1) Pendahuluan
Pernahkah terpikirkan oleh Anda dari mana asal makanan, minuman,
pakaian, kebutuhan rurnah tangga dan kebutuhan sehari-hari lainnya Anda
peroleh?
Jawaban pernyataan tersebut tentu sangat bergantung di zaman apa Anda
hidup? Jika Anda berada di era sebelum 1900-an, memang betul pemenuhan
kebutuhan tidak diproduksi sendiri, sangat bergantung dari pihak lain. Tetapi,
pemenuhannya biasanya hanya meliputi daerah sekitar, hal ini terjadi karena
faktor jarak menjadi kendala utama untuk pertukaran barang. Alat transportasi
yang terbatas, jarak tempuh, dan waktu membatasi ruang gerak perpindahan
barang. Sejak era globalisasi dan pengenalan ekonomi pasar bebas yang
dilakukan oleh organisasi-organisasi seperti
WTO (World Trade Organization),
AFTA (Asean Free Trade Area],
NAFTA (North American Free Trade Agreement) atau kerja sama antar Canada,
Mexico, US,
APEC (Pacific rim countries],
SEATO (kerja sama antar Australia, New Zealend, Jepang, Hong Kong,
South Korea, New Guinea, Chile), MERCOSUR (kerja sama antar Argentina,
Brazil, Paraguay, Uruguay), European Union, dan lain sebagainya.
Jarak tidak menjadi masalah. Kebutuhan kedelai Indonesia diperoleh dari
Thailand; kebutuhan air di Singapore didapat dari Malaysia; kebutuhan minyak
bumi Amerika sebagian besar dipenuhi dari Timur Tengah. Trade Agreements
yang dibuat sangat membantu mengurangi tarif dan mengurangi biaya fasilitas
Logistical management
Logistic
Material management
Physical distribution
Quick-response systems
Supply chain management
Manajemen logistik, pada awalnya merupakan cabang dari ilmu
kemiliteran (branch of military science) yang digunakan untuk persiapan,
pemeliharaan, pengangkutan material personil, dan fasilitas militer, sedangkan
pada konteks bisnis, organisasi profesional logistik The Council of Logistics
Management (CLM) yang dibentuk tahun 1962, beranggotakan 15.000
organisasi, logistik didefinisikan sebagai berikut
Logistik merupakan bagian dari proses rantai suplai yang berfungsi
merencanakan, melaksanakan, mengontrol secara efektif, efisien proses
pengadaan, pengelolaan, penyimpanan barang, pelayanan, dan informasi mulai
dari titik awal (point of origin) hingga titik konsumsi (point of consumption)
dengan tujuan memenuhi kebutuhan konsumen.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan manajemen
logistik berkaitan dengan
a. proses perencanaan bahan/ material;
b. proses pengadaan bahan/ material termasuk transportasi;
c. proses pengelolaan dan penyimpanan;
d. proses pemindahan bahan/ material dari gudang ke pabrik; keempat
kegiatan ini sebagai titik awal (point of origin), sedangkan kegiatan lima
dan enam sebagai titik konsumsi (point of consumption);
e. proses pengelolaan dan penyimpanan barang jadi (finishedgoods);
f. proses distribusi barang jadi dari gudang pabrik ke penyalur dan
selanjutnya ke konsumen.
Dari definisi tersebut termasuk diantaranya aliran barang, pelayanan, dan
informasi pada sektor manufaktur dan jasa. Pada manufaktur termasuk semua tipe
perusahaan manufaktur, yaitu komputer, kosmetik, otomobil, produk makanan
dan lain sebagainya, sedangkan pada sektor jasa termasuk perguruan tinggi,
rumah sakit, bank, pengecer dan sebagainya. Semua kegiatan tersebut sebagai
suatu proses kapan dan dimana keinginan konsumen dapat terpenuhi.
Sumber; Stock, R. James, Lambert, M. Douglas. 2001, Strategic Logistics Management. 4 th edition.
Me Graw Hill
logistik sangat berkaitan dengan proses supply chain atau yang lebih dikenal
dengan supply chain management
Supply Chain Management (SCAf) sebenarnya sudah dikenal dari beberapa
tahun yang lalu dan terintegrasi dengan logistik. SCM menegaskan interaksi antar
fungsi pemasaran, produksi pada suatu perusahaan. Memanfaatkam kesempatan
untuk meningkatkan pelayanan dan penurunan biaya dapat dilakukan melalui
koordinasi dan kerjasama antara pengadaan bahan baku dan pendistibusian-nya.
Hal ini terkait dengan kegiatan rantai suplai yang secara tidak langsung terkontrol
dari kegiatan logistik. Saat ini tidak dapat dipung-kiri bahwa perusahaan besar
maupun yang kecil pasti melakukan kegiatan logistik, baik logistik di dalam
perusahaan maupun di luar perusahaan. Saluran persediaan bahan baku sampai
penyaluran barang jadi, sangat membutuhkan logistik. Perusahaan yang
menjalankan just in time sangat besar ketergantungannya pada kelancaran bahan
baku dan berusaha meminimalkan persediaan dengan jalan membangun
hubungan yang baik dengan para supplier-aya.
Ruang lingkup supply chain management meliputi
a. Rantai pasokan (SC) mencakup seluruh kegiatan arus dan transformasi barang
mulai dari bahan mentah, sampai penyaluran ketangan konsumen termasuk
aliran informasinya. Bahan baku dan aliran informasi adalah rangkaian dari
rantai pasokan (SC}.
b. Rantai pasokan sebagai suatu sistem tempat organisasi menya-lurkan barang
produksi dan jasa kepada para pelanggannya.
Rantai pasokan hams saling mendukung diantara organisasi yang saling
berhubungan agar kegiatan pengadaan dan penyaluran bahan baku dan produk
akhir terintegrasi secara baik dan benar, sehingga misi mereka menjadi sama,
yaitu " to get the right goods or services to the right place, at the right time, and
in the desired condition, while making the greatest contribution to the firm".
3) Supply Chain
Spesialisasi sudah menjadi tuntutan pada setiap perusahaan. Toyota Astra
Motor memproduksi komponen utamanya, persediaan bahan pembantu seperti
tape/radio, ban mobil dan beberapa komponen pendukung lainnya diperoleh dari
pemasok lain. Begitu juga perusahaan penghasil barang lainnya, banyak item
yang dibeli dari perusahaan lain. Malah banyak perusahaan menghabiskan lebih
dari 50% penjualannya untuk pembelian. Hal ini terjadi di semua komunitas
industri dan paska industii. Tingkat ketergantungan terhadap pemasok menjadi
sangat tinggi dan bersifat jangka panjang. Usaha bersama dan saling mendukung
antar perusahaan dengan pemasok akan meningkatkan kemampuan bersaing antar
kedua belah pihak. Apabila pemasok terlibat dari awal produksi maka keuntungan
yang dihasilkan akan lebih besar. Keterlibatan bebepara pihak inilah yang dikenal
dengan Supply Chain Management atau manajemen rantai pasokan
Manajemen rantai pasokan, menurut {Heizer & Rander: 2004), merupakan
kegiatan pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah
tersebut menjadi barang dalam proses atau barang setengah jadi dan barang jadi
kemudian mengirimkan produk tersebut ke konsumen melalui sistem distribusi.
Kegiatan-kegiatan ini mencakup fungsi pembelian tradisional ditambah kegiatan
penting lainnya yang berhubungan antara pemasok dengan distributor. SCM bisa
meliputi penetapan
(a) pengangkutan;
(b) pentransferan kredit dan tunai;
(c) pemasok;
(d) distributor dan bank;
(e) utang dan piutang;
(f) pengg-udangan;
(g) pemenuhan pesanan;
(h) membagi informasi mengenai ramalan permintaan, produksi, dan
kegiatan pengendalian persedlaan.
Pemikiran yang mendasari hal ini adalah berusaha mengurangi kesia-siaan
dan maksimisasi nilai pada rantai pasokannya. Kegiatan pada manajer rantai
pasokan mencakup disiplin akuntansi, keuangan, pemasaran, dan manajemen
operasi.
Gambar 1.2 Rantai Pasokan
SCM berkaitan langsung dengan siklus lengkap bahan baku dari pemasok
ke produksi, gudang, dan distribusi kemudian sampai ke konsumen. Sementara
perusahaan meningkatkan kemampuan bersaing mereka melalui penyesuaian
produk, kualitas yang tinggi, pengurangan biaya, dan kecepatan mencapai pasar
diberikan penekanan tambahan terhadap rantai pasokan.
Rantai pasokan mencakup keseluruhan interaksi antara pemasok,
perusahaan manufaktur, distributor, dan konsumen. Interaksi ini juga berkaitan
dengan transportasi, informasi penjadwalan, transfer kredit, dan tunai, serta
transfer bahan baku antara pihak-pihak yang terlibat.
4. Logistik/SC di Beberapa Bidang
Logistik/SC tidak hanya digunakan pada sektor manufaktur saja,
melainkan digunakan juga pada beberapa industri lainnya, Tetapi sistem SC
sebagai organisasi penyaluran barang dan jasa kepada para pelanggannya berlaku
sama untuk setiap industri.
a. Non Manufaktur/ Industri Jasa
Supply Chain pada industri jasa pertama'kali harus diketahui
gambaran sesungguhnya dan lengkap mengenai seluruh mata rantai yang ada
mulai dari awal sampai akhir. Misalnya, jasa perbankan, awal supply chain
dari jasa perbankan adalah adanya kepercayaan masyarakat untuk mengelola
uang dan aset yang mereka miliki. Kemudian, bank akan memutar uang
tersebut dengan beberapa usaha, antara lain dengan memberi kredit
perorangan, kredit perusahaan atau kredit permodalan bagi industri
bahan baku, sampai dengan pembuangan limbah terniasuk topik utama dalam
pengelolaan supply chain. Republika, 21 Juli 2004 memberitakan tragedi
"Korban Minahasa" tentang pembuangan limbah yang tidak semestinya.
Pemerintah Indonesia memberikan izin kepada perusahaan tambang di
Sulasewi Utara dan Nusa Tenggara (Sumbawa) untuk membuang limbahnya
ke dasar lauL Pembuangan limbah ini dikelola oleh perusahaan lain dengan
konsep pembuangannya menggunakan metode submarine tailings disposal
($TD). Metode ini menyalurkan tailing (limbah tambang) dari area
penambangan menuju pantai. Kemudian, dari pantai melalui pipa limbah
tersebut disalurkan ke tengah pantai dan dibenamkan ke dasar laut. Bahaya
akan muncul jika salah satu bagian pipa bocor, terjadi pendangkalan pantai,
atau penyalahan proses pembuangan, sehingga zat-zat yang terkandung dalam
limbah tambang terbuang lebih menyebar. Lingkungan di sekitamya pun
tercemar. Hal ini tidak akan terjadi jika pengelolaan perusahaan sebagai
penghasil produk dapat bekerja sama secara benar dengan pihak lain, yaitu
pengelola pembuangan limbah mengikuti prinsip supply chain tentang
hubungan mata rantai antar bagian yang tergabung dalam pengadaan atau
penyaluran barang.
d. Perusahaan
Banyak perusahaan yang masih menganut prinsip tradisional
mengenai fungsi pemasaran dan produksi/operasi. Pemasaran diidentikkan
dengan penjualan produk, sedangkan produksi/ operasi dikaitkan dengan
pembuatan produk. Marketing is selling something and production means
making something.
Manajemen operasi sering dikaburkan dengan manajemen produksi.
Produksi hanyalah penciptaan barang dan jasa sedangkan manajemen operasi
lebih luas lagi, yaitu serangkaian kegiatan untuk menghasilkan barang dan
jasa melalui perubahan dari masukan (input) menjadi keluaran (output) yang
bernilai tambah. Input atau yang biasa disebut faktor-faktor produksi terdiri
dari beberapa masukan, yaitu tanah, tenaga kerja, modal dan manajemen.
Bahkan di beberapa literatur lainnya unsur power dan energy menjadi bagian
produk,
menentukan
harga,
mendistribusikan,
dan
dan
saling
membutuhkan.
Setelah
manajemen
operasi
Bab 2
Strategy Supply Chain
Setelah mempelajari bab ini, raahasiswa i diharapkan mampu memabaitii
1) Strategi Perusahaan
Strategi adalah rencana aksi organisasi untuk mencapai misi. Strategi
dapat dijalankan setelah perusahaan menetapkan misi. Dalam pelaksanaannya
setiap bidang fungsional memiliki misi yang berbeda, sehingga otomatis
strateginya pun berbeda pula.
Perusahaan sebagai organisasi yang menggunakan dan mengkoordinir
sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan cara memperoleh
keuntungan, juga memiliki Strategi. Strategi perusahaan dapat diekspresikan dari
tujuan perusahaan. Tujuan utama perusahaan adalah survival (dapat bertahan
hidup), kemudian diikuti oleh tujuan-tujuan lainnya. Secara umum tujuan
perusahaan ada 2, tujuan komersial dan tujuan sosial, yakni
a. tujuan komersil atau yang disebut profit oriented, yaitu tujuan perusahaan
untuk mencari atau memperoleh keuntungan; misalnya, untuk memperoleh
laba, untuk dapat memperoleh perputaran investasi yang cepat (ROIyang
tinggi), peningkatan pangsa pasar, periuasan usaha, pengembangan usaha;
biasanya perusahaan yang dengan tujuan komersil akan berbentuk PT, CV,
atau perusahaan perseorangan;
b. tujuan sosial atau yang disebut social oriented, yaitu perusahaan yang
didirikan dengan tujuan untuk membantu kalangan-kalangan tertentu yang
membutuhkan seperti sekolah, nomah sakit; bentuk usahanya dapat berupa
yayasan atau koperasi.
Untuk mencapai beragam tujuan dibutuhkan strategi untuk mencapainya.
Penciptaan strategi perusahaan dimulai dari bersihnya image perusahaan,
selanjutnya proses pandangan (oi-sioning) dimana hal-hal yang tidak lazim, tidak
terdengar dan bahkan strategi melawan pesaing juga harus dipertimbangkan.
Terdapat penempatan empat komponen untuk
konsumen sebagai mata rantai akhir dari proses produksi, dalam penetapan
strategi perlu adanya kerjasama yang harmonis dengan pemasok, sehingga
kebutuhan dapat dipenuhi dan proses produksi akan lancar;
d. pesaing, sebagai organisasi sejenis yang memproduksi barang/ jasa sama,
dalam penetapan strategi harus diketahui kondisi persaingan di pasar, agar
dapat ditetapkan strategi persaingan yang harus dijalankan, sehingga dapat
memenangkan persaingan; jika perusahaan berpikiran jangka panjang,
pesaing akan dikelola dengan baik dan dapat dijadikan kawan sebagai pertner
usaha;
e. perusahaan itu sendiri, sebelum penetapan strategi perusahaan harus dapat
melihat kondisi internal perusahaan dengan melihat kekuatan dan kelemahan
yang dimUiki agar strategi yang sesuai dapat ditetapkan.
Gambar 2.1 Arus Perencanaan Logistik
Walaupun terjadi kenaikan pada biaya, tetapi ditutupi oleh naiknya level
dari logistik pelayanan konsumen dan meningkatknya pendapatan dapat
menutupi biaya. Untuk lebih efektif maka strategi pelayanan/jasa ini
dikembangkan berbeda dari para pesaing.
3) Perencanaan SCM
Perencanaan supply chain management terdiri dari enam (6) topik, yaitu
tingkatan perencanaan, luasnya daerah perencanaan, tujuan pelayanan konsumen,
strategi fasilitas lokasi, keputusan persediaan, dan strategi transportasi.
a. Tingkatan Perencanaan
Perencanaan SCMbertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang
what (apa), when (kapan), how (bagaimana), hal tersebut berlangsung pada
tiga tingkatan, yaitu strategis, taktikal, dan operasional. Perbedaan utama
antara tingkatan tersebut ditentukan oleh waktu untuk perencanaan.
Perencanaan strategis, digolongkan sebagai rencana jangka panjang logistik,
dimana waktu yang diburuhkan lebih dari satu tahun. Perencanaan ini
biasanya berhubungan dengan kebijakan-kebijakan perusahaan dalam
mejalankan perusahaan. Perencanaan taktis, menipakan perencanaan logistik
jangka menengah, biasanya berlaku pada jangka waktu menengah yang tidak
terlalu lama, kurang dari satu tahun. Perencanaan operational, berorientasi
pada kegiatan operasional logistik sehari-hari, sehingga jangka waktunya
sangat pendek, bahkan bisa direncanakan secara harian atau jam.
Sebab tingkatan perencanaan mempunyai perspektif yang berbeda.
Perencanaan strategis bersifat umum, karena data yang diperoleh untuk
membuat perencanaan tersebut sering diperoleh dari data yang tidak lengkap
dan akurat, sedangkan perencanaan operasional hams bersifat pasti, karena
menggambarkan kegiatan logistik per kegiatan, hal ini sangat mempengaruhi
pekerjaan logistik secara terperinci.
