Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manajemen rantai pasok adalah sebuah konsep atau mekanisme untuk


meningkatkan produktivitas total perusahaan dalam rantai suplai melalui optimalisasi waktu,
lokasi dan aliran kuantitas bahan. Sekarang ini konsumen semakin kritis, mereka menuntut
penyediaan produk secara tepat tempat, tepat waktu. Manajemen rantai pasok menjadi satu
solusi terbaik untuk memperbaiki tingkat produktivitas antara perusahaan-perusahaan yang
berbeda
Manajemen rantai pasok merupakan integrasi aktivitas-aktivitas yang berawal dari
pengadaan barang dan jasa, mengubah bahan baku menjadi barang dalam proses dan
barang jadi, serta mengantarkan barang-barang tersebut kepada para pelanggannya
dengan cara yang efisien.
Dalam definisi tersebut, secara umum pemahaman rantai pasok akan mengandung
makna terjadinya aliran material dari awal sampai ke konsumen dengan memperhatikan
faktor ketepatan waktu, biaya, dan jumlah produknya.
Dalam transportasi aspek yang sangat penting dalam rantai pasok. Hal ini dibuktikan
dengan kenyataan bahwa transportasi mengambil posisi porsi sepertiga sampai dua pertiga
dari biaya logistik. Sementara itu,logistik memegang peranan sekitar 21% dari seluruh biaya
dalam perusahaan manufaktur.
Hal ini cukup menjadi alasan mengapa transportasi menjadi yang seringkali harus
dipertimbangkan dalam persoalan transportasi,dimana barang yang harus dikirim ke
beberapa tujuan dikonsolidasikan dalam satu kendaraan untuk tujuan menghemat biaya.
Dalam transportasi sendiri terdapat beberapa faktor faktor yang mempengaruhi keputusan
transportasi, yaitu faktor kendaraan/pembawa dan pengirim. Dalam tugas makalah ini
merupakan review dari buku chopra yang tentang Transportasi In The Supply Chain.

1.2. Rumusan Masalah

- Apa pengertian dari Manajemen Rantai Pemasok ?


- Bagaimana kinerja Manajemen Rantai Pemasok?

1.3. Tujuan

- Untuk memenuhi perkulahaan Manajemen Industri


- Untuk menetahui kinerja Manajemen Rantai Pemasok
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Manajemen Rantai Pemasok

Manajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, sangat
berperan dalam menentukan kemenangan perang, terutama pada perang dunia kedua.
Ketika jaman perang sudah lewat, teknik logistik ini sangat terpakai pada urusan pengiriman
barang. Di sini terjadi kerjasama antara perusahaan pengiriman dengan gudang, dan
pengaturannya mulai dilakukan oleh pihak ketiga.
Perkembangan selanjutnya, pada era globalisasi mulai banyak perusahaan yang
mencari cara bagaimana menurunkan biaya produksi. Banyak perusahaan multinasional
memindahkan pabrik ke negara-negara dengan upah buruh murah. Indonesia dan beberapa
kawasan di Asia adalah contohnya. Di sini terlihat bahwa logistik memegang peranan yang
lebih penting lagi.
Perkembangan ilmu logistik menjadi lebih hebat lagi ketika munculnya teknologi
informasi pada tahun 1980-an. Banyak faktor seperti makin murahnya komputer, makin
cepatnya komputer, makin luasnya adopsi internet, bandwidth yang makin murah, membuat
orang makin mudah berkomunikasi dan berkolaborasi dengan cara yang semakin efisien.
Penerapan teknologi informasi yang semakin meluas ini menekan kesalahan manusia,
menekan biaya produksi, meningkatkan kualitas sampai pada tingkatan yang luar biasa.
Ilmu logistik akhirnya berkembang menjadi satu mata rantai pasokan, dengan
pendekatan secara sistem yang integral, yang meliputi Gudang Penyimpanan, Transporasi,
Inventory, Pemesanan Barang, dan Jumlah Barang. Kelima komponen tadi harus
dioptimalkan secara keseluruhan. Optimalisasi secara individual tidak disarankan karena
bisa membuat sistem secara keseluruhan menjadi tidak optimal (atau mahal). Misalnya
untuk menekan biaya produksi kita coba pindahkan gudang penyimpanan ke tempat lain
yang lebih murah. Tapi mungkin ini akan berakibat ongkos transport yang lebih mahal, dan
sebagainya.
2.2. Pengertian Manajemen Rantai Pemasok (Supply Chain Management)

Manajemen rantai pasokan (supply-chain management) adalah pengintegrasian


aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan
produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan. Tujuannya adalah untuk membangun sebuah
rantai pemasok yang memusatkan perhatian untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan.
Kunci bagi manajemen rantai pasokan yang efektif adalah menjadikan para pemasok
sebagai mitra dalam strategi perusahaan untuk memenui pasar yang selalu berubah
(Heizer and Render, 2005:4)
Indrajit dan Djokopranoto dalam Qolbi Isnanto (2009:3) mengungkapkan Supply
chain management (SCM) adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang
produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari
berbagai organisasi yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan yang sama, yaitu
sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau barang tersebut, istilah supply chain
meliputi juga proses perubahan barang tersebut, misalnya dari barang mentah menjadi
barang jadi. Manajemen rantai pasok merupakan integrasi aktivitas-aktivitas yang berawal
dari pengadaan barang dan jasa, mengubah bahan baku menjadi barang dalam proses dan
barang jadi, serta mengantarkan barang-barang tersebut kepada para pelanggannya
dengan cara yang efisien. Dalam definisi tersebut, secara umum pemahaman rantai pasok
akan mengandung makna terjadinya aliran material dari awal sampai ke konsumen dengan
memperhatikan faktor ketepatan waktu, biaya, dan jumlah produknya.
Dalam definisi operasional pengertian rantai pasok terdapat tiga aspek yang perlu
diperhatikan yaitu berikut ini.
- Manajemen Rantai Pasok adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai
pengintegrasian yang efisien dari supplier, manufacturer, distributor, retailer, dan
customer.
- Manajemen Rantai Pasok mempunyai dampak terhadap pengendalian biaya.
- Manajemen Rantai Pasok mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas
pelayanan perusahaan kepada pelanggan.
Untuk mengelola aliran barang dan jasa dalam rantai pasok, pertama-tama yang harus
diketahui adalah gambaran sesungguhnya dan lengkap mengenai seluruh mata rantai yang
ada, mulai dari yang pertama sampai yang terakhir. Misalnya, rantai pasok dari pabrik kertas
adalah dimulai dari hutan kayu sebagai penghasil bahan baku, bahan penolong, peralatan,
dan pemasok lain yang terlibat.
Di samping itu, perlu juga diketahui berbagai sifat pergerakan rantai pasok untuk
berbagai persediaan. Maksud dari persediaan adalah beberapa jenis barang yang disimpan
di gudang yang mempunyai sifat pergerakan yang agak berbeda satu sama lain sehingga
panjang-pendeknya rantai pasok juga berbeda tergantung dari metode pemenuhan bahan
baku maupun metode inventory yang dipilih oleh pelaku bisnisnya. Terdapat beberapa jenis
persediaan, yaitu sebagai berikut :

Bahan baku (raw materials).


Barang setengah jadi (work in process product).
Barang komoditas (commodity).
Barang proyek.

Keberhasilan manajemen rantai pasok memerlukan:

Dukungan sumber daya manusia, kepemimpinan dan komitmen untuk berubah;


memahami sejauh mana perubahan yang diperlukan;
menyetujui visi dan proses inti manajemen rantai pasok;
komitmen pada perlunya sumber daya dan kekuasaan atau wewenang untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Proses-proses bisnis inti manajemen rantai pasok meliputi berikut ini.
Customer Relationship Management (CRM).
Customer Service Management (CSM).
Demand Management.
Customer Demand Fulfillment.
Manufacturing Flow Management.
Procurement.
Pengembangan Produk dan Komersialisasi.
Retur.

2.3. Kinerja Manajemen Rantai Pemasok

Mengelola aliran barang dan jasa dalam rantai pasok, yang harus diketahui pertama-
tama adalah gambaran sesungguhnya dan lengkap mengenai seluruh mata rantai yang ada.
Beberapa hal yang dijadikan pertimbangan dalam pengelolaan rantai pasok adalah sebagai
berikut :

Sasaran Lingkup Pasar (Market Coverage Objectives).


Perilaku Pembelian Pelanggan (Customer Buying Behavior).
Tipe Distribusi :
I. Distribusi intensif.
II. Distribusi selektif.
III. Distribusi eksklusif.

