Anda di halaman 1dari 6

Nama : Siti Nurjannah

Nrp : 6032211227

Summary Mengelola Transportasi dalam Rantai Pasok

A. Transportasi dalam Supply Chain Management

Rantai pasok adalah keseluruhan bagian yang terlibat secara langsung maupun tidak
langsung untuk memenuhi permintaan pelanggan. Rantai pasok sendiri tidak hanya terdiri
dari manufacturer atau pabrik dan supplier tetapi juga melibatkan transportasi, gudang,
retailers dan pelanggan itu sendiri. Perusahaan yang berbeda, pastinya menerapkan
manajemen rantai pasok yang berbeda pula, bergantung pada produk dari masing-masing.
Penerapan manajemen rantai pasok ini melibatkan berbagai bagian yang terlibat dalam
penerimaan dan pemenuhan permintaan dari pelanggan. Tujuan dari diadakannya manajemen
rantai pasok ini sendiri adalah untuk memaximalkan semua nilai yang berada di perusahaan
tersebut. Manajemen rantai pasok ini dilakukan untuk memastikan bahwa semua proses yang
terjadi dari awal pelanggan melakukan pemesanan hingga produk sampai ke pelanggan tidak
terjadi hambatan dan dapat dimaximalkan (Chopra & Meindl, 2016)

Transportasi berperan penting dalam manajemen rantai pasok dikarenakan sangatlah


jarang suatu produk diproduksi dan dikonsumsi dalam satu lokasi yang sama.  Strategi rantai
pasok yang diimplementasikan dengan sukses memerlukan pengelolaan atau manajemen
transportasi yang tepat.

Manajemen transportasi merupakan pengaturan pengiriman barang dengan transportasi


dengan tujuan agar distribusi barang dapat terkontrol. Proses pengiriman barang dari
penyerahan barang, penyortiran barang kemudian didistribusikan ke tujuan akhir atau
pelanggan. Perkembangan teknologi dan inovasi distribusi dapat meningkatkan kecepatan
pengiriman serta dapat meningkatkan efisiensi. Secara tradisional pergudangan dan sistem
pengangkutan beropersi secara terpisah. Saat ini jaringan distribusi tidak mengerjakan fungsi
fisik seperti; pengangkutan dan penyimpanan, tetapi merupakan bagian integral kegiatan
supply chain dan memiliki peran strategis sebagai pendistribusian dan informasi.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh pihak pengirim barang ketika memilih moda
transportasi, diantaranya adalah :
1. Biaya Transportasi: adalah biaya total yang harus dikeluarkan untuk mendistribusikan
barang.
2. Inventory Cost atau Biaya Penyimpanan: adalah biaya yang dibutuhkan untuk
menyimpan barang yang akan dikirim. Biaya penyimpanan dapat bersifat tetap dan
fleksibel. hal ini bergantung dari kombinasi jaringan pengiriman yang akan dipilih.
3. Biaya Fasilitas: adalah biaya-biaya dari fasilitas yang dimiliki oleh jasa pengirim
(distributor)
4. Biaya pemrosesan: adalah biaya untuk memuat dan bongkar muat barang.
5. Biaya tingkat layanan: adalah biaya yang mungkin muncul jika target pengiriman tidak
tercapai.

