Oleh
Kelas H
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2015
Abstrak
Dalam era globalisasi saat ini semboyan “today has to be better than yesterday” telah
berusaha untuk ditanamkan dan diterapkan pada perusahaan-perusahaan di Indonesia, dan dalam
implementasinya perusahaan-perusahaan tersebut sangat menekankan pada pentingnya suatu
efektivitas dan efisiensi untuk peningkatan produktivitas perusahaan, produktivitas ini erat
kaitannya dengan profit yang dicapai oleh perusahaan.
PT Barata Indonesia (Persero) sebagai salah satu industri manufaktur yang melayani
pembuatan barang secara make to order yang dalam proses produksinya masih mengalami kendala
dalam pembuatan produk yang seefektif dan seefisien mungkin. Dengan Lean Production maka
dapat diidentifikasi waste yang terjadi dalam proses pembuatan produk guna meningkatkan
produktivitas kerja dari perusahaan. Salah satu produk dari PT Barata Indonesia yang akan kami
bahas adalah proses produksi Mesin Gilas (Road Rollers) MG – 6.
Dimasa sekarang ini kemajuan zaman membuat industri yang ada di indonesia saat ini sudah
semakin lengkap, bahkan dalam bidang industri yang sama atau sejenis pun sudah sangat banyak
sehingga persaingan pun tidak lagi bisa dihindari lagi. Sebagai perusahaan yang akan terjun dalam
persaingan dunia usaha maka mereka harus bisa menjadi yang lebih unggul jika dibadingkan dengan
perusahaan yang lainnya.
Untuk mewujudkan hal itu tidak jarang jika setiap perusahaan melakukan segala cara untuk
mencapainya. Seperti berusaha meningkatkan kapabilitas mereka untuk mencapai zero waste.
Cacat produk, kelebihan produksi, kelebihan proses, dan inventori seringkali menjadi
permasalahan tersendiri yang dialami oleh pelaku industri skala besar. Mereka juga dituntut untuk
untuk menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dan merefleksikannya ke
dalam desain produk.
Dengan menggunakan Lean Manufacturing maka waste yang terdapat di dalam proses
produksi akan dapat dikurangi dengan tool – tool yang ada pada Lean Manufacturing. Selain itu
perusahaan juga akan terbantu dengan pengurangan proses produksi yang dirasa tidak penting dan
dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan.
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis jenis waste yang terjadi pada
perusahaan sehingga dapar dilakukan eliminasi atas waste tersebut untuk meningkatkan
produktivitas perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
Tools Lean
Lean adalah suatu filosofi manajemen yang berfokus pada menghilangkan dan mengurangi limbah
di setiap aliran nilai produk, memperluas tidak hanya dalam organisasi, tetapi juga di sepanjang
jaringan supply chain perusahaan . Lean berpikir telah berkembang dari lingkungan manufaktur
dapat diterapkan di seluruh organisasi dan industri di luar manufaktur.
Konsep pendekatan ini dirintis oleh Taichi Ohno dan Shigeo Shingo dimana implementasi
dari konsep ini didasarkan pada 5 prinsip.
1. Understand the customer value
2. Value Stream Analysis
3. Flow
4. Pull
5. Perfectio
Lean production tidak hanya sukses diterapkan di manufaktur mass production tetapi juga
secara signifikan menggeser trade-off antara produktivitas dan kualitas. Hal tersebut menyebabkan
pemikiran ulang konsep dari berbagai praktisi dan akademisi mengenai bagaimana meminimasi zero
waste.
Lean production dapat didefinisikan sebagai filosofi atau strategi yang bergantung pada
metodologi seperti just in time (JIT), Kanban untuk meminimasi defect (kelebihan inventori, sisa
produk atau reworks) untuk meningkatkan kemampuan suatu perusahaan dalam mengelola lean.
lean manufacturing yaitu just-in-time (JIT), total quality management (TQM), total preventivee
maintenance (TPM), and human resource management (HRM). Keempat hal tersebut dapat
mengukur kinerja operasional dalam perusahaan.
Seven Waste
Berikut adalah seven waste yang diidentifikasi oleh Dr. Shiego Singo:
1. Defect (cacat): cacat terjadi dalam empat cara yaitu ketidaksempurnaan produk, kurangnya
tenaga kerja pada saat proses berjalan, adanya alokasi tenaga kerja untuk
proses pengerjaan ulang (rework) dan tenaga kerja menangani pekerjaan klaim dari
pelanggan.
2. Waiting (menunggu): adalah proses menunggu kedatangan material, informasi, peralatan dan
perlengkapan. Lean fokus pada ketepatan pengadaan sumber daya tersebut agar tepat waktu,
tidak terlalu cepat dan tidak terlambat (just in time)
3. Unnecessary inventory (Persediaan yang tidak perlu): dapat berupa penyimpanan inventory
melebihi volume gudang yang ditentukan, material yang rusak karena terlalu lama disimpan
atau terlalu cepat dikeluarkan dari tempat penyimpanan, material yang sudah kadaluarsa.
