Anda di halaman 1dari 29

BAB II

KERANGKA TEORITIK

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Stewardship

Teori Stewardship dikemukakan oleh Donaldson dan Davis (1991) yang

menggambarkan situasi dimana para manajemen tidaklah termotivasi oleh tujuan-tujuan

individu tetapi lebih ditujukan pada sasaran hasil utama mereka untuk kepentingan

organisasi. Teori tersebut mengasumsikan bahwa adanya hubungan yang kuat antara

kepuasan dan kesuksesan organisasi. Kesuksesan organisasi menggambarkan

maksimalisasi utilitas kelompok ini yang pada akhirnya akan memaksimumkan

kepentingan individu yang ada dalam kelompok organisasi.

Teori Stewardship atau pengabdian berasumsi bahwa manusia pada hakikatnya

mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, dapat dipercaya, berintegritas tinggi

dan memiliki kejujuran. Teori ini memandang manajemen sebagai pihak yang mampu

melaksanakan tindakan yang sebaik-baiknya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

stakeholders. Konsep teori ini didasarkan pada asas kepercayaan pada pihak yang

diberikan wewenang, dimana manajemen dalam suatu organisasi dicerminkan sebagai

good steward yang melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasannya secara penuh

tanggung jawab.

Objek penelitian ini adalah bagian dari organisasi sektor publik yaitu organisasi

pemerintah daerah Kota Ternate. Implikasi teori stewardship dengan penelitian ini

adalah dapat dipercaya untuk bertindak sesuai dengan kepentingan publik dengan cara

melaksanakan tugas dan fungsinya dengan tepat, membuat pertanggungjawaban

keuangan yang diamanahkan kepadanya, sehingga tujuan ekonomi pemerintahan,


pelayanan publik kesejahteraan masyarakat dapat tercapai secara maksimal

(Fauziyah,2019).

Teori ini menjadi landasan dari penelitian ini yang dapat menjelaskan bahwa

Masyarakat sebagai principal yang mempercayakan pemerintah sebagai steward untuk

mengelola organisasi (pemerintahan) demi kesuksesan organisasi. Sumber daya

manusia akan lebih mengutamakan kepentingan organisasi dengan cara

memaksimalkan kompetensi dalam hal menyelesaikan tugas dan fungsinya demi

tercapainya tujuan oganisasinya. Selain itu sumber daya manusia akan bertindak yang

terbaik dengan cara mengoptimalkan sistem pengendalian intern untuk meningkatkan

kompetensi sumber daya manusia dan memaksimalkan pemanfaatan teknologi

informasi (Hardyansyah,2016).

2.1.2 Teori Kegunaan Keputusan/Informasi (Decision Usefulness theory)

Teori kegunaan keputusan pada informasi akuntansi mengandung komponen-

komponen yang harus dipertimbangkan oleh para pembuat informasi akuntansi agar

cakupan yang ada dapat memenuhi kebutuhan para pengambil keputusan yang

akan menggunakannya. Teori kegunaan keputusan mencakup mengenai syarat dari

kualitas informasi akuntansi yang berguna dalam keputusan yang akan diambil oleh

pengguna. Tujuan akuntansi dikaitkan dengan para pembuat informasi akuntansi

yang bertugas menyediakan informasi keuangan yang dapat digunakan oleh para

pengambil keputusan ekonomi yang baik. Pihak yang berkepentingan dalam arti

para pengguna/pemakai laporan keuangan (Pratama,2017).

2.1.3 Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) adalah serangkaian

prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran,

sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban


pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan

aplikasi komputer (Permendagri No. 59 Tahun 2007).

Menurut Halim (2008:42 dalam Hakim,2017) definisi akuntansi

pemerintah daerah yang disebutnya sebagai Akuntansi Keuangan Daerah

adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan

transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintah daerah (kabupaten, kota

atau provinsi) yang dijadikan informasi dalam rangka pengambilan keputusan

ekonomi oleh pihak-pihak eksternal pemerintah daerah yang memerlukan.

Dalam struktur pemerintahan daerah, satuan kerja merupakan entitas

akuntansi yang wajib melakukan pencatatan atas transaksi – transaksi yang

terjadi di lingkungan satuan kerja. Kegiatan akuntansi pada satuan kerja meliputi

pencatatan atas pendapatan, belanja, asset, dan selain kas. Proses tersebut

dilaksanakan oleh Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) berdasarkan

dokumen – dokumen sumber yang diserahkan oleh bendahara.

Laporan keuangan yang harus dibuat oleh SKPD adalah :

1. Neraca

2. Laporan Realisasi Anggaran dan

3. Catatan atas Laporan Keuangan

2.1.4 Kompetensi Sumber Daya Manusia

Kompetensi sumber daya manusia merupakan suatu karakteristik dari seseorang

yang memiliki suatu kemampuan khusus, keterampilan, pengetahuan, dan memiliki

suatu tanggung jawab. Kompetensi adalah karakteristik yang mendasari seseorang

untuk mencapai kinerja yang tinggi dalam pekerjaannya. Pegawai yang tidak

memiliki pengetahuan dan perilaku yang baik maka dalam perkerjaannya akan

terhambat dan mengakibatkan adanya pemborosan baik dari segi waktu, uang, dan

tenaga.
(Menurut Hutapea,2008 dalam Ningrum 2018) menyatakan bahwa ada tiga buah

komponen utama pembentukan kompetensi yaitu pengetahuan, keterampilan dan

perilaku individu yang dimiliki oleh masing-masing individu.

1. Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah informasi yang dimiliki seorang pegawai untuk

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai bidang tertentu. Informasi

yang dimiliki oleh seorang pegawai dapat digunakan untuk melaksanakan

pekerjaan dalam kondisi nyata. Berhasil atau tidaknya sebuah tugas akan

dipengaruhi oleh seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki seorang pegawai.

Maka dari itu pegawai yang memiliki pengetahuan cukup baik akan lebih

meningkatkan efisiensi kerja dalam melaksanakan tugasnya.

2. Keterampilan

Keterampilan (skill) merupakan suatu upaya untuk melaksanakan tugas dan

tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepada seorang pegawai dengan

baik dan maksimal, misalnya keterampilan sama dengan memahami dan

memotivasi orang lain baik secara individu maupun kelompok. Didalam

melaksanakan tugasnya, selain memiliki pengetahuan cukup pegawai juga perlu

memiliki keterampilan khusus. Keterampilan ini diperlukan untuk menduduki

jabatan tertentu, karena keterampilan ini diperlukan saat berkomunikasi,

memotivasi orang lain, maupun dalam menjalankan tugasnya agar terlaksana

dengan mudah dan mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan perusahaan atau

sebuah instansi.

3. Perilaku/sikap

Sikap (attitude) merupakan pola tingkah laku seorang pegawai didalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan peraturan

perusahaan. Pegawai diharapkan memiliki sikap yang mendukung tujuan sebuah


organisasi dalam perusahaan. Apabila pegawai sudah memiliki sikap tersebut

maka secara otomatis segala tugas yang dibebankan kepadanya akan

dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Pegawai akan merasa memiliki tanggung

jawab penuh atas tugas yg telah diberikan.

2.1.5 Pemanfaatan Teknologi Informasi

Teknologi informasi dapat diartikan sebagai suatu teknologi yang digunakan

untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun,

menyimpan dan memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan

informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan akurat dan tepat waktu,

yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, pemerintahan dan merupakan

informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini

menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan

untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer lainnya sesuai dengan

kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan

diakses secara global

Dalam penjelasan peraturan pemerintah No.56 tahun 2005 tentang sistem

informasi keuangan daerah disebutkan bahwa menindaklanjuti terselenggaranya

proses pembangunan yang sejalan dengan prinsip tata kelola pemerintahan

yang baik (Good Governance), pemerintah dan pemerintah daerah berkewajiban

untuk mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk

meningkatkan kemampuan mengelola keuangan daerah, dan menyalurkan

Informasi Keuangan Daerah kepada pelayanan publik.

Pemanfaatan Teknologi Informasi adalah alat penunjang keberhasilan suatu

proses upaya yang dilakukan untuk tercapainya visi dan misi dalam pengelolaan

keuangan yang baik. Dengan adanya teknologi informasi ini dapat membantu

pegawai-pegawai pemerintahan dalam menyusun laporan keuangan pemerintah


serta memudahkan dalam mengolah data keuangan secara sistematis.

Pemanfaatan teknologi informasi ini akan meminimalisasi berbagai kesalahan

yang diakibatkan human error, karena semua aktivitas pengelolaan keuangan

akan tercatat secara lebih sistematis dan pada akhirnya akan mampu

menyajikan laporan keuangan daerah yang berkualitas. semakin baik

pemanfaatan teknologi maka kualitas laporan akan semakin baik juga (Harnoni,

2016).

Kemajuan teknologi informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya

secara luas, maka dapat membuka peluang bagi berbagai pihak untuk

mengakses, mengelola, dan mendayagunakan informasi keuangan daerah

secara cepat dan akurat. Manfaat lain yang ditawarkan dalam pemanfaatan

teknologi informasi adalah kecepatan dalam pemrosesan informasi. Sistem

akuntansi di Pemerintah Daerah sudah pasti memiliki transaksi yang kompleks

dan besar volumenya. Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi informasi akan

sangat membantu mempercepat proses pengolahan data transaksi dan

penyajian laporan keuangan dan juga pemanfaatan teknologi informasi yang

tepat dan didukung oleh keahlian personil yang mengoperasikannya dapat

meningkatkan kualitas laporan keuangan (Harnoni, 2016).

2.1.6 Peran Internal Audit

Hal lain yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan pemerintah

daerah adalah adanya peran internal audit. Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah (APIP) harus dapat memberikan jaminan bahwa seluruh proses

akuntansi dan pelaporan keuangan telah dilaksanakan sesuai Standar Akuntansi

Pemerintah (SAP) untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas.

Inspektorat sebagai auditor internal pemerintah daerah diharapkan dapat

membantu pemerintah daerah dalam menyiapkan laporan keuangan yang


berkualitas dan handal. Menurut Institute Of Internal Auditor (1999) dalam Amelia

(2019) disebutkan bahwa internal audit adalah suatu aktivitas independen,

keyakinan objektif dan konsultasi yang dirancang untuk memberi nilai tambah

dan meningkatkan operasi organisasi. Dengan demikian internal audit membantu

organisasi dalam mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang

sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas

proses pengelolaan resiko kecukupan kontrol dan pengelolaan organisasi.

Peran internal audit yaitu memberikan jasa konsultasi dan jaminan mutu

(quality assurance) terhadap laporan keuangan khususnya melakukan review

atas laporan keuangan pemerintah daerah. Salah satu cara bagaimana melihat

apakah laporan keuangan yang telah disusun telah sesuai dengan SAP dan

telah sesuai dengan kualitas yang diharapkan, bisa dilihat dari opini auditor.

2.1.7 Sistem Penendalian Internal

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dijelaskan bahwa SPIP adalah

Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di

lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Tujuan dari

pengendalian intern diterapkan yaitu agar laporan keuangan andal, efisiensi

dan efektifitas dan efesiesi terhadap kegiatan operasi pemerintah serta

kepatuhan terhadap hukum dan peraturan. Hal tersebut sama seperti yang

dijelaskan Ikatan Akuntan Publik Indonesia (2011) sistem pengendalian

intern merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,

manajemen dan personil lain yang didesain untuk memberikan keyakinan

memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a) Keandalan

pelaporan keuangan. b) Efektifitas dan efisiensi operasi. c) Kepatuhan

terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.


Dilihat dari tujuan tersebut, maka sistem pengendalian intern dapat dibagi

menjadi dua, yaitu :

1. Pengendalian intern akuntansi

Dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah

menjaga kekayaan organisasi dan memeriksa keakuratan data

akuntansi. Sebagai contoh, adanya pemisahan fungsi dan tanggung

jawab antar unit organisasi.

2. Pengendalian administratif

Dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan mendorong

dipatuhinya kebijakan manajemen. Contohnya adalah adanya

pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang ada, untuk

kemudian diambil tindakan.

2.1.8 Kualitas laporan keuangan

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 1 paragraf 9

sebagaimana terdapat di Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan menyatakan bahwa laporan keuangan

merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-

transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Tujuan umum laporan

keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi

anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang

bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan

mengenai alokasi sumber daya. Pada dasarnya laporan keuangan pemerintah

adalah asersi dari pihak manajemen pemerintah yang menyajikan informasi yang

berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas

entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.


Laporan keuangan terutama digunakan untuk membandingkan realisasi

pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dengan anggaran yang telah

ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi

suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap

peraturan perundang-undangan. Menurut Mardiasmo (2004) dalam Amelia

(2019) secara umum, tujuan dan fungsi laporan keuangan sektor publik adalah:

1) Kepatuhan dan pengelolaan (compliance and stewardship); 2) Akuntabilitas

dan pelaporan retrospektif (accountability and restrospective reporting); 3)

Perencanaan dan informasi otorisasi (planning and authorization information); 4)

Kelangsungan organisasi (viability); 5) Hubungan masyarakat (public relation);

dan 6) Sumber fakta dan gambaran (source of facts and figures). Laporan

keuangan memainkan peran penting untuk memenuhi kewajiban pemerintah

kepada publiknya dalam masyarakat yang demokratis.

Laporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang

bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat

keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik. Laporan keuangan

yang berguna (useful) memiliki makna laporan keuangan tersebut memuat isi

informasi (information content). Laporan keuangan akan berguna (useful) apabila

laporan keuangan tersebut memenuhi standar kualitatif. Dalam Standar

Akuntansi Pemerintahan dijelaskan bahwa karakteristik kualitatif laporan

keuangan adalah:

1. Relevan, yaitu informasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi

keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa

masa lalu atau masa kini dan memprediksi masa depan, serta mengoreksi

hasil evaluasi mereka di masa lalu. Informasi yang relevan memiliki unsur-

unsur berikut :
a. Manfaat umpan balik (feedback value).

Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan alat mengoreksi

ekspektasi mereka di masa lalu.

b. Manfaat Prediktif (predictive value).

Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang

akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.

c. Tepat waktu (timeliness).

Informasi yang disajikan secara tepat waktu dapat berpengaruh dan

berguna dalam pengambilan keputusan.

d. Lengkap

Informasi yang disajikan mencakup semua informasi akuntansi yang

dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Informasi yang

melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam

laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam

penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.

2. Andal, yaitu informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang

menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur,

serta dapat diverifikasi. Informasi yang andal memenuhi karakteristik berikut:

a. Penyajian Jujur

Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa

lainnya yang seharusnya disajikan atau secara wajar dapat diharapkan

untuk disajikan.

b. Dapat diverifikasi (verifiability)

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan

apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda,

hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.


c. Nertalitas

Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada

kebutuhan pihak tertentu.

3. Dapat dibandingkan, yaitu informasi yang termuat dalam laporan keuangan

akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan

periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada

umumnya.

4. Dapat dipahami Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat

dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang

disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berhubungan dengan penelitian tentang Pengaruh Penerapan Sistem

Akuntansi Keuangan Daerah, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan

Teknologi Informasi dan Peran Internal Audit Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah dengan Sistem Pengendalian Internal Sebagai Variabel Moderasi

telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya dan menunjukkan hasil yang

berbeda-beda yaitu; Penelitian yang dilakukan oleh

Euis Mardiyatul Fauziyah (2019) melakukan penelitian tentang Pengaruh

Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Kompetensi Aparatur Pemerintah Dan

Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Dengan Sistem

Pengendalian Internal Sebagai Variabel Moderasi (Pada Organisasi Perangkat Daerah

Di Kota Serang). Hasil penelitian ini adalah 1). Terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan antara sistem akuntansi keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan

pemerintah daerah Kota Serang. Hasil ini mendukung hipotesis pertama yang diajukan

(diterima). Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kompetensi

aparatur pemerintah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Kota


Serang. Hasil ini mendukung hipotesis kedua yang diajukan (ditolak). Tidak terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan antara pemanfaatan teknologi informasi terhadap

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Kota Serang. Hasil ini mendukung

hipotesis ketiga yang diajukan (ditolak). Pengendalian internal mampu memoderasi

pengaruh sistem akuntansi keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan Kota

Serang. Hasil ini mendukung hipotesis keempat yang diajukan (diterima). Pengendalian

internal tidak mampu memoderasi pengaruh kompetensi aparatur pemerintah terhadap

kualitas laporan keuangan Kota Serang. Hasil ini mendukung hipotesis kelima yang

diajukan (ditolak). Pengendalian internal tidak mampu memoderasi pengaruh

pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas laporan keuangan Kota Serang. Hasil

ini mendukung hipotesis keenam yang diajukan (ditolak).

Hardyansyah (2016) melakukan penelitian tentang Pengaruh Kompetensi

Sumber Daya Manusia Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas

Laporan Keuangan Dengan Sistem Pengendalian Intern Sebagai Variabel Moderating

(Studi Empiris Pada Skpd Kabupaten Polewali Mandar). Hasil penelitian ini adalah 1).

kompetensi sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi secara

signifikan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. 2).

Adapun analisis variabel moderating dengan pendekatan nilai selisih mutlak

menunjukkan bahwa sistem pengendalian intern tidak mampu memoderasi pengaruh

kompetensi sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah

daerah. 3).Hasil penelitian selanjutnya pendekatan nilai selisih mutlak menunjukkan

bahwa sistem pengendalian intern mampu memoderasi pengaruh pemanfaatan

teknologi informasi terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Andika Pratama (2017) melakukan penelitian tentang Pengaruh Kompetensi

Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Dan Peran

Audit Internal terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dengan


Variabel Moderasi Sistem Pengendalian Internal Pemerintah. Hasil penelitian ini adalah

1).Kompetensi sumber daya manusia bagian keuangan di Dinas Kota Surabaya dalam

menyajikan laporan keuangan Daerah yang sesuai dengan standar akuntansi

Pemerintah mempunyai pengaruh signifikan terhadap peningkatan kualitas laporan

keuangan Pemerintah Daerah yang berguna dalam pengambilan keputusan. 2).

Penerapan sistem akuntansi keuangan Daerah yang memadai harus tersusun secara

sistematis mulai dari awal pengumpulan data sampai dengan pelaporan keuangan

sesuai standar akuntansi yang berlaku mempunyai pengaruh signifikan terhadap

peningkatan kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah yang disajikan. 3).Peran

audit internal menurut persepsi dari aparatur/SDM yang bekerja di lingkungan Pemda

ketika dalam penugasannya, Inspektorat bekerja secara profesional dan objektif

mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah

yang dihasilkan untuk diaudit. 4).Penerapan sistem akuntansi keuangan Daerah dan

peran audit internal berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan

Pemerintah Daerah dengan dimoderasi sistem pengendalian internal Pemerintah,

sedangkan kompetensi sumber daya manusia tidak berpengaruh signifikan terhadap

kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah dengan dimoderasi sistem pengendalian

internal Pemerintah. Hal tersebut dikarenakan berdasarkann jawaban responden yaitu

kompetensi SDM yang masih belum maksimal. Temuan ini juga diperkuat berdasarkan

hasil survei di lapangan yang menggambarkan tidak sedikit kepala ataupun staf/pegawai

pengelola keuangan di setiap Dinas Kota Surabaya yang bukan berlatar belakang

pendidikan akuntansi, pemahaman tentang kualifikasi standar khususnya dibidang

akuntansi pemerintahan yang masih kurang. Hasil penggunaan variabel moderasi SPIP

yang menunjukan tidak adanya efek atau pengaruh yang signifikan terhadap hubungan

antara kompetensi SDM dengan kualitas LKPD juga memberikan simpulan bahwa
masih kurangnya efektivitas sistem pengendalian internal pada SKPD/Dinas Pemerintah

Kota Surabaya.

Hicca Maria Gandi Putri Aruan (2019) melakukan penelitian tentang Faktor

Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten

Simalungun Dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sebagai Variabel

Moderating.

Faktor-faktor yang diteliti adalah penerapan standar akuntansi pemerintahan (SAP),

kompetensi sumber daya manusia (SDM), pemahaman sistem informasi keuangan

daerah (SIKD), dan peran auditor internal terhadap kualitas laporan keuagan pemerintah

daerah dengan variabel moderasinya sistem pengendalian itern pemerintah (SPIP).

Hasil penelitian ini adalah 1). penerapan SAP berpengaruh positif signifikan terhadap

kualitas laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Simalungun, 2). kompetensi SDM

berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah

Kabupaten Simalungun, 3). pemahaman SIKD berpengaruh positif signifikan terhadap

kualitas laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Simalungun, 4). peran auditor internal

berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah

Kabupaten Simalungun. Sedangkan SPIP tidak dapat memeoderasi masing-masing

pengaruh penerapan SAP, kompetensi SDM dan peran auditor internal terhadap

kualitas laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Simalungun.

Kapriana Dan Agung (2020) melakukan penelitian tentang Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dengan Sistem

Pengendalian Internal Pemerintah Sebagai Pemoderasi (Studi Empiris Pada Opd

Dikabupaten Kuburaya).

Faktor-faktor yang diteliti adalah kompetensi sumber daya manusia, standar akuntansi

pemerintah, dan sistem akuntansi keuangan daearah terhadap kualitas laporan keuagan

pemerintah daerah dengan variabel moderasinya sistem pengendalian itern pemerintah


(SPIP). Hasil peneliian ini adalah 1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa standar

akuntansi pemerintahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah, 2). sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah,

sedangkan 3). kompetensi sumber daya manusia tidak berpengaruh terhadap kualitas

laporan keuangan pemerintah daerah. 4). Sistem pengendalian internal pemerintah

tidak dapat memoderasi pengaruh standar akuntansi pemerintahan terhadap kualitas

laporan keuangan pemerintah daerah, 5). sistem pengendalian internal pemerintah

dapat memoderasi pengaruh kompentensi sumber daya manusia dan 6). Sistem

pengendalian internal pemerintah memoderasi pengaruh sistem akuntansi keuangan

daerah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah

2.3 Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah

Dalam penyusunan laporan keuangan diharapkan berpedoman pada standar yang

telah ditentukan. Dalam hal ini yaitu Standar Akuntansi Pemerintahan. Di mana

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 standar akuntansi

pemerintahan merupakan pedoman di dalam menyusun dan menyajikan laporan

keuangan. Standar akuntansi pemerintahan adalah syarat mutlak yag harus

dijadikan pedoman agar kualitas laporan keuangan di Indonesia dapat ditingkatkan.

Selain itu dalam penyusunan laporan keuangan juga diperlukan sistem akuntansi

keuangan. Sistem akuntansi keuangan daerah (SAKD) merupakan suatu prosedur

dari tahap awal pengumpulan data sampai pelaporan keuangan atas

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD (Permendagri No. 59 Tahun 2007). Jika

sistem akuntansi belum dipahami maka akan dapat menghambat dalam penyusunan
laporan keuangan, sehingga dapat berpengaruh terhadap laporan keuangan

keuangan pemerintah itu sendiri.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Andini dan Yusrawati (2015) yang

menyatakan bahwa Penerapan sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh

terhadap kualitas laporan keuangan daerah. Penelitian ini sejalan dengan penelitian

Hakim (2017), Nasrizal dan Rasuli (2020) yang menyatakan bahwa penerapan

sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh terhadap kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah. Artinya semakin baik Penerapan Sistem Akuntansi

Keuangan Daerah, akan meningkatkan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah. Berdasarkan uraian tersebut maka Hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

H1 : Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) Berpengaruh

Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

2.3.2 Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah

Teori yang mendasari penelitian ini yaitu teori Stewardship dimana steward selalu

berusaha untuk bertindak dengan cara terbaik pada principal .Pemerintah sebagai

steward selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada prinsipalnya dengan cara

mengarahkan semua kompetensi dan skill-nya. Kepuasan masyarakat erat

kaitannya dengan kesuksesan organisasi. Pemerintah akan menunjukkan

keberhasilan dan kesuksesannya melalui publikasi laporan keuangan yang

berkualitas. Laporan keuangan yang berkualitas dapat diperoleh dari sumber daya

yang berkompeten dibidang akuntansi.(Hardyansyah,2016)

Kompetensi sumber daya manusia merupakan salah satu faktor terpenting dalam

penyusunan laporan keuangan agar terciptanya laporan keuangan yang memiliki

kualitas nilai informasi yang baik sehingga dapat digunakan oleh pengguna informasi
laporan keuangan. Dimana proses penyusunan laporan keuangan merupakan

proses terpenting dari suatu organisasi untuk mengetahui bagaimana kinerja atau

existensi suatu organisasi dalam satu periode, maka dari itu jika tidak didikung

dengan kompetensi yang berlatar belakang pendidikan dibidang akuntansi maka

penerapan standar akuntansi pemerintahan dan sistem pengendalian internal tidak

dapat berjalan dengan efektif dan tidak bisa menghasilkan laporan keuangan yang

memiliki kualitas informasi yang dapat dipakai oleh pengguna informasi tersebut.

Mengingat Laporan keuangan merupakan produk yang dihasilkan oleh sumber daya

manusia dibidang akuntansi. Jadi untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang

berkualitas maka dibutuhkan sumber daya manusia yang berkompeten dalam

membuat laporan keuangan.

Hasil penelitian Wahyuningsih (2018), Kirmizi dan Basri (2016) dan Alamsyah dkk

(2017) menunjukan bahwa kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif

terhadap Kualitas Laporan Keuangan pemerintah Daerah. Penelitian ini sejalan

dengan penelittian Ihsanti (2014) yang menunjukkan bahwa Kompetensi SDM

mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan keuangan SKPD

Kab. Lima Puluh Kota. Semakin berkompeten SDM yang ada maka semakin

berkualitas laporan keuangan yang dihasilkan. Berdasarkan uraian tersebut maka

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H2 : Kompetensi Sumber Daya Manusia Berpengaruh Terhadap Kualitas

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

2.3.3 Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah

Teori yang mendasari penelitian ini yaitu teori stewardship. Teori tersebut didesain

bagi para peneliti untuk menguji situasi dimana para eksekutif dalam perusahaan

sebagai pelayan dapat termotivasi untuk bertindak dengan cara terbaik pada
prinsipalnya (Zamrana dalam Hardyansyah, 2016). Dari teori tersebut dapat

menjelaskan pemerintah sebagai steward akan mengoptimalkan pemanfaatan

teknologi informasi sebagai upaya yang terbaik pada masyarakatnya sebagai

principal. Pengendalian intern bertujuan agar organisasi tetap memanfaatkan

teknologi dalam memberikan informasi terkait kegiatan organisasi dikarenakan

pengendalian intern sudah terintegrasi dengan teknologi.

Dalam penjelasan Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem

Informasi Keuangan Daerah disebutkan bahwa untuk menindaklanjuti

terselenggaranya proses pembangunan yang sejalan dengan prinsip tata kelola

pemerintahan yang baik (Good Governance), pemerintah, dan pemerintah daerah

berkewajiban untuk mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan teknologi

informasi untuk meningkatkan kemampuan mengelola keuangan daerah, dan

menyalurkan informasi keuangan daerah kepada pelayanan publik. Pemerintah perlu

mengoptimalisasi pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk membangun

jaringan sistem informasi manajemen dan proses kerja yang memungkinkan

pemerintahan bekerja secara terpadu dengan menyederhanakan akses antar unit

kerja.

Jogiyanto (1995) dalam Rahmawati dkk (2018) menjelaskan bahwa informasi yang

berkualitas dapat dicapai dengan peran komponen teknologi. Informasi merupakan

produk dari sistem teknologi informasi yang berperan dalam menyediakan informasi

yang bermanfaat bagi para pengambil keputusan di dalam organisasi termasuk

dalam hal pelaporan. Laporan keuangan yang berkualitas dapat dicapai melalui

pengoptimalan pemanfaatan teknologi informasi untuk membangun jaringan sistem

informasi manajemen dan proses kerja yang memungkinkan pemerintah bekerja

secara terpadu dengan menyederhanakan akses antar unit kerja. Dengan adanya
pemanfaatan teknologi informasi yang baik, maka pemerintah dapat meningkatkan

kualitas laporan keuangan daerah.

Hasil penelitian Nurillah (2014), Chodijah dan Hidayah (2018), Armel (2017),

menunjukan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap kualitas

laporn keuangan pemerintah daerah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

Hardyansyah (2016) yang menunjukan bahwa Pemanfaatan teknologi informasi

berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah

daerah, ini berarti jika pemanfaatan teknologi meningkat maka akan meningkatkan

kualitas laporan keuangan. Pemanfaatan teknologi informasi dapat membuat

pekerjaan pegawai lebih akurat dan cepat. Berdasarkan uraian tersebut maka

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H3 : Pemanfaatan Teknologi Informasi Berpengaruh Terhadap Kualitas Laporn

Keuangan Pemeritah Daerah

2.3.4 Peran Internal Audit Terhadap Kualitas Laporn Keuangan Pemerintah

Daerah

Teori kegunaan-keputusan informasi (decision-usefulness theory). Teori kegunaan

keputusan dapat digunakan dengan dua perspektif, yaitu perspektif informasi dan

perspektif pengukuran. Perspektif informasi lebih menekankan pada kandungan

informasi yang ada dalam laporan keuangan. Sebaliknya, perspektif pengukuran

menekankan pada pemilihan metode pengukuran terhadap laporan keuangan.

Kandungan kualitas primer kegunaan-keputusan informasi akuntansi meliputi

komponen-komponen kandungan dari nilai relevan, yaitu ketepatwaktuan

(timeliness), nilai umpan balik (feed-back value), dan nilai prediktif (predictivevalue),

dan komponen-komponen kandungan reliabilitas, yaitu penggambaran yang

senyatanya (representational 29 faithfullness), netralitas (neutrality), dan dapat

diperiksa (verifiability). (Pramita dan Suhaeli, 2017) dalam Amelia, (2019).


Menurut Institute Of Internal Auditor (1999) dalam Diani (2014) disebutkan bahwa

internal audit adalah suatu aktivitas independen, keyakinan objektif dan konsultasi

yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi.

Dengan demikian internal audit membantu organisasi dalam mencapai tujuannya

dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk

mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan resiko kecukupan

kontrol dan pengelolaan organisasi.

Peran internal audit selaku pengawas internal pemerintah daerah diharapkan

dapat membantu pemerintah daerah dalam menyiapkan laporan keuangan yang

berkualitas dan handal. Peran internal audit yaitu memberikan jasa konsultasi dan

jaminan mutu (quality assurance) terhadap laporan keuangan khususnya melakukan

reviu atas laporan keuangan pemerintah daerah.

Hasil penelitian Aruan (2019), Setyowati (2016), dan Bagus Pramudityo (2017)

menunjukkan bahwa peran internal audit berpengaruh terhadap kuaitas laporan

keuangan pemerintah daerah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sasmita

dkk (2020) dan Pratama (2017) yang menyatakan bahwa Peran audit internal

berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah yang

dihasilkan untuk diaudit. Berdasarkan uraian tersebut maka Hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H4 : Peran Internal Audit Berpengaruh Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah

2.3.5 Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap

Kualitas Laporan Keuangan Daerah Dengan Sistem Pengendalian Internal

Sebagai Variabel Moderasi

Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) adalah serangkaian prosedur mulai dari

proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan


keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat

dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer (Peraturan Menteri

Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007). Keuangan daerah diutamakan untuk pemenuhan

kebutuhan masyarakat. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

merupakan salah satu alat untuk meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan

masyarakat sesuai dengan tujuan otonomi daerah yang luas nyata dan bertanggung

jawab. Hal ini menunjukkan bahwa keuangan daerah harus dikelola dengan baik

agar semua hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang dapat

dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kepentingan daerah. Dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 pasal 4 ayat (1) menyatakan keuangan daerah

dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundangundangan, efisien, ekonomis,

efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan,

kepatutan dan manfaat untuk masyarakat.

Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal

akan berjalan dengan baik apabila di dukung dengan penerapan sistem akuntansi

yang berjalan secara efektif. Dengan mengoptimalkan Sistem Pengendalian

diharapkan pengendalian intern semakin efektif sehingga dapat menjadi mediator

dalam mengatasi permasalahan rendahnya kualitas laporan keuangan pemerintah

daerah. Pengawasan dalam sistem pengendalian internal diarahkan antara lain

untuk mendapatkan keyakinan yang wajar terhadap efektivitas dan efisiensi

organisasi, keandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan.

Hasil Penelitian Pratama (2017) dan Fauziyah (2019), Menunjukan Bahwa

Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Berpengaruh Terhadap Kualitas

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dengan Dimoderasi Sistem Pengendalian

Internal Pemerintah, hasil tersebut sejalan dengan penelitian Kapriana Dan Agung
(2020) yang menyatakan bhwa Sistem Pengendalian Internal Pemerintah Dapat

Memoderasi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah. Berdasarkan uraian tersebut maka Hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H5 : Sistem Pengendalian Internal mampu memoderasi pengaruh Sistem

Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan pemerintah

daerah

2.3.6 Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah Dengan Sistem Pengendalian Intarnal Sebagai

Variabel Moderasi

Teori yang mendasari penelitian ini yaitu teori Stewardship dimana steward selalu

berusaha untuk bertindak dengan cara terbaik pada principal .Pemerintah sebagai

steward selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada prinsipalnya dengan cara

mengarahkan semua kompetensi dan skill-nya. Kepuasan masyarakat erat

kaitannya dengan kesuksesan organisasi. Pemerintah akan menunjukkan

keberhasilan dan kesuksesannya melalui publikasi laporan keuangan yang

berkualitas. Laporan keuangan yang berkualitas dapat diperoleh dari sumber daya

yang berkompeten dibidang akuntansi.

Kompetensi SDM ialah kemampuan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab

yang diberikan kepada aparatur tersebut dengan syarat pendidikan yang dianjurkan

minimal Diploma 3 akuntansi guna memastikan kompetensi kerja yang baik, telah

mengikuti pelatihan yang diwajibkan oleh BPK dalam hal pengelolaan keuangan

Daerah dengan catatan materi yang diberikan kepada aparatur terkait mudah

dipahami sehingga dalam penyampaian informasi sesuai dengan kebutuhan


pemakai/pengguna, dan pengalaman kerja dibidang akuntansi yang cukup memadai

dapat mengurangi kesalahan kerja. Aparatur/SDM sebagai penyusun laporan

keuangan dituntut untuk memiliki tingkat keahlian akuntansi yang memadai dan

ditempatkan sesuai dengan keahliannya.

Peraturan pemerintah nomor 60 tahun 2008 pasal 10 tentang sistem pengendalian

intern pemerintah menjelaskan bahwa pemerintah harus melakukan penelusuran

latar belakang calon pegawai dalam proses rekrutmen sehingga ditempatkan sesuai

dengan bidangnya masing. Penempatan sumber daya manusia sesuai dengan

keahliannya dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan. Selain itu pemerintah

harus melakukan pelatihan seiring dari perkembangan ilmu sehingga kompetensi

sumber daya manusia akan meningkat. Jadi kompetensi sumber daya manusia

dalam menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas dapat diperkuat

pengendalian intern.

Hasil penelitian Kapriana dan Agung (2020) yang menyatakan bahwa Sistem

pengendalian internal pemerintah memoderasi pengaruh kompetensi sumber daya

manusia terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Penelitian ini tidak

sejalan dengan penelitian Aruan (2019) yang menyatakan bahwa Sistem

pengendalian intern pemerintah tidak dapat memoderasi pengaruh kompetensi SDM

terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Simalungun.

Berdasarkan uraian tersebut maka Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

H6 : Di duga Sistem Pengendalian Internal mampu memoderasi pengaruh

kompetensi sumber daya manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan.


2.3.7 Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah Dengan Sistem Pengendalian Internal Sebagai

Variabel Moderasi

Teori yang mendasari penelitian ini yaitu teori stewardship. Teori tersebut didesain

bagi para peneliti untuk menguji situasi dimana para eksekutif dalam perusahaan

sebagai pelayan dapat termotivasi untuk bertindak dengan cara terbaik pada

prinsipalnya (Zamrana dalam Hardyansyah, 2016). Dari teori tersebut dapat

menjelaskan pemerintah sebagai steward akan mengoptimalkan pemanfaatan

teknologi informasi sebagai upaya yang terbaik pada masyarakatnya sebagai

principal. Pengendalian intern bertujuan agar organisasi tetap memanfaatkan

teknologi dalam memberikan informasi terkait kegiatan organisasi dikarenakan

pengendalian intern sudah terintegrasi dengan teknologi.

Menurut Jurnali dan Supomo (2002) dalam Fauziyah (2019) Pemanfaatan

Teknologi Informasi adalah tingkat integrasi teknologi informasi pada pelaksanaan

tugas-tugas akuntansi yang terdiri dari:

1. Bagian akuntansi/keuangan memiliki komputer, yang cukup untuk melaksanakan

tugas

2. Jaringan internet telah terpasang di unit kerja,

3. Jaringan komputer telah dimanfaatkan sebagai penghubung antar unit kerja

dalam pengiriman data dan informasi yang dibutuhkan,

4. Proses akuntansi sejak awal transaksi hingga pembuatan laporan keuangan

dilakukan secara komputerisasi,

5. Pengolahan data transaksi keuangan menggunakan software yang sesuai

dengan peraturan perundang-undangan,

6. Laporan akuntansi dan manajerial dihasilkan dari sistem yang terintegrasi,

7. Adanya jadwal pemeliharaan peralatan secara teratur


8. Peralatan yang usang atau rusak di data dan diperbaiki tepat pada waktunya.

Melihat penjelasan tersebut bahwa Teknologi informasi dapat menunjang kegiatan

organisasi. Teknologi informasi juga dapat meningkatkan akurasi dari informasi

laporan keuangan. Sebuah sistem Pengendalian intern yang baik akan didukung

oleh pemanfaatan teknologi informasi yang baik pula. Pengendalian intern juga

bertujuan agar organisasi tetap memanfaatkan teknologi dalam memberikan

informasi terkait kegiatan organisasi dikarenakan pengendalian intern sudah

terintegrasi dengan teknologi. Dalam penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 60

Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern, pemerintah diharus melakukan

tindak pencegahan terhentinya operasi komputer, melakukan pengendalian atas

perangkat lunak sistem berupa pembatasan akses ke perangkat lunak sesuai

dengan tanggung jawab pekerjaan, pemantauan atas akses dan penggunaan

perangkat lunak sistem, serta pengendalian atas perubahan yang dilakukan

terhadap perangkat lunak sistem. Tindakan pengendalian tersebut dilakukan agar

teknologi informasi digunakan secara optimal. Dengan demikian adanya

pemanfataan teknologi informasi serta diperkuat dengan pengendalian intern maka

akan menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas.

Hasil penelitian Hardyansyah (2016) menunjukkan bahwa variabel sistem

pengendalian intern mampu memoderasi dan memperkuat hubungan pemanfaatan

teknologi informasi terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah

kabupaten polewali mandar. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Fauziyah

(2019) Yang menyatakan bahwa sistem Pengendalian internal tidak mampu

memoderasi pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas laporan

keuangan Kota Serang. Berdasarkan uraian tersebut maka Hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


H7 : Diduga Sistem Pengendalian Internal mampu memoderasi pemanfaatan

teknologi informasi terhadap Kualitas Laporan Keuangan pemerintah daerah.

2.3.8 Pengaruh Peran Internal Audit Terhdap Kualitas Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah Dengan Sistem Pengendalian Internal Sebagai Variabel

Moderasi

Teori kegunaan-keputusan informasi (decision-usefulness theory). Teori kegunaan

keputusan dapat digunakan dengan dua perspektif, yaitu perspektif informasi dan

perspektif pengukuran. Perspektif informasi lebih menekankan pada kandungan

informasi yang ada dalam laporan keuangan. Sebaliknya, perspektif pengukuran

menekankan pada pemilihan metode pengukuran terhadap laporan keuangan.

Kandungan kualitas primer kegunaan-keputusan informasi akuntansi meliputi

komponen-komponen kandungan dari nilai relevan, yaitu ketepatwaktuan

(timeliness), nilai umpan balik (feed-back value), dan nilai prediktif (predictivevalue),

dan komponen-komponen kandungan reliabilitas, yaitu penggambaran yang

senyatanya (representational 29 faithfullness), netralitas (neutrality), dan dapat

diperiksa (verifiability). (Pramita dan Suhaeli, 2017) dalam Amelia, (2019).

Peran audit intenal ialah pemeriksa dalam arti Inspektorat yang berperan dalam

mengevaluasi baik dari kesesuaian aktivitas maupun sistem akuntansi dengan

standar yang berlaku, mencocokkan data dengan bukti transaksi atas transaksi yang

terjadi, pengawasan internal terhadap kepatuhan kebijakan yang telah ditetapkan

sesuai dengan UU No. 15 Tahun 2004.

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, sistem pengendalian intern adalah

proses yang menyeluruh pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara

berkelanjutan baik pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan agar

tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan
laporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan

perundang-undangan. Sistem pengendalian intern pemerintah merupakan prasyarat

bagi penyelenggaraan pemerintahan dan pengelolaan keuangan negara yang baik.

Melalui SPIP yang baik, maka suatu organisasi akan dapat berjalan dengan baik.

SPIP yang baik tentunya tidak akan berguna jika tidak didukung dengan penerapan

SAP yang memadai, sumber daya manusia yang kompeten serta peran auditor

internal yang baik di dalam penyelenggaraan keuangan dalam menghasilkan laporan

keuangan. Dengan demikian memadainya penerapan SAP, adanya sumber daya

manusia yang kompeten peran auditor internal yang baik serta diperkuat dengan

SPIP yang memadai maka akan menghasilkan keluaran berupa informasi laporan

keuangan berkualitas yang baik pula untuk menjadi masukan bagi pihak auditor

eksternal, eksekutif dan legislatif dalam memperbaiki pengelolaan

pertanggungjawaban keuangan negara pada waktu yang akan datang. Ini dapat

diartikan sistem pengendalian intern pemerintah dapat memoderasi hubungan

antara kualitas informasi laporan keuangan dengan penerapan SAP, kompetensi

SDM dan peran auditor iternal dimana semakin baik sistem pengendalian intern

pemerintah maka diharapkan semakin baik kualitas informasi laporan keuangan

pemerintah daerah.

Hasil penelitian Pratama (2017) menunjukan bahwa Peran audit internal

berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah dengan

dimoderasi sistem pengendalian internal Pemerintah. Penelitian ini tidak sejalan

dengan penelitian Aruan (2019) yang menyatakan bahwa Sistem pengendalian

intern pemerintah tidak dapat memoderasi pengaruh peran auditor internal terhadap

kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah Simalungun. Berdasarkan uraian

tersebut maka Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H8 : Diduga sistem pengendalian internal mampu memoderasi peran internal

audit terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

2.4 Kerangka Pikir

Kerangka pemikiran merupakan suatu penghubung proposisi dengan proposisi yang

lain, melalui uraian dalam kerangka berfikir, peneliti dapat menjelaskan variabel-variabel

apa saja yang menjadi variabel independen, varibel dependen dan variabel moderasi

yang akan diteliti.

PENERAPAN SISTEM H1
AKUNTANSI KEUANGAN
DAERAH (SAKD)
(X1)
h1

KOMPETENSI SUMBER H2
DAYA MANUSIA
V (X2) KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH
H3 DAERAH
(Y)
PEMANFAATAN
TEKNOLOGI INFORMASI
(X3)

H4

PERAN INTERNAL AUDIT


(X4)
H5 H6 H7 H8

SISTEM PENGENDALIAN
INTERNAL
(Z)

Gambar 2.1 Model Kerangka Pemikiran Penelitian


Keerangan :

(X) : Variabel Independen

(Y) : Variabel Dependen

(Z) : Variabel Moderasi

Anda mungkin juga menyukai