Kecamatan Sawang dan Kecamatan Tanah Jambo Aye. Penduduk yang menetap
di wilayah itu masing-masing sebanyak 44.876 jiwa dan 40.472 jiwa. Sebaliknya,
7.415 jiwa. Dalam penelitian ini, objek dalam penelitian ini adalah adalah SMA di
Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara SMA Negeri 1, SMA Negeri 2 dan
Aceh, disis barat terdapat daerah persawahan, sedangkan pada sisi utara dan
100
Program Pascasarjana Ilmu Manajemen
101
Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara sejak tahun 1990, dan saat ini jumlah guru
yang terdaftar di SMA Negeri 2 Lhokson sebanyak 20 PNS dan 15 orang Non
Utara, awal SMA Negeri 3 Lhokskon Kabupaten Aceh Utara sejak Tahun 2004
Adapun Visi, Misi dan Tujuan SMA Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara
adalah:
Visi : Unggul dalam prestasi, luhur dalam budi pekerti, berbudaya dan
berdayaguna
lingkungan
asri
Tujuan : Berdasarkan visi dan misi yang sudah dirumuskan, maka hasil yang
Pendidikan
d. Memiliki budi pekerti luur, sopan santun, tata karma yang baik
laboraturium
Untuk dapat mengetahui profil responden, maka pada bagian ini disajikan
data deskriftif responden dan hubungan antar variabel yang digunakan dalam
Responden pada penelitian ini adalah guru SMA Negeri 1, SMA Negeri 2
mempunyai peran penting dalam penilaian guru pada penelitian ini. Adapun
responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 5.1 berikut ini:
Usia
16,7%
25-35 Tahun
15,4% 36-45 Tahun
67,9%
>45 Tahun
berusia 25-35 tahun berjumlah 53 guru dengan persentase sebanyak (67,9%), guru
berusia 36-45 tahun berjumlah 12 guru dengan persentase sebanyak (15,4%) dan
guru berusia > 45 tahun berjumlah 13 guru dengan jumlah persentase sebanyak
16,7%. Hal ini menunjukkan bahwa usia guru SMA di Kecamatan Lhoksukon
Kabupaten Aceh Utara berada pada usia 25-35 tahun yang memiliki semangat
mengajar yang tinggi dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, dengan
meningkat.
biologi laki-laki dan perempuan dalam penelitian ini. Untuk mengetahui jenis
kelamin responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 5.2 berikut ini:
Jenis Kelamin
37,2% Laki-laki
Perempuan
62,8%
Gambar 5.2
Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
sebanyak (62,8%) dan guru berjenis kelamin laki-laki berjumlah 29 guru dengan
jumlah persentase sebanyak (37,2%.) Hal ini menunjukkan jenis kelamin guru
SMA di Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara lebih tinggi terdapat pada
Kabupaten Aceh Utara. Tingkat pendidikan yang diteliti dalam penelitian ini
responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 5.3 berikut ini:
Pendidikan
12,5%
25,6%
DIII
S1
S2
61,5%
sebanyak (61,5%). Guru dengan tingkat pendidikan DIII sebanyak 20 guru dengan
Utara.
yang diberikan untuk mencapai tujuan dan merupakan dorongan bagi karyawan
untuk meningkatkan aktivitas yang akan datang. Untuk mengetahui gaji responden
dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 5.4 berikut ini:
Gaji
12,8%
3 - 3,5 Juta
3,6 - 4 Juta
> 4 Juta
33,3% 53,8%
dengan tingkat gaji 3-3,5 Juta sebanyak 42 guru dengan persentase sebanyak
(53,8%). Guru dengan tingkat gaji 3,6-4 Juta sebanyak 26 guru dengan persentase
sebanyak (33,3%). Guru dengan tingkat gaji >4 Juta sebanyak 10 guru dengan
persentase sebanyak (12,8)%. Hal ini menunjukkan gaji guru SMA di Kecamatan
Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara lebih tinggi pada gaji/pendapatan 3,6 – 4 Juta.
nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), nilai range dan nilai standar deviasi.
mengetahui nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai rata-rata (mean) dari
kuisioner.
Berdasarkan data tabel 5.1 dapat dijelaskan bahwa nilai minimum adalah 1, nilai
maksimum adalah 5 dan dengan nilai range 4. Apabila dihubungkan dengan skala
yang ditentukan dalam penelitian ini yaitu: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju,
(3) netral, (4) setuju, (5) sangat setuju. Maka kategori jawaban responden secara
rata-rata berada pada skala (3) atau pada kondisi netral tetapi artinya secara umum
Tabel 5.1
Deskriptif Jawaban Responden Variabel
Karakteristik Kepribadian (X1)
Descriptive Statistics
kepribadian dalam penelitian ini rata-rata sebesar 3,3705 yang bermakna bahwa
baik.
Utara. Berdasarkan data tabel 5.2 dapat dijelaskan bahwa nilai minimum adalah 1,
nilai maksimum adalah 5 dan dengan nilai range 4. Apabila dihubungkan dengan
skala yang ditentukan dalam penelitian ini yaitu: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak
setuju, (3) netral, (4) setuju, (5) sangat setuju. Maka kategori jawaban responden
secara rata-rata berada pada skala (3) atau pada kondisi netral tetapi artinya secara
Tabel 5.2
Deskriptif Jawaban Responden Variabel
Kepemimpinan Kepala Sekolah (Y1)
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Memiliki sifat partisipasif, dimana
pemimpin mengharapkan selalu
saran-saran dan ide-ide dari
78 4.00 1.00 5.00 3.4359 1.03935
bawahan sebelum mengambil suatu
keputusan
kepala sekolah dalam penelitian ini rata-rata sebesar 3,6474 yang bermakna
bahwa responden dalam penelitian ini merasa “Setuju” terhadap pernyataan yang
Utara sudah berjalan dengan baik dan dapat mengarahkan guru di lingkungan
sekolah.
data tabel 5.3 dapat dijelaskan bahwa nilai minimum adalah 1, nilai maksimum
adalah 5 dan dengan nilai range 4. Apabila dihubungkan dengan skala yang
ditentukan dalam penelitian ini yaitu: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3)
netral, (4) setuju, (5) sangat setuju. Maka kategori jawaban responden secara rata-
rata berada pada skala (3) atau pada kondisi netral tetapi artinya secara umum
Tabel 5.3
Deskriptif Jawaban Responden Variabel
Komitmen Organisasi (Y1)
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Memiliki perasaan senang
karena sudah menjadi
bagian dari organisasi 78 4.00 1.00 5.00 3.5256 1.01578
sekolah
Memiliki kepedulian
terhadap organisasi sekolah
agar menjadi semakin lebih
78 4.00 1.00 5.00 3.3333 .93513
baik
organisasi dalam penelitian ini rata-rata sebesar 3,4423 yang bermakna bahwa
semakin baik.
5.4 dapat dijelaskan bahwa nilai minimum adalah 1, nilai maksimum adalah 5 dan
dengan nilai range 4. Apabila dihubungkan dengan skala yang ditentukan dalam
penelitian ini yaitu: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju,
(5) sangat setuju. Maka kategori jawaban responden secara rata-rata berada pada
skala (3) atau pada kondisi netral tetapi artinya secara umum responden
pegawai.
Tabel 5.4
Deskriptif Jawaban Responden Variabel Kinerja Guru (Y2)
Descriptive Statistics
Std.
N Range Minimum Maximum Mean Deviation
Memiliki kualitas kerja yang
baik didalam organisasi
78 4.00 1.00 5.00 3.5256 .98988
sekolah saat menge
Rata-rata
3.5609 0.8687
Berdasarkan tabel 5.4 dapat dijelaskan bahwa variabel kinerja guru dalam
penelitian ini rata-rata sebesar 3,5609 yang bermakna bahwa responden dalam
penelitian ini merasa “Setuju” terhadap pernyataan yang diajukan pada variabel
memenuhi kriteria yang dipersyaratkan SEM. Pada tahapan ini akan diuraikan
tahapan SEM.
dari masing variabel laten berbeda dengan variabel lainnya. Model mempunyai
discriminant validity yang baik jika setiap nilai loading dari setiap indikator dari
sebuah variabel laten memiliki nilai loading yang paling besar dengan nilai
loading lain terhadap variabel laten lainnya. Hasil pengujian discriminant validity
Organisasi dan Kinerja Guru tidak memenuhi nilai loading factor sehingga kedua
indikator tersebut di drop dari model dan dapat dilihat pada gambar 5.6 di bawah
ini:
Kinerja Guru ≥0,70 adalah valid sehingga model layak diterima dan dapat dilihat
Tabel 5.5
Nilai Discriminan Validity
Nilai variabel DV pada setiap Variabel yang Memenuhi Loading
No Vactor
KPR KKS KO KG
1 KPR 1 0,992 KKS 1 0,855 KO 1 0,844 KG 1 0,973
2 KPR 5 0,951 KKS 2 0,822 KO 2 0,794 KG 2 0,941
3 KPR 6 0,970 KKS 3 0,897 KO 3 0,808 KG 3 0,989
4 KPR 7 0,978 KKS 4 0,895 KO 4 0,842 KG 4 0,989
5 KPR 8 0,970
6 KPR 10 0,962
Dari tabel 5.5 dapat dilihat bahwa beberapa nilai loading factor untuk
setiap indikator dari masing-masing variabel laten masih memiliki nilai loading
factor yang tidak paling besar dibanding nilai loading jika dihubungkan dengan
variabel laten lainnya. Hal ini berarti bahwa setiap variabel laten belum memiliki
discriminant validity yang baik dimana beberapa variabel laten masih memiliki
Kriteria validity dan reliabilitas juga dapat dilihat dari nilai reliabilitas
suatu konstruk dan nilai Average Variance Extracted (AVE) dari masing-masing
konstruk. Konstruk dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi jika nilainya 0,70
dan AVE berada diatas 0,50. Pada tabel 5.6 akan disajikan nilai Composite
Tabel 5.6
Composite Reliability dan Average Variance Extracted
Average Variance
No Indikator Reliability
Extracted
(AVE)
1 Karakteristik Kepribadian 0,990 0,941
2 Kepemimpinan Kepala Sekolah 0,924 0,753
3 Komitmen Organisasi 0,893 0,676
4 Kinerja Guru 0,986 0,948
memenuhi kriteria reliabel. Hal ini ditunjukkan dengan nilai composite reliability
di atas 0,70 dan AVE diatas 0,50 sebagaimana kriteria yang direkomendasikan.
Tabel 5.7
Cronbach’s Alpha
No Indikator Cronbach’s Alpha Kesimpulan
1 Karakteristik Kepribadian 0,988 Reliabel
2 Kepemimpinan Kepala 0,894 Reliabel
Sekolah
3 Komitmen Organisasi 0,840 Reliabel
4 Kinerja Guru 0,981 Reliabel
Nilai yang disarankan adalah diatas 0,60 dan pada tabel 5.7 diatas
menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha untuk semua kontruk berada diatas
hubungan antara konstruk, nilai signifikansi dan R-square dari model penelitian.
Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-square untuk
setiap variabel laten dependen. Tabel 4.7 merupakan hasil estimasi R-square
Tabel 5.8
Nilai R-Square
No Variabel R-Square
1 Kepemimpinan Kepala Sekolah 0,678
2 Komitmen Organisasi 0,922
3 Kinerja Guru 0,480
Sumber: Data diolah, 2018
dan Kinerja Guru (KG) yang dipengaruhi oleh Komitmen organisasi (KO).
sebesar 0,678, untuk variabel KO diperoleh sebesar 0,922 dan untuk variabel KP
digunakan dalam menguji hipotesis adalah nilai yang terdapat pada output result
for inner weight. Tabel 5.9 memberikan output estimasi untuk pengujian model
struktural.
Tabel 5.9
Output Estimasi
Original
Sample Mean of Standar
T Statistict P-
Estimate Subsample Deviasion
(|O/Steer|) Value
(O) (M) (STEDEV)
KPR -> KG 0,866 0,870 0,049 17,624 0,000
KPR -> KO 0,517 0,523 0,114 4,547 0,000
KKS -> KG 0,152 0,150 0,054 2,829 0,005
KKS -> KO 0,200 0,200 0,130 2,532 0,026
KO -> KG 0,039 0,041 0,028 1,138 0,172
Sumber: Data diolah, 2018
bootstrapping dari analisis PLS dapat dibuktikan bahwa penelitian ini dinyatakan
variabel < 0,05%. Hasil pengujian dengan bootstrapping dari analisis PLS adalah
sebagai berikut :
KPR dengan KG menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,866 dengan nilai t
sebesar 17,624. Nilai tersebut lebih besar dari t tabel (1,996). Hasil ini berarti
bahwa KPR memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap KG yang
KPR dengan KO menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,517 dengan nilai t
sebesar 4,547. Nilai tersebut lebih besar dari t tabel (1,996). Hasil ini berarti
bahwa KPR memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap KO yang
KPR dengan KG menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,152 dengan nilai t
sebesar 2,829. Nilai tersebut lebih besar dari t tabel (1,996). Hasil ini berarti
bahwa KKS memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap KG yang
KKS dengan KO menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,200 dengan nilai t
sebesar 2,532. Nilai tersebut lebih kecil dari t tabel (1,996). Hasil ini berarti
bahwa KKS tidak memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap KO
diterima.
sebesar 1,138. Nilai tersebut lebih kecil dari t tabel (1,996). Hasil ini berarti
yang berarti sesuai dengan hipotesis kelima dimana Komitmen Organisasi tidak
koefisien jalur sebesar 0,517. Nilai t diperoleh sebesar 4,547. Nilai tersebut lebih
besar dari t tabel (1,996). Hasil ini berarti bahwa karateristik kepribadian memiliki
perkalian dari pengaruh variabel variabel Komitmen Organisasi (KP) dan variabel
P12 = P1 . P2
= (0,517) (,039)
= 0,020
dalam penelitian ini melalui analisis regresi diperoleh nilai 0,020. Berdasarkan
dari hasil regresi dapat dibuat model hasil analisis dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
Komitmen Organisasi
a = 0,517 (Y1) b = 0,039
Sa =0,114 Sb = 0,028
C’ = 0,020
Sab = 3,419
Untuk nilai Z koefisien ab adalah sebagai berikut:
ab
Z=
sab
0,517 x 0,039
Z=
3,419
0,020
Z=
3,419
Z = 0,006
Nilai Z sebesar 0,006 tersebut lebih kecil dari 1,996 yang berarti bahwa
diperoleh sebesar 2,532. Nilai tersebut lebih besar dari t tabel (1,996). Hasil ini
P12 = P1 . P2
= (1,052) (1,039)
= 0,008
dalam penelitian ini melalui analisis regresi diperoleh nilai 0,0078. Berdasarkan
dari hasil regresi dapat dibuat model hasil analisis dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
Komitmen Organisasi
a = 0,200 (Y1) b = 0,039
Sa =0,130 Sb = 0,028
C’ = 0,008
sebagai berikut:
Sab = √ 9,358
Sab = 3,059
Untuk nilai Z koefisien ab adalah sebagai berikut:
ab
Z=
sab
0,200 x 0,039
Z=
3,059
0,0078
Z=
3,059
Z = 0,0025
Nilai t sebesar 0,0025 tersebut lebih kecil dari 1,996 yang berarti bahwa
memberikan dua kontribuasi yaitu kontribusi secara teoritis dan kontribusi secara
praktik.
menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan
menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan anak didiknya terutama bagi
anak didik yang masih kecil dan bagi mereka yang sedang mengalami
kegoncangan jiwa. Pada dasarnya siswa SMA yang masih belia ingin dibimbing,
diarahkan dan dihargai hasil karyanya, semakin dihargai, para siswa semakin giat
dalam belajarnya, semakin giat belajar siswa, tentunya prestasi belajar yang
semakin baik tinggal tunggu waktu saja. Rasa gengsi dan hanya merasa
menghalangi seorang guru untuk menghargai hasil belajar siswa. Guru yang
sehingga jika masih ada guru yang tak mau menghargai hasil karya para siswanya
dalam pengaruhnya) untuk mengikuti pemimpin itu, maka dapat dijelaskan bahwa
organisasi, serta keyakinan tertentu dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi.
Dengan kata lain merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan pada
seluruh tindakan atau aktivitas organisasi pada suatu periode dengan menunjuk
pada sejumlah standar, seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan
dengan dasar efisiensi. Kinerja sering dikaitkan dengan perilaku dalam melakukan
pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Robbins (2008) salah
bahwa kinerja merupakan fungsi dari interaksi antara kemampuan, motivasi, dan
kerja dan menjamin tercapainya tujuan organisasi. Atas dasar itu suatu organisasi
pada apa yang diperlukan oleh organisasi, manajer, dan pekerja untuk mencapai
5.2.2 Pembahasan
kognitif, dan tingkah laku, yang bersifat menetap dan ditampilkan individu
dirinya sendiri serta bagaimana hubungan dirinya dengan orang lain. Kepribadian
sebenarnya adalah masalah yang abstrak, hanya dapat dilihat lewat penampilan,
tindakan, ucapan, cara berpakaian dan dalam menghadapi setiap persoalan. Syarat
yang jujur, berakhlak mulia dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat; c)
menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa; d) menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga
menjadi guru dan rasa percaya diri; e) menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
Kepribadian guru memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam
pada umumnya (Susanna, 2014). Guru harus mampu menciptakan situasi yang
menumbuhkan motivasi belajar peserta didik. Semua ini tidak terlepas dari
Perilaku yang berpengaruh itu antara lain kebiasaan belajar, disiplin, hasrat
belajar, dan motivasi belajar. Yang dimaksud dengan sifat kepribadian meliputi
dalam proses pembelajaran akan selalu dilihat, diamati, dan dinilai oleh peserta
didik sehingga timbul dalam diri peserta didik persepsi tertentu tentang sifat
kepribadian guru.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
signifikan terhadap kinerja guru. Kepribadian guru akan terlihat dari nilainilai
bagaimana pola ukur karakter dalam dan karakter luar mereka, mengukur trait dan
dan menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah-ubah, maka secara dinamis
susunan sistem psikofisik (psikis dan fisik yang berpadu dan saling berinteraksi
dalam mengarahkan tingkah laku) yang kompleks dan dinamis dalam diri seorang
organisasi, dimana pada diri Guru mempunyai kemauan untuk bekerja demi
komitmen organisasi pegawai, disisi lain juga ada kepuasan diri atas suatu
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
parsial pada komitmen organisasi. Setiap karyawan dalam sebuah perusahaan atau
individu adalah keadaan atau ciri-ciri individu yang dibawa kedalam suatu
sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Salah satu
tugas kepala sekolah adalah sebagai pemimpin pendidikan, yaitu memimpin staff
(guru-guru, Guru dan pesuruh), membina kerjasama yang harmonis antar anggota
staf sehinggga dapat membangkitkan semangat kerja, motivasi kerja bagi staf
bagus, kerjasama yang harmonis serta suasana yang konduktif menjamin staf
pendidikan di sekolah.
tergantung pada kemampuan kepala sekolah. Sehubungan dengan itu maka dapat
segi kuantitas maupun kualitas dalam proses mengajar belajar di sekolah. Unsur
menggunakan pengaruh tersebut serta akibat pengaruh itu bagi orang yang hendak
dipengaruhi yaitu para guru, pegawai, dan warga sekolah lainnya. Pengaruh
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Hal ini dapat artikan
bahwa kepimimpinan kepala sekolah yang baik akan memberikan dukungan yang
tersebut, yaitu kepala sekolah, guru, siswa, Guru tata usaha, dan tenaga
langkah dan strategi kepemimpinan seorang kepala sekolah menjadi corong dan
melainkan lebih merupakan motivasi atau pemicu (trigger) yang dapat memberi
inspirasi terhadap para guru dan karyawan, sehingga inisiatif dan kreatifitasnya
pemimpin pada saat mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Norma perilaku
Dengan demikian, kepala sekolah dapat menjadi sebuah figur dalam membimbing
diperoleh kualitas lulusan yang lebih baik. Sebab memberikan lulusan bukan
hanya berdasarkan teori saja, melainkan kemampuan yang dimiliki oleh masing-
masing siswa.
organisasi) dan loyalitas ( keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi yang
sebagai suatu keadaan dimana seoang individu memihak organisasi serta tujuan-
organisasi. Dari dua definisi tersebut dapat diambil garis besarnya bahwa,
komitmen yang tinggi terhadap organisasi berarti guru tersebut memiliki tanggung
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
kepala sekolah adalah salah satu yang dapat mempengaruhi komitmen kerja guru
secara statis atau dinamisnya suatu sekolah. Kepala sekolah yang diharapkan oleh
guru adalah kepala sekolah yang mampu menerapkan dan menegakkan peraturan-
peraturan yang telah ditetapkan, dengan demikian komitmen kerja yang tinggi
akan dapat diraih, jika aturan-aturan tersebut dijalankan secara konsekwen, adil
dan bijak maka guru yang bekerja akan semakin mencintai pekerjaannya, tekun,
dan bersemangat.
suatu kekuatan yang mengikat perorangan kepada suatu tindakan keterkaitan pada
satu atau lebih target. Komitmen guru menjadi kekuatan untuk menjalankan
merupakan sebuah perasaan yang kuat dan erat terhadap tujuan dan nilai
tempat dia bekerja. Pekerja yang berkomitmen tinggi akan lebih berorientasi
Kinerja guru adalah hasil penilaian terhadap proses dan hasil kerja yang
guru adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh guru
baik ditunjukkan dalam sikap penerimaan, keyakinan yang kuat terhadap nilai-
Seperti halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Ningsih (2016) yang
terhadap kinerja guru, hal ini dikarenakan komitmen guru terhadap lembaga
sekolah merupakan satu kondisi yang dirasakan oleh guru yang dapat
menimbulkan perilaku positif yang kuat terhadap organisasi kerja yang dimiliki
dan berkaitan dengan identifikasi dan loyalitas pada organisasi dan tujuan-
tujuannya.
perubahan dan ketidakpastian yang merupakan ciri kehidupan modern. Salah satu
internal dan eksternal yang diikuti dengan upaya penyesuaian diri dalam rangka
mempertahankan eksistensinya.
juga akan ditentukan oleh sejauh mana Guru tersebut memiliki komitmen
dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Sebab adanya komitmen yang tinggi
2005). Gunz dan Gunz (2004) juga menyatakan bahwa komitmen organisasi dan
kepuasan kerja memiliki korelasi positif. Hal ini berarti untuk memenuhi dan
kinerja karyawan, hal ini sejalan dengan pemikiran Kartono dan Gulo (2000)
dalam Sjarkawim (2006). Dengan kepribadian yang baik, stabil dan bertanggung
jawab maka dapat memicu peningkatan kinerja sehingga pencapaian hasil kerja
karyawan terpenuhi. Sedangkan kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang Guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai
terjemahan dari performance yang berarti hasil kerja seorang pekerja, sebuah
proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja
tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur
mekanisme organisasi.
organisasional adalah derajat yang mana Guru percaya dan menerima tujuan-
tujuan organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan organisasi.
Mowday dalam Sopiah(2003) menyebut komitmen kerja sebagai istilah lain dari
sebagai daya relatif dari keberpihakan dan keterlibatan seseorang terhadap suatu
organisasi.
sama dan berdaya upaya dengan penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai
pegawainya Siagian (2003). Yang dapat dilihat dari bagaimana seorang pemimpin
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lie (2016) yang menyatakan bahwa
kepala sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Guru dan