Anda di halaman 1dari 10

37

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah tingkat kepatuhan wajib pajak badan,
peningkatan penerimaan PPh dan penagihan pajak sebagai variabel moderasi pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Kendari.
3.2. Jenis dan Sumber Data
3.2.1. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang
diangkakan (skoring), (Sugiyono,2012:23). Data kuantitatif dalam penelitian ini
2.

adalah Laporan Penerimaan Pajak Badan pada kurun waktu 2011 2015.
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat, kata atau gambar
(Sugiyono,2012:23). Data kualitatif penelitian ini berupa informasi lisan
maupun tulisan yang berhubungan dengan penelitian ini berupa uraian
penjelasan dari variabel dan objek penelitian.

3.2.2. Sumber Data


Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diambil langsung dari
sumber asli tidak melalui perantara (Supomo, 2009:146). Data dalam

38

penlitian ini bersumber langsung dari KPP yang berhubungan dengan


objek penelitian.
2. Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh dengan cara
melalui perantara dan dicatat oleh pihak lain (Supomo, 2009:147). Data
37
dalam penelitian ini, yaitu mengambil data-data dokumen pada KPP
Pratama Kendari berupa data sejarah dan struktur organisasi serta
dokumen, catatan tentang jumlah SPT yang dilaporkan tahun 2011-2015,
daftar jumlah realisasi penerimaan pajak tahun 2011-2015, jumlah surat
tagihan pajak yang dikeluarkan pada tahun 2011-2015 dan laporan lainnya.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Sugiyono (2011:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
subyek/objek yang mempunyai kuntitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini yang
menjadi populasi adalah Wajib Pajak Badan yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Kendari.
3.3.2. Sampel
Sugiyono (2011 :81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang
dimiliki oleh populasi. metode yang digunakan peneliti dalam pemilihan sampel
penelitian adalah pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling), dengan teknik
berdasarkan pertimbangan (judgement sampling) yang merupakan tipe pemilihan
sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan

39

pertimbangan tertentu, umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian


(Indriantoro dan Supomo, 2009:131). Berdasarkan metode judgement sampling
tersebut, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari tahun 20112015.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Peneliti memperoleh data-data penelitian yang berkaitan dengan masalah yang
sedang diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, internet dan perangkat lainnya yang
berhubungan dengan penelitian.
2. Penelitian lapangan (Field Research)
Data utama penelitian ini diperoleh melalui lapangan, peneliti memperoleh data
dengan cara melakukan penelitian langsung ke

Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Kendari. Yang meliputi data tahun pajak 2011 hingga tahun 2015,
yang berupa; data jumlah realisasi

penerimaan PPh yang diterima setiap

bulannya, jumlah SPT Tahunan yang dilaporkan oleh Wajip Pajak Badan,
serta data Surat tagihan pajak.
3. Wawancara (Interview)
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi awal tentang berbagai
isu atau permasalahan yang ada, sehingga penulis dapat menentukan
permasalahan atau variable apa yang arus diteliti. Untuk mendapatkan
gambaran yang lebih lengkap, maka penulis perlu melakukan wawancara
kepada pihak yang mewakili berbagai tingkatan dalam objek yang diteliti. Pada

40

penelitian ini penulis melakukan wawancara kepada bagian seksi Pengolahan


Data dan Informasi.
3.5. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam variabel ini adalah statistic deskriptif, uji
asumsi kasik dan uji hipotesis. Berikut penjelasannya :
3.5.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah analisis yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau
memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi
sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum. Dalam penelitian ini, peneliti akan mendeskripsikan penaruh
tingkat kepatuhan wajib pajak badan terhadap peningkatan penerimaan PPh pada
KPP Pratama tanpa bermaksud membuat keputusan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi. Alat uji yang digunakan oleh peneliti adalah software SPSS 22.0 for
windows.
3.5.2. Metode Analisis Regresi Linear Berganda (MRA)
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
regresi linear berganda dengan variabel moderating. Metode regresi linear berganda
dimaksudkan

untuk mengetahui keeratan hubungan yang ada diantara kedua

variabel. Metode regresi linear berganda ini juga dapat digunakan untuk peramalan
dengan menggunakan data berkala (time series).

41

Uji interaksi atau sering disebut dengan MRA merupakan aplikasi khusus regresi
berganda linear dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi
dengan rumus persamaannya sebagai berikut: (Ghozali, 2009:225)
Yi = + 1Xi + ............................................. 1)
Yi = + 1Xi + 2Mi + .................................. 2)
Yi = + 1Xi + 2Mi + 3Xi*Mi + ................ 3)
Keterangan :
Yi = Peningkatan Penerimaan Pajak
= Bilangan Konstanta
= Koefisien arah persamaan penelitian
X = Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan
M = Penagihan Pajak
= Kesalahan Pengganggu
Apabila persamaan ke-2 dan ke-3 tidak berbeda secara signifikan
maka Z bukanlah variabel moderator, melainkan variabel independen.
3.5.4. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data
melakukan

uji normalitas,

sekunder

uji multikolonieritas,

uji

ini,

maka peneliti

autokorelasi dan uji

heteroskedastisitas.
3.5.4.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah model

regresi variabel

independen dan dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati


normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati
normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan Normal Probability Plot
(P-P Plot). Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik
data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah
mengikuti garis diagonal (Santoso, 2004:212).
3.5.4.2. Uji Multikolinearitas

42

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi


ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2011:105).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi
dapat dilihat dari besaran nilai Tolerance dan VIF-nya (Variance Inflation Factor).
Regresi bebas dari masalah multikolonieritas jika nilai Tolerance < 0,10 atau sama
dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2011:106).
3.5.4.3. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan
penggangu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya (Ghozali, 2011:110).
Dalam mendeteksi ada atau tidaknya problem autokorelasi dapat dilakukan
dengan uji Durbin-Watson, dimana nilai DW (d) akan dibandingkan dengan nilai tabel
dengan menggunakan nilai signifikansi 5%. Apabila nilai (d) berada diantara batas atas
(du) dan jumlah variabel independen dikurangi batas atas (k-du), atau (du < d < k-du),
maka dapat disimpulkan bahwa kita tidak dapat menolak H0 yang menyatakan bahwa
tidak ada autokorelasi positif atau negatif.
3.5.4.4. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi

43

yang baik adalah model

regresi yang homokedastisitas atau tidak terjadi

Heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139).


Deteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dengan ada tidaknya
pola tertentu pada grafik scaterplot. Jika ada pola tertentu maka mengindikasikan telah
terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139)

3.6. Uji Hipotesis


3.6.1. Uji t
Uji ini pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual (Parsial) dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Langkah yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah dengan
menentukan

level of significance-nya. Level of significance yang digunakan

dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau () = 0,05. Jika sign.t > 0,05 maka
Ha ditolak namun jika sign.t < 0,05 maka Ha diterima dan berarti terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen
(Ghozali, 2011:98).
3.7. Definisi Operasional Variabel dan Indikator Variabel
Variabel

harus di definisikan secara operasional agar lebih mudah di cari

hubungannya antara satu variabel dengan variabel lainnya. Untuk itu, agar mempermudah
dalam melakukan penelitian, penulis harus menentukan operasional variabel.

44

1.

Variabel Independen (Variabel X)


Variabel independen atau variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi
variabel lain yang tidak bebas. Dalam penelitian ini variabel independen yaitu
kepatuhan wajib pajak badan.
Kepatuhan Wajib Pajak adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak dalam
memenuhi kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya sesuai
dengan peraturan yang berlaku tanpa perlu diadakan pemeriksaan, investigasi
seksama, peringatan ataupun ancaman dan penerapan sanksi hukum maupun
administrasi. Variabel ini diukur berdasarkan jumlah penyampaian SPT yang
dilaporkan wajib pajak badan dengan menggunakan skala rasio.

2. Variabel Moderating (Variabel M)


Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan
memperlemah) hubungan antara variabel independen dan dependen. Dalam penelitian
ini variabel moderator adalah penagihan pajak.
Penagihan pajak adalah suatu tindakan penagihan yang dilaksanakan oleh
fiskus atau juru sita pajak kepada penanggung pajak agar dapat melunasi utang pajak
tanpa menunggu jatuh tempo pembayaran yang meliputi seluruh utang pajak dari
semua jenis pajak, masa pajak dan tahun pajak. Variabel ini diukur nilai pajak terutang
wajib pajak badan dan jumlah surat tagihan pajak yang diterbitkan oleh KPP Pratama
Kendari.

45

3. Variabel Dependen (Variabel Y)


Variabel Independen atau variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas, maka yang menjadi variabel Y adalah peningkatan penerimaan PPh.
Peningkatan penerimaan pajak adalah merupakan kenaikan jumlah penerimaan
negara yang berasal dari sektor pajak jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya
yang diukur dari selisih PPh Terutang. Variabel ini diukur berdasarkan pajak
penghasilan yang terealisasi dalam tahun pajak berjalan dengan menggunakan skala
rasio.

Tabel 3.1. Variabel operasional


Variabel

Konsep variabel

Indikator

Skala
Pengukuran

46

Kepatuhan

Kepatuhan Wajib Pajak adalah suatu Diukur

Wajib Pajak

keadaan dimana Wajib Pajak dalam jumlah

Badan (X)

memenuhi kewajiban perpajakan dan SPT


melaksanakan

hak

sesuai

dengan

berlaku

tanpa

berdasarkan Rasio
penyampaian
yang

dilaporkan

perpajakannya wajib pajak badan KPP

peraturan
perlu

yang Pratama Kendari Tahun

diadakan 2011-2015

pemeriksaan, investigasi seksama,


peringatan ataupun ancaman dan
penerapan sanksi hukum maupun
administrasi.
Penagihan Pajak Penagihan pajak
(M)

adalah

suatu Diukur berdasarkan nilai Rasio

tindakan penagihan yang dilaksanakan pajak

terutang

wajib

oleh fiskus atau juru sita pajak kepada pajak badan dan jumlah
penanggung
melunasi

pajak
utang

agar
pajak

dapat surat tagihan pajak yang


tanpa diterbitkan

oleh

KPP

menunggu jatuh tempo pembayaran Pratama Kendari Tahun


yang meliputi seluruh utang pajak dari 2011-2015
semua jenis pajak, masa pajak dan
Peningkatan

tahun pajak.
Peningkatan

penerimaan

pajak Diukur berdasarkan

penerimaan PPh

adalah merupakan kenaikan jumlah jumlah realisasi

(Y)

penerimaan negara yang berasal dari penerimaan PPh di


sektor
dengan

pajak
tahun

jika

dibandingkan Kantor Pelayanan Pajak

sebelumnya

yang Pratama Kendari tahun

diukur dari selisih PPh Terutang.

2011-2015

Rasio

Anda mungkin juga menyukai