semester
Matakuliah : Manajemen
Perbekalan Kode Matakuliah : 2124-
2-0652
SKS 2
Semester/Kelas : III/C
Jurusan/prodi : Pendidikan Ekonomi
Dosen : Djoko Lesmana Radji, S.Pd., M.Si
soal
1. Jelaskan yang dimaksudkan dengan logistik !
2. Jelaskan alasan lahirnya logistik !
3. Jelaskan sasaran yang harus dicapai oleh manajemen logistik !
4. Jelaskan Komponen-komponen Sistem Logistik !
5. Jelaskan yang dimaksud dengan koordinasi logistik !
1. Kata logistik berasal dari bahasa Yunani logos (λόγος) yang berarti “rasio,
kata, kalkulasi, alasan, pembicaraan, orasi”. Kata logistik memiliki asal kata
dari Bahasa Prancis loger yaitu untuk menginapkan atau menyediakan.
Pengertian logistic adalah suatu ilmu pengetahuan atau seni dalam
melakukan proses penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan, dan penghapusan
terhadap berbagai barang atau alat-alat tertentu. Ada juga yang menyebutkan
bahwa pengertian logistik adalah serangkaian proses yang meliputi kegiatan
perencanaan, implementasi, hingga pengawasan terhadap suatu proses
perpindahan, baik itu barang/ jasa, energi, atau sumber daya lainnya, dari titik
awal menuju titik penggunaan. Dari penjelasan arti logistik tersebut dapat
disimpulkan bahwa logistik adalah bagian dari ilmu manajemen dimana
rangkaian kegiatannya saling berhubungan dan dilakukan secara bertahap, serta
bertujuan untuk mengelola dan memelihara barang atau perlengkapan tertentu.
2. Kata logistik berasal dari bahasa Yunani logos (λόγος) yang berarti “rasio, kata,
kalkulasi, alasan, pembicaraan, orasi”. Kata logistik memiliki asal kata dari
Bahasa Prancis loger yaitu untuk menginapkan atau menyediakan.
Kegunaan asalnya untuk menjelaskan ilmu dari pergerakan, suplai &
perawatan dari pasukan militer di lapangan. Nantinya digunakan untuk
mendeskripsikan manajemen arus barang di sebuah organisasi, dari barang
mentah menjadi barang jadi.
3. Ada tiga tujuan yang harus dicapai dalam kegiatan logistic management, yaitu;
-Tujuan operasional, agar persediaan barang dapat dilakukan dengan jumlah dan
kualitas yang tepat.
-Tujuan keuangan, agar pengeluaran untuk pengadaan barang dapat dilakukan
secara efisien.
-Tujuan pengamanan, untuk menjaga dan mendukung efisiensi dan efektifitas
dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.
2
toko pengecer. Jika digunakan jasa khusus dari perusahaan pengangkutan atau
gudang, maka fasilitas ini merupakan bagian terpenting dari jaringan kerja
tersebut.
2.Transportasi
3.Persediaan
4.Komunikasi
Dalam arti luas, penanganan dan penyimpanan ini meliputi pergerakan atau
movement, pengepakan, dan containerization (pengemasan). Jadi semakin sedikit
produk ditangani maka semakin terbatas atau efisien arus total fisiknya. Jika
diintegrasikan secara efektif maka handling dapat mengurangi masalah dengan
kecepatan dan kemudahan melalui sistem tersebut.
5. Koordinasi logistic
3
Ω Perencanaan operasi, dan
Untuk mengkoordinasi kegiatan logistic, peramalan dan pengalaman yang
diperoleh dari pengolahan pesanan itu, idealnya haruslah dipersatukan
(synthesized). Penyatuan ini dinamakan perencanaan operasi. Rencanaan operasi
itu menyatukan apa yang sanggup dilakukan oleh perusahaan dengan apa yang
diinginkan untuk dilakukan oleh manajemen dimasa depan.
Ω Procurement, atau perencanaan kebutuhan material.
Procurement dan penjadwalan jangka pendek pada perusahaan pembuatan
(manufacturing) biasanya membutuhkan jauh lebih banyak koordinasi daripada
procurement untuk perusahaan yang hanya menjual kembali (resale).
4
Tugas 1
NIM : 931419173
Nama: Fidya Balu
Kelas : C/ S1 Manajemen
Materi ke 1:
SEJARAH DAN PENTINGNYA MANAJEMEN LOGISTIK/PERBEKALAN
5
Pengertian Manajemen Logistik menurut Donald J. Bowersox (1995), manajemen
logistik merupakan aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan lokasi, fasilitas,
transportasi, inventarisasi, komunikasi, pengurusan, dan penyimpanan.
Sebelum tahun 1950, perusahaan biasanya menangani proses manajemen logistic secara
terpisah-pisah. Sejak awal revolusi industry, kemampua bangsa kita untuk membuat dan
memasarkan barang secara missal, jauh melampaui kemampuan kita untuk
mendistribusikannya secara missal. Hingga pada tahun 1950 –an menunjukan perubahan
besar dalam perihal manajemen logistik.
1956-1965: Dasawarsa Kristalisasi.
Periode 1956-1965 adalah dasawarsa kristalisasi konsep logistic terpadu setelah bertahun-
tahun lamanya relative kabur adanya. Empat perkembangan dasar menunjang kristalisasi
yaitu:
a. Perkembangan analisa total biaya,
b. Perkembangan pendekatan system
c. Meningkatnya perhatian terhadap pelayanan bagi nasabah
d. Perbaikan perhatian terhadap pengaturan saluran distribusi
1965-1970 : Periode pengujian terhadap relevansi.
Pada pertengahan tahun 1960 an, para manajer logistik telah mendapatkan suatu pendekatan
yang walaupun agak terpisah pisah, namun secara teoitis adalah sehat yang dapat
menuntunnya dalam pembuatan perencanaan.Periode 1960 1970 adalah periode di mana
konsep-konsep dasar dari logistik sedang diuji.
1970-1978 : Periode perubahan prioritas.
Periode ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan penyelenggaraan konsep konsep
logistik.Hampir dalam waktu semalam saja.prioritas perusahaan dengan program
programnya yang bersangkutan harus menghadapi situasi yang terus berubah dari
melayani permintaan (servicing demand) ke mempertahankan suplai (mintaining supply)
(Bawersox, 2006).
Sesudah 1978 : Menuju logistic terpadu.
Manajemen logistic terpadu memberikan logika yang demikian dan makin lama makin
menjadi lazim, selcurang kurangnya karena 5 (lima) alasan. Alasan-alasannya adalah
sebagai berikut (Bawersox, 2006).
a. Besarnya saling ketergantungan antara kedua bidang operasional itu yang dapat
diusahakan untuk kemanfaatan perusahaan.
b. Untuk mendukung logislik terpadu adalah bahwa konsep distn'busi fisik dan manajemen
material yang sempit itu besar kemungkinan menimbulkan keadaan negatif atau
gangguan gangguan.
c. Untuk mengimegrasikan kegiatan distribusi fisik dengan manajemen material adalah
bahwa keputusan pengawasan untuk masing masingjenis operasi ini adalah sama.
6
d. Untuk meningkatkan kesadaran bahwa ada banyak trade-off terdapat di antara ekonomi
manufakturing dengan kebutuhan pemasaran yang dapat dirujukkan oleh suatu sistem
logistik yang dirancang dengan baik.
e. Alasan untuk logistik terpadu adalah bahwa kebutuhan akan misi logistik sekarang dan di
masa datang tidak lagi dapat dipenuhi oleh penyebaran teknologi perangkat keras (pure
hardware technology).
Tidak hanya itu adapun fungsi dari logistic menurut Syafrudin (2009), Fungsi
logistik dapat disusun dalam bentuk skema siklus kegiatan logistik sebagai berikut :
Masing-masing fungsi logistik tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain. Untuk itu
kita bahas satu persatu fungsi logistik tersebut.
7
yaitu berfungsi mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian efisiensi,
pengefektifan penyimpanan, dan aliran keluar masuk barang. Dalam suatu perusahaan,
manajemen logistik adalah kunci utama dalam mengendalikan serta memantau proses
dari penyimpanan, pengiriman, hingga penerimaan barang.
Oleh karenanya, manajemen logistik selalu menjadi pertimbangan dalam
menentukan harga. Sebab,semakin jauh jasa yang akan digunakan maka akan semakin
mahal harga yang dibanderol karena dipengaruhi oleh proses logistik.
Manajemen logistik adalah bagian dari proses beruntun dan saling berkaitan,
yaitu berfungsi mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian efisiensi,
pengefektifan penyimpanan, dan aliran keluar masuk barang. Dalam suatu perusahaan,
manajemen logistik adalah kunci utama dalam mengendalikan serta memantau proses
dari penyimpanan, pengiriman, hingga penerimaan barang.
Oleh karenanya, manajemen logistik selalu menjadi pertimbangan dalam
menentukan harga. Sebab,semakin jauh jasa yang akan digunakan maka akan semakin
mahal harga yang dibanderol karena dipengaruhi oleh proses logistik.
PENGADAAN DARI SIKLUS FUNGSI-FUNGSI PERBEKALAN MAKA
TETAP TAHAP PERTAMA
Fungsi peerbekalan adalah rencana kebutuhan perbekalan. Tahap berikutnya
yakni tahap kedua adalah semua kegiatan menyediakan barang- barang perbekalan
meliputi semua barang-barang suatu organisasi dan itu mencakup barang-barang bergerak
terdiri dari barang-barang habis pakai dan barang-barang tidak habis pakai. Barang habis
pakai misalnya kertas, tinta, dan lain-lain. Sedangkan barang tidak habis pakai bergerak
meliputi gedung dan tanah. Pengadaan perbekalan meliputi:
1. Pengadaan tanah
2. pengadan bangunan
3. pengadaan barang melalui bantuan
4. pengadaan perabot
5. pengadaan kendaraan
6. pengadaan alat-alat kantor
7. pengadaan buku
Materi ke 2 :
PERENCANAAN PENGADAAN PERBEKALAN
8
Menurut Douglas, definisi perencanaan adalah suatu proses kontinu dari pengkajian,
membuat tujuan dan sasaran, dan mengimplementasikan serta mengevaluasi atau
mengontrolnya.
Perencanaan dalam sebuah organisasi adalah suatu proses kegiatan pemikiran dan
penentuan prioritas yang harus dilakukan secara menyeluruh sebelum melakukan
tindakan yang sebenar-benarnya dalam rangka mencapai tujuan.
Pengadaan Perbekalan
Pengadaan perbekalan merupakan fungsi operasional pertama dalam manajemen
perbekalan.Fungsi ini pada hakikatnya me rupakan serangkaian kegiatan untuk
menyediakan perbekalan sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan
spesifikasi, jumlah maupun tempat, dengan harga dan sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan.
9
transaksi jual-beli ini selesai, barang/perbekalan yang telah dibeli menjadi hak rnilik
organisasi. Pengadaan perbekalan dengan cara pembelian ini merupakan cara yang
dominan dilakukan oleh organisasi.
2. Meminjam
Meminjam merupakan cara pemenuhan kebutuhan perbekalan yang diperoleh
dari pihak lain dengan tanpa memberikan kontraprestasi (imbalan) dalam bentuk apa pun.
Pemenuhan kebutuhan dengan cara ini hendaknya dilakukan hanya untuk memenuhi
kebutuhan perbekalan yang sifatnya sementara dan harus mempertimbangkan citra baik
suatu organisasi.
3. Menyewa
Menyewa merupakan cara pemenuhan kebutuhan perbekalan yang diperoleh dari
pihak lain dengan memberikan kontraprestasi (imbalan) sesuai kesepakatan kedua belah
pihak. Pemenuhan kebutuhan perbekalan dengan cara ini hendaknya dilakukan apabila
kebutuhan perbekalan bersifat sementara dan temporer.
4. Membuat Sendiri
Membuat sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan perbekalan dengan jalan
membuat sendiri yang dilakukan oleh pegawai atau suatu unit kerja tertentu. Pemilihan
cara ini harus memperhatikan tingkat efektivitas dan efisiensinya apabila dibanding kan
dengan cara pengadaan perbekalan yang lain.
5. Menukarkan
Menukarkan merupakan cara pemenuhan kebutuhan perbekalan dengan jalan
menukarkan perbekalan yang dimiliki dengan perbekalan yang dibutuhkan organisasi dari
pihak lain. Pemilihan cara pengadaan perbekalan ini harus mempertimbangkan adanya
saling menguntungkan di antara kedua belah pihak, dan perbekalan yang ditukarkan harus
merupakan perbekalan yang sifatnya berlebihan atau perbekalan yang dipandang dan
dinilai sudah tidak berdaya guna maupun bernilai guna lagi.
