Indikator cakupan sarana dan prasarana pemerintahan desa yang baik merupakan indikator
yang merepresentasikan jumlah kantor pemerintahan desa yang baik terhadap jumlah seluruh
pemerintahan desa. Indikator ini menggambarkan kualitas baik atau buruknya kantor desa di
sebuah wilayah kabupaten. Kualitas perkantoran pemerintahan desa yang baik diharapkan
dapat memberikan pelayanan yang lebih optimal terhadap masyarakat.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-233
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 187
Cakupan Sarana Prasarana Perkantoran Pemerintahan Desa yang Baik
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah kantor pemerintahan desa yang baik (unit) N/A N/A 105 105 105
2 Jumlah seluruh pemerintahan desa (unit) N/A N/A 122 122 122
3 Cakupan Sarana Prasarana Perkantoran Pemerintahan N/A N/A 86,06 86,06 86,06
Desa yang Baik (persen)
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Rejang Lebong, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Berdasarkan data dan informasi yang bersumber dari Dinas Pemberdayaan


Masyarakat dan Desa Kabupaten Rejang Lebong, diketahui bahwa dalam kurun waktu tiga
tahun terakhir terdapat 105 kantor desa dalam kondisi baik dari total sebanyak 122 desa,
sehingga capaian cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik di
kabupaten ini tercatat sebesar 86,06 persen. Berdasarkan capaian tersebut mengindikasikan
bahwa hingga tahun 2020, masih terdapat 17 desa yang belum memiliki kantor pemerintah
desa dan/atau belum memiliki kantor pemerintahan desa dalam kondisinya baik.

2. Rata-rata Jumlah Kelompok Binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)


Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman
Penataan Lembaga Kemasyarakatan dijelasakan bahwa Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
(LPM) adalah suatu lembaga atau wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai
mitra Pemerintah Desa dan Lurah dalam menampung dan mewujudkan aspirasi serta
kebutuhan masyarakat di bidang pembangunan. LPM memiliki peran dalam menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat desa, menyusun rencana dan melaksanakan pembangunan
desa, serta menumbuhkan dan menggerakkan partisipasi masyarakat.
Tabel 2. 188
Rata-rata Jumlah Kelompok Binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah kelompok binaan LPM N/A N/A N/A 15 15
2 Jumlah LPM N/A N/A N/A 15 15
3 Rata-rata Jumlah Kelompok Binaan Lembaga Pemberdayaan N/A N/A N/A 1 1
Masyarakat (LPM) (lembaga)
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Rejang Lebong, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Rata-rata Jumlah Kelompok Binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)


diperoleh dengan membandingkan jumlah kelompok binaan LPM dengan jumlah LPM. Jumlah
kelompok binaan LPM dan jumlah LPM dari tahun 2019 hingga 2020 sebanyak 15
kelompok/unit. Hal tersebut menjadikan capaian rata-rata jumlah kelompok binaan LPM di
Kabupaten Rejang Lebong sebanyak satu lembaga dalam kurun waktu yang sama.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-234
TAHUN 2021-2026
3. Rata-rata Jumlah Kelompok Binaan PKK
PKK merupakan gerakan pemberdayaan perempuan melalui lembaga yang melekat di
semua desa/kelurahan. Berdasarkan Perpres Nomor 99 Tahun 2017 tentang Gerakan
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, disebutkan bahwa Gerakan Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga (Gerakan PKK) adalah gerakan dalam pembangunan masyarakat yang
tumbuh dari, oleh, dan untuk masyarakat, menuju terwujudnya keiuarga yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat, sejahtera,
maju dan mandiri, kesetaraan dan keadilan gender, serta kesadaran hukum dan lingkungan.
Tabel 2. 189
Rata-rata Jumlah Kelompok Binaan PKK di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah kelompok binaan PKK (unit) 122 122 122 122 122
2 Jumlah PKK (unit) 172 172 172 172 172
3 Rata-rata Jumlah Kelompok Binaan PKK (unit) 0,71 0,71 0,71 0,71 0,71
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK merupakan hasil perbandingan antara jumlah
kelompok binaan PKK dengan jumlah PKK. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terdapat
122 kelompok binaan PKK di Kabupaten Rejang Lebong dari total 172 kelompok PKK. Dua
komponen tersebut menjadikan capaian rata-rata jumlah kelompok binaan PKK di Kabupaten
Rejang Lebong menjadi 0,71 dalam kurun waktu yang sama.

4. Persentase LSM Aktif


Menurut Jeff Atkinson dan Martin Scurrah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau
Non-Government Organization (NGO) adalah sekelompok masyarakat (perhimpunan) yang
secara formal terorganisir, secara institusi tidak terikat juga tidak berada di bawah organ-
organ negara, serta merupakan lembaga yang umumnya bersifat self-governing, privat, dan
non-profit atau tidak berorientasi pada profit. LSM penting untuk menjadi mitra dalam
pemberdayaan masyarakat.
Tabel 2. 190
Persentase LSM Aktif di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah LSM aktif (kelompok) N/A N/A N/A 15 15
2 Jumlah LPM (kelompok) N/A N/A N/A 15 15
3 Persentase LSM Aktif (persen) N/A N/A N/A 100 100
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Rejang Lebong, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Persentase LSM aktif diperoleh dengan membandingkan jumlah LSM aktif dengan
jumlah LPM kemudian dikali 100. Pada tahun 2019 dan 2020, jumlah Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) di Kabupaten Rejang Lebong berjumlah 15 kelompok, dan seluruhnya

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-235
TAHUN 2021-2026
tercatat sebagai LSM aktif. Berdasarkan data tersebut, diperoleh capaian persentase LSM aktif
di Kabupaten Rejang Lebong sebesar 100 persen di tahun yang sama.

5. Persentase LPM Berprestasi


Persentase LPM Berprestasi merupakan hasil perbandingan jumlah LPM berprestasi
dengan jumlah LPM, yang dinyatakan dalam persen. Terdapat 15 LPM di Kabupaten Rejang
Lebong hingga tahun 2020, dan di tahun yang sama Kabupaten Rejang Lebong tercatat belum
memiliki LPM yang berprestasi. Diharapkan, dalam waktu ke depan perlu diadakan ajang
kompetisi untuk meningkatkan daya saing pada kelembangaan masyarakat. LPM berprestasi
memberikan nilai tambah bagi pembangunan wilayah di Kabupaten Rejang Lebong, oleh
karena itu prestasi yang diraih oleh LPM sangat diharapkan, agar daerah menjadi lebih maju
dan lebih berkembang.

6. Persentase PKK Aktif


PKK aktif memberikan pertanda bahwa tersedia kelembagaan sosial untuk wadah bagi
pemberdayaan masyarakat. Jumlah PKK aktif menjadi bagian penting dalam pembangunan
pada umumnya, dan penggerakan partisipasi masyarakat pada khususnya. Dinas
Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Rejang Lebong menyebutkan bahwa suatu
kelompok/gerakan PKK yang telah terbentuk/dibentuk/berdiri telah tercatat sebagai
kelompok/gerakan PKK aktif.
Tabel 2. 191
Persentase PKK Aktif di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah PKK aktif (kelompok) 172 172 172 172 172
2 Jumlah PKK (kelompok) 172 172 172 172 172
3 Persentase PKK aktif (persen) 100 100 100 100 100
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, jumlah kelompok PKK di Kabupaten Rejang
Lebong sebanyak 172 kelompok, dan dari keseluruhan jumlah tersebut berstatus aktif, oleh
karena itu capaian persentase PKK aktif di kabupaten ini dalam kurun waktu yang sama
tercatat sebesar 100 persen. Besaran capaian tersebut mengindikasikan bahwa keseluruhan
kelompok PKK yang terbentuk merupakan kelompok PKK aktif yang diharapkan mampu
menjadi wadah bagi gerakan pemberdayaan masyarakat.

7. Persentase Posyandu Aktif


Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2006) menyebutkan bahwa posyandu
merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber-daya Masyarakat (UKBM) yang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-236
TAHUN 2021-2026
dikelola serta diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Posyandu
merupakan salah satu upaya dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna
memberdayakan juga memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar. Lebih lanjut, posyandu juga merupakan salah satu upaya untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Indikator persentase posyandu aktif merupakan hasil perbandingan jumlah posyandu
aktif dengan total posyandu dikali 100 persen. Berdasarkan data dari Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Rejang Lebong, diketahui jumlah seluruh posyandu yang
ada di Kabupaten rejang Lebong adalah 211 unit di mana kesemuanya tercatat sebagai
posyandu aktif. Posyandu yang ada di Kabupaten Rejang Lebong disebutkan oleh DPMD
merupakan binaan Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong tetapi secara kepemilikan
menjadi miliki desa.
Lazimnya dalam satu wilayah setingkat desa/kelurahan memiliki satu unit posyandu
untuk pelayanan anak balita dan ibu hamil. Jumlah seluruh desa/kelurahan di Kabupaten
Rejang Lebong adalah 156 desa/kelurahan sedangkan jumlah seluruh posyandu di Kabupaten
Rejang Lebong mencapai 214 unit di tahun 2020. Hal tersebut dipengaruhi oleh
berkembangnya pelayanan Posyandu, dimana saat ini Posyandu tidak hanya diperuntukkan
untuk anak balita dan ibu hamil tetapi juga posyandu remaja, lansia, bahkan posyandu orang
dalam gangguan jiwa (ODGJ). Oleh karenanya, asumsi yang dibangun adalah bahwa dalam
suatu desa/kelurahan kemungkinan tidak hanya memiliki posyandu anak balita dan ibu hamil,
tetapi posyandu lainnya entah itu posyandu remaja, lansia, maupun posyandu ODGJ.
Tabel 2. 192
Persentase Posyandu Aktif di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1. Jumlah posyandu aktif Unit 116 134 152 163 186
2. Jumlah seluruh Unit 211 213 213 213 214
posyandu
3. Posyandu Aktif Persen 54,98 62,91 71,36 76,53 86,92
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Hasil Olahan, 2021

Selain menjadi urusan pemberdayaan masyarakat dan desa, indikator posyandu aktif
juga termasuk pada urusan kesehatan. Pada urusan kesehatan, terdapat dua indikator yang
berhubungan dengan posyandu. Pertama, indikator persentase posyandu aktif yang
bersumber dari Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong.
Berdasarkan tabel yang bersumber dari instansi ini, dapat diketahui bahwa dalam kurun
waktu 2016 hingga 2020, capaian indikator posyandu aktif memiliki tren meningkat dengan
cukup signifikan, atau dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 12,13 persen per tahun. Pada
tahun 2020, jumlah posyandu aktif mencapai 186 unit dari total 214 unit atau setara dengan
86,92 persen. Tren peningkatan tersebut terjadi oleh karena telah tersedia anggaran (baik dari

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-237
TAHUN 2021-2026
Pusat (BOK) Puskesmas maupun APBD Kabupaten) untuk pembinaan dan revitalisasi
posyandu di setiap tahunnya.

8. Swadaya Masyarakat Terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat


Swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat merupakan
perbandingan jumlah swadaya masyarakat mendukung program pemberdayaan masyarakat
dengan total program pemberdayaan masyarakat, yang dinyatakan dalam persen. Hingga
tahun 2020, belum tersedia data mengenai jumlah swadaya masyarakat mendukung program
pemberdayaan masyarakat dan total program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan
di Kabupaten Rejang Lebong. Oleh karena itu, capaian indikator persentase swadaya
masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Rejang Lebong
belum/tidak dapat diketahui.

9. Pemeliharaan Pasca Program Pemberdayaan Masyarakat


Indikator pemeliharaan pasca program pemberdayaan masyarakat merupakan
perbandingan jumlah program pemberdayaan masyarakat yang dikembangkan dan dipelihara
oleh masyarakat dengan total pasca program pemberdayaan masyarakat, yang dinyatakan
dalam persen. Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya mengembangkan kemandirian
dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan,
perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumberdaya melalui penetapan
kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah prioritas
kebutuhan masyarakat. Setelah program pemberdayaan dihentikan oleh pemerintah, maka
diharapkan program-program yang sudah ada dapat dikembangkan dan dipelihara oleh
masyarakat agar dapat terus bermanfaat meskipun pemerintah sudah tidak menjalankan
program tersebut.
Tabel 2. 193
Pemeliharaan Pasca Program Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah program pemberdayaan masyarakat yang N/A N/A N/A 2 2
dikembangkan dan dipelihara oleh masyarakat (program)
2 Total pasca program pemberdayaan masyarakat (program) N/A N/A N/A 3 3
3 Persentase pemeliharaan pasca program pemberdayaan N/A N/A N/A 66,67 66,67
masyarakat (persen)
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Rejang Lebong, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Tahun 2019 dan 2020 jumlah program pemberdayaan masyarakat yang


dikembangkan dan dipelihara oleh masyarakat adalah sebanyak dua program dari total tiga

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-238
TAHUN 2021-2026
program pemberdayaan masyarakat, sehingga capaian persentase pemeliharaan pasca
program pemberdayaan masyarakat dalam dua tahun terakhir tercatat sebesar 66,67 persen.

10. Persentase BUMDes yang Berkembang atau Maju


Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa mendefinisikan Badan Usaha Milik
Desa (BUMDes) sebagai suatu badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan desa yang
dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat desa. Persentase BUMDes yang berkembang atau maju diperoleh
dari total jumlah BUMDes dengan kategori berkembang dan maju dibagi seluruh jumlah
BUMDes (di tahun terkait), yang dinyatakan dalam persen.
Tabel 2. 194
Persentase BUMDes yang Berkembang atau Maju di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah BUMDes yang ditetapkan melalui Peraturan Desa (unit) 16 104 N/A N/A 1
2 Jumlah BUMDes yang difasilitasi dalam pembentukan dan 17 121 121 121 122
pengembangannya (unit)
3 BUMDes kategori tidak berkembang/tumbuh 13 109 95 85 90
4 BUMDes kategori berkembang 0 4 27 35 30
5 BUMDes kategori maju 0 0 0 2 2
6 Persentase BUMDes yang berkembang dan maju 0 3,31 22,31 30,58 26,23
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Rejang Lebong, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Dalam kurun waktu 2016 hingga 2020, telah dibentuk sejumlah BUMDes melalui
Peraturan Desa atau Perdes. Hingga tahun 2020, terdapat 121 BUMDes yang telah ditetapkan
melalui Perdes di Kabupaten Rejang Lebong, sementara jumlah BUMDes yang difasilitasi dalam
pembentukan dan pengembangannya sebanyak 122 BUMDes, dengan kata lain hingga tahun
2020 sebanyak 99,18 persen BUMDes di kabupaten ini telah ditetapkan melalui Perdes.
Selanjutnya, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Rejang Lebong menyebutkan
bahwa BUMDes harus terdaftar di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi dengan melakukan registrasi. Sampai dengan tahun 2020, jumlah BUMDes di
Kabupaten Rejang Lebong yang telah terregistrasi sejumlah 67 unit (54,92 persen) dan sisanya
belum terregistrasi.
Menurut kondisinya BUMDes di Kabupaten Rejang Lebong digolongkan menjadi tiga
kategori perkembangan, yaitu tidak berkembang/tumbuh, berkembang, dan maju. Hingga
tahun 2020, BUMDes di Kabupaten Rejang Lebong masih didominasi oleh BUMDes dengan
kategori tidak berkembang/tumbuh, yakni 73,77 persen atau sebanyak 90 BUMDes.
Sementara itu, BUMDes dengan kategori berkembang dan maju di kabupaten ini tercatat
sebanyak 26,23 persen atau sebanyak 32 BUMDes. Saat ini, beberapa BUMDes di Kabupaten

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-239
TAHUN 2021-2026
Rejang Lebong mampu menghasilkan Pendapatan Asli Desa (PADs) sendiri, diantaranya
adalah BUMDes yang mengelola tempat-tempat wisata di desanya, seperti Bukit Kaba dan
embung.

11. Persentase Peningkatan Kapasitas Aparat Desa


Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Rejang Lebong menyebutkan bahwa
aparatur desa terdiri dari delapan orang di antaranya: satu orang kepala desa, satu orang
sekretaris desa, tiga orang kaur atau kepala urusan (urusan keuangan, urusan tata usaha dan
umum, urusan perencanaan), dan tiga orang kasi atau kepala seksi (seksi pemerintahan, seksi
kesejahteraan, dan seksi pelayanan). Dijelaskan pula bahwa dalam peningkatan kapasitas
aparatur desa ini dibuat target tertentu. Jumlah aparatur desa yang ditargetkan untuk
ditingkatkan kualitasnya didasarkan pada beberapa hal, di antaranya: jenis pelatihan, jumlah
desa, dan jumlah aparat desa.
Tabel 2. 195
Persentase Aparat Desa yang Ditingkatkan Kapasitasnya di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah aparat desa yang ditingkatkan kapasitasnya Orang 0 244 488 732 976
2 Jumlah seluruh aparat desa Orang 976 976 976 976 976
3 Persentase aparat desa yang ditingkatkan Persen 0 25 50 75 100
kapasitasnya
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Dalam kurun waktu tahun 2017 hingga 2020, capaian aparat desa yang ditingkatkan di
Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2017, jumlah aparat desa
yang ditingkatkan kapasitasnya di kabupaten ini berjumlah 244 orang atau sebanyak 25
persen dari seluruh total aparat desa. Capaian tersebut meningkat setiap tahunnya hingga
pada tahun 2020 capaiannya telah mencapai 100 persen, dimana seluruh aparat desa di
Kabupaten Rejang Lebong telah mendapatkan fasilitas peningkatan kapasitas. Peningkatan
kapasitas aparatur yang berupa pelatihan ini dilaksanakan sebanyak dua kali dalam satu tahun,
dimana setidaknya terdapat delapan jenis pelatihan yang ditujukan untuk delapan posisi
aparatur desa.

12. Perubahan Status Desa, terutama Status Desa Tertinggal dan Desa Sangat
Tertinggal
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (2020)
menyebutkan bahwa Indeks Desa Membangun (IDM) merupakan Indeks Komposit yang
dibentuk berdasarkan tiga indeks, yaitu: indeks ketahanan sosial, indeks ketahanan ekonomi,
dan indeks ketahanan ekologi/lingkungan. IDM merepresentasikan perkembangan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-240
TAHUN 2021-2026
kemandirian desa juga mengarahkan ketepatan intervensi dalam kebijakan dengan korelasi
intervensi pembangunan yang tepat dari pemerintah, sesuai dengan partisipasi masyarakat.
Dalam hal ini partisipasi masyarakat memiliki korelasi dengan karakteristik wilayah desa.
Tabel 2. 196
Tingkat Perkembangan Desa Berdasarkan Klasifikasi IDM
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian (Klasifikasi) 2016 2017 2018 2019 2020
1 Sangat Tertinggal (desa) N/A 5 5 2 1
2 Tertinggal (desa) N/A 65 65 64 51
3 Berkembang (desa) N/A 44 44 47 56
4 Maju (desa) N/A 7 7 9 13
5 Mandiri (desa) N/A 1 1 0 1
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Rejang Lebong, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Rejang Lebong telah menyebutkan


bahwa indikator ini tidak dapat disajikan dengan memilahnya berdasarkan indeks ketahanan
sosial, indeks ketahanan ekonomi, dan indeks ketahanan ekologi/lingkungan. Hal tersebut
dikarenakan nilai indeks pada hitungan telah didasarkan pada nilai agregat masing-masing
desa. Hingga tahun 2020, baru satu desa di Kabupaten Rejang Lebong yang masuk dalam
klasifikasi desa mandiri.
Tabel 2. 197
Perubahan Status Desa, terutama Status Desa Tertinggal dan Desa Sangat Tertinggal
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indeks Desa Membangun 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah desa tertinggal dan sangat tertinggal (desa) N/A 70 70 66 52
2 Jumlah desa (desa) N/A 122 122 122 122
3 Persentase perubahan status desa, terutama status desa N/A 57,38 57,38 54,10 42,62
tertinggal dan desa sangat tertinggal (persen)
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Rejang Lebong, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa perubahan status desa
tertinggal dan sangat tertinggal menuju desa berkembang memiliki tren menurun signifikan
dari 57,38 persen di tahun 2017 menjadi 42,62 persen di tahun 2020. Perubahan ini
menunjukkan adanya perkembangan ke arah yang lebih baik, yakni berkurangnya jumlah desa
sangat tertinggal yang meningkat statusnya ke desa tertinggal, dan meningkatnya status desa
tertinggal menjadi desa berkembang.

H. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga mengamanatkan agar pembangunan Indonesia direncanakan dan
dilaksanakan dengan prinsip kependudukan sebagai titik sentral kegiatan pembangunan dan
diupayakan mencapai kondisi penduduk tumbuh seimbang. Undang-Undang tersebut
mengamanatkan pula pemerintah daerah untuk melakukan pengendalian penduduk dan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-241
TAHUN 2021-2026
penyelenggaraan keluarga berencana. Urusan pengendalian penduduk dan keluarga
berencana berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 terdiri atas 31
indikator. Meskipun demikian terdapat indikator yang dihapus karena belum adanya
pendataan terkait indikator tersebut sehingga pada urusan ini hanya terdiri dari 14 indikator.
Sementara indikator laju pertumbuhan penduduk telah tersedia di bagian demografi.

1. Total Fertility Rate (TFR)


Total Fertility Rate (TFR) adalah rata-rata jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita
selama masa usia suburnya (antara 15-49 tahun). Indikator ini penting dan strategis untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu daerah dalam mengendalikan jumlah
penduduknya melalui program keluarga berencana. Dalam lima tahun terakhir, capaian TFR di
Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan
menurun, yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -0,77 persen per tahun. Di
tahun 2016, capaian indikator TFR di kabupaten ini tercatat 2,31 di tahun 2016, dan
berfluktuasi hingga tahun 2020 hingga capaiannya menjadi 2,24.

2.31
2.30 2.30

2.25
2.24
TFR

2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 2. 84
Grafik Total Fertility Rate Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

Angka TFR di Kabupaten Rejang Lebong tahun 2016 sampai dengan 2020
menunjukkan fluktuasi, dengan capaian pada kisaran angka 2,2 hingga 2,3, dimana capaian
tersebut diartikan bahwa setiap wanita rata-rata selama usia subur di Kabupaten Rejang
Lebong melahirkan dalam rentang dua sampai dengan tiga orang anak. Secara nasional, angka
kelahiran total (TFR) berdasarkan hasil Survei Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 adalah
sebesar 2,6. Salah satu prioritas nasional yang tercantum dalam RPJPN 2010-2025 adalah
mewujudkan penduduk tumbuh seimbang, yang salah satunya ditandai dengan menurunnya
TFR di tahun 2025 menjadi sebesar 2,1. Oleh karena itu, perlu adanya upaya lebih agar TFR di
Kabupaten Rejang Lebong mencapai sebesar 2,1 sehingga dapat mewujudkan penduduk yang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-242
TAHUN 2021-2026
tumbuh seimbang karena dua orang anak yang dilahirkan hanya akan menggantikan kedua
orang tuanya.

2. Persentase Perangkat Daerah yang Berperan Aktif Dalam Pembangunan Daerah


Melalui Kampung KB
Upaya pengendalian penduduk dapat tercapai dengan optimal jika terdapat sinergi
lintas sektoral. Kampung KB adalah satuan wilayah setingkat RW, dusun atau setara, yang
memiliki kriteria tertentu, di mana terdapat keterpaduan program kependudukan, keluarga
berencana, pembangunan sektor terkait yang dilaksanakan secara sistemik dan sistematis.
Kampung KB telah dikembangkan oleh pemerintah Presiden RI sejak beberapa tahun lalu
sebagai strategi percepatan pembangunan sumber daya manusia (SDM) mulai dari wilayah
pinggir/desa, yang mana keberhasilnya ditentukan oleh pemerintah daerah. Dalam lima tahun
terakhir, perangkat daerah yang berperan aktif di kampung KB berjumlah empat OPD dari total
29 OPD di lingkup pemerintah Kabupaten Rejang Lebong.
Tabel 2. 198
Perangkat Daerah Berperan Aktif dalam Pembangunan Daerah Melalui Kampung KB
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah perangkat daerah yang berperan aktif di kampung KB 4 4 4 4 4
(OPD)
2 Jumlah semua perangkat daerah (OPD) 29 29 29 29 29
3 Perangkat Daerah (Dinas/Badan) yang Berperan Aktif dalam 13,79 13,79 13,79 13,79 13,79
Pembangunan Daerah Melalui Kampung KB (Persen)
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

3. Jumlah Sektor yang Menyepakati dan Memanfaatkan Data Profil (Parameter dan
Proyeksi Penduduk) Untuk Perencanaan dan Pelaksanaan Program
Pembangunan
Indikator jumlah sektor yang menyepakati dan memanfaatkan parameter
kependudukan untuk penyusunan rencana dan pelaksanaan program pembangunan
merupakan salah satu indikator kinerja RPJMN periode 2015-2019 yang diturunkan dalam
Rencana Strategis BKKBN Tahun 2015-2019 dan LKIP Direktorat Perencanaan Pengendalian
Penduduk, yang ditargetkan sebesar 16 sektor di tahun 2019. Hingga tahun 2020, jumlah
sektor yang menyepakati dan memanfaatkan data profil (parameter dan proyeksi penduduk)
untuk perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan di Kabupaten Rejang Lebong
tercatat sebanyak lima sektor, dengan kata lain hingga saat ini capaian indikator di kabupaten
ini belum mampu mencapai target yang ditetapkan secara nasional.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-243
TAHUN 2021-2026
4. Jumlah Kerjasama Penyelenggaraan Pendidikan Formal, Non Formal, dan
Informal yang Melakukan Pendidikan Kependudukan
Kebijakan BKKBN terkait pendidikan kependudukan adalah membangun kerjasama
kemitraan ke dalam jalur pendidikan terstruktur (formal), di luar jalur pendidikan formal
seperti ke Diklat Pemerintah/ Swasta/Organisasi Profesi (non formal), dan jalur pendidikan
melalui keluarga, kelompok masyarakat, dan media massa (informal). Hingga tahun 2020,
kerjasama penyelenggaraan pendidikan formal, nonformal, dan informal yang melakukan
pendidikan kependudukan di Kabupaten Rejang Lebong berjumlah tiga kerjasama.

5. Rata-rata Jumlah Anak per Keluarga


Rata-rata jumlah anak per keluarga merupakan perbandingan jumlah anak dengan
jumlah keluarga. Capaian indikator ini menggambarkan keberhasilan keberhasilan keluarga
berencana di suatu wilayah. Dalam lima tahun terakhir, capaian indikator rata-rata jumlah
anak per keluarga di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan kecenderungan tetap, yakni
sebesar 2,3. Hal ini dapat diasumsikan bahwa rata-rata jumlah anak di setiap keluarga di
Kabupaten Rejang Lebong berjumlah dua orang. Capaian tersebut tentunya cukup baik dalam
menekan laju pertumbuhan penduduk. Meskipun demikian, usaha untuk mempertahankan
capaian tersebut tetap perlu dilakukan agar rata-rata jumlah anak per keluarga tetap berada
pada kisaran angka dua.

140,000 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.5

120,000
2.0
100,000

1.5
80,000

60,000
1.0

40,000
0.5
101,753

104,549

107,337

113,412

117,595
44,240

45,456

46,668

49,308

51,127

20,000

0 0.0
2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah anak (jiwa) Jumlah keluarga (KK) Rata-rata jumlah anak per keluarga (jiwa)

Gambar 2. 85
Grafik Rata-rata Jumlah Anak per Keluarga di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-244
TAHUN 2021-2026
6. Rasio Akseptor KB
Rasio akseptor KB adalah jumlah akseptor KB dalam periode satu tahun per pasangan
usia subur pada tahun yang sama. Akseptor KB adalah pasangan usia subur di mana salah
seorang menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan kehamilan,
baik melalui program maupun non program. Besarnya angka partisipasi KB (akseptor)
menunjukkan adanya pengendalian jumlah penduduk.

1.02
0.89 0.90 0.87
0.83
Rasio

2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 2. 86
Grafik Rasio Akseptor KB di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

Secara umum, dalam lima tahun terakhir, capaian rasio akseptor KB di Kabupaten
Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun, yang
ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -1,73 persen per tahun. Pada tahun 2016,
capaian indikator ini tercatat sebesar 0,89 yang meningkat dengan laju pertumbuhan sebesar
14,61 persen di tahun berikutnya menjadi 1,02. Capaian tersebut kemudian menunjukkan
penurunan hingga tahun 2020 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -6,64 per tahun hingga
capaiannya tercatat sebesar 0,83 di tahun tersebut. Penurunan ini mengindikasikan perlu
adanya upaya dari Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong agar angka partisipasi rasio akseptor
KB di kabupaten ini meningkat, sehingga pengendalian jumlah penduduk dapat berjalan
optimal. Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan indikator ini diantaranya adalah usia
pengguna, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan pengetahuan yang dimiliki.

7. Angka Pemakaian Kontrasepsi/CPR Bagi Perempuan Menikah Usia 15-49 Tahun


Angka pemakaian kontrasepsi (CPR) adalah perbandingan antara PUS yang menjadi
peserta KB aktif (peserta KB yang saat ini menggunakan salah satu alat kontrasepsi) dengan
jumlah PUS, dinyatakan dalam persentase. PUS menjadi peserta KB aktif adalah pasangan
suami istri yang sah yang istrinya atau suaminya masih menggunakan alat, obat atau cara
kontrasepsi untuk mencegah kehamilan dalam kurun waktu tertentu, serta termasuk di
dalamnya adalah peserta KB baru pada tahun berjalan. Indikator CPR bertujuan untuk

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-245
TAHUN 2021-2026
mengetahui persentase jumlah perempuan menikah usia 14-49 tahun yang menggunakan
kontrasepsi dengan total perempuan menikah usia 14-49 tahun.
Tabel 2. 199
Angka Pemakaian Kontrasepsi/CPR Bagi Perempuan Menikah Usia 15-49 Tahun
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 – 2020
No Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah perempuan menikah usia 14-49 tahun Jiwa 27.353 35.616 41.358 37.883 N/A
yang menggunakan kontrasepsi/CPR
2 Jumlah total perempuan menikah usia 14-49 Jiwa 44.240 45.456 46.668 49.308 N/A
3 Angka Pemakaian Kontrasepsi/CPR Bagi Persen 61,83 78,35 88,62 76,83 N/A
Perempuan Menikah Usia 15-49 Tahun
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Diolah
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Secara umum, angka pemakaian kontrasepsi (CPR) di Kabupaten Rejang Lebong dalam
kurun waktu tahun 2016 hingga 2019 menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan
kecenderungan meningkat, yang ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 7,51 persen
per tahun. Pada tahun 2016, capaian indikator ini tercatat sebesar 61,83 persen dan
menunjukkan peningkatan hingga tahun 2018 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 19,72
persen per tahun sehingga capaiannya menjadi 88,62 persen. Capaian tersebut kemudian
menunjukkan penurunan pada tahun berikutnya yang ditunjukkan dengan laju pertumbuhan
sebesar -13,30 persen, sehingga capaian indikator CPR di Kabupaten Rejang Lebong tercatat
sebesar 77,83 persen di tahun 2019. Relatif tingginya capaian CPR di Kabupaten Rejang Lebong
ini diharapkan mampu mengendalikan pertambahan penduduk di kabupaten ini. Meskipun
demikian, diperlukan upaya yang lebih lagi oleh para pemangku kepentingan untuk
mendorong peningkatan kesertaan pasangan suami dan istri dalam menggunakan kontrasepsi.

8. Angka Kelahiran Remaja (Perempuan Usia 15-19 Tahun) per 1.000 Perempuan
Usia 15-19 Tahun
Angka kelahiran remaja perempuan usia 15-19 tahun per 1.000 perempuan usia 15-19
tahun merupakan perbandingan jumlah kelahiran dari perempuan kelompok umur 15-19
tahun dengan jumlah penduduk perempuan kelompok umur 15-19 pada pertengahan tahun
yang sama. Indikator ini dikenal pula dengan sebutan Age Specific Fertility Rate (ASFR). ASFR
15-19 tahun merupakan salah satu indikator keberhasilan kinerja program Kependudukan,
Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) yang dicetuskan oleh Badan
Kependudukan dan Keluarga Nasional (BKKBN) di seluruh tingkatan wilayah.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-246
TAHUN 2021-2026
14000 0.33 0.33 0.35
0.32
0.29
12000 0.26 0.30

10000 0.25

8000 0.20

6000 0.15

4000 0.10

11,508

11,622

11,676

11,719

11,759
2000 0.05

382
380

371
336
301
0 0.00
2016 2017 2018 2019 2020
Jumlah kelahiran dari perempuan pada kelompok umur 15-19 tahun (jiwa)

Jumlah penduduk perempuan kelompok umur 15-19 pada pertengahan tahun


yang sama (jiwa)
Angka Kelahiran Remaja (Perempuan Usia 15-19 Tahun) per 1.000 Perempuan
Usia 15-19 Tahun

Gambar 2. 87
Grafik Angka Kelahiran Remaja (Perempuan Usia 15-19 Tahun) per 1.000 Perempuan
Usia 15-19 Tahun di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

Dalam lima tahun terakhir, capaian indikator ASFR di Kabupaten Rejang Lebong
menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun, yang ditunjukkan
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -0,77 persen per tahun. Dalam rentang waktu tersebut,
capaian indikator ASFR di kabupaten ini berada pada kisaran 0,2 hingga 0,3 per 1000
perempuan. Secara umum, tingginya angka ASFR dapat mengindikasikan pernikahan dini, dan
perilaku seks bebas atau seks pra nikah di kalangan remaja masih tinggi. Sementara itu,
capaian indikator ASFR di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan capaian yang kecil,
sehingga mengindikasikan bahwa Kabupaten Rejang Lebong telah mampu menunjukkan
keberhasilan dalam menekan angka pernikahan usia dini.

9. Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) yang Istrinya di Bawah 20 Tahun


Cakupan PUS yang istrinya di bawah 20 tahun merupakan perbandingan jumlah PUS
dengan istri kurang 20 tahun dengan jumlah PUS keseluruhan. Pasangan Usia Subur (PUS)
yang istrinya di bawah usia 20 tahun adalah suatu keadaan pasangan suami istri yang istrinya
masih di bawah usia 20 tahun yang dapat menyebabkan resiko tinggi bagi seorang ibu yang
melahirkan dan anak yang dilahirkan.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-247
TAHUN 2021-2026
60,000 1.766 1.770

50,000 1.760
1.744 1.750
40,000 1.741
1.738
1.740
30,000
1.723 1.730
20,000
1.720

46,668
44,240

45,456

49,308

51,127
10,000 770 1.710

790

804

860

903
- 1.700
2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah PUS dengan Istri di Bawah 20 Tahun (pasang)


Jumlah PUS (pasang)
Cakupan PUS yang Istrinya di Bawah 20 Tahun

Gambar 2. 88
Grafik Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) yang Istrinya di Bawah 20 Tahun
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, jumlah PUS yang istrinya berusia di
bawah 20 tahun di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang semakin meningkat
setiap tahunnya, yang ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,06 persen per tahun.
Sementara itu, dalam kurun waktu yang sama, capaian cakupan PUS yang istrinya berusia di
bawah 20 tahun menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat,
yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,37 persen per tahun. Pada tahun
2016, capaian indikator ini tercatat sebesar 1,741 persen, yang kemudian menurun hingga
tahun 2018 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -0,51 persen per tahun, hingga capaiannya
tercatat sebesar 1,723 persen. Capaian indikator ini kemudian menunjukkan peningkatan
hingga 2020, dimana capaiannya menjadi 1,766 persen. Meskipun capaian persentase PUS
yang istrinya di bawah 20 tahun menunjukkan besaran kurang dari dua persen, namun perlu
diwaspadai karena terjadi tren peningkatan sejak tahun 2018.

10. Persentase Penggunaan Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)


MKJP merupakan jenis alat kontrasepsi yang bertujuan untuk menunda, menjarangkan
kehamilan, serta menghentikan kesuburan yang digunakan dalam jangka panjang, atau yang
sekali pemakaiannya dapat bertahan selama tiga tahun sampai seumur hidup. Terdapat
berbagai jenis MKJP seperti alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), implan, medis operatif
wanita (MOP) dan medis operasi pria (MOP).

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-248
TAHUN 2021-2026
0.30
0.25
0.25 0.23 0.23
0.19 0.20
0.20

Persen
0.15

0.10

0.05

0.00
2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 2. 89
Grafik Persentase Penggunaan Kontrasepsi Jangka Panjang di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

Akseptor KB yang menggunakan MKJP di Kabupaten Rejang Lebong relatif masih


rendah. Dalam kurun lima tahun terakhir, capaian persentase penggunaan kontrasepsi jangka
panjang di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan
kecenderungan meningkat, yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,89
persen per tahun. Pada tahun 2016, capaian indikator ini tercatat sebesar 0,19 persen yang
kemudian menunjukkan peningkatan setiap tahunnya hingga tahun 2019 dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 9,58 persen per tahun, hingga pada tahun tersebut capaian indikator
persentase penggunaan kontrasepsi jangka panjang di kabupaten ini tercatat sebesar 0,25
persen. Capaian tersebut kemudian menurun pada tahun berikutnya dengan laju sebesar -8,00
persen hingga capaian indikator ini tercatat sebesar 0,23 persen di tahun 2020. MKJP sebagai
metode kontrasepsi dengan tingkat keefektifan tinggi, memiliki tingkat kegagalan rendah dan
efek samping yang lebih sedikit dibandingkan metode kontrasepsi yang lain. Pemerintah
Kabupaten Rejang Lebong perlu meningkatkan kembali sosialisasi dan edukasi terkait MKJP
karena keefektifan pemakaiannya.

11. Persentase Tingkat Keberlangsungan Pemakaian Kontrasepsi


Persentase ketidaklangsungan pemakaian (tingkat putus pakai) kontrasepsi
(contraceptive discontinuation rate) adalah proporsi pengguna alat/cara KB yang tidak
meneruskan suatu episode penggunaan alat/cara KB tertentu setelah suatu periode terpapar
(exposure) karena berbagai alasan, seperti kegagalan atau mengalami efek samping.
Persentase tingkat keberlangsungan pemakaian kontrasepsi merupakan perbandingan jumlah
PUS yang tidak lagi menggunakan kontrasepsi dengan jumlah akseptor KB.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-249
TAHUN 2021-2026
45,000 45.00
38.94
40,000 40.00
35,000 30.16 35.00
29.80
27.94
30,000 30.00
23.75
25,000 25.00
20,000 20.00
15,000 15.00
10,000 10.00
32,059

35,536

36,243

37,883

39,388
12,484

11,425

11,739
9,930

8,608
5,000 5.00
0 0.00
2016 2017 2018 2019 2020
Jumlah PUS yang tidak lagi menggunakan kontrasepsi (pasangan)
Jumlah akseptor KB
Persentase Tingkat Keberlangsungan Pemakaian Kontrasepsi
Gambar 2. 90
Grafik Persentase Tingkat Keberlangsungan Pemakaian Kontrasepsi
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, jumlah PUS yang tidak lagi menggunakan
pemakaian kontrasepsi di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif
dengan kecenderungan menurun, yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -
1,53 persen per tahun, dimana pada tahun 2016 tercatat 12.484 pasangan yang tidak lagi lagi
menggunakan kontrasepsi, yang kemudian berfluktuasi hingga tahun 2020 berjumlah
sebanyak 11.739 pasangan. Sementara itu, dilihat dari jumlah akseptor KB di Kabupaten
Rejang Lebong dalam kurun waktu yang sama menunjukkan besaran yang meningkat setiap
tahunnya, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,28 persen per tahun. Pada tahun 2016,
jumlah akseptor KB di kabupaten ini berjumlah 32.059 orang, yang kemudian meningkat
menjadi 39.388 orang di tahun 2020.
Kedua indikator tersebut membentuk capaian persentase tingkat keberlangsungan
pemakaian kontrasepsi di Kabupaten Rejang Lebong yang berfluktuasi dengan kecenderungan
menurun dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2016, capaian indikator persentase tingkat
keberlanjutan pemakaian kontrasepsi di Kabupaten Rejang Lebong tercatat sebesar 38,94
persen, yang kemudian berfluktuasi hingga tahun 2020 dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar -6,47 per tahun, sehingga pada tahun tersebut capaian indikator ini tercatat sebesar
29,80 persen. Besaran capaian tersebut mengindikasikan bahwa kesadaran masyarakat dalam
melaksanakan program KB dengan menggunakan alat kontrasepsi di kabupaten ini masih
relatif rendah. Secara umum. beberapa alasan seseorang menghentikan penggunaan alat
kontrasepsi diantaranya adalah kegagalan kontrasepsi itu sendiri sehingga terjadi kehamilan,
dan/atau adanya keinginan untuk segera memiliki anak sehingga tidak lagi memakai alat
kontrasepsi.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-250
TAHUN 2021-2026
12. Cakupan Anggota Bina Keluarga Balita (BKB) Ber-KB
Bina Keluarga Balita (BKB) adalah kelompok kegiatan untuk meningkatkan
pengetahuan, kesadaran, keterampilan dan sikap ibu serta anggota keluarga lainnya dalam
membina tumbuh kembang anak usia di bawah lima tahun (Balita), melalui optimalisasi
rangsangan emosional, moral dan sosial. Indikator cakupan anggota Bina Keluarga Balita
(BKB) Ber-KB merupakan perbandingan jumlah anggota kelompok BKB yang ber-KB dengan
jumlah anggota kelompok BKB.
Tabel 2. 200
Cakupan Anggota Bina Keluarga Balita Ber-KB di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah anggota kelompok BKB yang ber-KB (orang) N/A 1.524 1.151 1.061 951
2 Jumlah anggota kelompok BKB (orang) N/A 2.106 1.937 1.721 1.589
3 Cakupan Anggota Bina Keluarga Balita (BKB) Ber-KB (persen) N/A 72,36 59,42 61,65 59,85
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Dalam kurun waktu tahun 2017 hingga 2020, jumlah anggota kelompok BKB yang ber-
KB dan jumlah seluruh anggota kelompok BKB menunjukkan kecenderungan yang semakin
menurun setiap tahunnya. Jumlah anggota kelompok BKB yang ber-KB menurun dengan rata-
rata pertumbuhan sebesar -14,55 persen per tahun, atau sebanyak 1.524 orang di tahun 2017
menjadi 951 orang di tahun 2020. Sementara itu, jumlah seluruh anggota kelompok BKB di
Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan rata-rata pertumbuhan sebesar -5,85 persen per
tahun, atau sebanyak 2.106 orang di tahun 2017 menjadi 1.589 orang di tahun 2020.
Kedua indikator tersebut membentuk capaian cakupan anggota BKB ber-KB di
Kabupaten Rejang Lebong yang dalam kurun waktu yang sama menunjukkan besaran yang
fluktuatif dengan kecenderungan menurun, yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar -6,13 persen per tahun. Pada tahun 2017, capaian indikator ini tercatat sebesar 72,36
persen dan berfluktuasi hingga tahun 2020 menjadi 59,85 persen. Menurunnya kesadaran BKB
perlu disikapi pemerintah Kabupaten Rejang Lebong karena program ini memberikan
pemahaman bagi orang tua agar baik mengenai pola asuh balita, tujuannya adalah agar anak
bisa tumbuh optimal di usia emas.

13. Cakupan Anggota Bina Keluarga Remaja (BKR) Ber-KB


BKR merupakan wadah kegiatan yang beranggotakan keluarga yang mempunyai
remaja usia 10-24 tahun dan belum menikah. BKR ini berfungsi sebagai wahana untuk
meningkatkan kepedulian keluarga dan pengasuhan kepada anak-anak remaja mereka dengan
cara meningkatkan pengetahuan orang tua dalam melakukan pembinaan terhadap remaja.
Indikator cakupan anggota Bina Keluarga Remaja (BKR) ber-KB merupakan perbandingan
jumlah anggota kelompok BKR yang ber-KB dengan jumlah anggota kelompok BKR.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-251
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 201
Cakupan Anggota Bina Keluarga Remaja Ber-KB di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah anggota kelompok BKR yang ber-KB (orang) N/A 938 764 768 742
2 Jumlah anggota kelompok BKR (orang) N/A 1.451 1.593 1.593 1.304
3 Cakupan Anggota BKR Ber-KB (persen) N/A 64,65 47,96 48,21 56,90
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Dalam kurun waktu tahun 2017 hingga 2020, jumlah anggota kelompok BKR yang ber-
KB dan jumlah anggota kelompok BKR di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran
yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun. Jumlah anggota kelompok BKR yang ber-KB
di Kabupaten Rejang Lebong memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar -7,52 persen per tahun,
dimana pada tahun 2017 tercatat sebanyak 938 orang dan menurun menjadi 742 orang di
tahun 2020. Sementara itu, jumlah seluruh anggota kelompok BKR di kabupaten ini tercatat
sebanyak 1.451 orang di tahun 2017 dan berfluktuasi hingga tahun 2020 dengan
kecenderungan menurun yang ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -3,50 persen
per tahun, hingga jumlahnya menjadi 1.304 orang di tahun tersebut.
Kedua indikator tersebut membentuk capaian cakupan BKR ber-KB di Kabupaten
Rejang Lebong dengan besaran 64,65 persen di tahun 2017, yang kemudian berfluktuasi
dengan kecenderungan menurun yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -
4,17 persen per tahun, sehingga pada tahun 2020 capaian indikator ini tercatat sebesar 56,90
persen. Semakin rendahnya kesadaran BKR perlu disikapi pemerintah Kabupaten Rejang
Lebong karena BKR sebagai wadah kegiatan keluarga yang mempunyai remaja usia 10–24
tahun dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dan anggota
keluarga lainnya dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang remaja, dalam rangka
meningkatkan kesertaan, pembinaan, dan kemandirian ber-KB, dimana diharapkan dengan
adanya BKR ini keluarga mampu mengarahkan para remaja tersebut untuk menjadi calon
generasi bangsa yang berkualitas.

14. Cakupan Anggota Bina Keluarga Lansia (BKL) Ber-KB


Bina Keluarga Lansia (BKL) adalah Kelompok Kegiatan (Poktan) Keluarga yang
mempunyai Lansia yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan keluarga yang
memiliki lansia, dan lansia itu sendiri untuk meningkatkan kualitas hidup lansia. Cakupan
anggota Bina Keluarga Lansia (BKL) ber-KB merupakan perbandingan jumlah anggota
kelompok BKL yang ber-KB dengan jumlah anggota kelompok BKL.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-252
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 202
Cakupan Anggota Bina Keluarga Lansia Ber-KB di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah anggota kelompok BKL yang ber-KB (orang) 58 407 380 378 431
2 Jumlah anggota kelompok BKL (orang) 796 802 1.063 1.054 969
3 Cakupan Anggota BKL Ber-KB (persen) 7,29 50,75 35,75 35,86 44,48
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, jumlah anggota kelompok BKL yang ber-
KB di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan jumlah yang fluktuatif dengan kecenderungan
meningkat, yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 65,11 persen per tahun.
Pada tahun 2016, jumlah anggota kelompok BKL yang ber-KB di Kabupaten Rejang Lebong
berjumlah 58 orang, yang kemudian meningkat dengan sangat signifikan di tahun 2017 dengan
laju pertumbuhan sebesar 601,72 persen, sehingga jumlah indikator tersebut menjadi 407
orang. Dalam empat tahun terakhir, jumlah anggota kelompok BKL yang ber-KB di kabupaten
ini tumbuh melambat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,92 persen per tahun, hingga
pada tahun 2020 berjumlah 431 orang.
Selanjutnya, secara umum dalam lima tahun terakhir, jumlah seluruh anggota
kelompok BKL di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan jumlah yang fluktuatif dengan
kecenderungan meningkat, yang ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,04 persen
per tahun. Pada tahun 2016, jumlah anggota kelompok BKL di kabupaten ini berjumlah 795
orang, yang kemudian menunjukkan peningkatan setiap tahunnya hingga tahun 2018 dengan
rata-rata pertumbuhan sebesar 15,56 persen per tahun hingga jumlahnya meningkat menjadi
1.063 orang. Capaian tersebut kemudian menunjukkan penurunan hingga tahun 2020 dengan
rata-rata pertumbuhan sebesar -4,52 persen per tahun, hingga pada tahun tersebut berjumlah
969 orang.
Dari kedua indikator tersebut menghasilkan capaian indikator cakupan anggota BKL
ber-KB di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan
kecenderungan meningkat, yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 57,17
persen per tahun. Pada tahun 2016, capaian cakupan anggota BKL ber-KB di kabupaten ini
tercatat sebesar 7,29 persen, yang kemudian meningkat dengan sangat signifikan dengan laju
pertumbuhan sebesar 596,16 persen, hingga capaiannya menjadi 50,75 persen di tahun 2017.
Dalam kurun waktu tahun empat tahun terakhir, capaian indikator ini menunjukkan
kecenderungan menurun yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -4,30
persen per tahun, hingga pada tahun 2020 capaiannya tercatat sebesar 44,48 persen.
Keberadaaan BKL sebagai upaya meningkatkan pengetahuan serta keterampilan bagi keluarga
yang mempunyai orang tua atau lanjut usia masih perlu ditingkatkan di Kabupaten Rejang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-253
TAHUN 2021-2026
Lebong. Pengetahuan ini meliputi pola perawatan, pengasuhan, dan pemberdayaan kaum
lansia agar kesejahteraannya bisa meningkat.

15. Cakupan PUS Peserta KB Anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga


Sejahtera (UPPKS) yang Ber-KB Mandiri
Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) adalah kelompok usaha
ekonomi produktif yang beranggotakan sekumpulan anggota keluarga yang saling berinteraksi
dan terdiri dari berbagai tahapan Keluarga Sejahtera, baik Pasangan Usia Subur yang sudah
ber-KB maupun yang belum ber-KB dalam rangka meningkatkan tahapan kesejahteraan.
Anggota UPPKS terdiri dari Pasangan Usia Subur (PUS), peserta Keluarga Berencana (KB),
remaja, dan lanjut usia. Indikator cakupan PUS peserta KB anggota UPPKS yang ber-KB
Mandiri merupakan perbandingan jumlah anggota kelompok UPPKS yang ber-KB Mandiri
dengan jumlah anggota kelompok UPPKS. Kelompok UPPKS pada hakekatnya merupakan
wadah pembinaan KPS dan KS I untuk memenuhi kebutuhan akses informasi dan pembinaan
usaha ekonomi produktif bagi anggota kelompok dan pembinaan kelangsungan ber-KB dan
bagi yang telah berhasil meningkatkan tahapan KS diarahkan ke pelayanan KB swasta.
Tabel 2. 203
Cakupan PUS Peserta KB UPPKS di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah anggota kelompok UPPKS yang ber-KB mandiri (jiwa) N/A 290 404 492 466
2 Jumlah anggota kelompok UPPKS (jiwa) N/A 908 1.132 1.182 1.121
3 Cakupan PUS Peserta KB UPPKS (persen) N/A 31,94 35,69 41,62 41,57
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Dalam kurun waktu empat tahun, jumlah anggota kelompok UPPKS yang ber-KB
mandiri dan jumlah anggota kelompok UPPKS di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan
besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat. Hal tersebut menyebabkan capaian
indikator cakupan PUS peserta KB UPPKS di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran
yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat, yang ditandai dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 9,18 persen per tahun. Pada tahun 2017, cakupan PUS peserta KB UPPKS
di kabupaten ini tercatat sebesar 31,94 persen dan berfluktuasi hingga tahun 2020 dimana
capaiannya menjadi 41,57 persen. Capaian indikator ini masih perlu ditingkatkan pada tahun-
tahun berikutnya agar tujuan UPPKS dapat terwujud. Adapun beberapa tujuan UPPKS
diantaranya adalah untuk mengajak keluarga aktif bergerak dalam ekonomi produktif;
mensosialisasikan pengelolaan keuangan keluarga; meningkatkan ketahanan dan kemandirian
keluarga; serta mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-254
TAHUN 2021-2026
16. Rasio Petugas Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) setiap Desa/Kelurahan
Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) adalah seorang atau beberapa
orang kader yang secara sukarela berperan aktif melaksanakan/mengelola Program Keluarga
Berencana Nasional di tingkat desa/kelurahan. PPKBD sebagai mitra PLKB/PKB merupakan
ujung tombak penyuluhan KB yang berhubungan langsung dengan masyarakat dan atau
sebagai penggerak masyarakat di desa/kelurahan binaannya agar mendapatkan akses dan
kualitas pelayanan KB dan KS yang memadai. Rasio PPKBD setiap desa/kelurahan merupakan
perbandingan jumlah petugas pembantu pembina KB Desa dengan jumlah desa/kelurahan.
Tabel 2. 204
Rasio PPKBD setiap Desa/Kelurahan di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah petugas pembantu pembina KB Desa (orang) 890 1.022 1.022 1.022 1.022
2 Jumlah desa/kelurahan 156 156 156 156 156
3 Rasio Petugas Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) 570,51 655,13 655,13 655,13 655,13
Setiap Desa/Kelurahan (persen)
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

Berdasarkan SPM Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera (KBKS), standar untuk
rasio PPKBD ini adalah satu petugas di setiap desa/kelurahan atau dengan besaran rasio
sebesar 100 persen. Berdasarkan target SPM tersebut, dalam kurun waktu lima tahun terakhir
capaian rasio PPKBD di Kabupaten Rejang Lebong telah mencapai target yang ditetapkan. Pada
tahun 2016, capaian indikator rasio PPKBD di setiap desa/kelurahan di Kabupaten Rejang
Lebong tercatat sebesar 570,51 persen yang kemudian meningkat dengan laju sebesar 14,83
persen di tahun berikutnya sehingga capaiannya menjadi 655,13 persen, dan capaian tersebut
tercatat stagnan hingga tahun 2020. Besaran capaian tersebut mengindikasikan bahwa rata-
rata di setiap desa/kelurahan di lingkup wilayah Kabupaten Rejang Lebong memiliki enam
sampai tujuh orang petugas (PPKBD). Capaian tersebut hendaknya dipertahankan atau
ditingkatkan kembali, mengingat pentingnya peran PPKBD di masyarakat, dimana para
petugas inilah yang terjun langsung ke masyarakt dan bertugas sebagai penggerak masyarakat
agar mendapatkan akses ke pelayanan KB.

17. Jumlah Klinik KB


Jumlah klinik KB yang tersedia juga dapat menjadi indikator kinerja Pemerintah
Kabupaten Rejang Lebong di bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana. Dalam
kurun waktu lima tahun terakhir, jumlah klinik KB di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan
kecenderungan menurun. Pada tahun 2016 terdapat 27 unit klinik KB yang tersedia di
kabupaten ini yang kemudian tuurn menjadi 25 unit klinik KB di tahun 2017, jumlah tersebut
menunjukkan kecenderungan tetap hingga tahun 2020.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-255
TAHUN 2021-2026
27

25 25 25 25
Klinik

2016 2017 2018 2019 2020


Tahun
Gambar 2. 91
Grafik Jumlah Klinik KB di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: DP3APPKB Kabupaten Rejang Lebong dalam Rencana Teknokratik RPJMD Rejang Lebong Tahun 2020

I. Perhubungan
Berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017, disebutkan bahwa urusan
perhubungan memiliki 10 indikator. Ke-sepuluh indikator tersebut adalah : 1) Jumlah Arus
Penumpang Angkutan Umum; 2) Rasio Ijin Trayek; 3) Jumlah Uji KIR Angkutan Umum; 4)
Jumlah Pelabuhan Laut/Sungai/Udara/Terminal Bis; 5) Persentase Layanan Angkutan Darat;
6) Persentase Kepemilikan KIR Angkutan Umum; 7) Pemasangan Rambu-rambu; 8) Rasio
Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan; 9) Jumlah Orang/Barang yang Terangkut Angkutan
Umum; dan 10) Jumlah Orang/Barang Melalui Dermaga/Bandara/Terminal per Tahun; dan,
10) Penerangan Jalan Umum (PJU). Dari 10 indikator tersebut indikator Rasio panjang jalan
per jumlah kendaraan dihilangkan karena keterbatasan data. Kemudian adanya penambahan
1 indikator yaitu Penerangan Jalan Umum (PJU).

1. Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum


Jumlah arus penumpang angkutan umum di Kabupaten Rejang Lebong terbagi dalam
dua kategori, yaitu jumlah arus penumpang umum yang masuk/keluar daerah selama satu
tahun dengan bis, dan jumlah arus penumpang angkutan umum yang masuk keluar daerah.
Pada kategori jumlah arus penumpang umum yang masuk/keluar daerah selama satu tahun
dengan bis, data yang dimaksudkan adalah data jumlah penumpang yang menaiki bis dan
hanya melewati Kabupaten Rejang Lebong sebagai jalur menuju daerah lain dan tidak transit
di Kabupaten Rejang Lebong. Sementara untuk kategori kedua, jumlah arus penumpang
angkutan umum yang masuk/keluar daerah adalah jumlah penumpang yang menaiki angkutan
umum melewati Kabupaten Rejang Lebong dan melakukan transit maupun pemberhentian
terakhirnya di Kabupaten Rejang Lebong.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-256
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 205
Jumlah Arus Penumpang Umum di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 – 2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah arus penumpang umum yang Jiwa 10.000 11.000 12.000 12.000 14.000
masuk/keluar daerah selama 1 tahun
dengan bis
2 Jumlah arus penumpang angkutan umum Jiwa 32.500 33.000 33.500 34.000 34.500
yang masuk/keluar daerah
Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Rejang Lebong 2021

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, jumlah arus penumpang umum yang
masuk/keluar daerah selama satu tahun dengan bis menunjukkan kecenderungan meningkat,
yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 8,78 persen per tahun, yakni 10.000
penumpang di tahun 2016 menjadi 14.000 penumpang di tahun 2020. Selanjutnya, jumlah arus
penumpang angkutan umum yang masuk/keluar daerah dalam kurun waktu yang sama juga
menunjukkan kecenderungan meningkat. Hal tersebut ditandai dengan besaran rata-rata
pertumbuhan sebesar 1,50 persen per tahun, dimana pada tahun 2016 tercatat 32.500
penumpang dan meningkat menjadi 34.500 penumpang di tahun 2020. Meningkatnya jumlah
arus penumpang tersebut disebabkan karena akses menuju Kabupaten Rejang Lebong
hanyalah menggunakan angkutan umum darat. Akses menggunakan pesawat dapat dilakukan
dengan berhenti di Kota Lubuk Linggau, Provinsi Sumatra Selatan atau di Kota Bengkulu,
Provinsi Bengkulu. Namun perjalanan melalui pesawat tersebut harus tetap dilanjutkan
dengan angkutan darat.

2. Rasio Ijin Trayek


Rasio Ijin Trayek didapatkan dari jumlah ijin trayek yang dikeluarkan dibandung
dengan jumlah penduduk. Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, Kabupaten Rejang
Lebong tidak mengeluarkan ijin trayek. Hal ini dikarenakan tidak adanya angkutan umum yang
mengurus perizinan trayek di Kabupaten Rejang Lebong pada lima tahun terakhir, sehingga
kondisi saat ini tidak ada trayek yang beroperasi. Tidak adanya angkutan umum bertrayek ini
dikarenakan angkutan umum kalah dengan kendaraan pribadi dan ojek online yang sudah
memasuki Kabupaten Rejang Lebong. Oleh karena tidak adanya ijin trayek ini, maka rasio ijin
trayek tidak dapat diketahui.

3. Jumlah Uji Kir Angkutan Umum


Uji Kir adalah uji yang berupa sekumpulan rangkaian kegiatan pada kendaraan
bermotor sebagai tanda bahwa kendaraan tersebut layak digunakan, khususnya bagi
kendaraan yang membawa angkutan penumpang dan barang. Kir untuk angkutan umum wajib
karena diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan. Kebijakan KIR juga diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 133 Tahun

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-257
TAHUN 2021-2026
2015 tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor. Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga
2020, Dinas Perhubungan Kabupaten Rejang Lebong tidak mempunyai data terkait jumlah
pengujian kir di Kabupaten Rejang Lebong. Pengujian layak jalan kendaraan di kabupaten ini
tidak dapat berjalan dengan baik, hal ini dikarenakan rusaknya alat uji kir mulai tahun 2020,
serta adanya kerusakan pada alat kalibrasi yang mengakibatkan gedung/balai uji tidak
memiliki akreditasi, sehingga pada akhirnya balai uji kir di Kabupaten Rejang Lebong ini
ditutup. Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong sudah seharusnya memiliki alat uji KIR dan alat
kalibrasi dengan kondisi baik dan terkini, agar balai uji kir di kabupaten ini dapat kembali
beroperasi dan dapat kembali melayani proses uji layak kendaraan, mengingat balai uji kir juga
merupakan salah satu sumber pendapatan daerah.

4. Jumlah Pelabuhan Laut/Sungai/Udara/Terminal Bis


Kabupaten Rejang Lebong terletak di dataran tinggi tidak mempunyai akses langsung
dengan pelabuhan laut, selain itu kabupaten ini juga tidak memiliki bandara. Oleh karena itu,
sarana transportasi umum yang dimiliki oleh Kabupaten Rejang Lebong hanyalah terminal.
Kabupaten Rejang Lebong hanya mempunyai dua unit terminal, yaitu terminal tipe A di
Simpang Nangka dan Terminal tipe C di Tabarenah. Terminal A di Kabupaten Rejang Lebong
merupakan terminal yang berada di bawah kewenangan Kementerian Perhubungan,
sementara Terminal C yang merupakan terminal di bawah kewenangan Kabupaten Rejang
Lebong saat ini tidak dapat beroperasi dikarenakan fasilitas pendukungnya dalam kondisi
rusak parah.

5. Persentase Layanan Angkutan Darat


Persentase layanan angkutan darat didapatkan dari perbandingan jumlah angkutan
darat terhadap jumlah penumpang angkutan darat. Berdasarkan data yang didapatkan dari
Dinas Perhubungan Kabupaten Rejang Lebong, jumlah angkutan darat untuk semua jenis
angkutan darat berupa bis dan travel adalah 46.000 kendaraan, sedangkan jumlah penumpang
angkutan darat untuk semua jenis angkutan adalah 35.000. Berdasarkan jumlah angkutan
darat dan jumlah penumpang angkutan darat tersebut maka persentase layanan angkutan
darat pada tahun 2020 adalah sebesar 131,43 persen.

6. Persentase Kepemilikan KIR Angkutan Umum


Kepemilikan kir angkutan umum ditujukkan pada kendaraan umum darat khususnya
untuk kendaraan niaga atau angkutan barang. Persentase kepemilikan kir menunjukkan
jumlah angkutan umum yang memiliki KIR pada tahun tertentu. Capaian indikator persentase
kepemilikan kir angkutan umum didapatkan dari perbandingan antara jumlah angkutan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-258
TAHUN 2021-2026
umum yang tidak memiliki KIR dengan jumlah angkutan umum di tahun berkenaan, yang
dinyatakan dalam persen.

3,000 2,655
2,445
2,500 2,300

2,000

1,500 1,200

1,000

500

0
2016 2017 2018 2019

Gambar 2. 92
Grafik Jumlah Angkutan Umum yang Tidak Memiliki KIR di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016 – 2019
Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Rejang Lebong 2021

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Kabupaten Rejang Lebong tidak
mempunyai alat uji KIR pada tahun 2020, sehingga tidak ada data mengenai indikator
persentase kepemilikan KIR angkutan umum pada tahun tersebut. Sementara itu, dalam kurun
waktu tahun 2016 hingga 2019, jumlah angkutan umum yang tidak memiliki kir di Kabupaten
Rejang Lebong menunjukkan besaran fluktuatif dengan kecenderungan menurun, yang
ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -19,50 persen per tahun. Pada tahun 2016,
tercatat 2.300 unit angkutan umum yang tidak memiliki kir di Kabupaten Rejang Lebong, yang
kemudian meningkat setiap tahunnya hingga tahun 2018 dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar 7,44 persen per tahun, hingga jumlahnya meningkat menjadi 2.655 unit. Pada tahun
2019, jumlah angkutan umum yang tidak memiliki kir di kabupaten ini menurun dengan cukup
signifikan yang ditandai dengan laju pertumbuhan sebesar -54,80 persen, hingga capaiannya
tercatat sebanyak 1.200 unit. Menurunnya jumlah angkutan umum yang tidak memiliki KIR
pada tahun 2019 ini disebabkan oleh turunnya jumlah angkutan umum secara keseluruhan di
Kabupaten Rejang Lebong.

7. Pemasangan Rambu-rambu
Pemasangan rambu-rambu bertujuan untuk memberi petunjuk bagi pengguna jalan
raya. Rambu lalu lintas merupakan salah satu dari perlengkapan jalan yang dapat berupa
lambang, huruf, angka, kalimat atau perpaduan diantaranya yang berfungsi sebagai
peringatan, larangan, perintah atau petunjuk bagi pemakai jalan. Dalam kurun waktu tahun
2016 hingga 2020, Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong melalui Dinas Perhubungan tercatat
melakukan pemasangan rambu-rambu pada tahun 2019 saja, dimana pada tahun tersebut

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-259
TAHUN 2021-2026
jumlah pemasangan rambu sebanyak 73 unit. Secara umum sebenarnya Kabupaten Rejang
Lebong membutuhkan banyak rambu-rambu lalu lintas, namun banyak yang belum terpenuhi.

8. Jumlah Orang/Barang yang Terangkut Angkutan Umum


Pada tahun 2020 jumlah orang yang terangkut angkutan umum di Kabupaten Rejang
Lebong adalah 48.500 orang. Sementara jumlah barang yang terangkut angkutan umum pada
tahun 2020 adalah sebanyak 125.000 ton. Jumlah barang yang terangkut angkutan umum yang
tercatat diperkirakan lebih sedikit dari keadaan sebenarnya, karena banyak proses bongkar-
muat barang yang tidak tercatat seperti pengangkutan sayur.

9. Jumlah Orang/Barang Melalui Dermaga/Bandara/Terminal per Tahun


Jumlah orang/barang melalui dermaga/bandara/terminal per tahun menunjukkan
bahwa terdapat pergerakan arus penumpang/barang yang melewati tempat layanan
angkutan. Jumlah orang yang melalui Kabupaten Rejang Lebong hanya tercatat melalui
terminal saja, hal tersebut dikarenakan kabupaten ini tidak memiliki bandara maupun
pelabuhan/dermaga.

49,000 48,500

48,000
47,000 46,000
46,000 45,500

45,000 44,000
Orang

44,000
43,000 42,500

42,000
41,000
40,000
39,000
2016 2017 2018 2019 2020
Gambar 2. 93
Grafik Jumlah Orang Melalui Terminal Pertahun di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016 – 2020
Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Rejang Lebong 2021

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, jumlah orang melalui terminal per tahun di
Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan peningkatan yang ditandai dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 3,36 persen per tahun. Jumlah penumpang yang tercatat ini merupakan
jumlah orang yang menggunakan travel dan bis untuk berpergian. Pada tahun 2016, jumlah
orang melalui terminal di kabupaten ini tercatat sebanyak 42.500 penumpang, dan meningkat
setiap tahunnya hingga tahun 2020 sehingga jumlah penumpang di tahun tersebut menjadi
sebanyak 48.500 penumpang.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-260
TAHUN 2021-2026
10. Penerangan Jalan Umum (PJU)
Penerangan Jalan Umum (PJU) merupakan infrastruktur pelengkap jalan raya yang
bertujuan untuk memberikan penerangan dan memudahkan penglihatan di jalan saat malam
hari. Hingga tahun 2020, Kabupaten Rejang Lebong tidak mempunyai data pasti mengenai
jumlah PJU yang dimiliki, namun diperkirakan jumlah PJU sekitar 5.000 unit. Jumlah seluruh
unit tersebut telah mencakup seluruh ruas jalan di Kabupaten Rejang Lebong, namun banyak
PJU yang tidak terpelihara sehingga saat ini banyak PJU yang tidak berfungsi. Hambatan dalam
pengadan dan pemeliharaan PJU di Kabupaten Rejang Lebong adalah keterbatasan SDM dalam
bidang kelistrikan dan jaminan keselamatan untuk para petugas lapangan dalam pemeliharaan
PJU di seluruh wilayah Kabupaten Rejang Lebong.

J. Komunikasi dan Informatika


Berdasarkan Permendagri Nomor 86 Tahun 2017, urusan komunikasi dan informatika
memiliki lima indikator. Indikator tersebut adalah 1) Cakupan Pengembangan dan
Pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat di Tingkat Kecamatan; 2) Cakupan Layanan
Telekomunikasi; 3) Persentase Penduduk yang Menggunakan HP/Telepon; 4) Proporsi Rumah
Tangga dengan Akses Internet; dan 5) Proporsi Rumah Tangga yang Memiliki Komputer
Pribadi. Indikator proporsi rumah tangga yang memiliki komputer pribadi dihapus karena
keterbatasan data. Kemudian ditambahkan data : 1) Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang
Terhubung dengan Akses Internet yang disediakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika
(Diskominfo); 2) Layanan Publik yang diselenggarakan secara online; dan 3) Layanan
Administrasi Pemerintahan yang diselenggarakan secara online.

1. Cakupan Pengembangan dan Pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat di


Tingkat Kecamatan
Tingginya cakupan pengembangan dan pemberdayaan Kelompok Informasi
Masyarakat (KIM) pada tingkat kecamatan mencerminkan penerapan sistem informasi dan
teknologi pada tingkat kecamatan. Hingga tahun 2020, masih belum dilaksanakan
pengembangan dan pemberdayaan kelompok informasi masyarakat tingkat kecamatan di
Kabupaten Rejang Lebong.
Belum adanya KIM di kabupaten ini dikarenakan belum adanya petunjuk teknis dan
regulasi yang jelas mengenai pengadaan KIM oleh Dinas Komunikasi dan Informasi
(Diskominfo) Kabupaten Rejang Lebong. Belum adanya petunjuk teknis dan belum adanya
regulasi ini dipengaruhi oleh Diskominfo yang baru berdiri tahun 2017, sehingga belum
banyak terdapat studi mengenai KIM. Namun, kedepannya Diskominfo merencanakan pada

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-261
TAHUN 2021-2026
tahun 2022 akan diadakan studi banding ke daerah lain sebagai langkah awal pengadaan KIM
di Kabupaten Rejang Lebong.

2. Cakupan Layanan Telekomunikasi


Cakupan layanan telekomunikasi dapat dilihat melalui daerah mana saja yang sudah
terjangkau oleh sinyal BTS (Base Transceiver Station) yang berupa sinyal telepon maupun
sinyal internet. Pada Kabupaten Rejang Lebong menara BTS dimiliki oleh provider milik swasta
seperti BTS XL Axiata, BTS Telkomsel, BTS Indosat, BTS HCPT, dan BTS Flexi. Sampai dengan
tahun 2020 pemerintah daerah tidak memiliki BTS tersendiri maupun BTS kerjasama dengan
pihak swasta. Daerah-daerah yang tidak masuk jangkauan sinyal BTS berarti daerah tersebut
mempunyai jaringan telepon dan internet yang lemah atau bahkan tidak terjangkau sinyal
sama sekali, daerah tersebut disebut dengan Blank Spot. Pada grafik berikut merupakan data
jumlah titik(dusun) yang merupakan Blank Spot menurut data aduan pada tiap kecamatan.

16 14
14
12 10 10
Titik Blankspot

10 8 8
8
6
4
2
0
2016 2017 2018 2019 2020
Gambar 2. 94
Grafik Jumlah Titik Blank Spot di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 – 2020
Sumber Data : Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Gambar tersebut menunjukkan bahwa setiap tahunnya jumlah blank spot berdasarkan
aduan pada tiap kecamatan di Kabupaten Rejang Lebong, terus mengalami penurunan hingga
pada tahun 2020 titik blank spot menjadi delapan titik. Delapan titik blankspot tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Desa Air Pikat
2. Desa Tebat Pulau
3. Desa Tebat Tenong Dalam
4. Desa Bandung Marga
5. Desa Lubuk Bingin Baru
6. Desa Lubuk Belimbing 2
7. Desa Lubuk Tunjur
8. Desa Suka Marga.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-262
TAHUN 2021-2026
Gambar 2. 95
Peta Sebaran BTS di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2020
Sumber : Dinas Komunikasi dan Informatika 2021

3. Persentase Penduduk yang Menggunakan HP/Telepon


Persentase penduduk yang menggunakan HP/telepon mencerminkan tingginya
penggunaan alat komunikasi berupa HP/telepon pada suatu daerah. Persentase penduduk
yang menggunakan HP/telepon didapat dari jumlah penduduk yang memiliki HP/telepon
dibandingkan jumlah seluruh penduduk pada suatu daerah. Pada Kabupaten Rejang Lebong
persentase penduduk yang menggunakan HP/telepon dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. 206
Persentase Penduduk yang Menggunakan HP/Telepon
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah penduduk menggunakan Jiwa N/A 153.832 154.993 196.043 199.918
HP/telepon
2 Jumlah penduduk Jiwa N/A 276.875 278.865 280.142 281.445
3 Persentase Penduduk yang Menggunakan Persen N/A 55,56 55,58 69,98 71,03
HP/Telepon
Sumber : Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Rejang Lebong 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Dalam kurun waktu tahun 2017 hingga 2020, jumlah penduduk yang menggunakan
HP/telepon di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan jumlah yang meningkat, yang
ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 9,13 persen per tahun. Meningkatnya
jumlah penduduk yang menggunakan HP/telepon tersebut berbanding lurus dengan
meningkatnya capaian persentase penduduk yang menggunakan HP/telepon dalam kurun
waktu yang sama, yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 8,53 persen per
tahun. Pada tahun 2017, capaian indikator persentase penduduk yang menggunakan
HP/telepon di Kabupaten ini tercatat sebesar 55,56 persen dan menunjukkan peningkatan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-263
TAHUN 2021-2026
setiap tahunnya menjadi 71,03 persen di tahun 2020. Semakin meningkatnya persentase ini
menandakan bahwa penduduk Kabupaten Rejang lebong sudah semakin mudah dalam
menjangkau teknologi informasi saat ini.

4. Proporsi Rumah Tangga dengan Akses Internet


Proporsi rumah tangga dengan akses internet dapat menggambarkan akses internet
oleh masyarakat pada skala rumah tangga. Pada Kabupaten Rejang Lebong, penggambaran
akses internet oleh masyarakat dapat dilihat melalui persentase anggota rumah tangga di atas
usia lima tahun yang dapat mengakses internet. Berdasarkan data statistik Indikator
Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Rejang Lebong, pada tiga bulan terakhir tahun 2016 hingga
tahun 2020, capaian persentase anggota rumah tangga di atas usia lima tahun yang mengakses
internet di kabupaten ini menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan
meningkat, yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 18,78 persen per tahun.
Pada tahun 2016, capaian persentase anggota rumah tangga di atas usia lima tahun yang
mengakses internet di kabupaten ini tercatat sebesar 20,78 persen. Pada tahun berikutnya,
capaian indikator tersebut menurun dengan laju pertumbuhan sebesar -6,35 persen, hingga
capaiannya tercatat sebesar 19,46 persen di tahun 2017.

45 41.37
39.26
40
35
30 27.4
Persen

25 20.78 19.46
20
15
10
5
0
2016 2017 2018 2019 2020
Gambar 2. 96
Grafik Persentase Anggota Rumah Tangga di Atas Usia Lima Tahun yang Mengakses Internet
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 – 2020
Sumber : Indikator Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Rejang Lebong 2016-2020

Selanjutnya, dalam empat tahun terakhir, capaian indikator persentase anggota rumah
tangga di atas usia lima tahun yang mengakses internet menunjukkan peningkatan, yang
ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 28,58 persen per tahun, hingga di tahun
2020 capaiannya tercatat sebesar 41,37 persen masyarakat di atas usia lima tahun telah dapat
mengakses internet (termasuk Facebook, Twitter, Blackberry Messenger, dan WhatsApp).
Peningkatan ini menunjukkan bahwa masyarakat Kabupaten Rejang Lebong semakin terbuka
dalam akses informasi melalui jaringan internet.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-264
TAHUN 2021-2026
5. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang Terhubung dengan Akses Internet
yang disediakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo)
Terhubungnya Organisasi Perangkat Daerah (OPD) oleh akses internet Diskominfo
bertujuan untuk mempermudah integrasi antar OPD. Namun hingga tahun 2020, jumlah OPD
yang terhubung oleh akses internet diskominfo hanya sebanyak tiga OPD dari total 43 OPD
yang ada di Kabupaten Rejang Lebong. Tiga OPD tersebut adalah Diskominfo, Bappeda (Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah) dan BPKD (Badan Pengelolaan Keuangan Daerah). Masih
rendahnya OPD yang terhubung oleh akses internet dari Diskominfo dikarenakan sarana dan
prasarana dari Diskominfo yang belum memadai.

6. Layanan Publik yang diselenggarakan Secara Online


Layanan publik yang diselenggarakan secara online bertujuan untuk mempermudah
masyarakat dalam mengakses layanan publik. Layanan publik ini berbentuk aplikasi berbasis
elektronik yang dapat diakses melalui jaringan internet. Dalam kurun waktu lima tahun
terakhir, capaian persentase layanan publik yang diselenggarakan secara online di Kabupaten
Rejang Lebong menunjukkan kecenderungan meningkat, yang ditandai dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 48,98 persen per tahun. Pada tahun 2016, capaian indikator tersebut
tercatat sebesar 5,88 persen yang meningkat menjadi 28,57 persen di tahun 2020.
Tabel 2. 207
Jumlah Layanan Publik yang diselenggarakan Secara Online
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah layanan publik yang diselenggarakan Aplikasi 1 1 3 4 6
secara online
2 Jumlah layanan publik Aplikasi 17 17 17 17 21
3 Persentase Layanan publik yang diselenggarakan Persen 5,88 5,88 17,65 23,53 28,57
secara online
Sumber : Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Hingga tahun 2020, jumlah layanan publik yang diselenggarakan di Kabupaten Rejang
Lebong tercatat sebanyak 21 aplikasi. Adapun bentuk layanan publik yang ada adalah sebagai
berikut :
1. Layanan Pengaduan Layanan Publik
2. Layanan Data Terbuka
3. Layanan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum
4. Layanan Publik Sektor Pendidikan
5. Layanan Publik Sektor Pengajaran
6. Layanan Publik Sektor Pekerjaan dan Usaha
7. Layanan Publik Sektor tempat tinggal
8. Layanan Publik Sektor komunikasi dan informasi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-265
TAHUN 2021-2026
9. Layanan Publik Sektor Lingkungan hidup
10. Layanan Publik Sektor Kesehatan
11. Layanan Publik Sektor Jaminan sosial
12. Layanan Publik Sektor Energi
13. Layanan Publik Sektor Perbankan
14. Layanan Publik Sektor Perhubungan
15. Layanan Publik Sektor Sumber Daya Alam
16. Layanan Publik Sektor Pariwisata
17. Layanan Publik Sektor Kependudukan
18. Layanan Publik Sektor Perizinan
19. Layanan Publik Sektor Pertanahan
20. Layanan Publik Sektor Pendapatan Daerah
21. Layanan Publik Sektor Strategis Lainnya.

Dari 21 layanan publik tersebut, layanan publik yang telah diterapkan secara online di
Kabupaten Rejang Lebong masih terbatas enam layanan publik saja yang meliputi Layanan
Pengaduan Layanan Publik; Layanan Data Terbuka; Layanan Jaringan Dokumentasi dan
Informasi Hukum; Layanan Publik Sektor Pendidikan; Layanan Publik Sektor Pengajaran; serta
Layanan Publik Sektor Pekerjaan dan Usaha.

7. Layanan Administrasi Pemerintahan yang diselenggarakan Secara Online


Layanan administrasi pemerintahan yang diselenggarakan secara online bertujuan
untuk mempermudah OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dalam mendata kegiatannya dan
mempermudah mengakses kembali data tersebut. Persentase layanan administrasi
pemerintahan yang diselenggarakan secara online di Kabupaten Rejang Lebong masih kurang
optimal, hal ini dikarenakan dari 10 layanan publik yang direncanakan berbasis elektronik
pada tahun 2020 hanya enam yang diterapkan. Kurang optimalnya layanan administrasi
pemerintahan ini juga ditandai dengan indeks SPBE (Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik)
pada tahun 2018 hanya sebesar 1,62.
Tabel 2. 208
Jumlah Layanan Administrasi Pemerintahan yang diselenggarakan Secara Online
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah Layanan Administrasi Pemerintahan yang Aplikasi 6 6 5 5 6
diselenggarakan secara online
2 Jumlah layanan publik Aplikasi 10 10 10 10 10
3 Persentase Layanan publik yang diselenggarakan Persen 60 60 50 50 60
secara online
Sumber : Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Rejang Lebong, 2021

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-266
TAHUN 2021-2026
Bentuk layanan administrasi pemerintahan di Kabupaten Rejang Lebong adalah
sebagai berikut :
1. Layanan Perencanaan
2. Layanan Penganggaran
3. Layanan Keuangan
4. Layanan Pengadaan Barang dan Jasa
5. Layanan Kepegawaian
6. Layanan Kearsipan
7. Layanan Pengelolaan Barang Milik Daerah
8. Layanan Pengawasan Internal Terkait Pemerintah
9. Layanan Akuntabilitas Kinerja Organisasi
10. Layanan Kinerja Pegawai.

K. Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah


Berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017, terdapat empat indikator
terkait urusan koperasi, usaha kecil, dan menengah. Keempat indikator tersebut adalah
persentase koperasi aktif, persentase UKM non BPR/LKM aktif, persentase BPR/LKM aktif, dan
persentase usaha mikro dan kecil. Indikator persentase BPR/LKM aktif dihapuskan karena
ketidaktersediaan data. Kemudian ditambahkan indikator baru yaitu jumlah usaha kecil dan
menengah.

1. Persentase Koperasi Aktif


Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, disebutkan
bahwa koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan
hukum koperasi dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk
menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi,
sosial dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi. Koperasi dikatakan aktif secara
kelembagaan dan usaha apabila telah melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) minimal
sekali dalam tiga tahun terakhir. Secara umum, dalam lima tahun terakhir, capaian persentase
koperasi aktif di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan
kecenderungan menurun, yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -5,43
persen per tahun, dimana pada tahun 2016 capaian indikator ini tercatat sebesar 58,38 persen
dan berfluktuasi hingga besarannya menjadi 46,70 persen di tahun 2020.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-267
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 209
Persentase Koperasi Aktif Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah Koperasi Aktif (unit) 108 89 89 90 92
2 Jumlah Seluruh Koperasi (unit) 185 192 194 195 197
3 Persentase Koperasi Aktif 58,38 46,35 45,88 46,15 46,70
Sumber: Disdagkoperin Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Relatif rendahnya persentase koperasi aktif di Kabupaten Rejang Lebong ini


disebabkan karena kurangnya kemampuan dalam memanajemen koperasi. Selain itu,
banyaknya aturan dan regulasi cukup menyulitkan anggota sehingga banyak koperasi yang
tidak aktif. Walaupun persentase koperasi aktif rendah, namun jumlah koperasi di Kabupaten
Rejang Lebong selalu bertambah setiap tahunnya karena adanya kesadaran dan keinginan
masyarakat untuk berkoperasi.

60.00
58.00 58.38
56.00
54.00
52.00
50.00
48.00
46.00
46.35 46.15 46.70
44.00 45.88
42.00
40.00
2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 2. 97
Grafik Persentase Koperasi Aktif di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: Disdagkoperin Kabupaten Rejang Lebong, 2021

2. Persentase UKM Non BPR/LKM Aktif


Persentase UKM non BPR/LKM aktif adalah hasil perhitungan dari jumlah UKM non
BPR/LKM aktif dibandingkan dengan jumlah seluruh UKM non BPR/LKM. Persentase UKM non
BPR/LKM aktif di Kabupaten Rejang Lebong tahun 2016 sampai 2020 berflukatif dengan
kecenderungan meningkat yang ditunjukkan dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 10,67
persen per tahun. Persentase UKM non BPR/LKM aktif tertinggi adalah pada tahun 2018 yaitu
sebesar 21 persen dan persentase terendah pada tahun 2016 sebesar 10 persen.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-268
TAHUN 2021-2026
25
21
20
20
16
15
15
10
10

0
2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 2. 98
Grafik Persentase UKM Non BPR/LKM Aktif di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: Disdagkoperin Kabupaten Rejang Lebong, 2021

3. Jumlah Usaha Kecil dan Menengah


Pemberdayaan koperasi dan usaha kecil dan menengah termasuk salah satu upaya
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di Kabupaten Rejang Lebong, jumlah UKM
mengalami kenaikan yang sangat tinggi pada tahun 2020, yaitu menjadi 32.759 UKM dari yang
sebelumnya 4.300 UKM, atau meningkat dengan laju pertumbuhan mencapai 661,84 persen.
Peningkatan ini disebabkan karena adanya Bantuan Pemerintah untuk Masyarakat (BPUM)
sehingga jumlah UKM di Rejang Lebong menunjukkan peningkatan dengan sangat signifikan
di tahun 2020.
Tabel 2. 210
Jumlah Usaha Kecil dan Menengah di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah UKM Unit 4.488 4.488 4.488 4.300 32.759
Sumber: Disdagkoperin Kabupaten Rejang Lebong, 2021

L. Penanaman Modal
Fokus dalam urusan penanaman modal adalah investasi. Berdasarkan Lampiran
Permendagri Nomor 86 Tahun 2017, terdapat empat indikator terkait urusan penanaman
modal. Setelah dilakukan penyesuaian dengan kondisi Kabupaten Rejang Lebong, indikator
rasio daya serap tenaga kerja dihapus karena ketidaktersediaan data, sehingga indikator yang
digunakan untuk melihat kondisi penanaman modal di Kabupaten Rejang Lebong adalah
jumlah investor berskala nasional, jumlah nilai investasi berskala nasional, serta
kenaikan/penurunan nilai realisasi PMDN.

1. Jumlah Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA)


Kabupaten Rejang Lebong merupakan salah satu sentra tanaman hortikultura dataran
tinggi seperti sayuran, kubis, cabai, tomat, terong; buah-buahan seperti pisang, pepaya, durian;
serta tanaman pangan seperti kentang, jagung, dan padi. Peluang investasi bidang hortikultura

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-269
TAHUN 2021-2026
di kabupaten ini sangatlah menjanjikan dilihat dari potensi sumber daya alam yang besar,
tingkat kesuburan yang tinggi, keadaan topografi yang berbukit serta curah hujan yang cukup.
Tabel 2. 211
Jumlah Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA) di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Investor PMDN N/A 281 410 93 104
2 Investor PMA N/A 1 0 0 0
3 Jumlah Investor N/A 282 410 93 104
Sumber: Laporan Rekap Investasi (Aplikasi OSS) dan LKPM Th 2019/Th.2020
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Jumlah investor berskala nasional di Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2017
sampai dengan 2020 menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun.
Pada tahun 2018 jumlah investor naik secara signifikan menjadi sebanyak 410. Hal ini
disebabkan semakin sadarnya para investor untuk mendaftarkan usaha mereka untuk
mendapatkan izin. Mulai tahun 2019 indikator yang dipakai untuk menghitung jumlah investor
hanya untuk perusahaan yang berinvestasi dengan nilai diatas 500 juta rupiah saja sehingga
terjadi penurunan. Kemudian pada tahun 2020 meningkat menjadi sebanyak 104 dari yang
sebelumnya sebanyak 93 di tahun 2019.

450 410
400
350
282
Jumlah Investor

300
250
200
150 93 104
100
50
0
2017 2018 2019 2020

Gambar 2. 99
Grafik Jumlah Investor Berskala Nasional Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2017-2020
Sumber: Laporan Rekap Investasi (Aplikasi OSS) dan LKPM Th 2019/Th.2020

Jumlah investor yang berinvestasi di Kabupaten Rejang Lebong sebagian besar adalah
investor Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), sedangkan untuk Penanaman Modal Asing
(PMA) hanya ada satu investor di tahun 2017. Oleh karena itu perlu dilakukan promosi
mengenai potensi unggulan Rejang Lebong terutama di event-event nasional untuk menarik
investor baik PMDN maupun PMA.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-270
TAHUN 2021-2026
2. Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional (PMDN/PMA)
Jumlah investor berbanding lurus dengan jumlah nilai investasi karena kedua indikator
tersebut saling berpengaruh. Secara umum, dalam empat tahun terakhir, capaian nilai
investasi di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan
kecenderungan meningkat. Pada tahun 2017, jumlah nilai investasi di kabupaten ini tercatat
sebesar 89,24 miliar rupiah yang dihasilkan dari 282 proyek. Besaran tersebut meningkat
dengan sangat signifikan di tahun 2018 dengan laju pertumbuhan mencapai 7.217,25 persen,
dengan total nilai investasi sebesar 6.529,91 miliar rupiah yang dihasilkan dari 410 proyek.
Selanjutnya, hingga tahun 2020, capaian total nilai investasi di Kabupaten Rejang Lebong
menunjukkan kecenderungan menurun, yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar -73,46 persen per tahun hingga capaiannya sebesar 459,87 miliar rupiah di tahun
2020.
Tabel 2. 212
Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional (PMDN/PMA) di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
PMDN
1 Jumlah Proyek N/A 281 410 93 104
2 Nilai Investasi (Rp M) N/A 79,24 6.529,91 457,91 459,87
PMA
1 Jumlah Proyek N/A 1 0 0 0
2 Nilai Investasi (Rp M) N/A 10,00 0 0 0
PMDN dan PMA
1 Total Jumlah Proyek N/A 282 410 93 104
2 Total Nilai Investasi (Rp M) N/A 89,24 6.529,91 457,91 459,87
Sumber: Laporan Rekap Investasi (Aplikasi OSS) dan LKPM Th 2019/Th.2020
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

3. Kenaikan/Penurunan Nilai Realisasi PMDN


Nilai realisasi PMDN mengalami kenaikan pada tahun 2018 dan 2020, yaitu sebesar
6.450,67 miliar rupiah (8.140,31 persen) dan 1,97 miliar rupiah (0,43 persen). Sementara itu,
pada tahun 2019 terjadi penurunan sebesar 6.072,01 miliar rupiah atau 92,99 persen yang
dikarenakan adanya aturan baru mengenai perhitungan nilai investasi, di mana indikator baru
yang dipakai untuk menghitung jumlah investor hanya untuk perusahaan yang berinvestasi
dengan nilai diatas 500 juta rupiah saja. Kenaikan/penurunan nilai realisasi PMDN Kabupaten
Rejang Lebong dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. 213
Kenaikan/Penurunan Nilai Realisasi PMDN di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Realisasi PMDN (Rp M) N/A N/A 6.529,91 457,91 459,87
2 Kenaikan/ penurunan realisasi PMDN (Rp M) N/A N/A 6.450,67 -6.072,01 1,97
3 Kenaikan/ penurunan realisasi PMDN (persen) N/A N/A 8.140,31 -92,99 0,43
Sumber: Laporan Rekap Investasi (Aplikasi OSS) dan LKPM Th 2019/Th.2020
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-271
TAHUN 2021-2026
M. Kepemudaan dan Olahraga
Berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017, terdapat tujuh indikator
terkait urusan kepemudaan dan olahraga. Ketujuh indikator tersebut adalah persentase
organisasi pemuda yang aktif, persentase wirausaha muda, cakupan pembinaan olahraga,
cakupan pelatih yang bersertifikasi, cakupan pembinaan atlet muda, persentase atlet
berprestasi, dan persentase prestasi olahraga. Selain itu ditambahan dua indikator lainnya,
yaitu jumlah fasilitas olahraga dan klub olahraga.

1. Persentase Organisasi Pemuda yang Aktif


Berdasarkan UU Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, organisasi kepemudaan
adalah wadah pengembangan potensi pemuda, yang berfungsi untuk mendukung kepentingan
nasional, memberdayakan potensi, serta mengembangkan kepemimpinan, kewirausahaan,
dan kepeloporan. Persentase organisasi pemuda yang aktif adalah jumlah organisasi pemuda
yang aktif dari seluruh organisasi pemuda yang ada, yang dinyatakan dalam persen. Persentase
organisasi pemuda yang aktif di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang tetap
dalam tiga tahun terakhir dengan capaian 100 persen, dimana dalam kurun waktu tersebut
terdapat 32 organisasi pemuda yang aktif dari total sebanyak 32 organisasi pemuda yang
terbentuk di kabupaten ini.
Tabel 2. 214
Persentase Organisasi Pemuda yang Aktif Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah organisasi pemuda yang aktif Organisasi N/A N/A 32 32 32
2 Jumlah seluruh organisasi pemuda Organisasi N/A N/A 32 32 32
3 Persentase organisasi pemuda yang aktif Persen N/A N/A 100 100 100
Sumber: Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Rejang Lebong, 2020
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

2. Persentase Wirausaha Muda


Wirausaha atau wiraswasta, menurut KBBI didefinisikan sebagai orang yang pandai
atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi
untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. Saat
ini sedang berkembang industri-industri kreatif yang dikembangkan oleh para wirausahawan
muda. Persentase wirausaha muda dihitung dengan membandingkan jumlah wirausaha muda
dengan jumlah seluruh wirausaha yang ada, dan dinyatakan dalam persen.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-272
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 215
Persentase Wirausaha Muda Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Rata-rata
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuhan
(%/tahun)
1 Jumlah wirausaha muda Orang N/A N/A 450 520 520 7,50
2 Jumlah seluruh wirausaha Orang N/A N/A 961 961 961 0,00
3 Persentase Wirausaha Muda Persen N/A N/A 46,83 54,11 54,11 7,49
Sumber: Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Rejang Lebong, 2020
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Dalam tiga tahun terakhir, jumlah wirausaha muda di Kabupaten Rejang Lebong
menunjukkan peningkatan, yang ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 7,50 persen
per tahun. Pada tahun 2018, jumlah wirausaha muda di kabupaten ini tercatat sebanyak 450
orang, yang kemudian meningkat dengan laju sebesar 15,56 persen pada tahun berikutnya,
atau meningkat menjadi 520 orang di tahun 2019. Peningkatan jumlah wirausaha muda di
kabupaten ini berbanding lurus dengan capaian persentase wirausaha muda dalam kurun
waktu yang sama, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 7,49 persen per tahun, dimana pada
tahun 2018 capaian indikator ini tercatat sebesar 46,83 persen dan meningkat menjadi 54,11
di tahun 2019. Tidak adanya perubahan jumlah dan capaian indikator persentase wirausaha
muda di tahun 2020, merupakan akibat dari terjadinya pandemi covid-19, yang menyebabkan
adanya penyesuaian penggunaan (refocusing) anggaran, dimana di dalamnya termasuk
pembatalan pelatihan kewirausahaan bagi wirausaha muda.

3. Cakupan Pembinaan Olahraga


Pembinaan olahraga adalah banyaknya cabang olahraga yang dibina terhadap jumlah
seluruh cabang olahraga yang ada atau terdaftar, yang dinyatakan dalam persen. Cakupan
pembinaan olahraga di Kabupaten Rejang Lebong mencapai 100 persen di tahun 2018 dan
2019. Pembinaan olahraga ini dikhususkan dengan tujuan untuk menghadapi event olahraga
baik di tingkat kabupaten, provinsi dan nasional. Pada tahun 2018 terdapat 20 cabang olahraga
yang dibina, dan pada tahun 2019 terjadi penambahan satu cabang olahraga yang dibina yaitu
drumband. Namun hingga saat ini masih dijumpai adanya kendala dalam pembinaan cabang
olah raga tersebut yang berkaitan dengan belum optimalnya kepengurusan cabang olah raga
tersebut. Hal ini dikarenakan cabang olahraga drumband masih terhitung baru terbentuk,
sehingga masih diperlukan banyak penyesuaian. Sementara itu, pada tahun 2020 tidak ada
cabang olahraga yang dibina untuk tujuan penyelenggaraan event olahraga, hal tersebut
berkaitan dengan ditiadakannya event olahraga baik di tingkat daerah maupun nasional.
Pembinaan yang dilakukan di tahun 2020 hanya berupa diskusi, koordinasi, dan pemantauan
atlet yang ada.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-273
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 216
Cakupan Pembinaan Olahraga di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah cabang olahraga yang dibina Cabor N/A N/A 20 21 0
2 Jumlah seluruh cabang olahraga yang ada/terdaftar Cabor N/A N/A 20 21 21
3 Cakupan Pembinaan Olahraga Persen N/A N/A 100 100 0
Sumber: Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Rejang Lebong, 2020
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

4. Cakupan Pelatih yang Bersertifikasi


Pelatih yang bersertifikasi merupakan salah satu indikator penting dalam pembinaan
olahraga yang dilakukan. Semakin banyak pelatih yang bersertifikasi maka semakin banyak
pula pelatih yang memiliki kompetensi yang sesuai. Cakupan pelatih bersertifikasi dihitung
dengan membandingkan jumlah pelatih bersertifikasi dengan jumlah seluruh pelatih yang ada.
Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, cakupan pelatih yang bersertifikasi di Kabupaten
Rejang Lebong masih cukup rendah. Hal ini terlihat dari capaian cakupan pelatih bersertifikasi
yang baru mencapai 60 persen dalam kurun waktu yang sama.
Tabel 2. 217
Cakupan Pelatih Bersertifikasi di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah pelatih bersertifikat Orang N/A N/A 66 70 70
2 Jumlah seluruh pelatih Orang N/A N/A 109 115 115
3 Cakupan pelatih bersertifikasi Persen N/A N/A 60,55 60,86 60,86
Sumber: Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Rejang Lebong, 2020
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Pada tahun 2018, terdapat 66 pelatih yang telah memiliki sertifikat dari total
keseluruhan sebanyak 109 pelatih, atau dengan cakupan sebesar 60,55 persen. Capaian
tersebut meningkat dengan laju pertumbuhan sebesar 0,51 persen di tahun 2019, menjadi
60,86 persen atau sebanyak 70 pelatih yang bersertifikat dari total keseluruhan 115 pelatih.
Sebagian besar sertifikasi yang dimiliki oleh para pelatih tersebut hanya berupa sertifikasi di
tingkat daerah saja, dan hanya beberapa cabang olah raga tertentu yang memiliki sertifikasi di
tingkat nasional. Selanjutnya, terjadi penyesuaian penggunaan (refocusing) anggaran akibat
pandemi covid-19, sehingga penyelenggaraan pelatihan bagi pelatih untuh memperoleh
sertifikasi ditiadakan, akibatnya jumlah pelatih bersertifikat di kabupaten ini tidak
menunjukkan perubahan di tahun 2020.

5. Cakupan Pembinaan Atlet Muda


Pembinaan atlet muda merupakan bentuk pembinaan yang dilakukan terhadap atlet
dengan usia muda, umumnya atlet yang masih berstatus sebagai pelajar. Hal tersebut
merupakan salah satu yang sangat penting untuk dilakukan khususnya dalam rangka
mendukung proses regenerasi atlet di suatu daerah. Keberhasilan pembinaan atlet muda akan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-274
TAHUN 2021-2026
menentukan prestasi yang akan dicapai dimasa yang akan datang. Cakupan pembinaan atlet
muda merupakan banyakanya atlet pelajar yang dibina dari jumlah atlet pelajar yang ada, yang
dinyatakan dalam persen.
Tabel 2. 218
Cakupan Pembinaan Atlet Muda di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah atlet pelajar yang dibina Orang N/A N/A 114 200 0
2 Jumlah seluruh atlet pelajar Orang N/A N/A 300 350 350
3 Cakupan pembinaan atlet muda Persen N/A N/A 38,00 57,14 0
Sumber: Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Rejang Lebong, 2020
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Pada tahun 2018, jumlah atlet pelajar yang dibina di Kabupaten Rejang Lebong tercatat
sebanyak 114 orang, yang kemudian meningkat di tahun setelahnya dengan laju pertumbuhan
sebesar 75,44 persen, atau menjadi 200 orang di tahun 2019. Peningkatan tersebut berbanding
lurus dengan besaran capaian cakupan pembinaan atlet muda di kabupaten ini yang juga
menunjukkan kecenderungan meningkat yang ditandai dengan besaran laju pertumbuhan
sebesar 50,37 persen, yakni sebesar 38,00 persen di tahun 2018 meningkat menjadi 57,14
persen di tahun 2019. Sementara itu, pada tahun 2020 tidak ada atlet pelajar yang dibina
karena ditiadakannya event olahraga bagi pelajar.
Meskipun ditinjau dari kecenderungannya, capaian indikator ini menunjukkan
peningkatan, namun apabila dilihat dari besaran persentase cakupannya, besaran capaian
cakupan pembinaan bagi atlet muda di Kabupaten Rejang Lebong ini dapat dikategorikan
masih relatif rendah. Oleh karena itu, pemerintah daerah masih tentu harus memaksimalkan
pembinaan terhadap atlet muda untuk mendorong peningkatan capaian indikator ini.

6. Persentase Atlet Berprestasi


Keberhasilan dalam hal kepemudaan dan olahraga dapat diukur dari seberapa banyak
atlet yang mampu berprestasi baik ditingkat provinsi, nasional, ataupun internasional. Pada
tahun 2018 terdapat 224 orang atlet berprestasi yang memenangi kejuaraan provinsi dan
nasional di Kabupaten Rejang Lebong baik dinomor tunggal maupun beregu atau sekitar 74,67
persen dari total seluruh atlet pelajar. Sementara itu, pada tahun 2019 hanya terdapat 78 orang
altlet yang berprestasi atau sekitar 22,29 persen dari jumlah seluruh atlet pelajar yang ada.
Tabel 2. 219
Persentase Atlet Berprestasi di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah atlet berprestasi yang memenangi Orang N/A N/A 224 78 0
kejuaraaan provinsi dan nasional
2 Jumlah seluruh atlet pelajar Orang N/A N/A 300 350 350
3. Persentase atlet berprestasi Persen N/A N/A 74,67 22,29 0
Sumber: Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Rejang Lebong, 2020
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-275
TAHUN 2021-2026
Terjadinya penurunan jumlah atlet yang berprestasi di tahun 2019 tersebut
disebabkan karena pada tahun 2018 diadakan multievent olahraga sehingga jumlah
pertandingan yang diikuti lebih banyak, dan jumlah atlet yang dikirim juga lebih banyak.
Sementara itu, pada tahun 2019 tidak ada multievent olahraga, dan hanya event olahraga
tahunan saja yang diselenggarakan, sehingga jumlah pertandingan dan atlet yang
diikutsertakan juga lebih sedikit. Selanjutnya, pada tahun 2020 tidak ada event olahraga
apapun sehingga tidak ada atlet yang dikirim dan tidak ada prestasi. Berdasarkan data tersebut
dapat dikatakan bahwa jumlah atlet yang berprestasi di tingkat provinsi dan nasional di
Kabupaten Rejang Lebong masih cukup rendah.

7. Persentase Prestasi Olahraga


Prestasi olahraga merupakan suatu hasil optimal yang dicapai oleh seorang
olahragawan (atlet) atau sekelompok orang (tim/regu) dalam bentuk kemampuan dan
keterampilan dalam menyelesaikan tugas-tugas, baik dalam kompetisi beregu maupun
individu. Jumlah prestasi olahraga yang diperoleh di tahun 2018 sebanyak sembilan cabang
olahraga atau sekitar 45 persen dari total cabang olahraga. Tingginya perolehan jumlah
prestasi olah raga itu dipengaruhi oleh keikutsertaan Kabupaten Rejang Lebong dalam
multievent olahraga yang ada. Sementara itu, terjadinya penurunan jumlah prestasi olahraga
pada tahun 2019, dimana jumlah prestasi olahraga yang diperoleh sebanyak lima cabang olah
raga atau sebesar 23,81 persen dari total cabang olah raga. Pada tahun 2020 tidak ada prestasi
olahraga sama sekali karena tidak adanya penyelenggaraan kejuaraan atau event olah raga.
Tabel 2. 220
Jumlah Prestasi Olahraga di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah Prestasi Olahraga Cabor N/A N/A 9 5 0
2 Jumlah cabang olahraga Cabor N/A N/A 20 21 21
3 Persentase prestasi olahraga Persen N/A N/A 45,00 23,81 0
Sumber: Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Rejang Lebong, 2020
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

8. Fasilitas Olahraga
Fasilitas olahraga adalah semua prasarana olahraga yang meliputi diantaranya
lapangan, bangunan beserta pelengkapnya untuk melaksanakan kegiatan olahraga. Tanpa
adanya fasilitas olahraga yang memadai sulit untuk mengharapkan partisipasi masyarakat
dalam aktivitas olahraga. Semakin banyak fasilitas olahraga yang tersedia, semakin mudah
masyarakat menggunakan dan memanfaatkannya untuk kegiatan olahraga. Sebaliknya,
semakin terbatas fasilitas olahraga yang tersedia, semakin terbatas pula kesempatan
masyarakat menggunakan dan memanfaatkan untuk kegiatan olahraga. Dengan demikian,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-276
TAHUN 2021-2026
ketersediaan fasilitas olahraga akan mempengaruhi tingkat dan pola partisipasi masyarakat
dalam berolahraga.
Berdasarakan data tahun 2020, Di Kabupaten Rejang Lebong terdapat total 274 unit
dari sembilan jenis fasilitas olahraga baik dalam kondisi baik maupun kurang baik. Jumlah total
fasillitas dalam kondisi baik hanya 80 unit dan 194 unit lainnya dalam kondisi kurang baik.
Berdasarkan data, dilihat bahwa lapangan bola voli merupakan fasilitas olahraga terbanyak
yang dimiliki oleh Kabupaten Rejang Lebong, yaitu sekitar 220 unit dan 63 unit diantaranya
dalam kondisi baik. Sementara itu, untuk lapangan basket terdapat 37 unit dengan rincian 12
unit dalam kondisi baik dan 25 dalam kondisi kurang baik. Lapangan tenis di Kabupaten Rejang
Lebong hanya terdapat tiga unit dan hanya satu unit dalam kondisi baik. Terdapat tujuh unit
lapangan bulu tangkis dan dua diantaranya dalam kondisi baik.
Tabel 2. 221
Jumlah Fasilitas Olahraga di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2020
Kondisi
No. Fasilitas Olaraga Total
Baik Kurang Baik
1 Jumlah Lapangan Bola Voli 63 157 220
2 Jumlah Lapangan Bola Basket 12 25 37
3 Jumlah Lapangan Tenis 1 2 3
4 Jumlah Lapangan Bulu Tangkis 2 5 7
5 Jumlah Gedung Olahraga tipe C 1 0 1
6 Jumlah Kolam Renang 1 2 3
7 Jumlah Sasana Tinju/Beladiri 0 1 1
8 Jumlah Stadion Bola Tipe C 0 1 1
9 Jumlah Stadion Atletik Tipe C 0 1 1
Jumlah 80 194 274
Sumber: Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Rejang Lebong, 2020

Selanjutnya, hanya terdapat satu gedung olahraga tipe C di Kabupaten Rejang Lebong.
Kolam renang yang tersedia di Kabupaten Rejang Lebong sebanyak tiga unit, namun dua
diantaranya dalam kondisi kurang baik. Selanjutnya, untuk sasana tinju/beladiri, stadion bola,
dan stadion atletik tipe C hanya terdapat satu unit dan dalam kondisi kurang baik. Peningkatan
kualitas dari fasilitas olahraga sangat diperlukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam kegiatan olahraga. Selain itu, peningkatan fasilitas dapat juga berdampak pada
peningkatan prestasi olahraga karena sarana dan prasrana pendukung untuk pembinaan dan
pelatihan memadai.

9. Klub Olahraga
Klub olahraga merupakan perkumpulan olahraga atau asosiasi olahraga dengan tujuan
bermain satu atau beberapa olahraga. Klub olahraga mungkin dikhususkan untuk suatu cabang
olahraga tunggal atau juga beberapa cabang olahraga. Berdasarakan data tahun 2020, Di
Kabupaten Rejang Lebong terdapat total 64 klub olahraga yang terdiri dari 14 cabang olahraga.
Cabang olahraga dengan klub terbanyak di Kabupaten Rejang Lebong ada cabang olah raga

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-277
TAHUN 2021-2026
bulutangkis. Sementara itu, untuk cabang olahraga bola voli dan sepeda terdapat 10 klub.
Cabang olahraga futsal memiliki delapan klub dan sepakbola memiliki tujuh klub.
Tabel 2. 222
Jumlah Klub Olahraga di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2020
No Klub Olahraga Jumlah
1 Bola Voli 10
2 Bola Basket 3
3 Sepakbola 7
4 Futsal 8
5 Sepak Takraw 2
6 Tenis 3
7 Tenis Meja 2
8 Bulu Tangkis 11
9 Billiard 1
10 Renang 5
11 Tinju/Beladiri 1
12 Sepeda 10
13 Panahan 1
Total 64
Sumber: Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Rejang Lebong, 2020

Selanjutnya, cabang olahraga renang di kabupaten ini memiliki lima klub. Terdapat dua
cabang olahraga yang sama-sama memiliki tiga klub yaitu bola basket dan tenis. Kemudian,
sepak takraw dan tenis meja memiliki dua klub dan cabang olahraga biliard, tinju/beladiri, dan
panahan hanya memiliki satu klub. Adanya klub orahrga ini dapat meningkatkan minat serta
partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga serta menjadi bagian dari upaya
pengembangan dan pembinaan atlet untuk meingkatkan prestasi olahraga.

N. Statistik
Berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017, terdapat tiga indikator
terkait urusan statistik. Indikator yang tersedia yaitu tersedianya sistem data statistik yang
terintegrasi melalui SIPD, Buku “Kabupaten dalam Angka” dan Buku “PDRB”.

1. Tersedianya Sistem Data Statistik yang Terintegrasi


Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong sudah menggunakan Sisten Informasi
Pemerintah Daerah (SIPD) Kementerian Dalam Negeri. SIPD merupakan suatu sistem yang
digunakan untuk mendokumentasikan, mengadministrasikan, serta mengolah data yang
disajikan kepada masyakarat dan sebagai bagai bahan pengambilan keputusan dalam rangka
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi kinerja pemerintah daerah. SIPD Kabupaten Rejang
Lebong dikelola oleh Bappeda Kabupaten Rejang Lebong dan BPKD Kabupaten Rejang Lebong.
Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lejang hanya menagani sistem jaringan internet
untuk keperluan pembaharuan data di SIPD Kabupaten Rejang Lebong. Sementara itu,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-278
TAHUN 2021-2026
hambatan yang dihadapi dalam menjalankan SIPD Kabupaten Rejang Lebong adalah lemahnya
jaringan internet serta komponen belanja yang tidak terdapat di daerah.
Selain SIPD di Kabupaten Rejang Lebong belum tersedia sistem data statistik lainnya.
Hal ini terjadi karena keterbatasan sumberdaya manusia yang paham dan mengerti statistik.
Selain itu, adanya tumpang tindih tugas pokok dan fungsi menyebabkan adanya tumpang
tindih dan perbedaan data antar OPD di Kabupaten Rejang Lebong.

2. Buku Kabupaten Dalam Angka dan Buku PDRB


Buku Kabupaten Rejang Lebong Dalam Angka merupakan publikasi rutin tahunan yang
diterbitkan oleh BPS Kabupaten Rejang Lebong dalam rangka penyajian pemenuhan data yang
tepat waktu sesuai kebutuhan perencanaan pembangunan daerah. Buku ini dapat diakses
langsung oleh masyarakat melalui laman Badan Pusat Statistik Kabupaten Rejang Lebong.
Selain itu, Buku Produk Domestik Regional Bruto juga dapat diakses melalui laman publikasi
BPS Kabupaten Rejang Lebong.
Buku PDRB yang diterbitkan oleh BPS Kabupaten Rejang Lebong terdiri dari tiga jenis
buku, yaitu buku PDRB Menurut Pengeluaran, PDRB Menurut Lapangan Usaha, dan PDRB
Kabupaten. PDRB menurut pengeluaran secara khusus membahas mengenai PDRB menurut
pendekatan pengeluaran/permintaan akhir di Kabupaten Rejang lebong. Pendekatan ini
dirinci menjadi beberapa komponen, yaitu: pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran
konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga, pengeluaran konsumsi
pemerintah, investasi (pembentukan modal tetap bruto dan perubahan inventori), ekspor luar
negeri, impor luar negeri, serta ekspor neto antar daerah (ekspor antar daerah dikurangi
dengan impor antar daerah). Data PDRB dalam publikasi ini serta publikasi mengunakan tahun
dasar 2010, serta sudah menerapkan konsep System of National Accounts 2008 seperti yang
direkomendasikan oleh United Nations.
Buku Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Rejang Lebong menurut Lapangan
Usaha menyajikan tinjauan perkembangan perekonomian Kabupaten Rejang Lebong secara
deskriptif. Dalam buku ini juga ditampilkan tabel-tabel PDRB atas dasar harga berlaku dan
harga konstan 2010 dalam bentuk nilai nominal dan persentase. Sementara itu, buku PDRB
Kabupaten Rejang Lebong merupakan statistik ekonomi regional yang menggambarkan
tentang pertumbuhan/perkembangan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat yang
diukur dengan PDRB per kapita secara berkesinambungan.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-279
TAHUN 2021-2026
O. Persandian
Berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017, terdapat satu indikator
terkait urusan persandian. Adapun indikator tersebut adalah persentase perangkat daerah
yang telah menggunakan sandi dalam komunikasi perangkat daerah.

1. Persentase Perangkat Daerah yang Telah Menggunakan Sandi dalam


Komunikasi Perangkat Daerah
Secara umum, urusan persandian meliputi kegiatan pengamanan atau melindungi
informasi. Jumlah perangkat daerah di Kabupaten Rejang Lebong yang telah menggunakan
sandi dalam komunikasi masih sangat sedikit. Jumlah perangkat daerah yang telah
menggunakan sandi dalam komunikasi di Kabupaten Rejang Lebong dalam kurun waktu tahun
2016 hingga 2020 tidak ada perubahan atau tetap. Hanya terdapat satu OPD dari 29 OPD yang
ada atau sekitar 3,45 persen yang telah menggunakan sistem persandian dalam komunikasi
perangkat daerah, yaitu Dinas Komunikasi dan Informatika. Hal ini terjadi karena keterbatasan
sumberdaya manusia yang memahami sistem persandian serta keterbatasan anggaran dalam
mengoptimalkan sistem. Namun diharapkan di tahun-tahun berikutnya terjadi peningkatan
jumlah OPD yang berkomunikasi dengan menggunakan sandi.
Tabel 2. 223
Persentase Perangkat Daerah yang Telah menggunakan Sandi dalam Komunikasi Antar
Perangkat Daerah di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah perangkat daerah yang telah menggunakan OPD 1 1 1 1 1
sandi dalam komunikasi antar perangkat daerah
2 Jumlah seluruh OPD OPD 29 29 29 29 29
3 Persentase perangkat daerah yang telah Persen 3,45 3,45 3,45 3,45 3,45
menggunakan sandi dalam komunikasi antar
perangkat daerah
Sumber : Diskominfo Kabupaten Rejang Lebong 2021

P. Kebudayaan
Kemajuan peradaban sangat terkait dengan aset kebudayaan yang dimiliki masyarakat
dan bagaimana upaya untuk memelihara dan mengembangkannya. Urusan kebudayaan dalam
aspek pelayanan umum ini berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017
memiliki empat indikator.

1. Penyelenggaraan Pertunjukan Festival Seni dan Budaya


Apresiasi seni dan budaya menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya pelestarian
keberadaan seni dan budaya di masyarakat. Penyelenggaraan festival seni dan budaya pada
tahun 2016 sampai dengan 2019 sebanyak satu event yaitu Festival Budaya Daerah pada setiap
tahunnya. Setiap penyelenggaraan pertunjukkan festival seni dan budaya dilaksanakan selama

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-280
TAHUN 2021-2026
satu hari. Pada tahun 2020 tidak terselenggara karena adanya pembatasan kegiatan akibat
pandemi covid-19.

31 31

25 25

Grup/Sanggar
15

2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 2. 100
Grafik Jumlah Grup Kesenian di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

Penyelenggaraan festival seni dan budaya sebagai upaya mengakomodasi potensi


kesenian yang ada di masyarakat perlu adanya penambahan frekuensi sehingga mampu
menampung grup kesenian yang semakin meningkat. Dalam lima tahun terakhir, jumlah grup
kesenian di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan kecenderungan meningkat. Pada tahun
2020 terdapat 31 grup kesenian yang tercatat di kabupaten ini, dimana jumlah tersebut
meningkat dengan cukup signifikan dibandingkan dengan tahun 2016 yang hanya terdapat 15
grup kesenian saja.

2. Sarana Penyelenggaraan Seni dan Budaya


Sarana penyelenggaraan seni dan budaya di Kabupaten Rejang Lebong berupa DPA
SKPA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kegiatan festival Budaya Daerah yang
diselenggarakan pada tahun 2016 sampai dengan 2019. Sedangkan tahun 2020 tidak
terselenggara karena wabah pandemi covid-19 sehingga tidak dapat melaksanakan kegiatan
masal. Adapun untuk mengembangkan kegiatan seni dan budaya, Kabupaten Rejang Lebong
belum memiliki fasilitas sarana prasarana gedung kesenian.

3. Benda, Situs, dan Kawasan Cagar Budaya yang Dilestarikan


Undang-undang RI Nomor 11 Tahun 2010 menyatakan bahwa cagar budaya adalah
warisan budaya yang bersifat kebendaan, meliputi benda cagar budaya, bangunan cagar
budaya, struktur cagar budaya, situs cagar budaya, dan kawasan cagar budaya. Adapun cagar
budaya yang terdapat di Kabupaten Rejang Lebong berjumlah 70 buah, yang terdiri dari benda,
situs, bangunan, dan tempat. Namun hingga tahun 2020 ini, belum dilaksanakan upaya

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-281
TAHUN 2021-2026
pelestarian yang dilakukan oleh para pemangku kepentingan terhadap benda cagar budaya di
Kabupaten Rejang Lebong ini.
Tabel 2. 224
Benda Cagar Budaya di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2018
No. Jenis Cagar Budaya Jumlah
1 Benda 45
2 Situs 8
3 Bangunan 9
4 Tempat 8
Sumber: Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2018, 2018

Berdasarkan status kepemilikannya, status kepemilikan cagar budaya di Kabupaten


Rejang Lebong dibagi menjadi dua jenis, yakni milik pemerintah dan milik masyarakat. Dari
ke-70 benda cagar budaya yang ada di kabupaten ini, 10 cagar budaya merupakan milik
pemerintah dan 60 cagar budaya lainnya merupakan milik masyarakat. Benda cagar budaya
yang merupakan milik pemerintah diantaranya adalah cagar budaya Batu Menangis, Rumah
Adat Suku Rejang, Situs Batu Dewa, Jembatan Tabarenah, Batu Lebar, Batu Panco, Tugu
Peringatan Jasa Seorang TKR Z. Bhakti, Batu Trisakti, Tugu Perjuangan, dan Tugu Pahlawan.

4. Jumlah Karya Budaya yang Direvitalisasi dan Diinventarisasi


Kabupaten Rejang Lebong dikenal sebagai daerah yang taat akan adat istiadat, sehingga
memiliki banyak keragaman budaya dengan beberapa etnis di dalamnya. Pada tahun 2017
telah dilaksanakan inventarisasi dua karya budaya di kabupaten ini. Karya budaya tersebut
adalah Bekejei dengan Nomor pengukuhan: 60020/mpk.e/kb/2017 dan Tari Kejei Nomor
pengukuhan: 60021/mpk.e/kb/2017. Selain itu terdapat karya budaya berupa tradisi lisan,
ritus, adat istiadat, teknologi tradisional, pengetahuan tradisional, seni, bahasa, permainan
rakyat, dan olahraga tradisional yang berkembang di masyarakat Rejang Lebong.
Tabel 2. 225
Objek Pemajuan Kebudayaan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2018
Frekuensi Sarana Produk
No. Objek Pemajuan Kebudayaan Jumlah Lembaga
Kualitatif Prasarana Hukum
1 Tradisi Lisan 1 Jarang Tidak ada Tidak ada Tidak Ada
2 Ritus 3 Sering Ada Ada Ada
3 Adat Istiadat 10
a. Adat Musyawarah 2 Sering Ada Ada Ada
b. Adat Perkawinan 4 Sering Ada Ada Ada
c. Adat Kelahiran 4 Jarang Ada Ada Ada
4 Teknologi Tradisional 8 Sering Ada Ada Ada
5 Pengetahuan Tradisional 1 Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
(Kain Lantung)
6 Seni 18
a. Seni Musik 13 Jarang Tidak ada Tidak ada Tidak Ada
b. Seni Tari 5 Sering Ada Tidak ada Tidak Ada
7 Bahasa 2 Sering Ada Ada ada
8 Permainan Tradisional 4 Jarang Tidak ada Tidak ada Tidak Ada
9 Olahraga Tradisional 1 Jarang Tidak ada Tidak ada Tidak Ada
Sumber: Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2018, 2018

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-282
TAHUN 2021-2026
Kendala yang ditemukan dilapangan terhadap pelestarian objek pemajuan kebudayaan
(OPK) berdasarkan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2018 antara lain, OPK yang hampir punah disebabkan tidak
adanya informan yang bisa menguraikan narasinya secara utuh, pemahaman masyarakat
tentang klasifikasi atau jenis OPK masih rendah, keengganan masyarakat melaporkan
keberadaan cagar budaya karena kesalahpahaman pelestarian, dan adanya kebiasaan
masyarakat untuk mendapatkan suatu informasi selalu dihargai dengan materi atau uang.
Potensi pemajuan kebudayaan yang ada sebagai ciri khas daerah perlu adanya
perhatian pemerintah. Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong akan terus meningkatkan
kapasitas dan kualitas masyarakat agar pemajuan kebudayaan tetap terus terlaksana sehingga
tidak punah.

5. Jumlah Badan Musyawarah Adat Desa/Kelurahan Aktif


Badan Musyawarah Adat (BMA) adalah lembaga adat yang keberadaannya berada di
tingkat kabupaten hingga desa/kelurahan. BMA memiliki tugas untuk membina dan
melestarikan adat istiadat, seni, dan budaya yang terdapat di Kabupaten Rejang Lebong.
Keberadaan BMA telah aktif di seluruh desa/kelurahan dengan rata-rata per desa terdiri dari
enam orang anggota BMA, yang meliputi penasehat, ketua, sekretaris/bendahara, bidang
hukum adat istiadat, sejarah kepurbakalaan, dan bidang seni dan budaya.

Tabel 2. 226
Jumlah Badan Musyawarah Adat Desa/Kelurahan Aktif di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No. Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah BMA Desa/Kelurahan Aktif 156 156 156 156 156
2 Jumlah seluruh BMA Desa/Kelurahan 156 156 156 156 156
3 Jumlah Anggota BMA Desa/Kelurahan 624 468 468 468 834
4 Persentase BMA Desa/Kelurahan Aktif (persen) 100 100 100 100 100
Sumber : BMA Kabupaten Rejang Lebong 2021

Ketugasan BMA selain dalam hal memberikan sosialisasi dan pembinaan seni adat
budaya seperti adat perkawinan tetapi juga dalam hal pembentukan desa adat serta hukum
adat. Muatan lokal etnis rejang tidak hanya dilestarikan dalam lingkup informal tetapi juga
melalui mata pelajaran di pendidikan dasar dan menengah. Salah satunya adalah terkait
dengan aksara Ka Ga Nga.

6. Jumlah Desa Budaya yang Lestari


Desa Budaya adalah desa yang mengaktualisasikan, mengembangkan, dan
mengkonservasi kekayaan potensi budaya yang dimilikinya yang tampak pada adat dan tradisi,
kesenian, permainan tradisional, bahasa, sastra, aksara, kerajinan, kuliner, pengobatan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-283
TAHUN 2021-2026
tradisional, penataan ruang, dan warisan budaya. Perkembangan desa budaya di Kabupaten
Rejang Lebong dalam kurun tahun 2016 sampai dengan 2020 meningkat signifikan. Banyaknya
jumlah desa budaya tersebut perlu adanya upaya lebih lanjut sehingga tetap terjaga
kelestariannya melalui berbagai fasilitasi pemerintah yang menunjang keberdayaan dan
kemandirian desa budaya tersebut. Sehingga desa budaya tidak hanya mampu menjaga
kelestarian potensi budaya lokal saja tetapi juga mampu dinamis dalam mengimbangi
perubahan serta perkembangan zaman.

Tabel 2. 227
Jumlah Desa Budaya yang Lestari di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah Desa Budaya yang Lestari 6 11 21 25 30
2 Jumlah Desa Budaya 6 11 21 25 30
3 Persentase Desa Budaya Lestari (persen) 100 100 100 100 100
Sumber : BMA Kabupaten Rejang Lebong 2021

7. Jumlah Pelaku Pelestari Budaya


Pelaku pelestari budaya merupakan agen dalam menjaga kelestarian budaya yang ada
di Kabupaten Rejang Lebong. Jumlah pelaku pelestari budaya yang setiap tahunnya meningkat
menunjukkan ketertarikan dan kepedulian masyarakat dalam hal menjaga budayanya. Dalam
kurun waktu lima tahun terakhir, jumlah pelaku pelestari budaya aktif dan jumlah seluruh
pelaku pelestari budaya di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang meningkat.
Hal tersebut berbanding lurus dengan peningkatan capaian persentase pelaku pelestari
budaya aktif di kabupaten ini, yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,33
persen per tahun, dimana capaian indikator persentase pelaku pelestari budaya aktif tahun
2016 tercatat sebesar 84,42 persen, dan kemudian meningkat menjadi 100 persen di tahun
2020. Meningkatnya jumlah pelaku pelestari budaya di Kabupaten Rejang Lebong perlu
diiringi dengan peningkatan kapasitas pelaku pelestari budaya itu sendiri.

Tabel 2. 228
Jumlah Pelaku Pelestari Budaya di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah Pelaku Pelestari Budaya Aktif (orang) 325 385 385 390 441
2 Jumlah Pelaku Pelestari Budaya (orang) 385 390 390 390 441
3 Persentase Pelaku Pelestari Budaya Aktif 84,42 98,72 98,72 100,00 100,00
(persen)
Sumber : BMA Kabupaten Rejang Lebong 2021

Q. Perpustakaan
Urusan perpustakaan dalam aspek pelayanan umum wajib non dasar ini berdasarkan
Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 memiliki enam indikator. Adapun indikator
tersebut meliputi, jumlah pengunjung perpustakaan per tahun, koleksi buku yang tersedia di
perpustakaan daerah, rasio perpustakaan per satuan penduduk, jumlah pengunjung

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-284
TAHUN 2021-2026
perpustakaan per tahun, jumlah koleksi judul buku perpustakaan, dan jumlah pustakawan,
tenaga teknis, dan penilai yang memiliki sertifikat.

1. Jumlah Pengunjung Perpustakaan


Perpustakaan merupakan sumber informasi dan sarana strategis dalam peningkatan
sumberdaya manusia. Keberadaan perpustakaan diharapkan dapat meningkatkan minat baca
di masyarakat, oleh karena itu jumlah pengunjung perpustakaan merupakan salah satu
indikator yang digunakan untuk menggambarkan seberapa besar minat masyarakat untuk
membaca. Guna menunjang peningkatan minat baca masyarakat, Pemerintah Kabupaten
Rejang Lebong menambah jumlah koleksi pustaka. Capaian indikator persentase kunjungan
perpustakaan ke perpustakaan merupakan hasil perbandingan antara jumlah kunjungan ke
perpustakaan daerah selama satu tahun dengan jumlah orang dalam populasi yang harus
dilayani, yang dinyatakan dalam persen. Jumlah kunjungan perpustakaan yang dihitung dalam
indikator ini merupakan jumlah kunjungan ke perpustakaan daerah saja, dan belum termasuk
kegiatan perpustakaan keliling dan program penyuluhan minat baca yang dilaksanakan di
sekolah, balai desa, dan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan lainnya.
Tabel 2. 329
Jumlah Kunjungan ke Perpustakaan Daerah di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah kunjungan ke perpustakaan daerah 2.913 3.018 3.604 3.630 2.335
selama 1 tahun (orang)
2 Jumlah orang dalam populasi yang harus dilayani 274.815 276.875 278.865 280.142 281.445
(orang)
3 Persentase kunjungan ke perpustakaan daerah 1,06 1,09 1,29 1,30 0,83
pertahun (persen)
Sumber: Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Rejang Lebong, 202; Diolah

Secara umum, dalam lima tahun terakhir, jumlah pengunjung perpustakaan daerah di
Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan
menurun, yang ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -5,93 persen per tahun. Pada
tahun 2016, capaian indikator tersebut tercatat sebesar 1,06 persen, yang kemudian terus
menunjukkan peningkatan hingga tahun 2019 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 6,92
persen per tahun. Pada tahun 2020 mengalami penurunan yang ditunjukkan dengan laju
pertumbuhan sebesar -35,97 persen, sehingga capaian indikator jumlah pengunjung
perpustakaan daerah di Kabupaten Rejang Lebong adalah sebesar 0,83 persen. Penurunan
jumlah kunjungan ke perpustakaan ini dikarenakan adanya pembatasan kunjungan akibat
pandemi Covid-19.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-285
TAHUN 2021-2026
2. Rasio Koleksi Buku yang Tersedia di Perpustakaan Daerah
Ragam koleksi buku di perpustakaan ditentukan dari keragaman judul buku dan
jumlah eksemplar buku yang tersedia. Jumlah koleksi yang tersedia di Perpustakaan
Kabupaten Rejang Lebong menunjukan tren kenaikan karena adanya bantuan buku-buku baru
dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, sehingga jumlah koleksi Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah bertambah.
Tabel 2. 230
Rasio Koleksi Buku di Perpustakaan Daerah di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah koleksi judul buku yang tersedia di perpustakaan 15.166 15.353 15.353 15.560 16.004
daerah (judul)
2 Jumlah koleksi buku yang tersedia di Perpustakaan 26.236 26.710 26.710 27.745 28.595
Daerah (eksemplar)
3 Rasio koleksi buku yang tersedia di perpustakaan 0,58 0,57 0,57 0,56 0,56
daerah (rasio)
Sumber: Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, adanya bantuan buku dari


pemerintah pusat, menjadikan koleksi judul buku yang tersedia di perpustakaan daerah
Kabupaten Rejang Lebong meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,35 persen per
tahun dalam lima tahun terakhir, dimana pada tahun 2016 jumlah koleksi judul buku di
perpustakaan daerah tercatat sebanyak 15.166 judul, dan meningkat menjadi 16.004 judul
buku di tahun 2020. Selanjutnya, dilihat dari jumlah koleksi bukunya, terjadi peningkatan
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 2,18 persen per tahun dalam kurun waktu yang sama,
dimana pada tahun 2016 tersedia 26.236 koleksi buku di perpustakaan daerah, dan meningkat
menjadi 28.595 koleksi buku di tahun 2020. Dari kedua komponen tersebut, didapatkan hasil
bahwa besaran rasio koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah Kabupaten Rejang
Lebong menunjukkan penurunan, yang ditandai dengan besaran rata-rata pertumbuhan
sebesar -0,87 persen per tahun dalam kurun waktu lima tahun.
Hingga tahun 2020, capaian indikator rasio koleksi buku yang tersedia di perpustakaan
daerah Kabupaten Rejang Lebong sebesar 0,57, hal ini menunjukkan bahwa satu judul buku
yang tersedia, rata-rata hanya terdiri dari dua eksemplar buku saja. Pemerintah hendaknya
dapat menambah jumlah koleksi judul buku, karena dengan bertambahnya jumlah koleksi
judul buku maka akan semakin beragam bacaan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat,
sehingga dapat meningkatkan daya tarik masyarakat untuk membaca buku di perpustakaan
daerah, yang kemudian dapat berimbas pada meningkatnya minat baca masyarakat.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-286
TAHUN 2021-2026
3. Rasio Perpustakaan Persatuan Penduduk
Pemerintah memiliki kewajiban untuk menjamin kelangsungan penyelenggaraan dan
pengelolaan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat. Oleh karena itu, untuk
mencapai hal tersebut, keberadaan perpustakaan yang lebih dekat dengan masyarakat sangat
diharapkan. Indikator rasio perpustakaan per satuan penduduk untuk mengetahui seberapa
banyaknya jumlah perpustakaan di setiap 1000 penduduk.
Tabel 2. 231
Rasio Perpustakaan per Satuan Penduduk di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah perpustakaan 65 65 65 198 199
2 Jumlah penduduk 274.815 276.875 278.865 280.142 281.445
3 Rasio perpustakaan per satuan penduduk 0,24 0,23 0,23 0,71 0,71
Sumber: Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Diolah

Banyaknya unit perpustakaan akan memberi kemudahan pada


masyarakat untuk memanfaatkan dan menjangkau fasilitas perpustakaan. Dalam lima tahun
terakhir, jumlah perpustakaan di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan peningkatan yang
cukup signifikan, yang apabila ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan meningkat sebesar
32,28 persen per tahun. Pada tahun 2016 jumlah perpustakaan yang tersedia di kabupaten ini
tercatat sebanyak 65 unit perpustakaan, dan meningkat hingga tahun 2020 jumlahnya menjadi
199 unit perpustakaan. Meningkatnya jumlah perpustakaan tersebut berbanding lurus dengan
peningkatan capaian rasio perpustakaan per satuan penduduk di kabupaten ini, yang
meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 31,15 persen per tahun dalam lima tahun
terakhir. Adapun perpustakaan yang terhitung di Kabupaten Rejang Lebong tersebut meliputi
perpustakaan sekolah, perpustakaan desa/kelurahan,dan perpustakaan khusus.
Tabel 2. 232
Jumlah Perpustakan Berdasarkan Jenisnya di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2020
No Jenis Perpustakaan Jumlah
1 Perpustakaan SD/ MI Sederajat 71
2 Perpustakaan SMP/Sederajat 39
3 Perpustakaan SMA 9
4 Perpustakaan SMK 5
5 Perpustakaan Perguruan Tinggi 4
6 Perpustakaan Desa 47
7 Perpustakaan Kelurahan 18
8 Perpustakaan Khusus 5
9 Perpustakaan Daerah 1
Sumber: Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

4. Jumlah Pustakawan, Tenaga Teknis, dan Penilai yang Memiliki Sertifikasi


Kualitas layanan perpustakaan salah satunya diukur dari keberadaan pustakawan,
tenaga teknis, dan penilai yang memiliki sertifikasi. Keberadaan jumlah pustakawan, tenaga
teknis, dan penilai yang memiliki sertifikasi di perpustakaan daerah belum optimal. Hal

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-287
TAHUN 2021-2026
tersebut terlihat dari rasio jumlah pustakawan, tenaga teknis, dan penilai yang memiliki
sertifikasi. Tahun 2017 jumlah seluruh petugas pelayanan tersebut sebanyak enam orang yang
kemudian bertambah menjadi 10 orang pada tahun 2018, dan berjumlah tetap hingga tahun
2020. Meskipun jumlah tenaga perpustakaan tersebut meningkat, namun jumlah pustakawan,
tenaga teknis, dan penilai yang memiliki sertifikasi baru satu orang. Oleh karena itu, perlu
adanya peningkatan kualitas petugas pelayanan lainnya, agar semakin prima dalam
menjalankan ketugasannya.
Tabel 2. 233
Rasio Jumlah Pustakawan, Tenaga Teknis, dan Penilai Memiliki Sertifikasi
di Perpustakaan Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah pustakawan, tenaga teknis, dan penilai yang N/A 1 1 1 1
bersertifikat (orang)
2 Jumlah seluruh pustakawan, tenaga teknis, dan penilai (orang) N/A 6 10 10 10
3 Jumlah pustakawan, tenaga teknis, dan penilai yang memiliki N/A 0,17 0,10 0,10 0,10
sertifikasi (rasio)
Sumber: Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

R. Kearsipan
Urusan kearsipan dalam aspek pelayanan umum berdasarkan Lampiran Permendagri
Nomor 86 Tahun 2017 memiliki dua indikator yaitu jumlah perangkat daerah yang telah
menerapkan arsip secara baku dan peningkatan SDM pengelola kearsipan. Berdasarkan
kondisi di Kabupaten Rejang Lebong terdapat penyesuaian indikator karena dinas terkait
belum melaksanakan pendataan sesuai indikator permendagri. Adapun indikator urusan
kearsipan menjadi persentase OPD yang melaksanakan tertib arsip dan persentase arsip yang
terselamatkan.

1. Persentase Perangkat Daerah yang melaksanakan tertib arsip


Arsip merupakan dokumen yang memuat catatan rekaman kegiatan atau sumber
informasi. Tata laksana kearsipan harapannya dapat dilaksanakan menyeluruh pada
organisasi perangkat daerah sehingga informasi cetak kinerja perangkat daerah dapat
terdokumentasi dengan baik. Meskipun dalam lima tahun terakhir, capaian persentase
perangkat daerah yang melaksanakan tertib arsip di Kabupaten Rejang Lebong masih berada
di bawah 10 persen, namun besarannya menunjukkan peningkatan yang ditunjukkan dengan
rata-rata pertumbuhan sebesar 44,52 persen per tahun.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-288
TAHUN 2021-2026
8.90

7.14

5.35

Persen
2.04 1.88

2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 2. 101
Grafik Persentase Daerah yang Melaksanakan Tertib Arsip di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

Pada tahun 2016, capaian indikator persentase perangkat daerah yang melaksanakan
tertib arsip di kabupaten ini tercatat sebesar 2,04 persen, yang meningkat menjadi 8,90 persen
di tahun 2020 atau sebanyak empat perangkat daerah yang telah mengelola arsip secara baku.
Keempat OPD tersebut adalah Dinas Kesehatan; Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang,
Perumahan dan Kawasan Pemukiman; Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; dan Dinas
Pariwisata. Ke depannya, pemerintah Kabupaten Rejang Lebong perlu menerapkan
pengelolaan arsip secara baku kepada seluruh perangkat daerah di lingkup pemerintah daerah
Kabupaten Rejang Lebong agar dokumen yang ada di masing-masing perangkat daerah dapat
terjamin keamanannya dan memudahkan apabila suatu saat membutuhkan arsip dari
dokumen-dokumen tersebut.

