Anda di halaman 1dari 19

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Manajemen Operasi

Dalam pengertian Heizer, Render, dan Munson (2017:4), manajemen

operasi didefinisikan sebagai, “the set of activities that creates value in the form

of goods and services by transforming inputs into outputs”. Adapun dalam

pengertian Brown, Bessant, dan Lamming (2013:4) didefinisikan bahwa

“operations management is corcerned with those activities that enable on

organizations (and not just part of it) to transform a range of basic inputs

(materiala, energy, requirements, information, skills, finance, etc.) into outputs

for the end customers”. Sehingga dapat disederhanakan, manajemen operasi

adalah proses untuk menghasilkan produk secara efektif dan efisien melalui

pendayagunaan sumber daya yang ada (Harsanto, 2013).

Dalam menunjang pelaksanaan proses manajemen yang efektif dan efisien

seorang manajer operasi membuat keputusan yang efektif dalam sepuluh wilayah

manajemen operasional. Keputusan tersebut dikenal dengan sepuluh keputusan

manajemen operasional strategis (10 Strategic Operations Management

Decisions) (Heizer, Render, dan Munson, 2017:8). Berikut sepuluh keputusan

manajemen operasional yang strategis dalam mendukung pelaksanaan proses

manajemen:

13
14

1. Design of goods and services. Perancangan barang dan jasa menentukan

seluruh proses transformasi yang akan dilakukan meliputi keputusan

biaya, keputusan kualitas serta sumber daya manusia sesuai dengan

keputusan perancangan.

2. Managing quality. Mengelola kualitas berarti menentukan kualitas

sesuai dengan yang diharapkan konsumen serta membuat aturan dan

prosedur untuk mengidentifikasi dan mencapai kualitas tersebut.

3. Process and capacity strategy. Strategi proses dan kapasitas yaitu

menentukan bagaimana barang atau jasa di produksi seperti penggunaan

teknologi, kualitas, sumber daya manusia, struktur modal yang akan

menentukan struktur biaya suatu perusahaan.

4. Location strategy. Strategi lokasi yaitu menentukan lokasi yang

strategis yang dekat dengan konsumen, pemasok, dan sumber daya

manusia dengan mempertimbangkan biaya, infrastuktur, logistik dan

pemerintahan.

5. Layout strategy. Strategi tata letak membutuhkan kebutuhan kapasitas

yang terintegrasi, tingkat personalia, teknologi dan kebutuhan

persediaan untuk menentukan alur bahan-bahan, orang-orang, dan

informasi yang efisien.

6. Human resource and job design. Sumber daya manusia dan rancangan

pekerjaan yaitu menentukan rekruitmen, motivasi, dan mempertahankan

personil dengan bakat yang dibutuhkan dan keahlian karena manusia


15

didefinisikan sebagai bagian yang integral dan mahal dari keseluruhan

rancangan sistem suatu perusahaan.

7. Supply chain management. Manajemen rantai pasok memutuskan

integrasi rantai pasok kedalam strategi perusahaan, termasuk di

dalamnya memutuskan membuat atau membeli.

8. Inventory management. Manajemen persediaan mempertimbangkan

pemesanan persediaan dan keputusan penyimpanan dan

mengoptimalkan kepuasan pelanggan, kemampuan pemasok, serta

jadwal produksi.

9. Schedulling. Penjadwalan menentukan dan mengimplementasikan

penjadwalan jangka menengah atau jangka pendek yang efektif dan

efisien dalam memanfaatkan personil dan fasilitas yang ada sesuai

dengan permintaan konsumen.

10. Maintenance. Pemeliharaan membutuhkan keputusan yang

mempertimbangkan kapasitas suatu fasilitas, permintaan produksi, dan

tenaga kerja yang diperlukan untuk memelihara keandalan dan

kestabilan proses.

Berdasarkan pada sumber para ahli yang telah diuraikan diatas maka

manajemen operasi dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai kegiatan atau

serangkaian proses untuk menghasilkan output dengan cara yang strategis agar

dapat berjalan secara efektif dan efisien. Salah satu keputusan manajemen

operasi dalam mendukung kegiatan proses adalah manajemen rantai pasok

untuk memenuhi kebutuhan bahan baku.


16

2.1.2 Manajemen Supply chain

Dr. Dawei Lu (2011:9) mendefinisikan Supply chain sebagai, “a group

of inter-connected participating companies that add value to a stream of

trasnformed inputs from their source of origin to the end products or services that

are demanded by the designated end customers”. Sementara menurut Heizer,

Render, dan Munson (2017:6) supply chain didefinisikan sebagai, “ a global

network of organizations and activities that supplies a firm with goods and

services”.

Menurut Michael H. Hugos (2018) terdapat 5 (lima) ruang lingkup di

dalam rantai pasokan perusahaan sebagai berikut:

1. Production. Produksi difokuskan kepada kapasitas dari rantai pasok

untuk memproduksi dan menyimpan suatu produk.

2. Inventory. Secara keseluruhan di dalam rantai pasokan terdapat

persediaan termasuk di dalamnya segala sesuatu dari bahan baku

hingga work in process sampai barang jadi yang disediakan oleh

produsesn, distributor, dan pengecer.

3. Location. Lokasi difokuskan pada penempatan geografis fasilitas rantai

pasokan.

4. Transportation. Hal ini mengacu pada perpindahan segala sesuatu dari

bahan baku hingga barang jadi antara dasilitas yang berbeda dalam

rantai pasokan.
17

5. Information. Informasi merupakan dasar dalam membuat keputusan

mengenai keempat aspek rantai pasokan lainnya.

Maka dapat disimpulkan bahwa supply chain management atau

manajemen rantai pasokan merupakan ilmu untuk mengintegrasikan suatu

jaringan fisik yang terdiri dari perusahaan-perusahaan yang menyediakan bahan

baku, perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang hingga perusahaan-

perusahaan yang mengirimkannya kepada pemakai akhir. Dalam penulisan

penelitian ini ruang lingkup manajemen rantai pasok ialah menganalisis dan

membentuk permodelan atau skema dari sistem pengiriman barang yang dapat

digunakan untuk keberlangsungan kegiatan operasional perusahaan.

2.1.3 Transportasi

Menurut Abbas Salim (2013), transportasi adalah kegiatan pemindahan

barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Transportasi

diciptakan sebagai sarana yang memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas

pengangkutan barang.

Zaroni (2017) mengatakan bahwa transportasi berperan penting dalam

manajemen rantai pasok. Dalam konteks rantai pasok, transportasi berperan

penting karena sangatlah jarang suatu produk diproduksi dan dikonsumsi dalam

satu lokasi yang sama. Strategi rantai pasok yang diimplementasikan dengan

sukses memerlukan pengelolaan transportasi yang tepat.

Maka dapat disimpulkan bahwa transportasi merupakan suatu kegiatan

atau proses pengiriman barang maupun penumpang dari suatu tempat ke tempat
18

lainnya yang dilakukan dengan menggunakan sarana wahana atau moda agar

dapat memudahkan kegiatan pemindahan. Dalam penulisan penelitian ini ruang

lingkup transportasi ialah menganalisis moda transportasi yang tepat dan dapat

dijadikan alternatif dalam kegiatan pengiriman barang antar kota.

2.1.4 Moda Transportasi

Perbedaan sifat jasa, operasi, dan biaya pengangkutan membedakan alat

transportasi. Ada 5 kelompok moda ransportasi menurut M. Nur Nasution (2015)

1. Kereta api (rail road railway)

2. Transportasi darat bermotor dan jalan raya (motor/road highway

transport)

3. Transportasi laut (water/sea transport)

4. Transportasi udara (air transport)

5. Transportasi melalui pipa (pipeline-liquid)

Disamping kelima moda transportasi diatas terdapat pula berbagai

gabungan transportasi barang yang terbentuk melalui penggunaan peti kemas

(container). Dengan peti kemas barang dapat dipindahkan pada antar berbagai

moda tranportasi. Sistem ini membentuk jenis gabungan antara lain sebagai

berikut:

 Piggyback merupakan bentuk gabungan antara KA dengan transportasi

darat.
19

 Trainship merupakan bentuk gabungan antara KA dengan transportasi

laut/kapal.

