Anda di halaman 1dari 1

Banjir Rob Terjang Petani Tambak Konsel

Kendari, Jurnal Nasional Ratusan petani tambak ikan bandeng di Kecamatan Tinanggea,
Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra), hampir pasti tidak dapat
memanen hasil tambak mereka menyusul terjangan banji rob (banjir yang disebabkan air
pasang) yang melanda wilayah itu.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Konsel Suhri Badawi mengatakan, salah satu
langkah awal yang akan dilakukan pemerintah adalah perbaikan pematang tambak yang
rusak. Pemberian bantuan bentuk lain seperti penggantian bibit ikan kepada petambak yang
lahannya rusak belum bisa dilakukan dalam waktu cepat.
Kita belum bisa memastikan apakah para petani bisa mendapatkan bantuan benih ikan untuk
mengganti ikan-ikan yang lepas akibat banjir karena keterbatasan anggaran. Tapi yang pasti,
langkah awal kita adalah perbaikan pematang, jelas Suhri di Andoolo, Jumat (4/3).
Dia mengatakan, dalam waktu dekat ini pihaknya akan mengupayakan peralatan berat seperti
eskavator untuk memperbaiki tambak yang rusak. Untuk biaya operasionalnya, pemerintah
akan menanggung sebagian biaya itu, dan sisanya kepada masyarakat pemilik tambak.
Masyarakat pemilik tambak, kata dia, cukup membayar separuh dari biaya sewa alat berat itu.
Menurutnya, untuk penanganan bencana seperti ini, seharusnya pihak badan penanggulangan
bencana alam yang turun pertama kali memberikan bantuan darurat. Namun sejauh ini,
instansi tersebut belum turun ke sana.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Alam Konsel Iksan Badawi mengatakan, pihaknya
belum turun langsung melihat kondisi masyarakat yang terkena bencana rob. Namun, dalam
waktu dekat ini, pihaknya akan segera kesana.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Konsel Arsalim
mengungkapkan, pemerintah harus bergerak cepat menangani bencana yang terjadi. Dengan
melihat langsung kondisi masyarakat di lapangan, maka akan diketahui apa kebutuhan utama
yang diperlukan oleh masyarakat.
Seorang pemilik tambak di kecamatan tersebut, Sarjono, mengungkapkan, sejauh ini belum
ada tindakan apapun dari pemerintah atas tambak-tambak mereka yang rusak. Saat ini, petani
tambak disana bergotong-royong untuk memperbaiki pematang mereka yang rusak.
Kami menderita kerugian yang cukup besar atas banjir rob ini. Kami membtuhkan langkah
cepat pemerintah untuk membantu masyarakat yang terkena bencana agar kerugian yang
lebih besar dapat dieliminir, katanya.
Dia menambahkan, jika pematang tambak terlambat diperbaiki maka mereka tidak bisa
menyemai bibit dalam waktu cepat. Hal itu, bisa berdampak pada membesarnya tingkat
kerugian yang dirasakan masyarakat.(andi syahrir)

Anda mungkin juga menyukai