2. Persentase Arsip yang Terselamatkan


Semakin baik tata kelola kearsipan akan memberikan dampak pada arsip yang
terselamatkan semakin tinggi. Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, kondisi kearsipan
di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan peningkatan setiap tahunnya, yang ditunjukkan
dengan rata-rata pertumbuhan capaian indikator ini sebesar 51,37 persen per tahun. Pada
tahun 2016, capaian indikator persentase arsip yang terselamatkan di kabupaten ini tercatat
sangat rendah, yakni sebesar 4,08 persen. Capaian tersebut kemudian menunjukkan
peningkatan setiap tahunnya hingga pada tahun 2020 menjadi 21,42 persen. Meskipun dalam
lima tahun terakhir kondisinya menunjukkan peningkatan, namun capaian indikator ini masih
tergolong relatif rendah, oleh karena itu diperlukan upaya-upaya yang harus dilakukan oleh
para pemangku kepentingan agar besaran persentase arsip yang terselamatkan di kabupaten
ini dapat terus meningkat di tahun-tahun mendatang.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-289
TAHUN 2021-2026
21.42
17.85

10.71

Persen
7.54
4.08

2016 2017 2018 2019 2020


Gambar 2. 102
Grafik Persentase Arsip yang Terselamatkan Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

2.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan


A. Pariwisata
Berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017, terdapat tiga indikator
terkait urusan pariwisata. Ketiga indikator tersebut adalah kunjungan wisata, lama kunjungan
wisata, dan PAD sektor pariwisata. Untuk indikator kunjungan wisata ada penyesuaian satuan
dari persen menjadi orang. Selain penyesuaian satuan, terdapat juga penambahan indikator
yaitu indikator tingkat hunian hotel dan indikator jumlah hotel dan homestay.

1. Kunjungan Wisata
Pariwisata merupakan sektor yang prospektif untuk dikembangkan. Pergeseran
budaya dan perilaku masyarakat dalam pola konsumsi membuat sektor pariwisata tumbuh
cukup pesat. Keinginan masyarakat baik dari domestik maupun mancanegara untuk
melakukan perjalanan wisata bukan hanya muncul dari kalangan menengah ke atas saja
namun juga masyarakat menengah ke bawah. Bahkan euforia untuk mengaktualisasikan diri
di media sosial turut menghantarkan generasi milenial untuk berpetualang mengunjungi
objek-objek wisata yang beragam.
Kabupaten Rejang Lebong diberkahi dengan kondisi alam yang luar biasa, topografi
daerah yang berada pada dataran tinggi pegunungan Bukit Barisan menyebabkan daerah ini
memiliki variasi objek wisata alam yang berlimpah di antaranya adalah air terjun, danau,
sumber pemandian air panas, dan Bukit Kaba. Selain dari objek wisata alam, objek wisata
sosial-budaya yang terdiri dari rumah adat dan masjid juga menjadi ikon tujuan wisata yang
banyak diminati oleh para wisatawan. Banyaknya destinasi tujuan wisata di Rejang Lebong
menarik para wisatawan baik wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk datang
berkunjung. Jumlah kunjungan wisata di Kabupaten Rejang Lebong sendiri masih didominasi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-290
TAHUN 2021-2026
oleh wisatawan nusantara, sedangkan jumlah wisatawan mancanegara terus mengalami
penurunan setiap tahunnya.
Tabel 2. 234
Jumlah Kunjungan Wisata di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Kunjungan Wisatawan Mancanegara Orang N/A 98 40 56 15
2 Kunjungan Wisatawan Nusantara Orang 40.644 70.504 78.654 82.416 30.160
3 Jumlah Kunjungan Wisata Orang 40.644 70.602 78.694 82.472 30.175
Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Rejang Lebong, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Secara umum, dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, jumlah kunjungan wisata
di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan
menurun, yang ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -7,18 persen per tahun.
Penurunan tersebut khususnya terjadi di tahun 2020 yang disebabkan karena adanya pandemi
covid-19 di seluruh dunia sehingga sangat mempengaruhi sektor pariwisata. Pada tahun 2016,
perhitungan jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Rejang Lebong hanya dihitung dari
dua objek wisata yaitu Danau Mas Harun Bastari dan Suban Air Panas, kemudian mulai tahun
2017 objek wisata Bukit Kaba ditambahkan ke dalam perhitungan, sehingga jumlah kunjungan
wisata pada tahun 2017 naik menjadi 70.602 orang dari yang sebelumnya sebanyak 40.644
orang pada tahun 2016.
Jumlah wisatawan di kabupaten ini terus meningkat hingga tahun 2019, yang ditandai
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 26,60 persen per tahun, hingga pada tahun tersebut
jumlah wisatawan di Kabupaten Rejang Lebong tercatat sebanyak 82.472 orang. Pandemi
covid-19 yang memukul sektor pariwisata menjadikan adanya penurunan jumlah wisatawan
dengan cukup signifikan yang ditandai dengan besaran laju pertumbuhan sebesar -63,41
persen, yang menjadikan jumlah wisatawan di kabupaten ini menjadi 30.175 orang.

2. Lama Kunjungan Wisata


Indikator lama kunjungan wisata menunjukkan lama tinggal wisatawan nusantara dan
mancanegara dalam sekali kunjungan. Berbeda dengan jumlah wisatawan yang cenderung
naik setiap tahunnya, lama kunjungan wisata di Kabupaten Rejang Lebong memiliki tren
menurun dengan lama kunjungan wisata yang hanya berkisar antara dua sampai 1,5 hari pada
tahun 2018 sampai 2020 (data tahun 2016 dan 2017 tidak tersedia). Lama kunjungan wisata
yang selalu menurun dan relatif rendah ini dikarenakan fasilitas hotel yang kurang memadai.
Hotel yang tersedia di Kabupaten Rejang Lebong rata-rata adalah hotel kelas melati.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-291
TAHUN 2021-2026
2.5

Lama Kunjungan Wisata (hari)


2
2 1.72
1.5
1.5

0.5

0
2018 2019 2020

Gambar 2. 103
Grafik Lama Kunjungan Wisata di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2018-2020
Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Rejang Lebong, 2021

3. PAD Sektor Pariwisata


Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu prioritas yang harus
dilaksanakan daerah karena selain akan menjadi faktor penarik bagi wisatawan, juga akan
memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kontribusi sektor pariwisata di
suatu wilayah dapat dilihat dari persentase PAD sektor pariwisata terhadap total PAD wilayah
tersebut. Dalam lima tahun terakhir, jumlah PAD sektor pariwisata di Kabupaten Rejang
Lebong menunjukkan besaran yang semakin menurun setiap tahunnya.
Tabel 2. 235
PAD Sektor Pariwisata Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 PAD 2.364.419.117 1.648.107.262 593.969.500 579.210.000 100.400.000
sektor
pariwisata
(Rp)
2 Total PAD 79.746.583.243 78.716.308.268 85.011.977.268 76.373.714.528 69.029.627.660
(Rp)
3 Persentase 2,96 2,09 0,70 0,76 0,15
PAD
sektor
pariwisata
(persen)
Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Pada tahun 2016, jumlah PAD sektor pariwisata di Kabupaten Rejang Lebong tercatat
mencapai 2,364 miliar rupiah. Besaran tersebut kemudian menurun dengan cukup signifikan
hingga tahun 2020, dimana jumlahnya menjadi 100,400 juta rupiah, atau yang ditunjukkan
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -54,61 persen per tahun. Menurunnya PAD sektor
pariwisata ini disebabkan karena ada beberapa pos pendapatan yang tidak lagi dikelola oleh
Dinas Pariwisata, seperti pajak restoran, pajak makan minum, serta pendapatan PIC (Palace
Information Center). Sementara itu, sumber PAD sektor pariwisata sendiri dihasilkan dari dua

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-292
TAHUN 2021-2026
obyek wisata yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong, yaitu Suban Air
Panas dan Danau Mas Harun Bastari.

4. Tingkat Hunian Hotel


Tingkat hunian hotel adalah perbandingan antara jumlah malam kamar yang dihuni
dengan jumlah malam kamar yang tersedia. Tingkat hunian hotel menggambarkan persentase
kamar yang terisi oleh tamu yang menginap dalam suatu waktu tertentu. Angka tingkat hunian
hotel di Kabupaten Rejang Lebong masih tergolong rendah karena dalam tiga tahun terakhir
capaiannya masih berada di bawah 10 persen. Hal ini menandakan bahwa akomodasi hotel
yang ada di Kabupaten Rejang Lebong kurang diminati oleh pengunjung. Angka tingkat hunian
hotel tertinggi adalah sebesar 6,19 persen pada tahun 2019, sedangkan angka terendah adalah
dua persen pada tahun 2018.
Tabel 2. 236
Tingkat Hunian Hotel di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Tingkat Hunian Hotel Persen N/A N/A 2,00 6,19 2,44
Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Rejang Lebong, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

5. Jumlah Hotel dan Homestay


Keberadaan penginapan menjadi salah satu sarana penunjang wisata dan merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi lama kunjungan wisata di suatu daerah. Kabupaten
Rejang Lebong memiliki fasilitas penginapan berupa hotel dan homestay yang bisa digunakan
oleh wisatawan. Kabupaten Rejang Lebong tidak mempunyai hotel bintang, hotel yang ada
adalah hotel non bintang atau hotel kelas melati. Pada tahun 2016 sampai 2017 terdapat 18
hotel yang tersebar di wilayah Kabupaten Rejang Lebong, kemudian terjadi penambahan hotel
menjadi 19 unit di tahun 2018. Hingga tahun 2020 jumlah hotel di Kabupaten Rejang Lebong
adalah 19 unit. Selain hotel, terdapat juga tiga unit homestay pada tahun 2016 sampai 2020
yang berlokasi di Kecamatan Selupu Rejang.
Tabel 2. 237
Jumlah Hotel dan Homestay di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Hotel Bintang Unit 0 0 0 0 0
2 Hotel Non Bintang/Melati Unit 18 18 19 19 19
3 Homestay Unit 3 3 3 3 3
Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Rejang Lebong, 2021

B. Pertanian
Urusan pertanian berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 memiliki
enam indikator yang meliputi kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB,
kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap PDRB, kontribusi sektor perkebunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-293
TAHUN 2021-2026
(tanaman keras) terhadap PDRB, kontribusi produksi kelompok petani terhadap PDRB,
produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar, dan cakupan bina
kelompok petani. Indikator-indikator yang berkaitan dengan kontribusi sektor pertanian
terhadap PDRB di Kabupaten Rejang Lebong digambarkan dengan kontribusi sektor pertanian,
kehutanan, dan perikanan terhadap PDRB. Lebih lanjut, pada urusan ini ditambahkan
persentase panjang jalan usaha tani dalam kondisi baik dari urusan pekerjaan umum karena
memiliki keterkaitan dengan urusan pertanian.

1. Kontribusi Sektor Pertanian/Perkebunan terhadap PDRB


Indikator kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB menggambarkan proporsi sektor
pertanian dalam struktur perekonomian wilayah. Sektor pertanian ini dalam struktur PDRB
masuk dalam lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan. Berdasarkan
kontribusinya, dalam lima tahun terakhir besaran kontribusi sektor pertanian di Kabupaten
Rejang Lebong menunjukkan besaran dengan kecenderungan menurun, yang ditandai dengan
rata-rata pertumbuhan sebesar -1,36 persen per tahun. Pada tahun 2016, capaian kontribusi
sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan di Kabupaten Rejang Lebogng tercatat sebesar
31,46 persen, yang kemudian menunjukkan penurunan setiap tahunnya hingga pada tahun
2020 kontribusinya menjadi 29,86 persen.
Tabel 2. 238
Kontribusi Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan terhadap PDRB
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020*
1 Kontribusi sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan 31,46 30,74 30,17 29,74 29,86
terhadap PDRB (persen)
Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong, 2021
*) Angka Sangat Sementara

Turunnya kontribusi sektor pertanian yang notabene menjadi salah satu backbone
perekonomian Kabupaten Rejang Lebong perlu menjadi perhatian pemerintah daerah untuk
dapat merumuskan skenario yang diarahkan pada keberlanjutan perekonomian Kabupaten
Rejang Lebong dimasa mendatang, apakah masih akan menumpu pada sektor pertanian, atau
akan mulai bergeser pada sektor yang lainnya.

2. Produktivitas Padi Atau Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya per Hektar
Indikator produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar pada
pembahasan ini terdiri dari produktivitas komoditas makanan utama, produktivitas
komoditas palawija, produktivitas komoditas hortikultura dan produktivitas komoditas
perkebunan. Dalam tiga tahun terakhir, capaian produktivitas komoditas padi sawah di
Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-294
TAHUN 2021-2026
menurun, yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -6,65 persen per tahun,
dimana capaiannya berada pada kisaran empat hingga lima ton per hektare. Sementara
komoditas padi ladang menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam tiga tahun terakhir,
dimana pada tahun 2018 produktivitas komoditas padi ladang ini hanya sebesar 0,02 ton per
hektare, yang kemudian meningkat dengan rata-rata pertumbuhan hingga 948,81 persen per
tahun hingga capaiannya meningkat menjadi 2,20 ton per hektare.
Tabel 2. 239
Produktivitas Komoditas Makanan Utama (ton/hektare)
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Padi Sawah N/A N/A 5,68 4,22 4,95
2 Padi ladang N/A N/A 0,02 2,20 2,20
Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Kurun waktu 2016-2020, tiap-tiap komoditas palawija memiliki tren yang berbeda
satu sama lain. Produktivitas terbesar jagung mencapai 5,41 ton/hektar melampaui
produktivitas rata-ratanya yang sebesar 4,85 ton/hektar dan komoditas ini merupakan
komoditas palawija dengan capaian produktivitas tertinggi. Produktivitas kedelai meningkat
signifikan sepanjang tahun 2016-2020 dengan rata-rata sebesar 1,04 ton/hektar. Sementara
itu komoditas kacang tanah dan ubi kayu memiliki tren produktivitas yang sama persis yaitu
fluktuatif cenderung meningkat di pertengahan dan akhir periode. Rata-rata produktivitas
kacang tanah dan ubi kayu berturut-turut 1,01 ton/hektar dan 1,28 ton/hektar. Pada
komoditas kacang hijau, produktivitasnya memuncak di pertengahan periode dan menurun
signifikan hingga tahun 2020 dengan rata-rata produktivitas sebesar 1,36 ton/hektar.
Terakhir, ubi jalar memiliki tren produktivitas yang fluktuatif cenderung meningkat di akhir
periode dengan rata-rata capaian sebesar 1,11 ton/hektar.
Tabel 2. 240
Produktivitas Komoditas Tanaman Palawija (ton/hektare)
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jagung 5,16 5,41 0,88 5,29 3,21
2 Kedelai 1,04 1,05 2,16 3,16 3,16
3 Kacang Tanah 1,04 1,01 1,25 0,98 1
4 Kacang Hijau 1 1,41 3,33 1,39 1
5 Ubi Kayu 1,28 1,27 1,51 1,21 1,41
6 Ubi Jalar 1,06 1,06 0,99 1,06 1,77
Sumber: Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Komoditas tanaman hortikultura sayuran di Kabupaten Rejang Lebong memiliki


besaran produktivitas yang beragam. Dilihat dari besaran produktivitasnya, komoditas kubis,
terung, labu siam, wortel, dan buncis, merupakan lima komoditas tanaman hortikultura
sayuran dengan besaran produktivitas tertinggi. Dalam tiga tahun terakhir, komoditas kubis

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-295
TAHUN 2021-2026
memiliki produktivitas sebesar 36 ton per hektare. Meskipun produktivitasnya merupakan
yang tertinggi, namun besaran pertumbuhannya tumbuh melambat yang ditandai dengan rata-
rata pertumbuhan sebesar 0,07 persen per tahun. Komoditas terung memiliki produktivitas
pada kisaran 30 hingga 32 ton per hektare, komoditas labu siam memiliki produktivitas
kisaran 27 hingga 29 ton per hektare. Selanjutnya, komoditas wortel meskipun dalam tiga
tahun terakhir tumbuh menurun dengan rata-rata pertumbuhan -0,06 persen per tahun,
namun produktivitasnya masih berada pada kisaran 25 ton per hektare, sementara itu
komoditas buncis yang tumbuh 2,29 persen per tahun memiliki produktivitas pada kisaran 19
hingga 20 ton per hektar.
Tabel 2. 241
Produktivitas Hotikultura Sayuran di Kabupaten Rejang Lebong (ton/hektare)
Tahun 2016-2020
No, Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Bawang Daun/Wlech Onion N/A N/A 9,16 9,19 9,20
2 Bawang Merah/Shallot N/A 5,36 6,17 6,18 6,17
3 Bawang Putih/Garlic N/A N/A N/A 4,95 5,16
4 Bayam/Spinach N/A N/A 2,91 3,15 3,01
5 Buncis/Green Bean N/A N/A 19,45 19,23 20,35
6 Cabai Besar/Chili (Capsicum Annum) N/A N/A 5,75 6,30 6,94
7 Cabai Rawit/Chili (Capsicum Frustescens) N/A N/A 3,86 4,26 4,61
8 Cabai/Chili N/A 5,49 5,32 5,83 6,29
9 Jamur/Mushroom N/A N/A N/A N/A N/A
10 Kacang Merah/Red Bean N/A N/A 4,85 4,81 4,84
11 Kacang Panjang/Yarldlong Bean N/A N/A 3,15 3,18 3,38
12 Kangkung/Kangkong N/A N/A 15,11 15,19 15,94
13 Kembang Kol/Cauliflower N/A N/A 14,78 14,73 14,78
14 Kentang/Potato N/A 13,76 13,76 14,60 13,87
15 Ketimun/Cucumber N/A N/A 10,84 10,67 11,38
16 Kubis/Cabbage N/A 36,34 36,29 35,59 36,34
17 Labu Siam/Chayote N/A N/A 27,07 27,18 29,48
18 Lobak/Radish N/A N/A N/A N/A N/A
19 Paprika/Bell Pepper N/A N/A N/A N/A N/A
20 Petsai/Chinese Cabbage N/A 14,88 14,88 14,87 14,88
21 Terung/Eggplant N/A N/A 30,90 31,28 32,25
22 Tomat/Tomato N/A N/A 7,54 7,71 7,90
23 Wortel/Carrot N/A N/A 25,05 24,86 25,02
24 Jengkol/Jengkol N/A N/A N/A N/A N/A
25 Melinjo/Melinjo N/A N/A N/A N/A N/A
26 Petai/Twisted Cluster Bean N/A N/A N/A N/A N/A
Sumber: Dokumen Publikasi Rejang Lebong Dalam Angka Tahun 2018-2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Selanjutnya, dilihat dari rata-rata pertumbuhan produktivitasnya, komoditas cabai


besar, cabai rawit, dan cabai, merupakan tiga komoditas tanaman hortikultura sayuran yang
memiliki rata-rata pertumbuhan tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Komoditas cabai besar
memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar 9,86 persen per tahun, dengan produktivitas sebesar
lima hingga enam ton per hektar, komoditas cabai rawit memiliki rata-rata pertumbuhan
sebesar 9,28 persen per tahun dengan besaran produktivitas pada kisaran tiga hingga empat
ton per hektar. Sementara itu, komoditas cabai memiliki besaran rata-rata pertumbuhan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-296
TAHUN 2021-2026
sebesar 8,74 persen per tahun, dengan besaran produktivitas berada pada kisaran lima hingga
enam ton per hektare.
Tabel 2. 242
Produktivitas Sektor Perkebunan di Kabupaten Rejang Lebong (ton/hektare)
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Kelapa Sawit 1,78 3,22 2,68 2,79 2,66
2 Karet 0,41 0,13 0,81 0,78 0,78
3 Kopi Robusta 0,72 0,68 0,80 0,91 0,95
4 Kopi Arabica 0,61 0,64 0,77 0,81 0,88
5 Kakao 0,32 0,07 0,13 0,70 0,65
6 Kelapa Dalam 2,75 0,11 0,91 0,63 0,95
7 Lada 0,38 0,74 0,66 0,75 0,73
8 Aren 1,91 1,60 2,18 2,86 2,91
9 Kayu Manis 0,20 0,08 0,06 0,34 0,11
10 Pinang 0,37 0,09 0,09 0,34 0,33
11 Kemiri 0,40 0,15 0,52 0,42 0,40
12 Pala 0,09 0,12 0,40 0,28 0,28
Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Dalam lima tahun terakhir, produktivitas komoditas tanaman perkebunan di


Kabupaten Rejang Lebong memiliki besaran yang beragam, dengan dua komoditas yang
memiliki besaran produktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan komoditas perkebunan
lainnya. Kedua komoditas tersebut adalah komoditas aren dan kelapa sawit. Dalam kurun
waktu yang sama, komoditas aren memiliki besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan
meningkat, yang ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 11,10 persen per tahun,
dimana capaiannya berada pada kisaran satu hingga dua ton per hektare. Komoditas kelapa
sawit juga memiliki besaran produktivitas yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat,
yang ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,56 persen per tahun, dengan besaran
produktivitas pada kisaran satu hingga tiga ton per hektare. Selanjutnya, terdapat satu
komoditas tanaman perkebunan yang menunjukkan penurunan rata-rata pertumbuhan yang
cukup signifikan dalam lima tahun terakhir, yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar -23,33 persen per tahun. Komoditas tersebut adalah komoditas kelapa dalam, dimana
pada tahun 2016, produktivitas komoditas ini merupakan yang tertinggi di Kabupaten Rejang
Lebong yakni dengan besaran 2,75 ton per hektare. Capaian tersebut kemudian menunjukkan
penurunan hingga pada tahun 2020, produktivitasnya menjadi 0,95 ton per hektare.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-297
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 243
Produktivitas Biofarmaka di Kabupaten Rejang Lebong (ton/hektare)
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Dlingo/Dringo/Sweet Root/Calamus N/A N/A N/A N/A N/A
2 Jahe/Ginger N/A N/A 78,50 82,43 79,95
3 Kapulaga/Java Cardamon N/A N/A 60,62 N/A 18,60
4 Keji Beling/Kecibeling/Strobilanthes crispa N/A N/A N/A N/A N/A
5 Kencur/East Indian Galangal N/A N/A 36,32 69,37 48,01
6 Kunyit/Turmeric N/A N/A 53,41 56,19 56,06
7 Laos/Lengkuas/Galanga N/A N/A 66,65 93,83 99,95
8 Lempuyang/Zingiber Aromaticum N/A N/A N/A N/A N/A
9 Lidah Buaya/ Aloevera N/A N/A N/A N/A N/A
10 Mahkota Dewa/ Phaleria Macrocarpa N/A N/A N/A N/A N/A
11 Mengkudu/Pace/Indian Mulberry N/A N/A N/A N/A N/A
12 Sambiloto/King of Bitter N/A N/A N/A N/A N/A
13 Temuireng/Black Turmeric N/A N/A N/A N/A N/A
14 Temukunci/Chinese Keys N/A N/A N/A N/A N/A
15 Temulawak/Java Turmeric N/A N/A 60,07 N/A 19,50
Sumber: Dokumen Publikasi Rejang Lebong Dalam Angka Tahun 2019-2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Dalam kurun waktu tahun 2018 hingga 2020, produktivitas komoditas biofarmaka di
Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif. Komoditas laos dan jahe
merupakan dua komoditas dengan produktivitas tertinggi di tahun 2020, dimana
produktivitas laos tercatat sebesar 99,95 ton per hektare, dan komoditas jahe tercatat memiliki
produktivitas sebesar 79,95 ton per hektare. Selanjutnya, dilihat dari rata-rata
pertumbuhannya, komoditas laos dan kencur merupakan dua komoditas dengan rata-rata
pertumbuhan tertinggi dalam tiga tahun terakhir, yakni sebesar 22,46 persen per tahun untuk
komoditas laos, dan 14,97 persen per tahun untuk komoditas kencur. Sementara itu, terdapat
dua komoditas yang memiliki kecenderungan menurun yang ditandai dengan besaran rata-
rata pertumbuhan yang tumbuh negatif, yakni komoditas kapulaga yang turun sebesar -44,61
persen per tahun, dan komoditas temulawak yang turun sebesar -43,02 persen per tahun.

3. Cakupan Bina Kelompok Petani


Indikator cakupan bina kelompok petani oleh Dinas Pertanian dan Perikanan
Kabupaten Rejang Lebong disajikan dengan formula yang berbeda dengan indikator kinerja
berdasarkan Permendagri Nomor 86 Tahun 2017. Sampai dengan tahun 2020, Kabupaten
Rejang Lebong memiliki sepuluh Balai Penyuluh Pertanian (BPP) dengan jumlah kelompok
binaan yang berbeda-beda. Kesepuluh BPP tersebut di antaranya: BPP Pal VIII; BPP Curup
Selatan; BPP Kesambe Lama; BPP Air Duku; BPP Mojorejo; BPP Bengko; BPP Tanjung Agung;
BPP Padang Ulak Tanding; BPP Durian Mas; dan BPP Air Pikat. Berdasarkan data yang
bersumber dari Kelompok Jabatan Fungsional Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten
Rejang Lebong, tahun 2016-2018 terdapat 1.189 kelompok tani di Kabupaten Rejang Lebong.
Sementara itu, menurut data yang dirilis oleh Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-298
TAHUN 2021-2026
Pertanian (SIMLUHTAN) tahun 2019-2020 Kabupaten Rejang Lebong memiliki sejumlah 977
kelompok tani yang dirinci berdasar kelas-kelas tertentu. Perbedaan jumlah pada tiap-tiap
kelas kelompok tani dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. 244
Jumlah Lembaga Tani (Kelompok Tani) Berdasarkan Kelas Kelompok Tani
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Jumlah Kelompok Tani (Poktan) Berdasarkan Kelas 2016 2017 2018 2019* 2020*
1 Kelas Pemula (poktan) 1.002 1.002 1.002 789 789
2 Kelas Lanjut (poktan) 172 172 172 108 108
3 Kelas Madya (poktan) 14 14 14 7 7
4 Kelas Utama (poktan) 1 1 1 0 0
5 Belum diketahui (poktan) - - - 73 73
6 Jumlah Seluruh Poktan (poktan) 1.189 1.189 1.189 977 977
Sumber: Kelompok Jabatan Fungsional Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong, 2016-2018;
*) Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN) Kabupaten Rejang Lebong, 2020

4. Persentase Panjang Jalan Usaha Tani dalam Kondisi Baik


Jalan usaha tani (JUT) atau jalan pertanian merupakan prasarana transportasi pada
kawasan pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan rakyat, dan peternakan), serta
untuk memperlancar mobilitas alat dan mesin pertanian, pengangkutan sarana produksi
menuju lahan pertanian, mengangkut hasil produk pertanian dari lahan menuju tempat
penyimpanan, tempat pengolahan, atau pasar (LKJIP Kabupaten Rejang Lebong 2020).

80
68.27 68.37
70 65
57.56
60
50
40
30
5.17
20
10
0
2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 2. 104
Grafik Persentase Panjang Jalan Usaha Tani dalam Kondisi Baik
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 – 2020
Sumber : LKJIP Kabupaten Rejang Lebong 2020

Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, capaian indikator persentase panjang JUT
dalam kondisi baik di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktatif dengan
kecenderungan menurun, yang ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -1,22 persen
per tahun. Pada tahun 2016, tercatat sebesar 68,27 persen JUT dalam kondisi baik di
kabupaten ini, yang kemudian menurun cukup signifikan hingga tahun 2018, dimana
capaiannya menjadi 5,17 persen, atau menurun dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -72,48
persen per tahun. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum,

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-299
TAHUN 2021-2026
Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman, penurunan yang signifikan di tahun
2018 ini diakibatkan karena tidak optimalnya kegiatan pendataan terkait indikator tersebut.
Capaian tersebut kemudian menunjukkan peningkatan dengan sangat signifikan pada
tahun berikutnya dengan laju pertumbuhan mencapai 1.222,44 persen, dimana capaiannya
mencapai 68,37 persen di tahun 2019. Selanjutnya, persentase JUT dalam kondisi baik di tahun
2020 kembali menunjukkan penurunan dengan laju pertumbuhan sebesar -4,93 persen
dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2020, JUT dalam kondisi baik di Kabupaten
Rejang Lebong tercatat sepanjang 9.025,575 meter atau sebesar 65 persen dari total panjang
jalan usaha tani yang dibangun hingga tahun 2020. Capaian ini mengalami penurunan
dikarenakan pada tahun 2020 tidak dilaksanakan rehabilitasi JUT dikarenakan adanya
refocusing anggaran untuk penanganan pandemi covid-19. Persentase kondisi baik yang
menurun ini juga dikarenakan intensitas pemakaian yang tinggi serta pengaruh iklim dan
cuaca.

C. Kehutanan
Urusan kehutanan menurut indikator kinerja dalam Lampiran Permendagri Nomor 86
Tahun 2017 memiliki empat indikator, diantaranya: kontribusi sektor kehutanan terhadap
PDRB; rehabilitasi hutan dan lahan kritis; kerusakan kawasan hutan, dan rasio luas kawasan
lindung untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati terhadap total luas kawasan hutan.
Dari keempat indikator tersebut, dua indikator dapat terisi dan dua lainnya belum dapat terisi.
Indikator kinerja yang dapat disajikan adalah rehabilitasi hutan dan lahan serta kerusakan
kawasan hutan.
Informasi kehutanan pada pembahasan ini diperoleh dari UPTD KPHL Bukit Balai
Rejang dan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Secara umum, luas wilayah kerja KPHL
Bukit Balai Rejang berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan nomor: SK.994/Menhut-
II/2013 tentang Penetapan Wilayah Kerja Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Model Bukit
Balai Rejang (Unit VII), yang terletak di Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu adalah
seluas ± 16.059 hektare. Di lain pihak, luas TNKS yang berada di Kabupaten Rejang Lebong
hingga tahun 2020 seluas 25.780 hektare.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-300
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 245
Capaian Kinerja Urusan Kehutanan Menurut Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
UPTD KPHL Bukit Balai Rejang
1 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis (ha) 325 295 N/A N/A N/A
2 Kerusakan Kawasan Hutan (ha) N/A 4.595 N/A N/A N/A
*
Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS)
1 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis (ha) N/A N/A N/A N/A 25
2 Kerusakan Kawasan Hutan (ha) N/A N/A N/A 265,15 213,45
3 Rasio luasan kawasan lindung untuk menjaga kelestarian N/A N/A N/A N/A 100
keanekaragaman hayati terhadap total luas kawasan hutan
Sumber: UPTD KPHL Bukit Balai Rejang, 2021 dan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), 2021
*) Keterangan: Berdasarkan analisis spasial peta lahan kritis Tahun 2017
**) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Pada indikator rehabilitasi hutan dan lahan kritis (RHL) menurut UPTD KPHL Bukit
Balai Rejang hanya tersedia pada tahun 2016 dan 2017. Hal tersebut dikarenakan kegiatan
RHL memang hanya dilaksanakan pada tahun 2016 dan 2017. Kegiatan RHL tersebut
tereselenggara melalui DIPA BPDASHL Ketahun sebagai UPT Kementerian LHK di Provinsi
Bengkulu kemudian dilaksanakan oleh BPDASHL Ketahun melalui Pihak Ketiga. Pada data
yang bersumber dari TNKS, diketahui rehabilitasi hutan dan lahan kritis di tahun 2020 seluas
25 hektare saja.
Berdasarkan sumber data dari UPTD KPHL Bukit Balai Rejang, pada indikator
kerusakan kawasan hutan hanya tersedia data pada tahun 2017 di mana luasan tersebut
diperoleh dari analisais spasial peta lahan kritis Tahun 2017. Rincinya, tercatat bahwa KPHL
Bukit Balai Rejang memiliki hutan dengan kondisi sangat kritis mencapai ± 2.464 hektare (17
persen) dan ± 2.131 hektare (15 persen) hutan dengan kondisi kritis. Pada data yang
bersumber dari TNKS, indikator kerusakan kawasan hutan hanya tersedia data pada tahun
2019 dan 2020 di mana luasannya turun menjadi 213,45 hektare atau setara dengan 0,83
persen dari total luas hutan Rejang Lebong yang termasuk dalam TNKS.
Lebih lanjut, dengan melihat data yang bersumber dari TNKS diketahui bahwa
indikator rasio luasan kawasan lindung untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati
terhadap total luas kawasan hutan mencapai 100. Hal tersebut dikarenakan seluruh kawasan
konservasi TNKS yang berada di Kabupaten Rejang Lebong seluas 25.780 hektare merupakan
kawasan lindung guna menjaga kelestarian keanekaragaman hayati.

D. Energi dan Sumber Daya Mineral


Berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017, urusan energi dan sumber
daya mineral memiliki tiga indikator. Indikator tersebut meliputi 1) Persentase Rumah Tangga
Pengguna Listrik; 2) Rasio Ketersediaan Daya Listrik; dan 3) Persentase Pertambangan Tanpa
Ijin. Indikator ini mengalami penyesuaian yaitu dihapusnya indikator rasio ketersediaan daya

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-301
TAHUN 2021-2026
listrik karena keterbatasan data, kemudian indikator persentase rumah tangga pengguna
listrik diganti menjadi Rasio Elektrifikasi.

1. Rasio Elektrifikasi
Rasio elektrifikasi didapat dari perbandingan rumah tangga teraliri listrik
dibandingkan dengan jumlah keseluruhan rumah tangga. Pada tahun 2020, rasio elektrifikasi
Kabupaten Rejang Lebong tercatat sebesar 87,81 persen. Hal ini dikarenakan masih terdapat
daerah yang belum teraliri listrik. Layanan listrik pada daerah yang tidak teraliri ini terhambat
dikarenakan jarak yang cukup jauh dari sumber listrik terdekat dan medan yang berbukit-
bukit, sehingga pihak penyedia listrik dalam hal ini adalah PT. PLN harus melakukan survei
mendalam terlebih dahulu. Daerah yang tidak terlayani listrik di Kabupaten Rejang Lebong
tersebar di delapan desa.
Tabel 2. 246
Daerah yang belum Teraliri Listrik di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2019
No Nama Daerah Keterangan
1. Desa Sinar Gunung
Dusun Talang Demat Sedang dalam pengerjaan/ Akses jalan masih tanah
Dusun Talang Tebu Sedang dalam pengerjaan/ Akses jalan masih tanah
Dusun Talang Pancor Batu Sedang dalam pengerjaan/ Akses jalan masih tanah
2 Desa IV Suku Menanti
Dusun Talang Gosong Sedang dalam pengerjaan
Talang Iklim Sedang dalam pengerjaan
3 Desa Air Bening
Jalan PGE Sedang dalam pengerjaan
4 Desa Tebat Tenong Luar
Tebat Tenong Luar Dusun II Sedang dalam pengerjaan
5 Desa Kali Padang
Desa Kali Padang Dusun III Sedang dalam pengerjaan
6 Desa Cawang Lama
Cawang Lama Dusun III Sedang dalam pengerjaan
7 Desa Talang Rimbo Lama
Jalan Padat Karya Sedang dalam pengerjaan
8 Desa Lubuk Mumpo
Tran Lubuk Mumpo Terkendala pembebasan lahan oleh masyarakat untuk tempat penanaman
tiang dan trafo PLN
Sumber : PLN Kabupaten Rejang Lebong 2019

2. Persentase Pertambangan tanpa Ijin


Pertambangan pada Kabupaten Rejang Lebong berupa pertambangan galian C yaitu
pasir dan pasir batu. Lokasi tambang galian C ini tersebar pada enam kecamatan yaitu
Kecamatan Curup Utara, Curup Timur, Curup Selatan, Selupu Rejang, Kota Padang, dan Padang
Ulak Tanding. Hingga tahun 2020 Dinas PMPTSP yang berwenang dalam rekomendasi dan
fasilitas pertambangan di Kabupaten Rejang Lebong tidak menerima adanya laporan terkait
tambang yang melanggar izin.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-302
TAHUN 2021-2026
E. Perdagangan
Berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017, terdapat dua indikator
terkait urusan perdagangan, yaitu ekspor bersih perdagangan dan cakupan bina kelompok
pedagang/usaha informal. Namun data untuk kedua indikator tersebut tidak tersedia karena
pemilik usaha yang memiliki izin ekspor tidak terdata dan tidak ada kegiatan bina kelompok
pedagang/usaha informal, sehingga untuk melihat kondisi perdagangan di Kabupaten Rejang
Lebong digunakan indikator baru, yaitu jumlah pasar yang direvitalisasi dan cakupan
pengawasan terhadap komunitas barang.

1. Jumlah Pasar yang Direvitalisasi


Perdagangan pada skala kabupaten tentunya tidak lepas dari peranan pasar. Jumlah
pasar tradisional yang ada di Kabupaten Rejang Lebong adalah sebanyak 27 pasar pada tahun
2016 dan jumlahnya tetap sampai tahun 2020. Sebagian besar pasar yang di Kabupaten Rejang
Lebong merupakan pasar pekanan atau mingguan, dan hanya terdapat tiga pasar saja yang
beroperasi harian dari total 27 pasar. Dilihat dari jenis bangunannya, pasar di kabupaten ini
terdiri atas pasar permanen dan pasar semi-permanen, dengan jumlah bangunan pasar
permanen sebanyak 13 unit dan 14 lainnya merupakan pasar dengan bangunan semi-
permanen. Jumlah pasar tradisional pada tiap kecamatan di Kabupaten Rejang Lebong dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. 247
Jumlah Pasar di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Jenis Bangunan
No Kecamatan
Permanen Semi-Permanen Jumlah
1 Kota Padang 1 3 4
2 Padang Ulak Tanding 1 1 2
3 Sindang Kelingi 1 2 3
4 Curup 1 0 1
5 Bermani Ulu 1 0 1
6 Selupu Rejang 2 0 2
7 Curup Utara 0 0 0
8 Curup Timur 1 0 1
9 Curup Selatan 0 0 0
10 Curup Tengah 2 0 2
11 Binduriang 0 2 2
12 Sindang Beliti Ulu 0 2 2
13 Sindang Dataran 1 1 2
14 Sindang Beliti Ilir 0 1 1
15 Bermani Ulu Raya 2 2 4
Jumlah 13 14 27
Sumber: Disdagkoperin Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong dan/atau pemangku kepentingan lainnya perlu


melakukan revitalisasi pasar, agar pasar yang sudah ada dapat berfungsi dengan baik dan
optimal. Revitalisasi pasar bertujuan untuk meningkatkan daya saing pasar sehingga
diharapkan dapat membangkitkan perekonomian daerah di sektor perdagangan. Di Kabupaten

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-303
TAHUN 2021-2026
Rejang Lebong, terdapat satu pasar yang direvitalisasi pada masing-masing tahun 2016 dan
2017, tahun 2018 sebanyak tiga pasar yang direvitalisasi, tahun 2019 terdapat dua pasar yang
direvitalisasi, dan tahun 2020 terdapat satu pasar yang direvitalisasi.
Tabel 2. 248
Jumlah Pasar yang Direvitalisasi di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah pasar yang direvitalisasi 1 1 3 2 1
Sumber: Disdagkoperin Kabupaten Rejang Lebong, 2021

2. Cakupan Pengawasan terhadap Komunitas Barang


Cakupan pengawasan terhadap komunitas barang adalah persentase dari
perbandingan jumlah unit yang ditera terhadap total unit yang harus ditera. Pada tahun 2016
hingga 2019 tidak ada UTTP (alat ukur, alat takar, alat timbang, dan perlengkapannya) yang
ditera di Kabupaten Rejang Lebong sehingga angka cakupan pengawasan terhadap komunitas
barang adalah 0 persen. Tahun 2020 terdapat 237 unit UTTP yang ditera dari total 13.000 unit
yang harus ditera. Rendahnya persentase cakupan pengawasan terhadap komunitas barang
menunjukkan bahwa perlindungan terhadap konsumen masih rendah karena tidak ada
kejelasan dalam hal takaran barang. Berikut merupakan tabel cakupan pengawasan terhadap
komunitas barang di Kabupaten Rejang Lebong.
Tabel 2. 249
Cakupan Pengawasan terhadap Komunitas Barang di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah yang ditera unit 0 0 0 0 237
2 Total yang harus ditera unit 13.000 13.000 13.000 13.000 13.000
3 Cakupan pengawasan terhadap komunitas persen 0 0 0 0 1,82
barang
Sumber: Disdagkoperin Kabupaten Rejang Lebong, 2021

F. Perindustrian
Berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017, terdapat satu indikator
terkait urusan perindustrian, yaitu cakupan bina kelompok pengrajin. Selain indikator
tersebut, ditambahkan juga satu indikator yaitu jumlah industri di Kabupaten Rejang Lebong.

1. Cakupan Bina Kelompok Pengrajin


Cakupan bina kelompok pengrajin adalah kelompok pengrajin yang mendapat bantuan
binaan pemda dibandingkan dengan total kelompok pengrajin secara keseluruhan. Total
kelompok pengrajin di Kabupaten Rejang Lebong cenderung meningkat setiap tahun, namun
jumlah kelompok yang mendapat bantuan binaan pemda hanya ada di tahun 2019 yaitu
sebanyak lima kelompok dan persentase bina kelompok pengrajin pada tahun 2019 baru 20
persen. Cakupan bina kelompok pengrajin perlu mendapat perhatian khusus dari Pemda

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-304
TAHUN 2021-2026
Kabupaten Rejang Lebong karena dalam lima tahun terakhir belum banyak kelompok
pengrajin yang mendapat bantuan pemda, sementara banyak pengrajin yang membutuhkan
bantuan untuk mengembangkan usahanya agar dapat lebih berkembang.
Tabel 2. 250
Cakupan Bina Kelompok Pengrajin di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Kelompok pengrajin yang mendapat bantuan binaan pemda 0 0 0 5 0
(unit)
2 Total kelompok pengrajin (unit) 5 6 20 25 25
3 Persentase bina kelompok pengrajin (persen) 0 0 0 20 0
Sumber: Disdagkoperin Kabupaten Rejang Lebong, 2021

2. Jumlah Industri
Sektor industri bukan merupakan salah satu kontributor besar pada PDRB Kabupaten
Rejang Lebong. Hal ini dikarenakan industri yang ada di Kabupaten Rejang Lebong adalah
industri kecil dan rumahan, bukan industri besar maupun sedang. Meskipun demikian, jumlah
industri kecil yang ada di Kabupaten Rejang Lebong cukup banyak dan selalu bertambah setiap
tahunnya. Industri unggulan yang ada di Kabupaten Rejang Lebong adalah industri kopi dan
gula aren, di samping itu terdapat juga industri lain seperti industri produk roti dan kue,
industri barang logam bukan aluminium, industri pakaian jadi, industri kayu, industri obat
tradisional, dan sebagainya. Adapun data mengenai jumlah industri di Kabupaten Rejang
Lebong dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. 251
Jumlah Industri Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Indikator 2016 2017 2018 2019 2020
1 Unit industri Besar 0 0 0 0 0
2 Unit industri Sedang 0 0 0 0 0
3 Unit industri Kecil 742 1.010 1.024 1.165 1.323
4 Total 742 1.010 1.024 1.165 1.323
Sumber: Disdagkoperin Kabupaten Rejang Lebong, 2021

G. Transmigrasi
Berdasarkan Lampiran Permendagri 86/2017, terdapat satu indikator terkait urusan
transmigrasi, yaitu persentase transmigran swakarsa di Kabupaten Rejang Lebong. Indikator
ini dapat terisi meskipun hanya di tahun 2020 saja.
1. Persentase Transmigran Swakarsa
Berdasarkan jenisnya, penempatan transmigrasi di Kabupaten Rejang Lebong terdiri
dari transmigrasi umum (TU) dengan tujuh lokasi, transmigrasi desa potensial (despot)
dengan delapan lokasi, dan transmigrasi swakarsa mandiri (TSM) dengaan tiga lokasi. Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Rejang Lebong menyebutkan bahwa penempatan
TSM di Kabupaten Rejang Lebong terdapat di tiga lokasi di antaranya:

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-305
TAHUN 2021-2026
a. Desa Pal VII Kecamatan Bermani Ulu Raya di tahun 2009 kemudian pada tahun 2020
telah berkembang menjadi 77 KK dengan 264 jiwa transmigran.
b. Desa Bandung Marga Kecamatan Bermani Ulu Raya di tahun 2009 kemudian pada
tahun 2020 telah berkembang menjadi 85 KK dengan 300 jiwa transmigran.
c. Desa Tanjung Beringin Kecamatan Curup Utara di tahun 2010 kemudian tahun 2020
berjumlah 65 KK dengan 235 jiwa transmigran.
Tabel 2. 252
Penempatan Transmigrasi di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Jumlah Jumlah Tahun
UPT SKP Kecamatan
KK Jiwa Penempatan
1 UPT Kasie Kasubun 300 1.554 SKP A 1983/1984 Padang Ulak Tanding
2 UPT Air Kati 200 950 SKP A 1984/1985 Padang Ulak Tanding
3 UPT Kota Padang 360 1.472 SKP D 1985/1986 Kota Padang
4 Despot Tak Toi 100 325 SKP A 1990/1991 Padang Ulak Tanding
5 Despot Taba Tinggi 150 511 SKP A 1991/1992 Padang Ulak Tanding
6 UPT Bukit Batu 163 685 SKP A 1993/1994 Padang Ulak Tanding
7 Despot Periang 90 304 SKP C 1994/1995 Sindang Beliti Ilir
8 Despot Karang Baru 90 327 SKP A 1994/1995 Padang Ulak Tanding
9 Despot Air Apo 75 285 SKP E 1995/1996 Binduriang
10 Despot Lubuk Tanjung I 50 175 SKP C 1995/1996 Sindang Beliti Ilir
11 UPT Derati 280 1.038 SKP D 1996/1997 Kota Padang
12 Despot Lubuk Tanjung II 75 237 SKP C 1996/1997 Sindang Beliti Ilir
13 Despot Guru Agung 80 288 SKP A 1996/1997 Padang Ulak Tanding
14 UPT Lubuk Mumpo SP 4 240 873 SKP D 2006/2007 Kota Padang
15 TSM Bandung Marga 40 133 2009 Bermani Ulu Raya
45 167 2010 Bermani Ulu Raya
16 TSM Pal VII 75 264 2009 Bermani Ulu Raya
17 TSM Tanjung Beringin 65 231 2010 Curup Utara
18 UPT Bukit Merbau SP 2 50 223 SKP A 2013 Padang Ulak Tanding
49 117 2016 Padang Ulak Tanding
Jumlah 2.577 10.159
Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Jumlah keseluruhan TSM di Kabupaten Rejang Lebong mencapai 795 jiwa, sementara
jumlah seluruh transmigran di kabupaten ini mencapai 10.159 jiwa di tahun 2020. Indikator
persentase transmigran swakarsa diperoleh hasil perbandingan antara jumlah transmigran
swakarsa dengan jumlah transmigrasi dan dinyatakan dalam persen, sehingga dengan
informasi tersebut dapat diketahui persentase transmigran swakarsa di Kabupaten Rejang
Lebong adalah 78,26 persen pada tahun 2020.

H. Perikanan
Urusan perikanan berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017
memiliki tujuh indikator yang meliputi produksi perikanan, konsumsi ikan, cakupan bina
kelompok nelayan, produksi perikanan kelompok nelayan, proporsi tangkapan ikan yang
berada dalam batasan biologis yang aman, rasio kawasan lindung perairan terhadap total luas
perairan teritorial, nilai tukar nelayan. Dari ketujuh indikator tersebut hanya indikator
produksi perikanan yang dapat terisi. Indikator konsumsi ikan belum dapat terisi dan lima

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-306
TAHUN 2021-2026
indikator yang berkaitan dengan kelautan tidak dapat terisi karena Kabupaten Rejang Lebong
tidak memiliki wilayah kelautan.

1. Produksi Perikanan
Secara umum, dalam tiga tahun terakhir, jumlah produksi ikan di Kabupaten Rejang
Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat, yang
ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,28 persen per tahun. Pada tahun 2016, total
produksi perikanan darat di Kabupaten Rejang Lebong tercatat sebesar 5.355 ton dan
meningkat menjadi 5.384,9 ton di tahun 2020. Produksi perikanan darat tersebut dihasilkan
oleh petani ikan yang tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Rejang Lebong. Jenis ikan
yang dibudidayakan di Kabupaten Rejang Lebong terdiri dari jenis ikan nila, ikan mas, lele dan
gurami. Jenis-jenis ikan tersebut dibudidayakan dari usaha kolam air deras maupun kolam air
tenang.
Tabel 2. 253
Produksi Perikanan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah produksi ikan (ton) N/A N/A 5.355 5.385 5.384,9
Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Produksi perikanan darat yang dihasilkan petani ikan melalui budidaya perikanan
kolam air deras utamanya yang ada di wilayah Kecamatan Padang Ulak Tanding mencapai 250
unit kolam. Sementara itu, produksi perikanan dari budidaya perikanan kolam air tenang
tersebar di 15 kecamatan di Kabupaten Rejang Lebong. Dari kelimabelas wilayah tersebut,
terdapatenam kecamatan dengan luasan kolam terbanyak, di antaranya: Kecamatan Curup,
Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kecamatan Curup Selatan, Kecamatan Curup Utara,
Kecamatan Bermani Ulu, dan Kecamatan Bermani Ulu Raya.

2.3.3. Penunjang Urusan


A. Perencanaan Pembangunan
Urusan perencanaan pembangunan berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86
Tahun 2017 memiliki tujuh indikator di antaranya: tersedianya dokumen perencanaan RPJPD
yang telah ditetapkan dengan Perda, tersedianya dokumen perencanaan RPJMD yang telah
ditetapkan dengan Perda/Perkada, tersedianya dokumen perencanaan RKPD yang telah
ditetapkan dengan Perkada, tersedianya dokumen RTRW yang telah ditetapkan dengan Perda,
penjabaran konsistensi program RPJMD ke dalam RKPD, penjabaran konsistensi program
RKPD ke dalam APBD, dan kesesuaian rencana pembangunan dengan RTRW. Lebih lanjut,
terdapat indikator tambahan yang mendukung informasi mengenai urusan perencanaan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-307
TAHUN 2021-2026
pembangunan di antaranya: persentase program yang tidak terlaksana, persentase kegiatan
yang tidak terlaksana, dan tersedianya dokumen KLHS..

1. Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJPD yang Telah Ditetapkan dengan


PERDA
Kabupaten Rejang Lebong telah memiliki dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) yang merupakan dokumen perencanaan daerah untuk periode 20
tahun dan telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah (PERDA). Dokumen RPJPD yang tersedia
saat ini merupakan dokumen RPJPD Kabupaten Rejang Lebong tahun 2006-2025.
Tabel 2. 254
Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJPD yang Telah Ditetapkan dengan PERDA
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJPD yang Telah Ada Ada Ada Ada Ada
Ditetapkan dengan PERDA
Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Rejang Lebong, 2021

2. Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yang Telah Ditetapkan dengan


PERDA/PERKADA
Kabupaten Rejang Lebong telah memiliki dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah (PERDA). Dokumen
RPJMD merupakan dokumen perencanaan daerah dengan periode lima tahun. Dokumen
RPJMD yang tersedia saat ini merupakan dokumen RPJMD Kabupaten Rejang Lebong tahun
2016-2021.
Tabel 2. 255
Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yang Telah Ditetapkan dengan PERDA/PERKADA
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yang Telah Ada Ada Ada Ada Ada
Ditetapkan dengan PERDA/PERKADA
Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Rejang Lebong, 2021

3. Tersedianya Dokumen Perencanaan RKPD yang Telah Ditetapkan dengan


PERKADA
Kabupaten Rejang Lebong telah memiliki dokumen Rencana Kerja Perangkat Daerah
(RKPD) yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah (PERKADA) setiap tahunnya.
Tabel 2. 256
Tersedianya Dokumen Perencanaan RKPD yang Telah Ditetapkan dengan PERKADA
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Tersedianya Dokumen Perencanaan RKPD yang Telah Ada Ada Ada Ada Ada
Ditetapkan dengan PERKADA
Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Rejang Lebong, 2021

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-308
TAHUN 2021-2026
4. Tersedianya Dokumen RTRW yang Telah Ditetapkan dengan PERDA
Kabupaten Rejang Lebong telah memiliki dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah (PERDA) dimana dokumen RTRW ini
merupakan dokumen rencana tata ruang dengan periode 20 tahun. Dokumen RTRW yang
tersedia saat ini merupakan dokumen RTRW Kabupaten Rejang Lebong tahun 2020-2040.
Tabel 2. 257
Tersedianya Dokumen RTRW yang Telah Ditetapkan dengan PERDA
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Tersedianya Dokumen RTRW yang Telah Ditetapkan dengan Ada Ada Ada Ada Ada
PERDA
Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Rejang Lebong, 2021

5. Penjabaran Konsistensi Program RPJMD ke dalam RKPD


Indikator persentase penjabaran konsistensi program RPJMD ke dalam RKPD memiliki
tren fluktuatif dengan rata-rata persentase penjabaran sebesar 104,42 persen dalam kurun
waktu 2016-2020. Tren persentase penjabaran yang fluktuatif tersebut menunjukkan indikasi
masih adanya program RPJMD yang belum konsisten dengan program yang ada di RKPD.
Tabel 2. 258
Penjabaran Konsistensi Program RPJMD ke dalam RKPD di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah program RKPD tahun berkenaan (program) 302 404 344 337 394
2 Jumlah program RPJMD yang harus dilaksanakan tahun 259 290 417 399 397
berkenaan (program)
3 Persentase penjabaran konsistensi program RPJMD ke 116,60 139,31 82,49 84,46 99,24
Dalam RKPD (persen)
Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Rejang Lebong, 2021

6. Penjabaran Konsistensi Program RKPD ke dalam APBD


Indikator persentase penjabaran konsistensi program RKPD ke dalam APBD memiliki
tren fluktuatif dalam kurun waktu tahun 2016-2020 dengan rata-rata persentase penjabaran
sebesar 91,81 persen. Fluktuasi yang terjadi di kabupaten ini dikarenakan adanya
penambahan jumlah program APBD tahun berkenaan juga jumlah program RKPD yang harus
dilaksanakan tahun berkenaan, adanya kebijakan dan kebutuhan pemerintah yang harus
disesuaikan dengan ketersediaan anggaran, serta adanya kebijakan pusat untuk melaksanakan
program yang belum tertera pada dokumen RKPD. Dalam dua tahun terakhir, capaian
indikator ini memiliki kecenderungan meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya, dimana capaiannya telah melampaui 100 persen. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa penjabaran program RKPD ke dalam APBD Kabupaten Rejang Lebong seluruhnya telah
sesuai (konsisten).

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-309
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 259
Penjabaran Konsistensi Program RKPD ke dalam APBD di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah program APBD tahun berkenaan (program) 291 300 300 302 323
2 Jumlah program RKPD yang harus dilaksanakan tahun 302 404 344 273 321
berkenaan (program)
3 Persentase penjabaran konsistensi program APBD ke 96,36 74,26 87,21 100,62 100,62
dalam RKPD (persen)
Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Rejang Lebong, 2021

7. Persentase Program yang Tidak Terlaksana


Dalam kurun waktu 2016 hingga 2020 kejadian adanya program yang tidak terlaksana
terjadi di tahun 2016 dan 2020 masing-masing sebesar 2,41 persen dan 21,98 persen. Pada
tahun 2016 terdapat tujuh program yang tidak terlaksana dari 291 program dalam APBD dan
pada tahun 2020 terdapat 71 program tidak terlaksana dari 323 program dalam APBD. Tahun
2016, program tidak terlaksana sebab program dinilai tidak mendukung indikator kinerja
utama OPD sehingga pagu program APBD dialihkan ke program yang lebih prioritas.
Sedangkan pada tahun 2020, pagu program difokuskan dan dialokasikan ulang untuk
percepatan penanganan dan penanggulangan pandemi covid-19.
Tabel 2. 260
Persentase Program yang Tidak Terlaksana di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah program dalam APBD yang tidak dilaksanakan 7 0 0 0 71
(program)
2 Jumlah program dalam APBD (program) 291 300 300 302 323
3 Persentase Program yang Tidak Terlaksana (persen) 2,41 0 0 0 21,98
Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Rejang Lebong, 2021

8. Persentase Kegiatan yang Tidak Terlaksana


Indikator persentase kegiatan yang tidak terlaksana ini memiliki keterkaitan dengan
indikator sebelumnya. Pada tahun 2016, tercatat 18 kegiatan dalam APBD tidak terlaksana dari
total 998 kegiatan dalam APBD. Lebih lanjut, di tahun 2020 terdapat 106 kegiatan dalam APBD
yang tidak terlaksana dari total 1.106 kegiatan dalam APBD. Alasan terjadinya hal tersebut pun
tidak jauh berbeda dengan alasan di indikator sebelumnya, yakni kegiatan di tahun 2016
tersebut tidak terlaksana karena dinilai tidak mendukung indikator kinerja utama OPD
sehingga pagu program APBD dialihkan ke kegiatan yang lebih prioritas. Lebih lanjut, pada
tahun 2020 pagu kegiatan difokuskan dan dialokasikan ulang untuk percepatan penanganan
dan penanggulangan pandemi covid-19.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-310
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 261
Persentase Kegiatan yang Tidak Terlaksana di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah kegiatan dalam APBD yang tidak terlaksana 18 0 0 0 106
(kegiatan)
2 Jumlah kegiatan dalam APBD (kegiatan) 998 992 1.045 1.126 1.106
3 Persentase Kegiatan Yang Tidak Terlaksana (persen) 1,80 0 0 0 9,58
Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Rejang Lebong, 2021

9. Tersedianya Dokumen KLHS


Bappeda Kabupaten Rejang Lebong memaknai KLHS RPJMD sebagai analis sistematis
yang menyeluruh dan partisipatif yang kemudian dijadikan dasar untuk mengintegrasikan
tujuan pembangunan berkelanjutan ke dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD). Dokumen KLHS RPJMD disusun sebelum perumusan RPJMD di
mana dokumen tersebut difokuskan pada pencapaian target TPB dan mengakomodir isu
strategis TPB yang meliputi isu lingkungan hidup, ekonomi, sosial, serta hukum dan tata kelola.
Tabel 2. 262
Tersedianya Dokumen KLHS di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Ketersediaan dokumen KLHS Ada Ada Ada Ada Ada
Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Rejang Lebong, 2021

B. Keuangan
Berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017, terdapat sembilan
indikator terkait urusan penunjang keuangan. Adapun indikator tersebut adalah opini BPK
terhadap laporan keuangan persentase SILPA, persentase SILPA terhadap APBD, persentase
program/kegiatan yang tidak terlaksana, persentase belanja pendidikan, persentase belanja
kesehatan, perbandingan antara belanja langsung dengan belanja tidak langsung, bagi hasil
kabupaten dan desa, penetapan APBD.

1. Opini BPK
Indikator opini BPK atau pemeriksaan atas laporan keuangan bertujuan untuk
memberikan pendapat/opini atas kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam
laporan keuangan. Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2014 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, opini BPK merupakan pernyataan
profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan
keuangan yang didasarkan pada empat kriteria yakni kesesuaian dengan standar akuntansi
pemerintahan, kecukupan pengungkapan (adequate disclosures), kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan, dan efektivitas sistem pengendalian internal.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-311
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 263
Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Opini BPK terhadap laporan keuangan WDP WDP WTP WTP WTP
Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Rejang Lebong, 2021; Siaran Pers Penyerahan LHP BPK atas LKPD TA
2020

Pada tahun 2016 dan 2017, Kabupaten Rejang Lebong mendapatkan opini Wajar
dengan Pengecualian (WDP), sementara itu pada tahun 2018 hingga tahun 2020 telah mampu
mencapai predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Capaian tersebut menunjukkan bahwa
pelaporan keuangan yang dilakukan telah sesuai dan mencapai predikat yang baik.
Peningkatan dan konsistensi capaian tersebut dihasilkan dari keberhasilan pemerintah dalam
merubah akuntansi pemerintahan menjadi akrual, sehingga laporan keuangan lebih
transparan dan mendukung sistem tata kelola pemerintahan yang baik. Upaya lain yang telah
dilakukan oleh pemerintah dalam mempertahankan konsistensi ketercapaian opini WTP atas
laporan keuangan tersebut yaitu dengan melakukan perencanaan penganggaran,
penatausahaan, dan pelaporan keuangan daerah yang efektif dan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

2. Persentase SILPA terhadap APBD


Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) merupakan sisa dana yang diperoleh dari
aktualisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran daerah dalam satu periode anggaran,
dimana secara sederhana SILPA dihitung dari selisih antara surplus/defisit anggaran dengan
pembiayaan netto. Merujuk pada informasi dari Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
Kementerian Keuangan disebutkan bahwa dalam penyusunan APBD, angka SILPA seharusnya
sama dengan nol, yang diartikan bahwa penerimaan pembiayaan harus dapat menutup defisit
anggaran yang terjadi. Sementara itu, apabila SILPA menunjukkan besaran lebih dari nol maka
dapat disebut dengan SILPA Positif, yang diartikan bahwa secara anggaran masih terdapat
dana dari penerimaan pembiayaan yang belum dimanfaatan untuk pembiayaan belanja daerah
dan/atau pengeluaran pembiayaan daerah. Pertumbuhan SILPA dapat digunakan untuk
menilai kinerja anggaran, dimana pada SILPA Positif memberikan indikasi kesehatan fiskal dan
kesinambungan fiskal daerah yang baik. Besaran SILPA pada akhir tahun akan menjadi salah
satu sumber pembiayaan pada tahun berikutnya untuk mendanai belanja daerah, khususnya
dialokasikan untuk belanja modal.
Secara umum, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, besaran SILPA di Kabupaten
Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun,
dimana keseluruhannya menunjukkan SILPA Positif. Besaran nilai SILPA pada tahun 2020
menunjukkan penurunan yang cukup signifikan apabila dibandingkan dengan empat tahun

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-312
TAHUN 2021-2026
sebelumnya, sehingga apabila dinilai dengan pertumbuhan rata-rata didapatkan penurunan
sebesar -59,37 persen per tahun.
Fluktuatifnya besaran SILPA dalam kurun waktu tahun 2016 hingga tahun 2020
berpengaruh terhadap persentase SILPA terhadap APBD (dalam hal ini adalah alokasi belanja)
menunjukkan besaran yang fluktuatif pula. Besaran persentase SILPA terhadap APBD di
Kabupaten Rejang Lebong dalam kurun waktu yang sama menunjukkan kecenderungan
menurun dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -59,93 persen per tahun.
Relatif tingginya besaran SILPA di Kabupaten Rejang Lebong dapat diinterpretasikan
menjadi dua hal, yakni dari sisi positif dan negatif. Pada sisi positif adalah adanya timbal balik
yang diterima oleh pemerintah daerah dari SILPA yang diperoleh yang kemudian disimpan di
lembaga keuangan berupa pendapatan bunga yang masuk dalam pos lain-lain PAD yang sah
dan dapat digunakan untuk penambahan pada alokasi belanja khususnya belanja modal pada
tahun anggaran berikutnya. Sementara itu dampak negatifnya adalah adanya belanja daerah
yang tertunda di tahun berkenaan.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-313
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 264
Persentase SILPA Terhadap Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Total SILPA Rupiah 139.995.388.455,30 166.220.502.471,98 116.107.288.346,71 39.521.867.211,40 3.813.728.001,69
2 Total APBD Rupiah 978.689.804.586,26 1.016.974.634.484,27 1.100.781.278.573,55 1.166.372.784.558,66 1.033.916.525.051,88
(LRA dari pos
total belanja
dan transfer)
3 Persentase Persen 14,30 16,34 10,55 3,39 0,37
SILPA
Sumber: Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Diaudit) Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-314
TAHUN 2021-2026
3. Persentase Program/Kegiatan yang Tidak Terlaksana
Penyusunan dan pelaksanaan APBD dalam komponen belanja hendaknya difokuskan
pada upaya untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan yang menjadi prioritas
daerah. Belanja dalam urusan pemerintahan dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan
yang dikategorikan menurut urusan wajib dan urusan pilihan. Program atau kegiatan yang
telah direncanakan dalam APBD sebaiknya dilaksanakan secara keseluruhan, dimana ketika
terdapat satu atau beberapa program atau kegiatan dalam rencana yang tidak terlaksana tentu
akan mengurangi hasil yang akan didapatkan. Belum didapatkan data maupun informasi
terkait persentase program dan kegiatan dalam APBD yang tidak terlaksana di Kabupaten
Rejang Lebong tahun 2016 hingga 2020.

4. Persentase Belanja Pendidikan (20 Persen)


Amandemen UUD 1945 mengamanatkan bahwa besaran anggaran pendidikan
diprioritaskan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari besaran Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan akses layanan dan kualitas pendidikan yang
diarahkan untuk peningkatan mutu dan kualitas sumberdaya manusia.
Berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 disebutkan bahwa
indikator persentase belanja pendidikan merupakan indikator yang didapatkan dari
perbandingan antara jumlah belanja bidang urusan pendidikan dengan total APBD (belanja
daerah). Jumlah belanja urusan pendidikan di Kabupaten Rejang Lebong ini didekati dengan
besaran realisasi belanja dari OPD Dinas Pendidikan. Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga
tahun 2020, besaran jumlah belanja bidang urusan pendidikan di Kabupaten Rejang Lebong
menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun, yang ditunjukkan
dengan pertumbuhan rata-rata sebesar -4,04 persen per tahun.
Dalam lima tahun terakhir, capaian persentase belanja pendidikan di Kabupaten
Rejang Lebong telah mampu mencapai target yang diamanatkan oleh undang-undang yakni
sebesar 20 persen. Meskipun demikian, dalam kurun waktu yang sama besaran persentase
belanja pendidikan di kabupaten ini menunjukkan besaran dengan kecenderungan menurun
yang ditunjukkan dengan pertumbuhan rata-rata sebesar -5,35 persen per tahun. Meskipun
masih berada pada kisaran angka 20 persen, namun capaian yang semakin menurun dalam
lima tahun terakhir tersebut perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah, salah
satunya yakni perlu adanya perbaikan dalam penggunaan alokasi dana pendidikan di
Kabupaten Rejang Lebong.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-315
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 265
Persentase Belanja Pendidikan Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah Rp 304.649.058.351,00 280.723.106.748,00 275.287.977.650,08 277.597.218.181,31 258.282.837.785,00
belanja bidang
urusan
pendidikan
(total belanja
OPD Dinas
Pendidikan)
2 Total APBD Rp 978.689.804.586,26 1.016.974.634.484,27 1.100.781.278.573,55 1.166.372.784.558,66 1.033.916.525.051,88
(LRA dari pos
total belanja
dan transfer)
3 Persentase Persen 31,13 27,60 25,01 23,80 24,98
belanja
pendidikan
(20%)
Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Rejang Lebong; Laporan Realisasi Anggaran - Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020, Diolah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-316
TAHUN 2021-2026
5. Persentase Belanja Kesehatan (10 Persen)
Berdasarkan UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan bahwa besar
anggaran kesehatan pemerintah daerah kabupaten/kota dialokasikan minimal sepuluh persen
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di luar gaji. Besaran anggaran tersebut
diprioritaskan untuk pelayanan kesehatan di bidang kepentingan pelayanan publik, terutama
bagi penduduk miskin, kelompok lanjut usia, dan anak terlantar.
Indikator persentase belanja kesehatan merupakan indikator yang dihitung dengan
membandingkan antara jumlah belanja urusan kesehatan dengan total APBD (belanja). Jumlah
belanja urusan kesehatan di Kabupaten Rejang Lebong ini didekati dengan besaran realisasi
belanja dari OPD Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Umum Daerah. Dalam kurun waktu tahun
2016 hingga 2020, besaran realiasi belanja bidang urusan kesehatan di kabupaten ini
menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat. Peningkatan capaian
tersebut ditunjukkan dengan besaran pertumbuhan rata-rata realisasi belanja urusan
kesehatan yang meningkat sebesar 10,99 persen per tahun.
Selanjutnya, dalam kurun waktu lima tahun terakhir capaian persentase belanja
kesehatan di Kabupaten Rejang Lebong telah mampu mencapai target minimal yang
ditargetkan oleh peraturan perundangan sebesar sepuluh persen. Pada tahun 2016, capaian
persentase belanja kesehatan di kabupaten ini sebesar 14,64 persen dan semakin meningkat
setiap tahunnya hingga mencapai 21,03 persen di tahun 2020, atau yang ditunjukkan dengan
peningkatan rata-rata sebesar 9,48 persen per tahun. Besaran capaian yang semakin
meningkat setiap tahunnya mengindikasikan bahwa pelayanan bidang urusan kesehatan di
Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan kinerja yang semakin baik.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-317
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 266
Persentase Belanja Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah Rp 143.263.133.137,00 160.560.981.670,10 196.070.844.876,46 226.403.401.066,33 217.422.733.003,00
belanja
bidang
urusan
kesehatan
(total belanja
OPD Dinas
Kesehatan
dan RSUD)
2 Total APBD Rp 978.689.804.586,26 1.016.974.634.484,27 1.100.781.278.573,55 1.166.372.784.558,66 1.033.916.525.051,88
(LRA dari pos
total belanja
dan transfer)
3 Persentase Persen 14,64 15,79 17,81 19,41 21,03
belanja
kesehatan
(10%)
Sumber: Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Rejang Lebong; Laporan Realisasi Anggaran - Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020, Diolah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-318
TAHUN 2021-2026
6. Perbandingan Antara Belanja Langsung dengan Belanja Tidak Langsung
Indikator persentase belanja langsung dan tidak langsung yang tercantum dalam
Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 mengadopsi Permendagri Nomor 13 Tahun
2016 tentang Pedoan Pengelolaan Keuangan Daerah yang membagi komposisi belanja menjadi
belanja langsung dan belanja tidak langsung. Analisis proporsi belanja langsung dan tidak
langsung bermanfaat untuk kepentingan manajemen internal pemerintah daerah, yaitu untuk
pengendalian biaya dan pengendalian anggaran. Belanja langsung merupakan belanja yang
dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, dengan kata
lain komponen belanja langsung merupakan belanja yang bersifat investasi. Sementara itu
belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait dengan pelaksanaan
program dan kegiatan. Belanja tidak langsung dapat dikatakan juga sebagai belanja yang
bersifat konsumtif, oleh karena itu secara ideal, porsi alokasi belanja tidak langsung terutama
untuk membiayai belanja pegawai daerah harus dihitung secara cermat agar tidak terjadi
pemborosan.
Secara umum, dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, besaran jumlah belanja
langsung dan belanja tidak langsung di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang
fluktuatif, dengan proporsi belanja tidak langsung lebih besar dibandingkan dengan belanja
langsungnya. Capaian persentase belanja langsung di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan
besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun, yang ditunjukkan dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar -3,28 persen per tahun, sementara itu besaran capaian persentase
belanja tidak langsung di kabupaten ini menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan
kecenderungan meningkat yang ditunjukkan dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 1,97
persen per tahun.
Salah satu tugas penting dari pemerintahan daerah adalah menyediakan pelayanan dan
membangun infrastruktur publik melalui alokasi dan pelaksanaan belanja pada APBD, dimana
kondisi tersebut akan terwujud jika proporsi belanja pemerintah dalam APBD dalam kondisi
yang ideal, yaitu memberikan porsi yang besar untuk belanja langsung. Pemerintah Kabupaten
Rejang Lebong hendaknya berupaya untuk dapat terus meningkatkan capaian persentase
belanja langsung, hal tersebut diharapkan dapat mempercepat pemenuhan sarana dan
prasarana layanan publik yang baik, termasuk dengan mempercepat pembangunan
infrastruktur wilayah yang diharapkan mampu mendorong perekonomian daerah.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-319
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 267
Persentase Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah Rupiah 385.084.081.139,00 435.263.010.894,10 494.743.404.024,35 518.851.517.272,17 355.952.377.824,88
belanja
langsung
2 Jumlah Rupiah 593.605.723.447,26 581.711.623.590,17 606.037.874.549,20 647.521.267.286,49 677.964.147.227,00
belanja tidak
langsung
3 Total APBD Rupiah 978.689.804.586,26 1.016.974.634.484,27 1.100.781.278.573,55 1.166.372.784.558,66 1.033.916.525.051,88
(LRA dari pos
total belanja
dan transfer)
4 Persentase Persen 39,35 42,80 44,94 44,48 34,43
belanja
langsung
5 Persentase Persen 60,65 57,20 55,06 55,52 65,57
belanja tidak
langsung
Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Rejang Lebong; Laporan Realisasi Anggaran - Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020, Diolah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-320
TAHUN 2021-2026
Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah memisahkan antara belanja dan transfer, dimana komposisi
belanja dibagi menjadi belanja operasi, belanja modal, dan belanja tak terduga. Belanja operasi
merupakan pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari pemerintah daerah yang
memberi manfaat jangka pendek, yang meliputi belanja pegawai, belanja barang dan jasa,
belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, dan belanja bantuan sosial. Sementara itu,
belanja modal didefinisikan sebagai pengeluaran anggaran untuk memperoleh aset tetap dan
aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi yang dirinci atas jenis
belanja modal.
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, besaran belanja operasi di Kabupaten Rejang
Lebong masih memiliki proporsi belanja di atas 60 persen. Capaian tersebut dalam kurun
waktu yang sama, menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat,
yang ditunjukkan dengan rerata pertumbuhan sebesar 1,17 persen per tahun. Berbeda dengan
besaran belanja operasi yang nilainya memiliki kecenderungan meningkat dalam lima tahun
terakhir, besaran realisasi belanja modal di kabupaten ini menunjukkan besaran yang
fluktuatif dengan kecenderungan yang menurun.
Apabila dilihat dari persentasenya, besaran persentase belanja modal di Kabupaten
Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun yang
ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -20,68 persen per tahun. Masih tingginya
proporsi belanja langsung di Kabupaten Rejang Lebong mengindikasikan bahwa alokasi
anggaran yang dikeluarkan pemerintah kabupaten untuk belanja aparatur serta belanja
barang dan jasa masih lebih tinggi dibandingkan dengan alokasi anggaran yang dianggarkan
untuk mendukung jenis belanja lain yang lebih terkait dengan pelayanan publik, seperti
belanja modal untuk pembangunan fasilitas umum dan fasilitas sosial.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-321
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 268
Persentase Belanja Operasi dan Belanja Modal Langsung Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah Rupiah 660.831.120.290,30 696.626.249.512,72 766.783.694.093,55 794.090.789.193,66 731.286.606.727,25
belanja
operasi
2 Jumlah Rupiah 202.529.475.010,00 158.824.674.926,55 170.608.442.315,00 197.149.751.384,00 84.679.969.726,63
belanja
modal
3 Total APBD Rupiah 978.689.804.586,26 1.016.974.634.484,27 1.100.781.278.573,55 1.166.372.784.558,66 1.033.916.525.051,88
(LRA dari pos
total belanja
dan transfer)
4 Persentase Persen 67,52 68,50 69,66 68,08 70,73
belanja
operasi
5 Persentase Persen 20,69 15,62 15,50 16,90 8,19
belanja
modal
Sumber: Laporan Realisasi Anggaran - Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020, Diolah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-322
TAHUN 2021-2026
7. Bagi Hasil Kabupaten/Kota dan Desa
Berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 disebutkan bahwa
indikator bagi hasil kabupaten/kota dan desa merupakan indikator yang dihitung dengan
membandingkan besaran jumlah belanja bagi hasil kabupaten/kota dan desa dengan total
APBD. Nilai jumlah belanja bagi hasil kabupaten/kota dan desa di Kabupaten Rejang Lebong
didekati dengan komponen transfer bantuan keuangan yang merupakan penjumlahan dari pos
transfer bantuan keuangan ke desa dan transfer bantuan keuangan lainnya yang bersumber
dari Laporan Realisasi Anggaran.
Berdasarkan nilainya, besaran jumlah transfer bantuan keuangan di Kabupaten Rejang
Lebong dalam kurun waktu tahun 2016 hingga tahun 2020 menunjukkan besaran meningkat
yang ditunjukkan dengan besaran rata-rata pertumbuhan sebesar 10,39 persen per tahun,
yakni sebesar Rp 115.140.253.806,96,- di tahun 2016 meningkat menjadi Rp
170.994.062.900,00,- di tahun 2020. Meningkatnya besaran jumlah transfer bantuan keuangan
tersebut berbanding lurus dengan capaian persentase transfer bantuan keuangan ke desa dan
transfer bantuan keuangan lainnya, yakni sebesar 11,76 persen di tahun 2016 dan meningkat
menjadi 16,54 persen di tahun 2020, atau apabila ditunjukkan dengan rerata pertumbuhan
meningkat sebesar 8,89 persen per tahun.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-323
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 269
Persentase Bagi Hasil Kabupaten/Kota/Desa Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah Rp 115.140.253.806,96 161.523.710.045,00 163.135.243.165,00 175.029.089.981,00 170.994.062.900,00
belanja bagi
hasil
kabupaten/
kota/desa
(Pos Transfer
Bantuan
Keuangan,
dalam
Laporan
Realisasi
Anggaran)
2 Total APBD Rp 978.689.804.586,26 1.016.974.634.484,27 1.100.781.278.573,55 1.166.372.784.558,66 1.033.916.525.051,88
(LRA dari pos
total belanja
dan transfer)
3 Persentase Persen 11,76 15,88 14,82 15,01 16,54
bagi hasil
kabupaten/
kota/desa
Sumber: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020, Diolah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-324
TAHUN 2021-2026
8. Penetapan APBD
Penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) suatu daerah dinilai dari
segi ketepatan waktu penetapannya yang diatur dalam Permendagri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Dalam peraturan tersebut disebutkan
bahwa apabila APBD mengalami keterlambatan atau tidak menetapkan persetujuan bersama
terhadap rancangan peraturan daerah tentang APBD maka kepala daerah melaksanakan
pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBD tahun anggaran sebelumnya, dimana
pengeluaran tersebut diprioritaskan untuk belanja yang bersifat mengikat dan wajib.
Keterlambatan waktu dalam menetapkan APBD dapat menghambat pelaksanaan program dan
kegiatan yang direncanakan. Dalam lima tahun terakhir, atau dari tahun 2016 hingga 2020,
penetapan APBD di Kabupaten Rejang Lebong selalu dilaksanakan tepat waktu.
Tabel 2. 270
Penetapan APBD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1. Penetapan APBD Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu
Sumber: Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Rejang Lebong, 2021

C. Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan


Urusan kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan berdasarkan Lampiran
Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 memiliki enam indikator, yakni rata-rata lama pegawai
mendapatkan pendidikan dan pelatihan, persentase ASN yang mengikuti pendidikan dan
pelatihan formal, persentase pejabat ASN yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan
struktural, jumlah jabatan pimpinan tinggi pada instansi pemerintah, jumlah jabatan
administrasi pada instansi pemerintah, dan jumlah pemangku jabatan fungsional tertentu
pada instansi pemerintah.
Selain dari enam indikator tersebut, terdapat pula indikator lain untuk mendukung
informasi mengenai urusan kepegawaian, di antaranya: persentase SKPD Kabupaten yang
memiliki jumlah ASN sesuai dengan kebutuhan, Jumlah ASN (yang mengikuti spesialis
kedokteran, S2, dan S3), persentase pejabat struktural Kabupaten Rejang Lebong yang telah
mengikuti diklat kepemimpinan, persentase ASN Kabupaten yang telah mengikuti diklat
teknis/fungsional, dan persentase penempatan ASN pemerintah kabupaten berdasarkan
kualifikasi pendidikan.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-325
TAHUN 2021-2026
1. Rata-rata Lama Pegawai Mendapatkan Pendidikan dan Pelatihan
Tren rata-rata lama pegawai mendapatkan pendidikan dan pelatihan meningkat di
tahun 2016 ke 2017 yakni dari satu bulan ke tiga bulan kemudian berada di angka yang tetap
hingga tahun 2020. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten
Rejang Lebong menyebutkan bahwa rata-rata lama pegawai mendapatkan pendidikan dan
pelatihan dipengaruhi oleh regulasi yang dikeluarkan Pemerintah Pusat sehingga terdapat
perubahan waktu lamanya diklat yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi terkini.
Tabel 2. 271
Rata-rata Lama Pegawai Mendapatkan Pendidikan dan Pelatihan
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Rata-rata lama pegawai mendapatkan pendidikan dan 1 3 3 3 3
pelatihan (bulan)
Sumber: Dinas Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Rejang Lebong, 2021

2. Persentase ASN yang Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Formal


Persentase ASN yang mengikuti pendidikan dan pelatihan formal merupakan
perbandingan jumlah ASN yang mengikuti pendidikan dan pelatihan formal dibanding jumlah
total ASN, dan dinyatakan dalam persen. Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, capaian
persentase ASN yang mengikuti pendidikan dan pelatihan formal di Kabupaten Rejang Lebong
menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun. Pada tahun 2016,
capaian indikator persentase ASN yang mengikuti pendidikan dan pelatihan formal di
Kabupaten Rejang Lebong tercatat sebesar 0,83 persen, dan berfluktuasi hingga tahun 2020
dimana capaian indikator tersebut menjadi sebesar 0,16 persen. Tren penurunan capaian
tersebut sejalan dengan penurunan jumlah ASN yang mengikuti pendidikan dan pelatihan
formal dalam kurun waktu yang sama. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Kabupaten Rejang Lebong menyebutkan bahwa pelaksanaan diklat formal tergantung
kepada formasi pengangkatan CPNS di Kabupaten Rejang Lebong. Hal tersebut kemudian
berakibat pada kekosongan posisi dikarenakan adanya program pemerintah untuk tidak
mengangkat CPNS dalam beberapa tahun.
Tabel 2. 272
Persentase ASN yang Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Formal
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah ASN yang mengikuti pendidikan dan pelatihan 46 N/A 94 259 7
formal (orang)
2 Jumlah total ASN (orang) 5.536 4.906 4.635 4.755 4.473
3 Persentase ASN yang mengikuti pendidikan dan pelatihan 0,83 N/A 2,03 5,45 0,16
formal (persen)
Sumber: Dinas Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Rejang Lebong, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-326
TAHUN 2021-2026
3. Persentase Pejabat ASN yang Telah Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan
Struktural
Persentase pejabat ASN yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan struktural
dapat dihitung dari jumlah pejabat ASN yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan
struktural dibanding jumlah total jabatan, dan dinyatakan dalam persen. Data terkait capaian
persentase pejabat ASN yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan struktural di
Kabupaten Rejang Lebong hanya tersedia dua tahun terakhir saja, dan menunjukkan
kecenderungan meningkat. Peningkatan capaian indikator tersebut sejalan dengan tren
peningkatan jumlah pejabat ASN yang telah mengikuti diklat struktural dalam kurun waktu
tahun 2016 hingga 2020. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kabupaten Rejang Lebong menyebutkan bahwa pelaksanaan diklat struktural sangat
tergantung pada ketersediaan anggaran. Di sisi lain, Pemerintah Daerah berusaha semaksimal
mungkin untuk tetap meningkatkan ASN yang berkompeten melalui adanya pendidikan dan
pelatihan.
Tabel 2. 273
Persentase Pejabat ASN yang Telah Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Struktural
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah pejabat ASN yang telah mengikuti diklat struktural 346 354 383 390 400
(orang)
2 Jumlah total jabatan (orang) N/A N/A N/A 873 873
3 Persentase pejabat ASN yang telah mengikuti pendidikan dan N/A N/A N/A 44,67 45,82
pelatihan struktural (persen)
Sumber: Dinas Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Rejang Lebong, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

4. Jumlah Jabatan Pimpinan Tinggi Pada Instansi Pemerintah


Jabatan pimpinan tinggi adalah sekelompok jabatan tertinggi pada instansi dan
perwakilan. Jabatan pimpinan tinggi terdiri dari pejabat struktural tertinggi, staf ahli, analis
kebijakan, dan pejabat lainnya yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Indikator
jumlah jabatan pimpinan tinggi pada instansi pemerintah di Kabupaten Rejang Lebong dari
tahun 2016 ke 2020 memiliki jumlah yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun.
Menurunnya jumlah jabatan pimpinan tinggi pada instansi pemerintah di kabupaten ini
dikarenakan banyaknya posisi jabatan tinggi yang mengalami kekosongan.
Tabel 2. 274
Jumlah Jabatan Pimpinan Tinggi Pada Instansi Pemerintah di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah jabatan pimpinan tinggi pada instansi pemerintah 20 7 N/A 15 N/A
(orang)
Sumber: Dinas Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Rejang Lebong, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-327
TAHUN 2021-2026
5. Jumlah Jabatan Administrasi pada Instansi Pemerintah
Jabatan administrasi adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan
dengan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan, yang terdiri
dari jabatan administrator, jabatan pengawas, dan jabatan pelaksana. Secara umum, dalam
kurun waktu lima tahun terakhir, capaian jumlah jabatan administrasi pada instansi
pemerintah di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan jumlah yang fluktuatif dengan
kecenderungan menurun, yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -2,98
persen per tahun.
Tabel 2. 275
Jumlah Jabatan Administrasi pada Instansi Pemerintah di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah jabatan administrasi pada instansi pemerintah (orang) 5.011 4.586 4.664 4.781 4.439
Sumber: Dinas Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Pada tahun 2016, sebanyak 5.011 orang menduduki posisi jabatan administrasi, dan
menurun dengan laju -8,48 persen pada tahun berikutnya, dimana pada tahun 2017 jumlah
jabatan administrasi pada instansi pemerintah di kabupaten ini tercatat sebanyak 4.586 orang.
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Rejang Lebong
menyebutkan bahwa penurunan jumlah jabatan administrasi di tahun 2016 ke 2017
disebabkan oleh adanya masa peralihan untuk tenaga pendidik dan teknis SMA (Sekolah
Menengah Atas) dari pegawai daerah ke pegawai provinsi.
Capaian tersebut kemudian meningkat hingga tahun 2019 dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 2,10 persen per tahun, sehingga posisi pejabat administrasi pada
instansi pemerintah di Kabupaten Rejang Lebong meningkat menjadi 4.781 orang. Selanjutnya,
pada tahun 2020, terjadi penurunan kembali sebanyak -7,15 persen, hingga capaiannya
menjadi 4.439 orang yang mengisi jabatan administrasi pada instansi pemerintah di kabupaten
ini. Secara umum, penurunan jumlah pejabat administrasi di Kabupaten Rejang Lebong ini
dikarenakan adanya pejabat yang mutasi ke luar daerah dan ada pula yang memasuki masa
purna tugas.

6. Jumlah Pemangku Jabatan Fungsional Tertentu pada Instansi Pemerintah


Jabatan fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan
dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu.
Jabatan fungsional dalam ASN terdiri dari dua jabatan, yaitu jabatan fungsional keahlian dan
jabatan fungsional keterampilan. Jabatan fungsional keahlian terdiri dari ahli pertama, ahli
muda, ahli madya, dan ahli utama. Sementara jabatan fungsional keterampilan terdiri atas
pemula, terampil, mahir, dan penyelia.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-328
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 276
Jumlah Pemangku Jabatan Fungsional Tertentu pada Instansi Pemerintah
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah pemangku jabatan fungsional tertentu pada instansi 2.844 2.674 2.154 2.337 2.497
pemerintah (orang)
Sumber: Dinas Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Dalam lima tahun terakhir, jumlah pemangku jabatan fungsional tertentu di Kabupaten
Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fuktuatif dengan kecenderungan menurun, yang
ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -3,20 persen per tahun. Pada tahun 2016,
2.844 orang menduduki posisi jabatan fungsional tertentu di kabupaten ini, dan berfluktuasi
setiap tahunnya hingga pada tahun 2020 jumlah pemangku jabatan fungsional tertentu ini
berjumlah 2.497 orang. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kabupaten Rejang Lebong menyatakan bahwa penambahan pemangku jabatan fungsional
tertentu ditentukan oleh adanya rekruitmen ASN pada tahun-tahun anggaran juga melalui
pengusulan peserta diklat yang disetujui.

7. Persentase OPD Kabupaten yang Memiliki Jumlah ASN Sesuai dengan Kebutuhan
Dalam kurun tahun 2016 hingga 2020, capaian indikator persentase OPD kabupaten
yang memiliki jumlah ASN sesuai dengan kebutuhan di Kabupaten Rejang Lebong memiliki
besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun, yang ditunjukkan dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar -2,17 persen per tahun. Pada tahun 2016, capaian indikator ini tercatat
sebesar 80,80 persen dan menunjukkan kecenderungan meningkat hingga tahun 2018, yang
ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 9,58 persen per tahun, sehingga pada tahun
tersebut capaian indikator ini mencapai 97,02 persen. Capaian tersebut kembali menunjukkan
fluktuasi dengan kecenderungan menurun hingga tahun 2020, yang ditunjukkan dengan rata-
rata pertumbuhan sebesar -12,67 persen per tahun, hingga capaian indikator persentase OPD
yang memiliki jumlah ASN sesuai dengan kebutuhan di Kabupaten Rejang Lebong tercatat
sebesar74,00 persen. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kabupaten Rejang Lebong menyatakan terdapat beberapa penyebab dari fluktuasi jumlah
yang terjadi diantaranya adalah adanya kebijakan di masing-masing OPD, penyampaian usulan
kebutuhan dari OPD, optimalisasi perekrutan pegawai berdasarkan kebutuhan, dan proses
pemetaan kebutuhan.
Tabel 2. 277
Persentase OPD Kabupaten yang Memiliki Jumlah ASN Sesuai dengan Kebutuhan
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Persentase OPD Kabupaten yang Memiliki Jumlah ASN Sesuai 80,80 80,30 97,02 68,00 74,00
dengan Kebutuhan (persen)
Sumber: Dinas Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Rejang Lebong, 2021

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-329
TAHUN 2021-2026
8. Jumlah ASN yang Mengikuti Spesialis Kedokteran, S2, dan S3
Dalam kurun waktu 2016 hingga 2020, jumlah ASN yang mendapatkan pendidikan
tugas belajar dan izin belajar khususnya yang mengikuti spesialis kedokteran, S2, dan S3
menunjukkan jumlah yang fluktuatif. Dilihat dari segi kuantitasnya, jumlah ASN yang
mengikuti pendidikan lanjutan ini masih tergolong kecil, meskipun dalam lima tahun terakhir
menunjukkan kecenderungan meningkat. Meningkatnya jumlah ASN yang mendapatkan
fasilitas pendidikan tugas belajar dan izin belajar tersebut mengindikasikan bahwa kemauan
para pegawai untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi dalam rangka meningkatkan
kualitas SDM aparatur pemerintah semakin tinggi. Badan Kepegawaian dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Kabupaten Rejang Lebong menginformasikan bahwa banyak atau
sedikitnya jumlah ASN yang mengikuti spesialis kedokteran, S2, dan S3 ini dipengaruhi oleh
adanya usulan dari ASN itu sendiri dengan memperhatikan ketersediaan anggaran yang
dimiliki oleh pemerintah daerah.
Tabel 2. 278
Jumlah ASN yang Mengikuti Spesialis Kedokteran, S2, dan S3 di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah ASN yang mengikuti Spesialis Kedokteran (orang) 6 4 3 3 6
2 Jumlah ASN yang mengikuti S2 (orang) 20 20 25 30 36
3 Jumlah ASN yang mengikuti S3 (orang) N/A N/A 1 N/A 1
Sumber: Dinas Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Rejang Lebong, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

9. Persentase ASN yang telah mengikuti diklat (teknis, fungsional, camat,


kepemimpinan)
Diklat ASN adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar yang dilakukan dalam
rangka meningkatkan kemampuan ASN dan bertujuan untuk meningkatkan pengabdian, mutu,
keahlian, kemampuan, dan keterampilan pada pegawai. Indikator persentase ASN yang telah
mengikuti diklat (teknis, fungsional, camat, kepemimpinan) dirinci berdasarkan jumlah ASN
yang mengikuti diklat teknis, jumlah ASN yang mengikuti diklat fungsional, jumlah ASN yang
mengikuti diklat teknis pemerintahan bagi camat, dan jumlah ASN yang mengikuti Pelatihan
Kepemimpinan Nasional Tk. II , III dan IV.
Tabel 2. 279
Jumlah ASN yang mengikuti Diklat Teknis, Fungsional, Camat, Kepemimpinan
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah ASN yang mengikuti Diklat Teknis/ Prajabatan N/A N/A N/A 100 7
2 Jumlah ASN yang mengikuti Diklat Fungsional N/A N/A N/A 4 N/A
3 Jumlah ASN yang mengikuti Diklat Camat N/A N/A N/A 2 N/A
4 Jumlah ASN yang mengikuti Diklat PIM II N/A 1 1 2 2
5 Jumlah ASN yang mengikuti Diklat PIM III N/A 10 10 4 8
6 Jumlah ASN yang mengikuti Diklat PIM IV N/A 18 20 N/A N/A
7 Jumlah N/A 29 31 112 17
Sumber: Dinas Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Rejang Lebong, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-330
TAHUN 2021-2026
Secara umum, dalam kurun waktu tahun 2017 hingga 2020, jumlah ASN yang
mengikuti diklat (teknis, fungsional, camat, kepemimpinan) di Kabupaten Rejang Lebong
memiliki besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun, yang ditandai dengan rata-
rata pertumbuhan sebesar -13,69 persen per tahun. Pada tahun 2017, terdapat 29 ASN yang
mengikuti diklat teknis, fungsional, camat, dan kepemimpinan di kabupaten ini. Capaian
tersebut menunjukkan peningkatan yang signifikan hingga tahun 2019, yang ditunjukkan
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 96,52 persen, dimana pada tahun tersebut jumlah ASN
yang mengikuti diklat di Kabupaten Rejang Lebong tercatat sebanyak 112 orang. Selanjutnya,
capaian tersebut menurun dengan signifikan pada tahun berikutnya yang ditandai dengan laju
pertumbuhan sebesar -84,82 persen, dimana jumlah ASN yang mengikuti diklat di kabupaten
ini berjumlah 17 orang.
Tabel 2. 280
Persentase ASN yang mengikuti Diklat Teknis, Fungsional, Camat, Kepemimpinan
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah ASN yang mengikuti Diklat teknis, fungsional, camat, N/A 29 31 112 17
kepemimpinan (orang)
2 Jumlah total ASN (orang) N/A 4.906 4.635 4.755 4.473
3 Persentase ASN yang mengikuti diklat teknis, fungsional, N/A 0,59 0,67 2,36 0,38
camat, kepemimpinan (persen)
Sumber: Dinas Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Rejang Lebong, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Berdasarkan kondisi yang telah dijelaskan sebelumnya, capaian indikator persentase


ASN yang mengikuti diklat teknis, fungsional, camat, dan kepemimpinan di Kabupaten Rejang
Lebong dalam empat tahun terakhir juga memiliki besaran yang fluktuatif. Pada tahun 2017,
capaian indikator tersebut tercatat 0,59 persen, dan meningkat menjadi 2,36 persen di tahun
2019, atau ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 99,62 persen per tahun.
Selanjutnya, capaian tersebut menurun dengan laju pertumbuhan sebesar -83,84 persen di
tahun berikutnya, dengan capaian sebesar 0,38 persen. Penurunan capaian tersebut
dipengaruhi oleh menurunnya jumlah ASN yang mengikuti diklat teknis/prajabatan dimana
pada tahun 2019 tercatat 100 orang dan menurun menjadi tujuh orang saja di tahun 2020.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Kabupaten Rejang Lebong, penurunan jumlah ASN yang mengikuti diklat di
tahun 2020 juga diakibatkan karena adanya pandemi covid-19.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-331
TAHUN 2021-2026
10. Persentase Penempatan ASN Pemerintah Kabupaten Berdasarkan Kualifikasi
Pendidikan
Pada dokumen LAKIP BKPSDM kabupaten Rejang Lebong tahun 2020 disebutkan
bahwa indikator persentase penempatan ASN pemerintah kabupaten berdasarkan kualifikasi
pendidikan merupakan salah satu indikator dalam mengukur kinerja program meningkatnya
kinerja OPD melalui profesionalisme dan tata kelola pemerintahan yang baik. Secara umum,
dalam lima tahun terakhir, capaian persentase penempatan ASN berdasarkan kualifikasi
pendidikannya di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan
kecenderungan meningkat, yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,12
persen per tahun.
Tabel 2. 281
Persentase Penempatan ASN Pemerintah Kabupaten Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Persentase Penempatan ASN Pemerintah Kabupaten 80,8 80,3 97,02 58,00 81,18
Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan (persen)
Sumber: Dinas Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Pada tahun 2016, capaian indikator persentase penempatan ASN berdasarkan


kualifikasi pendidikannya di Kabupaten Rejang Lebong tercatat sebesar 80,80 persen. Capaian
tersebut kemudian menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat
hingga tahun 2018, yang ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 9,58 persen per
tahun, dimana pada tahun tersebut capaiannya menjadi 97,02 persen. Selanjutnya, dalam dua
tahun terakhir, capaian indikator ini menunjukkan penurunan dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar -8,53 persen per tahun, hingga pada tahun 2020 capaian indikator ini tercatat sebesar
81,18 persen.

11. Indeks Profesionalitas ASN


Indeks Profesionalitas ASN atau IP ASN menurut Peraturan Badan Kepegawaian
Negara Nomor 8 Tahun 2019 merupakan ukuran statistik yang menggambarkan kualitas ASN
yang berdasarkan kualifikasi pendidikan, kompetensi, kinerja, dan kedisiplinan pegawai ASN
dalam melakukan tugas jabatannya. IP ASN juga merupakan indikator kinerja untuk mengukur
program meningkatnya kinerja OPD melalui profesionalisme dan tata kelola pemerintahan
yang baik sebagaimana disebut dalam dokumen LAKIP Pemda Kabupaten Rejang Lebong
tahun 2020. Data mengenai IP ASN hanya dijumpai di tahun 2020, dikarenakan pada tahun-
tahun sebelumnya indikator kinerja yang digunakan adalah persentase penempatan ASN
pemerintah kabupaten berdasarkan kualifikasi pendidikan. Perbaikan atas indikator kinerja
tersebut dilakukan atas dasar evaluasi dari Kementerian PAN dan RB terhadap dokumen

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-332
TAHUN 2021-2026
SAKIP Rejang Lebong pada tahun 2020. Adapun capaian IP ASN Kabupaten Rejang Lebong
tahun 2020 adalah sebesar 45,16 dan termasuk dalam kategori rendah.

D. Penelitian dan Pengembangan


Urusan penelitian dan pengembangan berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86
Tahun 2017 mencakup empat indikator, yakni persentase implementasi rencana kelitbangan,
persentase pemanfaatan hasil kelitbangan, persentase perangkat daerah yang difasilitasi
dalam penerapan inovasi daerah, dan persentase kebijakan inovasi yang ditetapkan di daerah.
Selain itu terdapat satu indikator tambahan yaitu jumlah dokumen hasil kajian (penelitian).
Dari empat indikator tersebut, hanya dapat terisi dua indikator yaitu persentase perangkat
daerah yang difasilitasi dalam penerapan inovasi daerah, dan persentase kebijakan inovasi
yang ditetapkan di daerah.

1. Persentase Implementasi Rencana Kelitbangan


Persentase implementasi rencana kelitbangan merupakan hasil perbandingan antara
jumlah kelitbangan dalam RKPD dengan jumlah kelitbangan dalam RPJMD, dan dinyatakan
dalam persen. Bappeda Kabupaten Rejang Lebong menyebutkan bahwa rencana kelitbangan
belum tertera pada dokumen perencanaan baik itu dokumen RPJMD maupun dokumen RKPD.

2. Persentase Pemanfaatan Hasil Kelitbangan


Persentase pemanfaatan hasil kelitbangan merupakan hasil perbandingan antara
jumlah kelitbangan yang ditindaklanjuti dengan jumlah kelitbangan dalam renja perangkat
daerah, yang dinyatakan dalam persen. Bappeda Kabupaten Rejang Lebong menyebutkan
bahwa belum terdapat hasil kelitbangan di Kabupaten Rejang Lebong.

Penerapan SIDa
3. Persentase Perangkat Daerah yang Difasilitasi dalam Penerapan Inovasi Daerah
Indikator persentase perangkat daerah yang difasilitasi dalam penerapan inovasi
daerah merupakan hasil perbandingan antara jumlah perangkat daerah yang difasilitasi
dengan jumlah total perangkat daerah, dan dinyatakan dalam persen. Berdasarkan informasi
dari Bappeda Kabupaten Rejang Lebong, dapat diketahui bahwa dalam kurun waktu tahun
2017 hingga 2020 baru terdapat satu perangkat daerah yang difasilitasi dalam penerapan
inovasi daerah dari total 44 perangkat daerah yang ada di Kabupaten Rejang Lebong. Adapun
satu perangkat daerah yang difasilitasi dalam penerapan inovasi daerah adalah Dinas
Kesehatan dengan inovasi Kader Kesehatan 211.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-333
TAHUN 2021-2026
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dalam empat tahun terakhir, besaran capaian
persentase perangkat daerah yang difasilitasi dalam penerapan inovasi daerah di Kabupaten
Rejang Lebong sebesar 2,27 persen. Masih rendahnya capaian indikator tersebut dikarenakan
program yang menunjang inovasi daerah memang belum tertuang pada visi dan misi
pemerintah daerah, sehingga hal ini belum menjadi prioritas utama pemerintah daerah,
terlebih juga karena belum adanya alokasi anggaran khusus yang dialokasikan untuk
melaksanakan kegiatan inovasi daerah tersebut.
Tabel 2. 282
Persentase Perangkat Daerah yang Difasilitasi dalam Penerapan Inovasi Daerah
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah perangkat daerah yang difasilitasi (perangkat daerah) N/A 1 1 1 1
2 Jumlah total perangkat daerah (perangkat daerah) N/A 44 44 44 44
3 Persentase perangkat daerah yang difasilitasi dalam penerapan N/A 2,27 2,27 2,27 2,27
inovasi daerah (persen)
Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Rejang Lebong, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

4. Persentase Kebijakan Inovasi yang Ditetapkan di Daerah


Indikator persentase kebijakan inovasi yang ditetapkan di daerah merupakan hasil
perbandingan antara jumlah kebijakan inovasi yang diterapkan dengan jumlah inovasi yang
diusulkan, dan dinyatakan dalam persen. Dalam kurun waktu 2017 hingga 2020, diketahui
jumlah kebijakan inovasi yang diterapkan masih berjumlah satu kebijakan, begitu pula dengan
jumlah inovasi yang diusulkan. Berdasarkan kedua kondisi tersebut, dalam kurun waktu yang
sama, capaian indikator persentase kebijakan inovasi yang diterapkan di daerah tercatat
sebesar 100 persen.
Tabel 2. 283
Persentase Kebijakan Inovasi yang Ditetapkan di Daerah Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah kebijakan inovasi yang diterapkan (kebijakan) N/A 1 1 1 1
2 Jumlah inovasi yang diusulkan (inovasi) N/A 1 1 1 1
3 Persentase kebijakan inovasi yang diterapkan di daerah N/A 100 100 100 100
(persen)
Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Rejang Lebong, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

5. Jumlah Dokumen Hasil Kajian (Penelitian)


Bappeda Kabupaten Rejang Lebong menyebutkan bahwa belum terdapat dokumen
hasil kajian (penelitian) di Kabupaten Rejang Lebong.

E. Pengawasan
Urusan pengawasan berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017
meliputi tiga indikator, yakni persentase tindak lanjut temuan, persentase pelanggaran

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-334
TAHUN 2021-2026
pegawai, dan jumlah temuan BPK. Selain tiga indikator tersebut terdapat pula indikator
tambahan di antaranya: jumlah fasilitasi konsultasi yang diberikan kepada OPD, jumlah
fasilitasi review terhadap laporan penggunaan anggaran oleh OPD, dan penilaian Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Keenam indikator pada urusan ini dapat
terisi dan disajikan dalam pembahasan ini.

1. Persentase Tindak Lanjut Temuan


Dalam proses kinerja pemerintah kota, diperlukan adanya sistem pengawasan yang
dapat menindaklanjuti pelanggaran maupun ketidaksesuaian terhadap tugas dan tanggung
jawab yang seharusnya dikerjakan. Pengawasan yang dilakukan salah satunya adalah dengan
memeriksa temuan pelanggaran dan menindaklanjuti temuan tersebut. Persentase tindak
lanjut temuan merupakan hasil perbandingan antara jumlah temuan yang ditindaklanjuti
dengan jumlah total temuan, dan dinyatakan dalam persen.
Tabel 2. 284
Persentase Tindak Lanjut Temuan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah temuan yang ditindaklanjuti (temuan) 113 86 57 73 61
2 Jumlah total temuan (temuan) 127 93 92 169 115
3 Persentase tindak lanjut temuan (persen) 88,98 92,47 61,96 43,20 53,04
Sumber: Inspektorat Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Secara umum, dalam kurun waktu 2016 hingga 2020, capaian indikator persentase
tindak lanjut temuan di Kabupaten Rejang Lebong memiliki besaran yang fluktuatif dengan
kecenderungan menurun, yang ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -12,15 persen
per tahun. Pada tahun 2016, capaian indikator ini tercatat sebesar 88,98 persen, dan
berfluktuasi hingga tahun 2020 dimana capaiannya menjadi 53,04 persen. Berdasarkan
informasi dari Inspektorat Kabupaten Rejang Lebong, disebutkan bahwa fluktuatifnya capaian
persentase tindak lanjut temuan di kabupaten ini dipengaruhi oleh OPD dan desa di Kabupaten
Rejang Lebong yang masih menganggap bahwa pemeriksaan inspektorat tidak begitu penting,
selain itu juga dikarenakan belum ditetapkannya sanksi terhadap temuan yang ditindaklanjuti.

2. Persentase Pelanggaran Pegawai


Persentase pelanggaran pegawai merupakan hasil perbandingan antara jumlah ASN
yang dikenai sanksi dengan jumlah total ASN, dan dinyatakan dalam persen. Secara umum,
dalam lima tahun terakhir, capaian indikator persentase pelanggaran pegawai di Kabupaten
Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun, yang
ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -22,89 persen. Pada tahun 2016, capaian

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-335
TAHUN 2021-2026
indikator ini tercatat sebesar 0,25 persen, dan berfluktuasi hingga tahun 2020 dimana
capaiannya menjadi 0,09 persen.
Tabel 2. 285
Persentase Pelanggaran Pegawai di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah ASN yang melakukan Pelanggaran (orang) 14 16 1 3 4
2 Jumlah total ASN (orang) 5.536 4.906 4.635 4.755 4.473
3 Persentase pelanggaran pegawai (persen) 0,25 0,33 0,02 0,06 0,09
Sumber: Inspektorat Kabupaten Rejang Lebong, 2021

3. Jumlah Temuan BPK


BPK melakukan pemeriksaan/audit terhadap temuan ketidakpatuhan terhadap
peraturan, temuan kelemahan sistem pengendalian intern, dan temuan 3E, yaitu
ketidakhematan/pemborosan/ketidakekonomisan, ketidakefisienan, dan ketidakefektifan.
Dalam lima tahun terakhir, jumlah temuan BPK di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan
besaran yang fluktuatif. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Inspektorat Kabupaten
Rejang Lebong disebutkan bahwa jumlah temuan BPK di kabupaten ini merupakan jumlah
temuan yang ditemukan di tahun berjalan dan/atau adanya indikasi temuan yang ditemukan
di tahun-tahun sebelumnya yang belum atau tidak ditindaklanjuti hingga saat ini.
Tabel 2. 286
Jumlah Temuan BPK di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016 - 2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah temuan BPK (temuan) 15 22 15 10 15
Sumber: Inspektorat Kabupaten Rejang Lebong, 2021

4. Jumlah Fasilitasi Konsultasi yang Diberikan Kepada OPD


Secara umum, dalam lima tahun terakhir jumlah fasilitasi konsultasi yang diberikan
kepada OPD di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan
kecenderungan meningkat, yang ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 18,04 persen
per tahun. Pada tahun 2016, jumlah fasilitasi konsultasi yang diberikan oleh Inspektorat
kepada OPD di lingkup pemerintah Kabupaten Rejang Lebong sebanyak 17 kali. Capaian
tersebut kemudian menunjukkan peningkatan setiap tahunnya hingga tahun 2019 dengan
rata-rata pertumbuhan sebesar 27,22 persen per tahun, hingga capaian pada tahun tersebut
sebanyak 35 kali fasilitasi konsultasi. Selanjutnya, terjadi penurunan di tahun berikutnya yang
ditandai dengan laju pertumbuhan sebesar -5,71 persen, hingga capaiannya sebanyak 33 kali
fasilitasi konsultasi. Berdasarkan informasi dari Inspektorat Kabupaten Rejang Lebong,
menurunnya jumlah fasilitasi konsultasi di tahun 2020 diakibatkan karena adanya pandemi
covid-19 yang kemudian berpengaruh pada pelaksanaan fasilitasi konsultasi yang dilakukan
oleh Inspektorat kepada OPD.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-336
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 287
Jumlah Fasilitasi Konsultasi yang Diberikan Kepada OPD di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah fasilitasi konsultasi yang diberikan oleh Inspektorat 17 25 27 35 33
kepada OPD (kali)
Sumber: Inspektorat Kabupaten Rejang Lebong, 2021

5. Jumlah Fasilitasi Review Terhadap Laporan Penggunaan Anggaran Oleh OPD


Secara umum, jumlah fasilitasi review terhadap laporan penggunaan anggaran oleh
OPD di lingkup pemerintah Kabupaten Rejang Lebong dalam kurun waktu lima tahun terakhir
menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat. Hal tersebut ditandai
dengan besaran rata-rata pertumbuhan dalam lima tahun terakhir yang tercatat sebesar -15,91
persen per tahun. Pada tahun 2016, tercatat 44 kali fasilitasi review terhadap laporan
penggunaan anggaran oleh OPD, dan meningkat setiap tahunnya hingga tahun 2019 dengan
rata-rata pertumbuhan sebesar 13,30 persen per tahun, dimana pada tahun tersebut
capaiannya sebesar 64 kali fasilitasi. Meningkatnya jumlah fasilitasi dalan kurun waktu tahun
2016 hingga 2019 tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya kesadaran OPD untuk melakukan
review terkait.
Tabel 2. 288
Jumlah Fasilitasi Review Terhadap Laporan Penggunaan Anggaran Oleh OPD
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah fasilitasi review terhadap laporan penggunaan anggaran 44 45 50 64 22
oleh OPD (kali)
Sumber: Inspektorat Kabupaten Rejang Lebong, 2021

Selanjutnya, capaian tersebut kemudian menunjukkan penurunan dengan cukup


signifikan di tahun berikutnya, yang ditunjukkan dengan laju pertumbuhan sebesar -65,63
persen, hingga capaiannya sebesar 22 kali fasilitasi review terhadap laporan penggunaan
anggaran. Penurunan yang terjadi di tahun 2020 tersebut berkaitan dengan karena adanya
pandemi covid-19, sehingga mempengaruhi pelaksanaan review laporan anggaran.

6. Penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)


Penilaian SAKIP atau nilai evaluasi SAKIP merupakan salah satu indikator dalam
urusan pengawasan yang ditujukan untuk dapat mencapai tata kelola pemerintah yang baik
dan bersih. Berdasarkan dokumen LAKIP Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong tahun 2016
hingga 2020, diperoleh hasil penilaian SAKIP yang membaik dari nilai C yang kemudian
meningkat menjadi CC di tahun 2019 dan 2020. Nilai C memiliki pengertian bahwa SAKIP
Kabupaten Rejang Lebong dalam kategori agak kurang, perlu perbaikan, termasuk perubahan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-337
TAHUN 2021-2026
mendasar, sementara nilai CC diartikan bahwa SAKIP kabupaten ini telah meningkat dengan
kategori cukup baik, memadai, perlu banyak perbaikan tidak mendasar.
Tabel 2. 289
Penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah C C C CC CC*
(SAKIP)
Sumber: Dokumen LAKIP Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong, 2016-2020
Keterangan: *) Hasil Sementara

F. Sekretariat Dewan
Urusan sekretariat dewan berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017
mencakup tiga indikator yang meliputi tersedianya rencana kerja tahunan pada setiap alat-alat
kelengkapan DPRD provinsi/kabupaten/kota; tersusunnya dan terintegrasinya program-
program kerja DPRD untuk melaksanakan fungsi pengawasan, fungsi pembentukan perda, dan
fungsi anggaran dalam dokumen rencana lima tahunan (RPJMD) maupun dokumen rencana
tahunan (RKPD); dan terintegrasinya program-program kerja DPRD untuk melaksanakan
fungsi pengawasan, fungsi pembentukan perda, dan fungsi anggaran dalam dokumen
perencanaan dan dokumen anggaran setwan DPRD.
Selain indikator tersebut, untuk mendukung informasi mengenai urusan sekretariat
dewan di Kabupaten Rejang Lebong terdapat pula indikator tambahan (indikator kinerja
Sekretariat Dewan yang diadopsi dari Dokumen Lakip Setwan) diantaranya persentase
rancangan perda ditetapkan menjadi perda; persentase diklat, seminar, workshop dan kegiatan
sejenisnya yang diikuti dalam satu tahun bagi pimpinan dan anggota DPRD; persentase
fasilitasi Banggar; persentase meningkatnya penyerapan aspirasi masyarakat; dan persentase
hearing/dialog dan koordinasi dengan eksekutif (pejabat Pemda) dan tokoh
masyarakat/tokoh agama yang dilaksanakan dalam satu tahun. Indikator-indikator ini
disajikan dalam satu tabel dan dipaparkan dalam satu sub pembahasan.

1. Tersedianya Rencana Kerja Tahunan pada Setiap Alat-alat Kelengkapan DPRD


Provinsi/Kabupaten/Kota
Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, belum tersedia rencana kerja tahunan
pada setiap alat-alat kelengkapan DPRD Kabupaten Rejang Lebong.
Tabel 2. 290
Tersedianya Rencana Kerja Tahunan pada Setiap Alat-alat Kelengkapan DPRD
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Tersedianya Rencana Kerja Tahunan pada Setiap Alat-alat Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Kelengkapan DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota
Sumber: Sekretariat Dewan Kabupaten Rejang Lebong, 2021

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-338
TAHUN 2021-2026
2. Tersusunnya dan Terintegrasinya Program-program Kerja DPRD untuk
Melaksanakan Fungsi Pengawasan, Fungsi Pembentukan Perda, dan Fungsi
Anggaran dalam Dokumen Rencana Lima tahunan (RPJMD) maupun Dokumen
Rencana Tahunan (RKPD)
Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, belum tersusun program-program kerja
DPRD Kabupaten Rejang Lebong untuk melaksanakan fungsi pengawasan, fungsi
pembentukan perda, dan fungsi anggaran dalam dokumen rencana lima tahunan (RPJMD)
maupun dokumen rencana tahunan (RKPD).
Tabel 2. 291
Tersusunnya dan Terintegrasinya Program-program Kerja DPRD untuk Melaksanakan Fungsi
Pengawasan, Fungsi Pembentukan Perda, dan Fungsi Anggaran dalam Dokumen Rencana Lima
tahunan (RPJMD) maupun Dokumen Rencana Tahunan (RKPD) Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Tersusunnya dan Terintegrasinya Program-program Kerja Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
DPRD untuk Melaksanakan Fungsi Pengawasan, Fungsi
Pembentukan Perda, dan Fungsi Anggaran dalam Dokumen
Rencana Lima tahunan (RPJMD) maupun Dokumen Rencana
Tahunan (RKPD)
Sumber: Sekretariat Dewan Kabupaten Rejang Lebong, 2021

3. Terintegrasinya Program-program Kerja DPRD untuk Melaksanakan Fungsi


Pengawasan, Fungsi Pembentukan Perda, dan Fungsi Anggaran dalam Dokumen
Perencanaan dan Dokumen Anggaran Setwan DPRD
Dalam lima tahun terakhir, belum terdapat integrasi program-program kerja DPRD
Kabupaten Rejang Lebong untuk melaksanakan fungsi pengawasan, fungsi pembentukan
perda, dan fungsi anggaran dalam dokumen perencanaan dan dokumen anggaran sekretariat
dewan DPRD.
Tabel 2. 292
Terintegrasinya Program-program Kerja DPRD untuk Melaksanakan Fungsi Pengawasan,
Fungsi Pembentukan Perda, dan Fungsi Anggaran dalam Dokumen Perencanaan dan Dokumen
Anggaran Setwan DPRD Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Terintegrasinya Program-program Kerja DPRD untuk Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Melaksanakan Fungsi Pengawasan, Fungsi Pembentukan
Perda, dan Fungsi Anggaran dalam Dokumen Perencanaan dan
Dokumen Anggaran Setwan DPRD
Sumber: Sekretariat Dewan Kabupaten Rejang Lebong, 2021

4. Indikator Kinerja lainnya


Indikator kinerja lainnya diperoleh dengan mencermati dokumen LKjIP Sekretariat
Dewan Kabupaten Rejang Lebong tahun 2016 hingga 2020. Dari hasil pencermatan, disertakan
sejumlah delapan indikator kinerja yang akan dirinci berdasarkan sasaran tertentu

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-339
TAHUN 2021-2026
sebagaimana disebutkan pada dokumen LKjIP Sekretariat Dewan Kabupaten Rejang Lebong.
Pada dokumen LKjIP tersedia data capaian kinerja per tahun berdasarkan target di tahun
tertentu. Sementara itu, untuk capaian per tahun hanya tersedia di tahun 2019 dan 2020.
Pertama, dalam rangka meningkatkan fasilitasi pembahasan rancangan peraturan
daerah, maka indikator yang digunakan adalah jumlah rancangan perda ditetapkan menjadi
Perda. Pada tahun 2019, DPRD Kabupaten Rejang Lebong menetapkan tujuh Perda dari tujuh
Rancangan Perda yang diusulkan. Sementara itu, pada tahun 2020 DPRD menetapkan dua
Perda dari tujuh Rancangan Perda yang diusulkan, salah satunya adalah Peraturan Daerah
Nomor 3 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2021.
Tabel 2. 293
Jumlah Rancangan Perda yang Ditetapkan Menjadi Perda Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah Rancangan Perda yang Ditetapkan Menjadi Perda N/A N/A N/A 7 2
(perda)
Sumber: LAKIP Sekretariat Dewan Kabupaten Rejang Lebong, 2020
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Kedua, dalam rangka meningkatkan kapasitas lembaga DPRD dalam penyelenggaraan


pemerintah terdapat empat indikator yang digunakan. Indikator-indikator tersebut di
antaranya jumlah kunjungan kerja/studi banding yang dilaksanakan dalam satu tahun; jumlah
penerimaan kunjungan kerja/studi banding yang di laksanakan dalam satu tahun; jumlah
diklat,seminar, workshop dan kegiatan sejenisnya yang diikuti dalam satu tahun bagi pimpinan
dan anggota; dan jumlah diklat,seminar, workshop dan kegiatan sejenisnya yang diikuti dalam
satu tahun bagi ASN.
Pada tahun 2020, Sekretariat Dewan Kabupaten Rejang Lebong telah melaksanakan
empat kali kunjungan kerja dan menerima kunjungan kerja sebanyak 92 kali. Selanjutnya, pada
tahun yang sama pimpinan dan anggota DPRD Kabupaten Rejang Lebong hanya mengikuti satu
kali diklat, seminar, workshop dan kegiatan sejenisnya. Capaian tersebut menunjukkan
kecenderungan menurun dari tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2019 para pimpinan dan
anggota dewan melaksanakan diklat dan/atau kegiatan sejenisnya sebanyak enam kali.
Sementara itu, untuk diklat yang diperuntukkan bagi ASN di lingkup Sekretariat Dewan
tercatat terlaksana sebanyak 14 kali di dua tahun terakhir.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-340
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 294
Capaian Kinerja Peningkatan Kapasitas Lembaga DPRD dalam Penyelenggaraan Pemerintah
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah kunjungan kerja/studi banding yang dilaksanakan N/A N/A N/A 8 4
dalam 1 Tahun (kali kunjungan kerja)
2 Jumlah penerimaan kunjungan kerja/studi banding yang di N/A N/A N/A N/A 92
laksanakan dalam 1 tahun (kali)
3 Jumlah diklat,seminar, workshop dan kegiatan sejenisnya yang N/A N/A N/A 6 1
diikuti dalam 1 tahun bagi pimpinan dan anggota DPRD (kali)
4 Jumlah diklat, seminar, workshop dan kegiatan sejenisnya yang N/A N/A N/A 14 14
diikuti dalam 1 tahun bagi ASN di lingkup Sekretariat
Dewan(kali)
Sumber: LAKIP Sekretariat Dewan Kabupaten Rejang Lebong, 2020
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Ketiga, dalam rangka meningkatkan fasilitasi pembahasan di Banggar (Badan


Anggaran) maka indikator yang digunakan adalah jumlah fasilitasi Banggar. Pada tahun 2019
hingga 2020, fasilitasi pembahasan di Banggar dilaksanakan sebanyak enam kali sebagaimana
target yang ditetapkan sebanyak enam kali.
Tabel 2. 295
Jumlah Fasilitasi Banggar di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah Fasilitasi BANGGAR (kali) N/A N/A N/A 6 6
Sumber: LAKIP Sekretariat Dewan Kabupaten Rejang Lebong, 2020
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Keempat, dalam rangka menjamin terciptanya harmonisasi hubungan kemitraan


antara legislatif dan eksekutif serta masyarakat, maka Sekretariat Dewan menggunakan
indikator jumlah penyerapan aspirasi masyarakat dan jumlah hearing/dialog dan koordinasi
dengan eksekutif (pejabat Pemda) dan tokoh masyarakat/tokoh agama. Pada tahun 2019 dan
2020, masing-masing telah terlaksana tiga kali kegiatan penyerapan terhadap aspirasi
masyarakat. Selanjutnya, pada tahun 2019 dan 2020, masing-masing melaksanakan kegiatan
hearing/dialog dan koordinasi dengan eksekutif (pejabat Pemda) dan tokoh
masyarakat/tokoh agama sebanyak tujuh kali.
Tabel 2. 296
Capaian Kinerja Terciptanya Harmonisasi Hubungan Kemitraan antara Legislatif dan Eksekutif
serta Masyarakat Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah penyerapan aspirasi masyarakat (kali) N/A N/A N/A 3 3
2 Jumlah hearing/dialog dan koordinasi dengan eksekutif N/A N/A N/A 7 7
(pejabat Pemda) dan tokoh masyarakat/ tokoh agama yang
dilaksanakan dalam 1 Tahun
Sumber: LKjIP Sekretariat Dewan Kabupaten Rejang Lebong, 2020
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-341
TAHUN 2021-2026
G. Kesatuan Bangsa dan Politik
Urusan kesatuan bangsa dan politik pada dasarnya tidak tertera pada Lampiran
Permendagri Nomor 86 Tahun 2017. Oleh karenanya, untuk mendukung urusan kesatuan
bangsa dan politik di kabupaten Rejang Lebong digunakanlah indikator-indikator yang
terdapat pada Dokumen LKJIP Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2020. Indikator tersebut di antaranya: persentase jumlah penurunan angka penyakit
masyarakat seperti kriminalitas, narkoba psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA), dan
miras; persentase berkurangnya angka konflik suku agama ras (SARA), sosial, budaya, dan
ekonomi di masyarakat; persentase pembinaan terhadap aparatur dan masyarakat tentang
ideologi negara.

1. Persentase Jumlah Penurunan Angka Penyakit Masyarakat Seperti Kriminalitas,


Narkoba Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya (NAPZA), dan Miras
Indikator persentase jumlah penurunan angka penyakit masyarakat seperti
kriminalitas, narkoba psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA), dan miras di Kabupaten
Rejang Lebong memiliki tren meningkat signifikan sepanjang tahun 2016-2020. Tahun 2020
merupakan tahun dengan capaian tertinggi dengan kata lain telah terjadi penurunan angka
penyakit masyarakat secara besar-besaran dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada
Dokumen LKJIP Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Rejang Lebong tahun 2020 pun
disebutkan bahwa keberhasilan tersebut tidak lepas dari pelaksanaan peningkatan
pemberantasan penyakit masyarakat dan penyuluhan pencegahan peredaran/penggunaan
minuman keras dan narkoba.
Tabel 2. 297
Persentase Jumlah Penurunan Angka Penyakit Masyarakat Seperti Kriminalitas, Narkoba
Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya (NAPZA), dan Miras
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Persentase jumlah penurunan angka penyakit masyarakat 0,20 0,20 0,21 0,75 19,28
seperti kriminalitas, narkoba psikotropika dan zat adiktif
lainnya (NAPZA), dan miras (persen)
Sumber: Dokumen LKJIP badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Rejang Lebong, 2020

2. Persentase Berkurangnya Angka Konflik Suku Agama Ras (SARA), Sosial, Budaya,
dan Ekonomi di Masyarakat
Indikator berkurangnya angka konflik suku agama ras (SARA), sosial, budaya, dan
ekonomi di masyarakat Kabupaten Rejang Lebong memiliki tren turun di pertengahan periode
kemudian meningkat pada dua tahun terakhir bahkan mencapai 100 persen berturut-turut.
Berkurangnya angka konflik suku agama ras (SARA), sosial, budaya, dan ekonomi di
masyarakat Kabupaten Rejang Lebong tidak lepas dari telah terkendalinya situasi keamanan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-342
TAHUN 2021-2026
di masyarakat itu sendiri juga dengan terlaksananya Harkamtibmas dan pencegahan tindak
kriminal. Dalam upaya mensukseskan indikator ini, dilaksanakan pula Forum Kewaspaan Dini
Masyarakat sekaligus Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat yang melibatkan
seluruh stakeholder terkait termasuk seluruh lapisan masyarakat.
Tabel 2. 298
Persentase Berkurangnya Angka Konflik Suku Agama Ras (SARA),
Sosial, Budaya, dan Ekonomi di Masyarakat
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Persentase berkurangnya angka konflik suku agama ras 21 21 0,82 100 100
(SARA), sosial, budaya, dan ekonomi di masyarakat (persen)
Sumber: Dokumen LKJIP badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Rejang Lebong, 2020

3. Persentase Pembinaan terhadap Aparatur dan Masyarakat tentang Ideologi


Negara
Dalam kurun waktu tahun 2016 -2020, tren pelaksanaan pembinaan terhadap aparatur
dan masyarakat tentang ideologi negara di Kabupaten Rejang Lebong menurun hingga 0
persen di tahun 2020. Terdapat beberapa kendala dalam penyelenggaraan pembinaan
terhadap aparatur dan masyarakat tentang ideologi negara di antaranya: jumlah peserta
pembinaan yang tidak mencukupi kuota yang ditargetkan dan belum dilibatkannya ASN
sebagai peserta.
Tabel 2. 299
Persentase Pembinaan terhadap Aparatur dan Masyarakat tentang Ideologi Negara
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Persentase pembinaan terhadap aparatur dan masyarakat 0,05 0,05 0,54 0,02 0
tentang ideologi negara (persen)
Sumber: Dokumen LKJIP badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Rejang Lebong, 2020

2.4 ASPEK DAYA SAING DAERAH


Daya saing daerah menurut Bank Indonesia adalah kemampuan daerah dalam
mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat yang tinggi dan berkelanjutan dengan tidak
menutup diri pada persaingan domestik dan internasional. Ada beberapa indikator dalam
mengukur daya saing yaitu keunggulan absolut, keunggulan komperatif dan keungulan
kompetitif. Lebih lanjut, ada dua karakteristik umum yang dimiliki oleh daerah dengan daya
saing tinggi. Pertama, daerah-daerah tersebut memiliki kondisi perekonomian yang baik.
Kedua, daerah-daerah tersebut memiliki kondisi keamanan, politik, sosial dan budaya yang
kondusif. Dua karakateristik akan mempengaruhi daya saing daerah jika didukung oleh
ketersediaan tenaga kerja yang cukup dengan kualitas yang baik dan infrastruktur fisik
pendukung usaha yang memadai.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-343
TAHUN 2021-2026
Berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 terdapat 10 indikator
terkait aspek daya saing daerah. Dari 10 indikator, terdapat beberapa indikator yang
dihapuskan karena ketidaktersediaan data. Indikator tersebut adalah produktivitas total
daerah, nilai tukar petani, rasio ekspor dan impor terhadap PDB (indikator keterbukaan
ekonomi), dan rasio pinjaman terhadap simpanan di BPR.

2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah


1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per Kapita
Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita adalah biaya yang dikeluarkan untuk
konsumsi semua anggota rumah tangga selama sebulan dibagi dengan banyaknya anggota
rumah tangga. Konsumsi rumah tangga ini terdiri atas konsumsi makanan dan bukan makanan
tanpa memperhatikan asal barang dan terbatas pada pengeluaran untuk kebutuhan rumah
tangga, tidak termasuk konsumsi atau pengeluaran yang digunakan untuk kepentingan usaha
dan/atau yang diberikan kepada pihak lain. Indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga
dapat menggambarkan kemampuan ekonomi daerah dalam peranannya sebagai pendorong
daya saing.

920,000 905,670 903,353 905,427


900,000
Pengeluaran Konsumsi (Rp)

880,000
860,000
840,000 822,521
820,000
791,431
800,000
780,000
760,000
740,000
720,000
2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 2. 105
Grafik Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per Kapita
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: Kabupaten Rejang Lebong Dalam Angka 2017-2021

Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, capaian pengeluaran konsumsi rumah
tangga per kapita di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan
kecenderungan meningkat. Hal tersebut ditandai dengan rata-rata pertumbuhan yang tumbuh
sebesar 3,42 persen per tahun dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2016, besaran
pengeluaran kondumsi rumah tangga per kapita di kabupaten ini tercatat sebesar Rp 791.431,-
dan meningkat menjadi Rp 905.427,- di tahun 2020. Meningkatnya besaran rata-rata

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-344
TAHUN 2021-2026
pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita di kabupaten ini mengindikasikan adanya
peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Rejang Lebong.

2. Persentase Pengeluaran Konsumsi Non Pangan per Kapita


Pengeluaran konsumsi terbagi menjadi pengeluaran konsumsi pangan dan
pengeluaran konsumsi non pangan. Pengeluaran konsumsi pangan terdiri dari pengeluaran
untuk padi-padian, umbi-umbian, ikan/udang/cumi/kerang, daging, telur dan susu, sayur-
sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan kelapa, bahan minuman, bumbu-
bumbuan, konsumsi lainnya, makanan dan minuman jadi, serta rokok. Sementara pengeluaran
konsumsi non pangan terdiri dari pengeluaran untuk perumahan dan fasilitas rumah tangga,
aneka komoditas dan jasa, pakaian, alas kaki, dan tutup kepala, komoditas tahan lama, pajak,
pungutan, dan asuransi, serta keperluan pesta dan upacara. Dalam lima tahun terakhir,
besaran pengeluaran pangan di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan peningkatan setiap
tahunnya, sementara besaran pengeluaran non pangan menunjukkan besaran yang fluktuatif
dengan kecenderungan meningkat.
Tabel 2. 300
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Pengeluaran Pangan (Rp) 395.503 460.107 468.212 481.512 491.093
2 Pengeluaran Non Pangan (Rp) 395.928 362.414 437.458 421.841 414.334
3 Total Pengeluaran (Rp) 791.431 822.521 905.670 903.353 905.427
Sumber: Kabupaten Rejang Lebong Dalam Angka 2017-2021

Persentase pengeluaran konsumsi rumah tangga non pangan terhadap total


pengeluaran per kapita di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif
dengan kecenderungan menurun, yang ditandai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -2,20
persen per tahun. Adapun pada tahun 2016 persentase pengeluaran konsumsi non pangan
sebesar 50,03 persen dan kemudian berfluktuasi hingga tahun 2020, dimana pada tahun
tersebut capaian persentase pengeluaran konsumsi non pangan per kapita di kabupaten ini
menjadi 45,76 persen. Dalam empat tahun terakhir diketahui bahwa capaian indikator
persentase pengeluaran konsumsi non pangan berada di bawah 50 persen, hal tersebut
diartikan bahwa tingkat pengeluaran per kapita per bulan untuk non makanan di kabupaten
ini cenderung lebih rendah dibandingkan dengan pengeluaran untuk konsumsi makanannya.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-345
TAHUN 2021-2026
51.00 50.03
50.00
49.00 48.30
48.00
46.70
47.00
44.06 45.76
46.00
45.00
44.00
43.00
42.00
41.00
2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 2. 106
Grafik Persentase Pengeluaran Konsumsi Non Pangan per Kapita
di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: Kabupaten Rejang Lebong Dalam Angka 2016-2021

3. Persentase Desa Berstatus Swasembada terhadap Total Desa


Berdasarkan perkembangannya, desa terbagi menjadi empat yaitu Desa Tradisional,
Desa Swadaya, Desa Swakarya dan Desa Swasembada. Desa dengan status swasembada
diposisikan sebagai desa yang kondisinya lebih maju atau paling maju di antara tiga kategori
desa lainnya. Pada pembahasan ini, desa dengan status swasembada dimaknai sebagai desa
dengan status maju dan mandiri. Indikator persentase desa berstatus swasembada terhadap
total desa diperoleh dari perbandingan antara total jumlah desa dengan status maju dan
mandiri, dengan total jumlah desa, dan dinyatakan dalam persen.
Tabel 2. 301
Persentase Desa Berstatus Swasembada terhadap Total Desa di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Maju (desa) N/A 7 7 9 13
2 Mandiri (desa) N/A 1 1 0 1
3 Jumlah Seluruh Desa (desa) N/A 122 122 122 122
4 Persentase Desa Swasembada (persen) N/A 6,56 6,56 7,37 11,48
Sumber: Dokumen LAKIP Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Rejang Lebong, 2020; Dinas Pemberdayaan Masyarakat
Desa Kabupaten Rejang Lebong, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

Dalam kurun waktu 2017 hingga 2020, persentase desa berstatus swasembada
mengalami peningkatan dengan cukup signifikan, yang ditandai dengan besaran rata-rata
pertumbuhan yang tumbuh sebesar 20,51 persen per tahun. Hal tersebut berarti juga terdapat
perubahan status pada desa yang belum dikategorikan swasembada. Selanjutnya, pada tahun
2018 hingga 2020 persentase desa dengan status berkembang, maju, dan mandiri
menunjukkan kecenderungan meningkat yang ditandai dengan meningkatnya jumlah desa
dengan status berkembang, maju, dan mandiri. Saat ini, Kabupaten Rejang Lebong memiliki
satu desa mandiri dan 13 desa maju. Sejalan dengan hal tersebut, dalam kurun waktu yang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-346
TAHUN 2021-2026
sama, capaian indikator persentase desa berstatus tertinggal dan sangat tertinggal
menunjukkan kondisi yang semakin membaik, yang ditandai dengan besaran capaian indikator
persentase desa berstatus tertinggal dan sangat tertinggal yang menunjukkan kecenderungan
menurun. Dua hal tersebut mengindikasikan bahwa terdapat perbaikan dan peningkatan
kinerja dalam hal pemberdayaan masyarakat desa melalui berbagai upaya.

2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur


1. Rasio Pinjaman Terhadap Simpanan di Bank Umum
Rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio merupakan hasil
perhitungan dari jumlah pinjaman dibagi dana pihak ketiga. Rasio pinjaman terhadap
simpanan digunakan untuk menilai likuiditas bank. Data rasio pinjaman terhadap simpanan
bank umum untuk Kabupaten Rejang Lebong tidak tersedia, sehingga data yang dipakai adalah
data Provinsi Bengkulu karena dianggap bisa menggambarkan kondisi kabupaten. Rasio
pinjaman terhadap simpanan di bank umum Provinsi Bengkulu cenderung meningkat, namun
likuiditas bank masih dalam tahap aman karena persentasenya tidak terlalu tinggi (di bawah
90 persen).

