Anda di halaman 1dari 42

MAGISTER ILMU MANAJEMEN

UNIVERSITAS PADJAJARAN
BANDUNG
2011

PENGELOLAAN

FUNGSI-FUNGSI

LOGISTIK

PADA

PERUSAHAAN

MULTINASIONAL

ABSTRACT

Tujuan - Tujuan dari makalah ini adalah untuk meninjau dan menganalis literatur logistik dan
aplikasinya terhadap pengelolaan fungsi-fungsi logistik pada perusahaan Multinasional
khususnya yang ada di Indonesia. Selain itu makalah ini juga ingin melihat bagaimana business
performance yang dihasilkan dari pengelolaan logistik perusahaan tersebut.

Permasalah yang diangkat Bagaimana struktur dan pemilihan fungsi-fungsi logistik pada
perusahaan Multinasional di Indonesia dan gambarannya terhadap performance perusahaan.

Desain / metodologi / pendekatan - Makalah ini membahas dan menyajikan dalam bentuk
tabel, ikhtisar, literatur akademis tentang fungsi-fungsi logistik dan aplikasinya ke dalam

perusahaan Multinasional yang ada di Indonesia. metode yang digunakan dalam makalah ini
adalah studi literatur melalui pengumpulan data sekunder.

Aplikasi Praktis pada Industri Makalah ini menggambarkan applikasi sistim pengelolaan
logistik di Indonesia pada perusahaan Multinasional dan permasalahan-permasalah yang muncul
di dalamnya.

Kontribusi Orisinal tulisan Makalah Makalah ini menyajikan sebuah gambaran kondisi dan
permasalahan logistik di Indonesia dan aktivitasnya pada sebuah perusahaan Multinasional yang
ada di Indonesia sehingga memberikan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kelancaran proses logistic dan permasalahan-permasalah dalam integrasi fungsi-fungsi logistik.

Keywords : Logistic, Global Marketing, Multinational Company

PENGELOLAAN FUNGSI-FUNGSI LOGISTIK PADA PERUSAHAAN


MULTINASIONAL

I.

PENDAHULUAN

1.1. Penjelasan Fenomena atas Topik


Distribusi dan logistik yang mendunia telah memainkan peranan penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan perdagangan dunia. Terlebih lagi persaingan bisnis yang
semakin ketat di era globalisasi ini menuntut perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan
taktik bisnisnya khususnya dari segi distribusi dan logistik.
Esensi dari sebuah persaingan adalah terletak dari bagaimana sebuah perusahaan
dapat mengimplementasikan proses-proses dari penciptaan produk atau jasa yang lebih murah,
memiliki mutu lebih baik, dan lebih cepat untuk memperolehnya (cheaper, better and faster)
dibandingkan pesaing bisnisnya.
Global logistik merupakan suatu disain dan pengelolaan dari suatu sistem yang
mengarahkan dan mengontrol aliran dari bahan menuju-melalui-keluar dari perusahaan dengan
melintasi batas-batas negara dalam upaya mencapai tujuan perusahaan yaitu meminimumkan
biaya total (Soebijantoro,1999;p.3). Logistik melibatkan integrasi informasi, transportasi,
persediaan, pergudangan, penanganan material, kemasan, dan keamanan.
Banyak sekali penelitian-peneliatian yang membahas tentang integrated dari fungsifungsi logistik seperti Kahn and Mentzer (1996, p. 6 dalam van Hoek et al 2008, p.2) yang
meneliti tentang integrasi saluran dari fungsi-fungsi internal logistik yang masih sangat terbatas.
Sedangkan menurut penelitian Ellinger et al., 2006; van Hoek and Mitchell,2006; Piercy, 2007

dalam van Hoek et al 2008, p.2 mengatakan bahwa penelitian yang ada saat ini
menunjukkan bahwa kurangnya keselarasan antara area fungsional disebabkan karena faktorfaktor seperti sistem penghargaan yang bertentangan, kurangnya pemahaman antara area
fungsional rekan, pemisahan fungsional, politik

dan alokasi

sumber daya serta ketidak

pedulian manajemen senior.


Oleh karena itu logistik memerlukan sebuah pengelolaan yang terintegrasi dari beberapa
proses distribusi yang ada mulai dari aktifitas yang melibatkan perpindahan fisik bahan mentah
sampai dengan perpindahan barang jadi dari tempat produksi ke tempat konsumen (Donald F.
Wood et al 2002, dalam Cateora,Graham 2007, p.188).

Logistik dianggap sebagai suatu proses yang sangat penting, karena dengan pengelolaan
yang efektif dan efisien akan menjadi salah satu sumber keunggulan kompetitif yang dapat
diciptakan oleh perusahaan. Dasar-dasar kesuksesan dalam kompetisi di pasar dapat
digambarkan dalam suatu model sederhana yang dinamakan sebagai the triangular linkage of
the company atau the Three Cs yaitu customers, competition dan company dengan hubungan
keterkaitan diantara ketiganya seperti yang diperlihatkan pada Gambar berikut :

Sumber : www.ebizzasia.com

Pada umumnya, kemacetan dalam mendistribusikan barang-barang dan jasa-jasa akan


banyak menimbulkan kesulitaan baik dipihak konsumen maupun produsen. Kesulitan yang akan
terjadi di pihak produsen meliputi terganggunya penerimaan penjualan sehingga target penjualan
yang telah di tentukan tidak dapat terpenuhi. Hal ini akan menyebabkan arus pendapatan yang

dibutuhkan oleh perusahaan untuk melangsungkan kontinuitasnya tidak dapat diharapkan.


Sedangkan kesulitan yang akan timbul di pihak konsumen akan menyebabkan tendensi harga
yang meningkat. Tendensi harga yang meningkat terjadi akibat berkurangnya barang yang
ditawarkan di pasar.
Logistik secara terus menerus mengalami tantangan baru dan sekarang ini berubah lebih
cepat daripada masa-masa sebelumnya. Barangkali perubahan yang paling tampak adalah
meningkatnya pemanfaatan teknologi. Beberapa diantaranya langsung tampak dalam pergerakan
barang, misalnya identifikasi paket secara elektronik, penjejakan truk troli lewat satelit dan
system pemanduan otomatis. Selain itu perdagangan secara elektronik menjadi jauh lebih
canggih dan tersebar luas. Menjamurnya e-mail diikuti dengan segala macam e-business, ecommerce dan sebagainya memberikan manfaat yang efisien bagi transformasi informasi
terutama untuk pembelian yang kemudian berkembang menjadi e-purchasing dan e-procurement.
Selain itu adanya tuntutan dalam memperbaiki pelayanan kepada pelanggan dimana pelanggan
menuntut kualitas yang lebih tinggi, biaya yang lebih rendah, dan pelayanan yang lebih baik
dengan meningkatkan tingkat pelayanan melalui pengurangan lead time yaitu waktu total dari
pemesanan material, pengiriman dan sampai barang tersedia untuk digunakan tetapi dengan
biaya atau harga serendah mungkin. Sehingga perusahaan untuk menghadapi tuntutan tersebut
semaksimal mungkin menjadikan biaya logistik serendah mungkin dengan lead time sedapat
mungkin mendekati nol.
Selain itu kecenderungan lainnya adalah globalisasi. Dengan meningkatnya komunikasi
dan makin baiknya pengangkutan berarti bahwa jarak fisik menjadi kurang signifikan, sehingga
perusahaan khususnya bagi perusahaan yang bergerak dalam multinational company harus
memperhatikan kecenderungan di pasar global agar dapat bersaing dengan perusahaan-

perusahaan lain karena dengan terbukanya pasar global mengakibatkan kompetisi makin keras
dan perusahaan harus melihat setiap peluang agar tetap kompetitif. Selain itu terdapat perubahan
kekuatan dalam rantai pasokan yang mengakibatkan perusahaan-perusahaan yang bergerak
dalam multinational company mensyaratkan logistik yang sesuai dengan pesanan dari para
pemasok.
Kecenderungan lain yang terjadi bagi perusahaan multinasional adalah mendirikan lokasi
produksi yang berbiaya rendah dengan logistik yang efisien sehingga mendorong harga jual
produk yang rendah. Selain itu perusahaan multinasional juga memanfaatkan sedikit pemasok
dan mengembangkan hubungan jangka panjang dengan pemasok yang terbaik dan juga
memanfaatkan pihak ketiga atau Outsourcing untuk mengambil alih sebagian atau keseluruhan
logistik mereka agar perusahaan leluasa berkonsentrasi pada kegiatan intinya.
Tetapi terlepas dari kecenderungan-kecenderungan diatas, faktor-faktor yang mendorong
suatu perusahaan khususnya perusahaan multinasional memperbaiki sistim logistik mereka
adalah adanya tuntutan penghematan, karena pada tahun 1970an sampai 1980an berdasarkan
survey yang dilakukan para peneliti menunjukkan bahwa logistik dikenal sebagai fungsi yang
berbiaya tinggi sehingga pada tahun 1990an terjadi dorongan untuk memperbaiki logistik. Selain
tuntutan penghematan, dorongan atau tekanan-tekanan lain yang harus diperhatikan perusahaan
khususnya perusahaan multinasional yaitu bagaimana aktivitas-aktivitas yang terkait dalam
logistik perusahaan dapat dikelola dengan lebih terintegrasi sehingga meminimalisir sejumlah
masalah yang diakibatkan pengelolaan aktivitas-aktivitas logistik secara terpisah seperti adanya
perbedaan kepentingan pada departemen-departemen yang mengelola masing-masing aktivitasaktivitas logistik seperti departemen pembelian, departemen transportasi, pergudangan. armada
distribusi, dan sebagainya, dimana bagian pembelian mungkin mencari pemasok yang paling

