Anda di halaman 1dari 76

MATA PELATIHAN

TATA KELOLA KEUANGAN


DAN MANAJEMEN ASSET
DI PUSKESMAS

Pelatihan Manajemen Puskesmas


4 Mei 2023
T E N TA N G A K U . . . . .

ALIA WIJAYANTI, SKM, MPA


HP 08122813624
Email : w.alia@yahoo.com
Pendidikan
1. S1 Kesehatan Masyarakat – Universitas Diponegoro Semarang
2. S2 Administrasi Publik – Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Pekerjaan
3. Kepala Seksi Pelayanan Tahun 1918-2020
4. Kepala Sub Bagian Tata Usaha tahun 2021 - sekarang
Balai Laboratorium Kesehatan & Pengujian Alat Kesehatan
JL. Soekarno Hatta 185 Semarang

Alia Wijayanti

wijayantialia
Mari Kita Fokus ......
SETIAP KELIPATAN 3
SETIAP PESERTA HARUS MENGGANTI PESERTA YANG SALAH
BERHITUNG DENGAN ANGKA DENGAN SEBUT , DINYATAKAN
MENYEBUTKAN MENGUCAPKAN ‘DOR” GUGUR
ANGKA SESUAI NO
URUT PRESENSI

BERHITUNG
MATERI
Dalam suatu peperangan ada
10POKOK
prajurit yang turun , 1 orang
gugur, ada berapa orang yang
kembali ke markas ?
HASIL
BELAJAR
Setelah mengikuti mata pelatihan ini :

Peserta mampu
melakukan tata Kelola keuangan dan
manajemen asset di Puskesmas
Setelah mengikuti Pembelajaran,
Peserta mampu

Melakukan perencanaan dan

INDIKA penganggaran di Puskesmas

TOR Melakukan instrumentasi tata Kelola


keuangan di Puskesmas

HASIL
BELAJA
Melakukan Manajemen asset di
Puskesmas

R
MATERI POKOK
MATERI
POKOK
01 Perencanaan dan Penganggaran di Puskesmas

02 Instrumentasi Tata Kelola Keuangan di Puskesmas

03 Manajemen asset di Puskesmas


MATERI
PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN DI
PUSKESMAS

POKOK
SUB MATERI POKOK

01 Kebijakan Umum Perencanaan dan Penganggaran

02 Sumber Pembiayaan dan Penganggaran Puskesmas

03 Pendanaan Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan


Keluarga Sehat
SUB MATERI POKOK 1

KEBIJAKAN UMUM
PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN
TUJUAN PEMBANGUNAN
KESEHATAN
UU No 25
Mewujudkan derajad Kesehatan yang setinggi-
Tahun 2004
Tentang SPPN
tingginya

TUJUAN PEMBIAYAAN
KESEHATAN (Sistem Perencanaan
Tersedianya pembiayaan Kesehatan yang Pembangunan Nasional)
berkesinambungan dengan jumlah yang cukup,
teralokasi dengan adil, termanfaatkan secara
berdaya guna dan berhasil guna
FAKTOR – FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERENCANAAN
MATERI
1) Kemampuan Perencanaan
POKOK
2) Komitmen Daerah
3) Kemampuan Advokasi
4) Keseimbangan alokasi antar mata anggaran
5) Skala Prioritas
6) Pendapatan Daerah
7) PAD
8) Dana Perimbangan
9) Lain-lain Pendapatan yang sah
Sumber Pembiayaan Pembangunan
UU KESEHATAN No. 36 Tahun
1)APBN (min 5% diluar gaji) 2009
Kesehatan
2)APBD (min 10% di luar gaji) Pembiayaan diprioritaskan untuk
pelayanan Public : minimal 2/3 dari
3)SWASTA / MASYARAKAT (CSR) anggaran Kesehatan diperuntukkan
bagi maskin, lanjut usia dan anak
Community social Responsibility terlantar
Kementerian Kesehatan Berkomitmen untuk Melakukan
Transformasi Sistem Kesehatan 2021-2024
5 RPJMN dan 6 Pilar Transformasi

Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Meningkatkan kesehatan
Outcome Memperkuat sistem
ibu, anak, keluarga Mempercepat perbaikan gizi Memperbaiki pengendalian Gerakan Masyarakat Hidup
RPJMN kesehatan & pengendalian
berencana dan kesehatan masyarakat penyakit Sehat (GERMAS)
bidang obat dan makanan
reproduksi
kesehatan

1 TRANSFORMASI LAYANAN PRIMER 2 Transformasi layanan 3 TRANSFORMASI


rujukan SISTEM KETAHANAN KESEHATAN

a b c d a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Memperkuat
6 kategori utama penduduk primer sekunder kapasitas dan akses dan mutu ketahanan sektor ketahanan tanggap
7 kampanye utama: Penambahan Skrining 14 penyakit kapabilitas layanan sekunder farmasi & alat darurat
penyebab kematian layanan primer & tersier kesehatan
imunisasi, gizi seimbang,
olah raga, anti rokok,
imunisasi rutin menjadi
14 antigen dan tertinggi di tiap sasaran Pembangunan Pembangunan RS di Produksi dalam negeri
6
Jejaring nasional
surveilans berbasis lab,
sanitasi & kebersihan perluasan cakupan di usia, skrining stunting, & Puskesmas di 171 kec., Kawasan Timur, 14 vaksin rutin, top 10 tenaga cadangan
lingkungan, skrining seluruh Indonesia. peningkatan ANC untuk penyediaan 40 obat jejaring pengampuan 6 obat, top 10 alkes by tanggap darurat, table
penyakit, kepatuhan kesehatan ibu & bayi. esensial, pemenuhan layanan unggulan, volume & by value. top exercise
pengobatan SDM kesehatan primer kemitraan dengan kesiapsiagaan krisis.
world’s top healthcare
centers.

6 Transformasi teknologi
Transformasi SDM
4 Transformasi sistem 5 Kesehatan
pembiayaan kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, dan beasiswa dalam & luar negeri, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor
berkelanjutan; alokasi yang adil; dan kemudahan penyetaraan nakes kesehatan.
pemanfaatan yang efektif dan efisien. lulusan luar negeri.
VISI-MISI MENUJU JAWA TENGAH SEJAHTERA & BERDIKARI
2018-2023 “TETEP MBOTEN KORUPSI, MBOTEN NGAPUSI”

01 03
Membangun masyarakat Memperkuat kapasitas
Jateng yang religius, toleran ekonomi rakyat dan membuka
dan guyub untuk menjaga NKRI lapangan kerja untuk
mengurangi kemiskinan &
pengangguran

02 04
Menjadikan rakyat Jateng
Mempercepat RB yang dinamis
serta memperluas sasaran ke
kabupaten/kota lebih sehat, lebih pintar,
lebih berbudaya, dan
mencintai lingkungan

ARAH 2022
KEBIJAKAN Peningkatan perekonomian daerah &
2021 kesejahteraan masyarakat didukung
Peningkatan kesejahteraan & penguatan dayasaing ekonomi & SDM
perekonomian masyarakat
didukung daya saing SDM

