Anda di halaman 1dari 119

MODEL SIMULASI DINAMIKA SISTEM UNTUK

MENINGKATKAN PROFIT (Studi Kasus: UKM Kerupuk


Mulyasari)

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Oleh
Shania Astriana
16119069

PROGRAM STUDI S-1 MANAJEMEN LOGISTIK


UNIVERSITAS LOGISTIK DAN BISNIS INTERNASIONAL
BANDUNG
2023
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Shania Astriana

NPM : 16119069

Program Studi : S-1 Manajemen Logistik

Perguruan Tinggi : Universitas Logistik dan Bisnis Internasional

Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir yang telah saya buat dengan judul:
“Model Simulasi Dinamika Sistem untuk Meningkatkan Profit (Studi Kasus:
UKM Kerupuk Mulyasari)” adalah asli (orisinil) dan belum pernah
diterbitkan/dipublikasikan dimanapun dan dalam bentuk apapun. Demikianlah surat
pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dari pihak
manapun juga. Apabila dikemudian hari ternyata saya memberikan keterangan palsu
dan atau ada pihak lain yang mengklaim bahwa tugas akhir yang telah saya buat
adalah hasil karya milik seseorang atau badan tertentu, saya bersedia diproses baik
secara pidana maupun perdata dan kelulusan saya dari Universitas Logistik dan
Bisnis Internasional dicabutkan/dibatalkan.

Bandung, 10 Maret 2023

Shania Astriana

i
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir ini diajukan oleh

Nama : Shania Astriana

NPM : 16119069

Program Studi : Manajemen Logistik

Judul Tugas Akhir : Model Simulasi Dinamika Sistem untuk Meningkatkan


Profit (Studi Kasus: UKM Kerupuk Mulyasari)

Telah berhasil dipertahankan pada sidang Sarjana dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh Sarjana Logistik (S.Log) pada
Program Studi Manajemen Logistik Universitas Logistik Dan Bisnis
Internasional.

Pembimbing 1 Pembimbing 2

(Irayanti Adriant, S.Si., M.T.) (Dr. Nurlaela Kumala Dewi,


M.T.)

Ditetapkan di : Bandung

iii
I-2

Tanggal : 10 Maret 2023

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas
Akhir yang berjudul “Model Simulasi Dinamika Sistem untuk Meningkatkan
Profit (Studi Kasus: UKM Kerupuk Mulyasari)”. Adapun penulisan Tugas Akhir
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Logistik pada Program Studi Manajemen Logistik pada Universitas Logistik dan
Bisnis Internasional. Tugas Akhir ini telah saya susun dengan sebaik mungkin dan
saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa
perkuliahan sampai pada penyusunan Tugas Akhir ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan Tugas Akhir ini secara tepat waktu. Oleh karena itu, saya
mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Ibu Irayanti Adriant, S.Si., M.T., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan masukan dengan
sabar dalam penyusunan tugas akhir ini.

2. Ibu Dr. Nurlaela Kumala Dewi, M.T., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangka waktunya unutk membimbing dan memberikan masukan kepada
saya dalam penyusunan tugas akhir ini.

3. Bapak Yodi Nurdiansyah S.T., M.T. selaku Dosen pengampu mata kuliah
Pemodelan Sistem Logistik yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga
serta masukan dalam penyusunan tugas akhir ini.

4. Bapak/Ibu selaku Dosen Penguji yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan
pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan tugas akhir ini.

iii
I-3

5. Bapak Hj. Ma’sud dan Ibu Hjh. Rosnah selaku pemilik UKM Kerupuk
Mulyasari yang telah memberi kesempatan serta meluangkan waktunya
kepada saya untuk melakukan penelitian, wawancara, dan pengumpulan data
yang dibutuhkan dalam penyusunan tugas akhir ini.

6. Chai Rizal R.M (Alm.), Dewi Yuliana, Dendy Afreza, Aftorina, selaku orang
tua serta kakak saya yang telah mendukung saya baik secara moral dan
materil sampai saat ini.

7. GPE selaku partner untuk segala sisi saya yang senantiasa mendukung hingga
kapanpun.

8. MOOOD (Anisa, Intan, Rifka dan Sara) teman yang selalu mendukung dan
berproses dari 2019-sekarang. Semoga hal baik yang kalian berikan bisa
kembali ke kalian juga.

9. LOPL 19 (Anggi, Intan, Rahma dan Wulan) teman seperjuangan di Lab yang
mau direpotkan dan selalu rendah hati. See you on top guys

10. Aulia, Nita, Alfina, sahabat saya dan masih banyak yang tidak saya sebutkan
terimakasih atas dukungan semangat, tenaga, maupun pikiran yang kalian
berikan.

Akhir kata, semoga Allah SWT membalas kebaikan serta melimpahkan rahmat-Nya
kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam penyusunan Laporan Tugas
Akhir ini. Saya berharap bagi pembaca dapat memberikan saran dan kritik terhadap
Laporan Tugas Akhir ini yang membangun demi kesempurnaan laporan ini. Selain itu
juga saya berharap tugas akhir ini dapat memberikan suatu kontribusi yang positif
bagi mahasiswa serta pihak-pihak yang membutuhkan demi kemajuan ilmu
pengetahuan

Bandung, 10 Oktober 2023

iii
I-4

Shania Astriana

iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Logistik dan Bisnis Internasional (ULBI), saya
yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Shania Astriana
NPM : 16119069
Program Studi : Manajemen Logistik
Jenis karya : Tugas Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, memberikan kepada ULBI Hak Bebas
Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty- Free Right) atas karya ilmiah saya
yang berjudul: Model Simulasi Dinamika Sistem untuk Meningkatkan Profit
(Studi Kasus: UKM Kerupuk Mulyasari) beserta perangkat yang ada (jika
diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Logistik dan
Bisnis Internasional berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan Tugas Akhir saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik
Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Bandung
Pada tanggal : 10 Maret 2023

Yang menyatakan,

( Shania Astriana )

iv
ABSTRAK

(Bagian Abstrak ini harus berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, metodologi,
pengumpulan dan pengolahan data, analisis, hasil dan kesimpulan)

v
ABSTRACT

vii
I-2

DAFTAR ISI

1 Table of Contents
I......................................................................................................................................1
II. BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
2.1 Latar Belakang................................................................................................1
2.2 Rumusan Masalah...........................................................................................8
2.3 Tujuan Penelitian............................................................................................8
2.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................8
2.5 Batasan Penelitian...........................................................................................9
2.6 Sistematika Penulisan.....................................................................................9
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................................1
2.1 Proses Bisnis...................................................................................................1
2.1.1 Definisi Proses Bisnis & Sub Proses............................................................1
2.1.2 Klasifikasi Proses Bisnis..............................................................................2
2.2 Pemasaran.......................................................................................................2
2.3 Inovasi.............................................................................................................3
2.4 E-Commerce...................................................................................................3
2.5 Kerupuk Bawang............................................................................................5
2.6 Pemodelan Sistem dan Simulasi.....................................................................6
2.6.1 Definisi Pemodelan.......................................................................................6
2.6.2 Langkah Pemodelan Sistem..........................................................................7
2.6.4 Definisi Simulasi..........................................................................................7
2.6.5 Klasifikasi Model Simulasi..........................................................................8
2.7 Simulasi Sistem Dinamik................................................................................9
2.7.1 Keuntungan Menggunakan Sistem Dinamik..............................................10
2.8 Rich Picture Diagram (RPD)........................................................................11
2.9 Causal Loop Diagram...................................................................................12
2.10 Stock Flow Diagram..................................................................................13
2.11 Anylogic....................................................................................................14
2.11.1 Tools atau Variabel dalam Model Dinamika dalam Anylogic.................14
2.12 Verifikasi dan Validasi Model..................................................................16

iii
I-3

2.12.1 Verifikasi Model.......................................................................................16


2.12.2 Validasi Model.........................................................................................16
2.13 UMKM......................................................................................................16
2.13.1 Definisi dan Karakter Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2008....................16
2.13.2 Peran Sumber Daya Manusia (SDM) dalam UMKM..............................18
2.14 Peneliti Terdahulu.....................................................................................19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................................1
3.1 Kerangka Penelitian.........................................................................................1
3.2 Metodologi Penelitian......................................................................................4
3.3 Metode yang digunakan.................................................................................11
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA........................................1
4.1 Profil Objek Penelitian....................................................................................1
4.1.1 UKM Kerupuk Mulyasari.............................................................................1
4.2 Pengumpulan Data..........................................................................................4
4.3 Pengolahan Data.............................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................1
LAMPIRAN..................................................................................................................1

iii
I. BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah sektor yang


memiliki peranan penting di Indonesia yang berkontribusi terhadap
perkembangan ekonomi. UMKM merupakan kegiatan atau jenis usaha yang
juga memiliki peranan penting dalam pertumbuhan Pendapatan Domestik Bruto
(PDB). Pertumbuhan ekonomi dan ukuran pembangunan pada suatu negara
dapat dillihat dari pendapatan nasionalnya. Untuk mengukur pendapatan
nasional yang biasa atau sering dipergunakan adalah Produk Domestik Bruto
(PDB). Dengan persentase kontribusi sebanyak 61,07% PDB yang setara
dengan nilai Rp 8.573,89 triliyun, selain itu UMKM juga mampu menyerap
97% dari total angkatan kerja serta menghimpuni sampai dengan 60,42% dari
total investasi di Indonesia (Kemenkop UKM). Maka dari itu terlihat jelas
bahwa kontribusi oleh UMKM dalam pembangunan ekonomi di Indonesia
sangatlah berpengaruh besar. Berdasarkan data Kemekop UKM yang
menggambarkan UMKM di Indonesia dimana UMKM dapat memberikan
99,9% lapangan kerja yang berpengaruh terhadap penanggulangan kemiskinan,
memberikan kontribusi untuk PDB Nasional sebesar 60,5% dan mempercepat
pertumbuhan ekonomi.

Persentase kedudukan dari pelaku UMKM yang ada di Indonesia menurut


Kemenkop UKM Pada Gambar 1.1 di bawah ini dapat dilihat bahwa urutan
terbanyak didapati oleh pelaku usaha mikro dengan persentase sebesar 99,62%
atau sebanyak 63.955.369 pelaku usaha. Setelah itu urutan kedua didapati oleh
usaha kecil dengan persentase sebesar 0,30% atau sebanyak 139.959 pelaku
usaha. Selanjutnya ada usaha menengah dengan persentase sebesar 0,06% atau
sebanyak 44.728 pelaku usaha. Posisi terakhir adalah usaha besar dengan

I-1

Universitas Logistik dan Bisnis Internasional


I-2

persentase sebesar 0,01% atau sebanyak 5.550 pelaku usaha. Jika dilihat dari
besaran persentase maka jenis UMKM yang banyak digeluti adalah usaha
mikro.

Gambar 1. 1 Gambaran UMKM Indonsia

(Sumber: KEMENKOPUKM)

Kota Bandung, yang menjadi Ibukota Provinsi Jawa Barat, merupakan


kawasan metropolitan terluas di Provinsi Jawa Barat. Kota Bandung juga
merupakan penyumbang terbesar dari jumlah UMKM di Provinsi Jawa Barat.
Kota Bandung mengalami peningkatan pada lima tahun terakhir dari tahun
2016-2021. Pada tahun 2016 total jumlah UMKM sebanyak 343.938, kemudian
meningkat di tahun 2017 sebanyak 365.128, kemudian tahun 2018 juga
mengalami peningkatan menjadi sebesar 387.815, kemudian tahun 2019 juga
mengalami peningkatan menjadi 411.810, pada tahun 2020 juga masih
meningkat menjadi 437.290 dan terakhir di tahun 2021 meningkat menjadi
464.364. Dimana kategori terbanyak diperoleh dari kategori kuliner dan
makanan. Hal mendasar itulah yang membuat pelaku UMKM berlomba untuk
mencari peluang usahanya dari bidang kuliner dan makanan. Data tersebut
dapat dilihat berdasarkan Gambar 1.2 di bawah ini
I-3

Gambar 1. 2 Grafik Jumlah UMKM di Jawa Barat


(Sumber : Open Data Jabar 2016-2021)

Para pelaku UMKM di Kota Bandung melihat peluang yang terbuka besar
pada kategori kuliner dan makanan. Salah satu peluang yang diambil untuk
membuka usaha adalah UMKM Kerupuk. Berdasarkan data kementerian
peridustrian tercatat sebanyak 63 UMKM kerupuk yang terdaftar melakukan
usahanya. Kerupuk merupakan olahan makanan yang dibuat menggunakan
bahan dasar aci/tepung. Proses pembuatan kerupuk yang dinilai mudah
mengantarkan UMKM memilih produksi kerupuk menjadi usahanya. Selain itu
kerupuk merupakan makanan yang digemari orang karena selain rasanya yang
I-4

enak, menurut orang-orang kerupuk merupakan pelengkap suatu hidangan.


Sensasi dari menikmati kerupuk renyah dibarengi dengan khasi dari cita
rasanya. Rasa gurih yang diberikan kerupuk menjadi nikmat tambahan yang
membuat orang menjadi ketagihan. Selain karena harganya yang murah,
kerupuk juga cocok jika dihidangkan dengan lauk apa saja. Karena hal itu
UMKM melihat peluang pasar kerupuk hingga mendorong para UMKM untuk
membuka usaha kerupuk. Namun pada tahun 2019 akhir muncul wabah
penyakit Covid-19 yang mempengaruhi seluruh sektor perokonomian di
Indonesia termasuk UMKM di Kota Bandung.

Melaui data Dinas Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) Kota
Bandung, kemunculan Covid-19 membawa dampak 90% pada UMKM di Kota
Bandunng. Pemerintah membatasi kegiatan masyarakat dengan penerapan
sistem lock down sehingga menyababkan keterbatasan interaksi bagi
masyarakat umum, pekerja, maupun pelaku usaha bisnis UKM/UMKM di Kota
Bandung. Pada masa pandemi Covid-19 itu juga terjadi perubahan pola
pemesanan oleh konsumen dimana konsumen lebih memilih untuk diam
dirumah dan memanfaatkan e-commerce untuk berbelanja online dari rumah.
Dikarenakan akses yang tertutup akibat lock down juga menyababkan
konsumen memilih untuk belanja dari rumah. Akibatnya bagi sektor UMKM
Kota Bandung adalah penurunan omset karena kerugian serta produksi yang
menurun drastis akibat permintaan yang berkurang hingga terpaksa
memberhentikan produksi akibat permintaan yang sangat kecil dan dinilai tidak
memberikan keuntungan.

Kerupuk Mulyasari merupakan salah satu Usaha Kecil Mikro (UKM)


yang ikut terdampak dan mengalami kerugian yang diakibatkan Pandemi
Covid-19. Pada bulan maret sampai dengan april di tahun 2021 UKM
mulyasari berhenti beroperasi untuk pertama kalinya akbiat dampak Covid-19.
Terganggu nya proses bisnis yang dialami oleh UKM Mulyasari mengakibatkan
UKM yang berdiri sejak tahun 1979 dengan hasil produksi kerupuk bawang
I-5

terpaksa harus berhenti beroperasi. Pemilik menyatakan bahwa terdapat


pengaruh pemerintah dalam membuat kebijakan lock down dimana akses bagi
distributor menyalurkan penjualannya ke retail ditutup. Sehingga permintaan
terhadap produk kerupuk menurun drastis. Belum lagi permasalahan yang
diakibatkan oleh kekurangan SDM karena pekerja yang dipulangkan
dikarenakan Covid-19. Oleh karena itu terdapat gangguan terhadap proses
bisnisnya serta beberapa faktor yang menjadi dasar sebuah UMKM berjalan
belum terlaksana saat itu atau hingga sekarang. UKM Kerupuk Mulyasari mulai
bertahap menuju pulih namun pendapatan yang didapat per/hari nya masih
berfluktuasi seperti gambar dibawah ini:
I-6

Jumlah pendapatan/hari
9,000,000 8,250,000
8,000,000 7,440,000 7,780,000
7,080,000 6,990,000
7,000,000
6,000,000
5,010,000
5,000,000
4,000,000 3,720,000

3,000,000
2,000,000
1,000,000
0
1 2 3 4 5 6 7

(Sumber : Data Olahan Penulis, 2022)


Grafik 1. 1 Fluktuasi Jumlah pendapatan/hari

Berdasarkan gambaran dari Grafik 1.1 terjadi fluktuasi terhadap


pendapatan. Maka dari itu dapat diidentifikasi penyebab dari fluktuasi
pendapatan. Dapat dilihat pada diagram sebab akibat (fishbone) dibawah ini:

Gambar 1. 3 Diagram Fishbone Penyebab Pendapatan UKM Kerupuk Mulyasari Berfluktuatif


I-7

(Sumber : UKM Kerupuk Mulyasari dan Data Olahan Penulis, 2022)

Berdasarkan Fishbone diagram diatas untuk menunjukan antar sebab dan


akibat agar dapat menemukan akar penyebab terjadinya fluktuasi pendapatan
pada UKM Mulyasari. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Sumber Daya Manusia (Man)

a. Kekurangan man power dimana terdapat pengurangan pekerja


akibat pandemi.

2. Metode (Methods)

a. Penjualan konvensional dimana belum menerapkan penggunaan


e-commerce sebagai peluang usaha. Belum melihat potensi pasar
selain dari distributornya.

b. Target produksi dimana produksi berdasarkan penjualan


sebelumnya dan memanfaatkan stok kerupuk yang tersisa untuk
penjualan di hari berikutnya. Belum memanfaatkan kapasitas
produksi secara optimal untuk meningkatkan pendapatan.

3. Permintaan (demand)

a. Terjadi fluktuasi permintaan dimulai dari konsumen, ritel, dan


distributor.

4. Mesin (machine)

a. Tidak memaksimalkan mesin yang dimiliki akibat kurang SDM.

Berdasarkan penjelasan diagram sebab-akibat diatas UKM Mulyasari


berharap adanya perbaikan pada proses kinerjanya dapat menjadi lebih baik lagi
sehingga menghasilkan pendapatan/profit yang lebih stabil hingga
menguntungkan.
I-8

Kondisi proses produksi pada UKM Kerupuk Mulyasari hingga


mendapatkan keuntungan secara garis besar dapat dilihat melalui Causal Loop
Diagram (CLD) dimana terdapat masing-masing variabel yang mempengaruhi
satu sama lain. Umumnya suatu profit/keuntungan didapatkan dari pendapatan
hasil penjualan dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan. Biaya yang
dikeluarkan dapat berupa biaya produksi, operasional, biaya overhead dll.
Kondisi tersebut dapat diuraikan ke dalam Dapat dilihat pada Gambar 1.3 yaitu:

Gambar 1. 4 Contoh Causal Loop Diagram

Sumber: (Olahan Peneliti, 2022)

Dari Gambar 1.3 tersebut dapat dijabarkan bahwa pendapatan akan


berpengaruh positif terhadap profit jika pendapatan tersebut naik maka profit
juga akan meningkat. Kemudian biaya pengeluaran juga dapat mempengaruhi
profit dimana biaya yang dikeluarkan tersebut akan mempengaruhi profit yang
diterima akan menurun. Selain itu biaya pengeluaran akan mempengaruhi
pendapatan juga apabila biaya pengeluaran yang dikeluarkan besar maka
pendapatan yang akan didapatkan menurun.

Dari gambaran contoh causal loop diagram diatas, jika UKM Kerupuk
Mulyasari ingin mendapatkan pendapatan/profit yang tinggi maka perlunya
meningkatkan kapasitas produksi. Selain itu diperlukannya sebuah strategi baru
yang belum pernah dijalankan oleh UKM Kerupuk Mulyasari yang diharapkan
dapat memperbaiki hingga menambahkan pendapatan/profitnya. Dengan
I-9

demikian uraian penjelasan latar belakang permasalahan diatas maka dapat


dilakukan sebuah penelitian yang akan membantu permasalahan yang terjadi di
UKM Kerupuk Mulyasari berjudul “Model Dinamika Sistem untuk
meningkatkan Profit pada UMKM (Studi Kasus : UKM. Kerupuk Mulyasari,
Kota Bandung)”. Model Dinamika Sistem dapat menyelesaikan permasalahan
UKM Kerupuk Mulyasari, karena dari permasalahan tersebut terdapat variabel
kompleks yang menimbulkan perilaku saling mempengaruhi antar variabelnya.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan penggambaran pada latar belakang, maka rumusan masalah yang


dapat ditarik adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana model simulasi dinamika sistem pada UKM Kerupuk


Mulyasari?
2. Bagaimana perilaku dinamika sistem dalam peningkatan profit pada UKM
Kerupuk Mulyasari?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana model simulasi dinamika sistem pada UKM


Kerupuk Mulyasari.
2. Untuk mengetahui perilaku dinamika sistem dalam peningkatan profit di
UKM Kerupuk Mulyasari.

1.4. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

Bidang Akademis

1. Penelitian ini menjadi bermanfaat untuk memberikan wawasan,


pengetahuan, wawasan, dan referensi bagi kampus.
2. Sebagai literatur tentang model sistem dinamik yang membantu untuk
pengambilan keputusan
I-10

UMKM

1. Memberikan alternatif sebagai pilihan solusi pengambilan keputusan


melalui pemaparan skenario yang telah dibuat.
2. Diharapkan agar memberi manfaat bagi kelangsungan proses bisnis agar
mendapatkan keuntungan yang lebih.

1.5. Batasan Penelitian

Batasan penelitian bertujuan untuk membatasi dan menyederhanakan penelitian


agar tidak menyimpang dari ketentuan yang sudah ditetapkan, yaitu sebagai
berikut:

1. Penelitian dilakukan pada UKM Mulyasari.


2. Data yang diamati dan digunakan adalah 2021-2023.
3. Penelitian dilakukan dengan fokus biaya yang dibutuhkan untuk produksi
hingga ke distributor saja.
4. Jenis kerupuk yang diteliti adalah kerupuk jenis besar.

1.6. Sistematika Penulisan

Pada sistematika penulisan menjelaskan secara umum dan ringkas laporan


penyajian penelitian agar mempermudah pemahaman.

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan pembahasan mengenai latar belakang penelitian, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian dan
sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjabarkan mengenai kajian teori-teori serta literatur yang


memperkuat landasan penelitian yang akan membanu peneliti dalam
menentukan metode yang akan diterapkan.
I-11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan urutan atau tahap yang dilakukan dalam penelitian beserta
kerangka berfikir yang digunakan untuk menyelesaikan laporan penelitian.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini menjelaskan proses pengumpulan data yang dibutuhkan serta


pengolahan data sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan.

BAB V ANALISIS DATA

Bab ini menjelaskan proses menganalisis data dari hasil pengumpulan dan
pengolahan data hingga menjadi sebuah output.

BAB VI PENUTUP

Bab ini membahas mengenai kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.
2 BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Proses Bisnis

2.1.1 2.1.1 Definisi Proses Bisnis & Sub Proses

Menurut (Putri, 2012) proses bisnis adalah suatu kumpulan pekerjaan


yang saling terikat untuk menyelesaikan suatu masalah, dapat dipecah menjadi
beberapa subproses yang memiliki atribut sendiri lalu berkontribusi dalam
mencapai tujuan dari subprosesnya. Definisi lain dari proses bisnis adalah
kumpulan dari relasi pekerjaan yang menghasilkan nilai bagi pelanggan. Jadi
jika disimpulkan secara umum bahwa proses bisnis adalah suatu kumpulan
aktivitas yang saling berpengaruh dan berhubungan untuk menghasilkan suatu
produk/jasa dimana kegiatan nya dipicu oleh kejadian/permintaan tertentu.
Tujuan dari proses bisnis sendiri adalah mencapai efektifitas, efisiensi, dan
beradaptasi pada proses di dalamnya. Terdapat beberapa komponen penyusun
proses bisnis yang dapat dilihat pada Gambar 2.1:

Sumber Hasil
Konversi Proses
Daya (Value)

INPUT OUPUT

Gambar 2. 1 Diagram Alir Komponen Proses Bisnis

Sumber: (Olahan Penulis, 2022)

Berdasarkan Diagram Alir Komponen Proses Bisnis Gambar 2.1 dapat


dikatakan bahwa Proses bisnis dimulai dari Input atau masukan yaitu sumber
daya yang kemudian berkonversi menjadi sebuah proses untuk mencapai hasil
(value) yang diinginkan sebagai bentuk Output.

I-1

Universitas Logistik dan Bisnis Internasional


II-2

Pada proses bisnis terdapat banyak fungsi-fungsi yang memiliki sebuah


ke kompleksan. Maka dari itu sebuah proses bisnis diperlukan untuk dipecah
menjadi sebuah sub proses atau fungsi yang lebih kecil, contohnya dapat
diklasifikasikan menjadi:

a. Produksi
b. Pemasaran
c. Penjualan
d. Distribusi

2.1.2 2.1.2 Klasifikasi Proses Bisnis


a. Proses Utama (Primary Process)
Proses ini biasa disebut sebagai proses operasional. Pada proses ini
perusahaan atau pelaku usaha akan menghasilkan sebuah nilai dimulai dari
penerimaan material yang berasal dari supplier sampai dengan aktivitas
penyaluran produk ke pelanggan. Secara umum dapat digambarkan sebagai
perusahaan yang memproduksi suatu produk/jasa lalu menyalurkan
produk/jasa tersebut kepada pelanggan melalui pemasaran.
b. Proses Pendukung (Support Process)
Pada proses ini dapat dikatakan sebuah proses yang secara tidak langsung
menjadi pendukung aktivitas atau proses lainnya. Proses ini secara tidak
langsung juga akan menghasilkan suatu nilai yang diperlukan untuk
mendukung proses utama.
c. Proses Pengembangan (Development Process)
Pada proses ini merupakan proses untuk meningkatkan sekaligus
mengembangkan kinerja dari proses sebelumnya.

2.2 Pemasaran

Banyak sekali ragam definisi dari pemasaran, namun secara umum


pemasaran dapat diartikan sebagai sebuah usaha atau aktivitas dari bisnis yang
II-3

dilakukan untuk mencapai pelanggan dan memberikan suatu nilai kepada


pelanggan serta mendapatkan keuntungan nya atas itu. Hal yang termasuk
kedalam pemasaran itu adalah proses penentuan permintaan konsumen atas
suatu produk atau jasa, mengantisipasi, serta menciptakan kebutuhan dan
keinginan dari pelanggan. Tujuannya adalah agar perusahaan mendapatkan
keuntungan dan berhasil memenuhi kebutuhan dari pelanggan. Selain itu
tujuannya adalah untuk menjalin, pengembangan, dan mengkomersialkan
hubungan dengan pelanggan dalam jangka panjang agar tujuan tercapai.
Aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam melakukan pemasaran
meliputi penciptaan sampai mengelola program untuk menghasilkan, melayani,
dan memperluas penjualan itu sendiri.

2.3 Inovasi

Inovasi adalah penciptaan kombinasi baru seperti pengenalan produk


baru, kualitas produk baru, metode produksi baru, pembukaan pasar baru, dan
merupakan sebuah latiahan serta penguarangan terhadap hal ketidakpastian.
Inovasi adalah perwujudan dari ide-ide kreatif yang baru. Pentingnya
melakukan sebuah inovasi dalam Usaha Kecil dan Mikro dikarenakan
banyaknya Usaha Kecil dan Mikro bukan berarti menandakan pertumbuhan
bisnisnya. Hal ini dikarenakan masih banyak daya saing yang belum tentu sama
dan merata. Selain mendorong pertumbuhan keuntungan dari perusahaan
inovasi juga akan meningkatkan kemampuan untuk memasuki pasar dan
menarik pelanggan. Usaha yang dapat dilakukan untuk klasifikasikan inovasi
adalah produk, proses, pemasaran dan organisasi. Jenis usaha yang dilakukan
Usaha Kecil dan Mikro biasanya inovasi produk, proses, dan pemasaran. Hal
tersebut dapat dijalankan secara bersamaan ataupun salah satu dari ketiga jenis
tersebut.

2.4 E-Commerce

Kemajuan di bidang teknologi dan komputerisasi yang mendukung


perkembangan teknologi internet. Dengan internet kita dapat dengan mudah
II-4

menjangkau informasi yang relevan. Bagi pelaku usaha dan bisnis dengan
menggunakan internet sebagai penunjang bisnisnya maka akan dengan mudah
memperoleh aliran informasi secara elektronik dan menjadi alat strategi bisnis.
E-commerce dapat diklasifikasikan menjadi 3 menurut (E-commerce, n.d.)
yaitu:

1. Electronic Markets (Ems)


Merupakan sebuah sistem informasi yang menyediakan fasilitas untuk
bertukar informasi dari seorang penjual ke pembeli atau sebaliknya
(antar organisasi).
2. Electronic Data Interchange (EDI)
Merupakan sarana terstruktur dengan format standar untuk
mengefisiensikan pertukaran data transaksi berulang dan berjumlah
besar antara organisasi dan dilakukan menggunakan komputer.
3. Internet Commerce
Merupakan penggunaan internet berbasis informasi dan komunikasi,
dimana transaksi yang dilakukan dapat berupa pemesanan/pembelian
barang. Produk kemudian dikirimkan menggunakan jasa pengiriman
dan pembayaran dilakukan dengan cara transfer.

Salah satu usaha untuk mengimplementasikan teknologi dalam hal


meningkatkan persaingan bisnis dan penjualan produk adalah dengan
menggunakan e-commerce untuk memasarkan produk. Di dalam e-commerce
dapat mencakup sebuah kegiatan penjualan, distribusi, pembelian, marketing
dan service dari sebuah pelaku bisnis. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
mengimplemetasikan teknologi informasi dari e-commerce, maka produsen
dapat mengembangkan target pasar yang sebelumnya hanya skala kecil dan
sekarang ke lingkup yang lebih luas lagi. Di dalam e-commerce juga dapat
melakukan kustomisasi produk atau jasa yang ditawarkan dan dapat
terinformasikan secara cepat melalui sarana website atau aplikasinya. Terdapat
II-5

beberapa keuntungan apabila memanfaatkan e-commerce bagi aktivitas


pemasaran:

a. Dapat memudahkan promosi pengenalan produk dan jasa secara interaktif


dan real time.
b. Dapat menciptakan sebuah saluran distribusi yang baru serta menjangkau
lebih banyak pelanggan dan tidak mengandalkan distributor saja.
c. Dapat memberikan penghematan biaya
d. Dapat menghemat waktu.
e. Dapat melayani pelanggan secara langsung karena pelanggan bisa
mendapatkan informasi lebih rinci.
f. Menghadirkan pasar virtual (markespace).

2.5 Kerupuk Bawang

Pada mulanya menurut sejarawan kuliner Fadly Rahman, kerupuk sudah


tercatat pada naskah Jawa kuno di Indonesia pada abad ke-10 masehi. Kerupuk
merupakan makanan pendamping masyarakat kuno sejak pada masanya. Pada
saat itu jenis kerupuk yang pertama kali dikonsumsi masyarakat kuno adalah
Kerupuk Rambak. Kerupuk tersebut diolah melalui pemanfaatan kulit sapi atau
kerbau sebagai bahan dasarnya. Kerupuk rambak biasanya dikonsumsi oleh
kalangan bangsawan saja seperti masyarakat Hindia Belanda. Kemudian pada
abad ke-19 muncul kerupuk bulat putih yang terbuat dari olahan singkong atau
biasa disebut aci. Bahan utamanya adalah singkong, karena pada abad ke-19
singkong menjadi salah satu komoditas pangan yang diandalkan oleh
masyarakat Jawa karena harganya yang begitu murah. Masyarakat yang
memanfaatkan kerupuk sebagai bahan pangan pokok pada abad ke-19 karena
mengalami devisit pangan akibat perang dan tepung singkong dapat diolah
sebagai kerupuk untuk dijadikan lauk oleh rakyat biasa.

Pada zaman sekarang variasi yang dihasilkan dari olahan kerupuk


semakin beragam jenisnya. Seperti kerupuk putih, kerupuk bawang, kerupuk
II-6

kemplang, rengginang, kerupuk mi, kerupuk udang, kerupuk melarat dll.


Kerupuk bawang atau kerupuk putih yang biasa dilihat di sebuah warung, cafe,
restoran merupakan jenis yang berbentuk bulat dengan diameter 5-15 cm.
Kerupuk ini merupakan olahan berbahan dasar tepung aci yang diolah dengan
campuran bumbu penyedap yang diuleni hingga kalis. Setelah adonan menjadi
kalis kemudian diproses untuk pengukusan yang selanjutnya akan dicetak
menjadi bulat dan dijemur. Penjemuran tradisional biasanya membutuhkan
waktu sampai dengan setengah hari hingga menjadi kerupuk mentah yang
kering. Setelah kerupuk mentah tersebut kering kemudian digoreng untuk
menjadi sebuah kerupuk yang matang dan dapat dijual. Tidak jarang bahwa
kerupuk bawang ini dapat dijumpai di warung-warung terdekat hingga ke kelas
restoran bahkan hotel sekalipun. Biasanya pada perayaan ulang tahun RI pada
tanggal 17 agustus, kerupuk ini sering menjadi incaran untuk sebuah
perlombaan. Kerupuk juga memiliki ciri khas yaitu cita rasa kerupuk yang
gurih dan renyah, maka ada kriteria yang baik dalam mengkonsumsi kerupuk.
Kriteria kerupuk yang baik dapat dilihat dari mutunya, kondisi yang baik adalah
jika kerupuk tersebut masih berbentuk utuh, layak dikonsumsi dan tidak
melempem.

2.6 Pemodelan Sistem dan Simulasi

2.1.3 2.6.1 Definisi Pemodelan


Pemodelan merupakan sebuah kegiatan dalam proses pembentukan
sebuah model representasi dari dunia nyata menggunaka bahasa formal tertentu
(Suryani, 2006). Pemodelan juga dapat dianggap sebagai sebuah alat yang
memberikan metode untuk mengeksplorasi sebuah sistem yang sangat
kompleks. Kemudian dapat bereksperimen dengan sistem tanpa menghancurkan
proses operasi dunia nyata pada waktu yang bersamaan. Dari pemodelan sistem
kita dapat mengetahui sebuah proses untuk mengenal bagaimana cara untuk
menciptakan atau mengembahkan sebuah model berdasarkan situasi
permasalahan tertentu.
II-7

Terdapat skema dalam proses pemodelan, dimana ketika suatu sistem


nyata/permasalahan muncul maka permasalahan tersebut tergantung oleh
kacamata pengamat/pemodel. Hal-hal yang dapat mempengaruhi kacamata
pengamat/pemodel adalah nilai/prinsip yang dianut, pengetahuan, serta
pengalaman. Setelah itu sang pengamat/pemodel akan memunculkan gambaran
mengenai sistem nyata/permasalahan yang dilihat yang kemudian akan
dilanjutkan dengan pembuatan model. Dari model yang telah dibuat akan diuji
kekonsistenan nya, dalam sebuah proses pemodelan juga diperlukan sebuah
sampel-sampel/kondisi saat ini/model existing sebelumnya.

2.1.4 2.6.2 Langkah Pemodelan Sistem


Pada proses pemodelan sistem akan diawali dengan merangkum ruang
lingkup permasalahan, kemudian melakukan sebuah pemodelan dengan
membangun model matemaik/dinamik, dan mencari solusi untuk diujikan
kemudian akan diimplementasikan. Kemudian terdapat langkah untuk
pendekatan saintifik:

1. Melihat dan memahami situasi masalah yang terjadi pada sistem


2. Mengidentifikasi jenis atau masalah apa yang akan dianalisis
3. Membuat sebuah batasan sistem serta menentukan sebuah sistem yang
relevan

4. Membangun sebuah model matematik


5. Mencari alternatif solusi yang terpilih
6. Melakukan verifikasi serta validasi dari model tersebut
7. Melakukan analisis sensitivitas terhadap input
8. Merencanakan sebuah implementasi model yang akan diperbaiki
9. Membuat sebuah batasan (kontrol) atau solusi yang diberikan
10. Melakukan implementasi dari hasil model
II-8

11. Melakukan tindakan lanjutan setelah mendapatkan solusi


2.1.5 2.6.4 Definisi Simulasi
Simulasi sebagai representasi tiruan dari proses atau fungsi (perilaku) dari
sistem, kadang dilakukan menggunakan komputer dengan software yang sesuai.
Simulasi merupakan salah satu alat untuk mengidentifikasi dari sebuah solusi
yang baik dan memverifikasi sudah sebaik apa solusi yang digunakan oleh
metode lain di dunia nyata, serta menunjukkan solusi kepada pemilik masalah
dan para pengguna solusi. Simulasi harus berdasarkan urutan kronologis yaitu
waktu yang diasumsikan atau ditiru. Setiap perubahan keadaan sistem yang
akan terjadi seandainya sistem yang sebenarnya dioperasikan secara real time
selama dalam interval waktu yang sama. Pada akhir interval waktu berbagai
ukuran simulasi untuk menganalisis kinerja sistem dapat dihitung dari
perubahan status sistem tersebut. Terdapat beberapa alasan mengapa tidak
mengamati atau menerapkan operasi secara langsung. Karena tidak terjangkau
secara ekonomi dan lebih beresiko jika bereksperimen secara langsung terhadap
sistem nyata. Mungkin perlu bertahun-tahun untuk melakukan sebuah
pengamatan aktual dan mengumpulkan ukuran kinerja untuk mode operasi
tertentu.

Setiap jawaban yang terperoleh mungkin sedikit atau tidak ada


relevansinya saat itu. Apalagi jika pengamatan dilakukan pada interval waktu
sebenarnya yang akan mengganggu proses kegiatan/operasi yang sedang
berjalan. Maka simulasi sistem dapat menjadi pilihan untuk menentukan pilihan
mana yang harus diimplementasikan. Selain itu simulasi dapat diselesaikan
dalam beberapa hari, minggu, atau bulan tergantung ke-kompleksan dari sistem
yang bersangkutan, oleh karena itu dapat dilihat bahwa sistem dapat
diklasifikasikan:

2.1.6 2.6.5 Klasifikasi Model Simulasi


II-9

Ada 3 Klasifikasi dalam Model Simulasi menurut (Ekoanindiyo, 2011):

Gambar 2. 2 Klasifikasi Sistem

Sumber: (Ekoanindiyo, 2011)

1. Sistem statis dan Dinamis

Sistem dinamis adalah suatu sistem yang direncanakan, dirancang,


serta diimplementasikan hanya pada satu tahap saja. Kedua model ini
mewakili situasi yang memiliki hubungan dengan waktu. Model statis akan
menjelaskan bagaimana sebuah hubungan yang tidak terpengaruh oleh
waktu, sedangkan modek dinamis berhubungan dengan waktu yang
mempengaruhi interaksi.

2. Sistem Deterministik dan Stokastik

Sistem deterministik terbentuk dari sumber input tertentu dan pada


outputnya akan menghasilkan keluaran tertentu yang tidak mengandung
nilai random atau probabilistik. Sistem stokastik memiliki unsur penyusun
probabilitas terutama pada input datanya.

3. Sistem Diskrit dan Kontinyu


II-10

Sistem diskrit merupakan sistem yang variabel keadaannya mengalami


perubahan langsung pada titik terpisah dalam rentang waktu tertentu.
Sedangkan sistem kontinyu akan mendapatkan perubahan halus pada atribut
entitas sistemnya karena aktivitas-aktivitas predominan.

2.7 Simulasi Sistem Dinamik

Simulasi sistem dinamik merupakan simulasi kontinu yang


dikembangkan oleh Jay Forrester (MIT) pada tahun 1960-an yang berfokus
pada struktur serta perilaku sebuah sistem yang berinteraksi antar variabel dan
memiliki loop feedbcak. Model dinamika sistem mengasumsikan tingkat
abstraksi yang tinggi dan terutama digunakan untuk masalah tingkat strategis,
seperti tingkat adopsi pasar dan ketergantungan proses sosial. Selain itu pada
sistem dinamik mengabaikan detail halus dari suatu sistem, sperti sifat dari
seseorang, produk, peristiwa dan menghasilkan sebuah representasi yang umum
dari sistem kompleks.

Gambar 2. 3 Tahap dalam Pengembangan Model Sistem Dinamik

Sumber: (Ekoanindiyo, 2011)

Karakteristik yang dimiliki oleh model sistem dinamik diantaranya:

1. Sebuah kekompleksan dari dinamika sistem


II-11

2. Perilaku sistem yang dapat berubah terhadap waktu

3. Terdapat sebuah umpan balik tertutup

4. Umpan balik menggambarkan sebuah informasi baru mengenai keadaan


sistem yang akan menghasilkan keputusan selanjutnya.

2.1.7 2.7.1 Keuntungan Menggunakan Sistem Dinamik


1. Aspek kausalitas, nonlinearitas, dinamika dan perilaku endogen dapat
tersedia kerangka kerjanya
2. Menberikan pengalaman eksperimental bagi para pembuat keputusan
berdasarkan perilaku faktor pendukung sistem
3. Tersedia kemudahan mengatur skenario apa yang ingin dicoba
4. Tersedia sumber yang representatif dari struktur model yang bersifat
mental, tertulis, maupun numerik
5. Menghasilkan sebuah struktur model dari input melalui prosedur komputasi
kuantitaif
6. Sebuah solusi mensimulasikan sistem kompleks dengan biaya yang rendah
dengan waktu simulasi yang real.

2.8 Rich Picture Diagram (RPD)

Rich picture diagram (RPD) merupakan salah satu tools yang dapat
digunakan dalam menjelaskan situasi masalah hanya dengan menggunakan
gambar. Rich picture diagram atau diagram gambar kaya, juga merupakan
sebuah representasi dari suatu permasalahan dengan menggunakan simbol-
simbol kartun. Representasi dari simbol yang digunakan sangat sederhana
berupa figur seperti tongkat, awan, gumpalan dan kotak, beberapa tulisan
bertipe slogan, dan panah yang menggambarkan hubungan atau urutan waktu.
Pada Gambar 2.4 menunjukkan contoh penggunaan rich picture diagram pada
sebuah masalah:
II-12

Gambar 2. 4 Rich Picture Diagram dilema menggunakan sepeda untuk bekerja

Sumber: (Daellenbach, H. G., & McNickle, D. 2005)

Pada gambar 2.4 merupakan gambaran dari permasalahan ketika


seseorang yang ingin pergi bekerja namun ia ingin mendapatkan badan yang
ideal lalu terdapat beberapa alternatif pilihan. Alternatif pilihan tersebut
masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Pada Gambar 2.4 terdapat
3 alternatif pilihan ketika ia ingin pergi bekerja. Pertama, jika orang tersebut
memilih untuk bekerja dengan menggunakan bus. Kedua jika seseorang
memilih untuk pergi bekerja menggunakan kendaraan pribadi. Terakhir ketika
orang tersebut memilih untuk mengendarai sepeda. Pada Gambar 2.4 juga
menunjukkan beberapa jenis simbol dan item yang umum untuk digunakan
dalam merepresentasikan masalah. Pada proses pembuatan rich picture
diagram seseorang tidak perlu memiliki bakat khusus dalam menggambar
karena yang dibutuhkan hanyalah kemampuan untuk berimajinasi. Dengan
memperhatikan aspek tertentu yang menjadi fokus utama dari situasi maka
dapat digambarkan seluas mungkin. Jadi lakukan penilaian terhadap detail
II-13

masalah yang harus dimasukkan dan yang tidak dimasukkan serta simbol apa
yang akan digunakan.

2.9 Causal Loop Diagram

Diagram lingkaran sebab akibat atau Causal Loop Diagram (CLD)


dikembangkan pada awal 1960-an yang digunakan untuk memetakan secara
diagram perilaku dinamis sistem kompleks yang mungkin berisi loop umpan
balik tertinggal. Fungsi dari causal loop adalah melihat sebuah pengaruh untuk
melihat transformasi sistem dalam kaitannya dengan hubungan struktural dan
kausal antara komponen sistem. Diagram lingkaran sebab akibat
menggambarkan sebuah hubungan sebab-akibat antara berbagai aspek, entitas,
atau variabel. Contoh iika A memengaruhi B, kemudian menyebabkan satu atau
lebih atribut B berubah, seperti nilai numeriknya atau statusnya. Ditunjukkan
dengan menghubungkan keduanya dengan panah terarah. Perubahan B pada
gilirannya dapat menjadi penyebab perubahan C, dan seterusnya, menghasilkan
rantai sebab dan akibat.

Pada Causal Loop Diagram (CLD) terdapat tanda (+) dan (-) pada setiap
panah yang mengarah ke variabel. Dimana tanda positif yang dilekatkan pada
kepala panah berarti bahwa peningkatan nilai barang A menyebabkan
peningkatan nilai barang B, sedangkan tanda negatif menunjukkan bahwa
peningkatan A menghasilkan penurunan B. Terdapat 2 buah macam loop:

1. Reinforcing feedback loops


Dikatakan sebagai positif feedback loops dengan simbol R, ia
menghasilkan pertumbuhan dan penurunan, dimana akan berlanjut pada
tingkatan yang terus meningkat.
2. Balancing feedback loops
Dikatakan sebagai loop penyeimbang karena dapat menahan
peningkatan lebih lanjut ke arah tertentu.
II-14

Terdapat beberapa hal yang diperhatikan dalam pembuatan Causal Loop


Diagram (CLD) berdasarkan Sheerwod pada tahun 2002:

1. Mengetahui batasan dari permasalahan


2. Mulai dari suatu hal yang menarik
3. Mengetahui faktor penyebab dan akibat
4. Menggunakan kata benda bukan kata kerja
5. Hindari kata meningkat/menurun
6. Jangan ragu untuk memasukkan kata yang unik
7. Gunakan simbol (+) dan (-) pada tiap hubungan panah
8. Menggambarkan keadaan yang sebenarnya

2.10 Stock Flow Diagram

Stock (Level) Flow (Rate) Diagram atau dapat disebut dengan diagram
alir merupakan sebuah penjabaran yang lebih rinci dari sistem sebelumnya yang
ditunjukkan oleh causal loop diagram (CLD). Stock Flow Diagram akan
merepresentasikan sebuah aktivitas yang berasal dari suatu lingkar umpan balik
(CLD). Variabel level menyatakan kondisi sistem pada setiap saatnya dan
merupakan akumulasi dalam sistem. Pada variabel Rate akan menjalankan
arahan berupa struktur yang menjelaskan mengapa dan bagaimana suatu
keputusan dibuat. Langkah yang diperlukan untuk mengembangkan diagram
aliran stok:

1. Mengidentifikasi sebuah masalah dan tujuannya


2. Mengidentifikasi variabel paling penting dari sistem
3. Identifikasikan variabel sekunder yang penting dari sistem
4. Identifikasikan variabel tersier yang penting dari sistem
5. Identifikasi variabel yang menunjukkan akumulasi
II-15

6. Identifikasi variabel yang mewakili arus dengan satuan per satuan waktu
persediaan
7. Memastikan arus yang masuk ke dalam stok dan arus yang keluar dari
stok

2.11 Anylogic

Anylogic adalah salah satu software yang dikembangkan oleh The


Anylogic Company yang dapat memodelkan suatu sistem yang kompleks,
memungkinkan untuk melakukan sebuah pengamatan mengenai perilaku sistem
dari waktu ke waktu. Anylogic juga banyak digunakan pada perusahaan besar
seperti vodafone, Mc. Donalds, pzifer, airbus, DHL, VW, Ford, Google dan
masih banyak lagi. Anylogic biasanya digunakan bagi industri Manufaktur,
Supply Chain, bisnis, transportasi, kegiatan inventory, warehouse, oil & gas,
pelabuan & terminal, bidang kesehatan, bisnis proses, kemacetan lalu lintas,
proses sosial, marketing dan masih banyak lagi. Ada tiga metodologi utama
yang digunakan untuk membangun model simulasi bisnis dinamis: dinamika
sistem, pemodelan peristiwa diskrit, dan pemodelan berbasis agen.

2.1.8 2.11.1 Tools atau Variabel dalam Model Dinamika dalam Anylogic

Tabel 2. 1 Tools atau Variabel dalam Model Dinamika

Tool Nama Keterangan

Stock merupakan variabel yang


Stock/Level menyatakan akumulasi/menyimpan dari
sejumlah benda/nilai seperti orang,
uang, inventori, terhadap waktu. 
II-16

Tool Nama Keterangan

Atau dapat juga disebut rate. Flow


merupakan aktivitas, pergerakan, yang
mengalirkan nilai yang berkontribusi
Flow terhadap perubahan per satuan waktu
dalam suatu stock yang berasal dari
stock, parameter, atau dynamic
variable. 

Dynamic Variabel bantu yang nilainya dapat


Variable berubah. Berisi formulasi yang dapat
menjadi masukan pada flow/rate.

Link Merupakan penghubung antara stock,


flow, dynamic variable, dan parameter.

Merupakan suatu nilai atau konstanta


Parameter awal yang tidak dapat dipengaruhi
variabel lain.

Menunjukkan deskripsi singkat arti dari


Loop loop dan panah yang menunjukkan arti
loop.

Bentuk dari bayangan atau salinan nilai


Shadow dari stock, flow, ataupun dynamic
variable.
(Sumber: Olahan Peneliti, 2022)

2.12 Verifikasi dan Validasi Model

2.1.9 2.12.1 Verifikasi Model


Verifikasi model adalah proses untuk mengecek sebuah model apakah
kondisinya sudah relevan dan sesuai dengan kondisi nyatanya. Hal tersebut
dilakukan berdasarkan pemeriksaan kesesuaian model yang sudah dibuat
dengan keadaan nyata atau kondisi real. Pemeriksaan dilakukan hingga model
II-17

tersebut berjalan tanpa ada notifikasi error. Verifikasi model bertujuan untuk
memastikan program komputer dan lembar kerja pengolahan data yang telah
disusun sesuai agar dapat mewujudkan model konseptual simulasi yang sesuai
dengan kondisi nyata.

2.1.10 2.12.2 Validasi Model


Validasi model adalah proses pengecekkan model lalu dibandingkan
dengan data historikal lapangan dengan output dari model simulasi yang telah
dirancang. validasi dilakukan setelah model rancangan sudah lolos dari proses
verifikasi. Validasi dilakukan agar memberi kesamaan antara sebuah model
yang telah dirancang dengan kondisi lapangan, maka model rancangan tersebut
dapat dikatakan mewakili kondisi nyata atau real.

2.13 UMKM

2.1.11 2.13.1 Definisi dan Karakter Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2008


Usaha Mikro, Kecil dan Menengah atau yang sering disingkat menjadi
UMKM meruapakan salah satu kegiatan usaha yang dalam kontribusinya dapat
membantu memajukan perekonomian nasional. Karena UMKM dapat
mewujudkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, meningkatkan pendapatan
masyarakat sekaligus membuka peluang bagi lapangan pekerjaan dalam
mengupayakan menghempas kemiskinan. Berdasarkan UU no. 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dijelaskan bahwa
pemerintah sangat mendorong agar terciptanya usaha-usaha tersebut dengan
cara mendorong pemberdayaan terhadap usaha-usaha. Pemerintah
mengupayakan penciptaan iklim usaha yang kondusif, memberi dukungan,
perlindungan hukum, serta bantuan sehingga dapat menyokong usaha-usaha
dalam pembangunan perekonomian bangsa.

Terdapat pengelompokan berdasarkan UU no. 20 tahun 2008 terkait


usaha-usaha yang ada di masyarakat, yaitu termasuk kedalam usaha mikro,
kecil menengah, dan besar yang dapat disebut dengan dunia usaha. Definisi dari
II-18

masing ragam dunia usaha serta karakteristiknya dapat dijelaskan seperti


berikut:

1. Usaha Mikro

Usaha mikro dijalankan atau dimiliki oleh perorangan dan/atau


badan usaha perorangan dengan kekayaan bersih paling banyak
adalah Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) dan tidak termasuk
tanah serta bangunan tempat usaha. Dimana hasil penjualan tahunan
berkisar paling banyak di angka Rp 300.000.000 (tiga ratus juta
rupiah).

2. Usaha Kecil

Usaha kecil dijalankan oleh perorangan atau badan usaha yang


bukan jadi bagian suatu anak perusahaan atau cabang dari sebuah
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak dari usaha menengah atau besar. Kekayaan
bersih berkisar >Rp 50.000.000 (lima puluh juta) – Rp 500.000.000
(lima ratus juta rupiah) dan tidak termasuk tanah serta bangunan
tempat usaha. Dimana hasil penjualan tahunan berkisar paling banyak
di angka >Rp 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) – Rp 2.500.000.000
(dua milyar lima ratus juta rupiah).

3. Usaha Menengah

Usaha Menengah merupakan usaha ekonomi yang berdiri


sendiri, dijalankan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan jadi
bagian suatu anak perusahaan atau cabang dari sebuah perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak dari usaha menengah atau besar Kekayaan bersih berkisar >Rp
500.000.000 (lima ratus juta rupiah) – Rp 10.000.000.000 (sepuluh
milyar rupiah) dan tidak termasuk tanah serta bangunan tempat usaha.
II-19

Dimana hasil penjualan tahunan berkisar paling banyak di angka > Rp


2.500.000.000 (dua milyar lima ratus juta rupiah) – Rp50.000.000.000
(lima puluh milyar rupiah).

4. Usaha Besar

Usaha Besar dijalankan oleh badan usaha yang meliputi usaha


nasional milik negara, swasta, patungan, serta usaha asing. Kekayaan
bersih yang dihasilkan melebihi dari usaha menangah berkisar >Rp
10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah) dan tidak termasuk tanah
serta bangunan tempat usaha. Dimana hasil penjualan tahunan
berkisar > Rp 50.000.000.000 (lima puluh milyar rupiah).

Tabel 2. 2 Karakteristik UMKM Berdasarkan UU No. 20 tahun 2008

Hasil Penjualan
No Jenis Usaha Kekayaan Bersih
Tahunan
1 Usaha Mikro Rp 50.000.000 Rp 300.000.000
Rp 50.000.000-Rp Rp 300.000.000-Rp
2 Usaha Kecil
500.000.000 2.500.000.000
Usaha Rp 500.000.000 - Rp Rp 2.500.000.000-Rp
3
Menengah 10.000.000.000 50.000.000.000
4 Usaha Besar >Rp 10.000.000.000 >Rp 50.000.000.000
Sumber: (Dhewanto, W. et al. 2015)

2.1.12 2.13.2 Peran Sumber Daya Manusia (SDM) dalam UMKM


Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sebuah kinerja di dalam
UMKM menurut (Munizu, 2010), yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor
internal meliputi aspek SDM, aspek keuangan, aspek teknis produksi dan
operasi, aspek pemasaran. Kemudian faktor eksternalnya meliputi aspek
kebijakan pemerintah, aspek sosial, budaya dan ekonomi, serta aspek peranan
lembaga terkait. Sebagai aspek faktor yang dapat mempengaruhi kinerja
UMKM, sumber daya manusia bukan hanya sebagai alat produksi namun
sumber daya manusia merupakan penggerak sekaligus penentu
keberlangsungan proses produksi dan segala aktivitas. Semakin tinggi tingkat
dari kompetensi SDM maka akan meningkatkan dan memperbaiki kinerja
II-20

sebuah perusahaan. Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil akhir berdasarkan


pelaksanaan tugas tertentu, atau dapat dikatakan ukuran keberhasilan. Selain
itu kinerja sebuah UMKM juga dapat dilihat dari hasil produksi yang
dihasilkannya, apabila hasil produksi meningkat maka akan beriringan juga
dengan penambahan pendapatan. Karena UMKM memiliki sebuah tujuan
yaitu memiliki kinerja yang baik maka dengan cara melakukan
pengembangan SDMnya. Suatu keberhasilan dalam UMKM sangat ditentukan
oleh kualitas atau kemampuan sumber daya manusianya. Maka dari itu
perlunya kompetensi unggul dari sumber daya manusia karena akan
mementukan keberhasilan UMKM (Widjaja et al., 2018).

2.14 Peneliti Terdahulu


Tabel 2. 3 Daftar Jurnal Peneliti Terdahu

No Nama Judul Penelitian Lokasi Tahun Metode Hasil Penelitian


Peneliti Penelitian
1. Nastiti Puji Analisis Sistem Universitas 2013 Simulasi
Penelitian ini bertujuan
Lestari, Produksi Terhadap Brawijaya Dinamika
mengetahui pengaruh
Ishardita Profit Perusahaan Sistem
variabel-variabel di
Pambudi Dengan Pendekatan
dalam sistem produksi
Tama, Dewi Simulasi Sistem
dalam kaitannya
Hardiningtyas Dinamik (Studi
terhadap profit. Hasil
Kasus: PT. Industri
penelitian menunjukkan
Sandang Nusantara
39 variabel yang
Unit Patal Lawang)
mempengaruhi, yaitu
order backlog dan profit
yang dipengaruhi oleh
order rate, output
quantity, revenue,
production expense, dan
commercial expense.
Hasil simulasi
menunjukkan bahwa
kondisi saat ini
perusahaan mengalami
kerugian sebesar Rp
340.844.500,00/bulan.
Skenario yang dipilih
adalah skenario 3
dengan menyediakan
bahan baku untuk
mengurangi stoppage
akibat less feeding dan
melakukan reduksi
II-21

No Nama Judul Penelitian Lokasi Tahun Metode Hasil Penelitian


Peneliti Penelitian
jumlah tenaga kerja.
Skenario 3
menghasilkan
penurunan rata-rata
order backlog sebesar
434,68 bale/bulan dan
meningkatkan rata-rata
profit sebesar
Rp111.651.166,67/bulan
dari kondisi saat ini.
2. Agung Model Sistem Institut 2017 Simulasi
Penelitian ini bertujuan
Firdamansyah Dinamik untuk Teknologi Dinamika
untuk meningkatkan
Peningkatan Kinerja Sepuluh Sstem
kinerja UMKM di
Umkm Melalui Nopember
Kabupaten Lamongan,
Pemanfaatan E-
mengidentifikasi
Commerce (Studi
variabel-variabel yang
Kasus: Umkm
mempengaruhi
Kerajinan Di
keberhasilan
Kabupaten
pemanfaatan e-
Lamongan)
commerce untuk
meningkatkan kinerja
UMKM, dan
memberikan
rekomendasi dalam
pengambilan kebijakan
untuk peningkatan
kinerja UMKM
kerajinan di Lamongan.
Penelitian ini
menggunakan 4 faktor
penilaian untuk
mengukur kesuksesan
penggunaan E-
commerce: Internal
Driver, External Driver,
Internal Obstacle, dan
External Obstacle, yang
masing-masing memili
variable penilaian.
Skenario terpilih adalah
dengan penurunan
faktor penghambat
untuk meningkatkan
tingkat kesuksesan e-
commerce dan juga
meningkatkan nilai
produksi. Hasil dari
skenario ini mampu
meningkatkan rata-rata
nilai produksi UMKM
II-22

No Nama Judul Penelitian Lokasi Tahun Metode Hasil Penelitian


Peneliti Penelitian
kerajinan dari Rp.
360.288.966.667
meningkat menjadi Rp.
Rp. 367.292.600.000.
3. Amanda Politeknik 2019 Deskriptif
Pemanfaatan E- Penelitian dilakukan
Mastisia Balekamba dan
Commerce Dalam untuk mengidentifikasi
Rakanita ng Jepara analisis
Meningkatkan pemanfaatan e-
kualitatif
Daya Saing Umkm commerce dalam
Di Desa peningkatan daya saing
Karangsari UMKM di Desa
Kecamatan Karangsari, Kecamatan
Karangtengah Karangtengah,
Kabupaten Demak Kabupaten Demak.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
pemanfaatan e-
commerce dapat
meningkatkan
pendapatan UMKM,
produk yang dipasarkan
akan lebih mudah
dikenal oleh konsumen
sehingga memudahkan
dalam mendapatkan
pelanggan. Selain itu,
pemanfaatan e-
commerce dapat
menghemat biaya
promosi dan
meningkatkan
kecepatan bertransaksi.
Hal ini pada akhirnya
akan dapat
meningkatkan daya
saing bagi UMKM.
4. Gemilang Perancangan Usaha Universitas 2022 Simulasi Tujuan penelitian yaitu
Sekar Rintisan Islam Dinamika mengetahui usaha
Widiyanti, Berkelanjutan Bandung Sistem rintisan tetap
Mohamad dengan Pendekatan berkelanjutan di masa
Satori Sistem Dinamis mendatang. Hasil dari
penelitian ini diketahui
bahwa hingga periode 100
(April 2028), usaha
rintisan kue tradisional
tetap berkelanjutan
dengan tetap
menghasilkan profit setiap
bulannya. Skenario yang
diuat yaitu perubahan
II-23

No Nama Judul Penelitian Lokasi Tahun Metode Hasil Penelitian


Peneliti Penelitian
harga produk/pcs menjadi
Rp. 1,500/pcs saat
mengalami kenaikan
harga bahan baku yang
dapat menjadi
pertimbangan bagi owner
usaha rintisan untuk
menaikkan harga saat
bahan baku mengalami
kenaikan, sehingga usaha
rintisan mendapatkan
profit dan akan
berkelanjutan di masa
depan
5. Fatimatu Model Dinamika Sekolah 2022 Simulasi
Tujuan penelitian
Azzahro Sistem Untuk Tinggi Dinamika
adalah meningkatkan
Peningkatan Kinerja Manajeme Sistem
kinerja UMKM dengan
UMKM Melalui n Logistik
dianalisis melalui
Pemanfaatan E-
pendekatan sistem
Commerce (Studi
dinamis dan pemodelan
kasus: UMKM Ikan
dalam pemecahan
Bandeng Presto di
masalah. Hasil dari
Kabupaten Kendal)
penelitian adalah
penambahan skenario
untuk pemanfaatan e-
commerce dimana
UMKM mengalami
kenaikan sebesar Rp
4.175.202.598 atau
sebesar 350% dari profit
UMKM pada model
eksisting. Pembagian
pendistribusian
dilakukan dengan cara
membagi total produksi
dengan perbandingan
70% untuk retailer dan
30% untuk disalurkan
dengan memanfaatkan
e-commerce sehingga
UMKM memiliki dua
jalur distribusi atas
produk ikan bandeng
presto yang
dihasilkannya.
Sumber: Olahan Peneliti, 2022
3 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1.1 3.1 Kerangka Penelitian


Pada penelitian sebelumnya yang menjadi acuan dari penelitian laporan
tugas akhir ini adalah hasil penelitian Nastiti Puji Lestari, Ishardita Pambudi
Tama, Dewi Hardiningtyas, (2013) dalam jurnal yang berjudul “Analisis Sistem
Produksi Terhadap Profit Perusahaan Dengan Pendekatan Simulasi Sistem
Dinamik (Studi Kasus: PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Lawang)”
yang terkait dengan metode simulasi dinamika sistem, namun terdapat
perbedaan dengan perencanaan pengembangan skenario dimana pada penelitian
ini skenario yang dipilih adalah menyediakan bahan baku untuk mengurangi
stoppage akibat less feeding dan melakukan reduksi jumlah tenaga kerja.
Peneliti selanjutnya adalah Agung Firdamansyah, (2017) dalam skripsi yang
berjudul “Model Sistem Dinamik untuk Peningkatan Kinerja Umkm Melalui
Pemanfaatan E-Commerce (Studi Kasus: Umkm Kerajinan Di Kabupaten
Lamongan)” dengan menggunakan metode simulasi dinamika sistem dimana
pada skripsinya membahas faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pemanfaatan e-commerce melalui pengukuran 4 faktor, dengan skenario terpilih
adalah dengan penurunan faktor penghambat untuk meningkatkan tingkat
kesuksesan e-commerce dan juga meningkatkan nilai produksi. Sedangkan pada
penelitian ini juga menambahkan skenario penambahan SDM. Selanjutnya
penelitian yang dijadikan acuan pada hasil penelitian Amanda Mastisia Rakanit,
(2019) dalam jurnal penelitian yang berjudul “Pemanfaatan E-Commerce
Dalam Meningkatkan Daya Saing Umkm Di Desa Karangsari Kecamatan
Karangtengah Kabupaten Demak” dimana metode yang digunakan adalah
analisis deskriptif dengan hasil penelitian adalah pemanfaatan e-commerce
dapat meningkatkan pendapatan UMKM, produk yang dipasarkan akan lebih
mudah dikenal oleh konsumen sehingga memudahkan dalam mendapatkan

III-1
IV-2

pelanggan. Selain itu, pemanfaatan e-commerce dapat menghemat biaya


promosi dan meningkatkan kecepatan bertransaksi. Hal ini pada akhirnya akan
dapat meningkatkan daya saing bagi UMKM. Sedangkan pada penelitian ini
ingin mengetahui bahwa sejauh mana serta kondisi ideal bagi peningkatan
profit jika memanfaatkan peran e-commerce dengan menggunakan metode
sistem dinamis. Selain itu ada penelitian dari Gemilang Sekar Widiyanti,
Mohamad Satori (2022) dalam jurnal penelitian yang berjudul “Perancangan
Usaha Rintisan Berkelanjutan dengan Pendekatan Sistem Dinamis” metode
yang digunakan adalah sistem dinamis dengan hasil penelitian diketahui bahwa
hingga periode 100 (April 2028), usaha rintisan kue tradisional tetap
berkelanjutan dengan tetap menghasilkan profit setiap bulannya. Adapun
perbedaan pada penelitian ini dengan Gemilang Sekar Widiyanti, Mohamad
Satori (2022) adalah untuk melihat sejauh mana pengaruh peran e-commerce
dan SDM terhadap keberlanjutan dengan menghasilkan profit yang tinggi dan
stabil namun sama-sama menggunakan metode sistem dinamis. Penelitian
terakhir yang menjadi acuan adalah penelitian Fatimatu Azzahro (2022) dalam
skripsi yang berjudul “Model Dinamika Sistem Untuk Peningkatan Kinerja
UMKM Melalui Pemanfaatan E-Commerce (Studi kasus: UMKM Ikan
Bandeng Presto di Kabupaten Kendal)” dengan menggunakan metode sistem
dinamis lalu kesamaan terdapat pada penambahan skenario pemanfaatan e-
commerce saja, sedangkan pada penelitian ini menambahkan satu skenario lagi
yaitu SDM.

Pada penelitian laporan tugas akhir ini yang menjadi responden adalah
UKM Kerupuk Mulyasari untuk melakukan penelitian pada kinerjanya, yaitu
dimulai dari proses produksi hingga penjualan. Pada saat ini UKM Kerupuk
Mulyasari sedang menjalani usahanya dengan tahap pemulihan dari dampak
pandemi Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan usulan alternatif
terkait permasalahan yang sudah dianalisis dengan melakukan simulasi
pemodelan dengan skenario yaitu existing, penambahan sumber daya manusia
IV-3

dan pemanfaatan e-commerce sehingga dapat memberikan pendapatan/profit


yang meningkat untuk keberlangsungan UKM di masa mendatang. Berbeda
dengan beberapa penelitian terdahulu yang sudah dijelaskan dimana pada
penelitian ini menggunakan metode sistem dinamis, kemudian juga
menambahkan beberapa skenario yang berpengaruh terhadap pendapatan/profit.
Metode sistem dinamis dinilai mampu menyelesaikan permasalahan yang
berfokus pada struktur dan perilaku sistem yang memiliki interaksi antar antar
variabel dan feedback terhadap waktu. Di dalam feedback ini akan
menggambarkan informasi baru tentang keadaan sistem yang akan
menghasilkan keputusan selanjutnya. Selain itu metode sistem dinamis juga
dapat menjelaskan secara baik suatu masalah yang kompleks. Untuk mengatasi
permasalahan yang terjadi pada UKM Kerupuk Mulyasari maka penelitian ini
dilakukan berdasarkan Gambar 3.1 dapat dilihat bahwa kondisi saat ini yang
terjadi adalah dampak dari pandemi yang membuat menurunnya penjualan dan
berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh UKM Kerupuk Mulyasari.
Selain itu pemanfaatan SDM yang belum optimal serta pemanfaatan e-
commerce juga dapat mempengaruhi kinerja UKM Kerupuk Mulyasari dan
berdampak pada pendapatan/profitnya. Oleh karena itu pada penelitian ini

INPUT (Sistem OUTPUT (Sistem


PROSES
Eksisting) Ideal)

1. Dampak dari Pandemi Covid- 1. Menentukan pilihan skenario


19 Permintaan tidak stabil dengan penambahan SDM dan
sehingga menurunnya penjualan pemanfaatan e-commerce
1. Pendapatan dan profit pada
yang menyebabkan pendapatan
UKM Kerupuk Mulyasari yang
UKM Kerupuk Mulyasari 2. Melakukan analisis hasil dari
meningkat dengan penambahan
berfluktuasi skenario simulasi yang diperoleh
SDM dan pemanfaatan e-
2. Belum memaksimalkan SDM
commerce
3. Belum memanfaatkan e- 3. Menentukan model skenario
commerce untuk memasarkan terbaik yang dapat diterapkan
produknya pada UKM Kerupuk Mulyasari

Gambar 3. 1 Konseptual Sistem Penelitian


diharapkan mencapai output/sistem ideal dari proses yang telah dilakukan, yaitu
mendapatkan pendapatan/profit.

Sumber: (Wawancara oleh pemilik UKM Kerupuk Mulyasari & Olahan peneliti, 2022)
IV-4

3.1.2 3.2 Metodologi Penelitian


Dalam penyusunan laporan tugas akhir terdapat beberapa tahapan yang
dilakukan dalam menyelesaikan masalah agar terstruktur dan sistematis. Tahap
untuk menyelesaikan masalah penelitian seperti pada Gambar 3.2 sebagai
berikut:

Gambar 3. 2 Flowchart Metodologi Penelitian

Sumber: (Olahan peneliti, 2022)


IV-5

3.1.2.1 3.2.1 Studi Lapangan


Pada langkah pertama penelitian ini diawali dengan melakukan studi
lapangan. Studi lapangan dilakukan guna mengetahui kondisi permasalahan
serta mengamati karakteristik dari UKM Kerupuk Mulyasari, namun juga
dilakukan untuk melihat metode penentuan yang digunakan untuk
permasalahan tersebut.

3.1.2.2 3.2.2 Studi Literatur


Pada langkah ini digunakan untuk mencari informasi terkait teori-teori
yang mendukung serta berkaitan dengan permasalahan yang ada. Teori yang
dapat digali terkait proses bisnis, UMKM, Peran sumber daya manusia pada
UMKM, Kerupuk Bawang, Pemasaaran, Inovasi, E-Commerce, Pemodelan
Sistem & Simulasi, Simulasi Sistem dinamik, Rich Picture Diagram (RPD),
Causal Loop Diagram, Stock Flow Diagram, Anylogic serta komponen
pendukung lainnya. Studi literatur diperoleh dari berbagai referensi seperti
buku, jurnal penelitian, skripsi, atau internet.

3.1.2.3 3.2.3 Identifikasi Masalah


Pada langkah ini dilakukan sebuah analisis identifikasi terhadap masalah-
masalah yang ditemukan pada saat studi lapangan dilakukan. Pada langkah ini
bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada pendapatan dan
profit UKM Kerupuk Mulyasari. Sehingga nantinya akan memudahkan untuk
mencari solusi terhadap masalah yang sudah ada agar dapat diselesaikan dengan
metode yang tepat.

3.1.2.4 3.2.4 Tujuan Penelitian


Pada tahap ini adalah melakukan sebuah penetapan dari penelitian yang
berlandaskan pada identifikasi masalah. Tujuan penelitian yang ditetapkan
adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana model simulasi dinamika sistem pada
UKM Kerupuk Mulyasari.
IV-6

2. Untuk mengetahui perilaku dinamika sistem dalam peningkatan profit di


UKM Kerupuk Mulyasari

3.1.2.5 3.2.5 Pengumpulan Data


Pada tahap pengumpulan data penelitian dipilih sesuai dengan kebutuhan
penelitian untuk penyelesaian permasalahan yang sudah teridentifikasi. Macam
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data berdasarkan hasil
wawancara dan data hasil observasi serta pengamatan langsung.

Mulai

Pengumpulan Data
berasal dari UKM
Kerupuk Mulyasari

Data Primer Data Sekunder

Wawancara & Observasi


1. Data jumlah tenaga
kerja 1. Data distrbutor
2. Gaji tenaga kerja 2. Data penjualan
3. Jenis Produk 3. Data pendapatan
4. Harga Produk
5. Biaya Produksi

Selesai

Gambar 3. 3 Flowchart Pengumpulan Data

Sumber: (Olahan Peneliti, 2022)

Pada Gambar 3.3 Penjelasan langkah-langkah pada flowchart dapat


dijelaskan dijelaskan sebagai berikut:

1. Data Primer
IV-7

Data primer merupakan data yang diperoleh penulis


berdasarkan hasil wawancara maupun observasi langsung dari sumber
datanya yang kemudian diolah kembali oleh penulis. Terdapat teknik
yang digunakan penulis dalam memperoleh data primer yaitu sebagai
berikut:
a. Wawancara
Penulis melakukan wawancara kepada Ibu Hj. Rohana selaku
pemilik dari UKM Kerupuk Mulyasari. Data yang diperoleh
berupa data jumlah tenaga kerja, gaji tenaga kerja, jenis produk,
harga produk, dan biaya produksi. Terdapat beberapa list
pertanyaan wawancara yang diajukan peneliti sebagai berikut:
1) Sejak kapan UKM Kerupuk Mulyasari berdiri?
2) Apa saja asal usul yang membentuk UKM Kerupuk Mulyasari
berdiri dari tahun 1979?
3) Ada berapa jumlah tenaga kerja di UKM Kerupuk Mulyasari
sekarang?
4) Mengapa jumlah tenaga kerja tidak dimaksimalkan?
5) Mengapa mesin pencetak tidak digunakan dengan maksimal?
6) Ada berapa jenis produk yang dihasilkan?
7) Apa saja yang menjadi bahan produk kerupuk?
8) Berapa target atau perencanaan produksi kerupuk dalam
sehari?
9) Berapa biaya yang dikeuarkan untuk sekali produksi kerupuk?
10) Dari satu hari produksi berapa banyak kerupuk yang
dihasilkan?
11) Apa saja dan berapa biaya yang termasuk ke dalam
biaya overhead?
IV-8

12) Apa saja dan berapa biaya yang termasuk ke dalam


operasional?
13) Berapa harga jual produk kerupuk kepada
penjual/distributor?

b. Observasi
Penulis berkesempatan untuk melakukan observasi ke dalam
lokasi produksi kerupuk bawang. Pada saat itu peneliti mencatat
kebutuhan data dengan melakukan pengamatan di lapangan.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh penulis secara tidak
langsung melalui media perantara seperti arsip yang dimiliki oleh
pemilik. Data sekunder yang dapat mendukung penelitian sebagai
berikut:

a. Data disributor
b. Data penjualan
c. Data pendapatan

3.1.2.6 3.2.6 Pengolahan Data & Pendefinisian Model


Pada tahap ini pengolahan data yang dilakukan dengan cara melakukan
pengembangan model simulasi dinamika sistem pada proses bisnis/kinerja
UKM Kerupuk Mulyasari. Selain itu terdapat penambahan skenario
pemanfaatan e-commerce dalam upaya perluasan pemasaran dan penambahan
jumlah SDM dalam upaya peningkatan produksi dan jumlah pendapatan. Pada
Gambar 3.4 berikut merupakan flowchart dari pengolahan data serta
pengembangan model yang dilakukan dalam penelitian ini:
IV-9

Gambar 3. 4 Flowchart Pengolahan Data


Sumber: (Olahan Penulis, 2022)

3.2.6.1 Rich Picture Diagram (RPD)


Permasalahan yang ditemukan dapat digambarkan dengan RPD dalam
bentuk angka, simbol, gambar, serta kata. RPD dapat membantu
menggambarkan situasi dari permasalahan yang terjadi di UKM Kerupuk
Mulyasari.

3.2.6.1 Pembuatan Causal Loop Diagram


IV-10

Pada tahap ini adalah membuat Causal Loop Diagram dengan tujuan untuk
memahami hubungan sebab akibat dari pendefinisian sistem. Setelah itu akan
dilakukan pengecekkan apakah model causal loop ini cocok dengan model
simulasi yang sesuai dengan kondisi nyatanya.

3.2.6.2 Pembuatan Stock Flow Diagram


Pada tahap ini dilakukan pembuatan Stock Flow Diagram setelah membuat
pengaruh hubungan antar variabel. Pada Stock Flow Diagram akan
merepresentasikan terkait hubungan antar variabel tadi. Stock adalah akumulasi
dari pengumpulan dan karakteristik keadaan didasarkan padanya. Kemudian
stock akan disambungkan oleh flow atai rate dimana nantiya akan dialirkan
sebuah informasi terkait hubungan antar variabel tersebut melalui flow.

3.2.6.3 Verifikasi
Pada tahap ini akan ditentukan apakah model simulasi yang telah dibuat
merefleksikan dari model konseptual secara tepat atau tidak. Kemudian
memastikan model apakah sudah benar.

3.2.6.4 Validasi
Validasi untuk mengetahui apakah model telah sesuai dengan sistem
nyatanya. Jika belum maka periksa dan lakukan perbaikan mulai dari CLD

3.2.6.5 Pengembangan Model Skenario


Pada tahap ini dilakukan pembuatan beberapa skenario, apabila model sudah
terverifikasi dan tervalidasi. Tujuan dari pembuatan skenario adalah
mengetahui kinerja sistem dengan berbagai kondisi yang sesuai dengan
keinginan. Skenario yang akan dibuat pada model ini adalah penambahan SDM
serta pemanfaatan e-commerce apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap
pendapatan atau profit.

i. Causal Loop Diagram (CLD)


IV-11

Di dalam pembuatan CLD terdapat skenario yang dibangun ialah


variabel-variabel yang dapat mempengaruhi variabel profit serta
sebaliknya yang menimbulkan hubungan looping diantaranya.

ii. Stock Flow Diagram (SFD)

Di dalam pembuatan SFD akan menambahkan struktur pada CLD


sebelumnya

3.1.2.7 3.2.7 Analisis Hasil


Setelah melakukan pembuatan skenario maka tahap selanjutnya adalah
melakukan analisa terhadap hasil yang diperoleh. Dengan tujuan apakah hasil
dari model yang diperoleh memberikan hasil yang diinginkan. Lalu
menganalisa terhadap skenario yang telah dirancang apakah dapat memberikan
pendapatan atau porfit yang lebih baik dari kondisi nyatanya.

3.1.2.8 3.2.8 Kesimpulan dan Saran


Pada tahap ini merupakan hasil akhir dari semua proses penelitian yang
dilakukan. Pada kesimpulan diberikan suatu hasil dari seluruh proses yang
dilakukan yang kemudian akan menjawab permasalahan yang ada. Selain itu
pada kesimpulan apakah hasil penelitian ini dapat membantu UKM terkait
untuk membantu permasalahan nya, serta saran yang berisikan masukan dari
peneliti terkait permasalahan yang ada.

3.1.3 3.3 Metode yang digunakan


Metode yang dipakai adalah simulasi menggunakan sistem dinamis
menggunakan software Anylogic, karena pada sistem dinamis akan
memperlihatkan bahwa ada pengaruh yang dihasilkan dari berbagai variabel-
variabel dinamis seiring berjalannya waktu. Model dinamis juga dapat
menjelaskan kausalitas atau hubungan sebab akibat antar elemen sistem nyata.
Pada tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari simulasi
penambahan sumber daya manusia dan pemanfaatan e-commerce pada proses
IV-12

kinerja UKM Kerupuk Mulyasari. Pemilihan metode berdasarkan pada


variabel-variabel yang dinamis di dalamnya yang berubah seiring waktu.
Terdapat perbedaan metode simulasi menurut (Behdani, 2012) yang
digambarkan melalui Tabel 3.1 yatitu sebagai berikut:

Tabel 3. 1 Perbandingan Metode Simulasi

No. Perbedaan System Dynamic Discrete-Event Agent-Based


Simulation Simulation
1 Berorientasi Berorientasi terhadap Berorientasi
Orientasi
terhadap sistem, proses, dengan fokus terhadap individu,
dengan fokus terhadap pemodelan dengan fokus
terhadap sistem secara detail. terhadap
pemodelan sistem pemodelan entitas
yang dapat diamati. serta interaksinya.
2 Entitas yang Entitas yang Entitas yang
Entitas
homogen. Semua heterogen. heterogen.
entitasnya yang
diasumsikan
memiliki fitur yang
sama dan bekerja
dengan nilai rata-
rata.
3 Tingkat entitas Tidak terdapat Tingkat entitas mikro Tingkat entitas
representasi entitas yaitu objek yang mikro, yaitu entitas
tingkat mikro. pasif (tanpa yang aktif (agen)
kemampuan dalam dalam berinteraksi,
pengambilan memahami
keputusan) yang lingkungan, dan
bergerak melalui membuat
sistem pada proses keputusan.
yang telah ditentukan
sebelum itu.
IV-13

No. Perbedaan System Dynamic Discrete-Event Agent-Based


Simulation Simulation
4 Perilaku Sistem Penggerak pada Penggerak pada Penggerak pada
perilaku sistem perilaku sistem yang perilaku sistem
yang dinamis yaitu dinamis yaitu yang dinamis yaitu
umpan balik kejadian peristiwa agen.aktor,
keputusan dan
interaksi antar agen
5 Formulasi Formulasi Formulasi matematis Formulasi
matematis pada pada sistem dengan matematis pada
sistem terdapat Event, Activity, dan sistem dengan
pada Stock dan Process Agent dan
Flow Environment
(Sumber: Behdani, 2012)

Selain itu pada simulasi sistem dinamis juga memiliki variabel dependen
yang mengikuti fungsi kontinyu waktu, serta dapat memodelkan simulasi yang
menjelaskan hubungan kausalitas. Pada penelitian ini permasalahan yang
diangkat bersifat non linear dan memiliki hubungan kausalitas antar
variabelnya yang dapat dijelaskan dengan baik melalui konsep pemodelan
sistem dinamis dibandingkan dengan metode simulasi lainnya.
4 BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Profil Objek Penelitian

4.1.1 4.1.1 UKM Kerupuk Mulyasari


UKM Kerupuk Mulyasari merupakan salah satu usaha kecil mikro yang
bergerak di bidang usaha produksi kerupuk bawang. UKM Kerupuk Mulyasari
berdiri pada tahun 1979, menurut informasi dari pemilik awal mula merintis
usaha produksi kerupuk bawang adalah sebelumnya pernah menjadi salah satu
karyawan pabrik kerupuk. Maka sejak berhenti menjadi karyawan pabrik,
suami dari Ibu Hj. Rosnah (pemilik) memutuskan untuk membuat rumah
produksi kerupuk bawang dan menjualnya sendiri. Pada mula nya pemilik
menyewa tempat untuk melakukan produksi namun sekarang pemilik sudah
memiliki rumah produksi sendiri. Lokasi rumah produksi kerupuk Mulyasari
terletak di Jl. Asri No.8, Sukapada, Kec. Cibeunying Kidul, Kota Bandung,
Jawa Barat 40125 dan dapat dilihat seperti gambar di bawah ini:

Gambar 4. 1 Kerupuk Mulyasari Tampak Depan

V-1
IV-2

Gambar 4. 2 Lokasi Kerupuk Mulyasari pada Peta

(Sumber: google maps)

Pada umumnya proses pembuatan kerupuk bawang hampir sama dengan


kerupuk jenis lainnya, namun hal yang membedakan hanya pada proses
penambahan rasa atau biasanya bentuk dari kerupuk itu sendiri. Pada UKM
Kerupuk berikut merupakan proses pembuatan kerupuk bawang yang dilakukan
oleh UKM Kerupuk Mulyasari di antaranya:

1. Pemesanan bahan baku


Proses pemesanan bahan baku dilakukan dalam waktu seminggu sekali
dan disesuaikan dengan kebutuhan produksi per harinya. Bahan baku
diperoleh melalui supplier sesuai dengan kebutuhan produksi seperti,
minyak, gas, tepung aci/sagu, garam, penyedap rasa, bawang putih, terasi
dan kayu bakar.
2. Pencampuran bahan baku
Proses dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan baku terlebih dahulu
lalu bahan baku disatukan dalam sebuah wadah besar. Bahan baku yang
IV-3

diperlukan berupa tepung aci/sagu, garam, penyedap rasa, bawang putih,


terasi dan air. Setelah bahan baku dikumpulkan dalam sebuah wadah besar
setelah itu bahan siap untuk dikaliskan hingga tercampur merata.
3. Pengkalisan
Proses kalis merupakan proses yang dilakukan dengan tujuan agar mudah
dalam melakukan pencetakkan. Bahan baku yang telah dicampurkan pada
proses sebelumnya maka akan dikaliskan menggunakan mesin penggiling
berdaya 250 watt serta dibantu dengan tenaga manusia.
4. Pencetakkan
Setelah dilakukan proses pengkalisan dilakukan maka adonan selanjutnya
akan dicetak menggunakan mesin cetak berdaya 4.400 watt. Proses
pencetakkan dilakukan menggunakan mesin dengan dibantu oleh tenaga
manusia.
5. Pengukusan
Proses pengukusan dilakukan setelah adonan sudah dicetak dan berbentuk.
Pengukusan dilakukan menggunakan satu buah oven manual yang berasal
dari tungku yang dibakar dengan kayu bakar, dimana kayu bakar diperoleh
dari pemanfaatan sisa/limbah kayu dari usaha kayu di sekitar.
6. Penjemuran
Setelah kerupuk sudah dikukus maka proses selanjutnya adalah kerupuk
akan dijemur menggunakan alas rotan dibawah paparan sinar matahari.
Waktu untuk menjemur berkisar 10-12 jam per harinya.
7. Roll
Proses ini merupakan pemisahan antara kerupuk yang menempel satu
sama lain. Kerupuk yang dicetak akan menghasilkan susunan yang
menempel maka dari itu pada proses roll ini akan dipisahkan. Proses ini
dilakukan secara manual dengan mesin buatan sendiri dengan daya 300
watt dan dibantu oleh tenaga kerja.
8. Penggorengan
IV-4

Proses penggorengan merupakan proses terakhir yang dilakukan dalam


pembuatan kerupuk. Pada proses ini penggorengan dilakukan sebanyak 2
kali dengan tujuan kerupuk yang dihasilkan akan menjadi renyah.

Berikut Gambar 4.1 merupakan proses pembuatan kerupuk bawang yang


dilakukan oleh UKM Kerupuk Mulyasari:

Gambar 4. 3 Proses Pembuatan Kerupuk

4.2 Pengumpulan Data

Pada pengumpulan data akan disajikan data yang sudah dikumpulkan


oleh peneliti. Dimana data-data yang dikumpulkan adalah data struktur aliran
atau proses bisnis UKM Kerupuk mulyasari, biaya produksi, biaya operasional,
upah tenaga kerja, serta harga jual ke retailer atau pedagang.
IV-5

4.1.1.1 4.2.1 Proses Bisnis UKM Kerupuk Mulyasari

17
z

Gambar 4. 4 Aliran Proses Bisnis Kerupuk Mulyasari

Produksi

Retailer
Secara umum proses bisnis adalah suatu kumpulan aktivitas yang saling

Pelanggan

berpengaruh dan berhubungan untuk menghasilkan suatu produk/jasa dimana


kegiatan nya dipicu oleh kejadian/permintaan tertentu. Tujuan dari proses bisnis
sendiri adalah mencapai efektifitas, efisiensi, dan beradaptasi pada proses di
dalamnya. Berdasarkan Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa dimulai dari adanya
suatu permintaan yang berasal dari konsumen atau pelanggan. Maka proses
tersebut dimulai dari pemenuhan bahan baku terlebih dahulu yang berasal dari
supplier dimana bahan yang diperlukan seperti tepung aci, bawang putih,
garam, minyak, gas LPG dll. Setelah mendapatkan bahan baku maka bahan
baku tersebut dapat diolah melalui beberapa tahapan sehingga menghasilkan
produk kerupuk bawang. Setelah produk sudah siap maka produk kerupuk akan
IV-6

disalurkan ke pelanggan melalui tahapan distribusi yang dilakukan oleh


distributor menggunakan sepeda. Distributor tersebut akan menyalurkan
kerupuk ke restoran, pasar, warung maupun pelanggan secara langsung.

4.1.1.2 4.2.2 Data dan Informasi UKM Kerupuk Mulyasari


Data dan informasi yang sudah dikumpulkan melalui wawancara yang
dilakukan bersama pemilik di antaranya:
1. Pemasok atau supplier bahan baku
UKM Kerupuk Mulyasari mendapatkan bahan baku untuk produksi
kerupuk bawang yang berasal dari pemasok/supplier yang berjarak tidak
terlalu jauh dari tempat produksi dan bahan baku diantarka oleh
pemasok/supplier ke tempat produksi kerupuk UKM Kerupuk Mulyasari.
2. Biaya Produksi Kerupuk Bawang
Biaya produksi merupakan biaya yang digunakan guna memproduksi
kerupuk bawang. Untuk memproduksi kerupuk bawang UKM Kerupuk
Mulyasari membutuhkan bahan baku yang didapatkan melalui
pemasok/supplier yang dapat dilihat pada Tabel 4.1 dibawah ini:

Tabel 4. 1 Biaya Produksi Kerupuk Bawang UKM Kerupuk Mulyasari

No Keterangan Satuan Volume Harga Total


1 Tepung Aci Kg 300 Rp 8,000 Rp 2,400,000
2 Garam Kg 16 Rp 5,000 Rp 72,000
3 Penyedap Kg 1.5 Rp 43,000 Rp 60,000
4 Bawang Putih Kg 2 Rp 25,000 Rp 50,000
5 Terasi Kg 4 Rp 25,000 Rp 80,000
6 Gas LPG Kg 8 Rp 25,000 Rp 200,000
7 Minyak Kg 120 Rp 15,000 Rp 1,800,000
8 Kayu Bakar Kg 100 Rp 1,500 Rp 50,000
Total Rp 4,712,000

3. Biaya Overhead
IV-7

Biaya overhead adalah biaya yang dikeluarkan namun secara tidak langsung
dengan proses bisnis atau produksi oleh UKM Kerupuk Mulyasari dimana
biaya tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini:

Tabel 4. 2 Biaya Overhead UKM Kerupuk Mulyasari

No Keterangan Biaya
1 Biaya Listrik Rp 800,000/bulan

4. Biaya Operasional
Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan UKM Kerupuk
Mulyasari untuk melakukan kegiatan sehari-harinya. Biaya yang
dikeluarkan oleh UKM Kerupuk Mulyasari dapat dilihat pada Tabel 4.3
dibawah ini:

Tabel 4. 3 Biaya Operasional UKM Kerupuk Mulyasari

No Tenaga Kerja Jumlah Biaya Total


Pembuat adonan &
1 1 2,400,000 2,400,000
kalis
2 Operasi mesin cetak 2 2,100,000 4,200,000
3 Mengkukus 1 2,000,000 2,000,000
4 Pemindahan 1 1,800,000 1,800,000
5 Menjemur 1 2,500,000 2,500,000
Total 12,900,000

5. Harga Jual dari UKM Kerupuk Mulyasari


UKM Kerupuk Mulyasari menjual produknya kepada distributor dengan
harga sebesar Rp 300,-/Pcs.
6. Aktivitas UKM Kerupuk Mulyasari
Adapun aktivitas yang dilakukan oleh UKM Kerupuk Mulyasari adalah
melakukan pembelian bahan baku kepada pemasok/supplier. Kemudian
melakukan produksi kerupuk bawang dan menjual kepada distributor.
Dimana tanggung jawab UKM Kerupuk Mulyasari sampai dengan
penyediaan alat penggorengan kerupuk. Kemudian distributor akan menjual
kepada retail maupun langsung ke pelanggan. Disamping itu distributor
IV-8

juga bertanggung jawab untuk menggoreng serta menyediakan packaging


kerupuk bawang sebelum dijual kepada retail atau pelanggan.

4.3 Pengolahan Data

Pada tahap ini dilakukan pengolahan data dimana tujuannya adalah


mengetahui perolehan hasil yang diinginkan berdasarkan proses pengumpulan
data yang sudah dilakukan. Maka hasil dari pengolahan data ini nantinya akan
menjawab permasalahan pada penelitian. Adapun pengolahan data yang
dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut:

4.1.1.3 4.3.1 Rich Picture Diagram (RPD)


RPD adalah salah satu tools yang dapat digunakan dalam menjelaskan
situasi masalah hanya dengan menggunakan gambar. Dengan menggunakan
RPD memungkinkan untuk menyelesaikan permasalahan serta hubungan antar
tiap gambarnya dengan sebuah batasan sistem yang sudah ditentukan.
Berdasarkan gambar 4.5 dapat dilihat bahwa kondisi sistem existing untuk
memproduksi kerupuk UKM Kerupuk Mulyasari membutuhkan bahan baku
yang diperoleh dari supplier adapun bahan baku yang didapatkan adalah tepung
aci, bawang putih, garam, dan penyedap rasa. UKM Kerupuk Mulyasari juga
tentunya membutuhkan biaya untuk produksi kerupuk tersebut. Selain itu UKM
Kerupuk Mulyasari juga membutuhkan tenaga kerja untuk memproduksinya,
dimana hal tersebut membutuhkan biaya untuk tenaga kerja juga. Setelah
menjalankan proses produksi maka akan menghasilkan produk kerupuk dimana
biasanya dalam tiap harinya UKM Kerupuk Mulyasari dapat menghasilkan
sebanyak 3 kwintal kerupuk atau setara dengan 11 karung dengan berat 30kg
per karungnya. Setelah itu produk akan disalurkan kepada ditributor dengan
harga jual sebesar Rp 300,- dan setelah itu distributor akan menjualnya kepada
pelanggan maupun ritel. Pada kondisi existing ini UKM Kerupuk Mulyasari
menghadapi permasalahan dimana pendapatan yang didapatkan belum optimal
atau sedang di tahap pemulihan akibat dari pandemi Covid-19. Aspek yang
IV-9

mempengaruhi hal tersebut adalah seperti UKM Kerupuk Mulyasari belum


memanfaatkan secara maksimal pemasarannya yang dimana hal itu dapat
mempengaruhi pendapatan. Selain itu cuaca dapat mempengaruhi hasil
produksi kerupuk, karena keterbatasan sumber panas alami yaitu matahari.
UKM Kerupuk Mulyasari memiliki mesin pemanas untuk mengatasi hal
tersebut namun dirasa masih kurang dengan kapasitas yang terbatas.

Gambar 4. 5Rich Picture Diagram Aktivitas Bisnis UKM Kerupuk Mulyasari

4.1.1.4 4.3.2 Causal Loop Diagram (CLD)


Causal loop diagram (CLD) menggambarkan sebuah hubungan sebab-akibat
antara berbagai aspek, entitas, atau variabel. CLD juga menggambarkan
hubungan tiap variabel yang ada serta pengaruhnya yang membentuk sebuah
loop dan digunakan sebagai dasar dalam pemodelan dengan menggunakan
IV-10

simulasi dinamika sistem. Berikut ini merupakan CLD dari model existing di
UKM Kerupuk Mulyasari.

Gambar 4. 6 Causal Loop Model Existing

(Sumber: Pengolah Peneliti, 2023)

Berdasarkan Gambar 4.6 tersebut yang menunjukkan Causal Loop


Diagram (CLD) pada model existing di UKM Kerupuk Mulyasari, dapat
dijelaskan bahwa terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi jumlah
produksi diantaranya demand, kapasitas mesin, dan produktivitas. Produktivitas
sendiri dipengaruhi oleh cuaca apabila cuaca hujan maka produktivitas akan
menurun dan sebaliknya apabila cuaca yang terik maka produktivitas akan
meningkat.
Selanjutnya jumlah produksi akan mempengaruhi secara positif terhadap
produk jadi karena akan menambah stok pada produk jadi, produk jadi tersebut
IV-11

akan berpengaruh positif terhadap produk tersisa karena belum ada pengeluaran
stok. Produk jadi juga dipengaruhi oleh kapasitas mesin secara positif. Setelah
itu produk jadi akan berpengaruh positif terhadap produk terjual, apabila
produk tersebut terjual banyak maka produk tersisa akan berkurang. Selain
dipengaruhi oleh produk jadi, produk terjual juga dipengaruhi oleh demand.
Apabila demand yang meningkat maka produk yang terjual juga akan
meningkat. Produk terjual akan mempengaruhi secara positif terhadap
pendapatan, apabila produk yang terjual banyak maka pendapatan akan
meningkat, dan produk terjual juga dipengaruhi oleh harga yang ditetapkan.
Pendapatan meningkat maka profit juga meningkat.
Profit yang meningkat dapat dipengaruhi oleh faktor pendapatan yang
diperoleh, apabila pendapatan yang diterima meningkat maka profit akan
meningkat. Namun profit juga dapat menurun apabila total biaya UKM yang
dikeluarkan lebih besar, maka dari itu total biaya UKM akan berpengaruh
negatif terhadap profit karena akan mengurangi profit akibat biaya yang
dikeluarkan. Total biaya UKM yang meningkat dapat dipengarhuhi oleh
beberapa variabel yaitu variabel biaya produksi, biaya operasional, dan biaya
overhead. Biaya tersebut akan mempengaruhi total biaya UKM secara positif
yang artinya terdapat peningkatan biaya yang dihasilkan dari variabel biaya
tenaga kerja, serta penggunaan mesin pemanas.
Adapun biaya produksi dapat dipengaruhi secara positif oleh penggunaan
mesin pemanas. Mesin pemanas tersebut dipengaruhi secara positif oleh
penambahan mesin dan penambahan mesin dipengaruhi positif oleh profit.
Kemudian biaya operasional yang meningkat dipengaruhi oleh biaya tenaga
kerja apabila tenaga kerja meningkat maka akan mempengaruhi biaya tenaga
kerja. Tenaga kerja juga dipengaruhi secara positif oleh jumlah mesin produksi
apabila jumlah mesin produksi yang meningkat maka tenaga kerja yang
dibutuhkan juga meningkat. Selain itu jumlah mesin produksi juga dapat
dipengaruhi positif oleh demand apabila demand meningkat makan jumlah
mesin produksi juga akan meningkat. Penambahan mesin akan mempengaruhi
IV-12

jumlah mesin produksi dan penggunaan mesin pemanas secara meningkat


apabila profit yang dihasilkan meningkat.
Pada Causal Loop Diagram (CLD) tersebut terdapat beberapa loop yang
berbada yang dapat dijelaskan melalui Gambar 4.7, Gambar 4.8, Gambar 4.9,
dan Gambar 4.10. Gambar 4.7 menunjukkan Loop 1, yaitu Jumlah Produksi →
Produk Jadi → Produk Terjual → Pendapatan → Profit → Penambahan Mesin
→ Jumlah Mesin Produksi → Jumlah Produksi.

Gambar 4. 7 Loop 1 pada CLD Model Existing

(Sumber: Pengolahan Peneliti, 2023)


Berdasarkan Gambar 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa loop tersebut
merupakan reinforcing feedback loop. Loop di atas diartikan sebagai berikut:
1. Jumlah produksi memberikan pengaruh positif terhadap produk jadi.
Maka, jumlah produksi yang memadai akan menghasilkan produk jadi
yang memadai.
2. Produk jadi yang memadai akan memberikan pengaruh postif terhadap
produk terjual. Hal tersebut dikarenakan produk jadi memenuhi
permintaan sehingga produk terjual.
3. Produk terjual akan memberikan pengaruh positif terhadap pendapatan.
Jadi apabila produk yang terjual banyak, maka akan meningkatkan
pendapatan.
4. Pendapatan akan memberikan pengaruh positif terhadap profit. Jadi
apabila pendapatan yang diperoleh banyak, maka akan meningkatkan
profit juga.
IV-13

5. Profit akan memberikan pengaruh positif terhadap penambahan mesin.


Jadi apabila profit yang diperoleh meningkat, maka UKM dapat
mengalokasikan profitnya untuk penambahan mesin.
6. Penambahan mesin akan memberikan pengaruh positif terhadap jumlah
mesin produksi. Apabila UKM melakukan penambahan mesin, maka
akan menambahkan jumlah mesin produksi. Hal tersebut akan
meningkatkan jumlah produksi.
Sedangkan pada Gambar 4.8 yang menunjukkan loop 2, yaitu Produk Jadi →
Produk Terjual → Pendapatan → Profit → Penambahan Mesin → Mesin
Pemanas.

Gambar 4. 8 Loop 2 pada CLD Model Existing

(Sumber: Pengolahan Peneliti, 2023)

Berdasarkan Gambar 4.8 di atas, dapat dilihat bahwa loop tersebut


merupakan reinforcing feedback loop. Loop di atas diartikan sebagai berikut:
1. Produk jadi yang memadai akan memberikan pengaruh postif terhadap
produk terjual. Hal tersebut dikarenakan produk jadi memenuhi
permintaan sehingga produk terjual.
2. Produk terjual akan memberikan pengaruh positif terhadap pendapatan.
Jadi apabila produk yang terjual banyak, maka akan meningkatkan
pendapatan.
IV-14

3. Pendapatan akan memberikan pengaruh positif terhadap profit. Jadi


apabila pendapatan yang diperoleh banyak, maka akan meningkatkan
profit juga.
4. Profit akan memberikan pengaruh positif terhadap penambahan mesin.
Jadi apabila profit yang diperoleh meningkat, maka UKM dapat
mengalokasikan profitnya untuk penambahan mesin.
5. Penambahan mesin akan memberikan pengaruh positif terhadap mesin
pemanas. Apabila UKM melakukan penambahan mesin, maka akan
menambahkan mesin pemanas. Hal tersebut akan meningkatkan produk
jadi.

Sedangkan pada Gambar 4.9 yang menunjukkan loop 3, yaitu Penambahan


Mesin → Jumlah Mesin Produksi → Tenaga Kerja → Biaya Tenaga Kerja →
Biaya Operasional → Total Biaya UKM → Profit.

Gambar 4. 9 Loop 3 pada CLD Model Existing

(Sumber: Pengolahan Peneliti, 2023)

Berdasarkan Gambar 4.9 di atas, dapat dilihat bahwa loop tersebut


merupakan balancing feedback loop. Loop di atas diartikan sebagai berikut:
1. Penambahan mesin akan memberikan pengaruh positif terhadap jumlah
mesin produksi. Apabila UKM melakukan penambahan mesin, maka
IV-15

akan menambahkan jumlah mesin produksi. Hal tersebut akan


meningkatkan jumlah produksi.
2. Jumlah mesin produksi akan memberikan pengaruh positif terhadap
tenaga kerja. Apabila terdapat penambahan jumlah mesin produksi, maka
akan meniingkatkan kebutuhan tenaga kerja.
3. Tenaga kerja akan memberikan pengaruh positif terhadap biaya tenaga
kerja. Jadi apabila UKM meningkatkan jumlah mesin produksinya, maka
akan meningkatkan biaya tenaga kerja.
4. Biaya tenaga kerja akan memberikan pengaruh positif terhadap biaya
operasional. Jadi apabila biaya tenaga kerja meningkat, maka akan
meningkatkan biaya operasional.
5. Biaya operasional akan memberikan pengaruh positif terhadap total
biaya UKM. Jadi apabila biaya operasional meningkat, maka akan
meningkatkan total biaya UKM.
6. Total biaya UKM akan memberikan pengaruh negatif terhadap Profit.
Jadi apabila total biaya UKM meningkat, maka akan menurunkan profit.
7. Profit akan memberikan pengaruh positif terhadap penambahan mesin.
Jadi apabila profit yang diperoleh meningkat, maka UKM dapat
mengalokasikan profitnya untuk penambahan mesin.

Sedangkan pada Gambar 4.10 yang menunjukkan loop 4, yaitu Penambahan


Mesin → Mesin Pemanas → Biya Produksi → Total Biaya UKM → Profit.

Gambar 4. 10 Loop 4 pada CLD Model Existing

(Olahan Penulis, 2023)


IV-16

Berdasarkan Gambar 4.10 di atas, dapat dilihat bahwa loop tersebut


merupakan balancing feedback loop. Loop di atas diartikan sebagai berikut:

1. Penambahan mesin akan memberikan pengaruh positif terhadap mesin


pemanas. Apabila UKM melakukan penambahan mesin, maka akan
menambahkan mesin pemanas.
2. Mesin pemanas akan memberikan pengaruh positif terhadap biaya
produksi. Jadi ketika mesin pemanas ditingkatkan, maka akan
meningkatkan biaya produksi pula.
3. Biaya produksi akan memberikan pengaruh positif terhadap total biaya
UKM. Jadi apabila biaya produksi meningkat, maka akan meningkatkan
total biaya UKM.
4. Total biaya UKM akan memberikan pengaruh negatif terhadap Profit.
Jadi apabila total biaya UKM meningkat, maka akan menurunkan profit.

4.1.1.5 4.3.3 Stock Flow Diagram (SFD)


Stock flow diagram (SFD) akan menjelaskan secara lebih rinci terkait sistem
yang sudah ditunjukan dan dijelaskan pada Causal Loop Diagram (CLD). Pada
Gambar 4.11 di bawah ini menunjukkan Stock Flow Diagram pada UKM
Kerupuk Mulyasari.
IV-17

Gambar 4. 11 Stock Flow Diagram Model Existing UKM Kerupuk Mulyasari

(Olahan Penulis, 2023)

Berdasarkan Gambar 4.11 Stock Flow Diagram (SFD) yang terdapat pada
model ini terbagi menjadi beberapa bagian yaitu, produksi kerupuk, total biaya
UKM dan profit. Satuan waktu yang digunakan yaitu hari (days) dengan waktu
simulasi selama 334 hari.
Alur pembacaan model simulasi dimulai dari bagian produksi kerupuk.
Pada bagian ini produksi akan dimulai ketika terdapat demand yang berasal dari
distributor. Kemudian produksi kerupuk dimulai dengan melihat demand yang
diperoleh lalu menyesuaikan dengan kebutuhan mesin serta kapasitas dan
tenaga kerja yang digunakan. Apabila demand bertambah, maka proses
produksi akan memperhatikan kapasitas dari mesin serta jumlah tenaga kerja
IV-18

yang akan tersedia. Sehingga hasil dari proses produksi akan menghasilkan
produk kerupuk yang akan disalurkan kepada distributor tetap.
Proses produksi yang dilakukan akan menghasilkan biaya diantaranya
adalah biaya produksi, biaya operasional, dan biaya overhead. Adapun yang
termasuk ke dalam biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan UKM
Kerupuk Mulyasari untuk kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan. Selain itu
terdapat biaya operasional yang diberasal dari kebutuhan tenaga kerja.
Sedangkan biaya overhead adalah biaya yang secara tidak langsung berkaitan
dengan proses produksi yang harus dikeluarkan adalah biaya listrik. Dari ketiga
biaya tersebut akan menghasilkan total biaya yang dikeluarkan oleh UKM
Kerupuk Mulyasari yang nantinya akan mempengaruhi profit dari UKM.
Selanjutnya pada bagian profit yang akan memperlihatkan produk yang
sudah terjual hingga pendapatan yang akan diterima oleh UKM Kerupuk
Mulyasari. Adapun hasil profit didapatkan dari pendapatan yang sudah
diperoleh dari hasil penjualan yang dikalikan dengan harga jual yang diberikan
oleh UKM Kerupuk Mulyasari dengan pengurangan total biaya yang sudah
dikeluarkan oleh UKM Kerupuk Mulyasari, yaitu biaya produksi, biaya
operasional dan biaya overhead.
Selanjutnya merupakan penjelasan lebih rinci mengenai variabel,
komponen, parameter, stock, flow pada setiap bagian yabg dimasukkan ke
dalam Stock Flow Diagram sebagai berikut:
1. Bagian Produksi kerupuk
a. Produksi kerupuk
Produksi kerupuk diwakili dengan simbol flow yang masuk
dipengaruhi oleh parameter kapasitas mesin dan variabel jumlah
mesin aktif yang dioperasikan. Jumlah mesin aktif yang dioperasikan
sendiri dipengaruhi oleh jumlah mesin tersedia, kebutuhan mesin
aktual serta demand. Kebutuhan mesin untuk produksi akan
mempengaruhi kebutuhan tenaga kerja, dimana tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk mengoperasikan mesin sebanyak 2 orang dan 4
IV-19

orang lainnya adalah mengoperasikan proses lainnya. Dari kebutuhan


tenaga kerja akan menghasilkan biaya tenaga kerja yang harus
dikeluarkan UKM untuk menjalani proses produksinya. Pada gambar
4.12 di bawah ini menunjukkan bagian sub model dari proses
produksi kerupuk.

Gambar 4. 12 Bagian Model Produksi Kerupuk

(Olahan Peneliti, 2023)

Tabel 4. 4 Parameterisasi Bagian Model Produksi Kerupuk

(Olahan Peneliti, 2023)

PRODUKSI KERUPUK
No
Nama Jenis Nilai Satuan Persamaan Keterangan
1 Jumlah_Mesin
Parameter - Unit - Ketersediaan Mesin
_Tersedia
2 Jumlah_Kebut Kebutuhan tenaga
uhan_TK_Per Parameter 2 Orang - kerja untuk mesin
_Mesin produksi
3 Kapasitas_Me Kapasitas produksi
Parameter 30,000 Pcs -
sin kerupuk per hari
4 10,000- Permintaan yang
Demand Parameter Pcs -
60,000 fluktuatif
5 Kebutuhan Dinamic - Unit Demand / Kebutuhan Mesin
Mesin Variabel Kapasitas_Mesin berdasarkan
IV-20

PRODUKSI KERUPUK
kapasitasnya
6 Kebutuhan_Mesin_Aktual
Jumlah_Mesin > Jumlah mesin aktif
Dinamic
_Aktif_yang_ - Unit Jumlah_Mesin_Tersedia ? yang dapat
Variabel
Dioperasikan Jumlah_Mesin_Tersedia : dioperasikan
Kebutuhan_Mesin_Aktual
7 min(Tenaga_Kerja_Tersed
ia/ Jumlah mesin yang
Kebutuhan_M Dinamic
- Unit Jumlah_Kebutuhan_TK_P seharusnya
esin_Aktual Variabel
er_Mesin, dibutuhkan
Kebutuhan_Mesin)
8 Jumlah_Mesin_Aktif_yang
Total tenaga kerja
TK_Mesin_Te Dinamic _Dioperasikan *
- Orang pengoperasian
rpakai Variabel Jumlah_Kebutuhan_TK_P
mesin yang terpakai
er_Mesin
9 Kebutuhan tenaga
kerja mesin
Jumlah_Kebutuhan_TK_P produksi
Kebutuhan Dinamic
- Orang er_Mesin * berdasarkan
_TK_Mesin Variabel
Kebutuhan_Mesin perolehan banyak
mesin yang
digunakan
10 TK_Menguku Jumlah tenaga kerja
Parameter 1 Orang -
s proses pengukusan
11 TK_Mengado Jumlah tenaga kerja
Parameter 1 Orang -
n proses pengadonan
12 Jumlah tenaga kerja
TK_Menjemur Parameter 1 Orang -
proses penjemuran
13 TK_Meminda Jumlah tenaga kerja
Parameter 1 Orang -
h proses pemindahan
14 TK_Memindah + Jumlah dari tenaga
TK_Proses_La Dinamic TK_Mengadon + kerja selain tenaga
- Orang
innya Variabel TK_Menjemur + kerja pengoperasian
TK_Mengukus mesin
15 max
Dinamic (Tenaga_Kerja_Tersedia,
Jumlah_TK - Orang -
Variabel (TK_Proses_Lainnya +
TK_Mesin_Terpakai))
16 Jumlah tenaga kerja
Kebutuhan_TK_Mesin <
yang ditambahkan
Tenaga_Kerja_Tersedia ?
Penambahan Flow - Orang berdasarkan
Kebutuhan_TK_Mesin -
kebutuhan tenaga
Tenaga_Kerja_Tersedia : 0
kerja untuk mesin
17 Jumlah tenaga kerja
Tenaga_Kerja_Tersedia >
yang dikurangi
Kebutuhan_TK_Mesin ?
Pengurangan Flow - Orang berdasarkan
Tenaga_Kerja_Tersedia -
kebutuhan tenaga
Kebutuhan_TK_Mesin : 0
kerja untuk mesin
18 Jumlah tenaga kerja
TK_Awal Parameter 6 Orang -
tetap
IV-21

PRODUKSI KERUPUK
19 Tenaga_Kerja
Stock - Orang TK_Awal -
_Tersedia
20 Produksi kerupuk
berdasarkan
Jumlah_Mesin_Aktif_yang
Produksi_Ker kapasitas mesin
Flow - Pcs _Dioperasikan *
upuk dengan jumlah
Kapasitas_Mesin
mesin aktif yang
dapat dioperasikan
21 Biaya tenaga kerja
Biaya_Tenaga Dinamic
- Rupiah 86000 * Jumlah_TK yang dikeluarkan
_Kerja Variabel
per harinya
22 Produk_Kerup Stok dari produk
Stock 1 Pcs Produksi_Kerupuk
uk_Basah kerupuk basah

b. Stok kerupuk
Hasil produksi kerupuk yang akan menjadi stok dinamakan
produk kerupuk basah. Produk kerupuk basah sendiri digambarkan
dengan stock dimana produk kerupuk basah ini menjadi stok dari
hasil produksi kerupuk. Setelah produk kerupuk basah terakumulasi,
maka akan dilanjutkan ke proses pengeringan kerupuk. Proses
tersebut akan menjadi sebuah aliran produksi kerupuk yang diwakili
dengan flow. Proses pengeringan kerupuk ini dapat dipengaruhi oleh
beberapa variabel dan parameter seperti cuaca, produktivitas, produk
kerupuk basah, kapasitas mesin, serta jumlah mesin pengering. Pada
gambar 4.13 di bawah ini menunjukkan bagian dari sub model untuk
stok kerupuk.

Gambar 4. 13 Bagian Model Stok Kerupuk

(Sumber: Pengolahan Peneliti, 2023)


IV-22

Tabel 4. 5 Parameterisasi Bagian Model Stok Kerupuk

(Sumber: Pengolahan Peneliti, 2023)

STOK KERUPUK
No
Nama Jenis Nilai Satuan Persamaan Keterangan
Nilai 1 digunkan
ketika cuaca hujan,
apabila cuaca panas
Cuaca Parameter 0-1 - -
1 maka parameter
cuaca tidak
digunakan
Apabila cuaca sama
dengan 1 maka
Dinamic
Produktivitas - Unit Cuaca == 1 ? 0.75 : 1 produktivitas senilai
2 Variabel
0,75 (pengaruh
hujan)
3 Jumlah tenaga kerja
TK_Menjemur Parameter 1 Orang -
proses penjemuran
4 Kebutuhan_M Dinamic Produksi_Kerupuk/ Kebutuhan mesin
- Unit
esin_Pemanas Variabel Kapasitas_Mesin_Pemanas pemanas
Kapasitas mesin
pemanas
5 Kebutuhan_A max(TK_Menjemur,
Dinamic berdasarkan
ktual_Mesin_ - Unit Kebutuhan_Mesin_Peman
Variabel ketersediaan tenaga
Pemanas as)
kerja dan kebutuhan
mesin pemanas
6 Jumlah_Mesin
Dinamic
_Pemanas_Ter 0-1 Unit - -
Variabel
sedia
Kebutuhan_Aktual_Mesin
_Pemanas >
Jumlah_Mesin Jumlah_Mesin_Pemanas_
7 _Pemanas_yan Dinamic Tersedia ?
- Unit -
g_Dioperasika Variabel Jumlah_Mesin_Pemanas_
n Tersedia :
Kebutuhan_Aktual_Mesin
_Pemanas
8 Kapasitas_Me Kapasitas mesin
Parameter 20,000 Pcs -
sin_Pemanas pemanas per hari
9 Produk kerupuk
Produk_Kerup
Stock - Pcs Produksi_Kerupuk basah yang berasal
uk_Basah
dari proses produksi
Produk_Kerupuk_Basah
<= 0 ? 0 : (Produktivitas
<= 0.75 ?
10 Produksi_Ker (Kapasitas_Mesin_Pemana Aliran proses
Flow - Pcs
upuk_Kering s* produksi kerupuk
Jumlah_Mesin_Pemanas_y
ang_Dioperasikan) :
(Produk_Kerupuk_Basah))
IV-23

STOK KERUPUK

11 Stok/Sisa kerupuk
Stok_Kerupuk Stock - Pcs Produksi_Kerupuk_Kering yang sudah melalui
proses pengeringan

2. Bagian Total Biaya UKM

Pada bagian ini UKM memproduksi kerupuk setiap hari dan memiliki
waktu libur produksi selama satu hari. Selama melakukan proses produksi
adapun biaya yang dikeluarkan oleh UKM Kerupuk Mulyasari sendiri adalah
biaya operasional yang meliputi biaya tenaga kerja, kemudian biaya
produksi yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku kepada
supplier dan biaya overhead yaitu biaya untuk listrik. Biaya yang
dikeluarkan akan diakumulasikan ke dalam total biaya untuk selanjutnya
dapat menghasilkan produk hingga menjadi penjualan. Pada gambar 4.14 di
bawah ini menunjukkan bagian dari sub model untuk total biaya.

Gambar 4. 14 Model Bagian Total Biaya UKM

(Sumber: Olahan Peneliti)

3. Bagian Pendapatan dan Profit


IV-24

Hasil dari penjulalan produk yang disalurkan kepada distributor nantinya


akan ter akumulasi ke dalam stok Total Pendapatan. Dimana hasil tersebut
didapatkan melalui penjualan pcs kerupuk yang dikalikan dengan harga jual
kerupuk/pcs nya. Dengan adanya penambahan demand dan tenaga kerja,
maka akan menambah biaya juga yang akan dihasilkan. Aliran pendapatan
akan masuk ke dalam aliran profit dimana pada aliran ini biaya-biaya yang
dikeluarkan akan dikurangi dengan pendapatan yang didapatkan.

Gambar 4. 15 Model Bagian Pendapatan dan Profit

(Sumber: Olahan Peneliti)

Tabel 4. 6 Parameterisasi Model Bagian Total Biaya UKM

(Sumber: Olahan Peneliti)

TOTAL BIAYA
No Satua
Nama Jenis Nilai Persamaan Keterangan
n
1 Biaya operasional
Biaya_Operasi Rupia
Flow - Biaya_Tenaga_Kerja yang dikeluarkan
onal h
per harinya
2 Biaya_Produksi + Total biaya yang
Total_Biaya_ Rupia
Stock - Biaya_Overhead + dikeluarkan UKM
UKM h
Biaya_Operasional per harinya
3 Biaya_Overhe Rupia
Flow - Biaya_Listrik -
ad h
Rupia
4 Biaya_Listrik Parameter 32000 - -
h
5 Biaya_Produk Flow - Rupia (Biaya_Bahan_Baku + -
si h Biaya_Minyak_Goreng +
IV-25

TOTAL BIAYA
Biaya_Kayu_Bakar +
Biaya_Gas_LPG)
Jumlah_Tepun
6 Parameter 300 Kg - -
g_Aci
Harga_Tepung Rupia
7 Parameter 8400 - -
_Aci h
Biaya_Tepung Dinamic Rupia Harga_Tepung_Aci * Biaya pengeluaran
8 2520000
_Aci Variabel h Jumlah_Tepung_Aci tepung aci per hari
9 Harga_Garam Parameter 5000 Kg - -
Jumlah_Gara Rupia
10 Parameter 16 - -
m h
Dinamic Rupia Jumlah_Garam * Biaya pengeluaran
11 Biaya_Garam 80000
Variabel h Harga_Garam garam per hari
Harga_Bawan Rupia
12 Parameter 25000 - -
g_Putih h
Jumlah_Bawa
13 Parameter 2 Kg - -
ng_Putih
Biaya_Bawan Dinamic Rupia Harga_Bawang_Putih * Biaya pengeluaran
14 50000
g_Putih Variabel h Jumlah_Bawang_Putih garam per hari
Harga_Penyed Rupia
15 Parameter 42000 - -
ap h
Jumlah_Penye
16 Parameter 1.5 Kg - -
dap
Biaya_Penyed Dinamic Rupia Jumlah_Penyedap * Biaya pengeluaran
17 63000
ap Variabel h Harga_Penyedap garam per hari
Rupia
18 Harga_Terasi Parameter 25000 - -
h
19 Jumlah_Terasi Parameter 4 Kg - -
Dinamic Rupia Jumlah_Terasi * Biaya pengeluaran
20 Biaya_Terasi 100000
Variabel h Harga_Terasi terasi per hari
(Biaya_Tepung_Aci +
Biaya pengeluaran
Biaya_Garam +
Biaya_Bahan_ Dinamic Rupia dari bahan baku
21 2813000 Biaya_Bawang_Putih +
Baku Variabel h yang dibutuhkan
Biaya_Penyedap +
per hari
Biaya_Terasi)
Jumlah_Kayu
22 Parameter 100 Kg - -
_Bakar
Harga_Kayu_ Rupia
23 Parameter 1500 - -
Bakar h
Biaya_Kayu_ Dinamic Rupia (Harga_Kayu_Bakar * Biaya pengeluaran
24 150000
Bakar Variabel h Jumlah_Kayu_Bakar) kayu bakar per hari
Jumlah_Minya
25 Parameter 120 Kg - -
k_Goreng
Harga_Minya Rupia
26 Parameter 15000 - -
k_Goreng h
Biaya pengeluaran
Biaya_Minyak Dinamic Rupia (Harga_Minyak_Goreng *
27 1800000 minyak goreng per
_Goreng Variabel h Jumlah_Minyak_Goreng)
hari
Jumlah_Gas_
28 Parameter 8 Kg - -
LPG
29 Harga_Gas_L Parameter 25000 Rupia - -
IV-26

TOTAL BIAYA
PG h
Biaya_Gas_L Dinamic Rupia (Harga_Gas_LPG * Biaya gas LPG per
30 200000
PG Variabel h Jumlah_Gas_LPG) hari
(Sumber: Olahan Penulis, 2023)

Setelah dibuatkan bentuk sebuah Stock Flow Diagram (SFD) model eksisting
UKM Kerupuk Mulyasari, maka akan dilakukan proses run simulations untuk
mengetahui output dari SFD yang telah dibuat. Pada Gambar 4.16 di bawah ini:

Gambar 4. 16 Run Similations SFD Model Existing UKM Kerupuk Mulyasari

(Sumber: Pengolahan Peneliti, 2023)

Berdasarkan Gambar 4.16 diatas dapat dilihat terdapat 6 output yang


dimunculkan pada gambar. Adapun output tersebut diantaranya:

a. Total biaya UKM

Berdasarkan tampilan grafik Gambar 4.16 di atas, dapat dilihat bahwa


output total biaya yang dikeluarkan UKM berjumlah Rp
1.395.425.199,989 dimana ini merupakan akumulasi dari pengeluaran
IV-27

yang dikeluarkan hingga hari ke 344 dan biaya yang dikeluarkan


hinggan hari ke 305.

b. Total pendapatan

Berdasarkan tampilan grafik Gambar 4.16 di atas, dapat dilihat bahwa


output total pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 2.065.501.288,57
pendapatan yang diperoleh cukup berfluktuatif, hal tersebut
dipengaruhi oleh aliran penjualan ke distributor.

c. Profit

Berdasarkan tampilan grafik Gambar 4.16 di atas, dapat dilihat bahwa


output profit yang diperoleh sebesar Rp 670.075.088,574. adapun profit
yang diterima terendah pada kisaran Rp 863.000-2.000.000 per harinya.
Profit akan dipengaruhi oleh aliran pendapatan yang dipengaruhi pula
oleh banyaknya produk yang terjual kepada distributor.

d. Produk terjual

Berdasarkan tampilan grafik Gambar 4.16 di atas, dapat dilihat bahwa


output produk terjual bernilai 6.885.000 pcs, dimana produk yang
terjual berfluktuatif pada kisaran 10.000-30.000 pcs per harinya.

e. Produk kerupuk basah

Berdasarkan tampilan grafik Gambar 4.16 di atas, dapat dilihat bahwa


output pada produk kerupuk basah berfliktuatif dimana produk kerupuk
basah dipengaruhi oleh jumlah produksi kerupuk dan apabila kondisi
cuaca yang hujan maka akan mempengaruhi stoknya dikarenakan
kapasitas mesin pengering yang tidak cukup untuk menampung produk
kerupuk basah tersbut. Jumlah yang dihasilkan dimulai dari 181 pcs
ketika proses produksi dan bervariasi hingga ke 27.000 pcs.

f. Stok kerupuk
IV-28

Berdasarkan tampilan grafik Gambar 4.16 di atas, dapat dilihat bahwa


output pada stok kerupuk akan dipengaruhi oleh produk kerupuk basah,
apabila kondisi cuaca yang panas maka produktivitasnya meningkat
dan dapat menghasilkan stok kerupuk yang sesuai dengan produksi
kerupuk. Adapun sisa stok yang dihasilkan oleh stok kerupuk
berjumlah 0 dikarenakan proses produksi yang hanya berjalan hingga
hari ke 305. Maka dari itu untuk hari selajutnya hingga hari ke 344
penjualan akan memanfaatkan stok kerupuk kering untuk dijual.

4.3.1 Verifikasi dan Validasi Model Simulasi

Verifikasi merupakan salah satu cara untuk memeriksa kesesuaian


prosedur yang digunakan dalam pengoperasian sistem terhadap
pelaksanaannya. Dimana tujuan utamanya adalah mengetahui model yang
dirancang pada aplikasi AnyLogic sudah tidak terdapat error. Pada gambar
berikut merupakan contoh dari model yang belum terverifikasi.

Gambar 4. 17 Contoh Model yang Belum Terverifikasi

(Sumber: Pengolahan Peneliti, 2023)

Berdasarkan gambar diatas apabila model yang sudah dirancang belum


terverifikasi, maka perlu adanya pemeriksaan ulang pada model hingga model
dapat berjalan tanpa adanya error. Adapun yang dapat dilakukan untuk
memverifikasi adalah mengecek kembali nilai-nilai dari parameter apakah
sudah sesuai atau belum.
IV-29

Setelah melakukan proses verifikasi, proses selanjutnya adalah proses


validasi, proses validasi dilakukan dengan cara menanyakan kepada pemilik
dari UKM Kerupuk Mulyasari mengenai kesesuaian terhadap model simulasi
yang sudah dirancang. Validasi dilakukan dengan cara membandingkan data
informasi dengan hasil output dari model yang telah dirancang. hal tersebut
bertujuan agar model tersebut sesuai dengan kondisi nyata. Berikut ini
merupakan hasil validasi yang telah dilakukan.

Validasi pertama dilakukan pada total pendapatan dengan


membandingkan data historis dengan output model simulasi

Perbandingan data Historis dengan Output Model


Total Pendapatan
250,000,000

200,000,000

150,000,000

100,000,000

50,000,000

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Data historis Output Model

Gambar 4. 18 Perbandingan data historis dengan Output Model pada


Total Pendapatan

(Sumber: Pengolahan Peneliti, 2023)

Berdasarkan Gambar 4.18 di atas dapat dilihat bahwa jumlah dari rata-
rata penjualan pada tiap bulannya adalah berfluktuatif pada kisaran Rp
50.000.000-200.000.000. Pada gambar tersebut menunjukkan pada bulan
pertama hasil yang ditunjukkan oleh output model adalah rendah dimana pada
model tersebut diasumsikan jika penjualan pada bulan pertama tersebut
menggunakan stok yang baru diproduksi. Sedangkan pada data histori pemilik
telah memiliki stok untuk menyalurkan produknya. Jadi berdasarkan hasil
IV-30

perbandingan pada Gambar 4.18 bahwa terdapat beberapa perbedaan antara


data histori dengan output model namun tidak terlau signifikan.

Selanjutnya, validasi kedua dilakukan pada produk terjual dengan


membandingkan antara data hsitori dengan output model pada Gambar 4.19 di
bawah ini.

Perbandingan data Historis dengan Output


Produk Terjual
1,600,000
1,400,000
1,200,000
1,000,000
800,000
600,000
400,000
200,000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Data Histori Output Model

Gambar 4. 19 Perbandingan data historis dengan Output Model pada


Produk Terjual

(Sumber: Pengolahan Peneliti, 2023)

Berdasarkan Gambar 4.19 dapat dilihat bahwa pada bulan pertama dan
kedua pada data histori produk kerupuk yang terjual dikisaran 1.000.000-
1.800.000 pcs sedangkan pada output model adalah dibawah dari itu. Asumsi
yang digunakan masih sama yaitu stok yang dikeluarkan menggunakan stok
sebelumnya. Sedangkan pada output model menggunakan stok yang baru
diproduksi. Perbedaan yang terlihat pada gambar di atas cukup signifikan pada
awal bulan dan lebih selaras pada bulan selanjutnya.
IV-31

Selanjutnya validasi ketiga, dilakukan pada profit yang dihasilkan antara


data histori dengan output model yang dapat dilihat pada rancangan model pada
Gambar 4.20 berikut.

Perbandingan data Historis dengan Output Model


Total Pendapatan
120,000,000.00
100,000,000.00
80,000,000.00
60,000,000.00
40,000,000.00
20,000,000.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Series1 Series2

Gambar 4. 20 Perbandingan data historis dengan Output Model pada


Profit

(Sumber: Pengolahan Peneliti, 2023)

Berdasarkan Gambar 4.19 dapat dilihat bahwa profit yang dihasilkan


oleh kedua data berfluktuatif. Berdasarkan hasil perbandingan pada Gambar
4.20 dapat diketahui bahwa output model memiliki perbedaan namun tidak
terlalu signifikan. Hal tersebut dapat diperkirakan bahwa terdapat beberapa
faktor yang tidak dapat diselesaikan oleh peneliti karena penentuan persentase
yang diberikan oleh pemilik UKM untuk profit masih berdasarkan pengingatan
dan tidak terdata. Maka dari itu peneliti membandingkan dari persentase yang
diberikan oleh pemilik UKM dan Output model sesuai dengan apa yang sudah
diolah.

Setelah itu perbandingan data histori dengan output model tersebut akan
divalidasi menggunakan metode Uji Hipotesis t-test: Two-sample Assuming
Equal Variances menggunakan aplikasi Ms. Office Excel, uji ini digunakan
untuk menguji sebuah perbedaan rata-rata 2 variabel dan berasal dari sampel
yang berbeda dimana pada uji ini akan mengasumsikan bahwa kedua sampel
memiliki variance yang sama. Adapun kriteria yang akan diuji sebagai berikut:
IV-32

1. Hipotesis yang dinyatakan adalah sebagai berikut:

H0 : µ1 ≤ µ2 (tidak ada perbedaan diantara kedua data)

H1 : µ1 > µ2 (ada perbedaan diantara kedua data)


2. Selanjutnya adalah menentukan signifikansi level:
α = 5% atau 0.05
3. Interpretasi dalam penerimaan Uji Hipotesis :
Terima H0 jika t hitung ≤ t tabel atau p-value > alpha (α)
Tolak H0 Jika t hitung> t tabel atau p-value ≤ alpha (α)

Selanjutnya melakukan uji validasi menggunakan t-test dengan


memasukkan data pendapatan pada data historikal dan pada data yang
merupakan hasil keluaran model:

Tabel 4. 7 Nilai t-test pada data Pendapatan


Data Histori Output Model
Mean 207,215,000 228,266,031
Variance 3.54343E+15 3.21212E+15
Observations 12 12
Pooled Variance 3.37777E+15
Hypothesized Mean Difference 0
df 22
t Stat -0.887224744
P(T<=t) one-tail 0.192277405
t Critical one-tail 1.717144374
P(T<=t) two-tail 0.38455481
t Critical two-tail 2.073873068

Sumber: (Olahan Penulis, 2023)

Berdasarkan hasil perhitungan aplikasi Ms. Office Excel diatas, dapat


diketahui bahwa nilai t-Stat/t-hitung bernilai -0.8887224744 sedangkan nilai
t-Critical to-tail/ t-tabel atau nilai kritis pengujian bernilai 2.073873068.
Maka dapat dikatakan bahwa hipotesis nol atau H0 diterima dan Hipotesis
IV-33

satu atau H1 dotolak. Artinya tidak terdapat perbedaan diantara data historikal
dengan data output model.

Selanjutnya melakukan uji validasi kedua menggunakan t-test dengan


memasukkan data profit pada data historikal dan pada data yang merupakan
hasil keluaran model:

Tabel 4. 8 Nilai t-test pada data Profit


At Output Model
Mean 77,194,250 114,809,792
Variance 6.00343E+14 6.16572E+15
Observations 12 12
Pooled Variance 3.38303E+15
Hypothesized Mean Difference 0
df 22
t Stat -1.584127052
P(T<=t) one-tail 0.063717702
t Critical one-tail 1.717144374
P(T<=t) two-tail 0.127435404
t Critical two-tail 2.073873068

Sumber: (Olahan Penulis, 2023)

Berdasarkan hasil perhitungan aplikasi Ms. Office Excel diatas, dapat


diketahui bahwa nilai t-Stat/t-hitung bernilai -1.584127052 sedangkan nilai t-
Critical to-tail/ t-tabel atau nilai kritis pengujian bernilai 2.073873068. Maka
dapat dikatakan bahwa hipotesis nol atau H0 diterima dan Hipotesis satu atau
H1 dotolak. Artinya tidak terdapat perbedaan diantara data historikal dengan
data output model.

4.3.4 Causal Loop Diagram Model Skenario


Apabila dilakukan sebuah penambahan skenario bahwa proses bisnis pada
UKM Kerupuk Mulyasari yang menerapkan perluasan pemasaran melalui
marketing elektronik seperti e-commerce. Adapun hal tersebut dilakukan
berdasarkan bentuk uji coba terhadap pemanfaatan e-commerce untuk
meningkatkan pendapatan dan profit pada UKM sendiri. Selain itu pada model
IV-34

existing UKM sendiri belum terlalu memperhatikan kebutuhan nya akan mesin
pemanas karena pada kondisi nyata mesin pemanas tidak 100% dapat bekerja
maksimal dikarenakan keterbatasan dalam kapasitasnya. Maka dari itu pada
skenario ini dibuat adanya penambahanan investasi untuk mesin pemanas yang
tujuannya adalah tetap mempertahankan tingkat produktivitasnya ketika

Gambar 4. 21 Causal Loop Diagram (CLD) Model Skenario

(Sumber: Olahan Penulis, 2023)


demand sedang banyak dan ketika hujan yang tidak bisa memanfaatkan lahan
untuk menjemur. Adapun Causal Loop Diagram (CLD) yang telah
ditambahkan untuk skenario dapat dilihat pada Gambar 4.21 berikut:

Pada gambar di atas penambahan skenario ditandai dengan variabel yang


berwarna oranye. Adapun ketika memanfaatkan e-commerce maka akan
mempengaruhi secara positif terhadap demand kemudian akan mempengaruhi
secara positif ke pendapatan dan akan mempengaruhi secara positif terhadap
profit namun profit yang diperoleh akan menambahkan biaya operasional dan
menambahkan total biaya yang dikeluarkan sehingga berpengaruh terhadap
pendapatan dan profit kembali. Selanjutnya jika memanfaatkan penambahan
mesin pemasnas akan mempengaruhi secara positif terhadap biaya produksi
yang dikeluarkan serta total biaya yang dikeluarkan hingga ke profit.
IV-35

4.3.5 Stock Flow Diagram Model Skenario

Gambar 4. 22 Stock Flow Diagram (SFD) Model Skenario 1

(Sumber: Olahan Peneliti, 2023)

Gambar 4. 23 Stock Flow Diagram (SFD) Model Skenario 2

(Sumber: Olahan Penulis, 2023)


IV-36

Gambar 4. 24 Stock Flow Diagram (SFD) Model Skenario 1 & 3


(Sumber: Olahan Penulis, 2023)
1 Berikut ini merupakan Tabel 4.9 parameterisasi yang digunakan dalam
pengembangan skenario 1 yaitu perluasan pemasaran menggunakan e-
commerce:
Tabel 4. 9 Parameterisasi Model Skenario 1

PENAMBAHAN PEMASARAN E-COMMERCE


No
Nama Jenis Nilai Satuan Persamaan Keterangan
1 Produksi_Ker Flow - Pcs Kapasitas_Mesin * -
upuk Jumlah_Mesin_Aktif-
yang_Dioperasikan

2 Penjualan_Ke Flow - Pcs Stok_Kerupuk * Persentase


_Distributor Persentase_Distributor penyaluran ke
distributor
3 Persentase_Di Parameter 0.7 - - Jumlah tenaga kerja
stributor proses penjemuran
4 Penjualan_ke_ Flow - Pcs Persentase_ECommerce * -
ECommerce Stok_Kerupuk *
Persentase_Kenaikan
IV-37

PENAMBAHAN PEMASARAN E-COMMERCE


5 Persentase_Ke Parameter 0.3 - - Persentase kenaikan
naikan untuk penjualan di
e-commerce

6 Persentase_EC Parameter 0.3 Pcs - Persentase


ommerce penyaluran ke e-
commerce
7 Harga_Kemas Parameter 830 Rupiah Kebutuhan_Aktual_Mesin Harga kemasan per
an _Pemanas > lembar
Jumlah_Mesin_Pemanas_
Tersedia ?
Jumlah_Mesin_Pemanas_
Tersedia :
Kebutuhan_Aktual_Mesin
_Pemanas

8 Biaya_Kemas Dinamic - Pcs Penjualan_ke_ECommerce Biaya kemasan per


an Variable >= 750 ? 750 pcs
Harga_Kemasan : 0
9 Aliran_Pendap Flow - Rupiah (Penjualan_ke_Distributor -
atan * Harga_Distributor) +
(Penjualan_ke_ECommerc
e * Harga_ECommerce)
10 Harga_Distrib Parameter 300 Rupiah - Harga per pcs
utor

11 Harga_ECom Parameter 450 Rupiah - Harga per pcs


merce
12 Aliran_Profit Flow - Rupiah Aliran_Pendapatan -
Biaya_Overhead -
Biaya_Operasional -
Biaya_Produksi
13 Profit Stock - Rupiah - Profit yang
diperoleh dari
pendapatan yang
dikurangi dengan
biaya
14 Biaya_Operasi Flow - Rupiah pulseTrain(1,25,30,305) *
onal Biaya_Tenaga_Kerja +
a_Kerja) +
Biaya_Administrasi +
Biaya_Kemasan

Berikut merupakan Tabel 4.9 parameterisasi yang digunakan dalam


pengembangan skenario 2 yaitu penambahan mesin pemanas:
IV-38

Tabel 4. 10 Parameterisasi Model Skenario 2

PENAMBAHAN MESIN PEMANAS


No
Nama Jenis Nilai Satuan Persamaan Keterangan
1 Produksi_Ker Flow - Pcs Kapasitas_Mesin * -
upuk Jumlah_Mesin_Aktif-
yang_Dioperasikan

2 Produktivitas Dinamic - Unit Cuaca == 1 ? 0.75 : 1 Apabila cuaca sama


Variabel dengan 1 maka
produktivitas senilai
0,75 (pengaruh
hujan)
3 TK_Menjemur Parameter 1 Orang - Jumlah tenaga kerja
proses penjemuran
4 Kebutuhan_M Dinamic - Unit Produksi_Kerupuk/ Kebutuhan mesin
esin_Pemanas Variabel Kapasitas_Mesin_Pemanas pemanas
5 Kebutuhan_A Dinamic - Unit max(TK_Menjemur, Kapasitas mesin
ktual_Mesin_ Variabel Kebutuhan_Mesin_Peman pemanas
Pemanas as) berdasarkan
ketersediaan tenaga
kerja dan kebutuhan
mesin pemanas
6 Jumlah_Mesin Dinamic 0-2 Unit - Digunakan ketika
_Pemanas_Ter Variabel dibutuhkan
sedia
7 Jumlah_Mesin Dinamic - Unit Kebutuhan_Aktual_Mesin -
_Pemanas_yan Variabel _Pemanas >
g_Dioperasika Jumlah_Mesin_Pemanas_
n Tersedia ?
Jumlah_Mesin_Pemanas_
Tersedia :
Kebutuhan_Aktual_Mesin
_Pemanas

8 Kapasitas_Me Parameter 20,000 Pcs - Kapasitas mesin


sin_Pemanas pemanas per hari
9 Produk_Kerup Stock - Pcs Produksi_Kerupuk Produk kerupuk
uk_Basah basah yang berasal
dari proses produksi
10 Produksi_Ker Flow - Pcs Produk_Kerupuk_Basah Aliran proses
upuk_Kering <= 0 ? 0 : (Produktivitas produksi kerupuk
<= 0.75 ?
(Kapasitas_Mesin_Pemana
s*
Jumlah_Mesin_Pemanas_y
ang_Dioperasikan) :
(Produk_Kerupuk_Basah))
11 Stok_Kerupuk Stock - Pcs Produksi_Kerupuk_Kering Stok/Sisa kerupuk
yang sudah melalui
IV-39

PENAMBAHAN MESIN PEMANAS


proses pengeringan
12 Cuaca Parameter 0-1 - - Nilai 1 digunkan
ketika cuaca hujan,
apabila cuaca panas
maka parameter
cuaca tidak
digunakan
13 Aliran_Investa Flow - Unit Cuaca == 1 ? (Profit > -
si_Mesin_Pem Harga_Mesin ?
anas Harga_Mesin : 0) *
pulse(152, 1) : 0
14 Penambahan_J Dinamic 1 Unit Aliran_Investasi_Mesin_P Jumlah
umlah_Mesin_ Variabel emanas > 0 ? 1 : 0 penambahan mesin
Pemanas pemanas
15 Penambahan_ Flow 1 Unit Mesin_Pemanas > 1 ? 0 : -
Mesin_Baru Penambahan_Jumlah_Mes
in
16 Mesin_Peman Stock 1 Unit - Total mesin
as pemanas
17 Biaya_Tamba Dinamic 50000 Rupiah Mesin_Pemanas * 50000 Biaya tambahan
han_Mesin_Pe Variabel mesin pemanas
manas
18 Biaya_Produk Flow 50000 Rupiah pulseTrain(1,25,30,305) * Biaya tambahan
si (Biaya_Bahan_Baku + mesin pemanas
Biaya_Minyak_Goreng +
Biaya_Kayu_Bakar +
Biaya_Gas_LPG) +
(pulse(152,1) *
Biaya_Tambahan_Mesin_
Pemanas)

Apabila cuaca sama


dengan 1 maka
Dinamic
Produktivitas - Unit Cuaca == 1 ? 0.75 : 1 produktivitas senilai
Variabel
0,75 (pengaruh
hujan)
Jumlah tenaga kerja
TK_Menjemur Parameter 1 Orang -
proses penjemuran
Kebutuhan_M Dinamic Produksi_Kerupuk/ Kebutuhan mesin
- Unit
esin_Pemanas Variabel Kapasitas_Mesin_Pemanas pemanas
Kapasitas mesin
pemanas
Kebutuhan_A max(TK_Menjemur,
Dinamic berdasarkan
ktual_Mesin_ - Unit Kebutuhan_Mesin_Peman
Variabel ketersediaan tenaga
Pemanas as)
kerja dan kebutuhan
mesin pemanas
Jumlah_Mesin
Dinamic
_Pemanas_Ter 0-1 Unit - -
Variabel
sedia
IV-40

PENAMBAHAN MESIN PEMANAS


Kebutuhan_Aktual_Mesin
_Pemanas >
Jumlah_Mesin Jumlah_Mesin_Pemanas_
_Pemanas_yan Dinamic Tersedia ?
- Unit -
g_Dioperasika Variabel Jumlah_Mesin_Pemanas_
n Tersedia :
Kebutuhan_Aktual_Mesin
_Pemanas
Kapasitas_Me Kapasitas mesin
Parameter 20,000 Pcs -
sin_Pemanas pemanas per hari
Produk kerupuk
Produk_Kerup
Stock - Pcs Produksi_Kerupuk basah yang berasal
uk_Basah
dari proses produksi
Produksi_Ker Produk_Kerupuk_Basah Aliran proses
upuk_Kering <= 0 ? 0 : (Produktivitas produksi kerupuk
<= 0.75 ?
(Kapasitas_Mesin_Pemana
Flow - Pcs
s*
Jumlah_Mesin_Pemanas_y
ang_Dioperasikan) :
(Produk_Kerupuk_Basah))
Stok/Sisa kerupuk
Stok_Kerupuk Stock - Pcs Produksi_Kerupuk_Kering yang sudah melalui
proses pengeringan
(Sumber: Olahan Penulis, 2023)

Berdasarkan pengembangan terhadap Causal Loop Diagram (CLD) pada


model existing maka selanjutnya dapat dilakukan pembuatan Stock Flow
Diagram untuk model skenario. Adapun skenario yang diterapkan pada model
yang telah dirancang ini adalah skenario struktur karena terdapat penambahan
parameter, variabel dan flow. Berikut merupakan skenario yang sudah
dirancang.
1. Model Existing UKM Kerupuk Mulyasari
Pada model existing parameter-parameter yang diperlukan dapat
dilihat melalui Tabel 4.4, Tabel 4.5, Tabel 4.6 serta informasi yang
dikumpulkan pada pengumpulan data. Pada model existing ini produksi
dimulai pada hari ke 1 dan selesai pada 305 hari namun penjualan akan
tetap berjalan hingga 344 hari. Setelah produksi kerupuk telah dilakukan
maka akan menambahkan pada stok kerupuk yang masih basah yang
IV-41

kemudian akan dikeringkan melalui pemanfaatan sinar matahari dan mesin


pemanas. Adapun tingkat produktivitas dari produksi kerupuk tersebut
dapat digambarkan melalui ketersediaan nya sinar matahari maupun hujan.
Apabila terdapat ketersediaan matahari maka produktivitas akan menjadi
100% namun apabila terdapat hujan maka produktivitas akan menurun
sebesar 25%. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap ketersediaan stok
kerupuk kering yang akan disalurkan kepada distributor. Selain itu hal yang
harus diperhatikan adalah kapasitas dari mesin pemanas itu sendiri, karena
kapasitas mesin pemanas juga akan mempengaruhi hasil produksi.
Kemudian UKM Kerupuk Mulyasari akan mengeluarkan beberapa
biaya untuk memproduksi kerupuk. Biaya tersebut meliputi biaya
operasional, biaya produksi dan biaya overhead. Di masing-masing biaya
tersebut ada faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya biaya tersebut.
Pada biaya operasional UKM akan mengeluarkan biaya yang besar apabila
terdapat demand yang meningkat sehingga membutuhkan tenaga kerja yang
banyak. Selain itu biaya overhead juga dihasilkan dari biaya listrik yang
harus dikeluarkan setiap hari unutk kebutuhan produksi. Terakhir adalah
biaya produksi yang dihasilkan dari biaya kebutuhan bahan baku untuk
produksi.
Setelah produk kerupuk jadi maka akan disalurkan kepada beberapa
distributor tetap dengan harga Rp 300,/pcs. Produk yang dijual merupakan
produk kerupuk mentahan hasil produksi yang akan digoreng oleh masing-
masing distributor yang membelinya, hal tersebut meringankan beban dari
pemilik untuk menambah pekerja yang menghandle hal tersebut. Setelah
produk tersebut disalurkan maka akan manghasilkan pendapatan yang
nantinya akan masuk ke dalam profit yang didapatkan oleh UKM Kerupuk
Mulyasari. Profit yang dihasilkan berasal dari total pendapatan dikurangi
dengan total biaya UKM Kerupuk Mulyasari berdasarkan data yang
didapatkan.
2. Skenario 1 (Perluasan Pemasaran melalui E-Commerce)
IV-42

Pada skenario ini sebagai bentuk uji coba perluasan pemasaran untuk
peningkatan profit. Berdasarkan jurnal Pengaruh E-Marketing Terhadap
Volume Penjualan Umkm Kerupuk Usek Di Kelurahan Kasepuhan
Kabupaten Batang yang ditulis oleh Eko Sasono dan Puji Rahayu2 terkait
pengaruh E-Marketing terhadap volume penjualan menghasilkan besaran
30% dari pengaruh yang dihasilkan dari penerapan E-Marketing. Maka dari
itu pada skenario ini akan menguji coba pemanfaatan e-commerce terhadap
peningkatan profit. Pada skenario ini terdapat penambahan beberapa
parameter dan variabel, dimana hal yang diperhatikan adalah dari segi biaya
pemasaran yaitu biaya administrasi untuk E-commerce serta harga kemasan
untuk biaya operasional. Apabila skenario ini dilakukan maka akan
meningkatkan profit yang diterima oleh UKM.
3. Skenario 2 (Penambahan/Investasi Mesin Pemanas)
Pada skenario ini pemilik akan menginvestasikan sebuah alat mesin
pemanas yang difungsikan untuk mengeringkan produk kerupuk basah
apabila terdapat demand yang melebihi kapasitas dari mesin pemanas ini
sendiri. Pada model existing sendiri terdapat sisa dari produk yang belum
bisa masuk bersamaan dengan demand lainnya. Hal tersebut diakibatkan
oleh kapasitas dari mesin pemanas yang memiliki keterbatasan. Skenario ini
cocok disaat kondisi musim hujan maupun pada saat terjadi pelonjakan
demand. Hal tersebut dikarenakan cuaca yang akan mempengaruhi
produktivitas dari produksi kerupuk basah menjadi kerupuk kering.
Ketersediaan lahan juga akan mempengaruhi dari seberapa banyak produk
kerupuk kering yang akan dihasilkan.
4. Skenario 3 (Perluasan Pemasaran melalui E-Commerce dan Investasi Mesin
Pemanas)
Pada skenario ini ingin melihat sejauh mana investasi mesin akan
mempengaruhi produksi jika produkktivitas sedang menurun dan jika
terdapat/tidaknya penambahan demand. Dengan adanya penambahan mesin
akan mempengaruhi terhadap produktivitas terhadap produksi kerupuk.
IV-43

Dimana produk tersebut akan disalurkan kepada distributor dan


pemanfaatan E-Commerce. Produk yang disalurkan kepada e-commerce
nantinya akan menghasilkan pendapatan yang berbeda dikarenakan harga
yang dijual kepada e-commerce sebesar Rp 450,-. Jenis kerupuk yang dijual
sama namun pada skenario ini menetapkan ketentuan untuk menjual
kerupuk mentah dengan berat 5 kg dan harga yang akan dijual dihitung
berdasarkan pcs. Adapun jumlah kerupuk yang dijual untuk 5 kg nya adalah
sebanyak 750 pcs.
5. BAB V
ANALISIS DAN KESIMPULAN

5.1 Analisis Model Existing Proses Bisnis UKM Kerupuk Mulyasari


Berdasarkan keluaran dari model Existing yang sudah dilakukan
merupakan sebuah model simulasi dari kondisi yang terjadi di lapangan.
Berdasarkan penjelasan yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, pada
model eksisting ini menghasilkan output proses bisnis yang ditunjukkan
pada Gambar 4.16 berikut ini:

Gambar 5. 1 Model Eksisting pada Proses Bisnis UKM Kerupuk Mulyasari

(Sumber: Olahan Penulis, 2023)

Pada Gambar 4.16 diatas menunjukkan terdapat 6 Output yang


terdapat pada sub model yaitu : Total biaya UKM, Total pendapatan, Profit,
Produk Terjual, dan Produk Kerupuk Basah. Pada bagian total biaya UKM
dapat dijelaskan bahwa total biaya yang dikeluarkan UKM berjumlah Rp
1.395.425.199,989 dimana ini merupakan akumulasi dari pengeluaran yang

V-1
IV-2

dikeluarkan hingga hari ke 344 dan biaya yang dikeluarkan hinggan hari ke
305. Adapun faktor yang mempengaruhi besarnya biaya yang dikeluarkan
adalah seperti biaya operasional yang dihasilkan oleh kebutuhan tenaga kerja
apabila kebutuhan tenaga kerja meningkat maka akan mempengaruhi
besarnya biaya operasional. Selain itu ada biaya produksi dimana biaya
produksi dihasilkan oleh kebutuhan bahan baku seperti tepung, bawang
putih, terasi, garam, penyedap, kayu bakar, minyak serta gas lpg.

Setelah biaya yang dikeluarkan tersbut digunakan maka biaya tesebut


nantinya akan menghasilkan produksi kerupuk. Adapun hal yang
mempengaruhi produksi kerupuk antara lain demand serta kapasitas mesin
yang dapat digunakan. Pada model existing demand didapatkan dari hasil
merata-rata kan demand per bulannya selama setahun berlangsung atau 334
hari. Demand yang dihasilkan pun berfluktuatif namun rata-rata yang
dihasilkan adalah sebanyak 27.000 pcs. Sedangkan kapasitas yang mesin
dapat kerjakan adalah sebesar 30.000 pcs per harinya. Setelah itu produksi
akan menghasilkan produk kerupuk basah yang berfluktuatif dimana produk
kerupuk basah dipengaruhi oleh jumlah produksi kerupuk dan apabila
kondisi cuaca yang hujan maka akan mempengaruhi stoknya dikarenakan
kapasitas mesin pengering yang tidak cukup untuk menampung produk
kerupuk basah tersbut. Jumlah yang dihasilkan dimulai dari 181 pcs ketika
proses produksi dan bervariasi hingga ke 27.000 pcs.

Setelah produk basah dihasilkan maka dilanjutkan dengan proses


pengeringan kerupuk yang dilakukan secara manual dan bantuan oleh mesin.
Penggunaan mesin akan dipengaruhi oleh banyaknya produk kerupuk yang
masih basah yang diakibatkan oleh kekurangan lahan untuk penjemuran
maupun kondisi cuaca yang sedang hujan. Apabila musim kemarau sedang
berlangsung maka penggunaan mesin pemanas hanya untuk step sebelum
menggoreng saja adapun jumlah gas lpg yang dibutuhkan sebanyak 8 buah.
Setelah produk basah sudah kering maka akan menghasilkan produk kerupuk
IV-3

kering (stok). Adapun sisa stok yang dihasilkan oleh stok kerupuk berjumlah
0 dikarenakan proses produksi yang hanya berjalan hingga hari ke 305.
Maka dari itu untuk hari selajutnya hingga hari ke 344 penjualan akan
memanfaatkan stok kerupuk kering untuk dijual.

Apabila stok kerupuk sudah tersedia maka produk tersebut akan


disalurkan kepada ditributor. Dalam hal ini dist ributor memiliki demand
sebesar 27.000 pcs yang didapatkan berdasarkan rata-rata dari tiap bulan
yang di rata-ratakan kembali per tahunnya. Setelah produk disalurkan
kepada distributor maka dapat menghasilkan jumlah produk yang terjual
dimana jumlah produk yang terjual (pcs) ini akan dikalikan dengan harga
yang diberikan oleh UKM Kerupuk Mulyasari sehingga menghasilkan
sebuah pendapatan. Adapun jumlah produk yang terjual dapat dilihat dari
tampilan grafik Gambar 4.16 di atas, bahwa output produk terjual bernilai
6.885.000 pcs, dimana produk yang terjual berfluktuatif pada kisaran
10.000-30.000 pcs per harinya.

Pendapatan yang diperoleh oleh UKM Kerupuk Mulyasari berdasarkan


tampilan grafik Gambar 4.16 di atas, pendapatan yang dihasilkan sebesar Rp
2.065.501.288,57 selama 334 hari, dimana pendapatan yang diperoleh cukup
berfluktuatif, hal tersebut dipengaruhi oleh aliran penjualan ke distributor.
Adapun besaran pendapatan yang diperoleh oleh UKM Kerupuk mulyasari
ini berfluktuatif dan berkisar pada Rp 62.832.843- Rp 202.500.000. Setelah
itu pendapatan akan mempengaruhi ke profit yang diterima. Pada model
existing ini adapun profit yang diterima pada hari ke 334 adalah Rp
670.075.088,574. Serta profit yang diterima per bulannya yang terendah
berada pada kisaran Rp 863.000-2.000.000 per harinya. Profit akan
dipengaruhi oleh aliran pendapatan yang dipengaruhi pula oleh banyaknya
produk yang terjual kepada distributor.
IV-4

5.2 Analisis Model Skenario pada Proses Bisnis UKM Kerupuk Mulyasari

1. Penerapan Skenario 1 (Perluasan Pemasaran Menggunakan e-commerce)


Pada skenario 1 dilakukan sebuah penerapan perluasan pemasaran
sebagai bentuk uji coba, dimana tujuan perluasan pemasaran ini akan
meningkatkan profit. Pada skenario ini terdapat penambahan beberapa
parameter dan variabel, dimana hal yang diperhatikan adalah dari segi
biaya pemasaran yaitu biaya administrasi untuk E-commerce serta harga
kemasan untuk biaya operasional. Adapun biaya yang dikeluarkan untuk
melakukan uji skenario 1 ini dapat dilihat pada Tabel 4. 11
Parameterisasi Model Skenario 1. Berdasarkan uji skenario 1 ini dapat
dilihat perubahan yang terjadi pada pendapatan serta keuntungan yang
didapatkan oleh UKM Kerupuk Mulyasari.
2. Penerapan Skenario 2 (Perluasan Pemasaran Menggunakan e-commerce
serta Investasi Mesin Pemanas)
Pada skenario 2 dilakukan apabila terjadi kondisi cuaca yang tidak
menentu sedangkan demand yang dibutuhkan banyak. Maka skenario ini
akan menghasilkan sebuah keuntungan, namun apabila demand yang
dihasilkan sedikit atau kurang dari kapasitas mesin pemanas itu sendiri
maka tetap menghasilkan keuntungan namun tidak terlalu signifikan
peningkatannya. Adapun biaya yang dikeluarkan untuk melakukan uji
skenario 1 ini dapat dilihat pada Tabel 4. 10 Parameterisasi Model
Skenario 2.
3. Skenario 3 (Perluasan Pemasaran melalui E-Commerce dan Investasi
Mesin Pemanas)
Pada skenario 3 ini dilakukan upaya untuk memperluas penjualan
ke e-commerce. Selain itu juga melakukan investasi mesin pemanas jadi
produktivitas akan tetap terjaga apabila menyediakan mesin pemanas
tambahan sebanyak 1. Hal tersebut dikarenakan UKM Kerupuk
Mulyasari hanya memiliki 1 unit mesin pemanas yang memiliki
IV-5

keterbatasan kapasitas sebesar 20.000 pcs sedangkan demand yang


dihasilkan pada model eksisting sebesar 27.000 pcs dimana akan terdapat
selisih antara produk kerupuk yang basah yang siap untuk dikeringkan
menjadi sebuah stok kerupuk. Apabila skenario ini dijalankan maka akan
membantu meningkatkan untuk menghasilkan produk kerupuk (stok).

Berikut ini merupakan hasil perbandingan dari model eksisting


beserta penerapan skenario 1, 2, dan 3 terhadap pendaparan yang
diperoleh.
3,000,000,000

2,500,000,000

2,000,000,000
Rupiah

1,500,000,000

1,000,000,000

500,000,000

0
Pendapatan
Model Existing & Skenario 1-3
Model Existing (2,065,501,292) Skenario 1 (2,689,201,300)
Skenario 2 (2,183,147,101) Skenario 3 (2,183,159,825)

Gambar 5. 2 Perbandingan Pendapatan Model Eksisting dan Skenario 1-3

(Sumber: Olahan Penulis, 2023)

Berdasarkan uji coba penerapan skenario 1-3 dapat dilihat bahwa


terjadi peningkatan yang semula UKM Kerupuk Mulyasari mendapatkan
pendapatan sebesar Rp 2.065.501.288,57 meningkat menjadi Rp
2.689.201.300 apabila menerapkan skenario 1, setelah itu akan
meningkat menjadi Rp 2.183.147.101 apabila menerapkan skenario 2
dan meningkat menjadi Rp 2.183.159.825 apabila menerapkan skenario
3.
IV-6

Berikut ini merupakan hasil perbandingan dari model eksisting


beserta penerapan skenario 1, 2, dan 3 terhadap profit yang didapatkan.

1,400,000,000

1,200,000,000

1,000,000,000

800,000,000
Rupiah

600,000,000

400,000,000

200,000,000

0
Profit
Model Existing & Skenario 1-3

Model Existing (670,075,092) Skenario 1 (1,300,150,125) Skenario 2 (784,514,733)


Skenario 3 (768,708,650)

Gambar 5. 3 Perbandingan Profit Model Eksisting dan Skenario 1-3

Berdasarkan uji coba penerapan skenario 1-3 dapat dilihat bahwa


terjadi peningkatan yang semula UKM Kerupuk Mulyasari mendapatkan
profit sebesar Rp 670.075.092 meningkat menjadi Rp 1.300.150.125
apabila menerapkan skenario 1, setelah itu akan meningkat menjadi Rp
784.514.733 apabila menerapkan skenario 2 dan meningkat menjadi Rp
768.702.660 apabila menerapkan skenario 3.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan pada bab sebelumnya,
maka dapat diambil sebuah kesimpulan sebagai berikut:

1. Model Eksisting Proses Bisnis UKM Kerupuk Mulyasari


Model dinamika sistem eksisting pada proses bisnis UKM
Kerupuk Mulyasari, dimulai dari demand dan kapasitas mesin produksi
yang memadai. Setelah itu total biaya mengikuti atau turut serta karena
selama produksi dan sebelumnya membutuhkan biaya untuk melakukan
produksi kerupuk salah satunya adalah biaya untuk bahan baku yang
tidak dapat ditunda. Adapun jumlah produksi kerupuk yang menjadi
stok kerupuk basah adalah berasal dari demand dan kapasitas mesin
produksi. Pada awal produksi jumlah kerupuk basah yang dihasilkan
adalah sebesar 17.073 pcs hal itu dikarenakan produk kerupuk basah
yang langsung masuk dan terakumulasi ke stok kerupuk kering dan
produk yang terjual adalah sebesar 2.794 namun setelah melewati
beberapa hari stok dari produk kerupuk tersebut akan meningkat sesuai
dengan penambahan demand nya. Namun pada hari ke 305 dimana
produksi sudah tidak ada, maka penjualan akan mengandalkan stok
kerupuk yang masih tersisa.
Pendapatan yang diperoleh oleh UKM Kerupuk Mulyasari
sebanyak Rp 2.065.501.288,57 selama 334 hari, dimana pendapatan
yang diperoleh cukup berfluktuatif, hal tersebut dipengaruhi oleh aliran
penjualan ke distributor. Kemudian pendapatan yang telah didapatkan
akan dikurangi sesuai dengan biaya yang dikeluarkan untuk produksi
kerupuk. Adapun biaya yang dikeluarkan oleh UKM berjumlah Rp
1.395.425.199,989 dimana ini merupakan akumulasi dari pengeluaran
yang dikeluarkan hingga hari ke 344 dan biaya yang dikeluarkan
hinggan hari ke 305. Adapun faktor yang mempengaruhi besarnya biaya
yang dikeluarkan adalah seperti biaya operasional yang dihasilkan oleh
kebutuhan tenaga kerja apabila kebutuhan tenaga kerja meningkat maka
akan mempengaruhi besarnya biaya operasional. Selain itu ada biaya
produksi dimana biaya produksi dihasilkan oleh kebutuhan bahan baku
seperti tepung, bawang putihm terasi, garam, penyedap, kayu bakar,
minyak serta gas lpg.
Pada model existing ini adapun profit yang diterima pada hari ke
334 adalah Rp 670.075.088,574. Serta profit yang diterima per bulannya
yang terendah berada pada kisaran Rp 863.000-2.000.000 per harinya.
Maka berdasarkan hasil yang diperoleh dari model simulasi,
maka UKM Kerupuk Mulyasari memperoleh pendapatan sebesar Rp
670.075.088,574 kemudian Profit sebesar Rp 670.075.088,574 serta
biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 1.395.425.199,989.
2. Skenario 1 (Perluasan Pemasaran Menggunakan e-commerce)
Pada skenario 1 dilakukan sebuah penerapan perluasan pemasaran
sebagai bentuk uji coba, dimana tujuan perluasan pemasaran ini akan
meningkatkan profit. Pada skenario ini terdapat penambahan beberapa
parameter dan variabel, dimana hal yang diperhatikan adalah dari segi
biaya pemasaran yaitu biaya administrasi untuk E-commerce serta harga
kemasan untuk biaya operasional.. Berdasarkan uji skenario 1 ini dapat
dilihat perubahan yang terjadi pada pendapatan serta profit yang
didapatkan oleh UKM Kerupuk Mulyasari sebesar Rp 2.689.201.300
yang semula hanya Rp 2.065.501.288,57. Selain itu uji coba skenario 1
ini juga mempengaruhi peofit yang sebelumnya sebesar Rp 670.075.092
setelah itu akan meningkat menjadi Rp 1.300.150.125
apabila menerapkan skenario 2 dan meningkat menjadi Rp
2.183.159.825 apabila menerapkan skenario 3.
3. Skenario 2 (Investasi Mesin Pemanas)
Pada skenario 2 dilakukan sebuah investasi mesin pemanas dimana
uang yang digunakan berasal dari profit. Adapun harga mesin yang
dikeluarkan seharga Rp 19.000.000 dengan kapasitas 20.000 pcs
kerupuk. Pada skenario ini akan meningkatkan profit apabila terjadi
kondisi cuaca yang tidak menentu dan demand yang dibutuhkan banyak.
Namun apabila demand yang dihasilkan sedikit atau kurang dari
kapasitas mesin pemanas itu sendiri maka tetap menghasilkan
keuntungan namun tidak terlalu signifikan peningkatannya. Berdasarkan
uji coba skenario 2 ini dapat mempengaruhi pendaptan dan profit
sebesar Rp 2.183.147.101 dari semulanya Rp 2.065.501.288,57,
kemudian akan meningkatkan profit menjadi Rp 784.514.733
4. Skenario 3 ( Skenario 3 (Perluasan Pemasaran melalui E-Commerce dan
Investasi Mesin Pemanas)
Pada skenario 3 ini dilakukan upaya untuk memperluas penjualan
ke e-commerce. Selain itu juga melakukan investasi mesin pemanas jadi
produktivitas akan tetap terjaga apabila menyediakan mesin pemanas
tambahan sebanyak 1. Hal tersebut dikarenakan UKM Kerupuk
Mulyasari hanya memiliki 1 unit mesin pemanas yang memiliki
keterbatasan kapasitas sebesar 20.000 pcs sedangkan demand yang
dihasilkan pada model eksisting sebesar 27.000 pcs dimana akan terdapat
selisih antara produk kerupuk yang basah yang siap untuk dikeringkan
menjadi sebuah stok kerupuk. Apabila skenario ini dijalankan maka akan
membantu meningkatkan untuk menghasilkan produk kerupuk (stok).
Apabila menggunakan skenario ini maka akan mempengaruhi terhadap
pendapatan serta profit. Apabila menggunakan skenario ini pendapatan
yang diperoleh meningkat dari yang sebelumnya sebesar Rp
2.065.501.288,57 meningkat menjadi Rp 2.183.147.101. Kemudian
dapat menaikkan profit yang sebelumnya sebesar Rp 670.075.088,574
menjadi 768.702.660.
Berdasarkan hasil analisis dari uji skenario yang sudah diterapkan,
maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa skenario terbaik yang diambil
oleh UKM Kerupuk Mulyasari adalah menerapkan skenario 1. Hal yang
sangat signifikan mempengaruhi profit berada di pemasaran, maka dari itu
alangkah baiknya UKM Kerupuk Mulyasari dapat meninjau kembali
pendapatan yang diperoleh dan mencoba untuk mencari pemasaran baru
yang lebih luas salah satunya dengan menerapkan penjualan melalui e-
commerce. Apabila UKM telah menerapkan hal tersebut maka secara cepat
akan mempengaruhi terhadap demand yang meningkat yang akan otomatis
juga mempengaruhi kepada pendapatan yang lebih stabil hingga profit yang
melebihi kondisi existingnya.

6.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti kepada peneliti
selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya dapat lebih memperhatikan lebih dalam


terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan oleh UKM Kerupuk
Mulyasari.
2. Penelitian selanjutnya dapat lebih memperhatikan lebih dalam
terhadap pendapatan yang diperoleh oleh UKM Kerupuk Mulyasari.
Hal tersebut dikarenakan UMKM biasanya belum terlalu
memperhatikan pembukuan maupun pendataan yang berkaitan dengan
biaya ataupun pendapatannya bahkan pembagian profitnya.
3. Penelitian selanjutnya daapat menerapkan skenario yang belum
dilakukan pada penelitian ini, seperti penambahan demand ketika
sudah menerapkan skenario perluasan pasar menggunakan e-
commerce.
4. Penelitian selanjutnya daapat menerapkan skenario yang belum
dilakukan pada penelitian ini, seperti penambahan demand ketika
sudah menerapkan skenario perluasan pasar menggunakan e-
commerce serta Investasi mesin.
5. Penelitian selanjutnya dapat menerapkan skenario ketika terjadi
lonjakan kebutuhan produksi akibat demand pada hari tertentu.

5. DAFTAR PUSTAKA

Ayu, S., & Lahmi, A. (2020). Peran e-commerce terhadap perekonomian Indonesia
selama pandemi Covid-19. Jurnal Kajian Manajemen Bisnis, 9(2), 114.
https://doi.org/10.24036/jkmb.10994100

Bismala, L. (2016). Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
untuk Meningkatkan Efektivitas Usaha Kecil Menengah Model Manajemen
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk Meningkatkan Efektivitas
Usaha Kecil Menengah. Jurnal Entrepreneur Dan Entrepreneurship, 5(1), 19–
26.

B. Behdani, "Evaluation of paradigms for modeling supply chains as complex socio-


technical systems, "Proceedings of the 2012 Winter Simulation Conference
(WSC), 2012, pp. 1-15, doi: 10.1109/WSC.2012.6465109.

Daellenbach, H. G., & McNickle, D. (2005). Management Science: Decision Making


through Design Thinking. 1–615.

Dhewanto, W., Indradewa, R., Ulfah, W.N., & Rahmawati, S. (2015). Manajemen
Inovasi untuk Usaha Kecil & Mikro.

Dwijayanti, A., & Pramesti, P. (2020). Pemanfaatan Strategi Pemasaran Digital


menggunakan E-Commerce dalam mempertahankan Bisnis UMKM
Pempek4Beradek di masa Pandemi Covid-19. Ikra-Ith Abdimas, 4(2), 68–73.
https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/IKRAITH-ABDIMAS/article/download/
982/772
E-commerce, P. (n.d.). Mengenal E-Commerce. 1–12.

Ekoanindiyo, F. A. (2011). Pemodelan Sistem Antrian Dengan Menggunakan


Simulasi. Dinamika Teknik, V(1), 72–85.

Informasi, F. T. (2017). Tugas Akhir Tugas Akhir. 1-11. Data Kualitatif adalah data
dari penjelasan kata verbal tidak dapat dianalisis dalam bentuk bilangan atau
angka. Data kualitatif memberikan dan menunjukkan kualitas objek penelitian
yang dilakukan (Siswandari, 2009).

Kartikawati, U. M., (2021). Sekitar 90 Persen UMKM di Bandung Terdampak


Pandemi. Diakses pada 4 November 2022, dari: https:/www.inilah.com/sekitar-
90-persen-umkm-di-bandung-terdampak-pandemi

Lestari, N. P., Pambudi Tama, I., & Hardiningtyas, D. (2013). ANALISIS SISTEM
PRODUKSI TERHADAP PROFIT PERUSAHAAN DENGAN PENDEKATAN
SIMULASI SISTEM DINAMIK (Studi Kasus: PT. Industri Sandang Nusantara
Unit Patal Lawang) PRODUCTION SYSTEM ANALYSIS TOWARDS
COMPANY PROFIT USING SYSTEM DYNAMICS SIMULATION APPROACH
(Case. 952–963.

Mangifera, L., & Yani Tromol Pos, J. A. (2015). Analisis Rantai Nilai ( Value
Chain ) Pada Produk Batik Tulis Di Surakarta. BENEFIT Jurnal Manajemen
Dan Bisnis, 19(1), 24–33.

Munizu, M. (2010). Pengaruh Faktor-Faktor Eksternal dan Internal Terhadap Kinerja


Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Sulawesi Selatan. Jurnal Manajemen Dan
Kewirausahaan,12(1),pp.33-41.
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/view/17987

Open Data Jabar (2016-2021). Jumlah Usaha Mikro Kecil Mengah (UMKM)
Berdasarkan Kategori Usaha di Jawa Barat. Diakses pada 4 November 2022,
dari: https://opendata.jabarprov.go.id/id/dataset/jumlah-usaha-mikro-kecil-
menengah-umkm-berdasarkan-kategori-usaha-di-jawa-barat

Open Data Jabar (2016-2021). Jumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Berdasarkan Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Diakses pada 4 November 2022,
dari: https://opendata.jabarprov.go.id/id/dataset/jumlah-usaha-mikro-kecil-
menengah-umkm-berdasarkan-kabupatenkota-di-jawa-barat

Putri, N. A. (2012). Analisis Proses Bisnis Pada Percetakan Bhinneka Riyant. Ilmu
Komputer, 1–15. http://dinus.ac.id/

Ristono, A (2011). Pemodelan Sistem / Agus Ristono.

Stem, M. A., Asal, C., Muh, A., Irawan, A., Umami, Z., & Yusuf, A. M. (n.d.). AL-
AZHAR INDONESIA Jurnal. 5(4).

Widjaja, Y. R., Alamsyah, D. P., Rohaeni, H., & Sukajie, B. (2018). Peranan
Kompetensi SDM UMKM Dalam Meningkatkan Kinerja UMKM Desa
Cilayung Kecamatan Jatinangor, Sumedang. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 1(3), 465–476.

Khoiri. (2020). Cara Menghitung Mean Absolute Percentage Error (MAPE). Diakses
pada 10 Maret 2023, dari: https://www.khoiri.com/2020/12/pengertian-dan-cara-
menghitung-mean-absolute-percentage-error-mape.html.
6. LAMPIRAN

Gambar Lampiran 1 Bawang Putih Halus


Gambar Lampiran 2 Stok Tepung Aci
Gambar Lampiran 3 Proses Pencetakkan Kerupuk

Gambar Lampiran 4 Proses Pengukusan


Gambar Lampiran 5 Kerupuk Basah

Gambar Lampiran 6 Proses Penjemuran


Gambar Lampiran 7 Kerupuk yang sudah digoreng

Gambar Lampiran 8 Produk Kerupuk yang dijual oleh


Distributor

Anda mungkin juga menyukai