Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MATA KULIAH

MANAJEMEN OPERASIONAL INTERMEDIATE

PROCESS DESIGN

Oleh:
Kelompok 2
Tebuana Agung Ayu Sriartini 2080611004
I Gede Fery Andika 2080611005
Made Putri Gita Pertiwi 2080611006

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
Content:

Product Flow Characteristics 1


Classification by Type of Customer Order 5
Process Selection Design 6
Product Process Strategy 7
Focused Operation 7
Mass Customization 8
Cross Functional Decision Making 10
Cases 12
PROCESS DESIGN

I. Process Design
Salah satu keputusan terpenting yang dibuat oleh manajer operasi adalah yang
melibatkan desain dan perbaikan proses untuk memproduksi barang dan jasa.
Keputusan ini mencakup pilihan proses dan teknologi, analisis aliran melalui operasi, dan
nilai tambah terkait dalam operasi. Dua tema yang mendasari adalah pertama, gagasan
merancang dan meningkatkan proses untuk meningkatkan arus material, pelanggan, dan
informasi; kedua, ide menghilangkan pemborosan dalam desain proses. Prinsip-prinsip
ini dapat digunakan untuk merancang dan mengelola proses yang tidak hanya efisien
tetapi juga memberikan nilai bagi pelanggan.

II. Process Selection


Keputusan pemilihan proses menentukan jenis proses yang digunakan untuk membuat
produk atau layanan.
1. Product Flow Characteristics
Terdapat 5 jenis product flow yaitu : continuous process, assembly line, batch, job shop,
and project.
- Continuous Processes
Dalam Continuous Processes output dibuat secara berkelanjutan dan cenderung
terstandarisasi dengan volume produksi yang sangat tinggi. Seringkali produk
Continuous Processes adalah cairan atau setengah padat yang dapat dipompa
atau mengalir dari satu operasi ke operasi lainnya. Produk yang dihasilkan
biasanya adalah produk komoditas dimana Continuous Processes cenderung
sangat otomatis, beroperasi pada kapasitas, dan meminimalkan persediaan dan
biaya distribusi untuk mengurangi total biaya produksi. Selain itu dalam
Continuous Processes biaya per unit output rendah dengan fleksibilitas untuk mix
produk atau jenis produk yang sangat terbatas.

Contoh : gula, kertas, minyak, dan listrik.

1
- Assembly Lines

Assembly Lines memiliki karakteristik urutan operasi linier yang artinya tahapan
produksi dilakukan dari satu operasi ke operasi lainnya secara berurutan dari awal
sampai akhir. Produk dipindahkan dari satu operasi ke operasi berikutnya,
biasanya dengan sistem konveyor. Assembly Line sangat efisien namun tidak
fleksibel, membutuhkan produk bervolume tinggi yang distandarisasi. Pada saat
yang sama, hal ini menyulitkan untuk membuat perubahan pada produk itu sendiri
atau flow volume, yang mengakibatkan operasi tidak fleksibel.

Contoh : mobil, lemari es, komputer, printer dan beragam produk konsumen yang
diproduksi secara massal.

Gambar 1.1 Assembly-line flow

- Batch Flow

Batch Flow memiliki karakteristik dimana produksi produk dilakukan dalam batch
atau lot. Setiap batch produk bergerak bersama dari satu operasi atau work center
ke yang lain. Work center adalah sekelompok mesin atau proses serupa yang
digunakan untuk membuat produk. Batch operation dapat digunakan untuk
membuat berbagai jenis produk, dan lebih banyak variasi yang khas daripada
Assembly Lines. Setiap produk ini dapat memiliki flow path yang berbeda, dan
beberapa produk benar-benar melewati work center tertentu. Batch operation
sering kali menggunakan peralatan serba guna yang tidak dikhususkan untuk
membuat hanya satu produk tertentu. Ini menawarkan fleksibilitas namun

2
hilangnya efisiensi karena Jumbled Flow. Batch operation digunakan ketika
volume tidak tinggi atau ada banyak produk berbeda.

Contoh : furnitur, perahu, peralatan makan, dan produk lainnya dengan variasi
besar dan volume rendah hingga sedang.