Tabel 2. 302
Rasio Pinjaman terhadap Simpanan di Bank Umum Provinsi Bengkulu Tahun 2016-2020
No. Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Jumlah Pinjaman (Rp M) 25.101,13 27.009,78 28.064,00 31.645,00 32.957,00
2 Dana Pihak Ketiga (Rp M) 42.887,04 37.687,57 51.918,00 52.502,00 54.755,00
3 Rasio Pinjaman terhadap Simpanan (persen) 58,53 71,67 54,05 60,27 60,19
Sumber: Laporan Perekonomian Provinsi Bengkulu, 2016-2020

2.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi


1. Angka Kriminalitas
Angka kriminalitas merupakan indikator kinerja yang diperoleh dari perbandingan
jumlah kasus yang terjadi dengan jumlah penduduk di suatu daerah, dikali 10.000. Dalam lima
tahun terakhir, capaian angka kriminalitas di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan capaian
yang semakin membaik, yang ditandai dengan rata-rata penurunan capaian angka kriminalitas
yang tumbuh negatif atau sebesar -20,51 persen per tahun. Menurunnya angka kriminalitas
dengan cukup signifikan tersebut dipengaruhi oleh menurunnya jumlah kasus kejahatan atau
kriminalitas terutama yang terjadi dalam tiga tahun terakhir, yaitu dari 369 kasus di tahun
2018 menjadi 245 kasus di tahun 2020. Sebagaimana disebutkan dalam Dokumen LAKIP
Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong disebutkan bahwa peningkatan kinerja ini tidak lepas
dari pelaksanaan Program Harkamtibmas dan pencegahan tindak kriminal dalam menjaga
ketertiban masyarakat dan menurunkan angka kriminalitas.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-347
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 303
Angka Kriminalitas di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Angka kriminalitas 27 27 14 11,31 10,78
Sumber: Dokumen LAKIP Kabupaten Rejang Lebong, 2020

Selanjutnya, indikator penanganan kasus diperoleh dari perbandingan antara jumlah


kasus yang tertangani/terselesaikan dengan total kasus kriminalitas yang terjadi, dan
dinyatakan dalam persen. Capaian indikator penanganan kasus kejahatan atau kriminalitas
yang terjadi di Kabupaten Rejang Lebong, hanya diperoleh data tahun 2018 dan 2019. Pada
tahun 2018, tercatat 309 kasus yang diselesaikan dari total 369 kasus yang terjadi atau
terselesaikan sebesar 83,73 persen. Capaian tersebut menunjukkan peningkatan yang ditandai
dengan besaran laju pertumbuhan sebesar 28,22 persen di tahun berikutnya, dimana pada
tahun 2019 kasus kriminalitas yang tertangani sebanyak 207 kasus dari total 317 kasus atau
dengan capaian persentase kasus kriminalitas yang tertangani sebesar 65,30 persen. Dari data
tersebut diketahui bahwa penanganan kasus belum mengalami peningkatan kinerja.

2. Rasio Ketergantungan
Indikator rasio ketergantungan (dependency ratio) atau angka beban ketergantungan
adalah perbandingan antara jumlah penduduk umur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah
penduduk 65 tahun ke atas (keduanya disebut dengan bukan angkatan kerja) dibandingkan
dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun (angkatan kerja). Indikator rasio ketergantungan
dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi
suatu wilayah. Semakin tingginya besaran rasio ketergantungan maka menunjukkan semakin
tingginya beban yang harus ditanggung penduduk usia produktif untuk membiayai hidup
penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sementara besaran rasio
ketergantungan yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya pula beban yang
ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan
tidak produktif lagi.
Tabel 2. 304
Rasio Ketergantungan di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No. Indikator Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
1. Penduduk usia <15 Orang 78.794 78.777 80.417 81.244 79.628
tahun + usia >64 tahun
2. Penduduk usia 15-64 Orang 196.021 198.188 198.445 198.109 215.969
tahun
3. Rasio ketergantungan Persen 40,20 39,75 40,52 41,01 36,87
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Rejang Lebong, 2020, Diolah

Dalam kurun waktu enam tahun terakhir, capaian tingkat rasio ketergantungan di
Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-348
TAHUN 2021-2026
menurun, yang ditunjukkan dengan rerata penurunan sebesar -4,64 persen per tahun. Pada
tahun 2016, setiap 100 orang yang berusia produktif di Kabupaten Rejang Lebong mempunyai
tanggungan sebanyak 40 orang yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Besaran
tersebut mengalami pergeseran hingga tahun 2020 dimana setiap 100 orang yang berusia
produktif mempunyai tanggungan sebanyak 37 orang yang belum produktif dan tidak
produktif lagi.

2.5 PANDEMI COVID-19


Pandemi covid-19 yang pertama kali terdeteksi di Kota Wuhan, Tiongkok pada
Desember 2019 memberikan pengaruh bagi perekonomian dunia pada umumnya. Di
Kabupaten Rejang Lebong, dampak dari pandemi covid-19 ini mulai dirasakan pada tahun
2020 yang ditunjukkan dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi. Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku tahun 2020 adalah sebesar 9.537,39 miliar
rupiah, sementara PDRB atas dasar harga konstan sebesar 6.083,03 miliar rupiah.
Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Rejang Lebong mengalami kontraksi yang signifikan dari
sebesar 4,96 persen pada tahun 2019 turun menjadi 0,07 persen pada tahun 2020 dikarenakan
pandemi yang terjadi secara global. Sektor yang mengalami penurunan pertumbuhan terbesar
adalah sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor yang
terkontraksi sebesar 3,95 persen pada tahun 2020. Selain sektor perdagangan besar dan
eceran; reparasi mobil dan sepeda motor juga terdapat sektor lain yang mengalami
pertumbuhan negatif. Sektor-sektor tersebut adalah sektor pertambangan dan penggalian,
sektor industri pengolahan, sektor konstruksi, sektor penyediaan akomodasi makan minum,
sektor jasa perusahaan, sektor administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial
wajib, serta sektor jasa lainnya.
Jumlah pengangguran terbuka di Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2020 adalah
sebanyak 5.927 orang dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3,70 persen. TPT
pada tahun 2020 ini naik dibandingkan dengan tahun 2019 yang tercatat sebesar 2,84 persen.
Meningkatnya angka pengangguran tersebut dikarenakan adanya pembatasan kegiatan
ekonomi sejak terjadinya pandemi covid-19. Pengangguran itu berasal dari kalangan
pedagang terutama yang berjualan di sekolah atau di sekitar tempat wisata yang tidak bisa
berdagang karena adanya pembatasan kegiatan yang menyebabkan sekolah dan tempat wisata
ditutup. Pengangguran juga disebabkan karena jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia tidak
sebanding dengan jumlah pencari kerja dan kurangnya komunikasi antar penyedia kerja
dengan pencari kerja.
Selain indikator-indikator yang sudah disebutkan sebelumnya, beberapa indikator
dalam urusan pemerintahan daerah di Kabupaten Rejang Lebong juga mengalami penurunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-349
TAHUN 2021-2026
di tahun 2020. Hal tersebut disebabkan karena adanya refocusing anggaran ataupun
penundaan kegiatan. Misalnya yang terjadi di urusan kesehatan, urusan pekerjaan umum,
urusan sosial, urusan pangan, urusan kepemudaan dan olahraga, urusan kebudayaan, urusan
perpustakaan, urusan pariwisata, urusan pertanian, urusan perencanaan pembangunan,
urusan kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan, dan urusan pengawasan.
Dilansir dari Antara News Bengkulu, sejak kasus pertama pada Bulan Juni 2020 covid-
19 di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan tren meningkat dan sampai dengan Juni 2021
tercatat terdapat 1.060 kasus. Dari 1.060 kasus tersebut 973 di antaranya dinyatakan sembuh,
21 meninggal dunia, dan 66 masih dalam pengawasan. Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang
Lebong per Juni 2021 menyebutkan terdapat 8 kecamatan yang berstatus zona kuning, yaitu
Kecamatan Curup, Curup Selatan, Curup Tengah, Curup Timur, Curup Utara, Selupu Rejang,
Bermani Ulu, dan Sindang Kelingi. Sementara tujuh kecamatan lainnya yaitu Kecamatan
Padang Ulak Tanding, Binduriang, Bermani Ulu Raya, Kota Padang, Sindang Beliti Ilir, Sindang
Beliti Ulu, dan Sindang Dataran berstatus zona hijau.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-350
TAHUN 2021-2026
2.6 CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN
Capaian kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan Kabupaten Rejang Lebong
didapatkan dengan cara membandingkan antara capaian pada tahun 2016-2020 dengan nilai
standar daerah, provinsi, maupun nasional pada tahun 2020. Nilai standar bersumber dari
dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong, dokumen RPJMD
Provinsi Bengkulu 2016-2021, dan dokumen RPJMN 2020-2024. Capaian kinerja
penyelenggaraan urusan pemerintahan Kabupaten Rejang Lebong disajikan dalam tabel
berikut.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-351
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 305
Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)
1) KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
1.1. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
1.1.1. Pertumbuhan ekonomi Persen 5,20 4,91 4,96 4,96 0,07 4,17-5,17 Belum tercapai (<)
(LKJIP Kabupaten
Rejang Lebong)

6,26-6,56 Belum tercapai (<)


(RPJMD Provinsi
Bengkulu)

5,10 Belum tercapai (<)


(target RPJMN
2020-2024 untuk
Provinsi
Bengkulu)
1.1.2. Laju inflasi Persen 5,00 3,56 2,35 2,91 0,89 4,07-5,07 Melampaui (>)
(RPJMD Provinsi
Bengkulu)
1.1.3. PDRB per kapita Juta Rupiah 28,177 30,711 33,411 35,910 36,430 Meningkat Sesuai (=)
1.1.4. Indeks Gini Indeks 0,36 0,32 0,33 0,30 0,29 Menurun Sesuai (=)
1.1.5. Tingkat kemiskinan Persen 17,81 16,97 16,23 15,95 15,85 16,07-16,74 Melampaui (>)
(LKJIP Kabupaten
Rejang Lebong)

16,40 -16,00 Melampaui (>)


(SDGs Kab. Rejang
Lebong)

15,42-15,02 Belum tercapai (<)


(RPJMD Provinsi
Bengkulu)

13,40 Belum tercapai (<)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-352
TAHUN 2021-2026
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)
(target RPJMN
2020-2024 untuk
Provinsi
Bengkulu)
1.1.6. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) IPM 68,34 68,61 69,4 70,1 70,44 69,4-70,10 (RKPD Tercapai (>)
Perubahan tahun
2020 Kabupaten
Rejang Lebong)

71,03-73,87 Belum tercapai (<)


(RPJMD Provinsi
Bengkulu)
1.1.7. Angka Melek Huruf Persen 97,11 97,09 96,98 98,56 98,16 97 % (LKJIP Dinas Melampaui (>)
Pendidikan dan
Kebudayaan
Kabupaten Rejang
Lebong Tahun
2020)
1.1.8. Angka Rata-rata Lama Sekolah Tahun 8,03 8,04 8,05 8,26 8,28 9 tahun (LKJIP Belum tercapai (<)
Kabupaten Rejang
Lebong Tahun
2020)
1.1.9. Angka Usia Harapan Hidup Tahun 67,58 67,65 67,95 68,37 68,57 70,71 tahun Belum tercapai (<)
(RPJMD Provinsi
Bengkulu)

67,96-68,96 tahun Sesuai (=)


(LKJIP Kabupaten
Rejang Lebong
Tahun 2020)
1.1.10. Persentase balita gizi buruk Persen 0,051 0,039 0,161 0,101 0,004 Menurun Sesuai (=)
1.1.11. Prevalensi balita gizi kurang Persen 0,196 0,164 2,346 0,903 0,498 8,4 persen (SDGs Melampaui (>)
Kab. Rejang
Lebong)
1.1.12. Prevalensi stunting (pendek dan sangat Persen 28,00 28,90 7,35 2,77 2,52 31,2 Persen (SDGs Melampaui (>)
pendek) pada anak baduta Kab. Rejang
Lebong)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-353
TAHUN 2021-2026
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)
1.1.13. Tingkat partisipasi angkatan kerja Persen 76,35 76,67 76,82 76,32 77,93 76,82 Melampaui (>)
(LKJIP Kabupaten
Rejang Lebong)
1.1.14. Tingkat pengangguran terbuka Persen 4,15 3,00 1,69 2,84 3,70 3,02-3,72 Melampaui (>)
(LKJIP Kabupaten
Rejang Lebong)

2,90 Belum tercapai (<)


(RPJMD Provinsi
Bengkulu)

3,50 Belum tercapai (<)


(target RPJMN
2020-2024 untuk
Provinsi
Bengkulu)
1.1.15. Rasio penduduk yang bekerja Persen 96,42 97,00 98,31 97,16 96,30 Meningkat Belum tercapai (<)
1.1.16. Laju pertumbuhan PDRB terhadap Persen 4,82 4,05 6,30 7,84 1,73 Meningkat Belum tercapai (<)
tenaga kerja
1.1.17. Rasio kesempatan kerja terhadap Persen 73,62 74,37 75,52 74,15 75,05 Meningkat Sesuai (=)
penduduk usia 15 tahun ke atas
1.1.18. Proporsi tenaga kerja yang berusaha Persen 15,03 16,36 13,26 13,68 17,12 Meningkat Belum tercapai (<)
sendiri dan pekerja bebas keluarga
terhadap total kesempatan kerja
1.1.19. Indeks Kepuasan Masyarakat Indeks 82,45 77,02 75,7 75,67 80,68 80 Melampaui (>)
(LKJIP Kabupaten
Rejang Lebong
2020)
1.1.20. Persentase PAD terhadap pendapatan Persen 7,21 10,81 8,03 6,98 6,93 Meningkat Belum tercapai (<)
1.1.21. Pencapaian skor Pola Pangan Harapan Persen 75,6 81,1 79,8 79,3 79,3 Meningkat Sesuai (=)
(PPH)
1.1.22. Penguatan cadangan pangan Persen N/A 0 0 0 12,8 12 Melampaui (>)
(LKJIP Dinas
Ketahanan Pangan
Kab. Rejang
Lebong)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-354
TAHUN 2021-2026
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)
1.1.23. Penanganan Daerah Rawan Pangan Persen N/A 99,11 68,39 100 9,27 100 Belum Tercapai (<)
(LKJIP Dinas
Ketahanan Pangan
Kab. Rejang
Lebong)
1.1.24. Produksi sektor pertanian
1.1.24.1 Produksi Komoditas Makanan Utama Ton 120.427 121.261 116.354 91.857 57.146 708.991 Belum Tercapai (<)
(Padi) (RPJMD Provinsi
Bengkulu)
1.1.24.2 Produksi Komoditas Palawija
Jagung Ton 31.233,67 31.831,16 25.191,02 23.361 17.779 109.363 Belum Tercapai (<)
(RPJMD Provinsi
Bengkulu)
Kedelai Ton 423,8 6,31 836,51 6,32 6,31 6.129 Belum Tercapai (<)
(RPJMD Provinsi
Bengkulu)
Kacang Tanah Ton 813,78 744.11 753.72 358 268 Meningkat Belum tercapai (<)
Kacang Hijau Ton 53 41 32 43 5 Meningkat Belum tercapai (<)
Ubi Kayu Ton 1.698,62 1.472,60 1.202,35 312 248 Meningkat Belum tercapai (<)
Ubi Jalar Ton 1.426,04 1.457,18 1.687,07 520 598 Meningkat Belum tercapai (<)
1.1.24.3 Produksi Komoditas Hortikultura Ton N/A 134.165,70 340.428,00 340.388,70 392.175,90 Meningkat Sesuai (=)
Sayuran
1.1.24.4 Produksi Komoditas Hortikultura Buah Ton N/A 6.042,10 37.749,20 40.259,90 31.634,30 Meningkat Sesuai (=)
1.1.25. Produksi Sektor Peternakan
1.1.25.1 Produksi Daging Ternak Ton 1.041,44 1.327,12 953,41 1.462,63 927,3 Meningkat Belum tercapai (<)
1.1.25.2 Produksi Telur Ton/Tahun 269,64 581,3 512,4 2.128 1.664,4 6.074 Belum Tercapai (<)
(RPJMD Provinsi
Bengkulu)
1.1.25.3 Produksi Susu Liter 5.535 1.800 18.250 79.200 63.000 Meningkat Sesuai (=)
1.1.26. Produksi sektor perkebunan Ton 21.116 18.433 11.922 29.546 30.418 Meningkat Belum tercapai (<)
1.1.26.1 Kopi Robusta Ton 13.422 13.284 1.574 17.795 18.605 103.178 Belum Tercapai (<)
1.1.26.2 Kopi Arabica Ton 138 149 179 188 206 (RPJMD Provinsi
Bengkulu)
1.1.26.3 Aren Ton 3.572 2.936 4.075 5.349 5.442 Meningkat Belum tercapai (<)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-355
TAHUN 2021-2026
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)
1.1.27. Kontribusi sektor pertambangan Persen 1,47 1,43 1,4 1,36 1,35 Menurun Sesuai (=)
terhadap PDRB
1.1.28. Kontribusi sektor perdagangan terhadap Persen 15,81 16,38 16,99 17,52 16,79 Meningkat Sesuai (=)
PDRB
1.1.29. Kontribusi sektor industri terhadap Persen 4,28 4,27 4,21 4,09 4,12 Meningkat Belum tercapai (<)
PDRB
1.1.30. Pertumbuhan industri Persen 40,00 36,12 1,39 13,77 13,56 Meningkat Sesuai (=)
1.1.31. Kesejahteraan Rakyat
1.1.31.1 Persentase masyarakat berprestasi yang Persen N/A 100 100 100 N/A Meningkat Sesuai (=)
mendapatkan kesempatan perjalanan
ibadah
1.1.31.2 Persentase GAD aktif Persen N/A 100 100 100 100 Meningkat Sesuai (=)

2) PELAYANAN UMUM
2.1. Pelayanan Urusan Wajib Dasar
2.1.1 Pendidikan
2.1.1.1 APM PAUD Persen 80 80 20,84 34,81 22 75 % Belum tercapai (<)
(SDGs Kab. Rejang
Lebong)

92,8 %
(RPJMD Provinsi Belum tercapai (<)
Bengkulu)
2.1.1.2 Angka Partisipasi Kasar
2.1.1.2.1 Angka partisipasi kasar SD/MI Persen 116,21 114,3 116,59 111,33 109,78 93 % (LKJIP Dinas Melampaui (>)
Pendidikan dan
Kebudayaan
Tahun 2020)
2.1.1.2.2 Angka partisipasi kasar SMP/MTs Persen 79,26 79,88 89,73 80,88 84,04 93 % (LKJIP Dinas Belum tercapai (<)
Pendidikan dan
Kebudayaan
Tahun 2020)
2.1.1.3 Angka Pendidikan Yang Ditamatkan
2.1.1.3.1 Tidak/Belum Sekolah Persen 18,73 19,32 19,79 20,09 20,01 Menurun Belum tercapai (<)
2.1.1.3.2 Belum Tamat SD/Sederajat Persen 11,77 11,55 11,48 11,42 11,47 Menurun Sesuai (=)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-356
TAHUN 2021-2026
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)
2.1.1.3.3 SD/MI/Sederajat Persen 31,42 30,43 29,88 29,15 28,85 Meningkat Belum tercapai (<)
2.1.1.3.4 SMP/ MTs/Sederajat Persen 15,79 15,74 15,58 15,52 15,47 Meningkat Belum tercapai (<)
2.1.1.3.5 SMA/SMK/MA/ Sederajat Persen 16,97 17,91 17,74 17,99 18,19 Meningkat Sesuai (=)
2.1.1.3.6 Diploma I/II Persen 0,52 0,40 0,37 0,35 0,34 Meningkat Belum tercapai (<)
2.1.1.3.7 Diploma III/Akademi/Sarjana Muda Persen 1,26 1,09 1,18 1,24 1,28 Meningkat Sesuai (=)
2.1.1.3.8 Diploma IV/Strata I Persen 3,38 3,33 3,70 3,94 4,08 Meningkat Sesuai (=)
2.1.1.3.9 Strata II Persen 0,16 0,23 0,26 0,29 0,3 Meningkat Sesuai (=)
2.1.1.3.10 Strata III Persen 0,002 0,007 0,006 0,006 0,01 Meningkat Sesuai (=)
2.1.1.4 Angka Partisipasi Murni
2.1.1.4.1 APM SD Persen 88,08 92,24 90,27 90,83 113,38 99.65 % Melampaui (>)
(SDGs Kab. Rejang
Lebong)

100 % Melampaui (>)


(RPJMD Provinsi
Bengkulu)
2.1.1.4.2 APM SMP Persen 74,11 75,74 74,94 65,34 81,82 97,25 % Belum tercapai (<)
(SDGs Kab. Rejang
Lebong)

100 % Belum tercapai (<)


(RPJMD Provinsi
Bengkulu)
2.1.1.5 Angka Partisipasi Sekolah
2.1.1.5.1 Angka Partisipasi Sekolah (APS) SD/MI Persen 86,37 88,77 92,00 96,93 95,64 0,5 % (LKJIP Melampaui (>)
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan
Tahun 2020)
2.1.1.5.2 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Persen 85,37 82,36 80,83 79,86 80,49 15% (LKJIP Dinas Melampaui (>)
SMP/MTs Pendidikan dan
Kebudayaan
Tahun 2020)
2.1.1.6 Angka Putus Sekolah
2.1.1.6.1 Angka Putus Sekolah SD/MI Persen 1,44 1,17 0,75 0,67 0,56 Menurun Sesuai (=)
2.1.1.6.2 Angka Putus Sekolah SMP/MTs Persen 2,83 1,52 1,33 1,47 2,20 Menurun Sesuai (=)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-357
TAHUN 2021-2026
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)
2.1.1.7 Angka Kelulusan
2.1.1.7.1 Angka Kelulusan (AL) SD/MI Persen 92,48 92,46 91,04 92,48 92,46 95 % (LKJIP Dinas Belum tercapai (<)
Pendidikan dan
Kebudayaan
Tahun 2020)
2.1.1.7.2 Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs Persen 97,67 97,67 98,88 97,67 97,67 95 % (LKJIP Dinas Melampaui (>)
Pendidikan dan
Kebudayaan
Tahun 2020)
2.1.1.8 Angka Melanjutkan
2.1.1.8.1 Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke Persen 98,48 98,48 92,11 98,48 98,48 Meningkat Sesuai (=)
SMP/MTs
2.1.1.9 Fasilitas Sekolah
2.1.1.9.1 Sekolah Pendidikan SD/MI Kondisi Persen 65,57 70,65 80,21 84,66 95,24 Meningkat Sesuai (=)
Bangunan Baik
2.1.1.9.2 Persentase ruang kelas SD/ MI rusak Persen 75,12 61,17 13,43 25,59 28,47 Menurun Sesuai (=)
sedang dan berat
2.1.1.9.3 Persentase ruang kelas SMP/ MTs rusak Persen 83,38 56,83 25,83 29,88 2,19 Menurun Sesuai (=)
sedang dan berat
2.1.1.10 Rasio ketersediaan sekolah pendidikan Per 10.000 52,79 53,04 52,74 53,46 54,24 Meningkat Sesuai (=)
dasar penduduk
usia 7-12
tahun dan
13-15 tahun
2.1.1.11 Rasio guru/murid sekolah pendidikan Rasio per 589,42 650,78 556,79 653,38 670,99 Meningkat Sesuai (=)
dasar 10.000
Guru per 1:17 1:15 1:18 1:15 1:15 Menurun Sesuai (=)
Murid
2.1.1.12 Rasio guru/murid per kelas rata-rata Per 1000 37,62 36,26 35,82 44,71 48,71 Meningkat Sesuai (=)
pendidikan dasar murid per
kelas
Guru per 1:27 1:28 1:29 1:22 1:21 Menurun Sesuai (=)
murid per
kelas rata-
rata

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-358
TAHUN 2021-2026
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)
pendidikan
dasar
2.1.1.13.1 Persentase penduduk 15 tahun ke atas Persen 98,63 97,95 98,06 99,31 99,12 97 % (LKJIP Dinas Melampaui (>)
menurut karakteristik serta kemampuan Pendidikan dan
membaca dan menulis huruf latin, laki- Kebudayaan
laki Tahun 2020)
2.1.1.13.2 Persentase penduduk 15 tahun ke atas Persen 95,51 96,2 95,88 97,8 97,18 97 % (LKJIP Dinas Melampaui (>)
menurut karakteristik serta kemampuan Pendidikan dan
membaca dan menulis huruf latin, Kebudayaan
perempuan Tahun 2020)
2.1.1.14 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV Persen 80,56 78,3 91,51 88,75 93,12 Tidak ada standar
2.1.1.15.1 Persentase Guru SD/MI Bersertifikasi Persen N/A 54,57 66,82 55,31 52,25 86 % (SDGs Belum tercapai (<)
Kabupaten Rejang
Lebong -RKPD
Perubahan 2020
Kabupaten Rejang
Lebong)
2.1.1.15.2 Persentase Guru SMP/MTs Bersertifikasi Persen N/A 44,33 50,06 42,12 41,54 92 % (SDGs Belum tercapai (<)
Kabupaten Rejang
Lebong -RKPD
Perubahan 2020
Kabupaten Rejang
Lebong)
2.1.2 Kesehatan
2.1.2.1 Penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1.000 7,34 7,60 4,49 4,99 5,27 44/1.000 KH Melampaui (>)
kelahiran (SDGs Kabupaten
hidup Rejang Lebong –
LKJIP Dinas
Kesehatan
Kabupaten Rejang
Lebong)

8/100.000 KH Melampaui (>)


(RPJMD Provinsi
Bengkulu)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-359
TAHUN 2021-2026
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)
2.1.2.2 Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) Per 1.000 992,66 992,40 995,51 995,01 994,73 Meningkat Sesuai (=)
kelahiran
hidup
2.1.2.3 Angka kematian balita Per 1.000 7,98 8,91 4,69 6,03 5,48 Menurun Sesuai (=)
kelahiran
hidup
2.1.2.4 Angka kematian neonatal Per 1.000 8,20 7,14 3,27 3,95 4,22 Menurun Sesuai (=)
kelahiran
hidup
2.1.2.5 Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) Per 100.000 107,90 84,00 163,27 83,19 41,89 42/100.000 KH Melampaui (>)
kelahiran (SDGs Kabupaten
hidup Rejang Lebong –
LKJIP Kabupaten
Rejang Lebong)

113/100.000 KH Melampaui (>)


(RPJMD Provinsi
Bengkulu)
2.1.2.6 Rasio posyandu per satuan balita Per 1000 8,98 9,17 9,29 8,95 8,96 Meningkat Belum tercapai (<)
Balita
2.1.2.7 Fasilitas Pelayanan Kesehatan
2.1.2.7.1 Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk Per 1000 0,007 0,007 0,007 0,007 0,004 Meningkat Belum tercapai (<)
Penduduk
2.1.2.7.2 Rasio Puskesmas per satuan penduduk Per 1000 0,076 0,076 0,075 0,075 0,075 Meningkat Belum tercapai (<)
Penduduk
2.1.2.7.3 Rasio Puskesmas Pembantu per satuan Per 1000 0,193 0,191 0,190 0,189 0,181 Meningkat Belum tercapai (<)
penduduk Penduduk
2.1.2.7.5 Rasio Poliklinik per satuan penduduk Per 1000 0,040 0,040 0,039 0,046 0,053 Meningkat Sesuai (=)
Penduduk
2.1.2.7.6 Rasio Praktek Dokter per satuan Per 1000 0,186 0,267 0,280 0,178 0,171 Meningkat Belum tercapai (<)
penduduk Penduduk
2.1.2.8 Tenaga Kesehatan
2.1.2.8.1 Rasio Dokter Umum per satuan Per 1000 0,131 0,130 0,154 0,153 0,156 Meningkat Sesuai (=)
penduduk Penduduk
2.1.2.8.2 Rasio Dokter Spesialis per satuan Per 1000 0,047 0,043 0,079 0,079 0,078 Meningkat Sesuai (=)
penduduk Penduduk

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-360
TAHUN 2021-2026
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)
2.1.2.8.3 Rasio Dokter Gigi per satuan penduduk Per 1000 0,033 0,033 0,029 0,029 0,032 Meningkat Belum tercapai (<)
Penduduk
2.1.2.8.4 Rasio perawat per satuan penduduk Per 1000 1,084 1,199 1,517 1,514 1,766 Meningkat Sesuai (=)
Penduduk
2.1.2.8.5 Rasio perawat gigi per satuan penduduk Per 1000 0,018 0,025 0,025 0,025 0,025 Meningkat Sesuai (=)
Penduduk
2.1.2.8.6 Rasio bidan per satuan penduduk Per 1000 1,023 1,152 1,431 1,421 1,435 Meningkat Sesuai (=)
Penduduk
2.1.2.8.7 Rasio tenaga gizi per satuan penduduk Per 1000 0,098 0,123 0,111 0,111 0,110 Meningkat Sesuai (=)
Penduduk
2.1.2.8.8 Rasio tenaga farmasi per satuan Per 1000 0,080 0,090 0,079 0,079 0,078 Meningkat Belum tercapai (<)
penduduk Penduduk
2.1.2.8.9 Rasio tenaga kesmas per satuan Per 1000 0,440 0,340 0,298 0,289 0,288 Meningkat Belum tercapai (<)
penduduk Penduduk
2.1.2.9 Cakupan komplikasi kebidanan yang Persen 73,51 77,91 65,12 76,08 45,70 Meningkat Belum tercapai (<)
ditangani
2.1.2.10 Cakupan pertolongan persalinan oleh Persen 92,10 94,82 98,98 99,28 99,06 Meningkat Sesuai (=)
tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
2.1.2.11 Cakupan desa/kelurahan universal child Persen 87,82 90,38 90,38 90,38 83,97 100 % (SDGs Kab. Belum tercapai (<)
immunization (UCI) Rejang Lebong-
LKJIP Kabupaten
Rejang Lebong)

2.1.2.12 Cakupan balita gizi buruk yang Persen N/A 100,00 48,65 41,67 100,00 100% (RKPD Sesuai (=)
mendapatkan perawatan Kabupaten Rejang
Lebong 2020)
2.1.2.13 Persentase Anak Usia 1 Tahun yang Persen 94,17 85,57 98,88 94,74 87,47 Meningkat Belum tercapai (<)
Diimunisasi Campak
2.1.2.14 Non Polio AFP Rate per 100.000 per 100.000 0,00 1,53 4,47 4,42 1,50 0/100.000 Belum Tercapai (<)
Penduduk Penduduk penduduk (RKPD
Kabupaten Rejang
Lebong 2020)
2.1.2.15 Cakupan balita pneumonia yang Persen N/A N/A 3,27 3,26 4,96 Meningkat Meningkat
ditangani

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-361
TAHUN 2021-2026
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)
2.1.2.16 Cakupan penemuan dan penanganan Persen 21,49 15,67 26,72 34,27 11,92 Meningkat Belum tercapai (<)
penderita penyakit TBC BTA
2.1.2.17 Tingkat prevalensi Tuberkulosis Per 100.000 69,14 100,41 142,00 148,85 72,84 Menurun Belum tercapai (<)
Penduduk
2.1.2.18 Tingkat kematian karena tuberkulosis Per 100.000 2,91 8,31 11,48 8,21 2,84 Menurun Sesuai (=)
Penduduk
2.1.2.19 Proporsi jumlah kasus tuberkulosis yang Persen 95,79 81,29 49,40 63,49 109,71 Meningkat Sesuai (=)
terdeteksi dalam program DOTS
2.1.2.20 Proporsi kasus tuberkulosis yang diobati Persen 95,79 81,29 49,40 63,49 13,59 >90 % (RKPD Belum tercapai (<)
dan sembuh dalam program DOTS Kabupaten Rejang
Lebong 2020)
2.1.2.21 Cakupan penemuan dan penanganan Persen 86,61 93,75 85,00 92,11 100,00 Meningkat Sesuai (=)
penderita penyakit DBD
2.1.2.22 Cakupan penderita diare yang ditangani Persen N/A N/A 41,98 53,49 31,34 100 persen (RKPD Belum tercapai (<)
Kabupaten Rejang
Lebong 2020)
2.1.2.23 Angka kejadian malaria Per 100.000 40,03 52,37 25,82 16,78 31,98 Menurun Sesuai (=)
Penduduk
2.1.2.24 Proporsi anak balita yang tidur dengan Persen N/A 0,34 1,02 1,47 2,44 Meningkat Sesuai (=)
kelambu berinsektisida
2.1.2.25 Proporsi anak balita dengan demam Persen 4,55 11,03 20,83 12,77 1,11 Meningkat Belum tercapai (<)
yang diobati dengan obat anti malaria
yang tepat
2.1.2.26 Prevalensi HIV/AIDS Persen 0,0047 0,0022 0,0043 0,0118 0,0050 <0,5 persen (SDGs Melampaui (>)
Kab. Rejang
Lebong-- LKJIP
Dinas Kesehatan
Kabupaten Rejang
Lebong)
2.1.2.27 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Persen 129,38 197,21 366,94 448,98 82,57 Meningkat Belum tercapai (<)
Masyarakat Miskin
2.1.2.28 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan Persen 13,99 16,28 17,59 25,77 9,99 Meningkat Belum tercapai (<)
pasien masyarakat miskin
2.1.2.29 Cakupan kunjungan bayi Persen 71,13 74,51 82,39 96,52 91,25 Meningkat Sesuai (=)
2.1.2.30 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 Persen 90,66 93,87 98,66 99,37 99,94 99 % Melampaui (>)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-362
TAHUN 2021-2026
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)
(RKPD Kabupaten
Rejang Lebong
2020)
2.1.2.31 Cakupan pelayanan nifas Persen 85,32 94,04 96,41 96,27 87,60 95 % Belum tercapai (<)
(RKPD Kabupaten
Rejang Lebong
2020)
2.1.2.32 Cakupan neonatus dengan komplikasi Persen 58,45 46,08 37,07 38,01 25,22 Meningkat Belum tercapai (<)
yang ditangani
2.1.2.33 Cakupan pelayanan anak balita Persen 52,43 61,12 50,31 72,15 51,32 Meningkat Belum tercapai (<)
2.1.2.34 Cakupan penjaringan kesehatan siswa Persen 94,70 94,70 52,40 100,00 99,25 Meningkat Sesuai (=)
SD dan setingkat
2.1.3 Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang
2.1.3.1 Proporsi panjang jaringan jalan Persen 52,87 45,89 49,37 57,48 55,58 Meningkat Sesuai (=)
kabupaten dalam kondisi baik
2.1.3.2 Proporsi panjang jaringan jalan Persen 59,20 53,24 60,75 65,48 69,56 72,64 Belum Tercapai (<)
kabupaten dalam kondisi mantap (LKJIP Kab. Rejang
Lebong Tahun
2020)

68,14% Melampaui (>)


(RPJMD Provinsi
Bengkulu)
2.1.3.3 Rasio panjang jalan dengan jumlah Persen 0,240 0,238 0,236 0,235 0,234 Meningkat Belum tercapai (<)
penduduk
2.1.3.4 Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi persen 27 34,64 82,4 41,36 41,36 39,01 Melampaui (>)
(SDGs Kab. Rejang
Lebong - LKJIP
Kab. Rejang
Lebong Tahun
2020)

45 Belum Tercapai (<)


(RPJMD Provinsi
Bengkulu)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-363
TAHUN 2021-2026
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)
2.1.3.5 Persentase irigasi kabupaten dalam Persen 60,5 73,5 80 82,13 85 69,2 Melampaui (>)
kondisi baik (LKJIP Kab. Rejang
Lebong Tahun
2020)

63,9
(RPJMD Provinsi Melampaui (>)
Bengkulu)
2.1.3.6 Rasio jaringan irigasi Rasio (m/Ha) 7,32 8,54 9,76 12,21 14,65
2.1.3.7 Proporsi rumah tangga dengan akses Persen N/A 17,03 95,11 77,47 81,27 61,8 Melampaui (>)
berkelanjutan terhadap air minum layak, (LKJIP Kab. Rejang
perkotaan dan perdesaan Lebong Tahun
2020)

65 Melampaui (>)
(RPJMD Provinsi
Bengkulu)
2.1.3.8 Persentase areal kawasan kumuh Persen 0,320 0,310 0,310 0,130 0,021 0,01 Belum Tercapai (<)
(SDGs Kab. Rejang
Lebong - LKJIP
Kab. Rejang
Lebong Tahun
2020)
2.1.3.9 Tersedianya fasilitas pengurangan Persen N/A N/A 0,048 1,054 0,888 Meningkat Sesuai (=)
sampah di perkotaan
2.1.3.10 Luasan RTH publik sebesar 20% dari Persen 0,184 0,183 0,181 0,179 0,178 Meningkat Belum tercapai (<)
luas wilayah kota/kawasan perkotaan
(Pada 7 Kecamatan)
2.1.3.11 Rasio luas kawasan tertutup pepohonan Rasio N/A N/A 0,25 0,25 0,24 Meningkat Belum tercapai (<)
berdasarkan hasil pemotretan citra
satelit dan survei foto udara terhadap
luas daratan
2.1.3.12 Persentase Panjang Jalan Sentra Persen 68,27 57,56 31,7 95 93 90 Melampaui (>)
Produksi dalam Kondisi Baik (LKJIP Kab. Rejang
Lebong Tahun
2020)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-364
TAHUN 2021-2026
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)
2.1.4 Perumahan
2.1.4.1 Rasio rumah layak huni Rasio 0,228 0,221 0,220 0,220 0,221 Meningkat Belum tercapai (<)
(unit/orang)
2.1.4.2 Rasio permukiman layak huni Rasio 0,728 0,730 0,840 0,933 0,989 Meningkat Sesuai (=)
2.1.4.3 Cakupan ketersediaan rumah layak huni Persen 89,64 87,32 88,27 89,45 91,16 Meningkat Sesuai (=)
2.1.4.4 Cakupan layanan rumah layak huni yang Persen 74,16 69,12 72,55 76,53902 80,89 Meningkat Sesuai (=)
terjangkau
2.1.4.5 Persentase pemukiman yang tertata Persen 72,79 73,03 83,99 93,28 98,9 Meningkat Sesuai (=)
2.1.4.6 Persentase lingkungan pemukiman Persen 0,316 0,313 0,310 0,130 0,021 0,01 Belum Tercapai (<)
kumuh (SDGs Kab. Rejang
Lebong - LKJIP
Kab. Rejang
Lebong Tahun
2020)
2.1.4.7 Persentase luasan permukiman kumuh Persen 0,89 0,95 57,94 83,6 0 Menurun Sesuai (=)
di kawasan perkotaan
2.1.4.8 Proporsi rumah tangga kumuh Persen 3,09 3,09 2,38 1,88 1,65 Menurun Sesuai (=)
perkotaan
2.1.4.9 Cakupan lingkungan yang sehat dan Persen 100 100 100 100 100 Meningkat Sesuai (=)
aman yang didukung dengan PSU
2.1.4.10 Persentase rumah tinggal bersanitasi Persen 27 34,64 82,4 41,36 41,36 39,01 Melampaui (>)
(SDGs Kab. Rejang
Lebong - LKJIP
Kab. Rejang
Lebong Tahun
2020)

45 Belum Tercapai (<)


(RPJMD Provinsi
Bengkulu)
2.1.4.11 Persentase penduduk berakses air Persen N/A 17,03 95,11 77,47 81,27 61,8 Melampaui (>)
minum (LKJIP Kab. Rejang
Lebong Tahun
2020)

65 Melampaui (>)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-365
TAHUN 2021-2026
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)
(RPJMD Provinsi
Bengkulu)
2.1.5 Ketentraman, Ketertiban Umum, dan
Perlindungan Masyarakat
2.1.5.1 Cakupan petugas Perlindungan Persen 10,00 10,00 10,00 10,19 10,19 Meningkat Sesuai (=)
Masyarakat (Linmas)
2.1.5.2 Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 Persen 77,78 76,92 61,54 84,62 92,86 Meningkat Sesuai (=)
(ketertiban, ketentraman, keindahan)
2.1.5.3 Cakupan pelayanan bencana kebakaran Persen 66,3 66,3 66,3 66,3 80,3 Meningkat Sesuai (=)
kabupaten
2.1.5.4 Tingkat waktu tanggap (response time Persen 58,8 100 100 65,5 83,3 Meningkat Sesuai (=)
rate) daerah layanan Wilayah
Manajemen Kebakaran (WMK)
2.1.5.5 Persentase penegakan PERDA Persen 100 100 100 100 100 Meningkat Sesuai (=)
2.1.5.6 Persentase desa tangguh bencana Persen 2,33 4,65 6,98 25,58 25,58 25,58 Sesuai (=)
(LKJIP BPBD Kab.
Rejang Lebong
2020)
2.1.5.7 Persentase Kualitas Penanganan Persen N/A N/A 100 100 100 Meningkat Sesuai (=)
Kedaruratan
2.1.6 Sosial
2.1.6.1 Persentase PMKS yang memperoleh Persen N/A 0,90 1,25 1,72 2,46 Meningkat Sesuai (=)
bantuan sosial
2.1.6.2 Persentase panti sosial yang menerima Persen N/A N/A 100 100 0 Meningkat Belum tercapai (<)
program pemberdayaan sosial melalui
kelompok usaha bersama (KUBE) atau
kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya
2.1.6.3 Persentase korban bencana yang Persen 100 100 100 28,10 24,34 Meningkat Belum tercapai (<)
menerima bantuan sosial selama masa
tanggap darurat
2.1.6.4 Persentase penyandang cacat fisik dan Persen N/A N/A 87,78 100 100 Meningkat Sesuai (=)
mental, serta lanjut usia tidak potensial
yang telah menerima jaminan sosial
2.1.6.5 Sarana sosial seperti panti asuhan panti Panti 2 2 2 2 2 Meningkat Belum tercapai (<)
jompo dan panti rehabilitasi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-366
TAHUN 2021-2026
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)
2.1.6.5 Jumlah keluarga miskin yang Persen N/A N/A 71,52 70,01 75,31 Meningkat Sesuai (=)
mendapatkan bantuan perlindungan dan
jaminan sosial

2.2. Pelayanan Urusan Wajib Non Dasar


2.2.1. Tenaga Kerja
2.2.1.1. Angka sengketa pengusaha-pekerja per Persen N/A 0,59 0,57 0,29 1,10 Menurun Belum tercapai (<)
tahun
2.2.1.2. Besaran kasus yang diselesaikan dengan Persen N/A 100 100 100 100 Meningkat Sesuai (=)
perjanjian bersama (PB)
2.2.1.3. Besaran pencari kerja yang terdaftar Persen N/A N/A N/A 61,08 66,25 Meningkat Sesuai (=)
yang ditempatkan
2.2.1.4. Keselamatan dan perlindungan Persen 4,35 4,42 4,30 4,87 4,67 Meningkat Sesuai (=)
2.2.1.5. Besaran pekerja/buruh yang menjadi Persen 24,75 36,39 23,53 26,07 24,09 Meningkat Belum tercapai (<)
peserta program Jamsostek
2.2.1.6. Besaran pemeriksaan perusahaan Persen 26,09 14,75 11,46 42,98 13,74 Meningkat Belum tercapai (<)
2.2.1.7. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan Persen 0 0 0 100 0 Meningkat Belum tercapai (<)
pelatihan berbasis kompetensi
2.2.1.8. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan Persen 0 100 100 100 0 Meningkat Belum tercapai (<)
pelatihan berbasis kewirausahaan
2.2.1.9. Persentase lulusan S1/S2/S3 Persen 1,72 3,57 3,97 4,24 4,39 Meningkat Sesuai (=)
2.2.2. Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak
2.2.2.1 Persentase partisipasi perempuan di Persen 4,81 4,51 4,43 2,92 3,99 Meningkat Belum tercapai (<)
lembaga pemerintah
2.2.2.2 Proporsi kursi yang diduduki Persen 16,67 13,33 16,67 16,67 20,00 Meningkat Sesuai (=)
perempuan di DPR
2.2.2.3 Partisipasi perempuan di lembaga non Persen 95,18 95,48 95,56 97,08 96,00 Meningkat Sesuai (=)
pemerintah
2.2.2.4 Rasio KDRT Persen N/A 0,128 0,102 0,078 0,036 Menurun Sesuai (=)
2.2.2.5 Partisipasi angkatan kerja perempuan Persen N/A 96,92 97,72 97,89 96,35 Meningkat Belum tercapai (<)
2.2.2.6 Cakupan perempuan dan anak korban Persen 100 100 100 100 100 Meningkat Sesuai (=)
kekerasan yang mendapatkan
penanganan pengaduan oleh petugas
terlatih di dalam unit pelayanan terpadu

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-367
TAHUN 2021-2026
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)
2.2.2.6 Cakupan perempuan dan anak korban Persen N/A 100 100 100 100 Meningkat Sesuai (=)
kekerasan yang mendapatkan layanan
kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih
di puskesmas mampu tatalaksana KtP/A
dan PPT/PKT di Rumah Sakit
2.2.2.7 Cakupan layanan rehabilitasi sosial yang Persen 0 40 33,3 0 0 Meningkat Belum tercapai (<)
diberikan oleh petugas rehabilitasi sosial
terlatih bagi perempuan dan anak
korban kekerasan di dalam unit
pelayanan terpadu.
2.2.2.8 Cakupan penegakan hukum dari tingkat Persen 100 100 100 100 100 Meningkat Sesuai (=)
penyidikan sampai dengan putusan
pengadilan atas kasus-kasus kekerasan
terhadap perempuan dan anak
2.2.2.9 Cakupan perempuan dan anak korban Persen 0 100 100 100 100 Meningkat Sesuai (=)
kekerasan yang mendapatkan layanan
bantuan hukum
2.2.2.10 Cakupan layanan pemulangan bagi Persen 0 100 0 100 0 Meningkat Belum tercapai (<)
perempuan dan anak korban kekerasan
2.2.2.11 Cakupan layanan reintegrasi sosial bagi Persen N/A 100 100 100 100 Meningkat Sesuai (=)
perempuan dan anak korban kekerasan
2.2.2.12.1 Rasio APM perempuan/laki-laki di SD Persen 98,85 98,5 100 98,12 96,5 100% Belum tercapai (<)
2.2.2.12.2 Rasio APM perempuan/laki-laki di SMP Persen 70,55 74,33 74,06 71,28 70,23 100% Belum tercapai (<)
2.2.2.13 Indeks Pembangunan Gender (IPG) Persen 93,55 94,15 94,59 94,15 91,89 93,23 Belum Tercapai (<)
(LKJIP Kab. Rejang
Lebong Tahun
2020)

93,52 Belum Tercapai (<)


(RPJMD Provinsi
Bengkulu)
2.2.2.14 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Persen 51,08 61,73 61,99 63,93 62,93 71,78 Belum Tercapai (<)
(LKJIP Kab. Rejang
Lebong Tahun
2020)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-368
TAHUN 2021-2026
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)
69,90 Belum Tercapai (<)
(RPJMD Provinsi
Bengkulu)
2.2.2.15 Capaian Kabupaten Layak Anak Tingkatan N/A Inisiasi Inisiasi Inisiasi Inisiasi Inisiasi Sesuai (=)
2.2.3. Pangan
2.2.3.1 Ketersediaan Pangan Utama Ton 59.550,17 67.822,26 61.270,85 45.291,66 28.233,47 Meningkat Belum tercapai (<)
2.2.3.2 Ketersediaan energi dan protein
perkapita
2.2.3.2.1 Ketersediaan Energi dan Protein Per
Kapita Per Hari
Energi Kkal 7.475 10.156 29.946 22.905 N/A Meningkat Sesuai (=)
Protein Gram 297,85 418,94 450,88 119,15 N/A Meningkat Belum tercapai (<)
2.2.3.2.2 Angka Kecukupan Gizi (AKG) Energi dan
Protein Per Kapita Per Hari
Energi Kkal 2.220 2.200 2.200 2.400 N/A Meningkat Sesuai (=)
Protein Gram 57 57 57 57 N/A Meningkat Belum tercapai (<)
2.2.3.2.3 Persentase Pemenuhan Energi dan
Protein Per Kapita Per Hari
Energi Persen 339,75 461,43 1.361,14 954,4 N/A Meningkat Belum tercapai (<)
Protein Persen 522,54 735,02 790,98 208,52 N/A Meningkat Belum tercapai (<)
2.2.3.3 Pengawasan dan pembinaan keamanan Persen N/A 0* 100 100 20* 80 Belum Tercapai (<)
pangan (LKJIP Dinas
Ketahanan Pangan
2020)
2.2.3.4 Jumlah Desa/Kelurahan Mandiri Benih Desa N/A 4 2 2 0 5 Belum Tercapai (<)
yang dibangun (desa) (RPJMD Provinsi
Bengkulu)
2.2.3.5 Jumlah Desa/Kawasan Mandiri Pangan Desa N/A 6 6 0 0 30 Belum Tercapai (<)
yang dibina/dikembangkan (desa) (RPJMD Provinsi
Bengkulu)
2.2.3.6 Jumlah penumbuhan desa mandiri Desa N/A 6 6 0 0 10 Belum Tercapai (<)
pangan (desa) (RPJMD Provinsi
Bengkulu)
2.2.4. Pertanahan Kewenangan ada pada BPN (Instansi Vertikal)
2.2.5. Lingkungan Hidup

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-369
TAHUN 2021-2026
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)
2.2.5.1 Tersusunnya RPPLH Kabupaten Ada/Tidak N/A N/A N/A Ada N/A Ada Belum tercapai (<)
2.2.5.2 Terintegrasinya RPPLH dalam rencana Ada/Tidak N/A N/A N/A Ada Ada Ada Sesuai (=)
pembangunan kabupaten
2.2.5.3 Terselenggaranya KLHS untuk K/R/P Ada/Tidak N/A N/A N/A Ada N/A Ada Belum tercapai (<)
tingkat kabupaten
2.2.5.4 Hasil pengukuruan indeks kualitas air IKA 56 56,1 56,15 56,2 56,1 56,4 Belum Tercapai (<)
(SDGs Kab. Rejang
Lebong - LKJIP
Kab. Rejang
Lebong Tahun
2020)

55 Melampaui (>)
(RPJMD Provinsi
Bengkulu)
2.2.5.5 Hasil pengukuruan indeks kualitas udara IKU 83 84 85 91,41 86,12 85 Melampaui (>)
(LKJIP Kab. Rejang
Lebong Tahun
2020)

86 Belum Tercapai (<)


(RPJMD Provinsi
Bengkulu)
2.2.5.6 Hasil pengukuruan indeks kualitas IKTL N/A 44,79 44,92 44,18 44,14 Meningkat Belum tercapai (<)
tutupan lahan
2.2.5.7 Jumlah ketaatan terhadap izin Ada/Tidak N/A N/A N/A Ada Ada Meningkat Belum tercapai (<)
lingkungan, izin PLH dan PUU LH dari
izin yang diterbitkan oleh pemerintah
daerah kabupaten/ kota yang ditangani
2.2.5.8 Total penanggung jawab usaha dan atau Surat N/A N/A N/A 30 35 Meningkat Sesuai (=)
kegiatan yang dibina dan diawasi Rekomendasi
terhadap izin lingkungan, izin PLH dan
PUU LH dari izin yang diterbitkan oleh
pemerintah daerah kabupaten/ kota
2.2.5.9 Pembinaan dan pengawasan terkait Laporan N/A N/A N/A 10 10 Meningkat Belum tercapai (<)
ketaatan penanggung jawab usaha dan/
atau kegiatan yang diawasi ketaatannya

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-370
TAHUN 2021-2026
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)
terhadap izin lingkungan, izin PPLH dan
PUU LH yang diterbitkan oleh
Pemerintah Daerah kabupaten
2.2.5.10 Terfasilitasi pendampingan pengakuan Ada/Tidak N/A N/A N/A Ada Ada Meningkat Belum tercapai (<)
MHA
2.2.5.11 Penetapan hak MHA Ada/Tidak N/A N/A N/A 30 35 Meningkat Sesuai (=)
2.2.5.12 Pengaduan masyarakat terkait izin Laporan N/A N/A N/A 10 10 Menurun Belum tercapai (<)
lingkungan, izin PPLH dan PUU LH yang
diterbitkan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota, lokasi usaha dan
dampaknya di daerah kabupaten/kota
2.2.5.13 Timbulan sampah yang ditangani Persen 35,09 39,66 40,03 42,65 43,8 94-100 Belum Tercapai (<)
(SDGs Kab. Rejang
Lebong - LKJIP
Kab. Rejang
Lebong Tahun
2020)

100 Belum Tercapai (<)


(RPJMD Provinsi
Bengkulu)
2.2.5.14 Persentase jumlah sampah yang Persen N/A N/A 0,048 1,054 0,888 Meningkat Sesuai (=)
terkurangi melalui 3R
2.2.5.15 Persentase cakupan area pelayanan Kecamatan N/A N/A N/A N/A 8 Meningkat Belum tercapai (<)
2.2.5.16 Persentase jumlah sampah yang Persen 35,09 39,68 40,03 42,65 43,8 94-100 Belum Tercapai (<)
tertangani (SDGs Kab. Rejang
Lebong - LKJIP
Kab. Rejang
Lebong Tahun
2020)

100 Belum Tercapai (<)


(RPJMD Provinsi
Bengkulu)
2.2.5.17 Operasionalisasi TPA/TPST/SPA di Nilai TPA 76 76 76 76 76 Meningkat Belum tercapai (<)
kabupaten/kota

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-371
TAHUN 2021-2026
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)
2.2.6. Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil
2.2.6.1 Persentase penduduk ber-KTP per Persen 77,35 81,37 87,27 91,31 93,15 Meningkat Sesuai (=)
satuan penduduk
2.2.6.2 Rasio bayi berakte kelahiran Rasio 0,89 0,80 0,84 0,89 0,88 Meningkat Belum tercapai (<)
2.2.6.3 Rasio pasangan berakte nikah Rasio 1,00 1,00 0,66 0,26 0,32 Meningkat Belum tercapai (<)
2.2.6.4 Ketersediaan database kependudukan Tersedia/ Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Sesuai (=)
skala kabupaten Tidak
2.2.6.5 Penerapan KTP nasional berbasis NIK Sudah/Belum Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sesuai (=)
2.2.6.6 Cakupan penerbitan akta kelahiran Persen 26,34 30,98 39,04 41,77 42,51 Meningkat Sesuai (=)
2.2.6.7 Persentase keluarga yang telah memiliki Persen 81,8 82,55 93,07 93,98 90,65 Meningkat Sesuai (=)
KK
2.2.6.8 Persentase penduduk yang telah Persen 70 88,49 90,66 97,98 92,08 Meningkat Sesuai (=)
memiliki akta kelahiran usia 0-18 tahun
2.2.6.9 Persentase kepemilikan KIA usia kurang Persen 0,00 0,00 0,00 7,50 48,18 Meningkat Sesuai (=)
dari 17 tahun
2.2.6.10 Persentase desa/kelurahan yang tertib Desa/ N/A N/A 15 60 81 Meningkat Sesuai (=)
administrasi kependudukan Kelurahan
2.2.6.11 Persentase peningkatan pelaksanaan Persen 0 0 1 4 0 Meningkat Belum tercapai (<)
kerjasama (MoU) pemanfaatan data
kependudukan
2.2.7. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
2.2.7.1 Cakupan sarana prasarana perkantoran Persen N/A N/A 86,06 86,06 86,06 Meningkat Belum tercapai (<)
pemerintahan desa yang baik
2.2.7.2 Rata-rata jumlah kelompok binaan Kelompok N/A N/A N/A 1 1 Meningkat Belum tercapai (<)
lembaga pemberdayaan masyarakat
(LPM)
2.2.7.3 Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK 0,71 0,71 0,71 0,71 0,71 Meningkat Belum tercapai (<)
2.2.7.4 Persentase LSM aktif Persen N/A N/A N/A 100 100 Meningkat Sesuai (=)
2.2.7.5 Persentase PKK aktif Persen 100 100 100 100 100 Meningkat Sesuai (=)
2.2.7.6 Persentase posyandu aktif Persen 54,98 62,91 71,36 76,53 86,92 Meningkat Sesuai (=)
2.2.7.7 Pemeliharaan pasca program Persen N/A N/A N/A 66,67 66,67 Meningkat Sesuai (=)
pemberdayaan masyarakat
2.2.7.8 Persentase BUMDesa yang berkembang Persen 0 3,31 22,31 30,58 26,23 Meningkat Sesuai (=)
atau maju

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-372
TAHUN 2021-2026
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)
2.2.7.9 Persentase peningkatan kapasitas aparat Persen 0 25 50 75 100 65 Melampaui (>)
desa (LKJIP DPMD Kab.
Rejang lebong
2020)
2.2.7.10 Perubahan status desa, terutama status Persen N/A 57,38 57,38 54,10 42,62 1,64 Belum Tercapai (<)
desa tertinggal dan desa sangat (LKJIP DPMD Kab.
tertinggal Rejang lebong
2020)
2.2.8. Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana
2.2.8.1 Laju pertumbuhan penduduk (LPP) Rasio 0,61 0,75 0,72 0,46 0,47 1,41 Melampau (>)
(RPJMD Provinsi
Bengkulu)
2.2.8.2 Total Fertility Rate (TFR) Rasio 2,30 2,25 2,30 2,30 2,24 (2,07-2,06) Belum Tercapai (<)
(SDGs Kab. Rejang
Lebong)
2.2.8.3 Persentase perangkat daerah Persen 13,79 13,79 13,79 13,79 13,79 Meningkat Belum tercapai (<)
(dinas/badan) yang berperan aktif
dalam pembangunan daerah melalui
Kampung KB
2.2.8.4 Jumlah sektor yang menyepakati dan Sektor 5 5 5 5 5 Meningkat Belum tercapai (<)
memanfaatkan data profil (parameter
dan proyeksi penduduk) untuk
perencanaan dan pelaksanaan program
pembangunan
2.2.8.5 Jumlah kerjasama penyelenggaraan Kerjasama 0 2 3 3 3 Meningkat Sesuai (=)
pendidikan formal, non formal, dan
informal yang melakukan pendidikan
kependudukan
2.2.8.6 Rata-rata jumlah anak per keluarga Jiwa 2,4 2,3 2,3 2,3 2,3 2 Belum tercapai (<)
2.2.8.7 Ratio Akseptor KB Rasio 0,89 1,02 0,90 0,87 0,83 Meningkat Belum tercapai (<)
2.2.8.8 Angka pemakaian kontrasepsi/CPR bagi Persen 61,83 78,35 88,62 76,83 N/A Meningkat Sesuai (=)
perempuan menikah usia 15-49
2.2.8.9 Angka kelahiran remaja (perempuan Rasio 0,33 0,33 0,26 0,29 0,32 Menurun Sesuai (=)
usia 15-19) per 1.000 perempuan usia
15–19 tahun (ASFR 15–19)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-373
TAHUN 2021-2026
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)
2.2.8.10 Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) Persen 1,741 1,738 1,723 1,744 1,766 Meningkat Sesuai (=)
yang istrinya dibawah 20 tahun
2.2.8.11 Persentase penggunaan Kontrasepsi Persen 0,19 0,20 0,23 0,25 0,23 Meningkat Sesuai (=)
Jangka Panjang (MKJP)
2.2.8.12 Persentase tingkat keberlangsungan Persen 38,94 27,94 23,75 30,16 29,80 Meningkat Sesuai (=)
pemakaian kontrasepsi
2.2.8.13 Cakupan anggota Bina Keluarga Balita Persen N/A 72,36 59,42 61,65 59,85 Meningkat Belum tercapai (<)
(BKB) ber-KB
2.2.8.14 Cakupan anggota Bina Keluarga Remaja Persen N/A 64,65 47,96 48,21 56,90 Meningkat Belum tercapai (<)
(BKR) ber-KB
2.2.8.15 Cakupan anggota Bina Keluarga Lansia Persen 7,29 50,75 35,75 35,86 44,48 Meningkat Sesuai (=)
(BKL) ber-KB
2.2.8.16 Cakupan PUS peserta KB anggota Usaha Persen N/A 31,94 35,69 41,62 41,57 Meningkat Sesuai (=)
Peningkatan Pendapatan Keluarga
Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB mandiri
2.2.8.17 Rasio petugas Pembantu Pembina KB Persen 570,51 655,13 655,13 655,13 655,13 Meningkat Sesuai (=)
Desa (PPKBD) setiap desa/kelurahan
2.2.8.18 Jumlah Klinik KB Klink 27 25 25 25 25 Meningkat Belum tercapai (<)
2.2.9. Perhubungan
2.2.9.1 Jumlah arus penumpang angkutan
umum
(1) Jumlah arus penumpang umum yang Jiwa 10.000 11.000 12.000 12.000 14.000 Meningkat Sesuai (=)
masuk/keluar daerah selama 1 tahun
dengan bis
(2)Jumlah arus penumpang angkutan Jiwa 32.500 33.000 33.500 34.000 34.500 Meningkat Sesuai (=)
umum yang masuk/keluar daerah
2.2.9.2 Jumlah terminal bis Unit 1 1 1 1 1 Meningkat Belum tercapai (<)
2.2.9.3 Pemasangan rambu-rambu Unit 0 0 0 73 0 Meningkat Belum tercapai (<)
2.2.9.4 Jumlah orang melalui terminal per tahun Jiwa 42.500 44.000 45.500 46.000 48.500 Meningkat Sesuai (=)
2.2.9.5 Jumlah balai KIR Unit N/A N/A N/A N/A 0 Meningkat Belum tercapai (<)
2.2.10. Komunikasi dan Informatika
2.2.10.1 Cakupan layanan telekomunikasi Titik 14 10 10 8 8 Menurun Sesuai (=)
(Jumlah titik blankspot)
2.2.10.2 Persentase penduduk yang Persen N/A 55,56 55,58 69,98 71,03 Meningkat Sesuai (=)
menggunakan HP/telepon

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-374
TAHUN 2021-2026
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)
2.2.10.3 Proporsi rumah tangga dengan akses Persen 20,78 19,46 27,4 39,26 41,37 Meningkat Sesuai (=)
internet
(Persentase Anggota Rumah Tangga
diatas Usia 5 Tahun yang Mengakses
Internet)
2.2.10.4 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang Persen N/A N/A N/A N/A 1,54 Meningkat Belum tercapai (<)
Terhubung dengan Akses Internet yang
disediakan oleh Dinas Komunikasi dan
Informatika (Diskominfo)
2.2.10.5 Layanan Publik yang diselenggarakan Aplikasi 1 1 3 4 6 Meningkat Sesuai (=)
Secara Online
2.2.10.6 Layanan Administrasi Pemerintahan Aplikasi 6 6 5 5 6 Meningkat Sesuai (=)
yang diselenggarakan Secara Online
2.2.11. Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah
2.2.11.1. Persentase koperasi aktif Persen 58,38 46,35 45,88 46,15 46,70 Meningkat Belum tercapai (<)
2.2.11.2. Persentase UKM non BPR/LKM aktif Persen 10 16 21 20 15 Meningkat Sesuai (=)
2.2.11.3. Jumlah usaha kecil dan menengah Unit 4.488 4.488 4.488 4.300 32.759 Meningkat Sesuai (=)
2.2.12. Penanaman Modal
2.2.12.1. Jumlah investor berskala nasional Perusahaan N/A 282 410 93 104 Meningkat Belum tercapai (<)
(PMDN/PMA)
2.2.12.2. Jumlah nilai investasi berskala nasional Miliar rupiah N/A 89,24 6.529,91 457,91 459,87 3.300 Belum tercapai (<)
(PMDN/PMA) (RPJMD Provinsi
Bengkulu)
2.2.12.3. Kenaikan/penurunan nilai realisasi Persen N/A N/A 8.140,31 -92,99 0,43 Meningkat Belum tercapai (<)
PMDN
2.2.13. Kepemudaan dan Olahraga
2.2.13.1.1 Persentase organisasi pemuda yang aktif Persen N/A N/A 100 100 100 Meningkat Sesuai (=)
2.2.13.1.2 Jumlah organisasi pemuda yang aktif Organisasi N/A N/A 32 32 32 Meningkat Belum tercapai (<)
2.2.13.2 Persentase Wirausaha Muda Persen N/A N/A 46,83 54,11 54,11 Meningkat Sesuai (=)
2.2.13.3 Cakupan Pembinaan Olahraga Persen N/A N/A 100 100 0 Meningkat Belum tercapai (<)
2.2.13.4 Cakupan pelatih bersertifikasi Persen N/A N/A 60,55 60,86 60,86 Meningkat Sesuai (=)
2.2.13.5 Cakupan pembinaan atlet muda Persen N/A N/A 38,00 57,14 0 Meningkat Belum tercapai (<)
2.2.13.6.1 Persentase atlet berprestasi Persen N/A N/A 74,67 22,29 0 Meningkat Belum tercapai (<)
2.2.13.6.2 Jumlah atlet berprestasi Orang N/A N/A 224 78 0 100 Belum tercapai (<)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-375
TAHUN 2021-2026
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)
(LKJIP Dinas
Pemuda dan
Olahraga tahun
2020)
2.2.13.7.1 Persentase prestasi olahraga Persen N/A N/A 45,00 23,81 0 Meningkat Belum tercapai (<)
2.2.13.7.2 Jumlah prestasi olahraga Cabor N/A N/A 9 5 0 Meningkat Belum tercapai (<)
2.2.14. Statistik
2.2.14.1 Tersedianya sistem data dan statistik Ada/Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ada Belum tercapai (<)
yang terintegrasi
2.2.14.2 Buku ”Kabupaten dalam Angka” Ada/Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada Sesuai (=)
2.2.14.3 Buku ”PDRB” Ada/Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada Sesuai (=)
2.2.15. Persandian
2.2.15.1 Persentase perangkat daerah yang telah Persen 3,45 3,45 3,45 3,45 3,45 Meningkat Belum tercapai (<)
menggunakan sandi dalam komunikasi
antar perangkat daerah
2.2.16. Kebudayaan
2.2.16.1 Penyelenggaraan festival seni dan Event 1 1 1 1 0 Meningkat Belum tercapai (<)
budaya
2.2.16.2 Persentase benda, situs dan kawasan BCB 0 0 0 0 0 Meningkat Belum tercapai (<)
cagar budaya yang dilestarikan
2.2.16.3 Persentase karya budaya yang Persen 0 4,17 0 0 0 Meningkat Belum tercapai (<)
direvitalisasi dan inventarisasi
2.2.16.4 Jumlah cagar budaya yang dikelola BCB 0 0 0 0 0 Meningkat Belum tercapai (<)
secara terpadu
2.2.16.5 Jumlah grup kesenian Grup/ 15 25 25 31 31 Meningkat Sesuai (=)
Sanggar
2.2.16.6 Jumlah gedung Gedung 0 0 0 0 0 Meningkat Belum tercapai (<)
2.2.16.7 Persentase Badan Musyawarah Adat Persen 100 100 100 100 100 Meningkat Sesuai (=)
Desa/Kelurahan Aktif
2.2.16.8 Jumlah Desa Budaya Lestari Desa Budaya 6 11 21 25 30 Meningkat Sesuai (=)
2.2.16.9 Jumlah Pelaku Pelestari Budaya Orang 325 385 385 390 441 Meningkat Sesuai (=)
2.2.17. Perpustakaan
2.2.17.1 Jumlah pengunjung perpustakaan per Orang 2.913 3.018 3.604 3.630 2.335 Meningkat Belum tercapai (<)
tahun

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-376
TAHUN 2021-2026
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)
2.2.17.2 Koleksi buku yang tersedia di Eksemplar 26.236 26.710 26.710 27.745 28.595 Meningkat Sesuai (=)
perpustakaan daerah
2.2.17.3 Rasio perpustakaan persatuan penduduk Rasio 0,24 0,23 0,23 0,71 0,71 Meningkat Sesuai (=)
2.2.17.4 Jumlah koleksi judul buku perpustakaan Judul 15.166 15.353 15.353 15.560 16.004 Meningkat Sesuai (=)
2.2.17.5 Jumlah pustakawan, tenaga teknis, dan Orang N/A 1 1 1 1 Meningkat Belum tercapai (<)
penilai yang memiliki sertifikat
2.2.18. Kearsipan
2.2.18.1 Persentase perangkat daerah yang Persen 2,04 1,88 5,35 7,14 8,90 Meningkat Sesuai (=)
melaksanakan tertib arsip
2.2.18.2 Persentase arsip yang terselamatkan Persen 4,08 7,54 10,71 17,85 21,42 Meningkat Sesuai (=)

2.3. Pelayanan Urusan Pilihan


2.3.1. Pariwisata
2.3.1.1. Kunjungan wisata Orang 40.644 70.602 78.694 82.472 30.175 Meningkat Belum tercapai (<)
2.3.1.2. Lama kunjungan wisata Hari N/A N/A 2 1,72 1,5 2,1 Belum tercapai (<)
(LKJIP Kabupaten
Rejang Lebong)

2,9 Belum tercapai (<)


(RPJMD Provinsi
Bengkulu)
2.3.1.3. PAD sektor pariwisata Persen 2,96 2,09 0,70 0,76 0,15 Meningkat Belum tercapai (<)
2.3.1.4. Tingkat hunian hotel Persen N/A N/A 2,00 6,19 2,44 Meningkat Belum tercapai (<)
2.3.1.5. Jumlah hotel dan homestay Unit 3 3 3 3 3 Meningkat Belum tercapai (<)
2.3.2. Pertanian
2.3.2.1 Kontribusi sektor pertanian, perikanan, Persen 32,52 31,67 31,09 30,72 30,79 Meningkat Belum Tercapai (<)
dan kehutanan terhadap PDRB
2.3.2.2 Produktivitas padi atau bahan pangan
utama lokal lainnya per hektar
2.3.2.2.1 Komoditas Makanan Utama
Padi Sawah Ton/Ha N/A N/A 5,68 4,22 4,95 Meningkat Belum Tercapai (<)
Padi Ladang Ton/Ha N/A N/A 0,02 2,20 2,20 Meningkat Sesuai (=)
2.3.2.2.2 Komoditas Palawija
Jagung Ton/Ha 5,16 5,41 0,88 5,29 3,21 Meningkat Belum Tercapai (<)
Kedelai Ton/Ha 1,04 1,05 2,16 3,16 3,16 Meningkat Sesuai (=)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-377
TAHUN 2021-2026
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)
Kacang Tanah Ton/Ha 1,04 1,01 1,25 0,98 1 Meningkat Belum Tercapai (<)
Kacang Hijau Ton/Ha 1 1,41 3,33 1,39 1 Meningkat Belum Tercapai (<)
Ubi Kayu Ton/Ha 1,28 1,27 1,51 1,21 1,41 Meningkat Sesuai (=)
Ubi Jalar Ton/Ha 1,06 1,06 0,99 1,06 1,77 Meningkat Sesuai (=)
2.3.2.3 Jumlah kelompok petani yang dibina Kelompok 1.189 1.189 1.189 977 977 Meningkat Belum Tercapai (<)
BPP
2.3.2.4 Persentase Panjang Jalan Usaha Tani Persen 68,27 57,56 5,17 68,37 65 68,37 Belum Tercapai (<)
dalam Kondisi Baik (LKJIP Dinas
Pertanian dan
Perikanan Kab.
Rejang Lebong
2020)
2.3.3. Kehutanan Kewenangan ada pada instansi vertikal
2.3.4. Energi dan Sumber Daya Mineral
2.3.4.1 Rasio Elektrifikasi Persen N/A N/A N/A N/A 87,81 97,5-100 Belum Tercapai (<)
(SDGs Kab. Rejang
Lebong - LKJIP
Kab. Rejang
Lebong Tahun
2020)

97,5 Belum Tercapai (<)


(RPJMD Provinsi
Bengkulu)
2.3.5. Perdagangan
2.3.5.1. Jumlah pasar yang direvitalisasi Unit 1 1 3 2 1 10 Belum tercapai (<)
(RPJMD Provinsi
Bengkulu)
2.3.5.2. Cakupan pengawasan terhadap Persen 0 0 0 0 1,82 Meningkat Sesuai (=)
komunitas barang
2.3.6. Perindustrian
2.3.6.1. Cakupan bina kelompok pengrajin Persen 0 0 0 20 0 Meningkat Belum tercapai (<)
2.3.6.2. Jumlah industri Unit 742 1.010 1.024 1.165 1.323 Meningkat Sesuai (=)
2.3.7. Perikanan
2.3.7.1 Produksi perikanan (tangkap) Ton N/A N/A 5.355 5.385 5.384,9 Meningkat Sesuai (=)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-378
TAHUN 2021-2026
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)

2.4 PENUNJANG URUSAN


2.4.1 Perencanaan Pembangunan
2.4.1.1 Tersedianya dokumen perencanaan Ada/Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada Sesuai (=)
RPJPD yang telah ditetapkan dengan ada
PERDA
2.4.1.2 Tersedianya Dokumen Perencanaan Ada/Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada Sesuai (=)
RPJMD yang telah ditetapkan dengan ada
PERDA/PERKADA
2.4.1.3 Tersedianya Dokumen Perencanaan Ada/Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada Sesuai (=)
RKPD yang telah ditetapkan dengan ada
PERKADA
2.4.1.4 Tersedianya dokumen RTRW yang telah Ada/Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada Sesuai (=)
ditetapkan dengan PERDA ada
2.4.1.5 Penjabaran konsistensi program RPJMD Persen 116,60 139,31 82,49 84,46 99,24 Meningkat Belum Tercapai (<)
ke dalam RKPD
2.4.1.6 Penjabaran konsistensi program RKPD Persen 96,36 74,26 87,21 100,62 100,62 Meningkat Sesuai (=)
ke dalam APBD
2.4.1.7 Persentase Program yang Tidak Persen 2,41 0 0 0 21,98 Menurun Belum Tercapai (<)
Terlaksana
2.4.1.8 Persentase Kegiatan yang Tidak Persen 1,80 0 0 0 9,58 Menurun Belum Tercapai (<)
Terlaksana
2.4.1.9 Tersedianya Dokumen KLHS Ada/Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada Sesuai (=)
ada
2.4.2. Keuangan
2.4.2.1. Opini BPK terhadap laporan keuangan WDP WDP WTP WTP WTP WTP Sesuai (=)
(LKJIP Kab. Rejang
Lebong 2020)
2.4.2.2. Persentase SILPA terhadap APBD Persen 14,30 16,34 10,55 3,39 0,37 Menurun Sesuai (=)
2.4.2.3. Persentase Belanja Pendidikan (20 Persen 31,13 27,60 25,01 23,80 24,98 20 persen Melampaui (>)
persen)
2.4.2.4. Persentase Belanja Kesehatan (10 Persen 14,64 15,79 17,81 19,41 21,03 10 persen Melampaui (>)
persen)
2.4.2.5. Persentase belanja langsung Persen 39,35 42,80 44,94 44,48 34,43 Meningkat Belum Tercapai (<)
2.4.2.6. Persentase belanja tidak langsung Persen 60,65 57,20 55,06 55,52 65,57 Menurun Belum Tercapai (<)
2.4.2.7. Persentase belanja operasi Persen 67,52 68,50 69,66 68,08 70,73 Menurun Belum Tercapai (<)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-379
TAHUN 2021-2026
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)
2.4.2.8. Persentase belanja modal Persen 20,69 15,62 15,50 16,90 8,19 Meningkat Belum Tercapai (<)
2.4.2.9. Penetapan APBD Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Waktu Sesuai (=)
Waktu/Tidak Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu
Tepat Waktu
2.4.3 Kepegawaian serta pendidikan dan
pelatihan
2.4.3.1 Rata-rata lama pegawai mendapatkan Bulan 1 3 3 3 3 Meningkat Sesuai (=)
pendidikan dan pelatihan
2.4.3.2 Persentase ASN yang mengikuti Persen 0,83 N/A 2,03 5,45 0,16 Meningkat Belum Tercapai (<)
pendidikan dan pelatihan formal
2.4.3.3 Persentase Pejabat ASN yang telah Persen N/A N/A N/A 44,67 45,82 Meningkat Sesuai (=)
mengikuti pendidikan dan pelatihan
struktural
2.4.3.4 Jumlah pemangku jabatan fungsional Orang 2.844 2.674 2.154 2.337 2.497 Meningkat Belum Tercapai (<)
tertentu pada instansi pemerintah
2.4.3.5 Persentase SKPD Kabupaten yang Persen 80,80 80,30 97,02 68,00 74,00 85 Belum Tercapai (<)
Memiliki Jumlah ASN Sesuai dengan (LKJIP BKPSDM
Kebutuhan Kab. Rejang
Lebong)
2.4.3.6.1 Jumlah ASN yang mengikuti Spesialis Orang 6 4 3 3 6 2 Melampaui (<)
Kedokteran (LKJIP BKPSDM
Kab. Rejang
Lebong)
2.4.3.6.2 Jumlah ASN yang mengikuti S2 Orang 20 20 25 30 36 1 Melampaui (<)
(LKJIP BKPSDM
Kab. Rejang
Lebong)
2.4.3.7 Persentase ASN yang telah mengikuti Persen N/A 0,59 0,67 2,36 0,38 28,06 Belum Tercapai (<)
diklat (teknis, fungsional, camat, (LKJIP BKPSDM
kepemimpinan) Kab. Rejang
Lebong)
2.4.3.8 Persentase Penempatan ASN Pemerintah Persen 80,8 80,3 97,02 58,00 81,18 85 Belum Tercapai (<)
Kabupaten Berdasarkan Kualifikasi (LKJIP BKPSDM
Pendidikan Kab. Rejang
Lebong)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-380
TAHUN 2021-2026
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)
2.4.3.9 Jumlah jabatan pimpinan tinggi pada Orang 20 7 - 15 - Meningkat Belum Tercapai (<)
instansi pemerintah (orang)
2.4.3.10 Jumlah jabatan administrasi pada orang 5.011 4.586 4.664 4.781 4.439 Tidak ada standar
instansi pemerintah
2.4.3.11 Indeks Profesionalitas ASN N/A N/A N/A N/A 45,16 61-70 Belum Tercapai (<)
(LKJIP Kab, Rejang
Lebong 2020)
2.4.4 Penelitian dan pengembangan
2.4.4.1 Persentase perangkat daerah yang Persen N/A 2,27 2,27 2,27 2,27 Meningkat Sesuai (=)
difasilitasi dalam penerapan inovasi
daerah
2.4.4.2 Persentase kebijakan inovasi yang Persen N/A 100 100 100 100 Meningkat Sesuai (=)
diterapkan di daerah
2.4.5 Pengawasan
2.4.5.1 Persentase tindak lanjut temuan Persen 88,98 92,47 61,96 43,20 53,04 Meningkat Belum Tercapai (<)
2.4.5.2 Persentase pelanggaran pegawai Persen 0,25 0,33 0,02 0,06 0,09 Menurun Sesuai (=)
2.4.5.3 Jumlah temuan BPK Temuan 15 22 15 10 15 Menurun Sesuai (=)
2.4.5.4 Jumlah Fasilitasi Konsultasi yang Kali 17 25 27 35 33 Meningkat Sesuai (=)
Diberikan Kepada OPD
2.4.5.5 Jumlah Fasilitasi Review Terhadap Kali 44 45 50 64 22 Meningkat Belum Tercapai (<)
Laporan Penggunaan Anggaran Oleh
OPD
2.4.5.6 Penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja C C C CC CC* B Belum Tercapai (<)
Instansi (LKJIP Kab, Rejang
Lebong 2020)
2.4.4 Penelitian dan pengembangan
2.4.4.1 Persentase perangkat daerah yang Persen N/A 2,27 2,27 2,27 2,27 Meningkat Sesuai (=)
difasilitasi dalam penerapan inovasi
daerah
2.4.6 Sekretariat Dewan
2.4.6.1 Tersedianya Rencana Kerja Tahunan Ada/Tidak Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada Belum Tercapai (<)
pada setiap alat-alat kelengkapan DPRD ada
provinsi/kab/kota
2.4.6.2 Tersusun dan terintegrasinya program- Ada/Tidak Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada Belum Tercapai (<)
program kerja DPRD untuk ada
melaksanakan fungsi pengawasan, fungsi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-381
TAHUN 2021-2026
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)
pembentukan Perda, dan fungsi
anggaran dalam dokumen Rencana Lima
Tahunan (RPJM) maupun dokumen
Rencana Tahunan (RKPD)
2.4.6.3 Terintegrasi program-program DPRD Ada/Tidak Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada Belum Tercapai (<)
untuk melaksanakan fungsi pengawasan, ada
pembentukan Perda dan anggaran ke
dalam dokumen perencanaan dan
dokumen anggaran Setwan DPRD
2.4.6.4 Jumlah rancangan Perda ditetapkan Perda N/A N/A N/A 7 2 7 Belum Tercapai (<)
menjadi perda (LKJIP Sekretariat
Dewan Kab.
Rejang Lebong
2020)
2.4.6.5 Jumlah kunjungan kerja/study banding Kali N/A N/A N/A 8 4 7 Belum Tercapai (<)
yang dilaksanakan dalam 1 Tahun (LKJIP Sekretariat
Dewan Kab.
Rejang Lebong
2020)
2.4.6.6 Jumlah penerimaan kunjungan Kali N/A N/A N/A N/A 92 80 Melampaui (>)
kerja/study banding yang di laksanakan (LKJIP Sekretariat
dalam 1 tahun Dewan Kab.
Rejang Lebong
2020)
2.4.6.7 Jumlah diklat,seminar, workshop dan Kali N/A N/A N/A 6 1 5 Belum Tercapai (<)
kegiatan sejenisnya yang diikuti dalam 1 (LKJIP Sekretariat
tahun bagi pimpinan dan anggota DPRD Dewan Kab.
Rejang Lebong
2020)
2.4.6.8 Jumlah diklat,seminar, workshop dan Kali N/A N/A N/A 14 14 14 Sesuai (=)
kegiatan sejenisnya yang diikuti dalam 1 (LKJIP Sekretariat
tahun bagi ASN Dewan Kab.
Rejang Lebong
2020)
2.4.6.9 Jumlah Fasilitasi BANGGAR Kali N/A N/A N/A 6 6 6 Sesuai (=)
(LKJIP Sekretariat
Dewan Kab.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-382
TAHUN 2021-2026
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/
Standar belum tercapai (<),
No Indikator Kinerja Pembangunan Satuan
2016 2017 2018 2019 2020 (Target) sesuai (=).
Daerah
melampaui (>)
Rejang Lebong
2020)
2.4.6.10 Jumlah penyerapan aspirasi masyarakat Kali N/A N/A N/A 3 3 3 Sesuai (=)
(LKJIP Sekretariat
Dewan Kab.
Rejang Lebong
2020)
2.4.6.11 Jumlah hearing/dialog dan koordinasi Kali N/A N/A N/A 7 7 10 Belum Tercapai (<)
dengan eksekutif (pejabat Pemda) dan (LKJIP Sekretariat
tokoh masyarakat/ tokoh agama yang Dewan Kab.
dilaksanakan dalam 1 Tahun Rejang Lebong
2020)

3) DAYA SAING DAERAH


3.1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per Rupiah 791.431 822.521 905.670 903.353 905.427 Meningkat Sesuai (=)
kapita
3.2. Persentase pengeluaran konsumsi non Persen 50,03 44,06 48,30 46,70 45,76 Meningkat Belum Tercapai (<)
pangan per kapita
3.3. Persentase desa berstatus swasembada Persen N/A 6,56 6,56 7,37 11,48 Meningkat Sesuai (=)
terhadap total desa
3.4. Rasio pinjaman terhadap simpanan di Persen 58,53 71,67 54,05 60,27 60,19 Meningkat Sesuai (=)
Bank Umum
3.5. Angka kriminalitas Persen 27 27 14 11,31 10,78 25 Melampaui (>)
(LKJIP Kab. Rejang
Lebong 2020)
3.6. Rasio ketergantungan Persen 40,20 39,75 40,52 41,01 36,87 Menurun Sesuai (=)
Sumber: Diolah dari berbagai sumber, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Tidak ada data dari OPD terkait

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-383
TAHUN 2021-2026
2.7 CAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/SUSTAINABLE
DEVELOPMENT GOALs (SDGs)

Pembangunan global yang selanjutnya disebut dengan Tujuan Pembangunan


Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) merupakan agenda pembangunan
global baru periode 2016-2030 untuk meneruskan seluruh Tujuan Pembangunan
Milenium/Millennium Development Goals (MDGs) termasuk pencapaian tujuan-tujuan yang
tidak tercapai, terutama menjangkau kelompok masyarakat yang sangat rentan. TPB/SDGs
jauh lebih luas daripada MDGs yang akan meneruskan prioritas-prioritas pembangunan
meliputi penanggulangan kemiskinan, kesehatan, pendidikan, ketahanan pangan, dan gizi,
serta tujuan-tujuan yang lebih luas dari ekonomi, sosial dan lingkungan. TPB/SDGs juga
menjanjikan masyarakat yang lebih damai dan inklusif. Untuk mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan, ditetapkan pula sarana pelaksanaan (Means of Implementation).
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), seperti disebutkan dalam Peraturan
Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian TPB, merupakan dokumen
yang memuat tujuan dan sasaran global tahun 2016 sampai tahun 2030. Sebagaimana amanat
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, pada pasal 2 ayat (3) huruf b
menyebutkan bahwa RPJMN berfungsi sebagai bahan penyusunan dan penyesuaian Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Secara umum, TPB atau Sustainable Development Goals (SDGs) meliputi 17 (tujuh belas)
gol atau tujuan, 169 (seratus enam puluh sembilan) target berserta indikator pada masing-
masing targetnya. Adapun pembagiannya ialah pilar pembangunan sosial (5 tujuan, 47 target),
pilar pembangunan ekonomi (5 tujuan, 54 target), pilar pembangunan lingkungan (6 tujuan,
56 target), serta pilar pembangunan hukum dan tata kelola (1 tujuan, 12 target). Dalam
pembahasan pada sub bab ini, tujuan, target dan indikator SDGs dipetakan dan disinkronkan
dengan perencanaan di Kabupaten Rejang Lebong. Oleh karena itu, dalam rangka
penyempurnaan RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2021, maka dalam dokumen
ini perlu melihat gambaran umum capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Kabupaten
Rejang Lebong.
Pada Tujuan 1 “Mengakhiri Segala Bentuk Kemiskinan Dimanapun”, Pemerintah
Kabupaten Rejang Lebong melaksanakan empat target global yang diukur melalui 15 indikator.
Dari ke-15 indikator tersebut, dapat diketahui bahwa tujuh indikator telah mampu melampaui
target TPB yang ditetapkan, enam indikator belum mencapai target yang ditetapkan, dan dua
indikator tidak terdapat data capaiannya. Adapun dua indikator yang tidak tercantum data

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-384
TAHUN 2021-2026
capaiannya adalah indikator Angka Partisipasti Murni (APM) SMA/SMK/MA dan indikator
jumlah desa yang belum teraliri listrik.
Pada Tujuan 2 “Menghilangkan Kelaparan, Mencapai Ketahanan Pangan dan Gizi yang
Baik, serta Meningkatkan Pertanian Berkelanjutan”, Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong
melaksanakan dua target global yang diukur melalui tiga indikator. Dari ketiga indikator
tersebut, dapat diketahui bahwa seluruhnya telah mampu melampaui target TPB yang
ditetapkan.
Pada Tujuan 3 “Menjamin Kehidupan yang Sehat dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia”, Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong melaksanakan enam
target global yang diukur melalui delapan indikator. Dari kedelapan indikator tersebut, dapat
diketahui bahwa satu indikator telah sesuai target TPB yang ditetapkan, lima indikator telah
mampu melampaui target yang ditetapkan, dan dua indikator belum mencapai target yang
ditetapkan.
Tujuan 4 “Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata serta Meningkatkan
Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat untuk Semua”, Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong
melaksanakan empat target global yang diukur melalui 11 indikator. Dari ke 11 indikator
tersebut, hanya tiga indikator yang sudah melampaui targer TPB, lima indikator yang belum
mencapai target yang telah ditetapkan dan tiga indikator lainnya yang tidak terdapat data.
Adapun ketiga indikator tersebut adalah persentase SMA terakreditasi, Angka Partisipasi
Murni (APM) SMA/SMK/MA, dan persentase guru SMA bersertifikasi.
Pada Tujuan 5 “Mencapai Kesetaraan Gender dan Memberdayakan Kaum Perempuan”,
Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong melaksanakan dua target global yang diukur melalui
tiga indikator. Dari ketiga indikator tersebut, dapat diketahui bahwa satu indikator telah sesuai
target TPB yang ditetapkan, satu indikator telah mampu melampaui target yang ditetapkan,
dua indikator belum mencapai target yang ditetapkan, dan satu indikator tidak terdapat data
capaiannya. Adapun indikator yang tidak tercantum data capaiannya adalah indikator Angka
Partisipasti Kasar (APK) SMA/SMK/MA.
Pada Tujuan 6 “Menjamin Ketersediaan serta Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi yang
Berkelanjutan untuk Semua”, Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong melaksanakan tiga target
global yang diukur melalui lima indikator. Dari kelima indikator tersebut, dapat diketahui
bahwa tiga indikator telah melampaui target TPB yang ditetapkan, dan dua indikator belum
mencapai target yang ditetapkan. Adapun terdapat satu indikator yang tidak tercantum data
capaiannya adalah persentase Akses air minum aman dengan sistem perpipaan.
Pada Tujuan 7 “Menjamin Akses Energi yang Terjangkau, Andal, Berkelanjutan dan
Modern untuk Semua”, Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong melaksanakan satu target global
yang diukur melalui satu indikator. Dari satu indikator tersebut, dapat diketahui bahwa

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-385
TAHUN 2021-2026
indikator tersebut belum mencapai target yang ditetapkan. Selanjutnya, pada Tujuan 8
“Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh, serta Pekerjaan yang Layak untuk Semua”, Pemerintah
Kabupaten Rejang Lebong melaksanakan dua target global yang diukur melalui tiga indikator.
Dari ketiga indikator terseut, dapat diketahui bahwa terdapat satu indikator yang telah
melampaui target yang ditetapkan, sementara dua indikator lainnya tidak memiliki data target.
Dua indikator tersebut adalah Tingkat Pengangguran Terbuka dan jumlah wisatawan
mancanegara.
Pada Tujuan 9 “Membangun Infrastruktur yang Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta Mendorong Inovasi”, Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong
melaksanakan satu target global yang diukur melalui satu indikator. Dari satu indikator
tersebut, dapat diketahui bahwa indikator tersebut belum mencapai target yang ditetapkan.
Selanjutnya, pada Tujuan 10 “Mengurangi Kesenjangan Intra dan Antar Negara”, Pemerintah
Kabupaten Rejang Lebong melaksanakan dua target global yang diukur melalui lima indikator.
Dari kelima indikator tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat satu indikator yang
capaiannya melampaui target, satu indikator yang sesuai target, satu indikator yang targetnya
belum tercapai, dan dua indikator tidak memiliki data target. Dua indikator yang tidak
memiliki data target adalah indikator Koefisien Gini dan persentase kasus kekerasan
perempuan dan anak yang diselesaikan.
Pada Tujuan 11 “Menjadikan Kota dan Permukiman Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan”, Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong melaksanakan satu target global yang
diukur melalui 1 indikator. Dari satu indikator tersebut, dapat diketahui bahwa indikator
tersebut belum mencapai target yang ditetapkan. Sementara itu, terdapat lima Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan yang tidak dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Rejang
Lebong. Adapun tujuan dalam TPB yang tidak dilaksanakan tersebut adalah Tujuan 12
“Menjamin Pola Konsumsi dan Produksi yang Berkelanjutan”, Tujuan 13 “Mengambil Tindakan
Cepat untuk Mengatasi Perubahan Iklim dan Dampaknya”, Tujuan 14 “Melestarikan dan
Memanfaatkan Secara Berkelanjutan Sumber Daya Kelautan Dan Samudera Untuk
Pembangunan Berkelanjutan”, Tujuan 15 “Melindungi, Merestorasi dan Meningkatkan
Pemanfaatan Berkelanjutan Ekosistem Daratan, Mengelola Hutan Secara Lestari,
Menghentikan Penggurunan, Memulihkan Degradasi Lahan, serta Menghentikan Kehilangan
Keragaman Hayati”, dan Tujuan 17 “Menguatkan Sarana Pelaksanaan dan Merevitalisasi
Kemitraan Global untuk Pembangunan Berkelanjutan”.
Selanjutnya, pada Tujuan 16 “Menguatkan Masyarakat yang Inklusif dan Damai untuk
Pembangunan Berkelanjutan Menyediakan Akses Keadilan untuk Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif, Akuntabel, dan Inklusif di Semua Tingkatan”, Pemerintah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-386
TAHUN 2021-2026
Kabupaten Rejang Lebong melaksanakan lima target global yang diukur melalui delapan
indikator. Dari kedelapan indikator tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat empat indikator
yang targetnya belum tercapai, satu indikator yang capaiannya melampaui target, dua
indikator yang capaiannya telah sesuai target, dan dua indikator yang tidak terdapat data
capaiannya. Adapun indikator yang tidak tercantum data capaiannya adalah indikator jumlah
orang atau kelompok masyarakat miskin yang memperoleh bantuan hukum litigasi dan non
litigasi, dan indikator jumlah unit pelayanan publik yang patuh pada norma dan prosedur
(pada zona merah dan hijau).

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-387
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 306
Kondisi Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2017-2020
Kode Capaian Target Interpretasi
Target belum tercapai
Satuan Sumber
Indikator Indikator 2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020 (<); sesuai (=);
melampaui (>)
Tujuan SDGs : 1. Mengakhiri Kemiskinan Dalam Segala Bentuk Dimanapun
Target Global: Pada tahun 2030, mengurangi setidaknya setengah proporsi laki-laki perempuan dan anak-anak dari semua usia, yang hidup dalam kemiskinan di semua dimensi,
sesuai dengan definisi nasional.
Persentase Persen 16,97 16,23 15,95 15,85 17,81- 17,35- 16,80- 16,40- Melampaui (>) Badan Pusat
Kemiskinan 17,41 16,95 16,40 16,00 Statistik
Target Global: Menerapkan secara nasional sistem dan upaya perlindungan sosial yang tepat bagi semua, termasuk kelompok yang paling
miskin, dan pada tahun 2030 mencapai cakupan substansial bagi kelompok miskin dan rentan.
Jumlah Orang 156.988 161.805 175.745 195.805 66.368 91.915 106.189 119.462 Melampaui (>) LKJiP Dinas
masyarakat Kesehatan
yang Kabupaten
membutuhkan Rejang
jaminan Lebong 2020
pelayanan
kesehatan
Jumlah Orang N/A 395 589 500 350 450 500 1.050 Belum Tercapai LKJiP Dinas
penyandang (<) Sosial
masalah Kabupaten
kesejahteraan Rejang
sosial yang Lebong 2020
dibina, direhab
dan dilayani
Jumlah kepala KK N/A 200 900 800 200 450 700 1.050 Belum Tercapai LKJiP Dinas
keluarga (<) Sosial
miskin yang Kabupaten
diberdayakan Rejang
Lebong 2020
Target Global: Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki hak yang sama terhadap sumber daya
ekonomi, serta akses terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam, teknologi baru, dan jasa keuangan
yang tepat, termasuk keuangan mikro.
Persen Desa Persen 90,38 90,38 90,38 83,97 85,00 88,00 90,00 100,00 Belum Tercapai Bidang P2,
yang mencapai (<) Dinas
UCI (Universal Kesehatan
Kabupaten

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-388
TAHUN 2021-2026
Kode Capaian Target Interpretasi
Target belum tercapai
Satuan Sumber
Indikator Indikator 2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020 (<); sesuai (=);
melampaui (>)
Child Rejang
Imunisation) Lebong, 2021
Persentase Persen 17,03 95,11 77,47 81,27 26,48 27,42 28,30 29,16 Melampaui (>) LKJIP
rumah tangga Kabupaten
berakses air Rejang
bersih Lebong 2020
Persentase Persen 34,64 82,40 41,36 41,36 34,01 34,01 39,01 39,01 Melampaui (>) LKJIP
rumah tangga Kabupaten
bersanitasi Rejang
Lebong 2020
Persentase Persen 0,31 0,31 0,13 0,02 0,03 0,03 0,02 0,01 Belum Tercapai DPUPRKP
lingkungan (<) Kabupaten
pemukiman Rejang
kumuh Lebong, 2021
Angka Persen 92,24 90,27 90,83 113,38 99,20 99,35 99,55 99,65 Melampaui (>) Laporan
partisipasti Kinerja
murni (APM) Pemerintah
SD Kabupaten
Rejang
Lebong, 2020
Angka Persen 75,74 74,94 65,34 81,82 96,80 96,90 97,05 97,25 Belum Tercapai Laporan
partisipasti (<) Kinerja
murni (APM) Pemerintah
SLTP Kabupaten
Rejang
Lebong, 2020
Angka Persen 85,56 86,56 87,56 88,56
partisipasti
murni (APM)
SMA
Persentase Persen 88,49 90,66 97,98 92,08 70,00 78,00 86,00 90,50 Melampaui (>) LKJiP Dinas
penduduk yang Kependuduk
memiliki Akta an dan
Kelahiran Pencatatan
Sipil
Kabupaten

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-389
TAHUN 2021-2026
Kode Capaian Target Interpretasi
Target belum tercapai
Satuan Sumber
Indikator Indikator 2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020 (<); sesuai (=);
melampaui (>)
Rejang
Lebong 2020
Jumlah desa Persen 4,00 2,00 2,00 0,00
yang belum
teraliri listrik
Target Global: Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi kerentanan mereka terhadap
kejadian ekstrim terkait iklim dan guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana.
Persentase Persen 4,65 6,98 25,58 25,58 5 8 11 14 Melampaui (>) LKJIP BPBD
desa tangguh Kabupaten
bencana di Rejang
daerah zona Lebong 2020
merah
(berisiko
tinggi)
Jumlah Orang N/A 395 589 500 350 450 500 1.050 Belum Tercapai LKJiP Dinas
penyandang (<) Sosial
masalah Kabupaten
kesejahteraan Rejang
sosial yang Lebong 2020
dibina, direhab,
dan dilayani

Tujuan SDGs : 2. Menghilangkan kelaparan, Mencapai Ketahanan Pangan dan Gizi Yang Baik, Serta Meningkatkan Pertanian Berkelanjutan
Target Global: Pada tahun 2030, menghilangkan kelaparan dan menjamin akses bagi semua orang, khususnya orang miskin dan mereka yang berada dalam kondisi rentan,
termasuk bayi, terhadap makanan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun.
Prevalensi Persen 11,55 4,41 1,81 0,97 9 8,8 8,6 8,4 Melampaui (>) Dinas
kekurangan Kesehatan
gizi pada anak Kabupaten
balita Rejang
Lebong, 2021
Target Global: Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang disepakati secara internasional untuk anak
pendek dan kurus di bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.
Prevalensi Persen 28,9 13 6,1 0,2 33,6 32,8 32 31,2 Melampaui (>) LKJiP Dinas
stunting Kesehatan
(pendek dan Kabupaten
sangat pendek) Rejang
pada anak di Lebong 2020

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-390
TAHUN 2021-2026
Kode Capaian Target Interpretasi
Target belum tercapai
Satuan Sumber
Indikator Indikator 2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020 (<); sesuai (=);
melampaui (>)
bawah dua
tahun
Prevalensi Persen 11,55 4,41 1,81 0,97 9 8,8 8,6 8,4 Melampaui (>) Dinas
kekurangan Kesehatan
gizi pada anak Kabupaten
balita Rejang
Lebong, 2021

Tujuan SDGs : 3. Menjamin Kehidupan yang Sehat dan Meningkatkan Kesejahteraan Seluruh Penduduk Semua Usia
Target Global: Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.
Penurunan Rasio 84 170,58 83,19 41,89 105 84 63 42 Sesuai (=) Bidang
Angka Kesehatan
Kematian Ibu Masyarakat,
(AKI) /100.000 Dinas
kelahiran Kesehatan
hidup Kabupaten
Rejang
Lebong, 2021
Target Global: Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal
setidaknya hingga 12 per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25 per 1000.
Penurunan Orang 35 22 24 25 50 48 46 44 Melampaui (>) Profil
Angka Kesehatan
Kematian Bayi Kabupaten
(AKB)/1000 Rejang
kelahiran Lebong
hidup Tahun 2018;
Dinas
Kesehatan
Kabupaten
Rejang
Lebong, 2021
Target Global: Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi hepatitis, penyakit bersumber air, serta
penyakit menular lainnya.
Prevalensi HIV Persen 0,002 0,004 0,012 0,005 <0,5 <0,5 <0,5 <0,5 Melampaui (>) Bidang P2,
Dinas
Kesehatan
Kabupaten

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-391
TAHUN 2021-2026
Kode Capaian Target Interpretasi
Target belum tercapai
Satuan Sumber
Indikator Indikator 2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020 (<); sesuai (=);
melampaui (>)
Rejang
Lebong, 2021
Angka Persen 55,5 50,1 35 21,4 >60 >65 >70 >75 Belum Tercapai LKJiP Dinas
penemuan (<) Kesehatan
kasus TB Kabupaten
Rejang
Lebong 2020
Angka Kejadian Persen 0,5 0,2 0,2 0,3 <0,5 <0,5 <0,5 <0,5 Melampaui (>) LKJiP Dinas
Malaria per Kesehatan
1000 Kabupaten
penduduk Rejang
Lebong 2020
Target Global: Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka kematian dini akibat penyakit tidak menular, melalui pencegahan dan pengobatan, serta meningkatkan
kesehatan mental dan kesejahteraan
Pravelensi
angka
kesakitan
hipertensi
Target Global: Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga berencana, informasi dan pendidikan, dan
integrasi kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program nasional.
Menurunkan Persen 2,25 2,30 2,30 2,24 2,12-2,10 2,10-2,09 2,9-2,07 2,07-2,06 Belum Tercapai DP3APPKB
Total Fertility (<) Kabupaten
Rate (TFR). Rejang
Lebong, 2021
Target Global : Mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk perlindungan risiko keuangan, akses terhadap pelayanan kesehatan dasar yang baik, dan akses terhadap obat-
obatan dan vaksin dasar yang aman, efektif, berkualitas, dan terjangkau bagi semua orang
Jumlah Orang 156.988 161.805 175.745 195.805 66.368 91.915 106.189 119.462 Melampaui (>) LKJiP Dinas
masyarakat Kesehatan
yang Kabupaten
membutuhkan Rejang
jaminan Lebong 2020
pelayanan 155.451 161.823 175.745 195.805 66.368 91.915 106.189 119.462 Melampaui (>) Profil
kesehatan Kesehatan
Kabupaten
Rejang
Lebong
2018-2020

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-392
TAHUN 2021-2026
Kode Capaian Target Interpretasi
Target belum tercapai
Satuan Sumber
Indikator Indikator 2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020 (<); sesuai (=);
melampaui (>)

Tujuan SDGs : 4. Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata Serta Meningkatkan Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat untuk Semua
Target Global: Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah tanpa dipungut biaya, setara, dan
berkualitas, yang mengarah pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif
Persentase SD Persen 94 93 87 100 87 91 93 96 Melampaui (>) LKJIP Dinas
yang Pendidikan
terakreditasi dan
Kebudayaan
Kabupaten
Rejang
Lebong
Tahun 2020
Persentase Persen 91 91 86 100 93 9 95 96 Melampaui (>) LKJIP Dinas
SLTP yang Pendidikan
terakreditasi dan
Kebudayaan
Kabupaten
Rejang
Lebong
Tahun 2021
Persentase Persen 93 94 95 96
SLTA yang
terakreditasi
Target Global: Pada tahun 2030, menghilangkan disparitas gender dalam pendidikan, dan menjamin akses yang sama untuk semua tingkat pendidikan dan pelatihan kejuruan,
bagi masyarakat rentan termasuk penyandang cacat, masyarakat penduduk asli, dan anak-anak dalam kondisi rentan.
Angka Persen 80 20,84 34,8 22 60 65 70 75 Belum Tercapai LKJIP Dinas
Partisifasi (<) Pendidikan
Murni APM dan
(%) PAUD Kebudayaan
Kabupaten
Rejang
Lebong
Tahun 2020
Angka Persen 92,24 90,27 90,83 113,38 99,2 99,35 99,55 99.65 Melampaui (>) LKJIP
Partisifasi Kabupaten
Murni APM Rejang
(%) SD Lebong 2020

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-393
TAHUN 2021-2026
Kode Capaian Target Interpretasi
Target belum tercapai
Satuan Sumber
Indikator Indikator 2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020 (<); sesuai (=);
melampaui (>)
Angka Persen 75,74 74,94 65,34 81,82 96.80 96.90 97,05 97,25 Belum Tercapai LKJIP
Partisifasi (<) Kabupaten
Murni APM Rejang
(%) SLTP Lebong 2020
Angka Persen 85,56 86,56 87,56 88,56
Partisifasi
Murni APM
(%)
SMA/SMK/MA
Target Global: Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua remaja dan proporsi kelompok dewasa tertentu, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki kemampuan literasi dan
numerasi.
Angka buta Persen 4 6 1 5 3 2,5 2 1,5 Belum Tercapai LKJIP Dinas
aksara (<) Pendidikan
dan
Kebudayaan
Kabupaten
Rejang
Lebong
Tahun 2020
Target Global: Pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan pasokan guru yang berkualitas, termasuk melalui kerjasama internasional dalam pelatihan guru di negara
berkembang, terutama negara kurang berkembang, dan negara berkembang kepulauan kecil.
Persentase Persen 54,57 66,82 55,31 52,25 76 0,79 82 86 Belum Tercapai Dinas
Guru SD (<) Pendidikan
bersertifikasi dan
Kebudayaan
Kabupaten
Rejang
Lebong
tahun 2020
Persentase Persen 44,33 50,06 42,12 41,54 79 83 87 92 Belum Tercapai Dinas
Guru SLTP (<) Pendidikan
bersertifikasi dan
Kebudayaan
Kabupaten
Rejang
Lebong
tahun 2020

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-394
TAHUN 2021-2026
Kode Capaian Target Interpretasi
Target belum tercapai
Satuan Sumber
Indikator Indikator 2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020 (<); sesuai (=);
melampaui (>)
Persentase Persen 75 82 87 91
Guru SLTA
bersertifikasi

Tujuan SDGs : 5. Mencapai Kesetaraan Gender dan Memberdayakan Kaum Perempuan


Target Global: Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap kaum perempuan di ruang publik dan pribadi, termasuk perdagangan orang dan eksploitasi seksual, serta
berbagai jenis eksploitasi lainnya.
Jumlah kasus Kasus 184 147 128 90 91,73- 92,23- 92,73- 93,23- Melampaui (>) LKJiP
kekerasan 92,22 92,72 93,22 93,72 DP3APPKB
terhadap Kabupaten
perempuan Rejang
dan anak Lebong 2020
Persentase Persen 100 35 100 100 100 100 100 100 Sesuai (=) LKJiP
kasus DP3APPKB
kekerasan Kabupaten
perempuan Rejang
dan anak yang Lebong 2020
diselesaikan
Target Global: Menghapuskan semua praktik berbahaya, seperti perkawinan usia anak, perkawinan dini dan paksa, serta sunat perempuan.
Angka
Partisipasi
Kasar (APK)
SMA/SMK/MA
/sederajat.

Tujuan SDGs : 6. Menjamin Ketersediaan Serta Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi yang Berkelanjutan untuk Semua
Target Global: Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan merata terhadap air minum yang aman dan terjangkau bagi semua
Persentase Persen 17,03 95,11 77,47 81,27 26,48 27,42 28,3 29,16 Melampaui (>) DPUPRPKP
rumah tangga Kabupaten
berakses air Rejang
bersih Lebong, 2021
Persentase Persen
Akses air
minum aman
dengan sistem
perpipaan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-395
TAHUN 2021-2026
Kode Capaian Target Interpretasi
Target belum tercapai
Satuan Sumber
Indikator Indikator 2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020 (<); sesuai (=);
melampaui (>)
Target Global: Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan menghentikan praktik buang air besar di tempat
terbuka, memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.
Peningkatan Desa 26 15 13 6 6 7 6 8 Belum Tercapai Dinas
Jumlah (<) Kesehatan
Desa/Keluraha Kabupaten
n Sanitasi Total Rejang
Berbasis Lebong, 2021
Masyarakat
(STBM) di Kab
Rejang Lebong
Target Global: Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan mengurangi polusi, menghilangkan pembuangan, dan meminimalkan pelepasan material dan bahan kimia
berbahaya, mengurangi setengah proporsi air limbah yang tidak diolah, dan secara signifikan meningkatkan daur ulang, serta penggunaan kembali barang daur ulang yang aman
secara global.
Persentase Persen 34,64 82,40 41,36 41,36 34,01 34,01 39,01 39,01 Melampaui (>) DPUPRPKP
rumah tangga Kabupaten
bersanitasi Rejang
Lebong, 2021
Indeks Persen 56,1 56,15 56,2 56,1 56 56 56,2 56,4 Belum Tercapai DLH
pengendalian (<) Kabupaten
pencemaran Rejang
air Lebong, 2021

Tujuan SDGs ; 7 Menjamin Akses Energi yang Terjangkau, Andal, Berkelanjutan dan Modern untuk Semua
Target Global: Pada tahun 2030, menjamin akses universal layanan energi yang terjangkau, andal dan modern
Persen N/A N/A N/A 87,81 89,8-91.1 91.1-94,5 94,5-97,5 97,5-100 Belum Tercapai DPMPTSP
(<) Kabupaten
Rasio Rejang
Elektrifikasi Lebong, 2021

Tujuan SDGs : 8 Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan, Kesempatan Kerja yang Produktif dan Menyeluruh, serta Pekerjaan yang
Layak untuk Semua
Target Global: Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan tetap dan produktif dan pekerjaan yang layak bagi semua perempuan dan laki-laki, termasuk bagi pemuda dan penyandang
difabilitas, dan upah yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.
Tingkat Persen 3,00 1,69 2,84 3,70 Dinas Tenaga
pengangguran Kerja dan
terbuka Transmigrasi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-396
TAHUN 2021-2026
Kode Capaian Target Interpretasi
Target belum tercapai
Satuan Sumber
Indikator Indikator 2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020 (<); sesuai (=);
melampaui (>)
Kabupaten
Rejang
Lebong, 2021
Target Global: Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang menciptakan lapangan kerja dan
mempromosikan budaya dan produk lokal.
Jumlah Orang 70.504 78.654 82.416 30.160 1.646 1.811 1.992 2.191 Melampaui (>) Dinas
Wisatawan Pariwisata
Nusantara Kabupaten
Rejang
Lebong, 2021
Jumlah Orang 98 40 56 15 Dinas
Wisatawan Pariwisata
Mancanegara Kabupaten
Rejang
Lebong, 2021

Tujuan SDGs : 9. Membangun Infrastruktur yang tangguh, meningkatkan industri inklusif dan berkelanjutan, serta mendorng inovasi
Target Global: Mengembangkan infrastruktur yang berkualitas, andal, berkelanjutan dan tangguh, termasuk infrastruktur regional dan lintas batas, untuk mendukung
pembangunan ekonomi dan kesejahteraan manusia, dengan fokus pada akses yang terjangkau dan merata bagi semua.
Prosentase Persen 53,24 60,75 65,48 69,56 63,01 66,92 70,93 75,04 Belum Tercapai DPUPRPKP
jalan (<) Kabupaten
kabupaten Rejang
dalam kondisi Lebong, 2021
baik/ sedang

Tujuan SDGs : 10. Mengurangi Kesenjangan intra-dan antar negara


Target Global: Pada tahun 2030, secara progresif mencapai dan mempertahankan pertumbuhan pendapatan penduduk yang berada di bawah 40% dari populasi pada tingkat
yang lebih tinggi dari rata-rata nasional.
Koefisien Gini 0,32 0,33 0,3 0,29 Badan Pusat
Statistik
Kabupaten
Rejang
Lebong, 2021
Persentase Persen 16,97 16,23 15,95 15,85 17,81- 17,35- 16,80- 16,40- Melampaui (>) Badan Pusat
Kemiskinan 17,41 16,95 16,40 16,00 Statistik
Kabupaten

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-397
TAHUN 2021-2026
Kode Capaian Target Interpretasi
Target belum tercapai
Satuan Sumber
Indikator Indikator 2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020 (<); sesuai (=);
melampaui (>)
Rejang
Lebong, 2021
Jumlah desa Desa 65 65 64 51 15 10 5 0 Belum Tercapai Dinas
tertinggal. (<) Pemberdaya
an
Masyarakat
dan Desa
Kabupaten
Rejang
Lebong, 2021
Jumlah Desa Desa 1 1 0 1 Dinas
Mandiri. Pemberdaya
an
Masyarakat
dan Desa
Kabupaten
Rejang
Lebong, 2021
Target Global: Menjamin kesempatan yang sama dan mengurangi kesenjangan hasil, termasuk dengan menghapus hukum, kebijakan dan praktik yang diskriminatif, dan
mempromosikan legislasi, kebijakan dan tindakan yang tepat terkait legislasi dan kebijakan tersebut.
Persentase Persen 100 35 100 100 100 100 100 100 Sesuai (=) LKJiP
kasus DP3APPKB
kekerasan Kabupaten
perempuan Rejang
dan anak yang Lebong 2020
diselesaikan

Tujuan SDGs : 11 Menjadikan Kota dan Permukiman Inklusif, Aman, Tangguh dan Berkelanjutan
Target Global: Pada tahun 2030, mengurangi dampak lingkungan perkotaan per kapita yang merugikan, termasuk dengan memberi perhatian khusus pada kualitas udara,
termasuk penanganan sampah kota.
Persentase Persen 39.68 40,03 42,65 43,8 79-84 84-89 89-94 94-100 Belum Tercapai DLH
pengolaan (<) Kabupaten
sampah Rejang
Lebong, 2021

Tujuan SDGs : 12 Memastikan Pola Konsumsi dan Produksi yang Berkelanjutan


Tidak ada

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-398
TAHUN 2021-2026
Kode Capaian Target Interpretasi
Target belum tercapai
Satuan Sumber
Indikator Indikator 2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020 (<); sesuai (=);
melampaui (>)

Tujuan SDGs : 13 Mengambil Tindakan cepat untuk mengatasi perubahan Iklim dan Dampaknya
Tidak ada

Tujuan SDGs : 14 Melestarikan dan Memanfaatkan Secara Berkelanjutan Sumber Daya Kelautan Dan Samudera Untuk Pembangunan Berkelanjutan
Tidak ada

Tujuan SDGs : 15 Melindungi, Merestorasi dan Meningkatkan Pemanfaatan Berkelanjutan Ekosistem Daratan,mengelola Bhutan Secara lestari, Menghentikan
Penggurunan, memulihkan Degradasi Lahan, Serta Menghentikan Kehilangan Keragaman Hayati
Tidak ada

Tujuan SDGs : 16 Menguatkan Masyarakat Yang Inklusif dan Damai Untuk Pembangunan berkelanjutan Menyediakan Akses Keadilan Untuk Semua, Dan Membangun
Kelembagaan Yang Efektif, Akuntabel, Dan Inklusif di Semua Tingkatan
Target Global: Menghentikan perlakuan kejam, eksploitasi, perdagangan, dan segala bentuk kekerasan dan penyiksaan terhadap anak.
Jumlah kasus Kasus 184 147 128 90 80-76 76-72 72-68 68-64 Belum Tercapai LKJiP
kekerasan (<) DP3APPKB
terhadap Kabupaten
perempuan Rejang
dan anak Lebong 2020
Target Global: Menggalakkan negara berdasarkan hukum di tingkat nasional dan internasional dan menjamin akses yang sama terhadap keadilan bagi semua.
Jumlah orang Orang/ 79-84 84-89 89-94 94-100
atau kelompok kelomp
masyarakat ok
miskin yang
memperoleh
bantuan
hukum litigasi
dan non
litigasi.
Target Global: Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan transparan di semua tingkat.
Opini atas WDP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP Sesuai (=) Badan
laporan Pengelolaan
keuangan Keuangan
Pemerintah Daerah
Daerah Kabupaten

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-399
TAHUN 2021-2026
Kode Capaian Target Interpretasi
Target belum tercapai
Satuan Sumber
Indikator Indikator 2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020 (<); sesuai (=);
melampaui (>)
Rejang
Lebong, 2021
Prosentase Persen C (>30- C (>30- CC CC (>50- 88 92 96 100 Belum Tercapai LKJiP
SKPD yang 50) 50) (>50- 65) (<) Pemerintah
memperoleh 65) Daerah
nilai SAKIP Kabupaten
minimal CC Rejang
Lebong 2020
Hasil Penilaian N/A N/A C C* C CC CC B Belum Tercapai LKJiP
Mandiri (48,68) (48,68) (<) Pemerintah
Pelaksanaan Daerah
Reformasi Kabupaten
Birokrasi Rejang
Lebong 2020
Jumlah Unit
pelayanan
publik yang
patuh pada
norma dan
prosedur
Merah Persen 30 20 15 10
Kuning Persen kuning kuning 75,67 80,6 53 43 33 28 Belum Tercapai LKJiP
(<) Pemerintah
Daerah
Kabupaten
Rejang
Lebong 2020
Hijau Persen 40 65 75 85
Target Global: Pada tahun 2030, memberikan identitas yang syah bagi semua, termasuk pencatatan kelahiran.
Persentase Persen 70 78 86 90,5 88,49 90,66 97,98 92,08 Melampaui (>) LKJiP Dinas
penduduk yang Kependuduk
memiliki akte an dan
kelahiran Pencatatan
Sipil
Kabupaten
Rejang
Lebong 2020

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-400
TAHUN 2021-2026
Kode Capaian Target Interpretasi
Target belum tercapai
Satuan Sumber
Indikator Indikator 2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020 (<); sesuai (=);
melampaui (>)
Target Global: Menjamin akses publik terhadap informasi dan melindungi kebebasan mendasar, sesuai dengan peraturan nasional dan kesepakatan internasional
Persentase Persen 100 35 100 100 100 100 100 100 Sesuai (=) LKJiP
kasus DP3APPKB
kekerasan Kabupaten
perempuan Rejang
dan anak yang Lebong 2020
diselesaikan

Tujuan SDGs : 17 . Menguatkan Sarana Pelaksanaan Dan Merevitalisasi Kemitraan Global Untuk Pembangunan Berkelanjutan
Tidak ada
Sumber: Diolah dari berbagai sumber, 2021

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-401
TAHUN 2021-2026
2.8 CAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) KABUPATEN REJANG LEBONG
Dalam Pemenuhan hak Konstitusional bagi warga negara untuk mendapatkan
Palayanan Dasar dan Mutu Pelayanan Dasar Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong
menerapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Penerapan SPM diprioritaskan bagi Warga
Negara yang berhak memperoleh Pelayanan Dasar secara minimal sesuai dengan Jenis
Pelayanan Dasar dan Mutu Pelayanan Dasar.
Dalam melaksanakan SPM Pemerintah Daerah harus mengintegrasikan SPM dalam
perencanaan daerah lima tahunan dan tahunan seperti RPJMD, RKPD, dan APBD. Selain itu,
pemerintah daerah juga harus melakukan koordinasi dan melaporkan capian SPM dalam LPPD
serta melaksanakan SPM sesuai petunjuk teknis pelaksanaan yang ditetapkan oleh
pemerintah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal dan Permendagri Nomor 100 Tahun 2018 mengatur Tentang Penerapan
Standar Pelayanan Minimal, pengertian Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan
mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang
berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. Pelayanan dasar adalah pelayanan
publik untuk memenuhi kebutuhan dasar warga negara.
Pelaksanaan pelayanan dasar pada urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan
pelayanan dasar berpedoman pada SPM yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat . Adapun jenis
pelayanan dasar yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota, meliputi :
1. SPM Bidang Pendidikan
2. SPM Bidang Kesehatan
3. SPM Bidang Pekerjaan Umum
4. SPM Bidang Perumahan Rakyat
5. SPM Bidang Ketenteraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat
6. SPM Bidang Sosial.
Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong telah menerapkan SPM tersebut melalui Surat
Keputusan Bupati. Adapun realisasi capaian masing-masing jenis pelayanan dasar melalui
program perangkat daerah pada tabel dibawah ini :

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-402
TAHUN 2021-2026
Tabel 2. 307
Realisasi Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2020

Target Capaian
Target Capaian
No SPM Indikator SPM Kabupaten Capaian 2020
Nasional
Rejang Lebong
1 Bidang Pendidikan Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD (%) 75 75 29.33
Angka Partisipasi Murni (APM) SD (%) 99 99.65 113.78
Angka Partisipasi Murni (APM) SLTP (%) 99 97.25 84.13
2 Bidang Kesehatan Persentase ibu hamil mendapatkan pelayanan kesehatan ibu hamil 100 100 100
Persentase ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan 100 100 100
Presentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru
100 100 100
lahir
Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita sesuai Standar 100 100 100
Persentase anak usia pendidikan dasar yang mendapatkan pelayanan
100 100 100
kesehatan sesuai standar
Persentase orang usia 15–59 tahun mendapatkan skrining kesehatan
100 100 100
sesuai standar
Persentase warga negara usia 60 tahun ke atas mendapatkan skrining
100 100 100
kesehatan sesuai standar
Persentase penderita Hipertensi yang mendapatkan pelayanan
100 100 100
kesehatan sesuai standar
Persentase penderita DM yang mendapatkan pelayanan kesehatan
100 100 100
sesuai standar
Persentase ODGJ berat yang mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa
100 100 100
sesuai standar
Persentase Orang terduga TBC mendapatkan pelayanan TBC sesuai
100 100 100
standar

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-403
TAHUN 2021-2026
Target Capaian
Target Capaian
No SPM Indikator SPM Kabupaten Capaian 2020
Nasional
Rejang Lebong
Persentase orang dengan risiko terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan
100 100 100
deteksi dini HIV sesuai standar
3 Bidang Pekerjaan Umum Persentase jumlah rumah tangga yang mendapatkan akses terhadap air
minum melalui SPAM jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan 100 100 57.67
terlindungi terhadap rumah tangga di seluruh kabupaten/kota
Persentase pelayanan pengolahan air limbah domestik 100 0 0
4 Bidang Perumahan Rakyat Persentase penanganan rumah tangga korban bencana 100 N/a N/a
Persentase penanganan rumah tangga bagi masyarakat terkena
100 N/a N/a
dampak relokasi program kabupaten
5 Bidang Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat
Sub Urusan Ketentraman dan
Pelayanan ketentraman dan ketertiban umum 100 100 86.11
Ketertiban Umum
Persentase pelayanan yang terkena dampak gangguan Trantibum
100 100 100
akibat penegakan hukum terhadap pelanggaran Perda dan Perkada
Sub Urusan Bencana Pelayanan informasi rawan bencana 100 100 0
Pelayanan pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana 100 100 100
Pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban bencana 100 100 83.33
Sub Urusan Kebakaran Pelayanan Pemadaman, Penyelamatan dan Evakuasi oleh Dinas
100 100 83.33
Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan
Layanan Pemadaman yang dilakukan oleh kelompok relawan
(Balakar, dan atau lainnya) yang dibentuk dan/atau dibawah 100 N/a N/a
pembinaan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan
6 Bidang Sosial Rehabilitasi sosial dasar penyandang disabilitas terlantar di luar panti 100 100 100
Rehabilitasi sosial dasar anak terlantar diluar panti 100 100 100
Rehabilitasi sosial dasar lanjut usia terlantar diluar panti 100 100 75

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-404
TAHUN 2021-2026
Target Capaian
Target Capaian
No SPM Indikator SPM Kabupaten Capaian 2020
Nasional
Rejang Lebong
Rehabilitasi sosial dasar tuna sosial khususnya gelandangan dan
100 100 75
pengemis diluar panti
Sumber: Laporan SPM Kabupaten Rejang Lebong, 2020 dan Diolah dari berbagai sumber, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = tidak terdapat kegiatan pendukung di OPD terkait

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


2-405
TAHUN 2021-2026
BAB III
GAMBARAN KEUANGAN DAERAH

3.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU


3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah disebutkan bahwa keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah
dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang serta segala
bentuk kekayaan yang dapat dijadikan milik daerah berhubung dengan hak dan kewajiban
daerah tersebut. Keuangan daerah meliputi:
a. Hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta melakukan
pinjaman;
b. Kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah dan membayar
tagihan pihak ketiga;
c. Penerimaan daerah;
d. Pengeluaran daerah;
e. Kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga,
piutang, barang, serta hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan daerah
yang dipisahkan; dan/atau
f. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau kepentingan umum.

Struktur APBD terdiri dari pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah.
Dalam hal pendapatan daerah lebih kecil dari belanja daerah (anggaran defisit), sumber-sumber
pembiayaan untuk menutupnya dapat bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
tahun sebelumnya, penggunaan cadangan, penerimaan pinjaman, hasil penjualan kekayaan
daerah yang dipisahkan, dan penerimaan kembali pemberian pinjaman atau penerimaan
piutang. Sementara itu, jika pendapatan lebih besar dari belanja daerah (anggaran surplus), maka
penggunaan surplus diutamakan untuk pembayaran pokok utang, investasi, pemberian pinjaman
dan pendanaan belanja peningkatan jaminan sosial.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-1
TAHUN 2021-2026
A. Pendapatan Daerah
Mengutip Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah, disebutkan bahwa pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran berkenaan. Sumber pendapatan
daerah meliputi (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang terdiri dari pajak daerah, retribusi
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan daerah
yang sah; (2) pendapatan transfer, yang terdiri dari transfer pemerintah pusat yang mencakup
dana perimbangan, dana otonomi khusus, dana keistimewaan, dan dana desa; serta transfer antar
daerah yang mencakup pendapatan bagi hasil dan bantuan keuangan; (3) lain-lain pendapatan
daerah yang sah.
Sumber-sumber pendapatan daerah yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut,
digunakan untuk membiayai penyelenggaran urusan pemerintah daerah. Pendapatan asli daerah
(PAD) merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan daerah.
Semakin besar kontribusi yang diberikan PAD terhadap APBD akan menunjukkan semakin besar
kemampuan daerah dalam mengelola pembangunan di daerahnya sendiri dan semakin kecil
ketergantungan daerah terhadap pemerintah pusat. Kemampuan daerah untuk memperoleh PAD
mencerminkan kemampuan daerah tersebut dalam pengelolaan sumber-sumber penerimaan
daerahnya, juga menunjukkan kemandirian keuangan daerah yang semakin baik. Secara umum,
dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, jumlah pendapatan daerah Kabupaten Rejang
Lebong memiliki besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat yang ditunjukkan
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,26 persen per tahun, atau dengan besaran Rp
988.178.330.934,72,- di tahun 2016 yang kemudian berfluktuasi dan meningkat menjadi Rp
998.564.715.728,17,- di tahun 2020.