6. Substitusi
Substitusi merupakan cara pemenuhan kebutuhan perbekalan dengan cara
mengganti material lain yang memiliki fungsi sama untuk memenuhi suatu kebutuhan
tertentu.
7. Pemberian/Hadiah
Pemberian (hadiah) merupakan cara pemenuhan kebutuhan dengan menggunakan
perbekalan yang merupakan pemberian/hadiah dari pihak lain.
8. Perbaikan/Rekondisi
Perbaikan merupakan cara pemenuhan kebutuhan perbekalan dengan jalan
perbaiki perbekalan yang telah mengalami kerusakan, baik dengan perbaikan satu unit
perbekalan maupun dengan jalan penukaran instrumen yang baik di antara instrumen
perbekalan yang rusak sehingga instrumen-instrumen yang baik tersebut dapat disatukan
dalam satu unit atau beberapa unit perbekalan, dan pada akhirnya satu atau beberapa unit
perbekalan tersebut dapat dioperasikan, dan kebutuhan perbekalan dapat dipenuhi.
“Di antara beberapa alternatif itu tentunya tidak dapat kita kata kan bahwa ada satu cara
yang paling efektif dan efisien, tetapi pe milihan suatu alternatif pengadaan perbekalan di
antara beberapa alternatif tersebut sangat tergantung dari sifat kepentingan dan
kebutuhan, kondisi organisasional, maupun pertimbangan citra baik organisasi”
10
Materi ke 3 :
SISTEM PENGADAAN PERBEKALAN
Sistem Sentrasisasi
Sistem sentralisasi dalam pengadaan perbekalan merupakan cara pengadaan
perbekalan dimana kewenangan dalam pengadaan perbekalan bagi seluruh unit kerja
dalam organisasi diberikan pada satu unit kerja tertentu sehingga segala macam
pengadaan perbekalan dalam organisasi hanya dilayani oleh satu unit kerja/bagian
tertentu tersebut.
Kelebihan:
a. dapat mengurangi harga per satuan karena biasanya dengan menerapkan sistem
sentralisasi ini pengadaan/pembelian dilakukan dalam partai besar sehingga organisasi/
perusahaan (sebagai pembeli) diberikan potongan oleh penjual (pemasok);
b. dapat mereduksi (mengurangi) biaya tambahan (overhead cost), sehingga akan
mendukung efisiensi.
c. dapat mendukung program standardisasi dan sistem pertukaran perbekalan
antarbagian.
Kekurangan :
a. kebutuhan yang mendesak dari suatu unit tertentu dimungkinkan tidak dapat cepat
dilayani dan dipenuhi.
b. pemenuhan permintaan kebutuhan perbekalan pada unit-unit kerja sebagai pengguna
(user) dimungkinkan tidak sesuai dengan kebutuhan.
Sistem Desentralisasi
Sistem desentralisasi yaitu sistem pengadaan perbekalan, dimana kewenangan
pengadaan perbekalan diserahkan pada masing-msing unit kerja.
Kekurangan :
a. ada kecederungan masing-masing unit kerja untuk memiliki perbekalan (barang-
barang) baru, padahal perbekalan yang ada masih berdaya guna sehingga hal ini akan
menimbulkan tertumpuknya barang-barang yang tidak diperlukan di beberapa bagian.
b. terdapatnya bermacam-macam perbekalan yang berbeda-beda bentuknya, ukuran,
dan tipenya sehingga hal ini jelas tidak mendukung program standardisasi dan
normalisasi, sekaligus tidak mendukung kemungkinan pertukaran perbekalan antar
bagian/unit kerja dalam suatu organisasi.
c. biaya per satuan barang relatif lebih besar, karena pembelian dengan sistem ini
tentunya dalam partai yang lebih kecil bila dibandingkan apabila menggunakan sistem
sentralisasi sehingga otomatis jumlah potongan yang diberikan penjual juga relatif lebih
kecil.
d. Biaya tambahan (overhead cost) relatif lebih besar bila dibandingkan apabila
11
menggunakan sistem sentralisasi.
Kelebihan :
• kebutuhan atas perbekalan dari masing-masing unit kerja akan cepat dapat dipenuhi
sesuai dengan kebutuhan;
• menjamin ketepatan pembelian perbekalan karena masing-masing unit kerja mengetahui
persis akan spesifikasi kebutuhan perbekalannya.
Sistem Campuran
Sistem campuran merupakan sistem atau cara pengadaan perbekalan dengan
mengkombinasikan antara sistem sentralisasi dan desentralisasi. Pertimbangan
penggunaan sistem campuran ini selain menjamin ketepatan dalam pemenuhan kebutuhan
perbekalan dari setiap unit kerja khususnya kebutuhan perbekalan yang sifatnya spesifik
sesuai dengan tugas operasional unit kerja tersebut, juga untuk mendukung program
standardisasi dan normalisasi organisasi.
Dengan demikian, apabila perbekalan dibutuhkan oleh seluruh unit kerja atau
beberapa unit kerja, pengadaan perbekalan dilakukan dengan sistem sentralisasi,
sedangkan apabila kebutuhan perbekalan bersifat khusus untuk suatu unit kerja,
pengadaan perbekalan dilakukan dengan sistem desentralisasi.
12
Materi ke 4:
PERENCANAAN DAN PENENTUAN KEBUTUHAN
13
dibutuhkan, sumber barang yang harus dapat dipertanggungjawabkan, dan jangka
waktu atau umur pemakaian barang yang paling menguntungkan.
3. Faktor Anggaran
Dalam pengadaan perbekalan harus senantiasa mempertimbangkan ketersediaan
anggaran dalam organisasi. Dengan memperhatikan faktor ini maka akan dapat
disusun skala prioritas kebutuhan perbekalan maupun berbagai macam alternatif jenis
dan spesifikasi barang maupun cara-cara pengadaan perbekalan dengan tidak
meninggalkan pertimbangan efektivitas dan efisiensi.
4. Faktor Keamanan dan Kewibawaan (Prestise)
Dalam penentuan kebutuhan perbekalan hendaknya dipertimbangkan pejabat
pemakai perbekalan tersebut untuk mendukung dan menjamin keamanan sesuatu
yang berkaitan dengan jabatannya dan kewibawaan, baik bagi pejabat yang
bersangkutan maupun bagi lembaga, baik dilihat dari publik internal maupun publik
ekstern organisasi.
5. Faktor Standardisasi dan Normalisasi
Dalam penentuan kebutuhan perbekalan hendaknya dipertimbangkan adanya
standardisasi dan normalisasi yang ditetapkan organisasi.Standardisasi merupakan
pembakuan mengenai jenis, ukuran dan mutu suatu perlengkapan
(perbekalan).Sementara normalisasi merupakan pembuatan ukuran-ukuran yang
normal berdasar standar yang telah ditetapkan.
Secara teknis ada beberapa tahap dalam penentuan kebutuhan perbekalan,
khususnya untuk kebutuhan perbekalan nonrutin. Beberapa tahap dalam penentuan
kebutuhan perbekalan tersebut adalah sebagai berikut :
o Menyusun seluruh nama-nama barang (perbekalan) yang dibutuhkan dengan
selalu mempertimbangkan relevansi usul an perbekalan dengan fungsi unit kerja
tertentu yang mengusulkan, pertimbangan biaya dan manfaat, maupun kepentingan
dan tujuan organisasi secara keseluruhan;
o Menyusun daftar nama-nama kebutuhan perbekalan tersebut berdasarkan skala
prioritas : mutlak, penting, perlu.
- Mutlak, artinya bahwa pemenuhan kebutuhan perbekalan tersebut sifatnya
sangat mendesak dan harus ada.
- Penting, artinya bahwa pemenuhan kebutuhan perbekalan tersebut sifatnya
mendesak.
- Perlu, artinya bahwa pemenuhan kebutuhan perbekalan tersebut sifatnya kurang
mendesak.
o Menetapkan perbekalan yang pasti akan diadakan yang dituangkan dalam
Daftar Nominasi Barang (daftar nama-nama barang yang pasti akan diadakan setelah
diurutkan berdasarkan skala prioritas).
14
Tugas 2
PAPER
PERBEKALAN”
Disusun Oleh:
Fidya Balu
931419173
C MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
T.P 2020-2020
15
Kata Pengantar
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar
Lagi Maha Melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-
yang direncanakan.
maka saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan
bagi penulis dan pada pembaca pada umumnya, semoga Allah SWT
Penyusun
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
1.3 TUJUAN...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
3.1 KESIMPULAN..................................................................................13
3.2 SARAN.............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
o Latar Belakang
yang dibutuhkan dalam suatu usaha kerja sama atau organisasi yang
nama-nama lain banyak tetapi pada dasarnya unsur keenam ini adalah
pengawasan.
o Rumusan Masalah
iv
o Tujuan
perbekalan
v
vi
BAB II
PEMBAHASAN
memiliki asal kata dari Bahasa Perancis loger yaitu untuk menginapkan atau
menyediakan.
memperoleh tanah subur bagi aplikasi logistik. Tidak diragukan lagi bahwa
vii
(Bawersox,2006).
udara memberikan suatu konsep terpadu yang baru. Studi ini mengenalkan
Konsep total biaya ini walauy bersifat mendasar, namun belum pernah
Akan tetapi, konsep total usaha terpadu terhadapt pencapay sasaran yang
viii
telah ditentukan sebelumnya sudah ada untuk analisa logistik. Jika dinilai dari
meluas. Selama periode ini, titik berat perhatian manajemen bergeser dari
pemasaran.
kali sejak perang dunia II, persediaan energi menjadi masalah yang kritis.
ix
e. Sesudah 1978: menuju logistik terpadu
besar lagi dari pelaksanaan penuh Manajemen logistik. Jika kita tinjau
satu tim yang dapat mendukung prajurit ketika berpindah tempat. Tim itu
kemedan perang dari markas.. Logistik berasal dari bahasa Yunani Kuno
memperkirakan/berhitung.
x
Lukas Dwiantara dan Rumsari Hadi (2004) ; Manajemen logistic
melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain, sedangkan logistic
organisasi.
xi
perbekalan mulai dari perencanaan pengadaandan penyimpanan barang
perlu diatur.
e. PENGERTIAN PERBEKALAN
Perbekalan adalah segala sesuatu benda atau barang yang terdapat pada
3. Menyimpan perbekalan
4. Memelihara perbekalan
5. Menyalurkan perbekalan
6. Menghapus perbekalan
7. Mengendalikan perbekalan
B. FUNGSI PERBEKALAN
pada umumnya ada satu unit perbekalan di dalam organisasi atau instansi
xii
a) Menganalisa dan menyasun kebutuhan perbekalan
C. PERENCANAAN PERBEKALAN
terus menghasilkan tujuan – tujuan yang perludi capai oleh unit – unit
macam yaitu :
• Barang tidak habis dipakai Barang yang tak bergerak yaitu perbekalan yang
xiii
a) Menganalisa dan menyusun keperluan perbekalan sesuai dengan rencana
f. PENYIMPANAN
barang adalah:
Tempat keadaan
Keamanan
Pemeliharaan Tempat
xiv
tertentu. Demikian pula keamanan barang, baik dari pencarian maupun
gudang adalah:
1. Lokasi gudang
3. Konstruksi gudang
4. Bentuk gudang
5. Keamanan gudang
dan barang-barang tidak habis pakai. Barang habis pakai misalnya kertas,
tinta, dan lain-lain. Sedangkan barang tidak habis pakai bergerak meliputi
xv
gedung dan tanah. Pengadaan perbekalan meliputi:
1. Pengadaan tanah
2. pengadan bangunan
4. pengadaan perabot
5. pengadaan kendaraan
7. pengadaan buku
xvi
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
jumlah yang tepat pada waktu yang dibutuhkan, dalam keadaan yang
dipakai, kelokasi dimana ia dibutuhkan dan dengan total biaya yang rendah.
3.2 SARAN
disuatu organisasi yang mana dapat menimbulkan konflik jika tidak ditangani
dengan baik. Adapun saran lainnya adalah semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi setiap orang atau kelompok dalam kehiduopan.
xvii
Daftar Pustaka
https://duniaclassik.blogspot.com/2018/04/resume-buku-manajemen-logistik-
keterangan .html
https://edulogistik.com/2017/05/09/manajemen-logistik-definisi-sejarah-
singkat/
http://referensikuu.blogspot.com/2012/05/perlunya-manajemen-perbekalan-
dalam.html
xviii