Gambar 1.2 Batch flow (metal brackets)


- Job Shop
Job Shop membuat produk sesuai pesanan pelanggan dengan menggunakan
process layout. Produk dibuat dalam kelompok, biasanya dalam ukuran lot kecil,
tetapi produk harus dibuat sesuai pesanan pelanggan, menggunakan peralatan
serba guna dan Jumbled Flow. Ini memiliki fleksibilitas tinggi untuk mix produk dan
volume produksi, tetapi biayanya umumnya lebih tinggi karena volume dan
standarisasi rendah.
Contoh: komponen plastik, komponen mesin, komponen elektronik, dan
komponen lembaran logam yang dibuat sesuai pesanan.

- Project
Project digunakan untuk produk unik atau kreatif. Project memiliki karakteristik
memiliki perencanaan dan penjadwalan yang sulit karena produk mungkin belum
dibuat sebelumnya. Selain itu, project sulit untuk diotomatisasi, meskipun
beberapa peralatan tujuan umum dapat digunakan. Tenaga kerja harus sangat
terampil karena sifat unik dari produk atau jasa yang dibuat. Dalam bentuk operasi
project, setiap unit dibuat secara individual dan berbeda dengan unit lainnya.

3
Project digunakan saat pelanggan menginginkan penyesuaian dan keunikan.
Secara umum, biaya produksi project tinggi dan terkadang sulit dikendalikan.
Contoh : konser, pembangunan gedung, dan produksi pesawat besar.
Tabel Perbandingan ke 5 type diatas, sebagai berikut :
Tabel 1.1 Perbandingan Product Flow Characteristic

Characteristics Continous and Batch and Job Project


Assembly Line Shop

Product

Order type Continous or very Batch Single unit


large batch

Flow of product Sequence Jumbled None

Product variety Low High Very high

Market type Mass Custom Unique

Volume High Medium to low Single unit

Labor

Operator skills Low High High

Task type Repetitive Nonroutine Nonroutine

Pay Medium High High

Capital

Investment High Medium Medium

Inventory Low High High

Equipment Special pupose General purpose General


purpose

Objectives

Flexibility Low Medium High

4
Cost Low Medium High

Quality Conformance Conformance Conformance

Delivery On time On time On time

2. Classification by Type of Customer Order


- Make-to-stock (MTS) process dapat memberikan kecepatan pelayan kepada
pelanggan dengan mengirimkan pesanan dari stok yang tersedia dan dengan
biaya lebih rendah.
- Make to-order (MTO) process memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi untuk
kustomisasi produk.
- Assemble-to-order (ATO) process adalah seperti gabungan MTS & MTO,
memungkinkan relatif cepat melayani pelanggan karena ada pekerjaan terbatas
yang harus diselesaikan begitu pesanan pelanggan diterima. Ini juga fleksibel
karena pelanggan dapat menentukan beberapa jenis penyesuaian.

Gambar 2.1 Komparasi MTS, MTO dan ATO


The order penetration point menentukan titik di mana pesanan pelanggan
memasuki proses produksi. Ini terkait dengan apakah proses dirancang untuk
menjadi MTS, ATO,atau MTO.

5
Gambar 2.2 Order penetration point
3. Process Selection Decisions

Kombinasi Product Flow dan Classification by Type of Customer Order


pemilihannya membutuhkan pertimbangan kondisi pasar, persyaratan modal,
tenaga kerja, dan teknologi. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini,
prosesnya keputusan pemilihan selalu bersifat strategis dan lintas fungsi.

Tabel 3.1 Process Characteristic Matrix

Make to stock Make to order/


Assemble to order

Automobile assembly Automobile assembly

Cotinous and Oil refining Dell computer


Assembly Line
Cannery Electronis component
Cafetaria Fast food
Machine shop Machine shop

Batch and Job Wine Restaurant


Shop
Glassware factory Hospital

Costume jewelry Custom jewelry


Speculation homes Buildings
Project
Commercial painting Movies
Noncommissioned art Ships

6
4. Product – Process Strategy

Produk-proses matriks memberikan pandangan dinamis dari keputusan pemilihan


proses dengan mempertimbangkan siklus hidup produk dan proses. Strategi
didefinisikan oleh aposisi pada matriks untuk produk dan proses perusahaan.
Matriks membantu memberikan koordinasi antara keputusan pemasaran tentang
produk dan keputusan operasi terkait proses.

Gambar 4.1 Product-process matrix

5. Focused Operation

Layanan (jasa) juga dapat kehilangan fokusnya dengan mencoba "menjadi


segalanya bagi semua orang". Sebuah layanan operasi harus memiliki misi yang jelas
seperti biaya rendah atau inovasi, bukan keduanya, Misalnya, Walmart jelas berfokus
pada biaya rendah pada rantai pasokannya untuk mendukung strategi pemasaran
"hemat uang, hidup lebih baik". Biaya rendah dicapai di Walmart melalui skala ekonomi
dalam pembelian, rantai pasokan yang efisien dan terkelola dengan baik, serta
operasional toko yang ekonomis. Untuk beberapa waktu Kmart mencoba menyerang
Walmart dengan menawarkan lebih rendah harga, tetapi biayanya terlalu tinggi, yang
kemudian memaksa Kmart bangkrut. Kmart merupakan salah satu contoh kehilangan
fokusnya dalam strategi operasi dan kapabilitasnya tidak sesuai dengan strategi
pemasaran

7
Akibat dari kurangnya fokus di pabrik dan layanan operasi dalam upaya mencapai
banyak tujuan yang berbeda dengan fasilitas atau operasi yang sama. Di dalam beberapa
kasus, perkembangan produk di pasar yang dilayani oleh perusahaan menyebabkan
produk yang tidak sesuai diproduksi bersamaan di fasilitas yang sama. Solusinya
mungkin dengan mengatur setiap produk sebagai plant-within-a-plant (PWP), yang
memerlukan pengaturan proses untuk satu produk atau lini produk secara terpisah dari
proses lain dalam fasilitas yang sama. Ini dilakukan dengan memisahkan aliran produk
secara fisik, menggunakan tenaga kerja dan peralatan yang terpisah, dan memisahkan
manajemen dan staf pendukung.

Layanan operasi juga dapat difokuskan dengan menetapkan berbagai jenis


produk layanan ke berbagai fasilitas. Misalnya, dalam bisnis asuransi yang menjual polis
mahal, polis intensif layanan dan polis harga rendah bergaya komoditas, menggunakan
kumpulan pekerja yang sama untuk melayani keduanya dapat menimbulkan masalah.
Kebijakan harga tinggi mungkin mendapatkan layanan yang terlalu sedikit sedangkan
kebijakan harga rendah menerima terlalu banyak layanan. Solusi untuk masalah ini
adalah dengan membagi kebijakan ini menjadi dua atau dua fasilitas yang berbeda PWP
berbeda dengan tenaga kerja terpisah dan tingkat layanan yang sesuai untuk setiap jenis
kebijakan.

6. Mass Customization

Mass customization adalah strategi untuk menyediakan produk kustom dengan


ukuran yang bervariasi dalam jumlah yang banyak.

Produksi massal tradisional dibangun di atas skala ekonomis melalui volume tinggi
dengan produk yang standar dengan pilihan yang sedikit. Dengan skala ekonomi,
semakin banyak produksi dapat menurunkan biaya unit rata-rata. Sebaliknya, mass
customization bergantung pada cakupan ekonomi, yaitu, variasi produk yang tinggi dari
satu proses. Cakupan ekonomi juga mengurangi biaya unit rata-rata karena produksi
beberapa produk dengan proses yang sama. Akibatnya, mass customization berasal dari
basis ekonomi yang berbeda, proses umum, bukan produk umum.

8
Customization mengacu pada pembuatan produk yang berbeda untuk setiap
pelanggan. Tetapi mass customization menyediakan produk yang disesuaikan dengan
biaya yang kurang lebih sama dengan produksi massal. Ini adalah persyaratan yang ketat
dan berarti beberapa produk tidak dapat disesuaikan secara massal karena biayanya
akan lebih tinggi. Manajer operasi menggunakan mass customization untuk
menghasilkan beragam barang dan jasa. Tapi mass customization tidak hanya tentang
variasi, tetapi tentang bagaimana membuat apa yang diinginkan pelanggan saat
pelanggan menginginkannya secara ekonomis. Terdapat tiga bentuk mass
customization:

a. Produksi modular dan assemble-to-order (ATO).

Produksi modular dapat menyediakan berbagai pilihan dengan menggunakan assemble-


to-order proses. Misalnya, ketika Dell menerima pesanan komputer melalui telepon atau
melalui Internet, perusahaan merakit modul atau komponen standar dengan cepat untuk
memenuhi pesanan pelanggan. Pesanan tersebut kemudian dikirim melalui pos semalam
sehingga pelanggan menerimanya dalam waktu lima hari. Tetapi ini membutuhkan
desain modular, serta produksi modular. Dell juga menggunakan proses yang sama
untuk membuat komputer standar untuk stok dan pengiriman ke toko ritel.

b. Fast changeover

Fast changeover adalah bentuk mass customization yang digunakan Paris Miki untuk
kacamatanya. Dalam hal ini, produksi harus dikontrol oleh komputer dan setiap pesanan
dibuat unik diidentifikasi oleh bar code, atau pengenal lain, yang ditentukan sesuai pilihan
pelanggan. Hal ini penting untuk mendapatkan pergantian waktu yang hampir nol (fast
changeover) pada peralatan sehingga beberapa dapat diproduksi secara ekonomis.

c. Postponement

Postponment digunakan untuk menunda sebagian produksi sampai titik pengiriman.


Penundaan memungkinkan untuk mengirimkan unit standar di mana saja di dunia dan
menyesuaikannya pada menit terakhir.

9
Mass customization memberi kita variasi produk yang biasanya disediakan oleh
low-volume manufacture (fokus proses) tetapi dengan biaya produksi seperti
standardized high-volume (fokus pada produk). Namun, mencapai Mass customization
adalah tantangan yang membutuhkan kemampuan operasional. Hubungan antara
penjualan, desain, produksi, rantai pasokan, dan logistik harus ketat.

Making Mass customization Work

Mass customization menyarankan sistem volume yang tinggi di mana produk


dibuat sesuai pesanan. Build-to-order (BTO) berarti memproduksi sesuai pesanan
pelanggan, bukan perkiraan. Tetapi build-to-order dengan jumlah yang tinggi itu sulit.
Beberapa tantangan utama adalah:

a. Desain produk harus imajinatif. Desain build-to-order yang sukses termasuk yang
memiliki lini produk dan modul yang terbatas. Ping Inc., pabrikan tongkat golf
terkemuka, menggunakan kombinasi berbeda dari kepala tongkat, pegangan,
poros, dan sudut untuk membuat 20.000 variasi tongkat golfnya.
b. Desain proses harus fleksibel dan mampu mengakomodasi perubahan baik dalam
desain maupun teknologi.
c. Manajemen inventaris membutuhkan kontrol yang ketat.
d. Jadwal ketat yang melacak pesanan dan bahan dari desain hingga pengiriman
e. Mitra yang responsif dalam rantai pasokan dapat menghasilkan kolaborasi yang
efektif.

Mass customization build-to-order adalah keharusan baru untuk operasi. Ada


keuntungan dari mass customization dan build-to-order yaitu: memenuhi permintaan
pasar, perusahaan memenangkan pesanan dan bertahan dalam bisnis; selain itu,
mereka memangkas biaya (dari personel untuk menginventarisir fasilitas) yang ada
karena perkiraan penjualan yang tidak akurat.

7. Cross-Functional Decision Making

Ada banyak interaksi lintas fungsi dalam keputusan pemilihan proses. Pemasaran
memiliki kepentingan besar dalam keputusan pemilihan proses. Pilihan proses
membutuhkan modal besar investasi dan dengan demikian mempersulit untuk mengubah

10
proses dengan cepat. Dalam banyak kasus, pasar yang dihadapi perusahaan mungkin
berubah lebih cepat daripada perusahaan dapat memulihkan investasi modal dari pilihan
proses. Jadi, pemasaran harus bekerja sama dengan operasi dalam pengambilan
keputusan untuk memastikan bahwa permintaan pasar saat ini dan masa depan dapat
dipenuhi, bersama dengan dampak lingkungan.

Keuangan memiliki peran kunci dalam keputusan pemilihan proses karena


berhubungan dengan investasi modal yang dibutuhkan. Pilihan pemilihan proses harus
mengikuti arus kas standar dan analisis nilai sekarang. Ini akan memastikan bahwa
setiap pilihan proses yang dipertimbangkan akan memberikan pengembalian modal yang
diperlukan dengan risiko yang akan diterima. Keuangan juga akan diperlukan untuk
meningkatkan modal setelah keputusan pemilihan proses dibuat dan untuk menyediakan
modal untuk investasi masa depan sebagai produk, proses, dan tantangan lingkungan
berkembang seiring waktu.

Fungsi sumber daya manusia memainkan peran kunci dalam menyediakan


sumber daya manusia yang selaras dengan pilihan pemilihan proses. Proses yang
berbeda membutuhkan tenaga kerja yang berbeda pula tidak terampil hingga sangat
terampil dan spesialisasi tenaga kerja yang berbeda. Fungsi sumber daya manusia harus
merekrut, melatih, dan membimbing pengelolaan tenaga kerja sehingga terkoordinasi
dengan proses pilihan yang dibuat oleh operasi.

Sistem informasi dan profesional akuntansi harus menyadari bahwa proses yang
berbeda memiliki ukuran kinerja yang berbeda dan persyaratan data yang berbeda.
Sistem informasi dan akuntansi yang dirancang untuk proses MTO tidak akan berfungsi
dalam operasi MTS. Karenanya investasi yang besar diperlukan dalam perangkat keras
dan perangkat lunak, system informasi dan keputusan akuntansi harus dikoordinasikan
secara erat dengan pilihan pemilihan proses.

Pilihan pemilihan proses mempengaruhi semua bagian perusahaan. Mereka


adalah keputusan strategis yang menentukan kapabilitas masa depan perusahaan dan
dengan demikian melibatkan semua area fungsional manajemen. Dengan koordinasi
lintas fungsi yang tepat, proses yang dipilih dapat menawarkan keunggulan kompetitif
bagi perusahaan dan akan didukung oleh semua fungsi.

11
8. Cases

DELL COMPANY

Dell, Inc. adalah sebuah perusahaan berbasis di Round Rock, Texas, Amerika
Serikat, memproduksi dan memasarkan perangkat keras komputer (kebanyakan klon
IBM). Sebagian pasarnya berada di komputer pribadi, namun Dell juga
menjual server, alat penyimpanan data, switch jaringan, dan kluster komputer untuk
perusahaan. Pada 2005 Dell, Inc. telah menjadi salah satu perusahaan yang paling
dipandang. Pada Februari 2005, Dell tampil di tempat pertama di dalam urutan
"Perusahaan Paling Dibanggakan" majalah Fortune.
Perusahaan yang menerapkan Mass Customization (MC) adalah DELL Company.
Perusahaan ini berhasil menerapkan konsep MC, tetapi ada beberapa perusahaan yang
gagal menerapkan MC. Perusahaan yang gagal menerapkan konsep MC adalah
perusahaan otomotif. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua perusahaan yang
menggunakan konsep ini berhasil. Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa DELL
company berhasil menerapkan MC? Sedangkan perusahaan otomotif gagal?
Jawabahannya ada dibawah ini.
Proses bisnis DELL Company berawal dari pesanan konsumen. Setelah
mendapatkan order dari konsumen, DELL baru memproduksi sesuai dengan pesanan.
DELL tidak memiliki inventory karena mereka bekerja berdasarkan dengan pesanan.
Selain itu, DELL juga memiliki banyak supplier agar konsumen dapat memilih sesuai

12
dengan kebutuhannya. DELL memiliki tiga kunci sukses dalam Menerapkan MC (Pollard,
2008).
Tiga strategi sukses DELL Company untuk menerapkan MC adalah Dell Direct
Customer Sales, Dell Processing Strategy, dan Outsourcing at Dell. Ketiga strategi ini
merupakan teknik yang sangat jitu dan berhasil diterapkan oleh DELL Company. Mari
kita bedah ketiga strategi tersebut. Pertama, Dell Direct Customer Sales. Sesuai dengan
proses bisnisnya, DELL memiliki Web site sendiri untuk menjual langsung kepada
konsumen. Web sitenya memiliki kapabilitas yang bagus untuk menerima
pesanan komputer dari konsumen.
Keunggulan strategi ini, konsumen dapat memesan computer sesuai dengan
keinginannya seperti hard disk, memori,VGA dll sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Dalam melakukan pembayaran, transaksinya sangat cepaat dan paperless. Selain itu,
DELL Company memotong jalur distribusi yang menyebabkan berkurang cost dan tidak
memiliki persediaan dan inventory cost.
Strategi yang kedua adalah Dell Processing Strategy. Proses produksinya cukup
singkat yaitu maksimal 7 jam, ini merupakan proses produksi yang dibandingkan dengan
pesaingnya. Harga yang ditawarkan sangat rasional karena DELL mengambil raw
material sesuai dengan kebutuhan yang menyebabkan turunnya inventory cost. DELL
company tidak memiliki inventory karena setiap selesai produksi langsung didistribusikan
kepada konsumen. Strategi yang terakhir Outsourcing at Dell, DELL mengambil bahan
baku dari beberapa supplier besar seperti Toshiba, Sony, IBM dll. Hal ini bertujuan untuk
memberikan banyak pilihan kepada konsumen. Agar konsumen dapat memilih sesuai
dengan selera seperti warna, ukuran, bentuk dll.

13
Gambar 8.1 Perbandingan Traditional Model dan Dell Model
Setelah menjelaskan perusahaan yang sukses menerapkan MC, kami akan
memaparkan perusahaan yang telah gagal menerapkan MC. Faktor apa yang membuat
mereka gagal? Dan mengapa gagal? Kami akan paparkan ini. Perusahaan yang gagal
menerapkan MC adalah perusahaan yang memproduksi mobil seperti BMW, Ford, GM
dan Toyota. Faktor yang membuat mereka gagal adalah tidak menerapkan kunci sukses
dari MC. Selain itu, penjualan produk yang menerapkan konsep MC harusnya langsung
kepada konsumen tetapi penjualan mobil harus melalui dealer karena dealer menjadi
ujung tombak pemasaran mobil.
Custom yang inginkan tidak sesuai dengan keinginan konsumen, hal ini menjadi
miskomunikasi antara konsumen dengan produsen. Selain itu, biaya untuk menerapkan
Konsep MC sangatlah besar dan MC ini merusak proses produksi mobil karena keinginan
konsumen sangat banyak dan bermacam-macam. Contohnya, ada konsumen A
menginginkan adanya Sunroof sedangkan konsumen B tidak menginginkan hal tersebut,
maka pabrik akan kesulitan untuk memproduksi 2 mobil tersebut terutama pada bagian
body. Untuk memproduksi mobil harus ada standarisasi dari pemerintah seperti setir
disebelah kanan untuk Indonesia. Ukuran panjang dan lebar juga harus sesuai dengan
regulasi yang telah ditetapkan. oleh karena itu, MC tidak bisa diterapkan pada
perusahaan yang memproduksi mobil. Contoh diatas memberikan pelajaran bahwa tidak
semua perusahaan dapat menerapkan konsep MC karena setiap perusahaan memiliki
karakteristik yang berbeda-beda.

14
Referensi:

Heizer, Jay. Barry Render, Chuck Munson. 2017. Operations Management: Sustainability
and Supply Chain Management 20th Edition. England: Pearson Education Limited
Pollard, Dennis. (2008). “Strategies For Mass Customization”. Journal of Business &
Economics Research. Vol 6. No. 7
Schroeder, Roger G. Susan Meyer Goldstein. 2018. Operation Management in the
Supply Chain 7th Edition. New York: McGraw-Hill Education
Silveira, GD. Borenstein, D. Flogliatto, FS 2001. “Mass customization: Literature review
and research directions”. International Journal Production Economics. Vol. 72 pp.1-13

15

Anda mungkin juga menyukai