Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH OTOMATISASI TATA KELOLA

KEPEGAWAIAN KELAS XII OTKP


SMK NEGERI 1 SEBULU

TENTANG :
- Perawatan PNS
- Tunjangan Cacat PNS,
- Uang Duka PNS
- Penghargaan dari Pemerintah Kepada PNS

NAMA : SALASIAH
KELAS : XII OTKP 1

TAHUN PELAJARAN 2020/2021


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………….
Perawatan PNS…………………………………………………………………………………………
Tunjangan Cacat PNS………………………………………………………………………………..
Uang Duka PNS…………………………………………………………………………………………
Penghargaan dari Pemerintah Kepada PNS……………………………………………….
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Hukum Acara Peradilan Agama dengan
judul Perawatan PNS, Tunjangan Cacat PNS, Uang Duka PNS, dan Penghargaan dari
Pemerintah kepada PNS.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru Bahasa
Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Sebulu, 26 Juli 2020


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kepegawaian Negara Indonesia meliputi Perencanaan Kepegawaian, perencanaan
kepegawaian mencakup perkiraan kebutuhan pegawai di masa depan dari berbagai kategori
pekerjaan, memprediksi suplai karyawan saat ini dan di masa depan dari berbagi kategori
pekerjaan, dan membandingkan permintaan sumber daya manusia dengan suplai yang ada.
Pengadaan Kepegawaian, pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah kegiatan untuk mengisi
formasi yang lowong. Pada umumnya formasi yang lowong disebabkan adanya Pegawai Negeri
Sipil yang berhenti, pensiun, meninggal dunia atau adanya perluasan organisasi, yang kemudian
ditetapkan dalam keputusan Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur
negara Karena tujuan pengadaan Pegawai Negeri Sipil untuk mengisi formasi yang lowong,
maka pengadaan Pegawai Negeri Sipil harus berdasarkan kebutuhan, baik dalam arti jumlah
maupun kompetensi jabatan yang diperlukan.
Disiplin PNS, keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sesuatu tujuan selain sangat
ditentukan oleh dan mutu profesionalitas juga ditentukan oleh disiplin para anggotanya. Bagi
aparatur pemerintahan disiplin tersebut mencakup unsur-unsur ketaatan, kesetiaan, kesungguhan
dalam menjalankan tugas dan kesanggupan berkorban, dalam arti mengorbankan kepentingan
pribadi dan golongannya untuk kepentingan negara dan masyarakat.
Penilaian Kinerja PNS, penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil, adalah penilaian secara
periodik pelaksanaan pekerjaan seorang Pegawai Negeri Sipil. Pemberhentian PNS,
pemberhentian terdiri atas pemberhentian sebagai pegawai negeri sipil dan pemberhentian dari
jabatan negeri. Larangan Menjadi Anggota Partai, pegawai Negeri Sipil berkedudukan sebagai
unsur aparatur negara, bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional,
jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perawatan PNS
Bagi para Pegawai Negeri Sipil, peraturan mengenai perawatan, tunjangan cacat dan uang duka
diatur dalam peraturan tersendiri. Dalam peraturan yang ada, setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
ditimpa suatu kecelakaan akibat atau dalam dan karena tengah menjalankan tugas kewajibannya
sebagai PNS, maka ia berhak memperoleh perawatan.
Meski suatu kecelakaan bukanlah hal yang diinginkan, tapi mengetahui hak apabila hal ini terjadi adalah
hal yang perlu. Kita perlu mengetahui hak tersebut, sekaligus sebagai antisipasi apabila terjadi risiko
-risiko yang tak terhindarkan ketika bekerja.
Tentunya, pemberian tunjangan ini juga harus sesuai dengan kriteria atau peraturan yang ada.
Untuk setiap PNS yang menderita cacat jasmani atau pun cacat rohani, yang disebabkan karena sedang
dan karena menjalankan tugas kewajibannya yang dalam tugas tersebut mengakibatkan ia tidak lagi
dapat bekerja dalam jabatan apapun, maka ia berhak untuk memperoleh tunjangan disamping pensiun
yang berhak diterimanya.
Kecelakaan karena Dinas Meliputi Apa Saja?
Lantas, apa kriteria hal tersebut disebut sebagai kecelakaan karena dinas? Kecelakaan karena dinas