1. Distribusi intensif
Distribusi intensif adalah strategi distribusi yang menempatkan produk dagangannya pada
banyak retailer atau pengecer serta distributor di berbagai tempat. Tehnik ini sangat cocok
digunakan untuk produk atau barang kebutuhan pokok sehari-hari yang memiliki permintaan
dan tingkat konsumsi yang tinggi. Contoh seperti sembako, rokok, sikat gigi, odol, sabun,
deterjen, dan lain sebagainya

2. Distribusi selektif
Distribusi selektif adalah suatu metode distribusi yang menyalurkan produk barang atau jasa
pada daerah pemasaran tertentu dengan memilih beberapa distributor atau pengecer saja
pada suatu daerah. Di antara distributor atau pengecer akan terdapat suatu persaingan
untuk merebut konsumen dengan cara, teknik dan strategi masing-masing. Contoh saluran
distribusi selektif adalah produk elektronik, produk kendaraan bermotor, sepeda, pakaian,
buku, dan lain sebagainya.
3. Distribus eksklusif
Distribusi eksklusif adalah memberikan hak distribusi suatu produk pada satu dua
distributor atau pengecer saja pada suatu area daerah. barang atau jasa yang ditawarkan
oleh jenis distribusi eksklusif adalah barang-barang dengan kualitas dan harga yang tinggi
dengan jumlah konsumen yang terbatas. Contoh distribusi ekslusif adalah seperti showroom
mobil, factory outlet, restoran waralaba, mini market, supermarket, hipermarket, dan lain-
lain.
Perancangan aliran rantai pasok akan semakin kompleks saat pelaku masing-masing
tahap rantai pasok mempunyai pelaku tambahan, misalnya distributor mempunyai sub
distributor untuk daerah tertentu. Dengan demikian, pola pikir perancangan aliran rantai
pasok juga harus mempertimbangkan kompleksitasnya, terutama dalam melakukan kontrol
secara efektif sehingga akan didapatkan suatu alir produk yang dapat dimonitor dengan baik
dari pengadaan bahan baku sampai pada penyerahan produk ke pelanggan.
Untuk itulah, terkait dengan karakteristik produk terdapat sembilan karakteristik produk
yang seharusnya dianalisis oleh perancang:

Nilai Produk (The Products Value).


Dasar-dasar Teknis Produk (The Techicality of the product).
Tingkat Dukungan Pasar (The Degree of Market Acceptance).
Tingkat Kemampuan Substitusi (The Degree of Substitutability).
Bulk Produk (The Products Bulk).
Kemampuan jangka panjang produk (The Products Perishability).
Tingkat Konsentrasi pasar (The Degree of Market Concentration).
Musiman (Seasonality).
Batas Kedalaman dan Kelebaran Lini Produk (The Width and Depth of The Product
Line).
Kinerja manajemen rantai pasok adalah semua aktivitas pemenuhan permintaan
konsumen yang dinyatakan secara kuantitatif. Hasil akhirnya adalah angka atau persentase
dari aktivitas pemenuhan permintaan pelanggan oleh perusahaan.
Tujuan dari pengukuran kinerja adalah:

Untuk menciptakan proses penyampaian (delivery) secara fisik (barang mengalir


dengan lancar dan persediaan tidak terlalu tinggi).
Melakukan stream lining information flow (adanya aliran informasi di antara tiap-tiap
channel).
Cash flow yang baik pada setiap channel dalam rantai pasok.

Aliran material dalam rantai pasok juga sering kali dikaitkan dengan berbagai macam
pengukuran keuangan perusahaan. Namun, pengukuran persediaan dapat dibagi menjadi
tiga bentuk dasar, yaitu nilai agregat rata-rata persediaan, minggu pasokan, dan perputaran
persediaan. Nilai agregat rata-rata persediaan adalah nilai total seluruh item yang tersimpan
dalam persediaan.
Minggu pasokan adalah penilaian persediaan yang diperoleh dengan cara membagi
rata-rata nilai agregat persediaan berdasarkan penjualan per minggu berdasar biaya (at
cost). Perputaran persediaan adalah penghitungan persediaan yang diperoleh dengan
membagi penjualan tahunan (berdasar biaya) dengan nilai agregat rata-rata persediaan
selama satu tahun.

2.4. Aktivitas Rantai Pemasok


Terdapat empat aktivitas utama dalam rantai pasokan yaitu perencanaan (plan),
sumber (source), membuat (make/assemble), dan pengiriman (deliver) (Gunasekaran et al,
2004:344)
Klapper et al (1999:3-4) menyebut keempat aktivitas ini sebagai fungsi, yang memiliki
definisi sebagai berikut:

Perencanaan (plan): Proses yang memyeimbangkan permintaan dan penawaran


agregat untuk membangun jalan terbaik dari tindakan yang memenuhi aturan bisnis
yang ditetapkan.
Sumber (source): Proses yang melakukan pengadaan barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan yang direncanakan atau aktual.
Membuat (make): Proses yang mengubah barang ke tahap penyelesaian untuk
memenuhi kebutuhan yang direncanakan atau aktual.
Pengiriman (deliver): Proses yang menyediakan barang jadi dan jasa, termasuk
manajemen pemesanan, manajemen transportasi, dan manajemen gudang, untuk
memenuhi kebutuhan yang direncanakan atau aktual.

Menurut Heizer and Render (2005:4) manajemen rantai pasokan mencakup aktivitas
untuk menentukan:
1) Transportasi ke vendor.
2) Pemindahan uang secara kredit dan tunai.
3) Para pemasok.
4) Bank dan distributor.
5) Utang dan piutang usaha.
6) Pergudangan dan tingkat persediaan.
7) Pemenuhan pesanan.
8) Berbagi informasi pelanggan, prediksi, dan produksi.
2.5. Strategi Rantai Pemasok

Menurut Heizer and Render (2005:9-13) perusahaan harus memutuskan suatu


strategi rantai pasokan dalam memperoleh barang dan jasa dari luar. Beberapa strategi
tersebut antara lain:
Banyak Pemasok
Dengan strategi banyak pemasok, pemasok menanggapi permintaan dan spesifikasi
permintaan penawaran, dengan pesananyang umumnya akan jatuh ke pihak yang
memberikan penawaran rendah.
Sedikit Pemasok
Strategi yang memiliki sedikit pemasok mengimplikasikan bahwa daripada mencari
atribut jangka pendek, seperti biaya rendah, pembeli lebih ingin menjalin hubungan jangka
panjang dengan pemasok yang setia. Penggunaan pemasok yang hanya sedikit dapat
menciptakan nilai dengan memungkinkan pemasok memiliki skala ekonomi dan kurva
belajar yang menghasilkan biaya transaksi dan biaya produksi yang lebih rendah.
Integrasi Vertikal
Integrasi vertikal mengembangkan kemampuan untk memproduksi barang atau jasa
yang sebelumnya dibeli atau membeli perusahaan pemasok atau distributor. Integrasi
vertikal dapat mengambil bentuk integrasi maju atau mundur. Integrasi mundur
menyarankan perusahaan untuk membeli pemasoknya. Integrasi maju menyarankan
produsen komponen untuk membuat produk jadi.
Jaringan Keiretsu
Keiretsu merupakan sebuah istilah bahasa Jepang untuk menggambarkan para ng
menjadi bagian dari sebuah perusahaan.Anggota keiratsu dipastikan memiliki hubungan
jangka panjang dan karenanya diharapkan dapat berperan sebagai mitra yang memberikan
keahlian teknis da kestabilan mutu produksi.
Perusahaan Virtual
Perusahaan yang mengandalkan beragam hubungan pemasok untuk menyediakan
jasa atas permintaan yang diinginkan. Juga dikenal sebagai korporasi berongga atau
perusahaan jaringan.

2.6. Permasalah dan Peluang dalam Rantai Pasoka yang Terintegrasi

Tiga pemasalah merumitkan pengembangan rantai pasokan yang efisien da


terintegrasi yaitu optimasi lokal, intensif, dan lot besar (Hezer and Render, 2005:15)
Optimasi Lokal
Anggota rantai pasokan harus memusatkan perhatian untuk memaksimalkan
keuntungan lokal atau meminimalkan biaya langsung berdasarkan pada pengetahuan
mereka yang terbatas. Sedikit kenaikan atau penuruna permintaan iasanya diatasi secara
berlebihan, karena tidak ada seorang pun yang ingin memiliki persediaan yang mengalami
kekosongan stok atau berlebihan.
Insentif (Insentif Penjualan, Potogan karena Kuantitas, dan Promosi)
Insentif memasukkan barang dagangan ke rantai pasokan untuk penjualan yang
belum terjadi. Hal ini menimbulkan fluktuasi yang mahal bagi semua anggota rantai.
Lot Besar
Sering terjadi penyimpangan dalam lot besar sebab hal ini cenderung mengurangi
biaya per unit. Manajer logistik inginmengirimkan lot besar, terutama dengan truk yang
penuh dengan muatan, dan manajer produksi menginginkan produksi berjalan jangka
panjang. kedua hal ini menurunkan biaya per unit, namun gagal menunjukkan penjualan
yang nyata.
Terdapat beberapa peluang dalam rantai pasokan yang terintegrasi. Peluang untuk
manajemen yang efektif dalam rantai pasokan meliputi 10 hal berikut (Heizer and Render,
2005:16-19)
1. Data Pull yang Akurat
Data pull yaitu data penjualan yang menganjurkan transaksi untuk menarik produk
melalui rantai pasokan.
2. Pengurangan Ukuran Lot
Kurangi ukuran lot dengan manajemen yang agresif. Hal ini meliputi (1) membuat
pengiriman yang ekonomis, yang kurang dari lot muatan truk; (2) menyediakan potongan
harga berdasarkan pada volume tahunan total, bukannya pada ukuran pengiriman individu;
dan (3) mengurangi ongkos pemesanan melalui teknik tertentu seperti pesanan tetap dan
berbagai bentuk pembelian elektronik.
3. Kontrol Satu Tahap Pengisian Kembali
Menunjuk satu anggota dalam rantai pasokan sebagai penanggung jawab untuk
mengawasi dan mengatur persediaan dalam rantai pasokan sebagai penanggung jawab
untuk mengawasi dan mengatur persediaan dalam rantai pasokan berdasarkan pull dari
pelanggan.
4. Persediaan yang Dikelola Vendor
Penggunaan pemasok lokal untuk menjaga persediaan bagi produsen untuk
menjaga persediaan bagi produsen atau pedagang eceran.
5. Penangguhan
Menunda modifikasi atau penyesuaian apa pun pada produk selama mungkin dalam
proses produksi.
6. Perakitan Saluran
Menangguhkan perakitan akhir sebuah produk sehingga saluran distribusi dapat
merakitnya. Dengan strategi ini, persediaan barang jadi dikurangi karena dibuat untuk
peramalan yang lebih singkat dan akurat.
7. Drop Shipping dan Pengemasan Khusus
Pengiriman langsung dari pemasok ke konsumen, dan bukan dari penjual, yang
menghemat waktu dan biaya pengiriman ulang.
8. Blanked Order
Sebuah komitmen kesanggupan pembelian jangka panjang bagi suatu pemasok
untuk barang yang akan dikirim berdasarkan dokumen pelepasan jangka pendek.
9. Standarisasi
Mengurangi banyaknya variasi dalam komponen dan material untuk membantu
mengurangi biaya.
10. Pemesanan Elektronik dan Pemindahan Dana
Pemesanan elektronik dan pemindahan dana mengurangi transaksi dengan
menggunkan kertas. Departemen pembelian dapat mengurangi banyaknya pekerjaan ini
denganmenggunakan pemesanan secara elektronik untuk membayar unit yang diterima.
Pemesana elektronik tidak hanya dapat mengurangi pekerjaan administrasi, tetapi juga
mempercepat siklus pembelian tradisonal yang panjang.

2.7 Tahap-tahap dalam pembuatan keputusan rantai pasokan:


1. Strategi atau rancangan rantai pasokan.
Selama tahap ini memberikan rencana pemasaran dan penentuan harga bagi produk,
perusahaan memutuskan bagaimana struktur rantai pasokan pada beberapa tahun ke
depan.
2. Perencanaan rantai pasokan.
Keputusan yang dibuat selama tahap ini kerangka waktu yang dipertimbangkan adalah
seperempat tahun. Susunan rantai pasokan ditentukan fase strategic yang telah pasti.
Susunan ini menentukan hambatan yang ada. Keberhasilan perencanaan untuk
memaksimumkan surplus rantai pasokan yang dapat dihasilkan dengan perencanaan
memberikan hambatan yang timbul selama fase design atau strategic.
3. Operasi rantai pasokan
Waktu yang digunakan disini adalah mingguan atau harian, dan selama fase ini perusahaan
membuat keputusan berdasarkan order pelanggan individual.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Rantai pasokan mencakup semua bagian diantaranya suppliers, produsen,


distributor dan pelanggan, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam memenuhi
permintaan pelanggan. Rantai pasokan meliputi tidak hanya pada pembuat dan suppliers
tetapi juga pengangkut, gudang, pengecer, dan bahkan pelanggan itu sendiri.
Pada tiap-tiap organisasi seperti perusahaan manufaktur, rantai pasokan meliputi
seluruh fungsi-fungsi yang terlibat dalam penerimaan dan pengisian permintaan pelanggan.
Fungsi ini termasuk, tetapi tidak dibatasi, perkembangan produk baru, pemasaran, operasi,
distribusi, keuangan, dan customer service. Rantai pasokan merupakan hal yang dinamis
dan melibatkan aliran informasi yang konstan, produk, dan keuangan antar tingkat-tingkat
yang berbeda. Pada kenyataannya, tujuan utama dari berbagai rantai pasokan adalah
memenuhi kebutuhan pelanggan dan dalam prosesnya, menghasilkan keuntungan bagi
dirinya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai