Anda di halaman 1dari 5

apa yang dimaksud 

tentang Catur Tertib Pertanahan!

Kebijakan pokok pertanahan dan sekaligus arah pembangunan di bidang pertanahan


adalah sukses pemecahan masalah pertanahan. Berdasaekan arah kebijakan tersebut,
ditetapkan sasaran pelaksanaan tugas yaitu terwujudnya Catur Tertib Pertanahan yang
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 1979, tentang Catur Tertib Pertanahan.
Catur Tertib Pertanahan adalah sebagai berikut:

1. Tertib Hukum Pertanahan: Dengan tertib pertanahan dimaksudan bahwa setiap


bidang tanah penguasaan, pemilikan dan penggunaannya baik oleh pribadi maupun
Badan Hukum mempunyai hubungan hokum yang sah menurut Peraturan
Perundangan yang berlaku. Adanya hubungan hokum yang sah tersebut ditunjukan
antara lain oleh surat tanda hak atas tanah serta bukti kepemilikan yang sah yakni
sertifikat.

2. Tertib Administrasi Pertanahan: Dengan adanya tertib administrasi pertanahan


dimaksud bahwa data-data setiap bidang tanah tercatat dan diketahui dengan mudah,
baik mengenai riwayat, kepemilikan, subjek haknya, keadaan fisik serta ketertiban
prosedur dalam setiap urusan yang menyangkut tanah

3. Tertib penggunaan pertanahan: dengan tertib penggunaan pertanahan dimaksudkan


bahwa setiap bidang tanah telah diusahakan atau dipergunakan sesuai dengan
kemampuan dan peruntukannya, sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal
bagi masyarakat banyak

4. Tertib Pemiliharaan Tanah dan Lingkungan Hidup: dengan tertib pemeliharaan tanah
dan lingkungan hidup dimaksudkan bahwa setiap penguasaan dan penggunaan atas
tanah telah memperhatikan dan melakukan usaha-usaha untuk menunjang
terwujudnya kelestarian hidup.

sebutkan dan jelaskan macam-macam  pengadilan landreform dan kewenangannya!


Pengadilan Landreform diadakan dalam dua tingkat, Pengadilan Landreform sehari-hari adalah
Pengadilan Landreform Daerah, sedang di Jakarta diadakan sebuah Pengadilan Landreform
Pusat yang berdaerah hukum seluruh wilayah Republik Indonesia dan ditugaskan sebagai
Pengadilan Banding. Daerah hukum dan tempat kedudukan Pengadilan Landreform Daerah
ditetapkan oleh Menteri Kehakiman atas usul Menteri Agraria dan dapat meliputi satu daerah
tingkat II atau lebih. Bahwa Menteri Agraria yang mengusulkan daerah hukum dan tempat
kedudukan dipandang wajar, karena menteri itu yang ditugaskan untuk menyelenggarakan dan
menyelesaikan landreform, sehingga beliaulah yang mengerti benar tempat-tempat mana saja
yang memerlukan Pengadilan Landreform. Untuk menghemat keuangan Negara, maka daerah
hukum Pengadilan Landreform dapat meliputi lebih dari satu daerah tingkat II dan karena itulah
Menteri Kehakiman pun tentunya dengan mendapat pertimbangan seperlunya dari Menteri/Ketua
Mahkamah Agung - dapat menetapkan hak im Pengadilan Negeri manakah diantara hakim-
hakim dari Pengadilan-pengadilan Negeri yang masing-masing berdaerah hukum sama dengan
daerah tingkat II, yang akan ditetapkan sebagai hakim Pengadilan Landreform.

Susunan Pengadilan Landreform merupakan susunan yang khusus dan benar-benar memberikan
cap yang khusus pula dari Pengadilan Landreform. Kekhususan ini diperlukan oleh karena
Pemerintah berpendapat, bahwa tanah merupakan faktor produksi yang sangat penting dalam
Negara Republik Indonesia yang ± 80% adalah agraris dengan penduduknya yang terdiri atas
petani-petani kecil atau buruh tani yang sangat miskin dan memerlukan perlindungan yang
istimewa, sedang sebagai azas dan dasar untuk peradilan digunakan adagium "Peradilan untuk,
oleh dan demi keadilan dan kesejahteraan rakyat dan negara". Itulah sebabnya, bahwa
Pengadilan Landreform dilakukan oleh Organisasi-organisasi tani dan alat-alat negara, di bawah
pimpinan seorang Kepala Pengadilan, yang ahli, yang khusus diangkat untuk menjamin bahwa
peradilan, dilakukan menurut kaidah-kaidah hukum yang telah ditetapkan, sehingga benar-benar
memenuhi baik segi hukumnya maupun tuntutan revolusi. Putusan ini secara konsekwen dipakai
juga dalam pembentukan Pengadilan Landreform Pusat, sehingga demokratisering juga
dilaksanakan di sini. Seperti dapat dibaca dalam pasalpasal yang bersangkutan, susunan
Pengadilan Landreform adalah:

1) orang hakim dari Pengadilan Negeri sebagai Ketua sidang- yang merangkap Kepala
Pengadilan Landreform apabila hanya ada satu kesatuan majelis;
2) orang dari Departemen Agraria sebagai hakim anggota; 3. orang wakil organisasi massa
tani sebagai Hakim anggota. Ini adalah hukum dalam sejarah peradilan Indonesia, karena

3) orang wakil dari organisasi massa tani anggota Front Nasional duduk sebagai hakim
anggota yang mencerminkan kegotong-royongan Nasional berporoskan Nasakom dalam
kesatuan majelis

Jelaskan tata cara pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum!

Pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum dilaksanakan dengan tahap-
tahapan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 dan peraturan pelaksanaannya.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012, pengadaan Tanah untuk kepentingan
umum diselenhharakan melalui tahapan berikut:

a. Perencanaan: Perencanaan Pengadaan Tanah untuk kepentingan umum didasarkan atas


Rencana Tata Ruang Wilayah dan prioritas pembangunan yang tercantum dalam dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah, Rencana Strategis, Rencana Kerja Pemeintah
Instansi yang bersangutan. Perencanaan [engadaan tanah unuk kepentingan umum
disusun dalam bentuk dokumen perencanaan pengadaan tanah yang disusun berdasarkan
studi kelayakan yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Dokumen perencanaan ditetapkan oleh instansi yang memerlukan tanah dan
diserahkan kepada Pemerintah Provinsi paling lambat sednirt memuat:

1. Maksud dan tujuan rencana pembangunan;

2. Kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah dan rencana pembangunan nasional
dan daerah

3. Letak tanah

4. Luas tanah yang dibutuhkan

5. Gambaran umum ststus tanah


6. Perkiraan waktu pelaksanaan pengadaan tanah

7. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan

8. Perkiraan nilai tnaha

9. Rencana penganggaran

b. Persiapan: instansi yang memerlukan tanah bersama pemerintah provinsi berdasarkan


dokumen perencanaan pengadaan tanah melaksanakan:

1. Pemberitahuan rencana pembangunan: pemberitahuan rencana pembangunan


disampaikan kepada masyarakat pada rencana lokasi pembanunan untuk kepentingan
umum, baik langsung maupun tidak langsung

2. Pembangunan awal lokasi rencana pembangunan: pendataan awal lokasi rencana


pembangunan meliputi kegiatan pengumpulan data awal pihak yang berhak dan objek
pengadaan tanag dilaksanakan dalam waktu paling lama 30 hari kerja sejak
pemberitahuan rencana pembangunan: hasil pendataan awal lokasi rencana
pembangunan digunakan sebagai data untuk pelaksanaan konsultasi public rencana
pembangunan.

3. Konsultasi public rencana pembangunan: konsultasi public rencana pembangunan


dilaksanakan untuk mendapatkan kesepakatan lokasi rencana pembangunan dari
pihak yang berhak dan masyarakat yang terkena dampak serta dilaksanakan di tempat
rencana pembangunan kepentingan umum atau ditempat yang disepakati.
Kesepakatan dituangkan dalam bentuk derita acara kesepakatan. Atas dasar
kesepakatan tersebut, instansi yang memerlukan tanah mengajukan permohoan
penetapan lokasi kepada gubernur. Gubernur menetapkan lokasi dalam waktu paling
lama 14 hari kerja sejak diterimanya pengajuan permohonan penetapan oleh instansi
yang memerlukan tanah. Konsultasi public rencana pembangunan dilaksanakan
dalam waktu paling ama 60 hari kerja, dan apabila sampai dengan jangka waktu 60
hari kerja pelaksanaan kosultasi public rencana pembangunan terdapat pihak yang
keberatan mengenai rencana lokasi pembangunan, dilaksanakan. Konsultasi public
ulang dengan pihak yang keberatan paling lama 30 hari kerja

c. Pelaksanaan: instansi yang memerlukan tanah mengajukan pelaksanaan pengadaan tanah


kepada lembaga pertanahan. Pelaksanaan pengadaan tanah meliputi:

1. Inventaris

2. Penilaian ganti rugi: lembaga pertanahan menetapkan dan mengumumkan penilai


sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan untuk melaksanakan
penilaian objek pengadaan tanah

3. Musyawarah penetapan ganti rugi: lembaga pertanahan melakukan musyawarah


dengan pihak yang berhak dalam waktu paling lama 30 hari kerja sejak hasil
penilaiam dari Penilai disampaikan kepada lembaga pertanahan untuk menetapkan
bantuk dan/atau besarnya Ganti Kerugian berdasarkan hasil penilaiam Ganti
Kerugian. Hasil kesepakatan dalam musyawarah menjadi dasar pemberian Ganti
Kerugian kepada Pihak yang berhak yang dimuat dalam berita acara kesepakatan

4. Pemberian ganti rugi: pemebrian ganti rugi atas Objek Pengadaan Tanah diberikan
langsung kepada pihak yang berhak dan diberikan dalam bentuk uang, tanah
pengganti, dll

5. Pelepasan Tanah

6. Penyerahan hasil: lembaga pertanahan menyerahkan hasil pengadaan tanah kepada


instansi yang memerlujan tanah.

Sumber: Buku Matri Pokok Adm. Peratanahan

Anda mungkin juga menyukai