adalah kecelakaan yang terjadi, dengan memenuhi syarat berikut :
A. Terjadi dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya
B. Dalam keadaan lain yang ada hubungannya dengan dinas
C. Karena adanya perbuatan seseorang atau pihak yang tidak bertanggungjawab atau sebagai
akibat dari tindakan terhadap orang atau pihak tersebut.
Bagaimana bila Kecelakaan Sampai Meninggal Dunia?
 PNS yang tewas atau meninggal dunia, juga harus memenuhi kriteria berikut :
 Meninggal dunia dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya
 Meninggal dunia dalam keadaan lain, yang terdapat hubungan dengan dinas, sehingga kematian
tersebut disamakan dengan meninggal dunia dalam dan karena menjalankan tugas
kewajibannya
 Meninggal dunia yang langsung diakibatkan oleh adanya luka atau cacat rohani atau jasmani
yang didapatkan dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya
 Meninggal dunia karena perbuatan anasir (pihak/ orang) yang tidak bertanggung jawab atau
sebagai akibat dari tindakan terhadap anasir tersebut.
 Jika PNS memenuhi kriteria tewas/ meninggal dunia seperti yang disebutkan di atas, maka setiap
Pegawai Negeri Sipil yang tewas, istri atau suaminya berhak untuk memperoleh Uang Duka
Tewas.
Uang Duka Tewas nilainya sebesar 6 kali dari penghasilan bersih dalam satu bulan, dengan nilai
serendah-rendahnya Rp. 500.000,- serta biaya pemakaman Pegawai Negeri Sipil yang tewas ditanggung
pula oleh Negara.Selain itu, setiap Pegawai Negeri Sipil yang wafat, isterinya atau suaminya berhak
untuk memperoleh Uang Duka Wafat sebesar 3 kali penghasilan sebulan, dengan nilai serendah-
rendahnya Rp. 100.000,-
Kemudian, bagi Pegawai Negeri Sipil yang mengalami kecelakaan karena dinas atau menderita sakit
karena dinas, mereka juga berhak memperoleh pengobatan atau rehabilitasi atas biaya Negara.
B. Tunjangan Cacat PNS
Tunjangan Cacat (PP No. 12 Tahun 1981)
Kepada para PNS yang menderita cacat karena dinas, sehingga mengakibatkan PNS tersebut
tidak lagi dapat bekerja dalam semua jabatan negeri, yang didasarkan pada surat keterangan Tim
Penguji Kesehatan, maka untuknya diberikan tunjangan cacat di samping pensiun yang berhak
diterimanya.
Tunjangan ini nilainya ditetapkan oleh pejabat berwenang (Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan
LPND, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tinggi Negara, dan sebagainya), bagi PNS yang
memiliki pangkat Pembina Tk.I (Gol IV/b) ke bawah, setelah mendapatkan persetujuan dari
Kepala BKN.
Sedangkan nilai tunjangan akan ditetapkan oleh Presiden, bagi PNS yang memiliki pangkat
Pembina Utama Muda (Gol. IV/c) ke atas setelah mendapatkan pertimbangan dari Kepala BKN.
Nilai Tunjangan Cacat
Besarnya tunjangan cacat tiap-tiap bulan, masing -masing dapat berbeda. Hal ini bergantung
pada kondisi cacat yang diderita. Besarnya atau nilai tunjangan cacat tersebut, meliputi :
1) 70% dari gaji pokok, apabila kehilangan fungsi:
Penglihatan pada kedua bagian matanya.
Pendengaran pada kedua bagian telinganya.
Kedua kaki dari pangkal paha atau dari lutut hingga ke bawah.
2) 50% dari gaji pokok, apabila kehilangan fungsi:
Lengan, mulai dari sendi bahu ke bawah.
Kedua belah kaki, mulai dari pangkal paha.
3) 40% dari gaji pokok, apabila kehilangan fungsi:
Lengan, mulai dari siku atau dari atas siku ke bawah.
Sebelah kaki, mulai dari pangkal paha.
4) 30% dari gaji pokok, apabila kehilangan fungsi :
Penglihatan sebelah matanya saja.
Pendengaran sebelah telinganya saja.
Tangan dari pergelangan, atau dari atas pergelangan ke bawah.
Sebelah kaki, mulai dari mata kaki ke bawah.
5) 30% sampai 70% dari gaji pokok adalah bila berdasarkan pada pertimbangan Tim Penguji
Kesehatan dan hal-hal lain yang dapat dipersamakan dengan keadaan yang tersebut pada angka
(1) hingga angka (4) di atas.
Dalam hal apabila terjadi beberapa jenis cacat yang dialami PNS, maka besar tunjangan cacat
ditentukan dengan jumlah persentase setiap cacatnya, dengan ketentuan sebanyak-banyaknya
adalah 100% dari gaji pokok PNS bersangkutan.