andal, bagian pengendalian persediaan mencari biaya unit yang rendah, bagian pengelolaan
material berupaya mendapatkan cara penanganan yang mudah, bagian transport berupaya agar
setiap kendaraan memuat secara penuh dan sebagainya. Masing-masing departemen akan
menilai kinerjanya menurut tujuan yang ingin dicapai masing-masing departemen sehingga
permasalahan akan timbul jika tujuan-tujuan dari masing-masing departemen mengalami
konflik.
Sudah dapat dipastikan jika fungsi logistik di pisah-pisah, masalah pasti akan muncul
karena tiap bagian akan bergerak kearah yang berbeda dan akan ada duplikasi upaya serta
sumber daya yang terbuang. Selain itu fungsi logistik yang dilaksanakan terpisah akan
menyulitkan dalam koordinasi arus informasi, mengakibatkan ketidakpastian, terjadinya
penundaan dan ketidakefisienan yang pada akhirnya mengakibatkan terlambatnya pengiriman,
order darurat, ekspedisi dan kekurangan.
Oleh karena itu jalan untuk menghindari masalah ini adalah dengan memandang logistik
sebagai suatu fungsi tunggal yang terpadu yang seluruh bagian bekerja sama untuk mendapatkan
hasil keseluruhan yang terbaik bagi organisasi. Maka dari itu saya tertarik untuk membahas
bagaimana pengelolaan fungsi-fungsi logistik pada perusahaan multinasional.

1.2.Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan di bahas dalam makalah ini adalah bagaimana pengelolaan
fungsi-fungsi logistik pada perusahaan Mutinasional yang beroperasi di Indonesia. Rumusan
masalah akan di paparkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1.

Bagaimana Konsep logistik dan perkembangan logistik?

2. Apa saja fungsi-fungsi logistik:

3.

Bagaimana aplikasi pengelolaan logistik pada perusahaan multinasional?

1.3. Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan antara lain sebagai berikut :
1.

Untuk mengetahui bagaimana konsep logistik dan perkembangan logistik

2.

Untuk mengetahui apa saja fungsi-fungsi logistik

3.

Untuk mengetahui bagaimana aplikasi dari pengelolaan logistik pada perusahaan Multinasional.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
2.2

Analisis Definisi, Konsep dan Perkembangan Teori atas Topik yang sedang diteliti

2.2.1 Sejarah Logistik

Secara historis terminology logistik sudah dikenal sangat lama terutama sekali dalam
bidang militer. Logistik berasal dari bahasa Yunani "Logos" yang berarti rangsum, kata,
kalkulasi, alasan, cara berbicara, dan orasi. Dalam sejarah Yunani dan Romawi kuno, istilah
logistik digunakan sebagai pasokan senjata bagi para prajurit yang bertempur, yang berpindah
dari satu tempat ke tempat lainnya. Pada abad XIX logistik dalam militer disebut sebagai seni
menggabungkan semua sarana transportasi, revictualling dan melindungi pasukan.

Pasukan Romawi kuno dalam berperang selalu berpindah dari satu daerah ke daerah lain
untuk menuntaskan ambisi Julius Caesar dalam menguasai dunia. Untuk itulah diperlukan tenaga
logistik yang handal, atau yang dahulu disebut sebagai "Logistikas". Tim logistikas bertugas
untuk memberikan pasokan atau supply kepada prajurit yang bertempur. Istilah ini kemudian
digunakan oleh militer modern dalam melakukan supply untuk keadaan perang, mulai dari
informasi, transportasi, senjata, bahan makan, dan masih banyak lagi.
Saat ini logistik sudah diterapkan bukan hanya pada bidang militer saja tetapi juga pada bidang
usaha atau bisnis. Pada dasarnya tujuan utama penerapan konsep logistik pada bidang usaha atau
bisnis adalah untuk meningkatkan nilai produk dan jasa untuk para pelanggan melalui
penyediaan pelayanan dan kualitas terbaik dengan inventory carrying cost yang lebih
rendah (Wisner,2003 dalam Panduan dan Direktori Logistik Indonesia;2011,p.21).
Dengan demikian konsepsi logistik menekankan pentingnya end-to end process business control
secara efisien yang dalam terminilogi logistik dikenal sebagai managing nodes and links
(Bowessox,2007;Chopra,2007;Ling li,2007; Li,2002; Power,2005 dalam Nofrisel, 2011;
Panduan dan Direktori logistik Indonesia; p.22). Nodes direfleksikan oleh warehouse atau
distribution center dalam berbagai bentuk sedangkan links direfleksikan oleh intermodal
transportation system dengan segala tipe alat transportasinya (ships, train, pipeline,water, lane
and plane).
Evolusi pemikiran tentang logistik didasarkan atas bagaimana melakukan pengelolaan
yang paling efektif dan efisien atas pendistribusian barang dari produsen sampai ke konsumen
akhir dengan perkembangan orientasi pentahapan berupa (Hesse dan Rodrique; 2004 dalam
Panduan dan direktori logistik Indonesia,2011; p.22) :
1.

Tahun 1950an, workplace logistics,

2.

Tahun 1960an, facility logistics,

3.

Tahun 1970an, corporate logistics,

4.

Tahun 1980an, Supply chain logistics,

5.

Tahun 1990an, Global logistics,

6.

Tahun 2000an, Supply chain management

Secara khusus integrasi logistik dari tahun 1960an sampai tahun 200an menurut Hesse &
Rodrique;2004 dalam Panduan dan direktori logistik Indonesia; 2011,p.23, dapat digambarkan
sebagai berikut :

Gambar Evolusi Definisi Logistik


Sumber : Panduan dan direktori Logistik, 2011
2.2.1 Beberapa Definisi logistik menurut para ahli :

Penulis (tahun;Halaman)
Christopher,Martin, 2011,p.2

Kutipan Definisi
Logistics is the process of strategically
managing the procurement, movement
and storage of materials, parts and
finished inventory (and the related
information

flows)

organisation

and

through
its

the

marketing

channels in such a way that current


and future profitability are maximised
through the cost-effective fulfilment of

orders.
Logistik adalah sebuah proses strategis
dalam

mengelola

pengadaan,

perpindahan dan penyimpanan bahan,


suku cadang dan persediaan barang
jadi (dan arus informasi yang terkait)
melalui

organisasi

pemasaran

dan

sehingga

profitabilitas

yang

saluran

menciptakan

maksimal pada

masa sekarang dan masa depan melalui


efektifitas biaya dalam hal pemenuhan
pesanan.
Alan

Rushton

Walker,2007; p.4;

and

Steve Logistics can be defined as the process


of

planning,

implementing

and

managing the movement and storage


of raw materials, work-in-progress
inventory, finished goods and the
associated information from the point
of origin to the point of consumption.
Logistik dapat di definisikan sebagai
sebuah

proses

dari

perencanaan,

implementasi dan pengelolaan dari


perpindahan dan penyimpanan bahan

mentah, barang setengah jadi sampai


dengan

barang

terkait informasi

jadi
dari titik

dan
asal ke

titik konsumsi.
Japan Institute of logistics systems; Logistics is the management which
2006;p.2

synchronizes such providing actions as


procurement,
production, sales, and distribution
with demands. It aims to enhance
corporate
competitiveness

and

increase

corporate value by realizing fulfillment


of customers
satisfaction, cutback of unprofitable
inventory and minimization of its
transfer, andmreduction

of

supply

costs.
Logistik adalah

pengelolaan yang

mana mensinkronisasikan aktivitasaktivitas seperti


produksi,

pengadaan,
penjualan, dan

distribusi dengan permintaan. Hal ini


bertujuan untuk

meningkatkan daya

saing

perusahaan

dan meningkatkan

nilai perusahaan

dengan mewujudkan

pemenuhan

kepuasan
pelanggan, pengurangan persediaan ya
ng

tidak

menguntungkan dan

meminimalkan

transfer,

dan

pengurangan biaya pasokan.


Hirdini M.SE.MM;2008;p.1

Logistik Global adalah sebuah system


desain dan manajemen yang secara
langsung
material

mengendaalikan
kedalam

aliran

dan

keluar

perusahaan lintas batas nasional, untuk


mencapai tujuan perusahaan dengan
biaya total minimum. Logistik global
meliputi
Henry Simamora,2000;p.13

manajemen

distribusi fisik.
Perusahaan
(Multinational

material

dan

Multinasional
Corporation)

adalah

perusahaan yang memproduksi dan


memasarkan

barang

atau

jasa

di

beberapa Negara dengan memiliki


sejumlah pabrik di luar negeri dan

memasarkan

produknya

melalui

jaringan besar anak perusahaan yang


dimiliki sepenuhnya.

Logistik berarti gerakan terorganisir dari barang, jasa dan kadang-kadang orang. Dalam
perdagangan, logistik menangani gerakan fisik antara satu atau lebih peserta dalam rantai
pasokan. Ketika kita berbicara mengenai sistim logistik internasional maka logistik melibatkan
seperangkat macam kegiatan yang didedikasikan untuk transformasi dan distribusi barang, dari
sumber bahan baku untuk distribusikan pada pasar akhir serta arus informasi yang terkait. Jika
digambarkan aktivitas logistik akan terlihat pada gambar berikut :

Gambar Aktivitas Logistik


Sumber : Panduan dan Direktori Logistik Indonesia,2011
Aplikasi logistik memungkinkan efisiensi yang lebih besar dari setiap pilihan-pilihan
yang tepat dari mode, terminal, rute dan penjadwalan pada distribusi barang atau jasa. Tujuan
yang tersirat dari logistik adalah untuk membuat barang yang tersedia, bahan baku dan
komoditas, memenuhi empat persyaratan utama yaitu (Rodrigue, J-P et al.(2009) The Geography
of Transport Systems, Hofstra University, Department of Global Studies & Geography) :

Pemenuhan order: menyiratkan bahwa transaksi antara pemasok dan pelanggan agar

pelanggan merasa puas dengan produk tertentu adalah jika order dapat dipenuhi atau disediakan
dalam jumlah yang disepakati.

Pemenuhan Pengiriman: Pengiriman barang juga harus disampaikan di lokasi yang

tepat dan pada waktu yang tepat. Dimana keduanya melibatkan penjadwalan kegiatan distribusi,
transportasi dan pengiriman.

Pemenuhan kualitas: Order harus diberikan utuh (dalam kondisi baik), menyiratkan

bahwa setiap bentuk kerusakan harus dihindari selama transportasi dan pengiriman. Hal ini
sangat penting untuk produk-produk yang rapuh, rusak atau sensitif terhadap fluktuasi suhu.

Biaya pemenuhan: Biaya akhir urutan, termasuk biaya produksi dan distribusi, harus

kompetitif. Jika tidak, opsi lain akan dipertimbangkan.


Logistik adalah multidimensi yang memberikan nilai tambah pada kegiatan produksi,
waktu, lokasi, dan kontrol elemen dari rantai suplai. Kegiatan dari logistik ini meliputi distribusi
fisik; segmen transportasi diasal, dan manajemen material; segmen transportasi diinduksi.
Logistik

dan manajemen

rantai

pasokan dapat

menyediakan banyak

cara

untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dan karenanya memberikan kontribusi signifikan
terhadap mengurangi biaya per unit (Martin Christopher;2011;p.6).
Pengintegrasian secara optimal dari proses-proses logistik di dalam perusahaan
Multinasional tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas dan mutu internal
semata tetapi lebih jauh lagi menciptakan suatu keunggulan kompetitif bagi perusahaan.
Disamping itu perusahaan multinasional yang ingin bersaing dalam bisnis global harus
memperhatikan strategi bisnis internasional apakah perusahaan akan mengejar biaya rendah,
diferensiasi atau pasar niche dengan menetapkan bagaimana produk, pasar dan dasar persaingan
akan di tangani melintasi negara-negara yang berbeda.
Secara Konseptual integrasi dari fungsi-fungsi logisik sudah ada pada awal tahun1970an, walaupun dalam prakteknya tidak banyak perusahaan mampu membangun sebuah integrasi

fungsi-fungsi logistik untuk memperoleh competitive advantage secara efektif. ( Brian F. Oneil
dan Jon L. iveson,1991).
Untuk sukses dalam lingkungan bisnis yang kompetitif saat ini, sebagian besar
perusahaan melihat sejauh mana perusahaan mampu mengintegrasikan lintas batas-batas
fungsional untuk menghasilkan layanan terbaik bagi customer (Remko Van Hoek,Alexander E.
Ellinger,et.al, 2008).

2.2.2 Fungsi dan Aktivitas Logistik :


Fungsi dan aktivitas logistik pada dasarnya mencakup (Ganeshan et al,1999;Johnson and
Pyke,2000) :

Location

transportations and logistics.

Inventory and forecasting.

Marketing and channel restructuring.

sourcing and supplier management

Information and electronic mediated environments.

Product design and new product introduction.

Service and aftersales support.

reserve logistics and green issues.

Outsourcing and strategic alliancies

Metrics and incentives

Global issues

2.2.3 Mengelola Logistik Global

Dalam mengelola logistik global, manajemen logistik harus merencanakan tanggapan


terhadap perubahan yang terjadi. Faktor-faktor yang memberikan kontribusi dalam
meningkatkan kompleksitas dan biaya logistik global sebagai pembanding dengan logistik
domestic adalah :
1. Jarak, Logistik Global membutuhkan transportasi yang lebih teratur untuk komponen, supplies
dan produk akhir dibanding logistik akhir.
2. Fluktuasi nilai tukar mata uang sehubungan dengan variasi mata uang dalam logistik global
perusahaan harus menyesuaikan perencanaannya terhadap keberadaan mata uang dan perubahan
dalam tingkat nilai tukar.
3. Perantara asing, penambahan partisipasi perantara dalam proses logistik global karena kebutuhan
negosiasi terhadap batas regulasi Negara dan persetujuan dengan staf pemerintah local dan
distributor.
4. Regulasi, yang dibuat oleh pemerintah memberikan pengaruh terhadap peningkatan aktifitas
ekspor impor.
5. Keamanan, dimana masalah keamanan menjadi penting bagi eksportir dalam mengirim produk
ke luar negeri. Untuk itu perusahaan harus menanggung biaya transportasi yang meningkat
karena biaya asuransi yang meningkat sehubungan dengan masalah keamanan.

2.2.4 Ruang Lingkup Logistik


Ruang lingkup logistik mencakup seluruh perusahaan, dari manajemen bahan baku
sampai ke pengiriman produk akhir dimana lingkup Logistik terdiri atas pemrosesan order,
pengendalian inventory, pembelian, pergudangan dan distribusi/transportasi.

Inti dari logistik adalah konsep integrasi yang berusaha mengembangkan seluruh system
perusahaan. Logistik ini merupakan perencanaan fundamental untuk menciptakan kerangka
strategi manufaktur dan perencanaan melalui penerjemahan kebutuhan pasar yang pada
gilirannya menghubungkannya kedalam strategi dan perencanaan pengadaan. Idealnya dalam
logistik harus ada satu rencana mentalitas dalam bisis yang berusaha menggantikan strategi
konvensional yang tidak terintegrasi antara rencana pemasaran, produksi, distribusi dan
pengadaan dan ini merupakan misi dari manajemen logistik.
2.2.5

Perkembangan Manajemen Logistik dan Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain


Management)
Perkembangan Logistik dan konsep Supply Chain merupakan kolaborasi yang saling
mengisi satu sama lainnya. Konsep Supply Chain yang relatif baru merupakan perpanjangan dari
konsep logistik. Hanya saja manajemen logistik lebih terfokus pada pengaturan aliran barang di
dalam suatu perusahaan atau instansi, sedangkan manajemen Supply Chain menganggap
pengaturan secara internal tidaklah cukup. Integrasi harus dicapai untuk seluruh mata rantai
pengadaan barang mulai dari yang paling hulu sampai ke yang paling hilir atau sampai kepada
pelanggan terakhir.

Perkembangan-perkembangan

terbaru

dalam

Supply

Chain

Management

terus

bermunculan dan menjadi competitive advantage. Supply Chain Management adalah kebutuhan
untuk melakukan koordinasi rencana-rencana kerja antar pihak-pihak yang berbeda organisasi.
Banyak organisasi yang gagal mengimplementasikan Supply Chain Management karena
ketidakmampuannya melakukan koordinasi antar-organisasi. Konsep Supply Chain Management
didasarkan pada teori kontrol, di mana aliran material/produk akan optimal apabila dikontrol dari
satu titik. Sejalan dengan konsep ini, Supply Chain Management merekomendasikan bahwa
aliran material/produk hendaknya dikendalikan oleh satu pihak atau channel dalam Supply Chain
dan semua channel yang lain mengikuti dan mendukung dengan memberikan informasi yang
diperlukan.
Tidak semua kebutuhan pelanggan dan produk dipertimbangkan ketika mengukur kinerja
Supply Chain. Pendekatan menyeluruh memungkinkan perusahaan untuk berfokus pada segmen
utamanya dan menentukan target kinerja Supply Chain sehingga dapat dicapai perubahan berarti
pada kinerja Supply Chain. Banyak perusahaan terkemuka telah menggunakan pendekatan ini
untuk memperoleh manfaat utama dari desain ulang strategi Supply Chain sekarang adalah
waktunya untuk memperoleh manfaat lebih melalui pendekatan serupa.
Manajemen Supply Chain adalah sebuah proses di mana produk diciptakan dan
disampaikan kepada konsumen dari sudut struktural. Sebuah Supply Chain (rantai suplai)
merujuk kepada jaringan yang rumit dari hubungan di mana organisasi mempertahankan dengan
rekan bisnisnya untuk mendapatkan sumber produksi dan menyampaikan kepada konsumen.
Tujuan yang hendak dicapai dari setiap Supply Chain adalah untuk memaksimalkan nilai
yang dihasilkan secara keseluruhan. Supply Chain yang terintegrasi akan meningkatkan
keseluruhan nilai yang dihasilkan oleh rantai suplai tersebut.

Beberapa teknik yang biasa digunakan dalam memenuhi pasokan barang antara lain
sebagai berikut.
1.

System MRP, Material requirements planning (MRP) adalah program yang berdasar kepada
program dasar perencanaan produksi dan sistem kontrol logistik yang digunakan untuk mengatur
proses manufaktur.

2.

Just In Time(JIT), adalah sistem manajemen yang menyediakan barang sesuai dengan yang
dibutuhkan, jumlah, kualitas, dan pada waktu yang tepat (Quantity, Quality, Time Delivery). JIT
merupakan sistem manajemen pabrikasi yang bertumpu pada usaha peningkatan efisiensi secara
berkesinambungan sehingga pabrik hanya menyediakan jenis barang yang diminta, sejumlah
yang diperlukan dan saat yang dibutuhkan oleh konsumen.

3.

Sistem Kanban, Kanban adalah sistem sinyal. Seperti namanya, kanban menggunakan kartu
untuk mengirimkan sinyal tentang apa yang dibutuhkan. Alternatif lain, seperti menggunakan
pembuat plastik atau bola (biasanya bola golf) dapat langsung digunakan untuk bergerak cepat,
memproduksi

atau

mengirimkan

barang

ke

toko.

Kanban diatur sehingga hanya dapat melayani beberapa hal yang dibutuhkan oleh pelanggan
(biasanya satu). Pada saat operator memulai pekerjaan, dia mengambil bahan dari kanban yang
masuk,

lalu

memberitahukan

kepada

supplier

apa

yang

dibutuhkan.

Kanban secara berkala mengetahui barang apa yang telah "ditarik". Perkiraan jumlah tidaklah
berlaku dalam sistem kanban. Hal ini berlawanan dari sistem tradisional yang "mendorong"
filosofi pembuatan, yang semuanya dibuat berdasarkan perkiraan kebutuhan.
4.

Supplier Product Integration (SPI), Supplier Product Integration mengandalkan kehandalan dari
komponen dibandingkan dengan komponen sendiri. SPI pada dasarnya focus kepada outsourcing

produksi dari kumpulan, sebagaimana Supply Chain Management memfokuskan pada


outsourcing barang selama perawatan, kerusakan, dan pengoperasian komponen.

2.2.6

Isu-Isu Masa Depan dalam Logistik Internasional

Deutsche Post DHL telah mempublikasikan sebuah studi baru, "Delivering Tomorrow Customer Needs in 2020 and Beyond. (delivering tomorrow Customer Needs in 2020 and
Beyond A Global Delphi Study; Deutsche Post AG, Headquarters; Edition June 2009). Riset ini
memuat sejumlah pendapat dan analisis pakar yang diperoleh dari 900 responden internasional,
termasuk CEO dari berbagai perusahaan multinasional terkemuka dan ilmuwan, mengenai isuisu seperti globalisasi, ekonomi, teknologi, logistik, lingkungan hidup serta masyarakat. Studi ini
menunjukkan tren dalam bidang-bidang tersebut sampai dengan tahun 2020 dan seterusnya, yang
juga berfungsi sebagai pedoman untuk strategi bisnis di masa depan.
Isi laporan tersebut mencakup revolusi produk ramah lingkungan, transformasi teknologi
terhadap kebiasaan dan ekspektasi pelanggan yang luas, didorong oleh teknologi; serta
kemunculan Cina sebagai pemimpin ekonomi dan teknologi. Studi tersebut menunjukkan
perbedaan yang menarik dari beberapa negara, dengan membandingkan tren yang disampaikan
oleh responden dari Asia dengan yang disampaikan oleh responden dari negara Barat. Banyak
responden, tanpa menghubungkan dengan asalnya, mengemukakan hipotesis ketertarikan
tertentu pada perusahaan dan individu di Asia.
Hasil studi menunjukkan bahwa isu seperti keberlanjutan, pendidikan dan tanggung
jawab sosial akan semakin penting bagi perusahaan di masa depan. Dengan adanya program
seperti GoGreen dan Teach First yang diimplementasikan sekarang ini.

Deutsche Post DHL, pada presentasi studi di Forum Dunia di Stockholm. Riset dan
analisis untuk studi "Delivering Tomorrow - Customer Needs in 2020 and Beyond" yang
dilaksanakan pada Juni 2008 - Januari 2009. Menampilkan 81 tesis tentang masa depan yang
disusun dan kemudian akhirnya dibahas oleh para peserta yang berjumlah 900 orang dari seluruh
penjuru dunia, termasuk CEO dari berbagai perusahaan internasional terkemuka dan ilmuwan
dari bidang ekonomi, futurology, dan logistik serta pakar yang dihadirkan oleh pelanggan
terpilih dari berbagai sektor dengan diberikan kuesioner komprehensif untuk evaluasi. Studi
tersebut memanfaatkan metodologi Delphi, yang telah digunakan sejak awal 1950an. Metodologi
Delphi terdiri dari proses penilaian multitahap, di mana para pakar diberikan berbagai tesis dan
diminta untuk memberikan pendapat mereka. Pendekatan sistematis ini membantu memastikan
studi Delphi menghasilkan prediksi yang umumnya lebih tepat dan konsisten daripada studi yang
menggunakan survei umum. Prediksi utama yang muncul dari studi ini berfokus pada tantangan
perubahan iklim, pengaruh peningkatan jaringan Internet, dan semakin pentingnya industri
logistik.

Isu-Isu tersebut antara lain :


2.2.6.1 Perubahan iklim dan pengurangan CO2
Perubahan iklim telah dikenal luas sebagai salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh
umat manusia. Peserta studi memprediksikan bahwa, pada tahun-tahun mendatang, keputusan
membeli tidak akan lagi didasarkan pada merek kualitas atau harga semata,. Di masa depan,
pengaruh produk dan layanan terhadap lingkungan hidup akan berperan penting. Pada tahun
2020, kemungkinan besar label juga akan menunjukkan berapa banyak karbon dioksida
dikeluarkan untuk memproduksi dan mengantarkan barang tersebut. Sampai tahap tertentu,

konsumen akan bersedia membayar lebih untuk produk dan layanan yang ramah lingkungan.
Dengan sedikitnya penyedia layanan yang peduli terhadap lingkungan yang berusaha untuk
mengatasi kelemahan daya saingnya sesegera mungkin, perilaku konsumen secara efektif akan
membawa peningkatan standar lingkungan hidup.
Hasil riset dan analisis terlihat sedikit perbedaan antara respon dari Timur dan Barat.
Misalnya, pakar dari Asia lebih cenderung mempercayai kemunculan "kota-kota beremisi nol" di
seluruh dunia daripada pakar di Eropa, Afrika, dan Amerika. Pakar Asia juga mempercayai
bahwa pelanggan siap untuk menerima waktu kirim yang lebih lama untuk pesanan mereka demi
logistik yang lebih ramah lingkungan.

2.2.6.2 Perusahaan logistik berada di depan


Terlepas dari krisis keuangan saat ini, pakar Delphi tidak melihat gangguan besar dalam
sistem sosial dan politik yang ada saat ini-pada 2020 dunia tetap akan menjadi ekonomi pasar.
Persaingan demi pertumbuhan, kekayaan dan sumber daya akan terus berlanjut, dengan negara
dan perusahaan sebagai pemain utama. Tren menuju produksi outsourcing akan berlanjut, dan
banyak perusahaan akan bergantung pada jalur global untuk mencari kelebihan kompetitif. Di
lain sisi, studi Delphi juga memprediksikan bahwa perusahaan-perusahaan harus bekerja sama
lebih sering dan lebih erat daripada sebelumnya. Untuk mengatasi biaya energi yang tinggi,
perusahaan logistik akan menginvestasikan lebih banyak sumber daya dibandingkan sebelumnya
untuk mengembangkan dan menjalankan jaringan bersama. Memastikan bahwa logistik di masa
depan semakin ramah lingkungan merupakan salah satu tujuan strategis perusahaan saat ini.
Sebagai contoh, sekarang telah ada metode pengiriman carbon-neutral yang merupakan program
perlindungan iklim yang mengikat pada target pengurangan emisi tertentu.

2.2.6.3 Bisnis melalui Internet - kapanpun, di manapun


Pelanggan pada tahun 2020 akan semakin menghargai lingkungan hidup, tetapi tidak
mengorbankan kecepatan pengiriman. Mereka ingin semua produk dan layanan tersedia dengan
cepat. Akibatnya, konsumen akan menuntut keterbukaan dan informasi real time yang lebih besar
dari pemasok. Hal ini akan membuat Internet menjadi lebih penting daripada sebelumnya: pada
2020, banyak penduduk dunia, terutama di negara maju dan berkembang, akan online dan sekitar
tiga miliar orang akan menjalankan bisnisnya di World Wide Web. Kecepatan kejadian tersebut
akan terus meningkat - bukan hanya di dunia bisnis, tetapi hampir di semua sektor kehidupan.
Tuntutan untuk fleksibilitas dan ketersediaan permanen akan meningkat.

2.2.6.4 Prediksi optimis


Meskipun serangan teroris dan pandemi global akan tetap menjadi ancaman di masa depan,
para pakar percaya bahwa berbagai kondisi ini dapat diawasi melalui investasi finansial dan
teknologi. Menariknya, walau para pakar Asia lebih pesimis daripada pakar Barat terkait dengan
keamanan dan kesehatan masyarakat, mereka cenderung memiliki keyakinan yang kuat terhadap
kemampuan teknologi untuk mentransformasikan bisnis praktis dan memainkan peran inovatif
dalam dunia bisnis. Tren serupa berlaku untuk peningkatan penduduk dunia. Responden dari
Asia percaya bahwa kontrol populasi yang dilakukan oleh negara akan menjadi alat yang efektif
untuk menahan pertumbuhan penduduk, dan sebagian besar memprediksikan bahwa penduduk
dunia akan stabil pada tujuh dan delapan miliar. Namun, responden dari belahan dunia yang lain
percaya bahwa populasi akan terus meningkat, dan dengan demikian konsumsi sumber daya juga

akan meningkat. Namun, para pakar logistik pada umumnya optimis, Mereka percaya bahwa
tantangan-tantangan di masa depan tersebut dapat dikontrol oleh ekonomi pasar.
BAB III
Pengelolaan Fungsi-Fungsi Logistik Pada Perusahaan Multinasional

1.1.Profil KFC Indonesia


PT. Fastfood Indonesia, Tbk. Didirikan oleh Kelompok Usaha Gelael pada tahun 1978,
dan terdaftar sebagai perusahaan publik sejak tahun 1994. Perseroan mengawali usaha warabala
dengan pembukaan restoran KFC pertama pada bulan Oktober 1979 di Jalan Melawai, Jakarta.
Keberhasilan restoran QSR (Quick Service Restaurant) pertama ini kemudian diikuti dengan
pembukaan restoran KFC di kota-kota besar lainnya di Indonesia. Sebagai pemegang hak
waralaba tunggal KFC hingga saat ini, Perseroan senantiasa membangun brand KFC dan
berbekal keberhasilan Perseroan selama 32 tahun, KFC telah menjadi brand hidangan cepat saji
yang paling dominan, dan dikenal luas sebagai jaringan restoran cepat saji di Indonesia. Pada
tahun 2010 PT.Fastfood Indonesia telah mencapai total penjualan lebih dari Rp2.913.605 triliun.
3.2 Visi, Misi dan Objektive Perusahaan
3.2.1 Visi :
Mempertahankan kepemimpinan KFC dalam industry restoran cepat saji dan selalu menjadi
brand Nomor 1 yang termodern dan terfavorit dalam segi produk, harga, layanan, dan fasilitas
restoran.

3.2.2 Misi :

Memperkokoh citra brand KFC dengan strategistrategi dan ide-ide yang inovatif, meningkatkan
suasana bersantap yang tak terlupakan dengan terus memberikan produk, layanan, serta fasilitas
restoran yang selalu berkualitas mengikuti kebutuhan dan selera konsumen yang terus berubah
3.2.3 Objektive :
Terus melakukan peremajaan restoran dengan tampilan dan desain yang termodern, sesuai
dengan trend masa kini, dan memberikan suasana yang menyenangkan, nyaman, dan menyajikan
produk berkualitas tinggi yang paling digemari oleh konsumen dengan kecepatan dan
keramahtamahan yang tak tertandingi.

3.3 Strategi dan Nilai-nilai Perusahaan


3.3.1 Strategi Perusahaan
Selalu memberikan kepuasan Yum! yang tak terhingga di wajah setiap konsumen untuk
menjaga kepemimpinan pasar dengan strategi-strategi sebagai berikut:

Menciptakan dan mengembangkan budaya yang kokoh di dalam organisasi dimana setiap
karyawan memberikan perbedaan dengan berinovasi dan selalu berpikir di luar kebiasaan.

Membangun pola pikir yang berorientasi pada Customer and Sales Mania dengan
kesadaran tinggi untuk memberikan kepuasan kepada konsumen melebihi dari yang diharapkan.

Memberikan perbedaan brand KFC yang sangat kompetitif dengan berbagai ide dan strategi
yang inovatif.

Mengembangkan kesinambungan dalam sumber daya manusia dan proses yang kuat berfokus
pada pengembangan kompetensi dan kemampuan.

Mempertahankan konsistensi dalam pencapaian prestasi yang terbaik.

3.3.2 Nilai-Nilai Perusahaan

Budaya Perusahaan We are the Owners of KFC ditanamkan dalam pemikiran setiap
karyawan untuk menciptakan rasa memiliki, yang bertujuan untuk memberikan performa terbaik
dalam mengerjakan semua tugas dan tanggung jawabnya, khususnya dalam menyiapkan produk
berkualitas dengan layanan yang cepat dan ramah.

Menjaga hubungan baik dan memberikan kepuasan melebihi yang diharapkan dengan
menjalankan program CHAMPS untuk memastikan kebersihan restoran (Cleanliness) ,
keramahtamahan dalam melayani konsumen (Hospitality), ketepatan dalam menerima dan
menyiapkan pesanan (Accuracy), memastikan perawatan restoran yang terbaik (Maintenance),
konsistensi dalam menyajikan produk bermutu tinggi setiap saat (Product), dan kecepatan
layanan selalu dijalankan (Speed of Service).

Inovasi tidak semata-mata diartikan sebagai ideide, langkah-langkah, strategi-strategi atau


terobosan baru untuk mencapai obyektif seseorang, tetapi juga meliputi perubahan pola pikir
yang dimulai dari diri sendiri agar bisa sukses menghasilkan perubaha

Pada 2010, Indonesia mencatat pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) sebesar
6,1%. Pada tahun yang sama, PT Fastfood Indonesia Tbk meneruskan kinerja yang baik, hasil
dari kenaikan penjualan gerai-gerai yang baru dibuka dan yang sudah dibuka sebelumnya. Dari
aspek biaya, Perseroan berhasil mempertahankan harga pokok penjualan sebagai persentase
terhadap penjualan, menunjukkan upaya berkelanjutan untuk mengendalikan biaya dan
menjadikan supply chain management semakin efisien dan efektif.
Sepanjang 2010, terjadi pasang surut perekonomian global yang mencoba bangkit dari
keterpurukan krisis keuangan terburuk pada generasi ini. Pemulihan yang terjadi tidak merata di

negara-negara berkembang yang masih berjuang mengatasi kegiatan ekonomi yang lesu dan
tingkat pengangguran yang tinggi, meskipun dengan ekonomi-ekonomi baru yang terus berjuang
mengendalikan tekanan inflasi. Kekuatiran terhadap resesi yang berulang, dipicu oleh krisis
fiscal di Eropa dan melemahnya perekonomian di Amerika Serikat yang diperburuk dengan
menurunnya ketersediaan lapangan kerja. Kelayakan hutang jangka panjang di negara-negara
ekonomi maju, khususnya di Eropa, menjadi pusat perhatian sepanjang 2010, dan kekhawatiran
akan pengaruh buruknya masih meluas. Di tengah tantangan perekonomian ini, PT Fastfood
Indonesia Tbk terus mencatat kinerja yang baik selama 2010. Perseroan melanjutkan
pertumbuhan yang kuat dan dapat melanjutkan kemajuan kemajuan dan hasil-hasil yang baik
dari tahun-tahun sebelumnya. Beberapa keberhasilan yang dicapai sepanjang tahun 2010 antara
lain:

Hasil penjualan pada 2010 tercatat Rp2,914 triliun atau sekitar 18,7% lebih tinggi dari hasil
penjualan pada 2009 sebesar Rp2,454 triliun. Kenaikan Rp459,2 milyar tersebut adalah
kontribusi dari lonjakan harga jual sepanjang tahun 2010 sekitar rata-rata 6%, hasil penjualan
dari gerai-gerai yang baru dibuka, pertumbuhan yang kuat dari gerai-gerai yang sudah dibuka
sebelumnya yang sudah dilakukan peremajaan tampilannya menjadi lebih segar dan modern,
usaha pemasaran yang sukses, dan penambahan variasi produk dan layanan yang baru.

Peningkatan juga terjadi pada sejumlah indicator operasional utama lainnya. Secara
keseluruhan, transaksi naik 12,6%, konsumen naik 20,7%, sementara rata-rata belanja naik 5,4%.
Secara same-store sales (SSS), transaksi naik 5,2%, konsumen naik 12,7%, dan rata-rata belanja
naik 5,5%.

Laba bersih sebelum pajak 2010 naik menjadi Rp261,59 milyar, atau naik 5,8% dari laba
bersih sebelum pajak 2009 sebesar Rp247,15 milyar.

Harga pokok penjualan sebagai persentase penjualan naik dari 40,2% pada 2009 menjadi
42,5% pada 2010, terutama disebabkan kenaikan harga bahan baku akibat tekanan inflasi.

Beban usaha naik menjadi Rp1,437 triliun pada 2010 dari Rp1,247 triliun pada 2009, atau
sekitar 15,3%, disebabkan tekanan harga akibat inflasi dan regulasi Pemerintah yang baru terkait
upah minimum.

Aktiva naik menjadi Rp1,236 triliun pada 2010 dari Rp1,041 triliun pada 2009, atau naik
18,7%, hasil dari investasi yang berkelanjutan dalam ekspansi jaringan restoran.

Jumlah karyawan Perusahaan meningkat menjadi 15.840 pada akhir 2010 dari 13.229 pada
2009, sesuai komitmen Perusahaan untuk merekrut dan melatih tim yang handal untuk
memberikan dukungan kepada jaringan restoran KFC yang tersebar luas di seluruh Indonesia
dengan standar layanan yang memuaskan.

Perusahaan meneruskan ekspansi jaringan restorannya untuk mendominasi pangsa pasar di


Indonesia agar dapat memaksimalkan brand opportunity KFC dan meminimalkan potensi
kompetitor untuk mendirikan bisnis ayam goreng. Selama 2010, Perusahaan membuka 30 gerai
baru di Jakarta dan di kota-kota lainnya di Indonesia. Selain itu, Perusahaan melakukan image
enhancement dan renovasi berskala besar pada sekitar 50 gerainya untuk meremajakan tampilan
gerainya dan meningkatkan kenyamanan konsumen. Pada akhir 2010, jaringan restoran KFC di
Indonesia berjumlah 398 gerai yang tersebar di 93 kota di seluruh Indonesia.
Bergabungnya Salim Group pada 1990 sebagai salah satu pemegang saham utama semakin
mendorong inisiatif ekspansi bisnis PT. Fastfood Indonesia, dan pada 1993 PT.Fastfood
Indonesia terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia).
Kepemilikan saham mayoritas 80% pada saat ini terdistribusi 43,84% kepada PT. Gelael Pratama
dari Gelael Group dan 35,84% kepada PT. Megah Eraraharja dari Salim Group; sementara saham

minoritas (20%) terbagi kepada Masyarakat dan Koperasi Karyawan. PT.Fastfood Indonesia
mendapatkan ijin memakai brand KFC dari franchisor, Yum! Restaurants International (YRI),
sebuah badan usaha dari Yum! Brands Inc., perusahaan publik di Amerika Serikat dan pemilik
waralaba dari empat brand ternama lainnya, yaitu: Pizza Hut, Taco Bell, A&W, dan Long John
Silvers. Lima brand di bawah satu kepemilikan ini telah memproklamirkan Yum! Group sebagai
jaringan restoran cepat saji terbesar dan terbaik di dunia dalam memberikan variasi pilihan
restoran ternama.
Data Pemegang Saham PT. Fastfood Indonesia
Sumber : annual report PT.Fastfood Indonesia 2010

Produk-produk utama KFC adalah, Colonel's Original Recipe dan Hot & Crispy, yang
tetap menjadi produk ayam goreng paling disukai di antara semua brand restoran cepat saji di
seluruh Indonesia, yang konsisten dinilai ayam goreng paling enak versi berbagai survey
konsumen di Indonesia. Selain produk-produk utama ini, juga tersedia Colonel Burger, Crispy
Strips, Twister, dan Colonel Yakiniku. Sebagai pelengkap produk produk utama ini, juga tersedia
produk-produk yang disesuaikan dengan selera lokal, antara lain: Perkedel, Nasi, Salad, dan KFC
Soup. Untuk menambahkan variasi menu paket kombinasi dengan harga terjangkau bernilai
tambah, Super Panas dan KFC Attack terus ditawarkan.
Untuk memberikan perbedaan brand, KFC dan menanamkan dalam kesadaran konsumen
bahwa KFC itu bernilai tambah, Perseroan meluncurkan sederetan produk Goceng, yang terdiri
atas 12 pilihan menu yang dihargai Rp5.000. Variasi pilihan menu Goceng diganti dari waktu ke
waktu untuk mengikuti perubahan selera konsumen. Tahun 2010, dua produk Goceng
mendapatkan penerimaan tertinggi dalam uji produk, Spaghetti dan Burger Deluxe yang

ditambahkan dalam deretan produk Goceng terbukti sukses menyumbangkan kenaikan tajam
pada Goceng menumix. Selain itu, pada 2010, Perseroan mulai mengembangkan KFC Coffee,
sebagai layanan baru di semua gerai KFC bertipe free-standing, menyajikan rangkaian produk
kopi berkualitas, disajikan panas maupun dingin, dilayani di counter terpisah dengan ruangan
duduk tersendiri untuk para pecinta kopi. Untuk menarik konsumen pada jam-jam sepi,
Perseroan juga mengenalkan minuman bernama Krushers dengan aneka pilihan rasa.

3.4

Pengawasan Mutu (Quality Assurance) dan Logistik KFC Indonesia


Pada 2010, untuk pertama kalinya KFC Indonesia mendapatkan Sertifikat Sistem

Jaminan Halal (SJH) dari LPPOM MUI, disamping Sertifikat Halal Restoran yang telah dimiliki
oleh PT.Fastfood Indonesia sejak 1995. Pada audit Sistem Jaminan Halal tersebut,KFC Indonesia
mendapatkan predikat nilai A. Pencapaian ini berkat dukungan manajemen yang besar terhadap
kelanjutan status halal restoran. Hal ini menjadi nilai tambah bagi KFC Indonesia di tengah
persaingan industry restoran cepat saji. KFC Indonesia melakukan sosialisasi Sistem Jaminan
Halal yang dilakukan Regional Quality Assurance (RQA) di setiap daerah supaya seluruh pihak
terkait, seperti Purchasing, Logistic, dan Operation memiliki kesamaan pemahaman mengenai
Sistem Jaminan Halal.
Sistem pengawasan terhadap supplier dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Pada awal tahun 2010, KFC Indonesia, melalui Departemen QA, melakukan refreshment
training mengenai Cutting Sheet kepada seluruh supplier ayam, yang merupakan pelatihan ulang
terhadap standar kualitas ayam. Tujuan pelatihan Cutting Sheet adalah supaya bahan baku dari
seluruh supplier ayam memenuhi standar kualitas.

KFC Indonesia menetapkan sistem pengawasan kualitas terhadap seluruh supplier.


Sistem pengawasan ini dilakukan melalui audit yang disebut Supplier Tracking, Assessment &
Recognition (STAR Audit). Pada Januari Juni 2010 dilakukan Food Safety Audit (FSA) dan pada
Juli Desember 2010 dilakukan Quality System Assessment (QSA). Selama 2010, QA mengaudit
29 supplier kelas 1 dan kelas 2, serta 5 supplier kelas 3 dan kelas 4. Untuk 18 supplier yang
belum mengetahui dengan jelas tentang STAR Audit dilakukan Pre-Assessment Audit. Melalui
audit diharapkan supplier dapat meningkatkan kualitas bahan baku. Pemahaman staff QA untuk
meningkatkan kualitas supplier dan gudang selalu dilakukan. Pada Februari 2010, staff QA
mengikuti refreshment training mengenai perkembangan terbaru teknik mengaudit supplier dan
gudang yang diselenggarakan oleh QA dari YRI. Sebagai pengawasan kualitas Gudang Logistik,
KFC Indonesia menetapkan sistem audit yang disebut Distribution Quality Audit (DQA) yang
diaudit oleh QA pada 13 gudang di seluruh Indonesia. Di masa yang

3.5

Penentuan Lokasi Gerai


Pertumbuhan total penjualan juga berasal dari pengembangan restoran menjadi 398 gerai

di akhir 2010, yang berarti bertambah 30 gerai di sepanjang 2010. Sebagian besar restoran yang
dibuka pada 2010 dapat memberikan kontribusi penjualan yang lebih besar, walaupun sebagian
besar restoran dibuka pada kwartal ke-4 2010, karena memerlukan persiapan yang lebih panjang
dalam pengurusan perijinan dan permasalahan dengan ketersediaan listrik. Penambahan 30 gerai
pada 2010, masih didominasi pada lokasi free-standing, ini menunjukkan kemampuan dan
kapasitas KFC Indonesia dalam melakukan ekspansi restoran di lokasi-lokasi prima yang
mendukung pencapaian hasil penjualan yang optimal, peningkatan peluang prestasi, motivasi,
dan promosi kepada 30 RM, sekitar 60 lebih ARM, posisi baru untuk Shift Leader yang sangat

membantu operasi restoran, 3 AM, dan sekitar 1.000 lowongan kerja yang tersedia untuk
karyawan restoran. Ini memperlihatkan hasil dari pengalaman kerja dan kerjasama tim di
Operation, Human Resources, dan Training dalam menyiapkan tenaga kerja yang dibutuhkan
dalam waktu yang cukup sebelum pembukaan restoran baru.
Potensi pasar yang ada yang tersebar di berbagai daerah merupakan suatu tantangan
bagi Perusahaan untuk melakukan penetrasi pasar, membidik, dan menyeleksinya, dimana
kesemuanya ini merupakan strategi Perusahaan dalam mengembangkan usahanya.
Langkah awal dari pengembangan pasar yang ada adalah dengan menyeleksi lokasi,
dengan melihat dari berbagai aspek, mulai dari potensi usahanya dengan mempertimbangkan
jumlah penduduk yang ada, mata pencarian, pusat bisnis, pengembangan demografi untuk masa
yang akan datang, sampai kepada ketersediaan dan memadainya jalur Logistik. Selanjutnya
adalah evaluasi terhadap pemasaran, operasional, finansiil, sampai kepada aspek teknis yang
harus dipersiapkan secara terinci dan terorganisasi. Setelah merampungkan semua ini barulah
diambil suatu kesimpulan apakah lokasi tersebut layak untuk dibuka usaha baru dengan
membuka gerai di daerah tersebut.
Langkah selanjutnya setelah penentuan lokasi, diteruskan dengan persiapan yang dimulai
dengan rencana tipe restoran yang akan dibangun dan diteruskan dengan perencanaan lay-out
restoran, fasilitas infrastuktur, interior, dan sebagainya. Setelah perencanaan ini selesai, tahap
berikutnya adalah perhitungan investasi,penjadwalan proyek, proses eksekusi, dan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan / lokasi. Setelah pekerjaan di lapangan / lokasi selesai, dilakukan supervisi
dan evaluasi untuk memastikan hasilnya sesuai dengan perencanaan dan standar yang ada, maka
restoran KFC tersebut siap untuk dioperasikan untuk melayani konsumen. Restoran yang selalu
tampak segar dan nyaman adalah target penampilan yang harus dijaga dan dirawat secara

konsisten agar kepuasan konsumen ketika berkunjung ke KFC terpenuhi, dan hal ini yang akan
menjadi nilai tambah restoran KFC dibandingkan dengan restoran lainnya.

3.6 Pemasok
KFC Indonesia memasok ayam karkas segar dan ayam potong beku dari sekitar lima
belas supplier di seluruh Indonesia. Banyaknya supplier di dalam negeri tidak menjamin
kelangsungan pasokan. Pasokan sering terputus pada hari-hari libur seperti Idul Fitri, Natal &
Tahun Baru, dan liburan sekolah. Untuk mengantisipasi gangguan pasokan selama hari-hari
tersebut, perusahaan membuat kontrak jangka panjang dengan merencanakan pesanan lebih awal
dan menyimpan persediaan ayam yang cukup sebelum hari-hari libur tersebut. Beberapa bumbu
untuk produk-produk utama KFC, khususnya Original Recipe dan Hot & Spicy diimpor dari
Amerika Serikat, Singapura, dan Malaysia melalui beberapa importir yang wajib mengikuti
standar YRI. Bahkan untuk produk-produk baru, beberapa bahan bakunya biasanya diimpor.
Dengan kemajuan yang telah dicapai oleh supplier lokal dalam memproduksi substitusi produkproduk impor mengikuti standar yang diberikan, Perusahaan secara bertahap dapat mengurangi
ketergantungan terhadap bahan baku impor.
3.7

Pengadaan
Pengadaan ayam karkas segar atau ayam potong beku dalam jumlah besar sudah

diharapkan dari restoran cepat saji yang mengoperasikan hampir 400 gerai di seluruh Indonesia
yang menyajikan produk ayam sebagai produk utama. Walaupun kebutuhan dalam jumlah besar
ini umumnya tersedia di pasar sepanjang tahun, terkecuali pada hari-hari libur ketika pasokan
sering terputus, namun harga ayam berfluktuasi setiap minggu tergantung pada ketersediaan
ayam potong dari peternak di Indonesia. Untuk menstabilkan kondisi ini, Perusahaan melakukan

kontrak pembelian dengan supplier terpilih untuk periode tetentu. Selain itu, Perusahaan juga
memanfaatkan peluang untuk menyimpan persediaan produk ayam dari pasar terbuka pada saat
harga rendah atau pada saat pasokan melebihi permintaan

3.8

Pergudangan
Sistem pergudangan Pada PT. Fast food Indonesia dilakukan pada gerai masing-masing

khusus untuk bahan-bahan yang tidak tahan lama dan mudah rusak (wet good) sedangkan untuk
bahan makanan yang tahan lama (dry good) diperoleh dari pusat yang diimpor dari KFC
internasional sesuai kebutuhan masing-masing wilayah.
1.

KFC China
Globalisasi adalah salah satu strategi pertumbuhan dalam perusahaan, dan salah satu yang
paling sukses "akan global" adalah KFC . KFC merupakan sebuah rantai restoran ayam goreng
Amerika yang mendominasi industri restoran di beberapa negara termasuk di Cina.
Perusahaan global menghadapi pertanyaan-pertanyaan kritis ketika mereka memasukii
pasar baru seperti bagaimana mereka melakukan lokalisasi terhadap produk yang ditawarkan
apakah mereka akan melakukan adaptasi terhadap produk yang telah ada hanya untuk sebagai
pembanding bagi konsumen pada pasar tersebut atau haruskah mereka memikirkan kembali
business model dari bawah ke atas?
Tipikal dari pendekatan western untuk aktivitas foreign expansion adalah bagaimana
menjual core product atau jasa yang bagus dengan cara yang sama seperti ketika mereka
melakukan penjualan di Eropa atau Amerika,dan kantor pusat mengawasi dengan cermat untuk
memastikan model ini diekspor dengan benar. Cara ini seringkali dimulai dengan menjual

barang-barang impor kepada expat community (komunitas asing) atau dengan membuka satu
atau dua toko sebagai percobaan.
Seperti kebanyakan perusahaan multinasional, KFC pertama kali tertarik ke China
dengan ukuran potensi pasar negara: 1,3 miliar orang, 20% dari total dunia. Bahkan setelah
reformasi ekonomi China yang dimulai pada tahun 1978, Cina tetap tinggi risiko investasinya
sehingga sebagai negara tujuan untuk perusahaan multinasional selama dekade berikutnya Cina
masih tetap beresiko akibat ketidak pastian politik dan ekonominya.
KFC masuk ke Cina pada tanggal 12 Januari 1987. KFC merupakan restoran quickservice pertama yang masuk ke cina. Saat ini KFC adalah restoran quick-service nomor satu di
Cina dengan hampir 3.500 restoran di lebih 700 kota. Bahkan setiap hari restoran KFC di cina
selalu bertambah satu. Selain ayam sebagai resep asli KFC, KFC di Cina juga memiliki menu
ekstensif yang menampilkan daging sapi, seafood, hidangan nasi, sayuran segar, sup sarapan,
makanan pencuci mulut dan produk lain yang sesuai dengan selera konsumen di Cina.
Karyawan KFC di Cina adalah para penduduk lokal, yang di pimpin oleh Sam Su sebagai
Ketua dan Chief Eksekutif Officer dari Yum! Brands yang merupakan Induk perusahaan KFC.
Di tangan Sam Su, KFC di Cina tumbuh sangat pesat dan menempatkan Cina sebagai peringkat
pertama dari empat Yum!"s Growth Strategies. Dengan Rinciannya; (1) Build dominant China
brands; (2) Drive profitable international growth; (3) Run great restaurants; dan (4) Expand
U.S. multibrand concepts. Ini menjadikan Cina ultimate market place buat Yum!. (Teguh S
Pambudhi;2005, SWA Sembada). Laba operasi KFC di Cina telah mencapai dua kali lipat dalam
tiga tahun terakhir mencapai $755 juta sehingga Divisi KFC di China menjadi penyumbang
keuntungan terbesar bagi Yum!.

Pada awal-awal Yum! Brands yang merupakan induk perusahaan KFC masuk ke Cina,
manajemen pusat memberikan perhatian khusus pada pelatihan dan pengembangan serta
rekruitmen dari karyawan dan manajemen untuk merekruit manajemer-manajer berbakat dan
mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan standar operasi Yum! internasional.
Ada tiga kategori besar penekanan kegiatan bisnis KFC di Cina yaitu,
Pembangunan Manusia dan Talenta, Lokalisasi, Distribusi & Logistik.

2.1 Lokalisasi
Model bisnis yang di jalankan KFC di Cina adalah lokalisasi. Artinya, bahwa perusahaan
harus siap untuk menyesuaikan produk, jasa, praktek bisnis, bahkan sistem manajemen dan
proses agar sesuai dengan konteks lokal, kebiasaan dan kebutuhan pelanggan yang berbeda,
nilai-nilai sosial dan budaya, sistem politik, peraturan pemerintah, struktur industri dan driver,
dan kekuatan kompetitif. Lokalisasi yang di lakukan KFC di Cina bukan hanya dari manajemen
maupun karyawan (lokalisasi bakat) tetapi juga lokalisasi produk. Setelah mendirikan dapur tes
pertama di Shanghai pada akhir 1990-an, KFC telah sibuk dengan sering pengenalan produk baru
- produk yang dikembangkan di Cina, karena Cina. Semua produk baru telah dirancang dan
dikembangkan dengan karakteristik Cina lokal, dari konten dan rasa, rupa dan nama. Produk
seperti Ayam Gulung Beijing, Golden Kupu-kupu Udang, Four Seasons Salad Sayuran Segar,
Beras Wangi Jamur, Sup Tomat Telur Jatuhkan, diawetkan Sichuan Pickle Dan Irisan daging babi
Sup, Makanan Laut bubur Telur Drop, dan bubur Ayam Jamur membuat beberapa orang
bertanya-tanya: apakah KFC balik ke dalam rantai makanan Cina cepat? Disitulah menandai
esensi, dan keberhasilan, program lokalisasi produk KFC di Cina.

Selain bakat dan produk, program lokalisasi KFC di Cina menyentuh pada hampir setiap aspek
operasi, dari pemasaran, iklan, positioning merek untuk rantai pasokan, distribusi, dan logistik.

2.2 Distribusi & Logistik


Distribusi dan sistem logistik KFC Cina adalah salah satu yang paling penting, dan paling
diakui sebagai kontributor untuk kesuksesan KFC di Cina. Pada saat pertama kali memasuki
Cina pada tahun 1987, KFC dihadapkan dengan dua fakta dasar:

1. Kualitas dan jangkauan jalan raya di China jauh lebih rendah dibandingkan dengan
negara-negara maju. Tidak ada jalan raya pada saat itu. Sebagai fakta, jalan raya pertama
di Cina hanya muncul di akhir 1990-an, tetapi akibat langsung dari pembangunan
infrastruktur di Cina yang selesai pada tahun 2000 maka sistem jalan raya saat ini di Cina
telah berjumlah sekitar 60.000 km,. Dengan kata lain, Cina butuh waktu sekitar sepuluh
tahun atau lima belas tahun paling banyak untuk membangun jaringan jalan raya nasional
dan ini merupakan contoh yang jelas dari kecepatan pembangunan di Cina.
2. Kurangnya penyedia layanan pihak logistik yang berkualitas yang menawarkan
penyimpanan, transportasi, dan jasa pengiriman di semua propinsi. Bahkan sampai
dengan saat ini sangat sedikit perusahaan yang menyediakan layanan logistik .
Dihadapkan dengan dua tantangan tersebut, KFC mengadopsi pendekatan yang dimulai
dengan memanfaatkan aset yang ada : Gudang, truk, dan tenaga kerja yang diwarisi dari KFC
mitra lokal dengan system patungan. Selain itu ditambah dengan instalasi pelatihan karyawan
sendiri dan kontrol kualitas dan sistem manajemen. Dalam beberapa tahun, standar operasional

dari gudang dan armada truk yang diambil dari standar operasional lokal kemudian dibawa ke
standar global KFC internasional. Dengan distribusi dan sumber daya logistik secara langsung
dan sepenuhnya di bawah kendali sendiri oleh KFC lokal, KFC Cina mampu mengembangkan
lebih jauh dan lebih cepat ke wilayah geografis yang baru daripada pesaingnya. Hal ini
memungkinkan perusahaan untuk membangun keunggulan kompetitif melalui volume usaha,
skala, efisiensi biaya, dan kepemimpinan merek dari waktu ke waktu. Sebuah sistem distribusi
dan logistik yang di adaptasi dari kondisi local dan dilengkapi dengan strategi bisnis KFC
Internasional, KFC Cina mampu membangun skala dan kecepatan bisnisnya melalui ekspansi
restoran dengan cepat. dan berhasil menjadi penyumbang laba terbesar bagi perusahaan induknya
yaitu Yum!.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Soebijantoro,Doddy. (1999). Pemasaran Internasional:Global Logistics and Distribution, Pusat


Pengembangan Bahan Ajar-Universitas Mercu Buana.

Van Hoek, Remko, Alexander E. Ellinger,et.al, (2008). Great divides: internal alignment between
logistics and peer functions.The International Journal of Logistics Management, Vol.19 No.2,
pp. 110-129

Graham, Cateora. (2007). Pemasaran Internasional. Jakarta: Salemba Empat. Buku 2. Edisi 13

Eko

Indrajit,

Richardus.

(2003).

Rubrik

Tanya

Jawab

E-Business,

Vol.

II

No.12.

http://www.ebizzasia.com/0212-2003/q&a,0212.html.

Penerbit PPM dan Asosiasi Logistik Indonesia. (2011). Panduan & Direktori Logistik Indonesia.
Jakarta: Penerbit PPM.

Oneil, Brian F & Jon L. Iveson, (1991). Strategically Managing The Logistics Functions.
Logistics and Transportation Review; 27, 4; ABI/INFORM Global. pg. 359-377

Rodney Mc. Adam & Daniel Mc. Cormack, (2001). Integrating business processes for global
alignment and supply chain management. Business Process Management Journal. Vol.7 No.2,
pp. 113-130. MCB University.

Damien Power,( 2005). Supply chain management integration and implementation: a literature
review. Supply Chain Management: an International Journal 10/4. pp. 252-263.

Techane Bosona, Girma Gebresenbet, Ingrid Nordmark & David Ljungberg, (2011). Integrated
Logistics Network for the Supply Chain of Locally Produced Food, Part I: Location and Route
Optimization Analyses. Journal of Service Science and Management, pp.174-183.

Deutsche Post AG, Headquarters. (2009). Delivering Tomorrow Customer Needs in 2020 and Beyond
A Global Delphi Study, Publisher: Deutsche Post AG, Bonn, Germany

Laporan

Tahunan

PT.

FastFood

Indonesia,

Tbk,(

2010)

http://202.155.2.90/corporate_actions/new_info_jsx/jenis_informasi/01_laporan_keuangan/04_A
nnual%20Report/2010/FAST/FAST_Annual%20Report_2010.pdf

Laporan

Tahunan

Yum!

http://www.yum.com/annualreport/downloads/pdf/2010AnnualReport.pdf

(2010).

Anda mungkin juga menyukai