Anda di halaman 1dari 16

DIKLAT TEKNIS ALIH GOL DARI GOL II KE III

PNS TNI AU A.14

PENGENALAN ADMINISTRASI KEUANGAN


DAN MATERIIL
Dasar
NAMA : AGUNG RIYANTO,S.S.T.Han
PANGKAT : KAPTEN ADM / 541631
STATUS : K-1
JABATAN : PS. KASUBBAGEVLAPKU BAGPROGAR DISKUAU
LULUSAN : AAU 2012
ALAMAT : JL. TUYU NO 32 TRIKORA HALIM PK
KEDINASAN :

1. KAURBUK PEKAS DENMA KOOPSAU II (2013 – 2015)


2. PEKAS WING II PASKHAS (2015 – 2018)
3. KASUBSIAKKU PEKAS DENMA KOHARMATAU (2018 – 2019)
4. KASUBBAGPERS BAGBINPROF DISKUAU (2019)
5. PAMA DISKU–SATGAS KIZI TNI KONGA 37F MINUSCA (2019 – 2020)
6. KASUBBAGEVLAPKU BAGPROGAR DISKUAU (2020)
7. Pgs. KASUBSIURJI SIBIA DN BP SATKER MABESAU (2021)
Dasar

 Peraturan Menteri Keuangan No.143/PMK.05/2018 tanggal 31 Oktober 2018 Tentang Mekanisme


Pelaksanaan Anggaran Belanja Negara Di Lingkungan Kementerian Pertahanan Dan Tentara Nasional
Indonesia.

 Peraturan  Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.06/2016 tanggal 28 November 2016, tentang


Penatausahaan Barang Milik Negara.
Tujuan

Dalam rangka mendukung terwujudnya good governance


dalam penyelenggaraan negara, pengelolaan keuangan
negara perlu diselenggarakan secara profesional, terbuka,
dan bertanggung jawab sesuai dengan aturan pokok
yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar.
Pengertian

 Administrasi materiil dan Keuangan adalah barang-barang milik/kekayaan Negara. Barang-


barang milik/kekayaan Negara adalah semua barang-barang milik/kekayaan Negara yang
berasal/dibeli dengan dana yang bersumber untuk seluruhnya ataupun sebagian dari
anggaran belanja Negara yang berada dibawah pengurusan dan penguasaan departemen-
departemen, lembaga-lembaga Negara, lembaga-lembaga pemerintahan non-departemen
serta unit-unit dalam lingkungannya yang terdapat baik di dalam maupun di luar negeri,
barang milik/kekayaan Negara tersebut tidak termasuk kekayaan Negara yang telah
dipisahkan (kekayaan Perum dan Persero) dan barang-barang/kekayaan daerah otonom
sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor: KEP-225/MK/V/4/1971, pasal
1.
 Administrasi Keuangan Adalah kegiatan yang berkenaan dengan pencatatan,
penggolongan, pengolahan, penyimpanan, pengarsipan terhadap seluruh kekayaan Negara
termasuk di dalamnya hak dan kewajiban yang timbul karenanya baik kekayaan itu berada
dalam pengelolaan bank-bank pemerintah, yayasan-yayasan pemerintah, dengan status
hokum public ataupun privat, badan-badan usaha Negara dan badan-badan usaha lainnya
dimana pemerintah mempunyai kepentingan khusus serta terikat dalam perjanjian dengan
penyertaan pemerintah ataupun penunjukkan pemerintah.
Faktor Dalam Menentukan Kebutuhan Material
Dalam upaya menentukan dan menetapkan kebutuhan perbekalan/materil, ada beberapa faktor yang harus senantiasa diperhatikan dan
dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut:

1.      Faktor Fungsional. Dalam penentuan kebutuhan perbekalan hendaknya dipertimbangkan bahwa dengan keberadaan perbekalan
tersebut akan memperlancar proses pelaksanaan pekerjaan dan akan mempengaruhi hasil kerja (output), baik berkaitan dengan kuantitas
maupun kualitas output sesuai dengan fungsi jenis perbekalan tersebut.

2.      Faktor Biaya dan Manfaat. Dalam penentuan kebutuhan perbekalan hendaknya dipertimbangkan bahwa dengan sejumlah
pengeluaran biaya tertentu, organisasi haruslah paling tidak memperoleh manfaat yang sepadan dengan sejumlah biaya yang telah
dikeluarkan tersebut. Sehubungan dengan hal ini, tentu tidak boleh mengabaikan kualitas barang yang dibutuhkan, sumber barang yang
harus dapat dipertanggungjawabkan, dan jangka waktu atau umur pemakaian barang yang paling menguntungkan.

3.      Faktor Anggaran. Dalam pengadaan perbekalan harus senantiasa mempertimbangkan ketersediaan anggaran dalam organisasi.
Dengan memperhatikan faktor ini, maka akan dapat disusun skala prioritas kebutuhan perbekalan maupun berbagai macam alternatif jenis
dan spesifikasi barang maupun cara-cara pengadaan logistik dengan tidak meninggalkan pertimbangan efektivitas dan efisiensi.

4.      Faktor Keamanan dan Kewibawaan (Prestise). Dalam penentuan kebutuhan perbekalan hendaknya dipertimbangkan pejabat


pemakai perbekalan tersebut untuk mendukung dan menjamin keamanan sesuatu yang berkaitan dengan jabatannya dan kewibawaan, baik
bagi pejabat yang bersangkutan maupun bagi lembaga, baik dilihat dari publik internal maupun publik eksternal organisasi.

5.      Faktor Standardisasi dan Normalisasi. Dalam penentuan kebutuhan perbekalan hendaknya dipertimbangkan adanya standardisasi
dan normalisasi yang ditetapkan organisasi. Standardisasi merupakan pembakuan mengenai jenis, ukuran, dan mutu suatu perlengkapan.
Sementara normalisasi merupakan pembuatan ukuran-ukuran yang normal berdasarkan standar yang telah ditetapkan.
Alternatif Pemilihan Sistem Administrasi materiil

1)      Sistem Sentrasisasi. Sistem sentralisasi dalam pengadaan perbekalan merupakan cara pengadaan perbekalan
dimana kewenangan dalam pengadaan perbekalan bagi seluruh unit kerja dalam organisasi diberikan pada satu unit kerja
tertentu sehingga segala macam pengadaan perbekalan dalam organisasi hanya dilayani oleh satu unit kerja/bagian
tertentu tersebut.

2)      Sistem Desentralisasi. Sistem desentralisasi yaitu sistem pengadaan perbekalan, dimana kewenangan pengadaan
perbekalan diserahkan pada masing-msing unit kerja

3)      Sistem Campuran. Sistem campuran merupakan sistem atau cara pengadaan perbekalan dengan mengkombinasikan
antara sistem sentralisasi dan desentralisasi. Pertimbangan penggunaan sistem campuran ini selain menjamin ketepatan
dalam pemenuhan kebutuhan perbekalan dari setiap unit kerja khususnya kebutuhan perbekalan yang sifatnya spesifik
sesuai dengan tugas operasional unit kerja tersebut, juga untuk mendukung program standardisasi dan normalisasi
organisasi.
Fungsi Administrasi Materiil
Pengelolaan materiil atau barang-barang inventaris secara baik dan bertanggung jawab maka diharapkan tercipta hal
berikut.

1. Dapat diwujudkan adanya suatu tertib administrasi barang atau materiil.

2. Letak atau lokasi barang inventaris dapat diketahui secara pasti.

3. Dalam merencanakan pengadaan barang inventaris pada waktu yang akan datang didasarkan pada data yang pasti
sehingga mengurangi pemborosan.

4. Barang-barang inventaris yang sudah tidak berfungsi atau barang tua/berlebih dan merupakan beban dalam
pemeliharaannya, mudah diketahui untuk diproses penghapusannya.

5. Dapat digunakan sebagai bahan untuk menghitung atau menilai kekayaan negara atas barangbarang inventaris yang
dimiliki.