Rp1,120,000,000,000.00
Rp1,094,938,565,678.63
Rp1,100,000,000,000.00
Rp1,080,000,000,000.00 Rp1,053,045,216,749.14
Rp1,060,000,000,000.00
Rp1,040,000,000,000.00
Rp1,020,000,000,000.00
Rp1,045,471,848,500.95
Rp1,000,000,000,000.00
Rp980,000,000,000.00 Rp998,564,715,728.1
7
Rp960,000,000,000.00 Rp988,178,330,934.72
Rp940,000,000,000.00
Rp920,000,000,000.00
2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 3.1
Grafik Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: Laporan Realisasi Anggaran - Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020, Diolah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-2
TAHUN 2021-2026
Selanjutnya, dilihat dari komponen pendapatan daerahnya, besaran Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kabupaten Rejang Lebong dalam kurun waktu tahun 2016 hingga tahun 2020
memiliki besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun, dengan rata-rata
pertumbuhannya sebesar -0,75 persen per tahun. Pada tahun 2016 besaran PAD kabupaten ini
tercatat sebesar Rp 71.294.600.225,14,- yang berfluktuasi setiap tahunnya hingga pada tahun
2020 menunjukkan nilai sebesar Rp 69.190.495.179,09,-. Penurunan PAD tersebut terutama
dipengaruhi oleh besaran besaran tiga komponen pembentuknya yang menunjukkan penurunan
dalam lima tahun terakhir. Ketiga komponen tersebut adalah pendapatan retribusi daerah yang
menurun sebesar -24,07 persen per tahun, pendapatan hasil pengelolaan keuangan daerah yang
dipisahkan yang turun sebesar -15,92 persen per tahun, dan lain-lain PAD yang sah yang turun
sebesar -0,19 persen per tahun.
Selain menggunakan sumber utama berupa PAD dan sumber-sumber pendapatan daerah
lainnya yang sah sebagai sumber pendanaan untuk melaksanakan pembangunannya, pemerintah
Kabupaten Rejang Lebong memperoleh bantuan transfer dana dari pemerintah pusat berupa
dana perimbangan. Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, jumlah pendapatan transfer
dari pemerintah pusat/dana perimbangan untuk Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong memiliki
besaran yang juga fluktuatif dengan kecenderungan menurun, yang apabila ditunjukkan dengan
rerata pertumbuhan menunjukkan besaran -0,73 persen per tahun. Besaran dana transfer
Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2016 adalah sebesar Rp 909.502.777.990,58,- dimana
besaran ini selalu meningkat setiap tahunnya hingga tahun 2019 menjadi sebesar Rp
975.727.409.390,19,-. Pada tahun 2020, besaran dana transfer yang bersumber dari pemerintah
pusat dan provinsi ini menunjukkan tren yang menurun dengan laju pertumbuhan sebesar -9,50
persen menjadi Rp 883.069.152.972,08,-.
Sementara itu, komponen pendapatan lainnya yakni lain-lain pendapatan yang sah di
Kabupaten Rejang Lebong dalam kurun waktu tahun 2016 hingga tahun 2020 menunjukkan
peningkatan yang cukup signifikan yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar
58,26 persen per tahun. Adapun nilai lain-lain pendapatan yang sah pada tahun 2016 adalah
sebesar Rp 7.380.952.719,00,- yang meningkat setiap tahunnya hingga menjadi Rp
46.305.067.577,00,- di tahun 2020. Komponen lain-lain pendapatan yang sah di Kabupaten
Rejang Lebong pada tahun 2016 hingga tahun 2019 hanya bersumber dari pendapatan hibah saja,
sementara itu pada tahun 2020 terdapat penambahan dari komponen pendapatan dana darurat
sebesar Rp 7.651.300.000,00,-.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-3
TAHUN 2021-2026
Rp1,200,000,000,000.00
Rp921,104,053,251.67 Rp975,727,409,390.19
Rp909,502,777,990.58
Rp1,000,000,000,000.00 Rp933,632,726,934.33 Rp883,069,152,972.08

Rp800,000,000,000.00

Rp600,000,000,000.00

Rp400,000,000,000.00
Rp113,019,795,249.28
Rp76,387,626,754.44
Rp200,000,000,000.00 Rp84,508,249,814.81
Rp71,294,600,225.14 Rp69,190,495,179.09

Rp-
2016 2017 2018 2019 2020

Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Transfer/Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan yang Sah

Gambar 3.2
Grafik Perkembangan Komponen Pendapatan Daerah Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: Laporan Realisasi Anggaran - Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020, Diolah

Berdasarkan kontribusinya, dalam kurun waktu tahun 2016 hingga tahun 2020
pendapatan transfer/dana perimbangan merupakan sumber pendapatan terbesar bagi
Kabupaten Rejang Lebong, yakni mencapai 88,43 persen di tahun 2020. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa ketergantungan pemerintah kabupaten terhadap transfer pemerintah
pusat masih tinggi. Meskipun proporsi pendapatan transfer dalam APBD Kabupaten Rejang
Lebong masih mendominasi struktur pendapatan daerah, namun dalam lima tahun terakhir
kecenderungannya menunjukkan besaran yang menurun dengan rerata pertumbuhan sebesar -
0,73 persen per tahun. Dalam waktu yang sama proporsi PAD menunjukkan peningkatan
meskipun tumbuh melambat dengan rerata pertumbuhan sebesar 0,50 persen per tahun,
sementara itu proporsi lain-lain pendapatan yang sah di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan
peningkatan yang signifikan yang ditujukkan dengan rerata pertumbuhan sebesar 110,69 persen
per tahun.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-4
TAHUN 2021-2026
120.00
0.75
1.09 3.31 3.91
100.00 4.64

80.00

60.00
92.04 88.10 88.66 89.11 88.43
40.00

20.00

7.21 10.81 8.03 6.98 6.93


-
2016 2017 2018 2019 2020

Proporsi Pendapatan Asli Daerah Proporsi Pendapatan Transfer/Dana Perimbangan


Proporsi Lain-lain Pendapatan yang Sah

Gambar 3.3
Struktur Pendapatan Daerah dalam Anggaran Pendapatan Daerah Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: Laporan Realisasi Anggaran - Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020

Secara rinci, dalam lima tahun terakhir, komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kabupaten Rejang Lebong secara struktur didominasi oleh lain-lain PAD yang sah dengan
besaran kontribusi rata-rata sebesar 75,13 persen. Sebagaimana yang telah disebutkan
sebelumnya, dari empat komponen PAD di kabupaten ini, hanya terdapat satu komponen
pembentuk PAD yang memiliki besaran yang meningkat, yakni pada komponen pendapatan pajak
daerah, semantara tiga komponen lainnya menunjukkan penurunan dengan besaran penurunan
yang beragam. Komponen pendapatan pajak daerah meningkat dengan rerata pertumbuhan
sebesar 8,66 persen per tahun. Pendapatan pajak daerah merupakan sumber penerimaan
terbesar kedua pada komponen PAD Kabupaten Rejang Lebong setelah komponen lain-lain PAD
yang sah. Adapun besarnya pendapatan pajak daerah di Kabupaten Rejang Lebong pada tahun
2016 adalah sebesar Rp 9.816.828.385,00,- dan berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat
hingga tahun 2020 mencapai Rp 13.683.226.133,00,-.
Komponen lain-lain PAD yang sah merupakan sumber penerimaan terbesar pada
komponen PAD Kabupaten Rejang Lebong. Pendapatan lain-lain PAD yang sah di Kabupaten
Rejang Lebong dihasilkan dari 11 sumber, yakni hasil penjualan daerah yang tidak dipisahkan,
hasil penjualan aset lainnya, penerimaan jasa giro, pendapatan bunga deposito, tuntutan ganti
kerugian daerah, pendapatan dari pengembalian, pendapatan denda atas keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan, pendapatan jasa BLUD, lain-lain PAD yang sah lainnya, hasil dari
pengelolaan dana bergulir, dan pendapatan dana kapitasi JKN. Adapun besaran penerimaan lain-
lain PAD yang sah sebesar Rp 52.229.172.663,43,- pada tahun 2016 dan berfluktuasi dengan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-5
TAHUN 2021-2026
kecenderungan menurun hingga menjadi Rp 51.834.112.123,30,- di tahun 2020 atau menurun
dengan rerata pertumbuhan sebesar -0,19 persen per tahun.
Sama halnya dengan lain-lain PAD yang sah, sumber pembentuk PAD yang lainnya yakni
pendapatan restribusi daerah dan pendapatan hasil pengelolaan keuangan daerah yang
dipisahkan dalam kurun waktu yang sama juga menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan
kecenderungan menurun, dimana pada penerimaan retribusi daerah menunjukkan rerata
pertumbuhan sebesar -24,07 persen per tahun dan penerimaan hasil pengelolaan keuangan
daerah yang dipisahkan menurun sebesar -15,92 persen per tahun.
Selanjutnya, kebijakan transfer ke daerah dilakukan melalui kebijakan transfer
pemerintah pusat yang merupakan dana perimbangan, transfer pemerintah pusat lainnya, dan
transfer pemerintah provinsi. Alokasi dana perimbangan terdiri dari alokasi Dana Bagi Hasil
(DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Terkait dengan struktur
pendapatan transfer Kabupaten Rejang Lebong, besaran transfer pemerintah pusat yang berupa
dana perimbangan dalam kurun waktu tahun 2016 hingga tahun 2020 memiliki proporsi di atas
80 persen terhadap total pendapatan transfer daerah. Sementara itu, terkait dengan komposisi
dana perimbangan, Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan komponen terbesar dari dana
perimbangan di Kabupaten Rejang Lebong. Berdasarkan pergeserannya, komponen dana bagi
hasil sumber daya alam dan Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan dua komponen dalam
komposisi dana perimbangan yang menunjukkan tren meningkat, sementara dua komponen
lainnya menunjukkan tren yang menurun terlebih pada komponen DAU yang memiliki
pergeseran sebesar -4,73 persen dalam lima tahun terakhir.
Berdasarkan besaran nilainya, ketiga komponen pembentuk pendapatan transfer dalam
struktur pendapatan daerah Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif
dengan kecenderungan menurun. Komponen transfer pemerintah pusat yang berupa dana
perimbangan menunjukkan besaran rata-rata pertumbuhan sebesar -0,23 persen per tahun,
komponen transfer pemerintah pusat – lainnya memiliki rerata pertumbuhan sebesar -1,82
persen per tahun, sementara pada komponen transfer pemerintah provinsi menunjukkan rata-
rata penurunan sebesar -11,12 persen per tahun.
Berdasarkan kontribusinya, komponen pendapatan transfer kepada pemerintah daerah
yakni transfer pemerintah pusat yang berupa dana perimbangan memiliki pergeseran positif
dalam lima tahun terakhir, sementara besaran transfer pemerintah pusat lainnya yang terdiri
atas dana otonomi khurus, dana penyesuaian, dan dana desa, juga menunjukkan pergeseran yang
negatif sebesar -0,67 persen. Sama halnya dengan komponen transfer pemerintah pusat –
lainnya, besaran transfer pemerintah provinsi dalam kurun waktu yang sama juga menunjukkan
pergeseran yang negatif atau dengan kecenderungan menurun, yakni sebesar -1,01 persen.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-6
TAHUN 2021-2026
Komponen lain-lain pendapatan yang sah di Kabupaten Rejang Lebong merupakan
komponen dengan proporsi terkecil dalam struktur pendapatan daerah kabupaten ini, dengan
rata-rata kontribusi sebesar 2,74 persen. Secara umum, besaran nilai komponen lain-lain
pendapatan yang sah di kabupaten ini menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan
kecenderungan meningkat, yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 58,26
persen per tahun. Adapun besaran nilai komponen lain-lain pendapatan yang sah pada tahun
2016 tercatat sebesar Rp 7.380.952.719,00,- yang kemudian berfluktuasi dengan kecenderungan
meningkat menjadi Rp 46.305.067.577,00,- pada tahun 2020.
Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, sebagian besar lain-lain pendapatan yang
sah di Kabupaten Rejang Lebong ini diperoleh dari pendapatan hibah, sementara pada tahun
2020 juga diperoleh dari pendapatan dana darurat. Besaran pendapatan hibah yang diperoleh
oleh Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong memiliki besaran yang fluktuatif dengan
kecenderungan meningkat dalam lima tahun terakhir. Besaran pendapatan hibah yang diperoleh
pada tahun 2016 sebesar Rp 7.380.952.719,00,- yang kemudian menunjukkan peningkatan yang
ditunjukkan dengan rerata pertumbuhan sebesar 51,28 persen per tahun hingga mencapai Rp
38.653.767.577,00 di tahun 2020, sementara itu pada tahun 2020 terdapat penambahan
penerimaan lain-lain pendapatan yang sah yakni dari komponen pendapatan dana darurat
sebesar Rp 7.651.300.000,00,-.
Selanjutnya, keuangan merupakan salah satu faktor penting dalam mengatur tingkat
kemampuan daerah dalam melaksanakan otonomi daerah. Dalam menguji kemampuan
keuangan daerah, dapat dilakukan analisis keuangan dengan mengidentifikasi berbagai aspek
keuangan berdasarkan laporan realisasi anggaran pemerintah khususnya pada komponen
pendapatan daerah. Beberapa analisis keuangan yang dapat dilakukan dengan menggunakan
data pendapatan diantaranya adalah perhitungan rasio kemandirian daerah, rasio derajat
desentralisasi, dan tingkat ketergantungan keuangan daerah.
Rasio Kemandirian Daerah menunjukkan tingkat kemampuan suatu daerah dalam
membiayai sendiri kegiatan pemerintah, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat.
Rasio kemandirian daerah merupakan perbandingan antara PAD dengan pendapatan daerah
yang berasal dari sumber lain (eksternal) seperti pendapatan transfer pusat dan pinjaman. Rasio
ini menggambarkan ketergantungan daerah terhadap sumber dana eksternal, khususnya
terhadap transfer pemerintah pusat. Semakin tinggi nilai rasio kemandirian daerah maka
semakin rendah tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak eksternal, demikian pula
sebaliknya.
Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, rasio kemandirian daerah Kabupaten
Rejang Lebong masih berada pada kategori rendah sekali, dimana besarannya masih dibawah 25
persen. Berdasarkan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-7
TAHUN 2021-2026
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, posisi Kabupaten Rejang Lebong masih berada pada
pola hubungan instruktif, dimana peran pemerintah pusat masih lebih dominan dari pada
kemandiriran pemerintah daerah itu sendiri. Dalam hal untuk mengurangi tingginya
ketergantungan pada penerimaan dari pemerintah pusat tersebut, pemerintah kabupaten perlu
mengoptimalkan sumber-sumber penerimaan dari potensi pendapatan yang telah ada, salah
satunya dengan menggali sumber-sumber PAD secara lebih maksimal lagi.
Analisis keuangan selanjutnya adalah rasio derajat desentralisasi fiskal, dimana indikator
ini digunakan untuk melihat kemampuan daerah dalam meningkatkan PAD guna membiayai
pembangunan. Secara umum, dalam kurun waktu tahun 2016 hingga tahun 2020, sebagaian
besar capaian rasio derajat desentralisasi fiskal Kabupaten Rejang Lebong masih berada di bawah
10 persen yakni dengan tingkat kemampuan keuangan daerah kategori sangat kurang, meskipun
pada tahun 2017 capaiannya berada pada posisi 10,81 persen atau berada pada kategori kurang.
Capaian tersebut menunjukkan bahwa dalam kurun waktu lima tahun terakhir PAD di Kabupaten
Rejang Lebong belum mempunyai kemampuan yang cukup dalam membiayai pembangunan
daerahnya. Hal tersebut terjadi karena besaran PAD kabupaten ini masih relatif lebih kecil
dibandingkan dengan total pendapatan daerah. Rasio tersebut juga menggambarkan bahwa
pemerintah kabupaten masih sangat bergantung dengan sumber keuangan yang bersumber dari
pemerintah pusat untuk membiayai pelaksanaan kegiatan pembangunan dan menjalankan roda
pemerintahannya.
Selanjutnya, rasio yang mampu menggambarkan analisis keuangan daerah selanjutnya
adalah rasio ketergantungan daerah. Rasio ketergantungan daerah merupakan analisis yang
menggambarkan tingkat ketergantungan suatu daerah terhadap pihak eksternal. Indikator ini
didapatkan dari perbandingan besaran pendapatan transfer terhadap total pendapatan daerah,
dimana semakin tinggi besaran yang dihasilkan maka mengindikasikan bahwa semakin tinggi
pula tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak eksternal. Dalam kurun waktu tahun
2016 hingga tahun 2020, ketergantungan keuangan daerah Kabupaten Rejang Lebong
menunjukkan nilai di atas 80 persen, yang mana besaran tersebut dikategorikan sebagai tingkat
ketergantungan keuangan yang tinggi. Tingginya ketergantungan tersebut mengindikasikan
bahwa pemerintah kabupaten ini masih mempunyai tingkat ketergantungan yang besar kepada
pemerintah pusat untuk membiayai pengeluaran langsungnya untuk kegiatan pemerintahan dan
pembangunan, dimana hal ini terjadi karena besaran nilai PAD masih cukup rendah.
Rasio efektivitas PAD didapatkan dengan menghitung nilai realisasi penerimaan PAD
dibandingkan dengan target penerimaan PAD (dianggarkan). Indikator rasio efektivitas PAD ini
menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam mengalokasikan penerimaan PAD sesuai
dengan target yang telah dianggarkan. Dalam lima tahun terakhir, capaian rasio efektivitas PAD
di Kabupaten Rejang Lebong belum mampu mencapai 100 persen, sehingga secara umum masih

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-8
TAHUN 2021-2026
dinyatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong belum mampu melampaui target PAD
yang ditetapan berdasarkan peraturan daerah.
Tabel 3.1
Rasio Kemandirian dan Ketergantungan Keuangan Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
No. Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
1 Rasio 7,84 12,27 9,05 7,83 7,84
Kemandirian
Daerah
Tingkat Rendah Sekali Rendah Sekali Rendah Sekali Rendah Sekali Rendah Sekali
kemampuan
keuangan
2 Rasio Derajat 7,21 10,81 8,03 6,98 6,93
Desentralisasi
Tingkat Sangat kurang Kurang Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang
kemampuan
keuangan daerah
3 Ketergantungan 92,04 88,10 88,66 89,11 88,43
Keuangan Daerah
Tingkat Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Ketergantungan
Keuangan
4 Rasio Efektivitas 94,72 93,98 89,64 77,16 77,88
Pendapatan
Kriteria Cukup Efektif Cukup Efektif Cukup efektif Kurang efektif Kurang efektif
efektivitas PAD
Sumber: Hasil Analisis, 2021

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-9
TAHUN 2021-2026
Tabel 3.2
Pendapatan Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Rata-rata
Pertumbuhan
No. Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
(% per
tahun)
1 PENDAPATAN
1.1. Pendapatan Rp 71.294.600.225,14 Rp 113.019.795.249,28 Rp 84.508.249.814,81 Rp 76.387.626.754,44 Rp 69.190.495.179,09 (0,75)
Asli Daerah
1.1.1. Pendapatan Rp 9.816.828.385,00 Rp 14.001.917.062,00 Rp 16.127.352.568,17 Rp 15.960.221.325,50 Rp 13.683.226.133,00 8,66
pajak daerah
1.1.2. Pendapatan Rp 5.668.206.615,00 Rp 3.937.224.130,00 Rp 3.599.089.605,00 Rp 3.788.746.571,00 Rp 1.883.767.824,00 (24,07)
Retribusi
daerah
1.1.3. Pendapatan Rp 3.580.392.561,71 Rp 2.824.678.834,35 Rp 2.405.574.300,86 Rp 1.597.878.956,28 Rp 1.789.389.098,79 (15,92)
hasil
pengelolaan
keuangan
daerah yang
dipisahkan
1.1.4. Lain-lain PAD Rp 52.229.172.663,43 Rp 92.255.975.222,93 Rp 62.376.233.340,78 Rp 55.040.779.901,66 Rp 51.834.112.123,30 (0,19)
yang sah

1.2. Pendapatan Rp 909.502.777.990,58 Rp 921.104.053.251,67 Rp 933.632.726.934,33 Rp 975.727.409.390,19 Rp 883.069.152.972,08 (0,73)


Transfer
1.2.1 Transfer Rp 743.057.291.113,00 Rp 798.906.326.653,00 Rp 808.906.267.137,00 Rp 843.469.395.927,00 Rp 736.291.503.291,00 (0,23)
Pemerintah
Pusat - Dana
Perimbangan
1.2.1.1 Dana bagi hasil Rp 13.845.448.717,00 Rp 10.670.351.267,00 Rp 9.127.305.162,00 Rp 6.409.761.400,00 Rp 8.513.397.608,00 (11,45)
pajak
1.2.2.2 Dana bagi hasil Rp 5.627.133.799,00 Rp 3.531.061.113,00 Rp 6.142.142.850,00 Rp 5.774.389.801,00 Rp 6.981.101.856,00 5,54
sumber daya
alam
1.2.2.3 Dana alokasi Rp 604.318.422.000,00 Rp 593.702.491.000,00 Rp 593.702.491.000,00 Rp 620.573.476.000,00 Rp 563.983.329.000,00 (1,71)
umum
1.2.2.4 Dana alokasi Rp 119.266.286.597,00 Rp 191.002.423.273,00 Rp 199.934.328.125,00 Rp 210.711.768.726,00 Rp 156.813.674.827,00 7,08
khusus

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-10
TAHUN 2021-2026
Rata-rata
Pertumbuhan
No. Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
(% per
tahun)
1.2.2 Transfer Rp 140.687.818.052,00 Rp 95.493.476.500,00 Rp 97.526.692.700,00 Rp 110.875.052.700,00 Rp 130.705.575.200,00 (1,82)
Pemerintah
Pusat -
Lainnya
1.2.2.1 Dana otonomi Rp - Rp 95.493.476.500,00 Rp - Rp - -
khusus
1.2.2.2 Dana Rp 140.687.818.052,00 Rp - Rp - Rp - Rp 18.029.763.000,00 -
penyesuaian
1.2.2.3 Dana Desa Rp - Rp - Rp 97.526.692.700,00 Rp 110.875.052.700,00 Rp 112.675.812.200,00 7,49

1.2.3 Transfer Rp 25.757.668.825,58 Rp 26.704.250.098,67 Rp 27.199.767.097,33 Rp 21.382.960.763,19 Rp 16.072.074.481,08 (11,12)


Pemerintah
Provinsi
1.2.3.1 Pendapatan Rp 25.757.668.825,58 Rp 26.704.250.098,67 Rp 27.199.767.097,33 Rp 21.382.960.763,19 Rp 11.544.377.238,08 (18,18)
bagi hasil
pajak
1.2.3.2 Pendapatan Rp - Rp - Rp - Rp - Rp 4.527.697.243,00
bagi hasil
lainnya

1.3 Lain-lain Rp 7.380.952.719,00 Rp 11.348.000.000,00 Rp 34.904.240.000,00 Rp 42.823.529.534,00 Rp 46.305.067.577,00 58,26


Pendapatan
yang Sah
1.3.1 Pendapatan Rp 7.380.952.719,00 Rp 11.348.000.000,00 Rp 34.904.240.000,00 Rp 42.823.529.534,00 Rp 38.653.767.577,00 51,28
hibah
1.3.2 Pendapatan Rp - Rp - Rp - Rp - Rp 7.651.300.000,00 -
dana darurat
1.3.3 Pendapatan Rp - Rp - Rp - Rp - -
Lainnya
JUMLAH Rp 988.178.330.934,72 Rp 1.045.471.848.500,95 Rp 1.053.045.216.749,14 Rp 1.094.938.565.678,63 Rp 998.564.715.728,17 0,26
PENDAPATAN
Sumber: Laporan Realisasi Anggaran - Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-11
TAHUN 2021-2026
B. Belanja Daerah
Belanja daerah adalah semua kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran berkenaan. Klasifikasi belanja
daerah berdasarkan PP Nomor 12 Tahun 2019 meliputi belanja operasi, belanja modal, belanja
tidak terduga, dan belanja transfer. Belanja operasi merupakan pengeluaran anggaran untuk
kegiatan sehari-hari pemerintah daerah yang memberi manfaat jangka pendek, yang meliputi
belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, dan
belanja bantuan sosial. Sementara itu, belanja modal didefinisikan sebagai pengeluaran anggaran
untuk memperoleh aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode
akuntansi yang dirinci atas jenis belanja modal. Selanjutnya, belanja tidak terduga merupakan
pengeluaran atas beban APBD untuk keperluan darurat termasuk keperluan mendesak yang
tidak dapat diprediksi sebelumnya, yang dirinci atas jenis belanja tidak terduga. Belanja transfer
adalah pengeluaran uang dari pemerintah daerah kepada pemerintah daerah lainnya dan/atau
dari pemerintah daerah kepada pemerintah desa yang meliputi belanja bagi hasil dan belanja
bantuan keuangan.
Analisis belanja daerah digunakan untuk melihat sejauh mana pemerintah daerah telah
melakukan efisiensi anggaran, menghindari pengeluaran yang tidak perlu dan pengeluaran yang
tidak tepat sasaran. Dalam sub bab ini juga dibahas mengenai pertumbuhan belanja daerah,
dimana analisis pertumbuhan belanja dilakukan untuk mengetahui perkembangan komponen-
komponen belanja dari tahun ke tahun, dimana pada umumnya besaran nilai belanja daerah
memiliki kecenderungan meningkat. Peningkatan tersebut dikaitkan dengan penyesuaian
terhadap tingkat inflasi, perubahan kurs, penyesuaian kondisi makro ekonomi, dan lainnya.
Namun berkaitan dengan adanya otonomi daerah maka pemerintah daerah saat ini harus dapat
mengendalikan belanja daerah, melakukan efisiensi belanja, dan penghematan anggaran.
Secara umum, dalam kurun waktu tahun 2016 hingga tahun 2020 total belanja daerah
Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan
menurun. Hal tersebut ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan belanja daerah sebesar -0,02
persen per tahun. Adapun besaran belanja daerah pada tahun 2016 adalah sebesar Rp
863.549.550.779,30,- yang berfluktuasi setiap tahunnya hingga pada tahun 2020 besaran belanja
daerahnya menjadi Rp 862.922.462.151,88,-.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-12
TAHUN 2021-2026
Gambar 3.4
Grafik Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: Laporan Realisasi Anggaran - Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020, Diolah

Berdasarkan strukturnya, belanja operasi merupakan komponen belanja dengan


kontribusi terbesar. Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, besaran belanja operasi
Kabupaten Rejang Lebong memiliki besaran yang meningkat dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar 2,57 persen per tahun. Pada tahun 2016, besaran nilai belanja operasi tercatat sebesar
Rp 660.831.120.290,30,- yang kemudian berfluktuasi hingga tercatat sebesar Rp
731.286.606.727,25,- di tahun 2020. Sementara itu, besaran belanja modal dalam kurun waktu
yang sama menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun, yang
ditunjukkan dengan rata-rata penurunan sebesar -19,59 persen per tahun. Pada tahun 2016,
besaran belanja modal di kabupaten ini tercatat sebesar Rp 202.529.475.010,00,- dan
berfluktuasi hingga tahun 2020 besarannya turun menjadi Rp 84.679.969.726,63,-. Selanjutnya,
besaran belanja tak terduga pada tahun 2020 menunjukkan besaran Rp 46.955.885.698,00,-,
dimana besaran tersebut jauh lebih kecil apabila dibandingkan dengan nilai belanja operasi
maupun belanja modalnya, meskipun besarannya cenderung menunjukkan peningkatan yang
sangat signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-13
TAHUN 2021-2026
Rp900,000,000,000.00

Rp800,000,000,000.00

Rp700,000,000,000.00

Rp600,000,000,000.00

Rp500,000,000,000.00

Rp400,000,000,000.00

Rp300,000,000,000.00

Rp200,000,000,000.00

Rp100,000,000,000.00

Rp-
2016 2017 2018 2019

Belanja Operasi Belanja Modal Belanja Tak Terduga

Gambar 3.5
Grafik Perkembangan Komponen Belanja Daerah Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: Laporan Realisasi Anggaran - Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020, Diolah

Proporsi terbesar belanja daerah Kabupaten Rejang Lebong dalam kurun waktu tahun
2016 sampai dengan tahun 2020 adalah belanja operasi, dimana dalam kurun waktu tersebut
besaran kontribusinya lebih dari 75 persen, atau dengan rata-rata kontribusi sebesar 80,92
persen. Besaran proporsi belanja operasi yang selalu meningkat dalam kurun waktu tersebut,
berbanding terbalik dengan besaran belanja modal daerah. Besaran belanja modal yang berupa
belanja aset memiliki kecenderungan menurun dalam kurun waktu yang sama. Sementara itu,
proporsi belanja tidak tetap berkontribusi sangat kecil yakni berada dibawah 0,1 persen dalam
kurun waktu tahun 2016 hingga 2019, dan meningkat menjadi 5,44 persen di tahun 2020.
Secara detail, proporsi terbesar dalam komponen belanja operasi Kabupaten Rejang
Lebong adalah belanja pegawai, yakni berada pada besaran di atas 50 persen. Apabila dilihat
secara series, dalam kurun waktu tahun 2016 sampai dengan tahun 2020, besaran kontribusi
komponen-komponen dalam belanja operasi menunjukkan besaran yang fuktuatif. Hingga tahun
2020, proporsi belanja pegawai terhadap total belanja operasi sebesar 57,34 persen, diikuti oleh
realisasi belanja barang sebesar 36,12 persen dan hibah sebesar 6,51 persen.
Belanja pegawai merupakan salah satu komponen yang digunakan untuk menghitung
rasio belanja pegawai, dimana rasio tersebut digunakan untuk mengukur porsi belanja pegawai
terhadap total belanja daerah. Semakin turunnya porsi belanja pegawai dalam APBD
mengindikasikan semakin membaiknya kualitas belanja daerah, hal tersebut terjadi karena
semakin sedikit porsi belanja APBD yang digunakan untuk belanja aparatur maka APBD dapat
dioptimalkan untuk mendukung jenis belanja lain yang lebih terkait dengan pelayanan publik,
seperti belanja modal untuk pembangunan fasilitas umum dan fasilitas sosial. Besaran belanja

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-14
TAHUN 2021-2026
pegawai di Kabupaten Rejang Lebong tercatat sebesar Rp 507.095.489.311,30,- pada tahun 2016
dan berfluktuasi dengan kecenderungan menurun menjadi Rp 419.337.862.301,00,- di tahun
2020, atau apabila ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan maka penurunannya tercatat
sebesar -4,64 persen per tahun. Sebagai komponen dengan proporsi terbesar dalam struktur
belanja operasi di Kabupaten Rejang Lebong dengan rata-rata proporsi 61,52 persen, proporsi
komponen belanja pegawai hingga tahun 2020 telah menunjukkan penurunan yang cukup
signifikan dibandingkan dengan tahun 2016 yang mencapai 76,74 persen. Adapaun besaran
proporsi belanja pegawai di Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2020 tercatat sebesar 57,34
persen. Meskipun demikian, hal tersebut menandakan bahwa porsi belanja pegawai dalam APBD
Kabupaten Rejang Lebong masih tinggi.
Selanjutnya, dilihat dari pergeserannya, komponen belanja barang di Kabupaten Rejang
Lebong memiliki pergeseran yang positif sebesar 13,12 persen, sementara itu apabila dilihat dari
rerata pertumbuhan nilai belanja barangnya terlihat bahwa komponen belanja ini bertumbuh
sebesar 14,81 persen per tahun. Adapun besaran nilai belanja barang di Kabupaten Rejang
Lebong pada tahun 2016 sebesar Rp 152.011.830.979,00,- meningkat menjadi Rp
264.151.816.221,25,- di tahun 2020. Cukup tingginya proporsi belanja barang dan jasa di
kabupaten ini mengindikasikan bahwa alokasi anggaran yang dikeluarkan pemerintah
kabupaten dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah seperti pembelian
barang pakai habis, perjalanan dinas, dan pemeliharaan gedung masih cukup tinggi.
Selanjutnya, komponen-komponen dalam belanja modal Kabupaten Rejang Lebong
menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun yang ditunjukkan dengan
rerata pertumbuhan sebesar -19,59 persen per tahun. Terdapat pergeseran besaran kontribusi
dalam belanja modal, dimana pada tahun 2016 hingga tahun 2020, kontribusi belanja jalan,
irigasi, dan jaringan memiliki proporsi paling besar dibandingkan dengan komponen yang
lainnya. Namun pada tahun 2020 proporsi terbesar komponen belanja modal adalah alokasi
belanja gedung dan bangunan yang mencapai 40,22 persen, serta belanja peralatan dan mesin
yang mencapai 36,15 persen, sementara belanja jalan, irigasi, dan jaringan pada tahun yang sama
memiliki proporsi sebesar 21,31 persen dari total belanja modal.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-15
TAHUN 2021-2026
120.00
0.02 0.00 0.03 0.01
100.00 5.44
23.45 18.57 18.20 19.89 9.81
80.00

60.00

40.00 81.43 81.78 80.10 84.75


76.52

20.00

-
2016 2017 2018 2019 2020

Belanja Operasi Belanja Modal Belanja Tak Terduga

Gambar 3.6
Struktur Belanja Daerah dalam Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: Laporan Realisasi Anggaran - Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020

Berdasarkan efisiensi belanja, dalam kurun waktu tahun 2016 hingga tahun 2020
Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong telah melakukan efisiensi anggaran, hal tersebut
ditunjukkan bahwa selama enam tahun terakhir rasio efisiensi di kabupaten ini menunjukkan
besaran kurang dari 100 persen. Rasio efisiensi belanja merupakan indikator yang digunakan
untuk mengukur penghematan anggaran yang dilakukan oleh pemerintah daerah, dimana rasio
ini didapatkan dari hasil perbandingan antara realisasi belanja dengan anggaran belanja.
Selanjutnya, sebagaimana yang telah disebutkan pada bagian awal sub bahasan ini
dimana belanja transfer adalah pengeluaran uang dari pemerintah daerah kepada pemerintah
daerah lainnya dan/atau dari pemerintah daerah kepada pemerintah desa yang meliputi belanja
bagi hasil dan belanja bantuan keuangan. Belanja transfer terdiri atas belanja bagi hasil dan
belanja bantuan keuangan. Komponen transfer di Kabupaten Rejang Lebong dibentuk oleh
transfer bantuan keuangan, yakni transfer bantuan keuangan ke desa dan transfer bantuan
keuangan lainnya.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-16
TAHUN 2021-2026
100.20 Rp200,000,000,000.00
Rp180,000,000,000.00

0.00
100.00
Rp160,000,000,000.00
99.80 Rp140,000,000,000.00

0.53
0.62
0.76

0.76
99.60 Rp120,000,000,000.00
Rp100,000,000,000.00

100.00
99.40 Rp80,000,000,000.00
99.20 Rp60,000,000,000.00

99.47
99.38
Rp40,000,000,000.00
99.24

99.24
99.00
Rp20,000,000,000.00
98.80 Rp-
2016 2017 2018 2019 2020

Transfer bantuan keuangan ke desa Transfer bantuan keuangan lainnya


JUMLAH TRANSFER

Gambar 3.7
Struktur dan Jumlah Transfer Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Sumber: Laporan Realisasi Anggaran - Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020

Secara umum, dalam kurun waktu tahun 2016 hingga tahun 2020, besaran nilai transfer
Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan
meningkat, yang ditunjukkan dengan besaran rata-rata pertumbuhan sebesar 10,39 persen per
tahun. Pada tahun 2016, besaran jumlah transfer Kabupaten Rejang Lebong adalah sebesar Rp
115.140.253.806,96,- dan berfluktuasi hingga pada tahun 2020 besarannya menjadi Rp
170.994.062.900,00,-.
Dilihat dari proporsinya, dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, komponen transfer
bantuan keuangan ke desa mendominasi pos transfer bantuan keuangan, yakni mencapai di atas
98 persen, bahkan pada tahun 2020 besarannya mencapai 100 persen. Adapun besaran transfer
bantuan keuangan ke desa di Kabupaten Rejang Lebong adalah sebesar Rp 114.261.236.601,96,-
di tahun 2016 yang kemudian berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat hingga tahun 2020
mencapai Rp 170.994.062.900,00,-, atau apabila dilihat dari rerata pertumbuhannya, komponen
ini bertumbuh sebesar 10,60 persen per tahun. Sementara itu, proporsi transfer bantuan
keuangan lainnya dalam lima tahun terakhir meskipun proporsinya sangat kecil bila
dibandingkan dengan transfer bantuan keuangan ke desa, namun besaran nilainya juga
menunjukkan kecenderungan meningkat dalam kurun waktu tahun 2016 hingga tahun 2019,
yakni Rp 879.017.205,00,- di tahun 2016 yang kemudian berfluktuasi hingga pada tahun 2019
menjadi Rp 929.962.581,00,-.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-17
TAHUN 2021-2026
Tabel 3.3
Belanja dan Transfer Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Rata-rata
Pertumbuhan
No. Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
(% per
tahun)
2 BELANJA
2.1 Belanja Rp 660.831.120.290,30 Rp 696.626.249.512,72 Rp 766.783.694.093,55 Rp 794.090.789.193,66 Rp 731.286.606.727,25 2,57
Operasi
2.1.1 Belanja Rp 507.095.489.311,30 Rp 427.322.455.566,00 Rp 425.466.136.323,20 Rp 450.198.080.779,49 Rp 419.337.862.301,00 (4,64)
pegawai
2.1.2 Belanja barang Rp 152.011.830.979,00 Rp 259.153.447.043,55 Rp 321.210.747.709,35 Rp 319.657.470.888,17 Rp 264.151.816.221,25 14,81
2.1.3 Bunga Rp - Rp 262.884.735,17 Rp - Rp - Rp - -
2.1.4 Subsidi Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - -
2.1.5 Hibah Rp 1.703.800.000,00 Rp 9.742.462.168,00 Rp 14.691.810.061,00 Rp 17.142.847.526,00 Rp 47.584.163.205,00 129,89
2.1.6 Bantuan sosial Rp 20.000.000,00 Rp 145.000.000,00 Rp 5.415.000.000,00 Rp 7.092.390.000,00 Rp 212.765.000,00 80,60

2.2 Belanja Modal Rp 202.529.475.010,00 Rp 158.824.674.926,55 Rp 170.608.442.315,00 Rp 197.149.751.384,00 Rp 84.679.969.726,63 (19,59)


2.2.1 Belanja tanah Rp 1.817.500.000,00 Rp 4.074.785.000,00 Rp 4.955.343.000,00 Rp 2.979.798.000,00 Rp 127.357.000,00 (48,55)
2.2.2 Belanja Rp 57.077.650.639,00 Rp 41.281.459.280,55 Rp 50.329.769.522,00 Rp 37.892.569.804,00 Rp 30.612.739.440,00 (14,42)
peralatan dan
mesin
2.2.3 Belanja gedung Rp 39.431.238.078,00 Rp 42.176.016.400,00 Rp 54.452.718.817,00 Rp 76.647.836.540,00 Rp 34.058.178.303,00 (3,60)
dan bangunan
2.2.4 Belanja jalan, Rp 102.972.781.293,00 Rp 69.342.453.300,00 Rp 59.983.535.476,00 Rp 77.592.831.772,00 Rp 18.046.448.732,73 (35,30)
irigasi, dan
jaringan
2.2.5 Belanja aset Rp 1.230.305.000,00 Rp 1.949.960.946,00 Rp 887.075.500,00 Rp 2.036.715.268,00 Rp 1.835.246.250,90 10,51
tetap lainnya
2.2.6 Belanja aset Rp - Rp - Rp - Rp - -
lainnya

2.3 Belanja Tak Rp 188.955.479,00 Rp - Rp 253.899.000,00 Rp 103.154.000,00 Rp 46.955.885.698,00 297,04


Terduga
2.3.1 Belanja tak Rp 188.955.479,00 Rp - Rp 253.899.000,00 Rp 103.154.000,00 Rp 46.955.885.698,00 297,04
terduga
JUMLAH Rp 863.549.550.779,30 Rp 855.450.924.439,27 Rp 937.646.035.408,55 Rp 991.343.694.577,66 Rp 862.922.462.151,88 (0,02)
BELANJA

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-18
TAHUN 2021-2026
Rata-rata
Pertumbuhan
No. Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
(% per
tahun)
3 TRANSFER
3.1 Transfer/Bagi Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - -
Hasil
Pendapatan
ke Desa
3.1.1 Bagi hasil Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - -
pajak
3.1.2 Bagi hasil Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - -
retribusi
3.1.3 Bagi hasil Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - -
pendapatan
lainnya

3.2 Transfer Rp 115.140.253.806,96 Rp 161.523.710.045,00 Rp 163.135.243.165,00 Rp 175.029.089.981,00 Rp 170.994.062.900,00 10,39


Bantuan
Keuangan
3.2.1 Transfer Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
bantuan
keuangan ke
pemerintah
daerah lainnya
3.2.2 Transfer Rp 114.261.236.601,96 Rp 160.290.379.554,00 Rp 162.124.410.485,00 Rp 174.099.127.400,00 Rp 170.994.062.900,00 10,60
bantuan
keuangan ke
desa
3.2.3 Transfer Rp 879.017.205,00 Rp 1.233.330.491,00 Rp 1.010.832.680,00 Rp 929.962.581,00 Rp - 1,90
bantuan
keuangan
lainnya
JUMLAH Rp 115.140.253.806,96 Rp 161.523.710.045,00 Rp 163.135.243.165,00 Rp 175.029.089.981,00 Rp 170.994.062.900,00 10,39
TRANSFER

JUMLAH Rp 978.689.804.586,26 Rp 1.016.974.634.484,27 Rp 1.100.781.278.573,55 Rp 1.166.372.784.558,66 Rp 1.033.916.525.051,88 1,38


BELANJA DAN
TRANSFER
Sumber: Laporan Realisasi Anggaran - Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-19
TAHUN 2021-2026
C. Pembiayaan Daerah
Secara garis besar, struktur APBD terdiri dari pendapatan daerah, belanja daerah, dan
pembiayaan daerah. Merujuk pada Permenkeu Nomor 225/PMK.05/2019 tentang Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Pusat disebutkan bahwa pembiayaan adalah setiap penerimaan yang
perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran berkenaan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran
pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.
Pembiyaan terdiri dari dua komponen, yakni penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan. Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan rekening kas umum negara
yang perlu dibayar kembali, sementara pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran
rekening kas umum negara yang akan diterima kembali.
Selanjutnya, dalam hal pendapatan daerah lebih kecil dari belanja daerah (anggaran
defisit), sumber-sumber pembiayaan untuk menutupnya dapat bersumber dari Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya, penggunaan cadangan, penerimaan pinjaman,
hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan penerimaan kembali pemberian pinjaman
atau penerimaan piutang. Sementara itu, jika pendapatan lebih besar dari belanja daerah
(anggaran surplus), maka penggunaan surplus diutamakan untuk pembayaran pokok utang,
investasi, pemberian pinjaman dan pendanaan belanja peningkatan jaminan sosial.
Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2017, realisasi anggaran Pemerintah Kabupaten
Rejang Lebong menunjukkan anggaran surplus, sementara itu tahun 2018-2020 menunjukkan
anggaran defisit. Rasio defisit terhadap total pendapatan daerah menunjukkan besaran yang
semakin membaik, hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin besar belanja daerah yang
dapat ditutup dari pendapatan daerah. Penggunaan SiLPA tahun anggaran sebelumnya menjadi
satu-satunya komponen penerimaan pembiayaan dalam struktur pembiayaan daerah dalam
APBD kabupaten ini. Sementara itu, penyertaan modal pemerintah daerah dan pembayaran
pokok pinjaman dalam negeri menjadi pembentuk komponen pengeluaran dalam struktur
pembiayaan daerah. Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, total pembiayaan daerah
mengalami penurunan dengan cukup signifikan yang ditunjukkan dengan rata-rata penurunan
sebesar -25,99 persen per tahun. Besaran pembiayaan netto dalam struktur APBD Kabupaten
Rejang Lebong tahun 2016 mencapai Rp 130.506.862.106,84,- dan berfluktuasi dengan
kecenderungan menurun hingga pada tahun 2020 besarannya sebesar Rp 39.165.537.325,40,-.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-20
TAHUN 2021-2026
Rp180,000,000,000.00 Rp163,843,350,171.12

Rp160,000,000,000.00 Rp130,506,862,106.84

Rp140,000,000,000.00
Rp110,956,086,091.43
Rp120,000,000,000.00 Rp137,723,288,455.30

Rp100,000,000,000.00

Rp80,000,000,000.00

Rp60,000,000,000.00

Rp40,000,000,000.00

Rp20,000,000,000.00 Rp39,165,537,325.40

Rp-
2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 3.8
Grafik Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Sumber: Laporan Realisasi Anggaran - Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020, Diolah

Selanjutnya, pelampauan pendapatan ataupun penghematan belanja pada realisasi APBD


sebelumnya akan menghasilkan sisa dana yang disebut dengan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
atau SiLPA. Semakin besar SiLPA menunjukkan kekurangcermatan dalam penganggaran
(perencanaan yang kurang baik) atau kelemahan dalam pelaksanaan anggaran. Oleh karena itu,
rasio SiLPA terhadap belanja menunjukkan porsi belanja yang tertunda atau anggaran yang tidak
terserap. Secara umum, kondisi SiLPA Kabupaten Rejang Lebong dalam lima tahun terakhir
menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun, yang ditunjukkan
dengan rata-rata penurunan sebesar -27,12 persen per tahun. Pada tahun 2016, besaran SiLPA
tercatat sebesar Rp 138.857.814.825,84,-, yang kemudian besarannya berfluktuasi hingga tahun
2020 menjadi Rp 39.165.537.325,40,-.
Fluktuatifnya besaran komponen SiLPA dan belanja daerah Kabupaten Rejang Lebong
menghasilkan capaian persentase SiLPA terhadap total belanja dengan besaran yang fluktuatif
pula. Dalam enam tahun terakhir, capaian persentase SiLPA terhadap total belanja daerah
menunjukkan kecenderungan menurun dengan besaran laju penurunan yang cukup signifikan.
Hal tersebut ditunjukkan dengan dengan besaran rata-rata penurunan sebesar -28,12 persen per
tahun. Pada tahun 2016, capaian persentase SiLPA terhadap total belanja daerah menunjukkan
besaran 14,19 persen yang kemudian berfluktuasi dengan kecenderungan menurun hingga pada
tahun 2020 menjadi 3,79 persen.
Relatif menurunnya besaran capaian persentase SiLPA terhadap total belanja dalam lima
tahun terakhir menunjukkan bahwa kinerja pemerintah dalam pelaksanaan anggaran semakin
membaik, juga menunjukkan besaran penyerapan anggaran yang semakin membaik.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-21
TAHUN 2021-2026
Selanjutnya, dilihat dari besaran defisit anggaran dan pembiayaannya maka dapat dikatakan
bahwa pembiayaan daerah telah mampu menutup defisit anggaran dalam APBD Kabupaten
Rejang Lebong, dikarenakan nilai pembiayaan lebih besar dibandingkan dengan defisitnya.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-22
TAHUN 2021-2026
Tabel 3.4
Alokasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Rata-rata
Pertumbuhan
No. Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
(% per
tahun)
4 PEMBIAYAAN
4.1 Penerimaan Rp 138.857.814.825,84 Rp 139.995.388.455,30 Rp 166.220.502.471,98 Rp 116.203.012.047,71 Rp 39.165.537.325,40 (27,12)
Pembiayaan
4.1.1 Penggunaan Rp 138.857.814.825,84 Rp 139.995.388.455,30 Rp 166.220.502.471,98 Rp 116.203.012.047,71 Rp 39.165.537.325,40 (27,12)
SiLPA

4.2 Pengeluaran Rp 8.350.952.719,00 Rp 2.272.100.000,00 Rp 2.377.152.300,86 Rp 5.246.925.956,28 Rp - (14,35)


Pembiayaan
4.2.1 Pembentukan Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
dana
cadangan
4.2.2 Penyertaan Rp 8.350.952.719,00 Rp 2.272.100.000,00 Rp 2.363.402.300,86 Rp 5.246.925.956,28 Rp - (14,35)
modal
pemerintah
daerah
4.2.3 Pembayaran Rp Rp - Rp - Rp - Rp - -
pokok -
pinjaman
dalam negeri
PEMBIAYAAN Rp 130.506.862.106,84 Rp 137.723.288.455,30 Rp 163.843.350.171,12 Rp 110.956.086.091,43 Rp 39.165.537.325,40 (25,99)
NETTO
Sumber: Laporan Realisasi Anggaran - Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-23
TAHUN 2021-2026
3.1.2. Neraca Daerah
Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan Tahun 2019, dijelaskan bahwa neraca
merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai
aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Aset adalah sumber daya ekonomi yang
dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana
manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh baik oleh
pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya
non-keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-
sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam kurun waktu tahun 2016-
2020, total aset Kabupaten Rejang Lebong tumbuh rata-rata sebesar 1,49 persen per tahun
dengan total aset sebesar 1,563 triliun rupiah pada tahun 2020.
Aset diklasifikasikan dalam aset lancar dan non lancar. Suatu aset diklasifikasikan sebagai
aset lancar jika diharapkan segera untuk dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau
dijual dalam waktu 12 bulan sejak tanggal pelaporan. Aset lancar meliputi kas dan setara kas,
investasi jangka pendek, piutang, dan persediaan. Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga tahun
2020, secara umum aset lancar Kabupaten Rejang Lebong memiliki besaran yang fluktuatif
dengan kecenderungan menurun dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -20,93 persen per
tahun. Komponen terbesar aset lancar terdapat pada pos kas di daerah, dimana pada tahun 2016
proporsi kas di daerah mencapai 70,41 persen atau sebesar Rp 113.669.733.900,30,- dari
keseluruhan aset lancar sebesar Rp 161.439.097.066,88,-, namun kemudian besaran tersebut
berfluktuasi dengan kecenderungan menurun. Komponen tersebut menunjukkan penurunan
yang sangat signifikan pada tahun 2020, hingga proporsinya menjadi 0,46 persen atau sebesar
Rp 288.232.415,08,- dari total aset lancar di tahun yang sama sebesar Rp 63.106.652.300,98,-.
Sementara itu, komponen terbesar aset lancar dalam struktur neraca di Kabupaten Rejang
Lebong pada tahun 2020 adalah komponen piutang pendapatan (pajak dan retribusi) dengan
proporsi mencapai 67,95 persen, yang diikuti oleh komponen piutang lainnya sebesar 17,68
persen, dan persediaan sebesar 17,06 persen.
Proporsi terbesar aset daerah Kabupaten Rejang Lebong adalah aset tetap yang meliputi
tanah; peralatan dan mesin; gedung dan bangunan; jalan, irigasi, dan jaringan; aset tetap lainnya;
konstruksi dalam pengerjaan. Dalam kurun waktu tahun 2016-2020, besaran aset tetap tersebut
memiliki besaran fluktuatif dengan kecenderungan meningkat, dengan rata-rata peningkatan
sebesar 3,17 persen per tahun, dimana pada tahun 2016 aset tetap menunjukkan besaran Rp
1.251.343.951.112,35,- meningkat menjadi Rp 1.417.561.553.226,92,- di tahun 2020. Sementara
itu, rata-rata kontribusi aset tetap di kabupaten ini dalam kurun waktu yang sama adalah sebesar
86,48 persen dari total aset daerah. Berdasarkan proporsinya, jalan, irigasi, dan jaringan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-24
TAHUN 2021-2026
merupakan komponen aset tetap dengan proporsi terbesar, yang ditunjukkan dengan rata-rata
kontribusi dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020 sebesar 86,48 persen.
Selanjutnya, kewajiban menurut Standar Akuntansi Pemerintahan Tahun 2019 adalah
utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiaannya mengakibatkan aliran keluar
sumber daya ekonomi pemerintah. Berdasarkan laporan neraca daerah, secara umum total
kewajiban pemerintah daerah Kabupaten Rejang Lebong memiliki besaran yang fluktuatif
dengan kecenderungan meningkat yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar
25,27 persen per tahun. Adapun besaran total kewajiban daerah kabupaten ini adalah sebesar Rp
14.578.327.841,76,- tahun 2016 dan berfluktuasi menjadi Rp 35.899.256.153,32,- di tahun 2020.
Kewajiban daerah terdiri atas kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
Besaran kewajiban jangka pendek dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2019 menunjukkan
besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat yang ditunjukkan dengan rerata
pertumbuhan sebesar 29,98 persen per tahun. Komponen tersebut dibentuk oleh utang
perhitungan pihak ketiga (PFK), utang bunga, bagian lancar utang jangka panjang, pendapatan
diterima dimuka, utang beban, dan utang jangka pendek lainnya. Besaran kewajiban jangka
pendek di Kabupaten Rejang Lebong tercatat sebesar Rp 12.578.327.841,76,- pada tahun 2016
dan berfluktuasi menjadi Rp 35.899.256.153,32,- di tahun 2020.
Dilihat dari kontribusinya terhadap total seluruh kewajiban, dalam kurun waktu lima
tahun terakhir komponen kewajiban jangka pendek di kabupaten ini memiliki proporsi yang jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan kontribusi kewajiban jangka panjangnya. Kewajiban jangka
panjang di Kabupaten Rejang Lebong dibentuk oleh komponen utang dalam negeri khususnya
pada sektor perbankan. Besaran komponen kewajiban jangka panjang yang mulai teralokasikan
di tahun 2016 tersebut memiliki besaran yang sama setiap tahunnya hingga tahun 2018, yakni
sebesar Rp 2.000.000.000,00,-.
Selanjutnya, ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara
aset dan kewajiban pemerintah. Ekuitas dana diklasifikasikan dalam ekuitas dana lancar, ekuitas
dana investasi, dan ekuitas dana cadangan. Dalam laporan neraca, jumlah total ekuitas tidak
dirinci secara mendetail mengenai besaran ekuitas dana lancar, ekuitas dana investasi, maupun
ekuitas dana cadangan. Besaran ekuitas dana Kabupaten Rejang Lebong dalam kurun waktu
tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 menunjukkan besaran yang meningkat yang ditunjukkan
dengan rata-rata peningkatan sebesar 1,16 persen per tahun, dimana pada tahun 2016 ekuitas
dana di kabupaten ini menunjukkan besaran Rp 1.458.888.945.238,99,- dan meningkat menjadi
Rp 1.527.533.788.122,55,- di tahun 2020.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-25
TAHUN 2021-2026
Tabel 3.5
Neraca Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Rata-rata
No. Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuhan
(% per tahun)
1 ASET
1.1 Aset Lancar Rp 161.439.097.066,88 Rp 192.502.308.496,59 Rp 148.968.633.514,01 Rp 92.258.264.882,47 Rp 63.106.652.300,98 (20,93)
1.1.1 Kas di kas Rp 113.669.733.900,30 Rp 159.238.225.114,86 Rp 87.739.523.281,43 Rp 7.572.614.019,16 Rp 288.232.415,08 (77,56)
daerah
1.1.2 Deposito - Rp 25.000.000.000,00 Rp - Rp - Rp - Rp -
setara kas -
1.1.3 Kas di BLUD Rp 1.415.081.879,00 Rp 4.289.993.755,00 Rp 657.224.703,00 Rp 469.957.183,00 Rp 2.111.956.542,57 10,53
1.1.4 Kas di Rp 473.516,00 Rp 77.391.409,67 Rp 70.491.409,67 Rp 263.487.730,63 Rp - 722,51
bendahara
pengeluaran
1.1.5 Kas di Rp 96.104.041,00 Rp 250.500,00 Rp - Rp - Rp - (99,74)
bendahara
penerimaan
1.1.6 Kas di Rp 704.884.354,61 Rp 1.021.815.695,61 Rp 766.409.485,04 4,27
bendahara
FKTP
1.1.7 Kas di Rp 2.030.888.299,00 Rp 5.193.992.583,00 Rp 647.129.559,00 (43,55)
bendahara
BOS
1.1.8 Kas lainnya Rp - Rp 2.710.615.393,45 Rp 25.000.000.000,00 Rp 25.000.000.000,00 Rp - 203,69
1.1.9 Investasi Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - -
jangka pendek
1.1.10 Piutang pajak Rp 5.742.468.807,00 Rp - Rp - Rp - Rp - 10,38
1.1.11 Piutang Rp 482.673.720,00 Rp - Rp - Rp - Rp - (41,80)
retribusi
1.1.12 Piutang Rp 14.054.787.553,87 Rp 16.140.351.106,46 Rp 28.989.870.451,68 Rp 42.878.821.967,65 45,04
pendapatan
(pajak dan
retribusi)
1.1.13 Penyisihan -Rp 3.265.369.404,60 -Rp 3.530.233.842,23 -Rp 3.534.166.817,55 -Rp 5.487.537.341,06 -Rp 5.757.403.305,79 15,23
piutang
1.1.14 Beban dibayar Rp 184.368.921,17 Rp 115.876.837,03 Rp 287.051.050,00 Rp 212.710.597,97 Rp 249.165.160,39 7,82
dimuka
1.1.15 Bagian lancar Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - -
pinjaman
kepada
perusahaan
negara
1.1.16 Bagian lancar Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - -
pinjaman

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-26
TAHUN 2021-2026
Rata-rata
No. Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuhan
(% per tahun)
kepada
perusahaan
daerah
1.1.17 Bagian lancar Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - -
pinjaman
kepada
pemerintah
pusat
1.1.18 Bagian lancar Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - -
pinjaman
kepada
pemerintah
daerah
lainnya
1.1.19 Bagian lancar Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - -
tagihan
penjualan
angsuran
1.1.20 Bagian lancar Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - -
tuntutan ganti
rugi
1.1.21 Piutang Rp 11.567.036.181,46 Rp 6.419.259.909,13 Rp 6.229.362.838,00 Rp 17.125.448.703,00 Rp 11.157.229.481,00 (0,90)
lainnya
1.1.22 Persediaan Rp 6.546.525.505,55 Rp 9.126.141.865,81 Rp 13.643.023.289,39 Rp 11.895.905.259,48 Rp 10.765.110.996,04 13,24

1.2 Investasi Rp 34.824.156.490,59 Rp 34.594.426.800,29 Rp 36.871.174.339,15 Rp 42.253.099.171,43 Rp 42.469.329.332,35 5,09


Jangka
Panjang
1.2.1 Investasi Non Rp 2.072.941.223,00 Rp 2.343.680.723,00 Rp 2.257.025.961,00 Rp 2.392.024.837,00 Rp 2.308.875.337,00 2,73
Permanen
1.2.1.1 Pinjaman Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - -
jangka
panjang
1.2.1.2 Investasi Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - -
dalam surat
utang negara
1.2.1.3 Investasi Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - -
dalam proyek
pembangunan
1.2.1.4 Investasi non Rp 3.555.500.000,00 Rp 3.827.600.000,00 Rp 3.827.600.000,00 Rp 3.827.600.000,00 Rp 3.827.600.000,00 1,86
permanen
lainnya - dana
bergulir

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-27
TAHUN 2021-2026
Rata-rata
No. Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuhan
(% per tahun)
1.2.1.5 Akumulasi -Rp 1.482.558.777,00 -Rp 1.483.919.277,00 -Rp 1.570.574.039,00 -Rp 1.435.575.163,00 -Rp 1.518.724.663,00 0,60
penyisihan

1.2.2 Investasi Rp 32.751.215.267,59 Rp 32.250.746.077,29 Rp 34.614.148.378,15 Rp 39.861.074.334,43 Rp 40.160.453.995,35 5,23


Permanen
1.2.2.1 Penyertaan Rp 32.751.215.267,59 Rp 32.250.746.077,29 34.614.148.378,15 Rp 39.861.074.334,43 Rp 40.160.453.995,35 5,23
modal
pemerintah
daerah
1.2.2.2 Investasi Rp - Rp - Rp - Rp - -
permanen
lainnya

1.3 Aset Tetap Rp 1.251.343.951.112,35 Rp 1.214.916.824.501,88 Rp 1.288.428.646.423,47 Rp 1.469.731.729.422,45 Rp 1.417.561.553.226,92 3,17


1.3.1 Tanah Rp 241.233.985.222,40 Rp 220.035.073.371,70 Rp 224.643.016.412,25 Rp 223.086.838.060,23 Rp 222.461.330.969,66 (2,00)
1.3.2 Peralatan dan Rp 284.482.470.338,66 Rp 300.534.244.398,39 Rp 343.431.793.623,79 Rp 379.289.108.878,79 Rp 411.914.440.228,95 9,70
mesin
1.3.3 Gedung dan Rp 584.764.061.171,08 Rp 573.220.786.389,35 Rp 638.015.809.150,35 Rp 727.848.504.365,35 Rp 764.167.239.818,25 6,92
bangunan
1.3.4 Jalan, irigasi, Rp 901.563.859.778,12 Rp 967.265.395.973,12 Rp 1.037.265.592.256,12 Rp 1.118.477.105.987,12 Rp 1.157.688.687.305,67 6,45
dan jaringan
1.3.5 Aset tetap Rp 28.392.163.667,35 Rp 31.370.517.345,54 Rp 35.960.302.945,54 Rp 35.810.760.513,54 Rp 37.456.185.513,54 7,17
lainnya
1.3.6 Konstruksi Rp 12.712.059.730,00 Rp 42.560.974.904,00 Rp 34.786.859.521,00 Rp 38.674.799.214,45 Rp 23.192.542.913,65 16,22
dalam
pengerjaan
1.3.7 Akumulasi -Rp 801.804.648.795,26 -Rp 920.070.167.880,22 -Rp 1.025.674.727.485,58 -Rp 1.053.455.387.597,03 -Rp 1.199.327.873.522,80 10,59
penyusutan

1.4 Dana Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - -
Cadangan
1.4.1 Dana Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - -
cadangan

1.5 Aset Lainnya Rp 25.860.068.410,93 Rp 45.737.301.003,38 Rp 39.429.807.979,88 Rp 28.566.845.678,37 Rp 40.295.509.415,62 11,73


1.5.1 Tagihan Rp - Rp - Rp - -
piutang
penjualan
angsuran
1.5.2 Tagihan Rp 187.071.550,00 Rp 162.540.550,00 Rp 150.540.550,00 Rp 133.256.550,00 Rp 127.256.550,00 (9,18)
tuntutan ganti
kerugian
daerah -

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-28
TAHUN 2021-2026
Rata-rata
No. Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuhan
(% per tahun)
tagihan jangka
panjang
1.5.3 Kemitraan Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - -
dengan pihak
ketiga
1.5.4 Aset tak Rp 2.628.635.500,00 Rp 615.206.200,00 Rp 404.432.000,00 Rp 621.003.000,00 Rp 488.184.000,00 (34,35)
berwujud
1.5.5 Amortisasi -Rp 1.978.361.600,00 Rp - Rp - Rp - Rp - 36,10
aset tak
berwujud
1.5.6 Aset lain-lain Rp 25.022.722.960,93 Rp 44.959.554.253,38 Rp 38.874.835.429,88 Rp 27.812.586.128,37 Rp 39.680.068.865,62 12,22
TOTAL ASET Rp 1.473.467.273.080,75 Rp 1.487.750.860.802,14 Rp 1.513.698.262.256,51 Rp 1.632.809.939.154,72 Rp 1.563.433.044.275,87 1,49

2 KEWAJIBAN
2.1 Kewajiban Rp 12.578.327.841,76 Rp 15.245.296.131,83 Rp 13.247.875.013,17 Rp 25.088.357.751,84 Rp 35.899.256.153,32 29,98
Jangka
Pendek
2.1.1 Utang Rp 89.900.840,00 Rp 29.616.996,00 Rp 29.616.996,00 Rp - Rp - (42,60)
perhitungan
pihak ketiga
(PFK)
2.1.2 Utang bunga Rp 6.181.072.711,10 Rp 5.918.187.975,93 Rp - Rp - Rp - (4,25)
2.1.3 Utang pajak Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - -
2.1.4 Bagian lancar Rp - Rp - Rp - Rp 2.000.000.000,00 Rp 2.000.000.000,00 -
utang jangka
panjang
2.1.5 Pendapatan Rp 81.509.029,66 Rp 131.877.562,50 Rp 159.853.992,17 Rp 176.611.013,50 Rp - 29,40
diterima
dimuka
2.1.6 Utang beban Rp - Rp - Rp - Rp 679.275.300,00 Rp 12.358.482.031,00 1.719,36
2.1.7 Utang jangka Rp 6.225.845.261,00 Rp 9.165.613.597,40 Rp 13.058.404.025,00 Rp 22.232.471.438,34 Rp 21.540.774.122,32 36,38
pendek
lainnya

2.2 Kewajiban Rp 2.000.000.000,00 Rp 2.000.000.000,00 Rp 2.000.000.000,00 Rp - Rp - -


Jangka
Panjang
2.2.1 Utang dalam Rp 2.000.000.000,00 Rp 2.000.000.000,00 Rp 2.000.000.000,00 Rp - Rp - -
negeri - sektor
perbankan
2.2.2 Utang dalam Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - -
negeri -
obligasi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-29
TAHUN 2021-2026
Rata-rata
No. Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuhan
(% per tahun)
2.2.3 Premium Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - -
(Diskonto)
obligasi
2.2.4 Utang jangka Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - -
panjang
lainnya
TOTAL Rp 14.578.327.841,76 Rp 17.245.296.131,83 Rp 15.247.875.013,17 Rp 25.088.357.751,84 Rp 35.899.256.153,32 25,27
KEWAJIBAN

3 EKUITAS
DANA
3.1 Ekuitas Dana Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - -
Lancar
3.1.1 Sisa lebih
pembiayaan
anggaran
(SILPA)
3.1.2 Cadangan
untuk piutang
3.1.3 Cadangan
untuk
persediaan
3.1.4 Dana yang
harus
disediakan
untuk
pembiayaan
utang jangka
pendek
3.1.5 Pendapatan
yang
ditangguhkan

3.2 Ekuitas Dana Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - -


Investasi
3.2.1 Diinvestasikan
dalam
investasi
jangka
panjang
3.2.2 Diinvestasikan
dalam aset
tetap

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-30
TAHUN 2021-2026
Rata-rata
No. Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuhan
(% per tahun)
3.2.3 Diinvestasikan
dalam aset
lainnya (tidak
termasuk
dana
cadangan)
3.2.4 Dana yang
harus
disediakan
untuk
pembayaran
utang jangka
panjang

3.3 Ekuitas Dana Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - -


Cadangan
3.3.1 Diinvestasikan
dalam dana
cadangan
TOTAL Rp 1.458.888.945.238,99 Rp 1.470.505.564.670,31 Rp 1.498.450.387.243,34 Rp 1.607.721.581.402,88 Rp 1.527.533.788.122,55 1,16
EKUITAS

TOTAL Rp 1.473.467.273.080,75 Rp 1.487.750.860.802,14 Rp 1.513.698.262.256,51 Rp 1.632.809.939.154,72 Rp 1.563.433.044.275,87 1,49


KEWAJIBAN
DAN
EKUITAS
Sumber: Neraca - Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Diaudit) Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-31
TAHUN 2021-2026
3.1.2.1. Analisis Neraca Daerah
Analisis rasio keuangan daerah merupakan analisis yang membandingkan besaran atau
nilai yang terdapat dalam laporan keuangan daerah yang bertujuan untuk mengetahui posisi dan
kinerja keuangan di suatu daerah dalam suatu periode tertentu. Pada sub bab ini analisis rasio
keuangan daerah yang akan dibahas adalah analisis rasio keuangan daerah terkait laporan neraca
daerah.

A. Modal Kerja
Analisis modal kerja bermanfaat untuk menilai kecukupan keuangan pemerintah
daerah dalam memenuhi kebutuhan pelaksanaan operasi rutin harian tanpa harus mencairkan
investasi jangka pendek dan jangka panjang, menggunakan dana cadangan atau penggunaan pos
pembiayaan lainnya. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan terhadap indikator modal kerja,
didapatkan hasil bahwa modal kerja daerah Kabupaten Rejang Lebong dalam kurun waktu tahun
2016 hingga 2020 menunjukkan besaran positif. Besaran positif tersebut mengindikasikan
bahwa pemerintah kabupaten ini dinilai telah mampu menghadapi krisis keuangan.
Tabel 3.6
Modal Kerja Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian Aset Lancar Kewajiban Lancar Modal Kerja
(a) (b) (a) - (b)
1 Tahun anggaran 2016 Rp 161.439.097.066,88 Rp 12.578.327.841,76 Rp 148.860.769.225,12
2 Tahun anggaran 2017 Rp 192.502.308.496,59 Rp 15.245.296.131,83 Rp 177.257.012.364,76
3 Tahun anggaran 2018 Rp 148.968.633.514,01 Rp 13.247.875.013,17 Rp 135.720.758.500,84
4 Tahun anggaran 2019 Rp 92.258.264.882,47 Rp 25.088.357.751,84 Rp 67.169.907.130,63
5 Tahun anggaran 2020 Rp 63.106.652.300,98 Rp 35.899.256.153,32 Rp 27.207.396.147,66
Sumber: Neraca - Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Diaudit) Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Keterangan: Kewajiban lancar = kewajiban jangka pendek menurut Neraca LKPD (Diaudit) Kabupaten Rejang Lebong

B. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menunjukkan rasio yang menunjukkan kemampuan pemerintah daerah
untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Meskipun pemerintah daerah sudah membuat
anggaran kas, namun perlu ditunjang oleh analisis likuiditas, dimana untuk dapat memenuhi
kewajibannya maka pemerintah daerah harus mempunyai alat-alat yang dapat digunakan untuk
membayar yang berupa aktiva-aktiva lancar yang jumlahnya jauh lebih besar dibandingkan
dengan jumlah kewajiban yang harus diselesaikan. Analisis rasio likuiditas meliputi rasio lancar
(current ratio), rasio kas (cash ratio), rasio quick, dan rasio modal kerja terhadap total aset.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-32
TAHUN 2021-2026
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam membayar utang yang
segera harus dibayar dengan aktiva lancarnya. Rasio lancar dihitung dengan cara
membandingkan antara aktiva lancar dengan utang lancar yang datanya diperoleh dari neraca.
Rasio lancar merupakan ukuran standar untuk menilai kesehatan keuangan organisasi, baik
organisasi bisnis maupun pemerintahan daerah. Semakin besar perbandingan aktiva lancar
dengan utang lancar, maka semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka
pendeknya, oleh karena itu kondisi keuangan daerah dapat dikatakan sehat apabila rasio
lancarnya berada di atas 1, atau dengan kata lain jumlah aktiva lancar harus jauh di atas jumlah
utang lancar.
Tabel 3.7
Rasio Lancar Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian Aset Lancar Utang Lancar Rasio Lancar
(a) (b) (a) / (b)
1 Tahun anggaran 2016 Rp 161.439.097.066,88 Rp 12.578.327.841,76 12,83
2 Tahun anggaran 2017 Rp 192.502.308.496,59 Rp 15.245.296.131,83 12,63
3 Tahun anggaran 2018 Rp 148.968.633.514,01 Rp 13.247.875.013,17 11,24
4 Tahun anggaran 2019 Rp 92.258.264.882,47 Rp 25.088.357.751,84 3,68
5 Tahun anggaran 2020 Rp 63.106.652.300,98 Rp 35.899.256.153,32 1,76
Sumber: Neraca - Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Diaudit) Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Keterangan: Utang lancar = kewajiban lancar = kewajiban jangka pendek menurut Neraca LKPD (Diaudit) Kabupaten Rejang Lebong

Berdasarkan hasil perhitungan rasio lancarnya, dapat diketahui bahwa dalam kurun
waktu tahun 2016 hingga 2020 rasio lancar Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran
lebih dari ukuran baku yang ditetapkan, dimana hal tersebut mengindikasikan bahwa kabupaten
ini memiliki aset yang cukup untuk menyelesaikan/melunasi kewajiban jangka pendeknya.
Meskipun demikian, dalam kurun waktu lima tahun terakhir besaran rasio lancar di kabupaten
ini menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun, dimana kondisi ini
menggambarkan kondisi yang relatif kurang baik. Turunnya besaran rasio lancar dalam
perhitungan analisis rasio keuangan daerah ini mengindikasikan bahwa setiap tahunnya
pemerintah kabupaten mempunyai utang yang pada setiap tahunnya cenderung meningkat.

2. Rasio Kas (Cash Ratio)


Rasio kas menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam membayar utang yang
segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dan efek yang dapat segera diuangkan. Rasio kas
ini merupakan rasio dalam keuangan daerah yang berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang pemerintah daerah,
dimana ketersediaan uang kas yang dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau setara kas
yang dapat ditarik setiap saat. Rasio kas ini dapat dapat dikatakan sebagai rasio yang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-33
TAHUN 2021-2026
menunjukkan kemampuan pemerintah daerah yang sesungguhnya untuk membayar utang-utang
jangka pendeknya.
Rasio kas dihitung dengan cara membandingkan antara kas yang tersedia ditambah efek
yang dapat segera diuangkan (investasi jangka pendek) dibagi dengan utang lancar. Semakin
besar nilai rasio ini maka menunjukkan kondisi yang semakin baik. Standar baik untuk
menentukan besaran nilai rasio kas sebesar >1. Berdasarkan perhitungan rasio kas yang
dilakukan, dapat diketahui bahwa dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020 rasio kas
Kabupaten Rejang Lebong dinilai lancar karena memiliki nilai di atas ukuran baku rasio kas yang
ditetapkan, dengan kata lain kabupaten ini telah mampu membayar utang melalui kas dan efek
yang dimiliki pemerintah daerah.
Tabel 3.8
Rasio Kas Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian Kas Efek Utang Lancar Rasio Kas
(a) (b) (c) (a+b) / (c)
1 Tahun anggaran 2016 Rp 140.181.393.336,30 Rp 1.458.888.945.238,99 Rp 12.578.327.841,76 127,13
2 Tahun anggaran 2017 Rp 166.316.476.172,98 Rp 1.470.505.564.670,31 Rp 15.245.296.131,83 107,37
3 Tahun anggaran 2018 Rp 116.203.012.047,71 Rp 1.498.450.387.243,34 Rp 13.247.875.013,17 121,88
4 Tahun anggaran 2019 Rp 39.521.867.211,40 Rp 1.607.721.581.402,88 Rp 25.088.357.751,84 65,66
5 Tahun anggaran 2020 Rp 3.813.728.001,69 Rp 1.527.533.788.122,55 Rp 35.899.256.153,32 42,66
Sumber: Neraca - Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Diaudit) Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Keterangan: Kas = jumlah kas + setara kas; Efek = total ekuitas

3. Rasio Quick
Rasio quick merupakan salah satu ukuran likuiditas terbaik, dimana indikator ini
mengindikasikan pemerintah daerah dapat membayarkan utangnya dengan cepat. Rasio quick
merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi atau
membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai
sediaan (inventory), dengan kata lain dalam perhitungan rasio ini mengabaikan nilai sediaan
dengan cara dikurangi dari total aktiva lancar. Hal ini dilakukan karena persediaan dianggap
memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diuangkan. Standar nilai untuk rasio quick adalah
sebesar >1, semakin tinggi besaran nilai rasio ini maka semakin tinggi likuiditasnya, namun tidak
boleh terlalu besar karena menunjukkan besarnya aset yang tidak tersalurkan sehingga terjadi
kelebihan likuiditas.
Secara umum dalam kurun waktu tahun 2016 hingga tahun 2020, besaran rasio quick di
Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan
menurun. Meskipun besaran rasio quick ini memiliki kecenderungan menurun, namun rasio ini
dapat dikatakan sehat karena memiliki besaran nilai >1, hal tersebut mengindikasikan bahwa
kondisi aktiva lancar di kabupaten ini masih mampu menutupi utang lancarnya.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-34
TAHUN 2021-2026
Tabel 3.9
Rasio Quick Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Rasio
No Uraian Aset Lancar Persediaan Utang Lancar
Quick
(a) (b) (c) (a-b) / (c)
1 Tahun anggaran 2016 Rp 161.439.097.066,88 Rp 6.546.525.505,55 Rp 12.578.327.841,76 12,31
2 Tahun anggaran 2017 Rp 192.502.308.496,59 Rp 9.126.141.865,81 Rp 15.245.296.131,83 12,03
3 Tahun anggaran 2018 Rp 148.968.633.514,01 Rp 13.643.023.289,39 Rp 13.247.875.013,17 10,21
4 Tahun anggaran 2019 Rp 92.258.264.882,47 Rp 11.895.905.259,48 Rp 25.088.357.751,84 3,20
5 Tahun anggaran 2020 Rp 63.106.652.300,98 Rp 10.765.110.996,04 Rp 35.899.256.153,32 1,46
Sumber: Neraca - Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Diaudit) Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020

C. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan indikator yang digunakan untuk melihat kemampuan
pemerintah daerah dalam memenuhi seluruh kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek
maupun jangka panjang. Berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 disebutkan
bahwa jenis rasio solvabilitas yang digunakan untuk pemerintah daerah yakni rasio total utang
terhadap total aset. Rasio ini menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi oleh aktiva, maka
semakin kecil rasionya maka semakin aman (solvable), sementara itu apabila semakin besar
rasionya maka semakin besar pula pengaruh utang terhadap pembiayaan yang menandakan
semakin besar risiko yang akan dihadapi oleh pemerintah, dengan kata lain porsi utang terhadap
aktiva harus lebih kecil. Berdasarkan hasil perhitungan rasio solvabilitas Kabupaten Rejang
Lebong dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020 diketahui bahwa proporsi utang daerah
lebih kecil dibandingkan dengan aktivanya, sehingga dapat dikatakan bahwa utang pemerintah
dapat ditutupi oleh aktivanya (solvable) yang berarti pengaruh utang terhadap aktiva adalah
sangat kecil.
Tabel 3.10
Rasio Solvabilitas Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
No Uraian Total Utang Total Aset Rasio Solvabilitas
(a) (b) (a) / (b)
1 Tahun anggaran 2016 Rp 14.578.327.841,76 Rp 1.473.467.273.080,75 0,010
2 Tahun anggaran 2017 Rp 17.245.296.131,83 Rp 1.487.750.860.802,14 0,012
3 Tahun anggaran 2018 Rp 15.247.875.013,17 Rp 1.513.698.262.256,51 0,010
4 Tahun anggaran 2019 Rp 25.088.357.751,84 Rp 1.632.809.939.154,72 0,015
5 Tahun anggaran 2020 Rp 35.899.256.153,32 Rp 1.563.433.044.275,87 0,023
Sumber: Neraca - Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Diaudit) Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Keterangan: Total utang = total kewajiban

D. Rasio Utang (Leverage Ratio)


Rasio utang sangat penting bagi kreditor dan calon kreditor potensial pemerintah daerah
dalam membuat keputusan pemberian kredit. Rasio-rasio ini akan digunakan oleh kreditor
untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam membayar utangnya. Rasio utang terdiri
dari rasio utang terhadap modal dan rasio utang terhadap aset modal.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-35
TAHUN 2021-2026
1. Rasio Utang Terhadap Modal (Total Debt to Equity Ratio)
Rasio utang terhadap modal digunakan untuk mengetahui bagian dari setiap rupiah
ekuitas dana yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Indikator rasio utang terhadap
modal merupakan perbandingan antara total utang dengan jumlah ekuitas dana. Rasio ini
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pemerintah daerah kemungkinan berada pada fase
kelebihan utang (over leverage), sehingga perlu mencari upaya untuk mengurangi dan/atau
melunasi utang tersebut. Semakin besar rasio ini menunjukkan risiko pemberian utang yang
semakin besar, atau dengan kata lain kinerja pemerintah daerah dikatakan baik apabila rasio
utang terhadap modal yang dicapai ini kurang dari satu.
Berdasarkan hasil perhitungan rasio utang terhadap ekuitas, dapat diketahui bahwa
besaran rasio utang terhadap modal Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong dalam kurun waktu
tahun 2016 hingga 2020 menunjukkan besaran kurang dari satu. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa kinerja pemerintah kabupaten ini dalam menjamin keseluruhan utang melalui setiap
rupiah ekuitas dana sudah baik, atau dengan kata lain rasio tersebut menunjukkan bahwa kondisi
keuangan daerah kabupaten ini mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar
semua utang-utangnya dengan modal yang dimilikinya.
Tabel 3.11
Rasio Utang Terhadap Modal Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Rasio Utang
No Uraian Total Utang Jumlah Ekuitas Dana
Terhadap Modal
(a) (b) (a) / (b)
1 Tahun anggaran 2016 Rp 14.578.327.841,76 Rp 1.458.888.945.238,99 0,010
2 Tahun anggaran 2017 Rp 17.245.296.131,83 Rp 1.470.505.564.670,31 0,012
3 Tahun anggaran 2018 Rp 15.247.875.013,17 Rp 1.498.450.387.243,34 0,010
4 Tahun anggaran 2019 Rp 25.088.357.751,84 Rp 1.607.721.581.402,88 0,016
5 Tahun anggaran 2020 Rp 35.899.256.153,32 Rp 1.527.533.788.122,55 0,024
Sumber: Neraca - Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Diaudit) Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020

2. Rasio Utang Terhadap Aset Modal (Total Debt to Total Capital Assets)
Rasio utang terhadap aset modal ini digunakan untuk mengetahui berapa bagian dari
aset modal yang dapat digunakan untuk menjamin utang. Aset modal diproksikan dengan aset
tetap. Rasio ini didapatkan dari perbandingan antara total utang dengan total aset modal. Kinerja
pemerintah daerah dikatakan baik apabila rasio utang terhadap total aset modal yang dicapai
kurang dari atau sama dengan 0,45. Berdasarkan hasil perhitungan rasio utang terhadap aset
modal, dapat diketahui bahwa besaran rasio utang terhadap total aset modal atau aset tetap
pemerintah Kabupaten Rejang Lebong dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020
menunjukkan besaran di bawah standar yang ditetapkan (≤0,45). Hal tersebut mengindikasikan
bahwa kinerja pemerintah kabupaten ini dalam menjamin keseluruhan utang melalui aset
tetapnya sudah baik.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-36
TAHUN 2021-2026
Tabel 3.12
Rasio Utang Terhadap Aset Modal Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Rasio Utang
No Uraian Total Utang Total Aset Modal Terhadap Aset
Modal
(a) (b) (a) / (b)
1 Tahun anggaran 2016 Rp 14.578.327.841,76 Rp 1.251.343.951.112,35 0,01
2 Tahun anggaran 2017 Rp 17.245.296.131,83 Rp 1.214.916.824.501,88 0,01
3 Tahun anggaran 2018 Rp 15.247.875.013,17 Rp 1.288.428.646.423,47 0,01
4 Tahun anggaran 2019 Rp 25.088.357.751,84 Rp 1.469.731.729.422,45 0,02
5 Tahun anggaran 2020 Rp 35.899.256.153,32 Rp 1.417.561.553.226,92 0,03
Sumber: Neraca - Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Diaudit) Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Keterangan: Total aset modal = aset tetap

3.2. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN


Kebijakan pengelolaan keuangan daerah, secara garis besar akan tercermin pada
kebijakan pendapatan, belanja, dan pembiayaan APBD. Pengelolaan keuangan daerah yang baik
menghasilkan keseimbangan antara optimalisasi pendapatan daerah, efisiensi dan efektivitas
belanja daerah serta ketepatan dalam memanfaatkan potensi pembiayaan daerah. Oleh karena
itu, diperlukan analisis kebijakan pengelolaan keuangan daerah yang bertujuan menjaga
sustainable budget (keberlanjutan anggaran) di dalam anggaran periode mendatang, dimana
penganggaran yang dilakukan dalam belanja daerah akan dijamin keberlangsungan
pembiayaannya dan diperbaiki strukturnya agar lebih efisien, produktif, dan risiko yang dihadapi
tetap terkendali, serta untuk mendorong kualitas belanja yang dilakukan agar lebih efisien dan
efektif dalam pencapaian tujuan pembangunan daerah. Efisiensi alokasi diartikan bahwa belanja
daerah harus sesuai kebutuhan, menjaga ketepatan pada sektor prioritas, dan dilakukan sesuai
dengan fungsi pokok (money follow function), serta menekankan akurasi pengalokasian.
Secara sederhana, analisis terkait kebijakan pengelolaan keuangan menjadi penting
untuk mengetahui gambaran realisasi dari kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran
pembiayaan daerah pada periode tahun anggaran sebelumnya. Hal ini diperkuat dengan adanya
dasar bahwa keuangan derah digunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan penyelenggaran
pemerintah yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Pendanaan penyelenggaraan
pemerintahan diprioritaskan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut dapat
diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial,
fasilitas umum yang layak, serta pengembangan jaminan sosial. Analisis kebijakan pengelolaan
keuangan kemudian dilakukan dengan analisis proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan
aparatur, analisis sumber penutup defisit riil, analisis Sisa Lebih Perhitungan Anggaran, dan
analisis Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-37
TAHUN 2021-2026
A. Kebijakan Pendapatan Tahun 2016-2020
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dicantumkan rencana
penerimaan daerah yang terukur secara rasional dan dapat dicapai untuk setiap sumber
penerimaan daerah dan didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kebijakan pendapatan daerah dalam kurun waktu tahun 2016-2020 diarahkan pada
fokus diantaranya :
1. Peningkatan dan optimalisasi khusus disektor Pendapatan Asli Daerah dengan menggali
sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah sesuai dengan potensi yang ada.
2. Penegakan hukum yang lebih ketat dalam rangka peningkatan kepatuhan wajib
pajak/restribusi Daerah.
3. Merevitalisasi sektor-sektor unggulan seperti pertanian, perkebunan, peternakan dan
perikanan serta sektor pariwisata dalam upaya peningkatan penerimaan Daerah khususnya
Pendapatan Asli Daerah.
4. Peningkatan sumberdaya Manusia dalam pengelolaan dan pemungutan PAD melalui kegiatan
diklat, bimtek, seminar serta uji kompetensi.
5. Meningkatkan kerjasama kemitraan dengan Stakeholder yang ada dalam rangka memperluas
akses pasar bagi komoditas unggulan.

B. Kebijakan Belanja Tahun 2016-2020


Belanja daerah atau yang dikenal dengan pengeluaran pemerintah daerah dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, merupakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan
ekkonomi daerah. Oleh karena itu, belanja daerah dikenal sebagai salah satu instrumen kebijakan
fiskal yang dilakukan pemerintah daerah, disamping pos pendapatan pemerintah daerah.
Semakin besar belanja daerah diharapkan akan makin meningkatkan kegiatan perekonomian
daerah. Dalam menentukan besaran belanja yang dianggarkan senantiasa berlandaskan pada
prinsip disiplin anggaran, yaitu prinsip kemandirian yang selalu mengupayakan peningkatan
sumber-sumber pendapatan sesuai dengan potensi daerah, prinsip prioritas yang diartikan
bahwa pelaksanaan anggaran selalu mengacu pada prioritas utama pembangunan daerah,
prinsip efisiensi dan efektifitas anggaran yang mengarahkan bahwa penyediaan anggaran dan
penghematan sesuai dengan skala prioritas.
Kebijakan belanja daerah tahun 2020 diupayakan dengan pengaturan pola pembelanjaan
yang proporsional, efisien dan efektif, antara lain melalui:
1. Memprioritaskan belanja untuk penyelenggaraan urusan pemerintahan wajib dan pilihan.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-38
TAHUN 2021-2026
2. Meningkatkan kualitas anggaran belanja daerah melalui pola penganggaran yang berbasis
kinerja dengan pendekatan tematik pembangunan yang disertai sistem pelaporan yang
makin akuntabel.
3. Mengalokasikan anggaran untuk pendidikan minimal 20 % dari total belanja daerah. Hal ini
mendukung UUD Tahun 1945 ayat (4) menyatakan ”Negara memprioritaskan anggaran
pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja
Negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional” dan mendukung pula Undang-Undang Nomor: 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
4. Mengalokasikan anggaran untuk kesehatan minimal 10% dari total belanja daerah. Anggaran
ini guna peningkatan kualitas dan aksesibilitas pelayanan dasar kesehatan dalam rangka
peningkatan indeks kesehatan masyarakat. Selain itu juga, Kabupaten Rejang Lebong juga
menganggarkan kesehatan gratis guna mendukung Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan.
5. Pemenuhan kebutuhan dasar dalam menjamin keberlangsungan operasional kantor (biaya
listrik, telepon, air bersih, BBM, internet dan perawatan mobil).
6. Pengalokasian kebutuhan belanja kegiatan yang bersifat rutin sebagai pelaksanaan tupoksi
OPD, yang meliputi kegiatan koordinasi, fasilitasi, konsultasi, sosialisasi, pengendalian dan
evaluasi serta perencanaan.
7. Pengalokasian Bantuan Keuangan ke desa, hibah dan bansos sebagai implementasi kebijakan
perimbangan keuangan antara pusat dan daerah.
8. Pengalokasian Belanja Tidak Terduga diarahkan untuk keperluan darurat yang sifatnya tidak
biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial
dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka
penyelenggaraan kewenangan pemerintah daerah.
9. Pengalokasian kebutuhan belanja kegiatan yang mendukung program-program
pembangunan yang menjadi prioritas dan unggulan visi dan misi Bupati Rejang Lebong.
10. Sinkronisasi prioritas pembangunan RPJMD Provinsi tahun 2016-2021, RPJMN 2015-2019
dan RPJMN Tahun 2020-2024.

C. Kebijakan Pembiayaan Tahun 2016-2020


Kebijakan Penerimaan Pembiayaan daerah adalah mengoptimalkan penggunaan Sisa
Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Tahun Anggaran Sebelumnya. Selain itu untuk pengeluaran
pembiayaan diprioritaskan pada pengeluaran yang bersifat wajib, antara lain untuk pembayaran
Pembentukan Dana Cadangan, Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah Pembayaran
Pokok Utang.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-39
TAHUN 2021-2026
3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran
Penggunaan anggaran keuangan daerah antara lain untuk pemenuhan kebutuhan
aparatur dan pembangunan. Belanja aparatur daerah merupakan belanja yang manfaatnya tidak
secara langsung dinikmati oleh masyarakat tetapi dirasakan secara langsung oleh aparatur.
Analisis terkait proporsi penggunaan anggaran untuk kebutuhan aparatur menjadi dasar untuk
menentukan kebijakan efisiensi anggaran aparatur selama periode yang direncanakan.
Secara umum, besaran realisasi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur di Kabupaten
Rejang Lebong, dalam kurun waktu tahun 2016 hingga tahun 2020 cenderung mengalami
penurunan. Hal tersebut ditunjukkan dengan besaran rata-rata pertumbuhan realisasi belanja
pemenuhan kebutuhan aparatur yang menurun sebesar -6,74 persen per tahun. Apabila dilihat
dari besaran menurut komponen belanja tidak langsung dan belanja langsungnya, diketahui
bahwa komponen belanja tidak langsung memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan
belanja langsungnya.
Besaran nilai belanja tidak langsung sebagai realisasi belanja pemenuhan kebutuhan
aparatur daerah Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan
kecenderungan menurun dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, yang ditunjukkan dengan
rata-rata pertumbuhan sebesar -2,80 persen per tahun. Pada tahun 2016, besaran nilai realisasi
belanja pemenuhan kebutuhan aparatur dalam belanja tidak langsung sebesar Rp
461.700.621.031,30,- dan berfluktuasi menjadi Rp 412.203.693.334,- di tahun 2020. Sementara
itu, pada tahun 2016 besaran nilai realisasi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur dalam
belanja langsung di kabupaten ini sebesar Rp 269.790.134.722,00,-, yang kemudian berfluktuasi
menjadi menjadi Rp 141.099.997.541,88,- di tahun 2020, atau turun dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar -14,96 persen per tahun. Dinamisnya besaran nilai tersebut disebabkan
oleh beberapa faktor, antara lain bertambahnya jumlah aparatur dan jenis kebutuhan yang lebih
kompleks.
Berdasarkan kontribusinya, rata-rata proporsi realisasi belanja pemenuhan kebutuhan
aparatur dalam belanja tidak langsung terhadap seluruh total belanja daerah dalam kurun waktu
tahun 2016 hingga 2020 di Kabupaten Rejang Lebong sebesar 64,53 persen. Apabila dilihat dari
tren proporsinya, diketahui bahwa kecenderungan proporsi belanja tidak langsung pada realisasi
belanja pemenuhan aparaturnya menunjukkan kecenderungan meningkat dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 4,23 persen per tahun. Pada tahun 2016, besaran proporsinya terhadap
seluruh total belanja daerah mencapai 63,12 persen, dan terus menurun hingga pada tahun 2020
besaran proporsinya menjadi 74,50 persen. Sementara itu, besaran proporsi realisasi belanja
pemenuhan kebutuhan aparatur dalam belanja langsung dalam kurun waktu tahun 2016 hingga
2020 menunjukkan kecenderungan menurun dengan rata-rata kontribusi sebesar 35,47 persen.
Pada tahun 2016, besaran proporsinya terhadap seluruh total belanja daerah sebesar 36,88

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-40
TAHUN 2021-2026
persen, dan berfluktuasi dengan kecenderungan menurun pada tahun 2020 yang menjadikan
besaran proporsinya sebesar 25,50 persen, atau menurun dengan rerata sebesar -8,81 persen
per tahun
Secara rinci, terdapat empat komponen yang membentuk realisasi belanja pemenuhan
kebutuhan aparatur dalam belanja tidak langsung, yakni belanja gaji dan tunjangan, belanja
tambahan penghasilan PNS, belanja penerimaan anggota dan pimpinan DPRD serta operasional
KDH/WKDH, dan belanja pemungutan pajak daerah. Dari keempat komponen tersebut, dalam
kurun waktu lima tahun terakhir, terdapat tiga komponen pembentuk realisasi belanja
pemenuhan kebutuhan aparatur dalam belanja tidak langsung di Kabupaten Rejang Lebong
menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat. Komponen belanja
penerimaan anggota dan pimpinan DPRD serta operasional KDH/WKDH yang tercatat sebesar
9,77 persen per tahun, belanja pemungutan pajak daerah sebesar 7,85 persen per tahun, serta
belanja gaji dan tunjangan yang meningkat sebesar 0,80 persen per tahun. Sementara itu, dalam
kurun waktu yang sama, komponen tambahan penghasilan PNS memiliki besaran yang fluktuatif
dengan kecenderungan menurun, yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -
20,88 persen per tahun.
Selanjutnya, dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, terdapat sembilan alokasi
anggaran dalam komponen realisasi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur dalam belanja
langsung di Kabupaten Rejang Lebong, dimana hanya terdapat dua komponen saja yang memiliki
besaran yang meningkat, sementara tujuh lainnya memiliki kecenderungan menurun. Adapun
komponen yang mempunyai besaran yang meningkat tersebut adalah belanja premi asuransi
kesehatan yang meningkat dengan sangat signifikan dalam lima tahun terakhir yang ditunjukkan
dengan rerata pertumbuhan sebesar 369,26 persen per tahun, dan komponen belanja beasiswa
pendidikan PNS yang meningkat dengan rata-rata sebesar 6,78 persen per tahun.
Sementara itu, ketujuh komponen belanja langsung lainnya yang memiliki
kecenderungan menurun tertinggi (di atas -10 persen per tahun) ditunjukkan oleh komponen
belanja kursus, pelatihan, sosialisasi dan bimbingan teknis PNS, dimana komponen tersebut
turun dengan rerata sebesar -38,70 persen per tahun, yang kemudian diikuti oleh penurunan
komponen belanja pakaian dinas dan atributnya sebesar -30,86 persen per tahun, belanja modal
sebesar -19,59 persen per tahun, dan belanja honorarium PNS -12,87 persen per tahun. Turunnya
besaran nilai komponen-komponen tersebut diduga mendukung keberhasilan dalam kegiatan
efisiensi anggaran daerah.
Dilihat dari kontribusinya, komponen belanja modal yang mencakup belanja kantor,
mobil dinas, meubelair, peralatan dan perlengkapan, dan lain-lain merupakan kontributor
terbesar dalam belanja daerah di Kabupaten Rejang Lebong ini, yakni mencapai 60,01 persen di
tahun 2020, atau dengan rata-rata kontribusi sebesar 66,61 persen dalam lima tahun terakhir.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-41
TAHUN 2021-2026
Selanjutnya, komponen belanja perjalanan dinas juga memiliki kontribusi yang cukup besar
dalam realisasi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur dalam belanja langsung, yakni sebesar
16,76 persen pada tahun 2020, atau tertinggi kedua setelah komponen belanja modal.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-42
TAHUN 2021-2026
Tabel 3.13
Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Rata-rata
Pertumbuhan
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
(% per
tahun)
A Belanja Tidak Langsung Rp 461.700.621.031,30 Rp 410.037.566.642,00 Rp 422.473.578.414,20 Rp 448.080.092.831,49 Rp 412.203.693.334,00 -2,80
1 Belanja Gaji dan Tunjangan Rp 357.340.307.747,00 Rp 312.569.360.085,00 Rp 310.061.836.608,20 Rp 401.423.303.420,49 Rp 368.947.406.734,00 0,80
2 Belanja Tambahan Penghasilan Rp 102.106.242.456,00 Rp 95.180.576.522,00 Rp 109.541.888.124,00 Rp 43.751.593.768,00 Rp 40.019.536.600,00 -20,88
PNS
3 Belanja Penerimaan Anggota Rp 1.890.558.700,00 Rp 2.097.000.000,00 Rp 2.664.000.000,00 Rp 2.664.000.000,00 Rp 2.745.000.000,00 9,77
dan Pimpinan DPRD serta
Operasional KDH/WKDH
4 Belanja pemungutan Pajak Rp 363.512.128,30 Rp 190.630.035,00 Rp 205.853.682,00 Rp 241.195.643,00 Rp 491.750.000,00 7,85
Daerah**)
B Belanja Langsung Rp 269.790.134.722,00 Rp 246.014.830.545,55 Rp 261.747.441.851,51 Rp 288.947.663.873,80 Rp 141.099.997.541,88 -14,96
1 Belanja Honorarium PNS**) Rp 20.614.319.750,00 Rp 28.182.668.270,00 Rp 14.466.938.979,00 Rp 19.068.445.163,37 Rp 11.881.479.820,00 -12,87
2 Belanja Uang Lembur**) Rp 274.689.400,00 Rp 275.118.950,00 Rp - Rp - Rp -
3 Belanja Beasiswa Pendidikan Rp 60.000.000,00 Rp 101.240.000,00 Rp 136.860.000,00 Rp 100.000.000,00 Rp 78.000.000,00 6,78
PNS
4 Belanja Kursus, Pelatihan, Rp 2.889.008.500,00 Rp 2.623.120.000,00 Rp 3.019.065.305,00 Rp 2.090.542.237,00 Rp 408.016.000,00 -38,70
Sosialisasi dan Bimbingan
Teknis PNS**)
5 Belanja premi asuransi Rp 29.137.000,00 Rp 3.780.019.500,00 Rp 6.183.551.500,00 Rp 5.936.438.584,00 Rp 14.128.192.000,00 369,26
kesehatan
6 Belanja makanan dan minuman Rp 8.119.421.020,00 Rp 9.086.048.419,00 Rp 11.743.131.000,00 Rp 11.503.435.950,00 Rp 5.574.413.940,00 -8,97
pegawai***)
7 Belanja pakaian dinas dan Rp 651.377.268,00 Rp 504.040.000,00 Rp 483.000.000,00 Rp 582.350.000,00 Rp 148.856.000,00 -30,86
atributnya**)
8 Belanja Pakaian Khusus dan Rp 793.167.373,00 Rp 1.028.649.000,00 Rp 13.773.631.556,50 Rp 888.195.000,00 Rp 550.280.000,00 -8,73
Hari-hari Tertentu*)
9 Belanja perjalanan dinas**) Rp 33.829.539.401,00 Rp 41.609.251.480,00 Rp 41.332.821.196,01 Rp 51.628.505.555,43 Rp 23.650.790.055,25 -8,56
10 Belanja perjalanan pindah Rp - Rp - Rp - Rp -
tugas
11 Belanja Pemulangan Pegawai Rp - Rp - Rp - Rp -
12 Belanja Modal (Kantor, Mobil Rp 202.529.475.010 Rp 158.824.674.927 Rp 170.608.442.315 Rp 197.149.751.384 Rp 84.679.969.727 -19,59
Dinas, Meubelair, peralatan dan
perlengkapan dll)
TOTAL Rp 731.490.755.753,30 Rp 656.052.397.187,55 Rp 684.221.020.265,71 Rp 737.027.756.705,29 Rp 553.303.690.875,88 -6,74
Sumber: Catatan Atas Laporan Keruangan - Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Diaudit) Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Keterangan: Belanja pemungutan pajak daerah = pos biaya pemungutan pajak daerah dan insentif pemungutan pajak daerah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-43
TAHUN 2021-2026
Analisis proporsi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur digunakan sebagai dasar untuk
menentukan kebijakan efisiensi anggaran aparatur selama periode yang direncanakan. Dalam
kurun waktu tahun 2016 hingga tahun 2020, besaran proporsi belanja pemenuhan kebutuhan
aparatur Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan
menurun, atau yang ditunjukkan dengan penurunan rata-rata sebesar -7,82 persen per tahun.
Pada tahun 2016, persentase belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur terhadap total
pengeluaran daerah menunjukkan besaran 74,11 persen, dimana besaran tersebut menunjukkan
penurunan hingga menjadi 53,51 persen di tahun 2020. Dari besaran tersebut dapat dikatakan
bahwa dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, belanja daerah yang dialokasikan untuk
pembiayaan pembangunan di Kabupaten Rejang Lebong memiliki proporsi yang lebih kecil
apabila dibandingkan dengan belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparaturnya.
Tabel 3.14
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2016-2020
Total belanja untuk pemenuhan Total pengeluaran (Belanja +
No Uraian Persentase
kebutuhan aparatur Pengeluaran Pembiayaan)
(a) / (b) x
(a) (b)
100%
1 Tahun anggaran 2016 Rp 731.490.755.753,30 Rp 987.040.757.305,26 74,11
2 Tahun anggaran 2017 Rp 656.052.397.187,55 Rp 1.019.246.734.484,27 64,37
3 Tahun anggaran 2018 Rp 684.221.020.265,71 Rp 1.103.158.430.874,41 62,02
4 Tahun anggaran 2019 Rp 737.027.756.705,29 Rp 1.171.619.710.514,94 62,91
5 Tahun anggaran 2020 Rp 553.303.690.875,88 Rp 1.033.916.525.051,88 53,52
Sumber: Catatan Atas Laporan Keruangan - Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Diaudit) Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020, Diolah
Keterangan: Total pengeluaran = Belanja + Transfer + Pembiayaan Pengeluaran

Selanjutnya, analisis terhadap realisasi pengeluaran wajib dan mengikat dilakukan untuk
menghitung kebutuhan pendanaan belanja dan pengeluaran pembiayaan yang tidak dapat
dihindari atau harus dibayar dalam satu tahun anggaran. Belanja periodik yang wajib dan
mengikat adalah pengeluaran yang wajib dibayar serta tidak dapat ditunda pembayarannya dan
dibayar setiap tahun oleh Pemerintah Daerah seperti gaji dan tunjangan pegawai serta anggota
dewan, bunga, atau belanja sejenis lainnya. Belanja periodik prioritas utama adalah pengeluaran
yang harus dibayar setiap periodik oleh Pemerintah Daerah dalam rangka keberlangsungan
pelayanan dasar prioritas Pemerintah Daerah yaitu pelayanan pendidikan dan kesehatan, seperti
honorarium guru dan tenaga medis serta belanja sejenis lainnya.
Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, besaran nilai pengeluaran wajib dan
mengikat Kabupaten Rejang Lebong memiliki besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan
meningkat, yang ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,09 persen per tahun.
Berdasarkan proporsinya,besaran pengeluaran wajib dan mengikat dalam belanja tidak langsung
dalam kurun waktu yang sama menunjukkan proporsi yang jauh lebih besar dibandingkan
dengan besaran wajib dan mengikat dalam belanja langsung. Dalam lima tahun terakhir rata-rata
kontribusi pengeluaran wajib dan mengikat dalam belanja tidak langsung terhadap total

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-44
TAHUN 2021-2026
pengeluaran wajib dan mengikat tercatat sebesar 95,06 persen, sementara proporsi pengeluaran
wajib dan mengikat dalam belanja langsung memiliki rerata sebesar 4,94 persen, dan tidak
terdapat besaran pembiayaan pengeluaran pada tahun 2020. Meningkatnya pengeluaran wajib
dan mengikat tersebut sejalan dengan semakin tingginya tuntutan akan peningkatan kualitas
pelayanan publik yang harus dipenuhi oleh pemerintah daerah.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-45
TAHUN 2021-2026
Tabel 3.15
Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Rata-rata
Pertumbuhan
No Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
(% per
tahun)
A Belanja Tidak Langsung Rp 359.230.866.447,00 Rp 314.666.360.085,00 Rp 312.988.721.343,37 Rp 404.087.303.420,49 Rp 371.692.406.734,00 0,86
1 Belanja Gaji dan Tunjangan Rp 357.340.307.747,00 Rp 312.569.360.085,00 Rp 310.061.836.608,20 Rp 401.423.303.420,49 Rp 368.947.406.734,00 0,80
2 Belanja Penerimaan Anggota dan Rp 1.890.558.700,00 Rp 2.097.000.000,00 Rp 2.664.000.000,00 Rp 2.664.000.000,00 Rp 2.745.000.000,00 9,77
Pimpinan DPRD serta Operasional
KDH/WKDH
3 Belanja Bunga Rp - Rp - Rp 262.884.735,17 Rp - Rp - -
4 Belanja bagi hasil (Pos Transfer/Bagi Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - -
Hasil Pendapatan ke Desa)
B Belanja Langsung Rp 22.079.005.004,00 Rp 28.067.510.716,01 Rp 29.336.225.779,00 Rp 31.552.425.259,00 Rp 19.304.232.622,00 -3,30
1 Belanja honorarium PNS khusus untuk
guru dan tenaga medis.
2 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS Rp 60.000.000,00 Rp 101.240.000,00 Rp 136.860.000,00 Rp 100.000.000,00 Rp 78.000.000,00 6,78
3 Belanja Jasa Kantor (khusus tagihan Rp 20.876.371.354,00 Rp 26.298.992.816,00 Rp 26.385.868.679,00 Rp 29.186.513.559,00 Rp 18.488.527.245,00 -2,99
bulanan kantor seperti listrik, air,
telepon dan sejenisnya)
4 Belanja sewa gedung kantor (yang Rp 536.567.650,00 Rp 858.902.000,01 Rp 1.296.961.000,00 Rp 1.096.961.700,00 Rp 515.445.000,00 -1,00
telah ada kontrak jangka panjangnya)
5 Belanja sewa perlengkapan dan Rp 606.066.000,00 Rp 808.375.900,00 Rp 1.516.536.100,00 Rp 1.168.950.000,00 Rp 222.260.377,00 -22,18
peralatan kantor (yang telah ada
kontrak jangka panjangnya)
C Pembiayaan Pengeluaran Rp 8.350.952.719,00 Rp 2.272.100.000,00 Rp 2.377.152.300,86 Rp 5.246.925.956,28 Rp - -14,35
1 Pembentukan Dana Cadangan
2 Pembayaran pokok utang
3 Penyertaan modal pemerintah daerah Rp 8.350.952.719,00 Rp 2.272.100.000,00 Rp 2.363.402.300,86 Rp 5.246.925.956,28 -14,35
4 Pembayaran pokok pinjaman dalam Rp - Rp - Rp 13.750.000,00 Rp - -
negeri
TOTAL (A+B+C) Rp 389.660.824.170,00 Rp 345.005.970.801,01 Rp 344.702.099.423,23 Rp 440.886.654.635,77 Rp 390.996.639.356,00 0,09
Sumber: Catatan Atas Laporan Keuangan - Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Diaudit) Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020, Diolah
Keterangan : Belanja jasa kantor menggunakan pos - realisasi belanja barang dan jasa

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-46
TAHUN 2021-2026
3.2.2. Analisis Pembiayaan Daerah
Berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 disebutkan bahwa analisis
pembiayaan adalah analisis yang bertujuan untuk memperoleh gambaran dari pengaruh
kebijakan pembiayaan daerah pada tahun-tahun sebelumnya terhadap surplus/defisit belanja
daerah sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembiayaan dimasa yang akan datang dalam
rangka penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan daerah. Adapun analisis pembiayaan
daerah ini dilakukan melalui analisis sumber penutup defisit riil anggaran, analisis realisasi sisa
lebih perhitungan anggaran (SiLPA), analisis sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan,
dan analisis proyeksi pembiayaan daerah.

A. Analisis Sumber Penutup Defisit Riil


Analisis sumber penutup defisit riil dilakukan untuk memberi gambaran masa lalu
tentang kebijakan anggaran untuk menutup defisit riil anggaran pemerintah daerah. Analisis
sumber penutup defisit ini dilakukan dengan terlebih dahulu mencari nilai defisit ril anggaran,
yang kemudian dilihat ada atau tidaknya penerimaan pembiayaan yang dapat digunakan untuk
menutup defisit riil anggaran tersebut, sehingga akan diperoleh sisa lebih pembiayaan anggaran.
Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, defisit anggaran di Kabupaten Rejang Lebong
terjadi pada tahun 2018 hingga 2020 dengan kecenderungan menurun.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-47
TAHUN 2021-2026
Tabel 3.16
Defisit Riil Anggaran Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Rata-rata
NO Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuhan
(% per tahun)
1. Realisasi Pendapatan Rp 988.178.330.934,72 Rp 1.045.471.848.500,95 Rp 1.053.045.216.749,14 Rp 1.094.938.565.678,63 Rp 998.564.715.728,17 0,26
Daerah
Dikurangi realisasi:
2. Belanja Daerah (Pos Belanja Rp 978.689.804.586,26 Rp 1.016.974.634.484,27 Rp 1.100.781.278.573,55 Rp 1.166.372.784.558,66 Rp 1.033.916.525.051,88 1,38
dan Transfer)
3. Pengeluaran Pembiayaan Rp 8.350.952.719,00 Rp 2.272.100.000,00 Rp 2.377.152.300,86 Rp 5.246.925.956,28 Rp - -14,35
Daerah
A Defisit riil Rp 1.137.573.629,46 Rp 26.225.114.016,68 Rp (50.113.214.125,27) Rp (76.681.144.836,31) Rp (35.351.809.323,71) -
Ditutup oleh realisasi
Penerimaan Pembiayaan:
4. Sisa Lebih Perhitungan Rp 138.857.814.825,84 Rp 139.995.388.455,30 Rp 166.220.502.471,98 Rp 116.203.012.047,71 Rp 39.165.537.325,40 -27,12
Anggaran (SiLPA) Tahun
Anggaran sebelumnya
B Total Realisasi Rp 138.857.814.825,84 Rp 139.995.388.455,30 Rp 166.220.502.471,98 Rp 116.203.012.047,71 Rp 39.165.537.325,40 -27,12
Penerimaan Pembiayaan
Daerah
C Sisa lebih pembiayaan Rp 139.995.388.455,30 Rp 166.220.502.471,98 Rp 116.107.288.346,71 Rp 39.521.867.211,40 Rp 3.813.728.001,69 -59,37
anggaran tahun
berkenaan
Sumber: Laporan Realisasi Anggaran - Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-48
TAHUN 2021-2026
Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, penutup defisit riil anggaran di Kabupaten
Rejang Lebong bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun anggaran
sebelumnya. Defisit anggaran yang terjadi tahun 2018 hingga 2019 tersebut dapat ditutup oleh
realisasi penerimaan pembiayaan daerah. Meskipun telah digunakan untuk menutup defisit riil
anggarannya, masih terdapat sisa penerimaan pembiayaan yang dapat dialokasikan untuk
membiayai kegiatan lainnya. Komposisi penerimaan pembiayaan daerah untuk menutup defisit
riil anggaran adalah seperti berikut.
Tabel 3.17
Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Proporsi dari Total Defisit Riil (%)
No Uraian
2016 2017 2018 2019 2020
1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) 12.206,49 533,82 (331,69) (151,54) (110,79)
Tahun Anggaran sebelumnya
2. Pencairan Dana Cadangan - - - - -
3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang di - - - - -
Pisahkan
4. Penerimaan Pinjaman Daerah - - - - -
5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman - - - - -
Daerah
6. Penerimaan Piutang Daerah - - - - -
7. Penerimaan Hasil Penarikan Daerah - - - - -
Sumber: Laporan Realisasi Anggaran - Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020, Diolah

B. Analisis Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)


Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) adalah selisih lebih realisasi penerimaan
(pendapatan) dan pengeluaran anggara (belanja) selama satu periode anggaran. Berdasarkan PP
Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah disebutkan SiLPA bersumber dari
pelampauan penerimaan PAD, pelampauan penerimaan pendapatan transfer, pelampauan
penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah, pelampauan penerimaan pembiayaan,
penghematan belanja, kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum
terselesaikan, dan/atau sisa dana akibat tidak tercapaianya capaian target kinerja dan sisa dana
pengeluaran pembiayaan.
Dalam Peraturan Pemerintah tersebut juga disebutkan bahwa keadaan yang
menyebabkan SiLPA tahun sebelumnya digunakan dalam tahun anggaran berjalan untuk
menutupi defisit anggaran, mendanai kewajiban pemerintah daerah yang belum tersedia
anggarannya, membayar bunga dan pokok utang dan/atau obligasi daerah yang melampaui
anggaran yang tersedia mendahului perubahan APBD, melunasi kewajiban bunga dan pokok
utang, mendanai kenaikan gaji dan tunjangan pegawai ASN akibat adanya kebijakan pemerintah,
mendanai program dan kegiatan yang belum tersedia anggarannya, dan/atau mendanai kegiatan
yang capaian sasaran kinerjanya ditingkatkan dari yang telah ditetapkan dalam DPA SKPD tahun
anggaran berjalan, yang dapat diselesaikan sampai dengan batas akhir penyelesaian pembayaran
dalam tahun anggaran berjalan.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-49
TAHUN 2021-2026
Berdasarkan Lampiran Permendagri 86 Tahun 2017, analisis realisasi sisa lebih
perhitungan anggaran ini dilakukan untuk memberi gambaran tentang komposisi sisa lebih
perhitungan anggaran, dimana dengan mengetahui besaran SiLPA realisasi anggaran periode
sebelumnya, maka dapat diketahui kinerja APBD tahun sebelumnya yang lebih rasional dan
terukur. Semakin besar SiLPA menunjukkan kekurangcermatan dalam penganggaran
(perencanaan yang kurang baik) atau kelemahan dalam pelaksanaan anggaran. Besaran SiLPA
Kabupaten Rejang Lebong dalam kurun waktu lima tahun terakhir menunjukkan besaran yang
fluktuatif dengan kecenderungan menurun, yang ditunjukkan dengan rata-rata penurunan
sebesar -20,40 persen per tahun, sehingga dapat dikatakan bahwa dalam lima tahun terakhir
perencanaan anggaran di kabupaten ini semakin membaik. Meskipun demikian, besaran SiLPA
pada tahun-tahun mendatang diharapkan dapat semakin menurun, hal tersebut perlu
diupayakan oleh pemerintah kabupaten karena semakin kecil nilai SiLPA mengindikasikan
semakin baik dan sinergisnya perencanaan penganggaran dengan realisasinya.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-50
TAHUN 2021-2026
Tabel 3.18
Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kabupaten Rejang Lebong 2016-2020
2016 2017 2018 2019 2020
Rata-rata
% % % % %
No. Uraian Pertumbuhan
Rp dari Rp dari Rp dari Rp dari Rp dari
(%)
SiLPA SiLPA SiLPA SiLPA SiLPA
1. Jumlah SiLPA Rp 138.857.814.825,84 100 Rp 139.995.388.455,30 100 Rp 166.220.502.471,98 100 Rp 116.203.012.047,71 100 Rp 39.165.537.325,40 100 -20,49
2. Pelampauan - - - - - -
penerimaan
PAD
3. Pelampauan - - - - - -
penerimaan
dana
perimbangan
4. Pelampauan - - - - - -
penerimaan
lain-lain
pendapatan
daerah yang
sah
5. Sisa - - - - - -
penghematan
belanja atau
akibat
lainnya
6. Kewajiban - - - - - -
kepada pihak
ketiga
sampai
dengan akhir
tahun belum
terselesaikan
7. Kegiatan - - - - - -
lanjutan
Sumber: Laporan Realisasi Anggaran - Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-51
TAHUN 2021-2026
C. Analisis Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya bahwa yang dimaksudkan Sisa
Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya adalah selisih lebih realisasi penerimaan
dan pengeluaran anggaran pada periode tahun sebelumnya, sementara itu pada poin ini akan
dibahas mengenai Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) tahun berkenaan. SILPA merupakan
selisih antara surplus/defisit anggaran dengan pembiayaan netto di tahun berkenaan.
Berdasarkan Lampiran Permendagri Nomor 86 Tahun 2017, analisis SILPA bertujuan untuk
memperoleh gambaran secara riil sisa lebih pembiayaan anggaran yang dapat digunakan dalam
penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan daerah.
Besaran sisa lebih (riil) pembiayaan anggaran Kabupaten Rejang Lebong didapatkan dari
selisih saldo kas neraca daerah yang dihitung berdasarkan jumlah kas dan setara kas daerah
dengan utang perhitungan pihak ketiga (PFK). Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, besaran
sisa lebih (riil) pembiayaan menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan
menurun, yang ditunjukkan dengan rata-rata penurunan sebesar -59,38 persen per tahun.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-52
TAHUN 2021-2026
Tabel 3.19
Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Rata-rata
No. Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuhan
(% per tahun)
1. Saldo kas Rp 140.181.393.336,30 Rp 166.316.476.172,98 Rp 116.203.012.047,71 Rp 39.521.867.211,40 Rp 3.813.728.001,69 (59,39)
neraca
daerah
Dikurangi:
2. Kewajiban Rp 89.900.840,00 Rp 29.616.996,00 Rp 29.616.996,00 Rp - Rp - (42,60)
kepada
pihak ketiga
sampai
dengan akhir
tahun belum
terselesaikan
3. Kegiatan
lanjutan
Sisa Lebih Rp 140.091.492.496,30 Rp 166.286.859.176,98 Rp 116.173.395.051,71 Rp 39.521.867.211,40 Rp 3.813.728.001,69 (59,38)
(Riil)
Pembiayaan
Anggaran
Sumber: Neraca - Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Diaudit) Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2016-2020
Keterangan: Saldo kas neraca daerah = jumlah kas + setara kas; kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan = utang perhitungan pihak ketiga (PFK)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-53
TAHUN 2021-2026
3.3. KERANGKA PENDANAAN
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluai Rancangan
Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah disebutkan bahwa kerangka pendanaan adalah analisis pengelolaan
keuangan daerah untuk menentukan sumber-sumber dana yang digunakan dalam pembangunan,
optimalisasi penggunaan sumber dana dan peningkatan kualitas belanja dalam membiayai
penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam upaya mencapai visi dan misi kepala daerah serta
target pembangunan daerah.

3.3.1. Proyeksi Pendapatan dan Belanja Tahun 2021-2026


Perhitungan kemampuan anggaran Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong berkaitan erat
dengan kapasitas daerah untuk melakukan pembangunan dan memberikan pelayanan publik
kepada masyarakat. Dalam upaya untuk mewujudkan pemerataan wilayah, kegiatan
pembangunan di kabupaten ini masih dilakukan secara masif di berbagai bidang, dimana
pelaksanaan pembangunan tersebut akan sangat bergantung pada kemampuan penganggaran
daerah.
Proyeksi APBD Kabupaten Rejang Lebong disusun berdasarkan histori penerimaan
daerah dan belanja daerah selama lima tahun ke belakang. Pada komponen penerimaan, proyeksi
disusun dengan memperhatikan kebijakan penganggaran dan asumsi kecenderungan
pertumbuhan indikator-indikator makro (dalam hal ini adalah besaran PDRB dan pertumbuhan
ekonomi). Penerimaan daerah di tahun 2022 memiliki kecenderungan yang menurun
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dimana pada tahun tersebut masih menyeseuaikan
dengan kondisi pandemi covid-19 yang masih berlansung sepanjang tahun 2021. Besaran
penerimaan daerah di tahun 2022 turun sebesar -3,35 persen, yang kemudian menunjukkan
peningkatan di tahun 2023 hingga 2026 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,10 persen per
tahun. Meningkatnya penerimaan daerah dalam kurun waktu tersebut terjadi seiring dengan
mulai menggeliatnya kegiatan ekonomi masyarakat pasca pandemi covid-19.
Penerimaan daerah pada komponen PAD menunjukkan penurunan yang cukup signifikan
di tahun 2022 dengan besaran -14,67 persen, dan kembali akan meningkat mulai tahun 2023.
Komponen tersebut diharapkan akan semakin meningkat dengan menggali dan memanfaatkan
sumber-sumber penerimaannya yang potensial untuk memperbesar keuangan daerah. Salah satu
hal yang dilakukan untuk meningkatkan PAD Kabupaten Rejang Lebong adalah dengan
intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-54
TAHUN 2021-2026
Selanjutnya, peningkatan penerimaan daerah tersebut juga memperhitungkan
perubahan besaran penerimaan daerah yang dipengaruhi oleh besaran dana perimbangan yang
merupakan kewenangan pusat, dan sumber-sumber pendapatan daerah yang berubah karena
adanya perubahan kebijakan pajak dan retribusi. Selain itu, alokasi belanja daerah yang
mendukung masifnya pembangunan diharapkan akan mendorong percepatan peningkatan
perekonomian daerah. Kegiatan ekonomi yang semakin maju berdampak positif pada
pendapatan daerah. Oleh karena itu, pendapatan daerah diproyeksikan semakin meningkat.
Sementara itu, rencana belanja daerah diproyeksikan dengan menggunakan tren proporsi
belanja pada lima tahun terakhir. Belanja daerah di Kabupaten Rejang Lebong juga diperkirakan
akan meningkat setiap tahunnya seiring dengan masifnya pembangunan yang dilakukan oleh
pemerintah kabupaten, yang salah satunya bertujuan untuk menurunkan kesenjangan wilayah.
Begitu pula dengan pembiayaan netto yang besarannya direncanakan dengan tren meningkat
yang didasarkan pada pembiayaan netto dalam lima tahun terakhir.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-55
TAHUN 2021-2026
Tabel 3.20
Proyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026
TAHUN
Kode URAIAN
2021 2022 2023 2024 2025 2026
1 2 3 4 5 6 7 8
4 PENDAPATAN Rp 1.068.578.853.900,00 Rp 1.032.817.820.019,45 Rp 1.033.261.221.999,56 Rp 1.066.701.564.089,49 Rp 1.071.890.123.820,13 Rp 1.078.850.552.784,95
DAERAH
4 1 Pendapatan Asli Rp 89.880.177.795,00 Rp 76.695.457.249,45 Rp 78.229.366.394,44 Rp 89.889.135.523,54 Rp 81.389.832.796,77 Rp 82.583.857.323,72
Daerah
4 1 01 Pajak Daerah Rp 17.696.000.000,00 Rp 15.256.933.342,22 Rp 15.562.072.009,07 Rp 17.696.000.000,00 Rp 16.190.779.718,23 Rp 16.514.595.312,60
4 1 02 Retribusi Daerah Rp 4.987.092.707,00 Rp 3.090.534.666,67 Rp 3.152.345.360,00 Rp 4.987.092.706,50 Rp 3.279.700.112,54 Rp 3.345.294.114,79
4 1 03 Hasil Pengelolaan Rp 2.000.000.000,00 Rp 1.930.947.451,98 Rp 1.969.566.401,02 Rp 2.008.957.729,04 Rp 2.049.136.883,62 Rp 2.090.119.621,29
Kekayaan Daerah
yang dipisahkan
4 1 04 Lain-lain Pendapatan Rp 65.197.085.088,00 Rp 56.417.041.788,58 Rp 57.545.382.624,35 Rp 65.197.085.088,00 Rp 59.870.216.082,38 Rp 60.633.848.275,03
Asli Daerah yang Sah

4 2 Pendapatan Rp 932.894.076.105,00 Rp 902.444.695.270,00 Rp 901.354.188.105,12 Rp 923.134.761.065,96 Rp 936.822.623.523,36 Rp 942.589.027.961,24


Transfer
4 2 01 Pendapatan Rp 882.784.092.000,00 Rp 877.444.695.270,00 Rp 876.354.188.105,12 Rp 898.134.761.065,96 Rp 911.822.623.523,36 Rp 917.589.027.961,24
Transfer
Pemerintah Pusat
4 2 01 01 Dana Perimbangan Rp 753.633.723.000,00 Rp 748.181.127.134,00 Rp 745.957.496.617,76 Rp 766.593.614.993,72 Rp 779.125.578.320,40 Rp 783.724.524.636,25
4 2 01 01 01 Dana Bagi Hasil Rp 14.642.243.000,00 Rp 14.671.527.486,00 Rp 14.818.242.760,86 Rp 15.114.607.616,08 Rp 15.416.899.768,40 Rp 15.725.237.763,77
4 2 01 01 02 Dana Alokasi Umum Rp 572.101.466.000,00 Rp 577.822.480.660,00 Rp 580.711.593.063,30 Rp 600.645.812.738,04 Rp 612.337.370.217,96 Rp 616.255.788.251,52
4 2 01 01 03 Dana Alokasi Khusus Rp 166.890.014.000,00 Rp 155.687.118.988,00 Rp 150.427.660.793,60 Rp 150.833.194.639,61 Rp 151.371.308.334,04 Rp 151.743.498.620,97
4 2 01 02 Dana Insentif Rp 15.951.233.000,00 Rp 15.951.233.000,00 Rp 15.951.233.000,00 Rp 15.951.233.000,00 Rp 15.951.233.000,00 Rp 15.951.233.000,00
Daerah
4 2 01 02 01 Dana Insentif Daerah Rp 15.951.233.000,00 Rp 15.951.233.000,00 Rp 15.951.233.000,00 Rp 15.951.233.000,00 Rp 15.951.233.000,00 Rp 15.951.233.000,00
4 2 01 03 Dana Desa Rp 113.199.136.000,00 Rp 113.312.335.136,00 Rp 114.445.458.487,36 Rp 115.589.913.072,23 Rp 116.745.812.202,96 Rp 117.913.270.324,99
4 2 01 03 01 Dana Desa Rp 113.199.136.000,00 Rp 113.312.335.136,00 Rp 114.445.458.487,36 Rp 115.589.913.072,23 Rp 116.745.812.202,96 Rp 117.913.270.324,99
4 2 01 04 Pendapatan Rp 50.109.984.105,00 Rp 25.000.000.000,00 Rp 25.000.000.000,00 Rp 25.000.000.000,00 Rp 25.000.000.000,00 Rp 25.000.000.000,00
Transfer Antar
Daerah
4 2 01 04 01 Pendapatan Bagi Rp 50.109.984.105,00 Rp 25.000.000.000,00 Rp 25.000.000.000,00 Rp 25.000.000.000,00 Rp 25.000.000.000,00 Rp 25.000.000.000,00
Hasil Pajak

4 3 Lain - lain Rp 45.804.600.000,00 Rp 53.677.667.500,00 Rp 53.677.667.500,00 Rp 53.677.667.500,00 Rp 53.677.667.500,00 Rp 53.677.667.500,00


Pendapatan Yang
sah
4 3 01 Pendapatan Hibah Rp 45.804.600.000,00 Rp 53.677.667.500,00 Rp 53.677.667.500,00 Rp 53.677.667.500,00 Rp 53.677.667.500,00 Rp 53.677.667.500,00

5 BELANJA DAERAH Rp 1.066.789.464.801,00 Rp 1.033.304.954.457,41 Rp 1.032.314.379.107,56 Rp 1.064.777.830.567,25 Rp 1.069.500.790.675,62 Rp 1.076.350.552.784,95


5 1 Belanja Operasi dan Rp 890.824.074.901,00 Rp 844.543.218.507,41 Rp 842.115.937.037,78 Rp 872.243.874.240,95 Rp 874.596.054.353,52 Rp 879.039.179.858,44
Belanja Modal

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-56
TAHUN 2021-2026
TAHUN
Kode URAIAN
2021 2022 2023 2024 2025 2026
1 2 3 4 5 6 7 8
5 1 01 Belanja Operasi dan Rp 890.824.074.901,00 Rp 844.093.218.507,41 Rp 842.115.937.037,78 Rp 872.243.874.240,95 Rp 874.596.054.353,52 Rp 879.039.179.858,44
Belanja Modal

5 3 Belanja Tak Rp 4.091.883.000,00 Rp 4.000.000.000,00 Rp 4.000.000.000,00 Rp 4.000.000.000,00 Rp 4.000.000.000,00 Rp 4.000.000.000,00


Terduga
5 3 01 Belanja Tak Terduga Rp 4.091.883.000,00 Rp 4.000.000.000,00 Rp 4.000.000.000,00 Rp 4.000.000.000,00 Rp 4.000.000.000,00 Rp 4.000.000.000,00

5 4 Belanja Transfer Rp 171.873.506.900,00 Rp 184.761.735.950,00 Rp 186.198.442.069,78 Rp 188.533.956.326,30 Rp 190.904.736.322,10 Rp 193.311.372.926,51


5 4 02 Belanja Bantuan Rp 171.873.506.900,00 Rp 184.761.735.950,00 Rp 186.198.442.069,78 Rp 188.533.956.326,30 Rp 190.904.736.322,10 Rp 193.311.372.926,51
Keuangan
5 5 02 05 01 Transfer Bantuan Rp 171.873.506.900,00 Rp 184.761.735.950,00 Rp 186.198.442.069,78 Rp 188.533.956.326,30 Rp 190.904.736.322,10 Rp 193.311.372.926,51
Keuangan ke Provinsi
atau Kabupaten/ Kota
kepada Desa

SURPLUS/DEFISIT Rp 1.789.389.099,00 -Rp 487.134.437,96 Rp 946.842.892,00 Rp 1.923.733.522,25 Rp 2.389.333.144,51 Rp 2.500.000.000,00

6 PEMBIAYAAN Rp 0,00 Rp 0,00 Rp 0,00 Rp 0,00 Rp 0,00


6 1 Penerimaan Rp 0,00 Rp 0,00 Rp 0,00 Rp 0,00 Rp 0,00
Pembiayaan
6 1 01 Penggunaan Sisa Rp 0,00 Rp 0,00 Rp 0,00 Rp 0,00 Rp 0,00
Lebih Perhitungan
Anggaran (SILPA)
6 2 Pengeluaran Rp 1.789.389.099,00 Rp 2.500.000.000,00 Rp 2.500.000.000,00 Rp 2.500.000.000,00 Rp 2.500.000.000,00 Rp 2.500.000.000,00
Pembiayaan
6 2 02 Penyertaan Modal Rp 1.789.389.099,00 Rp 2.500.000.000,00 Rp 2.500.000.000,00 Rp 2.500.000.000,00 Rp 2.500.000.000,00 Rp 2.500.000.000,00
Daerah
Penyertaan Modal Rp 1.789.389.099,00 Rp 2.500.000.000,00 Rp 2.500.000.000,00 Rp 2.500.000.000,00 Rp 2.500.000.000,00 Rp 2.500.000.000,00
6 2 02 02
Daerah Kepada BUMD

PEMBIAYAAN -Rp 1.789.389.099,00 -Rp 2.500.000.000,00 -Rp 2.500.000.000,00 -Rp 2.500.000.000,00 -Rp 2.500.000.000,00 -Rp 2.500.000.000,00
NETTO

SISA LEBIH Rp 0,00 -Rp 2.987.134.437,96 -Rp 1.553.157.108,00 -Rp 576.266.477,75 -Rp 110.666.855,49 Rp 0,00
PEMBIAYAAN
ANGGARAN (SILPA)

Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Rejang Lebong, 2021

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-57
TAHUN 2021-2026
3.3.2. Penghitungan Kerangka Pendanaan
Kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang
akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama
lima tahun ke depan. Berdasarkan proyeksi pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan
daerah maka dapat dihitung pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama Kabupaten
Rejang Lebong tahun 2021 hingga 2026. Sebagaimana dengan data historisnya, pengeluaran
wajib dan mengikat merupakan pengeluaran wajib pemerintah yang tidak dapat ditunda dan
dihindari pembayarannya dalam satu tahun anggaran, seperti belanja gaji dan tunjangan
pegawai, anggota dan pimpinan DPRD, serta operasional KDH/WKDH. Sementara itu belanja
prioritas utama merupakan pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh pemerintah daerah untuk
membiayai keberlangsungan pelayanan dasar dan prioritas pemerintah daerah, seperti belanja
penunjang pada urusan pendidikan dan kesehatan, dan lain sebagainya.
Tabel 3.21
Proyeksi Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama di Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2021-2026
No. Uraian 2021 2022 2023 2024 2025 2026
1 Belanja 468.610.024.875,10 444.027.676.469,81 442.987.545.264,59 458.836.076.753,57 460.073.420.031,69 462.410.686.403,41
pegawai
2 Belanja 20.470.443.437,54 19.396.604.753,17 19.351.168.364,98 20.043.484.897,26 20.097.536.164,29 20.199.635.727,93
hibah
3 Belanja 171.873.506.900,00 184.761.735.950,00 186.198.442.069,78 188.533.956.326,30 190.904.736.322,10 193.311.372.926,51
transfer
4 Pengeluaran 1.789.389.099,00 2.500.000.000,00 2.500.000.000,00 2.500.000.000,00 2.500.000.000,00 2.500.000.000,00
Pembiayaan
Total 662.743.364.311,64 650.686.017.172,99 651.037.155.699,34 669.913.517.977,13 673.575.692.518,07 678.421.695.057,86
Belanja
Wajib dan
Pengeluaran
Wajib
Mengikat
serta
Prioritas
Utama
Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

Pada tahun 2022, sejalan dengan proyeksi penerimaan dan belanja daerah Kabupaten
Rejang Lebong, terdapat dua komponen pembentuk belanja wajib dan mengikat serta prioritas
utama di kabupaten ini menunjukan penurunan, dan terdapat dua komponen lainnya yang
menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya. Komponen belanja pegawai dan belanja hibah
menunjukkan penurunan sebesar -5,25 persen di tahun 2022, sementara itu belanja transfer
meningkat sebesar 7,50 persen dan pengeluaran pembiayaan meningkat signifikan sebesar 39,71
persen di tahun 2022. Berdasarkan perhitungan tersebut, total belanja wajib dan mengikat serta
prioritas utama tahun 2022 di kabupaten ini menunjukkan penurunan sebesar -1,82 persen dari
tahun sebelumnya.
Selanjutnya, mengikuti tren proyeksi penerimaan dan belanja daerah yang mulai
meningkat di tahun 2023 hingga 2026, total belanja wajib dan mengikat serta prioritas utama di

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-58
TAHUN 2021-2026
Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan kecenderungan meningkat pula, yang ditunjukkan
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,05 persen per tahun, dengan peningkatan komponen
belanja pagawai dan belanja hibah yang meningkat sebesar 1,02 persen per tahun, dan belanja
transfer yang meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,14 persen per tahun.
Berdasarkan uraian proyeksi penerimaan daerah, belanja daerah, dan proyeksi belanja
wajib dan mengikat serta prioritas utama di Kabupaten Rejang Lebong, maka dapat
diproyeksikan kapasitas riil keuangan daerah yang akan digunakan untuk membiayai program
dan kegiatan selama lima tahun ke depan. Sama halnya dengan proyeksi belanja wajib dan
mengikat serta prioritas utamanya, besaran proyeksi kapasitas riil keuangan daerah di
kabupaten ini memiliki kecenderungan menurun di tahun 2022, dengan besaran -5,84 persen
dari tahun sebelumnya. Besaran proyeksi ini mulai meningkat di tahun 2023 hingga 2026, dengan
rata-rata pertumbuhan sebesar 1,18 persen per tahun. Rencana penggunaan kapasitas riil
keuangan daerah Kabupaten Rejang Lebong digunakan untuk alokasi pengeluaran prioritas I
yang meliputi belanja untuk membiayai program unggulan kepala daerah dan pembiayaan
program yang sifatnya wajib (mandatory), alokasi pengeluaran prioritas II yang meliputi belanja
untuk membiayai program perangkat daerah yang merupakan penjabaran dari setiap urusan
pembangunan, dan alokasi pengeluaran prioritas III yang meliputi belanja tidak langsung dan
pengeluaran pembiayaan.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-59
TAHUN 2021-2026
Tabel 3.22
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2021-2026
No. Uraian 2021 2022 2023 2024 2025 2026
1 Pendapatan 1.068.578.853.900,00 1.032.817.820.019,45 1.033.261.221.999,56 1.066.701.564.089,49 1.071.890.123.820,13 1.078.850.552.784,95
2 Pencairan - - - - - -
Dana
Cadangan
3 Sisa Lebih - - - - - -
Riil
Perhitungan
Anggaran
Total 1.068.578.853.900,00 1.032.817.820.019,45 1.033.261.221.999,56 1.066.701.564.089,49 1.071.890.123.820,13 1.078.850.552.784,95
Penerimaan
Dikurangin
4 Total belanja 662.743.364.311,64 650.686.017.172,99 651.037.155.699,34 669.913.517.977,13 673.575.692.518,07 678.421.695.057,86
Wajib dan
Pengeluaran
yang Wajib
Mengikat
serta
Prioritas
Utama
Kapasitas 405.835.489.588,36 382.131.802.846,46 382.224.066.300,21 396.788.046.112,37 398.314.431.302,06 400.428.857.727,10
Riil
Kemampuan
Keuangan
Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Rejang Lebong, 2021, Diolah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


3-60
TAHUN 2021-2026
BAB IV
PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS DAERAH

4.1. PERMASALAHAN
4.1.1. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat menunjukkan kondisi perekonomian
wilayah tersebut pada tahun tertentu. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, capaian
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif
dengan kecenderungan menurun. Dua sektor penyumbang ekonomi terbesar di Kabupaten
Rejang Lebong adalah sektor pertanian, kehutanan, perikanan, serta sektor perdagangan besar
dan eceran. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rejang Lebong terbilang rendah karena masih
berada di bawah pertumbuhan ekonomi provinsi dan nasional. Hal ini disebabkan karena
menurunnya pertumbuhan sektor pertanian dan lambatnya pertumbuhan sektor
perdagangan.
Peranan sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Rejang Lebong masih
sangat dominan, namun besaran kontribusi sektor tersebut menunjukkan penurunan setiap
tahunnya. Salah satu hal yang menyebabkan terjadinya kondisi tersebut adalah terjadinya
konversi lahan pertanian menjadi peruntukan lainnya. Turunnya luas lahan pertanian tersebut
secara tidak langsung berakibat pada turunnya hasil produksi pertanian di kabupaten ini.
Sementara itu, pada sektor perdagangan walaupun pertumbuhannya naik setiap tahunnya
namun persentasenya tidak terlalu besar (tumbuh melambat), sehingga kontribusi sektor
tersebut belum cukup kuat untuk dapat menggeser sektor pertanian sebagai kontributor
utama dalam struktur perekonomian di Kabupaten Rejang Lebong.
Pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi di semua wilayah di Indonesia mengalami
kontraksi yang sangat signifikan, begitu pula yang terjadi di Kabupaten Rejang Lebong. Kondisi
tersebut terjadi akibat pandemi covid-19 yang meluas dan berakibat pada pembatasan
kegiatan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rejang Lebong turun hingga menjadi
0,07 persen pada tahun 2020. Walaupun pertumbuhannya mendekati nol, namun masih lebih
tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi provinsi dan nasional yang angkanya
negatif. Hal ini disebabkan karena banyaknya penduduk Kabupaten Rejang Lebong yang
bermata pencaharian di sektor pertanian sehingga tidak terkena PHK. Hasil pertanian yang
merupakan kebutuhan sehari-hari juga masih dibutuhkan sehingga penjualannya tidak banyak
tersendat walaupun harga jualnya juga menurun. Di saat seperti ini, optimalisasi semua sektor

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-1
TAHUN 2021-2026
lapangan usaha terutama sektor utama dan sektor yang mengalami pertumbuhan sangat
diperlukan agar pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rejang Lebong menjadi stabil kembali dan
meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.

2. Kemiskinan
Tren kemiskinan di Kabupaten Rejang Lebong menurun dari tahun 2016 hingga 2020,
baik persentase maupun jumlah penduduk miskin. Namun tingkat kemiskinan Kabupaten
Rejang Lebong masih lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kemiskinan Provinsi Bengkulu
dan nasional. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Rejang Lebong adalah sebanyak 41,47
ribu jiwa atau sebesar 15,85 persen pada tahun 2020. Sebagian besar penduduk Kabupaten
Rejang Lebong bekerja di sektor pertanian, dimana sebagian petani memiliki lahan pertanian
yang sangat kecil (kurang dari satu hektare) sehingga hasilnya juga sedikit dan penghasilan
yang diterima petani juga kecil. Kondisi ini diperparah dengan sering terjadinya fluktuasi harga
komoditas pertanian khususnya tanaman pangan.
Berdasarkan Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2015-2020, terdapat beberapa penyebab kemiskinan yaitu keterbatasan
modal (keahlian dan dana), keterbatasan sarana untuk memenuhi kebutuhan, ketergantungan
masyarakat pada kebijakan publik (bantuan atau fasilitas dari pemerintah), keterbatasan
masyarakat miskin dalam pembuatan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan,
serta rendahnya pendidikan dan SDM. Kemiskinan di Kabupaten Rejang Lebong lebih banyak
berada di bagian timur wilayah kabupaten karena posisinya agak jauh dari jalan lintas sehingga
aksesibilitasnya kurang baik dan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat.

4.1.2. Aspek Pelayanan Umum


A. Fokus Layanan Urusan Wajib Dasar
1. Pendidikan
Pendidikan menjadi salah satu dasar dalam upaya untuk mewujudkan sumber daya
manusia yang berkualitas serta dapat berkontribusi aktif dalam pembangunan. Saat ini,
pendidikan di Kabupaten Rejang Lebong memiliki beberapa permasalahan, antara lain: a)
relatif rendahnya tingkat partisipasi pendidikan; b) belum optimalnya kualitas pendidik; c)
belum optimalnya layanan pendidikan; d) terbatasnya kuantitas dan kualitas sarana prasarana
pendidikan; dan e) masih adanya sekolah yang sulit dijangkau.
Permasalahan terkait dengan relatif rendahnya tingkat partisipasi pendidikan dapat
dilihat dari beberapa indikator permasalahan seperti rata-rata lama sekolah yang tergolong
masih rendah, dengan angka rata-rata lama sekolah sebesar 8,28 tahun di tahun 2020, yang
berarti rata-rata masyarakat di Rejang Lebong hanya bersekolah hingga tingkat SMP sederajat.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-2
TAHUN 2021-2026
Hal ini juga menunjukkan bahwa angka rata-rata lama sekolah belum memenuhi standar yang
ditetapkan secara nasional di Indonesia sesuai dengan RPJMN 2020-2024 dimana wajib belajar
adalah 12 tahun atau sampai dengan jenjang pendidikan SMA dan sederajat.
Selanjutnya, angka putus sekolah di Kabupaten Rejang Lebong tercatat masih cukup
tinggi, terutama pada jenjang pendidikan SMP sederajat dimana capaian angka putus sekolah
masih berada di atas satu persen. Selain itu, permasalahan terkait dengan relatif rendahnya
partisipasi pendidikan adalah belum optimalnya angka kelulusan terutama di tingkat SD
sederajat dan SMP sederajat. Capaian angka kelulusan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah pertama dalam kurun waktu 2016-2020 masih belum mencapai angka 100 persen.
Selain angka kelulusan, capaian angka melanjutkan di Kabupaten Rejang Lebong juga masih
belum optimal. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, belum seluruh lulusan SD/MI yang
lulus pada tahun berkenaan melanjutkan pendidikan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi
yakni pada jenjang SMP/MTs, bahkan capaian angka melanjutkan di kabupaten ini masih
berada di bawah target yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor 34 Tahun 2016 untuk angka melanjutkan yang ditargetkan sebesar 99 persen.
Terkait dengan tenaga pendidik, standar kompetensi pendidik di Kabupaten Rejang
Lebong dapat dikatakan belum mencapai kondisi yang optimal. Hal ini terlihat dari capaian
pemenuhan kualifikasi akademik (S1/D-IV) yang hingga tahun 2020 masih berada pada
besaran 93,12 persen. Capaian tersebut mengindikasikan bahwa belum seluruh guru yang
mengajar di Kabupaten Rejang Lebong memiliki ijazah S1/D-IV. Masih adanya guru yang belum
memenuhi kualifikasi S1/D-IV di Kabupaten Rejang Lebong disebabkan karena tingkat
pendidikan yang memang masih di bawah S1/D-IV dan/atau sudah berijazah S1/D-IV namun
memiliki kualifikasi pendidikan atau jurusan yang tidak sesuai, terutama untuk guru pada
jenjang pendidikan SD/MI.
Selain itu, persentase guru bersertifikasi juga masih rendah dilihat dari persentase guru
bersertifikasi pada jenjang pendidikan SD sederajat hanya sebesar 52,25 persen dan pada
jenjang pendidikan SMP sederajat hanya mencapai 41,54 persen di tahun 2020. Cukup
rendahnya capaian guru yang bersertifikasi di kabupaten ini disebabkan karena terbatasnya
guru yang mengikuti pelatihan untuk sertifikasi dan masih cukup banyak guru yang tidak lolos
dalam tes saat pelaksanaan uji kompetensi. Selain itu, kurangnya motivasi tenaga pendidik
yang memasuki masa purna tugas untuk meningkatkan kapasitas melalui sertifikasi juga
diduga menjadi salah satu penyebab dari cukup rendahnya pencapaian indikator tersebut.
Proses sertifikasi guru dilakukan secara bertahap dan dengan kuota tertentu sesuai dengan
kebijakan nasional sehingga menyebabkan melambatnya capaian persentase guru
bersertifikasi.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-3
TAHUN 2021-2026
Permasalahan pendidikan lain yang terjadi di Kabupaten Rejang Lebong adalah terkait
dengan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan. Hingga saat ini masih dijumpai
permasalahan terkait keterbatasan penyediaan sarana prasarana pendidikan baik secara
kuantitas maupun kualitasnya. Hal tersebut dapat dilihat dari masih adanya prasarana sekolah
seperti ruang kelas dalam kondisi rusak sedang hingga berat. Dalam upaya peningkatan
kualitas dan kuantitas sarana prasarana serta optimalisasi layanan pendidikan, perlu adanya
peran dari semua pemangku kepentingan, baik dari pemerintah daerah, satuan pendidikan,
maupun masyarakat. Standar dari sarana dan prasarana mencakup keseluruhan, tidak
membedakan satuan pendidikan negeri maupun swasta. Hal ini mengingat peserta didik yang
dilayani adalah warga negara yang memiliki hak yang sama.
Permasalahan lainnya terkait dengan pendidikan yang ada di Kabupaten Rejang
Lebong adalah masih adanya sekolah yang sulit untuk dijangkau. Hal ini berkaitan erat dengan
aspek geografis wilayah Kabupaten Rejang Lebong yang didominasi oleh perbukitan sehingga
aksesibilitas ke beberapa daerah terutama daerah dengan kondisi medan yang cukup berat
dan jauh dari pusat kota menjadi sulit. Permasalahan ini dapat dilihat dari masih adanya
beberapa sekolah di enam kecamatan seperti Kecamatan Kota Padang, Padang Ulak Tanding,
Selupu Rejang, Sindang Beliti Ilir, dan Sindang Beliti Ulu yang dikategorikan ke dalam sekolah
yang berada di daerah terpencil. Selain itu, rata-rata sekolah tersebut berada di daerah rawan
kriminalitas sehingga resiko tenaga pendidik yang mengajar di daerah tersebut juga tinggi.
Upaya pemerintah dalam rangka mengatasi masalah tersebut salah satunya dengan
memberikan tunjangan daerah khusus kepada guru-guru yang mengajar di daerah tersebut.