 Fishyback merupakan bentuk gabungan antara transportasi

laut/kapaldengan transportasi darat.

 Airtruck merupakan bentuk gabungan antara transportasi udara,

transportasi laut, transportasi darat dan kereta api.

 Skyrail merupakan bentuk gabungan antara transportasi udara dengan

kereta api.

 Airbarge merupakan bentuk gabungan antara tranportasi udara dan

transportasi laut.

Tujuan umum dari sistem transportasi pengangkutan barang adalah

untuk memastikan ketersediaan barang untuk produksi dan konsumsi di

berbagai macam lokasi, ketersediaan sumber daya alam, serta kebutuhan

penyalur dan konsumen atas barang. Angkutan barang menurut kemasannya,

secara umum terbagi dua, yaitu :

1. Angkutan non-Kontainer

Angkutan ini digunakan untuk pengiriman barang dalam bentuk padat

yang dikemas dalam volume yang kecil, sehingga bisa diangkut dengan

truk biasa, bukan dengan trailer.

2. Angkutan Kontainer

Angkutan ini digunakan untuk pengiriman barang dalam bentuk padat

yang sudah dikemas dengan volume yang besar atau dengan tonase yang

besar pula. Truk yang digunakan juga khusus berupa truk trailer.
20

Angkutan ini biasa digunakan untuk barang-barang dengan mutu

ekspor. Jenis-jenis container berdasarkan muatannya :

a. General Cargo Container

b. Flat Rack Container

c. Open Top Container

d. Tunnel Container

e. Open Side Storage Container

f. Doubel Doors Container

g. Refrigerated Container

h. Insulated of Thermal Container

i. Tanks

j. Half Height Container

k. Car Carriers

l. Special Purpose Container

m. Cattle Container

Dari berbagai jenis container berdasarakan muatannya, dalam penelitian

ini container yang akan ditinjau adalah General Cargo Container yaitu container

standar yang digunakan untuk mengangkut semua jenis muatan umum terutama

untuk muatan kering, tidak mudah rusak, dan bukan muatan yang mudah

membusuk.
21

2.1.5 Angkutan Kereta Api Rute Bandung - Jakarta

Moda kereta api (KA) merupakan salah satu moda transportasi yang

mempunyai layanan angkutan penumpang dan barang. Pada hakikatnya KA

merupakan salah satu moda transportasi darat yang murah, khususnya untuk

pergerakan barang jarak jauh. Moda ini sesuai untuk mengangkut komoditas

bahan mentah dengan volume muatan yang besar atau produk akhir yang nilai per

unitnya rendah dan tidak sensitif waktu (Syani Fitri W.L, 2017)

Dalam meningkatkan kelancaran arus angkutan barang di wilayah Jawa

Barat, pemerintah telah menetapkan dan menunjuk Terminal Peti Kemas Bandung

(TPKB) di Gedebage sebagai pelabuhan kering (dry port), yang kemudian

diangkut menggunakan kereta api menuju Terminal Peti Kemas Pasoso. Adapun

kegiatan yang terjadi di TPK Bandung adalah:

1. Pengiriman, penerimaan, bongkar muat peti kemas ekspor dan impor

2. Sebagai tempat penyelesaian administrasi dan dokumen-dokumen

ekspor impor

3. Sebagai tempat konsolidasi barang-barang impor.

Dalam pelaksanaan transportasi angkutan barang koridor Bandung-Jakarta,

Tanjung Priok, dengan jarak tempuh perjalanan sejauh ± 215 kilometer, terlihat

adanya dominasi moda transportasi angkutan jalan dengan truk. Awalnya

pengoperasian TPK Bandung mendapat antusias besar dari masyarakat, namun

seiring dioperasikan tol cipularang kegiatan di TPK Bandung menjadi lumpuh.


22

Banyak pengguna jasa transportasi kemudian beralih kepada moda truk (Natalia,

2012).

2.1.6 Angkutan Barang Jalan Raya Rute Bandung - Jakarta

Dalam penelitiannya, Abbas Salim (2016) mengungkapkan bahwa

angkutan barang jalan raya dengan truk pada saat ini masih mendominasi

pergerakan angkutan barang walaupun sudah diangkut dengan menggunakan

peti kemas kereta api. Hal ini dikarenakan beberapa alasan :

Truk memiliki akses langsung ke konsumen/ pabrik (door-to-door service).

Sehingga tidak ada tambahan biaya untuk handling (sistem pengangkutan

barang single handling).

1. Jadwal keberangkatan truk fleksibel sehingga bisa disesuaikan dengan

jadwal kedatangan kapal.

2. Didukung dengan adanya Jalan Tol . Sehingga memudahkan

pergerakan angkutan barang melalui jalan raya

Namun demikian situasi yang terjadi saat ini mulai timbul beberapa

masalah terkait penggunaan angkutan jalan raya terutama truk container.

Sehingga pemerintah mulai melakukan regulasi lebih lanjut terkait

pengangkutan barang dengan moda truk. Regulasi yang dikeluarkan oleh

pemerintah memicu hal pro dan kontra bagi kalangan bisnis.


23

2.1.7 Tranportasi Intermodal

Menurut Rodrigue and Comtois (2016) transportasi intermoda

merupakan usaha untuk meminimalkan biaya transportasi (waktu dan uang).

Terdapat korelasi antara biaya transportasi, jarak perjalanan, dan pemilihan

jenis moda transportasi yang digunakan, di mana umumnya moda jalan

dipilih untuk jarak pendek, KA dipilih untuk jarak menengah, dan moda

laut/udara dipilih untuk jarak jauh.

Tujuan pengembangan jaringan prasarana dan jaringan pelayanan

transportasi secara intermodal selalu diarahkan untuk meningkatkan efisiensi

(minimize the cost) dan efektifitas (maximize the benefit)

Gambar 2.1 Perbandingan Fungsi Biaya Transportasi Moda Jalan, Rel, dan Laut
(Sumber : Rodrigue and Comtois, 2016)

Pada Gambar 2.1 disampaikan ilustrasi perbandingan biaya

transportasi diantara moda jalan, rel KA, dan laut, dengan masing-masing

memiliki fungsi biaya C1, C2, dan C3. Moda jalan memiliki fungsi biaya

transportasi yang lebih rendah untuk jarak pendek, namun biayanya naik lebih

cepat. Pada titik jarak sejauh D1, maka akan lebih menguntungkan jika

perjalanan menggunakan moda rel sampai dengan titik D2, dan selebihnya

akan lebih menguntungkan jika menggunakan moda laut.


24

2.1.8 Indikator Kinerja Moda Angkutan Barang

Natalia (2012) mendefinisikan beberapa indikator performa yang

berpegaruh terhadap pemilihan moda angkutan barang sebagai berikut :

1. Waktu :Ketepatan waktu, toleransi waktu keberangkatan,

kesesuaian dengan closing time kapal

2. Biaya :Biaya total pengiriman, sistem pembayaran, harga

yang bersaing.

3. Kepercayaan :Pengalaman terdahulu, image.

4. Kehandalan :Kemudahan komunikasi, kemudahan pengajuan

klaim, kengawasan barang, kepengurusan pabean,

kepengurusan handling, One-stop-service

5. Kualitas :Evaluasi kinerja, kepuasan pengguna jasa, asuransi

barang, sertifikasi pelayanan

6. Fleksibilitas :Penambahan volume angkut, ukuran peti kemas,

komoditas angkut

Dalam penelitian ini indikator performa yang digunakan untuk membuat

skema pemilihan moda angkutan barang adalah indikator biaya dan indikator

waktu. Faktor dari tipe dan keadaan operasi kendaraan dihitung untuk dijadikan

grafik perbandingan dalam skema pemilihan moda transportasi, sedangkan untuk

indikator kepercayaan, kehandalan, kualitas, dan fleksibiltas tidak digunakan

karena dipengaruhi oleh faktor parameter fisik jalan.


