SALINAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
TENTANG
-2-
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
-3-
12. Lembaga adalah organisasi non kementerian lembaga dan instansi lain
pengguna anggaran yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu
berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 atau peraturan perundang-undangan lainnya.
13. Kantor wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, yang selanjutnya
disebut Kanwil DJKN, adalah instansi vertikal DJKN yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Kekayaan
Negara, dan dalam hal ini merupakan pelaksana pengelolaan BMN di
tingkat wilayah pada Pengelola Barang.
14. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang, yang selanjutnya disebut
KPKNL, adalah instansi vertikal DJKN yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Kanwil DJKN, dan dalam hal ini
merupakan pelaksana pengelolaan BMN di tingkat daerah pada Pengelola
Barang.
15. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, yang selanjutnya disebut
KPPN, adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB)
yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kanwil
DJPB.
16. Direktorat Pengelolaan Kekayaan Negara dan Sistem Informasi, yang
selanjutnya disebut Direktorat PKNSI, adalah unit eselon II pada
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang mempunyai tugas
merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di
bidang pengelolaan kekayaan negara dan sistem informasi.
17. Direktorat Barang Milik Negara, yang selanjutnya disebut Direktorat
BMN, adalah unit eselon II pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
yang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan
standarisasi teknis di bidang BMN.
18. Direktur Jenderal adalah direktur jenderal yang lingkup tugas dan
tanggung jawabnya meliputi pengelolaan BMN.
BAB II
KLARIFIKASI TERTULIS, INVESTIGASI, DAN PENELITIAN
Bagian Kesatu
Klarifikasi Tertulis
Pasal 2
(1) Direktorat BMN, Direktorat PKNSI, Kanwil DJKN, dan KPKNL dapat
menerima dan/atau memperoleh informasi BMN yang terindikasi sebagai
BMN idle dari berbagai sumber.
(2) Sumber informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa hasil
pelaksanaan pengawasan dan pengendalian oleh Pengelola Barang, laporan
dari Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang, hasil penertiban Barang
Milik Negara, Laporan Barang Pengguna/Kuasa Pengguna Semesteran dan
Tahunan, laporan rekapitulasi hasil inventarisasi dari
Kementerian/Lembaga, laporan hasil audit aparat pengawas fungsional
pemerintah, informasi dari media massa, baik cetak maupun elektronik,
dan/atau laporan masyarakat.
(3) Penerima informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meneruskan
semua informasi BMN yang terindikasi sebagai BMN idle melalui surat
kepada KPKNL yang ruang lingkup wilayah kerjanya meliputi Satker
dimana BMN yang terindikasi sebagai BMN idle berada.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-4-
Pasal 3
(1) Kepala KPKNL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) menugaskan
Kepala Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara untuk menyiapkan konsep
surat permintaan klarifikasi tertulis dan dokumen pendukung kepada
Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang paling lambat 9 (sembilan) hari
kerja sejak informasi diterima untuk disampaikan kepada Kepala KPKNL.
(2) Materi klarifikasi tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk
tetapi tidak terbatas pada identitas dan keberadaan BMN yang terindikasi
sebagai BMN idle, Penggunaan, rencana Penggunaan dalam waktu 3 (tiga)
tahun terhitung sejak terindikasi sebagai BMN idle, dan pelaksanaan
pemanfaatan.
(3) Rencana Penggunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) didukung
dengan dokumen berupa Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga, Rencana Kebutuhan BMN,
dan/atau surat persetujuan terkait dengan penyempurnaan organisasi.
(4) Konsep surat permintaan klarifikasi tertulis dan dokumen pendukung
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sebagaimana diatur dalam
Lampiran I Form IA yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur Jenderal ini dan ditandatangani oleh Kepala KPKNL
paling lambat 3 (tiga) hari kerja.
Pasal 4
-5-
Bagian Kedua
Investigasi
Pasal 5
Pasal 6
-6-
(3) Laporan Hasil Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c
disusun dengan format sebagaimana diatur dalam Lampiran I Form IF
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal
ini dan disampaikan kepada Kepala KPKNL.
BAB III
PENETAPAN DAN PENYERAHAN
Bagian Kesatu
Penetapan
Pasal 7
(1) Dalam hal berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6, BMN tersebut tidak memenuhi kriteria sebagai BMN idle, Kepala KPKNL
menugaskan Kepala Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara untuk menyusun
konsep Surat Pemberitahuan kepada Pengguna Barang/Kuasa Pengguna
Barang dengan format sebagaimana diatur dalam Lampiran II Form IIA
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal
ini.
(2) Kepala KPKNL menandatangani Surat Pemberitahuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan menyampaikannya kepada Pengguna
Barang/Kuasa Pengguna Barang.
Pasal 8
(1) Dalam hal berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6, BMN memenuhi kriteria sebagai BMN idle, maka Kepala KPKNL
menugaskan Kepala Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara untuk menyusun
konsep Surat Keputusan Penetapan BMN tersebut sebagai BMN idle dengan
format sebagaimana diatur dalam Lampiran II Form IIB yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.
Bagian Kedua
Penyerahan
Pasal 9
-7-
(3) Berita Acara Serah Terima sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun
sebagaimana diatur dalam Lampiran II Form IIC yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.
(4) Dalam hal diperlukan, Kepala KPKNL dapat menugaskan Kepala Seksi
Pengelolaan Kekayaan Negara untuk melakukan pengecekan administrasi
dan pengecekan fisik atas BMN idle yang akan diserahkan oleh Pengguna
Barang/Kuasa Pengguna Barang sebelum ditandatanganinya Berita Acara
Serah Terima.
(5) Dalam hal terdapat temuan dalam pengecekan administrasi dan
pengecekan fisik atas BMN idle sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
temuan tersebut dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima sebagaimana
dimaksud pada ayat (2).
Pasal 10
BAB IV
PENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN
Pasal 11
(2) Pengamanan dan pemeliharaan BMN idle sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi tetapi tidak terbatas pada:
a. pengamanan administrasi antara lain kegiatan inventarisasi,
pembukuan, pelaporan dan penyimpanan dokumen kepemilikan dan
bukti-bukti lain yang berkaitan dengan BMN idle;
b. pengamanan fisik antara lain pemagaran dan pemasangan tanda batas,
pemasangan tanda penguasaan, penjagaan keamanan;
c. pengamanan hukum antara lain penanganan masalah hukum; dan
d. pemeliharaan antara lain perawatan kebersihan gedung, halaman,
pengecatan.
-8-
BAB V
TINDAK LANJUT ATAS PENYERAHAN BMN IDLE
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 15
-9-
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
BAB VI
PENATAUSAHAAN DAN PELAPORAN
Pasal 19
BAB VII
SANKSI
Pasal 20
- 10 -
Pasal 21
Pasal 22
Pasal 23
- 11 -
BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 24
Dalam hal lokasi Satuan Kerja dan lokasi BMN yang terindikasi sebagai BMN idle
tidak berada dalam satu wilayah kerja KPKNL, maka:
a. kegiatan klarifikasi tertulis, investigasi, penelitian, penetapan BMN idle,
pengenaan dan pencabutan sanksi dilakukan oleh KPKNL yang wilayah
kerjanya satu lokasi dengan Satuan Kerja;
b. kegiatan penyerahan, penatausahaan, pengawasan, pengendalian,
pengamanan dan pemeliharaan BMN idle dilakukan oleh KPKNL yang
wilayah kerjanya meliputi lokasi BMN idle.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 25
Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 24 Agustus 2012
DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA,
ttd.
HADIYANTO
NIP 19621010 198703 1 006
KOP .....(1)
Nomor : S- ... /MK.6/WKN. .../KNL. .../... (2) Tanggal, Bulan, Tahun
Sifat : Segera
Hal : Permintaan Klarifikasi Tertulis
dan Dokumen Pendukung
Yth ........(3)
Sehubungan dengan ……………..(4) bahwa BMN berupa …….(5) yang berlokasi di …….(6)
yang berada dalam penguasaan Saudara, merupakan BMN yang terindikasi sebagai BMN idle.
Berdasarkan Pasal 16 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun 2008 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/PMK.06/2011 tentang Tata Cara
Pengelolaan Barang Milik Negara Yang Tidak Digunakan Untuk Menyelenggarakan Tugas Dan
Fungsi Kementerian/Lembaga, Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang wajib
menyerahkan tanah dan/atau bangunan tidak digunakan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi
Kementerian/Lembaga kepada Pengelola Barang.
Terkait dengan hal tersebut, diminta Saudara menyampaikan kepada kami berupa:
1. Penjelasan terkait BMN berupa … (5) yang berada di … (6) yang terindikasi sebagai BMN idle,
meliputi:
a. Identitas BMN;
b. Status Kepemilikan BMN;
c. Status Penggunaan BMN;
d. … (7).
2. Salinan/Copy dokumen pendukung atas BMN tersebut, meliputi:
a. Dokumen Kepemilikan Tanah dan/atau IMB gedung/bangunan;
b. Dokumen Penggunaan dan/atau Rencana Penggunaan;
c. Dokumen Pemanfaatan (perjanjian dengan pihak ke-3);
d. Kartu Identitas Barang (KIB);
e. … (8).
Penjelasan/jawaban tertulis beserta dokumen dimaksud, kiranya dapat kami terima paling
lambat 3 (tiga) bulan sejak terbitnya surat ini.
Demikian kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara disampaikan terima kasih.
..............................
NIP ................
Tembusan:
1. Menteri Keuangan cq. Direktur Jenderal Kekayaan Negara;
2. Menteri/Pimpinan……..; (9)
3. Inspektur Jenderal/Pengawas Internal……; (9)
4. Direktur BMN;
5. Direktur PKNSI;
6. Kepala Kanwil … (10)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-2-
(1) Disesuaikan dengan ketentuan tata naskah dinas di lingkungan Kementerian Keuangan.
(2) Disesuaikan dengan ketentuan tata persuratan dinas di lingkungan DJKN.
(3) Diisi Kepala Satuan Kerja (Kuasa Pengguna Barang) dan alamat kantor.
(4) Diisi dengan sumber informasi BMN yang terindikasi sebagai BMN idle.
(5) Jenis BMN yang terindikasi sebagai BMN idle, misal: tanah atau bangunan.
(6) Alamat / lokasi BMN berada.
(7) Dapat ditambah permintaan penjelasan lain yang diperlukan.
(8) Dapat ditambahkan salinan dokumen pendukung lainnya yang diperlukan.
(9) Sesuai Pengguna Barang yang bersangkutan.
(10) Kanwil DJKN yang membawahi KPKNL tersebut.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-3-
..............., .........................
Kepala
.................................................
NIP .........................................
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-4-
1. Nomor Urut.
2. Diisi 17 digit Kode Lokasi KPB, Uraian Satker dan Alamat Satker.
Misal: 075.01.0100.437931.000.KD
Stasiun Meteorologi Kemayoran
Jl. Angkasa Kemayoran No.8 Jakarta.
KOP …..(1)
A. PENDAHULUAN
1. Dasar Pelaksanaan Kegiatan
a. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun 2008;
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/PMK.06/2011 tentang Tata Cara Pengelolaan
Barang Milik Negara Yang Tidak Digunakan Untuk Menyelenggarakan Tugas dan
Fungsi Kementerian/Lembaga;
c. Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor ... Tahun ...... tentang
Prosedur Kerja dan Bentuk Surat Dalam Pengelolaan Barang Milik Negara Yang
Tidak Digunakan Untuk Menyelenggarakan Tugas dan Fungsi
Kementerian/Lembaga;
d. Surat Permintaan Klarifikasi tertulis …. (4);
e. Surat Jawaban Klarifikasi dari ... (2) Nomor ....(5);
f. Surat Tugas dari ... (6).
2. Latar Belakang
Dalam rangka akuntabilitas pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) dengan tetap
menjunjung tinggi tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), diperlukan
penggunaan BMN secara tepat, efektif dan optimal untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi
Kementerian/Lembaga. Dalam pelaksanaan pengelolaan BMN masih dijumpai BMN
khususnya tanah dan/atau bangunan yang sudah tidak digunakan untuk pelaksanaan tugas
dan fungsi.
Berdasarkan informasi/data yang berasal dari…....... (7) terdapat BMN yang terindikasi
sebagai BMN idle pada .... (2) berupa ... (8) yang berlokasi di ... (9).
Sebagai tindak lanjut atas surat klarifikasi ... (4) dan surat jawaban dari ... (2) Nomor ... (5),
serta dari informasi yang diperoleh selama proses pemantauan terhadap BMN tersebut,
menurut hemat kami, diperlukan pelaksanaan kegiatan pemantauan fisik BMN berupa
tanah dan/atau bangunan yang terindikasi sebagai BMN idle.
C. PENUTUP
.............................................................................................................................................
............................................................................................................................................. (31)
Dibuat di.........(32)
Pada tanggal.....
Petugas Pelaksana Pemantauan Lapangan (33)
1. ....
2. ....
3. ….
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-8-
B.1.b) Isian Tanah diperuntukan BMN idle berupa tanah, bilamana hanya bangunannya yang idle
maka formulir isian tanah dapat ditiadakan.
(13) Kode Barang berupa tanah sesuai PMK 29/PMK.06/2010 beserta Nomor Urut Pendaftaran
dan Nomor KIB menurut pembukuan di Aplikasi SIMAK BMN,
Contoh:
Kode Barang: 2010202002 NUP/KIB: 1/1.
Bila ternyata tidak tercatat dalam Aplikasi SIMAK BMN, disebutkan BMN belum dicatat.
(14) Nama Jenis BMN sesuai PMK 29/PMK.06/2010, menurut pembukuan di Aplikasi SIMAK
BMN,
Contoh: Tanah Kosong Yang Sudah Diperuntukkan.
Bila ternyata tidak tercatat dalam Aplikasi SIMAK BMN, cukup disebutkan Tanah.
(15) Lokasi BMN secara detil meliputi Nama/Nomor Jalan, Desa, Kecamatan, Kab./Kota,
Provinsi.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-9-
(16) Peruntukan BMN berupa Tanah yang terindikasi BMN idle pada saat dilakukan
pemantauan.
Contoh: - Tanah Kosong;
- Tanah Digunakan untuk Rumah/Hunian/Kebun Warga setempat;
- Lapangan Sepakbola;
- Berdiri bangunan/gedung/gudang kosong (tidak dipakai).
(17) Diisi jumlah unit bangunan di atas tanah tersebut, bila ada bangunan dan bukan
bangunan liar (illegal).
(18) Diisi luas tanah seluruhnya.
(19) Hanya untuk BMN berupa tanah diungkapkan batas tanah tersebut dengan sekitarnya.
(20) Kondisi Tanah yang terindikasi sebagai BMN idle, yaitu: Baik, Rusak Ringan, dan/atau Rusak
Berat.
B.1.c) Isian Identitas BMN Berupa bangunan diisi bila BMN idle berupa Gedung/Bangunan,
bilamana hanya tanahnya yang idle maka isian bangunan dapat ditiadakan. Apabila dalam
satu hamparan tanah terdapat 2 atau lebih gedung/bangunan idle dapat ditambahkan isian
bangunan lagi di Nomor d) atau c) jika tanah tidak idle dan seterusnya.
(21) Kode Barang sesuai PMK 29/PMK.06/2010 beserta Nomor Urut Pendaftaran dan Nomor
KIB menurut pembukuan di Aplikasi SIMAK BMN.
Bila ternyata tidak tercatat dalam Aplikasi SIMAK BMN, disebutkan BMN belum dicatat.
(22) Nama Jenis BMN sesuai PMK 29/PMK.06/2010, menurut pembukuan di Aplikasi SIMAK
BMN.
Bila ternyata tidak tercatat dalam Aplikasi SIMAK BMN, cukup disebutkan Gedung
dan/atau Bangunan.
(23) Lokasi bangunan secara detil meliputi Nama/Nomor Jalan, Desa, Kecamatan, Kab./Kota,
Provinsi. Bila BMN Idle dalam Form ini termasuk didalamnya Tanah, maka isian lokasi
untuk identitas Bangunan dapat ditiadakan.
(24) Peruntukan BMN berupa bangunan yang terindikasi BMN idle pada saat dilakukan
pemantauan.
(25) Diisi Luas Total Bangunan dan Luas Dasar Bangunan (luas tanah terpakai untuk
bangunan).
(26) Diisi jumlah lantai pada bangunan tersebut.
(27) Kondisi Gedung dan/atau Bangunan yang terindikasi sebagai BMN idle, yaitu: Baik, Rusak
Ringan, dan/atau Rusak Berat.
(28) Diuraikan kondisi terkini atas BMN berupa tanah dan/atau bangunan yang terindikasi
sebagai BMN idle tersebut, meliputi: kondisi fisik BMN, perubahan-perubahan yang
pernah dilakukan (yang terjadi sejak diperoleh), fasilitas yang melekat pada BMN tersebut
dan gambaran fisik lainnya atas BMN berupa tanah dan/atau bangunan yang terindikasi
sebagai BMN Idle.
(29) Diuraikan keterangan mengenai penggunaan/pemanfaatan BMN Tanah dan/atau
Bangunan yang terindikasi sebagai BMN idle pada saat dilaksanakan pemantauan fisik,
baik yang dilakukan oleh satkernya, atau pihak-pihak lain yang memanfaatkan, dengan
atau tanpa izin.
(30) Apabila diperlukan, informasi dapat diperoleh dari masyarakat dengan melakukan
koordinasi instansi terkait seperti Kementerian/Lembaga lain, Pemerintah Daerah, atau
pihak lainnya disekitar lokasi BMN tersebut, kemudian diungkapkan informasi-informasi
tersebut dengan jelas.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 10 -
(31) Kesimpulan dari kegiatan pemantauan fisik tersebut, yang dapat mendukung bahwa
jawaban/klarifikasi dari Satker sesuai dengan kondisi fisik BMN tersebut.
(32) Lokasi KPKNL berada.
(33) Petugas pelaksana pemantauan fisik BMN.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 11 -
KOP …..(1)
Pada hari ....tanggal ... bulan ... tahun ... (4), bertempat di .... (5), kami telah melakukan peninjauan
fisik BMN dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan, dengan hasil sebagai berikut :
A. Data Tanah:
1. Nama Barang : ......................................................................................... (6)
2. Lokasi : .........................................................................................
......................................................................................... (7)
3. Peruntukan : ......................................................................................... (8)
4. Luas : Tanah : ………… m2 (9)
5. Jumlah : .............. Unit Bangunan (10)
6. Batas-batas : Utara : .......................................................................
Timur : .......................................................................
Selatan : .......................................................................
Barat : ....................................................................... (11)
B. Data Bangunan
1) Nama Barang : ......................................................................................... (12)
2) Peruntukan : ......................................................................................... (13)
3) Lokasi : ......................................................................................... (14)
4) Luas : Bangunan : .................. m2
Dasar Bangunan : .......... m2 (15)
5) Jumlah : ........................ Lantai (16)
6) Kondisi : ......................................................................................... (17)
Berita Acara ini dibuat sebagai bagian dari kegiatan……….(18) atas tanah dan/atau bangunan yang
terindikasi sebagai BMN Idle. Hal-hal penting lainnya mengenai data dimaksud disajikan
dalam………..(19). Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Berita Acara ini, maka akan
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
(18) Diisi dengan jenis kegiatan yang dilakukan apakah pemantauan lapangan atau investigasi.
(19) Diisi dengan jenis laporan yang dibuat yaitu Laporan Hasil Pemantauan Fisik atau
Laporan hasil investigasi, disesuaikan dengan jenis kegiatan yang dilakukan.
(20) Petugas yang melakukan peninjauan Lapangan dari KPKNL.
(21) Petugas yang melakukan peninjauan Lapangan dari Satker atau Kuasa Pengguna Barang.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 14 -
KOP …..(1)
A. PENDAHULUAN
1. Dasar Investigasi
a. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun 2008;
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/PMK.06/2011 tentang Tata Cara
Pengelolaan Barang Milik Negara Yang Tidak Digunakan Untuk Menyelenggarakan
Tugas dan Fungsi Kementerian/Lembaga;
c. Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor ... Tahun ...... tentang
Prosedur Kerja dan Bentuk Surat Dalam Pengelolaan Barang Milik Negara yang
Tidak Digunakan Untuk Menyelenggarakan Tugas dan Fungsi
Kementerian/Lembaga;
d. Surat Permintaan Klarifikasi tertulis …. (4);
e. Surat Jawaban Klarifikasi dari ... (2) Nomor ……..(5);
f. Surat Tugas dari ... (6).
2. Latar Belakang
Dalam rangka akuntabilitas pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) dengan tetap
menjunjung tinggi tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), diperlukan
penggunaan BMN secara tepat, efektif, dan optimal untuk penyelenggaraan tugas dan
fungsi Kementerian/Lembaga. Dalam pelaksanaan pengelolaan BMN masih dijumpai
BMN khususnya tanah dan/atau bangunan yang sudah tidak digunakan untuk
pelaksanaan tugas dan fungsi.
Berdasarkan informasi/data yang berasal dari…....... (7) terdapat BMN yang terindikasi
sebagai BMN idle pada .... (2) berupa ... (8) yang berlokasi di ... (9).
Sebagai tindak lanjut atas surat klarifikasi ... (4), menurut hemat kami, diperlukan
pelaksanaan investigasi yang merupakan rangkaian dari tata cara penetapan dan
pengelolaan BMN idle.
4. Ruang Lingkup
a. BMN berupa ... (8) pada ... (2) yang terindikasi sebagai BMN idle; dan
b. Dokumen-dokumen terkait BMN berupa .... (8) pada ... (2) yang terindikasi sebagai
BMN idle.
B. HASIL INVESTIGASI
1. Objek Investigasi:
a. Identitas Kuasa Pengguna Barang (KPB)
1) Kode Lokasi : ......................................................................... (10)
2) Nama KPB : ......................................................................... (11)
3) Alamat : .........................................................................
......................................................................... (12)
Telp: ........................ Faksimile: ....................... (12)
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................ (38)
2. Rekomendasi
Berdasarkan hasil investigasi diperoleh beberapa penjelasan yang memadai untuk
digunakan dalam tahap penelitian …………………… (39)
Dibuat di.........(40)
pada tanggal.....
Petugas Investigasi (41)
1. ....
2. ....
3. … .
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 17 -
(16) Peruntukan BMN berupa tanah yang terindikasi BMN idle pada saat dilakukan
peninjauan.
Contoh: - Tanah Kosong;
- Tanah Digunakan untuk Rumah/Hunian/Kebun Warga setempat;
- Lapangan Sepakbola;
- Berdiri bangunan/gedung/gudang kosong (tidak dipakai).
(17) Diisi luas tanah seluruhnya.
(18) Diisi jumlah unit bangunan di atas tanah tersebut.
(19) Status BMN yang terindikasi sebagai BMN idle, dengan isian informasi sebagai berikut:
a. Dikuasai;
b. Tidak Dikuasai;
c. Sebagian dikuasai.
(20) Dokumen kepemilikan BMN berupa tanah dan/atau bangunan beserta atas nama
pemiliknya.
(21) Hanya untuk BMN berupa tanah diungkapkan batas tanah tersebut dengan sekitarnya.
(22) Kondisi Tanah yang terindikasi sebagai BMN idle, yaitu: Baik, Rusak Ringan, dan/atau Rusak
Berat.
B.1.c) Isian identitas BMN berupa bangunan diperuntukkan BMN idle berupa Gedung/Bangunan,
bilamana hanya tanahnya yang idle maka isian bangunan dapat ditiadakan. Apabila dalam
satu hamparan tanah terdapat 2 atau lebih gedung/bangunan idle dapat ditambahan isian
bangunan lagi di Nomor d) atau c) jika tanah tidak idle dan seterusnya.
(23) Kode Barang sesuai PMK Nomor 29/PMK.06/2010 beserta Nomor Urut Pendaftaran dan
Nomor KIB menurut pembukuan di Aplikasi SIMAK BMN.
Bila ternyata tidak tercatat dalam Aplikasi SIMAK BMN, disebutkan BMN belum dicatat.
(24) Nama Jenis BMN sesuai PMK Nomor 29/PMK.06/2010, menurut pembukuan di Aplikasi
SIMAK BMN.
Bila ternyata tidak tercatat dalam Aplikasi SIMAK BMN, cukup disebutkan bangunan .
(25) Lokasi BMN secara detil meliputi Nama/Nomor Jalan, Desa, Kecamatan, Kab./Kota
(26) Peruntukan BMN berupa Bangunan yang terindikasi BMN idle pada saat dilakukan
investigasi.
(27) Diisi Luas Bangunan Total (seluruhnya) dan Luas dasar bangunan, luas tanah yang
dipakai untuk bangunan dimaksud.
(28) Diisi jumlah lantai pada bangunan tersebut.
(29) Status BMN yang terindikasi sebagai BMN idle, dengan isian informasi sebagai berikut:
a. Dikuasai;
b. Tidak Dikuasai;
c. Sebagian dikuasai.
(30) Diisi Nomor/tanggal, atas nama dan instansi penerbit IMB.
(31) Kondisi BMN berupa Bangunan yang terindikasi sebagai BMN idle, yaitu: Baik, Rusak
Ringan, dan/atau Rusak Berat.
(32) Disebutkan jenis-jenis dokumen yang diteliti dalam rangka pelaksanaan Investigasi data
BMN berupa tanah dan/atau bangunan yang terindikasi sebagai BMN idle. Dokumen-
dokumen data BMN yang terindikasi sebagai BMN idle, antara lain:
a. Sertifikat tanah, disebutkan Kantor Pertanahan yang menerbitkan, nomor, tanggal, dan
atas nama sertifikat tanah tersebut;
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 19 -
KOP (1)
LAPORAN HASIL PENELITIAN
BARANG MILIK NEGARA BERUPA ... (2)
PADA ... (3)
YANG TERINDIKASI IDLE
NOMOR LAP- .../WKN. .../KNL. .../.... (4)
I. PENDAHULUAN
1. Dasar Penelitian
a. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
38 Tahun 2008;
b. Pasal 10 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/PMK.06/2011 tentang
Tata Cara Pengelolaan Barang Milik Negara Yang Tidak Digunakan Untuk
Menyelenggarakan Tugas dan Fungsi Kementerian/Lembaga;
c. Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor ... Tahun ...... tentang
Prosedur Kerja dan Bentuk Surat Dalam Pengelolaan Barang Milik Negara Yang
Tidak Digunakan Untuk Menyelenggarakan Tugas dan Fungsi
Kementerian/Lembaga;
d. Surat Permintaan Klarifikasi tertulis …. (5);
e. Surat Jawaban Klarifikasi dari ... (3) ……..(6);
f. Laporan Pelaksanaan Pemantauan Fisik Atas BMN yang Terindikasi Sebagai BMN
Idle pada ...(3) Nomor ... (7);
g. Laporan Pelaksanaan Investigasi Atas BMN Yang Terindikasi Sebagai BMN Idle
pada .... (3) Nomor: ... (8);
h. Surat Tugas dari ... (9).
2. Latar Belakang
Dalam rangka akuntabilitas pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) dengan tetap
menjunjung tinggi tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), diperlukan
penggunaan BMN secara tepat, efektif, dan optimal untuk penyelenggaraan tugas dan
fungsi Kementerian/Lembaga. Dalam pelaksanaan pengelolaan BMN masih dijumpai
BMN khususnya tanah dan/atau bangunan yang sudah tidak digunakan untuk
pelaksanaan tugas dan fungsi.
Berdasarkan informasi/data yang berasal dari ... (10) terdapat BMN yang terindikasi
sebagai BMN idle pada .... (3) berupa ... (2) yang berlokasi di ... (11).
..........................................................................................................................................................
......................................................................................................................................... (12)
Dari informasi yang dapat diperoleh, menurut hemat kami perlu dilaksanakan
penelitian sebagai tahap terakhir sebelum proses penetapan status BMN idle.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 22 -
3. Tujuan
a. Memperoleh informasi, dan data yang lengkap, jelas, detail dan dapat
dipertanggungjawabkan terhadap keberadaan, penggunaan, rencana
penggunaan/pemanfaatan dan kondisi terkini atas BMN berupa ... (2) yang
terindikasi sebagai BMN idle pada ... (3).
b. Memperoleh kejelasan dan kelengkapan informasi berdasarkan dokumen
dan/atau salinannya atas BMN berupa ... (2) yang terindikasi sebagai BMN idle
pada ... (3).
c. ...... (13).
4. Manfaat
a. Diperoleh informasi yang lengkap, jelas, detail dan dapat dipertanggungjawabkan
terhadap keberadaan, penggunaan, rencana penggunaan/pemanfaatan dan
kondisi terkini atas BMN berupa ... (2) yang terindikasi sebagai BMN idle pada ...
(3).
b. Diperoleh informasi jelas dan lengkap berdasarkan dokumen dan/atau salinannya
atas BMN berupa ... (2) yang terindikasi sebagai BMN idle pada ... (3).
c. Sebagai masukan sehingga dapat diambil kebijakan yang tepat terkait
keberadaan BMN berupa .... (2) yang terindikasi sebagai BMN idle.
d. .... (14)
5. Ruang Lingkup
a. BMN berupa ... (2) pada ... (3) yang terindikasi sebagai BMN idle; dan
b. Dokumen-dokumen pendukung terkait BMN berupa .... (2) pada ... (3) yang
terindikasi sebagai BMN idle.
3. Status Kepemilikan
.......................................................................................................................................
....................................................................................................................................... (47)
5. Permasalahan-permasalahan BMN
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................ (54)
V. PENUTUP
1. Kesimpulan
.......................................................................................................................................
....................................................................................................................................... (55)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 25 -
2. Tindak lanjut
.......................................................................................................................................
....................................................................................................................................... (56)
II.2) Isian Identitas BMN Berupa Tanah diperuntukkan BMN idle berupa tanah, bilamana hanya
bangunannya yang idle maka formulir isian tanah dapat ditiadakan.
(20) Kode Barang sesuai PMK Nomor 29/PMK.06/2010 beserta Nomor Urut Pendaftaran dan
Nomor KIB menurut pembukuan di Aplikasi SIMAK BMN,
Contoh:
Kode Barang: 2010202002 NUP/KIB: 1/1
Bila ternyata tidak tercatat dalam Aplikasi SIMAK BMN, disebutkan BMN belum dicatat.
(21) Nama Jenis BMN sesuai PMK Nomor 29/PMK.06/2010, menurut pembukuan di Aplikasi
SIMAK BMN, contoh: Tanah Kosong Yang Sudah Diperuntukkan.
Bila ternyata tidak tercatat dalam Aplikasi SIMAK BMN, cukup disebutkan jenis BMN
tersebut sesuai PMK Nomor 29/PMK.06/2010.
(22) Lokasi BMN secara detail meliputi Nama/Nomor Jalan, Desa, Kecamatan, Kab./Kota dan
Provinsi.
(23) Peruntukkan/pemakaian BMN berupa tanah yang terindikasi sebagai BMN idle pada saat
dilakukan penelitian.
(24) Diisi luas tanah seluruhnya dan luas tanah yang digunakan untuk bangunan.
(25) Diisi jumlah unit bangunan di atas tanah tersebut.
(26) Status BMN yang terindikasi sebagai BMN idle, dengan isian informasi sebagai berikut:
a. Dikuasai;
b. Tidak Dikuasai;
c. Sebagian dikuasai.
(27) a. Status Kepemilikan BMN berupa tanah dan/atau bangunan, yaitu:
1) bersertifikat hak milik (SHM);
2) bersertifikat hak pakai (SHP);
3) bersertifikat hak guna bangunan (SHGB);
4) dokumen kepemilikan lain (sebutkan).
b. Atas nama yang tercantum dalam dokumen kepemilikan di atas.
c. Diisi nomor dan tanggal sertifikat/dokumen kepemilikan dimaksud.
(28) Batas-batas tanah tersebut dengan lingkungan sekitarnya.
(29) Diisi fakta perolehan BMN tersebut, meliputi:
a. Cara perolehan BMN tersebut;
- Pembelian; - Hasil Sitaan;
- Transfer masuk; - Hasil Tukar Menukar;
- Hibah masuk; - BGS/BSG;
- Rampasan; - Perolehan lainnya (sebutkan).
b. Tahun perolehan barang;
c. Nilai pada saat perolehan.
(30) Nilai BMN tersebut yang terdiri dari:
a. Nilai pembukuan di Aplikasi SIMAK BMN;
b. Nilai Wajar berdasarkan hasil Inventarisasi dan Penilaian; dan
c. Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).
(31) Kondisi Tanah yang terindikasi sebagai BMN idle, yaitu: Baik, Rusak Ringan, dan/atau Rusak
Berat.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 28 -
II.C) Isian Identitas BMN berupa bangunan diperuntukkan BMN idle berupa Gedung/Bangunan,
bilamana hanya tanahnya saja yang idle maka isian bangunan dapat ditiadakan. Apabila
dalam satu hamparan tanah terdapat 2 (dua) atau lebih bangunan yang idle, maka dapat
ditambahkan isian Identitas BMN Berupa Bangunan lagi di Nomor C) atau B) jika tanah
tidak idle.
(32) Kode Barang sesuai PMK Nomor 29/PMK.06/2010 beserta Nomor Urut Pendaftaran dan
Nomor KIB menurut pembukuan di Aplikasi SIMAK BMN. Bila ternyata tidak tercatat
dalam Aplikasi SIMAK BMN, disebutkan BMN belum dicatat.
(33) Nama Jenis BMN sesuai PMK Nomor 29/PMK.06/2010.
(34) Lokasi BMN secara detail meliputi Nama/Nomor Jalan, Desa, Kecamatan, Kab./Kota dan
Provinsi (jika BMN yang terindikasi idle dalam laporan ini termasuk didalamnya tanah, maka isian
Identitas BMN Berupa Bangunan nomor (3) dapat ditiadakan).
(35) Peruntukan/pemakaian BMN berupa Bangunan yang terindikasi BMN idle pada saat ini.
(36) Diisi Luas Bangunan seluruhnya dan Luas Tanah yang digunakan untuk bangunan (Luas
Dasar Bangunan).
(37) Diisi jumlah lantai bangunan tersebut.
(38) Status BMN yang terindikasi sebagai BMN idle, dengan isian informasi sebagai berikut:
a. Dikuasai;
b. Tidak Dikuasai;
c. Sebagian dikuasai.
(39) Izin Mendirikan Bangunan (IMB), disebutkan:
a. Instansi Pemerintah Daerah yang mengeluarkan izin.
b. Atas nama yang tercantum dalam dokumen IMB di atas.
c. Diisi nomor dan tanggal dokumen IMB dimaksud.
(40) Diisi fakta perolehan BMN tersebut, meliputi:
a. Cara perolehan BMN tersebut:
- Pembelian; - Hasil Sitaan;
- Transfer masuk; - Hasil Tukar Menukar;
- Hibah masuk; - BGS/BSG;
- Rampasan; - Perolehan lainnya (sebutkan).
d. Berita Acara Serah Terima (BAST), disebut Nama BAST, Nomor, Tanggal dan Pihak-
pihak terkait;
e. Kontrak, disebutkan Nomor, Tanggal, dan Pelaksana Pihak ketiga;
f. Putusan Pengadilan, disebutkan kantor pengadilan yang mengeluarkan keputusan,
nomor, tanggal dan putusannya;
g. Kuitansi/Nota/Bukti Pembayaran, disebutkan Nomor, Tanggal dan Suplier;
h. Dokumen Perolehan Lainnya, disebutkan jenis/nama, Nomor, Tanggal dan
Peruntukkan.
Bila dalam pelaksanaan penelitian tidak ditemukan dokumen perolehan satupun cukup
diungkapkan bahwa, “dalam pelaksanaan penelitian tidak ditemukan dokumen perolehan BMN”.
(44) Dokumen kepemilikan yang menjadi dasar penguasaan atas BMN tersebut, misal:
a. Sertifikat, disebutkan jenis sertifikat, instansi penerbit, nomor, tanggal dan atas nama
sertifikat tersebut;
b. Surat Keterangan Pendaftaran Tanah (SKPT) dari Badan Pertanahan Nasional,
disebutkan Kantor Pertanahan penerbit, nomor, tanggal, dan perihal bila ada;
c. Akta Pelepasan Hak, disebutkan Nomor, Tanggal dan Pihak terkait dalam Akta
Pelepasan Hak tersebut;
d. Akta Jual Beli (AJB), disebutkan nomor, tangal, notaris, dan pihak-pihak terkait dalam
Akta Jual Beli tersebut;
e. Izin Mendirikan Bangunan (IMB), disebutkan jenis, instansi Pemda penerbit, nomor, dan
tanggal;
f. Surat Penetapan Status Barang Milik Negara dari Pengelola Barang, disebutkan instansi
penerbit, nomor, tanggal dan perihal.
g. Dokumen Kepemilikan lainnya, disebutkan nomor, tanggal dan instansi (pihak)
penerbit.
Bila dalam pelaksanaan penelitian tidak ditemukan dokumen kepemilikan satupun cukup
diungkapkan bahwa, “dalam pelaksanaan penelitian tidak ditemukan dokumen kepemilikan
BMN”.
(45) Dokumen dan Berkas pendukung lainnya yang bisa digunakan sebagai sumber informasi
dalam pelaksanaan penelitian BMN tersebut, misalnya:
a. Kartu Identitas Barang, disebutkan nomor registrasi BMN tersebut dalam pembukuan
SIMAK BMN;
b. Surat Penetapan Status BMN, disebutkan instansi penerbit, nomor, tanggal dan
perihalnya;
c. Surat Izin Pemanfaatan, disebutkan instansi penerbit, nomor, tanggal surat dan perihal;
d. Berita Acara Inventarisasi dan Penilaian, disebutkan nomor, tanggal dan instansi
penerbit Berita Acara Inventarisasi;
e. DIPA yang menunjukkan adanya progress rencana penggunaan atas BMN tersebut,
disebutkan instansi, nomor dan tahun DIPA;
f. Kontrak/perjanjian pemanfaatan, disebutkan nomor, tanggal kontrak;
g. Rencana Umum Tata Ruang (RUTR), disebutkan Pemda yang mengeluarkan, lokasi,
peruntukan dan tahun RUTR;
h. Rencana Kebutuhan BMN, disebutkan Kementerian/Lembaga, Eselon I, Koordinator
Wilayah (bila ada), satker yang mempunyai RKBMN, dan tahun diterbitkannya;
i. Dokumen pendukung lainnya, disebutkan jenis/nama berkas, nomor, tanggal dan
penerbit/pihak terkait.
Bila dalam pelaksanaan penelitian tidak ditemukan dokumen pendukung lainnya, maka
point ini dapat ditiadakan.
(46) Diuraikan sejarah perolehan BMN berupa tanah dan/atau bangunan termasuk cara
perolehannya, sumber pembiayaan, rekanan (pihak ketiga) dan temuan lain mengenai
perolehan BMN dimaksud. Jika tidak diperoleh informasi mengenai sejarah perolehan BMN
tersebut, paragraf ini dapat ditiadakan.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 30 -
(47) Diuraikan informasi status BMN berupa tanah dan/atau bangunan yang terindikasi sebagai
BMN idle tersebut. Uraian dari status dijelaskan selengkap-lengkapnya terkait hal sebagai
berikut:
a. Dikuasai
a.1. Tidak terdapat bangunan (untuk tanah), atau tidak ada penghuni (untuk
bangunan).
a.2. Terdapat bangunan pihak lain, disebutkan apakah pemilik bangunan masih satker
dalam satu kementerian atau diluar kementerian/lembaga atau pihak ketiga
(untuk BMN berupa Tanah). Terdapat penghuni (untuk BMN berupa bangunan,
serta disebutkan asal/identitas penghuni tersebut).
b. Tidak Dikuasai
b.1. Tidak terdapat bangunan (untuk tanah), atau tidak ada penghuni (untuk
bangunan), serta diungkapkan informasi sengketanya.
b.2 Terdapat bangunan pihak lain, disebutkan apakah satker dalam satu kementerian
atau diluar kementerian/lembaga atau pihak ketiga (untuk BMN berupa Tanah).
Terdapat penghuni (untuk BMN berupa bangunan, serta disebutkan
asal/identitas penghuni tersebut). Serta diungkapkan perihal sengketanya.
c. Sebagian dikuasai
c.1. Tidak terdapat bangunan (untuk tanah), atau tidak ada penghuni (untuk
bangunan), serta diungkapkan informasi sengketanya.
c.2 Terdapat bangunan pihak lain, disebutkan apakah satker dalam satu kementerian
atau diluar kementerian/lembaga atau pihak ketiga (untuk BMN berupa tanah).
Terdapat penghuni (untuk BMN berupa bangunan, serta disebutkan
asal/identitas penghuni tersebut). Serta diungkapkan perihal sengketanya.
Uraian di atas disertai informasi permasalahan sengketa baik yang sudah diajukan ke
pengadilan maupun belum, dan perkembangannya sampai dengan pada pelaksanaan
investigasi.
(48) Diuraikan informasi mengenai status inventarisasinya, pembukuannya, pelaporan dan
informasi lain yang diperoleh dari data pembukuannya.
(49) Diuraikan keterangan mengenai penggunaan/pemanfaatan BMN tersebut pada saat
dilaksanakan penelitian, baik yang dilakukan oleh satkernya, atau pihak-pihak lain yang
memanfaatkan, dengan izin atau tidak.
Serta diungkapkan rencana penggunaan atas BMN tersebut dimasa yang akan datang (bila
ada), dan implementasi dari rencana tersebut pada saat pelaksanaan penelitian atas BMN
tersebut. Uraian tersebut di atas harus disertai data dan fakta yang mendukung adanya
kegiatan penggunaan dan/atau rencana penggunaan BMN tersebut, serta dokumen terkait,
baik berupa rekomendasi Pengelola Barang dan surat keputusan (SK) dari Pengguna
Barang, Rencana Kebutuhan BMN (RKBMN), dan dokumen terkait lainnya.
(50) Diuraikan kondisi terkini atas BMN berupa tanah dan/atau bangunan yang terindikasi
sebagai BMN idle tersebut, meliputi: kondisi fisik BMN, perubahan-perubahan yang pernah
dilakukan (yang terjadi sejak diperoleh), dan gambaran fisik lainnya atas BMN berupa
tanah dan/atau bangunan yang terindikasi sebagai BMN idle.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 31 -
ttd.
HADIYANTO
NIP 19621010 198703 1 006
Salinan sesuai dengan aslinya
Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
u.b.
Plt. Kepala Bagian Umum
KOP .....(1)
Nomor : S- .../MK.6/WKN. .../KNL. .../... (2) Tanggal, Bulan, Tahun
Sifat : Segera
Hal : Pemberitahuan Bahwa BMN
Berupa ...(5) yang berlokasi di … (6) Tidak Idle
Sehubungan dengan … (4) bahwa BMN berupa … (5) yang berlokasi di …….(6) yang berada
dalam penguasaan Saudara, merupakan BMN yang terindikasi sebagai BMN idle.
Terkait dengan informasi tersebut kami telah melaksanakan proses identifikasi sebagai
berikut:
1. Surat Klarifikasi Nomor ... Tanggal ....(7)
2. Investigasi dengan Laporan Pelaksanaan Investigasi Nomor..... (8);
3. Penelitian dengan Laporan Pelaksanaan Hasil Penelitian Nomor … (9);
4. .... (10)
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan di atas, BMN berupa ... (5) pada ... (3) yang berlokasi
di ... (6) bukan merupakan BMN Idle yang harus diserahkan kepada Pengelola Barang dan dapat
digunakan untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi Satuan Kerja Saudara. Untuk BMN dimaksud,
agar dilaksanakan kegiatan Penatausahaan BMN sebagaimana aturan yang berlaku.
Demikian kami sampaikan, dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat ini
akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. Atas perhatian dan kerja sama Saudara
disampaikan terima kasih.
..............................
NIP ................
Tembusan:
1. Menteri Keuangan cq. Direktur Jenderal Kekayaan Negara;
2. Menteri/Pimpinan……..; (11)
3. Inspektur Jenderal/Pengawas Internal……; (11)
4. Direktur BMN;
5. Direktur PKNSI;
6. Kepala Kanwil …. (12)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-2-
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
Menimbang : a. bahwa Barang Milik Negara (BMN) yang tidak digunakan untuk
menyelenggarakan tugas dan fungsi Pengguna Barang perlu
ditetapkan statusnya sebagai BMN idle;
b. bahwa Pengelola Barang berwenang dan bertanggung jawab
menetapkan status BMN yang tidak digunakan untuk
menyelenggarakan tugas dan fungsi menjadi BMN idle;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri
Keuangan tentang Penetapan Barang Milik Negara Berupa ... (2)
pada …(3) sebagai BMN Idle.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4609) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855);
3. Keputusan Presiden Nomor 56/P Tahun 2010;
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang
Sistem Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 233/PMK.05/2011;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/PMK.06/2007 tentang
Penatausahaan Barang Milik Negara;
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/PMK.06/2011 tentang
Tata Cara Pengelolaan Barang Milik Negara Yang Tidak
Digunakan Untuk Menyelenggarakan Tugas Dan Fungsi
Kementerian/Lembaga;
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-4-
Memperhatikan : 1. Surat Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang a.n.
Menteri Keuangan Nomor ….. tanggal …….. hal …..(5)
2. Surat Kementerian/Lembaga ….. Nomor….tanggal…. hal…(6)
3. Laporan Hasil Pelaksanaan Pemantauan Fisik BMN yang
Terindikasi sebagai BMN Idle pada ... (3) Nomor ... Tanggal ... (7)
4. Laporan Hasil Pelaksanaan Investigasi BMN yang terindikasi
Sebagai BMN idle pada ... (3) Nomor ... Tanggal .... (8)
5. Laporan Hasil Penelitian BMN Yang Terindikasi Sebagai BMN
Idle Pada ... (3) Nomor ….. tanggal …….. hal …..(9)
MEMUTUSKAN:
KETUJUH : Setelah Berita Acara Serah Terima dari Pengguna Barang ke Pengelola
Barang diterbitkan, maka keputusan penetapan status penggunaan BMN
pada Pengguna Barang yang bersangkutan dinyatakan tidak berlaku lagi.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-5-
KESEMBILAN : Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini, akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal ………….
(tanda tangan)
……………………………...
NIP .................................... (15)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-6-
LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR .../KM.6/WKN. .../KNL. .../... (1)
TENTANG PENETAPAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA
... (2) PADA …………….. (3) SEBAGAI BARANG MILIK
NEGARA IDLE
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
DAFTAR BARANG MILIK NEGARA YANG DITETAPKAN STATUSNYA SEBAGAI BMN IDLE
PADA ... (1)
Tahun Nilai
Kuasa Pengguna Jenis Barang Milik
No. Lokasi Peroleh- Luas (m2) Keterangan
Barang Negara Barang Milik Negara
an
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
...............................
NIP........................ (15)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-7-
(1) Nomor Keputusan Menteri Keuangan diisi sesuai dengan ketentuan tata persuratan dinas di
lingkungan DJKN.
(2) Jenis BMN yang akan ditetapkan statusnya menjadi BMN idle.
(3) Nama Kuasa Pengguna Barang beserta Kementerian/Lembaga, misal: Kantor Stasiun Meteorologi
Kemayoran Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
(4) Keputusan Menteri Keuangan tentang pelimpahan wewenang mengenai penetapan BMN idle
kepada kepala kantor/Pejabat di lingkungan vertikal DJKN.
(5) Surat Klarifikasi Tertulis, disebutkan Nama KPKNL Penerbit, Nomor, Tanggal dan Perihal.
(6) Surat Jawaban Klarifikasi Tertulis dari Satker/Kementerian, disebutkan Nomor, Tanggal dan
Perihal.
(7) Laporan Pemantauan Fisik BMN (bila pernah dilakukan pemantauan fisik), disebutkan Nomor
dan Tanggal Laporan.
(8) Laporan Hasil Pelaksanaan Investigasi BMN Yang Terindikasi sebagai BMN Idle (bila pernah
dilaksanakan investigasi), disebutkan Nomor, dan Tanggal Laporan.
(9) Laporan Hasil Penelitian BMN Yang Terindikasi sebagai BMN Idle, disebutkan Nomor, dan
Tanggal Laporan
(10) Nilai BMN yang menjadi objek penetapan sebagai BMN idle sesuai dengan nilai yang tercatat di
dalam SIMAK BMN/dokumen pengadaaan/dokumen perolehan lainnya yang sah.
(11) a. Jika menurut hasil penelitian BMN idle tidak bermasalah, maka Diktum KETIGA diisi:
“Pengguna Barang wajib menyerahkan Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud dalam
Diktum PERTAMA kepada Pengelola Barang selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak
tanggal surat penyampaian keputusan penetapan ini, kemudian melakukan penghapusan
dari Daftar Barang Kuasa Pengguna pada Kuasa Pengguna Barang dan Daftar Barang
Pengguna pada Pengguna Barang.”
b. Jika menurut hasil penelitian, BMN idle dimaksud masih terdapat permasalahan yang harus
diselesaikan dulu oleh Pengguna Barang, maka ditambahkan 2 (dua) diktum yang berbunyi
sebagai berikut::
Diktum KETIGA diisi:
“Pengguna Barang harus segera menyelesaikan permasalahan-permasalahan ….… terkait
Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA.”
Diktum KEEMPAT diisi:
“Pengguna Barang wajib menyerahkan BMN Idle dimaksud kepada Pengelola Barang
selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak keluarnya keputusan penyelesaian atas
permasalahan tersebut di atas berlaku tetap.”
(12) Kementerian/Lembaga yang bersangkutan.
(13) Kantor Wilayah DJKN setempat.
(14) KPKNL yang menetapkan status BMN sebagai BMN idle.
(15) Nama Pejabat dan NIP pejabat yang berwenang menandatangani Keputusan Menteri Keuangan
tersebut.
(16) Nomor Urut.
(17) Diisi 17 digit Kode Lokasi KPB, Uraian Satker dan Alamat Satker.
Misal: 015.08.0100.123456.KP
Kantor Stasiun Meteorologi Kemayoran, BMKG.
Jl. Angkasa Kemayoran No.8
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-8-
FORM. IIC BERITA ACARA SERAH TERIMA BMN IDLE DARI PENGGUNA BARANG KE
PENGELOLA BARANG
KOP (1)
Pada hari ini.............tanggal................bulan..............tahun dua ribu ........ (3), bertempat di ....... (4),
kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : ……………………………………………………………… (5)
NIP : ……………………………………………………………… (6)
Jabatan : ……………………………………………………………… (7)
Satuan Kerja : ……………………………………………………………… (8)
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ... (13) selaku Pengguna Barang, selanjutnya disebut
sebagai PIHAK PERTAMA;
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Menteri Keuangan selanjutnya disebut sebagai
PIHAK KEDUA;
Sebagai tindak lanjut atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor .../KM.6/WKN. .../KNL. .../...
tentang .... (14). PIHAK PERTAMA menyerahkan kepada PIHAK KEDUA berupa ... (15) beserta
dokumen kepemilikannya. Dengan rincian sebagai berikut:
A. TANAH
1. Uraian BMN : .................................................................................................. (16)
2. Lokasi : Jalan ..... No. ...... Kec. ....
Desa .................... Kab./Kota ...... (17)
3. Batas-batas : Utara : ........................................................................
Timur : ........................................................................
Selatan : ........................................................................
Barat : ........................................................................ (18)
4. Luas : .......................... m2 (19)
5. Nilai : a. Perolehan : Rp ....................... Thn ..... (20a)
b. Pembukuan : Rp ....................... Thn ..... (20b)
c. NJOP : Rp ....................... Thn ..... (20c)
d. Wajar : Rp ....................... Thn ..... (20d)
6. Bukti Kepemilikan : Nomor : .............................................................. (21a)
Tanggal : .............................................................. (21b)
Atas Nama : .............................................................. (21c)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 10 -
B. GEDUNG / BANGUNAN
1. Uraian BMN : .......................................................................................... (22)
2. Lokasi : Jalan ..... No. ...... Kec. ....
Desa .................... Kab./Kota ....(23)
3. Luas : Total ............. m 2 Dasar Bangunan ........ m2 (24)
4. Jumlah Lantai : ............................ Lantai (25)
5. Nilai : 1. Perolehan : Rp .................. Thn ... (26a)
2. Pembukuan : Rp .................. Thn ... (26b)
3. Wajar : Rp .................. Thn ... (26c)
6. Izin Mendirikan : Nomor : .................................................... (27a)
Bangunan (IMB) Tanggal : .................................................... (27b)
Atas Nama : .................................................... (27c)
Penerbit : ................................................... (27d)
7. Fasilitas Gedung : 1. Lift .... Unit Kondisi .... Baik, .... RR, .... RB
2. Eskalator .... Unit Kondisi .... Baik, .... RR, .... RB
3. AC Sentral .... Unit Kondisi .... Baik, .... RR, .... RB
4. dst. .... Unit/Buah Kondisi .... Baik,
.... RR, .... RB (28)
C. Dokumen Pendukung
1. ......................................
2. ...................................... (29)
Apabila dikemudian hari terdapat perbedaan data maka Berita Acara ini dapat dilakukan
peninjauan ulang.
………………………………… …………………………………
NIP …………………………… NIP ……………………………
1. Kop Surat disesuaikan tata naskah dan persuratan di lingkungan Kementerian Keuangan.
2. Nomor Berita Acara Serah Terima (BAST) BMN Idle, disesuaikan dengan format yang berlaku.
3. Hari dan Tanggal dibuatnya BAST, misalnya: Pada hari Senin tanggal Dua Puluh Tiga bulan Maret
tahun Dua Ribu Dua Belas.
4. Tempat (kota) dibuat dan ditandatangani BAST.
5. Nama Pejabat yang mewakili Pihak Pertama.
6. NIP Pejabat yang mewakili Pihak Pertama.
7. Jabatan Pejabat yang mewakili Pihak Pertama.
8. Uraian Satuan kerja yang diwakili, lengkap dengan informasi nama Kementerian/Lembaga,
contoh: Stasiun Meteorologi Kemayoran, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
9. Nama Pejabat yang mewakili Pihak Kedua.
10. NIP Pejabat yang mewakili Pihak Kedua.
11. Jabatan Pejabat yang mewakili Pihak Kedua.
12. Nama KPKNL yang menerima BMN, yang mewakili Pihak Kedua.
13. Nama uraian Kementerian/Lembaga yang diwakili.
14. Diisi Keputusan Kementerian Keuangan tentang penetapan sebagai BMN Idle.
15. Jenis BMN yang diserahterimakan, misal: tanah, bangunan atau keduanya(tanah dan bangunan)
A) Isian data Tanah, diperuntukkan bila BMN yang diserahterimakan berupa tanah, bilamana hanya
bangunan yang diserahkan maka point (A) isian identitas tanah dapat ditiadakan.
16. Diisi Kode Barang, NUP, Uraian Barang.
Misal: 2010202002.001
Tanah Kosong yang sudah ada Peruntukannya
Bila ternyata BMN tersebut belum dibukukan di SIMAK BMN, maka cukup diungkapkan Nama
Barang Milik Negara tersebut sesuai dengan PMK Nomor 29/PMK.06/2010.
17. Lokasi BMN secara detail meliputi Nama/Nomor Jalan, Desa, Kecamatan, Kab./Kota dan
Provinsi.
18. Batas-batas Tanah dengan lingkungan sekitarnya.
19. Diisi Luas tanah seluruhnya.
20. Nilai Tanah tersebut, menurut:
a. Harga Perolehan Tanah, nilai pada saat pengadaan/perolehan di Kuasa Pengguna Barang
(KPB);
b. Harga Pembukuan, nilai buku (terakhir/saldo) menurut pembukuan pada Kuasa Pengguna
Barang (KPB) di aplikasi maupun manual;
c. NJOP, Nilai Jual Objek Pajak (bila ada);
d. Nilai Wajar, Nilai hasil penilaian (revaluasi) (bila ada).
21. Dokumen terakhir Bukti Kepemilikan Tanah, berupa:
a. Nomor surat kepemilikan;
b. Tanggal penerbitan bukti kepemilikan;
c. Atas Nama yang tercantum pada bukti kepemilikan;
d. Uraian instansi penerbit bukti kepemilikan, misalnya: Kantor Pertanahan Negara Sragen.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 12 -
B) Isian data Bangunan, diperuntukkan bila BMN yang diserahterimakan berupa bangunan,
bilamana hanya tanah yang diserahkan maka point (B) isian identitas bangunan dapat ditiadakan.
Apabila dalam satu BAST terdapat 2 atau lebih bangunan yang diserahterimakan, dapat
ditambahkan isian bangunan lagi setelah isian data bangunan yang pertama yaitu di Nomor d)
atau c) jika tanah tidak idle dan seterusnya.
22. Nama Jenis BMN sesuai PMK Nomor 29/PMK.06/2010, menurut pembukuan di Aplikasi SIMAK
BMN, misal: Bangunan Gudang Tertutup Permanen.
Bila ternyata tidak tercatat dalam Aplikasi SIMAK BMN, cukup disebutkan Jenis BMN tersebut
sesuai PMK Nomor 29/PMK.06/2010.
23. Lokasi BMN secara detil meliputi Nama/Nomor Jalan, Desa, Kecamatan, Kab./Kota dan Provinsi
(jika BMN yang di BAST pada Form ini termasuk di dalamnya Tanah, maka info lokasi pada isian
data bangunan dapat ditiadakan, karena sudah terisi sama pada saat isian tanah).
24. Luas Bangunan berupa Luas total bangunan dan luas dasar bangunan.
25. Jumlah lantai bangunan tersebut.
26. Nilai bangunan tersebut, menurut:
a. Harga Perolehan bangunan, nilai pada saat pengadaan/perolehan pertama kali menjadi BMN;
b. Harga Pembukuan, nilai buku (terakhir/saldo) menurut pembukuan pada Pengelola Barang
di aplikasi maupun manual;
c. Nilai Wajar, Nilai hasil penilaian (revaluasi) (bila pernah dilakukan revaluasi selama dalam
pengelolaan KPKNL).
27. Dokumen terakhir Izin Mendirikan Bangunan, berupa:
a. Nomor surat kepemilikan;
b. Tanggal penerbitan bukti kepemilikan;
c. Atas Nama yang tercantum pada bukti kepemilikan.
d. Instansi pemerintah penerbit IMB.
28. Informasi fasilitas yang ada pada gedung tersebut beserta kondisinya, dirincikan fasilitas
pendukung bangunan yang melekat dan ikut diserahterimakan terkait gedung/bangunan
tersebut.
Apabila fasilitas yang ikut diserahkan lebih dari 5 (lima) buah dibuat lampiran terpisah
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari BAST.
29. Jenis dokumen pendukung lainnya, selain dokumen kepemilikan yang terkait BMN tersebut yang
ikut diserahterimakan bersama BMN.
30. Informasi lainnya yang perlu diungkapkan terkait BMN Idle tersebut, dalam hal terdapat temuan
sebagai hasil pengecekan fisik dan pengecekan administrasi.
31. Kementerian/Lembaga selaku Pengguna Barang.
Sehubungan dengan Surat Saudara Nomor.........(5), kami sampaikan beberapa hal sebagai
berikut:
1. melalui Surat dimaksud, Saudara menyampaikan usulan permohonan penggunaan BMN idle berupa
..... (6) yang berlokasi di .... (7) untuk menunjang tugas dan fungsi .... (8);
2. kami telah melakukan penelitian kelayakan permohonan tersebut dengan berpedoman pada standar
barang, standar kebutuhan, .... (9);
3. sesuai hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada angka (2), kami menyetujui bahwa BMN idle
berupa......(6) yang berlokasi di .......(7) digunakan oleh......(8) untuk menyelenggarakan tugas dan
fungsi.
4. berdasarkan hal tersebut pada angka 3, akan segera ditindaklanjuti dengan Berita Acara Serah terima
BMN idle dari Pengelola Barang kepada Pengguna Barang.
Demikian kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara disampaikan terima kasih.
..............................
NIP .......................
Tembusan:
1. Menteri Keuangan
2. Menteri/Pimpinan…….. (8)
3. Direktur BMN
4. Direktur PKNSI
5. Kepala Kanwil ………..(10)
6. Kepala KPKNL…………(11)
Gedung…………………………..Jalan……………………..
Telepon (….)………….Faksimile (…)……..Situs www.djkn.depkeu.go.id
*) pilih salah satu
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-2-
Sehubungan dengan Surat Saudara Nomor.........(5), kami sampaikan beberapa hal sebagai
berikut:
1. melalui Surat dimaksud, Saudara menyampaikan usulan permohonan penggunaan BMN idle berupa
...........(6) yang berlokasi di .......(7) untuk menunjang tugas dan fungsi ......(8);
2. kami telah melakukan penelitian kelayakan permohonan tersebut dengan berpedoman pada standar
barang, standar kebutuhan, .... (9);
3. berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada angka (2), permintaan Saudara untuk
menggunakan BMN idle berupa ... (6) yang berlokasi di ... (7) tidak dapat kami pernuhi dengan
pertimbangan ......................(10).
Demikian kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara disampaikan terima kasih.
..............................
NIP .......................
Tembusan:
1. Menteri Keuangan
2. Menteri/Pimpinan…….. (8)
3. Direktur BMN
4. Direktur PKNSI
Gedung…………………………..Jalan……………………..
Telepon (….)………….Faksimile (…)……..Situs www.djkn.depkeu.go.id
*) pilih salah satu
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-4-
1. Kop Garuda.
2. Disesuaikan dengan ketentuan tata persuratan dinas di lingkungan DJKN.
3. Diisi dengan perihal surat
4. Diisi sesuai dengan nama Kementerian/Lembaga sesuai Pengguna Barang.
5. Diisi dengan nomor dan tanggal serta hal surat permohonan Pengguna Barang.
6. Diisi dengan jenis BMN dimaksud.
7. Diisi dengan alamat / lokasi BMN berada.
8. Diisi sesuai Pengguna Barang yang bersangkutan.
9. Diisi dengan pedoman/dokumen lain yang dijadikan sebagai bahan penelitian (bila ada), misal:
rencana kebutuhan BMN.
10. Diisi dengan alasan yang mendasari tidak disetujuinya permintaan permohonan K/L tersebut.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-5-
FORM. IIIC BERITA ACARA SERAH TERIMA BMN IDLE DARI PENGELOLA BARANG
(KPKNL) KEPADA PENGGUNA BARANG/KUASA PENGGUNA BARANG
KOP (1)
Pada hari ini.............tanggal................bulan..............tahun dua ribu ............. (3), bertempat di ............ (4),
kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : ……………………………………………………………… (5)
NIP : ……………………………………………………………… (6)
Jabatan : ……………………………………………………………… (7)
KPKNL : ……………………………………………………………… (8)
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Menteri Keuangan selaku Pengelola Barang,
selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA;
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama .... (13), selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA;
Sebagai tindak lanjut atas surat persetujuan Menteri Keuangan Nomor ....(14). PIHAK PERTAMA
menyerahkan kepada PIHAK KEDUA berupa ... (15) beserta dokumen kepemilikannya. Dengan
rincian sebagai berikut:
A. TANAH
1. Uraian BMN : .................................................................................................. (16)
2. Lokasi : Jalan ..... No. ...... Kec. ....
Desa .................... Kab./Kota ...... (17)
3. Batas-batas : Utara : ........................................................................
Timur : ........................................................................
Selatan : ........................................................................
Barat : ........................................................................ (18)
4. Luas : .......................... m2 (19)
5. Nilai : a. Perolehan : Rp ....................... Thn ..... (20a)
b. Pembukuan : Rp ....................... Thn ..... (20b)
c. NJOP : Rp ....................... Thn ..... (20c)
d. Wajar : Rp ....................... Thn ..... (20d)
6. Bukti Kepemilikan : Nomor : .............................................................. (21a)
Tanggal : .............................................................. (21b)
Atas Nama : .............................................................. (21c)
Penerbit : ............................................................. (21d)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-6-
B. GEDUNG / BANGUNAN
1. Uraian BMN : .......................................................................................... (22)
2. Lokasi : Jalan ..... No. ...... Kec. ....
Desa .................... Kab./Kota .... (23)
3. Luas : Total ............. m2 Dasar Bangunan ........ m2 (24)
4. Jumlah Lantai : ............................ Lantai (25)
5. Nilai : a. Perolehan : Rp .................. Thn ... (26a)
b. Pembukuan : Rp .................. Thn ... (26b)
c. Wajar : Rp .................. Thn ... (26c)
6. Ijin Mendirikan : Nomor : .................................................... (27a)
Bangunan (IMB) Tanggal : .................................................... (27b)
Atas Nama : .................................................... (27c)
Penerbit : ................................................... (27d)
7. Fasilitas Gedung : a. Lift .... Unit Kondisi .... Baik, .... RR, .... RB
b. Eskalator .... Unit Kondisi .... Baik, .... RR, .... RB
c. AC .... Unit Kondisi .... Baik, .... RR, .... RB
d. dst. .... Unit/Buah Kondisi .... Baik,
.... RR, .... RB (28)
C. Dokumen Pendukung
Bersama BAST ini diserahkan pula dokumen-dokumen (berkas) pendukung terkait Barang
Milik Negara (BMN) dimaksud, yaitu:
1. ......................................
2. ...................................... (29)
Apabila dikemudian hari terdapat perbedaan data maka Berita Acara ini dapat dilakukan peninjauan
ulang.
………………………………… …………………………………
NIP …………………………… NIP ……………………………
1. Kop Surat disesuaikan tata naskah dan persuratan di lingkungan Kementerian Keuangan.
2. Nomor Berita Acara Serah Terima (BAST) BMN Idle, disesuaikan dengan format yang berlaku
pada instansi masing-masing.
3. Hari dan Tanggal dibuatnya BAST, misalnya: Pada hari Senin tanggal Dua Puluh Tiga bulan Maret
tahun Dua Ribu Dua Belas.
4. Tempat (kota) dibuat dan ditandatangani BAST.
5. Nama Pejabat yang mewakili Pihak Pertama.
6. NIP Pejabat yang mewakili Pihak Pertama.
7. Jabatan Pejabat yang mewakili Pihak Pertama.
8. Nama KPKNL yang menyerahkan BMN, yang mewakili Pihak Pertama.
9. Nama Pejabat yang mewakili Pihak Kedua.
10. NIP Pejabat yang mewakili Pihak Kedua.
11. Jabatan Pejabat yang mewakili Pihak Kedua
12. Uraian Satuan kerja yang diwakili, lengkap dengan informasi nama Kementerian/Lembaga,
misal: Stasiun Meteorologi Kemayoran, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
13. Nama uraian Kementerian/Lembaga yang diwakili.
14. Diisi dengan nomor, tanggal dan hal surat persetujuan Menteri Keuangan.
15. Jenis BMN yang diserahterimakan, misal: Tanah, Bangunan atau keduanya (Tanah dan Bangunan)
A) Isian data Tanah, diperuntukkan bila BMN yang diserahterimakan berupa tanah, bilamana hanya
bangunan yang diserahkan maka point (A) isian identitas tanah dapat ditiadakan.
16. Diisi Kode Barang, NUP, Uraian Barang.
Misal: 2010202002.001
Tanah Kosong yang sudah ada Peruntukannya
Bila ternyata BMN tersebut belum dibukukan di SIMAK BMN, maka cukup diungkapkan Nama
Barang Milik Negara tersebut sesuai dengan PMKNomor 29/PMK.06/2010.
17. Lokasi BMN secara detail meliputi Nama/Nomor Jalan, Desa, Kecamatan, Kab./Kota dan
Provinsi.
18. Batas-batas tanah dengan lingkungan sekitarnya.
19. Diisi Luas tanah seluruhnya.
20. Nilai Tanah tersebut, menurut:
a. Harga Perolehan Tanah, nilai pada saat pengadaan/perolehan di Kuasa Pengguna Barang
(KPB);
b. Harga Pembukuan, nilai buku (terakhir/saldo) menurut pembukuan pada Kuasa Pengguna
Barang (KPB) di aplikasi maupun manual;
c. Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) (bila ada);
d. Nilai Wajar, Nilai hasil penilaian (revaluasi) (bila ada).
21. Dokumen terakhir Bukti Kepemilikan Tanah, berupa:
a. Nomor surat kepemilikan;
b. Tanggal penerbitan bukti kepemilikan;
c. Atas Nama yang tercantum pada bukti kepemilikan;
d. Uraian instansi penerbit bukti kepemilikan, misalnya: Kantor Pertanahan Negara Sragen.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-8-
B) Isian data Bangunan, diperuntukkan bila BMN yang diserahterimakan berupa bangunan,
bilamana hanya tanah yang diserahkan maka point (B) isian identitas bangunan dapat ditiadakan.
22. Nama Jenis BMN sesuai PMK Nomor 29/PMK.06/2010, menurut pembukuan di Aplikasi SIMAK
BMN, misal: Bangunan Gudang Tertutup Permanen.
Bila ternyata tidak tercatat dalam Aplikasi SIMAK BMN, cukup disebutkan Jenis BMN tersebut
sesuai PMK Nomor 29/PMK.06/2010.
23. Lokasi BMN secara detail meliputi Nama/Nomor Jalan, Desa, Kecamatan, Kab./Kota dan
Provinsi (jika BMN yang di BAST pada Form ini termasuk di dalamnya Tanah, maka info lokasi
pada isian data bangunan dapat ditiadakan, karena sudah terisi sama pada saat isian tanah).
24. Luas Bangunan berupa Luas total bangunan dan luas dasar bangunan.
25. Jumlah lantai bangunan tersebut.
26. Nilai bangunan tersebut, menurut:
a. Harga Perolehan bangunan, nilai pada saat pengadaan/perolehan pertama kali menjadi BMN;
b. Harga Pembukuan, nilai buku (terakhir/saldo) menurut pembukuan pada Pengelola Barang
di aplikasi maupun manual;
c. Nilai Wajar, Nilai hasil penilaian (revaluasi) (bila pernah dilakukan revaluasi selama dalam
pengelolaan KPKNL).
27. Dokumen terakhir Izin Mendirikan Bangunan, berupa:
a. Nomor surat kepemilikan;
b. Tanggal penerbitan bukti kepemilikan;
c. Atas Nama yang tercantum pada bukti kepemilikan.
d. Instansi pemerintah penerbit IMB.
28. Informasi fasilitas yang ada pada gedung tersebut beserta kondisinya, dirincikan fasilitas
pendukung bangunan yang melekat dan ikut diserahterimakan terkait gedung/bangunan
tersebut.
Apabila fasilitas yang ikut diserahkan lebih dari 5 (lima) buah dibuatkan lampiran terpisah
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari BAST.
29. Jenis dokumen pendukung lainnya, selain dokumen kepemilikan yang terkait BMN tersebut yang
ikut diserahterimakan bersama BMN.
30. Informasi lainnya yang perlu diungkapkan terkait BMN Idle tersebut, dalam hal terdapat temuan
sebagai hasil pengecekan fisik dan pengecekan administrasi.
31. Kementerian/lembaga selaku Pengguna Barang yang menerima BMN.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-9-
(LAMBANG GARUDA(1))
TENTANG
Menimbang : a. bahwa Barang Milik Negara (BMN) Idle berupa … (3) yang berlokasi di …
(5), telah diserahkan kepada ... (6) untuk digunakan menyelenggarakan
tugas dan fungsi;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a,
perlu menetapkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor .../KM.6/…(2)
tentang Penghapusan Barang Milik Negara (BMN) Idle Berupa … (3) di
…(4) Pada Pengelola Barang;
MEMUTUSKAN :
PERTAMA : Menghapuskan Barang Milik Negara Idle dengan nilai buku sebesar … (9)
dengan rincian sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan Keputusan Menteri Keuangan ini dari Daftar Barang
Milik Negara berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle.
KEDUA : Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan, akan dilakukan perubahan dan
perbaikan sebagaimana mestinya.
(tanda tangan)
……………………………..
NIP ....................................(12)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 11 -
LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR .../KM.6/.... (2)
TENTANG PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA IDLE
BERUPA … (3) DI … (4) PADA PENGELOLA BARANG
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
......................................
NIP........................ (12)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 12 -
ttd.
HADIYANTO
NIP 19621010 198703 1 006
KOP .....(1)
Nomor : S- ... /KM.6/WKN. .../KNL. .../... (2) Tanggal, Bulan, Tahun
Sifat : Segera
Hal : Surat Peringatan Pengenaan Sanksi
..............................
NIP ................
Tembusan:
1. Menteri Keuangan cq. Direktur Jenderal Kekayaan Negara;
2. Menteri/Pimpinan……..; (9)
3. Inspektur Jenderal/Pengawas Internal……; (9)
4. Direktur BMN;
5. Direktur PKNSI;
6. Kepala Kanwil ………..
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-2-
KOP .....(1)
Nomor : S- ... /KM.6/WKN. .../KNL. .../... (2) Tanggal, Bulan, Tahun
Sifat : Segera
Hal : Surat Peringatan Pengenaan Sanksi
Sehubungan dengan Surat Peringatan I yang telah kami sampaikan kepada Saudara Nomor:
.........(4)tanggal...........(4)hal..........(4), kami sampaikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Saudara harus menyerahkan BMN yang telah ditetapkan sebagai BMN idle berupa........(5) pada
lokasi..........(6) kepada Pengelola Barang paling lambat tanggal .........(7).
2. Apabila sampai dengan tanggal tersebut, Saudara belum menyerahkan BMN sebagaimana
dimaksud pada angka 1 maka berdasarkan kententuan Pasal 27 Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 250/PMK.06/2011 tentang Tata Cara Pengelolaan Barang Milik Negara Yang Tidak
Digunakan Untuk Menyelenggarakan Tugas dan Fungsi Kementerian/Lembaga, Saudara selaku
Kuasa Pengguna Barang dapat dikenakan sanksi berupa:
a. Pembekuan dana pemeliharan atas BMN berupa.........(5) lokasi .........(6) yang telah ditetapkan
sebagai BMN idle;
b. Penundaan penyelesaian atas usulan Pemanfaatan, Pemindahtanganan, atau Penghapusan
BMN.
3. Sanksi sebagaimana dimaksud pada angka 3 akan berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai
dengan tanggal dilakukan serah terima BMN tersebut.
Demikian kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara disampaikan terima kasih.
..............................
NIP ................
Tembusan:
1. Menteri Keuangan cq. Direktur Jenderal Kekayaan Negara;
2. Menteri/Pimpinan……...; (8)
3. Inspektur Jenderal/Pengawas Internal………;(8)
4. Direktur BMN;
5. Direktur PKNSI;
6. Kepala Kanwil ………..
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-4-
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
KEEMPAT : Setelah Berita Acara Serah Terima dari Pengguna Barang ke Pengelola
Barang di terbitkan, maka keputusan penetapan pengenaan sanksi ini
pada Kuasa Pengguna Barang dinyatakan tidak berlaku.
Ditetapkan di Jakarta.
pada tanggal ………….
(tanda tangan)
……………………………….
NIP .......................................(12)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-8-
(1) Nomor Keputusan Menteri Keuangan diisi sesuai dengan ketentuan tata persuratan dinas di
lingkungan DJKN.
(2) Nama Kuasa Pengguna Barang beserta Kementerian/Lembaga, misal: Kantor Stasiun Meteorologi
Kemayoran Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
(3) Keputusan Menteri Keuangan tentang pelimpahan wewenang kepada Kepala KPKNL untuk
menerbitkan KMK mengenai penetapan pengenaan sanksi kepada Pengguna Barang/Kuasa
Pengguna Barang yang belum menyerahkan BMN Idle setelah melewati batas waktu yang telah
ditetapkan (bila ada).
(4) Keputusan Menteri Keuangan mengenai penetapan BMN sebagai BMN Idle.
(5) Surat Peringatan Penetapan Pengenaan Sanksi dari Kepala KPKNL.
(6) Jenis BMN yang ditetapkan statusnya sebagai BMN Idle, misal: tanah, bangunan atau keduanya
(tanah dan bangunan).
(7) Lokasi BMN yang ditetapkan statusnya sebagai BMN Idle.
(8) Kementerian/Lembaga yang bersangkutan.
(9) Kantor Wilayah DJKN setempat.
(10) KPPN yang akan melakukan eksekusi atas pelaksanaan sanksi tersebut.
(11) KPKNL yang menerbitkan KMK penetapan pengenaan sanksi.
(12) Pejabat penandatangan KMK, diisi nama dan NIP.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-9-
KOP .....(1)
Nomor : S- ... /KM.6/WKN. .../KNL. .../... (2) Tanggal, Bulan, Tahun
Sifat : Segera
Hal : Rekomendasi Pengenaan Sanksi Pembekuan Dana Pemeliharaan
Sehubungan dengan Keputusan Menteri Keuangan ........(4), kami sampaikan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/PMK.06/2011 tentang Tata Cara
Pengelolaan Barang Milik Negara Yang Tidak Digunakan Untuk Menyelenggarakan Tugas dan
Fungsi Kementerian/Lembaga, Pengelola Barang telah menetapkan pengenaan sanksi kepada
.........(5) melalui Keputusan Menteri Keuangan........(4);
2. Sanksi sebagaimana dimaksud pada angka 1, antara lain berupa pembekuan dana pemeliharaan
atas BMN yang telah ditetapkan sebagai BMN idle berupa..... (6) yang berada di lokasi.....(7);
3. Terkait dengan angka 1, kami mengharapkan kiranya Saudara dapat mengenakan sanksi kepada
........(5) berupa pembekuan dana pemeliharaan atas BMN yang telah ditetapkan sebagai BMN idle
berupa ..... (6) yang berada di lokasi............(7) terhitung sejak tanggal.......(8).
Demikian kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara disampaikan terima kasih.
..............................
NIP ................
Tembusan:
1. Menteri Keuangan cq. Direktur Jenderal Kekayaan Negara;
2. Menteri/Pimpinan……..; (9)
3. Inspektur Jenderal/Pengawas Internal……; (9)
4. Direktur BMN;
5. Direktur PKNSI.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
- 10 -
ttd.
HADIYANTO
NIP 19621010 198703 1 006