6. Dalam memelihara barang inventaris dapat disusun dan diatur pembuatan jadwalnya.

7. Mempermudah pengawasan atas barang-barang inventaris.


Sudut administrasi keuangan
Dari sudut administrasi negara, ada dua  segi yang berkaitan  dengan  administrasi keuangan (Dimock  dan Dimock).

• Pertama, merupakan bidang keuangan  yang luas, meliputi fungsi  perhitungan dan pemungutan pajak, pemeliharaan
dana,  hutang negara dan administrasi hutang negara.

• Kedua, merupakan bagian dari administrasi negara, sebagaimana  ditinjau melalui sudut pandangan  pimpinan
administrasi  dan mereka yang  mempunyai perhatian  terhadap  apa  yang  dilakukannya.

 Administrasi keuangan terdiri dari  serangkaian  langkah di mana dana  disediakan  untuk pejabat-pejabat tertentu  menurut
prosedur-prosedur  yang  dapat  menjamin  pertanggungjawaban  yang sah  dan  menjamin apa daya guna penggunaan dana
tersebut.

 Bagian utamanya adalah anggaran belanja, pembukuan, pembelian dan persediaan.

 Anggaran belanja  adalah perkiraan pengeluaran dan penerimaan yang  seimbang  untuk suatu waktu tertentu.

   Dibawah wewenang pimpinan administrasi, anggaran belanja  itu merupakan  catatan pelaksanaan pekerjaan  pada  masa lalu,
suatu metode pengawasan pada waktu ini  dan proyeksi  melalui rencana-rencana untuk  masa yang akan datang.

   Daya  yang ada pada pemerintah terutama berasal dari pemungutan pajak, pinjaman-pinjaman serta pendapatan lain yang
bukan berasal dari pajak.
Kebijakan administrasi keuangan

Administrasi  keuangan menyangkut  lima segi kebijaksanaan  nasional  yang terpisah-pisah yaitu  :

 1. Kebijaksanaan  ekonomi, menyangkut  hubungan antara pengeluaran pemerintah dan semua  pendapatan 
lainnya.

2.  Kebijaksanaan utang (bagaimana pemerintah mengadakan  dan membayar kembali  utang-utang)

3.  Kebijaksanaan pendapatan (menentukan besarnya secara relatif dari berbagai sumber  penerimaan serta
persoalan  pajak-pajak  yang harus dikenakan).

4.  Kebijaksanaan pengeluaran

5.  Kebijaksanaan pelaksanaan


Bagan Penatausahaan Laporan Materiil dan Keuangan
Alur Rekonsiliasi BMN Dan Laporan Keuangan
Tatacara penyusunan Laporan
Umum. Penyusunan Laporan Keuangan dilaksanakan secara berjenjang mulai dari UAKPA, UAPPA-W, UAPPA-E1 dan UAPA, dilaksanakan dengan prosedur sebagai
berikut:
Penyusunan Laporan Keuangan oleh UAKPA selaku Pelaksana Anggaran DIPA adalah sebagai berikut:
1) Meng-input dokumen sumber seluruh transaksi Keuangan ke dalam aplikasi Satker DJPb Kemkeu (SAIBA/SAKTI) dengan menggunakan Kode Satker yang
tercantum dalam DIPA meliputi:
a) Dokumen yang terkait dengan transaksi penerimaan terdiri dari:
(1) Estimasi Pendapatan (Pajak dan PNBP) yang dialokasikan, antara lain: DIPA, DIPA Revisi, dan/atau dokumen lain yang dipersamakan dengan DIPA.
(2) Realisasi Pendapatan, antara lain: bukti penerimaan negara seperti:Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP), Surat Setoran Pajak (SSP) dan dokumen lain yang
sah yang dipersamakan.
b) Dokumen yang terkait dengan transaksi pengeluaran terdiri dari:
(1) DIPA, DIPA Revisi, Petunjuk Operasional Kegiatan dan dokumen lain yang dipersamakan.
(2) Realisasi Pengeluaran: bukti pengeluaran negara seperti: Surat Permintaan Pembayaran (SPP), Surat Perintah Membayar (SPM) dan Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D), Surat Perintah Pengesahan/Pembukuan (SP3), Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja (SP3B-BLU) dan Surat Pengesahan
Pendapatan Belanja (SP2B-BLU), Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung (SP2HL) dan Surat Pengesahan Hibah Langsung (SPHL) dan dokumen lain yang
dipersamakan.
c) Memo Penyesuaian yang digunakan dalam rangka pembuatan jurnal Umum dan penyesuaian untuk transaksi akrual dan jurnal aset.

