TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN TULANG BAWANG TAHUN 2017-2022
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA
PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN TULANG BAWANG TAHUN 2017-2022
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pasal 2
BAB II
SISTEMATIKA
Pasal 3
Pasal 4
BAB III
PENGENDALIAN DAN EVALUASI
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Ditetapkan di Menggala
pada tanggal 13 September 2018
BUPATI TULANG BAWANG,
WINARTI
Diundangkan di Menggala
pada tanggal 13 September 2018
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN TULANG BAWANG,
ANTHONI
TENTANG
I. Penjelasan Umum
Pasal 1
Cukup Jelas
Pasal 2
Cukup Jelas
Pasal 3
Cukup Jelas
Pasal 4
Cukup Jelas
Pasal 5
Cukup Jelas
Pasal 6
Cukup Jelas
Pasal 7
Cukup Jelas
Pasal 8
Cukup Jelas
Pasal 9
Cukup Jelas
Pasal 10
Cukup Jelas
i
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN ........................................ V-1
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Peta Rawan Bencana Kabupaten Tulang Bawang .............. II-23
xiii
Gambar 2.12 Garis Kemiskinan Kabupaten Tulang Bawang
Tahun 2013-2016 ................................................... II-40
Gambar 2.13 Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Tualng Bawang
Tahun 2013-2016 ................................................... II-40
Gambar 2.16 Perkembangan Angka Melek Huruf Tahun 2013-2016 ......... II-43
xiv
Gambar 2.27 Pengeluaran Konsumsi Makanan dan Bukan Makanan
Dalam PDRB menurut Penggunaan ADHB Kabupaten
Tulang Bawang Tahun 2012-2016 (juta rupiah) ............... II-167
xv
DAFTAR TABEL
iii
Tabel 2.12 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Tahun 2013-2016....................................................... II-48
iv
Tabel 2.27 Rombongan Belajar SMP/MTs di Kabupaten Tulang Bawang
Tahun 2013-2016....................................................... II-81
Tabel 2.30 Rasio Puskesmas, Klinik dan Pustu per Satuan Penduduk
di Kabupaten Tulang Bawang Tahu 2013-2016 .................... II-85
v
Tabel 2.42 Jenis Prasarana Irigasi/Pengairan di Kabupaten
Tulang Bawang ......................................................... II-98
vi
Tabel 2.57 Banyaknya Tenaga Pencari Kerja Menurut Tingkat
Pendidikan Tahun 2013-2016........................................ II-115
vii
Tabel 2.72 Perkembangan Jumlah Kendaraan yang Uji Kendaraan
Tahun 2013-2016...................................................... II-134
viii
Tabel 2.86 Jumlah Produksi Komoditas Pertanian di Kabupaten
Tulang Bawang Tahun 2013-2016 ................................... II-151
ix
Tabel 3.1 Rata-rata Pertumbuhan Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2013-2017 .............. III-5
Tabel 3.4 Target dan Realisasi Pajak Daerah Tahun 2012-2017 .............. III-8
Tabel 3.10 Target dan Realisasi Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan
Pajak Tahun 2012-2017 ...............................................III-13
x
Tabel 3.16 Analisa Rasio Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten
Tulang Bawang Tahun 2015-2016 (%) ...............................III-19
Tabel 3.18 Target dan Realisasi Belanja Daerah Tahun 2012-2017 ..........III-29
xi
Tabel 5.2 Indikator Tujuan dan Target yang Akan Dicapai
Pada Akhir Periode RPJMD ........................................... V-11
Tabel 6.1 Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman ............ VI-7
xii
BAB I
PENDAHULUAN
K
abupaten Tulang Bawang merupakan salah satu kabupaten
di Provinsi Lampung yang menyelenggarakan Pemilihan
Kepala Daerah secara serentak pada tahun 2017. Sesuai
ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah beserta peraturan
teknisnya, kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih harus
menyusun rencana pembangunan jangka menengah sesuai periode
jabatannya. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang
selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk
periode 5 (lima) tahun. RPJMD merupakan penjabaran Visi dan Misi
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang telah disampaikan
pada saat kampanye dan akan dicapai selama 5 (lima) tahun masa
jabatan.
I-1
jangka menengah yang dibahas bersama dengan DPRD. Pendekatan atas-
bawah dan bawah-atas merupakan hasil perencanaan yang diselaraskan
dalam musyawarah pembangunan. Dengan demikian diharapkan RPJMD
yang ditetapkan dapat benar-benar menjawab permasalahan
pembangunan daerah dan mengakomodir kebutuhan masyarakat.
I-2
3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
I-3
11) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5059);
I-4
18) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
I-5
Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4698);
I-6
32) Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-
2025;
36) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata
Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Serta Tata Cara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah,dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 1312);
I-7
2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Lampung Tahun 2007
Nomor 6);
I-8
pembangunan daerah, berupa Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD).
I-9
hasil proses Pemilihan Kepala Daerah secara langsung (Pilkada). Oleh
karena itu, dokumen RPJMD ini tidak terlepas dari dokumen-dokumen
perencanaan daerah lainnya yang telah ada sebelumnya terutama
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Tulang Bawang Tahun 2005-2025 dan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2012-2032. Selain itu, dalam
upaya menciptakan sinergisme pembangunan dengan pemerintah provinsi
dan pola pembangunan jangka menengah nasional maka dokumen RPJMD
ini juga mengacu kepada dokumen RPJM Provinsi Lampung dan RPJM
Nasional.
I - 10
1.3.3. Hubungan RPJMD Kabupaten dengan RPJMD Provinsi Lampung
I - 11
1.3.7. Hubungan RPJMD Kabupaten Tulang Bawang dengan RPJMD dan
RTRW Kabupaten/Kota Lain
I - 12
1.4. Maksud dan Tujuan
I - 13
8) Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, dan pengendalian.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Dasar Hukum Penyusunan
1.3. Hubungan Antar Dokumen
1.4. Maksud dan Tujuan
I - 14
BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH
5.1 Visi
5.2 Misi
5.3 Tujuan dan Sasaran
BAB IX PENUTUP
I - 15
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
d
alam sejarah kebudayaan dan perdagangan di Nusantara,
Tulang Bawang digambarkan merupakan salah satu kerajaan
tertua di Indonesia, disamping kerajaan Melayu, Sriwijaya,
Kutai, dan Tarumanegara. Meskipun belum banyak catatan
sejarah yang mengungkapkan keberadaan kerajaan ini,
namun catatan Cina kuno menyebutkan pada pertengahan abad ke-4
seorang peziarah Agama Budha yang bernama Fa-Hien, dalam
perjalanannya menuju India pernah singgah di sebuah kerajaan yang
makmur dan berjaya, To-Lang P’o-Hwang (Tulang Bawang) di pedalaman
Chryse (pulau emas Sumatera). Sampai saat ini belum ada yang bisa
memastikan pusat kerajaan Tulang Bawang, namun ahli sejarah
Dr. J. W. Naarding memperkirakan pusat kerajaan ini terletak di hulu
Way Tulang Bawang (antara Menggala dan Pagardewa) kurang lebih
dalam radius 20 km dari pusat kota Menggala.
II - 1
kota Menggala dijadikan dermaga “BOOM“, tempat bersandarnya kapal-
kapal dari berbagai pelosok Nusantara, termasuk Singapura.
Sistem Pemerintahan Marga tidak berjalan lama, dan pada tahun 1864
sesuai dengan Keputusan Kesiden Lampung No. 362/12 tanggal 31 Mei
1864, dibentuk sistem Pemerintahan Pesirah. Sejak itu pembangunan
berbagai fasilitas untuk kepentingan kolonial Belanda mulai dilakukan
termasuk di Kabupaten Tulang Bawang.
II - 2
Proses berdirinya Kabupaten Tulang Bawang tidak begitu saja terjadi.
Diawali dari rencana sesepuh dan tokoh masyarakat bersama pemerintah
yang sejak tahun 1972 merencanakan mengembangkan Provinsi Lampung
menjadi 10 Kabupaten/Kota, maka pada tahun 1981, Pemerintah Provinsi
membentuk 8 Lembaga Pembantu Bupati, yang salah satunya adalah
Pembantu Bupati Lampung Utara Wilayah Menggala, berdasarkan
Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 821.26/502 tanggal 8 Juni 1981
tentang Pembentukan Wilayah Kerja Pembantu Bupati Lampung Selatan,
Lampung Tengah, dan Lampung Utara Wilayah Propinsi Lampung.
II - 3
2.1. Aspek Geografi dan Demografi
Barat
II - 4
Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Tulang Bawang
II - 5
Luas wilayah Kabupaten Tulang Bawang adalah 3.466,32 km². Kecamatan
Dente Teladas merupakan kecamatan terluas dengan luas 685,65 Km2
atau 19,78 persen dari luas wilayah Kabupaten Tulang Bawang,
sedangkan kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan
Meraksa Aji dengan luas 94,71 Km2 atau 2,73 persen dari luas wilayah
Kabupaten Tulang Bawang. Wilayah Kabupaten Tulang Bawang secara
administratif terdiri dari 15 kecamatan dengan jumlah kampung/
kelurahan sebanyak 147 kampung dan 4 kelurahan, 828 Rukun Warga
(RW) serta 3.277 Rukun Tetangga (RT).
RASIO
LUAS JUMLAH
TERHADAP
NO KECAMATAN KECAMATAN KAMPUNG/ IBUKOTA
LUAS
(Km²) KELURAHAN
KABUPATEN
II - 6
b. Letak dan Kondisi Geografis
c. Topografi
3) Daerah River Basin, Terdapat 2 River Basin yang utama yaitu River
Basin Tulang Bawang dan River Basin sungai-sungai kecil lainnya.
Daerah ini berupa cekungan yang memungkinkan untuk diisi air pada
musim penghujan membentuk rawa-rawa atau lebung-lebung.
Pada areal River Basin Way Tulang Bawang dengan anak-anak
sungainya membentuk pola aliran dendritic. Daerah ini memiliki luas
10.150 Km2 dengan panjang 753 Km yang digunakan untuk
pengembangan tambak udang.
II - 7
4) Daerah alluvial, meliputi pantai sebelah timur yang merupakan
bagian hilir (down steem) dari sungai-sungai besar yaitu Way Tulang
Bawang dan Way Mesuji yang dimanfaatkan untuk pelabuhan dan
areal persawahan pasang surut.
d. Geologi
4. Formasi Terbanggi (Qpt): terdiri dari batu pasir dengan sisipan batu
lempung. Formasi batuan ini diantaranya ditemui di sebagian wilayah
Gedung Meneng dan Rawajitu Selatan;
5. Formasi Kasai (Qtk): terdiri dari tuf, batu lempung tufaan, batu
lempung, batu pasir dan konglomerat. Formasi ini ditemui setempat-
setempat dengan penyebaran yang luas, disekitar wilayah Gedung
Aji, Menggala, Penawar Tama, dan Banjar Agung;
II - 8
6. Formasi Muara Enim (Tmpm): terdiri dari perselingan batu lempung
pasiran dan batu lanau, tufaan dengan sisipan batu pasir tufaan, dan
batu lempung hitam. Terutama dijumpai dibagian utara wilayah
Kabupaten Tulang Bawang sekitar Penawar Tama, Banjar Margo dan
Banjar Agung.
e. Hidrologi
II - 9
Tabel 2.2 Panjang Sungai Daerah Aliran Sungai (DAS)
di Wilayah Kabupaten Tulang Bawang
f. Klimatologi
II - 10
terdapat di bagian Timur mendekati pantai. Kondisi topografi Kabupaten
Tulang Bawang merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
terbentuknya hamparan rawa di daerah sepanjang aliran sungai sebelah
hulu yang mengindikasikan adanya sistem drainase alam yang kurang baik
secara permanen.
Tabel 2.3 Rata-rata Suhu dan Kelembaban Udara dan Curah Hujan
di Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2016
II - 11
g. Penggunaan Lahan
1) Kawasan Budidaya
2) Kawasan Lindung
II - 12
2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah
II - 13
Agung, Kecamatan Banjar Baru, Kecamatan Banjar Margo,
Kecamatan Menggala, Kecamatan Menggala Timur dan
Kecamatan Gedung Meneng.
II - 14
Kecamatan Meraksa Aji, Kecamatan Banjar Margo,
Kecamatan Baru dan Kecamatan Gedung Meneng;
II - 15
pengembangan sentra peternakan unggas berada pada
Kecamatan Banjar Agung, Kecamatan Banjar Margo,
Kecamatan Gedung Aji, Kecamatan Menggala, Kecamatan
Penawar Tama, Kecamatan Rawajitu Selatan, dan Kecamatan
Rawa Pitu.
II - 16
5) Prasarana perikanan meliputi Pelabuhan Perikanan Pantai
Teladas dan Pangkalan Pendaratan Perikanan (PPI) di Kecamatan
Dente Teladas dan Kecamatan Rawajitu Timur;
II - 17
e). Kawasan Peruntukan Industri
II - 18
2) Kawasan wisata budaya meliputi:
II - 19
Kawasan permukiman Perkotaan Gedung Aji di Kecamatan
Gedung Aji;
II - 20
mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya
tertentu.
II - 21
Kawasan rawan puting beliung meliputi :
II - 22
Gambar 2.2 Peta Rawan Bencana Kabupaten Tulang Bawang
II - 23
2.1.4. Demografi
II - 24
Gambar 2.3 Perkembangan Jumlah Penduduk
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2012-2017 (jiwa)
II - 25
Gambar 2.4 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
di Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2017 (Jiwa/km²)
II - 26
Gambar 2.5 Laju Pertumbuhan Penduduk
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2012-2017
55,000
45,000
35,000
25,000
15,000
5,000
-5,000
Kelompok umur
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kab. Tulang Bawang
II - 27
sebanyak 284.266 jiwa sedangkan di kelompok umur 65 tahun ke atas
(usia non produktif) sebanyak 15.354 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa
komposisi penduduk terbanyak ada di kelompok usia produktif yaitu usia
15 - 64 tahun yang juga menggambarkan rasio beban tanggungan yang
cukup rendah yaitu sebesar 33,82 %.
II - 28
107,30. Komposisi penduduk Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2016
berdasarkan jenis Kelamin dapat dilihat pada tabel berikut:
II - 29
2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1) Pertumbuhan PDRB
PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan
jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun.
Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah
barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang pada suatu tahun
tertentu sebagai dasar. PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan
untuk melihat pergeseran serta struktur ekonomi sedangkan PDRB atas
dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi
pada suatu periode ke periode.
II - 30
Tabel 2.5 Laju Pertumbuhan Riil PDRB
Menurut Lapangan Usaha (persen), Tahun 2012-2016
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7,43 7,50 7,40 11,17 7.71
10. Informasi dan Komunikasi 11,94 10,45 9,25 8,33 10.46
11. Jasa Keuangan dan Asuransi 5,97 5,76 5,49 (1,18) 8.35
12. Real Estate 8,07 7,26 8,32 6,16 8.80
13. Jasa Perusahaan 13,02 13.42 12,90 7,26 4.57
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
14. 4,15 6,23 7,29 3,86 2.48
Sosial
15. Jasa Pendidikan 9,37 9,58 9,66 7,38 7.38
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,02 7,97 8,81 7,93 8.08
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto 5,29 6.75 5,52 5,02 5.42
II - 31
Gambar 2.8 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tulang Bawang
dan Provinsi Lampung, Tahun 2012-2016
Tahun
No Uraian
2012 2013 2014 2015* 2016**
II - 32
Sedangkan rata-rata peningkatan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
2010 sebesar Rp. 0,67 trilliun per tahun.
PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per
kepala atau per satu orang penduduk, sedangkan PDRB per kapita atas
dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata
ekonomi per kapita penduduk suatu wilayah.
PDRB Per kapita Kabupaten Tulang Bawang selama tahun 2012-2016 dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan. Rata-rata peningkatan PDRB per
kapita Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) sebesar Rp. 3,19 juta per tahun.
Sedangkan rata-rata peningkatan PDRB per kapita Atas Dasar Harga
Konstan (ADHK) 2010 sebesar Rp. 1,22 juta per tahun.
II - 33
Tabel 2.7 Distribusi Persentase Terhadap Total PDRB ADHB
Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2012-2016 (persen)
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.39 0.39 0.40 0.42 0.43
II - 34
Gambar 2.10 Distribusi Persentase Terhadap Total PDRB ADHB
Menurut Lapangan Usaha, (Persen)
2) Laju Inflasi
II - 35
Secara umum perkembangan laju inflasi di Kabupaten Tulang Bawang
selama 5 tahun terakhir mendekati angka inflasi Provinsi lampung, dan
terus mengalami penurunan pada tahun 2012 inflasi sebesar 4.23 %,pada
tahun 2013 dari sebesar 4,17%,, 4,11% di tahun 2014, kemudian di
tahun 2015 menjadi sebesar 4,08%, dan di tahun 2016 diperkirakan
menjadi sebesar 4,04%.
II - 36
Memasuki triwulan IV 2017, diperkirakan terjadi peningkatan tekanan
inflasi yang didorong oleh meningkatnya harga komoditas volatile food
seiring dengan puncak musim hujan yang dapat berpotensi menghambat
kelancaran produksi dan distribusi pangan yang pada akhirnya akan
memengaruhi jumlah pasokan. Selain itu, menjelang liburan akhir tahun,
tekanan inflasi diperkirakan juga bersumber dari kelompok administered
prices, yakni peningkatan tarif angkutan udara. Untuk keseluruhan tahun
2017, inflasi Lampung diperkirakan masih tetap terjaga pada kisaran
target 4%±1% (yoy) dengan kecenderungan mendekati batas bawah
sasaran, sejalan langkah progresif pemerintah untuk mengendalikan
harga komoditas volatile.
Tabel 2.8 Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Barang & Jasa (% yoy)
II - 37
Secara tahunan, menurunnya tekanan inflasi tersebut terutama
bersumber dari menurunnya harga-harga komoditas pada kelompok
bahan makanan utamanya pada komoditas pangan utama seperti bawang
merah dan bawang putih serta pada kelompok transpor dan komunikasi
yakni angkutan antar kota seiring dengan koreksi harga yang terjadi
pasca HBKN (Hari Besar Keagamaan Nasional) Idul Fitri 2017. Namun
demikian, sejalan dengan masuknya tahun ajaran baru, tekanan inflasi
pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yakni biaya sekolah di
berbagai tingkat mengalami peningkatan.
3) Kemiskinan
II - 38
Kemiskinan merupakan salah satu indikator kesejahteraan kunci yang
dihitung melalui konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar.
Kemisikinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan dasar makanan. Badan Pusat Statistik (BPS)
menggunakan dua komponen dalam menghitung garis kemiskinan, yaitu
garis kemiskinan makanan, dan garis kemiskinan non makanan. Sehingga
pendataan penduduk miskin dilakukan terhadap penduduk yang memiliki
rata-rata pengeluaran per kapita perbulan di bawah garis kemiskinan.
II - 39
Gambar 2.12 Garis Kemiskinan Kabupaten Tulang Bawang
Tahun 2013-2016
II - 40
Tingkat kemiskinan di Kabupaten Tulang Bawang 2012-2016 selalu berada
di bawah Provinsi Lampung, jika dilihat dari penyebabnya, kemiskinan di
Kabupaten Tulang Bawang bervariasi dapat berupa pendapatan rendah
karena keterbatasan skill (ketrampilan), pendidikan yang tidak
memenuhi kualifikasi pasar kerja, dan minimnya lapangan pekerjaan.
Selain itu, evaluasi terhadap program penanggulangan kemiskinan juga
dibutuhkan untuk melihat efektivitas program yang ada selama ini telah
tepat sasaran. Penanggulangan kemiskinan yang tidak tepat sasaran
justru akan memperparah kemiskinan dengan meningkatnya disparitas
pendapatan.
II - 41
mengingat hanya sedikit selisihnya antara pengeluaran penduduk miskin.
Sementara itu Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengukur sejauh mana
penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai
indeks, maka semakin tinggi pula ketimpangan pengeluaran diantara
penduduk miskin. Nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Kabupaten
Tulang Bawang tahun 2016 adalah 0,59. Perkembangannya menunjukkan
tren yang makin meningkat bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Namun demikian indeks ini masih dibawah Indeks Keparahan Kemiskinan
(P2) Provinsi Lampung tahun 2016 yang sebesar 0,70.
II - 42
penduduk di suatu wilayah dalam menyerap informasi dari berbagai
media. Angka Melek Huruf juga dapat menunjukkan kemampuan untuk
berkomunikasi secara lisan dan tertulis, sehingga AMH dapat dipakai
sebagai dasar kabupaten untuk melihat potensi perkembangan
intelektual sekaligus kontribusi terhadap pembangunan daerah.
II - 43
dirasakan secara instan. Sebagian besar penduduk yang buta huruf
merupakan penduduk yang termasuk dalam kelompok penduduk usia tua
(55 tahun ke atas) yang memang banyak yang belum pernah mengenyam
pendidikan sama sekali. Secara alamiah jumlahnya akan semakin
berkurang sedikit demi sedikit akibat proses kematian.
II - 44
Gambar 2.17 Angka Rata-Rata Lama Sekolah di Kabupaten Tulang Bawang
Tahun 2013-2016
II - 45
Angka Partisipasi Kasar (APK) berdasarkan tingkatan sekolah yaitu tingkat
SD/Paket A pada Tahun 2013 mencapai 103,25 persen sedangkan pada
tahun 2016 mencapai 108,08 persen atau meningkat 4,83 persen. Tingkat
SMP/Paket B meningkat 1,37 persen dari 77,48 persen pada tahun 2013
menjadi 78,85 persen pada tahun 2016. Tingkat SLTA/Paket C meningkat
11,10 % dari 46,32 persen pada tahun 2015 menjadi 57,42 % pada tahun
2016.
Tahun
No Tingkatan Sekolah
2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
II - 46
masyarakat akan pentingnya pendidikan pada usia sekolah dan
banyaknya bantuan dari pemerintah dibidang pendidikan, sehingga
meningkatkan APM pendidikan.
Tahun
No Tingkatan Sekolah
2013 2014 2015 2016
II - 47
Angka Partisipasi Sekolah (APS) selama kurun waktu 2013-2016 terjadi
peningkatan di semua kelompok umur yaitu dari umur 7-12 tahun, 13-15
tahun dan 16-18 tahun. APS kelompok umur 7-12 tahun pada tahun 2013
sebesar 99,03%, pada tahun 2016 menjadi 99,03%. Sementara itu pada
kelompok umur 13-15 tahun, nilai APS tahun 2013 sebesar 82,55% dan
tahun 2016 mencapai 90,99%. Kondisi yang sama pada kelompok umur
16-18 tahun dimana APS tahun 2013 sebesar 57,07% menjadi 64,37% pada
tahun 2016. Hal ini disebabkan disamping meningkatnya sarana dan
prasarana pendidikan juga karena semakin sadarnya orang tua akan
pentingnya pendidikan.
Tahun
No Kelompok Umur
2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
6) Angka Kelulusan
II - 48
Tabel 2.13 Perkembangan Angka Kelulusan
Tahun 2013/2014-2016/2017
II - 49
Gambar 2.18 Angka Harapan Lama Sekolah di Kabupaten Tulang Bawang
Tahun 2013-2017
II - 50
Gambar 2.19 Perkembangan Angka Harapan Hidup (AHH)
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2012-2017 (Tahun)
II - 51
9) Angka Kematian Bayi (AKB)
II - 52
Adanya penurunan ini menggambarkan peningkatan kualitas hidup dan
pelayanan kesehatan masyarakat, peningkatan cakupan Imunisasi bayi,
penempatan tenaga bidan atau paramedis di desa dan meningkatnya
kesadaran masyarakat khususnya Ibu Hamil untuk berpola hidup sehat.
II - 53
Penurunan AKI merupakan salah satu indikator keberhasilan Pemerintah
Kabupaten Tulang Bawang dalam memberikan akses terhadap pelayanan
kesehatan ibu yang berkualitas, mulai dari saat hamil, pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih dan perawatan pasca
persalinan, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, serta
akses terhadap keluarga berencana.
Tahun
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016
II - 54
kecenderungan menurun. Pada tahun 2013, prevalensi balita gizi buruk
di Kabupaten Tulang Bawang sebesar 0,046 %, naik menjadi 0,055 % pada
tahun 2014, penurunan terjadi pada tahun 2015, menjadi sebesar
0,0096 %, kemudian pada tahun 2016 prevalensi balita gizi buruk kembali
meningkat menjadi 0,011 persen. Peningkatan prevalensi balita gizi
buruk harus diatasi dengan program-program terutama di bidang
kesehatan untuk mendukung peningkatan kualitas gizi balita.
II - 55
Gambar 2.22 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Tahun 2012-2016
II - 56
Gambar 2.23 Pengeluaran Perkapita Kabupaten Tulang Bawang
Tahun 2013-2017
II - 57
membangun kualitas hidup manusia di Kabupaten Tulang Bawang. Selain
itu juga menggambarkan peningkatan pendududuk dalam mengakses
hasil pembangunan untuk memperoleh pendapatan, kesehatan dan
pendidikan.
1) Kebudayaan
II - 58
daerah yang masing-masing tetap mempertahankan dan melestarikan
kesenian dan kebudayaan dari daerah asal seperti wayang kulit dari
daerah Jawa Tengah, Jaipong dari daerah Sunda, Reog dari Daerah
Ponorogo, dan lainnya sesuai daerah asal. Meskipun demikian banyak
masyarakat pendatang yang mempelajari kesenian dan kebudayaan asli
lampung, seperti tari-tarian khas lampung maupun gamelan/musik khas
lampung. Demikian juga sebaliknya banyak penduduk asli lampung yang
mempelajari kesenian dan kebudayaan dari daerah lain. Hal ini dapat
dilihat pada saat pawai/karnaval seni dan budaya daerah yang
diselenggarakan pada acara peringatan Hari Ulang Tahun Republik
Indonesia ataupun Hari Jadi Kabupaten Kabupaten Tulang Bawang.
Dibawah ini disajikan data tentang grup kesenian serta gedung kesenian
yang ada di Kabupaten Tulang Bawang, sebagaimana tabel berikut:
Tahun
No Uraian Satuan
2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
II - 59
Kelompok/grup kesenian yang ada di masyarakat memiliki peran penting
dalam mewadahi pelaku pelaku seni untuk melaksanakan kegiatan
pelestarian budaya agar tetap terpelihara, sehingga tercipta masyarakat
yang berbudaya serta mendukung berkembangnya desa budaya.
Berdasarkan data di atas menggambarkan bahwa di Kabupaten
Tulang Bawang pada tahun 2013 memiliki kelompok/grup kesenian
sebanyak 7 grup yang tersebar di 15 kecamatan, pada tahun 2014
bertambah menjadi 10 grup, kemudian di tahun 2015 menjadi sebanyak
11 grup dan di tahun 2016 menjadi sebanyak 13 grup. Hal ini
menggambarkan bahwa kelompok-kelompok kesenian tetap terpelihara
dengan baik di masyarakat Kabupaten Tulang Bawang.
2) Olahraga
Tahun
No. Uraian Satuan
2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
II - 60
Berdasarkan data diatas jumlah klub olahraga pada tahun 2013 sebanyak
18 klub yang tersebar diseluruh kecamatan di Kabupaten Tulang Bawang
yang terdiri dari 7 cabang olahraga yaitu: Sepak Bola, Bulu Tangkis, Bola
Volli, Tenis Meja, Sepak Takraw, Bola Basket, dan Futsal. Dari cabang
olahraga tersebut tersedia prasarana dan sarana berupa gedung olahraga
indoor baik yang dimiliki perseorangan, dusun, desa, pemerintah daerah,
maupun lembaga pendidikan.
II - 61
Tabel 2.17 Perkembangan Organisasi Kepemudaan dan Olahraga
Tahun 2013–2016
Tahun
No. Uraian Satuan
2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
II - 62
Tabel 2.18 Capaian Standar Pelayanan Minimal Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2013-2016
Capaian (tahun)
No Jenis Pelayanan Dasar/Indikator SPM Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
II - 63
Capaian (tahun)
No Jenis Pelayanan Dasar/Indikator SPM Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
II - 64
Capaian (tahun)
No Jenis Pelayanan Dasar/Indikator SPM Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
II - 65
Capaian (tahun)
No Jenis Pelayanan Dasar/Indikator SPM Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
II - 66
Capaian (tahun)
No Jenis Pelayanan Dasar/Indikator SPM Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
II - 67
Capaian (tahun)
No Jenis Pelayanan Dasar/Indikator SPM Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
II - 68
Capaian (tahun)
No Jenis Pelayanan Dasar/Indikator SPM Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
Ruas
Kondisi Jalan 6. Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman persen 37,90 40,09 50,00 66,00 77,31
Kecepatan 7. Tersedianya jalan yang menjamin perjalanan dapat dilakukan sesuai dengan kecepatan rencana persen 37,90 40,09 50,00 66,00 77,31
II - 69
Capaian (tahun)
No Jenis Pelayanan Dasar/Indikator SPM Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
Pengelolaan Sampah 11. Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotaan persen - 0,90 1,15 9,37 11,94
12. Tersedianya sistem penanganan sampah di perkotaan persen 20,00 22,00 32,60 45,73 67,52
Drainase 13. Tersedianya sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi genangan persen 68,60 68,89 68,97 72,92 78,59
(lebih dari 30 cm, selama 2 jam) dan tidak lebih dari 2 kali setahun
V Penanganan Permukiman Kumuh 14. Berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan persen - - - 20,80 25,68
Perkotaan
II - 70
Capaian (tahun)
No Jenis Pelayanan Dasar/Indikator SPM Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
II - 71
Capaian (tahun)
No Jenis Pelayanan Dasar/Indikator SPM Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
5. Tingkat Waktu Tanggap (Response Time Rate ) persen 100 100 100 100 100
6. Persentase Aparatur Pemadam Kebakaran yang Memenuhi Standar Kualifikasi persen 76,92 84,62 86,49 100 -
7. Jumlah Mobil Pemadam Kebakaran diatas 3000-5000 liter pada WMK (Wilayah Manajemen Kebakaran) persen - - - - -
a. Penyediaan sarana prasarana 3. Presentase (%) pantai sosial skala kabupaten/ kota yang menyediakan sarana prasarana pelayanan persen 100 100 100 100 100
pantai sosial skala kabupaten/kota kesejahteraan sosial
b. Penyediaan sarana prasarana 4. Presentase (%) wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat (WKBSM) yang menyediakan sarana persen 100 100 100 100 100
pelayanan luar panti skala prasarana pelayanan kesejahteraan sosial.
Kabupaten/Kota
II - 72
Capaian (tahun)
No Jenis Pelayanan Dasar/Indikator SPM Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016 2017
a. Bantuan sosial bagi korban bencana 5. Presentase (%) korban bencana skala kabupaten/kota yang menerima bantuan sosial selama masa persen 100 100 100 100 100
skala Kabupaten/Kota tanggap darurat
b. Evaluasi korban bencana skala 6. Presentase (%) korban bencana skala kabupaten/kota yang dievakuasi dengan menggunakan sarana persen 23,81 53,33 60,00 100 -
Kabupaten/kota prasarana tanggap darurat lengkap
4 Pelaksanaan dan pengembangan jaminan
sosial bagi penyandang cacat fisik dan
mental, serta lanjut usia tidak potensial:
a. Penyelenggaraan jaminan sosial 7. Presentase (%) penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima persen 1,12 1,50 1,44 2,80 8,59
skala Kabupaten/Kota jaminan sosial
II - 73
2.3.1. Fokus Layanan Urusan Pemerintah Wajib
A. Pendidikan
II - 74
Tabel 2.19 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kabupaten Tulang Bawang
Tahun 2013-2016
Tahun
No. Uraian satuan
2013 2014 2015 2016
Tahun
No Tingkatan Sekolah
2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
II - 75
SMP dan SMA/SMK se-Kabupaten Tulang Bawang, pemberian beasiswa
kepada mahasiswa asal Kabupaten Tulang Bawang yang berprestasi dan
dari keluarga tidak mampu, serta tingginya minat siswa untuk
melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi.
3) Angka Melanjutkan
Tahun
No Jenjang Pendidikan Satuan
2013 2014 2015 2016
II - 76
lebih baik. Kemampuan materi seorang guru akan bertambah seiring
dengan latar belakang pendidikan yang diterima, dengan pendidikan
yang lebih tinggi maka pemahaman akan materi pendidikan akan
menjadi lebih baik. Data guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV di
Kabupaten Tulang Bawang disajikan dalam tabel berikut.
Tahun
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016
II - 77
Tabel 2.23 Guru yang telah Bersertifikat Pendidik
di Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2013-2016
Tahun
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016
Tahun
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016
2. Jumlah penduduk usia 7-12 dan orang 61.781 61.123 62.545 63.987
13-15 tahun
II - 78
Berdasarkan tabel diatas, rasio ketersediaan sekolah SD/MI dan SMP/MTs
di Kabupaten Tulang Bawang dalam kurun waktu 2013–2016 mengalami
fluktuasi. Pada tahun 2013 terdapat 56 sekolah pendidikan dasar setiap
10.000 penduduk dan pada tahun 2014 rasio ketersediaan sekolah naik
menjadi 57 sekolah per 10.000 penduduk, namun dengan kondisi
penduduk usia sekolah yang berkurang (61.123 orang), kurangnya murid
di beberapa sekolah disebabkan karena tingginya persaingan kualitas
sekolah yang mengakibatkan orang tua memilih untuk menyekolahkan
anaknya di sekolah yang dianggap paling baik dan terjangkau. Jumlah
sekolah tersus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun pada tahun
2015 menjadi 355 unit, begitu pula dengan jumlah penduduk usia 7 – 15
tahun, sedangkan rasio ketersediaan sekolah tidak mengalami perubahan
(57 sekolah). Sementara itu rasio ketersediaan sekolah kembali
mengalami penurunan menjadi 56 sekolah.
Tahun
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
II - 79
Berdasarkan tabel diatas, rasio guru/murid SD/MI di Kabupaten
Tulang Bawang dalam kurun waktu tahun 2013-2016 cenderung
mengalami peningkatan, dengan perubahan yang cukup signifikan. Pada
tahun 2016 Rasio guru/murid SD/MI mencapai 16,30, berarti bahwa satu
orang guru mengajar 16 sampai 17 murid. Rata-rata rasio guru/murid
SMP/MTs lebih rendah pada tahun 2016, yaitu 10,63 yang berarti satu
guru mengajar 10 sampai 11 murid. Hal tersebut dikarenakan guru yang
diperlukan untuk mengajar siswa SMP/MTs tidak sama halnya seperti
guru SD/MI yang cenderung merupakan guru kelas, tetapi merupakan
guru mata pelajaran, sehingga membutuhkan lebih banyak guru dalam
satu kelas untuk mengajar mata pelajaran yang berbeda. Semakin
rendahnya rasio guru terhadap murid, akan berpengaruh pada semakin
besarnya perhatian guru terhadap murid yang diasuhnya. Oleh karena
itu, diharapkan kualitas murid akan semakin lebih baik karena murid
akan belajar dengan baik dan guru dapat mengajar dengan lebih efektif.
Tahun
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016
3. Rasio Jumlah Kelas per Rombongan Belajar unit/ kelompok 1,02 1,12 1,12 0,96
II - 80
Berdasarkan tabel diatas, rasio jumlah kelas per rombongan belajar
SD/MI di Kabupaten Tulang Bawang dalam kurun waktu 2013–2016 terus
mengalami peningkatan. Peningkatan ini dipengaruhi meningkatnya
jumlah rombongan belajar yang diimbangi dengan peningkatan jumlah
kelas. Semakin mendekati angka 1 maka akan semakin ideal (efektif)
karena terdapat kesesuaian antara jumlah kelas dan jumlah rombongan
belajar. Pada tahun 2013–2016 rasio jumlah kelas per rombongan belajar
sudah mengalami peningkatan menjadi sama dengan atau lebih dari 1,
yang menunjukkan seluruh rombongan belajar sudah mempunyai kelas
masing-masing atau kebutuhan kelas sudah tercukupi. Tahun 2016
terdapat penurunan rasio jumlah kelas per rombongan belajar SD/MI
walau tidak signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Tahun
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016
3. Rasio Jumlah Kelas per Rombongan Belajar unit/ kelompok 1,00 1,11 1,04 1,02
II - 81
SMP/MTs, seperti pada tingkat SD/MI pula. Rata-rata rasio jumlah kelas
per rombongan belajar SMP/MTs di Kabupaten Tulang Bawang adalah 1,
hal ini menunjukkan kesesuaian jumlah kelas dalam menampung
rombongan belajar dalam jumlah yang ideal.
Tabel 2.28 Ruang Kelas dengan Kondisi Baik di Kabupaten Tulang Bawang
Tahun 2013-2016
Tahun
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016
II - 82
dengan kondisi baik yang semuanya menunjukkan peningkatan. Hasil dari
indikator ini menunjukkan kondisi yang cukup baik. Hanya saja perlu
ditingkatkan hingga mencapai angka 100 persen agar para pelajar di
Kabupaten Tulang Bawang dapat terfasilitasi dengan baik, khususnya
dalam kegiatan belajar mengajar.
B. Kesehatan
II - 83
masyarakat, dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Berikut ini
merupakan data rasio posyandu per satuan balita di Kabupaten
Tulang Bawang.
Tahun
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016
3. Rasio Posyandu per satuan balita Per 1.000 balita 6,08 5,82 5,39 6,52
II - 84
penduduk terhadap puskesmas. Rasio puskesmas, klinik, dan pustu per
satuan penduduk di Kabupaten Tulang Bawang disajikan dalam tabel
berikut.
Tabel 2.30 Rasio Puskesmas, Klinik dan Pustu per Satuan Penduduk
di Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2013-2016
Tahun
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016
1. Puskesmas
Pembantu unit 45 45 48 48
Keliling unit 17 17 18 18
3. Rasio Puskesmas, Klinik dan Per 100.000 26,09 25,73 30,50 32,17
Pustu per Satuan Penduduk jiwa
II - 85
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Semakin meningkatnya rasio
ini diharapkan dapat semakin memenuhi kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan.
Tahun
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
3. Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk 0,01 0,01 0,01 0,01
II - 86
satuan penduduk dari tahun 2013-2016 sebesar 0,01, yang berarti bahwa
untuk setiap 1.000 penduduk dilayani 0,01 rumah sakit, atau setiap
100.000 penduduk dilayani 1 rumah sakit.
Jumlah Pasien
No Uraian Satuan
2013 2014 2015 2016
II - 87
rumah sakit. Perkembangan indikator pelayanan rawat inap RSUD
Menggala selama tahun 2013-2017 sebagai berikut:
Dokter umum dan dokter spesialis yang dimaksud merupakan dokter yang
memberikan pelayanan kesehatan di Kabupaten Tulang Bawang, baik
berstatus PNS maupun bukan. Keberhasilan pelayanan kesehatan di
Kabupaten Tulang Bawang tidak terlepas dari peran tenaga medis
dokter. Jumlah dokter dihitung berdasarkan Surat Izin Praktik (SIP)
dokter di Kabupaten Tulang Bawang. Rasio praktek dokter per satuan
penduduk di Kabupaten Tulang Bawang disajikan dalam tabel berikut.
Tahun
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016
3. Rasio Dokter per Satuan Penduduk Per 1.000 0,18 0,16 0,19 0,18
jiwa
II - 88
Berdasarkan tabel diatas, rasio praktik dokter (baik dokter umum
maupun spesialis) per satuan penduduk di Kabuaten Tulang Bawang
dalam kurun waktu 2013–2016 cenderung mengalami peningkatan pada
tahun 2015, dan menurun pada tahun 2014. Pada tahun 2013, rasio
dokter sebesar 0,18, artinya terdapat 1 dokter praktik melayani 10.000
penduduk. Apabila dikaitkan dengan standar sistem pelayanan kesehatan
terpadu, idealnya satu orang dokter melayani 2.500 penduduk. Jumlah
dokter umum dan dokter spesialis di Kabupaten Tulang Bawang belum
memenuhi kebutuhan sesuai rasio jumlah penduduk di Kabupaten Tulang
Bawang. Selain itu distribusi dokter umum dan dokter spesialis tidak
merata serta kualitasnya masih perlu ditingkatkan.
Tahun
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016
Rasio Perawat per Satuan Penduduk Per 100.000 75,88 84,02 85,68 82,51
jiwa
II - 89
Rasio perawat di Kabupaten Tulang Bawang fluktuatif, dengan
kecenderungan menurun Jumlah perawat juga memiliki pola yang sama,
sementara jumlah penduduk memiliki kecenderungan menurun. Jumlah
perawat pada tahun 2013 sebanyak 317 orang meningkat pada tahun
2014 menjadi 356 orang, kemudian naik menjadi sebanyak 368 orang
pada tahun 2015 (368 orang) dan turun menjadi sebanyak 359 orang pada
tahun 2016. Rasio perawat per satuan penduduk idealnya adalah 117 per
100.000 penduduk, sementara itu di Kabupaten Tulang Bawang rasio
perawat per satuan penduduk memiliki nilai paling tinggi pada tahun
2015, yaitu 86 perawat per 100.000 penduduk. Jumlah perawat di
Kabupaten Tulang Bawang belum memenuhi kebutuhan sesuai rasio
jumlah penduduk di Kabupaten Tulang Bawang.
Tahun
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016
Rasio Bidan per Satuan Penduduk Per 100.000 70,85 78,36 90,33 88,71
jiwa
II - 90
Jumlah bidan di Kabupaten Tulang Bawang pada periode 2013–2016,
dengan kecenderungan fluktuatif, meskipun dengan jumlah yang tidak
begitu signifikan. Rata-rata jumlah bidan di Kabupaten Tulang Bawang
yaitu 350 orang, jumlah bidan paling banyak pada tahun 2015 yaitu
sebanyak 388 orang, jumlah bidan paling rendah pada tahun 2013, yaitu
sebanyak 296 orang. Rasio bidan mengalami kecenderungan meningkat.
Hal tersebut disebabkan jumlah bidan menurun dengan tidak signifikan,
sedangkan jumlah penduduk juga menurun tetapi dengan penurunan
yang lebih besar. Pada tahun 2013 rasio bidan per satuan penduduk
sebanyak 71 bidan per 100.000 penduduk. Pada tahun 2014 menjadi
sebanyak 78 bidan per 100.000 penduduk, kemudian meningkat menjadi
90 bidan per 100.000 penduduk di tahun 2015, dan kembali turun
menjadi 89 bidan per 100.000 penduduk. Apabila dikaitkan dengan
standar sistem pelayanan kesehatan terpadu, idealnya 100 orang bidan
melayani 100.000 penduduk, jumlah bidan di Kabupaten Tulang Bawang
belum memenuhi kebutuhan sesuai rasio jumlah penduduk di Kabupaten
Tulang Bawang.
II - 91
yang mendapat penanganan definitif sesuai dengan standar oleh tenaga
kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes,
Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU
PONEK). Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian tindakan
terakhir untuk menyelesaikan permasalah setiap kasus komplikasi
kebidanan. Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA
dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional
kepada bumil, bulin, dan bufas dengan komplikasi. Perkembangan
cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani di Kabupaten Tulang
Bawang disajikan dalam berikut.
Tahun
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016
II - 92
kebidanan menunjukkan semakin baik kualitas dan kuantitas bidan dalam
menangani masalah kebidanan.
Tahun
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016
II - 93
pelayanan imunisasi baik melalui posyandu, puskesmas, maupun rumah
sakit. Kondisi ini harus dipertahankan untuk mendapatkan cakupan
desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) secara menyeluruh
(100 persen) setiap tahunnya.
Tahun
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016
II - 94
Pemulihan Ibu Hamil KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan PMT Balita Gizi
Buruk dan Kurang, serta Peningkatan Pembinaan terhadap Posyandu.
Tahun
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016
II - 95
pemberantasan vektor penular penyakit DBD. Metode yang tepat guna
untuk mencegah DBD adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
melalui 3M plus (Menguras, Menutup dan Mengubur) plus menabur
larvasida, penyebaran ikan pada tempat penampungan air serta
kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat mencegah/memberantas nyamuk
Aedes berkembang biak.
II - 96
Tabel 2.41 Persentase Jalan Kabupaten Kondisi Mantap
di Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2013-2016
Tahun
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016
Persentase Jalan Kabupaten Kondisi Mantap persen 56,17 35,08 38,18 33,86
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Tulang Bawang (diolah)
2) Pengairan/Irigasi
II - 97
Tabel 2.42 Jenis Prasarana Irigasi/Pengairan
di Kabupaten Tulang Bawang
Selain itu capaian kinerja urusan pekerjaan umum dapat dilihat dari
persentase luas sawah yang terairi jaringan irigasi yang semakin
meningkat. Pada tahun 2013 persentase luas sawah yang terairi jaringan
irigasi yang tersedia sebesar 59,2 % meningkat menjadi 62,8 % pada
tahun 2014, kemudian pada tahun 2015 menjadi 66,2 % dan pada tahun
2016 persentase luas sawah yang terairi jaringan irigasi yang tersedia di
Kabupaten Tulang Bawang menjadi 70,4 %.
II - 98
1) Rumah Tangga Pengguna Air Bersih
Air adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Bahkan dapat dipastikan tanpa pengembangan sumber daya air secara
konsisten peradaban manusia tidak akan mencapai tingkat yang
dinikmati sampai saat ini. Oleh karena itu pengembangan dan
pengolahan sumber daya air merupakan dasar peradaan manusia. Salah
satu faktor penting penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari adalah
untuk kebutuhan air minum. Air minum yang layak sangat penting dalam
menunjang kehidupan masyarakat, kualitas air minum yang layak
ditetapkan harus memenuhi persyaratan fisik, persyaratan kimiawi,
persyaratan mikrobiologis. Berdasarkan data akses air minum layak di
Kabupaten Tulang Bawang, persentase air minum layak setiap tahunnya
mengalami peningkatan dari tahun 2013 yang hanya 57,46 % menjadi
65,28 % pada tahun 2016. Hal ini berarti, pemerintah Kabupaten Tulang
Bawang masih memiliki tugas untuk meningkatkan kualitas air minum
sekitar 34,72 % rumah tangga yang belum bisa mengakses air minum
layak. Kebutuhan air minum layak Kabupaten Tulang Bawang semakin
meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Permasalahan
penyediaan air bersih di Kabupaten Tulang Bawang saat ini tidak saja
hanya mencakup kuantitas tetapi juga kualitas dan kontinuitas
II - 99
Tabel 2.44 Persentase Rumah Tangga menurut Sumber Air Utama
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2013-2016
Tahun
No Sumber Air Utama
2013 2014 2015 2016
1. Air kemasan bermerk, air isi ulang, Ledeng 23,80 22,16 0,20 0,51
meteran
2. Sumur Bor/Pompa 10,71 10,82 10,92 12,15
3. Sumur Terlindung, Sumur Tak Terlindung 61,29 62,15 70,46 76,58
4. Mata Air Terlindung, Mata Air Tak Terlindung 0,37 0,66 2,30 0,60
5. Air Permukaan, Air Hujan, dan lainnya 3,83 4,21 16,12 10,16
Pada tahun 2013 persentase rumah tangga yang menjadi pelanggan PLN
sebesar 57,13 %, Non-PLN sebesar 39,24 %, kemudian pada tahun 2016
persentase rumah tangga yang menjadi pelanggan PLN meningkat
menjadi sebesar 66,63 % dan Non-PLN berkurang menjadi sebesar
29,97 %. Selengkapnya persentase rumah tangga menurut sumber
penerangan utama dapat dilihat pada tabel berikut.
II - 100
Tabel 2.45 Persentase Rumah Tangga menurut Sumber Penerangan Utama
di Kabupaten Tulang Bawang tahun 2013-2016
Listrik
Tahun
PLN Non PLN Jumlah
2013 57.13 39.24 96.37
2014 60.82 37.12 97.94
2015 66.44 30.88 97.32
2016 66.63 29.97 96.60
Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Tulang Bawang
Salah satu yang menjadi penilaian rumah layak huni adalah rumah
berakses sanitasi sekurang-kurangnya mempunyai akses untuk
memperoleh layanan sanitasi sebagai berikut: 1) fasilitas air bersih;
2) pembuangan air besar/tinja; 3) pembuangan air limbah air bekas; dan
4) pembuangan sampah. Persentase rumah tangga bersanitasi di
Kabupaten Tulang Bawang sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
Tahun
No Indikator
2013 2014 2015 2016
II - 101
terbagi menjadi lima indikator, yakni persentase penduduk yang
terlayani sistem air limbah yang memadai, persentase pengurangan
sampah di perkotaan, persentase pengangkutan sampah, persentase
pengoperasian tempat pembuangan akhir (TPA), persentase penduduk
yang terlayani sistem drainase skala kota sehingga tidak terjadi genangan
(lebih dari 30 cm, selama 2 jam) lebih dari 2 kali setahun.
4. Dwi Warga Tunggal Jaya Dwi Warga Tunggal Jaya Banjar Agung 132,727
II - 102
atau 3,27% dan Kecamatan Menggala memiliki kawasan kumuh seluas
3.314 Ha atau 1,35%. Kondisi sebaran kawasan kumuh tersebut dapat
menggambarkan adanya kesenjangan antar wilayah di Kabupaten
Tulang Bawang.
Jumlah 3.998
Sumber : Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kab. Tulang Bawang
II - 103
Kriteria rumah tidak layak huni adalah rumah tempat tinggal yang
memenuhi kriteria indikator sebagai berikut: 1) jenis lantai bangunan
tempat tinggal terluas (60% lebih) terbuat dari tanah/bambu/kayu
kualitas rendah, 2) jenis dinding bangunan tempat tinggal terluas (60%
lebih) terbuat dari bambu/kayu kualitas rendah.
Dengan melihat kondisi dan permasalahan yang ada maka kedepan harus
meningkatkan kualitas pelayanan perumahan, mendorong peran
masyarakat dan dunia usaha dalam penyediaan rumah layak huni,
penguatan peran kelembagaan perumahan, penyediaan perumahan yang
II - 104
terintegrasi dengan air bersih dan sanitasi dan peningkatan koordinasi
dengan provinsi maupun pemerintah pusat dalam penyelesaian
perumahan.
Tahun
No Uraian Satuan
2013 2014 2015 2016
II - 105
Tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2013 sampai
dengan tahun 2016 pelanggaran yang ditegakkan terhadap terjadinya
pelanggaran belum dapat dilaksanakan secara optimal. Adapun Kasus
yang ditangani antara lain penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL),
kenakalan remaja, Surat Izin Tempat Usaha (SITU), bangunan liar dan
penyakit masyarakat (Pekat).
II - 106
kelompok masyarakat, keamanan dan ketertiban masyarakat, tumbuh
dan berkembangnya organisasi masa, LSM dan Partai Politik di
Masyarakat. Tumbuh dan berkembangnya demokrasi dapat dilihat dari
perkembangan jumlah LSM, Ormas dan Parpol yang terdaftar secara
resmi di pemerintah daerah terus mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Pada tahun 2013 jumlah LSM yang terdaftar sebanyak 13 buah dan
organisasi masyarakat sebanyak 12 buah, pada tahun 2016 jumlahnya
semakin meningkat LSM yang terdaftar sebanyak 17 buah, dan organisasi
masyarakat sebanyak 18 buah. Adapun perkembangan jumlah LSM dan
Organisasi Masyarakat yang terdaftar selengkapnya dalam tabel berikut:
Tahun
No. Jenis Lembaga
2013 2014 2015 2016
2. Organisasi Masyarakat 12 12 18 18
Sumber : Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah Kab. Tulang Bawang
II - 107
terjaga. Dalam upaya meningkatkan keamanan dan ketertiban
masyarakat pemerintah daerah senantiasa berkoordinasi dan
bekerjasama dengan jajaran kepolisian dan pihak-pihak terkait, dalam
menjaga kemanan dan ketertiban masyarakat, baik melalui patroli
keliling ataupun operasi rutin.
Tabel 2.51
Banyaknya Tempat Peribadatan Tahun 2013–2016
Tahun
No Jenis Rumah Ibadah Satuan
2013 2014 2015 2016
3. Gereja unit 43 55 59 64
4. Pura unit 49 67 81 81
5. Vihara unit 7 7 4 4
II - 108
berkembang dimasyarakat, memberikan andil yang cukup besar dalam
menciptakan kerukunan umat beragama.
Tahun
No. Uraian Satuan
2013 2014 2015 2016
Selain itu Kabupaten Tulang Bawang juga didaulat sebagai salah satu
kabupaten yang mampu menangani konflik sosial dan mendapatkan
penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.
II - 109
F. Sosial
Persentase
No Tahun Jumlah PMKS Yang Ditangani
(%)
(1) (2) (3) (4) (5)
II - 110
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang ditangani tahun
2013-2016 semakin meningkat, pada tahun 2013 sebanyak 2.431 jiwa
atau 5,69 % dari jumlah PMKS di Kabupaten Tulang Bawang, menjadi
2.671 jiwa atau 7,76 % pada tahun 2014, kemudian pada tahun 2015
sebanyak 2.873 jiwa atau 8,83 % dari jumlah PMKS di Kabupaten
Tulang Bawang dan pada tahun 2016 menjadi sebanyak 2.981 jiwa atau
10,20 %.
A. Tenaga Kerja
II - 111
penting bagi pembangunan ekonomi daerah, khususnya dalam upaya
pemerintah daerah mengurangi jumlah penduduk miskin.
II - 112
2. Tren pertumbuhan ekonomi yang terjadi belum diiringi oleh
penurunan angka penggangguran. Hal tersebut terjadi karena
kontribusi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tulang Bawang
terbesar ditopang oleh sektor non tradable (sektor yang tidak
menyerap tenaga kerja banyak) dan elastisitas pertumbuhan ekonomi
dalam menyerap tenaga kerja semakin rendah.
Tahun
No Uraian
2013 2014 2015 2016*
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
II - 113
Tabel 2.55 Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2013-2016
Tahun
No Tingkat Pendidikan Satuan
2013 2014 2015 2016*
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
II - 114
Tabel 2.56 Penduduk Berumur 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut
Lapangan Usaha di Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2013-2016
Tahun
No Jenis Lapangan Usaha
2013 2014 2015 2016*
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
6. Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 30.872 29.964 30.484 33.542
8. Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan 422 1.297 551 881
Jasa Perusahaan
Tahun
No Tingkat Pendidikan Satuan
2013 2014 2015 2016*
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. SD/Sederajat orang 16 12 4 2
2. SLTP/Sederajat orang 242 175 143 159
3. SLTA/Sederajat orang 5.156 6.128 5.769 6.181
4. Diploma orang 342 253 397 456
5. Akademi/Universitas orang 1.392 1.247 1.670 1.842
Jumlah 7.148 7.815 7.983 8.640
II - 115
Pelatihan dalam rangka meningkatkan kemampuan dan keterampilan
pencari kerja dengan memperhatikan kebutuhan pasar kerja dan dunia
usaha, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, terciptanya tenaga
kerja yang terampil, berpengetahuan yang mengacu kepada kompetensi
kerja. Jenis pelatihan keterampilan dan jumlah pecari kerja yang dilatih
pada tahun 2013-2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.58 Jenis Pelatihan Keterampilan dan Jumlah Pencari Kerja yang
Dilatih Tahun 2013-2016
Tahun
No Jenis Pelatihan Satuan
2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Pelatihan Perhotelan orang 20 - 20 -
2. Pelatihan Mekanik Roda 2 orang 40 20 20 20
3. Pelatihan Teknisi Handphone orang - 20 20 20
4. Pelatihan Teknisi Komputer orang - - 20 20
5. Pelatihan Pengelasan orang - 20 20 20
6. Pelatihan Salon Kecantikan orang 20 20 - 20
7. Pelatihan Mengemudikan Mobil orang 20 20 20 20
8. Pelatihan Tata Boga orang 40 20 - 20
9. Pelatihan Souvenir orang - 20 20 20
Jumlah 140 140 140 140
II - 116
Tabel 2.59 Perkembangan Jumlah TKI Asal Tulang Bawang
Menurut Negara Tujuan Tahun 2013-2016
Tahun
No Uraian Satuan
2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Malaysia orang 29 34 30 28
3. Hongkong orang 6 10 8 5
4. Taiwan orang 4 4 3 2
5. Singapura orang 4 4 4 1
7. Kuwait orang 1 1 - -
Jumlah 50 61 51 40
II - 117
1) Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah
Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemeritah persen 10,09 10,37 10,40 10,50
Sumber: Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Tulang Bawang
II - 118
2) Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta
Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta persen 89,91 89,63 89,60 89,50
Sumber: Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Tulang Bawang
II - 119
perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan
hukum dalam lingkup rumah tangga. Indikator ini bertujuan untuk
melihat seberapa besar rasio KDRT di Kabupaten Tulang Bawang. Rasio
KDRT dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah KDRT dengan
jumlah rumah tangga. Berikut ini merupakan rasio KDRT di Kabupaten
Tulang Bawang tahun 2013-2016.
Tahun
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016
Sumber: Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Tulang Bawang
II - 120
total penduduk perempuan usia kerja. Semakin besar partisipasi
angkatan kerja perempuan, maka semakin banyak penduduk perempuan
yang secara aktif melakukan kegiatan ekonomi. Berikut ini merupakan
data partisipasi angkatan kerja perempuan di Kabupaten Tulang Bawang
tahun 2013-2016.
Tahun
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016
II - 121
kader Gerakan Sayang Ibu (GSI), (4) pemenuhan hak-hak anak yang
meliputi pencatatan kelahiran, layanan kesehatan dan pendidikan, serta
kesejahteraan sosial.
C. Pangan
II - 122
Tabel 2.64 Perkembangan Ketersediaan Pangan Utama (Beras),
Energi, Lemak dan Protein Tahun 2013-2016
II - 123
terima masyarakat (acceptability), kuantitas dan kemampuan daya beli
(affortability).
Pada periode tahun 2013-2016 skor pola pangan haraan (PPH) Kabupaten
Tulang Bawang terus mengalami peningkatan, pada tahun 2013 sebesar
85, meningkat menjadi sebesar 86 pada tahun 2014, kemudian pada
tahun 2015 sebesar 86,2 dan pada tahun 2016 skor PPH mencapai 87,3.
Hal ini disebabkan pola konsumsi masyarakat yang mulai berimbang antar
kelompok pangan sumber zat gizi dimana konsumsi padi-padian terutama
beras mulai diimbangi dengan konsumsi pangan hewani, kacang-
kacangan, sayuran dan buah.
D. Lingkungan Hidup
II - 124
wajib AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), Dokumen UKL/UPL
bagi industri yang wajib UKL (Upaya Pengelolaan Lingkungan) - UPL
(Upaya Pemantauan Lingkungan) dan IPAL (Instalasi Pengolahan Air
Limbah) bagi industri yang menghasilkan limbah berupa limbah cair.
Tahun
No. Uraian Satuan
2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
II - 125
E. Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Setiap penduduk yang berusia diatas 17 tahun atau telah menikah wajib
memiliki KTP hal ini untuk mewujudkan tertib administrasi
kependudukan. Untuk meningkatkan akurasi data, pada tahun 2013
dilakukan perekaman data kependudukan dengan program e-KTP.
Hal ini untuk mencegah terjadinya kepemilikan KTP ganda dan
pengadministrasian yang lebih akurat penduduk yang telah meninggal
dunia.
Tahun
No. Uraian
2013 2014 2015 2016
II - 126
jumlah BPK yang telah dibentuk sebanyak 131 BPK, meningkat menjadi
144 BPK pada tahun 2014, dan sampai dengan tahun 2016 jumlah BPK
yang telah dibentuk sebanyak 147 BPK. Capaian ini didukung oleh Peran
Badan Pemusyawaratan Kampung/Kelurahan (BPK) dalam mendukung
kegiatan pembangunan, Pengelola lembaga pemberdayaan masyarakat
lebih banyak tenaga muda dan adanya dukungan dari lintas sektor.
II - 127
menjadi sangat penting untuk mengetahui usaha-usaha aktif di tingkat
akar rumput dalam merealisasikan program pembangunan. Monitoring
terhadap kegiatan PKK dilakukan untuk melihat peran serta dalam
mencapai tujuan pembangunan. Tabel informasi di bawah ini
menunjukkan bahwa kegiatan PKK di Kabupaten Tulang Bawang muncul
di tiap-tiap jenjang administrasi, mulai dari RT/RW, kelurahan,
kecamatan hingga kota. Keaktifan PKK sebenarnya dapat membantu ibu-
ibu untuk meningkatkan kreativas di berbagai bidang, yang mungkin
dapat dikembangkan untuk membantu ekonomi keluarga. Data jumlah
PKK aktif di Kabupaten Tulang Bawang disajikan pada tabel berikut.
Tahun
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016
II - 128
perubahan perilaku manajemen kepemerintahan negara, perubahan
peraturan perundangan yang menjadi dasar penggerakan operasional
program KKBPK sehingga mengubah beberapa kewenangan yang telah
diserahkan ke daerah yang diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor
38 tahun 2007 dan dijadikan lampiran Undang-Undang Nomor 23 tahun
2014.
II - 129
Tabel 2.68 Perkembangan Contraseptive Prevalence Rate (CPR)
Tahun 2013-2016
Tahun
No Uraian
2013 2014 20 15 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Pasangan Usia Subur (PUS) yang menginginkan anak lagi tetapi ditunda
dan tidak menginginkan anak lagi tetapi tidak ber-KB disebut sebagai
PUS yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (unmet need). Sampai dengan saat
ini masih cukup tinggi, cakupan PUS yang ingin ber-KB tidak terpenuhi
(unmet need) di Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2013-2016
selengkapnya dijelaskan pada tebel berikut.
Tabel 2.69 Cakupan PUS yang ingin ber-KB Tidak Terpenuhi (Unmet Need)
di Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2013-2016
Tahun
No. Uraian
2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2. PUS yang ingin ber-KB tidak terlayani 38.723 34.118 32.635 28.984
II - 130
sangat tinggi, tinggingnya angka unmet need atau Pasangan Usia Subur
(PUS) yang ingin ber KB namun mereka tidak memakai alat/obat
kontrasepsi karena berbagai macam penyebab atau alasan. Unmet need
dalam Keluarga Berencana (KB) ini mengindikasikan adanya kesenjangan
antara tujuan reproduksi perempuan dengan perilaku kontrasepsi
Pasangan Usia Subur (PUS). Hal ini berarti perempuan atau Pasangan Usia
Subur (PUS) memiliki keinginan untuk menghindari kehamilan karena
ingin menunda memiliki anak maupun ingin mengakhiri kelahiran tetapi
tidak melakukan tindakan pencegahan terhadap potensi terjadinya
kehamilan yang salah satunya dapat dilakukan melalui pemakaian
alat/obat kontrasepsi. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
unmet need antara lain adalah fasilitas pelayanan yang masih jauh atau
justru belum tersedia tempat pelayanan yang memadai di daerah tempat
tinggal Pasangan Usia Subur (PUS), tidak tersediaya biaya, kualitas
pelayanan yang masih rendah, serta penyediaan kontrasepsi yang tidak
terjangkau oleh Pasangan Usia Subur (PUS), tidak meratanya distribusi
alat/obat kontrasepsi dan kejadian unmet need karena berbagai macam
penyebab baik alasan sosial, budaya maupun alasan geografis
II - 131
kecil bahagia dan sejahtera. Jumlah anak dalam keluarga yang
dianjurkan oleh Pemerintah adalah 2 (dua) anak lebih baik.
Tahun
No Uraian
2013 2014 20 15 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Berkaitan dengan hal di atas, dapat diketahui bahwa Total Fertility Rate
(TFR) di Kabupaten Tulang Bawang tahun 2013 adalah 2,35% menurun
menjadi 2,13 pada tahun 2016. Hal ini berarti jumlah anak dalam
keluarga di Kabupaten Tulag Bawang selama kurun waktu tahun 2013-
2016 rata-rata berjumlah 2-3 orang anak. Penurunan rata-rata jumlah
anak dapat berarti menurunnya rata-rata jumlah anak yang dilahirkan
oleh seorang wanita sampai dengan akhir masa reproduksinya.
II - 132
Selama tahun 2013-2016 jumlah keluarga pra sejahtera dan sejahtera I di
Kabupaten Tulang Bawang terus mengalami penurunan, pada tahun 2013
sebanyak 81.705 keluarga, menjadi 80.902 keluarga pada tahun 2014,
kemudian menjadi 70.185 keluarga pada tahun 2015 dan pada tahun
2016 diperkirakan menjadi 69.007 keluarga. Secara rinci jumlah keluarga
pra sejahtera dan sejahtera I dijelaskan pada tabel berikut:
Tahun
No Uraian
2013 2014 20 15 2016
II - 133
menyelenggarakan program KKBPK dan pembangunan sektor terkait, dan
juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pembangunan
berwawasan kependuduk.
H. Perhubungan
Tahun
No Uraian Satuan
2013 2014 2015 2016
1. Jumlah Kendaraan Yang Uji KIR unit 1.919 2.029 2.283 2.304
II - 134
dan pemberian tanda samping selama 5 menit, dan pengesahan hasil uji
selama 5 menit. Sehingga total waktu yang dibutuhkan adalah 45 menit
untuk masing-masing kendaraan.
Tahun
No Uraian Satuan
2013 2014 2015 2016
II - 135
I. Komunikasi dan Informatika
Tabel 2.75 Jumlah Base Transceiver Station (BTS) dan Penyedia Jasa
Layanan Telekomunikasi di Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2013-2016
Tahun
No Base Transceiver Station (BTS) Satuan
2013 2014 2015 2016
1. Indosat unit 1 2 2 3
2. Telkomsel unit 3 5 7 7
3. Three unit - 1 1 1
4. XL Axiata unit 2 2 4 4
Jumlah unit 6 10 14 15
II - 136
Radio Tuba FM, dan jumlah surat kabar nasional/lokal yang beredar di
Kabupaten Tulang Bawang.
Tahun
No Uraian Satuan
2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
II - 137
J. Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
II - 138
Meningkatnya jumlah UMKM di Kabupaten Tulang Bawang ini disebabkan
pembinaan, pemberdayaan dan pengembangan UMKM berupa
penumbuhan Wirausaha baru, peningkatan kualitas produk dari Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang merupakan bagian dari
pengembangan ekonomi nasional yang berbasis kerakyatan dan
menciptakan landasan yang kokoh bagi pembangunan ekonomi secara
keseluruhan pengembangan UMKM ini juga merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Pembangunan Daerah, sektor UMKM diharapkan dapat
menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi kerakyatan karena
berbagai dampak positif yang ditimbulkannya.
K. Penanaman Modal
II - 139
pada tahun 2015 sebanyak 18.380 orang dan tahun 2016 jumlah tenaga
kerja yang terserap mencapai 18.425 orang.
Tahun
No Uraian
2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
II - 140
prestasi dalam berbagai bidang, memiliki kesehatan jasmani dan rohani,
cerdas, terampil dengan dilandasi iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa maka pembinaan bagi pemuda serta pembinaan olahraga
merupakan hal yang penting untuk dilakukan.
II - 141
Selain itu jumlah kegiatan keolahragaan di Kabupaten Tulag Bawang juga
semakin meningkat, tahun 2013 sebanyak 10 kali, meningkat menjadi 11
kali pada tahun 2014, tahun 2015 menjadi sebanyak 14 kali dan di tahun
2016 kegiatan keolahragaan menjadi sebanyak 16 kali.
Tahun
No. Uraian Satuan
2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
M. Statistik
Data statistik sudah menjadi kebutuhan publik dalam arti luas, bukan
saja untuk kepentingan pemerintah saja tetapi juga menjadi kebutuhan
para stakeholders, dunia usaha, akademisi, para pengamat serta
masyarakat pada umumnya.
II - 142
oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Sementara itu, statistik sektoral
diselenggarakan oleh instansi pemerintah sesuai dengan lingkup tugas
dan fungsinya baik secara mandiri maupun bersama dengan BPS. Dalam
penyelenggaraan kegiatan statistik, khususnya jenis statistik sektoral.
Tahun
No Uraian Satuan
2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
II - 143
ini kemudian diantisipasi dengan memproyeksikan suatu data hingga
diperoleh proyeksi data untuk acuan perencanaan pembangunan.
Upaya kedepan ditempuh melalui capaian Program Pengembangan
Data/Informasi/Statistik dengan indikator penilaian jumlah data statistik
yang tersedia dengan perbandingan jumlah data statistik yang
seharusnya tersedia diupayakan peningkatan kualitas data pembangunan
yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dengan cara
meningkatkan koordinasi dengan BPS, OPD terkait, kampung,
stakeholder lainnya dan memperkuat forum satu data pembangunan.
N. Kebudayaan
II - 144
Pada Tahun 2015 dalam acara Festival Megou Pak Tulang Bawang ke-9
Tahun 2015, sekaligus memperingati HUT ke-18 Kabupaten Tulang
Bawang dilaksanakan acara prosesi begawi adat yang merupakan salah
satu acara pesta adat Lampung atau yang dikenal dengan nama begawi
adat dengan tujuan melestarikan kesenian dan kebudayaan Lampung
khususnya yang ada di Kabupaten Tulang Bawang.
O. Perpustakaan
II - 145
tutup. Berikut ini merupakan tabel terperinci tentang jumlah
perpustakaan di Kabupaten Tulang Bawang dari tahun 2013 hingga 2016.
Tahun
No Uraian Satuan
2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Tahun
No Uraian Satuan
2013 2014 2015 2016
II - 146
Data tersebut menunjukkan bahwa setiap tahunnya terjadi kenaikan
jumlah pengunjung perpustakaan, bahkan pada tahun 2016 lonjakan
jumlah pengunjung dapat dikatakan paling menonjol dibandingkan
dengan tahun-tahun sebelumnya. Kenaikan jumlah pengunjung ini
menunjukkan minat membaca masyarakat yang semakin besar.
Tahun
No Uraian Satuan
2013 2014 2015 2016
Terdapat tren yang baik dalam penyediaan jumlah koleksi judul buku dan
jumlah buku di perpustakaan. Peningkatan jumlah koleksi judul yang
berangsur meningkat dari waktu ke waktu menandakan bahwa ada upaya
untuk merespon perkembangan. Sedangkan penambahan koleksi buku
II - 147
yaitu menambah jumlah eksemplarnya merupakan pencerminan upaya
untuk meningkatkan aksesibilitas.
P. Kearsipan
II - 148
sebanyak 10.489,00 ton meningkat menjadi sebanyak 20.098,00 ton pada
tahun 2016.
Tahun
No Uraian Satuan
2013 2014 2015 2016
Potensi Perikanan darat juga tak kalah banyaknya, seperti pada sungai,
rawa dan kolam memiliki potensi untuk pengembangan perikanan.
Komoditas perikanan yang merupakan ikan konsumsi bagi masyarakat
lokal namun memiliki nilai ekonomis adalah ikan gabus, baung, udang
galah, lele lokal, belida dan toman. Ikan-ikan tersebut juga berpotensi
untuk dibudidayakan. Sedangkan ikan konsumsi yang sudah
dibudidayakan di kolam-kolam, tambak, keramba jaring apung di sungai
antara lain ikan patin, lele, gurame, nila, mujair, bawal dan mas.