2020 2023
Peningkatan kesejahteraan Perwujudan masyarakat
2019 masyarakat didukung peningkatan Jawa Tengah yang
Peningkatan daya saing daerah kualitas hidup & kapasitas SDM
melalui pemerataan semakin sejahtera &
pembangunan & pemanfaatan berdikari
Iptek
7 ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN 4 PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
PROV JATENG 2023

PENANGGULANGAN KEMISKINAN Pemantapan pertumbuhan dan ketahanan ekonomi


secara berkelanjutan dan semakin berdikari
DAYA SAING EKONOMI DAN PENINGKATAN dengan memperhatikan keberlanjutan lingkungan
KESEMPATAN BERUSAHA hidup dan ketahanan bencana
KEDAULATAN PANGAN DAN ENERGI Pemantapan percepatan pengurangan kemiskinan
dan pengangguran, yang juga diarahkan untuk
PENINGKATAN KUALITAS DAN DAYA mendukung kebijakan penanggulangan
SAING SUMBER DAYA MANUSIA kemiskinan ekstrem (PKE);
KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN Pemantapan kualitas hidup dan kapasitas
DENGAN MEMPERHATIKAN DAYA DUKUNG sumber daya manusia menuju SDM berdaya
LINGKUNGAN DAN KELESTARIAN SUMBER saing;
DAYA ALAM Perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik
KESENJANGAN WILAYAH dan bersih, kondusivitas wilayah, serta
TATA KELOLA PEMERINTAHAN , pemantapan kapasitas dan ketahanan fiskal
KONDUSIVITAS WILAYAH & FISKAL daerah.
DAERAH
Isu Pembangunan Kesehatan Nasional & Daerah
Perubahan Penyebab Utama dari Beban 1. Universal Health Coverage, SDGs
Penyakit, 1990 dan 2019 • Dalam kurun waktu 19 tahun terakhir, Pelayanan kesehatan berkualitas menjangkau
PTM menjadi penyebab utama dari seluruh wilayah, no one left behind
beban penyakit
2. Penguatan upaya promotif-preventif
• Di sisi lain, prevalensi penyakit
Deteksi dini, fungsi UKM, pembangunan
menular, maternal, neonatal dan
1990 2019 masalah gizi masih tinggi
berwawasan kesehatan
• Peningkatan PTM akan terus berlanjut 3. Penguatan & pemerataan kapasitas sistem
seiring meningkatnya faktor risiko kesehatan
seperti kurangnya aktivitas fisik, merokok Responsiveness pelayanan kesehatan, kualitas &
dan kurangnya konsumsi sayur dan distribusi tenaga, ketahanan kesehatan, faskes
Sumber : Global Burden of Disease buah dan farmalkes
4. Struktur penduduk, mobilitas penduduk,
Jenis Penyakit Paling Banyak Diderita Indonesia Perubahan Jumlah Penderita dari 4 Jenis Penyakit Terbanyak
pemberdayaan masyarakat
Tahun 2019 (% total DALYS) yang Diderita di Indonesia tahun 1990-2019 (%) Budaya hidup sehat, health awareness
7.94
5. Pembiayaan kesehatan & kapasitas
6.43 daerah
Tata kelola, efektivitas pembiayaan, integrasi
6. Pengaturan kelembagaan
4.59

3.82

UHC, public vs swasta, pusat-daerah, peran


lintas-sektor

Sumber: Bappenas, 2022


Jantung Perdarahan Otak Diabetes Tipe 2 Stroke
PROGRAM PRIORITAS
P2M
Angka Kematian
(TB, HIV/AIDS,
Ibu
DBD, Malaria)

Angka Kematian
PTM &
Bayi
Keswa

Angka Kematian
KLB /
Balita
Bencana

Indeks Keluarga % Faskes sesuai


Sehat ketentuan

Jumlah Dokter KIP, E-SKM,


Distribusi Nakes
Spesialis dan SDMK RB/WBK/WBBM
lainnya
REFORMASI SISTEM KESEHATAN
• Surveilans PM dan PTM
• Penemuan kasus
• Jejaring labkes
• Pengendalian
Sharing pemenuhan pembiayaan penyakit dan
jaminan kesehatan ketahanan
• Digitalisasi sistem informasi kesehatan
kesehatan
• Penguatan promotif dan
• Kat kemandirian RS Digitalisasi, Penguatan preventif
• Revitalisasi posyandu pembiayaan
puskesmas
dan pemberd • Pemenuhan tenaga dan alkes
• Kat pemberdayaan masy dan RS
masy • Penguatan upaya kesehatan

REFORMASI masyarakat

SISTEM
• Kat jejaring riset lintas sektor
KESEHATAN
Kemandiri • Kat jejaring pelayanan rujukan
• Pemanfaatan obat tradisional Pelayanan
an farmasi antar RS
• Riset vaksin RS
dan alkes • Pemenuhan tenaga dan alkes
Pemenuhan
dan
pemerataan
• Distribusi dan penempatan nakes tenaga
• Kat kapasitas SDM nakes kesehatan
UHC, menurut WHO,
adalah menjamin
semua orang
mempunyai akses
kepada layanan
kesehatan promotif,
preventif, kuratif, dan
rehabilitatif yang
dibutuhkan, dengan
mutu yang memadai
sehingga efektif,
disamping menjamin
pula bahwa layanan
tersebut tidak
menimbulkan kesulitan
finansial penggunanya
MANDATORI BELANJA DAERAH
• Pendidikan (20% dari Belanja Daerah)
• Kesehatan (10% dari Belanja Daerah)
• Infrastruktur (10% dari PKB)
• Pengawasan (0,30% dari Belanja Daerah)
• Kompetensi ASN (0,34% dari Belanja Daerah)
• Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)
• Dana Cadangan PILKADA
• Bagi Hasil Pajak Daerah 30-70% sesuai dengan jenis pajak (PKB dan BBNKB 30%, PBBKB
dan Pajak Rokok 70%, PAP 50%)
• Penyertaan Modal Daerah (BUMN, BUMD dan Proyek Sektoral)
PP NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Jenis Pelayanan Dasar pada SPM Daerah Provinsi Jenis Pelayanan Dasar pada SPM Daerah
Kabupaten/Kota
SPM Kesehatan 1.pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak 1.pelayanan kesehatan ibu hamil
krisis kesehatan akibat bencana dan/atau 2.pelayanan kesehatan ibu bersalin
berpotensi bencana provinsi; 3.pelayanan kesehatan bayi baru lahir
2.pelayanan kesehatan bagi penduduk pada 4.pelayanan kesehatan balita
kondisi kejadian luar biasa provinsi 5.pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar
6.pelayanan kesehatan pada usia produktif
7.pelayanan kesehatan pada usia lanjut
8.pelayanan kesehatan penderita hipertensi
9.pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus
10.pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat
11.pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis;
12.pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang
melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus)

21

Ketentuan lebih lanjut diatur dalam Permenkes No. 4/2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada SPM Bidang Kesehatan
ORIENTASI BELANJA DAERAH
• Pembiayaan belanja program/kegiatan pembangunan kewenangan Provinsi
• Penanganan permasalahan strategis pembangunan
APBD • Sinergitas pembangunan dengan Kab/Kota melalui bantuan keuangan Kab/Kota
dan Pemdes
• Dukungan terhadap pelaksanaan proyek prioritas/strategis nasional

• Penanganan kegiatan strategis yang mendukung pencapaian target nasional


APBN (Kementerian/Lembaga)
• Penanganan kegiatan kewenangan Pusat di Jateng (TP, Dekon, dan DAK)

PEMBIAYAAN • Pengembangan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU)


KREATIF • Peningkatan peran swasta dan BUMN/BUMD melalui CSR, BAZNAS, Filantropi, Obligasi
Daerah, dll
SKEMA PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN DI DAERAH
Belanja Pusat Langsung
Pemerintah Pusat

Tugas Pembantuan
INVESTASI Pemerintah Daerah APBD Murni
PEMERINTAH

Pemerintah Pusat
Transfer Daerah

Pemda Lain
Hibah

24
Kerjasama Pemerintah dan Bank
Badan Usaha (KPBU) Pinjaman Daerah

Lembaga Keuangan Bukan Bank


INVESTASI SWASTA (Mis: RIDF PT SMI)

Masyarakat : Melalui
Swasta Murni Obligasi Daerah
24
PENGERTIAN
PERENCANAAN

suatu proses pemikiran


secara menyeluruh,
rasional dan terpadu
dalam menentukan
tindakan kegiatan apa
saja yang dapat dilakukan
dalam rangka pencapaian
tujuan/sasaran
MANFAAT
PERENCANAAN

Efektif dan Efisien


Koreksi terhadap penyimpangan seawal
mungkin
Mengatasi hambatan dan ancaman
Menghindari pertumbuhan dan
perubahan yang tidak terarah &
terkontrol
FUNGSI PERENCANAAN

Suatu proses pengambilan


keputusan sehubungan dengan
hasil yang diinginkan, dengan
penggunaan sumber daya dan
pembentukan suatu sistem
komunikasi yang memungkinkan
pelaporan dan pengendalian hasil
akhir serta perbandingan hasil-
hasil tersebut dengan rencana
yang dibuat
HAKIKAT
PERENCAN PRINSIP : 5W 1 H

AAN
 Pemecahan masalah scr sistematis & berkesinambungan
 Langkah :
1. Analisis keadaan dan masalah
2. Perumusan masalah secara spesifik
3. Penentuan prioritas masalah
4. Penentuan tujuan
5. Penentuan alternatif
6. Menguraikan alternatif
7. Menyusun rencana sumber daya dan rencana operasional
PROSES PERENCANAAN

PEMBANGUNAN
BOTTOM UP TEPAT WAKTU,
SASARAN,
BERDAYAGUNA
BERHASIL GUNA

PENDKTN
TOP DOWN
PERENC TEKNOKRATIK
PEMB

Sumber :
UU 25/2004 ttg
PARTISIPATIF SPPN
PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP)
TERPADU

Utk tahun
FUNGSI PTP TERPADU
DINKES
Yang akan KAB /KOTA
datang 1. Kegiatan efektif dan efisien PTP sebagai
untuk mencapai tujuan alat
monitoring
2. Memudahkan pengawasan penggunaan
Mengatasi dan pertanggungjawaban dana dan
masalah/
Sistematis sebagian 3. Mempertimbangkan identifikasi
hambatan, dukungan & kebutuhan
masalah
potensi yang ada
EMPAT (4) LANGKAH POKOK PTP

1. Analisa situasi
2. Penyusunan
& Perumusan
Rencana
Masalah

4. Penyusunan 3. Penyusunan
Dokumen Renja Anggaran
P
1
PROSES PERENCANAAN PUSKESMAS

Indikator kegiatan prioritas yang dilakukan Puskesmas di


dalam menyelesaikan masalah kesehatan di wilayah ker-
janya untuk lima tahun ke depan.

Merupakan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam satu


tahun dalam medukung tercapainya rencana lima tahunan
yang telah ditetapkan.
a. RUK (Rencana usulan Kegiatan)
b. RPK (Rencana Pelaksanaan Kegiatan) Tahunan
c. RPK Bulanan
32
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN BLUD
(Permendagri No. 79 Tahun 2018, pasal 58)
MATERI RBA (Rencana Bisnis dan Anggaran) disusun mengacu pada
RENSTRA

POKOK RBA disusun berdasarkan


1. Anggaran berbasis kinerja
2. Standar satuan harga
3. Kebutuhan Belanja dan kemampuan pendapatan

RBA meliputi
1. Ringkasan pendapatan, belanja dan pembiayaan
2. Rincian anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan
3. Perkiraan harga
4. Besaran persentase ambang batas
5. Perkiraan maju
PEMKAB/KOTA (DPRD)
PENYANDANG DANA LAIN

DKK
UPAYA KESEHATAN 1. 3.
2.
MASYARAKAT RENCANA RENCANA RENCANA
USULAN
USULAN PELAKSANA TAHUNAN
KEGIATAN
KEGIATAN AN PUSKESMAS
UPAYA KESEHATAN YANG TELAH
(RUK) KEGIATAN
PERORANGAN DISETUJUI
(H+1) (RPK)
Jan H Jan H+1 LOKMIN I

MASYARAKAT, KONSIL KESEHATAN KECAMATAN, BADAN PENYANTUN


PUSKESMAS
JADWAL PENYUSUNAN PERENCANAAN TAHUNAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA
1. Menyusun Analisa situasi
Dimulai sejak Desember
2. Mengikuti Rapat Kerja Perencanaan I
Oleh DKK (penyampaian kebijakan, pencapaian program, gap,
hambatan, target per Puskesmas)
Kapusk & Perencana Pusk (RUK) , mengakomodir hasil Musrenbangdes/
kelurahan & kecamatan
Peserta : Bappeda, LSM, OP, Swasta
Bulan Januari
JADWAL PENYUSUNAN PERENCANAAN TAHUNAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

3. Menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT)


Disusun setelah Rapat Perencanaan I sampai Februari
Berisi :
• Target tahun depan
• Kegiatan untuk mencapai target
• Jadwal
• Sumber Daya (dana, tenaga, sarana)
• Memuat RUK
JADWAL PENYUSUNAN PERENCANAAN TAHUNAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

4. Mengikuti Rapat Kerja Perencanaan II


Dilaksanakan pd akhir Februari – awal Maret sblm
Musrenbang Kab / Kota
Puskesmas menyampaikan RKT + data dukung ( mengapa
penting ??)
Telah dilakukan koordinasi dengan program terkait
SUB MATERI POKOK 2

SUMBER PEMBIAYAAN
DAN PENGANGGARAN
PUSKESMAS
SUMBER PEMBIAYAAN & PENGANGGARAN
PUSKESMAS

Undang-undang No. 36 Tahun 2009 menyebutkan :


• Kesehatan masyarakat (UKM) : public good menjadi
tanggung jawab Pemerintah
• UKP : privat , kecuali untuk maskin & tidak mampu
tanggung jawab pemerintah
• UKP diselenggarakan melalui mekanisme asuransi social ---
UHC (universal Health Coverage)
SUMBER PEMBIAYAAN PUSKESMAS

