Anda di halaman 1dari 76

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

SALINAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

NOMOR PER - 5/KN/2012

TENTANG

PROSEDUR KERJA DAN BENTUK SURAT DALAM PENGELOLAAN BARANG MILIK


NEGARA YANG TIDAK DIGUNAKAN UNTUK MENYELENGGARAKAN
TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN/LEMBAGA

DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 30 Peraturan Menteri


Keuangan Nomor 250/PMK.06/2011 tentang Tata Cara Pengelolaan
Barang Milik Negara Yang Tidak Digunakan Untuk Menyelenggarakan
Tugas dan Fungsi Kementerian/Lembaga, perlu menetapkan Peraturan
Direktur Jenderal Kekayaan Negara tentang Prosedur Kerja dan Bentuk
Surat Dalam Pengelolaan Barang Milik Negara Yang Tidak Digunakan
Untuk Menyelenggarakan Tugas dan Fungsi Kementerian/Lembaga;

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang


Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4855);
2. Keputusan Presiden Nomor 120/M Tahun 2006;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan
Pemindahtanganan Barang Milik Negara;
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/PMK.06/2007 tentang
Penatausahaan Barang Milik Negara;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
233/PMK.05/2011;
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102/PMK.01/2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara;
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan;
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.05/2011 tentang Sistem
Akuntansi Transaksi Khusus;
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/PMK.06/2011 tentang Tata
Cara Pengelolaan Barang Milik Negara Yang Tidak Digunakan Untuk
Menyelenggarakan Tugas dan Fungsi Kementerian/Lembaga;
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

-2-

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA TENTANG


PROSEDUR KERJA DAN BENTUK SURAT DALAM PENGELOLAAN
BARANG MILIK NEGARA YANG TIDAK DIGUNAKAN UNTUK
MENYELENGGARAKAN TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN/
LEMBAGA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara ini, yang dimaksud


dengan:
1. Barang Milik Negara, yang selanjutnya disingkat BMN, adalah semua
barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah.
2. Barang Milik Negara yang tidak digunakan untuk menyelenggarakan
tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga yang selanjutnya disebut BMN
idle adalah BMN berupa tanah dan/atau bangunan pada
Kementerian/Lembaga yang tidak digunakan untuk penyelenggaraan
tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga.
3. Pengelola Barang adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab
menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan BMN.
4. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan
BMN.
5. Kuasa Pengguna Barang adalah kepala satuan kerja atau pejabat yang
ditunjuk oleh Pengguna Barang untuk menggunakan barang yang berada
dalam penguasaannya dengan sebaik-baiknya.
6. Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan,
inventarisasi, dan pelaporan BMN sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
7. Penghapusan adalah tindakan menghapus BMN dari daftar barang
dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang untuk
membebaskan Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang
dan/atau Pengelola Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik
atas barang yang berada dalam penguasaannya.
8. Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna Barang
dalam mengelola dan menatausahakan BMN yang sesuai dengan tugas
dan fungsi instansi yang bersangkutan.
9. Pemanfaatan adalah pendayagunaan BMN yang tidak dipergunakan
sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga dalam bentuk
sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, dan bangun serah
guna/bangun guna serah dengan tidak mengubah status kepemilikan.
10. Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan BMN dengan cara
dijual, dipertukarkan, dihibahkan atau disertakan sebagai modal
pemerintah.
11. Kementerian Negara, yang selanjutnya disebut Kementerian, adalah
perangkat pemerintah yang membidangi masalah tertentu dalam
pemerintahan.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

-3-

12. Lembaga adalah organisasi non kementerian lembaga dan instansi lain
pengguna anggaran yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu
berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 atau peraturan perundang-undangan lainnya.
13. Kantor wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, yang selanjutnya
disebut Kanwil DJKN, adalah instansi vertikal DJKN yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Kekayaan
Negara, dan dalam hal ini merupakan pelaksana pengelolaan BMN di
tingkat wilayah pada Pengelola Barang.
14. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang, yang selanjutnya disebut
KPKNL, adalah instansi vertikal DJKN yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Kanwil DJKN, dan dalam hal ini
merupakan pelaksana pengelolaan BMN di tingkat daerah pada Pengelola
Barang.
15. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, yang selanjutnya disebut
KPPN, adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB)
yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kanwil
DJPB.
16. Direktorat Pengelolaan Kekayaan Negara dan Sistem Informasi, yang
selanjutnya disebut Direktorat PKNSI, adalah unit eselon II pada
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang mempunyai tugas
merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di
bidang pengelolaan kekayaan negara dan sistem informasi.
17. Direktorat Barang Milik Negara, yang selanjutnya disebut Direktorat
BMN, adalah unit eselon II pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
yang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan
standarisasi teknis di bidang BMN.
18. Direktur Jenderal adalah direktur jenderal yang lingkup tugas dan
tanggung jawabnya meliputi pengelolaan BMN.

BAB II
KLARIFIKASI TERTULIS, INVESTIGASI, DAN PENELITIAN

Bagian Kesatu
Klarifikasi Tertulis
Pasal 2

(1) Direktorat BMN, Direktorat PKNSI, Kanwil DJKN, dan KPKNL dapat
menerima dan/atau memperoleh informasi BMN yang terindikasi sebagai
BMN idle dari berbagai sumber.
(2) Sumber informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa hasil
pelaksanaan pengawasan dan pengendalian oleh Pengelola Barang, laporan
dari Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang, hasil penertiban Barang
Milik Negara, Laporan Barang Pengguna/Kuasa Pengguna Semesteran dan
Tahunan, laporan rekapitulasi hasil inventarisasi dari
Kementerian/Lembaga, laporan hasil audit aparat pengawas fungsional
pemerintah, informasi dari media massa, baik cetak maupun elektronik,
dan/atau laporan masyarakat.
(3) Penerima informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meneruskan
semua informasi BMN yang terindikasi sebagai BMN idle melalui surat
kepada KPKNL yang ruang lingkup wilayah kerjanya meliputi Satker
dimana BMN yang terindikasi sebagai BMN idle berada.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

-4-

Pasal 3

(1) Kepala KPKNL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) menugaskan
Kepala Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara untuk menyiapkan konsep
surat permintaan klarifikasi tertulis dan dokumen pendukung kepada
Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang paling lambat 9 (sembilan) hari
kerja sejak informasi diterima untuk disampaikan kepada Kepala KPKNL.
(2) Materi klarifikasi tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk
tetapi tidak terbatas pada identitas dan keberadaan BMN yang terindikasi
sebagai BMN idle, Penggunaan, rencana Penggunaan dalam waktu 3 (tiga)
tahun terhitung sejak terindikasi sebagai BMN idle, dan pelaksanaan
pemanfaatan.
(3) Rencana Penggunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) didukung
dengan dokumen berupa Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga, Rencana Kebutuhan BMN,
dan/atau surat persetujuan terkait dengan penyempurnaan organisasi.
(4) Konsep surat permintaan klarifikasi tertulis dan dokumen pendukung
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sebagaimana diatur dalam
Lampiran I Form IA yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur Jenderal ini dan ditandatangani oleh Kepala KPKNL
paling lambat 3 (tiga) hari kerja.

Pasal 4

(1) Dalam hal jawaban klarifikasi tertulis dari Pengguna Barang/Kuasa


Pengguna Barang menyatakan bahwa terdapat rencana penggunaan atau
rencana pemanfaatan, Kepala KPKNL menugaskan Kepala Seksi
Pengelolaan Kekayaan Negara untuk melakukan pemantauan terhadap
realisasi pelaksanaan perencanaan penggunaan atau pemanfaatan tersebut.
(2) Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain dilakukan
melalui cara:
a. meminta laporan perkembangan realisasi pelaksanaan, perencanaan,
termasuk dokumen terkait yang diperlukan;
b. menugaskan staf untuk melakukan pemantauan secara langsung dalam
bentuk peninjauan lapangan.
(3) Permintaan laporan perkembangan realisasi pelaksanaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a dilakukan secara semesteran.
(4) Kepala Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara menyusun laporan hasil
pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b
dengan format sebagaimana diatur dalam Lampiran I form IB dan form IC
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal
ini dan menyampaikannya kepada Kepala KPKNL.
(5) Laporan hasil pemantauan peninjauan lapangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) dilampiri dengan foto/gambar BMN dan Berita Acara
Peninjauan Lapangan yang disusun sebagaimana diatur dalam Lampiran I
form ID yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal ini.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

-5-

Bagian Kedua
Investigasi
Pasal 5

(1) Kepala KPKNL menugaskan Kepala Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara


untuk melakukan investigasi terhadap Penggunaan dan Pemanfaatan BMN
yang terindikasi sebagai BMN idle apabila:
a. masih memerlukan kejelasan atas materi jawaban klarifikasi tertulis,
seperti ketidakwajaran terhadap rencana penggunaan dan/atau
rencana pemanfaatan;
b. Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang tidak menyampaikan
jawaban klarifikasi tertulis sampai dengan batas waktu yang telah
ditentukan; atau
c. terdapat temuan permasalahan dari hasil pemantauan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4.
(2) Prosedur kerja pelaksanaan investigasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi tetapi tidak terbatas pada:
a. mengumpulkan dan mengklasifikasikan dokumen dan informasi terkait
BMN yang terindikasi sebagai BMN idle;
b. melakukan penelitian awal terhadap dokumen sebagaimana dimaksud
pada huruf a untuk persiapan peninjauan lapangan;
c. melakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti Kementerian/
Lembaga, Pemerintah Daerah, atau pihak lain;
d. melakukan peninjauan lapangan guna mengumpulkan informasi dari
instansi terkait, Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang atau
masyarakat yang dituangkan dalam Berita Acara Peninjauan Lapangan;
dan
e. menyusun laporan pelaksanaan investigasi.
(3) Laporan Pelaksanaan Investigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf e disusun sebagaimana diatur dalam Lampiran I Form IE yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini,
dilampiri dengan Berita Acara Peninjauan Lapangan, foto/gambar BMN,
dan dokumen-dokumen pendukung dan disampaikan kepada Kepala
KPKNL.
Bagian Ketiga
Penelitian

Pasal 6

(1) Kepala KPKNL menugaskan Kepala Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara


untuk melakukan penelitian terhadap jawaban klarifikasi tertulis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan/atau hasil investigasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.
(2) Prosedur kerja Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
tetapi tidak terbatas pada:
a. melakukan analisis kesesuaian antara data yang diinformasikan dengan
data yang tercatat pada Daftar Barang Pengelola/Pengguna;
b. melakukan analisis kesesuaian antara tugas dan fungsi
Kementerian/Lembaga dengan peruntukan BMN yang diindikasikan
sebagai BMN idle; dan
c. menyusun laporan hasil penelitian.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

-6-

(3) Laporan Hasil Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c
disusun dengan format sebagaimana diatur dalam Lampiran I Form IF
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal
ini dan disampaikan kepada Kepala KPKNL.

BAB III
PENETAPAN DAN PENYERAHAN
Bagian Kesatu
Penetapan
Pasal 7

(1) Dalam hal berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6, BMN tersebut tidak memenuhi kriteria sebagai BMN idle, Kepala KPKNL
menugaskan Kepala Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara untuk menyusun
konsep Surat Pemberitahuan kepada Pengguna Barang/Kuasa Pengguna
Barang dengan format sebagaimana diatur dalam Lampiran II Form IIA
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal
ini.
(2) Kepala KPKNL menandatangani Surat Pemberitahuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan menyampaikannya kepada Pengguna
Barang/Kuasa Pengguna Barang.

Pasal 8

(1) Dalam hal berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6, BMN memenuhi kriteria sebagai BMN idle, maka Kepala KPKNL
menugaskan Kepala Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara untuk menyusun
konsep Surat Keputusan Penetapan BMN tersebut sebagai BMN idle dengan
format sebagaimana diatur dalam Lampiran II Form IIB yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.

(2) Kepala KPKNL menandatangani Surat Keputusan Penetapan BMN sebagai


BMN idle sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan menyampaikan kepada
Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang.

Bagian Kedua
Penyerahan
Pasal 9

(1) Kepala KPKNL menerima penyerahan BMN idle dari Pengguna


Barang/Kuasa Pengguna Barang.
(2) Penyerahan BMN idle sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan
dalam Berita Acara Serah Terima antara Kepala KPKNL dengan Pengguna
Barang/Kuasa Pengguna Barang disertai dengan:
a. dokumen-dokumen yang berhubungan dengan BMN idle;
b. surat pernyataan dari Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang yang
menyatakan mengenai tidak adanya permasalahan yang melekat pada
BMN idle tersebut dan kesediaan Pengguna Barang untuk bertanggung
jawab penuh apabila dikemudian hari terdapat permasalahan atas
BMN idle selama berada dalam pengelolaannya.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

-7-

(3) Berita Acara Serah Terima sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun
sebagaimana diatur dalam Lampiran II Form IIC yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.
(4) Dalam hal diperlukan, Kepala KPKNL dapat menugaskan Kepala Seksi
Pengelolaan Kekayaan Negara untuk melakukan pengecekan administrasi
dan pengecekan fisik atas BMN idle yang akan diserahkan oleh Pengguna
Barang/Kuasa Pengguna Barang sebelum ditandatanganinya Berita Acara
Serah Terima.
(5) Dalam hal terdapat temuan dalam pengecekan administrasi dan
pengecekan fisik atas BMN idle sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
temuan tersebut dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima sebagaimana
dimaksud pada ayat (2).

Pasal 10

(1) Kepala KPKNL menugaskan Kepala Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara


menyiapkan konsep laporan pelaksanaan serah terima BMN idle
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.

(2) Kepala KPKNL menandatangani laporan pelaksanaan serah terima BMN


idle dan menyampaikan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan Kepala
Kanwil DJKN dengan dilampiri copy Berita Acara Serah Terima BMN idle
paling lambat 6 (enam) hari kerja sejak Berita Acara Serah Terima
ditandatangani.

BAB IV
PENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN

Pasal 11

(1) Kepala KPKNL menugaskan Kepala Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara


untuk melakukan pengamanan dan pemeliharaan BMN idle setelah
ditandatanganinya Berita Acara Serah Terima dan diterimanya fisik BMN
idle.

(2) Pengamanan dan pemeliharaan BMN idle sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi tetapi tidak terbatas pada:
a. pengamanan administrasi antara lain kegiatan inventarisasi,
pembukuan, pelaporan dan penyimpanan dokumen kepemilikan dan
bukti-bukti lain yang berkaitan dengan BMN idle;
b. pengamanan fisik antara lain pemagaran dan pemasangan tanda batas,
pemasangan tanda penguasaan, penjagaan keamanan;
c. pengamanan hukum antara lain penanganan masalah hukum; dan
d. pemeliharaan antara lain perawatan kebersihan gedung, halaman,
pengecatan.

(3) Kepala Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara melaporkan pelaksanaan


pengamanan dan pemeliharaan BMN idle sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) melalui Nota Dinas kepada Kepala KPKNL.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

-8-

BAB V
TINDAK LANJUT ATAS PENYERAHAN BMN IDLE

Pasal 12

Terhadap BMN idle yang telah diserahkan oleh Pengguna Barang/Kuasa


Pengguna Barang, Direktur Jenderal selaku Pengelola Barang melakukan:
a. penetapan status penggunaan;
b. pemanfaatan;
c. pemindahtanganan; atau
d. penghapusan.

Pasal 13

Pengguna Barang mengajukan permohonan penggunaan BMN idle kepada


Direktur Jenderal dengan menyertakan sekurang-kurangnya :
a. alasan permohonan Penggunaan BMN idle;
b. tujuan penggunaan; dan
c. kebutuhan atas luas tanah dan/atau bangunan.

Pasal 14

(1) Direktur Jenderal menugaskan Direktur PKNSI untuk meneliti kelayakan


permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13.
(2) Direktur PKNSI melakukan penelitian kelayakan berpedoman pada standar
barang, standar kebutuhan, rencana kebutuhan BMN dan/atau rencana
kebutuhan tahunan BMN dari Pengguna Barang, atau dokumen lain seperti
rencana kerja dan/atau surat persetujuan terkait dengan penyempurnaan
organisasi.
(3) Dalam hal permohonan dapat disetujui, Direktur PKNSI membuat konsep
surat persetujuan dan menyampaikannya kepada Direktur Jenderal untuk
ditetapkan.
(4) Dalam hal permohonan tidak disetujui, Direktur PKNSI membuat konsep
surat penolakan dan menyampaikannya kepada Direktur Jenderal untuk
ditetapkan.
(5) Direktur Jenderal menandatangani surat persetujuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) atau surat penolakan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) yang disusun sebagaimana diatur dalam Lampiran III Form IIIA
dan IIIB yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal ini, dan menyampaikannya kepada Pengguna Barang dengan
tembusan kepada KPKNL yang melaporkan.

Pasal 15

(1) Berdasarkan surat persetujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat


(5), Kepala KPKNL menyerahkan BMN idle kepada Pengguna
Barang/Kuasa Pengguna Barang.
(2) Penyerahan BMN idle sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan
dalam Berita Acara Serah Terima sebagaimana diatur dalam Lampiran III
Form IIIC yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur Jenderal ini.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

-9-

Pasal 16

(1) Berdasarkan Berita Acara Serah Terima sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 15, Kepala KPKNL menugaskan Kepala Seksi Pengelolaan Kekayaan
Negara untuk membuat konsep laporan pelaksanaan serah terima BMN
idle.
(2) Kepala KPKNL menandatangani laporan pelaksanaan serah terima BMN
idle dan menyampaikannya kepada Direktur Jenderal dengan tembusan
kepada Kepala Kanwil DJKN dengan melampirkan copy Berita Acara Serah
Terima paling lambat 6 (enam) hari kerja sejak Berita Acara Serah Terima
ditandatangani.

Pasal 17

(1) Berdasarkan Berita Acara Serah Terima sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 16, Direktur Jenderal menugaskan Direktur PKNSI untuk membuat
konsep surat keputusan penghapusan.
(2) Direktur PKNSI menyusun konsep surat keputusan penghapusan dan
menyampaikannya kepada Direktur Jenderal untuk ditetapkan.
(3) Direktur Jenderal menetapkan surat keputusan penghapusan dan
salinannya disampaikan kepada Kepala Kanwil DJKN dan Kepala KPKNL
untuk ditindaklanjuti dengan penghapusan BMN idle tersebut dari Daftar
BMN idle.
(4) Keputusan penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disusun
sebagaimana diatur dalam Lampiran III Form IIID yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.

Pasal 18

Prosedur kerja Penetapan status Penggunaan, Pemanfaatan, dan


Pemindahtanganan BMN idle mengacu pada ketentuan peraturan perundangan-
undangan di bidang BMN.

BAB VI
PENATAUSAHAAN DAN PELAPORAN

Pasal 19

Prosedur kerja penatausahaan dan pelaporan BMN idle yang telah


diserahterimakan kepada Pengguna Barang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

BAB VII
SANKSI

Pasal 20

(1) Dalam hal Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang belum


menyerahkan BMN idle terhitung sejak 14 (empat belas) hari kerja setelah
surat keputusan penetapan BMN idle disampaikan, Kepala KPKNL
menugaskan Kepala Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara menyusun
konsep surat peringatan I kepada Kuasa Pengguna Barang dengan
tembusan kepada Pengguna Barang.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

- 10 -

(2) Kepala KPKNL menandatangani surat peringatan I dan


menyampaikannya kepada Kuasa Pengguna Barang dengan tembusan
kepada Pengguna Barang.
(3) Dalam hal Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang belum
menyerahkan BMN idle setelah 7 (tujuh) hari kerja sejak surat peringatan I
ditandatangani, Kepala KPKNL menugaskan Kepala Seksi Pengelolaan
Kekayaan Negara membuat konsep surat peringatan II.
(4) Kepala KPKNL menandatangani surat peringatan II dan
menyampaikannya kepada Kuasa Pengguna Barang dengan tembusan
kepada Pengguna Barang.
(5) Surat peringatan I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan surat
peringantan II sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disusun sebagaimana
diatur dalam Lampiran IV form IVA dan IVB yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.

Pasal 21

(1) Dalam hal surat peringatan II tidak dilaksanakan, Kepala KPKNL


menugaskan Kepala Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara untuk menyusun
konsep surat pengenaan sanksi berupa:
a. rekomendasi kepada Kepala KPPN berupa pembekuan dana
pemeliharaan BMN atas tanah dan/atau bangunan yang telah
ditetapkan sebagai BMN idle
b. keputusan penundaan penyelesaian atas usulan Pemanfaatan,
Pemindahtanganan, atau Penghapusan BMN yang diajukan oleh
Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang.
(2) Kepala KPKNL menandatangani surat pengenaan sanksi dan
menyampaikannya kepada KPPN dan Pengguna Barang/Kuasa Pengguna
Barang.
(3) Surat pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun
sebagaimana diatur dalam Lampiran IV form IVC dan IVD yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.

Pasal 22

(1) Sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 menjadi hapus apabila


Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang telah menyerahkan BMN yang
ditetapkan sebagai BMN idle kepada Kepala KPKNL.
(2) Kepala KPKNL menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada
Kepala KPPN bahwa sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 sudah
tidak berlaku lagi.

Pasal 23

Dalam hal sampai dengan batas waktu yang ditentukan, Pengguna


Barang/Kuasa Penguna Barang belum menyerahkan BMN idle karena terdapat
permasalahan hukum, maka terhadap Pengguna Barang/Kuasa Pengguna
Barang belum dapat dikenakan sanksi sampai dengan permasalahan hukum
diselesaikan.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

- 11 -

BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 24

Dalam hal lokasi Satuan Kerja dan lokasi BMN yang terindikasi sebagai BMN idle
tidak berada dalam satu wilayah kerja KPKNL, maka:
a. kegiatan klarifikasi tertulis, investigasi, penelitian, penetapan BMN idle,
pengenaan dan pencabutan sanksi dilakukan oleh KPKNL yang wilayah
kerjanya satu lokasi dengan Satuan Kerja;
b. kegiatan penyerahan, penatausahaan, pengawasan, pengendalian,
pengamanan dan pemeliharaan BMN idle dilakukan oleh KPKNL yang
wilayah kerjanya meliputi lokasi BMN idle.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 25

Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 24 Agustus 2012
DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA,

ttd.

HADIYANTO
NIP 19621010 198703 1 006

Salinan sesuai dengan aslinya


Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
u.b.
Plt. Kepala Bagian Umum

Mas Agus Subakti


NIP 197101051996031001
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
NOMOR: PER- 5/KN/2012
TENTANG PROSEDUR KERJA DAN BENTUK SURAT
DALAM PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG
TIDAK DIGUNAKAN UNTUK MENYELENGGARAKAN
TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN/LEMBAGA

FORM. IA SURAT PERMINTAAN KLARIFIKASI TERTULIS DAN DOKUMEN PENDUKUNG

KOP .....(1)
Nomor : S- ... /MK.6/WKN. .../KNL. .../... (2) Tanggal, Bulan, Tahun
Sifat : Segera
Hal : Permintaan Klarifikasi Tertulis
dan Dokumen Pendukung

Yth ........(3)

Sehubungan dengan ……………..(4) bahwa BMN berupa …….(5) yang berlokasi di …….(6)
yang berada dalam penguasaan Saudara, merupakan BMN yang terindikasi sebagai BMN idle.
Berdasarkan Pasal 16 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun 2008 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/PMK.06/2011 tentang Tata Cara
Pengelolaan Barang Milik Negara Yang Tidak Digunakan Untuk Menyelenggarakan Tugas Dan
Fungsi Kementerian/Lembaga, Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang wajib
menyerahkan tanah dan/atau bangunan tidak digunakan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi
Kementerian/Lembaga kepada Pengelola Barang.
Terkait dengan hal tersebut, diminta Saudara menyampaikan kepada kami berupa:
1. Penjelasan terkait BMN berupa … (5) yang berada di … (6) yang terindikasi sebagai BMN idle,
meliputi:
a. Identitas BMN;
b. Status Kepemilikan BMN;
c. Status Penggunaan BMN;
d. … (7).
2. Salinan/Copy dokumen pendukung atas BMN tersebut, meliputi:
a. Dokumen Kepemilikan Tanah dan/atau IMB gedung/bangunan;
b. Dokumen Penggunaan dan/atau Rencana Penggunaan;
c. Dokumen Pemanfaatan (perjanjian dengan pihak ke-3);
d. Kartu Identitas Barang (KIB);
e. … (8).
Penjelasan/jawaban tertulis beserta dokumen dimaksud, kiranya dapat kami terima paling
lambat 3 (tiga) bulan sejak terbitnya surat ini.
Demikian kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara disampaikan terima kasih.

a.n. Menteri Keuangan


Kepala KPKNL ...,

..............................
NIP ................
Tembusan:
1. Menteri Keuangan cq. Direktur Jenderal Kekayaan Negara;
2. Menteri/Pimpinan……..; (9)
3. Inspektur Jenderal/Pengawas Internal……; (9)
4. Direktur BMN;
5. Direktur PKNSI;
6. Kepala Kanwil … (10)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-2-

CARA PENGISIAN FORM. IA


FORMAT SURAT PERMINTAAN KLARIFIKASI TERTULIS
DAN DOKUMEN PENDUKUNG

(1) Disesuaikan dengan ketentuan tata naskah dinas di lingkungan Kementerian Keuangan.
(2) Disesuaikan dengan ketentuan tata persuratan dinas di lingkungan DJKN.
(3) Diisi Kepala Satuan Kerja (Kuasa Pengguna Barang) dan alamat kantor.
(4) Diisi dengan sumber informasi BMN yang terindikasi sebagai BMN idle.
(5) Jenis BMN yang terindikasi sebagai BMN idle, misal: tanah atau bangunan.
(6) Alamat / lokasi BMN berada.
(7) Dapat ditambah permintaan penjelasan lain yang diperlukan.
(8) Dapat ditambahkan salinan dokumen pendukung lainnya yang diperlukan.
(9) Sesuai Pengguna Barang yang bersangkutan.
(10) Kanwil DJKN yang membawahi KPKNL tersebut.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-3-

FORM. IB LAPORAN HASIL PEMANTAUAN SEMESTERAN

Laporan Hasil Pemantauan


Atas BMN Yang Terindikasi Sebagai BMN Idle
Per .....
Kode KPKNL : ....
Nama KPKNL : ....
Kuasa Pengguna Uraian Surat Klarifikasi Tertulis Surat Jawaban Klarifikasi Progress Rencana
No Keterangan
Barang Barang Nomor Tgl Nomor Tgl Penggunaan/ Pemanfaatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

..............., .........................
Kepala

.................................................
NIP .........................................
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-4-

CARA PENGISIAN FORM. IB


FORMAT LAPORAN HASIL PEMANTAUAN SEMESTERAN

1. Nomor Urut.
2. Diisi 17 digit Kode Lokasi KPB, Uraian Satker dan Alamat Satker.
Misal: 075.01.0100.437931.000.KD
Stasiun Meteorologi Kemayoran
Jl. Angkasa Kemayoran No.8 Jakarta.

3. Diisi Kode Barang, NUP, Uraian Barang.


Misal: 2010202002.001
Tanah Kosong yang sudah ada Peruntukannya

4. Nomor Surat Klarifikasi tertulis.


5. Tanggal Surat Klarifikasi tertulis.
6. Nomor Surat Jawaban Atas Klarifikasi Tertulis.
7. Tanggal Surat Jawaban atas Klarifikasi Tertulis.
8. Diisi Progress pemantauan.
Misal: - Telah Digunakan untuk ....
- Diusulkan pada DIPA TA.201X
- Surat usulan Pemanfaatan Nomor ... Tanggal ...
- Surat Persetujuan Pemanfaatan Nomor ... Tanggal ...
Bila belum ada progress menurut pemantauan yang pernah dilakukan cukup diungkap bahwa
tidak ada progress.
9. Diisi informasi lainnya yang dianggap perlu.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-5-

FORM. IC LAPORAN HASIL PEMANTAUAN FISIK/LAPANGAN

KOP …..(1)

LAPORAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN FISIK


ATAS BMN YANG TERINDIKASI SEBAGAI BMN IDLE
PADA … (2)
NOMOR LAP- ... /WKN. .../KNL. .../... (3)

A. PENDAHULUAN
1. Dasar Pelaksanaan Kegiatan
a. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun 2008;
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/PMK.06/2011 tentang Tata Cara Pengelolaan
Barang Milik Negara Yang Tidak Digunakan Untuk Menyelenggarakan Tugas dan
Fungsi Kementerian/Lembaga;
c. Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor ... Tahun ...... tentang
Prosedur Kerja dan Bentuk Surat Dalam Pengelolaan Barang Milik Negara Yang
Tidak Digunakan Untuk Menyelenggarakan Tugas dan Fungsi
Kementerian/Lembaga;
d. Surat Permintaan Klarifikasi tertulis …. (4);
e. Surat Jawaban Klarifikasi dari ... (2) Nomor ....(5);
f. Surat Tugas dari ... (6).

2. Latar Belakang
Dalam rangka akuntabilitas pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) dengan tetap
menjunjung tinggi tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), diperlukan
penggunaan BMN secara tepat, efektif dan optimal untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi
Kementerian/Lembaga. Dalam pelaksanaan pengelolaan BMN masih dijumpai BMN
khususnya tanah dan/atau bangunan yang sudah tidak digunakan untuk pelaksanaan tugas
dan fungsi.
Berdasarkan informasi/data yang berasal dari…....... (7) terdapat BMN yang terindikasi
sebagai BMN idle pada .... (2) berupa ... (8) yang berlokasi di ... (9).
Sebagai tindak lanjut atas surat klarifikasi ... (4) dan surat jawaban dari ... (2) Nomor ... (5),
serta dari informasi yang diperoleh selama proses pemantauan terhadap BMN tersebut,
menurut hemat kami, diperlukan pelaksanaan kegiatan pemantauan fisik BMN berupa
tanah dan/atau bangunan yang terindikasi sebagai BMN idle.

3. Maksud dan Tujuan


a. Memperoleh gambaran fisik yang dapat dipertanggungjawabkan terhadap pertanyaan
dan permasalahan lain yang terkait dengan keberadaan, penggunaan, kondisi terkini
atas BMN berupa ... (8) yang terindikasi sebagai BMN idle pada ... (2).
b. Memperoleh pertimbangan yang benar sebagai dasar kebijakan yang perlu diambil
dalam menindaklanjuti surat jawaban dari ... (2) Nomor
... (5) atas BMN berupa ... (8) yang terindikasi sebagai BMN idle pada ... (2).
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-6-

B. HASIL PEMANTAUAN FISIK


1. Objek Pemantauan:
a. Identitas Kuasa Pengguna Barang (KPB)
1) Kode Lokasi : ......................................................................................... (10)
2) Nama KPB : ......................................................................................... (11)
3) Alamat : .........................................................................................
......................................................................................... (12)
Telp: ........................... Faksimile: ............................. (12)

b. Identitas Barang Milik Negara Berupa Tanah :


1) Kode Barang : ............................................... NUP/No KIB:................ (13)
2) Nama Barang : ........................................................................................... (14)
3) Lokasi : .........................................................................................
........................................................................................... (15)
4) Peruntukan : ........................................................................................... (16)
5) Jumlah Bangunan : .............. Unit Bangunan (17)
6) Luas : Tanah : ………… m 2 (18)
7) Batas-batas : Utara : .......................................................................
Timur : .......................................................................
Selatan : .......................................................................
Barat : ........................................................................ (19)
8) Kondisi : .......................................................................................... (20)

c. Identitas Barang Milik Negara Berupa Bangunan :


1) Kode Barang : ............................................... NUP/No KIB:....... /...... (21)
2) Nama Barang : ........................................................................................... (22)
3) Lokasi : ...........................................................................................
........................................................................................... (23)
4) Peruntukan : ........................................................................................... (24)
5) Luas : Bangunan : .................. m2
Dasar Bangunan : .......... m2 (25)
6) Jumlah Lantai : ........................ Lantai (26)
7) Kondisi : ........................................................................................... (27)

2. Pengungkapan Hasil Pemantauan


a. Kondisi BMN
..................................................................................................................................
.................................................................................................................................. (28)
b. Penggunaan
..................................................................................................................................
.................................................................................................................................. (29)
c. Informasi Publik
..................................................................................................................................
.................................................................................................................................. (30)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-7-

C. PENUTUP
.............................................................................................................................................
............................................................................................................................................. (31)

Dibuat di.........(32)
Pada tanggal.....
Petugas Pelaksana Pemantauan Lapangan (33)

1. ....
2. ....
3. ….
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-8-

CARA PENGISIAN FORM. IC


FORMAT LAPORAN HASIL PEMANTAUAN FISIK
ATAS BMN YANG TERINDIKASI SEBAGAI BMN IDLE

(1) Disesuaikan dengan Kop surat masing-masing KPKNL.


(2) Nama Satker dan Kementerian/Lembaga, misal: Stasiun Meteorologi Kemayoran Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
(3) Nomor Laporan disesuaikan dengan ketentuan tata persuratan dinas di lingkungan DJKN.
(4) Nomor, tanggal dan perihal surat klarifikasi tertulis yang dikirimkan KPKNL kepada
Satuan Kerja (Kuasa Pengguna Barang).
(5) Diisi Nomor, tanggal dan perihal surat, jika ada surat jawaban dari Kementerian/Lembaga
c.q Satuan Kerja yang bersangkutan atas Surat Permintaan Klarifikasi tertulis yang dibuat
KPKNL.
(6) Nama KPKNL yang menugaskan pemantauan lapangan disertai Nomor dan Tanggal
Surat Tugas dari Kepala KPKNL dimaksud.
(7) Sumber informasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan yang terindikasi sebagai BMN
idle.
(8) Jenis BMN yang terindikasi sebagai BMN idle, misal: tanah atau bangunan.
(9) Lokasi/alamat BMN berupa tanah dan/atau bangunan yang terindikasi sebagai BMN idle.
(10) Kode Lokasi Kuasa Pengguna Barang dengan format :
<kode KL>.<Kode Eselon I>.<Kode Wilayah>.<Kode Satker>.<Jenis Kewenangan>
Contoh: 075.01.0100.123456.KD
(11) Nama Satker dengan format nama Kuasa Pengguna Barang, Kanwil (bila ada), Eselon I
(jika dalam struktur organisasinya hanya terdiri dari satu unit Eselon I penyebutannya
dapat ditiadakan), Kementerian/Lembaga.
Contoh: Stasiun Meteorologi Kemayoran, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
(12) Alamat Lengkap satker yang menguasai BMN berupa tanah dan/atau bangunan yang
terindikasi sebagai BMN Idle, beserta nomor telepon dan faksimile.

B.1.b) Isian Tanah diperuntukan BMN idle berupa tanah, bilamana hanya bangunannya yang idle
maka formulir isian tanah dapat ditiadakan.
(13) Kode Barang berupa tanah sesuai PMK 29/PMK.06/2010 beserta Nomor Urut Pendaftaran
dan Nomor KIB menurut pembukuan di Aplikasi SIMAK BMN,
Contoh:
Kode Barang: 2010202002 NUP/KIB: 1/1.
Bila ternyata tidak tercatat dalam Aplikasi SIMAK BMN, disebutkan BMN belum dicatat.
(14) Nama Jenis BMN sesuai PMK 29/PMK.06/2010, menurut pembukuan di Aplikasi SIMAK
BMN,
Contoh: Tanah Kosong Yang Sudah Diperuntukkan.
Bila ternyata tidak tercatat dalam Aplikasi SIMAK BMN, cukup disebutkan Tanah.
(15) Lokasi BMN secara detil meliputi Nama/Nomor Jalan, Desa, Kecamatan, Kab./Kota,
Provinsi.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-9-

(16) Peruntukan BMN berupa Tanah yang terindikasi BMN idle pada saat dilakukan
pemantauan.
Contoh: - Tanah Kosong;
- Tanah Digunakan untuk Rumah/Hunian/Kebun Warga setempat;
- Lapangan Sepakbola;
- Berdiri bangunan/gedung/gudang kosong (tidak dipakai).
(17) Diisi jumlah unit bangunan di atas tanah tersebut, bila ada bangunan dan bukan
bangunan liar (illegal).
(18) Diisi luas tanah seluruhnya.
(19) Hanya untuk BMN berupa tanah diungkapkan batas tanah tersebut dengan sekitarnya.
(20) Kondisi Tanah yang terindikasi sebagai BMN idle, yaitu: Baik, Rusak Ringan, dan/atau Rusak
Berat.
B.1.c) Isian Identitas BMN Berupa bangunan diisi bila BMN idle berupa Gedung/Bangunan,
bilamana hanya tanahnya yang idle maka isian bangunan dapat ditiadakan. Apabila dalam
satu hamparan tanah terdapat 2 atau lebih gedung/bangunan idle dapat ditambahkan isian
bangunan lagi di Nomor d) atau c) jika tanah tidak idle dan seterusnya.
(21) Kode Barang sesuai PMK 29/PMK.06/2010 beserta Nomor Urut Pendaftaran dan Nomor
KIB menurut pembukuan di Aplikasi SIMAK BMN.
Bila ternyata tidak tercatat dalam Aplikasi SIMAK BMN, disebutkan BMN belum dicatat.
(22) Nama Jenis BMN sesuai PMK 29/PMK.06/2010, menurut pembukuan di Aplikasi SIMAK
BMN.
Bila ternyata tidak tercatat dalam Aplikasi SIMAK BMN, cukup disebutkan Gedung
dan/atau Bangunan.
(23) Lokasi bangunan secara detil meliputi Nama/Nomor Jalan, Desa, Kecamatan, Kab./Kota,
Provinsi. Bila BMN Idle dalam Form ini termasuk didalamnya Tanah, maka isian lokasi
untuk identitas Bangunan dapat ditiadakan.
(24) Peruntukan BMN berupa bangunan yang terindikasi BMN idle pada saat dilakukan
pemantauan.
(25) Diisi Luas Total Bangunan dan Luas Dasar Bangunan (luas tanah terpakai untuk
bangunan).
(26) Diisi jumlah lantai pada bangunan tersebut.
(27) Kondisi Gedung dan/atau Bangunan yang terindikasi sebagai BMN idle, yaitu: Baik, Rusak
Ringan, dan/atau Rusak Berat.
(28) Diuraikan kondisi terkini atas BMN berupa tanah dan/atau bangunan yang terindikasi
sebagai BMN idle tersebut, meliputi: kondisi fisik BMN, perubahan-perubahan yang
pernah dilakukan (yang terjadi sejak diperoleh), fasilitas yang melekat pada BMN tersebut
dan gambaran fisik lainnya atas BMN berupa tanah dan/atau bangunan yang terindikasi
sebagai BMN Idle.
(29) Diuraikan keterangan mengenai penggunaan/pemanfaatan BMN Tanah dan/atau
Bangunan yang terindikasi sebagai BMN idle pada saat dilaksanakan pemantauan fisik,
baik yang dilakukan oleh satkernya, atau pihak-pihak lain yang memanfaatkan, dengan
atau tanpa izin.
(30) Apabila diperlukan, informasi dapat diperoleh dari masyarakat dengan melakukan
koordinasi instansi terkait seperti Kementerian/Lembaga lain, Pemerintah Daerah, atau
pihak lainnya disekitar lokasi BMN tersebut, kemudian diungkapkan informasi-informasi
tersebut dengan jelas.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 10 -

(31) Kesimpulan dari kegiatan pemantauan fisik tersebut, yang dapat mendukung bahwa
jawaban/klarifikasi dari Satker sesuai dengan kondisi fisik BMN tersebut.
(32) Lokasi KPKNL berada.
(33) Petugas pelaksana pemantauan fisik BMN.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 11 -

FORM. ID BERITA ACARA PENINJAUAN LAPANGAN

KOP …..(1)

BERITA ACARA PENINJAUAN LAPANGAN


ATAS BMN YANG TERINDIKASI SEBAGAI BMN IDLE
PADA … (2)
NOMOR BA- .../WKN. .../KNL. .../... (3)

Pada hari ....tanggal ... bulan ... tahun ... (4), bertempat di .... (5), kami telah melakukan peninjauan
fisik BMN dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan, dengan hasil sebagai berikut :
A. Data Tanah:
1. Nama Barang : ......................................................................................... (6)
2. Lokasi : .........................................................................................
......................................................................................... (7)
3. Peruntukan : ......................................................................................... (8)
4. Luas : Tanah : ………… m2 (9)
5. Jumlah : .............. Unit Bangunan (10)
6. Batas-batas : Utara : .......................................................................
Timur : .......................................................................
Selatan : .......................................................................
Barat : ....................................................................... (11)
B. Data Bangunan
1) Nama Barang : ......................................................................................... (12)
2) Peruntukan : ......................................................................................... (13)
3) Lokasi : ......................................................................................... (14)
4) Luas : Bangunan : .................. m2
Dasar Bangunan : .......... m2 (15)
5) Jumlah : ........................ Lantai (16)
6) Kondisi : ......................................................................................... (17)

Berita Acara ini dibuat sebagai bagian dari kegiatan……….(18) atas tanah dan/atau bangunan yang
terindikasi sebagai BMN Idle. Hal-hal penting lainnya mengenai data dimaksud disajikan
dalam………..(19). Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Berita Acara ini, maka akan
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Tim Peninjau … (20) Tim Peninjau … (21)


1. ..... 1. .....
NIP .... NIP ....
2. ..... 2. .....
NIP .... NIP ....
3. ..... 3. .....
NIP .... NIP ....
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 12 -

CARA PENGISIAN FORM. ID


FORMAT BERITA ACARA PENINJAUAN LAPANGAN
ATAS BMN YANG TERINDIKASI SEBAGAI BMN IDLE

(1) Disesuaikan dengan Kop surat masing-masing KPKNL.


(2) Nama Satker dan Kementerian/Lembaga, misal: Stasiun Meteorologi Kemayoran Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
(3) Nomor Berita Acara disesuaikan dengan ketentuan tata persuratan dinas di lingkungan
DJKN.
(4) Hari, Tanggal, Bulan dan Tahun pelaksanaan peninjauan fisik lapangan.
(5) Kota Lokasi BMN dilakukan pemantauan.
Isian Data Tanah untuk BMN yang terindikasi idle berupa Tanah, bilamana tanahnya tidak idle maka
isian Data Tanah dapat ditiadakan.
(6) Nama Jenis BMN sesuai PMK Nomor 29/PMK.06/2010, menurut pembukuan di Aplikasi
SIMAK BMN, misal: Tanah Kosong Yang Sudah Diperuntukkan.
Bila ternyata tidak tercatat dalam Aplikasi SIMAK BMN, cukup disebutkan Tanah.
(7) Lokasi tanah secara detil meliputi Nama/Nomor Jalan, Desa, Kecamatan, Kab./Kota,
Provinsi.
(8) Peruntukan BMN berupa Tanah yang terindikasi BMN idle pada saat dilakukan
peninjauan.
Contoh: - Tanah Kosong;
- Tanah Digunakan untuk Rumah/Hunian/Kebun Warga setempat;
- Lapangan Sepakbola;
- Berdiri bangunan/gedung/gudang kosong (tidak dipakai).
(9) Diisi Luas tanah seluruhnya.
(10) Diisi jumlah unit bangunan di atas tanah tersebut, bila terdapat bangunan idle di atasnya.
(11) Batas tanah tersebut dengan sekitarnya.
Isian Data Bangunan diperuntukkan BMN idle berupa Gedung/Bangunan, bilamana hanya tanahnya
yang idle maka isian bangunan dapat ditiadakan. Apabila dalam satu hamparan tanah terdapat 2 atau
lebih gedung/bangunan idle dapat ditambahkan isian bangunan lagi di Nomor C) atau B) jika tanah
tidak idle dan seterusnya.
(12) Nama Jenis BMN sesuai PMK 29/PMK.06/2010, menurut pembukuan di Aplikasi SIMAK
BMN.
Bila ternyata tidak tercatat dalam Aplikasi SIMAK BMN, cukup disebutkan Gedung
dan/atau Bangunan.
(13) Peruntukan BMN berupa bangunan yang terindikasi sebagai BMN idle pada saat
dilakukan pemantauan.
(14) Lokasi bangunan secara detil meliputi Nama/Nomor Jalan, Desa, Kecamatan, Kab./Kota,
Provinsi. Apabila BMN Idle dalam Form ini termasuk didalamnya Tanah, maka isian
lokasi untuk identitas Bangunan dapat ditiadakan.
(15) Diisi Luas Total Bangunan dan Luas Dasar Bangunan (luas tanah terpakai untuk
bangunan).
(16) Diisi jumlah lantai pada bangunan tersebut.
(17) Kondisi Gedung dan/atau Bangunan yang terindikasi sebagai BMN idle, yaitu: Baik, Rusak
Ringan, dan/atau Rusak Berat.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 13 -

(18) Diisi dengan jenis kegiatan yang dilakukan apakah pemantauan lapangan atau investigasi.
(19) Diisi dengan jenis laporan yang dibuat yaitu Laporan Hasil Pemantauan Fisik atau
Laporan hasil investigasi, disesuaikan dengan jenis kegiatan yang dilakukan.
(20) Petugas yang melakukan peninjauan Lapangan dari KPKNL.
(21) Petugas yang melakukan peninjauan Lapangan dari Satker atau Kuasa Pengguna Barang.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 14 -

FORM. IE LAPORAN PELAKSANAAN INVESTIGASI

KOP …..(1)

LAPORAN PELAKSANAAN INVESTIGASI


ATAS BMN YANG TERINDIKASI SEBAGAI BMN IDLE
PADA … (2)
NOMOR LAP- ... /WKN. .../KNL. .../... (3)

A. PENDAHULUAN
1. Dasar Investigasi
a. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun 2008;
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/PMK.06/2011 tentang Tata Cara
Pengelolaan Barang Milik Negara Yang Tidak Digunakan Untuk Menyelenggarakan
Tugas dan Fungsi Kementerian/Lembaga;
c. Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor ... Tahun ...... tentang
Prosedur Kerja dan Bentuk Surat Dalam Pengelolaan Barang Milik Negara yang
Tidak Digunakan Untuk Menyelenggarakan Tugas dan Fungsi
Kementerian/Lembaga;
d. Surat Permintaan Klarifikasi tertulis …. (4);
e. Surat Jawaban Klarifikasi dari ... (2) Nomor ……..(5);
f. Surat Tugas dari ... (6).

2. Latar Belakang
Dalam rangka akuntabilitas pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) dengan tetap
menjunjung tinggi tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), diperlukan
penggunaan BMN secara tepat, efektif, dan optimal untuk penyelenggaraan tugas dan
fungsi Kementerian/Lembaga. Dalam pelaksanaan pengelolaan BMN masih dijumpai
BMN khususnya tanah dan/atau bangunan yang sudah tidak digunakan untuk
pelaksanaan tugas dan fungsi.
Berdasarkan informasi/data yang berasal dari…....... (7) terdapat BMN yang terindikasi
sebagai BMN idle pada .... (2) berupa ... (8) yang berlokasi di ... (9).
Sebagai tindak lanjut atas surat klarifikasi ... (4), menurut hemat kami, diperlukan
pelaksanaan investigasi yang merupakan rangkaian dari tata cara penetapan dan
pengelolaan BMN idle.

3. Maksud dan Tujuan


a. Memperoleh jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan terhadap pertanyaan dan
permasalahan lain yang terkait dengan keberadaan, penggunaan, dan kondisi terkini
atas BMN berupa ... (8) yang terindikasi sebagai BMN idle pada ... (2).
b. Memperoleh kejelasan dan kelengkapan informasi berdasarkan dokumen dan/atau
salinannya atas BMN berupa ... (8) yang terindikasi sebagai BMN idle pada ... (2).
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 15 -

4. Ruang Lingkup
a. BMN berupa ... (8) pada ... (2) yang terindikasi sebagai BMN idle; dan
b. Dokumen-dokumen terkait BMN berupa .... (8) pada ... (2) yang terindikasi sebagai
BMN idle.

B. HASIL INVESTIGASI
1. Objek Investigasi:
a. Identitas Kuasa Pengguna Barang (KPB)
1) Kode Lokasi : ......................................................................... (10)
2) Nama KPB : ......................................................................... (11)
3) Alamat : .........................................................................
......................................................................... (12)
Telp: ........................ Faksimile: ....................... (12)

b. Identitas Barang Milik Negara Berupa Tanah:


1) Kode Barang : .............................................. NUP/No KIB:................ (13)
2) Nama Barang : ......................................................................................... (14)
3) Lokasi : .........................................................................................
......................................................................................... (15)
4) Peruntukan : ......................................................................................... (16)
5) Luas : Tanah : ………… m2 (17)
6) Jumlah Bangunan : .............. Unit Bangunan (18)
7) Status BMN : ......................................................................................... (19)
8) Dokumen : .........................................................................................
Kepemilikan Atas nama : .................................................................... (20)
9) Batas-batas : Utara : .......................................................................
Timur : .......................................................................
Selatan : .......................................................................
Barat : .......................................................................
(21)
10) Kondisi : ....................................................................................... (22)

c. Identitas Barang Milik Negara Berupa Bangunan:


1) Kode Barang : ............................................... NUP/No KIB:................ (23)
2) Nama Barang : ......................................................................................... (24)
3) Lokasi : .........................................................................................
......................................................................................... (25)
4) Peruntukan : ......................................................................................... (26)
5) Luas : Bangunan : .................. m2
Dasar Bangunan : .......... m2 (27)
6) Jumlah : ........................ Lantai (28)
7) Status BMN : ......................................................................................... (29)
8) Izin : Nomor ...........................................................................
Mendirikan Atas nama ....................................................................
Bangunan Penerbit ………………………………………………. (30)
9) Kondisi : ......................................................................................... (31)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 16 -

2. Dokumen yang diteliti:


a. .................................
b. .................................
c. .................................
d. ................................. (32)

3. Pengungkapan Hasil Investigasi


a. Sejarah BMN
..................................................................................................................................
.................................................................................................................................. (33)
b. Informasi Status Barang
..................................................................................................................................
.................................................................................................................................. (34)
c. Kondisi/Keadaannya Sekarang
..................................................................................................................................
.................................................................................................................................. (35)
d. Penggunaan dan Rencana Penggunaan
..................................................................................................................................
.................................................................................................................................. (36)
e. Informasi Publik
..................................................................................................................................
.................................................................................................................................. (37)

C. PENUTUP
1. Kesimpulan
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................ (38)
2. Rekomendasi
Berdasarkan hasil investigasi diperoleh beberapa penjelasan yang memadai untuk
digunakan dalam tahap penelitian …………………… (39)

Dibuat di.........(40)
pada tanggal.....
Petugas Investigasi (41)
1. ....
2. ....
3. … .
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 17 -

CARA PENGISIAN FORM. IE


FORMAT LAPORAN PELAKSANAAN INVESTIGASI
ATAS BMN YANG TERINDIKASI SEBAGAI BMN IDLE

(1) Disesuaikan dengan Kop surat masing-masing KPKNL.


(2) Nama Kuasa Pengguna Barang beserta Kementerian/Lembaga, misal: Stasiun Meteorologi
Kemayoran Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
(3) Nomor Laporan disesuaikan dengan ketentuan tata persuratan dinas di lingkungan DJKN.
(4) Diisi nama KPKNL penerbit Surat Klarifikasi Tertulis beserta nomor, tanggal dan perihal
surat.
(5) Diisi nomor, tanggal dan perihal surat, jika ada surat balasan dari Kementerian/Lembaga
c.q. Satuan Kerja yang bersangkutan.
(6) Nama KPKNL yang menugaskan investigasi disertai nomor dan tanggal Surat Tugas dari
Kepala KPKNL dimaksud.
(7) Sumber informasi adanya BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan yang terindikasi
sebagai BMN idle.
(8) Jenis BMN yang terindikasi sebagai BMN idle, misal: tanah atau bangunan.
(9) Lokasi/alamat BMN berupa tanah dan/atau bangunan berada.
(10) Kode Lokasi Kuasa Pengguna Barang dengan format :
<kode KL>.<Kode Eselon I>.<Kode Wilayah>.<Kode Satker>.<Jenis Kewenangan>
Contoh: 075.01.0100.123456.KD
(11) Nama Satker dengan format nama Kuasa Pengguna Barang, Kanwil (bila ada), Eselon I
(jika dalam struktur organisasinya hanya terdiri dari satu unit Eselon I penyebutannya
dapat ditiadakan), Kementerian/Lembaga.
Contoh: Stasiun Meteorologi Kemayoran, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
(12) Alamat Lengkap satker yang menguasai BMN berupa tanah dan/atau bangunan yang
terindikasi sebagai BMN Idle, beserta nomor telepon dan faksimile.
B.1.b) Isian Identitas BMN Berupa Tanah diperuntukkan BMN idle berupa tanah, bilamana hanya
bangunannya yang idle maka formulir isian tanah dapat ditiadakan.
(13) Kode Barang sesuai PMK Nomor 29/PMK.06/2010 beserta Nomor Urut Pendaftaran dan
Nomor KIB menurut pembukuan di Aplikasi SIMAK BMN,
Contoh:
Kode Barang: 2010202002 NUP/KIB: 1/1.
Bila ternyata tidak tercatat dalam Aplikasi SIMAK BMN, disebutkan BMN belum dicatat.
(14) Nama Jenis BMN sesuai PMK Nomor 29/PMK.06/2010, menurut pembukuan di Aplikasi
SIMAK BMN, contoh: Tanah Kosong Yang Sudah Diperuntukkan.
Bila ternyata tidak tercatat dalam Aplikasi SIMAK BMN, cukup disebutkan tanah atau
bangunan .
(15) Lokasi BMN secara detil meliputi Nama/Nomor Jalan, Desa, Kecamatan, Kab./Kota,
Provinsi.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 18 -

(16) Peruntukan BMN berupa tanah yang terindikasi BMN idle pada saat dilakukan
peninjauan.
Contoh: - Tanah Kosong;
- Tanah Digunakan untuk Rumah/Hunian/Kebun Warga setempat;
- Lapangan Sepakbola;
- Berdiri bangunan/gedung/gudang kosong (tidak dipakai).
(17) Diisi luas tanah seluruhnya.
(18) Diisi jumlah unit bangunan di atas tanah tersebut.
(19) Status BMN yang terindikasi sebagai BMN idle, dengan isian informasi sebagai berikut:
a. Dikuasai;
b. Tidak Dikuasai;
c. Sebagian dikuasai.
(20) Dokumen kepemilikan BMN berupa tanah dan/atau bangunan beserta atas nama
pemiliknya.
(21) Hanya untuk BMN berupa tanah diungkapkan batas tanah tersebut dengan sekitarnya.
(22) Kondisi Tanah yang terindikasi sebagai BMN idle, yaitu: Baik, Rusak Ringan, dan/atau Rusak
Berat.

B.1.c) Isian identitas BMN berupa bangunan diperuntukkan BMN idle berupa Gedung/Bangunan,
bilamana hanya tanahnya yang idle maka isian bangunan dapat ditiadakan. Apabila dalam
satu hamparan tanah terdapat 2 atau lebih gedung/bangunan idle dapat ditambahan isian
bangunan lagi di Nomor d) atau c) jika tanah tidak idle dan seterusnya.
(23) Kode Barang sesuai PMK Nomor 29/PMK.06/2010 beserta Nomor Urut Pendaftaran dan
Nomor KIB menurut pembukuan di Aplikasi SIMAK BMN.
Bila ternyata tidak tercatat dalam Aplikasi SIMAK BMN, disebutkan BMN belum dicatat.
(24) Nama Jenis BMN sesuai PMK Nomor 29/PMK.06/2010, menurut pembukuan di Aplikasi
SIMAK BMN.
Bila ternyata tidak tercatat dalam Aplikasi SIMAK BMN, cukup disebutkan bangunan .
(25) Lokasi BMN secara detil meliputi Nama/Nomor Jalan, Desa, Kecamatan, Kab./Kota
(26) Peruntukan BMN berupa Bangunan yang terindikasi BMN idle pada saat dilakukan
investigasi.
(27) Diisi Luas Bangunan Total (seluruhnya) dan Luas dasar bangunan, luas tanah yang
dipakai untuk bangunan dimaksud.
(28) Diisi jumlah lantai pada bangunan tersebut.
(29) Status BMN yang terindikasi sebagai BMN idle, dengan isian informasi sebagai berikut:
a. Dikuasai;
b. Tidak Dikuasai;
c. Sebagian dikuasai.
(30) Diisi Nomor/tanggal, atas nama dan instansi penerbit IMB.
(31) Kondisi BMN berupa Bangunan yang terindikasi sebagai BMN idle, yaitu: Baik, Rusak
Ringan, dan/atau Rusak Berat.
(32) Disebutkan jenis-jenis dokumen yang diteliti dalam rangka pelaksanaan Investigasi data
BMN berupa tanah dan/atau bangunan yang terindikasi sebagai BMN idle. Dokumen-
dokumen data BMN yang terindikasi sebagai BMN idle, antara lain:
a. Sertifikat tanah, disebutkan Kantor Pertanahan yang menerbitkan, nomor, tanggal, dan
atas nama sertifikat tanah tersebut;
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 19 -

b. Bukti kepemilikan selain sertifikat, disebutkan instansi yang mengeluarkan, nomor,


tanggal, dan peruntukan;
c. Surat Keterangan Pendaftaran Tanah (SKPT) dari Badan Pertanahan Nasional,
disebutkan Kantor Pertanahan penerbit, nomor, tanggal, dan perihal bila ada;
d. Kartu Identitas Barang, disebutkan nomor registrasi BMN yang terdiri dari 20 (dua
puluh) digit kode lokasi, tahun perolehan BMN dan kode barang beserta Nomor Urut
Pendaftaran (NUP);
e. Kontrak/perjanjian pemanfaatan, disebutkan nomor, tanggal kontrak;
f. Izin Mendirikan Bangunan (IMB), disebutkan Pemda yang mengeluarkan izin, nomor,
tanggal, dan peruntukkan;
g. Putusan Pengadilan, disebutkan kantor pengadilan yang mengeluarkan keputusan,
nomor, tanggal dan putusannya;
h. Rencana Umum Tata Ruang (RUTR), disebutkan Pemda yang mengeluarkan, lokasi,
peruntukan dan tahun RUTR;
i. Rencana Kebutuhan BMN, disebutkan Kementerian/Lembaga, Eselon I, Korwil (bila
ada), satker yang mempunyai RKBMN, dan tahun diterbitkannya;
j. Dokumen sumber informasi mengenai BMN yang terindikasi sebagai BMN idle;
k. Dokumen lainnya yang dapat mendukung proses investigasi/penelitian.
(33) Diuraikan sejarah perolehan BMN berupa tanah dan/atau bangunan termasuk cara
perolehannya, sumber pembiayaan, rekanan (pihak ketiga) dan temuan lain mengenai
perolehan BMN dimaksud.
Jika tidak diperoleh informasi mengenai sejarah perolehan BMN tersebut, paragraf ini
dapat ditiadakan.
(34) Diuraikan informasi status BMN berupa tanah dan/atau Bangunan yang terindikasi
sebagai BMN idle tersebut. Uraian dari status dijelaskan selengkap-lengkapnya terkait hal
sebagai berikut:
a. Dikuasai
a.1. Tidak terdapat bangunan (untuk tanah), atau tidak ada penghuni (untuk
bangunan).
a.2. Terdapat bangunan pihak lain, disebutkan apakah pemilik bangunan masih satker
dalam satu kementerian atau diluar kementerian/lembaga atau pihak ketiga
(untuk BMN berupa tanah). Terdapat penghuni (untuk BMN berupa bangunan,
serta disebutkan asal/identitas penghuni tersebut).
b. Tidak Dikuasai
b.1. Tidak terdapat bangunan (untuk tanah), atau tidak ada penghuni (untuk
bangunan), serta diungkapkan informasi sengketanya.
b.2 Terdapat bangunan pihak lain, disebutkan apakah satker dalam satu kementerian
atau diluar kementerian/lembaga atau pihak ketiga (untuk BMN berupa tanah).
Terdapat penghuni (untuk BMN berupa bangunan, serta disebutkan
asal/identitas penghuni tersebut). Serta diungkapkan perihal sengketanya.
c. Sebagian dikuasai
c.1. Tidak terdapat bangunan (untuk tanah), atau tidak ada penghuni (untuk
bangunan), serta diungkapkan informasi sengketanya.
c.2 Terdapat bangunan pihak lain, disebutkan apakah satker dalam satu kementerian
atau diluar kementerian/lembaga atau pihak ketiga (untuk BMN berupa tanah).
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 20 -

Terdapat penghuni (untuk BMN berupa bangunan, serta disebutkan


asal/identitas penghuni tersebut). Serta diungkapkan perihal sengketanya.
Uraian di atas dibuat sejelas dan selengkap mungkin. Jika perlu disertai informasi
permasalahan sengketa baik yang sudah diajukan ke pengadilan maupun belum, dan
perkembangannya sampai dengan pada pelaksanaan investigasi.
(35) Diuraikan kondisi terkini atas BMN berupa tanah dan/atau bangunan yang terindikasi
sebagai BMN idle tersebut, meliputi: kondisi fisik BMN, perubahan-perubahan yang
pernah dilakukan (yang terjadi sejak diperoleh), fasilitas yang melekat padanya dan
gambaran fisik lainnya atas BMN berupa tanah dan/atau bangunan yang terindikasi
sebagai BMN Idle.
(36) Diuraikan keterangan mengenai penggunaan/pemanfaatan BMN Tanah dan/atau
Bangunan yang terindikasi sebagai BMN idle pada saat dilaksanakan investigasi, baik yang
dilakukan oleh satkernya, atau pihak-pihak lain yang memanfaatkan, dengan izin atau
tidak. Kemudian juga diungkapkan rencana penggunaan atas BMN tersebut di masa yang
akan datang (bila ada), dan implementasi dari rencana tersebut pada saat pelaksanaan
investigasi atas BMN tersebut. Uraian tersebut di atas harus disertai data dan fakta yang
mendukung adanya kegiatan penggunaan dan/atau rencana penggunaan BMN tersebut,
serta dokumen pemanfaatan berupa rekomendasi pengelola barang dan surat keputusan
(SK) dari Pengguna Barang bila BMN tersebut dimanfaatkan sesuai dengan peraturan.
(37) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti Kementerian/Lembaga, Pemerintah
Daerah, atau pihak lainnya disekitar lokasi BMN tersebut, dan diungkapkan informasi-
informasi terkait keberadaan BMN tersebut.
(38) Kesimpulan yang dapat mendukung bahwa hasil investigasi memadai untuk digunakan
sebagai bahan pengambilan keputusan saat penelitian, dapat dijelaskan secara berbeda.
(39) Sebagai tindaklanjut hasil investigasi diperlukan atau tidaknya dilakukan tahap
selanjutnya dari pelaksanaan penetapan BMN idle.
(40) Lokasi KPKNL berada.
(41) Petugas pelaksana investigasi.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 21 -

FORM. IF LAPORAN HASIL PENELITIAN

KOP (1)
LAPORAN HASIL PENELITIAN
BARANG MILIK NEGARA BERUPA ... (2)
PADA ... (3)
YANG TERINDIKASI IDLE
NOMOR LAP- .../WKN. .../KNL. .../.... (4)

I. PENDAHULUAN
1. Dasar Penelitian
a. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
38 Tahun 2008;
b. Pasal 10 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/PMK.06/2011 tentang
Tata Cara Pengelolaan Barang Milik Negara Yang Tidak Digunakan Untuk
Menyelenggarakan Tugas dan Fungsi Kementerian/Lembaga;
c. Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor ... Tahun ...... tentang
Prosedur Kerja dan Bentuk Surat Dalam Pengelolaan Barang Milik Negara Yang
Tidak Digunakan Untuk Menyelenggarakan Tugas dan Fungsi
Kementerian/Lembaga;
d. Surat Permintaan Klarifikasi tertulis …. (5);
e. Surat Jawaban Klarifikasi dari ... (3) ……..(6);
f. Laporan Pelaksanaan Pemantauan Fisik Atas BMN yang Terindikasi Sebagai BMN
Idle pada ...(3) Nomor ... (7);
g. Laporan Pelaksanaan Investigasi Atas BMN Yang Terindikasi Sebagai BMN Idle
pada .... (3) Nomor: ... (8);
h. Surat Tugas dari ... (9).

2. Latar Belakang
Dalam rangka akuntabilitas pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) dengan tetap
menjunjung tinggi tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), diperlukan
penggunaan BMN secara tepat, efektif, dan optimal untuk penyelenggaraan tugas dan
fungsi Kementerian/Lembaga. Dalam pelaksanaan pengelolaan BMN masih dijumpai
BMN khususnya tanah dan/atau bangunan yang sudah tidak digunakan untuk
pelaksanaan tugas dan fungsi.
Berdasarkan informasi/data yang berasal dari ... (10) terdapat BMN yang terindikasi
sebagai BMN idle pada .... (3) berupa ... (2) yang berlokasi di ... (11).
..........................................................................................................................................................
......................................................................................................................................... (12)
Dari informasi yang dapat diperoleh, menurut hemat kami perlu dilaksanakan
penelitian sebagai tahap terakhir sebelum proses penetapan status BMN idle.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 22 -

3. Tujuan
a. Memperoleh informasi, dan data yang lengkap, jelas, detail dan dapat
dipertanggungjawabkan terhadap keberadaan, penggunaan, rencana
penggunaan/pemanfaatan dan kondisi terkini atas BMN berupa ... (2) yang
terindikasi sebagai BMN idle pada ... (3).
b. Memperoleh kejelasan dan kelengkapan informasi berdasarkan dokumen
dan/atau salinannya atas BMN berupa ... (2) yang terindikasi sebagai BMN idle
pada ... (3).
c. ...... (13).
4. Manfaat
a. Diperoleh informasi yang lengkap, jelas, detail dan dapat dipertanggungjawabkan
terhadap keberadaan, penggunaan, rencana penggunaan/pemanfaatan dan
kondisi terkini atas BMN berupa ... (2) yang terindikasi sebagai BMN idle pada ...
(3).
b. Diperoleh informasi jelas dan lengkap berdasarkan dokumen dan/atau salinannya
atas BMN berupa ... (2) yang terindikasi sebagai BMN idle pada ... (3).
c. Sebagai masukan sehingga dapat diambil kebijakan yang tepat terkait
keberadaan BMN berupa .... (2) yang terindikasi sebagai BMN idle.
d. .... (14)
5. Ruang Lingkup
a. BMN berupa ... (2) pada ... (3) yang terindikasi sebagai BMN idle; dan
b. Dokumen-dokumen pendukung terkait BMN berupa .... (2) pada ... (3) yang
terindikasi sebagai BMN idle.

II. OBJEK PENELITIAN

1. Identitas Kuasa Pengguna Barang


a. Kode Lokasi Satker : ........................................................................................... (15)
b. Nama Satker : ...........................................................................................
........................................................................................... (16)
c. Alamat : ...........................................................................................
Telp.: .............................. Faksimile : ………………. (17)
d. Tugas dan fungsi : ...........................................................................................
satker ........................................................................................... (18)
e. Nama Pimpinan : ........................................................................................... (19)

2. Identitas BMN Berupa Tanah


a. Kode Barang : ....................................... NUP/No.KIB: ....................... (20)
b. Nama Barang : ........................................................................................... (21)
c. Lokasi (detail) : Jalan ...................... No.... Kab./Kota .............................
Desa ................................. Provinsi .................................
Kec. .................................. (22)
d. Peruntukan : ........................................................................................... (23)
e. Luas : Tanah : ………….m2
bentuk ………..... ............................................................ (24)
f. Jumlah : .................................................... Bangunan .................... (25)
g. Status Barang : ........................................................................................... (26)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 23 -

h. Dokumen : .......................................................……………….…… (27a)


Kepemilikan Atas Nama : ................................................................. (27b)
Nomor : .................... Tanggal : .................................. (27c)
i. Batas-batas : Utara : .......................................................................
Timur : .......................................................................
Selatan : .......................................................................
Barat : ....................................................................... (28)
j. Perolehan : 1) Asal : .................................................. (29a)
2) Tahun : ............................................... (29b)
3) Nilai : ................................................. (29c)
k. Nilai BMN : 1) Nilai Pembukuan : Rp .................................... (30a)
2) Nilai Wajar (IP) : Rp .................................... (30b)
3) Nilai NJOP : Rp ................................... (30c)
l. Kondisi BMN : .................................................................................... (31)

3. Identitas BMN Berupa Bangunan


a. Kode Barang : ....................................... NUP/No.KIB: ..................... (32)
b. Nama Barang : ...................................................................................... (33)
c. Lokasi (detail) : Jalan ........................ No.... Kab./Kota ............................
Desa .................................. Provinsi …............................
Kec. ................................... (34)
d. Peruntukan : ...................................................................................... (35)
e. Luas : Bangunan : ................... m2
Dasar Bangunan : .......... m2 (36)
f. Jumlah : ........................ Lantai (37)
g. Status Barang : .................................................................................... (38)
h. Ijin Mendirikan : .......................................................……………….…… (39a)
Bangunan Atas Nama : ................................................................ (39b)
Nomor : .................... Tanggal : .................................. (39c)
i. Perolehan : 1) Asal : .................................................. (40a)
2) Tahun : ............................................... (40b)
3) Nilai : ................................................. (40c)
j. Nilai BMN : 1) Nilai Pembukuan : Rp ...................................... (41a)
2) Nilai Wajar : Rp ..................................... (41b)
3) Nilai NJOP : Rp ...................................... (41c)
k. Kondisi BMN : .................................................................................... (42)

III. ANALISIS DATA DAN DOKUMEN

1. Sumber Data dan Dokumen


a. Dokumen-dokumen (berkas) perolehan BMN :
1) ...;
2) ...;
3) ... . (43)
b. Dokumen Kepemilikan:
1) ...;
2) ... ;
3) ... . (44)
c. Dokumen (berkas) pendukung lainnya :
1) ....;
2) ... ;
3) ... . (45)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 24 -

2. Sejarah Perolehan BMN


.......................................................................................................................................
....................................................................................................................................... (46)

3. Status Kepemilikan
.......................................................................................................................................
....................................................................................................................................... (47)

4. Penatausahaan Barang Milik Negara


.......................................................................................................................................
....................................................................................................................................... (48)

5. Analisa Penggunaan dan Rencana Penggunaan


.......................................................................................................................................
....................................................................................................................................... (49)

IV. ANALISIS FISIK BARANG MILIK NEGARA (BMN)


1. Kondisi BMN
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................ (50)

2. Pengamanan BMN dan Pemeliharaan


........................................................................................................................................
........................................................................................................................................ (51)

3. Penggunaan (Pemanfaatan) BMN


.......................................................................................................................................
....................................................................................................................................... (52)

4. Informasi Publik (Keterangan Masyarakat)


.......................................................................................................................................
....................................................................................................................................... (53)

5. Permasalahan-permasalahan BMN
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................ (54)

V. PENUTUP
1. Kesimpulan
.......................................................................................................................................
....................................................................................................................................... (55)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 25 -

2. Tindak lanjut
.......................................................................................................................................
....................................................................................................................................... (56)

Penelitian ini dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan dan apabila


dikemudian hari terdapat perbedaan data maka dapat dilakukan peninjauan ulang.

Dibuat di......... (57)


pada tanggal..... (58)
Petugas Penelitian:
1. ...
2. ...
3. ... (59)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 26 -

CARA PENGISIAN FORM. IF


FORMAT LAPORAN HASIL PENELITIAN
BMN YANG TERINDIKASI SEBAGAI BMN IDLE

(1) Disesuaikan dengan Kop surat masing-masing KPKNL.


(2) Jenis BMN yang terindikasi sebagai BMN idle, disebutkan menurut kelompok BMN
berdasarkan PMK Nomor 29/PMK.06/2010.
(3) Nama Kuasa Pengguna Barang beserta Kementerian/Lembaga, misal: Kantor Stasiun
Meteorologi Kemayoran Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
(4) Nomor Laporan, disesuaikan dengan ketentuan tata persuratan dinas di lingkungan DJKN.
(5) Surat Klarifikasi Tertulis dari KPKNL, diisi dari KPKNL yang mengeluarkan surat
Klarifikasi Tertulis serta nomor, tanggal dan perihal suratnya.
(6) Bila ada Surat Jawaban Klarifikasi tertulis dari Satker, diisi nama Kuasa Pengguna Barang
(KPB) yang memberikan Surat Jawaban atas Klarifikasi tertulis dari KPKNL setempat, serta
nomor, tanggal dan perihal suratnya.
(7) Laporan Pelaksanaan Pemantauan Fisik Atas BMN Yang Terindikasi Sebagai BMN Idle, jika
sebelumnya telah dilakukan Pelaksanaan Pemantauan Fisik atas BMN tersebut.
(8) Laporan Pelaksanaan Investigasi Atas BMN Yang Terindikasi Sebagai BMN Idle, jika
sebelumnya dilakukan Pelaksanaan Investigasi atas BMN tersebut.
(9) Surat Tugas, diisi KPKNL yang menugaskan dan nomor/tanggal surat tugasnya.
(10) Sumber informasi adanya BMN berupa tanah dan/atau bangunan yang terindikasi sebagai
BMN idle.
(11) Lokasi/alamat BMN berupa tanah dan/atau bangunan berada.
(12) Diuraikan mengenai latar belakang penelitian atas BMN berupa tanah dan/atau bangunan
yang terindikasi sebagai BMN idle, dengan merangkum hasil dari temuan-temuan terkait
BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan yang terindikasi sebagai BMN idle.
(13) Tujuan lainnya selain dua di atas, dari penelitian atas BMN berupa tanah dan/atau
bangunan yang terindikasi sebagai BMN idle (bila ada).
(14) Manfaat lainnya selain tiga manfaat di atas, dari penelitian bagi yang berkepentingan atas
BMN berupa tanah dan/atau bangunan yang terindikasi sebagai BMN idle (bila ada).
(15) Kode Lokasi Kuasa Pengguna Barang dengan format :
<kode KL>.<Kode Eselon I>.<Kode Wilayah>.<Kode Satker>.<Jenis Kewenangan>
Contoh: 075.01.0100.123456.KD
(16) Nama Satker dengan format Unit KPB, Kanwil (bila ada), Eselon I (Jika dalam struktur
organisasinya hanya terdiri dari satu unit Eselon I penyebutannya dapat ditiadakan),
Kementerian/Lembaga.
Contoh: Stasiun Meteorologi Kemayoran, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
(17) Alamat Lengkap satker yang menguasai BMN berupa tanah dan/atau bangunan yang
terindikasi sebagai BMN Idle, beserta nomor telepon dan faksimile.
(18) Tugas dan fungsi satker dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari, dalam struktur
organisasinya.
(19) Nama penanggung jawab (pimpinan) pada satker tersebut.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 27 -

II.2) Isian Identitas BMN Berupa Tanah diperuntukkan BMN idle berupa tanah, bilamana hanya
bangunannya yang idle maka formulir isian tanah dapat ditiadakan.
(20) Kode Barang sesuai PMK Nomor 29/PMK.06/2010 beserta Nomor Urut Pendaftaran dan
Nomor KIB menurut pembukuan di Aplikasi SIMAK BMN,
Contoh:
Kode Barang: 2010202002 NUP/KIB: 1/1
Bila ternyata tidak tercatat dalam Aplikasi SIMAK BMN, disebutkan BMN belum dicatat.
(21) Nama Jenis BMN sesuai PMK Nomor 29/PMK.06/2010, menurut pembukuan di Aplikasi
SIMAK BMN, contoh: Tanah Kosong Yang Sudah Diperuntukkan.
Bila ternyata tidak tercatat dalam Aplikasi SIMAK BMN, cukup disebutkan jenis BMN
tersebut sesuai PMK Nomor 29/PMK.06/2010.
(22) Lokasi BMN secara detail meliputi Nama/Nomor Jalan, Desa, Kecamatan, Kab./Kota dan
Provinsi.
(23) Peruntukkan/pemakaian BMN berupa tanah yang terindikasi sebagai BMN idle pada saat
dilakukan penelitian.
(24) Diisi luas tanah seluruhnya dan luas tanah yang digunakan untuk bangunan.
(25) Diisi jumlah unit bangunan di atas tanah tersebut.
(26) Status BMN yang terindikasi sebagai BMN idle, dengan isian informasi sebagai berikut:
a. Dikuasai;
b. Tidak Dikuasai;
c. Sebagian dikuasai.
(27) a. Status Kepemilikan BMN berupa tanah dan/atau bangunan, yaitu:
1) bersertifikat hak milik (SHM);
2) bersertifikat hak pakai (SHP);
3) bersertifikat hak guna bangunan (SHGB);
4) dokumen kepemilikan lain (sebutkan).
b. Atas nama yang tercantum dalam dokumen kepemilikan di atas.
c. Diisi nomor dan tanggal sertifikat/dokumen kepemilikan dimaksud.
(28) Batas-batas tanah tersebut dengan lingkungan sekitarnya.
(29) Diisi fakta perolehan BMN tersebut, meliputi:
a. Cara perolehan BMN tersebut;
- Pembelian; - Hasil Sitaan;
- Transfer masuk; - Hasil Tukar Menukar;
- Hibah masuk; - BGS/BSG;
- Rampasan; - Perolehan lainnya (sebutkan).
b. Tahun perolehan barang;
c. Nilai pada saat perolehan.
(30) Nilai BMN tersebut yang terdiri dari:
a. Nilai pembukuan di Aplikasi SIMAK BMN;
b. Nilai Wajar berdasarkan hasil Inventarisasi dan Penilaian; dan
c. Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).
(31) Kondisi Tanah yang terindikasi sebagai BMN idle, yaitu: Baik, Rusak Ringan, dan/atau Rusak
Berat.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 28 -

II.C) Isian Identitas BMN berupa bangunan diperuntukkan BMN idle berupa Gedung/Bangunan,
bilamana hanya tanahnya saja yang idle maka isian bangunan dapat ditiadakan. Apabila
dalam satu hamparan tanah terdapat 2 (dua) atau lebih bangunan yang idle, maka dapat
ditambahkan isian Identitas BMN Berupa Bangunan lagi di Nomor C) atau B) jika tanah
tidak idle.
(32) Kode Barang sesuai PMK Nomor 29/PMK.06/2010 beserta Nomor Urut Pendaftaran dan
Nomor KIB menurut pembukuan di Aplikasi SIMAK BMN. Bila ternyata tidak tercatat
dalam Aplikasi SIMAK BMN, disebutkan BMN belum dicatat.
(33) Nama Jenis BMN sesuai PMK Nomor 29/PMK.06/2010.
(34) Lokasi BMN secara detail meliputi Nama/Nomor Jalan, Desa, Kecamatan, Kab./Kota dan
Provinsi (jika BMN yang terindikasi idle dalam laporan ini termasuk didalamnya tanah, maka isian
Identitas BMN Berupa Bangunan nomor (3) dapat ditiadakan).
(35) Peruntukan/pemakaian BMN berupa Bangunan yang terindikasi BMN idle pada saat ini.
(36) Diisi Luas Bangunan seluruhnya dan Luas Tanah yang digunakan untuk bangunan (Luas
Dasar Bangunan).
(37) Diisi jumlah lantai bangunan tersebut.
(38) Status BMN yang terindikasi sebagai BMN idle, dengan isian informasi sebagai berikut:
a. Dikuasai;
b. Tidak Dikuasai;
c. Sebagian dikuasai.
(39) Izin Mendirikan Bangunan (IMB), disebutkan:
a. Instansi Pemerintah Daerah yang mengeluarkan izin.
b. Atas nama yang tercantum dalam dokumen IMB di atas.
c. Diisi nomor dan tanggal dokumen IMB dimaksud.
(40) Diisi fakta perolehan BMN tersebut, meliputi:
a. Cara perolehan BMN tersebut:
- Pembelian; - Hasil Sitaan;
- Transfer masuk; - Hasil Tukar Menukar;
- Hibah masuk; - BGS/BSG;
- Rampasan; - Perolehan lainnya (sebutkan).

b. Tahun perolehan barang;


c. Nilai pada saat perolehan.
(41) Nilai BMN tersebut yang terdiri dari:
a. Nilai pembukuan di Aplikasi SIMAK BMN;
b. Nilai Wajar berdasarkan hasil Inventarisasi dan Penilaian, atau Penilaian Ulang yang
dilaksanakan setelah kegiatan IP ;dan
c. Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).
(42) Kondisi BMN berupa bangunan yang terindikasi sebagai BMN idle, yaitu: Baik, Rusak
Ringan, dan/atau Rusak Berat.
(43) Dokumen-dokumen (berkas) perolehan BMN yang didapatkan dan digunakan pada
pelaksanaan penelitian, misal:
a. Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara (RKBMN), disebutkan Nomor, Tanggal dan
instansi penerbit;
b. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), diisi Nomor dan Tahun DIPA;
c. Rincian Aanggaran dan Belanja (RAB), disebut Nama RAB, Tahun dan Developer;
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 29 -

d. Berita Acara Serah Terima (BAST), disebut Nama BAST, Nomor, Tanggal dan Pihak-
pihak terkait;
e. Kontrak, disebutkan Nomor, Tanggal, dan Pelaksana Pihak ketiga;
f. Putusan Pengadilan, disebutkan kantor pengadilan yang mengeluarkan keputusan,
nomor, tanggal dan putusannya;
g. Kuitansi/Nota/Bukti Pembayaran, disebutkan Nomor, Tanggal dan Suplier;
h. Dokumen Perolehan Lainnya, disebutkan jenis/nama, Nomor, Tanggal dan
Peruntukkan.
Bila dalam pelaksanaan penelitian tidak ditemukan dokumen perolehan satupun cukup
diungkapkan bahwa, “dalam pelaksanaan penelitian tidak ditemukan dokumen perolehan BMN”.
(44) Dokumen kepemilikan yang menjadi dasar penguasaan atas BMN tersebut, misal:
a. Sertifikat, disebutkan jenis sertifikat, instansi penerbit, nomor, tanggal dan atas nama
sertifikat tersebut;
b. Surat Keterangan Pendaftaran Tanah (SKPT) dari Badan Pertanahan Nasional,
disebutkan Kantor Pertanahan penerbit, nomor, tanggal, dan perihal bila ada;
c. Akta Pelepasan Hak, disebutkan Nomor, Tanggal dan Pihak terkait dalam Akta
Pelepasan Hak tersebut;
d. Akta Jual Beli (AJB), disebutkan nomor, tangal, notaris, dan pihak-pihak terkait dalam
Akta Jual Beli tersebut;
e. Izin Mendirikan Bangunan (IMB), disebutkan jenis, instansi Pemda penerbit, nomor, dan
tanggal;
f. Surat Penetapan Status Barang Milik Negara dari Pengelola Barang, disebutkan instansi
penerbit, nomor, tanggal dan perihal.
g. Dokumen Kepemilikan lainnya, disebutkan nomor, tanggal dan instansi (pihak)
penerbit.
Bila dalam pelaksanaan penelitian tidak ditemukan dokumen kepemilikan satupun cukup
diungkapkan bahwa, “dalam pelaksanaan penelitian tidak ditemukan dokumen kepemilikan
BMN”.
(45) Dokumen dan Berkas pendukung lainnya yang bisa digunakan sebagai sumber informasi
dalam pelaksanaan penelitian BMN tersebut, misalnya:
a. Kartu Identitas Barang, disebutkan nomor registrasi BMN tersebut dalam pembukuan
SIMAK BMN;
b. Surat Penetapan Status BMN, disebutkan instansi penerbit, nomor, tanggal dan
perihalnya;
c. Surat Izin Pemanfaatan, disebutkan instansi penerbit, nomor, tanggal surat dan perihal;
d. Berita Acara Inventarisasi dan Penilaian, disebutkan nomor, tanggal dan instansi
penerbit Berita Acara Inventarisasi;
e. DIPA yang menunjukkan adanya progress rencana penggunaan atas BMN tersebut,
disebutkan instansi, nomor dan tahun DIPA;
f. Kontrak/perjanjian pemanfaatan, disebutkan nomor, tanggal kontrak;
g. Rencana Umum Tata Ruang (RUTR), disebutkan Pemda yang mengeluarkan, lokasi,
peruntukan dan tahun RUTR;
h. Rencana Kebutuhan BMN, disebutkan Kementerian/Lembaga, Eselon I, Koordinator
Wilayah (bila ada), satker yang mempunyai RKBMN, dan tahun diterbitkannya;
i. Dokumen pendukung lainnya, disebutkan jenis/nama berkas, nomor, tanggal dan
penerbit/pihak terkait.
Bila dalam pelaksanaan penelitian tidak ditemukan dokumen pendukung lainnya, maka
point ini dapat ditiadakan.
(46) Diuraikan sejarah perolehan BMN berupa tanah dan/atau bangunan termasuk cara
perolehannya, sumber pembiayaan, rekanan (pihak ketiga) dan temuan lain mengenai
perolehan BMN dimaksud. Jika tidak diperoleh informasi mengenai sejarah perolehan BMN
tersebut, paragraf ini dapat ditiadakan.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 30 -

(47) Diuraikan informasi status BMN berupa tanah dan/atau bangunan yang terindikasi sebagai
BMN idle tersebut. Uraian dari status dijelaskan selengkap-lengkapnya terkait hal sebagai
berikut:
a. Dikuasai
a.1. Tidak terdapat bangunan (untuk tanah), atau tidak ada penghuni (untuk
bangunan).
a.2. Terdapat bangunan pihak lain, disebutkan apakah pemilik bangunan masih satker
dalam satu kementerian atau diluar kementerian/lembaga atau pihak ketiga
(untuk BMN berupa Tanah). Terdapat penghuni (untuk BMN berupa bangunan,
serta disebutkan asal/identitas penghuni tersebut).
b. Tidak Dikuasai
b.1. Tidak terdapat bangunan (untuk tanah), atau tidak ada penghuni (untuk
bangunan), serta diungkapkan informasi sengketanya.
b.2 Terdapat bangunan pihak lain, disebutkan apakah satker dalam satu kementerian
atau diluar kementerian/lembaga atau pihak ketiga (untuk BMN berupa Tanah).
Terdapat penghuni (untuk BMN berupa bangunan, serta disebutkan
asal/identitas penghuni tersebut). Serta diungkapkan perihal sengketanya.
c. Sebagian dikuasai
c.1. Tidak terdapat bangunan (untuk tanah), atau tidak ada penghuni (untuk
bangunan), serta diungkapkan informasi sengketanya.
c.2 Terdapat bangunan pihak lain, disebutkan apakah satker dalam satu kementerian
atau diluar kementerian/lembaga atau pihak ketiga (untuk BMN berupa tanah).
Terdapat penghuni (untuk BMN berupa bangunan, serta disebutkan
asal/identitas penghuni tersebut). Serta diungkapkan perihal sengketanya.
Uraian di atas disertai informasi permasalahan sengketa baik yang sudah diajukan ke
pengadilan maupun belum, dan perkembangannya sampai dengan pada pelaksanaan
investigasi.
(48) Diuraikan informasi mengenai status inventarisasinya, pembukuannya, pelaporan dan
informasi lain yang diperoleh dari data pembukuannya.
(49) Diuraikan keterangan mengenai penggunaan/pemanfaatan BMN tersebut pada saat
dilaksanakan penelitian, baik yang dilakukan oleh satkernya, atau pihak-pihak lain yang
memanfaatkan, dengan izin atau tidak.
Serta diungkapkan rencana penggunaan atas BMN tersebut dimasa yang akan datang (bila
ada), dan implementasi dari rencana tersebut pada saat pelaksanaan penelitian atas BMN
tersebut. Uraian tersebut di atas harus disertai data dan fakta yang mendukung adanya
kegiatan penggunaan dan/atau rencana penggunaan BMN tersebut, serta dokumen terkait,
baik berupa rekomendasi Pengelola Barang dan surat keputusan (SK) dari Pengguna
Barang, Rencana Kebutuhan BMN (RKBMN), dan dokumen terkait lainnya.
(50) Diuraikan kondisi terkini atas BMN berupa tanah dan/atau bangunan yang terindikasi
sebagai BMN idle tersebut, meliputi: kondisi fisik BMN, perubahan-perubahan yang pernah
dilakukan (yang terjadi sejak diperoleh), dan gambaran fisik lainnya atas BMN berupa
tanah dan/atau bangunan yang terindikasi sebagai BMN idle.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 31 -

(51) Diuraikan tindakan-tindakan yang pernah dilakukan oleh Kuasa Pengguna


Barang/Pengguna Barang dalam rangka pengamanan dan pemeliharaan BMN tersebut,
misal: pemagaran, pemasangan papan nama, pemasangan patok dan usaha lainnya.
Diungkap bila ada tindakan pengamanan dan pemeliharaan, bila tidak ada diungkapkan
sebagaimana mestinya.
(52) Diuraikan pemanfaatan fisik BMN tersebut secara nyata, pada saat dilakukan penelitian
baik oleh satker, nonsatker dan/atau ketiga, misal: dimanfaatkan masyarakat untuk kebun,
digunakan untuk bangunan toko (gudang) koperasi, dsb. Serta kesesuaian penggunaan
BMN tersebut dengan tupoksi Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang yang
bersangkutan.
(53) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti Kementerian/Lembaga, Pemerintah
Daerah, atau pihak lainnya di sekitar lokasi BMN tersebut, dan diungkapkan informasi-
informasi terkait keberadaan BMN tersebut.
(54) Diuraikan permasalahan-permasalahan terkait BMN tersebut baik yang bersangkutan
dengan masalah hukum, maupun tidak, serta permasalahan lain yang dikarenakan Kuasa
Pengguna Barang/Pengguna Barang mempertahankan BMN itu.
(55) Kesimpulan atas hasil penelitian yang sudah dilakukan, sehingga dapat dijadikan dasar
kebijakan untuk menetapkan BMN tersebut sebagai BMN idle atau tidak.
(56) Tindakan selanjutnya setelah adanya hasil penelitian, yang harus dilaksanakan oleh
Pengelola Barang dan Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang atas BMN tersebut.
(57) Lokasi KPKNL berada, dan tanggal disusun Laporan Penelitian.
(58) Tanggal dibuat Laporan Penelitian.
(59) Petugas pelaksana Penelitian.

DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA,

ttd.

HADIYANTO
NIP 19621010 198703 1 006
Salinan sesuai dengan aslinya
Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
u.b.
Plt. Kepala Bagian Umum

Mas Agus Subakti


NIP 197101051996031001
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
NOMOR: PER- 5 /KN/2012
TENTANG PROSEDUR KERJA DAN BENTUK SURAT
DALAM PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG
TIDAK DIGUNAKAN UNTUK MENYELENGGARAKAN
TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN/LEMBAGA

FORM. IIA SURAT PEMBERITAHUAN BAHWA TANAH DAN/ATAU BANGUNAN BUKAN


BMN IDLE

KOP .....(1)
Nomor : S- .../MK.6/WKN. .../KNL. .../... (2) Tanggal, Bulan, Tahun
Sifat : Segera
Hal : Pemberitahuan Bahwa BMN
Berupa ...(5) yang berlokasi di … (6) Tidak Idle

Yth. Kepala .... (3)


………………..

Sehubungan dengan … (4) bahwa BMN berupa … (5) yang berlokasi di …….(6) yang berada
dalam penguasaan Saudara, merupakan BMN yang terindikasi sebagai BMN idle.
Terkait dengan informasi tersebut kami telah melaksanakan proses identifikasi sebagai
berikut:
1. Surat Klarifikasi Nomor ... Tanggal ....(7)
2. Investigasi dengan Laporan Pelaksanaan Investigasi Nomor..... (8);
3. Penelitian dengan Laporan Pelaksanaan Hasil Penelitian Nomor … (9);
4. .... (10)
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan di atas, BMN berupa ... (5) pada ... (3) yang berlokasi
di ... (6) bukan merupakan BMN Idle yang harus diserahkan kepada Pengelola Barang dan dapat
digunakan untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi Satuan Kerja Saudara. Untuk BMN dimaksud,
agar dilaksanakan kegiatan Penatausahaan BMN sebagaimana aturan yang berlaku.
Demikian kami sampaikan, dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat ini
akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. Atas perhatian dan kerja sama Saudara
disampaikan terima kasih.

a.n. Menteri Keuangan


Kepala KPKNL ...,

..............................
NIP ................

Tembusan:
1. Menteri Keuangan cq. Direktur Jenderal Kekayaan Negara;
2. Menteri/Pimpinan……..; (11)
3. Inspektur Jenderal/Pengawas Internal……; (11)
4. Direktur BMN;
5. Direktur PKNSI;
6. Kepala Kanwil …. (12)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-2-

CARA PENGISIAN FORM. IIA


FORMAT SURAT PERMINTAAN KLARIFIKASI TERTULIS
DAN DOKUMEN PENDUKUNG

(1) Disesuaikan dengan ketentuan naskah dinas di lingkungan DJKN.


(2) Disesuaikan dengan ketentuan tata persuratan dinas di lingkungan DJKN.
(3) Nama Satker (Kuasa Pengguna Barang) dan alamatnya.
(4) Diisi dengan sumber informasi yang menyatakan bahwa BMN dimaksud terindikasi sebagai
BMN idle.
(5) Jenis BMN yang dimaksud.
(6) Alamat / lokasi BMN berada.
(7) Diisi Nomor, tanggal dan Perihal Surat Klarifikasi Tertulis dari KPKNL.
(8) Diisi Nomor dan Judul Laporan Pelaksanaan Investigasi oleh Tim (bila ada).
(9) Diisi Nomor dan Judul Laporan Penelitian.
(10) Diisi Proses identifikasi yang lain baik melalui surat menyurat maupun cek fisik.
(11) Kementerian/Lembaga instansi vertikal dari Kuasa Pengguna Barang tersebut.
(12) Kanwil DJKN yang membawahi KPKNL penerbit surat.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-3-

FORM. IIB KEPUTUSAN PENETAPAN BMN IDLE

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR .../KM.6/WKN. .../KNL. .../... (1)

TENTANG

PENETAPAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ... (2)


PADA …………….. (3)
SEBAGAI BARANG MILIK NEGARA IDLE

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Barang Milik Negara (BMN) yang tidak digunakan untuk
menyelenggarakan tugas dan fungsi Pengguna Barang perlu
ditetapkan statusnya sebagai BMN idle;
b. bahwa Pengelola Barang berwenang dan bertanggung jawab
menetapkan status BMN yang tidak digunakan untuk
menyelenggarakan tugas dan fungsi menjadi BMN idle;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri
Keuangan tentang Penetapan Barang Milik Negara Berupa ... (2)
pada …(3) sebagai BMN Idle.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4609) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855);
3. Keputusan Presiden Nomor 56/P Tahun 2010;
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang
Sistem Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 233/PMK.05/2011;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/PMK.06/2007 tentang
Penatausahaan Barang Milik Negara;
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/PMK.06/2011 tentang
Tata Cara Pengelolaan Barang Milik Negara Yang Tidak
Digunakan Untuk Menyelenggarakan Tugas Dan Fungsi
Kementerian/Lembaga;
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-4-

7. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 347/KMK.01/2008 tentang


Pelimpahan Wewenang Kepada Pejabat Eselon I Di Lingkungan
Departemen Keuangan untuk dan atas Nama Menteri Keuangan
Menandatangani Surat dan atau Keputusan Menteri Keuangan;
8. Keputusan Menteri Keuangan Nomor … tentang …. (4)

Memperhatikan : 1. Surat Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang a.n.
Menteri Keuangan Nomor ….. tanggal …….. hal …..(5)
2. Surat Kementerian/Lembaga ….. Nomor….tanggal…. hal…(6)
3. Laporan Hasil Pelaksanaan Pemantauan Fisik BMN yang
Terindikasi sebagai BMN Idle pada ... (3) Nomor ... Tanggal ... (7)
4. Laporan Hasil Pelaksanaan Investigasi BMN yang terindikasi
Sebagai BMN idle pada ... (3) Nomor ... Tanggal .... (8)
5. Laporan Hasil Penelitian BMN Yang Terindikasi Sebagai BMN
Idle Pada ... (3) Nomor ….. tanggal …….. hal …..(9)

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENETAPAN


BARANG MILIK NEGARA BERUPA ... (2) PADA …….. (3) SEBAGAI
BARANG MILIK NEGARA IDLE.
PERTAMA : Menetapkan Barang Milik Negara berupa ... (2) pada …..(3) sebagaimana
dimaksud dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
Keputusan Menteri Keuangan ini sebagai Barang Milik Negara idle.
KEDUA : Nilai Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud dalam Diktum
PERTAMA seluruhnya sebesar Rp. ………….,00 (…….rupiah). (10)
KETIGA : … (11)

KEEMPAT : Pengguna Barang wajib melakukan pengawasan, pengendalian,


pengamanan, pemeliharaan dan penyelesaian permasalahan hukum atas
Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA
sebelum dilaksanakannya serah terima.

KELIMA : Setelah dilaksanakannya serah terima, Pengelola Barang melakukan


pengawasan, pengendalian, pengamanan, pemeliharaan atas Barang
Milik Negara sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA.

KEENAM : Segala biaya pengamanan dan pemeliharaan Barang Milik Negara


sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA setelah dilakukannya
serah terima, menjadi tanggung jawab Menteri Keuangan selaku
Pengelola Barang.

KETUJUH : Setelah Berita Acara Serah Terima dari Pengguna Barang ke Pengelola
Barang diterbitkan, maka keputusan penetapan status penggunaan BMN
pada Pengguna Barang yang bersangkutan dinyatakan tidak berlaku lagi.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-5-

KEDELAPAN : Pengguna Barang yang tidak menyerahkan Barang Milik Negara


sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA kepada Pengelola
Barang, akan dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam Pasal 27 PMK
Nomor 250/PMK.06/2011 tentang Tata Cara Pengelolaan Barang Milik
Negara Yang Tidak Digunakan untuk Menyelenggarakan Tugas Dan
Fungsi Kementerian/Lembaga.

KESEMBILAN : Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini, akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Salinan Keputusan Menteri Keuangan ini disampaikan kepada:


1. Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Kekayaan Negara;
2. Sekretaris Jenderal / Sekretaris Utama ……….. (12);
3. Inspektorat Jenderal……………….(12);
4. Direktur BMN;
5. Direktur PKNSI;
6. Kepala Kanwil …….. .(13)

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal ………….

a.n. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


KEPALA KPKNL ....., (14)

(tanda tangan)

……………………………...
NIP .................................... (15)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-6-

LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR .../KM.6/WKN. .../KNL. .../... (1)
TENTANG PENETAPAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA
... (2) PADA …………….. (3) SEBAGAI BARANG MILIK
NEGARA IDLE

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR BARANG MILIK NEGARA YANG DITETAPKAN STATUSNYA SEBAGAI BMN IDLE
PADA ... (1)
Tahun Nilai
Kuasa Pengguna Jenis Barang Milik
No. Lokasi Peroleh- Luas (m2) Keterangan
Barang Negara Barang Milik Negara
an
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

(16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23)

a.n. Menteri Keuangan Republik Indonesia


Kepala KPKNL...., (14)

...............................
NIP........................ (15)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-7-

CARA PENGISIAN FORM. IIB


FORMAT KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
TENTANG PENETAPAN BARANG MILIK NEGARA SEBAGAI BARANG MILIK NEGARA IDLE

(1) Nomor Keputusan Menteri Keuangan diisi sesuai dengan ketentuan tata persuratan dinas di
lingkungan DJKN.
(2) Jenis BMN yang akan ditetapkan statusnya menjadi BMN idle.
(3) Nama Kuasa Pengguna Barang beserta Kementerian/Lembaga, misal: Kantor Stasiun Meteorologi
Kemayoran Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
(4) Keputusan Menteri Keuangan tentang pelimpahan wewenang mengenai penetapan BMN idle
kepada kepala kantor/Pejabat di lingkungan vertikal DJKN.
(5) Surat Klarifikasi Tertulis, disebutkan Nama KPKNL Penerbit, Nomor, Tanggal dan Perihal.
(6) Surat Jawaban Klarifikasi Tertulis dari Satker/Kementerian, disebutkan Nomor, Tanggal dan
Perihal.
(7) Laporan Pemantauan Fisik BMN (bila pernah dilakukan pemantauan fisik), disebutkan Nomor
dan Tanggal Laporan.
(8) Laporan Hasil Pelaksanaan Investigasi BMN Yang Terindikasi sebagai BMN Idle (bila pernah
dilaksanakan investigasi), disebutkan Nomor, dan Tanggal Laporan.
(9) Laporan Hasil Penelitian BMN Yang Terindikasi sebagai BMN Idle, disebutkan Nomor, dan
Tanggal Laporan
(10) Nilai BMN yang menjadi objek penetapan sebagai BMN idle sesuai dengan nilai yang tercatat di
dalam SIMAK BMN/dokumen pengadaaan/dokumen perolehan lainnya yang sah.
(11) a. Jika menurut hasil penelitian BMN idle tidak bermasalah, maka Diktum KETIGA diisi:
“Pengguna Barang wajib menyerahkan Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud dalam
Diktum PERTAMA kepada Pengelola Barang selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak
tanggal surat penyampaian keputusan penetapan ini, kemudian melakukan penghapusan
dari Daftar Barang Kuasa Pengguna pada Kuasa Pengguna Barang dan Daftar Barang
Pengguna pada Pengguna Barang.”
b. Jika menurut hasil penelitian, BMN idle dimaksud masih terdapat permasalahan yang harus
diselesaikan dulu oleh Pengguna Barang, maka ditambahkan 2 (dua) diktum yang berbunyi
sebagai berikut::
Diktum KETIGA diisi:
“Pengguna Barang harus segera menyelesaikan permasalahan-permasalahan ….… terkait
Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA.”
Diktum KEEMPAT diisi:
“Pengguna Barang wajib menyerahkan BMN Idle dimaksud kepada Pengelola Barang
selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak keluarnya keputusan penyelesaian atas
permasalahan tersebut di atas berlaku tetap.”
(12) Kementerian/Lembaga yang bersangkutan.
(13) Kantor Wilayah DJKN setempat.
(14) KPKNL yang menetapkan status BMN sebagai BMN idle.
(15) Nama Pejabat dan NIP pejabat yang berwenang menandatangani Keputusan Menteri Keuangan
tersebut.
(16) Nomor Urut.
(17) Diisi 17 digit Kode Lokasi KPB, Uraian Satker dan Alamat Satker.
Misal: 015.08.0100.123456.KP
Kantor Stasiun Meteorologi Kemayoran, BMKG.
Jl. Angkasa Kemayoran No.8
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-8-

(18) Diisi Kode Barang, NUP, Uraian Barang.


Misal: 2010202002.001
Tanah Kosong yang sudah ada Peruntukannya
Dalam hal BMN tersebut belum dibukukan dalam SIMAK BMN, maka cukup diungkapkan
Nama Barang Milik Negara tersebut sesuai dengan PMK Nomor 29/PMK.06/2010.
(19) Lokasi Fisik BMN tersebut berada, sebutkan alamat lengkapnya.
(20) Tahun Perolehan BMN tersebut.
(21) Luas BMN, jika berupa tanah diisikan luas total tanah, jika BMN berupa bangunan diisi luas
total bangunan.
(22) Nilai BMN berdasarkan pada pembukuan (Nilai Buku).
(23) Informasi lain yang perlu diungkap dalam lampiran surat penetapan status, misal: Kondisi Fisik
BMN, status BMN,dll.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-9-

FORM. IIC BERITA ACARA SERAH TERIMA BMN IDLE DARI PENGGUNA BARANG KE
PENGELOLA BARANG

KOP (1)

BERITA ACARA SERAH TERIMA


BARANG MILIK NEGARA IDLE

Nomor BAST ...../ …./ ….

Pada hari ini.............tanggal................bulan..............tahun dua ribu ........ (3), bertempat di ....... (4),
kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : ……………………………………………………………… (5)
NIP : ……………………………………………………………… (6)
Jabatan : ……………………………………………………………… (7)
Satuan Kerja : ……………………………………………………………… (8)

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ... (13) selaku Pengguna Barang, selanjutnya disebut
sebagai PIHAK PERTAMA;

2. Nama : ……………………………………………………………… (9)


NIP : ……………………………………………………………… (10)
Jabatan : ……………………………………………………………… (11)
KPKNL : ……………………………………………………………… (12)

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Menteri Keuangan selanjutnya disebut sebagai
PIHAK KEDUA;

Sebagai tindak lanjut atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor .../KM.6/WKN. .../KNL. .../...
tentang .... (14). PIHAK PERTAMA menyerahkan kepada PIHAK KEDUA berupa ... (15) beserta
dokumen kepemilikannya. Dengan rincian sebagai berikut:
A. TANAH
1. Uraian BMN : .................................................................................................. (16)
2. Lokasi : Jalan ..... No. ...... Kec. ....
Desa .................... Kab./Kota ...... (17)
3. Batas-batas : Utara : ........................................................................
Timur : ........................................................................
Selatan : ........................................................................
Barat : ........................................................................ (18)
4. Luas : .......................... m2 (19)
5. Nilai : a. Perolehan : Rp ....................... Thn ..... (20a)
b. Pembukuan : Rp ....................... Thn ..... (20b)
c. NJOP : Rp ....................... Thn ..... (20c)
d. Wajar : Rp ....................... Thn ..... (20d)
6. Bukti Kepemilikan : Nomor : .............................................................. (21a)
Tanggal : .............................................................. (21b)
Atas Nama : .............................................................. (21c)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 10 -

B. GEDUNG / BANGUNAN
1. Uraian BMN : .......................................................................................... (22)
2. Lokasi : Jalan ..... No. ...... Kec. ....
Desa .................... Kab./Kota ....(23)
3. Luas : Total ............. m 2 Dasar Bangunan ........ m2 (24)
4. Jumlah Lantai : ............................ Lantai (25)
5. Nilai : 1. Perolehan : Rp .................. Thn ... (26a)
2. Pembukuan : Rp .................. Thn ... (26b)
3. Wajar : Rp .................. Thn ... (26c)
6. Izin Mendirikan : Nomor : .................................................... (27a)
Bangunan (IMB) Tanggal : .................................................... (27b)
Atas Nama : .................................................... (27c)
Penerbit : ................................................... (27d)
7. Fasilitas Gedung : 1. Lift .... Unit Kondisi .... Baik, .... RR, .... RB
2. Eskalator .... Unit Kondisi .... Baik, .... RR, .... RB
3. AC Sentral .... Unit Kondisi .... Baik, .... RR, .... RB
4. dst. .... Unit/Buah Kondisi .... Baik,
.... RR, .... RB (28)

C. Dokumen Pendukung
1. ......................................
2. ...................................... (29)

D. Hal-hal lain yang perlu dijelaskan


....................................................................................................................................... (30)

Apabila dikemudian hari terdapat perbedaan data maka Berita Acara ini dapat dilakukan
peninjauan ulang.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


a.n. Menteri Keuangan a.n. Menteri/Kepala/Ketua *)… (31)
Kepala KPKNL ... Kepala ...

………………………………… …………………………………
NIP …………………………… NIP ……………………………

*) pilih salah satu


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 11 -

CARA PENGISIAN FORM. IIC


FORMAT BERITA ACARA SERAH TERIMA BMN IDLE
DARI PENGGUNA BARANG KEPADA PENGELOLA BARANG

1. Kop Surat disesuaikan tata naskah dan persuratan di lingkungan Kementerian Keuangan.
2. Nomor Berita Acara Serah Terima (BAST) BMN Idle, disesuaikan dengan format yang berlaku.
3. Hari dan Tanggal dibuatnya BAST, misalnya: Pada hari Senin tanggal Dua Puluh Tiga bulan Maret
tahun Dua Ribu Dua Belas.
4. Tempat (kota) dibuat dan ditandatangani BAST.
5. Nama Pejabat yang mewakili Pihak Pertama.
6. NIP Pejabat yang mewakili Pihak Pertama.
7. Jabatan Pejabat yang mewakili Pihak Pertama.
8. Uraian Satuan kerja yang diwakili, lengkap dengan informasi nama Kementerian/Lembaga,
contoh: Stasiun Meteorologi Kemayoran, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
9. Nama Pejabat yang mewakili Pihak Kedua.
10. NIP Pejabat yang mewakili Pihak Kedua.
11. Jabatan Pejabat yang mewakili Pihak Kedua.
12. Nama KPKNL yang menerima BMN, yang mewakili Pihak Kedua.
13. Nama uraian Kementerian/Lembaga yang diwakili.
14. Diisi Keputusan Kementerian Keuangan tentang penetapan sebagai BMN Idle.
15. Jenis BMN yang diserahterimakan, misal: tanah, bangunan atau keduanya(tanah dan bangunan)

A) Isian data Tanah, diperuntukkan bila BMN yang diserahterimakan berupa tanah, bilamana hanya
bangunan yang diserahkan maka point (A) isian identitas tanah dapat ditiadakan.
16. Diisi Kode Barang, NUP, Uraian Barang.
Misal: 2010202002.001
Tanah Kosong yang sudah ada Peruntukannya
Bila ternyata BMN tersebut belum dibukukan di SIMAK BMN, maka cukup diungkapkan Nama
Barang Milik Negara tersebut sesuai dengan PMK Nomor 29/PMK.06/2010.
17. Lokasi BMN secara detail meliputi Nama/Nomor Jalan, Desa, Kecamatan, Kab./Kota dan
Provinsi.
18. Batas-batas Tanah dengan lingkungan sekitarnya.
19. Diisi Luas tanah seluruhnya.
20. Nilai Tanah tersebut, menurut:
a. Harga Perolehan Tanah, nilai pada saat pengadaan/perolehan di Kuasa Pengguna Barang
(KPB);
b. Harga Pembukuan, nilai buku (terakhir/saldo) menurut pembukuan pada Kuasa Pengguna
Barang (KPB) di aplikasi maupun manual;
c. NJOP, Nilai Jual Objek Pajak (bila ada);
d. Nilai Wajar, Nilai hasil penilaian (revaluasi) (bila ada).
21. Dokumen terakhir Bukti Kepemilikan Tanah, berupa:
a. Nomor surat kepemilikan;
b. Tanggal penerbitan bukti kepemilikan;
c. Atas Nama yang tercantum pada bukti kepemilikan;
d. Uraian instansi penerbit bukti kepemilikan, misalnya: Kantor Pertanahan Negara Sragen.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 12 -

B) Isian data Bangunan, diperuntukkan bila BMN yang diserahterimakan berupa bangunan,
bilamana hanya tanah yang diserahkan maka point (B) isian identitas bangunan dapat ditiadakan.
Apabila dalam satu BAST terdapat 2 atau lebih bangunan yang diserahterimakan, dapat
ditambahkan isian bangunan lagi setelah isian data bangunan yang pertama yaitu di Nomor d)
atau c) jika tanah tidak idle dan seterusnya.
22. Nama Jenis BMN sesuai PMK Nomor 29/PMK.06/2010, menurut pembukuan di Aplikasi SIMAK
BMN, misal: Bangunan Gudang Tertutup Permanen.
Bila ternyata tidak tercatat dalam Aplikasi SIMAK BMN, cukup disebutkan Jenis BMN tersebut
sesuai PMK Nomor 29/PMK.06/2010.
23. Lokasi BMN secara detil meliputi Nama/Nomor Jalan, Desa, Kecamatan, Kab./Kota dan Provinsi
(jika BMN yang di BAST pada Form ini termasuk di dalamnya Tanah, maka info lokasi pada isian
data bangunan dapat ditiadakan, karena sudah terisi sama pada saat isian tanah).
24. Luas Bangunan berupa Luas total bangunan dan luas dasar bangunan.
25. Jumlah lantai bangunan tersebut.
26. Nilai bangunan tersebut, menurut:
a. Harga Perolehan bangunan, nilai pada saat pengadaan/perolehan pertama kali menjadi BMN;
b. Harga Pembukuan, nilai buku (terakhir/saldo) menurut pembukuan pada Pengelola Barang
di aplikasi maupun manual;
c. Nilai Wajar, Nilai hasil penilaian (revaluasi) (bila pernah dilakukan revaluasi selama dalam
pengelolaan KPKNL).
27. Dokumen terakhir Izin Mendirikan Bangunan, berupa:
a. Nomor surat kepemilikan;
b. Tanggal penerbitan bukti kepemilikan;
c. Atas Nama yang tercantum pada bukti kepemilikan.
d. Instansi pemerintah penerbit IMB.
28. Informasi fasilitas yang ada pada gedung tersebut beserta kondisinya, dirincikan fasilitas
pendukung bangunan yang melekat dan ikut diserahterimakan terkait gedung/bangunan
tersebut.
Apabila fasilitas yang ikut diserahkan lebih dari 5 (lima) buah dibuat lampiran terpisah
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari BAST.
29. Jenis dokumen pendukung lainnya, selain dokumen kepemilikan yang terkait BMN tersebut yang
ikut diserahterimakan bersama BMN.
30. Informasi lainnya yang perlu diungkapkan terkait BMN Idle tersebut, dalam hal terdapat temuan
sebagai hasil pengecekan fisik dan pengecekan administrasi.
31. Kementerian/Lembaga selaku Pengguna Barang.

DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA,

Salinan sesuai dengan aslinya


ttd.
Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
u.b.
Plt. Kepala Bagian Umum HADIYANTO
NIP 19621010 198703 1 006

Mas Agus Subakti


NIP 197101051996031001
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
NOMOR PER- 5 /KN/2012
TENTANG PROSEDUR KERJA DAN BENTUK SURAT DALAM
PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG TIDAK
DIGUNAKAN UNTUK MENYELENGGARAKAN TUGAS DAN
FUNGSI KEMENTERIAN/LEMBAGA

FORM. IIIA SURAT PERSETUJUAN PERMINTAAN BMN IDLE

Lambang Garuda (1)

Nomor : S- .../KM.6/… (2) Tanggal, Bulan, Tahun


Sifat : Segera
Hal : ………………(3)

Yth . Menteri/Kepala/Ketua *)… (4)


Up. Sekretaris Utama/Jenderal *) ... (4)

Sehubungan dengan Surat Saudara Nomor.........(5), kami sampaikan beberapa hal sebagai
berikut:
1. melalui Surat dimaksud, Saudara menyampaikan usulan permohonan penggunaan BMN idle berupa
..... (6) yang berlokasi di .... (7) untuk menunjang tugas dan fungsi .... (8);
2. kami telah melakukan penelitian kelayakan permohonan tersebut dengan berpedoman pada standar
barang, standar kebutuhan, .... (9);
3. sesuai hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada angka (2), kami menyetujui bahwa BMN idle
berupa......(6) yang berlokasi di .......(7) digunakan oleh......(8) untuk menyelenggarakan tugas dan
fungsi.
4. berdasarkan hal tersebut pada angka 3, akan segera ditindaklanjuti dengan Berita Acara Serah terima
BMN idle dari Pengelola Barang kepada Pengguna Barang.

Demikian kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara disampaikan terima kasih.

a.n. Menteri Keuangan


Direktur Jenderal Kekayaan Negara,

..............................
NIP .......................
Tembusan:
1. Menteri Keuangan
2. Menteri/Pimpinan…….. (8)
3. Direktur BMN
4. Direktur PKNSI
5. Kepala Kanwil ………..(10)
6. Kepala KPKNL…………(11)

Gedung…………………………..Jalan……………………..
Telepon (….)………….Faksimile (…)……..Situs www.djkn.depkeu.go.id
*) pilih salah satu
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-2-

CARA PENGISIAN FORM. IIIA


SURAT PERSETUJUAN PENGGUNAAN
BARANG MILIK NEGARA IDLE

1. Disesuaikan dengan Kop surat garuda.


2. Disesuaikan dengan ketentuan tata persuratan dinas di lingkungan DJKN.
3. Diisi dengan hal surat (misalnya : Persetujuan Permohonan BMN Idle Berupa Tanah).
4. Diisi dengan nama Kementerian/Lembaga.
5. Diisi dengan nomor dan tanggal serta hal surat permohonan Pengguna Barang.
6. Diisi dengan jenis BMN dimaksud, contoh: tanah, bangunan atau keduanya (tanah dan bangunan).
7. Diisi dengan alamat / lokasi BMN berada.
8. Diisi sesuai Pengguna Barang yang bersangkutan.
9. Diisi dengan pedoman/dokumen lain yang dijadikan sebagai bahan penelitian (bila ada), misal:
rencana kebutuhan BMN.
10. Diisi dengan Kanwil DJKN dimana BMN idle tersebut berada.
11. Diisi dengan nama KPKNL dimana BMN idle tersebut berada.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-3-

FORM. IIIB SURAT PENOLAKAN PERMINTAAN BMN IDLE

Lambang Garuda (1)


Nomor : S- ... /KM.6/… (2) Tanggal, Bulan, Tahun
Sifat : Segera
Hal : …………….(3)

Yth . Menteri/Kepala/Ketua *)… (4)


Up. Sekretaris Utama/Jenderal *) ... (4)

Sehubungan dengan Surat Saudara Nomor.........(5), kami sampaikan beberapa hal sebagai
berikut:
1. melalui Surat dimaksud, Saudara menyampaikan usulan permohonan penggunaan BMN idle berupa
...........(6) yang berlokasi di .......(7) untuk menunjang tugas dan fungsi ......(8);
2. kami telah melakukan penelitian kelayakan permohonan tersebut dengan berpedoman pada standar
barang, standar kebutuhan, .... (9);
3. berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada angka (2), permintaan Saudara untuk
menggunakan BMN idle berupa ... (6) yang berlokasi di ... (7) tidak dapat kami pernuhi dengan
pertimbangan ......................(10).

Demikian kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara disampaikan terima kasih.

a.n. Menteri Keuangan


Direktur Jenderal Kekayaan Negara,

..............................
NIP .......................

Tembusan:
1. Menteri Keuangan
2. Menteri/Pimpinan…….. (8)
3. Direktur BMN
4. Direktur PKNSI

Gedung…………………………..Jalan……………………..
Telepon (….)………….Faksimile (…)……..Situs www.djkn.depkeu.go.id
*) pilih salah satu
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-4-

CARA PENGISIAN FORM. IIIB


SURAT PENOLAKAN PENGGUNAAN
BARANG MILIK NEGARA IDLE

1. Kop Garuda.
2. Disesuaikan dengan ketentuan tata persuratan dinas di lingkungan DJKN.
3. Diisi dengan perihal surat
4. Diisi sesuai dengan nama Kementerian/Lembaga sesuai Pengguna Barang.
5. Diisi dengan nomor dan tanggal serta hal surat permohonan Pengguna Barang.
6. Diisi dengan jenis BMN dimaksud.
7. Diisi dengan alamat / lokasi BMN berada.
8. Diisi sesuai Pengguna Barang yang bersangkutan.
9. Diisi dengan pedoman/dokumen lain yang dijadikan sebagai bahan penelitian (bila ada), misal:
rencana kebutuhan BMN.
10. Diisi dengan alasan yang mendasari tidak disetujuinya permintaan permohonan K/L tersebut.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-5-

FORM. IIIC BERITA ACARA SERAH TERIMA BMN IDLE DARI PENGELOLA BARANG
(KPKNL) KEPADA PENGGUNA BARANG/KUASA PENGGUNA BARANG

KOP (1)

BERITA ACARA SERAH TERIMA BARANG MILIK NEGARA IDLE


DARI PENGELOLA BARANG KEPADA PENGGUNA BARANG

Nomor BAST ...../… / … (2)

Pada hari ini.............tanggal................bulan..............tahun dua ribu ............. (3), bertempat di ............ (4),
kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : ……………………………………………………………… (5)
NIP : ……………………………………………………………… (6)
Jabatan : ……………………………………………………………… (7)
KPKNL : ……………………………………………………………… (8)

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Menteri Keuangan selaku Pengelola Barang,
selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA;

2. Nama : ……………………………………………………………… (9)


NIP : ……………………………………………………………… (10)
Jabatan : ……………………………………………………………… (11)
Satuan Kerja : ……………………………………………………………… (12)

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama .... (13), selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA;

Sebagai tindak lanjut atas surat persetujuan Menteri Keuangan Nomor ....(14). PIHAK PERTAMA
menyerahkan kepada PIHAK KEDUA berupa ... (15) beserta dokumen kepemilikannya. Dengan
rincian sebagai berikut:
A. TANAH
1. Uraian BMN : .................................................................................................. (16)
2. Lokasi : Jalan ..... No. ...... Kec. ....
Desa .................... Kab./Kota ...... (17)
3. Batas-batas : Utara : ........................................................................
Timur : ........................................................................
Selatan : ........................................................................
Barat : ........................................................................ (18)
4. Luas : .......................... m2 (19)
5. Nilai : a. Perolehan : Rp ....................... Thn ..... (20a)
b. Pembukuan : Rp ....................... Thn ..... (20b)
c. NJOP : Rp ....................... Thn ..... (20c)
d. Wajar : Rp ....................... Thn ..... (20d)
6. Bukti Kepemilikan : Nomor : .............................................................. (21a)
Tanggal : .............................................................. (21b)
Atas Nama : .............................................................. (21c)
Penerbit : ............................................................. (21d)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-6-

B. GEDUNG / BANGUNAN
1. Uraian BMN : .......................................................................................... (22)
2. Lokasi : Jalan ..... No. ...... Kec. ....
Desa .................... Kab./Kota .... (23)
3. Luas : Total ............. m2 Dasar Bangunan ........ m2 (24)
4. Jumlah Lantai : ............................ Lantai (25)
5. Nilai : a. Perolehan : Rp .................. Thn ... (26a)
b. Pembukuan : Rp .................. Thn ... (26b)
c. Wajar : Rp .................. Thn ... (26c)
6. Ijin Mendirikan : Nomor : .................................................... (27a)
Bangunan (IMB) Tanggal : .................................................... (27b)
Atas Nama : .................................................... (27c)
Penerbit : ................................................... (27d)
7. Fasilitas Gedung : a. Lift .... Unit Kondisi .... Baik, .... RR, .... RB
b. Eskalator .... Unit Kondisi .... Baik, .... RR, .... RB
c. AC .... Unit Kondisi .... Baik, .... RR, .... RB
d. dst. .... Unit/Buah Kondisi .... Baik,
.... RR, .... RB (28)

C. Dokumen Pendukung
Bersama BAST ini diserahkan pula dokumen-dokumen (berkas) pendukung terkait Barang
Milik Negara (BMN) dimaksud, yaitu:
1. ......................................
2. ...................................... (29)

D. Hal-hal lain yang perlu dijelaskan


....................................................................................................................................... (30)

Apabila dikemudian hari terdapat perbedaan data maka Berita Acara ini dapat dilakukan peninjauan
ulang.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


a.n. Menteri/Kepala/Ketua *) … (31) a.n. Menteri Keuangan
Kepala Satker ... Kepala KPKNL

………………………………… …………………………………
NIP …………………………… NIP ……………………………

*) pilih salah satu


KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-7-

CARA PENGISIAN FORM. IIIC


BERITA ACARA SERAH TERIMA BMN IDLE
DARI PENGELOLA BARANG KEPADA PENGGUNA BARANG

1. Kop Surat disesuaikan tata naskah dan persuratan di lingkungan Kementerian Keuangan.
2. Nomor Berita Acara Serah Terima (BAST) BMN Idle, disesuaikan dengan format yang berlaku
pada instansi masing-masing.
3. Hari dan Tanggal dibuatnya BAST, misalnya: Pada hari Senin tanggal Dua Puluh Tiga bulan Maret
tahun Dua Ribu Dua Belas.
4. Tempat (kota) dibuat dan ditandatangani BAST.
5. Nama Pejabat yang mewakili Pihak Pertama.
6. NIP Pejabat yang mewakili Pihak Pertama.
7. Jabatan Pejabat yang mewakili Pihak Pertama.
8. Nama KPKNL yang menyerahkan BMN, yang mewakili Pihak Pertama.
9. Nama Pejabat yang mewakili Pihak Kedua.
10. NIP Pejabat yang mewakili Pihak Kedua.
11. Jabatan Pejabat yang mewakili Pihak Kedua
12. Uraian Satuan kerja yang diwakili, lengkap dengan informasi nama Kementerian/Lembaga,
misal: Stasiun Meteorologi Kemayoran, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
13. Nama uraian Kementerian/Lembaga yang diwakili.
14. Diisi dengan nomor, tanggal dan hal surat persetujuan Menteri Keuangan.
15. Jenis BMN yang diserahterimakan, misal: Tanah, Bangunan atau keduanya (Tanah dan Bangunan)

A) Isian data Tanah, diperuntukkan bila BMN yang diserahterimakan berupa tanah, bilamana hanya
bangunan yang diserahkan maka point (A) isian identitas tanah dapat ditiadakan.
16. Diisi Kode Barang, NUP, Uraian Barang.
Misal: 2010202002.001
Tanah Kosong yang sudah ada Peruntukannya
Bila ternyata BMN tersebut belum dibukukan di SIMAK BMN, maka cukup diungkapkan Nama
Barang Milik Negara tersebut sesuai dengan PMKNomor 29/PMK.06/2010.
17. Lokasi BMN secara detail meliputi Nama/Nomor Jalan, Desa, Kecamatan, Kab./Kota dan
Provinsi.
18. Batas-batas tanah dengan lingkungan sekitarnya.
19. Diisi Luas tanah seluruhnya.
20. Nilai Tanah tersebut, menurut:
a. Harga Perolehan Tanah, nilai pada saat pengadaan/perolehan di Kuasa Pengguna Barang
(KPB);
b. Harga Pembukuan, nilai buku (terakhir/saldo) menurut pembukuan pada Kuasa Pengguna
Barang (KPB) di aplikasi maupun manual;
c. Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) (bila ada);
d. Nilai Wajar, Nilai hasil penilaian (revaluasi) (bila ada).
21. Dokumen terakhir Bukti Kepemilikan Tanah, berupa:
a. Nomor surat kepemilikan;
b. Tanggal penerbitan bukti kepemilikan;
c. Atas Nama yang tercantum pada bukti kepemilikan;
d. Uraian instansi penerbit bukti kepemilikan, misalnya: Kantor Pertanahan Negara Sragen.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-8-

B) Isian data Bangunan, diperuntukkan bila BMN yang diserahterimakan berupa bangunan,
bilamana hanya tanah yang diserahkan maka point (B) isian identitas bangunan dapat ditiadakan.
22. Nama Jenis BMN sesuai PMK Nomor 29/PMK.06/2010, menurut pembukuan di Aplikasi SIMAK
BMN, misal: Bangunan Gudang Tertutup Permanen.
Bila ternyata tidak tercatat dalam Aplikasi SIMAK BMN, cukup disebutkan Jenis BMN tersebut
sesuai PMK Nomor 29/PMK.06/2010.
23. Lokasi BMN secara detail meliputi Nama/Nomor Jalan, Desa, Kecamatan, Kab./Kota dan
Provinsi (jika BMN yang di BAST pada Form ini termasuk di dalamnya Tanah, maka info lokasi
pada isian data bangunan dapat ditiadakan, karena sudah terisi sama pada saat isian tanah).
24. Luas Bangunan berupa Luas total bangunan dan luas dasar bangunan.
25. Jumlah lantai bangunan tersebut.
26. Nilai bangunan tersebut, menurut:
a. Harga Perolehan bangunan, nilai pada saat pengadaan/perolehan pertama kali menjadi BMN;
b. Harga Pembukuan, nilai buku (terakhir/saldo) menurut pembukuan pada Pengelola Barang
di aplikasi maupun manual;
c. Nilai Wajar, Nilai hasil penilaian (revaluasi) (bila pernah dilakukan revaluasi selama dalam
pengelolaan KPKNL).
27. Dokumen terakhir Izin Mendirikan Bangunan, berupa:
a. Nomor surat kepemilikan;
b. Tanggal penerbitan bukti kepemilikan;
c. Atas Nama yang tercantum pada bukti kepemilikan.
d. Instansi pemerintah penerbit IMB.
28. Informasi fasilitas yang ada pada gedung tersebut beserta kondisinya, dirincikan fasilitas
pendukung bangunan yang melekat dan ikut diserahterimakan terkait gedung/bangunan
tersebut.
Apabila fasilitas yang ikut diserahkan lebih dari 5 (lima) buah dibuatkan lampiran terpisah
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari BAST.
29. Jenis dokumen pendukung lainnya, selain dokumen kepemilikan yang terkait BMN tersebut yang
ikut diserahterimakan bersama BMN.
30. Informasi lainnya yang perlu diungkapkan terkait BMN Idle tersebut, dalam hal terdapat temuan
sebagai hasil pengecekan fisik dan pengecekan administrasi.
31. Kementerian/lembaga selaku Pengguna Barang yang menerima BMN.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-9-

FORM. IIID KEPUTUSAN PENGHAPUSAN BMN IDLE PADA PENGELOLA BARANG

(LAMBANG GARUDA(1))

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR .../KM.6/.... (2)

TENTANG

PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA IDLE


BERUPA … (3) DI … (4)
PADA PENGELOLA BARANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : a. bahwa Barang Milik Negara (BMN) Idle berupa … (3) yang berlokasi di …
(5), telah diserahkan kepada ... (6) untuk digunakan menyelenggarakan
tugas dan fungsi;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a,
perlu menetapkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor .../KM.6/…(2)
tentang Penghapusan Barang Milik Negara (BMN) Idle Berupa … (3) di
…(4) Pada Pengelola Barang;

Mengingat : a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
c. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855);
d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan
Pemindahtanganan Barang Milik Negara;
e. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/PMK.06/2011 tentang Tata Cara
Pengelolaan Barang Milik Negara yang Tidak Digunakan Untuk
Menyelenggarakan Tugas dan Fungsi Kementerian/Lembaga;

Memperhatikan : a. Surat Persetujuan Penggunaan BMN Idle Nomor ..................(7);


b. Berita Acara Serah Terima Nomor…………………(8);
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 10 -

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA IDLE BERUPA … (3) DI … (4)


PADA PENGELOLA BARANG

PERTAMA : Menghapuskan Barang Milik Negara Idle dengan nilai buku sebesar … (9)
dengan rincian sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan Keputusan Menteri Keuangan ini dari Daftar Barang
Milik Negara berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle.

KEDUA : Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan, akan dilakukan perubahan dan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Salinan Keputusan Menteri Keuangan ini disampaikan kepada:


1. Menteri Keuangan;
2. Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan;
3. Direktur BMN;
4. Direkturt PKNSI;
5. Kepala Kanwil……..(10);
6. Kepala KPKNL……….(11).
Ditetapkan di Jakarta.
pada tanggal ………….
a.n. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA,

(tanda tangan)

……………………………..
NIP ....................................(12)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 11 -

LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR .../KM.6/.... (2)
TENTANG PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA IDLE
BERUPA … (3) DI … (4) PADA PENGELOLA BARANG

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR BARANG MILIK NEGARA IDLE YANG DIHAPUSKAN


PADA …. (11)
Tahun Luas Nilai
Jenis Barang Milik
No. Lokasi Peroleh- Keterangan
Negara (m2) Barang Milik Negara
an
1 2 3 4 5 6 7

(13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

a.n. Menteri Keuangan Republik Indonesia


Direktur Jenderal Kekayaan Negara,

......................................
NIP........................ (12)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 12 -

CARA PENGISIAN FORM. IIID


KEPUTUSAN PENGHAPUSAN BMN IDLE PADA PENGELOLA BARANG

(1) Diisi dengan lambang Garuda.


(2) Nomor Keputusan Menteri Keuangan diisi menggunakan kode instansi/unit yang menerbitkan
sesuai dengan ketentuan tata persuratan dinas di lingkungan DJKN.
(3) Jenis BMN yang akan dihapuskan, misal: tanah, bangunan atau keduanya (tanah dan bangunan).
(4) Lokasi/Kota tempat BMN idle berada.
(5) Lokasi detil tempat BMN idle berada, diisi lengkap termasuk nama jalan, nomor/km-nya.
(6) Diisi Pengguna Barang yang menerima BMN idle.
(7) Diisi dengan surat persetujuan penggunaan BMN idle.
(8) Nomor Berita Acara Serah Terima BMN idle.
(9) Nilai BMN yang dihapuskan, sesuai dengan nilai di pembukuan pada KPKNL yang bersangkutan .
Diisi dengan angka dan huruf.
(10) Kanwil DJKN yang membawahi KPKNL yang mencatat BMN idle dimaksud.
(11) KPKNL yang menatausahakan BMN idle.
(12) Pejabat yang menandatangani KMK dimaksud.
(13) Nomor Urut.
(14) Diisi Kode Barang, No aset di pembukuan Pengelola Barang, Uraian Barang.
Misal: 2010202002.001
Tanah Kosong yang sudah ada Peruntukannya
(15) Lokasi Fisik BMN tersebut berada, sebutkan alamat lengkapnya.
(16) Tahun Perolehan BMN tersebut.
(17) Luas BMN, Jika berupa tanah diisikan luas total tanah, jika berupa bangunan diisi luas total
bangunan.
(18) Nilai Barang Milik Negara berdasarkan posisi terakhir pada pembukuan (Nilai Buku).
(19) Informasi lain yang perlu diungkap dalam lampiran surat penetapan status, misal: Kondisi Fisik
BMN, status BMN,dll.

DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA,

ttd.

HADIYANTO
NIP 19621010 198703 1 006

Salinan sesuai dengan aslinya


Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
u.b.
Plt. Kepala Bagian Umum

Mas Agus Subakti


NIP 197101051996031001
LAMPIRAN IV
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
NOMOR PER-5 /KN/2012
TENTANG PROSEDUR KERJA DAN BENTUK SURAT
DALAM PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG
TIDAK DIGUNAKAN UNTUK MENYELENGGARAKAN
TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN/LEMBAGA

FORM. IVA SURAT PERINGATAN I

KOP .....(1)
Nomor : S- ... /KM.6/WKN. .../KNL. .../... (2) Tanggal, Bulan, Tahun
Sifat : Segera
Hal : Surat Peringatan Pengenaan Sanksi

Yth . Kepala .... (3)

Sehubungan dengan Keputusan Menteri Keuangan ........(4) dan.........(5), kami sampaikan


beberapa hal sebagai berikut:
1. Saudara harus menyerahkan BMN yang telah ditetapkan sebagai BMN idle berupa........(6) pada
lokasi......(7) kepada Pengelola Barang paling lambat tanggal .......(8).
2. Apabila sampai dengan tanggal tersebut, Saudara belum menyerahkan BMN sebagaimana
dimaksud pada angka 1 maka berdasarkan kententuan Pasal 27 Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 250/PMK.06/2011 tentang Tata Cara Pengelolaan Barang Milik Negara Yang Tidak
Digunakan Untuk Menyelenggarakan Tugas dan Fungsi Kementerian/Lembaga, Saudara selaku
Kuasa Pengguna Barang dapat dikenakan sanksi berupa:
a. Pembekuan dana pemeliharan atas BMN berupa.........(6) lokasi .....(7) yang telah ditetapkan
sebagai BMN idle;
b. Penundaan penyelesaian atas usulan Pemanfaatan, Pemindahtanganan, atau Penghapusan
BMN.
3. Sanksi sebagaimana dimaksud pada angka 3 akan berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai
dengan tanggal dilakukan serah terima BMN tersebut.
Demikian kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara disampaikan terima kasih.

a.n. Menteri Keuangan


Kepala KPKNL ...,

..............................
NIP ................

Tembusan:
1. Menteri Keuangan cq. Direktur Jenderal Kekayaan Negara;
2. Menteri/Pimpinan……..; (9)
3. Inspektur Jenderal/Pengawas Internal……; (9)
4. Direktur BMN;
5. Direktur PKNSI;
6. Kepala Kanwil ………..
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-2-

CARA PENGISIAN FORM. IVA


FORMAT SURAT PERINGATAN I

1. Disesuaikan dengan ketentuan tata naskah dinas persuratan di lingkungan Kementerian


Keuangan.
2. Disesuaikan dengan ketentuan tata persuratan dinas di lingkungan DJKN.
3. Diisi nama Kuasa Pengguna Barang.
4. Diisi dengan nomor, tanggal dan hal Keputusan Menteri Keuangan tentang penetapan status
BMN idle.
5. Diisi dengan nomor, tanggal dan hal surat pemberitahuan secara tertulis keputusan
penetapan menjadi BMN idle.
6. Diisi dengan Deskripsi singkat dari BMN dimaksud.
7. Diisi dengan alamat / lokasi BMN berada.
8. Diisi dengan tanggal terhitung 1 bulan sejak tanggal surat penyampaian Keputusan BMN idle.
9. Diisi sesuai Pengguna Barang yang bersangkutan.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-3-

FORM. IVB SURAT PERINGATAN II

KOP .....(1)
Nomor : S- ... /KM.6/WKN. .../KNL. .../... (2) Tanggal, Bulan, Tahun
Sifat : Segera
Hal : Surat Peringatan Pengenaan Sanksi

Yth . Kepala .... (3)

Sehubungan dengan Surat Peringatan I yang telah kami sampaikan kepada Saudara Nomor:
.........(4)tanggal...........(4)hal..........(4), kami sampaikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Saudara harus menyerahkan BMN yang telah ditetapkan sebagai BMN idle berupa........(5) pada
lokasi..........(6) kepada Pengelola Barang paling lambat tanggal .........(7).
2. Apabila sampai dengan tanggal tersebut, Saudara belum menyerahkan BMN sebagaimana
dimaksud pada angka 1 maka berdasarkan kententuan Pasal 27 Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 250/PMK.06/2011 tentang Tata Cara Pengelolaan Barang Milik Negara Yang Tidak
Digunakan Untuk Menyelenggarakan Tugas dan Fungsi Kementerian/Lembaga, Saudara selaku
Kuasa Pengguna Barang dapat dikenakan sanksi berupa:
a. Pembekuan dana pemeliharan atas BMN berupa.........(5) lokasi .........(6) yang telah ditetapkan
sebagai BMN idle;
b. Penundaan penyelesaian atas usulan Pemanfaatan, Pemindahtanganan, atau Penghapusan
BMN.
3. Sanksi sebagaimana dimaksud pada angka 3 akan berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai
dengan tanggal dilakukan serah terima BMN tersebut.
Demikian kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara disampaikan terima kasih.

a.n. Menteri Keuangan


Kepala KPKNL ...,

..............................
NIP ................

Tembusan:
1. Menteri Keuangan cq. Direktur Jenderal Kekayaan Negara;
2. Menteri/Pimpinan……...; (8)
3. Inspektur Jenderal/Pengawas Internal………;(8)
4. Direktur BMN;
5. Direktur PKNSI;
6. Kepala Kanwil ………..
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-4-

CARA PENGISIAN FORM. IVB


FORMAT SURAT PERINGATAN II

1. Disesuaikan dengan ketentuan tata naskah dinas persuratan di lingkungan Kementerian


Keuangan.
2. Disesuaikan dengan ketentuan tata persuratan dinas di lingkungan DJKN.
3. Diisi nama Kuasa Pengguna Barang.
4. Diisi dengan nomor, tanggal dan hal Surat Peringatan I.
5. Diisi dengan Deskripsi singkat dari BMN dimaksud.
6. Diisi dengan alamat / lokasi BMN berada.
7. Diisi dengan tanggal yang terhitung 1 bulan sejak tanggal surat penyampaian Keputusan
BMN idle.
8. Diisi sesuai Pengguna Barang yang bersangkutan.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-5-

FORM. IVC SURAT KEPUTUSAN PENGENAAN SANKSI

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR .../KM.6/... (1)

TENTANG

PENETAPAN PENGENAAN SANKSI


PADA …… (2)
DIKARENAKAN BELUM MENYERAHKAN BMN IDLE
PADA PENGELOLA BARANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Pengguna Barang wajib menyerahkan BMN yang


telah ditetapkan sebagai BMN Idle kepada Pengelola Barang
paling lambat 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal surat
penyampaian keputusan BMN Idle.
b. bahwa Pengelola Barang dapat mengenakan sanksi kepada
Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang yang belum
menyerahkan BMN yang telah ditetapkan sebagai BMN Idle
kepada Pengelola Barang sampai batas waktu yang telah
ditentukan.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan
Menteri Keuangan tentang Penetapan Pengenaan Sanksi pada
… (2) Dikarenakan Belum Menyerahkan BMN Idle Kepada
Pengelola Barang
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4355);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4855);
3. Keputusan Presiden Nomor 56/P Tahun 2010;
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/PMK.06/2011
tentang Tata Cara Pengelolaan Barang Milik Negara Yang
Tidak Digunakan Untuk Menyelenggarakan Tugas Dan Fungsi
Kementerian/Lembaga;
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-6-

5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 347/KMK.01/2008


tentang Pelimpahan Wewenang Kepada Pejabat Eselon I Di
Lingkungan Departemen Keuangan untuk dan atas Nama
Menteri Keuangan Menandatangani Surat dan atau
Keputusan Menteri Keuangan, sebagaimana telah diubah
dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
218/KMK.01/2010;
6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor ... tentang ... (3);

Memperhatikan : 1. Keputusan Menteri Keuangan Nomor ... tentang Penetapan


Barang Milik Negara Berupa ... pada ... sebagai Barang Milik
Negara Idle; (4)
2. Surat Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang
Nomor ... tanggal ... perihal Peringatan Pengenaan Sanksi; (5)
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENETAPAN
PENGENAAN SANKSI PADA ... (2) DIKARENAKAN BELUM
MENYERAHKAN BARANG MILIK NEGARA IDLE KEPADA
PENGELOLA BARANG.
PERTAMA : Menetapkan ... (2) dikenakan sanksi administrasi berupa:
a. Pembekuan dana pemeliharan atas BMN berupa.........(6) lokasi .....(7)
yang telah ditetapkan sebagai BMN idle;
b. Penundaan penyelesaian atas usulan Pemanfaatan,
Pemindahtanganan, atau Penghapusan BMN.
dikarenakan belum menyerahkan BMN yang ditetapkan sebagai BMN
Idle berupa ... (6) berlokasi di ... (7) kepada Pengelola Barang.
KEDUA : Sanksi sebagaimana dimaksud pada Diktum PERTAMA berlaku sejak
tanggal ditetapkan sampai dengan tanggal dilakukan serah terima BMN
tersebut.
KETIGA : Pengguna Barang wajib menyerahkan Barang Milik Negara
sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA kepada Pengelola
Barang yang dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima, kemudian
melakukan penghapusan dari Daftar Barang Kuasa Pengguna pada
Kuasa Pengguna Barang dan Daftar Barang Pengguna pada Pengguna
Barang.

KEEMPAT : Setelah Berita Acara Serah Terima dari Pengguna Barang ke Pengelola
Barang di terbitkan, maka keputusan penetapan pengenaan sanksi ini
pada Kuasa Pengguna Barang dinyatakan tidak berlaku.

KELIMA : Penetapan pengenaan sanksi pada … (2) menjadi pedoman bagi


KPKNL, Kanwil DJKN dan Kantor Pusat DJKN untuk menunda
penyelesaian atas usualan pemanfaatan, pemindahtanganan, atau
penghapusan BMN dari Kuasa Pengguna Barang tersebut.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-7-

KEENAM : Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
Keputusan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Salinan Keputusan Menteri Keuangan ini disampaikan kepada:


1. Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Kekayaan Negara;
2. Sekretaris Jenderal / Sekretaris Utama ……….. (8);
3. Inspektorat Jenderal……………….(8);
4. Direktur BMN;
5. Direktur PKNSI;
6. Kepala Kanwil ……..(9);
7. Kepala KPPN … (10)

Ditetapkan di Jakarta.
pada tanggal ………….

a.n. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


KEPALA KPKNL.............., (11)

(tanda tangan)

……………………………….
NIP .......................................(12)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-8-

CARA PENGISIAN FORM. IVC


FORMAT KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
TENTANG PENETAPAN PENGENAAN SANKSI

(1) Nomor Keputusan Menteri Keuangan diisi sesuai dengan ketentuan tata persuratan dinas di
lingkungan DJKN.
(2) Nama Kuasa Pengguna Barang beserta Kementerian/Lembaga, misal: Kantor Stasiun Meteorologi
Kemayoran Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
(3) Keputusan Menteri Keuangan tentang pelimpahan wewenang kepada Kepala KPKNL untuk
menerbitkan KMK mengenai penetapan pengenaan sanksi kepada Pengguna Barang/Kuasa
Pengguna Barang yang belum menyerahkan BMN Idle setelah melewati batas waktu yang telah
ditetapkan (bila ada).
(4) Keputusan Menteri Keuangan mengenai penetapan BMN sebagai BMN Idle.
(5) Surat Peringatan Penetapan Pengenaan Sanksi dari Kepala KPKNL.
(6) Jenis BMN yang ditetapkan statusnya sebagai BMN Idle, misal: tanah, bangunan atau keduanya
(tanah dan bangunan).
(7) Lokasi BMN yang ditetapkan statusnya sebagai BMN Idle.
(8) Kementerian/Lembaga yang bersangkutan.
(9) Kantor Wilayah DJKN setempat.
(10) KPPN yang akan melakukan eksekusi atas pelaksanaan sanksi tersebut.
(11) KPKNL yang menerbitkan KMK penetapan pengenaan sanksi.
(12) Pejabat penandatangan KMK, diisi nama dan NIP.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-9-

FORM. IVD SURAT REKOMENDASI PENGENAAN SANKSI

KOP .....(1)
Nomor : S- ... /KM.6/WKN. .../KNL. .../... (2) Tanggal, Bulan, Tahun
Sifat : Segera
Hal : Rekomendasi Pengenaan Sanksi Pembekuan Dana Pemeliharaan

Yth . Kepala KPPN.....(3)

Sehubungan dengan Keputusan Menteri Keuangan ........(4), kami sampaikan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/PMK.06/2011 tentang Tata Cara
Pengelolaan Barang Milik Negara Yang Tidak Digunakan Untuk Menyelenggarakan Tugas dan
Fungsi Kementerian/Lembaga, Pengelola Barang telah menetapkan pengenaan sanksi kepada
.........(5) melalui Keputusan Menteri Keuangan........(4);
2. Sanksi sebagaimana dimaksud pada angka 1, antara lain berupa pembekuan dana pemeliharaan
atas BMN yang telah ditetapkan sebagai BMN idle berupa..... (6) yang berada di lokasi.....(7);
3. Terkait dengan angka 1, kami mengharapkan kiranya Saudara dapat mengenakan sanksi kepada
........(5) berupa pembekuan dana pemeliharaan atas BMN yang telah ditetapkan sebagai BMN idle
berupa ..... (6) yang berada di lokasi............(7) terhitung sejak tanggal.......(8).
Demikian kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara disampaikan terima kasih.

a.n. Menteri Keuangan


Kepala KPKNL ...,

..............................
NIP ................

Tembusan:
1. Menteri Keuangan cq. Direktur Jenderal Kekayaan Negara;
2. Menteri/Pimpinan……..; (9)
3. Inspektur Jenderal/Pengawas Internal……; (9)
4. Direktur BMN;
5. Direktur PKNSI.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 10 -

CARA PENGISIAN FORM.IVD


FORMAT SURAT REKOMENDASI PENGENAAN SANKSI

1. Disesuaikan dengan Kop surat masing-masing KPKNL.


2. Disesuaikan dengan ketentuan tata persuratan dinas di lingkungan DJKN.
3. Diisi dengan nama KPPN yang membawahi Satker yang dikenakan sanksi dimaksud.
4. Diisi dengan nomor, tanggal dan hal Keputusan Menteri Keuangan tentang penetapan
pengenaan sanksi pada satuan kerja yang belum menyerahkan BMN Idle.
5. Diisi dengan nama satker yang dikenakan sanksi.
6. Diisi dengan jenis BMN idle dimaksud.
7. Diisi dengan alamat/lokasi BMN berada.
8. Diisi dengan tanggal pengenaan sanksi.
9. Diisi sesuai Pengguna Barang yang bersangkutan.

DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA,

ttd.

HADIYANTO
NIP 19621010 198703 1 006

Salinan sesuai dengan aslinya


Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
u.b.
Plt. Kepala Bagian Umum

Mas Agus Subakti


NIP 197101051996031001

Anda mungkin juga menyukai