2. Kesehatan
Permasalahan kesehatan yang ditemukan di Kabupaten Rejang Lebong diantaranya
adalah belum optimalnya kualitas kesehatan masyarakat, terbatasnya kuantitas dan kualitas
sarana prasarana kesehatan, terbatasnya tenaga medis dan kesehatan, serta belum meratanya
akses terhadap layanan kesehatan. Permasalahan terkait dengan belum otimalnya kualitas
kesehatan masyarakat diihat dari beberapa indikator. Kasus kematian neonatal, bayi, balita,
dan ibu melahirkan masih ada walaupun angkanya dapat dibilang rendah bahkan lebih rendah
apabila dibandingkan dengan angka kematian secara nasional. Meskipun demikian, capaian
cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani di Kabupaten Rejang Lebong masih
berada di bawah rata-rata nasional. Rendahnya capaian di wilayah kabupaten ini menunjukkan
bahwa penanganan komplikasi neonatus di Kabupaten Rejang Lebong masih tergolong rendah.
Rendahnya cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani dapat meningkatkan faktor
resiko kematian neonatus yang diduga menjadi penyumbang dalam sebagian besar angka
kematian bayi.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-4
TAHUN 2021-2026
Bayi dan anak-anak memiliki risiko yang lebih tinggi terserang penyakit menular yang
dapat mematikan, oeh karena itu imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan yang
terbaik dan sangat vital agar kelompok beresiko ini terlindungi. Dalam kondisi normal atau
dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, cakupan desa/kelurahan UCI di Kabupaten
Rejang Lebong tercatat menurun dengan rata-rata -1,11 persen per tahun, dimana pada tahun
2016 capaian indikator ini tercatat sebesar 87,82 persen dan berfluktuasi dengan
kecenderungan menurun menjadi 83,97 persen pada tahun 2020.
Saat ini, masih terdapat potensi penyakit menular yang ditemukan di Kabupaten
Rejang Lebong, seperti kasus TBC BTA, DBD, malaria, hingga HIV/AIDS, dimana walaupun pada
kasus tertentu menunjukkan kondisi yang semakin membaik, namun dalam beberapa waktu
tertentu terdapat pula kasus-kasus yang menunjukkan perburukan. Misalnya pada tingkat
prevalensi TBC yang cenderung meningkat dimana pada tahun 2016 hingga 2019 tercatat
sebesar 69,14 per 100.000 penduduk meningkat menjadi 148,85 per 100.000 penduduk
walaupun pada tahun 2020 menurun menjadi 72,84 per 100.000 penduduk. Selain itu, juga
masih terjadi kematian pada pasien TBC dimana pada tahun 2020 terdapat delapan orang
pasien meninggal. Masih relatif tingginya prevalensi TBC disebabkan oleh faktor sosial budaya
masyarakat yang masih mempengaruhi dan memperparah masa pengobatan penderita TB,
dimana tidak sedikit dari pasien masih percaya dan lebih memilih melakukan pengobatan
secara tradisional. Selanjutnya adalah penyakit DBD, dimana masih ditemukan kasus penyakit
DBD namun cakupan penangangannya sudah dapat ditingkatkan hingga sampai 100 persen.
Masih adanya angka kejadian penyakit DBD tersebut disebabkan oleh faktor siklus tahunan
serta curah hujan yang tinggi yang kemudian mengakibatkan banyaknya genangan air yang
menjadi tempat berkembangnya nyamuk penular DBD.
Kondisi geografis Kabupaten Rejang Lebong dengan topografi perbukitan dan
didominasi oleh kawasan hutan memiliki kerentanan terhadap kejadian penyakit yang
potensial mewabah, seperti malaria. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, jumlah
penduduk Kabupaten Rejang Lebong yang menderita penyakit malaria menunjukkan besaran
yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun, walaupun terjadi peningkatan kasus di tahun
2020 bila dibandingkan dengan tahun 2019. Peningkatan angka kejadian malaria ini
dipengaruhi oleh adanya lokasi penemuan kasus malaria pada daerah sulit atau pada daerah
situasi khusus yang sulit dijangkau. Selain itu, peningkatan kasus yang ditemukan di wilayah
kabupaten ini juga terkait dengan adanya mobilisasi penduduk pada daerah penemuan luar
daerah. Selanjutnya, penyakit menular lain yang masih terjadi di wilayah ini adalah HIV/AIDS
dimana terjadi lonjakan kasus yang terjadi di tahun 2019. Meningkatnya prevalensi HIV/AIDS
yang terjadi di tahun 2019 tersebut disebabkan karena kurang berjalannya penjangkauan pada

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-5
TAHUN 2021-2026
POCI oleh LSM sebagai lembaga yang bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan (KPA),
serta habisnya masa kerja KPA di Kabupaten Rejang Lebong.
Selain itu, untuk penyakit non menular yang cukup tinggi dimana terus meningkatnya
potensi penyakit degeneratif. Hal tersebut erat kaitannya dengan masih kurangnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Terkait dengan pelaksanaan
PHBS di kabupaten ini, hingga saat ini masih adanya masyarakat yang melakukan buang air
besar sembarangan (BABS) terutama bagi warga di sekitar sungai. Selain itu, hingga tahun
2020, persentase rumah tangga berakses sanitasi di Kabupaten Rejang Lebong masih cukup
rendah, dimana besarannya tercatat 41,36 persen di tahun 2020.
Permasalahan lain terkait dengan urusan kesehatan di Kabupaten Rejang Lebong ini
adalah belum optimalnya pelayanan kesehatan, baik terkait dengan kuantitas maupun
kuantitas sarana dan prasarana kesehatan. Dilihat dari sisi kuantitasnya, terdapat
pengurangan rumah sakit dan Puskesmas Pembantu (Pustu) di kabupaten ini. Penurunan
jumlah rumah sakit di tahun 2020 menjadi satu unit dikarenakan RS DKT saat ini sudah tidak
lagi memenuhi syarat sebagai rumah sakit sehingga statusnya saat ini hanya sebagai klinik.
Selain rumah sakit, fasilitas pelayanan kesehatan yang menunjukkan pengurangan jumlah
adalah Pustu. Adanya Pustu yang saat ini tidak lagi dipergunakan untuk melayani masyarakat
disebabkan oleh bangunan Pustu tersebut sudah tidak layak pakai. Selanjutnya, dilihat dari sisi
kualitasnya, masih terdapat beberapa fasilitas pelayanan kesehatan baik Puskesmas rawat
inap dan non rawat inap, Pustu, maupun fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang belum
optimal dalam memberikan pelayanannya kepada masyarakat karena menurunnya kualitas
bangunan fisiknya maupun dari sisi peralatan penunjang pemeriksaan kesehatan yang belum
sesuai dengan standar.
Kabupaten Rejang Lebong saat ini juga masih memiliki permasalahan terkait
terbatasnya jumlah tenaga kesehatan yang ada, khususnya pada jumlah dokter spesialis.
Jumlah tenaga kesehatan di kabupaten ini tidak banyak mengalami peningkatan dalam tiga
tahun terakhir, sementara jumlah penduduk yang harus dilayani terus meningkat setiap
tahunnya. Selain terkait kuantitasnya, distribusi tenaga kesehatan yang ada masih memusat di
wilayah perkotaan. Selain itu, jumlah fasilitas pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas dan
Pustu dengan jenis tenaga kesehatan sesuai dengan standar juga masih relatif rendah.
Permasalahan lainnya terkait dengan belum meratanya akses terhadap layanan
kesehatan di Kabupaten Rejang Lebong yakni belum optimalnya penyediaan jaminan
kesehatan untuk semua masyarakat. Jaminan kesehatan yang dimaksud adalah Jamkesda yang
diberikan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Rejang Lebong yang bersedia di rawat di
ruang perawatan kelas III, serta masyarakat yang tidak termasuk dalam peneriman bantuan
Kartu Indonesia Sehat atau Penerima Bantuan Iuran (PBI) program JKN.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-6
TAHUN 2021-2026
3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Pada infrastruktur jalan, secara umum kondisi infrastruktur jalan kabupaten belum
optimal. Hal ini disebabkan belum optimalnya capaian jalan kabupaten dalam kondisi mantap
(kondisi jalan dalam keadaan baik dan sedang). Keadaan ini dikarenakan masih adanya kondisi
jalan rusak hingga rusak berat akibat pemakaian dan belum dilakukan perbaikan. Selain
kondisi jalan masih terdapat jalan rusak, kualitas jalan dan jembatan yang baik juga menjadi
penyebab belum optimalnya infrastruktur jalan. Kualitas jalan dan jembatan yang mudah
rusak mengakibatkan pemeliharaan jalan harus rutin dilakukan agar jalan selalu dalam kondisi
baik.
Kondisi pemenuhan kebutuhan air bersih di Kabupaten Rejang Lebong terpenuhi dari
pelayanan air PDAM, air permukaan, dan sumur. Pelayanan PDAM belum dapat menjangkau
keseluruhan wilayah kabupaten sehingga persentase penduduk yang berakses air minum
rendah. Rumah tangga yang tidak teraliri saluran PDAM ini mendapat akses air dari
permukaan air dan sumur yang diadakan secara mandiri maupun melalui bantuan PAMSIMAS
(Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi).
Kondisi pemenuhan sanitasi layak di Kabupaten Rejang Lebong belum terpenuhi 100
persen pada tahun 2020, dimana capaiannya tercatat sebesar 41,36 persen dan masih
tergolong rendah. Kondisi drainase di Kabupaten Rejang Lebong secara umum juga dapat
dikatakan belum baik karena terdapat saluran drainase yang tersumbat sehingga
menyebabkan genangan/ banjir di beberapa kawasan permukiman. Belum terpenuhinya
sanitasi layak juga disebabkan karena pengelolaan persampahan di Kabupaten Rejang Lebong
yang masih rendah. Pengelolaan sampah pada tahun 2020 hanya mencapai 47,04 persen dari
total sampah yang ada. Capaian pengurangan sampah di Kabupaten Rejang Lebong yang
melalui daur ulang hingga kini juga sangat rendah yaitu 0,95 persen dari seluruh total sampah.
Rendahnya capaian pengurangan sampah melalui daur ulang ini disebabkan oleh terbatasnya
jumlah TPS3R dan penyediaan tempat sampah umum.
Infrastruktur pertanian kewenangan Pekerjaan Umum di Kabupaten Rejang Lebong
meliputi saluran irigasi dan jalan kabupaten menuju sentra produksi. Secara umum masih
terdapat kondisi infrastruktur pertanian dalam kondisi rusak dan kurang baik. Rusaknya
saluran irigasi dan jalan menuju sentra produksi ini selain disebabkan karena pemakaian, juga
dipengaruhi oleh iklim dan cuaca. Pemeliharaan yang tidak maksimal terhadap infrastruktur
pertanian juga mengakibatkan masih adanya infrastruktur pertanian dalam kondisi kurang
baik.
Pengelolaan RTH (Ruang Terbuka Hijau) di Kabupaten Rejang Lebong juga belum
optimal. Salah satu penyebabnya adalah pendataan RTH yang belum baik. Hingga tahun 2020
data RTH yang dimiliki Kabupaten Rejang Lebong hanya pada kawasan perkotaan saja, yaitu

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-7
TAHUN 2021-2026
Kecamatan Curup, Kecamatan Curup Timur, Kecamatan Curup Tengah, Kecamatan Curup
Selatan, Kecamatan Curup Utara, Kecamatan Selupu Rejang, dan Kecamatan Sindang Kelingi.
Jika dilihat dari besaran luas RTH pada kawasan perkotaan tersebut, luas RTH terus mengalami
penurunan yang diakibatkan oleh alih fungsi lahan dan peningkatan pembangunan oleh
masyarakat. Selanjutnya, pengawasan terhadap penggunaan RTH juga masih kurang, dimana
masih adanya ruang terbuka yang berubah peruntukannya, misalnya Lapangan Setia Negara
yang merupakan RTH namun berubah menjadi pasar kuliner sehingga fungsinya sebagai RTH
menjadi kurang optimal. Selain itu, terdapat juga ruang terbuka publik yang berubah fungsinya
menjadi pelataran terbuka (lahan terbuka) seluas ±150m2 yang berlokasi di Kecamatan Curup.

4. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman


Hingga tahun 2020, masih terdapat permukiman kumuh seluas 33,17 Ha di Kabupaten
Rejang Lebong. Jumlah luas permukiman kumuh ini menurun dalam kurun waktu enam tahun
terakhir. Penurunan luas kawasan kumuh ini terjadi karena adanya dampingan program
pengurangan kawasan kumuh oleh pemerintah daerah dan adanya program KOTAKU dari
pemerintah pusat. Selain masih adanya permukiman kumuh, pada Kabupaten Rejang Lebong
juga masih terdapat Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Walaupun jumlah RTLH yang ada di
Kabupaten Rejang Lebong setiap tahunnya mengalami penurunan, namun cakupan RLH
(Rumah Layak Huni) yang ada belum mencapai 100 persen, dengan capaian pada tahun 2020
sebesar 91,16 persen.

5. Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat


Urusan ketentraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat membahas
perihal perlindungan masyarakat di Kabupaten Rejang Lebong. Hingga tahun 2020, pelayanan
ketenteraman dan ketertiban umum masih belum optimal. Pada tahun 2020, tercatat jumlah
pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan) meningkat signifikan hingga 14 kasus
pelanggaran. Lebih lanjut, pelanggaran terhadap peraturan daerah (perda) pun belum dapat
dihilangkan atau diturunkan jumlahnya. Hingga tahun 2020, kejadian pelanggaran terhadap
perda di Rejang Lebong justru meningkat mencapai empat kejadian pelanggaran.
Urusan ini juga memayungi terkait dengan mitigasi bencana. Di Kabupaten Rejang
Lebong sendiri mitigasi bencana yang dilakukan masih belum optimal, terutama terkait
dengan kesiapsiagaan terhadap bencana dan juga optimalisasi evakuasi. Berdasarkan indeks
resiko bencana tahun 2019, Kabupaten Rejang Lebong memiliki skor 146 yaitu masuk kelas
resiko tinggi. Kondisi geografis yang berbukit yang rawan longsor serta berada di daerah
dengan potensi gempa bumi serta gunung berapi yang tinggi mengakibatkan Kabupaten
Rejang Lebong harus memiliki upaya mitigasi bencana untuk mengurangi resiko terjadinya

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-8
TAHUN 2021-2026
bencana yang ada. Selain itu, Kabupaten Rejang Lebong juga memiliki potensi banjir terutama
di daerah dataran rendah yang pada tahun 2020 kejadian banjir yang ada sejumlah 10 titik
lokasi dengan korban mencapai 319 orang yang mana jumlah kejadian dan jumlah korban
meningkat dari tahun sebelumnya. Permasalahan ini erat kaitannya dengan sumber daya
manusia, dimana hanya terdapat tiga orang yang memiliki sertifikasi terkait dengan
kebencanaan serta adanya kendala dalam penyiapan desa tangguh bencana.
Urusan ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat ini juga
memayungi hal yang berkaitan dengan pelayanan bencana kebakaran di level kabupaten. Di
Kabupaten Rejang Lebong, penyelesaian kejadian kebakaran masih belum optimal. Dari total
15 wilayah manajemen kebakaran (WMK) yang ada, masih terdapat empat WMK yang belum
terlayani oleh Pos Pemadam Kebakaran. Lebih lanjut, dari total luas WMK yang menjadi
tanggung jawab (area pelayanan) Kabupaten Rejang Lebong, cakupan pelayanan bencana
kebakarannya baru mencapai 80,3 persen saja. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh masih
kurangnya ketersediaan dan kesiapan sarana prasarana kebakaran di mana dari tujuh armada
damkar yang tersedia, hanya empat saja yang beroperasi.
Pada akhirnya, beberapa hal di atas berpengaruh terhadap tingkat waktu tanggap
bencana kebakaran yang hingga tahun 2020 masih berada di angka 83,3 persen yang artinya
belum dapat tertangani dengan waktu yang seharusnya. Lebih lanjut, belum optimalnya
tingkat waktu tanggap bencana kebakaran ini juga dipengaruhi oleh adanya kejadian
kebakaran yang terjadi di lokasi/lahan yang sulit dijangkau oleh armada pemadam kebakaran.

6. Sosial
Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2016-2020 telah berupaya
memberikan bantuan sosial kepada penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).
Kuantitas pemberian bantuan sosial setiap tahunnya mengalami peningkatan, namun masih
belum menyeluruh bagi PMKS yang seharusnya menerima bantuan. Status kependudukan
PMKS menjadi permasalahan karena pemberian bantuan umumnya berdasarkan status
kependudukan.
Upaya memberikan pelayanan kesejahteraan sosial masih terkendala minimnya
fasilitas pelayanan PMKS, seperti belum tersedianya panti sosial yang menyediakan sarana
prasarana pelayanan kesehatan sosial. Selain itu, Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis
Masyarakat (WBKSM) belum tersedia sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial. Upaya
pemberdayaan sosial telah dilaksanakan melalui kelompok usaha bersama (KUBE) atau
kelompok sosial ekonomi sejenis bagi PMKS perlu adanya optimalisasi agar mampu
menjangkau PMKS yang lebih luas.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-9
TAHUN 2021-2026
Kapasitas Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) di Kabupaten Rejang
Lebong cukup tinggi. PSKS dengan keahlian masing-masing perlu adanya pembinaan secara
berkala. Sifat PSKS sebagai tenaga sukarela perlu mendapatkan apresiasi dari pemerintah. Hal
ini diperlukan untuk menguatkan kapasitas PSKS sehingga mampu siaga disetiap waktu.

B. Fokus Layanan Urusan Wajib Non Dasar


1. Tenaga Kerja
Tenaga kerja berperan sebagai subjek sekaligus objek dalam pembangunan. Jumlah
angkatan kerja di Kabupaten Rejang Lebong senantiasa bertambah setiap tahunnya seiring
dengan pertambahan jumlah penduduk. Namun peningkatan angkatan kerja ini juga
menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran. Jumlah pengangguran di Kabupaten
Rejang Lebong berfluktuasi dan meningkat di tahun 2019 dan 2020 sehingga angka TPT
(Tingkat Pengangguran Terbuka) juga meningkat.
Meningkatnya jumlah pengangguran ini disebabkan karena jumlah lapangan pekerjaan
yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja. Selain itu, masih banyak pencari
kerja yang belum terdaftar di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan mempunyai Kartu
Pencari Kerja (AK1). Padahal beberapa perusahaan atau instansi baik negeri atau swasta
menjadikan Kartu Pencari Kerja atau kartu kuning sebagai salah satu syarat untuk melamar
pekerjaan karena kartu kuning ini menjadi bukti bahwa pendaftar sedang mencari kerja. Dari
segi kualitas, tingginya angka putus sekolah diduga menjadi salah satu alasan mengapa masih
banyak pengangguran di Kabupaten Rejang Lebong. Kurangnya keterampilan dari angkatan
kerja menyebabkan ketidakmampuan untuk membuka lapangan kerja baru. Informasi
mengenai peluang kesempatan kerja juga belum menyebar karena kurangnya komunikasi
antar penyedia kerja dengan pencari kerja sehingga mengakibatkan pencari kerja kesulitan
untuk mendapatkan informasi mengenai lapangan pekerjaan yang ditawarkan oleh penyedia
kerja.
Dari sisi pengusaha dan pekerja, terdapat beberapa permasalahan seperti masih
adanya perselisihan antara perusahaan dan pekerja, rendahnya perusahaan yang menerapkan
K3, dan masih rendahnya pekerja yang memiliki jaminan sosial. Pelatihan pekerja di Balai
Latihan Kerja/BLK sudah dilakukan untuk pelatihan berbasis kompetensi dan pelatihan
berbasis masyarakat. Namun Kabupaten Rejang Lebong sendiri belum mempunyai BLK
sehingga masih menggunakan BLK Kabupaten Kepahiang yang terletak di perbatasan antara
Kabupaten Rejang Lebong dan Kepahiang, BLK Provinsi Bengkulu, atau balai latihan besar di
bawah Kementerian.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-10
TAHUN 2021-2026
2. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak sangat melekat dengan kondisi
sosial budaya masyarakat. Keterlibatan perempuan di Kabupaten Rejang Lebong pada
berbagai bidang pembangunan menunjukkan partisipasi yang masih rendah. Kesempatan
perempuan menduduki kursi DPRD, jabatan di lembaga pemerintah maupun lembaga swasta
masing-masing masih berada jauh dibawah 30 persen.
Capaian Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
secara umum bergerak belum signifikan. Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, capaian
IPG di Kabupaten Rejang Lebong menunjukkah besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan
menurun. Angka IPG pada tahun 2020 adalah 91,89 dimana menunjukkan masih adanya
ketimpangan pembangunan antara perempuan dan laki-laki. Sementara itu, dalam kurun
waktu tahun 2016 hingga 2020, capaian indikator IDG Kabupaten Rejang Lebong
menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan meningkat dimana capaian IDG
pada tahun 2020 mencapai 62,93. Nilai IDG yang berkisar direntang 60 menunjukkan masih
diperlukannya upaya serius untuk meningkatkan peran perempuan dalam pengambilan
keputusan ekonomi dan politik di Kabupaten Rejang Lebong. Aktualisasi peran perempuan
masih perlu ditingkatkan sehingga mampu menjadi bagian lebih luas dari penentu dan
pelaksana kebijakan pembangunan.
Kecenderungan kejadian kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) mengalami
penurunan yang signifikan dimana tercatat hanya 32 kasus KDRT pada tahun 2020. Selain itu,
jenis kekerasan yang cenderung meningkat adalah kasus kekerasan seksual terhadap anak
yang terjadi di ranah privat dan publik. Walaupun begitu, kejadian kekerasan terhadap
perempuan dan anak ini harus tetap menjadi perhatian karena pada umumnya fenomena ini
hanya merupakan fenomena gunung es dimana banyak kasus kekerasan terhadap perempuan
dan anak yang tidak teridentifikasi. Masih terdapat kasus-kasus kekerasan yang tidak terdata
dan tertangani karena tidak adanya pelaporan disebabkan malu atau takut. Penanganan
korban kekerasan terhadap perempuan dan anak belum seluruhnya dapat ditangani sesuai
standar. Pelayanan secara terpadu terkait penanganan korban juga belum optimal karena
belum terbentuknya UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak.
Upaya pemenuhan hak anak belum optimal karena belum terjalinnya koordinasi secara
intensif lintas sektoral. Pemenuhan hak anak sebagai indikator mewujudkan Kabupaten
Rejang Lebong yang layak anak meliputi pemberdayaan sekolah ramah anak, puskesmas
ramah anak, pusat kreatifitas anak, forum anak, PATBM, serta anak pelapor dan pelopor.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-11
TAHUN 2021-2026
3. Pangan
Urusan pangan berkaitan dengan penyelenggaraan ketersediaan pangan (dan
cadangan pangan), penguatan cadangan pangan, penanganan daerah rawan pangan, juga
keamanan pangan. Di Kabupaten Rejang Lebong, urusan pangan masih belum mantap
terutama pada penyelenggaraan ketahanan pangan kabupaten. Hingga tahun 2020, skor pola
pangan harapan (PPH) baru mencapai 79,3 persen, yang memiliki makna bahwa kualitas
konsumsi pangan dan pola konsumsi masyarakat Kabupaten Rejang Lebong belum dapat
dikatakan memenuhi standar beragam, bergizi, dan seimbang (B2SA). Pola konsumsi pangan
di Kabupaten Rejang Lebong masih terdapat ketimpangan dimana konsumsi pangan utama
tinggi namun konsumsi pangan hewani, umbi-umbi serta sayur dan buah masih rendah dan
pemanfaatan sumber-sumber pangan lokal (umbi dan jagung) pun masih rendah.
Lebih lanjut, pada urusan pangan juga dijumpai bahwa pengendalian harga komoditas
pertanian masih belum optimal. Sebagian petani di Kabupaten Rejang Lebong masih belum
pada tataran mandiri dalam hal pasca panen (distribusi dan pemasaran). Mereka bekerjasama
dengan tengkulak sehingga petani tidak dapat menentukan harga hasil tani mereka. Hal lain
yang juga menjadi masalah adalah turunnya harga komoditas pada saat panen raya. Produksi
yang melimpah berdampak pada harga komoditas yang menjadi rendah karena mekanisme
pasar. Oleh karena itu, perlakuan komoditas pasca panen menjadi sangat penting, mengingat
juga sifat komoditas pertanian adalah tidak tahan lama dan membutuhkan tempat yang cukup
luas.

4. Pertanahan
Pada urusan pertanahan masalah yang dihadapi adalah belum optimalnya pendataan
dan sertifikasi pertanahan. Dari total luas kabupaten 155.027 Ha, hanya 24,90 persen saja
lahan yang memiliki sertifikat, atau sama dengan 38.594 Ha. Belum optimalnya pendataan dan
sertifikasi ini dikarenakan pendataan sebelumnya belum dioptimalkan dengan sistem PTSL
(Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap).

5. Lingkungan Hidup
Persentase pengelolaan persampahan yang tertangani di Kabupaten Rejang Lebong
pada tahun 2020 masih tergolong rendah yakni sebesar 43,80 persen dari total timbulan
sampah kabupaten. Rendahnya persentase sampah yang tertangani ini dikarenakan sarana
prasarana pendukung pengelolaan persampahan yang terbatas. Hal ini ditandai dengan TPA
yang belum memiliki jembatan timbang, jumlah TPS yang terbatas (8 unit), dan terbatasnya
jumlah armada pendukung pengelolaan persampahan.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-12
TAHUN 2021-2026
Pelayanan persampahan di Kabupaten Rejang Lebong secara umum sudah mencakup
semua kecamatan, namun layanan pada beberapa kecamatan hanya pada wilayah sekitar jalan
utama/jalan nasional saja. Wilayah yang benar-benar termasuk ke dalam wilayah layanan
persampahan hanya delapan kecamatan, yang meliputi Kecamatan Curup, Curup Tengah,
Curup Utara, Curup Selatan, Curup Timur, Selupu Rejang, Binduriang, dan Padang Ulak
Tanding. Oleh karena itu saat ini masih terdapat tujuh kecamatan yang belum termasuk daerah
pelayanan persampahan.
Kondisi pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Rejang Lebong juga dapat
dikatakan belum optimal. Hal tersebut terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk
memelihara lingkungan, terutama dalam masalah pembuangan sampah. Sebagian masyarakat
masih membuang sampah sembarangan seperti membuang di pinggir jalan maupun di sungai
atau selokan sehingga mencemari lingkungan dan mempengaruhi kualitas air yang ada di
sungai. Belum optimalnya pengelolaan sampah ini juga mengakibatkan genangan/banjir yang
terjadi di Kabupaten Rejang Lebong. Selain kurangnya kesadaran masyarakat, belum
optimalnya pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Rejang Lebong ditandai dengan
kurangnya dukungan terhadap pengawasan pencemaran lingkungan terhadap lokasi yang
menjadi kegiatan/usaha yang mempunyai izin PPLH (Perlindungan Pengelolaan Lingkungan
Hidup) seperti kegiatan tambang galian C (pasir dan pasir batu). Kurangnya pengawasan
tersebut dikarenakan kurangnya dukungan fasilitas saat peninjauan.

6. Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil


Pengelolaan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di Kabupaten Rejang
Lebong dapat dikatakan masih belum optimal. Desa/kelurahan tertib administrasi
kependudukan pada kurun waktu 2016-2020 mengalami peningkatan. Hingga tahun 2020
sebanyak 81 dari 156 desa/kelurahan atau 51,92 persen telah tertib administrasi
kependudukan. Upaya peningkatan kesadaran tertib administrasi dokumen kependudukan
perlu dilakukan sehingga mampu terintegrasi pencatatan kependudukan dari tingkat individu
hingga nasional.
Capaian kepemilikan dokumen kependudukan berupa KTP-elektronik dan akta
kelahiran penduduk Kabupaten Rejang Lebong telah tercapai di atas 80 persen. Namun,
kesadaran masyarakat atas pelaporan administrasi kependudukan perlu ditingkatkan, karena
masih terdapat masyarakat yang mengurus dokumen kependudukan hanya pada saat
dibutuhkan seperti keperluan sekolah maupun mendapatkan bantuan.
Selanjutnya, pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil di Kabupaten Rejang
Lebong meliputi pelayanan umum yang terpusat di kantor Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil serta pelayanan sambang masyarakat (layanan jemput bola). Sistem

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-13
TAHUN 2021-2026
pencatatan kependudukan telah dilaksanakan secara digital melalui SIAK yang mampu
memberikan identitas tunggal secara nasional. Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung
layanan menjadi kendala untuk menjadikan pelayanan prima sehingga target penerbitan
dokumen kependudukan masih tidak memenuhi standar pelayanan minimal yang ditargetkan.
Pemanfaatan data kependudukan masih bersifat manual. Hal ini menyebabkan tidak
efisien dalam pemanfaatannya karena memerlukan durasi untuk memperoleh data yang
dibutuhkan. Data kependudukan menjadi dasar bagi pelaksanaan pembangunan lintas urusan.
Kerjasama pemanfaatan dokumen kependudukan dengan memberikan hak askses kepada
lembaga pengguna diperlukan sehingga mampu untuk mempermudah dan mempercepat
pelaksanaan pembangunan.

7. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Urusan pemberdayaan masyarakat dan desa mencakup pelaksanaan urusan
pemerintah di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa. Kabupaten Rejang Lebong yang
membawahi 122 desa, masih belum mampu mengoptimalkan pelatihan dan pembinaan
organisasi di desa/kelurahan. Hingga saat ini yang berjalan atau yang terlaksana di Kabupaten
Rejang Lebong adalah pendampingan terhadap pemerintah desa saja sehingga belum ada
pendampingan atau pembinaan pada tataran organisasi kemasyarakatan. Pendamping desa
yang dikirim dari kabupaten terdiri dari pendamping desa dan pendamping lokal.
Pendampingan yang dilakukan pun tidak serta merta dilakukan oleh pendamping desa kepada
pemerintah desa melainkan pada umumnya melalui pendamping lokal. Rantai pendampingan
yang demikian pun memunculkan suatu kendala tersendiri bagi pendamping dan utamanya
bagi pemerintah desa di Kabupaten Rejang Lebong dikarenakan transfer knowledge yang
berbeda dari pendamping desa dan pendamping lokal.
Lebih dari itu, pelayanan pemerintah desa pun belum optimal oleh karena masih
terdapat sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang kurang baik, bahkan masih
ada desa yang belum memiliki sarana prasarana perkantoran. Hingga tahun 2020 dari total
122 desa di Kabupaten Rejang Lebong, baru 105 desa yang memiliki sarpras perkantoran yang
memadai atau baru mencapai 86,06 persen saja. Hal tersebut berkaitan dengan masih
terdapatnya desa berstatus desa tertinggal dan desa sangat tertinggal. Hingga tahun 2020,
tercatat masih terdapat satu desa sangat tertinggal (0,01 persen) dan 51 desa tertinggal (0,33
persen) dari total 122 desa.
Dalam hal penyusunan dan pelaksanaan RPJMDes di Kabupaten Rejang Lebong masih
dijumpai adanya disorientasi kegiatan pembangunan. Hingga saat ini, musyawarah yang
diselenggarakan di tingkat desa masih bersifat elitis, dengan kata lain, dalam pelaksanaan
musyawarah yang hadir justru kaum-kaum ‘petinggi’ sehingga suara-suara kaum minoritas

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-14
TAHUN 2021-2026
cenderung ‘tidak didengar’. Beralih dari itu, desa-desa di Kabupaten Rejang Lebong belum
memiliki desa digital dan belum mengusahakan ketersediaan profil desa yang terbaru. Desa
sebetulnya telah mengalami perkembangan-perkembangan ke arah positif, tetapi Tenaga Ahli
Desa belum atau tidak memperbarui informasi pada profil desa dengan maksud dan tujuan
tertentu.
Selanjutnya, aparatur desa di Kabupaten Rejang Lebong masih perlu ditingkatkan
kembali kapasitas dan kualitasnya begitu juga dengan kualitas dan kuantitas kelembagaan
desa yang ada. Hingga saat ini, kemampuan aparatur desa masih rendah dalam
mengidentifikasi masalah sehingga dijumpai adanya kesulitan dalam merumuskan kegiatan.
Dalam urusan pemberdayaan msayarakat desa, dijumpai pula kegiatan ekonomi desa
yang belum optimal. Dilihat dari eksistensi BUMDes di Kabupaten Rejang Lebong yang menuai
pro dan kontra dalam pelaksanaannya. BUMDes yang ada di setiap desa, diharapkan mampu
mengajukan proposal untuk kemajuan BUMDes terkait, tetapi pengajuan proposal pun
terkendala pada tahap penyusunannya. Hal tersebut berkaitan dengan poin masalah
sebelumnya, yakni adanya kesulitan mengidentifikasi masalah yang berlanjut pada kesulitan
menyusun program. Lebih lanjut, BUMDes pun belum mampu mengoptimalkan potensi desa
yang dimiliki salah satunya pada poin pemasaran dengan kata lain BUMDes belum
mendapatkan adanya saluran pemasaran ke luar wilayah.

8. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2016-2020 terus
melambat. Perlambatan tersebut, antara lain dipengaruhi oleh total fertility rate (TFR) yang
relatif rendah, yaitu 2,24 pada tahun 2020. Semakin menuju angka dua, maka pengendalian
penduduk dianggap berhasil karena diasumsikan rata-rata keluarga memiliki anak dua orang.
Pandangan masyarakat secara adat bahwa banyak anak banyak rezeki perlu diubah dengan
terus dilakukannya sosialisasi dan edukasi tentang manfaat program keluarga berencana yang
nyata.
Selanjutnya, tingkat kepesertaan ber-KB bagi pasangan usia subur (PUS) belum
optimal. Dalam lima tahun terakhir, capaian rasio akseptor KB di Kabupaten Rejang Lebong
menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun dimana pada tahun
2020 capaian rasio akseptor KB tercatat sebesar 0,83. Selain itu, persentase penggunan metode
kontrasepsi jangka panjang (MKJP) oleh akseptor KB masih sangat rendah, yaitu sebesar 0,23
persen. Edukasi, sosialisasi, dan penyediaan alat dan obat dalam penggunaan MKJP perlu
ditingkatkan karena metode ini paling efektif. Pemakaiannya dapat bertahan selama tiga tahun
sampai seumur hidup. Masalah ini berkorelasi dengan kehamilan yang tidak diinginkan (KTD)
yang pada level tertentu dapat mendorong peningkatan angka kematian ibu.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-15
TAHUN 2021-2026
9. Perhubungan
Hingga saat ini, layanan sarana dan prasarana perhubungan di Kabupaten Rejang
Lebong baik secara kuantitas maupun kualitasnya dapat dikatakan belum optimal. Hal ini
disebabkan oleh belum optimalnya kualitas dan kuantitas perlengkapan jalan. Perlengkapan
jalan yang dimaksudkan adalah rambu-rambu lalu lintas dan penerangan jalan umum (PJU).
Pengadaan rambu-rambu pada lima tahun terakhir hanya dilaksanakan sekali, yaitu pada
tahun 2019 dengan jumlah pemasangan rambu-rambu sebanyak 73 unit. Sementara itu, PJU di
kabupaten ini sebenarnya sudah tersedia untuk seluruh ruas jalan, namun banyak PJU yang
tidak dapat berfungsi karena kurangnya pemeliharaan.
Selain perlengkapan jalan, belum optimalnya sarana dan prasarana perhubungan juga
disebabkan oleh tidak beroperasinya terminal di bawah kewenangan kabupaten, yaitu
terminal tipe C di Tabarenah. Tidak beroperasinya terminal ini dikarenakan fasilitas yang
rusak parah. Belum optimalnya sarana dan prasarana perhubungan juga disebabkan oleh
rusaknya alat uji KIR pada tahun 2020 dan rusaknya alat kalibrasi yang mengakibatkan
gedung/balai uji tidak memiliki akreditasi sehingga ditutup. Seharusnya dengan adanya alat
uji KIR dan alat kalibrasi ini dapat memperlancar proses uji layak kendaraan yang kemudian
akan berpengaruh pula pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Rejang
Lebong.

10. Komunikasi dan Informatika


Saat ini kondisi sarana dan prasarana komunikasi dan informatika di Kabupaten Rejang
Lebong masih belum merata. Hal ini ditunjukkan dengan masih adanya desa yang belum dapat
menjangkau sinyal telepon atau jaringan komunikasi secara optimal (blankspot) serta belum
adanya KIM (Kelompok Informasi Masyarakat). Blankspot ini terjadi karena daerah tersebut
tidak terlayani jangkauan sinyal BTS, dengan kata lain daerah tersebut masih mempunyai
jaringan telepon dan internet yang lemah, atau daerah tersebut tidak mempunyai jaringan
telepon dan internet sama sekali dimana pada tahun 2020 terdapat delapan titik blankspot di
Kabupaten Rejang Lebong. Sementara itu, belum adanya KIM ini dikarenakan belum terdapat
petunjuk teknis dan regulasi yang jelas mengenai pengadaan KIM di Kabupaten Rejang Lebong.
Belum adanya petunjuk teknis dan regulasi ini dipengaruhi oleh Diskominfo yang baru berdiri
tahun 2017, sehingga belum banyak terdapat studi mengenai KIM.
Selanjutnya, layanan komunikasi dan informatika untuk pemerintahan juga belum
optimal. Hal ini terjadi karena Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Rejang Lebong
belum memiliki infrastruktur yang memadai, seperti server serta sumber daya manusia yang
mendukung. Akibatnya, integrasi layanan internet antar OPD belum berjalan dengan baik,
terhambatnya penyelenggaraan layanan administrasi pemerintahan secara online, dan tidak

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-16
TAHUN 2021-2026
optimalnya aplikasi layanan pemerintah bagi publik. Data menunjukkan bahwa layanan
administrasi pemerintahan yang diselenggarakan secara online baru mencapai 60 persen dan
indeks SPBE Kabupaten Rejang Lebong hanya sebesar 1,62.

11. Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah


Koperasi sering kali mendapatkan bantuan dari pemerintah sehingga mendorong
masyarakat untuk berkoperasi. Koperasi sendiri berperan untuk membangun dan
mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya (Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 1992). Jumlah koperasi di Kabupaten Rejang Lebong selalu bertambah setiap
tahunnya, namun pertambahan jumlah koperasi ini tidak diiringi dengan jumlah koperasi yang
aktif. Persentase koperasi aktif di Kabupaten Rejang Lebong adalah sebesar 58,38 persen di
tahun 2016 dan turun menjadi 46,70 persen di tahun 2020, dengan kata lain hanya ada 92 unit
koperasi aktif dari total 197 unit koperasi di Kabupaten Rejang Lebong. Rendahnya koperasi
aktif ini disebabkan karena kurangnya kemampuan SDM dalam memanajemen koperasi dan
banyaknya aturan atau regulasi dalam koperasi yang menyulitkan anggota.
Sama seperti koperasi, UKM juga kerap mendapatkan bantuan dana dari pemerintah.
Berdasarkan data, terjadi peningkatan jumlah UKM yang signifkan dari 4300 unit UKM pada
tahun 2019 menjadi 32.759 unit UKM. Peningkatan ini disebabkan karena adanya Bantuan
Pemerintah untuk Masyarakat (BPUM). UKM sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah
dari segi pelatihan, peralatan, serta permodalan. Saat ini bantuan yang diberikan untuk UKM
masih belum optimal dan belum bisa mencakup semua UKM yang ada. Untuk pemasaran pun
masih terbatas karena belum banyak event-event yang diselenggarakan di Kabupaten Rejang
Lebong yang bisa menjadi sarana bagi UKM untuk melakukan pemasaran. Pemasaran masih
dilakukan secara individu oleh masing-masing pelaku UKM sehingga hasilnya belum optimal.
Dari segi perizinan, sampai saat ini belum ada kemudahan perizinan terhadap UKM sehingga
masih banyak UKM yang belum mendapatkan izin.

12. Penanaman Modal


Kontribusi penanaman modal yang dilakukan oleh para investor dalam pembangunan
ekonomi secara langsung akan dirasakan oleh masyarakat di sekitar kawasan usaha. Dengan
adanya investasi maka akan membuka peluang pekerjaan baru, dan dengan adanya
perusahaan yang melakukan investasi di Kabupaten Rejang Lebong akan merubah pola pikir
masyarakat untuk selanjutnya beralih profesi menjadi wiraswasta. Secara ekonomi,
penanaman modal dari para investor sangat berpengaruh untuk meningkatkan pembangunan
ekonomi daerah dan masyarakat. Semakin banyak daya tarik potensi sebuah daerah, maka

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-17
TAHUN 2021-2026
semakin banyak pula investor yang tertarik untuk berinvestasi sehingga akan memberikan
kontribusi yang sangat besar dalam pengembangan ekonomi daerah.
Kabupaten Rejang Lebong memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah
sehingga menarik investor untuk berinvestasi. Investasi yang dilakukan sebagian besar berasal
dari sektor pertanian, perkebunan, dan pertambangan. Jumlah investasi di Kabupaten Rejang
Lebong cenderung meningkat setiap tahunnya walaupun terjadi penurunan yang cukup
signifikan karena mulai tahun 2019 indikator yang dipakai untuk menghitung jumlah investor
hanya untuk perusahaan yang berinvestasi dengan nilai di atas 500 juta rupiah saja.
Investasi di Kabupaten Rejang Lebong memiliki tren yang cenderung meningkat,
namun jumlah realisasinya masih bisa dioptimalkan lagi mengingat banyaknya potensi yang
dimiliki Kabupaten Rejang Lebong. Belum optimalnya investasi ini disebabkan karena masih
belum optimalnya penggalian potensi-potensi unggulan yang tersedia untuk ditawarkan
kepada calon investor. Selain itu juga masih kurangnya promosi mengenai potensi unggulan di
Kabupaten Rejang Lebong. Promosi mengenai Kabupaten Rejang Lebong untuk menarik calon
investor saat ini dapat diakses melalui media massa dan media sosial seperti website DPMPTSP,
FB, dan pamflet. Namun promosi di event-event berskala nasional masih kurang sehingga perlu
ditingkatkan lagi karena event berskala nasional sangat berpotensi untuk menarik para
investor untuk berinvestasi di Kabupaten Rejang Lebong.
Dalam hal perizinan, pengetahuan dan pemahaman masyarakat akan pentingnya suatu
perijinan masih rendah, ditambah dengan kualitas jaringan internet yang buruk dan masih
banyaknya kesulitan dalam mengelola sistem aplikasi menyebabkan belum optimalnya sistem
perizinan online terintegrasi (OSS). Kabupaten Rejang Lebong juga belum memiliki regulasi
terkait penanaman modal dan sekarang masih mengacu pada peraturan-peraturan dari pusat
yang tentunya harus disesuaikan dengan kondisi daerah. Pada tahun 2016 hingga 2020 hanya
terdapat satu peraturan daerah yang mendukung iklim usaha yaitu Perda Kabupaten Rejang
Lebong Nomor 8 Tahun 2017 tentang Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol. Di
tahun 2020, peraturan daerah terkait penanaman modal sudah disusun dan dalam proses
untuk menjadi perda, sedangkan peraturan daerah terkait fasilitasi dan penanaman modal
baru akan disusun.

13. Kepemudaan dan Olahraga


Permasalahan terkait dengan kepemudaan dan olahraga yaitu belum optimalnya
pemberdayaan pemuda yang dilihat dari rendahnya peran pemuda dalam kegiatan sosial
masyarakat, termasuk organisasi seperti remaja masjid atau karang taruna yang ada di
Kabupaten Rejang Lebong. Selain itu peran organisasi pemuda juga masih terbatas dilihat dari

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-18
TAHUN 2021-2026
jumlah organisasi pemuda yang aktif cukup sedikit dan jumlahnya tidak berubah dalam kurun
waktu tiga tahun terakhir.
Selanjutnya, permasalahan lainnya terkait dengan belum optimalnya pengembangan
olahraga. Hal ini dapat dilihat dari terbatasnya upaya dalam pembinaan atlet serta prestasi
olahraga yang ada juga relatif rendah. Cakupan pembinaan atlet muda masih terbatas dimana
capaiannya pada tahun 2019 hanya sebesar 57,14 persen dan pada tahun 2020 tidak ada
pembinaan atlet pekajar karena ditiadakannya event olahraga bagi pelajar. Selain itu, jumlah
pelatih bersertifikasi juga masih relatif rendah, dimana hingga saat ini hanya sekitar 60 persen
saja pelatih yang telah bersertifikasi. Sebagian besar sertifikasi yang dimiliki oleh para pelatih
tersebut hanya berupa sertifikasi di tingkat daerah saja, dan hanya beberapa cabang olah raga
tertentu yang memiliki sertifikasi di tingkat nasional. Minimnya sarana dan prasarana olahraga
juga perlu menjadi perhatian karena masih banyak ditemui sarana olahraga yang belum sesuai
standar dan masih sangat sedikit sekali sarana prasarana olahraga dengan kondisi baik.
Melihat permasalahan tersebut diperlukan upaya untuk meningkatkan prestasi pemuda dan
olahraga untuk menjadi yang terbaik di Provinsi Bengkulu. Dari beberapa aspek di atas, bahwa
upaya meningkatkan kapasitas diperlukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
pembinaan dan pengembangan olahraga sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan
prestasi pemuda.

14. Statistik
Permasalahan terkait dengan bidang statistik adalah belum terlaksananya kebijakan
satu data karena belum optimalnya kegiatan pengumpulan data statistik. Selain itu, adanya
tumpang tindih tugas pokok dan fungsi instansi menyebabkan adanya kemungkinan
perbedaan data antar instansi di Kabupaten Rejang Lebong. Dari permasalahan belum
terlaksananya kebijakan satu data, apabila tidak direncanakan dan ditindaklanjuti dengan baik
akan berdampak pada buruknya tata kelola pemerintah daerah terutama dalam melakukan
proses pengambilan keputusan yang ada.

15. Persandian
Permasalahan terkait dengan persandian adalah belum optimalnya sistem persandian.
Hal ini dapat dilihat dari indikator masalah dimana masih rendahnya jumlah perangkat daerah
yang telah menggunakan sandi dalam komunikasi antar perangkat daerah. Di Kabupaten
Rejang Lebong hanya terdapat satu OPD yang telah menggunakan persandian yaitu Dinas
Komunikasi dan Informatika. Dukungan untuk mengimplementasikan sistem persandian di
instansi pemerintahan juga masih terbatas. Mengingat era digital saat ini maka faktor
keamanan informasi menjadi sangat penting untuk diperhatikan.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-19
TAHUN 2021-2026
16. Kebudayaan
Kearifan lokal sebagai basis ketahanan budaya perlu mendapat perhatian khusus
karena arus globalisasai dan perkembangan ilmu pengetahuan. Kemajuan teknologi dan
kemudahan aksesibilitas memberikan dampak yang nyata dalam kehidupan berbudaya
masyarakat. Fasilitasi penyelenggaraan pembinaan kegiatan seni dan budaya masyarakat
sertia upaya pelestarian cagar budaya perlu ditingkatkan guna mengatasi hal tersebut.
Masih rendahnya fasilitasi pemerintah terhadap pembinaan seni dan budaya akan
memberikan dampak semakin hilangnya potensi seni dan budaya yang berkembang di
masyarakat. Pergerakan kegiatan seni dan budaya yang jarang ditampilkan akan semakin
sempit sehingga diindikasikan perlahan akan ditinggalkan. Peningkatan terhadap
penyelenggaraan kegiatan, peningkatan sarana prasarana, sosialisasi, dan peningkatan peran
lembaga seni dan budaya diperlukan guna menjaga adat yang telah berkembang di masyarakat.
Upaya pelestarian cagar budaya perlu ditingkatkan. Masih rendahnya inventarisasi,
perawatan, dan pengelolaan cagar budaya akan memberikan dampak musnahnya cagar
budaya yang ada. Pengelolaan cagar budaya secara terpadu dan lintas sektoral diperlukan guna
memberikan dampak multidimensi. Pengoptimalan Badan Musyawarah Adat (BMA) di tingkat
desa/kelurahan hingga kabupaten perlu dilaksanakan sehingga BMA mampu melaksanakan
tugasnya sebagai katalisator dalam membina dan melestarikan hukum adat istiadat, sejarah
kepurbakalaan, dan bidang seni budaya.

17. Perpustakaan
Paradigma budaya masyarakat yang masih didominasi budaya tutur menjadikan
perpustakaan belum menjadi barometer untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini ditunjukkan
dengan masih rendahnya persentase kunjungan ke perpustakaan daerah yang hanya berkisar
1 persen dari total populasi. Upaya peningkatan minat baca masyarakat melalui layanan
perpustakaan telah dilakukan dengan berbagai inovasi. Namun masih belum mampu
menjadikan perpustakaan sebagai rujukan sumber literasi karena fasilitas pelayanan belum
sesuai dengan perkembangan zaman. Ragam koleksi dan fasilitas pelayanan perlu selalu
ditingkatkan agar mengakomodasi kebutuhan masyarakat, khususnya dalam penyediaan
ragam koleksi muatan lokal.
Jangkauan pelayanan perpustakaan keliling yang masih terbatas perlu disikapi dengan
inovasi dan pemenuhan kebutuhan pelayanan. Layanan perpustakaan berbasis terknologi
informasi diperlukan untuk meningkatkan kunjungan masyarakat ke perpustakaan. Layanan
perpustakaan juga perlu diimbangi dengan kualitas pustakawan yang memiliki sertifikasi
sehingga mampu berdaya saing.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-20
TAHUN 2021-2026
18. Kearsipan
Tata kelola arsip pada perangkat daerah belum sepenuhnya terlaksana sebagaimana
standarisasi pengelolaan arsip. Capaian persentase perangkat daerah yang melaksanakan
tertib arsip di Kabupaten Rejang Lebong masih berada di bawah 10 persen walaupun
menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Semakin baik tata kelola kearsipan akan
memberikan dampak pada arsip yang terselamatkan semakin tinggi. Capaian persentase arsip
yang terselamatkan tersebut kemudian menunjukkan peningkatan setiap tahunnya hingga
pada tahun 2020 menjadi 21,42 persen. Ke depannya, pemerintah Kabupaten Rejang Lebong
perlu menerapkan pengelolaan arsip secara baku kepada seluruh perangkat daerah di lingkup
pemerintah daerah Kabupaten Rejang Lebong agar dokumen yang ada di masing-masing
perangkat daerah dapat terjamin keamanannya dan memudahkan apabila suatu saat
membutuhkan arsip dari dokumen-dokumen tersebut.

C. Fokus Layanan Urusan Pilihan


1. Pariwisata
Kabupaten Rejang Lebong yang terletak di wilayah pegunungan Bukit Barisan
mempunyai banyak potensi alam yang dapat dikembangkan sebagai DTW (Daya Tarik Wisata)
berupa wisata alam, wisata buatan, dan wisata budaya. Jika potensi-potensi tersebut
dikembangkan dan dikelola secara optimal maka besar kemungkinan Kabupaten Rejang
Lebong dapat menjadi destinasi wisata yang unggul di Provinsi Bengkulu. Sampai saat ini,
pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Rejang Lebong bisa dibilang belum optimal
karena terdapat beberapa permasalahan seperti masih belum optimalnya sarana dan
prasarana pariwisata, belum optimalnya promosi pariwisata, rendahnya waktu kunjungan
wisata, serta kurangnya kerja sama lintas sektoral dan lintas program dalam rangka
pengembangan pariwisata.
Daya tarik wisata yang tersedia di Kabupaten Rejang Lebong kurang didukung dengan
adanya atraksi wisata yang unik yang mengundang wisatawan untuk datang. Selain daya tarik
wisata, fasilitas pariwisata merupakan salah satu elemen produk pariwisata yang harus
diperhatikan keberadaanya. Pada DTW Danau Mas Harun Bastari, Bukit Kaba, dan Kawasan
Suban Air Panas sudah tersedia beberapa fasilitas pariwisata seperti warung makan, mushola,
tempat parkir, toilet, serta tempat istirahat. Sementara DTW lainnya masih banyak yang belum
memiliki fasilitas pendukung yang memadai, terutama fasilitas mushola dan toilet umum.
Selain itu, aksesibilitas untuk menuju DTW juga masih rendah, khususnya menuju DTW air
terjun yang masih sulit untuk dijangkau dan memakan waktu yang cukup lama untuk sampai
ke sana sehingga tidak banyak wisatawan yang datang.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-21
TAHUN 2021-2026
Dalam upaya untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisata baik wisatawan nusantara
maupun mancanegara, promosi wisata sangat diperlukan. Kegiatan promosi dan informasi
wisata merupakan kegiatan yang tidak dapat ditinggalkan dalam rangka memperkenalkan
daya tarik wisata Kabupaten Rejang Lebong. Kabupaten Rejang Lebong sudah melakukan
promosi wisata melalui booklet, leaflet, dan media sosial. Promosi pariwisata melalui website
masih belum optimal karena website yang dapat dipakai hanya website dari Dinas Komunikasi
dan Informatika. Kegiatan promosi yang belum optimal tersebut menyebabkan informasi
mengenai DTW dan event-event terkait pariwisata di Kabupaten Rejang Lebong masih kurang
dikenal, terutama di tingkat nasional. Selain dari jumlah kunjungan, lama kunjungan wisata di
Kabupaten Rejang Lebong juga masih relatif rendah dengan rata-rata lama kunjungan pada
tahun 2020 hanya 1,5 hari. Hal ini disebabkan karena belum adanya pemasaran wisata yang
baik dan strategis melalui paket-paket wisata yang terintegrasi dan fasilitas hotel/penginapan
yang belum memadai karena hotel-hotel di Kabupaten Rejang Lebong adalah hotel non bintang
atau hotel kelas melati.
Permasalahan yang terakhir adalah kurangnya kerja sama lintas sektoral dan lintas
program dalam rangka pengembangan daya tarik wisata. Bidang pariwisata sangat dekat
dengan UMKM karena di mana ada daya tarik wisata di situ ada UMKM yang bekerja sehingga
dibutuhkan adanya kerja sama dengan Dinas Perdagangan, Koperasi, UKM, dan Perindustrian.
Ketika pembangunan jalan, pembangunan tersebut tidak membuka ke arah daya tarik wisata.
Padahal jika pembangunan jalan sampai ke daya tarik wisata, maka besar kemungkinan akan
menghidupkan perekonomian masyarakat setempat menjadi lebih sejahtera karena akan
membuka peluang usaha baru.

2. Pertanian
Urusan pertanian mencakup subsektor pertanian tanaman pangan, hortikultura,
palawija, perkebunan, peternakan, termasuk kelembagaan petani, infrastruktur pertanian dan
yang sesuai dengan indikator kinerja penunjang urusan pertanian lainnya. Hingga tahun 2020,
pengembangan produksi pertanian tanaman pangan dan hortikultura di Kabupaten Rejang
Lebong masih belum optimal. Terjadi penurunan luas lahan sawah secara signifikan dari tahun
2018 ke 2019 sebesar 44,17 persen, yaitu dari 9.956 hektare menjadi 5.556 hektare sehingga
turut berimbas pula pada penurunan hasil produksi pertanian. Lebih lanjut, kepemilikan lahan
dan/atau penguasaan lahan yang digarap petani di Kabupaten Rejang Lebong termasuk kecil
atau terbatas yakni kisaran satu hingga dua hektare saja. Lebih lanjut pada tahun 2020, dilihat
dari presentase jaringan irigasi dalam kondisi baik di Kabupaten Rejang Lebong masih berada
pada capaian 60 persen.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-22
TAHUN 2021-2026
Dewasa ini, petani-petani lazimnya telah tergabung dalam kelembagaan petani yaitu
kelompok tani sebagai suatu wadah bagi petani dalam pelaksanaan pembanguan pertanian.
Kelompok tani menjadi suatu wadah bagi Kementrian Pertanian untuk menyalurkan subsdidi
pupuk maupun benih juga bantuan sarana pra sarana pertanian kepada para petani. Namun,
sayangnya hingga saat ini kelembagaan kelompok tani mengalami pembiasan maksud dan
tujuan pendirian di mana kelompok tani lebih sering dijadikan sebagai cara untuk memperoleh
subsidi dan bantuan tanpa dibersamai dengan mutu dan kualitas kelompok yang
bersangkutan.
Subsektor perkebunan di Kabupaten Rejang Lebong juga masih belum optimal dalan
pengembangan produksinya. Petani mayoritas masih bertani dengan cara tradisional dengan
kata lain minim memanfaatkan teknologi pertanian baik dalam budidayanya maupun pada
penanganan pasca panennya. Petani perkebunan di Kabupaten Rejang Lebong kebanyakan
memiliki industri skala rumah tangga yang penanganan pasca panen, mereka mengandalkan
anggota keluarganya. Lebih lanjut, produksi perkebunan yang belum optimal ini juga berkaitan
dengan terbatasnya lahan untuk pengembangan. Selain memang kepemilikan lahan yang
terbatas, morfologi Kabupaten Rejang Lebong yang berbukit-bukit menyebabkan kegiatan
budidaya menjadi tidak semaksimal budidaya di lahan yang merupakan hamparan.
Terakhir, infrastruktur pertanian di Kabupaten Rejang Lebong masih belum optimal
baik kualitas maupun kuantitasnya dan salah satu infrastruktur yang menunjang
pembangunan pertanian adalah jalan usaha tani (JUT). Pada tahun 2020, panjang jalan usaha
tani di Kabupaten Rejang Lebong dalam kondisi baik adalah sepanjang 9.025,575 meter.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa jalan usaha tani yang kondisinya baik baru mencapai 65
persen dari total panjang jalan usaha tani yang dibangun.

3. Kehutanan
Secara umum masalah pada urusan kehutanan adalah masih tingginya angka lahan
kritis. Berdasarkan analisis spasial peta lahan kritis tahun 2017, KPHL Bukit Balai Rejang
memiliki lahan dengan kondisi sangat kritis mencapai ± 2.464 Ha (17 persen) dan ± 2.131 Ha
(15 persen) lahan dengan kondisi kritis atau total 4.595 hektare lahan kritis. Tingginya angka
lahan kritis tersebut belum diimbangi dengan upaya rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) yang
sepadan. Kegiatan RHL hanya dilaksanakan pada tahun 2016 dimana di tahun 2016 dilakukan
RHL seluas 325 Ha dan di tahun 2017 dilakukan RHL seluas 295 Ha. Namun, berdasarkan data
yang bersumber dari TNKS, luas kerusakan kawasan hutan pada tahun 2019 dan 2020 adalah
sebesar 213,45 hektare atau setara dengan 0,83 persen dari total luas hutan Rejang Lebong
yang termasuk dalam TNKS. Lebih lanjut, masih dijumpai pula perambahan hutan dan konflik
tenurial yang masih banyak terjadi di beberapa lokasi di Kabupaten Rejang Lebong. Walaupun

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-23
TAHUN 2021-2026
kehutanan bukan sepenuhnya kewenangan kabupaten, namun kondisi ini juga tetap perlu
menjadi perhatian pemerintah kabupaten dimana diperlukan adanya upaya komprehensif
melalui langkah pengawasan dengan patroli pengamanan serta melalui sosialisasi dengan
masyarakat.

4. Energi dan Sumber Daya Mineral


Hingga tahun 2020 pelayanan kelistrikan di Kabupaten Rejang Lebong belum optimal,
dimana capaian rasio elektrifikasi di Kabupaten Rejang Lebong tercatat sebesar 87,81 persen
yang menandakan bahwa belum semua daerah terlayani infrastruktur kelistrikan.
Berdasarkan data tahun 2019, terdapat delapan desa yang hingga saat ini belum teraliri listrik
karena jaraknya yang cukup jauh dari sumber listrik terdekat dan terletak pada medan yang
berbukit-bukit.

5. Perdagangan
Sektor perdagangan merupakan sektor penyumbang PDRB terbesar kedua setelah
sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan persentase kurang lebih sebesar 16 persen
setiap tahunnya. Hal ini menandakan bahwa sektor perdagangan memegang peranan penting
dalam perekonomian di Kabupaten Rejang Lebong. Kabupaten Rejang Lebong memiliki pasar
tradisional yang tersebar di wilayah kabupaten. Fasilitas perdagangan yang ada di Kabupaten
Rejang Lebong masih belum memadai karena belum semua kecamatan memiliki pasar,
padahal cakupan layanan pasar yang ada hanya pada skala kecamatan dan sebagian besar
pasar adalah pasar mingguan. Selain itu, dari 27 pasar yang ada di Kabupaten Rejang Lebong
masih terdapat 14 pasar dengan bangunan semi-permanen. Kegiatan revitalisasi pasar sudah
dilakukan sejak tahun 2016 dan masih perlu ditingkatkan lagi karena belum semua pasar
dalam kondisi baik. Tujuan dari revitalisasi pasar adalah memberikan sarana perdagangan di
Kabupaten Rejang Lebong yang memadai dan bisa melayani seluruh masyarakat.
Permasalahan lainnya adalah belum optimalnya kegiatan kemetrologian legal
termasuk tera/tera ulang dan belum terlaksananya pengawasan BDKT (Barang Dalam
Keadaan Terbungkus). Tera adalah suatu kegiatan pelayanan kepada pelaku usaha dan
perseorangan yang bertujuan untuk melindungi kepentingan umum dan perlindungan
konsumen dalam hal kebenaran pengujian, pengukuran, penakaran, penimbangan, dan
kalibrasi untuk menentukan ukuran yang paling pas atau sesuai standar yang telah ditentukan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tujuan dari kegiatan tera dan tera ulang alat ukur, alat
takar, alat timbang, dan perlengkapannya adalah untuk menumbuhkan budaya tertib ukur dan
sebagai salah satu bentuk perlindungan bagi konsumen agar konsumen merasa tenang dan
yakin membeli produk yang dijual oleh pedagang di pasar tradisional karena terdapat

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-24
TAHUN 2021-2026
kejelasan dalam hal takaran produk. Namun dari tahun 2016 sampai 2019 tidak ada kegiatan
tera UTTP (alat ukur, alat takar, alat timbang, dan perlengkapannya) di Kabupaten Rejang
Lebong. Sementara tahun 2020 hanya terdapat 237 unit UTTP yang ditera dari total 13.000
unit yang seharusnya ditera dengan persentase sebesar 1,82 persen.

6. Perindustrian
Industri yang terdapat di Kabupaten Rejang Lebong adalah industri kecil dan rumahan,
tidak ada industri besar maupun sedang. Jumlah industri kecil dan rumahan yang ada di
Kabupaten Rejang Lebong cukup banyak, yaitu sebanyak 742 unit industri pada tahun 2016
dan terus meningkat setiap tahunnya hingga mencapai 1.323 unit industri pada tahun 2020.
Industri-industri tersebut didominasi oleh industri kopi dan gula aren. Selain itu juga terdapat
industri produk roti dan kue, industri barang logam bukan aluminium, industri pakaian jadi,
industri kayu, industri obat tradisional, dan industri lainnya.
Terdapat beberapa permasalahan pada urusan perindustrian yang ada di Kabupaten
Rejang Lebong, salah satunya adalah terbatasnya sarana dan prasarana karena industri yang
ada adalah industri kecil dan rumahan. Industri-industri tersebut banyak yang masih
menggunakan cara tradisional dalam pengolahannya dan belum beralih ke penggunaan
teknologi. Untuk industri pengolahan gula aren sendiri, masih banyak industri yang belum
memiliki rumah produksi (rumah masak aren) yang layak. Ke depannya diharapkan para
pelaku industri akan mendapatkan bantuan berupa fasilitas rumah produksi yang layak agar
kualitas aren yang dihasilkan semakin baik.
Dalam hal perizinan, masih terdapat sekitar 800 industri dari 1.323 unit industri yang
belum memiliki izin. Persyaratan perizinan untuk industri di Kabupaten Rejang Lebong cukup
sulit karena persyaratan perizinannya tersebut tidak dibedakan antara industri kecil dan
industri/perusahaan besar. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab mengapa banyak pelaku
industri yang tidak mendaftarkan usahanya. Selanjutnya, terkait dengan pemasaran, para
pelaku industri masih memasarkan produknya sendiri-sendiri. Beberapa pelaku industri kopi
dan gula aren yang didominasi oleh kaum milenial membuka kafe dengan kopi dan gula aren
yang diproduksi dari kebun sendiri. Saat ini sudah ada ekspor hasil industri ke luar daerah
bahkan ke luar negeri namun pemasarannya masih belum optimal karena belum adanya peran
dari pemerintah daerah terkait pemasaran hasil industri.

7. Transmigrasi
Skema pembinaan lokasi transmigrasi di Kabupaten Rejang Lebong memiliki
perbedaan dengan arahan kementrian. Di kabupaten ini, transmigran yang datang tidak
langsung mendapatkan sertifikat, namun diberikan pembinaan terlebih dahulu selama lima

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-25
TAHUN 2021-2026
tahun. Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi kekosongan, namun kenyataannya masih
dijumpai kejadian dimana dari 50 KK yang ada di salah satu lokasi transmigrasi, saat ini
tersinya 23 KK saja yang masih bertahan di lokasi, 27 KK sisanya meninggalkan lokasi setelah
jatah hidup dari pemerintah habis.
Setelah tidak adanya lagi bantuan jatah hidup dari pemerintah, tahun 2017 warga
Transmigrasi Penduduk Asal (TPA) mencari nafkah di luar lokasi, hal tersebut disebabkan
karena tidak terpenuhinya kebutuhan hidup di lokasi transmigrasi. Pada dasarnya, setiap
transmigran telah diberikan lahan pertanian, bibit, alat pertanian dan juga pelatihan pertanian,
sehingga apabila warga transmigran bertani dan bercocok tanam dengan sungguh-sungguh,
maka perihal perekonomian dan kebutuhan hidup sehari hari serta kesempatan kerja tidak
menjadi suatu kendala. Adapun alasan transmigran tidak kembali lagi ke lokasi transmigrasi
di antaranya karena sakit, keluarga tidak betah, juga ekonomi yang belum stabil. Transmigran
tersebut sudah dari tahun 2019 meninggalkan lokasi dan tidak kembali lagi dan hingga saat ini
masih dalam proses pergantian. Hal tersebut diperjelas melalui Surat Bupati Rejang Lebong
Nomor: 460/ 0873/Nakertrans/2019 Tanggal 31 Agustus 2019, Perihal Pergantian Warga
Transmigrasi. Transmigran yang sudah lama tidak pulang lagi ke lokasi sampai dengan saat ini,
oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong sudah dibuatkan Surat Peringatan ke
daerah asal melalui dinas terkait sesuai dengan daerah masing-masing transmigrasi tersebut
seperti, Magelang dan Semarang (Provinsi Jawa Tengah), Pacitan (Provinsi Jawa Timur), dan
Serang (Provinsi Banten).

8. Kelautan dan Perikanan


Kabupaten Rejang Lebong tidak memiliki wilayah kelautan sehingga dalam urusan ini
hanya membahas urusan perikanan darat saja. Perikanan di Kabupaten Rejang Lebong banyak
dibudidayakan di waduk-waduk kecil dan kolam-kolam, bukan di sungai-sungai meskipun
Rejang Lebong memiliki banyak sungai. Kolam-kolam tersebut diperoleh dari bantuan
pemerintah, termasuk bantuan rehab kolam yang umumnya disalurkan pada kelompok
perikanan yang ada melalui UPT terkait melalui SOP yang berlaku. Di Kabupaten Rejang
Lebong, kegiatan perikanan budidaya masih belum optimal. Pada tahun 2020, produksi
perikanan mencapai 5384,9 ton dan tidak mengalami banyak perubahan jika dibandingkan
dengan tahun-tahun sebelumnya. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh belum memadainya
sarana prasarana budidaya perikanan.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-26
TAHUN 2021-2026
4.1.3. Penunjang Urusan
1. Perencanaan Pembangunan
Secara umum, implementasi perencanaan daerah di Kabupaten Rejang Lebong masih
belum optimal. Hingga tahun 2020, masih terdapat program dalam RPJMD yang tidak dapat
dijabarkan ke dalam RKPD serta masih terdapat program RKPD yang tidak dapat dilaksanakan
dalam kaitannya dengan kebijakan APBD. Baik program maupun kegiatan yang tidak
terlaksana tersebut dilatarbelakangi oleh penilaian bahwa program atau kegiatan tidak
mendukung kinerja OPD. Lebih lanjut, pada tahun 2020, pagu program dan kegiatan
difokuskan dan dialokasikan ulang untuk percepatan penanganan dan penanggulangan
pandemi covid-19 sehingga terdapat program dan kegiatan yang tidak dapat terlaksana.

2. Keuangan
Pada kebijakan otonomi daerah, daerah dituntut untuk dapat mengatur pembangunan
daerahnya sendiri, termasuk juga dituntut untuk dapat membiayai daerahnya sendiri melalui
sumber-sumber pendanaan atau keuangan yang dimiliki. Salah satu ukuran kemampuan
daerah untuk melaksanakan otonomi daerah adalah dengan melihat besaran nilai Pendapatan
Asli Daerah (PAD) yang mampu dicapai oleh daerah itu sendiri. Pemerintah daerah dituntut
untuk dapat meningkatkan dan mengembangkan PAD, yakni dengan memaksimalkan berbagai
sumberdaya yang dimilikinya.
Hingga tahun 2020, Kabupaten Rejang Lebong memiliki nilai PAD yang relatif kecil,
dimana dengan nilai PAD yang kecil mengakibatkan sulitnya melaksanakan roda
pemerintahan dan pembangunan secara mandiri, oleh karena itu hingga saat ini pemerintah
Kabupaten Rejang Lebong masih sangat bergantung dengan dana perimbangan dari
pemerintah pusat. Rendahnya PAD Kabupaten Rejang Lebong tersebut disebabkan karena
belum optimalnya penerimaan sumber-sumber pendapatan daerah, baik yang berasal dari
pungutan pajak, retribusi, maupun PAD lainnya yang sah.
Rasio desentralisasi fiskal sebagai indikator yang digunakan untuk melihat
kemampuan daerah dalam meningkatkan PAD guna membiayai pembangunan menunjukkan
besaran capaian yang masih berada di bawah 10 persen atau dengan tingkat kemampuan
keuangan daerah kategori sangat kurang, meskipun pada tahun 2017 capaiannya berada pada
posisi 10,81 persen atau berada pada kategori kurang. Capaian tersebut menunjukkan bahwa
dalam kurun waktu enam tahun terakhir PAD di Kabupaten Rejang Lebong belum mempunyai
kemampuan yang cukup dalam membiayai pembangunan daerahnya. Hal tersebut terjadi
karena besaran PAD kabupaten ini masih relatif lebih kecil dibandingkan dengan total
pendapatan daerah.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-27
TAHUN 2021-2026
Dalam kurun waktu tahun 2016 hingga 2020, rasio kemandirian daerah Kabupaten
Rejang Lebong masih berada pada kategori rendah sekali, dimana besarannya masih dibawah
25 persen. Berdasarkan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, posisi Kabupaten Rejang Lebong masih berada
pada pola hubungan instruktif, dimana peran pemerintah pusat masih lebih dominan dari pada
kemandiriran pemerintah daerah itu sendiri. Dalam hal untuk mengurangi tingginya
ketergantungan pada penerimaan dari pemerintah pusat tersebut, pemerintah kabupaten
perlu mengoptimalkan sumber-sumber penerimaan dari potensi pendapatan yang telah ada,
salah satunya dengan menggali sumber-sumber PAD secara lebih maksimal lagi.

3. Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan


Secara umum, pada urusan kepegawaian serta pendididkan dan pelatihan terdapat
masalah pengembangan SDM aparatur yang belum optimal. Pada tahun 2020, Indeks
Profesionalitas (IP) ASN Kabupaten Rejang Lebong berada di angka 45,16 yang bermakna
kualitas ASN berdasarkan kualifikasi pendidikan, kompetensi, kinerja, serta kedisiplinan
pegawai ASN dalam melaksanakan tugas jabatannya masih berada pada kategori sangat
rendah. Pada urusan kepegawaian ini diketahui terjadi kekosongan jabatan dan
ketidaksesuaian tugas dan jabatan dengan kompetensi ASN. Hingga tahun 2020, OPD
Kabupaten Rejang Lebong yang memiliki ASN sesuai dengan kebutuhan hanya 74 persen, dan
penempatan ASN pemerintah Kabupaten Rejang Lebong yang berdasarkan kualifikasi
pendidikan baru mencapai 81,18 persen. Permasalahan selanjutnya adalah masih rendahnya
capaian ASN yang mengikuti pendidikan dan pelatihan formal mencapai 0,16 persen pada
tahun 2020 serta masih relatif rendahnya capaian pejabat ASN yang telah mengikuti
pendidikan dan pelatihan struktural mencapai 45,82 persen pada tahun 2020. Pengembangan
SDM aparatur ini perlu menjadi perhatian karena hal ini terkait dengan pelayanan yang
nantinya akan diberikan kepada masyarakat.

4. Penelitian dan Pengembangan


Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, rencana kelitbangan belum tertera pada
dokumen perencanaan baik RPJMD maupun RKPD sehingga belum ada implementasi
mengenai rencana kelitbangan maupun pemanfaatan hasil kelitbangan di Kabupaten Rejang
Lebong. Lebih lanjut, penerapan inovasi daerah (SIDa) di Kabupaten Rejang Lebong pun belum
optimal. Hingga tahun 2020, hanya ada satu perangkat daerah yang difasilitasi dari total 44
perangkat daerah atau setara dengan 2,27 persen saja.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-28
TAHUN 2021-2026
5. Pengawasan
Hingga tahun 2020, kegiatan pengawasan di Kabupaten Rejang Lebong masih belum
optimal dimana dari total 115 temuan, hanya 61 temuan yang ditindaklanjuti atau sekitar 53
persen. Hingga saat ini pula, masih dijumpai temuan-temuan di tahun-tahun sebelumnya yang
belum/tidak ditindaklanjuti sehingga mempengaruhi jumlah temuan yang terus ada bahkan
relatif meningkat. Permasalahan tersebut kemudian terkait dengan pendampingan atau
fasilitasi konsultasi dan review yang diberikan pada OPD-OPD di Kabupaten Rejang Lebong.
Pada tahun 2019 ke 2020 jumlah fasilitasi konsultasi dan jumlah fasilitasi review laporan
penggunaan anggaran mengalami penurunan. Pendampingan kepada OPD berupa fasilitasi
konsultasi dilakukan sebanyak 33 kali dari yang sebelumnya 35 kali, sementara kegiatan
pendampingan berupa fasilitasi review dilakukan sebanyak 22 kali dari yang sebelumnya 64
kali.

6. Kesatuan Bangsa dan Politik


Hingga tahun 2020, penanganan penyalahgunaan narkotika di Kabupaten Rejang
Lebong masih belum optimal di mana jumlah tindak pidana narkoba mencapai 60 laporan
dengan jumlah tersangka sebanyak 84 orang. Peran Badan Narkotika Kabupaten (BNK) dalam
kegiatan rehabilitasi belum optimal dikarenakan hingga saat ini BNK belum memiliki sarana
prasarana penunjang (dalam hal ini gedung juga AD/ART-nya) meskipun telah ada SK dan
tanah hibah untuk BNK.
Koordinasi lintas instansi dalam kewaspadaan dini masih belum optimal dimana
pengawasan terhadap orang asing (imigran) masih lemah. Komunikasi sudah dilakukan di
awal, tetapi seiring berjalannya waktu tidak ada follow-up atau tindak lanjut pada urusan ini.
Beralih dari kewaspadaan dini, di Kabupaten Rejang Lebong masih terdapat daerah rawan
konflik atau persengketaan batas wilayah desa antar kabupaten. Hingga saat ini,
persengketaan masih terjadi (belum terselesaikan) tepatnya di Kelurahan Tempel Rejo,
Kabupaten Rejang Lebong dengan Desa Durian Depun, Kabupaten Kepahiang.
Pada tahun 2020, Kabupaten Rejang Lebong masih belum mampu mengoptimalkan
peran masyarakatnya dalam bela negara di mana sama sekali tidak ada kegiatan pelatihan bela
negara baik sifatnya pelatihan, jelajah dan kemah, gerakan nasional, sosialisasi, maupun cerdas
cermat wawasan kebangsaan. Terlepas dari bencana nasional pandemi covid-19, urusan ini
memiliki permasalahan pada perihal koordinasi dan aksi setelahnya.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-29
TAHUN 2021-2026
7. Sekretariat Dewan
Penyelenggaran sekretariat dewan di Kabupaten Rejang Lebong masih belum optimal
kinerjanya. Fasilitasi pembahasan rancangan perda di tahun 2020 menunjukkan hanya 29
persen rancangan perda yang ditetapkan menjadi perda. Lebih lanjut, peningkatan kapasitas
lembaga DPRD Kabupaten Rejang Lebong tahun 2020 belum optimal, di mana kunjungan
kerja/studi banding yang dilaksanakan dalam satu tahun terlaksana sebesar 57 persen,
sementara diklat, seminar, workshop dan kegiatan sejenisnya yang diikuti dalam satu tahun
bagi pimpinan dan anggota DPRD hanya terlaksana 20 persen saja. Sekretariat dewan
Kabupaten Rejang Lebong juga belum optimal dalam penyelenggaraan penghimpunan aspirasi
masyarakat. Hal tersebut ditunjukkan melalui kegiatan hearing/dialog dan koordinasi dengan
eksekutif (pejabat Pemda) dan tokoh masyarakat/tokoh agama yang dilaksanakan dalam satu
tahun terlaksana 70 persen.

8. Kesejahteraan Rakyat
Salah satu tugas dan fungsi bagian kesejahteraan rakyat adalah melaksanakan
pemantauan dan evaluasi kebijakan daerah di bidang keagamaan, kesejahteraan sosial, dan
kesejahteraan masyarakat; serta menyiapkan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas
Perangkat Daerah di bidang keagamaan, kesejahteraan sosial, dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, pelaksanaan pembinaan keagamaan di Kabupaten
Rejang Lebong masih belum optimal. Kondisi tersebut salah satunya dapat dilihat dari belum
optimalnya peran guru agama desa (GAD). Peran GAD sebagai tenaga pendidik menjadi tidak
optimal sebab mereka bertempat tinggal jauh dari sarana prasana pendidikan (tidak
berdomisili di Rejang Lebong) sehingga berpengaruh terhadap waktu dan kualitas
pembelajaran yang diterima para siswa. Selain itu, juga perlu penguatan peran tokoh agama
untuk memperluas pembinaan nilai-nilai keagamaan di masyarakat.
Kondisi lain yang cukup memprihatinkan di Kabupaten Rejang Lebong adalah
penyalahgunaan narkoba. Meluasnya peredaran narkoba ini mengancam generasi muda
sehingga diperlukan langkah-langkah pencegahan yang ditujukan bagi pelajar dan pemuda.
Pembinaan bagi pelajar dan pemuda dilakukan melalui kegiatan pembinaan mental dan
keagamaan yang diharapkan dapat mencegah pelajar dan pemuda terjerumus dalam hal-hal
negatif. Dalam pelaksanaannya, karena adanya pandemi covid-19 yang menjadikan pembinaan
mental di tingkat masyarakat menjadi tidak optimal, dimana pembinaan baru dapat terlaksana
di lima kecamatan saja dari 15 kecamatan yang wajib dibina.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-30
TAHUN 2021-2026
9. Pandemi Covid 19
Pandemi Covid 19 sudah berlangsung lebih dari satu tahun sejak triwulan pertama
tahun 2020 dan terjadi di seluruh dunia termasuk menyebar di seluruh Indonesia. Pandemi
Covid 19 ini pada awalnya memberikan hambatan besar bagi kehidupan manusia dimana
pergerakan manusia dibatasi, aktivitas ekonomi melambat, dan pelayanan publik tidak
berjalan optimal. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat beradaptasi dan
menjalankan mode new normal dengan protokal kesehatan ketat.
Bagi Kabupaten Rejang Lebong, perubahan yang cukup terasa akibat pandemi Covid,
antara lain terganggunya mobilitas masyarakat, serta terhambatnya kegiatan ekonomi,
khususnya di kegiatan perdagangan dan pariwisata. Tantangan yang cukup besar terjadi di
sektor-sektor terutama yang terkait dengan pelayanan publik, seperti sektor kesehatan dan
sektor pendidikan. Sektor kesehatan mengalami tekanan yang cukup besar dalam hal
pelayanan kepada masyarakat di fasilitas kesehatan tingkat pertama hingga tingkat lanjutan.
Sektor pendidikan juga mengalami tantangan untuk mengubah sistem belajar tatap muka
menjadi sistem pembelajaran jarak jauh. Pelayanan publik lainnya juga mengalami hambatan
karena adanya pembatasan kegiatan yang dapat menyebab kerumunan sehingga pelayanan
publik diarahkan pada pelayanan online (daring). Sektor infrastruktur, terutama terkait
dengan infrastruktur telekomunikasi yang menjadi pendukung utama di dalam masa daring
ini, juga perlu ditingkatkan dalam hal ketersediaan dan kestabilan koneksi. Penjelasan lebih
lanjut mengenai dampak pandemi Covid 19 adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan
Kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di sekolah, mulai tingkat dasar sampai
menengah, sesuai instruksi dari Pemerintah Pusat, telah diliburkan dan diganti dengan
pembelajaran jarak jauh secara daring. Pelaksanaan kebijakan meliburkan sekolah secara
tatap muka dan mengganti dengan pembelajaran jarak jauh atau online ini tentu menimbulkan
banyak masalah. Di internal lembaga pendidikan, beberapa masalah muncul seperti kesiapan
siswa dan orang tua dapat mengikuti pembelajaran secara daring, kesiapan sekolah dan guru,
kesiapan konten pembelajaran, ketersediaan jaringan yang memungkinkan guru dan siswa
dapat mengikuti pembelajaran jarak jauh. Pada beberapa lembaga pendidikan sekolah yang
selama ini mengalami kekurangan tenaga pengajar, persoalan ini akan bertambah rumit dan
berat yang harus diatasi oleh sekolah maupun Dinas Pendidikan Kabupaten Rejang Lebong.
Pembelajaran secara daring ini juga memunculkan berbagai masalah lain dalam
masyarakat. Pembelajaran daring mengharuskan anak didik memiliki perangkat yang dapat
mengakses proses pembelajaran secara daring. Ini menjadi masalah bagi banyak siswa,
terutama dari keluarga yang tidak mampu. Ketika anak harus belajar secara daring, idealnya

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-31
TAHUN 2021-2026
orang tua harus mendampingi, akan tetapi kenyataannya, banyak orang tua yang memiliki
kesibukan sehingga tidak dapat mendampingi kegiatan belajar mandiri anak-anaknya. Dengan
intensifnya penggunaan perangkat komunikasi interaktif di kalangan anak-anak, yang awalnya
untuk mendukung proses pembelajaran jarak jauh secara online, telah banyak membawa
dampak negatif bagi anak maupun proses sosialisasi pada anak didik, antara lain mulai
dikenalnya game online, situs khusus orang dewasa, serta penggunaan perangkat komunikasi
yang tidak mengenal waktu sehingga mengganggu proses sosial yang seharusnya diikuti anak-
anak, seperti mengaji, bermain dengan teman dan sebagainya. Selain itu, pengeluaran untuk
pembelian pulsa data internet menjadi beban ekonomi bagi orang tua yang pada saat yang
sama, kondisi ekonomi juga terdampak oleh adanya Covid 19 ini.
Efektivitas pembelajaran jarak jauh ini masih menjadi tanya. Kemungkinan yang
dihadapi adalah hasil belajar siswa pada masa pembelajaran jarak jauh dapat menjadi lebih
rendah bila dibandingkan dengan hasil belajar siswa jika belajar secara tatap muka. Kurang
efektifnya pembelajaran dari rumah ini perlu menjadi perhatian, terutama untuk wilayah-
wilayah dengan keterbatasan infrastruktur. Selanjutnya, pendidikan juga kerap kali diabaikan
jika dikaitkan dengan kondisi ekonomi masyarakat yang menurun sebagai dampak pandemi
ini. Masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi akan menunda atau bahkan tidak
meneruskan pendidikan anaknya sehingga resiko anak putus sekolah semakin tinggi. Oleh
karena itu, perlu diperlukan upaya sinergis untuk tetap menjaga hak anak memperoleh
pendidikan.

2. Kesehatan
Kondisi pandemi menyebabkan sistem kesehatan mengalami tekanan berat. Fasilitas
kesehatan harus siap dengan peralatan-peralatan tertentu yang sesuai untuk perawatan
pasien Covid. Tenaga kesehatan juga harus siap karena perawatan Covid membutuhkan waktu
yang juga tidak sebentar. Di sisi lain, kondisi pandemi juga menyebabkan keterbatasan gerak
masyarakat sehingga warga dengan penyakit non Covid terhambat untuk berobat. Ditambah
pula, kegiatan surveilans di masyarakat juga menjadi terbatas sehingga terdapat kemungkinan
penyakit-penyakit yang tidak dapat teridentifikasi dan tertangani dengan optimal. Hal ini
menyebabkan kemungkinan tingkat kesakitan masyarakat meningkat, baik untuk penyakin
Covid maupun non Covid.
Penanggulangan bencana pandemi covid 19 dapat dengan cara mengambil basis
komunitas keluarga. Keluarga merupakan komunitas terkecil dalam masyarakat yang perlu
dijadikan sebagai basis keluarga tangguh bencana dengan meningkatkan kesadaran akan
Protokol Kesehatan bagi masing masing anggota keluarga. Protokol Kesehatan 5 M yaitu 1)
memakai masker, 2) menjaga jarak, 3) mencuci tangan, 4) menghindari kumpulan orang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-32
TAHUN 2021-2026
banyak, dan 5) mengurangi mobilitas bepergian akan dapat mencegah penyebaran virus
korona.

3. Ekonomi
Kondisi pandemi yang menghambat pergerakan manusia, barang, dan jasa
menyebabkan perekonomian terkontraksi dan terjadi resesi. Pertumbuhan ekonomi nasional
bertumbuh negatif, begitu juga dengan Provinsi Bengkulu, namun di Kabupaten Rejang
Lebong, ekonomi masih dapat bertumbuh positif 0,07 persen. Beberapa sektor di Kabupaten
Rejang Lebong yang cukup terpukul mengalami kontraksi adalah sektor industri, sektor
perdagangan, serta sektor penyediaan akomodasi makan minum. Program dan kegiatan
pembangunan daerah juga mengalami hambatan berupa perubahan anggaran, penundaan
ataupun pembatalan sehingga pembangunan daerah tidak berjalan optimal.

4. Infrastruktur dan Tata Ruang


Tata ruang kabupaten berperan sebagai sebuah mekanisme yang dapat mengontrol
dan mempengaruhi kesehatan lingkungan secara sistematik. Beberapa aspek keruangan kunci
yang dapat berpengaruh terhadap mekanisme tersebut, diantaranya meliputi: (1) tersedianya
ruang terbuka hijau yang memadai, nyaman, dan dapat meningkatkan kualitas udara; (2)
tersedianya layanan infrastruktur transportasi yang dapat menunjang kualitas mobilitas
masyarakat, terutama dalam kondisi darurat; (3) tersedianya layanan infrastruktur air bersih,
sanitasi, dan persampahan yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat
agar lebih sehat; serta (4) adanya pengaturan penggunaan ruang-ruang publik yang responsive
terhadap Covid-19 sehingga dapat menunjang pola hidup masyarakat yang lebih sehat dan
produktif.
Selain diperlukannya perhatian terhadap aspek keruangan kunci tersebut di atas yang
dapat mempengaruhi kesehatan lingkungan di Kabupaten Rejang Lebong, diperlukan juga
adanya perhatian pada layanan infrastruktur yang dapat meningkatkan performa sosial
ekonomi masyarakat dari keterpurukan akibat Covid-19. Terlebih lagi di Kabupaten Rejang
Lebong masih ada desa yang belum dapat menjangkau sinyal telepon atau jaringan komunikasi
secara optimal (blankspot). Maka, situasi pandemi seperti saat ini yang mengharuskan
masyarakat lebih banyak beraktifitas dari rumah, sangat perlu didukung dengan peningkatan
penyediaan infrstruktur komunikasi dan informatika yang memadai dan merata di seluruh
bagian Kabupaten Rejang Lebong.
Dalam upaya penyediaan infrastruktur, manajemen lingkungan, dan perencanaan tata
ruang tersebut diperlukan adanya kolaborasi dengan masyarakat dan berbagai pemangku
kepentingan terkait di Kabupaten Rejang Lebong. Hal ini sesuai dengan Misi Mewujudkan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-33
TAHUN 2021-2026
Pemerataan Pembangunan Infrastruktur yang Integratif dan Kolaboratif. Dengan adanya
inkusifitas dan kolaborasi yang baik dalam proses pengambilan keputusan hingga
implementasinya di lapangan, maka akan meningkatkan kesadaran masyarakat dan berbagai
pemangku kepentingan untuk turut mewujudkan lingkungan fisik dan sosial yang sehat dan
tangguh. Hal tersebut kemudian dapat mendukung efektifitas fungsi ruang Kabupaten Rejang
Lebong yang dapat memaksimalkan potensi sembari mengurangi risiko dan dampak dari
Covid-19.

5. Pemerintahan
Sesuai ketentuan perundangan yang berlaku Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong
secara umum berperan menetapkan kebijakan atas kewenangan yang didesentralisasikan
dengan memprioritaskan urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar dan untuk
pelaksanaan pemerintahan umum memanfaatkan forkompinda. Berkenaan dengan pandemi
Covid-19, berbagai permasalahan yang timbul dan diperkirakan diperlukan peran pemerintah
kabupaten antara lain:
1) Permasalahan terkait dengan penyebaran informasi tentang pandemi covid itu sendiri dan
kebijakan yang ditempuh pemerintah dalam mengatasinya. Kesimpangsiuran informasi
akan mengurangi pemahaman pandemi itu sendiri dan informasi kebijakan yang diambil
pemerintah dan ini menghambat penanganan pandemi yang terpadu.
2) Permasalahan terkait pencegahan yang harus dilakukan semua pihak serta penanganan dan
penyembuhan masyarakat yang sudah terkena. Pemerintah Kabupaten menjadi pemeran
terdepan dalam hal ini.
3) Permasalahan dalam membantu menjaga kondisi sosial ekonomi masyarakat yang
terdampak sehingga mengalami penurunan kualitas penghidupan atau mata pencaharian.
Pemerintah Kabupaten beserta pemangku kepentingan kunci yang mampu perlu bersam-
sama menghadapi permasalahan ini secara terkoordinasi.
4) Permasalahan yang dihadapi Perangkat Daerah yang mengampu urusan kewenangan yang
pelaksanaannya sangat dipengaruhi oleh perkembangan pandemi covid yang terjadi,
misalnya perangkat daerah pengampu urusan pendidikan, kesehatan, ketenteraman,
ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat; serta sosial.

Pandemi Covid 19 merupakan bencana yang tidak terduga dan diperkirakan masih
akan berlangsung selama beberapa waktu mendatang. Realitas yang terjadi dalam masa awal
pandemi hingga saat ini menjadi penting sebagai pembelajaran dalam perencanaan lima tahun
ke depan. Pengaruh pandemi terhadap pembangunan daerah dalam lima tahun ke depan perlu

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-34
TAHUN 2021-2026
diperhitungkan dan diantisipasi dengan tindakan mitigasi yang disesuaikan dengan kondisi
daerah.

4.2. ISU STRATEGIS


4.2.1. Isu Global
A. Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs)
Pembangunan global yang selanjutnya disebut dengan Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) merupakan agenda pembangunan
global baru periode 2016-2030 untuk meneruskan seluruh Tujuan Pembangunan
Milenium/Millennium Development Goals (MDGs) termasuk pencapaian tujuan-tujuan yang
tidak tercapai, terutama menjangkau kelompok masyarakat yang sangat rentan. TPB/SDGs
jauh lebih luas daripada MDGs yang akan meneruskan prioritas-prioritas pembangunan
meliputi penanggulangan kemiskinan, kesehatan, pendidikan, ketahanan pangan, dan gizi,
serta tujuan-tujuan yang lebih luas dari ekonomi, sosial dan lingkungan. TPB/SDGs juga
menjanjikan masyarakat yang lebih damai dan inklusif.
Agenda 2030 untuk TPB/SDGs adalah kesepakatan pembangunan baru yang
mendorong perubahan-perubahan yang bergeser ke arah pembangunan berkelanjutan yag
berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan sosial,
ekonomi, dan lingkungan hidup. TPB/SDG dirancang dengan melibatkan seluruh aktor
pembangunan, baik itu Pemerintah, Civil Society Organization (CSO), sektor swasta, akademisi,
dan sebagainya.
Selanjutnya, TPB/SDGs diberlakukan dengan prinsip-prinsip universal, integrasi, dan
inklusif untuk meyakinkan bahwa tidak akan ada satu orangpun yang terlewatkan atau “No-
one Left Behind”. Berpijak pada prinsip tersebut setidaknya SDGs harus bisa menjawab dua hal
yaitu, keadilan prosedural yaitu sejauh mana seluruh pihak terutama yang selama ini tertinggal
dapat terlibat dalam keseluruhan proses pembangunan, dan keadilan subtansial yaitu sejauh
mana kebijakan dan program pembangunan dapat atau mampu menjawab persoalan-
persoalan warga terutama kelompok tertinggal.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), seperti disebutkan dalam Peraturan
Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian TPB, merupakan dokumen
yang memuat tujuan dan sasaran global tahun 2016 sampai tahun 2030. Sebagaimana amanat
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024, pada pasal 2 ayat (3) huruf b
menyebutkan bahwa RPJMN berfungsi sebagai bahan penyusunan dan penyesuaian Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan memperhatikan tugas dan fungsi
pemerintah daerah dalam mencapai sasaran nasional yang termuat dalam RPJMN.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-35
TAHUN 2021-2026
Secara umum, TPB/SDGs terdiri dari 17 tujuan dan 169 target. Berikut merupakan
penjabaran 17 tujuan TPB/SDGs, yakni tujuan 1 (tanpa kemiskinan – mengakhiri kemiskinan
dalam segala bentuk dimanapun), tujuan 2 (tanpa kelaparan – menghilangkan kelaparan,
mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan),
tujuan 3 (kehidupan sehat dan sejahtera – menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan
kesejahteraan seluruh penduduk semua usia), tujuan 4 (pendidikan berkualitas – menjamin
kualitas pendidikan yang insklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar
sepanjang hayat untuk semua), tujuan 5 (kesetaraan gender – mencapai kesetaraan gender
dan memberdayakan perempuan), tujuan 6 (air bersih dan sanitasi layak – menjamin
ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua),
tujuan 7 (energi bersih dan terjangkau – menjamin akses energi yang terjangkau, andal,
berkelanjutan dan modern untuk semua), tujuan 8 (pekerjaan layak dan pertumbuhan
ekonomi – meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan
kerja yang produktif dan menyeluruh, serta pekerjaan yang layak untuk semua), tujuan 9
(industri, inovasi dan infrastruktur – membangun infrastruktur yang tangguh, meningkatkan
industri inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong inovasi), tujuan 10 (berkurangnya
kesenjangan – mengurangi kesenjangan intra dan antar negara), tujuan 11 (kota dan
permukiman berkelanjutan – menjadikan kota dan permukiman inklusif, aman, tangguh, dan
berkelanjutan), tujuan 12 (konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab – menjamin pola
produksi dan konsumsi yang berkelanjutan), tujuan 13 (penanganan perubahan iklim –
mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya), tujuan 14
(ekosistem lautan – melestarikan dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumberdaya
kelautan dan samudera untuk pembangunan berkelanjutan), tujuan 15 (ekosistem daratan -
melindungi, merestorasi dan meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem daratan,
mengelola hutan secara lestari, menghentikan penggurunan, memulihkan degradasi lahan,
serta menghentikan kehilangan keanekaragaman hayati), tujuan 16 (perdamaian, keadilan
dan kelembagaan yang tangguh – menguatkan masyarakat yang inklusif dan damai untuk
pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses keadilan untuk semua, dan membangun
kelembagaan yang efektif, akuntabel, dan inklusif disemua tingkatan), serta tujuan 17
(kemitraan untuk mencapai tujuan – menguatkan sarana pelaksanaan dan merevitalisasi
kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan).

4.2.2. Isu Strategis Daerah


Berdasarkan permasalahan pembangunan daerah, telaah kebijakan maupun isu
strategis pada tingkat global internasional, nasional, regional maupun lokal, maka isu-isu

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-36
TAHUN 2021-2026
strategis pembangunan daerah Kabupaten Rejang Lebong yang harus diantisipasi hingga lima
tahun mendatang adalah sebagai berikut:
1. Belum Optimalnya Kualitas Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing dalam
Tantangan Pembangunan
Pembangunan manusia merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan
wilayah dimana sumber daya manusia yang berkualitas akan memiliki produktivitas tinggi
sehingga mampu menggerakkan kegiatan ekonomi yang efisien yang nantinya akan berujung
pada kesejahteraan masyarakat. Kualitas modal manusia dapat ditunjukkan dengan IPM yang
dimana semakin tinggi IPM maka semakin tinggi pula kemajuan pembangunan manusia di
suatu wilayah. Angka IPM Kabupaten Rejang Lebong terus mengalami peningkatan setiap
tahunnya dan mencapai 70,44 di tahun 2020. Meskipun demikian, nilai IPM Kabupaten Rejang
Lebong masih di bawah nilai IPM Provinsi Bengkulu dan Nasional. Sementara itu, struktur
penduduk Kabupaten Rejang Lebong ditandai dengan tingginya proporsi penduduk usia
produktif. Pada tahun 2020, penduduk usia produktif di Kabupaten Rejang Lebong mencapai
73,06 persen atau sekitar 215 ribu jiwa. Struktur penduduk ini akan membuka peluang untuk
mendapatkan bonus demografi yang dalam jangka menengah dan jangka panjang diharapkan
dapat mendorong pertumbuhan ekonomi kabupaten. Prasyarat utama diperolehnya bonus
demografi ini adalah dengan tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya
saing. Sesuai dengan amanat RPJMN 2020-2024, pembangunan ditujukan untuk membentuk
sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing. Hal ini berarti menciptakan manusia
yang sehat, cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan berkarakter. Mewujudkan sumber daya
manusia yang berkualitas juga menjadi amanat yang tertuang dalam RPJPD Kabupaten Rejang
Lebong tahun 2006-2025 dimana sumber daya berkualitas berciri memiliki tingkat pendidikan
yang cukup untuk mengadopsi dan menginovasi teknologi, memahami pengertian dasar
tentang agama yang dianut, serta sehat jasmani dan rohani.
Manusia yang berpendidikan dan berketerampilan baik juga harus diimbangi dengan
moral dan keimanan yang baik. Nilai-nilai agama hendaknya juga dijadikan acuan dalam
pelaksanaan pembangunan seperti yang tertuang dalam RPJPD Kabupaten Rejang Lebong
tahun 2006-2025. Upaya ini dimaksudkan untuk membangun dan memantapkan jati diri dan
karakter daerah yang bertumpu pada religiusitas, kebersamaan, persatuan dan etos kerja yang
tinggi. Penanaman nilai-nilai agama kepada masyarakat dapat menjadi landasan yang kokoh
bagi usaha-usaha pembangunan di masa yang akan datang.
Beberapa ancaman terhadap sumber daya manusia yang saat ini sudah terlihat
gejalanya, antara lain peredaran NAPZA, melemahnya budaya bangsa, serta kekerasan
terhadap perempuan dan anak. Peredaran NAPZA di Rejang Lebong belum sepenuhnya dapat
dikendalikan sehingga isu ini penting untuk diperhatikan karena menyasar pada anak dan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-37
TAHUN 2021-2026
remaja yang masih pada usia produktif. Selain itu, yang penting juga adalah bagaimana
menginternalisasi nilai-nilai budaya Rejang ke dalam perilaku masyarakat. Penguatan nilai dan
identitas ini dilakukan agar masyarakat siap dalam menghadapi tantangan global.

2. Belum Optimalnya Pelayanan Dasar pada Masyarakat


Pendidikan memiliki peran penting dalam mengembangkan kualitas sumber daya
manusia. Pembangunan pendidikan di Kabupaten Rejang Lebong diarahkan untuk
meningkatkan rata-rata jenjang pendidikan masyarakat agar masyarakat menjadi produktif
dan berdaya saing, terutama untuk masyarakat usia produktif. Rata-rata lama sekolah di
Kabupaten Rejang Lebong masih sebesar 8,28 tahun atau setara SMP. Partisipasi terhadap
pendidikan belum baik yang ditunjukkan dengan masih adanya anak putus sekolah, belum
optimalnya angka melanjutkan serta belum optimalnya angka partisipasi murni, terutama
untuk jenjang SMP/ MTs.
Sesuai dengan amanat RPJPD Kabupaten Rejang Lebong tahun 2006-2025, pelayanan
pendidikan pada semua jalur dan jenjang perlu disiapkan secara bermutu dan terjangkau.
Kebijakan pendidikan diarahkan pada penyediaan sarana dan prasarana pendidikan,
peningkatan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan, dan perluasan kesempatan belajar.
Dengan penduduk 15 tahun ke atas yang sebagian besar merupakan lulusan SMA ke bawah
maka diperlukan peningkatan akses terhadap pendidikan. Oleh karena itu, merupakan
kewajiban Pemerintah Rejang Lebong untuk memastikan bahwa sistem pendidikan yang ada
dapat diakses oleh setiap penduduk usia sekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar,
pendidikan menengah, bahkan sampai pendidikan tinggi. Yang perlu dilakukan lainnya adalah
pemerataan pendidikan untuk mendorong partisipasi sekolah serta memperkuat pendidikan
karakter dan budaya sesuai dengan amanat RPJPD.
Kesehatan juga berperan penting dalam mewujudkan SDM yang berkualitas melalui
optimaliasi penciptaan lingkungan sehat dan perilaku sehat masyarakat. Perkembangan
kondisi kesehatan di Kabupaten Rejang Lebong dapat dikatakan belum optimal. Angka
harapan hidup di Kabupaten Rejang Lebong terus mengalami peningkatan namun masih lebih
rendah dibandingkan dengan angka harapan hidup Provinsi Bengkulu. Permasalahan
kesehatan yang ditemukan di Kabupaten Rejang Lebong diantaranya adalah belum optimalnya
kualitas kesehatan masyarakat, terbatasnya kuantitas dan kualitas sarana prasarana
kesehatan, terbatasnya tenaga medis dan kesehatan, serta belum meratanya akses terhadap
layanan kesehatan.
Upaya kesehatan yang dapat dilakukan adalah dengan peningkatan pengetahuan
masyarakat mengenai kesehatan, pengembangan sistem jaminan kesehatan, peningkatan
upaya kesehatan berbasis masyarakat, serta peningkatan layanan kesehatan. Paradigma

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-38
TAHUN 2021-2026
kesehatan yang selama ini mengarah pada tindakan kuratif juga harus mulai bergeser pada
tindakan preventif dan promotif. Oleh karena itu, partisipasi masyarakat menjadi sangat
penting. Isu lainnya yang mulai harus diperhatikan adalah kesehatan penduduk lansia,
mengingat proporsi penduduk lansia ini akan semakin meningkat dalam beberapa waktu ke
depan.

3. Belum Optimalnya Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, Daya Saing Daerah dan


Inovasi, serta Transformasi Digital dalam Pemerintahan
Reformasi birokrasi merupakan upaya melakukan pembaharuan dan perubahan
mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan, terutama dalam aspek
kelembagaan, proses bisnis, serta sumber daya aparatur. Pelaksanaan reformasi birokrasi
adalah dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Mewujudkan tata pemerintahan yang baik juga menjadi salah satu agenda dalam RPJP
Kabupaten Rejang Lebong tahun 2006-2025.
Kinerja pemerintahan yang akuntabel menjadi salah satu ciri tata kelola pemerintahan
yang baik. Akuntabilitas kinerja harus dibangun sejak proses perencanaan, penganggaran,
implementasi, hingga monitoring dan evaluasi. Pemerintah Rejang Lebong harus membentuk
sistem akuntabilitas kinerja yang optimal dimana tujuan, sasaran, program, dan kegiatan
pembangunan daerah dapat dipertanggungjawabkan, terukur, dan sinkron. Implementasi tata
kelola pemerintahan yang baik di Kabupaten Rejang Lebong belum optimal. Berdasarkan data,
nilai hasil evaluasi SAKIP untuk Kabupaten Rejang Lebong masih CC dan indeks reformasi
birokrasi juga masih C. Sementara itu, kinerja profesional ASN juga masih belum optimal. Hal
ini terlihat dari indeks profesionalitas ASN yang masih dalam kategori rendah.
Tata kelola pemerintahan yang baik akan tercapai apabila didukung oleh kelembagaan
serta aparatur yang berkualitas dan profesional. Kelembagaan pemerintahan tingkat
kabupaten, kecamatan, dan desa yang efektif dan efisien diharapkan dapat memberikan
pelayanan publik yang prima kepada masyarakat. Sementara itu, manajemen aparatur yang
baik, mulai dari rekrutmen, promosi, dan pemanfaatan akan mendukung terciptanya aparatur
yang berkualitas. Pemanfaatan teknologi sebagai instrumen komunikasi antara pemerintah
dan masyarakat, seperti sistem pengaduan, sistem pelayanan perijinan, dan sistem pelayanan
kependudukan, juga menjadi penting sehingga pelayanan publik semakin berkembang.

4. Belum Optimalnya Layanan Infrastruktur, Ketahanan Bencana, dan Kualitas


Lingkungan
Pembangunan infrastruktur wilayah selalu menjadi salah satu isu penting di setiap
wilayah, dimana tersedianya layanan infrastruktur secara andal merata merupakan dasar dari

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-39
TAHUN 2021-2026
berkembangnya suatu wilayah. Pembangunan infrastruktur secara merata diupayakan untuk
mempercepat pertumbuhan dan pemerataan ekonomi wilayah. Penyediaan infrastruktur
didasarkan dengan kuantitas dan kualitas layanan yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk
menunjang segala aktivitas dan mobilitasnya. Peningkatan ketersediaan infrastruktur
merupakan satu bagian yang tidak dapat terpisahkan dengan upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat, dimana hal tersebut berkaitan dengan salah satu agenda nasional
yakni “memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan
dasar”.
Dalam agenda nasional tersebut dijelaskan bahwa perkuatan infrastruktur ditujukan
untuk mendukung aktivitas perekonomian serta mendorong pemerataan pembangunan
melalui pembangunan infrastruktur pelayanan dasar; pembangunan konektivitas multimoda
untuk mendukung pertumbuhan ekonomi; pembangunan infrastruktur perkotaan;
pembangunan energi dan ketenagalistrikan; dan pembangunan dan pemanfaatan
infrastruktur TIK untuk transformasi digital. Agenda pembangunan tersebut sejalan dengan
tujuan 6 (air bersih dan sanitasi layak – menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih
dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua), tujuan 7 (energi bersih dan terjangkau –
menjamin akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan dan modern untuk semua),
tujuan 11 (kota dan permukiman berkelanjutan – menjadikan kota dan permukiman inklusif,
aman, tangguh, dan berkelanjutan) dalam TPB/SDGs.
Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk memperkuat konektivitas antar wilayah
di Kabupaten Rejang Lebong selain untuk mencapai keseimbangan pembangunan, juga untuk
mempercepat penyediaan infrastruktur perumahan dan kawasan permukiman guna
mewujudkan penyediaan akses perumahan dan permukiman layak, aman, dan terjangkau.
Selanjutnya, kualitas dan cakupan layanan infrastruktur selain untuk mendukung
pengembangan wilayah, juga untuk mendukung peningkatan kemajuan ekonomi di Kabupaten
Rejang Lebong dimana kondisinya saat ini relatif masih belum optimal. Jenis dan layanan
infrastruktur yang dimaksud antara lain adalah infrastruktur transportasi, konektivitas darat
atau jalan, pengairan, air minum dan sanitasi layak dan aman, teknologi informasi dan
komunikasi, serta ketenagalistrikan, dimana kesemuanya seharusnya dilaksanakan secara
terintegrasi dan dengan meningkatkan peran kerjasama Pemerintah-Swasta.
Berdasarkan RPJPD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2006-2025 disebutkan bahwa
arah pembangunan infrastruktur bidang transportasi difokuskan pada jaringan transportasi
darat yang meliputi jalan lingkungan dan jalan usaha tani, yang dilakukan dengan
pembangunan jalan baru, peningkatan jalan dan jembatan yang telah ada, pemelihataan jalan
secara rutin, serta penambahan trotoar jalan di kawasan permukiman. Sementara
pembangunan perhubungan dan transportasi diarahkan pada upaya terciptanya lalu lintas

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-40
TAHUN 2021-2026
yang tertib dan transportasi yang aman, nyaman, lancar dan terkendali. Pada pembangunan
infrastruktur bidang irigasi diarahkan pada pembangunan baru, peningkatan dan
pemeliharaan jaringan irigasi dan rawa di setiap desa/kelurahan dan kecamatan. Selanjutnya.
Pembangunan saluran drainase dilakukan dengan pembangunan saluran drainase primer,
pembangunan saluran drainase terbuka dan tertutup, dan pemeliharaan jaringan drainase
yang sudah ada. Terkait dengan percepatan penyediaan infrastruktur perumahan dan kawasan
permukiman, diarahkan pada tersedianya lingkungan siap bangun dan kawasan siap bangun,
serta tertatanya lingkungan komunitas permukiman yang didukung oleh sarana dan prasarana
permukiman yang lengkap dan memadai, seperti jalan, air bersih, dan jaringan listrik. Terkait
dengan air minum, perlu ditingkatkan baik secara kuantitas, kualitas, maupun kontinuitas.
Terkait dengan penyediaan sistem jaringan energi, Rencana Umum Energi Nasional
(RUEN) yang merupakan pelaksanaan dari Kebijakan Energi Nasional (KEN) mengamanatkan
bahwa rasio elektrifikasi ditargetkan dapat mencapai mendekati 100 persen di tahun 2020.
Sementara melihat capaian rasio elektrifikasi Kabupaten Rejang Lebong yang tercatat sebesar
87,81 tahun 2020 dan masih adanya delapan desa yang belum terlayani listrik, maka
diperlukan adanya upaya-upaya untuk meningkatkan penyediaan listrik di Kabupaten Rejang
Lebong. Berdasarkan dokumen RTRW Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2020-2040
disebutkan bahwa jaringan infrastruktur ketenagalistrikan di kabupaten ini direncanakan
terdiri dari infrastruktur pembangkit tenaga listrik yang meliputi PLTA Musi, PLTA Tes,
PLTMH Kepala Curup, dan rencana pembangunan PLTP. Selain itu, terdapat pula infrastruktur
penyaluran tenaga listrik berupa jalur SUTT, serta perluasan jaringan distribusi tenaga listrik
yang direncanakan menjangkau seluruh wilayah di Kabupaten Rejang Lebong. Mengingat
kebijakan terkait ketenagalistrikan bukan berada di bawah kewenangan kabupaten, maka
pemerintah kabupaten perlu melakukan koordinasi dengan pemangku kebijakan di atasnya
yang membidangi urusan ketenagalistrikan.
Selanjutnya, isu strategis ini juga merupakan salah satu prioritas nasional karena
tercantum dalam tujuh agenda pembangunan nasional yang mengamanatkan “membangun
lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana, dan perubahan iklim”, dimana agenda
tersebut sejalan dengan tujuan tujuan 13 (penanganan perubahan iklim – mengambil tindakan
cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya) dan tujuan 15 (ekosistem daratan -
melindungi, merestorasi dan meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem daratan,
mengelola hutan secara lestari, menghentikan penggurunan, memulihkan degradasi lahan,
serta menghentikan kehilangan keanekaragaman hayati) dalam TPB/SDGs. Agenda
pembangunan tersebut menyatakan bahwa dalam pembangunan perlu memperhatikan daya
dukung sumber daya alam dan daya tampung lingkungan hidup kerentanan bencana, dan
perubahan iklim.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-41
TAHUN 2021-2026
Kebijakan penataan lingkungan yang sesuai dengan daya dukungnya sebagaimana
yang tercantum dalam RPJPD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2006-2025 diarahkan pada
upaya tertatanya wilayah dan ruang sesuai dengan daya dukung lingkungan yang tersedia.
Sementara pengendalian dampak lingkungan hidup diarahkan pada perwujudan kualitas
lingkungan hidup yang mencapai standar baku mutu lingkungan. Terkait dengan bencana
alam, maka diperlukan sebuah upaya mitigasi bencana karena wilayah kabupaten ini terletak
pada kondisi geografis yang rawan terhadap bencana alam, seperti gempa bumi, longsor, dan
bahaya kebakaran. Mitigasi bencana merupakan salah satu upaya untuk mengurangi risiko
bencana. Oleh karena itu diperlukan kerjasama dari semua pihak, baik pemerintah daerah,
masyarakat, maupun pemangku kepentingan lainnya untuk saling menjaga kelangsungan
lingkungan hidup di Kabupaten Rejang Lebong agar lestari, adaptif dan tanggap terhadap
bencana. Meningkatkan daya tanggap kebencanaan yang menjangkau seluruh wilayah
merupakan salah satu upaya untuk mengurangi risiko bencana yang dapat datang sewaktu-
waktu.

5. Belum Optimalnya Pengembangan Kegiatan Ekonomi yang Berkelanjutan dan


Berdaya Saing
Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat menunjukkan kondisi perekonomian
wilayah tersebut pada tahun tertentu. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, capaian
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rejang Lebong menunjukkan besaran yang fluktuatif
dengan kecenderungan menurun dan masih berada di bawah pertumbuhan ekonomi provinsi
serta nasional. Hal ini disebabkan karena menurunnya pertumbuhan sektor pertanian dan
lambatnya pertumbuhan sektor perdagangan. Kegiatan pertanian saat ini merupakan kegiatan
utama di Kabupaten Rejang Lebong, walaupun besaran kontribusi PDRB sektor tersebut
menunjukkan tren menurun setiap tahunnya. Salah satu hal yang menyebabkan terjadinya
kondisi tersebut adalah terjadinya konversi lahan pertanian menjadi peruntukan lainnya.
Turunnya luas lahan pertanian tersebut secara tidak langsung berakibat pada turunnya hasil
produksi pertanian di kabupaten ini.
Pembangunan revitalisasi pertanian diarahkan pada modernisasi dimana sektor
pertanian dan sektor perindustrian menjadi basis kegiatan ekonomi. Kedua sektor tersebut
dapat dikembangkan menjadi agroindustri dan agribisnis yang diharapkan menjadi motor
penggerak perekonomian Kabupaten Rejang Lebong seperti yang tertera dalam dokumen
RPJPD Kabupaten Rejang Lebong tahun 2006-2025. Pembangunan industri berbasis sumber
daya diarahkan pada industri pengolahan hasil pertanian terutama hortikultura sayuran.
Industri kecil dan menengah akan menjadi basis industri daerah yang mampu tumbuh dan
terintegrasi dengan industri hilirnya. Pengembangan sektor industri ini juga dapat didukung

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-42
TAHUN 2021-2026
dengan adanya investasi dari dalam maupun luar daerah. Oleh karena itu, pelayanan perijinan
yang mudah dan cepat serta jaminan keamanan dan kenyamanan investasi perlu
dikembangkan. Sementara itu, pengembangan usaha mikro dan kecil juga menjadi penting
karena melibatkan banyak rumah tangga dan tenaga kerja. Pengembangan usaha dipengaruhi
oleh ketersediaan bahan baku, sarana dan prasarana, permodalan, perijinan, serta kemampuan
inovasi produk dan pemasaran. Untuk membantu pengembangan usaha mikro kecil ini maka
perlu adanya peningkatan layanan pengembangan usaha serta peningkatan daya saing produk.
Sektor pariwisata juga menjadi salah satu unggulan dari Kabupaten Rejang Lebong
dengan cukup banyaknya obyek wisata alam maupun budaya. Belum kuatnya pariwisata
Rejang Lebong saat ini ditengarai karena masih terbatasnya sarana prasarana pariwisata,
masih lemahnya konektivitas infrastruktur transportasi menuju obyek wisata, serta
terbatasnya atraksi wisata. Dengan basis Kabupaten Rejang Lebong sebagai daerah pertanian
maka integrasi antara sektor pariwisata dengan sektor pertanian dapat menjadi peluang
pariwisata baru. Oleh karena itu, pengembangan atraksi, aksesibilitas, dan amenitas wisata
menjadi penting untuk meningkatkan kunjungan wisata di Kabupaten Rejang Lebong.
Pengembangan pariwisata ini nantinya tidak lepas dari pengembangan budaya dimana Rejang
Lebong dikenal sebagai daerah dengan adat dan budaya yang mengakar kuat sejak lama. Oleh
karena itu, melestarikan budaya, termasuk adat istiadat dan kesenian, tidak hanya menjadi
tugas Badan Musyawarah Adat saja tetapi juga merupakan tugas bersama masyarakat.

6. Belum Optimalnya Pelaksanaan Kebijakan Pengentasan Kemiskinan dan


Perluasan Kesempatan Kerja
Kemiskinan merupakan isu global yang juga menjadi salah satu isu daerah dimana
sesuai amanat SDG’s tingkat kemiskinan diupayakan menjadi nol persen di tahun 2030. Jumlah
penduduk miskin di Kabupaten Rejang Lebong adalah sebanyak 41,47 ribu jiwa atau sebesar
15,85 persen pada tahun 2020. Tingkat kemiskinan ini cenderung menurun setiap tahunnya.
Meskipun begitu, tingkat kemiskinan Kabupaten Rejang Lebong ini masih lebih tinggi jika
dibandingkan dengan tingkat kemiskinan Provinsi Bengkulu dan juga tingkat kemiskinan
nasional. Beberapa kelompok yang diperkirakan termasuk dalam masyarakat berpendapatan
terbawah, antara lain petani berlahan sempit termasuk yang bekerja sebagai pekerja keluarga,
serta penduduk yang tidak memiliki aset produktif dan pekerjaan. Oleh karena itu,
permasalahan kemiskinan ditengarai disebabkan karena rendahnya kemampuan sebagian
masyarakat untuk mengakses kebutuhan dasarnya, seperti pendidikan dan kesehatan, serta
lemahnya pengembangan terhadap kehidupan ekonomi. Kelemahan secara ekonomi ini
ditunjukkan dengan rendahnya kesempatan berusaha dan bekerja, rendahnya keterampilan
dan produktivitas, serta keterbatasan akses terhadap permodalan, aset produksi, dan pasar.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-43
TAHUN 2021-2026
Selain itu, sikap mental masyarakat dalam merespon bantuan atau fasilitas dari pemerintah
dimana masyarakat menjadi bergantung pada bantuan pemerintah juga menghambat
kemajuan masyarakat. Belum optimalnya penanganan kemiskinan yang dilakukan juga dapat
disebabkan oleh belum tervalidasinya data kemiskinan yang lengkap dan akurat, serta
minimnya inovasi program-program penanggulangan kemiskinan. Sesuai dengan amanat
RPJMN 2020-2024, maka upaya pengentasan kemiskinan di Kabupaten Rejang Lebong
diarahkan pada menciptakan lapangan kerja produktif, menjaga iklim investasi, meningkatkan
produktivitas sektor pertanian, penyempurnaan kebijakan bantuan sosial, dan pemberdayaan
melalui program ekonomi produktif.
Tingkat pengangguran di Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2020 mencapai 3,7
persen dengan kecenderungan meningkat sejak tahun 2018. Walaupun begitu, angka tingkat
pengangguran ini masih lebih rendah dibandingkan dengan tingkat pengangguran Provinsi
Bengkulu. Kondisi perekonomian daerah dan nasional yang cenderung membaik akan
membuka peluang kesempatan kerja dan kesempatan berwirausaha. Namun yang perlu
diperhatikan adalah kualitas tenaga kerja dimana rendahnya tingkat pendidikan dapat
berpengaruh pada keterampilan dan daya saing tenaga kerja. Upaya peningkatan keterampilan
tenaga kerja melalui pelatihan belum dirasakan optimal. Tantangan ke depan adalah
bagaimana menyiapkan tenaga kerja berkualitas dengan kreativitas dan penguasaan teknologi
yang baik sehingga mampu bersaing di pasar kerja nasional maupun global.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


4-44
TAHUN 2021-2026
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

5.1 VISI DAN MISI


5.1.1 VISI
Berdasarkan visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih maka visi
pembangunan Kabupaten Rejang Lebong dalam RPJMD 2021-2026 adalah: “Terwujudnya
Kabupaten Rejang Lebong BERCAHAYA untuk SEMUA (Berkarakter, Religius, Cerdas,
Sehat, Berbudaya, untuk Sejahtera dan Maju Bersama)”. Visi ini menggambarkan arah
pembangunan atau kondisi masa depan Kabupaten Rejang Lebong yang ingin dicapai dalam
kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan. Perumusan penjelasan visi Kabupaten Rejang Lebong
dalam RPJMD 2021-2026 disajikan pada penjelasan berikut ini.
1. Bercahaya
Terwujudnya Kabupaten Rejang Lebong BERCAHAYA bukan hanya sekedar Akronim
dari kata Berkarakter, Religius, Cerdas, Sehat dan Berbudaya. Arti secara harfiah kata Cahaya
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti Sinar atau Terang, sedangkan
BERCAHAYA memiliki arti memancarkan sinar atau cahaya. Lebih jauh lagi jika dilihat secara
etimologis, cahaya adalah sesuatu yang menyinari suatu objek sehingga objek tersebut menjadi
jelas dan terang. Menurut pakar tata bahasa Arab Ibrahim Anis dalam al-Mujam al-Wasth, nur
(cahaya) adalah sesuatu yang menyebabkan mata dapat melihat sehingga makna dari
BERCAHAYA itu sendiri merupakan representasi dari harapan, tekad dan tujuan untuk
menghadirkan Pemerintah sebagai petunjuk arah menuju Kesejahteraan dan Kemajuan
bersama. Sebagai pemegang mandat dari masyarakat, pasangan SAHE berkomitmen untuk
tidak abai dengan segala masalah yang tengah dihadapi oleh masyarakat, sebagaimana sejalan
dengan filosofi dari CAHAYA yang tidak pernah memilih untuk merambat pada setiap celah-
celah kegelapan. Oleh karena itu, BERCAHAYA merupakan tujuan primer yang wajib
diwujudkan untuk mencapai tujuan sesungguhnya yang diharapkan oleh masyarakat yaitu
Kesejahteraan dan Kemajuan Bersama.
2. Untuk Semua
Untuk Semua bukan sekedar akronim dari kata Sejahtera dan Maju Bersama.
Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong berkomitmen untuk memastikan setiap kebijakan tidak
akan berpihak pada status, suku, agama, dan ras manapun, melainkan untuk kepentingan dan
cita-cita bersama. Untuk SEMUA juga bermakna bahwa program dan kebijakan Pemerintah
merupakan ikhtiar kolektif dan kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat yang sinergis.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


5-1
TAHUN 2021-2026
5.1.2 MISI
Sesuai dengan harapan terwujudnya “Terwujudnya Kabupaten Rejang Lebong
BERCAHAYA untuk SEMUA (Berkarakter, Religius, Cerdas, Sehat, Berbudaya, untuk
Sejahtera dan Maju Bersama)”, maka ditetapkan misi pembangunan Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2021-2026 sebagai upaya dalam mewujudkan visi, sebagai berikut:
1. Membangun karakter masyarakat Rejang Lebong yang berdaya saing dan inovatif
2. Memantapkan pemahaman, pengamalan, dan pelestarian nilai-nilai keagamaan dalam
kehidupan bermasyarakat
3. Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pendidikan
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dan rujukan masyarakat
5. Melestarikan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal sebagai identitas daerah
6. Mengembangkan reformasi birokrasi melalui tata kelola pemerintahan yang bersih,
efektif dan transparan yang berorientasi pada inovasi dan pelayanan prima
7. Mewujudkan pembangunan kawasan berbasis potensi lokal (pertanian dan pariwisata)
dan ekonomi kreatif untuk mempercepat pertumbuhan dan pemerataan ekonomi
masyarakat yang berkelanjutan
8. Memperluas ketersediaan lapangan kerja guna mengentaskan kemiskinan melalui
program-program solutif
9. Mewujudkan pemerataan pembangunan infrastruktur yang integratif dan kolaboratif.

Penjabaran Misi
Penjabaran Misi 1 : Sebagaimana Program Nasional yang memprioritaskan pentingnya
Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang diejawantahkan dalam program "Revolusi'
Mental", membangun Karakter Masyarakat sangatlah penting guna menghadapi kompetisi
global serta meningkatkan kualitas dan daya saing masyarakat. Karakter masyarakat yang
kompetitif dan inovatif akan melahirkan kepedulian sosial masyarakat terhadap ikhtiar
bersama dalam mewujudkan kemajuan bagi Kabupaten Rejang Lebong.

Penjabaran Misi 2 : Memantapkan pemahaman, pengamalan dan pelestarian nilai-nilai agama


dalam mewujudkan masyarakat yang religius merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari tujuan pembangunan itu sendiri. Melalui pendekatan nilai-nilai keagamaan
akan membentuk tatanan pemerintahan dan masyarakat yang bersih, beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


5-2
TAHUN 2021-2026
Penjabaran Misi 3 : Pendidikan merupakan indikator utama pemenuhan kebutuhan dasar
masyarakat. Kemajuan suatu daerah tidak terlepas dari aksesibilitas serta kualitas pendidikan
yang dimiliki. Usaha peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan meliputi pemerataan
ketersediaan tenaga pendidik yang berkualitas serta sarana dan prasarana pendidikan yang
memadai. Keberpihakan Pemerintah terhadap pendidikan merupakan wujud investasi jangka
panjang dalam pembangunan daerah yang akan melahirkan generasi emas.

Penjabaran Misi 4 : Kualitas pelayanan kesehatan akan direpresentasikan dengan usaha


perbaikan dan peningkatan kualitas tenaga kesehatan, pemenuhan fasilitas kesehatan dasar
dan rujukan, meningkatkan kemudahan akses ke fasilitas kesehatan dasar dan rujukan, serta
pemerataan layanan kesehatan ke seluruh Kabupaten Rejang Lebong.

Penjabaran Misi 5 : Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong yang beragam merupakan identitas
daerah yang dapat menjadi daya tarik wisata budaya daerah yang dapat berdampak pada
peningkatan perekonomian masyarakat sehingga harus dipertahankan eksistensinya melalui
pelestarian budaya.

Penjelasan Misi 6 : Birokrasi (pemerintahan) merupakan poros dari pembangunan daerah


sehingga sangat penting untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif dan
transparan yang berorientasi pada inovasi dan pelayanan prima melalui penguatan reformasi
birokrasi, menyelenggarakan pemerintahan yang good governance, menghadirkan
kepemimpinan yang humanis dan aspiratif, membangun ruang keterlibatan terkait kebijakan
publik, serta pengelolaan anggaran dengan lebih transparan, efektif dan efisien.

Penjelasan Misi 7 : Rejang Lebong merupakan salah satu destinasi wisata unggulan Provinsi
Bengkulu yang memiliki banyak objek wisata potensial sekaligus sebagai daerah pertanian
yang memiliki beberapa komoditas unggulan, antara lain kopi, gula aren dan tanaman
holtikultura lainnya membutuhkan langkah strategis dan berkelanjutan dalam rangka
mengoptimalkan setiap potensi yang ada. Pengembangan pariwisata Kabupaten Rejang
Lebong harus dilaksanakan secara holistik dengan mempertimbangkan seluruh aspek
pendukung, seperti sarana dan prasarana pariwisata yang berkualitas, pelaku usaha wisata
yang berkompeten, dan melaksanakan event-event yang berkaitan dengan kepariwisataan.
Pengembangan komoditas unggulan pada sektor pertanian dilaksanakan berbasis kawasan
dengan membangun sistem hilirisasi guna meningkatkan nilai ekonomis bagi masyarakat
petani. Pengembangan ekonomi kreatif tidak kalah penting untuk menjadi perhatian guna
mendukung kegiatan pariwisata dan pertanian di era digital yang dihadapi saat ini.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


5-3
TAHUN 2021-2026
Pengembangan pariwisata, pertanian dan ekonomi kreatif yang terintegrasi akan mampu
mempercepat pertumbuhan dan pemerataan ekonomi masyarakat.

Penjelasan Misi 8 : Minimnya ketersediaan lapangan kerja merupakan penyebab utama


tingginya tingkat kemiskinan di suatu daerah. Oleh karenanya dibutuhkan beberapa program
solutif yang dapat menjawab tantangan ini, beberapa diantaranya adalah menjalin kerjasama
dengan pihak swasta (investor) dan meningkatkan kepercayaan Pemerintah Pusat kepada
Kabupaten Rejang Lebong guna mendapatkan suntikan dana untuk memperluas ketersediaan
lapangan kerja.

Penjelasan Misi 9 : infrastruktur sebagai sarana pendukung dalam percepatan pembangunan


dan peningkatan perekonomian masyarakat sangatlah penting untuk dilaksanakan secara
integratif dan kolaboratif. Infrastruktur yang integratif dimaksudkan untuk mengintegrasikan
semua program-program prioritas lainnya, misalnya pembangunan infrastruktur jalan menuju
kawasan wisata, pembangunan infrastruktur pendidikan dan kesehatan, pembangunan
infrastruktur jalan untuk meningkatkan aksesibilitas proses produksi petani. Pembangunan
secara kolaboratif merupakan pembangunan yang melibatkan seluruh stakeholder dengan
mengedepankan musyawarah berdasarkan skala prioritas.

