Oleh
Femilya Fauziah Almunatzir
Husin
Kusmiyati
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of tax compliance influential
body to the increase in income tax revenue in the Tax Office Primary
Kendari. In this Research, the data source used are primary and secondary
data. The population in this study were of the intitutions the tax that listened
in the Tax Office Pratama Kendari. Samples in this study are taken from
2011-2015. The method of determining the sample was judgement sampling
method, while the data processing methods used by researcher was
moderate regresion analysis.
The result shows that the level of institutian of the tax
compliance significantly influence the increase of the tax revenue, and tax
collection can not be a moderating variable for level of institution of the tax
compliance.
I. PENDAHULUAN
Pembangunan di Indonesia saat ini berkembang sangat cepat
dikarenakan Indonesia adalah negara yang sedang berkembang. Upaya
pemerintah dilakukan berdasarkan pola umum pembangunan jangka
panjang yang telah mencapai kemajuan yang cukup memuaskan, terutama
dalam meningkatkan kesejahteraan umum masyarakat. Namun pemerintah
memerlukan dana yang tidak sedikit untuk membiayai pembelanjaan negara
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang semakin lama semakin
bertambah besar. Dana tersebut dikumpulkan dari segenap potensi sumber
yang dimiliki oleh suatu negara, baik berupa hasil kekayaan alam maupun
iuran masyarakat.
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan
bernegara, khususnya didalam pelaksanaan pembangunan karena pajak
merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua
pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Salah satu fungsi pajak
adalah fungsi penerimaan (budgetair). Pajak berfungsi untuk menghimpun
dana dari masyarakat bagi kas Negara, yang diperuntukkan bagi
pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah (Sumarsan, 2013:5).
3. Penagihan Pajak
Penagihan pajak menurut Rachmat Soemitro (2010:138) adalah
perbuatan yang dilakukan Direktorat Jendral pajak karena wajib pajak tidak
mematuhi ketentuan Undang-Undang pajak, Khususnya mengenai
pembayaran pajak. Dalam penagihan pajak perlu diketahui terlebih
dahuludasar yang digunakan dalam penagihan pajak. Sesuai dengan pasal
18 Undang-Undang KUP bahwa dasar penagihan pajak yaitu dalam Waluyo
(2009:57), yaitu : (1) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), (2)
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), (3) Surat
Keputusan Pembetulan, (4) Surat Keputusan Keberatan, Putusan
peninjauan kembali yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus
dibayar bertambah
Penagihan pajak menurut Suandi, (2008:174) dapat dibedakan
menjadi dua yaitu penagihan pajak pasif dan penagihan pajak aktif adapun
penjelasannya sebagai berikut: (1) Penagihan pasif dilakukan dengan
menggunakan surat tagihan pajak, surat ketetapan pajak kurang bayar,
surat ketetapan pajak kurang bayar tambahan, surat keputusan pembetulan
yang menyebabkan pajak terutang lebih besar, surat keputusan keberatan
yang menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar, surat keputusan
banding yang menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar. Jika dalam
jangka waktu 30 hari belum dilunasi, maka 7 hari setelah jatuh tempo akan
diikuti dengan penagihan pajak secara aktif yang dimulai dengan
menerbitkan surat teguran, (2) Penagihan Aktif merupakan kelanjutan dari
penagihan pajak pasif, dimana dalam upaya penagihan ini fiskus berperan
aktif dalam arti tidak hanya mengirim surat tagihan atau surat ketetapan
pajak tetap, akan diikuti dengan tindakan sita, dan dilanjutkan dengan
pelaksanaan lelang.
4. Penerimaan Pajak
Pengertian penerimaan pajak menurut undang-undang tentang
anggaran pendapatan dan belanja negara (2001: 155) adalahsemua
penerimaan yang terdiri dari pajak dalam negeri dan pajak perdagangan
internasional.
Rahayu (2010:24) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi
penerimaan pajak adalah: (1) Kepastian peraturan perundang-undangan
dalam bidang perpajakan haruslah jelas, sederhana, dan mudah dimengerti,
5. Peneliti Terdahulu
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Tri Suryanti tahun 2013 dengan
judul “Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Terhadap Tingkat
Penerimaan Pajak Penghasilan dengan Penagihan Pajak Sebagai Variabel
Moderating (Studi Kasus Pada KPP Pratama Serpong)”. Dengan
menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui pengaruh tingkat
kepatuhan wajib pajak, tingkat penerimaan pajak dan penagihan pajak. Hasil
dari penelitian ini adalah tingkat kepatuhan wajib pajak berpengaruh
signifikan terhadap peningkatan pajak penghasilan dan variabel penagihan
pajak tidak bisa menjadi variabel moderating bagi tingkat kepatuhan wajib
pajak tersebut.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Rahmayeni tahun 2013 dengan
judul “Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Terhadap
Peningkatan Penerimaan Pajak yang di Moderatori Oleh Pemeriksaan Pajak
Pada KPP Padang” dengan menggunakan analisis deskriptif verivikatif.
Metode deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan
wajib pajak badan, peningkatan penerimaan pajak dan pemeriksaan pajak.
Sedangkan metode verivikatif digunakan untuk mengetahui hubungan antara
kepatuhan wajib pajak badan, penerimaan pajak dan pemeriksaan pajak.
Untuk melihat pengaruh tingkat kepatuhan wajib pajak badan terhadap
penerimaan pajak dengan pemeriksaan pajak sebagai variabel moderasi.
6. Paradigma Penelitian
Mengacu pada kajian pustaka serta penelitian terdahulu, maka
penelitian ini menjelaskan tentang kepatuhan Wajib Pajak badan terhadap
peningkatan penerimaan PPh dengan penagihan pajak sebagai variabel
moderating. Untuk membantu dalam memahami penelitian ini diperlukan
adanya suatu paradigma penelitian sebagai berikut:
(Y)
Penagihan pajak
(M)
7. Hipotesis Penelitian
Adapun model hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H1 :Tingkat kepatuhan wajib pajak badan berpengaruh signifikan terhadap
peningkatan penerimaan pajak penghasilan.
H2 :Tingkat penagihan pajak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan
penerimaan pajak penghasilan.
H3 :Interaksi antara kepatuhan wajib pajak badan dengan penagihan pajak
berpengaruh signifikan terhadap peningkatan penerimaan pajak penghasilan.
Standardized
Coefficients
Kepatuhan WP
-1,966 -5,239 ,000
Badan*Penagihan Pajak
2. Pembahasan
a. Pengaruh tingkat kepatuhan wajib pajak badan terhadap
peningkatan penerimaan pajak penghasilan
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kepatuhan wajib pajak
badan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan penerimaan pajak
DAFTAR PUSTAKA