Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Administrasi diartikan sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk membantu,
melayani, mengarahkan atau mengatur semua kegiatan didalam mencapai suatu
tujuan. Fungsi administrasi adalah perencanaan, pengorganisasian, koordinasi,
komunikasi, supervise dan evaluasi. Dalam administrasi pendidikan Salah satu
ruang lingkup administrasi pendidikan adalah administrasi peserta didik.
Administrasi peserta didik meliputi: 1) organisasi dan perkumpulan peserta didik,
2) masalah kesehatan dan kesejahteraan peserta didik, 3) penilaian dan
pengukuran kemajuan peserta didik, serta 4) bimbingan dan penyuluhan bagi
peserta didik (guidance and counseling).
Administrasi dapat dipandang sebagai proses dan dapat pula dipandang
sebagai tugas (kewajiban). Administrasi sebagai proses sama dengan administrasi
dalam arti luas. Administrasi sebagai tugas (kewajiban) dalam konteks pendidikan
disebut juga administrasi sekolah yang antara lain meliputi enam hal, yaitu: 1)
administrasi peserta didik, 2) administrasi tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan, serta struktur organisasinya, 3) administrasi keuangan, 4)
administrasi sarana prasarana, 5) administrasi hubungan sekolah dengan
masyarakat, 6) administrasi layanan khusus (bimbingan konseling, unit kesehatan
siswa, unit koperasi sekolah, dan kegiatan ekstra kurikuler (Arifin dan Nahar,
2016). Jadi, dapat disimpulkan bahwa administrasi sekolah adalah pengaturan dan
pendayagunaan segenap sumber daya sekolah secara efektif dan efesien dalam
penyelenggaraan pendidikan agar tujuan pendidikan di sekolah tercapai secara
optimal.
SMK Negeri 1 Lhokseumawe merupakan salah satu instansi pendidikan di
yang selalu berusaha meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan dari waktu ke
waktu. Saat ini, sistem pengelolaan administrasi sekolah pada SMK Negeri 1
Lhokseumawe masih dilakukan secara manual, sehingga menyebabkan
penumpukan kertas, keterbatasan berbagi data, ketidaksamaan data dan kurangnya
integritas data. Pelayanan yang diberikan kepada orang tua murid pun menjadi
tidak maksimal dikarenakan kemungkinan dalam ketidakakuratan data. Sulitnya
membuat laporan yang diperlukan perperiode yang diinginkan, karena sistem
manual tidak dapat menghasilkan secara cepat dan akurat. Untuk itu perlu
pengembangan sistem informasi agar dapat memperoleh kesempatan-kesempatan
yang tidak dapat dimiliki oleh penggunan sistem manual.
Hal ini menjadi perhatian penulis untuk mengembangkan sistem pada
SMK Negeri 1 Lhokseumawe, dimana meskipun sekolah ini dibagian adminisrasi
sudah menggunakan komputer, namun penyelesaian administrasi sekolah masih
banyak dilakukan secara manual. Tujuan dilakukan adanya rancangan sistem
informasi administrasi yang nantinya dapat digunakan dalam membantu
menyelesaikan permasalahan administrasi, khususnya administras keuangan
dalam hal penagihan yang sifatnya berkala menjadi lebih baik kepada pelanggan
dalam hal ini adalah orang tua murid. Maka dari itu, peneliti akan menganalisa
lebih lanjut mengenai “Pengembangan Sistem Administrasi Sekolah Berbasis
Teknologi Informasi di SMK Negeri 1 Lhokseumawe”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diambil
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengembangan sistem administrasi sekolah berbasis teknologi
informasi di SMK Negeri 1 Lhokseumawe?
2. Apa hambatan yang dihadapi sekolah dalam pengembangan sistem sekolah
berbasis teknologi informasi di SMK Negeri 1 Lhokseumawe?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengembangan sistem administrasi sekolah berbasis
teknologi informasi di SMK Negeri 1 Lhokseumawe
2. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi sekolah dalam pengembangan
sistem sekolah berbasis teknologi informasi di SMK Negeri 1 Lhokseumawe
1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
1) Untuk menambah wawasan penulis.
2) Untuk dapat memahami perancangan dan pengembangan sistem informasi
serta dapat mengaplikasikannya.
b. Bagi Sekolah
1) Tersedianya Sistem Informasi Administrasi Sekolah yang dapat
memberikan kemudahan dalam proses pencatatan data murid, penagihan,
pembayaran, pencatatan penerimaan sampai dengan proses pembuatan
laporan yang sifatnya berkala.
2) Membantu dan meningkatkan kinerja bagian administrasi.
3) Membantu meningkatkan layanan terhadap orang tua murid dan siswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Administrasi