B. Pariwisata
Secara umum capaian kinerja ususan pariwisata dapat dilihat dari jumlah
kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Tulang Bawang,
selama tahun 2013-2016 terus mengalami peningkatan setiap tahunnya,
II - 149
pada tahun 2013 sebanyak 525 orang, meningkat menjadi sebanyak
19.870 orang pada tahun 2014, kemudian di tahun 2015 meningkat
menjadi 18.096 orang dan meningkat menjadi 18.138 orang pada tahun
2016. Adapun secara rinci jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten
Tulang Bawang sebagai berikut:
Tahun
No Wisatawan
2013 2014 2015 2016
2 Asing (Mancanegara) - 2 5 8
Selain itu Kabupaten Tulang Bawang memiliki sejumlah aset wisata yang
lengkap dan beragam jenis wisatanya, sampai dengan tahun 2016 jumlah
obyek wisata di Kabupaten Tulang Bawang sebanyak 7 obyek wisata yang
tersebar di wilayah Kabupaten Tulang Bawang, baik berupa wisata alam,
wisata budaya maupun wisata buatan.
C. Pertanian
II - 150
Tabel 2.86 Jumlah Produksi Komoditas Pertanian
di Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2013-2016
Tahun
No. Komoditas Satuan
2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
II - 151
derajat kesehatan hewan, serta pencapaian pemotongan ternak di RPH
dan ketersediaan daging yang ASUH.
Ternak Besar
1. Sapi 22.261 18.956 18.902 19.084 (0,14)
2. Kerbau 5.141 4.311 4.006 4.058 (0,21)
Ternak Kecil
3. Kambing 25.987 30.942 38.496 37.321 0,44
4. Domba 145 237 407 455 2,14
5. Babi 1.467 736 638 711 (0,52)
Ternak Unggas
6. Ayam Kampung 259.511 91.369 126.750 126.150 (0,51)
7. Ayam Petelur 17.547 19.200 44.300 45.300 1,58
8. Ayam Ras Pedaging 246.082 191.283 1.408.884 1.735.223 6,05
9. Bebek/Itik 18.907 38.303 56.571 40.838 1,16
Rata-Rata 1,11
Sumber : Dinas Pertanian Kab. Tulang Bawang
II - 152
Tabel 2.88 Produksi Tanaman Perkebunan Kabupaten Tulang Bawang
Tahun 2013-2016
Tahun (ton Rata-Rata
No Komoditas Pertumbuhan
2013 2014 2015 2016 (%)
Rata-Rata 0,22
II - 153
mendorong tercapainya peningkatan produktifitas dan mutu produk yang
memadai sehingga daya saing produk memenuhi permintaan pasar.
II - 154
E. Perdagangan
Tahun
No Uraian
2013 2014 2015 2016
1. Jumlah Pasar Tradisional 59 59 59 59
2. Jumlah Pedagang 4.615 4.879 5.130 5.416
3. Jumlah Kios/Los 793 885 906 1.095
II - 155
dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta
mampu memberikan kontribusi bagi peningkatan pendapatan daerah.
F. Perindustrian
Selain itu dapat dilihat pula dari perkembangan jumlah tenaga kerja
yang terserap pada bidang industri yaitu dari 1.809 orang pada tahun
2013, meningkat menjadi 2.195 orang pada tahun 2014, kemudian di
tahun 2015 sebanyak 2.112 orang dan menjadi 6.350 orang pada tahun
2016. Hal ini disebabkan adanya peningkatan teknologi yang digunakan
IKM, pemberian pembinaan dan bantuan peralatan yang tepat guna.
II - 156
Tabel 2.90 Perkembangan Jumlah Industri dan Tenaga Kerja yang terserap
Tahun 2013-2016
Tahun
No Uraian Satuan
2013 2014 2015 2016
2. Jumlah Tenaga Kerja Yang Terserap orang 1.809 2.195 2.112 6.350
G. Transmigrasi
II - 157
2.3.1.4. Urusan Pemerintahan Fungsi Penunjang
a. Administrasi Pemerintahan
Keberadaan akan adanya kepastian hukum menjadi suatu hal yang sangat
penting dalam menunjang keberhasilan pemerintahan di daerah. Dalam
rangka mewujudkan kepastian hukum tersebut, Pemerintah Kabupaten
Tulang Bawang telah melakukan berbagai upaya diantaranya adalah
dengan mengeluarkan berbagai produk hukum daerah baik yang berupa
Keputusan Kepala Daerah, Peraturan Kepala Daerah, Peraturan Daerah,
maupun Keputusan DPRD.
Tahun
No Produk Hukum
2013 2014 2015 2016
II - 158
Dalam rangka menyebar luaskan informasi tentang produk-produk hukum
daerah kepada masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya sosialisasi
produk hukum. Sedangkan dalam rangka mendokumentasikan dan
mempublikasikan produk-produk hukum daerah dan produk-produk
hukum nasional, telah dilakukan dokumentasi dan publikasi produk
hukum atau peraturan perundangan melalui kegiatan-kegiatan
penyusunan Buku Himpunan Peraturan Perundang-undangan, Himpunan
Peraturan Daerah, Himpunan Keputusan Bupati, serta Jaringan
Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDIH). Adapun terkait dengan
pengelolaan dan penyebaran informasi tentang Jaringan Dokumentasi
dan Informasi Hukum, telah dilakukan sosialisasi terhadap Jaringan
Dokumentasi dan Informasi Hukum di semua OPD di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang.
b. Pengawasan
II - 159
Tabel 2.92 Perkembangan Pelaksanaan Fungsi Pengawasan
Tahun 2013-2016
2. Pemeriksaan 10 6 15 8 4 7 11 7 9 8 6 8
Khusus / Kasus
c. Perencanaan
II - 160
pendekatan teknokratis, demokratis, partisipatif, politis, bottom up dan
top down process. Penyusunan ini bermakna bahwa perencanaan daerah
selain memenuhi kaidah penyusunan rencana yang sistematis, terpadu,
transparan dan akuntabel dan konsisten dengan rencana lain yang
relevan, kepemilikan rencana (sense of ownership) juga menjadi aspek
yang perlu diperhatikan. Keterlibatan stakeholder dan legislatif dalam
proses pengambilan keputusan perencanaan menjadi sangat penting
untuk memastikan rencana yang disusun mendapatkan dukungan optimal
bagi implementasinya.
d. Keuangan
II - 161
mendukung peningkatan PAD. Untuk itu dilakukan optimalisasi
penggunaan dan pemanfaatan aset daerah, up dating data pengadaan
dan mutasi, pengamanan aset, penghapusan dan pemindahtanganan
Barang Milik Daerah (BMD), inventarisasi BMD, dan peningkatan
manajemen aset daerah.
e. Kepegawaian
II - 162
f. Pendidikan dan Pelatihan
II - 163
Tabel 2.94 Rekapitulasi jumlah PNS yang telah mengikuti diklat
Tahun 2013-2016
Tahun
No Jenis Diklat
2013 2014 2015 2016
1. Prajabatan - 120 184 308
2. Diklat Pim IV - - 44 36
3. Diklat Pim III 11 14 12 16
4. Diklat Pim II - 2 2 4
Diklat Sekretaris Kampung/
5. - - - 40
Kelurahan
6. Diklat Teknis 16 18 12 5
7. Diklat Fungsional 40 4 2 27
TOTAL 67 158 256 436
Sumber : Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
Tabel 2.95 Jumlah PNS yang Mengikuti Tugas Belajar dan Lainnya
Tahun 2013-2016
Tahun
No Uraian
2013 2014 2015 2016
1. Ijin Belajar (IB) 99 5 20 35
2. Tugas Belajar 8 6 4 4
TOTAL 107 11 24 39
II - 164
g. Penelitian dan Pengembangan
II - 165
yang berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah dalam mencapai
tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.
Gambar 2.26
Pengeluaran Komsumsi Rumah Tangga dalam PDRB Menurut Penggunaan
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012-2016 (juta rupiah)
II - 166
Porsi pengeluaran konsumsi rumah tangga terhadap PDRB pada periode
tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 terus menunjukkan peningkatan.
Masa pemulihan ekonomi telah mendorong rumah tangga untuk
memperbaiki serta mengembalikan perilaku dan kebiasaan konsumsinya
setelah sekian lama mengalami masa-masa krisis. Melimpahnya
penawaran dan persediaan berbagai jenis barang dan jasa di pasar
domestik (termasuk yang berasal dari impor) turut menjadi pemicu
meningkatnya belanja untuk konsumsi, termasuk konsumsi rumah
tangga.
II - 167
Secara rata-rata dari tahun 2012 sampai dengan 2016, nampak pada
struktur konsumsi akhir rumah tangga Tulang Bawang, bahwa konsumsi
makanan masih lebih tinggi dibandingkan konsumsi non makanan.
Proporsi pengeluaran untuk makanan cenderung masih berada pada
kisaran yang sama. Proporsi untuk makanan pada masing-masing tahun
mencapai 33,79 % (2012); 33,18 % (2013); 31,79 % (2014); 31,59 % (2015);
dan 30,90 % (2016).
II - 168
2016. Selain itu, jumlah tenaga kerja yang terserap dalam sektor
pertanian juga besar, yaitu mencapai 48,28 persen. Keadaan ini juga
terjadi di Kabupaten Tulang Bawang
II - 169
Dalam kurun waktu empat tahun, sejak tahun 2013-2016 perkembangan
NTP Kabupaten Tulang Bawang dapat dilihat dalam gambar 2.27 Pada
tahun 2013 rata-rata NTP sebesar 101.77, kemudian naik menjadi 104.16
pada tahun 2014. Pada tahun 2015 NTP mengalami sedikit penurunan
menjadi 103.18, pada tahun 2016 meningkat menjadi sebesar 103.88.
II - 170
2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
1) Perhubungan
Tahun
No Uraian Satuan
2013 2014 2015 2016
II - 171
Jumlah panjang jalan yang cenderung tetap dan jumlah kendaraan yang
terus meningkat menyebabkan nilai rasio panjang jalan per jumlah
kendaraan dalam kurun waktu tahun 2013 hingga tahun 2016 memiliki
kecenderungan menurun namun kembali meningkat hingga tahun 2016.
Hal ini disebabkan jumlah kendaran yang bertambah setiap tahunnya
cukup besar dan tidak sebanding dengan pertambahan panjang jalan
yang ada.
2) Sarana Perekonomian
II - 172
16/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten serta memperhatikan Peraturan Daerah Nomor 1
Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung
Tahun 2009–2029.
II - 173
ketertiban masyarakat. Masalah kriminalitas merupakan salah satu
hambatan untuk peningkatan iklim investasi. Untuk itulah kondisi
kabupaten yang terkendali dari kekacauan kriminalitas akan dapat
memberikan jaminan bagi keamanan investasi perlu ditumbuh
kembangkan.
Tahun
No Indikator Satuan
2013 2014 2015 2016
3. Angka Kriminalitas per 10.000 penduduk persen 12,30 10,64 15,09 11,05
2) Jumlah Demonstrasi
II - 174
dilakukan sebagai sebuah upaya penekanan secara politis oleh
kepentingan kelompok.
Tahun
No Uraian
2013 2014 2015 2016
1. Demonstrasi Politik 1 - - -
2. Demonstrasi Ekonomi - 1 - -
3. Demonstrasi Pemogokan Kerja 1 2 1 -
Jumlah Demonstrasi 2 3 1 -
Sumber: Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah Kab. Tulang Bawang
II - 175
IMB : Izin Mendirikan Bangunan
SIUP : Surat Izin Usaha Perdagangan
TDP : Tanda Daftar Perusahaan
IUI : Izin Usaha Industri dan/atau TDI (Tanda Daftar Industri)
II - 176
SDM yang berkualitas akan meningkatkan daya saing dan perkembangan
investasi yang masuk di suatu daerah. Kualitas tenaga kerja yang rendah
mengakibatkan kesempatan kerja semakin kecil dan terbatas, karena
mayoritas perusahaan-perusahaan atau lapangan kerja lainnya lebih
memilih tenaga kerja yang berkualitas baik. Selain itu, kualitas tenaga
kerja juga ditentukan oleh kondisi internal tenaga kerja itu sendiri
seperti: motivasi kerja, keahlian/ketrampilan, pengalaman kerja, serta
sikap dan perilaku. Salah satu ukuran kualitas SDM yang terkait dengan
kualitas tenaga kerja adalah tingkat pendidikan angkatan kerja.
Angkatan kerja yang berkualitas memiliki daya saing lebih dalam mengisi
kesempatan kerja baik di dalam maupun luar negeri. Perkembangan
angkatan kerja di Kabupaten Tulang Bawang berdasarkan tingkat
pendidikan disajikan dalam tabel berikut:
Tahun
No Tingkat Pendidikan
2013 2014 2015 2016*
1. Maksimum SD 80.337 79.010 85.174 82.884
2. SMP 53.538 59.190 42.232 45.092
3. SMA/SMK 40.996 51.620 52.477 54.321
4. Perguruan Tinggi 3.358 9.605 7.799 13.761
Jumlah 178.229 199.425 189.682 196.178
II - 177
Hasil analisis gambaran umum kondisi daerah Kabupaten Tulang Bawang
terkait dengan capaian kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan
daerah sebagaimana tabel berikut ini:
Tabel 2.100
Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah Terhadap Capaian Kinerja
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Kabupaten Tulang Bawang
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/Indikator Belum
No
Kinerja Pembangunan Daerah Tercapai (<)
2013 2014 2015 2016 2017* Sesuai (=)
Melampaui
(>)
1.1.1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandiaan
1.1.1.2. PDRB Per Kapita (Rp.juta) 31,75 35,26 37,7 41,35 44,34 >
1.1.1.4. Persentase Penduduk Miskin (%) 8,04 8,66 10,25 10,20 10,15 <
1.2.1. Angka Melek Huruf (AMH) 96,51 96,52 96,55 96,59 97,07 >
1.2.2. Rata-Rata Lama Sekolah 7,07 7,1 7,11 7,12 7,16 <
1.2.7. Angka Harapan Lama Sekolah 10,76 11,11 11,15 11,55 11,61 <
1.2.8. Angka Harapan Hidup 68,64 68,94 69,14 69,34 69,69 >
1.2.9. Angka Kematian Bayi (AKB) 6,0 7,3 4,05 6,1 5,6 <
1.2.10. Angka Kematian Ibu (AKI) 200,34 53,98 79 52,36 39,00 <
1.2.11. Prevalensi Balita Gizi Buruk 0,046 0,055 0,0096 0,011 0,011 >
1.2.12. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 62,68 67,43 63,13 65,35 66,33 >
1.2.13. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 64,91 65,83 66,08 66,74 66,97 >
II - 178
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/Indikator Belum
No
Kinerja Pembangunan Daerah Tercapai (<)
2013 2014 2015 2016 2017* Sesuai (=)
Melampaui
(>)
1.3. Seni Budaya dan Olahraga
2.1.1. Pendidikan
2.1.1.1. Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD 41,22 43,62 46,43 50,16 50,21 >
2.1.1.6. Persentase Guru Bersertifikasi 56,53 64,02 73,31 75,31 75,39 <
2.1.1.7. Rasio Ketersediaan Sekolah / Penduduk Usia 56 57 57 56 56 <
Sekolah (SD/MI dan SMP/MTs)
2.1.2. Kesehatan
2.1.2.1. Rasio Posyandu per Satuan Balita 6,08 5,82 5,39 6,52 6,55 <
2.1.2.2. Rasio Puskesmas, Klinik, Pustu per Satuan Penduduk 26,09 25,73 30,50 32,17 32,33 <
2.1.2.3. Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 <
2.1.2.4. Rasio Dokter per Satuan Penduduk 0,18 0,16 0,19 0,18 0,18 <
2.1.2.5. Rasio Perawat per Satuan Penduduk 75,88 84,02 85,68 82,51 82,92 <
2.1.2.6. Rasio Bidan per Satuan Penduduk 70,85 78,36 90,33 88,71 89,15 <
2.1.2.7. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani 76,16 78,21 80,37 81,38 81,79 <
2.1.2.8. Cakupan Kampung/Kelurahan UCI 93,38 96,03 97,35 100 100 >
2.1.2.9. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100 100 100 100 100 <
2.1.2.10. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita DBD 100 100 100 100 100 <
II - 179
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/Indikator Belum
No
Kinerja Pembangunan Daerah Tercapai (<)
2013 2014 2015 2016 2017* Sesuai (=)
Melampaui
(>)
2.1.4.5. Persentase Rumah Tangga Bersanitasi 58,93 61,76 62,40 64,53 67,76 <
2.1.5.2. Jumlah patroli Satpol PP 100 100 100 100 105 <
2.1.5. Sosial
2.1.5.1. Persentase PMKS yang ditangani 5,69 7,76 8,83 10,20 10,71 >
2.2.1.1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 5,70 4,50 5,29 4,98 4,93 <
2.2.1.2. Persentase Angkatan Kerja 62,54 67,43 63,13 64,50 65,79 <
2.2.2.4 Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan 43,22 45,71 48,59 50,31 51,32 <
2.2.3. Pangan
2.2.3.1 Ketersediaan Pangan Utama (Beras) 111.660 154.215 156.424 156.424 157.206 >
2.2.3.2 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 85,00 86,00 86,20 87,30 87,74 >
II - 180
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/Indikator Belum
No
Kinerja Pembangunan Daerah Tercapai (<)
2013 2014 2015 2016 2017* Sesuai (=)
Melampaui
(>)
2.2.5.1 Cakupan Penduduk ber-KTP 63,45 79,41 80,85 81,36 82,99 <
2.2.5.2 Cakupan Bayi ber-Akte Kelahiran 91,92 92,97 93,81 94,43 96,32 <
2.2.5.3 Jumlah Kartu Keluarga yang Diterbitkan 23.187 7.829 13.371 23.041 24.193 <
2.2.5.4 Jumlah Akte Perkawinan yang Diterbitkan 47 200 184 272 286 <
2.2.7.1 Contraseptive Prevalence Rate (CPR) 68,43 71,67 71,75 72,97 73,33 <
2.2.7.2 Persentase unmet need 31,57 28,32 28,25 27,26 27,40 <
2.2.7.3 Total Fertility Rate (TFR) 2,41 2,35 2,28 2,13 2,14 <
2.2.7.4 Jumlah Keluarga Pra Sejahtera 45.870 45.077 33.532 32.876 33.040 <
2.2.7.5 Jumlah Keluarga Pra Sejahtera I 35.835 35.825 36.653 36.131 36.312 <
2.2.8. Perhubungan
2.2.8.1 Jumlah Kendaraan yang uji KIR 1.919 2.029 2.283 2.304 2.316 <
2.2.10.1 Jumlah Koperasi Aktif 148 158 159 176 179 <
2.2.10.2 Jumlah Koperasi yang melaksanakan RAT 50 56 59 66 72 <
2.2.11.2 Jumlah Tenaga Kerja terserap 9.756 14.957 18.380 18.425 19.023 <
2.2.11.3 Jumlah Nilai Investasi 22.902.457.424 2.276.163.107.468 3.320.600.843.664 21.459.069.550.122 21.888.250.941.124 <
II - 181
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/Indikator Belum
No
Kinerja Pembangunan Daerah Tercapai (<)
2013 2014 2015 2016 2017* Sesuai (=)
Melampaui
(>)
2.2.13. Statistik
2.2.13.1 Buku "Kabupaten Dalam Angka" ada ada ada ada ada =
2.2.14. Kebudayaan
2.2.15. Perpustakaan
2.2.15.2 Jumlah Kunjungan ke Perpustakaan 722 1.081 1.270 1.460 1.492 <
2.2.15.3 Jumlah Koleksi Judul Buku 4.930 5.430 6.430 6.930 7.013 <
2.2.15.4 Jumlah Buku yang Tersedia 14.264 15.764 18.764 20.264 22.367 <
2.3.1.1 Produksi Perikanan Laut 10.489,00 11.520,00 14.694,30 20.098,00 20.499,96 >
2.3.1.2 Produksi Perikanan Darat 24.654,23 25.067,59 26.903,10 28.383,80 28.951,48 >
2.3.2. Pariwisata
2.3.2.1 Jumlah Wisatawan Domestik (Nasional) 525 19.870 18.096 18.138 18.501 <
2.3.3. Pertanian
II - 182
Capaian Kinerja Interpretasi
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/Indikator Belum
No
Kinerja Pembangunan Daerah Tercapai (<)
2013 2014 2015 2016 2017* Sesuai (=)
Melampaui
(>)
2.3.4. Perdagangan
2.3.5. Perindustrian
2.3.5.2 Jumlah Tenaga Kerja yang Terserap 1.809 2.195 2.112 6.350 6.668 <
3.1.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (RT) 7.586.375 8.320.300 9.145.419 10.129.535 11.142.489 >
3.1.2 Pengeluaran Konsumsi Makanan 4.400.530 4.750.070 5.116.018 5.559.987 5.837.986 >
3.1.3 Pengeluaran Konsumsi Non Makanan 3.185.844 3.570.230 4.029.401 4.569.548 4.798.025 >
3.1.4 Nilai Tukar Petani (NTP) 101,77 104,16 103,18 103,88 104,19 >
3.2.1 Rasio Panjang Jalan dengan Jumlah Kendaraan 0,0036 0,00308 0,0021 0,00215 0,00204 <
3.2.3 Jumlah Rumah Makan 126 117 121 133 140 <
3.3.1 Angka Kriminalitas per 10.000 penduduk 12,30 10,64 15,09 11,05 10,50 <
3.3.4 Penduduk Usia Kerja Menurut Pendidikan 178.229 199.425 189.682 196.178 197.159 <
II - 183
BAB III
GAMBARAN KEUANGAN DAERAH
A
nalisis pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya
dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran tentang
kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam
mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah.
Mengingat bahwa pengelolaan keuangan daerah diwujudkan dalam suatu
APBD maka analisis pengelolaan keuangan daerah dilakukan terhadap
APBD dan laporan keuangan daerah pada umumnya. Untuk kebutuhan
itu, dibutuhkan realisasi kinerja keuangan daerah sekurang-kurangnya
5 (lima) tahun sebelumnya.
III - 1
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 244);
III - 2
Pemerintah Daerah Kabupaten Tulang Bawang, perlu dicermati kondisi
kinerja keuangannya, baik kinerja keuangan masa lalu maupun kebijakan
yang melandasi pengelolaannya. Berdasarkan hal tersebut dapat
diproyeksikan pendapatan, belanja, dan pembiayaan sebagai kerangka
pendanaan di masa yang akan datang.
III - 3
menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan pembangunan baik dari
aspek fisik maupun non fisik.
III - 4
Tabel 3.1 Rata-Rata Pertumbuhan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2012-2017
RATA-RATA
No URAIAN TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 PERTUMBUHAN
(%)
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
III - 5
Tabel 3.2. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2012-2017
RASIO
NO TAHUN TARGET (Rp) REALISASI (Rp) EFEKTIVITAS
(%)
Rata-rata 91.00
III - 6
efektif dalam melakukan penggalian sumber-sumber pendapatan daerah,
namun belum optimal. Oleh karena itu kedepan upaya penggalian PAD
harus lebih ditingkatkan, karena sumber-sumber potensi pendapatan
daerah masih cukup banyak yang dapat digali dan dikembangkan sebagai
sumber pendanaan bagi pembangunan daerah.
Rata-rata 74,92
III - 7
Mencermati struktur hubungan pemerintah pusat dan daerah dapat
diketahui dengan menggunakan indikator Derajat Desentralisasi Fiskal
(DDF). Derajat desentralisasi fiskal dapat digunakan sebagai indikator
kemandirian suatu daerah dalam pembiayaan pembangunan. Pelaksanaan
desentralisasi dalam perencanaan dan pembangunan di daerah terutama
dalam hubungannya dengan tingkat kemandirian suatu daerah akan
membawa konsekuensi terhadap posisi kewenangan dan tanggung jawab
pengelolaan dan pembiayaan penyelenggaraaan pembangunan di daerah.
Karena itu untuk menilai kemampuan suatu daerah dalam melaksanakan
otonominya terutama dalam hal keuangan daerah, dapat digunakan
derajat desentralisasi fiskal sebagai ukuran. Derajat desentralisasi fiskal
diukur dengan membandingkan rasio PAD terhadap total penerimaan
daerah, rasio sumbangan/bantuan pusat terhadap total penerimaan
daerah, dan rasio bagi hasil pajak dan bukan pajak terhadap total
penerimaan daerah.
RASIO
NO TAHUN TARGET (Rp) REALISASI (Rp) EFEKTIVITAS
(%)
1 2012 4,550,200,000.00 5,724,320,171.00 125.80
Rata-rata 86.39
III - 8
Pajak daerah Kabupaten Tulang Bawang bersumber dari Pajak hotel,
pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak mineral
bukan logam dan batuan, pajak parkir, pajak air tanah, pajak sarang
burung walet, pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan
(PBB-P2), bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB).
Rata-rata 97.62
III - 9
Tabel 3.6 Target dan Realisasi Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan Tahun 2012-2017
RASIO
NO TAHUN TARGET (Rp) REALISASI (Rp) EFEKTIVITAS
(%)
2 2013 3,500,000,000.00 - -
Rata-rata 84.51
Tabel 3.7 Target dan Realisasi Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
Tahun 2012-2017
Rata-rata 101.87
III - 10
Tabel 3.8 Rincian Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun 2012-2017
1 Pajak Daerah 4,550,200,000.00 5,724,320,171.00 125.80 5,554,200,000.00 6,499,367,932.00 117.02 12,922,940,000.00 13,175,797,961.00 101.96
2 Retribusi Daerah 13,427,371,288.00 10,064,189,301.00 74.95 28,382,400,000.00 19,804,395,999.00 69.78 2,489,075,999.00 2,915,095,518.00 117.12
Pengelolaan Kekayaan
3 8,175,000,000.00 2,687,787,729.00 32.88 3,500,000,000.00 - - 3,500,000,000.00 3,520,417,055.97 100.58
Daerah yang Dipisahkan
Jumlah Pendapatan Asli Daerah 30,702,571,288.00 23,152,050,644.45 75.41 41,011,600,000.00 35,020,905,004.43 85.39 27,459,724,804.00 24,444,892,153.16 89.02
2 Retribusi Daerah 2,517,327,400.00 4,967,170,100.00 197.32 3,431,450,000.00 2,301,230,460.50 67.06 2,736,985,000.00 1,628,987,025.00 58.52
Pengelolaan Kekayaan
3 3,500,000,000.00 3,553,189,114.12 101.52 3,500,000,000.00 3,612,546,642.96 103.22 3,612,546,650.00 3,047,289,317.24
Daerah yang Dipisahkan 84.35
Jumlah Pendapatan Asli Darah 41,437,926,544.00 34,088,549,868.37 82.26 48,000,000,000.00 26,416,719,389.70 55.03 55,805,847,117.00 34,823,905,372.84 62.40
III - 11
b. Dana Perimbangan
Rasio
TARGET REALISASI
NO TAHUN Efektivitas
(Rp) (Rp)
(%)
Rata-rata 95.45
Dana Bagi Hasil (DBH) adalah dana yang bersumber dari pendapatan
tertentu APBN yang dialokasikan kepada Daerah penghasil berdasarkan
angka persentase tertentu dengan tujuan mengurangi ketimpangan
kemampuan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Target dan
realisasi dana bagi hasil Kabupaten Tulang Bawang dari tahun 2012-2017
adalah sebagai berikut:
III - 12
Tabel 3.10 Target dan Realisasi Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
Tahun 2012-2017
Rasio
TARGET REALISASI
NO TAHUN Efektivitas
(Rp) (Rp)
(%)
Rata-rata 74.46
Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang bersumber dari pendapatan
APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan
keuangan antar Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka
pelaksanaan Desentralisasi. Target dan realisasi dana alokasi umum yang
diperoleh Kabupaten Tulang Bawang dari tahun 2012-2017 sebagai
berikut:
Tabel 3.11 Target dan Realisasi Dana Alokasi Umum Tahun 2012-2017
Rasio
TARGET REALISASI
NO TAHUN Efektivitas
(Rp) (Rp)
(%)
Rata-rata 99.59
III - 13
Dana Alokasi Khusus yang selanjutnya disingkat DAK adalah dana yang
bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah
tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang
merupakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
Target dan realisasi dana alokasi khusus Kabupaten Tulang Bawang dari
tahun 2012-2017 sebagai berikut:
Tabel 3.12 Target dan Realisasi Dana Alokasi Khusus Tahun 2012-2017
Rata-rata 94.95
III - 14
Tabel 3.13 Rincian Target dan Realisasi Dana Perimbangan Tahun 2012-2017
2 Dana Alokasi Umum 412,608,587,000.00 412,608,587,000.00 100.00 482,230,950,000.00 482,230,950,000.00 100.00 533,313,684,000.00 533,313,684,000.00 100.00
3 Dana Alokasi Khusus 66,123,880,000.00 66,123,880,000.00 100.00 53,295,680,000.00 53,295,680,000.00 100.00 59,728,060,000.00 59,728,060,000.00 100.00
Jumlah Dana Perimbangan 532,277,983,724.00 543,876,087,761.00 102.18 608,647,286,148.00 593,814,060,846.00 97.56 687,688,869,138.00 648,985,213,794.00 94.37
1 Bagi Hasil Pajak/ Bagi 77,101,766,000.00 40,529,008,668.00 52.57 98,240,440,000.00 34,296,712,645.00 34.91 36,698,640,000.00
36,259,526,195.00 98.80
Hasil Bukan Pajak
2 Dana Alokasi Umum 548,942,825,000.00 548,942,825,000.00 100.00 614,655,240,000.00 614,655,240,000.00 100.00 614,655,240,000.00 599,655,961,000.00 97.56
3 Dana Alokasi Khusus 160,149,520,000.00 160,149,520,000.00 100.00 290,619,561,000.00 212,694,631,354.00 73.19 196,332,183,000.00 189,492,163,584.00 96.52
Jumlah Dana Perimbangan 786,194,111,000.00 749,621,353,668.00 95.35 1,003,515,241,000.00 861,646,583,999.00 85.86 847,686,063,000.00 825,407,650,779.00 95.45
III - 15
c. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Dari tahun 2012-2017, total Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah yang
diperoleh Kabupaten Tulang Bawang sebagaimana tabel berikut:
Tabel 3.14 Target dan Realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Tahun 2012-2017
RASIO
TARGET REALISASI
NO TAHUN EFEKTIVITAS
(Rp) (Rp)
(%)
Rata-rata 76.75
III - 16
pengelolaan sumber-sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh daerah
secara efisien dan efektif. Neraca Daerah adalah neraca yang disusun
berdasarkan standar akuntansi pemerintah secara bertahap sesuai
dengan kondisi masing-masing pemerintah.
Tabel 3.15
Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kabupaten Tulang Bawang
Rata-rata Pertumbuhan
URAIAN
(%)
ASET
ASET LANCAR 2.51
14.50
Kas di Kas Daerah
59.15
Kas di Bendahara Penerimaan
Kas di Bendahara Pengeluaran -42.30
Kas di Badan Layanan Umum Daerah -3.96
-18.70
Kas di Bendahara Kapitasi JKN
Kas di Bendahara BOS -27.36
Setara Kas
Investasi Jangka Pendek
Piutang Pendapatan 66.16
Piutang Lainnya 41.58
Penyisihan Piutang -7.23
Beban Dibayar Dimuka -26.00
Persediaan 2.59
III - 17
Rata-rata Pertumbuhan
URAIAN
(%)
INVESTASI JANGKA PANJANG 2.74
Investasi Jangka Panjang Non Permanen
Investasi Jangka Panjang kepada Entitas Lainnya
Investasi dalam Obligasi
Investasi dalam Proyek Pembangunan
Dana Bergulir
Deposito Jangka Panjang
Investasi Non Permanen Lainnya
Investasi Jangka Panjang Permanen
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 2.74
Investasi Permanen Lainnya
ASET TETAP 13.36
Tanah 6.94
Peralatan dan Mesin 15.50
Gedung dan Bangunan 8.73
Jalan, Irigasi, dan Jaringan 20.11
Aset Tetap Lainnya -17.63
Konstruksi Dalam Pengerjaan -36.92
Akumulasi Penyusutan 3.10
DANA CADANGAN
Dana Cadangan
ASET LAINNYA 55.12
Tagihan Jangka Panjang
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Aset Tidak Berwujud
Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah 49.48
Aset Lain-lain 69.64
JUMLAH ASET 15.39
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 15.06
Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) -61.79
Utang Bunga
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
Pendapatan Diterima Dimuka 3.19
Utang Beban 465.78
Utang Jangka Pendek Lainnya 32.33
III - 18
lancar, namun memerlukan tahap untuk menjadi kas. Apalagi persediaan
di pemerintah daerah bukan merupakan barang dagangan, sehingga
sebagai faktor pengurang dalam aset lancar. Kondisi tersebut bisa
dicermati pada tabel berikut ini:
1 Rasio Likuiditas
2 Rasio Solvabiltas
III - 19
debt to equity ratio). Rasio total hutang terhadap total aset, mengukur
kemampuan pemerintah daerah dalam menjamin hutangnya dengan
aktiva/aset yang dimilikinya, rumusnya total hutang dibagi total aset.
Sedangkan rasio hutang terhadap ekuitas mengukur seberapa jauh aset
pemerintah daerah dibelanjai pihak kreditur dan modal sendiri (ekuitas),
rumusnya total hutang dibagi total ekuitas. Semakin kecil rasio ini
berarti semakin kecil dana yang diambil dari luar dan sebaliknya.
Dari tabel diatas, rasio total hutang terhadap total aset Pemerintah
daerah Kabupaten Tulang Bawang tahun 2015-2016 adalah sebesar 4,85 %
dan 5,26 %. Pada tahun 2015 rasio total hutang terhadap total aset
Pemerintah Daerah Kabupaten Tulang Bawang sebesar 4,85 % artinya
sebesar Rp 0,0485 dari setiap Rp 1,00 total aktiva merupakan pendanaan
dari hutang, atau aktiva Pemerintah Daerah Kabupaten Tulang Bawang
yang didanai oleh hutang hanya sebesar 0,0485 %, sisanya dari modal
sendiri (ekuitas). Sedangkan rasio hutang terhadap modal tahun 2015-
2016 adalah sebesar 5,09 % dan 5,55%.
III - 20
Umum APBD termasuk dalam kategori perencanaan kebijakan anggaran
selama kurun waktu satu tahun anggaran yang menjadi acuan dalam
perencanaan operasional anggaran. Tingkat pencapaian atau kinerja
pelayanan yang direncanakan dalam satu tahun anggaran pada dasarnya
merupakan tahapan dan perkembangan dari kinerja pelayanan yang
diharapkan pada rencana jangka menengah dan rencana jangka panjang.
III - 21
Kebijakan pengelolaan keuangan daerah, secara garis besar akan
tercermin pada kebijakan pendapatan, pembelanjaan serta pembiayaan
APBD. Pengelolaan Keuangan daerah yang baik menghasilkan
keseimbangan antara optimalisasi pendapatan daerah, efisiensi dan
efektivitas belanja daerah serta ketepatan dalam memanfaatkan potensi
pembiayaan daerah.
