Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian Manajemen Logistik


Istilah logistik sering diungkapkan di lingkungan pekerjaan manufaktur atau
pabrikasi, organisasi publik dan militer, serta kebencanaan. Logistik dalam lingkungan
pabrik menyangkut penyediaan bahan baku, peralatan, dan perlengkapan untuk proses
produksi. Sementara itu, logistik dalam lingkungan organisasi pemerintahan identik dengan
pengelolaan barangbarang kebutuhan pekerjaan layanan organisasi publik. Logistik berasal
dari kata logos dan tikos yang berarti berpikir logis dalam menjalankan sebuah kegiatan.
Ada beberapa istilah yang umum dikenal, antara lain logistik pemerintahan, logistik dalam
rangka pemilihan umum, logistik pabrik, logistik perkantoran, logistik perdagangan, logistik
untuk pemilihan umum, atau logistik demi kemanusiaan, seperti pada kejadian
(humanitarian logistic). Agar logistik tersebut dapat berfungsi secara efektif dan efisien,
perlu dikelola dengan tepat, yakni menerapkan manajemen logistik.
Manajemen logistik adalah serangkaian keputusan untuk mengelola barang secara
optimal mulai dari perencanaan kebutuhan, pengadaan atau pengumpulan, pemindahan,
penyimpanan, hingga penyampaian distribusi barang kepada pelanggan. Ciri utama dari
kegiatan logistik adalah keterpaduan berbagai dimensi dan tuntutan pada pemindahan
(movement) dan penyimpanan (storage) yang strategis (Kustumastuti dan Sugiama, 2017).
B. Maksud dan Tujuan Manajemen Logistik
Menurut Lumenta (1990), terdapat tiga tujuan manajemen logistik, yaitu:
1. Tujuan operasional, yaitu tersedianya barang serta bahan dalam jumlah yang tepat
dan mutu serta waktu yang dibutuhkan.
2. Tujuan keuangan, yaitu terlaksananya tujuan operasional dengan baya serendah-
rendahnya dengan hasil yang optimal.
3. Tujuan pengamanan, agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pemborosan,
penggunaan tanpa hak, pencurian dan penyusutan yang tidak wajar lainnya, serta nilai
persediaan yang sesungguhnya dalam sistem akuntansi.
C. Sejarah Manajemen Logistik
Berasal dari bahasa Yunani yaitu logos yang berarti “rasio, kalkulasi, alasan,
pembicaraan, orasi”. Kata logistik sendiri memiliki asal kata dari bahasa Perancid loger
yaitu untuk menginapkan atau menyediakan dan kegunaan asalnya untuk menjelaskan
ilmu dari pergerakan, suplai, dan perawatan dari pasukan militer di lapangan. Nantinya
digunakan untuk mendeskripsikan manajemne arus barang di sebuah organisasi, dari
barang mentah menjadi barang jadi.
Logistik adalah konsep yang dianggap berevoulsi dari kebutuhan pihak militer untuk
memenuhi persediaan mereka ketika mereka beranjak ke medan perang dari markas.
Belakangan ini pengakuan fungsi-fungsi logistik seperti transportasi, distribusi dalam
pergerakan barang dan produk merupakan fungsi yang sangat vital dalam lingkungan
bisnis dan ekonomi sehingga nilai barang dan produk menjadi nilai yang lebih tinggi,
karena barang dan produk tersebut lebih bermanfaat untuk selanjutnya. Peran fungsi
logistik saat ini telah berubah karena keberhasilan untuk mendukung sistem operasi dan
tuntutan organisasi dalam menghadapi persaingan. Dalam perkembangannya logistik
telah berevolusi melalui beberapa gagasan seperti menggunakan analisis trade-off, rantai
nilai dan teori-teori lain yang terkait untuk mendukung kegiatan logistik, sehingga terjadi
perbaikan dalam distribusi dan transportasi logistik (Suntoro, 2020).
D. Manajemen Logistik dan Sistem Administrasi
Untuk melakukan aktivitas logistik diperlukan infrastuktur logistik yang terdiri atas
simpul logistik (logistics node) dan mata rantai logistik (logistics link) yang berfungsi
menggerakkan barang dari titik asal (point of origin) ke titik tujuan (point of destination).
Simpul logistik dapat berupa pelaku logistik, maupun konsumen, sedangkan link logistik
meliputi jaringan distribusi, jaringan transportasi, jaringan informasi, dan jaringan
keuangan. Infrastruktur logistik sebagaimana dikemukakan di atas, diuraikan secara rinci,
sebagai berikut:
1. Infrastruktur dan jaringan distribusi merupakan mata rantai keterkaitan antara
penyedia (produsen, eksportir, dan importir), penyalur (pedagang besar, distributor,
grosir, agen, pengecer), dan konsumen melalui prasarana dan sarana distribusi (Pusat
Distribusi, Terminal Agri, Pasar Induk, Pasar Tradisional, Kios, Warung,
Hypermarket, Supermarket, dan Mini Market). Fungsi Infrastruktur dan jaringan
distribusi adalah memperlancar transaksi perpindahan kepemilikan diantara
konsumen, pelaku logistik dan penyedia jasa logistik.
2. Infrastruktur dan jaringan transportasi merupakan mata rantai keterkaitan antara
simpul transportasi (transportation node) dan konektivitas antar simpul (transportation
link) yang berupa prasarana dan sarana transportasi. Simpul transportasi dapat berupa
pelabuhan laut, pelabuhan udara, stasiun, terminal, depot, dan pergudangan,
sementara “transportation link” adalah jalan darat, jalan tol, jalur kereta api, jalur
sungai, jalur pelayaran, jalur penerbangan, dan pipa. Simpulsimpul transportasi perlu
diintegrasikan dengan jaringan transportasi dan pelayanan sarana intermoda
transportasi yang terhubung secara efisien dan efektif.
3. Infrastruktur dan jaringan informasi terdiri atas jaringan fisik informasi (jaringan
telekomunikasi), sarana transportasi data (messaging hub), aplikasi (keamanan,
saluran pengiriman, maupun aplikasi khusus), dan data (dokumen). Dilihat dari
keterhubungannya infrastruktur dan jaringan informasi terdiri atas Jaringan Informasi
Nasional yang terhubung melalui National Gateway dan Jaringan Informasi Global
melalui “International Gateways” yang merupakan satu kesatuan dalam satu
tatanansistem e-Logistik Nasional yang berfungsi untuk memperlancar transaksi
informasi diantara pemangku kepentingan logistik secara aman, terjamin dan handal.
4. Infrastruktur dan jaringan keuangan terdiri atas pelaku jasa keuangan (Bank,
Asuransi, dan LKBB), dan sarana jasa keuangan (ATM, i/net/sms banking, loket
tunai, langsung tunai). Jenis jasa keuangan logistik meliputi jasa kepabeanan,
perpajakan, perbankan, dan asuransi fungsi infrastruktur dan jaringan keuangan untuk
memperlancar transaksi keuangan diantara pemangku kepentingan logistik (Saleh,
2016).
E. Fungsi Manajemen Logistik
Menurut Abbas dalam Hasibuan (2021), fungsi-fungsi manajemen logistik adalah sebagai
berikut:
1. Fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan. Fungsi ini mencakup aktivitas dalam
menetapkan sasaran-sasaran, pedoman-pedoman, pengukuran penyelenggaraan
bidang logistik.Penentuan kebutuhan merupakan perincian (detailing) dari fungsi
perencanaan, bilamana diperlukan semua faktor yang mempengaruhi penentuan harus
diperhitungkan.
2. Fungsi penganggaran. Fungsi penganggaran terdiri dari kegiatan-kegiatan, usaha-
usaha untuk merumuskan perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar,
yaitu skala mata uang dan jumlah biaya dengan memperhatikan pengarahan dan
pembatasan yang berlaku terhadapnya.
3. Fungsi pengadaan. Fungsi pengadaan merupakan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan
untuk memenuhi kebutuhan operasional yang telah digariskan dalam fungsi
perencanaan, penentuan kebutuhan maupun penganggaran. 
4. Fungsi penyimpanan dan penyaluran (alokasi). Fungsi ini merupakan pelaksanaan
penerimaan, penyimpanan dan penyaluran material yang telah diadakan melalui
fungsi-fungsi sebelumnya untuk kemudian disalurkan kepada instansi-instansi
pelaksana. 
5. Fungsi pemeliharaan. Fungsi ini merupakan usaha atau proses kegiatan-kegiatan
untuk mempertahankan kondisi teknis, daya guna dan daya hasil material inventaris.
6. Fungsi penghapusan. Fungsi ini merupakan kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha
pembebasan material dari pertanggungjawaban yang berlaku. Dengan kata lain,
fungsi penghapusan adalah usaha untuk menghapus kekayaan (aset) karena kerusakan
yang tidak dapat diperbaiki lagi, dinyatakan sudah tua dari segi ekonomis maupun
teknis, kelebihan, hilang, susut dan karena hal-hal lain menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku. 
7. Fungsi pengendalian. Fungsi ini merupakan inti pengelolaan perlengkapan yang
meliputi usaha untuk memantau dan mengamankan keseluruhan pengelolaan logistik.
Dalam fungsi ini di antaranya terdapat kegiatan-kegiatan pengendalian inventarisasi
(inventory control) dan expediting yang merupakan unsur-unsur utamanya.

Anda mungkin juga menyukai