B. Peran Transportasi dalam Supply Chain Management

Aktivitas transportasi mengacu pada pergerakan produk dari satu lokasi ke lokasi lain
dalam rantai pasokan. Kebutuhan akan pentingnya transportasi telah berkembang dengan
meningkatnya pertumbuhan e-commerce.
Transportasi merupakan aktivitas yang paling mudah dilihat sebagai kegiatan utama logistik. 
Pelanggan akan dengan mudah melihat pergerakan barang dari suatu lokasi ke lokasi lain
baik menggunakan truck, kereta api, kapal laut, atau pesawat udara. Dalam konteks
manajemen rantai pasok, fungsi penting transportasi memberikan solusi layanan logistik :
a) Pergerakan produk (product movement), berperan melakukan pergerakan barang-
barang, baik barang-barang dalam bentuk bahan baku, komponen, barang dalam
proses, maupun barang-barang jadi. 
b) Penyimpanan barang (product storage), berperan melakukan pergerakan sediaan
barang dari lokasi asal ke lokasi tujuan tertentu dalam sistem manajemen rantai
pasokan perusahaan.  Fungsi penyimpanan sementara ini lebih ekonomis dilakukan
dalam kegiatan transportasi, terutama untuk pemenuhan sedian barang-barang yang
terjawal dengan waktu pengiriman dalam beberapa hari.  Biaya-biaya yang mungkin
terjadi seperti biaya muat barang (loading), pergudangan, dan bongkar barang
(unloading) dari penyimpanan sementara produk mungkin lebih besar bila
dibandingkan dengan biaya penggunaan kendaraan yang difungsikan untuk
penyimpanan sementara.
Kinerja transportasi akan menentukan kinerja pengadaan (procurement), produksi
(manufacturing), dan customer relationship management. Tanpa kinerja transportasi yang
andal, dapat dipastikan bahwa hampir semua aktivitas-aktivitas utama rantai pasok tersebut
tidak akan berjalan secara efektif dan efisien.
Aktivitas transportasi akan mengkonsumsi sumber daya keuangan, waktu, dan sumber
daya lingkungan.  Selain itu, dalam konteks manajemen berbasis aktivitas (value-based
management), aktivitas transportasi termasuk aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah. 
Sebab, aktivitas transportasi berakibat pada peningkatan sediaan barang dalam transit (in-
transit inventory). Sistem logistik yang efektif dan efisien harus dapat mengurangi in-transit
inventory ini seminimal mungkin.  Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi akan
dapat dilakukan perbaikan secara signifikan dalam akses in-transit inventory dan status
kedatangan kiriman barang secara akurat baik lokasi maupun waktu pengirimannya
(delivery time).
Aktivitas transportasi juga akan mengkonsumsi sumber daya keuangan.  Biaya
transportasi terjadi karena penggunaan tenaga sopir (driver labor), konsumsi bahan bakar
minyak (fuel), pemeliharaan kendaraan, modal yang diinvestasikan dalam kendaraan dan
peralatan, dan kegiatan administrasi.  Selain konsumsi sumber daya keuangan, risiko
kehilangan dan kerusakan produk selama aktivitas transportasi juga dapat menimbulkan biaya
atau kerugian yang signifikan.
Dampak transportasi terhadap lingkungan dapat secara langsung maupun tidak
langsung.  Transportasi mengkonsumsi fuel dan oli yang cukup besar.  Meskipun
perkembangan teknologi mesin-mesin kendaraan memungkinkan efisiensi konsumsi fuel dan
oli, namun secara total konsumsi fuel dan oli masih besar seiring dengan peningkatan jumlah
kendaraan yang digunakan untuk mendukung aktivitas transprotasi.  Secara tidak langsung,
pengaruh transportasi terhadap lingkungan mengakibatkan kemacetan, polusi udara, polusi
suara, dan tingkat kecelakaan.
Pemilihan transportasi juga mempunyai dampak yang besar dalam tingkat responsifitas
dan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan mengenai transportasi menurut Chopra
dan Meindl adalah sebagai berikut :
a) Modes of Transportation, yaitu cara-cara dimana sebuah produk dipindahkan dari satu
lokasi dalam jaringan supply chain ke tempat lain. Terdapat 5 (lima) cara dasar
transportasi dapat dipilih yaitu :
1. Udara, merupakan cara transportasi yang paling cepat tetapi memiliki biaya yang
mahal.
2. Truck, merupakan cara yang paling relative cepat dan mudah dengan fleksibilitas
tinggi.
3. Kereta, merupakan cara mudah yang digunakan untuk jumlah barang yang besar.
4. Kapal, merupakan cara yang paling lambat tetapi sering menjadi pilihan yang paling
ekonomis untuk pengiriman dalam jumlah yang besar ke luar negeri.
5. Pipa saluran, merupakan cara yang biasanya digunakan untuk menyalurkan minyak
dan gas.
b) Route and Network Selection, route diartikan sebagai jalur jalan dimana sebuah produk
dikirimkan sedangkan network selection adalah sebuah kumpulan lokasi dan route
dimana produk dapat dikirimkan. Perusahaan membuat beberapa keputusan mengenai
route pada saat Langkah desain supply chain.
c) In House or Outsource, kebanyakan fungsi transportasi dilakukan oleh perusahaan
sendiri, namun pada saat ini banyak yang telah dilimpahkan perusahaan lain (Outsource)

C. Model Transportasi
Beberapa pertimbangan dalam mengevaluasi mode transportasi adalah sebagai berikut
(tabel. 1):
Pertama pengirim atau carrier, perlu dipertimbangkan adalah biaya alat transportasi,
biaya tetap operasional dan biaya operasional variabel serta biaya overhead. Beberapa aspek
tidak langsung seperti kecepatan, volume, fleksibilitas pengiriman.
Kedua shipper, pertimbangannya biaya yang ditimbulkan dengan metode supply chain,
biaya transportasi langsung, biaya persediaan, biaya fasilitas, dan biaya loading-unloading.
Service level dan ketidakpastian waktu pengiriman penting sebagai pertimbangan shipper.
Trade off berbagai biaya harus dicari dalam menentukan mode transportasi.

Tabel 1. Model Transportasi

Mode
Truk Kereta Kapal Pesawat
Transportasi
Volume Sedang Besar Besar Besar
Fleksibilitas Tinggi Rendah Rendah Rendah
Pengiriman
Rute Pengiriman Tinggi Rendah Rendah Rendah
Pengiriman Sedang Sedang Rendah Sangat Tinggi
Biaya Sedang Rendah Rendah Tinggi
Inventory Rendah Tinggi Sangat Tinggi Rendah
D. Rute dan Jadwal Pengiriman
Manajemen produksi adalah menentukan rute pengiriman ke beberapa lokasi tujuan.
Keputusan penting dilakukan untuk menentukan tujuan pengiriman barang pada suatu lokasi
ke berbagai toko di sebuah kota. Jadwal dan rute harus mempertimbangkan kapasitas
kendaraan dengan tujuan untuk meminimkan biaya, waktu, atau meminimumkan jalur
tempuh. Metode savings matrix merupakan metode meminimumkan jarak atau waktu, biaya
dan pertimbangan kendala. Koordinat fungsi pengiriman, maka jarak sebagai fungsi tujuan
dengan meminimumkan jarak tempuh dari semua kendaraan. Langkah yang harus dikerjakan
adalah :
a) Membuat matriks jarak
b) Membuat matriks penghematan (savings matrix)
c) Alokasi toko ke kendaraan atau rute
d) Urutan toko (tujuan) dalam rute

E. Mengelola Proses Transportasi


Perusahaan mengelola pengiriman barang dengan memakai truk atau puluhan kapal.
Permasalahan pengelolaan kegiatan transportasi dari titik satu ke titik yang lainnya dan
kondisi transportasi di Indonesia memiliki banyak keterbatasan. Pada transportasi darat
(mode truk) atau transportsi laut, terdapat waktu tidak produktif baik kapal laut atau truk
dapat mencapai lebih dari 50%. Yaitu waktu menunggu di berbagai titik dalam siklus kapal
atau truk. Hal-hal yang menyebabkan panjangnya waktu siklus sebagai berikut:
a) Waktu tunggu muat lama akbit antrian truk yang banjang di lintasa pemuatan.
b) Waktu tunggu di titik tujuan.
c) Waktu perjalanan
Daftar Pustaka

Doddy, Ridwandono dan Hadiwiyanti, Rizka. 2018. Perancangan Sistem Cerdas


Managemen Rantai Pasok untuk Transportasi Pendistribusian Hasil Pertanian. Jurnal Sistem
Informasi dan Bisnis Cerdas (SIBC) Vol. 11 No. 22.
Chopra, Sunil & Meindl, Peter. (2016). Supply Chain Management: Strategy,
Planning, and Operation (6th ed.). Pearson Education Inc.
Pujawan, I Nyoman. 2017. Supply Chain Management. 3 rd Edition. Yogyakarta. Guna
Widya
Sukmono, Rita Ambarwati dan Supardi. 2021. Supply Chain Management Theory and
Practice. Sidoarjo. Umsida Press
Zaroni. 2015. Transportasi dalam Rantai Pasok dan Logistik.
https://supplychainindonesia.com/transportasi-dalam-rantai-pasok-dan-logistik/

Anda mungkin juga menyukai