Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Dan Waktu Peneltian

Penelitian ini dilakukan pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kota

Ternate. Penelitian ini dilakukan selama bulan Oktober-November 2021. Alasan peneliti

memilih lokasi ini karena didasarkan pada pertimbangan bahwa lokasi tersebut dapat

memberikan keterangan yang lengkap tentang masalah yang diteliti yakni data yang

diperlukan cukup memadai, dan lokasi tersebut mudah dijangkau sehingga dari segi

waktu, biaya dan tenaga cukup menunjang bagi peneliti.

3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, populasi pada penelitian ini yaitu

Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemerintah Kota Ternate yang berjumlah 30

OPD, yang terdiri dari 23 Dinas, 6 Badan dan 1 Kantor. Sampel adalah sebagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang di gunakan

dalam penelitian ini adalah Kasubbag Keuangan dan Bendahara Keuangan.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data pada penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang telah diolah oleh

peneliti yang bersumber dari data primer berupa jawaban dari kuesioner yang telah

dibagikan kepadaresponden.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam peneitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

pada responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan agar dapat
memberikan penjelasan seperlunya tentang isi dan maksud dari kuesioner penelitian,

sehingga dapat memperoleh data berupa jawaban yang lebih akurat dari responden.

3.5 Model Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini yaitu menggunakan Analisis Regresi Berganda

dan Moderate Regression Analysis (MRA) untuk menguji hipotesis penelitian dengan

bantuan program SPSS. Untuk menguji X1, X2, X3, dan X4 menggunakan Analisis

Regresi Berganda dengan persamaan sebagai berikut:

y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b3X3 + b4X4 + e

Sementara untuk Untuk menguji pengaruh variabel pemoderasi yaitu X5, X6, X7, dan X8

digunakan uji interaksi yaitu Moderated Regression Analysis (MRA) . Moderated

Regression Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear

dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau

lebih variabel independen). Moderate Regression Analysis (MRA) dapat di uji dengan

menggunakan bantuan program SPSS. Adapun persamaan regresi dalam penilitian ini

sebagai berikut:

y= a + b1X1 + b5X1*Z + e

y= a + b2X2 + b6X2*Z + e

y= a + b3X3 + b7X3*Z + e

y= a + b4X4 + b8X4*Z + e

Keterangan :

Y = Kualitas laporan keuangan pemerintah daerah

a = Konstanta

b (1-8) = Koefisien regresi

X1 = Penerapan sistem akuntansi keuangan daerah

X2 = Kompetensi sumber daya manusia

X3 = Pemanfaatan teknologi informasi


X4 = Peran internal audit

X1*Z = Hubungan antara penerapan SAKD denan SPI

X2*Z = Hubungan antara kompetensi sumber daya manusia dengan SPI

X3*Z = Hubungan antara pemanfaatan teknologi informasi dengan SPI

X4* Z = Hubungan antara peran internal audit dengan SPI

e = Koefisien error

3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1 Uji Kualitas Data

Didalam penelitian, data mempunyai kedudukan yang paling penting dikarena

data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat

pembuktian hipotesis, oleh karena itu benar tidaknya data sangat menentukan

kualitas hasil penelitian. Benar tidaknya data tergantung dari instrumen yang

digunakan dalam pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi

persyaratan valid dan reliabel.

A. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengukuran

validitas dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode korelasi

product moment dari pearson correlation. Jika nilai korelasi lebih besar dari 0,3

maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian tersebut handal atau

reliabel (Ghozali,2013).

B. Uji Realibilitas

Uji realibilitas menunjukkan akurasi, ketepatan dan konsistensi kuesioner dalam

mengukur variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke

waktu. Pengujian reliabilitas dilakukan hanya pada indikator-indikator konstruk

atau variabel yang telah melalui pengujian validitas, dan dinyatakan valid

(Ghozali 2018: 11) dalam Amelia,2019.

Pengujian ini dilakukan dengan menghitung koefisien Cronbach Alpha (α) dari

masing-masing instrumen dalam satu variabel. Suatu variabel disebut reliable,

apabila hasil α ≥ 0,60 maka hasilnya adalah reliable dan jika hasil α ≤ 0,0 maka

hasil yang didapat tidak reliabel.

3.6.2 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif berhubungan dengan pengumpulan data, peringkasan data,

penyamplingan dan penyajian hasil peringkas tersebut. Statistik deskriptif akan

digunakan untuk mendeskripsikan secara statistik variable-variabel dalam

penelitian ini. Untuk mengetahui deskripsi data diperlukan ukuran yang lebih

ringkas yaitu ringkasan statistik. Ukuran yang akan dipakai dalam penelitian ini

adalah nilai rata-rata, nilai maksimum, nilai minimum, median dan deviasi

standar.

3.6.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan dengan tujuan agar memperoleh hasil regresi yang

bisa dipertanggungjawabkan dan mempunyai hasil yang tidak bias. Dari

pengujian tersebut asumsi-asumsi yang harus dipenuhi adalah tidak terdapat

korelasi yang erat antara variable independen (multikolinearitas), tidak terdapat

korelasi residual t dengan t-1 (autokorelasi), dan tidak terjadi ketidaksamaan

varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain

(heterokedastisitas), data yang dihasilkan terdistribusi normal. Adapun pengujian

asumsi klasik terdiri dari : Uji normalitas, Uji multikolonieritas, dan Uji

heterokedastisitas.
A. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah residual data dari model

regresi linear memiliki distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik

adalah yang residual datanya berdistribusi normal. Dan jika residual data tidak

terdistribusi normal maka kesimpulan statistik menjadi tidak valid atau bias. Ada

cara untuk mendeteksi apakah residual data berdistribusi normal ataukah tidak

yaitu dengan uji one sample Kolmogorov-Smirmov. Apabila pada uji one sample

Kolmogorov-Smirmov terdapat nilai signifikansinya lebih dari 0,05 maka

menunjukkan distribusi yang normal sehingga bisa dilakukan regresi dengan

model liner berganda (Ghozali, 2018) dlam Amelia,2019.

Uji Kolmogorov smirnov dipilih dalam penelitian ini karena uji ini dapat

secara langsung menyimpulkan apakah data yang ada terdistribusi normal

secara statistic atau tidak. Sementara uji normalitas data yang lain seperti dari

statistika deskriptif diperlukan hanya untuk lebih menyakinkan lagi dari uji

sebelumnya.

B. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Nilai tolerance

yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan

menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Dasar pengambilan keputusan


adalah apabila nilai tolerance > 0,1 atau sama dengan nilai VIF < 10 berarti tidak

ada multikolinearitas antar variabel dalam model regresi.

C. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Model regresi yang baik harus tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan uji gletser, dengan uji statistik gletser yaitu

dengan mentransformasi nilai residual menjadi absolut residual dan

meregresnya dengan variabel independen dalam model. Jika di peroleh nilai

signifikansi untuk variabel independen > 0,05 maka tidak terjadi

heteroskedastisitas dan jika nilai signifikansi < 0,05 maka terjadi

heteroskedastisitas.

3.6.4 Uji Koefisien Determinasi ( R2 )

Koefisien determinasi (R2) pada intininya mengukur seberapa jauh kemampuan

model variabel independen dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada Model Sumarryb. jika

pada nilai R2 = 0 maka tidak ada sedikitpun presentase pengaruh yang diberikan

variabel independen terhadap variabel dependen. Demikia sebaliknya jika R 2 = 1

maka presentase pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap

variabel dependen adalah sempurna atau variasi variabel dependen yang

digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel dependen. Adjusted

R Square adalah nilai R Square yang telah disesuaikan.Untuk regresi dengan

lebih dari dua variabel independen digunakan Adjusted R2sebagai koefisien


determinasi. Sedangkan Standard Error of the Estimate adalah sesuatu ukuran

banyaknya kesalahan regresi dalam memprediksi nilai Y (Ghozali, 2018).

3.7 Uji Hipotesis

1. Uji Simultan (Uji F)

Uji Statistik F bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel independen

yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara simutan

(bersama-sama) terhadap variabel dependen ataukah tidak. Pengujian dilakukan

dengan menggunakan signifikansi tingkat 0,05 (alpha = 5%). Ketentuan

penolakan atau penerimaan hipotesis adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak

signifikan). Hal Ini berarti bahwa secara bersama-sama variabel independen

tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

b. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka hipotesis tidak dapat ditolak (koefisien

regresi signifikan). Hal ini berarti bahwa secara bersama-sama variabel

independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

2. Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji Statistik T)

Setelah di lakukan uji secara simultan, maka langkah selanjutnya adalah dengan

melakukan pengujian untuk mengetahui kemampuan masing-masing variable

independen dalam menjelaskan perilaku variabel dependen dengan uji statistik t.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikansi level 0,05 (alpha = 5%).

Penolakan atau penerimaan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak

signifikan). Hal ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tidak

mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.


b. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka hipotesis tidak dapat ditolak (koefisien

regresi signifikan). Hal ini berarti bahwa secara parsial variabel independen

mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

3.8 Definisi Operasional Variabel

Variabel yang diteliti harus didefenisikan secara operasional agar lebih mudah dicari

hubungannya antara satu variabel dengan lainnya dan pengukurannya. Dilihat dari

sudut pandang hubungannya variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

variabel independen dan variabel dependen. Variabel yang digunakan dalam

penelian ini adalah sebagai berikut:

3.8.1 Variabel Independen (X)

1. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Sistem akuntansi keuangan daerah (SAKD) merupakan suatu prosedur

dari tahap awal pengumpulan data sampai pelaporan keuangan atas

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD (Permendagri No. 59 Tahun

2007). Variabel ini diukur dengan instrument yang dikembangkan oleh

Putriasri Pujanira (2017) dengan menggunakan skala likert skor 1 sampai

dengan 5 point, dengan jumlah pernyataan 26 dengan 3 indikator:

1. kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan

2. prosedur pencatatan akuntansi berdasarkan standar akuntansi

berlaku umum

3. pembuatan laporan keuangan yang dilakukan secara periodik.

2. Kompetensi Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan elemen utama organisasi dibanding

elemen lain selain modal, teknologi, dan uang, sebab manusia yang akan

mengendalikan sumber daya lain. Kompetensi sumber daya manusia


adalah pengetahuan dan keahlian untuk menyelesaikan tugas-tugas

dalam organisasi. Variabel ini diukur dengan instrument yang

dikembangkan oleh Putriasri Pujanira (2017) dengan menggunakan skala

likert skor 1 sampai dengan 5 point, dengan jumlah pernyataan 27

dengan 3 indikator:

1. Pengetahuan

2. Keterampilan

3. Sikap

3. Pemanfaatan Teknologi Informasi

Pemanfaatan teknologi informasi mencakup adanya pengolahan data,

pengolahan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara

elektronik serta pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar

pelayanan publik dapat diakses dengan mudah. Variabel ini diukur

dengan instrument yang dikembangkan oleh Safiyulloh (2017) dengan

menggunakan skala likert skor 1 sampai dengan 5 point, dengan jumlah

pertanyaan 8 dengan 2 indikator:

1. Pengguna Komputer

2. Jaringn Internet

4. Peran Internal Audit

Peran audit internal adalah pemeriksa yang berperan dalam mengawasi,

mengevaluasi suatu sistem akuntansi serta untuk menilai kebijakan

pemerintah yang dilaksanakan oleh suatu Instansi. Variabel ini diukur

dengan instrument yang dikembangkan oleh Amelia (2019) dengan

menggunakan skala likert skor 1 sampai dengan 5 point yang terdiri dari

4 pernyataan dengan 3 indikator yaitu:

1. Kompetensi
2. Ruang Lingkup

3. Program

3.8.2 Variabel Dependen (Y)

1. Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Kualitas laporan keuangan pemerintah adalah asersi dari pihak

manajemen pemerintah yang menyajikan informasi yang berguna untuk

pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas

pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Berdasarkan karakteristik kualitatif laporan keuangan yang terdapat

dalam PP Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah.

Dalam penelitian ini, variabel ini diukur dengan instrument yang

dikembangkan oleh Amelia (2019) dengan menggunakan skala likert skor

1 sampai dengan 5 point yang terdiri dari 8 pernyataan dengan 4

indikator yaitu :

1. Relevan, sub indikator sebagai berikut:

1. Memiliki manfaat umpan balik

2. Memiliki manfaat prediktif

3. Tepat waktu

4. Lengkap.

2. Andal, sub indikator sebagai berikut:

1. Penyajian jujur

2. Dapat diverifikasi serta

3. Netralitas

3. Dapat dibandigkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya.

4. Dapat dipahami oleh penggunannya.

3.8.3 Variabel Moderasi


Variabel moderating adalah variabel yang dapat memperkuat atau

memperlemah hubungan langsung antara variabel independen dan

variabel dependen. Variabel moderating dalam penelitian ini adalah

Sistem Pengendalian Internal.

1. Sistem Pengendalian Internal

Sistem Pengendalian Intern (SPI) merupakan suatu cara untuk

mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi,

serta berperan penting dalam pencegahan dan pendeteksian

penggelapan (fraud). Pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan

prosedur yang digunakan dalam mencapai sasaran dan menjamin atau

menyediakan informasi keuangan yang andal, serta menjamin ditaatinya

hukum dan peraturan yang berlaku. Variabel ini diukur dengan instrument

yang dikembangkan oleh Brendhi Septo Nugroho (2018) dengan

menggunakan skala likert skor 1 sampai dengan 5 point yang terdiri dari

10 pernyataan dengan 5 indikator yaitu:

1. Lingkungan Pengendalian

2. Penilaian Risiko

3. Aktivitas Pengendalian

4. Informasi dan Komunikasi

5. Pemantaauan

Anda mungkin juga menyukai