Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN PRODUKSI DAN

OPERASI

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MODUL PERKULIAHAN
PERENCANAAN KEBUTUHAN
MATERIAL ( MATERIAL REQUIREMENT
PLANNING=MRP)
Dipersiapkan sebagai materi perkuliahan oleh :

Wisynu Ari Gutama, SP, MMA dan Dina Novia, SP.MSi

Modul

13

PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL


(MATERIAL REQUIREMENT PLANNING = MRP)

DESKRIPSI
Modul ketiga ini disusun sebagai materi pembelajaran untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa
mengenai pengertian tentang Perencanaan Kebutuhan Material atau dikenal dengan nama Material
Requirement Planning atau MRP. Konsep ini mencakup hal-hal yang berhubungan dengan sistem persediaan
sekaligus sistem informasinya agar dapat dicapai sistem pengadaan material secara lebih tepat waktu, tepat
jumlah, tepat bahan baku dan tepat harga. Ide yang mendasar dari konsep ini sering digunakan dalam
penyelesaian proyek industri mulai dari pembangunan rumah sederhana sampai ke pembangunan gedunggedung pencakar langit. Melalui penggunaan bahan yang tepat dan pada saat yang tepat adalah merupakan
filosofi utama yang digunakan dalam menyelesaikan berbagai macam proyek tersebut.

..
..
..
.. 13
Bahan Kajian
.
Material Requirement Planning dalam Perusahaan Agribisnis
PENDAHULUAN
Dalam sebuah pabrik atau agroindustri selalu terjadi proses transformasi yang dimulai dari bahan bakku
sebagai input yang kemudian diproses menjadi produk sebagai outputnya. Proses transformasi tersebut
membentuk sebuah sistem produksi yang mencakup empat unsur pengaturan yakni :
1.
2.
3.
4.

Pengaturan material;
Pengaturan sumber daya manusia;
Pengaturan modal; dan
Pengaturan mesin (yamit, 2007).

MRP merupakan sistem yang dirancang khusus untuk situasi permintaan bergelombang yanng secara tipikal
karena permintaan tersebut dependen. Oleh karena itu tujuan daripada sistem MRP adalah menjamin
tersedianya material, item atau komponen pada saat dibutuhkan untuk memenuhi jadwal produksi dan
menjamin ketersediaan produk jadi bagi konsumen; selainn itu juga menjaga tingkat persediaan pada kondisi
minimum dan terakhir merencanakan aktifitas pengiriman, penjadwalan dan aktifitas pembelian (yamit, 2007).

KARAKTERISTIK DASAR SISTEM MRP


Manajemen persediaan sistem MRP memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Perhatian terhadap kapan dibutuhkan
Integrasi pemikiran antara fungsi pengawasan produksi dan manajemen persediaan mengakibatkan
terjadinya pergeseran perhatian terhadap kapan dibutuhkan daripada perhatian secara langsung
terhadap kapan sebaiknya melakukan pemesanan. Hal ini dapat saja terjadi jika manajer operasi
memiliki informasi tanggal permintaan sehingga pemesanan dan penjadwalan komponen untuk
merakit atau membentuk sebuah produk hanya merupakan masalah kapan produk tersebut kiranya
dibutuhkan.
2. Perhatian terhadap prioritas pemesanan
Munculnya atau adanya kesadaran bahwa semua pesanan yang dilakukan oleh konsumen tentu
saja tidak mempunyai skala prioritas yang sama sehingga terkadang produk yang satu dianggap
lebih penting jika dibandingkan dengan produk yang lain. Hal ini memungkinkan dilakukannya proses
penjadwalan untuk memenuhi prioritas pesanan.
3. Penundaan pengiriman
Konsekuensi logis dari timbulnya prioritas pesanan akan menghasilkan konsep penundaan
pengiriman yaitu dengan menunda produksi atau order terhadap item yang telah terjadwal untuk
memaksimumkan keseluruhan proses operasi.
2

4.

..
..
Fungsi integrasi
.
Pengawasan.produksi dan manajemen persediaan dipandang sebagai fungsi yang terintegrasi
..
.
.

ARUS INFORMASI SISTEM MRP


Arus informasi dalam sistem MRP di bagi ke dalam 3 proses atau alur yaitu :
1. Master Production Schedule (MPS)
Merupakan ringkasan skedul produksi untuk produk jadi untuk periode mendatang yang dirancang
berdasarkan pesanan pelanggan atau ramalan permintaan. Sistem MRP mengasumsikan bahwa
pesanan yang dicatat dalam MPS adalah pasti meskipun hanya merupakan peramalan.
2. Bill of Material (BOM)
Merupakan rangkaian struktur semua komponen yang digunakan untuk memproduksi barang jadi
sesuai dengan MPS. Secara spesfifik struktur BOM tidak saja berisi komponen tetapi juga memuat
langkah penyelesaian produk jadi. Tanpa adanya struktur BOM tersebut maka akan sangat tidak
mungkin untuk dapat menyelesaikan sistem MRP.
3. Inventory Master File (IMF)
Terdiri dari semua catatan terntang persediaan produk jadi, komponen dan sub komponen lainnya
baik yang sedang dipesan maupun untuk persediaan pengaman.

LANGKAH-LANGKAH PROSES PERHITUNGAN MRP


Menurut yamit, 2007, langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses perhitungan MRP adalah sebagai
berikut :
1. Menentukan kebutuhan bersih
Kebutuhan bersih (net requirement) adalah selisih antara kebutuhan kotor (gross requirement) dengan
persediaan yang ada di tangan (on hand). Data yang diperlukan dalam menentukan kebutuhan bersih
adalah kebutuhan kotor setiap periode, persediaan yang ada di tangan dan rencana penerimaan
(scheduled recepts) pada periode mendatang sedangkan kebutuhan kotor yang dimaksudkan adalaj
jumlah permintaan produk akhir. Untuk komponen yang lebih rendah maka kebutuhan kotor dihitung
dari komponen yang berada di atasnya dengan dikalikan kelipatan tertentu sesuai dengan kebutuhan.
Perhitungan kebutuhan bersih dapat diperbaiki dengan menambahkan faktor persediaan pengaman
tetapi hanya ditujukan untuk permintaan independen.
2. Menentukan jumlah pesanan
Penentuan jumlah pesanan baik untuk item maupun komponen didasarkan kebutuhan bersih. Alternatif
yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya ukuran lot pemesanan yaitu penyeimbangan
antara biaya set up dengan ongkos simpan, fixed order quantity, lot for lot ordering, periodic order
quantity dan metode akumulasi.
3. Menentukan BOM dan kebutuhan kotor setiap komponen
3

..
.. berdasarkan struktur produk dengan memuat informasi nomor dan jenis komponen,
Bom ditentukan
..
.. komponen di atasnya dan sumber diperolehnya komponen sedangkan kebutuhan
jumlah kebutuhan
.
kotor setiap komponen ditentukan oleh rencana pemesanan (planned order releses) komponen yang
berada di atasnya dengan dikalikan kelipatan tertentu sesuai kebutuhan.
4. Menentukan tanggal pemesanan
Menentukan saat yang tepat untuk melakukan pemesanan dan dipengaruhi oleh rencana penerimaan
(planned order receipts) dan tenggang waktu pemesan (lead time)

FAKTOR KESULITAN DALAM MRP


Terdapat lima faktor yang mempengaruhi tingkat kesulitan dalam proses MRP yaitu :
1. Struktur produk
Semakin rumit struktur produk akan membuat perhitungan MRP semakin rumit pula. Struktur produk
yang kompleks terutama ke arah vertikal akan membuat proses penentuan kebutuhan bersih,
penentuan jumlah pesanan optimal, penentuan saat yang tepat melakukan pesanan dan penentuan
kebutuhan kotor menjadi berulang-ulang. Proses penentuan kebutuhan bersih untuk tingkat yang
lebih rendah membutuhkan tehnik yang sangat sulit (multilevel lot size technique) sehingga membuat
perhitungan MRP semakin kompleks pula.
2. Ukuran lot
Jika dilihat dari cara pendekatan masalah maka terdapat dua aliran dalam penentuan ukuran lot yaitu
pendekatan period by period dan level by level. Ukuran lot khsususnya untuk struktur produk yang
bertingkat banyak (multilevel case) masih dalam tahap pengembangan sehingga tehnik ukuran lot
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kesulitan dalam MRP.
3. Tenggang waktu
Perbedaan dalam tenggang waktu akan menambahi kerumitan proses RMP. Suatu perakitan belum
dapat dilakukan apabila komponen-komponen pembentuknya belum tersedia. Oleh karena itu kita
dihadapkan pada masalah penentuan saat paling awal dan saat paling lambat suatu komponen harus
selesai atau disebut dengan lintasan kritis. Kompleksnya masalah akan dirasakan pada tahapan
penentuan kapan harus melakukan pemesanan karena tidak hanya menentukan kapan harus
melakukan pemesanan tetapi juga harus menentukan besarnya lota pemesanan.
4. Perubahan kebutuhan
MRP dirancang untuk menjadi suatu sistem yang peka terhadap perubahan baik perubahan dari luar
(permintaan) maupun perubahan dari dalam (kapasitas). Kepekaan ini bukanlah tidak menimbulkan
masalah, perubahan kebutuhan produk akhir tidak hanya mempengaruhi rencana pemesanan tetapi
juga mempengaruhi jumlah kebutuhan yang diinginkan. Jika dihubungkan dengan tenggang waktu

5.

..
.dan ukuran lot maka proses
pemesanan .
..
..
mengurangi efesiensi
perhitungannya.
.
Komponen yang bersifat umum

perhitungan harus diulang kembali sehingga akan

Adanya komponen yang bersifat umum (dibutuhkan lebih dari satu induk item) akan menimbulkan
kesulitan apabila komponen umum tersebut berada pada level yang berbeda sehingga diperlukan
tingkat ketelitian yang tinggi baik dalam jumlah maupun waktu pelaksanaan pemesanan.

TUGAS PEMBELAJARAN 3
1.

PT Agribis UB menjual dua macam kerangka gambar 10 inci lengkap dengan kaca dan tutup
belakang. Model standar menggunakan kerangka hitam tipis dan model deluxe menggunakan
kerangka frame emas. Tutup belakang dan kaca sama untuk kedua jenis produk. Waktu persiapan
perakitan dari bahann kerangka, kaca dan tutup belakang selama 3 minggu untuk setiap model.
Bahan kerangka dipesan dari supplier lokal yang memiliki waktui persiapan dua minggu (setiap
kerangka menggunakan dua kaki). Tutup belakang dibeli dari pabrik hardboard dengan waktu
persiapan 3 minggu. Kaca dibeli sudah dipotong dengan lead time tiga minggu. MPS diperlihatkan
dalam tabel berikut :
Minggu

10

11

12

13

14

Model Standar

100

150

300

Model deluxe

200

200

150

Persediaan yang ada sekarang (on hand) adalah sebagai berikut :


a. Bahan kerangka model deluxe 300 kaki
b. Bahan kerangka model standar 150 kaki
c. Kaca 150 unit
d. Tutup belakang 50 unit
e. Kerangak standar yang sudah jadi 75 unit
f.

Kerangka deluxe yang sudah jadi 100 unit

Struktur produk kedua jenis kerangka gambar tersebut adalah sebagai berikut :
Model Standar
dan Deluxe

2
Frame

Kaca

Tutup

Buatlah rencana penggunaan bahan untuk memenuhi permintaan kerangka gambar tersebut.
5

2.

..
.. yang diberi nomor 140 menggunakan berbagai macam komponen dengan struktur
Sebuah Produk
..
.. :
sebagai berikut
.
14
1

2
1

10

182

31

1750

1476

1003

Dengan tambahan data berikut ini maka berapa banyak item 1476 yang harus dibeli dan kapan
pembelian harus dilakukan ?
Nomor
Item
140
1476
102
312

Lead
Time
(minggu)
1
2
1
2

Persediaa
n yang ada
skrg
100 unit
200 unit
-

11
100
50
5

Permintaan per minggu


12
13
14
500
-

100
-

200
10

15
-

RANCANGAN TUGAS
1.Metodologi dan acuan tugas:
a. Mengerjakan tugas secara individu
b. Baca modul, dan rujukan pustaka yang dianjurkan yaitu:

Agus Ahyari,1986. Manajemen Produksi.Perencanaan Sistem Produksi. Buku 1 dan 2.BPFE


Yogjakarta

Zulian Yamit,2003. Manajemen Produksi dan Operasi. Ekonisia. Fakultas Ekonomi UII.
Yogyakarta

Pangestu Subagyo,2000. Manajemen Operasi.BPFE. Yogyakarta

Supari Dh.2001.Manajemen Produksi dan Operasi Agribisnis Hortikultura. Seri Praktek


Ciputri Hijau. PT.Elex Media Komputindo. Jakarta

Sukanto Reksohadiprodjo.1985. Management Produksi. BPFE Yogjakarta

T.Hani Handoko.1984.Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. BPFE. Yogjakarta


Sumber-sumber lain

2. Keluaran tugas:

a.

..
.. F4 dengan tulisan tangan (tidak boleh menggunakan komputer). Ditulis dengan rapi
Dikerjakan pada kertas
..
..
(menggunakan penggaris).
Waktu pengerjaan selambatnya satu minggu setelah tugas ini di unggah ke
.
blog wisynu.lecture.ub.ac.id . (diunggah pada hari minggu 29 Mei 2011). Tugas dikumpulkan pada asisten
kelas masing-masing.

b. Buat file untuk dipresentasikan yang berisi tentang tugas pada kedua point tersebut dengan menggunakan
media presentasi (MS ppt, openoffice,flash, dll pilih salah satu).

Anda mungkin juga menyukai