d) Dokumen yang terkait transaksi piutang, antara lain kartu piutang, daftar rekapitulasi piutang dan daftar umur piutang.

e) Dokumen yang terkait transaksi persediaan, antara lain kartu persediaan, buku persediaan, bukti stock opname dan laporan persediaan.
f) Dokumen yang terkait transaksi Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP),antara lain Kartu KDP dan Laporan KDP.
g) Dokumen lainnya dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga seperti Berita Acara Serah Terima Barang (BAST), Surat
Keputusan (SK) Penghapusan, SK Penghentian dan/atau Penggunaan Kernbali atas Aset Tetap/Aset Tak Berwujud yang dalam kondisi rusak berat, Laporan Hasil
Opname (LHO) dan lain sebagainya.
2) Melaksanakan Rekonsiliasi Internal antara Unit Akuntansi Uang dan Barang.
3) Melaksanakan Rekonsiliasi Eksternal dengan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) setempat dan mengirimkan hasil rekonsiliasi berupa BAR dan
lampiran kepada UAPPA-W dengan tembusan UAPA setiap bulan berupa:
a) Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) yang ditandatangani oleh Ka Satkerdan KPPN.
b) Rekonsiliasi Pagu Belanja antara data Sistem Akuntansi Umum (SAU) dan Sistem akuntansi Intansi (SAI) Tingkat (KPPN).
c) Rekonsiliasi Laporan Realisasi Anggaran Belanja antara data SAU dan SAI Tingkat KPPN.
d) Rekonsiliasi pengembalian belanja antara data SAU dan SAI Tingkat KPPN.
e) Rekonsiliasi estimasi pendapatan antara data SAU dan SAI Tingkat KPPN.
f) Rekonsiliasi realisasi pendapatan antara data SAU dan SAI Tingkat KPPN.
g) Rekonsiliasi mutasi uang persediaan antara data SAU dan SAITingkat KPPN.
h) Laporan Realisasi Anggaran.
i) Neraca.
j) Neraca Percobaan.
k) Laporan Operasional (LO).
I) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE).
m) Laporan Realisasi Anggaran Belanja, Belanja melalui KPPN dan BUN.
n) Laporan Realisasi Pengembalian Belanja, Pengembalian Belanja melalui KPPN dan BUN.
o) Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah, Pendapatan Negara dan Hibah melalui KPPN dan BUN.
p) Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah, Pendapatan Negara dan Hibah melalui KPPN dan BUN.
q) Mengirimkan ADK setelah rekonsiliasi dengan KPP
Identifikasi Laporan

a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Laporan yg menyajikan perbandingan antara realisasi pendapatan dan belanja dengan
anggarannya.

b) Neraca Laporan keuangan yg menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai asset, kewajiban, dan ekuitas
pada tanggal tertentu

c) Laporan Operasional (LO) Menyediakan informasi ttg seluruh kegiatan operasional keuangan yg mencakup LO, beban dan
Surplus/Defisit oprsinal yang oenyajiannya dengan periode sebelumnya

d) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) Lap yg menyajikan informasi kenaikan atau oenurunan ekuitas tahun berjalan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya.

e) Catatan Atas Laporan Keuangan (Calk) merupakan Bagian yang tak terpisahkan dari LK untuk memudahkan pengguna dalam
memahami laporan keuangan berisikan penjelasan dari LRA,Neraca,Lo dan LPE.
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai