Anda di halaman 1dari 85

INVENTORY MANAGEMENT

Farida, SE.,MP.

MANAJEMEN OPERASIONAL
Prodi MANAJEMEN FEB
UNIVERSITAS SAHID JAKARTA
Pendahuluan

 Persediaan merupakan salah satu asset termahal pada


perusahaan
50% dari total modal perusahaan direpresentasikan
dalam bentuk persediaan
Persediaan adalah
bahan/barang yg disimpan yg akan digunakan untuk memenuhi
tujuan tertentu misalnya untuk proses produksi atau perakitan,
dijual kembali dan untuk suku cadang dari suatu peralatan/mesin.

Persediaan adalah aset perusahaan yang menganggur (idle)


atau aset yg masih disimpan atau aset yg menunggu untuk
digunakan (produksi/dijual)
Manajemen Persediaan

 Manajemen persediaan yang baik sangat penting

 Terlebih lagi dengan adanya ketidakpastian mengenai waktu


pemesanan, pasokan dari supplier dan ketidakpastian permintaan.

Dan bahkan barang seperti barang pecah belah dan barang yang
cepat rusak/busuk memerlukan perlakuan khusus.

Untuk itulah diperlukan manajemen persediaan agar perusahaan


bisa menentukan jumlah persediaan yang optimal dengan
mengeluarkan biaya yang sangat rendah namun masih bisa
memenuhi kebutuhan konsumen.
Menetapkan Persediaan

 Intinya mengatur tingkat persedian yang tepat agar jumlahnya


tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil

 Kesalahan dalam menetapkan persediaan dapat


berakibat fatal, suatu contoh :
Persediaan terlalu kecil
Hilangnya kesempatan ; untuk menjual – memperoleh laba
Persediaan terlalu besar
Adanya biaya besar ; memperkecil laba – memperbesar resiko
DAGANGANE
ISIH MAS??

Manajemen Persediaan
1. Jika persediaan terlalu kecil, maka proses
produksi akan terganggu akibatnya :
 Perusahaan tidak dapat bekerja dengan full
capasity, artinya: capital assets dan direct labour
tidak bekerja dengan sepenuhnya.
 Penjualan turun, akibatnya:
 Tidak dapat memenuhi permintaan konsumen
 Turunnya market share
 Turunnya laba
DAGANGANE
ISIH MAS??

Manajemen Persediaan
2. Jika persediaan terlalu tinggi maka setiap
barang yang disimpan pasti memerlukan biaya.
a) Biaya penyimpanan tinggi
b) Biaya bunga tinggi
 Jika Investasi dibiayai Modal Asing  biaya bunga

 Jika Investasi dibiayai Modal Sendiri Opportunity cost

c) Biaya pemeliharaan di gudang tinggi


d) Kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya kualitas,
keausan/rusak.
e) Memperkecil keuntungan perusahaan
Tujuan Pengelolaan Persediaan

Menentukan keseimbangan antara investasi


persediaan dan pelayanan pelanggan

Atau/yaitu dg:
Menyediakan persediaan yang dibutuhkan untuk
menyokong operasi dengan biaya minimum
Fokus Pengelolaan Persediaan

 Berapa banyak yang harus dipesan pada waktu


tertentu ?
 Berapa banyak jenis persediaan yang harus
disimpan ?
 Kapan sebaiknya persediaan dipesan ?
Fungsi Persediaan:

 Yaitu: membentuk hubungan antara produksi dan


penjualan produk

Perancangan produk
Komponen diproduksi atau dibeli
Meramalkan permintaan/penjualan 
Menetapkan persediaan utk memenuhi permintaan
penjualan produk
Fungsi Persediaan:
 “decouple” (memisahkan) perusahaan dari fluktuasi permintaan dan
menyediakan persediaan barang-barang yang akan memberikan pilihan
bagi pelanggan; (menyediakan stock agar dapat memenuhi permintaan
yang diantisipasi akan terjadi) contoh perusahaan ritel/pedagang eceran

 “Decouple” beberapa tahapan/ beragam bagian dari proses produksi.


Contoh, jika persediaan sebuah perusahaan berfluktuasi maka, mungkin
diperlukan persediaan tambahan untuk mendecouple proses produksi
dari para pemasok. (menyeimbangkan produksi dengan distribusi)

 Mengambil keuntungan diskon kuantitas karena pembelian dlm jumlah


besar dpt mengurangi biaya produksi atau biaya pengiriman barang;

 Melindungi/Menjaga terhadap inflasi dan kenaikan harga.


Klasifikasi Persediaan
 klasifikasi Persediaan menurut Fungsinya (Rangkuti,2004) :
1. Batch Stock/Lot Size Inventory
Persediaan yg diadakan karena kita membeli atau memproduksi
dalam jumlah yg lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan pada
saat itu.
Keuntungannya:
 Potongan harga pada harga pembelian

 Efisiensi produksi

 Penghematan biaya angkutan

Contoh:
rokok, kopi, bahan kebutuhan pokok, sabun, dsb
Klasifikasi Persediaan
2. Fluctuation Stock
Persediaan yg diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan
konsumen yang tidak dapat diramalkan.
Contoh:
Toko ritel (alfa & indo mart, carefour, dsb.)

3. Anticipation Stock
Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan
yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat
dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan, penjualan, atau
permintaan yang meningkat.
Contoh:
Jas hujan, payung, tas & sepatu sekolah, dsb.
Klasifikasi Persediaan
4. Pipeline Inventory :
persediaan yang sedang dalam proses pengiriman dari tempat asal ke
tempat dimana barang tsb akan digunakan yang dapat memakan waktu
beberapa hari/minggu (persediaan yg waktu pengirimannya lama).

Contoh:
Pengiriman barang ke luar kota…
Klasifikasi Persediaan
 Persediaan diklasifikasikan sesuai dengan jenis usaha.
 Secara umum perusahaan dapat dikelompokkan
menjadi tiga jenis, yaitu :
 perusahaan jasa
 perusahaan dagang
 perusahaan manufaktur
 Jenis-jenis persediaan pada ketiga perusahaan tersebut
berbeda.
Klasifikasi Persediaan
 Persediaan menurut Jenis dan Posisi Barang (Dyckman,
et.al, 2000) :

1. Persediaan Barang Dagangan (Merchandise Inventory)


2. Persediaan Manufaktur (Manufacturing Inventory)
3. Persediaan Rupa-rupa

Contoh persediaan rupa-rupa:


Persediaan yang biasa dicatat sebagai beban penjualan umum,
seperti perlengkapan kantor (atk), kebersihan dsb.
Perbedaan PJ, PD, PM
Jenis Perusahaan Aktivitas yang Contoh
 Diselenggarakan

Perusahaan Jasa (PJ) Menyediakan fasilitas Stasiun TV memperoleh


(Service) (jasa) pendapatan dari penayangan
iklan dan acara TV

Perusahaan Dagang (PD) Memperjual-belikan Toko buku membeli buku untuk


(Merchandise) produk (barang dagangan) dijual kembali ke pembeli

Perusahaan manufaktur Memproduksi dan menjual Pabrik tebu memproduksi dan


(PM)(manufacture) produk menjual gula

16
PERSEDIAAN PERUSAHAAN DAGANG
Persediaan Barang Dagangan
PENGENDALIAN
Dengan mempertimbangkan :
 Kemampuan menjual

 Biaya Pemesanan

 Biaya Pengiriman

 Biaya Penyimpanan di Gudang

 Lama proses pembelian sampai barang diterima

 Harga
 Toko buku membeli buku dari penerbit dan menjualnya kembali
ke para pembeli

 Supermarket membeli berbagai barang kebutuhan rumah tangga


dan menjualnya kembali ke pembeli.

 Toko handphone (HP) membeli HP, aksesoris, dan pulsa dari


agen dan menjualnya kembali ke pembeli

 Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) membeli


premium dan solar untuk dijual kembali
–18
CONTOH PERUSAHAAN JASA

 Perusahaan penyewaan kendaraan memberi jasa berupa


penyewaan mobil kepada pelangga
 Bank memberi jasa berupa fasilitas simpan-pinjam dana kepada
nasabah dan peminjam
 Kantor akuntan publik memberi jasa berupa pengembangan sistem
informasi maupun jasa audit laporan keuangan kepada perusahaan
klien
 Bengkel memberi jasa berupa pemeliharaan dan perbaikan
kendaraan
 Restoran, memberi jasa pelayanan dan menyediakan makanan dan
minuman
19
PERSEDIAAN PADA MANUFAKTUR
(Bahan Baku)

1. Berapakah jumlah kebutuah bahan baku yg harus ada


Jika jumlah Bahan Baku > kebutuhan bahan baku
 Biaya simpan dan biaya bunga tinggi.
Jika jumlah Bahan Baku terlalu kecil
 Menghambat jalannya proses produksi

2. Bagaimanakah cara Pengadaan Bahan Baku


Ada 4 cara dalam Pengadaan Bahan Baku
Jumlah keseluruhan dibeli sekaligus

Dibeli secara bertahap

Pembeliaan dengan EOQ

Just in time (JIT)


Klasifikasi Persediaan Manufaktur
a) Bahan Baku/Mentah (Raw Materials)
 persediaan yang dibeli tetapi tidak/belum diproses. Persediaan ini
dapat digunakan untuk mendecouple (memisahkan) para pemasok
dari proses produksi.
 Barang berwujud yg dibeli/diperoleh dengan cara lain (misal dengan
menambang) dan disimpan untuk penggunaan langsung dalam
membuat barang untuk dijual kembali.
 Bagian/suku cadang yang diproduksi dan diperoleh dari pihak lain
sebelum digunakan, dalam hal ini persediaan bahan baku seringkali
diklasifikasikan sebagai persediaan komponen suku
cadang/persediaan suku cadang.
 Pendekatan yg banyak diterapkan adalah dengan menghapus
variabilitas pemasok dalam mutu, jumlah atau waktu pengiriman
sehingga tidak perlu pemisahan.
Klasifikasi Persediaan Manufaktur

b) Barang Dalam Proses (Work in Process/WIP)


 Barang/persediaan yang membutuhkan pemrosesan lebih lanjut
sebelum penyelesaian dan penjualan.
 Barang yang telah mengalami beberapa perubahan tetapi belum
selesai.
 WIP ada karena, untuk membuat produk diperlukan waktu yang
disebut waktu siklus. Pengurangan waktu siklus menyebabkan
persediaan ini berkurang.
Siklus Alir Barang
Sebagian besar waktu dimana pekerjaan masih dalam proses (95%
dari waktu siklus) bukanlah waktu produktif
Klasifikasi Persediaan Manufaktur
c) Perlengkapan Manufaktur/MRO (maintenance/repair/
operating)
 persediaan yang dikhususkan untuk perlengkapan pemeliharaan,
perbaikan, operasi. Persediaan ini ada karena kebutuhan akan
adanya pemeliharaan dan perbaikan dari beberapa peralatan yang
tidak diketahui. Sehingga persediaan ini merupakan fungsi dari
jadwal pemeliharaan dan perbaikan.
 Barang-barang seperti minyak pelumas untuk bahan pembersih
mesin, dan barang lainnya yang merupakan bagian yang kurang
penting dari produk jadi.
 Termasuk Persediaan bahan penolong/Pembantu (Supplies) yaitu
persediaan barang yang diperlukan dalam proses produksi tetapi
tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi antara lain
minyak pelumas untuk mesin-mesin pabrik, lem, benang untuk
menjilid dan buku-buku pada perusahaan percetakan
Klasifikasi Persediaan Manufaktur

d) Barang Jadi (Finished Goods)


Barang-barang manufaktur yang telah diselesaikan dan disimpan
untuk dijual.
Barang Jadi, termasuk dalam persediaan karena permintaan
konsumen untuk jangka waktu tertentu mungkin tidak diketahui.
Sistem Mengelola Persediaan
ada dua unsur dari sistem tersebut yaitu:
(1)bagaimana barang persediaan dapat diklasifikasikan (analisis
ABC) dan
(2)seberapa akurat catatan persediaan dapat dijaga.

Kemudian kita akan mengamati kontrol persediaan dalam sektor


pelayanan/jasa
Analisa ABC
Analisa ABC
 Membagi/mengelompokan persediaan yang ada menjadi tiga
klasifikasi (A,B,C) berdasarkan volume dolar/uang tahunan.
 volume uang tahunan = permintaan/penjualan tahunan dari
setiap barang persediaan dikalikan biaya/harga per unitnya.
 adalah sebuah aplikasi persediaan dari prinsip pareto. Prinsip
pareto menyatakan terdapat “sedikit hal yang kritis dan banyak
yang sepele” (Gagasannya adalah untuk membuat kebijakan
persediaan yang memfokuskan persediaan pada bagian-bagian
persediaan kritis yang sedikit dan tidak pada banyak yg sepele).
Pengelompokan dlm Analisa ABC

a. kelompok A adalah persediaan yang jumlah nilai uang per tahunnya tinggi,
tetapi biasanya volumenya kecil (15% dari total persediaan, 70-80% dari
nilai/total uang/biaya persediaan).
b. kelompok B adalah persediaan yang jumlah nilai uang per tahunnya sedang,
tetapi biasanya volumenya sedang (30% : 15-25%).
c. kelompok C adalah persediaan yang jumlah nilai uang per tahunnya rendah,
tetapi biasanya volumenya besar (5% : 50%).

• Dengan pengelompokan tersebut maka cara pengelolaan masing-masing


akan lebih mudah sehingga peramalan, pengendalian fisik, keandalan
pemasok dan pengurangan besar stock pengaman dapat menjadi lebih baik.
Analisa ABC
Kebijakan yg didasarkan pd Analisa ABC:
a. Pembelian bahan baku/sumber daya dan keandalan pemasok barang A
harus lebih tinggi daripada barang C.
b. Pengendalian fisik barang A lebih ketat dari barang B dan C; barang A
tempatnya lebih aman dan keakuratan catatan persediaannya lebih sering
diverifikasi.
c.Meramalkan barang A memerlukan perhatian lebih. C adalah persediaan yang
jumlah nilai uang per tahunnya rendah, tetapi biasanya volumenya besar (5% :
50%).
d.Pengurangan persediaan pengamanan barang A lebih akurat dari barang B dan
C.

•Analisa ABC menghasilkan kegiatan Peramalan, pengendalian fisik, keandalan


pemasok, dan pengurangan persediaan pengamanan menjadi lebih baik.
Penggambaran Grafis Analisa ABC
Analisa ABC
•  
% Pemakaian
 

80 - A
70 -
60 -
50 -
40 - B
30 -
20 - C
10 -
0 | | | | | | | | |
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 % dari keseluruhan
persediaan
•  
Contoh Soal Analisa ABC
Jawaban Soal Analisa ABC
2. Pencatatan yang Akurat
• adalah prasyarat bagi manajemen persediaan, penjadwalan, produksi dan
bahkan penjualan.

• Keakuratan catatan persediaan penting dalam sistem produksi sehingga


memungkinkan perusahaan untuk fokus pada persediaan yang dibutuhkan dan
memberi keyakinan tentang segala sesuatu yang terjadi pada persediaan.
• melalui pencatatan persediaan dengan sistem akuntansi
1. Metode Periodik/Fisik
setiap mutasi persediaan tidak ada catatannya (jumlah persediaan), jadi untuk
mengetahui nilai persediaan harus dengan perhitungan fisik (pemeriksaan
persediaan secara teratur/periodik dengan stock opname) barang dan jumlah
persediaan (bisa bulanan atau tahunan)
2. Perpetual
Pada mutasi selalu ada pencatatan sehingga sewaktu-waktu dapat diketahui saldo
dari persediaan. seluruh kenaikan dan penurunan dalam persediaan dicatat
dengan cara yang sama dengan pencatatan kenaikan dan penurunan dalam kas.
Akun persediaan pada awal periode akuntansi menunjukkan persediaan tersedia
pada tanggal tersebut. Sebaikanya tetap dilakukan stock opname/ penilaian fisik
barang dan jumlahnya. 35
Manajemen Persediaan
3. Penghitungan Siklus (Cycle Counting)
• Usaha membuat catatan persediaan yang akurat harus dilakukan dengan cara
catatan atau arsip harus diverifikasi melalui pemeriksaan atau audit yang
berkelanjutan. Audit seperti itu disebut sebagai penghitungan siklus.
Disamping itu penghitungan siklus menggunakan pengelompokan lewat analisis
ABC.

