1. Faktor Fungsional. Dalam penentuan kebutuhan perbekalan hendaknya dipertimbangkan bahwa dengan keberadaan perbekalan
tersebut akan memperlancar proses pelaksanaan pekerjaan dan akan mempengaruhi hasil kerja (output), baik berkaitan dengan kuantitas
maupun kualitas output sesuai dengan fungsi jenis perbekalan tersebut.
2. Faktor Biaya dan Manfaat. Dalam penentuan kebutuhan perbekalan hendaknya dipertimbangkan bahwa dengan sejumlah
pengeluaran biaya tertentu, organisasi haruslah paling tidak memperoleh manfaat yang sepadan dengan sejumlah biaya yang telah
dikeluarkan tersebut. Sehubungan dengan hal ini, tentu tidak boleh mengabaikan kualitas barang yang dibutuhkan, sumber barang yang
harus dapat dipertanggungjawabkan, dan jangka waktu atau umur pemakaian barang yang paling menguntungkan.
3. Faktor Anggaran. Dalam pengadaan perbekalan harus senantiasa mempertimbangkan ketersediaan anggaran dalam organisasi.
Dengan memperhatikan faktor ini, maka akan dapat disusun skala prioritas kebutuhan perbekalan maupun berbagai macam alternatif jenis
dan spesifikasi barang maupun cara-cara pengadaan logistik dengan tidak meninggalkan pertimbangan efektivitas dan efisiensi.
5. Faktor Standardisasi dan Normalisasi. Dalam penentuan kebutuhan perbekalan hendaknya dipertimbangkan adanya standardisasi
dan normalisasi yang ditetapkan organisasi. Standardisasi merupakan pembakuan mengenai jenis, ukuran, dan mutu suatu perlengkapan.
Sementara normalisasi merupakan pembuatan ukuran-ukuran yang normal berdasarkan standar yang telah ditetapkan.
Alternatif Pemilihan Sistem Administrasi materiil
1) Sistem Sentrasisasi. Sistem sentralisasi dalam pengadaan perbekalan merupakan cara pengadaan perbekalan
dimana kewenangan dalam pengadaan perbekalan bagi seluruh unit kerja dalam organisasi diberikan pada satu unit kerja
tertentu sehingga segala macam pengadaan perbekalan dalam organisasi hanya dilayani oleh satu unit kerja/bagian
tertentu tersebut.
2) Sistem Desentralisasi. Sistem desentralisasi yaitu sistem pengadaan perbekalan, dimana kewenangan pengadaan
perbekalan diserahkan pada masing-msing unit kerja
3) Sistem Campuran. Sistem campuran merupakan sistem atau cara pengadaan perbekalan dengan mengkombinasikan
antara sistem sentralisasi dan desentralisasi. Pertimbangan penggunaan sistem campuran ini selain menjamin ketepatan
dalam pemenuhan kebutuhan perbekalan dari setiap unit kerja khususnya kebutuhan perbekalan yang sifatnya spesifik
sesuai dengan tugas operasional unit kerja tersebut, juga untuk mendukung program standardisasi dan normalisasi
organisasi.
Fungsi Administrasi Materiil
Pengelolaan materiil atau barang-barang inventaris secara baik dan bertanggung jawab maka diharapkan tercipta hal
berikut.
3. Dalam merencanakan pengadaan barang inventaris pada waktu yang akan datang didasarkan pada data yang pasti
sehingga mengurangi pemborosan.
4. Barang-barang inventaris yang sudah tidak berfungsi atau barang tua/berlebih dan merupakan beban dalam
pemeliharaannya, mudah diketahui untuk diproses penghapusannya.
5. Dapat digunakan sebagai bahan untuk menghitung atau menilai kekayaan negara atas barangbarang inventaris yang
dimiliki.
6. Dalam memelihara barang inventaris dapat disusun dan diatur pembuatan jadwalnya.
• Pertama, merupakan bidang keuangan yang luas, meliputi fungsi perhitungan dan pemungutan pajak, pemeliharaan
dana, hutang negara dan administrasi hutang negara.
• Kedua, merupakan bagian dari administrasi negara, sebagaimana ditinjau melalui sudut pandangan pimpinan
administrasi dan mereka yang mempunyai perhatian terhadap apa yang dilakukannya.
Administrasi keuangan terdiri dari serangkaian langkah di mana dana disediakan untuk pejabat-pejabat tertentu menurut
prosedur-prosedur yang dapat menjamin pertanggungjawaban yang sah dan menjamin apa daya guna penggunaan dana
tersebut.
Anggaran belanja adalah perkiraan pengeluaran dan penerimaan yang seimbang untuk suatu waktu tertentu.
Dibawah wewenang pimpinan administrasi, anggaran belanja itu merupakan catatan pelaksanaan pekerjaan pada masa lalu,
suatu metode pengawasan pada waktu ini dan proyeksi melalui rencana-rencana untuk masa yang akan datang.
Daya yang ada pada pemerintah terutama berasal dari pemungutan pajak, pinjaman-pinjaman serta pendapatan lain yang
bukan berasal dari pajak.
Kebijakan administrasi keuangan
Administrasi keuangan menyangkut lima segi kebijaksanaan nasional yang terpisah-pisah yaitu :
1. Kebijaksanaan ekonomi, menyangkut hubungan antara pengeluaran pemerintah dan semua pendapatan
lainnya.
2. Kebijaksanaan utang (bagaimana pemerintah mengadakan dan membayar kembali utang-utang)
3. Kebijaksanaan pendapatan (menentukan besarnya secara relatif dari berbagai sumber penerimaan serta
persoalan pajak-pajak yang harus dikenakan).
d) Dokumen yang terkait transaksi piutang, antara lain kartu piutang, daftar rekapitulasi piutang dan daftar umur piutang.
e) Dokumen yang terkait transaksi persediaan, antara lain kartu persediaan, buku persediaan, bukti stock opname dan laporan persediaan.
f) Dokumen yang terkait transaksi Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP),antara lain Kartu KDP dan Laporan KDP.
g) Dokumen lainnya dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga seperti Berita Acara Serah Terima Barang (BAST), Surat
Keputusan (SK) Penghapusan, SK Penghentian dan/atau Penggunaan Kernbali atas Aset Tetap/Aset Tak Berwujud yang dalam kondisi rusak berat, Laporan Hasil
Opname (LHO) dan lain sebagainya.
2) Melaksanakan Rekonsiliasi Internal antara Unit Akuntansi Uang dan Barang.
3) Melaksanakan Rekonsiliasi Eksternal dengan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) setempat dan mengirimkan hasil rekonsiliasi berupa BAR dan
lampiran kepada UAPPA-W dengan tembusan UAPA setiap bulan berupa:
a) Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) yang ditandatangani oleh Ka Satkerdan KPPN.
b) Rekonsiliasi Pagu Belanja antara data Sistem Akuntansi Umum (SAU) dan Sistem akuntansi Intansi (SAI) Tingkat (KPPN).
c) Rekonsiliasi Laporan Realisasi Anggaran Belanja antara data SAU dan SAI Tingkat KPPN.
d) Rekonsiliasi pengembalian belanja antara data SAU dan SAI Tingkat KPPN.
e) Rekonsiliasi estimasi pendapatan antara data SAU dan SAI Tingkat KPPN.
f) Rekonsiliasi realisasi pendapatan antara data SAU dan SAI Tingkat KPPN.
g) Rekonsiliasi mutasi uang persediaan antara data SAU dan SAITingkat KPPN.
h) Laporan Realisasi Anggaran.
i) Neraca.
j) Neraca Percobaan.
k) Laporan Operasional (LO).
I) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE).
m) Laporan Realisasi Anggaran Belanja, Belanja melalui KPPN dan BUN.
n) Laporan Realisasi Pengembalian Belanja, Pengembalian Belanja melalui KPPN dan BUN.
o) Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah, Pendapatan Negara dan Hibah melalui KPPN dan BUN.
p) Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah, Pendapatan Negara dan Hibah melalui KPPN dan BUN.
q) Mengirimkan ADK setelah rekonsiliasi dengan KPP
Identifikasi Laporan
a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Laporan yg menyajikan perbandingan antara realisasi pendapatan dan belanja dengan
anggarannya.
b) Neraca Laporan keuangan yg menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai asset, kewajiban, dan ekuitas
pada tanggal tertentu
c) Laporan Operasional (LO) Menyediakan informasi ttg seluruh kegiatan operasional keuangan yg mencakup LO, beban dan
Surplus/Defisit oprsinal yang oenyajiannya dengan periode sebelumnya
d) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) Lap yg menyajikan informasi kenaikan atau oenurunan ekuitas tahun berjalan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya.
e) Catatan Atas Laporan Keuangan (Calk) merupakan Bagian yang tak terpisahkan dari LK untuk memudahkan pengguna dalam
memahami laporan keuangan berisikan penjelasan dari LRA,Neraca,Lo dan LPE.
Sekian dan Terima Kasih