Anda di halaman 1dari 111

PROTOTIPE KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK

MEMBANTU PENGURUSAN JENJANG JABATAN


AKADEMIK DENGAN METODE SECI :
STUDI KASUS PADA STMIK WIDURI

TESIS

Oleh :
Nur Nawaningtyas Pusparini
1511601658

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KOMPUTER (MKOM)


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
JAKARTA
2018
PROTOTIPE KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK
MEMBANTU PENGURUSAN JENJANG JABATAN
AKADEMIK DENGAN METODE SECI :
STUDI KASUS PADA STMIK WIDURI

TESIS
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Magister Ilmu Komputer (M.Kom)

Oleh :
Nur Nawaningtyas Pusparini
1511601658

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KOMPUTER (MKOM)


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
JAKARTA
2018

i
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KOMPUTER
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUDI LUHUR

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,


Nama Mahasiswa : ..........................................................................
Nomor Induk Mahasiswa : ..........................................................................
Konsentrasi : ..........................................................................
Program Studi : ..........................................................................
Program : ..........................................................................
Menyatakan bahwa tesis yang berjudul,
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
1. Merupakan hasil karya tulis ilmiah sendiri dan bukan merupakan karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik oleh pihak lain,
2. Saya izinkan untuk dikelola oleh Universitas Budi Luhur sesuai dengan norma
hukum dan etika yang berlaku.

Pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab dan saya bersedia
menerima konsekuensi apapun sesuai aturan apabila di kemudian pernyataan ini
tidak benar.
Jakarta, 24 Februari 2018

Nur Nawaningtyas Pusparini

ii
iii
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KOMPUTER
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUDI LUHUR

LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : Nur Nawaningtyas Pusparini


Nomor Induk Mahasiswa : 1511601658
Konsentrasi : Teknologi Sistem Informasi
Program Studi : Magister Ilmu Komputer
Judul Tesis : Prototipe Knowledge Management System Untuk
Membantu Pengurusan Jenjang Jabatan
Akademik Dengan Metode SECI : Studi Kasus
Pada STMIK Widuri

Jakarta, 24 Februari 2018

Tim Penguji : Tanda Tangan,


Ketua,
(Dr.M.Syafrullah, M.Kom, M.Sc .............................

Anggota,

(Dr.Achmad Solichin, S.Kom, M.T.I ..............................

Pembimbing Utama,

(Dr.Sofian Lusa, S.E, M.Kom) ...............................

Ketua Program Studi


Magister Ilmu Komputer

(Dr.M.Syafrullah, M.Kom, M.Sc)

iv
ABSTRAKSI

Berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2009 pasal


8 yang menyebutkan bahwa seorang dosen memiliki beban kerja paling sedikit
dengan 12 (dua belas) sks dan paling banyak 16 (enam belas) sks, pada setiap
semester sesuai dengan kualifikasi akademiknya. Pada dasarnya menjadi latar
belakang dari penelitian ini, dimana jenjang jabatan akademik dosen tidak tercatat
secara baik dan akhirnya akan menghambat peningkatan jabatan akademik dosen.
Dalam pelaksanaan tugasnya, dosen memiliki beban kerja yang menjadi
persyaratan untuk kenaikan jabatan dan untuk kelancaran dalam penilaian dan
penetapan beban kerja, dosen diwajibkan untuk mencatat dan menginventarisasi
seluruh kegiatan yang telah dilakukan secara mandiri. Namun dalam
pelaksanaanya ditemukan permasalahan dimana dosen tidak aktif melaporkan
kegiatan Tri Dharma, dosen tidak memiliki NIDN, sehingga jumlah dosen yang
memiliki jabatan akademik hanya sebesar 41,6 %, selain itu pula minimnya
pemahaman dosen terkait tata cara untuk pengurusan jabatan akademik, dosen
tidak paham mengenai tahapan tahapan apa saja yang harus dilakukan untuk
mengurus jabatan akademik. Karena tidak memahami maka proses untuk
meningkatkan jenjang jabatan akademik nya menjadi terhambat dan lebih lama
yang berarti proses untuk kenaikan karirnya membutuhkan kurun waktu yang
lebih lama. Permasalahan lain juga adalah belum adanya media untuk dosen
berbagi pengetahuan yang terkait dengan jabatan akademik. Untuk itu penulis
mencoba mengajukan sebuah prototipe knowledge management system (KMS)
dengan metode SECI dan pengumpulan data didapat melalui wawancara,
observasi dan studi pustaka. Pengujian perangkat lunak menggunakan User
Acceptance Test (UAT). Hasil penelitian tersebut menghasilkan prototipe KMS
berbasis web yang terdiri dari knowledge center, forum, announcement, infocenter
dengan hasil pengujian tersebut mendapatkan presentase 76 %, yang artinya
sistem dapat diterima dan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian,
STMIK Widuri diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi dan
membantu untuk dosen dalam hal meningkatkan jenjang jabatan akademik.

Kata kunci : Knowledge Management, Jabatan Akademik, User Acceptance Test,


Prototype, SECI.

v
ABSTRACT

Based on the Law of the Republic of Indonesia Number 37 Year 2009 article 8
stating that a lecturer has at least 12 (twelve) credits of sks and a maximum of 16
(sixteen) credits, each semester in accordance with his academic qualifications.
Basically the background of this research, where lecturer academic lecture level is
not well recorded and will eventually hamper the improvement of lecturers
academic position. In the implementation of its duties, the lecturer has the work
load that becomes the requirement for the promotion and for the smoothness in
the assessment and determination of workload, the lecturer is required to record
and inventory all activities that have been done independently. However, in the
implementation found the problem where the lecturer did not actively report the
Tri Dharma activity, the lecturer did not have NIDN, so the number of lecturers
who had academic position was only 41,6%, besides the lack of understanding of
lecturer related to the procedure for the administration of academic office, the
lecturer did not understand about the stages of what steps should be done to take
care of academic positions. Not understanding, the process of increasing his
academic rank becomes stunted and longer which means that the process of
increasing his career takes a longer period of time. Another problem is that there
is no media for lecturers to share knowledge related to academic positions. For
that the author tries to propose a prototype knowledge management system
(KMS) with SECI method and data collection obtained through interviews,
observation and literature study. Software testing using User Acceptance Test
(UAT). The results of this study resulted in a web-based KMS prototype
consisting of knowledge centers, forums, announcements, infocenter with the
results of the test get a percentage of 76%, which means the system is acceptable
and in accordance with the expected. Thus, STMIK Widuri is expected to
overcome the problems faced and assist for lecturers in terms of increasing the
level of academic positions.

Keywords: Knowledge Management, Tri Dharma, User Acceptance Test,


Prototype, SECI.

vi
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena telah
memberikan Rahmat serta Karunia-Nya naskah tesis yang berjudul ”Prototipe
Knowledge Management System Untuk Membantu Pengurusan Jenjang Jabatan
Akademik Dengan Metode SECI : Studi Kasus Pada STMIK Widuri” dapat
diselesaikan. Dari tiada menjadi ada. Dari sesuatu yang hampir tidak masuk akal
kini telah menjadi nyata. Dari titik yang hampir nol penulis mewujudkan sebuah
kemauan dan kekerasan hati: bahwa jika kita benar-benar menginginkan sesuatu
maka InsyaAllah akan tercapai.
Banyak pihak yang telah berperan dan mendukung penulis untuk
menyelesaikan tesis ini. Dalam penyusunan tesis ini, penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada :
1. Dr.Sofian Lusa, S.E, M.Kom, selaku dosen pembimbing tesis yang telah
memberikan ilmu, bimbingan, arahan, semangat dan memotivasi penulis
dalam mengerjakan tesis dengan penuh kesabaran.
2. Dr. M. Syafrullah,M.Kom, M.Sc, selaku ketua program studi yang Magister
Ilmu Komputer Universitas Budi Luhur yang telah banyak memberikan
informasi, ilmu dan dukungan kepada penulis.
3. Seluruh Dosen Magister Ilmu Komputer Universitas Budi Luhur yang telah
banyak memberikan ilmu pengetahuan, dan memberikan motivasi serta pesan
– pesan yang bermanfaat kepada penulis.
4. Ir.Hari Soetanto, M.Sc, yang memberikan pesan – pesan berharga kepada
penulis.
5. Dr.Rudi Rusdiah, M.Sc, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk belajar menulis sebuah artikel.
6. Seluruh dosen Pasca Sarjana Magister Komputer Universitas Budi Luhur.
7. Seluruh bapak dan ibu staff dan karyawan bagian sekretariat Magister Ilmu
Komputer Univeristas Budi Luhur.

vii
8. Bapak David H.M. Hasibuan, Ak, MM, AC yang telah memberikan
dukungan dan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan S2.
9. Keluargaku yang selalu memberikan motivasi dan dukungan agar penulis
selalu optimis, dank je wel mevrouw en meneer. tot ziens.
10. Muhammad Mohamud Warsame Jama, terima kasih banyak atas kesabaran,
sayang dan cinta yang telah diberikan kepada penulis.
11. Keluarga STMIK Widuri yang telah memberikan banyak pengalaman dan
kebersamaannya selama ini.
12. Ibunda Somayah Hasan yang selalu sabar dalam memberikan pesan pesan
moral, kasih sayang serta dukungan kepada penulis.
13. Untuk Papa Teddy (Asong) tercinta, pengorbanan, cinta dan kasih sayangnya
yang telah diberikan kepadaku selama ini. Semoga rachmat Allah selalu
menyertaimu, istri dan Angga.
14. Teman - teman mahasiswa seangkatan Magister Ilmu Komputer Universitas
Budi Luhur atas kekompakan, kebersamaan dan kecerian selama perkuliahan.
15. Terima kasih untuk teman ku Agus Waluyo yang telah mendukung dan
memberikan waktunya kepada penulis, Bu Diah, Wani, Tari serta teman
teman satu bimbingan, tetap semangat ya kawan.
16. Terima kasih kepada teman teman Magister Ilmu Komputer angkatan 2015
atas keceriaan, canda tawa dalam setiap pertemuan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari penulisan tesis ini,
baik dari materi maupun teknik penyajian. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan.

Jakarta, 24 Februari 2018

Nur Nawaningtyas Pusparini

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER DEPAN ........................................................................... i


HALAMAN COVER DALAM ........................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ……………………………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN TESIS .................................................................. iii
ABSTRAKSI…………………………………………………………………….. iv
ABSTRACT ………………………………………………………………….... v
KATA PENGANTAR …………………………………………………………. vi
DAFTAR ISI …………………………………………………………………... viii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………... xv
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………. 1
1.2 Masalah Penelitian ……………………………………………... 5
1.2.1 Identifikasi Masalah …………………………………….... 5
1.2.2 Batasan Masalah …………………………………………. 5
1.2.3 Rumusan Masalah ………………………………………... 6
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………... 6
1.3.1 Tujuan Penelitian ……………………………………….... 6
1.3.2 Manfaat Penelitian ……………………………………...... 6
1.3.2.1 Manfaat Secara Praktis ........................................... 6
1.3.2.2 Manfaat Secara Teoritis ........................................... 7
1.4 Tata Urut Penulisan …………………………………………... 7
1.5 Daftar Pengertian ……………………………………………... 8
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP ……………. 9
2.1 Tinjauan Pustaka …………………………………………….... 9
2.1.1 Pengertian Dosen ……….………………………………. 9
2.1.2 Pengertian Karir ........................………………………… 10

ix
2.1.3 Pengembangan Karir ......................................................... 10
2.1.4 Tujuan Pengembangan Karir …...………………………. 12
2.1.5 Pengertian Jabatan Akademik ..…..……………………... 12
2.1.6 Pengertian Dasar Knowledge .............…………………… 14
2.1.7 Proses Penciptaan Knowledge ………………………….. 16
2.1.8 Pengertian Knowledge Management .....………………... 18
2.1.9 Pengaruh Knowledge Management ................................ 19
2.1.10 Knowledge Management dalam Perguruan Tinggi ........ 21
2.1.11 Prototype ………………….. .......................................... 22
2.1.12 Metode User Acceptance Test....…...………………….. 22
2.1.13 Konsep Dasar Teknik Purpose Sampling…….………… 23
2.2 Tinjauan Studi .............................................................................. 24
2.3 Tinjauan Obyek Penelitian ........................................................... 30
2.3.1 Profil Singkat Organisasi …………………...…............... 30
2.3.2 Susunan Organsasi …...………………............................. 31
2.3.3 Aspek Sistem……. …………………………………....... 32
2.4 Kerangka Konsep Pemecahan Masalah …………………......... 34
2.5 Hipotesis …………………………………………………......... 35
BAB III METODOLOGI DAN RANCANGAN PENELITIAN ………....... 36
3.1 Metode Penelitian …………………………………………....... 36
3.2 Metode Pemilihan Sampel .......................................................... 36
3.3 Metode Pengumpulan Data ………………………………......... 36
3.3.1 Metode Studi Pustaka...………………………………....... 37
3.3.2 Metode Wawancara………………………………….......... 37
3.3.3 Metode Studi Pustaka ………………………………........ 37
3.4 Instrumen …………………………………………………........ 37
3.5 Teknik Analisis, Perancangan, Pengujian Sistem ........................ 38
3.5.1 Teknik Analisis ………………………………………...... 38
3.5.2 Teknik Perancangan Sistem …………………………....... 38
3.5.3 Teknik Pengujian Sistem ……………………………....... 39
3.6 Langkah – Langkah Penelitian ……………………………....... 39

x
3.7 Jadwal Penelitian …………………………………………........ 40
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN .……………………......... 41
4.1 Analisa Data dan Hasil Observasi ............................................... 41
4.1.1 Analisa Hasil Observasi…….. ............................................. 42
4.1.2Analisa Sistem Yang berjalan………………… .................... 42
4.1.3 Analisis Hasil Wawancara ………………………………… 44
4.1.4 Analisis Kebutuhan Pengguna …………………………….. 45
4.1.5 Rumusan Model Prototipe KMS ………………………….. 46
4.2 Identifikasi Kebutuhan Sistem..................................................... 47
4.2.1 Analisa Kebutuhan Sistem….. ............................................ 47
4.2.2 Analisa Kebutuhan Fungsional …. .................................... 47
4.2.3 Analisa Kebutuhan Non Fungsional…… ........................... 51
4.2.4 Analisa Perilaku Sistem......................................................... 52
4.2.5 Rancangan Activity Diagram . ………................................ 52
4.3. Rancangan Sistem…………….. ................................................ 56
4.3.1 Rancangan Antar Muka……… ................................... 56
4.3.2 Rancangan Class Diagram .......................................... 61
4.4 Desain dan Implementasi ........................................................... 62
4.4.1 Halaman Login……………………… …………………. 62
4.4.2 Halaman Knowledge Center …………………………… 62
4.4.3 Halaman Forum …………………………………………. 63
4.4.4 Halaman Announcement ………………………………… 64
4.4.5 Halaman Infocenter ……………………………………… 64
4.5 Pengujian Prototipe……………………………………………. 65
4.5.1 Kualitas Perangkat Lunak ..…………………………….. 65
4.5.2 Rangkuman Hasil Pengujian……………………………... 67
4.5.3 Kelebihan dan Kekurangan Hasil Pengujian …………….. 68
4.6 Implikasi Penelitian……. ……………………………………… 69
4.6.1 Aspek Sistem ..…………………………………………… 69
4.6.2 Aspek Manajerial.....……………………………………. 70
4.6.3 Aspek Penelitian Lanjut………………………………….. 71

xi
4.7 Rencana Implementasi ……….. ………………………………. 72
BAB V PENUTUP…………………………………………………………... 73
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………… 73
5.2 Saran …………………………………………………………….. 73
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 74
RIWAYAT HIDUP SINGKAT. ………………………………………………. 77
LAMPIRAN-LAMPIRAN....... ……………………………………………….. 78

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar II – 1 Nonaka dan Takeuchi Model Untuk Knowledge 17


Conversion …………………………………………….
Gambar II – 2 Dampak Knowledge Management Pada Organisasi ..… 20
Gambar II– 3 Struktur Organisasi STMIK Widuri …………………. 32
Gambar II–4 Kerangka Konsep Pemecahan Masalah ………………. 34
Gambar III–5 Langkah – Langkah Penelitian ………………………... 39
Gambar IV–6 Analisa Sistem Berjalan ………………………………. 43
Gambar IV–7 Model KMS…………………… ……………………… 46
Gambar IV-8 Use Case Diagram ………………………………..….. 48
Gambar IV-9 Activity Diagram Registration…………………..….…. 52
Gambar IV-10 Activity Diagram Login…………………………………. 53
Gambar IV-11 Activity Diagram Knowledge Center…………………… 53
Gambar IV-12 Activity Diagram Forum …..…………………………….. 54
Gambar IV-13 Activity Diagram Announcement………………………... 55
Gambar IV-14 Activity Diagram Infocenter….…………………………... 55
Gambar IV-15 Form Registration………………………………………….. 56
Gambar IV-16 Form Login….……………………………………………… 57
Gambar IV-17 Form Menu Utama… ……………………………………... 57
Gambar IV-18 Menu Gallery……… ………………………………………. 58
Gambar IV-19 Menu Knowledge Center….………………………………. 58
Gambar IV-20 Menu Forum.……………………………………………… 59
Gambar IV-21 Menu Announcement………………………………………. 60
Gambar IV-22 Menu Info Center……. ……………………………………. 60
Gambar IV-23 Class Diagram…………………………………………….. 61
Gambar IV-24 Tampilan Halaman Login…………………………….. 62
Gambar IV-25 Tampilan Halaman Knowledge Center…………………. 62

xiii
Gambar IV- 26 Tampilan Halaman Forum……………………………… 63
Gambar IV-27 Tampilan Halaman Announcement……………………… 64
Gambar IV-28 Tampilan Halaman Infocenter …………………………. 64

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel II – 1 Jumlah Angka Kredit Kumulatif ………………... 14


Tabel II – 2 Tinjauan Studi Penelitian Sebelumnya ………….. 28
Tabel III – 3 Jadwal Penelitian ………………………………... 40
Tabel IV – 4 Karakteristik Responden ………………………… 41
Tabel IV – 5 Analisa Hasil Wawancara ……………………….. 44
Tabel IV – 6 Analisa Kebutuhan Pengguna……………………. 45
Tabel IV – 7 Deskripsi usecase login………………………….. 49
Tabel IV-8 Deskripsi usecase knowledge center …………….. 49
Tabel IV–9 Deskripsi usecase forum…………………………. 50
Tabel IV-10 Deskripsi usecase announcement ………………. 50
Tabel IV-11 Deskripsi usecase infocenter…………………..... 50
Tabel IV-12 Deskripsi usecase manage user………………….. 50
Tabel IV-13 Deskripsi usecase registration………………........ 51
Tabel IV-14 Kriteria Presentase Responden ………………….. 65
Tabel IV-15 Hasil Pengujian UAT …………………………… 65
Tabel IV-16 Hasil Pengujian Validasi UAT ………………….. 66
Tabel IV-17 Tingkat Kualitas Perangkat Lunak ……………… 67
Tabel IV-18 Rencana Implementasi …………………………. 72

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Riset ………………………….. 78


Lampiran 2 Pertanyaan wawancara ………………………….. 79
Lampiran 3 Form UAT……………………………………….. 81
Lampiran 4 Jabatan Akademik dan Angka Kredit……………. 82
Lampiran 5 Jumlah Angka Kredit Kumulatif S2.…………… 90
Lampiran 6 Jumlah Angka Kredit Kumulatif S3 …………….. 91
Lampiran 7 Tugas Pokok dan Penunjang Tugas …………...... 92
Lampiran 8 Dosen dalam Bimbingan Tugas Akhir ………….. 93

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengetahuan dan dosen merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan di
dalam perguruan tinggi. Adapun pengetahuan merupakan informasi yang
diketahui oleh seseorang disertakan pengalaman, sedangkan dosen merupakan
pendidik professional yang memiliki tugas utama yaitu menstransformasikan,
mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, seni melalui
pendidikan. Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat juga menjadi prioritas
yang harus dilalui dosen terutama dalam memberikan materi perkuliahan terdiri
atas keahlian, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh dosen tersebut.
Seperti yang telah dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 37 Tahun 2009 pasal 8 yang menyebutkan bahwa seorang dosen memiliki
beban kerja paling sedikit dengan 12 (dua belas) sks dan paling banyak 16 (enam
belas) sks pada setiap semester dengan kualifikasi akademiknya sesuai ketentuan
(peraturan.go.id, 2009).
Keterkaitan dengan beban kerja dosen, ada pula jabatan akademik dosen
yang merupakan jabatan keahlian dimana jenjang jabatan yang paling rendah
ialah asisten ahli dengan golongan III/b, kemudian lektor terdiri dari golongan
III/c dan III/d , lalu kepala lektor terdiri dari golongan IV/a, IV/b dan IV/c serta
professor terdiri dari golongan IV/d dan IV/e. Kedudukan ini menunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak seorang dosen yang merupakan bagian dari
jabatan akademik dan sudah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2013 tentang jabatan fungsional dosen dan angka kreditnya.
Dalam pelaksanaan tugasnya, beban kerja dipersyaratkan untuk kenaikan
jabatan dan harus memenuhi jumlah angka kredit kumulatif dan angka kredit
persentase per bidang dengan ketentuan paling rendah 90 % dari unsur utama dan
paling tinggi 10 % dari unsur penunjang.

1
2

Untuk kelancaran dalam penilaian dan penetapan beban kerja, dosen


diwajibkan untuk mencatat dan menginventarisasi seluruh kegiatan yang telah
dilakukan secara mandiri dan paling kurang 1 kali dalam setahun dan angka kredit
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dalam perguruan tinggi dan digunakan
sebagai bahan dalam penetapan kenaikan jabatan akademik.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dosen berkewajiban untuk
mencatat dan mengiventarisasi seluruh kegiatan Tridharma perguruan tinggi
secara mandiri dan kurun waktu nya adalah 1 kali dalam setahun. Lalu bagaimana
jika dosen tidak secara aktif melaporkan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi,
padahal melalui angka kredit akan menjadi sistem penilaian kinerja dosen dimana
dosen diukur sejauh mana dosen tersebut menerapkan Tridharma Perguruan
Tinggi. Hal ini juga menjadi tolak ukur seberapa layakkah dosen tersebut dapat
menempati pangkat atau jabatan berikutnya. Seperti kita ketahui bahwa dosen
yang tidak memiliki jabatan akademik dan NIDN (No Induk Dosen Nasional),
sebenarnya dosen tersebut tidak mempunyai kewenangan untuk mengajar, dimana
NIDN berfungsi sebagai identitas dosen baik yang mengajar di perguruan tinggi
negeri maupun swasta. Hal ini otomatis menjadi permasalahan untuk perguruan
tinggi tempat dosen tersebut bernaung.
Permasalahan sumber daya manusia perguruan tinggi di Indonesia yaitu
banyak perguruan tinggi yang belum memenuhi dari standard yang sudah
diputuskan oleh Kemristekdikti. Seperti jika sebuah perguruan tinggi minim akan
jumlah dosen yang memiliki jabatan akademik maka dalam pelaksanaan kegiatan
Tri Dharma juga tidak berjalan sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan
oleh Kemristikdikti. Dosen yang tidak memiliki jabatan akademik otomatis tidak
dapat mengajukan sertifikasi dosen, dimana sertifikasi tersebut dosen mendapat
kompensasi dari pemerintah.
Dari permasalah yang dikemukan diatas juga terjadi pada STMIK Widuri,
dimana saat ini tercatat ada 5 dosen tetap yang memiliki jabatan akademik dari 12
dosen tetap yang dimiliki oleh STMIK Widuri. Berarti presentase jumlah dosen
yang memiliki jabatan akademik masih sedikit, hanya 41,6 % dari total jumlah
dosen tetap yang ada. Presentasi dosen yang memiliki jabatan akademik tidak

2
3

mencapai angka 50 %. Kondisi ini berdampak tidak baik untuk perguruan tinggi
jika presentase jumlah dosen yang memiliki jenjang jabatan akademik tidak
mengalami peningkatan. Perguruan Tinggi tidak dapat mengajukan dosennya
untuk mendapatkan dana hibah penelitian atau mengajukan sertifikasi dosen.
Padahal dana hibah penelitian bermanfaat untuk mengurangi anggaran perguruan
tinggi dalam hal penelitian dan sertifikasi membantu dosen dalam hal ekonomi.
STMIK Widuri memiliki 2 program studi yaitu Sistem Informasi dan
Teknik Informatika dengan jenjang studi Strata 1. Berdasarkan peraturan yang
berlaku di perguruan tinggi, untuk dapat mengajar di jenjang studi Strata 1 (S1),
dosen harus memiliki jenjang pendidikan minimal Strata 2 (S2). Namun pada
kenyataannya di STMIK Widuri, masih terdapat dosen yang tidak memiliki
NIDN. Jika tidak mempunyai NIDN, secara peraturan yang berlaku maka dosen
tidak memiliki kewenangan untuk mengajar. Hal ini akan berpengaruh dalam hal
pelaporan beban kredit dosen dan akreditasi. Karena masih ada beberapa dosen
yang tidak memiliki NIDN maka dosen tersebut tidak dapat mengajukan jabatan
akademik dan akan berdampak pada tugas, tanggung jawab, wewenang serta hak
dosen di dalam perguruan tinggi.
Permasalahan juga muncul karena kurun waktu untuk meningkatkan
jenjang jabatan akademik dari asisten ahli ke lektor atau dari lektor ke kepala
lektor membutuhkan waktu yang lama. Hal ini dapat disebabkan karena dosen
tidak aktif melapor atau informasi yang dimiliki untuk mengurus jenjang jabatan
akademik sangat minim. Padahal dosen wajib memenuhi beban kerja dan
dilaporkan secara periodik adalah sebagai bentuk dari akuntabilitas kinerja dosen.
Selain permasalah yang sudah dijelaskan diatas, perguruan tinggi tidak
memiliki media untuk dosen saling berbagi informasi dan pengalaman dalam
pengurusan jabatan akademik dosen. Selama ini dosen dalam hal berbagi
pengetahuan dan berbagi pengalaman hanya melalui tatap muka, telephone, sms
dan whatapps, dan hal ini hanya terbatas pada beberapa dosen saja yang memang
saling kenal dan sering bertemu. Jika perguruan tinggi memfasilitasi hal ini
dengan menyediakan media untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman, maka
semua dosen secara bersamaan dapat mengetahui pengetahuan dan pengalaman

3
4

dosen lain. Dengan adanya media dosen akhirnya dapat menambah


pengetahuannya dengan menggunakaan media yang sudah difasilitasi oleh
Perguruan Tinggi.
Semua permasalahan diatas berkaitan karena minimnya pemahaman dosen
terkait tata cara untuk pengurusan jabatan akademik, dosen tidak paham mengenai
tahapan tahapan apa saja yang harus dilakukan untuk mengurus jabatan akademik.
Karena tidak memahami maka proses untuk meningkatkan jenjang jabatan
akademiknya menjadi terhambat dan lebih lama yang berarti proses untuk
kenaikan karirnya membutuhkan kurun waktu yang lebih lama.
Berkaitan jumlah dosen yang belum memiliki jenjang jabatan akademik
dosen Untuk mengatasi permasalahan ini maka diperlukan sebuah Knowledge
Management System, karena pengetahuan dalam perguruan tinggi begitu penting.
Knowledge Management System merupakan sistem yang mengelola pengetahuan,
mendukung adanya penciptaan, penangkapan, serta penyimpanan dan berbagi
keahlian dalam bentuk informasi. Pengetahuan dapat berfungsi untuk mendukung
perguruan tinggi di dalam berkompetisi dengan perguruan tinggi lain. Dengan
adanya penerapan Knowledge Management System dapat membantu dosen untuk
saling berbagi pengetahuan dalam hal jenjang jabatan akademik dan proses waktu
mendapatkan peningkatan jabatan akademik bisa diperpendek.
Pengelolaan knowledge management dapat dijadikan dukungan untuk
organisasi agar dapat meningkatkan daya saing dengan memanfaatkan sumber
daya yang ada diantaranya pengetahuan yang tertulis (explicit knowledge) dan
pengetahuan yang tersembunyi (tacit knowledge).Untuk mencapai budaya
organisasi yang inovatif maka perlu dilakukan transfer pengetahuan atau
knowledge sharing, dimana knowledge disusun, digunakan, dimanfaatkan secara
bersama – sama.
Menurut Simanjuntak (2011) menjelaskan bahwa Knowledge Management
dapat digunakan oleh institusi Pendidikan Tinggi untuk perencanaan strategi
jangka panjang demi pencapaian tujuan Perguruan Tinggi. Salah satu wujud
strategi dalam knowledge management adalah melakukan transfer informasi, ilmu
pengetahuan dan pengalaman untuk sama-sama diimplementasikan dan

4
5

dikembangkan institusi, dan knowledge nanagement bertujuan untuk


meningkatkan akuntabilitas internal Perguruan Tinggi dalam menghadapi inovasi
dan tuntutan ekternal (stakeholders), yakni salah satunya wujud
pertanggungjawaban kredibilitas Perguruan Tinggi kepada masyarakat.
Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan judul “Prototipe
Knowledge Management System untuk Membantu Pengurusan Jenjang
Akademik Dosen dengan Metode SECI: Studi Kasus Pada STMIK Widuri”.

1.2 Masalah Penelitian


1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan analisa yang dijabarkan penulis pada latar belakang, maka
dapat disimpulkan identifikasi masalah yang menjadi acuan dan perlu menjadi
perhatian khusus adalah sebagai berikut:
1. Dosen tidak aktif melaporkan kegiatan Tri Dharma dikarenakan minim
informasi yang dimiliki dosen dalam hal mengurus jabatan akademik.
2. Belum tersedianya media yang memfasilitasi dosen dalam berbagi
pengetahuan dan pengalaman untuk pengurusan jabatan akademik
sehingga dalam proses untuk meningkatkan jenjang jabatan akademik
dosen menjadi terhambat dan berdampak pada career path dosen tidak
mengalami peningkatan.

1.2.2 Pembatasan Masalah


Mengingat luasnya pembahasan terkait KMS, maka penulis melakukan
beberapa batasan masalah pada penelitian ini, diantaranya :
1. Penelitian yang dilakukan terbatas pada ruang lingkup di STMIK Widuri
dengan jumlah responden 12 orang berdasarkan teknik purposive
sampling.
2. Responden adalah para dosen tetap baik dosen yang memiliki jabatan
akademik maupun dosen yang belum memiliki jabatan akademik di
STMIK Widuri.
3. Penelitian ini menggunakan model SECI.

5
6

4. Penelitian ini menggunakan metode prototipe untuk pengembangan


perangkat lunaknya dan menghasilkan prototipe KMS berbasis web.
5. Pengujian prototipe KMS akan dilakukan dengan metode User Acceptance
Test (UAT) yang partisipannya adalah 12 orang di STMIK Widuri.

1.2.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan identitifikasi masalah dan batasan pada penelitian ini, maka
penulis dapat merumuskan masalah yang dihadapi yaitu:
1. Bagaimana model knowledge management system untuk membantu
jenjang jabatan akademik dosen?
2. Bagaimana prototipe knowledge management system untuk mengelola
pengetahuan yang terkait jenjang jabatan akademik dosen?
3. Bagaimana hasil pengujian prototipe knowledge management system?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian


1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penerapan KMS ini adalah:
1. Merancang model prototipe KMS untuk membantu jenjang jabatan
akademik dosen di STMIK Widuri.
2. Merancang prototipe knowledge management system dengan model SECI.
3. Untuk mengetahui kebutuhan dasar knowledge management system untuk
mengelola pengetahuan yang membantu jenjang akademik dosen.
4. Mendukung penciptaan, pemindahan, dan penerapan prototipe KMS agar
dapat membantu meningkatkan jenjang karir serta efektivitas dan kinerja
dosen.

1.3.2 Manfaat Penelitian


Secara akademis penelitian ini ingin memberikan informasi yang dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan nyata. Manfaat yang diharapkan dari penelitian
tentang KMS ini, diantaranya:

6
7

1. Secara Praktis
a. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi yang akan
digunakan untuk bahan penelitian yang akan dilakukan selanjutnya.
b. Hasil dari penelitian ini dapat menambah kajian dibidang akademis.
2. Secara Teoritis
a. Membantu STMIK Widuri dalam membangun prototipe knowledge
management system sebagai sarana membantu jenjang karir
akademik dosen.
b. Dapat mempermudah dalam memberikan informasi untuk
meningkatkan jenjang jabatan akademik dosen.
c. Menghadirkan antusias dosen dalam hal berbagi pengetahuan dan
informasi dengan menggunakan teknologi yang mendukung dengan
KMS yang dapat menunjang keberhasilan.

1.4 Tata Urut Penulisan


Naskah Proposal ini disusun dengan tata urutan penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan secara umum mengenai latar belakang, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitan, serta tata urut penulisan, dan daftar pengertian.
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
Bab ini membahas mengenai teori-teori yang menjadi dasar penelitian
meliputi tinjauan pustaka, tinjauan studi, tinjauan obyek penelitian,
kerangka konsep/pola pikir pemecahan masalah dan hipotesis.
BAB III METODOLOGI DAN RANCANGAN PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai metode penelitian, metode pemilihan
data/sampling, metode pengumpulan data, teknik analisis, langkah-
langkah penelitian, dan jadwal penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan mengenai hasil penelitian, dan implikasi penelitian.

7
8

BAB IV PENUTUP
Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran sementara mengenai
rencana penelitian tentang KMS yang akan dilaksanakan.

1.5 Daftar Pengertian


Beberapa pengertian dari istilah-istilah yang digunakan penulis dalam
penulisan dan penyusunan tesis ini dijabarkan sebagai kamus dapat dilihat sebagai
berikut:
Knowledge Management Sebuah proses untuk membantu organisasi dalam
(KM) mengelola dan mengembangkan pengetahuan pada
organisasi tersebut.
Knowledge Capture Sistem yang membantu memperoleh dan
System (KCS) menempatkan knowledge organisasi maupun
knowledge individu, yaitu tacit dan explicit
Prototype Merupakan salah satu metode untuk pengembangan
perangkat lunak.
User Acceptance Test Merupakan pengujian yang dilakukan oleh end-user.
(UAT) Biasanya user tersebut adalah karyawan perusahaan
yang langsung berinteraksi dengan sistem, kemudian
dilakukan verifikasi apakah fungsi yang ada telah
berjalan secara optimal dan sesuai dengan fungsinya.

8
9

BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP

2.1 Tinjauan Pustaka


Pada bab ini penulis akan memaparkan berbagai teori serta pustaka yang
relevan untuk diangkat sesuai topik dan diteliti secara tuntas. Kumpulan teori ini
penulis ambil dari beberapa literatur seperti buku, jurnal dan tesis yang membahas
tentang KMS, manajemen proyek, serta metode SECI yang akan digunakan
penulis dalam pembuatan prototipe aplikasi KMS.
Dalam bab ini, akan dibahas tentang konsep dasar dosen, kinerja, karir,
konsep dasar knowledge, pengertian knowledge management, latar belakang
knowledge management, siklus knowledge management, dan seterusnya.

2.1.1 Pengertian Dosen


Menurut Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 158 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi dijelaskan bahwa dosen adalah “anggota sivitas
akademika memiliki tugas menstransformasikan ilmu pengetahuan dan atau
teknologi yang dikuasainya kepada mahasiswa dengan mewujudkan suasana
belajar dan pembelajaran sehingga mahasiswa aktif mengembangkan potensinya”
(peraturan.go.id, 2012).
Jika disimpulkan berdasarkan penjelasan diatas maka seorang dosen
berkewajiban untuk :
1. Menjalankan tujuan utama pendidikan dan pengabdian terhadap
masyarakat.
2. Menjalankan proses pembelajaran kemudian menilai dan mengevaluasi
dari pembelajaran.
3. Terus mengembangkan potensi diri sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.
4. Tidak pilih kasih dan tidak diskriminasi terhadap perbedaan jenis kelamin,
agama, suku, rasa dan juga kondisi fisik peserta didiknya.

9
10

2.1.2 Pengertian Karir


Sumber daya manusia adalah salah satu bagian penting dan yang harus
dimiliki dalam upaya untuk mencapai tujuan organisasi atau di dalam sebuah
perusahaan. Sumber daya manusia sebagai penggerak di dalam suatu organisasi,
tanpa adanya manusia, organisasi tidak dapat berjalan.
Ketika membicarakan mengenai sumber daya manusia, maka berhubungan
dengan karir, sumber daya manusia akan merasa dihargai jika posisinya di dalam
sebuah pekerjaan berkembang menjadi lebih baik, dimana hal ini berhubungan
dengan yang namanya karir. Karir sendiri adalah pekerjaan ataupun tugas dari
seorang pegawai yang pernah dilakukan selama masa kerjanya.
Karir seorang pegawai harus adanya tahapan perkembangannya dan
otomatis hal ini harus diatur di dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
Manajemen karir di dalam organisasi menjadi kekuatan untuk mendorong
individu agar dapat tumbuh untuk merealisasikan potensinya secara penuh di
dalam mengembangkan karirnya.
Setiap karyawan harus diberikan sebuah kesempatan untuk dirinya
mengembangkan karir, dimana karirnya berfungsi sebagai alat untuk memotivasi
mereka agar tetap terus berprestasi lebih baik lagi. Karir sendiri adalah posisi
yang ditempati seseorang di dalam sebuah organisasi atau perusahaan dengan
tujuan karir adalah jabatan tertinggi. Dibawah ini ada beberapa pengertian karir
diantaranya :
Karir adalah rangkaian posisi yang berkaitan dengan kerja yang ditempati
seseorang sepanjang hidupnya (Mathis dan Jackson, 2006 cit Hutasuhut, 2014).
Dijelaskan juga bahwa pengembangan karir adalah proses peningkatan
kemampuan dari individu yang ingin dicapai dengan tujuan mencapai karir yang
diinginkan (Rivai, 2003 cit Hutasuhut, 2014).

2.1.3 Pengembangan Karir


Saat ini di perguruan tinggi dosen masih menjadi profesi yang cukup
dihormati, di kalangan menengah ke bawah masyarakat bangga jika anaknya
menjadi seorang dosen. Namun dibalik itu semua profesi dosen tidak semanis

10
11

yang dibayangkan, banyak perguruan tinggi yang membayar dosen jauh dibawah
gaji minimal atau upah minimum regional. Berkaitan dengan profesi dosen,
pemerintah membuat regulasi mengenai jenjang karir seorang dosen.
Seorang dosen yang pertama kali mengajar akan memiliki pandangan yang
berbeda mengenai profesi dosen jika dibandingkan dengan seorang dosen yang
telah lama mengajar. Dosen yang telah lama mengajar secara otomatis memiliki
pengalaman lebih banyak di dunia pendidikan. Anggapan mengenai hal ini juga
berkaitan dengan jabatan akademik seorang dosen. Sehubungan dengan hal ini,
maka setiap dosen harus diberikan kesempatan untuk mengembangkan karirnya,
yang berfungsi sebagai alat untuk memotivasi dosen agar dapat meningkatkan
kinerjanya dalam kegiatan Tri Dharma. Berikut ini beberapa pengertian dari
pengembangan karir yang dikemukan oleh para ahli diantaranya :
Pengembangan karir adalah setiap orang yang bekerja pada sebuah
organisasi memiliki sejumlah harapan sebagai balas jasa atau prestasi yang telah
diberikannya dengan harapan untuk meraih jabatan yang lebih tinggi atau lebih
baik (Wahyudi, 2002 cit. Hutasuhut, 2014).
Pengembangan Karir merupakan proses peningkatan kemampuan kerja
individu yang dicapai dalam rangka mencapai karir yang diinginkan (Rivai, 2003
cit. Hutasuhut, 2014).
Sedangkan menurut Dubrin (1982) mengemukakan bahwa Pengembangan
karir ialah kegiatan kepegawaian yang membantu pegawai – pegawai
merencanakan karir masa depan mereka di perusahaan agar perusahaan dan
pegawai yang bersangkutan dapat mengembangkan diri secara maksimum
(Mangkunegara, 2000; Hutasuhut, 2014).
Dengan demikian, kesimpulan yang bisa diambil dari penjelasan diatas
adalah pengembangan karir merupakan tindakan dari seseorang pegawai untuk
menggapai perencanan karirnya dan pengembangan karir akan meningkat jika
tantangan bisa dijadikan pembelajaran untuk menciptakan ketrampilan baru yang
dibutuhkan oleh suatu jabatan tertentu.