• Perhitungan Siklus jg memiliki keuntungan berikut:


1. Menghindari penutupan dan penghentian produksi (penutupan toko)
2. Menghilangkan penyesuaian persediaan tahunan
3. Audit keakuratan persediaan dilakukan oleh karyawan yg terlatih
4. Memungkinkan penyebab kesalahan diidentifikasi dan tindakan
penanggulangan dapat diambil
5. Menjaga keakuratan catatan persediaan
Penghitungan Siklus (Cycle Counting)
• Cole Trucks Inc sebuah produsen truk sampah berkualitas tinggi memiliki 5000
barang dlm persediaannya dan ingin menentukan banyaknya barang untuk
dihitung siklus setiap hari

 contoh ini… Barang tertentu yg akan dihitung siklusnya bisa dipilih setiap hari secara
berurutan atau acak. Pilihan lainnya adalah menghitung siklus barang setiap kali barang
dipesan ulang.
PENGENDALIAN PERSEDIAAN JASA

• Kecenderungan anggapan bahwa perusahaan jasa tidak ada persediaan,


kenyataannya tidak demikian.
• Dalam jasa makanan, persediaan menjadikan keberhasilan atau kegagalan.
Persediaan yang tidak terpakai nilainya menjadi hilang, sedang yang rusak,
dicuri atau hilang sebelum dijual merupakan kerugian. Biasanya disebut
sebagai penyusutan atau penyerobotan yang pada umumnya ditentukan
dalam persentase.
• Kerugian persediaan ritel sebesar 1% dari penjualan dpt dianggap baik dg
mempertimbangkan bhw kerugian dibanyak toko melebihi 3%.
• Penyusutan/shrinkage, yaitu persediaan yg tidak tercatat pd kuintansi saat
terjadi penjualan; karena rusak, dicuri, atau administrasi yg buruk/salah.
• Penyerobotan/pilferage, yaitu pencurian persediaan dlm jumlah kecil.
PENGENDALIAN PERSEDIAAN JASA

• Pengaruh kerugian terhadap profitabilitas sangat substansial, konsekuensinya


keakuratan dan pengendalian persediaan sangat penting yaitu dg teknik:
a. Pemilihan/seleksi, pelatihan dan disiplin karyawan yang baik,
walaupun tidak mudah tetapi sangat penting .
b.Pengendalian yang ketat atas kiriman barang yang datang.
Penerapannya misalkan dengan pemakaian system barcode yang dapat
dirancang secara komputerisasi.
c.Pengendalian yang efektif atas semua barang yang keluar dari fasilitas.
Bisa dilakukan dengan barcode maupun garis magnetic ataupun pengamatan
langsung melalui kaca satu arah, video atau pengawasan oleh manusia.
MODEL PERSEDIAAN

Model persediaan menurut permintaan dan biaya yg terkait dengan persediaan:

Persediaan menurut permintaan:

1. Permintaan Independen dan Dependen


Model pengendalian persediaan mengasumsikan bahwa permintaan suatu
produk bersifat dependen atau independen terhadap permintaan produk lainnya.
Misal: permintaan televisi independen terhadap permintaan mesin cuci akan
tetapi permintaan televisi dependen terhadap kebutuhan produksi dari televisi.
Lainnya: permintaan untuk kopi independen terhadap permintaan garam, akan
tetapi, permintaan gula dependen terhadap permintaan kopi.
Bahasan ini akan fokus pada persediaan untuk permintaan independen,
sedangkan persediaan untuk permintaan dependen akan dibahas pada Bab
lainnya.

40
Biaya Persediaan meliputi :
Model persediaan menurut biaya yg terkait dengan persediaan

2. Biaya Persediaan
Biaya Persediaan adalah biaya yang berhubungan dengan
persediaan, yaitu:
 Biaya Penyimpanan (Holding/Carrying Cost) Persediaan
CC/HC/H
 Biaya Pengadaan/pesanan (Ordering Cost) Persediaan OC/S
 Biaya Persiapan/Pemasangan (Set up Cost) Produksi SC
 Biaya Akibat Kekurangan Persediaan (tidak nyata/opportunity
cost)
 Biaya Simpan (Holding cost, Carrying Cost)
 Biaya untuk menyimpan/menjaga/merawat persediaan sepanjang
waktu tertentu
 Biaya ini adalah variable bila bervariasi dengan tingkat

persediaan (biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya


persediaan)
 Apabila biaya fasilitas penyimpanan (gudang) tidak variable
tetapi tetap, maka tidak dimasukkan dalam biaya penyimpanan
per unit.
 Dapat diperhitungkan dengan dua cara

1.Berdasarkan persentase tertentu dari nilai inventori rata – rata


IP
2.Berdasarkan biayan per unit barang yang disimpan (dari jumlah
rata – rata)  H
MODEL PERSEDIAAN

Biaya Penyimpanan
yg termasuk biaya ini adalah Biaya-biaya yg berkaitan dengan gudang yaitu:
a.Biaya penggunaan/sewa ruang gudang
b.Biaya pemeliharaan material
c.Biaya untuk menghitung dan menimbang barang yang dibeli
d.Biaya asuransi
e.Biaya modal
f.Biaya absolescense/ keusangan
g.Pajak dari persediaan yang ada dalam gudang
h.administrasi, gaji pelaksana gudang, listrik, AC
i.kerusakan