4. Unappropriate processing (Proses yang tidak tepat): terjadi dalam situasi dimana terdapat
ketidaksesuaian proses / metode operasi produksi yang diakibatkan oleh penggunaan tool
yang tidak sesuai dengan fungsinya ataupun kesalahan prosedur / sistem operasi.
5. Unnecessary motion (Gerakan yang tidak perlu): melibatkan konsep ergonomis pada tempat
kerja, dimana operator melakukan gerakan-gerakan yang seharusnya bias dihindari, misalnya
komponen dan kontrol yang terlalu jauh dari jangkauan, double handling, layout yang tidak
standar, operator membungkuk.
6. Transportation (transportasi): perpindahan barang dari gudang bahan baku ke mesin, dari
suatu mesin ke mesin berikutnya atau dari mesin ke gudang produk jadi.
7. Over production (kelebihan produksi): produk yang dibuat lebih banyak daripada yang
dipesan anat dijual .
Dari ketujuh waste yang telah diidentifikasi di atas akan dicari asal usul penyebabnya dengan
cara memetakan aliran nilai (value stream) yang terjadi di dalam proses produksi berlangsung
(Musgitariasih, 2006). Tools yang digunakan untuk memetakan aliran nilai (value stream) yang
terjadi dalam proses pembuatan produk adalah menggunakan Value Stream
menjelaskan gabungan submatrix QFD yang popular dikenal house of quality. Metode QFD tidak
hanya mempertimbangkan unsur-unsur baik berwujud dan tidak berwujud, tetapi juga
mengidentifikasi pentingnya masing-masing elemen dalam keputusan .
Ishikawa Diagram
Fishbone diagram atau diagram sebab-akibat dibuat oleh Kaoru Ishikawa. Diagram
Ishikawa adalah alat manajemen mutu untuk menentukan penyebab yang dikelompokkan ke dalam
beberapa kategori utama yaitu manusia, metode, material, mesin dan lingkungan. Tujuan utama dari
diagram Ishikawa adalah untuk mencari solusi untuk mencegah penyebab. Pelaksanaan diagram
Ishikawa terutama di daerah manufaktur, atau bahkan beberapa industri jasa juga menerapkannya.
Mendefinisikan masalah, memilah penyebab dalam empat kategori (menambahkan kategori
lingkungan umum), menentukan penyebab untuk setiap kategori dan mencari solusi untuk
menyelesaikannya.
Aplikasi Pada PT Barata Indonesia (Persero)
3.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan perhitungan kuisioner pemborosan diidentifikasi bahwa terrdapat tiga jenis
pemborosan yang paling sering terjadi yaitu gerakan yang tidak perlu, proses yang tidak
tepat dan cacat dalam proses pembuatan mesin gilas MG-6 di PT Barata Indonesia (Persero).
2. Jenis pemborosan gerakan yang tidak perlu dan proses yang tidak tepat dideteksi dan
dievaluasi dengan menggunakan tool Process Activity Mapping (PAM) sedangkan jenis
pemborosan cacat dideteksi dengan menggunakan tool Quality Filter Mapping (QFM).
3. Beberapa rekomendasi perbaikan yang diberikan berdasarkan tool PAM adalah merubah
komposisi tenaga kerja yang dibutuhkan di beberapa bengkel proses, menggabungkan dua
macam proses yang hampir sama yaitu proses gerinda tangan dan mesin gerinda menjadi
proses gerinda saja.
4. Rekomendasi perbaikan berdasarkan tool QFM adalah agar tenaga kerja lebih konsentrasi
lagi khususnya dalam memahami gambar teknik agar tidak dihasilkan produk yang cacat,
adanya preventive maintenance yang teratur agar performa mesin baik, proses inspeksi baik
untuk raw material maupun komponen dan produk jadi harus lebih teliti lagi, membuat suatu
dokumentasi setiap terjadi product defect berupa komplain dari customer.
Ide Topik
Menganalisis jenis dan faktor penyebab waste yang terjadi serta dampak yang ditimbulkan oleh
waste untuk ditemukan rekomendasi yang tepat
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Sugiono, Chee. 2014. “Aplikasi Teknik Quality Function Deployment Dan Lean
Manufacturing Untuk Minimasi Waste”. National Pingtung University. Volume 2 No 1
Tahun 2014
Farah, Putu, Hari. Sept 2012. “Penerapan Lean Manufacturing Untuk Mereduksi waste di PT
ARISU” . Jurnal Teknik ITS Vol. 1, No. 1