11
12

2.1.4 Tujuan Pengembangan Karir


Suatu rencana karir yang telah dibuat oleh seorang pegawai, tidak akan
terwujud tanpa adanya pengembangan karir yang sistematik dan terprogram.
Perencanaan karir merupakan keputusan yang diambil mengenai hal – hal yang
akan dikerjakan di masa depan, otomatis jika seorang yang sudah menetapkan
rencana karirnya, perlu mengambil langkah – langkah tertentu untuk mewujudkan
rencana tersebut.
Berkaitan dengan hal diatas, tujuan dari pengembangan karir adalah
menyesuaikan kebutuhan dan tujuan pegawai dengan kesempatan karir yang
tersedia di perusahaan saat ini dan di masa depan. Seperti yang dikemukakan oleh
Rivai (2004) bahwa pengembangan karir dirancang secara baik untuk membantu
menentukan kebutuhan karir mereka sendiri dan menyesuaikan antara kebutuhan
pegawai dengan tujuan perusahaan (Hutasuhut, 2014).
Berikut tujuan pengembangan karir diantaranya (Dubrin, 1982 cit.
Hutasuhut, 2014) :
1. Membantu dalam pencapaian tujuan individu dan perusahaan.
2. Menunjukkan hubungan kesejahteraan pegawai.
3. Membantu pegawai menyadari kemampuan potensi mereka.
4. Memperkuat hubungan antara pegawai dan perusahaan.
5. Membuktikan tanggung jawab sosial.
6. Mengurangi turnover dan biaya kepegawaian.
7. Menggiatkan analisis dari keseluruhan pegawai.
8. Menggiatkan suatu pemikiran (pandangan) jarak waktu yang panjang.

2.1.5 Pengertian Jabatan Akademik


Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia nomor 17 tahun 2013 pasal 1 (2013)
mengenai menjelaskan bahwa jabatan fungsional dosen yang selanjutnya disebut
jabatan akademik dosen adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak seseorang dosen dalam suatu satuan pendidikan tinggi

12
13

yang dalam pelaksanaanya didasarkan pada keahlian tertentu serta bersifat


mandiri.
Seperti kita ketahui tentang dosen ialah seorang pendidik yang
professional dan juga ilmuwan yang memiliki tugas utama mentransformasikan,
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan juga seni kepada
mahasiswanya dengan melalui jalur pendidikan, penelitian dan sebuah pengabdian
yang ditujukan kepada masyarakat.
Seorang dosen yang akan ingin memiliki jabatan akademik diwajibkan
untuk mempunyai angka kredit. Pemerintah juga sudah membuat aturan mengenai
jumlah angka kredit yang harus dipenuhi oleh seorang dosen.
Angka kredit sendiri adalah satuan nilai dari butir kegiatan dan atau
akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang dosen dalam
rangka pembinaan karir kepangkatan dan jabatan.
Untuk jabatan akademik dosen terdiri dari asisten ahli, lektor, lektor kepala
dan professor. Penetapannya sendiri dibuat berdasarkan jumlah angka kredit yang
dimiliki.
Berdasarkan peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi nomor 17 tahun 2013 (2013) tentang jabatan fungsional
dosen dan angka kreditnya bahwa jumlah angka kredit kumulatif paling rendah
90% angka kredit berasal dari unsur utama namun tidak termasuk sub unsur
pendidikan formal dan paling tinggi 10 % berasal dari unsur penunjang. Untuk
jumlah angka kredit untuk kenaikan jabatan akademik disajikan pada tabel II-1.

13
14

Tabel II - 1 Jumlah Angka Kredit Kumulatif Paling Rendah Untuk Pengangkatan Dan Kenaikan
Jabatan/Pangkat Akademik Dosen Dengan Pendidikan Magister (S2) atau Sederajat
Sumber : Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia No. 46 Tahun 2013.

Jenjang Jabatan/Golongan Ruang dan Angka


Kredit
No Unsur Persentase Jabatan Akademik Dosen
Asisten Lektor Lektor Kepala
Ahli
III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c
1 Unsur Utama
150 150 150 150 150 150
A. Pendidikan Sekolah
2 B. Pelaksanaan > 90 %
Pendidikan
C. Pelaksanaan Penelitian
D. Pelaksanaan - 45 135 225 360 495
Pengabdian pada
Masyarakat
E. Pengembangan Diri
2 Unsur Penunjang < 10%
Penunjang Kegiatan - 5 15 25 40 55
Akademik Dosen
JUMLAH 150 200 300 400 550 700

Jabatan akademik dosen dibuat sebagai tanda penghargaan, pengakuan dan


kepercayaan atas kinerja, integritas dan tanggung jawab dosen di dalam tri
dharma. Jabatan ini juga diharapkan dapat berguna sebagai motivasi agar dapat
bekerja lebih giat, kreatif lagi dan lebih baik lagi. Mengingat bahwa jenjang
jabatan akademik sangat penting di dalam karir seorang dosen.

2.1.6 Pengertian Dasar Knowledge


Kemampuan untuk mengelola knowledge menjadi semakin penting dalam
pengetahuan ekonomi saat ini. Kreasi dan penyebaran knowledge menjadi faktor
yang penting dalam daya saing. Menurut Kuswandi (2016) Knowledge bukan
sekedar data atau informasi, namun keduanya sangat berhubungan dan
perbedaannya terletak pada derajat kemateriannya. Knowledge merupakan atau
maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan tidak dibatasi
oleh deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara
probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna (Tobing, 2007 cit Baskoro dkk.,
2012).

14
15

Knowledge juga merupakan hasil pengalaman dalam penggunaan data dan


informasi, untuk mendeskripsikan bagaimana pola data dan informasi dalam
menyelesaikan suatu masalah (Santoso dkk., 2014).
Menurut Davenport dan Prusak, “knowledge is a fluid mix of framed
experience, values, contextual information and expert insight that provides a
framework for evaluating and incorporating new experiences and the minds of
knewrs. In organization, it often information. Its originated and is applied in
becomes embedded not only in documents or repositories but also in
organizational routines, processes, practices and norms”(1997, cit Baskoro dkk.,
2012). Pengetahuan adalah campuran yang sudah menyatu antara pengalaman,
nilai,informasi yang sesuai dengan keadaan dan konsep para ahli yang
menyediakan kerangka kerja untuk mengevaluasi dan menggabungkan
pengalaman baru dan pandangan dari sebuah pengetahuan. Dalam organisasi,
sering kali sumber informasi dan yang diterapkan terlumpul dalam tidak hanya
pada dokumen - dokumen atau tempat penyimpanan tetapi juga dalam rutinitas,
proses, kegiatan dan kebiasan organisasi.
Dalam penelitian oleh Budiastuti (2012) menjelaskan mengenai hal – hal
yang diperlukan untuk menerapkan Knowledge Management diantaranya Data,
Informasi, Knowledge dan Wisdom. Data adalah kumpulan dari fakta, simbol –
simbol yang menjelaskan obyek, peristiwa, kejadian hasil pengamatan yang
ditangkap oleh indera, yang belum diolah dan belum bernilai. Informasi
merupakan data yang sudah diolah, diproses sehingga memiliki nilai dan berguna
untuk mendeskripsikan apa, siapa, dimana dan dapat membantu dalam
pengambilan keputusan. Knowledge adalah hasil dari pengalaman dalam
menggunakan data dan informasi untuk menyelesaikan suatu masalah dan
Wisdom merupakan proses pengalaman yang lama dalam kemampuan merasakan
dan mengevaluasi data, informasi dan knowledge atau pemanfaatan dari
knowledge yang telah diakumulasikan dalam jangka waktu tertentu.
Knowledge diklasifikasikan menjadi 2 (dua) jenis diantaranya tacit
knowledge dan explicit knowledge (Budiastuti, 2012).

15
16

a. Tacit Knowledge adalah Knowledge ada di benak manusia dalam bentuk


intuisi, judgment, skill, value dan belief. Tacit Knowledge adalah sesuatu
yang kita ketahui dan alami, tetapi sulit untuk diungkapkan secara jelas
dan lengkap. Knowledge tersimpan pada masing – masing pikiran individu
dalam organisasi sesuai dengan kompetensinya dan sulit untuk
dipindahkan kepada orang lain. Tacit Knowledge diperoleh melalui
pengalaman pribadi dan sulit untuk dikomunikasikan dengan orang lain
yang belum pernah mengalami pengalaman itu sebelumnya.
b. Explicit Knowledge adalah Knowledge dan pengalaman yang sudah dapat
dikemukakan atau diuraikan secara sistematis dalam bentuk dokumen,
data, formula, spesifikasi produk, manual, prinsip – prinsip umum atau
bentuk berwujud lainnya sehingga dapat dengan mudah ditransfer dan
didistribusikan dengan menggunakan berbagai media. Explicit Knowledge
berhubungan dengan dokumen atau sesuatu yang sudah
diimplementasikan dari hasil pemikiran manusia.

2.1.7 Proses Penciptaan Knowledge


Penciptaan knowledge selalu dimulai dari individual. Contohnya peneliti
brilliant, memiliki knowledge yang pada akhirnya mengarah pada paten, atau
seorang manager yang memiliki intuisi mengenai tren pasar yang dapat merubah
sebuah konsep untuk produk baru.
Menurut Nonaka dan Takeuchi, ada 4 model knowledge dalam sirkulasi
transfer knowledge yang disebut SECI (socialization, externalization,
combination, internalization). Model ini di konversi menjadi 4 cara diantaranya
(Dalkir, 2005):
a. Tacit knowledge ke Tacit knowledge yang disebut Socialization.
b. Tacit knowledge ke Explicit knowledge yang disebut proses
Externalization.
c. Explicit knowledge ke Explicit knowledge yang disebut Combination.
d. Explicit knowledge ke Tacit knowledge yang disebut Internalization.

16
17

Gambar II - 1 Gambar II - 1 Nonaka dan Takeuchi Model untuk Knowledge Conversion


Sumber : Dalkir, 2005, hal 53

Dibawah ini sedikit penjelasan mengenai model Socialization,


Externalization, Combination, Internalization (SECI) yaitu :
1. Sosialisasi (tacit – to – tacit)
Berbagi pengetahuan secara tatap muka, interaksi sosial. Proses sosialisasi
adalah salah satu bentuk pertukaran Knowledge yang paling mudah. Melalui
pertemuan tatap muka ini, Sumber daya manusia dapat saling berbagi knowledge
dan pengalaman yang dimilikinya sehingga tercipta knowledge baru bagi
mereka.Contoh nya dengan melakukan diskusi, cerita, meeting, ataupun sharing
(berbagi) pengalaman.
2. Ekternalisasi (tacit – to – explicit)
Yaitu transfer dari tacit knowledge ke explicit knowledge melalui mengubah
pengetahuan dalam bentuk tulisan, gambar, rekaman atau benda yang berwujud.
Dengan cara ini knowledge dapat didistribusikan ke pihak lain dan menjadi basis
bagi pengetahuan baru. Pada tahap ini tacit knowledge diterjemahkan menjadi
sebuah konsep, hipotesis, diagram, model atau prototype sehingga dapat
dimengerti oleh semua pihak. Contohnya buku catatan hasil meeting, penulisan
buku, jurnal, majalah.
3. Kombinasi (explicit – to – explicit)
Knowledge ditukar dan dikombinasikan melalui media seperti dokumen,
rapat, percakapan telephone dan komunikasi melalui jaringan komputer.
Penyebarluasan atau pengembangan pengetahuan eksplisit yang ada sehingga

17
18

dihasilkan suatu pengetahuan baru. Contohnya seperti merangkum buku, laporan


review.
4. Internalisasi (explicit – to – tacit)
Internalization sangat erat dengan learning by doing dimana perubahan
pengetahuan explicit menjadi pengetahuan tacit, yang pada umumnya dilakukan
melalui proses belajar atau pengalaman yang dilalui oleh setiap individu.
Contohnya seperti guru mengajar di dalam kelas, training yang dapat mengubah
pelajaran tertulis (explicit) menjadi tacit pada karyawan, karyawan dapat
menemukan solusi dengan adanya dokumentasi pengalaman dari karyawan lainya.
Dalam penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa knowledge merupakan
informasi dengan pemahaman pola hubungan dari informasi dan pengalaman
individu atau kelompok di dalam organisasi.

2.1.8 Pengertian Knowledge Management


Manajemen pengetahuan pada awalnya didefinisikan sebagai proses dari
penerapan pendekatan yang sistematis untuk memperoleh, struktur, manajemen,
penyebaran akan pengetahuan di seluruh organisasi agar dapat bekerja lebih cepat,
dengan mengulang proses – proses yang dianggap terbaik dan mengurangi
pengerjaan ulang dari proyek proyek yang membutuhkan biaya besar.
Menurut Fernandez dan Sabherwal (2010) mengemukakan “knowledge
management can be defined as performing the activities involved in discovering,
capturing, sharing, and applying knowledge so as to enchance, in a cost –
effective fashion, the impact of knowledge on the unit’s goal achievement”.
Manajemen pengetahuan dapat didefinisikan sebagai melakukan aktivitas
yang berhubungan dengan penemuan, menangkap, berbagi, dan menerapkan
pengetahuan sehingga dapat meningkatkan, dengan cara yang hemat biaya,
dampak pengetahuan terhadap pencapaian tujuan unit.
Definisi lain mengenai Knowledge Management adalah sistem yang dibuat
untuk menciptakan, mendokumentasikan, menggolongkan dan menyebarkan
pengetahuan dalam organisasi (Widayana, 2005 cit. Baskoro dkk., 2012).

18
19

Pendapat lain menyatakan bahwa knowledge management is the deliberate


and systematic coordination of an organization’s people, technology, processes,
and organizational structure in order to add value through reuse and innovation.
This coordination is achieved through creating, sharing, and applying knowledge
as well as through feeding the valuable lessons learned and best practices into
corporate memory in order to foster continued organizational learning (Dalkir,
2005, p 3). Knowledge management adalah koordinasi yang disengaja dan
sistematis dari sekelompok orang, teknologi, proses dan stuktur organisasi untuk
memberi nilai tambah melalui penggunaan kembali dan inovasi. Koordinasi ini
dicapai dengan menciptakan, berbagi dan menerapkan pengetahuan serta melalui
memberikan pelajaran berharga yang dapat dijadikan contoh dan kegiatan –
kegiatan yang terbaik ke dalam ingatan bersama agar pembelajaran di dalam
organisasi yang lebih cepat dapat dilanjutkan.
Ada juga yang mengatakan bahwa knowledge management adalah “The
systematic process of finding, selecting, organizing, distilling and presenting
information in a way that improves an employee’s comprehension in a specific
area of interest” (Paulson, 1999 cit Baskoro dkk., 2012). Proses sistematis untuk
menemukan, memilih, mengelola, menyaring dan menyajika informasi dalam
suatu cara yang dapat meningkatkan pengetahuan individu dalam suatu
lingkungan.
Menurut Sari dan Tania (2014) Knowledge Management adalah usaha
untuk meningkatkan pengetahuan yang berguna dalam organisasi, diantaranya
membiasakan budaya berkomunikasi antar personil, memberikan kesempatan
untuk belajar, dan menggalakan saling berbagi knowledge.

2.1.9 Pengaruh Knowledge Management


Knowledge Management dapat mempengaruhi karyawan organisasi dalam
beberapa cara diantaranya bisa memudahkan pembelajaran dari satu sama lain
ataupun dari luar. Pembelajaran oleh karyawan perorangan memungkinkan
organisasi untuk terus tumbuh dan berubah sebagai respon terhadap pasar dan
teknologi (Fernandes dan Sabherwal, 2010).

19
20

Gambar II - 2 Dampak Knowledge Management Pada Organisasi


Sumber : Fernandes dan Sabherwal, 2010

Berikut adalah dampak Knowledge Management untuk People, Process,


Product dan Organization Performance diantaranya :
1. People. Employee dapat belajar lebih baik daripada Employee lain yang
tidak menerapkan KM, mereka lebih siap untuk perubahan. Meningkatkan
kepekaan terhadap knowledge terbaru pada bidang mereka, dan lebih
mudah mendapatkan informasi pengetahuan yang dibutuhkan, selain itu
knowledge management menyediakan solusi yang baik atas permasalahan
yang dihadapi sebelumnya.
2. Process. Membantu organisasi menjadi lebih baik untuk menentukan dan
melaksanakan proses yang tepat, mengurangi biaya untuk mendapatkan dan
mengakses pengetahuan yang berharga, selain itu membantu individu untuk
menciptakan solusi inovatif atas masalah yang dihadapi untuk
mengembangkan proses organisasi, dan tentunya membantu organisasi
ketika mengambil keputusan strategies serta pengembangan produk.
3. Product. Memudahkan organisasi untuk mengakses dan
mengkombinasikan knowledge untuk mencegah produksi yang terlalu
mahal dan yang time-consuming.
4. Organization Performance. Knowledgemanagement digunakan untuk
menciptakan produk yang inovatif yang menciptakan keuntungan,
membantu organisasi untuk mengembangkan dan memanfaatkan sumber
daya yang berwujud dan tidak berwujud lebih baik dari kompetitor lain.

20
21

2.1.10 Penerapan Knowledge Management dalam Perguruan Tinggi


Semua perguruan tinggi tentunya mengharapkan kualitas pendidikan yang
baik dan terus meningkat, terlebih lagi di era globalisasi dimana persaingan dalam
dunia pendidikan terus berkembang. Di dunia perguruan tinggi terjadi perubahan,
salah satunya perguruan tinggi negara lain dapat menyelenggarakan pendidikan
tinggi di wilayah Republik Indonesia.
Tentunya setiap perguruan tinggi mempunyai caranya masing – masing
untuk menjawab tantangan dari perubahan zaman dan mengembangkan kualitas
pendidikan. Tantangan tersebut mendorong munculnya kebutuhan untuk
mengimplementasikan knowledge management.
Pentingnya implementasi knowledge management di perguruan tinggi
karena untuk menjalankan kelangsungan hidup dan daya saing sangat ditentukan
oleh pengetahuan, ketrampilan, kemampuan human resources yang dapat
digunakan. Keahlian tenaga pendidik yaitu dosen adalah salah satu faktor yang
berpengaruh dalam kualitas pendidikan, karena dosen memberikan materi
perkuliah dengan keahlian, pengetahuan serta pengalaman yang dimilikinya.
Knowledge management diharapkan dapat memberi manfaat untuk perguruan
tinggi.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa perguruan tinggi
memiliki tanggung jawab untuk menjalankan fungsi dari Tri Dharma diantaranya
pendidikan dan pengajaran, penelitian dan juga pengabdian kepada masyarakat.
Untuk mewujudkan hal tersebut pengelolaan perguruan tinggi harus berfokus
pada 3 hal yaitu pengelolaan proses, isi dan resources dimana ketiga hal tersebut
dipengaruhi oleh struktur organisasi, sistem manajemen, budaya organisasi, nilai –
nilai, etos kerja.
Menurut Okfalisa (2013) mengemukakan bahwa living and learning tidak
terpisah, tetapi berpadu menjadi suatu pembelajaran sepanjang hayat yang dapat
dimulai secara dini dari pembelajaran melalui pengalaman (experiential learning).
Dijelaskan juga mengenai terminology knowledge management tidak
hanya fokus bagaimana menangkap, mengolah dan menyebarluaskan

21
22

pengetahuan, namun harus mampu melakukan sharing, mengadakan diskusi,


menciptakan pengetahuan baru (Okfalisa, 2013).
Perguruan tinggi harus dapat merespon perubahan zaman, dengan
memanfaatkan sejumlah kerjasama, perguruan tinggi diharapkan dapt
mengantisipasi perubahan pada lingkungan kerja yang semakin banyak
tuntutannya, dimana perguruan tinggi menjadi organisasi pembelajar yang
menginginkan seluruh sivitas akademika menjadi pembelajar yang mandiri agar
mampu melakukan knowledge management yaitu menumbuhkan, mengelola
pengetahuan.

2.1.11 Prototype
Prototipe merupakan bentuk blueprint awal dari sebuah entitas. Pada
pengembangan sistem terjadi keadaan yaitu pengguna sistem sebenarnya telah
mendefinisikan secara umum perangkat lunaknya serta belum mendefinisikan
secara rinci masukan, proses dan juga keluaran. Sementara itu pengembangan
tidak jarang menghadapi keraguan mengenai efektifitas, efisiensi dan kualitas
algoritma yang sedang dibangun, kemampuan adaptasi sistem terhadap sistem
operasinya atau tampilan yang sedang dirancangnya.Menurut Ladjamudin (2006)
menjelaskan bahwa prototype adalah implementasi bagian dari produk software
yang secara typical fungsinya dibatasi, realibilitas rendah, tampilannya miskin dan
kurang ketegasan.

2.1.12 Metode User Acceptance Test (UAT)


Di dalam buku Fatta yang berjudul Analisis dan Perancangan Sistem
Informasi : Untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern
mengemukakan bahwa “User Acceptance Testing adalah sistem yang memiliki
pemahaman tentang sistem informasi dengan tingkat yang berbeda, maka
seberapa jauh pengguna akhir dapat memahami dan menerima sistem harus diuji”
(Fatta, 2007, hal. 174).

22
23

User Acceptance Test dilakukan untuk dapat menjamin bahwa sistem


dapat memenuhi kebutuhan dari sebuah organisasi. Berikut ini adalah tahap-
tahapan di dalam user acceptance test diantaranya (Fatta, 2007, hal 174) :
1. Alpha Testing
Pengujian ini dilakukan oleh pengguna untuk menjamin bahwa mereka
menerima sistem, test dilakukan dengan menggunakan data tes. Tes ini
adalah simulasi dari penggunaan sistem oleh pengguna akhir dari sistem
yang sebenarnya, tetapi dilakukan dengan data yang relatif sedikit dan
dilakukan di Laboratorium. Test ini bertujuan untuk melihat kemudahan di
dalam penggunaan perangkat lunak dan pengguna akhir.
2. Beta Testing
Pengujian ini tidak dapat menggambarkan volume data yang sebenarnya
yang harus diproses oleh sistem, sehingga perlu adanya pengujian dengan
menggunakan data riil dan bukan data tes. Pengguna dapat mengontrol,
mengetahui dan memonitor kesalahan yang terjadi dan perbaikan yang
dibutuhkan. Beta testing menentukan apakah sistem akan diterima atau
harus dirancang ulang.
Dari definisi diatas maka alpha testing dilakukan dengan tujuan perangkat
lunak yang digunakan dengan sebagaimana mestinya oleh pengembang perangkat
lunak tetap mengawasi apabila terjadi kesalahan, dan test dilakukan di dalam
lingkungan yang terkontrol. Dan untuk beta testing, pihak pengembang tidak
berada bersama para pengguna akhir. Test ini dilakukan di dalam lingkungan yang
tidak terkontrol oleh pihak pengembang.
Dapat disimpulkan, user acceptance test merupakan test yang dilakukan
oleh pengguna dari sebuah sistem yang bertujuan menganalisa apakah sistem itu
telah berjalan dengan baik atau tidak dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.

2.1.13 Konsep Dasar Teknik Purpose Sampling


Penyampelan merupakan proses pemilihan sejumlah elemen dari populasi
sehingga dengan mempelajari sampel, memahami karakteristik subjek sampel,
generalisasi karakteristik elemen populasi menjadi mungkin (Sudaryono, 2015).

23
24

Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat


beberapa teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability
Sampling. Metode Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi simple random sampling,
proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random,
sampling area (cluster) sampling (sampling menurut daerah). Sedangkan untuk
nonprobability sampling meliputi teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis, kuota,
aksidental, purposive, jenuh, snowball.
Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel
adalah menggunakan purposive sampling. Teknik ini merupakan salah satu teknik
yang sering digunakan dalam penelitian. Purposive sampling juga disebut
judgmental yang berdasarkan penilaian peneliti mengenai siapa saja yang pantas
dijadikan sampel. Di dalam purposive sampling, peneliti menentukan sendiri
sampel yang diambil karena ada pertimbangan tertentu, Jadi sampel tidak diambil
secara acak, namun peneliti menentukan sendiri. Kelebihan dari purposive
sampling adalah cara ini relatif mudah dan murah dalam dilaksanakan, sampel
dipilih adalah individu yang menurut pertimbangan penelitian dapat didekati.
Jadi untuk menggunakan purposive sampling, peneliti langsung menuju ke
tempat penelitian dan bila ukuran sampel sangat kecil atau kurang dari 20.

2.2 Tinjauan Studi


Tinjauan studi berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain
yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian.
Uraian dalam tinjauan studi ini diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran
yang jelas tentang pemecahan masalah yang sudah diuraikan dalam sebelumnya
pada perumusan masalah. Tinjauan studi berisi ulasan, rangkuman, dan pemikiran
penulis tentang beberapa sumber pustaka (dapat berupa artikel, buku, slide,

24
25

informasi dari internet, dan lain-lain) tentang topik yang dibahas. Hasil-hasil
penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain dapat juga dimasukkan sebagai
pembanding dari hasil penelitian yang akan dicobakan disini. Semua pernyataan
dan/atau hasil penelitian yang bukan berasal dari penulis harus disebutkan
sumbernya, dan tatacara mengacu sumber pustaka mengikuti kaidah yang
ditetapkan. Suatu literatur review yang baik haruslah bersifat relevan dan
memadai. Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang memiliki pembahasan
yang sama dengan penelitian yang akan penulis bahas, antara lain:

2.2.1 Tinjauan Studi Penelitian Santoro Gabriele dan Demetris Vrontis


(Santoro dan Vrontis, 2017).
Penelitian ini berjudul “The Internet of Things : Building a Knowledge
Management System For Open Innovation and Knowledge Management Capacity.
Permasalahan pada penelitian ini adalah konsep Internet of things dianggap
sebagai rangkaian teknologi digital yang menggangu, mempengaruhi kehidupan
sehari – hari kedua individu dan bisnis. Hal yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah mengembangkan model konseptual, mengusulkan agar perusahaan dapat
mengeksploitasi IOT dengan pengembangan, implementasi dan pelestarian KMS
yang melibatkan TIK dan eksplorasi sumber pengetahuan eksternal yang
diterjemahkan ke dalam kinerja inovasi yang lebih tinggi. Pengujian hipotesis
dengan pemodelan persamaan struktural (SEM), melakukan survei ke perusahaan
dan kuesioner di distribusikan ke 689 perusahaan yang berbeda sektor. Hasil dari
penelitian ini adalah Knowledge Management System membantu menciptakan
ekosistem yang terbuka dan kolaboratif dalam meningkatkan internal dan arus
pengetahuan eksternal. Knowledge Management System membantu dalam
menyimpan dan menggabungkan pengetahuan eksplisit dan tacit. Fenomena IOT,
dimana jaringan konektivitas memungkinkan individu dan organisasi dari
berbagai sektor untuk mengumpulkan dan menukar data. IOT terbukti diterima
untuk meningkatkan potensi untuk mengubah cara bisnis dan menggunakan data,
selain itu memiliki kemampuan mengubah informasi menjadi pengetahuan dan hal
ini adalah sesuatu yang abadi.

25
26

2.2.2 Tinjauan Studi Penelitian Dave Yates dan Scott Paquette (Yates dan
Paquette, 2016).
Penelitian ini berjudul “Emergency knowledge management and social media
technologies : A case study of the 2010 Haitian earthquake. Permasalahan pada
penelitian ini adalah sistem manajemen pengetahuan tradisional tidak
dikonfigurasikan secara optimal untuk mendukung pemerintah, organisasi
bantuan, bisnis dan individu saat menanggapi bencana alam seperti gempa Haiti
2010. Akibat dari sedikitnya ketersediaan pengetahuan yaitu sedikit informasi
yang tersedia untuk dibuat keputusan yang diinformasikan dan pengambilan
keputusan yang dilakukan secara terkompres dengan waktu karena respon yang
lebih cepat dari biasanya diperlukan untuk menstabilkan situasi yang berbahaya,
mencegah kerugian lebih lanjut dan memulai rekonstruksi. Menggunakan media
social, wiki, Microsoft sharepoint. Hasil dari penelitian ini adalah sistem
sharepoint mampu membentang batas semantic (arti atau makna yang terkandung
pada bahasa, kode atau jenis representasi lain) melalui menerjemahkan
pengetahuan atau mengubahnya menjadi bentuk yang bisa dimengerti. Batas
pragmatis terbentang melalui kemampuan media sosial untuk mentransformasikan
pengetahuan. Sistem shift 12 jam dipertahankan dengan kemampuan pengguna
sharepoint untuk mengubah pengetahuan yang telah dikumpulkan dan
dimanfaatkan. Pengetahuan baru akan memenuhi kebutuhan shift selanjutnya.
Pengguna mengubah struktur pengetahuan di share point sistem melalui
penambahan komentar lintas instansi. Pendekatan ini untuk mentransfer,
menerjemahkan, dan mengubah pengetahuan dilakukan secara perputaran atau
mode pengulangan (iterative). Dengan proses ini, individu menjadi lebih mahir
dalam menciptakan pengetahuan umum melintasi batas – batas dan menilai
pengetahuan masing masing. Sharepoint mengaktifkan kemampuan iterative
melalui pembentukan struktur situs sederhana yang mudah dikelola dan mudah
beradaptasi untuk perubahan lingkungan. Sistem tidak membatasi kemampuan
pengguna untuk menyusun pengetahuan.

26
27

2.2.3 Tinjauan Studi Penelitian William R.King dan Peter V Marks Jr


(King dan Marks, 2008).
Penelitian ini berjudul “motivating knowledge sharing through a knowledge
management system. Penelitian ini membahas mengenai 2 faktor utama yang
mempengaruhi perilaku individu yang berkontribusi pengetahuan ke KMS.
Bagaimana cara terbaik memotivasi individu untuk menyumbangkan pengetahuan
mereka pada KMS? Penelitian ini berfokus pada individu yang berpotensi
knowledge sharer (seseorang yang aktif, sengaja dan dengan senang hati
memberikan informasi kepada orang lain) dan potensi efeknya kepada 2
pendekatan motivasi – kontrol pengawasan dan dukungan organisasi yang
dirasakan – pada berbagi pengetahuan tingkah laku. Hasil dinilai berdasarkan
persyaratan frekuensi kontribusi pengetahuan yang diberikan kepada sistem dan
usaha individu yang ingin diusahakan berbagi pengetahuan yang dipercaya akan
menguntungkan organisasi. Instrumen Survei divalidasi melalui pretest dengan
menggunakan 9 siswa doktoral dan pilot test dengan sample 30 peserta
oraganisasi yang tidak termasuk dalam kerangka sampel untuk pengumpulan data
selanjutnya. Pilot test sendri dilakukan untuk memverifikasi komponen sistem
atau memverifikasi fungsi utama sistem dan pengujian ini dilakukan persis antara
UAT dan Produksi. Dalam pengujian Pilot test, kelompok pengguna terakhir
mencoba sistem yang sedang diuji dan memberikan umpan balik sebelum sistem
digunakan, Pilot test membantu deteksi dini bug pada sistem. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa pengendalian pengawasan memiliki dampak paling
menonjol pada sharing knowledge.
Dari hasil penelitian tersebut, KMS menjadi faktor dalam mempercepat
penyelesaian waktu penyelesaian masalah dalam suatu kondisi tertentu. Berikut
rangkuman berbentuk Tabel II-2 yang penulis paparkan sebelumnya terkait
Tinjauan Studi, antara lain :

27
1

Tabel II - 2 Ringkasan Tinjauan Studi

Penulis/ Judul Masalah dalam Metode Pemecahan Masalah Hasil Penelitian


Tahun Penelitian Penelitian
Santoro, dan The Internet of Things : Knowledge konsep Internet of things Hasil dari penelitian ini adalah
Demetris , 2017 Building a Knowledge Management System dianggap sebagai rangkaian Knowledge Management System
Management System For dengan Pemodelan teknologi digital yang membantu menciptakan ekosistem
Open Innovation and persamaan structural menggangu, mempengaruhi yang terbuka dan kolaboratif dalam
Knowledge Management (SEM) kehidupan sehari – hari kedua meningkatkan internal dan arus
Capacity. individu dan bisnis. pengetahuan eksternal. KMS
membantu dalam menyimpan dan
menggabungkan pengetahuan eksplisit
dan tacit. IOT terbukti diterima untuk
meningkatkan potensi untuk mengubah
cara bisnis dan menggunakan data,
selain itu memiliki kemampuan
mengubah informasi menjadi
pengetahuan .
Yates dan Emergency knowledge Knowledge Sistem manajemen pengetahuan Sistem sharepoint mampu
Paquette, 2011 management and social management dengan tradisional tidak membentang batas semantic melalui
technologies : A case study media sosial, wiki, dikonfigurasikan secara optimal menerjemahkan pengetahuan atau
of the 2010 Haitian Microsoft sharepoint untuk mendukung pemerintah, mengubahnya menjadi bentuk yang
earthquake melalui pengalaman organisasi bantuan, bisnis dan bisa dimengerti. Sharepoint untuk
dan pengamatan. individu saat menanggapi mengubah pengetahuan yang telah
bencana alam , sistem dikumpulkan dan dimanfaatkan.
komunikasi dan informasi tidak Pengguna mengubah struktur
tersedia dan mengalami pengetahuan di share point sistem
degradasi melalui penambahan komentar lintas
instansi. Pendekatan ini untuk
mentransfer, menerjemahkan, dan
mengubah pengetahuan dilakukan
secara perputaran atau mode
pengulangan (iterative). Dengan
proses ini, individu menjadi lebih
mahir dalam menciptakan pengetahuan
umum melintasi batas – batas dan

1
2

menilai pengetahuan masing masing.


Sharepoint mengaktifkan kemampuan
iterative melalui pembentukan struktur
situs sederhana yang mudah dikelola
dan mudah beradaptasi untuk
perubahan lingkungan.
King dan Marks , Motivating knowledge Knowledge Memotivasi individu untuk Hasil dari penelitian ini menunjukkan
2008 sharing through a management System, menyumbangkan pengetahuan bahwa pengendalian pengawasan
knowledge management Pilot Test dan UAT mereka. Control pengawasan memiliki dampak paling menonjol
system (User Acceptance Test) dan organisasi pada sharing knowledge.

2
1

Berdasarkan ringkasan tinjauan studi, maka penulis mengidentifikasikan isu


yang menjadi pembeda dalam penelitian ini, yaitu:
1. Proses pendekatan model SECI.
2. Obyek penelitian kali ini adalah STMIK Widuri, yaitu perguruan tinggi yang
rutinitasnya dengan proses pengembangan pendidikan.
3. Output yang dihasilkan berupa aplikasi prototipe KMS web based.
4. Pengujian kualitas aplikasi prototipe ini menggunakan metode User
Acceptance Test (UAT) yang diuji langsung oleh para responden di STMIK
Widuri.

2.3 Tinjauan Objek Penelitian


Pada sub bab ini, penulis akan menjelaskan secara singkat berupa profil
perguruan tinggi, aspek sistem, aspek brainware, aspek hardware dan software,
dan aspek produk.

2.3.1 Profil Singkat Organisasi


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Widuri,
yang secara resmi berdiri pada 2 Januari 2002, berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No : 08/D/O/2002, merupakan
pengembangan dari Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK)
Widuri yang didirikan pada 1 Juni 1992 berdasarkan Surat Keputusan Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi No : 204/DIKTI/Kep/1992.
STMIK Widuri yang beralamatkan di Jalan Palmerah Barat No. 353,
Jakarta Selatan dikelola dibawah Yayasan Pendidikan Pekerjaan Sosial Kristen
(YPPSK). YPPSK merupakan yayasan yang didirikan berdasarkan Akta Notaris
Eliza Pondaag Nomor 48 tanggal 28 September 1970. Dan selanjutnya berubah
menjadi Yayasan Pendidikan Pekerja Sosial Dian Agape sesuai dengan Akta
Notaris Ny. Anne Meyanne Alwie, SH. Nomor 2 tanggal 13 Juni 2013 dan surat
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Direktorat
Jendral Administrasi Hukum Umum, nomor AHU-AH.01.06-177 tertanggal 5
Maret 2014.

1
2

Adapun Visi dan Misi STMIK Widuri adalah sebagai berikut:


VISI :
Pada tahun 2018 menjadi perguruan tinggi yang mampu bersaing di
bidang penyelenggaraan pendidikan teknologi informasi dan berjiwa
kewirausahaan di DKI Jakarta.
MISI :
1. Menyelenggarakan pendidikan dalam bidang teknologi informasi dan
berjiwa kewirausahaan.
2. Menyelenggarakan penelitian dalam bidang teknologi informasi dan
berjiwa kewirausahaan.
3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat dalam bidang teknologi
informasi dan berjiwa kewirausahaan.
4. Menyelenggarakan kerjasama dalam bidang teknologi informasi dan
berjiwa kewirausahaan.

2.3.2 Susunan Organisasi


Dalam struktur organisasi Sekolah Tinggi Manjemen Informatika dan
Komputer (STMIK) Widuri tediri dari senat sekolah tinggi, ketua, kepala SPMI,
pembantu ketua 1, pembantu ketua II, pembantu III, kepala LPPM, kepala prodi
Teknik Informatika, kepala prodi Sistem Informasi, kepala biro administrasi dan
akademik, kepala perpustakaan, kepala PUSKOM, kepala subag umum, kepala
subag keuangan, kepala subag kepegawaian, sekretaris SPMI, sekretaris LP3M,

2
1

Sekretaris jurusan, bagian alumni, bagian PMB, bagian PTC dan BEM.

Gambar III – 3 Struktur Organisasi STMIK Widuri

2.3.4 Aspek Sistem


Aspek Sistem tinjauan obyek penelitian dari aspek sistem yang
menunjukkan komponen yang terdapat di obyek penelitian. Sumber tersebut
diantaranya: brainware, hardware dan software,sistem.

2.3.4.1 Aspek Brainware


Aspek Brainware dalam penelitian ini, yaitu dosen yang berada di
manajemen proyek STMIK Widuri. Semua orang yang terlibat dalam proses
transfer knowledge memiliki latar belakang pendidikan yang relevan dengan
tugasnya dan juga dibekali dengan berbagai pengetahuan. Namun terbatasnya
SDM yang tersedia serta tidak adanya sebuah tempat yang dapat menjembatani
knowledge tersebut.

1
2

2.3.4.2 Aspek Hardware dan Software


Hardware merupakan sarana dan prasarana untuk mendukung kelancaran
pelaksanaan kegiatan yang ada di STMIK Widuri. Berdasarkan hasil observasi, 1
unit komputer Server SIAKAD yang ada mempunyai prosesor Intel Pentium
Core i3, Memory 4 GB, Harddisk 500 GB dan Build Up Rainer dan untuk 1 unit
Komputer Server Thin Client menggunakan Processor Intel LGA Core i7 950 3.07
Ghz, Memory 24 GB dan DDR 500 GB serta Windows Multi Point Server 2011.
Sedangkan untuk para staff 6 unit komputer dengan Processor Intel Core 2 Duo
2.93 Ghz serta Windows 7 Pro ditambah dengan infrastruktur jaringan LAN dan
internet.

2.3.4.3 Aspek Sistem


STMIK Widuri telah memiliki sistem akademik yang dibangun
menggunakan php, namun untuk proses berbagi pengetahuan mengenai jenjang
jabatan akademik belum berjalan dengan optimal, media untuk berbagi
pengetahuan juga belum tersedia. Saat ini untuk mendapatkan informasi
mengenai jabatan akademik dosen masih dengan cara berkomunikasi lewat
telephone, bertatap muka dan menggunakan aplikasi whatapps. Dan ada beberapa
kendala pada berbagi pengetahuan seperti :
a. Dalam tahap menyebarkan informasi tidak terdistribusi ke seluruh dosen
karena ketika melakukan rapat dosen, tidak semua dosen hadir ketika rapat
dosen dilaksanakan.Dosen juga tidak aktif untuk mencari informasi mengenai
jabatan akademik.
b. Berbagi pengetahuan dilakukan hanya diantara beberapa dosen saja, yang
memang saling mengenal atau sering bertemu.

2.4 Kerangka Konsep Penelitian


Merujuk pada identifikasi masalah, tujuan penelitian, kajian teori dan studi
dari penelitian sebelumnya, maka didefinisikan untuk dibangun kerangka konsep
penelitian dengan diagram sebagai berikut:

2
1

KONDISI AWAL
1. Dosen tidak aktif melaporkan kegiatan Tri Dharma dikarenakan minim informasi yang
dimiliki dosen dalam hal mengurus jabatan akademik.
2. Belum tersedianya media yang memfasilitasi dalam hal berbagi pengetahuan dan pengalaman
untuk pengurusan jabatan dosen sehingga dalam proses untuk meningkatkan jenjang jabatan
akademik dosen menjadi terhambat dan berdampak pada career path dosen tidak mengalami
peningkatan.

METODE Model KMS,


RUMUSAN MASALAH System
PENELITIAN
1. Bagaimana model KMS untuk Requirement,
membantu jenjang akademik dosen? SECI Model Design,
2. Bagaimana prototipe KMS untuk dengan metode Metode
membantu mengelola pengetahuan Wawancara, Prototype
yang terkait jenjang akademik Observasi,
dosen? Studi Pustaka
3. Bagaimana hasil pengujian prototipe
KMS?

Prototipe
Knowledge
RUMUSAN HASIL YANG Management
DIHARAPKAN Pengujian dengan
System
Mendukung penciptaan, UAT
pemindahan dan penerapan aplikasi
KMS agar dapat membantu
meningkatkan jenjang jabatan
akademik dosen

Gambar II - 4 Kerangka Konsep Penelitian

Gambar diatas dapat digaris bawahi bahwa kondisi awal menggambarkan


permasalahan yang ada masing-masing memiliki efek dampak buruk pada tidak
terorganisirnya ilmu pengetahuan didalam manajemen perguruan tinggi dan juga
beberapa permasalahan yang kerap terjadi untuk digunakan sebagai obyek
penelitian.

Kemudian setelah kondisi awal teridentifikasi, dibuatlah rumusan masalah


dari permasalahan tersebut. Untuk menjawab rumusan masalah, digunakan
beberapa metodologi penelitian berupa model SECI dengan tahap wawancara,

1
2

observasi dan studi pustaka sehingga menghasilkan sistem requirement dan


keluaran desain dan berdampak hadirnya knowledge management system.
Kemudian dimasukkan berupa aplikasi prototipe KMS yang menjadi solusi pada
akar permasalahan yang ada sehingga diharapkan dapat digunakan pada proses
berjalannya manajemen transfer knowledge agar hasil dari pelaksanaan tersebut
dapat mendukung penciptaan, pemindahan dan penerapan prototipe KMS dan
membantu meningkatkan jenjang jabatan akademik dosen STMIK Widuri.

2.5 Hipotesis
Berdasarkan kerangka konsep yang telah penulis jabarkan diatas, maka
dirumuskan beberapa hipotesis sementara (temporary answer) dengan pernyataan
adalah sebagai berikut :
1. Diduga bahwa perancangan model KMS untuk membantu dalam
kebutuhan para dosen di STMIK Widuri adalah model SECI sebagai dasar
pendukung penyusunan requirement pada sistem yang akan
dikembangkan.
2. Diduga bahwa perancangan prototipe KMS ini dapat diterapkan dengan
menggunakan metode prototipe dengan berbasis web.
3. Diduga bahwa pengujian prototipe KMS ini dengan menggunakan User
Acceptance Test (UAT) dapat diterima dengan baik.

2
1

BAB III
METODOLOGI DAN RANCANGAN PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif. Dengan
menggunakan penelitian kualitatif, peneliti dapat melihat obyek yang akan diteliti.
Peneliti mendekrispsikan apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan apa yang
ditanyakan, sehingga di dalam mengumpulkan data terjadi interaksi antara peneliti
dengan sumber data. Peneliti dilakukan di Perguruan Tinggi STMIK Widuri
Jakarta. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara terhadap
narasumber, observasi langsung dan studi pustaka untuk merancang model
knowledge management system yang relevan. Untuk tahap pengujian sistem,
metode user acceptance test digunakan unutk mengetahui apakah sistem yang
dirancang dapat diterima dengan baik atau tidak oleh user.

3.2 Metode Pemilihan Sampel


Dalam metode pemilihan sampel, pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan beberapa cara, antara lain observasi lapangan, dan wawancara.
Penelitian ini dilakukan terbatas pada ruang lingkup di STMIK Widuri dengan
mengambil 12 responden untuk pengumpulan data dengan wawancara
berdasarkan perhitungan pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling
dan untuk pengujian menggunakan UAT. Responden yang dilibatkan adalah
dosen tetap baik yang sudah memiliki jabatan akademik maupun yang belum.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan studi literatur yang
bersumber dari jurnal, buku, tesis dan website yang berkaitan dengan KMS dan
metode yang digunakan. Dengan melakukan ini, akan mendapatkan data atau fakta
yang bersifat teoritis yang berhubungan dengan penelitian sebagai bahan referensi.
Adapun medode pengumpulan data diantaranya yang digunakan oleh penulis adalah
sebagai berikut:

1
2

a. Metode Studi Pustaka


Metode pengumpulan data yang diperoleh dengan melalui studi
kepustakaan, literature, jurnal, dan bahan lain yang masih terkait dengan
penelitian untuk mendapatkan data yang bersifat teoritis.
b. Metode Observasi
Untuk penelitian ini menggunakan teknik observasi terstruktur dengan
menyiapkan daftar kebutuhan data dan sumber data. Proses observasi dilakukan
untuk mempelajari dokumen, tujuan dan struktur organisasi, proses bisnis,
ketersediaan infrastruktur teknologi, dan kebijakan teknologi informasi yang telah
ada.
c. Metode Wawancara
Dalam penelitan dilakukan wawancara dengan pihak – pihak yang terkait
dengan penelitian. Teknik wawancara dilakukan dengan wawancara berstruktur.
Dimana ketika melakukan wawancara tersebut peneliti telah menyiapkan daftar
pertanyaan yang berkaitan dengan jabatan akademik ke semua pihak yang terkait.
Responden dalam wawancara ini adalah Kepala SPMI, Puket I, Kaprodi, Sekjur
dan dosen. Pertanyaan – pertanyaan ini untuk mendapatkan data yang terkait
dengan sistem yang sedang berjalan saat ini, kebutuhan sistem, dan pengguna
untuk sistem yang akan dikembangkan. Dari metode pengumpulan data, penulis
dapat melanjutkan ke tahapan instrumentasi.

3.4 Instrumentasi
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan
data menggunakan beberapa instrumen. Adapun instrumen yang digunakan
sebagai berikut:
1. Instrumen untuk pengumpulan data dengan metode wawancara adalah
penulis sendiri yang melakukan wawancara terhadap tenaga pengajar tetap
yang berada di STMIK Widuri.
2. Instrumen untuk pengumpulan data dengan metode observasi adalah
penulis langsung melakukan pengamatan di STMIK Widuri.

2
3

3. Instrumen untuk pengumpulan data dengan metode studi pustaka,


instrumen ini mempelajari literatur tentang konsep dasar KMS dan hal-hal
lain yang terkait dengan penelitian.
4. Instrumen observasi bersifat terbuka dilakukan berupa pengamatan
langsung di STMIK Widuri.
5. Instrumen untuk pengumpulan data hasil pengujian adalah tahap UAT
yang akan diisi kembali oleh responden di STMIK Widuri.

3.5 Teknik Analisis, Rancangan dan Pengujian Sistem


Dalam penelitian ini, penulis melalui beberapa tahapan seperti teknis analisis,
teknik perancangan dan pengujian sistem, berikut penjabarannya.

3.5.1 Teknik Analisis


Dari beberapa metode pengembangan KMS yang ada saat ini, penulis
lebih memilih menggunakan metode SECI dengan teknik pengumpulan data dan
obyek penelitian yang digunakan dalam membangun sistem KMS dalam
mendapatkan informasi lalu kemudian diterjemahkan kedalam kebutuhan teknis
dalam pengembangan aplikasi prototipe KMS.
Setelah pengetahuan dipetakan dengan SECI, kemudian penulis
melakukan pengujian aplikasi prototipe KMS dengan cara User Acceptance Test
(UAT) untuk mendapatkan hasil pengujian yang sudah sesuai kebutuhan atau
belum.

3.5.2 Teknik Perancangan Sistem


Teknik perancangan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan metode prototype sebagai pengembangan sistem yang sesuai dengan
pendekatan berorientasi objek dengan bantuan tools Unified Modeling Language
(UML) dalam membangun rancangan sistem. Beberapa rancangan sistem yang
akan dibuat untuk menunjang prototipe KMS ini adalah sebagai berikut:
1. Perancangan spesifikasi sistem yang dimodelkan dengan Usecase
Diagram, Activity Diagram, dan Class Diagram.

3
4

2. Perancangan antar muka pengguna meliputi perancangan form interface.

3.5.3 Teknik Pengujian Sistem


Dalam teknik pengujian sistem, penulis melakukan tahap pengujian
dengan metode User Acceptance Test (UAT) untuk menguji prototipe KMS yang
akan dibangun.
Pengujian UAT akan dilaksanakan setelah prototipe KMS selesai dibuat,
kemudian akan dipilih beberapa responden dalam pengujian ini. Hasil dari
pengujian ini akan menentukan apakah prototipe KMS yang dibuat sudah
memenuhi kebutuhan atau masih jauh dari kata cukup. Kemudian hasil ini juga
akan digunakan sebagai pertimbangan oleh pengambil keputusan di STMIK
Widuri apakah prototipe ini layak untuk dikembangkan secara lengkap sehingga
dapat digunakan oleh para dosen sesuai dengan kebutuhannya.

3.6 Langkah-langkah Penelitian


Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada gambar III-5 sebagai
berikut:

Gambar III – 5 Langkah – Langkah Penelitian

4
5

Penelitian dimulai dengan proses identifikasi masalah. Pada tahap ini


penulis mengidentifikasi masalah yang ada disekitar lingkungan STMIK Widuri,
Kemudian melakukan merumusan masalah dilanjutkan pada tahapan
pengumpulan data. Di tahapan ini pengumpulan data dilakukan dengan cara
wawancara terhadap bagian yang terkait dengan obyek penelitian dan melakukan
observasi atau melakukan pengamatan langsung terhadap proses bisnis yang ada
di obyek penelitian, kemudian mempelajari studi pustaka yang berhubungan
dengan jabatan akademik dengan pihak-pihak yang terkait. Selanjutnya tahapan
analisa kebutuhan dan perancangan model KMS, pada tahap analisa model KMS
dilakukan analisa untuk mengetahui kebutuhan pengguna, tahap ini menganalisa
kebutuhan pengguna lalu hasil dari analisa akan dirancang dan dibuatkan model
untuk jabatan akademik. Setelah melakukan analisa kemudian dilakukan
perancangan model. Model diolah dan dijadikan dasar dalam membuat merancang
prototype sistem. Kemudian tahapan pembuatan prototype KMS meliputi
perancangan spesifikasi sistem, perancangan database, perancangan user
interface, dan perancangan infrastructure. Dan pada tahap pengujian akan
menggunakan user acceptance test, tahap ini menguji apakah sudah sesuai dengan
yang dibutuhkan.

3.7 Jadwal Penelitian


Penelitian ini telah dilakukan sejak pekan pertama bulan Juli 2017 sampai
dengan pekan terakhir bulan Desember 2017. Berikut gambaran tabel III-3.

5
6

Tabel III-3 Jadwal penelitian


Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan
No Kegiatan Ke 1 Ke 2 Ke 3 Ke 4 Ke 5 Ke 6

1 Pemilihan dan penentuan Topik Penelitian

2 Perumusan Masalah Penelitian

3 Penyusunan Studi Literatur

4 Studi Penelitian Terkait


5 Analisa dan Perancangan Sistem
6 Pembuatan prototype

7 Pengujian Sistem dan Analisis Data

8 Penarikan Kesimpulan dan Saran

9 Pembuatan Paper

6
1

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Data dan Hasil Observasi


Berdasarkan data-data yang telah terkumpul dan teknik analisa penelitian,
maka penulis menganalisa data tersebut untuk dijadikan ke sebuah model
prototipe knowledge management system, maka langkah-langkah yang
didefinisikan diawal adalah karakteristik dari responden. Dari data yang didapat,
karakteristik responden dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel IV-4 Profil Responden
Karakteristik Berdasarkan Keterangan Jumlah % dari 12 orang
Laki – Laki 8 67%
Jenis Kelamin
Perempuan 4 33%
1 – 4 tahun 6 50%
Lama Mengajar 5 – 10 tahun 2 17%
11–15 tahun 4 33%
30 – 39 6 50%
Usia 40 – 49 4 33%
50 – 55 2 17%
Asisten Ahli 3 25%
Jabatan Akademik Lektor 2 17%
Tanpa Jabatan 7 58%

Karateristik responden dilihat berdasarkan jenis kelamin, usia dan


pendidikan terakhir. Responden dengan jenis kelamin laki – laki berjumlah 8
orang dan nilai persentase sebesar 67%. Karakteristik responden diatas
menunjukkan bahwa dosen di STMIK Widuri didominasi oleh jenis kelamin laki
– laki. Ditinjau dari karakteristik lama mengajar responden, diketahui bahwa
mayoritas responden adalah telah lama mengajar selama 1 – 4 tahun dengan
jumlah 6 orang dengan nilai persentase sebesar 50%. Dan ditinjau dari usia
sebagian besar responden berusia 30 – 39 tahun berjumlah 6 orang dengan
persentase 50 %, usia 40 – 49 tahun berjumlah 4 orang dengan persentase 33%
dan usia 50 – 55 tahun berjumlah 2 orang dengan persentase sebesar 17%.
Ditinjau dari karakteristik jabatan akademik didominasi oleh tenaga pengajar yang
tidak memiliki jabatan akademik dengan nilai persentase sebesar 58%, lalu

1
2

responden yang memiliki jabatan akademik asisten ahli berjumlah 3 orang dengan
presentasi 25 % dan lektor berjumlah 2 orang dengan presentase sebesar 17%.
Setelah menentukan karakteristik responden maka penulis melanjutkan
penelitian ini ke tahap analisa hasil observasi.

4.1.1 Analisis Hasil Observasi


Pada tahap awal pengumpulan data berupa hasil observasi, penulis
melakukan pengamatan langsung dan mendapatkan data-data pendukung berupa
hasil observasi, daftar tabel jenjang karir dosen yang dapat dijadikan sumber guna
mendapatkan gambaran yang lebih komperhensif.

4.1.2 Analisis Sistem yang Berjalan


Pada tahapan analisis sistem yang berjalan dilakukan sebuah analisa
terhadap kondisi dari proses atau kegiatan pada STMIK Widuri. Berdasarkan
hasil wawancara dan observasi, diperoleh data dan dokumen yang terkait pada
proses jabatan akademik. Dari hasil analisis ini akan menentukan langkah yang
akan dilakukan selanjutnya dalam mengembangkan knowledge management
untuk menunjang pencapaian jabatan akademik agar kualitas dosen dapat
terpantau dengan baik.
Dari hasil pengamatan dan analisa proses bisnis saat ini dimulai dari
dosen mengumpulkan berkas untuk melengkapi beban kerja yang sesuai dengan
ketentuan dan pengalaman dari dosen lain. Pada tahapan ini dosen yang akan
mengurus jabatan akademik sering kali bingung mengenai apa saja yang harus
dilengkapi dan apa yang harus dilakukan, hal ini dikarenakan minimnya
informasi yang diketahui, pihak perguruan tinggi juga tidak melakukan
sosialisasi kepada para dosen mengenai pengurusan jabatan akademik. Karena
minimnya informasi yang diberikan dan yang diketahui, dosen melakukan
penilaian sendiri mengenai kinerjanya selama mengajar, padahal penilaian dosen
seharusnya dilakukan oleh pihak perguruan tinggi.
Berdasarkan hasil observasi, diketahui bahwa evaluasi terhadap penilaian
kinerja dosen didapat dari kuisoner yang diisi oleh mahasiswa saja, sedangkan

2
3

untuk penilaian kinerja dosen meliputi banyak unsur. Hasil dari Kuisoner
mahasiswa untuk penilaian dosen yang telah di isi tidak diolah kembali oleh
perguruan tinggi untuk menjadi referensi selanjut dan kuisoner dilakukan karena
rutinitas ketika menjelang pelaksanaan ujian akhir semester. Pada langkah
selanjutnya setelah dosen yang bersangkutan melakukan penilaian sendiri atas
prestasi kerjanya dengan mengisi angka kredit ke dalam Dupak (Daftar Pengusul
Penetapan Angka Kredit).
Setelah berkas siap, dosen mengajukan surat pengantar dari pimpinan
STMIK Widuri, pengajuan surat pengantar diberikan ke sekjur untuk disetujui
oleh pimpinan. Pada tahap ini baik itu dari Sekjur dan pimpinan tidak
melakukan pemeriksaaan lebih lanjut perihal kinerja dosen yang akan mengurus
jabatan akademik. Hal ini dikarenakan pihak perguruan tinggi tidak pernah
melakukan penilaian mengenai kinerja dosen, dan otomatis tidak memiliki data
yang terkait dengan kinerja dosen. Setelah pimpinan menerima mengajukan
tersebut dan menyetujuinya, surat pengantar dikembalikan ke Sekjur untuk
diberikan ke dosen yang bersangkutan. Dosen menerima surat pengantar yang
telah disetujui oleh pimpinan perguruan tinggi, dan kemudian dosen mengajukan
berkas yang terkait dengan pengurusan jabatan akademik dan Dupak untuk
diberikan ke kopertis untuk penetapan PAK (Penetapan Angka Kredit).

Gambar IV – 6 Analisa Sistem


3 Berjalan
4

4.1.3 Analisis Hasil Wawancara


Pada tahap awal pengumpulan data di obyek penelitian, penulis melakukan
sebuah wawancara singkat untuk mendapatkan gambaran yang lebih
komperhensif. Wawancara ini dilakukan terhadap dosen yang menjadi sumber
bahan referensi pada tahapan penelitian selanjutnya. Berikut rangkuman dari
narasumber tersebut:
Tabel IV- 5 Analisa Hasil Wawancara
No Pertanyaan Hasil Rangkuman Wawancara terhadap Dosen
1. Bagaimana proses berbagi Menggunakan rapat, pelatihan dan whatapps
pengetahuan untuk menunjang
jabatan akademik yang dijalankan
saat ini di STMIK Widuri ?
2. Apakah dalam berbagi pengetahuan Dapat memberikan informasi tapi belum begitu
saat ini dapat memberikan informasi dirasakan manfaatnya.
yang berkaitan dengan jabatan
akademik ?
3. Apa harapan dalam pengembangan Tersedianya storage untuk penyimpanan data
sistem manajemen pengetahuan ini ? knowledge dosen, dosen dapat mengetahui
informasi jabatan akademik dengan cepat.
4. Laporan dan analisa apa saja yang Dosen dapat dengan mudah berbagi
paling dibutuhkan dari pengetahuan, adanya dokumentasi yang dibuat
pengembangan sistem ini ? digital agar dapat diakses oleh dosen.
5. Proses apa yang ingin dimasukkan Tersedianya menu untuk memasukkan data,
dalam pengembangan sistem ini ? menyimpan, searching, mencetak dan dapat
mengunduh dokumen yang diperlukan, forum
untuk berkomunikasi.
6. Apakah perlu sistem ini dapat diakses Ya perlu, karena mudah digunakan ketika
dari mana dan kapan saja? membutuhkan data yang diinginkan.
7. Bagaimana tampilan yang diharapkan Membutuhkan tampilan yang User friendly,
pada sistem ini ? mudah digunakan, tidak merusak mata.
8. Berapa jumlah tingkatan level yang Terdapat 2 level yang dapat mengakses, admin,
akan menggunakan sistem ini ? dosen
9. Apa yang boleh dilakukan oleh Harus ada otorisasi untuk setiap user
masing – masing level pengguna
sistem ini ?
10. Apa harapan untuk pengembangan Dapat membantu dosen untuk berbagi
prototype KMS ini ? informasi, dapat memudahkan dosen untuk
membantu meningkatkan jenjang jabatan
akademik

Berdasarkan hasil wawancara awal diatas, ada beberapa hal yang menjadi
perhatian penulis yaitu:
1. Kondisi saat ini dalam proses berbagi knowledge, dosen di STMIK Widuri
sudah berjalan namun hal tersebut kurang dapat membantu proses jenjang
karir dosen dan juga belum terinventarisis kebutuhan informasi yang akurat

4
5

dan agar proses berbagi knowledge dapat meningkatkan mutu jenjang karir
dosen.
2. Kebutuhan fungsional pada prototipe yang dibutuhkan disediakannya kolom
pencarian yang mudah ditemukan, tersedianya menu untuk penilaian beban
kredit dosen, menu yang tersedia dapat dipisahkan. Selain itu tersedianya
menu untuk dapat memasukkan data, menyimpan, mencetak dan dapat
mengunduh dokumen, adanya forum untuk berkomunikasi antar dosen.
3. Kebutuhan non-fungsional pada prototipe yang menjadi kebutuhan tambahan
yaitu kemudahan dalam mengakses dan memperoleh knowledge dimanapun
dan kapanpun, user friendly dalam menggunakan KMS nantinya.
4. Kebutuhan pengguna rata-rata menginginkan adanya otorisasi didalam
implementasi KMS nantinya, dan harapan untuk memudahkan dalam
pendokumentasi dan pengembangan knowledge yang berjalan.

Dari hasil rangkuman tersebut diatas, penulis melanjutkan tahapan


penelitian selanjutnya yaitu menganalisa kebutuhan pengguna.

4.1.4 Analisa Kebutuhan Pengguna


Pada tahap ini akan dianalisa apa saja yang menjadi kebutuhan dari user
terkait pada proses knowledge yang terjadi di objek penelitian. Dengan diketahui
kebutuhan user maka akan membantu dalam proses pengembangan prototype
kms.analisis kebutuhan user dapat diidentifikasi sebagaimana dijelaskan pada
tabel berikut:
Tabel IV-6 Analisa Kebutuhan Pengguna
Fitru KMS Sudut Pandang SECI Penjelasan Fitur
Model
Knowledge Center Socialization Kumpulan dari dokumen yang dapat diunggah
Externalization dan diunduh berdasarkan kata kunci.
Combination
Internalization
Forum Socialization Memuat topik dan pemberian tanggapan, forum
Externalization dibuat untuk tempat diskusi dan sharing
informasi.
Announcement Socialization Berisikan pengumuman atau kegiatan yang
dilakukan
Info Center Externalization Kumpulan dari knowledge yang di capture
Combanation

5
6

Tabel diatas menggambarkan tentang fitur – fitur yang ada di prototype


kms nantinya. Dimulai Knowledge Center, dimana dosen dapat berbagi
pengetahuan berupa tacit yang dituangkan ke dalam explicit sehingga dosen lain
yang berfungsi sebagai kumpulan dokumen yang dapat diunggah dan diunduh
berdasarkan kata kunci. Forum memungkinkan pengguna untuk saling membuka
topik dan memberikan respon atau komentar dari setiap topik yang ditulis oleh
dosen lain. Fitur ini dapat membantu dosen dalam hal memberikan pengalaman,
informasi dalam mengurus proses jenjang jabatan akademik. Announcement
dipergunakan untuk membuat suatu pengumuman atau informasi kegiatan yang
berkaitan dengan jenjang jabatan akademik dosen. Sedangkan Info Center
berisikan informasi – informasi yang terkait dengan jenjang jabatan akademik
dosen.
Dari hasil diatas, penulis melanjutkan tahapan penelitian selanjutnya untuk
merumuskan model prototipe knowledge management system yang dibuat dengan
berdaasarkan hasil wawancara yang telah dikumpulkan dan dilakukan analisa.

4.1.5 Rumusan Model Prototipe Knowledge Management System


Model KMS diperlukan untuk mengetahui sejauh mana prototipe dapat
dikembangkan. Dari hasil analisis proses yang terjadi di objek penelitian,
selanjutnya penulis membuat sebuah model kms yang akan diterapkan untuk
STMIK Widuri.

Gambar IV - 7 Model KMS


6 di STMIK WIDURI
7

Pada model yang dibuat terdiri dari dua level user yaitu admin dan user. Admin
mempunyai hak khusus untuk membuat, mengubah dan menghapus setiap data
yang ada, admin juga dapat membuat dan memberikan hak akses kepada user
sedangkan user hanya mempunyai hak untuk membuat, mengubah dan
menghapus setiap data mereka. Setiap user yang mengakses akan melalui web
browser login yang memberikan otentifikasi kepada sistem untuk bisa masuk ke
dalam halaman kms, yaitu terdiri dari Home, Gallery, Knowledge Center, Forum,
Announcement, Info Center.

4.2 Identifikasi Kebutuhan Sistem


Berdasarkan rumusan model prototipe knowledge management system
yang diperoleh, maka selanjutnya dilakukan analisis lebih mendalam untuk
mendapatkan gambaran spesifikasi kebutuhan sistem yang dibangun baik
kebutuhan secara fungsional maupun non-fungsional beserta bagaimana analisis
perilaku sistem nantinya.

4.2.1 Analisa Kebutuhan Sistem


Pada tahap pembuatan prototipe KMS berbasis web menggunakan
pendekatan UML (Unified Modelling Language), dilakukan analisis pengumpulan
kebutuhan elemen di tingkat kebutuhan pengembangan prototipe aplikasi. Dengan
analisa ini, ditemukan domain-domain data atau informasi, fungsi, proses atau
prosedur yang diperlukan.

4.2.2 Kebutuhan Fungsional


Berdasarkan temuan dan analisa pada tahap sebelumnya terkait kebutuhan
sistem, maka untuk merepresentasikan kebutuhan fungsional tersebut dalam UML
dapat menggunakan usecase diagram. Usecase diagram menggambarkan
fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Sebuah usecase
merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Usecase
merupakan sebuah pekerjaan tertentu.

7
8

Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang


berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Use
case diagram dapat sangat membantu bila sedang menyusun requirement sebuah
sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan klien, dan merancang test case
untuk semua feature yang ada pada sistem.
Berdasarkan model prototipe yang dibangun, maka kebutuhan fungsional
untuk dapat digambarkan melalui usecase berikut:

Gambar IV-8. Use Case Diagram


Berikut ini daftar kebutuhan fungsional sistem yang dibutuhkan :
1. Manage User
Sistem menyediakan fungsi untuk melihat, membuat, mengedit, dan
menghapus user.
2. Knowledge Center
Halaman menu Knowledge Center berisi dari kumpulan dokumen yang
dapat diunggah dan diunduh berdasarkan kata kunci yang ada.

8
1

3. Forum
Memuat topik dan pemberian tanggapan, forum dibuat untuk tempat
diskusi dan sharing informasi. Pada halaman ini user dapat menambahkan
topik tema diskusi. Menu ini sebagai media interaktif diskusi antara user,
diskusi dapat berupa pertanyaan dan pembahasan suatu tema.
4. Announcement
Berisikan pengumuman atau kegiatan yang dilakukan terkait dengan
jenjang jabatan akademik.
5. Info Center
Sistem menyediakan fitur untuk memuat kumpulan dari knowledge yang
di capture.
6. Registrasi
Sistem menyediakan form pendaftaran untuk user yang belum mendaftar
agar memiliki username dan password.
7. Login
Halaman login user, sistem akan mengidentifikasi pengaksesan
berdasarkan level pengguna dimana sistem menyediakan fungsi login bagi
semua pengguna agar data mengakses.

Tabel IV - 7 Deskripsi usecase login


Nama Usecase Login
Aktor User dan Admin
Deskripsi Halaman login sistem sesuai dengan tingkatan level user.
Pra-kondisi Sistem diarahkan ke halaman login user
Tindakan utama 1. User memasukan username
2. User memasukan password
3. User klik login
Pasca kondisi Sistem akan mengarahkan ke halaman yang sesuai dengan level user

Tabel IV - 8 Deskripsi usecase knowledge center


Nama Usecase Knowledge center
Aktor User dan Admin
Deskripsi Halaman yang berisi artikel berdasarkan kata kunci
Pra-kondisi Sistem diarahkan ke halaman utama
Tindakan utama 1. User memilih jenis knowledge
2. User memilih artikel knowledge

1
2

3. User membaca knowledge


4. User mengunggah dokumen
5. User mengunduh dokumen
Pasca kondisi Sistem akan mengarahkan ke halaman knowledge center sesuai dengan kata
kunci yang di pilih

Tabel IV - 9 Deskripsi usecae forum


Nama Usecase Forum
Aktor User dan Admin
Deskripsi Halaman forum untuk berbagi permasalahan melalui topik dan tanggapan
Pra-kondisi Sistem diarahkan ke halaman utama
Tindakan utama 1. User memilih forum
2. User membuat topik baru
3. User memberi tanggapan
4. User memberi balasan
Pasca kondisi Sistem akan mengarahkan ke halaman forum.

Tabel IV – 10 Deskripsi usecase announcement


Nama Usecase Announcement
Aktor Admin
Deskripsi Halaman announcement untuk memberikan informasi event atau kegiatan
yang berkaitan dengan jakabatan akademik
Pra-kondisi Sistem diarahkan ke halaman utama
Tindakan utama 1. Admin membuat pengumuman
Pasca kondisi Sistem akan mengarahkan ke halaman annoucement

Tabel IV - 11 Deskripsi usecase info center


Nama Usecase Info center
Aktor Admin
Deskripsi Halaman info center untuk berbagi informasi
Pra-kondisi Sistem diarahkan ke halaman utama
Tindakan utama 1. User memilih informasi
2. User membaca informasi
Pasca kondisi Sistem akan mengarahkan ke halaman info center

Tabel IV - 12 Deskripsi usecase manage user


Nama Usecase Manage user
Aktor Admin
Deskripsi Halaman admin untuk mengelola user yang akan menggunakan sistem
Pra-kondisi Sistem diarahkan ke halaman utama admin
Tindakan utama 1. Admin memilih kelola user
2. Admin menambah user
3. Admin mengedit user
4. Admin menghapus user
Pasca kondisi Sistem akan mengarahkan ke halaman kelola user

2
3

Tabel IV - 13 Deskripsi usecase Registration


Nama Usecase Registration
Aktor User
Deskripsi Halaman user untuk dapat mendapat akses menggunakan sistem
Pra-kondisi Sistem diarahkan ke halaman utama user
Tindakan utama 1. user memasukkan data diri
2. user membuat username dan password
Pasca kondisi Sistem akan mengarahkan ke halaman kelola user

4.2.3 Kebutuhan Non Fungsional


Tahap selanjutnya adalah menganalisa kebutuhan non-fungsional dari
prototipe yang dibuat yang meliputi:
1. Kebutuhan operasional
Prototipe ini dapat dioperasikan pada sistem operasi Ms. Windows, Linux
serta dapat di akses kapan pun dan dimana pun selama terhubung dengan
internet.
2. Kebutuhan kemanan
Prototipe ini di akses menggunakan login user dan password. Hanya user
yang terdaftar di sistem saja yang dapat menggunakannya.
3. Performance
Prototipe dapat menampung banyak konten baik tulisan maupun gambar dan
tidak lambat saat diakses bersamaan.
4. User friendly
Prototipe harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti serta dibuat
mudah dan nyaman untuk digunakan, karena agar menarik minat para user
untuk berinteraksi dengan sistem.
5. User interface yang menarik
Prototipe dibuat dengan model web template yang terkini dan responsif.
Dari hasil kebutuhan fungsional dan non-fungsional yang penulis jabarkan,
maka penulis dapat melakukan tahapan selanjutnya yaitu menganalisa perilaku
sistem.

3
4

4.2.4 Analisa Perilaku Sistem


Pada tahap selanjutnya dalam pembuatan prototipe KMS berbasis web
menggunakan UML (Unified Modelling Language), dilakukan analisis perilaku
sistem menggunakan Activity Diagram yang menggambarkan berbagai alur
aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alur
berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Berikut
beberapa activity diagram pada prototipe knowledge management system:

4.2.5 Rancangan Activity Diagram


a. Activity Diagram Registration

Gambar IV- 9 Activity Diagram Registration

Keterangan:

 Pengguna melakukan Registrasi terlebih dahulu untuk dapat mengakses


prototipe KMS.

 Setelah form registration tampil, pengguna dapat menambah user dengan


menginputkan data, dan setelah itu meng-click tombol daftar, maka sistem
akan menyimpan data pengguna. Pengguna akan menuju halaman utama
untuk masuk ke sistem.

4
5

b. Activity Diagram Login

Gambar IV- 10. Activity Diagram Login


Keterangan:
 Pengguna melakukan login dahulu untuk mengakses prototipe KMS.

 Setelah memasukkan nama pengguna dan password, maka sistem akan


memvalidasi data yang diinput. Jika berhasil maka pengguna akan menuju
halaman utama dan jika data user tidak ditemukan, maka akan muncul
error message dan mengharuskan pengguna memasukkan kembali
username dan password yang benar.

c. Activity Diagram Knowledge Center

Gambar IV – 11 Activity Diagram Knowledge Center

5
6

Keterangan:
 Ketika pengguna ingin mengakses knowledge center, maka pengguna dapat
memilih berdasarkan kata kunci yang diinginkan. Pengguna juga dapat
menambah atau merubah di form knowledge yang setelah itu melakukan
submit dan validasi data, jika benar maka data yang di input akan
tersimpan.

d. Activity Diagram Forum

Gambar IV - 12 Activity Diagram Forum


Keterangan:
 Pada activity diagram forum, ketika pengguna ingin mengakses Forum
untuk berbagi pengetahuan, maka pengguna dapat memilih topik forum.
Pengguna dapat membuat topik yang baru dengan memilih tombol tambah
topik dan mengisi form topik yang ingin ditulis. Pengguna juga dapat
memberikan balasan terhadap tanggapan yang sudah diposting. Pengguna
juga dapat menggunakan pencarian topik forum dengan memasukkan kata
kunci untuk mempercepat pencarian topik forum.
 Pengguna juga dapat menambah topik forum dan memberi balasan
tanggapan selanjutnya dapat meng-clik tombol submit.

6
7

e. Activity Diagram Announcement

Gambar IV.- 13 Activity Diagram Annoucement


Keterangan:
 Pada activity diagram Announcement, admin dapat menambah atau
merubah announcement, dengan mengisi form memilih announcement yang
diinginkan yang selanjutnya dapat meng-clik tombol submit.

f. Activity Diagram Info Center

Gambar IV.- 14 Activity Diagram Info Center

7
8

Keterangan:
 Pada activity diagram Info Center, admin dapat menambah atau merubah
info center dengan mengisi form memilih info center yang diinginkan yang
selanjutnya dapat meng-clik tombol submit.

4.3 Rancangan Sistem


4.3.1 Rancangan Antar Muka
a. Form Registration

Gambar IV-15. Form Registration


Keterangan :
 Form Registration berfungsi untuk memasukkan data dari user yang terdiri
dari nama lengkap, no telephone, alamat, email, username yang akan
digunakan beserta password ketika mengakses.

8
1

b. Form Login

Gambar IV- 16. Form Login


Keterangan :

 Halaman ini adalah Form Login dimana Pengguna melakukan login


terlebih dahulu untuk dapat mengakses prototipe KMS.

 Setelah memasukkan nama pengguna dan password, maka sistem akan


memvalidasi data yang diinput. Jika username dan password yang diinput
benar maka pengguna akan menuju halaman utama dan jika data user tidak
ditemukan, maka akan muncul error message dan mengharuskan pengguna
memasukkan kembali username dan password yang benar.

c. Menu Utama

Gambar IV-17. Form Menu Utama

1
1

Keterangan :

 Halaman ini adalah Menu Utama dimana terdapat beberapa submenu terdiri
dari Home, Gallery, Knowledge Center, Forum, Announcement, Info
Center, Registration dan Login.

 Selain itu juga terdapat background dari tampilan prototipe, content yang
berisi informasi dan pada bagian footer terdapat alamat serta contact
person.

d. Menu Gallery

Gambar IV-18. Menu Gallery


Keterangan :
 Pada halaman menu Gallery berisi foto – foto dan video dari kegiatan yang
dilakukan dan berkaitan dengan jabatan akademik.

e. Menu Knowledge Center

Gambar IV-19. Menu Knowledge Center

1
2

Keterangan :
 Pada halaman Knowledge Center, admin dan pengguna dapat memilih
menu knowledge center.
 Pada menu tersebut, admin dan pengguna dapat menambah, mengedit
knowledge dan menyimpannya.
 Admin dan pengguna juga dapat mencari knowledge yang sudah tersimpan
untuk dilakukan perubahan atau penghapusan data tersebut.

f. Menu Forum

Gambar IV-20. Menu Forum


Keterangan
 Pada halaman menu Forum, pengguna dapat membuat topik baru pada
halaman ini, selain membuat topik, pengguna juga bisa memberikan
tanggapan atas topik yang dibuka tersebut, kemudian pengguna juga bisa
memberikan balasan terhadap tanggapan yang sudah diposting.

2
1

g. Menu Announcement

Gambar IV-21. Menu Announcement


Keterangan :
 Pada halaman Announcement, berisikan event – event atau pengumuman
yang dapat dilihat oleh pengguna.
 Selain itu pengguna dapat melakukan pencarian pengumuman berdasarkan
kata kunci untuk memudahkan.

h. Menu Info Center

Gambar IV-22. Menu Info Center


Keterangan :
 Pada halaman Info Center, berisikan informasi – informasi yang berkaitan
dengan jabatan akademik yang dapat dilihat oleh pengguna berdasarkan
kategori.

1
2

4.3.2 Rancangan Class Diagram


Sistem yang dibangun terdiri dari sebuah basis data yang memiliki
beberapa table. Dalam konsep UML, hal ini representasikan dengan class diagram
yang memberikan gambaran tentang hubungan antara class-class yang dibuat
pada sistem. Berikut class diagram pada prototipe KMS yang dibuat:

Gambar IV-23. Class Diagram


Dari hasil penyusunan class diagram diatas, maka penulis dapat melanjutkan
proses pembuatan prototipe KMS ini ke tahapan desain dan implementasi. Class
Diagram pada gambar diatas terdapat 8 class yang terdiri dari class admin, dosen,
user, knowledgecenter, forum, announcement, infocenter, dan jawaban. Dimana
class admin terhubung dengan user, announcement dan infocenter, kemudian
dosen terhubung dengan knowledgecenter dan forum, lalu forum terhubung
dengan jawaban.

2
1

4.4 Desain dan Implementasi Prototipe KMS


4.4.1 Halaman Login

Gambar IV – 24 Tampilan Halaman Login


Keterangan :
 Pada halaman Login dimana Admin dan User melakukan login terlebih
dahulu untuk dapat mengakses prototipe KMS.

 Setelah memasukkan nama pengguna dan password, maka sistem akan


memvalidasi data yang diinput. Jika username dan password yang diinput
benar maka pengguna dapat mengakses sistem dan jika data pengguna
salah, maka akan muncul error message dan mengharuskan pengguna
memasukkan kembali username dan password yang benar.

4.4.2 Halaman Knowledge Center

Gambar IV – 25 Tampilan Halaman Knowledge Center

1
2

Keterangan :
 Pada halaman Knowledge Center, baik admin dan pengguna dapat
memilih menu knowledge center, dimana pada menu ini admin dan
pengguna dapat menambah, mengedit knowledge dan menyimpannya.
Selain itu tersedianya searching untuk mencari perubahan atau
penghapusan knowledge yang sudah tersimpan.

4.4.3 Halaman Forum

Gambar IV – 26 Tampilan Halaman Forum


Keterangan :
 Pada halaman Forum, Pengguna yang ingin mengakses forum untuk berbagi
pengetahuan, maka pengguan diharuskan memilih menu Forum, setelah itu
sistem akan menampilkan halaman Forum. Pengguna dapat membuat topic baru
pada halaman Forum ini, Selain itu Pengguna lain dapat memberikan tanggapan
atas topik yang dibuka dan juga dapat memberikan balasan terhadap tanggapan
yang diposting.

2
1

4.4.4 Halaman Announcement

Gambar IV – 27 Tampilan Halaman Announcement

Keterangan :
 Untuk halaman Announcement, terdapat kegiatan atau pengumuman yang
dapat dilaksanakan. Pengguna juga dapat melakukan pencarian
pengumuman berdasarkan kata kunci untuk memudahkan.

4.4.5 Halaman Info Center

Gambar IV – 28 Tampilan Halaman Infocenter

Keterangan :
 Untuk halaman Info Center, terdapat informasi – informasi yang berkaitan
dengan jabatan akademik yang dapat dilihat oleh pengguna berdasarkan
kategori.

1
2

4.5 Pengujian Prototipe Knowledge Management System


4.5.1 Kualitas Perangkat Lunak
Dalam tahap pengujian prototipe ini, penulis melakukan wawancara,
penelitian ini dilakukan terbatas pada ruang lingkup di STMIK Widuri dengan
perhitungan pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling.
Berikut tabel Kriteria persentase tanggapan responden terhadap skor ideal.
Tabel IV- 14 Kriteria persentase tanggapan responden terhadap skor ideal
% Jumlah Skor Kriteria
20,00% - 36,00 % Sangat Buruk
36,01% - 52,00% Buruk
52,01% - 68,00% Cukup
68,01% - 84,00% Baik
84,01% - 100% Sangat Baik

Tabel IV- 15 Hasil Pengujian User Acceptance Test

No Pertanyaan Jawaban Presentase


A B C D E A B C D E
Kebutuhan Fungsional
1. Apakah prototype KMS 9 1 2 0 0 75% 8% 17% 0% 0%
ini sudah dapat merekam
knowledge dosen ?
2. Apakah prototype KMS 6 4 2 0 0 50% 33% 17% 0% 0%
ini dapat membantu
administrator dalam
memonitoring progress
knowledge ?
3. Apakah sudah terdapat 0 5 5 2 0 0% 42% 42% 17 0%
menu laporan untuk
%
knowledge dosen secara
keseluruhan ?
4. Apakah sistem ini dapat 1 7 4 0 0 8% 58% 17% 0% 0%
mengukur knowledge
dosen ?
5. Apakah menu pada 3 6 3 0 0 25% 50% 25% 0% 0%
prototype KMS yang
tersedia dapat
memudahkan untuk
memperoleh informasi
yang dibutuhkan ?
Kebutuhan Non Fungsional
6. Apakah menu-menu 8 4 0 0 0 67% 33% 0% 0% 0%
yang tampil, sudah
dipisahkan berdasarkan

2
3

level masing-masing
user ?
7. Apakah prototype KMS 0 5 4 3 0 0% 42% 33% 25 0%
ini sudah cukup baik ?
%
8. Apakah tampilan 0 5 7 0 0 0% 42% 58% 0% 0%
prototype KMS ini
menarik ?
9. Apakah menu-menu 6 5 1 0 0 50% 42% 8% 0% 0%
pada prototype KMS ini
mudah dimengerti dan
dipahami?
10. Apakah prototype KMS 0 4 5 3 0 0% 33% 42% 25 0%
dapat diakses dengan
%
mudah dimanapun?

Tabel IV- 16 Hasil Pengujian Validasi UAT


Jawaban Analisa
No. Pertanyaan Jml %
Ax5 Bx4 Cx3 Dx2 Ex1 (jml/12)
Kebutuhan Fungsional
1. Apakah prototype 45 4 6 0 0 55 4,58 91,6
KMS ini sudah dapat
merekam knowledge
dosen ?
2. Apakah prototype 30 16 6 0 0 52 4,33 86,6
KMS ini dapat
membantu
administrator dalam
memonitoring progress
knowledge ?
3. Apakah sudah terdapat 0 20 15 4 0 35 2,92 59
menu laporan untuk
knowledge dosen
secara keseluruhan ?
4. Apakah sistem ini 5 28 12 0 0 45 3,25 65
dapat mengukur
knowledge dosen ?
5. Apakah menu pada 15 24 9 0 0 48 4,00 80
prototype KMS yang
tersedia dapat
memudahkan untuk
memperoleh informasi
yang dibutuhkan ?
Kebutuhan Non Fungsional
6. Apakah menu-menu 40 16 0 0 0 56 4,67 93,4
yang tampil, sudah
dipisahkan berdasarkan
level masing-masing
user ?
7. Apakah prototype 0 20 12 6 0 38 2,83 68
KMS ini sudah cukup

3
4

baik ?
8. Apakah tampilan 0 20 21 0 0 41 3,42 68,4
prototype KMS ini
menarik ?
9. Apakah menu-menu 30 20 3 0 0 53 4,42 88,4
pada prototype KMS
ini mudah dimengerti
dan dipahami?
10. Apakah prototype 0 16 15 6 0 37 3,08 61,6
KMS dapat diakses
dengan mudah
dimanapun?
Rata – Rata Presentasi 460 38,33 76

Dari hasil diatas, maka penulis dapat melanjutkan dengan merangkum hasil
pengujian kualitas prototipe KMS.

4.5.2 Rangkuman Hasil Pengujian Kualitas Perangkat Lunak


Setelah prototipe ini diuji kualitasnya menggunakan UAT, maka diperolehlah
sebuah perhitungan nilai pada masing-masing kriteria. Untuk melihat hasil
pengujian tersebut secara keseluruhan, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel IV- 17 Tingkat Kualitas Perangkat Lunak Keseluruhan

% Skor % Skor
Kriteria Kriteria Nilai
Aktual Ideal
Fungsionalitas
Apakah prototype KMS ini sudah dapat merekam 91,6 100 Sangat Baik
knowledge dosen ?
Apakah prototype KMS ini dapat membantu 86,6 100 Sangat Baik
administrator dalam memonitoring progress knowledge ?
Apakah sudah terdapat menu laporan untuk knowledge 59 100 Cukup
dosen secara keseluruhan ?
Apakah sistem ini dapat mengukur knowledge dosen ? 65 100 Cukup

Apakah menu pada prototype KMS yang tersedia dapat


memudahkan untuk memperoleh informasi yang 80 100 Baik
dibutuhkan ?
Non Fungsional

Apakah menu-menu yang tampil, sudah dipisahkan 93,4 100 Sangat Baik
berdasarkan level masing-masing user ?
Apakah prototype KMS ini sudah cukup baik ? 68 100 Cukup

Apakah tampilan prototype KMS ini menarik ? 68,4 100 Baik

Apakah menu-menu pada prototype KMS ini mudah 88,4 100 Sangat Baik
dimengerti dan dipahami?

4
5

Apakah prototype KMS dapat diakses dengan mudah 61,6 100 Cukup
dimanapun?
Rata – rata Presentasi 762 1000 76

Berdasarkan hasil UAT, maka dapat disimpulkan bahwa hasil analisis


prototype KMS kinerja dosen untuk jabatan akademik secara fungsional diterima
oleh pengguna dengan bobot 76 % yang didapat dari nilai rata – rata dari jumlah
presentasi pertanyaan yang diajukan.
Aplikasi ini dapat berfungsi memberikan solusi bagi STMIK Widuri
dalam hal pendokumentasian yang terkait dengan jabatan akademik dosen, hal ini
juga menguji hipotesis diduga kualitas dari KMS jika di uji dengan user
acceptance test adalah baik.

4.5.3 Kelebihan dan Kelemahan dari Hasil Pengujian Kualitas Perangkat


Lunak
Berdasarkan hasil pengujian prototipe ini menggunakan UAT, maka berikut
adalah kelebihan dan kekurangan dari prototipe KMS yang dibangun sebagai
berikut :
a. Kelebihan
1. Tampilan dari prototype KMS ini menarik, dari segi warna dan tata
letak.
2. Pada bagian menu – menu yang tampil, dapat dipisahkan berdasarkan
level masing masing user.
3. Menu – menu pada prototype KMS ini mudah dimengerti dan
dipahami.
4. Prototipe KMS ini sudah dapat merekam dari knowledge yang dimiliki
oleh dosen.
5. Prototipe KMS ini dapat membantu dalam hal memonitoring untuk
progress knowledge dosen.
6. Prototipe KMS ini mudah memperoleh informasi yang dibutuhkan.

5
1

b. Kekurangan
1. Menu untuk laporan knowledge dosen belum bisa mencakup secara
keseluruhan.
2. Prototipe KMS ini belum terhubung dengan internet.
3. Prototipe KMS ini belum tergolong baik untuk dapat mengukur
knowledge yang dimiliki dosen.

4.6 Implikasi penelitian


4.6.1 Aspek Sistem
Didalam aspem sistem ini, pemulis memetakan berdasarkan dari segi
brainware, hardware, software, dan juga dari sistem.

4.6.1.1 Brainware
Untuk mencapai tujuan dari penelitian dan pengembangan knowledge
management system ini, kebutuhan akan berbagi pengetahuan dan
menggunakannya kembali oleh yang berkepentingan, maka diperlukan juga
sebuah infrastruktur yang menghubungkan semua pengguna prototipe ini
kapanpun dan dimanapun mereka berada terlebih pada saat pelaksanaan sebuah
perguruan tinggi.

4.6.1.2 Hardware
Untuk kebutuhan hardware sendiri sebenarnya sudah tersedia di hampir
semua perguruan tinggi, baik itu komputer/laptop dan juga server. Terlebih lagi
bahwa kebutuhan aplikasi ini terhadap hardware sendiri tidak terlalu tinggi
sehingga cukup memanfaatkan fasilitas hardware yang sudah tersedia saja tanpa
harus mengeluarkan biaya lagi.

1
1

4.6.1.3 Software
Software yang mendukung penelitian ini adalah MySQL sebagai media
database, dan Apache sebagai web service. Sedangkan untuk client dibutuhkan sebuah
web browser seperti Mozilla Firefox dan Google Chrome untuk mengakses dari
komputer/ laptop.

4.6.2 Aspek Manajerial


4.6.2.1 Organisasi dan Prosedur
Dari segi organisasi, hadirnya knowledge management system tentunya
akan bermanfaat jika digunakan sebagaimana mestinya. Pada saat semua dosen di
organisasi berperan aktif dalam penggunaan aplikasi ini baik dalam hal berbagi
pengetahuan maupun menggunakannya kembali untuk kebutuhan pekerjaan,
seharusnya hal ini dapat meningkatkan jenjang karir dosen dalam menjalankan
khususnya dan meningkatkan performance mutu kualitas dosen melalui jenjang
karir. Dan dalam kurun waktu tertentu di masa yang akan datang, perguruan tinggi
dengan knowledge management system akan memiliki sebuah asset pengetahuan
yang sangat berharga yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan lainnya
dimasa yang akan datang.

4.6.2.2 Sumber Daya Manusia


Hal yang sulit dalam hal implementasi sistem ini adalah memastikan
bahwa proses change management dapat berlangsung dengan baik. Oleh karena
itu dibutuhkan sebuah mekanisme dan komitmen bersama dari dosen dibawah
pimpinan untuk mewajibkan jajarannya menggunakan aplikasi ini. Saat budaya
berbagi pengetahuan dan menggunakannya kembali sudah berjalan dengan baik,
tentunya diharapkan akan terciptanya lingkungan kerja yang efisien dan efektif
serta meningkatnya kualitas hasil karena meningkatkannya pengetahuan dan
kemampuan tim.

1
1

4.6.2.3 Aspek Pendidikan dan latihan


Knowledge Management System ini dibuat secara khusus dengan
pendekatan manajemen pengetahuan dimana desain dan fungsionalitas sistem pun
disesuaikan dengan kebutuhan manajemen pada umumnya. Sehingga dalam hal
penggunaan akan lebih mudah dan tidak memerlukan sebuah pelatihan khusus
dalam menggunakannya.

4.6.2.4 Regulasi/Kebijakan/Strategi
Implementasi sistem ini tentunya juga akan berdampak pada aspek
regulasi/kebijakan dimana untuk hal ini menjadi wewenang manajemen perguruan
tinggi untuk menjadikannya sebagai salah satu strategi dalam penanganan
masalah yang selama ini terjadi pada proses manajemen perguruan tinggi. Namun
dampak yang terjadi terhadap regulasi sendiri tidak akan terlihat secara signifikan
karena hanya terjadi secara internal perusahaan dan pada tim manajemen
perguruan tinggi saja. Secara keseluruhan peneliti sudah mengembangkan dan
mendesain aplikasi ini sebaik mungkin agar dapat dimanfaatkan dalam proses
manajemen perguruan tinggi dengan tingkat kesesuaian yang tinggi dengan pola
kerja tim proyek dilapangan. Hal ini pun sejalan dengan hasil pengujian akan
kualitas perangkat lunak yang dapat dijadikan referensi yang berharga bagi
manajemen perusahaan untuk mengambil keputusan implementasi sistem dimasa
yang akan dating guna peningkatan ekspektasi manajemen perguruan tinggi.

4.6.3 Aspek Penelitian Lanjut


4.6.3.1 Pengembangan Ruang Lingkup
Penelitian tentang knowledge management system masih sangat terbuka
untuk dikembangkan pada hal lain dimana di setiap tahapan proses manajemen
perguruan tinggi masih terlihat umum. Tentunya pada tahapan-tahapan tertentu
seperti tahap development yang merupakan tahapan yang paling panjang dimana
pada tahapan ini masih terdapat proses yang belum dapat di akomodir oleh
penelitian yang sekarang karena keterbatasan waktu sehingga penelitian ini dapat
dilanjutkan kembali untuk meningkatkan fungsionalitas dari sistem ini sendiri.

1
2

4.7 Rencana Implementasi


Dalam melakukan implementasi sistem ini diperlukan penyesuaian
terhadap spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang diperlukan..
Adapun spesifikasi server yang direkomendasikan adalah:
1. CPU : minimum Pentium 4
2. Memory : minimum1 GB
3. Storage : minimum 500 GB
4. OS : Microsoft Windows 2008 keatas
Untuk tahap implementasi selanjutnya dapat mengacu pada tabel berikut ini:

Tabel IV- 18 Rencana Implementasi prototype Knowledge Management System


No Aktifitas Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Desain
2. Programing
3. Testing Program
4. Implementasi
5. Evaluasi

Keterangan:
1. Tahap pertama adalah desain prototype KMS untuk jabatan akademik dosen.

2. Tahap kedua adalah membuatan program untuk KMS dengan menggunakan


Postgre SQL 8 di pasang diserver sebagai webserver dari prototipe KMS ini.
Selebihnya dapat menyesuaikan dengan kebutuhan infrastruktur internal.

3. Untuk menghindari kesalahan saat digunakan nantinya, disarankan untuk


melakukan pengujian kembali untuk memastikan bahwa semua fungsionalitas
sistem berjalan pada lingkungan infrastruktur yang baru.

4. Sistem siap untuk digunakan.

5. Lakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja sistem serta dampaknya


bagi peningkatan jenjang karir dosen.

2
3

BAB V
PENUTUP

5. 1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa pada penelitian ini, penulis dapat menyimpulkan
beberapa hal, yaitu:
1. Penelitian ini difokuskan pada pendekatan model penelitian SECI dengan
berupa wawancara, observasi dan studi pustaka untuk pengumpulan data.
2. Penelitian ini menggunakan metode prototipe untuk pengembangan perangkat
lunak dan menghasilkan prototipe KMS ini berupa tampilan aplikasi berbasis
web based.
3. Prototipe KMS ini diuji dengan tahap User Acceptance Test (UAT). Para
responden STMIK Widuri diberikan kesempatan untuk menguji aplikasi
kembali yang telah dilakukan penyesuaian dari hasil analisa metode SECI.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat memberikan beberapa saran
yang sesuai dengan cakupan pada penelitian kali ini, yaitu:
1. Diharapkan pimpinan memberikan kebijakan sesuai kepada para dosen agar
semakin lebih baik lagi kinerjanya untuk perkembangan dan kemajuan dari
STMIK Widuri.
2. Diperlukan pengembangan perangkat lunak lebih lanjut untuk memberikan
laporan knowledge dosen dan dapat mengukur knowledge dosen secara
keseluruhan.
3. Untuk menjaga keberlangsungan proses pengimplementasian prototipe KMS
ini dibutuhkan team Knowledge Expert sebagai mesin penggeraknya.

3
1

DAFTAR PUSTAKA

Al Bahra, L. 2006, Rekayasa Perangkat Lunak, Edisi 1, Graha Ilmu, Yogyakarta.


Agus, W. 2017, ‘Pengembangan Asset Management System Untuk Industri
Buidling Management Berbasis Cloud’, Tesis, M.Kom, Univeristas Budi
Luhur, Jakarta.
Agus, B. 2016, Borang Institusi, Akreditasi Program Studi Sarjana Sistem
Informasi, STMIK Widuri Jakarta.
Dave, Yates dan Scott, Paquette, 2010, Emergency Knowledge Management and
Social Media Tecnologies : A Case Study of The 2010 Haitian Eartquake,
International Journal of Information Management, 31:6-13, Elevier Ltd,
United States.
Dyah, Budiastuti, 2012, Model Knowledge Management di Perguruan Tinggi,
Binus Business Review, Vol. 3 No. 1 52-60.
Falik, Z.H. 2014, ‘Pengembangan Karir : Career Acceleration Development
Program (CADP) pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan
D.I.Yogyakarta’, Skripsi, SE, Universitas Diponegoro, Semarang.
Franova, Herdiyanto, 2017, ‘Infografis dosen dalam angka Lingkup
Kemristekdikti’, viewed 1 November 2017, http://forlap.ristekdikti.go.id .
Hanif, F. 2007, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Untuk Keunggulan
Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern, Andi Offset, Yogyakarta .
Irma, B.F dan Rajiv, Sabherwal, 2010, Knowledge Management System and
Processes, M.E.Sharpe, Inc, New York.
Joko, K. dkk.2010, Pedoman Beban Kerja Dosen. Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Koordinasi Perguruan
Tinggi Swasta Wilayah III, 2016, Rekap Data Dosen Berdasarkan
Pendidikan Tertinggi (Dosen Tetap), Jakarta.

1
2

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, 2005, Peraturan Presiden No


14/2005, tentang Guru dan Dosen, Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia.
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, 2009, Peraturan Pemerintah No
37/2009, tentang dosen, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia.
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, 2009, Peraturan Pemerintah No
158/2012, tentang penyelenggaraan penddikan tinggi dan pengelolaan
perguruan tinggi, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, 2013,
Peraturan menteri pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi No 46/2013, tentang jabatan fungsional dosen dan angka
kreditnya, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, 2013,
Peraturan menteri pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi No 17/2013, tentang jabatan fungsional dosen, Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia.
Kimiz, Dalkir, 2005, Knowledge Management in Theory and Practice, Elsevier
Ltd, Oxford, Burlington.
Mariana, Simanjuntak, 2011, Manajemen Pengetahuan Dalam Perguruan Tinggi,
Manajemen Balanced Scorecard di Peguruan Tinggi.
Muhammad, N.R, 2015, ‘Informasi Sebaran Dosen Berdasarkan Jabatan
Akademik’, viewed 1 November 2017, http://forlap.ristekdikti.go.id .
Okfalisa, (ed.1).2014, Model Knowledge Management di Perguruan Tinggi
Negeri, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Univeristas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Riau.
Santoro, dkk. 2017, The Internet Of Things : Building a Knowledge Management
System For Open Innovation and Knowledge Management Capacity,

2
3

Technological Forecasting and Social Change, Elsevier Ltd, United


Stated.
Santoso, A.F. 2014, Knowledge Management Di UKM, Jurnal Ilmiah Teknologi
Informasi Terapan, ISSN 2407 – 3911, Vol .1 No. 1, Desember
Sugiyono. 2016, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta,
Bandung.
Sudaryono, 2015, Metodologi Riset di Bidang IT : Panduan Praktis, Teori dan
Contoh Kasus, Edisi 1, Andi Offset, Yogyakarta, Indonesia.
Winda, K.S dan Ken, D.T, 2014, Penerapan Knowledge Management System
(KMS) Berbasis Web Studi Kasus Bagian Teknisi dan Jaringan Fakultas
Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya, Jurnal Sistem Informasi, Vol. 2
No.2 681 – 688.
William, R.K dan Peter, V.M, 2006, Motivating Knowledge Sharing Through A
Knowledge Management System, Omega The International Journal of
Management Science, 36 : 131-146, Elseivier Ltd, United States.

3
1

CURRICULUM VITAE

Nama : Nur Nawaningtyas.P


Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 26 November 1980
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Alamat : Komplek Hankam Mabes TNI Jl.
Teratai No. 59
Jakarta Barat 11540 – Indonesia
Telephone : 0896 – 27875665 / 081295938858
Email : tyaspusparini@yahoo.com
tpusparini@gmail.com
Pendidikan :
1. SDN 04 Petang Grogol Utara, Jakarta Selatan - Lulus
2. SMPN 16 Jakarta Selatan - Lulus
3. SMU PGRI 11, Jakarta Barat - Lulus
1. Diploma Tiga (D3) Program Studi Manajemen Informatika di AMIK Widuri
Jakarta - Lulus
2. Sarjana (S1) Program Studi Sistem Informasi di Universitas Budi Luhur
Jakarta - Lulus
3. Sarjana (S1) Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris di STKIP Kusuma
Negara Jakarta – Belum Selesai.
4. Pasca Sarjana (S2) Program Studi Teknologi Sistem Informasi di Universitas
Budi Luhur – Sekarang.

1
1

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Riset

1
1

Lampiran 2 Daftar Pedoman Pertanyaan untuk Wawancara


: …………………………………………………………
Nama
Umur : …………………………………………… ……..tahun
Jenis Kelamin : Laki – Laki Perempuan

Pendidikan Terakhir : S2 (Strata Dua) S3 (Doktoral)

Jabatan : ………………………………………………………….
NIDN : ………………………………………………………….
Email :…………………………………………………………..
Tempat : STMIK WIDURI

Pertanyaan
Kondisi saat ini:

1. Bagaimana proses berbagi pengetahuan untuk penunjang jabatan


akademik yang dijalankan saat ini di STMIK Widuri?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Apakah dalam berbagi pengetahuan saat ini dapat memberikan informasi
yang berkaitan dengan jabatan akademik ?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3. Apa harapan dalam pengembangan sistem manajemen pengetahuan ini?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

Kebutuhan Fungsional:

1. Laporan dan analisa apa saja yang paling dibutuhkan dari pengembangan
sistem ini?
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………….……………...
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Proses apa yang ingin dimasukkan dalam pengembangan sistem ini?
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………

1
2

Kebutuhan Non Fungsional:


1. Apakah perlu sistem ini dapat di akses dari mana saja dan kapan saja ?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

2. Bagaimana tampilan yang diharapkan pada sistem ini ?


………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

Kebutuhan Pengguna:
1. Berapa jumlah tingkatan level yang akan menggunakan sistem ini?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

2. Apa yang boleh dilakukan oleh masing – masing level pengguna sistem ini
?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

3. Apa harapan untuk pengembangan prototype KMS ini ?


………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

Catatan:
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Responden,

( )

2
3

Lampiran 3 Form User Acceptance Test

Tanggal : ………………………………………………..

Nama : ………………………………………………..

Jabatan : ……………………….………………………..

Email : ……………………….......................................

Tabel pilihan jawaban


A Sangat : Mudah/Bagus/Sesuai/Jelas
B Mudah/Bagus/Sesuai/Jelas
C Netral
D Cukup: Sulit/Bagus/Sesuai/Jelas
E Sangat : Sulit/Jelek/Tidak Sesuai/Tidak Jelas

Pertanyaan user acceptance test


No Pertanyaan A B C D E
1 Apakah tampilan prototype KMS ini menarik ?
2 Apakah menu-menu pada prototype KMS ini
mudah dimengerti dan dipahami ?
3 Apakah prototype KMS dapat diakses dengan
mudah dimanapun?
4 Apakah menu pada prototype KMS yang tersedia
dapat memudahkan untuk memperoleh informasi
yang dibutuhkan?
5 Apakah menu – menu yang tampil, sudah
dipisahkan berdasarkan level masing masing user ?
6 Apakah prototype KMS ini sudah dapat merekam
knowledge dosen?
7 Apakah prototype KMS ini dapat membantu
administrator dalam memonitoring progress
knowledge ?
8 Apakah sudah terdapat menu laporan untuk
knowledge dosen secara keseluruhan?
9 Apakah sistem ini dapat mengukur knowledge
dosen ?
10 Apakah prototype KMS ini sudah cukup baik ?
Catatan :
Responden
( )

3
1

Lampiran 4 PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKSRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 17 TAHUN 2013
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL DOSEN DAN ANGKA KREDIT
RINCIAN KEGIATAN JABATAN AKADEMIK DOSEN DAN ANGKA KREDITNYA

Unsur Sub Unsur Kegiatan Satuan Hasil Angka Pelaksanaan


Kredit kegiatan
Pendidikan A Pendidikan Formal a. Doktor (S3) Ijasah 200 Semua jenjang
b. Magister (S2) Ijasah 150 Semua jenjang
B Diklat Pra Jabatan Diklat prajabatan golongan III Setiap sertifikat 2 AK Pertama
Pelaksanaan A Melaksanakan Melaksanakan perkuliahan/tutorial dan membimbing, 10 sks 0,5 Asisten ahli ke
pendidikan perkuliahan/tutorial dan menguji serta menyelenggarakan pendidikan di atas
membimbing, menguji serta laboratorium, praktik keguruan bengkel/studio/kebun 2 sks berikutnya 0,25 Asisten ahli ke
menyelenggarakan pendidikan pada fakultas/sekolah tinggi/akademik/politeknik atas
di laboratorium, praktek sendiri, pada fakultas lain dalam lingkungan 10Sks pertama 1 Lector ke atas
keguruan bengkel/studio/kebun Universitas/Institusi sendiri, maupun di luar 2 sks berikutnya 0,5 Lector ke atas
percobaan/teknologi pengajaran perguruan tinggi sendiri secara melembaga tiap sks
dan praktek lapangan (paling banyak 12 sks) per semester
B Membimbing seminar Membimbing mahasiswa seminar Tiap semester 1 Semua jenjang
C Membimbing kuliah kerja Membimbing mahasiswa kuliah kerja nyata, praktek Tiap semester 2 Semua jenjang
nyata, praktek kerja nyata, kerja nyata, praktek kerja lapangan
praktek kerja lapangan
D Membimbing dan ikut 1 Pembimbing utama
membimbing dalam a. Disertai Setiap mahasiswa 8 Semua jenjang
menghasilkan disertasi, tesis, b. Tesis Setiap mahasiswa 3 Semua jenjang
skripsi dan laporan akhir studi c. Skripsi Setiap mahasiswa 1 Semua jenjang
d. Laporan akhir studi Setiap mahasiswa 1 Semua jenjang
2 Pembimbing pendamping/pembantu
a. Disertai Setiap mahasiswa 6 Semua jenjang
b. Tesis Setiap mahasiswa 2 Semua jenjang
c. Skripsi Setiap mahasiswa 0,5 Semua jenjang
d. Laporan akhir studi Setiap mahasiswa 0,5 Semua jenjang

1
2

Unsur Sub Unsur Kegiatan Satuan Hasil Angka Pelaksanaan


Kredit kegiatan
E Bertugas sebagai penguji 1 Ketua penguji Setiap mahasiswa 1 Semua jenjang
pada ujian akhir 2 Anggota penguji Setiap mahasiswa 0,5 Semua jenjang
F Membina kegiatan Melakukan pembinaan kegiatan mahasiswa di bidang Setiap semester 2 Semua jenjang
mahasiswa akademik dan kemahasiswaan
G Mengembangkan program Melakukan kegiatan pengembangan program kuliah Setiap mata 2 Semua jenjang
kuliah kuliah
H Mengembangkan bahan 1 Buku ajar Setiap buku 20 Semua jenjang
kuliah 2 Diktat, modul, petunjuk praktikum, modul, alat Setiap naskah 5 Semua jenjang
bantu, audio visual, naskah tutorial
I Menyampaikan orasi Melakukan kegiatan orasi ilmiah pada perguruan tinggi Setiap orasi 5 Semua jenjang
ilmiah tiap tahun
J Menduduki jabatan 1 Rektor Setiap semester 6 Semua jenjang
pimpinan perguruan tinggi 2 Pembantu rektor/dekan/direktur program pasca Setiap semester 5 Semua jenjang
sarjana
3 Ketua sekolah tinggi/pembantu dekan/asisten direktur Setiap semester 4 Semua jenjang
program pasca sarjana/direktur politeknik
4 Pembantu ketua sekolah tinggi /pembantu direktur Setiap semester 4 Semua jenjang
politeknik
5 Direktur akademi Setiap semester 4 Semua jenjang
6 Pembantu direktur akademik/ketua jurusan/bagian Setiap semester 3 Semua jenjang
pada Universitas/institusi /sekolah tinggi
7 Ketua jurusan pada Politeknik akademik/sekretaris Setiap semester 3 Semua jenjang
jurusan/bagian pada universitas/instirusi/sekolah
tinggi
8 Sekretaris jurusan pada politeknik/akademik dan Setiap semester 3 Semua jenjang
kepala laboratorium univeritas/institusi/sekolah
tinggi/politeknik/akademik

2
3

Unsur Sub Unsur Kegiatan Satuan Hasil Angka Pelaksanaan


Kredit kegiatan
K Membimbing akademik 1 Pembimbing pencangkokan Setiap semester 2 Semua jenjang
dosen yang lebih rendah 2 Reguler Setiap semester 1 Semua jenjang
jabatannya
L Melaksanakan kegiatan 1 Detasering Setiap semester 5 Semua jenjang
deta sering dan 2 Pencangkokan Setiap semester 4 Semua jenjang
pencangkokan akademik
dosen
M Melakukan kegiatan 1 Lamanya lebih dari 960 jam Setiap sertifikat 15 Semua jenjang
pengembangan diri untuk 2 Lamanya 641-960 jam Setiap sertifikat 9 Semua jenjang
meningkatkan kompetensi 3 Lamanya 481 – 480 jam Setiap sertifikat 6 Semua jenjang
4 Lamanya 161 – 480 jam Setiap sertifikat 3 Semua jenjang
5 Lamanya 81 – 160 jam Setiap sertifikat 2 Semua jenjang
6 Lamanya 31 – 80 jam Setiap sertifikat 1 Semua jenjang
7 Lamanya 10 – 30 jam Setiap sertifikat 0,50 Semua jenjang

3
1

Unsur Sub Unsur Kegiatan Satuan Hasil Angka Pelaksanaan


Kredit kegiatan
Pelaksanaan A Menghasilkan karya 1 Hasil penelitian atau pemikiran yang dipublikasikan
Penelitian ilmiah a. Dalam bentuk :
1) Monograf Setiap monograf 20 Semua jenjang
2) Buku referensi Setiap buku 40 Semua jenjang
b Jurnal ilmiah :
1) Internasional Setiap jurnal 40 Semua jenjang
2) Nasional terakreditasi Setiap jurnal 25 Semua jenjang
3) Tidak terakreditasi Setiap jurnal 10 Semua jenjang
c Seminar
1) Disajikan tingkat :
a)Internasional Setiap makalah 15 Semua jenjang
b)Nasional Setiap makalah 10 Semua jenjang
2) Poster tingkat :
a)Internasional Setiap makalah 10 Semua jenjang
b)Nasional Setiap makalah 5 Semua jenjang
d Dalam koran/majalah popular/umum Setiap naskah 1 Semua jenjang
2 Hasil penelitian atau hasil pemikiran yang tidak Setiap hasil 2 Semua jenjang
dipublikasikan (tersimpan di perpustakaan perguruan penelitian
tinggi)
B Menerjemahkan/menyadur Ditertibkan dan diedarkan secara nasional Setiap buku 15 Semua jenjang
buku ilmiah
C Mengedit/menyunting Ditertibkan dan diedarkan secara nasional Setiap buku 10 Semua jenjang
karya ilmiah
D Membuat rencana dan 1 International Setiap rancangan 60 Semua jenjang
karya teknologi yang 2 Nasional Setiap rancangan 40 Semua jenjang
dipatenkan

1
2

Unsur Sub Unsur Kegiatan Satuan Hasil Angka Pelaksanaan


Kredit kegiatan
E Membuat rancangan dan 1 tingkat internasional Setiap rancangan 20 Semua
karya teknologi, jenjang
rancangan dan karya seni 2 Tingkat nasional Setiap rancangan 15 Semua
monumental/seni jenjang
pertunjukkan/karya sastra 3 Tingkat local Setiap rancangan 10 Semua
jenjang
Pelaksanaan A Menduduki jabatan Menduduki jabatan pimpinan pada lembaga Setiap semester 5,5 Semua
pengabdian pimpinan pemerintahan/pejabat Negara yang harus dibebaskan dari jabatan jenjang
kepada organiknya
masyarakat B Melaksanakan Melaksanakan pengembangan hasil pendidikan dan penelitian Setiap program 3 Semua
pengembangan hasil yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat jenjang
pendidikan dan penelitian
C Memberi latihan 1 Terjadwal/terprogram
/penyuluhan /penataran/ a. Dalam satu semester atau lebih
ceramah pada masyarakat
1) Tingkat internasional Setiap program 4 Semua
jenjang
2) Tingkat nasional Setiap program 3 Semua
jenjang
3) Tingkat local Setiap program 2 Semua
jenjang
b Kurang dari satu semester dan minimal satu bulan
1) Tingkat internasional Setiap program 3 Semua
jenjang
2) Tingkat nasional Setiap program 2 Semua
jenjang
3) Tingkat lokal Setiap program 1 Semua
jenjang

2
3

2 Insidental Setiap program 1,5 Semua


jenjang

Unsur Sub Unsur Kegiatan Satuan Hasil Angka Pelaksanaan


Kredit kegiatan
D Member pelayanan 1. Berdasarkan bidang keahlian Setiap program 1,5 Semua jenjang
kepada masyarakat atau
kegiatan lain yang 2. Berdasarkan penugasan lembaga perguruan tinggi Setiap program 1 Semua jenjang
menunjang pelaksanaan
3. Berdasarkan fungsi/jabatan Setiap program 0,5 Semua jenjang
tugas umum pemerintah
dan pembangunan
E Membuat/menulis karya Membuat/menulis karya pengabdian pada masyarakat yang Setiap karya 3 Semua jenjang
pengabdian tidak dipublikasikan
Penunjang A Menjadi anggota dalam 1 Sebagai ketua/wakil ketua merangkap anggota Setiap tahun 3 Semua anggota
kegiatan suatu panitia/badan pada
akademik perguruan tinggi 2 Sebagai anggota Setiap tahun 3 Semua anggota
dosen
B Menjadi anggota 1 Panitia pusat
panitia/badan pada a. Ketua/wakil ketua Setiap 3 Semua jenjang
lembaga pemerintah kepanitian
b. Anggota Setiap 2 Semua jenjang
kepanitian
2 Panitia daerah
a. Ketua /wakil ketua Setiap 2 Semua jenjang
kepanitian
b. Anggota Setiap 1 Semua jenjang
kepanitian
C Menjadi anggota 1 Tingkat internasional
organisasi profesi dosen
a. Pengurus Setiap periode 2 Semua jenjang
jabatan

3
4

b. Anggota atas permintaan Setiap periode 1 Semua jenjang


jabatan
c. Anggota Setiap periode 0,5 Semua jenjang
jabatan
2 Tingkat nasional
a. Pengurus Semua periode 1,5 Semua jenjang
jabatan
b. Anggota atas permintaan Semua periode 1 Semua jenjang
jabatan
c. Anggota Setiap periode 0,5 Semua jenjang
jabatan
D Mewakili perguruan Memiliki perguruan tinggi/lembaga pemerintah duduk Setiap 1 Semua jenjang
tinggi/lembaga dalam panitia antar lembaga kepanitian
pemerintah
E Menjadi anggota delegasi 1 Sebagai ketua delegasi Setiap kegiatan 3 Semua jenjang
nasional ke pertemuan
2 Sebagai anggota delegasi Setiap kegiatan 2 Semua jenjang
internasional
F Berperan serta aktif dalam 1 Tingkat internasional/nasional/regional sebagai :
pertemuan ilmiah
a Ketua Setiap kegiatan 3 Semua jenjang
b. Anggota Setiap kegiatan 2 Semua jenjang
2 Di lingkungan perguruan tinggi sebagai :
a. Ketua Setiap kegiatan 2 Semua jenjang
b. Anggota Setiap kegiatan Semua jenjang

4
1

G Mendapat penghargaan/tanda 1 Penghargaan/tanda jasa satya lancana karya satya :


jasa
a. 30 (tiga puluh) tahun Tanda jasa 3 Semua jenjang
b. 20 (dua puluh) tahun Tanda jasa 2 Semua jenjang
c. 10 (sepuluh) tahun Tanda jasa 1 Semua jenjang
1 Memperoleh penghargaan lainnya
a. Tingkat internasional Tanda jasa 5 Semua jenjang

b. Tingkat nasional Tanda jasa 3 Semua jenjang


c. Tingkat provinsi Tanda jasa 1 Semua jenjang
H Menulis buku pelajaran 1 Buku SLTA atau sederajat Setiap buku 5 Semua jenjang
SLTA ke bawah ditertibkan 2 Buku SLTP atau setingkat Setiap buku 5 Semua jenjang
dan di edarkan secara
3 Buku TK atau setingkat Setiap buku 5 Semua jenjang
nasional
I Mempunyai prestasi di 1 Tingkat internasional Tiap 5 Semua jenjang
bidang olahraga /humaniora piagam/medali
2 Tingkat nasional Tiap 3 Semua jenjang
piagam/medali
3 Tingkat daerah/lokal Tiap 1 Semua jenjang
piagam/medali
J Keanggotaan dalam tim Menjadi anggota tim penilai jabatan akademik dosen Tiap semester 0,5 Semua jenjang
penilai

1
1

LAMPIRAN 5 : JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF PALING RENDAH


UNTUK KEPANGKATAN DAN KENAIKAN /PANGKAT AKADEMIK DOSEN DENGAN PENDIDIKAN MAGISTER (S2)

JENJANG JABATAN/GOLONGAN RUANG DAN ANGKA KREDIT


JABATAN AKADEMIK DOSEN
NO UNSUR PRESENTASE ASSISTEN LEKTOR LEKTOR KEPALA PROFESOR
AHLI
III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e
1 UNSUR UTAMA
A. Pendidikan
Pendidikan sekolah 150 150 150 150 150 150 150 150
B. Pelaksanaan pendidikan
C. Pelaksanaan penelitian
D. Pelaksanaan pengabdian pada masyarakat > 90% - 45 135 225 360 495 630 810
E. Pengembangan diri
2 UNSUR PENUNJANG
Penunjang kegiatan Akademik Dosen > 10% - 5 15 25 40 55 70 90
JUMLAH 150 200 300 400 550 700 850 1050

1
1

LAMPIRAN 6 : JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF PALING RENDAH


UNTUK KEPANGKATAN DAN KENAIKAN /PANGKAT AKADEMIK DOSEN DENGAN PENDIDIKAN DOKTOR (S3)

JENJANG JABATAN/GOLONGAN RUANG DAN ANGKA KREDIT


JABATAN FUNGSIONAL AKADEMIK DOSEN
NO UNSUR PRESENTASE LEKTOR LEKTOR KEPALA PROFESOR
III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e
1 UNSUR UTAMA
A. Pendidikan
Pendidikan sekolah 200 200 200 200 200 200 200
B. Pelaksanaan pendidikan
C. Pelaksanaan penelitian
D. Pelaksanaan pengabdian pada > 90% - 90 180 315 450 585 765
masyarakat
E. Pengembangan diri
2 UNSUR PENUNJANG
Penunjang kegiatan Akademik Dosen > 10% - 10 20 35 50 65 85
JUMLAH 200 300 400 550 700 850 1050

1
1

LAMPIRAN 7 : JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF PALING RENDAH


DARI TUGAS POKOK DAN PENUNJANG TUGAS

TUGAS POKOK
KUALIFIKASI PELAKSANAAN PELAKSANAAN PELAKSANAAN UNSUR
NO PENDIDIKAN PENDIDIKAN PENELITIAN PENGABDIAN PENUNJANG
MASYARAKAT
1 Asisten Magister >55% >25% >10% >10%
Ahli
2 Lektor Magister > 45% > 35% > 10% > 10%
3 Lektor Doktor >40% >40% >10% >10%
Kepala
4 Profesor Doktor >35% >45% >10% >10%

LAMPIRAN 8 : WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB


DOSEN DALAM MENGAJAR PROGRAM STUDI

KUALIFIKASI PROGRAM STUDI


NO JABATAN PENDIDIKAN DIPLOMA/SARJANA MAGISTER DOKTOR
AKADEMIK
DOSEN
1 Asisten Ahli Magister M - -
Doktor M B B
2 Lektor Magister M - -
Doktor M M B
3 Lektor Kepala Doktor M M M
4 Profesor Doktor M M M

M = Melaksanakan

B = Membantu

1
1

LAMPIRAN 9 : WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB


DOSEN DALAM BIMBINGAN TUGAS AKHIR

KUALIFIKASI BIMBINGAN TUGAS AKHIR


NO JABATAN PENDIDIKAN SKRIPSI/TUGAS TESIS DISERTASI
AKADEMIK AKHIR
DOSEN
1 Asisten Ahli Magister M - -
Doktor M B -
2 Lektor Magister M B* -
Doktor M M B
3 Lektor Kepala Doktor M M B/M**
4 Profesor Doktor M M M

* = Golongan III/d
** = Sebagai penulis utama pada jurnal ilmiah Internasional bereputasi
M = Melaksanakan
B = Membantu

Anda mungkin juga menyukai