”LEAN DISTRIBUTION”
Disusun oleh :
1. Yulianti Nigia Pratiwi ( 16117119 )
2. Fuzan Solehuddin ( 16117131 )
3. Maria Eka Oktaviany P. ( 16117137 )
4. Sintia Agita Mahdalena ( 16117145 )
5. Setifani Prihassari ( 16117150 )
➢ AKURASI PERKIRAAN
Banyak pertanyaan yang muncul dalam akurasi peramalan seperti Seberapa
akurat perkiraan? Pernahkah mereka cukup akurat untuk perencanaan, sumber, operasi,
distribusi, dan pengguna logistik ? Apakah ada keluhan tentang ketidakakuratan?.
Namun dalam kenyataanya, perencanaan dengan asumsi bedasarkan data dari
pembelian pelanggan maupun dari analisis perubahan pasar sebagai landasan untuk
kinerja operasionan dan upaya pengurangan biaya, walaupun faktanya perkiraan jarang
akurat, kecuali dalam dolar penjualan total atau ukuran volume agregat.
Dalam akurasi unit agregat implementasinya tidak mendukung perencanan
operasional dan upaya pengurangan biaya. Di bagian operasi dalam menerapkan
peramalan harus memperhatikan tingkat produksi, jika tingkat produksi tidak berhasil
dengan rencana awal maka perencanaan operasi harus membuat ramalan lain dengan
dasar perencanaan yaitu produk yang akan di hasilkan. Dalam perencanaan tersebut
diperlukan ketelitian dalam pembuatan rencana sehingga tingkat keakuratan dan
konsisten untuk rencana bisnis selanjutnya tinggi. Perencanan yang didasrkan pada
“Operation Forecast” dapat dibandingkan dengan ramalan nyata yang telah terbukti
keakuratannya untuk perencanan bisnis dan keuangan.
Banyak cara yang dapat dilakukan agar peramalan untuk perencanan bisnis
lebih akurat dan mudah dalam pengimplementasiannya yaitu berkolaborasi dengan
pelanggan untuk mendapatkan data pembelian pelanggan yang lebih mudah sebagai
data dasar untuk asumsi perencanan bisnis. Dalam berkolaborasi yang diperlukab
adalah peningkatan perkiraan dengan cara memperketat komunikasi dan lebih adaptif
terhadap perubahan pasar. Untuk komunikasi yang perlu ditekankan yaitu komunikasi
yang lebih cepat dan lebih responsif, sehingga jika terjadi perubhaan di pasar pelanggan
lebih cepat responnya dalam membuat ramalan atau perkiraan daripada terpaku pada
perkiraan “ Tetap “ untuk pemasok yang merubakan keputusan yang susah diubah di
perusahaan. Dalam hal ini fleksibilitas diperlukan akan dalam pembuatan perencanaan
bisnis lebih mudah namun tetap akurat, karena perubahan pasar yang sering terjadi
menyebabkan perusahaan harus bersikap fleksibel namun tidak keluar dari jalur untuk
mencapai tujuan. Selain itu juga pelanggan dalam hal ini juga harus ikut melakukan
respon pada perubahan di pasar mereka, jika hanya satu sisi yang terbuka akan
perubahan maka proses yang direncanakan tidak akan berjalan. Perencana bisnis juga
harus membuat pemasok merespon dalam bentuk barang yang lebih menguntungkan
daripada harus mengikuti permintaan pemasok berdasarkan aturan jadwal yang ketat.
Kolaborasi ini dalam praktiknya menciptakan lebih banyak perubahan pada perkiraan,
jika dilakukan dengan tepat maka keuntungan yang didapatkan akan setara dengan
usaha tersebut.
Dalam analisis akhir, ramalan adalah upaya terbaik untuk memberi tahu masa
depan dan pada dasarnya akan selalu membutuhkan revisi dan perubahan berupa
tantangan atas akurasi yang ingin dicapai. Rencana terperinci didorong dari ramalan
yang penyebab utamanya berupa ketidakstabilan dalam jadwal operasional harian yang
artinya suatu perencanaan membutuhkan dasar yang jelas untuk dijadikan sebagai
pemukul “Target” dalam ramalan agar perkiraan tersebut akurat. Dalam peramalan
siklus yang terjadi yaitu dimulai denganmembuat perkiraan, lalu merencanakan, dan
kemudian merevisi ramalan untuk menjaga rencana tetap terkini dan akurat. Untuk
garis secara umum, jadwal harian diperlukan baik untuk target yang bergerak atau
"ditetapkan" artinya peramalan digunakan untuk menenangkan para pemasok, operasi,
dan distribusi. Oleh karena itu perencanaan mendorong perkiraan pasar yang tidak
akurat akan menciptakan masalah operasional besok, oleh karena itu diperlukan jadwal
revisi terus-menerus agar peramalan untuk perencanaan bisnis dapat lebih akurat
sehingga tujuan yang diinginkan tercapai.
A wide and low profile menunjukan variable dari waktu perjalanan, mengharuskan
kedatangan yang tepat waktu. Semakin banyak waktu yang di berikan perusahaan
semakin besar juga pengemudi akan datang lebih awal dari waktu yang di tentukan.
Untuk memecahkan kasus lalu lintas ini membutuhkan pengurangan variabilitas
agar memaksimalkan waktu perjalanan dan volume total dalam kendaraan. Ini
ditujukan untuk semua kendaraan dengan memaksimalkan kapasitas total kendaraan
yang bergerak dari Push ke Lean Pull. Pada saat Rush Hour jarak anatara kendaraan
yang satu dengan lainnya berdekatan, sehingga mendorong pengemudi untuk berpindah
ke jalur bebas hambatan. Pada saat berada di jalur bebas hambatan kecepatan setiap
kendaraan berbeda-beda itu meyebabkan kecepatan dan volume kendaraan memburuk,
diarenakan aliran kendaraan tergantung kecepatan dan jarak kendaraan. Untuk
meningkatkan kecepatan dan jarak dapat di capai dengan menggunakan Lean based
pull.
Agar pendekatan Lean Pull dapat berjalan dengan baik, setiap pengemudi harus
siap untuk mendapatkan notif singkat (pull signal) dan mempertahankan jarak dengan
kendaraan lain. Prinsip lean Pull dan linkage across operation meningkatkan aliran total
dari lintas distribusi. Pull signal digunakan untuk memindahkan waktu tunggu saat ini
ke dalam perjalanan awalsedangkan linkage untuk memaksimalkan berapa banyak
kendaraan yang melewati jalan raya. Saat keduanya digabungkan maka akan
menghasilkan kendaraan yang sampai di tempat tujuan dengan cepat.
Jika ingin memberlakukan sistem ini untuk distribusi maka pertimbangkan
terlebih dahulu kesamaan anatara persediaan dan kendaraan di saat rush hour, keduanya
harus memiliki waktu transit yang panjang dan harus datang tepat waktu untuk
menghindari keterlambatan.
Perencaan akan menjadi sulit untuk waktu perjalana ini, pada akhirnya
perusahaan akan berpindahn ke pusat kota. Dengan tinggal di kota, waktu perjalanan
rendah dan untuk menanggapi waktu kedatangan relative lebuh mudah. Memperkirakan
waktu keberangkatan adalah kasus terbaik, menggunakan waktu perjalanan yang
diasumsikan dan berapa lama pun jumlah waktu amannya, penegmudi tentu ingin
mengetahui kapan harus pergi agar bisa tiba dengan tepat waktu.