2.1.1 Pengertian Sistem Administrasi
Menurut V. Wiratna Sujarweni (2015:1) sistem merupakan kumpulan
elemen yang saling berkaitan dan bekerja sama dalam melakukan kegiatan untuk
mencapai suatu tujuan. Sistem dilihat dari masukan dan keluarannya, sistem
merupakan suatu rangkaian yang berfungsi menerima input (masukan), mengolah
input dan menghasilkan output (keluaran), sistem yang baik akan mampu bertahan
dalam lingkungannya.
Menurut Indrajani (2011) Sistem di artikan sebagai sekelompok elemen
yang saling berhubungan, berintegrasi, dan terintegrasi satu sama lain hingga
membentuk satu satuan untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input
serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur”. Menurut
Silalahi dalam (Hamali, 2019) mengatakan bahwa “Administrasi dalam arti
sempit merupakan penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara
sistematis dengan maksud untuk menyediakan keterangan serta memudahkan
dalam memperolehnya kembali secara keseluruhan dan dalam hubungannya satu
sama lain”.
Menurut (Herliana dan Asti, 2014) mengatakan bahwa Administrasi
adalah “Keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang
didasarkan pada rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Pengertian administrasi juga dikemukakan oleh Van Der Schroeff
dimana definisi administrasi adalah merupakan seluruh himpunan catatan-catatan
mengenai perusahaan dan peristiwa-peristiwa perusahaan untuk keperluan
pimpinan dan penyelenggaraan perusahaan”.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dijelaskan bahwa administrasi data
merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pengelolaan suatu bidang
pekerjaan untuk melakukan peningkatan kualitas pekerjaan.
2.1.2 Fungsi Administrasi
Menurut (Kamaludin, 2017) administrasi mempunyai tugas-tugas tertentu
yang harus dilakukan sendiri dan tugas-tugas itulah yang biasanya disebut sebagai
fungsi-fungsi administrasi antara lain:
1. Planning (Perencanaan)
Perencanaan adalah suatu rincian yang merupakan organisasi yang besar di
dalamnya ada penyusunan dan perumusan rencana diserahkan kepada
sekelompok staf perencana, akan tetapi penetapannya merupakan tugas dan
tanggung jawab manajemen.
2. Organizing (pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah suatu kegiatan yang menyangkut tipe-tipe struktur
organisasi dan prinsip-prinsipnya, sejarah organisasi, gaya manajerial yang
tepat digunakan, sifat dan jenis dari berbagai bentuk kegiatan yang harus
dilaksanakan.
3. Leading (Kepemimpinan)
Kepemimpinan merupakan fungsi manajemen yang melibatkan penggunaan
pengaruh untuk memotivasi karyawan meraih sasaran organisasi
4. Controlling (pengendalian)
Pengendalian adalah fungsi keempat yang mempunyai arti memantau aktifitas
karyawan, menjaga organisasi agar tetap berjalan ke arah pencapaian sasaran,
dan membuat koreksi bila diperlukan.

2.2 Sistem Informasi


2.2.1 Pengertian Sistem Informasi
Dalam usaha penataan suatu pekerjaan yang berkualitas dan efisien
diperlukan suatu sistem informasi yang praktis dan mudah untuk diaplikasikan.
Hal ini akan sangat membantu kelancaran suatu pekerjaan yang menyeluruh.
Menurut Mulyanto dalam (Utami, Nugroho, dan Wijaya, 2018) mengatakan
bahwa “Sistem informasi adalah kombinasi antar prosedur kerja, informasi, orang
dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam
sebuah organisasi”.
Menurut Alter dalam (Utami dkk, 2018) mengatakan bahwa “Teknologi
informasi mencakup perangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan
satu atau sejumlah tugas pemprosesan data seperti menangkap, mentransmisikan,
menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau menampilkan data. Secara garis
besar, peranan teknologi informasi adalah menggantikan peran manusia,
memperkuat peran manusia dan berperan dalam restrukturisasi terhadap peran
manusia”.
Berdasarkan penjelasan diatas suatu sistem informasi harus dibentuk
sedemikian rupa sehingga mudah untuk digunakan dan memberikan hasil
pekerjaan yang lebih baik.

2.2.2 Fungsi Sistem Informasi


Menurut Utami dkk (2018) mengatakan bahwa fungsi sistem informasi
adalah:
1. Untuk meningkatkan aksesibilitas data yang ada secara efektif dan efisien
kepada
2. pengguna, dengan perantara sistem informasi.
3. Memperbaiki produktivitas aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem,
baik perangkat keras ataupun perangkat lunak.
4. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem
5. informasi secara kritis.
6. Mengidentifikasi kebutuhan mengenai keterampilan pendukung sistem
informasi
7. Mengantisipasi dan memahami akan konsekuensi ekonomi
8. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi
9. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.

2.2.3 Kualitas dari Suatu Informasi


Menurut Utami dkk (2018) Ciri-ciri informasi yang berkualitas adalah:
1. Akurat, informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya dan
informasi tersebut harus bebas dari kesalahan-kesalahan.
2. Tepat waktu, informasi itu harus tersedia/ ada pada saat informasi tersebut
diperlukan dan tidak terhambat.
3. Relevan, informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan.
4. Lengkap, informasi harus diberikan secara lengkap karena bila informasi yang
dihasilkan sebagian-sebagian akan memengaruhi dalam mengambil keputusan.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Adapun metode penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan
kualitatif yang bersifat deskriptif. Menurut Moleong (2005:3) penelitian kualitatif
merupakan suatu pendekatan yang berusaha menafsirkan makna suatu peristiwa
sebagai interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu. Penelitian ini
bersifat deskriptif dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang
diselidiki dengan menuliskan keadaan subjek dan obyek penelitian pada saat
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya.
Alasannya pemilihan pendekatan penelitian kualitatif bersifat deskriptif
karena melalui pendekatan kualitatif tersebut dapat melakukan pemecahan
masalah yang diselidiki secara mendalam (participant observation) dengan
melukiskan keadaan subyek dan obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan
fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya. Pelaksanaan metode penelitian
kualitatif yang bersifat deskriptif tidak hanya terbatas sampai pada pengumpulan
dan penyusunan data, tetapi sangat komplek dan luas yang meliputi analisis dan
interpretasi tentang data tersebut. Selain itu semua data/informasi yang
dikumpulkan memungkinkan menjadi kunci terhadap apa yang diteliti. Adapun
maksud penggunaan pendekatan kualitatif adalah untuk memperoleh gambaran
yang lebih lengkap dan mendalam tentang obyek penelitian.

3.2 Lokasi Penelitian


Penelitian dilakukan di Perpustakaan SMK Negeri 1 Lhokseumawe.
Alasan penulis mengadakan penelitian ini dengan alasan, dimana pengembangan
sistem administrasi di SMK Negeri 1 Lhokseumawe masih terdapat kekurangan,
hal ini disebabkan adanya kurang perawatan sarana dan prasarana khususnya
bagian teknologi informasi yang tersedia di sekolah. Hal ini terjadi akibat
kurangnya anggaran dalam perawatan alat teknologi yang sudah tersedia,
sehingga menyebabkan komputerisasi di ruang administrasi kurang terawat dan
harus menyelesaikan segala administrasi di sekolah sering dilakukan secara
manual. Dibutuhkan penambahan komputer untuk menginput segala data agar
kinerja dibagian administrasi berjalan dengan baik.

3.3 Informan Penelitian


Dalam penelitian ini kualitatif diperlukan informan penelitian, sebagian
sumber informasi data yang didapatkan oleh peneliti melalui teknik pengumpulan
data dengan cara wawancara mendalam, untuk mendapatkan data yang valid dan
bias dipercaya, diperlukan penetuan informan yang tepat (Awi, 2016:6). Dalam
penelitian ini penulis menentukan informasi dengan teknik purposive sampling.
Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut
yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia
sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi
sosial yang diteliti (Sugiono,2017:219). Berdasarkan teknik purposive sampling.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih jelas peneliti mengambil informasi yang
dianggap paling tahu dan mampu memberikan jawaban dari permasalahan
penelitian, maka peneliti menentukan beberapa syarat atau criteria dari informasi
yang diambil. Adapun informasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah:
1. Pegawai Administrasi di SMK Negeri 1 Lhokseumawe
2. Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Lhokseumawe
3. Guru SMK Negeri 1 Lhokseumawe
4. Siswa/Siswi SMK Negeri 1 Lhokseumawe
5. Wali Murid

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis
adalah sebagai berikut yang dikatakan menurut Moleong (2005:174):
1. Observasi yang dilakukan secara partisipan yaitu peneliti terlibat langsung
dalam pengelolaan manajemen perpustakaan berbasis digital dalam
meningkatkan minat baca siswa di SMK Negeri 1 Lhokseumawe, kemudian
mencatat bagaimana yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya, mengamati
sendiri ketempat orang yang akan di amati.
2. Interview (wawancara) yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
tidak terstruktur yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya
berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanya dalam lingkup
pengembangan sistem administrasi sekolah berbasis teknologi informasi.
3. Dokumentasi yaitu penghimpunan atas data-data sekunder untuk mendapatkan
data yang mendukung penelitian ini, seperti bahan-bahan yang diperoleh dari
literatur-literatur kepustakaan, jurnal/skripsi dan internet.

3.5 Analisis Data


Analisa data merupakan teknik yang sangat penting dalam suatu penelitian
data yang dianalisis secara kualitatif, serta kutipan dari hasil wawancara
ditampilkan untuk mendukung analisis. Analisa data yang digunakan dalam
memecahkan masalah yang timbul dari penelitian sejak awal sampai selesainya
pengumpulan data. Proses penelitian dengan menggunakan model analisis
interaktif yang menurut Sugiyono (2010:335), melalui tiga tahapan pengumpulan
data, adalah :
1. Reduksi Data.
Reduksi data diartikan sebagai peroses pemilihan, pemisahan, perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis dilapangan. Laporan atau data yang diperoleh
dilapangan akan dituangkan dalam bentuk uraian yang lengkap dan terperinci.
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya akan cukup banyak, sehingga
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari
tema dan polanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutya. Data yang diperoleh dari lokasi penelitian
dituangkan dalam uraian laporan lengkap dan terperinci. Laporan lapangan
direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal pokok, difokuskan pada hal-hal penting
kemudian dicari tema atau polanya.

2. Penyajian Data.
Penyajian data dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah peneliti dalam
melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian tertentu dari penelitian.
Penyajian data dilakukan dengan cara mendeskripsikan hasil wawancara yang
dituangkan dalam bentuk uraian dengan teks naratif, dan didukung oleh
dokumen-dokumen, serta foto-foto maupun gambar sejenisnya untuk
diadakanya suatu kesimpulan.
3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi.
Penarikan Kesimpulan yaitu melakukan verifikasi secara terus menerus
sepanjang proses penelitian berlangsung, yaitu selama proses pengumpulan
data. Peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari pola, tema, hubungan
persamaan, hal-hal yang sering timbul, hipotesis dan sebagainya yang
dituangkan dalam kesimpulan yang tentatif. Dalam penelitian ini, penarikan
kesimpulan dilakukan dengan pengambilan intisari dari rangkaian kategori
hasil penelitian berdasarkan observasi dan wawancara.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengembangan Sistem Administrasi Sekolah Berbasis Teknologi


Informasi di SMK Negeri 1 Lhokseumawe

Pengembangan sistem administrasi sekolah berbasis teknologi informasi di


SMK Negeri 1 Lhokseumawe telah dilakukan dengan baik di sekolah. Adapu
tahap pengembangan sistem administrasi sekolah berbasis teknologi informasi di
SMK Negeri 1 Lhokseumawe adalah:
Pertama adalah mengidentifikasi seluruh kebutuhan data yang diperlukan
dasarnya adalah dari kendala-kendala yang muncul dalam aktifitas yang berkaitan
dengan kegiatan organisasi, dimana yang paling menonjol adalah bidang
administrasi perkantoran yang kearsipannya masih sangat kurang rapi, bidang
administrasi keuangan yang masih menggunakan sistem yang manual sehingga
kadang-kadang masih terjadi kesalahan, bidang administrasi kepegawaian, dan
bidang administrasi siswa.
Kedua, Menyusun sistem atau software sistem administrasi sekolah yang
berdasarkan dari kendala yang telah teridentifikasi sebagaimana tersebut diatas,
sehingga penyusunan software dimulai dengan penyusunan modul-modul yang
akan di gunakan dalam sistem administrasi sekolah yaitu Akademik, Keuangan.
Kepegawaian, Perpustakaan, Laporan, Online Test, Guru, Siswa, Sarana
prasarana, dan SMS Gateway. Menyusun sistem atau software administrasi
sekolah dimulai dengan merancang alur atau flowchart sistem, menentukan output
atau report sistem yang dibutuhkan, menginventarisir macam-macam transaksi,
merancang struktur database, pembuatan macam-macam modul yang dibutuhkan
diantaranya modul yang sebagaimana disebut diatas.
Modul-modul tersebut ditampilkan dalam menu utama Sistem Informasi
administrasi terpadu (SIDU), sehingga akan mempermudah penggunaan dari
SIDU tersebut sesuai dengan bidangnya masing-masing. Adapun untuk gambaran
dari tiap-tiap modul adalah sebagai berikut:

1. Modul Sistem Akademik


Sistem Informasi Akademik Sekolah merupakan aplikasi yang membantu
sekolah untuk mengelola data-data akademik. Sistem Informasi Akademik
Sekolah terdiri dari beberapa menu, yaitu: Referensi, Penerimaan Siswa Baru
(PSB), Guru & Pelajaran, Jadwal&Kalender, Kesiswaan, Presensi, Penilaian,
Kenaikan & Kelulusan, Mutasi dan Menu Pengaturan.
2. Modul Keuangan
Modul keuangan sekolah merupakan sistem informasi yang digunakan
untuk membantu sekolah mengelola keuangannya. Mulai dari pencatatan transaksi
pemasukan dan pengeluaran, pembuatan laporan keuangan, pemantauan kondisi
keuangan sampai pendataan aset inventari sekolah.
3. Modul Guru
Modul Guru merupakan media informasi dan komunikasi antara guru
dengan siswa dilingkungan sekolah. Guru dapat mengakses berbagai data
akademik, seperti: data presensi dan nilai siswa serta jadwal mengajar. Guru dapat
menyebarkan pengumuman dan berbagi informasi dengan mengunggah berkas-
berkas dan menulis berbagai berita. Guru juga dapat berkomunikasi dengan
mengirim pesan kepada sesama guru atau siswa.
4. Modul Kepegawaian
Modul kepegawaian merupakan Sistem Informasi yang menangani
pengelolaan data kepegawaian meliputi: pendataan pegawai, proses perencanaan
dan formasi kepegawaian, penggajian, penilaian angka kredit, mutasi pegawai,
dan sistem pelaporan. Secara garis besar modul ini bermanfaat untuk memelihara
data-data yang berhubungan dengan data induk kepegawaian.
5. Sarpras (Inventory)
Menu Inventory digunakan untuk mendata barang-barang yang menjadi
inventaris sekolah. Setiap barang dikelompokkan ke dalam beberapa grup barang.
Setiap grup barang itu juga dapat dipecah lagi menjadi beberapa sub grup barang.
6. Modul Laporan
Modul laporan ini memudahkan kepala sekolah untuk memantau
perkembangan keuangan, nilai siswa, kehadiran guru setiap saat.

7. Modul Test Online


Modul test online merupakan media bagi sekolahan termasuk guru untuk
memberikan test pelajaran kepada murid berbasis IT. Murid dapat
mengerjakannya lewat media Internet dimanapun dia berada, sehingga kegiatan
test dapat dilakukan oleh guru kepada murid kapanpun.
Ketiga, Membuat buku manual sistem atau software administrasi sekolah;
disusunya buku manual sistem ini bertujuan untuk:
1. untuk memberi pemahaman kepada pengguna sistem dalam hal ini adalah
Mitra Pengabdian tentang penggunaan Sistem Administrasi sekolah terpadu.
2. untuk memberikan pemahaman kepada Mitra Pengabdian tentang jenis
informasi yang harus dihasilkan oleh Sistem Administrasi sekolah terpadu
yang berbasis Teknologi informasi;
3. Untuk memberikan informasi bagi Mitra Pengabdian tentang cara penggunaan
Sistem Administrasi sekolah terpaduyang berbasis Teknologi informasi;
Keempat, Melakukan pelatihan operasional penggunaan Software
Administrasi sekolah terpadu yang berbasis Teknologi informasi bagi tenaga
operator pelaksana sistem nantinya; Pelatihan ini dilakukan untuk menyamakan
persepsi akan kegunaan Software Administrasi sekolah terpadu yang berbasis
Teknologi informasi yang dibuat. Selain itu peserta diberi pemahaman tentang
dasar sistem Administrasi sekolah terpadu yang berbasis Teknologi informasi agar
dalam menjalankan sistem dan pengelolaan Administrasi sekolah terpadu yang
berbasis Teknologi informasi dapat berjalan dengan baik.
Kelima; Melakukan sosialisasi terhadap seluruh bagian yang akan
menggunakan sistem ini termasuk di dalamnya adalah guru wali kelas dan kepala
sekolah; Sosialisasi sistem Administrasi sekolah terpadu yang berbasis Teknologi
informasi yang akan digunakan oleh SMK Negeri 1 Lhokseumawe, bertujuan
untuk memberikan pemahaman dan pengenalan sistem agar dapat lebih mudah
dalam penggunaannya. Dari hasil sosialiasasi tersebut dapat dilihat bahwa
kemampuan pemahaman informasi teknologi oleh pengelola cukup baik, karena
sebagian besar pengelola sekolahan masih berusia muda, sehingga memudahkan
dalam kegiatan sosialisasi tersebut. Setiap bagian yang terkait dalam sistem
Administrasi sekolah terpadu yang berbasis Teknologi informasi diminta untuk
melakukan simulasi penggunaan sistem yang akan digunakan dalam setiap
transaksi.
Keenam, Uji coba sistem yang akan dipakai dalam administrasi sekolah;
Dalam Uji coba sistem Administrasi sekolah terpaduyang berbasis Teknologi
informasi di SMK Negeri 1 Lhokseumawe, untuk mengetahui kemampuan
software yang telah disusun. Dari hasil uji coba masih adanya beberapa kesalahan
dalam melakukan input data, dan pemahaman alur sistem. Sehingga masih
dibutuhkan pendampingan dalam penerapan sistem.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data dalam penilitian ini, maka kesimpulan yang diambil
dalam penelitian ini adalah program penyusunan Sistem Administrasi Sekolah
terpadu berbasis Teknologi Informasi Komputer telah berjalan dengan baik,
terbukti dengan sudah selesainya penyusunan sistem dan manual sistem yang
direncanakan. Program Pelatihan Ipteks telah terlaksana dengan memberikan
pemahaman pengurus dan pengelola dalam penggunaan teknologi untuk
mendukung berjalannya Mitra Pengabdian menjadi lebih baik. Sistem telah di
sosialisikan dengan meminta pengurus dan pengelola Mitra Pengabdian untuk
dapat menjalankan sistem yang telah disusun, hasilnya meskipun masih ada
beberapa kesalahan entry data tetapi sudah dapat diperbaiki. Program Penyusunan
sistem manajemen tata kelola baru berjalan 30% dari kegiatan yang direncanakan,
hal ini terjadi karena pelaksana lebih mengfokuskan kegiatan penyusunan sistem
akuntansi dan keuangan terlebih dahulu dari pada penyusunan manajemen tata
kelola selalu diupayakan untuk diperbaiki agar sesuai dengan perkembangan atau
perubahan.

Anda mungkin juga menyukai