5.2 TUJUAN DAN SASARAN


Visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2021-2026 perlu dijabarkan ke dalam tujuan dan sasaran sehingga program kepala
daerah dan wakil kepala daerah terpilih dapat dilaksanakan ke dalam sistem penyelenggaraan
pemerintahan. Tujuan adalah suatu kondisi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka
waktu 5 (lima) tahunan, sementara sasaran adalah rumusan kondisi yang menggambarkan
tercapainya tujuan, berupa hasil pembangunan daerah/Perangkat Daerah yang diperoleh dari
pencapaian outcome program Perangkat Daerah.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


5-4
TAHUN 2021-2026
Tabel 5. 1
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026

Kondisi Awal Target Capaian


No Misi Tujuan dan Sasaran Indikator Kondisi Akhir
2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Visi:
Terwujudnya Kabupaten Rejang Lebong BERCAHAYA untuk SEMUA (Berkarakter, Religius, Cerdas, Sehat, Berbudaya, untuk Sejahtera dan Maju Bersama)
1 Misi 1 M1-T1 T : Indeks keberdayaan 4,21 9,22 18,59 31,81 45,03 58,24 70,44 70,44
Membangun Karakter Masyarakat Meningkatnya daya saing dan inovasi masyarakat
Rejang Lebong yang Berdaya masyarakat
Saing dan Inovatif M1-T1-S1 S: Cakupan pemberdayaan 4,8 13,1 26,9 45,5 64,1 82,7 100 100
Meningkatnya motivasi, kemampuan organisasi masyarakat
dan keterampilan, lingkungan dan
fasilitas yang mendukung daya saing
dan inovasi organisasi masyarakat
M1-T1-S2 S: Persentase Pemuda 1,21 1,25 1,29 1,33 1,37 1,41 1,46 1,46
Meningkatnya daya saing kepemudaan berdaya saing
2 Misi 2 M2-T1 T : Indeks Pengamalan Nilai 40 69,09 85,04 85,57 86,51 87,49 88,51 88,51
Memantapkan Pemahaman, Meningkatnya pemahaman dan Keagamaan
Pengamalan, dan Pelestarian pengamalan nilai-nilai keagamaan
Nilai-Nilai Keagamaan dalam
Kehidupan Bermasyarakat
M2-T1-S1 S : Cakupan Tokoh Agama 100 100 100 100 100 100 100 100
Tersebarluasnya pembinaan nilai-nilai Aktif
keagamaan dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari
M2-T1-S2 S : Persentase Tempat Ibadah N/A 45,5 50,2 52,8 57,5 62,5 67,5 67,5
Meningkatnya pemahaman dan Aktif
pengetahuan masyarakat tentang
agama
3 Misi 3 M3-T1 T : Indeks Pembangunan 70,44 70,58 70,75 70,97 71,44 72,09 72,75 72,75
Meningkatkan Aksesibilitas dan Meningkatnya pendidikan yang Manusia
Kualitas Pendidikan berkualitas, terjangkau, dan merata

M3-T1-S1 S1: Rata-rata lama sekolah 8,28 8,35 8,41 8,49 8,57 8,65 8,74 8,74
Meningkatnya layanan dan akses S2: Harapan lama sekolah 13,83 14,03 14,22 14,42 14,61 14,81 15,00 15,00
pendidikan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


5-5
TAHUN 2021-2026
Kondisi Awal Target Capaian
No Misi Tujuan dan Sasaran Indikator Kondisi Akhir
2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
4 Misi 4 M4-T1 T : Indeks kesehatan 87,85 88,62 90,07 90,68 91,31 91,97 92,75 92,75
Meningkatkan Kualitas dan Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat
Kuantitas Pelayanan Kesehatan masyarakat
dan Rujukan Masyarakat M4-T1-S1 S: Angka Harapan Hidup 68,57 68,98 69,40 69,81 70,23 70,65 71,08 71,08
Meningkatnya pelayanan kesehatan
yang merata dan berkualitas

5 Misi 5 M5-T1 T : Indeks Pelestarian Budaya 29,86 9,51 30,52 31,60 31,81 32,32 32,87 32,87
Melestarikan Nilai-Nilai Budaya Meningkatnya pelestarian budaya dan
dan Kearifan Lokal Sebagai kearifan lokal
Identitas Daerah M5-T1-S1 S : Persentase Pelaku 100 100 100 100 100 100 100 100
Meningkatnya pemahaman tentang Pelestari Budaya yang aktif
adat istiadat di masyarakat
M5-T1-S2 S : Persentase pelestarian N/A 1,69 1,69 3,39 3,39 5,08 8,47 8,47
Meningkatnya pengelolaan warisan budaya
kebudayaan daerah
6 Misi 6 M6-T1 T : Indeks Reformasi C CC CC CC B B B B
Mengembangkan Reformasi Meningkatnya tata kelola Birokrasi
Birokrasi Melalui Tata Kelola pemerintahan yang baik dan akuntabel
Pemerintahan yang Bersih, M6-T1-S1 S1: Indeks Kepuasan 80,68 81,77 82,86 83,95 85,04 86,13 87,21 87,21
Efektif, dan Transparan yang Meningkatnya akuntabilitas dan Masyarakat
Berorientasi pada Inovasi dan kualitas pelayanan publik S2: Nilai SAKIP CC CC B B B B B B
Pelayanan Prima
7 Misi 7 M7-T1 T : Pertumbuhan ekonomi 0,07 1,27 1,82 2,06 2,92 3,36 3,99 3,99
Mewujudkan Pembangunan Meningkatnya pertumbuhan dan
Kawasan Berbasis Potensi Lokal pemerataan ekonomi masyarakat yang
(Pertanian dan Pariwisata) dan berkelanjutan
Ekonomi Kreatif untuk M7-T1-S1 S1: Pertumbuhan PDRB -3,95 0,06 0,14 0,72 1,33 1,75 3,29 3,29
Mempercepat Pertumbuhan dan Terwujudnya ekonomi lokal berbasis Sektor Perdagangan
Pemerataan Ekonomi Masyarakat potensi lokal
yang Berkelanjutan S2: Pertumbuhan PDRB -2.47 0,06 0,48 1,85 2,10 2,76 3,85 3,85
Sektor Industri
S3: Kontribusi PAD Sektor 0,15 0,17 0,25 0,34 0,48 0,67 0,78 0,78
Pariwisata
S4: Pertumbuhan PDRB 0,47 0,70 1,62 1,08 2,73 3,03 3,52 3,52
Sektor Pertanian

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


5-6
TAHUN 2021-2026
Kondisi Awal Target Capaian
No Misi Tujuan dan Sasaran Indikator Kondisi Akhir
2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
8 Misi 8 M8-T1 T: Tingkat kemiskinan 15,85 15,83 15,77 15,71 15,54 15,37 15,08 15,08
Memperluas Ketersediaan Meningkatnya kesejahteraan
Lapangan Kerja Guna masyarakat
Mengentaskan Kemiskinan M8-T1-S1 S1: Tingkat Pengangguran 3,70 3,85 3,78 3,68 3,49 3,30 3,12 3,12
Melalui Program-Program Solutif Meningkatnya kesempatan kerja Terbuka
melalui pemberdayaan masyarakat

M8-T1-S2 S2: Persentase peningkatan 0,43 0,48 0,57 0,68 0,79 1,00 1,45 1,45
Meningkatnya nilai investasi nilai investasi berskala
nasional (PMDN/PMA)
9 Misi 9 M9-T1 T: Indeks Infrastruktur 53,67 57,66 59,69 61,42 63,03 64,87 66,61 66,61
Mewujudkan Pemerataan Meningkatnya pembangunan Wilayah
Pembangunan Infrastruktur yang infrastruktur yang komprehensif
Integratif dan Kolaboratif M9-T1-S1 S: Indeks Infrastruktur 53,67 57,66 59,69 61,42 63,03 64,87 66,61 66,61
Meningkatnya infrastruktur wilayah Wilayah
yang memadai dan merata

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


5-7
TAHUN 2021-2026
Tabel 5.2
Hubungan antara Tujuan dan Sasaran Kepala Daerah dengan Tujuan dan Sasaran Organisasi Perangkat Daerah

MISI I Membangun Karakter Masyarakat Rejang Lebong yang Berdaya Saing dan Inovatif
Indikator Indikator Indikator Indikator
Tujuan Sasaran Tujuan
Tujuan Sasaran Tujuan Sasaran Perangkat Sasaran
Kepala Kepala Perangkat Urusan Penanggungjawab
Kepala Kepala Perangkat Daerah Perangkat
Daerah Daerah Daerah
Daerah Daerah Daerah Daerah
Terbentuknya Indeks Meningkatnya Cakupan Meningkatn Persentase Meningkatnya Persentase Pemberdayaan Dinas
masyarakat Keberdayaan motivasi, Pemberdayaa ya peningkatan Pemberdayaan pemberdayaan Masyarakat dan Pemberdayaan
yang berdaya Masyarakat kemampuan n Organisasi masyarakat fasilitasi kelompok masyarakat kelompok Desa Masyarakat dan
saing dan dan Masyarakat yang kelembagaan masyarakat Desa
inovatif keterampilan, berdaya pemberdayaan Pendukung:
lingkungan dan saing dan masyarakat Kecamatan
fasilitas yang inovatif dalam
mendukung pembangunan di
daya saing dan desa/kelurahan
inovasi
organisasi
kemasyarakata
n dan pemuda
Meningkatnya kapasitas Persentase Kesejahteraan Bagian
desa/kelurahan yang peningkatan Rakyat Kesejahteraan
mengikuti pembinaan desa/keluarahan Rakyat Sekretariat
mental yang menjadi Daerah
sasaran Pendukung:
penerima bina  Desa/
mental  Kelurahan

Meningkatnya Persentase Meningkatn Persentase Meningkatnya pemuda Persentase Pemuda dan Dinas Pemuda dan
daya saing pemuda ya pemuda berdaya kader aktif pemuda kader Olahraga Olahraga
kepemudaan berdaya saing masyarakat saing aktif
yang
berdaya
saing dan
inovatif
Persentase Pemuda dan Dinas Pemuda dan
Pemuda Pelopor Olahraga Olahraga

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


5-8
TAHUN 2021-2026
Persentase Pemuda dan Dinas Pemuda dan
Pemuda Olahraga Olahraga
Wirausaha
Persentase Pemuda dan Dinas Pemuda dan
Pemuda Olahraga Olahraga
Berprestasi

MISI II Memantapkan Pemahaman, Pengamalan, dan Pelestarian Nilai- Nilai Keagamaan dalam Kehidupan Bermasyarakat
Indikator Indikator Indikator Indikator
Tujuan Tujuan
Tujuan Sasaran Kepala Sasaran Tujuan Sasaran Sasaran
Kepala Perangkat Urusan Penanggungjawab
Kepala Daerah Kepala Perangkat Perangkat Daerah Perangkat
Daerah Daerah
Daerah Daerah Daerah Daerah
Meningkatnya Indeks Tersebarluasnya Cakupan Meningkatkanya Cakupan Meningkatnya Persentase Tokoh Kesejahtera Bagian Kesejahteraan
pemahaman Pengamalan pembinaan nilai- Tokoh pembinaan nilai- Tokoh Agama kompetensi tokoh Agama aktif dan an Rakyat Rakyat Sekretariat
dan Nilai nilai keagamaan Agama nilai keagamaan Aktif agama dan reward mendapatkan Daerah
pengamalan Keagamaan dan penerapannya Aktif keagamaan reward
nilai-nilai dalam kehidupan
keagamaan sehari-hari
Meningkatnya Persentase Meningkatnya Persentase Meningkatnya Persentase Kesejahtera Bagian Kesejahteraan
pemahaman dan Tempat pembinaan nilai- Tempat rumah ibadah yang tempat ibadah an Rakyat Rakyat Sekretariat
pengetahuan Ibadah nilai keagamaan Ibadah Aktif aktif aktif Daerah
masyarakat Aktif
tentang agama

MISI III Meningkatkan Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan


Indikator Indikator Indikator
Tujuan Sasaran Tujuan
Tujuan Sasaran Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Kepala Kepala Perangkat Urusan Penanggungjawab
Kepala Kepala Perangkat Perangkat Daerah Perangkat Daerah
Daerah Daerah Daerah
Daerah Daerah Daerah
Meningkatnya Indeks Meningkatnya Rata-rata Meningkatnya Rata-rata Meningkatnya Angka Partisipasi Pendidikan Dinas Pendidikan dan
pendidikan Pembangunan layanan dan Lama pelayanan Lama Sekolah aksesibilitas dan Kasar (APK) PAUD Kebudayaan
yang Manusia akses Sekolah dasar dan kualitas pendidikan
berkualitas, pendidikan kualitas anak usia dini,
terjangkau, dan pendidikan pendidikan dasar,
merata menengah pertama
dan pendidikan non
formal

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


5-9
TAHUN 2021-2026
Indikator Indikator Indikator
Tujuan Sasaran Tujuan
Tujuan Sasaran Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Kepala Kepala Perangkat Urusan Penanggungjawab
Kepala Kepala Perangkat Perangkat Daerah Perangkat Daerah
Daerah Daerah Daerah
Daerah Daerah Daerah
Harapan Harapan Lama Angka Partisipasi Pendidikan Dinas Pendidikan dan
Lama Sekolah Kasar (APK) Kebudayaan
Sekolah SD/MI/Paket A
Angka Partisipasi Pendidikan Dinas Pendidikan dan
Murni (APM) Kebudayaan
SD/MI/Paket A
Angka Partisipasi Pendidikan Dinas Pendidikan dan
Kasar (APK) Kebudayaan
SMP/MTs/
Paket B
Angka Partisipasi Pendidikan Dinas Pendidikan dan
Murni (APM) Kebudayaan
SMP/MTs/
Paket B
Angka pendidikan Pendidikan Dinas Pendidikan dan
yang ditamatkan pada Kebudayaan
jenjang Diploma-S3

MISI IV Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Pelayanan Kesehatan dan Rujukan Masyarakat
Indikator Indikator Indikator
Tujuan Sasaran Tujuan
Tujuan Sasaran Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Penanggung
Kepala Kepala Perangkat Urusan
Kepala Kepala Perangkat Perangkat Daerah Perangkat Daerah jawab
Daerah Daerah Daerah
Daerah Daerah Daerah
Meningkatnya Indeks Meningkatnya Angka Meningkatnya Angka Meningkatnya Angka Kematian Bayi Kesehatan Dinas Kesehatan
kualitas Kesehatan pelayanan Harapan derajat Harapan derajat kesehatan (AKB) per 1000
kesehatan Masyarakat kesehatan yang Hidup kesehatan Hidup keluarga kelahiran hidup
masyarakat merata dan masyarakat
berkualitas
Angka kematian ibu Kesehatan Dinas Kesehatan
(AKI) per 100.000
kelahiran hidup
Prevalensi Balita Kesehatan Dinas Kesehatan
Stunting

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


5-10
TAHUN 2021-2026
Indikator Indikator Indikator
Tujuan Sasaran Tujuan
Tujuan Sasaran Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Penanggung
Kepala Kepala Perangkat Urusan
Kepala Kepala Perangkat Perangkat Daerah Perangkat Daerah jawab
Daerah Daerah Daerah
Daerah Daerah Daerah
Cakupan Kesehatan Dinas Kesehatan
desa/kelurahan
universal child
immunization (UCI)
Persentase puskesmas Kesehatan Dinas Kesehatan
yg melaksanakan
pengendalian Penyakit
Tidak Menular
terpadu
Meningkatnya Proporsi peserta Kesehatan Dinas Kesehatan
jaminan kesehatan jaminan kesehatan
masyarakat melalui Sistem
Jaminan Sosial
Nasional (SJSN)
Bidang Kesehatan
Meningkatnya Persentase Akreditasi Kesehatan Dinas Kesehatan
layanan fasilitas Puskesmas minimal
kesehatan Utama
Rasio Rumah Sakit per Kesehatan Rumah Sakit Umum
satuan penduduk Daerah
Indeks Kepuasan Kesehatan Rumah Sakit Umum
Masyarakat RSUD Daerah
Meningkatnya Persentase Partisipasi Kesehatan Dinas Kesehatan
partisipasi masyarakat dalam
masyarakat dalam program kesehatan
program kesehatan
Meningkatnya Persentase Dokter Kepegawai Badan Kepegawaian
fasilitasi bantuan yang Mendapat an dan Pengembangan
tugas belajar dokter Bantuan Tugas Belajar Sumber Daya Manusia

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


5-11
TAHUN 2021-2026
MISI V Melestarikan Nilai-Nilai Budaya dan Kearifan Lokal Sebagai Identitas Daerah
Indikator Indikator Indikator
Tujuan Sasaran Tujuan
Tujuan Sasaran Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Kepala Kepala Perangkat Urusan Penanggungjawab
Kepala Kepala Perangkat Perangkat Daerah Perangkat Daerah
Daerah Daerah Daerah
Daerah Daerah Daerah
Meningkatnya Indeks Meningkatnya Persentase Meningkatnya Persentase Meningkatnya Persentase BMA aktif Kebudayaa Dinas Pendidikan
pelestarian Pelestarian pemahaman Pelaku penerapan Pelaku Peranan BMA n dan Adat dan Kebudayaan
budaya dan Budaya tentang adat Pelestari nilai nilai Pelestari Istiadat
kearifan lokal istiadat di Budaya budaya, adat Budaya yang
masyarakat yang aktif istiadat dan aktif
kearifan lokal
Meningkatnya Persentase Kebudayaa Dinas Pendidikan
keikutsertaan seni Keikutsertaaan seni n dan Adat dan Kebudayaan
etnis nusantara Etnis Nusantara yang Istiadat
yang ditampilkan ditampilkan
Meningkatnya Persentase Persentase Meningkatnya Persentase Benda, Kebudayaa Dinas Pendidikan
pengelolaan pelestarian pelestarian benda, situs, dan Situs, dan Kawasan n dan Adat dan Kebudayaan
kebudayaan warisan warisan kawasan cagar Cagar Budaya yang Istiadat
daerah budaya budaya budaya yang dilestarikan
dilestarikan
Meningkatnya Persentase Karya Kebudayaa Dinas Pendidikan
karya budaya yang Budaya yang n dan Adat dan Kebudayaan
direvitalisasi dan Direvitalisasi dan Istiadat
diinvertarisasi Diinventarisasi

MISI VI Mengembangkan Reformasi Birokrasi Melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan Transparan yang Berorientasi pada Inovasi dan Pelayanan Prima
Indikator Indikator Indikator
Tujuan Sasaran Tujuan
Tujuan Sasaran Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Kepala Kepala Perangkat Urusan Penanggungjawab
Kepala Kepala Perangkat Perangkat Daerah Perangkat Daerah
Daerah Daerah Daerah
Daerah Daerah Daerah
Meningkatnya Indeks Meningkatnya Indeks Meningkatnya Nilai Indeks Meningkatnya Indeks Layanan SPBE Komunikas Dinas Komunikasi
tata kelola Reformasi akuntabilitas Kepuasan pelaksanaan e- SPBE pengelolaan Sistem i dan dan Informatika
pemerintahan Birokrasi dan kualitas Masyarakat Government pemerintah Informatika
yang baik dan pelayanan berbasis elektonik
akuntabel publik
Indeks Kebijakan Komunikas Dinas Komunikasi
Internal SPBE i dan dan Informatika
Informatika

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


5-12
TAHUN 2021-2026
Indeks Tata Kelola Komunikas Dinas Komunikasi
SPBE i dan dan Informatika
Informatika
Indeks Manajemen Komunikas Dinas Komunikasi
SPBE i dan dan Informatika
Informatika
Meningkatnya Nilai survey kepuasan Komunikas Dinas Komunikasi
kepuasan Informasi komunikasi i dan dan Informatika
masyarakat bidang publik Informatika
komunikasi publik
Meningkatnya Indeks Meningkatnya Nilai Indeks Kepuasan Kependudu Dinas
Kualitas Kepuasan kualitas pelayanan Masyarakat Bidang kan dan Kependudukan dan
Pelayanan Masyarakat kependudukan dan Kependudukan dan Pencatatan Catatan Sipil
Publik catatan sipil Pencatatan Sipil Sipil

Nilai SAKIP Meningkatnya Nilai SAKIP Meningkatnya Nilai SAKIP Komponen Perencanaa 1. Badan
Akuntabilitas kualitas Perencanaan, n, unsur Perencanaan
penyelenggara perencanaan, Pengukuran, pendukung Pembangunan
an pelaporan dan Pelaporan, Evaluasi sekretariat Daerah
pemerintahan evaluasi pada dan Capaian Kinerja daerah dan 2. Bagian Organisasi
SAKIP daerah unsur Sekretariat
pengawas Daerah
inspektorat 3. Inspektorat
Nilai SAKIP Perangkat Seluruh Seluruh OPD
Daerah Urusan
Perangkat
Daerah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


5-13
TAHUN 2021-2026
MISI VII Mewujudkan Pembangunan Kawasan Berbasis Potensi Lokal (Pertanian dan Pariwisata) dan Ekonomi Kreatif untuk Mempercepat Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi
Masyarakat yang Berkelanjutan
Indikator Indikator Indikator
Tujuan Sasaran Tujuan Sasaran
Tujuan Sasaran Tujuan Indikator Sasaran
Kepala Kepala Perangkat Perangkat Urusan Penanggungjawab
Kepala Kepala Perangkat Perangkat Daerah
Daerah Daerah Daerah Daerah
Daerah Daerah Daerah
Meningkatnya Pertumbuhan Terwujudnya Pertumbuh Meningkatnya Persentase Meningkatnya Persentase UMKM Koperasi, Dinas Perdagangan,
pertumbuhan Ekonomi Ekonomi Lokal an PDRB ekonomi Pertumbuhan UMKM yang aktif yang aktif Usaha Kecil Koperasi, UKM dan
dan berbasis Sektor daerah sektor PDRB Sektor dan Perindustrian
pemerataan potensi lokal Perdaganga industri dan Perdagangan Menengah
ekonomi n perdagangan
masyarakat
yang
berkelanjutan
Meningkatnya Kontribusi Sektor Perdaganga Dinas Perdagangan,
PDRB sektor Perdagangan n Koperasi, UKM dan
perdagangan Terhadap PDRB Perindustrian

Pertumbuh Meningkatnya Kontribusi Sektor Perindustri Dinas Perdagangan,


an PDRB PDRB sektor Industri Terhadap an Koperasi, UKM dan
Sektor industri PDRB Perindustrian
Industri
Meningkatnya Kontribusi PAD Meningkatnya Rata-Rata Lama Pariwisata Dinas Pariwisata
Kontribusi
ekonomi Sektor sektor Tinggal
PAD Sektor
daerah sektor Pariwisata kepariwisataan
Pariwisata
pariwisata daerah
Tingkat Hunian Hotel Pariwisata Dinas Pariwisata
Persentase pelaku Pariwisata Dinas Pariwisata
ekonomi kreatif yang Pendukung:
dikembangkan Dinas Perdagangan,
kapasitasnya Koperasi, UKM dan
Perindustrian
Pertumbuh Meningkatnya Pertumbuhan Meningkatnya Kontribusi sektor Pertanian Dinas Pertanian dan
an PDRB ekonomi PDRB Sektor kontribusi sektor pertanian dan Perikanan
Sektor daerah sektor Pertanian dan pertanian dan perikanan terhadap
Pertanian pertanian dan perikanan perikanan PDRB
dan perikanan
perikanan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


5-14
TAHUN 2021-2026
MISI VIII Memperluas Ketersediaan Lapangan Kerja Guna Mengentaskan Kemiskinan Melalui Program-Program Solutif
Indikator Indikator Indikator
Tujuan Sasaran Tujuan Sasaran
Tujuan Sasaran Tujuan Indikator Sasaran
Kepala Kepala Perangkat Perangkat Urusan Penanggungjawab
Kepala Kepala Perangkat Perangkat Daerah
Daerah Daerah Daerah Daerah
Daerah Daerah Daerah
Mewujudkan Tingkat Meningkatnya Tingkat Meningkatnya Pendapatan Meningkatnya Persentase BUMDesa Pemberday Dinas
masyarakat Kemiskinan kesempatan Penganggu kesejahteraan Perkapita Pembangunan yang berkembang atau aan Pemberdayaan
yang sejahtera kerja melalui ran masyarakat Desa maju Masyarakat Masyarakat dan
pemberdayaan Terbuka Desa
masyarakat Pendukung:
 Badan
Pengelolaan
Keuangan Daerah
 Desa
Meningkatnya Persentase Pemberday Dinas
masyarakat usia masyarakat usia aan Pemberdayaan
produktif yang produktif yang Masyarakat Masyarakat dan
diberdayakan diberdayakan Kecamatan
Pendukung:
 Badan
Pengelolaan
Keuangan Daerah
 Desa/Kelurahan
 Dinas Tenaga
Kerja dan
Transmigrasi
 Dinas Sosial
Meningkatnya Persentase Meningkatnya Nilai investasi Meningkatnya Persentase Perizinan Dinas Penanaman
nilai investasi peningkatan laju investasi investor dan peningkatan dan Modal dan Terpadu
nilai investasi pelayanan di perusahaan yang Penanaman Satu Pintu
berskala bidang penanaman berinvestasi di Modal
nasional modal Kabupaten
(PMDN/PMA)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


5-15
TAHUN 2021-2026
MISI IX Mewujudkan pemerataan pembangunan infrastruktur yang integratif dan kolaboratif
Indikator Indikator
Tujuan Indikator Sasaran Tujuan Sasaran
Sasaran Tujuan Indikator Sasaran Penanggung
Kepala Tujuan Kepala Kepala Perangkat Perangkat Urusan
Kepala Perangkat Perangkat Daerah jawab
Daerah Daerah Daerah Daerah Daerah
Daerah Daerah
Mewujudkan Indeks Meningkatnya Indeks Meningkatnya Rasio Jaringan Meningkatnya Persentase jaringan Pekerjaan Dinas Pekerjaan
pembangunan Infrastruktur infrastruktur Infrastrukt akses jaringan Irigasi kualitas jaringan irigasi kabupaten Umum Umum dan
infrastruktur Wilayah wilayah yang ur Wilayah pengairan irigasi dalam dalam kondisi baik Penataan Ruang,
yang memadai dan petani kondisi baik Perumahan dan
komprehensif merata Kawasan
Pemukiman
Terpenuhinya Persentase Terpenuhinya Persentase rumah Pekerjaan Dinas Pekerjaan
akses rumah tangga akses jaringan tangga yang telah Umum Umum dan Penataan
masyarakat yang memiliki masyarakat memiliki akses air Ruang, Perumahan
terhadap air akses air terhadap minum melalui SPAM dan Kawasan
minum layak minum layak air minum jaringan perpipaan Pemukiman
Persentase rumah Pekerjaan Dinas Pekerjaan
tangga yang telah Umum Umum dan Penataan
memiliki akses air Ruang, Perumahan
minum melalui SPAM dan Kawasan
bukan jaringan Pemukiman
perpipaan terlindungi
Terpenuhinya Persentase Terpenuhinya Persentase penduduk Pekerjaan Dinas Pekerjaan
akses Rumah Tangga akses yang terlayani sistem Umum Umum dan
masyarakat Bersanitasi masyarakat air limbah yang Penataan Ruang,
terhadap terhadap sistem memadai Perumahan dan
sanitasi layak air limbah yang Kawasan
memadai Pemukiman
Terpenuhinya Persentase Terpenuhinya Persentase drainase Pekerjaan Dinas Pekerjaan
akses Rumah Tangga drainase dalam dalam kondisi Umum Umum dan
masyarakat Bersanitasi kondisi baik/pembuangan Penataan Ruang,
terhadap baik/pembuangan aliran air tidak Perumahan dan
sanitasi layak aliran air tidak tersumbat Kawasan
tersumbat Pemukiman
Mengendalikan Indeks Kualitas Meningkatnya Persentase Lingkungan Dinas Lingkungan
Pencemaran Lingkungan pengelolaan pengelolaan Hidup Hidup
dan Kerusakan Hidup persampahan persampahan
Lingkungan
Hidup

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


5-16
TAHUN 2021-2026
Indikator Indikator
Tujuan Indikator Sasaran Tujuan Sasaran
Sasaran Tujuan Indikator Sasaran Penanggung
Kepala Tujuan Kepala Kepala Perangkat Perangkat Urusan
Kepala Perangkat Perangkat Daerah jawab
Daerah Daerah Daerah Daerah Daerah
Daerah Daerah
Meningkatnya Persentase Meningkatnya Persentase jalan Pekerjaan Dinas Pekerjaan
kualitas jalan kualitas jaringan kabupaten dalam Umum Umum dan
jaringan jalan kabupaten jalan dalam kondisi mantap Penataan Ruang,
dalam kondisi kondisi (baik/sedang) Perumahan dan
mantap baik/sedang Kawasan
(baik/sedang) Pemukiman
Meningkatnya Persentase Meningkatnya Persentase Bangunan Pekerjaan Dinas Pekerjaan
Kualitas dan bangunan bangunan gedung daerah dalam Umum Umum dan
Kuantitas kabupaten kabupaten dalam Kondisi Baik Penataan Ruang,
Bangunan dalam kondisi kondisi baik Perumahan dan
Gedung layak Kawasan
Pemukiman
Meningkatnya Persentase Meningkatnya Persentase Luasan Perumahan Dinas Pekerjaan
Permukiman luas kawasan luasan kawasan Kawasan Kumuh yang dan Umum dan Penataan
Layak Huni kumuh kumuh yang tertangani Kawasan Ruang, Perumahan
bagi tertangani Permukiman dan Kawasan
masyarakat Pemukiman
Rasio Rumah Layak Perumahan Dinas Pekerjaan
Huni dan Umum dan Penataan
Kawasan Ruang, Perumahan
Permukima dan Kawasan
n Pemukiman
Meningkatnya Rasio Meningkatnya Persentase Perhubung Dinas Perhubungan
mutu elektrifikasi Penerangan Jalan penerangan jalan an
pelayanan dan Umum (PJU) pada umum (PJU) pada
fasilitas jalan kabupaten jalan kabupaten
transportasi
daerah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


5-17
TAHUN 2021-2026
5.3 PRIORITAS PEMBANGUNAN
5.3.1. PRIORITAS DAERAH
Prioritas pembangunan daerah dirumuskan berdasarkan visi dan misi RPJMD
Kabupaten Rejang Lebong tahun 2021-2026. Prioritas pembangunan tersebut akan menjadi
acuan dalam perencanaan pembangunan tahunan dan akan dilaksanakan secara bertahap
melalui sasaran, strategi, dan arah kebijakan pembangunan. RPJMD Kabupaten Rejang Lebong
tahun 2021-2026 memiliki lima prioritas pembangunan sebagai berikut
1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing
2. Penguatan pelayanan dasar dan pengembangan infrastruktur
3. Peningkatan tata kelola pemerintahan yang berorientasi pada inovasi dan pelayanan
prima
4. Pengembangan ekonomi berbasis potensi lokal
5. Pengurangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja.

Keselarasan prioritas pembangunan dengan misi RPJMD Kabupaten Rejang Lebong


ditampilkan dalam tabel berikut.
Tabel 5.3.
Keterkaitan Misi, Prioritas Pembangunan, dan Program Prioritas
RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026
Prioritas
No Misi Program Prioritas
Pembangunan
1 Peningkatan kualitas Misi 1: Membangun karakter 1. Peningkatan
sumber daya manusia masyarakat Rejang Lebong yang produktivitas dan
yang berdaya saing berdaya saing dan inovatif daya saing masyarakat
Misi 2: Memantapkan pemahaman, 2. Peningkatan kualitas
pengamalan dan pelestarian nilai-nilai pelayanan kehidupan
keagamaan dalam kehidupan beragama
bermasyarakat
2 Penguatan pelayanan Misi 3: Meningkatkan aksesibilitas dan 1. Penyediaan layanan
dasar dan kualitas pendidikan pendidikan yang
pengembangan Misi 4: Meningkatkan kualitas dan berkualitas
infrastruktur kuantitas pelayanan kesehatan dan 2. Penyediaan layanan
rujukan masyarakat kesehatan yang
Misi 9: Mewujudkan pemerataan berkualitas
pembangunan infrastruktur yang 3. Pembangunan
integratif dan kolaboratif infrastruktur dasar
dan wilayah yang adil
dan merata
4. Peningkatan kualitas
lingkungan hidup
5. Peningkatan mitigasi
terhadap resiko
bencana
3 Peningkatan tata kelola Misi 6: Mengembangkan Reformasi 1. Peningkatan
pemerintahan yang Birokrasi melalui tata kelola pengelolaan
berorientasi pada pemerintahan yang bersih, efektif dan pemerintahan yang
inovasi dan pelayanan transparan yang berorientasi pada bersih, efektif, dan
prima inovasi dan pelayanan prima transparan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


5-18
TAHUN 2021-2026
Prioritas
No Misi Program Prioritas
Pembangunan
2. Peningkatan
kompetensi SDM
Aparatur
3. Peningkatan kualitas
pelayanan publik yang
inovatif
4 Pengembangan Misi 5: Melestarikan nilai-nilai budaya 1. Peningkatan
ekonomi berbasis dan kearifan lokal sebagai identitas pelestarian warisan
potensi lokal daerah budaya
Misi 7: Mewujudkan pembangunan 2. Penguatan peran
kawasan berbasis potensi lokal badan adat
(pertanian dan pariwisata) dan 3. Peningkatan produksi
ekonomi kreatif untuk mempercepat pertanian dalam arti
pertumbuhan dan pemerataan luas dan hilirisasi
ekonomi masyarakat yang produk pertanian
berkelanjutan 4. Pengembangan
destinasi pariwisata
5. Pengembangan
Koperasi, industri dan
UKM

5 Pengurangan Misi 8: Memperluas ketersediaan 1. Penguatan


kemiskinan dan lapangan kerja guna mengentaskan perlindungan sosial
perluasan kesempatan kemiskinan melalui program-program masyarakat
kerja solutif 2. Peningkatan upaya
pengentasan
kemiskinan
3. Peningkatan
perluasan kesempatan
kerja dan penempatan
tenaga kerja
4. Peningkatan
pemberdayaan
masyarakat
5. Penguatan lembaga
ekonomi desa
6. Peningkatan iklim
investasi

5.3.2. PROGRAM UNGGULAN KEPALA DAERAH TERPILIH


RPJMD Kabupaten Rejang Lebong tahun 2021-2026 memuat janji-janji politik dari
Bupati dan Wakil Bupati terpilih. Janji-janji tersebut mencakup visi, sembilan misi, dan
program-program kerja untuk melaksanakan misi. Terdapat 32 (Tiga Puluh Dua) Program
Unggulan yang menjadi janji kampanye Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Rejang Lebong,
yang dijabarkan sebagai berikut
1. Pelaksanaan misi 1 dengan melakukan pendampingan dan pembinaan bagi organisasi
desa/kelurahan serta dengan melakukan pembinaan mental dan pelatihan bagi satu
pemuda satu desa untuk menumbuhkan karakter masyarakat

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


5-19
TAHUN 2021-2026
2. Pelaksanaan misi 2 dengan cara memberdayakan dan meningkatkan kapasitas guru
agama desa serta dengan memberikan insentif bagi tokoh agama teladan
3. Pelaksanaan misi 3 dengan pemberian bantuan belajar untuk siswa dan pemuda desa agar
dapat mengenyam pendidikan tinggi
4. Pelaksanaan misi 4 melalui penambahan dokter spesialis, penguatan kesehatan
masyarakat melalui gerakan 211, peningkatan layanan kesehatan RSUD, dan
pengembangan puskesmas rawat inap
5. Pelaksanaan misi 5 dengan sosialiasi adat dan budaya Rejang Lebong, penguatan
kelembagaan BMA, serta peremajaan cagar budaya
6. Pelaksanaan misi 6 dengan cara pembangunan smart city, pengembangan pelayanan
terpadu serta pembentukan sistem aspirasi masyarakat
7. Pelaksanaan misi 7 melalui pembangunan industri hilir dan pengembangan pasar bagi
produk-produk pertanian, penyelenggaraan event pariwisata, serta pengembangan
ekonomi kreatif
8. Pelaksanaan misi 8 dengan penguatan BUMDes serta pengembangan kemudahan
berinvestasi
9. Pelaksanaan misi 9 melalui pembangunan jalan produksi, pembangunan konektivitas
pariwisata, pengembangan sistem pengelolaan sampah, serta pengembangan alun-alun
dan ruang terbuka publik.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


5-20
TAHUN 2021-2026
Rumusan implementasi Program Unggulan tersebut selengkapnya dijabarkan pada
tabel berikut :

Tabel 5.4
Rumusan 32 Program Unggulan Janji Kampanye Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Rejang
Lebong pada RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026
Metode
No. Program Rumusan Program Sasaran OPD
Pelaksanaan
1 Pelatihan dan Program ini ditujukan Meningkatnya APBD Utama :
pembinaan kepada aparat motivasi, Kabupaten Dinas
organisasi kelembagaan di kemampuan dan Rejang Pemberdayaan
desa/kelurahan desa/kelurahan dan keterampilan, Lebong Masyarakat Desa
pemuda agar bisa lingkungan dan Pendukung:
memanajemen fasilitas yang  kecamatan
organisasi dengan mendukung daya  desa/
baik, benar, saing dan inovasi kelurahan
transparan dan organisasi  Dinas
akuntabel. kemasyarakatan Pendidikan
dan pemuda dan
Kebudayaan
2 Pembinaan Program ini Meningkatnya APBD Setda Bidang
Mental merupakan wujud motivasi, Kabupaten Kesejahteraan
dari komitmen Kepala kemampuan dan Rejang Masyarakat
Daerah dalam keterampilan, Lebong
meningkatkan akhlak lingkungan dan
agar tidak mudah fasilitas yang
terpengaruh budaya mendukung daya
yang tidak baik dan saing dan inovasi
negatif. organisasi
kemasyarakatan
dan pemuda
3 Umroh Program ini wujud Tersebarluasnya APBD Setda Bidang
(perjalanan besarnya perhatian pembinaan nilai- Kabupaten Kesejahteraan
ibadah) gratis Pemerintah Daerah nilai keagamaan Rejang Masyarakat
untuk kepada masyarakat dan penerapannya Lebong
masyarakat Kabupaten Rejang dalam kehidupan
berprestasi Lebong yang sehari-hari
berprestasi dengan
memberikan reward
berupa perjalanan
ibadah umroh gratis
4 Pemberdayaan Program ini Tersebarluasnya APBD Setda Bidang
dan peningkatan merupakan pembinaan nilai- Kabupaten Kesejahteraan
kapasitas GAD peningkatan nilai keagamaan Rejang Masyarakat
kompetensi dan dan penerapannya Lebong
wawasan dari GAD dalam kehidupan
sesuai perkembangan sehari-hari
zaman
5 Pemberian Program ini Tersebarluasnya APBD Setda Bidang
insentif tokoh merupakan wujud pembinaan Kabupaten Kesejahteraan
agama teladan perhatian Pemerintah nilainilai Rejang Masyarakat
Daerah terhadap keagamaan dan Lebong
tokoh-tokoh agama penerapannya
teladan dengan dalam kehidupan
pemberian reward sehari-hari
berupa penambahan
insentif

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


5-21
TAHUN 2021-2026
Metode
No. Program Rumusan Program Sasaran OPD
Pelaksanaan
6 Beasiswa pelajar Program ini Memeratakan APBD Dinas
berprestasi merupakan wujud layanan Kabupaten Pendidikan dan
perhatian Pemerintah pendidikan Rejang Kebudayaan
Daerah terhadap Lebong
pelajar berprestasi
dengan pemberian
beasiswa
7 Baju seragam Setiap siswa baru Memeratakan APBD Dinas
gratis untuk baik SD dan SMP akan layanan Kabupaten Pendidikan dan
siswa baru SD mendapatkan pendidikan Rejang Kebudayaan
dan SMP seragam gratis Lebong
8 Pemberian Guna membantu Memeratakan APBD Dinas
beasiswa masyarakat yang layanan Kabupaten Pendidikan dan
pemuda desa di kurang mampu serta pendidikan Rejang Kebudayaan
UPP memaksimalkan Lebong
pemerataan
pendidikan maka
pemuda desa yang
berprestasi akan
diberikan beasiswa
untuk melanjutkan
kuliah di UPP
9 Penguatan Program ini untuk Memeratakan APBD Dinas
kelembagaan meningkatkan fungsi layanan Kabupaten Pendidikan dan
UPP kelembagaan agar pendidikan Rejang Kebudayaan
dapat lebih maju dan Lebong
berkualitas sesuai
standar yang telah
ditentukan
10 Pemberian Program ini untuk Meningkatnya APBD DINKES
jaminan untuk membantu pelayanan Kabupaten
kelas 3 rumah masyarakat yang kesehatan yang Rejang
sakit kurang mampu agar merata dan Lebong
mendapatkan fasilitas berkualitas
layanan di rumah
sakit secara gratis
11 Penambahan Program ini untuk Meningkatnya APBD BKPSDM
Dokter spesialis mengatasi kurangnya pelayanan Kabupaten
dokter spesialis kesehatan yang Rejang
dengan cara merata dan Lebong
menyekolahkan berkualitas
dokter umum yang
memenuhi syarat
untuk melanjutkan
pendidikan spesialis
12 Optimalisasi Program ini untuk Meningkatnya APBD Utama:
pemberdayaan lebih memaksimalkan pelayanan Kabupaten DINKES
masyarakat pengetahuan dan kesehatan yang Rejang Pendukung:
melalui gerakan pemeretaan layanan merata dan Lebong  RSUD
kader 211 kesehatan sampai ke berkualitas  PUSKESMAS
tingkat dusun
13 Pengembangan Program ini untuk Meningkatnya APBD RSUD
layanan meningkatkan pelayanan Kabupaten
kesehatan RSUD standar layanan kesehatan yang Rejang
kesehatan yang lebih merata dan Lebong
baik berkualitas

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


5-22
TAHUN 2021-2026
Metode
No. Program Rumusan Program Sasaran OPD
Pelaksanaan
14 Penyediaan Program ini untuk Meningkatnya APBD Utama:
puskesmas mewujudkan pelayanan Kabupaten DINKES
rawat inap pelayanan kesehatan kesehatan yang Rejang Pendukung:
yang optimal sampai merata dan Lebong  RSUD
ke tingkat desa berkualitas  PUSKESMAS
15 Penguatan Untuk meningkatkan 1. Meningkatnya APBD Utama:
kelembagaan kompetensi BMA dan pemahaman Kabupaten Dinas
BMA pengetahuan adat tentang adat Rejang Pendidikan dan
istiadat yang ada istiadat di Lebong Kebudayaaan
dimasyarakat masyarakat Pendukung:
2. Meningkatnya BMA
pengelolaan
kebudayaan
daerah
16 Peremajaan Untuk mewujudkan 1. Meningkatnya APBD Utama:
cagar budaya pelestarian dan pemahaman Kabupaten Dinas
pengembangan cagar tentang adat Rejang Pendidikan dan
budaya istiadat di Lebong Kebudayaaan
masyarakat Pendukung:
2. Meningkatnya BMA
pengelolaan
kebudayaan
daerah
17 Sosialisasi adat Program ini untuk 1. Meningkatnya APBD Utama:
Rejang Lebong menumbuh pemahaman Kabupaten Dinas
kembangkan adat tentang adat Rejang Pendidikan dan
istiadat dan istiadat di Lebong Kebudayaaan
pengelolaan budaya masyarakat Pendukung:
di Kabupaten Rejang 2. Meningkatnya BMA
Lebong pengelolaan
kebudayaan
daerah
18 Pembangunan Program ini untuk Meningkatnya APBD Diskominfo
Smart city mewujudkan tata pelayanan publik Kabupaten
kelola pemerintahan melalui tata kelola Rejang
yang berbasis digital pemerintahan Lebong
yang akuntabel
dan transparan
19 Pembentukan Program ini untuk Meningkatnya APBD Disdukcapil
Pelayanan mempermudah akses pelayanan publik Kabupaten
Terpadu kependudukan melalui tata kelola Rejang
Kependudukan sampai tingkat desa pemerintahan Lebong dan
yang akuntabel berkolaborasi
dan transparan dengan APBD
Provinsi dan
APBN
20 Pengembangan Program ini untuk Meningkatnya APBD Diskominfo
sistem e-lapor mempermudah pelayanan publik Kabupaten
layanan pengaduan melalui tata kelola Rejang
yang terpadu pemerintahan Lebong
yang akuntabel
dan transparan
21 Pengembangan Program ini untuk Meningkatnya APBD Diskominfo
Sistem Informasi mewujudkan pelayanan publik Kabupaten
Pembangunan perencanaan melalui tata kelola Rejang
Daerah (SIPD) pembangunan yang pemerintahan Lebong

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


5-23
TAHUN 2021-2026
Metode
No. Program Rumusan Program Sasaran OPD
Pelaksanaan
terpadu, transparan yang akuntabel
dan akuntabel dan transparan
22 Pengembangan Untuk mewujudkan Terwujudnya APBD Dinas Pertanian
pariwisata suatu destinasi wisata ekonomi lokal Kabupaten dan Perikanan
terintegrasi terpadu, terintegrasi berbasis potensi Rejang
dengan sehingga lokal Lebong dan
pertanian dan mempermudah dalam berkolaborasi
perkebunan pembangunan dan dengan APBD
pengembangan Provinsi dan
APBN
23 Perbaikan jalan Untuk mempermudah Terwujudnya APBD Dinas Pertanian
usaha tani jalur distribusi petani ekonomi lokal Kabupaten dan Perikanan
agar perekonomian berbasis potensi Rejang
petani dapat lokal Lebong dan
meningkat berkolaborasi
dengan APBD
Provinsi dan
APBN
24 Memastikan Program ini untuk Terwujudnya APBD Dinas Pertanian
stabilnya harga mewujudkan harga ekonomi lokal Kabupaten dan Perikanan
hasil tani hasil tani yang berbasis potensi Rejang
berpihak kepada lokal Lebong dan
petani berkolaborasi
dengan APBD
Provinsi dan
APBN
25 100 juta per Mewujudkan 1.Meningkatnya APBD Dinas
desa dan pengembangan kesempatan kerja Kabupaten Pemberdayaan
kelurahan untuk potensi masyarakat melalui Rejang Masyarakat Desa
pemberdayaan dengan pemberdayaan Lebong dan Kecamatan
masyarakat pemberdayaan masyarakat
setiap desa dan ekonomi di setiap 2. Meningkatnya
kelurahan desa dan kelurahan nilai investasi
26 Pengembangan Program ini 1.Meningkatnya APBD Dinas
BUMDES sebagai meningkatkan peran kesempatan kerja Kabupaten Pemberdayaan
agen produksi serta BUMDES dalam melalui Rejang Masyarakat Desa
pemberdayaan pemberdayaan Lebong
masyarakat dalam masyarakat
meningkatkan 2. Meningkatnya
perekonomian dan nilai investasi
kesejahteraan
27 Pembentukan Guna meningkatkan 1.Meningkatnya APBD DPMPTSP
sistem untuk minat investor kesempatan kerja Kabupaten
kemudahan dengan melalui Rejang
berinvestasi mempermudah pemberdayaan Lebong
birokrasi perizinan masyarakat
dan meningkatkan 2. Meningkatnya
potensi daerah nilai investasi
28 Bedah 5000 Membantu Meningkatnya APBD DPUPR DAN
rumah untuk masyarakat yang infrastruktur Kabupaten PERKIM
masyarakat yang kurang mampu agar wilayah yang Rejang
membutuhkan mendapat hunian memadai dan Lebong
yang layak huni merata berkolaborasi
dengan APBD
Provinsi dan
APBN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


5-24
TAHUN 2021-2026
Metode
No. Program Rumusan Program Sasaran OPD
Pelaksanaan
29 Pembangunan Program ini untuk Meningkatnya APBD DPUPR DAN
jalan produksi mengurangi infrastruktur Kabupaten PERKIM
(jalan kabupaten kesenjangan antar wilayah yang Rejang
sentra produksi) wilayah dan memadai dan Lebong dan
meningkatkan merata berkolaborasi
perekonomian dengan APBD
masyarakat Provinsi dan
APBN
30 Membangun Untuk membentuk Meningkatnya APBD DPUPR DAN
konektivitas suatu kawasan wisata infrastruktur Kabupaten PERKIM
Pariwisata yang terpadu, mudah wilayah yang Rejang
dijangkau dan memadai dan Lebong dan
memiliki layanan merata berkolaborasi
umum yang dengan APBD
memadahi Provinsi dan
APBN
31 Optimalisasi Untuk mewujudkan Meningkatnya APBD DPUPR DAN
Setia Negara suatu kawasan yang infrastruktur Kabupaten PERKIM
Sebagai Alun - sehat, bersih, hijau wilayah yang Rejang
Alun dan ruang dan ramah memadai dan Lebong
terbuka publik lingkungan merata
32 Pengembangan Terciptanya kawasan Meningkatnya APBD Dinas
sistem yang bersih, rapi, infrastruktur Kabupaten Lingkungan
pengelolaan sehat dan ramah wilayah yang Rejang Hidup
sampah lingkungan memadai dan Lebong dan
merata berkolaborasi
dengan APBD
Provinsi dan
APBN

Seluruh janji kepala daerah terpilih tersebut harus disesuaikan dengan Kepmendagri
no 050-3708 Tahun 2020 tentang Hasil Verifikasi dan Validasi Pemuktahiran Klasifikasi,
Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah agar
selanjutnya dapat diakomodasi dan dilaksanakan oleh perangkat daerah terkait. Tabel berikut
memuat keterkaitan misi, sasaran, dan program/kegiatan strategis Bupati dan Wakil Bupati
terpilih dengan Kepmendagri Nomor 050-3708 Tahun 2020.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


5-25
TAHUN 2021-2026
Tabel 5.5
Keterkaitan Misi, Sasaran dan Program Unggulan Janji Kampanye dalam RPJMD Kabupaten Rejang Lebong tahun 2021-2026

Penyesuaian Program Unggulan Janji Kampanye


No Misi Sasaran Program Unggulan Janji Kampanye dengan Program Nomenklatur Kepmendagri no
050-3708 Tahun 2020
1 Membangun Karakter Masyarakat 1. Meningkatnya motivasi, 1. Pelatihan dan pembinaan organisasi desa/ 1. Program Pemberdayaan Lembaga
Rejang Lebong yang Berdaya Saing kemampuan dan keterampilan, kelurahan Kemasyarakatan, Lembaga Adat dan
dan Inovatif lingkungan dan fasilitas yang 2. Pembinaan Mental Masyarakat Hukum Adat
mendukung daya saing dan 2. Program Pemerintahan dan Kesejahteraan
inovasi organisasi Rakyat
kemasyarakatan 3. Program Pengembangan Kapasitas Daya Saing
2. Meningkatnya daya saing Kepemudaan
kepemudaan
2 Memantapkan Pemahaman, 1. Tersebarluasnya pembinaan 3. Umroh (perjalanan ibadah) gratis untuk Program Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat
Pengamalan, dan Pelestarian Nilai- nilai-nilai keagamaan dan masyarakat berprestasi
Nilai Keagamaan dalam Kehidupan penerapannya dalam 4. Pemberdayaan dan peningkatan kapasitas
Bermasyarakat kehidupan sehari-hari GAD
2. Meningkatnya pemahaman 5. Pemberian insentif tokoh agama teladan
dan pengetahuan masyarakat
tentang agama
3 Meningkatkan Aksesibilitas dan Meningkatnya layanan dan akses 1. Beasiswa pelajar berprestasi Program Pengelolaan Pendidikan
Kualitas Pendidikan pendidikan 2. Baju seragam gratis untuk siswa baru SD
dan SMP
3. Pemberian beasiswa pemuda desa di UPP
4. Penguatan kelembagaan UPP
4 Meningkatkan Kualitas dan Meningkatnya pelayanan kesehatan 1. Pemberian jaminan untuk kelas 3 rumah 1. Program Pemenuhan Upaya Kesehatan
Kuantitas Pelayanan Kesehatan yang merata dan berkualitas sakit Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat
dan Rujukan Masyarakat 2. Penambahan Dokter spesialis 2. Program Kepegawaian Daerah
3. Optimalisasi pemberdayaan masyarakat
melalui gerakan kader 211
4. Pengembangan layanan kesehatan RSUD
5. Penyediaan puskesmas rawat inap
5 Melestarikan Nilai-Nilai Budaya 1. Meningkatnya pemahaman 1. Penguatan kelembagaan BMA 1. Program Pengembangan Kebudayaan
dan Kearifan Lokal Sebagai tentang adat istiadat di 2. Peremajaan cagar budaya 2. Program Pelestarian dan Pengelolaan Cagar
Identitas Daerah masyarakat 3. Sosialisasi adat Rejang Lebong Budaya
2. Meningkatnya pengelolaan 3. Program Pengembangan Kebudayaan
kebudayaan daerah 4. Program Pembinaan Sejarah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


5-26
TAHUN 2021-2026
Penyesuaian Program Unggulan Janji Kampanye
No Misi Sasaran Program Unggulan Janji Kampanye dengan Program Nomenklatur Kepmendagri no
050-3708 Tahun 2020
6 Mengembangkan Reformasi Meningkatnya akuntabilitas dan 1. Pembangunan smart city 1. Program Pengelolaan Aplikasi Informatika
Birokrasi Melalui Tata Kelola kualitas pelayanan publik 2. Pembentukan Pelayanan Terpadu 2. Program Informasi dan Komunikasi Publik
Pemerintahan yang Bersih, Efektif, Kependudukan 3. Program Pendaftaran Penduduk
dan Transparan yang Berorientasi 3. Pengembangan sistem e-lapor
pada Inovasi dan Pelayanan Prima 4. Pengembangan Sistem Informasi
Pembangunan Daerah (SIPD)
7 Mewujudkan Pembangunan Terwujudnya ekonomi lokal 1. Pengembangan pariwisata terintegrasi 1. Program Pengembangan UMKM
Kawasan Berbasis Potensi Lokal berbasis potensi lokal dengan pertanian dan perkebunan 2. Program Perencanaan dan Pembangunan
(Pertanian dan Pariwisata) dan 2. Perbaikan jalan usaha tani Industri
Ekonomi Kreatif untuk 3. Memastikan stabilnya harga hasil tani 3. Program Penggunaan dan Pemasaran Produk
Mempercepat Pertumbuhan dan 4. Pengembangan industri hilir pertanian Dalam Negeri
Pemerataan Ekonomi Masyarakat 5. Pengembangan pemasaran produk-produk 4. Program Peningkatan Daya Tarik Destinasi
yang Berkelanjutan daerah Pariwisata
6. Pengembangan event pariwisata 5. Program Pengembangan Sumber Daya
7. Peningkatan ekonomi kreatif Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
6. Program Penyediaan dan Pengembangan
Prasarana Pertanian
8 Memperluas Ketersediaan 1. Meningkatnya kesempatan 1. 100 juta per desa dan kelurahan untuk 1. Program Administrasi Pemerintahan Desa
Lapangan Kerja Guna kerja melalui pemberdayaan pemberdayaan masyarakat setiap desa 2. Program Pengelolaan Keuangan Daerah
Mengentaskan Kemiskinan Melalui masyarakat dan kelurahan 3. Program Pemberdayaan Masyarakat Desa dan
Program-Program Solutif 2. Meningkatnya nilai investasi 2. Pengembangan BUMdes sebagai agen Kelurahan
produksi 4. Program Pelayanan Penanaman Modal
3. Pembentukan sistem untuk kemudahan
berinvestasi

9 Mewujudkan pemerataan Meningkatnya infrastruktur 1. Bedah rumah untuk masyarakat yang 1. Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
pembangunan infrastruktur yang wilayah yang memadai dan merata membutuhkan 2. Program Pengelolaan dan Pengembangan
integratif dan kolaboratif 2. Pembangunan jalan produksi (jalan Sistem Penyediaan Air Minum
kabupaten sentra produksi) 3. Program Pengelolaan dan Pengembangan
3. Membangun konektivitas Pariwisata Sistem Air Limbah
4. Optimalisasi Setia Negara Sebagai Alun - 4. Program Pengelolaan dan Pengembangan
Alun dan ruang terbuka publik Sistem Drainase
5. Pengembangan sistem pengelolaan 5. Program Pengelolaan Persampahan
sampah 6. Program Penyelenggaraan Jalan
7. Program Penataan Bangunan dan Lingkungan
8. Program Kawasan Permukiman
9. Program Penyelenggaraan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (LLAJ)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


5-27
TAHUN 2021-2026
5.3.3. PENYELARASAN PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN KABUPATEN REJANG
LEBONG TERHADAP PROGRAM PRIORITAS PROVINSI DAN PRIORITAS NASIONAL
Dalam Rangka pencapaian target sasaran Rencana Pembangunan jangka Menengah
Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 secara efektif dan efisien sesuai dengan kententuan
Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional, maka dilakukan integrasi, sinkronisasi dan sinergi penyusunan serta penyelarasan
dokumen RPJMD dengan RPJMD Tahun 2020-2024. Ruang Lingkup penyelarasan RPJMD
Kabupaten Rejang Lebong dengan RPJMN Tahun 2020-2024 dilakukan melalui penyelarasan
Program Prioritas pembangunan Kabupaten Rejang Lebong terhadap Program Prioritas
Provinsi dan Prioritas Nasional yang disajikan pada tabel berikut ini.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


5-28
TAHUN 2021-2026
Tabel 5.6
Penyelarasan Dukungan Program Prioritas Pembangunan Kabupaten Rejang Lebong Terhadap Program Prioritas Provinsi dan Prioritas Nasional

RPJMN 2020-2024 RPJMD Provinsi 2022-2026 RPJMD Kabupaten 2021-2026


Target Target Target

Bidang Urusan Bidang Urusan


Kode Prioritas Pemerintahan Pemerintahan Indikator
No Indikator Kinerja
PN/PP Nasional/Program Indikator dan Program dan Program Kinerja
2020 2021 2022 2023 2024 Program 2020 2021 2022 2023 2024 2020* 2021 2022 2023 2024
Prioritas Prioritas Prioritas
Pembangunan Pembangunan

1 PN1 MEMPERKUAT ENERGI DAN


KETAHANAN EKONOMI SUMBER DAYA
UNTUK PERTUMBUHAN MINERAL
YANG BERKUALITAS

PP1 PP : Pemenuhan Porsi EBT dalam Bauran 13.4 14.5 15.7 17.9 19.5 Pemenuhan Jumlah Badan Usaha 0 0 3 4 5
kebutuhan energi Energi Nasional* Layanan / Instansi yang
dengan mengutamakan (Persen) Infrastruktur Dasar melaksanakan
peningkatan Energi Baru dan Infrastruktur konservasi energi
Terbarukan (EBT) Perkotaan
Indeks Ketahanan Energi 68 68 68.8 69.2 70.3 Jumlah Badan Usaha 235 245 245 255 265
(Indeks) yang patuh terhadap
aspek Perizinaan
dan Keselamatan
Ketenagalisrikan
LINGKUNGAN LINGKUNGAN
HIDUP HIDUP
PP2 PP : Peningkatan Produktivitas air (water 4 4.4 4.7 5.1 5.4 Peningkatan Indeks tutupan 53.15 53.15 53.15 54.74 54.87 Peningkatan Indeks 44 45.48 47.58 50.22 52.59
kuantitas/ketahanan air productivity) (US$/m³) Kualitas lahan kualitas Tutupan
untuk mendukung Lingkungan Hidup lingkungan Lahan
pertumbuhan ekonomi hidup
Indeks Kualitas Air 42.5 42.5 42.5 42.53 42.56 Indeks 56.1 56.13 56.16 56.18 56.2
Kualitas Air
PANGAN PANGAN
PP3 PP : Peningkatan Skor Pola Pangan 90.4 91.6 92.8 94 95.2 Peningkatan Nilai Skor Pola 82 82.5 83 83.5 84 Peningkatan Penguatan N/A 17.03 18.01 20.80 25.39
ketersediaan, akses dan Harapan (2.2.2(c)) Ketersediaan dan Pangan Harapan produksi cadangan
kualitas konsumsi Ketahanan Pangan Ketersediaan pertanian dalam pangan
pangan Pangan arti luas dan
hilirisasi produk
pertanian
Nilai Skor Pola 82.6 82.6 83 83.5 84 Ketersediaa 129,371 141,385 142,042 142,699 143,356
Pangan Harapan n pangan
Konsumsi Pangan utama
Skor Pola 79.3 80.25 81.22 82.19 95.68
Pangan
Harapan
Angka Kecukupan Energi 2,100.00 2,100.00 2,100.00 2,100.00 2,100.00 Jumlah konsumsi 2088 2150 2150 2150 2150
(AKE) (2.1.2(a)) pangan Kal/Kap Kal/Kap Kal/Kap/ Kal/Kap/ Kal/Kap/
(kkal/hari) /Hari /Hari Hari Hari Hari
Angka Kecukupan 57 57 57 57 57 Jumlah Ketersediaan 2400 2400 2400 2400 2400
Protein (AKP) pangan Kal/Kap Kal/Kap Kal/Kap/ Kal/Kap/ Kal/Kap/
(gram/kapita/hari) /Hari /Hari Hari Hari Hari
Prevalensi 6.2 5.8 5.5 5.2 5 Persentase 7.50% 14.50% 20% 20% 20%
Ketidakcukupan pemenuhan
Konsumsi Pangan cadangan pangan
(Prevelence of Under-
nourishment/PoU)
Prevalensi Penduduk 5.2 4.8 4.5 4.2 4 Persentase 5% 5% 5% 5% 5%
dengan Kerawanan Penurunan Daerah
Pangan Sedang atau Rentan Rawan
Berat (Food Insecutiry Pangan
Experience Scale/FIES)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG 5-28


TAHUN 2021-2026 5-29
RPJMN 2020-2024 RPJMD Provinsi 2022-2026 RPJMD Kabupaten 2021-2026
Target Target Target

Bidang Urusan Bidang Urusan


Kode Prioritas Pemerintahan Pemerintahan Indikator
No Indikator Kinerja
PN/PP Nasional/Program Indikator dan Program dan Program Kinerja
2020 2021 2022 2023 2024 Program 2020 2021 2022 2023 2024 2020* 2021 2022 2023 2024
Prioritas Prioritas Prioritas
Pembangunan Pembangunan

KELAUTAN DAN
PERIKANAN
PP4 PP : Peningkatan Konservasi kawasan 23.4 24.2 25.1 26 26.9 Peningkatan Persentase Biota 52.45 52.45 52.69 53.69 54.69
pengelolaan kelautan (14.5.1*) (Juta Produksi dan Nilai Laut yang Telah
kemaritiman, perikanan ha) Tambah Komoditas dilakukan Upaya
dan kelautan Pertanian, Pelestarian
Perkebunan,
Peternakan,
Kelautan,
Perikanan,
Kehutanan dan
Pertambangan
Jumlah Kawasan 1 1 1 1 1
Konservasi Kelautan
Proporsi tangkapan jenis <64 <67 <72 <76 ≤80 Persentase 35 35 35 46.23 46.34
ikan yang berada dalam Pengawasan Sumber
batasan biologis yang Daya kelautan dan
aman (14.4.1*) (%) Perikanan
(Persen)
KOPERASI, USAHA KOPERASI,
KECIL DAN USAHA KECIL
MENENGAH DAN
MENENGAH
PP5 PP : Penguatan Rasio kewirausahaan 3.6 3.7 3.8 3.9 4 Pemberdayaan Jumlah Usaha Kecil 50 50 50 UMKM 60 UMKM 70 UMKM Pengembangan persentase 46.70 47.00 47.07 47.62 48.99
kewirausahaan, Usaha nasional (Persen) Koperasi, UMKM yang didampingi UMKM UMKM Koperasi, koperasi
Mikro, Kecil Menengah dan IKM serta dan diberdayakan industri dan aktif
(UMKM), dan koperasi Digitalisasi UKM
Ekonomi
Kontribusi UMKM 61 62 63 64 65 Kontribusi Koperasi 23.50% 24.00% 24.50% 25.50% 27% Persentase 30 40 50 50 50
terhadap PDB (Persen) dan UMKM UMKM
terhadap PDRB yang aktif
Kontribusi koperasi 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 Kontribusi Koperasi 23.50% 24.00% 24.50% 25.50% 27%
terhadap PDB (Persen ) dan UMKM
terhadap PDRB

PERTANIAN PERTANIAN

PP6 PP : Peningkatan nilai Pertumbuhan PDB 3.7 3.7 3.9 4 4.1 Peningkatan Persentase -0.59 1 1 1.5 2 Peningkatan Pertumbuh 0.472 0.70 1.62 1.88 2.73
tambah, lapangan kerja, pertanian (Persen) Produksi dan Nilai Pertumbuhan sektor produksi an PDRB
dan investasi di sektor Tambah Komoditas Pertanian Tanaman pertanian dalam Sektor
riil, dan industrialisasi Pertanian, Pangan arti luas dan Pertanian
Perkebunan, hilirisasi produk
Peternakan, pertanian
Kelautan,
Perikanan,
Kehutanan dan
Pertambangan
Persentase 1.81 1.5 1.5 2 2.5
Pertumbuhan sektor
Pertanian
Hortikultura
Persentase 8.55 2 2 2.5 3
Pertumbuhan sektor
Pertanian
Perkebunan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG 5-28


TAHUN 2021-2026 5-30
RPJMN 2020-2024 RPJMD Provinsi 2022-2026 RPJMD Kabupaten 2021-2026
Target Target Target

Bidang Urusan Bidang Urusan


Kode Prioritas Pemerintahan Pemerintahan Indikator
No Indikator Kinerja
PN/PP Nasional/Program Indikator dan Program dan Program Kinerja
2020 2021 2022 2023 2024 Program 2020 2021 2022 2023 2024 2020* 2021 2022 2023 2024
Prioritas Prioritas Prioritas
Pembangunan Pembangunan

KELAUTAN DAN
PERIKANAN KELAUTAN DAN
PERIKANAN
Kontribusi PDB 6.5 6.9 7.2 7.5 7.8 Peningkatan Persentase 0.22 1.06 3 3.2 3.4 Peningkatan Persentase 7.6 10.00 15.00 20.00 25.00
kemaritiman (Persen) Produksi dan Nilai pertumbuhan sub produksi produksi
Tambah Komoditas sektor perikanan pertanian dalam perikanan
Pertanian, terhadap PDRB arti luas dan budidaya
Perkebunan, hilirisasi produk
Peternakan, pertanian
Kelautan,
Perikanan,
Kehutanan dan
Pertambangan
PERINDUSTRIAN PERINDUSTRIA
N
Pertumbuhan PDB 5 5.5 6.5 7.5 8.1 Pemberdayaan Persentase -2.44 2.77 3 3.2 3.4 Pengembangan Pertumbuh -2.47 0.06 0.48 1.85 2.10
Industri Pengolahan Koperasi, UMKM Pertumbuhan Sektor Koperasi, an PDRB
(9.2.1(a)) (Persen) dan IKM serta Perindustrian industri dan Sektor
Digitalisasi Terhadap PDRB UKM Perindustri
Ekonomi an
PARIWISATA PARIWISATA
Kontribusi PDB 4.8 5 5.2 5.3 5.5 Peningkatan Persentase 1.82% 2.20% 2.2 2.4 2.6 Pengembangan Kontribusi 0.15 0.17 0.25 0.34 0.48
pariwisata (8.9.1*) Aksesibilitas, pertumbuhan destinasi PAD Sektor
(Persen) Amenitas dan pariwisata terhadap pariwisata Pariwisata
Atraksi Pariwisata PDRB
Daerah
Nilai tambah ekonomi 1.189- 1.314- 1.439- 1.564- 1.689 Pengembangan Jumlah Ekosistem 0 0 5 sub 5 sub 5 sub Persentase N/A - - 50 -
kreatif (Rp triliun) 1.214 1.333 1.452 1.570 Ekonomi Kreatif Ekonomi Kreatif sektor sektor sektor pelaku
yang dikembangkan ekonomi
kreatif
yang
dikembang
kapasitasn
ya
Pengembangan Jumlah SDM 0 100 100 orang 100 orang 100 orang
Ekonomi Kreatif Pariwisata dan orang
Ekonomi Kreatif
yang ditingkatkan
kompetensinya
PENANAMAN
MODAL
Pertumbuhan investasi 5.6 6.2 6.9 7.8 8.4 Peningkatan Nilai Realisasi 8,1 T 7,4 T 8,66 T 8,92 T 9,18 T Peningkatan Nilai 459,87 462,07 464,71 467,87 471,58
(PMTB) (Persen) Investasi Investasi (semest iklim investasi investasi (Milyar
erI) berskala Rupiah)
nasional
(PMDN/PM
A)
TENAGA KERJA TENAGA KERJA
Penyediaan lapangan 2,7-3,0 2,7-3,0 2,7-3,0 2,7-3,0 2,7-3,0 Peningkatan Indeks 63.64% 65.06% 65.98% 66.00% 66.52% Peningkatan Tingkat 3.7 3.85 3.78 3.68 3.49
kerja per tahun (Juta Kualitas dan pembangunan perluasan Penganggur
orang) Produktivitas ketenagakerjaan kesempatan an Terbuka
Tenaga Kerja serta kerja dan
Penciptaan penempatan
Lapangan Kerja tenaga kerja

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG 5-28


TAHUN 2021-2026 5-31
RPJMN 2020-2024 RPJMD Provinsi 2022-2026 RPJMD Kabupaten 2021-2026
Target Target Target

Bidang Urusan Bidang Urusan


Kode Prioritas Pemerintahan Pemerintahan Indikator
No Indikator Kinerja
PN/PP Nasional/Program Indikator dan Program dan Program Kinerja
2020 2021 2022 2023 2024 Program 2020 2021 2022 2023 2024 2020* 2021 2022 2023 2024
Prioritas Prioritas Prioritas
Pembangunan Pembangunan

Laju pertumbuhan PDB 3,0-3,3 3,1-3,5 3,2-3,7 3,2-4,0 3,5-4,5 Tingkat Partisipasi 71.73% 72.00% 73.15% 74.25% 75.10% Tingkat 76.32 79.82 80.61 82.41 82.22
per tenaga kerja (8.2.1*) Angkatan Kerja partisipasi
(Persen) angkatan
kerja
(TPAK)
Kontribusi tenaga kerja 14.2 14.6 15 15.3 15.7 persentase tenaga 55.00% 60.00% 65.20% 70.00% 75.10%
industri (9.2.2*) (Persen) kerja yang di
tempatkan
Jumlah tenaga kerja 19.7 20.3 20.9 21.4 22 Persentase Pencari 88.00% 90.40% 90.65% 90.75% 90.85%
industri (Juta orang) Kerja yang dilatih
Jumlah tenaga kerja 13 13.5 14 14.5 15 Persentase Pencari 50.00% 50.20% 55.20% 59.97% 62.20%
pariwisata (8.9.2*) (Juta kerja yang memiliki
orang) sertifikat
kompetensi
Jumlah tenaga kerja 19 20 20 21 21
ekonomi kreatif (Juta
orang)

PERDAGANGAN
PP7 PP : Peningkatan ekspor Pertumbuhan ekspor 3.9 4.2 4.8 5.5 6.2 Pemberdayaan Nilai Ekspor (US$ 130 175 180 190 200
bernilai tambah tinggi barang dan jasa (Persen) Koperasi, UMKM juta)
dan penguatan Tingkat dan IKM serta
Kandungan Dalam Digitalisasi
Negeri (TKDN) Ekonomi
Neraca perdagangan 0.3 1 3 7.5 15 Nilai Perdagangan 2000 5000 5000 5500 6000
barang (USD miliar) Besar dan Eceran
(Rp Milyar)
Nilai devisa pariwisata 21 23 25 27.5 30
(8.9.1(c)) (USD miliar)
(USD miliar)
PP8 PP : Penguatan Pilar Kontribusi sektor jasa 4.2 4.3 4.3 4.4 4.4
Pertumbuhan dan Daya keuangan/PDB (Persen)
Saing Ekonomi
Biaya logistik terhadap 23.2 22.2 21.1 20.1 18
PDB (Persen)
PARIWISATA PARIWISATA
Peringkat Travel and N.A. 34-39 N.A. 29-34 N.A. Peningkatan Jumlah wisatawan 502,765 445,500 1,500,000 1,650,000 1,760,000 Pengembangan Persentase -73 10 12 15 17
Tourism Aksesibilitas, destinasi peningkata
Competitiveness Index Amenitas dan pariwisata n
(TTCI) (Peringkat) Atraksi Pariwisata Wisatawan
Daerah Nusantara
Rata-rata lama 1.23 2.18 2.1 2.2 2.4 Rata-rata 1.5 2 2 2 2
tinggal Lama
Tinggal
Tingkat hunian hotel 45.00% 63.00% 55.00% 58.00% 62.00% Tingkat 2.44 2.0 2.0 2.0 2.0
Hunian
Hotel

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG 5-28


TAHUN 2021-2026 5-32
Tabel 5.7
Penyelarasan Dukungan Program Prioritas Pembangunan Kabupaten Rejang Lebong Terhadap Program Prioritas Provinsi dan Prioritas Nasional

RPJMN 2020-2024 RPJMD Provinsi 2022-2026 RPJMD Kabupaten 2021-2026


Target Target Bidang Urusan Target
Kode Program Bidang Urusan Indikator Pemerintahan Indikator
No
PN/PP Nasional/Program Indikator Pemerintah dan Kinerja dan Program Kinerja
Prioritas 2020 2021 2022 2023 2024 Program Prioritas Program 2020 2021 2022 2023 2024 Prioritas 2020* 2021 2022 2023 2024
Pembangunan
3 PN3 MENINGKATKAN SOSIAL SOSIAL
SUMBER DAYA
MANUSIA
BERKUALITAS
DAN BERDAYA
SAING
PP1 Perlindungan Sosial Proporsi 78.7 98 Rehabilitasi Persentase 70.9 70.9 70.82 71.35 71.82 Penguatan Persentase 75.31 71.85 71.85 71.86 71.91
dan Tata Kelola penduduk yang Perlindungan, PMKS yang perlindungan Keluarga
Kependudukan tercakup dalam Bantuan dan mendapatkan sosial Miskin
program jaminan Jaminan manfaat masyarakat yang
sosial (%) Kesejahteraan pelayanan, mendapatk
Sosial perlindungan an
dan jaminan perlindung
sosial an dan
jaminan
sosial
Proporsi rumah 65.2 80 Persentase 70.9 70.9 71.41 71.6 71.78
tangga miskin dan realisasi KPM
rentan yang yang
memperoleh memperoleh
bantuan sosial bantuan dan
pemerintah (%) jaminan sosial
KELUARGA KELUARGA
BERENCANA BERENCANA
Angka kelahiran 2.26 2.24 2.21 2.19 2.10 Peningkatan Akses Angka Kelahiran 2.28 2.25 2.21 2.19 2.1 Penyediaan Total 2.24 2.22 2.2 2.17 2.15
total (Total fertility dan Kualitas Total (TFR) per layanan Fertility
rate/TFR) Kesehatan WUS usia 15-49 kesehatan yang Rate (TFR)
Tahun berkualitas
SOSIAL SOSIAL
PP2 Penguatan Proporsi penduduk 78.7 98 Rehabilitasi Persentase PMKS 70.9 70.9 70.82 71.35 71.82 Penguatan Persentase 100 100 100 100 100
Pelaksanaan yang tercakup Perlindungan, yang perlindungan Rehabilitas
Perlindungan Sosial dalam program Bantuan dan mendapatkan sosial i sosial
jaminan sosial Jaminan manfaat masyarakat tuna sosial
Kesejahteraan pelayanan, khususnya
Sosial perlindungan gelandang
dan jaminan dan
sosial pengemis
diluar panti
Proporsi rumah 65.2 80 Persentase 70.9 70.9 71.41 71.6 71.78 Persentase 68.39 70.10 70.58 71.40 72.22
tangga miskin dan realisasi KPM Data
rentan yang yang Terpadu
memperoleh memperoleh Kesejahtera
bantuan sosial bantuan dan an Sosial
pemerintah jaminan sosial (DTKS)
yang di
Verifikasi
dan
validasi
KESEHATAN KESEHATAN
PP3 Peningkatan Akses Angka kematian 230 217 205 194 183 Peningkatan Akses Angka Kematian 93 100 100 98 95 Penyediaan Angka 6 5 4.8 4.6 4.4
dan Mutu ibu (AKI) (per dan Kualitas Ibu (AKI) per layanan Kematian
Pelayanan 100.000 kelahiran Kesehatan 100.000 kesehatan yang Bayi (AKB)
Kesehatan hidup) Kelahiran Hidup berkualitas per 1000
(dalam 1 tahun) kelahiran
hidup

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG 5-28


5-33
TAHUN 2021-2026
RPJMN 2020-2024 RPJMD Provinsi 2022-2026 RPJMD Kabupaten 2021-2026
Target Target Bidang Urusan Target
Kode Program Bidang Urusan Indikator Pemerintahan Indikator
No
PN/PP Nasional/Program Indikator Pemerintah dan Kinerja dan Program Kinerja
Prioritas 2020 2021 2022 2023 2024 Program Prioritas Program 2020 2021 2022 2023 2024 Prioritas 2020* 2021 2022 2023 2024
Pembangunan
Angka kematian 20.6 19.5 18.6 17.6 16.0 Angka Kematian 8 8 8 8 8 Angka 42 40 38 36 34
bayi (AKB) Bayi (AKB) per kematian
(per1000 1000 Kelahiran ibu (AKI)
kelahiran hidup) (dalam satu per
tahun) 100.000
kelahiran
hidup
Angka kematian 12.9 12.2 11.6 11.0 10.0 Cakupan 100 100 100 100 100
neonatal (per Kunjungan
1.000 kelahiran Antenatal dan
hidup) Neonatal dan
Persalinan di
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan
KELUARGA KELUARGA
BERENCANA BERENCANA
Angka prevalensi 61.8 62.2 62.5 62.9 63.4 Peningkatan Akses Angka Prevalensi 61.29 61.90 62.54 62.92 63.41 Penyediaan Ratio 0.83 0.85 0.86 0.88 0.90
kontrasepsi dan Kualitas Kontrasepsi layanan Akseptor
modern/modern Kesehatan Modern (Modern kesehatan yang KB
Contraceptive Contraceptive berkualitas
Prevelance Rate Prevalence
(mCPR) Rate/mCPR)
Persentase 8.6 8.3 8.0 7.7 7.4
kebutuhan ber-KB
yang tidak
terpenuhi (unmet
need)
Angka kelahiran 25.0 24.0 21.0 20.0 18.0
remaja umur 15-
19 tahun/Age
Specific Fertility
Rate (ASFR 15-19)
(kelahiran hidup
per 1000
perempuan)
KESEHATAN KESEHATAN
Prevalensi stunting 24.1 21.1 18.4 16.0 14.0 Peningkatan Akses Prevalensi 6.79 21.1 18.4 16 14 Penyediaan Prevalensi 0.20 0.20 0.18 0.16 0.14
(pendek dan sangat dan Kualitas Stunting layanan Balita
pendek) pada Kesehatan kesehatan yang Stunting
balita (persen) berkualitas
Prevalensi wasting 8.1 7.8 7.5 7.3 7.0 Prevalensi 1.65 7.8 7.5 7.3 7 Persentase 15 18 21 23 26
(kurus dan sangat Wasting tenaga
kurus) pada balita kesehatan
(persen) memiliki
sertifikat
kompetensi
Insidensi HIV (per 0.21 0.21 0.19 0.19 0.18 Persentase 52.40 52.40 52.40 52.4 57.14
1.000 penduduk puskesmas
yang tidak rawat inap
terinfeksi HIV)
Insidensi 272.0 252.0 231.0 211.0 190.0 Angka Kesakitan 11 11 11 10 10 Proporsi 74 74 81 82 83
tuberkulosis (per TB per 100.000 peserta
100.000 penduduk jaminan
penduduk) kesehatan
melalui
SJSN
Bidang
Kesehatan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG 5-28


5-34
TAHUN 2021-2026
RPJMN 2020-2024 RPJMD Provinsi 2022-2026 RPJMD Kabupaten 2021-2026
Target Target Bidang Urusan Target
Kode Program Bidang Urusan Indikator Pemerintahan Indikator
No
PN/PP Nasional/Program Indikator Pemerintah dan Kinerja dan Program Kinerja
Prioritas 2020 2021 2022 2023 2024 Program Prioritas Program 2020 2021 2022 2023 2024 Prioritas 2020* 2021 2022 2023 2024
Pembangunan
Jumlah 325.0 345.0 365.0 385.0 405.0 Angka Kesakitan 0.05 <1 <1 <1 <1
kabupaten/kota Malaria per
yang mencapai 1.000 penduduk
eliminasi malaria
Insidensi hepatitis 1.68 1.54 1.39 1.24 1.09
B (persen)
Persentase 9.1 9.0 8.9 8.8 8.7
merokok penduduk
usia 10-18 tahun

Prevalensi obesitas 21.8 21.8 21.8 21.8 21.8


pada penduduk
usia > 18 tahun
(persen)
Persentase tekanan 34.1 34.1 34.1 34.1 34.1 Persentase 12 15 20 25 30
darah tinggi Penderita
Hypertensi usia
>18 tahun yang
diditeksi
Persentase fasilitas 65.0 70.0 80.0 90.0 100.0 Persentase 23 23 23 25 30
kesehatan tingkat Puskesmas
pertama dengan 9 Jenis
terakreditasi Tenaga
Kesehatan Sesuai
Standar
Persentase 23 23 23 25 30
pemenuhan
tenaga kesehatan
berkualitas
jumlah 23 23 23 25 30
ketersediaan
SDMK terstandar
(%)
Persentase 100 100 100 100 100
Puskesmas yang
melaksanakan
pendekatan
MTBS
(Manajemen
Terpadu Balita
Sakit)
Persentase Unit 80 80 80 81 82
Kesehatan
Berbasis
Masyarakat
(UKBM) aktif per
2254 UKBM
Persentase rumah 80.0 85.0 90.0 95.0 100.0
sakit terakreditasi
PENDIDIKAN PENDIDIKAN
PP4 Peningkatan Nilai rata-rata hasil NA 399,1 NA NA 399,7 Peningkatan Akses Penyediaan Rata-rata 8.28 8.35 8.41 8.49 8.57
Pemerataan PISA: NA 388,7 NA NA 392,3 dan Kualitas layanan Lama
Layanan a. Membaca NA 400,4 NA NA 406,2 Pendidikan pendidikan yang Sekolah
Pendidikan b. Matematika berkualitas
Berkualitas c. Sains

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG 5-28


5-35
TAHUN 2021-2026
RPJMN 2020-2024 RPJMD Provinsi 2022-2026 RPJMD Kabupaten 2021-2026
Target Target Bidang Urusan Target
Kode Program Bidang Urusan Indikator Pemerintahan Indikator
No
PN/PP Nasional/Program Indikator Pemerintah dan Kinerja dan Program Kinerja
Prioritas 2020 2021 2022 2023 2024 Program Prioritas Program 2020 2021 2022 2023 2024 Prioritas 2020* 2021 2022 2023 2024
Pembangunan
Proporsi Anak di NA 34,4 NA NA 35,6 Harapan 13.83 14.03 14.22 14.42 14.61
Atas Batas NA 46,6 NA NA 47,4 Lama
Kompetensi NA 49 NA NA 51 Sekolah
Minimal dalam
Test PISA (Persen):
a. Membaca
b. Matematika
c. Sains

Rata-rata Lama 8.75 8.85 8.95 9.06 9.16 Angka Rata-rata 8,84 8,84 8.95 9.06 9.17
Sekolah Penduduk Lama Sekolah Tahun Tahun
Usia 15 Tahun
Keatas (Tahun)
Harapan Lama 13.41 13.6 13.79 13.97 14.16 Angka Harapan 13,61 13,62 13, 63 13, 65 13, 67
Sekolah Penduduk Lama Sekolah Tahun Tahun
Usia 25 Tahun
Keatas (Tahun)
PEMBERDAYAAN PEMBERDAYAA
PEREMPUAN DAN N PEREMPUAN
PERLINDUNGAN DAN
ANAK PERLINDUNGA
N ANAK

PP5 Peningkatan Indeks 66.34 68.1 69.87 71.66 73.49 Peningkatan Persentase 70 75 80 85 90 Peningkatan Presentase 100 100 100 100 100
Kualitas Anak, Perlindungan Anak Perlindungan dan Kasus Korban produktivitas korban
Perempuan dan (IPA) Pemberdayaan Kekerasan Anak dan daya saing kekerasan
Pemuda Perempuan, Anak yang masyarakat terhadap
dan Disabilitas Mendapatkan perempuan
serta Partisipasi layanan yang
Pemuda dan pendampingan mendapat
Olahraga dalam layanan
Pembangunan komprehen
sif
Prevalensi anak Laki-laki: 61,7; Menurun Menurun Menurun Menurun Persentase Kasus 70 75 80 85 90 Capaian N/A 270 300 350 400
usia 13-17 tahun Perempuan: Korban Nilai
yang pernah 62 (Baseline Kekerasan Anak Kabupaten
mengalami 2018) yang Layak Anak
kekerasan Mendapatkan
sepanjang layanan
hidupnya (%) pendampingan
Indeks 91.2116475 91.427794284 91.27896233 91.33469578 91.38627023 Indeks 91.89 91.9 91.91 91.92 91.93
Pembangunan Pembangu
Gender (IPG) nan Gender
(IPG)

Indeks 73.24481017 73.50050042 73.74051922 73.96592027 74.17747551 Indek 69.9 71.21 71.35 71.4 71.45 Indeks 62.93 63.23 63.53 63.83 64.13
Pemberdayaan Pemberdayaan Pemberday
Gender (IDG) Gender (IDG) aan Gender
(IDG)
Tingkat Partisipasi 52.512 53.134 53.756 54.378 55 Tingkat 71.73 72 73.15 74.25 75.1
Angkatan Kerja Partisipasi
(TPAK) Perempuan Angkatan Kerja

Prevalensi Menurun dari Menurun Menurun Menurun Menurun Persentase Kasus 85 87 90 92.5 95
kekerasan 9,4 (Baseline Korban
terhadap 2016) Kekerasan
perempuan usia 15- Perempuan yang
64 tahun di 12 Mendapatkan
bulan terakhir layanan
pendampingan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG 5-28


5-36
TAHUN 2021-2026
RPJMN 2020-2024 RPJMD Provinsi 2022-2026 RPJMD Kabupaten 2021-2026
Target Target Bidang Urusan Target
Kode Program Bidang Urusan Indikator Pemerintahan Indikator
No
PN/PP Nasional/Program Indikator Pemerintah dan Kinerja dan Program Kinerja
Prioritas 2020 2021 2022 2023 2024 Program Prioritas Program 2020 2021 2022 2023 2024 Prioritas 2020* 2021 2022 2023 2024
Pembangunan
PEMUDA DAN PEMUDA DAN
OLAHRAGA OLAHRAGA
Indeks 55.33 56.5 56.5 58.17 57.67 Peningkatan Jumlah pemuda 96.724 101,724 106,724 111,724 116,724 Peningkatan Persentase 1.210 1.251 1.291 1.332 1.373
Pembangunan Perlindungan dan yang aktif dalam orang produktivitas pemuda
Pemuda (IPP) Pemberdayaan pembangunan dan daya saing berdaya
Perempuan, Anak masyarakat saing
dan Disabilitas
serta Partisipasi
Pemuda dan
Olahraga dalam
Pembangunan
SOSIAL SOSIAL
PP6 Pengentasan Persentase rumah 27.9 40 Rehabilitasi Peningkatan Persentase 58.98 58.98 58.98 58.98 58.76
Kemiskinan tangga miskin dan Perlindungan, upaya rumah
rentan yang Bantuan dan pengentasan tangga
memiliki asset Jaminan kemiskinan yang
produktif (layanan Kesejahteraan mendapatk
keuangan, modal, Sosial an Bantuan
lahan, pelatihan) Pangan
Non Tunai
Persentase rumah 25.6 50 Jumlah Keluarga 50 50 50 100 100 Persentase 39.55 35.71 35.71 35.78 35.87
tangga miskin dan yang rumah
rentan yang mendapatkan tangga
mengakses Fasilitasi yang
pendanan usaha Bantuan mendapatk
Pengembangan an program
Ekonomi keluarga
Masyarakat harapan
KEHUTANAN
Luas kawasan 630000 1600000 1850000 1350000 1100000 Peningkatan Jumlah 8 8 8 8 8
hutan yang dikelola Produksi dan Nilai GKTH/KTH/Lem
oleh masyarakat Tambah Komoditas baga yang
dan dilepaskan Pertanian, diberikan akses
untuk TORA (Ha) Perkebunan, perhutanan
Peternakan, sosial
Kelautan,
Perikanan,
Kehutanan dan
Pertambangan
PERTANAHAN
Bidang tanah yang 750 7,750,000 Pemenuhan Bidang tanah 8137 4225 2500 2500 2500
diredistribusi Layanan yang
Infrastruktur Dasar diredistribusi
Dan Infrastruktur
Perkotaan

Bidang tanah yang 6,286,087 56,286,087


dilegalisasi
UNSUR
KEWILAYAHAN
KECAMATAN
Peningkatan Persentase 100 100 100 100 100
pemberdayaan masyarakat
masyarakat usia
produktif
yang
diberdayak
an

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG 5-28


5-37
TAHUN 2021-2026
RPJMN 2020-2024 RPJMD Provinsi 2022-2026 RPJMD Kabupaten 2021-2026
Target Target Bidang Urusan Target
Kode Program Bidang Urusan Indikator Pemerintahan Indikator
No
PN/PP Nasional/Program Indikator Pemerintah dan Kinerja dan Program Kinerja
Prioritas 2020 2021 2022 2023 2024 Program Prioritas Program 2020 2021 2022 2023 2024 Prioritas 2020* 2021 2022 2023 2024
Pembangunan
PEMBERDAYAA
N MASYARAKAT
DAN DESA

Penguatan Persentase 26.23 26.23 27.87 27.87 28.69


lembaga BUMDesa
ekonomi desa yang
berkemban
g atau maju

TENAGA KERJA TENAGA KERJA


PP7 Peningkatan Persentase 44.8 46.6 48.4 50.2 52.1 Peningkatan Persentase 88.00% 90.40% 90.65 90.75 90.85 Peningkatan Persentase 0 100 100 100 100
Produktivitas dan angkatan kerja Kualitas dan Pencari Kerja perluasan tenaga
Daya Saing berpendidikan Produktivitas yang dilatih kesempatan kerja yang
menengah ke atas Tenaga Kerja serta kerja dan mendapatk
Penciptaan penempatan an
Lapangan Kerja tenaga kerja pelatihan
berbasis
kompetensi
Persentase 50.00% 50.20% 55.2 59.97 62.2
Pencari kerja
yang memiliki
sertifikat
kompetensi
Jumlah PT yang
Masuk ke dalam
World Class
University
a. Top 200 0 0 0 0 1
b. Top 300 1 1 1 1 2
c. Top 500 2 2 2 2 3
Proporsi pekerja 43 45 47 48 50
berkeahlian
menengah dan
tinggi (%)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG 5-28


5-38
TAHUN 2021-2026
Tabel 5.8
Penyelarasan Dukungan Program Prioritas Pembangunan Kabupaten Rejang Lebong Terhadap Program Prioritas Provinsi dan Prioritas Nasional

RPJMN 2020-2024 RPJMD Provinsi 2022-2026 RPJMD Kabupaten 2021-2026


Target Target Target
Kode Bidang Urusan Bidang Urusan
No Prioritas
PN/PP Pemerintahan dan Indikator Kinerja Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Nasional/Program Indikator
2020 2021 2022 2023 2024 Program Program 2020 2021 2022 2023 2024 Program Prioritas
Prioritas 2020* 2021 2022 2023 2024
Prioritas Pembangunan Pembangunan

4 PN4 REVOLUSI MENTAL DAN KETENTRAMAN, KETENTRAMAN,


PEMBANGUNAN KETERTIBAN UMUM, KETERTIBAN
KEBUDAYAAN DAN PERLINDUNGAN UMUM, DAN
MASYARAKAT PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
PP1 Revolusi Mental dan Pengembangan Wawasan Persentase Masyarakat 64% 65% 67 69 71 Peningkatan kualitas Presentase Penguatan 100 100 100 100 100
Pembinaan Ideologi Pancasila Kebangsaan serta Yang Memahami pelayanan publik Ideologi Pancasila dan
Untuk Memperkukuh Penegakkan Demokrasi, Ideologi Pancasila dan yang inovatif Karakter Kebangsaan
Ketahanan Budaya Bangsa Keamanan dan Ketertiban Karakter Kebangsaan di Kabupaten Rejang
dan Membentuk Mentalitas Lebong
Bangsa Yang Maju, Modern,
dan Berkarakter

KEBUDAYAAN KEBUDAYAAN
PP2 Meningkatkan Pemajuan dan Pelestarian, Pemajuan Persentase Cagar 13.14 13.14 13.2 13.26 13.32 Peningkatan Indeks Pelestarian 29.86 29.51 30.52 31.60 31.81
Pelestarian Kebudayaan serta inklusifitas Budaya Budaya yang pelestarian warisan Budaya
Untuk Memperkuat Karakter dari Pemahaman Sejarah dilestarikan budaya
dan Memperteguh Jati Diri Daerah
Bangsa, Meningkatkan
Kesejahteraan Rakyat, dan
Mempengaruhi Arah
Perkembangan Peradaban
Dunia
Penguatan peran Persentase BMA Aktif 100 100 100 100 100
badan adat
KETENTRAMAN, KETENTRAMAN,
KETERTIBAN UMUM, KETERTIBAN
DAN PERLINDUNGAN UMUM, DAN
MASYARAKAT PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
PP3 Memperkuat Moderasi Indeks Kerukunan Pengembangan Wawasan Tersedianya data 1 1 3 3 3 Indeks Pengamalan 40 69.09 85.04 85.57 86.51
Beragama Untuk Umat Beragama Kebangsaan serta terkait Pemantapan dokume dokumen dokumen dokumen dokumen Peningkatan kualitas Nilai Keagamaan
Mengukuhkan Toleransi, Penegakkan Demokrasi, Kewaspadaan Nasional n pelayanan kehidupan
Kerukunan dan Harmoni Keamanan dan Ketertiban dan Penanganan Konflik beragama
Sosial Sosial
Persentase Pembinaan 65 65 66 67 68 Peningkatan kualitas Presentase Pembinaan 100 100 100 100 100
dan pengembangan pelayanan publik dan Pengembangan
ketahanan Ekonomi yang inovatif Ketahanan Ekonomi,
dan Sosial Budaya Sosial dan Budaya di
Kabupaten Rejang
Lebong
PERPUSTAKAAN PERPUSTAKAAN
PP4 Peningkatan Budaya Literasi, Peningkatan Akses dan Rasio ketercukupan 4.51 5.31 6.11 6.91 7.71 Penyediaan layanan Rasio perpustakaan 0.71 0.71 0.72 0.73 0.74
Inovasi dan Kreativitas Bagi Kualitas Pendidikan koleksi perpustakaan pendidikan yang persatuan penduduk
Terwujudnya Masyarakat dengan penduduk berkualitas
Berpengetahuan, dan
Berkarakter

Nilai tingkat kegemaran 60 nilai 60 nilai 65 nilai 70 nilai 75 nilai


membaca masyarakat

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG 5-28


TAHUN 2021-2026 5-39
Tabel 5.9
Penyelarasan Dukungan Program Prioritas Pembangunan Kabupaten Rejang Lebong Terhadap Program Prioritas Provinsi dan Prioritas Nasional

RPJMN 2020-2024 RPJMD Provinsi 2022-2026 RPJMD Kabupaten 2021-2026

Kode Target Bidang Urusan Target Bidang Urusan Target


No Prioritas Indikator Indikator
PN/PP Pemerintahan Pemerintahan
Nasional/Program Indikator Kinerja Kinerja
2020 2021 2022 2023 2024 dan Program 2020 2021 2022 2023 2024 dan Program 2020* 2021 2022 2023 2024
Prioritas Program
Prioritas Prioritas
5 PN5 MEMPERKUAT Perumahan Perumahan
INFRASTRUKTUR Rakyat dan Rakyat dan
UNTUK Kawasan Kawasan
MENDUKUNG Permukiman Permukiman
PENGEMBANGAN
PELAYANAN DASAR

PP1 Infrastruktur Persentase rumah 92.84 93.44 94 94.63 95 Pemenuhan Persentase 53.33 53.57 57.16 59.07 61.16 Pembangunan Rasio 0.221 0.222 0.224 0.225 0.225
Pelayanan Dasar tangga yang Layanan Rumah Layak infrastruktur rumah
menempati hunian Infrastruktur Huni dasar dan layak huni
dengan kecukupan Dasar Dan wilayah yang
luas lantai per kapita Infrastruktur adil dan merata
(%) Perkotaan
Persentase rumah 82.35 83.5 84.8 86 87 Jumlah Rumah 278,637 279,902 284.902 289.902 294.402
tangga yang Layak Huni
menempati hunian
dengan ketahanan
bangunan (atap,
lantai, dinding) (%)
Persentase rumah 55.46 56.85 58.23 59.62 60 Persentase 11 ,85% 12.02% 12.20% 12.38% 12.55%
tangga yang memiliki Penggunaan
sertifikat hak atas Lahan
tanah untuk Permukiman
perumahan (%)
Rasio outstanding 3.05 3.1 3.3 3.6 4
KPR terhadap PDB
(%)
Pekerjaan Pekerjaan
Umum dan Umum dan
Penataan Penataan Ruang
Ruang
Persentase rumah 78,1% akses 79,43% akses 82,07% akses 86,03% akses 90% akses Pemenuhan Presentase 9 11 14 16.5 19 Pembangunan Persentase 39.01 40.00 40.99 41.8 42.0
tangga yang layak layak layak layak layak Layanan rumah tangga infrastruktur penduduk
menempati hunian (termasuk (termasuk (termasuk (termasuk (termasuk Infrastruktur yang terakses dasar dan yang
dengan akses sanitasi 9,65% akses 11% akses 13% akses 14% akses 15% akses Dasar Dan instalansi wilayah yang terlayani
(air limbah) layak aman) aman) aman) aman) aman) Infrastruktur pengolahan air adil dan merata sistem air
dan aman (%) Perkotaan limbah (IPAL) limbah
komunal yang
memadai
Presentase 78.1 76.54 78.69 80.85 85 Persentase 34.87 34.83 34.89 34.96 35.02
rumah tangga drainase
yang terakses dalam
MCK kondisi
baik/pemb
uangan
aliran air
tidak
tersumbat
Persentase rumah 5.95 4.46 2.98 1.49 0 Presentase 78.1 76.54 78.69 80.85 85
tangga yang masih rumah tangga
mempraktikkan yang terakses
buang air besar MCK
sembarangan (%)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


TAHUN 2021-2026 5-40
RPJMN 2020-2024 RPJMD Provinsi 2022-2026 RPJMD Kabupaten 2021-2026

Kode Target Bidang Urusan Target Bidang Urusan Target


No Prioritas Indikator Indikator
PN/PP Pemerintahan Pemerintahan
Nasional/Program Indikator Kinerja Kinerja
2020 2021 2022 2023 2024 dan Program 2020 2021 2022 2023 2024 dan Program 2020* 2021 2022 2023 2024
Prioritas Program
Prioritas Prioritas
Persentase 24.21 24.21 26.41% 27.16% 27.35%
rumah tangga
yang terakses
instalasi
pengolahan
lumpur tinja
Persentase rumah 72.92% 73.70% 75.28% 77.64% 80% Persentase 18.75 22.66 24.22 27.34 32.03
tangga yang penanganan; penanganan; penanganan; penanganan; penanganan; Kecamatan
menempati hunian 3.70% 5.51% 9.13% 14.57% 20% yang dibangun
dengan akses pengurangan pengurangan pengurangan pengurangan pengurangan PSU
sampah yang
terkelola dengan baik
Persentase rumah 91.8% (JP: 93.8% (JP: 95.9% (JP: 97.9% (JP: 100% (JP: Presentase 79.71 79.71 86.48 93.24 100 Persentase 81.27 84.39 87.51 90.64 93.76
tangga yang 23.6%, BJP: 25.4% BJP: 27.1% BJP: 28.9%, BJP: 30.4%, BJP: rumah tangga Rumah
menempati hunian 68.2%) 68.4%) 68.7%) 69.0%) 69.5%) yang memiliki Tangga
dengan akses air akses air yang
minum layak (%) minum layak memiliki
akses air
minum
layak
Persentase rumah 7.3 8.4 10 12.2 15 Presentase 21.18 21.18 23.50% 25.81% 28.13%
tangga yang rumah tangga
menempati hunian dengan akses
dengan akses air air minum
minum aman (%) jaringan
perpipaan,
Presentase 58.53 58.53 62.98 67.43 71.87
rumah tangga
dengan akses
air minum
layak jaringan
non perpipaan
Volume tampungan 5,250,189,621 5,518,146,289 5,705,999,842 5,810,498,273 5,849,863,205 Peningkatan Pembangunan Persentase 70.09 80.09 81.09 82.1 83.1
air per kapita Konektifitas dan infrastruktur jaringan
(m3/kapita) Pengembangan dasar dan irigasi
Infrastruktur wilayah yang dalam
Strategis adil dan merata kondisi
baik
Jumlah Daerah Irigasi 1 2 3 2 1 Persentase luas 43.93 43.28 42.82% 43.32% 40.82%
yang dimodernisasi jaringan irigasi
yang
direhabilitasi/d
itingkatkan
PERTANIAN PERTANIAN
Luas lahan pertanian 4,522,916,667 1,159,427,083 1,161,427,083 1,163,427,083 1,163,427,083 Peningkatan Persentase luas 39% 39.50% 40% 42% 44% Peningkatan Persentase 79.09 80.09 81.09 82.1 83.1
padi dan non- padi Konektifitas dan lahan sawah produksi jaringan
yang beririgasi Pengembangan yang teraliri pertanian dalam irigasi
meningkat (Hektare) Infrastruktur aliran irigasi arti luas dan tersier
Strategis hilirisasi produk wewenang
pertanian kabupaten
dalam
kondisi
baik
Persentase 65 71.34 78.31 85.95 94.34
Panjang
Jalan Usaha
Tani dalam
Kondisi
Baik

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG 5-28


5-41
TAHUN 2021-2026
RPJMN 2020-2024 RPJMD Provinsi 2022-2026 RPJMD Kabupaten 2021-2026

Kode Target Bidang Urusan Target Bidang Urusan Target


No Prioritas Indikator Indikator
PN/PP Pemerintahan Pemerintahan
Nasional/Program Indikator Kinerja Kinerja
2020 2021 2022 2023 2024 dan Program 2020 2021 2022 2023 2024 dan Program 2020* 2021 2022 2023 2024
Prioritas Program
Prioritas Prioritas
Ketentraman, Ketentraman,
Ketertiban Ketertiban
Umum, dan Umum, dan
Perlindungan Perlindungan
Masyarakat Masyarakat
Provinsi dengan 20 20 20 20 20 Peningkatan Indeks Risiko 163.29 163.29 163.29 162 162 Peningkatan Persentase 100 100 100 100 100
penurunan risiko Ketahanan dan Bencana mitigasi Pelaksanaa
bencana di wilayah Kesiapsiagaan terhadap resiko n
risiko bencana terhadap Resiko bencana Penangulan
Bencana dan gan
Perubahan Iklim Kebencana
an
Pekerjaan Pekerjaan
Umum dan Umum dan
Penataan Penataan Ruang
Ruang
Penyediaan air baku 4.27 114,325 114,325 114,325 114,325 Pemenuhan Presentase 21.18 21.18 23.50% 25.81% 28.13% Pembangunan Persentase 81.27 84.39 87.51 90.64 93.76
untuk kebutuhan air Layanan rumah tangga infrastruktur jumlah
minum, industri, dan Infrastruktur dengan akses dasar dan rumah
kawasan unggulan Dasar Dan air minum wilayah yang tangga
(m3/detik) Infrastruktur jaringan adil dan merata yang telah
Perkotaan perpipaan, memiliki
akses air
minum
Presentase 58.53 58.53 62.98 67.43 71.87
rumah tangga
dengan akses
air minum
layak jaringan
non perpipaan
Rasio fatalitas 53 55 57 60 65
kecelakaan jalan per
10.000 kendaraan
(terhadap informasi
dasar 2010) (persen)
Pekerjaan Pekerjaan
Umum dan Umum dan
Penataan Penataan Ruang
Ruang
PP2 Infrastruktur Panjang jalan tol Peningkatan Pembangunan Persentase 69.56 72.11 74.39 76.67 78.95
Ekonomi baru yang beroperasi Konektifitas dan infrastruktur jalan
dalam 5 tahun (2.500 Pengembangan dasar dan kabupaten
km) Infrastruktur wilayah yang dalam
Strategis adil dan merata kondisi
Mantap
baik/sedan
g
Perhubungan
Jumlah pelabuhan Peningkatan Persentase 0.00% 0.00% 8.00% 10.00% 12.00%
utama (hub) yang Konektifitas dan pemenuhan
memenuhi standar (7 Pengembangan sarana dan
pelabuhan) Infrastruktur prasarana
Strategis pelabuhan
regional
Kinerja tepat waktu
(on time
performance)
penerbangan (90%)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG 5-28


5-42
TAHUN 2021-2026
RPJMN 2020-2024 RPJMD Provinsi 2022-2026 RPJMD Kabupaten 2021-2026

Kode Target Bidang Urusan Target Bidang Urusan Target


No Prioritas Indikator Indikator
PN/PP Pemerintahan Pemerintahan
Nasional/Program Indikator Kinerja Kinerja
2020 2021 2022 2023 2024 dan Program 2020 2021 2022 2023 2024 dan Program 2020* 2021 2022 2023 2024
Prioritas Program
Prioritas Prioritas
Panjang jaringan KA Persentase 0.00% 0.00% 2.00% 4.00% 6.00%
yang beroperasi pemenuhan
(7.635 km's) dokumen
transportasi
Perkeretaapian
PP3 Infrastruktur Jumlah layanan Pemenuhan Persentase 0.00% 0.00% 3.00% 6.00% 9.00%
Perkotaan angkutan umum Layanan pemenuhan
masal perkotaan Infrastruktur dokumen
yang dibangun dan Dasar Dan transportasi
dikembangkan Infrastruktur darat
(Kota) Perkotaan
Energi dan Perhubungan
Sumber Daya
Mineral
PP4 Energi dan Rasio elektrifikasi 100 100 100 100 100 Pemenuhan Rasio 99.9 99.9 100 100 100 Pembangunan Persentase 25.2 25.6 26.1 26.5 27.0
Ketenagalistrikan (%) Layanan elektrifikasi infrastruktur penerangan
Infrastruktur (%) dasar dan jalan
Dasar Dan wilayah yang umum
Infrastruktur adil dan merata (PJU) pada
Perkotaan jalan
Pemenuhan 1142 1203 1268 1336 1408 Persentase 99.9 99.9 100% 100% 100%
Kebutuhan Rumah Tangga
(Konsumsi) dengan
Listrik (kWh) penerangan
Listrik
Penurunan Emisi 4.71 4.92 5.36 5.91 6.07 Jumlah Badan 0 0 3 BU 4 BU 5 BU
CO2 Pembangkit Usaha /
(juta ton) Instansi yang
melaksanakan
konservasi
energi
Komunikasi
dan
Informatika
PP5 Transformasi Digital Persentase 8.8 8.8 8.8 8.8 8.8 Peningkatan Persentase 60 50 50% 55% 58%
pertumbuhan sektor Konektifitas dan aplikasi Persen Persen
TIK (rata-rata) Pengembangan layanan publik
Infrastruktur terintegrasi
Strategis
Persentase pengguna 72.6 74.2 79.2 80.7 82.3 Persentase 60 50 50% 55% 58%
internet (Persentase) ketersediaan Persen Persen
infrastruktur
TIK.
Persentase populasi 97.5 98 98.5 99 100 Persentase 60 50 50% 55% 58%
yang dijangkau oleh ketersediaan Persen Persen
jaringan bergerak infrastruktur
pitalebar (4G) TIK.
Existing Q2 2019 :
97,59%
Proporsi individu 70 72 73 74 75.7 Persentase 60 50 50% 55% 58%
yang ketersediaan Persen Persen
menguasai/memiliki infrastruktur
telepon genggam TIK.
(Persentase)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG 5-28


5-43
TAHUN 2021-2026
Tabel 5.10
Penyelarasan Dukungan Program Prioritas Pembangunan Kabupaten Rejang Lebong Terhadap Program Prioritas Provinsi dan Prioritas Nasional

RPJMN 2020-2024 RPJMD Provinsi 2022-2026 RPJMD Kabupaten 2021-2026


Target Target Target
Kode Bidang Urusan
No Program Bidang Urusan Indikator Indikator
PN/PP Pemerintahan dan
Nasional/Program Indikator Pemerintah dan Kinerja Kinerja
2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Program Prioritas 2020* 2021 2022 2023 2024
Prioritas Program Prioritas Program
Pembangunan

6 PN6
MEMBANGUN
LINGKUNGAN
HIDUP,
LINGKUNGAN LINGKUNGAN
MENINGKATKAN
HIDUP HIDUP
KETAHANAN
BENCANA, DAN
PERUBAHAN IKLIM
Peningkatan Peningkatan
Indeks Kualitas Indeks Kualitas Peningkatan kualitas Indeks Kualitas
PP1 Kualitas Lingkungan 84.10 84.20 84.30 84.40 84.50 Kualitas Lingkungan 90.52 90.52 90.52 90.55 90.58 56.1 56.13 56.16 56.18 56.2
Udara (IKU) Udara (IKU) lingkungan hidup Udara
Hidup Hidup
Indeks Kualitas Air Indeks Kualitas Indeks Kualitas
55.10 55.20 55.30 55.40 55.50 42.5 42.5 42.5 42.53 42.56 86.12 90 91 91 93
(IKA) Air (IKA) Air
Indeks Kualitas Air
58.50 59.00 59.50 60.00 60.50
Laut (IKAL)
Indeks Kualitas
Tutupan Lahan dan Indeks Kualitas Indeks Tutupan
61.60 62.50 63.50 64.50 65.50 53.15 53.15 53.15 54.74 54.87 44.00 45.48 47.58 50.22 52.59
Ekosistem Gambut Tutupan Lahan Lahan
(IKTL)
KETENTRAMAN, KETENTRAMAN,
KETERTIBAN KETERTIBAN
UMUM, DAN UMUM, DAN
PERLINDUNGAN PERLINDUNGAN
MASYARAKAT MASYARAKAT
Peningkatan
Persentase potensi Ketahanan dan Persentase
Peningkatan Peningkatan mitigasi
kehilangan PDB Kesiapsiagaan Menurunnya Pelaksanaan
PP2 Ketahanan Bencana 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 10.3 10.3 10.3 10.3 10.3 terhadap resiko 100 100 100 100 100
akibat dampak terhadap Resiko Indeks Ancaman Penangulangan
dan Iklim bencana
bencana (persen) Bencana dan Kebencanaan
Perubahan Iklim
Menurunnya
Indeks Jiwa 10.8 10.8 10.8 10.8 10.8
Terpapar
Menurunnya
12.9 12.9 12.9 12.9 12.9
Indeks Kerugian
Persentase
penurunan potensi
kehilangan PDB Indeks Resiko
0.34 0.59 0.81 1.00 1.15 163.3 163.3 163.29 162 162
sektor terdampak Bencana
bahaya iklim
(persen)
Kecepatan
penyampaian
informasi peringatan 5.0 4.5 4.0 3.5 3.0
dini bencana kepada
masyarakat (menit)

Persentase
penurunan emisi Persentase
Pembangunan
PP3 GRK terhadap 11.8 12.5 12.8 12.8 13.2 penurunan emisi 20% 20% 20% 20% 20%
Rendah Karbon
baseline pada sektor GRK
energi (persen)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG 5-28


5-44
TAHUN 2021-2026
RPJMN 2020-2024 RPJMD Provinsi 2022-2026 RPJMD Kabupaten 2021-2026
Target Target Target
Kode Bidang Urusan
No Program Bidang Urusan Indikator Indikator
PN/PP Pemerintahan dan
Nasional/Program Indikator Pemerintah dan Kinerja Kinerja
2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 Program Prioritas 2020* 2021 2022 2023 2024
Prioritas Program Prioritas Program
Pembangunan

Persentase
penurunan emisi Persentase
GRK terhadap 45.8 50.7 53.1 57.2 58.3 penurunan emisi 20% 20% 20% 20% 20%
baseline pada sektor GRK
lahan (persen)
Persentase
penurunan emisi Persentase
GRK terhadap 8.5 9.0 9.3 9.4 9.4 penurunan emisi 20% 20% 20% 20% 20%
baseline pada sektor GRK
limbah (persen)
Persentase
penurunan emisi Persentase
GRK terhadap 2.0 2.3 2.5 2.6 2.9 penurunan emisi 20% 20% 20% 20% 20%
baseline pada sektor GRK
IPPU (persen)
Persentase
penurunan emisi
Persentase
GRK terhadap
6.5 6.6 6.8 7.0 7.3 penurunan emisi 20% 20% 20% 20% 20%
baseline pada sektor
GRK
pesisir dan kelautan
(persen)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG 5-28


5-45
TAHUN 2021-2026
Tabel 5.11
Penyelarasan Dukungan Program Prioritas Pembangunan Kabupaten Rejang Lebong Terhadap Program Prioritas Provinsi dan Prioritas Nasional

RPJMN 2020-2024 RPJMD Provinsi 2022-2026 RPJMD Kabupaten 2021-2026


Kode Target Target Bidang Urusan Target
No Program Bidang Urusan
PN/PP Indikator Kinerja Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Nasional/Program Indikator Pemerintah dan
2020 2021 2022 2023 2024 Program 2020 2021 2022 2023 2024 Program Prioritas 2020* 2021 2022 2023 2024
Prioritas Program Prioritas
Pembangunan
7 PN7 MEMPERKUAT
STABILITAS KETENTRAMAN,
POLHUKHANKAM KETERTIBAN
DAN UMUM, DAN
TRANSFORMASI PERLINDUNGAN
PELAYANAN MASYARAKAT
PUBLIK
Pengembangan
Wawasan
Kebangsaan serta Indeks Demokrasi
Konsolidasi
PP1 Penegakkan Indonesia Provinsi 78.79 73.6 74 75 75.4
Demokrasi
Demokrasi, Bengkulu
Keamanan dan
Ketertiban
Tingkat Partisipasi Pemilih
77.50% 77.73% 78% 79% 80%
Dalam Pemilu
URUSAN URUSAN
PEMERINTAHAN PEMERINTAHAN UMUM
UMUM
Optimalisasi Indeks pengaruh dan
PP2 Kebijakan Luar peran Indonesia di 95.07 95.27 95.47 95.67 95.67
Negeri dunia internasional
Persentase perumusan
Indeks kebijakan teknis dibidang
Penegakan Hukum
PP3 Pembangunan 0.65 0.67 0.69 0.71 0.73 peraturan perundang- 100% 100% 100% 100% 100%
Nasional
Hukum undangan dan
penyelesaian permasalahan

Persentase Instansi
Pemerintah Pusat
Reformasi Birokrasi
PP4 (Kementerian/Lemb 70 75 80 85 85
dan Tata Kelola
aga) dengan Indeks
RB Baik Keatas*
PersentaseInstansi Peningkatan pengelolaan Indeks Reformasi C CC CC CC B
Peningkatan
Pemerintah Daerah pemerintahan yang Birokrasi
Kompetensi SDM Persentase Pokja Reformasi
(Provinsi) dengan 50 60 70 80 85 100% 100% 100% 100% 100% bersih, efektif, dan
Aparatur dan Birokrasi yang dibina
Indeks RB Baik transparan
Penataan Birokrasi
Keatas*
Persentase Perangkat Indeks Kepuasan 80.68 81.77 82.86 83.95 85.04
Daerah yang dibina terkait 100% 100% 100% 100% 100% Masyarakat
budaya kerja
Persentase Perangkat Peningkatan kompetensi Indeks 45.16 49.3 53.44 57.58 61.72
daerah yang dibina dan SDM Aparatur Profesionalitas ASN
100% 100% 100% 100% 100%
difasilitasi terkait
ketatalaksanaan
Persentase Instansi
Pemerintah Daerah
Jumlah kabupaten/kota
(Kabupaten/Kota) 30 35 45 55 70 10 10 10 10 10
yang dibina dan difasilitasi
dengan Indeks RB
Baik Keatas*
Jumlah kabupaten/Kota
yang dimonitoring dan 10 10 10 10 10
dievaluasi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG 5-28


5-46
TAHUN 2021-2026
RPJMN 2020-2024 RPJMD Provinsi 2022-2026 RPJMD Kabupaten 2021-2026
Kode Target Target Bidang Urusan Target
No Program Bidang Urusan
PN/PP Indikator Kinerja Pemerintahan dan Indikator Kinerja
Nasional/Program Indikator Pemerintah dan
2020 2021 2022 2023 2024 Program 2020 2021 2022 2023 2024 Program Prioritas 2020* 2021 2022 2023 2024
Prioritas Program Prioritas
Pembangunan
KETENTRAMAN,
Menjaga Stabilitas Global Fire Power KETERTIBAN UMUM,
PP5 0.26 0.25 0.24 0.22 0.2
Keamanan Nasional Index DAN PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
Pengembangan Peningkatan kualitas Persentase
Wawasan pelayanan publik yang Pelaksanaan
Persentase penanganan
Kebangsaan serta inovatif Pencegahan dan
Global Terorism gangguan ketertiban umum
4.44 4.39 4.34 4.29 4.24 Penegakkan 100 100 100 100 100 Penanganan 96.43 100 100 100 100
Index dan ketentraman
Demokrasi, Gangguan
masyarakat
Keamanan dan ketentraman dan
Ketertiban ketertiban Umum
Persentase penanganan
Proporsi orang yang
gangguan ketertiban umum
merasa aman >55% >55% >55% >60% >60% 100 100 100 100 100
dan ketentraman
berjalan sendirian
masyarakat
Persentase penanganan
Indeks Keamanan
gangguan ketertiban umum
dan Ketertiban 3.1 3.2 3.2 3.3 3.4 100 100 100 100 100
dan ketentraman
Nasional
masyarakat

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG 5-28


TAHUN 2021-2026 5-47
BAB VI
STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

6.1. Strategi
Visi pembangunan Kabupaten Rejang Lebong dapat tercapai selama lima tahun ke
depan dapat terwujud apabila memiliki rumusan strategi dan arah kebijakan yang
komprehensif. Rumusan strategi berupa pernyataan yang menjelaskan cara tujuan dan
sasaran akan dicapai yang selanjutnya diperjelas dengan dengan serangkaian arah kebijakan.
Strategi merupakan langkah-langkah taktis yang berisi program-program indikatif untuk
mewujudkan visi dan misi dalam rangka pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata. Sementara itu, arah kebijakan merupakan
pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam
mencapai tujuan dan sasaran dari waktu ke waktu selama lima tahun. Rumusan arah kebijakan
tersebut nantinya menjadikan pilihan strategi menjadi rasional dan konkret sehingga pada
akhirnya menjadi dasar penyusunan program dan kegiatan. Berikut merupakan keterkaitan
visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah kebijakan pembangunan Kabupaten Rejang Lebong Tahun
2021-2026.

Tabel 6. 1
Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026
VISI: Terwujudnya Kabupaten Rejang Lebong Bercahaya untuk Semua (Berkarakter, Religius, Cerdas,
Sehat, Berbudaya untuk Sejahtera dan Maju Bersama
Tujuan Sasaran Strategi
MISI 1
Membangun Karakter Masyarakat Rejang Lebong yang Berdaya Saing dan Inovatif
M1-T1 M1-T1-S1 M1-T1-S1-STR1
Meningkatnya daya saing dan Meningkatnya motivasi, kemampuan Meningkatkan kinerja dan
inovasi masyarakat dan keterampilan, lingkungan dan kapasitas organisasi
fasilitas yang mendukung daya saing kelembagaan di
dan inovasi organisasi masyarakat desa/kelurahan
M1-T1-S2 M1-T1-S2-STR1
Meningkatnya daya saing Meningkatkan kemampuan dan
kepemudaan prestasi pemuda

MISI 2
Memantapkan Pemahaman, Pengamalan, dan Pelestarian Nilai-Nilai Keagamaan dalam Kehidupan
Bermasyarakat
M2-T1 M2-T1-S1 M2-T1-S1-STR1
Meningkatnya pemahaman dan Tersebarluasnya pembinaan nilai- Mendorong meningkatnya
pengamalan nilai-nilai keagamaan. nilai keagamaan dan penerapannya peran Tokoh Agama dalam
dalam kehidupan sehari-hari. pembinaan keagamaan.
M2-T2-S1-STR2 Peningkatan
peran Guru Agama Desa dalam
pembinaan keagamaan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


6-1
TAHUN 2021-2026
VISI: Terwujudnya Kabupaten Rejang Lebong Bercahaya untuk Semua (Berkarakter, Religius, Cerdas,
Sehat, Berbudaya untuk Sejahtera dan Maju Bersama
Tujuan Sasaran Strategi
M2-T1-S2 M2-T1-S2-STR1 Memfasilitasi
Meningkatnya pemahaman dan masyarakat dalam
pengetahuan masyarakat tentang melaksanakan ajaran agama
agama
MISI 3
Meningkatkan Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan
M3-T1 M3-T1-S1 M3-T1-S1-STR1
Meningkatnya pendidikan yang Meningkatnya layanan dan akses Meningkatkan kualitas dan
berkualitas, terjangkau, dan merata pendidikan kuantitas layanan pendidikan
M3-T1-S1-STR2
Mempermudah aksesibilitas
layanan pendidikan
MISI 4
Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Pelayanan Kesehatan dan Rujukan Masyarakat
M4-T1 M4-T1-S1 M4-T1-S1-STR1
Meningkatnya kualitas kesehatan Meningkatnya pelayanan kesehatan Meningkatkan kualitas dan
masyarakat yang merata dan berkualitas kuantitas sarana prasarana,
tenaga, dan pelayanan
kesehatan

Misi 5
Melestarikan Nilai-Nilai Budaya dan Kearifan Lokal Sebagai Identitas Daerah
M5-T1 M5-T1-S1 M5-T1-S1-STR1
Meningkatnya upaya pelestarian Meningkatnya pemahaman tentang Meningkatkan upaya
budaya dan kearifan lokal adat istiadat di masyarakat penyebarluasan pengetahuan
adat istiadat
M5-T1-S2 M5-T1-S2-STR1
Meningkatnya pengelolaan Meningkatkan pelestarian
kebudayaan daerah warisan budaya
M5-T1-S2-STR2
Meningkatkan apresiasi seni
dan budaya masyarakat
MISI 6
Mengembangkan Reformasi Birokrasi Melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan
Transparan yang Berorientasi pada Inovasi dan Pelayanan Prima
M6-T1 M6-T1-S1 M6-T1-S1-STR1
Meningkatnya tata kelola Meningkatnya akuntabilitas dan Meningkatkan kinerja
pemerintahan yang baik kualitas pelayanan publik pelayanan publik dan
akuntabilitas penyelenggaraan
pemerintahan
MISI 7
Mewujudkan Pembangunan Kawasan Berbasis Potensi Lokal (Pertanian dan Pariwisata) dan Ekonomi
Kreatif untuk Mempercepat Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi Masyarakat yang Berkelanjutan
M7-T1 M7-T1-S1 M7-T1-S1-STR1
Meningkatnya pertumbuhan dan Terwujudnya ekonomi lokal berbasis Meningkatkan pengembangan
pemerataan ekonomi masyarakat potensi lokal usaha dan industri pengolahan
yang berkelanjutan M7-T1-S1-STR2
Meningkatkan pariwisata yang
berdaya saing

M7-T1-S1-STR3
Meningkatkan daya saing
produksi sektor pertanian
MISI 8
Memperluas Ketersediaan Lapangan Kerja Guna Mengentaskan Kemiskinan Melalui Program-Program
Solutif
M8-T1 M8-T1-S1 M8-T1-S1-STR1
Meningkatnya kesejahteraan Meningkatnya kesempatan kerja Memperluas lapangan kerja
masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat dengan penguatan lembaga
dan keswadayaan masyarakat

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


6-2
TAHUN 2021-2026
VISI: Terwujudnya Kabupaten Rejang Lebong Bercahaya untuk Semua (Berkarakter, Religius, Cerdas,
Sehat, Berbudaya untuk Sejahtera dan Maju Bersama
Tujuan Sasaran Strategi
M8-T1-S2 M8-T1-S2-STR1
Meningkatnya nilai investasi Menciptakan kemudahan
berinvestasi
MISI 9 Mewujudkan Pemerataan Pembangunan Infrastruktur yang Integratif dan Kolaboratif
M9-T1 M9-T1-S1 M9-T1-S1-STR1
Meningkatnya pembangunan Meningkatnya infrastruktur wilayah Meningkatkan cakupan dan
infrastruktur yang komprehensif yang memadai dan merata kontinuitas pelayanan air
bersih
M9-T1-S1-STR2
Meningkatkan fasilitas
penyediaan sanitasi yang
berkualitas

M9-T1-S1-STR3
Meningkatkan sarana
prasarana infrastruktur jalan
Meningkatkan dukungan
layanan kepariwisataan
M9-T1-S1-STR4
Meningkatkan
penyelenggaraan,
pemanfaatan, dan pengelolaan
Ruang Terbuka Publik (RTP)
M9-T1-S1-STR5
Mewujudkan penyelenggaraan
perumahan dan kawasan
permukiman yang berkualitas

Selanjutnya, untuk melihat perumusan alur hingga tujuan akhir dalam proses
perencanaan secara detail, baik secara mikro maupun makro, diperlukan sebuah kerangka
logis. Kerangka logis disusun untuk mengidentifikasi elemen strategis, serta hubungan
kausalitas antar elemen, indikator, dalam penerapan suatu kebijakan/program/kegiatan.
Berikut akan diuraikan kerangka logis pencapaian pada masing-masing Misi RPJMD Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2021-2026.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


6-3
TAHUN 2021-2026
Visi

Terwujudnya Kabupaten Rejang Lebong Bercahaya untuk Semua (Berkarakter, Religius, Cerdas, Sehat,
Berbudaya untuk Sejahtera dan Maju Bersama

Misi ke-1

Membangun Karakter Masyarakat Rejang Lebong yang Berdaya Saing dan Inovatif

Indikator

Indeks keberdayaan masyarakat, Cakupan Pemberdayaan Organisasi Masyarakat, Persentase Pemuda


Berdaya Saing

Prioritas Pembangunan

PP.1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing

Program Prioritas PP.1.

1. Peningkatan produktivitas dan daya saing masyarakat


2. Peningkatan kualitas pelayanan kehidupan beragama

Program Unggulan dan OPD

Program Unggulan Janji Kampanye Program Unggulan OPD


1. Pelatihan dan pembinaan organisasi desa/ 1. Kader Pemuda berdaya saing dan Inovatif
kelurahan 2. Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan
2. Pembinaan Mental Aktif
3. Penguatan Inovasi dan Daya Saing Daerah
4. Penguatan Pemberdayaan Keluarga Sejahtera
dan Pelayanan Keluarga Berencana

OPD
Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Dinas Pemuda dan Olahraga, Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah

Gambar 6.1
Kerangka Logis Strategi Pencapaian Misi Ke-1 RPJMD Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2021-2026

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


6-4
TAHUN 2021-2026
Visi

Terwujudnya Kabupaten Rejang Lebong Bercahaya untuk Semua (Berkarakter, Religius, Cerdas, Sehat,
Berbudaya untuk Sejahtera dan Maju Bersama

Misi ke-2

Memantapkan Pemahaman, Pengamalan, dan Pelestarian Nilai-Nilai Keagamaan dalam Kehidupan


Bermasyarakat

Indikator

Indeks Pengamalan Nilai Keagamaan, Cakupan Tokoh Agama Aktif, Persentase Tempat Ibadah Aktif

Prioritas Pembangunan

PP.1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing

Program Prioritas PP.1.

1. Peningkatan produktivitas dan daya saing masyarakat


2. Peningkatan kualitas pelayanan kehidupan beragama

Program Unggulan dan OPD

Program Unggulan Janji Kampanye Program Unggulan OPD


1. Umroh (perjalanan ibadah) gratis untuk 1. Perangkat Agama yang berdaya
masyarakat berprestasi 2. Peningkatan Keaktifan Tempat Ibadah
2. Pemberdayaan dan peningkatan kapasitas GAD
3. Pemberian insentif tokoh agama teladan

OPD
Bagian Kesejahteraan Rakyat
Sekretariat Daerah

Gambar 6.2
Kerangka Logis Strategi Pencapaian Misi Ke-2 RPJMD Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2021-2026

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


6-5
TAHUN 2021-2026
Visi

Terwujudnya Kabupaten Rejang Lebong Bercahaya untuk Semua (Berkarakter, Religius, Cerdas, Sehat,
Berbudaya untuk Sejahtera dan Maju Bersama

Misi ke-3

Meningkatkan Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan

Indikator

Indeks Pembangunan Manusia, Rata-rata Lama Sekolah, Harapan Lama Sekolah

Prioritas Pembangunan

PP.2. Penguatan pelayanan dasar dan pengembangan infrastruktur

Program Prioritas PP.2.

1. Penyediaan layanan pendidikan yang berkualitas


2. Pembangunan infrastruktur dasar dan wilayah yang adil dan merata

Program Unggulan dan OPD

Program Unggulan Janji Kampanye Program Unggulan OPD


1. Beasiswa pelajar berprestasi 1. Rejang Lebong Cerdas
2. Baju seragam gratis untuk siswa baru SD dan 2. Tenaga Pendidik Profesional
SMP 3. Peningkatan Manajemen Operator Dapodik
3. Pemberian beasiswa pemuda desa di UPP 4. Pengawasan BOS (Bantuan Operasional
4. Penguatan kelembagaan UPP Sekolah)
5. Peningkatan Sarana dan Prasarana Sekolah

OPD
Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan

Gambar 6.3
Kerangka Logis Strategi Pencapaian Misi Ke-3 RPJMD Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2021-2026

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


6-6
TAHUN 2021-2026
Visi

Terwujudnya Kabupaten Rejang Lebong Bercahaya untuk Semua (Berkarakter, Religius, Cerdas, Sehat,
Berbudaya untuk Sejahtera dan Maju Bersama

Misi ke-4

Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Pelayanan Kesehatan dan Rujukan Masyarakat

Indikator

Indeks Kesehatan Masyarakat, Angka Harapan Hidup

Prioritas Pembangunan

PP.2. Penguatan pelayanan dasar dan pengembangan infrastruktur

Program Prioritas PP.2.

1. Penyediaan layanan kesehatan yang berkualitas


2. Pembangunan infrastruktur dasar dan wilayah yang adil dan merata

Program Unggulan dan OPD

Program Unggulan Janji Kampanye Program Unggulan OPD


1. Pemberian jaminan untuk kelas 3 rumah sakit 1. Sistem Kesehatan yang terintegrasi
2. Penambahan Dokter spesialis 2. KPK (Kesehatan Dengan Pendekatan Keluarga)
3. Optimalisasi pemberdayaan masyarakat 3. Tamu Istimewa BUMIL Pelayanan USG GRATIS
melalui gerakan kader 211 (Bagi Masyarakat Kurang Mampu)
4. Pengembangan layanan kesehatan RSUD 4. GEBRAK PTM (Gerakan Bersama Pemeriksaan
5. Penyediaan puskesmas rawat inap Penyakit Tidak Menular)
5. Rejang Lebong Bebas Pasung
6. Desa STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)
7. RESAP (Rejang Lebong Sehat Bebas Sampah)
OPD 8. KTR (Kawasan Tanpa Rokok)
Dinas Kesehatan, RSUD, Puskesmas, Dinas 9. Percepatan Penurunan Stunting
Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana

Gambar 6.4
Kerangka Logis Strategi Pencapaian Misi Ke-4 RPJMD Kabupaten Rejang Lebong

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


6-7
TAHUN 2021-2026
Visi

Terwujudnya Kabupaten Rejang Lebong Bercahaya untuk Semua (Berkarakter, Religius, Cerdas, Sehat,
Berbudaya untuk Sejahtera dan Maju Bersama

Misi ke-5

Melestarikan Nilai-Nilai Budaya dan Kearifan Lokal Sebagai Identitas Daerah

Indikator

Indeks Pelestarian Budaya, Persentase Pelaku Pelestari Budaya Aktif, Persentase Pelestarian Warisan Budaya

Prioritas Pembangunan

PP.4. Pengembangan ekonomi berbasis potensi lokal

Program Prioritas PP.4.

1. Peningkatan pelestarian warisan budaya


2. Penguatan peran badan adat

Program Unggulan dan OPD

Program Unggulan Janji Kampanye Program Unggulan OPD


1. Penguatan kelembagaan Badan Musyawarah 1. Rejang Lebong Berbudaya
Adat (BMA) 2. Kaderisasi Perangkat Adat
2. Peremajaan cagar budaya 3. Pembukuan Profil Adat Istiadat Rejang Lebong
3. Sosialisasi adat Rejang Lebong 4. Pendataan dan Registrasi Cagar Budaya

OPD
Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan

Gambar 6.5
Kerangka Logis Strategi Pencapaian Misi Ke-5 RPJMD Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2021-2026

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


6-8
TAHUN 2021-2026
Visi

Terwujudnya Kabupaten Rejang Lebong Bercahaya untuk Semua (Berkarakter, Religius, Cerdas, Sehat,
Berbudaya untuk Sejahtera dan Maju Bersama

Misi ke-6

Mengembangkan Reformasi Birokrasi Melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan Transparan
yang Berorientasi pada Inovasi dan Pelayanan Prima

Indikator

Indeks Reformasi Birokrasi, Indeks Kepuasan Masyarakat, Nilai SAKIP

Prioritas Pembangunan

PP.3. Peningkatan tata kelola pemerintahan yang berorientasi pada inovasi dan pelayanan prima

Program Prioritas PP.2.

1. Peningkatan pengelolaan pemerintahan yang bersih,


efektif, dan transparan
2. Peningkatan kompetensi SDM Aparatur
3. Peningkatan kualitas pelayanan publik yang inovatif

Program Unggulan dan OPD

Program Unggulan Janji Kampanye Program Unggulan OPD


1. Pembangunan smart city 1. SMS GATEWAY
2. Pembentukan Pelayanan Terpadu Kependudukan Kependudukan
3. Pengembangan sistem e-lapor 2. DUKCAPIL Keliling
4. Pengembangan Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) 3. Government Public
Relations / Humas
Pemerintah
4. Layanan Aspirasi
OPD Pengaduan Online
Dinas Komunikasi dan Infomatika, Dinas Kependudukan dan Masyarakat
Pencatatan Sipil, Satpol PP, Badan Kesbangpol, Dinas Pemberdayaan 5. E-statistik
Masyarakat Desa, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah, Badan 6. Aplikasi JIREL (jendela
Pengelolaan Keuangan Daerah, Bagian Administrasi Pembangunan Informasi Rejang Lebong)
Sekretariat Daerah, Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam 7. Aplikasi website data
Sekretariat Daerah, Setda Bagian Pengadaan Barang dan Jasa COVID 19
Sekretariat Daerah, BAPPEDA, Inspektorat, Sekretariat DPRD, Bagian
Pemerintahan Sekretariat Daerah, Setda Bagian Hukum, Setda Bagian,
Kecamatan, Bagian Organisasi Sekretariat Daerah, Badan Kepegawaian
dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Gambar 6.6
Kerangka Logis Strategi Pencapaian Misi Ke-6 RPJMD Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2021-2026

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


6-9
TAHUN 2021-2026
Visi

Terwujudnya Kabupaten Rejang Lebong Bercahaya untuk Semua (Berkarakter, Religius, Cerdas, Sehat,
Berbudaya untuk Sejahtera dan Maju Bersama

Misi ke-7

Mewujudkan Pembangunan Kawasan Berbasis Potensi Lokal (Pertanian dan Pariwisata) dan Ekonomi Kreatif
untuk Mempercepat Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi Masyarakat yang Berkelanjutan

Indikator

Pertumbuhan ekonomi, Pertumbuhan PDRB Sektor Perdagangan, Pertumbuhan PDRB Sektor Industri,
Kontribusi PAD Sektor Pariwisata, Pertumbuhan PDRB Sektor Pertanian

Prioritas Pembangunan

PP.4. Pengembangan ekonomi berbasis potensi lokal

Program Prioritas PP.4.

1. Peningkatan pelestarian warisan budaya


2. Penguatan peran badan adat
3. Peningkatan produksi pertanian dalam arti luas dan hilirisasi produk pertanian
4. Pengembangan destinasi pariwisata
5. Pengembangan Koperasi dan UKM

Program Unggulan dan OPD

Program Unggulan Janji Kampanye Program Unggulan OPD


1. Pengembangan pariwisata terintegrasi dengan 1. Jelajah Tanah Rejang
pertanian dan perkebunan 2. Pengembangan Desa Wisata
2. Perbaikan jalan usaha tani 3. pengembangan pabrik pengolahan produk
3. Memastikan stabilnya harga hasil tani pertanian
4. Pasar Murah
5. Penguatan Kelembagaan Koperasi, UMKM dan
IKM
OPD
Dinas Pariwisata; Dinas Perdagangan,
Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan
Perindustrian; Dinas Pertanian dan
Perikanan; Dinas Ketahanan Pangan
Gambar 6.7
Kerangka Logis Strategi Pencapaian Misi Ke-7 RPJMD Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2021-2026

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


6-10
TAHUN 2021-2026
Visi

Terwujudnya Kabupaten Rejang Lebong Bercahaya untuk Semua (Berkarakter, Religius, Cerdas, Sehat,
Berbudaya untuk Sejahtera dan Maju Bersama

Misi ke-8

Memperluas ketersediaan lapangan kerja guna mengentaskan kemiskinan melalui program-program solutif

Indikator

Tingkat kemiskinan, Tingkat Pengangguran Terbuka, Persentase peningkatan nilai investasi berskala nasional
(PMDN/PMA)

Prioritas Pembangunan

PP.5. Pengurangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja

Program Prioritas PP.4.

1. Penguatan perlindungan sosial masyarakat


2. Peningkatan upaya pengentasan kemiskinan
3. Peningkatan perluasan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja
4. Peningkatan pemberdayaan masyarakat
5. Penguatan lembaga ekonomi desa
6. Peningkatan iklim investasi

Program Unggulan dan OPD

Program Unggulan Janji Kampanye Program Unggulan OPD


1. 100 juta per desa dan kelurahan untuk 1. Online Single Submission (OSS)
pemberdayaan masyarakat setiap desa dan 2. Profil Investasi Daerah
kelurahan 3. Pelatihan Bagi Pencari Kerja
2. Pengembangan BUMdes sebagai agen produksi 4. Pemberdayaan Sosial
3. Pembentukan sistem untuk kemudahan
berinvestasi

OPD
Dinas Pemberdayaan Masyarakat
Desa, Kecamatan, Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi, Dinas
Sosial, Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu dan Dinas Sosial

Gambar 6.8
Kerangka Logis Strategi Pencapaian Misi Ke-8 RPJMD Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2021-2026

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


6-11
TAHUN 2021-2026
Visi

Terwujudnya Kabupaten Rejang Lebong Bercahaya untuk Semua (Berkarakter, Religius, Cerdas, Sehat,
Berbudaya untuk Sejahtera dan Maju Bersama

Misi ke-9

Mewujudkan pemerataan pembangunan infrastruktur yang integratif dan kolaboratif

Indikator

Indeks Infrastruktur Wilayah

Prioritas Pembangunan

PP.2. Penguatan pelayanan dasar dan pengembangan infrastruktur

Program Prioritas PP.2.

1. Pembangunan infrastruktur dasar dan wilayah yang adil dan merata


2. Peningkatan kualitas lingkungan hidup
3. Peningkatan mitigasi terhadap resiko bencana

Program Unggulan dan OPD

Program Unggulan Janji Kampanye Program Unggulan OPD


1. Pembangunan jalan produksi (jalan kabupaten 1. Bedah Rumah
sentra produksi) 2. Rejang Lebong Nyaman Wisata
2. Membangun konektivitas Pariwisata 3. Penerangan Jalan Umum
3. Optimalisasi Setia Negara Sebagai Alun - Alun 4. pencegahan pencemaran dan kerusakan
dan ruang terbuka publik sumber daya alam dan lingkungan hidup
4. Pengembangan sistem pengelolaan sampah 5. Desa Tangguh Bencana

OPD
Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang, Perumahan dan
Kawasan Pemukiman; Dinas
Lingkungan Hidup; Badan
Penanggulangan Bencana Daerah;
Dinas Perhubungan

Gambar 6.9
Kerangka Logis Strategi Pencapaian Misi Ke-9 RPJMD Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2021-2026

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


6-12
TAHUN 2021-2026
6.2. Arah Kebijakan
Selanjutnya, dalam upaya untuk mengarahkan strategi agar dapat tepat mencapai
tujuan, maka dibutuhkan arah kebijakan. Berdasarkan Lampiran Permendagri 86 Tahun 2017,
arah kebijakan didefinisikan sebagai pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang
dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran pembangunan. Penekanan
prioritas dalam setiap tahapan berbeda-beda, tetapi memiliki kesinambungan dari satu
periode ke periode lainnya atau satu tahun ke tahun berikutnya dalam rangka mencapai
sasaran pembangunan daerah. Arah kebijakan dapat dijalankan dalam 1 (satu) tahun periode.
Namun, dapat pula membutuhkan lebih dari satu tahun. Namun, yang terpenting keseluruhan
arah kebijakan harus menjadi prioritas dan sasaran pembangunan daerah yang padu dan
mempu memberdayakan segenap potensi daerah dan pemerintah daerah sekaligus
memanfaatkan segala peluang yang ada. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka arah
kebijakan tahunan RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026 adalah sebagai
berikut.
Tabel 6. 2
Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2022-2026
Arah Kebijakan Pembangunan Tahunan
2022 2023 2024 2025 2025
Pemulihan ekonomi Peningkatan Penguatan Peningkatan Penguatan ekonomi
melalui ekonomi melalui reformasi birokrasi infrastruktur dan dan pemberdayaan
peningkatan SDM pariwisata dan layanan dasar masyarakat
berdaya saing pertanian

1. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2022


Arah kebijakan pembangunan Kabupaten Rejang Lebong tahun 2023 ditujukan untuk
“Pemulihan ekonomi melalui peningkatan sumber daya manusia berdaya saing”, dengan
prioritas daerah diarahkan pada:
a. Pemulihan ekonomi daerah
b. Membangun produktivitas dan daya saing masyarakat
c. Mendorong kualitas pelayanan kehidupan beragama
d. Mendorong pemerataan dan perluasan kesempatan memperoleh layanan pendidikan
dan kesehatan yang berkualitas
e. Membangun infrastruktur dasar
f. Mengembangkan upaya pengentasan kemiskinan dan perlindungan sosial masyarakat.

2. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2023


Arah kebijakan pembangunan Kabupaten Rejang Lebong tahun 2023 ditujukan untuk
“Peningkatan ekonomi melalui pariwisata dan pertanian”, dengan prioritas daerah diarahkan
pada:

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


6-13
TAHUN 2021-2026
a. Mendorong kegiatan ekonomi berbasis potensi lokal melalui sektor pariwisata dan
pertanian
b. Mendorong hilirisasi produk pertanian
c. Mendorong pelestarian warisan budaya
d. Mengembangkan Koperasi dan UKM
e. Meningkatkan upaya pengentasan kemiskinan
f. Peningkatan perluasan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja
g. Mengembangkan upaya perlindungan sosial masyarakat
h. Meningkatkan produktivitas dan daya saing masyarakat
i. Meningkatkan pembangunan infrastruktur dasar yang adil dan merata.

3. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2024


Arah kebijakan pembangunan Kabupaten Rejang Lebong tahun 2024 ditujukan untuk
“Penguatan reformasi birokrasi”, dengan prioritas daerah diarahkan pada:
a. Meningkatkan pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan transparan
b. Meningkatkan kompetensi SDM Aparatur
c. Meningkatkan kualitas pelayanan publik yang inovatif
d. Mempercepat produktivitas dan daya saing masyarakat
e. Menguatkan pemerataan dan perluasan kesempatan memperoleh layanan pendidikan
dan kesehatan yang berkualitas
f. Mempercepat pembangunan infrastruktur dasar yang adil dan merata
g. Percepatan pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat.

4. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2025


Arah kebijakan pembangunan Kabupaten Rejang Lebong tahun 2025 ditujukan untuk
“Peningkatan infrastruktur dan layanan dasar”, dengan prioritas daerah diarahkan pada:
a. Menguatkan pembangunan infrastruktur dasar yang adil dan merata
b. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup
c. Meningkatkan mitigasi terhadap resiko bencana
d. Penguatan percepatan produktivitas dan daya saing masyarakat
e. Menguatkan ekonomi produktif berbasis potensi lokal melalui sektor pariwisata dan
pertanian, serta meningkatkan hilirisasi produk pertanian
f. Menguatkan pengentasan kemiskinan melalui program-program solutif
g. Memantapkan tata laksana dan pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan
transparan.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


6-14
TAHUN 2021-2026
5. Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2026
Arah kebijakan pembangunan Kabupaten Rejang Lebong tahun 2026 ditujukan untuk
“Penguatan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat”, dengan prioritas daerah diarahkan
pada:
a. Mewujudkan perekonomian daerah berbasis potensi lokal yang berdaya saing
b. Mewujudkan masyarakat yang berkarakter dan berdaya saing
c. Mewujudkan kualitas pelayanan, pemahaman, dan pengamalan ajaran agama kepada
seluruh umat beragama
d. Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing
e. Mewujudkan infrastruktur dasar dan wilayah yang adil, merata, dan mantap
f. Mewujudkan reformasi birokrasi dan pelayanan publik yang prima
g. Memantapkan pelestarian warisan budaya
h. Memantapkan pengentasan kemiskinan melalui program-program solutif
i. Memantapkan penyerapan tenaga kerja dalam perkembangan perekonomian daerah.

