Farida, SE.,MP.
MANAJEMEN OPERASIONAL
Prodi MANAJEMEN FEB
UNIVERSITAS SAHID JAKARTA
Pendahuluan
Dan bahkan barang seperti barang pecah belah dan barang yang
cepat rusak/busuk memerlukan perlakuan khusus.
Manajemen Persediaan
1. Jika persediaan terlalu kecil, maka proses
produksi akan terganggu akibatnya :
Perusahaan tidak dapat bekerja dengan full
capasity, artinya: capital assets dan direct labour
tidak bekerja dengan sepenuhnya.
Penjualan turun, akibatnya:
Tidak dapat memenuhi permintaan konsumen
Turunnya market share
Turunnya laba
DAGANGANE
ISIH MAS??
Manajemen Persediaan
2. Jika persediaan terlalu tinggi maka setiap
barang yang disimpan pasti memerlukan biaya.
a) Biaya penyimpanan tinggi
b) Biaya bunga tinggi
Jika Investasi dibiayai Modal Asing biaya bunga
Atau/yaitu dg:
Menyediakan persediaan yang dibutuhkan untuk
menyokong operasi dengan biaya minimum
Fokus Pengelolaan Persediaan
Perancangan produk
Komponen diproduksi atau dibeli
Meramalkan permintaan/penjualan
Menetapkan persediaan utk memenuhi permintaan
penjualan produk
Fungsi Persediaan:
“decouple” (memisahkan) perusahaan dari fluktuasi permintaan dan
menyediakan persediaan barang-barang yang akan memberikan pilihan
bagi pelanggan; (menyediakan stock agar dapat memenuhi permintaan
yang diantisipasi akan terjadi) contoh perusahaan ritel/pedagang eceran
Efisiensi produksi
Contoh:
rokok, kopi, bahan kebutuhan pokok, sabun, dsb
Klasifikasi Persediaan
2. Fluctuation Stock
Persediaan yg diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan
konsumen yang tidak dapat diramalkan.
Contoh:
Toko ritel (alfa & indo mart, carefour, dsb.)
3. Anticipation Stock
Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan
yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat
dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan, penjualan, atau
permintaan yang meningkat.
Contoh:
Jas hujan, payung, tas & sepatu sekolah, dsb.
Klasifikasi Persediaan
4. Pipeline Inventory :
persediaan yang sedang dalam proses pengiriman dari tempat asal ke
tempat dimana barang tsb akan digunakan yang dapat memakan waktu
beberapa hari/minggu (persediaan yg waktu pengirimannya lama).
Contoh:
Pengiriman barang ke luar kota…
Klasifikasi Persediaan
Persediaan diklasifikasikan sesuai dengan jenis usaha.
Secara umum perusahaan dapat dikelompokkan
menjadi tiga jenis, yaitu :
perusahaan jasa
perusahaan dagang
perusahaan manufaktur
Jenis-jenis persediaan pada ketiga perusahaan tersebut
berbeda.
Klasifikasi Persediaan
Persediaan menurut Jenis dan Posisi Barang (Dyckman,
et.al, 2000) :
16
PERSEDIAAN PERUSAHAAN DAGANG
Persediaan Barang Dagangan
PENGENDALIAN
Dengan mempertimbangkan :
Kemampuan menjual
Biaya Pemesanan
Biaya Pengiriman
Harga
Toko buku membeli buku dari penerbit dan menjualnya kembali
ke para pembeli
a. kelompok A adalah persediaan yang jumlah nilai uang per tahunnya tinggi,
tetapi biasanya volumenya kecil (15% dari total persediaan, 70-80% dari
nilai/total uang/biaya persediaan).
b. kelompok B adalah persediaan yang jumlah nilai uang per tahunnya sedang,
tetapi biasanya volumenya sedang (30% : 15-25%).
c. kelompok C adalah persediaan yang jumlah nilai uang per tahunnya rendah,
tetapi biasanya volumenya besar (5% : 50%).
80 - A
70 -
60 -
50 -
40 - B
30 -
20 - C
10 -
0 | | | | | | | | |
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 % dari keseluruhan
persediaan
•
Contoh Soal Analisa ABC
Jawaban Soal Analisa ABC
2. Pencatatan yang Akurat
• adalah prasyarat bagi manajemen persediaan, penjadwalan, produksi dan
bahkan penjualan.
contoh ini… Barang tertentu yg akan dihitung siklusnya bisa dipilih setiap hari secara
berurutan atau acak. Pilihan lainnya adalah menghitung siklus barang setiap kali barang
dipesan ulang.
PENGENDALIAN PERSEDIAAN JASA
40
Biaya Persediaan meliputi :
Model persediaan menurut biaya yg terkait dengan persediaan
2. Biaya Persediaan
Biaya Persediaan adalah biaya yang berhubungan dengan
persediaan, yaitu:
Biaya Penyimpanan (Holding/Carrying Cost) Persediaan
CC/HC/H
Biaya Pengadaan/pesanan (Ordering Cost) Persediaan OC/S
Biaya Persiapan/Pemasangan (Set up Cost) Produksi SC
Biaya Akibat Kekurangan Persediaan (tidak nyata/opportunity
cost)
Biaya Simpan (Holding cost, Carrying Cost)
Biaya untuk menyimpan/menjaga/merawat persediaan sepanjang
waktu tertentu
Biaya ini adalah variable bila bervariasi dengan tingkat
Biaya Penyimpanan
yg termasuk biaya ini adalah Biaya-biaya yg berkaitan dengan gudang yaitu:
a.Biaya penggunaan/sewa ruang gudang
b.Biaya pemeliharaan material
c.Biaya untuk menghitung dan menimbang barang yang dibeli
d.Biaya asuransi
e.Biaya modal
f.Biaya absolescense/ keusangan
g.Pajak dari persediaan yang ada dalam gudang
h.administrasi, gaji pelaksana gudang, listrik, AC
i.kerusakan
43
Menentukan Biaya Penyimpanan Persediaan
Biaya Persediaan meliputi :
Biaya Pesan (Ordering Cost)
Biaya yang timbul selama proses pemesanan (sejak dari
penetapan pemesanan sampai tersedianya barang digudang)
adalah biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi
pesanan
biaya pemesanan tidak tergantung dari jumlah yang dipesan
tetapi tergantung dari berapa kali pesanan dilakukan.
Ketika pesanan sedang diproduksi, biaya pesanan jg ada tapi
merupakan bagian dari biaya pemasangan
Biaya Persediaan meliputi :
Biaya Pesan
terdiri dari :
a. Biaya selama proses pesanan
- Persiapan-persiapan yang diperlukan untuk pemesanan
- Penentuan besarnya kuantitas yang akan dipesan
b. Biaya pengiriman pesanan
c. Biaya penerimaan barang yang dipesan
- Pemasukan barang ke gudang
- Pemeriksaan material yang diterima
- Mempersiapkan laporan penerimaan
- Mencatat kedalam "Material Record Card"
d. Biaya processing pembayaran
- Auditing dan perbandingan antara laporan penerimaan dengan
pesanan yang asli
- Persiapan pembuatan cheque unuk pembayaran
- Pengiriman cheque dan auditnya
Biaya Persediaan meliputi :
Biaya Penyiapan/pemasangan (Set-up Cost)
Biaya yang timbul untuk menyiapkan mesin atau proses untuk
produksi pesanan.
Dapat diefisienkan apabila pemesanan dilakukan secara
elektronik.
Dalam banyak operasi, biaya pemasangan berhubungan erat
dengan waktu pemasangan (set up time)
Misal: biaya untuk membersihkan dan menyiapkan mesin,
service/setting mesin, dsb.
Biaya Persediaan meliputi :
Biaya Kehabisan Bahan (Shortage / Stock Out Cost)
Biaya yang timbul jika terjadi kehabisan bahan (tidak
tersedianya barang pada waktu diperlukan).
Biaya ini pada dasarnya bukan biaya nyata, melainkan
berupa biaya kehilangan kesempatan, antara lain semua
biaya kesempatan yang timbul karena terhentinya proses
produksi sebagai akibat tidak adanya bahan yang diproses.
Misal: biaya kehilangan penjualan, tertundanya penerimaan
keuntungan, biaya kehilangan pelanggan (perusahaan dagang),
biaya administrasi tambahan, selisih harga beli antara harga
supplier, eceran, dsb.
Contoh : Perhitungan Biaya Kekurangan Persediaan
Misalnya dari 200 kali pengamatan diketahui terjadi 20 kali kasus tertundanya
penjualan, 130 kali terjadi kasus kehilangan penjualan dan 50 kali terjadi kasus
kehilangan pelanggan. Apabila setiap kehilangan penjualan rata-rata profit margin
yang hilang diperkirakan sebesar Rp 500,- sedangkan setiap kasus kehilangan
pelanggan terjadi kerugian kesempatan sebesar Rp 20.000,- maka nilai rata-rata
biaya kekurangan persediaan sbb :
Dengan asumsi seperti tersebut diatas, maka tahapan untuk mencari jumlah
pemesanan yang menyebabkan biaya minimal adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan persamaan untuk biaya pemasangan/pemesanan.
b. Mengembangkan persamaan untuk biaya penahanan/penyimpanan
c. Menetapkan biaya pemasangan sama dengan biaya penyimpanan
d. Menyelesaikan persamaan dengan+
hasil angka jumlah pemesanan yang
optimal.
Notasi yang digunakan:
Q = Jumlah barang setiap pemesanan
Q * = Jumlah optimal barang per pemesanan (EOQ)
D = Permintaan tahunan barang persediaan dalam unit
S = Biaya pemasangan atau pemesanan setiap pesanan
H = Biaya penahan atau penyimpanan per unit per tahun
Dengan menggunakan notasi diatas, maka penentuan rumus EOQ adalah:
D
a. Biaya pemesanan tahunan (OC) = S
Q
Q
b. Biaya penyimpanan tahunan (CC) = H
2
D
c. Biaya total persediaan per tahun (TIC) = S + QH
Q 2 52
=
d. Biaya pemesanan = Biaya penyimpanan
D Q
S = H
Q 2
Q2 = 2 DS
H
2 DS
Q* =
H
Permintaan tahunan D
Jumlah Pemesanan dalam satu tahun (N) = ---------------------------------- = ------
Jumlah unit yang dipesan Q
Jika 1 tahun ada 250 hari kerja, maka T = 250 / 5 = 50 hari, artinya antara
pemesanan dilakukan 50 hari setelah pemesanan sebelumnya.
Biaya persediaan total TCC= 1.000/200(10.000) + 200/2(500) = Rp 100.000,-
Jika L = 3 hari maka: ROP = 1.000/250 x 3 hari = 12 unit artinya pada saat
persediaan turun ke tingkat 12 unit, perusahaan harus melakukan pemesanan.
Pemesanan tersebut akan tiba dalam waktu 3 hari, tepat pada saat persediaan
perusahaan telah habis.
Jika ada buffer stok sebesar 10 unit maka ROP = 12 + 10 = 22 unit artinya pada
saat persediaan turun ke tingkat 22 unit, perusahaan harus melakukan
pemesanan. Pemesanan tersebut akan tiba dalam waktu 3 hari, tepat pada saat
persediaan perusahaan menjadi 10 unit (sebesar buffer stock). 55
2. Production Order Quantity (POQ) MODEL
Q2 2 DS
HQ(1 d / p )
Q p* = 2 DS
HQ (1 d / p )
57
Contoh 2.
Jika diketahui :
D = 1.000 unit , S = Rp 10.000,- , H = Rp 500,- , p = 8 unit/hari , d = 6
unit/hari
Maka: 2 (1000 )(10000 )
500 (1 6 / 8 )
Q*p = = 400 unit
58
3. QUANTITY DISCOUNT MODEL (model potongan quantitas)
59
Contoh 3.
Suatu perusahaan menghadapi tiga paket penawaran sebagai berikut:
Paket Jumlah pembelian Harga per unit
A 0 – 999 Rp 5.000,- D = 5.000 unit
B 1.000 – 1.999 Rp 4.800,- S = Rp 49.000,-
C 2.000 lebih Rp 4.750,- I = 20 %
Tahapan:
1). Untuk setiap paket , hitung nilai Q *, dengan menggunakan persamaan
2 DS H = IP dalam arti I = persentase dari harga per unit.
Q*= IP Maka perhitungannya:
2 (5.000) (4.900)
Paket A : Q* = √ --------------------- = 700
0,2 (5.000)
2 (5.000) (4.900)
Paket B : Q* = √ --------------------- = 714
0,2 (4.800)
2 (5.000) (4.900)
Paket C : Q* = √ --------------------- = 718
0,2 (4.750) 60
2). Jika jumlah pemesanan terlalu rendah maka harus disesuaikan jumlah
pesanan ke atas yaitu ke jumlah terendah yang memungkinkan diperoleh
potongan harga .
Pada contoh ini Q * A = 700 Q* B = 1.000 (disesuaikan) Q*C = 2.000
(disesuaikan)
3) Dengan menggunakan rumus biaya total persediaan, hitung biaya persediaan
masing-masing paket, biasanya menggunakan tabel:
4) biaya total persediaan terendah adalah Q = 2.000 unit, sehingga paket B yang
dipilih karena menghasilkan biaya paling optimal.
61
B. MODEL PROBABILITAS dengan LEAD TIME yang KONSTAN
62
Contoh 4.
Suatu perusahaan mempunyai ROP = 50 unit
Biaya penyimpanan = Rp 5.000,- per unit per tahun
Biaya kehabisan stok = Rp 40.000,-per unit.
Perusahaan telah mengalami probabilitas permintaan sebagai berikut:
Jumlah Unit Probabilitas
30 0,20
40 0,20
ROP 50 0,30
60 0,20
70 0,10
Perhitungannya sebagai
1,00
berikut :
Sto
k Biaya Penyimpanan Biaya Kehabisan Stok Biaya Total
Pen
gam
an
20 (20)(5.000) = Rp 100.000,- 0 Rp 100.000,-
10 (10)(5.000) = Rp 50.000,- (10)(0,1)(40.000)(6) = Rp 240.000,- Rp 290.000,-
0 0 (10)(0.1)(40.000)(6) +(20)(0,1)(40.000)
(6) = Rp 960.000,- Rp 960.000,-
Dari perhitungan tersebut, stok pengaman yang biaya totalnya paling rendah
adalah 20 unit maka ROP yang baru = ROP lama + 20 = 50 + 20 = 70 unit. 63
Hal yang sangat perlu diperhatikan adalah bahwa manajemen mempertahankan
tingkat pemenuhan permintaan, yang bersifat komplementer terhadap
probabilitas terjadinya kehabisan stock. Seandainya probabilitas kehabisan stok
adalah 0,05 maka tingkat pemenuhan permintaannya adalah 0,95. maka perlu
menggunakan kurve normal maka perlu digunakan table kurva normal.
Contoh 5
Jika suatu perusahaan mempunyai permintaan rata-rata selama pemesanan
ulang adalah 350 unit permintaan terdistribusi secara normal, standar deviasinya
sebesar 10 unit kehabisan stok diperkirakan 5 % dari waktu yang ada. Berapa
stok pengaman yang harus dipertahankan ?
Diketahui: μ = permintaan rata-rata = 350
σ = standar deviasi = 10
Z = jumlah standar deviasi normal
Stok pengaman = x - μ
x
karena Z = maka stok pengaman = Z σ
maka dari contoh tersebut: Z = 1,65 sesuai table distribusi normal untuk tingkat
pemenuhan permintaan 95 %, sehingga 1,65 = stok Pengaman/ σ
Stok pengaman = (1,65) (10) = 16,5
ROP = 350 + 16,5 = 366,5 atau dibulatkan menjadi 267 unit.
64
C. FIXED PERIOD (P) SYSTEM
Pada system periode tetap, persediaan dipesan di akhir periode
tertentu. Setelah itu baru persediaan ditangan dihitung, yang dipesan
hanya sebesar jumlah yang diperlukan untuk menaikkan persediaan
sampai ke tingkat target tertentu.
Keuntungan system ini adalah bahwa tidak ada penghitungan fisik
atas unit yang dimasukkan ke persediaan setelah ada unit yang
diambil. Penghitungan hanya terjadi bila waktunya tiba. Prosedur ini
secara administratif lebih memudahkan, terutama apabila
pengendalian persediaan hanya salah satu tugas saja.
Rumus yang digunakan:
Jumlah Yang dipesan (Q) = Target (T) – On hand inventory –
order awal yang tidak diterima + back order.
Contoh 5
Data: Back order = 3 unit , Target = 50 unit , Tidak ada pesanan awal
yang tidak diterima , Back order = 3 .
Maka Jumlah pemesanan Q = 50 – 0 – 0 + 3 = 53 unit
65
Kuantitas Pemesanan Yang Optimal
Kuantitas Pemesanan Yang Optimal
Faktor pengalaman
Faktor dugaan
Biaya
Keterlambatan
Contoh : Penggunaan per hari 15 Kg. Keterlambatan
pengiriman 10 Hari
Maka besarnya safety stock
= 10 x 15 Kg
= 150 Kg
Menentukan Besarnya Safety Stock
Jawab:
diketahui :
C (cost) = 12.000
I (inventory carrying charge) = 25%
S (setup) = 500.000
L (lead time) = 4
D (annual demand) = 1.600 x 52
Model Economic Order Quantity
Model Economic Order Quantity
Model Economic Order Quantity
Model Economic Order Quantity
Model Economic Order Quantity
4. Biaya Variabel;
= biaya pesan + biaya simpan
= Rp. 7.899.374,13 + Rp. 7.899.360
= Rp. 15.798.734,13
Model Economic Order Quantity
5. Biaya Total;
= biaya beli + biaya variabel
= Rp. 998.400.000 + Rp. 15.798.734,13
= Rp. 1.014.198.734,13