Tabel 2.1 Contoh Perencanaan Strategis, Perencanaan Taktis, dan Perencanaan
Operasional
Daerah Keputusan
Operasional
1. Fasiiitas lokasi
2. Persediaan
3. Transportasi
Nomor, ukuran,
lokasi penggudangan, pabrik,
terminal
Lokasi
penyimpanan dan
kebijakan
pengendaliannya
Pemilihan alat/
model transportasi
yang digunakan
Tingkat ersediaan
pengaman
Sewa peralatan
secara musiman
(bila dibutuhkan)
4. Proses order
Disain, sistern
proses order baik
unluk membeli
alau menjual
5. Pelayanan
konsu men
Penetapan standard
Pengutamaan
pesanan konsumen
6. Penggudangan
Penetapan
penggunaan alat
untuk pemindahan
bahan, disain tata
letak gudang
7. Pembelian
Membina
hubungan yang
baik dengan
pembeli dan
penjual
Pemilihan
penggunaan
gudang, bisa
gudang umum atau
gudang sendiri
melalui proses
penelitian atau
pengamatan
Seleksi vendor/
pemasok/ agen/
perantara dan tata
cara kontrak yang
baik pada pembeli
dan penjual
Penetapann waktu
dan banyaknya
tambahan
persediaan
Mengetur jadwal
dan tujuan
pemrosesan
pesanan,
pengarsipan, dan
pemesanan
kembali
Ekspedisi,
penganiaran
Pemesanan,
pengisian kembali
stok barang jika di
gudang habis
Menyangkut
penempatan
pesanan baik dari
pembeli/ penjual
Memilih order dan
stok uang
pada dua voltages. Akibatnya terjadi efisiensi biaya, yaitu biaya penyimpanan
sebesar 5%.
b. Drop ship, strategi ini sering digunakan di sisi distributor. Pada awalnya
tahapan produk dari supplier untuk sampai ke tangan konsumen cukup
panjang, seperti yang digambarkan pada gambar 2.4a, tetapi strategi drop
ship pemasok akan langsung mengirimkan ke konsumen pemakai dan bukan
kepada penjual, agar menghemat waktu dan biaya pengangkutan ulang seperti
yang terlihat di gambar 2.4b. Hal lain yang dapat menghemat biaya mencakup
penggunaan kemasan khusus, label khusus, dan lokasi tertentu dari label atau
kode barang (barcode}.
Gambar 2.4a Aliran Produk Dari Pemasok ke Tangan Konsumen
Suplier/ Pemasok
Manufacturer
Distributor
Retailer
Consumer
sulitnya
meramal
pennintaan dipasar global, tetapi untuk perusahaan-perusahaan besar hal ini justru
memacu mereka inemasuki globalisasi. Persaingan globalisasi, siklus produk
yang lebih pendek, mass customization, dan outsourching dibutuhkan untuk
mengatur persediaan/faventory secara efektif dalam lingkungan tersebut.
Perusahaan harus mengantisipasi tidak hanya ketika permintaan meningkat, tapi
juga ketika menurun. Tidak memiliki persediaan/inventory yang cukup dalam
siklus produk dapat menambah biaya market share. Produk-produk yang berada
diakhir siklus hidupnya akan kehilangan nilai secara cepat dan resiko yang besar
sehingga perusahaan akan berusaha menghapus inventory. Saat ini perusahaan
dituntut untuk memproduksi produknya tidak hanya satu jenis, tetapi juga
bermacam-macam sesuai dengan spesiflkasi versi produk.
Saat ini banyak perusahaan-perusahaan manufaktur dan retail-retail
beralih ke Postponement atau suatu strategi perubahan beberapa komponen yang
diperlambat, untuk menghadapi keseimbangan inventory yang tepat pada semua
unsur dari siklus produk. Dengan menggunakan strategi Postponement secara
khusus membutuhkan disain awal secara mendasar dari proses manufaktur,
proses secara khusus diupayakan tetap dapat digunakan selama 1 tahun atau
lebih. Posponement memerlukan kolaborasi tingkat tinggi dan memiliki cara
pandang dari supply chain. Hal ini bukanlah pekerjaan yang mudah.
Untuk secara jelas mengidentifikasi suatu keaadaan dan Postponement
yang potensial, Oracle Corp. dan Cap Gemini Ernst & Young U.S mensponsori
pendalaman materi yang pertama kali dari displin ilmu yang penting ini.
Penelitian utama, dimana telah mesurvey lebih dari 350 profesional supply chain
pada perusahaan skala sedang dan menengah yang berbeda industri, nierupakan
anggota dari APICS yaitu Perkumpulan Bidang Pendidikan untuk manajemen
SDM. Penelitian ini dipublikasikan bulan Oktober 2003, menemukan bahwa
Postponement jarang digunakan tetapi dapat meningkat secara aktif dan
merupakan strategi supply chain yang efektif.
Artikel ini memberikan hasil dari studi tersebut, menjelaskan bahwa
pertumbuhan, perluasan industri dibutuhkan untuk "supply chain yang adapuf,
maka supply chain dituntut fleksibel dan efisien. Kemudian kekuatan ekonomi
dan pasar yang membuat Postponement saat ini menjadi pilihan yang menarik.
Bagaimana mengem-bangkan strategi Postponement, menjadi pertanyaan yang
menarik.
Postponement merupakan pendekatan yang sistematis untuk mendisain
dan mengembangkan standard susunan produk yang dapat dibedakan secara cepat
dan permintaan konsumen aktual terhadap produk inexpensive agar dapat
dikenali. Model ini memberikan rekomendasi perusahaan untuk berganti dari
"pushfl-oriented supply chain menjadi "pull" atau demand-driven suplly chain.
Postponement bukan merupakan konsep baru. Selama lebih dari setahun,
strategi delayed differentiation telah diterapkan oleh salah satu kelompok kecil
tetapi cukup berpengaruh terhadap pemimpin pasar pada konsumen elektronik
sebanyak
40%.
Pengurangan
ini
berasal
dari
bagian
berdasarkan
bahwa isu organisasi dan manajemen menempati pada daftar teratas kendala
penerapan Postponement. (Lihat Exhibit 1.)
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa lanpa sponsor yang konsisten,
dan dukungan dan penerapan disain, maka penerapan Postponement akan gagal,
Kunci sukses Postponement adalah Pertama, memperoleh dukungan dari
setiap tingkatan manajemen Untuk Postponernenl yang mengarah pada pekerjaan,
manajemen hams siap untuk menerima resiko, menerapkan perubahan yang
beaar, dan komitmen pada sumber-suinber unluk memperbaiki praktek
manufaktur dan membangun kolaborasi infrastruktur. Seliap level memihki
komionen untuk menjadi bagian dan misi dan kebijakan perusahaan, sidit
dilakukan apabila tidak mendapat dukungan dari partner dan supplier ulama.
Kedua, Lnenentukan seberapa baik untuk nienerapkan strategi tersebut.
Organisasi yang besar dengan professional supply chain dalam kepegawaian
dapal memilih untxik menangani proyek in-house. Alternatif lain ialah bekerja
dalam lingkimgan channel partner alternatif akan dapat menjadi soliisi terbaik
untuk perusahaan yang menggunakan perjanjian manuiaktur dan dukungan
logistik dari luar. Penggunaan mesin pengganti dari operasi dan mamifaktur,
seperti organisasi yang berkembang pesat sehingga biaya yang lebih eiektifpada
TOSS
fa
fictional teams untuk menerapkan inisiatif Postponement. Tim ini harus bekerja
untuk m^nentukan target-target kelompok serla tujuan pem-berian gaji. Hal ini
akan niendorongoraug pada tujuan yang sania, Sebagai tambahan, dengaii kinerja
cross functional team, akan menjadi lebih mudah untuk mengukur bagaimana
pengaruh peru-bahan-perubahan dalam aatu area supply chain dengan yang lain.
Tekhnologi merupakan hal penting dart strategi Postponement yang
sukses. Memaharni proses dengan bantuan komputer sangal memudahkan
perencanaan sirategi. Saat ini, inisiatif-inisiatlf Postponement didukung oleh
perusahaan aplikasi software yang dibangun dengan anal\lical dan business
intelligence. Perencanaan inventory, dan sistem
decision-support dapat
6) Fenerapan Postponement
Dengan mendorong unsur ulama dari product differentiation yang
berhubungan dengan konsumen, Postponement dapat membuktikan kinerja
tingkat pelayanan dan pengSrimannya pada saat yang sama, pengurangan
investasi inventory dan adanya mar-gins. Kasus yang tepaf. dalam point ini ialah
Xilinx, yaitu perusahaan semikondukster tercepat yang mampu inemimpin pasar
dunia dalam programmable tvgic devices (PLDs). Pada pertengahan tahun 20002002, pada masa kiisis ekunomi, Xilinx sccara sukses melaksanakan stralegi
diversifikasi pas 31. Kerjasama dengan dua supplier maiiufaktur utama, supplier
ini membuktikan posisi peisaingannya dengan membuat disain produk yang lebih
teratunr dan penundaan customization s&npai order konsumen telah dilerima.
Chiis Wire, direktur senior Xlinx dari supply chain management,
menerangkan bahwa konsep Postponement berpenganib terhadap disain produk
dan supply chain. Hal yang berbeda dengan praktek industri tradisional, sirkuit
yang terdin dan kepingan logam tdab diproduksi terlebih dahulu. Sedangkan
dengan Poatponempnl, Xilinx merupakan produsen dengan material standard
yang dapat diprogram oleh koiiaiuneix Dalam jangka waktu nienunggu untuk
prototype yang tepal, konsumen dapal mendisain dan memeriksa sirkuit unik
milik mereka dengan banluan perJengkapan inilik Xilinx yang mudah diprogram.
Standard unit yang saina dapat disusun menjadi aplikasi elektronik digital^ dari
wireless base station menjadi DVD players.
Guna meningkatkan efisiensi yuppty chain dan mengurangi biaya-biaya
inventoiy^ Xilinx niengirimkan bentuk standard, programmable cbips dalam
jumlah besar menjadi intennediate point yang dapat menjadi sumber utama
pendapatan pasar. Dengan menjaga bahan mentah inventory, Xilinx dapal
selama mungkin
Memudahkan penggunaan peramalan agregat dan tidak melakukan peramalan
Bab 3
Produk Logistik/ Supply Chain
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami
Klasifikasi produk
Produk Supply Chain Management
Proses Pcmesanan Supply Chain Management
Sistem Informasi Supply Chain dan istilah-istilah Lairmya
"Giving customers what thty want"
Saat ini motto dasar kepuasan konsumen sudah tidak logis lagi, tetapi peruaahaan
harus dapat memberikan produk yang baik dari segala sumber daya dan dengan cara
yang efektif, tanpa mcngurangy mengorbankan kualilas atau pelayanan kepada
konsumen.
fika pcmasok, manuf&ktw, dan pasca penjualan bersjitu dalam jaringan ker|a yang
saling menunjang. Jika pennintaaan prtxluk yang Jebih dari semestinya dapat
diantisipasi. Jika dapat membuka kejenuhan pasar, atau berkeinginan menurunkan
biaya dan kdTTipleksilas melalui peluang supply chain. Inilah yang disebut sebf^ai
keuntungan yang luar biasa.
1) Produk
Produk merupakan salah salu variabel terpenting yang diperiukan dalam
rncmenuhi kebutuhan, keinginan, dan perminUan konsumen, KuUcr (2003)
raendefinisikan produk sebagai segala sesuatu yang dapat dltawarkan kepada
pasar untnk m^narik perhatian, pendapatan, kegunaan atau konsumsi yang dapat
me-muaskan kebutuhan atau keinginan. Merencanakan suatu tawaran pasar atau
produk dipengaruhi oleh lima tingkaian produk yaitu.
1. Manfaat inti (corf btnefti), adalah jasa atau kegunaan dasar yang sebenarnya
dibeli konsunien, rnisalnya jasa pengantaran, ipsungguhnya ia membeli
kecepalan pelayanan pengantaran;
2. Produk dasar (basic prnduct)^ adalah kumpulan atribut dan kondiy yang biasa
diharapkari, mi salnya, setiap penganEaran past! ada lamanya waktu
pcngantaran, alai pengantaran, jasa pelayanan;
Gambar 3.1 Tingkatan Produk
Sumber
45
Produk yang lebih baik (augmentedproduct), adalah suatu produk yang di
dalamnya mekpuu tambahan jasa dan manfaat yang akan membedakan dari produk
pesaingnya, misalnya, jasa pengiuitaran ini tidak banya menunggu pelanggan di
tempat saja, lelapi menyediakan jasa penjenipulan produk vang akan dikinm;
5.
akan dialami produk ini di masa yang akan datang, sehingga produk
memilikidrikhasteisend^ri, ppinilik Virgin Atlantic, Richard Branson berpikir unluk
mcnambah kasino dan tempat belanja di GOO tempat penerbangan di masa yang
akan dalang.
Output atau keluaran produk, secara umiim dikJasifikasikan menjadi barang
konsumen dan indusdi.
a. Barang-barang konsumen
\. Barang kebutuhan ^ehari-hari (comwniente goods}.
Barang kebutuhan sehari-hari, biasanya sering dibeli secara cepal dan diperoleh
melalui pengorbajian sekecil mungkin, Barang kebutuhan sehari-hari dibedakan
menjadi
a), Staple goods yaitu baring yang dibdi konsumen secara terafljr dan tetap, misalnya
pasta gigi, sabun, sampo;
b). Impulse goods yaitu harang yang dibeli lanpa perencanaan atau usaha pencarian,
misalnya pemien, majalah;
c), Emtrgency goods, yailu barang yang dibeli saat kebutuhan inendesak, inisaJnya
payung saat hujan.
(
a^iu sudah mengelahuinya tapi tidak lerpSdr uiituk membelinya. Misalnya, Asuransi,
Ensiklopedia.
b. Barang-barang indtustri
1
Material dan parts, merupakan komponen produk yang lengkap pada sualu
ptniiahaati2.
pengembangan produk akhir. Terdiri dari inslalasi kantor dan pabrik serta peralaian
(kompuier, lift, generator),
3. Supplies dan business services, merupakan barang dan jasa jangka panjangjangka
pendek (shart lasting yang memfasilitasi produk akhii. Supplies terdiri dari barangbarang unluk pemeliharaan, perbaikan, dan operasional. Business services lerdiri dari
pemeliharaan dan jasa perbaikan sertajasa hukum
Dengan mengetahui klaafikasi produk maka akan didapatkan sttaiegi diatribusi yang
tepai agar kebutuhan dapat dipenuhi dengan lancar. Stiategi dislribusi akan sangal
bergantung sesuai kebutuhan produk.
Gambar ^2 Klasifikasi Barang Konsumsi dan Barang
Toll"
Tidik
dm
-Haton tinlu
Oan l
Kebgtuhui
DiTaaip HLHI-.-.I
A. KlmiTika&J Barang Konsunei
pendekatan, yaiiu pendckatan teknis yang berkailan dengan daya tahan Gsiknya, dan
pendekatan ekononiii yang berkaitan dengan manfaat yang diberikannya.
Sualu produk akan mengalami siklus hidup, mulai dan tahapan konsumen beluin
mengenal produk sampai konsumen jeuuh dengan pnxluk tersebutKalau produk
perusahaan itu terns menerus diterima oleh pelan^anoya maka selama itu pula
perusahaan akan mempm diiksinya sampai sualu saat masyarakal tidak mau lagi
menggxi nakannya. Ini yang disebut sebagai product life cycle. Product life cycle ini
secaia garis besamya dib^gi menjadi empat tahapan, yaitu
Pnxfalk
Ckan
a_ tahapan perkenalan (introduftvm), b. lahapan pertumbuhan (grofttfA),
lahapan kejenuhan (maturity), dan . tahapan penunman (dediiM).
c,
Gambar 33 Siklus Hidup Produk Sales
Tahap pengenalan adalah tahap awal dari kehidupan produk, Pada tahap ini produk
belum dikenal olch masyarakaL, sehingga perusahaan harus memperkenalkannya
secara intensif melalui iklan serta promosi lainnya, sehingga pengeluaian biaya
promosi sangat tinggi, olornatis keuntiingan belum dapat diperoleh.
Dalam Cahap pertunibuhan {growth} produk sudah dikenal oleh masyaiakat dan
masyarakat pun inengakui manfaat dari produk tersebuL, karena itu penjualan
meningkai dengan pesat Pengakuan manfaat dari konsumen lerhadap menfaat produk
harus diikuti dengan peningkatan kualitas produk. Selain ilu, perusahaan pun telah
mampu menstabilkan kegiatan produksinya, behin^a tidak perlu Lagi melakukan
berbagai percubaan. Pada. kondisi ini potia penenTnaan perusahaan melampaui
biaya-biaya operational yang dikeluaikannya.
Dalam kejenuhan (maturity) pennintaan masyaiakat ata& pruduk mencapai titik
puncaknya, keunningan tidak mungkin meningkat,
wafaupun penisahaan mengupayakan dengarj berbagai cara. Misalnya, memberikan
hadiali, potongan harga atau cara lainnya. Kejenuhan ini muncul karena masyarakat
merasakan tidak adanya perbaikan atas kualitfls dan harga dari produk tersebut.
Pembelian hanya terjadi karena masyarakat ingin mengganti produknya yang sudah
rusak atau ingin menambah jumlahnya. Selain itu, dalam kondisi ini muncul produk
pesaing yang kuahlas dan harganya dirasakan lebih baik oleh masyarakat, tetapi
produk yang menjadi pesaing itu masih dalam tahap pengenalan, sehingga
ma^yarakal masih niempelajarinya uiituk mempettinibangkan xuifung ruginya
apabila nienggunakari produk bam :ersebut,r Karena- suliln^a
meningkalkan
sebagai
memasuki usaha tersebut, kemudian apa yang menjadi kelemaJian kita kaJau
memasuki usaha tersebut. Opportunity dan Weakness untuk melihat peluang didalam
lingkungan kalau kita memasuki usaha itu. Namun selain itu, apa yang menjadi
penghambatnya, yang memungkinkan kita menghadapi kegagalan. Pengkajian
dengan analisis SWOT ini mengantarkan kita untuk melakukan berbagai persiapan
untuk mengantisipasi setiap kemunykinan terhadap produk.
Fenomena siklus hidup produk sangat mempcngaruhi sirategi disbibusi, setiap
lahapan memiliki sirategi yang berbeda dengan tujuan memaksimumkan efisiensL.
Tahapan siklus akan digunakan sebagai dasar pembuatan kutva 80-20.
3) Kurva 80-20
Konsep kuiva 8020 berawal dari observasi pola produk di bebeiapa perusahaan.
Kurva ini nienggambarkan hubungan antara item-item produk yang dijual dengan
total penjualan yang diperoleh. Prinsip-prinsip yang dikenalkan adalah prinsip
Pareto (Prinsip yang dikenalkan olch VilFredo Pareto], "Critical Few and Trial
Many". Artinya, kebijakan penjualan lebih memperhadkan item-item produk yang
inemiliki total penjualan yang tingg] meskipunjumlah produk scdikit dibandingkan
dengan tiem produk dengan total penjualan rendah, meskipun terdiri darijunilah
produk yang baftyak.
Gambar3 3 Grai\k Representasi
ABE
&
<a
= 70-
41
?a
M-
A kerns
B items
f- ',fln.
30S
10010
20
3D
40
50
1Q
8090 Id)
4.
kumuiatif persen dari jumlah item didapat dari riuigking produk dibagi total
produk.
Tabel 3J Comob KJasifikisi ABE
Produ Pmduk
k
Pcmunlm T-Wal
PCD|udtlrl pubiiLm
LUQQ)
O-4-I 1 2
J.056
KumnlHi A B.C
Hem
to.2-60,7"' 14,3
AA
3,424
D-4^ 3
1.032
63,3
21.4
D 77
S93
74,h
JKift
D-55 5
343
B0,7
35,7
D-ftft
727
85,7
42.9
D-90 7
151
59,1
sn,o
D-19 8
412
91,9
37,1
D-10 9
214
93, ft
64.3
D-12 10
205
95,1
71,4
D-l9a 11
168
96,4
73,6
D-lUh 12
172
97,&
S5,7
D-l?g 13
17U
93.7
92,9
n-90
_ 159
100.0
100. 0
14
13.966
(*) Mcngumtkan deogan melihai penjualan per biilan. Penjualan lertinggi dirangking
perlama dan setefusnya
x 100%-36,2%
Gwobar 3*6 Kurva 80-20 Dengan Penghiuingan ABE Produk
g
100
90
GO
70
60
50
JO 30
JO
c Items
2(1
-I 100
Pengklasitikasian A, B, dan C membawa pengaruh pada distxibusi yang dilipih>
setiap klasifikasi mempunyai perencanaan distiibusi yang berbeda. Mi&alnya,
klasifikasi A karena tingkat penjualannya sangal tinggi maka geografi distribusiriya
menggimakaii banyak gudang dengan Ungkal persediaan siap pakai yang tinggi^
Klasifikasi C tnenggunakan distribusi lunggaL persediaan yang tazpusat dengan
lingkat persediaan yang HedikiL KJaaifikaii B merupakan intermediate dislribuai
deiigan mcnggunakan btberapa gudang regional. Dengan kata lain> Kurva 80-20
digunakan untuk perencanaan
distribusi,
yaitu
mengelompokkan dislribusi
rClan
Selain menentukan pola distribvisi, Kurva 80-20 juga dapat memperkirakan inveslasi
persediaan di gudang, yaitu deifgan bantuan fungsi malemads sebiigiu berikuL
Y
_ C i-AJX
ft
+X
(I*
A)X
*X
Menjadi
A=
X(l-Y)
v-x
(Ojl(J-Otfi8J
(0,68-0,21)
"-Masukkan ke persaniaan Y, tetapi terlebih dahuhi menghitung iiiJaiX (proporsi
kumulatif barang).
li
Kumulatif penjualan sebesar (0,4442 X $25.000 )= $11,105
.1.2 Estimas] Investa&i Pcnggudangdi] Persediadn Denpan Kujva 80-20
NflL
J^te
Proyek Rlsio
Hem
10pi>r
*i
Penjual oner)
Kumul
on
Raia-rau
(Tom
atf
Barang
D-ZJ A
n,o909- S ILI05 1
1
D-44 A
11,105
0,18IH 15,9^4
4.^BS
ft
15,994
D-45 B
0,2727 18,745
2r?5l>
M,2S5'
3
D-77 B
4
D-ftft B
0.4545 21,736
1,227
Or545d 2Jr6^9
W05
5
D-90 B
ft
~nrH5
D-\2 C
693
S 1,339
3
IM9 C
0,7272 23,879
547
0,8131 24.3?3
444
0,9lJ90 24,^1
IftS
1,0000 25.000
309
B
D-
JOb 1
D-l?c C
10
D-90 C
11
787
>-,J6l
125
S 4,401
00ft
a) dihitungdari 18,745-15^4 = 2,751;
b) dlhitungdariSl^im/? =$2,285;
0,1430,3630
x
^000 -$20,509.
,, , c) dihitungdah
Dari tabel di atas maka dapat dilihat bahwa nilai rata-rata persediaan diperoleh daii
pembagian proyeksi penjuaJan dengan rasin peiputaran {turn over}. Jadi, jumlab
rala-rata peisediaan di gudang aebesar $l-i()lr
4}* Karakteristik Produk
Karaklenytik produk akan menentukan stialegi logiHtik, yaitn dilihat dari atribul
yang nielekat diproduk tersebul seperli beiat, volume, nilai. kualitas, dan daya tahan
produk,
Untuk
menentukan
karak-teristik
produk
dipengaruhi
kombinasi
y S
Tolal biaya (Iransporl penggudangan)
VaJue/weighl
c. Subst&utability
Mertipakan produk dimana konsumen bisa memiliki produk pengganti bila produk
yang diinginkan (idak tersedia. Obat-obataji dan makanan mempakan kebutuhan
sehari-hari yang meiniliki tingkat ^ubstitusi tinggi. Artinya, tingkat kompetisi
perusahaan sangat ketat, loyahtas konsumen sangat rendah, dan tingkat penjualan
dapat turun. Persentase biaya Jogislik terhadap harga jual dapat digambarkan sebagai
berikut
Gambar3.9a
3F1
s
_^
>. j ii
a SL
Peniagkittn
Ploduk
CAttm
Guitar 3Jt
ft
\
Pcrscdiaan
Biaya transportasi yang bergerak ke kanan bawah menuiijukkan bahwa aemakin
banyak unit yang diangkut daJam salu kali pengantaran maka biaya transportasi per
unit menjadi muiab, sedangkan biaya kehiJangan penjualan akibat konsumen beralih
kc produk lain menunjukkan dari kiii alas ke kanan bawah, mcnggambarkan semakin
tepatnya penganiaran maka seniakin menunin kehilangan pcnjualan. Biaya yang
ditanggung adalah total biaya yang terdiri dari biaya transportaai, biaya penggudangan, dan biaya kehilangan penjualan. Garabar 3.9a meng-gambarkan perusahaan
lebih niemilih men^lrapan barangnya sehingga biaya simpan menjadi faklur yang
tetap. Tetapi, pada Garabar 3.9b perusahaan terus mendalangi konsumennya, salah
satunya dengan cara "jemput bola" terhadap pelanggan sehingga biaya Iranaportaai
tetap dengan harapan kehilangan pelanggan seniakin kecil.
d. Risk Characteristics (Produk herisiko)
Merupakan katagori produk atau jenis produk yang memiliki risiko tinggi selama
dalam proses disiribusir Produk jeni^ ini
Sttptr Clan AtanaeiaiV Lhdun UuoU BbnU
memerlukan penanganan dan pengamanan eksfra dalam dlstiibusinya. Seniakin
tinggi risiko yang dinuliki, misalnya mudah rusak, basi, dan terbakar maka biaya
logistikjuga akaii semakui meningkat, dlgambarkan sebagai beiikuL
GamharllO Risiko-risiko Umuin Pada Biay
s
Penrngtalan Keru ".ak jn
5) Penetapan Harga Produk
Penetapan harga merupakan keputusan kompl^ks melibatfcan ekonotni, teori prilaku
pembeli, dan teori kpmpetisi Jainnya. Penetapan haxga sanga! dipengaruhi oleb pasar
sasarannya dan nienentukart posisi paftamya dengan c^nnat. Kemudian, spinakin
jclas sasaran suatu perusahaan maka akan aemakin mudah baginya
menetapkan harga.
Garabar 3.11 Proscdur Pcn?lapan
i
Ualam logistik saiah satu m^tode penel^an harga yang t"asa digunakan adalah
penetapan harga berda^aifcan da^rah atau wilayah
60
[geographical pricing). Penelapan harga geografis, menurut Koder (2004)
meJibatkan pemsahaan dalam memutuskan bagaimana mcneUpkan harga produknya
bagi lan^anan yang beiiokasj di berbagai daerah dalam suatu negara. Haruskah
perusahaan menetapkan harga yang lebih tinggi untok langganan yang jauh, agar
mencakup biaya penguiman dan karcna itu dihadapkan dengan riaiko bisnis mereka?.
Alau, haniskah pemsahaan menetapkan suatu harga untuk semua langganan lanpa
memandang lokasi? Kita akan mcmbahas slrategi penetapan harga geografis tersebut.
a. Penetapao Harga FOB (FOB Origin Pricing)
Metodeuumenelapkan bahwa birty a yang ditanggimgprodusen adalah biaya produk
dait biaya pengirunan sampai kapal atau barang yang sudah ditempatkan/re^ on
bGQrd. Selebihnya, biaya dari kapal ke tujuan mejadi langgungan ma^ing-masing.
Akan lelapi, taia Lli mempunyai keleniahan yaitu biaya angkut akan menjadi sangat
tinggi pada langganan yang jauh, ^ehingga kemungkinan dia akan beralih pada
peniaahaan yang dekat walaupun harga produk sedikit lebih tinggi, Dengan
pertimbangan kelebihan harga, dapat ditutupi oleh bia> a angkut yang Icbih murah.
b Penetapan Harga Seragam (Single or Uniform Delivered
Pricing)
lokasi mereka. Ini dinamakan juga postage stamp pricing, yang didasarkan pada
fakta bahwa pemerintah AS menelapkan ongkoy vang seragam undok semua sura!
yang dikirim kemana pun di dalam ncgrl Keuntungan metode ini bahwa melode ini
relatif
gampang
untuk
melaksanakannya
dan
memungkinkan
perusahaan
Produk adalah unsur utama penentuan sistem logistik, karena c produk lidalahobjek
dari ams sufiply chain. Dengan memahanu 5 dlniensi da>jr produk, melahii
karakterisiik produk, dan daur | hidup produk, perielapan harga akan sangat
membaritu |
sistem losistlk ~ ^
Bab
4
elayanan Pelanggan
gistik/ upply Chain
babioi. mahaskwa
hamphannoiopu
J
Elcmen-elemen
Hubungan Penjualan dengan Tingkat
Tingkal Pelayanan Optimal UkuTan-ukiuan Pelayanan dan islilah-iiiilah lamnya
Do you know who yovr customers are?
Saat ini lahu dan mengenal lingkungan bisnis sangatlah penting. Tabu siapa
konsumen saja bdak cukup, tetapi yang sangat penting hams mengenall
karakteristiknya. SeringkaH pelauggan menilai perusahaan dari sudut pandang harga,
kualitas serta pelayanan. Konsumen rnerespon prodnk berdasarkan perhndungan
keamanan terhadap konsumen. Pelayanan atau pelayanan pelanggan adalah isoJah
iimurn yang didalamnya lerdapat elemcn-elemen berupa pengudaan produk sampai
pelayanan purna jual. Jika dihhat dari perspeklif logistik, pelayanan pelanggan adalah
hasil dari aktivilas logistik atau rantai proses penyediaan, Oleh karena itu, rancangan
sistem logistik yang akan ditawarkan mengatur lingkat pelayanan pelanggan,
Pendapatan yang dipcroleh dari penjualan dan biaya yang diasosiasikan dengan
rancangan sistem ini memungkinkan perusahaan cnencapai target keuntungan yang
diharapkan.
I) Definisi Pelayanan Pelanggan
Kepuasan konsumen lidak hanya diperoleh pada saat mendapatkan suatu barang yang
dibelinya, (elapi pelayanan yang diberikan juga mempengaruhi kepuasan konsumen,
Pelayanan pelanggan bila dilakukan secara efektif dapat menimbulkan perubahan
yang signifikan dalani menciplakan permintaan dan mempertahankan kesebaan
pelanggan. Pelayanan pelanggan juga dapat dispesifikasikan sebagai bagian dari
aktivitas penjualan yang dimulai saat order masuk sampai berakhimya pengiriman
barang kepada pelanggan, bahkan dapat berlanjut pada penyediaan peralatan alau
perawatan. Maka, pelayanan konsunien dapat disebut sebagai proses pemenuhan
kebutuhan, yaim proses untuk memcnuhi permintaan konsumen secara keseluruhan.
Proses tersebut lermasuk catatan permintaan balk secara manual maupun elektromk,
pembayaran, pemilihan barang, pengiriman, dan menyediakan, serta memberikan
pelayanan kepada pemakai barang, juga mengatur penanganan untuk barang yang
dikem-balikajj konsumen pada saat knmplain.
Blasanya produk-produk yang dipasarkan menyajikan beberapa jasa pelayanan,
Komponen pelayanan ini merupakan bagian dari kcseluruhan yang dilawarkan. Pada
kenyataannya, tawaran tersebut dapal berkisar pada hanya barangsaja ataujasa saja.
Menurut Kuder (2000], terdapal 4 kelompok penawaian, yaitu barang yang
sepenuhnya berwujud, barang berwujud denganjasa peJaviinan, jasa pelayanan
produk yang disertai barang dan jasa lambaban, dan jasa saja.
a. Barang yang
sepenuhnya berwujud
Dalani hal ini tawaran terutama terdin dari suatu barang beiwujud saja tidak ada
pelayanan jasa sama sekali. Seperti sabun, pasta gigi, garam, gula dan sebagainya
fconsiuncn hanya membeli produk ttdak mengharapkan pelayanan jasa dari produk
teisebut.
b* Barang berwujud dengan jasa pelayanan
Pada kelompok ini lawaraii terdiri dari banuig berwujud diikuti oleh &atu atau
beberapa jasa unluk meningkatkan daya tank konsumen. Semalon mmit lingkaC
teknologi suatu produk besarnya penjualan akan sangat tergantung pada mutu dan
tersedianya jasa pelayanan yang menyertainya. Misalnya, penjualan mobil selain
dituntut ten tang mutunya juga pelayanan peojitalannya, sepeiti adanya ruang pamer,
perawatan, perbaikan kendaraan, danjaminan produk akan sangat menenlukan
piUhan konsumen dalam membeli barang.
c. Jasa pelayanan produk yang disertat barang dan jasa tambaftan
Dalani hal ini tawaisn bempa jasa pelayanan ulama yang diseitai dcngan beberapa
jasa tambahan dan/alau barang pendukung. Misanya saja, penumpang ptsawdl yang
raembeli jasa angkutan. Mereka sampai pada tujuan lanpa sesuatu yang
kelibatarybetwujud sebagai ganti pengeluaran mereka. Naniun, perjalanannya sendiri
mencakup beberapa ha] yang sebelulnya beiwujud seperti misalnya karcis, makanan,
dan majalah di pesawaL Jasa pelayanan tadi membutuhkan barang berwujnd yang
padat modal dan disebut pesawat terbang, letapi barang pokoknva. sendiri adalah
pelayanan.
d.Jasa saja
Tawaran ini pada pokoknya benipa jasa. Misalnya, panti pijat, salon dan jasa
pengetikan. Mereka hanya menjual jasa dengan unsur yang berwujud seperti kantor
dan ruang praktik.
Dengan demikian produk suatu perusahaan dapat berupii barang atau jasa dengan
tambahan pelayanan lain yang mungkin ditambahkan, Pelanggan tidak hanya
menginginkan jasa pelayanan tertentu saja, tetapL juga dalani tingkat dan kualitas
yang tepat. Miaalnya, nasabah bank harus berdiri antri lama sekali dan panjang atau
harus menghadapi kasii* yang aelalu bemiuka masam maka kemungkinan besar
mereka akan lari ke jasa bank lainnya. Jadi jelas, perusahan mana pun harus rnenehti
tiiigkat pelayanannya
Pflan^pn
a. Waktu penyerahan order, kegiatan ini meliputi konsohdasi order serta penyerahan
order ke gudang;
b. Waktu pemrosesan order, tnelipud kegiatan persiapan daftar pemesanan, i?m
piutang, dan penggabungan pesanan di gudang;
c.
Tambahan waktu untuk mpnambah stok, ini dilakukan jika terj^di kekurangan
di
I
Waklu
i
Plus* E order
^ck alBU Vmhuilan Hut
T
t
Order
order :.C&iP
Komponen-komponen ini Langsung atau tidak langaung dikontrol melalui pemilihan
dan perancangan metode pemindahan order, kebijakafl stok persediaan, prosedur
memproses order, alat uaniportasi, dan nietode penjadwalan barang.
Waktu peiiyeraban order adalah susunan dari komponen -Jcoinpnnen waktu Lainnya,
tergantung kepada metode yang digunakan untuk mengkomunikasikan order. Salah
satu komponen periling dari waktu perputaran order adalah lamanya meniproses
order dan waktu menghimpun order.
Waktu memproses order terdiri dari akifitas mempersiapkan dokumen pengiriman
barang, mempefbaharui daftar inventaris, mengkoordinasikan tara pembayarati,
pengecekan order, berkomunikasi dengan pelanggan dan pihak Lain yang
berhubungan deiigan order, dan menyebar luaskan informal untuk penjualan produksi
serta gkuntansi.
Waktu penghimpunan order temiasuk didalamnya waklu yang dibutuhkan untuk
mempersiapkan pengiriman barang selfitah order atau barang itu diterima dan
dunformasikan ke pihak gudang alau bagian pengiriman. Memproses dan
menghimpun order terjadi secara bersamaan maka total wakiu > ang dihabiskan
untuk kedua akti\itas bukanlah jumlah dari waktu yang dibutuhkan oleh dap^ap
aktivitas. Pengadaan stok sangat berpcngaruh beaar pada total waktu ptrputaran
order, karena seringkali mcmaksEi proses produk dan alur infoimasi keluar dari jalur
resmi. Jalur normal adalab memaaok koosumen melalui gudang penyimpanan,
apabila gudang tidak mempunyai stok siaa maka channel distribusi dapat digunakan.
Sebagai oontoh, order dari barang yang tidak tersedia akan langsung dipesaii ke
pabrik dan diisi inen^unakan stok pabrik. Apabila stok dan pabrik juga kosong maka
oi-der untuk memproduksi stok harus dilaksan akan dan setelah tersedia langsung
diantarkan dari
pabrik ke konsiimen,
Salah saLu komponen yang penting dari siklus waktu order adalah waktu pengiriman
atau waktu yang dibutuhkan untuk
mengirim barang dari tempat penyimpanan stok sampai ke tempat konsiinien,
termasuk saat muaian di penyirnpanan stok dan muaian di tempat
3). Penyesuaion Siklus Waktu Order
Siklus waktu urder dapat diukur dengan melihat lamanya waktu yang dibutuhkan
untuk tnemenuhi pe^anan, semakin pendek siklus waktu yang terjadi maka proses
order semakin efektif dan efisien, DaJam kenyataannya, siklus waktu order
dipengartihi oleh beberapa kebijakan pelayanan konsunien, vaitu prioritas proses
order, kondisi standarl order, dan kendaJa order.
a. Prioritas proses order
Siklus u-aklii order untuk konsumen individu sangat beragam lergantung priorilas
ketujakan yang diberlakukan alau berdasarkan proses kedatangan pesanan.
Membeda-bedakan
pemenuhan
pesanan
kepadakon^vinienienkaHangperlujikaterjadipenimbunan pesanarx
b. Kondtsi standard order
Waktu perputaran order yaJig normal dapat diubah setara substaosial apabila produk
yang dipesan lelah Cba di tempat konsumen dalam keadaan nisak atau adak dapal
digunakan oleh konsumen, Sebagian besar penisahaan tidak niau menanggung biaya
yang tinggi begitu juga dengan konsumen, agar hal ini tidak terfadi maka dijancang
standard kualitas order dan juga prosedur ptngenibalian atau pertukaran barang order
yang ruaak rnaupun yang udak dapat dipergiuiakan.
c. Ktndala order
Pada waktu-waktu tertentu terkadang pesanan dilakukaj^ daJam jumlah minimum,
untuk mendapatkan order dilakukan jadwal ulang atau melafcukan pendalaan
Peniaglislan
YDllIIDC
Peibaikan
b. Efek Lay an an Pada Pelayanan Pelanggan
Seperti yang kila ketahui pelayanan pelanggan sangatlah penting. Pelayanan logistik
konsumen memegang peranan yang sangat penting di dalam memelihara loyalitas
pelanggan, jadi harus diren-canakan dengan sangal bad-had dan diberikan secara
brrkesinam-bungan pada konsumen dengan lingka! loyalitas yang tinggi.
Sebagian besar perusahaan dapat dipastikan penghaailannya 65% berasal dari
pelanggan lanta. Oleh karpna itu, penting sekali untuk menjaga bubuogan yang baik
dengan konsumen lama, yaitu dengan selalu menjaga kepuasan konsumen.
Raia-rata untuk mendapatkan pelanggan baru membutuhkan biaya enam kali lebih
tinggi dari pada kiia memelihara hubungan dengan pelanggan lama. Jika dilihal dan
sudut pandang keuangan, menginvestasikan sumber dana pada kegiatan pelayanan
konsumen akan memberikan keuntungan yang lebih besar daripada melakukan
kegiatan promosi lainnya yang bertujuan unttik nieningkatkan atau mencarl
pelanggan baru.
Chitf Executive Oficer AT & rmengemukakan bahwa kita barus fokus untuk
memelihara hubungan baik dengan konsumen vang Joval dari pada harus membuang
uang untuk menarik simpaU peliin^an banJ untuk menyukai produk kita atau kita
melakukan pendekatan atau menank hati peJanggan yang kecewa.
5) Defioisi Hubungan Penjualan
Logistik lebih mudah dircncanakan bila kita mengetahui dengan pasti efek dari
pelayanan logistik konsumen, pada lingkat penjualan dari beberapa riset bisa
diperkirakan secara umum bagaimana seharusnya hubungan anlara penjualan dan
logistik
Gambar 4*4 Hubungan Penjualan dan Pelayanan Kcni&umen Range of
Penjualan
Range of transaction
Thres hnlJ
Rciucns
Decline
0 Tingkal Pelayanan Logistik Konsumen
Penjualan akan sangat rnudah berubah bila pelayanan sampai pada tingkat yang sama
dengan peaaing, Kita hanya bisa Tnengharapkan peningkatan penjualan yang sedikit.
Bila harga dan kualilas barang sama dengan barang pesaing maka kcuntungan yang
diharapkan hanya sedikil lercapai dan bila kita dapat melawati tahapan tersebul
rnaka. kita bemda di amhang pintu kesuk&esan disebut juga daerah threshold.
Bila pelayanan pada lingkat penjualan terus meningkat, leUipi dalam kecepatan yang
lebih lama daerah antara threshold sarnpai "ilk penjualan menunm disebul sebaj-ai
diminishing return, di dalam daerah inilah kebanyakan perusahaan mengopemsikan
lantai distribusL
Penjualao dapat meningkat apabila pelayanan diungkatkan, a pelanggan sangat peka
dalarn menan^api pelayanan
perusahaan. Peningkatan pelayanan biasanya menuiunkan biaya investasi bagi
pembelL Hal ini memotivasi pembel untuk pindah atau beraJih kepada pemasok atau
pengusaha yang menawarkan atau memberikan pelayanan yang terbaik,
Diminishing return terfadi kelika pembeli tidak bisa mengambtl keuntungan lagL
dari peningkatafl pelayanan selanjulnya. Kebijaksanaan pembeli untuk menyimpan
beberapa baiang dan juga stok membatasi tingkal pembelian yang bfca dilakukannya.
JadL Hal ini dapat menyebabkan penurunan hasil.
6) Biaya Vs Pelayanan
Kegiatan logistik merupakan hasil dari pengaturan tingkat akfovitas logistik yang
berbeda, sehingga memiliki biaya yang berbeda-beda. ]ika akUvila? pelayanan
terhadap konsumen tinggi maka rasio biaya penjualaii Juga akan meningkat. Tetapi,
derngan adanya kepuasan pelanggan akibat pelayanan yang baik maka akan
meningkatkan pendapalan yang akhirnya akan memperoleh keuntungan yang
maksimum. Perbandingan antara layanan konsumen logistik dengan biaya atau
p^njualan dapal digambarkan sebagai berikut
Gaio Jwr 4J Variast Tmgkal fliiiya'Keunliuigan Fada Pelayman Logiflik Kon^umffl
Biaya Logisuk
dengan kemampuan yang dimiliki, yang penting adalah lingkat layanan yang
diberikan hams mampu memuaskan konsumennya.
c, Analisis kepekaan layanan, Analisis ini dilakukan bila teriadi perubahan terhadap
layanan yang diberikan, miaalnya perubahan loka&i layanan, perubahan waktu
pengiiiman, dan perubahan kebijakan persediaan pengaman
7) Penentuan Tingkat Pelayanan yang Optimum
Tingginya angkal pelayanan yang diberikan kepada pelanggan tenlu membuat
pelanggan merasa senang, tetapi untuk penlsahaan tentu akan meningkatkan hiaya.
Alaupun sebaliknya. Jadi, audah sela-yaknya penlsahaan harus mengelahui tingkat
pelayanan optimum yang tidak terlalu besar menimbulkan biaya, tetapi pelangan
tetap merasa terpenuhi kebutuhan dan keinginannya.
Jika pendapalan dan bia^ logistik untuk setiap nngkatan pelayanan diketahui maka
lingkat
pclayanan
yang
hams
diberikan
ke
pelanggan,
sehingga
dapal
=0, ^L :
SL -
- 0,00055 SI?
V
[0,1)0055))
SL =37,2
Dapat disimpulkan bahwa kira-kira 37 persen dari order dapat dipenuhi dengan 5 hari
siklus waktu order. Seperti yang terHhat pada gambar 4.6
t
Kcunlungan konliibu&i
Gambar 46 Konlribusi
Pt-nJapafdn dan
45
55
65
75
85
95 Keuiitungaii untuk
praktiknya
Teori di atas akan diaplikasikan pada tingkat pelayanan di gudang persediaan
perusahaan makananr Ada salah satu ilern bahan baku yang diteliti mewakili jenis
lainnya. Contoh, suatu
77.
pertisahaan lemon jus menyimpan produknya di suatu gudaug. Perusahaan memiliki
banyak persediaan yang tidak habis selama 4 tahun, Tingkat pelayanan diketahui
aebesar 99%. Perusahaan meftgha&ilkan volume produk dalam jumlah besar,
tenlukan besarnya tingkal persediaan jika dikelahui perubahan setiap 0.1 persen
penjualan akan menjadikan perubahan di seliap 1 persen lingkat pelayanan. Gudang
akan diisi kembali setiap minggu jika lingkal pel ay an an kotisumen m^ndapatkan
kemungkinan peisediaan selama waktu tunggu di gudang. Besamya margin
perdagangan sebesar $0.55 per unit dengan penjualan tahunan melalui gudang
sebesar $59,904 per unit. Biaya standard per unit sebesar $3.38 dengan perkiraau
biaya simpan per tahun sebesar 25%r Lamanya >vaktu tunggu 1 minggu dengan rata
rala peojualan perminggu 1,152 unit, dengan standard deviasi 350 unit.
Pclayaiian yang optimum dapat dilihat dari titik net profit/ keuntungan yang
niaksinium alau
Net Profit - Gross Profit - Safety Stock Cost
besamya respon penjualan bersifat konstan unluk setiap ungkaf pelayanan, sehingga
titik optimal didapal dart perubahan
DP = DC
DP- Margin perdagangan ($/unit) xRespon Penjualan Penjualan per tahun
DC= Biaya simpan pertahun x sutndard biaya produk x standard deviasi pennintaan
selama periode peiminlaan
Jadi, DP = 0.55 x 0,001 x 59.904
- $32.95 /lahun per 1% perubahan tingkal pelairanan DC = 0.25 x 5.38 x 350 x Dz =
$ 470,75 X Dz per tahun
78
Suppty Ckmin
adalah normal deviasi yang dapat dililiat pada kurva (pada lampiran). Artinya,
kumpulan kemun^tiflan stok selama waktu menunggu.
perubahan
Tipftkar PeiubahanZCDz)
Pelayanan(SL|>%
Perabat&n
liiaya
Slok Peng^iiiuilDC),
SAahun
B7Jto
.125-1.0S=0.(M5
S21.1S
aaj*7
.17-1.125=0.045
21.18
898
.23-1.17 = 0.05
2354
909
2354
91-90
28^5
92-91
3295
9V92
3295
9^93
32.95
^5-W
.65- .55=005
47.08
%-K
.75- .65=005
47.08
PT-96
.SB- ,75=005
61,20
W97
80.031
9^9H
2.33-2.05-0.05
31. SI
Plot titik-tilik DP dan DC yang dapal dilihat di garubar 4.7, hasilnya titik poking
antara DP dan DC menunjukkan tingkat pelayanan yang optimum, yaitu sebesar 92
ke 93 %, Artinya, ^ebaiknya perusabaan melakukan tingkal pelayanan sebesar 93%
dati kemungkinan persediaan stok selama waklu lunggu dengan pembahan
pendapatan atau biaya. Miliun dolar biaya pcrsediaan dapat disimpan jika tingkal
stok yang tinggi disesuaikan dengan penambahan keuntungan yang direalisasikan
dari stok di atas lingkal pelayanan yang optimum, Hal ini dapal dilakukan pada
p^nghitungan produk lainnya, penghitungan tidak perlu dilakukan lagi jika
perubahan terjadi pada semua pendapatan produk dan biaya. Tetapi Jika ada
perubahan keuntungan dan biaya peisediaan
">- '
79
yang relevan ikut mempengaruhi maka harus dilakukan pengnrtungan ulang.
Pemberian layanan kepada pelanggan yang optima] dengan tujuan agar diperoleh
keuntungan yang maksimal, tetapi dengan biaya minimal, Layanan yang optima]
nienitik beratkan pada layanan yang cepat kepada konsumen. Penekanannya
berpindah dari biaya ke waktu yang lebih cepat, telapi tetap beipedoman pada biaya
yang ekonomis.
Gambar4.7 KurvaTingfcai Pelayanan (SL)
Perubahan BiayaSimpan
Probabiliiy memilib slok sclama waktu tunggu,
8) Pengukuran Palayanan
Untuk dapat mengukur pelayanan logistik konsumeri yang efektif secara
komprehenaif ddaklah mudah, karena banyaknva dimen^i pelayauan pada pelanggan.
Antara lain, total waktu didalam peme^anan dan niengukur faktor yang terbaik
drdalain pelayanan logistik konsumen. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan
sebagai berikuL
a. Order masuk
1. waktu minimum, waktu maksimuin, dan waktu lata-rala yang dibutuhkan untiik
penanganan order;
2. persentase waktu penajiganan order dengan target waktu
yang ditetapkan (dalam layanan). b. Keakuratan dokumentasi order sangat leilihat
dari peraentase
dokumen order dengan kesalahan yang terjadi. c. Transportasyangkutan
1. persentase pengiriman yang tepat waktu;
2. persentase permintaan pengiriman dari pelanggan dan realisasinya;
3. persentase klaim&eluhim kenisakan, kehilangan barang dan
kenigian dengan biaya angkulan. d. Ketersediaan perse diaan dan produk
1. persentase kekurangan persediaan;
2.
persentase order yang dapat terpenuhi, berarti semua order sesuai dengan
pesanan;
3. persenlase rata-rata pesanan yang mengalami pengembahan. e. Kerusakan produk
1. total order dibandin^an dengan produk yang dikembalikan;
2. nilai produk yang dikembalikan dibandingkan total penjualan. f.
Waktu proses
terlewati atau tidak diperoleh konsumen. Hal ini juga mengakibatkan perusahaan
tidak memperhalikan pesaing lain yang mengenali kebuluhan pelanggan dan bahkan
kurang mengatur kiuerja prlayanan yang terlihat oleh pelanraanr
( L^ Tanza \
Fokus untuk memelihara hubuugan baik dengan konsumen yang loyal lebih baik
dilakukan, dibandingkan harus menarik simpati pelanggan bam untuk menyukai
pioduk kita, atau kita melakiikan pendekatan atau menarik had pelanggan yang
lerlanjur kecewa
Bab
5
^Proses Pemesan I Dan Sistem infc
manpdajmri tab toi, mahftstewn
Proses
Faklor-fakinr yjng Mempen^aruhi Waktu Pemrosesan Order
EleklronikBisnis dan iscitah - isdlah lairniya
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas proses order adalah inti dari
customer service. Seperti yang sudah dfketahui bahwa akdvitas yaiig berhubungan
dengan persiapan^ pengiriman, pencalalan, dan pengepakan order menunjukkan 5070% dari total waktu proses order disetiap industri. Oloh karena itu, apabila ingin
menyediakan tingkat pelavanan kunsumpn yang tinggi, diperlukan pnigelolaan
yangbaik, teratur, danjelai.
1) * Pengertian Proses Pemesanan
Menunjukkan gambaran dan siklus order konsumen yang meliputi persiapan order,
penginman order, penratatan order masxik, pelak-sanaan order, dan laporan siklus
order dan aktivitaa logistik di perusahaan, Waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan setmp aktivitas tergantung dari jenis pemesanan. Proses order untuk
pen-jualan eceran akan berbeda dengan proses order penjualan indusni.
JU