Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN LOGISTIK

MODUL 01

PENGERTIAN MANAJEMEN
LOGISTIK

Dosen
RD. ADRIYANI OKTORA, ST. MT.

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Konsep Dasar Logistik
A. PENDAHULUAN
Kegiatan logistik sudah dikenal sejak manusia ada di bumi. Agar dapat bertahan
hidup, manusia perlu makan dan sejak dahulu kala kebutuhan akan makanan tersebut
selalu tersedia atau disediakan baik oleh alam maupun melalui persediaan
(penyimpanan). Makanan yang layak dimakan manusia adalah “yang tersedia” dalam
jumlah yang cukup dan “dalam kondisi” yang baik (layak dimakan).

Pada jamannya, nenek moyang kita bila membutuhkan Apel maka dia tinggal
memetiknya dari pohon yang ada di sekitarnya. Belum ada sistem pertanian, dan
segala sesuatu yang menjadi kebutuhan mereka disediakan oleh alam. Itulah
sebabnya pola kebutuhan manusia pada masa itu memiliki ciri yang khas tergantung
kepada apa-apa yang disediakan oleh alam di sekitar mereka.

Kepemilikan atas suatu benda yang awalnya merupakan milik kolektif kemudian
bergeser menjadi kepemilikan individual. Sejak saat itu manusia mulai mengenal
transaksi perdagangan (tukar-menukar barang) yang dilakukan dengan sistem barter.
Perkembangan selanjutnya mengarah kepada semakin kompleksnya sistem
perdagangan tersebut dan manusia mulai mengenal “uang” sebagai alat bantu
pertukaran.

Kebutuhan manusia yang semula tercukupi dengan yang disediakan oleh alam
sekitarnya mulai dirasakan kurang. Manusia yang awalnya dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan usaha sendiri (individual) mulai merasakan ketidak-
mungkinan itu. Mereka mulai berorganisasi dalam sebuah perserikatan untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kegiatan usaha yang semula merupakan usaha keluarga mulai berkembang menjadi
semakin kompleks dan menjadi usaha publik. Untuk memenuhi kebutuhan
perusahaan, yang semula pekerja diperoleh melalui sistem tukang (magang) bergeser
menjadi pekerja yang profesional. Masalah menjadi semakin kompleks sejalan dengan
semakin kompleksnya proses produksi dalam perusahaan tersebut.

Perusahaan yang awalnya merupakan suatu sistem untuk dapat menyediakan


kebutuhan kelompok mulai bergeser menjadi usaha untuk mendatangkan keuntungan
usaha. Dalam proses produksi sebuah perusahaan mulai dituntut ketersediaan bahan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB MANAJEMEN LOGISTIK


baku, pemrosesan, dan pendistribusian yang paling efisien sekaligus memiliki
efektifitas tinggi.

Ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi manusia dalam menjalankan


perusahaan semakin berkembang. Penyediaan faktor-faktor produksi, pergerakannya,
pelaksanaan proses produksi, pendistribusian produk, dan sistem informasi yang
diperlukan semakin bermasalah dan mememerlukan ilmu khusus. Maka sekitar tahun
1950-an orang mulai mengenal atau mendalami ilmu logistik, sebuah pendekatan
yang mempermudah manusia dalam usahanya untuk bertahan hidup.

Logistik merupakan rangkaian kegiatan yang selalu ditemukan dalam setiap


perusahaan atau dalam setiap kegiatan usaha. Dalam setiap perusahaan, apakah itu
manufaktur (kegiatan usaha yang menghasilkan produk fisik) maupun perusahaan
jasa (service) selalu ditemukan kegiatan yang berkaitan dengan penanganan barang
(bahan baku, barang setengah jadi, maupun barang jadi), pergudangan/ pengarsipan,
pergerakan (transportasi dan pendistribusian), persediaan (pengadaan, pengendalian
persediaan, data persediaan), dan informasi (data base atau data elektronik, jaringan
komunikasi).

B. PENGERTIAN LOGISTIK
Langkah pertama untuk memahami proses logistik maka haruslah mengetahui apa
yang dimaksud dengan Manajemen Logistik. Banyak nama yang diberikan kepada
Manajemen Logistik,yaitu :

 Business Logistics  Logistics


 Channel Management  Materials management
 Distribution  Physical distribution
 Industrial logistics  Quick-response system
 Logistical Magement  Supply Chain Management

Menurut Bowersox (1978), Manajemen Logistik didefinisikan sebagai :

Proses pengolahan yang strategis terhadap pemindahan &


penyimpanan barang, suku cadang dan barang jadi dari
pemasok, diantara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada
pelanggan.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB MANAJEMEN LOGISTIK
Menurut Random Haouse College Dictionary, Manajemen Logistik didefinisikan
sebagai :

Cabang dari ilmu dan operasi militer yang berhubungan dengan


pembelian, suplai, pemeliharaan peralatan, pergerakan personil,
dan penentuan fasilitas.

Menurut Ballaou (1985), Manajemen Logistik didefinisikan sebagai :

Manajemen dari seluruh aktivitas pergerakan-penyimpanan


(move-store) dan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan
titik-titik pengumpulan/asal (point of acquisition) dan titik-titik
konsumsi/tujuan (point of consumption)

Menurut Lambert (2001), Manajemen Logistik didefinisikan sebagai :

Merupakan bagian dari proses Rantai Pasok (Supply Chain) yang


direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan dengan efisien,
mengefektifkan aliran dan penyimpanan barang (goods),
pelayanan (services), dan informasi terkait dari titik-titik
pengumpulan/asal (point of origin) ke titik-titik konsumsi/tujuan
(point of consumption) untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Misi Logistik adalah :

Menyediakan barang dan pelayanan untuk pelanggan sesuai


dengan keinginan dan kebutuhan mereka dengan cara seefesien
mungkin.

Tujuan Logistik adalah :

Menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam material dalam


jumlah yang tepat, pada waktu yang dibutuhkan, dalam keadaan
yang dapat dipakai, ke lokasi dimana ia dibutuhkan dan dengan
total biaya terendah.

SasaranLogistik adalah :

Mencapai level sokongan manufacturing-pemasaran yang telah


ditentukan sebelumnya dengan total biaya yang serendah
mungkin.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB MANAJEMEN LOGISTIK


C. RUANG LINGKUP MANAJEMEN LOGISTIK

Defenisi di atas meliputi aliran penyimpanan barang (goods), pelayanan (services),


dan informasi baik untuk perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa.
Perusahaan manufaktur meliputi semua tipe perusahaan yang memproduksi barang
seperti pabrik mobil, komputer, kosmetik, pesawat terbang, dan makanan. Perusahan
jasa meliputi organisasi pemerintahan, rumah sakit, bank, universitas, retail, dan
wholesaler.

Gambar-1 berikut ini mengilustrasikan aktivitas-aktivitas dalam manajemen logistik.


Sedangkan gambar-2 menunjukkan ruang lingkup manajemen logistik pada suatu
perusahaan.

Aktivitas manajemen logistik sebenarnya berbeda-beda antara satu perusahaan


dengan yang lainnya tergantung kepada struktur organisasi, opini manajemen tentang
logistik, dan kepentingan aktivitas individual dalam operasi. Meskipun demikian,
aktivitas-aktivitas berikut ini merepresentasikan aktivitas dalam fungsi logistik.

Aktivitas-aktivitas Kunci dalam fungsi logistik, yaitu :

1. Standar Pelayanan pelanggan, bekerjasama dengan bagian marketing :


a. Menentukan kebutuahn dan keinginan pelanggan dalam palayanan
logistik.
b. Menentukan respon pelanggan terhadap pelayanan
c. Menetapkan tingkat pelayanan pelanggan (customer service levels)
2. Transportasi :
a. Pemilihan moda dan pelayanan transportasi
b. Penentuan muatan yang diangkut
c. Penentuan rute pengangkutan
d. Penjadwalan alat angkut

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB MANAJEMEN LOGISTIK


Gambar 1 : Komponen Manajemen Logistik

Gambar 2 : Ruang lingkup manajemen logistik pada suatu perusahaan

3. Manajemen Persediaan :
a. Kebijakan stock material dan produk jadi
b. Peramalan penjualan jangka pendek
c. Bauran pemasaran pada simpul distribusi
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB MANAJEMEN LOGISTIK
d. Jumlah, ukuran, dan lokasi simpul distribusi
e. Strategi Dorong (Push) atau Tarik (Pull)
4. Pemrosesan Pesanan :
a. Prosedur interface order penjualan dengan persediaan
b. Metode pengiriman informasi order
c. Aturan pemesanan (order)

Aktivitas-aktivitas Pendukung dalam fungsi logistik, yaitu :

1. Pergudangan (Warehousing) :
a. Menentukan luas ruangan
b. Perancangan tata letak stock dan tempat penyimpanan
c. Konfigurasi pergudangan
d. Penempatan stock
2. Penangan Material (Materials Handling) :
a. Pemilihan perlengkapan
b. Kebijakan penggantian perlengkapan
c. Prosedur pengambilan order
d. Penyimpanan dan pengambilan kembali stock.
3. Akuisisi (Procurement) :
a. Pemilihan pemasok/vendor/supplier
b. Waktu pembelian
c. Jumlah pembelian
4. Proteksi pengekapan, yang dirancang untuk :
a. Handling
b. Penyimpanan (storage)
c. Proteksi dari kehilangan dan kerusakan.
5. Penjadwalam Produk, bekerjasama dengan bagian produksi dalam :
a. Penetapan kuantitas aggregate
b. Pengurutan dan jadwal produksi
6. Pemeliharaan Informasi:
a. Pengumpulan, penyimpanan, & manipulasi informasi
b. Analisis data
c. Prusedur pengendalian

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB MANAJEMEN LOGISTIK


Dari area inbound logistik – materials management – physical distribution ini
merupakan area kajian logistik bisnis (business logistics). Dari pengertian ini dapat
dikatakan bahwa semua usaha atau setiap perusahaan dalam usahanya
menghasilkan produk fisik atau jasa layanan terdapat kebutuhan dalam urusan
logistik. Gambar-3 di bawah ini akan memperlihatkan bagaimana interface
(persinggungan) proses produksi – logistik – dan pemasaran.

Bowersox, 1995, menyatakan bahwa dalam arti luas ruang lingkup logistik meliputi
segala sesuatu yang berhubungan dengan pergerakan (barang) dari, ke, dan diantara
fasilitas-fasilitas yang ada dalam perusahaan. Untuk itu sulit untuk dibayangkan
bahwa sebuah proses produksi dan kegiatan pemasaran yang tidak didukung oleh
kegiatan logistik. Gambar berikut ini diharapkan akan dapat menjelaskan pengertian
ini.

Gambar 3 : Hubungan Produksi – Logistik - Pemasaran

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB MANAJEMEN LOGISTIK


D. PERKEMBANGAN LOGISTIK BISNIS
Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa kegiatan logistik sudah ada sejak manusia
ada di bumi ini. Sedang secara keilmuan baru dikembangkan (oleh militer) pada masa
Perang Dunia II. Dalam dunia usaha (bisnis) konsep ini dipergunakan melalui tahapan
perkembangan sebagai berikut :

 Kegiatan logistik yang memiliki konotasi “pergerakan barang” lebih dititik-beratkan


kaitannya dengan masalah “transportasi” dan “pergudangan”. Pada awalnya
semua kegiatan yang berkaitan dengan transportasi dan pergudangan dilakukan
oleh perusahaan itu sendiri selain menjalankan bisnis intinya (core business)
 Dalam perkembangan selanjutnya perusahaan-perusahaan tersebut mulai
menyadari bahwa mereka harus selalu meningkatkan daya saingnya. Oleh
karenanya mereka akhirnya lebih memfokuskan dirinya kepada masalah inti
bisnisnya, sedang masalah yang sifatnya bukan inti usahanya (non core business)
mulai diserahkan kepada pihak lain.
Penyerahan pekerjaan yang bukan bisnis inti perusahaan itu mulanya dilakukan
secara kontraktual dan terbatas hanya untuk masalah yang berhubungan dengan
transportasi dan pergudangan. Nilai tambah (added value) yang diperoleh
perusahaan maupun kontraktornya adalah “penekanan biaya” (cost reduction)
karena masing-masing pihak menjadi lebih fokus berada pada bidangnya masing-
masing (economics of scale). Dalam kerjasama (kontrak) tersebut sistem dan
prosedur betul-betul dijadikan standar yang harus ditaati oleh masing-masing
pihak akibatnya kontraktor harus lebih serius mencapai target kontrak (asset heavy
and process excecution) agar tidak terkena pinalti.

 Perkembangan lebih lanjut adalah meningkatkan pola kerjasama kontraktual


tersebut di atas adalah dilakukannya outsourcing seluruh kegiatan perusahaan
kepada pihak ketiga. Kerjasama ini lebih melebar dan mendalam dimana yang di
outsourcing kan tidak hanya masalah transportasi saja atau masalah pergudangan
saja. Kerjasama ini bahkan mengarah kepada dilakukannya konsolidasi atau
aliansi antara perusahaan dengan penyedia jasa logistik (logistics service
provider). Dengan jangkauan wilayah yang lebih luas dan cakupan (domain)
kegiatan yang semakin kompleks maka aliran informasi antara perusahaan
dengan partnernya menjadi semakin intensif (shifting from asset based to
information based).

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB MANAJEMEN LOGISTIK


Perkembangan ini memungkinkan perusahaan melakukan ekspansi usaha baik
secara geografis maupun karena kemampuan keuangannya yang membaik akibat
dari dilakukannya aliansi usaha.

Gambar- 4 Perkembangan Layanan Logistik

 Semakin kompleksnya permasalahan bisnis menyebabkan konsep outsourcing


dikembangkan lagi menjadi pengintegrasian rantai pasok (integrated supply chain
management). Oleh sebab itu maka fungsi-fungsi terkait dalam perusahaan mulai
diintegrasikan sehingga banyak hal yang harus disesuaikan.
Penyesuaian yang diperlukan ini ternyata membutuhkan kapital yang lebih besar.
Bagi perusahaan yang memiliki sumber dana kuat tidak menjadi masalah, tetapi
bagi perusahaan yang kesulitan dengan ekspansi dana integrasi tersebut
dilakukan dengan menggandeng partner stategik (strategic partnerships).

Pergeseran capital intensive maupun labour intensive menjadi information


intensive menjadi perhatian utama dalam mengembangkan bisnis logistik pada
perkembangan terakhir ini. Tampa kesungguhan tersebut maka usaha yang

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB MANAJEMEN LOGISTIK


menjadi semakin besar dan mengglobal ini akan menghadapi masalah karena
semakin ketatnya persaingan. Namun bila berhasil maka akan terjadi minimalisasi
biaya dan maksimalisasi laba (optimized cost and service).

Referensi
1. Ballou, Ronald H., 1999, Business Logistics Management, Prentice Hall,
London.
2. Bowersox, Donald J., and david J. Closs, 1996, Logistical Management : the
Integrated Supply Chain Process, McGraw-Hill, New York.
3. Robeson, James F. and William C. Copacino, 1994, The Logistics Handbook,
The Free Press, New york
4. Stock, James R. and Douglas M.Lambert, 2001, Strategic Logistics
Management, Irwin Mc Graw-Hill, Boston.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB MANAJEMEN LOGISTIK

Anda mungkin juga menyukai