MULTIMODA
disampaikan oleh:
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan
Kereta Api
UU 22/2009
tentang LLAJ
(Pasal 165)
UU 21/2009 UU 7/2008
tentang tentang
Penerbangan Pelayaran
(paragraph 11) (Pasal 50-55)
Transportasi
Multimoda
UU 23/2007 PP 8/2011
tentang tentang
Pekeretaapian Angkutan
(Pasal 147) United Multimoda
Nations
Convention on
International
Multimodal
Transport of
Goods
Isu Pelayanan Single-mode : Moda Udara
1. Segmen industri transportasi yang
berkembang pesat.
2. Angkutan barang ringan & kecil
[produk yang mudah rusak dan
waktu sensitive, seperti: bunga,
buah, sayuran, ikan, elektronik,
surat/dokumen, pengiriman
darurat, dll.]
3. Cepat, Handal, dan Mahal.
4. [seringkali] dikombinasikan dengan
angkutan truk.
Isu Pelayanan Single-mode : Moda
Kereta Api
1. Biaya rendah, volume tinggi
[Produk: Industri berat, mineral,
bahan kimia, produk pertanian,
otomotif, dll.]
2. Fleksibilitas yang terbatas.
3. Perlu layanan pemadu moda
(handling).
Isu Pelayanan Single-mode : Moda Jalan
(Truk)
1. Moda transportasi yang paling
banyak digunakan.
2. Fleksibel, volume kecil [Produk:
Manufaktur menengah dan
ringan, makanan, pakaian,
semua barang eceran/retail]
3. Layanan door-to-door,
keunggulan yang tidak dimiliki
moda udara dan kereta api.
Isu Pelayanan Single-mode : Moda Laut
1. Salah satu alat angkut yang tertua.
2. Biaya rendah, volume tinggi,dan
lambat.
3. Angkutan barang besar dan/atau
berat (Produk: kargo curah yang
tidak mudah busuk - Cairan,
mineral, biji-bijian, minyak bumi,
kayu, dll)
4. Layanan pengiriman container
yang terstandarisasi dengan baik.
5. dikombinasikan dengan truk &
kereta api (suatu sistem
pengiriman barang yang
2
Sistem
Transportasi
Logistik
Definisi Logistik
}
Strategic Product Process
Decisions Design Design
Decisions Decisions Engineering
Measurement Systems
Decisions
Product
Decisions
Reward
Decisions Price
Decisions
Place (How,
where, how
much)
Promotion
Decisions
} Marketing
Systems
{ }
Production
Inventory Capacity
Decisions Decisions
Where?, How
many? What size?
Allocation?
Tingkatan Perencanaan Logistik
Perencanaan logistik terbagi dalam 3 (tiga) tingkatan pengambilan
keputusan:
– Strategis – jangka Panjang (> 1 tahun)
– Taktis – jangka pendek (< 1 tahun)
– Operasional – perencanaan harian dan/atau (frequent)
Contoh:
Type Strategic Tactical Operational
land
railway
Goods at
consignees
truck
Hub & Spoke
3
Permasalahan
Penyelenggaraan
Transportasi
Multimoda
1. Keterpaduan Jaringan Prasarana
(Fisik)
Pembangungan Jaringan Prasarana Transportasi di
tingkat wilayah ditangani oleh beberapa kementerian dan
Pemerintah Daerah, sehingga diperlukan unit organisasi
untuk mengkoordinasikan perencanaan dan
pembangunan jaringan prasarana agar tidak terjadi
kapasitas berlebih pada masing-masing moda;
Belum berkembangnya fasilitas logistics center, sehingga
pengguna jasa dan operator sulit mendapatkan informasi
muatan dan sistem pengangkutan;
Keperpaduan antar simpul saat ini belum terhubung
secara optimal;
Pembangunan simpul/terminal masih sering kurang
memperhatikan penyediaan prasarana trans-shipment.
2. Keterpaduan Jaringan Pelayanan (Angkutan
Barang)
Pengembangan KA akses
Pelabuhan
Indikasi Kebutuhan
Pendanaan
Sumber Pendanaan
APBN/D, Investasi
BUMN/Swasta 26
** Program pembangunan meliputi: Tahapan Persiapan, Pengembangan Infrastruktur Eksisting & Pembangunan Infrastruktur baru
2. PROGRAM PEMBANGUNAN TRANS SUMATERA RAILWAY
27
3. PROGRAM PEMBANGUNAN TRANS KALIMANTAN RAILWAY
28
4. PROGRAM PEMBANGUNAN TRANS SULAWESI RAILWAY
29
5. PROGRAM PEMBANGUNAN TRANS PAPUA RAILWAY
30
6. PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN JALUR GANDA LINTAS SELATAN JAWA
Prupuk-
Merak
DKI
JAKARTA
Cirebon - Prupuk Purwokerto
SERANG Cikampek
Bojonegoro
Banten Bogor
Padalarang
Cirebon Solo - Madiun Bojonegoro Madiun -
Tegal
Pekalongan SEMARANG
Sukabumi
BANDUNG Prupuk
Gambringan Bojonegoro Wonokromo
Jawa Tengah
Jawa Barat Gundih Jawa Timur SURABAYA
Purwokerto
Banjar
Madiun Kertosono Sidoarjo
Kroya Kutoarjo
Purwokerto -Kroya - Solo Bangil
DIY
YOGYAKARTA Kutoarjo - Yogya - Malang
Surabaya
CIREBON PRUPUK PURWOKERTO KROYA KUTOARJO YOGYAKARTA SOLO PARON MADIUN MOJOKERTO WO SURABAYA
75 km 56 km 27 km 76 km 64 km 59 km 70 km 25 km 110 km 40 km 7 km
Sumber: Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Bidang Perkeretaapian (KP. 430 Tahun 2015)
Potensi Angkutan
31
Terima Kasih