43
Menentukan Biaya Penyimpanan Persediaan
Biaya Persediaan meliputi :
 Biaya Pesan (Ordering Cost)
 Biaya yang timbul selama proses pemesanan (sejak dari
penetapan pemesanan sampai tersedianya barang digudang)
 adalah biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi
pesanan
 biaya pemesanan tidak tergantung dari jumlah yang dipesan
tetapi tergantung dari berapa kali pesanan dilakukan.
 Ketika pesanan sedang diproduksi, biaya pesanan jg ada tapi
merupakan bagian dari biaya pemasangan
Biaya Persediaan meliputi :
 Biaya Pesan
terdiri dari :
a. Biaya selama proses pesanan
    - Persiapan-persiapan yang diperlukan untuk pemesanan
    - Penentuan besarnya kuantitas yang akan dipesan
b. Biaya pengiriman pesanan
c. Biaya penerimaan barang yang dipesan
    - Pemasukan barang ke gudang
    - Pemeriksaan material yang diterima
    - Mempersiapkan laporan penerimaan
    - Mencatat kedalam "Material Record Card"
d. Biaya processing pembayaran
    - Auditing dan perbandingan antara laporan penerimaan dengan
pesanan yang asli
    - Persiapan pembuatan cheque unuk pembayaran
    - Pengiriman cheque dan auditnya
Biaya Persediaan meliputi :
 Biaya Penyiapan/pemasangan (Set-up Cost)
 Biaya yang timbul untuk menyiapkan mesin atau proses untuk
produksi pesanan.
 Dapat diefisienkan apabila pemesanan dilakukan secara
elektronik.
 Dalam banyak operasi, biaya pemasangan berhubungan erat
dengan waktu pemasangan (set up time)
 Misal: biaya untuk membersihkan dan menyiapkan mesin,
service/setting mesin, dsb.
Biaya Persediaan meliputi :
 Biaya Kehabisan Bahan (Shortage / Stock Out Cost)
 Biaya yang timbul jika terjadi kehabisan bahan (tidak
tersedianya barang pada waktu diperlukan).
 Biaya ini pada dasarnya bukan biaya nyata, melainkan
berupa biaya kehilangan kesempatan, antara lain semua
biaya kesempatan yang timbul karena terhentinya proses
produksi sebagai akibat tidak adanya bahan yang diproses.
 Misal: biaya kehilangan penjualan, tertundanya penerimaan
keuntungan, biaya kehilangan pelanggan (perusahaan dagang),
biaya administrasi tambahan, selisih harga beli antara harga
supplier, eceran, dsb.
Contoh : Perhitungan Biaya Kekurangan Persediaan
Misalnya dari 200 kali pengamatan diketahui terjadi 20 kali kasus tertundanya
penjualan, 130 kali terjadi kasus kehilangan penjualan dan 50 kali terjadi kasus
kehilangan pelanggan. Apabila setiap kehilangan penjualan rata-rata profit margin
yang hilang diperkirakan sebesar Rp 500,- sedangkan setiap kasus kehilangan
pelanggan terjadi kerugian kesempatan sebesar Rp 20.000,- maka nilai rata-rata
biaya kekurangan persediaan sbb :

Kasus Jumlah Probabilitas Kerugian Rata-rata


observasi (Rp/kasus) Biaya (Rp)
Tertundanya 20 0,25 0 0
penjualan
Kehilangan 130 0,65 500 325
penjualan
Kehilangan 50 0,10 20.000 2.000
pelanggan
Jumlah 200 1,00 2.325
Rata-rata biaya kekurangan persediaan Rp 2.325,- 49
Model Persediaan untuk Permintaan Independen

Ada 3 model yg mengutamakan pd dua pertanyaan penting yaitu:


kapan pemesanan dilakukan dan berapa banyak yang akan
dipesan.
1.Model Kuantitas Pesanan Ekonomi (Economic Order
Quantity/EOQ) dasar.
Simbol Q*
yaitu mengoptimalkan pembelian bahan baku yang dapat
menekan biaya-biaya persediaan sehingga efisiensi persediaan
bahan dalam perusahaan dapat berjalan dengan baik
2. Model Kuantitas Pesanan Produksi (Production Order
Quantity/POQ)
Simbol Qp*
3. Model Diskon Kuantitas (Quantity Discount/QD)
symbol Qd* 50
Model Persediaan untuk Permintaan Independen

1. EOQ MODEL / ELS (Economic Lot Size)


 Model Kuantitas Pesanan Ekonomis Dasar/EOQ untuk barang yang dibeli
sedangkan model ELS untuk barang yang diproduksi secara internal.
 Ukuran pesanan Optimal adalah Q* yaitu jumlah pesanan yg meminimalkan
biaya.
 Jumlah yg dipesan banyak saat pemesanan, biaya pemasangan dan pemesanan
turun (karena tergantung berapa kali pesanan dilakukan), tapi biaya
penyimpanan meningkat karena jumlah persediaan yg diurus banyak.
 Mudah digunakan tetapi didasarkan pada beberapa asumsi :
a. Pemintaan diketahui dan bersifat konstan.
b. Lead time (waktu antara pemesanan dan penerimaan) diketahui dan konstan
c. Permintaan diterima dengan segera.
d. Tidak ada diskon.
e. Biaya yang terjadi hanya biaya set up atau pemesanan diketahui dan bersifat
konstan.
f. Tidak terjadi kehabisan stok.
51
minimalkan biaya

Dengan asumsi seperti tersebut diatas, maka tahapan untuk mencari jumlah
pemesanan yang menyebabkan biaya minimal adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan persamaan untuk biaya pemasangan/pemesanan.
b. Mengembangkan persamaan untuk biaya penahanan/penyimpanan
c. Menetapkan biaya pemasangan sama dengan biaya penyimpanan
d. Menyelesaikan persamaan dengan+
hasil angka jumlah pemesanan yang
optimal.
Notasi yang digunakan:
Q = Jumlah barang setiap pemesanan
Q * = Jumlah optimal barang per pemesanan (EOQ)
D = Permintaan tahunan barang persediaan dalam unit
S = Biaya pemasangan atau pemesanan setiap pesanan
H = Biaya penahan atau penyimpanan per unit per tahun
Dengan menggunakan notasi diatas, maka penentuan rumus EOQ adalah:
D
a. Biaya pemesanan tahunan (OC) = S
Q
Q
b. Biaya penyimpanan tahunan (CC) = H
2
D
c. Biaya total persediaan per tahun (TIC) = S + QH
Q 2 52
=
d. Biaya pemesanan = Biaya penyimpanan
D Q
S = H
Q 2

e. Untuk mendapatkan Q* maka 2DS = Q 2 H

Q2 = 2 DS
H

2 DS
Q* =
H

Permintaan tahunan D
Jumlah Pemesanan dalam satu tahun (N) = ---------------------------------- = ------
Jumlah unit yang dipesan Q

Jumlah hari kerja per tahun


Waktu antara pemesanan (T) = --------------------------------------------------------
N
53
Total Biaya Persediaan = Biaya Pemesanan + Biaya Penyimpanan
TIC = D/Q . S + Q/2 . H

Setelah menentukan berapa pesanan yg harus dipesan, menjawab


pertanyaan persediaan yg kedua “kapan harus memesan”: ROP
yaitu: tingkat persediaan dimana ketika persediaan telah mencapai
tingkat/titik (ROP) itu, pesanan harus dilakukan.
Titik Pemesanan Ulang (ReOrder Point/ROP) = d x L

Jika ada stok pengaman/safety/buffer stock (ss) yaitu: Persediaan


tambahan yg dimiliki untuk berjaga-jaga thd perubahan tingkat
penjualan atau kelambatan produksi – pengiriman maka :
ROP = (d x L) + Safety stock(ss)/buffer stock
D
d = permintaan per hari = ------------------------------------
Jumlah hari kerja per tahun
L = lead time/waktu tunggu pesanan baru 54
Contoh 1.
Jika diketahui :
D =1.000 unit S = Rp 10.000,- H = Rp 500 per unit per tahun
Maka:
EOQ atau Q* = 2(1.000)(10.000) = 200 unit
500
Dalam contoh ini:
N = 1.000 / 200 = 5 kali pesan dalam satu tahun

Jika 1 tahun ada 250 hari kerja, maka T = 250 / 5 = 50 hari, artinya antara
pemesanan dilakukan 50 hari setelah pemesanan sebelumnya.
Biaya persediaan total TCC= 1.000/200(10.000) + 200/2(500) = Rp 100.000,-
Jika L = 3 hari maka: ROP = 1.000/250 x 3 hari = 12 unit artinya pada saat
persediaan turun ke tingkat 12 unit, perusahaan harus melakukan pemesanan.
Pemesanan tersebut akan tiba dalam waktu 3 hari, tepat pada saat persediaan
perusahaan telah habis.
Jika ada buffer stok sebesar 10 unit maka ROP = 12 + 10 = 22 unit artinya pada
saat persediaan turun ke tingkat 22 unit, perusahaan harus melakukan
pemesanan. Pemesanan tersebut akan tiba dalam waktu 3 hari, tepat pada saat
persediaan perusahaan menjadi 10 unit (sebesar buffer stock). 55
2. Production Order Quantity (POQ) MODEL

 Pada model EOQ kita mengasumsikan bahwa seluruh pemesanan persediaan


diterima pada suatu waktu tertentu. Meski demikian ada saat-saat tertentu dimana
perusahaan dapat menerima persediaanya sepanjang periode (berangsur-
angsur dalam suatu periode). Keadaan seperti ini mengharuskan model lain yang
disebut POQ yang mana dalam model ini produk diproduksi dan dijual pada
saat yang bersamaan (persediaan dengan penerimaan bertahap). Dalam kondisi
ini, kita memperhitungkan tingkat produksi dan permintaan harian.
Notasi yang digunakan sama dengan yang digunakan pada model EOQ tetapi
ditambah dengan : p = Tingkat produksi harian dan
t = Lama jalannya produksi, dalam satuan hari.
d = Tingkat permintaan harian, atau tingkat penggunaan
 tahapannya:
a. Biaya penyimpanan = Tingkat persediaan tahunan x Biaya penyimpanan
per unit per tahun
Persediaan tahunan = Tingkat persediaan rata-rata x H
Tingkat persediaan maksimum
b. Tingkat persediaan rata-rata = -------------------------------------------
2 56
c. Tingkat persediaan = Total produksi selama – Total pemakaian selama
maksimum operasi operasi
= pt – dt
karena Q = pt maka t = Q/p
Tingkat persediaan maksimum = P Q - dQ = Q (1 – d )
P P P
Tingkat persediaan maksimum
d. Timgkat persediaan tahunan = ----------------------------------------- x H
Q 2
= (1 – d/p) H
2

Biaya pemesanan = (D/Q) S, Biaya penyimpanan = ½ HQ (1-d/p)


Jumlah optimal per pemesanan dalam model ini dengan notasi Q p*
(D/Q) S = ½ HQ (1-d/p)

Q2  2 DS
HQ(1  d / p )

Q p* = 2 DS
HQ (1 d / p )
57
Contoh 2.
Jika diketahui :
D = 1.000 unit , S = Rp 10.000,- , H = Rp 500,- , p = 8 unit/hari , d = 6

unit/hari
Maka: 2 (1000 )(10000 )
500 (1 6 / 8 )
Q*p = = 400 unit

58
3. QUANTITY DISCOUNT MODEL (model potongan quantitas)

 Untuk meningkatkan penjualan, banyak perusahaan menawarkan potongan


harga kepada para pelanggannya, semakin banyak jumlah yang dibeli akan
mendapatkan potongan harga semakin besar. Dengan demikian perusahaan
yang membutuhkan bahan baku akan menghadapi penawaran dari banyak
pemasok yang biasanya dalam paket-paket tertentu, harga per unit produk
yang ditawarkan bervariasi sesuai potongan harga yang diberikan. Menghadapi
hal yang demikian maka agar supaya perusahaan tidak terkecoh dalam memilih
paket mana yang paling optimal biayanya, maka konsep persediaan dengan
quantity discount perlu dipelajari.
 Dalam menentukan pilihan mana yang paling tepat adalah mempertimbangkan
biaya persediaan total yang paling kecil diantara alternatif yang ada.