Dasar Hukum Nilai Tunjangan Cacat


 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 mengenai Pokok-pokok
Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan adanya Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 1999.
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1981 mengenai Perawatan,
tunjangan Cacat, dan Uang Duka Pegawai Negeri Sipil.
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1983 mengenai Perlakuan
terhadap Calon Pegawai Negeri Sipil yang Tewas atau Cacat Akibat Kecelakaan karena Dinas.
Pengertian Khusus
Yang dimaksud dengan sakit karena dinas adalah sakit yang diderita oleh PNS sebagai akibat
langsung dari pelaksanaan tugasnya atau dalam dinas. Pegawai Negeri Sipil yang mengalami
kecelakaan atau sakit karena dinas, mempunyai hak untuk memperoleh pengobatan, perawatan,
dan atau rehabilitasi atas biaya negara.
Cacat karena dinas, adalah cacat jasmani maupun rohani yang disebabkan oleh terjadinya
kecelakaan yang dikarenakan dinas atau sakit karena dinas. Tunjangan cacat ini diberikan kepada
PNS yang cacat karena dinas, dan yang bersangkutan tidak dapat lagi bekerja dalam semua
jabatan negeri.
Tewas, adalah meninggal dunia dalam dan karena tengah menjalankan tugas dan kewajibannya,
atau dalam keadaan lainnya yang ada hubungannya dengan dinas, atau dikarenakan adanya luka
atau cacat jasmani maupun rohani yang didapatkan dalam dan karena dinas, atau dikarenakan
perbuatan anasir yang tidak bertanggung jawab.

Calon Pegawai Negeri Sipil Cacat dan Tewas karena Dinas


Karena cacat, maka calon pegawai negeri sipil dapat diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil
terhitung mulai tanggal surat keterangan dari Tim Penguji Kesehatan.Karena tewas, maka calon
Pegawai Negeri Sipil dapat diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil terhitung awal bulan yang
bersangkutan tewas.

C. Uang Duka PNS


Uang Duka dan Biaya Pemakaman (PP No. 12 Tahun 1981)
1. Uang Duka Tewas
Kepada istri atau suami PNS yang tewas, maka kepadanya diberikan uang duka tewas sebanyak
6 kali dari penghasilan bersih, dengan ketentuan serendah-rendahnya adalah Rp. 500.000.
Penghasilan yang diberikan terdiri dari gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan jabatan serta
tunjangan lain yang berhak diterima oleh PNS berdasarkan pada peraturan yang berlaku.
Namun, apabila PNS yang tewas tidak meninggalkan isteri atau suami, maka uang duka tewas
diberikan kepada anaknya. Apabila tidak mempunyai isteri atau suami dan anak, maka uang
tewas diberikan kepada orangtuanya.
Apabila tidak memiliki isteri atau suami, anak dan orangtua, maka uang duka tewas akan
diberikan kepada pihak yang menyelenggarakan upacara pemakaman almarhum atau
almarhumah PNS yang tewas.
Uang duka diberikan berdasarkan pada keputusan Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan
Kesekretariatan Lembaga Tinggi Negara, Pimpinan LPND, dan sebagainya, bagi semua pangkat
dan golongan PNS pada instansi masing-masing setelah mendapatkan persetujuan dari Kepala
BKN.
Uang duka tewas yang diberikan juga didasarkan atas penghasilan menurut pangkat anumerta
yang diperoleh.
2. Biaya Pemakaman
PNS yang tewas, maka biaya pemakamannya akan menjadi tanggungan negara. Biaya
pemakaman yang ditanggung negara, meliputi :
 perawatan jenazah,
 pemandian jenazah dan perlengkapannya.
 Tanah pemakaman dan biaya di tempat pemakaman.
 Angkutan jenazah dari tempat pemakaman dan juga biaya persiapan pemakaman.
 Angkutan dan penginapan bagi isteri atau suami dan semua anak yang sah.
 Biaya penginapan yang dapat diberikan bagi istri atau suami dan semua anak yang sah
tersebut, untuk paling lama 10 hari.