III - 22
Pengelolaan pendapatan daerah diarahkan pada peningkatan penerimaan
daerah melalui: (1) Optimalisasi pendapatan daerah sesuai peraturan
yang berlaku dan kondisi daerah; (2) Peningkatan kemampuan dan
keterampilan SDM Pengelola Pendapatan Daerah; (3) Peningkatan
intensitas hubungan perimbangan keuangan pusat dan daerah secara adil
dan proporsional berdasarkan potensi dan pemerataan; dan (4)
Peningkatan kesadaran masyarakat untuk memenuhi kewajibannya dalam
hal pembayaran pajak dan retribusi daerah. Untuk itu digariskan
sejumlah kebijakan yang terkait dengan pengelolaan pendapatan daerah,
yaitu:
III - 23
8. Meningkatkan kinerja pelayanan masyarakat melalui penataan
organisasi dan tata kerja, pengembangan sumber daya pegawai yang
profesional dan bermoral, serta pengembangan sarana dan fasilitas
pelayanan prima dan melaksanakan terobosan untuk peningkatan
pelayanan masyarakat.
III - 24
surplus tersebut akan dialokasikan dalam pembiayaan pengeluaran pada
pos-pos pembiayaan yang diperkenankan oleh peraturan.
III - 25
Tabel 3.17 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2014-2017 (Juta Rupiah)
Dari data tersebut di atas menunjukan, bahwa selama kurun waktu tiga
tahun terakhir yaitu sejak tahun 2014 sampai dengan tahun 2016, total
belanja daerah dalam rangka pemenuhan kebutuhan aparatur tiap
tahunnya mengalami kenaikan walaupun secara persentase mengalami
penurunan. Jika pada 2014 persentase total belanja untuk pemenuhan
kebutuhan adalah sebesar 47.25 %, pada tahun 2016 mengalami
penurunan hingga menjadi 39.14%, dan menjadi 37.00 % dari total APBD
pada tahun 2016. Sedangkan pada tahun 2017 belanja pemenuhan
kebutuhan aparatur menurun, walaupun secara persentase meningkat
menjadi 38.53 %. Dari gambaran kenaikan dan penurunan proporsi total
belanja pegawai terhadap total APBD selama 4 (empat) tahun di atas,
besaran persentase porsi belanja tidak langsung dan belanja langsung
yang berkaitan dengan upaya untuk memberikan pelayanan yang prima
kepada masyarakat di berbagai bidang proporsinya terus meningkat, dan
dalam 5 (lima) tahun kedepan harus terus ditingkatkan seiring dengan
meningkatnya pendapatan daerah dari berbagai sumber.
III - 26
memberikan manfaat yang maksimal bagi kegiatan pemerintahan dan
pelayanan publik.
Pada dasarnya alokasi belanja tahunan daerah tercermin pada APBD yang
merupakan kerangka kebijakan publik yang memuat hak dan kewajiban
pemerintah daerah dan masyarakat, maka sudah semestinya
penganggaran mengacu pada norma dan prinsip anggaran yaitu:
III - 27
diikuti secara tertib dan taat asas. Selain itu dalam rangka disiplin
anggaran, penyusunan anggaran baik pendapatan maupun belanja
juga harus mengacu pada aturan atau pedoman yang melandasinya
apakah itu Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan
Menteri, Peraturan Daerah atau Keputusan Kepala Daerah. Beberapa
prinsip dalam disiplin anggaran yang perlu diperhatikan antara lain :
III - 28
melakukan diskriminatif tarif secara rasional untuk menghilangkan
rasa ketidakadilan. Selain itu dalam aspek belanja , pemerintah
daerah harus mengalokasikan belanja daerah secara adil dan merata
agar relatif dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa
diskriminasi, khususnya dalam pemberian pelayanan umum.
TARGET REALISASI
NO TAHUN %
(Rp) (Rp)
III - 29
Alokasi belanja tidak langsung dipergunakan untuk belanja pegawai,
subsidi, hibah, bantuan sosial, bagi hasil, bantuan keuangan dan
belanja tak terduga. Sedangkan belanja langsung merupakan belanja
yang dianggarkan terkait langsung dengan pelaksanaan program
kegiatan sesuai dengan bidang urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Kabupaten. Rincian Target dan realiisasi Belanja Daerah
Kabupaten Tulang Bawang pada tahun 2012-2017 sebagai berikut:
REALISASI
TAHUN BELANJA DAERAH TARGET (Rp)
Rp. %
III - 30
3.2.2. Analisis Pembiayaan
Dikurangi realisasi:
Untuk menutup defisit riil anggaran pada kurun tahun yang sama, dapat
digambarkan komposisinya pada tabel berikut ini:
III - 31
Tabel 3.21 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran
Pemerintah Daerah Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2014-2017 (%)
1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun (162.07) (191.08) 150.58 250.58
Anggaran sebelumnya
2 Pencairan Dana Cadangan - - - -
1 Jumlah SiLPA 31,596.26 100.00 (14,247.20) 100.00 (23,708.86) 100.00 39,671.37 100.00
2
Pelampauan penerimaan
- - - -
PAD
3 Pelampauan penerimaan - - - -
dana perimbangan
4 Pelampauan penerimaan
lain-lain pendapatan - - - -
daerah yang sah
5 Sisa Penghematan
100.0
Belanja atau Akibat 31,596.26 100.00 (14,24.,20) (23,708.86) 100.00 39,671,37 100.00
0
Lainnya
III - 32
Tabel 3.23 Target dan Realisasi Penerimaan Pembiayaan
Tahun 2012-2017
TARGET REALISASI
NO TAHUN
(Rp) (Rp)
TARGET REALISASI
NO TAHUN
(Rp) (Rp)
6. 2017* 2,500,000,000.00 -
III - 33
Tabel 3.25 Rincian Target dan Realisasi Pembiayaan Tahun 2012-2017
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2015
No URAIAN
TARGET (Rp) REALISASI (Rp) TARGET (Rp) REALISASI (Rp) TARGET (Rp) REALISASI (Rp)
III - 34
3.3. Kerangka Pendanaan
III - 35
Daerah dalam upaya mencapai visi dan misi Kepala Daerah serta target
pembangunan nasional. Kerangka pendanaan ini bertujuan untuk
mengetahui kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk
pendanaan program pembangunan jangka menengah Pemerintah Daerah
kabupaten Tulang Bawang selama 5 (lima) tahun ke depan mulai tahun
2017 sampai dengan tahun 2022. Kapasitas riil keuangan daerah yang
dimaksud merupakan penerimaan/pendapatan daerah setelah dikurangi
dengan berbagai pos atau belanja dan pengeluaran pembiayaan yang
wajib dan mengikat, serta prioritas utama lainnya.
III - 36
Untuk tujuan tersebut maka perlu dilakukan perhitungan terlebih dahulu
terhadap kemampuan anggaran dari Pemerintah Kabupaten Tulang
Bawang untuk 5 (lima) tahun kedepan. Salah satu metode sederhana
untuk memperkirakan kemampuan anggaran tersebut adalah fungsi
forecast, yaitu menggunakan regresi linear untuk memperkirakan sebuah
nilai berdasarkan hubungan 2 (dua) kumpulan data, ditambah asumsi-
asumsi yang diperkirakan akan terjadi.
III - 37
c. Sesuai peraturan perundang-undangan, pemerintah daerah dapat
menganggarkan defisit.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Pasal 11,
pagu indikatif adalah jumlah dana yang tersedia untuk mendanai
program dan kegiatan tahunan yang penghitungannya berdasarkan
standar satuan harga yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Cara membuat proyeksi untuk belanja daerah
sama dengan cara seperti yang digunakan untuk proyeksi pendapatan.
III - 38
a. Kebutuhan belanja pegawai selalu meningkat setiap tahun sebagai
akibat dari kenaikan gaji, tunjangan sertifikasi, dan tunjangan
perbaikan penghasilan bagi pegawai;
III - 39
Tabel 3.26 Proyeksi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2017-2022
No URAIAN TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 TAHUN 2022 TAHUN 2023
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
III - 40
No URAIAN TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 TAHUN 2022 TAHUN 2023
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
III - 41
Rumusan kebijakan pembiayaan daerah di Kabupaten Tulang Bawang
diarahkan untuk:
III - 42
Tabel 3.27 Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Tulang Bawang
Tahun 2017-2022
No URAIAN TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 TAHUN 2022 TAHUN 2023
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
I Penerimaan Pembiayaan 15,000,000,000.00 16,050,000,000.00 17,173,500,000.00 18,375,645,000.00 19,661,940,150.00 21,038,275,960.50
Perkiraan SiLPA 15,000,000,000.00 16,050,000,000.00 17,173,500,000.00 18,375,645,000.00 19,661,940,150.00 21,038,275,960.50
Penerimaan Piutang
III - 43
2. Penerimaan dari pendapatan hasil pengelolaan aset daerah yang
dipisahkan dialokasikan kembali untuk upaya-upaya peningkatan
kapasitas dimana dana penyertaan dialokasikan sehingga
menghasilkan tingkat pengembalian investasi terbaik bagi kas
daerah.
Tabel 3.28
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai
Pembangunan Daerah Kabupaten Tulang Bawang
PROYEKSI
No URAIAN TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 TAHUN 2022 TAHUN 2023
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
3 Sisa Lebih Riil Perhitungan Angggaran 15,000,000,000.00 16,050,000,000.00 16,050,000,000.00 18,375,645,000.00 19,661,940,150.00 21,038,275,960.50
Dikurangi:
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan 622,674,745,897.00 623,120,903,877.47 642,555,317,390.88 655,150,968,913.91 668,398,529,485.11 680,213,841,229.91
1. Proyeksi Tahun 2018 sebesar Rp. 622,67 Milyar atau sebesar 47,11%
dari total penerimaan.
III - 44
2. Proyeksi Tahun 2019 sebesar Rp. 623,12 Milyar atau sebesar 45,56%
dari total penerimaan.
3. Proyeksi Tahun 2020 sebesar Rp. 642,56 Milyar atau sebesar 44,90%
dari total penerimaan.
4. Proyeksi Tahun 2021 sebesar Rp. 655,15 Milyar atau sebesar 44,04%
dari total penerimaan.
5. Proyeksi Tahun 2023 sebesar Rp. 668,39 Milyar atau sebesar 43,18%
dari total penerimaan.
6. Proyeksi Tahun 2023 sebesar Rp. 680,21 Milyar atau sebesar 42,24%
dari total penerimaan.
Tabel 3.29
Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2017-2022
PROYEKSI
No URAIAN
TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 TAHUN 2022 TAHUN 2023
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Kapasitas Riil
1 Kemampuan 622,174,745,897.00 623,120,903,877.47 642,555,317,390.88 655,150,968,913.91 668,398,529,485.11 680,213,841,229.91
Keuangan
III - 45
daerah pada tahun rencana. Selain itu berkaitan langsung dengan
kepentingan publik, bersifat monumental, berskala besar, dan
memiliki kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi, memberikan
dampak luas pada masyarakat dengan daya ungkit yang tinggi pada
capaian visi/misi daerah.
III - 46
BAB IV
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH
P
ermasalahan dan isu-isu strategis daerah merupakan salah
satu bagian terpenting dokumen RPJMD, karena menjadi
dasar utama visi dan misi pembangunan jangka menengah.
Oleh karena itu, penyajian analisis ini harus dapat
menjelaskan butir-butir penting isu-isu strategis yang akan menentukan
kinerja pembangunan dalam 5 (lima) tahun mendatang.
IV - 1
terwujud. Tantangan dan ancaman sebagai permasalahan dalam
pelaksanaan pembangunan daerah pada umunya timbul dari kekuatan
yang belum didayagunakan secara optimal, kelemahan yang tidak
diatasi, peluang yang tidak dimanfaatkan, dan ancaman yang tidak
diantisipasi.
4.1.1. Pendidikan
IV - 2
Masih adanya masyarakat usia produktif yang belum melek huruf
(Gambar 2.16);
Masih adanya angka putus sekolah untuk SD/MI dan SMP/MTs, pada
tahun 2016 angka putus sekolah jenjang pendidikan SD/MI sebesar
0,27 %, dan jenjang pendidikan SMP/MTs sebesar 0,87 %.
IV - 3
dari sisi motivasi tenaga pendidik yang memasuki/menjelang purna
tugas, pada kondisi itu untuk meningkatkan kapasitasnya sangatlah sulit.
Di sisi yang lain, selaras dengan kebijakan nasional, bahwa sertifikasi
profesi dilakukan bertahap, tidak secara bersama atau dengan kuota
tertentu, sehingga ada jeda juga ada jarak waktu yang membuat seluruh
pendidik mengantri melakukan sertifikasi profesinya. Adanya moratorium
PNS, berdampak pada belum adanya rekruitmen guru baru yang sesuai
standar kompetensi.
4.1.2. Kesehatan
Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013
sebesar 200,34 per 100.000 KH, yang menunjukkan masih menunjukkan
tingginya kasus kematian pada ibu melahirkan di Kabupaten Tulang
Bawang. Angka Kematian Ibu di tahun 2014 turun menjadi sebesar 53,98
per 100.000 KH capaian ini sudah sangat baik jika dibandingkan tahun
sebelumnya (2013), meskipun demikian Angka Kematian Ibu (AKI) per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 kembali meningkat menjadi
sebesar 79,00 dan kembali turun menjadi 52,36 pada tahun 2016 dan
pada tahun 2017 kembali turun menjadi sebesar 39,00 (Gambar 2.21).
Pada dasarnya penurunan AKI Kabupaten Tulang Bawang berhasil
tercapai, pemerintah telah mengupayakan berbagai program untuk
menekan angka kematian ibu tersebut.
IV - 4
Banyak program kesehatan yang dicanangkan untuk meningkatkan
kualitas kesehatan ibu dan anak, namun berdasarkan data masih
terdapat kasus gizi buruk. Peran gizi di masa pertumbuhan sangatlah
penting. Anak yang tidak mendapat asupan gizi yang tepat dan cukup
akan menjadikan dirinya rentan terhadap penyakit. Pihak Dinas
Kesehatan berharap, tidak hanya mencapai target namun sebisa mungkin
kasus gizi buruk bisa ditekan hingga 0 %. Meskipun demikian angka
prevalensi balita gizi buruk masih ada di Kabupaten Tulang Bawang,
ahkan dari tahun 2013-2016 angka ini cenderung turun (0,046 % menjadi
0,014 %). Faktor-faktor yang menyebabkan gizi buruk pada balita antara
lain kualitas kehamilan yang buruk, kehamilan risiko tinggi dan Berat
Bayi Lahir Rendah (BBLR). Balita yang mengalami gizi buruk tidak hanya
terjadi di keluarga yang kurang mampu secara ekonomi, tetapi juga
terjadi pada keluarga tergolong mampu. Hal ini dimungkinkan karena
pola makan kurang tepat yang disebabkan salah satunya karena pola
asuh telah beralih ke orang lain, sehingga orang tua kurang
memperhatikan. Gizi buruk pada balita juga dapat disebabkan adanya
penyakit penyerta misalnya jantung. Kesadaran masyarakat untuk
imunisasi saat ini juga mengalami penurunan, karena adanya isu
berkaitan agama dan kekhawatiran terkena efek samping dari vaksin,
sehingga anak lebih rentan terkena penyakit dan berat badan rendah,
bahkan kematian.
IV - 5
Kualitas transportasi jalan masih terbatas hal ini ditunjukkan dengan
persentase jalan kabupaten kondisi mantap yang cenderung mengalami
penurunan dari 56,17 % pada tahun 2013 menjadi 33,86 % pada tahun
2016 (tabel 2.41). Kondisi jalan kabupaten dalam kondisi mantap pada
tahun 2016 sebesar 37,21 % diharapkan akan meningkat menjadi 60 %
pada tahun 2023.
IV - 6
bersanitasi di Kabupaten Tulang Bawang sebesar 64,53 % dari sebanyak
123.483 rumah tangga (tabel 2.46), artinya masih sebanyak 35,47 %
rumah tangga yang belum memiliki sanitasi layak.
Sampai dengan Tahun 2016 rumah tangga yang menjadi pelanggan PLN
di Kabupaten Tulang Bawang hanya mencapai 66,63 % dari total 151
kampung/kelurahan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang (tabel 2.45).
Hal ini menandakan bahwa Kabupaten Tulang Bawang masih defisit
Listrik. Penyebab rendahnya elektrifikasi ratio diantaranya adalah belum
adanya jaringan PLN di seluruh kampung/kelurahan di Kabupaten Tulang
Bawang, kurangnya daya listrik di Kabupaten Tulang Bawang dan
Lampung pada umumnya.
IV - 7
4.1.4. Penataan Ruang
IV - 8
ruang menimbulkan permasalahan dalam proses penyelesaian menjadi
lama.
Persoalan ketentraman dan ketertiban pada saat ini maupun pada waktu
yang akan datang akan tetap menjadi permasalahan krusial bagi
Kabupaten Tulang Bawang. Hal ini sejalan dengan dinamika yang
berkembang bersamaan dengan transformasi masyarakat menuju
masyarakat yang demokratis. Kondisi yang tentram dan tertib menjadi
salah satu prasyarat utama bagi kelangsungan pembangunan. Dari sisi
ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat terdapat
permasalahan yakni belum optimalnya penegakan perda, hal ini dapat
dilihat pada Tabel (2.48), dari tabel tersebut terdapat kenaikan jumlah
pelanggaran dari tahun ke tahun, namun belum diimbangi dengan
peningkatan sarana prasarana maupun SDM yang ada. Selain itu, angka
kriminalitas di Kabupaten Tulang Bawang pada tahun 2016 masih
mencapai 11,05 (tabel 2.93). Kejadian kriminalitas dapat disebabkan
oleh faktor ekonomi, faktor lingkungan pergaulan dan belum baiknya
disiplin masyarakat dalam mematuhi hukum/peraturan perundang-
undangan serta dengan adanya dampak negatif arus globalisasi yang
IV - 9
tidak terbendung, menimbulkan adanya gangguan keamanan dan
ketertiban serta pelanggaran dan tindakan kekerasan dalam masyarakat.
Untuk itu diperlukan upaya peningkatan koordinasi lintas sektoral untuk
melakukan deteksi dini terjadinya konflik serta peran aktif masyarakat.
Sehingga kekhawatiran timbulnya dampak meningkatnya kerawanan dan
gangguan ketertiban umum dapat diantisipasi dengan merencanakan
program dan kegiatan yang terintegrasi antara pemerintah daerah,
instansi vertikal dan masyarakat.
IV - 10
tahun 2013 sebesar 5,70 %, namun kembali naik pada tahun 2015
menjadi sebesar 5,29 dan pada tahun 2016 turun menjadi 4,98 %
(Gambar 2.24).
IV - 11
4.1.9. Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
IV - 12
Belum optimalnya pelaksanaan program Keluarga Berencana, dilihat
dari masih rendahnya persentase Contraseptive Prevalence Rate
(CPR) pada tahun 2016 sebesar 72,97 % (tabel 2.64);
IV - 13
4.1.13. Produksi Perikanan
4.1.14. Pariwisata
IV - 14
dukungan potensi pariwisata di Kabupaten Tulang Bawang, kunjungan
wisatawan mengalami fluktuasi pada tahun 2014 jumlah kunjungan
wisatawan meningkat sebanyak 19.827 orang dari sebelumnya yang
hanya sebanyak 525 orang tahun 2013, pada tahun 2015 turun menjadi
sebanyak 18.101 orang dan tahun 2016 kembali meningkat menjadi
sebanyak 18.146 orang (tabel 2.81). Hal tersebut perlu mendapatkan
perhatian pemerintah daerah untuk terus mengupayakan pengembangan
kawasan pariwisata di Kabupaten Tulang Bawang baik sarana prasarana
wisata maupun kapasitas pelaku pariwisata.
4.1.15. Pertanian
IV - 15
Sektor peternakan merupakan salah satu sektor unggulan di Kabupaten
Tulang Bawang setelah pertanian hal ini dapat dilihat dengan banyaknya
populasi ternak baik ternak besar, ternak kecil maupun ternak unggas
yang ada di Kabupaten Tulang Bawang. Populasi ternak di Kabupaten
Tulang Bawang selama 5 (lima) tahun terakhir mengalami fluktuasi (tabel
2.83).
IV - 16
Pelaksanaan pengawasan pelaksanaan pembangunan daerah juga belum
optimal sebagaimana ditunjukkan pada tabel 2.73. Indikasi permasalahan
ini adalah adanya trend temuan pemeriksaan cenderung mengalami
fluktuasi sepanjang 5 (lima) tahun terakhir. Hal ini dimungkinkan karena
faktor implementasi Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP)
yang belum optimal. Indeks maturitas penyelenggaraan SPIP perlu
ditingkatkan pada level yang lebih tinggi yaitu terdefinisi, terkelola dan
terukur serta optimum. Konstruksi SPIP yang mulai dibangun pada 2014
menjadi pondasi awal untuk lebih dipertajam melalui berbagai upaya.
Di sisi lain kualitas pegawai yang ada pun belum memenuhi semua
standar syarat dalam menduduki jabatan. Hal itu terlihat dengan belum
terpenuhinya kompetensi pejabat dalam hal unsur pemenuhan diklat
kepemimpinan. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah pejabat
struktural yang diangkat pada perubahan kelembagaan menyeluruh
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 yang belum
memiliki kompetensi syarat diklat sesuai jabatan yang diduduki. Melihat
kesenjangan yang ada dapat dipahami bahwa sangat dibutuhkan
pemenuhan SDM sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mendukung
tercapainya kinerja pemerintahan daerah.
IV - 17
4.2. Isu Strategis
Isu strategis merupakan kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya
yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) dimasa datang.
Kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis perlu diantisipasi, agar tidak
menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak
dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Karakteristik suatu isu
strategis ditunjukkan dari kondisi atau hal yang bersifat penting,
mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembangaan/
keorganisasian dan menentukan tujuan di masa yang akan datang.
IV - 18
pembangunan di sektor ekonomi, sosial dan lingkungan. Dalam konsep
ini, pertumbuhan, stabilitas dan efisiensi ekonomi tetap harus diimbangi
dengan kesetaraan sosial, partisipasi masyarakat, serta terjaganya
kelestarian lingkungan dalam jangka panjang untuk kembali menunjang
pembangunan ekonomi di masa mendatang.
IV - 19
11. Membangun kota dan pemukiman yang inklusif, aman, tangguh dan
berkelanjutan;
IV - 20
Upaya pencapaian SDG’s di pilar ekonomi yakni meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan memperluas lapangan kerja untuk
menurunkan angka pengangguran terbuka, mendorong investasi,
mendukung pengembangan ekonomi lokal dan pengembangan industri
dengan komoditas unggulan, memastikan ketahanan pangan. Sehingga
dapat menurunkan angka kemiskinan. Dari sisi infrastruktur akan
mewujudkan kota aman, nyaman, dan layak huni serta pengurangan
kawasan kumuh. Membangun infrastruktur pada kawasan strategis dan
pusat pertumbuhan. Upaya pencapaian SDG’s pada pilar pembangunan
lingkungan hidup antara lain mengambil tindakan untuk memerangi
perubahan iklim dan dampaknya, mengelola aset sumber daya alam
secara berkelanjutan, konservasi sumberdaya alam dan perlindungan
ekosistem serta keanekaragaman hayati; mengelola ekosistem yang
berkelanjutan dan menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati.
IV - 21
untuk mengantisipasi berlakunya MEA di akhir 2015 telah diterbitkan,
salah satunya melalui Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2014 tentang
Pengesahan Protokol untuk Mengubah Perjanjian Ekonomi ASEAN
tertentu terkait Perdagangan Barang.
IV - 22
konsumen, serta kompetisi antar pengusaha, tentu ini akan
menghadirkan peluang sekaligus tantangan tersendiri bagi pembangunan
ekonomi bagi Kabupaten Tulang Bawang.
IV - 23
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;
IV - 24
c. Membangun transparansi dan akuntabilitas kinerja pemerintahan;
c. Penanggulangan kemiskinan.
IV - 25
d. Peningkatan kesejahteraan rakyat marjinal melalui pelaksanaan
Program Indonesia Kerja.
IV - 26
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia
IV - 27
2. Meningkatkan infrastruktur untuk pengembangan ekonomi dan
pelayanan sosial, misi ini mengandung tujuan: Meningkatkan
kuantitas dan kualitas prasarana, sarana dan utilitas dasar wilayah,
dengan sasaran:
IV - 28
f. Mewujudkan pengembangan kawasan transmigrasi;
Dengan sasaran:
IV - 29
l. Meningkatnya kualitas kehidupan beragama;
Dengan sasaran:
IV - 30
c. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja pelayanan
publik;
IV - 31
5. Melaksanakan pemerataan pembanguna berbasis masyarakat dan
berkeadilan.
IV - 32
g. Mengembangkan kawasan industri berbasis perikanan.
IV - 33
c. Mengendalikan dampak pembuangan limbah;
IV - 34
3. Semua program yang direncanakan dalam RPJMD dapat dilanjutkan
dengan mengupayakan mitigasi/adaptasi.
IV - 35
perkembangan zaman sekaligus untuk menyaring masuknya budaya-
budaya asing yang kurang sesuai dengan tatanan dan tuntunan
budaya lokal;
IV - 36
Pemerintah Daerah. Di sisi lain pelayanan masyarakat terus dituntut
untuk semakin cepat, transparan dan efisien.
IV - 37
4.3. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Salah satu KRP yang ada di setiap daerah termasuk Kabupaten Tulang
Bawang adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD). RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5
(lima) tahun. RPJMD merupakan turunan dari Rencana Kebijakan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) yang memiliki periode 20 (dua puluh) tahun.
RPJMD Kabupaten Tulang Bawang disusun menyesuaikan dengan suksesi
kepala daerah (Bupati).
IV - 38
Tujuan dilakukannya KLHS dalam rangka penyusunan RPJMD Kabupaten
Tulang Bawang Tahun 2017–2022 adalah sebagai berikut :
IV - 39
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
V
isi dan misi merupakan gambaran ke depan Kabupaten Tulang
Bawang pada kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati terpilih
untuk periode RPJMD Tahun 2017-2022. Gambaran tentang
visi dan misi dituangkan ke dalam tujuan dan sasaran yang
merujuk Rencana Pembangunan Janga Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2005–2025 dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015–2019 dengan
mempertimbangkan RPJMD Provinsi Lampung Tahun 2015–2019 dan RTRW
Kabupaten Tulang Bawang 2012–2032.
5.1. Visi
V-1
“Terwujudnya Tulang Bawang Yang Aman, Mandiri dan Sejahtera”
V-2
Tabel 5.1 Keterkaitan Visi Nasional, Provinsi dan
Kabupaten Tulang Bawang
Indonesia yang Indonesia yang Lampung yang Lampung Maju Terujudnya Terwujudnya
Mandiri, Maju, Berdaulat, Mandiri Maju dan dan Sejahtera Kabupaten Tulang Bawang
Adil dan dan Berkepribadian Sejahtera 2025 2019 Tulang Bawang yang Aman,
Berlandaskan
Makmur yang Aman, Mandiri dan
Gotong Royong
Sejahtera, Sejahtera
Mandiri dan
Berkeadilan
5.2. Misi
V-3
3. Meningkatkan Perekonomian Masyarakat untuk Mengurangi Angka
Pengangguran dan Kemiskinan;
V-4
layanan kesehatan masyarakat dapat lebih baik. Selain itu upaya
Pemerintah Daerah dalam membangun konektivitas antar wilayah
melalui peningkatan kondisi jalan dan jembatan, sarana prasarana
transportasi, pengairan, drainase, bangunan gedung dan fasilitas publik
lainnya yang dibutuhkan dalam rangka percepatan pembangunan dan
dukungan bagi pengembangan potensi daerah, serta penyediaan
infrastruktur pelayanan dasar berupa air minum dan sanitasi yang merata
diharapkan dapat memenuhi standar pelayanan minimal yang ditetapkan
dan tentu saja terjangkau bagi seluruh masyarakat Kabupaten
Tulang Bawang.
V-5
Misi ini dimaksudkan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang
efektif, dengan cara peningkatan kualitas birokrasi menjadi birokrasi
yang profesional sehingga bisa menjadi pelayan masayarakat. Disamping
kemampuan aparat, pelayanan masyarakat juga didukung oleh
pemanfaatan teknologi informasi yang terintegrasi yang dilakukan secara
bertahap dan berkelanjutan. Peningkatan kualitas birokrasi harus sejalan
dengan keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi dan kepuasan
terhadap layanan aparat birokrasi dalam rangka menuju good
governance.
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka
waktu satu sampai lima tahun. Tujuan ditetapkan dengan mengacu
kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu analisis
strategis. Sasaran menggambarkan hal yang akan dicapai secara nyata
dalam rumusan yang lebih spesifik dan terukur. Berdasarkan tujuan yang
telah ditetapkan tersebut diatas, maka ditetapkan sasaran yang hendak
diwujudkan dalam jangka waktu tahunan.
V-6
Perumusan tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Tulang Bawang
Tahun 2017-2022 dimaksud, juga berpedoman pada:
1) Ideologi Pancasila
a). Gotong-royong, Istilah ini berasal dari kata gotong yang berarti
"bekerja", dan royong yang berarti "bersama", jika diartikan
secara harafiah gotong royong berarti bekerja bersama-sama
untuk mencapai suatu hasil yang diingikan.
V-7
a). Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa
dan memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.
V-8
Tujuan dan sasaran pada hakekatnya merupakan arahan bagi
pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah dalam mendukung
pelaksanaan misi, untuk mewujudkan visi pembangunan Kabupaten
Tulang Bawang selama kurun waktu 2017-2022. Tujuan dan sasaran pada
masing-masing misi diuraikan sebagai berikut:
Tujuan :
Sasaran :
Tujuan :
Sasaran :
V-9
4) Meningkatkan kualitas infrastruktur wilayah yang terpadu dan
merata serta daya dukung sistem transportasi dan sarana
perhubungan.
Tujuan :
Sasaran :
Tujuan :
Sasaran :
V - 10
5. Misi 5 : Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam yang
berkualitas dan berkelanjutan
Tujuan :
Sasaran :
Target Akhir
No Tujuan Indikator Satuan Periode
RPJMD
2 Mewujudkan SDM Yang Berkualitas, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) persen 68,79
Sehat dan Bermoral Baik Serta
Persentase Tingkat Kepuasan Pasien di RSUD Menggala persen 75,75
Infrastruktur Wilayah Yang
Berkualitas dan Merata di Seluruh Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah persen 13,67
Wilayah Kabupaten Tulang Bawang
Persentase Organisasi Pemuda yang Aktif persen 52
5 Mewujudkan Penataan Ruang dan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) persen 68,15
Pengelolaan SDA yang Berkeadilan
dan Berkelanjutan
V - 11
Tabel 5.3 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
Kabupaten Tulang Bawang
VISI : TERWUJUDNYA TULANG BAWANG YANG AMAN, MANDIRI DAN SEJAHTERA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1 Meningkatkan Kualitas Mewujudkan Kondisi Meningkatnya Ketenteraman, Presentase Penurunan Jumlah Konflik Sosial di Masyarakat persen 2,02 1,41 0,99 0,69 0,49 0,34 0,34 0,24
Kerukunan, Ketentraman, Masyarakat Yang Ketertiban Umum dan Perlindungan
Keagamaan dan Kebudayaan Kondusif Dalam Masyarakat
Masyarakat Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara Meningkatan Kualitas Keagamaan Persentase Peningkatan Organisasi Sosial Keagamaan yang Aktif persen 58,93 61,88 64,97 68,22 71,63 75,21 75,21 78,97
dan Kebudayaan di Masyarakat
Persentase Peningkatan Kelompok Seni dan Budaya yang Aktif persen 30,21 36,25 43,50 52,20 62,64 75,17 75,17 90,21
2 Meningkatkan Akses dan Mewujudkan SDM Meningkatnya Akses Pelayanan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) persen 67,07 67,84 68,08 68,32 68,55 68,79 68,79 69,03
Kualitas Pelayanan Yang Berkualitas, Sehat Pendidikan Yang Berkualitas dan
Pendidikan, Kesehatan dan dan Bermoral Baik Berdaya Saing Pada Semua Jenjang
Infrastruktur Wilayah Serta Infrastruktur Pendidikan
Wilayah Yang
Berkualitas dan Merata Meningkatnya Akses Masyarakat Persentase Tingkat Kepuasan Pasien di RSUD Menggala persen 50,00 60,00 63,60 67,42 71,46 75,75 75,75 80,29
di Seluruh Wilayah Terhadap Pelayanan Kesehatan Yang
Kabupaten Tulang Berkualitas
Bawang Meningkatkan Peran Perempuan dan Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah persen 10,71 11,25 11,81 12,40 13,02 13,67 13,67 14,35
Pemuda serta Pembinaan
Keolahragaan Persentase Organisasi Pemuda yang Aktif persen 27,00 30,00 34,50 39,68 45,63 52,47 52,47 60,34
Terwujudnya Peningkatan Kualitas Panjang Jalan Kabupaten Dalam Kondisi Mantap km (%) 350,43 385,4 (37) 424,03 466,43 513,07 564,38 564,38 620,82 (60)
Infrastruktur Wilayah Yang Terpadu (37,21) (41) (45) (49) (54) (54)
dan Merata Serta Meningkatkan Persentase Jaringan Irigasi Kondisi Baik persen 59,74 65,00 71,50 78,65 86,52 95,17 95,17 95,84
Daya Dukung Sistem Transportasi
dan Sarana Perhubungan Persentase Layanan Angkutan Darat persen 57,79 64,21 67,42 70,79 74,33 78,05 78,05 81,95
3 Meningkatkan Mewujudkan Meningkatnya Pertumbuhan dan Laju pertumbuhan ekonomi persen 5,35 5,46 5,57 5,69 5,81 5,93 5,93 6,05
Perekonomian Masyarakat Peningkatan Aktivitas Kualitas Perekonomian Daerah
Untuk Mengurangi Angka Ekonomi Masyarakat, Sesuai Potensi dan Sumber Daya Nilai Tukar Petani (NTP) persen 103,97 104,18 104,39 104,60 104,80 105,01 105,01 105,22
Pengangguran dan Dunia Usaha, Investasi Unggulan Daerah
Kemiskinan serta Pemanfaatan Menurunnya Angka Kemiskinan dan Angka Kemiskinan persen 10,09 10,02 9,52 9,04 8,59 8,16 8,16 7,65
Potensi Unggulan Tingkat Pengangguran
Daerah Secara Optimal
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) orang 4,92 4,82 4,62 4,43 4,25 4,02 4,02 3,82
untuk Kesejahteraan
Masyarakat
V - 12
Target Capaian (Tahun) Kondisi Periode
Kondisi
Akhir Transisi
No Misi Tujuan Sasaran Indikator Satuan Awal
Periode RPJMD
RPJMD 2018 2019 2020 2021 2022
RPJMD (2023)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1
4 Meningkatkan Kualitas Kondisi
Mewujudkan Tata Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Nilai/Predikat SAKIP nilai CC B B B BB BB BB BB
Kerukunan, Ketentraman,
Penyelenggaraan Tata Kelola Masyarakat Yang
Kelola Pemerintahan Pemerintah Daerah
Keagamaan dan
Pemerintahan Kebudayaan
Yang Kondusif
Yang Dalam
Berkualitas, Opini BPK Terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah persen WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
Masyarakat Bersih dan
Berkualitas, Kehidupan
Bersih Berbangsa
dan Transparan
Transparan Guna dan Bernegara
Serta Meningkatkan Meningkatnya Kualitas Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) persen 70,00 71,61 73,26 74,94 76,67 78,43 78,43 80,23
Meningkatkan Daya Saing Kesejahteraan Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Daerah, Sinergisitas Kampung Kependudukan
Wilayah Serta
Berkembangnya Kampung Meningkatnya Kualitas Persentase Lembaga Kemasyarakatan Kampung yang Aktif persen 64,06 67,43 70,80 74,34 78,06 81,96 81,96 86,06
Sejahtera dan Mandiri Penyelenggaraan Pemerintahan
Kampung/Kelurahan
5 Meningkatkan Pengelolaan Mewujudkan Penataan Meningkatnya Kualitas Sumber Daya Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) persen 58,95 60,15 62,15 64,15 66,15 68,15 68,15 69,51
Sumber Daya Alam Yang Ruang dan Pengelolaan Alam dan Lingkungan Hidup
Berkualitas dan SDA yang Berkeadilan
Berkelanjutan dan Berkelanjutan
V - 13
BAB VI
STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
T
ahapan pembangunan 5 (lima) tahunan yang akan dituangkan
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah
(RPJMD) Tahun 2017-2022 merupakan bagian yang tidak dapat
dilepaskan dari arah pembangunan daerah dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025. Adapun
arah pembangunan jangka panjang 20 (dua puluh) tahun yang tertuang
dalam RPJPD Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2005-2025 sebagai
berikut: (1) Menumbuhkembangkan nilai-nilai agama, sosial budaya,
hukum dan kehidupan berpolitik yang demokratis; (2) Terciptanya
sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi; (3)
Mendayagunakan segenap potensi ekonomi daerah berlandaskan hukum;
(4) Terwujudnya pemerintahan yang berkualitas, transparan dan
akuntabel; (5) Melaksanakan pemerataan pembangunan berbasis
masyarakat dan berkeadilan.
VI - 1
kedepan. Strategi disusun dengan memperhatikan faktor-faktor internal
dan eksternal yang berada di dalam lingkup ekologi (lingkungan)
pembangunan di Kabupaten Tulang Bawang. Pendekatan yang digunakan
dalam merumuskan strategi adalah analisis SWOT, sehingga rumusan
strategi merupakan hubungan yang saling berpengaruh antara Kekuatan,
Kelemahan, Peluang dan Ancaman.
VI - 2
sasaran. Beberapa sasaran bersifat inherent dengan satu tema, satu
strategi dapat dirumuskan untuk mencapai gabungan beberapa sasaran.
a. Kekuatan (Strenghts)
VI - 3
3) Tersedianya potensi sumber daya alam yang besar disektor
pertanian, perkebunan dan peternakan;
b. Kelemahan (Weakness)
VI - 4
9) Masih tingginya angka pengangguran di Kabupaten Tulang
Bawang;
a. Peluang (Opporrtunities)
VI - 5
7) Terbukanya peluang usaha di berbagai sektor kehidupan;
b. Ancaman (Threats)
VI - 6
Tabel 6.1
Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman
KEKUATAN KELEMAHAN
1) Keharmonisan antar umat beragama, antar 1) Pengamalan nilai-nilai keagamaan dan budaya di
kelompok masyarakat serta antara pemerintah dan kalangan masyarakat Tulang Bawang mulai melemah
masyarakat yang baik serta terjaganya stabilitas dan memudar;
keamanan dan ketertiban. 2) Daya saing dan kualitas layanan pendidikan belum
2) Letak geografis Kabupaten Tulang Bawang yang optimal;
dilalui 2 Jalan Lintas Sumatera yaitu Lintas Pantai 3) Belum optimalnya layanan akses dan kualitas
Timur Sumatera dan Lintas Tengah Sumatera; pelayanan kesehatan dasar;
3) Tersedianya potensi sumber daya alam yang besar 4) Pendayagunaan dan kinerja aparatur dalam
disektor pertanian, perkebunan dan peternakan pelayanan publik belum optimal;
4) Potensi ketersediaan lahan yang cukup besar dan 5) Perlindungan perempuan dan anak serta
belum termanfaatkan secara optimal; pemberdayaan perempuan dalam pembangunan
5) Komitmen pemerintah yang kuat untuk menciptakan masih belum optimal;
tata kelola pemerintahan yang baik (good 6) Belum optimalnya pengembangan generasi muda
governance) serta terbatasnya upaya pembibitan atlet unggulan
6) Tingginya komitmen pemerintah Kabupaten Tulang daerah;
Bawang dalam pembangunan daerah; 7) Sarana dan prasarana perkonomian daerah serta
7) Semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap sarana dan prasarana penunjang pembangunan yang
pengaturan jarak kelahiran. masih terbatas dan belum sesuai kebutuhan;
8) Jumlah penduduk miskin yang masih tinggi;
9) Masih tingginya angka pengangguran di Kabupaten
Tulang Bawang;
10) Infrastruktur dasar belum memadai dan belum
merata;
11) Belum optimalnya pengembangan, pengelolaan dan
pelestarian obyek dan daya tarik wisata;
12) Pelayanan administrasi kependudukan dan kearsipan
yang berkualitas masih belum memadai;
13) Terbatasnya SDM yang menguasai pengelolaan
keuangan daerah;
14) Pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian
lingkungan hidup belum optimal.
PELUANG ANCAMAN
1) Arahan kebijakan nasional mengenai pembangunan 1) Persaingan antar daerah yang semakin meningkat;
infrastruktur; 2) Tuntutan masyarakat atas pelayanan publik yang
2) Adanya intervensi program pemerintah pusat dan berkualitas;
pemerintah provinsi dalam pemberdayaan 3) Harga pangan dan kebutuhan bahan pokok yang
masyarakat dan penanggulangan kemiskinan; cepat berubah mengikuti mekanisme pasar;
3) Kewenangan di desa yang semakin banyak; 4) Tingkat kepatuhan terhadap perda yang masih
4) Peluang penyerapan tenaga kerja antar daerah dan kurang;
negara; 5) Belum meratanya sebaran penduduk Kabupaten
5) Dibangunnya tol trans Sumatera yang akan Tulang Bawang;
meningkatkan aksesibilitas Kabupaten Tulang 6) Belum optimalnya penyelenggaraan pelayanan publik
Bawang; berbasis teknologi informasi.
6) Adanya Exit Tol yang akan mendukung pertumbuhan
ekonomi pada daerah penyangga baru;
7) Terbukanya peluang usaha di berbagai sektor
kehidupan;
8) Peran pemuda sebagai kekuatan moral, kontrol
sosial dan agen perubahan
9) Adanya komitmen Pemerintah Daerah untuk
mengembangkan potensi obyek wisata;
10) Meningkatnya minat investor untuk berinvestasi di
Kabupaten Tulang Bawang;
11) Intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dan retribusi
daerah;
12) Semakin intensifnya program pemerintah terhadap
pengendalian pertumbuhan penduduk.
VI - 7
Berdasarkan analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman di atas
dapat diketahui bahwa Kabupaten Tulang Bawang memiliki potensi dan
kesempatan yang cukup besar serta dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tetapi, kekuatan dan
kesempatan besar itu belum dapat dimanfaatkan secara maksimal karena
Kabupaten Tulang Bawang juga memiliki kelemahan-kelemahan, berikut
ancaman lingkungan eksternal yang sulit dikelola dan dikendalikan.
VI - 8
Tabel 6.2 Analisis SWOT
1) Arahan kebijakan nasional mengenai 1) Mengembangkan fasilitas perhubungan 1) Meningkatkan kualitas kehidupan beragama,
pembangunan infrastruktur; serta meningkatkan cakupan layanan adat istiadat dan kebudayaan;
2) Adanya intervensi program pemerintah transportasi/angkutan umum 2) Meningkatkan kemantapan infrastruktur
pusat dan pemerintah provinsi dalam 2) Meningkatkan kepastian investasi dan dasar;
pemberdayaan masyarakat dan iklim usaha yang kondusif 3) Meningkatkan produktivitas, industri,
penanggulangan kemiskinan; 3) Meningkatkan partisipasi masyarakat perdagangan dan koperasi sebagai penggerak
3) Kewenangan di desa yang semakin banyak; kampung/ kelurahan; perekonomian daerah;
4) Peluang penyerapan tenaga kerja antar 4) Mengendalikan pertumbuhan penduduk. 4) Meningkatkan pengembangan destinasi dan
daerah dan negara; pemasaran pariwisata;
5) Dibangunnya tol trans Sumatera yang akan 5) Meningkatkan kompetensi dan daya saing
meningkatkan aksesibilitas Kabupaten generasi muda serta prestasi di bidang
Tulang Bawang; olahraga;
6) Adanya Exit Tol yang akan mendukung 6) Meningkatkan upaya penanggulangan
pertumbuhan ekonomi pada daerah kemiskinan secara terpadu dan menyeluruh;
penyangga baru; 7) Meningkatkan kualitas tenaga kerja serta
7) Terbukanya peluang usaha di berbagai perluasan lapangan kerja di daerah;
sektor kehidupan; 8) Meningkatkan kualitas hidup perempuan dan
8) Peran pemuda sebagai kekuatan moral, anak;
kontrol sosial dan agen perubahan; 9) Optimalisasi pendapatan daerah dan
9) Adanya komitmen Pemerintah Daerah peningkatan profesionalisme pengelolaan
untuk mengembangkan potensi obyek keuangan daerah
wisata;
10) Meningkatnya minat investor untuk
berinvestasi di Kabupaten Tulang Bawang;
11) Intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dan
retribusi daerah;
12) Semakin intensifnya program pemerintah
terhadap pengendalian pertumbuhan
penduduk.
VI - 9
ANCAMAN (T) STRATEGI (S-T) STRATEGI (W-T)
1) Persaingan antar daerah yang semakin 1) Meningkatkan kondusifitas ketentraman 1) Meningkatkan kualitas dan aksesibilitas
meningkat; dan ketertiban umum di wilayah pendidikan;
2) Tuntutan masyarakat atas pelayanan Kabupaten Tulang Bawang; 2) Meningkatkan kualitas pelayanan dan
publik yang berkualitas; 2) Meningkatkan pemahaman masyarakat kesehatan masyarakat;
3) Harga pangan dan kebutuhan bahan pokok dalam wawasan kebangsaan; 3) Meningkatkan tertib administrasi
yang cepat berubah mengikuti mekanisme 3) Meningkatkan sistem pengelolaan kependudukan melalui sosialisasi intensif dan
pasar; agribisnis dan ketahanan pangan daerah peningkatan kualitas pelayanan administrasi
4) Tingkat kepatuhan terhadap perda yang 4) Meningkatkan efektivitas kinerja birokrasi kependudukan;
masih kurang; yang transparan, akuntabel dan 4) Meningkatkan pelestarian fungsi SDA dan
5) Belum meratanya sebaran penduduk profesional lingkungan hidupmenuju pembangunan yang
Kabupaten Tulang Bawang. berkelanjutan.
6) Belum optimalnya penyelenggaraan
pelayanan publik berbasis teknologi
informasi.
Keterangan:
S – O : Menggunakan kekuatan (S=strength) untuk meraih peluang
(O=opportunity)
W – O : Menekan kelemahan (W=weakness) untuk meraih peluang
S – T : Menggunakan kekuatan untuk mengatasi tantangan (T=threat)
W – T : Menekan kelemahan untuk mengatasi tantangan
VI - 10
2) Meningkatkan kemantapan infrastruktur dasar;
VI - 11
Keempat, strategi W – T, yaitu strategi menekan kelemahan untuk
menghadapi tantangan. Di dalam strategi ini mencakup:
VI - 12
Tabel 6.3 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi
Kabupaten Tulang Bawang
VI - 13
Misi 3 : Meningkatkan perekonomian masyarakat untuk mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan
Tujuan Sasaran Strategi
Mewujudkan peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat, 1. Meningkatnya pertumbuhan dan kualitas 1. Meningkatkan sistem pengelolaan agribisnis dan ketahanan
dunia usaha, investasi serta pemanfaatan potensi perekonomian daerah sesuai potensi dan sumber daya pangan daerah
unggulan daerah secara optimal untuk kesejahteraan unggulan daerah
masyarakat 2. Meningkatkan produktivitas industri, perdagangan dan
koperasi sebagai penggerak perekonomian daerah
3. Meningkatkan kepastian investasi dan iklim usaha yang
kondusif
4. Meningkatkan pengembangan destinasi dan pemasaran
pariwisata
2. Menurunnya angka kemiskinan dan tingkat 1. Meningkatkan upaya penanggulangan kemiskinan secara
pengangguran terpadu dan menyeluruh
VI - 14
Misi 5 : Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam yang berkualitas dan berkelanjutan
Tujuan Sasaran Strategi
Mewujudkan penataan ruang dan pengelolaan SDA yang Menikatnya kualitas sumber daya alam dan lingkungan Meningkatkan pelestarian fungsi SDA dan lingkungan hidup
berkeadilan dan berkelanjutan hidup menuju pembangunan yang berkelanjutan
VI - 15
6.2. Arah Kebijakan
VI - 16
Strategi Arah Kebijakan
VI - 17
Strategi Arah Kebijakan
VI - 18
Tabel 6.5 Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Tulang Bawang
Arah Kebijakan
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022
Peningkatkan partisipasi aktif Peningkatkan partisipasi aktif Peningkatkan partisipasi aktif Peningkatkan partisipasi aktif Peningkatkan partisipasi aktif
masyarakat untuk menjaga masyarakat untuk menjaga masyarakat untuk menjaga masyarakat untuk menjaga masyarakat untuk menjaga
stabilitas, kententraman dan stabilitas, kententraman dan stabilitas, kententraman dan stabilitas, kententraman dan stabilitas, kententraman dan
ketertiban umum ketertiban umum ketertiban umum ketertiban umum ketertiban umum
Peningkatkan pembinaan Peningkatkan pembinaan Peningkatkan pembinaan Peningkatkan pembinaan Peningkatkan pembinaan
wawasan kebangsaan masyarakat wawasan kebangsaan masyarakat wawasan kebangsaan masyarakat wawasan kebangsaan masyarakat wawasan kebangsaan masyarakat
serta kesadaran berpolitik serta kesadaran berpolitik serta kesadaran berpolitik serta kesadaran berpolitik serta kesadaran berpolitik
masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat
Peningkatkan Pembinaan Peningkatkan Pembinaan Peningkatkan Pembinaan Peningkatkan Pembinaan Peningkatkan Pembinaan
Kerukunan Umat Beragama Kerukunan Umat Beragama Kerukunan Umat Beragama Kerukunan Umat Beragama Kerukunan Umat Beragama
Peningkatkan Pembinaan, Peningkatkan Pembinaan, Peningkatkan Pembinaan, Peningkatkan Pembinaan, Peningkatkan Pembinaan,
pengembangan, dan pelestarian pengembangan, dan pelestarian pengembangan, dan pelestarian pengembangan, dan pelestarian pengembangan, dan pelestarian
seni budaya dan nilai-nilai luhur seni budaya dan nilai-nilai luhur seni budaya dan nilai-nilai luhur seni budaya dan nilai-nilai luhur seni budaya dan nilai-nilai luhur
budaya daerah budaya daerah budaya daerah budaya daerah budaya daerah
Peningkatkan dan memeratakan Peningkatkan dan memeratakan Peningkatkan dan memeratakan Peningkatkan dan memeratakan Peningkatkan dan memeratakan
akses layanan pendidikan formal akses layanan pendidikan formal akses layanan pendidikan formal akses layanan pendidikan formal akses layanan pendidikan formal
dan non formal secara berkeadilan dan non formal secara dan non formal secara dan non formal secara dan non formal secara
berkeadilan berkeadilan berkeadilan berkeadilan
Peningkatan mutu pendidikan Peningkatan mutu pendidikan Peningkatan mutu pendidikan Peningkatan mutu pendidikan Peningkatan mutu pendidikan
VI - 19
Arah Kebijakan
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022
Meningkatkan pemerataan akses Meningkatkan pemerataan akses Meningkatkan pemerataan akses Meningkatkan pemerataan akses Meningkatkan pemerataan akses
dan mutu layanan kesehatan dasar dan mutu layanan kesehatan dan mutu layanan kesehatan dan mutu layanan kesehatan dan mutu layanan kesehatan
dan rujukan dasar dan rujukan dasar dan rujukan dasar dan rujukan dasar dan rujukan
Menurunkan angka kematian ibu Menurunkan angka kematian ibu Menurunkan angka kematian ibu Menurunkan angka kematian ibu Menurunkan angka kematian ibu
dan bayi dan bayi dan bayi dan bayi dan bayi
Menekan angka Total Fertility Rate Menekan angka Total Fertility Menekan angka Total Fertility Menekan angka Total Fertility Menekan angka Total Fertility
(TFR) Rate (TFR) Rate (TFR) Rate (TFR) Rate (TFR)
Peningkatan peserta KB aktif dan Peningkatan peserta KB aktif dan Peningkatan peserta KB aktif dan Peningkatan peserta KB aktif dan Peningkatan peserta KB aktif dan
KB mandiri KB mandiri KB mandiri KB mandiri KB mandiri
Peningkatan keluarga sejahtera Peningkatan keluarga sejahtera Peningkatan keluarga sejahtera Peningkatan keluarga sejahtera Peningkatan keluarga sejahtera
Meningkatkan peran serta dan Meningkatkan peran serta dan Meningkatkan peran serta dan Meningkatkan peran serta dan Meningkatkan peran serta dan
kesetaraan gender dalam kesetaraan gender dalam kesetaraan gender dalam kesetaraan gender dalam kesetaraan gender dalam
pembangunan pembangunan pembangunan pembangunan pembangunan
Meningkatkan kualitas hidup serta Meningkatkan kualitas hidup serta Meningkatkan kualitas hidup serta Meningkatkan kualitas hidup serta Meningkatkan kualitas hidup serta
perlindungan kepada perempuan perlindungan kepada perempuan perlindungan kepada perempuan perlindungan kepada perempuan perlindungan kepada perempuan
dan anak dan anak dan anak dan anak dan anak
Meningkatkan kapasitas pemuda, Meningkatkan kapasitas pemuda, Meningkatkan kapasitas pemuda, Meningkatkan kapasitas pemuda, Meningkatkan kapasitas pemuda,
lembaga kepemudaan serta lembaga kepemudaan serta lembaga kepemudaan serta lembaga kepemudaan serta lembaga kepemudaan serta
prestasi olahraga prestasi olahraga prestasi olahraga prestasi olahraga prestasi olahraga
VI - 20
Arah Kebijakan
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022
Peningkatan pemerataan Peningkatan pemerataan Peningkatan pemerataan Peningkatan pemerataan Peningkatan pemerataan
pembangunan dan revitalisasi pembangunan dan revitalisasi pembangunan dan revitalisasi pembangunan dan revitalisasi pembangunan dan revitalisasi
infrastruktur wilayah infrastruktur wilayah infrastruktur wilayah infrastruktur wilayah infrastruktur wilayah
Pembangunan prasarana dan Pembangunan prasarana dan Pembangunan prasarana dan Pembangunan prasarana dan Pembangunan prasarana dan
fasilitas perhubungan fasilitas perhubungan fasilitas perhubungan fasilitas perhubungan fasilitas perhubungan
Peningkatan pelayanan angkutan Peningkatan pelayanan angkutan Peningkatan pelayanan angkutan Peningkatan pelayanan angkutan Peningkatan pelayanan angkutan
Pengembangan agribisnis Pengembangan agribisnis Pengembangan agribisnis Pengembangan agribisnis Pengembangan agribisnis
pertanian pertanian pertanian pertanian pertanian
Memantapkan cadangan pangan, Memantapkan cadangan pangan, Memantapkan cadangan pangan, Memantapkan cadangan pangan, Memantapkan cadangan pangan,
peningkatan produksi, stabilisasi, peningkatan produksi, stabilisasi, peningkatan produksi, stabilisasi, peningkatan produksi, stabilisasi, peningkatan produksi, stabilisasi,
pasokan dan akses bahan pangan pasokan dan akses bahan pangan pasokan dan akses bahan pangan pasokan dan akses bahan pangan pasokan dan akses bahan pangan
serta memperbaiki pola konsumsi serta memperbaiki pola konsumsi serta memperbaiki pola konsumsi serta memperbaiki pola konsumsi serta memperbaiki pola konsumsi
pangan masyarakat pangan masyarakat pangan masyarakat pangan masyarakat pangan masyarakat
Meningkatkan kuantitas dan Meningkatkan kuantitas dan Meningkatkan kuantitas dan Meningkatkan kuantitas dan Meningkatkan kuantitas dan
kualitas produk dan produktivitas kualitas produk dan produktivitas kualitas produk dan produktivitas kualitas produk dan produktivitas kualitas produk dan produktivitas
sektor pertanian, perindustrian, sektor pertanian, perindustrian, sektor pertanian, perindustrian, sektor pertanian, perindustrian, sektor pertanian, perindustrian,
perdagangan dan koperasi perdagangan dan koperasi perdagangan dan koperasi perdagangan dan koperasi perdagangan dan koperasi
Meningkatkan promosi investasi Meningkatkan promosi investasi Meningkatkan promosi investasi Meningkatkan promosi investasi Meningkatkan promosi investasi
dan optimalisasi pelayanan dan optimalisasi pelayanan dan optimalisasi pelayanan dan optimalisasi pelayanan dan optimalisasi pelayanan
terpadu satu pintu terpadu satu pintu terpadu satu pintu terpadu satu pintu terpadu satu pintu
VI - 21
Arah Kebijakan
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022
Mengembangkan event wisata Mengembangkan event wisata Mengembangkan event wisata Mengembangkan event wisata Mengembangkan event wisata
dan budaya skala regional dan budaya skala regional dan budaya skala regional dan budaya skala regional dan budaya skala regional
Meningkatkan penyebarluasan Meningkatkan penyebarluasan Meningkatkan penyebarluasan Meningkatkan penyebarluasan Meningkatkan penyebarluasan
informasi kepariwisataan serta informasi kepariwisataan serta informasi kepariwisataan serta informasi kepariwisataan serta informasi kepariwisataan serta
kualitas kelembagaan dan SDM kualitas kelembagaan dan SDM kualitas kelembagaan dan SDM kualitas kelembagaan dan SDM kualitas kelembagaan dan SDM
Memelihara, merehabilitasi dan Memelihara, merehabilitasi dan Memelihara, merehabilitasi dan Memelihara, merehabilitasi dan Memelihara, merehabilitasi dan
membangun destinasi pariwisata membangun destinasi pariwisata membangun destinasi pariwisata membangun destinasi pariwisata membangun destinasi pariwisata
Menurunkan angka kemiskinan Menurunkan angka kemiskinan Menurunkan angka kemiskinan Menurunkan angka kemiskinan Menurunkan angka kemiskinan
Peningkatan kualitas tenaga kerja Peningkatan kualitas tenaga kerja Peningkatan kualitas tenaga kerja Peningkatan kualitas tenaga kerja Peningkatan kualitas tenaga kerja
dengan pelatihan sesuai dengan dengan pelatihan sesuai dengan dengan pelatihan sesuai dengan dengan pelatihan sesuai dengan dengan pelatihan sesuai dengan
kebutuhan pasar kebutuhan pasar kebutuhan pasar kebutuhan pasar kebutuhan pasar
Meningkatkan pengawasan dan Meningkatkan pengawasan dan Meningkatkan pengawasan dan Meningkatkan pengawasan dan Meningkatkan pengawasan dan
akuntabilitas aparatur akuntabilitas aparatur akuntabilitas aparatur akuntabilitas aparatur akuntabilitas aparatur
Melakukan pengendalian dan Melakukan pengendalian dan Melakukan pengendalian dan Melakukan pengendalian dan Melakukan pengendalian dan
evaluasi terhadap perencanaan evaluasi terhadap perencanaan evaluasi terhadap perencanaan evaluasi terhadap perencanaan evaluasi terhadap perencanaan
pembangunan daerah pembangunan daerah pembangunan daerah pembangunan daerah pembangunan daerah
Mengoptimalkan pendapatan Mengoptimalkan pendapatan Mengoptimalkan pendapatan Mengoptimalkan pendapatan Mengoptimalkan pendapatan
daerah yang bersumber dari pajak daerah yang bersumber dari pajak daerah yang bersumber dari pajak daerah yang bersumber dari pajak daerah yang bersumber dari pajak
daerah dan retribusi daerah daerah dan retribusi daerah daerah dan retribusi daerah daerah dan retribusi daerah daerah dan retribusi daerah
VI - 22
Arah Kebijakan
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022
Menyusun data dan informasi Menyusun data dan informasi Menyusun data dan informasi Menyusun data dan informasi Menyusun data dan informasi
kependudukan yang akurat serta kependudukan yang akurat serta kependudukan yang akurat serta kependudukan yang akurat serta kependudukan yang akurat serta
meningkatkan pelayanan meningkatkan pelayanan meningkatkan pelayanan meningkatkan pelayanan meningkatkan pelayanan
kependudukan dan catatan sipil kependudukan dan catatan sipil kependudukan dan catatan sipil kependudukan dan catatan sipil kependudukan dan catatan sipil
Meningkatkan kuantitas dan Meningkatkan kuantitas dan Meningkatkan kuantitas dan Meningkatkan kuantitas dan Meningkatkan kuantitas dan
kualitas kegiatan kemasyarakatan kualitas kegiatan kemasyarakatan kualitas kegiatan kemasyarakatan kualitas kegiatan kemasyarakatan kualitas kegiatan kemasyarakatan
Mengendalikan pencemaran dan Mengendalikan pencemaran dan Mengendalikan pencemaran dan Mengendalikan pencemaran dan Mengendalikan pencemaran dan
perusakan lingkungan hidup perusakan lingkungan hidup perusakan lingkungan hidup perusakan lingkungan hidup perusakan lingkungan hidup
VI - 23
Untuk memberikan gambaran tahapan pembangunan yang akan dilalui
sebagai panduan perwujudan strategi dan arah kebijakan pembangunan,
perlu disusun roadmap (peta jalan) RPJMD Tahun 2017-2022 yang
diwujudkan dalam indikasi tema pembangunan tahunan. Mengingat visi
pembangunan daerah 5 (lima) tahun kedepan dititik beratkan pada
upaya meningkatkan keamanan, kemandirian dan kesejahteraan
Kabupaten Tulang Bawang, maka tema pembangunan daerah juga
diarahkan untuk mendorong pembangunan ketiga hal tersebut.
Gambaran roadmap pembangunan 5 (lima) tahun kedepan, dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022
Mengembangkan Meningkatkan Mengoptimalkan Menguatkan Memantapkan
Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan
dan dan dan dan dan
Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan
yang Berkualitas, yang Berkualitas, yang Berkualitas, yang Berkualitas, yang Berkualitas,
Merata, dan Merata, dan Merata, dan Merata, dan Merata, dan
Berdaya Saing Berdaya Saing Berdaya Saing Berdaya Saing Berdaya Saing
Sebagai Wahana Sebagai Wahana Sebagai Wahana Sebagai Wahana Sebagai Wahana
Bergerak Bergerak Bergerak Bergerak Bergerak
Melayani Warga Melayani Warga Melayani Warga Melayani Warga Melayani Warga
menuju Tulang menuju Tulang menuju Tulang menuju Tulang menuju Tulang
Bawang Aman, Bawang Aman, Bawang Aman, Bawang Aman, Bawang Aman,
Mandiri dan Mandiri dan Mandiri dan Mandiri dan Mandiri dan
Sejahtera Sejahtera Sejahtera Sejahtera Sejahtera
VI - 24
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Rencana Kerja Pembangunan Darah
(RKPD), sehingga implementasi dari Program Unggulan Bupati dan Wakil
Bupati Tulang Bawang dapat dilaksanakan secara terukur dan sistematis
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
VI - 25
9) Menurunkan Tingkat Kematian Ibu dan Bayi Menjadi NOL,
diimplemetasikan melalui Program Peningkatan Keselamatan Ibu
Melahirkan dan Anak serta GASIBU;
10) Pemberian Tunjangan Khusus Tenaga Medis, Bidan Desa dan Kader
Posyandu;
17) Pemberian susu dan telur gratis sebagai tambahan makanan bagi
siswa/siswi di kabupaten Tulang Bawang;
18) Pemberian kemudahan penyesuaian ijazah dan ijin belajar bagi PNS
yang disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku;
VI - 26
babinsa/babinkantibmas, penyandang cacat, bantuan kepada lanjut
usia, penambahan kuota jema’ah haji, yerusalem dan tirtayata ke
India/Jawa-Bali;
VI - 27
1. Misi 1 : Meningkatkan Kualitas Kerukunan, Ketentraman,
Keagamaan dan Kebudayaan Masyarakat
VI - 28
2. Misi 2 : Meningkatkan Akses dan Kualitas Pelayanan Pendidikan,
Kesehatan dan Infrastruktur Wilayah
VI - 29
12. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat;
VI - 30
34. Program Pembangunan/Rehabilitasi Saluran Drainase/Gorong-
Gorong;
VI - 31
3. Misi 3 : Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Untuk Mengurangi
Angka Pengangguran dan Kemiskinan
VI - 32
13. Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif;
VI - 33
35. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil
(KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Lainnya;
VI - 34
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur;
VI - 35
23. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi;
VI - 36
Tujuan : Mewujudkan Penataan Ruang dan Pengelolaan SDA yang
Berkeadilan dan Berkelanjutan
VI - 37
Tabel 6.7 Program Pembangunan Daerah yang disertai Pagu Indikatif
Kabupaten Tulang Bawang
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Misi I : Meningkatkan Kualitas Kerukunan, Ketentraman, Keagamaan dan Kebudayaan Masyarakat
Tujuan : Mewujudkan Kondisi Masyarakat Yang Kondusif Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Sasaran I : Meningkatnya Ketenteraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat
Urusan Wajib Pelayanan Dasar
Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat
1.05 . X.XX.XX . 15 Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Persentase Penegakkan Perda dan Perkada persen 100 100 336.673.000 100 370.340.300 100 407.374.330 100 448.111.763 100 492.922.939 100 492.922.939 Badan Kesbangpol, SatPol PP
Cakupan Patroli Siaga Ketertiban Umum dan Ketentraman kali 100 100 100 100 100 100 100
Masyarakat
1.05 . X.XX.XX . 16 Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Rasio Linmas per Jumlah 10.000 penduduk persen 8 10 1.044.024.225 10 1.148.426.648 11 1.263.269.312 12 1.389.596.243 12 1.528.555.868 12 1.528.555.868 Badan Kesbangpol, SatPol PP
Persentase Kriminalitas Yang Tertangani persen 100 100 100 100 100 100 100
1.05 . X.XX.XX . 17 Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan Persentase Ormas dan LSM yang mendapatkan peningkatan persen 88,43 92,85 120.000.000 97,49 132.000.000 100 145.200.000 100 159.720.000 100 175.692.000 100 175.692.000 Badan Kesbangpol
wawasan kebangsaan
1.05 . X.XX.XX . 18 Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan Jumlah kemitraan dengan elemen masyarakat kali 5 5 110.000.000 5 121.000.000 5 133.100.000 5 146.410.000 5 161.051.000 5 161.051.000 Badan Kesbangpol
1.05 . X.XX.XX . 19 Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran kabupaten persen 100 100 80.000.000 100 88.000.000 100 96.800.000 100 106.480.000 100 117.128.000 100 117.128.000 SatPol PP
Tingkat Waktu Tanggap (Response Time Rate ) menit 45 30 30 30 25 25 25
Persentase Personel DAMKAR yang Memenuhi Standar Kualifikasi persen 50,22 52,73 55,37 58,14 61,04 64,09 64
1.05 . X.XX.XX . 20 Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat) Persentase Penyakit Masyarakat (Pekat) yang Tertangani persen 60 65 110.000.000 70 121.000.000 75 133.100.000 80 146.410.000 85 161.051.000 85 161.051.000 Satpol PP
Jumlah Kelompok Masyarakat (Pokmas) Aktif pokmas 15 15 15 15 15 15 15
1.05 . X.XX.XX . 21 Program Pendidikan Politik Masyarakat Tingkat Partisipasi Pemilih dalam Pemilu persen 70 75 825.000.000 80 907.500.000 85 998.250.000 87 1.098.075.000 90 1.207.882.500 90 1.207.882.500 Badan Kesbangpol
1.05 . X.XX.XX . 23 Program Pencegahan dan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Alam Persentase Desa Tangguh Bencana persen 45 50 840.600.000 55 770.000.000 60 844.000.000 65 785.900.000 70 940.415.000 70 940.415.000 BPBD
1.05 . X.XX.XX . 24 Program Rehabilitasi-Rekonstruksi Sarana dan Prasarana Pasca Bencana Persentase Penanganan Rehabilitasi dan Rekonstruksi persen 45 50 135.000.000 55 648.500.000 60 713.350.000 65 929.685.000 70 1.022.653.500 70 1.022.653.500 BPBD
1.05 . X.XX.XX . 25 Program Kedaruratan dan Logistik Penanggulangan Bencana Persentase Penanganan Bencana persen 100 100 250.000.000 100 262.500.000 100 275.625.000 100 289.406.250 100 303.876.563 100 303.876.563 BPBD
Misi II : Meningkatkan Akses dan Kualitas Pelayanan Pendidikan, Kesehatan dan Infrastruktur Wilayah
Tujuan : Mewujudkan SDM Yang Berkualitas, Sehat dan Bermoral Baik Serta Infrastruktur Wilayah Yang Berkualitas dan Merata di Seluruh Wilayah Kabupaten Tulang Bawang
Sasaran I : Meningkatnya Akses Pelayanan Pendidikan Yang Berkualitas dan Berdaya Saing Pada Semua Jenjang Pendidikan
1.01 . X.XX.XX . 15 Program Pendidikan Anak Usia Dini Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD/TK persen 50,21 51,21 773.123.000 52,24 850.435.300 53,28 935.478.830 54,35 1.029.026.713 55,44 1.131.929.384 55,44 1.131.929.384 Dinas Pendidikan
1.01 . X.XX.XX . 16 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A persen 108,62 109,16 64.891.811.250 109,71 71.380.992.375 110,26 78.519.091.613 110,81 86.371.000.774 111,36 95.008.100.851 111,36 95.008.100.851 Dinas Pendidikan
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B persen 79,24 79,64 80,04 80,44 80,84 81,25 81,25
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA/SMK/Paket C persen 57,71 58,00 58,29 58,58 58,87 59,16 59,16
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A persen 99,39 99,89 100,39 100,89 101,40 101,90 101,90
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B persen 64,27 64,59 64,91 65,24 65,56 65,89 65,89
Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C persen 49,72 49,99 50,24 50,49 50,74 50,99 50,99
Angka Partisipasi Sekolah (APS) 7 - 12 tahun persen 99,53 100,02 100,52 101,03 101,53 102,04 102,04
Angka Partisipasi Sekolah (APS) 13 - 15 tahun persen 91,44 91,90 92,36 92,82 93,29 93,75 93,75
Angka Partisipasi Sekolah (APS) 16 - 18 tahun persen 64,69 65,02 65,34 65,67 66,00 66,33 66,33
Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI persen 0,27 0,27 0,27 0,27 0,28 0,28 0,28
Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs persen 0,87 0,88 0,88 0,88 0,89 0,89 0,89
Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA persen 0,64 0,67 0,67 0,67 0,70 0,74 0,74
Angka Kelulusan (AL) SD/MI persen 100 100 100 100 100 100 100
Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs persen 100 100 100 100 100 100 100
Angka Kelulusan (AL) SMA/MA/SMK persen 100 100 100 100 100 100 100
VI - 38
Capain Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs persen 99,83 99,86 99,89 99,92 99,95 99,98 99,98
Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA persen 99,33 99,36 99,39 99,42 99,45 99,48 99,48
Rata-rata Lama Sekolah tahun 7,16 7,19 7,23 7,26 7,30 7,34 7,34
1.01 . X.XX.XX . 18 Program Pendidikan Non Formal Angka Melek Huruf (AMH) persen 97,07 97,56 201.881.000 98,05 222.069.100 98,54 244.276.010 99,03 268.703.611 99,52 295.573.972 99,52 295.573.972 Dinas Pendidikan
1.01 . X.XX.XX . 20 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Persentase Guru SD/MI yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV persen 84,32 85,16 319.657.500 86,01 351.623.250 86,87 386.785.575 87,74 425.464.133 88,62 468.010.546 88,62 468.010.546 Dinas Pendidikan
Persentase Guru SMP/MTs yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV persen 87,38 88,25 89,13 90,02 90,93 91,83 91,83
Persentase Guru Bersertifikasi persen 75,39 76,14 76,90 77,67 78,45 79,23 79,23
1.01 . X.XX.XX . 22 Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Persentase sekolah terakreditasi persen 15,04 18,05 3.673.157.750 21,66 4.040.473.525 25,99 4.444.520.878 31,19 4.888.972.965 37,42 5.377.870.262 37,42 5.377.870.262 Dinas Pendidikan
1.01 . X.XX.XX . 27 Program Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Jumlah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang dibina UKS 10 20 174.404.400 30 191.844.840 40 211.029.324 50 232.132.256 60 255.345.482 60 255.345.482 Sekretariat Daerah
2.17. X.XX.XX . 21 Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan Jumlah Perpustakaan perpustakaan 54 59 265.000.000 65 489.200.000 72 499.000.000 79 499.000.000 87 520.000.000 86,97 520.000.000 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Jumlah Pengunjung Perpustakaan per Tahun orang 1.492 1.507 1.522 1.537 1.553 1.568 1568
Jumlah Koleksi Judul Buku Perpustakaan judul 7.013 7.083 7.154 7.226 7.298 7.371 7371
Koleksi Buku yang Tersedia di Perpustakaan Daerah eksemplar 22.367 22.591 22.817 23.045 23.275 23.508 23508
Perpustakaan Unggulan unit 12 15 18 21 24 27 27
VI - 39
Capain Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
1.02 . X.XX.XX . 29 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Angka Kematian Balita (AKBA) per 1000 KH 0,50 0,48 36.569.000 0,45 40.225.900 0,43 44.248.490 0,41 48.673.339 0,39 53.540.673 0,39 53.540.673 Dinas Kesehatan
Cakupan Pelayanan Anak Balita persen 89,84 90 90 90 90 90 90
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6- persen 100 100 100 100 100 100 100
24 bulan
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat persen 100 100 100 100 100 100 100
1.02 . X.XX.XX . 30 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia Cakupan Pelayanan Kesehatan Lansia persen 45 50 29.396.000 55 32.335.600 60 35.569.160 65 39.126.076 70 43.038.684 70 43.038.684 Dinas Kesehatan
Angka Harapan Hidup (AHH) tahun 69,69 69,76 69,83 69,90 69,97 70,04 70,04
1.02 . X.XX.XX . 31 Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan Peredaran Kosmetika dan Obat-Obat Tradisional yang Diawasi produk 50 50 39.117.500 50 43.029.250 50 47.332.175 50 52.065.393 50 57.271.932 50 57.271.932 Dinas Kesehatan
1.02 . X.XX.XX . 32 Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 39,00 38,81 5.140.870.000 38,42 5.654.957.000 38,03 6.220.452.700 37,66 6.842.497.970 37,28 7.526.747.767 37,28 7.526.747.767 Dinas Kesehatan
KH
Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 KH 5,60 5,57 5,52 5,46 5,41 5,35 5,35
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 persen 90,34 94,86 99,60 100 100 100 100
Cakupan Neonatal dengan komplikasi yang ditangani persen 100 100 100 100 100 100 100
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang persen 92 93 94 95 96 97 97
Memiliki Kompetensi Kebidanan
Cakupan Pelayanan Nifas persen 83 85 87 89 91 93 93
Cakupan Ibu Hamil dengan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani persen 81,79 85,88 90,17 94,68 99,42 100 100
Cakupan Kunjungan Bayi persen 90 91 92 93 94 95 95
1.02 . X.XX.XX . 36 Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Jumlah Dokumen Regulasi Kebijakan dan Manajemen dokumen 17 17 921.039.250 17 1.013.143.175 17 1.114.457.493 17 1.225.903.242 17 1.348.493.566 17 1.348.493.566 Dinas Kesehatan
Kesehatan (PKPM) Pembangunan Kesehatan
1.02 . X.XX.XX . 40 Program Peningkatan dan Pelayanan Kesehatan BLUD RSUD Menggala Persentase Tingkat Kepuasan Pasien di RSUD Menggala persen 50 60 34.200.000.000 100 37.620.000.000 100 41.382.000.000 100 45.520.200.000 100 50.072.220.000 100 50.072.220.000 RSUD Menggala
Lama Tunggu Pelanayanan Rawat Jalan menit 10 10 10 10 10 10 10
Lama Tunggu Pelayanan Obat menit 15 15 15 15 15 15 15
2.08. X.XX.XX . 15 Program Keluarga Berencana Rata-Rata Jumlah Anak per Keluarga orang 2,12 2,10 4.610.503.000 2,07 5.071.553.300 2,05 5.578.708.630 2,03 6.136.579.493 2,01 6.750.237.442 2,01 6.750.237.442 Dinas PP dan KB
Ratio Akseptor KB persen 78,76 80,34 81,94 83,58 85,25 86,96 86,96
Cakupan PUS peserta KB Aktif persen 73,33 74,80 76,29 77,82 79,37 80,96 80,96
Cakupan PUS yang Ingin Ber-KB Tidak Terpenuhi (unmet need) persen 27,40 26,90 26,42 25,94 25,48 25,02 25,02
Total Fertility Rate (TFR) persen 2,14 2,11 2,08 2,05 2,02 1,98 1,98
Laju Pertumbuhan Penduduk persen 1,24 1,23 1,22 1,2 1,19 1,18 1,18
Sasaran III : Meningkatkan Peran Perempuan dan Pemuda serta Pembinaan Keolahragaan
2.02. X.XX.XX . 18 Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender Dalam Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah persen 2,60 2,74 528.636.250 2,88 581.499.875 3,02 639.649.863 3,17 703.614.849 3,33 773.976.334 3,33 773.976.334 Badan Pemberdayaan Perempuan dan
Pembangunan Perlindungan Anak
Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan persen 51,32 51,83 52,35 52,87 53,40 53,93 53,93
2.02. X.XX.XX . 19 Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak Rasio KDRT persen 0,01 0,01 276.547.775 0,01 304.202.553 0,01 334.622.808 0,01 368.085.089 0,01 404.893.597 0,01 404.893.597
2.13. X.XX.XX . 16 Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan Persentase Organisasi Pemuda yang Aktif persen 36,22 39,84 612.331.900 43,83 673.565.090 48,21 740.921.599 53,03 815.013.759 58,33 896.515.135 58,33 896.515.135 Dinas Kepemudaan dan Olahraga
2.13. X.XX.XX . 20 Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga Jumlah Prestasi Olahraga cabor - 3 817.386.000 4 899.124.600 4 989.037.060 4 1.087.940.766 5 1.196.734.843 5 1.196.734.843 Dinas Kepemudaan dan Olahraga
Jumlah Atlet Berpestasi atlet - 6 6 7 7 8 8
2.13. X.XX.XX . 21 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga Persentase Sarana dan Prasarana Olahraga yang Layak persen 40 50 298.015.250 55 327.816.775 60 360.598.453 65 396.658.298 70 436.324.128 70 436.324.128 Dinas Kepemudaan dan Olahraga
Sasaran IV : Terwujudnya Peningkatan Kualitas Infrastruktur Wilayah Yang Terpadu dan Merata Serta Meningkatkan Daya Dukung Sistem Transportasi dan Sarana Perhubungan
1.03 . X.XX.XX . 15 Program Pembangunan/Peningkatan Jalan dan Jembatan Persentase Panjang Jalan Kabupaten Dalam Kondisi Mantap persen 37,21 37,88 119.943.578.300 41,18 131.937.936.130 45,29 145.131.729.743 49,82 159.644.902.717 54,80 175.609.392.989 54,80 175.609.392.989 Dinas PU dan PR
Jumlah Jembatan Kabupaten Kondisi Baik unit 80 88 97 106 117 129 129 -
1.03 . X.XX.XX . 16 Program Pembangunan/Rehabilitasi Saluran Drainase/Gorong-Gorong Panjang Saluran Drainase Dengan Kondisi Baik km 63.245 69.570 2.242.427.500 76.526 2.466.670.250 84.179 2.713.337.275 92.597 2.984.671.003 101.857 3.283.138.103 101.857 3.283.138.103 Dinas PU dan PR
1.03 . X.XX.XX . 17 Program Pembangunan/Rehabilitasi Turap/Talud/Bronjong Turap/Talud/Bronjong Dengan Konstruksi Baik km 8,2 9 1.231.436.000 10 2.414.579.600 11 2.656.037.560 12 2.921.641.316 13 3.213.805.448 13 3.213.805.448 Dinas PU dan PR
1.03 . X.XX.XX . 18 Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Persentase Panjang Jalan yang Dilakukan Pemeliharaan Per Tahun km 37 41 18.894.621.500 45 20.784.083.650 49 22.862.492.015 54 25.148.741.217 60 27.663.615.338 60 27.663.615.338 Dinas PU dan PR
Jumlah Jembatan Kondisi Rusak yang Direhabilitasi per Tahun unit 10 11 12 13 15 16 16 -
1.03 . X.XX.XX . 22 Program Pembangunan Sistem Informasi/Data Base Jalan dan Jembatan Pemanfaatan Sistem Informasi Jalan dan Jembatan dalam persen - 100 100.000.000 100 110.000.000 100 121.000.000 100 133.100.000 100 146.410.000 100 146.410.000 Dinas PU dan PR
Perumusan Kebijakan Perencanaan Pembangunan Infrastruktur
1.03 . X.XX.XX . 23 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan Persentase Alat Berat dalam kondisi baik persen 65 68 2.350.000.000 70 2.585.000.000 75 2.843.500.000 78 3.127.850.000 80 3.440.635.000 80 3.440.635.000 Dinas PU dan PR
1.03 . X.XX.XX . 24 Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Persentase Jaringan Irigasi Kondisi Mantap persen 59,74 65 22.788.000.000 72 25.066.800.000 79 27.573.480.000 87 30.330.828.000 95 33.363.910.800 95 33.363.910.800 Dinas PU dan PR
Jaringan Pengairan lainnya
Rasio Ketersediaan Air Irigasi Untuk Pertanian Rakyat persen 0,68 0,71 0,75 0,79 0,83 0,87 0,87
1.03 . X.XX.XX . 25 Program Penyediaan dan Pengolahan Air Baku Persentase ketersediaan sumber air baku persen 35 40 900.000.000 50 1.090.000.000 60 1.199.000.000 70 1.318.900.000 80 1.450.790.000 80 1.450.790.000 Dinas PU dan PR
1.03 . X.XX.XX . 26 Program Pembangunan, Pengelolaan dan Konversi Sungai, Danau dan Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sungai, persen - - - - 32,19 1.500.000.000 35,41 1.650.000.000 38,95 1.815.000.000 38,95 1.815.000.000 Dinas PU dan PR
Sumber Daya Lainnya danau, dan sumber daya air lainnya
1.03 . X.XX.XX . 27 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah Persentase Penduduk Berakses Air Minum Aman persen 50 55 16.075.579.000 60 17.683.136.900 65 19.451.450.590 70 21.396.595.649 75 23.536.255.214 75 23.536.255.214 Dinas PU dan PR
VI - 40
Capain Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
1.03 . X.XX.XX . 28 Program Pengendalian Banjir Persentase Luas Wilayah Kebanjiran yang Ditangani persen - 60 1.200.000.000 65 1.320.000.000 68 1.452.000.000 70 1.597.200.000 73 1.756.920.000 73 1.756.920.000 Dinas PUPR; BPBD
1.03 . X.XX.XX . 29 Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh Jumlah Pusat Pertumbuhan Baru dengan Infrastruktur Memadai kawasan 1 2 7.000.000.000 2 7.700.000.000 3 8.470.000.000 3 9.317.000.000 4 10.248.700.000 4 10.248.700.000 Dinas PUPR; Bappedalitbang
1.03 . X.XX.XX . 30 Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaaan Jumlah Masyarakat Penerima Manfaat PAMSIMAS orang 3.000 3.300 1.680.000.000 3.630 1.848.000.000 3.993 2.032.800.000 4.392 2.236.080.000 4.832 2.459.688.000 4.832 2.459.688.000 Dinas PU dan PR; Bappedalitbang
1.03 . X.XX.XX . 33 Program Pembangunan/RehabilitasiGedung dan Tata Ruang Persentase Gedung Pemerintah Dalam Kondisi Baik persen 60 65 14.593.421.000 70 16.052.763.100 75 17.658.039.410 80 19.423.843.351 85 21.366.227.686 85 21.366.227.686 Dinas PU dan PR
1.03 . X.XX.XX . 38 Program Pembinaan Jasa Konstruksi Persentase SDM Jasa Konstruksi yang terlatih persen - - - 42,34 375.000.000 46,57 412.500.000 51,23 453.750.000 56,35 499.125.000 56,35 499.125.000 Dinas PUPR
1.04 . X.XX.XX . 15 Program Pengembangan Perumahan Ketersediaan Rumah Layak Huni persen 20 30 1.120.276.000 40 6.532.303.600 50 7.185.533.960 60 7.904.087.356 70 8.694.496.092 70 9.563.945.701 Dinas PR dan KP
Berkurangnya Jumlah Rumah Tidak Layak Huni unit 3.998 2.999 2.249 1.687 1.265 949 949 Dinas PR dan KP
1.04 . X.XX.XX . 16 Program Lingkungan Sehat Perumahan Berkurangnya Luas Kawasan kumuh Ha 244,66 171,26 5.250.589.550 119,88 9.775.648.505 83,92 11.503.213.356 58,74 12.378.534.691 41,12 13.616.388.160 41,12 14.978.026.976
Persentase Rumah Tangga Bersanitasi persen 67,76 68,43 69,12 69,81 70,51 71,21 71,21
1.04 . X.XX.XX . 18 Program Perbaikan Perumahan Akibat Bencana Alam/Sosial Persentase Perbaikan Rumah Akibat Bencana persen - - - 50 300.000.000 55 330.000.000 60 363.000.000 65 399.300.000 65 439.230.000 Dinas PR dan KP
2.09. X.XX.XX . 15 Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Persentase Ketersediaan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan persen 45,87 - - 50,46 1.050.000.000 55,50 1.100.000.000 61,05 800.000.000 67,16 800.000.000 67,16 800.000.000 Dinas Perhubungan
2.09. X.XX.XX . 16 Program Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ Persentase Sarana dan Prasarana Perhubungan Kondisi Baik persen 70 70 55.359.200 75 60.895.120 75 66.984.632 80 73.683.095 80 81.051.405 80 81.051.405 Dinas Perhubungan
2.09. X.XX.XX . 17 Pogram Peningkatan Pelayanan Angkutan Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum orang/tahun 47.234 49.596 245.718.790 52.075 270.290.669 54.679 297.319.736 57.413 327.051.709 60.284 359.756.880 60.284 395.732.568 Dinas Perhubungan
Rasio Ijin Trayek izin/armada 1 1 2 2 2 2 2
Jumlah Uji KIR Angkutan Umum unit 2.316 2.339 2.362 2.386 2.416 2.434 2.434
Persentase Kepemilikan KIR Angkutan Umum persen 10,28 11,31 12,44 13,68 15,05 16,56 16,56
2.09. X.XX.XX . 18 Pogram Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan Persentase Sarana dan Prasarana Perhubungan yang Berfungsi persen - - - - - 54,21 2.000.000.000 - - 75,33 1.000.000.000 75,33 - Dinas Perhubungan
Baik
2.09. X.XX.XX . 19 Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas Persentase Ketersediaan Perlengkapan Keamanan Lalu Lintas persen 50 - - 60 1.050.000.000 65 1.155.000.000 70 1.270.500.000 75 1.397.550.000 75 1.397.550.000 Dinas Perhubungan
Misi III : Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Untuk Mengurangi Angka Pengangguran dan Kemiskinan
Tujuan : Mewujudkan Peningkatan Aktivitas Ekonomi Masyarakat, Dunia Usaha, Investasi serta Pemanfaatan Potensi Unggulan Daerah Secara Optimal untuk Kesejahteraan Masyarakat
Sasaran I : Meningkatnya Pertumbuhan dan Kualitas Perekonomian Daerah Sesuai Potensi dan Sumber Daya Unggulan Daerah
3.03. X.XX.XX . 15 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Cakupan Pembinaan Kelompok Petani persen 50,28 55,31 754.581.200 60,84 830.039.320 66,92 913.043.252 73,61 1.004.347.577 80,98 1.104.782.335 80,98 1.104.782.335 Dinas Pertanian
3.03. X.XX.XX . 18 Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan Persentase Teknologi Pertanian yang Diterapkan persen 37,33 39,2 100.000.000 41,16 110.000.000 43,21 121.000.000 45,37 133.100.000 47,64 146.410.000 47,64 146.410.000 Dinas Pertanian
3.03. X.XX.XX . 19 Program Peningkatan Produksi Pertanian dan Perkebunan Produksi Tanaman Pangan 4.995.500.000 5.495.050.000 6.044.555.000 6.649.010.500 7.313.911.550 7.313.911.550 Dinas Pertanian
- Padi ton/tahun 353.404 364.006 374.926 386.174 397.759 409.692 409.692
- Jagung ton/tahun 34.010 35.030 36.081 37.164 41.043 43.095 43.095
- Kedelai ton/tahun 1.265 1.303 1.342 1.383 1.424 1.467 1.467
Jumlah Produksi Hortikultura ton/tahun 209.499 219.974 230.973 242.521 254.647 267.380 267.380
3.03. X.XX.XX . 21 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Jumlah Kasus Penyakit Ternak kasus 17 15 200.000.000 14 220.000.000 12 242.000.000 11 266.200.000 10 292.820.000 10 292.820.000 Dinas Pertanian
Persentase Kasus Penyakit Ternak yang Tertangani persen 100 100 100 100 100 100 100
3.03. X.XX.XX . 22 Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Jumlah Populasi Ternak Besar ekor/tahun 24.299 25.514 250.000.000 26.790 275.000.000 28.129 30.250.000 29.536 332.750.000 31.012 366.025.000 31.012 366.025.000 Dinas Pertanian
Jumlah Populasi Ternak Kecil ekor/tahun 40.411 42.432 44.553 46.781 49.120 51.576 51.576
Jumlah Populasi Unggas ekor/tahun 2.044.887 2.147.131 2.254.488 2.367.212 2.485.573 2.609.852 2.609.852
3.01. X.XX.XX . 20 Program Pengembangan Budidaya Perikanan Produksi Perikanan Budidaya ton/tahun 28.951 29.241 50.000.000 29.533 640.000.000 29.829 704.000.000 30.127 774.400.000 30.428 851.840.000 30.428 851.840.000 Dinas Perikanan
Cakupan Binaan Kelompok Pembudidaya Perikanan persen 56,22 59,03 61,98 65,08 68,34 71,75 71,75
3.01. X.XX.XX . 21 Program Pengembangan Perikanan Tangkap Produksi Perikanan Tangkap ton/tahun 20.500 20.705 50.000.000 20.912 850.000.000 21.121 935.000.000 21.332 1.028.500.000 21.546 1.131.350.000 21.546 1.131.350.000 Dinas Perikanan
3.01. X.XX.XX . 23 Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produk Perikanan Tingkat Konsumsi Ikan persen 99,24 99,34 80.000.000 99,44 208.000.000 99,54 228.800.000 99,64 251.680.000 99,74 276.848.000 99,74 276.848.000 Dinas Perikanan
3.01. X.XX.XX . 24 Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air Tawar Produksi Perikanan Budidaya dan Tangkap persen 48.659 22.672 1.354.298.000 23.806 2.858.455.600 24.996 3.144.301.160 26.246 3.458.731.276 27.558 3.804.604.404 27.558 3.804.604.404 Dinas Perikanan
3.01. X.XX.XX . 31 Program Pengembangan Sektor Perikanan Melalui Percepatan Oprasional Jumlah Produksi Usaha Pembenihan ekor 35.000 38.500 50.000.000 57.750 205.000.000 86.625 225.500.000 129.938 248.050.000 194.906 272.855.000 194.906 272.855.000 Dinas Perikanan
BBI
2.03. X.XX.XX . 16 Program Peningkatan Ketahanan Pangan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) persen 87,74 88,61 769.231.000 90 846.154.100 90,40 930.769.510 91,30 1.023.846.461 92,21 1.126.231.107 92,21 1.126.231.107 Dinas Ketahanan Pangan; Dinas
Pertanian
Ketersediaan Pangan Utama (Beras) ton/tahun 157.206,00 165.066,30 173.320 181.986 191.085 200.639 200.639
Ketersediaan Energi per Kapita kalori/hari 2.754,76 2.809,86 2.866 2.923 2.982 3.041 3.041
Ketersediaan Protein per Kapita gram/hari 90,12 94,63 99 104 110 115 115
2.11. X.XX.XX . 15 Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif Jumlah Pelaku Usaha Mikro yang dikembangkan orang 10 - - 15 80.000.000 15 88.000.000 20 96.800.000 20 106.480.000 20 106.480.000 Dinas Koperasi dan UKM
2.11. X.XX.XX . 16 Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keuanggulan Kompetitif Jumlah SDM Koperasi dan Usaha Mikro yang Mendapatkan orang 10 10 100.000.000 25 270.000.000 25 201.000.000 25 213.100.000 25 226.410.000 25 226.410.000 Dinas Koperasi dan UKM
Usaha Kecil Menengah Pelatihan
2.11. X.XX.XX . 17 Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Persentase Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Aktif persen 70,09 70,44 309.800.000 74 340.780.000 77,66 374.858.000 81,54 412.343.800 85,62 453.578.180 85,62 453.578.180 Dinas Koperasi dan UKM
dan Menengah (UMKM)
2.11. X.XX.XX . 18 Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Persentase Koperasi Aktif persen 84,28 86,39 61.800.000 88,55 138.000.000 90,76 224.800.000 93,03 202.000.000 95,36 220.200.000 95,36 220.200.000 Dinas Koperasi dan UKM
2.11. X.XX.XX . 19 Program Pengembangan Usaha Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Jumlah Promosi Produk Binaan Koperasi kali 1 2 170.000.000 2 187.000.000 2 205.700.000 2 227.000.000 2 249.700.000 2 249.700.000 Dinas Koperasi dan UKM
3.07. X.XX.XX . 16 Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Jumlah Promosi Produk Kerajinan Daerah kali 1 4 532.800.000 4 686.080.000 4 755.000.000 4 830.500.000 4 913.550.000 4 913.550.000 Dinas Koperasi dan UKM
Cakupan Bina Kelompok Pengrajin persen 22,34 25,69 29,54 33,98 39,07 44,93 44,93
3.07. X.XX.XX . 19 Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial Sentra UMKM yang Dikembangkan sentra - - - 10 72.571.000 10 94.342.300 10 122.644.990 10 159.438.487 10 159.438.487 Dinas Koperasi dan UKM
VI - 41
Capain Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
2.12. X.XX.XX . 15 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Jumlah Penyelenggaran Promosi Peluang Investasi kali 2 2 716.371.500 3 1.034.281.900 3 1.057.710.090 4 1.138.481.099 4 1.327.329.209 4 1.327.329.209 Dinas Penanaman Modal dan PTSP
2.12. X.XX.XX . 16 Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Jumlah Investor Berskala Nasional (PMA/PMDN) investor 10 10 201.084.000 15 226.084.000 15 252.584.000 20 280.734.000 20 310.699.000 20 310.699.000 Dinas Penanaman Modal dan PTSP
Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional (PMA/PMDN) juta 21.896 22.991 24.140 25.347 26.615 27.945 27.945
2.12. X.XX.XX . 23 Program Peningkatan Pengembangan Pelayanan Perizinan dan Non Rata-rata Lama Proses Perizinan hari 2 2 1.137.275.500 2 487.275.500 2 377.275.500 2 427.275.500 2 477.275.500 2 477.275.500 Dinas Penanaman Modal dan PTSP
Perizinan
3.06. X.XX.XX . 15 Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan Jumlah Temuan Produk Tidak Layak Dikonsumsi produk 260 260 145.633.700 248 205.197.070 236 265.716.777 224 327.288.455 213 213.222.300 213 213.222.300 Dinas Perdagangan
3.06. X.XX.XX . 18 Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Persentase Pasar Kabupaten Dalam Kondisi Baik persen 75 80 2.190.151.595 85 2.445.690.413 90 2.528.435.054 95 2.633.129.739 100 2.766.188.928 100 2.766.188.928 Dinas Perdagangan
3.06. X.XX.XX . 19 Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan Cakupan Bina Kelompok Pedagang / Usaha Informal persen 30,25 - - 33,275 256.843.000 36,60 274.685.000 40,26 293.920.000 44,29 314.666.000 44,29 314.666.000 Dinas Perdagangan
3.06. X.XX.XX . 20 Program Pengembangan Perdagangan dan Sistem Distribusi Jumlah Pembinaan Pengelolaan Resi Gudang kali - 1 20.359.800 1 22.395.780 2 24.635.358 2 27.098.894 3 29.808.783 3 29.808.783 Dinas Perdagangan
3.06. X.XX.XX . 23 Program Peningkatan Pelayanan Sarana & Prasarana Metrologi Legal Persentase penurunan jumlah pelanggaran di bidang perdagangan persen 67,22 - - 57,14 625.000.000 48,57 787.500.000 41,28 873.000.000 35,09 1.051.500.000 35,09 1.051.500.000 Dinas Perdagangan
3.02. X.XX.XX . 15 Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Jumlah Kunjungan Wisatawan Domestik orang/tahun 18.501 18.686 1.145.000.000 18.873 1.259.500.000 19.061 1.385.450.000 19.252 1.523.995.000 19.444 1.676.394.500 19.444 1.676.394.500 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara orang/tahun 9 9 9 9 9 9 9
Rata-Rata Lama Tinggal Wisatawan hari 1 1 2 2 2 3 3
3.02. X.XX.XX . 16 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Jumlah Objek Wisata objek wisata 7 7 220.000.000 7 242.000.000 7 266.200.000 7 292.820.000 7 322.102.000 7 322.102.000 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Jumlah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) kelompok 3 3 4 4 4 5 5
3.02. X.XX.XX . 18 Program Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Persentase SDM Pariwisata yang Meningkat Kompetensinya persen 20 25 441.000.000 30 485.100.000 35 533.610.000 40 586.971.000 45 645.668.100 45 645.668.100 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Misi IV : Meningkatkan Penyelenggaraan Tata Kelola Pemerintahan Yang Berkualitas, Bersih dan Transparan Guna Meningkatkan Daya Saing Daerah, Sinergisitas Wilayah Serta Berkembangnya Kampung Sejahtera dan Mandiri
Tujuan : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Berkualitas, Bersih dan Transparan Serta Meningkatkan Kesejahteraan Kampung
Sasaran I : Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah
X.XX . X.XX.XX . 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Persentase Pemenuhan Kebutuhan Administrasi Perkantoran persen 100 100 93.346.185.486 100 95.213.109.196 100 97.117.371.380 100 99.059.718.807 100 108.965.690.688 100 108.965.690.688 Seluruh SKPD
X.XX . X.XX.XX . 02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Persentase Pemenuhan Kebutuhan Sarana Prasarana Aparatur persen 90 91 15.495.014.660 92 15.804.914.953 93 16.121.013.252 94 16.443.433.517 95 18.087.776.869 95 18.087.776.869 Seluruh SKPD
X.XX . X.XX.XX . 03 Program Peningkatan Disiplin Aparatur Persentase Disiplin Pegawai persen 100 - - 100 6.860.810.761 100 6.998.026.976 100 7.137.987.516 100 7.280.747.266 100 7.280.747.266 Seluruh SKPD
X.XX . X.XX.XX . 05 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Persentase Peningkatan Pelayanan dan Kinerja Aparatur persen 50 - - 60 3.430.405.381 65 3.499.013.488 70 3.568.993.758 75 3.640.373.633 75 3.640.373.633 Seluruh SKPD
X.XX . X.XX.XX . 06 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Persentase Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Tepat Waktu persen 100 - 3.363.142.530 100 3.430.405.381 100 3.499.013.488 100 3.568.993.758 100 3.640.373.633 100 3.640.373.633 Seluruh SKPD
dan Keuangan
2.04. X.XX.XX . 16 Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Persentase Pelayanan Administrasi Penataan Penguasaan, persen - - - 100 200.000.000 100 210.000.000 100 220.500.000 100 231.525.000 100 231.525.000
Tanah Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
Persentase Luas Lahan Bersertifikat persen 43,91 - 48,30 53,13 58,44 64,29 64,29
2.04. X.XX.XX . 17 Program Penyelesaian Konflik-Konflik Pertanahan Persentase Penyelesaian Konflik-Konflik Pertanahan persen - - - 100 35.000.000 100 36.750.000 100 38.587.500 100 40.516.875 100 40.516.875
4.01. X.XX.XX . 15 Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Persentase kegiatan DPRD yang terfasilitasi persen 100 100 13.721.569.800 100 15.093.726.780 100 16.603.099.458 100 18.263.409.404 100 20.089.750.344 100 20.089.750.344 Sekretariat DPRD
4.01. X.XX.XX . 16 Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah /Wakil Kepala Cakupan Koordinasi dan Fasilitasi Urusan Pemerintahan, persen 100 100 3.789.819.500 100 4.168.801.450 100 4.585.681.595 100 5.044.249.755 100 5.548.674.730 100 5.548.674.730 Sekretariat Daerah
Daerah Pembangunan dan Kemasyarakatan
4.01. X.XX.XX . 17 Program Pengembangan Wilayah Perbatasan Dokumen perencanaan pembangunan wilayah perbatasan dokumen 2 2 78.900.000 2 86.790.000 2 95.469.000 2 105.015.900 2 115.517.490 2 115.517.490 Sekretariat Daerah
VI - 42
Capain Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
4.01. X.XX.XX . 25 Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah Jumlah Kesepakatan Kerjasama Pemerintah Daerah kali - 1 193.675.000 1 213.042.500 1 234.346.750 1 257.781.425 1 283.559.568 1 283.559.568
4.01. X.XX.XX . 26 Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan Persentase Produk Hukum Daerah yang Ditetapkan persen 51 53 1.023.271.790 56 1.125.598.969 59 1.238.158.866 62 1.361.974.752 65 1.498.172.228 65 1.498.172.228
Persentase Permasalahan Hukum yang Dapat Ditangani persen 100 100 100 100 100 100 100
4.01. X.XX.XX . 27 Program Penataan Daerah Otonomi Baru Jumlah Penyelesaian Tapal Batas Wilayah Administrasi Antar kali - 1 196.050.000 1 215.655.000 1 237.220.500 1 260.942.550 1 287.036.805 1 287.036.805
Daerah
4.01. X.XX.XX . 28 Program Perencanaan dan Pengembangan Kesejahteraan Rakyat Persentase Tempat Ibadah yang Diberi Bantuan persen 65,21 68,47 2.412.120.600 71,89 2.653.332.660 75,49 2.918.665.926 79,26 3.210.532.519 83,23 3.531.585.770 83,23 3.531.585.770 Sekretariat Daerah
Persentase Guru Ngaji, Pengurus Masjid dan Pemuka Agama yang persen 69,03 72,48 76,11 79,91 83,91 88,1 88,1
Dibina
4.01. X.XX.XX . 29 Program Bimbingan Keagamaan Persentase tempat ibadah yang diberi bantuan persen 68,60 72,03 7.435.810.200 75,63 8.179.391.220 79,41 8.997.330.342 83,38 9.897.063.376 87,55 10.886.769.714 87,55 10.886.769.714 Sekretariat Daerah
Jumlah Calon Jema'ah Haji orang 6.282 6.300 6.325 6.350 6.375 6.400 6.400
Jumlah Qori dan Qori'ah Berprestasi orang - 2 3 4 4 5 5
4.01. X.XX.XX . 30 Program Ketatalaksanaan, Kelembagaan dan Kinerja Pemerintah Daerah Persentase SKPD yang dievaluasi serta melaksanakan analisa persen - 24 385.176.075 32 423.693.683 41 466.063.051 53 512.669.356 69 563.936.291 69 563.936.291 Sekretariat Daerah
jabatan dan beban kerja
Persentase SKPD yang telah menyusun Standar Operasional persen 50 50 60 70 80 90 90
Prosedur (SOP)
4.01. X.XX.XX . 31 Program Perumusan dan Pengendalian Kebijakan Perekonomian Cakupan Perumusan dan Pengendalian Kebijakan Perekonomian persen 100 100 298.824.200 100 328.706.620 100 361.577.282 100 397.735.010 100 437.508.511 100 437.508.511 Sekretariat Daerah
4.01. X.XX.XX . 32 Program Peningkatan Kualitas Pengadaan Barang/Jasa Prosentase keberhasilan pelaksanaan pengadaan barang/ jasa persen 100 100 380.399.000 100 418.438.900 100 460.282.790 100 506.311.069 100 556.942.176 100 556.942.176 Sekretariat Daerah
secara e-procurenment
4.01. X.XX.XX . 33 Program Pembinaan dan Pengendalian Pembangunan Daerah Persentase Pembinaan dan Pengendalian Pembangunan Daerah persen 100 100 78.900.000 100 86.790.000 100 95.469.000 100 105.015.900 100 115.517.490 100 115.517.490 Sekretariat Daerah
4.02. X.XX.XX . 20 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Prosentase tindak lanjut hasil pemeriksaan aparatur internal dan persen 100 100 1.923.147.000 100 2.115.461.700 100 2.327.007.870 100 2.559.708.657 100 2.815.679.523 100 2.815.679.523 Inspektorat
Pelaksanaan Kebijakan KDH BPK
Level APIP level 2 3 4 5 5 5 5
4.02. X.XX.XX . 21 Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Persentase Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan yang persen 20 30 300.000.000 40 330.000.000 50 363.000.000 60 399.300.000 70 439.230.000 70 439.230.000 Inspektorat
Pengawasan mengikuti Bimtek atau Sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor
4.03. X.XX.XX . 15 Program Pengembangan Data/Informasi Persentase keterisian data dan informasi perencanaan persen 10 20 500.500.000 50 550.550.000 75 605.605.000 100 666.165.500 100 732.782.050 100 732.782.050 Bappedalitbang
pembangunan (SIPD)
4.03. X.XX.XX . 16 Program Kerjasama Pembangunan Persentase Kerjasama yang Ditindaklanjuti persen 100 100 68.250.000 100 75.075.000 100 82.582.500 100 90.840.750 100 99.924.825 100 99.924.825 Bappedalitbang
4.03. X.XX.XX . 21 Program Perencanaan Pembangunan Daerah Persentase Konsistensi Program RKPD dengan Program RPJMD persen 100 100 1.969.037.100 100 2.165.940.810 100 2.382.534.891 100 2.620.788.380 100 2.882.867.218 100 2.882.867.218 Bappedalitbang
Persentase Kesesuaian tujuan Renstra SKPD dengan sasaran persen 100 100 100 100 100 100 100
RPJMD
Persentase Kesesuaian Program dalam Renja SKPD dengan RKPD persen 100 100 100 100 100 100 100
4.03. X.XX.XX . 22 Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi Persentase Pemanfaatan Dokumen Perencanaan Ekonomi persen 100 100 113.750.000 100 125.125.000 100 137.637.500 100 151.401.250 100 166.541.375 100 166.541.375 Bappedalitbang
4.03. X.XX.XX . 23 Program Perencanaan Sosial dan Budaya Persentase Pemanfaatan Dokumen Perencanaan Sosial Budaya persen 100 100 273.000.000 100 300.300.000 100 330.330.000 100 363.363.000 100 399.699.300 100 399.699.300 Bappedalitbang
4.03. X.XX.XX . 24 Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam Persentase Pemanfaatan Dokumen Perencanaan Infrastruktur persen 100 100 427.700.000 100 470.470.000 100 517.517.000 100 569.268.700 100 626.195.570 100 626.195.570 Bappedalitbang
4.04. X.XX.XX . 17 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Persentase OPD yang menyampaikan Laporan Keuangan dengan persen 100 100 3.942.894.900 100 4.337.184.390 100 4.770.902.829 100 5.247.993.112 100 5.772.792.423 100 5.772.792.423 BPKAD; BAPPENDA
benar dan tepat waktu
4.04. X.XX.XX . 18 Program Penyelesaian dan Penataan Aset Daerah Presentase SKPD yang tertib administrasi pengelolaan Barang persen 100 100 1.106.015.000 100 1.216.616.500 100 1.338.278.150 100 1.472.105.965 100 1.619.316.562 100 1.619.316.562 BPKAD
Milik Daerah (BMD)/Aset Daerah
4.04. X.XX.XX . 19 Program Pengelolaan Pendapatan Daerah Persentase Peningkatan PAD persen 4,52 4,78 2.225.285.000 4,68 2.447.813.500 4,74 2.692.594.850 4,79 2.961.854.335 4,85 3.258.039.769 4,85 3.258.039.769 Bappenda
4.05. X.XX.XX . 17 Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Persentase penempatan jabatan struktural sesuai dengan persen 100 100 2.434.049.097 100 2.677.454.007 100 2.945.199.407 100 3.239.719.348 100 3.563.691.283 100 3.563.691.283 BKPP; Sekretariat DPK KORPRI
kompetensi
4.06. X.XX.XX . 16 Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Persentase PNS yang mengikuti diklat teknis, fungsional, diklat pra persen 50 55 1.400.219.000 60 1.540.240.900 65 1.694.264.990 70 1.863.691.489 75 2.050.060.638 75 2.050.060.638 BPPKP
jabatan, dan tugas belajar
4.07. X.XX.XX . 16 Program Peningkatan, Pengkajian Potensi Daerah Jumlah Pelaksanaan Kerjasama Penelitian kali 4 4 368.400.000 6 405.240.000 8 445.764.000 10 490.340.400 12 539.374.440 12 539.374.440 Bappedalitbang
2.10. X.XX.XX . 15 Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa Persentase menara dan tiang telekomunikasi yang berijin persen 65 75 784.715.500 85 863.187.050 95 949.505.755 100 1.044.456.331 100 1.148.901.964 100 1.148.901.964 Dinas Komunikasi dan Informatika
Persentase OPD telah memiliki website persen - 30 35 40 45 50 50
2.10. X.XX.XX . 18 Program Kerjasama Informasi dan Media Massa Jumlah media massa yang bekerjasama dengan pemerintah media 50 50 3.082.516.000 50 3.390.767.600 50 3.729.844.360 50 4.102.828.796 50 4.513.111.676 50 4.513.111.676 Dinas Komunikasi dan Informatika
daerah
2.18. X.XX.XX . 16 Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah Persentase SKPD yang Telah Melakukan Arsip Baku persen 100 100 70.000.000 100 135.000.000 100 145.000.000 100 85.000.000 100 86.000.000 100 86.000.000 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Jumlah SDM Pengelola Kearsipan 40 41 42 44 45 46 46
2.14. X.XX.XX . 15 Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah Persentase ketersediaan data/informasi perencanaan persen 50 55 50.000.000 61 55.000.000 67 60.500.000 73 66.550.000 81 73.205.000 81 73.205.000 Dinas Komunikasi dan Informatika
pembangunan
2.15. X.XX.XX . 15 Program Pengelolaan dan Pengembangan Persandian Daerah Persentase pengguna layanan informasi melalui peralatan dan persen - - - 90 100.000.000 90 110.000.000 90 121.000.000 90 133.100.000 90 133.100.000 Dinas Komunikasi dan Informatika
jaringan telekomunikasi terlayani dan terlindungi keamanannya
VI - 43
Capain Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Misi V : Meningkatkan Pengelolaan Sumber Daya Alam Yang Berkualitas dan Berkelanjutan
Tujuan : Mewujudkan Penataan Ruang dan Pengelolaan SDA yang Berkeadilan dan Berkelanjutan
Sasaran I : Meningkatnya Kualitas Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
1.03 . X.XX.XX . 35 Program Perencanaan Tata Ruang Dokumen RTRW yang telah ditetapkan dengan Perda Dokumen 1 1 800.000.000 1 1.000.000.000 1 1.100.000.000 1 1.210.000.000 1 1.331.000.000 1 1.331.000.000 Dinas PU dan PR
1.03 . X.XX.XX . 37 Program Pemanfaatan Ruang Persentase Pengawasan Ijin Pemanfaatan Ruang persen 50 60 250.000.000 70 275.000.000 80 302.500.000 90 332.750.000 100 366.025.000 100 366.025.000 Dinas PU dan PR
2.05. X.XX.XX . 15 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Persentase Penanganan Sampah persen 50 75 2.019.341.400 80 3.046.275.540 85 3.350.903.094 90 3.685.993.403 95 4.054.592.744 95 4.054.592.744 Dinas LH
2.05. X.XX.XX . 16 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Persentase Perusahaan yang Taat Terhadap Peraturan Perundang- persen 50 75 1.046.468.000 80 1.151.114.800 85 1.266.226.280 90 1.392.848.908 95 1.532.133.799 95 1.532.133.799 Dinas LH
Undangan Lingkungan Hidup
Indeks Kualitas Air (IKA) skor - 48,27 55,51 63,84 73,41 84,42 84,42
Indeks Kualitas Udara (IKU) skor - 90,32 76,77 65,26 55,47 47,15 47,15
2.05. X.XX.XX . 19 Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Persentase Ketersedian Data/Informasi SDA dan LH yang dapat Persen 50 75 351.979.000 80 387.176.900 85 425.894.590 90 468.484.049 95 515.332.454 95 515.332.454 Dinas LH
Lingkungan Hidup diakses
2.05. X.XX.XX . 24 Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Persentase Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang telah terkelola persen 30,21 33,23 5.768.240.600 36,55 6.455.064.660 40,21 7.100.571.126 44,23 7.810.628.239 48,65 8.591.691.062 48,65 8.591.691.062 Dinas LH; Dinas PUPR
3.05. X.XX.XX . 17 Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan Persentase Rumah Tangga Pengguna Listrik persen 20,00 25,00 64.382.500 30,00 70.820.750 35,00 77.902.825 40,00 85.693.108 45,00 94.262.418 45,00 94.262.418 DPMPTSP
Rasio Ketersediaan Daya Listrik persen 72,32 75,94 79,73 83,72 87,91 92,30 92,30
VI - 44
Dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017
tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
menunjukkan konsistensi pemerintah untuk melembagakan agenda SDG’s
ke dalam program pembangunan nasional. Peraturan Presiden tersebut
menekankan keterlibatan seluruh pemangku kepentingan, melalui 4
(empat) platform partisipasi yaitu, Pemerintah dan Parlemen, Filantropi
dan Bisnis, Ormas, Akademisi dan Pakar dalam rangka mensukseskan
pelaksanaan agenda SDG’s.
VI - 45
Tabel 6.8 Program Prioritas Kabupaten Tulang Bawang Terhadap TPB/SDG’s
Mengakhiri kemiskinan dalam segala Menurunnya angka kemiskinan dan Meningkatkan upaya penanggulangan 1. Program Pelayanan dan Rehabilitasi
bentuk dimanapun tingkat pengangguran kemiskinan secara terpadu dan menyeluruh Kesejahteraan Sosial;
2. Program Pemberdayaan Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial;
3. Program Pemberdayaan Fakir Miskin,
Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) Lainnya
Mengakhiri kelaparan, mencapai Meningkatnya pertumbuhan dan Meningkatkan sistem pengelolaan agribisnis 1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
ketahanan pangan dan nutrisi yang kualitas perekonomian daerah sesuai dan ketahanan pangan daerah Pertanian/Perkebunan;
lebih baik dan mendukung pertanian potensi dan sumber daya unggulan 2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan.
berkelanjutan daerah
Memastikan kehidupan yang sehat Meningkatnya akses masyarakat Meningkatkan kualitas pelayanan dan 1. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan;
dan mendukung kesejahteraan bagi terhadap pelayanan kesehatan yang kesehatan masyarakat 2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat;
semua untuk semua usia berkualitas
3. Program Pengawasan Obat dan Makanan;
4. Program Pengembangan Obat Asli Indonesia;
5. Program Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat;
6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat;
7. Program Pengembangan Lingkungan Sehat;
8. Program Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Menular;
9. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan;
10. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk
Miskin;
VI - 46
Tujuan SDG’s Sasaran RPJMD Strategi RPJMD Program
VI - 47
Tujuan SDG’s Sasaran RPJMD Strategi RPJMD Program
Mencapai kesetaraan gender dan Meningkatkan peran perempuan dan Meningkatkan kualitas hidup perempuan dan 1. Program Peningkatan Peran Serta dan
memberdayakan semua perempuan pemuda serta pembinaan anak Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan;
dan anak perempuan keolahragaan 2. Program Peningkatan Peranan Perempuan dan
Pembangunan Daerah;
3. Program Peningkatan Peran Wanita Dalam
Membangun Daerah.
Memastikan ketersediaan dan Terwujudnya peningkatan kualitas Meningkatkan kemantapan infrastruktur 1. Program Lingkungan Sehat Perumahan;
manajemen air bersih yang infrastruktur wilayah yang terpadu dasar 2. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan
berkelanjutan dan sanitasi bagi semua dan merata serta meningkatkan daya Air Minum dan Air Limbah.
dukung sistem transportasi dan
Memastikan akses terhadap energi sarana perhubungan Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang
yang terjangkau, dapat diandalkan, Ketenagalistrikan
berkelanjutan dan modern bagi
semua
Mendukung pertumbuhan ekonomi Menurunnya angka kemiskinan dan Meningkatkan kualitas tenaga kerja serta 1. Program Pengembangan Industri Kecil dan
yang inklusif dan berkelanjutan, tingkat pengangguran perluasan lapangan kerja di daerah Menengah;
tenaga kerja penuh dan produktif dan 2. Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri
pekerjaan yang layak untuk semua Potensial;
3. Program Peningkatan Kualitas dan
Produktivitas Tenaga Kerja;
4. Program Perlindungan dan Pengembangan
Lembaga Ketenagakerjaan.
Membangun infrastruktur yang Terwujudnya peningkatan kualitas Meningkatkan kemantapan infrastruktur 1. Program Pengembangan Wilayah Strategis dan
tangguh, mendukung industrialisasi infrastruktur wilayah yang terpadu dasar Cepat Tumbuh;
yang inklusif dan berkelanjutan dan dan merata serta meningkatkan daya 2. Program Pembangunan Infrastruktur
membantu perkembangan inovasi dukung sistem transportasi dan Perdesaan;
sarana perhubungan
3. Program Teknologi Tepat Guna;
4. Program Peningkatan, Pengkajian Potensi
Daerah.
VI - 48
Tujuan SDG’s Sasaran RPJMD Strategi RPJMD Program
Mengurangi ketimpangan di dalam Menurunnya angka kemiskinan dan Meningkatkan upaya penanggulangan Program Perlindungan dan Jaminan Sosial;
dan antar negara tingkat pengangguran kemiskinan secara terpadu dan menyeluruh
Membangun kota dan pemukiman Terwujudnya peningkatan kualitas Meningkatkan kemantapan infrastruktur 1. Program Pengembangan Perumahan;
yang inklusif, aman, tangguh dan infrastruktur wilayah yang terpadu dasar 2. Program Perencanaan Tata Ruang;
berkelanjutan dan merata serta meningkatkan daya
3. Program Pemanfaatan Ruang;
dukung sistem transportasi dan
sarana perhubungan 4. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
(RTH)
Memastikan pola konsumsi dan Meningkatnya pertumbuhan dan Meningkatkan sistem pengelolaan agribisnis 1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani;
produksi yang berkelanjutan kualitas perekonomian daerah sesuai dan ketahanan pangan daerah 2. Program Peningkatan Penerapan Teknologi
potensi dan sumber daya unggulan Pertanian/ Perkebunan;
daerah
3. Program Peningkatan Produksi Pertanian dan
Perkebunan;
Mengambil aksi segera untuk Menikatnya kualitas sumber daya Meningkatkan pelestarian fungsi SDA dan 1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan
memerangi perubahan iklim dan alam dan lingkungan hidup lingkungan hidup menuju pembangunan yang Persampahan;
dampaknya berkelanjutan 2. Program Pengendalian Pencemaran dan
Mengkonservasi dan memanfaatkan Perusakan Lingkungan Hidup;
secara berkelanjutan sumber daya 3. Program Peningkatan Kualitas dan Akses
laut, samudra dan maritim untuk Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
pembangunan yang berkelanjutan Hidup.
VI - 49
Tujuan SDG’s Sasaran RPJMD Strategi RPJMD Program
Mendukung masyarakat yang damai Meningkatnya ketenteraman, Meningkatkan kondusifitas ketentraman dan 1. Program Peningkatan Keamanan dan
dan inklusif untuk pembangunan ketertiban umum dan perlindungan ketertiban umum di wilayah Kabupaten Kenyamanan Lingkungan;
berkelanjutan, menyediakan akses masyarakat Tulang Bawang 2. Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan
terhadap keadilan bagi semua dan Pencegahan Tindak Kriminal;
membangun institusi-institusi yang
3. Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit
efektif, akuntabel dan inklusif
Masyarakat (Pekat);
disemua level
4. Program Keamanan dan Ketertiban Umum.
Meningkatnya akuntabilitas kinerja Meningkatkan efektivitas kinerja birokrasi 1. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
pemerintah daerah yang transparan, akuntabel dan profesional Aparatur
2. Program Peningkatan dan Pengembangan
Pengelolaan Keuangan Daerah
3. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga
Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan
4. Program Perencanaan Pembangunan Daerah
5. Program Pembinaan dan Pengembangan
Aparatur
6. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya
Aparatur.
Menguatkan ukuran implementasi Meningkatnya pertumbuhan dan Meningkatkan kepastian investasi dan iklim 1. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama
dan merevitalisasi kemitraan global kualitas perekonomian daerah sesuai usaha yang kondusif Investasi;
untuk pembangunan yang potensi dan sumber daya unggulan 2. Program Peningkatan Iklim Investasi dan
berkelanjutan daerah Realisasi Investasi;
3. Program Peningkatan Pengembangan
Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan;
4. Program Peningkatan Kerjasama Antar
Pemerintah Daerah;
5. Program Kerjasama Pembangunan.
VI - 50
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal, pemerintah daerah diwajibkan untuk menerapkan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam penyelenggaraan pelayanan
dasar yang merupakan bagian dari pelaksanaan urusan wajib untuk
memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Selain itu, SPM juga diposisikan
untuk menjawab isu-isu krusial dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah, khususnya dalam penyelenggaraan pelayanan dasar yang
bermuara pada penciptaan kesejahteraan rakyat. Upaya ini sangat sesuai
dengan apa yang secara normatif dijamin dalam konstitusi sekaligus
untuk menjaga kelangsungan kehidupan berbangsa yang serasi, harmonis
dan utuh dalam koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam penerapannya, SPM harus menjamin akses masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan dasar dari Pemerintahan Daerah sesuai dengan
ukuran-ukuran yang ditetapkan oleh Pemerintah. Oleh karena itu, baik
dalam perencanaan maupun penganggaran, wajib diperhatikan prinsip-
prinsip SPM yaitu sederhana, konkrit, mudah diukur, terbuka, terjangkau
dan dapat dipertanggungjawabkan serta mempunyai batas waktu
pencapaian.
VI - 51
terwujud suatu pelayanan prima menuju Good Governance.
Pengintegrasian SPM ke dalam RPJMD ini merupakan salah satu upaya
memberikan ruang dan perhatian yang optimal pada pelaksanaan
pencapaian SPM oleh Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang.
No Jenis Pelayanan Dasar / Indikator SPM Program RPJMD yang Mendukung Pelaksanaan SPM
II. Pendidikan Dasar Oleh Satuan Pendidik 1. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
2. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
VI - 52
No Jenis Pelayanan Dasar / Indikator SPM Program RPJMD yang Mendukung Pelaksanaan SPM
III Air Minum 1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
IV Penyehatan Lingkungan Pemukiman (Sanitasi 1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
Lingkungan dan Persampahan) 2. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
3. Program Pembangunan/Rehabilitasi Saluran Drainase/Gorong-Gorong
II Lingkungan yang Sehat dan Aman yang 1. Program Lingkungan Sehat Perumahan
Didukung dengan Prasarana, Sarana dan
Utilitas Umum (PSU)
II Penanggulangan Bencana Kebakaran 1. Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran
VI - 53
No Jenis Pelayanan Dasar / Indikator SPM Program RPJMD yang Mendukung Pelaksanaan SPM
VI - 54
BAB VII
KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN
DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH
D
alam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah
provinsi, yang mana daerah provinsi tersebut terdiri atas
daerah-daerah kabupaten dan kota. Dengan adanya otonomi
daerah, setiap daerah memunyai hak dan kewajibanmengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahannya untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan dan mendekatkan
pelayanan kepada masyarakat, termasuk dalam menyelenggarakan
fungsinya masing-masing.
VII - 1
Tabel 7.1. Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Tahun 2017-2022
Kabupaten Tulang Bawang
No URAIAN TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021 TAHUN 2022 TAHUN 2023
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
VII - 2
7.2. Program Perangkat Daerah
Program prioritas dalam pencapaian visi dan misi serta seluruh program
yang dirumuskan dalam renstra perangkat daerah beserta indikator
kinerja, pagu indikatif kinerja, pagu indikatif target, perangkat daerah
berdasarkan bidang urusan seperti tabel berikut:
VII - 3
Tabel 7.2. Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan
Kabupaten Tulang Bawang
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Umum Seluruh SKPD
X.XX . X.XX.XX . 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Persentase Pemenuhan Kebutuhan Administrasi Perkantoran persen 100 100 93.346.185.486 100 95.213.109.196 100 97.117.371.380 100 99.059.718.807 100 108.965.690.688 100 108.965.690.688 Seluruh SKPD
X.XX . X.XX.XX . 02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Persentase Pemenuhan Kebutuhan Sarana Prasarana Aparatur persen 90 91 15.495.014.660 92 15.804.914.953 93 16.121.013.252 94 16.443.433.517 95 18.087.776.869 95 18.087.776.869 Seluruh SKPD
X.XX . X.XX.XX . 03 Program Peningkatan Disiplin Aparatur Persentase Disiplin Pegawai persen 100 - - 100 6.860.810.761 100 6.998.026.976 100 7.137.987.516 100 7.280.747.266 100 7.280.747.266 Seluruh SKPD
X.XX . X.XX.XX . 05 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Persentase Peningkatan Pelayanan dan Kinerja Aparatur persen 50 - - 60 3.430.405.381 65 3.499.013.488 70 3.568.993.758 75 3.640.373.633 75 3.640.373.633 Seluruh SKPD
X.XX . X.XX.XX . 06 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Persentase Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Tepat Waktu persen 100 - 3.363.142.530 100 3.430.405.381 100 3.499.013.488 100 3.568.993.758 100 3.640.373.633 100 3.640.373.633 Seluruh SKPD
Keuangan
1.02 Kesehatan
1.02 . X.XX.XX . 15 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas persen 70 72 128.024.000 75 140.826.400 78 154.909.040 80 170.399.944 85 187.439.938 85 187.439.938 Dinas Kesehatan
1.02 . X.XX.XX . 16 Program Upaya Kesehatan Masyarakat Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin persen 75 75 12.886.137.225 75 14.174.750.948 75 15.592.226.042 75 17.151.448.646 75 18.866.593.511 75 18.866.593.511 Dinas Kesehatan
Cakupan Penduduk yang Menjadi Peserta Jaminan Kesehatan persen 46 51 56 61 67 74 74
1.02 . X.XX.XX . 17 Program Pengawasan Obat dan Makanan Jumlah Sampel Obat dan Makanan yang Diuji sampel 10 10 48.230.000 10 53.053.000 10 58.358.300 10 64.194.130 10 70.613.543 10 70.613.543 Dinas Kesehatan
Persentase Peredaran Produk Pangan yang Memenuhi Syarat persen 50 55 60 65 70 75 75
1.02 . X.XX.XX . 18 Program Pengembangan Obat Asli Indonesia Pengembangan Produk Obat Bahan Alam Indonesia yang produk 5 5 31.415.000 5 34.556.500 5 38.012.150 5 41.813.365 5 45.994.702 5 45.994.702 Dinas Kesehatan
bermutu
Persentase Puskesmas yang Melaksanakan Pelayanan Kesehatan persen 70 70 70 70 80 80 80
Tradisional, Komplementer dan Alternatif
1.02 . X.XX.XX . 19 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Cakupan Desa Siaga Aktif persen 50 55 1.821.920.000 60 2.004.112.000 65 2.204.523.200 70 2.424.975.520 75 2.667.473.072 75 2.667.473.072 Dinas Kesehatan
1.02 . X.XX.XX . 20 Program Perbaikan Gizi Masyarakat Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapatkan Perawatan persen 100 100 95.667.500 100 105.234.250 100 115.757.675 100 127.333.443 100 140.066.787 100 140.066.787 Dinas Kesehatan
Prevalensi Balita Kurang Gizi/underweight persen 18 18 17 17 17 17 17
Prevalensi Balita Stunting persen
Rasio Posyandu per Satuan Balita persen 6,67 6,84 7,01 7,18 7,36 7,55 7,55
VII - 4
Capain Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
1.02 . X.XX.XX . 21 Program Pengembangan Lingkungan Sehat Persentase Penduduk yang memiliki akses terhadap air minum persen 70,5 78 230.381.000 85 253.419.100 94 278.761.010 103 306.637.111 114 337.300.822 114 337.300.822 Dinas Kesehatan
yang berkualitas
Persentase ODF (open defecation free ) / Presentase Penduduk persen 50 55 60 65 70 75 75
yang menggunakan jamban keluarga
1.02 . X.XX.XX . 22 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Cakupan Kejadian Luar Biasa (KLB) yang dilakukan persen 100 100 1.730.000.000 100 1.903.000.000 100 2.093.300.000 100 2.302.630.000 100 2.532.893.000 100 2.532.893.000 Dinas Kesehatan
penanggulangan < 24 jam
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) persen 100 100 100 100 100 100 100
Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 persen 3,01 2,95 2,89 2,83 2,78 2,72 2,72
tahun
Penemuan Penderita Pneumonia Balita yang Ditangani persen 100 100 100 100 100 100 100
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC BTA persen 100 100 100 100 100 100 100
Persentase Kasus Baru TB Paru (Positif) yang Ditangani persen 100 100 100 100 100 100 100
Persentase Penemuan Penderita Diare yang Ditangani persen 100 100 100 100 100 100 100
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD persen 90 95 100 100 100 100 100
1.02 . X.XX.XX . 23 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Jumlah Puskesmas Terakreditasi PKM 10 18 2.266.587.500 18 2.493.246.250 20 2.742.570.875 20 3.016.827.963 20 3.318.510.759 20 3.318.510.759 Dinas Kesehatan; RSUD
Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang Harus Disediakan persen 100 100 100 100 100 100 100
RSUD
1.02 . X.XX.XX . 24 Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin persen 57 60 20.135.772.750 70 22.149.350.025 80 24.364.285.028 90 26.800.713.530 90 29.480.784.883 90 29.480.784.883 Dinas Kesehatan
1.02 . X.XX.XX . 25 Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Jumlah Puskesmas Yang Memiliki Sarana dan Prasarana Sesuai PKM 18 18 11.788.556.000 18 12.967.411.600 18 14.264.152.760 20 15.690.568.036 20 17.259.624.840 20 17.259.624.840 Dinas Kesehatan
Puskesmas/ Puskemas Pembantu dan Jaringannya Standar
Persentase Bangunan Fisik Puskesmas dan Pustu dalam kondisi persen 100 100 100 100 100 100 100
baik
1.02 . X.XX.XX . 26 Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana RSUD Menggala Bed Occupancy Rate (BOR) persen 60 63,60 30.899.306.000 67,42 33.989.236.600 71,46 37.388.160.260 75,75 41.126.976.286 80,29 45.239.673.915 80,29 45.239.673.915 RSUD Menggala
Average Length Of Stay (AVLOS) hari 9 8 8 7 7 6 6
Turn Over Interval (TOI) hari 3 3 2 2 2 1 1
Bed Turn Over (BTO) kali 50 50 50 50 40 40 40
1.02 . X.XX.XX . 28 Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Persentase Penduduk yang Memanfaatkan Puskesmas persen 50 55 3.712.465.000 60 4.083.711.500 65 4.492.082.650 70 4.941.290.915 75 5.435.420.007 75 5.435.420.007 Dinas Kesehatan
Persentase Desa yang Memilki Poskesdes persen 50 55 60 65 70 75 75
Persentase puskesmas mampu PONED dan berfungsi persen 50 55 60 65 70 75 75
1.02 . X.XX.XX . 29 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Angka Kematian Balita (AKBA) per 1000 KH 0,50 0,48 36.569.000 0,45 40.225.900 0,43 44.248.490 0,41 48.673.339 0,39 53.540.673 0,39 53.540.673 Dinas Kesehatan
Cakupan Pelayanan Anak Balita persen 89,84 90 90 90 90 90 90
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6- persen 100 100 100 100 100 100 100
24 bulan
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat persen 100 100 100 100 100 100 100
1.02 . X.XX.XX . 30 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia Cakupan Pelayanan Kesehatan Lansia persen 45 50 29.396.000 55 32.335.600 60 35.569.160 65 39.126.076 70 43.038.684 70 43.038.684 Dinas Kesehatan
Angka Harapan Hidup (AHH) tahun 69,69 69,76 69,83 69,90 69,97 70,04 70,04
1.02 . X.XX.XX . 31 Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan Peredaran Kosmetika dan Obat-Obat Tradisional yang Diawasi produk 50 50 39.117.500 50 43.029.250 50 47.332.175 50 52.065.393 50 57.271.932 50 57.271.932 Dinas Kesehatan
1.02 . X.XX.XX . 32 Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 39,00 38,81 5.140.870.000 38,42 5.654.957.000 38,03 6.220.452.700 37,66 6.842.497.970 37,28 7.526.747.767 37,28 7.526.747.767 Dinas Kesehatan
KH
Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 KH 5,60 5,57 5,52 5,46 5,41 5,35 5,35
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 persen 90,34 94,86 99,60 100 100 100 100
Cakupan Neonatal dengan komplikasi yang ditangani persen 100 100 100 100 100 100 100
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang persen 92 93 94 95 96 97 97
Memiliki Kompetensi Kebidanan
Cakupan Pelayanan Nifas persen 83 85 87 89 91 93 93
Cakupan Ibu Hamil dengan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani persen 81,79 85,88 90,17 94,68 99,42 100 100
Cakupan Kunjungan Bayi persen 90 91 92 93 94 95 95
1.02 . X.XX.XX . 36 Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Jumlah Dokumen Regulasi Kebijakan dan Manajemen dokumen 17 17 921.039.250 17 1.013.143.175 17 1.114.457.493 17 1.225.903.242 17 1.348.493.566 17 1.348.493.566 Dinas Kesehatan
Kesehatan (PKPM) Pembangunan Kesehatan
1.02 . X.XX.XX . 40 Program Peningkatan dan Pelayanan Kesehatan BLUD RSUD Menggala Persentase Tingkat Kepuasan Pasien di RSUD Menggala persen 50 60 34.200.000.000 100 37.620.000.000 100 41.382.000.000 100 45.520.200.000 100 50.072.220.000 100 50.072.220.000 RSUD Menggala
Lama Tunggu Pelanayanan Rawat Jalan menit 10 10 10 10 10 10 10
Lama Tunggu Pelayanan Obat menit 15 15 15 15 15 15 15
VII - 5
Capain Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
1.03 . X.XX.XX . 23 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan Persentase Alat Berat dalam kondisi baik persen 65 68 2.350.000.000 70 2.585.000.000 75 2.843.500.000 78 3.127.850.000 80 3.440.635.000 80 3.440.635.000 Dinas PU dan PR
1.03 . X.XX.XX . 24 Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Persentase Jaringan Irigasi Kondisi Mantap persen 59,74 65 22.788.000.000 72 25.066.800.000 79 27.573.480.000 87 30.330.828.000 95 33.363.910.800 95 33.363.910.800 Dinas PU dan PR
Jaringan Pengairan lainnya
1.03 . X.XX.XX . 25 Program Penyediaan dan Pengolahan Air Baku Persentase ketersediaan sumber air baku persen - 40 900.000.000 50 1.090.000.000 60 1.199.000.000 70 1.318.900.000 80 1.450.790.000 80 1.450.790.000 Dinas PU dan PR
1.03 . X.XX.XX . 26 Program Pembangunan, Pengelolaan dan Konversi Sungai, Danau dan Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sungai, persen - - - - 32,19 1.500.000.000 35,41 1.650.000.000 38,95 1.815.000.000 38,95 1.815.000.000 Dinas PU dan PR
Sumber Daya Lainnya danau, dan sumber daya air lainnya
1.03 . X.XX.XX . 27 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah Persentase Penduduk Berakses Air Minum Aman persen 50 55 16.075.579.000 60 17.683.136.900 65 19.451.450.590 70 21.396.595.649 75 23.536.255.214 75 23.536.255.214 Dinas PU dan PR
1.03 . X.XX.XX . 28 Program Pengendalian Banjir Persentase Luas Wilayah Kebanjiran yang Ditangani persen - 60 1.200.000.000 65 1.320.000.000 68 1.452.000.000 70 1.597.200.000 73 1.756.920.000 73 1.756.920.000 Dinas PUPR; BPBD
1.03 . X.XX.XX . 29 Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh Jumlah Pusat Pertumbuhan Baru dengan Infrastruktur Memadai kawasan 1 2 7.000.000.000 2 7.700.000.000 3 8.470.000.000 3 9.317.000.000 4 10.248.700.000 4 10.248.700.000 Dinas PUPR; Bappedalitbang
1.03 . X.XX.XX . 30 Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaaan Jumlah Masyarakat Penerima Manfaat PAMSIMAS orang 3.000 3.300 1.680.000.000 3.630 1.848.000.000 3.993 2.032.800.000 4.392 2.236.080.000 4.832 2.459.688.000 4.832 2.459.688.000 Dinas PU dan PR; Bappedalitbang
1.03 . X.XX.XX . 33 Program Pembangunan/RehabilitasiGedung dan Tata Ruang Persentase Gedung Pemerintah Dalam Kondisi Baik persen 60 65 14.593.421.000 70 16.052.763.100 75 17.658.039.410 80 19.423.843.351 85 21.366.227.686 85 21.366.227.686 Dinas PU dan PR
1.03 . X.XX.XX . 35 Program Perencanaan Tata Ruang Dokumen RTRW yang telah ditetapkan dengan Perda Dokumen 1 1 800.000.000 1 1.000.000.000 1 1.100.000.000 1 1.210.000.000 1 1.331.000.000 1 1.331.000.000 Dinas PU dan PR
1.03 . X.XX.XX . 37 Program Pemanfaatan Ruang Persentase Pengawasan Ijin Pemanfaatan Ruang persen 50 60 250.000.000 70 275.000.000 80 302.500.000 90 332.750.000 100 366.025.000 100 366.025.000 Dinas PU dan PR
1.03 . X.XX.XX . 38 Program Pembinaan Jasa Konstruksi Persentase SDM Jasa Konstruksi yang terlatih persen - - - 42,34 375.000.000 46,57 412.500.000 51,23 453.750.000 56,35 499.125.000 56,35 499.125.000 Dinas PUPR
1.06 Sosial
1.06 . X.XX.XX . 15 Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk persen 53,46 57,74 1.167.256.000 62,36 1.283.981.600 67,34 1.412.379.760 72,73 1.553.617.736 78,55 1.708.979.510 78,55 1.708.979.510 Dinas Sosial
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya pemenuhan kebutuhan dasar
Persentase PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial persen 12,34 13,57 14,93 16,42 18,07 19,87 19,87
melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial
ekonomi sejenis lainnya
1.06 . X.XX.XX . 16 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Presentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama persen 72,00 75,60 1.269.434.000 79,38 1.396.377.400 83,35 1.536.015.140 87,52 1.689.616.654 91,89 1.858.578.319 91,89 1.858.578.319 Dinas Sosial
masa tanggap darurat
Presentase korban bencana yang dievakuasi dengan persen 85,87 87,59 89,34 91,13 92,95 94,81 94,81
menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap
1.06 . X.XX.XX . 18 Program Pembinaan Penyandang Cacat/Disabilitas Presentase penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia persen 63,21 66,37 330.000.000 69,69 363.000.000 73,17 399.300.000 76,83 439.230.000 80,67 483.153.000 80,67 483.153.000 Dinas Sosial
tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial
1.06 . X.XX.XX . 20 Program Pembinaan eks Penyandang Penyakit Sosial (eks Narapidana, PSK, Persentase eks Penyandang Penyakit Sosial (eks Narapidana, PSK, persen 50 55 40.273.000 60 44.300.300 65 48.730.330 70 53.603.363 75 58.963.699 75 58.963.699 Dinas Sosial
Narkoba dan Penyakit Sosial Lainnya) Narkoba dan Penyakit Sosial Lainnya) yang dibina
1.06 . X.XX.XX . 21 Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Jumlah Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) yang orang 10 10 165.771.000 13 182.348.100 13 200.582.910 15 220.641.201 15 242.705.321 15 242.705.321 Dinas Sosial
dibina dan aktif dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial
1.06 . X.XX.XX . 22 Program Perlindungan dan Jaminan Sosial Persentase Penerima Manfaat PKH persen 100 100 229.062.000 100 251.968.200 100 277.165.020 100 304.881.522 100 335.369.674 100 335.369.674 Dinas Sosial
VII - 6
Capain Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
2 Urusan Wajib Bukan Pelayanan Dasar
2.01 Tenaga Kerja
2.01. X.XX.XX . 15 Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) persen 66,33 67,32 100.000.000 68,33 110.000.000 69,36 121.000.000 70,40 133.100.000 71,46 146.410.000 71,46 146.410.000 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) persen 4,93 4,68 4,45 4,23 4,02 3,81 3,81
Persentase Tenaga Kerja yang Dilatih persen 39,21 43,13 47,44 52,19 57,41 63,15 63,15
2.01. X.XX.XX . 17 Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Persentase Pekerja yang Menjadi Peserta BPJS persen 80 90 200.000.000 100 220.000.000 100 242.000.000 100 266.200.000 100 292.820.000 100 292.820.000 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Jumlah Perusahaan yang Menerapkan K3 perusahaan 10 11 11 12 12 13 12,76
2.03 Pangan
2.03. X.XX.XX . 16 Program Peningkatan Ketahanan Pangan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) persen 87,74 88,61 769.231.000 89,50 846.154.100 90,40 930.769.510 91,30 1.023.846.461 92,21 1.126.231.107 92,21 1.126.231.107 Dinas Ketahanan Pangan; Dinas
Pertanian
Ketersediaan Pangan Utama (Beras) ton/tahun 157.206 165.066 173.320 181.986 191.085 200.639 200639,12
Ketersediaan Energi per Kapita kalori/hari 2.754,76 2.809,86 2.866,05 2.923,37 2.981,84 3.041,48 3041,48
Ketersediaan Protein per Kapita gram/hari 90,12 94,63 99,36 104,33 109,54 115,02 115,02
2.04 Pertanahan
2.04. X.XX.XX . 16 Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Persentase Pelayanan Administrasi Penataan Penguasaan, persen - - - 100 200.000.000 100 210.000.000 100 220.500.000 100 231.525.000 100 231.525.000 Sekretariat Daerah
Tanah Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
Persentase Luas Lahan Bersertifikat persen 43,91 - 48,30 53,13 58,44 64,29 64,29
2.04. X.XX.XX . 17 Program Penyelesaian Konflik-Konflik Pertanahan Persentase Penyelesaian Konflik-Konflik Pertanahan persen - - - 100 35.000.000 100 36.750.000 100 38.587.500 100 40.516.875 100 40.516.875 Sekretariat Daerah
VII - 7
Capain Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
2.08 Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
2.08. X.XX.XX . 15 Program Keluarga Berencana Rata-Rata Jumlah Anak per Keluarga orang 2,12 2,10 4.610.503.000 2,07 5.071.553.300 2,05 5.578.708.630 2,03 6.136.579.493 2,01 6.750.237.442 2,01 6.750.237.442 Dinas PP dan KB
Ratio Akseptor KB persen 78,76 80,34 81,94 83,58 85,25 86,96 86,96
Cakupan PUS peserta KB Aktif persen 73,33 74,80 76,29 77,82 79,37 80,96 80,96
Cakupan PUS yang Ingin Ber-KB Tidak Terpenuhi (unmet need ) persen 27,40 26,90 26,42 25,94 25,48 25,02 25,02
Total Fertility Rate (TFR) persen 2,14 2,11 2,08 2,05 2,02 1,98 1,98
Laju Pertumbuhan Penduduk persen 1,24 1,23 1,22 1,20 1,19 1,18 1,18
2.09 Perhubungan
2.09. X.XX.XX . 15 Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Persentase Ketersediaan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan persen 45,87 - - 50,46 1.050.000.000 55,50 1.100.000.000 61,05 800.000.000 67,16 800.000.000 67,16 800.000.000 Dinas Perhubungan
2.09. X.XX.XX . 16 Program Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ Persentase Sarana dan Prasarana Perhubungan Kondisi Baik persen 70 70 55.359.200 75 60.895.120 75 66.984.632 80 73.683.095 80 81.051.405 80 81.051.405 Dinas Perhubungan
2.09. X.XX.XX . 17 Pogram Peningkatan Pelayanan Angkutan Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum orang/tahun 47.234 49.596 245.718.790 52.075 270.290.669 54.679 297.319.736 57.413 327.051.709 60.284 359.756.880 60.284 359.756.880 Dinas Perhubungan
Rasio Ijin Trayek izin/armada 1,37 1,44 1,51 1,59 1,67 1,75 1,75
Jumlah Uji KIR Angkutan Umum unit 2.316 2.339 2.362 2.386 2.416 2.434 2.434
Persentase Kepemilikan KIR Angkutan Umum persen 10,28 11,31 12,44 13,68 15,05 16,56 16,56
2.09. X.XX.XX . 18 Pogram Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan Persentase Sarana dan Prasarana Perhubungan yang Berfungsi persen - - - - - 54,21 2.000.000.000 - - 75,33 1.000.000.000 75,33 - Dinas Perhubungan
Baik