Biaya Persediaan total = Biaya Pemesanan + Biaya Penyimpanan + Biaya


Produk
= D/Q .S + QH/2 + PD
 Dimana : Q = Jumlah unit yang dipesan
D = Permintaan tahunan dalam satuan
S = Biaya Pemesanan per pesanan
P = Harga per unit
H = Biaya Penyimpanan per unit per tahun

59
Contoh 3.
Suatu perusahaan menghadapi tiga paket penawaran sebagai berikut:
Paket Jumlah pembelian Harga per unit
A 0 – 999 Rp 5.000,- D = 5.000 unit
B 1.000 – 1.999 Rp 4.800,- S = Rp 49.000,-
C 2.000 lebih Rp 4.750,- I = 20 %

Tahapan:
1). Untuk setiap paket , hitung nilai Q *, dengan menggunakan persamaan
2 DS H = IP dalam arti I = persentase dari harga per unit.
Q*= IP Maka perhitungannya:
2 (5.000) (4.900)
Paket A : Q* = √ --------------------- = 700
0,2 (5.000)

2 (5.000) (4.900)
Paket B : Q* = √ --------------------- = 714
0,2 (4.800)

2 (5.000) (4.900)
Paket C : Q* = √ --------------------- = 718
0,2 (4.750) 60
2). Jika jumlah pemesanan terlalu rendah maka harus disesuaikan jumlah
pesanan ke atas yaitu ke jumlah terendah yang memungkinkan diperoleh
potongan harga .
 Pada contoh ini Q * A = 700 Q* B = 1.000 (disesuaikan) Q*C = 2.000
(disesuaikan)
3) Dengan menggunakan rumus biaya total persediaan, hitung biaya persediaan
masing-masing paket, biasanya menggunakan tabel:

Paket P Q (1) Biaya (2) Biaya (3) Biaya Biaya Total


Pemesanan Penyimpana Produk = Persediaan=
= D/Q.S n = Q.I.P/2 P.D 1+2+3
A 5.000 700 350.000 350.000 25.000.000 25.700.000
B 4.800 1.000 245.000 480.000 24.000.000 24.725.000
C 4.750 2.000 122.500 950.000 23.750.000 24.822.500

4) biaya total persediaan terendah adalah Q = 2.000 unit, sehingga paket B yang
dipilih karena menghasilkan biaya paling optimal.

61
B. MODEL PROBABILITAS dengan LEAD TIME yang KONSTAN

 Pada asumsi permintaan tidak konstan tetapi dapat


dispesifikasi melaui distribusi probabilitas maka dapat
digunakan model probabilitas.
 Permintaan yang tidak pasti memperbesar kemungkinan
terjadinya kehabisan stok. Salah satu metode untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya kehabisan stok adalah
dengan menahan unit tambahan di persediaan, hal ini meliputi
penambahan jumlah unit stok pengaman sebagai penyangga
titik pemesanan ulang.
 Titik pemesanan ulang : ROP = d x L
 Dengan memasukkan ss (safety stok) maka ROP = d x L + ss

62
Contoh 4.
Suatu perusahaan mempunyai ROP = 50 unit
Biaya penyimpanan = Rp 5.000,- per unit per tahun
Biaya kehabisan stok = Rp 40.000,-per unit.
Perusahaan telah mengalami probabilitas permintaan sebagai berikut:
Jumlah Unit Probabilitas
30 0,20
40 0,20
ROP 50 0,30
60 0,20
70 0,10
Perhitungannya sebagai
1,00
berikut :
Sto
k Biaya Penyimpanan Biaya Kehabisan Stok Biaya Total
Pen
gam
an
20 (20)(5.000) = Rp 100.000,- 0 Rp 100.000,-
10 (10)(5.000) = Rp 50.000,- (10)(0,1)(40.000)(6) = Rp 240.000,- Rp 290.000,-
0 0 (10)(0.1)(40.000)(6) +(20)(0,1)(40.000)
(6) = Rp 960.000,- Rp 960.000,-
Dari perhitungan tersebut, stok pengaman yang biaya totalnya paling rendah
adalah 20 unit maka ROP yang baru = ROP lama + 20 = 50 + 20 = 70 unit. 63
Hal yang sangat perlu diperhatikan adalah bahwa manajemen mempertahankan
tingkat pemenuhan permintaan, yang bersifat komplementer terhadap
probabilitas terjadinya kehabisan stock. Seandainya probabilitas kehabisan stok
adalah 0,05 maka tingkat pemenuhan permintaannya adalah 0,95. maka perlu
menggunakan kurve normal maka perlu digunakan table kurva normal.
Contoh 5
Jika suatu perusahaan mempunyai permintaan rata-rata selama pemesanan
ulang adalah 350 unit permintaan terdistribusi secara normal, standar deviasinya
sebesar 10 unit kehabisan stok diperkirakan 5 % dari waktu yang ada. Berapa
stok pengaman yang harus dipertahankan ?
Diketahui: μ = permintaan rata-rata = 350
σ = standar deviasi = 10
Z = jumlah standar deviasi normal
Stok pengaman = x - μ
x
karena Z = maka stok pengaman = Z σ

maka dari contoh tersebut: Z = 1,65 sesuai table distribusi normal untuk tingkat
pemenuhan permintaan 95 %, sehingga 1,65 = stok Pengaman/ σ
Stok pengaman = (1,65) (10) = 16,5
ROP = 350 + 16,5 = 366,5 atau dibulatkan menjadi 267 unit.

64
C. FIXED PERIOD (P) SYSTEM
 Pada system periode tetap, persediaan dipesan di akhir periode
tertentu. Setelah itu baru persediaan ditangan dihitung, yang dipesan
hanya sebesar jumlah yang diperlukan untuk menaikkan persediaan
sampai ke tingkat target tertentu.
 Keuntungan system ini adalah bahwa tidak ada penghitungan fisik
atas unit yang dimasukkan ke persediaan setelah ada unit yang
diambil. Penghitungan hanya terjadi bila waktunya tiba. Prosedur ini
secara administratif lebih memudahkan, terutama apabila
pengendalian persediaan hanya salah satu tugas saja.
 Rumus yang digunakan:
 Jumlah Yang dipesan (Q) = Target (T) – On hand inventory –
order awal yang tidak diterima + back order.
Contoh 5
 Data: Back order = 3 unit , Target = 50 unit , Tidak ada pesanan awal
yang tidak diterima , Back order = 3 .
 Maka Jumlah pemesanan Q = 50 – 0 – 0 + 3 = 53 unit

65
Kuantitas Pemesanan Yang Optimal
Kuantitas Pemesanan Yang Optimal

 Dua Dasar Keputusan Dalam Model EOQ:


 Berapa jumlah bahan mentah yang harus dipesan pada
saat bahan tersebut perlu dibeli kembali – Replenishment
Cycle
 Kapan perlu dilakukan pembelian kembali – Reorder
Point
Model Economic Order Quantity
Asumsi Model EOQ

 Dalam penentuan model EOQ terdapat beberapa


asumsi, al:
 Jumlah kebutuhan bahan baku sudah dapat ditentukan
terlebih dahulu secara pasti untuk penggunaan satu periode.
 Penggunaan bahan baku relatif stabil dalam satu periode.
 Harga bahan baku konstan selama periode tertentu.
 Lead Time (waktu tunggu mulai dari memesan sampai
barang datang) tetap.
tetap
 Tidak terjadi stockout (kehabisan bahan).
REORDER POINT

 ROP adalah titik/tingkat persediaan, dimana pemesanan


kembali harus dilakukan.
 ROP = penggunaan/hari x lead time
 Dalam pelaksanaannya, biasanya ada kebijakan-kebijakan
yang diputuskan oleh perusahaan, sehingga perhitungan
ROP disesuaikan dengan kebijakan tersebut.
 Kebijakan berkaitan dengan Safety Stock
Persediaan Pengaman (Safety Stocks)

 Persediaan tambahan yang dimiliki untuk berjaga-


jaga terhadap perubahan tingkat penjualan atau
kelambatan produksi – pengiriman
 Maka
 Persediaan awal = EOQ + Safety stock
 Persediaan rata – rata
= ( EOQ/2 ) + Safety Stock
Menentukan Besarnya Safety Stock

 Faktor pengalaman
 Faktor dugaan
 Biaya
 Keterlambatan
Contoh : Penggunaan per hari 15 Kg. Keterlambatan
pengiriman 10 Hari
Maka besarnya safety stock
= 10 x 15 Kg
= 150 Kg
Menentukan Besarnya Safety Stock

 Menetapkan jumlah penggunaan selama lead time ditambah


persentase tertentu sebagai persediaan pengaman.
 Contoh:
 Suatu perusahaan elektronik memerlukan bahan baku per
hari sebanyak 500 unit dg waktu tunggu 4 hari. Jika
kebutuhan pengamannya ditetapkan sebesar 50% dari
kebutuhan per hari, tentukan titik pemesanan kembali !
 Jawaban:
ROP = (4 x 500 unit) + 50% (4 x 500 unit)
= 2.000 unit + 1.000 unit = 3.000 unit
Menentukan Besarnya Safety Stock

 Menetapkan jumlah penggunaan selama lead time ditambah


penggunaan selama periode tertentu sebagai safety stock. Contoh:
 Suatu perusahaan elektronik memerlukan bahan baku per hari
sebanyak 500 unit dg waktu tunggu 4 hari. Jika kebutuhan
pengamannya ditetapkan sebesar kebutuhan selama 3 hari,
tentukan titik pemesanan kembali !
 Jawaban:
ROP = (4 x 500 unit) + (3 x 500 unit)
= 2.000 unit + 1.500 unit = 3.500 unit
.
Contoh Kasus

 Sebuah restoran Pizza membutuhkan salah satu bahan utama


yaitu keju. Diperkirakan permintaan keju adalah 1.600
kg/minggu, biaya pemesanan Rp. 500.000 per satu kali
pesan, biaya penyimpanan 25% dari harga beli dan harga beli
Rp. 12.000 /kg. Persediaan pengaman 50 kg dan waktu
pengiriman 4 hari. (1 tahun = 52 minggu / 1 tahun = 365
hari).
 Hitunglah berapa total biaya yang dibutuhkan untuk
mengadakan persediaan keju selama 1 tahun ?
Model Economic Order Quantity

 Biaya total tahunan = biaya pembelian + biaya variabel


 Biaya variabel = biaya pesan + biaya simpan
 Biaya pesan = jml memesan * biaya pesan per order
 Jml memesan = jml pesanan setahun : EOQ
 EOQ = √ ((2 * kebutuhan setahun * biaya pesan) : (biaya
simpan/kg/th))
 Biaya simpan = rata-rata persediaan * biaya
simpan/kg/th * harga/kg
 Rata-rata persediaan = EOQ : 2
Model Economic Order Quantity

 Jawab:

diketahui :
C (cost) = 12.000
I (inventory carrying charge) = 25%
S (setup) = 500.000
L (lead time) = 4
D (annual demand) = 1.600 x 52
Model Economic Order Quantity
Model Economic Order Quantity
Model Economic Order Quantity
Model Economic Order Quantity
Model Economic Order Quantity

4. Biaya Variabel;
= biaya pesan + biaya simpan
= Rp. 7.899.374,13   + Rp. 7.899.360
= Rp. 15.798.734,13
Model Economic Order Quantity

5. Biaya Total;
= biaya beli + biaya variabel
= Rp. 998.400.000 + Rp. 15.798.734,13
= Rp. 1.014.198.734,13

Jadi, total biaya yang dibutuhkan untuk mengadakan


persediaan selama 1 tahun adalah Rp.
1.014.198.734,13,-
Pemesanan Ulang

 Penggunaan per hari


= (1.600 kg * 52 minggu) / 365 hari
= 228 kg
 Titik pemesan ulang
= Waktu pengiriman + safety stock
= (4 hari x 228) + 50
= 912 + 50 Jadi, apabila persediaan tinggal
= 962 kg 962 kg, maka bagian pembelian
sudah harus order ke supplier
Pemesanan Dalam Satu Tahun

 Jumlah Pemesanan dalam satu tahun


= jml pesanan setahun : EOQ
= (1.600 * 52) / 5.266,24
= 83.200 / 5.266,24
= 16 kali

Anda mungkin juga menyukai