3. Uang Duka Wafat


Kepada istri atau suami dari PNS yang wafat, maka kepadanya diberikan uang duka wafat
dengan nilai sebesar 3 kali dari penghasilan sebulan dengan ketentuan serendah-rendahnya Rp.
100.000.Uang duka wafat ini diberikan tanpa harus menggunakan keputusan pejabat yang
berwenang, melainkan cukup dari Bendaharawan Gaji dengan cara mengajukan uang duka yang
disertai dengan lampiran surat kematian.

C. Penghargaan Dari Pemerintah Kepada PNS

pemberian penghargaan kepada PNS di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah
diatur dalam Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 14 Tahun 1994
tentang Pemberian Penghargaan Kepada Seseorang Atau Badan Yang Telah Berjasa Kepada
Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat, Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor :
861/Kep.370-BKD/2009 tentang Badan Pertimbangan Pemberian Penghargaan Provinsi
Jawa Barat, Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor : 34 Tahun 2010 tentang Kesejahteraan
Pegawai Di LIngkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.Dalam peraturan daerah dimaksud,
pengertian penghargaan adalah suatu kehormatan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah
kepada Seseorang atau Badan karena jasa-jasanya dinilai bermanfaat bagi Pemerintah
Daerah, pembangunan dan masyarakat. Dengan demikian, penghargaan dari Pemerintah
Daerah ini tidak hanya diberikan kepada PNS saja tetapi juga kepada Badan Hukum Publik
atau Badan Hukum Perdata, Lembaga, Dinas, Instansi, Organisasi Sosial yang melakukan
kegiatan di daerah, akan tetapi dalam tulisan ini dikhususkan Penghargaan Pemerintah
Daerah kepada PNS saja.Maksud dan tujuan pemberian penghargaan adalah :
a.    Memberikan pengakuan berupa penghargaan kepada Seseorang atau Badan yang telah
berjasa dalam bidang cipta, karsa dan karya yang bermanfaat bagi daerah;
b.    Memberi motivasi kepada setiap warga masyaraka untuk berperan serta aktif dalam
pembangunan, baik yang bersifat fisik materiil maupun mental spiritual sehingga dapat
terwujud kondisi masyarakat yang dinamis dan kreatif sesuai dengan bidang tugasnya
masing-masing.
Adapun kriteria bagi Seseorang atau Badan yang berhak memperoleh Penghargaan dari
Pemerintah Daerah adalah :
a) Orang atau Badan yang telah melakukan usaha, tindakan dan kegiatan yang hasilnya
berpengaruh dan atau berakibat terhadap pembaharuan dan penyempurnaan bagi
perkembangan dan kemajuan di berbagai sector pembangunan di daerah;
b) Orang atau Badan yang telah bekerja sebagai pelopor dan atau pembuka jalan bagi
suatu pembaharuan yang hasilnya diakui dan bermanfaat bagi masyarakat banyak;
c) Orang atau Badan yang telah berbuat menyelamatkan dan atau menghindarkan dari
bahaya atau bencana;
d) Orang atau Badan yang telah memperlihatkan pekerjaan untuk mengabdi kepada
masyarakat dan Pemerintah Daerah dengan penuh kesungguhan;
e) Orang atau Badan yang telah memperkenalkan gagasan, metode yang baru dan
mempunyai manfaat bagi masyarakat banyak;
f) Orang atau Badan yang telah memberikan dorongan dan kegiatan yang menimbulkan
motivasi kepada orang lain untuk melaksanakan sesuatu yang bermanfaat bagi
masyarakat, daerah dan Pemerintah;
g) Orang atau Badan yang telah mengendalikan dan atau menyelenggarakan,
menjalankan dan mengurus sesuatu;
h) Orang atau Badan yang telah patut diteladani bagi masyarakat. Untuk dapat
memperoleh Penghargaan Pemerintah Daerah harus memenuhi syarat umum dan
syarat khusus. Syarat Umum, meliputi : warga daerah, taat dan setia kepada
Pancasila dan UUD 1945, tidak pernah dihukum penjara lebih dari 1 (satu) tahun
karena melakukan kejahatan dan atau tidak sedang menjalani hukuman,
melaksanakan tugas secara terus menerus dan menunjukan kesetiaan, pengabdian,
kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, serta telah mempunyai masa kerja yang
dipersyaratkan, tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat,
selama melaksanakan kedinasan tidak pernah melaksanakan cuti di luar tanggungan
negara. Sedangkan syarat khusus terdiri dari : mendapatkan penemuan baru yang
didasarkan atas penelitian yang diakui oleh masyarakat, melakukan pembaharuan
sehingga menghasilkan sumbangan bagi masyarakat dan pembangunan, memiliki
karya nyata yang diakui oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah karena mempunyai
manfaat bagi kepentingan orang banyak, menjadi panutan/teladan bagi masyarakat,
meningkatkan potensi daerah yang berpengaruh positif terhadap pengembangan dan
kesejahteraan masyarakat.Selanjutnya persyaratan pendukung lainnya yang harus
dilampirkan untuk memperoleh Penghargaan Pemerintah Daerah adalah : foto copy
Keputusan Pengangkatan pertama/CPNS, foto copy Keputusan Pangkat Terakhir,
foto copy Keputusan Dalam Jabatan, surat keterangan tidak pernah dijatuhi hukuman
disiplin tingkat sedang dan berat dari Kepala Organisasi Perangkat Daerah.
Penentuan untuk dapat memperoleh Penghargaan Pemerintah Daerah di bahas oleh Badan
Pertimbangan Pemberian Penghargaan Provinsi Jawa Barat yang dibentuk berdasarkan
Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor : 861/Kep.370-BKD/2009.
Sebagaimana di atur dalam Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor : 34 Tahun 2010 tentang
Kesejahteraan Pegawai Di LIngkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, bahwa
Penghargaan Pengabdian dari Pemerintah Daerah diberikan kepada PNS  : Golongan I (masa
kerja 10 tahun, 20 tahun, 30 tahun), Golongan II (masa kerja 10 tahun,20 tahun, 30 tahun),
Golongan III  (masa kerja 10 tahun, 20 tahun, 30 tahun), dan Golongan IV (masa kerja 10
tahun, 20 tahun, 30 tahun). Adapun Penghargaan Pengabdian kepada PNS Pemerintah
Provinsi Jawa Barat ini diberikan dalam bentuk : Piagam Penghargaan Gubernur Jawa Barat,
Medali Semat, dan uang pengabdian yang besarnya disesuaikan dengan pangkat/golongan
dan masa kerja PNS.
Pada tahun 2010, telah diberikan Penghargaan Pengabdian kepada 118 (seratus delapan
belas) orang PNS Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan 263 (dua ratus enam puluh tiga)
orang PNS menerima Penghargaan Purna Bhakti.Penghargaan Pengabdian dari Pemerintah
Daerah yang telah diterima oleh PNS, sewaktu-waktu dapat dicabut kembali apabila yang
bersangkutan melakukan perbuatan yang bertentangan sebagaiaman diatur dalam Pasal 8
huruf a dan b  Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 14 Tahun
1994 tentang Pemberian Penghargaan Kepada Seseorang Atau Badan Yang Telah Berjasa
Kepada Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwasanya tunjangan/kesejahteraan
pegawai merupakan program peningkatan kesejahteraan pegawai sebagai bentuk balas jasa yang
mana berbeda dengan gaji atau upah yang dapat bersifat financial, maupun non financial
(fasilitas). Tunjangan pegawai ini sangat mendorong produktifitas serta ketenangan kerja pada
pegawai, serta untuk meningkatkan ketertarikan pegawai terhadap suatu lembaga atau
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai