Anda di halaman 1dari 9

MANAJEMEN LALU-LINTAS

1 Pendahuluan

Manajemen Lalu-lintas (MLL) mempunyai nama yang berbeda-beda, y.i :


- Manajemen Lalu-lintas secara menyeluruh (UK)
- Manajemen Sistem Transportasi (USA)
- Manajemen Lalu-lintas Perkotaan yang terintegrasi (Eropa/OECD)
- Pendekatan Total Transportasi (Chartered Institute of Transport, UK)
Substansi dari masing-masing nama pada dasarnya adalah sama, dengan tujuan
dasar untuk mendapatkan efisiensi perjalanan, keselamatan, kualitas lingkungan
dan efisiensi energi.

2 Definisi Manajemen Lalu-lintas

Manajemen Lalu Lintas (MLL) adalah kebijaksanaan yang menekankan pada


perbaikan arus lalu lintas dan peningkatkan efisiensi dari prasarana yang
ada, dengan cara menjadikan supply (penawaran/sediaan) dari fasilitas agar
mempunyai keseimbangan yang lebih baik dengan demand (permintaannya),
dengan pendekatan pada optimasi dari pergerakan orang dan barang dan bukannya
kendaraan, sehingga terwujud suatu mobilitas, keamanan serta penghematan
energi.

MLL meliputi berbagai lingkup strategi pengembangan yang difokuskan kepada


pengoperasian transportasi dengan biaya yang rendah, tanpa penambahan fasilitas
yang signifikan. Dengan kata lain, tujuannya adalah menjadikan sistem transportasi
eksisting seefisien mungkin, untuk pemenuhan kebutuhan transportasi jangka
pendek dari suatu lingkup area tertentu. Dengan berhasilnya penerapan MLL maka
tujuan yang akan dicapai adalah konservasi energi, kulitas lingkungan dan sumber
dana, serta peningkatan kualitas kehidupan perkotaan.

1
Empat poin dasar yang diterapkan untuk meningkatkan efisiensi dari sistem
adalah :
◘ tindakan untuk memastikan penggunaan ruang jalan eksisting secara efisien
◘ tindakan untuk mengurangi penggunaan kendaraan pada area macet
◘ tindakan untuk meningkatkan pelayanan angkutan umum, dan
◘ tindakan untuk meningkatkan efisiensi internal dari managemen angkutan
umum (transit)

Perbedaan antara MLL dengan Perencanaan transportasi jangka panjang :


MLL Perencanaan Jangka Panjang
Problem Secara jelas ditentukan, Tergantung pada pola
dapat diamati pertumbuhan dan peramalan
perjalanan
Lingkup Biasanya lokal, sub-area atau Biasanya koridor atau regional
koridor
Tujuan/sasaran Terkait dengan problemnya Luas, terkait dengan kebijakan
pemerintah
Pilihan Hanya sedikit pilihan Beberapa alternatif moda,
tindakan jaringan maupun alignment
Prosedur Biasanya analogi atau Berdasarkan pada model
Analisis hubungan operasional perjalanan dan jaringan
sederhana
Waktu respon Respon cepat Respon/dampak tidak begitu
cepat terlihat
Produk Desain untuk implementasi Alternatif terpilih untuk studi
lanjut atau detail desain
Durasi Relatif pendek (setahun/dua Beberapa tahun perencanaan dan
program tahun perencanaan dan implementasi
implementasi)
Biaya Budget rendah Biaya kapital tinggi
Sifat Fleksibel (dapat dimodifikasi Tetap

2
berdasarkan hasil monitoring
dan feedback), eksperimental

MLL biasanya diperlukan sebagai pelengkap dari Perencanaan transportasi jangka


panjang, sebagai penjamin bahwa program perencanaan berjalan secara efektif.

3 Tujuan Manajemen Lalu Lintas

Tujuan penerapan MLL dapat dirangkum sbb :


a). Mendapatkan efisiensi & aksesibilitas pergerakan secara menyeluruh, melalui
penyeimbangan permintaan pergerakan dengan sarana penunjang yang ada
b). Mempertinggi tingkat keselamatan pergerakan
c). Melindungi & memperbaiki lingkungan
d). Menggunakan energi secara lebih efisien

Ad. a & b) Efisiensi pergerakan berhubungan dengan kecepatan. Pada dasarnya


orang ingin melakukan perjalanannya secara cepat/tanpa keterlambatan.
Kecepatan biasanya selalu dihubungkan dengan keselamatan atau bahaya
kecelakaan. Makin cepat laju kendaraan, makin sulit kendaraan tersebut
dikontrol ataupun berhenti jika diperlukan. Jadi keseimbangan harus
diusahakan antara keperluan efisiensi pergerakan dengan keselamatan,
melalui desain lalu lintas berdasarkan pada pemilihan kecepatan operasi
pada suatu ruas jalan.

Ad. c) Faktor lingkungan berhubungan dengan setiap hal yang mengubah kondisi
alamiah suatu lingkungan ke kondisi yang lebih rendah kwalitasnya, y.i :
 polusi udara : problem debu & bau; perpindahan oksigen;
keracunan kimiawi – CO, CO2 dan timah
 polusi air & tanah : peracunan sumber air dan tumbuhan
 polusi suara : perusakan pendengaran secara temporer maupun
permanen
 vibrasi/getaran : perusakan fisik struktur manusia
3
 gangguan pandangan : penurunan kwalitas visual/estetika kota
 separasi/pemisahan : menimbulkan kesulitan pengaksesan suatu
tempat/titik

Ad.4) Efisiensi penggunaan energi merupakan salah satu faktor yang ada dalam
efisiensi arus lalu lintas. Bahan bakar kendaraan adalah merupakan komoditi
yang mahal, serta merupakan faktor ekonomi penting yang dipertimbangkan
dalam menentukan bentuk transportasi perkotaan yang paling efisien.
Kecepatan kendaraan yang terlalu tinggi/rendah adalah tidak efisien dalam
pemakaian bahan bakar.

4 Sasaran Manajemen Lalu Lintas

Sasaran penerapan MLL pada garis besarnya adalah efisiensi, keselamatan,


lingkungan dan energi, yang bisa dicapai dengan menetapkan kecepatan operasi
suatu jalan dan mengontrol kendaraan untuk dapat bergerak pada kecepatan
tersebut dengan gangguan seminim mungkin.

5 Strategi Dasar Pelaksanaan Manajemen Lalu Lintas

Biasanya perencanaan transportasi digunakan untuk mengestimasi besarnya


demand untuk jangka yang panjang, dan menyesuaikan besarnya supply pada
tingkat demand yang ada tersebut dengan menggunakan modal yang besar. MLL
dapat dilihat sebagai tindakan atau serangkaian tindakan yang menghasilkan
pergeseran pada equilibrium/kesetimbangansupply-demand pada sistem
transportasi. Dalam kaitannya dengan teori supply-demand, equilibrium didapatkan
dengan memplotkan kurva supply dan demand pada aksis biaya umum
(generalized cost/km) dengan besarnya km yang dijalani kendaraan (km-
kendaraan-perjalanan), seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1. Sistem
transportasi bekerja pada titik equilibrium dimana kurva demand dan supply
berpotongan. Perubahan pada equilibrium bisa didapatkan dengan cara menggeser
ke kurva demand yang lainnya, dengan mengubah kurva supply atau dengan
4
mengubah keduanya secara simultan. MLL secara konseptual merupakan sarana
untuk membawa perubahan equilibrium pada tingkatan-tingkatan supply dan
demand transportasi.

MLL dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori :


1. Tindakan-tindakan yang akan mengurangi besarnya demand/permintaan
2. Tindakan-tindakan yang akan meningkatkan besarnya supply/penawaran
3. Tindakan-tindakan yang akan mengurangi besarnya demand dan
merendahkan supply
4. Tindakan-tindakan yang akan mengurangi besarnya demand dan
meningkatkan supply
5
5.1 Tindakan untuk Mengurangi Demand

Beberapa langkah dapat dilakukan yang dengan tanpa mengubah besarnya supply
transportasi dapat menyebabkan pelaku perjalanan menggunakan kendaraan yang
ada dengan load-factor yang tinggi, beralih ke moda tak bermotor, atau
mengurangi baik frekuensi perjalanan maupun rata-rata panjang perjalanan
mereka. Tindakan ini dapat menyebabkan perubahan pada demand seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.2. Beberapa cara yang terkategori pada tindakan ini
adalah :
► Peningkatan pelayanan angkutan umum perkotaan (peningkatan kepadatan
jaringan, peningkatan frekuensi pelayanan, peningkatan desain kendaraan,
peningkatan karakteristik operasional, dll)
► Ride-sharing (melakukan perjalanan bersama-sama), seperti : car-pooling,
shared-taxi (travel Solo-Semarang, Solo-Jogya)
► Sistem park-and-ride
► Sistem road-pricing, seperti : jalan toll, sistem three-in-one di Jakarta
► dsb.

6
5.2 Tindakan untuk Meningkatkan Supply
Dalam hal ini yang dimaksud dengan tindakan yang secara konseptual akan
meningkatkan supply adalah tindakan yang akan menurunkan jam-perjalanan-
kendaraan secara total pada suatu tingkatan km-kendaraan-perjalanan tertentu,
dengan cara menerapkan teknik lalu-lintas dan kontrol lalu-lintas yang hanya
membutuhkan biaya yang murah. Pengaruhnya pada titik equilibrium diperlihatkan
pada Gambar 2.3. Beberapa langkah yang termasuk pada cara ini adalah :
► Perbaikan teknik lalu-lintas jalan secara umum, seperti : perbaikan desain jalan
skala kecil, peningkatan alat-alat kontrol lalu lintas dan aturannya dengan
tujuan untuk meningkatkan kecepatan lalu lintas.
► Manajemen traffic pada jalan bebas hambatan, seperti : kontrol ramp, informasi
untuk pengendara, dll.
► Pembatasan jalur truk, agar terjadi penurunan konflik antara truk dan mobil
serta meningkatkan kecepatan arus lalu lintas secara umum.
► Pengaturan jam kerja kantor secara bergiliran, untuk memindahkan perjalanan
kendaraan ke dalam waktu dimana tidak ada kemacetan.

Gambar 2.3 Perubahan pada equilibrium akibat tindakan


yang meningkatkan supply transportasi
7
5.3 Tindakan untuk Mengurangi Demand dan Merendahkan Supply
Dengan meningkatkan besarnya waktu perjalanan secara umum pada sistem, maka
tingkat supply transportasi terlihat seolah-olah turun. Jika pada waktu yang sama
preferensi dapat diberikan kepada kendaraan berdaya muat besar (high-occupancy
vehicles/HOV) pada sistem, maka km-kendaraan-perjalanan akan berkurang
sebagaimana semakin banyak individu yang beralih dari low-occupancy vehicles
(LOV) ke HOV. Jenis tindakan yang akan mengurangi demand dan secara
simultan menurunkan supply adalah :
► Pemberian perlakuan khusus kepada HOV, contohnya : busway/buslane, bus
street, preferensi bus di simpang bersinyal, dsb.
► Zona terbatas kendaraan bermotor seperti pedestrian-malls, area khusus untuk
akses bus saja, dll.
► Pengurangan supply pada area parkir off-street.
Semua tindakan tersebut akan meniadakan beberapa tingkat fasilitas LOV, yang
mengakibatkan menurunnya kecepatan perjalanan lintasan, lebih lamanya waktu
sirkulasi, ataupun lebih besarnya waktu berjalan sesudah parkir, dan bersamaan
dengan penurunan demand secara keseluruhan dalam kaitannya dengan km-
kendaraan-perjalanan, dengan cara menghalau orang untuk beralih ke HOV.
Dampak perubahannya pada equilibrium diperlihatkan pada Gambar 2.4.

8
5.4 Tindakan untuk Meningkatkan Supply dan mengurangi Demand
Berbagai tindakan pada kategori ini akan menyebabkan peralihan moda ke HOV,
dengan peningkatan supply transportasi dan dengan pengurangan waktu perjalanan
secara keseluruhan dari HOV tersebut, sehingga akan menurunkan demand secara
keseluruhan diukur dari km-kendaraan-perjalanan. Perubahan pada kondisi
equilibrium diperlihatkan pada Gambar 2.5. Tindakan yang termasuk dalam
kategori ini adalah :
► Penambahan lajur perlakuan khusus untuk HOV
► Pembatasan parkir on-street untuk mempercepat pergerakan bus
► Lajur arus-melawan (contra-flow) untuk HOV

Anda mungkin juga menyukai