Anda di halaman 1dari 10

STRATEGI SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ABAD 21

SEBUAH PRESPEKTIF BAGI PERUSAHAAN RITEL


TITA DEITIANA
Trisakti School of Management, Jl. Kyai Tapa No.20 Grogol, Jakarta 11440, tita@stietrisakti.ac.id

emelut ekonomi di Indonesia telah membuat distribusi barang, terutama kebutuhan bahan pokok, menjadi isu nasional yang
segera harus dipecahkan secara mendasar.
Bagaimana kita dapat membuat pengelolaan
sistem ditribusi yang tidak hanya memperhatikan kepentingan produsen, distributor dan
konsumen, tetapi juga kepentingan pemerintah
untuk menciptakan sistem distribusi yang
tangguh dan adil. Konsep dari manajemen
distribusi mengalami evolusi kearah yang lebih
luas dan lebih terintegrasi baik dengan fungsifungsi lain dalam perusahaan itu sendiri atau
dengan organisasi lain di luar perusahaan.
Konsep distribusi telah berevolusi dari physical
distribution management menjadi logistic dan
selanjutnya menjadi supply chain management
(Gattorna & Walters 1996)
Supply Chain Management
Di dunia global yang sangat kompetitif dewasa
ini desakan bagi perusahaan untuk menemukan cara-cara baru dalam memberikan dan
menciptakan value added bagi konsumennya
semakin kuat. Perusahaan dituntut untuk dapat
menyampaikan produknya dengan efektif lebih
cepat lebih efesien. Kemampuan mengintegrasikan mata rantai pasokan (supply chain) dan
wawasan serta pengetahuan terkini supply
chain management diakui dapat meningkatkan
kompetensi tersebut. Supply Chain Management adalah suatu managemen dari aliran
barang informasi dan dana yang melewati
rantai pasokan dari manufaktur ke distributor
dan retailer. Aliran dana merujuk pada syaratsyarat untuk barang seperti syarat kredit, nama
barang dan tempat pengiriman.

Definisi lain mengatakan bahwa Supply


Chain Management (SCM) adalah Integrasi
suatu proses bisnis dari end user melalui
original pemasok (menyediakan servis dan
informasi yang menambah nilai bagi konsumen). Tujuan Utama dari Strategi SCM adalah
memperpendek siklus supply chain, mengembangkan atau membangun servis, menurunkan biaya dan harga. Memahami SCM untuk
kepentingan operasional perusahaan, berarti
harus mengerti strategi operasi yang akan
memudahkan strategi SCM, yang mencakup
strategi make to stock (membuat produk
terlebih dulu), configure to order (terjual dulu
baru dibuat) istilah lain mass customization,
engineer to order (produk kompleks dan unik
untuk keperluan konsumen tertentu).
Fungsi Supply Chain Management
adalah merencanakan, mengatur, mengkoordinasi dan mengontrol semua aktivitas supply
chain. Supply Chain adalah aliran material
informasi, uang dan jasa, dari pemasok melalui
pabrik-pabrik, warehousing dan akhirnya
pelanggan. Supply chain juga melibatkan
organisasi-organisasi beserta proses di dalamnya antara lain mengirimkan produk informasi
jasa ke pelanggan.
Mengapa Supply Chain Management
menjadi perhatian managemen dalam hal ini
perusahaan ritel?
1. Revolusi Informasi
Dengan ditemukannya komputer dan
laptop yang mempunyai jaringan internet
sebagai alat informasi di dalam supply
chain network, misal Wall-Marts mampu
mengirimkan informasi penjualan harian
kepada pemasoknya.
15

Volume I No. I Edisi Maret 2009

Konsep informasi teknologi ini


dikenal sebagai e-commerce dengan transaksi informasi dapat dilakukan lewat EDI
(Electronic Data Interchange), Electronic
Fund Transfer (EFT), Point of Sale (POS)
dan lain-lain; on line trading misal B2B
(Business to Business) seperti sistem informasi Wall-Marts satellite network dapat
mengakses secara serentak ke pemasok,
manufacture, distributor, retail outlet pelanggan serta lokasi.
2. Meningkatkan kompetisi dan Globalisasi
Tingkat perubahan dalam market produk
dan teknologi adalah meningkatkan dan
memimpin suatu situasi di mana manajer
harus dapat membuat keputusan dengan
cepat dalam persaingan dan pasar global
yang mana produk datang dan pergi berdasarkan waktu. Agar perusahaan tetap
survive, mereka harus dapat meningkatkan
market share (pangsa pasar), harus kuat
dalam menghadapi pergerakan dari ekonomi global.
3. Manajemen Relationship
Perusahaan harus dapat memanage hubungan dengan pemasok sebaik dengan
pelanggan mereka. Penting untuk memilih
sedikit dan menyeleksi pemasok secara
informal dapat berinteraksi dan sharing
informasi
Supply Chain Management lebih dari
sekedar nama Logistik
Ada beberapa definisi mengenai Logistik, menurut Council of Logistic Management (CLM),
logistik adalah bagian dari proses manajemen
rantai pasokan (Supply Chain Management)
yang merencanakan, mewujudkan dan mengendalikan efesiensi dan efektifitas aliran dan
penyimpanan barang dan jasa dan informasi
terkait antara titik konsumsi untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan.

Logistik bertanggung jawab untuk


memastikan bahwa suatu produk yang tepat
(right product) ada ditempat yang tepat, pada
waktu yang tepat, dalam kondisi yang tepat
dan dengan harga yang tepat pula untuk kepuasan pelanggan. Kegiatan-kegiatan yang
termasuk dalam kinerja logistik meliputi pergudangan, packing, kegiatan pihak ketiga,
transportasi inbound dan outbond, pendistribusian, inventory control, purchasing, planning
lokasi dan pengelolaan maintenance produksi
dan pelanggan satisfaction.
Sistem Logistik yang baik akan membuat barang atau jasa bisa sampai ke pelanggan dengan tepat waktu dan dengan harga
yang kompetitif, dua hal yang pokok dalam
memenuhi kepuasan pelanggan. Salah satu
aspek sangat penting dalam logistik adalah
manajemen inventori, harus ada keseimbangan
antara cukup dan tidak terlalu banyak, sebab
inventori adalah hal yang mahal dan menyembunyikan banyak ketidak-efesienan. Inventori
bukanlah aset. Tujuan Manajemen Inventori
adalah aliran inventori bukan penumpukkan
persediaan.
Prospek Manajemen Logistik dan Supply
Chain Management
Suatu kenyataan yang harus kita rasakan pada
hari ini, terlebih di era perdagangan bebas dan
globalisasi, bahwasanya persaingan bukan
lagi produk melawan produk atau bahkan
perusahaan melawan perusahaan akan tetapi
lebih kepada supply chain melawan supply
chain. Mengapa? memasok pelanggan dengan
solusi produk yang tepat, dengan harga yang
tepat dan pada waktu tepat memerlukan suatu
kerjasama dan koordinasi yang sangat baik
dari semua sumber daya (manusia, teknologi,
kemampuan produksi dan lain sebagainya) dari
setiap bagian dalam supply chain untuk dapat
memenuhi atau bahkan melebihi harapan pelanggan.

16
Volume I No. I Edisi Maret 2009

Supply Chain Management dan logistik


yang kompeten merupakan hal yang vital di
masa datang dan untuk itulah para praktisi
dituntut untuk selalu dapat menguasai supply
chain dan logistik secara up to date dan memahami trend di bidang itu.
Bisnis Ritel di Indonesia
Sebagai Negara berpenduduk 212 juta dengan
pendapatan yang terus meningkat, Indonesia
merupakan lahan subur bagi pebisnis ritel,
terutama di kota-kota besar. Kisah sukses pun
sudah diukir oleh banyak pengusaha ritel lokal
maupun asing. Kenyataan inilah yang terus
menerus menjadi daya pikat bagi pengusaha,
akan tetapi tidak sedikit perusahaan ritel yang
akhirnya lempar handuk karena tidak mampu
bersaing. Mereka yang memasuki bisnis ritel ini
didukung oleh keahlian, kejelian, ketekunan
dan semangat bersaing (bertarung).
Ritel (bisnis eceran) menurut jenisnya
dibagi menjadi dua institusi berdasarkan jenis
seleksi barang jualan, yakni:
1. General-line retailers, terdiri dari:
General stores, department stores, variety
stores, super stores, discount stores,
catalog showrooms, home centers, hypermarket, etc
2. Limited-line Stores, terdiri dari :
Specialty Stores, Supermarkets, convenient stores, warehouse showrooms, box
store etc.
Sedangkan jenis eceran berdasarkan lokasi
terdiri dari dua:
1. Store Retailing, yakni sistem penjualan
yang menggunakan satu daerah tertentu
dikunjungi secara fisik untuk membeli
barang yang dipajang di toko.
2. Non store retailing, yakni sistem penjualan
barang dilakukan dengan penggunaan
internet sebagai alat komunikasi belanja.

Menurut kepres No. 96/1998 yang


diperbaharui menjadi kepres No. 118/2000,
mengenai bidang usaha yang tertutup dan
bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan tertentu bagi penanaman modal. Pemerintah melalui draf peraturan presiden yang
diinisiasi Departemen Perdagangan, mengijinkan perorangan maupun perusahaan asing
memiliki saham di pasar modern atau toko
modern kecil dan menengah hingga 49%.
Secara umum ada lima bentuk perdagangan
eceran (Ritel) di Indonesia:
1. Perdagangan eceran dengan volume usaha relatif kecil berbagai macam barang,
contoh warung.
2. Perdagangan eceran yang menjual barangbarang khusus tertentu, misal toko kecil
dan mini market.
3. Supermarket, perdagangan eeceran yang
beroperasi secara modern dengan volume
usaha relatif besar, menjual kebutuhan
sehari-hari di luar fesyen.
4. Perdagangan eceran yang beroperasi
secara modern dengan volume usaha yang
relatif besar, menjual segala macam produk fesyen, misal pedagang grosir.
5. Perdagangan eceran yang beroperasi secara modern dengan volume usaha yang
relatif besar menjual segala macam produk
fesyen yang merupakan pengembangan
dari Supermarket dan Department Store,
misal Hypermarket.
Perusahaan Ritel Asing dan Lokal di
Indonesia
Pusat perbelanjaan modern berkembang pesat
akhir-akhir ini. Pusat-pusat perbelanjaan diisi
oleh berbagai ritel (pengecer) yang umumnya
adalah pengecer besar baik perusahaan retailer multinasional maupun nasional. Bisnis
ritel di Indonesia semakin meningkat baik pemain lokal maupun asing. Di tahun 1981 Makro
dari Belanda digandeng Astra masuk ke Indonesia, sekitar tahun 1989 Sogo yang digandeng
17

Volume I No. I Edisi Maret 2009

oleh kelompok Gajah Tunggal masuk ke


Indonesia di Plaza Indonesia. Sejak tahun
1998 peta persaingan Supermarket mengalami
perubahan drastis, dengan masuknya dua
raksasa retail Perancis Carefour dan Continent.
Carefour boleh dibilang merupakan pelopor di
bisnis Hypermarket, masuk ke Indonesia dengan menggandeng PT. Tiga Raksa Satria tbk.
pada tahun 2000 melakukan merger dengan
Promodes yang merupakan induk perusahaan
Hypermarket Continent. Tahun 2001 masuk
Giants dari Malaysia digandeng Group Hero
Supermarket.
Perusahaan Lokal seperti Goro dari
PT. Goro Bhatara Sakti berdiri tahun 1990
yang merupakan sistem perkulakan nasional
dalam pengertian pusat belanja berbagai
kebutuhan barang jualan bagi para pedagang
untuk dijual kembali. Alfa Retailindo group PT.
H.M Sampurna berdiri tahun 1989, selain itu
Ramayana Department Store dari PT. Ramayana Lestari Sentosa, Hypermart dari PT. Matahari Putra Prima didirikan tahun 2004 dan lainlain.

Golden truly, menutup gerainya karena


kegagalan manajemen dan kesalahan dalam
hal pemasaran dan distribusi barang. Grasera
Supermarket, perusahaan ritel milik Kelompok
Gramedia tahun 1998 menutup gerainya karena tidak ada komitmen dengan pemasok, minim
arahan dan kesalahan lokasi
Pebisnis ritel akan sepakat bila disodorkan kalimat bahwa persaingan saat ini
sangat ketat, Meminjam istilah yang dipakai
Roy Goni seorang konsultan pemasaran, persaingan itu sudah hypercompetitive. Seperti
bisnis lainnya, akhirnya disini akan berlangsung seleksi alam, yakni yang sukses dapat
terus bertahan, tapi yang gagal bersaing akan
mati secara perlahan.
Secara garis besar, ada faktor utama
yang menyebabkan banyak peritel berguguran.
Pertama, peritel tidak menyadari bahwa prioritas konsumen telah berubah. Mereka juga
tidak menyelaraskan desain bisnis dengan
prioritas konsumen.

Permasalahan yang dihadapi Supply Chain


Management pada perusahaan-perusahaan
Ritel di Indonesia
Wall-Mart peritel terbesar di Amerika, masuk
Indonesia tahun 1996 digandeng Multipolar
Corporation (Group Lippo), menutup usahanya
di Indonesia, karena mengalami kegagalan
konsep ritel yang mereka tawarkan kurang
cocok bagi konsumen di sini dalam hal servis
dan proses distribusi barang. Marks & Spencer,
menutup gerainya, karena tidak ada strategi
internalisasi dan minimnya instruksi jangka
panjang (kegagalan manajemen), tidak ada
komitmen mengubah ambisi global, baik dari
segi kualitas, servis dan tidak berpengalaman
menerapkan desentralisasi kontrol bisnis dan
sistem yang diperlukan untuk mengubah bisnis,
hanya sukses di Inggris saja, tidak berlaku di
arena Global.
18
Volume I No. I Edisi Maret 2009

Tabel 1 Penyebab Kegagalan Bisnis Ritel


Nama Ritel
Golden Truly
Marks & Spencer

Grasera
Yaohan
7 Eleven
Seibu
JC Penney

Keterangan
Kegagagalan Manajemen
Kesalahan Pemasaran
Tidak ada Strategi internalisasi
Minimnya instruksi jangka panjang
Kegagalan Manajemen
Tidak ada komitmen mengubah ambisi global
Faktor sukses M&S di Inggris tidak berlaku di arena Global
Tidak berpengalaman menerapkan desentralisasi
Kontrol bisnis dan sistem
Tidak ada Komitmen
Minim arahan
Kesalahan Lokasi
Masalah Lokasi
Masalah Manajemen
Kegagalan Manajemen
Waktu masuk yang tidak tepat
Iklim Ekonomi
Masalah Manajemen dan Marketing
Kesalahan Pemasaran
Masalah Manajemen

Sumber Republika 29-5-2006

Strategi yang telah dijalankan oleh Peritel dalam Bisnis Ritel


Bisnis Ritel asing yang telah mengembangkan usahanya di Indonesia antara lain disebutkan pada tabel
2 dan mulai serius memasuki pasar Asia dan mereka memiliki kelebihan dalam hal sistem teknologi,
manajemen lebih professional serta permodalan yang sangat kuat. Walaupun demikian gerak dan
langkah mereka tidak selalu menuai kesuksesan.

19
Volume I No. I Edisi Maret 2009

Tabel 2 Bisnis Ritel Sukses


Nama Ritel
Wal-Mart (AS)

Carrefour (Perancis)

Ahold (Belanda)

Keterangan
Ekspansi Global
- Punya daya tarik lokal
- Kontrol Distribusi
- Menjual apa saja
- Membuat skala besar dan kecil
Berbentuk Hypermarket
- Strategi Single Brand
- Seluruh geari Carrefour mempunyai tampilan serupa dan lay out yg sama
dan identik
- Berfokus pada slogan "segala sesuatu di bawah satu atap."
- Efesiensi luar biasa untuk konsumen dan pemasok
- Menjalin kemitraan untuk mempercepat akses
- Investasi aset intangible pada orang, teknologi informasi dan keahlian unik
Jaringan Global
- Strategi Merk
- Filosofi bahwa "kultur kami yang pertama dan terpenting dari kultur
perusahaan lokal"
- Keunikan Ahold adalah kami dinilai sebagai 'orang lokal' oleh konsumen
kami

Sumber Republika 29-5-2006

Ada hal yang perlu diperhatikan oleh peritel


agar dapat memasuki pasar
a. Lokasi Usaha
Lokasi adalah faktor utama dalam pemilihan konsumen. Ini juga keunggulan
bersaing yang tidak mudah ditiru. Memilih
lokasi (tempat usaha) yang sangat strategis, yakni:
1. Dekat dengan konsumen,
2. Kemudahan jangkauan,
3. Jarak dengan pemasok yang mempengaruhi kontinuitas pengiriman barang jualan,
4. Fasilitas tempat (seperti arena bermain
anak-anak dan remaja, gerai makanan
dan minuman, internet caf, sarana
telekomunikasi),
5. ATM, lahan parker yang luas dan prospek jangka panjang lokasi tersebut.

b. Teknologi canggih
Keunggulan dari implementasi dan strategi
teknologi merupakan keunggulan dalam
memenangkan persaingan, upaya yang
ditempuh antara lain:
1. Menerapkan sistem efficient consumer
response (ECR) yang ditunjang dengan electronic data interchange (EDI).
Keuntungan dari ECR adalah:
a) Mampu memantau situasi stok
secara permanen dan otomatis
melakukan order ke pemasok (pemasok)
b) Bekerjasama dengan pemasok
untuk menjamin kelangsungan
pasokan disetiap gerai, sekaligus
mengurangi penumpukkan barang
digudang.
c) Mengirim data dari sejumlah gerai
miliknya yang tersebar di berbagai

20
Volume I No. I Edisi Maret 2009

wilayah kepusat server di kantor


pusat
d) Dari data dapat diketahui produk
mana yang paling laku, mana yang
perlu dikurangi atau ditambah volumenya.
2. Seluruh data dokumen tersebut diakses melalaui EDI yang hasilnya bias
melakukan efesiensi dalam berbagai
hal dan biaya yang lebih hemat. Dengan menggunakan konsep tersebut
inventory turn over (perputaran barang)
efesien hingga 10%. Tingkat efesiensi
inventory turn over mencapai 10%
tersebut dapat menambah gross margin hingga sedikitnya 1%. Dengan
demikian kinerja perusahaan meningkat dan dapat meningkatkan pendapatan.
Dengan keunggulan teknologi keuntungan yang didapat efesiensi, keleluasaan untuk meningkatkan kualitas produk
dan kualitas pelayanan kepada konsumen
serta pengembangan usaha.
c. Harga
Penerapan harga yang murah (strategi low
price) mengacu kepada teori Learning
Curve. Peritel membeli barang ritel dari
pemasok dalam jumlah besar untuk memperoleh diskon. Di Indonesia, (menurut
data dari pikiran rakyat.com), rata-rata
gross profit margin disektor ritel modern
berkisar 28%30% untuk Supermarket dan
30%35% untuk Departemen Store. Salah
satu cara untuk menarik konsumen adalah
dengan memotong harga besar-besaran
untuk mengejar target volume penjualan
yang lebih besar. Upaya yang ditempuh
oleh peritel adalah:
1. Hampir sebagian besar barang diperoleh langsung dari produsen sehingga
bisa meminimalkan harganya.
Pemasok juga berkepentingan dengan
peritel besar ini karena bias menjadi

trend center bagi peritel lainnya. Buying


power bahkan bargaining position yang
luar biasa memungkinkan mereka melakukan negosiasi di negara principalnya.
2. Membeli barang dengan jumlah yang
sangat besar sehingga mendapatkan
potongan harga yang spesial.
3. Mengambil margin tidak terlalu besar.
4. Strategi subsidi silang, yaitu menjual
item-item tertentu dengan harga murah
dan bila perlu tidak mendapat margin
dan disubsidi dari margin item-item
lainnya.
Pendapatan tambahan lainnya dari
pemasok adalah mensyaratkan pada setiap pemasok untuk diskon tetap (1%-3%),
diskon tambahan bila mencapai target
setahun yang telah disepakati (1%-3%),
apabila order ke pemasok tidak dapat dipenuhi 100% kena denda 0,5% dari total
barang yang tidak terkirim, setiap pemasok
juga dibebankan biaya promosi (masuk
mail, gondola) yang besarnya antara 5%10%.
d. Produk
Untuk sukses, ritel harus memperhatikan
elemen produk, yakni keleluasaan dan
kedalaman serta keragaman produk, semakin lengkap semakin baik. Kelengkapan
barang dan lancarnya pasokan adalah dua
hal yang menjadi kekuatan untuk mengungguli pesaing. Kelengkapan barang
bukan berarti serba ada, tetapi paling tidak
menyediakan produk yang lazim dibutuhkan orang. Kelengkapan barang dan produk
itu diupayakan tidak terputus, konsumen
diusahakan pulang tidak dengan tangan
kosong karena apa yang dicari tidak ada.
e. Promosi
Elemen promosi berkaitan dengan periklanan, publisitas dan hubungan masyarakat.
Ritel dengan format toko (Stotre Retailer),
21

Volume I No. I Edisi Maret 2009

lebih mengoptimalkan penggunaan katalog


maupun direct mail untuk promosi atau
berinteraksi dengan konsumen.
f.

Personalia
Ritel adalah bisnis tenaga kerja intensif.
Para pegawai memiliki peranan penting
dalam memberikan layanan pada konsumen dan membangun loyalitas konsumen.
Pegawai yang berpengetahuan dan ahli
berusaha mewujudkan tujuan-tujuan ritel
yaitu berbagai asset penting yang mendukung keberhasilan perusahaan.

Strategi Supply Chain Management Abad 21


Perusahaan dalam hal ini retail, dalam operasionalnya sehari-hari dapat melakukannya
dengan tanggung jawab sosial maupun ramah
lingkungan. Hau Lee, seorang ahli dalam
bidang supply chain menyebutnya sebagai
pendekatan Triple A Supply Chain. Beberapa
perusahaan Retail seperti Wall mart, Amazon.com dan Dell computer tidak hanya mempunyai
saluran distribusi (supply chain) yang cepat
dan kos efektif, tetapi juga menerapkan sistem
dan mengembangkan Triple A Supply Chain:
Agile, mereka merespondengan cepat perubahan yang tiba-tiba di dalam supply dan
demand. Mereka dengan cepat dapat menangani keterlambatan pemasok dan efesiensi
biaya; Adaptable, peritel dapat beradaptasi
dengan kemajuan ekonomi, kondisi politik,
trend demografi dan perubahan teknologi di
dalam pasar; Aligned, mereka bersama-sama
antara peritel dan pemasok melakukan kerjasama yang saling menguntungkan. Untuk mencapai keuntungan dalam bersaing, maka peritel
membutuhkan supply chain dengan menerapkan
3 prinsip kualitas tersebut:
Agility
Tujuannya adalah merespon dengan cepat
perubahan jangka pendek di dalam supply dan
demand. Metoda yang diterapkan oleh peritel:

1. Secara terus menerus menyediakan


partner supply chain dengan perubahan
data untuk supply dan demand dengan
respon yang cepat.
2. Berkolaborasi dengan pemasok dan konsumen untuk merancang ulang suatu proses,
komponen dan produk.
3. Hanya produk jadi yang menjadi informasi
akurat untuk konsumen.
4. Tetap menjaga sedikit inventori, agar tidak
menumpuk dan untuk mencegah terjadinya
keterlambatan dari pabrik.
Adaptability
Tujuannya adalah menyesuaikan rancangan
supply chain untuk mengakomodasi perubahan
pasar. Metoda yang diterapkan oleh peritel:
1. Mencatat perubahan ekonomi, khususnya
di negara berkembang,
2. Menggunakan dan mencari pemasok yang
dapat dipercaya,
3. Merancang fleksibilitas perbedaan produk
dengan menggunakan komponen dan proses produk secara bersamaan, dan
4. Merancamg saluran distribusi yang berbeda untuk produk yang berbeda, dengan
menggunakan pemasok yang dekat dengan pasar peritel. Misal Produk standar,
volume produk tinggi, perjanjian komisi
dengan manufaktur dengan biaya yang
minimal.
Allignment
Tujuannya adalah menetapkan insentif untuk
pemasok dalam mengembangkan kinerja dari
saluran distribusi. Metoda yang diterapkan oleh
peritel:
1. Menyediakan seluruh partner dengan akses yang sama untuk forecast, data penjualan dan perencanaan.
2. Secara jelas mengatur peranan rekan bisnis (pemasok) dalam peran dan tanggung
jawab untuk menghindari konflik.

22
Volume I No. I Edisi Maret 2009

3. Memberi penjelasan tentang syarat pemasok dalam hal pembagian risiko, biaya
dan reward untuk mengembangkan kinerja
pemasok.
4. Memberikan insentif yang memaksimalkan
kinerja pemasok dan memaksimalkan keuntungan dari rekan kerja.
Contoh:
Toko Ritel jaringan Seven Eleven Japan (SEJ)
membangun supply chain yang merekstrukturisasi aliran informasi (agility) dengan
menggunakan sistem waktu untuk mendeteksi
perubahan keberadaan konsumen dan mencatat penjualan dan data konsumen di setiap
toko. Sistem jaringan ini lewat satelit yang
menghubungi antara toko-tokonya dengan pusat distribusi, pemasok dan penyedia logistik.
Pengiriman barang dalam jumlah dan waktu
yang tepat, biaya pengiriman yang wajar dan
kondisi barang yang baik. SEJ melakukan adaptasi dengan lingkungan, diantaranya ketika
terjadi musibah di daerah sekitarnya, toko ritel
ini melakukan pengiriman bahan pokok untuk
yang terkena musibah. SEJ melakukan kerjasama yang saling menguntungkan (alignment)
dengan menjadikan mereka yakni produsen,
distributor, retailer sebagai partner kerja yang
akan menguntungkan konsumen.
Penutup
Penerapan sistem supply chain management
bisa berjalan dengan baik jika:
1. Ada koordinasi dari sistem aliran informasi
(agility) dengan cara mengorganisasikan
sistem distribusi (supply chain) secara
komprehensip dan terintegrasi.
2. Memberikan perhatian yang paling besar
pada Sumber Daya Manusia, karena
distribusi adalah industri pelayanan jasa.
Adalah sangat penting untuk menekankan
pada semua karyawan arti kualitas pelayanan bagi kelangsungan hidup perusahaan. Recruiting, education, training, job
enrichment, incentive scheme semuanya

3.
4.
5.

6.

harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan (alignment).


Manfaatkan seluas-luasnya kekuatan dari
sistem informasi (agility).
Jalin kemitraan yang kuat dengan pihakpihak yang terlibat dalam system supply
chain (alignment).
Gunakan ukuran kinerja finasial dan nonfinansial (adaptability). Kinerja dari sistem
supply chain harus diukur dengan ukuranukuran kinerja yang seimbang antara finansial dan non finansial. Beberapa contoh
ukuran kinerja yang bisa dipakai adalah
untuk kepentingan pemegang saham dan
distributor (profit dan harga saham), untuk
kepentingan manajemen distributor (turnover, ROI dan produktivitas), untuk kepentingan konsumen (order cycle time,
consistency and reliability of delivery,
inventory availability, order size constraint,
complaint procedure, condition of goods
dan number of complaint), untuk kepentingan karyawan dari distributor (employee
satisfaction), untuk kepentingan pemerintah
(ketersediaan barang di semua daerah,
perbedaan harga barang di berbagai daerah, kesempatan industri kecil dan koperasi
dapat akses ke end user).
Menerapkan prinsip-prinsip ekonomi di
bidang inventori, transportasi dan pemrosesan informasi. Telah terbukti secara luas
di praktek lapangan bahwa beberapa
prinsip dapat diterapkan untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas dari supply
chain yang meliputi (Gill & Allerheilegen
1996):
a. Prinsip ekonomi di bidang transportasi
1) Biaya transportasi per unit berat,
per unit jarak akan lebih murah jika
pengiriman dilakukan jumlah besar
dan jarak jauh (principle of transportation cost).
2) Akan lebih efesien jika pengiriman
barang dipisah dengan pengiriman
berkas.
23

Volume I No. I Edisi Maret 2009

3) Akan lebih murah mengirim barang


sebelum dirakit dalam palet atau
container disbanding mengirim
barang yang sudah dirakit.
b. Prinsip ekonomi di bidang inventori
1) Jumlah inventori akan minimum
jika slow moving product disimpan
di tempat.
2) Difrensiasi produk hendaknya ditunda sejauh mungkin.
c. Prinsip ekonomi dari pemrosesan informasi
1) Efesiensi dari aliran barang akan
meningkat jika pengumpulan dan

pengolahan data dilakuakn secara


terpusat kemudian didistribusikan
ke cabang-cabang.
2) Principle of data compatibility,
coordination principle.
Dengan kesadaran, keterbukaan, itikad
baik, kejujuran dan kerja keras dari semua pihak yang terlibat dalam distribusi barang (produsen, distributor, wholesaler, retailer, pemilik
gudang swasta dan pemerintah) suatu sistem
supply chain barang yang tangguh dan adil
dapat direalisasikan di Indonesia.

Referensi
Gattorna,J.L. 1996. Handbook of Logistic & Distribution Management, 4th Edition. Hants: Gower
Publishing Company.
Gattorna,J.L dan Walters, D.W. 1996. Managing the Supply Chain: A Startegic Persepective. London:
Macmillan Press.
Geliat Bisnis Ritel. 2006. Kegagalan bisnis ritel dan sukses bisnis ritel. Republika.com
(http//www.republika.co.id/Koran_detail/,29 mei 2006).
Gill, L.E dan Allerheigen, P. 2006. Co-operation in chanels of distribution: physical distribution leads the
way. International Journal of Physical Distribution & Logistic Management, Vol. 26, No. 5, hlm.
49-63.
Nyoto Widjaja, Henky. 9 Juni 2004, Mengungkap Sukses Hypermarket Asing, Pikiran-rakyat.com,
(http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0703/09/0604).
Lee, L Haue, 2004. The Triple A Supply Chain, Harvard Busisness Review, November.
Said, Andi Ilham. 2006. Produktivitas dan Efesiensi dengan SCM (Supply Chain Management), Seri
Mananjemen Operasi. Jakarta: Penerbit PPM.
Suwignjo, Patdono. 1997. Sistem Distribusi Barang Di Indonesia. International Journal of Physical
Distribution & Logistic Management, Strathclyde University.

24
Volume I No. I Edisi Maret 2009

Anda mungkin juga menyukai