Anda di halaman 1dari 7

Monitoring Keuangan Daerah

1. Monitoring

Monitoring merupakan suatu rangkaian aktivitas yang dilakukan untuk mengawasi atau memantau
proses dan perkembangan pelaksanaan suatu program/kegiatan. Fokus monitoring adalah untuk
mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan suatu kegiatan, bukan pada hasilnya. Lebih spesifiknya,
fokus monitoring adalah pada komponen proses pelaksanaan program/kegiatan yang menyangkut
proses pengambilan keputusan, prosedur yang harus dilalui, dokumen-dokumen yang dihasilkan, waktu
pelaksanaan dan pihak-pihak yang harus terlibat pada setiap proses kegiatan dan lain sebagainya.

Monitoring dilakukan untuk maksud mengetahui apakah kegiatan berjalan sesuai aturan, apa hambatan
yang terjadi dan bagaimana cara mengatasi masalah tersebut. Dengan kata lain monitoring
menekankan pada pemantauan proses pelaksanaan kegiatan. Hasil monitoring digunakan sebagai
umpan balik untuk penyempurnaan kegiatan atau memperbaiki suatu sistem.

Secara umum, pengertian dasar Monitoring mencakup:

Suatu penilaian yang dilaksanakan terus menerus (berkelanjutan) dalam suatu kegiatan untuk program
tertentu.

Mengecek & mencatat keadaan yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan yang sedang berlangsung

Melihat perkembangan sesuatu kegiatan yang sedang berjalan

2. Keuangan daerah

Pendekatan yang digunakan dalam merumuskan keuangan daerah ada berbagai aspek. Aspek-aspek
tersebut adalah dari sisi obyek, subyek, proses, dan tujuan.

Dari sisi obyek yang dimaksud dengan keuangan daerah meliputi semua hak dan Daerah yang dapat
dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan
kekayaan Daerah yang dipisahkan, serta segala sesuatu baik berupa uang, maupun berupa barang yang
dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.

Dari sisi subyek yang dimaksud dengan keuangan daerah meliputi seluruh obyek sebagaimana tersebut
di atas yang dimiliki negara, dan/atau dikuasai oleh Pemerintah Daerah, Perusahaan Daerah, dan badan
lain yang ada kaitannya dengan keuangan daerah.

Dari sisi proses, keuangan daerah mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan
pengelolaan obyek sebagaimana tersebut di atas mulai dari perumusan kebijakan dan pengambilan
keputusan sampai dengan pertanggunggjawaban.
Dari sisi tujuan, keuangan daerah meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum yang
berkaitan dengan pemilikan dan/atau penguasaan obyek sebagaimana tersebut di atas dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Dalam panduan praktis ini, rumusan yang dimaksud dengan keuangan daerah adalah dari sisi proses,
yakni seluruh rangkaian kegiatan pengelolaan keuangan daerah yang dimulai dari perumusan kebijakan
dan pengambilan keputusan sampai dengan pertanggunggjawaban.

Masyarakat pada umumnya lebih mengenal pengelolaan keuangan daerah istilah APBD. Adapun
pengertian dari APBD itu adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang ditetapkan dengan
peraturan daerah.

3. Monitoring keuangan daerah

Dengan menyimak pengertian dan batasan tentang monitoring dan keuangan daerah, maka yang
dimaksud dengan monitoring keuangan daerah adalah serangkaian usaha yang dilakukan untuk menilai
proses pengelolaan keuangan daerah, yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban, dengan mengecek dan mencatat berbagai keadaan dan melihat perkembangan
yang ada di lapangan.

4. Menyusun sistem monitoring keuangan daerah

Pengertian menyusun sistem monitoring keuangan derah adalah membuat instrumen yang berisikan
tool-tool yang akan memandu atau membantu usaha monitoring keuangan daerah. Dengan instrumen
tersebut proses pengelolaan keuangan daerah bisa diamati dan dinilai dengan cara-cara praktis dan
sederhana.

Tujuan

Upaya melakukan serangkaian kegiatan monitoring keuangan daerah tidak lepas dari tujuan-tujuan yang
ingin dicapai. Tujuan tersebut meliputi: (1) tujuan utama (goal), dan (2) tujuan khusus.

Tujuan Umum

Tujuan umum (goal) dari monitoring keuangan daerah adalah terciptanya tata kelola pemerintahan yang
good governance. Pengertian good governance disini adalah penyelenggaraan pemerintahan yang
menjalankan prinsip-prinsip seperti:

Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat mutlak diperlukan agar penyelenggara pemerintahan dapat mengenal lebih dekat
siapa masyarakat dan warganya berikut cara pikir dan kebiasaan hidupnya, masalah yang dihadapinya,
cara atau jalan keluar yang disarankannya, apa yang dapat disumbangkan dalam memecahkan masalah
yang dihadapi, dan sebagainya.

Transparansi
Semua urusan tata pemerintahan berupa kebijakan-kebijakan publik baik yang berkenaan dengan
pelayanan publik maupun pembangunan di daerah harus diketahui publik. Isi keputusan dan alasan
pengambilan kebijakan publik harus dapat diakses oleh publik dan harus diumumkan agar pendapat
tanggapan publik. Demikian pula informasi tentang kegiatan pelaksanaan kebijakan tersebut dan hasil-
hasilnya harus terbuka dan dapat diakses publik.

Tegaknya Supremasi Hukum

Wujud nyata dari prinsip supremasi hukum antara lain mencakup upaya pembentukan peraturan
perundangan, pemberdayaan lembaga-lembaga penegak hukum, penuntasan kasus KKN dan
pelanggaran HAM, peningkatan kesadaran hukum dan pengembangan budaya hukum.

Akuntabilitas

Penerapan prinsip akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan diawali pada saat penyusunan
program pelayanan publik dan pembangunan (program accountability), pembiayaannya (fiscal
accountability), pelaksanaan, pemantauan dan penilaiannya (process accountability) sehingga program
tersebut dapat memberikan hasil atau dampak seoptimal mungkin sesuai dengan sasaran atau tujuan
yang ditetapkan (outcome accountability).

Peduli pada Stakeholder

Lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan harus berusaha melayani semua pihak yang
berkepentingan

Berorientasi pada Konsensus

Perumusan kebijakan tentang pelayanan publik dan pembangunan di pusat dan daerah dilakukan
melalui mekanisme demokrasi, dan tidak ditentukan sendiri oleh eksekutif. Keputusan-keputusan yang
diambil, baik oleh lembaga eksekutif maupun legislatif, dan keputusan antara kedua lembaga tersebut
harus didasarkan pada konsensus agar setiap kebijakan publik yang diambil benar-benar merupakan
keputusan bersama.

Kesetaraan

Semua komponen masyarakat mempunyai kesempatan yang sama untuk memperbaiki atau
mempertahankan kesejahteraan mereka.

Efektifitas dan Efisiensi

Agar dapat meningkatkan kinerja tata pemerintahan dibutuhkan dukungan struktur yang tepat. Di
samping itu, pemerintahan yang ada juga harus selalu berupaya mencapai hasil yang optimal dengan
memanfaatkan dana dan sumber daya lainnya yang tersedia secara efisien. Dalam konteks ini, harus ada
upaya untuk selalu menilai tingkat efektivitas dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya yang tersedia.

Visi Strategis
Semua kegiatan pemerintahan berupa pelayanan publik dan pembangunan di berbagai bidang
seharusnya didasarkan pada visi dan misi tertentu disertai strategi implementasi yang jelas.

Tujuan Khusus

Sesuai aturan

Pengelolaan keuangan daerah telah diatur dengan berbagai peraturan mulai dari undang-undang,
keputusan presiden (kepres), peraturan pemerintah (PP) dan keputusan mentri dalam negeri
(kepmendagri). Pada prakteknya sejauh mana proses pengelolaan keuangan daerah telah merujuk pada
aturan-aturan tersebut diatas.

Transparan

Transparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan telah menjadi tuntutan masyarakat luas dan
keberadaannya sudah didukung oleh payung hukum. Dalam kontek pengelolaan keuangan daerah,
sudah sejauh mana hal itu berjalan secara transparan.

Partisipatif

Tuntutan partisipasi dalam proses pengelolaan keuangan daerah sudah menjadi kecenderungan umum
masyarakat. Keberadaannya juga sudah dipayungi oleh payung hukum. Dalam monitoring keuangan
daerah ini sudah sejauh mana pengelolaan keuangan daerah melibatkan partisipasi aktiv masyarakat.

Sasaran

Sasaran monitoring keuangan daerah ini adalah sebagai berikut:

Untuk memperbaiki prosedur pengelolaan keuangan daerah agar sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan.

Untuk meningkatkan kapasitas dan pemahaman dari orang-orang yang terlibat dalam proses
pengelolaan keuangan daerah.

Untuk menyediakan informasi bagi berbagai pihak yang membutuhkan pengelolaan keuangan daerah

Untuk mendorong transparansi dan partisipasi masyarakat pada seluruh proses pengelolaan keuangan
daerah

I. Waktu Monitorng

Idealnya pelaksanaan monitoring dilaksanakan pada seluruh proses pengelolaan keuangan daerah, mulai
dari perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban. Bila hal itu tidak memungkinkan, pelaksanaan
monitoring dapat dilakukan pada tahap manapun dengan mengikuti panduan yang ada. Melalui
panduan ini, proses pengelolaan keuangan daerah yang sudah lewat dapat dilacak dinamikanya sehingga
keberadaannya juga bisa diukur.

II. Pelaksana Monitoring

Secara umum instrumen monitoring ini disusun sebagai sarana bantu pengawasan masyarakat terhadap
pemerintah daerah, utamanya dalam hal pengelolaan keuangan daerah. Namun yang lebih utama
sistem monitoring keuangan daerah ini di laksanakan untuk kelompok strategis masyarakat seperti:

NGO

Selama ini NGO, utamanya NGO antikorupsi adalah kelompok masyarakat yang paling progresif dalam
melakukan pengawasan dan advokasi terhadap tindak penyimpangan dilingkungan pemerintahan.

Jurnalis

Sudah menjadi kebutuhan bagi Media massa untuk menjebatani komunikasi antara pemerintah dan
masyarakat. Dengan demikian kalangan media sangat butuh informasi aktual seputar penyelenggaraan
pemerintahan. Instrumen monitoring ini akan bermanfaat bagi media untuk turut memantau proses
keuangan daerah sebagai sarana mempertajam bahan berita.

Aktivis mahasiswa

Mahasiswa merupakan lapisan generasi muda yang paling potensial dan progresif dalam menyuarakan
isyu-isyu penyimpangan dan ketidakadilan, utamanya yang dilakukan oleh pemerintahan. Bila gerak
progresif tersebut didukung oleh instrumen yang memadai akan memberikan bobot tersendiri.

III.Obyek dan Subyek yang dimonitor

Obyek yang dimonitor

Obyek yang akan menjadi sasaran dalam monitoring keuangan daerah ini meliputi prosedur proses
pengelolaan keuangan daerah mulai dari perencanaan, implementasi dan pertanggungjawaban.
Termasuk dalam obyek yang dimonitor disini berkenaan dengan waktu kegiatan dan dokumen-dokumen
resmi yang dihasilkan.

Subyek yang dimonitor

Sasaran dari subyek yang dimonitor dalam buku panduan monitoring ini adalah pihak-pihak yang terlibat
dalam proses pengelolaan keuangan daerah. Pihak-pihak tersebut adalah anggota:legislatif, aparat
pemerintah daerah dan unsur-unsur masyarakat yang terlibat dalam proses pengelolaan keuangan
daerah.

IV.Instrumen monitoring

Lembar monitoring
Lembar monitoring berbentuk formulir pengisian untuk memandu melakukan pemantauan dilapangan.
Pelaksana monitoring dengan bantuan formulir tersebut tinggal melakukan verifikasi dilapangan dengan
memastikan apakah seluruh proses pengelolaan keuangan daerah berjalan sesuai dengan aturan,
transparan dan partisipatif.

Penilaian hasil

Hasil dari pengisian formulir selanjutnya dilakukan penilaian yang sifatnya kuantatif maupun kualitatif.
Kuantitatif adalah jenis penilaian dengan menggunakan skor. Sedangkan kualitatif adalah jenis
penilaian yang sifatnya deskriptif.

V.Manfaat yang diharapkan dari Monitoring

Pemerintahan daerah

Bagi pemerintahan daerah monitoring keuangan daerah dapat dimanfaatkan sebagai alat koreksi dari
pelaksanaan kebijakan, meningkatkan kinerja dan memperbaiki sistem.

Masyarakat pemantau

Sistem monitroing yang menyertakan peta proses pengelolaan keuangan daerah ini diharapkan mampu
menambah bobot para aktivis dalam melakukan advokasi. Dengan instrumen pemantauan rinci sejak di
perencanaan hingga pertanggungjawaban akan menambah jumlah (kualitas dan kuantitas) masalah
yang akan didesakkan oleh para aktivis dilapangan. Selain itu, pemantauan dengan sistem monitoring ini
diharapkan dapat bermanfaat untuk mendeteksi masalah secara dini.

VI.Dampak yang diharapkan dari Monitoring

Dampak bagi Pelaksana monitoring

Peningkatan kapasitas

Dengan intrumen monitoring ini diharapkan berdampak pada peningkatan pengetahuan pelaksana
monitoring utamanya berkenaan dengan proses-proses dalam pengelolaan keuangan daerah mulai dari
perencanaan, pelaksanaan sampai pada pertanggungjawaban.

Keterlibatan yang lebih luas

Dengan instrumen monitoring yang sederhana dan relatif mudah dikerjakan, diharapkan berdampak
pada keterlibatan komponen masyarakat yang lebih luas untuk menjadi pelaksana monitoring.

Dampak bagi Subyek yang dimonitor

Mawas diri aparat


Dampak yang diharapkan dari monitoring keuangan daerah ini akan menimbulkan rasa mawas diri aparat
dan tidak gegabah dalam melakukan tindakan penyimpangan pada tiap proses pengelolaan keuangan
daerah.

Peningkatan kapasitas

Oleh karena sistem monitoring ini menggunakan instrumen yang relatif detail dalam memantau proses,
diharapkan aparat pemerintah daerah akan semakin jeli dalam mengelola proses dan berusaha
meningkatkan kapasitas diri.

Komitmen pada aturan

Seluruh indikator dalam instrumen monitoring ini merujuk sepenuhnya pada aturan-aturan yang berlaku.
Pada kondisi demikian diharapkan kegiatan monitoring ini berdampak pada kepatuhan aparat dalam
mengikuti aturan-aturan yang berlaku.

Dampak terhadap sistem

Perbaikan sistem

Usaha monitoring yang dilakukan secara terus menerus dengan perangkat yang dapat memantau
seluruh proses pengelolaan keuangan daerah diharapkan dapat berdampak pada perbaikan sistem
pengelolaan keuangan di daerah. Perbaikan yang dimaksud mencakup dua hal:

Menekan korupsi dan penyimpangan

Dampak yang paling penting diharapkan dari usaha monitoring keuangan daerah ini adalah mendeteksi
sejak dini gejala penyimpangan yang gejala itu kemudian disuarakan kepublik sehingga berbagai upaya
penyimpangan menjadi tereliminasi.

Anda mungkin juga menyukai