Menceritakan hal sederhana namun mampu menyentuh jiwa, Menceritakan hal biasa tetapi kemudian menginspirasi, Membuat hasil tulisan menjadi berjiwa
Memang tidak semua orang bisa!
Menulis = Bakat? TIDAK! Menulis = Kemauan? YA!
Jika tidak menyangkut karya sastra.
Kita semua bisa! Menulis adalah berkomunikasi dengan kata-kata melalui proses menuliskan apa yang ditangkap panca indera. Menulis seperti berbicara. Ia harus dilatih. Otak, sebagai pusat semua aktivitas menulis, harus senantiasa dilatih untuk menularkan apa yang hendak dikatakannya dalam bentuk tulisan. Anda dilatih berbicara sejak kecil, karena itulah Anda pintar berbicara. Tapi Anda tidak dilatih menulis sejak kecil. Penulis yang baik adalah penulis yang rajin berlatih. Menulis ibarat naik sepeda Tidak ada teori dan teknik khusus yang bisa menjadikan seseorang mahir naik sepeda kecuali latihan dan kebiasaan Menulis ibarat berenang Sesering apa pun Anda membaca buku-buku atau menyimak ceramah tentang teknik berenang, Anda tidak akan bisa menjadi perenang jika tidak “nyebur” langsung di kolam renang dan berlatih Menulis tidak punya teori khusus Menulis tidak bisa hanya dengan membaca Menulis tidak bisa hanya dengan mendengar Menulis tidak bisa hanya dengan mengikuti kuliah Menulis hanya bisa dengan berlatih menulis, menulis, dan menulis “Kerja intelektual yang membutuhkan keahlian khusus (writing technique), latihan, kejelian, daya nalar, wawasan, referensi, etika, waktu, dan… KESABARAN” “Alasan utama yang membuat kita menulis adalah keinginan berkomunikasi dengan cara menuangkan gagasan, informasi, atau perasaan yang ada di benak kita kepada pembaca” Tujuan komunikasi adalah kejelasan Apa yang kita tulis harus jelas oleh pembaca Efektivitas (pesan sampai, tidak menimbulkan pemahaman yang berbeda dari yang dimaksudkan penulis) Efisiensi (ekonomi kata) Keindahan bahasa, struktur, logika Lugas; penulisan langsung menuju pokok persoalan, tidak bertele-tele. Logis; paparan didasarkan pada alasan yang masuk akal (logis) dan dapat diuji kebenarannya. Tuntas; masalah dikupas sampai selesai, dan karenanya harus detail dan mendalam. Obyektif-subjektif; paparan didasarkan pada data dan fakta yang nyata (objektif), tetapi kemudian bergerak ke arah subjektif karena opini/pemikiran penulis turut didalamnya. Cermat; paparan menghindari kekeliruan walau sekecil apapun. Jelas dan padat; keterangan yang dipaparkan disajikan sedemikain rupa sehingga mudah dipahami pembaca dan ringkas. Tidak emosional; paparan lebih didasarkan pada rasionalitas daripada emosionalitas. Terbuka dan tidak egois; menerima kemungkinan pendapat baru dan tidak merasa diri paling benar. Bahasa baku; mengikuti kaidah tanda baca yang benar (meskipun tidak mutlak).
Persuasif; banyak unsur himbauan penulis
dan tidak sekadar paparan data dan fakta apa adanya, dimaksudkan untuk mempengaruhi pembaca agar mengadopsi dan atau bertindak sesuai opini/pemikiran penulis. Head – judul By Line – nama penulis Intro – pendahuluan (lead) Bridging – penghubung intro dengan isi tulisan, berupa identifikasi masalah atau pertanyaan. Body – isi tulisan atau uraian yang biasanya terdiri atas sub-subjudul, Ending – penutup; biasanya berupa kesimpulan, ajakan berbuat sesuatu, atau pertanyaan tanpa jawaban Perencanaan Observasi, mencermati kejadian (dimensi dinamis) secara langsung ataupun via media massa, eksplorasi, membuat pertanyaan (mengapa, apa sebenarnya), melakukan interview dengan ahli atau ngobrol dengan teman, dan membaca referensi. Memilih Topik Kriteria: aktual, faktual, penting, menarik, dan mengandung hal baru; Apa yang Anda ingin tulis? Bagian tersulit dari proses menulis adalah merencanakan apa yang hendak dikatakan: mencari ide pokok, mempersempit topik, dan menemukan poin-poin utama. Outlining Menyusun garis besar tulisan: pendahuluan, uraian/analisis, solusi atau alternatif pemecahan masalah. Free Writing Menyusun naskah kasar: menuangkan dalam tulisan semua gagasan dan data yang ada dalam pikiran saat itu, tanpa “melirik” dulu outline dan referensi, sesuai dengan ide utama yang hendak disampaikan. Menyusun Pendahuluan (intro) Bisa memaparkan secara singkat kejadian atau isu aktual Mengutip pernyataan seorang pejabat/tokoh yang menarik untuk dikaji lebih dalam esensi dan implikasinya; Intro (leading, pembukaan, pendahuluan) harus merangsang motivasi pembaca. Leading memuat informasi singkat apa isi tulisan, tapi bukan rangkuman yang mengurai semuanya. Setelah membaca leading seharusnya masih tersisa sejumlah pertanyaan yang memotivasi pembaca mengetahui jawabannya dalam tubuh tulisan. Menyusun Tubuh Tulisan Setelah pendahuluan, dapat langsung menukik pada inti masalah sekaligus analisis masalahnya, termasuk paparan fakta-data, teori; Lazimnya dibagi dalam beberapa subjudul – bukan numerasi dan pembagian bab sebagaimana layaknya karya ilmiah lengkap seperti laporan hasil penelitian, skripsi, tesis, atau disertasi; Biasanya berpola “Induksi-Deduksi” – dimulai dari informasi atau fakta-fakta khusus untuk menentukan kesimpulan yang berlaku umum/teori/kebijakan Editing Menyusun ulang tulisan disesuaikan dengan outline; Koreksi substansi dan redaksi (kata, istilah, kalimat) semua bagian tulisan, termasuk data dan sumber rujukan. Koreksi menyangkut: • Mudah dicerna? • Kalimat rancu? • Kalimat efektif? • Bisa dipangkas? • Pengulangan kata? • Kalimat terlalu panjang? 1. Judul yang menarik sekaligus menggambarkan isi, tetapi tidak terlalu panjang 2. Pengantar atau bagian pembuka yang menarik sekaligus mudah dimengerti orang umum 3. Gunakan kalimat tunggal. Variasi perlu untuk keindahan bahasa, tapi jangan terlalu sering 4. Gunakan kalimat aktif, kalimat yang mengandung kekuatan berbahasa 5. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar 6. Perhatikan audience. Audience yang berbeda memerlukan tulisan yang berbeda: tema, judul, diksi 7. Pelajari gaya tulisan penulis favorit: cara menempatkan kata, memilih kata (diksi), membangun struktur 8. Menggunakan kalimat yang pendek dan efektif. 9. Sesedikit mungkin menggunakan istilah ilmiah atau akademik. 10.Naskah tidak terlalu panjang. Biasanya spasi ganda, 4 sampai 8 halaman sudah cukup. 11.Memasukkan “human interest” dalam bentuk cerita, anekdot jika memungkinkan 12.Dibagi ke dalam subjudul jika diperlukan 13.Mencerahkan dan berpihak pada kepentingan pembaca Membaca, kemudian menulislah, maka kamu akan abadi
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita