Anda di halaman 1dari 38

PEMILIHAN SARANA PROMOSI LEMBAGA PENDIDIKAN

MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING


(MCDM). (STUDI KASUS: YAYASAN SAHABAT IMAN ORTHODOX
INDONESIA)

TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Magister Komputer

MARULITUA PANDAPOTAN SIANTURI


111321015

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU KOMPUTER


UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK PADANG

OKTOBER 2013
ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari proses pengambilan keputusan


dengan menggunakan fuzzy Multi Attribute Decision Making (MADM) dengan
metode nilai total integral, yang diimplementasikan dalam pemilihan sarana promosi
yang tepat dalam mempromosikan lembaga pendidikan yang bernaung pada Yayasan
Sahabat Iman Orthodox Indonesia (YSIOI). Data dikumpulkan melalui observasi dan
wawancara yang dilakukan dengan penasehat sekaligus pendiri Yayasan, dan
koordinator tim promosi Yayasan. Selanjutnya data dianalisa untuk menentukan
bobot kepentingan setiap kriteria (W) dan tingkat kecocokan setiap alternatif dengan
setiap kriteria (A). Nilai indeks kecocokan fuzzy yang dihasilkan untuk setiap
alternatif, kemudian digunakan untuk menghitung nilai total integral dari setiap
alternatif, untuk menghasilkan ranking alternatif tertinggi hingga yang terendah.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan enam alternatif sarana promosi, yaitu:
iklan/advertising, penjualan pribadi/personal selling, hubungan masyarakat/public
relation, penjualan langsung/direct marketing, promosi penjualan/sales promotion,
dan internet. Sedangkan kriteria-kriteria yang digunakan yaitu: biaya per audiens,
daya jangkau, penyajian pesan yang rumit, penggunaan kepada audiens yang
berbeda, kredibilitas, pemilihan waktu, dan evaluasi. Dari hasil perhitungan yang
diperoleh, penjualan pribadi/personal selling merupakan alternatif yang memperoleh
nilai total integral (F) tertinggi di antara alternatif-alternatif lainnya. Dengan
demikian sarana promosi penjualan pribadi/personal selling merupakan sarana
promosi yang layak digunakan oleh pihak YSIOI untuk mempromosikan lembaga
pendidikan yang bernaung di bawahnya.
Kata kunci : Sarana promosi, Alternatif, Kriteria, Fuzzy Multi Criteria Decision
Making (MCDM), Tingkat kecocokan, Nilai total integral.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pengambilan

keputusan

berkriteria

jamak

(multicriteria

decision

making/MCDM) mengacu kepada pemilihan atau perangkingan alternatif-alternatif


dari alternatif-alternatif yang tersedia dengan kriteria yang banyak dan biasanya,
saling bertentangan. Menurut Chen dan Hwang dalam Wibowo (2011), dalam
praktik, subyektifitas dan ketidaktepatan selalu hadir dalam proses pengambilan
keputusan berkriteria jamak (multicriteria decision making/MCDM).
Pengembangan MCDM sebagai suatu disiplin ilmu berhubungan erat
dengan kemajuan teknologi komputer. Pada satu sisi, perkembangan teknologi yang
pesat pada masa kini telah memungkinkan analisa sistemastis terhadap masalahmasalah MCDM yang kompleks. Sedangkan pada sisi lain, meluasnya penggunaan
komputer dan teknologi informasi telah menghasilkan informasi yang berlimpah,
yang membuat MCDM semakin penting dan bermanfaat dalam mendukung
pembuatan keputusan bisnis (Xu dan Yang, 2001).
Fuzzy multi criteria decision making (MCDM) merupakan salah satu metode
yang digunakan dalam pengambilan keputusan, khususnya keputusan yang
berdasarkan beberapa alternatif. Metode ini dikembangkan untuk membantu
pengambil keputusan dalam melakukan pengambilan keputusan yang akurat dan
optimal (Kusumadewi dan Guswaluddin, 2005). Beberapa penerapan fuzzy MCDM
di berbagai bidang yang membutuhkan pengambilan keputusan, di antaranya untuk
pemilihan penyimpanan persediaan bahan bakar (Moon dan Kang, 2001), diagnosis
penyakit tropis (Rosnelly dan Wardoyo, 2011), penentuan lokasi promosi produk
(Kahar dan Fitri, 2011), penentuan peringkat calon penerima beasiswa (Cahyo dan

Wahyuni, 2009), pemilihan lokasi pemancar televisi (Kusumadewi dan Guswaluddin,


2005), diagnosa penyakit kulit pioderma pada anak (Hasanah, 2010), perancangan
sistem pendukung keputusan untuk pemilihan produk laptop (Setiawan, 2012),
penilaian tingkat/skala

kecemasan Hamilton/HARSH (Kusumadewi, 2008),

pemilihan program studi perguruan tinggi (Meliala, 2012), dan perancangan sistem
pendukung keputusan penentuan performance sekolah (Feriansyah, 2011).
Beberapa keistimewaan metode Fuzzy MCDM, menurut Moon dan Kang
(2001) adalah:
1. Tidak ada batas jumlah kriteria keputusan, dan kerumitan analisis tidak terlalu
terpengaruh banyak oleh jumlah kriteria keputusan.
2. Penentuan bobot alternatif-alternatif keputusan umumnya lebih mudah
daripada metode yang lain, karena digunakannya variabel-variabel linguistik
yang mirip dengan istilah/bahasa sehari-hari.
3. Penyelesaian yang masuk akal untuk sebuah masalah pengambilan keputusan
dengan berbagai kriteria yang saling bertentangan satu sama lain bisa
didapatkan.
4. Hal-hal yang mendasari pengambilan keputusan divisualisasikan untuk

memungkinkan dilakukannya pengujian ulang dan pencocokan yang mudah


untuk perumusan konsensus yang lebih baik.
Salah satu organisasi yang memerlukan pertimbangan dengan pemanfaatan
kecerdasan buatan berbasis fuzzy MCDM adalah Yayasan Sahabat Iman Orthodox
Indonesia (YSIOI), yang sejak berdirinya pada tahun 1998, telah mendirikan sebelas
lembaga pendidikan, mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak hingga jenjang
perguruan tinggi. Namun, karena ketatnya persaingan dalam perekrutan calon peserta
didik saat ini, jumlah peminat/calon peserta didik pada lembaga-lembaga pendidikan
yang bernaung di bawah YSIOI belum sesuai harapan/target yang ditetapkan oleh
pengelola Yayasan. Selain itu, pengambilan keputusan untuk pemilihan sarana
promosi lembaga pendidikan di YSIOI masih dilakukan secara manual, dan dengan

pertimbangan subyektif manusia. Tentu saja situasi ini membuat pihak pengambil
keputusan di YSIOI perlu memiliki sistem pemilihan sarana promosi yang berbasis
komputer untuk lembaga-lembaga pendidikan yang bernaung di bawahnya.
Metode pemilihan sarana promosi lembaga pendidikan menggunakan fuzzy
MCDM dianggap tepat untuk diaplikasikan karena selain metode ini memiliki
keistimewaan-keistimewaan sebagaimana telah disebutkan di atas, metode ini juga
telah diaplikasikan secara luas di berbagai bidang. Oleh karena itulah maka penulis
merasa

tertarik

PEMILIHAN

untuk membuat
SARANA

penelitian

PROMOSI

dalam

bentuk

LEMBAGA

tesis

berjudul:

PENDIDIKAN

MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM).


(STUDI KASUS: YAYASAN SAHABAT IMAN ORTHODOX INDONESIA).

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis merumuskan masalah agar

tidak terjadi kerancuan. Beberapa perumusan masalah yang akan dibahas adalah:
1. Bagaimana penerapan fuzzy MCDM dalam menentukan sarana promosi yang
paling tepat bagi lembaga pendidikan?
2. Bagaimanakah metode fuzzy MCDM digunakan untuk memilih alternatif
sarana promosi lembaga pendidikan yang terbaik dengan menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ditentukan?
3. Bagaimana merancang aplikasi pemilihan

sarana

promosi

lembaga

pendidikan menggunakan fuzzy MCDM?


1.3

Ruang Lingkup Masalah


Agar penelitian ini lebih terarah maka penelitian diberi batasan-batasan dan

ruang lingkup sebagai berikut:


1. Penelitian ini hanya mengulas tentang sejauh mana penerapan fuzzy MCDM
dalam pemilihan sarana promosi lembaga pendidikan.

2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode fuzzy multiple
criteria decision making (MCDM).
3. Dalam perancangan aplikasi pemilihan sarana promosi lembaga pendidikan
menggunakan fuzzy MCDM, penulis menggunakan perangkat lunak
Matlab7.8.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan-tujuan yang hendak dicapai yaitu:
1. Memahami penggunaan fuzzy Multi criteria decision making (MCDM) dalam
pembuatan keputusan pemilihan sarana promosi lembaga pendidikan di
Yayasan Sahabat Iman Orthodox Indonesia.
2. Menganalisa kebutuhan sistem, masalah, dan konsep fuzzy MCDM di dalam
pemilihan alternatif terbaik berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan
3. Membangun aplikasi yang bisa membantu memilih sarana promosi lembaga
pendidikan menggunakan fuzzy MCDM
4. Menguji aplikasi fuzzy MCDM yang telah dirancang, untuk mencari
kesalahan-kesalahan sehingga dapat diperbaiki
1.5

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian adalah:
1. Membantu pihak pengambil keputusan di Yayasan Sahabat Iman Orthodox
Indonesia untuk memilih sarana promosi yang tepat bagi lembaga-lembaga
pendidikan yang bernaung di bawahnya.
2. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

untuk

merancang

dan

merealisasikan perangkat lunak, yaitu membuat program yang mampu


menganalisa masukan-masukan berupa kriteria-kriteria permasalahan yang
menjadi pendukung suatu keputusan yang akan diambil, sehingga aplikasi
yang dirancang mampu memberikan alternatif keputusan yang terbaik.
1.6

Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penyusunan laporan tesis ini adalah


sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, dan
sistematika penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas tentang landasan teori tentang konsep promosi, sistem
pendukung keputusan, fuzzy set (himpunan fuzzy), pembuatan keputusan
berkriteria jamak (multiple criteria decision making/MCDM), Fuzzy
MCDM, metode Fuzzy MCDM, pemilihan sarana promosi, serta teori-teori
lain yang mendukung penelitian ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini dijabarkan secara detail tentang desin penelitian, kerangka
kerja penelitian serta metodologi yang digunakan dalam merancang aplikasi
pemilihan sarana promosi lembaga pendidikan menggunakan Fuzzy
MCDM.
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bagian ini akan dibahas tentang hasil analisa kebutuhan sistem, dan
perancangan sistem pemilihan sarana promosi lembaga pendidikan berbasis
Fuzzy MCDM
BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Bab ini berisi implementasi dan pengujian sistem pemilihan sarana promosi
lembaga pendidikan dengan metode fuzzy MCDM
BAB VI PENUTUP
Pada bab penutup ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan dari hasil
penelitian. Selanjutnya beberapa saran untuk melakukan perbaikanperbaikan di masa mendatang.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Pendukung Keputusan
2.1.1. Konsep Sistem Pendukung Keputusan
Pada awal tahun 1970-an, Scott Morton pertama kali memperkenalkan
konsep penting Sistem Pendukung Keputusan (SPK). Sebuah Sistem Pendukung
Keputusan merupakan sistem interaktif, fleksibel, berbasis komputer yang
membantu para pengambil keputusan untuk memanfaatkan data dan berbagai

model untuk memecahkan masalah-masalah yang bersifat kompleks (Janakiraman


dan Sarukesi, 2006).
2.1.2. Komponen-komponen Sistem Pendukung Keputusan
Komponen-komponen dari Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai
berikut:
1. Subsistem manajemen data, mencakup database yang mengandung data
2.

yang disimpan untuk digunakan dalam pembuatan keputusan.


Subsistem manajemen model, menyimpan model-model yang digunakan

3.

dalam analisis.
Subsistem antarmuka pengguna, media interaksi antara sistem dengan
pengguna, sehingga pengguna dapat berkomunikasi dan memberikan
perintah pada SPK melalui subsistem ini untuk melakukan berbagai
analisis.

2.1.3 Fase-fase Proses Pengambilan Keputusan


Menurut Simon dalam Benetti (2005), proses pengambilan keputusan
meliputi empat fase utama, yaitu: penelusuran, perancangan, pemilihan, dan aktifitas
kajian.
1. Penelusuran (Intelligence)
Merupakan tahap pendefinisian masalah serta identifikasi situasi atau
peluang-peluang masalah berkaitan dengan persoalan yang dihadapi.
2. Perancangan (Design)
Merupakan tahap mencari, mengembangkan, atau menganalisis
kemungkinan-kemungkinan alternatif. Tahap berikutnya adalah memilih
satu dari kemungkinan-kemungkinan yang dianalisis.
3. Pemilihan (Choice)
Dengan mengacu pada rumusan tujuan serta hasil yang diharapkan,
Selanjutnya manajemen memilih alternatif solusi yang diperkirakan paling
sesuai.
4. Aktifitas kajian (Review Activity)
Merupakan tahap menilai pilihan-pilihan yang telah dibuat di masa
lampau.

10

2.2. Fuzzy
2.2.1. Himpunan Fuzzy
Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item x dalam suatu
himpunan A, yang sering ditulis dengan A[x], memiliki 2 kemungkinan, yaitu :
1. satu (1), yang berarti bahwa suatu item menjadi anggota dalam
suatu himpunan, atau
2. nol (0), yang berarti bahwa suatu item tidak menjadi anggota dalam
suatu himpunan.
Prinsip dasar dan persamaan matematika dari teori himpunan fuzzy
adalah

pengelompokkan objek dalam batas yang samar. Himpunan fuzzy

merupakan sebuah generalisasi dari himpunan crisp. Kalau pada himpunan crisp,
nilai keanggotaan hanya ada 2 kemungkinan, yaiu 0 atau 1. Sedangkan himpunan
fuzzy didasarkan pada gagasan untuk memperluas jangkauan fungsi karakteristik
sedemikian hingga fungsi tersebut akan mencakup bilangan real pada interval
[0,1]. Nilai keanggotaan pada himpunan fuzzy menunjukkan bahwa suatu item
dalam semesta pembicaraan tidak hanya berada pada 0 atau 1, melainkan juga
nilai yang terletak di antaranya. Dengan kata lain, nilai kebenaran dari suatu item
tidak hanya benar atau salah (Kusumadewi dan Guswaluddin, 2005).
Pada himpunan fuzzy terdapat 2 atribut, yaitu:
a. Linguistik, yaitu penamaan suatu grup yang mewakili suatu keadaan atau
kondisi tertentu dengan menggunakan bahasa alami, seperti: MUDA,
PAROBAYA, TUA.
b. Numeris, yaitu suatu nilai (angka) yang menunjukkan ukuran dari suatu
variabel, seperti : 40, 25, 50, dan seterusnya.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem fuzzy, yaitu:
a. Variabel fuzzy
Variabel fuzzy merupakan variabel yang hendak dibahas dalam suatu
b.

sistem fuzzy. Contoh: umur, temperatur, permintaan, dan sebagainya.


Himpunan fuzzy

11

Himpunan fuzzy merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau
keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzzy.
Contoh:
Variabel umur, terbagi menjadi 3 himpunan fuzzy, yaitu: MUDA,
PAROBAYA, dan TUA. (Gambar 2.1)
MUDA

PAROBAYA

TUA

1
[x]
0
45
55
65
Umur (th)
Gambar 2.1 Himpunan Fuzzy Untuk Variabel Umur.
0

25

35

Variabel temperatur, terbagi menjadi 5 himpunan fuzzy, yaitu:


DINGIN, SEJUK, NORMAL, HANGAT, dan PANAS. (Gambar 2.2)
DINGIN SEJUK
NORMAL HANGAT
PANAS

1
[x]
0

15

20

25

30

35

40

Temperatur (oC))
Gambar 2.2 Himpunan Fuzzy Pada Variabel Temperatur.
c.

Semesta Pembicaraan
Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk
dioperasikan

dalam

suatu

variabel

fuzzy.

Semesta

pembicaraan

merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah)


secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai semesta pembicaraan dapat
berupa bilangan positif maupun negatif. Adakalanya nilai semesta
pembicaraan ini tidak dibatasi batas atasnya.
Contoh:
Semesta pembicaraan untuk variabel umur: [0 +)
Semesta pembicaraan untuk variabel temperatur: [0 40]

12
d.

Domain
Domain himpunan fuzzy adalah keseluruhan nilai yang diijinkan dalam
semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan fuzzy.
Seperti halnya semesta pembicaraan, domain merupakan himpunan
bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri
ke kanan. Nilai domain dapat berupa bilangan positif maupun negatif.
Contoh domain himpunan fuzzy:
= [0
45]
MUDA
= [35 55]
PAROBAYA
= [45 +)
TUA
= [0 20]
DINGIN
= [15 25]
SEJUK
= [20 30]
NORMAL
= [25 35]
HANGAT
= [30 40]
PANAS

2.2.2 Fungsi Keanggotaan (Membership Function) Fuzzy


Fungsi Keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang
menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya. Salah
satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai keanggotaan adalah dengan
melalui pendekatan fungsi. Ada beberapa fungsi yang bisa digunakan.
a.
Representasi Linier
Pada representasi linier, pemetaan input kederajat keanggotaannya
digambarkan sebagai garis lurus. Ada dua keadaan himpunan fuzzy yang linier.
1. Kenaikan himpunan dimulai pada nilai domain yang memiliki derajat
keanggotaan nol [0] bergerak ke kanan menuju nilai domain yang
memiliki derajat keanggotaan lebih tinggi.
1
(x)
0
a
domain
b
Gambar 2.3 Representasi Linear Naik

13

Contoh representasi linear naik: Fungsi keanggotaan untuk himpunan


PANAS pada variabel temperatur ruangan seperti terlihat pada gambar 2.4.
PANAS[32] = (32-25)/(35-25)
7/10 = 0,7
1
0
,
7
(
x)
0
25

32
35
Temperatur (C)
Gambar 2.4 Himpunan Fuzzy: PANAS
Fungsi Keanggotaan :

[x]=

2.

0;

x<a

(x a) / (b a) ;

axb

1 ;

x>b

(1)

Garis lurus dimulai dari nilai domain dengan derajat keanggotaan


tertinggi pada sisi kiri, kemudian begerak menurun ke nilai domain
yang memiliki derajat keanggotaan lebih rendah.
1
(x)
0 a

domain

Gambar 2.5 Representasi Linear Turun


Contoh representasi linear turun: Fungsi keanggotaan untuk himpunan
DINGIN pada variabel temperatur ruangan seperti terlihat pada gambar 2.6.
DINGIN[20] = (30-20)/(30-15)
10/15 = 0,667

14

1
0,
6
6
7
(
x)
0
15
20
30
Temperatur (C)
Gambar 2.6 Himpunan Fuzzy: DINGIN
Fungsi Keanggotaan :
[x]=

(b x) / (b a) ;
0
;

axb
x>b

(2)

b.

Representasi Kurva Segitiga


Kurva Segitiga pada dasarnya merupakan gabungan antara 2 garis (linear).

1
derajat keanggotaan
[x]

domain

Gambar 2.7 Representasi Kurva Segitiga


Fungsi Keanggotaan :
0
;
x < a atau x > c
A[x]=

(x a) / (b a) ;

axb

(x - c) / (b c) ;

bxc

15

(3)
c. Representasi Kurva Trapesium
Kurva trapesium pada dasarnya seperti kurva segitiga, hanya saja ada
beberapa titik yang memiliki nilai keanggotaan 1.

Derajat
keanggotaan
[x]

Gambar 2.8 Representasi Kurva Trapesium

Fungsi Keanggotaan :
A[x]=

2.2.3

0;
(x a) / (b a) ;
1;
(d - x) / (d - c) ;

x a atau x d
axb
bxc
xd

(4)

Operasi Aljabar Bilangan Segitiga Fuzzy


Menurut Moon dan Kang dalam Tang dan Beynon (2005), alasan

digunakannya bilangan segitiga fuzzy adalah karena sifatnya yang sederhana


dalam komputasi/perhitungan. Liang dan Wang dalam Tang dan Beynon (2005)
memaparkan bahwa bilangan fuzzy segitiga bermanfaat dalam merepresentasikan
dan memproses informasi dalam lingkungan fuzzy. Tang dan Beynon (2005)
menambahkan, jika didefinisikan 2 bilangan segitiga fuzzy A dan B dengan A= (l1,
m1, n1) dan B= (l2, m2, u2), maka operasi aljabarnya adalah sebagai berikut:
(i)
Penjumlahan:
A (+) B = (l1, m1, u1) (+) (l2, m2, u2) = (l1 + l2, m1 + m2, u1 + u2),
Perkalian:
A . B = (l1, m1, u1) . (l2, m2, u2) = (l1 l2, m1m2, u1 u2),
(ii)
Invers:
(l1, m1, u1)-1 (1/u1, 1/m1, 1/l1), di mana melambangkan sama dengan.
2.2.4

Fuzzy Multi Criteria Decision Making (MCDM)

16

Masalah pengambilan keputusan, memegang peranan penting dalam berbagai


segi kehidupan. Menurut Kusrini dalam Rosnelly dan Wardoyo (2011), ada beberapa
keadaan yang mungkin dialami oleh pengambil keputusan ketika mengambil
keputusan, yaitu:
1. Pengambilan keputusan dalam kepastian, yaitu semua alternatif diketahui
secara pasti
2. Pengambilan keputusan dalam berbagai tingkat risiko yang dipilih
3. Pengambilan keputusan dalam kondisi ketidakpastian, yaitu ada alternatif
yang tidak diketahui dengan jelas.
Menurut Fenton dan Wang (2006), Multi Criteria Decision Making (MCDM)
adalah sebuah metode yang mengacu pada proses penyaringan (screening),
memprioritaskan (prioritizing), perangkingan (ranking), atau memilih himpunan
alternatif (dalam hal ini berupa kandidat atau tindakan). MCDM sangat tepat
diimplementasikan pada kasus untuk alternatif yang memiliki sejumlah kriteria
dengan bobot nominal. Namun karena tidak semua alternatif memiliki kriteria yang
berbobot nominal untuk kasus-kasus tertentu, mendorong penggunaan konsep fuzzy
dalam MCDM yang kemudian dikenal dengan Fuzzy Multi Criteria Decision Making
(MCDM).
Chen dan Tzeng (2004) mengemukakan bahwa Fuzzy MCDM menggunakan
bilangan fuzzy dan variabel linguistik untuk mengukur nilai/bobot kinerja alternatif
untuk setiap kriteria. Beberapa keistimewaan metode Fuzzy MCDM, menurut Moon
dan Kang (2001) adalah:
5. Tidak ada batas jumlah kriteria keputusan, dan kerumitan analisis tidak terlalu
terpengaruh banyak oleh jumlah kriteria keputusan.
6. Penentuan bobot alternatif-alternatif keputusan umumnya lebih mudah
daripada metode yang lain, karena digunakannya variabel-variabel linguistik
yang mirip dengan istilah/bahasa sehari-hari.
7. Penyelesaian yang masuk akal untuk sebuah masalah pengambilan keputusan
dengan berbagai kriteria yang saling bertentangan satu sama lain bisa

17

didapatkan.
8. Hal-hal yang mendasari pengambilan keputusan divisualisasikan untuk
memungkinkan dilakukannya pengujian ulang dan pencocokan yang mudah
untuk perumusan konsensus yang lebih baik.
Kusumadewi dan Guswaludin (2005) memaparkan tiga langkah penting yang
harus dikerjakan, yaitu: representasi masalah, evaluasi himpunan fuzzy pada setiap
alternatif keputusan dan melakukan seleksi terhadap alternatif yang optimal.
1. Representasi masalah
Pada bagian ini, terdapat 3 tahapan yang harus dilakukan, yaitu :
1. Identifikasi tujuan dan kumpulan alternatif keputusan. Jika ada n alternatif
keputusan dari suatu masalah, maka dapat ditulis sebagai :
A = {Ai | i=1, 2, ..., n}.
2. Identifikasi kumpulan kriteria. Jika ada k kriteria, maka dapat dituliskan :
C = { Ct | t=1, , ...,k}.
3. Membangun struktur hirarki dari masalah tersebut berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Tujuan dari permasalahan

C1

Gambar 2.9

A1 A2

C2

...

A3

Struktur

Ck

...

An

Contoh
Hirarki

Masalah
2. Evaluasi himpunan fuzzy
Pada bagian ini, ada 4 aktivitas yang harus dilakukan, yaitu :
1. Memilih himpunan rating untuk derajat kepentingan dari setiap kriteria dan
derajat kecocokan setiap alternatif dengan kriterianya.
Himpunan rating biasanya direpresentasikan dalam bentuk variabel
linguistik (x). Misalkan untuk himpunan rating pada variabel penting
didefinisikan sebagai : T(penting) = {SANGAT RENDAH, RENDAH,
CUKUP, TINGGI, SANGAT TINGGI}.
2. Menentukan bobot-bobot setiap rating dari himpunan rating derajat

18

kepentingan setiap kriteria dan derajat kecocokan setiap alternatif dengan


kriterianya.
Bobot untuk setiap rating ditentukan dengan menggunakan fungsi
keanggotaan bilangan fuzzy. Dalam penelitian ini, fungsi keanggotaan
bilangan fuzzy yang digunakan adalah fungsi bilangan fuzzy segitiga.
sangat
rendah

rendah

0.25

sedang

tinggi

sangat
tinggi

1
0.5

0.75

Gambar 2.10 Fungsi Keanggotaan Untuk Bobot Setiap Rating


Dengan Himpunan Bilangan Fuzzy Segitiga
Dengan asumsi rentang yang digunakan adalah:
Sangat Rendah
= SR = (0, 0, 0.25)
Rendah
= R = (0, 0.25, 0.5)
Sedang
= S = (0.25, 0.5, 0.75)
Tinggi
= T = (0.5, 0.75, 1)
Sangat Tinggi
= ST = (0.75, 1, 1)
3.
Mengevaluasi derajat kecocokan setiap alternatif dengan kriterianya.
4.
Mengagregasikan bobot-bobot setiap rating dari himpunan rating derajat
kecocokan setiap alternatif dengan kriterianya terhadap derajat kepentingan
setiap kriteria.
Operator yang digunakan pada metode agregasi umumnya berupa penjumlahan
dan perkalian fuzzy. Kebanyakan metode agregrasi yang digunakan adalah
metode agregasi mean (Kusumadewi, et al., 2006). Dengan operator mean, Fi
dapat dirumuskan sebagai:

Fi =

( sit wt ) ( sit wt ) ... ( sit wt )

(5)

i = 1, 2, 3, ..., n
t = 1, 2, 3, ..., n
Di mana :
Fi: indeks kecocokan fuzzy dari alternatif Ai yang mempresentasikan derajat

19

kecocokan alternatif keputusan dengan kriteria keputusan yang diperoleh dari


hasil agregasi Sit dan Wi
Sit : bobot rating fuzzy untuk derajat kecocokan alternatif keputusan Ai dengan
kriteria Ct
Wi : bobot rating fuzzy untuk derajat kepentingan kriteria Ct
k : banyaknya kriteria
Jika direpresentasikan ke dalam bilangan fuzzy segitiga, Sit = (oit, pit, qit) dan Wt =
(at, bt, ct), maka Fi dapat didekati sebagai :
Fi (Yi, Qi, Zi)
(6)
Jika direpresentasikan ke
k
1

Yi =
(oit , at )
k

t 1

Qi =

(7)

(p
t 1

it

, bt )

it

, ct )

(8)

Zi =

(q
t 1

(9)
i = 1,2,, n.
3. Seleksi alternatif yang optimal
Pada bagian ini, ada 2 aktivitas yang dilakukan, yaitu :
1. Memprioritaskan alternatif keputusan berdasarkan hasil agregasi.
Nilai prioritas dari hasil agregasi dibutuhkan dalam rangka proses
penentuan pemilihan sarana promosi lembaga pendidikan. Karena hasil
agregasi dalam hal ini direpresentasikan dengan menggunakan bilangan
fuzzy segitiga, maka dibutuhkan metode untuk memperoleh nilai
prioritas dari bilangan fuzzy segitiga. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode nilai total integral.

I Ta ( Fi )
(10)
keterangan :

1
( zi yi (1 ) x i )
2

20

I
Fi

: nilai integral
: bilangan fuzzy segitiga hasil agregasi, Fi = (Xi, Yi, Zi)
: indeks keoptimisan yang merepresentasikan derajat keoptimisan bagi
pengambil keputusan.
2. Memilih alternatif keputusan dengan nilai prioritas tertinggi sebagai
alternatif keputusan yang optimal.
Menurut Moon dan Kang dalam Kusumadewi, et al. (2006), secara umum,
langkah-langkah penyelesaian pada fuzzy MCDM dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 2.1. Rangkuman Penyelesaian Fuzzy MCDM
Langkah
Representasi Masalah

Evaluasi
himpunan
fuzzy untuk alternatifalternatif keputusan

Menyeleksi alternatif
yang optimal

Aktifitas
Identifikasi tujuan dan
kumpulan alternatif, A =
{Ai}; i=1,2,,k.
Identifikasi kriteria, C =
{Ct}; t=1,2,,k.
Membangun
struktur
hirarki
masalah
keputusan
dengan
beberapa pertimbangan.
Memilih
himpunan
rating untuk bobot-bobot
pada setiap kriteria dan
derajat kecocokan dari
alternatif-alternatif
terhadap kriteria.
Mengevaluasi
bobotbobot
pada
setiap
kriteria
dan
derajat
kecocokan
dari
alternatif-alternatif
terhadap kriteria.
Melakukan
agregasi
bobot-bobot pada setiap
kriteria
dan
derajat
kecocokan
dari
alternatif-alternatif
terhadap kriteria.
Memprioritaskan
alternatif
keputusan
menggunakan agregasi.
Memilih
alternatif
keputusan
dengan

Tool Utama
Pohon
Keputusan

Variabel
linguistik,
bilangan
fuzzy
segitiga
Operator
fuzzy:
mean

Metode
Nilai Total
Integral

21

prioritas
tertinggi
sebagai hasil alternatif
optimal.
2.2.4.1. Contoh Penerapan Fuzzy MCDM
Kusumadewi dan Guswaluddin (2005) memaparkan salah satu contoh
penerapan fuzzy MCDM untuk pemilihan lokasi pemancar televisi di Yogyakarta.
Ada tiga lokasi yang akan menjadi alternatif, yaitu: S1 = Kota Baru, S2 =
Kaliurang, dan S3 = Piyungan. Ada lima atribut (kriteria) pengambilan keputusan,
yaitu: C1 = ketinggian lokasi, C2 = ketidakpadatan bangunan di sekitar lokasi; C3 =
kedekatan dari pusat kota; C4 = kondisi keamanan lokasi; C5 = kedekatan dengan
pemancar lain yang sudah ada.
Langkah 1: Representasi masalah
a. Tujuan keputusan ini adalah mencari lokasi terbaik untuk menempatkan
pemancar televisi berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Ada tiga alternatif
lokasi yang diberikan, yaitu A ={A1 , A2 , A3}, dengan A1 = Kota Baru, A2 =
Kaliurang, A3 = Piyungan.
b. Ada lima kriteria keputusan yang diberikan, yaitu : C= {C1 , C2 , C3 , C4 ,
C5 }
c. Struktur hirarki masalah tersebut seperti terlihat pada Gambar 2.7.

22

Gambar 2.11 Struktur Hirarki Contoh Penyelesaian Masalah Fuzzy MCDM


Langkah 2: Evaluasi himpunan fuzzy dari alternatif-alternatif keputusan
a. Variabel-variabel linguistik yang merepresentasikan bobot kepentingan untuk
setiap kriteria, adalah: T(kepentingan) W= {SR, R, C, T, ST} dengan SR =
Sangat Rendah; R= Rendah; C= Cukup; T= Tinggi; ST= Sangat Tinggi; yang
masing-masing direpresentasikan dengan bilangan fuzzy segitiga sebagai
berikut:
SR = (0, 0, 0.25)
R = (0, 0.25, 0,5)
C = (0.25, 0.5, 0.75)
T = (0.5, 0.75, 1)
ST = (0.75, 1, 1)
b. Derajat kecocockan alternatif-alternatif dengan kriteria keputusan adalah:
T(kecocokan) S = {SK, K, C, B, SB}, dengan SK = Sangat Kurang; K =
Kurang; C = Cukup; B = Baik; dan SB = Sangat Baik; yang masing-masing
direpresentasikan dengan bilangan fuzzy segitiga sebagai berikut:
SK = (0, 0, 0.25)
K = (0, 0.25, 0.5)
C = (0.25, 0.5, 0.75)
B = (0.5, 0.75, 1)
SB = (0.75, 1, 1)
c.
Rating untuk setiap kriteria keputusan seperti terlihat pada Tabel 2.2,
sedangkan derajat kecocokan kriteria keputusan dan alternatif seperti terlihat
pada tabel 2.3.

23

Pada tabel 2.2 terlihat bahwa rating kepentingan kriteria adalah ST (Sangat
Tinggi) untuk kriteria C1, T (Tinggi) untuk kriteria C2 dan C5, Cukup (C)
untuk kriteria C3, dan Rendah (R) untuk kriteria C4.
Tabel 2.2. Rating Kepentingan Untuk Setiap Kriteria

Kriteria

C1

C2

C3

C4

C5

Rating Kepentingan

ST

Tabel 2.3. Rating Kecocokan Setiap Alternatif Terhadap Setiap Kriteria

Rating Kecocokan
Alternatif

C1

C2

C3

C4

C5

A1

SK

SB

SB

A2

SB

SK

A3

SB

d. Dengan mensubstitusikan bilangan fuzzy segitiga ke setiap variabel linguistik


ke dalam persamaan 5 sampai 9, diperoleh nilai kecocokan fuzzy seperti pada
Tabel 2.4 dengan detail penghitungan sebagai berikut:

Pada alternatif A1:


Y1 = (0,75 x 0) + (0,5 x 0) + (0,25 x 0,75) + (0 x 0,75) + (0,5 x 0,25) = 0,0625
5
Q1 = (1 x 0) + (0,75 x 0,25) + (0,5 x 1) + (0,25 x 1) + (0,75 x 0,5) = 0,2625
5
Z1 = (1 x 0,25) + (1 x 0,5) + (0,75 x 1) + (0,5 x 1) + (1 x 0,75) = 0,55
5

Pada alternatif A2:

Y2 = (0,75 x 0,75) + (0,5 x 0,5) + (0,25 x 0,25) + (0 x 0,5) + (0,5 x 0) = 0,175


5

24

Q2 = (1 x 1) + (0,75 x 0,75) + (0,5 x 0,5) + (0,25 x 0,75) + (0,75 x 0) = 0,4


5
Z2 = (1 x 1) + (1 x 1) + (0,75 x 0,75) + (0,5 x 1) + (1 x 0,25) = 0,6625
5

Pada alternatif A3:

Y3 = (0,75 x 0,5) + (0,5 x 0,75) + (0,25 x 0) + (0 x 0,5) + (0,5 x 0,5) = 0,2


5
Q3 = (1 x 0,75) + (0,75x1) + (0,5x0,25) + (0,25x0,75) + (0,75x 0,75) = 0,0475
5
Z3 = (1 x 1) + (1 x 1) + (0,75 x 0,5) + (0,5 x 1) + (1 x 1) = 0,775
5

Tabel 2.4 Indeks Kecocokan Untuk Setiap Alternatif


Alternatif

A1
A2
A3

C1

Rating Kecocokan
C2
C3
C4

C5

SK
SB
B

K
B
SB

C
SK
B

SB
C
K

SB
B
B

Indeks Kecocokan
Fuzzy
0,0625; 0,2625; 0,5500
0,1750; 0,4000; 0,6625
0,2000; 0,4750; 0,7750

Langkah 3: Menyeleksi alternatif yang optimal


a. Dengan mensubstitusikan indeks kecocokan fuzzy pada Tabel 2.4, ke
persamaan 10, dan dengan mengambil derajat keoptimisan () = 0 (tidak
optimis), = 0,5 dan = 1 (sangat optimis), maka akan diperoleh nilai
total integral untuk setiap alternatif seperti terlihat pada Tabel 2.5. Sebagai
contoh penghitungan untuk nilai = 0,5 adalah:
1
I10,5 (0, 5)(0, 55 (0, 2625) (1 0,5)(0, 0625 ) 0, 2844
2
1
I0,5
(0, 5)(0, 6625) (0, 4) (1 0, 5)(0,175) 0, 4094
2
2
1
I30,5 (0, 5)(0, 775 (0, 475) (1 0, 5)(0, 2 ) 0, 4813
2
Dari perhitungan di atas, Nampak bahwa nilai total integral untuk

25

alternatif

A3,

yaitu

Piyungan,

memproleh

nilai

perangkingan

tertinggi

dibandingkan dengan kedua alternatif yang lain.


Tabel 2.5. Nilai Total Integral Setiap Alternatif
Alternatif
A1
A2
A3

=0
0,1625
0,2875
0,3375

Nilai Total Integral


= 0,5
0,2844
0,4094
0,4813

=1
0,4063
0,5313
0,6250

b. Dari Tabel 2.5 terlihat bahwa A3 memiliki nilai total integral terbesar
berapapaun derajat keoptimisannya, sehingga lokasi Piyungan akan
terpilih sebagai lokasi optimal untuk penempatan pemancar.
2.3

Promosi
Menurut Belch dan Belch (2003), promosi adalah pengarahan semua

kegiatan yang dilakukan oleh penjual untuk menyebarkan informasi dan


persuasi/dorongan

untuk

menjual

barang-barang

maupun

jasa,

atau

memperkenalkan sebuah gagasan. Secara tradisional, ada empat elemen dari


bauran promosi, yaitu iklan/advertising, promosi penjualan/sales promotion,
hubungan masyarakat/public relation, dan penjualan pribadi/personal selling.
Mukesh dan Ranju (2009) memaparkan enam alat-alat promosi:
periklanan, promosi penjualan (sales promotion), publisitas/hubungan masyarakat,
penjualan perseorangan, penjualan langsung, dan pemasaran interaktif/internet.
Penjelasan mengenai alat-alat promosi:
1.
Periklanan/advertising
Periklanan merupakan salah satu bentuk dari komunikasi impersonal
(impersonal communication) yang digunakan oleh perusahaan barang atau
jasa. Peranan periklanan dalam pemasaran, khususnya jasa, adalah untuk
membangun

kesadaran/awareness

terhadap

keberadaan

jasa

yang

ditawarkan, menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang

26

ditawarkan, membujuk calon konsumen untuk membeli atau menggunakan


jasa tersebut, dan membedakan diri perusahaan yang satu dengan
perusahaan lain. Beberapa media iklan: surat kabar, majalah, radio,
televisi, papan reklame (outdoor advertising), surat langsung (direct mail).
2.
Penjualan perseorangan (personal selling)
Merupakan sebuah proses menginformasikan kepada pelanggan dan
meyakinkan mereka untuk membeli produk-produk melalui komunikasi
pribadi. Contoh penjualan pribadi: dokter yang merekomendasikan
pasiennya untuk membeli obat di apotik.
3.
Hubungan masyarakat (public relation)
Hubungan masyarakat adalah hubungan perusahaan dengan masyarakat,
yaitu pelanggan, karyawan, pemasok barang, pemilik perusahaan, pegawai
pemerintah, dan lain-lain, untuk menjaga hubungan masyarakat yang baik.
Hubungan masyarakat mengangkat citra produk dan citra perusahaan.
4.
Penjualan langsung (direct marketing)
Penjualan langsung berarti komunikasi langsung dengan target audiens
untuk mendapatkan tanggapan seketika dan untuk mengembangkan
hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Hal itu mendorong
pelanggan untuk secara langsung membeli barang-barang dari perusahaan.
Penjualan langsung menggunakan telepon, e-mail, mesin faks, dan
perangkat elektronik lain untuk berkomunikasi. Penjualan langsung
meliputi: Tele-marketing, yaitu menghubungi pelanggan yang prospektif
dan terkini melalui telepon. Di masa kini, berbagai call center (pusat
layanan pelanggan) menyediakan pelayanan tele-marketing kepada
perusahaan. Pusat-pusat layanan pelanggan itu mengelompokkan catatancatatan nomor telepon dari kelompok masyarakat yang berbeda-beda. Atas
permintaan perusahaan, pusat-pusat layanan pelanggan ini membuat
hubungan telepon dengan sasaran audiens untuk menyampaikan

27

informasi-informasi dari perusahaan. Bidang penjualan langsung yang


kedua adalah direct-mail, yaitu perusahaan mengirim informasi-informasi
tercetak kepada pelanggan potensial dan terkini ke alamat mereka melalui
pos. Informasi-informasi tercetak tersebut meliputi fitur-fitur produk,
harga, pusat-pusat layanan pelanggan yang tersedia, cara-cara promosi
yang berbeda, dan lain-lain.
5.
Promosi penjualan (sales promotion)
Promosi penjualan (sales promotion) adalah insentif-insentif jangka
pendek untuk mendorong penjualan produk atau jasa. Promosi penjualan
adalah suatu pancingan langsung yang menawarkan nilai-nilai tambahan
dan insentif produk kepada tenaga penjualan, distributor, dan pelanggan
utama, yang tujuan utamanya adalah menciptakan penjualan-penjualan
saat itu juga. Tiga jenis promosi penjualan: Promosi penjualan berorientasi
pelanggan, yaitu insentif/nilai tambahan ditawarkan kepada pelanggan
utama. Contohnya: rabat/bonus, refund (uang kembali), pameran-pameran,
kupon-kupon, contoh produk gratis, hadiah, potongan-potongan harga,
lucky draw, jasa perbaikan siaga, beli dua dapat satu. Kemudian promosi
penjualan berorientasi perantara (middleman), yaitu promosi penjualan
yang ditargetkan kepada pengantara pemasaran, seperti pengecer-pengecer.
Tujuannya untuk mendorong pengantara itu untuk membeli barang dalam
jumlah besar, atau utnuk membeli lebih awal. Alat-alat yang digunakan di
sini adalah diskon-diskon untuk pengecer, penundaan tagihan, hadiahhadiah, peningkatan komisi penjualan untuk peningkatan penjualan.
6.
Pemasaran Interaktif/Internet
Pemasaran melalui internet bukanlah pemasaran satu arah. Di sini audiens
target dapat membuat pertanyaan-pertanyaan, mengemukakan keraguankeraguan, dan bahkan melakukan pembelian. Karena sifat interaktifnya,

28

2.4

internet telah menjadi bentuk komunikasi yang efektif.


Pemilihan Sarana Promosi Lembaga Pendidikan
Pemilihan sarana promosi lembaga pendidikan oleh Yayasan Sahabat Iman

Orthodox Indonesia menggunakan alternatif-alternatif sebagai berikut:


1. Iklan (advertising)
2. Penjualan pribadi (personal selling)
3. Hubungan masyarakat (public relations)
4. Promosi penjualan (sales promotion)
5. Penjualan langsung (direct marketing)
6. Penjualan interaktif/internet (interactive/internet marketing)
Sedangkan untuk memilih alternatif sarana promosi terbaik, kriteriakriteria yang menjadi pertimbangan dalam memilih sarana promosi lembaga
pendidikan menurut Woodruff (2005) dan Lancaster dan Withey (2007), yaitu:
1. Biaya per audiens
Biaya per audiens adalah biaya yang diperkirakan akan dialokasikan untuk
memperkenalkan lembaga pendidikan kepada tiap-tiap calon konsumen.
2. Daya Jangkau
Merupakan kapabilitas yang dimiliki oleh alat promosi lembaga
pendidikan untuk menjangkau calon konsumen
3. Penyajian pesan yang rumit
Sebuah alat promosi dikatakan efektif, jika dapat mengkomunikaskan
pesan yang rumit mengenai produk kepada calon konsumen
4. Penggunaan kepada audiens yang berbeda
Kemampuan sarana promosi untuk dapat digunakan pada audiens yang
berbeda-beda/bergantian, adalah salah satu bahan pertimbangan untuk
pemilihan sarana promosi.
5. Kredibilitas
Kredibilitas merupakan salah satu aspek penting dalam promosi lembaga
pendidikan. Sebuah alat promosi adalah efektif digunakan bilamana calon
konsumen menjadi percaya/yakin dengan pesan yang disampaikan melalui
sarana promosi tertentu.
6. Pemilihan waktu
Suatu alat promosi dikatakan efektif jika alat promosi tersebut dapat
digunakan pada berbagai kesempatan/jadwal promosi yang dilakukan.
7. Evaluasi
Suatu alat/sarana promosi dikatakan layak atau tepat untuk digunakan,

29

jika efektifitas sarana promosi tersebut mudah untuk dinilai atau diukur.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

30

Pada bab ini akan diuraikan mengenai desain penelitian, metode penelitian,
perancangan, implementasi, dan pengujian.

3.1 Pendahuluan

Penelitian merupakan proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan


secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu. Penelitian yang
digunakan menggunakan penelitian terapan, dimaksudkan untuk menguji
teori/ilmu yang sudah ada untuk keperluan praktis yang bermanfaat secara
langsung dalam kehidupan manusia. Tujuan dari penelitian terapan atau applied
research yaitu jenis penelitian yang diarahkan untuk mendapatkan informasi
yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah.
Pada penelitian ini, penulis berusaha untuk menerapkan konsep fuzzy Multi
Criteria Decision Making (MCDM) ke dalam sistem pendukung keputusan untuk
memilih sarana promosi lembaga pendidikan di Yayasan Sahabat Iman Orthodox
Indonesia.
3.2 Kerangka Kerja/Framework Penelitian
Kerangka kerja merupakan kerangka konseptual dalam melakukan
penelitian. Suatu penelitian biasanya selalu dimulai dengan suatu perencanaan
yang seksama yang mengikuti sejumlah petunjuk yang disusun secara sistematis,
sehingga hasilnya dapat mewakili kondisi yang sebenarnya dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Metodologi penelitian erat kaitannya dengan prosedur, alat, serta desain
penelitian. Tahapan/proses dari penelitian ini mengalir sesuai dengan alur yang

31

logis, tujuannya adalah untuk memberi petunjuk yang jelas, teratur, dan
sistematis. Susunan tahapan ini sangat mempengaruhi mutu dari hasil yang akan
diperoleh.
Tahapan

dari

penelitian

ini

dituangkan

dalam

bentuk

gambar

kerangka/framework penelitian yang dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1 Kerangka/Framework Penelitian


Dari kerangka kerja yang digambarkan di atas maka dapat diuraikan
pembahasan masing-masing kegiatan sebagai berikut ini:
a.

Perumusan Masalah
Pada tahap ini dilakukan peninjauan ke sistem yang akan diteliti untuk
mengamati serta melakukan eksplorasi lebih dalam dan menggali
permasalahan yang ada pada sistem yang sedang berjalan. Tahap perumusan
masalah, merupakan langkah awal dari penelitian, karena tahap ini
diperlukan untuk mendefinisikan keinginan dari sistem yang tidak/belum
tercapai.

b.

Penentuan Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dibuat pada tahap
sebelumnya, maka tahap penentuan tujuan berguna untuk memperjelas
tentang apa saja yang menjadi sasaran dari penelitian ini. Pada tahap ini

32

ditentukan tujuan dari penelitian ini yaitu bagaimana merancang dan


mengimplementasikan suatu sistem fuzzy multi criteria decision making
(MCDM) yang memudahkan dalam proses pengambilan keputusan dalam
memilih sarana promosi lembaga pendidikan.
c.

Studi Literatur
Studi pustaka dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui metode apa
yang akan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang akan diteliti,
serta mendapatkan dasar-dasar referensi yang kuat bagi peneliti dalam

menerapkan suatu metode yang digunakannya.


d. Pengumpulan Data dan Informasi
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data dan informasi untuk lebih
mengetahui mengenai sistem yang diteliti. Dari data dan informasi yang
dikumpulkan akan dapat diketahui mengenai sistem yang berjalan pada saat
ini. Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah alternatifalternatif sarana promosi yang akan dipilih untuk mementukan sarana
promosi lembaga pendidikan yang akan digunakan oleh pihak Yayasan
Sahabat Iman Orthodox Indonesia (YSIOI).

Data-data lain yang juga

diperlukan adalah kriteria-kriteria yang digunakan dalam memilih alternatif


terbaik sarana promosi lembaga pendidikan. Kegiatan yang penulis lakukan
dalam pengumpulan data adalah dengan melalui wawancara dengan pihak
YSIOI (Koordinator tim promosi dan Pendiri/penasehat YSIOI), dan
mengambil referensi dari literatur beberapa pakar pemasaran.
e.

Analisis dan Desain Sistem Fuzzy MCDM


Analisis Fuzzy MCDM dilakukan dengan identifikasi tujuan dan
kumpulan alternatif keputusan, identifikasi kumpulan kriteria, membangun
struktur hirarki dari masalah, memilih himpunan rating untuk bobotbobot
kriteria

dan

derajat

kecocokan

setiap

alternatif

dengan

kriteria,

33

mengevaluasi bobot-bobot kriteria dan derajat kecocokan setiap alternatif


dengan kriteria, mengagregasikan bobot-bobot kriteria dan derajat
kecocokan setiap alternatif dengan kriteria, kemudian memprioritaskan
alternatif keputusan berdasarkan hasil agregasi, hingga memilih alternatif
keputusan dengan prioritas tertinggi sebagai alternatif yang optimal. Tahap
ini juga termasuk salah satu tahap yang penting, karena kesalahan dalam
mengidentifikasi masalah dalam sistem akan menimbulkan salah persepsi
ketika membuat sistem yang baru.
Analisis sistem merupakan proses pemecahan sistem menjadi
beberapa sub sistem yang lingkupnya lebih kecil, dengan maksud agar lebih
mudah dalam mengidentifikasikan permasalahan-permasalahan, hambatanhambatan dan kesempatan-kesempatan yang ada dalam sistem serta untuk
mengetahui kebutuhan-kebutuhan sistem sehingga pada akhirnya nanti akan
bisa dibuat metode-metode baru. Setelah tahap analisis sistem dilakukan,
maka dapat dimulai perancangan aplikasi pemilihan sarana promosi
lembaga pendidikan.
f.

Implementasi
Setelah analisis dan desain sistem selesai dilakukan, maka tahap
selajutnya adalah implementasi. Implementasi adalah tahapan di mana
dilakukan coding atau pengkodean. Untuk implementasi sistem akan
dilakukan pada komputer pembuat sistem dengan spesifikasi sebagai
berikut:
Operating system
Processor
RAM
Hard Disk
Bahasa pemrograman

g. Pengujian Sistem

: Windows XP Professional (5.1)


: Intel Atom TM CPU N455 @ 1,66 Ghz
: 1014 MB
: 97,6 GB
: Matlab 7.8

34

Pada tahap ini dilakukan proses pengujian dengan menggunakan


perhitungan manual dan software Matlab 7.8, untuk menganalisis dan
mengevaluasi hasil dari metode

Fuzzy Multi Criteria Decision Making

(MCDM). Jika penerapan sistem sudah berjalan dengan lancar, maka sistem
dapat diimplementasikan sesuai dengan kebutuhan.
Mekanisme pengujian sistem dilakukan dengan:
a. Pengujian manual menggunakan rumus, di mana dalam mencari
nilai kecocokan fuzzy berdasarkan penentuan rating kecocokan
setiap kriteria dan rating kecocokan setiap alternatif dengan setiap
kriteria, kemudian mencari nilai total integral terbesar dari setiap
alternatif untuk menentukan alternatif terbaik.
b. Pengujian dengan menggunakan software Matlab 7.8, untuk
menentukan rangking alternatif terbaik/menyeleksi alternatif yang
optimal.

35

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan analisis dan perancangan sistem menggunakan fuzzy


multicriteria decision making (MCDM) dalam pemilihan sarana promosi lembaga
pendidikan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan untuk setiap fungsi logika fuzzy
multi criteria decision making (MCDM) metode nilai total integral,
menunjukkan bahwa hasil perhitungan logika fuzzy dari sistem telah sesuai
dengan hasil perhitungan manual, sehingga dapat dinyatakan bahwa aplikasi
telah berhasil mengimplementasikan logika fuzzy MCDM metode nilai total
integral dengan baik.
2. Dengan menggunakan fuzzy MCDM menggunakan metode nilai total
integral, dapat membantu dalam melakukan perangkingan pemilihan sarana
promosi lembaga pendidikan di Yayasan Sahabat Iman Orthodox Indonesia,
berdasarkan tingkat kepentingan setiap kriteria dan tingkat kecocokan antara
setiap alternatif dengan setiap kriteria.
3. Sistem pemilihan sarana promosi lembaga pendidikan menggunakan fuzzy
MCDM dengan metode nilai total integral dapat dijadikan sebagai
pendukung keputusan oleh Yayasan Sahabat Iman Orthodox Indonesia
dalam melakukan pemilihan sarana promosi lembaga pendidikan yang
paling tepat untuk digunakan oleh lembaga-lembaga pendidikan yang

36

dikelolanya.
6.2 Saran
Penelitian dengan bahasan pemilihan sarana promosi lembaga pendidikan ini
masih jauh dari sempurna. Berikut beberapa saran yang diharapkan untuk
pengembangan yang lebih baik, di antaranya:
4. Diharapkan kepada pihak Yayasan Sahabat Iman Orthodox Indonesia untuk
mengaplikasikan sistem pemilihan sarana promosi lembaga pendidikan
menggunakan fuzzy MCDM metode nilai total integral, karena telah teruji
kekonsistenan dan keefisienannya.
5. Diharapkan agar sistem yang dibangun dapat dikembangkan menjadi sistem
(interface) antar muka yang lebih menarik, untuk mempermudah dalam
melakukan pemilihan sarana promosi lembaga pendidikan yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Belch, George E., Belch, Michael A. (2003). Advertising and Promotion, An


Integrated Marketing Communications Perspective Edisi ke-6. USA: The
McGraw-Hill.16.
Benetti, Sara. (2005). Concept of an Information and Decision Support System
applied to the EU Interreg IIIb funded project: nature-oriented flood damage
prevention Technische Universitat Darmstadt: Master Thesis.

37

Cahyo, Winda Nur, R., Wahyuni. (2009). Implementasi Fuzzy Multicriteria


Decision Making (FMCDM) Untuk Menentukan Peringkat Calon Penerima
Beasiswa. SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND
ITS EDUCATIONS 2009 Yogyakarta. 2009. B1-116-B1-118
Chen, Mei-Fang, Tzeng, Gwo-Hshiung. (2004). Risk and confidence analysis for
fuzzy multicriteria decision making. Online Jurnal Whistler, B.C., Canada.
Fenton, Norman, Wang, Wei. (2006). Risk and confidence analysis for fuzzy
multicriteria decision making. ScienceDirect. Vol. 19 (2006). 430-437.
Feriansyah, Reza (2011). Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Penentuan
Performance Sekolah Dengan Menggunakan Metode Fuzzy Multi Criteria
Decision Making (MCDM) Program Studi S1 Ilmu Komputer dan Teknologi
Informasi USU: Skripsi.
Hasanah, Uswatun. (2010). Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Jenis Penyakit
Infeksi Kulit Pioderma Pada Anak Menggunakan Algoritma Logika
Fuzzy Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains Dan Teknologi UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang: Skripsi.
Janakiraman, V.S, Sarukesi, K. (2006). Decision Support System. 2006. Eastern
Economy Edition. New Delhi: Prentice-Hall of India Private Limited. 26.
Kahar, Novhirtamelly, Fitri, Nova. (2011). Aplikasi Metode Fuzzy Multicriteria
Decision Making (FMCDM) Untuk Optimalisasi Penentuan Lokasi Promosi
Produk. Seminar Nasional Aplikas Teknologi Informasi 2011 (SNATI 2011)
Yogyakarta. 17-18 Juni 2011. A58-A63
Kusumadewi, Sri. (2008). Aplikasi Fuzzy Total Integral Pada Hamilton Anxiety
Rating Scale (HARSH). Seminar Nasional Aplikas Teknologi Informasi 2008
(SNATI 2008) Yogyakarta. 21 Juni 2008. E73-E76.
Kusumadewi, Sri, Guswaluddin, Idham. (2005). Fuzzy Multi-Criteria Decision
Making. Media Informatika. Vol. 3 No. 1, Juni 2005. 33-35.
Kusumadewi, Sri, Hartati, Sri, Harjoko, Agus, Wardoyo, Retantyo. (2006). Fuzzy
Multi Attribute Decision Making Edisi pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu.
157.
Lancaster, Geoff, Withey, Frank. (2007). Marketing Fundamentals Edisi pertama,
Burlington, MA, USA: Elsevier, Ltd. 208.
Meliala, Febrianto Prima. (2012). Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan
Program
Studi Dengan Metode Fuzzy Multi Criteria Decision Making
(FMCDM) Program Studi S1 Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi USU:
Skripsi.

38

Moon, Joo Hyun, Kang, Chang Sun. (2001). Application of Fuzzy Decision Making
Method to the Evaluation of Spent Fuel Storage Options. Progress in
Nuclear Energy. Vol. 39, No. 3-4. 345-351.
Peranginangin, Kasiman. (2006). Pengenalan MATLAB Edisi I. Yogyakarta:
Penerbit ANDI.
Rosnelly, Rika, Wardoyo, Retantyo. (2011). Penerapan Fuzzy Multi-Criteria
Decision Making (FMCDM) Untuk Diagnosis Penyakit Tropis. Seminar
Nasional Informatika 2011 (SemnasIF 2011)UPN Veteran Yogyakarta. 2 Juli
2011. D21-D26
Setiawan, Dadang. (2012). Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Untuk
Pemilihan Laptop Menggunakan Metode Fuzzy Multi Criteria Decision
Making Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta: Naskah
Publikasi.
Tang, Yu-Cheng, Beynon, Malcolm J. (2005). Application and Development of a
Fuzzy Analytic Hierarchy Process within a Capital Investment Study.
Journal of Economics and Management. Vol. 1 No. 2. 213.
Trehan, Mukesh, Trehan, Ranju. (2009). Advertising and Sales Management Edisi
ke-10.New Delhi: V.K. (India) Enterprises .36-43.
Wibowo, Santoso. (2011). Fuzzy Multicriteria Analysis and Its Applications for
Decision Making under Certainty School Of Business IT and Logistics
Business Portfolio RMIT University: Ph.D. Tesis.
Woodruff, Robert B. (2005). Promotion tools strengths and weakness. Ag
Decision Maker. January 2005. 1.
Xu, Ling, Yang, Jian Bo. (2001). Introduction To Multi-Criteria Decision Making
and the Evidential Reasoning Approach Manchester School Of Management
Working Paper. No. 0106. 3.

Anda mungkin juga menyukai