Anda di halaman 1dari 4

DRAF REKOMENDASI RAKOR KOMWIL IV

APEKSI KE-14 DI KOTA BATU

I. Bidang Kepegawaian
1. Usulan pencabutan moratorium pengadaan CPNS guna memenuhi kebutuhan ASN
sesuai kebutuhan daerah;
2. Mendorong pemerintah agar segera menerbitkan peraturan yang mengatur tentang
pengangkatan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K) dengan prioritas
tenaga honorer yang memenuhi syarat;
3. Perlu ada upaya percepatan peningkatan kapabilitas dan kapasitas serta profesionalisme
Aparatur Pengawas Internal Pemerintah dalam rangka memenuhi target RPJMN yaitu
berada di Level 3 pada Tahun 2019;
4. Memperjuangkan kejelasan nasib dari guru-guru yang berstatus honorer di
SMA/SMK/SLB yang urusannya sudah dialihkan dari Kota ke Provinsi;
5. Memperjuangkan nasib tenaga PTT atau Honorer K-2 agar segera diangkat menjadi
CPNS oleh Pemerintah Pusat;

II. Bidang Keuangan


1. Dalam rangka mengeliminir terjadinya ketimpangan dalam pengelolaan anggaran antara
Pemerintah Desa dengan Kelurahan seiring diterbitkannya Undang-undang Nomor 6
Tahun 2016 tentang Desa, maka perlu diusulkan untuk pemberian anggaran berpa
Dana Kelurahan kepada Kelurahan;
2. Mendorong Pemerintah untuk meningkatkan alokasi dana yang cukup besar kepada
Pemerintah Kota mengingat tantangan dan kompleksitas permasalahan yang dihadapi
oleh Pemerintah Kota;
3. Mendorong Pemerintah agar tidak melakukan pemotongan anggaran APBD tahun
berjalan khususnya yang bersumber dari DAK sehingga tidak mengganggu pelaksanaan
kegiatan pembangunan yang sedang berjalan;
4. Mendorong Pemerintah agar mempercepat penerbitan Peraturan Pengganti tentang Gaji
Pokok Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Kenaikan besaran gaji kepala daerah
agar mempertimbangkan indikator kinerja masing kepala daerah. Selain itu perlu
adanya penataan kembali dan kajian terkait dengan penghasilan yang diterima kepala
daerah diluar gaji pokok, besarannya agar mempertimbangkan klasifikasi tipe daerah;
5. Perlu pelibatan pemerintah daerah dalam proses pembahasan rencana kebijakan
pemerintah melalui Kemenpan Reforasi Birokrasi tentang sistem penggajian dan
pembayaran tunjangan pensiun PNS;
6. Mendorong Pemerintah agar melakukan percepatan penyelesaian Rancangan Peraturan
Pemerintah (RPP) Gaji, Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Pensiun dan Jaminan
Hari Tua (JHT). Selanjutnya mengusulkan agar kenaikan gaji ASN dilakukan secara
berkala menyesuaikan dengan tingkat inflasi;
7. Terkait dengan kepatuhan terhadap peraturan perundangan khususnya dalam
pemenuhan alokasi anggaran untuk sektor-sektor tertentu yaitu : 20 % urusan
pendidikan, 10 % urusan kesehatan, 25 % belanja infrastruktur dan 10 % Alokasi Dana
Desa, agar pemenuhan kebutuhan anggaran tersebut disesuaikan dengan situasi dan
kondisi daerah;
8. Perlu adanya pendelegasian sebagian kewenangan dan pembiayaan untuk urusan
pemeliharaan jalan-jalan nasional kepada daerah/kota khususnya dalam skala kecil guna
mempercepat proses perbaikan dan pemeliharaan.

III. Bidang Kelembagaan


1. Mendorong pemerintah pusat untuk melakukan peninjauan ulang indikator-indikator
yang digunakan dalam pembobotan urusan pemerintahan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah karena tidak
mencerminkan kebutuhan dan kondisi riil daerah khususnya Pemerintah Kota;
2. Penguatan kelembagaan APIP dalam supaya mampu menjalankan tugas dan fungsinya
sebagai pengawas internal pemerintah daerah secara obyekktif dan independen;
3. Perlu ada pemisahan kelembagaan yang menangani urusan pengelolaan keuangan
daerah, pendapatan dan asset daerah menjadi Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah dengan Dinas Pendapatan guna meningkatkan penerimaan PAD dan
pengawasan wajib pajak serta kemandirian keuangan daerah;
4. Perubahan kedudukan kelembagaan Pemerintah Kelurahan yang tidak lagi sebagai
organisasi perangkat daerah tetapi bagian dari perangkat kecamatan. Mengingat tugas
dan fungsi kelurahan sebagai ujung tombak pelayanan pada tingkat paling bawah, maka
sambil menunggu ditetapkannya Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Kecamatan
dan Kelurahan diusulkan agar Kepala Kelurahan untuk sementara ditunjuk sebagai
kuasa pengguna anggaran dengan tujuan supaya pelayanan kepada masyarakat bisa
lebih berkualitas;

IV. Bidang Ketatalaksanaan


1. Perlu fasilitasi dalam pengembangan dan pembangunan sistem perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan yang standard dan terintegrasi
dengan E-Planning Bappenas serta kementerian terkait yaitu Kemendagri (LPPD),
Kemenpan Reformasi Birokrasi (SAKIP) dan Kemenkeu (LKPD);

V. Bidang Hukum

1. Mendorong pemerintah untuk mempercepat penerbitan peraturan pengganti Undang-


undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah;
2. Mendorong pemerintah untuk melibatkan peran APEKSI dalam setiap perumusan
kebijakan dan perundang-undangan atau peraturan yang berdampak pada warga
perkotaan dan kinerja pemerintah kota;
3. Perlu harmonisasi persepsi antara Aparat Penegak Hukum (APH), APIP (Aparat
Pengawas Internal Pemerintah (APIP) dan SOPD dalam proses penanganan pengaduan
atau laporan masyarakat, sesuai dengan Undang-undang Nomor 30 tentang
Administrasi Pemerintahan dan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
4. Perlu ada harmonisasi dan sinkronisasi kebijakan peraturan di bidang perlindungan
hukum penyelenggara pemerintah daerah antar institusi negara, baik penegak hukum
maupun pengawas keuangan negara dan daerah.
5. Perlu ada percepatan rencana aksi di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk
mengintegrasikan SDGs ke dalam rencana pembangunan daerah sebagaimana
dimandatkan Peraturan Presiden No. 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan melalui integrasi sasaran, target dan indikator
SDGs (17 capaian dan 169 indikator) ke dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD);
VI. Bidang Kerjasama
1. Menindaklanjuti Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian Dalam
Negeri, Kepolisian RI dan Kejaksaan Agung tentang Mekanisme Koordinasi dan
Kerjasama antara APIP dengan Aparat Penegak Hukum (APH) sampai dengan tingkat
daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) supaya ada persepsi yang sama antara pusat dan
daerah dalam rangka penanganan pengaduan masyarakat tentang indikasi korupsi pada
penyelenggara pemerintahan daerah;
2. Perlu adanya fasilitasi kerjasama dengan Kejaksaan melalui Tim Pengawalan,
Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah (TP4D) dalam rangka percepatan
pelaksanaan pembangunan daerah terutama yang masuk dalam katagori program
strategis daerah;
3. Perlu fasilitasi APEKSI dalam rangka menjalin kerja sama antar daerah (anggota
APEKSI) dalam penerapan dan pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung
peningkatan kinerja birokrasi dan pelayanan publik khususnya antara daerah (Kota)
yang sudah maju dalam penerapan TI dengan daerah (Kota) yang masih kurang /
belum membangun TI;
4. Perlu kerjasama dan sinergi antar daerah anggota Komwil dalam mewujudkan proses
pembangunan yang berkelanjutan serta peningkatan perekonomian guna mengurangi
ketimpangan antar daerah;
5. Perlu adanya peningkatan jalinan kerjasama antar daerah dalam mengantisipasi dan
mengatasi munculnya bahaya terorisme, radikalisme dan peredaran narkoba yang dapat
memecah persatuan dan kesatuan serta merusak kehidupan masyarakat;
6. Perlu mengakselerasi konsep pembangunan infrastruktur dengan skema Kerjasama
Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU);
7. Perlu adanya sinergi dan komitmen bersama yang kuat, antara pemerintah dan dunia
usaha serta masyarakat dalam mengurangi sampah plastik yang terbukti sudah
mencemari dan merusak lingkungan;

Anda mungkin juga menyukai