25

2.1.9 Biaya Operasional Kendaraan

Menurut Werner Murhadi (2013:37) biaya operasional adalah biaya

yang terkait dengan operasional perusahaan yang meliputi biaya penjualan dan

administrasi, biaya iklan, biaya penyusutan, serta perbaikan dan pemeliharaan.

Secara garis besar biaya operasional kendaraan dapat digolongkan menjadi

dua kelompok, yaitu :

1. Biaya tetap yaitu biaya yang tidak bergantung pada perubahan

volume produksi. Contoh : penyusutan, biaya perawatan, gaji, bunga

uang, biaya overhead.

2. Biaya variabel yaitu biaya yang berubah sebanding dengan perubahan

volume produksi. Contoh : penggunaan BBM, penggantian suku cadang,

oli dan lain-lain.

2.1.10 Waktu Tempuh Kendaraan

Menurut Masmimar Mangiang (2016) waktu tempuh adalah lamanya

waktu yang terpakai dalam perjalanan untuk menempuh suatu jarak tertentu

dengan menggunakan ukuran waktu mulai dari detik, menit, jam, hari, pekan, dan

seterusnya. Maka waktu tempuh kendaraan dapat diartikan sebagai lamanya

waktu kendaraan yang terpakai dalam perjalanan untuk menempuh suatu jarak

dari titik keberangkatan menuju titik tujuan dengan menggunakan ukuran waktu

tertentu.
26

Untuk menghitung waktu tempuh kendaraan digunakan rumus perhitungan

diamana: t = waktu tempuh


s = jarak yang ditempuh
v = kecepatan
Dalam penelitian ini untuk menghitung waktu tempuh kendaraan maka

digunakan stationing dalam menentukan titik asal dan titik tujuan kendaraan,

dimana waktu tempuh dihitung pada setiap jarak antar stationing. Selain itu

terdapat penambahan waktu kegiatan dari setiap stationing seperti adanya kegiatan

pengemasan, stuffing, lift on lift off dan kegiatan operasional pengangkutnyan

lainnya.

2.2 Review Jurnal dan Peneliti Terdahulu

Tabel 2.1 Review Jurnal Sebelumnya

Nama Penulis, Hubungan


Tujuan
Tahun dan Judul Inti dari Jurnal Hasil Studi Jurnal denggan
Penelitian
Jurnal Skripsi Peneliti
Natalia. Penelitian ini Jurnal ini berisi Hasil Pada jurnal ini,
Jurnal bertujuan penilitian yang penelitian faktor-faktor
Manajemen membangun menganalisa menunjukkan yang
Teknologi,Vol. model pemilihan moda bahwa faktor- berpengaruh
11, No. 2, 2012. konseptual angkutan rute faktor yang dalam pemilihan
Pembangunan dengan Bandung- berpengaruh moda angkut
Model menggunakan Jakarta antara pada pemilihan yaitu waktu,
Konseptual metode truk dan kereta moda angkutan biaya,
Pemilihan Moda grounded theory api pada barang rute kepercayaan,
Angkut Peti untuk perusahaan Bandung- kualitas,
Kemas Rute mengungkap garmen Jakarta adalah kehandalan dan
Bandung – pemahaman menggunakan waktu, biaya, fleksibilitas
Jakarta dengan mengenai model kepercayaan, dapat dijadikan
Pendekatan faktor-faktor konseptual kualitas, referensi untuk
Grounded kontekstual dengan metode kehandalan dan dilakukan
Theory yang grounded theory fleksibilitas penelitian lebih
mempengaruhi lanjut
pemilihan moda
angkutan barang
27

antara
kereta api dan
truk
Ardyah Eko Tujuan Jurnal ini berisi Hasil penelitian Hasil penelitian
Prasetyo dan dari penelitian penelitian yang menunjukkan dalam jurnal ini
Firmanto Hadi. ini adalah untuk menganalisa moda alternatif menunjukkan
Jurnal Teknik menganalisa moda yang adanya potensi
Pomits, Vol. 2, potensi transportasi paling sesuai penggunaaan
No. 1, 2013. muatan jalan yang dapat untuk moda kereta api
Analisis Pantura yang dijadikan dikembangkan sebagai
Pemindahan bisa alternatif dalam adalah kereta alternatif
Moda Angkutan dipindahkan mengurangi api peti kemas pengiriman
Barang di Jalan pengangkutan- penggunaan dan kapal barang
Raya Pantura nya ke moda transportasi peti kemas, disamping
Pulau Jawa transportasi darat yang kepadatan jalur menggunakan
(Studi kasus: lain. Sehingga melewati jalur pantura dapat moda truk. Serta
Koridor kepadatan jalur Pantura dengan berkurang atribut yang ada
Surabaya – Pantura dapat membanding- sebesar 47,97% dalam
Jakarta) berkurang dan kan komponen di tahun pengukuran
biaya biaya pertama dengan penelitian pada
transportasi transaksional mengoperasikan jurnal ini dapat
dapat ditekan dan non 10 rangkaian dijadikan
transaksional, kereta api peti referensi
kapasitas kemas
angkut, dan 4 kapal peti
dan beban biaya kemas
publik yang berukuran 538
muncul dari TEUS
kegiatan
pengangkutan
barang setiap
moda
Behzad Penelitian Penelitian ini Hasil studi Metode
Korgnejad. bertujuan untuk dilakukan untuk menunjukkan penelitian,
Procedia Social membentuk membentuk bahwa perhitungan
And Behavioral sistem sistem parameter yang biaya dan
Sciences Vol. tranportasi tranportasi paling penting indikator yang
125, 2014. intermodal intermodal untuk kelayakan ada pada jurnal
Intermodal berbasis rel berbasis rel sistem seperti ini sesuai
Transport Cost untuk regional dan itu adalah dengan
Model and mengevaluasi untuk menguji pemanfaatan penelitian yang
Intermodal biaya dan emisi kelayakannya ruang muatan akan dilakukan
Distribution in dilakukan studi kereta api dan
Urban Freight kasus pada biaya
pengiriman penanganan
barang sembako terminal
28

di daerah
perkotaan untuk
mengevaluasi
biaya dan emisi
Tertib Tujuan dari Jurnal ini berisi Hasil penelitian Dalam jurnal
Sinulingga dan penelitian ini penelitian yang menunjukkan ini, seleksi
Lily Surayya adalah untuk menganalisa untuk segi pemilihan moda
Eka Putri. menentukkan pemilihan moda biaya, kereta api pengiriman
Jurnal moda pengiriman dapat lebih barang dengan
Manajemen pengiriman barang, dengan efisien menggunakan
Transportasi & barang yang rute Bandung – dibandingkan ukuran biaya
Logistik, Vol. tepat bagi Tanjung Priok dengan dan nilai waktu,
02, No. 02 shippers rute berdasarkan menggunakan dapat dijadikan
(2015). Bandung – biaya dan nilai truk. Namun referensi
Selecting Tanjung Priok waktu untuk segi nilai sebagai metode
Transport antara moda menggunakan waktu, pengukuran
Modes of kereta api dan metode analisis menggunakan yang akan
Railway and moda truk regresi truk dapat lebih dilakukan
Road Based on efektif
Tariff and dibanding
Travel Time dengan
mengguanakan
kereta api

2.3 Kerangka Pemikiran

Manajemen operasi merupakan proses menghasilkan nilai yang dituangkan

dalam bentuk barang dan jasa. Di dalam manajemen operasi terdapat sepuluh

keputusan penting, salah satunya adalah Supply chain management. Supply chain

management merupakan ilmu untuk mengintegrasikan suatu jaringan fisik yang

terdiri dari perusahaan-perusahaan yang menyediakan bahan baku, perusahaan-

perusahaan yang memproduksi barang hingga perusahaan-perusahaan yang

mengirimkannya kepada pemakai akhir. Dalam ruang lingkup Supply chain

management terdapat salah satu indikator penting yaitu Transportasi.

Transportasi ini mengacu pada perpindahan segala sesuatu dari bahan baku hingga

barang jadi antara dasilitas yang berbeda dalam rantai pasokan. Transportasi
29

berperan penting karena sangatlah jarang suatu produk diproduksi dan dikonsumsi

dalam satu lokasi yang sama. Secara umum ada lima kelompok moda ransportasi

yaitu ; Kereta api, Transportasi darat bermotor dan jalan raya, Transportasi laut,

Transportasi udara, Transportasi melalui pipa, terdapat pula berbagai gabungan

transportasi barang yang terbentuk melalui penggunaan peti kemas. General

Cargo Container adalah container standar yang paling umum dan paling sering

digunakan untuk mengangkut semua jenis muatan umum.

Angkutan Kereta Api dengan menggunakan Peti Kemas merupakan salah

satu alternatif bagi perusahaan yang secara rutin melakukan kegiatan ekspor

barang. Dalam meningkatkan kelancaran arus angkutan barang di wilayah Jawa

Barat, pemerintah telah menetapkan dan menunjuk Terminal Peti Kemas Bandung

(TPKB) di Gedebage sebagai pelabuhan kering (dry port), yang kemudian

diangkut menggunakan kereta api menuju Terminal Peti Kemas Pasoso.

Jasa angkutan jalan raya dengan menggunakan truk saat ini sangat

banyak diminati oleh para pengguna jasa pengiriman barang hal tersebut

dikarenakan akses langsung ke konsumen (single handling), jadwal fleksibel,

dan akses jalan tol. Namun demikian situasi yang terjadi saat ini mulai timbul

beberapa masalah terkait penggunaan angkutan jalan raya terutama truk.

Transportasi intermoda merupakan usaha untuk meminimalkan biaya

transportasi (waktu dan uang). Terdapat korelasi antara biaya transportasi,

jarak perjalanan, dan pemilihan jenis moda transportasi yang digunakan.

Indikator yang berpegaruh terhadap pemilihan moda angkutan barang adalah

biaya, waktu, kepercayaan, kehandalan, kualitias dan flesibilitas. Biaya


30

transportasi dapat dibedakan menjadi biaya biaya tetap & biaya variabel. Waktu

tempuh kendaraan adalah lamanya waktu kendaraan yang terpakai dalam

perjalanan untuk menempuh suatu jarak dari titik keberangkatan menuju titik

tujuan dengan menggunakan ukuran waktu tertentu.

Perlu diadakan analisis dan tinjauan lebih lanjut mengenai moda

transportasi yang dapat digunakan oleh perusahaan yang melakukan kegiatan

ekspor barang, variabel yang digunakan dalam tinjauan ini adalah biaya dan

waktu. Setelah selesai melakukan analisis dan tinjauan, maka dapat terlihat

perbandingan biaya dan waktu antara moda truk dan kereta api dalam melakukan

kegiatan pengiriman barang ekspor dengan rute Bandung – Jakarta.


31

Manajemen Operasi

Supply Chain Management

Transportasi

Moda Transportasi

Angkutan Barang Rute


Bandung-Tanjung Priok

Peti Kemas Kereta Api Truck

Transportasi Intermoda

a.
b. Biaya
c. Kepercayaan
d. Kehandalan
e. Kualitas
f. Fleksibilitas

Grafik Perbandingan Biaya


dan Waktu

Usulan dan Rekomendasi

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pemikiran

Anda mungkin juga menyukai