PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Manajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, sangat
berperan dalam menentukan kemenangan perang, terutama pada perang dunia kedua.
Ketika jaman perang sudah lewat, teknik logistik ini sangat terpakai pada urusan pengiriman
barang. Di sini terjadi kerjasama antara perusahaan pengiriman dengan gudang, dan
pengaturannya mulai dilakukan oleh pihak ketiga.
Perkembangan selanjutnya, pada era globalisasi mulai banyak perusahaan yang
mencari cara bagaimana menurunkan biaya produksi. Banyak perusahaan multinasional
memindahkan pabrik ke negara-negara dengan upah buruh murah. Indonesia dan beberapa
kawasan di Asia adalah contohnya. Di sini terlihat bahwa logistik memegang peranan yang
lebih penting lagi.
Perkembangan ilmu logistik menjadi lebih hebat lagi ketika munculnya teknologi
informasi pada tahun 1980-an. Banyak faktor seperti makin murahnya komputer, makin
cepatnya komputer, makin luasnya adopsi internet, bandwidth yang makin murah, membuat
orang makin mudah berkomunikasi dan berkolaborasi dengan cara yang semakin efisien.
Penerapan teknologi informasi yang semakin meluas ini menekan kesalahan manusia,
menekan biaya produksi, meningkatkan kualitas sampai pada tingkatan yang luar biasa.
Ilmu logistik akhirnya berkembang menjadi satu mata rantai pasokan, dengan
pendekatan secara sistem yang integral, yang meliputi Gudang Penyimpanan, Transporasi,
Inventory, Pemesanan Barang, dan Jumlah Barang. Kelima komponen tadi harus
dioptimalkan secara keseluruhan. Optimalisasi secara individual tidak disarankan karena
bisa membuat sistem secara keseluruhan menjadi tidak optimal (atau mahal). Misalnya
untuk menekan biaya produksi kita coba pindahkan gudang penyimpanan ke tempat lain
yang lebih murah. Tapi mungkin ini akan berakibat ongkos transport yang lebih mahal, dan
sebagainya.
2.2. Pengertian Manajemen Rantai Pemasok (Supply Chain Management)
Mengelola aliran barang dan jasa dalam rantai pasok, yang harus diketahui pertama-
tama adalah gambaran sesungguhnya dan lengkap mengenai seluruh mata rantai yang ada.
Beberapa hal yang dijadikan pertimbangan dalam pengelolaan rantai pasok adalah sebagai
berikut :
1. Distribusi intensif
Distribusi intensif adalah strategi distribusi yang menempatkan produk dagangannya pada
banyak retailer atau pengecer serta distributor di berbagai tempat. Tehnik ini sangat cocok
digunakan untuk produk atau barang kebutuhan pokok sehari-hari yang memiliki permintaan
dan tingkat konsumsi yang tinggi. Contoh seperti sembako, rokok, sikat gigi, odol, sabun,
deterjen, dan lain sebagainya
2. Distribusi selektif
Distribusi selektif adalah suatu metode distribusi yang menyalurkan produk barang atau jasa
pada daerah pemasaran tertentu dengan memilih beberapa distributor atau pengecer saja
pada suatu daerah. Di antara distributor atau pengecer akan terdapat suatu persaingan
untuk merebut konsumen dengan cara, teknik dan strategi masing-masing. Contoh saluran
distribusi selektif adalah produk elektronik, produk kendaraan bermotor, sepeda, pakaian,
buku, dan lain sebagainya.
3. Distribus eksklusif
Distribusi eksklusif adalah memberikan hak distribusi suatu produk pada satu dua
distributor atau pengecer saja pada suatu area daerah. barang atau jasa yang ditawarkan
oleh jenis distribusi eksklusif adalah barang-barang dengan kualitas dan harga yang tinggi
dengan jumlah konsumen yang terbatas. Contoh distribusi ekslusif adalah seperti showroom
mobil, factory outlet, restoran waralaba, mini market, supermarket, hipermarket, dan lain-
lain.
Perancangan aliran rantai pasok akan semakin kompleks saat pelaku masing-masing
tahap rantai pasok mempunyai pelaku tambahan, misalnya distributor mempunyai sub
distributor untuk daerah tertentu. Dengan demikian, pola pikir perancangan aliran rantai
pasok juga harus mempertimbangkan kompleksitasnya, terutama dalam melakukan kontrol
secara efektif sehingga akan didapatkan suatu alir produk yang dapat dimonitor dengan baik
dari pengadaan bahan baku sampai pada penyerahan produk ke pelanggan.
Untuk itulah, terkait dengan karakteristik produk terdapat sembilan karakteristik produk
yang seharusnya dianalisis oleh perancang:
Aliran material dalam rantai pasok juga sering kali dikaitkan dengan berbagai macam
pengukuran keuangan perusahaan. Namun, pengukuran persediaan dapat dibagi menjadi
tiga bentuk dasar, yaitu nilai agregat rata-rata persediaan, minggu pasokan, dan perputaran
persediaan. Nilai agregat rata-rata persediaan adalah nilai total seluruh item yang tersimpan
dalam persediaan.
Minggu pasokan adalah penilaian persediaan yang diperoleh dengan cara membagi
rata-rata nilai agregat persediaan berdasarkan penjualan per minggu berdasar biaya (at
cost). Perputaran persediaan adalah penghitungan persediaan yang diperoleh dengan
membagi penjualan tahunan (berdasar biaya) dengan nilai agregat rata-rata persediaan
selama satu tahun.
Menurut Heizer and Render (2005:4) manajemen rantai pasokan mencakup aktivitas
untuk menentukan:
1) Transportasi ke vendor.
2) Pemindahan uang secara kredit dan tunai.
3) Para pemasok.
4) Bank dan distributor.
5) Utang dan piutang usaha.
6) Pergudangan dan tingkat persediaan.
7) Pemenuhan pesanan.
8) Berbagi informasi pelanggan, prediksi, dan produksi.
2.5. Strategi Rantai Pemasok