Anda di halaman 1dari 26

ANDI SYAHRIR

Menulis = Bakat? Ya
Menulis = Kemauan? Ya

Jika “mengarang” (menulis karya sastra):


 Menceritakan hal sederhana namun mampu
menyentuh jiwa,
 Menceritakan hal biasa tetapi kemudian
menginspirasi,
 Membuat hasil tulisan menjadi berjiwa

Memang tidak semua orang bisa!


 Menulis = Bakat? TIDAK!
 Menulis = Kemauan? YA!

Jika tidak menyangkut karya sastra.


Kita semua bisa!
 Menulis adalah berkomunikasi dengan kata-kata
melalui proses menuliskan apa yang ditangkap
panca indera.
 Menulis seperti berbicara. Ia harus dilatih. Otak,
sebagai pusat semua aktivitas menulis, harus
senantiasa dilatih untuk menularkan apa yang
hendak dikatakannya dalam bentuk tulisan.
 Anda dilatih berbicara sejak kecil, karena itulah
Anda pintar berbicara. Tapi Anda tidak dilatih
menulis sejak kecil. Penulis yang baik adalah
penulis yang rajin berlatih.
 Menulis ibarat naik sepeda
Tidak ada teori dan teknik khusus yang bisa
menjadikan seseorang mahir naik sepeda
kecuali latihan dan kebiasaan
 Menulis ibarat berenang
Sesering apa pun Anda membaca buku-buku
atau menyimak ceramah tentang teknik
berenang, Anda tidak akan bisa menjadi
perenang jika tidak “nyebur” langsung di
kolam renang dan berlatih
 Menulis tidak punya teori khusus
 Menulis tidak bisa hanya dengan membaca
 Menulis tidak bisa hanya dengan mendengar
 Menulis tidak bisa hanya dengan mengikuti
kuliah
 Menulis hanya bisa dengan berlatih
menulis, menulis, dan menulis
“Kerja intelektual yang
membutuhkan keahlian khusus
(writing technique), latihan,
kejelian, daya nalar, wawasan,
referensi, etika, waktu, dan…
KESABARAN”
“Alasan utama yang membuat
kita menulis adalah keinginan
berkomunikasi dengan cara
menuangkan gagasan,
informasi, atau perasaan yang
ada di benak kita kepada
pembaca”
 Tujuan komunikasi adalah
kejelasan
 Apa yang kita tulis harus jelas
oleh pembaca
 Efektivitas (pesan sampai,
tidak menimbulkan
pemahaman yang berbeda dari
yang dimaksudkan penulis)
 Efisiensi (ekonomi kata)
 Keindahan bahasa, struktur,
logika
 Lugas; penulisan langsung menuju pokok
persoalan, tidak bertele-tele.
 Logis; paparan didasarkan pada alasan yang
masuk akal (logis) dan dapat diuji
kebenarannya.
 Tuntas; masalah dikupas sampai selesai, dan
karenanya harus detail dan mendalam.
 Obyektif-subjektif; paparan didasarkan pada
data dan fakta yang nyata (objektif), tetapi
kemudian bergerak ke arah subjektif karena
opini/pemikiran penulis turut didalamnya.
 Cermat; paparan menghindari kekeliruan
walau sekecil apapun.
 Jelas dan padat; keterangan yang dipaparkan
disajikan sedemikain rupa sehingga mudah
dipahami pembaca dan ringkas.
 Tidak emosional; paparan lebih didasarkan
pada rasionalitas daripada emosionalitas.
 Terbuka dan tidak egois; menerima
kemungkinan pendapat baru dan tidak
merasa diri paling benar.
 Bahasa baku; mengikuti kaidah tanda baca
yang benar (meskipun tidak mutlak).

 Persuasif; banyak unsur himbauan penulis


dan tidak sekadar paparan data dan fakta apa
adanya, dimaksudkan untuk mempengaruhi
pembaca agar mengadopsi dan atau
bertindak sesuai opini/pemikiran penulis.
 Head – judul
 By Line – nama penulis
 Intro – pendahuluan (lead)
 Bridging – penghubung intro dengan isi
tulisan, berupa identifikasi masalah atau
pertanyaan.
 Body – isi tulisan atau uraian yang biasanya
terdiri atas sub-subjudul,
 Ending – penutup; biasanya berupa
kesimpulan, ajakan berbuat sesuatu, atau
pertanyaan tanpa jawaban
 Perencanaan
Observasi, mencermati kejadian
(dimensi dinamis) secara langsung
ataupun via media massa, eksplorasi,
membuat pertanyaan (mengapa, apa
sebenarnya), melakukan interview
dengan ahli atau ngobrol dengan
teman, dan membaca referensi.
 Memilih Topik
 Kriteria: aktual, faktual, penting,
menarik, dan mengandung hal
baru;
 Apa yang Anda ingin tulis?
 Bagian tersulit dari proses menulis
adalah merencanakan apa yang
hendak dikatakan: mencari ide
pokok, mempersempit topik, dan
menemukan poin-poin utama.
 Outlining
Menyusun garis besar tulisan: pendahuluan,
uraian/analisis, solusi atau alternatif
pemecahan masalah.
 Free Writing
Menyusun naskah kasar: menuangkan dalam
tulisan semua gagasan dan data yang ada
dalam pikiran saat itu, tanpa “melirik” dulu
outline dan referensi, sesuai dengan ide
utama yang hendak disampaikan.
 Menyusun Pendahuluan (intro)
 Bisa memaparkan secara singkat kejadian atau isu
aktual
 Mengutip pernyataan seorang pejabat/tokoh yang
menarik untuk dikaji lebih dalam esensi dan
implikasinya;
 Intro (leading, pembukaan, pendahuluan) harus
merangsang motivasi pembaca.
 Leading memuat informasi singkat apa isi tulisan,
tapi bukan rangkuman yang mengurai semuanya.
 Setelah membaca leading seharusnya masih
tersisa sejumlah pertanyaan yang memotivasi
pembaca mengetahui jawabannya dalam tubuh
tulisan.
 Menyusun Tubuh Tulisan
 Setelah pendahuluan, dapat langsung menukik
pada inti masalah sekaligus analisis
masalahnya, termasuk paparan fakta-data,
teori;
 Lazimnya dibagi dalam beberapa subjudul –
bukan numerasi dan pembagian bab
sebagaimana layaknya karya ilmiah lengkap
seperti laporan hasil penelitian, skripsi, tesis,
atau disertasi;
 Biasanya berpola “Induksi-Deduksi” – dimulai
dari informasi atau fakta-fakta khusus untuk
menentukan kesimpulan yang berlaku
umum/teori/kebijakan
 Editing
Menyusun ulang tulisan disesuaikan dengan
outline; Koreksi substansi dan redaksi (kata,
istilah, kalimat) semua bagian tulisan,
termasuk data dan sumber rujukan.
Koreksi menyangkut:
• Mudah dicerna?
• Kalimat rancu?
• Kalimat efektif?
• Bisa dipangkas?
• Pengulangan kata?
• Kalimat terlalu panjang?
1. Judul yang menarik sekaligus menggambarkan isi, tetapi
tidak terlalu panjang
2. Pengantar atau bagian pembuka yang menarik sekaligus
mudah dimengerti orang umum
3. Gunakan kalimat tunggal. Variasi perlu untuk keindahan
bahasa, tapi jangan terlalu sering
4. Gunakan kalimat aktif, kalimat yang mengandung
kekuatan berbahasa
5. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
6. Perhatikan audience. Audience yang berbeda
memerlukan tulisan yang berbeda: tema, judul, diksi
7. Pelajari gaya tulisan penulis favorit: cara menempatkan
kata, memilih kata (diksi), membangun struktur
8. Menggunakan kalimat yang pendek dan
efektif.
9. Sesedikit mungkin menggunakan istilah
ilmiah atau akademik.
10.Naskah tidak terlalu panjang. Biasanya spasi
ganda, 4 sampai 8 halaman sudah cukup.
11.Memasukkan “human interest” dalam
bentuk cerita, anekdot jika memungkinkan
12.Dibagi ke dalam subjudul jika diperlukan
13.Mencerahkan dan berpihak pada
kepentingan pembaca
Membaca, kemudian
menulislah, maka
kamu akan abadi

Anda mungkin juga menyukai