APBD CSR
Dana Desa
Menghindari
JKN
Duplikasi
Pembiayaan

DBHCHT DAK Fisik


Pajak Rokok DAK Non Fisik

Tujuan Pembiayaan Kesehatan:


Tersedianya dana kesehatan yang mencukupi, berkesinambungan,
teralokasi adil dan merata serta termanfaatkan secara berhasil guna

DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT


Arah Kebijakan DAK Fisik Bidang Kesehatan TA 2023

01 02 03
Mendukung 8 area
reformasi Sistem Meningkatkan kualitas dan Mempercepat
Kesehatan Nasional akses pelayanan kesehatan penurunan prevalensi
(SKN) dalam ibu melahirkan dan balita balita stunting melalui
penguatan ketahanan melalui pemenuhan optimalisasi intervensi
kesehatan, penguatan standar sarana, prasarana, spesifik serta
promotif, preventif, dan alat kesehatan (SPA) di penguatan surveilans
dan pemenuhan Puskesmas dan Rumah gizi dan pemantauan
supply side pelayanan Sakit serta alat pelayanan kualitas gizi balita dan
kesehatan penunjangnya ibu hamil
Menu DAK Fisik Tahun 2023
Menu telah selaras dengan pilar-pilar Transformasi Kesehatan

Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Meningkatkan kesehatan Memperkuat sistem


ibu, anak, keluarga Mempercepat perbaikan Memperbaiki Gerakan Masyarakat kesehatan &
berencana dan gizi masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS) pengendalian obat dan
kesehatan reproduksi makanan

Transformasi Sistem Ketahanan


1 Transformasi Layanan Primer 2 Transformasi Layanan Rujukan 3 Kesehatan
Penguatan Sistem Kesehatan

Penguatan Penurunan Pengendalian Penyakit Penguatan Sistem Penguatan Penurunan Penguatan Sistem
Angka Kematian Ibu, Kesehatan Angka Kematian Ibu, Kesehatan
Bayi dan Intervensi Bayi dan Intervensi Menu:
Stunting Stunting 1.Penyediaan Sarana dan Prasarana
Menu: Menu: Menu: Instalasi Farmasi Kab/Kota
Menu: 1.Peralatan Pengendalian 1.Pembangunan Menu: 1.Penguatan layanan 2.Peningkatan kapasitas laboratorium
1. Penguatan Layanan Penyakit Puskesmas di 1.Pemenuhan Alat unggulan RS kesehatan daerah (Labkesda) menuju
Maternal Neonatal di Kecamatan Tanpa Kesehatan Layanan 2.Pembangunan RS standar BSL-2
Puskesmas Puskesmas Kesehatan RS Pratama
2. Penyediaan Alat 2.Penguatan Layanan PONEK 3.Penguatan Layanan
Surveillans Gizi Primer 2.Unit Transfusi Darah Rujukan
3.Posyandu Prima (UTD)

Transformasi teknologi
4 Transformasi sistem 5 Transformasi SDM 6
pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan

46
TIMELINE PERENCANAAN DAK FISIK
TA. 2023

6. Juni
• TM Pra Penilaian Awal (M4 Juni)
• Pembicaraan Pendahuluan DPR (23 Juni 2022)
12. Desember
7. Juli Penetapan Rencana
Kegiatan (RK) DAK
• Verifikasi Usulan DAK Fisik (1 Fisik Tahun 2023
– 7 Juli)
1. Januari 5. Mei • Penilaian Awal Usulan DAK
Penyusunan Rancangan • Finalisasi MM DAK (9 – 13 Mei) Fisik (1 – 15 Juli)
Arah Kebijakan DAK • Persiapan dan Pengembangan • TM Penilaian Awal (18 – 22
Tahun 2023 Aplikasi KRISNA (23-27 Mei) Juli)
• Sosialisasi 30 Mei • Sinkronisasi dan Harmonisasi 11. November
• Input usulan 30 Mei – 30 Juni (25 Juli - 19 Agustus) Penyusunan Rencana
Kegiatan (RK) DAK
Fisik Tahun 2023
2. Februari 8. Agustus
Penyusunan Rancangan
Arah Kebijakan DAK
Tahun 2023 Fase Sinkronisasi dan Penetapan
Pagu DAK Fisik 10. Oktober
4. April
• Informasi pagu alokasi
• Sosialisasi Kebijakan di
per-daerah
Pemerintah Pusat (8 April)
• Persiapan penyusunan
• MM Tematik dan Bidang
3. Maret DAK Fisik & NonFisik (11- 9. September Rencana Kegiatan (RK)
Rapim dan Penetapan Arah • Proses Pengalokasian DAK Fisik Tahun 2023
28 April)
Kebijakan DAK (M5) (M1)
• Pembahasan dengan
DPR-RI dan Penetapan
Alokasi per Daerah
47
RUANG LINGKUP DAK FISIK DITJEN YANKES TA 2023

SUB BIDANG PENURUNAN AKI AKB

1 Penguatan Kapasitas
RS PONEK
ALKES 2 UNIT TRANSFUSI
DARAH (UTD) S/P/A

SUB BIDANG PENGUATAN SISTEM


KESEHATAN

1 Penyediaan Puskesmas di
Kecamatan tanpa Puskesmas
S/P/A 2 Pembangunan RS
Pratama S/P/A

3 Penguatan Layanan
Primer
S/P/A
4 Peningkatan Labkesda
Menuju Standar BSL-2 S/P/A

5 Penguatan Layanan
Rujukan
S/P/A 6 Penguatan Layanan unggulan
(Jantung /Stroke /Kanker) S/A
Target dan Kriteria Lokpri Pembangunan Puskesmas
Menu Penguatan Layanan Primer
Subbidang Rincian Menu Target Lokus Kriteria Lokpri

Penguatan Peningkatan 8 Pustu di 4 Kab/Kota Kecamatan di wilayah destinasi pariwisata yang beban pelayanan
Sistem Puskesmas kesehatannya membutuhkan peningkatan kapasitas pustu di wilayahnya,
Kesehatan Pembantu serta daerah terdampak bencana.
(Pustu)

Sarana 51 Puskesmas Puskesmas di Destinasi Pariwisata


di 26 Kab/Kota 01 Super Prioritas.

Prasarana 418
Puskesmas di 154 02 Puskesmas di Wilayah Kab/Kota
Kab/Kota Penyangga Ibu Kota Nusantara.
Puskesmas yang
Alat Kesehatan 3.408 belum memenuhi Puskesmas di daerah perbatasan dan
Puskesmas di 250 sarana, 03 kepulauan.
Kab/Kota prasarana, dan
alat kesehatan Puskesmas di Provinsi Papua dan
Alat Laboratorium 1.531 sesuai standar 04 Papua Barat yang teridentifikasi
Puskesmas Puskesmas di 105 dengan kriteria: terdapat kebutuhan untuk
peningkatan kapasitas.
Kab/Kota
05 Puskesmas yang terdampak bencana.

Puskesmas yang belum memiliki


06 instalasi pengolahan limbah, air
bersih, listrik 24 jam, dan pusling
perairan.
49
Arah Kebijakan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan 2023

01 02
Mendukung 8 area reformasi (SKN) dalam penguatan
ketahanan kesehatan, pengendalian penyakit, Pemenuhan ketersediaan kebutuhan obat dan bahan
penguatan promotif, preventif, dan penguatan area habis pakai di tingkat pelayanan primer
reformasi SKN yang lain

Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu

03 04
hamil, ibu bersalin, dan balita melalui dukungan Mempercepat penurunan prevalensi balita stunting
operasional dalam rangka surveilans, edukasi di melalui optimalisasi intervensi spesifik serta penguatan
tingkat masyarakat, serta peningkatan akses terhadap surveilans gizi, peningkatan status dan pemantauan
layanan kesehatan bagi ibu bersalin kualitas gizi ibu hamil dan balita

Pembudayaan germas hingga tingkat puskesmas

05
melalui penggerakan masyarakat dan lintas sektor
termasuk edukasi hidup sehat dan revitalisasi Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) serta
pengawasan kualitas sanitasi dan air minum

50
RUANG LINGKUP
DAK NONFISIK BIDANG KESEHATAN 2023

1 2
BOK DINAS KESEHATAN BOK DINAS KESEHATAN
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
(3 menu, 6 rincian) (6 menu, 13 rincian)

3 4

BOK PUSKESMAS BOK PENGAWASAN OBAT


(5 menu, 8 rincian) DAN MAKANAN

BPOM
BOK DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
1 UKM Esensial Sekunder
a Penurunan AKI dan AKB dan Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat
b Upaya deteksi dini, preventif, dan respons penyakit
c Upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
2 Kefarmasian dan BMHP
a Pengadaan Obat PKD di Kab/Kota
b Pengadaan BMHP di Kab/Kota
 c Distribusi obat, BMHP dan vaksin dari kab/kota ke puskesmas
 d Pembinaan Pelaporan RKO dan Ketersediaan Obat
 e BHP P2P
3 Pelayanan Kesehatan Bergerak
  Dukungan Pelayanan Kesehatan Bergerak
4 Akreditasi FKTP
  Peningkatan Mutu Puskesmas
5 Akreditasi Labkesda
  Dukungan Mutu dan Akreditasi Labkesda menuju BSL 2
6 Pelatihan/ Peningkatan Kapasitas Topik Prioritas
Pelatihan Nakes
Workshop Kader
DAK NON FISIK / BOK PUSKESMAS

1 UKM Esensial Primer


a Penurunan AKI dan AKB dan Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat
b Upaya deteksi dini, preventif, dan respons penyakit
c Upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
2 PMT Lokal

  Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal bagi ibu hamil KEK dan balita gizi kurang

3 Insentif Tenaga Kesehatan UKM


Insentif tenaga kesehatan UKM
4 Manajemen Puskesmas
a Upaya penguatan perencana melalui Mini Lokakarya
b Paket internet puskesmas dan pustu
5 Kalibrasi
Kalibrasi alat kesehatan puskesmas
PEMDA BOK DINAS KESEHATAN BOK PUSKESMAS
PROVINSI JAWA TENGAH 41.869.116.320 -
KAB. BANJARNEGARA 7.508.124.661 22.749.460.997
PAGU INDIKATIF DAK NONFISIK TA 2023 KAB. BANYUMAS 9.492.948.840 19.850.164.600
KAB. BATANG 4.438.405.431 21.297.541.967
PROVINSI JAWA TENGAH KAB. BLORA 6.673.004.248 19.884.495.906
KAB. BOYOLALI 5.925.752.409 15.271.222.747
KAB. BREBES 9.406.314.328 23.672.238.967
KAB. CILACAP 9.275.791.235 24.660.832.828
KAB. DEMAK 8.726.278.157 17.733.719.450
KAB. GROBOGAN 7.704.493.147 17.748.546.765
KAB. JEPARA 6.203.907.144 12.000.279.203
KAB. KARANGANYAR 5.414.585.364 21.671.763.591
KAB. KEBUMEN 7.444.294.671 25.698.960.919
KAB. KENDAL 6.499.514.358 28.787.204.470
KAB. KLATEN 6.939.690.021 28.705.442.782
KAB. KUDUS 4.935.433.212 19.497.587.864
KAB. MAGELANG 5.992.901.077 14.029.213.196
KAB. PATI 8.375.246.247 15.852.673.910
KAB. PEKALONGAN 6.160.256.000 16.574.415.589
KAB. PEMALANG 6.621.383.007 13.713.816.514
KAB. PURBALINGGA 6.751.145.399 24.511.373.879
KAB. PURWOREJO 6.380.289.059 15.874.711.658
KAB. REMBANG 5.154.082.253 18.446.338.764
KAB. SEMARANG 5.990.334.031 13.849.205.689
KAB. SRAGEN 32.993.666.823 25.373.178.061
KAB. SUKOHARJO 4.444.254.662 5.964.014.984
KAB. TEGAL 9.003.037.108 21.840.182.787
KAB. TEMANGGUNG 6.988.855.257 21.284.186.844
KAB. WONOGIRI 6.491.577.464 29.908.684.688
KAB. WONOSOBO 5.456.989.246 26.277.178.614
KOTA MAGELANG 2.910.244.156 4.154.355.074
CATATAN: KOTA PEKALONGAN 12.906.924.005 11.223.034.812
1. Pagu indikatif BOK Provinsi 41.869.116.320 karena terdapat alokasi obat program 38.153.854.000 KOTA SALATIGA 2.061.399.759 4.967.910.655
2. Pagu indikati Kab.Sragen 29.126.356.000 karena alokasi BMHP untuk skrining anemia remaja putri dan BMHP KOTA SEMARANG 8.696.046.118 19.769.470.526
P2P (iva kit, benzidine test, profil lipid dan EKG) KOTA SURAKARTA 2.857.493.698 9.016.195.443
KOTA TEGAL 3.170.025.217 7.756.645.907
TOTAL 297.863.804.132 639.616.250.650
SEKILAS TENTANG

Peraturan Menteri Kesehatan No. 3 Tahun 2023

Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan


Program Jaminan Kesehatan
Perubahan cakupan pelayanan yang termasuk
Perubahan cakupan
pelayanan yang termasuk dalam standar tarif Kapitasi
dalam standar tarif kapitasi
dengan penambahan
pelayanan : PMK 52 Tahun 2016

01
 kesehatan gigi non
spesialistik
 pelayanan kesehatan melalui
02
pemanfaatan teknologi
komunikasi dan informasi,
meliputi telekonsultasi,
promotif, dan preventif antara
FKTP dan peserta terdaftar;
 pelayanan Keluarga
Berencana mencakup
konseling, pemberian pil,

03
dan kondom;
 imunisasi rutin;
 pemeriksaan fisik balita
untuk stunting dan wasting;
dan
 skrining kesehatan.
Pengaturan Baru pada pelayanan yang termasuk dalam
standar tarif Kapitasi
1. Kesehatan gigi non spesialistik 2. Skrining kesehatan
Kesehatan gigi non spesialistik sebagaimana Skrining kesehatan mencakup:
dimaksud mencakup:  pemeriksaan tekanan darah untuk penyakit stroke,
 pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi ischemic heart disease, dan hipertensi;
medis;  pemeriksaan payudara klinis untuk penyakit
 premedikasi; kanker payudara;
 kegawatdaruratan oro-dental;  pemeriksaan kadar haemoglobin (Hb( untuk
 pencabutan gigi sulung melalui metode penyakit anemia pada remaja putri;
topicalatau infiltrasi;  pemeriksaan fisik paru untuk penyaki tuberkulosis,
 tumpatan gigi; dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK(, dan kanker
 obat paskaekstraksi; paru; dan
 scaling gigi pada gingivitis akut.  pemeriksaan rapid antigen hepatitis B dan C
 pencabutan gigi permanen tanpa penyulit; untuk penyakit hepatitis.

3. Perubahan jenis provider


Perubahan jenis provider dalam penentuan standar tarif kapitasi,
menjadi:
 puskesmas
 rumah sakit Kelas D Pratama, klinik pratama, atau fasilitas
kesehatan yang setara
 praktik mandiri dokter atau praktik dokter layanan primer
 praktik mandiri dokter gigi
Perubahan Pengaturan pada standar tarif Kapitasi

PMK 52 Tahun 2016 PMK 3 Tahun 2023


01
 Penambahan rasio dokter
dalam kriteria teknis sumber
02 Pasal 5

daya manusia sebagai


pertimbangan dalam
penetapan besaran tarif
kapitasi sehingga setiap
provider minimal harus
memiliki dokter umum;
 Penambangan pengaturan
mengenai besaran tarif kapitasi
berdasarkan risiko peserta

03
(Risk Adjusted Capitation)
dan kinerja FKTP.
Pengaturan Baru pada standar tarif Kapitasi

Tarif Dasar Resiko Sakit % Capaian Jumlah


Kapitasi Peserta Kinerja
Peserta

1. Besaran tarif berdasarkan risiko peserta Ketentuan


mengenai besaran tarif berdasarkan risiko peserta Koefisien risiko peserta digunakan untuk
terdaftar ditetapkan berdasarkan koefisien yang mengalikan besaran tarif dasar dengan
mewakili risiko yang timbul karena jenis kelamin jumlah peserta terdaftar
dan usia peserta terdaftar sebagai berikut:
Ketentuan mengenai besaran tarif
berdasarkan kinerja FKTP ditetapkan
(berdasarkan tingkat kunjungan peserta ke
FKTP, optimalisasi peran pemberi
pelayanan kesehatan dasar, dan
optimalisasi pelayanan promotive dan
Penentuan risiko peserta terdaftar hanya berlaku preventif) yang digunakan untuk
FKTP yang memiliki peserta lebih dari 100 mengalikan besaran tarif
(seratus( peserta.
Perubahan cakupan pelayanan yang termasuk dalam
standar tarif Non Kapitasi

Perubahan cakupan pelayanan PMK 52 Tahun 2016

01
yang termasuk dalam tarif non
kapitasi dengan tambahan
pelayanan :
Tarif Non Kapitasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 2
huruf b diberlakukan pada FKTP yang melakukan
pelayanan kesehatan di luar lingkup pembayaran
PMK 3 Tahun 2023
Pasal 11
 penambahan manfaat skrining kapitasi, yang meliputi: 4) Pemeriksaan darah lengkap dan apus darah tepi
kesehatan : pemeriksaan rectal a. Pelayanan ambulans; untuk penyakit thalassemia; dan
touche dan darah samar feses b. Pelayanan obat program rujuk balik 5) Pemeriksaan rectal touche dan darah samar feses
c. Pemeriksaan penunjang pelayanan rujuk balik
untuk penyakit kanker usus. untuk penyakit kanker usus
d. Pelayanan penapisan (screening) kesehatan e. Pelayanan terapi krio untukkanker lher Rahim;
 pengambilan sampel Skrining tertentu termasuk pelayanan terapi krio untuk
Hipotiroid Kongenital f. Pelayanan rawat inap tingkat pertama sesuai
kanker leher Rahim; indikasi medis;
(SHK( dalam pelayanan e. rawat inap tingkat pertama sesuai indikasi medis; g. Pelayanan kebidanan dan neonatal, termasuk
kebidanan dan neonatal f. jasa elayanan kebidanan dan neonatal yang pengambilan sampel Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK)
 pelayanan kontrasepsi; dilakukan oleh bidanatau dokter sesuai kompetensi yang dilakukan oleh bidan atau dokter, sesuai kompetensi
 pelayanan gawat darurat pada dan kesenangannya; dan dan kewenangannya;
g. Pelayanan Keluarga Berencana di FKTP

03
FKTP yang belum bekerja sama h. Pelayanan kontrasepsi;
dengan BPJS Kesehatan; dan i. Pelayanan gawat darurat pada FKTP yang belum bekerja
sama dengan BPJS Kesehatan; dan
 pelayanan protesa gigi.
j. Pelayanan protesa gigi.
Pengaturan Baru pada pelayanan yang termasuk dalam standar tarif Non Kapitasi
1. Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) 5. Pelayanan Kontrasepsi
 pengambilan sampel untuk Skrining  pemasangan
dan/atau pencabutan
Hipotiroid Kongenital (SHK( tarifnya
Alat Kontrasepsi
termasuk dalam paket tarif persalinan;
Dalam Rahim
(AKDR), sebesar
2. Pemeriksaan darah lengkap dan apus darah tepi Rp105.000,00;
 pemeriksaan darah lengkap dan apus  pemasangan
darah tepi untuk skrining thallasemia dan/atau pencabutan
sebesar Rp55.000,00. implan, sebesar
Rp105.000,00;
 pelayanan suntik KB, sebesar Rp20.000,00 setiap
3. Rectal touche dan darah samar feses
kali suntik;
 pemeriksaan rectal touche dan darah  penanganan komplikasi KB, sebesar Rp125.000,00;
samar feses untuk skrining kanker usus dan
sebesar Rp45.000,00.  pelayanan Keluarga Berencana Metode Operasi Pria
4. Protesa Gigi (KBMOP)/vasektomi, sebesar Rp370.000,00.
Tarif Non Kapitasi pelayanan protesa gigi diberikan untuk6. Pelayaan Gawat Darurat
pelayanan:: Pelayanan gawat
 sesuai dengan standar kompetensi dokter gigi; dan darurat pada FKTP
 rahang gigi yang sama diberikan paling cepat 2 tahun yang belum
bekerja sama dengan BPJS Kesehatan diberikan
sekali sesuai indikasi medis.
penggantian biaya:
Tarif Non Kapitasi pelayanan protesa gigi:
 untuk pelayanan yang termasuk dalam pelayanan
 2 rahang gigi, maksimal sebesar Rp1.000.000,00; dan
 1 rahang gigi, maksimal sebesar Rp500.000,00. dengan Tarif Non Kapitasi; dan
 Untuk pelayanan yang tidak termasuk dalam
Perubahan Nomenklatur pada pemeriksaan penunjang pada program pengelolaan
penyakit kronis

PMK 52 Tahun 2016 PMK 3 Tahun 2023


Pasal 14

(2) Pembiayaan untuk pelayanan (2) Pemberian pelayanan pemeriksaan penunjang


pemeriksaan pada program pengelolaan penyakit kronis Terdapat perubahan nomenklatur
penunjang rujuk balik sebagaimana sebagaimana dimaksud pada ayat 1) dilakukan pemeriksaan penunjang pada
dimaksud pada ayat (1) dibearikan: dengan ketentuan sebagai berikut: program pengelolaan penyakit
a. pemeriksanaan gula darah sewaktu, a. pemeriksaan gula darah sewaktu, sesuai kronis yaitu :
sesuai indikasi media; indikasi medis;  Pemeriksaan
b. pemeriksaan gula darah puasa (GDP), b.pemeriksaan gula darah puasa (GDP), 1 mikroalbuminuria
1 (satu) bulan 1 (satu) kali; (satu) bulan 1 (satu) kali; BUKAN merupakan
c. pemeriksaan gula darag Post Prandial c.perksanaan gula darah Post Prandial (GDPP), pemerikasaan darah
(GDPP), 1 (satu) bulan 1 (satu) kali; 1 (satu) bulan 1 (satu) kali; tetapi pemeriksaan
d. pemeriksaan HbA1c, 3 (tiga) sampai d. pemeriksaan HbAIc, 3 (tiga) sampai dengan urine. Pemeriksaan
dengan 6 (enam) bulan 1 (satu) kali; dan 6 (enam) bulan 1 (satu) kali; urine analisis, 2 (dua)
e. pemeriksaan kimia darah, 2 (dua) kali e. pemeriksaan kimia darah, 2 (dua) kali dalam kali dalam 1 (satu)
dalam 1 (satu) tahun tahun.
1 (satu) tahun; dan
f. pemeriksaan urin analisis, 2 (dua) kali dalam
1 (satu) tahun

14
Perubahan Pengaturan pada Pelayanan Kebidanan dan Neonatal (Pasal 19 – 20)

Terdapat perubahan penjaminan Pemeriksaan ANC yang awalnya 4 kali kunjungan menjadi 6 kali kunjungan
dengan ketentuan:
 1 kali pada trimester pertama yang dilakukan oleh dokter beserta pemeriksaan ultrasonografi (USG(;
 2 kali pada trimester kedua yang dapat dilakukan oleh dokter atau bidan; dan
 3 kali pada trimester ketiga yang dilakukanoleh dokter atau bidan, dengan kunjungan kelima dilakukan oleh dokter beserta
pemeriksaan USG.

Tarif Non Kapitasi pelayanan kesehatan masa Tarif pelayanan persalinan dengan tindakan
hamil (ante natal care) yang sebelumnya berlaku emergensi dasar di FKTP PONED yang dulunya
secara umum, sekarang dibedakan berdasarkan : berlaku secara umum, sekarang dibedakan
 pelayanan oleh dokter disertai pelayanan USG; berdasarkan lama rawat, yaitu :
 pelayanan oleh dokter; a. untuk lama perawatan 2 hari; dan
 pelayanan oleh bidan FKTP dan b. untuk lama perawatan 3 hari.
 bidan jejaring.

Tarif persalinan dibedakan berdasarkan : Terdapat perbedaan jumlah pelayanan kesehatan ibu
 Tarif persalinan oleh Tim yang terdiri dari 1 tenaga dan bayi yang awalnya dilakukan minimal 4 kali,
medis dan 2 tenaga Kesehatan di Puskesmas dan FKTP dengan pengaturan baru sebagai berikut :
selain Puskesmas; atau  pelayanan kesehatan ibu dilakukan minimal 4 kali,
 Tarif persalinan yang dilakukan oleh tim paling yaitu pada kunjungan ke 1 sd 4;
sedikit 2 orang tenaga kesehatan dalam kondisi  pelayanan kesehatan bayi dilakukan minimal 3 kali,
tertentu yaitu pada kunjungan ke 1 sd 3;
Perubahan cakupan pelayanan yang termasuk dalam
standar tarif INA-CBG PMK 3 Tahun 2023
PMK 52 Tahun 2016 Pasal 26
Perubahan cakupan Tarif INA-CBG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf a mencakup
tarif untuk pelayanan :
pelayanan yang termasuk Tarif FKRTL, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 a. Administrasi pelayanan;
dalam standar tarif INA-CBGs diberlakukan pada FKRTL yang melakukan pelayanan : b. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis dasar di unit gawat
dengan penegasan pada: a. Administrasi pelayanan; darurat
c. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter
 Pelayanan obat penyakit b. Pemeriksaan, pengobatandan konsultasi media
spesialis dan subspesialis
kronis untuk pemberian dasar di unit gawat darurat; d. Tindakan medis spesialistik, baik bedah maupun non bedah sesuai
c. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi dengan indikasi medis;
sekurang-kurangnya 7 spesialistik oleh dokter spesialis dan subspesialis e. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai termasuk untuk
(tujuh) hari; d. Tindakan medis spesialistik, baik bedah maupun pemberian sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari obat penyakit kronis
 Jenis-jenis pelayanan KB; non bedah sesuai dengan indikasi medis; f. Pelayanan penunjang diagnostic lanjutan sesuai dengan indikasi
medis;
 kantung darah pada e. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai g. Rehabiltasi medis ;
f. Pelayanan penunjang diagnostic lanjutan sesuai
pelayanan darah. h. Rehabilitasi psikososial sesuai dengan indikasi medis dengan terapi
dengan indikasi medis; medis;
g. Rehabiltasi medis termasuk rehabilitasi i. Pelayanan darah termasuk kantong darah;
psikososial; j. Pelayanan pemulasaraan jenazah pada pasien yang meninggal di
fasilitas kesehatan , tidak termasuk peti jenazah;
h. Pelayanan darah;
k. Pelayanan kontrasepsi meliputi;
i. Pelayanan kedokteran forensic klinik; 1) Pelayanan KB pasca persalinan;
j. Pelayanan jenazah (pemulasaraan jenazah) pada 2) KB pascakeguguran;
pasien yang meninggal di fasilitas kesehatan (tidak 3) Pemasangan/pencabutan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
termasuk peti jenazah) dan Implan Interval dengan indikasi medis;
k. Pelayanan keluarga berencana termasuk 4) Tubektomi/Metode Operasi Wanita (MOW interval dengan
indikasi medis); dan
tubektomi Interval, sepanjang tidak termasuk 5) Penanganan komplikasi penggunaan kontrasepsi
dibiayai oleh pemerintah; l. Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) untuk
l. Perawatan inap non intensif dan pemasangan pertama
m. Perawatan inap di ruang intensif m. Perawatan inap non intensif dan
n. Perawatan inap di ruang intensif 64
Pengaturan Baru pada pelayanan yang termasuk dalam
standar tarif INA-CBG
Cangkok Organ PMK 3 Tahun 2023
PMK 52 Tahun 2016
Pasal 32
 Tarif pelayanan rawat
inap untuk pencangkokan 1. Tarif pelayanan rawat inap untuk pencakokan 1. Tarif pelayanan rawat inap untuk pencangkokan
organ dimaksudkan untuk resipien/penerima
organ bukan hanya untuk ginjal dimaksudkan untuk resipien/penerima cangkok organ tidak termasuk pendonor organ
cangkok ginjal, tidak termasuk pendonor ginjal
ginjal, tetapi juga untuk 2. Besaran INA CBG untuk pelayanan
2. Organ sebagaimana dimaksud pada ayat 1
meliputi ginjal, pancreas, hati, paru, sesuai
organ pankreas, pencangkokan ginjal meliputi komponen dengan ketentuan peraturan perundang-
hati,dan paru; pelayanan medis, asuhan keperawatan, ruang undangan
perawatan, pemeriksaan penunjang yang 3. Besaran tarif INA CBG untuk pelayanan
 Pemeriksaan skrining pencangkokan organ sesuai dengan hak kelas
dilakukan selama episode pencakokan ginjal
yang dilakukan terhadap 3. Pelayanan rawat inap yang diberikan terhadap
peserta dari resipien dan pendonor yang meliputi
komonen pelayanan medis, asuhan keperawatan,
donor dan resipien pendonor ginjal untuk pencangkokan ginjal ruang perawatan, pemeriksaan penunjang yang
sebelum pencangkokan dijamin sesuai tarif INA CBG untuk dilakukan selama episode pencangkokan organ
pengangkatan ginjal 4. Pelayanan rawat inap dan rawat jalan yang
organ merupakan paket 4. Pemeriksaan penapisan (screening) yang diberikan terhadap pendonor untuk
pelayanan yang tidak dilakukan terhadao donor dan resipien
pencangkokan organ dijamin sesuai tarif INA CBG
untuk tindakan pengangkatan organ
terpisah dari paket sebelum pencangkokan ginjal dijamin dan 5. Pemeriksaan skrining yang dilakukan terhadap
pencangkokan organ. dibayar sebagai paket pelayanan yang terpisah donor dan resipien sebelu pencangkokan organ
dari paket pencangkokan ginjal sebagai palet pelayanan yang tidak terpisah dari
paket pencangkokan organ

65
Perubahan kelompok tarif INA-CBG berdasarkan Jenis RS

PMK 3 Tahun 2023


PMK 52 Tahun 2016 Pasal 28

Perubahan kelompok tarif 1. Tarif INA CBG terdiri atas tarif rawat jalan dan tarif
INA-CBGs berdasarkan rawat inap dengan enam kelompok tarif yaitu :
1. Tarif INA CBG terdiri atas tarif rawat jalan dan tarif
rawat inap dengan lima kelompok tarif yaitu :
jenis RS, yaitu : a. Untuk :
a. tarif Rumah Sakit Umum Pusat Nasional
 Tarif RSCM menjadi 1 (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo
1. tarif Rumah Sakit Umum Pusat Nasional
(RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo
kelompok dengan tarif b. Tarif Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh
2. Tarif Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh
RS Khusus; Darah Harapan Kita, Tarif Rumah Sakit
Darah Harapan Kita, Tarif Rumah Sakit
Kanker Dharmais, Tarif Rumah Sakit Anak
Kanker Dharmais, Tarif Rumah Sakit Anak
 Penambahan RS PON dan Bunda Harapan Kita
dan Bunda Harapan Kita dan Rumah Sakit
c. Tarif rumah sakit pemerintah dan swasta
Prof Dr.dr. Mahar kelas A
Pusat Otak Nasional Prof. Dr.dr. Mahar
Mardjono dalam d. Tarif rumah sakit pemerintah dan swasta
Mardjono
b. Tarif rumah sakit pemerintah dan swasta kelas A
kelompok tarif RS kelas B
c. Tarif rumah sakit pemerintah dan swasta kelas B
Khusus e. Tarif rumah sakit pemerintah dan swasta
d. Tarif rumah sakit pemerintah dan swasta kelas C
kelas C dan
dan
f. Tarif rumah sakit pemerintah dan swasta
e. Tarif rumah sakit pemerintah dan swasta kelas D
kelas D

66
Ketentuan Penutup

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:


a. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2016 tentang
Standar Tarif Pelayanan Kesehatan dalam Penyelenggaraan Program
Jaminan Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 435( sebagaimana telah 3 kali;

b. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2018 tentang


Pengenaan Urun Biaya dan Selisih Biaya dalam Program Jaminan
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
1663( sebagaimana telah diubah 1x, sepanjang mengatur
67

ketentuan mengenai selisih biaya

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.


SUB MATERI POKOK 3

PENDANAAN PROGRAM
INDONESIA SEHAT
MELALUI PENDEKATAN
KELUARGA SEHAT
LANGKAH –LANGKAH PENYUSUNAN
PERENCANAAN PROGRAM
NDONESIA SEHAT

1.Puskesmas melakukan identifikasi kegiatan


2.Identifikasi sumber pendanaan
3.Pemetaan terhadap sumber dana di Puskesmas
4.Membuat Rincian kegiatan
5.Menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
PENUGASAN
waktu 90 menit

1. Peserta dibagi menjadi 10 kelompok (masing-masing @ 2 orang)


2. Diskusikan Permasalahan di bawah ini
3. Kerjakan tahapan perencanaan di Puskesmas di bawah ini
4. Waktu diskusi 30 menit
5. Paparkan hasil Diskusi , per kelompok 5 menit (50 menit)
6. Diskusi 10 menit
1. Susunlah RUK UKM Essensial, menggunakan format matriks RUK.
Gunakan hasil analisis data dan informasi Puskesmas, serta hasil
langkah-langkah pemecahan masalah
2. Identifikasi Upaya Kesehatan Pengembangan yang akan dilaksanakan di
Puskesmas saudara. Hasil analisis data, dapat membantu dalam
menentukan Upaya Kesehatan Pengembangan, atau berdasar hasil
SMD dll.
3. Susunlah RUK UKM Pengembangan menggunakan matriks
4. Gabunglah RUK UKM Essensial dan Pengembangan sebagai Rencana
Tahunan Puskesmas.
5. Implementasikan rangkaian kegiatan poin 1 – 4 menjadi Rencana Bisnis
& Anggaran Puskesmas
EVALUASI
MATERI
POKOK
1. Bagaimana Kebijakan pemerintah dalam Perencanaan dan
penganggaran di Puskesmas ?
2. Apa yang dimaksud dengan 6 pilar transformasi kesehatan ?
3. Apa saja sumber pembiayaan dan penganggaran di Puskesmas ?
4. Bagaimana langkah dalam Penyusunan Perencanaan Program
Indonesia Sehat ?
RANGKUMAN
1. Minimal 2/3 dari anggaran Kesehatan diperuntukkan bagi maskin, lanjut

MATERI
usia dan anak terlantar
2. 6 pilar transformasi Kesehatan : layanan primer, layanan rujukan,

POKOK
ketahanan Kesehatan, pembiayaan Kesehatan, SDM Kesehatan, teknologi
kesehatan
3. Sumber Pembiayaan di Puskesmas : APBD, DAK Fisik/Non Fisik,
DBHCHT, CSR, JKN
4. Langkah Penyusunan Perencanaan Indonesia Sehat :
- Puskesmas melakukan identifikasi kegiatan
- Identifikasi sumber pendanaan
- Pemetaan terhadap sumber dana di Puskesmas
- Membuat Rincian kegiatan
- Menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
MATERI
Sebuah tujuan tanpa
POKOK
perencanaan hanya akan
menjadi harapan
TERIMA
KASIH
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai