Anda di halaman 1dari 16

PERAN TRANSPORTASI DALAM LOGISTIK DAN DISTRIBUSI

(Oleh Hans Yudhian)

Semangat pagi!
Menyambung pembicaraan Rabu siang tanggal 6 November 2019 kemarin bersama bapak
Dimas dan bapak Agus tentang adanya kebutuhan transportasi dalam kegiatan logistik dan
distribusi perusahaan bapak, maka berikut ini akan kami paparkan perihal peran pentingnya
sebuah transportasi terhadap kegiatan logistik dan distribusi dalam sebuah perusahaan.

Sebagaimana kita ketahui bahwasanya transportasi tidak bisa lepas dari kegiatan logistik
dan distribusi barang dari produsen ke konsumen, baik direct langsung ataupun dengan
metode distribusi tradisional. Ketiga hal diatas, sepertinya tidak akan lekang dimakan waktu
dan tidak pernah akan berkesudahan, dimana ketiga hal ini sudah berlangsung sejak
manusia ada dan sampai nanti bahkan saat manusia tidak lagi menggunakan nasi atau roti
untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Transportasi, Logistik dan Distribusi akan selalu
berjalan dan mengalami penyesuaian atau modifikasi dalam bentuk kebutuhannya
mengikuti perkembangan jaman, tekhnologi dan intelegensi peradaban manusia.

Sedikit saya bedah berkenaan Logistik dan Distribusi sebelum membahas ke peran penting
sebuah Transportasi dimana kegiatan Logistik dan Distribusi menjadi dasar penting kedua
dalam pemasaran setelah Produk.

Logistik memiliki fungsi yang penting, baik dalam industri secara umum maupun dalam
manufaktur. Beberapa fungsinya ialah dalam berbagai hal berikut ini :
 Pemrosesan pesanan => Pesanan ini bisa disampikan lewat banyak cara. Mulai dari
pos, telepon, hingga online bisa dipakai sebagai sarananya. Setelah itu, pesanan ini
diproses dengan cepat dan tepat. Setelah barang jadi baru dikirimkan disertai
dengan tagihan.
 Fungsi pergudangan => Setiap usaha harus memiliki simpanan produk sebelum
terjual. Hal ini memungkinkan siklus produksi berjalan dengan lancar. Untuk itu,
mulai dari lokasi hingga jenis gudang sangat menentukan manajerial logistik.
 Manajemen sediaan => Fungsi ini bisa mempengaruhi kepuasan pelanggan. Namun
cukup sulit untuk menentukan jumlah sediaan yang dibutuhkan. Hal ini karena jika
sediaan terlalu banyak maka akan menjadi beban gudang.
 Transportasi => Kepututusan pemakaian transportasi sangat mempengaruhi dalam
pemasaran. Hal ini akan turut mempengaruhi harga pokok, kinerja penyerahan
hingga kondisi barang yang dikirimkan.

Distribusi erat kaitannya dengan penyaluran barang dari konsumen kepada produsen.
Namun ternyata ada fungsi-fungsi lain yang lebih kompleks dari istilah distribusi ini.
Beberapa fungsi pentingnya ialah :
 Informasi => Saluran distribusi memiliki fungsi untuk pengumpulan informasi. Mulai
dari riset pemasaran hingga potensi pasar menjadi hal-hal penting dalam hal ini.
Semuanya akan berkaitan dengan proses-proses produksi selanjutnya.
 Promosi => Untuk fungsi ini, saluran distribusi harus mengembangkan dan
menyebarkan komunikasi kepada konsumen. Berbagai sarana promosi bisa dipilih
guna memenuhi fungsi yang satu ini.
 Kontak => Maksudnya, saluran distribusi juga berfungsi melakukan kontak langsung
dengan pelanggan.

Selain ketiga fungsi di atas masih banyak lagi fungsi distribusi. Contohnya ialah dalam
pembayaran, pengambilan resiko, pembiayaan, dan pemesanan.
Sedangkan untuk jenisnya sendiri saluran distribusi memiliki berbagai tingkatan. Untuk
gambarannya berikut adalah contoh tingkatan saluran distribusi tersebut :
 Dari produsen ke konsumen => Jalur ini paling pendek dan sederhana tanpa
perantara.
 Dari produsen – pengecer – konsumen => Melalui jalur ini, produsen melayani
penjualan dalam partai besar kepada pedagang besar saja. Barulah dari pedagang
besar ini barang dijual ke pengecer.
 Produsen – pedagang besar – pengecer – konsumen => Disebut pula distribusi
tradisional. Pembelian oleh konsumen bisa dilakukan di tempat pengecer.

Melihat pengertian dan fungsi secara teoristis diatas kita sudah mendapat gambaran
tentang betapa pentingnya sebuah transportasi dalam menunjang kegiatan Logistik dan
Distribusi dalam manajemen rantai pasok.

Dalam konteks rantai pasok, transportasi berperan penting karena sangatlah jarang suatu
produk diproduksi dan dikonsumsi dalam satu lokasi yang sama. Strategi rantai pasok yang
diimplementasikan dengan sukses memerlukan pengelolaan transportasi yang tepat.
Manajer transportasi pada suatu perusahaan bertanggung jawab terhadap pergerakan
sediaan barang dari perusahaan ke pelanggannya. Pengelolaan kegiatan transportasi yang
efektif dan efisien akan memastikan pengiriman barang dari perusahaan ke pelanggan
dengan tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualitas, dan tepat penerima. Selain itu, biaya
transportasi merupakan komponen biaya yang terbesar dalam struktur biaya logistik. Tidak
kurang dari 60% dari total biaya logistik perusahaan merupakan biaya transportasi.

Dalam 50 tahun terakhir, di sektor logistik telah tersedia banyak pilihan jenis atau moda
transportasi untuk mendukung aktivitas kunci dalam manajemen rantai pasok
perusahaan. Manajer transportasi memiliki banyak pilihan dalam keputusan manajemen
transportasi, baik dari pilihan jenis moda transportasi, penyedia jasa transportasi, maupun
pilihan tingkat pelayanan yang diberikan.

Pertimbangan pilihan keputusan manajemen transportasi tidak hanya semata didasarkan


pada pertimbangan biaya transportasi yang murah, melainkan juga harus
mempertimbangkan dari aspek kualitas kinerja pelayanan. Ketepatan pengiriman barang
akan membantu perusahaan untuk mengurangi sediaan barang, biaya penyimpanan,
dan material handling. Jadi, nilai proposisi transportasi yang diberikan oleh aktivitas
transportasi tidak sesederhana pemindahan barang dari satu lokasi ke lokasi lain.
Sebagaimana kita tahu bahwasanya setiap perusahaan dagang produk selalu memiliki
manajemen distribusi dan transportasi baik itu perusahaan konsumer goods sampai dengan
perusahaan pakan ternak ataupun barang tambang. Meskipun sifatnya internal hanya untuk
produk sendiri tapi pastinya digarap dengan manajemen yang ciamik. Ini dapat dibuktikan
bahwa di kawasan ujung gunung kita masih bisa menemukan produk semacam Ind*mie
atau produk Ind*food lainnya (#contoh saja).

Sedangkan untuk perusahaan jasa pengiriman barang eksternal seperti TiKI, JNE, JNT, dan
beberapa lainnya juga memiliki pengalaman yang tidak dapat diragukan lagi selama kurun
waktu 15 tahun terakhir. Hal itu dapat ditunjukkan dengan perluasan daerah pelayanan dan
pertumbuhan gerai atau kios cabang penerimaan barang perusahaan jasa pengiriman
tersebut. Hal ini pastinya akan menjadi pelecut semangat bagi kita karena bilamana mereka
bisa, kenapa kita tidak.

Kesimpulan yang di dapat adalah proses Transportasi, Logistik dan Distribusi membutuhkan
2 hal penting yaitu BARANG dan PASAR.

Sesuai penjelasan bapak Dimas kemarin bahwasanya Logistik dan Distribusi sudah berjalan
dalam kegiatan perusahaan bapak selama ini. Namun belum sempurna karena
membutuhkan peran transportasi dari pihak ketiga. Dan dengan adanya ketertarikan untuk
memenuhi dan menyempurnakan kegiatan tersebut tanpa bantuan pihak ketiga maka
bukan menjadi hal yang sulit dikarenakan perusahaan bapak sudah memiliki BARANG dan
PASAR.

Dan bilamana Manajemen Transportasi ini dikemudian hari dikembangkan utuk melayani
umum menjadi perusahaan jasa pengiriman barang pastinya akan memberikan nilai lebih
bagi perusahaan bapak.

Adapun 4 moda transportasi yang bisa kita manfaatkan selain penggunaan pipa (pipeline)
yang biasa digunakan untuk pengangkutan minyak mentah, produk minyak olahan dan gas
alam, sebagai berikut :

1. Kereta api
Moda kereta api tepat untuk transportasi barang-barang yang memerlukan kapasitas
besar, berat, densitas tinggi, dan jarak jauh. Kelemahan moda kereta api terletak pada
kekakuan dalam pengaturan lokasi asal dan tujuan, waktu muat dan bongkar barang, dan
waktu singgah.

2. Truck
Bisnis transportasi truk terdiri dari dua segmen utama, yaitu TL (truckload) dan LTL (less-
than-truckload). Untuk jarak jauh, trucking lebih mahal dari kereta api, tapi menawarkan
keuntungan fleksibilitas pengiriman door-to-door dan waktu pengiriman yang lebih
pendek. Selain itu, trucking tidak memerlukan transfer antar pickup dan pengiriman.
Umumnya TL untuk pengangkutan barang-barang dengan total lebih dari 6 ton yang tidak
memerlukan pemberhentian antara dari lokasi asal ke lokasi tujuan. Sementara LTL
umumnya digunakan untuk segmen angkutan barang yang kurang dari 6 ton yang
mengharuskan konsolidasi agar dicapai kapasitas maksimal dari truk yang digunakan. Isu-
isu kunci untuk industri LTL mencakup lokasi pusat konsolidasi, tingkat beban truk, dan
penjadwalan dan penentuan rute pickup dan pengiriman. Tujuannya adalah untuk
meminimalkan biaya operasional melalui konsolidasi tanpa mengorbankan waktu
pengiriman dan keandalan.

3. Sea Freight
Perkembangan perdagangan antarnegara dengan menggunakan jalur maritim telah
mendorong pertumbuhan kontainerisasi. Hal ini telah menyebabkan permintaan sea
freight yang lebih besar, lebih cepat, dan kapal yang lebih khusus untuk meningkatkan
ekonomi transportasi kontainer. Penundaan di pelabuhan (dwelling time), bea cukai,
keamanan, dan pengelolaan kontainer yang digunakan merupakan isu utama dalam
pengiriman global. Selain itu, kemacetan akses ke pelabuhan telah menjadi masalah
besar.

4. Air Freight
Operator transpotasi udara (air freight) menawarkan layanan transportasi yang sangat
cepat, namun dengan biaya transportasi yang mahal. Penggunaan air freight lebih tepat
untuk barang-barang ukuran relatif kecil dan bernilai tinggi atau pengiriman barang yang
memerlukan waktu cepat dan jarak yang jauh. Isu-isu penting dalam pengelolaan air
freight ini antara lain: lokasi dan jumlah hub, rute pesawat, pengaturan jadwal
pemeliharaan pesawat, penjadwalan kru, dan strategi penetapan harga.

Peringkat moda transportasi berdasarkan karakteristik operasional (selain Pipeline) :


Karakteristik Kereta Api Truk Sea Freiht Air Freight
Speed 3 2 4 1
Availability 2 1 4 3
Dependability 2 1 3 4
Capability 2 3 1 4
Frequency 3 1 4 2

Total Nilai 12 8 16 14
Peringkat 2 1 4 3
Keterangan: Urutan peringkat didasarkan pada nilai terkecil
Sumber: Bowersox, 2013
Sebelum masuk ke model Transportasi dan Distribusi, kami paparkan pemetaan rute sesuai
dengan data MASTOK STOKIS PER WILAYAH. Ada beberapa rute yang kami petakan sebagai
berikut :
1. RUTE JALUR PANTURA
Rute meliputi :

Rute 1A (Jember-Sidoarjo-Surabaya)

Rute 2A (dari Surabaya  Rembang, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Semarang, Kendal,
Brebes)
Rute 3A (dari Brebes  Cikampek, Purwakarta, Bandung, Sukabumi, Bogor, Depok,
Bekasi)

Rute 3B (dari Bekasi  Jakarta Timur, Jakarta Utara, Tangerang, Cilegon,


Pandeglang, Lebak)
2. RUTE JALUR SELATAN
Rute meliputi :

Rute 1B (Jember, Malang, Blitar, Sragen  Sukoharjo)

Rute 2B (dari Sragen-Sukoharjo  DIY, Kebumen, Banyumas, Banjarnegara,


Wonosobo, Temanggung, Magelang, Salatiga, Grobogan)

Rute di atas, disesuaikan dengan data MASTOK bukan merupakan RUTE TERBAIK. Karena
berpacu pada wilayah propinsi bukan RUTE TRUCKING.

Melihat kebutuhan perusahaan bapak yang mengacu pada kecepatan dan efektifitas
pengiriman barang maka kami menyusun beberapa pilihan berikut konsekuensi keunggulan
dan kelemahan dalam manajemen resikonya.
Berikut adalah model-model distribusi dan transportasi yang bisa diadaptasi untuk
menjawab kebutuhan kita.
1. Bila kita menggunakan transportasi distribusi MODA TRUCK yang efektif ada
beberapa alternatif pilihan dengan syarat yang harus dipenuhi.
a. Penggabungan jumlah order barang harian
Maksudnya adalah dalam sekali pengiriman mencakup 1 atau lebih dari 1 hari
orderan barang. Contoh, orderan Senin s/d Rabu dikirim Kamis. Dikarenakan
estimasi pengiriman antar wilayah propinsi yang memakan beberapa hari
bilamana kondisi jalan normal.
Ringkasannya dapat dilihat di tabel berikut (berbasis moda tranportasi truck
gandeng/tronton/trinton/trintin/engkel dan atau SHD dan HD/Dyna) :
Estimasi Tempuh
Daerah Awal Daerah Tujuan
(dalam hari)
JATIM
(meliputi seluruh
daerah Jatim)
JATENG A 2 hari 1 malam (untuk beberapa
(meliputi wilayah wilayah JATIM bisa kurang hanya 1 hari
Jalur Pantura 1 malam)
sampai dengan (Senin muat, Selasa bongkar atau Senin
Semarang-Kendal malam)
dan atau wilayah
Jalur Selatan
sampai dengan
DIY)
JATENG B
JEMBER
(untuk wilayah
Jalur Pantura
3 hari 2 malam (untuk beberapa
meliputi sebelah
wilayah bisa kurang menjadi 2 hari 2
barat Semarang
malam)
sampai Tegal dan
(Senin muat, Rabu bongkar atau Selasa
atau wilayah Jalur
malam)
Selatan sebelah
barat DIY sampai
dengan Cilacap)
4 hari 3 malam (untuk beberapa
wilayah bisa kurang menjadi 3 hari 3
JABAR, DKI,
malam)
BANTEN
(Senin muat, Kamis bongkar atau Rabu
malam)
Estimasi hari berdasarkan 2 titik yaitu 1 titik pengisian dan 1 titik pembongkaran.
Tidak bisa lebih dari 1 titik pembongkaran. Karena proses bongkar muatan
memakan waktu dan faktor lainnya yaitu pembatasan jam jalan di tol untuk
armada truk kecuali engkel, SHD dan HD/Dyna.

Tabel volume muatan moda truck :


Kapasitas Muatan Maksimal
Kapasitas Muatan Maksimal
(dlm volume ukuran karton
Jenis Truck Dimensi Box (dlm volume ukuran karton
Aq*a 600ml /41x27x22,5
Aq*a 240ml /36x24x21 +2cm)
+2cm)
CD Box (Colt Diesel)

560 x 220 x 200


1.200 dos (maks) 890 dos (maks)
(24.640.000cm³)

CD Fixed Bak

560 x 220 x 200


1.350 dos (maks) 990 dos (maks)
(24.640.000cm³)

Engkel Box

720 x 230 x 250


2.150 dos (maks) 1.500 dos (maks)
(41.400.000 cm³)

Engkel Fixed Bak

720 x 230 x 250


2.281 dos (maks) 1.660 dos (maks)
(41.400.000 cm³)
CD Fixed Bak

630 x 220 x 230


1.650 dos (maks) 1.150 dos (maks)
(31.878.000cm³)

CD Box (Colt Diesel)

630 x 220 x 230


1.756 dos (maks) 1.275 dos (maks)
(31.878.000cm³)

Kenapa 1 titik maksimal pmbongkaran dan lebih dari 1 orderan harian (bisa
jumlah orderan dalam 1-3hari) karena kapasitas yang banyak.
Dan data sesuai standart dimensi box dan maksimal pemuatan volume sudah
sesuai aturan ODOL (Over Dimension Over Load) yang diatur Pemerintah.

b. Penentuan Titik Distribusi Besar (Distributor)


Memaksimalkan dan memangkas rute sehingga efektif dengan menentukan titik
distribusi besar dimana selebihnya distribusi dimaksimalkan dengan transportasi
kecil (CD atau Mobil Pickup untuk percepatan jalur). Adapun contoh bisa kita
lihat pada Rute 2B Jalur Selatan :

Salatiga dan Grobogan bisa dimaksimalkan di 1 titik lalu didistribusikan dengan


armada CD atau pickup (menyesuaikan jumlah barang). Hal ini akan
mempercepat armada besar untuk melanjutkan distribusi di daerah selanjutnya.
c. Pengefektifan Rute Berdasarkan Jalur Sejalan
Setelah ditentukan Titik Distribusi Besar, jumlah orderan dan list order per titik,
kita bisa mengefektifkan rute transportasi dengan beberapa pilihan dengan
dimaksimalkan bantuan armada distribusi kecil di Titik Distribusi Besar.

d. Dari kajian a-c dapat kami temukan rute terbaik sebagai berikut :
RUTE SATU
JEMBER - Sidoarjo - Surabaya - Rembang - Pati - Kudus - Jepara - Demak -
Semarang - Grobogan - Kendal - Brebes

Keterangan : Rute Jember - Brebes ; 6 titik bongkar (Sidoarjo, Rembang, Pati, Kudus,
Semarang, Brebes) ; dengan 3 titiknya adalah Titik Distribusi Besar ( Sidoarjo ke Surabaya
; Kudus ke Jepara dan Demak ; Semarang ke Grobogan Purwodadi dan Kendal ; titik akhir
bongkar di Brebes)

RUTE DUA
JEMBER - Bekasi - Cikampek - Purwakarta - Bandung - Bekasi - Jakarta Timur -
Jakarta Utara - Bekasi - Depok - Bogor - Sukabumi - Tangerang - Cilegon -
Pandeglang - Lebak

Keterangan : Rute Jember - Cilegon ; 3 titik bongkar (Bekasi, Tangerang, Cilegon) ;


dengan 2 titiknya adalah Titik Distribusi Besar ( Bekasi terbagi 3 jalur distribusi besar;
Bekasi ke Cikampe, Purwakarta dan Bandung ; Bekasi ke Jakarta Timur dan Jakarta Utara
; Bekasi ke Depok, Bogor dan Sukabumi ; Cilegon ke Pandeglang dan Lebak)

RUTE TIGA
JEMBER - Malang - Blitar - Sragen - Sukoharjo - Jogja - Kebumen - Magelang -
Salatiga - Temanggung - Wonosobo - Banjarnegara - Banyumas

Keterangan : Rute Jember - Wonosobo ; 5 titik bongkar (Malang, Sragen, Jogja,


Magelang, Wonosobo) ; dan semuanya adalah Titik Distribusi Besar ( Malang ke Blitar ;
Sragen ke Sukoharjo; Jogja ke Kebumen ; Magelang ke Salatiga dan Temanggung ;
Wonosobo ke Banjarnegara dan Banyumas)

**Alternatif RUTE TIGA


JEMBER - Malang - Blitar - Sragen - Sukoharjo - Salatiga - Magelang - Temanggung - Jogja -
Kebumen - Banyumas - Banjarnegara - Wonosobo
Keterangan : Rute Jember - Wonosobo ; 6 titik bongkar (Malang, Sragen, Salatiga, Jogja,
Kebumen, Banyumas) ; dengan 4 titiknya adalah Titik Distribusi Besar ( Malang ke Blitar ; Sragen
ke Sukoharjo; Salatiga ke Magelang dan Temanggung ; Banyumas ke Banjarnegara dan
Wonosobo)

Alternatif ini dikarenakan medan jalan Magelang, Temanggung, Wonosobo, Banjarnegara,


Banyumas adalah medan pegunungan dimana juga ada aturan keas jalan III C sehingga truk besar
memiliki resiko yang cukup tinggi. Ada hal pembatasan jam operasional jalan.
e. Dari 3 RUTE TERBAIK di atas mengefektifkan jarak tempuh dan distribusi. Hanya
saja dibutuhkan bantual moda transportasi dari Titik Distribusi Besar ke titik
tujuan bongkar akhir yaitu MASKOT STOKIS.
Kebutuhan armada kecil menyesuaikan dengan jumlah yang dikirim dengan titik
yang dibongkar serta kelas jalan menuju titik akhir.
f. Bilamana ada warehouse atau base titik distribusi akan sangat membantu
perusahaan dalam pengendalian logistik per wilayah dengan Jember dijadikan
pusat Logistik besarnya.
g. Kendala yang sangat mempengaruhi model transportasi diatas adalah :
a. Tidak tersedianya kesiapan dan kesiagaan transportasi penyambung yaitu
armada kecil untuk memindahkan barang dari transportasi besar ke tempat
tujuan akhir.
b. Jumlah barang yang terlalu sedikit sehingga biaya transportasi menjadi tidak
berimbang.
c. Gudang atau lokasi untuk melakukan pemindahan barang dari truk besar ke
truk kecil berikut pengawasannnya (proses ngepok)
d. Kondisi cuaca (hujan)
e. Kondisi jalan (karena distribusi akhir melintasi jalan non nasional atau jalan
kota kadang tingkat keramaian jalan terpetakan sehingga truk harus
menunggu jam yang tepat untuk bisa melintas)

JEMBER SIDOARJO REMBANG PATI KUDUS Dst....

SURABAYA JEPARA DEMAK

2. Bila menggunakan MODA TRUCK direct langsung


Artinya menggunakan truk dengan kapasitas yang sesuai dengan beberapa titik
pembongkaran. Yang artinya 1 truk bisa bongkar langsung ke titik2 tertentu tanpa harus
dipok ke armada kecil. Ini akan membutuhkan banyak armada dimana akan dipetakan sesuai
dengan jumlah order dan titik pembongkarannya berbasis data wilayah.
a. Keunggulannya barang bisa langsung diterima di titik akhir
b. Waktu lebih cepat bila ada pemetaan daerah dan sangat efektif bila radius
titik bongkar tidak lebih dari 200km antara 2 titik, maksimal 3 titik dalam 1
hari (perhitungan estimasi sudah include waktu bongkar, istirahat sopir dan
jam jalan operasional kendaraan)
c. Tidak semua titik akhir atau MASKOT STOKIS yang bisa dituju dengan armada
yang sama. Misa : MASKOT A bisa dituju dengan truck engkel tetapi MASKOT
B hanya bisa dituju dengan truck CDD, MASKOT C bisa dituju dengan truck
engkel, tetapi lokasi jarak antara MASKOT A dan MASKOT C sejauh 350km.
Sedangkan lokasi MASKOT A dan MASKOT B dalam radius kurang dari 100km.
d. Membutuhkan banyak armada yang disesuaikan dengan lokasi
pembongkaran. Pemetaan sesuai point c diatas sangat membantu dan bisa
menentukan berapa armada yang dibutuhkan.
1 rute membutuhkan minimal 3 armada truck (bisa lebih menyesuaikan
estimasi jarak tempuh PP dan bongkar muat) dimana 1 truck untuk
pengiriman, 1 truck untuk persiapan pengiriman, dan 1 truck untuk
pemuatan sambil menunggu truk pertama kembali antri muat di titik awal.

3. Bila mengkombinasikan MODA TRUCK dengan MODA AIR FREIGHT


Sama halnya dengan point 1, peran MODA Air Freight atau penggunaan jasa
pengiriman udara memangkas jarak dan waktu dari peran MODA TRUCK Besar
menuju Titik Distribusi Besar.
Hal lain yang menjadi kendala adalah akan muncul Titik Distribusi Besar yang tidak
banyak tetapi Titik Akhir Pembongkaran menjadi banyak. Peran warehouse sebagai
perpanjangan Logistik diperlukan bila menerapkan model distribusi ketiga ini.
Satu hal lagi tidak semua bisa dijangkau dengan model kombinasi. Seperti halnya
kota Blitar. Lebih baik murni darat.
Pemetaan sebagai berikut :
A. Rute SATU
Jember - JUANDA SURABAYA  AHMAD YANI SEMARANG
Dari Bandara AHMAD YANI SEMARANG didistribusikan ke...
- arah Timur : Semarang, Demak, Jepara, Kudus, Grobogan, Pati, Rembang.
- arah Barat : Kendal, Brebes

B. Rute DUA
Jember - JUANDA SURABAYA  ADISUCIPTO JOGJAKARTA
a. Dari Bandara ADISUCIPTO JOGJAKARTA didistribusikan ke Jogjakarta,
Sukoharjo dan Sragen
b. Dari Bandara ADISUCIPTO JOGJAKARTA didistribusikan ke Magelang, Salatiga,
Temanggung dan Wonosobo
c. Dari Bandara ADISUCIPTO JOGJAKARTA didistribusikan ke Kebumen,
Banyumas dan Banjarnegara
C. Rute TIGA
Jember - JUANDA SURABAYA  HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG
a. Dari Bandara HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG didistribusikan ke Bandung,
Purwakarta dan Cikampek

D. Rute EMPAT
Jember - JUANDA SURABAYA  HALIM PERDANAKUSUMA JAKARTA
Dari Bandara HALIM PERDANAKUSUMA JAKARTA didistribusikan ke Jakarta
Utara, Jakarta Timur, Bekasi, Bogor dan Sukabumi
E. Rute LIMA
Jember - JUANDA SURABAYA  SOEKARNO-HATTA TANGERANG
Dari Bandara SOEKARNO-HATTA TANGERANG didistribusikan ke Tangerang,
Cilegon, Pandeglang dan Lebak

F. Rute ENAM
Jember - Malang - Blitar hanya bisa ditempuh via darat saja.
JUANDA
JEMBER
Barang produk dimuat ke truck
menuju bandara JUANDA

AHMAD YANI SEMARANG


Dari beberapa pilihan diatas pastinya akan muncul masalah-masalah lain yang mungkin
belum terdata di paparan kami. Mekanisme detail dan Sistem Operasional Prosedur yang
kiranya akan berlaku sedikit kami gambarkan di atas.

Transportasi, Distribusi dan Logistik sebenarnya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa
dihilangkan salah satu bagiannya. Yang terjadi adalah perusahaan bapak menggandeng
kerjasama dengan pihak ketiga. Dan bilamana kesemua proses ini dihandle sendiri akan
sangat baik dari segi pengembangan, pemangkasan pengeluaran dan proses diversifikasi
usaha yang akan sangat berkaitan dan mendukung usaha yang sudah berjalan. Dan pastinya
ada biaya investasi jangka panjang yang muncul untuk lini transportasi.

Saya pribadi Hans Yudhian sangat berterima kasih atas kepercayaan bapak untuk bisa
menyumbangkan tenaga, ide gila, berbagi pengalaman dan dapat menambah kekuatan
kerja perusahaan besar yang sudah berjalan dengan sangat baik di kota kelahiran saya,
Jember.

Semoga apa yang saya paparkan di atas bisa sedikit membuat gambaran pada bapak dan
manajemen tentang bagaimana dan apa itu transportasi.

Akhir kata dengan penuh rasa hormat dan bangga serta kesiapan dan kesiagaan kami untuk
dapat membantu bapak dalam bidang transportasi dan pengembangannya serta berharap
segala sesuatunya menjadi wacana kerjasama jangka panjang untuk kami, kami ucapkan
sekali lagi terima kasih banyak.

Anda mungkin juga menyukai