2.09. X.XX.XX . 19 Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas Persentase Ketersediaan Perlengkapan Keamanan Lalu Lintas persen 50 - - 60 1.050.000.000 65 1.155.000.000 70 1.270.500.000 75 1.397.550.000 75 1.397.550.000 Dinas Perhubungan
2.14 Statistik
2.14. X.XX.XX . 15 Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah Persentase ketersediaan data/informasi perencanaan persen 50 55 50.000.000 61 55.000.000 67 60.500.000 73 66.550.000 81 73.205.000 81 73.205.000 Dinas Komunikasi dan Informatika
pembangunan
2.15 Persandian
2.15. X.XX.XX . 15 Program Pengelolaan dan Pengembangan Persandian Daerah Persentase pengguna layanan informasi melalui peralatan dan persen - - - 90 100.000.000 90 110.000.000 90 121.000.000 90 133.100.000 90 133.100.000 Dinas Komunikasi dan Informatika
jaringan telekomunikasi terlayani dan terlindungi keamanannya
2.16 Kebudayaan
2.16. X.XX.XX . 15 Program Pengembangan Nilai Budaya Persentase Pengelolaan Nilai-Nilai Budaya Tradisi Dalam persen 58 60 270.000.000 65 297.000.000 70 326.700.000 75 359.370.000 80 395.307.000 80 395.307.000 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Masyarakat
2.16. X.XX.XX . 16 Program Pengelolaan Kekayaan Budaya Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan persen 45,01 - - 47,26 100.000.000 49,62 110.000.000 52,10 121.000.000 54,71 133.100.000 54,71 133.100.000 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
VII - 8
Capain Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
2.16. X.XX.XX . 17 Program Pengelolaan Keragaman Budaya Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya kali 1 1 867.092.000 1 953.801.200 2 1.049.181.320 2 1.154.099.452 2 1.269.509.397 2 1.269.509.397 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Jumlah Grup Kesenian Aktif grup 13 14 14 15 16 17 17
2.17 Perpustakaan
2.17. X.XX.XX . 21 Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan Jumlah Perpustakaan perpustakaan 54 59 265.000.000 65 489.200.000 72 499.000.000 79 499.000.000 87 520.000.000 87 520.000.000 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Jumlah Pengunjung Perpustakaan per Tahun orang 1.492 1.507 1.522 1.537 1.553 1.568 1.568
Jumlah Koleksi Judul Buku Perpustakaan judul 7.013 7.083 7.154 7.226 7.298 7.371 7.371
Koleksi Buku yang Tersedia di Perpustakaan Daerah eksemplar 22.367 22.591 22.817 23.045 23.275 23.508 23.508
Perpustakaan Unggulan unit 12 15 18 21 24 27 27
2.18 Kearsipan
2.18. X.XX.XX . 16 Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah Persentase SKPD yang Telah Melakukan Arsip Baku persen 100 100 70.000.000 100 135.000.000 100 145.000.000 100 85.000.000 100 86.000.000 100 86.000.000 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Jumlah SDM Pengelola Kearsipan 40 41 42 44 45 46 46
3 Urusan Pilihan
3.01 Perikanan
3.01. X.XX.XX . 20 Program Pengembangan Budidaya Perikanan Produksi Perikanan Budidaya ton/tahun 28.951 29.241 50.000.000 29.533 640.000.000 29.829 704.000.000 30.127 774.400.000 30.428 851.840.000 30.428 851.840.000 Dinas Perikanan
Cakupan Binaan Kelompok Pembudidaya Perikanan persen 56,22 59,03 61,98 65,08 68,34 71,75 71,75
3.01. X.XX.XX . 21 Program Pengembangan Perikanan Tangkap Produksi Perikanan Tangkap ton/tahun 20.500 20.705 50.000.000 20.912 850.000.000 21.121 935.000.000 21.332 1.028.500.000 21.546 1.131.350.000 21.546,00 1.131.350.000 Dinas Perikanan
3.01. X.XX.XX . 23 Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produk Perikanan Tingkat Konsumsi Ikan persen 99,24 99,34 80.000.000 99,44 208.000.000 99,54 228.800.000 99,64 251.680.000 99,74 276.848.000 99,74 276.848.000 Dinas Perikanan
3.01. X.XX.XX . 24 Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air Tawar Produksi Perikanan Budidaya dan Tangkap persen 48.659 22.672 1.354.298.000 23.806 2.858.455.600 24.996 3.144.301.160 26.246 3.458.731.276 27.558 3.804.604.404 27.558,20 3.804.604.404 Dinas Perikanan
3.01. X.XX.XX . 31 Program Pengembangan Sektor Perikanan Melalui Percepatan Oprasional Jumlah Produksi Usaha Pembenihan ekor 35.000 38.500 50.000.000 57.750 205.000.000 86.625 225.500.000 129.938 248.050.000 194.906 272.855.000 194.906,25 272.855.000 Dinas Perikanan
BBI
3.02 Pariwisata
3.02. X.XX.XX . 15 Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Jumlah Kunjungan Wisatawan Domestik orang/tahun 18.501 18.686 1.145.000.000 18.873 1.259.500.000 19.061 1.385.450.000 19.252 1.523.995.000 19.444 1.676.394.500 19.444 1.676.394.500 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara orang/tahun 9 9 9 9 9 9 9
Rata-Rata Lama Tinggal Wisatawan hari 1 1 2 2 2 3 3
3.02. X.XX.XX . 16 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Jumlah Objek Wisata objek wisata 7 7 220.000.000 7 242.000.000 7 266.200.000 7 292.820.000 7 322.102.000 7 322.102.000 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Jumlah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) kelompok 3 3 4 4 4 5 5
3.02. X.XX.XX . 18 Program Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Persentase SDM Pariwisata yang Meningkat Kompetensinya persen 20 25 441.000.000 30 485.100.000 35 533.610.000 40 586.971.000 45 645.668.100 45 645.668.100 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
3.03 Pertanian
3.03. X.XX.XX . 15 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Cakupan Pembinaan Kelompok Petani persen 50,28 55,31 754.581.200 60,84 830.039.320 66,92 913.043.252 73,61 1.004.347.577 80,98 1.104.782.335 80,98 1.104.782.335 Dinas Pertanian
3.03. X.XX.XX . 18 Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan Persentase Teknologi Pertanian yang Diterapkan persen 37,33 39,2 100.000.000 41,16 110.000.000 43,21 121.000.000 45,37 133.100.000 47,64 146.410.000 47,64 146.410.000 Dinas Pertanian
3.03. X.XX.XX . 19 Program Peningkatan Produksi Pertanian dan Perkebunan Produksi Tanaman Pangan 4.995.500.000 5.495.050.000 6.044.555.000 6.649.010.500 7.313.911.550 7.313.911.550 Dinas Pertanian
- Padi ton/tahun 353.404 364.006 374.926 386.174 397.759 409.692 409.692
- Jagung ton/tahun 34.010 35.030 36.081 37.164 41.043 43.095 43.095
- Kedelai ton/tahun 1.265 1.303 1.342 1.383 1.424 1.467 1.467
Jumlah Produksi Hortikultura ton/tahun 209.499 219.974 230.973 242.521 254.647 267.380 267.380
3.03. X.XX.XX . 21 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Jumlah Kasus Penyakit Ternak kasus 17 15 200.000.000 14 220.000.000 12 242.000.000 11 266.200.000 10 292.820.000 10 292.820.000 Dinas Pertanian
Persentase Kasus Penyakit Ternak yang Tertangani persen 100 100 100 100 100 100 100
3.03. X.XX.XX . 22 Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Jumlah Populasi Ternak Besar ekor/tahun 24.299 25.514 250.000.000 26.790 275.000.000 28.129 30.250.000 29.536 332.750.000 31.012 366.025.000 31.012 366.025.000 Dinas Pertanian
Jumlah Populasi Ternak Kecil ekor/tahun 40.411 42.432 44.553 46.781 49.120 51.576 51.576
Jumlah Populasi Unggas ekor/tahun 2.044.887 2.147.131 2.254.488 2.367.212 2.485.573 2.609.852 2.609.852
3.06 Perdagangan
3.06. X.XX.XX . 15 Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan Jumlah Temuan Produk Tidak Layak Dikonsumsi produk 260 260 145.633.700 248 205.197.070 236 265.716.777 224 327.288.455 213 213.222.300 213 213.222.300 Dinas Perdagangan
3.06. X.XX.XX . 18 Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Persentase Pasar Kabupaten Dalam Kondisi Baik persen 75 80 2.190.151.595 85 2.445.690.413 90 2.528.435.054 95 2.633.129.739 100 2.766.188.928 100 2.766.188.928 Dinas Perdagangan
3.06. X.XX.XX . 19 Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan Cakupan Bina Kelompok Pedagang / Usaha Informal persen 30,25 - - 33,28 256.843.000 36,60 274.685.000 40,26 293.920.000 44,29 314.666.000 44,29 314.666.000 Dinas Perdagangan
3.06. X.XX.XX . 20 Program Pengembangan Perdagangan dan Sistem Distribusi Jumlah Pembinaan Pengelolaan Resi Gudang kali - 1 20.359.800 1 22.395.780 2 24.635.358 2 27.098.894 3 29.808.783 3 29.808.783 Dinas Perdagangan
3.06. X.XX.XX . 23 Program Peningkatan Pelayanan Sarana & Prasarana Metrologi Legal Persentase penurunan jumlah pelanggaran di bidang perdagangan persen 67,22 - - 57,14 625.000.000 48,57 787.500.000 41,28 873.000.000 35,09 1.051.500.000 35,09 1.051.500.000 Dinas Perdagangan
VII - 9
Capain Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
3.07 Perindustrian
3.07. X.XX.XX . 16 Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Jumlah Promosi Produk Kerajinan Daerah kali 1 4 532.800.000 4 686.080.000 4 755.000.000 4 830.500.000 4 913.550.000 4 913.550.000 Dinas Koperasi dan UKM
Cakupan Bina Kelompok Pengrajin persen 22,34 25,69 29,54 33,98 39,07 44,93 44,93
3.07. X.XX.XX . 19 Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial Sentra UMKM yang Dikembangkan sentra - - - 10 72.571.000 10 94.342.300 10 122.644.990 10 159.438.487 10 159.438.487 Dinas Koperasi dan UKM
3.08 Transmigrasi
3.08. X.XX.XX . 15 Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi Persentase Tingkat Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat persen 20 25 150.000.000 30 165.000.000 35 181.500.000 40 199.650.000 45 219.615.000 45 219.615.000 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Tumbuh
3.08. X.XX.XX . 18 Program Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Pengembangan Wilayah Cepat Jumlah Sarana dan Prasarana yang Dibangun di Kawasan KTM unit 1 1 25.000.000 1 27.500.000 1 30.250.000 1 33.275.000 1 36.602.500 1 36.602.500 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Tumbuh
3.08. X.XX.XX . 19 Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Pemukiman Transmigrasi Jumlah Masyarakat Transmigran yang Dibina dan Dilatih orang 20 30 50.000.000 40 55.000.000 50 60.500.000 60 66.550.000 70 73.205.000 70 73.205.000 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
4.01. X.XX.XX . 30 Program Ketatalaksanaan, Kelembagaan dan Kinerja Pemerintah Daerah Persentase SKPD yang dievaluasi serta melaksanakan analisa persen - 24 385.176.075 32 423.693.683 41 466.063.051 53 512.669.356 69 563.936.291 69 563.936.291 Sekretariat Daerah
jabatan dan beban kerja
Persentase SKPD yang telah menyusun Standar Operasional persen 50 50 60 70 80 90 90
Prosedur (SOP)
4.01. X.XX.XX . 31 Program Perumusan dan Pengendalian Kebijakan Perekonomian Cakupan Perumusan dan Pengendalian Kebijakan Perekonomian persen 100 100 298.824.200 100 328.706.620 100 361.577.282 100 397.735.010 100 437.508.511 100 437.508.511 Sekretariat Daerah
4.01. X.XX.XX . 32 Program Peningkatan Kualitas Pengadaan Barang/Jasa Prosentase keberhasilan pelaksanaan pengadaan barang/ jasa persen 100 100 380.399.000 100 418.438.900 100 460.282.790 100 506.311.069 100 556.942.176 100 556.942.176 Sekretariat Daerah
secara e-procurenment
4.01. X.XX.XX . 33 Program Pembinaan dan Pengendalian Pembangunan Daerah Persentase Pembinaan dan Pengendalian Pembangunan Daerah persen 100 100 78.900.000 100 86.790.000 100 95.469.000 100 105.015.900 100 115.517.490 100 115.517.490 Sekretariat Daerah
4.02 Pengawasan
4.02. X.XX.XX . 20 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Prosentase tindak lanjut hasil pemeriksaan aparatur internal dan persen 100 100 1.923.147.000 100 2.115.461.700 100 2.327.007.870 100 2.559.708.657 100 2.815.679.523 100 2.815.679.523 Inspektorat
Pelaksanaan Kebijakan KDH BPK
Level APIP level 2 3 4 5 5 5 5
4.02. X.XX.XX . 21 Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Persentase Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan yang persen 20 30 300.000.000 40 330.000.000 50 363.000.000 60 399.300.000 70 439.230.000 70 439.230.000 Inspektorat
Pengawasan mengikuti Bimtek atau Sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor
4.03 Perencanaan
4.03. X.XX.XX . 15 Program Pengembangan Data/Informasi Persentase keterisian data dan informasi perencanaan persen 10 20 500.500.000 50 550.550.000 75 605.605.000 100 666.165.500 100 732.782.050 100 732.782.050 Bappedalitbang
pembangunan (SIPD)
4.03. X.XX.XX . 16 Program Kerjasama Pembangunan Persentase Kerjasama yang Ditindaklanjuti persen 100 100 68.250.000 100 75.075.000 100 82.582.500 100 90.840.750 100 99.924.825 100 99.924.825 Bappedalitbang
4.03. X.XX.XX . 21 Program Perencanaan Pembangunan Daerah Persentase Konsistensi Program RKPD dengan Program RPJMD persen 100 100 1.969.037.100 100 2.165.940.810 100 2.382.534.891 100 2.620.788.380 100 2.882.867.218 100 2.882.867.218 Bappedalitbang
Persentase Konsistensi Program RKPD Kedalam APBD persen 100 100 100 100 100 100 100
Persentase Kesesuaian tujuan Renstra SKPD dengan sasaran persen 100 100 100 100 100 100 100
RPJMD
Persentase Kesesuaian Program dalam Renja SKPD dengan RKPD persen 100 100 100 100 100 100 100
4.03. X.XX.XX . 22 Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi Persentase Pemanfaatan Dokumen Perencanaan Ekonomi persen 100 100 113.750.000 100 125.125.000 100 137.637.500 100 151.401.250 100 166.541.375 100 166.541.375 Bappedalitbang
4.03. X.XX.XX . 23 Program Perencanaan Sosial dan Budaya Persentase Pemanfaatan Dokumen Perencanaan Sosial Budaya persen 100 100 273.000.000 100 300.300.000 100 330.330.000 100 363.363.000 100 399.699.300 100 399.699.300 Bappedalitbang
4.03. X.XX.XX . 24 Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam Persentase Pemanfaatan Dokumen Perencanaan Infrastruktur persen 100 100 427.700.000 100 470.470.000 100 517.517.000 100 569.268.700 100 626.195.570 100 626.195.570 Bappedalitbang
VII - 10
Capain Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
4.04 Keuangan
4.04. X.XX.XX . 17 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Persentase OPD yang menyampaikan Laporan Keuangan dengan persen 100 100 3.942.894.900 100 4.337.184.390 100 4.770.902.829 100 5.247.993.112 100 5.772.792.423 100 5.772.792.423 BPKAD; BAPPENDA
benar dan tepat waktu
4.04. X.XX.XX . 18 Program Penyelesaian dan Penataan Aset Daerah Presentase SKPD yang tertib administrasi pengelolaan Barang persen 100 100 1.106.015.000 100 1.216.616.500 100 1.338.278.150 100 1.472.105.965 100 1.619.316.562 100 1.619.316.562 BPKAD
Milik Daerah (BMD)/Aset Daerah
4.04. X.XX.XX . 19 Program Pengelolaan Pendapatan Daerah Persentase Peningkatan PAD persen 4,52 4,78 2.225.285.000 4,68 2.447.813.500 4,74 2.692.594.850 4,79 2.961.854.335 4,85 3.258.039.769 4,85 3.258.039.769 Bappenda
4.05 Kepegawaian
4.05. X.XX.XX . 17 Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Persentase penempatan jabatan struktural sesuai dengan persen 100 100 2.434.049.097 100 2.677.454.007 100 2.945.199.407 100 3.239.719.348 100 3.563.691.283 100 3.563.691.283 BKPP; Sekretariat DPK KORPRI
kompetensi
VII - 11
BAB VIII
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH
P
enetapan indikator kinerja daerah dimaksudkan untuk
memberikan gambaran tentang tingkat pencapaian visi dan
misi Bupati dan Wakil Bupati pada akhir periode masa
jabatannya. Tingkat keberhasilan tersebut ditunjukan dari
akumulasi pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah
setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun
sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat
dicapai.
VIII - 1
indikator dari program yang telah ditetapkan (outcome) atau
kompositnya (impact).
Indikator kinerja adalah alat untuk mengukur secara spesifik baik secara
kuantitatif dan/atau kualitatif tingkat capaian kinerja program dan
kegiatan. Dengan demikian indikator kinerja menjadi dasar penilaian
kinerja dalam proses perencanaan, pelaksanaan maupun dalam
pencapaian tujuan dan sasaran. Indikator tersebut menjadi parameter
prioritas pembangunan dan juga sebagai instrumen pemantauan dan
evaluasi RPJMD.
VIII - 2
Tabel 8.1
Sasaran dan Indikator Kinerja Utama Daerah
VIII - 3
Sasaran Indikator Kinerja Utama
12. Meningkatnya kualitas sumber daya alam 1. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
dan lingkungan hidup (IKLH)
VIII - 4
Tabel 8.2 Penetapan Indikator Kinerja Utama Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2017-2022
1. Presentase Penurunan Jumlah Konflik Sosial di Masyarakat persen 1,41 0,99 0,69 0,49 0,34 0,34 0,24
2. Persentase Peningkatan Organisasi Sosial Keagamaan yang Aktif persen 61,88 64,97 68,22 71,63 75,21 75,21 78,97
3. Persentase Peningkatan Kelompok Seni dan Budaya yang Aktif persen 36,25 43,50 52,20 62,64 75,17 75,17 90,21
4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) persen 67,84 68,08 68,32 68,55 68,79 68,79 69,03
5. Persentase Tingkat Kepuasan Pasien di RSUD Menggala persen 60,00 63,60 67,42 71,46 75,75 75,75 80,29
6. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah persen 11,25 11,81 12,40 13,02 13,67 13,67 14,35
7. Persentase Organisasi Pemuda yang Aktif persen 30,00 34,50 39,68 45,63 52,47 52,47 60,34
8. Panjang Jalan Kabupaten dalam Kondisi Mantap km (%) 385,4 (37) 424,03 (41) 466,43 (45) 513,07 (49) 564,38 (54) 564,38 (54) 620,82 (60)
9. Persentase Irigasi Kabupaten dalam Kondisi Baik persen 65,00 71,50 78,65 86,52 95,17 95,17 95,84
10. Persentase Layanan Angkutan Darat persen 64,21 67,42 70,79 74,33 78,05 78,05 81,95
11. Laju Pertumbuhan Ekonomi persen 5,46 5,57 5,69 5,81 5,93 5,93 6,05
12. Nilai Tukar Petani (NTP) persen 104,18 104,39 104,60 104,80 105,01 105,01 105,22
13. Angka Kemiskinan persen 10,02 9,52 9,04 8,59 8,16 8,16 7,65
VIII - 5
Target Tahun Periode
Kondisi
Transisi
No Indikator Satuan Akhir
RPJMD
2018 2019 2020 2021 2022 RPJMD
(2023)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
14. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) persen 4,82 4,62 4,43 4,25 4,02 4,02 3,82
16. Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah predikat WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
17. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) persen 71,61 73,26 74,94 76,67 78,43 78,43 80,23
18. Persentase Lembaga Kemasyarakatan Kampung yang Aktif persen 67,43 70,80 74,34 78,06 81,96 81,96 86,06
19. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) indeks 60,15 62,15 64,15 66,15 68,15 68,15 69,51
VIII - 6
8.2. Indikator Kinerja Daerah
VIII - 7
sebagai alat ukur menilai kinerja organisasi, maka indikator kinerja
daerah ditetapkan dengan memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Terkait dengan upaya pencapaian sasaran pembangunan daerah;
2. Menggunakan indikator pencapaian program pembangunan yang
diharapkan;
VIII - 8
Tabel 8.3
Penetapan Indikator Kinerja Daerah
Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Kabupaten Tulang Bawang
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
VIII - 9
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kondisi Periode
Kinerja pada Kinerja Akhir Transisi
No Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Satuan
awal periode Periode RPJMD
RPJMD 2018 2019 2020 2021 2022 RPJMD (2023)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
VIII - 10
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kondisi Periode
Kinerja pada Kinerja Akhir Transisi
No Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Satuan
awal periode Periode RPJMD
RPJMD 2018 2019 2020 2021 2022 RPJMD (2023)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2 ASPEK KESEJAHTERAAN
PELAYANAN UMUMMASYARAKAT
2.1.2. Kesehatan
2.1.2.1. Rasio Puskesmas, Klinik, Pustu per Satuan Penduduk persen 32,33 32,65 32,98 33,31 33,64 33,98 33,98 34,32
2.1.2.2. Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk persen 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
2.1.2.3. Rasio Dokter per Satuan Penduduk persen 0,18 0,18 0,18 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19
2.1.2.4. Cakupan Ibu Hamil dengan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani persen 81,79 85,88 90,17 94,68 99,42 100 100 100
VIII - 11
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kondisi Periode
Kinerja pada Kinerja Akhir Transisi
No Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Satuan
awal periode Periode RPJMD
RPJMD 2018 2019 2020 2021 2022 RPJMD (2023)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2.1.2.5. Cakupan Pertolongan Persalinan
ASPEK KESEJAHTERAAN oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki
MASYARAKAT persen 92 93 94 95 96 97 97 99
Kompetensi Kebidanan
2.1.2.6. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) persen 100 100 100 100 100 100 100 100
2.1.2.7. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan persen 100 100 100 100 100 100 100 100
2.1.2.8. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penderita TBC BTA persen 100 100 100 100 100 100 100 100
2.1.2.9. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD persen 90 95 100 100 100 100 100 100
2.1.2.10. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin persen 75 75 75 75 75 75 75 75
2.1.2.11. Cakupan Kunjungan Bayi persen 90 91 92 93 94 95 95 96
2.1.2.12. Cakupan Desa Siaga Aktif persen 50 55 60 65 70 75 75 80
2.1.2.13. Bed Occupancy Rate (BOR) persen 60,00 63,60 67,42 71,46 75,75 80,29 80,29 85,11
2.1.2.14. Average Length Of Stay (AVLOS) hari 9 8 8 7 7 6 6 6
2.1.2.15. Turn Over Interval (TOI) hari 3 3 2 2 2 1 1 1
2.1.2.16. Bed Turn Over (BTO) kali 50 50 50 50 40 40 40 40
VIII - 12
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kondisi Periode
Kinerja pada Kinerja Akhir Transisi
No Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Satuan
awal periode Periode RPJMD
RPJMD 2018 2019 2020 2021 2022 RPJMD (2023)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
2.1.5.4. Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran kabupaten persen 100 100 100 100 100 100 100 100
2.1.5.6. Persentase Personel DAMKAR yang Memenuhi Standar Kualifikasi persen 50,22 52,73 55,37 58,14 61,04 64,09 64,09 67,30
2.1.5.4. Persentase Penanganan Bencana persen 100 100 100 100 100 100 100 100
2.1.5. Sosial
2.1.5.1. Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan persen 53,46 57,74 62,36 67,34 72,73 78,55 78,55 84,83
kebutuhan dasar
2.1.5.2. Persentase PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial melalui persen 12,34 13,57 14,93 16,42 18,07 19,87 19,87 21,86
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis
lainnya
2.1.5.3. Presentase korban bencana yang menerima bantuan sosial selama masa persen 72,00 75,60 79,38 83,35 87,52 91,89 91,89 96,49
tanggap darurat
2.1.5.4. Presentase korban bencana yang dievakuasi dengan menggunakan sarana persen 85,87 87,59 89,34 91,13 92,95 94,81 94,81 96,70
prasarana tanggap darurat lengkap
2.1.5.5. Presentase penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak persen 63,21 66,37 69,69 73,17 76,83 80,67 80,67 84,71
potensial yang telah menerima jaminan sosial
VIII - 13
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kondisi Periode
Kinerja pada Kinerja Akhir Transisi
No Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Satuan
awal periode Periode RPJMD
RPJMD 2018 2019 2020 2021 2022 RPJMD (2023)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2.2.3. Pangan
2.2.3.1 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) skor 87,74 88,61 89,50 90,40 91,30 92,21 92,21 93,13
2.2.3.2 Ketersediaan Pangan Utama (Beras) ton/tahun 157.206 165.066 173.320 181.986 191.085 200.639 200.639 210.671
2.2.3.3 Ketersediaan Energi per Kapita kalori/hari 2.754,76 2.809,86 2.866,05 2.923,37 2.981,84 3.041,48 3.041,48 3.102,31
2.2.3.4 Ketersediaan Protein per Kapita gram/hari 90,12 94,63 99,36 104,33 109,54 115,02 115,02 120,77
2.2.4. Pertanahan
2.2.4.1 Persentase Penyelesaian Konflik-Konflik Pertanahan persen - - 100 100 100 100 100 100
2.2.4.2 Persentase Luas Lahan Bersertifikat persen 43,91 - 48,30 53,13 58,44 64,29 64,29 70,72
VIII - 14
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kondisi Periode
Kinerja pada Kinerja Akhir Transisi
No Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Satuan
awal periode Periode RPJMD
RPJMD 2018 2019 2020 2021 2022 RPJMD (2023)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2.2.9. Perhubungan
2.2.9.1 Persentase Sarana dan Prasarana Perhubungan Kondisi Baik persen 70 70 75 75 80 80 80 85
2.2.9.2 Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum orang/tahun 47.234 49.596 52.075 54.679 57.413 60.284 60.284 63.298
VIII - 15
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kondisi Periode
Kinerja pada Kinerja Akhir Transisi
No Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Satuan
awal periode Periode RPJMD
RPJMD 2018 2019 2020 2021 2022 RPJMD (2023)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2.2.14. Statistik
2.2.13.1 Persentase ketersediaan data/informasi perencanaan pembangunan persen 50 55 61 67 73 81 81 89
VIII - 16
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kondisi Periode
Kinerja pada Kinerja Akhir Transisi
No Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Satuan
awal periode Periode RPJMD
RPJMD 2018 2019 2020 2021 2022 RPJMD (2023)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2.2.16. Kebudayaan
2.2.16.1 Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya kali 1 1 1 2 2 2 2 3
2.2.16.2 Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan persen 45,01 - 47,26 49,62 52,10 54,71 54,71 57,45
2.2.17. Perpustakaan
2.2.17.1 Jumlah Pengunjung Perpustakaan per Tahun orang 1.492 1.507 1.522 1.537 1.553 1.568 1.568 1.584
2.2.17.2 Jumlah Koleksi Judul Buku Perpustakaan buah 7.013 7.083 7.154 7.226 7.298 7.371 7.371 7.444
2.2.17.3 Koleksi Buku yang Tersedia di Perpustakaan Daerah eksemplar 22.367 22.591 22.817 23.045 23.275 23.508 23.508 23.743
2.2.18. Kearsipan
2.2.18.1 Persentase SKPD yang Telah Melakukan Arsip Baku persen 100 100 100 100 100 100 100 100
2.3.2. Pariwisata
2.3.2.1 Jumlah Wisatawan Domestik (Nasional) orang/tahun 18.501 18.686 18.873 19.061 19.252 19.444 19.444 19.639
VIII - 17
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kondisi Periode
Kinerja pada Kinerja Akhir Transisi
No Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Satuan
awal periode Periode RPJMD
RPJMD 2018 2019 2020 2021 2022 RPJMD (2023)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2.3.2.2 ASPEK
JumlahKESEJAHTERAAN
Wisatawan AsingMASYARAKAT
(Mancanegara) orang/tahun 9 9 9 9 9 9 9 10
2.3.2.3 Rata-Rata Lama Tinggal Wisatawan hari 1 1 2 2 2 3 3 3
2.3.3. Pertanian
2.3.3.1 Cakupan Binaan Kelompok Petani persen 50,28 55,31 60,84 66,92 73,61 80,98 80,98 89,07
2.3.3.1 Produktivitas Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya per Hektar
- Padi ton/tahun 353.404 364.006 374.926 386.174 397.759 409.692 409.692 421.983
- Jagung ton/tahun 34.010 35.030 36.081 37.164 41.043 43.095 43.095 45.250
- Kedelai ton/tahun 1.265 1.303 1.342 1.383 1.424 1.467 1.467 1.511
2.3.3.4. Persentase Kasus Penyakit Ternak yang Tertangani persen 100 100 100 100 100 100 100 100
2.3.5. Perdagangan
2.3.5.1 Cakupan Bina Kelompok Pedagang / Usaha Informal persen 30,25 - 33,28 36,60 40,26 44,29 44,29 48,72
2.3.5.2 Persentase Pasar Kabupaten Dalam Kondisi Baik persen 75 80 85 90 95 100 100 100
2.3.5.3 Persentase penurunan jumlah pelanggaran di bidang perdagangan persen 67,22 - 57,14 48,57 41,28 35,09 35,09 29,83
2.3.5. Perindustrian
2.3.5.1 Cakupan Bina Kelompok Pengrajin persen 22,34 25,69 29,54 33,98 39,07 44,93 44,93 51,67
2.3.5.2 Sentra UKM yang Dikembangkan sentra - - 10 10 10 10 10 10
VIII - 18
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kondisi Periode
Kinerja pada Kinerja Akhir Transisi
No Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Satuan
awal periode Periode RPJMD
RPJMD 2018 2019 2020 2021 2022 RPJMD (2023)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2.4.2. Pengawasan
2.4.2.1 Prosentase tindak lanjut hasil pemeriksaan aparatur internal dan BPK persen 100 100 100 100 100 100 100 100
2.4.3. Perencanaan
2.4.3.1 Persentase Konsistensi Program RKPD dengan Program RPJMD persen 100 100 100 100 100 100 100 100
2.4.3.2 Persentase Konsistensi Program RKPD Kedalam APBD persen 100 100 100 100 100 100 100 100
2.4.4. Keuangan
2.4.4.1 Persentase OPD yang menyampaikan Laporan Keuangan dengan benar dan persen 100 100 100 100 100 100 100 100
tepat waktu
2.4.4.2 Persentase Peningkatan PAD persen 4,52 4,78 4,68 4,74 4,79 4,85 4,85 4,85
2.4.5. Kepegawaian
2.4.5.1 Persentase penempatan jabatan struktural sesuai dengan kompetensi persen 100 100 100 100 100 100 100 100
VIII - 19
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kondisi Periode
Kinerja pada Kinerja Akhir Transisi
No Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Satuan
awal periode Periode RPJMD
RPJMD 2018 2019 2020 2021 2022 RPJMD (2023)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
VIII - 20
BAB IX
PENUTUP
d
okumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2017-2022 disusun
sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembangunan
Kabupaten Tulang Bawang selama kurun waktu 5 (lima) tahun
mendatang. Penyusunan RPJMD ini akan menjadi pedoman dan arahan
bersama bagi seluruh pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Tulang Bawang. RPJMD
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2017-2022 merupakan dokumen
perencanaan yang terpadu dan searah dengan RPJMD Provinsi Lampung
dan RPJMN. Sebagai tanggung jawab bersama, pencapaian tujuan,
sasaran dan indikator kinerja, perlu dikembangkan peran aktif seluruh
stakeholder dalam pelaksanaan dan evaluasi pembangunan. Keberhasilan
pelaksanaan pembangunan perlu peran aktif seluruh masyarakat Tulang
Bawang, swasta dan sikap mental, tekad dan semangat aparatur
Pemerintah Daerah Kabupaten Tulang Bawang, dukungan DPRD
Kabupaten Tulang Bawang, Pemerintah Provinsi Lampung maupun
Pemerintah Pusat. Dengan didukung dan kepedulian semua pihak
Kabupaten Tulang Bawang akan lebih baik dari hari kemarin.
WINARTI