6.3. Strategi Pembangunan Lintas Bidang (Mainstreaming/Pengarusutamaan)


6.3.1. Penerapan Standar Pelayanan Minimal
Berdasarkan amanat yang tercantum pada Pasal 18 ayat (1) UU Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, pasal tersebut menyatakan bahwa Penyelenggara
Pemerintahan Daerah memprioritaskan pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang
berkaitan dengan Pelayanan Dasar. Kemudian sesuai Pasal 18 ayat (2) UU Nomor 23 Tahun
2014 tersebut juga disebutkan bahwa Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan
Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berpedoman pada standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
Selanjutnya Pasal 298 menyebutkan bahwa Belanja Daerah diprioritaskan untuk mendanai
Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar yang ditetapkan dengan standar
pelayanan minimal. Ketentuan lebih lanjut mengenai standar pelayanan minimal ini diatur
dalam PP Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal.
Di dalam dalam PP Nomor 2 Tahun 2018 ini disebutkan bahwa Standar Pelayanan
Minimal, yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan mengenai Jenis dan Mutu
Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap
Warga Negara secara minimal. Sementara itu pengertian Jenis Pelayanan Dasar yang
disebutkan dalam PP tersebut adalah jenis pelayanan dalam rangka penyediaan barang
dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak diperoleh oleh setiap Warga Negara secara
minimal, serta pengertian untuk Mutu Pelayanan Dasar adalah ukuran kuantitas dan kualitas

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


6-15
TAHUN 2021-2026
barang dan/atau jasa kebutuhan dasar serta pemenuhannya secara minimal dalam Pelayanan
Dasar sesuai standar teknis agar hidup secara layak.
Sesuai dengan Pasal 3 ayat (1) PP Nomor 2 Tahun 2018 Urusan Pemerintahan Wajib
yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar terdiri dari 6 urusan. Enam urusan tersebut yaitu : a.
pendidikan; b. kesehatan; c. pekerjaan umum dan penataan ruang; d. perumahan rakyat dan
kawasan permukiman; e. ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat; dan
f. sosial. Pemerintah Daerah menerapkan SPM untuk pemenuhan Jenis Pelayanan Dasar dan
Muru Pelayanan Dasar yang berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal. Penerapan
SPM diprioritaskan bagi Warga Negara yang berhak memperoleh Pelayanan Dasar secara
minimal sesuai dengan Jenis Pelayanan Dasar dan Mutu Pelayanan Dasarnya.
Penerapan SPM pada Pemerintah Daerah selain mengacu kepada UU Nomor 23 tahun
2014 dan PP Nomor 2 tahun 2018 sebagai dasar hukum, penerapan SPM juga mengacu kepada
Permendagri Nomor 100 tahun 2018 tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal. Pada
RPJMD Kabupaten Rejang Lebong, SPM yang diterapkan dalam RPJMD tersebut mengacu pada
Jenis Pelayanan Dasar untuk Kabupaten/Kota pada Pasal 3 ayat (2) Pemendagri Nomor 100
tahun 2018. Sementara itu mengenai Mutu Pelayanan Dasar mengacu sesuai dengan Standar
Teknis yang diatur oleh menteri teknis yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Wajib
yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar setelah berkoordinasi dengan Menteri melalui
Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah.
Adapun Standar Pelayanan Minimal yang dapat ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten
Rejang Lebong dalam RPJMD Tahun 2021-2026 adalah sebagai berikut:
1. Pemenuhan kualitas dan kuantitas sarana prasarana pendidikan.
2. Pemenuhan kualitas dan kuantitas sarana prasarana kesehatan.
3. Pemenuhan kualitas dan kuantitas infrastruktur wilayah serta peningkatan ketaatan
terhadap penataan ruang.
4. Pemenuhan lingkungan perumahan dan kawasan permukiman yang layak huni
5. Peningkatan Ketenteraman dan Ketertiban Umum.
6. Pemberian layanan rehabilitasi sosial dasar, pemberian jaminan sosial dan perlindungan
sosial yang tepat sasaran.

6.3.2. Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/SDGs


Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan suatu rencana aksi global yang
disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan,
mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. SDGs berisi 17 Tujuan dan 169 Target
yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030. Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) adalah Agenda 2030 yang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


6-16
TAHUN 2021-2026
merupakan kesepakatan pembangunan berkelanjutan berdasarkan hak asasi manusia dan
kesetaraan. TPB/SDGs berprinsip Universal, Integrasi dan Inklusif, untuk meyakinkan bahwa
tidak ada satupun yang tertinggal atau disebut no one left behind.
Untuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan, Kabupaten Rejang Lebong
telah menyusun strategi pencapaian target SDGs dalam RPJMD Kabupaten Rejang Lebong
Tahun 2021-2026 sesuai dengan 17 tujuan SDGs yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6. 3
Strategi Pencapaian SDGs dalam RPJMD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026
Strategi Pencapaian Target SDGs dalam RPJMD
Tujuan SDGs
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026
1. Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk 1. Meningkatkan upaya pengentasan kemiskinan
dimanapun 2. Mengoptimalkan perlindungan dan jaminan
3. sosial
4. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat
5. Menguatkan lembaga ekonomi desa
Memperluas lapangan kerja dengan penguatan
lembaga dan keswadayaan masyarakat
2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan 1. Meningkatkan produksi pertanian dalam arti
pangan dan nutrisi yang baik dan mendukung luas dan hilirisasi produk pertanian
pertanian berkelanjutan 2. Meningkatkan ketersediaan pangan yang
berkualitas
3. Memastikan kehidupan yang sehat dan 1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana
mendukung kesejahteraan bagi semua untuk prasarana, tenaga, dan pelayanan kesehatan
semua usia 2. Mewujudkan keluarga yang berkualitas dan
sejahtera
4. Memastikan pendidikan yang inklusif dan 1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan
berkualitas setara, juga mendukung kesempatan 2. pendidikan
belajar seumur hidup bagi semua 3. Mempermudah aksesbilitas layanan pendidikan
Meningkatkan minat baca
5. Mencapai kesetaraan gender dan 1. Meningkatkan pemberdayaan perempuan dan
memberdayakan semua perempuan dan anak perlindungan anak
perempuan
6. Memastikan ketersediaan dan manajemen air 1. Meningkatkan cakupan dan kontinuitas
bersih yang berkelanjutan dan sanitasi bagi 2. pelayanan air bersih
semua Meningkatkan fasilitas penyediaan sanitasi yang
berkualitas
7. Memastikan akses terhadap energi yang 1. Meningkatkan cakupan layanan infrastruktur
terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan dan kelistrikan
modern bagi semua
8. Mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif 1. Meningkatkan perluasan kesempatan kerja dan
dan berkelanjutan, tenaga kerja penuh dan penempatan tenaga kerja
produktif dan pekerjaan layak untuk semua 2. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat
3. Menciptakan kemudahan berinvestasi
9. Membangun infrastruktur yang tangguh, 1. Membangun infrastruktur dasar dan wilayah
mendukung industrialisasi yang inklusif dan yang adil dan merata
berkelanjutan dan membantu perkembangan 2. Meningkatkan sarana prasarana infrastruktur
inovasi 3. jalan
Meningkatkan sarana dan prasarana
4. perhubungan yang memadai
Meningkatkan pengembangan usaha dan
industri pengolahan
10. Mengurangi ketimpangan di dalam dan antar 1. Meningkatkan upaya pengentasan kemiskinan
negara 2. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat
3. Menguatkan lembaga ekonomi desa
11. Membangun kota dan permukiman inklusif, 1. Mewujudkan penyelenggaraan perumahan dan
aman, tangguh dan berkelanjutan kawasan permukiman yang berkualitas
2. Meningkatkan penyelenggaraan, pemanfaatan,
dan pengelolaan Ruang Terbuka Publik (RTP)
3. Mewujudkan ketaatan terhadap RTRW

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


6-17
TAHUN 2021-2026
Strategi Pencapaian Target SDGs dalam RPJMD
Tujuan SDGs
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026
12. Memastikan pola konsumsi dan produksi yang Tidak ada
berkelanjutan
13. Mengambil aksi segera untuk memerangi 1. Pengoptimalan mitigasi bencana untuk
perubahan Iklim dan dampaknya mengurangi risiko dampak bencana
14. Mengkonservasi dan memanfaatkan secara Tidak ada
berkelanjutan sumber daya laut, samudera dan
maritim untuk pembangunan yang berkelanjutan
15. Melindungi, memulihkan dan mendukung 1. Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup
penggunaan yang berkelanjutan terhadap
ekosistem daratan, mengelola hutan secara
berkelanjutan, memerangi desertifikasi
(penggurunan), menghambat dan membalikkan
degradasi tanah dan menghambat hilangnya
keanekaragaman hayati
16. Mendukung masyarakat yang damai dan inklusif 1. Meningkatkan kinerja pelayanan publik dan
untuk pembangunan berkelanjutan, 2. pemerintahan
menyediakan akses keadilan bagi semua dan Meningkatkan pengelolaan pemerintahan yang
membangun institusi-institusi yang efektif, 3. bersih, efektif, dan transparan
akuntabel dan inklusif di semua level 4. Meningkatkan kompetensi SDM Aparatur
Meningkatkan kualitas pelayanan publik yang
inovatif
17. Menguatkan ukuran implementasi dan Tidak ada
merevitalisasi kemitraan global untuk
pembangunan yang berkelanjutan

6.3.3. Pengarusutamaan Gender


Pengarusutamaan gender (PUG) merupakan strategi untuk mengintegrasikan
perspektif gender ke dalam pembangunan. PUG bertujuan untuk mewujudkan kesetaraan
gender agar tercipta pembangunan yang lebih adil dan merata bagi seluruh penduduk
Indonesia. Pencapaian kesetaraan gender dapat dilihat dari berkurangnya kesenjangan antara
laki-laki dan perempuan dalam mengakses dan mengontrol sumber daya, berpartisipasi di
seluruh proses pembangunan dan pengambilan keputusan, serta memperoleh manfaat dari
pembangunan. Kesetaraan gender, pemberdayaan, dan perlindungan perempuan menjadi
faktor penting untuk memastikan keterlibatan perempuan dalam pembangunan.
Pengarusutamaan Gender adalah isu lintas sektoral dimana tanggung jawab
pelaksanaannya adalah pada pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dalam
pengarusutamaan gender, perlu dipastikan bahwa hak setiap orang hak terpenuhi, baik itu
laki-laki, perempuan, anak, dan penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya, dengan
mengintegrasikannya ke dalam perencanaan program pembangunan yang akan dibuat. Dalam
pelaksanaannya, terdapat 7 prasyarat awal pelaksanaan PUG, yaitu 1) Komitmen, yang dapat
ditunjukkan dengan adanya Peraturan Derah, 2) Kebijakan dan Program yang ditunjukkan
dengan adanya Kebijakan Operasional atau Teknis, 3) Kelembagaan PUG yang dapat
ditunjukkan dengan adanya Pokja, Focal Point dan Tim Teknis, 4) Sumber Daya (SDM, Dana,
dan Sarana Prasaran), 5) Data Terpilah yang dapat ditunjukkan dengan adanya Profil Gender/
Statistik Gender, 6) Tools (Panduan, Modul dan Bahan KIE), dan 7) Jejaring atau networking.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


6-18
TAHUN 2021-2026
Ketujuh prasyarat tersebut saling berkaitan dan komitmen menjadi prasyarat utama dalam
pelaksanaan PUG.
Perkembangan pelaksanaan kesetaraan dan keadilan gender di Kabupaten Rejang
Lebong belum optimal. Beberapa masalah yang masih terlihat, anatar lain masih relatif
rendahnya pencapaian Indeks Pembangunan Gender dan Indeks Pemberdayaan Gender,
keterlibatan perempuan di lembaga legislatif masih rendah, serta masih terdapat kesejangan
pendapatan antara laki-laki dan permepuan. Berdasarkan permasalahan tersebut serta
pedoman pelaksanaan pengarusutamaan gender, maka strategi yang dapat dilakukan untuk
mendukung PUG, antara lain:
1. penguatan kebijakan dan regulasi terkait PUG
2. percepatan implementasi pengarusutamaan gender melalui sistem Perencanaan dan
Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) disetiap OPD
3. peningkatan pengetahuan dan pemahaman individu, baik perempuan dan laki-laki,
keluarga, komunitas, lembaga masyarakat, media massa, dan dunia usaha
4. peningkatan partisipasi perempuan dalam berbagai bidang pembangunan, terutama
dalam pendudukan, kesehatan, ekonomi, tenaga kerja, politik, jabatan publik, dan
pengambilan keputusan.

6.3.4. Pemenenuhan Hak Penyandang Disabilitas


Penyandang disabilitas sering dikelompokkan sebagai salah satu kelompok rentan
dimana hak-haknya sering tidak terpenuhi dan sering menerima perlakuan diskriminasi.
Penyandang diasbilitas memiliki tingkat partisipasi yang rendah dalam berbagai bidang,
seperti pendidikan dan ketenagakerjaan serta kurang memiliki akses terhadap fasilitas dan
layanan publik. Oleh karena itu, penyandang disabilitas memiliki risiko lebih tinggi untuk
hidup kurang sejahtera. Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas
membawa paradigma mengenai upaya penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak
serta pemberdayaan penyandang disabilitas berdasarkan persamaan hak. Undang-undang ini
juga mengamanatkan adanya upaya pemenuhan aksesibilitas fisik dan non fisik bagi
penyandang disabilitas yang menjadi kewajiban bagi pemerintah daerah.
Berdasarkan data Susenas 2019, jumlah penyandang disabilitas diperkirakan
mencapai 9,6% penduduk Indonesia. Sementara itu, di Kabupaten Rejang Lebong, sampai
tahun 2019 jumlah penyandang disabilitas adalah sebesar 922 jiwa namun diperkirakan masih
akan terus bertambah. Oleh karena itu, strategi yang dapat dilakukan dalam pemenuhan hak-
hak penyandang disabilitas, antara lain:

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


6-19
TAHUN 2021-2026
1. Pendataan dan Perencanaan Inklusif bagi Penyandang Disabilitas yang dapat
dilaksanakan melalui pengumpulan dan harmonisasi data penyandang disabilitas
2. Pemberdayaan dan Kemandirian Penyandang Disabilitas yang dapat dilaksanakan melalui
perluasan cakupan program kesejahteraan sosial bagi penyandang disabilitas miskin dan
rentan
3. Ekonomi Inklusif yang dapat dilaksanakan melalui perluasan akses terhadap layanan
keuangan bagi penyandang disabilitas
4. Pendidikan dan Keterampilan yang dapat dilaksanakan melalui perluasan fasilitas dan
layanan belajar dan mengajar bagi penyandang disabilitas
5. Akses dan Pemerataan Layanan Kesehatan yang dapat dilaksanakan melalui perluasan
akses terhadap layanan kesehatan, penyelenggaraan program Germas, serta pencegahan
dan intervensi dini pelayanan kesehatan bagi penyandang disabilitas.

6.3.5. Pengarustamaan Hak Anak


Berdasarkan pengertian dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan anak Republik Indonesia, Pengarusutamaan Hak Anak yang selanjutnya disebut
PUHA adalah strategi perlindungan anak dengan mengintegrasikan hak anak ke dalam setiap
kegiatan pembangunan yang sejak penyusunan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
pemantauan, dan evaluasi dari berbagai peraturan perundangan-undangan, kebijakan,
program, dan kegiatan dengan menerapkan prinsip kepentingan terbaik bagi anak.
Pelaksanaan PUHA ini mengacu pada Konvensi Hak Anak (KHA) PBB yang telah
diratifikasi menjadi Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990. Selain itu pelaksaan ini PUHA
ini juga selarasa dengan amanat Pasal 28B Ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi
“Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. Pemenuhan Hak Anak juga terdapat dalam UU
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan dua pilar utama, yaitu pemenuhan
hak anak dan perlindungan khusus anak. Hak anak menurut Konvensi Hak Anak PBB adalah:
1. Hak untuk bermain;
2. Hak untuk mendapatkan pendidikan;
3. Hak untuk mendapatkan perlindungan;
4. Hak untuk mendapatkan nama (identitas);
5. Hak untuk mendapatkan status kebangsaan;
6. Hak untuk mendapatkan makanan;
7. Hak untuk mendapatkan akses kesehatan;
8. Hak untuk mendapatkan rekreasi;

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


6-20
TAHUN 2021-2026
9. Hak untuk mendapatkan kesamaan;
10. Hak untuk memiliki peran dalam pembangunan;

Dalam mewujudkan pelaksanaan PUHA, RPJM Nasional 2020-2024 mempunyai


strategi berupa meningkatkan kualitas anak, perempuan, dan pemuda. Khususnya pada
meningkatkanstratgei kualitas anak yaitu Perwujudan Indonesia Layak Anak melalui
penguatan Sistem Perlindungan Anak untuk memastikan anak menikmati haknya, mencakup:
a. Penguatan layanan yang ramah terhadap anak;
b. Penguatan koordinasi dalam meningkatkan akses layanan dasar bagi seluruh anak,
termasuk yang berada pada kondisi khusus;
c. Penguatan jejaring di komunitas, media massa, dunia usaha, dan lembaga masyarakat
dalam upaya pemenuhan hak anak;
d. Peningkatan partisipasi anak dalam pembangunan;
e. Penguatan upaya pencegahan berbagai tindak kekerasan pada anak, termasuk
perkawinan anak, serta penarikan dan pencegahan anak di tempat kerja; dan
f. Peningkatan efektivitas kelembagaan melalui penegakan hukum, peningkatan kapasitas
SDM, penguatan sistem data dan informasi, serta optimalisasi fungsi pengawasan.

Pelaksanaan PUHA pada daerah hendaknya selaras dengan strategi RPJM Nasional
tersebut serta berdasar pada UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang
mengamanatkan setiap daerah untuk melakukan upaya-upaya pemenuhan hak anak dan
perlindungan anak. Pada pelakasanaan PUHA di Kabupaten dapat diwujudkan melalui
Kabupaten dan Kota Layak Anak. Berdasarkan pengertian dari Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan anak Republik Indonesia Kabupaten dan Kota Layak Anak yang
selanjutnya disebut KLA adalah model pembangunan yang mengintegrasikan komitmen dan
sumberdaya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha secara menyeluruh dan
keberkelanjutan melalui hak Pengarusutamaan Hak Anak.
Dalam RPMJD Kabupaten Rejang Lebong 2021-2026 pelaksanaan PUHA tercakup
dalam pelaksanaan misi 1 yaitu Membangun Karakter Masyarakat Rejang Lebong yang
Berdaya Saing dan Inovatif. Adapun strategi pelaksanaan PUHA yang dapat diterapkan pada
RPJMD Kabupaten Rejang Lebong adalah terakomodasinya hak-hak anak dalam pembangunan
melalui optimalisasi implementasi pelaksanaan dalam perwujudan Kabupaten Layak Anak.

6.3.6. Perencanaan Pembangunan Rendah Karbon


Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) merupakan penyebab utama terjadinya perubahan iklim
yang dapat mengancam kehidupan manusia. Indonesia menjadi salah satu negara yang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


6-21
TAHUN 2021-2026
mendukung berbagai upaya dalam rangka menanggulangi perubahan iklim. Pada tahun 2009,
Pemerintah Indonesia menyampaikan komitmen untuk menurunkan emisi GRK sebesar 26
persen dengan usaha sendiri, dan mencapai 41 persen dengan dukungan internasional pada
tahun 2020. Dalam pertemuan UNFCCC COP 21 tahun 2015 di Paris komitmen ini ditingkatkan
menjadi penurunan emisi GRK sebesar 29 persen dengan usaha sendiri, dan sebesar 41 persen
dengan dukungan internasional di bawah baseline emisi GRK tahun 2030.
Perubahan iklim ini tidak hanya menyangkut isu lingkungan semata, namun juga
terkait erat dengan pembangunan ekonomi sesuai dengan prinsip pembangunan
berkelanjutan. Oleh karena itu, penanganan perubahan iklim tidak hanya berfokus pada upaya
penurunan emisi GRK namun lebih holistik melalui platform pembangunan rendah karbon
dengan menjaga keberkelanjutan dan keselarasan antara pembangunan ekonomi, sosial-
budaya, dan perbaikan lingkungan hidup.
Pembangunan rendah karbon (PRK) merupakan platform baru pembangunan yang
bertujuan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan sosial melalui kegiatan
pembangunan rendah emisi dan mengurangi eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
Konsep PRK menekankan keesimbangan target pertumbuhan ekonomi dan pengentasan
kemiskinan dengan upaya penurunan emisi, serta mendorong tumbuhnya green investment
untuk pembangunan yang lebih berkelanjutan. Penerapan pembangunan rendah karbon
dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan membutuhkan dukungan yang bersifat
lintas sektor dan multipihak. Komitmen untuk menerapkan pembangunan rendah karbon
perlu diperkuat dengan keterlibatan dan dukungan pemerintah daerah, sektor swasta, dan
organisasi kemasyarakatan.
Strategi yang dapat dilakukan untuk mendukung pembangunan rendah karbon, antara
lain :
1. Pengelolaan limbah yang dapat dilaksanakan melalui pengelolaan sampah rumah tangga
dan pengelolaan limbah cair
2. Pemulihan lahan berkelanjutan yang dapat dilaksanakan melalui peningkatan
produktivitas dan efisiensi pertanian menuju pertanian berkelanjutan, koordinasi untuk
pengurangan laju deforestasi, serta koordinasi untuk rehabilitasi hutan dan lahan.
3. Pengembangan industri hijau yang dapat dilaksanakan melalui manajemen limbah
industri.

6.3.7. Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah


Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
saling berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap
barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan kondisi lingkungan. Kemiskinan tidak lagi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


6-22
TAHUN 2021-2026
dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak
dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani
kehidupan secara bermartabat. Hak-hak dasar yang diakui secara umum meliputi
terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih,
pertanahan, sumberdaya alam, dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakukan atau
ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik, baik
bagi perempuan maupun laki-laki. Strategi penanggulangan kemiskinan di tiap daerah
berbeda-beda karena setiap daerah mempunyai tingkat dan karakteristik yang berbeda-beda
sehingga diperlukan strategi, kebijakan, dan program pembangunan yang spesifik sesuai
dengan kondisi daerah masing-masing. Strategi, kebijakan, dan program tersebut disusun
menjadi dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SKPD).
Dalam Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2015-2020 disebutkan bahwa proses penanggulangan kemiskinan di
Kabupaten Rejang Lebong sudah lama dilakukan, namun pada kenyataannya belum efektif
dalam menyelesaikan permasalahan kemiskinan yang ada di masyarakat. Kebijakan dan
program penanggulangan kemiskinan secara nasional maupun program daerah Kabupaten
Rejang Lebong disederhanakan menjadi empat pilar, yaitu sebagai berikut:
1. Perluasan Kesempatan Kerja
Pilar perluasan kesempatan kerja merupakan bagian dari strategi utama
penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Rejang Lebong yang dijelaskan ke dalam
beberapa program yang diharapkan mampu menjawab kebutuhan masyarakat miskin
dengan segala kondisi serta peluang dan potensi yang dimiliki, terutama potensi sumber
daya alam daerah yang tersedia.
Beberapa kebijakan yang akan dilakukan pemerintah Kabupaten Rejang Lebong
dalam rangka mengatasi permasalahan ketenagakerjaan adalah sebagai berikut:
1. Pelatihan keterampilan kerja bagi angkatan kerja
2. Penyebarluasan informasi mengenai proses perekrutan buruh
3. Perlindungan produk-produk asal masyarakat miskin di dalam pasar produk global dan
meningkatkan serta fasilitasi pemasaran masyarakat yang mengembangkan usaha
4. Pelatihan pada buruh migran mengenai bahasa kultur dan keterampilan yang akan
mendukung butuh migran dalam bekerja di negara tujuan
5. Pelatihan pada masyarakat miskin dan masyarakat dengan kemampuan yang berbeda
agar dapat mengakses pekerjaan layak dan mengembangkan usaha peningkatan akses
miskin terhadap pasar kerja luar negeri
6. Pengembangan hubungan industrial yang dilandasi hak-hak kerja

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


6-23
TAHUN 2021-2026
7. Peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah yang bertugas memantau dan
menyelesaikan masalah-masalah perburuhan
8. Pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat
9. Penanggulangan kemiskinan di perkotaan
10. Pembangunan sarana dan prasarana pedesaan (P2D)
11. Pusat daerah pertumbuhan (DPP)
12. Penataan kelembagaan iklim usaha yang kondusif dan kompetitif
13. Pengembangan perumahan dan permukiman
14. Pengembangan irigasi pedesaan
15. Perluasan kesempatan kerja dan berusaha
16. Peningkatan ketahanan pangan
17. Pengembangan agribisnis dan agropolitan
18. Pembinaan dan pengawasan hubungan industrial ketenagakerjaan
19. Memacu kebangkitan sektor riil
20. Perbaikan pelayanan publik
21. Peningkatan kemampuan serikat pekerja dan organisasi pengusaha dan
memperjuangkan hak-hak buruh
22. Pencegahan terhadap eksploitasi dan berbagai bentuk pekerjaan perburuhan anak
23. Peningkatan perlindungan hukum yang menjamin kepastian kerja dan perlakuan adil
pekerja
24. Pengembangan teknologi tepat guna yang berbasiskan ekonomi kerakyatan melalui
lembaga masyarakat.
2. Pemberdayaan Masyarakat
Program penanggulangan kemiskinan yang selama ini diterapkan belum sepenuhnya
mengikuti kaedah-kaedah pemberdayaan masyarakat. Salah satu indikasi kasus program
penanggulangan kemiskinan yang terekspos media menandakan bahwa program-program
tersebut tidak dilakukan secara transparan, artinya prinsip-prinsip konsepsi
pemberdayaan masyarakat masih dikesampingkan dalam pelaksanaan program. Untuk
menjamin keberhasilan program penanggulangan kemiskinan pada masa mendatang
diperlukan prinsip acceptable, transparansi, akuntabilitas, sustainable.
Program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan adalah:
1. Mengembangkan ekonomi kerakyatan yang berbasis kebutuhan masyarakat dengan
memperkuat kelompok-kelompok swadaya di masyarakat
2. Memperkuat institusi lokal masyarakat baik yang dibentuk berdasarkan Perda
ataupun yang diinisiasi masyarakat

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


6-24
TAHUN 2021-2026
3. Mengembangkan layanan kesehatan masyarakat dengan memberdayakan program
institusi masyarakat melalui optimalisasi peran serta masyarakat (PSM) dalam
pelayanan kesehatan terpadu
4. Penguatan kapasitas perempuan dalam rangka membangun kesetaraan gender baik
5. Pemerintahan desa dan kelurahan
6. Kelembagaan masyarakat
7. Usaha ekonomi masyarakat
8. Pemanfaatan sumber daya alam dan teknologi tepat guna.
3. Peningkatan Kapasitas dan Sumber Daya Manusia
Peningkatan kapasitas dan SDM merupakan hal yang fundamental bagi keberhasilan
program baik secara jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Untuk
memperbaiki mekanisme upaya peningkatan kapasitas dan sumber daya manusia
masyarakat miskin, sudah sepatutnya dirumuskan pada perencanaan yang bersifat jangka
pendek, menengah, dan jangka panjang yang dijabarkan dalam suatu frame tingkat
kebutuhan masyarakat miskin dalam peningkatan kapasitas dan SDM-nya baik melalui
program pelatihan, pembebasan biaya pendidikan, pemberian beasiswa, serta
tersedianya jaringan informasi terhadap penyaluran bursa pasar kerja bagi penerima
program yang telah menyelesaikan programnya.
Strategi yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut antara lain:
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan pendidikan
2. Menguatkan relevansi pendidikan dalam kerangka kerja pendidikan yang efektif dan
efisien
3. Rehabilitasi dan revitalisasi sarana dan prasarana pendidikan yang rusak
4. Meningkatkan akses sarana dan prasarana pelayanan pendidikan
5. Meningkatkan komunikasi yang demokratis antara penyelenggara pendidikan,
pemerintah, masyarakat dan orang tua murid secara langsung
6. Adanya program tambahan dana beasiswa bagi para siswa yang miskin dari SD/MI,
SMP/MTs, SMU/MA/SMK baik negeri maupun swasta
7. Peningkatan kinerja atau tugas fungsi komite sekolah dan dewan pendidikan
8. Pendidikan luar sekolah
9. Pendidikan usia dini
10. Wajib belajar 12 tahun
11. Program lingkungan sehat, perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat
12. Peningkatan upaya Kesehatan masyarakat dan perorangan
13. Perbaikan gizi masyarakat
14. Lingkungan sehat

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


6-25
TAHUN 2021-2026
15. Pengawasan obat-obatan, makanan, dan bahan berbahaya
16. Pendidikan nonformal dan informal
17. Peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak (PPA)
18. Program PKPS-BBM, pendidikan
19. Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan.
4. Perlindungan Sosial
Program-program penanggulangan kemiskinan yang selama ini dikenal tidak
seluruhnya memuat sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin. Kondisi tersebut
terjadi pada masyarakat miskin yang pada umumnya tidak dapat mengakses kebutuhan
asuransi pendidikan, kesehatan, hari tua dan pengangguran. Sehingga dibutuhkan
kehadiran kebijakan dan program yang berpihak pada masyarakat miskin terutama untuk
segmen perlindungan sosial dan tercapainya suatu mekanisme buku yang memuat
regulasi pola pelaksanaan, metode pendampingan, serta tersedianya forum dan sistem
penganggaran.
Kebijakan dan program perlindungan sosial dilakukan melalui:
1. Sertifikasi lahan transmigrasi
2. Rehabilitas dan pelayanan kesejahteraan sosial
3. Bantuan kesejahteraan sosial
4. Keluarga berencana
5. Peningkatan tabungan sosial
6. Jaminan sosial
7. Program asuransi kesehatan bagi masyarakat dan perangkat desa
8. Program perlindungan ketenagakerjaan
9. Program perlindungan sosial korban tindak kekerasan bagi wanita, anak, dan lanjut
usia.

6.4. Program Pembangunan Daerah Tahun 2021-2026


Program pembangunan daerah berdasarkan uraian visi, misi, tujuan dan sasaran yang
disertai pagu indikatif, dapat dilihat pada tabel berikut. Pagu yang tercantum adalah pagu
kegiatan dalam program yang khusus untuk mendukung program pembangunan daerah
berdasarkan visi dan misi pembangunan daerah.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


6-26
TAHUN 2021-2026
Tabel 6. 4
Program Pembangunan Daerah yang disertai Pagu Indikatif
Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026

Kondisi Kondisi
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan** Perangkat
Misi/Tujuan/Sasaran/ Kinerja Awal Kinerja
Kinerja (tujuan/ Daerah
Kode Program Pembangunan Periode pada Akhir
impact / Penanggung-
Daerah RPJMD Periode
outcome ) 2021 2022 2023 2024 2025 2026 jawab
(2020) RPJMD
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

Misi 1

Membangun Karakter Masyarakat Rejang Lebong yang Berdaya Saing dan Inovatif

M1-T1
Indeks
Terbentuknya keberdayaan 4.21 9.22 18.59 31.81 45.03 58.24 70.44 70.44
masyarakat yang berdaya masyarakat
saing dan inovatif
M1-T1-S1
Meningkatnya motivasi,
kemampuan dan
Cakupan
keterampilan, lingkungan
pemberdayaan
dan fasilitas yang 4.8 13.10 26.90 45.50 64.10 82.70 100 100
organisasi
mendukung daya saing
masyarakat
dan inovasi organisasi
masyarakat

Program Pemberdayaan
Persentase Dinas
Lembaga
Lembaga Pemberdayaa
2 13 5 Kemasyarakatan, 9.6 9.6 - 20.5 275,000,000.00 41.0 275,000,000.00 61.5 275,000,000.00 82.1 275,000,000.00 100 275,000,000.00 100
Pemberdayaan n Masyarakat
Lembaga Adat dan
Masyarakat aktif Desa
Masyarakat Hukum Adat

Persentase
desa/kelurahan
Bagian
yang menjadi
Program Pemerintah dan Kesejahteraan
4 1 2 sasaran N/A 16.7 680,710,500.00 33.3 450,000,000.00 50 450,000,000.00 66.7 450,000,000.00 83.3 450,000,000.00 100 450,000,000.00 100
Kesejahteraan Rakyat Masyarakat
penerima
Setda Kab. RL
pelatihan bina
mental

M1-T1-S2

Persentase
Meningkatnya daya saing
Pemuda berdaya 1.21 1.25 1.29 1.33 1.37 1.41 1.46 1.46
kepemudaan
saing

Program Pengembangan Persentase


Dinas Pemuda
2 19 2 Kapasitas Daya Saing pemuda kader 36.0 36.0 - 36.0 145,000,000.00 36.0 145,000,000.00 36.0 145,000,000.00 36.0 145,000,000.00 36.0 145,000,000.00 36.0
dan Olahraga
Kepemudaan yang dibina
Persentase
Pemuda Pelopor 18.8 18.8 18.8 18.8 18.8 18.8 18.8 18.8
yang dibina
Persentase
Pemuda
25.0 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0
Wirausaha yang
dibina
Persentase
Pemuda
N/a 100.0 - 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0
Berprestasi yang
difasilitasi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG 6-27


TAHUN 2021-2026
Kondisi Kondisi
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan** Perangkat
Misi/Tujuan/Sasaran/ Kinerja Awal Kinerja
Kinerja (tujuan/ Daerah
Kode Program Pembangunan Periode pada Akhir
impact / Penanggung-
Daerah RPJMD Periode
outcome ) 2021 2022 2023 2024 2025 2026 jawab
(2020) RPJMD
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

1
Misi 2

Memantapkan Pemahaman, Pengamalan, dan Pelestarian Nilai-Nilai Keagamaan dalam Kehidupan Bermasyarakat

M2-T1

Meningkatkan Indeks
pemahaman dan Pengamalan 40 69.09 85.04 85.57 86.51 87.49 88.51 88.51
pengamalan nilai-nilai Nilai Keagamaan
keagamaan

M2-T1-S1

Tersebarluasnya
pembinaan nilai-nilai
Cakupan Tokoh
keagamaan dan 100 100 100 100 100 100 100 100
Agama Aktif
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari

Bagian
Program Pemerintahan Persentase tokoh Kesejahteraan
4 1 2 N/A 0 - 75 50,000,000.00 75 50,000,000.00 75 50,000,000.00 75 50,000,000.00 75 50,000,000.00 75
dan Kesejahteraan Rakyat agama teladan Masyarakat
Setda Kab. RL

Persentase
masyarakat
berprestasi yang
Program Pemerintahan
4 1 2 mendapatkan 100 100 2,200,000,000.00 100 2,000,000,000.00 100 2,000,000,000.00 100 2,000,000,000.00 100 2,000,000,000.00 100 2,000,000,000.00 100
dan Kesejahteraan Rakyat
kesempatan
perjalanan
ibadah

Bagian
Program Pemerintahan Persentase Guru Kesejahteraan
4 1 2 100 100 1,123,200,000.00 100 2,446,400,000.00 100 2,446,400,000.00 100 2,446,400,000.00 100 2,446,400,000.00 100 2,446,400,000.00 100
dan Kesejahteraan Rakyat Agama Desa aktif Masyarakat
Setda Kab. RL

Bagian
Persentase
Program Pemerintahan Kesejahteraan
4 1 2 perangkat agama 100 100 4,235,000,000.00 100 1,482,000,000.00 100 1,482,000,000.00 100 1,482,000,000.00 100 1,482,000,000.00 100 1,482,000,000.00 100
dan Kesejahteraan Rakyat Masyarakat
yang dibina
Setda Kab. RL

M2-T1-S2

Meningkatnya
Persentase
pemahaman dan
tempat ibadah N/A 45.5 50.2 52.8 57.5 62.5 67.5 67.5
pengetahuan masyarakat
aktif
tentang agama

Bagian
Persentase
Program Pemerintahan Kesejahteraan
4 1 2 tempat ibadah N/A 45.5 - 50.2 438,000,000.00 52.8 438,000,000.00 57.5 438,000,000.00 62.5 438,000,000.00 67.5 438,000,000.00 67.5
dan Kesejahteraan Rakyat Masyarakat
aktif
Setda Kab. RL

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG 6-28


TAHUN 2021-2026
Kondisi Kondisi
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan** Perangkat
Misi/Tujuan/Sasaran/ Kinerja Awal Kinerja
Kinerja (tujuan/ Daerah
Kode Program Pembangunan Periode pada Akhir
impact / Penanggung-
Daerah RPJMD Periode
outcome ) 2021 2022 2023 2024 2025 2026 jawab
(2020) RPJMD
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

1
Misi 3
Meningkatkan Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan
M3-T1
Indeks
Mewujudkan pendidikan Pembangunan 70.44 70.58 70.75 70.97 71.44 72.09 72.27 72.75
yang berkualitas, Manusia
terjangkau, dan merata

M3-T1-S1
Memeratakan layanan Rata-rata Lama
8.28 8.35 8.41 8.49 8.57 8.65 8.74 8.74
pendidikan Sekolah
Harapan lama
13.83 14.03 14.22 14.42 14.61 14.81 15 15
sekolah
1 1 2 Program Pengelolaan Angka Putus 0.56 0.515 13,240,748,700.00 0.514 8,476,100,000.00 0.514 8,477,600,000.00 0.513 8,479,100,000.00 0.513 8,482,100,000.00 0.513 8,485,100,000.00 0.513 Dinas
Pendidikan Sekolah SD/MI Pendidikan
(APS) SD/MI dan
Kebudayaan
Angka Putus 2.2 2.08 1.97 1.85 1.73 1.62 1.5 1.5
Sekolah
SMP/MTS
(APS) SMP/MTs
Angka Kelulusan 92.46 93.72 94.97 96.23 97.49 98.74 100 100
SD/MI/Paket A
Angka Kelulusan 97.67 98.45 99.22 100 100 100 100 100
SMP/MTs/Paket
B
Rasio 54.24 57.28 59.03 60.88 62.81 64.85 66.99 66.99
ketersediaan
sekolah/pendud
uk usia sekolah
pendidikan dasar
Misi 4
Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Pelayanan Kesehatan dan Rujukan Masyarakat
M4-T1
Indeks
Meningkatkan kualitas Kesehatan 87.85 88.62 90.07 90.68 91.31 91.97 92.75 92.75
kesehatan masyarakat Masyarakat

M4-T1-S1
Angka Harapan
68.57 68.98 69.4 69.81 70.23 70.56 71.08 71.08
Meningkatnya pelayanan Hidup
kesehatan yang merata
dan berkualitas
1 2 2 Program Pemenuhan Persentase ibu 100 100 18,356,427,804.00 100 38,718,240,824.00 100 38,076,490,824.00 100 38,092,240,824.00 100 38,218,240,824.00 100 38,155,240,824.00 100 Dinas
Upaya Kesehatan hamil Kesehatan
Perorangan dan Upaya mendapatkan
Kesehatan Masyarakat pelayanan
kesehatan ibu
hamil
Persentase ibu
bersalin
mendapatkan 100 100 100 100 100 100 100 100
pelayanan
persalinan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG 6-29


TAHUN 2021-2026
Kondisi Kondisi
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan** Perangkat
Misi/Tujuan/Sasaran/ Kinerja Awal Kinerja
Kinerja (tujuan/ Daerah
Kode Program Pembangunan Periode pada Akhir
impact / Penanggung-
Daerah RPJMD Periode
outcome ) 2021 2022 2023 2024 2025 2026 jawab
(2020) RPJMD
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

Misi 1 Persentase bayi


baru lahir
mendapatkan
100 100 100 100 100 100 100 100
pelayanan
kesehatan bayi
baru lahir
Cakupan
Pelayanan
100 100 100 100 100 100 100 100
Kesehatan Balita
sesuai Standar
Persentase anak
usia pendidikan
dasar yang
mendapatkan 100 100 100 100 100 100 100 100
pelayanan
kesehatan sesuai
standar
Persentase orang
usia 15–59 tahun
mendapatkan
100 100 100 100 100 100 100 100
skrining
kesehatan sesuai
standar
Persentase
warga negara
usia 60 tahun ke
atas
100 100 100 100 100 100 100 100
mendapatkan
skrining
kesehatan sesuai
standar
Persentase
penderita
Hipertensi yang 100 100 100 100 100 100 100 100
mendapatkan
pelayanan
Persentase
penderita DM
yang
mendapatkan 100 100 100 100 100 100 100 100
pelayanan
kesehatan sesuai
standar
Persentase ODGJ
berat yang
mendapatkan
100 100 100 100 100 100 100 100
pelayanan
kesehatan jiwa
sesuai standar
Persentase
Orang terduga
TBC
100 100 100 100 100 100 100 100
mendapatkan
pelayanan TBC
sesuai standar

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG 6-30


TAHUN 2021-2026
Kondisi Kondisi
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan** Perangkat
Misi/Tujuan/Sasaran/ Kinerja Awal Kinerja
Kinerja (tujuan/ Daerah
Kode Program Pembangunan Periode pada Akhir
impact / Penanggung-
Daerah RPJMD Periode
outcome ) 2021 2022 2023 2024 2025 2026 jawab
(2020) RPJMD
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

Misi 1 Persentase orang


dengan risiko
terinfeksi HIV
mendapatkan 100 100 100 100 100 100 100 100
pelayanan
deteksi dini HIV
sesuai standar
Program Pemenuhan
Capaian Standar
Upaya Kesehatan
Pelayanan Rumah Sakit
1 2 2 Perorangan dan Upaya 80 80 9,207,381,800.00 81 7,900,000,000.00 82 5,910,000,000.00 83 5,920,000,000.00 84 5,940,000,000.00 85 5,960,000,000.00 85
Minimal Rumah Umum Daerah
Kesehatan Masyarakat
Sakit
Persentase
keterisian data
Program Pemberdayaan
dalam aplikasi Dinas
1 2 5 Masyarakat Bidang 82 82 125,452,000.00 85 155,000,000.00 88 155,000,000.00 90 155,000,000.00 92 155,000,000.00 94 155,000,000.00 94
Kesehatan Kesehatan
Kesehatan
Pendekatan
Keluarga (KPK)

Persentase Badan
penempatan ASN Kepegawaian
Program Kepegawaian berdasarkan dan
5 3 2 81.18 85.53 172,000,000.00 90.12 175,000,000.00 94.95 175,000,000.00 100 375,801,800.00 100 175,000,000.00 100 175,000,000.00 100
Daerah kualifikasi Pengembanga
pendidikan dan n Sumber
uji kompetensi Daya Manusia

Misi 5

Melestarikan Nilai-Nilai Budaya dan Kearifan Lokal Sebagai Identitas Daerah

M5-T1
Meningkatkan upaya Indeks
pelestarian budaya dan Pelestarian 29,86 29,51 30,52 31,60 31,81 32,32 32,87 32,87
kearifan lokal Budaya
M5-T1-S1
Persentase
Meningkatnya
Pelaku Pelestari
pemahaman tentang adat 100 100 100 100 100 100 100 100
Budaya yang
istiadat di masyarakat
aktif
Persentase Adat Dinas
Program Pengembangan dan Seni Budaya Pendidikan
2 22 2 100 100 650,000,000.00 100 730,000,000.00 100 730,000,000.00 100 730,000,000.00 100 730,000,000.00 100 730,000,000.00 100
Kebudayaan yang dan
dikembangkan Kebudayaan

M5-T1-S2

Dinas
Meningkatnya Persentase
Pendidikan
pengelolaan kebudayaan pelestarian N/A 1,69 1,69 3,39 3,39 5,08 8,47 8,47
dan
daerah warisan budaya
Kebudayaan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG 6-31


TAHUN 2021-2026
Kondisi Kondisi
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan** Perangkat
Misi/Tujuan/Sasaran/ Kinerja Awal Kinerja
Kinerja (tujuan/ Daerah
Kode Program Pembangunan Periode pada Akhir
impact / Penanggung-
Daerah RPJMD Periode
outcome ) 2021 2022 2023 2024 2025 2026 jawab
(2020) RPJMD
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

Misi 1
Persentase Dinas
Program Pelestarian dan
Benda, Situs dan Pendidikan
2 22 5 Pengelolaan Cagar 0 54 85,485,000.00 54 76,936,500.00 0 - 54 78,646,200.00 0 - 0 - 54
Kawasan yang dan
Budaya
terpelihara Kebudayaan

Persentase Adat Dinas


Program Pengembangan dan Seni Budaya Pendidikan
2 22 2 100 100 1,195,859,960.00 100 1,076,273,964.00 100 1,088,232,564.00 100 1,100,191,163.00 100 1,124,108,362.00 100 1,148,025,562.00 100
Kebudayaan yang dan
dikembangkan Kebudayaan

Persentase Dinas
Program Pembinaan sejarah lokal Pendidikan
2 22 4 0 100 102,550,000.00 0 0 100 112,805,000.00 0 0 0 0 0 0 100
Sejarah yang dan
terdokumentasi Kebudayaan

Misi 6
Mengembangkan Reformasi Birokrasi Melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan Transparan yang Berorientasi pada Inovasi dan Pelayanan Prima
M6-T1

Mewujudkan tata kelola Indeks Reformasi


C CC CC CC B B B B
pemerintahan yang baik Birokrasi

M6-T1-S1
Meningkatnya pelayanan
publik melalui tata kelola Indeks Kepuasan
80,68 81,77 82,86 83,95 85,04 86,13 87,21 87,21
pemerintahan yang Masyarakat
akuntabel dan transparan

Nilai SAKIP CC CC B B B B B B

Persentase
Ketersediaan Dinas
Program Pengelolaan infrastruktur Komunikasi
2 16 3 6.8 6.8 300,000,000.00 9 300,000,000.00 13.6 300,000,000.00 13.6 300,000,000.00 15.9 300,000,000.00 15.9 300,000,000.00 15.9
Aplikasi Informatika teknologi dan
informasi dan Infomatika
komunikasi
Persentase
aplikasi yang 37.4 37.4 40.7 44.4 48.1 51.8 55.6 55.6
dikembangkan

Nilai survey
Dinas
kepuasan
Program Informasi dan Komunikasi
2 16 2 Informasi 80 75-80 300,000,000.00 75-80 300,000,000.00 75-80 300,000,000.00 75-80 300,000,000.00 75-80 300,000,000.00 75-80 300,000,000.00 75-80
Komunikasi Publik dan
komunikasi
Infomatika
publik.(%)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG 6-32


TAHUN 2021-2026
Kondisi Kondisi
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan** Perangkat
Misi/Tujuan/Sasaran/ Kinerja Awal Kinerja
Kinerja (tujuan/ Daerah
Kode Program Pembangunan Periode pada Akhir
impact / Penanggung-
Daerah RPJMD Periode
outcome ) 2021 2022 2023 2024 2025 2026 jawab
(2020) RPJMD
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

Misi 1 Dinas
Cakupan
Kependuduka
Program Pendaftaran pelayanan
2 12 2 90 90 1,129,490,000.00 92 2,137,040,000.00 93 1,129,490,000.00 94 1,129,490,000.00 95 1,129,490,000.00 96 1,129,490,000.00 96 n dan
Penduduk pendaftaran
Pencatatan
penduduk
Sipil

Penjabaran Badan
Program Koordinasi dan
konsistensi Perencanaan
5 01 3 Sinkronisasi Perencanaan 81.98 81.98 722,500,000.00 82.36 900,000,000.00 82.75 810,000,000.00 83.13 810,000,000.00 83.52 810,000,000.00 83.91 862,000,000.00 83.91
program RKPD Pembangunan
Pembangunan Daerah
ke dalam APBD Daerah

Persentase
program Renstra
yang selaras N/a 100 100 100 100 100 100 100
dengan program
RPJMD

Persentase
tujuan dan
sasaran pada PK N/a 100 100 100 100 100 100 100
yang selaras
dengan Renstra

Persentase
program pada
Renstra yang N/a 100 100 100 100 100 100 100
selaras dengan
Renja

Persentase OPD
yang menyusun
N/a 100 100 100 100 100 100 100
IKU, PK dan
Rencana Aksi

Nilai SAKIP
Program
Daerah
6 01 3 Penyelenggaraan 4.64 5.64 173,300,150.00 6.64 143,970,135.00 7.64 145,703,136.50 8.14 147,436,138.00 8.64 150,902,141.00 9.14 154,368,144.00 9.14 Inspektorat
Komponen
Pengawasan
Evaluasi

Bagian
Program Penunjang Tingkat
Organisasi
x xx 1 Urusan Pemerintahan Kematangan B B 176,536,400.00 B 124,352,032.00 B 124,352,032.00 B 126,839,072.64 B 129,375,854.09 B 131,963,371.17 B
Sekretariat
Daerah Kabupaten Organisasi
Daerah

Misi 7
Mewujudkan Pembangunan Kawasan Berbasis Potensi Lokal (Pertanian dan Pariwisata) dan Ekonomi Kreatif untuk Mempercepat Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi Masyarakat yang Berkelanjutan

M7-T1

Mewujudkan
pertumbuhan dan
Pertumbuhan
pemerataan ekonomi 0,07 1,27 1,82 2,06 2,92 3,36 3,99 3,99
ekonomi
masyarakat yang
berkelanjutan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG 6-33


TAHUN 2021-2026
Kondisi Kondisi
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan** Perangkat
Misi/Tujuan/Sasaran/ Kinerja Awal Kinerja
Kinerja (tujuan/ Daerah
Kode Program Pembangunan Periode pada Akhir
impact / Penanggung-
Daerah RPJMD Periode
outcome ) 2021 2022 2023 2024 2025 2026 jawab
(2020) RPJMD
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

Misi 1
M7-T1-S1

Terwujudnya ekonomi Pertumbuhan


lokal berbasis potensi PDRB Sektor -3.95 0.06 0.14 0.72 1.33 1.75 3.29 3.29
lokal Perdagangan

Pertumbuhan
PDRB Sektor -2.47 0.06 0.48 1.85 2.1 2.76 3.85 3.85
Industri

Kontribusi PAD
Sektor 0.15 0.17 0.25 0.34 0.48 0.67 0.78 0.78
Pariwisata

Pertumbuhan
PDRB Sektor 0.47 0.7 1.62 1.88 2.73 3.03 3.52 3.52
Pertanian

Dinas
Persentase Perdagangan,
Program Pengembangan
2 17 07 UMKM yang 30 40 390,304,000.00 50 490,304,000.00 50 490,304,000.00 50 490,304,000.00 50 490,304,000.00 50 490,304,000.00 50 Koperasi,
UMKM
dikembangkan UKM dan
Perindustrian

Dinas
Program Perencanaan Persentase Perdagangan,
3 31 2 dan Pembangunan Industri Kecil 0.3 0.7 1,591,720,000.00 0.7 1,591,720,000.00 0.7 1,591,720,000.00 0.7 1,591,720,000.00 0.7 1,591,720,000.00 0.7 1,591,720,000.00 0.7 Koperasi,
Industri Menengah (IKM) UKM dan
Perindustrian

Dinas
Persentase
Program Penggunaan dan Perdagangan,
Produk Dalam
3 30 7 Pemasaran Produk Dalam 3.29 4.26 0 4.68 0 6.15 500,000,000.00 3.2 0 3.53 0 4.08 0 4.08 Koperasi,
Negeri yang
Negeri UKM dan
dipromosikan
Perindustrian

3 26 2 Program Peningkatan Persentase


Daya Tarik Destinasi Peningkatan Dinas
Pariwisata -73 10 0 12 200,000,000.00 15 700,000,000.00 17 200,000,000.00 20 200,000,000.00 23 200,000,000.00 23
Wisatawan Pariwisata
Nusantara
Event pariwisata
Dinas
yang 0 0 1 0 0 0 0 0
Pariwisata
diselenggarakan

Persentase
Program Pengembangan
pelaku ekonomi Dinas
3 26 5 Sumber Daya Pariwisata N/A 0 0 0 0 50 200,000,000.00 0 0 0 0 0 0 50
kreatif yang Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif
dikembangkan

Persentase
Program Penyediaan dan Panjang Jalan Dinas
3 27 3 Pengembangan Prasarana Usaha Tani 65 71.34 0 78.31 500,000,000.00 85.95 500,000,000.00 94.34 500,000,000.00 100 500,000,000.00 100 500,000,000.00 100 Pertanian dan
Pertanian dalam Kondisi Perikanan
Baik

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG 6-34


TAHUN 2021-2026
Kondisi Kondisi
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan** Perangkat
Misi/Tujuan/Sasaran/ Kinerja Awal Kinerja
Kinerja (tujuan/ Daerah
Kode Program Pembangunan Periode pada Akhir
impact / Penanggung-
Daerah RPJMD Periode
outcome ) 2021 2022 2023 2024 2025 2026 jawab
(2020) RPJMD
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

1
Misi 8
Memperluas Ketersediaan Lapangan Kerja Guna Mengentaskan Kemiskinan Melalui Program-Program Solutif
M8-T1

Mewujudkan masyarakat Tingkat


15.85 15.83 15.77 15.71 15.54 15.37 15.08 15.08
yang sejahtera kemiskinan

M8-T1-S1
Meningkatnya
Tingkat
kesempatan kerja melalui
Pengangguran 3.7 3.85 3.78 3.68 3.49 3.3 3.12 3.12
pemberdayaan
Terbuka
masyarakat

Dinas
Persentase Desa
Program Administrasi Pemberdayaa
2 13 4 Tertib 100 100 49,999,700.00 100 100,000,000.00 100 100,000,000.00 100 100,000,000.00 100 100,000,000.00 100 100,000,000.00 100
Pemerintahan Desa n Masyarakat
Administrasi
dan Desa

Persentase Badan
Program Pengelolaan masyarakat usia Pengelolaan
5 2 2 N/A 100 - 100 12,200,000,000.00 100 12,200,000,000.00 100 12,200,000,000.00 100 12,200,000,000.00 100 12,200,000,000.00 100
Keuangan Daerah produktif yang Keuangan
diberdayakan Daerah

Persentase
Program Pemberdayaan
masyarakat usia
7 1 3 Masyarakat Desa dan N/A 100 - 100 3,400,000,000.00 100 3,400,000,000.00 100 3,400,000,000.00 100 3,400,000,000.00 100 3,400,000,000.00 100 Kecamatan
produktif yang
Kelurahan
diberdayakan

M8-T1-S2

Persentase
peningkatan nilai
Meningkatnya nilai investasi
0.43 0.48 0.57 0.68 0.79 1 1.45 1.45 DPMPTSP
investasi berskala
nasional
(PMDN/PMA)

Persentase
peningkatan
Program Pelayanan
2 18 4 perusahan yang 2 2 40,025,500.00 2 128,196,000.00 4 128,196,000.00 7 128,196,000.00 10 128,196,000.00 14 128,196,000.00 14 DPMPTSP
Penanaman Modal
berinvestasi di
Kabupaten

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG 6-35


TAHUN 2021-2026
Kondisi Kondisi
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan** Perangkat
Misi/Tujuan/Sasaran/ Kinerja Awal Kinerja
Kinerja (tujuan/ Daerah
Kode Program Pembangunan Periode pada Akhir
impact / Penanggung-
Daerah RPJMD Periode
outcome ) 2021 2022 2023 2024 2025 2026 jawab
(2020) RPJMD
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

1
Misi 9
Mewujudkan Pemerataan Pembangunan Infrastruktur yang Integratif dan Kolaboratif
M9-T1
Mewujudkan
Indeks
pembangunan
Infrastruktur 53.60 57.66 59.69 61.42 63.03 64.87 66.61 66.61
infrastruktur yang
Wilayah
komprehensif
M9-T1-S1
Meningkatnya
Indeks
infrastruktur wilayah
Infrastruktur 53.60 57.66 59.69 61.42 63.03 64.87 66.61 66.61
yang memadai dan
Wilayah
merata
Persentase
Program Pengelolaan jaringan irigasi
1 3 2 45.14 100 6,299,327,142.00 100 3,679,034,000.00 100 3,752,614,680.00 100 3,827,666,974.00 100 3,904,220,313.00 100 3,982,304,719.00 100 DPUPRPKP
Sumber Daya Air (SDA) Kabupaten yang
tertangani

Persentase
Peningkatan
Program Pengelolaan dan
jumlah rumah
1 3 3 Pengembangan Sistem 3.8 3.12 7,436,260,700.00 3.12 2,365,000,000.00 3.13 2,412,300,000.00 3.12 2,460,546,000.00 3.12 2,509,756,920.00 3.12 2,559,952,058.00 3.12 DPUPRPKP
tangga yang telah
Penyediaan Air Minum
mengakses air
minum layak

Persentase
peningkatan
Program Pengelolaan dan
rumah tangga
1 3 5 Pengembangan Sistem Air 0.004 0.99 2,690,583,500.00 11.73 2,200,000,000.00 11.73 2,200,000,000.00 11.72 2,200,000,000.00 11.73 2,200,000,000.00 11.73 2,200,000,000.00 11.73 DPUPRPKP
yang terlayani
Limbah
sistem air limbah
yang memadai

Program Pengelolaan dan Persentase


1 3 6 Pengembangan Sistem drainase yang 40.00 0.42 1,647,259,115.00 0.57 1,317,807,292.00 0.33 1,344,163,438.00 0.32 1,371,046,707.00 0.32 1,398,467,641.00 0.32 1,426,436,994.00 42.28 DPUPRPKP
Drainase tertangani

Dinas
Program Pengelolaan Cakupan area
2 11 11 53.33 60.00 5,230,475,276.00 73.33 6,964,276,000.00 80 6,154,208,000.00 93.33 6,154,208,000.00 100 6,604,208,000.00 100 6,154,208,000.00 100 Lingkungan
Persampahan pelayanan
Hidup

Persentase
Program
1 3 10 penanganan jalan 69.56 74.75 37,345,566,615.00 75.49 27,344,981,726.00 76.76 38,370,170,660.00 77.97 46,395,863,373.00 78.82 36,422,069,941.00 79.80 31,448,800,640.00 79.80 DPUPRPKP
Penyelenggaraan Jalan
Kabupaten

Persentase
Program Penataan
kawasan yang
1 3 9 Bangunan dan 40 0 0 50 5,000,000,000 0 0 0 50 DPUPRPKP
dilakukan
Lingkungannya
penataan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG 6-36


TAHUN 2021-2026
Kondisi Kondisi
Indikator Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan** Perangkat
Misi/Tujuan/Sasaran/ Kinerja Awal Kinerja
Kinerja (tujuan/ Daerah
Kode Program Pembangunan Periode pada Akhir
impact / Penanggung-
Daerah RPJMD Periode
outcome ) 2021 2022 2023 2024 2025 2026 jawab
(2020) RPJMD
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

Misi 1
Persentase
Program Kawasan kawasan kumuh
1 4 3 33.33 45.83 8,652,400,000.00 58.33 8,178,220,000.00 70.83 8,178,220,000.00 79.17 8,261,317,164.00 87.50 34,442,979,107.00 100 34,358,220,000.00 100 DPUPRPKP
Permukiman yang tuntas
tertangani

Persentase
Program
fasilitas
Penyelenggaraan Lalu Dinas
perlengkapan N/a 40.00 0 45.00 1,440,000,000.00 50.00 1,465,000,000.00 55.00 1,490,000,000.00 60.00 1,515,000,000.00 65.00 1,540,000,000.00 65.00
Lintas dan Angkutan Jalan Perhubungan
jalan pada jalan
(LLAJ)
kabupaten

JUMLAH 125,550,563,862.00 140,598,852,473.00 153,507,970,334.50 155,802,013,415.64 172,537,539,103.09 167,252,730,312.18


Sumber: Diolah dari berbagai sumber, 2021
*) Keterangan: N/A (Not Available) = Indikator belum dihitung di tahun berkaitan
**)Sumber Pendanaan dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG 6-37


TAHUN 2021-2026
BAB VII
KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN
PROGRAM PERANGKAT DAERAH

7.1. KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN


Dalam rangka mendukung pelaksanaan program perangkat daerah untuk mencapai
sasaran pembangunan maka dialokasikan anggaran belanja daerah sebagaimana telah
dianalisis dalam bab III RPJMD ini. Pendanaan pembangunan disusun sesuai dengan prioritas
dan kebutuhan daerah. Alokasi penganggaran juga secara konsisten melaksanakan amanat
peraturan perundangan yang bersifat wajib. Kerangka pendanaan dalam rangka pelaksanaan
pembangunan Kabupaten Rejang Lebong tahun 2021-2026 disajikan dalam tabel berikut.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-1
TAHUN 2021-2026
Tabel 7.1
Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026

BELANJA DAERAH Rp 1,066,789,464,801.00 Rp 1,033,304,954,457.41 Rp 1,032,314,379,107.56 Rp 1,064,777,830,567.25 Rp 1,069,500,790,675.62 Rp 1,076,350,552,784.95


Belanja Operasi
Rp 890,824,074,901.00 Rp 844,543,218,507.41 Rp 842,115,937,037.78 Rp 872,243,874,240.95 Rp 874,596,054,353.52 Rp 879,039,179,858.44
dan Belanja Modal
Belanja Operasi dan
Rp 890,824,074,901.00 Rp 844,093,218,507.41 Rp 842,115,937,037.78 Rp 872,243,874,240.95 Rp 874,596,054,353.52 Rp 879,039,179,858.44
Belanja Modal

Belanja Tak
Rp 4,091,883,000.00 Rp 4,000,000,000.00 Rp 4,000,000,000.00 Rp 4,000,000,000.00 Rp 4,000,000,000.00 Rp 4,000,000,000.00
Terduga
Belanja Tak
Rp 4,091,883,000.00 Rp 4,000,000,000.00 Rp 4,000,000,000.00 Rp 4,000,000,000.00 Rp 4,000,000,000.00 Rp 4,000,000,000.00
Terduga

Belanja Transfer Rp 171,873,506,900.00 Rp 184,761,735,950.00 Rp 186,198,442,069.78 Rp 188,533,956,326.30 Rp 190,904,736,322.10 Rp 193,311,372,926.51


Belanja Bantuan
Rp 171,873,506,900.00 Rp 184,761,735,950.00 Rp 186,198,442,069.78 Rp 188,533,956,326.30 Rp 190,904,736,322.10 Rp 193,311,372,926.51
Keuangan
Transfer Bantuan
Keuangan ke
Provinsi atau Rp 171,873,506,900.00 Rp 184,761,735,950.00 Rp 186,198,442,069.78 Rp 188,533,956,326.30 Rp 190,904,736,322.10 Rp 193,311,372,926.51
Kabupaten /Kotak
kepada Desa
Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Rejang Lebong, 2021

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-2
TAHUN 2021-2026
7.2. PROGRAM PERANGKAT DAERAH
Program perangkat daerah merupakan instrumen untuk mencapai sasaran RPJMD dan
dilaksanakan oleh perangkat daerah. Perencanaan program perangkat daerah dilakukan
dengan memperhatikan permasalahan daerah, isu strategis, serta visi dan misi kepala daerah
terpilih. Selama lima tahun ke depan, pembangunan Kabupaten Rejang Lebong akan
dilaksanakan melalui program-program berikut yang disertai dengan indikasi kebutuhan
pendanaan dan indikator kinerja program.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-3
TAHUN 2021-2026
Tabel 7.2
Indikasi Rencana Program yang Disertai Kebutuhan Pendanaan Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026

Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
UMUM
Tujuan : Meningkatnya Akuntabilitas Nilai SAKIP daerah CC Predikat CC B B B B B B
penyelenggaraan pemerintahan
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD B Predikat B B B B B BB BB Badan
dan pelayanan perangkat daerah Kesatuan
x xx 01 Program Penunjang Urusan Presentase 100 Persen 100 4,149,943,659.00 100 3,539,904,890.41 100 3,506,004,890.41 100 3,562,120,890.41 100 3,498,253,210.41 100 3,530,402,176.81 100 Bangsa dan
Pemerintahan Daerah Pelayanan Politik Dalam
Kabupaten Administrasi Negeri
Perkantoran yang
akuntabel dan Tepat
Waktu
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD B Predikat B B B B B BB BB Satuan Polisi
dan pelayanan perangkat daerah Pamong Praja
x xx 01 Program Penunjang Urusan Presentase 100 Persen 100 5,335,834,637.00 100 5,401,607,534.03 100 5,220,605,534.03 100 5,396,500,534.03 100 5,322,617,434.03 100 5,361,089,872.03 100
Pemerintahan Daerah Pelayanan
Kabupaten Administrasi
Perkantoran yang
akuntabel dan Tepat
Waktu

Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD B Predikat B B B B B B B Kecamatan


dan pelayanan perangkat daerah Curup
x xx 01 Program Penunjang Urusan Presentase 100 Persen 100 6,628,191,783.00 100 7,141,335,556.58 100 7,111,335,556.58 100 7,140,377,349.08 100 7,115,420,141.58 100 7,158,167,931.58 100
Pemerintahan Daerah Pelayanan
Kabupaten Administrasi
Perkantoran yang
akuntabel dan Tepat
Waktu

Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD C Predikat CC B B B B B B Kecamatan


dan pelayanan perangkat daerah Curup Utara
x xx 01 Program Penunjang Urusan Presentase 100 Persen 100 2,575,531,206.00 100 2,677,591,584.08 100 2,647,591,584.08 100 2,677,019,345.00 100 2,682,448,105.93 100 2,645,125,537.84 100
Pemerintahan Daerah Pelayanan
Kabupaten Administrasi
Perkantoran yang
akuntabel dan Tepat
Waktu

Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD B Predikat B B B B B B B Kecamatan


dan pelayanan perangkat daerah Curup Timur
x xx 01 Program Penunjang Urusan Presentase 100 Persen 100 3,404,175,016.00 100 3,590,404,005.37 100 3,590,404,005.37 100 3,562,539,364.55 100 3,591,675,723.73 100 3,572,558,046.57 100
Pemerintahan Daerah Pelayanan
Kabupaten Administrasi
Perkantoran yang
akuntabel dan Tepat
Waktu

Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD CC Predikat B B B B B B B Kecamatan


dan pelayanan perangkat daerah Curup selatan
x xx 01 Program Penunjang Urusan Presentase 100 Persen 100 3,105,499,435.00 100 3,278,567,658.32 100 3,278,662,658.72 100 3,250,676,117.35 100 3,279,690,575.98 100 3,266,911,727.32 100
Pemerintahan Daerah Pelayanan
Kabupaten Administrasi
Perkantoran yang
akuntabel dan Tepat
Waktu

Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD B Predikat B B B B B B B Kecamatan


dan pelayanan perangkat daerah Curup Tengah

x xx 01 Program Penunjang Urusan Presentase 100 Persen 100 6,911,758,320.00 100 7,381,185,606.67 100 7,351,185,606.67 100 7,380,239,285.84 100 7,385,293,965.01 100 7,367,423,648.07 100
Pemerintahan Daerah Pelayanan
Kabupaten Administrasi
Perkantoran yang
akuntabel dan Tepat
Waktu

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-4
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD C Predikat CC B B B B B B Kecamatan
dan pelayanan perangkat daerah Bermani Ulu

x xx 01 Program Penunjang Urusan Presentase 100 Persen 100 1,386,625,730.00 100 1,422,714,716.59 100 1,395,714,716.59 100 1,427,827,173.29 100 1,429,940,629.99 100 1,411,135,481.59 100
Pemerintahan Daerah Pelayanan
Kabupaten Administrasi
Perkantoran yang
akuntabel dan Tepat
Waktu

Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD CC Predikat B B B B B B B Kecamatan


dan pelayanan perangkat daerah Bermani Ulu
x xx 01 Program Penunjang Urusan Presentase 100 Persen 100 1,486,344,337.00 100 1,546,626,184.48 100 1,519,626,184.48 100 1,551,772,226.48 100 1,553,919,268.48 100 1,533,367,684.48 100 Raya
Pemerintahan Daerah Pelayanan
Kabupaten Administrasi
Perkantoran yang
akuntabel dan Tepat
Waktu

Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD CC Predikat B B B B B B B Kecamatan


dan pelayanan perangkat daerah Selupu Rejang

x xx 01 Program Penunjang Urusan Presentase 100 Persen 100 2,762,460,909.00 100 2,835,510,102.34 100 2,865,510,102.34 100 2,837,724,327.79 100 2,866,939,553.25 100 2,871,720,829.60 100
Pemerintahan Daerah Pelayanan
Kabupaten Administrasi
Perkantoran yang
akuntabel dan Tepat
Waktu
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD CC Predikat B B B B B B B Kecamatan
dan pelayanan perangkat daerah Sindang
Kelingi
x xx 01 Program Penunjang Urusan Presentase 100 Persen 100 2,091,914,582.00 100 2,022,304,596.83 100 2,052,304,596.83 100 2,054,440,836.03 100 2,026,578,075.23 100 2,063,536,236.83 100
Pemerintahan Daerah Pelayanan
Kabupaten Administrasi
Perkantoran yang
akuntabel dan Tepat
Waktu
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD B Predikat B B B B B B B B Kecamatan
dan pelayanan perangkat daerah Sindang
Dataran
x xx 01 Program Penunjang Urusan Presentase 100 Persen 100 1,209,740,387.00 100 1,216,524,971.39 100 1,189,524,971.39 100 1,221,505,029.39 100 1,223,486,087.39 100 1,211,565,671.39 100
Pemerintahan Daerah Pelayanan
Kabupaten Administrasi
Perkantoran yang
akuntabel dan Tepat
Waktu
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD CC Predikat B B B B B B B Kecamatan
dan pelayanan perangkat daerah Binduriang

x xx 01 Program Penunjang Urusan Presentase 100 Persen 100 1,173,280,355.00 100 1,132,173,019.00 100 1,158,212,730.05 100 1,163,186,267.47 100 1,135,160,804.88 100 1,183,579,459.25 100
Pemerintahan Daerah Pelayanan
Kabupaten Administrasi
Perkantoran yang
akuntabel dan Tepat
Waktu
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD D Predikat C CC CC CC CC B B Kecamatan
dan pelayanan perangkat daerah Sindang Beliti
x xx 01 Program Penunjang Urusan Presentase 100 Persen 100 1,562,583,789.00 100 1,548,432,625.82 100 1,575,432,625.82 100 1,580,509,251.96 100 1,552,586,878.10 100 1,598,827,318.82 100 Ulu
Pemerintahan Daerah Pelayanan
Kabupaten Administrasi
Perkantoran yang
akuntabel dan Tepat
Waktu
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD CC Predikat B B B B B B B Kecamatan
dan pelayanan perangkat daerah Sindang Beliti
x xx 01 Program Penunjang Urusan Presentase 100 Persen 100 1,480,556,142.00 100 1,498,459,465.44 100 1,495,459,465.44 100 1,470,549,947.82 100 1,472,641,430.20 100 1,518,161,346.39 100 Ilir
Pemerintahan Daerah Pelayanan
Kabupaten Administrasi
Perkantoran yang
akuntabel dan Tepat
Waktu

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-5
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD CC Predikat B B B B B B B Kecamatan
dan pelayanan perangkat daerah Padang Ulak
Tanding
x xx 01 Program Penunjang Urusan Presentase 100 Persen 100 2,314,197,518.00 100 2,409,237,972.10 100 2,439,237,972.10 100 2,441,511,067.27 100 2,413,785,162.44 100 2,446,809,213.70 100
Pemerintahan Daerah Pelayanan
Kabupaten Administrasi
Perkantoran yang
akuntabel dan Tepat
Waktu
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD N/A Predikat C CC CC CC CC B B Kecamatan
dan pelayanan perangkat daerah Kota Padang
x xx 01 Program Penunjang Urusan Presentase 100 Persen 100 2,110,844,385.00 100 2,177,956,051.17 100 2,207,956,051.17 100 2,210,055,009.17 100 2,182,154,967.17 100 2,226,355,751.17 100
Pemerintahan Daerah Pelayanan
Kabupaten Administrasi
Perkantoran yang
akuntabel dan Tepat
Waktu
Sasaran :Meningkatnya kualitas Nilai SAKIP Daerah 7.9 Nilai 8.9 9.9 10.9 10.9 11.9 11.9 11.9 Bagian
perencanaan, pelaporan dan evaluasi pada Komponen Organisasi
SAKIP daerah Pelaporan Kinerja Sekretariat
Nilai SAKIP Daerah 7.36 Nilai 7.36 7.36 7.46 7.46 7.46 7.46 7.46 Daerah
Komponen Capaian
Kinerja

x xx 01 Program Penunjang Urusan Tingkat Kematangan B Nilai B 351,536,400.00 B 309,352,032.00 B 309,352,032.00 B 315,539,072.64 B 321,849,854.09 B 328,286,851.17 B
Pemerintahan Daerah Organisasi
Kabupaten
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD B Predikat B B B B B BB BB Dinas
dan pelayanan perangkat daerah Lingkungan
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 3,665,923,539.00 100 3,516,526,900.00 100 3,595,731,397.50 100 3,514,125,793.96 100 3,678,508,700.00 100 3,542,900,700.00 100 Hidup
Pemerintahan Daerah pelayanan
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD B Predikat B B B B B B B Dinas
dan pelayanan perangkat daerah Komunikasi
dan
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 3,314,688,930.00 100 2,889,741,827.33 100 2,919,885,652.58 100 2,956,446,396.47 100 2,942,803,677.66 100 2,963,251,245.14 100
Informatika
Pemerintahan Daerah pelayanan
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD CC Predikat CC B B B B B B Dinas
dan pelayanan perangkat daerah Pemadam
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 3,764,320,021.00 100 3,575,623,158.62 100 3,682,603,628.81 100 4,314,743,977.81 100 3,641,060,362.42 100 3,642,146,316.81 100 Kebakaran
Pemerintahan Daerah pelayanan
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD C Predikat CC B B B B B B Dinas
dan pelayanan perangkat daerah Pemberdayaa
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 % 100 3,149,796,397.00 100 3,038,802,673.00 100 3,025,059,666.50 100 3,031,426,940.00 100 3,048,976,160.00 100 3,050,960,858.00 100 n Masyarakat
Pemerintahan Daerah pelayanan Desa
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD B Predikat B B B B B B B Dinas Sosial
dan pelayanan perangkat daerah

x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 % 100 2,416,440,394.00 100 2,200,157,175.23 100 2,204,710,451.03 100 2,209,263,726.83 100 2,218,370,278.43 100 2,227,476,830.03 100
Pemerintahan Daerah pelayanan
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-6
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD CC Predikat B B B B B B B Dinas
dan pelayanan perangkat daerah Pariwisata

x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 % 100 3,548,222,625.00 100 3,347,084,359.77 100 3,348,768,737.21 100 3,352,952,921.05 100 3,361,321,288.73 100 3,369,689,656.41 100
Pemerintahan Daerah pelayanan
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD CC Predikat CC B B B B B B Dinas Tenaga
dan pelayanan perangkat daerah Kerja dan
Transmigrasi
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 % 100 3,793,347,974.00 100 3,687,907,589.99 100 3,692,502,410.46 100 3,694,890,933.11 100 3,701,174,276.23 100 3,687,261,725.98 100
Pemerintahan Daerah pelayanan
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD B Predikat B B B B B B B Bag Humas
dan pelayanan perangkat daerah Protokol
Sekretariat
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 % 100 802,034,900.00 100 579,944,910.00 100 585,055,409.00 100 590,165,908.00 100 600,386,906.00 100 610,607,904.00 100
Daerah
Pemerintahan Daerah pelayanan
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD CC Predikat CC B B B B B B Dinas
dan pelayanan perangkat daerah Perdagangan,
Koperasi,
x xx 01 Program penunjang urusan Persentase 100 persen 100 3,556,004,856.00 100 3,313,530,878.85 100 3,314,655,428.85 100 3,315,797,369.85 100 3,316,962,149.67 100 3,318,150,225.09 100 Usaha Kecil
pemerintahan daerah pelayanan Menengah
kabupaten / kota administrasi dan
perkantoran yang Perindustrian
akuntabel dan tepat
waktu
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD B Predikat B B B B B BB BB Sekretariat
dan pelayanan perangkat daerah DPRD
x xx 01 Program penunjang urusan Persentase 100 persen 100 25,573,397,910.00 100 28,367,311,248.00 100 28,658,311,350.00 100 26,858,224,263.90 100 26,939,542,522.43 100 27,021,673,963.54 100
pemerintahan daerah pelayanan
kabupaten / kota administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD CC Predikat CC B B B B B B Dinas
dan pelayanan perangkat daerah Ketahanan
Pangan
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 persen 100 3,692,498,916.00 100 3,519,817,982.78 100 3,522,337,982.78 100 3,522,368,382.78 100 3,522,368,990.78 100 3,522,369,002.78 100
Pemerintahan Daerah pelayanan
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD CC Predikat CC B B B B B B Dinas
dan pelayanan perangkat daerah Pertanian dan
Perikanan
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 persen 100 12,753,922,905.00 100 12,527,258,128.89 100 12,526,258,128.89 100 12,526,258,128.89 100 12,526,258,128.89 100 12,528,258,128.89 100
Pemerintahan Daerah pelayanan
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD BB Predikat BB BB BB BB BB BB BB Dinas
dan pelayanan perangkat daerah Pekerjaan
Umum dan
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 8,097,440,261.00 100 7,601,358,629.02 100 7,614,813,392.50 100 7,628,537,251.25 100 7,642,535,587.18 100 7,769,654,979.82 100 Penataan
Pemerintahan Daerah pelayanan Ruang,
Kabupaten administrasi Perumahan
perkantoran yang dan Kawasan
akuntabel dan tepat Pemukiman
waktu

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-7
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD B Predikat B B B B B B B Badan
dan pelayanan perangkat daerah Penanggulang
an Bencana
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 3,260,307,512.00 100 2,961,559,386.71 100 3,093,247,793.91 100 2,975,069,969.26 100 2,982,028,588.11 100 2,989,126,379.34 100
Daerah
Pemerintahan Daerah pelayanan
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD CC Predikat CC B B B B B B Dinas
dan pelayanan perangkat daerah Perhubungan

x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 3,424,283,173.00 100 2,733,875,113.54 100 2,740,249,554.74 100 2,746,751,484.76 100 2,753,383,453.39 100 2,859,055,013.39 100
Pemerintahan Daerah pelayanan
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD B Predikat B B B B B B B
dan pelayanan perangkat daerah
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 13,391,614,800.00 100 6,537,133,776.00 100 6,667,876,451.52 100 6,801,233,980.55 100 6,937,258,660.16 100 7,076,003,833.36 100 Bagian Umum
Pemerintahan Daerah pelayanan Sekretariat
Kabupaten administrasi Daerah
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu

Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD BB Predikat BB BB BB BB BB BB BB Dinas


dan pelayanan perangkat daerah Pendidikan
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 209,017,402,262.00 100 217,573,942,910.68 100 217,583,565,770.13 100 217,619,572,629.58 100 217,637,544,748.48 100 217,655,641,715.38 100 dan
Pemerintahan Daerah pelayanan Kebudayaan
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD CC Predikat CC B B B B B B Dinas Pemuda
dan pelayanan perangkat daerah dan Olahraga

x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 3,584,221,621.00 100 3,062,438,493.98 100 3,070,060,713.08 100 3,077,756,932.18 100 3,089,450,850.38 100 3,101,221,758.18 100
Pemerintahan Daerah pelayanan
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD CC Predikat CC B B B B B B Dinas
dan pelayanan perangkat daerah Perpustakaan
dan Arsip
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 2,713,361,973.00 100 2,578,585,497.98 100 2,581,302,169.38 100 2,584,018,840.78 100 2,589,452,183.58 100 2,594,885,526.38 100 Daerah
Pemerintahan Daerah pelayanan
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD B Predikat B B B B B B B Badan
dan pelayanan perangkat daerah Kepegawaian
dan
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 3,929,969,704.00 100 3,412,106,419.88 100 3,432,574,103.88 100 3,401,838,287.88 100 3,389,673,235.88 100 3,405,458,549.88 100 Pengembanga
Pemerintahan Daerah pelayanan n Sumber
Kabupaten administrasi Daya Manusia
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD BB Predikat BB BB BB BB BB BB BB Inspektorat
dan pelayanan perangkat daerah

x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 5,670,417,687.00 100 6,067,665,212.69 100 5,338,137,276.79 100 5,339,859,340.89 100 5,343,303,469.09 100 5,348,702,157.29 100
Pemerintahan Daerah pelayanan
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-8
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD B Predikat B B B B B B BB Dinas
dan pelayanan perangkat daerah Penanaman
Modal dan
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 6,140,483,066.00 100 2,943,706,782.00 100 2,943,706,782.00 100 2,981,334,910.00 100 3,018,963,038.00 100 3,028,963,038.00 100 Pelayanan
Pemerintahan Daerah pelayanan Terpadu Satu
Kabupaten administrasi Pintu
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD BB Predikat BB BB BB BB BB BB BB Badan
dan pelayanan perangkat daerah Pengelolaan
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 29,064,251,115.00 100 23,161,150,218.33 100 23,133,750,218.33 100 23,160,602,218.33 100 23,187,991,258.33 100 23,083,093,258.33 100 Keuangan
Pemerintahan Daerah pelayanan Daerah
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD B Predikat B B B B B B B Bagian
dan pelayanan perangkat daerah Perencanaan
dan Keuangan
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 persen 100 16,330,947,005.00 100 15,698,930,273.15 100 15,700,174,751.15 100 15,701,419,229.15 100 15,702,663,707.15 100 15,703,908,185.15 100
Sekretariat
Pemerintahan Daerah pelayanan
Daerah
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD BB Predikat BB BB BB BB BB BB BB Badan
dan pelayanan perangkat daerah Perencanaan
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 4,555,737,197.00 100 4,266,137,672.22 100 4,182,641,386.71 100 4,232,208,578.71 100 4,237,875,770.71 100 4,299,342,962.71 100 Pembangunan
Pemerintahan Daerah pelayanan Daerah
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD CC Predikat CC B B B B B B Dinas
dan pelayanan perangkat daerah Pemberdayaa
n Perempuan
dan
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 4,115,740,655.00 100 3,926,284,863.74 100 3,927,490,127.64 100 3,928,818,673.54 100 3,932,195,765.34 100 3,935,572,857.14 100 Perlindungan
Pemerintahan Daerah pelayanan Anak,
Kabupaten administrasi Pengendalian
perkantoran yang Penduduk
akuntabel dan tepat dan Keluarga
waktu Berencana

Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD CC Predikat CC B B B B B B Dinas


dan pelayanan perangkat daerah Kependuduka
n dan
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 3,239,371,624.00 100 2,969,218,504.11 100 2,982,140,148.36 100 3,088,150,272.61 100 3,008,498,121.11 100 3,015,897,181.61 100 Pencatatan
Pemerintahan Daerah pelayanan Sipil
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD C Predikat CC B B B B B B Rumah Sakit
dan pelayanan perangkat daerah Umum Daerah

x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 75,413,750,803.00 100 70,315,040,447.62 100 71,760,789,317.61 100 71,216,538,187.60 100 72,128,035,927.58 100 73,039,533,667.56 100
Pemerintahan Daerah pelayanan
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu

Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD B Predikat B B B B B B BB Dinas


dan pelayanan perangkat daerah Kesehatan
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 47,496,836,294.00 100 54,064,290,279.99 100 50,034,144,298.99 100 50,018,810,547.99 100 50,032,395,487.99 100 50,041,655,627.79 100
Pemerintahan Daerah pelayanan
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-9
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja Nilai SAKIP OPD B Predikat B B B B B B BB
dan pelayanan perangkat daerah

x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 449,759,968.00 100 404,783,971.40 100 409,281,571.16 100 413,779,170.92 100 422,774,369.44 100 431,769,568.96 100 Puskesmas
Pemerintahan Daerah pelayanan Curup
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 220,739,100.00 100 198,665,190.00 100 200,872,581.00 100 203,079,972.00 100 207,494,754.00 100 211,909,536.00 100 Puskesmas
Pemerintahan Daerah pelayanan Perumnas
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 116,527,700.00 100 104,874,930.00 100 106,040,207.00 100 107,205,484.00 100 109,536,038.00 100 111,866,592.00 100 Puskesmas
Pemerintahan Daerah pelayanan Tunas
Kabupaten administrasi Harapan
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 49,629,491.00 100 44,666,541.90 100 45,162,836.81 100 45,659,131.72 100 46,651,721.54 100 47,644,311.36 100 Puskesmas
Pemerintahan Daerah pelayanan Sambirejo
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 76,406,140.00 100 68,765,526.00 100 69,529,587.40 100 70,293,648.80 100 71,821,771.60 100 73,349,894.40 100 Puskesmas
Pemerintahan Daerah pelayanan Talang Rimbo
Kabupaten administrasi Lama
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 71,003,119.00 100 63,902,807.10 100 64,612,838.29 100 65,322,869.48 100 66,742,931.86 100 68,162,994.24 100 Puskesmas
Pemerintahan Daerah pelayanan Sumber Urip
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 76,402,200.00 100 68,761,980.00 100 69,526,002.00 100 70,290,024.00 100 71,818,068.00 100 73,346,112.00 100 Puskesmas
Pemerintahan Daerah pelayanan Kampung
Kabupaten administrasi Melayu
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 92,820,000.00 100 83,538,000.00 100 84,466,200.00 100 85,394,400.00 100 87,250,800.00 100 89,107,200.00 100 Puskesmas
Pemerintahan Daerah pelayanan Bangun Jaya
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 109,411,031.00 100 98,469,927.90 100 99,564,038.21 100 100,658,148.52 100 102,846,369.14 100 105,034,589.76 100 Puskesmas
Pemerintahan Daerah pelayanan Curup Timur
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 106,156,000.00 100 95,540,400.00 100 96,601,960.00 100 97,663,520.00 100 99,786,640.00 100 101,909,760.00 100 Puskesmas
Pemerintahan Daerah pelayanan Padang Ulak
Kabupaten administrasi Tanding
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 63,968,000.00 100 57,571,200.00 100 58,210,881.00 100 58,850,560.00 100 60,129,920.00 100 61,409,280.00 100 Puskesmas
Pemerintahan Daerah pelayanan Beringin Tiga
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-10
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 48,950,360.00 100 44,055,324.00 100 44,544,827.60 100 45,034,331.20 100 46,013,338.40 100 46,992,345.60 100 Puskesmas
Pemerintahan Daerah pelayanan Tanjung
Kabupaten administrasi Agung
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 91,752,716.00 100 82,577,444.40 100 83,494,971.56 100 84,412,498.72 100 86,247,553.04 100 88,082,607.36 100 Puskesmas
Pemerintahan Daerah pelayanan Kampung
Kabupaten administrasi Delima
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 101,208,236.00 100 91,087,412.40 100 92,099,494.76 100 93,111,577.12 100 95,135,741.84 100 97,159,906.56 100 Puskesmas
Pemerintahan Daerah pelayanan Kota Padang
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 80,123,518.00 100 72,111,166.20 100 72,912,401.38 100 73,713,636.56 100 75,316,106.92 100 76,918,577.28 100 Puskesmas
Pemerintahan Daerah pelayanan Sindang Beliti
Kabupaten administrasi Ilir
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 123,337,440.00 100 111,003,696.00 100 112,237,070.40 100 113,470,444.80 100 115,937,193.60 100 118,403,942.40 100 Puskesmas
Pemerintahan Daerah pelayanan Kepala Curup
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 130,465,836.00 100 117,419,252.40 100 118,723,910.76 100 120,028,569.12 100 122,637,885.84 100 125,247,202.56 100 Puskesmas
Pemerintahan Daerah pelayanan Sindang Jati
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 114,996,064.00 100 103,496,457.60 100 104,646,418.24 100 105,796,378.88 100 108,096,300.16 100 110,396,221.44 100 Puskesmas
Pemerintahan Daerah pelayanan Sindang
Kabupaten administrasi Dataran
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 98,000,000.00 100 88,200,000.00 100 89,180,000.00 100 90,160,000.00 100 92,120,000.00 100 94,080,000.00 100 Puskesmas
Pemerintahan Daerah pelayanan Simpang
Kabupaten administrasi Nangka
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 95,685,450.00 100 86,116,905.00 100 87,073,759.50 100 88,030,614.00 100 89,944,323.00 100 91,858,032.00 100 Puskesmas
Pemerintahan Daerah pelayanan Bermani Ulu
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu
x xx 01 Program Penunjang Urusan Persentase 100 Persen 100 95,004,048.00 100 85,503,643.20 100 86,453,683.68 100 87,403,724.16 100 89,303,805.12 100 91,203,886.08 100 Puskesmas
Pemerintahan Daerah pelayanan Watas Marga
Kabupaten administrasi
perkantoran yang
akuntabel dan tepat
waktu

URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR


1 01 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN
Tujuan : Meningkatnya pelayanan dasar Rata-rata Lama 8.28 Tahun 8.35 8.41 8.49 8.57 8.65 8.74 8.74
dan kualitas pendidikan Sekolah
Harapan Lama 13.83 Tahun 14.03 14.22 14.42 14.61 14.81 15 15
Sekolah
Sasaran : Meningkatnya aksesibilitas dan APK PAUD 22 persen 23.51 24.29 25.47 27.24 29.93 34.01 34.01
kualitas pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, menengah pertama dan APK SD/MI/Paket A 109.78 persen 111.38 112.34 113.88 116.33 120.27 126.56 126.56
pendidikan non formal
APM SD/MI/Paket A 113.38 persen 100 100 100 100 100 100 100

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-11
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Sasaran : Meningkatnya aksesibilitas dan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
kualitas pendidikan
Bidanganak usiaPemerintahan
Urusan dini, Indikator Kinerja Kondisi
Sasaran dasar, menengah pertama dan
pendidikan Awal Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat non formal
pendidikan Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
APK 84.04 persen 85.64 86.6 88.14 90.59 94.53 98.47 98.47
SMP/MTs/Paket B
APM 81.82 persen 83.42 84.38 85.92 88.37 92.31 98.6 98.6
SMP/MTs/Paket B
angka pendidikan 6.13 persen 6.13 6.13 6.14 6.17 6.26 6.52 6.52
yang ditamatkan
pada jenjang PT/D-
IV/S1/S2/S3
1 01 02 Program Pengelolaan Angka Putus 0.56 persen 0.515 66,025,463,500.00 0.514 59,124,485,900.00 0.514 58,869,911,070.00 0.513 63,454,428,140.00 0.513 64,283,193,380.00 0.513 65,089,759,620.00 0.513 Dinas
Pendidikan Sekolah SD/MI Pendidikan
(APS) SD/MI
Angka Putus 2.2 persen 2.08 1.97 1.85 1.73 1.62 1.5 1.5 dan
Sekolah SMP/MTS Kebudayaan
(APS) SMP/MTs
Angka Kelulusan 92.46 persen 93.72 94.97 96.23 97.49 98.74 100 100
SD/MI/Paket A
Angka Kelulusan 97.67 persen 98.45 99.22 100 100 100 100 100
SMP/MTs/Paket B
Rasio ketersediaan 54.24 per 10000 57.28 59.03 60.88 62.81 64.85 66.99 66.99
sekolah/penduduk
usia sekolah
pendidikan dasar

1 02 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KESEHATAN


Tujuan : Meningkatnya derajat kesehatan Angka Harapan 68.57 68.98 69.40 69.81 70.23 70.65 71.08 71.08
masyarakat Hidup

Sasaran 1: Meningkatnya Derajat Angka Kematian 6 Per Seribu 5 4.8 4.6 4.4 4.2 4 4
Kesehatan Keluarga Bayi (AKB) per Kelahiran
1000 kelahiran
hidup
Angka kematian ibu 42 Per 40 38 36 34 32 30 30
(AKI) per 100.000 100.000
kelahiran hidup Kelahiran
Prevalensi Balita 0.20 Persen 0.20 0.18 0.16 0.14 0.12 0.10 0.10
Stunting
Cakupan 83.97 Persen 86.54 89.10 91.67 94.23 97.44 100 100
desa/kelurahan
universal child
immunization (UCI)
Persentase 4.8 Persen 28.6 52.4 76.2 100 100 100 100
puskesmas yg
melaksanakan
pengendalian
Penyakit Tidak
Menular terpadu
1 02 02 Program Pemenuhan Upaya Persentase ibu 100 Persen 100 24,064,655,000.00 100 23,677,486,120.00 100 21,834,183,550.60 100 22,229,871,221.61 100 24,150,425,446.04 100 23,141,545,954.97 100 Dinas
Kesehatan Perorangan dan hamil mendapatkan Kesehatan
Upaya Kesehatan Masyarakat pelayanan
kesehatan ibu hamil
Persentase ibu 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
bersalin
mendapatkan
pelayanan
persalinan
Persentase bayi 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
baru lahir
mendapatkan
pelayanan
kesehatan bayi baru
lahir
Cakupan Pelayanan 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
Kesehatan Balita
sesuai Standar
Persentase anak 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
usia pendidikan
dasar yang
mendapatkan
pelayanan
kesehatan sesuai
standar

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-12
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
Persentase orang 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
usia 15–59 tahun
mendapatkan
skrining kesehatan
sesuai standar
Persentase warga 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
negara usia 60
tahun ke atas
mendapatkan
skrining kesehatan
sesuai standar
Persentase 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
penderita
Hipertensi yang
mendapatkan
pelayanan
Persentase 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
penderita DM yang
mendapatkan
pelayanan
kesehatan sesuai
standar
Persentase ODGJ 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
berat yang
mendapatkan
pelayanan
kesehatan jiwa
sesuai standar
Persentase Orang 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
terduga TBC
mendapatkan
pelayanan TBC
sesuai standar
Persentase orang 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
dengan risiko
terinfeksi HIV
mendapatkan
pelayanan deteksi
dini HIV sesuai
standar
Sasaran 2: Meningkatnya Jaminan Proporsi peserta 74 Persen 74 81 82 83 84 85 85
Kesehatan Masyarakat jaminan kesehatan
melalui SJSN Bidang
Kesehatan
1 02 02 Program Pemenuhan Upaya Persentase 11.0 Persen 18.17 10,000,000,000.00 22.80 30,000,000,000.00 22.67 30,000,000,000.00 22.53 30,000,000,000.00 22.40 30,000,000,000.00 22.27 30,000,000,000.00 23.11 Dinas
Kesehatan Perorangan dan Masyarakat yang Kesehatan
Upaya Kesehatan Masyarakat terlayani jaminan
kesehatan
Sasaran 3: Meningkatnya layanan fasilitas Persentase 14 Persen 14 24 38 52 62 71 71
kesehatan Akreditasi
Puskesmas minimal
Utama
1 02 02 Program Pemenuhan Upaya Rasio puskesmas 0.075 Persen 0.075 15,874,517,224.00 0.075 14,892,139,001.00 0.075 13,369,356,304.70 0.075 13,371,573,608.40 0.075 13,376,008,215.80 0.075 13,380,442,823.20 0.075 Dinas
Kesehatan Perorangan dan per satuan Kesehatan
Upaya Kesehatan Masyarakat penduduk
Rasio pustu per 0.181 Persen 0.181 0.181 0.181 0.181 0.181 0.181 0.181
satuan penduduk
Persentase 52.40 Persen 52.40 52.40 52.4 57.14 57.14 57.14 57.14
puskesmas rawat
inap

Sasaran 3: Meningkatnya layanan fasilitas 1. Rasio Rumah 0.00355 Persen 0.00355 0.00355 0.00355 0.00355 0.00355 0.00355 0.00355
kesehatan Sakit per satuan
penduduk

2.Indeks Kepuasan 80 Persen 80 81 82 83 84 85 85


Masyarakat RSUD

1 02 02 Program Pemenuhan Upaya Capaian Standar 80 Persen 80 18,458,893,428.00 81 15,449,791,035.20 82 11,669,453,774.48 83 11,689,151,713.76 84 11,726,788,296.32 85 11,764,461,500.96 85 Rumah Sakit
Kesehatan Perorangan dan Pelayanan Minimal Umum Daerah
Upaya Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-13
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
Sasaran : Meningkatnya layanan fasilitas Indeks Kepuasan N/a Persen 80 81 82 83 84 85 85
kesehatan Masyarakat
(Puskesmas)
1 02 02 Meningkatny Program Pemenuhan Upaya Persentase 100 Persen 100 1,317,450,880.00 100 1,185,705,792.00 100 1,198,880,300.80 100 1,212,054,809.60 100 1,238,403,827.20 100 1,264,752,844.80 100 Puskesmas
a layanan Kesehatan Perorangan dan Pemenuhan Upaya Curup
fasilitas Upaya Kesehatan Masyarakat Kesehatan
kesehatan Perorangan dan
Upaya Kesehatan
Masyarakat
1 02 02 Meningkatny Program Pemenuhan Upaya Persentase 100 Persen 100 1,001,520,000.00 100 901,368,000.00 100 911,383,200.00 100 921,398,400.00 100 941,428,800.00 100 961,459,200.00 100 Puskesmas
a layanan Kesehatan Perorangan dan Pemenuhan Upaya Perumnas
fasilitas Upaya Kesehatan Masyarakat Kesehatan
kesehatan Perorangan dan
Upaya Kesehatan
Masyarakat
1 02 02 Meningkatny Program Pemenuhan Upaya Persentase 100 Persen 100 621,517,242.00 100 559,365,517.80 100 565,580,690.22 100 571,795,862.64 100 584,226,207.48 100 596,656,552.32 100 Puskesmas
a layanan Kesehatan Perorangan dan Pemenuhan Upaya Tunas
fasilitas Upaya Kesehatan Masyarakat Kesehatan Harapan
kesehatan Perorangan dan
Upaya Kesehatan
Masyarakat
1 02 02 Meningkatny Program Pemenuhan Upaya Persentase 100 Persen 100 461,800,000.00 100 415,620,000.00 100 420,238,000.00 100 424,856,000.00 100 434,092,000.00 100 443,328,000.00 100 Puskesmas
a layanan Kesehatan Perorangan dan Pemenuhan Upaya Sambirejo
fasilitas Upaya Kesehatan Masyarakat Kesehatan
kesehatan Perorangan dan
Upaya Kesehatan
Masyarakat
1 02 02 Meningkatny Program Pemenuhan Upaya Persentase 100 Persen 100 206,839,900.00 100 186,155,910.00 100 188,224,309.00 100 190,292,708.00 100 194,429,506.00 100 198,566,304.00 100 Puskesmas
a layanan Kesehatan Perorangan dan Pemenuhan Upaya Talang Rimbo
fasilitas Upaya Kesehatan Masyarakat Kesehatan Lama
kesehatan Perorangan dan
Upaya Kesehatan
Masyarakat
1 02 02 Meningkatny Program Pemenuhan Upaya Persentase 100 Persen 100 210,907,750.00 100 189,816,975.00 100 191,926,052.50 100 194,035,130.00 100 198,253,285.00 100 202,471,440.00 100 Puskesmas
a layanan Kesehatan Perorangan dan Pemenuhan Upaya Sumber Urip
fasilitas Upaya Kesehatan Masyarakat Kesehatan
kesehatan Perorangan dan
Upaya Kesehatan
Masyarakat
1 02 02 Meningkatny Program Pemenuhan Upaya Persentase 100 Persen 100 392,016,890.00 100 352,815,201.00 100 356,735,369.90 100 360,655,538.80 100 368,495,876.60 100 376,336,214.40 100 Puskesmas
a layanan Kesehatan Perorangan dan Pemenuhan Upaya Kampung
fasilitas Upaya Kesehatan Masyarakat Kesehatan Melayu
kesehatan Perorangan dan
Upaya Kesehatan
Masyarakat
1 02 02 Meningkatny Program Pemenuhan Upaya Persentase 100 Persen 100 618,019,134.00 100 556,217,220.60 100 562,397,411.94 100 568,577,603.28 100 580,937,985.96 100 593,298,368.64 100 Puskesmas
a layanan Kesehatan Perorangan dan Pemenuhan Upaya Bangun Jaya
fasilitas Upaya Kesehatan Masyarakat Kesehatan
kesehatan Perorangan dan
Upaya Kesehatan
Masyarakat
1 02 02 Meningkatny Program Pemenuhan Upaya Persentase 100 Persen 100 341,341,125.00 100 307,207,012.50 100 310,620,423.75 100 314,033,835.00 100 320,860,657.50 100 327,687,480.00 100 Puskesmas
a layanan Kesehatan Perorangan dan Pemenuhan Upaya Curup Timur
fasilitas Upaya Kesehatan Masyarakat Kesehatan
kesehatan Perorangan dan
Upaya Kesehatan
Masyarakat
1 02 02 Meningkatny Program Pemenuhan Upaya Persentase 100 Persen 100 1,000,490,210.00 100 900,441,189.00 100 910,446,091.10 100 920,450,993.20 100 940,460,797.40 100 960,470,601.60 100 Puskesmas
a layanan Kesehatan Perorangan dan Pemenuhan Upaya Padang Ulak
fasilitas Upaya Kesehatan Masyarakat Kesehatan Tanding
kesehatan Perorangan dan
Upaya Kesehatan
Masyarakat
1 02 02 Meningkatny Program Pemenuhan Upaya Persentase 100 Persen 100 251,507,250.00 100 226,356,525.00 100 228,871,597.50 100 231,386,670.00 100 236,416,815.00 100 241,446,960.00 100 Puskesmas
a layanan Kesehatan Perorangan dan Pemenuhan Upaya Beringin Tiga
fasilitas Upaya Kesehatan Masyarakat Kesehatan
kesehatan Perorangan dan
Upaya Kesehatan
Masyarakat

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-14
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
1 02 02 Meningkatny Program Pemenuhan Upaya Persentase 100 Persen 100 440,000,000.00 100 396,000,000.00 100 400,400,000.00 100 404,800,000.00 100 413,600,000.00 100 422,400,000.00 100 Puskesmas
a layanan Kesehatan Perorangan dan Pemenuhan Upaya Tanjung
fasilitas Upaya Kesehatan Masyarakat Kesehatan Agung
kesehatan Perorangan dan
Upaya Kesehatan
Masyarakat
1 02 02 Meningkatny Program Pemenuhan Upaya Persentase 100 Persen 100 447,279,563.00 100 402,551,606.70 100 407,024,402.33 100 411,497,197.96 100 420,442,789.22 100 429,388,380.48 100 Puskesmas
a layanan Kesehatan Perorangan dan Pemenuhan Upaya Kampung
fasilitas Upaya Kesehatan Masyarakat Kesehatan Delima
kesehatan Perorangan dan
Upaya Kesehatan
Masyarakat
1 02 02 Meningkatny Program Pemenuhan Upaya Persentase 100 Persen 100 500,000,000.00 100 450,000,000.00 100 455,000,000.00 100 460,000,000.00 100 470,000,000.00 100 480,000,000.00 100 Puskesmas
a layanan Kesehatan Perorangan dan Pemenuhan Upaya Kota Padang
fasilitas Upaya Kesehatan Masyarakat Kesehatan
kesehatan Perorangan dan
Upaya Kesehatan
Masyarakat
1 02 02 Meningkatny Program Pemenuhan Upaya Persentase 100 Persen 100 350,000,000.00 100 315,000,000.00 100 318,500,000.00 100 322,000,000.00 100 329,000,000.00 100 336,000,000.00 100 Puskesmas
a layanan Kesehatan Perorangan dan Pemenuhan Upaya Sindang Beliti
fasilitas Upaya Kesehatan Masyarakat Kesehatan Ilir
kesehatan Perorangan dan
Upaya Kesehatan
Masyarakat
1 02 02 Meningkatny Program Pemenuhan Upaya Persentase 100 Persen 100 310,354,890.00 100 279,319,401.00 100 282,422,949.90 100 285,526,498.80 100 291,733,596.60 100 297,940,694.40 100 Puskesmas
a layanan Kesehatan Perorangan dan Pemenuhan Upaya Kepala Curup
fasilitas Upaya Kesehatan Masyarakat Kesehatan
kesehatan Perorangan dan
Upaya Kesehatan
Masyarakat
1 02 02 Meningkatny Program Pemenuhan Upaya Persentase 100 Persen 100 460,500,000.00 100 414,450,000.00 100 419,055,000.00 100 423,660,000.00 100 432,870,000.00 100 442,080,000.00 100 Puskesmas
a layanan Kesehatan Perorangan dan Pemenuhan Upaya Sindang Jati
fasilitas Upaya Kesehatan Masyarakat Kesehatan
kesehatan Perorangan dan
Upaya Kesehatan
Masyarakat
1 02 02 Meningkatny Program Pemenuhan Upaya Persentase 100 Persen 100 350,000,000.00 100 315,000,000.00 100 318,500,000.00 100 322,000,000.00 100 329,000,000.00 100 336,000,000.00 100 Puskesmas
a layanan Kesehatan Perorangan dan Pemenuhan Upaya Sindang
fasilitas Upaya Kesehatan Masyarakat Kesehatan Dataran
kesehatan Perorangan dan
Upaya Kesehatan
Masyarakat
1 02 02 Meningkatny Program Pemenuhan Upaya Persentase 100 Persen 100 332,000,000.00 100 298,800,000.00 100 302,120,000.00 100 305,440,000.00 100 312,080,000.00 100 318,720,000.00 100 Puskesmas
a layanan Kesehatan Perorangan dan Pemenuhan Upaya Simpang
fasilitas Upaya Kesehatan Masyarakat Kesehatan Nangka
kesehatan Perorangan dan
Upaya Kesehatan
Masyarakat
1 02 02 Meningkatny Program Pemenuhan Upaya Persentase 100 Persen 100 463,000,000.00 100 416,700,000.00 100 421,330,000.00 100 425,960,000.00 100 435,220,000.00 100 444,480,000.00 100 Puskesmas
a layanan Kesehatan Perorangan dan Pemenuhan Upaya Bermani Ulu
fasilitas Upaya Kesehatan Masyarakat Kesehatan
kesehatan Perorangan dan
Upaya Kesehatan
Masyarakat
1 02 02 Meningkatny Program Pemenuhan Upaya Persentase 100 Persen 100 340,000,000.00 100 306,000,000.00 100 309,400,000.00 100 312,800,000.00 100 319,600,000.00 100 326,400,000.00 100 Puskesmas
a layanan Kesehatan Perorangan dan Pemenuhan Upaya Watas Marga
fasilitas Upaya Kesehatan Masyarakat Kesehatan
kesehatan Perorangan dan
Upaya Kesehatan
Masyarakat

Sasaran : Meningkatnya kompetensi tenaga Persentase tenaga 10.6 Persen 12.7 13.9 15.1 16.3 17.5 18.8 18.8
kesehatan kesehatan yang
memiliki sertifikat
kompetensi

1 02 03 Program Peningkatan Kapasitas Persentase tenaga 14.5 Persen 18.4 159,206,534.00 21.1 143,285,880.60 23.7 144,877,945.94 26.3 146,470,011.28 28.9 149,654,141.96 31.6 152,838,272.64 31.6 Rumah Sakit
Sumber Daya Manusia kesehatan rumah Umum Daerah
Kesehatan sakit memiliki
sertifikat
kompetensi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-15
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
1 02 03 Program Peningkatan Kapasitas Persentase tenaga 10.1 Persen 12.0 196,637,500.00 13.0 176,973,750.00 14.0 178,940,125.00 15.0 180,906,500.00 16.1 184,839,250.00 17.1 188,772,000.00 17.1 Dinas
Sumber Daya Manusia kesehatan (dinas) Kesehatan
Kesehatan memiliki sertifikat
kompetensi
Sasaran : Meningkatnya Mutu dan Persentase 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
Pengawasan Kefarmasian, Alat Kesehatan Pengawasan
dan makanan minuman Fasilitas Pelayanan
Kefarmasian
1 02 04 Program Sediaan Farmasi, Alat Persentase PIRT 100 Persen 100 178,766,250.00 100 178,766,250.00 100 178,766,250.00 100 178,766,250.00 100 178,766,250.00 100 178,766,250.00 100 Dinas
kesehatan dan Makanan yang bersertifikat Kesehatan
Minuman
Persentase Fasilitas 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
Pelayanan
Kefarmasian
(Apotek dan Toko
Obat) yang
memenuhi standar
dan persyaratan
perizinan

Sasaran : Meningkatnya partisipasi Persentase 14.03 Persen 14.22 14.42 14.61 14.81 15.00 15.20 15.20
masyarakat dalam program kesehatan Partisipasi
masyarakat dalam
program kesehatan

1 02 05 Program Pemberdayaan Persentase 82.00 Persen 82.00 125,452,000.00 85.00 155,000,000.00 88.00 155,000,000.00 90.00 155,000,000.00 92.00 155,000,000.00 94.00 155,000,000.00 94.00 Dinas
Masyarakat bidang kesehatan keterisian data Kesehatan
dalam aplikasi
Kesehatan
Pendekatan
Keluarga (KPK)

1 03 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


Tujuan : Meningkatnya akses jaringan Rasio Jaringan 14.65 m/Ha 16.88 17.86 18.60 19.24 20.96 22.00 22.00
pengairan petani Irigasi
Sasaran: Meningkatnya jaringan irigasi Persentase jaringan 79.09 Persen 80.09 81.09 82.1 83.1 84.1 85.1 85.1
dalam kondisi baik irigasi kabupaten
dalam kondisi baik
1 03 02 Program Pengelolaan Sumber Persentase jaringan 45.14 Persen 100 6,499,307,142.00 100 4,789,018,000.00 100 4,315,798,360.00 100 4,394,114,327.20 100 4,473,996,613.74 100 4,555,476,546.02 100 Dinas
Daya Air (SDA) irigasi Kabupaten Pekerjaan
yang tertangani Umum dan
Penataan
Ruang,
Perumahan
dan Kawasan
Pemukiman
Tujuan : Terpenuhinya akses masyarakat Persentase Rumah 81.27 Persen 84.39 87.51 90.64 93.76 96.88 100.00 100.00
terhadap air minum layak Tangga yang
memiliki akses air
minum layak
Sasaran:Terpenuhinya akses jaringan Persentase rumah 63.24 Persen 65.66 68.08 70.52 72.95 75.37 77.80 77.80
masyarakat terhadap air minum tangga yang telah
memiliki akses air
minum melalui
SPAM jaringan
perpipaan
Persentase rumah 18.03 Persen 18.73 19.43 20.12 20.81 21.51 22.20 22.20
tangga yang telah
memiliki akses air
minum melalui
SPAM bukan
jaringan perpipaan
terlindungi
1 03 03 Program Pengelolaan dan Persentase 3.80 Persen 3.12 10,443,320,550.00 3.12 3,104,999,920.00 3.13 3,153,899,918.40 3.12 3,203,777,916.77 3.12 3,254,653,475.10 3.12 3,306,546,544.61 3.12 Dinas
Pengembangan Sistem Peningkatan jumlah Pekerjaan
Penyediaan Air Minum rumah tangga yang Umum dan
telah mengakses air Penataan
minum layak Ruang,
Perumahan
dan Kawasan
Pemukiman

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-16
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
Tujuan : Terpenuhinya akses masyarakat Persentase Rumah 41.36 Persen 41.36 53.09 64.82 76.54 88.27 100.00 100.00
terhadap sanitasi layak Tangga Bersanitasi

Sasaran : Terpenuhinya akses Persentase 39.01 Persen 40.00 40.99 41.80 42.00 43.00 44.00 44.00
masyarakat terhadap sistem air limbah penduduk yang
yang memadai terlayani sistem air
limbah yang
memadai

1 03 05 Program Pengelolaan dan Persentase 0.004 Persen 0.99 2,690,583,500.00 11.73 2,200,000,000.00 11.73 2,200,000,000.00 11.72 2,800,000,000.00 11.73 2,200,000,000.00 11.73 2,200,000,000.00 11.73 Dinas
Pengembangan Sistem Air peningkatan rumah Pekerjaan
Limbah tangga yang Umum dan
terlayani sistem air Penataan
limbah yang Ruang,
memadai Perumahan
dan Kawasan
Pemukiman
Sasaran : Terpenuhinya drainase dalam Persentase drainase 34.78 Persen 34.83 34.89 34.96 35.02 35.08 35.13 35.13
kondisi baik/pembuangan aliran air tidak dalam kondisi
tersumbat baik/pembuangan
aliran air tidak
tersumbat

1 03 06 Program Pengelolaan dan Persentase drainase 40 Persen 0.42 1,847,226,115.22 0.57 2,477,780,892.00 0.33 1,455,173,072.00 0.32 1,432,596,533.44 0.32 1,410,602,064.11 0.32 1,389,180,633.39 42.28 Dinas
Pengembangan Sistem Drainase yang tertangani Pekerjaan
Umum dan
Penataan
Ruang,
Perumahan
dan Kawasan
Pemukiman
Sasaran : Meningkatnya Kualitas Persentase Jalan 69.43 Persen 69.45 69.52 69.61 69.71 69.80 69.89 69.89
infrastruktur penunjang pemukiman Lingkungan dalam
kondisi baik

1 03 07 Program Pengembangan Persentase Jalan 50 Persen 0.76 1,574,308,407.78 0.61 1,259,446,725.60 0.48 1,000,000,000.00 1.24 2,554,752,200.00 0.50 1,040,400,000.00 0.62 1,276,184,583.98 54.21 Dinas
Pemukiman Lingkungan yang Pekerjaan
tertangani Umum dan
Penataan
Ruang,
Perumahan
dan Kawasan
Pemukiman
Tujuan : Meningkatnya Kualitas dan Persentase 50 Persen 53 54 55 56 57 58 58
Kuantitas Bangunan Gedung bangunan
kabupaten dalam
kondisi layak
Sasaran : Meningkatnya bangunan Persentase 50 Persen 53 54 55 56 57 58 58
kabupaten dalam kondisi baik ketersediaan
bangunan gedung
daerah dalam
kondisi baik

1 03 08 Program Penataan Bangunan Persentase 11.4 Persen 18.2 18,813,289,084.00 20.5 5,643,986,725.20 22.7 5,531,106,990.70 25.0 5,420,484,850.88 27.3 5,312,075,153.86 29.5 5,205,833,650.79 29.5 Dinas
Gedung bangunan gedung Pekerjaan
yang terpelihara Umum dan
Penataan
Ruang,
Perumahan
dan Kawasan
Pemukiman
1 03 09 Program Penataan Bangunan Persentase kawasan 40 Persen - - 50 5,000,000,000.00 - - - 50
dan Lingkungannya yang dilakukan
penataan

Tujuan : Meningkatnya kualitas jaringan Persentase jalan 69.56 Persen 72.11 74.39 76.67 78.95 81.23 83.51 83.51
jalan kabupaten dalam
kondisi mantap
(baik/sedang)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-17
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
Sasaran : Meningkatnya kualitas jaringan Persentase jalan 55.58 Persen 57.42 57.42 58.69 59.90 60.75 61.72 61.72
jalan dalam kondisi baik/sedang Kabupaten dalam
kondisi baik
Persentase jalan 13.99 Persen 14.69 16.97 17.99 19.05 20.48 21.78 21.78
Kabupaten dalam
kondisi sedang
1 03 10 Program Penyelenggaraan Jalan Persentase 69.56 Persen 74.75 40,949,221,832.00 75.49 30,472,250,125.12 76.76 38,559,984,427.62 77.97 46,649,473,416.17 78.82 39,740,752,184.50 79.80 38,833,856,528.19 79.80 Dinas
penanganan jalan Pekerjaan
Kabupaten Umum dan
Penataan
Ruang,
Perumahan
dan Kawasan
Pemukiman
Tujuan : Terselenggaranya Penataan Ruang Persentase Ketaatan 88.26 Persen 88.7 89.14 89.59 90.04 90.49 90.94 90.94
Terhadap Rencana
Tata Ruang Wilayah

Sasaran : Meningkatnya Ketaatan terhadap Penurunan 15.38 Persen 15.28 15.25 14.95 14.65 14.55 9.06 9.06
RTRW Persentase
pelanggaran
terhadap Rencana
Tata Ruang

1 03 12 Program Penyelenggaraan Persentase kesuaian 84.62 Persen 84.72 6,300,000,000.00 84.75 1,893,870,400.00 85.05 1,900,747,808.00 85.35 1,274,665,600.00 85.45 2,080,158,912.00 90.94 2,085,762,090.24 90.94 Dinas
Penataan Ruang perizinan yang Pekerjaan
sesuai dengan Umum dan
rencana tata ruang Penataan
Ruang,
Perumahan
dan Kawasan
Pemukiman

1 04 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Tujuan : Meningkatnya Permukiman Layak Persentase luas 0.057 Persen 0.030 0.020 0.015 0.010 0.005 0 0
Huni bagi masyarakat kawasan kumuh

Rasio rumah layak 0.221 Persen 0.222 0.224 0.225 0.225 0.231 0.237 0.237
huni

Sasaran : Meningkatnya penanganan Persentase N/A Persen 25 30 32 34 36 38 38


rumah korban bencana dan masyarakat penanganan rumah
terkena dampak relokasi program tangga korban
kabupaten bencana
Persentase N/A Persen 20 22 24 26 28 30 30
penanganan rumah
tangga bagi
masyarakat terkena
dampak relokasi
program kabupaten

1 04 02 Program Pengembangan Pengurangan resiko 53.33 Persen 66.67 650,000,000.00 73.33 200,000,000.00 80 102,000,000.00 86.67 104,040,000.00 93.33 556,120,800.00 98 108,243,216.00 98 Dinas
Perumahan rumah tangga Pekerjaan
terhadap Umum dan
kebencanaan Penataan
Ruang,
Perumahan
dan Kawasan
Pemukiman
Sasaran : Meningkatnya luasan kawasan Persentase Luasan 56.13 Persen 77.24 84.65 88.61 92.07 96.51 100 100
kumuh yang tertangani Kawasan Kumuh
yang tertangani

Rasio rumah layak 0.221 Persen 0.222 0.224 0.225 0.225 0.231 0.237 0.237
huni

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-18
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
1 04 03 Program Kawasan Permukiman Persentase kawasan 33.33 Persen 45.83 9,485,939,900.00 58.33 8,725,051,920.00 70.83 8,658,388,558.40 79.17 8,655,089,093.57 87.5 34,850,626,475.76 100 34,780,020,315.37 100 Dinas
kumuh yang tuntas Pekerjaan
tertangani Umum dan
Penataan
Ruang,
Persentase 2.369 Persen 4.737 7.106 9.474 11.843 14.211 16.580 16.5798 Perumahan
pengurangan dan Kawasan
backlog perumahan Pemukiman
tingkat kabupaten
Sasaran : Meningkatnya PSU yang memadai Rasio ketersediaan N/A Persen 14.28 28.57 42.85 57.14 71.42 80.95 80.95
bagi perumahan yang diserahterimakan PSU yang memadai

1 04 05 Program Peningkatan Persentase N/A Persen 14.28 600,000,000.00 28.57 120,000,000.00 42.85 200,000,000.00 57.14 300,000,000.00 71.42 300,000,000.00 80.95 300,000,000.00 80.95 Dinas
Prasarana, Sarana dan Utilitas perumahan dengan Pekerjaan
Umum (PSU) PSU yang memadai Umum dan
dari Perumahan Penataan
yang Ruang,
diserahterimakan Perumahan
dan Kawasan
Pemukiman

1 05 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KETENTERAMAN DAN KETERTIBAN UMUM SERTA PERLINDUNGAN MASYARAKAT
Tujuan : Menciptakan Ketentraman Persentase 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
Masyarakat dan Ketertiban Umum Pelaksanaan
Pencegahan dan
Penanganan
Gangguan
ketentraman dan
ketertiban Umum
Sasaran : Meningkatnya Penegakan Persentase Tingkat 92.86 Persen 100 100 100 100 100 100 100
Peraturan dan Produk Hukum Daerah Penyelesaian
Pelanggaran
Ketentraman,
Ketertiban dan
Keindahan (K3)
1 05 02 Program Peningkatan Persentase 100 Persen 100 2,166,614,600.00 100 1,460,773,160.00 100 1,305,911,818.00 100 1,583,707,408.90 100 1,425,292,779.35 100 1,636,807,418.31 100 Satuan Polisi
Ketenteraman dan Ketertiban Penegakan Perda Pamong Praja
Umum
Tujuan : Meningkatnya kualitas Indeks Risiko 100.71 Indeks 100.61 100.51 100.41 100.31 100.21 100.11 100.11
penanggulangan bencana Bencana
Sasaran : Meningkatnya kualitas Persentase 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
lingkungan hidup dan penanganan bencana Pelayanan
pencegahan dan
kesiapsiagaan
terhadap bencana
1 05 03 Program Penanggulangan Persentase 100 Persen 100 8,246,436,000.00 100 1,218,160,000.00 100 1,242,523,200.00 100 1,267,373,664.00 100 1,292,721,137.28 100 1,318,575,560.03 100 Badan
Bencana Pelaksanaan Penanggulang
Penangulangan an Bencana
Kebencanaan Daerah
Tujuan : Mengurangi Risiko bahaya Tingkat Waktu 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
kebakaran Tanggap (Response
Time) daerah
Layanan Wilayah
Manajemen
Kebakaran (WMK)
Sasaran : Meningkatnya Cakupan Cakupan pelayanan 80.31 Persen 80.31 85.00 85.00 85.00 85.00 85.00 85.00
pelayanan bencana kebakaran kabupaten bencana kebakaran
kabupaten
1 05 04 Program Pencegahan, Persentase layanan 100 Persen 100 302,925,000.00 100 411,413,200.00 100 340,429,026.00 100 300,645,000.00 100 425,668,900.00 100 339,205,000.00 100 Dinas
Penanggulangan, Penyelamatan pemadaman, Pemadam
Kebakaran dan Penyelamatan penyelamatan dan Kebakaran
Non Kebakaran evakuasi
(dalam waktu
respontime)
yang ditangani

1 06 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG SOSIAL


Tujuan : Meningkatnya kesejahteraan Persentase PMKS 2.46 persen 3.69 5.53 8.29 12.44 18.66 27.98 27.98
sosial penyandang masalah kesejahteraan yang memperoleh
sosial bantuan sosial

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-19
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
Sasaran: Meningkatnya penanganan Persentase Keluarga 75.31 Persen 71.85 71.85 71.86 71.91 71.90 71.91162 71.91
permasalahan sosial Miskin yang
mendapatkan
perlindungan dan
jaminan sosial
1 06 02 Program Pemberdayaan Sosial Persentase rumah 58.98 Persen 58.98 274,444,889.00 58.98 200,882,690.10 58.98 203,114,719.99 58.76 209,810,809.66 58.68 223,202,989.00 58.6 265,516,769.44 58.6 Dinas Sosial
tangga yang
mendapatkan
Bantuan Pangan
Non Tunai
Persentase rumah 39.55 Persen 35.71 35.71 35.78 35.87 35.87 35.95 35.95
tangga yang
mendapatkan
program keluarga
harapan
1 06 04 Program Rehabilitasi Sosial Persentase 4.55 Persen 4.55 159,766,000.00 6.82 138,887,500.00 6.82 139,486,250.00 6.82 140,085,000.00 6.82 141,282,500.00 6.82 142,480,000.00 6.82 Dinas Sosial
Rehabilitasi sosial
dasar penyandang
disabilitas terlantar
diluar panti
Persentase 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
Rehabilitasi sosial
dasar anak terlantar
diluar panti
Persentase 10 Persen 10 10 10 10 10 10 10
Rehabilitasi sosial
dasar lanjut usia
terlantar diluar
panti
Persentase 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
Rehabilitasi sosial
tuna sosial
khususnya
gelandang dan
pengemis diluar
panti
1 06 05 Program Perlindungan dan Persentase Data 68.39 persen 70.10 261,459,850.00 70.58 235,313,865.00 71.40 237,928,463.50 72.22 240,543,062.00 73.04 245,772,259.00 73.86 251,001,456.00 73.86 Dinas Sosial
Jaminan Sosial Terpadu
Kesejahteraan Sosial
(DTKS) yang di
Verifikasi dan
validasi
Sasaran : Meningkatnya pelayanan korban Persentase Layanan N/a persen 100 100 100 100 100 100 100
bencana selama tanggap darurat Penanganan korban
bencana selama
tanggap darurat
1 06 06 Program Penanganan Bencana Persentase korban 24.34 persen 100 99,029,200.00 100 53,166,780.00 100 53,757,522.00 100 54,348,264.00 100 55,529,748.00 100 96,666,232.00 100 Dinas Sosial
bencana yang
menerima bantuan
sosial selama masa
tanggap darurat

2 URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR


2 07 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG TENAGA KERJA
Tujuan : Menyediakan tenaga kerja yang Tingkat 3.7 persen 3.85 3.78 3.68 3.49 3.3 3.12 3.12
kompeten, produktif dan berdaya saing Pengangguran
yang sesuai dengan perkembangan pasar Terbuka (TPT)
kerja dan mengurangi pengangguran
Sasaran :Meningkatnya daya saing dan Tingkat Partisipasi 77.93 78.49 78.93 79.45 79.89 80.37 80.99 80.99
produktivitas tenaga kerja Angkatan Kerja
(TPAK)
2 07 03 Program Pelatihan Kerja dan Persentase tenaga 0 persen 100 40,000,000.00 100 36,000,000.00 100 37,000,000.00 100 37,500,000.00 100 38,500,000.00 100 37,000,000.00 100 Dinas Tenaga
Produktivitas Tenaga Kerja kerja yang Kerja dan
mendapatkan Transmigrasi
pelatihan berbasis
kompetensi
2 07 04 Program Penempatan Tenaga Besaran pencari 66.25 persen 66.67 82,855,500.00 67.5 38,500,000.00 69.23 39,000,000.00 71.25 39,200,000.00 72.2 40,300,000.00 72.59 39,000,000.00 72.59 Dinas Tenaga
Kerja kerja yang terdaftar Kerja dan
yang ditempatkan Transmigrasi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-20
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
Sasaran :Meningkatnya kualitas hubungan Angka sengketa 1.10 persen 0.547 0.272 0.27 0 0 0 0
industrial yang harmonis dan pengusaha-pekerja
meningkatnya peran kelembagaan
industrial
2 07 05 Program Hubungan Industrial
Besaran kasus yang 100 persen 100 75,000,000.00 100 65,000,000.00 100 65,500,000.00 100 66,000,000.00 100 67,000,000.00 100 66,000,000.00 100 Dinas Tenaga
diselesaikan dengan Kerja dan
Perjanjian Bersama Transmigrasi
Besaran 24.09 persen 24.14 24.23 24.47 25.1 26.51 26.76 26.76
pekerja/buruh yang
menjadi peserta
program Jamsostek
2 08 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
Tujuan :Meningkatnya kualitas hidup Indeks 91.89 Indeks 91.9 - 91.91 91.92 91.93 91.94 91.95 91.95
perempuan dan pemenuhan hak anak Pembangunan
dalam mewujudkan kesetaraan Gender Gender (IPG)
dalam pembangunan. Indeks 62.93 Indeks 63.23 63.53 63.83 64.13 64.43 64.73 64.73
Pemberdayaan
Gender (IDG)
Sasaran :Meningkatnya kesetaraan dan Rasio KDRT 0.04 persen 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.02 0.02
keadilan Gender serta Pemberdayaan Persentase 3.99 persen 4.07 4.15 4.23 4.31 4.4 4.48 4.48
Perempuan partisipasi
perempuan di
lembaga pemerintah
Proporsi kursi yang 20 persen 20 20 20 30 30 30 30
diduduki
perempuan di DPR
2 08 02 Program Pengarus Utamaan Persentase OPD N/a persen N/a - 9.09 140,000,000 13.64 130,997,901 18.18 136,602,809 22.73 138,002,809 27.27 140,802,809 27.27 Dinas
Gender dan Pemberdayaan yang menerapkan Pemberdayaa
Perempuan Anggaran Responsif n Perempuan
Gender (ARG) dan
2 08 03 Program Perlindungan Presentase korban 100 persen 100 517,892,000 100 256,946,000 100 230,395,400 100 231,161,520 100 235,836,040 100 241,668,160 100 Perlindungan
Perempuan kekerasan terhadap Anak,
perempuan yang Pengendalian
mendapat layanan Penduduk
komprehensif dan Keluarga
2 08 04 Program Peningkatan Kualitas Usia Harapan Hidup 70.50 Indeks 70.60 491,000,000.00 70.70 0 70.80 2,498,950.26 70.90 4,601,404.32 71.00 4,601,404.32 71.10 4,601,404.32 71.20 Berencana
Keluarga Perempuan

Sasaran : Meningkatnya pemenuhan hak Capaian Nilai N/a Nilai 270 300 350 400 450 500 500
atas anak Kabupaten Layak
Anak
2 08 06 Program Pemenuhan Hak Anak Persentase N/a persen 25 9,000,000 26 39,000,000 27 25,500,000 28 22,800,000 29 23,100,000 30 23,970,000 31
(PHA) indikator KLA yang
terpenuhi sesuai
standar
2 08 07 Program Perlindungan Khusus Prevalensi Laki-laki: persen Menurun 53,600,000 Menurun 256,946,000 Menurun 230,895,400 Menurun 231,616,520 Menuru 236,296,040 Menurun 242,138,160 Menurun
Anak kekerasan terhadap 61,7% n
anak Perempua
n : 62%
(baseline
RPJMN)

2 09 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PANGAN


Tujuan : Terwujudnya Ketahanan dan Indeks Ketahanan 70.64 Indeks 70.93 71.22 71.51 71.8 72.09 72.38 72.38
Keamanan Pangan melalui memerataan Pangan
Akses, Distribusi, Cadangan dan
Penganekaragaman Pangan

Sasaran :Meningkatnya Ketersediaan Skor Pola Pangan 79.3 Indeks 80.25 81.22 82.19 95.68 100 100 100
Pangan Harapan

2 09 03 Program Peningkatan Penguatan cadangan n/a Persen 17.03 616,779,918.00 18.01 706,779,918.00 20.80 718,579,918.00 25.39 720,615,918.00 32.66 722,692,638.00 44.21 1,266,779,918.00 44.21 Dinas
Diversifikasi dan Ketahanan pangan Ketahanan
Pangan Masyarakat Pangan
Ketersediaan 129,371 Kg 141,385 142,042 142,699 143,356 144,013 144,670 144,670
pangan utama
2 09 04 Program Pengawasan Keamanan Persentase 100 Persen 100 - 100 - 100 - 100 - 100 - 100 150,000,000.00
Pangan pengawasan dan
pembinaan
keamanan pangan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-21
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)

2 10 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERTANAHAN


Kewenangan ada pada BPN (Instansi Vertikal)

2 11 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP


Tujuan : Mengendalikan Pencemaran dan Indeks Kualitas 65.61 Indeks 67.52 68.45 68.98 70.31 70.32 70.76 70.76
Kerusakan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup

Sasaran : Meningkatnya Pengawasan dan Persentase Pelaku N/A Persen 100 100 100 100 100 100 100
Perlindungan Pengelolaan Lingkungan usaha yang
Hidup melaksanakan
prosedur
pengolahan limbah
industri dan
domestik
2 11 02 Program Perencanaan Persentase 100 Persen 100 282,200,000.00 100 100,000,000.00 100 50,000,000.00 100 282,200,000.00 100 - 100 - 100 Dinas
Lingkungan Hidup Ketersediaan Lingkungan
Dokumen Hidup
Perencanaan
Lingkungan Hidup
Sasaran : Meningkatnya indeks kualitas Indeks Kualitas Air 56.1 Indeks 56.13 56.16 56.18 56.2 56.23 56.25 56.25
lingkungan hidup daerah
Indeks Kualitas 86.12 Indeks 90 91 91 93 93 95 95
Udara
Indeks Tutupan 44 Indeks 45.48 47.58 50.22 52.59 52.59 52.59 52.59
Lahan
2 11 03 Program Pengendalian Indeks Pencemaran N/a indeks 0-51 35,000,000.00 0-51 35,000,000.00 0-51 34,300,000.00 0-51 34,986,000.00 0-51 35,685,500.00 0-51 36,399,000.00 0-51
Pencemaran Dan/Atau Udara
Kerusakan Lingkungan Hidup
Persentase 23.53 indeks 26.47 29.41 32.35 35.29 38.24 41.18 41.18
keterisian
parameter Indeks
Kualitas Air
2 11 04 Program Pengelolaan Persentase Luasan 0.18 Persen 1.18 222,500,000.00 2.18 200,250,000.00 3.18 202,252,500.00 4.18 206,297,500.00 5.18 200,423,000.00 6.18 214,631,000.00 6.18
Keanekaragaman Hayati Ruang Terbuka
(KEHATI) Hijau (RTH)
Sasaran : Pengawasan dan Perlindungan Persentase Pelaku N/A Persen 100 100 100 100 100 100 100
Pengelolaan Lingkungan Hidup usaha yang
melaksanakan
prosedur
pengolahan limbah
industri dan
domestik
2 11 06 Program Pembinaan & Persentase 100 Persen 100 49,999,725.00 100 44,999,700.00 100 45,449,500.00 100 46,358,000.00 100 47,285,000.00 100 48,230,700.00 100
Pengawasan Terhadap Izin Peningkatan
Lingkungan dan Izin Ketaatan
Perlindungan Pengelolaan Penanggungjawab
Lingkungan Hidup (RPPLH ) usaha dan/atau
kegiatan yang
diawasi

2 11 10 Program Penanganan Peningkatan 100 Persen - - - - 100 25,000,000.00 - - 100 25,000,000.00 - - 100
Pengaduan Lingkungan Hidup Persentase
Pengaduan
Masyarakat
Terhadap PPLH
yang terselesaikan
Sasaran : Meningkatnya pengelolaan Persentase 43.8 Persen 47.00 47.88 50.06 52.35 54.73 57.23 57.23
persampahan Pengelolaaan
Persampahan
2 11 11 Program Pengelolaan Cakupan area 53.3 Persen 60.0 5,230,475,276.00 73.3 6,964,276,000.00 80.0 6,154,208,000.00 93.3 6,229,208,000.00 100 6,604,208,000.00 100 6,894,208,000.00 100
Persampahan pelayanan

2 12 URUSAN PEMERINTAHAN KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL


Tujuan : Meningkatnya Kualitas Pelayanan Indeks Kepuasan 80.68 Persen 81.77 82.86 83.95 85.04 86.13 82.71 82.71
Publik Masyarakat
(daerah)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-22
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
Sasaran : Meningkatnya kualitas pelayanan Nilai Indeks 76.81 Indeks 84 85 86 87 88 89 89
kependudukan dan catatan sipil Kepuasan
Masyarakat Bidang
Kependudukan dan
Pencatatan Sipil
2 12 03 Program Pendaftaran Penduduk Cakupan pelayanan 90 Persen 90 1,129,490,000.00 92 2,137,040,000.00 93 1,129,490,000.00 94 1,242,439,000.00 95 1,366,682,900.00 96 1,578,351,190.00 96 Dinas
pendaftaran Kependuduka
penduduk n dan Catatan
Sipil
2 12 04 Program Pengelolaan Informasi Persentase 80 Persen 82 84 86 90 400,000,000.00 92 94 45,000,000.00 94
Administrasi Kependudukan peningkatan
pemanfaatan
informasi
kependudukan

2 12 05 Program Pengelolaan Profil Ketersediaan Tersedia tersedia/ Tersedia Tersedia 50,000,000.00 Tersedia 75,500,000.00 Tersedia 76,000,000.00 Tersedia 77,000,000.00 Tersedia 78,000,000.00 Tersedia
Kependudukan database tidak
kependudukan
skala kabupaten

2 12 03 Program Pencatatan Sipil Cakupan pelayanan 86 Persen 88 90 30,000,000.00 92 35,500,000.00 94 36,000,000.00 95 37,000,000.00 96 38,000,000.00 96
pencatatan sipil

2 13 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA


Tujuan : Meningkatnya kesejahteraan Pendapatan 33,886 Ribu 34,356 35,296 36,314 37,631 39,133 40,933 40,933
masyarakat Perkapita Rupiah
Sasaran 1: Meningkatnya Pembangunan Indeks Desa 0.6212 Indeks 0.6212 0.6212 0.6212 0.6212 0.6212 0.6212 0.6212
Desa Membangun (IDM)
Persentase 26.23 Persen 26.23 27.87 27.87 28.69 29.51 30.33 30.33
BUMDesa yang
berkembang atau
maju

Sasaran 2: Meningkatnya masyarakat usia Persentase - Persen - 9.84 17.86 24.59 24.59 24.59 24.59
prodiktif yang diberdayakan masyarakat usia
produktif yang
diberdayakan
2 13 02 Program Penataan Desa Persentase 42.62 Persen 42.62 - 40.16 75,000,000.00 36.89 68,250,000.00 34.43 69,000,000.00 32.79 70,500,000.00 30.33 72,000,000.00 30.33 Dinas
Perubahan status Pemberdayaa
desa, terutama n Masyarakat
status desa Desa
tertinggal dan desa
sangat tertinggal
2 13 04 Program Administrasi Persentase Desa 100 Persen 100 428,205,475.00 100 1,980,000,000.00 100 561,499,795.25 100 426,600,000.00 100 433,700,000.00 100 2,400,800,000.00 100
Pemerintahan Desa Tertib Administrasi
Tujuan : Meningkatnya masyarakat yang Persentase 100 Persen 100 100 100 100 100 0 100
berdaya saing dan inovatif peningkatan
fasilitasi
kelembagaan
pemberdayaan
masyarakat dalam
pembangunan di
desa/kelurahan
Sasaran : Meningkatnya Pemberdayaan Persentase 9.62 Persen 9.62 20.5 41 61.5 82.1 100 100
kelompok masyarakat pemberdayaan
kelompok
masyarakat
2 13 05 Program Pemberdayaan Persentase Lembaga 33.33 Persen 37.8 638,356,400.00 73.3 842,406,498.00 83.6 805,481,888.18 91.26 797,013,978.16 100 808,362,108.12 100 819,710,238.08 100
Lembaga Kemasyarakatan, Pemberdayaan
Lembaga Adat dan Masyarakat Masyarakat aktif
Hukum Adat

2 14 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA


Tujuan : Terkendalinya Laju Pertumbuhan Laju Pertumbuhan 0.47 Persen 0.46 0.46 0.45 0.44 0.43 0.43 0.43
Penduduk Penduduk (LPP)
Sasaran : Meningkatnya kepesertaan Ratio Akseptor KB 0.83 Persen 0.85 0.86 0.88 0.90 0.92 0.93 0.93
Keluarga Berencana

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-23
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
2 14 02 Program Pengendalian Total Fertility Rate 2.24 Indeks 2.22 0 2.2 25,000,000.00 2.17 22,750,000.00 2.15 23,000,000.00 2.13 23,500,000.00 2.11 24,000,000.00 2.11 Dinas
Penduduk (TFR) Pemberdayaa
n Perempuan
2 14 03 Program Pembinaan Keluarga Angka pemakaian N/a Persen 77.07 4,629,398,250.00 77.82 4,170,571,200.00 78.59 4,180,567,001.03 79.36 4,179,774,008.64 80.13 4,199,885,548.64 80.92 4,179,826,487.64 80.92 dan
Berencana (KB) kontrasepsi/CPR Perlindungan
bagi perempuan Anak,
menikah usia 15-49 Pengendalian
Penduduk
dan Keluarga
Berencana

2 15 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERHUBUNGAN


Tujuan : Meningkatnya mutu pelayanan Persentase 25.2 Persen 65.6 71.1 76.5 82.0 87.5 92.9 97.9
dan fasilitas transportasi daerah Pemenuhan
pengembangan
transportasi
Rasio Elektrifikasi 87.81 Persen 89.94 91.87 93.91 95.94 97.97 100 100
Sasaran : Menurunkan angka kecelakaan Persentase 25.2 Persen 25.6 26.1 26.5 27.0 27.5 27.9 27.9
lalu lintas dan kesadaran masyarakat penerangan jalan
dalam berlalu lintas umum (PJU) pada
jalan kabupaten
2 15 02 Program Penyelenggaraan Lalu Persentase fasilitas N/a Persen 40 179,807,150.00 45 3,679,597,421.27 50 3,704,597,421.27 55 8,481,497,421.27 60 3,904,597,421.27 65 3,929,597,421.27 65 Dinas
Lintas dan Angkutan Jalan perlengkapan jalan Perhubungan
(LLAJ) pada jalan
kabupaten

2 16 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA


Tujuan : Meningkatnya pelaksanaan e- Indeks SPBE 1.62 Indeks 1.8 2 2.2 2.4 2.7 3 3
Government
Sasaran : Meningkatnya kepuasan Nilai survey 80 Indeks 75 -80 75 -80 75 -80 75 -80 75 -80 75 -80 75 -80
informasi komunikasi Publik kepuasan Informasi
komunikasi publik
2 16 02 Program Informasi dan Persentase 100 Indeks 100 609,236,396.00 100 784,000,000.00 100 786,250,000.00 100 790,795,000.00 100 795,430,900.00 100 824,159,518.00 100 Dinas
Komunikasi Publik Keterbukaan Komunikasi
Informasi Publik dan
Sasaran : Meningkatnya pengelolaan Sistem Indeks Kebijakan 0.94 Indeks 1.14 1.34 1.54 1.74 1.94 2.14 2.14 Informatika
pemerintah berbasis elektonik Internal SPBE
Indeks Tata Kelola 0.57 Indeks 0.77 0.97 1.17 1.37 1.57 1.77 1.77
SPBE
Indeks Manajemen 0 Indeks 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2 2.2
SPBE
Indeks Layanan 2.36 Indeks 2.56 2.76 2.96 3.16 3.36 3.56 3.56
SPBE
2 16 03 Program Pengelolaan Aplikasi Persentase 6.8 Persen 6.8 531,563,400.00 9 386,824,200.00 13.6 388,292,442.00 13.6 390,000,000.00 15.9 392,000,000.00 15.9 395,000,000.00 15.9
Informatika Ketersediaan
infrastruktur
teknologi informasi
dan komunikasi
Persentase aplikasi 37.4 Persen 37.4 40.7 44.4 48.1 51.8 55.6 55.6
yang dikembangkan

2 17 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KOPERASI, USAHA KECIL, DAN MENENGAH


Tujuan :Meningkatnya ekonomi daerah Persentase -3.95 persen 0.06 0.14 0.72 1.33 1.75 3.29 3.29
sektor industri dan perdagangan Pertumbuhan PDRB
Sektor Perdagangan

Sasaran :Meningkatnya koperasi dan persentase koperasi 46.70 persen 47.00 47.07 47.62 48.99 51.77 56.97 56.97
UMKM yang aktif aktif

Persentase UMKM 30 persen 40 50 50 50 50 50 50


yang aktif

2 17 07 Program Pemberdayaan Usaha Persentase koperasi 46.70 persen 47.00 25,000,000.00 47.07 20,000,000.00 47.62 20,000,000.00 48.99 20,000,000.00 51.77 20,000,000.00 56.97 20,000,000.00 56.97 Dinas
Menengah, Usaha Kecil, dan yang dibina Perdagangan,
Usaha Mikro (UMKM) Koperasi,
2 17 08 Program Pengembangan UMKM Persentase UMKM 30 persen 40 390,304,000.00 50 490,300,000.00 50 490,300,000.00 50 490,300,000.00 50 490,300,000.00 50 490,300,000.00 50 Usaha Kecil
yang dikembangkan Menengah
dan
Perindustrian

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-24
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
2 18 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENANAMAN MODAL

Tujuan :Meningkatnya laju investasi miliar


Nilai Investasi (Rp) 459.87 462.07 464.71 467.87 471.58 476.28 483.17 483.17
Rupiah
Sasaran : Meningkatnya investor dan Persentase 2 persen 2 2 4 7 10 14 14
pelayanan di bidang penanaman modal peningkatan
perusahaan yang
berinvestasi di
Kabupaten

Indeks Kepuasan 82.75 persen 100 100 100 100 100 100 100
Masyarakat Bidang
Pelayanan Terpadu
Satu Pintu
2 18 02 Program Pengembangan Iklim Persentase 100 persen 100 30,000,000.00 100 67,628,128.00 100 30,000,000.00 100 30,000,000.00 100 47,628,128.00 100 Dinas
Penanaman Modal Pengembangan Penanaman
Iklim Penanaman Modal dan
Modal Pelayanan
2 18 03 Program Promosi Penanaman Persentase Kegiatan 100 persen 100 10,000,000.00 100 10,000,000.00 100 10,000,000.00 100 10,000,000.00 100 10,000,000.00 100 Terpadu Satu
Modal Promosi Penanaman Pintu
Modal
2 18 04 Program Pelayanan Penanaman Persentase N/A persen 100 90,058,900.00 100 123,229,400.00 100 123,229,400.00 100 123,229,400.00 100 123,229,400.00 100 123,229,400.00 100
Modal Pelayanan Bidang
Penanaman Modal
yang tepat waktu
2 18 05 Program Pengendalian Persentase 100 Persen 100 388,319,000.00 100 388,319,000.00 100 388,319,000.00 100 388,319,000.00 100 388,319,000.00 100 388,319,000.00 100
Pelaksanaan Penanaman Modal Pengendalian
Pelaksanaan
Penanaman Modal
yang tertib dan
teratur

2 19 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA


Tujuan : Meningkatnya masyarakat yang Persentase pemuda 1.210 Persen 1.251 1.291 1.332 1.373 1.413 1.454 1.454
berdaya saing dan inovatif berdaya saing

Sasaran : Meningkatnya pemuda kader Persentase pemuda 0.301 Persen 0.315 0.328 0.342 0.355 0.369 0.382 0.382
aktif kader aktif
Persentase Pemuda 0.203 Persen 0.217 0.231 0.244 0.258 0.271 0.285 0.285
Pelopor
Persentase Pemuda 0.705 Persen 0.719 0.732 0.746 0.76 0.773 0.787 0.787
Wirausaha
Persentase Pemuda N/a Persen 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001
Berprestasi
2 19 02 Program Pengembangan Persentase pemuda 36.0 Persen 36.0 1,237,663,000.00 36.0 853,000,000.00 36.0 854,200,000.00 36.0 870,300,000.00 36.0 887,898,000.00 36.0 905,799,960.00 36.0 Dinas Pemuda
Kapasitas Daya Saing kader yang dibina dan Olahraga
Kepemudaan
Persentase Pemuda 18.8 Persen 18.8 18.8 18.8 18.8 18.8 18.8 18.8
Pelopor yang dibina
Persentase Pemuda 25.0 Persen 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0
Wirausaha yang
dibina
Persentase Pemuda N/a Persen 100 100 100 100 100 100 100
Berprestasi yang
difasilitasi
Sasaran : Meningkatnya pengembangan Cakupan Pembinaan 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
dan manajemen olahraga Olahraga
2 19 03 Program Pengembangan Persentase 100 Persen 100 2,306,000,000.00 100 2,017,940,000.00 100 1,824,500,000.00 100 1,845,000,000.00 100 1,885,020,000.00 100 1,925,060,400.00 100
Kapasitas Daya Saing Pembibitan
Keolahragaan olahraga berbakat

2 20 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG STATISTIK


Tujuan : Ketersediaan data perencanaan Persentase data 80 Persen 100 100 100 100 100 100 100
sesuai standar kebutuhan layanan data akurat yang dapat
digunakan oleh
pihak lain

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-25
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
Sasaran : Termanfaatkannya Persentase OPD 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
data dan informasi statistik sektoral yang menggunakan
dan mengelola data
statistik sektoral
dalam menyusun
perencanaan
pembangunan
daerah
2 20 02 Program Penyelenggaraan Ketersediaan data 80 Persen 100 112,223,700.00 100 55,000,000.00 100 55,550,000.00 100 56,661,000.00 100 57,794,220.00 100 58,950,104.40 100 Dinas
Statistik Sektoral Yang akurat, Komunikasi
Mutakhir, terpadu dan
dan Akuntabel serta Informatika
mudah di
bagipakaikan
Menuju Satu Data
Indonesia ( SDI)

2 21 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERSANDIAN


Tujuan : Meningkatnya pengelolaan Persentase 0 Persen 100 100 100 100 100 100 100
keamanan informasi keamanan informasi

Sasaran : Meningkatnya tata kelola dan Persentase OPD 3.45 Persen 8.62 11.21 15.09 20.91 29.63 42.73 42.73
kerangka penyelenggaraan persandian yang telah
menggunakan sandi
dalam komunikasi
Perangkat Daerah
2 21 02 Program Penyelenggaraan Persentase kegiatan - Persen - - 10 15,000,000.00 15 15,150,000.00 30 45,453,000.00 50 83,262,060.00 60 121,077,301.00 60 Dinas
Persandian Untuk Pengamanan persandian untuk Komunikasi
Informasi pengamanan dan
informasi yang Informatika
mencakup, tata
kelola, analisis
kebutuhan dan
pengelolaan SDM,
pelaksanaan
keamanan
informasi,
penyediaan layanan
keamanan.
Persentase OPD 3.45 Persen 8.62 11.21 15.09 20.91 29.63 42.73 42.73
yang telah
menggunakan sandi
dalam komunikasi
Perangkat Daerah

2 22 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN


Tujuan : Meningkatnya penerapan nilai Persentase Pelaku 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
nilai budaya, adat dan kearifan lokal Pelestari Budaya
yang aktif

Persentase N/a Persen 1.69 1.69 3.39 3.39 5.08 8.47 8.47
pelestarian warisan
budaya
Sasaran : Meningkatnya Peranan BMA dan Persentase BMA 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
meningkatnya keikutsertaan seni etnis Aktif
nusantara yang ditampilkan
Persentase 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
Keikutsertaaan seni
Etnis Nusantara
yang ditampilkan
2 22 02 Program Pengembangan Persentase Adat dan 100 Persen 100 1,385,859,960.00 100 1,977,273,964.00 100 1,991,132,563.60 100 2,004,991,163.20 100 2,032,708,362.40 100 2,060,425,561.60 100 Dinas
Kebudayaan Seni Budaya yang Pendidikan
dikembangkan dan
Kebudayaan
Sasaran : Meningkatnya karya budaya yang Persentase Karya 0 Persen 100 0 100 0 0 0 100
direvitalisasi dan diinvertarisasi Budaya yang
Direvitalisasi dan
Diinventarisasi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-26
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
2 22 04 Program Pembinaan Sejarah Persentase sejarah 0 Persen 100 102,550,000.00 0 - 100 112,805,000.00 0 - 0 - 0 - 100 Dinas
lokal yang Pendidikan
terdokumentasi dan
Kebudayaan
Sasaran : Meningkatnya benda, situs, dan Persentase Benda, 0 54 54 0 54 0 0 54
kawasan cagar budaya yang dilestarikan Situs, dan Kawasan
Cagar Budaya yang
dilestarikan
2 22 05 Program Pelestarian dan Persentase Benda, 0 Persen 54 85,485,000.00 54 76,936,500.00 0 - 54 78,646,200.00 0 - - 54 Dinas
Pengelolaan Cagar Budaya Situs dan Kawasan Pendidikan
yang terpelihara dan
Kebudayaan

2 23 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERPUSTAKAAN


Tujuan : Meningkatnya mutu layanan Rasio perpustakaan 0.71 Per 1000 0.71 0.72 0.73 0.74 0.74 0.75 0.75
perpustakaan persatuan Penduduk
penduduk
Sasaran : Meningkatknya minat baca Persentase 0.83 Persen 1.0 1.19 1.37 1.55 1.73 1.91 1.91
masyarakat kunjungan
perpustakaan
2 23 02 Program Pembinaan Persentase N/a Persen 5.05 924,914,775.00 5.56 902,848,297.50 6.06 858,088,145.25 6.57 870,672,543.00 7.07 915,815,938.50 7.58 918,209,484.00 7.58 Dinas
Perpustakaan perpustakaan yang Perpustakaan
dibina dan Arsip
Daerah
2 23 03 Program Pelestarian Koleksi Persentase koleksi 100 Persen - - 100 42,055,650.00 100 42,517,800.00 0.00 - 0.00 100 Dinas
Nasional dan Naskah Kuno nasional dan naskah Perpustakaan
kuno diselamatkan dan Arsip
Daerah

2 24 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEARSIPAN


Tujuan : Mewujudkan tata kelola Indeks Kearsipan 72.36 Indeks 72.36 73.36 74.36 75.36 76.36 77.36 77.36
pemerintahan yang baik
Sasaran : Meningkatnya pengelolaan Arsip Persentase 21.2 Persen 25.00 40.38 55.77 76.92 84.62 90.38 90.38
Perangkat Daerah
dalam Pengelolaan
Arsip dengan
kategori Baik
2 24 02 Program Pengelolaan Arsip Persentase OPD 8.9 Persen 100 111,210,000.00 100 80,000,000.00 100 100 83,232,000.00 100 100 86,594,572.80 100 Dinas
yang mengelola Perpustakaan
arsip secara baku dan Arsip
Daerah
2 24 03 Program Perlindungan dan Persentase Arsip N/a Persen 40.88 81,600,000.00 53.88 84,896,640.00 53.88 Dinas
Penyelamatan Arsip yang Terlindungi Perpustakaan
dan terselamatkan dan Arsip
Daerah

3 URUSAN PEMERINTAHAN PILIHAN


3 25 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN
Tujuan : Meningkatnya ekonomi daerah Pertumbuhan PDRB 0.472 Persen 0.7 1.62 1.88 2.73 3.03 3.52 3.52
sektor pertanian dan perikanan Sektor Pertanian
dan perikanan
Sasaran : Meningkatnya Kontribusi sektor Kontribusi PDRB 29.86 Persen 29.7 29.64 29.59 29.53 29.44 29.3 29.3
pertanian dan perikanan Sektor Pertanian
dan Perikanan
Terhadap PDRB*
3 25 04 Program Pengelolaan Perikanan Persentase 7.60 Persen 10.00 777,000,000.00 15.00 746,389,000.00 20.00 746,389,000.00 25.00 746,389,000.00 30.00 746,389,000.00 35.00 846,389,000.00 35.00 Dinas
Budidaya Peningkatan Pertanian dan
produksi perikanan Perikanan
budidaya
3 25 05 Program Pengelolaan dan Persentase N/a Persen 25.00 100,000,000.00 25.00 Dinas
Pemasaran Hasil Perikanan pemberian fasilitas Pertanian dan
bagi pelaku usaha Perikanan
perikanan

3 26 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PARIWISATA


Tujuan : Meningkatnya ekonomi daerah Kontribusi PAD 0.15 Persen 0.17 0.25 0.34 0.48 0.67 0.78 0.78
sektor pariwisata Sektor Pariwisata

Sasaran : Meningkatnya Sektor Rata-rata Lama 1.5 hari 2 2 2 2 2 2 2


kepariwisataan Daerah Tinggal
Tingkat Hunian 2.44 Persen 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2 2.0
Hotel

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-27
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
Persentase pelaku N/a persen 50 51 52 53 54 55 55
ekonomi kreatif
yang dikembangkan
kapasitasnya
3 26 02 Program Peningkatan Daya Persentase -73 persen 10 191,449,700.00 12 372,304,730.00 15 874,219,227.00 17 176,133,724.00 20 179,962,718.00 23 183,791,712.00 23 Dinas
Tarik Destinasi Pariwisata peningkatan Pariwisata
Wisatawan
Nusantara
Event pariwisata - event 0 0 1.0 0.0 0.0 0 0.0
yang
diselenggarakan
3 26 03 Program Pemasaran Pariwisata Persentase Media 42.86 Persen 42.86 209,000,000.00 57.14 348,100,000.00 57.14 335,790,000.00 57.14 339,480,000.00 57.14 346,860,000.00 57.14 354,240,000.00 57.14
Promosi Pariwisata
3 26 05 Program Pengembangan Persentase pelaku N/a persen - - - - 50 200,000,000.00 - - - - - - 50
Sumber Daya Pariwisata dan ekonomi kreatif
Ekonomi Kreatif yang dibina

3 27 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERTANIAN


Tujuan : Meningkatnya ekonomi daerah Pertumbuhan PDRB 0.472 Persen 0.7 1.62 1.88 2.73 3.03 3.52 3.52
sektor pertanian dan perikanan Sektor Pertanian
dan perikanan
Sasaran : Meningkatnya Kontribusi sektor Kontribusi Sektor 29.86 Persen 29.7 29.64 29.59 29.53 29.44 29.3 29.3
pertanian dan perikanan Pertanian dan
Perikanan Terhadap
PDRB*
3 27 02 Program Penyediaan dan Persentase 3.83 Persen 3.90 641,299,400.00 6.7 450,000,000.00 6.7 459,000,000.00 6.7 468,180,000.00 6.7 477,543,600.00 6.7 487,094,472.00 6.7 Dinas
Pengembangan Sarana Peningkatan Pertanian dan
Pertanian produksi tanaman Perikanan
pangan dan
hortikultura
Persentase 6.5 Persen 6.5 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0
Peningkatan
produksi
perkebunan
3 27 03 Program Penyediaan dan Persentase Panjang 65 Persen 71.34 225,000,000.00 78.31 850,000,000.00 85.95 500,000,000.00 94.34 500,000,000.00 100 500,000,000.00 100 800,000,000.00 100
Pengembangan Prasarana Jalan Usaha Tani
Pertanian dalam Kondisi Baik
Persentase panjang 93 Persen 100 - 100 - 100 - 100 - 100 - 100 - 85
jalan sentra
produksi dalam
kondisi baik
Persentase jaringan 79.09 Persen 79.09 - 79.09 - 79.09 - 79.09 - 79.09 - 79.09 - 100
irigasi tersier
wewenang
kabupaten dalam
kondisi baik
3 27 05 Program Pengendalian Persentase 10 Persen 18.16 260,000,000.00 18.16 130,000,000.00 18.16 132,600,000.00 18.16 135,252,000.00 18.16 143,367,120.00 18.16 146,234,462.40 18.16
Kesehatan Hewan dan peningkatan
Kesehatan Masyarakat Veteriner produksi daging
ternak
3 27 06 Program Pengendalian dan Produksi Tanaman 3,07 Persen 6.7 100,000,000.00 25
Penanggulangan Bencana Pangan,Hortikultura
Pertanian dan Perkebunan
3 27 07 Program Penyuluhan Pertanian Persentase 25 Persen 25 225,000,000.00 25 200,000,000.00 25 204,000,000.00 25 208,080,000.00 25 212,241,600.00 25 216,486,432.00 25
kelompok tani aktif

3 28 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEHUTANAN


Kewenangan Provinsi

3 29 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


Kewenangan Provinsi

3 30 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERDAGANGAN


Tujuan : Meningkatnya ekonomi daerah Persentase -3.95 persen 0.06 0.14 0.72 1.33 1.75 3.29 3.29
sektor industri dan perdagangan Pertumbuhan PDRB
Sektor Perdagangan

Sasaran : Meningkatnya PDRB sektor Kontribusi Sektor 17.91 persen 17.93 17.95 17.97 17.99 - 18.01 - 18.03 18.03
perdagangan Perdagangan
Terhadap PDRB *

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-28
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
3 30 03 Program Peningkatan Sarana cakupan pasar yang N/a persen 80 506,049,500.00 80 430,000,000.00 80 450,000,000.00 80 450,000,000.00 80 450,000,000.00 80 450,000,000.00 80 Dinas
Distribusi Perdagangan baik Perdagangan,
Koperasi,
Usaha Kecil
Menengah
dan
Perindustrian
Sasaran : Meningkatnya usaha Peningkatan rata- N/a persen 0 25 30 35 40 40 40
perdagangan rata omset
perdagangan
Persentase N/a persen 14.74 30.98 30.98 30.98 31 40 40
peningkatan volume
usaha perdagangan

3 30 04 Program Stabilisasi Harga tingkat stabilitas N/a persen 25 32,873,500.00 25 29,000,000.00 25 29,580,000.00 25 30,171,600.00 25 30,775,032.00 25 31,390,532.64 25 Dinas
Barang Kebutuhan Pokok dan harga barang Perdagangan,
Barang Penting kebutuhan pokok Koperasi,
dan barang penting Usaha Kecil
Menengah
dan
Perindustrian
3 30 06 Program Standardisasi dan cakupan N/a persen 1.3 28,583,400.00 50 25,000,000.00 50 25,500,000.00 50 26,010,000.00 50 26,530,200.00 50 27,060,804.00 50 Dinas
Perlindungan Konsumen pengawasan Perdagangan,
terhadap komunitas Koperasi,
barang Usaha Kecil
Menengah
dan
Perindustrian
Sasaran : Meningkatnya PDRB sektor Kontribusi Sektor 17.91 persen 17.93 17.95 17.97 17.99 - 18.01 - 18.03 18.03
perdagangan Perdagangan
Terhadap PDRB *
3 30 07 Program Penggunaan dan Persentase Produk 3.29 persen 4.26 - 4.68 6.15 500,000,000.00 3.2 - 3.53 - 4.08 - 4.08
Pemasaran Produk Dalam Dalam Negeri yang
Negeri dipromosikan

3 31 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERINDUSTRIAN

Tujuan : Meningkatnya ekonomi daerah Persentase -2.47 Persen 0.06 0.48 1.85 2.1 2.76 3.85 3.85
sektor industri dan perdagangan Pertumbuhan PDRB
Sektor Industri
Sasaran : Meningkatnya PDRB sektor Kontribusi Sektor 4.1 persen 4.2 4.2 4.3 4.3 4.3 4.3 4.3
industri Industri Terhadap
PDRB*
3 31 02 Program Perencanaan dan Persentase Industri 0.3 Persen 0.7 1,627,288,000.00 0.7 1,621,720,000.00 0.7 2,122,320,000.00 0.7 1,622,720,000.00 0.7 1,623,340,000.00 0.7 1,623,720,000.00 0.7 Dinas
Pembangunan Industri Kecil Menengah Perdagangan,
(IKM) Koperasi,
Usaha Kecil
Menengah
dan
Perindustrian

3 32 URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG TRANSMIGRASI

Tujuan : Mengembangkan kawasan Terbentuknya 1 Kawasan 1 1 1 1 1 1 1


transmigrasi menjadi tempat tinggal dan Kawasan
usaha yang layak Transmigrasi yang
produktif dan
berdaya saing
Sasaran : Terwujudnya pemukiman dalam Persentase kawasan N/a Persen 100 100 100 100 100 100 100
kawasan transmigrasi sebagai tempat transmigrasi yang
tinggal dan berusaha yang layak dikembangkan
3 32 01 Program Pembangunan Dokumen - Dokumen 1 75,000,000.00 1 65,000,000.00 1 65,500,000.00 1 65,200,000.00 1 66,200,000.00 1 65,000,000.00 5 Dinas Tenaga
Kawasan Transmigrasi perencanaan Kerja dan
pembangunan di Transmigrasi
kawasan
transmigrasi
3 32 02 Program Pengembangan Persentase - Persen 50 75,000,000.00 - - - - - - - - - - -
Kawasan Transmigrasi keluarga di kawasan
transmigrasi yang
meningkat usaha
produktifnya

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-29
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
4 UNSUR PENDUKUNG URUSAN PEMERINTAHAN
4 01 SEKRETARIAT DAERAH
Tujuan : Meningkatkan fasilitasi dan Nilai Evaluasi 2.5895 Indeks 3.0000 3.0000 3.0000 3.0000 3.0000 3.0000 3.0000
koordinasi administrasi pemerintahan dan Kinerja
perangkat daerah yang akuntabel Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah
(EKPPD) atas LPPD
Sasaran : Meningkatnya Kinerja Nilai Evaluasi 2.5895 Indeks 3.0000 3.0000 3.0000 3.0000 3.0000 3.0000 3.0000
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kinerja
(EKPPD) atas LPPD Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah
(EKPPD) atas LPPD
4 01 02 Program Pemerintahan dan Persentase 100 Persen 100 468,534,300.00 100 412,310,100.00 100 414,652,800.00 100 421,680,800.00 100 431,051,500.00 100 440,422,200.00 100 Bagian
Kesejahteraan Rakyat Dokumen LPPD dan Pemerintahan
LKPJ yang disusun Sekretariat
tepat waktu Daerah
Persentase n/a Persen 100 100 100 100 100 100 100
Kerjasama
Pembangunan yang
difasilitasi
Sasaran : Meningkatnya kualitas produk Persentase Produk 80 Persen 100 100 100 100 100 100 100
hukum di daerah Hukum yang sesuai
dengan Peraturan
Perundang-
undangan
4 01 2 Program Pemerintahan dan Persentase 100 Persen 100 669,044,500 100 538,600,000 100 540,140,000 100 539,986,000 100 540,001,400 100 669,044,500 100 Bagian
Kesejahteraan Rakyat rancangan produk Hukum
hukum daerah yang Sekretariat
ditetapkan dan Daerah
terdokumentasi
Tujuan : Meningkatnya Indeks Reformasi C Indeks C CC CC B B B B
penyelenggaraan dan pengendalian Birokrasi
perekonomian dan administrasi
pembangunan yang transparan,
partisipatif dan akuntabel
Sasaran : Meningkatnya efektifitas Nilai SAKIP Daerah CC Indeks B B B B B B B
Pengendalian kinerja perangkat daerah
dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan.

4 01 03 Program Perekonomian dan Persentase Capaian 100 Persen 100 411,399,800.00 100 370,000,000.00 100 373,700,000.00 100 381,174,000.00 100 388,797,000.00 100 396,573,000.00 100 Bagian
Pembangunan Realisasi Fisik Administrasi
Pelaksanaan Pembangunan
Pembangunan Sekretariat
Daerah
Sasaran : Meningkatnya Layanan Persentase layanan 85 % 85 85 85 85 85 85 85
Pengadaan Barang dan Jasa pengadaan
Barang/Jasa yang
kredibel dan
transparan

4 01 03 Program Perekonomian dan Persentase layanan 85 % 85 941,817,500.00 85 490,385,750.00 85 500,193,465.00 85 510,197,334.30 85 520,401,280.99 85 530,809,306.61 85 Bagian
Pembangunan pengadaan Pengadaan
Barang/Jasa yang Barang dan
kredibel dan Jasa
transparan Sekretariat
Daerah
Sasaran : Menurunnya Tingkat Inflasi Tingkat Inflasi 0.89 Indeks 2 2 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1
Daerah

4 01 03 Program Perekonomian dan Persentase tingkat 100 Persen 100 259,600,686.00 100 233,640,000.00 100 236,236,000.00 100 238,832,000.00 100 241,428,000.00 100 241,428,000.00 100 Bagian
Pembangunan Koordinasi Perekonomia
Pengembangan n dan Sumber
ekonomi Daerah Daya Alam
Sekretariat
Daerah
Tujuan : Meningkatnya masyarakat yang Persentase 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
berdaya saing dan inovatif peningkatan
fasilitasi
kelembagaan
pemberdayaan
masyarakat dalam
pembangunan di
desa/kelurahan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-30
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
Sasaran : Meningkatnya kapasitas Persentase n/a Persen 16.7 16.6 16.7 16.7 16.6 16.7 16.7
desa/kelurahan yang mengikuti peningkatan
pembinaan mental desa/kelurahan
yang menjadi
sasaran penerima
bina mental
Program Pemerintahan dan Persentase n/a Persen 16.7 450,000,000 33.3 450,000,000 50 450,000,000 66.7 450,000,000 83.3 450,000,000 100 450,000,000 100 Bagian
Kesejahteraan Rakyat Desa/Kelurahan Kesejahteraan
yang menjadi Rakyat
sasaran penerima Sekretariat
pelatihan bina Daerah
mental

Tujuan : Meningkatnya pembinaan nilai- Cakupan Tokoh 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
nilai keagamaan Agama Aktif
Persentase Tempat n/a Persen 45.5 50.2 52.8 57.5 62.5 67.5 67.5
Ibadah aktif
Sasaran : Meningkatnya kompetensi tokoh Persentase Tokoh 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
agama dan reward keagamaan Agama aktif dan
mendapatkan
reward
Persentase Tempat n/a Persen 45.5 50.2 52.8 57.5 62.5 67.5 67.5
Ibadah aktif
4 01 03 Program Pemerintahan dan 1. Persentase 100 Persen 100 8,877,661,750 100 7,077,400,000 100 7,035,708,177 100 7,077,400,000 100 7,077,400,000 100 7,077,400,000 100 Bagian
Kesejahteraan Rakyat Perangkat Agama Kesejahteraan
Yang Dibina Rakyat
Sekretariat
Daerah
2. Persentase Guru 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
Agama Desa aktif
3. Persentase tokoh n/a Persen 0 75
agama teladan 75 75 75 75 75

4. Persentase 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
masyarakat
berprestasi yang
mendapatkan
kesempatan
perjalanan ibadah

5. Persentase n/a Persen 45.5 50.2 52.8 57.5 62.5 67.5 67.5
Tempat Ibadah aktif

4 02 SEKRETARIAT DEWAN
Tujuan : Meningkatnya ketepatan Indeks Kepuasan 100 persen 100 100 100 100 100 100 100
pelayanan dalam menfasilitasi Pelaksanaan Anggota DPRD
tugas dan Fungsi DPRD terhadap layanan
Sekretariat DPRD
Sasaran : Meningkatnya fasilitasi Persentase fasilitasi 100 persen 100 100 100 100 100 100 100
pembahasan dan penetapan rancangan pembahasan
perda rancangan perda
4 02 02 Program Dukungan pelaksanaan Persentase fasilitasi 100 persen 100 9,552,028,501.00 100 11,632,688,752.00 100 11,616,947,481.00 100 12,778,642,229.10 100 12,906,428,651.39 100 13,035,492,937.90 100 Sekretariat
Tugas dan Fungsi DPRD penetapan DPRD
rancangan perda
Persentase 40 persen 40 40 40 40 40 40 40
penjaringan aspirasi
yang efektif

5 UNSUR PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN


5 01 PERENCANAAN
Tujuan : Meningkatnya Akuntabilitas Nilai SAKIP Daerah CC CC B B B B B B
penyelenggaraan pemerintahan
Sasaran : Meningkatnya kualitas Nilai SAKIP 18.27 Persen 19.07 21.27 22.27 22.77 23.27 23.77 23.77
perencanaan pada SAKIP daerah Komponen
Perencanaan
Kinerja
Nilai SAKIP 12.83 Persen 13.83 14.83 15.83 16.33 16.83 17.33 17.33
Komponen
Pengukuran Kinerja
5 01 02 Program Perencanaan, Penjabaran 99.24 Persen 99.24 1,243,397,925.00 99.45 555,000,000.00 99.65 525,000,000.00 99.85 525,000,000.00 100 1,608,900,000.00 100 580,000,000.00 100 Badan
Pengendalian dan Evaluasi konsistensi program Perencanaan
Pembangunan Daerah RPJMD ke dalam Pembangunan
RKPD Daerah

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-31
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Badan
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Perencanaan
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
Pembangunan
(2020) Daerah
5 01 03 Program Koordinasi dan Penjabaran 81.98 Persen 81.98 722,500,000.00 82.36 900,000,000.00 82.75 810,000,000.00 83.13 810,000,000.00 83.52 810,000,000.00 83.91 862,000,000.00 83.91
Sinkronisasi Perencanaan konsistensi program
Pembangunan Daerah RKPD ke dalam
APBD
Persentase program N/a Persen 100 100 100 100 100 100 100
Renstra yang
selaras dengan
program RPJMD
Persentase tujuan N/a Persen 100 100 100 100 100 100 100
dan sasaran pada
PK yang selaras
dengan Renstra
Persentase program N/a Persen 100 100 100 100 100 100 100
pada Renstra yang
selaras dengan
Renja
Persentase OPD N/a Persen 100 100 100 100 100 100 100
yang menyusun
IKU, PK dan
Rencana Aksi

5 02 KEUANGAN
Tujuan : Meningkatnya tata kelola kinerja
Opini BPK Terhadap WTP Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
perangkat daerah Pelaporan
Keuangan
Sasaran : Meningkatnya Kinerja Persentase 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
Pengelolaan Keuangan Daerah penganggaran yang
tepat waktu
5 02 02 Program Pengelolaan Keuangan Persentase 100 Persen 100 177,867,129,750.00 100 190,401,735,950.00 100 191,805,642,069.78 100 194,173,300,326.30 100 196,576,867,202.10 100 198,978,605,806.51 100 Badan
Daerah Perangkat Daerah Pengelolaan
yang menyusun Keuangan
dokumen Daerah
perencanaan
anggaran dan
menyampaikan
Laporan Keuangan
Tepat Waktu
Persentase N/a Persen 0 0 0 0 0 0 0
Program/Kegiatan
yang tidak
terlaksana
Sasaran : Meningkatnya Kinerja Persentase 6.93 Persen 7.61 7.9 8.0 8.01 8.03 8.04 8.04
Pengelolaan pendapatan Daerah Pendapatan Asli
Daerah terhadap
pendapatan
5 02 04 Program Pengelolaan Persentase Realisasi 7.18 Persen 100 1,281,731,375.00 100 1,132,000,000.00 100 1,109,360,000.00 100 1,131,547,200.00 100 1,154,178,144.00 100 1,154,178,144.00 100
Pendapatan Daerah Pendapatan Asli
Daerah
Sasaran : Meningkatnya Kinerja Persentase 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
Pengelolaan Barang Milik Daerah pengelolaan Barang
Milik Daerah yang
sesuai dengan
peraturan
perundang-
undangan
5 02 03 Program Pengelolaan Barang Persentase Aset 70 Persen 100 1,203,032,100.00 100 950,000,000.00 100 931,000,000.00 100 949,620,000.00 100 968,612,400.00 100 958,816,400.00 100
Milik Daerah daerah yang
diamankan,
ditertibkan dan
dimanfaatkan

5 03 KEPEGAWAIAN
Tujuan : Mewujudkan ASN Berkualitas dan Indeks 45.16 Indeks 49.3 53.44 57.58 61.72 65.86 70 70
Profesional Profesionalitas ASN

Sasaran : Meningkatnya Kapasitas dan Persentase ASN 81.18 85.53 90.12 94.95 100 100 100
Profesionalitas ASN yang memenuhi
standar kompetensi

Sasaran : Meningkatnya fasilitasi bantuan Persentase Dokter 11.63 Persen 11.63 13.95 16.28 18.60 18.60 20.93 20.93
tugas belajar dokter yang Mendapat
Bantuan Tugas
Belajar

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-32
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
5 03 02 Program Kepegawaian Daerah Persentase 81.18 Persen 85.53 1,413,655,338.00 90.12 1,080,000,000.00 94.95 730,000,000.00 100 930,801,800.00 100 718,000,000.00 100 678,000,000.00 100 Badan
penempatan ASN Kepegawaian
berdasarkan dan
kualifikasi Pengembanga
pendidikan dan uji n Sumber
kompetensi Daya Manusia

5 04 PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


Tujuan : Mewujudkan ASN Berkualitas dan Indeks 45.16 Indeks 49.3 53.44 57.58 61.72 65.86 70 70
Profesional Profesionalitas ASN
Sasaran : Meningkatnya Kapasitas dan Persentase 0.38 Persen 0.40 2.23 2.63 4.33 4.43 4.60 4.60
Profesionalitas ASN Pengembangan
Kompetensi ASN
5 04 02 Program Pengembangan Persentase ASN 0.15 Persen 0.27 0.00 0.48 900,400,000.00 0.83 177,000,000.00 1.45 899,980,000.00 2.52 50,979,600.00 4.38 91,000,000.00 4.38 Badan
Sumber Daya Manusia yang mengikuti Kepegawaian
pendidikan dan dan
pelatihan formal Pengembanga
n Sumber
Daya Manusia

5 05 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


Tujuan : Meningkatnya masyarakat yang Nilai Indeks Inovasi 784 Indeks 40 42 43 44 45 46 46
berdaya saing dan inovatif Daerah (Inovatif) (Inovatif) (Inovatif) (Inovatif) (Inovatif) (Inovatif (Inovatif) (Inovatif)
)
Nilai Indeks Daya 1.772 Persen 2.022 2.272 2.522 2.772 3.022 3.272 3.272
Saing Daerah (sedang) (Sedang) (Sedang) (Tinggi) (Tinggi) (Tinggi) (Tinggi) (Tinggi)

Sasaran : Meningkatnya penerapan inovasi Persentase 3.5 Persen 6.5 9.0 11.5 13.0 14.5 16.0 16.0
dan daya saing daeah perangkat daerah
dan lembaga
masyarakat yang
difasilitasi dalam
penerapan inovasi
daerah

Persentase 78.35 Persen 80.41 82.47 84.54 86.60 88.66 90.72 90.72
Ketersediaan Data
Daya Saing Daerah

5 05 02 Program Penelitian dan Persentase hasil 0 Persen 20 435,084,100.00 27.27 500,000,000.00 27.27 550,000,000.00 27.27 570,000,000.00 27.27 500,000,000.00 27.27 535,000,000.00 27.27 Badan
Pengembangan Daerah kelitbangan yang Perencanaan
digunakan sebagai Pembangunan
dasar rumusan Daerah
kebijakan

6 UNSUR PENGAWASAN URUSAN PEMERINTAHAN


6 01 INSPEKTORAT DAERAH
Tujuan : Meningkatnya Akuntabilitas Nilai SAKIP Daerah CC CC B B B B B B
penyelenggaraan pemerintahan

Sasaran 1 : Meningkatnya kasus dan Persentase Kasus 53.04 Persen 57.39 62.50 69.72 77.14 86.27 94 94
temuan yang terselesaikan dan Temuan yang
terselesaikan
Sasaran 2: Meningkatnya kualitas evaluasi Nilai SAKIP Daerah 4.64 Nilai 5.64 6.64 7.64 8.14 8.64 9.14 9.14
pada SAKIP daerah Komponen Evaluasi

6 01 02 Program Penyelenggaraan Persentase OPD 69.8 Persen 84.9 958,368,860.00 84.9 1,368,488,105.00 90.6 1,324,264,975.50 90.6 1,324,121,911.92 94.3 1,368,317,667.00 94.3 1,397,686,128.00 94.3 Inspektorat
Pengawasan yang dilakukan
pemeriksaan, reviu,
monitoring dan
evaluasi
Persentase OPD 45.5 Persen 77.3 84.1 90.9 95.5 95.5 95.5 95.5
yang memperoleh
nilai SAKIP minimal
BB
Sasaran : Meningkatnya Kualitas Nilai Maturitas SPIP 1.24 Nilai 3.01 3.05 3.09 3.13 3.17 3.21 3.21
Pendampingan dan Asistensi Konsultasi Kabupaten (Level I) (Level 3) (Level 3) (Level 3) (Level 3) (Level (Level 3) (Level 3)
pada OPD 3)
6 01 03 Program Perumusan Persentase 64 Persen 70 587,559,380.00 75 482,242,954.00 80 479,006,764.60 85 484,270,575.20 90 494,798,196.40 95 503,625,817.60 95 Inspektorat
Kebijakan,Pendampingan dan konsultasi OPD
Asistensi yang difasilitasi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-33
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
7 UNSUR KEWILAYAHAN
7 01 KECAMATAN
Tujuan : Meningkatnya Kualitas Pelayanan Indeks Kepuasan 80.68 Indeks 81.77 82.86 83.95 85.04 86.13 87.21 87.21
Publik Masyarakat
(Daerah)

Sasaran : Meningkatnya pelayanan publik Indeks Kepuasan 84.62 Indeks 85 86 87 88 89 90 90 Kecamatan


melalui tata kelola pemerintahan yang Masyarakat Curup
akuntabel dan transparan (Kecamatan)

7 01 02 Program Penyelenggaraan Persentase 100 Persen 100 33,940,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100
Pemerintahan dan Pelayanan Penyelenggaraan
Publik Pemerintahan dan
pelayanan Publik
yang baik

Sasaran : Meningkatnya pelayanan publik Indeks Kepuasan 90.12 Indeks 91 92 93 93 94 95 95 Kecamatan


melalui tata kelola pemerintahan yang Masyarakat Curup Utara
akuntabel dan transparan (Kecamatan)

7 01 02 Program Penyelenggaraan Persentase 100 Persen 100 17,272,350.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100
Pemerintahan dan Pelayanan Penyelenggaraan
Publik Pemerintahan dan
pelayanan Publik
yang baik
Sasaran : Meningkatnya pelayanan publik Indeks Kepuasan 90.44 Indeks 91 92 92 93 94 95 95 Kecamatan
melalui tata kelola pemerintahan yang Masyarakat Curup Timur
akuntabel dan transparan (Kecamatan)

7 01 02 Program Penyelenggaraan Persentase 100 Persen 100 60,713,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100
Pemerintahan dan Pelayanan Penyelenggaraan
Publik Pemerintahan dan
pelayanan Publik
yang baik
Sasaran : Meningkatnya pelayanan publik Indeks Kepuasan 97.42 Indeks 98 98 98 98 98 98 98 Kecamatan
melalui tata kelola pemerintahan yang Masyarakat Curup Selatan
akuntabel dan transparan

7 01 02 Program Penyelenggaraan Persentase 100 Persen 100 15,200,000.00 100 19,994,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100
Pemerintahan dan Pelayanan Penyelenggaraan
Publik Pemerintahan dan
pelayanan Publik
yang baik
Sasaran : Meningkatnya pelayanan publik Indeks Kepuasan 85.31 Indeks 86 87 88 89 89 90 90 Kecamatan
melalui tata kelola pemerintahan yang Masyarakat Curup Tengah
akuntabel dan transparan

7 01 02 Program Penyelenggaraan Persentase 100 Persen 100 16,850,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100
Pemerintahan dan Pelayanan Penyelenggaraan
Publik Pemerintahan dan
pelayanan Publik
yang baik
Sasaran : Meningkatnya pelayanan publik Indeks Kepuasan 76.36 Indeks 77 78 79 80 81 82 82 Kecamatan
melalui tata kelola pemerintahan yang Masyarakat Bermani Ulu
akuntabel dan transparan

7 01 02 Program Penyelenggaraan Persentase 100 Persen 100 50,737,500.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100
Pemerintahan dan Pelayanan Penyelenggaraan
Publik Pemerintahan dan
pelayanan Publik
yang baik
Sasaran : Meningkatnya pelayanan publik Indeks Kepuasan 80.01 Indeks 81 82 83 84 85 86 86 Kecamatan
melalui tata kelola pemerintahan yang Masyarakat Bermani Ulu
akuntabel dan transparan Raya

7 01 02 Program Penyelenggaraan Persentase 100 Persen 100 48,987,500.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100
Pemerintahan dan Pelayanan Penyelenggaraan
Publik Pemerintahan dan
pelayanan Publik
yang baik

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-34
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
Sasaran : Meningkatnya pelayanan publik Indeks Kepuasan 80.07 Indeks 81 82 83 83 84 84 84 Kecamatan
melalui tata kelola pemerintahan yang Masyarakat Selupu Rejang
akuntabel dan transparan

7 01 02 Program Penyelenggaraan Persentase 100 Persen 100 18,307,500.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100
Pemerintahan dan Pelayanan Penyelenggaraan
Publik Pemerintahan dan
pelayanan Publik
yang baik
Sasaran : Meningkatnya pelayanan publik Indeks Kepuasan 75.06 Indeks 76 77 78 79 80 80 80 Kecamatan
melalui tata kelola pemerintahan yang Masyarakat Sindang
akuntabel dan transparan Kelingi

7 01 02 Program Penyelenggaraan Persentase 100 Persen 100 3,680,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100
Pemerintahan dan Pelayanan Penyelenggaraan
Publik Pemerintahan dan
pelayanan Publik
yang baik
Sasaran : Meningkatnya pelayanan publik Indeks Kepuasan 70.08 Indeks 71 72 73 74 75 76 76 Kecamatan
melalui tata kelola pemerintahan yang Masyarakat Sindang
akuntabel dan transparan Dataran

7 01 02 Program Penyelenggaraan Persentase 100 Persen 100 38,454,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100
Pemerintahan dan Pelayanan Penyelenggaraan
Publik Pemerintahan dan
pelayanan Publik
yang baik
Sasaran : Meningkatnya pelayanan publik Indeks Kepuasan 72.38 Indeks 73 74 74 75 76 77 77 Kecamatan
melalui tata kelola pemerintahan yang Masyarakat Binduriang
akuntabel dan transparan

7 01 02 Program Penyelenggaraan Persentase 100 Persen 100 17,520,000.00 100 18,900,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100
Pemerintahan dan Pelayanan Penyelenggaraan
Publik Pemerintahan dan
pelayanan Publik
yang baik
Sasaran : Meningkatnya pelayanan publik Indeks Kepuasan 71 Indeks 72 73 74 75 75 76 76 Kecamatan
melalui tata kelola pemerintahan yang Masyarakat Sindang Beliti
akuntabel dan transparan Ulu

7 01 02 Program Penyelenggaraan Persentase 100 Persen 100 39,972,500.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100
Pemerintahan dan Pelayanan Penyelenggaraan
Publik Pemerintahan dan
pelayanan Publik
yang baik
Sasaran : Meningkatnya pelayanan publik Indeks Kepuasan 71.11 Indeks 72 73 74 75 75 76 77 Kecamatan
melalui tata kelola pemerintahan yang Masyarakat Sindang Beliti
akuntabel dan transparan Ilir

7 01 02 Program Penyelenggaraan Persentase 100 Persen 100 35,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100
Pemerintahan dan Pelayanan Penyelenggaraan
Publik Pemerintahan dan
pelayanan Publik
yang baik
Sasaran : Meningkatnya pelayanan publik Indeks Kepuasan 73.65 Indeks 74 75 76 77 78 79 79 Kecamatan
melalui tata kelola pemerintahan yang Masyarakat Padang Ulak
akuntabel dan transparan Tanding

7 01 02 Program Penyelenggaraan Persentase 100 Persen 100 49,435,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100
Pemerintahan dan Pelayanan Penyelenggaraan
Publik Pemerintahan dan
pelayanan Publik
yang baik
Sasaran : Meningkatnya pelayanan publik Indeks Kepuasan 71 Indeks 72 73 74 75 75 76 76 Kecamatan
melalui tata kelola pemerintahan yang Masyarakat Kota Padang
akuntabel dan transparan

7 01 02 Program Penyelenggaraan Persentase 100 Persen 100 73,900,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100 20,000,000.00 100
Pemerintahan dan Pelayanan Penyelenggaraan
Publik Pemerintahan dan
pelayanan Publik
yang baik

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-35
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
Tujuan : Meningkatnya Kesejahteraan Pendapatan 33,886 Ribu 34,356 35,296 36,314 37,631 39,133 40,933 40,933
masyarakat Perkapita Rupiah
Sasaran : Meningkatnya masyarakat usia Persentase 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
produktif yang diberdayakan masyarakat usia
produktif yang
diberdayakan
7 01 02 Program Pemberdayaan Persentase Kegiatan 100 Persen 100 2,700,000,000.00 100 1,440,000,000.00 100 1,440,000,000.00 100 1,440,000,000.00 100 1,440,000,000.00 100 1,440,000,000.00 100 Kecamatan
Masyarakat Desa dan Kelurahan Pemberdayaan Curup
Masyarakat
7 01 02 Program Pemberdayaan Persentase Kegiatan 100 Persen 100 600,000,000.00 100 320,000,000.00 100 320,000,000.00 100 320,000,000.00 100 320,000,000.00 100 320,000,000.00 100 Kecamatan
Masyarakat Desa dan Kelurahan Pemberdayaan Curup Utara
Masyarakat
7 01 02 Program Pemberdayaan Persentase Kegiatan 100 Persen 100 1,157,822,132.00 100 640,000,000.00 100 640,000,000.00 100 640,000,000.00 100 640,000,000.00 100 640,000,000.00 100 Kecamatan
Masyarakat Desa dan Kelurahan Pemberdayaan Curup Timur
Masyarakat
7 01 02 Program Pemberdayaan Persentase Kegiatan 100 Persen 100 597,853,428.00 100 320,000,000.00 100 320,000,000.00 100 320,000,000.00 100 320,000,000.00 100 600,000,000.00 100 Kecamatan
Masyarakat Desa dan Kelurahan Pemberdayaan Curup selatan
Masyarakat
7 01 02 Program Pemberdayaan Persentase Kegiatan 100 Persen 100 2,699,954,220.00 100 1,440,000,000.00 100 1,440,000,000.00 100 1,440,000,000.00 100 1,440,000,000.00 100 1,440,000,000.00 100 Kecamatan
Masyarakat Desa dan Kelurahan Pemberdayaan Curup Tengah
Masyarakat
7 01 02 Program Pemberdayaan Persentase Kegiatan 100 Persen 100 900,000,000.00 100 480,000,000.00 100 480,000,000.00 100 480,000,000.00 100 480,000,000.00 100 480,000,000.00 100 Kecamatan
Masyarakat Desa dan Kelurahan Pemberdayaan Selupu Rejang
Masyarakat
7 01 02 Program Pemberdayaan Persentase Kegiatan 100 Persen 100 300,000,000.00 100 160,000,000.00 100 160,000,000.00 100 160,000,000.00 100 160,000,000.00 100 160,000,000.00 100 Kecamatan
Masyarakat Desa dan Kelurahan Pemberdayaan Sindang
Masyarakat Kelingi
7 01 02 Program Pemberdayaan Persentase Kegiatan 100 Persen 100 300,000,000.00 100 160,000,000.00 100 160,000,000.00 100 160,000,000.00 100 160,000,000.00 100 160,000,000.00 100 Kecamatan
Masyarakat Desa dan Kelurahan Pemberdayaan Padang Ulak
Masyarakat Tanding
7 01 02 Program Pemberdayaan Persentase Kegiatan 100 Persen 100 899,999,850.00 100 480,000,000.00 100 480,000,000.00 100 480,000,000.00 100 480,000,000.00 100 480,000,000.00 100 Kecamatan
Masyarakat Desa dan Kelurahan Pemberdayaan Kota Padang
Masyarakat

8 UNSUR PEMERINTAHAN UMUM


8 01 KESATUAN BANGSA DAN POLITIK
Tujuan : Terwujudnya kerukunan dan Angka Kriminalitas 10.78 Persen 10.37 9.7 9.07 8.48 7.93 7.42 7.42
toleransi dalam kehidupan masyarakat dan
Terwujudnya generasi muda yang terbebas
dari pengaruh negatif yang
merusak kualitas hidup masyarakat

Sasaran : Meningkatnya kerukunan dan Persentase N/a Persen 10 10 10 10 10 10 10


toleransi dalam kehidupan masyarakat Peningkatan
pemahaman
terhadap
kerukunan dan
toleransi dalam
kehidupan
masyarakat

8 01 02 Program Penguatan Ideologi Presentase 100 Persen 100 300,000,000.00 100 35,000,000.00 100 35,000,000.00 100 35,000,000.00 100 30,000,000.00 100 35,000,000.00 100 Badan
Pancasila dan Karakter Penguatan Ideologi Kesatuan
Kebangsaan Pancasila dan Bangsa dan
Karakter Politik Dalam
Kebangsaan di Negeri
Kabupaten Rejang
Lebong
Sasaran : Meningkatnya Partisipasi Persentase 77 Persen 77 77 77 85 85 85 85
Demokrasi Masyarakat partisipasi
masyarakat dalam
pemilihan umum

8 01 03 Program Peningkatan Peran Presentase 100 Persen 100 1,211,719,165.00 100 1,071,719,165.00 100 1,031,719,165.00 100 16,331,719,165.00 100 1,031,719,165.00 100 1,031,719,165.00 100
Partai Politik dan Lembaga Peningkatan Peran
Pendidikan Melalui Pendidikan Partai Politik dan
Politik dan Pengembangan Etika Lembaga
Serta Budaya Politik Pendidikan Melalui
Pendidikan Politik
dan Pengembangan
Etika serta Budaya
Politik

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-36
TAHUN 2021-2026
Kondisi Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Tujuan/ Kinerja 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Perangkat
Bidang Urusan Pemerintahan Indikator Kinerja Awal Kondisi
Sasaran Daerah
Kode dan Program Prioritas Tujuan/Sasaran/P Periode Kinerja
Perangkat Penanggung-
Pembangunan rogram RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Akhir
Daerah jawab
(2020)
8 01 04 Program Pemberdayaan dan Presentase 100 Persen 100 125,000,000.00 100 45,000,000.00 100 45,900,000.00 100 46,818,000.00 100 47,754,360.00 100 48,709,447.20 100
Pengawasan Organisasi Pemberdayaan dan
Kemasyarakatan Pengawasan
Organisasi
Masyarakat di
Kabupaten Rejang
Lebong
Sasaran : Meningkatnya ketahanan Persentase Konflik 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
ekonomi, sosial dan budaya ekonomi, sosial dan
budaya yang
ditangani
8 01 05 Program Pembinaan dan Presentase 100 Persen 100 230,000,000.00 100 35,000,000.00 100 35,000,000.00 100 35,000,000.00 100 17,000,000.00 100 35,000,000.00 100
Pengembangan Ketahanan Pembinaan dan
Ekonomi, Sosial, dan Budaya Pengembangan
Ketahanan Ekonomi,
Sosial dan Budaya
di Kabupaten
Rejang Lebong

8 01 06 Program Peningkatan Angka Kriminalitas 10.78 Persen 10.37 225,000,000.00 9.70 37,000,000.00 9.07 37,000,000.00 8.48 37,000,000.00 7.93 30,000,000.00 7.42 37,000,000.00 7.42
Kewaspadaan Nasional dan
Peningkatan Kualitas dan
Fasilitasi Penanganan Konflik
Sosial

JUMLAH 1,066,789,464,801.00 1,033,304,954,457.41 1,032,314,379,107.56 1,064,777,830,567.25 1,069,500,790,675.62 1,076,350,552,784.95


Keterangan : * PDRB Atas Dasar Harga Konstan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


7-37
TAHUN 2021-2026
BAB VIII
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran mengenai


keberhasilan pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Rejang Lebong yang
ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) daerah dan indikator kinerja
penyelenggaraan pemerintah daerah yang ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Kunci (IKK)
pada akhir periode. Untuk menggambarkan kemajuan pembangunan daerah, maka
ditetapkanlah indiktor makro pembangunan yang terdiri dari Indeks Pembangunan Manusia,
tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi. Sementara itu,
Indikator Kinerja Utama (IKU) memuat indikator kinerja tujuan dan sasaran RPJMD sebagai
tolok ukur penilaian kinerja Bupati dan Wakil Bupati.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


8-1
TAHUN 2021-2026
Tabel 8.1
Proyeksi Indikator Makro Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026
Kondisi Target Capaian Tiap Tahun Kondisi
Aspek/Fokus/ Bidang/Urusan/ Indikator Kinerja Awal Kinerja Akhir
No. Satuan
Kinerja Pembangunan Daerah Periode 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Periode
RPJMD RPJMD
INDIKATOR MAKRO
1 Pertumbuhan Ekonomi 0.07 Persen 1.27 1.82 2.06 2.92 3.36 3.99 3.99
2 Tingkat Kemiskinan 15.85 Persen 15.83 15.77 15.71 15.54 15.37 15.08 15.08
3 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 70.44 IPM 70.58 70.75 70.97 71.44 72.09 72.75 72.75
4 Tingkat Pengangguran Terbuka 3.7 Persen 3.85 3.78 3.68 3.49 3.3 3.12 3.12
5 Indeks Gini 0.29 Indeks 0.28 0.28 0.27 0.26 0.24 0.23 0.23

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


8-2
TAHUN 2021-2026
Tabel 8.2
Penetapan Indikator Kinerja Utama Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026
Kondisi Target Capaian Tiap Tahun Kondisi
Kinerja Kinerja
Aspek/Fokus/ Bidang/Urusan/ Indikator
No. Awal Satuan Akhir
Kinerja Pembangunan Daerah 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Periode Periode
RPJMD RPJMD
1. Indeks Keberdayaan Masyarakat 4.21 Indeks 9.22 18.59 31.81 45.03 58.24 70.44 70.44
2. Cakupan pemberdayaan organisasi
4.8 Persen 13.1 26.9 45.5 64.1 82.7 100 100
masyarakat
3. Persentase Pemuda Berdaya Saing 1.21 Persen 1.25 1.29 1.33 1.37 1.41 1.46 1.46
4. Indeks Pengamalan Nilai Keagamaan 40 Indeks 69.09 85.04 85.57 86.51 87.49 88.51 88.51
5. Cakupan Tokoh Agama Aktif 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
6. Persentase tempat Ibadah Aktif N/a Persen 45.5 50.2 52.8 57.5 62.5 67.5 67.5
7. Indeks Pembangunan Manusia 70.44 Indeks 70.58 70.75 70.97 71.44 72.09 72.75 72.75
8. Rata-rata lama sekolah 8.28 Tahun 8.35 8.41 8.49 8.57 8.65 8.74 8.74
9. Harapan lama sekolah 13.83 Tahun 14.03 14.22 14.42 14.61 14.81 15 15
10. Indeks kesehatan masyarakat 87.85 Persen 88.62 90.07 90.68 91.31 91.97 92.75 92.75
11. Angka Harapan Hidup 68.57 Tahun 68.98 69.4 69.81 70.23 70.65 71.08 71.08
12. Indeks Pelestarian Budaya 29.86 Indeks 29.51 30.52 31.6 31.81 32.32 32.87 32.87
13. Persentase pelestarian warisan budaya N/a Persen 1.69 1.69 3.39 3.39 5.08 8.47 8.47
14. Persentase Pelaku Pelestari Budaya yang
100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
aktif
15. Indeks Reformasi Birokrasi C Indeks CC CC CC B B B B
16. Indeks Kepuasan Masyarakat 80.68 Indeks 81.77 82.86 83.95 85.04 86.13 87.21 87.21
17. Nilai SAKIP CC Predikat CC B B B B B B
18. Pertumbuhan ekonomi 0.07 Persen 1.27 1.82 2.06 2.92 3.36 3.99 3.99
19. Pertumbuhan PDRB Sektor Perdagangan -3.95 Persen 0.06 0.14 0.72 1.33 1.75 3.29 3.29
20. Pertumbuhan PDRB Sektor Industri -2.47 Persen 0.06 0.48 1.85 2.1 2.76 3.85 3.85
21. Kontribusi PAD Sektor Pariwisata 0.15 Persen 0.17 0.25 0.34 0.48 0.67 0.78 0.78
22. Pertumbuhan PDRB Sektor Pertanian 0.47 Persen 0.7 1.62 1.88 2.73 3.03 3.52 3.52
23. Tingkat kemiskinan 15.85 Persen 15.83 15.77 15.71 15.54 15.37 15.08 15.08
24. Tingkat Pengangguran Terbuka 3.7 Persen 3.85 3.78 3.68 3.49 3.3 3.12 3.12
25. Persentase peningkatan nilai investasi
0.43 Persen 0.48 0.57 0.68 0.79 1 1.45 1.45
berskala nasional (PMDN/PMA)
26. Indeks Infrastruktur Wilayah 53.6 Indeks 57.66 56.69 61.42 63.03 64.87 66.61 66.61

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


8-3
TAHUN 2021-2026
Tabel 8.3
Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2021-2026
Kondisi Target Capaian Tiap Tahun Kondisi
Aspek/Fokus/ Bidang/Urusan/ Indikator Kinerja Kinerja Awal Kinerja Akhir
No. Satuan
Pembangunan Daerah Periode 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Periode
RPJMD RPJMD
1 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
1.1 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
1.1.1 PDRB per kapita 33,886 Ribu rupiah 34,356 35,296 36,314 37,631 39,133 40,933 40,933
1.1.2 Indeks Gini 0.29 Indeks 0.28 0.28 0.27 0.26 0.24 0.23 0.23
1.1.3 Angka Melek Huruf 98.81 Persen 99.08 99.35 99.62 99.89 100 100 100
1.1.4 Rata-Rata Lama Sekolah 8.28 Tahun 8.35 8.41 8.49 8.57 8.65 8.74 8.74
1.1.5 Angka Harapan Hidup 68.57 Tahun 68.98 69.4 69.81 70.23 70.65 71.08 71.08
1.1.6 Pengeluaran perkapita 10,234 Ribu rupiah 10,306 10,378 10,450 10,522 10,590 10,700 10,700
1.1.7 Persentase balita gizi buruk 0.01 Persen 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
1.1.8 Prevalensi balita gizi kurang 0.97 Persen 0.97 0.97 0.97 0.96 0.94 0.89 0.89
1.1.9 Tingkat partisipasi angkatan kerja 77.93 Persen 78.49 78.93 79.45 79.89 80.37 80.99 80.99
1.1.10 Rasio penduduk yang bekerja 96.3 Persen 96.15 96.22 96.32 96.51 96.7 96.88 96.88
1.1.11 Laju pertumbuhan PDRB per tenaga kerja 1.73 Persen 2.12 3.34 3.47 4.15 4.27 5.05 5.05
1.1.12 Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15
75.05 Persen 76.06 77.12 78.22 79.34 80.48 81.64 81.64
tahun ke atas
1.1.13 Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan
pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan 17.12 Persen 18.12 19.19 20.3 21.49 22.69 23.87 23.87
kerja
1.1.17 Indeks Kepuasan Masyarakat 80.68 Indeks 81.77 82.86 83.95 85.04 86.13 87.21 87.21
1.1.18 Persentase PAD terhadap pendapatan 6.93 Persen 7.61 7.9 8 8.01 8.03 8.04 8.04
1.1.19 Pencapaian skor Pola Pangan Harapan (PPH) 79.3 Persen 80.25 81.22 82.19 95.68 100 100 100
1.1.20 Penguatan cadangan pangan 12.8 Persen 14.44 16.29 18.37 20.72 23.38 26.37 26.37
1.1.24 Produksi sektor pertanian
1.1.24.1 Produksi Komoditas Makanan Utama (Padi) 57,146.00 Ton 67,039.91 78,646.80 92,263.22 108,237.12 126,976.64 148,960.60 148,960.60
1.1.24.2 Produksi Komoditas Palawija 18,321.00 Ton 19,237.05 20,198.90 21,208.85 22,269.29 23,382.75 24,551.89 24,551.89
1.1.24.3 Produksi Komoditas Hortikultura Sayuran 392,175.90 Ton 399,364.14 406,684.14 414,138.31 421,729.10 429,459.03 437,330.64 437,330.64
1.1.24.4 Produksi Komoditas Hortikultura Buah 31,634.30 Ton 33,738.30 35,982.23 38,375.41 40,927.76 43,649.87 46,553.02 46,553.02
1.1.25 Produksi Sektor Peternakan
1.1.25.1 Produksi Daging Ternak 927.30 Ton 994.44 1,066.45 1,143.67 1,226.48 1,315.29 1,410.52 1,410.52
1.1.25.2 Produksi Telur 1,664.40 Ton/Tahun 1,741.52 1,822.22 1,906.65 1,995.00 2,087.44 2,184.16 2,184.16
1.1.25.3 Produksi Susu 63 Liter 64,232.60 65,489.31 66,770.62 68,076.99 69,408.92 70,766.91 70,766.91
1.1.26 Produksi sektor perkebunan 30,418 Ton 31,560.67 32,746.26 33,976.40 35,252.74 36,577.03 37,951.07 37,951.07

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


8-4
TAHUN 2021-2026
Kondisi Target Capaian Tiap Tahun Kondisi
Aspek/Fokus/ Bidang/Urusan/ Indikator Kinerja Kinerja Awal Kinerja Akhir
No. Satuan
Pembangunan Daerah Periode 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Periode
RPJMD RPJMD
1.1.26.1 Kopi Robusta 18,605 Ton 19,860.89 21,201.55 22,632.71 24,160.48 25,791.37 27,532.36 27,532.36
1.1.26.2 Kopi Arabica 206 Ton 225.87 247.65 271.53 297.72 326.43 357.91 357.91
1.1.26.3 Aren 5,442 Ton 6,334.24 7,372.77 8,581.58 9,988.57 11,626.24 13,532.42 13,532.42
1.1.27 Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB
1.35 Persen 1.34 1.32 1.32 1.29 1.27 1.25 1.25
(ADHB)
1.1.28 Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB
16.79 Persen 16.73 16.47 16.27 16.03 15.79 15.7 15.7
(ADHB)
1.1.29 Kontribusi sektor industri terhadap PDRB (ADHB) 4.12 Persen 4.1 4.05 4.04 4.01 3.98 3.98 3.98

1.1.31 Kesejahteraan Rakyat


1.1.31.1 Persentase desa/kelurahan yang menjadi sasaran 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
penerima pelatihan bina mental
1.1.31.2 Persentase Tokoh Agama teladan 0 Persen 0 100 100 100 100 100 100
1.1.31.3 Persentase masyarakat berprestasi yang mendapatkan 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
kesempatan perjalanan ibadah
1.1.31.4 Persentase GAD aktif 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100

2 ASPEK PELAYANAN UMUM


2.1 Fokus Layanan Urusan Wajib Dasar
2.1.1 Pendidikan
2.1.1.1 Angka Partisipasi Kasar
2.1.1.1.1 Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Anak usia 22 Persen 23,51 24,29 25,47 27,24 29,93 34,01 34,01
Dini (PAUD)
2.1.1.1.2 Angka Partisipasi Kasar SD/MI/Paket A 109.78 Persen 111.38 112.34 113.88 116.33 120.27 126.56 126.56
2.1.1.2.3 Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs/Paket B 84.04 Persen 85.64 86.6 88.14 90.59 94.53 98.47 98.47
2.1.1.2 Angka Partisipasi Murni
2.1.1.2.1 Angka Partisipasi Murni SD/MI/Paket A 113.38 Persen 100 100 100 100 100 100 100
2.1.1.2.2 Angka Partisipasi Murni SMP/MTs/Paket B 81.82 Persen 83.42 84.38 85.92 88.37 92.31 98.6 98.6
2.1.1.3 Angka Partisipasi sekolah
2.1.1.3.1 Angka Partisipasi sekolah SD/MI/Paket A 95.641 APS 95.642 95.643 95.648 95.667 95.733 95.959 95.959
2.1.1.3.2 Angka Partisipasi sekolah SMP/MTs/Paket B 80.489 APS 80.493 80.504 80.538 80.652 81.029 82.184 82.184
2.1.1.4 Angka Putus Sekolah
2.1.1.4.1 Angka Putus sekolah SD/MI 0.56 Persen 0.5 0.49 0.48 0.47 0.46 0.45 0.45
2.1.1.4.2 Angka Putus sekolah SMP/MTs 2.2 persen 2.08 1.97 1.85 1.73 1.62 1.5 1.08
2.1.1.5 Angka Kelulusan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


8-5
TAHUN 2021-2026
Kondisi Target Capaian Tiap Tahun Kondisi
Aspek/Fokus/ Bidang/Urusan/ Indikator Kinerja Kinerja Awal Kinerja Akhir
No. Satuan
Pembangunan Daerah Periode 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Periode
RPJMD RPJMD
2.1.1.5.1 Angka kelulusan SD/MI/Paket A 92.46 persen 93.72 94.97 96.23 97.49 98.74 100 100
2.1.1.5.2 Angka kelulusan SMP/MTs/Paket B 97.67 persen 98.45 99.22 100 100 100 100 100
2.1.1.6 Angka Melanjutkan (AM)
2.1.1.6.1 Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs 98.48 persen 100 100 100 100 100 100 100
2.1.1.7 Angka pendidikan yang ditamatkan
2.1.1.7.1 SD/MI/sederajat 41.89 Persen 41.88 41.87 41.82 41.68 41.26 40.07 40.07
2.1.1.7.2 SMP/MTs/sederajat 19.08 Persen 19.08 19.07 19.06 19.03 18.94 18.67 18.67
2.1.1.7.3 SLTA/sedereajat 25.36 Persen 25.36 25.35 25.33 25.27 25.08 24.56 24.56
2.1.1.7.4 DI/DII 0.49 Persen 0.49 0.5 0.52 0.58 0.75 1.23 1.23
2.1.1.7.5 AKADEMI/DIII 1.57 Persen 1.57 1.58 1.6 1.65 1.8 2.25 2.25
2.1.1.7.6 PT/D-IV/S1/S2/S3 6.13 Persen 6.13 6.13 6.14 6.17 6.26 6.52 6.52
2.1.1.8 Fasilitas Pendidikan
2.1.1.8.1 Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik 95.24 persen 95.3 95.5 95.8 96.3 97.2 98.9 98.9
2.1.1.8.2 Ruang kelas SD/ MI rusak sedang dan berat 23.61 persen 23.6 23.57 23.55 23.51 23.46 23.39 23.39
2.1.1.8.3 Ruang kelas SMP/ MTs rusak sedang dan berat 25.21 persen 25.19 25.11 25.02 24.91 24.73 24.45 24.45
2.1.1.9 Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah 54.24 per 10.000 57.28 59.03 60.88 62.81 64.85 66.99 66.99
pendidikan dasar
2.1.1.10 Rasio guru/murid sekolah pendidikan dasar 670.99 per 10.000 671.34 671.52 671.81 672.25 672.93 673.97 673.97
2.1.1.11 Rasio guru/murid per kelas rata-rata sekolah dasar 48.71 Per 1000 murid 48.77 48.82 48.91 49.06 49.34 49.83 49.83
per kelas
2.1.1.12 Persentase penduduk 15 tahun ke atas menurut 99.12 persen 100 100 100 100 100 100 100
karakter dan kemampuan membaca dan menulis
huruf latin, laki-laki
2.1.1.13 Persentase penduduk 15 tahun ke atas menurut 97.18 persen 97.65 98.12 98.59 99.06 99.53 100 100
karakter dan kemampuan membaca dan menulis
huruf latin, perempuan
2.1.1.14 Guru yang Memenuhi Kualifikasi S1/ D-IV 93.12 persen 93.12 93.14 93.18 93.33 93.77 94.99 94.99
2.1.1.15 Guru Bersertifikasi Pada Jenjang SD/MI 52.25 persen 53.98 55.26 57.48 61.32 68 79.59 79.59
2.1.1.16 Guru Bersertifikasi Pada Jenjang SMP/MTS 41.54 persen 43.27 44.53 46.71 50.47 56.98 68.22 68.22

2.1.2 Kesehatan
2.1.2.1 Angka Kematian Bayi (AKB) 5.24 per 1.000 5.06 4.88 4.69 4.47 4.16 3.64 3.64
kelahiran hidup
2.1.2.3 Angka Kematian Balita per 1.000
0.21 0.21 0.21 0.21 0.2 0.19 0.15 0.15
kelahiran hidup

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


8-6
TAHUN 2021-2026
Kondisi Target Capaian Tiap Tahun Kondisi
Aspek/Fokus/ Bidang/Urusan/ Indikator Kinerja Kinerja Awal Kinerja Akhir
No. Satuan
Pembangunan Daerah Periode 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Periode
RPJMD RPJMD
2.1.2.4 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000
41.89 38.24 34.59 30.95 27.3 23.65 20 20
kelahiran hidup
2.1.2.5 Persentase imunisasi dasar lengkap pada bayi 87.3 Persen 87.8 88.3 88.8 89.3 89.8 90.3 90.3
2.1.2.6 Prevalensi Balita Stunting 0.20 Persen 0.20 0.18 0.16 0.14 0.12 0.10 0.10
2.1.2.7 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization
83.97 persen 86.54 89.10 91.67 94.23 97.44 100 100
(UCI)
2.1.2.8 Persentase puskesmas yg melaksanakan pengendalian
4.8 persen 28.6 52.4 76.2 100 100 100 100
Penyakit Tidak Menular terpadu
2.1.2.9 Persentase ibu hamil mendapatkan pelayanan
100 persen 100 100 100 100 100 100 100
kesehatan ibu hamil
2.1.2.10 Persentase ibu bersalin mendapatkan pelayanan
100 persen 100 100 100 100 100 100 100
persalinan
2.1.2.11 Persentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan
100 persen 100 100 100 100 100 100 100
kesehatan bayi baru lahir
2.1.2.12 Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita sesuai Standar 100 persen 100 100 100 100 100 100 100
2.1.2.13 Persentase anak usia pendidikan dasar yang
100 persen 100 100 100 100 100 100 100
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
2.1.2.14 Persentase orang usia 15–59 tahun mendapatkan
100 persen 100 100 100 100 100 100 100
skrining kesehatan sesuai standar
2.1.2.15 Persentase warga negara usia 60 tahun ke atas
100 persen 100 100 100 100 100 100 100
mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar
2.1.2.16 Persentase penderita Hipertensi yang mendapatkan
100 persen 100 100 100 100 100 100 100
pelayanan kesehatan sesuai standar
2.1.2.17 Persentase penderita DM yang mendapatkan
100 persen 100 100 100 100 100 100 100
pelayanan kesehatan sesuai standar
2.1.2.18 Persentase ODGJ berat yang mendapatkan pelayanan
100 persen 100 100 100 100 100 100 100
kesehatan jiwa sesuai standar
2.1.2.19 Persentase Orang terduga TBC mendapatkan
100 persen 100 100 100 100 100 100 100
pelayanan TBC sesuai standar
2.1.2.20 Persentase orang dengan risiko terinfeksi HIV
mendapatkan pelayanan deteksi dini HIV sesuai 100 persen 100 100 100 100 100 100 100
standar
2.1.2.20.1 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 45.7 persen 45.88 46.32 47.75 52.02 61.96 75.64 75.64
2.1.2.20.2 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
99.06 persen 99.06 99.06 99.08 99.14 99.35 100 100
kesehatan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


8-7
TAHUN 2021-2026
Kondisi Target Capaian Tiap Tahun Kondisi
Aspek/Fokus/ Bidang/Urusan/ Indikator Kinerja Kinerja Awal Kinerja Akhir
No. Satuan
Pembangunan Daerah Periode 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Periode
RPJMD RPJMD
2.1.2.20.3 Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi
87.5 persen 89.58 91.67 93.75 95.83 97.92 100 100
campak
2.1.2.20.4 Non Polio AFP rate 1.52 per 100.000 1,515 1,515 1,513 1,501 1,447 1,225 1,225
2.1.2.20.5 Cakupan balita pneumonia yang ditangani 4.96 persen 9.13 13.31 17.48 21.65 25.83 30 30
2.1.2.20.6 Cakupan penemuan dan penanganan penderita
11.57 persen 16.31 21.05 25.79 30.52 35.26 40 40
penyakit TBC BTA
2.1.2.20.7 Tingkat prevalensi Tuberkulosis 69.64 per 100.000 68.03 66.43 64.82 63.21 61.61 60 60
2.1.2.20.8 Tingkat kematian karena Tuberkulosis 2.84 per 100.000 2.82 2.81 2.79 2.77 2.76 2.74 2.74
2.1.2.20.9 Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang terdeteksi
100 persen 100 100 100 100 100 100 100
dalam program DOTS
2.1.2.20.10 Proporsi kasus Tuberkulosis yang diobati dan sembuh
57.65 persen 58.35 59.83 63.88 71.75 79.88 83.46 83.46
dalam program DOTS
2.1.2.20.11 Cakupan penemuan dan penanganan penderita
100 persen 100 100 100 100 100 100 100
penyakit DBD
2.1.2.20.12 Penderita diare yang ditangani 31.3 persen 31.39 31.66 33.18 40.63 61.66 79.8 79.8
2.1.2.20.13 Angka kejadian malaria 31.98 per 100.000 32.03 31.79 31.56 31.34 31.13 30.92 30.92
2.1.2.20.14 Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari total populasi 0.005 persen 0.005 0.005 0.005 0.005 0.005 0.005 0.005
2.1.2.20.15 Cakupan kunjungan bayi 57.88 persen 57.95 58.45 61.88 75.85 89.84 92.46 92.46
2.1.2.20.16 Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 99.94 Persen 100 100 100 100 100 100 100
2.1.2.20.17 Cakupan pelayanan nifas 91.76 persen 91.77 91.78 91.84 92.04 92.67 94.36 94.36
2.1.2.20.18 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 25.22 persen 25.57 26.33 28.63 34.72 46.21 57.45 57.45
2.1.2.20.19 Cakupan pelayanan anak balita 51.32 persen 51.33 51.39 51.72 53.52 61.49 77.74 77.74
2.1.2.20.20 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan
99.25 persen 99.26 99.26 99.29 99.42 99.73 99.94 99.94
setingkat
2.1.2.21 Proporsi peserta jaminan kesehatan melalui SJSN
74 persen 74 81 82 83 84 85 85
Bidang Kesehatan
2.1.2.22 Persentase Masyarakat yang terlayani jaminan
11 persen 18.17 22.8 22.67 22.53 22.4 22.27 23.11
kesehatan
2.1.2.23 Persentase Akreditasi Puskesmas minimal Utama 100 persen 100 100 100 100 100 100 100
2.1.2.24 Rasio puskesmas per satuan penduduk Per 1000
0.075 0.075 0.075 0.075 0.075 0.075 0.075 0.075
penduduk
2.1.2.25 Rasio puskesmas pembantu persatuan penduduk 0.181 Per 1000 0.181 0.181 0.181 0.181 0.181 0.181 0.181
penduduk
2.1.2.26 Persentase puskesmas rawat inap 52.40 Persen 52.4 52.40 52.40 52.40 52.40 52.40 52.40
2.1.2.26.1 Rasio posyandu 1:87 balita persatuan balita 1: 87 balita 1: 86 balita 1: 86 balita 1: 85 balita 1: 84 balita 1:83 balita 1:83 balita

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


8-8
TAHUN 2021-2026
Kondisi Target Capaian Tiap Tahun Kondisi
Aspek/Fokus/ Bidang/Urusan/ Indikator Kinerja Kinerja Awal Kinerja Akhir
No. Satuan
Pembangunan Daerah Periode 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Periode
RPJMD RPJMD
2.1.2.27 Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk 0.00355 persen 0.00355 0.00355 0.00355 0.00355 0.00355 0.00355 0.00355
2.1.2.29 Indeks Kepuasan Masyarakat RSUD 80 persen 80 81 82 83 84 85 85
2.1.2.30 Capaian Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 80 persen 80 81 82 83 84 85 85
2.1.2.31 Indeks Kepuasan Masyarakat (Puskesmas) N/a persen 80 81 82 83 84 85 85
2.1.2.32 Persentase Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan 100 persen 100 100 100 100 100 100 100
dan Upaya Kesehatan Masyarakat
2.1.2.33 Persentase tenaga kesehatan memiliki sertifikat 10.6 persen 12.7 13.9 15.1 16.3 17.5 18.8 18.8
kompetensi
2.1.2.34 Persentase tenaga kesehatan rumah sakit memiliki 14.5 persen 18.4 21.1 23.7 26.3 28.9 31.6 31.6
sertifikat kompetensi
2.1.2.35 Persentase tenaga kesehatan (dinas) memiliki 10.1 persen 12.0 13.0 14.0 15.0 16.1 17.1 17.1
sertifikat kompetensi
2.1.2.36 Persentase Pengawasan Fasilitas Pelayanan 100 persen 100 100 100 100 100 100 100
Kefarmasian
2.1.2.37 Persentase PIRT yang bersertifikat 100 persen 100 100 100 100 100 100 100
2.1.2.38 Persentase Fasilitas Pelayanan Kefarmasian (Apotek 100 persen 100 100 100 100 100 100 100
dan Toko Obat) yang memenuhi standar dan
persyaratan perizinan
2.1.2.39 Persentase Partisipasi masyarakat dalam program 14.03 persen 14.22 14.42 14.61 14.81 15.00 15.20 15.20
kesehatan
2.1.2.40 Persentase keterisian data dalam aplikasi Kesehatan 82 persen 82 85 88 90 92 94 94
Pendekatan Keluarga (KPK)

2.1.3 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang


2.1.3.1 Persentase panjang jalan kabupaten dalam kondisi 69.56 persen 72.11 74.39 76.67 78.95 81.23 83.51 83.51
mantap (baik/sedang)
2.1.3.1.1 Persentase jalan kabupaten dalam kondisi baik 55.58 persen 56.92 58.3 59.71 61.15 62.63 64.14 64.14
2.1.3.1.2 Persentase jalan kabupaten dalam kondisi sedang 13.99 persen 14.69 16.97 17.99 19.05 20.48 21.78 21.78
2.1.3.1.3 Persentase Jalan Lingkungan dalam kondisi baik 69.43 persen 69.45 69.52 69.61 69.71 69.80 69.89 69.89
2.1.3.1.4 Persentase Panjang Jalan Sentra Produksi dalam 93 persen 94.17 95.33 96.5 97.67 98.83 100 100
Kondisi Baik
2.1.3.2 Persentase Rumah Tangga Bersanitasi 41.36 persen 41.36 53.09 64.82 76.54 88.27 100 100
2.1.3.2.1 Persentase penduduk yang terlayani sistem air limbah 39.01 persen 40 40.99 41.8 42 43 44 44
yang memadai

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


8-9
TAHUN 2021-2026
Kondisi Target Capaian Tiap Tahun Kondisi
Aspek/Fokus/ Bidang/Urusan/ Indikator Kinerja Kinerja Awal Kinerja Akhir
No. Satuan
Pembangunan Daerah Periode 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Periode
RPJMD RPJMD
2.1.3.2.2 Persentase drainase dalam kondisi baik/pembuangan 34.78 persen 34.83 34.89 34.96 35.02 35.08 35.13 35.13
aliran air tidak tersumbat
2.1.3.3 Rasio jaringan irigasi 14.65 Rasio (m/Ha) 16.88 17.86 18.6 19.24 20.96 22.00 22.00
2.1.3.3.1 Persentase jaringan irigasi kabupaten dalam kondisi
79.09 persen 80.09 81.09 82.1 83.1 84.1 85.1 85.1
baik
2.1.3.4 Persentase rumah tangga yang telah memiliki akses
81.27 persen 84.39 87.51 90.64 93.76 96.88 100 100
air minum layak
2.1.3.4.1 Persentase rumah tangga yang telah memiliki akses 63.24 persen 65.66 68.08 70.52 72.95 75.37 77.80 77.80
air minum melalui SPAM jaringan perpipaan
2.1.3.4.2 Persentase rumah tangga yang telah memiliki akses 18.03 persen 18.73 19.43 20.12 20.81 21.51 22.20 22.20
air minum melalui SPAM bukan jaringan perpipaan
terlindungi
2.1.3.5 Ketaatan terhadap RTRW 88.26 persen 88.70 89.14 89.59 90.04 90.49 90.94 90.94
2.1.3.5.1 Penurunan Persentase pelanggaran terhadap Rencana 15.38 persen 15.28 15.25 14.95 14.65 14.55 9.06 9.06
Tata Ruang
2.1.3.6 Persentase bangunan kabupaten dalam kondisi layak 50 persen 53 54 55 56 57 58 58
2.1.3.6.1 Persentase ketersediaan bangunan gedung daerah 50 persen 53 54 55 56 57 58 58
dalam kondisi baik
2.1.3.7 Pemeliharaan Jembatan 105 Unit 109 112 116 119 123 126 126

2.1.4 Perumahan
2.1.4.1 Rasio rumah layak huni 0.221 Rasio 0.222 0.224 0.225 0.225 0.231 0.237 0.237
(unit/jiwa)
2.1.4.2 Persentase Luas Kawasan Kumuh 0.057 persen 0.03 0.02 0.015 0.01 0.005 0 0
2.1.4.3 Persentase penanganan rumah tangga korban bencana N/a Persen 25 30 32 34 36 38 38
2.1.4.4 Persentase penanganan rumah tangga bagi N/a Persen 20 22 24 26 28 30 30
masyarakat terkena dampak relokasi program
kabupaten
2.1.4.5 Persentase Luasan Kawasan Kumuh yang tertangani 56.13 persen 77.24 84.65 88.61 92.07 96.51 100 100
2.1.4.6 Proporsi rumah tangga kumuh perkotaan 1.65 persen 1.44 1.26 1.1 0.96 0.83 0.73 0.73
2.1.4.7 Cakupan lingkungan yang sehat dan aman yang 100 persen 100 100 100 100 100 100 100
didukung dengan PSU
2.1.4.8 Rasio ketersediaan PSU yang memadai N/a Persen 14,28 28,57 42,85 57,14 71,42 80,95 80,95
2.1.4.9 Persentase perumahan dengan PSU yang memadai N/a Persen 14,28 28,57 42,85 57,14 71,42 80,95 80,95
dari Perumahan yang diserahterimakan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


8-10
TAHUN 2021-2026
Kondisi Target Capaian Tiap Tahun Kondisi
Aspek/Fokus/ Bidang/Urusan/ Indikator Kinerja Kinerja Awal Kinerja Akhir
No. Satuan
Pembangunan Daerah Periode 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Periode
RPJMD RPJMD

2.1.5 Ketentraman, Ketertiban Umum, dan


Perlindungan Masyarakat
2.1.5.1 Persentase Pelaksanaan Pencegahan dan Penanganan 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
Gangguan ketentraman dan ketertiban Umum
2.1.5.2 Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, 92.86 Persen 100 100 100 100 100 100 100
ketentraman, keindahan)
2.1.5.3 Persentase penegakan PERDA 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
2.1.5.4 Cakupan petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) 10.19 Persen 10.19 10.35 10.42 10.5 10.58 10.66 10.66
2.1.5.5 Indeks Risiko Bencana 100.71 Persen 100.61 100.51 100.41 100.31 100.21 100.11 100.11
2.1.5.6 Persentase Pelayanan pencegahan dan kesiapsiagaan 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
terhadap bencana
2.1.5.7 Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK)
2.1.5.8 Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten 80.31 Persen 80.31 85 85 85 85 85 85

2.1.6 Sosial
2.1.6.1 Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial 2.46 Persen 3.69 5.53 8.29 12.44 18.66 27.98 27.98
2.1.6.2 Persentase keluarga miskin yang mendapatkan 75.31 Persen 71.85 71.85 71.86 71.91 71.9 71.91 71.91
bantuan perlindungan dan jaminan sosial
2.1.6.3 Persentase rumah tangga yang mendapatkan Bantuan
58.98 Persen 58.98 58.98 58.98 58.76 58.68 58.6 58.6
Pangan Non Tunai
2.1.6.4 Persentase rumah tangga yang mendapatkan program
39.55 Persen 35.71 35.71 35.78 35.87 35.87 35.95 35.95
keluarga harapan
2.1.6.5 Persentase Rehabilitasi sosial dasar penyandang
4.55 Persen 4.55 6.82 6.82 6.82 6.82 6.82 6.82
disabilitas terlantar diluar panti
2.1.6.6 Persentase Rehabilitasi sosial dasar anak terlantar 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
diluar panti
2.1.6.7 Persentase Rehabilitasi sosial dasar lanjut usia 10 Persen 10 10 10 10 10 10 10
terlantar diluar panti
2.1.6.8 Persentase Rehabilitasi sosial tuna sosial khususnya 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
gelandang dan pengemis diluar panti
2.1.6.9 Persentase Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) 68.39 Persen 70.1 70.58 71.4 72.22 73.04 73.86 73.86
yang di Verifikasi dan validasi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


8-11
TAHUN 2021-2026
Kondisi Target Capaian Tiap Tahun Kondisi
Aspek/Fokus/ Bidang/Urusan/ Indikator Kinerja Kinerja Awal Kinerja Akhir
No. Satuan
Pembangunan Daerah Periode 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Periode
RPJMD RPJMD
2.1.6.10 Persentase Layanan penanganan korban bencana 100 100 100 100 100 100 100
N/a Persen
selama tanggap darurat
2.1.6.11 Persentase korban bencana yang menerima bantuan 24.34 Persen 100 100 100 100 100 100 100
sosial selama masa tanggap darurat
2.1.6.12 Persentase PMKS yang tertangani 1.64 Persen 6.89 6.96 6.7 6.76 6.83 6.89 6.89
2.1.6.13 Persentase panti sosial yang menerima program 0 Persen 100 100 100 100 100 100 100
pemberdayaan sosial melalui kelompok usaha
bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi
sejenis lainnya
2.1.6.14 Persentase penyandang cacat fisik dan mental, serta 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
lanjut usia tidak potensial yang telah menerima
jaminan sosial

2.2 Fokus Layanan Urusan Wajib Non Dasar


2.2.1 Tenaga Kerja
2.2.1.1 Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun 1.1 Persen 0.547 0.272 0.27 0 0 0 0
2.2.1.2 Besaran kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
Bersama (PB)
2.2.1.3 Besaran pencari kerja yang terdaftar yang 66.25 Persen 66.77 67.52 69.25 71.35 72.04 72.35 72.35
ditempatkan
2.2.1.4 Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program 24.09 Persen 24.16 24.35 25.05 27.44 33.54 40.74 40.74
Jamsostek
2.2.1.5 Persentase tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan 0 Persen 100 100 100 100 100 100 100
berbasis kompetensi
2.2.1.6 Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan 0 Persen 100 100 100 100 100 100 100
kewirausahaan

2.2.2 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan


Anak
2.2.2.1 Indeks Pembangunan Gender (IPG) 91.89 Indeks 91.9 91.91 91.92 91.93 91.94 91.95 91.95
2.2.2.2 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 62.93 Indeks 63.23 63.53 63.83 64.13 64.43 64.73 64.73
2.2.2.3 Rasio KDRT 0.04 Persen 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.02 0.02
2.2.2.4 Persentase partisipasi perempuan di lembaga
3.99 Persen 4.07 4.15 4.23 4.31 4.4 4.48 4.48
pemerintah
2.2.2.5 Proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPR 20 Persen 20 20 20 30 30 30 30

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


8-12
TAHUN 2021-2026
Kondisi Target Capaian Tiap Tahun Kondisi
Aspek/Fokus/ Bidang/Urusan/ Indikator Kinerja Kinerja Awal Kinerja Akhir
No. Satuan
Pembangunan Daerah Periode 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Periode
RPJMD RPJMD
2.2.2.6 Partisipasi perempuan di lembaga swasta 3.99 Persen 4.07 4.15 4.23 4.31 4.4 4.48 4.48
2.2.2.7 Persentase OPD yang menerapkan Anggaran 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
Responsif Gender (ARG)
2.2.2.8 Presentase korban kekerasan terhadap perempuan 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
yang mendapat layanan komprehensif
2.2.2.9 Usia Harapan Hidup Perempuan 70.50 Persen 70.60 70.70 70.80 70.90 71.00 71.10 71.10
2.2.2.10 Capaian Nilai Kabupaten Layak Anak N/a Tingkatan 270 300 350 400 450 500 500
2.2.2.11 Persentase indikator KLA yang terpenuhi sesuai N/a Persen 25 26 27 28 29 30 30
standar
2.2.2.12 Prevalensi kekerasan terhadap anak Laki-laki: Persen Menurun Menurun Menurun Menurun Menurun Menurun Menurun
61,7%
Perempuan :
62%
(baseline
RPJMN)
2.2.2.13 Partisipasi angkatan kerja perempuan 96.35 Persen 96.59 96.83 97.08 97.32 97.56 97.81 97.81
2.2.2.14 Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
mendapatkan penanganan pengaduan oleh petugas
terlatih di dalam unit pelayanan terpadu
2.2.2.15 Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
mendapatkan layanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan terlatih di puskesmas mampu tatalaksana
KtP/A dan PPT/PKT di Rumah Sakit
2.2.2.16 Cakupan layanan rehabilitasi sosial yang diberikan 0 Persen 100 100 100 100 100 100 100
oleh petugas rehabilitasi sosial terlatih bagi
perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit
pelayanan terpadu.
2.2.2.17 Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
mendapatkan layanan bantuan hukum
2.2.2.18 Rasio APM perempuan/laki‐laki di SD 96.5 Persen 97.08 97.66 98.25 98.84 99.43 100 100
2.2.2.19 Rasio APM perempuan/laki‐laki di SMP 70.23 Persen 70.3 70.37 70.44 70.51 70.58 70.65 70.65

2.2.3 Pangan
2.2.3.1 Indeks Ketahanan Pangan 70.64 Indeks 70.93 71.22 71.51 71.8 72.09 72.38 72.38
2.2.3.2 Penguatan Cadangan Pangan N/a Persen 17.03 18.01 20.8 23.59 32.66 44.21 44.21
2.2.3.2 Ketersediaan Pangan Utama 129,371 Kg 141,385 142,042 142,699 143,356 144,013 144,670 144,670

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


8-13
TAHUN 2021-2026
Kondisi Target Capaian Tiap Tahun Kondisi
Aspek/Fokus/ Bidang/Urusan/ Indikator Kinerja Kinerja Awal Kinerja Akhir
No. Satuan
Pembangunan Daerah Periode 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Periode
RPJMD RPJMD
2.2.3.2.1 Ketersediaan Energi dan Protein Per Kapita Per Hari
Energi N/A Kkal 24,272.78 25,722.24 27,258.26 28,886.00 30,610.94 32,438.88 32,438.88
Protein N/A Gram 125.34 131.85 138.7 145.91 153.49 161.46 161.46
2.2.3.2.2 Angka Kecukupan Gizi (AKG) Energi dan Protein Per
Kapita Per Hari
Energi N/A Kkal 2,452.78 2,506.72 2,561.84 2,618.18 2,675.76 2,734.60 2,734.60
Protein N/A Gram 57.57 58.15 58.73 59.31 59.91 60.51 60.51
2.2.3.2.3 Persentase Pemenuhan Energi dan Protein Per Kapita
Per Hari
Energi N/A Kkal 1,008.11 1,064.84 1,124.77 1,188.07 1,254.93 1,325.56 1,325.56
Protein N/A Gram 219.35 230.75 242.73 255.34 268.61 282.56 282.56
2.2.3.3 Persentase Pengawasan dan pembinaan keamanan
N/A Persen 100 100 100 100 100 100 100
pangan
2.2.3.4 Jumlah Desa/Kelurahan Mandiri Benih yang dibangun
0 Desa 3 5 7 10 15 23 23
(desa)
2.2.3.5 Jumlah Desa/Kawasan Mandiri Pangan yang
0 Desa 7 7 8 9 10 11 11
dibina/dikembangkan (desa)
2.2.3.6 Jumlah penumbuhan desa mandiri pangan (desa) 0 Desa 7 7 8 9 10 11 11

2.2.4 Pertanahan Kewenangan ada pada BPN (Instansi Vertikal)

2.2.5 Lingkungan Hidup


2.2.5.1 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 65.61 Indeks 67.52 68.45 68.98 70.31 70.32 70.76 70.76
2.2.5.2 Indeks Kualitas Air 56.1 Indeks 56.13 56.16 56.18 56.2 56.23 56.25 56.25
2.2.5.3 Indeks Kualitas Udara 86.12 Indeks 90 91 91 93 93 95 95
2.2.5.4 Indeks Tutupan Lahan 44 Indeks 45.48 47.58 50.22 52.59 52.59 52.59 52.59
2.2.5.5 Persentase Pelaku usaha yang melaksanakan prosedur N/a Persen 100 100 100 100 100 100 100
pengolahan limbah industri dan domestik
2.2.5.6 Persentase Ketersediaan Dokumen Perencanaan 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
Lingkungan Hidup
2.2.5.7 Indeks Pencemaran Udara 0-51 Indeks 0-51 0-51 0-51 0-51 0-51 0-51 0-51
2.2.5.8 Persentase keterisian parameter Indeks Kualitas Air 23.53 Indeks 26.47 29.41 32.35 35.29 38.24 41.18 41.18
2.2.5.9 Persentase Luasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 0.18 Persen 1.18 2.18 3.18 4.18 5.18 6.18 6.18
2.2.5.10 Persentase Peningkatan Ketaatan Penanggungjawab 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
usaha dan/atau kegiatan yang diawasi

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


8-14
TAHUN 2021-2026
Kondisi Target Capaian Tiap Tahun Kondisi
Aspek/Fokus/ Bidang/Urusan/ Indikator Kinerja Kinerja Awal Kinerja Akhir
No. Satuan
Pembangunan Daerah Periode 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Periode
RPJMD RPJMD
2.2.5.11 Peningkatan Persentase Pengaduan Masyarakat 100 Persen - - 100 - 100 - 100
Terhadap PPLH yang terselesaikan
2.2.5.12 Timbulan sampah yang ditangani (persentase
43.8 Persen 47 47.88 50.06 52.35 54.73 57.23 57.23
Pengelolaan persampahan)
2.2.5.13 Cakupan area pelayanan 53.3 Persen 60.0 73.3 80.0 93.3 100 100 100
2.2.5.14 Operasionalisasi TPA/TPST/SPA di kabupaten/kota 76 nilai TPA 77 78 79 80 81 82 82

2.2.6 Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil


2.2.6.1 Cakupan pelayanan pendaftaran penduduk 90 Persen 90 92 93 94 95 96 96
2.2.6.2 Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat Bidang 76.81 Persen 84 85 86 87 88 89 89
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
2.2.6.3 Persentase peningkatan pelaksanaan pemanfaatan 80 Persen 82 84 86 90 92 94 94
informasi kependudukan
2.2.6.4 Ketersediaan database kependudukan skala tersedia tersedia/tidak tersedia tersedia tersedia tersedia tersedia tersedia tersedia
kabupaten
2.2.6.5 Cakupan pelayanan pencatatan sipil 86 persen 88 90 92 94 95 96 96
2.2.6.6 Persentase penduduk ber-KTP per satuan penduduk 93.15 Persen 94.25 95.38 96.51 97.66 98.82 100 100
2.2.6.7 Rasio bayi berakte kelahiran 0.88 Rasio 0.9 0.92 0.94 0.96 0.98 1 1
2.2.6.8 Rasio pasangan berakte nikah 0.32 Rasio 0.39 0.46 0.56 0.67 0.8 0.96 0.96
2.2.6.9 Cakupan penerbitan akta kelahiran 42.51 Persen 45.7 49.13 52.81 56.77 61.03 65.61 65.61
2.2.6.10 Persentase keluarga yang telah memiliki KK 90.65 Persen 92.07 93.65 95.15 96.65 98.15 100 100
2.2.6.11 Persentase penduduk yang telah memiliki akta
92.08 Persen 93.4 94.72 96.04 97.36 98.68 100 100
kelahiran usia 0-18 tahun
2.2.6.12 Persentase kepemilikan KIA usia kurang dari 17 tahun 48.18 Persen 50.59 53.12 55.77 58.56 61.49 64.57 64.57
2.2.6.13 Persentase desa/kelurahan yang tertib administrasi
51.92 Persen 59.92 67.92 75.92 83.92 91.92 100 100
kependudukan
2.2.6.14 Jumlah pelaksanaan kerjasama (MoU) pemanfaatan 0 MoU 0 1 2 4 4 6 6
data kependudukan

2.2.7 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


2.2.7.1 Indeks Desa Membangun (IDM) 0.6212 Indeks 0.6212 0.6212 0.6212 0.6212 0.6212 0.6212 0.6212
2.2.7.2 Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan 86.06 Persen 86.07 87.8 88.67 89.56 90.46 91.36 91.36
desa yang baik
2.2.7.3 Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK 0.71 Persen 0.71 0.75 0.76 0.78 0.8 0.82 0.82
2.2.7.4 Persentase PKK aktif 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


8-15
TAHUN 2021-2026
Kondisi Target Capaian Tiap Tahun Kondisi
Aspek/Fokus/ Bidang/Urusan/ Indikator Kinerja Kinerja Awal Kinerja Akhir
No. Satuan
Pembangunan Daerah Periode 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Periode
RPJMD RPJMD
2.2.7.5 Persentase posyandu aktif 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
2.2.7.6 Persentase BUMDesa yang berkembang atau maju 26.23 Persen 26.23 27.87 27.87 28.69 29.51 30.33 30.33
2.2.7.7 Persentase peningkatan kapasitas aparat desa 25 Persen 37.5 50 62.5 75 87.5 100 100
2.2.7.8 Perubahan status desa, terutama status desa tertinggal 42.62 Persen 42.62 40.16 36.89 34.43 32.79 30.33 30.33
dan desa sangat tertinggal
2.2.7.8.1 Jumlah Desa Tertinggal yang terentaskan 13 Desa 13 13 13 13 13 13 13
2.2.7.8.2 Jumlah Desa Tertinggal 51 Desa 51 51 51 51 51 51 51
2.2.7.8.3 Jumlah Desa Mandiri 1 Desa 1 1 1 1 1 1 1
2.2.7.9 Persentase Desa Tertib Administrasi 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
2.2.7.10 Persentase peningkatan fasilitasi kelembagaan 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan di
desa/kelurahan
2.2.7.10.1 Persentase pemberdayaan kelompok masyarakat 9.62 Persen 9.62 20.5 41 61.5 82.1 100 100
2.2.7.10.2 Persentase Lembaga Pemberdayaan Masyarakat aktif 33.33 Persen 37.8 73.3 83.6 91.26 100 100 100

2.2.8 Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


2.2.8.1 Laju pertumbuhan penduduk (LPP) 0.47 Rasio 0.46 0.46 0.45 0.44 0.43 0.43 0.43
2.2.8.2 Total Fertility Rate (TFR) 2.24 Rasio 2.22 2.2 2.17 2.15 2.13 2.11 2.11
2.2.8.3 Persentase perangkat daerah (dinas/badan) yang
berperan aktif dalam pembangunan daerah melalui 12.5 Persen 12.5 12.5 15.63 18.75 18.75 18.75 18.75
Kampung KB
2.2.8.4 Persentase Perangkat Daerah (Dinas/Badan) yang
0 Persen 12.5 12.5 15.63 18.75 18.75 18.75 18.75
memanfaatkan Grand Design Program Kependudukan
2.2.8.7 Jumlah kerjasama penyelenggaraan pendidikan
formal, non formal, dan informal yang melakukan 3 Kerjasama 3 3 4 4 4 4 4
pendidikan kependudukan
2.2.8.9 Ratio Akseptor KB 0.83 Rasio 0.85 0.86 0.88 0.9 0.92 0.93 0.93
2.2.8.10 Angka pemakaian kontrasepsi/CPR bagi perempuan
N/A persen 77.07 77.82 78.59 79.36 80.13 80.92 80.92
menikah usia 15-49
2.2.8.11 Angka kelahiran remaja (perempuan usia 15-19) per
0.32 Rasio 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32
1.000 perempuan usia 15–19 tahun (ASFR 15–19)
2.2.8.12 Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) yang istrinya
1.766 persen 1.749 1.732 1.716 1.699 1.683 1.667 1.667
dibawah 20 tahun
2.2.8.13 Persentase penggunaan Kontrasepsi Jangka Panjang
0.23 persen 0.24 0.25 0.26 0.27 0.28 0.29 0.29
(MKJP)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


8-16
TAHUN 2021-2026
Kondisi Target Capaian Tiap Tahun Kondisi
Aspek/Fokus/ Bidang/Urusan/ Indikator Kinerja Kinerja Awal Kinerja Akhir
No. Satuan
Pembangunan Daerah Periode 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Periode
RPJMD RPJMD
2.2.8.14 Persentase tingkat keberlangsungan pemakaian
29.8 persen 28.95 28.12 27.32 26.54 25.78 25.05 25.05
kontrasepsi
2.2.8.15 Cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB 60 persen 60.4 60.95 61.51 62.08 62.65 63.22 63.22
2.2.8.16 Cakupan anggota Bina Keluarga Remaja (BKR) ber-KB 56.9 persen 59.09 61.36 63.72 66.17 68.72 71.36 71.36
2.2.8.17 Cakupan anggota Bina Keluarga Lansia (BKL) ber-KB 44.48 persen 44.48 44.91 45.34 45.77 46.21 46.66 47.11
2.2.8.18 Cakupan PUS peserta KB anggota Usaha Peningkatan
Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB 41.57 persen 41.77 41.97 42.18 42.38 42.58 42.79 42.79
mandiri
2.2.8.19 Rasio petugas Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD)
6.55 persen 6.55 6.55 6.55 6.55 6.55 6.55 6.55
setiap desa/kelurahan

2.2.9 Perhubungan
2.2.9.1 Jumlah arus penumpang angkutan umum
(1) Jumlah arus penumpang umum yang
14,000 Jiwa 15,293 16,706 18,250 19,936 21,778 23,790 23,790
masuk/keluar daerah selama 1 tahun dengan bis
(2)Jumlah arus penumpang angkutan umum yang
34,500 Jiwa 35,023 35,554 36,093 36,64 37,195 37,759 37,759
masuk/keluar daerah
2.2.9.2 Jumlah terminal bis 1 Unit 1 1 2 2 2 2 2
2.2.9.3 Persentase layanan angkutan darat
(1) Angkutan Darat 46,000 Kendaraan 46,334 46,611 46,889 47,167 47,444 47,722 47,722
(2) Jumlah Penumpang 35,000 Jiwa 35,254 35,465 35,676 35,888 36,099 36,310 36,310
2.2.9.4 Pemasangan rambu-rambu 73 Unit 20 20 20 20 20 20 20
2.2.9.5 Jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum
(1) Orang/Penumpang 48,500 Jiwa 48,852 49,145 49,437 49,730 50,023 50,316 50,316
(2) Barang/Cargo 125 Ton 125,907 126,661 127,416 128,171 128,925 129,680 129,680
2.2.9.6 Jumlah orang melalui terminal per tahun 48,500 Jiwa 50,157 51,871 53,643 55,476 57,372 59,332 59,332
2.2.9.7 Jumlah balai KIR 0 Unit 0 0 1 1 1 1 1
2.2.9.8 Persentase Pemenuhan pengembangan transportasi 25.2 Persen 65.6 71.1 76.5 82 87.5 92.9 92.9
2.2.9.9 Persentase penerangan jalan umum (PJU) pada jalan 25.2 Persen 25.6 26.1 26.5 27 27.5 27.9 27.9
kabupaten
2.2.9.10 Persentase fasilitas perlengkapan jalan pada jalan N/a Persen 40 45 50 55 60 65 65
kabupaten

2.2.10 Komunikasi dan Informatika


2.2.10.1 Indeks SPBE 1.62 Indeks 1.8 2 2.2 2.4 2.7 3 3

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


8-17
TAHUN 2021-2026
Kondisi Target Capaian Tiap Tahun Kondisi
Aspek/Fokus/ Bidang/Urusan/ Indikator Kinerja Kinerja Awal Kinerja Akhir
No. Satuan
Pembangunan Daerah Periode 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Periode
RPJMD RPJMD
2.2.10.2 Nilai survey kepuasan Informasi komunikasi publik 80 Indeks 75-80 75-80 75-80 75-80 75-80 75-80 75-80
2.2.10.3 Indeks Kebijakan Internal SPBE 0.94 Indeks 1.14 1.34 1.54 1.74 1.94 2.14 2.14
2.2.10.4 Indeks Tata Kelola SPBE 0.57 Indeks 0.77 0.97 1.17 1.37 1.57 1.77 1.77
2.2.10.5 Indeks Manajemen SPBE 0 Indeks 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2 2.2
2.2.10.6 Indeks Layanan SPBE 2.36 Indeks 2.56 2.76 2.96 3.16 3.36 3.56 3.56
2.2.10.7 Cakupan pengembangan dan pemberdayaan 0 Unit 0 1 2 3 4 5 5
Kelompok Informasi Masyarakat di tingkat kecamatan
2.2.10.8 Cakupan layanan telekomunikasi (Jumlah titik 8 Titik 7 6 5 4 4 3 3
blankspot)
2.2.10.9 Persentase penduduk yang menggunakan HP/telepon 71.03 persen 71.91 72.9 73.9 74.91 75.95 77 77
2.2.10.10 Proporsi rumah tangga dengan akses internet
(Persentase Anggota Rumah Tangga diatas Usia 5 41.37 persen 51.14 60.91 70.69 80.46 90.23 100 100
Tahun yang Mengakses Internet)
2.2.10.11 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang Terhubung
dengan Akses Internet yang disediakan oleh Dinas 1.54 Persen 17.95 34.36 50.77 67.18 83.59 100 100
Komunikasi dan Informatika (Diskominfo)
2.2.10.12 Layanan Publik yang diselenggarakan Secara Online 6 Aplikasi 6 9 12 15 18 21 21
2.2.10.13 Layanan Administrasi Pemerintahan yang 6 Aplikasi 6 7 8 9 10 10 10
diselenggarakan Secara Online

2.2.12 Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah


2.2.12.1 Persentase koperasi aktif 46.70 Persen 47.00 47.07 47.62 48.99 51.77 56.97 56.97
2.2.12.2 Persentase UMKM yang aktif 30 Persen 40 50 50 50 50 50 50
2.2.12.3 Jumlah Usaha Kecil dan Menengah 32,759 Unit 32,762 32,768 32,786 32,84 33,002 33,488 33,488

2.2.13 Penanaman Modal


2.2.13.1 Nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) 459.87 Miliar rupiah 462.07 464.71 467.87 471.58 476.28 483.17 483.17
2.2.13.2 Persentase Pengembangan Iklim Penanaman Modal 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
2.2.13.3 Persentase Kegiatan Promosi Penanaman Modal 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
2.2.13.4 Persentase peningkatan perusahaan yang berinvestasi 2 Persen 2 2 4 7 10 14 14
di Kabupaten
2.2.13.5 Indeks Kepuasan Masyarakat Bidang Pelayanan 82.75 Persen 100 100 100 100 100 100 100
Terpadu Satu Pintu
2.2.13.6 Persentase Pelayanan Bidang Penanaman Modal yang N/a Persen 100 100 100 100 100 100 100
tepat waktu

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


8-18
TAHUN 2021-2026
Kondisi Target Capaian Tiap Tahun Kondisi
Aspek/Fokus/ Bidang/Urusan/ Indikator Kinerja Kinerja Awal Kinerja Akhir
No. Satuan
Pembangunan Daerah Periode 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Periode
RPJMD RPJMD
2.2.13.7 Persentase Pengendalian Pelaksanaan Penanaman 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
Modal yang tertib dan teratur

2.2.14 Kepemudaan dan Olahraga


2.2.14.1 Persentase pemuda berdaya saing 1.210 Persen 1.251 1.291 1.332 1.373 1.413 1.454 1.454
2.2.14.2 Persentase Pemuda Kader Aktif 0.301 Persen 0.315 0.328 0.342 0.355 0.369 0.382 0.382
2.2.14.3 Persentase Pemuda Pelopor 0.203 Persen 3.217 0.231 0.244 0.258 0.271 0.285 0.285
2.2.14.4 Persentase Pemuda Wirausaha 0.705 Persen 3.719 0.732 0.746 0.76 0.733 0.787 0.787
2.2.14.5 Persentase Pemuda Berprestasi N/a Persen 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001
2.2.14.6 Persentase organisasi pemuda yang aktif 100 persen 100 100 100 100 100 100 100
Jumlah organisasi pemuda yang aktif 32 organisasi 34 34 34 35 36 37 37
2.2.14.7 Cakupan Pembinaan Olahraga 100 persen 100 100 100 100 100 100 100
2.2.14.8 Cakupan pelatih yang bersertifikasi 60.86 persen 61.41 61.72 62.22 62.98 64.14 65.85 65.85
Cakupan pembinaan atlet muda 57.14* persen 57.8 58.42 59.53 61.51 65.01 71.16 71.16
2.2.14.9 Jumlah klub olahraga 64 Klub 65 65 66 66 66 67 67
Jumlah gedung olahraga 1 Unit 2 2 3 3 3 4 4
Jumlah lapangan olahraga 267 Unit 269 269 270 272 275 278 278

2.2.15 Statistik
2.2.15.1 Persentase data akurat yang dapat digunakan oleh 80 Persen 100 100 100 100 100 100 100
pihak lain
2.2.15.2 Persentase OPD yang menggunakan dan mengelola 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
data statistik sektoral dalam menyusun perencanaan
pembangunan daerah
2.2.15.3 Ketersediaan data Yang akurat, Mutakhir, terpadu dan 80 Persen 100 100 100 100 100 100 100
Akuntabel serta mudah di bagipakaikan Menuju Satu
Data Indonesia (SDI)
2.2.15.4 Tersedianya sistem data dan statistik yang tidak ada/tidak ada ada ada ada ada ada ada
terintegrasi

2.2.16 Persandian
2.2.16.1 Persentase keamanan informasi 0 persen 100 100 100 100 100 100 100
2.2.16.2 Persentase kegiatan persandian untuk pengamanan 0 persen 0 10 15 30 50 60 60
informasi yang mencakup, tata kelola, analisis

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


8-19
TAHUN 2021-2026
Kondisi Target Capaian Tiap Tahun Kondisi
Aspek/Fokus/ Bidang/Urusan/ Indikator Kinerja Kinerja Awal Kinerja Akhir
No. Satuan
Pembangunan Daerah Periode 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Periode
RPJMD RPJMD
kebutuhan dan pengelolaan SDM, pelaksanaan
keamanan informasi, penyediaan layanan keamanan.
2.2.16.3 Persentase OPD yang telah menggunakan sandi dalam
3.45 persen 8.62 11.21 15.09 20.91 29.63 42.73 42.73
komunikasi Perangkat Daerah

2.2.17 Kebudayaan
2.2.17.1 Penyelenggaraan festival seni dan budaya 0 Event 0 1 2 1 1 1 1
2.2.17.2 Persentase benda, situs dan kawasan cagar budaya 0 persen 0 1 2 3 5 7 7
yang dilestarikan
2.2.17.3 Persentase karya budaya yang direvitalisasi dan
2 persen 0 2.08 3.13 4.69 7.03 10.55 10.55
inventarisasi
2.2.17.4 Jumlah cagar budaya yang dikelola secara terpadu 0 BCB 0 1 1 2 2 2 2
2.2.17.5 Jumlah grup kesenian 31 grup/sanggar 34 37 40 44 48 52 52
2.2.17.6 Jumlah gedung 0 gedung 0 1 1 1 1 1 1
2.2.17.7 Persentase Badan Musyawarah Adat Desa/Kelurahan 100 persen 100 100 100 100 100 100 100
Aktif
2.2.17.8 Persentase Keikutsertaaan seni Etnis Nusantara yang 100 persen 100 100 100 100 100 100 100
ditampilkan
2.2.17.9 Jumlah Desa Budaya Lestari 30 desa budaya 31 32 33 34 35 36 36
2.2.17.10 Jumlah Pelaku Pelestari Budaya 441 Orang 459 477 496 516 537 558 558

2.2.18 Perpustakaan
2.2.18.1 Rasio perpustakaan persatuan penduduk 0,71 Rasio 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,71 0,71
2.2.18.2 Persentase kunjungan perpustakaan 0.83 Persen 1.0 1.19 1.37 1.55 1.73 1.91 1.91
2.2.18.3 Persentase perpustakaan yang dibina N/a Persen 5.05 5.56 6.06 6.57 7.07 7.58 7.58
2.2.18.4 Persentase koleksi nasional dan naskah kuno 100 Persen - - 100 100 - - 100
diselamatkan
2.2.18.5 Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun 2,335 Orang 2,802 3,362 3,862 4,362 4,862 5,362 5,362
2.2.18.6 Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah 28,595 Exemplar 28,681 28,767 28,853 28,94 28,94 29,027 29,027
2.2.18.7 Jumlah koleksi judul buku perpustakaan 16,004 Judul 16,084 16,164 16,245 16,326 16,408 16,490 16,490
2.2.18.8 Jumlah pustakawan, tenaga teknis, dan penilai yang 10 persen 10 20 30 50 70 100 100
memiliki sertifikat

2.2.19 Kearsipan
2.2.19.1 Indeks Kearsipan 72.36 indeks 72.36 73.36 74.36 75.36 76.36 77.36 77.36

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


8-20
TAHUN 2021-2026
Kondisi Target Capaian Tiap Tahun Kondisi
Aspek/Fokus/ Bidang/Urusan/ Indikator Kinerja Kinerja Awal Kinerja Akhir
No. Satuan
Pembangunan Daerah Periode 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Periode
RPJMD RPJMD
2.2.19.2 Persentase Perangkat Daerah dalam Pengelolaan 21.2 Persen 25.00 40.38 55.77 76.92 84.62 90.38 90.38
Arsip dengan kategori Baik
2.2.19.3 Persentase OPD yang mengelola arsip secara baku 8.9 persen 100 100 100 100 100 100 100
2.2.19.4 Persentase Arsip yang Terlindungi dan terselamatkan N/a Persen - - 40.88 - 53.88 - 53.88
2.2.19.5 Peningkatan SDM pengelola kearsipan 1 Orang 1 2 3 3 3 4 4

2.3 Fokus Layanan Urusan Pilihan


2.3.1 Pariwisata
2.3.1.1 Persentase peningkatan wisatawan nusantara -73 Persen 10 12 15 17 20 23 23
2.3.1.2 Rata-rata Lama Tinggal 1.5 Hari 2 2 2 2 2 2 2
2.3.1.3 Kontribusi PAD sektor pariwisata 0.15 Persen 0.17 0.25 0.34 0.48 0.67 0.78 0.78
2.3.1.4 Tingkat hunian hotel 2.44 Persen 2.64 3.16 3.77 4.51 5.37 6.25 6.25
2.3.1.5 Jumlah Event Pariwisata 0 Event - - 1 - - - -
2.3.1.6 Persentase peningkatan destinasi wisata yang
2.6 Persen 3.9 5.19 6.49 7.79 9.09 10.39 10.39
dikembangkan
2.3.1.7 Persentase pelaku ekonomi kreatif yang N/A Persen 0 0 50 0 0 0 50
dikembangkan
2.3.1.8 Persentase Media Promosi Pariwisata 42.86 Persen 42.86 57.14 57.14 57.14 57.14 57.14 57.14

2.3.2 Pertanian
2.3.2.1 Kontribusi sektor pertanian, perikanan dan kehutanan 30.79 Persen 30.83 30.75 30.45 30.38 30.27 30.13 30.13
terhadap PDRB (ADHB)
2.3.2.2 Kontribusi sektor pertanian, perikanan dan kehutanan 29.86 Persen 29.7 29.64 29.59 29.53 29.44 29.3 29.3
terhadap PDRB (ADHK)
2.3.2.1 Persentase Peningkatan produksi tanaman pangan 3.83 Persen 3.90 6.7 6.7 6.7 6.7 6.7 6.7
dan hortikultura
2.3.2.1 Persentase Peningkatan Produksi Perkebunan 6.5 Persen 6.5 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0
2.3.2.2 Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal
lainnya per hektar
2.3.2.2.1 Produktivitas Tanaman Padi 2.09 Ton/Ha 2.14 2.18 2.23 2.28 2.33 2.38 2.38
2.3.2.2.2 Produktivitas Tanaman Hortikultura Sayuran 271.79 Ton/Ha 279.59 287.61 295.86 304.35 313.08 322.07 322.07
2.3.2.3 Jumlah kelompok petani yang dibina BPP 924 Kelompok 975 1,030 1,087 1,147 1,211 1,278 1,278
2.3.2.4 Persentase Panjang Jalan Usaha Tani dalam Kondisi 65 Persen 71.34 78.31 85.95 94.34 100 100 100
Baik

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


8-21
TAHUN 2021-2026
Kondisi Target Capaian Tiap Tahun Kondisi
Aspek/Fokus/ Bidang/Urusan/ Indikator Kinerja Kinerja Awal Kinerja Akhir
No. Satuan
Pembangunan Daerah Periode 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Periode
RPJMD RPJMD
2.3.2.5 Persentase panjang jalan sentra produksi dalam 93 Persen 100 100 100 100 100 100 100
kondisi baik
2.3.2.6 Persentase jaringan irigasi tersier wewenang 79.09 Persen 79.09 79.09 79.09 79.09 79.09 79.09 79.09
kabupaten dalam kondisi baik
2.3.2.7 Persentase peningkatan produksi daging ternak 10 Persen 18.16 18.16 18.16 18.16 18.16 18.16 18.16

2.3.2.8 Persentase Kelompok Tani Aktif 25 Persen 25 25 25 25 25 25 25

2.3.3 Kehutanan Kewenangan ada pada provinsi

2.3.4 Energi dan Sumber Daya Mineral Kewenangan ada pada provinsi
2.3.4.1 Rasio Elektrifikasi* 87.81 persen 89.84 91.87 93.91 95.94 97.97 100 100

2.3.5 Perdagangan
2.3.5.1 Cakupan pasar yang baik N/a 80 80 80 80 80 80 80 80
2.3.5.2 Tingkat stabilitas harga barang kebutuhan pokok dan N/a 25 25 25 25 25 25 25 25
barang penting
2.3.5.3 Cakupan pengawasan terhadap komunitas barang N/a 1.3 50 50 50 50 50 50 50
2.3.5.4 Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB* 17.91 Persen 17.93 17.95 17.97 17.99 18.01 18.03 18.03
2.3.5.5 Persentase pertumbuhan pasar yang direvitalisasi 29.63 Persen 33.33 37.04 40.74 44.44 48.15 51.85 51.85
2.3.5.6 Peningkatan rata-rata omset perdagangan N/a Persen 0 25 30 35 40 40 40
2.3.5.7 Persentase peningkatan volume usaha perdagangan N/a Persen 14.74 30.98 30.98 30.98 31 40 40

2.3.6 Perindustrian
2.3.6.1 Kontribusi Sektor Industri Terhadap PDRB (ADHK) 4.1 Persen 4.2 4.2 4.3 4.3 4.3 4.3 4.3
2.3.6.2 Persentase Industri Kecil Menengah (IKM) 0.3 Persen 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
2.3.6.3 Cakupan bina kelompok pengrajin 0 Persen 5.66 7.16 9.16 11.66 14.66 23.3 23.3

2.3.7.1 Transmigrasi
2.3.7.2 Terbentuknya Kawasan Transmigrasi yang produktif 1 Kawasan 1 1 1 1 1 1 1
dan berdaya saing
2.3.7.3 Persentase kawasan transmigrasi yang dikembangkan N/a Persen 100 100 100 100 100 100 100

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


8-22
TAHUN 2021-2026
Kondisi Target Capaian Tiap Tahun Kondisi
Aspek/Fokus/ Bidang/Urusan/ Indikator Kinerja Kinerja Awal Kinerja Akhir
No. Satuan
Pembangunan Daerah Periode 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Periode
RPJMD RPJMD
2.3.8 Kelautan dan Perikanan
2.3.8.2 Persentase Peningkatan produksi perikanan budidaya 7.62 Persen 10 15 20 25 30 35 35
2.3.8.3 Produksi perikanan (tangkap) 5,384.90 Ton 5,399.91 5,414.97 5,430.06 5,445.20 5,460.38 5,475.61 5,475.61
2.3.8.4 Persentase pemberian fasilitas bagi pelaku usaha N/a Persen - - - - - 25 25
perikanan

2.4 PENUNJANG URUSAN


2.4.1 Sekretariat Daerah
2.4.1.1 Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah 2.5895 Indeks 3.0000 3.0000 3.0000 3.0000 3.0000 3.0000 3.0000
Daerah (EKPPD) atas LPPD
2.4.1.2 Persentase Produk Hukum yang sesuai dengan 80 Persen 100 100 100 100 100 100 100
Peraturan Perundang-undangan
2.4.1.3 Persentase Realisasi Fisik Pelaksanaan Pembangunan 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
2.4.1.4 Persentase Realisasi APBD 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
2.4.1.5 Persentase layanan pengadaan Barang/Jasa yang 85 Persen 85 85 85 85 85 85 85
kredibel dan transparan
2.4.1.6 Tingkat Inflasi 0.89 Persen 2 2 2 2 2 2 2

2.4.2 Perencanaan Pembangunan


2.4.2.1 Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang telah Ada Ada/Tidak ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
ditetapkan dengan PERDA
2.4.2.2 Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yang telah Ada Ada/Tidak ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
ditetapkan dengan PERDA/PERKADA
2.4.2.3 Tersedianya Dokumen Perencanaan RKPD yang telah Ada Ada/Tidak ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
ditetapkan dengan PERKADA
2.4.2.4 Nilai SAKIP Komponen Perencanaan Kinerja 18.27 Nilai 19.07 21.27 22.27 22.77 23.27 23.77 23.77
2.4.2.5 Nilai SAKIP Komponen Pengukuran Kinerja 12.83 Nilai 13.83 14.83 15.83 16.33 16.83 17.33 17.33

2.4.2 Keuangan
2.4.2.1 Opini BPK terhadap pelaporan keuangan WTP Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
2.4.2.2 Persentase penganggaran yang tepat waktu 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
2.4.2.3 Persentase Perangkat Daerah yang menyusun 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
dokumen perencanaan dan menyampaikan Laporan
Keuangan Tepat Waktu
2.4.2.4 Persentase Program/Kegiatan yang tidak terlaksana N/A Persen 0 0 0 0 0 0 0

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


8-23
TAHUN 2021-2026
Kondisi Target Capaian Tiap Tahun Kondisi
Aspek/Fokus/ Bidang/Urusan/ Indikator Kinerja Kinerja Awal Kinerja Akhir
No. Satuan
Pembangunan Daerah Periode 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Periode
RPJMD RPJMD
2.4.2.5 Persentase Pendapatan Asli Daerah terhadap 6.93 Persen 7.61 7.9 8.0 8.01 8.03 8.04 8.04
pendapatan
2.4.2.6 Persentase pengelolaan Barang Milik Daerah yang 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
sesuai dengan peraturan perundang-undangan

2.4.3 Kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan


2.4.3.1 Rata-rata lama pegawai mendapatkan pendidikan dan 3 Bulan 3 4 5 6 6 6 6
pelatihan
2.4.3.2 Persentase ASN yang mengikuti pendidikan dan 0.15 Persen 0.27 0.48 0.83 1.45 2.52 4.38 4.38
pelatihan formal
2.4.3.3 Persentase Pejabat ASN yang telah mengikuti 45.82 Persen 51.05 56.87 63.36 70.59 78.64 87.62 87.62
pendidikan dan pelatihan struktural
2.4.3.4 Jumlah pemangku jabatan fungsional tertentu pada 2497 Orang 2545 2594 2643 2694 2746 2798 2798
instansi pemerintah
2.4.3.5 Persentase SKPD Kabupaten yang Memiliki Jumlah 74 Persen 76.99 80.11 83.35 86.72 90.23 93.88 93.88
ASN Sesuai dengan Kebutuhan
2.4.3.6 Persentase Dokter yang Mendapat Bantuan Tugas 11.63 Persen 11.63 13.95 16.28 18.6 18.6 20.93 20.93
Belajar
2.4.3.6.1 Jumlah ASN yang mengikuti Spesialis Kedokteran 6 Orang 6 7 7 8 9 9 9
2.4.3.6.2 Jumlah ASN yang mengikuti S2 36 Orang 39 42 45 49 53 57 57
2.4.3.6.3 Jumlah ASN yang mengikuti S3 1 Orang 1 2 2 2 3 4 4
2.4.3.7 Persentase ASN yang telah mengikuti diklat (teknis, 0.38 Persen 2.68 2.87 3.08 3.3 3.53 3.78 3.78
fungsional, camat, kepemimpinan)
2.4.3.8 Persentase Penempatan ASN Pemerintah Kabupaten 81.18 Persen 85.53 90.12 94.95 100 100 100 100
Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan
2.4.3.9 Jumlah jabatan pimpinan tinggi pada instansi - Orang 15 17 18 20 23 25 25
pemerintah (orang)
2.4.3.10 Jumlah jabatan administrasi pada instansi pemerintah 4.439 orang 4.439 4.532 4.628 4.725 4.825 4.926 4.926
2.4.3.11 Indeks Profesionalitas ASN 45.16 Indeks 49.3 53.44 57.58 61.72 65.86 70 70

2.4.4 Penelitian dan pengembangan


2.4.4.1 Nilai Indeks Inovasi Daerah 784 Indeks 40 42 43 44 45 46 46
(inovatif) (inovatif) (inovatif) (inovatif) (inovatif) (inovatif) (inovatif) (inovatif)
2.4.4.2 Nilai Indeks Daya Saing Daerah 1.772 Indeks 2.022 2.272 2.522 2.772 3.022 3.272 3.272
(sedang) (sedang) (sedang) (tinggi) (tinggi) (tinggi) (tinggi) (tinggi)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


8-24
TAHUN 2021-2026
Kondisi Target Capaian Tiap Tahun Kondisi
Aspek/Fokus/ Bidang/Urusan/ Indikator Kinerja Kinerja Awal Kinerja Akhir
No. Satuan
Pembangunan Daerah Periode 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Periode
RPJMD RPJMD
2.4.4.3 Persentase perangkat daerah yang difasilitasi dalam 2 Persen 4 6 8 9 10 11 11
penerapan inovasi daerah
2.4.4.4 Persentase Lembaga Masyarakat yang difasilitasi 1.5 Persen 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5
dalam penerapan inovasi daerah
2.4.4.5 Persentase Ketersediaan Data Daya Saing Daerah 78.35 Persen 80.41 82.47 84.54 86.6 88.66 90.72 90.72

2.4.5 Pengawasan
2.4.5.1 Persentase Kasus dan Temuan yang terselesaikan 53.04 Persen 57.39 62.50 69.72 77.14 86.27 94 94
2.4.5.2 Persentase pelanggaran pegawai 0.08 Persen 0.09 0.07 0.05 0.04 0.03 0 0
2.4.5.3 Jumlah temuan BPK 15 Temuan 15 14 12 11 10 9 9
2.4.5.4 Jumlah Fasilitasi Konsultasi yang Diberikan Kepada 33 Kali 44 44 44 44 44 44 44
OPD
2.4.5.5 Jumlah Fasilitasi Review Terhadap Laporan 22 Kali 24 27 29 32 35 39 39
Penggunaan Anggaran Oleh OPD
2.4.5.6 Nilai SAKIP Daerah Komponen Evaluasi 4.64 Nilai 5.64 6.64 7.64 8.14 8.64 9.14 9.14
2.4.5.7 Nilai Maturitas SPIP Kabupaten 1.24 Nilai 3.01 3.05 3.09 3.13 3.17 3.21 3.21
(Level I) (Level 3) (Level 3) (Level 3) (Level 3) (Level 3) (Level 3) (Level 3)

2.4.6 Sekretariat Dewan


2.4.6.1 Indeks Kepuasan Anggota DPRD terhadap layanan 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
Sekretariat DPRD
2.4.6.2 Persentase fasilitasi pembahasan rancangan perda 100 Persen 100 100 100 100 100 100 100
2.4.6.3 Tersedianya Rencana Kerja Tahunan pada setiap alat- Tidak ada Ada/Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada Ada Ada Ada
alat kelengkapan DPRD provinsi/kab/kota
2.4.6.4 Tersusun dan terintegrasinya program-program kerja Tidak ada Ada/Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada Ada Ada Ada
DPRD untuk melaksanakan fungsi pengawasan, fungsi
pembentukan Perda, dan fungsi anggaran dalam
dokumen Rencana Lima Tahunan (RPJM) maupun
dokumen Rencana Tahunan (RKPD)
2.4.6.5 Terintegrasi program-program DPRD untuk Tidak ada Ada/Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada Ada Ada Ada
melaksanakan fungsi pengawasan, pembentukan
Perda dan anggaran ke dalam dokumen perencanaan
dan dokumen anggaran Setwan DPRD
2.4.6.6 Jumlah rancangan Perda ditetapkan menjadi perda 2 Perda 3 5 7 10 15 23 23
2.4.6.7 Jumlah kunjungan kerja/study banding yang 4 Kali 9 10 11 12 13 14 14
dilaksanakan dalam 1 Tahun

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


8-25
TAHUN 2021-2026
Kondisi Target Capaian Tiap Tahun Kondisi
Aspek/Fokus/ Bidang/Urusan/ Indikator Kinerja Kinerja Awal Kinerja Akhir
No. Satuan
Pembangunan Daerah Periode 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Periode
RPJMD RPJMD
2.4.6.8 Jumlah penerimaan kunjungan kerja/study banding 92 Kali 94 97 99 102 104 107 107
yang di laksanakan dalam 1 tahun
2.4.6.9 Jumlah diklat,seminar, workshop dan kegiatan 1 Kali 6 7 7 8 9 9 9
sejenisnya yang diikuti dalam 1 tahun bagi pimpinan
dan anggota DPRD
2.4.6.10 Jumlah diklat,seminar, workshop dan kegiatan 14 Kali 15 16 17 19 20 22 22
sejenisnya yang diikuti dalam 1 tahun bagi ASN
2.4.6.11 Jumlah Fasilitasi BANGGAR 6 Kali 8 9 12 15 18 23 23
2.4.6.12 Jumlah penyerapan aspirasi masyarakat 3 Kali 5 7 10 15 23 34 34
2.4.6.13 Jumlah hearing/dialog dan koordinasi dengan 7 Kali 9 11 14 17 21 27 27
eksekutif (pejabat Pemda) dan tokoh masyarakat/
tokoh agama yang dilaksanakan dalam 1 Tahun

3 Aspek Daya Saing Daerah


3.1 Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita per
905,427 Rupiah 905,432 905,451 905,547 906,017 908,334 910,916 910,916
bulan
3.2 Persentase pengeluaran konsumsi non pangan 45.67 Persen 45.76 45.76 45.78 45.87 46.47 50.61 50.61
perkapita
3.3 Persentase desa berstatus swasembada terhadap total 11.48 Persen 11.48 12.3 14.75 16.39 18.03 20.49 20.49
desa
3.4 Rasio pinjaman terhadap simpanan di bank umum 60.19 Persen 60.2 60.23 60.39 61.22 65.31 67.56 67.56
3.5 Angka kriminalitas 10.78 Persen 10.37 9.7 9.07 8.48 7.93 7.42 7.42
3.6 Rasio ketergantungan 36.87 Persen 36.41 35.96 35.54 35.15 34.77 34.42 34.42
Catatan :
*urusan kelistrikan menjadi kewenangan dinas perhubungan sehingga untuk capaian indikator rasio elektrifikasi akan diukur oleh dinas terkait.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


8-26
TAHUN 2021-2026
BAB IX
PENUTUP

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Rejang Lebong tahun


2021-2026 merupakan dokumen perencanaan daerah Kabupaten Rejang Lebong untuk
periode lima tahun yang merupakan penjabaran tahap keempat RPJPD Kabupaten Rejang
Lebong Tahun 2006-2025. Dokumen RPJMD ini berisi penjabaran dari visi, misi, dan program
kepala daerah serta memuat tujuan, strategi, arah kebijakan, program perangkat daerah yang
disertai dengan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Dokumen RPJMD ini juga menjadi
pedoman bagi dokumen perencanaan lainnya dan harus dilaksanakan secara konsisten oleh
penyelenggara pemerintahan.

9.1. KAIDAH PELAKSANAAN


Kaidah pelaksanaan bertujuan untuk menciptakan koordinasi dan keberlanjutan
program, sehingga terjadi efisiensi dan efektivitas baik dalam pembiayaan maupun waktu
pelaksanaan serta menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik. Adapun kaidah
pelaksanaan RPJMD Kabupaten Rejang Lebong tahun 2021-2026 adalah sebagai berikut:
1. Perangkat Daerah Kabupaten Rejang Lebong agar melaksanakan program-program
yang terdapat dalam dokumen RPJMD Kabupaten Rejang Lebong tahun 2021-2026
dengan berkolaborasi dengan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, masyarakat, dan
dunia usaha.
2. Bupati berkewajiban untuk mengarahkan pelaksanaan RPJMD Kabupaten Rejang
lebong tahun 2021-2026 dengan mengerahkan seluruh kekuatan dan potensi daerah
yang ada
3. Perangkat Daerah Kabupaten Rejang Lebong berkewajiban menyusun Rencana
Strategis yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan
pembangunan sesuai tugas dan fungsi Perangkat Daerah masing-masing, yang
berpedoman pada RPJMD Kabupaten Rejang Lebong tahun 2021-2026, yang nantinya
akan menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja).
4. Bupati berkewajiban menyebarluaskan Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Rejang
Lebong tahun 2021-2026 kepada masyarakat.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


9-1
TAHUN 2021-2026
9.2. PEDOMAN TRANSISI
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Rejang Lebong tahun
2021-2026 selanjutnya menjadi pedoman bagi penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) tahun berkenaan. RPJMD Kabupaten Rejang Lebong tahun 2021-2026 ini juga akan
menjadi pedoman bagi pemerintahan selanjutnya dibawah kepemimpinan Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah hasil pemilihan tahun 2024. Selama kurun waktu lima tahun ke depan,
diharapkan berbagai program pembangunan yang telah dirumuskan dalam RPJMD ini telah
dilaksanakan secara konsisten oleh perangkat daerah. Hasil pembangunan tahap ini kiranya
dapat menjadi dasar bagi kesinambungan program pembangunan daerah Kabupaten Rejang
Lebong selanjutnya.

EJANG LEBONG,

UL EFFENDI, MM

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG


9-2
TAHUN 2021-2026

Anda mungkin juga menyukai